observasi film ff

19
Observasi Film Judul film : “Taare Zaamen Par” (every child is special) Penjelasan observee : Ishaan adalah seorang anak berusia 8 tahun dan tidak menyukai sekolah. Hal ini dikarenakan nilai-nilai Ishaan selalu buruk dan selalu gagal dalam setiap ujian. sehingga Ishaan sering sekali mendapat hukuman dari guru- gurunya disekolah dan menjadi korban bullying teman-teman sekolahnya. Baik di sekolah maupun dirumah Ishaan selalu mendapatkan label negatif oleh guru dan lingkungannya seperti, nakal, bodoh, idiot, tidak tahu malu akan tetapi persepsi orang-orang di sekitarnya salah karna ishaan hanya mengalami kesulitan dalam belajar menulis dan membaca yang disebut dengan dyslexia. Landasan teori : Anak Berkesulitan Belajar Pengertian Kesulitan Belajar Kesulitan belajar merupakan terjemah dari istilah bahasa Inggris Learning Disability. Meskipun sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan sehingga terjemah yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Tetapi di Indonesia lebih dikenal dengan berkesulitan belajar. Selain itu kata berkesulitan juga lebih dipandang lebih baik dan mempunyai harapan dari pada ketidakmampuan. 1

Upload: agieb-bagraf

Post on 12-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

alcioajic

TRANSCRIPT

Observasi Film Judul film : Taare Zaamen Par (every child is special) Penjelasan observee :Ishaan adalah seorang anak berusia 8 tahun dan tidak menyukai sekolah. Hal ini dikarenakan nilai-nilai Ishaan selalu buruk dan selalu gagal dalam setiap ujian. sehingga Ishaan sering sekali mendapat hukuman dari guru-gurunya disekolah dan menjadi korban bullying teman-teman sekolahnya. Baik di sekolah maupun dirumah Ishaan selalu mendapatkan label negatif oleh guru dan lingkungannya seperti, nakal, bodoh, idiot, tidak tahu malu akan tetapi persepsi orang-orang di sekitarnya salah karna ishaan hanya mengalami kesulitan dalam belajar menulis dan membaca yang disebut dengan dyslexia. Landasan teori :Anak Berkesulitan BelajarPengertian Kesulitan BelajarKesulitan belajar merupakan terjemah dari istilah bahasa Inggris Learning Disability. Meskipun sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan sehingga terjemah yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Tetapi di Indonesia lebih dikenal dengan berkesulitan belajar. Selain itu kata berkesulitan juga lebih dipandang lebih baik dan mempunyai harapan dari pada ketidakmampuan.Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak lancar, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi.Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dengan demikian kesulitan belajar dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 77).Menurut pendapat The United States Office of Education (USOE) dalam (Mulyono Abdurrahman:6-7:2003) menyebutkan bahwa :Kesulitan Belajar Khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologi dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Bahkan batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi.Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa kesulitan belajar mencakup permasalahan pemahaman anak dalam memahami materi yang diterima serta dalam permasalahan penggunaan bahasa ujaran atau penggunaan tulisan.Gangguan mendengar muncul dalam bentuk anak tidak mendengar atau anak-anak mengalami kekurangan pendengaran. Gangguan berpikir muncul dalam bentuk kurangnya kemampuan anak dalam hal kognitif. Sedangkan gangguan berbicara terlihat dari sulitnya anak memanfaatkan organ bicaranya untuk berkomunikasi atau kurangnya perbendaharaan suku kata yang dipunyai anak. Lalu kesulitan terlihat dari kemampuan anak membaca yang masih sangat lambat sekali atau bahkan mungkin anak masih belum terlalu faham dengan huruf-huruf tersebut. Kesulitan menulis terlihat dari tulisan anak yang tidak teratur dan jelek. Selain itu kesulitan menulis juga bisa disebabkan karena koordinasi tangan yang kurang baik. Sedangkan untuk kesulitan mengeja muncul karena sedikitnya kosa kata ank atau masih sulitnya anak membedakan huruf. Kemudian untuk kesulitan berhitung terjadi karena anak yang yang masih lemah tentang konsep berhitung atau juga karena anak yang rendah kognitifnya.Learning Disabilities Association of America yang dikutip oleh Sylvia Untario (www.kesulitanbelajar.org.2011) menyebutkan bahwa :Kesulitan belajar atau Learing Disabilities, LD, adalah habatan / gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman dan berhitung.Kesulitan belajar menunjukan pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap cakap, membaca menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matemaika.Pengertian anak berkesulitan belajar juga dikemukakan oleh Krochack, A. Linda and Thomas G Ryan dalam jurnal Special of Education Vol 22 No 3 2007 yang dikutip dari(http : //www. google. co.id. International Journal of Special Education Children With Learning Disability. International Journal of Special Education Vol 22 No 3 2007).Kesulitan belajar mengacu pada sejumlah gangguan yang dapat mempengaruhi perolehan, organisasi, retensi, pemahaman atau penggunaan informasi verbal atau nonverbal. Gangguan ini mempengaruhi belajar pada individu yang dinyatakan dalam mendemonstrasikan kemampuan rata-rata minimal penting untuk berpikir dan / atau penalaran. Dengan demikian, ketidakmampuan belajar yang berbeda dari defisiensi intelektual global. Kesulitan belajar merupakan hasil dari gangguan dari satu atau lebih proses yang terkait dengan mengamati, berpikir, mengingat atau belajar. Gangguan ini bukan karena terutama untuk mendengar dan perbedaan / atau visi masalah, faktor-faktor sosial-ekonomi, budaya atau bahasa, kurangnya motivasi atau mengajar tidak efektif.Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang terlibat dalam pemahaman atau dalam menggunakan bahasa, lisan atau tertulis, yang dapat memanifestasikan dirinya dalam kemampuan sempurna untuk mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, speel, atau melakukan perhitungan dalam aritmatika. Istilah ini mencakup kondisi seperti cacat persepsi, cedera otak, kerusakan otak minimal, disleksia, dan afasia perkembangan. Istilah ini tidak mencakup anak-anak yang memiliki masalah belajar yang terutama hasil visual, pendengaran, atau cacat motor, keterbelakangan mental, atau merugikan lingkungan, budaya, atau ekonomi.Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah salah suatu gangguan yang terjadi pada peserta didik yang menyebabkan peserta didik memperoleh hasil prestasi belajar yang rendah. klasifikasi anak berkesulitan belajarmembuat klasifikasi anak berkesulitan belajar tidaklah mudah karena pada dasarnya kelompok anak berkesulitan belajar merupakan kelompok yang heterogen. Mulyono Abdurrahman (2003:11) menyebutkan bahwa :Secara garis besar anak berkesulitan belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, (1) kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities) dan (2) kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities). Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan motorik, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku social. Sedangkan kesulitan belajr akademik menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan.kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan ketrampilan dalam membaca, menulis, dan atau matematika.Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 78), kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi empat macam, antara lain :1)Dilihat dari jenis kesulitan belajar, yaitu ada yang berat dan ada yang sedang.2)Dilihat dari bidang studi yang dipelajari, yaitu ada yang sebagian bidang studi dan ada yang keseluruhan bidang studi.3)Dilihat dari sifat kesulitannya, yaitu ada yang sifatnya permanen/ menetap, dan ada yang sifatnya hanya sementara.4)Dilihat dari segi faktor penyebabnya, yaitu faktor inteligensi dan faktor non-inteligensi. Penyebab Kesulitan BelajarFaktor penyebab kesulitan belajar belum diketahui secara pasti, Menurut Sunardi (2000 : 13) faktor penyebab kesulitan belajar dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu : faktor organik dan biologis, faktor genetik, dan faktor lingkungan.1)Faktor Organik dan BiologisBeberapa penelitian menyimpulkan bahwa kesulitan belajar disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak (DMO) meskipun pada beberapa anak, gejala tersebut tidak ditemui. Selain adanya disfungsi minimal otak, kesulitan belajar ada bukti tentang adanya faktor biologis yang menjadi penyebab kesulitan belajar2)Faktor GenetikSemakin disadari sekarang bahwa anak berkesulitan belajar cenderung terjadi dalam satu keluarga. Apakah ini merupakan faktor keturunan atau lingkungan, masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut.3)Faktor LingkunganFaktor lingkungan yang kurang mendukung menjadi salah satu penyebab anak berkesulitan belajar.Selain itu faktor kesulitan belajar juga muncul akibat faktor yang terdapat di dalam diri siswa, dan faktor yang ada di luar diri siswa, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.Adapun