old.sulsel.litbang.pertanian.go.idold.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/prosiding-2013-buku-i.pdfprosiding...

883

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Prosiding

    EKSPOSE DAN SEMINAR NASIONAL “Akselerasi Inovasi Pertanian Ramah Lingkungan”

    Penyunting :

    Fadjry Djufry Djafar Baco

    Jermia Limbongan Sahardi

    Matheus Sariubang

    Andi Ella Peter Tandisau M. Basir Nappu

    Andi Baso Lompengeng Ishak

    BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

    KEMENTERIAN PERTANIAN

    2013

  • Prosiding

    EKSPOSE DAN SEMINAR NASIONAL

    Redaktur Pelaksana : Ramlan

    Sunanto Novia Qomariyah Asriyanti Ilyas

    Sarintang Andi Faisal Suddin

    Erina Septianti

    Desain Perwajahan : Syamsul Bachrie

    Andi Wahyudi Andry Priyadharmadi P

    Diterbitkan Oleh : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

    Alamat redaksi : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Makassar, 90243 Telp : (0411) 556449

    Fax : (0411) 554552 Email : [email protected] Website : sulsel.litbang.deptan.go.id

    mailto:[email protected]

  • i

    KATA PENGANTAR

    Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) telah

    menyelenggarakan Ekspose dan Seminar Nasional Inovasi Pertanian Ramah Lingkungan

    dengan tema “Akselerasi Inovasi Pertanian Ramah Lingkungan” di Makassar pada tanggal

    19 - 21 Juni 2013.

    Tujuan Ekspose dan Seminar Nasional ini adalah menjaring ide dan gagasan

    yang implementatif dalam mengatasi permasalahan di sektor pertanian sekaligus dapat

    dijadikan sebagai sumber referensi bagi seluruh pengguna teknologi dalam

    merumuskan kebijakan perencanaan dan implementasi penelitian/pengkajian/

    pengembangan/diseminasi mengenai sektor pertanian ramah lingkungan berkelanjutan

    dan berwawasan agribisnis.

    Peserta Ekspose dan Seminar Nasional terdiri dari pengambil kebijakan, peneliti,

    penyuluh, dan stakeholder lainnya. Adapun makalah yang dipresentasikan dalam bentuk

    oral maupun poster sebanyak 183 makalah. Makalah terdiri atas 8 makalah utama, 37

    makalah kelompok peternakan, 46 makalah kelompok integrasi tanaman-ternak, 36

    makalah kelompok tanaman pangan, 6 makalah kelompok hortikultura, 7 makalah

    kelompok pekebunan, 3 makalah kelompok Sumber Daya Lahan, 28 makalah kelompok

    sosial ekonomi pertanian, dan 7 makalah kelompok pascapanen.

    Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak

    yang telah berperan aktif, sehingga prosiding ini dapat terwujud dan dapat

    disebarluaskan ke petani (KTNA, Kelompok tani), penyuluh pertanian, peneliti maupun

    pengambil kebijakan dan stakeholder lainnya.

    Semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan berbagai pihak

    yang berkepentingan dalam penelitian dan pengembangan pertanian khususnya di

    Sulawesi Selatan.

    Makassar, 14 Januari 2014

    Kepala Balai Besar Pengkajian dan

    Pengembangan Teknologi Pertanian

    Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng NIP. 19610802 198903 1 011

    http://bbp2tp.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_peoplebook&Itemid=57&func=fullview&staffid=3&search=LOWER%28name%29+LIKE+%27%25%27&previous_field=name&previous_term=&search_status=%25&search_category=%25&sort_field=&sort_order=

  • ii

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

    DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

    ARAHAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    PERTANIAN ....................................................................................................................... xix

    SAMBUTAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PADA ACARA

    EKSPOSE DAN SEMINAR NASIONAL INOVASI PETERNAKAN RAMAH

    LINGKUNGAN TAHUN 2013 .............................................................................................. xxi

    RUMUSAN EKSPOSE DAN SEMINAR NASIONAL PETERNAKAN RAMAH

    LINGKUNGAN ................................................................................................................... xxiii

    BUKU I

    RUMINANSIA BESAR

    KERAGAAN TEKNOLOGI DALAM PELAKSANAAN m-P3MI DI KABUPATEN

    PINRANG

    Repelita Kallo, Matheus Sariubang, dan Nurdiah Husnah ................................................. 1

    KUALITAS PUPUK ORGANIK KOTORAN SAPI PADA BERBAGAI JENIS DAN

    TAKARAN PEMBERIAN PAKAN LOKAL

    Titin Sugianti, Prisdiminggo, dan Tanda Sahat S. Panjaitan ............................................ 10

    LESSON LEARNED PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI KABUPATEN BANGKA

    TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG: PERMASALAHAN DAN

    SOLUSI

    Suyatno dan Risfaheri ....................................................................................................... 18

    MANAJEMEN PAKAN DALAM SUB SEKTOR PETERNAKAN UNTUK

    MEWUJUDKAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

    Harmini1, Andi Faisal Suddin2, dan Sarintang2 ................................................................. 26

    PENGGUNAAN LEGUME POHON TURI (Sesbania grandiflora) SEBAGAI PAKAN

    SAPI PENGGEMUKAN DI PULAU LOMBOK

    Tanda Panjaitan dan Prisdiminggo ................................................................................... 31

    PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI PROVINSI SULAWESI

    TENGGARA

    D a h y a ............................................................................................................................. 37

    PENGEMBANGAN PEMANFAATAN BUNGKIL INTI SAWIT (BIS) UNTUK

    MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU (SEBESAR 20%) SAPI PERAH DI JAWA

    BARAT

    Eriawan Bekti1, Nandang Sunandar1, Yeni Widiawati2, Ahmad

    Hanafiah1, Erni Gustiani1, dan Sumarno Tedy1 ................................................................. 48

    MODEL KELEMBAGAAN PRODUKSI COMPLETE FEED YANG DIBANGUN SECARA

    PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG KEBERLANJUTAN USAHA SAPI PERAH DI

    KABUPATEN ENREKANG

    Syahdar Baba1, Ambo Ako1, Anis Muktiani2, dan M.I. Dagong1 ....................................... 58

  • iv

    PENGARUH LIMA TARAF PEMUPUKAN NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN

    DAN PRODUKSI HIJAUAN RUMPUT Setaria, Stylosanthes DAN CAMPURAN

    Setaria/Stylosanthes

    Andi Ella ............................................................................................................................. 66

    PEMBERIAN PAKAN SAPI PERBIBITAN DAN PENGGEMUKAN BERBASIS PELEPAH

    DAUN SAWIT DI KALIMANTAN SELATAN

    Suryana, A. Darmawan, dan Muhammad Yasin ................................................................ 71

    PENGEMBANGAN SAPI BERBASIS MASYARAKAT MENDUKUNG PROGRAM

    SEJUTA RANCH DI PAPUA BARAT Studi Kasus di Distrik Bomberay Kabupaten

    Fak-Fak

    Entis Sutisna dan Alimuddin ............................................................................................. 81

    EVALUASI PERAGAAN TEKNOLOGI FLUSHING UNTUK MENINGKATKAN

    EFISIENSI REPRODUKSI INDUK SAPI POTONG DI JAWA BARAT (Studi Kasus

    pada Peragaan Teknologi Flushing 2012 di Kabupaten Subang)

    Yayan Rismayanti, Nandang Sunandar, dan Sukmaya ..................................................... 93

    KAJIAN PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN BAGAS TEBU SEBAGAI PAKAN

    SUBTITUSI RUMPUT TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI TERNAK SAPI BALI

    Andi Ella ............................................................................................................................. 99

    KAJIAN PENGGEMUKAN SAPI POTONG UNTUK MENDUKUNG PROGRAM

    SWASEMBADA DAGING SAPI DI KABUPATEN POHUWATO PROVINSI

    GORONTALO

    Serli Anas, Muh. Asaad, dan Rosdiana ............................................................................ 104

    KAJIAN SUPLEMENTASI DAN PENGGUNAAN PGF2α DALAM MENINGKATKAN

    PRODUKTIVITAS SAPI BALI DI PULAU TIMOR

    Ati Rubianti, Amirudin Pohan, dan Paskalis Th. Fernandez ........................................... 110

    KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL INTRODUKSI TEKNOLOGI PAKAN UNTUK

    PENGGEMUKAN SAPI MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING, SAPI

    DAN KERBAU (PSDSK) DI KABUPATEN BANTAENG

    Armiati dan Baso Aliem Lologau ..................................................................................... 121

    PELUANG PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKAN DAN PEMBIBITAN MELALUI

    PENDEKATAN KANDANG KOMUNAL DALAM UPAYA MENDUKUNG PROGRAM

    SWASEMBADA DAGING SAPI DI PULAU TIMOR

    Yusuf, Sophia Ratnawaty, dan A. Pohan ......................................................................... 130

    PEMANFAATAN KERBAU SEBAGAI SUMBER TENAGA DAN KONTRIBUSINYA

    TERHADAP BIAYA PENGOLAHAN TANAH PADI SAWAH

    Jonni Firdaus dan Andi Dalapati ..................................................................................... 141

    PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI

    KABUPATEN REJANG LEBONG

    Wahyuni Amelia Wulandari, dan Zul Efendi .................................................................... 151

    PEMBERIAN DAUN LAMTORO (Leucaena leucocepala) UNTUK MENSUPLAI

    KEBUTUHAN PROTEIN SAPI BRACHMAN PADA MUSIM KEMARAU DI PULAU

    SUMBA NUSA TENGGARA TIMUR

    Ulfah Trifani Agustin ........................................................................................................ 158

    PENGGUNAAN BAHAN LOKAL UNTUK PENGOBATAN SAPI POTONG DI

    PETERNAKAN RAKYAT KABUPATEN BUNGO

    Sari Yanti Hayanti, Zubir, dan Masito ............................................................................. 172

  • v

    PENINGKATAN KINERJA REPRODUKSI SAPI POTONG MELALUI PERBAIKAN

    PAKAN (FLUSHING) DI JAWA BARAT

    Sukmaya, Nandang Sunandar, dan Yayan Rismayanti ................................................... 180

    PERAN INOVASI TEKNOLOGI SAPI POTONG DAN KERBAU DALAM MENDUKUNG

    PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU (PSDSK) DI KALIMANTAN

    SELATAN

    Suryana dan Muhammad Yasin ....................................................................................... 186

    PERANAN PETERNAKAN SAPI POTONG BAGI PEREKOMIAN WILAYAH DAN

    PETANI LAHAN KERING DI NTT

    Y. Ngongo, Yusuf dan A. Pohan ....................................................................................... 201

    PERBAIKAN LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH MELALUI PENGEMBANGAN

    TERNAK SAPI

    Zikril Hidayat, Asmarhansyah, dan Risfaheri .................................................................. 209

    PERFORMAN INDUK SAPI LOKAL DONGGALA YANG DIPELIHARA SECARA

    EKSTENSIF DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH

    Soeharsono, M. Takdir, dan F.F. Munier ......................................................................... 218

