obat_obat sistem syaraf otonom
DESCRIPTION
rerdsTRANSCRIPT
OBAT SISTEM SYARAF OTONOM
3 SSP_faal/ikun/2006
SISTEM SARAF PUSAT(Otak & Med.Spinalis)
SISTEM SARAF TEPIBagian Aferen
BagianEferen
Saraf MotorikSomatik
Saraf MotorikOtonom
ParasimpatisSimpatis
Somatik Viseral
Organ RESEPTOR
Otot Rangka
Organ EFEKTOR
Otot PolosOtot Jantung
Kelenjar
4 SSP_faal/ikun/2006
Comparison of Divisions
Sistem saraf perifer :• Meneruskan impuls saraf dari SSP disebut
saraf Efferent atau motorik• Meneruskan impuls saraf ke SSP disebut
saraf Afferent atau sensorik
Impuls saraf dari luar pertama diterima olehreseptor, kemudian diteruskan ke otak dansumsum tulang belakang.Rangsangan tersebut yaitu perangsangan : sakit, suhu, perasaan, penglihatan, pendengarandsb.
Neurotransmitor1. Asetilkolin adalah neurotransmitor yang dilepaskan
dari: a. Sinaps preganglion simpatis & parasimpatis. b. Posganglion parasimpatis c. Semua akhir syaraf somatik pada otot skelet.2. Norepinefrin (noradrenalin) adalah neurotransmitor yang dilepaskan pada posganglion syaraf simpatis.
- Syaraf yang posganglionnya melepaskan asetilkolin dinamakan syaraf kolinergik
- Syaraf yang posganglionnya melepaskan noradrenalin dinamakan syaraf adrenergik.
Transmisi Neurohumoral
Mekanisme pada Potensial aksi syaraf:
• Depolarisasi: Ion kalium lebih banyak 20x di dalam sel dari pada di luar sel, ion
Na dan ion Cl lebih banyak di luar sel. Bila ada rangsangan impuls mencapai ambang rangsang maka
permeabilitas terhadap ion Na meningkat sehingga masuk ke dalam sel.
• Potensial menuju positif disebut polarisasi terbalik.
• Repolarisasi:: Keadaan kembali ke potensial istirahat.
• Perangsangan ini mengakibatkan pasca ganglion sistem syaraf otonom melepaskan transmitor neurohumoral ( neurotransmitor):
- S.S. Parasimpatis : Asetilkolin (Ach) - S.S Simpatis : Norepinefrin(NE)/Noradrenalin
Pelepasan neurotransmiter yang terusmenerus akan menyebabkan gangguanpada organ, maka akan diinaktivasi:
- Asetilkolin diinaktivasi oleh : Asetilkolin Esterase
- Norepinefrin diinaktivasi oleh:Catekol-o-metiltransferase (COMT)
dan Mono Amin Oksidase (MAO)
Beberapa istilah pada sso - Obat yang meniru/menyerupai kerja syaraf kolinergik disebut: - Obat Kolinergik - Parasimpatomimetik - Obat Kolinomimetik - Obat yang meniru/menyerupai kerja syaraf adrenergik
dinamakan: - Obat Adrenergik
- Simpatomimetik - Obat Adrenomimetik
- Obat yang mengantagonis kerja asetilkolin dinamakan: - Bloking Kolinergik
- Obat Parasimpatolitik - Obat Antikolinergik
- Obat yang nengantagonis kerja Noradrenalin dinamakan: - Bloking Adrenergik
- Obat Simpatolitik- Obat Antiadrenergik
Reseptor SSO
Reseptor Yang berinteraksi dengan
Asetilkolin disebut Kolinoseptor yaitu:
- Muskarinik
- Nikotinik
Reseptor Yang berinteraksi dengan
Noradrenalin disebut Adrenoseptor yaitu:
α1, α2, β1,β2
RESPON SEL EFEKTOR PADA PERANGSANGAN SYARAF OTONOM
Organ Reseptor/impuls Adrenergik Kolinergik• Otot radial α kontraksi Otot Mata: siliar β relaksasi + kontraksi +++ (melihat dekat) (melihat jauh)• Jantung: β1denyut ↑++ denyut ↓+++ β1kontraktilitas ↑ kontraktilitas↓ β1otomatisitas↑ kec konduksi↓• Arteriol: Koroner α, β2kontriksi + Dilatasi ++ Kulit/mukosa α kontriksi +++ Otot rangka α,β2 kontriksi +++ Dilatasi ++ Serebral αkontriksi ringan• Vena: α1,β2kontriksi ++ Dilatasi ++
Respons sel efektor pd perangsangan s.otonom