faktor penyebab hambatan dan masalah belajar yang terdapat di dalam diri siswa, antara lain :1)Kelembahan secara fisik, seperti suatu susunan pusat syaraf yang tidak berkembang secara sempurna, luka, cacat, atau sakit, sehingga membawa gangguan emosional, penyakit menahun, asma yang menghambat usaha-usaha belajar secara optimal.2)Kelemahan-kelemahan secara mental, baik yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan kurang, seperti kelemahan mental.3)Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain : rasa tidak aman4)Kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara lain : banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan sekolah, menolak atau malas belajar, kurang berani dan gagal untuk berusaha memusatkan perhatian, kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab, sering membolos atau tidak mengikuti pelajaran, dan gugup.Sedangkan faktor-faktor kesulitan belajar yang terletak di luar diri siswa, antara lain :1)Kurikulum yang seragam, bahan dan buku sumber yang tidak sesuai dengan tingkat kematangan dan perbedaan individu atau tidak tersedia.2)Ketidaksesuaian standart administratif sistem pengajaran, penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar.3)Terlalu berat beban belajar siswa dan mengajar guru, terlampau besar populasi siswa di dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar.4)Terlalu sering pindah sekolah, atau program, tinggal kelas.5)Kelemahan sistem belajar mengajar pada tingkat pendidikan asal sebelumnya.6)Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga, pendidikan, sosial ekonomi, keutuhan keluarga, ketentraman dan keamanan sosial psikologis.7)Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstra kurikuler.8)Kekurangan makan atau gizi, nutrisi yang jelek9)Pandangan masyarakat yang salah terhadap pendidikan10)Tradisi hidup sosial ekonomi yang terbelakang Gejala gejala Kesulitan Belajar.Menurut pendapat Titik Sumiyati (2009:6) gejala gejala kesulitan belajar antara lain :1)Menunjukkan hasil belajar rendah.2)Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan3)Lambat dalam melakukan tugas tugas kegiatan belajar.4)Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh atau menentang dan sebagainya.5)Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, seperti membolos, datang terlambat, dan sebagainya.6)Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, pemarah, dan sebagainya. Penanganan Kesulitan BelajarBanyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar anak didiknya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting yang meliputi :1)Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi anak didik.2)Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan.3)Menyusun program perbaikan, khususnya program pengajaran perbaikan (Muhibbin Syah, 2003: 187). Membaca Pengertian MembacaBerdasakan pendapat Faridha Rahim (2008 : 3) bahwa membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis (critical reading), dan membaca kreatif (creative reading).Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis, yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seorang akan mendapat memperoleh informasi, memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru ( darmiyati zuhdi dan budiasih : 2001 : 56-57 )Soedarso dalam Abdurrohman Mulyono (1999 : 200-201) mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan.Sedangkan Abdurrohman Mulyono (1999 : 200) menyebutkan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat melihat dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah, mengingat symbol-simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa.Menurut peneliti pengertian membaca adalah proses pengubahan simbol-simbol huruf menjadi bunyi untuk mendapatkan informasi dari bacaan tersebut. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca.Kemampuan membaca seseorang tidak dapat diperoleh secara langsung. Menurut sabarsih akhadiah (1991:26) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca seseorang yaitu :1)MotivasiMotivasi adalah faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan membaca. Sering kegagalan membaca terjadi karena rendahnya motivasi. Motivasi meliputi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik2)Lingkungan KeluargaOrang tua memiliki kesadaran akan pentingnya kemampuan membaca akan berusaha agar anak anaknya memiliki kesempatan untuk belajar membaca. Untuk itu orang tua memegang peranan penting untuk mengembangkan kemampuan membaca anak.