    PERSEPSI PETANI TERHADAP LEGUME POHON SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI

    PENGGEMUKAN: STUDI KASUS UNTUK TANAMAN TURI DI PULAU LOMBOK

    Nurul Hilmiati, Tanda Panjaitan, dan Prisdiminggo Canggai ......................................... 225

    POLA PENGEMBANGAN TANAMAN PAKAN DAN PENGELOLAAN PAKAN UNTUK

    MENUNJANG USAHATANI TERNAK SAPI YANG PRODUKTIF DAN

    BERKELANJUTAN DI NUSA TENGGARA TIMUR

    Debora Kana Hau dan Jacob Nulik .................................................................................. 230

    POTENSI DAN MANFAAT LIMBAH KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI SUMBER

    PAKAN ALTERNATIF PADA TERNAK

    Ririen Indriawaty Altandjung1 dan Erina Septianti2 ...................................................... 238

    RESPON PRODUKSI SAPI PERANAKAN ONGOLE TERHADAP SUPLEMENTASI

    PROBIOTIK DAN UMB DI KELOMPOK TERNAK MEKARLAKSANA KABUPATEN

    BANDUNG

    Erni Gustiani, Nandang Sunandar, dan Sukmaya ........................................................... 247

    STRATEGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG RAMAH LINGKUNGAN

    DI DAERAH PERKOTAAN DI KALIMANTAN TIMUR (Studi Kasus di Gunung

    Binjai, Kota Balikpapan)

    Nur Rizqi Bariroh dan M Hidayanto ................................................................................. 253

    SUPLEMENTASI PAKAN LOKAL DALAM RANSUM SAPI POTONG YANG SEDANG

    DIGEMUKKAN

    Daniel Pasambe, M. Sariubang, dan A. Nurhayu ............................................................ 259

    TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI MENDUKUNG PERCEPATAN PENCAPAIAN

    SWASEMBADA DAGING SAPI BERKELANJUTAN DI SUMATERA UTARA

    Tatang M. Ibrahim ........................................................................................................... 267

    USAHA PERBIBITAN SAPI POTONG RAMAH LINGKUNGAN (STUDI KASUS

    KELOMPOK PETERNAK NGUDIMULYO, PLERET, BANTUL)

    Erna Winarti dan Supriadi ............................................................................................... 276

  • vi

    IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN GH PADA POPULASI KAMBING KACANG DI

    KABUPATEN JENEPONTO DENGAN TEKNIK PCR-RFLP

    Yulianty1, Lellah Rahim2, dan Muhammad Ihsan Andi Dagong2 .................................... 281

    RUMINANSIA KECIL

    EFISIENSI REPRODUKSI TERNAK KAMBING DITINJAU DARI SEGI PENERAPAN

    SINKRONISASI ESTRUS

    Matheus Sariubang dan Amir .......................................................................................... 289

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS DAN PENERIMAAN

    USAHA TERNAK KAMBING DI DAERAH KERING LOMBOK TIMUR

    Farida Sukmawati1, Novia Qomariyah2, dan Sasongko W. Rusdianto1 .......................... 299

    PENGAWETAN PAKAN SEBAGAI SUMBER PAKAN TERNAK DI PULAU TIMOR,

    NUSA TENGGARA TIMUR

    Paskalis Th.Fernandez, Ati Rubianty, dan Medo Kote .................................................... 310

    IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN IGF-1 PADA POPULASI KAMBING KACANG DI

    KABUPATEN JENEPONTO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PCR-RFLP

    Ridha tunnisa1 , Lellah Rahim 2, Muhammad Ihsan Andi Dagong2 ................................ 321

    KERAGAMAN GEN PITUITARY TRANSCRIPTION FACTOR (PIT-1 LOKUS PSTI)

    PADA POPULASI KAMBING LOKAL DI PROVINSI SULAWESI SELATAN M.I.A.

    Dagong1, L. Rahim1, Sri Rachma A.B1, K.I. Prahesti1 dan N. Purnomo2 ........................ 328

    KINERJA REPRODUKSI BEBERAPA JENIS KAMBING BETINA DALAM KAWIN

    SILANG DENGAN KAMBING BOER MELALUI TEKNIK INSEMINASI BUATAN

    Bachtar Bakrie, Neng Risris Sudolar, dan Umming Sente .............................................. 336

    DUKUNGAN PEMBIBITAN TERNAK SAPI DAN PENGGEMUKAN TERHADAP

    PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI LAHAN KERING DI DESA OEBOLA

    KABUPATEN KUPANG

    Medo Kote dan Yohanes Leki Seran ................................................................................ 347

    PEMANFAATAN KULIT BUAH KOPI SEBAGAI CAMPURAN PAKAN KOMPLIT

    KAMBING BOERKA SEDANG TUMBUH

    Kiston Simanihuruk, Antonius, dan M. Syawal ............................................................... 354

    PENGARUH PEMBERIAN SILASE DAUN SINGKONG TERHADAP KENAIKAN

    BERAT BADAN HARIAN TERNAK KAMBING DI DESA NGESTIRAHAYU

    KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

    Marsudin Silalahi dan Suryani ......................................................................................... 364

    PENINGKATAN MUTU TERNAK KAMBING MELALUI KUALITAS KONDISI

    KANDANG DI LAMASI PANTAI, KABUPATEN LUWU SULAWESI SELATAN

    Hasnah Juddawi1 dan Suardy Mandung2 .......................................................................... 370

    PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI

    TERNAK KAMBING DI DESA HAMBAPRAING KABUPATEN SUMBA TIMUR

    Paskalis Fernandes, Medo Kote, dan Yohanes Leki Seran ............................................ 380

    POTENSI PENGEMBANGAN KELINCI DI PERKOTAAN DALAM MENDUKUNG

    KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

    Andi Saenab1 dan A. Nurhayu2 ........................................................................................ 388

  • vii

    DAYA DUKUNG LIMBAH PERTANIAN UNTUK PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU

    DI KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

    Andi Baso Lompengeng Ishak1, A. Nurhayu1, dan J. A. Syamsu2 .................................. 394

    WAFER PAKAN KOMPLIT LIMBAH PASAR SEBAGAI BAHAN PAKAN KAMBING

    Andi Saenab1 dan A. Nurhayu2 ........................................................................................ 403

    TERNAK UNGGAS

    INTRODUKSI PAKAN MURAH AYAM BURAS BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL

    TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN PETERNAK DI KABUPATEN MAROS

    Abigael Rante Tondok dan Novia Qomariyah ................................................................. 412

    PEMANFAATAN ELA SAGU (Metroxylon Sp) FERMENTASI DAN NON

    FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKTIVITAS AYAM BURAS

    Ulfah T.A. ......................................................................................................................... 420

    PENERAPAN DAN KENDALA SISTEM BIOSEKURITI TERNAK UNGGAS DI

    SEKTOR TIGA DAN EMPAT DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT FLU BURUNG

    (AVIAN INFLUENZA)

    Desmayati Zainuddin1, Tri Wardhani1, I Wayan T Wibawan2 dan

    Isbandi1 ............................................................................................................................ 426

    PENGARUH SUPLEMENTASI PROBIOTIK PADA PAKAN AYAM POTONG

    TERHADAP BERAT HIDUP, BERAT KARKAS DAN LEMAK ABDOMEN

    Erpan Ramon dan Wahyuni Ameliawulandari ................................................................ 438

    PERFORMA REPRODUKSI ITIK ALABIO, ITIK CIHATEUP DAN

    PERSILANGANNYA

    P.R Matitaputty1 dan P.S Hadjosworo2 .......................................................................... 444

    INTEGRASI

    ALTERNATIF TEKNOLOGI SPESIFIK BUDIDAYA JAGUNG SEBAGAI SUMBER

    PENYEDIA PAKAN TERNAK DI LAHAN KERING NUSA TENGGARA BARAT

    Baiq Tri Ratna Erawati1 dan Andi Takdir M2 ................................................................... 453

    APLIKASI FORMULASI PAKAN SEIMBANG UNTUK MENDUKUNG PETERNAKAN

    ITIK PETELUR RAMAH LINGKUNGAN

    Agung Prabowo dan Aulia Evi Susanti ............................................................................ 462

    APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM

    MENDUKUNG INTEGRASI SAPI POTONG DAN PADI

    Jasmal A. Syamsu, Hikmah M.Ali, dan Muhammad Yusuf .............................................. 471

    BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PAKAN

    Syafruddin........................................................................................................................ 479

    DINAMIKA DAN KERAGAAN SISTEM INTEGRASI TERNAK TANAMAN BERBASIS

    PADI, JAGUNG DAN SAWIT DI KALIMANTAN SELATAN

    Eni Siti Rohaeni1 dan Muhammad Najib2 ........................................................................ 484

  • viii

    ESTIMASI PRODUKSI HIJAUAN SEBAGAI PAKAN TERNAK UNTUK

    PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DALAM SISTEM USAHATANI

    DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN

    Eni Siti Rohaeni1 dan Muhammad Najib2 ........................................................................ 496

    FERMENTASI KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI BAHAN UTAMA PENYUSUNAN

    PAKAN TAMBAHAN UNTUK TERNAK SAPI

    F.F. Munier, M. Takdir, Nurmasitah Ismail, dan Soeharsono ......................................... 505

    IMPLEMENTASI INOVASI TEKNOLOGI INTEGRASI TANAMAN-TERNAK DI

    LAHAN KERING YOGYAKARTA MENDUKUNG TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN

    Supriadi, Gunawan, dan E. Winarti ................................................................................. 513

    IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN PAKAN BERKELANJUTAN MENDUKUNG

    PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KALIMANTAN TENGAH

    Adrial ................................................................................................................................ 521

    INOVASI PAKAN TERNAK SAPI POTONG RAMAH LINGKUNGAN UNTUK

    SWASEMBADA DAGING SAPI

    Gunawan, Supriadi, dan Erna Winarti ............................................................................. 536

    INOVASI TEKNOLOGI DALAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN – TERNAK PADA

    PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI SULAWESI BARAT

    Ida Andriyani, Hatta Muhammad, Sarpina ..................................................................... 542

    INTEGRASI TERNAK DAN TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

    LAHAN BEKAS PENAMBANGAN BATUBARA RAMAH LINGKUNGAN

    M. Hidayanto, M. Chary Septyadi, dan Yossita Fiana ..................................................... 551

    INTEGRASI TERNAK KAMBING PADA LAHAN PERTANAMAN KUBIS

    Syamsu Bahar1, Novia Qomariyah2 dan Baso Aliem Lologau2 ........................................ 559

    INTEGRASI TERNAK KAMBING PADA PERKEBUNAN KAKAO

    Syamsu Bahar1, Novia Qomariyah2 dan Hatta Muhammad2 .......................................... 568

    INTEGRASI TERNAK SAPI DAN PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN RAMAH

    LINGKUNGAN DI PROVINSI ACEH

    Nani Yunizar, Elviwirda dan Yenni Yusriani .................................................................... 578