• Saluran cerna: Otot polos usus α2β2 relaksasi+ gerakan ++ Sekresi kelenjar berkurang bertambah
++
• Paru-paru: Otot trakea bronkus β2relaksasi+ kontriksi ++ Kelenjar α1sekresi↑ stimulasi++
+ β2sekresi↓• Ginjal: β1sekresi rennin
• Kandung kemih: Otot destruktor β relaksasi+ kontraksi +
++ Otot lingkar α kontraksi ++ relaksasi ++
Simpatik Parasimpatik• memperbesar pupil mata• menghambat keluarnya
air ludah (saliva)• meningkatkan ekskresi
keringat dan sekresi getah pancreas
• menghambat sekresi enzim pada kelenjar pencernaan
• menghambat kontraksi kandung kemih (vesica urinaria)
• mempercepat denyut jantung
• mengecilkan pupil mata • membantu (stimulasi)
keluarnya air ludah (saliva)
• menurunkan ekskresi keringat dan sekresi getah pancreas
• menstimulasi sekresi enzim pada kelenjar pencernaan
• mengerutkan kantung kemih (vesica urinaria)
• memperlambat denyut jantung
• menambah volume darah• memperbesar pembuluh
darah koroner• mempersempit
pembuluh darah arteri paru-paru dan arteri pada organ kelamin
• melebarkan cabang tenggorok (bronkhia)
• mengkerutkan kura (limpa)
• menyebabkan kontraksi (meremas) rahim pada saat kehamilan dan relaksasi rahim pada saat tidak ada kehamilan
• mengurangi volume darah
• mempersempit pembuluh darah koroner
• memperbesar pembuluh darah arteri paru-paru dan arteri pada organ kelamin
• mempersempit cabang tenggorok (bronkhia)
• melebarkan kura (limpa) • tidak berpengaruh pada
kontraksi dan relaksasi rahim
OBAT ADRENERGIK
• (Obat-obat Simpatomimetik)
Adalah:
Zat-zat yang dapat menimbulkan efek-efek yang sama dengan efek yang dihasilkan bila sistem syaraf simpatik dirangsang dan ujungnya melepaskan noradrenalin.
Organ Reseptor Respons
Jantung
Arteriol: Kulit & mukosa Otot rangka Visera & ginjal Otak Koroner&paru
Vena:Paru-paru Otot bronkus Kelj. BronkusLambung&Usus Motilitas&tonus
Ginjal:
Β1
αα, β2α, β2αα, β2
β2α1,β2
α2, β2
β1
Denyut jantung↑Kecepatan konduksi↑Kontraktilitas↑Kecepatan konduksi↑Otomatisitas↑
KontriksiKontriksi, dilatasiKontriksi, dilatasiKontriksi sedikitKontriksi, dilatasi
Kontriksi, dilatasi
Bronkodilatasisekresi↓, sekresi↑BerkurangSekresi rennin
Perangsangan syaraf adrenergik* Reseptor α umumnya terdapat pada otot polos seperti: - Otot polos pembuluh darah dan
- Otot polos mukosa• Reseptor β yang terdapat di:
- jantung disebut β1 Reseptor β yang terdapat di organ di bawah ini disebutβ2. yaitu:
- bronkus, - pembuluh darah,
- otot rangka, - usus,
- uterus
Bila syaraf simpatis dirangsang maka:
Mempertinggi penggunaan zat-zat oleh tubuh.
Tubuh disiapkan dengan cepat dapat
menghasilkan banyak energi, jadi bersiap-
siap untuk suatu reaksi
“berkelahi” atau “melarikan diri”.
• Adrenergika bertujuan untuk mencapai keadaan
waspada.
Kerja obat-obat adrenergik
• 1. Perangsangan perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit, mukosa terhadap kelenjar liur dan kelenjar lainnya.• 2. Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus dan pembuluh darah otot rangka.• 3. Perangsangan jantung, akibatnya peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi
Kerja obat-obat adrenergik• 4. Perangsangan SSP seperti: - perangsangan pernafasan - peningkatan kewaspadaan - pengurangan nafsu makan• 5. Efek metabolik, misalnya: - peningkatan glikogenolisis di hati dan otot, - lipolisis - pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak• 6. Efek endokrin, misalnya: Mempengaruhi sekresi insulin, rennin dan hormon hipofisis.