3)Bahan BacaanBahan bacaan akan mempengaruhi seseorang dalam minat maupun kemampuan memahaminya. Bahan bacaan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak, jangan terlalu sulit dan terlalu mudah. Faktor yang diperhatikan dalam penentuan bahan adalah topik dan taraf kesulitan bahasa. Kesulitan Belajar Membaca Aksara JawaRustinah (2009) Dyslexia adalah suatu masalah kesulitan belajar khusus. Dyslexia mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar, mengolah, dan mengerti suatu informasi dengan baik. Secara khusus, hal ini menyebabkan masalah dalam membaca dan menulis karena seseorang dengan problem dyslexia mempunyai kesulitan mengenali dan mengartikan suatu kata, mengerti isi suatu bacaan, dan mengenali bunyi. Tentunya ini menghambat kemampuan seorang anak untuk belajar membacaDisleksia sebagai syndroma kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan komponen-komponen kata dan kalimat, dalam belajar segala sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah, dan masa (Mercer dalam Mulyono Abdurrohman, 2003 : 204)Sedangkan menurut lerner dalam (mulyono abdurrahaman 2003 : 204) kesulitan belajar membaca atau disleksia sangat bervariasi, tetapi semuanya menunjuk pada adanya gangguan pada fungsi otak.Sedangkan menurut Cece Wijaya, (1996: 65), timbulnya kesulitan belajar membaca, dikarenakan :1)Siswa lamban belajar memiliki rentang perhatian yang rendah, bertingkah laku dan kacau.2)Derajat aktivitas siswa lamban belajar rendah3)Siswa lamban belajar kurang mampu menyiapkan huruf dan kata pada ingatannya dalam waktu lama.4)Siswa lamban belajar kurang mampu menyimpan pengetahuan hasil pendengaran.5)Siswa lamban belajar kurang mampu membedakan huruf, angka dan suara.6)Siswa lamban belajar tidak suka menulis dan membaca7)Siswa lamban belajar tidak sanggup mengikuti penjelasan yang bersifat ganda.8)Tingkah laku siswa lamban belajar berubah-ubah dari hari ke hari.9)Siswa suka terdorong oleh perasaan emosional dalam pergaulan, mudah tersinggung dan sering marah.10) Siswa kurang mampu melakukan koordinasi dengan lingkungannya.11) Penampilannya kasar12)Siswa lambat dalam perkembangan berbicara13)Anak susah dalam memahami kata dan konsep14) Anak sulit akrab dengan orang dan benda15)Kemampuan berbicaranya terbatas pada satu pokok pesoalan16) Mereaksi tidak cermat terhadap aksi yang datang dari luar17)Sulit menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkunganDari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa disleksia adalah adanya gangguan pada disfungsi otak atau adanya suatu gangguan lainnya yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam membaca.Dari pernyataan tersebut berarti yang