    INTEGRASI USAHATANI JAGUNG DENGAN TERNAK SAPI SEBAGAI UPAYA

    PENINGKATAN NILAI TAMBAH PETANI

    Yohanes G. Bulu ............................................................................................................... 586

    JENIS RUMPUT DAN FREKUENSI PEMBERIAN PADA TERNAK DI KAWASAN

    INSEMINASI BUATAN (IB) KABUPATEN BUNGO DAN TEBO PROVINSI JAMBI

    Sari Yanti Hayanti dan Zubir ........................................................................................... 594

    JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK DI KABUPATEN BUNGO

    Masito,Endang Susilawati dan Zubir ............................................................................... 603

    KAJIAN INTEGRASI TANAMAN JAGUNG DAN PENGGEMUKAN SAPI BALI DI

    KABUPATEN BOALEMO GORONTALO

    Dwi Rohmadi dan Muh. Asaad......................................................................................... 609

    KAJIAN SISTEM INTEGRASI PADI-ITIK PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DENGAN

    DUKUNGAN SUMBER DAYA LOKAL DI PAPUA BARAT

    Alimuddin, Surianto Sipi, dan Halijah ............................................................................. 615

  • ix

    KAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI

    PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI

    POTONG DAN PADI

    Agustina Abdullah, Hikmah M. Ali, dan Jasmal A. Syam ................................................ 622

    KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN Kasus : Sistim

    Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) Tanaman dan Ternak pada Zona Lahan

    Kering Dataran Tinggi Beriklim Basah

    I Ketut Kariada ................................................................................................................ 628

    KELAYAKAN TEKNOLOGI SILASE RUMPUT LAPANGAN DALAM PENGGEMUKAN

    SAPI BALI DI KOTA BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR

    Nur Rizqi Bariroh, Retno Widowati, M. Rizal, dan M. Hidayanto ................................... 640

    PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK SAPI SEBAGAI PUPUK ORGANIK

    MENDUKUNG INTEGRASI KAKA0 – TERNAK DI KABUPATEN JAYAPURA

    Usman, M. Nggobe, dan B.M.W. Tiro ............................................................................... 645

    PENDEKATAN PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN BERKELANJUTAN MELALUI

    SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK

    Wihardjaka, Mulyadi, dan Prihasto Setyanto ................................................................. 653

    PENDUGAAN EMISI METANA DAN NITROUS OKSIDA DARI AKTIFITAS

    PETERNAKAN DI PROVINSI JAMBI

    Zubir1 dan Lindawati2 ...................................................................................................... 664

    PENGAWETAN PAKAN SEBAGAI SUMBER PAKAN TERNAK DI PULAU TIMOR,

    NUSA TENGGARA TIMUR

    Paskalis Th. Fernandez, Ati Rubianty, dan Medo Kote ................................................... 673

    PENGELOLAAN BIOGAS DARI INTEGRASI TANAMAN PANGAN DAN TERNAK

    SAPI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN

    Mulyadi, A. Wihardjaka, dan Prihasto Setyanto ............................................................. 685

    PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG MELALUI PENDEKATAN SISTEM

    INTEGRASI TERNAK – PADI DI SULAWESI SELATAN

    Daniel Pasambe dan A. Nurhayu .................................................................................... 694

    PENGKAJIAN INTEGRASI SAPI POTONG DENGAN TANAMAN JAGUNG DI

    KABUPATEN JAYAPURA

    Usman, M. Nggobe, dan B.M.W. Tiro ............................................................................... 702

    PENYEDIAAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI MODIFIKASI SISTEM

    PERTANAMAN JAGUNG

    Syafruddin dan Saidah .................................................................................................... 714

    PERANAN TERNAK SAPI DALAM SISTEM USAHA TANI TANAMAN PADI SAWAH

    DI TULANG BAWANG

    Elma Basri, Yulia Pujiharti, dan M. Silalahi ..................................................................... 722

    PERFORMANSI VARIETAS UNGGUL CABAI MERAH BERBASIS PEMANFAATAN

    PUPUK ORGANIK LIMBAH TERNAK DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN

    Herniwati dan Abigael Rantetondok ............................................................................... 732

    POTENSI DAN PELUANG PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN

    TERNAK, UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI DI SULAWESI

    TENGGARA

    Rusdin, Suharno, dan Rusdi ............................................................................................ 740

  • x

    POTENSI BIOMAS DAN LIMBAH TANAMAN JAGUNG TERHADAP KETERSEDIAAN

    PAKAN TERNAK RUMINANSIA

    Faesal ............................................................................................................................... 747

    POTENSI DAN PELUANG HASIL IKUTAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI

    PENYEDIA PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN

    Sunanto, Eka Triana, dan Sarintang................................................................................ 755

    POTENSI DAUN Gliricidia sp SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF UNTUK PEDET SAPI

    PERANAKAN ONGOLE (PO) LEPAS SAPIH DI KABUPATEN KEBUMEN

    Pita Sudrajad1, Subiharta1, dan Novia Qomariyah2 ........................................................ 765

    POTENSI LAMTORO MERAH (Acacia villosa) SEBAGAI SUMBER PROTEIN DAN

    PAKAN ANTIMETANOGENIK RAMAH LINGKUNGAN UNTUK TERNAK

    RUMINANSIA

    Hadriana Bansi, A. A. Rivaie, dan P.R. Matitaputy .......................................................... 773

    POTENSI LIMBAH BEBERAPA VARIETAS JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK DI

    KABUPATEN TAKALAR

    Amir dan Muhammad Thamrin ........................................................................................ 780

    POTENSI LIMBAH KULIT KAKAO SEBAGAI PELUANG INTEGRASI DENGAN

    TERNAK KAMBING DI SULAWESI BARAT

    Ida Andriyani, Hatta Muhammad, dan Sarpina .............................................................. 785

    POTENSI TUMBUHAN DI BAWAH TEGAKAN HUTAN PINUS SEBAGAI SUMBER

    PAKAN RUMINANSIA DI DESA PADASARI KABUPATEN SUMEDANG

    Indra Heru Hendaru1, Luki Abdullah2, dan

    Panca Dewi Manu Hara Karti2 ......................................................................................... 794

    PRODUKTIVITAS KLON-KLON UBI JALAR MENGHASILKAN DAUN UNTUK

    PAKAN TERNAK DI KABUPATEN MAMASA, SULAWESI BARAT

    M. Jusuf1, Demmaelo2, dan Peni Agustianto3 ................................................................. 802

    RESPON ANGGOTA KELOMPOK GAPOKTAN DALAM MEMANFAATKAN PUPUK

    CAIR DARI URINE SAPI POTONG DI KABUPATEN SINJAI

    S. N. Sirajuddin, K. Kasim, dan I. Rasyid ........................................................................ 813

    STRATEGI PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA

    TERNAK SAPI POTONG

    Siti Lia Mulijanti, A. Hanafiah , dan N Sunandar ............................................................. 821

    STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN PAKAN RAMAH LINGKUNGAN UNTUK

    USAHA TERNAK SAPI POTONG

    Siti Lia Mulijanti, N Sunandar, dan Sukmaya .................................................................. 828

    TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN TERNAK KAMBING BERBAHAN LOKAL

    LIMBAH BUAH KAKAO UNTUK PEMBERDAYAAN PETANI M-P3MI DI KABUPATEN

    MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

    Sarpina, Hatta Muhammad, dan Ida Andriani ............................................................... 838

  • xi

    BUKU II

    TANAMAN PANGAN

    ANJURAN PEMUPUKAN PADI SAWAH DI KABUPATEN BOMBANA PROVINSI

    SULAWESI TENGGARA MENGGUNAKAN PERANGKAT UJI TANAH SAWAH (PUTS)

    Didik Raharjo ................................................................................................................... 847

    DAMPAK PEMANFAATAN PEKARANGAN DI KAWASAN RUMAH PANGAN

    LESTARI (KRPL) KABUPATEN KOLAKA

    Edi Tando ......................................................................................................................... 853

    EFEKTIVITAS BEBERAPA HERBISIDA YANG DIAPLIKASIKAN PADA 7, 10, 12,

    DAN 15 HARI SETELAH SEBAR PADA BUDIDAYA PADI SISTEM TABELA

    Maintang dan Nasruddin Razak ...................................................................................... 859

    FLUKTUASI POPULASI Helicoverpa armigera Hubner SEBAGAI HAMA TANAMAN

    JAGUNG DI KABUPATEN MAMUJU UTARA SULAWESI BARAT

    Rahmatia Djamaluddin dan Suriany ............................................................................... 870

    HASIL BIJI DAN DAYA ADAPTASI GALUR HARAPAN KEDELAI PADA

    LINGKUNGAN OPTIMAL

    M. Muchlish Adie, Ayda Krisnawati, dan Didik Harnowo ................................................ 875

    KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI

    PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI KAB. MAROS PROV. SULAWESI

    SELATAN

    Fadjry Djufry dan Ramlan ............................................................................................. 882

    KERAGAAN HASIL VARIETAS UNGGUL BARU PADI PADA SEKOLAH LAPANG

    PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) DI KABUPATEN BONE BOLANGO

    PROVINSI GORONTALO

    Warda ............................................................................................................................... 889

    KAJIAN EFETIVITAS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN BEBERAPA KOMBINASI

    PUPUK LEPAS LAMBAT PADA PADI SAWAH DI KABUPATEN SIDRAP

    Nasruddin Razak ............................................................................................................. 899

    KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU DAN LOKAL PADI

    GOGO PADA LAHAN KERING DI MALUKU

    La Dahamarudin dan M.P. Sirappa .................................................................................. 907

    KAJIAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

    PADA BERBAGAI PEMUPUKAN N DAN JARAK TANAM JAGUNG (Zea mays L.)

