oleh: arsetyo rahardhianto nrp. 1507 100...
TRANSCRIPT
Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO
NRP. 1507 100 016
DOSEN PEMBIMBING :Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si
Ir. Ninis Trisyani, MP.
TUGAS AKHIR - SB 091358
Target peningkatan
produksi ikan patinoleh KKP pada
tahun 2012
•Telur dan semen tidak tersediasepanjang tahunkarenatermasuk ikanpetelurmusiman
•Masapematangangamet indukikan tidakterjadibersamaan
Ketersediaanbenih tidak
stabil
Penyimpanan
DiperlukanPengencer
NaClFisiologis
•Sumber energikurang mencukupi•Hanya bisabertahan
± 60 menit padapenyimpanan
Madu
Fruktosa, glukosa, air, maltose, trisakarida
dan beberapapolisakarida, mineral,
vitamin dan enzim
NaCl Fisiologis+ Madu
diharapkandapat
mendukungdaya hidup
spermatozoadalam
penyimpanan
Kualitasspermatetap baik:• MotilitasSpermatozoa
•Viabilitaspermatozoa
Kebutuhanpangan (ikan air tawar) semakin
meningkat
Apakah penambahan larutan pengencer terdiri dari madudalam NaCl fisiologis dapat memengaruhi kualitas spermayaitu meliputi motilitas spermatozoa dan viabilitasspermatozoa ikan patin (Pangasius pangasius) selamapenyimpanan.
Berapakah dosis konsentrasi larutan madu dalam NaClfisiologis yang terbaik dalam proses penyimpananspermatozoa ikan patin (Pangasius pangasius).
Uji kualitas spermatozoa yang disimpan meliputi: - Motilitas spermatozoa- Viabilitas spermatozoa
Pengamatan pendukung yang juga diamati dalampenelitian ini adalah konsentrasi sperma, motilitasspermatozoa segar dan viabilitas spermatozoa segar,derajat keasaman, volume dan warna sperma
Digunakan larutan pengencer yang terbuat dari madu danNaCl fisiologis sebagai tambahan dengan dosiskonsentrasi yaitu sebesar 0%, 0,2%, 0,4%, 0,6% dan0,8%.
Mengetahui pengaruh larutan pengencer yaknicampuran madu dan NaCl Fisiologis terhadap kualitassperma yaitu meliputi motilitas spermatozoa danviabilitas spermatozoa ikan patin (Pangasiuspangasius).
Untuk menentukan dosis larutan pengencer yangoptimal pada media pengencer NaCl fisiologis terhadapproses penyimpanan sperma ikan patin (Pangasiuspangasius).
Mendapatkan bahan pengencer yang mudah murah dandapat dimanfaatkan untuk menyimpan sperma ikanpatin.
Dapat meningkatkan stok sperma yang berkualitas bagibudidaya perikanan.
Membantu dalam pengemasan sperma untuk diedarkanke daerah yang membutuhkan sperma yang berkualitas.
Induk Ikan Patin jantan
Pengambilan Semen
Evaluasi/Pemeriksaan Kualitas Semen
Data makroskopisdan mikroskopisdicatat
Kontrol(HanyaSemen)
0 ml Madu+ NaClFisiologis
0,2 ml Madu+ NaClFisiologis
0,4 ml Madu+ NaClFisiologis
0,6 ml Madu+ NaClFisiologis
0,8 ml Madu+ NaClFisiologis
Penyimpanan pada suhu 4oC
Dilakukan pengamatan setiap 6 jam sekali
Pemeriksaan Parameter Utama : Viabilitas dan Motilitas Spermatozoa
Analisis Data
Kesimpulan
Februari – Maret 2012 Ikan diperoleh dari hasil kolam Unit Pengelola BudidayaAir Tawar (UPBAT) Dinas
Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Timur, Kec. Dlanggu, Mojokerto. Laboratorium Zoology – Biologi FMIPA ITS.
Alat dan BahanAlat• Mikroskop, gelas objek, gelas penutup, tabung Eppendorf, obyek glass, cover
glass, thermometer, autoclave, Erlenmeyer, syringe tanpa jarum, handtallycounter, timbangan analitik, gelas ukur, lap halus, kertas pH, pipet,haemocytometer, aluminium foil, tissue, toples plastik dan lemari pendingin
Bahan• NaCl Fisiologis, madu, larutan eosin 2%, eosin, aquadest, Ikan Patin (Pangasius
pangasius) jantan
TKG IV Sterelisasi alat-alat dengan autoclave pada suhu 121oC, 1,5 atm
selama 15 menit
Tempat penyimpanan semen ikan patin berupa tabung eppendorfukuran 1 ml.
