oceanography 2018 - oseanografi.lipi.go.idoseanografi.lipi.go.id/haspen/booklet3-revtema.pdf · -...
TRANSCRIPT
OCEANOGRAPHYSCIENCE W E E K 201819 - 23 FEBRUARI 2018
AGENDA
113 Tahun Riset Oseanografi di Indonesia: menjaga kesehatan dan kehati laut kita untuk ketahanan pangan bangsa
OCEANOGRAPHYSCIENCE W E E K 2018Dalam rangka hari ulang tahun yang ke-113, P2O mengadakan kegiatan Oceanography Science Week 2018. Kegiatan ini terdiri dari beberapa event yang melibatkan berbagai pihak eksternal, seperti pengambil kebijakan, pelaku pasar, dan masyarakat luas. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wahana komunikasi antara P2O dengan para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat luas. Semua komponen kegiatan ini dirancang untuk melibatkan pihak eskternal, mulai dari sebagai peserta, narasumber dan partner kerjasama
Pusat Penelitian Oseanografi - LIPIJl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta 14430Telp. 021 - 64713850 , Fax. 021 - 64711948Email. [email protected]. www.oseanografi.lipi.go.id
Science to
Science
Science to
Stakeholder
Science to
Community
AG
EN
DA
OCEANOGRAPHYSCIENCE W E E K 2018
TRAINING
19 - 21 Februari 2018Monitoring stok teripang di alam
20-22 Februari 2018Training Marine debris
DISKUSI PUBLIK/FGD
21 Februari 2018 Diskusi Riset Pulau Terluar
22 Februari 2018Diskusi Publik tentang Hilirisasi Produk
20 - 22 Februari 2018FGD Indeks Mangrove
19 - 20 Februari 2018FGD Indeks Lamun
OPENING &LAUNCHING
20 Februari 2018- Launching Buku Jenis jenis Karang di Indonesia Jilid 3- Launching Basis data nasional ekosistem pesisir Indonesia-
Konsep Pusat Data Nasional
EKSPOSE / MEDIA BRIEFING
20 Februari 2018- Terumbu karang di
Indonesia: ancaman dan solusi
- Kapsul Waktu Pemanasan dan Pengasaman Laut
serta Kelestarian Terumbu Karang Indonesia- Monster mini di laut kita: ancaman sampah
mikroplastik terhadap ekosistem laut
KICK OF MEETING COREMAP CTI LIPI
23 Februari 2018- Sosialisasi Pemantauan Indeks
Terumbu Karang- Penandatangan Perjanjian Kerja
sama dengan UMRAH, UNDIP, UNRAM, UNSRAT, UNHAS
08:00 - 09:00 Registrasi
09:00 - 09:05 Pembukaan
09:05 - 09:10 Menyanyikan lagu Indonesia Raya
09:10 - 09:20 Laporan Ketua Panitia
09:20 - 09:30 Sambutan Kepala Puslit P2O
09:30 - 09:40 Arahan dan pembukaan Deputi IPK
09:40 - 09:45 Foto Bersama tamu undangan
09:45 - 09:55 Launching Buku Terumbu Karang
09:55 - 10:10 Launching Basis Data Nasional Ekosistem Pesisir
10:10 - 12:10 Media Brief
Pengantar Media Briefing (Dr. Dirhamsyah MA)
Terumbu karang di Indonesia : ancaman dan solusi (Prof. Dr. Suharsono)
Kapsul Waktu Pemanasan dan Pengasaman Laut serta Kelestarian Terumbu Karang Indonesia (Dr. Intan S. Nurhati)
Monster mini di laut kita: ancaman sampah mikroplastik terhadap ekosistem laut (M. Reza Cordova, M.Si) Tanya Jawab
Penutup MC
PEMBUKAAN/LAUNCHING/MEDIA BRIEFING 20 Februari 2018
113 Tahun Riset Oseanografi di Indonesia: menjaga kesehatan dan kehati laut kita untuk ketahanan pangan bangsa
TUJUAN PELATIHANSetelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan mampu melakukan observasi teripang di area intertidal sesuai metode dan prosedur yang representatif (metode tracking teripang menggunakan GPS) dengan baik dan benar dengan kompetensi pelatihan :1. Mempersiapkan survey dan melakukan observasi teripang dengan
baik. 2. Melakukan pengambilan data teripang di lapangan sesuai metode
dengan benar.3. Menyusun laporan lapangan sesuai format yang ditentukan.
Teripang adalah sebagian kecildari kelompok timun laut (Kelas
Holothuroidea, Filum echinodermata)yang diperdagangkan di skala lokal
maupun internasional sebagai komoditas makanan dan obat
tradisional, terutama bagi komunitas Cina di Indonesia dan seluruh dunia
Indonesia merupakan negara eksportir teripang terbesar sebelum tahun 2000
menurut data FAO, dengan tujuan eksport utama adalah Hong Kong SAR
(Cina)
Pelatihan Monitoring Stok Teripang Di Alam
Beberapa jenis teripang terindikasi mengalami tangkap lebih (over-exploitasi), hal ini dapat diperhatikan dari harga beberapa jenis teripang di pengepul yang sangat tinggi sedangkan sebagian jenis lainnya bernilai jual sangat rendah.Menurut hasil wawancara dengan beberapa pengepul, tingginya harga tersebut dikarenakan semakin langka/sulit didapatkannya jenis-jenis teripang tertentu, sedangkan permintaan pasar semakin meningkat. Dalam kasus ini muncul ungkapan “semakin sulit dicari jenis komoditas makaharganya akan semakin tinggi”.