    DALAM POLA TUMPANG SARI DI LAHAN KERING MALUKU TENGAH

    A. Arivin Rivaie dan Albertus E. Kelpitna ........................................................................ 921

    KAJIAN POLA DISTRIBUSI PENERAPAN INOVASI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI

    DI PROVINSI GORONTALO

    Muh. Asaad, Annas Zubair, dan Zulkifli Mantau ............................................................. 929

    KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL VUB PADI PADA PENDAMPINGAN SL-

    PTT DI KAB. WAJO, SULAWESI SELATAN

    Arafah dan M. Amin ......................................................................................................... 941

  • xii

    KONTRIBUSI PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

    MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN BERORIENTASI RAMAH

    LINGKUNGAN DI LUWU TIMUR

    Herniwati dan Peter Tandisau ......................................................................................... 947

    KAJIAN MODEL PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI DAN HAMA

    LAINNYA PADA PERIODE VEGETATIF TANAMAN PADI

    Asriyanti Ilyas dan Baso Aliem Lologau .......................................................................... 955

    PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI AKIBAT PENGGUNAAN

    PUPUK NPK 15-10-12

    Didik Harnowo dan Q. D. Ernawanto .............................................................................. 963

    OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA SALU PAREMANG

    SELATAN KABUPATEN LUWU

    Sahardi, Kartika Fauziah, Asryanti Ilyas, dan Dewi Mayanasari .................................... 970

    PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DALAM PROGRAM KAWASAN RUMAH

    PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI

    KABUPATEN TAKALAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

    Wanti Dewayani, Amir Syam, Rahmatiah Djamaluddin ................................................. 979

    PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DALAM MENDUKUNG KETAHANAN

    PANGAN RUMAH TANGGA DI DESA MATTOMBONG KECAMATAN

    MATTIROSOMPE KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN

    Hasnah Juddawi1 dan Suardy Mandung2 ........................................................................ 986

    PEMANFAATAN UBI KAYU (Cassavas) SEBAGAI BAHAN BAKU KASOAMI BERGIZI

    PENGGANTI BERAS DI SULAWESI TENGGARA

    Fathnur dan Edi Tando ................................................................................................... 994

    PENAMPILAN EMPAT VARIETAS PADI TERHADAP SERANGAN TUNGRO PADA

    DISPLAY SL-PTT DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI

    TENGAH

    Asni Ardjanhar dan Abdi Negara ................................................................................... 1000

    PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

    PADI SAWAH DAN JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

    Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih ................................................................... 1005

    PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) JAGUNG

    MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN BONE PROVINSI

    SULAWESI SELATAN

    Idaryani1, St. Najmah1, dan Astiani Asady2 .................................................................. 1014

    PENGARUH KONDISI SIMPAN DAN PERLAKUAN PRIMING TERHADAP

    VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNG

    Patta Sija dan Aisyah Ahmad ........................................................................................ 1023

    PENGELOMPOKAN TOLERANSI KEDELAI TERHADAP KEKERINGAN PADA

    STADIA PERKECAMBAHAN

    Ayda Krisnawati dan M. Muchlish Adie ......................................................................... 1035

    PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN MELALUI PEMANFATAN LAHAN

    PEKARANGAN DI KABUPATEN TORAJA UTARA

    Nely Lade. S ................................................................................................................... 1043

  • xiii

    PENINGKATAN KUALITAS GIZI JAMUR TIRAM PUTIH MELALUI FORMULASI

    SUBSTRAT MEDIA TANAM

    Abdul Wahab .................................................................................................................. 1051

    PENYEBARAN PENANGKARAN DAN KETERSEDIAN BENIH PADI DI SULAWESI

    SELATAN

    Sahardi ........................................................................................................................... 1058

    KAJIAN EFISIENSI PEMUPUKAN DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH PADA

    LAHAN IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT PROVINSI MALUKU

    M. P. Sirappa dan Edwen D. Waas ................................................................................. 1066

    PERANAN DAN NILAI ANTHESIS SILKING INTERVAL (ASI) TERHADAP

    PRODUKTIVITAS JAGUNG

    Maintang ........................................................................................................................ 1079

    STRATEGI PERCEPATAN DISTRIBUSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI MELALUI

    UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DI SULAWESI TENGAH

    Muh. Afif Juradi, Soeharsono dan Asni Ardjanhar ....................................................... 1086

    POTENSI SUMBERDAYA DAN PILIHAN KOMODITAS PERTANIAN DI KABUPATEN

    JENEPONTO (Hasil PRA M-P3MI di Kab.Jeneponto)

    M.Basir Nappu................................................................................................................ 1094

    RESPON TIGA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH TERHADAP SERANGAN

    TIKUS Rattus argentiventer PADA DISPLEY SLPTT DI SULAWESI TENGAH

    Abdi Negara, Asni Ardjanhar dan Saidah ...................................................................... 1112

    ANALISIS POLA PANGAN HARAPAN (PPH) DAN PENGHEMATAN BELANJA

    PANGAN MELALUI PEMANFAATAN PEKARANGAN (Studi Kasus KWT Flamboyan

    Kabupaten Gowa Sulsel)

    Arini Putri Hanifa dan Fadjry Djufry ............................................................................. 1118

    TINGKAT SERANGAN PENGGEREK BATANG PADI PADA SISTEM TANAM

    PINDAH DAN TANAM BENIH LANGSUNG DI SULAWESI TENGGARA

    Cipto Nugroho, Idris dan Didik Raharjo ........................................................................ 1125

    UJI ADAPTASI DAN DAYA HASIL GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI

    KABUPATEN BARRU SULAWESIS SELATAN

    Sahardi1 dan Iswari S. Dewi2 ....................................................................................... 1130

    UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADI GOGO TAHAN KERACUNANAN

    ALUMINIUM (Al) DENGAN PRODUKTIVITAS DI ATAS 5 TON/HA GABAH KERING

    GILING

    Suriany ........................................................................................................................... 1135

    UJI PEMANFAATAN BEBERAPA SUBSTRAT LOKAL SEBAGAI MEDIA TUMBUH

    JAMUR TIRAM

    Abdul Wahab1 dan Gusti Ayu Kade Sutariadi2 .............................................................. 1146

    VARIABILITAS HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADA VARIETAS PADI

    MEMBERAMO DI PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

    Baso Aliem Lologau ....................................................................................................... 1152

  • xiv

    HORTIKULTURA

    INVENTARISASI, IDENTIFIKASI, DAN TINGKAT SERANGAN HAMA PENYAKIT

    TANAMAN SAYURAN DAN BUAH DALAM KEGIATAN M-KRPL DI KABUPATEN

    LUWU SULAWESI SELATAN

    Asriyanti Ilyas dan Sahardi ........................................................................................... 1160

    SURVEI INTENSITAS SERANGAN Fusarium oxysporum Schlecht f.sp. cubense)

    PENYEBAB PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA BEBERAPA VARIETAS PISANG

    (Musa spp.) DI KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN

    Astiani Asady1 dan Idaryani2 ......................................................................................... 1167

    PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN LARUTAN HARA

    HYPONEX TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PAPRIKA (Capsicum

    annum var. grossum)

    Herman1 dan Andi Satna2 .............................................................................................. 1177

    PENINGKATAN KUALITAS JERUK SIEM MELALUI APLIKASI TEKNOLOGI

    PRAPANEN

    Muhammad Taufiq Ratule dan Abdul Wahab ............................................................... 1191

    RESPON PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK NPK SUPER DAN HAYATI

    ECOFERT PADA TANAMAN KENTANG MELALUI DEMONSTRASI PLOT

    (DEMPLOT) DI GOWA SULAWESI SELATAN

    Nurjanani dan Sri Sasmita Dahlan ................................................................................ 1197

    STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JERUK BESAR DI SULAWESI SELATAN

    Nurdiah Husnah dan Nurjanani ..................................................................................... 1207

    UJI DAYA HASIL BEBERAPA VARIETAS CABAI PADA LAHAN KERING DI

    KABUPATEN JENEPONTO

    M. Basir Nappu ............................................................................................................... 1215

    PERKEBUNAN

    APLIKASI MANAJEMEN KEBUN DALAM USAHATANI KAKAO

    DI KABUPATEN LUWU

    Kartika Fauziah, Nurdiah Husnah, Sahardi Mulia Dan Farida Arief .............................. 1222

    KAJIAN PEMANFAATAN KOMPOS PUPUK KANDANG PADA PEMBIBITAN TEBU

    GENERASI 2 (G2) ASAL KULTUR JARINGAN

    Peter Tandisau dan Herniwati ....................................................................................... 1228

    KAJIAN PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

    LADA DI SULAWESI TENGGARA

    Rusdi .............................................................................................................................. 1235

    KAJIAN PENYARUNGAN BUAH KAKAO YANG DILAKUKAN PETANI DALAM

    PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (Conopomorpha cramerella

    Snellen)

    Rahmatia Djamaluddin .................................................................................................. 1241

  • xv

    PEMANFAATAN TANAMAN SELA DI LOKASI PEREMAJAAN TANAMAN

    PERKEBUNAN

    M. Basir Nappu ............................................................................................................... 1246

    PENGEMBANGAN TEKNIK SAMBUNG PUCUK (BUD GRAFTING) SEBAGAI

    ALTERNATIF PILIHAN PERBANYAKAN BIBIT KAKAO SECARA VEGETATIF DI

    KORIDOR IV SULAWESI

    Jermia Limbongan dan Fadjry Djufry ............................................................................ 1259

    PROSPEK PEMANFAATAN LIMBAH BUAH KAKAO SEBAGAI BAHAN

    MULTIFUNGSI

    Arini Putri Hanifa dan Jermia Limbongan ..................................................................... 1271

    KAJIAN RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH

    (Zingiber zerumbet S.) PADA BEBERAPA JENIS TANAH DAN PUPUK KANDANG

    A. Arivin Rivaie .............................................................................................................. 1283

    PENGARUH JENIS TANAH DAN MANAJEMEN BUDIDAYA TANAMAN TERHADAP

    TINGKAT KEBERHASILAN ESTABLISHMENT LAMTORO TARRAMBA, TOLERAN

    KUTU LONCAT DI NUSA TENGGARA TIMUR

    Jacob Nulik dan Debora Kana Hau ................................................................................ 1293

    SOSIAL EKONOMI

    ANALISA FINANSIAL USAHA SAPI POTONG "PENGGEMUKAN" PADA MODEL

    KAWASAN KANDANG KOMUNAL DI KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN

    Novia Qomariyah dan Amirullah ................................................................................... 1300

    ANALISIS TINGKAT PENGHEMATAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELALUI

    POLA PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PANGAN

    RUMAH TANGGA ( Studi Kasus M-KRPL Kabupaten Jeneponto)

    Sarintang dan Maintang ................................................................................................ 1307

    ANALISIS NILAI TUKAR USAHATANI JAGUNG DI SULAWESI TENGGARA

    Zainal Abidin dan Muh. Taufiq Ratule ........................................................................... 1317

    ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PENGGEMUKAN TERNAK SAPI DI DESA

    SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI

    TENGAH

    Mardiana Dewi, Muhammad Abid, dan Muhammad Amin ............................................ 1325

    ANALISIS SENYAWA TANIN, TOTAL FENOL, DAN ASAM FITAT PADA PRODUK

    OLAHAN TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor L.)