Tahap Persiapan
Wadah tabungeppendorf
Tabung eppendorf
Linea lateralis
Lubang Genital
Semen yang keluarditempatkan pada wadah yang
telah disediakanPengambilan ikanpatin induk jantan
pada kolambudidaya
Pengamatan sperma pada penelitian ini terdiri dari dua pengamatan yaitu- pengamatan makroskopis- pengamatan makroskopis
Pengamatan selama 48 jam dengan interval waktu pengamatan 6 jamsekali.
Pengamatan utama : motilitas spermatozoa (%)viabilitas spermatozoa (%)
Pengamatan pendukung : konsentrasi spermatozoa (sel/ml)motilitas spermatozoa segar (%)viabilitas spermatozoa segar (%)derajat keasaman (pH), volume dan warnasperma
PerhitunganVolume Semen
PengamatanWarna Semen
Pengukuran pH sperma dengankertas pH-Indikator khususpH basa Perubahanwarna kertas pH diamati dan disesuaikandengan warnastandar
Σ ǫ = n.pV
Keterangan: Σ ǫ = Total spermatozoa (sel/mlN = sel yang terhitung pada kamar
hitungp = pengencerV = Volume kamar hitung
(panjang : 1 mm, lebar : 1 mm, tebal : 0,1 mm. Jadi volume dariHaemacytometer yaitu 1 x 1 x 0,1 = 0,1 mm3 = 10-4 ml)
Eksperimental laboratoris H0: Diduga bahwa konsentrasi larutan pengencer
dari madu dalam NaCl fisiologis tidakmemberikan pengaruh dalam prosespenyimpanan sperma terhadap kualitas sperma(motilitas spermatozoa dan viabilitasspermatozoa) dan tidak dapat diketahui dosislarutan yang optimum.
H1: Diduga bahwa konsentrasi larutan pengencerdari madu dalam NaCl fisiologis dapatmemberikan pengaruh dalam prosespenyimpanan sperma terhadap kualitas sperma(motilitas spermatozoa dan viabilitasspermatozoa) dan dapat diketahui dosis larutanyang optimum.
Rancangan yang digunakan yaitu RAL
(Rancangan Acak Lengkap)
Analisis Ragam (ANOVA)
Uji Jarak Berganda Duncan
Pengamatan Hasil
Volume sperma 7,8 ml
Warna sperma Putih susu
pH sperma 7,6
Konsentrasi sperma 11,2x109 sel/ml
Berat Ikan 2,6 kg
Umur Ikan 4 tahun
Motilitas 97 %
Viabilitas 98 %
Kualitas Sperma Segar Ikan Patin (Pangasius pangasius)
Sesuai dengan Chew et al (2010) :•volume sperma 2 ml – 16 ml, •konsentrasi spermatozoanya 9,4x109 sel sperma/ml, •motilitasnya 70% - 99%. Menurut Fujaya, 2002: •pH sperma : pH 7,14-7,85 dan•persentase hidup spermatozoa (Viabilitas) >70%.
Motilitas Spermatozoa Ikan Patin (Pangasius pangasius) yang Disimpan
Perlakuan Rata – Rata Motilitas (%)
d0 22.2775a
d4 27.8329b
d2 28.1550b
d1 29.6529b
d3 33.2554c
• Perlakuan d0 dan d3 berbeda nyata dengan perlakuan d1, d2 dan d4.• Masing-masing perlakuan d0 dan d3 juga berbeda nyata.• Perlakuan d1, d2 dan d4 tidak saling berbeda nyata.
Keterangan: Angka yang diikuti huruf superscript yang sama pada satu kolom menyatakan tidak ada pengaruh yang nyata akibatperlakuan pada p<0,05•(D0) kontrol (sperma + 0 ml madu dalam 100 ml NaCl Fisiologis)•(D1) 0,2 % larutan (sperma + 0,2 ml madu dalam 99,8 ml NaCl Fisiologis)•(D2) 0,4 % larutan (sperma + 0,4 ml madu dalam 99,6 ml NaCl Fisiologis)•(D3) 0,6 % larutan (sperma + 0,6 ml madu dalam 99,4 ml NaCl Fisiologis)•(D4) 0,8 % larutan (sperma + 0,8 ml madu dalam 99,2 ml NaCl Fisiologis)
Mempertahankan motilitas selama kurang lebih 42jam
Pada keadaan normal (tidak diberiperlakuan/pengencer), sebagian besar spermatozoaikan air tawar dapat bergerak tidak lebih dari duasampai tiga menit setelah bersentuhan dengan air(Fujaya, 2002).
Spermatozoa memanfaatkan nutrisi yang diberikanoleh pengencer yakni campuran madu dan NaCl
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8Pers
enta
seM
otili
tas
Sper
mat
ozoa
(%
)Waktu Pengamatan
do
d1
d2
d3
d4
Grafik motilitas spermatozoa ikan patin (Pangasius pangasius) denganberbagai macam perlakuan yang diamati setiap 6 jam.
Semakin lama proses penyimpanan sperma persentasemotilitas spermatozoa juga semakin menurun.
