ok-ii-10-supriyadai-_109-115

7
 109 PENGARUH VARIETAS, PUPUK, DAN SISTIM TANAM TERHADAP KANDUNGAN ZAT MAKANAN DALAM JERAMI PADI Supriadi 1 , Subowo G. 2 , dan Sarjiman 1  1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 2 Balai Penelitian Tanah  AB STRAK Keberhasilan pengembangan pertanian sangat tergantung kepada keberhasilan petani dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang dimiliki. Bahan pakan utama ternak ruminansia adalah hijauan, baik yang berasal dari rumput-rumputan maupun dari limbah pertanian seperti jerami padi. Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta limbah pertanian telah menjadi tumpuan sumber hijauan pakan sepanjang tahun. Produksi limbah pertanian di wilayah ini diperkirakan sebanyak 765.184 ton bahan kering/tahun; diantaranya berupa  jerami padi sebanyak 478.222 ton bahan kering. Penelitian ini dilakukan di Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman mulai dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2009. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa, kandungan zat makanan terutama protein dalam jerami padi berdasarkan varietas rata-rata tertinggi dicapai pada varietas V1 (IR-64) yaitu sebesar 4,2% sedangkan rata-rata terendah pada varietas V3 (Cimelati) yaitu sebesar 2,8%, sedangkan kandungan protein dalam jerami rata-rata tertinggi berdasarkan pengaruh pupuk adalah pada perlakuan P3 yaitu sebesar 4,37%, sedangkan rata-rata terendah pada perlakuan P0 (kontrol) yaitu sebesar 2,80%. Pengaruh sistim tanam terhadap kandungan protein dalam jerami padi rata-rata tertinggi dicapai pada perlakuan S1 (sistim legowo dua baris) yaitu sebesar 4,20% sedangkan rata-rata terendah pada sistim penanaman S0 (sistim tegel) yaitu sebesar 2,8%. PENDAHULUAN Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta limbah pertanian telah menjadi tumpuan sumber hijauan pakan sepanjang tahun. Produksi limbah pertanian di wilayah ini diperkirakan sebanyak 765.184 ton bahan kering/yahun; diantaranya berupa jerami padi sebanyak 478.222 ton bahan kering (Utomo, 1999). Upaya mengoptimalkan pemanfaatan limbah pertanian dilakukan dengan berbagai cara. Untuk mengatasi fluktuasi ketersediaan limbah pertanian, petani telah melakukan pengeringan untuk menyimpannya sebagai persediaan yang tidak hanya digunakan pada saat sulit pakan,bahkan digunakan sepanjang tahun. Supriadi et al. (1999) Berdasarkan hasil pengkajian di lahan kering Gunungkidul bahwa

Upload: aditya-dana-iswara

Post on 14-Oct-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Faktor yang mempengaruhi kandungan tanaman

TRANSCRIPT

  • 109

    PENGARUH VARIETAS, PUPUK, DAN SISTIM TANAM TERHADAP KANDUNGAN ZAT MAKANAN

    DALAM JERAMI PADI

    Supriadi1, Subowo G.2, dan Sarjiman1

    1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 2 Balai Penelitian Tanah

    ABSTRAK

    Keberhasilan pengembangan pertanian sangat tergantung kepada keberhasilan petani dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang dimiliki. Bahan pakan utama ternak ruminansia adalah hijauan, baik yang berasal dari rumput-rumputan maupun dari limbah pertanian seperti jerami padi. Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta limbah pertanian telah menjadi tumpuan sumber hijauan pakan sepanjang tahun. Produksi limbah pertanian di wilayah ini diperkirakan sebanyak 765.184 ton bahan kering/tahun; diantaranya berupa jerami padi sebanyak 478.222 ton bahan kering. Penelitian ini dilakukan di Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman mulai dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2009. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa, kandungan zat makanan terutama protein dalam jerami padi berdasarkan varietas rata-rata tertinggi dicapai pada varietas V1 (IR-64) yaitu sebesar 4,2% sedangkan rata-rata terendah pada varietas V3 (Cimelati) yaitu sebesar 2,8%, sedangkan kandungan protein dalam jerami rata-rata tertinggi berdasarkan pengaruh pupuk adalah pada perlakuan P3 yaitu sebesar 4,37%, sedangkan rata-rata terendah pada perlakuan P0 (kontrol) yaitu sebesar 2,80%. Pengaruh sistim tanam terhadap kandungan protein dalam jerami padi rata-rata tertinggi dicapai pada perlakuan S1 (sistim legowo dua baris) yaitu sebesar 4,20% sedangkan rata-rata terendah pada sistim penanaman S0 (sistim tegel) yaitu sebesar 2,8%.