    Fawzan Sigma Aurum dan Suprio Guntoro ................................................................... 1334

    ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KECAMATAN KAIRATU

    KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

    Maryam Nurdin, Andriko Notosusanto, Norry Eka Palupi, dan Hadriana

    Bansi .............................................................................................................................. 1341

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESIKO USAHA TERNAK

    SAPI PERAH DI KOTA BOGOR

    Ari Abdul Rouf1 , Bagus Priyo Purwanto2, dan Zulfikar Moesa2 ................................... 1349

  • xvi

    DAMPAK BANTUAN SAPI POTONG JENIS PERANAKAN ONGOLE (PO) TERHADAP

    ASPEK TEKNIS, SOSIAL, DAN EKONOMI DI DESA KOTA GAJAH KABUPATEN

    LAMPUNG TENGAH

    Suryani dan Marsudin Silalahi ....................................................................................... 1354

    DINAMIKA PERANAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEREKONOMIAN

    PROVINSI SULAWESI TENGGARA

    Zainal Abidin .................................................................................................................. 1360

    DINAMIKA POPULASI SAPI POTONG DI SULAWESI SELATAN

    Eka Triana Yuniarsih ...................................................................................................... 1367

    IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN ANALISIS USAHATANI KAKAO DI

    SULAWESI SELATAN

    Sunanto, Nelly Lande, dan Jermia Limbongan ............................................................. 1377

    SUMBER DAYA LAHAN

    KAJIAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DI KABUPATEN MAROS

    Ruchjaniningsih, Syamsul Bahri, Jamaya Halifah, dan Rahman ................................. 1387

    KAJIAN POLA DAN FAKTOR PENENTU PENYALURAN PENERAPAN INOVASI

    PERTANIAN PTT PADI GOGO DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA

    Hamid Mahu1, Maryam Nurdin1 dan Sarintang2 ........................................................... 1401

    KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK PAMELO DI KABUPATEN PANGKEP

    Armiati ........................................................................................................................... 1414

    KELAYAKAN USAHATANI PEMANFAATAN KULIT BUAH KAKAO UNTUK

    PENGGEMUKAN TERNAK SAPI (Studi Kasus di Desa Malino, Kabupaten

    Donggala)

    Mardiana Dewi, Soeharsono dan F.F. Munier ............................................................... 1424

    KERAGAAN TINGKAT BELAJAR SOSIAL DALAM SEKOLAH LAPANG

    PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADI DI KABUPATEN MAROS

    Warda Halil .................................................................................................................... 1431

    KERAGAAN KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN USAHATANI DALAM RANGKA

    PENINGKATAN MUTU KAKAO DI SULAWESI BARAT

    Muh. Taufik .................................................................................................................... 1440

    LINKAGE DIKLATLUH MELALUI TOT PENYULUH PERTANIAN DALAM

    MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

    Vyta W. Hanifah, E. Sirnawati, A.Yulianti, dan U. Humaedah ...................................... 1451

    MANAJEMEN SUMBERDAYA TERPADU SUATU STRATEGI MENUJU PERTANIAN

    BERKELANJUTAN

    Ruchjaniningsih dan Muhammad Thamrin ................................................................... 1461

    NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN PETANI PADA BUDIDAYA PADI DI LAHAN

    SAWAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK (Kasus: Desa

    Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo)

    M. Eti Wulanjari1, Yusmasari2, dan Sri Karyaningsih1 .................................................. 1476

  • xvii

    PEMBERDAYAAN PETANI BERBASIS CYBER EXTENSION SEBAGAI MEDIA

    INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM MENDUKUNG PERTANIAN DI

    SULAWESI TENGAH

    Muh. Amin dan Muhammad Abid .................................................................................. 1484

    PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP KOMITMEN PETERNAK PADA PABRIK

    PAKAN SKALA KECIL DI KABUPATEN SIDRAP

    Irmasusanti S1, Andi Faisal Suddin2, A.R. Siregar3, Isbandi4, Sarintang2 .................... 1495

    PEMBAGIAN KERJA GENDER DALAM MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN

    LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BINJAI (Kasus di Kelurahan Jati Utomo Kecamatan

    Binjai Utara)

    Tumpal Sipahutar1 dan Andi Faisal Suddin2 ................................................................. 1501

    PERAN SUBSEKTOR PETERNAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

    PROVINSI GORONTALO

    Ari Abdul Rouf Dan Soimah Munawaroh ....................................................................... 1509

    PERANAN KELEMBAGAAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) TERNAK

    DALAM UPAYA PENINGKATAN USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG (Studi Kasus

    di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros)

    Muhammad Darwis1 , Sunanto2 , Andi Faisal Suddin2, dan Sarintang2 ......................... 1518

    RESPON PETANI TERHADAP PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DI PROPINSI

    SUMATERA UTARA

    Didik Harnowo, Sortha Simatupang, Sarman Tobing, Timbul Marbun ........................ 1530

    PROFIL DAN STRUKTUR PENDAPATAN USAHATANI TERNAK SAPI TERHADAP

    PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI/PETERNAK

    Sri Bananiek Sugiman dan Dahya ................................................................................. 1539

    RESPON PETANI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI MERAH DI

    KABUPATEN MAROS

    Abigael Rante Tondok ................................................................................................... 1546

    RESPON PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis

    hypogaea L.) DI KABUPATEN BONE

    Warda Halil, Armiati dan Syamsul Bahri ...................................................................... 1557

    PASCAPANEN

    DISAIN PENGISIAN BIOGAS KE DALAM TABUNG GAS ELPIJI

    Nur Shadrina .................................................................................................................. 1569

    KAJIAN CARA PANEN DAN PELILINAN TERHADAP KUALITAS BUAH JERUK

    KEPROK SELAYAR SELAMA PENYIMPANAN

    Andi Darmawidah .......................................................................................................... 1577

    KAJIAN PEMBUATAN SAUS LOMBOK KATOKKONG DENGAN SUBTITUSI LABU

    KUNING, PISANG KEPOK, DAN UBI JALAR

    Andi Darmawidah .......................................................................................................... 1583

    KERAGAMAN MUTU BIJI JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PEDAGANG

    I.U.Firmansyah .............................................................................................................. 1588

  • xviii

    PENGAWETAN DAGING SAPI SECARA TRADISIONAL UNTUK MENDUKUNG

    KEAMANAN DAN KETAHANAN PANGAN DI NUSA TENGGARA TIMUR

    Masniah1, Yusuf1 dan Syamsuddin2 .............................................................................. 1598

    TEKNOLOGI PASCA PANEN SUSU DAN DIVERSIFIKASI OLAHAN SUSU

    MENJADI PRODUK YANG BERMUTU DAN BERNILAI TAMBAH

    Erina Septianti dan Andi Darmawidah .......................................................................... 1605

    UJI KUALITATIF DAN KUANTATIF FORMALIN PADA BUAH APEL ANGGUR DAN

    LENGKENG YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR SULAWESI SELATAN

    Wanti Dewayani1, Abu Bakar Tawali2, dan Asri3 .......................................................... 1617

    DAFTAR PESERTA

  • xix

    ARAHAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

    Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yang saya hormati : Gubernur Sulawesi Selatan; Bupati Se-Sulawesi Selatan; Kepala Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan; Kepala UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan se Sulawesi Selatan Kepala Badan Penyuluhan se Sulawesi Selatan Undangan dan hadirin yang berbahagia Selamat pagi dan salam sejahtera, Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada hari ini dapat mengikuti Ekspose Inovasi Peternakan Ramah Lingkungan dengan tema “Akselerasi Inovasi Peternakan Ramah Lingkungan”. Kegiatan ekspose merupakan salah satu wujud penyebaran hasil-hasil penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan oleh UK/UPT Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian baik lingkup nasional maupun daerah seperti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, dengan kata lain Balai Pengkajian Teknologi Pertanian merupakan perpanjangan tangan Badan Litbang Pertanian didaerah untuk melaksanakan kegiatan penelitian spesifik lokasi Sulawesi Selatan. Selain itu juga diharapkan melalui pelaksanaan kegiatan ini dapat menghimpun ide/gagasan yang informatif dan implementatif dalam mendukung program swasembada daging dan pengembangan industri peternakan. Ide-ide tersebut nantinya dapat digunakan oleh Pemerintah Sulawesii Selatan dalam mengambil kebijakan strategi serta langkah-langkah operasional dibidang pertanian dan peternakan. Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam menopang kehidupan manusia yang sangat bergantung pada faktor teknis dan lingkungan. Selama bertahun- tahun sistem pertanian yang ada selalu mengandalkan penggunaan input kimiawi yang berbahaya untuk meningkatkan hasil atau produksi pertanian. Hal ini menuntut adanya penerapan teknologi yang dapat mengoptimalkan hasil tanpa menimbulkan degradasi pada lingkungan. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah penerapan sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan . Agar teknologi yang diterapkan dapat diaplikasikan dilingkungan petani maka perlu adanya metode yang tepat untuk mengkomunikasikan teknologi ini terhadap petani. Kegiatan Ekspose ini merupakan pertemuan yang sangat tepat mengingat pada tahun 2013-2014 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah mencanangkan sebagai tahun kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas, hal ini terkait dengan peran Badan Litbang Pertanian yang semakin vital pada masa mendatang, tetapi tantangan dan kendala yang dihadapi dalam mewujudkan

  • xx

    target-target pembangunan pertanian menjadi semakin berat. Oleh karena itu kerja keras harus dibarengi dengan kerja cerdas guna mewujudkan kinerja yang produktif untuk menghasilkan riset-riset dibidang pertanian yang aplikatif dan sesuai kebutuhan masyarakat pengguna teknologi. Sudara-saudara sekalian, Dalam Era Pembangunan yang semakin kompetitif menuntut Badan Litbang Pertanian untuk selalu berupaya mengoperasionalisasikan kegiatan penciptaan teknologi pertanian yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific recognition). Ke depan, peran Badan Litbang Pertanian sebagai lembaga riset pertanian nasional selalu akan berhadapan dengan tuntutan dan dinamika lingkungan strategis baik domestik maupun global. Guna merespon dinamika itu, perlu dilakukan upaya-upaya antisipatif antara lain dengan melakukan kegiatan diseminasi inovasi pertanian, melalui ekspose dan seminar nasional inovasi peternakan ramah lingkungan.

    Saudara-saudara sekalian, Semoga dalam ekspose inovasi peternakan ramah lingkungan dapat lebih menyebarluaskan hasil-hasil riset yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian sekaligus memperoleh umpan balik terkait hasil-hasil inovasi peternakan yang dihasilkan. Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini, dengan mengucapkan Bismillahir’rahmanirrahim, saya buka Ekspose Nasional Inovasi Peternakan Ramah Lingkungan. Saya berharao dengan pelaksanaan kegiatan ini dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraa seluruh rakyat Indonesia, khususnya masyarakat pertanian di Sulawesi Selatan. Billahit taufiq wal hidayah Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Kepala Badan Litbang Pertanian,

    Dr. Haryono

  • xxi

    SAMBUTAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PADA ACARA EKSPOSE DAN SEMINAR NASIONAL INOVASI

    PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAN TAHUN 2013

    Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan Salam sejahtera bagi kita sekalian, Yang saya hormati : 1. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; 2. Bupati Gowa; 3. Kepala Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan; 4. Kepala UK/UPT lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan se Sulawesi Selatan 6. Kepala Badan Penyuluhan se Sulawesi Selatan 7. Seluruh peserta Ekspose dan Seminar Nasional Inovasi Peternakan Ramah

    Lingkungan 8. Undangan dan hadirin yang berbahagia Pertama-tama saya mengajak kepada kita semua, untuk senantiasa memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang menyertai kita saat ini, sehingga acara Ekspose dan Seminar Nasional Inovasi Peternakan Ramah Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2013 dapat kita laksanakan. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang tinggi kepada saudara-saudara sekalian yang hadir pada hari ini untuk mengikuti Ekspose dan Seminar Nasional Inovasi Peternakan Ramah Lingkungan dengan tema Akselerasi Inovasi Peternakan Ramah Lingkungan.