Penggolongan adrenergik berdasarkan cara kerjanya
A. Adrenergika kerja langsung:
1. α adrenergik
2. β1 adrenergik
3. β2 adrenergik
B. Adrenergik kerja tidak langsung
α adrenergik
Contohnya: - noradrenalin
- fenilefrin (α1)
- etilefrin, klonidin (α2)
Khususnya bekerja pada reseptor α yang efeknya
- Vasokonstriksi perifer (kulit, mukosa hidung)
- Dilatasi pupil
- Penghambat peristaltik lambung usus.
Β1 adrenergik
Contohnya: Adrenalin
Khususnya bekerja pada reseptor β1dengan
efek
- Memperkuat daya kontraksi jantung
- Mempercepat frekuensi denyut jantung
- Memperkuat konduksi jantung
Β2 Adrenergik
Contohnya: -Isoprenalin - Salbutamol
Khusus terutama bekerja pada reseptor β2 yangefeknya: - Bronkodilatasi - Dilatasi pembuluh koroner dan otot kerangka perifer. - Relaksasi rahim
Adrenergik kerja tidak langsung
• Obat tidak langsung bekerja pada sel efektor organ obat mengakibatkan pembebasan noradrenalin dari depotnya di ujung-ujung neuron.• Contohnya: - Adrenalin/epinefrin - Amfetamin - Metaraminol• Efek obat ini menyerupai efek NE tetapi efeknya lebih
lambat dan masa kerjanya lebih panjang.
• Bila obat ini diberikan terus menerus dalam waktu singkat akan menimbulkan takifilaksis.
Amfetamin
• - Merangsang pusat nafas pd medula oblongata• - Mengurangi depresi mental yg ditimbulkan obat lain.• - Meningkatkan kewaspadaan • - Menghilangkan rasa ngantuk• - Berkurangnya rasa lelah• - Perbaikan mood, bertambahnya inisiatif• - Keyakinan diri/percaya diri• - Meningkatkan daya konsentrasi, euforia.• - Peningkatan aktivitas motorik dan aktivitas bicara.• - Prestasi fisik meningkat.• - Anoreksia
Efek samping amfetamin
Efek ini bervariasi, pada pemberian dg dosis berlebihanatau penggunaan berulang dapat terjadi hal-hal yangsebaliknya seperti menimbulkan:• - depresi mental dan kelelahan fisik.• - sakit kepala, rasa pusing• - rasa khawatir, pikiran kacau, • - disforia, delirium, rasa lelah.• - menimbulkan adiksi• Pada kardiovaskular meningkatkan tekanan darah,
denyut jantung diperlambat secara refleks, dosis besar dapat terjadi aritmia jantung.
Efedrin
»- Efedrin efektif pada pemberian oral,»- Masa kerjanya jauh lebih panjang dr pd epinefrin»- Dosis efektif jauh lebih besar dr pd epinefrin»- Bekerja pada reseptor α, β1, β2»- Efek perifer efedrin melalui kerja langsung dan tidak langsung
melalui pelepasan NE endogen.»- Efek kardiovaskuler 10 kali lebih lama dari epinefrin,» Meningkatkan tek darah, stimulasi jantung shg
meningkatkan kontraksi jantung dan curah jantung.»- Efek bronkorelaksasi lebih lemah dari epinefrin
tetapi berlangsung lama.»- Efek sentral mirip amfetamin tetapi lebih lemah.
Penggunaan obat-obat adrenergik1. Pada keadaan shock untuk mempercepat kerja jantung dan
melawan hipotensi. Misalnya: - Noradrenalin/Norepinefrin - Adrenalin/Epinefrin2. Pada asma untuk mendapatkan efek bronkodilatasi Misalnya: - Efedrin - Orsiprenalin - Isoprenalin - Adrenalin 3.. Pada pilek (rhinitis): Untuk menciutkan selaput lendir hidung Misalnya: - Derivat imidazolin, - Efedrin, -Adrenalin
4. Midriatikum: memperbesar pupil mata Misalnya: - Fenilefrin - Nafazolin
5. Anoreksans: mengurangi nafsu makan Misalnya: - Amfetamin dan turunannya - Mazindol
Efek samping obat-obat adrenergik
Pada dosis biasa dapat menimbulkan efek
samping akibat khasiatnya atas jantung dan SSP:• - Tahikardia• - Pendebaran jantung• - Sakit kepala• - Gemetaran• - Gelisah dan mual• - Tahifilaksis
Epinefrin/AdrenalinEfek seperti perangsangan saraf adrenergikYang paling menonjol terhadap jantung, otot polos pembuluh darahdan otot polos lain.