    PENDAHULUAN

    Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta limbah pertanian telah menjadi tumpuan sumber hijauan pakan sepanjang tahun. Produksi limbah pertanian di wilayah ini diperkirakan sebanyak 765.184 ton bahan kering/yahun; diantaranya berupa jerami padi sebanyak 478.222 ton bahan kering (Utomo, 1999). Upaya mengoptimalkan pemanfaatan limbah pertanian dilakukan dengan berbagai cara. Untuk mengatasi fluktuasi ketersediaan limbah pertanian, petani telah melakukan pengeringan untuk menyimpannya sebagai persediaan yang tidak hanya digunakan pada saat sulit pakan,bahkan digunakan sepanjang tahun. Supriadi et al. (1999) Berdasarkan hasil pengkajian di lahan kering Gunungkidul bahwa

  • Supriadi et al.

    110

    ketahanan pakan hijauan ditentukan oleh pola tanam yang sedang berjalan. Krisis pakan hijauan umumnya terjadi pada bulan Juni hingga bulan Oktober, yaitu pada saat musim kemarau. Pola tanam yang ada baik di lahan tegalan ataupun di lahan pekarangan hanya dapat menyediakan limbah pertanian di saat musim hujan, namun pada saat musim kemarau limbah pertanian yang ada tinggal hijauan kering dan ramban dari pekarangan dengan jumlah terbatas. Limbah pertanian yang berupa tongkol jagung, jerami kacang, kulit kacang, batang ubikayu yang biasanya tidak dijadikan pakan ternak, setelah digiling dan dicampurkan dengan konsentrat akan menjadi complete feed yang dapat mengatasi krisis pakan di saat musim kemarau.

    Banyak peternak di lahan kering yang mengalami kendala kesulitan mendapatkan hijauan pakan, terlebih lagi pada musim kemarau dimana produksi hijauan turun drastis, sedangkan populasi ternak relative tetap sehingga seakan-akan terlalu banyaknya ternak yang dipelihara saat itu melampaui kemampuan alam untuk menyediakan hijauan pakan, keadaan ini sangat tidak mendukung terhadap usaha peningkatan populasi ternak.

    Kemampuan reproduksi yang rendah sering dijumpai pada ternak betina ditingkat petani yang diawali sejak ternak usia muda, kekurangan pakan berakibat dewasa kelamin terlambat, bahkan dibeberapa daerah di jumpai uterus tidak berkembang optimal (terlalu kecil) menurut para ahli ilmu nutrisi kelainan bentuk uterus terlalu kecil ini kemungkinan disebabkan kekurangan gizi pakan (mal nutrition) dalam jangka waktu yang cukup panjang terutama pada saat ternak dalam masa pertumbuhan (Anonimuos; 1997; dalam Supriadi et al., 1997) kondisi ini berulang kali terjadi disaat musim kemarau.

    Pengkajian ini adalah untuk mempelajari kandungan zat makan yang ada dalam jerami padi yang hubungannya untuk pakan ternak, seperti kandungan protein kasar, lemak kasar, serat kasar, kadar air dan abu dalam jerami padi, hal ini dilakukan karena jerami padi merupakan pakan andalan yang umum diberikan pada ternak sepanjang tahun terutama pada saat musim kemarau.

