oleh m. rezeki apriliyan, se., mm. · utang dagang dan utang wesel biasanya ... contoh dari...
TRANSCRIPT
Oleh
M. Rezeki Apriliyan, SE., MM.
Dalam Akuntansi, utang didefinisikan sebagai pengorbanan
manfaat ekonomi di masa yang akan datang, yang mungkin
terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini
untuk ,mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan
usaha lain di masa yang akan datang sebagai suatu akibat
transaksi atau kejadian di masa lalu.
Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti
bila memenuhi dua syarat:
1. Kewajiban untuk membayar sudah pasti,
artinya sudah terjadi transaksi yang
menimbulkan kewajiban membayar
2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti
Utang – utang yang memenuhi dua syarat di atas terdiri dari berbagi jenis utang sebagi berikut:
Utang dagang dan utang wesel
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu.
Utang deviden
Uang muka dan jminan yng dapat diminta kembali
Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga
Utang biaya (biaya yang masih akan dibayar)
Pendapatan diterima dimuka
Utang dagang dan utang wesel biasanya timbul
dari pembelian barang – barang atau jasa – jasa
dan dari pinjaman jangka pendek.
Utang Wesel ada yang dijaminkan ada juga yang
tanpa jaminan, di dalamnya termasuk wesel –
wesel yang dkeluarkan untuk pembelian barang –
barang atau jasa, pinjaman bank jangka pendek,
dan untuk pembelian mesin atau alat
Utang obligasi dan utang – utang jangkapanjang lainnya yang akan dilunasi kurangdari satu tahun dilaporkan sebagai utangjangka pendek.
Jika yang jatuh tempo hanya sebagian, makabagian yang jatuh tempo dalam tahun itudilaporkan sebagi utang jangka pendek,sedangkan yang belum jatuh tempo tetapdilaporkan sebagai utang jangka panjang
Deviden yang dibagikan dalam bentuk uang
atau aktiva (jika belum dibayar) dicatat
dengan mendebit rekening laba tidak dibagi
dn mengkredit utang deviden. Karena utang
deviden ini segera akan dilunasi maka
termasuk dalam kelompok utang jangka
pendek.
Uang muka disini merupakan pembayaran di
muka dari pembelian untuk barang – barang
yang dipesan. Sebelum barang – barang
diserahkan pada pembeli, uang muka tersebut
merupakan utang jangka pendek.
Jaminan yang diminta dari langganan juga
merupakan utang, jika jaminan itu dapat ditarik
kembali sewaktu – waktu, maka merupakan
utang jangka pendek.
Perusahaan kadang – kadang akan menjadi
pihak yang mengumpulkan uang dari
langganan/pegawai yang nantinya akan
diserahkan pada piha lain. Pengumpulan dana
ini dapat dilakukan dengan cara pemotongan
upah pegawai atau membebani pembeli
dengan jumlah – jumlah tertentu.
Misal, Setiap membayar gaji pegawai dipotong 15%
sebagai pajak penghasilan pegawai yang nantinya
akan disetorkan ke kas negara. Pajang yang dipotong
oleh perusahaan dicatat sebagai utang lancar.
Apabila gaji pegawai bulan November 2005 sebesar
Rp. 1.200.000,- maka PPh pegawai sebesar 15% kan
dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Gaji dan upah Rp. 1.200.000,-
Utang pjk penghasilan kary. Rp. 180.000,-
Kas Rp. 1.020.000,-
Perusahaan – perusahaan yang dikenakan pajak pertambahan nilai(PPN) akan membebankan PPN ini kepada pembeli, yaitu denganmenambahkan PPN dengan harga jual. PPN yang diterima dicatatsebagai utang sampai saat penyetorannya ke Kas Negara.
Misal, Penjualan bulan Maret 2015 sebesar Rp. 22.000.000,- termasukPPN sebesar 10%, maka pencatatann penjualan dilakukan denganjurnal sbb.:
Kas Rp. 22.000.000,-
Penjualan Rp. 20.000.000,-
Utang PPN Rp. 2.000.000,-
Perhitungan : PPN = 10/110 x Rp. 22.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Pada saat menyetorkan PPN tersebut ke Kas Negara, dibuat jurnal sbb.:
Utang PPN Rp. 2.000.000,-
Kas Rp. 2.000.000,-
Uang biaya merupakan utang yang timbul dari
pengakuan akuntansi terhadap biaya – biaya
yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah utang
yang timbul dari gaji dan upah, bonus, biaya
sewa dan lain – lain.
Bonus yang diberikan pada karyawan tertentu kadang – kadang
menimbulkan masalah tersendiri. Bonus ini dapat dihitung
dengan dasar penjualan atau laba, tergantung pada
perjanjiannya. Apabila bonus dihitung atas dasar laba, maka
perhitunganny dapat dilakukan dengan 3 cara sbb.:
Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak
penghasilan (PPh).
Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak
penghasilan sebelum dikurangi bonus.
Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan pajak
penghasilan.
Misal, PT Risa Fadila memberikan bonus untuk kepala
bagian penjualan sebesar 10% dari laba. Laba tahun
2005 sebesar Rp. 1.000.000,-. PPh sebesar 15% dari
laba bersih.