    Hadirin yang saya hormati,

    Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional telah dijadikan sebagai barometer keberhasilan pembangunan nasional khususnya di sektor pertanian. Hal ini sangat beralasan mengingat hasil pembangunan pertanian di daerah ini dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan.

    Selain itu, dengan program over stock beras 2,0 juta ton pertahun, Sulawesi Selatan telah menjadi pemasok utama kebutuhan beras nasional, bahkan tidak bisa dipungkiri beras Sulawesi Selatan telah sampai di Filipina, Brunai Darussalam, Malaysia hingga Timor Leste melalui jalur intraselluler.

    Bagi bangsa Indonesia dengan jumlah penduduk tidak kurang dari 230 juta jiwa sekarang ini, tentunya upaya ketahanan pangan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pengalamam selama ini menunjukkan bahwa negara yang tidak memiliki ketahanan pangan nasional yang mantap, cepat atau lambat akan hancur berkeping-keping sebagaimana terjadi di negara Rusia beberapa waktu lalu. Berdasarkan pertimbangan tersebut, kebijakan pembangunan pertanian di Sulawesi Selatan selalu menjadikan beras sebagai prioritas utama, mulai dari Operasi “Lappoase”, Tri Program Perwilayahan Komoditas, GRATEKS-2, Gerbang Emas dan terakhir ini adalah Gerakan Over Stock Beras 2 juta ton. Dalam rangka

  • xxii

    menunjang kebijakan perberasan di Sulawesi Selatan, beberapa langkah strategis yang dilakukan antara lain: 1. Perbaikan mekanisme pengadaan dan distribusi pupuk bersubsidi; 2. Mendorong pengembangan agribisnis pertanian terpadu melalui integrasi

    tanaman-ternak-ikan terutama pada daerah-daerah dengan kandungan organik rendah; pengadaan alat pembuatan pupuk organik (APPO) dan rumah kompos secara bertahap terul dilakukan untuk mendukung pertanian organik ini;

    3. Memfasilitasi dan memediasi upaya-upaya perbaikan harga beras, termasuk harga jagung sehingga dapat menguntungkan petani;

    4. Pelibatan aparat teritorial TNI (DANRAMIL & BABINSA), Camat dan Kepala Desa/Lurah dalam pengawalan dan pendampingan kegiatan di lapangan; pelaksanaan kegiatan IPAT-BO di Kabupaten Gowa dan rencana pelaksanaan Denfarm Padi/Jagung seluas 10 Ha pada masing-masing kabupaten/kota se Sulawesi Selatan merupakan aksi nyata pelibatan aparat TNI/Polri dalam menunjang pembangunan pertanian khususnya beras dan jagung di Sulawesi Selatan;

    5. Perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur jaringan irigasi; 6. Membantu petani melalui pengadaan bantuan benih.

    Target pembangunan pertanian di Sulawesi Selatan yang merupakan program prioritas pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk mendukung swasembada pangan berkelanjutan telah saya canangkan seperti Surplus beras 2 juta ton, peningkatan produksi jagung 1,5 juta ton, gerakan pencapaian populasi sapi 1 juta ekor pada tahun 2013. Untuk mensukseskan program ini, diperlukan kerjasama kita semua.

    Dukungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sangat diperlukan untuk mencapai target yang telah kita tetapkan, karena target tersebut tidak akan tercapai tanpa dukungan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan atau kebutuhan petani. Untuk menghasilkan teknologi tentu diperlukan penelitian dan pengkajian.

    Saya kira itulah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, dan dengan mengucapkan “Bismillahirahmaanirrahim” acara Ekspose dan Seminar Nasional Inovasi Peternakan Ramah Lingkungan Tahun 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan resmi saya buka

    Sekian Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Gubernur Sulawesi Selatan DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH

  • xxiii

    RUMUSAN EKSPOSE DAN SEMINAR NASIONAL PETERNAKAN

    RAMAH LINGKUNGAN

    Keberhasilan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) 2014 merupakan salah satu wujud kemampuan suatu bangsa untuk menjamin kemandirian pangan hewani yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas yang didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lokal. Pengembangan peternakan yang berbasis sumberdaya lokal ramah lingkungan merupakan upaya strategis guna mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

    Berkaitan dengan hal tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menyelenggarakan Ekspose dan Seminar Nasional Inovasi Peternakan Ramah Lingkungan (EIP-RL) dengan tema: “Akselerasi Inovasi Peternakan Ramah Lingkungan”. Berdasarkan arahan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Gubernur Sulawesi Selatan dan masukan dari pemakalah utama maupun makalah-makalah yang di sampaikan dalam seminar dan respon para peserta ekspose dan seminar, maka tim perumus meyusun rumusan-rumusan sebagai berikut:

    1. Untuk mencapai Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK),

    maka populasi sapi dan kerbau harus ditingkatkan dengan mengintegrasikan tanaman-ternak, baik dengan tanaman pangan maupun perkebunan. Limbah tanaman pangan dan perkebunan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sebaliknya kotoran ternak dapat digunakan sebagai pupuk organik bagi tanaman pangan dan perkebunan. Arah pembangunan komoditas perkebunan dengan pendekatan teknoekologis dalam upaya peningkatan produktivitas yang ramah lingkungan dengan siklus tertutup atau Zero Waste. Khusus integrasi pada komoditas ternak diharapkan mampu menghasilkan energi terbaharukan (Biogas).

    2. Peran strategis tamanan perkebunan dalam pembangunan nasional adalah (a) integrasi dapat meningkatkan daya saing produk di dunia (Green Economy), (b) inovasi teknologi dapat merubah deret hitung menjadi deret ukur, (c) Meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan devisa negara, dan (d) konservasi dan kelestarian lingkungan.

    3. Peran Lingkungan dipengaruhi oleh beberapa variabel antara lain; energi,

    gambut, emisi gas, logam berat, dan lain lain. Dalam konvensi lingkungan disepakati bahwa perlu pembenahan, penataan erosi tanah, perbaikan iklim mikro, perbaikan penyimpanan air tanah, dan penyerapan emisi rumah kaca.

    4. Integrasi tanaman dan ternak berhasil apabila dapat mewarnai kegiatan usaha pertanian-perkebunan. Sebagai Contoh sistem integrasi serai wangi yang dilakukan dengan sistem agribisnis. Sistem integrasi yang ramah lingkungan harus memperhatikan Zero waste atau Low Cost. Dalam hal ini berkaitan dengan pemanfaatan dan peningkatan nilai tambah limbah pertanian. Integrasi antara ternak dan tanaman hanya bermakna bagi pengguna apabila terjadi sinergi positif.

  • xxiv

    5. Isu strategis dukungan regulasi pemerintah Sulawesi Selatan terhadap sub sektor peternakan adalah (a) Gerakan Optimalisasi Sapi (GOS), (b) pengendalian pemotongan sapi betina produktif, (c) instalasi pembibitan rakyat, (d) Revitalisasi IB Mandiri, (d) Pengawasan lalu lintas ternak, (d) intensifikasi penggunaan pejantan unggul, (e) Gerakan Pembangunan ekonomi rakyat, (f) peningkatan kompentensi SDM serta kelembagaan peternak. Program tersebut sudah berjalan 6 tahun namun produksi pertumbuhan populasi ternak lokal masih perlu dipacu, dan impor sapi di Sulawesi Selatan mengalami penurunan sehingga tinggal 800 ribu ekor per tahun. Untuk menekan impor sapi, pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan terus memprogram satu juta ekor sapi pada tahun 2013 dan untuk mencapai tujuan tersebut maka penguasaan IPTEK mutlak diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya peternakan, khususnya ternak local

    6. Limbah tanaman pangan dan perkebunan dapat dijadikan pakan ternak yang ramah lingkungan, baik pemberian secara langsung atau pengolahan terlebih dahulu. Salah satu teknologi pemberian pakan ternak lokal adalah pemanfaatan pelepah daun sawit sebagai pakan dan mampu memberikan hasil yang lebih baik untuk sapi penggemukan dibanding untuk pembibitan. Untuk menekan penurunan berat badan ternak yang ekstrim pada musim kemarau, pemberian daun lamtoro sebanyak 10 kg/hari/ekor Sapiu Barachman sebagai sumber protein dan dilakukan sepanjang tahun untuk memperoleh pertambahan berat badan yang stabil. Penggunaan pakan lokal dengan komposisi konsentrat 1% dari bobot badan + rumput lapangan 1% + jerami fermentase 1% dari bobot badan dapat meningkatkan bobot badan sapi penggemukan.

    7. Pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai pakan sapi potong dapat

    meningkatkan pertambahan bobot badan sapi Bali dan secara finansial menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.

    8. Potensi sumberdaya lahan dengan agroekosistem lahan kering telah dimanfaatkan dengan komoditas ubi kayu, cabai, jagung, dan ternak, Serta memberdayakan kelembagaan petani.

    9. Pemetaan distribusi inovasi teknologi pengelolaan tanaman terpadu dan peternakan dapat memberikan gambaran dalam perencanaan pengkajian dan diseminasi teknologi produksi spesifik lokasi. Usahatani ternak kambing di daerah lahan kering dipengaruhi oleh beberapa kaktor yaitu; mortalitas, ketersediaan pejantan, dan sistem pemeliharaan.

    10. Pengembangan usaha ternak sapi potong memerlukan peranan kelembagaan gabungan kelompok tani (Gapoktan). Akselerasi inovasi Peternakan Ramah Lingkungan sangat ditentukan oleh faktor sosiologis disamping oleh faktor ekonomis dan faktor teknis.