dimaksud kesulitan belajar membaca aksara jawa adalah adanya gangguan disfungsi otak atau gangguan yang lainnya yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam membaca atau mengenali simbol aksara jawa. Dyslexia ( disleksia) : Kata dyslexia berasal dari bahasa yunani yaitu Dys yang berarti sulit, dan lex yang berasal dari kata legein yang artinya berbicara.Secara umum dyslexia adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. Jadi anak yang menderita dyslexia biasanya kurang kemampuan untuk menghubungkan kata atau simbol-simbol tulisan. Beberapa ahli melihat disleksia sebagai sebuah perbedaan akan kesulitan membaca akibat penyebab lain, seperti kekurangan non-neurologis dalam penglihatan atau pendengaran atau lemah dalam memahami instruksi bacaan. Ada 3 aspek kognitif penderita disleksia yaitu Pendengaran, Penglihatan, dan Perhatian. Disleksia mempengaruhi perkembangan bahasa seseorang.Disleksia juga dapat ditemukan bersamaan dengan gangguan lainnya, yaitu gangguan pemusatan perhatian / hiperaktif (GPPH) atau dikenal juga dengan attention-deficit / hyperactivity disorder (ADHD), gangguan berbahasa, gangguan mengucapkan kata dengar benar dan alergi terhadap makanan atau minuman tertentu.Tiga tanda pokok yang perlu diamati untuk dijadikan acuan apakah anak itu mengalami dyslexia atau tidak, diantaranya:1. tidak bisa membedakan huruf yang mirip contohnya : b, d, q, p, v, u, n 2. tidak bisa mengeja biasanya mereka membaca secara terbalik contohnya : ubi dibaca ibu,3. tidak paham tentang bacaan, mereka tidak mampu menjelasakan yang mereka baca akibatnya mereka susah konsentrasi maka mereka lebih suka bermain dan sering mengganggu temannya.Jenis jenis dyslexia : Dyspraxia : Dyspraxia merupakan masalah yang berhubungan erat dengan aspek perkembangan sensorik motorik yang melibatkan kecacatan atau ketidak matangan dalam pengelolaan pengerakan. Juga bermasalah dengan bahasa, persepsi, dan pemikiran. Dysgraphia :Dysgraphia atau juga disebut agraphia adalah ketidak mampuan untuk menulis terlepas dari kemampuan untuk membaca, buakan dari penurunan intelektual. Alexia tanpa agraphia : Alexia tanpa agraphia adalah ketika pasien bisa menulis tetapi bisa membaca, bahkan membaca tulisan yang mereka tulis sendiri. Penyebab terjadinya dyslexiaPara peneliti sudah berusaha untuk menemukan dasar biologis disleksia sejak pertama kali teridentifikasi oleh Oswald Berkhan pada tahun 1881 sedang istilah disleksia muncul pada tahun 1887 oleh Rudolf Berlin. Teori-teori dari etiologi disleksia telah berkembang sedemikian rupa. Diantara penyebab disleksia yaitu:1. kerangka/anatomi saraf2. faktor keturunan/genetik3. pengaruh interaksi lingkungan