    METODOLOGI

    Penelitian dilaksanakan di tanah sawah semiintensif, Dusun Berbah, Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman pada bulan Mei 2009 sampai Desember 2009 sebanyak dua musim tanam. Analisis jaringan tanaman

  • Pengaruh Varietas, Pupuk, dan Sistim Tanam Terhadap Kandungan Zat Makanan

    111

    dilaksanakan di Laboratorium Tanah dan laboratorium peternakan BPTP Yogyakarta.

    Penelitian ini bersifat pengkajian spesifik lokasi sehingga disign, prosedur/metodologi dan analisis data mengikuti kaedah pengkajian. Pemberian pupuk kimia didasarkan pada rekomendasi status hara tanah dan penyediaan air irigasi optimal. Perlakuan di plot percobaan : faktor I adalah varietas IR-64 (V1), Ciherang (V2) dan varietas Cimelati (V3); faktor II adalah pemupukan dengan perlakuan P0). Tidak dipupuk; P1) = pupuk yang diberikan urea 280kg/ha, SP-36 50kg/ha, KCl 100 kg/ha; P2) = pupuk yang diberikan urea 280kg/ha, SP-36 50kg/ha, KCl 100 kg/ha+ 2 ton pupuk kandang; dan P3) = pupuk yang diberikan urea 560kg/ha, SP-36 100kg/ha, KCl 200 kg/ha+ 1 ton pupuk kandang. faktor III adalah sistim tanam S0). Sistim tanaman tegel jarak tanaman 20 x 20cm S1). Sistim tanaman sisip legowo, jarak tanam 20 x 10 cm. Penanaman umur benih 15 hari, 2-3 batang/tancep. Penyiangan menggunakan gosrok dan tangan. Analisis data kandungan unsur nutrisi pada jerami yang meliputi protein kasar, lemak, serat kasar, abu dan bahan kering.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Profil tanah lokasi penelitian

    Deskripsi profil tanah lokasi penelitian Untuk profil tanah pada horison Ap : 0-25 cm; coklat sangat tua (10 YR 3/2), liat berdebu; lemah sampai masif, sedang, gumpal membulat; agak teguh sampai teguh (lembab), agak lekat dan tidak plastis (basah), sedikit smeary, pori mikro banyak, meso sedang, makro sedikit; perakaran halus banyak; pH 6,5; batas horison jelas rata dan horison Bw1: 25-42 cm, coklat tua kekelabuan (10 YR 4/2) dan coklat tua kemerahan (2,5 YR ), liat berdebu, kuat sampai sedang; gumpal membulat; teguh (lembab), agak lekat dan agak plastis (basah), pori mikro banyak, meso sedikit, perakaran tidak ada, pH 6,5. Horison yang diamati sampai kedalaman BC (102-135) cm.

    Pengaruh varietas terhadap kandungan nutrisi pada jerami padi

    Kandungan zat makanan terutama protein dalam jerami padi berdasarkan varietas rata-rata tertinggi dicapai pada varietas V1 (IR-64) yaitu sebesar 4,2% sedangkan rata-rata terendah pada varietas V3 (Cimelati) yaitu sebesar 2,8%,

  • Supriadi et al.

    112

    Hasil analisis statistik bahwa kandungan zat makanan dalam jerami padi varietas IR-64, Ciherang dan Cimelati pada umumnya tidak ada perbedaan tetapi pada kandungan protein kasar pada varietas IR-64 paling tinggi dibandingkan dengan varietas yang lainnya dan yang terendah adalah pada varietas Cimelati.

    Tabel 1. Pengaruh varietas padi terhadap kandungan zat makanan dalam jerami padi

    No. Varietas Kadar air Abu Lemak Serat Bahan kering

    Protein kasar

    1. V1 0,13 26,50 1,89 34,34 0,87 4,20 a

    2. V2 0,25 28,76 1,36 26,49 0,89 3,50 ab

    3. V3 0,35 25,78 1,83 28,20 0,86 2,80 b

    Keterangan : Varietas IR-64 (V1), Ciherang (V2), dan Varietas Cimelati (V3)

    Pengaruh pemupukan terhadap kandungan nutrisi pada jerami padi

    Pengkayaan unsur hara pada padi sawah dapat dilakukan, antara lain melalui pemupukan langsung di lahan produksi maupun di pesemaian, pencelupan akar sebelum di tanam, dan pencelupan gabah sebelum disemai. Praktek-praktek dilapangan pada umumnya menggunakan model sebar pupuk langsung di lahan produksi sesuai dengan kondisi fisiologis tanaman, dengan menggunakan pupuk tunggal (Urea, KCl dan SP-36) ditambah dengan pupuk organik yang berasal dari limbah kandang.