- Pembuluh darah kulit, mukosa dan ginjal mengalami kontriksi akibat aktivasi reseptor α
- Mengaktivasi reseptor β1 di otot jantung, sel pacu jantung dan konduksi jantung.
- Memperkuat kontraksi dan mempercepat relaksasi - Curah jantung bertambah, kerja jantung bertambah - Kenaikan darah berbanding langsung dengan dosis. - Menimbulkan relaksasi otot polos saluran cerna- Menyebabkan relaksasi otot destruktor kandung kemih melalui
reseptor β2 dan kontriksi melalui reseptor α1sehingga menimbulkan kesulitan urinasi.
- Merelaksasi otot polos bronkus melalui reseptor β2- Menghambat pelepasan mediator inflamasi dari sel mast melalui
reseptor β2,dan mengurangi sekresi bronkus melalui reseptor α1.
Farmakokinetik dan Penggunaan adrenalinFarmakokinetik• Sukar diabsorpsi pada pemberian oral karena sebagian
besar dirusak oleh enzim COMT dan MAO, • Pemberian i.m absorpsi baik.• Metabolisme di hati menjadi metabolit, • Ekskresi metabolit dan zat asal melalui urin.
Penggunaan:• - Penyegar (analeptikum)• - Bronkodilatasi pada penderita asma• - Mengatasi reaksi hipersensitivitas• - Memperpanjang efek anestetika lokal• - Menghentikan pendarahan kapiler• - Tetes mata untuk mendapatkan efek midriatikum
Efek samping adrenalin
Pemberian epinefrin /adrenalin dapat menimbulkan gejala:
• - Perasaan takut dan gelisah, khawatir, tegang.• - Kepala nyeri berdenyut, tremor, rasa lemah, pusing• - Pucat, sukar bernafas• - Dosis besar i.v dapat menimbulkan perdarahan otak• - Menyebabkan aritmia • - Pada penderita angina pectoris mudah menimbulkan serangan karena meningkatkan kerja jantung.
Norepinefrin/Noradrenalin
( levarterenol, l-arterenol)
• - NE terutama bekerja pada reseptor α tapi lebih lemah dari epinefrin. • - Efek terhadap β1 sebanding dengan epinefrin. • - Efek terhadap reseptor β2 lebih lemah dari epinefrin.• - NE dalam dosis kecil tidak menimbulkan vasodilatasi atau penurunan tekanan darah.• Efek samping NE lebih ringan dari pada epinefrin.
Isoproterenol(isopropilnorepinefrin, isopropilarterenol, isoprenalin).• Bekerja pada semua reseptor β sehingga aktivitas thdp
β1menyebabkan stimulasi jantung dan.• Aktivasi terhadap reseptor β2 menimbulkan relaksasi pada hampir semua otot polos terutama bronkodilatasi dan saluran cerna.• Hampir tidak bekerja pada reseptor α.• Menghambat pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya
akibat reaksi antigen antibodi.• Mengurangi tonus dan motilitas otot polos usus dan menghambat
motilitas uterus.
• Penggunaan: - Asma (kerja lebih cepat dari pada efedrin)
• Efek samping: - Jantung berdebar-debar (efek β1) - Gelisah dan gemetaran - Muka merah• Dosis : Sublingual 3 x sehari 5-10 mg
Orsiprenalin
Meteproterenol, Alupent (Boehringer)• - Daya kerja langsung pada reseptor α vascular• - Daya kerja tidak langsung• - Khasiatnya sama dengan isoprenalin tetapi mulai kerjanya lebih lambat dan efeknya lama.
• Penggunaan: - Pengobatan hipotensi - Menghentikan serangan tahikardia.
• Dosis: - 4 x sehari 10-20 mg oral - inhalasi larutan 5%
Fenilefrin
-Neosinefrin, Statrol (Alcon)-Vibrocil (Zyma), Zincfrin (Alcon)
• Adalah adrenergik selektif pada α1 dan hanya sedikit mempengaruhi reseptor β.
• Efek sentral tidak ada,• Efek terhadap jantung ringan.• Penggunaan: -Pada keadaan hipotensi, menyebabkan vasokonstriksi. - Midriatikum larutan 5-10% - Dekongestan hidung dan mata, lar
0,5%• Dosis: oral 3 x sehari 20 mg.