Dari sisi khasiat, teripang dipercaya sebagai “functional food” karena mengandung senyawa bioaktif yang diyakini bisamenjadi obat. Meningkatnya permintaan teripang untukkepentingan farmakologi menjadikan teripang sebagaikomoditas yang semakin dicari.
Dalam setengah dekade ini, IUCN (International Union for Conservation of Nature) mengevaluasi lebih dari 300 jenistimun laut Ordo Aspidochirotida dalam rangka mengetahui status populasinya (Palidoro dalam Purcell et al., 2011). Di sisi lain, CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) bersamasamadengan negara-negara eksportir teripang mendiskusikan mengenai perlunya memasukkan teripang kedalam daftar Appendix II atau Appendix III CITES.
METODE PELATIHAN
1. Ceramah/Teori2. Diskusi
3. Tanya Jawab4. Studi Kasus
5. Latihan/Praktik
JADWAL KEGIATAN TRAINING MONITORING STOK TERIPANGPUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIANOVOTEL MANGGA DUA HOTEL, JAKARTA DAN P. PARI,
18 FEBRUARI - 23 FEBRUARI 2018
PESERTA :Peserta dalam pelatihan ini sebanyak 15 orang dan berasal dari perwakilan Universitas yang terlibat dalam kegiatan RHM Coremap-CTI (UNHAS, UNDIP, UNSRAT, UNRAM, UMRAH dan UNDANA), Satker di bawah Pusat Penelitian Oseanografi LIPI (UPT P. Pari, UPT Bitung, UPT Tual, UPT Mataram, UPT Biak) dan Pusat Penelitian Laut Dalam-LIPI, Ambon.
NARASUMBER :Ana Setyastuti (Echinodermata)Ismiliana Wirawati (Echinodermata)Indra Bayu Vimono (Echinodermata)Kasih Anngrani (GIS)Abdullah Salatohi (GIS)
Contact: Ana Setyastuti (08563386753)
Waktu Mata Diklat Fasilitator
Minggu, 18 Februari 2018
14.00 - …. Cek In Hotel Penyelenggara
Senin, 19 Februari 2018
07.00-08.00 Makan pagi Penyelenggara
08.00-08.30 Overview Kegiatan Teripang dan pre-test Penyelenggara
08.30-10.00 Materi Penjelasan Teknis Training Monitoring Stok Teripang Ana Setyastuti
10.00-12.15 Basic Knowledge Teripang: Bioekologi Ismiliana Wirawati
12.15-13.00 Ishoma Penyelenggara
13.00-15.15 Metode Observasi Stok Teripang: Intertidal Indra Bayu Vimono
15.15-16.45 Metode Tracking Teripang menggunakan GPSKasih Anggraini/Abdullah Salatohi
16.45-18.15 Metode Input Data GPS Stok TeripangKasih Anggraini/Abdullah Salatohi
18.15-19.30 Ishoma Penyelenggara
19.30-20.30 Briefing Persiapan Perjalanan ke Pulau Pari Penyelenggra
Selasa, 20 Februari 2018
07.00-08.00 Makan pagi Penyelenggara
08.00-10.00 Pembukaan Pelatihan yang merupakan rangkaian kegiatan Oceanography Science Week
Penyelenggara
10.00-12.00 Perjalanan Menuju Pulau Pari Penyelenggara
12.00-13.00 Ishoma Penyelenggara
13.00-16.00 Simulasi praktek lapangan di darat Semua Pengajar
16.00-18.30 Praktek Observasi Stok Teripang di Intertidal 1 Semua Pengajar
18.30-20.00 Ishoma Penyelenggara
20.00-21.30 Materi Teknis Penulisan Field Report Ana Setyastuti
Rabu, 21 Februari 2018
06.00-07.00 Makan Pagi Penyelenggara
07.00-12.00 Praktek Observasi Stok Teripang di Intertidal 2 Semua Pengajar
12.00-13.00 Ishoma Penyelenggara
13.00-14.00 Pengkondisian kembali ke Jakarta Penyelenggara
14.00-16.00 Perjalanan menuju Hotel di Jakarta Penyelenggara
16.00-18.00 Check-in hotel dan pengkondisian peserta Penyelenggara
18.00-19.30 Ishoma Penyelenggara
19.30-21.00 Praktikum Penulisan Field Report 1 Semua Pengajar
Kamis, 22 Februari 2018
07.00-08.00 Makan Pagi Penyelenggara
08.00-11.00 Praktikum Penulisan Field Report 2 Semua Pengajar
11.00-12.00 Presentasi hasil Semua Pengajar
12.00-13.00 Ishoma Penyelenggara
13.00-14.00 Lanjutan Presentasi hasil Semua Pengajar
14.00-14.30 Post-test Semua Pengajar
14.30-15.00 Penutup Penyelenggara
Jumat, 23 Februari 2018
12.00 Cek Out Penyelenggara
Pelatihan Monitoring Sampah Laut Terdampar di Pantai
Sampah di daerah pesisir merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi oleh masyarakat yang berada di dekat pantai. Sampah laut (marine debris) merupakan suatu benda padat, diproduksi atau diproses oleh manusia, secara langsung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, dibuang atau ditinggalkan di dalam lingkungan laut NOAA (2013) . Pembuangan sampah di wilayah pemukiman dan tepi pantai masih terjadi, sehingga mengakibatkan berkurangnya keindahan wilayah pesisir, menimbulkan berbagai penyakit, mempengaruhi jaring-jaring makanan, serta berkurangnya produktivitas ikan yang ditangkap. Salah satu jenis sampah yang paling banyak terdapat di wilayah daratan dan lautan adalah sampah plastik. CBD-STAP (2012) mengemukakan bahwa plastik termasuk tipe sampah laut dominan. Indonesia dianggap sebagai penghasil sampah plastik ke laut terbesar kedua dunia (Jambeck et al. 2015), data tersebut merupakan hasil modeling yang perlu diverifikasi. Data sampah laut Indonesia secara resmi masih minim, kebanyakan data dimiliki oleh lembaga swadaya masyarakat dan ada pada event beach clean-up yang dilakukan secara insidentil serta tidak dilakukan secara periodik.