Metodelogi ObservasiRating ScalesKebiasaan Dalam Kehidupan Sehari-hariNoPrilaku IshaanSering SekaliSeringKadang-kadangTidak Pernah

1.Bermain

2.Menghayal

3.Menggambar

4.Melamun

5.Di Bully

6.Di Marahi

7.Di Hukum

8.Berkelahi

9.Bandel

10.Bolos

11.Membuat Masalah

12.Menangis

13.Masalah Belajar

14.Berbohong

15.Berontak

Jadwal pelaksanaan :Tgl 03 April 2015Pukul : 07.15 Alasan menggunakan medologi rating scaleMenggunakan metode observasi rating scales menjadi lebih cepat dan mudah dalam mengobservasi observee, serta dapat mengukur ciri sifat dan prilaku yang tidak dapat diukur dengan strategi lain karna penilaian rating scale bersifat kuantitatif. Hasil observasiDalam film india yang berjudul every child is special menceritakan kisah seorang anak yang bernama Ishaan awatshi anak yang periang, suka bermain dengan binatang dan memiliki bakat melukis. Akan tetapi dia memilki masalah dalam proses belajar yaitu kesulitan membaca dan menulis. Hal ini membuat ishaan sering dibully oleh rekan sekolah serta mendapatkan hukuman dari guru. Ishaan menyembunyikan ketidak mampuannya dengan menjadi anak yang tidak menurut, sering membuat masalah disekililingnya agar mendapatkan perhatian dari lingkungannya. Akan tetapi hal tersebut membuat sang ayah ishaan mengirimnya ke sekolah asrama dengan alasan untuk kebaikan ishaan dalam belajar. Ishaan yang tidak suka sekolah karna kesulitan membedakan huruf sangat sedih karna sang ayah mengirimnya ke sekolah asrama yang dianggapnya sekolah anak-anak yang nakal dan pendidikan yang keras, bahkan dia menagis memohon kepada sang ayah untuk tidak mengirimnya ke sekolah asrama. Keputusan ayah ishaan tidak berubah untuk mengirim ishaan kesekolah asrama.Pasca berada di asrama ishaan sering menangis dan melamun, bahkan di dalam kelas ishaan semakin kesulitan membaca dan menulis sehingga sering mendapatkan hukuman dari guru. Kejadian tersebut membuat ishaan menjadi anak yang diam dan akan kehilangan bakat melukis karna tertekan oleh keadaan sekitarnya. Ishaanpun tidak perduli disekitarnya meskipun ada seorang guru seni baru yang bernama Ram Shankar Nikumbh yang diperankan (Aamir Khan) sedang menjadi badut yang sedang bernyanyi. Ketika Nikumbh mengadakan kelas menggambar dia merasakan keanehan ishaan yang tidak mau menggambar dan hanya diam dengan pandangan kosong serta pembicaraan guru pengajar di dalam kantor bahwa ishaan anak yang tidak normal. Semenjak itu nikumbh mencari tau apa penyebab ishaan berprilaku aneh dan di beri lebel abnormal, dengan memeriksa hasil buku pelajaran ishaan disitulah nikumbh menemukan bahwa ishaan mengalamin kesulitan belajar dalam membedakan huruf atau disebut dengan dsylexia. Ishaan kesulitan membedakan antara huruf b dan d, S dan R, h dan t bahkan ishaan membalik kata Top menjadi Pot. Nikumbh mengetahui bahwa penderita dyslexia membutuhkan perhatian khusus dan penganan yang telaten untuk bisa menimalisir gangguan ini bahkan bisa tersembuhkan.Oleh sebab itu, nikumbh membuat orang tua dan guru lainnya menyadari bahwa Ishaan bukan anak yang abnormal, tetapi anak yang sangat khusus dengan bakat sendiri. Dengan waktu, kesabaran dan perawatan, Nikumbh berhasil dalam mendorong tingkat kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan yang hilang, serta mau kembali aktif dalam menuangkan imajinasinya dalam lukisan-lukisan yang selama ini menjadi dunianya. Hingga akhirnya Ishaan dapat membaca, menulis dan berhitung, bahkan Ishaan akhirnya memenangkan lomba melukis yang diadakan di sekolahnya dan mendapatkan standing applause atas bakatnya. Lukisan Ishaan ini akhirnya dicetak dalam buku tahunan sekolah dan dibagikan oleh seluruh siswa dan orang murid yang hadir.