Derivat Imidazolin
• Efeknya α adrenergik langsung • Menyebabkan vasokonstriksi tanpa stimulasi saraf pusat
• Penggunaan: - Dekongestan pada hidung dan mata - Rhinitis, sinusitis• Kerjanya lebih lama dari pada efedrin.• Penggunaan lama dapat menimbulkan habituasi, sehingga
menyebabkan pilek menahun akibat vasodilatasi.• Contoh:- Nafazolin : Privine ( Ciba) Lama kerja 2-3 jam. Dikombinasi dengan antihistamin. - Xilometazolin: Otrifin (Ciba) Lama kerja 6-8 jam, dapat menyebabkan perangsangan lokal - Oksimetazolin: Navisin (Merck) - Tetrizolin: Visin (Pfizer) 4 jam.
Adrenergik Selektif Thdp Reseptor α 2
• Adalah obat antihipertensi yang bekerja menghambat perangsangan neuron adrenergik di SSP.
• Contoh: - Klonidin,
- Metildopa.
Derivat adrenergik tanpa efek pada jantung
• Dosis kecil obat ini pada reseptor β2 jauh lebih kuat dari pada efeknya pada β1.
• Kerja pada reseptor β2 menimbulkan relaksasi otot polos bronkus, uterus dan pembuluh darah otot rangka.
• Kerja pada reseotor β1 lemah.
• Penggunaan: Obat asma• Contoh: - Fenoterol: Berotec (Boehringer) Dosis 0ral 3 x sehari 2,5 mg, Spray 0,2 mL - Terbutalin: Bricanyl (Glaxo) Dosis Oral 3 x sehari 2,5-5 mg - Salbutamol: Ventolin (Glaxo) Dosis Oral 4x sehari 2-4 mg, Spray 0,1-0,2 mg pada saat serangan. Maksimal 6
xsehari.• Efek samping ringan karena efek β1 rendah sekali.• Daya kerja agak panjang sehingga lebih disukai.
ANTIADRENERGIK
Disebut : Adrenolitika, Simpatolitika,
Penghambat adrenergik
Adalah:• Golongan obat yang efeknya seperti
penghambatan perangsangan syaraf adrenergik atau syaraf simpatis.
Berdasarkan tempat kerjanya
Antagonis adrenoseptor:• Disebut adrenoseptor bloker ialah:Obat yang menduduki adrenoseptor shgmenghalanginya untuk berinteraksi dg obatadrenergik • Menghalangi kerja obat adrenergik pada
sel efektornya • Mengurangi respons sel efektor
adrenergik terhadap perangsangan syaraf adrenergik.
Antagonis adrenoseptor dibagi dua:
• a. Antagonis adrenoseptor α α bloker yang hanya memblok reseptor α dan
tidak mempengaruhi reseptor β.• b. Antagonis adrenoseptor β (β-bloker) Beta-bloker menghambat secara kompetitif efek obat adrenergik, baik NA dan adrenalin endogen maupun obat adrenergik eksogen pada adrenoseptor β.
a. Antagonis adrenoseptor α• 1. α-bloker non selektif:
kerjanya tidak selektif terhadap
α1 atau α2. Contoh: Ergotamin• 2. α1-bloker selektif:
Contoh: prozosin • 3. α2- bloker selektif:
Contoh: Yohimbin
1. α-bloker non selektif:
- Derivat haloalkilamin - Derivat Imidazolin- Alkaloid Ergot
kerjanya tidak selektif terhadap α1 atau α2
Derivat Haloalkilamin
Contoh: fenoksibenzamin.
Memblok reseptor α1 dan α2 pada otot polos arteriol dan vena,
menyebabkan vasodilatasi yang mengakibatkan tekanan darah menurun.
Digunakan untuk :- obat hipertensi 10 mg 2x sehari, - tumor anak ginjal 40-120 mg sehari,- hipertropi prostat benigna dengan cara
merelaksasi otot leher kandung kemih 10-20 mg sehari
Derivat Imidazolin
Contoh: fentolamin Efeknya pada sistem kardiovaskular mirip
dengan fenoksibenzamin, - melepaskan histamin, - merangsang sekresi as. lambung, saliva dan air
mata. E. Samping: Hipotensi, takikardia, aritmia, ulser. Penggunaan: Hipertensi akut, dosis 5 mg infus.
Alkaloid ErgotContoh: ergotamin, ergometrin, ergotoksin
Kerjanya : stimulasi pada otot polos terutama pembuluh darah perifer dan rahim shg efeknya: - vasokonstriksi yang menyebabkan hipertensi - Oksitosik menyebabkan kontraksi otot uterus kuat.
E.samping: - gangren krn vasokonstriksi - mual, muntah (ergotoksin)Penggunaan:- Stimulasi kontraksi uterus, - tdk boleh diberikan pada wanita hamil muda.