TANTANGAN DAN SASARANSampah laut, khususnya plastik merupakan masalah besar, bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Indonesia juga dianggap sebagai produsen sampah plastik kelaut terbesar kedua dunia (Jambeck et al 2015) dengan dominansi sampah tersebut berasal dari sungai (Lebreton et al., 2017) . Berdasarkan asumsi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Namun demikian, Indonesia belum memiliki data yang spesifik serta konsisten yang dikeluarkan secara resmi terkait sampah laut, sebagian besar dikeluarkan oleh NGO (non-govermental organization) atau kelompok sukarela saat acara “coastal clean-up event”. Sampah laut umumnya diambil dengan land-based survey sepanjang garis pantai dan telah digunakan diseluruh dunia. Survey sampah laut di pantai dapat mengindentifikasi distribusi dan variasi sampah. Training ini dilakukan untuk sharing knowledge untuk pengamatan sampah terdampar di pantai.
TUJUANmemberikan pelatihan tentang infomasi penggunaan metode yang sama dalam pengamatan sampah laut, selain itu training ini diharapkan untuk menghasilkan data yang mendukung untuk menjawab gap data sampah yang dihasilkan oleh kegiatan antropogenik ke laut yang masih minim.
KELUARANkemampuan untuk sampling, mengidentifikasi dan mengkategorikan serta mengisi log sheet sampah laut khususnya untuk kategori makrodebris dan megadebris. Peserta yang telah mengikuti training ini diharapkan
NARASUMBERNarasumber training berasal dari Peneliti pada Kelompok Penelitian Pencemaran Laut dan Bioremediasi, Pusat Penelitian Oseanorafi LIPI serta narasumber teknis dari Non-govermental Organization Divers Clean-up in The Action.
Waktu Acara Keterangan
Senin, 19 Februari 2018
14:00 - selesai Registrasi dan Check-in hotel Panitia
Selasa, 20 Februari 2018
08:00 –12:00 Pembukaan Oceanography Science Week 2018 sekaligus pembukaan training marine debris
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI
12:00 – 13:00 Istirahat, Shalat, Makan Siang
13:00 – 15:30 Materi deskripsi marine debris Narasumber: M. Reza Cordova, Dede Falahudin
15:30 – 16:00 Istirahat, Shalat, Coffee break
16:00 – 18:00 Materi sampling marine debris di pantai Narasumber: Nadhira Afina Wardhani
18:00 – 19:30 Istirahat, Shalat, Makan Malam
19:30 – 21:00 Pengantar modeling sampah terdampar dengan backward trajectory
Narasumber: Corry Corvianawatie
Rabu, 21 Februari 2018
06:00 – 07:00 Breakfast Hotel
07:00 – 18:00 Kegiatan lapangan sampling marine debris dan beach clean up campaign di Pantai Marunda
Narasumber Lapangan: M. Reza CordovaDede FalahudinRachma PuspitasariNadhira Afina WardhaniCorry Corvianawatie
18:00 Istirahat, Shalat, Makan Malam
Kamis, 21 Februari 2018
06:00 – 07:00 Breakfast Hotel
07:00 – 13:30 Kegiatan lapangan sampling marine debris dan beach clean up campaign di Pantai Ancol
Narasumber Lapangan: M. Reza CordovaDede FalahudinRachma PuspitasariNadhira Afina WardhaniCorry Corvianawatie
13:30 – 14:00 Istirahat, Shalat, Makan Siang
14:00 – 18:30 Memasukan data hasil samling via online dan wrapping up kegiatan
Narasumber: M. Reza CordovaDede FalahudinRachma PuspitasariNadhira Afina WardhaniCorry Corvianawatie
18:30 Istirahat, Shalat, Makan Malam
Jumat, 23 Februari 2018
11:00 Registrasi dan Check-out hotel Panitia
JADWAL KEGIATAN TRAINING MONITORING SAMPAH TERDAMPAR DI PANTAIPUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIANOVOTEL MANGGA DUA HOTEL, JAKARTA
20 - 22 FEBRUARI 2018
PESERTAPeserta training terdiri dari 15 (lima belas) orang yang berasal dari:
1. UPT. LPKSDMO Pulau Pari – LIPI2. UPT.LKBL Tual – LIPI3. Balai Bio Industri Laut Mataram – LIPI4. UPT. LKBLBitung – LIPI5. UPT. LKBL Biak – LIPI6. Pusat Penelitian Laut Dalam – LIPI7. Universitas Maritim Raja Ali Haji 8. Universitas Negeri Mataram9. Universitas Nusa Cendana10. Universitas Hasanuddin11. Universitas Sam Ratulangi12. Universitas Diponegoro13. Universitas Sriwijaya14. Universitas Udayana15. Non-govermental Organization Diver Clean-up In
The Action
METODE PELATIHAN
Ceramah/TeoriDiskusi
Tanya JawabStudi Kasus
Simulasi Latihan/Praktik
DISKUSI PUBLIK “Pengelolaan Sumber Daya Pesisir di Pulau-Pulau Kecil Terluar”
TUJUANKegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi pandangan, konsep pengelolaan, dan best practices pengelolaan sumber daya pesisir di pulau-pulau kecil terluar dari berbagai pemangku kepentingan.