PembahasanFilm Taare Zaamen Par dapat menjadi gambaran dari dinamika keluarga Asia secara umum. Dimana masing-masing subsistem berperan sebagaimana mestinya, dan secara tradisional masih disandarkan pada jenis kelamin. Ayah sebagai kepala keluarga bekerja di luar rumah guna menghidupi keluarga. Ibu berperan sebagai isteri yang siap melayani dan memenuhi seluruh kebutuhan keluarga, termasuk membimbing dan mengajari, serta berperan sebagai pihak yang mengontrol semua urusan anak.Kurangnya peran keterlibatan ayah dalam membimbing anak-anaknya. Sosok ayah dalam film itu digambarkan sebagai pihak yang sibuk dengan urusan pekerjaan dan memiliki harapan yang tinggi untuk kedua anaknya. Sosok ayah juga digambarkan sebagai sosok pribadi yang otoriter dalam mendidik kedua anaknya. Sehingga ketika berhadapan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh anaknya cenderung mengedepankan komunikasi satu arah, kurang mendengarkan pendapat orang lain dan ringan tangan. Sikap semacam inilah yang menyebabkan anggota keluarganya yang lain seperti kurang dapat mengkomunikasikan apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka inginkan.Sedangkan pola didik ibu Ishaan sendiri sebenarnya memakai gaya Otorisasi dan Demokratis. Ibunya berusaha mendorong Ishaan untuk mandiri dengan cara memberikan dukungan secara verbal. Hanya saja ketika berhadapan dengan suaminya, ia cenderung diam karena sikap suaminya yang tidak mentolerir adanya pelanggaran. Ketidaktahuan mereka akan masalah Dyslexia yang dihadapi Ishaan juga karena tidak adanya komunikasi dan tidak mencari tau informasi tentang masalah yang dihadapi oleh anaknya. Ayah menginginkan anak-anak yang cerdas, pintar, dan sukses secara akademik sehingga mereka dapat menjawab tantangan zaman yang terus menuntut persaingan. Keinginan ayah nampaknya tidak begitu sulit bagi Yohaan (kakak ishaan ) karena dia memang anak yang cerdas. Sedangkan bagi Ishaan, harapan itu adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Bukan karena dia malas ataupun nakal seperti yang dipahami oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Semua itu disebabkan oleh gangguan kesulitan belajar yaitu Dyslexia yang cukup terlambat diketahui baik oleh orang tua maupun sekolah. Akibatnya, anaklah yang menjadi korban, dan masalah-masalah perilaku yang ditunjukkan olehnya adalah bentuk pelarian dari ketidakmampuannya, bukan karena dia ingin melakukannya.Peranan sekolah yang tidak mengetahui gangguan yang dialami Ishaan juga memperparah keadaan. Labeling yang diberikan guru terhadap Ishaan membuatnya tertekan dan akhirnya berperilaku seperti yang dilabelkan, membuat gurunya semakin yakin bahwa Ishaan memang nakal, tidak disiplin, dan bodoh. Meskipun ada undang-undang negara yang menyatakan bahwa tiap sekolah tidak boleh menolak murid yang special needs, tapi pengetahuan guru soal anak special needs juga harus ditingkatkan. Karena apabila pengajar tidak mengetahui gangguan belajar apa yang terjadi terhadap anak muridnya, akibatnya adalah si anak yang menjadi korban. Anak dapat berubah dari yang bersemangat menjadi pemurung, tidak bersemangat, frustasi dan menarik diri dari orang lain. Pada kasus Ishaan, dia bahkan tidak mau lagi menggambar dan tidak mau lagi berimajinasi, bahkan bermimpi pun dia tidak berani.Selain Dyslexia, Ishaan juga mengalami apa yang disebut Dyskalkulia dan Dysgraphia, yaitu ketidakmampuan untuk menulis, berhitung dan mengukur. Hal ini tampak dari banyaknya tulisan huruf yang terbalik dan ketika Ishaan tidak dapat menangkap dan melempar bola kepada temannya. Proses belajar dan mengajar Ishaan menjadi lebih mudah apabila orang tua dan guru mengetahui gangguan belajar yang dialami Ishaan. Nikumbh melatih Ishaan menulis secara perlahan muali dari huruf besar lalu pelan-pelan tulisannya diperkecil sehingga akhirnya Ishaan dapat menulis, membaca dan berhitung. Walaupun menggambarkan adanya tidak tahuan pihak sekolah dalam memahami gangguan belajar yang dialami Ishaan, film ini juga menggambarkan tentang proses dan upaya dari orang tua untuk mencoba mengerti dan memahami kebutuhan dan keadaan anak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak sepenuhnya apa yang terjadi dalam keluarga itu adalah salah, karena semuanya berangkat dari ketidaktahuan mereka. Orang tua mau merubah dan menghagai impian dan keinginan anak dengan bantuan dari guru di sekolah. Jadi, interaksi yang baik antara orang tua dan guru tentang perkembangan ataupun problem yang dialami oleh anak, akan menjadi cara yang bijak dalam memahami permasalahan anak.Setiap anak adalah spesial dengan berbagai keunikan harapan dan impian yang berbeda-beda. Oleh sebab itu tidak tepat kiranya jika kita (para orang tua dan guru) memasung impian dan harapan mereka. Ijinkan mereka hidup dengan potensi dan keunikan, hargailah apa yang mereka lakukan, maka mereka pun akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sehat dan cerdas serta mengesankan semua orang.

10