2. α1-bloker selektif Prozosin Efeknya hambatan reseptor α1 di otot polos
tanpa stimulasi β1menyebabkan penurunan tekanan darah tanpa takikardia, mengurangi aktivitas neuron adrenergik shg mengurangi pelepasan NA.
• E.samping: pusing, sakit kepala, ngantuk, nausea.• Penggunaan: Obat hipertensi,
Gagal jantung kongestif Hipertropi prostat benigna
3. α2- bloker selektif,
Yohimbin
Yohimbin masuk ke SSP, memblok α2 dan menyebabkan peningkatan aktivitas neuron adrenergik sentral shg merangsang pelepasan NA diujung sy. Adrenergik.
Efeknya: peningkatan tekanan darah,
peningkatan denyut jantung
peningkatan aktivitas motorik• Penggunaan: impotensi.
b. Antagonis adrenoseptor β (β-bloker)
Beta-bloker menghambat secara kompetitif efek obatadrenergik, baik NA dan adrenalin endogen maupun obatadrenergik eksogen pada adrenoseptor β.
Efek:• -mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard.• -menurunkan aliran darah ke ginjal.• -menurunkan tekanan darah yang hipertensi• -Bronkokonstriksi lemah, berbahaya bagi yang asma• -menghambat glikogenolisis di hati• -efek SSP: mimpi yg menakutkan dan insomnia
• Penggunaan: - Angina pektoris, - Aritmia krn menghambat efek NA di jantung, - Antihipertensi krn penurunan curah jantung - Infark miokard - Migren, mendilatasi pembuluh darah serebral. - Glaukoma, timolol mengurangi tekanan intraokuler - Hipertiroidisme, nadolol mengurangi tremor.
• Efek samping: - gagal jantung, - bradiaritmia, - bronkospasme, - hipoglikemia, - menurunkan kolesterol HDL&
meningkatkan trigliserida.• Contoh: - propanolol, timolol, nadolol, sotalol
mempunyai afinitas sama terhadap reseptor β1 dan β2.
- asebutolol, metoprolol , atenolol, bisoprolol bersifat kardioselektif karena lebih tinggi afinitasnya thdp β1
c. Penghambat syaraf adrenergik
• Penghambat syaraf adrenergik menghambat aktivitas syaraf adrenergik berdasarkan sintesis, atau penyimpanan dan pelepasan neurotransmitor di ujung syaraf adrenergik.
1. Guanetidin
2. Reserpin
1. Guanetidin
• Efek: Penghambatan respons thdp stimulasi syaraf adrenergik
dan obat adrenergik yang bekerja tidak langsung. Mula-mula efeknya stabilisasi membran ujung syaraf shg
berefek anestesi lokal. Pemberian lama dapat menyebabkan syaraf adrenergik
tidak responsif thdp obat adrenergik dalam waktu lama -menurunkan tekanan darah -meningkatkan motilitas sal. cerna shg diare• Efek samping: hipotensi, udem krn retensi air & garam, gagal jantung.• Indikasi: hipertensi
2. Reserpin• Mekanisme kerjanya: Mengosongkan ketekolamin diberbagai organ termasuk medulla
adrenal dan otak shg syaraf tidak melepaskan NA baik adrenergik perifer maupun sentral
.• Efek: Curah jantung dan resistensi perifer berkurang. Efek hipertensinya berdasarkan kerja sentral dan perifer.
• Efek samping: - Sedatif akibat efeknya pada SSP, - Tdk dapat konsentrasi, - Depresi dapat terjadi pada dosis 0,25 mg sehari, - Hidung tersumbat, - Ulkus peptkum.
• Penggunaan: antihipertensi dikombinasi dengan diuretik
KOLINERGIK• ( Parasimpatomimetik, kolinomimetik)
adalah:
Obat yang dapat menimbulkan efek-efek yang sama dengan efek yang terjadi bila terjadi perangsangan syaraf parasimpatis dan pada ujungnya melepaskan Asetilkolin.
Bila neuron dirangsang timbul efek yang
menyerupai keadaan istirahat dan tidur.
Efek lain yang penting adalah:• - Stimulasi aktivitas saluran cerna sehingga: - peristaltik diperkuat - meningkatnya sekresi kelenjar ludah, getah lambung dan air mata.• - Memperlambat aliran darah, sehingga: - Mengurangi kegiatan jantung
- Vasodilatasi - Penurunan tekanan darah
• - Memperlambat pernafasan, sehingga: - Bronkokonstriksi - Sekresi riak diperbesar• - Kontraksi otot mata, sehingga: - miosis, lancarnya pengeluaran air mata• - Kontraksi kandung kemih dan ureter, sehingga: - memperlancar keluarnya air seni.