OUTPUTOutput kegiatan ini adalah daftar isu strategis/penting terkait pengelolaan sumber daya pesisir di pulau-pulau kecil terluar
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia
dengan lebih dari 17.000 pulau, memiliki 10 perbatasan
maritim dengan negara tetangga. Beberapa daerah
perbatasan merupakan pulau kecil berukuran 0.02 – 2000 km2
yang kemudian dalam PP. No. 62 tahun 2010 dikategorikan
sebagai Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT). Sesuai dengan Keppres RI No. 6 tahun 2017,
Indonesia saat ini memiliki 111 PPKT yang keseluruhannya
merupakan prioritas kebijakan pembangunan, sebagaimana
tertuang dalam PP No. 26 Tahun 2008 tentang Kawasan Strategis
Nasional.
Beberapa PPKT, seperti di Provinsi Papua, Papua Barat, dan Maluku, secara geografis terpisah jauh dengan pulau utama dengan akses transportasi yang cukup sulit. Oleh karena itu, pulau-pulau tersebut lebih banyak mengandalkan potensi sumberdaya lokal untuk mengembangkan perekonomian wilayahnya. Di lain pihak, keberlanjutan sumberdaya pesisir PPKT sering menghadapi beberapa permasalahan, seperti overfishing, lingkungan, dan air bersih. Dampak permasalahan tersebut semakin besar jika bencana global (seperti: kenaikan paras air laut dan pemanasan global) dan/atau lokal (seperti: pencemaran pesisir) turut di dalamnya. Oleh karena itu, riset-riset yang mengungkap potensi dan pengelolaan sumberdaya pesisir PPKT merupakan kebutuhan mendesak.
Untuk menginventarisasi isu terkini PPKT, Pusat Penelitian Oseanografi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O-LIPI) akan menyelenggarakan diskusi publik bertemakan “Pengelolaan Sumberdaya Pesisir di Pulau-Pulau Kecil Terluar”. Diskusi publik tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan “Oceanography Science Week” dalam rangka memeriahkan HUT ke-113 P2O-LIPI. Hasil diskusi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi topik riset penting di PPKT, terutama terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir.
Waktu Kegiatan Narasumber
12.00 - 13.00 Registrasi Panitia
13.00 - selesai Pengantar Moderator
Kebijakan dan strategi nasional pengelolaan pulau-pulau kecil terluar
Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
Program nasional pendayagunaan pulau-pulau kecil terluar
Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
Ketahanan Sosial Masyarakat Pesisir di PPKT Sandy N. I. Raharjo (
Pengantar Moderator
Pengembangan SDA di pulau-pulau kecil terluar Maluku BAPPEDA Provinsi Maluku
Pengembangan SDA di pulau-pulau kecil terluar Papua BaratPengembangan SDA di pulau-pulau kecil terluar Papua BAPPEDA Provinsi Papua
Diskusi Moderator
JADWAL KEGIATAN DISKUSI PUBLIK“Pengelolaan Sumber Daya Pesisir di Pulau-Pulau Kecil Terluar”
PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFILEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
20 FEBRUARI 2018
NARASUMBER1. Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)2. Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP)3. Sandy N. I. Raharjo (Peneliti P2P – LIPI)4. BAPPEDA Provinsi Maluku5. BAPPEDA Provinsi Papua
Sebagai lembaga penelitian yang menjadi rujukan nasional di bidang kelautan, Pusat
Penelitian Oseanografi LIPI (P2O LIPI) dituntut untuk menghasilkan hasil-hasil kajian di bidang
kelautan yang bermanfaat tidak hanya bagi sesama instansi kelautan, tetapi juga bermanfaat
bagi perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, serta para pemangku kepentingan
lainnya. Oleh karena itu, suatu perencanaan yang matang, terukur dan akuntabel sangat diperlukan
dalam melaksanakan kegiatan penelitian, sehingga target capaiannya dapat terealisasi
dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan mampu menjawab masalah lingkungan
yang sedang berkembang di Indonesia. Namun selama ini, riset yang dilakukan di P2O LIPI
ibarat menara gading. Tinggi di atas dan jauh dari jangkauan masyarakat. Diketahui bahwa
banyak sekali riset yang sudah dihasilkan hanya disimpan atau dinikmati kalangan tertentu, yaitu para peneliti sendiri. Padahal riset yang dilakukan di LIPI seyogyanya menghasilkan manfaat yang
bisa digunakan oleh masyarakat.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo seringkali menyampaikan bahwa hilirisasi riset harus dilakukan agar riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat. Melalui hasil risetnya, LPNK maupun perguruan tinggi harus dapat berkontribusi dalam pembangunan lingkungan sekitar, tidak hanya di dalam lingkungan kampus saja. Hilirisasi yang dimaksud adalah implementasi metode hasil penelitian dalam berbagai hal, sehingga masyarakat bisa turut menikmati hasilnya. Misalnya riset yang berorientasi pada pemanfaatan teknologi budidaya, sehingga bisa meningkatkan penghasilan masyarakat pesisir.