Ket.: B = Bonus, P = Pajak Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan PPh:
B = 0,10 x Rp. 1juta = Rp. 100ribu
PPh = 15% x (Rp. 1juta – Rp. 100ribu) = Rp. 135ribu
Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi PPh sebelumdikurangi dengan bonus:
B = 0,10 (Rp. 1juta – P)P = 0,15 (Rp. 1juta – B)
P dalam persaman pertama diganti dengan persamaan kedua,maka B dapat dihitung sbb.:
B = 0,10 [(Rp.1juta – 0,15(Rp. 1juta – B)]B = 0,10 (Rp. 1juta – Rp. 150ribu + 0,15 B)B = Rp. 100ribu – Rp. 15ribu + 0,015 BB – 0,015 B = Rp. 85ribu
0,985 B = Rp. 85ribuB = Rp. 86.294,40,-
PPh dihitung dengan mengganti B dari persamaan kedua sbb.:P = 0,15 (Rp. 1juta – Rp. 86.294,40,-)P = 0,15 x Rp. 913.705,60,-P = Rp. 137.055,84,-
Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan PPh:
B = 0,10 (Rp. 1jut – B- P)
P = 0,15 (Rp. 1juta- B)
P dalam persamaan pertama diganti dengan persamaan kedua, maka B dapat dihitung sbb.:
B = 0,10 [Rp. 1juta – B – 0,15 (Rp. 1juta – B)]
B = 0,10 (Rp. 1juta – B – Rp. 150ribu + 0,15 B)
B = Rp 100ribu – 0,1 B – Rp. 15ribu + 0,015 B
B + 0,10 B – 0,015 B = Rp. 85ribu
1,0985 B = Rp.85ribu
B = Rp. 77.378,-
PPh dihitung dengan mengganti B dari persamaan kedua sbb.:
P = 0,15 (Rp. 1juta – Rp. 77.378 = 0,15 (Rp. 922.622)
P = Rp. 138.393,-
Perhitungan jumlah yng masih akan dibayar untuk gaji dan upah,
bunga, sewa, dll maka dilakukan dengan dasar waktu terjadinya
biaya tersebut. Jika gaji dan upah bulan Desember 2005 Rp.
1.200.000 maka pada tanggal 31 Desember 2005 dibuat jurnal
penyesuaian untuk mencatat utang gaji dan uph sbb.:
Gaji dan upah Rp. 1.200.000
Utang gaji dan upah Rp. 1.200.000
Prosedur yang sama digunakan juga untuk menghitung biaya –
biaya lain yang masih akan dibayar.
Adalah jumlah yang diterima dari langganan untuk barang –
barang dan jasa – jasa yang akan diserahkan dalam periode yang
akan datang dicatat sebagi pendapatan yang diterima di muka
dan dilaporkan di bawah kelompok utang jangka pendek.
Contoh dari pendapatan yang diterima di muka adalah uang
muka yang diterima untuk langganan majalh/surat – surat kbr.
Jumlah peneriman ini merupakan pendapatan yng diterima di
muka sampai majalah / surat kabarnya diserahkan pada pembeli.
Biasaya jumlah kewajiban dari suatu utang sudah
dapat ditentukan baik dari kontrak maupun dari
perhitungan dengan dasar suatu tarif tertentu. Akan
tetapi tidak semua utang dapat ditentukan jumlahnya
,kadang – kadang terdapat utang – utang yang sudah
jelas harus dibayar, tetapi pad atanggal neraca
jumalhnya masih belum pasti karena jumlahnya
masih belum jelas, tetapi kewajibannya sudah pasti
maka pada tanggal neraca dilakukan perhitungan
jumlah kewajiban denga necara taksiran
Misal, PT XYZ menghasilkan TV. Berdasarkan pengalaman,
garansi untuk satu set TV rata – rata sebesar Rp. 50ribu.Harga jual tiap set TV sebesar Rp. 1juta. Jurnal yang dibuatoleh PT XYZ untuk mencatat penjualan, taksiran garansi, danbiaya yang sesungguhnya dikeluarkan sbb.:
Jan - Desember 2005 Jurnal
Penjualan 1,500 set TV Piutang
@Rp. 1,000,000 Penjualan Rp1.500.000.000
31 Des 2005 Biaya Garansi
Taksiran biaya garansi Taksiran utang garansi
1,500 x Rp. 50,000 =
Rp. 75,000,000
Selama Th 2006
Biya perbaikan sesungghnya Taksiran utang garansi
untuk TV yang masih dalam ] Kas, persediaan suku
masa garansi sebesar cadang, dll
Rp. 20juta. Biaya ini
terdiri dari spare part
gaji dsb.
Rp1.500.000.000
Rp75.000.000
Rp75.000.000
Rp20.000.000
Rp20.000.000
Utang bersyarat merupakan utang yang sampai pada
tanggal neraca masih belum pasti apakah akan menjadi
kewajiban atau tidak.
Jadi sesungguhnya perbedaan yang ada di antara taksiran
utang dengan utang bersyarat adalah kepastian timbulnya
kewajiban membayar dan bukannya mengenai kepastian
jumlahnya.
Yang termasuk dalam utang bersyarat sbb.:
Piutang wesel didiskontokan dan piutang
dijaminkan.
Endoresmen bersyarat atas wesel – wesel.
Sengketa hukum
Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya
Jaminan terhadap utang anak perusahaan
Garansi terhadap penurunan harga barang –
barang yang dijual.