Persentase rendah :perlakuan d0 di seluruh waktupengamatan.
Persentase tinggi :perlakuan d3 dan d4 saat waktupengamatan t1, t3, t4, t5, t6 dan t7.
Persentase tinggi pada waktu pengamatan t2 di perlakuan d2. Diseluruh perlakuan pada waktu pengamatan t7 dan t8 rata –
rata spermatozoa berhenti melakukan pergerakan.
Terjadi penurunan : Persentase d3 > persentase d4 Berkurangnya ketersediaan nutrisi Anaerob kejutan dingin
Viabilitas Spermatozoa Ikan Patin (Pangasius pangasius) yang Disimpan
Pewarnaan sperma menggunakan eosin, pengamatan denganmikroskop compound dengan perbesaran 1000 X. Tanda panah Aadalah sperma mati dan tanda panah B adalah sperma hidup.
Perlakuan Rata – Rata Viabilitas (%) d0 47.4946a
d1 56.3325b
d2 56.9363b
d4 58.7050bc
d3 59.8238c
Rata – Rata Persentase Viabilitas Spermatozoa Ikan Patin yang Disimpan
Keterangan: Angka yang diikuti huruf superscript yang sama pada satu kolom menyatakan tidak ada pengaruh yangnyata akibat perlakuan pada p<0,05•(D0) kontrol (sperma + 0 ml madu dalam 100 ml NaCl Fisiologis)•(D1) 0,2 % larutan (sperma + 0,2 ml madu dalam 99,8 ml NaCl Fisiologis)•(D2) 0,4 % larutan (sperma + 0,4 ml madu dalam 99,6 ml NaCl Fisiologis)•(D3) 0,6 % larutan (sperma + 0,6 ml madu dalam 99,4 ml NaCl Fisiologis)•(D4) 0,8 % larutan (sperma + 0,8 ml madu dalam 99,2 ml NaCl Fisiologis)
•Persentase terendah yaitu pada perlakuan (d0) yang berbeda nyatadengan seluruh perlakuan.•Perlakuan d4 tidak berpengaruh nyata pada perlakuan d3 serta d1 dan d2. Perlakuan d1, d2 dan d4 saling tidak berbeda nyata. •Perlakuan d3 berpengaruh nyata terhadap seluruh perlakuan
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8
Pers
enta
seVi
abili
tas
Sper
mat
ozoa
(%)
Waktu Pengamatan
do
d1
d2
d3
d4
Grafik viabilitas spermatozoa ikan patin (Pangasius pangasius) denganberbagai macam perlakuan yang diamati setiap 6 jam.
Semakin lama proses penyimpanan sperma persentase viabilitas spermatozoajuga semakin menurun.
Pada waktu pengamatan t1 hingga t3 perlakuan d4 memiliki persentaseviabilitas spermatozoa tinggi dalam penyimpanan. Serta pada waktupengamatan t4 perlakuan d2, waktu pengamatan t5 dan t6 perlakuan d1, waktupengamatan t7 dan t8 perlakuan d3.
Persentase viabilitas spermatozoa rendah yakni pada perlakuan d0 di seluruhwaktu pengamatan kecuali pada pengamatan t3, perlakuan d1 memilikipersentase yang rendah.
Terjadi penurunan : Berkurangnya ketersediaan nutrisi Anaerob kejutan dingin
Pada peneilitian ini pengamatan viabilitas menunjukkanseluruh konsentrasi pengencer yang digunakan untukmenyimpan sperma ikan Patin (Pangasius pangasius)berhasil mempertahankan hingga jam ke-48 pengamatan(bahkan bisa lebih) dengan rata-rata persentase 26,23%.
Tetapi dilain pihak rata-rata persentase motilitas padapenelitian ini hanya bisa bertahan rata-rata pada jam ke-36pengamatan, hanya perlakuan d3 dan d4 saja yang dapatmempertahankan motilitas hingga jam ke-42 pengamatan.
Hal ini dapat dikatakan walaupun ketahanan hidupspermatozoa bisa bertahan lama akan percuma jika tidakmemiliki daya pergerakan yang cukup untuk membuahipada Inseminasi Buatan (IB) pada hewan kelas ikan.
Kesimpulan Adanya pengaruh larutan pengencer dari madu dalam NaCl
fisiologis terhadap kualitas sperma ikan patin yang disimpan Dosis larutan pengencer sperma yang optimum yaitu pada
perlakuan D3 (99,4 ml larutan NaCl fisiologis dan madu 0,6 ml)
Saran Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kemampuan
spermatozoa dalam proses fertilisasi setelah prosespenyimpanan.
Mencari bahan pengencer alami yang bernutrisi lain contohnyasari-sari buah.
Dilakukan pengamatan MPU (membran plasma utuh) yaitudengan metode osmotic resistance test (ORT) atau hypoosmoticswelling (HOS).