    Makassar, 20 Juni 2013

    Tim perumus

  • 1

    KERAGAAN TEKNOLOGI DALAM PELAKSANAAN m-P3MI DI KABUPATEN PINRANG

    Repelita Kallo, Matheus Sariubang, dan Nurdiah Husnah

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Program Model Pengembangan Pertanian Perdesaan melalui Inovasi (m-P3MI) dirancang

    untuk menjadi wadah yang mampu mensinergikan antar komponen-komponen dalam satu sistem diseminasi sehingga percepatan adopsi teknologi mulai dari lembaga pemasok, lembaga penyampai sampai ke pengguna dapat berjalan baik. Kabupaten

    Pinrang merupakan salah satu daerah basis pengembangan ternak di Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satu masalah yang dihadapi pada sistem pertanian di daerah ini adalah lemahnya penguasaan teknologi inovasi pertanian di tingkat petani yang berakibat buruk

    pada sistem pengelolaan usahatani. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperluas jangkauan dan penggunaan teknologi berbasis teknologi inovatif Badan Litbang Pertanian khususnya teknologi sistem pembibitan sapi potong berbasis “Zero Waste”. Kegiatan m-

    P3MI yang dilaksanakan di Desa Amassangang Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang dilaksanakan mulai Januari – Desember 2012 terdiri dari beberapa aspek antara lain (1) aspek produksi yaitu pembibitan sapi potong dengan dukungan berbagai inovasi

    teknologi; (2) aspek kelembagaan yaitu rekayasa kelembagaan melalui pembentukan “lembaga agroteknologi” yang berfungsi sebagai kelembagaan petani yang mengelola pelatihan maupun magang bagi petani maupun pihak lainnya. Hasil yang dicapai adalah

    (1) keragaan teknologi dalam pelaksanaan kegiatan m-P3MI meliputi : teknologi produksi, teknologi pakan dan teknologi pengelolaan hasil samping ternak sapi, (2)

    rekayasa kelembagaan meliputi : revitalisasi aturan main organisasi berupa pembagian peran dan fungsi kelompok tani/ternak menjadi organisasi kelompok tani yang saling berbagi peran dalam mendukung; penyempurnaan struktur dan fungsi organisasi yang

    dilembagakan menjadi “Lembaga Pelatihan Agroteknologi”, (3) terbentuknya usaha agribisnis di tingkat petani meliputi : Produk Pupuk Organik Cair (POC)/Biourine, kompos, dan pakan ikan/udang, yang dapat meningkatkan pendapatan petani/peternak sebesar

    96%.

    Kata kunci : Keragaan, teknologi, sapi potong, perdesaan

    PENDAHULUAN

    Badan Litbang Pertanian pada tahun 2011 merancang sebuah program pengembangan diseminasi inovatif yang terintegrasi di satu kawasan pengembangan agribisnis dengan nama “ Model Pengembangan Pertanian

    Perdesaan Melalui Inovasi (m-P3MI) ”. m-P3MI adalah program pemerintah yang pelaksanaannya bersifat “Multi Years“ dengan tujuan untuk

    memperkenalkan/memasyarakatkan hasil inovasi pertanian kepada masyarakat pengguna dalam rangka memacu adopsi inovasi di tingkat petani. Badan Litbang Pertanian beserta lembaga dan masyarakat pertanian lainnya telah berperan

    penting dalam pembangunan pertanian melalui penerapan inovasi teknologi, kelembagaan, dan kebijakan. Namun sejak pasca swasembada pangan, terjadi

    kecenderungan melambatnya adopsi inovasi tersebut dalam peningkatan

    mailto:[email protected]

  • 2

    produksi, seperti terlihat dari gejala stagnasi atau pelandaian produktivitas berbagai komoditas pertanian yang berakibat pada menurunnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani di perdesaan. Kelambatan

    tersebut terjadi antara lain karena diseminasi inovasi teknologi belum efektif dilaksanakan, (Badan Litbang Pertanian, 2011).

    Program m-P3MI dirancang untuk menjadi wadah yang mampu

    mensinergikan antar komponen-komponen dalam satu sistem diseminasi sehingga percepatan adopsi teknologi mulai dari lembaga penyedia teknologi,

    penyalur teknologi, sampai ke pengguna dapat berjalan baik. Kegiatan ini sifatnya partisipatif yang mengintegrasikan berbagai program strategis daerah dengan berbagai model yang telah dikembangkan seperti organisasi dan model

    kelembagaan pada Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), model penyuluhan dari Farmer Empowerment through Agriculture Technology

    and Information (FEATI) dan model pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dan Sekolah Lapang Agribisnis Sapi Potong (SL-ASP).

    Pemilihan komoditas ternak sapi ditujukan untuk menjalin sinergitas antara program m-P3MI dengan program Pemerintah Daerah setempat yakni program Gerakan Optimalisasi Sapi Potong (GOS). GOS adalah program yang

    dicanangkan pemerintah daerah Propinsi Suawesi Selatan pada tahun 2009, dimana salah satu daerah yang melaksanakan program ini adalah kabupaten

    Pinrang. Program ini bertujuan untuk meningkatkan populasi sapi dan distribusi pada kantong-kantong produksi sapi di berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan, (Dinas Pertanian, 2008). Program M-P3MI diharapkan dapat bersinergi dengan

    program pembangunan ekonomi lainnya yang sudah eksis di perdesaan. Antara m-P3MI dengan program pembangunan lainnya saling memperkuat sehingga

    menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang kelak bergerak meluas dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan pertanian secara regional dan bahkan nasional.

    Secara umum pengembangan sapi potong masih banyak mengalami hambatan karena pemeliharaannya yang masih bersifat tradisional sehingga tidak dapat berproduksi secara maksimal. Hal ini disebabkan karena tidak adanya

    pengawasan yang baik tentang pemenuhan pakan dimana pemberian pakan ternak dilakukan hanya sekedarnya, tanpa mempehitungkan kebutuhan standar

    gizi, bahkan sering dijumpai sapi potong dilepas begitu saja untuk mencari makanan sendiri, tatalaksana pemeliharaannya juga tidak dilakukan dengan baik dimana kandangnya hanya dibuat sekedar untuk tempat berlindung dari teriknya

    matahari di waktu siang dan udara yang dingin di waktu malam (Santoso, 2008). Kabupaten Pinrang merupakan salah satu daerah basis pengembangan

    ternak di Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satu masalah yang dihadapi pada sistem pertanian di daerah ini adalah lemahnya penguasaan teknologi inovasi pertanian yang berakibat buruk pada sistem pengelolaan usahatani. Terdapat

    kecenderungan akan lemahnya tingkat SDM petani yang diakibatkan oleh lemahnya akses petani terhadap sumber-sumber teknologi. Upaya peningkatan

    pendapatan petani di daerah ini dihadapkan pada kendala rendahnya kemampuan petani dalam menerapkan inovasi teknologi dan terbatasnya kemampuan petani dalam mengakses informasi pasar. Kondisi tersebut

    menempatkan petani semakin terpuruk dalam perangkap ketidakberdayaan

  • 3

    secara finansial. Program m-P3MI, diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut sehingga sistem pertanian berbasis agribisnis yang tangguh dapat dicapai.

    Tulisan ini bertujuan mendiskripsikan keragaan inovasi teknologi dan penerapannya pada pelaksanaan Program m-P3MI di Kabupaten Pinrang dalam meningkatkan pendapatan petani/peternak.

    METODOLOGI

    Kegiatan m-P3MI dilaksanakan di Desa Amassangang Kecamatan Lanrisang,

    Kabupaten Pinrang mulai bulan Januari – Desember 2012 terdiri dari beberapa aspek antara lain (1) aspek produksi yaitu pembibitan sapi potong dengan dukungan berbagai inovasi teknologi; (2) aspek kelembagaan yaitu rekayasa

    kelembagaan melalui pembentukan “lembaga agroteknologi” yang berfungs sebagai kelembagaan petani yang mengelola pelatihan dan magang bagi petani maupun pihak lainnya.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Keragaan Teknologi dalam Pelaksanaan Kegiatan m-P3MI

    m-P3MI menginisiasi muatan teknologi untuk memberdayakan masyarakat tani dengan mengintroduksikan teknologi adaptif sehingga mudah diadopsi oleh

    petani. Menyediakan teknologi adaptif untuk diadopsi oleh petani mengandung arti menyediakan pilihan untuk tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    tani. Adapun implementasi teknologi dilakukan melalui pendampingan teknis dengan memfasilitasi sarana dan prasarana pendukung seperti penyediaan peralatan, mesin, penyusunan media informasi tercetak untuk mempermudah

    melakukan prosedur operasional, penyediaan label produk serta kelengkapan administasi organisasi. Beberapa keragaan teknologi berbasis sapi potong yang terdapat pada lokasi m-P3MI di Kabupaten Pinrang, diuraikan pada 1 :

    Tabel 1. Keragaan teknologi pembibitan sapi potong berbasis Zero Waste pada Kegiatan m-P3MI di Kabupaten Pinrang, 2012.

    No. Jenis Teknologi Manfaat

    Teknologi produksi 1. Teknologi perkandangan Kandang induk sapi (efisiensi dalam

    pemeliharaan), dan kandang pembesaran (menghindari persaingan dengan sapi muda/dewasa)

    2. Inseminasi Buatan (IB) Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur serta mutu genetik ternak terjamin

    Teknologi pakan 1

    Teknologi pakan murah

    untuk usaha pembibitan sapi potong (kandungan protein 10 – 14%)

    Menekan kematian pedet pra-sapih < 3%

    Laju PBBH pedet & disapih umur 7 bulan 0,6

    kg/ek/hr Skor kondisi tubuh (kegemukan) induk

    selama menyusui dalam kategori sedang

  • 4

    Lanjutan ...

    No. Jenis Teknologi Manfaat

    2. Teknologi MOLases

    Multinutrien Blok (MMB)

    Memenuhi kebutuhan mineral ternak sapi dan

    meningkatkan efisiensi pencernaan sehingga produktivitas ternak meningkat

    3. Teknologi pembuatan jamu

    untuk ternak sapi

    Mengobati penyakit ternak agar ternak sehat

    dan produktivitasnya meningkat

    Teknologi pengolahan limbah ternak sapi

    1. Teknologi Biogas Menghemat biaya bahan bakar untuk rumah tangga sebesar 45%

    2. Teknologi pengolahan limbah digester biogas

    (slurry) menjadi pakan udang/ikan

    Meningkatkan pendapatan petani sebesar 40%

    3. Teknologi pembuatan

    kompos kotoran ternak sapi

    Meningkatkan pendapatan petani sebesar 48%.

    (Kapasitas pengolahan kompos 8 ton/bulan)

    4. Teknologi pembuatan Mikro

    Organisme Lokal (MOL)

    Menghemat biaya pembelian bahan starter

    untuk pembuatan POC/Biourine sebesar 20% 5. Pembuatan Pupuk Organik

    Cair (POC) /Bio Urine Meningkatkan pendapatan petani sebesar 200%

    Sumber : Data primer, 2012.