    Sumarno (2006) juga menyatakan kerusakan kimia lahan sawah intensif dapat terjadi akibat penambangan oleh tanaman secara terus menerus. Akibatnya tanah sawah yang mengalami intensitas pertanaman tinggi dan monokultur seperti padi IP 400 akan cepat mengalami kekahatan unsur hara mikro. Setyorini et al. (2004) menyampaikan di lahan sawah intensif sebagian besar unsur hara mikro antara lain 60% Zn dan 50% Fe hilang melalui jerami yang terangkut.

    Penyerapan unsur hara yang ada di dalam tanah oleh tanaman padi sebagian besar akan dimobilisasi ke bulir gabah dan sebagai kecil adan tertinggal di jerami. Untuk mengetahui berapa besar unsur hara, dalam hal ini adalah zat makanan yang masih dapat digunakan oleh ternak seperti protein kasar ; lemak kasar, serat kasar, abu dan bahan kering yang masih terkandung dalam jerami

  • Pengaruh Varietas, Pupuk, dan Sistim Tanam Terhadap Kandungan Zat Makanan

    113

    maka dilakukan analisis jerami, apakah ada pengaruh dari pemupukan, hasilnya tertera pada Tabel 2.

    Analisi statistik menunjukan adanya perbedaan pada kandungan protein kasar yaitu tertinggi pada perlakuan P3 yaitu sebesar 4,37% dan yang terrendah pada perlakuan P0. Kandungan nutrisi yang lainnya tidak menunjukan adanya perbedaan mulai dari kadar lemak, abu, serat kasar dan bahan kering.

    Tabel 2. Pengaruh pemupukan terhadap Kandungan zat makanan dalam jerami padi

    No. Perlakuan Kadar air Abu Lemak Serat Bahan kering Protein kasar

    1. P0 0,53 28,69 1,12 34,71 0,92 2,80 a 2. P1 0,17 24,99 1,65 28,05 0,83 3,00 ab 3. P2 0,13 27,18 1,77 24,21 0,87 3,83 ab 4. P3 0,13 27,17 2,24 31,73 0,87 4,37 a

    Keterangan : P0 = Tidak dipupuk P1 = Pupuk yang diberikan urea 280kg/ha, SP-36 50kg/ha, KCl 100 kg/ha P2 = Pupuk yang diberikan urea 280kg/ha, SP-36 50kg/ha, KCl 100 kg/ha+ 2 ton pupuk

    kandang P3 = Pupuk yang diberikan urea 560kg/ha, SP-36 100kg/ha, KCl 200 kg/ha+ 1 ton

    pupuk kandang

    Tingginya kandungan protein kasar pada perlakuan P3 menunjukan bahwa pemberian pupuk dapat mempengaruhi kandungan protein kasar yang terkandung dalam jerami, semakin tinggi pupuk yang diberikan akan semakin tinggi kandungan protein kasar yang terkandung dalam jerami. Pemberian pupuk pada perlakuan P3 adalah 200% dari perlakuan P1 dan P2 kecuali pupuk kandang hanya 50%, sehingga ada kemungkinan yang mempengaruhi kandungan protein kasar pada jerami padi adalah pupuk unorganik yang diberikan.

    Pengaruh sistim tanam terhadap kandungan nutrisi pada jerami padi

    Pengaruh sistim tanaman terhadap kandungan zat makanan dalan jerami padi tetera pada Tabel 3. Hasil analisi statistik menunjukan bahwa penguruh sistim tanaman berpengaruh pada kadar air, lemak kasar, bahan kering dan

  • Supriadi et al.