Reseptor Kolinergik• - Reseptor muskarinik, ikatan obat dengan reseptor ini menimbulkan efek
muskarinik. Reseptor muskarinik terdapat pada otot polos, otot
jantung dan kelenjar umumnya menimbulkan efek muskarinik.
Contoh: Pilokarpin dan fisostigmin
• - Reseptor nikotinik, menimbulkan efek nikotinik yang berlawanan dengan
efek muskarinik. Ikatan dengan reseptor nikotinik menimbulkan stimulasi
SSP ringan. Terdapat pada otot skelet dan medulla adrenal. Contoh: Neostigmin dan piridostigmin
Penggolongan Kolinergik• Obat yang bekerja langsung Obat bekerja pada sel efektor, contoh:- Pilokarpin
-Muskarin - Arekolin
• Obat yang bekerja tidak langsung Obat menghambat asetilkolin esterase sehingga
terjadi perangsangan syaraf parasimpatis. Contoh:- Fisostigmin - Neostigmin - Piridostigmin.
Berdasarkan struktur kimianya:1. Ester kolin, contoh: asetil kolin, metakolin, karbakol2. Antikolin esterase, contoh: fisostigmin, neostigmin3. Alkaloid tumbuhan, contoh: muskarin, pilokarpin, arekolin
1. Ester Kolin (Asetilkolin)- Pada kelenjar eksokrin dan otot polos disebut efek muskarinik- Pada ganglion simpatis¶simpatis dan otot rangka disebut efek
nikotinik.- Pada kardiovaskuler menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah, - Pada medulla anak ginjal menyebabkan vasokonstriksi.- Pada kelenjar eksokrin menimbulkan: - salviasi, - kelenjar pankreas meningkat, - keluarnya keringat- Pada usus :- sekresi as. lambung dan peristaltik usus meningkat- Pada Bronkus: - bronkospasmus - produksi lendir berlebihan- Pada saluran kemih:- kontraksi Asetilkolin pada keadaan biasa muncul efek muskarinik yang menimbulkan efek Hipotensif.• Efek samping:- Asma bronkhial - Ulkus peptikum• Indikasi:- perbaikan sirkulasi perifer - pada penimbunan gas dalam sal. pencernaan
2. Antikolin esterase Kerjanya menghambat kerja kolinesterase yang menyebabkan keadaan
seperti perangsangan syaraf kolinergik.
• Pada mata: - pupil mata miosis - hilangnya akomodasi - hiperkonjungtiva• Pada saluran cerna:- meningkatkan peristaltik sal cerna
- Kontraksi lambung - Sekresi asam lambung
• Efek toksis: - miosis kuat, bronkokontriksi - hidung mengeluarkan sekret, muntah, diare - ataksia, hilangnya refleks, bingung - kejang, koma, lumpuh pernafasan• Indikasi: - otoni sal.Pencernaan dan kandung kemih - Miotika • Preparat: - Fisostigmin salisilat: tts mata, oral, parenteral - Neostigmin bromida - Piridostigmin bromida
3. Alkaloid Tumbuhan a. Muskarin : Amanita muskaria b. Pilokarpin : Pilokarpus jaborandi c. Arekolin : Areca catechu• Efek muskarinik: - meningkatkan kelenjar
keringat - meningkatkan kelenjar air
mata - meningkatkan kelenjar ludah - meningkatkan getah
lambung, pepsin• Efek toksik: Bingung, koma, konvulsi• Preparat: -Pilokarpin HCl untuk miosis
ANTI KOLINERGIK• Antikolinergika atau parasimpatolitika :
zat yang dapat melawan sebagian atau seluruhnya efek Asetilkolin di
- otot-otot polos ,
- otot jantung
- kelenjar yaitu efek muskarinik dan efeknya di SSP.
Antikolinergika pada umumnya merintangi penerusan impuls dalam sel-sel ganglion
Penggolongan antikolinergik
a. Alkaloida belladonna: atropin, hiosiamin,
skopolamin
b. Senyawa ammonium kwarterner:
propantelin, oksifenonium,
mepenzolat, klidinium,bevonium.
c. Ester-ester asam asetat:
adifenin, kamilofin, oksifensiklimin.
d. Antihistamin: difenhidramin.