    Teknologi tepat guna merupakan teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang

    bersangkutan. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak

    polutif minimalis dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan (Anonimous, 2013). Teknologi tersebut di atas merupakan teknologi tepat guna yang secara

    realistis memberikan dampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani. Dari 10 jenis inovasi teknologi terdapat 3 jenis inovasi teknologi (biourine, kompos dan pakan ikan/udang) menghasilkan produk yang bernilai ekonomi dan

    dapat meningkatkan pedapatan petani sebesar 96%. Teknologi tersebut dikategorikan matang karena : 1) mampu menyelesaikan masalah teknis penting

    di wilayah tersebut. Sebuah masalah dianggap penting apabila : terjadi secara meluas, memiliki dampak yang besar terhadap potensi penurunan produksi, memiliki dampak sosial ekonomi yang negatif; 2) membantu petani untuk

    memenuhi permintaan pasar; 3) terbukti dapat diadaptasikan secara lokal dan dan dapat diadaptasikan pada kondisi lingkungan, budaya, sosial ekonomi, dan

    biofisik secara spesifik; 4) teknologi tersebut memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan mata pencaharian keluarga petani dan masyarakat di sekitarnya. Dampak signifikan yang dimaksud meliputi peningkatan profitabilitas

    usaha petani, mengurangi risiko ekonomi dan meningkatkan daya saing rantai pasok (supply chain; 5) input (fisik dan jasa) yang dibutuhkan untuk menerapkan

    teknologi tersebut tersedia secara lokal dan terjangkau oleh para petani.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi

  • 5

    Rekayasa Kelembagaan pada Kegiatan m-P3MI di Kabupaten Pinrang

    Kelembagaan pertanian adalah norma atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota

    masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan. Dalam kehidupan komunitas petani, posisi dan fungsi kelembagaan petani merupakan bagian pranata sosial yang memfasilitasi interaksi sosial atau

    social interplay dalam suatu komunitas. Kelembagaan pertani juga memiliki titik strategis (entry point) dalam menggerakkan sistem agribisnis di pedesaan. Untuk

    itu segala sumberdaya yang ada di pedesaan perlu diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme dan posisi tawar petani. Saat ini petani dan kelembagaan petani di Indonesia diakui masih belum sebagaimana

    yang diharapkan (Suradisastra, 2008). Seperti halnya di Kabupaten Pinrang, permasalahan yang masih melekat

    pada sosok petani dan kelembagaan petani adalah: 1). Masih minimnya wawasan dan pengetahuan petani terhadap masalah manajemen produksi maupun jaringan pemasaran, 2). Belum terlibatnya secara utuh petani dalam

    kegiatan agribisnis. Aktivitas petani masih terfokus pada kegiatan produksi (on farm), 3). Kemandirian permodalan usahatani belum terbentuk secara menyeluruh di kalangan petani, 4). Peran dan fungsi kelembagaan petani

    sebagai wadah organisasi petani belum berjalan secara optimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan upaya pengembangan, pemberdayaan, dan

    penguatan kelembagaan petani yang diharapkan dapat melindungi bargaining position petani. Upaya tersebut pada kegiatan m-P3MI dilakukan dalam bentuk: 1. Revitalisasi aturan main organisasi yakni yang semula belum terbentuknya

    pembagian peran dan fungsi kelompok tani/ternak menjadi organisasi

    kelompok tani yang saling berbagi peran dalam mendukung usaha pembibitan sapi potong tersebut seperti adanya kelompok tani sebagai penyedia bahan pakan berupa limbah pertanian, kelompok tani yang melakukan pembibitan

    sapi potong, kelompok tani pengolah limbah ternak dan kelompok tani yang bertanggung jawab terhadap pemasaran produk

    2. Penyempurnaan struktur dan fungsi organisasi Gapoktan yang sebelumnya hanya dimanfaatkan sebagai obyek kunjungan lapang petani/peternak dari kabupaten maupun propinsi lain, menjadi Gapoktan yang dilembagakan

    menjadi “Lembaga Pelatihan Agroteknologi” yang mengelola magang bagi petani maupun stakeholders lainnya.

    Rekayasa kelembagaan yang dilakukan pada kegiatan m-P3MI akan diuraikan

    dalam tabel 2 :

  • 6

    Tabel 2. Rekayasa Kelembagaan Kegiatan m-P3MI di Kabupaten Pinrang, 2012.

    No. Rekayasa Kelembagaan

    Sebelum Sesudah

    1 Anggota kelompok belum

    terlibat secara utuh dalam kegiatan agribisnis. Aktivitas petani masih

    terfokus pada kegiatan produksi (on farm)

    Revitalisasi aturan main organisasi gapoktan berupa

    pembagian fungsi dan peran kelompok tani dalam melakukan usaha agribisnis (antara lain: unit

    penyedia tenaga kerja, unit penyedia input, unit penanganan output, unit pemasaran dan unit pengelola permodalan) sehingga petani ikut berperan secara utuh dalam kegiatan agribisnis

    2 Gapoktan berfungsi sebagai wahana kunjungan petani antar

    daerah di Sul-Sel

    Gapoktan difungsikan sebagai lembaga pengelola magang (Lembaga agroteknologi) bagi petani maupun stakeholders lainnya baik dari dalam

    maupun luar Sul-Sel

    Sumber : Data primer, 2012.

    Indikator Keberhasilan Kegiatan m-P3MI di Kabupaten Pinrang

    m-P3MI dilakukan melalui pendampingan teknis meliputi peragaan inovasi

    teknologi yang melibatkan kelompok tani dan Gapoktan yang dilakukan dalam batasan wilayah tertentu. Oleh karena itu pemahamann konsep wilayah dan

    pembangunan wilayah perdesaan menjadi landasan utama dalam penyelenggaraan kegiatan m-P3MI. Adapun indikator keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan m-P3MI adalah :

    Terjadinya perkembangan skala usaha Bertambahnya jumlah petani adopter

    Adanya diversifikasi produk dan diversifikasi usaha

    Terbentuknya jejaring kerja (partnership) Meningkatnya volume Produk yang dijual

    Meningkatnya volume input yang dibutuhkan

    Meluasnya jangkauan pasar produk yang dihasilkan Meningkatnya produktivitas

    Peningkatan penerimaan total rumah tangga tani petani

    Meningkatnya ekonomi masyarakat Peningkatan ekonomi masyarakat (kesempatan kerja, oportunity tenaga kerja)

    Berdasarkan indikator tersebut diatas capaian hasil pelaksanaan kegiatan m-P3MI di Kabupaten Pinrang dapat dilihat pada Tabel 3.

  • 7

    Tabel 3. Capaian hasil pelaksanaan kegiatan m-P3MI di Kabupaten Pinrang, 2012

    No Indikator Keberhasilan Capaian Hasil

    1 Terjadinya perkembangan skala usaha

    Sistem pemeliharaan induk sapi 10 ekor/unit usaha pembibitan yang dapat menghasilkan pedet 9 ekor /tahun (90%) dengan asumsi 10 % tingkat

    kegagalan yg disebabkan oleh penyakit dan faktor alam

    2 Bertambahnya jumlah

    petani adopter

    Petani adopter yang semula berjumlah 5 KK

    menjadi 15 KK dalam kelompok tani dan 30 KK di luar kelompok tani dengan jenis teknologi yang diadopsi adalah formulasi pakan murah untuk

    penggemukan ternak sapi, teknologi MMB, Inseminasi buatan (IB), pembuatan POC, Teknologi Biogas, Teknologi Kompos, dan

    teknologi PTT padi 3 Adanya diversifikasi usaha Awalnya adalah 1 unit usaha pembibitan sapi

    yang dikembangkan menjadi 1 unit usaha pembuatan kompos dan pakan udang serta 1 unit usaha pembuatan POC

    4 Terbentuknya jejaring kerja (partnership)

    - Jejaring kerja dengan BPTP dan perguruan tinggi sebagai narasumber teknologi

    - Jejaring kerja dengan Litbang Pertanian yakni legalisasi produk POC

    - Jejaring kerja dengan Pemda Kabupaten Pinrang yakni regulasi pemasaran produk POC

    - Jejaring kerja dengan kelompok tani antar kabupaten yakni Farmer Manage ekstension Aktivity (Penyuluhan yg dikelola oleh petani)

    - Jejaring kerja dengan Pemda Propinsi Sulawesi Utara Kabupaten Bolaang Mangondow yakni kelompok tani

    Amassangang sebagai narasumber teknologi pada replikasi usaha peternakan dan usaha

    perbenihan di Propinsi Sulawesi Utara 5 Meningkatnya volume

    Produk yang dijual Tahun 2011 penjualan POC 500 jerigen per Musim Tanam dan pada tahun 2012 meningkat

    menjadi 2000 jerigen/musim tanam yakni 1500 disuplay pada lokasi SL-PTT yang ada di kabupaten Pinrang dan 500 jerigen untuk di luar

    Kabupaten Pinrang 6 Meningkatnya volume input

    yang dibutuhkan Usaha pembuatan kompos tahun 2011 membutuhkan bahan baku kotoran sapi 4

    ton/bulan, tahun 2012 membutuhkan 12 ton/bulan bahkan lebih jika permintaan pasar meningkat. Begitu pula dengan pembuatan POC

    sebelumnya membutuhkan 2.500 liter/musim tanam, sekarang membutuhkan 7500 liter/musim tanam

    7 Meluasnya jangkauan pasar produk yang dihasilkan

    Tahun 2011 jangkauan pasar hanya di kabupaten Pinrang, pada tahun 2012 jangkauan pasar sudah

    sampai pada 16 kabupaten lainnya di Sul-Sel

  • 8

    Lanjutan...

    No Indikator Keberhasilan Capaian Hasil

    8 Meningkatnya produktivitas Produktivitas tanaman padi sebelum pelaksanaan

    kegiatan 5 - 6 ton/ha GKG, dan setelah pelaksanaan kegiatan adalah 7 - 8 ton/ha

    9 Peningkatan penerimaan total rumah tangga tani petani

    Pendapatan petani meningkat 200% diukur berdasarkan pendapatan rumah tangga tani sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan (dari 3

    unit usaha) 10 Peningkatan ekonomi

    masyarakat (kesempatan

    kerja, oportunity tenaga kerja)

    Usaha pembibitan sapi dan pembuatan POC menyerap tenaga kerja 6 orang dan usaha

    pembuatan kompos dan pakan udang menyerap tenaga kerja 5 orang. Replikasi usaha

    penggemukan ternak sapi sebanyak 3 unit menyerap tenaga kerja 10 orang sehingga seluruhnya berjumlah 24 orang

    12 Pembentukan kebijakan oleh Pemda Kabupaten Pinrang

    Regulasi tentang penggunaan produk POC “Lantonic” pada seluruh lokasi SL-PTT di Kabupaten Pinrang

    Sumber : Data primer, 2012.

    KESIMPULAN

    1. Keragaan teknologi pembibitan sapi berbasis zero waste dalam kegiatan m-P3MI di Kabupaten Pinrang secara garis besar meliputi :

    (1) teknologi produksi; (2) teknologi pakan dan (3) teknologi pengolahan hasil samping ternak sapi. Teknologi tersebut merupakan

    solusi bagi permasalahan yang dihadapi peternak di Kabupaten Pinrang.

    2. Rekayasa kelembagaan yang dilakukan pada kegiatan m-P3MI di

    Kabupaten Pinrang meliputi : (1) revitalisasi aturan main organisasi berupa pembagian peran dan fungsi kelompok tani/ternak menjadi

    organisasi kelompok tani yang saling berbagi peran dalam mendukung pengembangan usaha pembibitan sapi potong; (2) penyempurnaan

    struktur dan fungsi organisasi yang dilembagakan menjadi “Lembaga Pelatihan Agroteknologi” .

    3. Kegiatan m-P3MI berbasis sapi potong di Kabupaten Pinrang

    meningkatkan dinamika kelompok tani yang berorientasi pada terbentuknya usaha agribisnis di tingkat petani, dimana usaha ini

    merupakan usaha agribisnis berke