    114

    protein kasar, sedangkan pada abu, dan serat kasar tidak menunjukan adanya perbedaan.

    Tabel 3. Pengaruh tanam sisip terhadap Kandungan zat makanan dalam jerami padi

    No. Perlakuan Kadar air Abu Lemak kasar

    Serat kasar

    Bahan kering

    Protein kasar

    1. S0 0.53 a 28.69 1.12 a 34.71 0.92 a 2.80 a 2. S1 0.13 b 26.76 2.27 b 29.45 0.87 b 4.20 b

    Keterangan : S0 = Sistim tanaman tegel jarak tanaman 20 x 20cm S1 = Sistim tanaman sisip legowo, jarak tanam 20 x 10 cm

    Kandungan protein kasar tertinggi adalah pada sistim tanam sisip legowo yaitu mencapai 4,20%, hal ini mungkin disebabkan karena adanya ruang antara barisan tanaman sehingga terjadi penyinaran yang penuh pada tanaman yang ada dibagian pinggir, sehingga terjadi fotositesisi yang berjalan dengan baik.

    Implikasi jerami padi sebagai pakan ternak

    Implikasi jerami padi sebagai pakan ternak tergantung pada seberapa banyak kandungan zat makanan yang masih terkandung dalam jerami padi, semakin banyak kandungan zat makanan dalam jerami padi akan semakin baik jerami tersebut digunakan untuk pakan ternak.

    Hasil penelitian di atas menunjukan bahwa apabila merujuk pada kandungan protein tertinggi yang ingin dicapai sebagai pakan ternak, maka sebaiknya varietas padi yang ditanam adalah varietas IR-64, dengan pupuk yang diberikan urea 560kg/ha, SP-36 100kg/ha, KCl 200 kg/ha+ 1 ton pupuk kandang dan ditanaman dengan sistim sisip legowo.

    KESIMPULAN

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa padi varietas IR-64 memiliki kandungan zat makanan (protein kasar) yang lebih baik dibandingkan dengan varietas Ciherang dan Cimelati. Pemberian pupuk dengan dosis urea 560kg/ha, SP-36 100kg/ha, KCl 200 kg/ha + 1 ton pupuk kandang mendapatkan kandungan protein kasar dalam jerami yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan

  • Pengaruh Varietas, Pupuk, dan Sistim Tanam Terhadap Kandungan Zat Makanan

    115

    yang lainnya, sedangkan sistim tanaman yang paling tinggi kandungan protein kasarnya adalah pada sistim tanaman sisip legowo. Implikasi jerami padi sebagai pakan ternak adalah semakin tinggi kandungan zat makananya akan semakin baik jerami tersebut sebagai pakan ternak.

    DAFTAR PUSTAKA

    Supriadi, A. Musofie, Niniek.K.W, Sri. B.L dan Budi.P 1999. Laporan Pengkajian Peningkatan Produkstivitas Sapi Melalui Perbaikan Reproduksi dan Kualitas Pakan. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta.

    Supriadi. Nugroho, E. Masbulan. 1997b. Penerapan Teknologi SUK Di Kawasan Perbukitan Kritis Zona Agroekologi Va Wilayah Labil Lereng Merapi. Prosiding Seminar. Teknologi Sistim Usahatani Konservasi Lahan Kering Kawasan Perbukitan Kritis, 1997

    Setyorini, D., L.R. Widowati dan S. Rochayati. 2004. Teknologi Pengelolaan Hara Lahan Sawah Intensifikasi. : Fahmuddin Agus et al. (penyunting). Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Hal. 137-167. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.

    Sumarno. 2006. Sistim Produksi Padi Berkelanjutan dengan Penerapan Revolusi Hijau Lestari. Pros. Semnas. Sumberdaya Lahan pertanian Buku I, BB Litbang SDLP, p: 31 52.

    Utomo, R. 1999. Jerami Padi sebagai Pakan: Potensi, Kendala dan Prospek. Pidato Pengukuhan Jabatan Lektor Kepala pada Fak. Peternakan Univ. Gadjah Mada Yogyakarta.