Salah satu penyebab kurang dimanfaatkannya hasil riset khususnya bidang bioprospeksi, adalah kurangnya menjawab permasalahan yang ada. Hal tersebut disebabkan tidak adanya komunikasi antara peneliti dengan pengambil manfaat, seperti industry terkait maupun masyarakat pesisir pada khususnya. Pada forum group discussion ini diharapkan terjalinnya komunikasi antara peneliti dan pengguna teknologi (industry) sehingga hasil penelitian yang didapatkan benar-benar sangat dibutuhkan oleh industry. Selain hal tersebut juga dalam rangka mensosialisasikan hasil penelitian yang telah dicapai oleh Puslit Oseanografi khususnya riset pemanfaatan sumber daya laut. Diharapkan dengan tersosialisasikannya hasil riset , maka masayarakat khususnya pihak industry dapat memanfaatkannya.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang pandai mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang di anugerahkan dengan sangat baik. Dengan adanya sinergi antara lembaga penelitian dengan masyarakat pengguna dalam hal ini adalah industri maka akan mengurangi ketergantungan teknologi kepada negara maju, dan termanfaatkannya teknologi hasil penelitian dari bangsa. sendiri.
Focus Group Discussion: Urgensi Hilirisasi Riset Pemanfaatan Sumberdaya Laut Menuju Era Kebangkitan Industri Kelautan (dalam upaya link & match dengan “stake holder”)
MATERIKEGIATAN
PresentasiDialog / Talk Show
Brain Stoming
TUJUAN1. Mendapatkan masukan kebutuhan industry akan riset
bidang pemanfaatan hasil laut2. Sosialisasi hasil riset pemanfaatan hasil laut kepada
stakeholder3. Untuk mendapatkan langkah-langkah strategis dengan
industry dalam rangka pemanfaatan hasil riset P2O.4. Menghasilkan rencana tindak (action plan) dan Standart
Operational Procedure(SOP) untuk diimplementasikan pada kerjasama tersebut
KELUARANKeluaran dari FGD kerjasama ini adalah:1. Draft kesepakatan dengan industry
tentang pemanfaatan SDL untuk masayarakat.
2. Kesepakatan dalam pelaksanaan kerja sama.
3. Rencana (action plan) kerjasama kedepan
J a m Acara PIC Moderator / Penulis
08.00-09.00 Registrasi & coffe break
09.00-09.05 Pembukaan MC : Amel
09.10-09.20 Sambutan Kapus P2O LIPI Dr. Dirhamsyah, MA
09.00 - 9.45Pemateri dari BPOMInovasi produk pangan dan obat dan regulasi yang yang harus dipenuhi
To be confirmed
9.45 - 10.30Komersialisasi hasil riset kelautan menuju produk Indonesia Unggul (Kedeputian Jasil LIPI)
To be confirmed Dr. Nugroho Dwi Hananto
10.30 - 11.15Kebutuhan industry terhadap hasil riset berbasis pemanfaatan hasil laut (pembicara KADIN)
To be confirm
11.15 -12.00 Diskusi
13.00 - 13.15 Pemaparan Hasil Riset Bioprospeksi dan Budidaya Laut” Dr. Tutik Murniasih
Indyaswan Tegar S, M.Sc13.15 - 13.30 Riset Budidaya di P2O Dr. Safar Doddy
13.30 - 14.30 Talk show dengan Industri Dexa Medica, Herbal Putih, Indofarma
14.30-15.00 Closing & Kesimpulan
JADWAL ACARA FOCUS GROUP DISCUSSION HILIRISASASI RISET BUDIDAYA DAN BIOPROSPEKSI BIOTA LAUT
MEDIA CENTER LIPI22 FEBRUARI 2018
PENYUSUNAN NASKAH PENGHITUNGAN INDEKS KESEHATAN KOMUNITAS MANGROVE DI INDONESIA
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
Mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang dijumpai
pada wilayah pasang surut/intertidal serta mayoritas tersebar
di daerah tropis. Indonesia memiliki 22.4% atau hampir
seperempat luasan mangrove dunia. Selain luasan yang
paling besar di dunia, mangrove di Indonesia juga memiliki
keanekaragaman flora dan biota mangrove yang paling tinggi
di dunia. Dalam kaitan dengan global warming, ekstrapolasi
serapan (14,1 Mg C/ha/tahun) dan simpanan karbon (1.020 Mg C/ha) terbesar di dunia juga ditemukan
di Indonesia. Oleh karena itu, mangrove di Indonesia memiliki kontribusi yang strategis secara
global
Kesehatan komunitas mangrove merupakan salah satu dasar yang dapat digunakan untuk pengelolaan sebuah kawasan pesisir, selain dengan kondisi komunitas lainnya seperti terumbu karang dan padang lamun. Pada kegiatan pemantauan sumber daya pesisir COREMAP CTI, kesehatan komunitas mangrove juga mendapat perhatian untuk dipantau dalam data yang berseri setiap tahunnya. Parameter yang digunakan persentase tutupan kanopi dan kerapatan pohon terkadang sulit untuk diintegrasikan untuk mendapatkan satu kesimpulan tentang tingkat kesehatan mangrove suatu wilayah. Oleh karena itu, pembuatan indeks kesehatan komunitas mangrove sangat dibutuhkan, bukan hanya bagi P2O namun juga untuk seluruh pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan mangrove di Indonesia dan global.