Penggunaan
a. Spasmolitikum (pelemas kejang otot), untuk meredakan kejang dan kolik di saluran lambung usus, saluran empedu dan kemih.b. Pada borok lambung-usus , mengurangi sekresi getah lambung dan mengurangi
peristaltik.c. Sebagai midriatikum, melebarkan pupil dan melumpuhkan akomodasi mata.d. Sebagai sedativum berdasarkan efek menekan SSPnya, terutama atropin dan skopolamin sebelum operasi bersama anestetika umum.e. Pada hiperhidrosis menekan sekresi berlebihanf. Pada penyakit Parkinson: triheksifenidil, orfenadrin, benzatropin.
1. Alkaloida Belladona
Berasal dari tanaman Atropa belladonae yang mengandung:
- hiosiamin, - atropin - skopolamin.
Ketiga alkaloid tersebut juga terdapat pada
tanaman:- Datura stramonium
- Hyosciamus niger
AtropinKhasiat parasimpatolitiknya kuat dan
bekerja: - melawan efek muskarin dari asetilkolin
dan efek nikotinik.- memiliki kerja atas SSP (sedatif)- bronkodilatasi ringan berdasarkan
peredaan otot polos bronkhus. - Midriasis kuat, - Menekan sekresi kelenjar
Penggunaan Atropin• Midriatikum dengan kerja cepat dan panjang (1 minggu), • Spasmolitikum pada asma,• Batuk rejan,• Kejang-kejang di lambung-usus. • Antidotum efektif terhadap overdosis pilokarpin dan
kolinergika lain.
• Absorpsi dari usus cepat dan lengkap begitu juga dari mukosa. Dari kulit dan mata sukar diserap.
• Dosis: oral 3 kali sehari 0,25-0,8 mg, injeksi sub kutan maksimal 3 kali sehari 0,5 mg , tetes mata 0,5-1%
Turunan Atropin• Ekstrak dan Tingtur Belladonna mengandung l-hiosiamin yang pada pokoknya memiliki khasiat dan
penggunaan seperti atropin.
• Homatropin Turunan sintesis dengan khasiat yang lebih kurang 10 kali lebih
lemah dari atropin. Kerja midriatiknya lebih lemah dan pendek, lebih disukai dari pada
atropin. Sering dikombinasi dengan kokain yang juga bersifat midriatikum Efek samping lebih ringan dari atropin. Dosis: Dalam tetes mata larutan HBr 2-5 %.
• Benzatropin (Cogentin, MSD) Turunan sintetik yang digunakan untuk penyakit Parkinson. Dosis: oral 2 kali sehari 0,5-1 mg lambat laun dipertinggi sampai maksimal 6 mg sehari.
b. Skopolamin
• Khasiatnya dalam hal merintangi sekresi ludah dan keringat lebih kuat dari pada atropin.
• Efek sedatif dan hipnotiknya lebih kuat 3 kali dari pada atropin sehingga dulu sering digunakan untuk tambahan efek pre operatif dan mabuk perjalanan.
• Sebagai midriatikum digunakan berhubung mulai kerjanya lebih cepat dan waktunya lebih pendek.
• Dosis: Untuk mabuk perjalanan oral 0,25 mg Sebagai tetes mata 0,05-0,1%
Turunan Skopolamin• Metilskopolamin (Holopon)
• Butilskopolamin(Buscopan, Boehringer)
Banyak digunakan sebagai spasmolitikum organ-organ dalam, khususnya kejang-kejang di
- lambung-usus, - saluran empedu, - saluran kemih dan - uterus. Efek samping ringan dan jarang terjadi. Dosis: oral atau rektal 3-5 kali sehari 10-20 mg, injeksi s.k atau i.m 20 mg.
2. Senyawa Kwaterner
Efek antikolinergiknya lebih lemah dari atropin
Efek spasmolitiknya lebih kuat shg digunakan untuk spasmolitikum organ dalam.
* Propantelin: Probanthine (Sereale)* Oksifenonium: Antrenyl (Ciba)* Bevonium: Acabel (Grunental)* Klidinium: Librax( Roche)
Efek toksik atropin
Tanda-tanda keracunan: - mulut kering - sukar menelan - pusing - sukar bicara - haus - pandangan kabur - kulit panas - suhu badan tinggi - denyut jantung cepatEfek sentral: - inkoordinasi - eksitasi - delirium
Pengobatan keracunan AtropinBaru ditelan:- Bilas lambung - Eksitasi diobati dengan barbiturat atau diazepam
Bila sudah lama :- Antidotum: Fisostigmin 2-4 mg sk- Pernafasan buatan- Elektrolit diperbaiki- Retensi Urin diperbaiki dengan kateterisasi.