Indeks kesehatan komunitas mangrove merupakan suatu jawaban untuk mengintegrasikan seluruh parameter yang strategis pengukuran dengan nilai bobot yang variatif untuk menentukan kondisi kesahatan komunitas mangrove dengan lebih akurat. Data – data yang telah dimiliki selama kegiatan pemantauan tahun 2015-2017 dalam COREMAP CTI, dapat kembali digunakan dan dianalisis untuk menentukan indeks kesehatan komunitas mangrove. Dalam penentuan indeks yang berskala nasional, peneliti Pusat Penelitian Oseanografi menyadari tidak mampu memutuskan sendiri parameter-parameter kunci yang dapat digunakan untuk menentukan kesehatan komunitas mangrove. Oleh karena itu, diskusi-diskusi dan masukan sangat diperlukan untuk menambah pertimbangan dan referensi dalam penentuan indeks tersebut dari peneliti ataupun akademisi yang berpengalaman dalam penelitian dan pengelolaan hutan mangrove di Indonesia
TUJUANmenyusun naskah konsep penentuan indeks kesehatan komunitas mangrove dengan melakukan penggalian persepsi dan pengetahuan peserta dan narasumber tentang parameter-parameter strategis yang dapat digunakan untuk menentukan indeks tersebut di suatu wilayah.
Kegiatan berupa Focus Group Discussion (FGD) dalam ruang pertemuan, yang terdiri dari presentasi persepsi/pengalaman, diskusi dan simulasi pengolahan data
KELUARAN
Naskah konsep penentuan indeks kesehatan komunitas
mangrove di Indonesia
Waktu Bentuk Kegiatan Materi PIC
HARI PERTAMA
20 menit Presentasi Pengantar Kegiatan Monitoring Kesehatan Komunitas Mangrove
I Wayan Eka Dharmawan/Prof Pramudji
20 menit Presentasi Definisi komunitas mangrove yang sehat Prof. Cecep Kusmana
20 menit Presentasi Definisi komunitas mangrove yang tergolong sehat Dr. Onrizal
20 menit Presentasi Definisi komunitas mangrove yang tergolong sehat Dr. Guangcheng Chen
Sampai selesai FGD Brainstorming indeks kesehatan komunitas mangrove Moderator
HARI KEDUA
60 menit FGD 1 Penentuan Parameter untuk kesepakatan bersama I Wayan Eka Dharmawan
120 menit FGD 2 Metode pengambilan data untuk setiap parameter indeks Moderator
Sampai selesai FGD 3 Pengolahan data untuk setiap parameter indeks Moderator
HARI KETIGA
180 menit FGD 4 Pembobotan nilai setiap parameter Moderator
Sampai selesai FGD 5 Penentuan kriteria indeks kesehatan komunitas Moderator
20 menit Kesimpulan Moderator
JADWAL KEGIATAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) PENYUSUNAN NASKAH PENGHITUNGAN
INDEKS KESEHATAN KOMUNITAS MANGROVE DI INDONESIAPUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIANOVOTEL MANGGA DUA HOTEL JAKARTA
20 - 22 FEBRUARI 2018
NARASUMBER Prof. Pramudji (P2O LIPI - Jakarta)I Wayan Eka Dharmawan (UPT. LKBL Biak, P2O, LIPI)Prof. Cecep Kusmana (Institut Pertanian Bogor)Dr. Onrizal (Universitas Sumatera Utara)Dr. Guangcheng Chen (TIO-SOA China)
PESERTA :Peserta dalam pelatihan ini sebanyak 14 orang, antara lain : UNIP (Semarang), UMRAH (Tanjung Pinang), UNHALU (Sultra),KLHK (Jakarta), WWF (Jakarta), P2O, LIPI (Jakarta), CIFOR (Bogor), P2B, LIPI (Bogor)
Focus Group Discussion: Kesehatan Ekosistem Lamun di Indonesia
Wilayah geografis dengan mozaik ribuan pulau yang membentuk garis pantai sepanjang lebih dari 90.000 km di
antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, menjadikan kepulauan Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia, termasuk ekosistem padang lamun. Padang lamun merupakan salah
satu komponen penting di ekosistem pesisir yang mampu menyediakan
berbagai macam jasa ekosistem seperti tempat tinggal berbagai hewan laut yang bernilai ekonomis, mengurangi besarnya gelombang dan melindungi pantai dari erosi. Padang lamun juga
berperan sebagai penyerap karbon dalam mitigasi perubahan iklim. Namun, dibalik fungsinya yang sangat penting, padang
lamun di dunia (termasuk Indonesia) terus mengalami kerusakan dan luasannya mengalami penurunan. Oleh karena, kegiatan pemantauan padang lamun
penting dilakukan untuk mengetahui status kondisi padang lamun dan sebagai salah
satu upaya untuk mengurangi kerusakan di ekosistem tersebut.
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas informasi lamun di Indonesia, Pusat Penelitian Oseanografi telah melaksanakan program pemantauan padang lamun sejak tahun 2015 sampai sekarang di beberapa lokasi di Indonesia. Pemantauan dilakukan berdasarkan tiga parameter yaitu, tutupan lamun, jumlah jenis lamun, dan jenis lamun yang dominan. Namun, parameter tersebut dinilai masih kurang menggambarkan kondisi kesehatan ekosistem padang lamun. Oleh karena itu, standar pemantauan yang representatif sangat diperlukan untuk menentukan kondisi kesehatan ekosistem lamun. Untuk mewujudkan standar tersebut, para praktisi dan akademisi akan bekumpul dalam suatu forum untuk merumuskan standar yang sesuai untuk dilaksanakan di Indonesia.
TUJUANMengumpulkan
pendapat para praktisi dan akademisi dalam penentuan parameter-parameter tambahan untuk menilai status kesehatan ekosistem
padang lamun
NARASUMBERPeter Mumby (University of Queensland)Udhi E. Hernawan (P2O LIPI - Jakarta)
MODERATORProf. Rohani Ambo Rappe (Universitas Hasanuddin)Andri Irawan (P2LD LIPI)Nurul Dhewani M. Sjafrie (P2O LIPI - Jakarta)
JADWAL KEGIATAN FOCUS GROUP DISCUSSION: KESEHATAN EKOSISTEM LAMUN DI INDONESIA
PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFILEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIANOVOTEL MANGGA DUA HOTEL JAKARTA
19 – 20 Februari 2018
Time Kegiatan Topik PIC
HARI PERTAMA – 19 Februari 2018
09.00 – 11..30 20 menit10 menit
Presentasi (20 menit)Diskusi (10 menit)
Pengantar Kegiatan Monitoring Kesehatan Komunitas Lamun COREMAP-CTI
Udhi E. Hernawan
14.00 – 14.30 40 menit20 menit
Presentasi (20 menit)Diskusi (5 menit)
Penilaian kesehatan padang lamun di Australia
Peter Mumby (University of Queensland)
14.30 – 16.00 60 menit Focus Group Discussion (FGD)
Definisi dan karakteristik komunitas lamun yang tergolong sehat
Nurul Dhewani M. S.
HARI KEDUA – 20 Februari 2018
08.00 – 10.00 120 menit Focus Group Discussion (FGD)
Penentuan Parameter untuk komunitas lamun yang tergolong sehat
Prof. Rohani Ambo Rappe
10.00 – 10.15 15 menit BREAK
10.15 – 11.45 90 menit FGD Metode pengambilan data untuk setiap parameter Andri Irawan
11.45 – 13.00 60 menit ISHOMA
13.00 – 14.30 90 menit FGDPengolahan data dan Pembobotan nilai setiap parameter untuk setiap parameter
Andri Irawan
14.30 – 15.30 60 menit FGD Penentuan kriteria indeks kesehatan komunitas Prof. Rohani Ambo Rappe
15.30 – 16.00 30 menit Kesimpulan Nurul Dhewani M. S.
PESERTA- P2O LIPI, Jakarta- Institut Pertanian Bogor- Universita Hasanuddin- Universitas Udayana- Brawijaya University- Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
- Kementrian Kelautan dan Perikanan
- DSCP (Dugong and Seagrass Conservation Project)
- WWF- Lamina
WORKSHOP SINKRONISASI
KEGIATAN COREMAP CTI LIPI 2018
Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program nasional untuk upaya rehablitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang dan ekosistem terkait secara bekelanjutan.
Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang - Inisiatif Segitiga Karang (COREMAP-CTI) merupakan tahap ketiga dalam program ini (2014-2019). Program ini bertujuan untuk melembagakan pendekatan yang telah dibentuk pada fase sebelumnya agar dampak kegiatan berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka panjang. COREMAP fase ini merupakan kegiatan kolaborasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP, sebagai Executing Agency) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI, sebagai National Project Implementation Unit). Pada tahun 2017, Kementerian Kelautan dan Perikanan meminta
Partial Cancelation, oleh karena itu Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah permintaan formal untuk merestrukturisasi proyek COREMAP-CTI kepada WB. Restrukturisasi Proyek COREMAP-CTI tersebut bertujuan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan pemantauan dan penelitian ekosistem pesisir untuk menghasilkan informasi bagi pengelolaan sumber daya berbasis bukti (evidence based).
Kegiatan monitoring dan riset dari COREMAP CTI LIPI merupakan wahana untuk menggali informasi tentang kondisi Ekosistem pesisir yang menjadi kegiatan utama dalam penguatan kelembagaan pemantauan ekosistem pesisir. Informasi yang dihasilkan dari kegiatan monitoring di atas dilakukan dengan metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Program COREMAP-CTI LIPI mempersiapkan kelembagaan daerah agar mampu merehablitasi dan mengelola terumbu karangnya secara mandiri, termasuk kegiatan monitoring kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya. Yang sudah dilakukan oleh Puslit Oseanografi LIPI adalah membangun simpul COREMAP CTI LIPI di beberapa daerah melalui Universitas yang ada dengan harapan adanya keberlanjutan pelaksanaan monitoring setelah kegiatan phase III selesai.
Evaluasi penyelenggaraan kegiatan serta sinkronisasi kegiatan yang dilakukan dalam program COREMAP CTI LIPI, antara Pusat Penelitian Oseanografi dan Universitas perlu dilakukan untuk mencapai penguatan kelembagaan yang terintegrasi dalam pengelolaan secara berkelanjutan.
TUJUAN 1. Mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan COREMAP CTI LIPI 2017
dari simpul COREMAP Universitas Hasanuddin, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Diponegoro, Universitas Nusa Cendana dan Universitas Mataram
2. Rencana dan Sinkronisasi rencana kegiatan tahun 2018 untuk kegiatan COREMAP CTI LIPI
3. Sosialisasi Pemantauan untuk Indeks Kesehatan Terumbu Karang4. Penandatangan Perjanjian Kerjasama TA 2018 antara P2O LIPI
selaku PMO COREMAP CTI LIPI dengan simpul Universitas Universitas Hasanuddin, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Diponegoro, dan Universitas Mataram
SASARAN1. Pelaporan hasil evaluasi kegiatan
COREMAP CTI LIPI 20172. Tercapainya persamaan persepsi
untuk rencana kegiatan COREMAP CTI LIPI tahun 2017
3. Tersosialisasinya pemantauan Indeks Kesehatan Terumbu Karang kepada simpul COREMAP CTI LIPI
4. Perjanjian Kerjasama TA 2018 antara P2O LIPI selaku PMO COREMAP CTI LIPI dengan simpul Universitas Universitas Hasanuddin, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Diponegoro, dan Universitas Mataram
TANGGAL/WAKTU AGENDA PIC
Jumat, 23 Februari 2018
09.00 Pembukaan MC
09.00-09.10 Laporan Oleh Kapuslit Oseanografi Dr. Dirhamsyah MA
09.10-09.20 Arahan & Pembukaan Workshop oleh Deputi IPK Dr. Zainal Arifin, M.Sc
09.20-09.40 Review Kegiatan 2017 oleh Wakil Ketua Pengelola COREMAP CTI LIPI LIPI Prof.Dr. Suharsono
09.40-10.00 Laporan kegiatan dan evaluasi 2017 oleh Dekan FIKP UNHAS serta rencana kegiatan 2018
Paparan Sesi I dan Diskusi :
Fasilitator: Prof.Dr. Suharsono Notulis: Bayu Prayudha, M.Sc
10.00-10.20 Laporan kegiatan dan evaluasi 2017 oleh Dekan FIKP UNDIP serta rencana kegiatan 2018
10.20-10.40 Laporan kegiatan dan evaluasi 2017 oleh Dekan FIKP UNSRAT serta rencana kegiatan 2018
10.40-11.00 Laporan kegiatan dan evaluasi 2017 oleh Dekan FIKP UMRAH serta rencana kegiatan 2018
11.00-11.20 Laporan kegiatan dan evaluasi 2017 oleh Dekan FIKP UNRAM serta rencana kegiatan 2018
11.20-11.35 Diskusi
11.35-13.30 Break ISHOMA
13.30-14.00 Sosialisasi pemantauan Indeks Kesehatan Terumbu Karang oleh Dr. Giyanto Dr. Giyanto
14.00-14.15 Penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan 6 Universitas Sofia Yuniar Sani, S.Sos
14.15 Penutup Dr. Dirhamsyah
JADWAL KEGIATAN WORKSHOP SINKRONISASI KEGIATAN COREMAP CTI LIPI LIPI 2018
R.R. LT. 3, Gedung Sasana Widya Sarwono LIPI PusatJAKARTA, 23 Februari 2018
PESERTA :Para pejabat struktural di lingkungan Puslit Oseanografi LIPI, Para Ketua Kelompok Penelitian yang ada di lingkungan Puslit Oseanografi LIPI, Tim Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (PME), PMO COREMAP CTI LIPI serta Koordinator kegiatan Reef Health and Monitoring. Pada workshop kali ini, diundang pula para Dekan dan satu orang staf dari simpul COREMAP CTI LIPI yang terlibat kegiatan monitoring pada tahun 2017-2018.