o seniti 0 selasa c rabu sabtu (2) -...

3
~ o SeniTI 0 Selasa C Rabu 1 234 5 6 7 17 18 19 20 21 22 - OJan OPeb OMar OApr .Mei .0 Kamis 0 Jumat 0 Sabtu 8 9 (2) 11 12 13 23 24 25 26 27 28 OJun 0 Jul 0 Ags 0 Sep IT . Minggu 14 15 16 29 30 31 ONov ODes II ~I ~I II K " - - alau setiap bangunan bisa ber- cerita siapa arsiteknya, nama Mochamad Ridwan Kamil akan disebut-sebut dari Jakarta, Mia- mi, Buenos Aires, hingga Sao Paulo. Belum lagi belasan bangunan di daratan Cina. Karier Emil, begitu arsitek kelahiran Bandung 37 tahun lalu ini disapa, me- mang tengah bersinar. Bersama studio desain arsitektur dan perencanaan per- kotaan Urbane yang dipimpinnya, Emil menang dalam berbagai sayembara de- sain arsitektur di Tanah Air dan manca- negara, seperti Museum Tsunami Aceh, Bursa Efek Jakarta, dan Kunming Tech Park, Kunming, Cina. Berkat prestasinya ini, majalah desain arsitektur, Elle Decor Indonesia, meno- batkannya sebagai Architect of the Year 2009. Sementara itu, Urbane masuk daf- tar sepuluh kantor arsitektur terbaik di Indonesia versi perusahaan riset kon- struksi, BCI Asia. Senin lalu, Tempo mengikutinya pada hari yang disebut putra pasangan Atje Misbach (almarhum) dan Tjutju Sukae- sih ini sebagai hari tersibuknya. "Senin itu hari yang paling melelahkan karena semua jadwal menumpuk di hari itu," ujarnya. - Kliping Hum as Unpad 2009 --- - - - - -

Upload: hoanganh

Post on 24-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: o SeniTI 0 Selasa C Rabu Sabtu (2) - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/... · desain arsitektur dan perencanaan per-kotaan Urbane yang dipimpinnya,

~o SeniTI 0 Selasa C Rabu

1 234 5 6 717 18 19 20 21 22

- OJan OPeb OMar OApr .Mei

. 0 Kamis 0 Jumat 0 Sabtu

8 9 (2) 11 12 1323 24 25 26 27 28

OJun 0 Jul 0 Ags 0 SepIT

. Minggu

14 15 1629 30 31

ONov ODes

II

~I

~III

K" - - alau setiap bangunan bisa ber-

cerita siapa arsiteknya, namaMochamad Ridwan Kamil akandisebut-sebut dari Jakarta, Mia-mi, Buenos Aires, hingga Sao

Paulo. Belum lagi belasan bangunan didaratan Cina.

Karier Emil, begitu arsitek kelahiranBandung 37 tahun lalu ini disapa, me-mang tengah bersinar. Bersama studiodesain arsitektur dan perencanaan per-kotaan Urbane yang dipimpinnya, Emilmenang dalam berbagai sayembara de-sain arsitektur di Tanah Air dan manca-negara, seperti Museum Tsunami Aceh,Bursa Efek Jakarta, dan Kunming TechPark, Kunming, Cina.

Berkat prestasinya ini, majalah desainarsitektur, Elle Decor Indonesia, meno-batkannya sebagai Architect of the Year2009. Sementara itu, Urbane masuk daf-tar sepuluh kantor arsitektur terbaik diIndonesia versi perusahaan riset kon-struksi, BCI Asia.

Senin lalu, Tempo mengikutinya padahari yang disebut putra pasangan AtjeMisbach (almarhum) dan Tjutju Sukae-sih ini sebagai hari tersibuknya. "Seninitu hari yang paling melelahkan karenasemua jadwal menumpuk di hari itu,"ujarnya. -

Kliping Hum as Unpad 2009

--- - - - - -

Page 2: o SeniTI 0 Selasa C Rabu Sabtu (2) - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/... · desain arsitektur dan perencanaan per-kotaan Urbane yang dipimpinnya,

proyek barn. Meski berkantor diBandung, tak kalah banyak pro-yeknya dengan pebisnis di IbuKota. Dua berturut-turut kantorini menjadi 10 kantor arsitekturterbaik versi BCI Indonesia.

Dengan proyek menumpuk,dari mana Emil mendapat ide de-sain yang menurut dia harus unikdan selalu punya cerita? "Travel,"ujarnya singkat.

Jika dananya memadai, seta-hun dua kali Emil dan pegawai-nya bepergian ke luar negeri me-lihat bangunan dan tata kota dimancanegara. Buku dan majalaharsitektur teranyar juga selalu di-jadikan referensi.

Emil sudah menjelajahi lebihdari 80 negara dan mengumpul-kan miniatur bangunan khasyang dijajarkan pada rak khususdi rumahnya. "Saya maunya se-belum umur 40 tahun sudah bisapergi ke seratus negara," ujarnya.

Emil berencana memindahkankantornya ke Cigadung Raya, be-berapa ratus meter dekat rumah-nya. la ingin memadukan kantordengan hotel dan restoran. "Ban-dung itu pas untuk bisnis hoteldan restoran, jadi nanti hasilnyabisa subsidi biayapembangunankantor. "

Emil meninggalkan kantornya,lalu makan siang di restoran Sa-bana Kapau. Lalu ia bergegasmenuju tempat rapat bersamaguru besar ITB membahas renca-na penerbitan buku industri kre-atif. Emil diundang juga karenasepak terjangnya dalam komuni-tas kreatif lewat Bandung Crea-tive City Forum.

Perhatiannya itu bermlJ!a darikepergiannya ke Inggris setelahdipilih British Council Indonesiasebagai Internatimial Young De-sign Entrepreneur of the Year pa-da 2006. Emil menemukan adapertumbuhan pesat industri kre-atif di negara itu.

Sekembalinya ke Bandung,Emil sedih melihat komunitas kre-atif kota itu tak tumbuh denganmaksimal. "Padahal industri krea-tif ini cocok buat Indonesia karenatidak butuh modal," ujarnya.

Emil mulai mendatangi satuper satu komunitas kreatif di Ko-ta Kembang dan meminta mere-ka bergabung dalam forum. Kinisudah lebih dari 30 komunitasbergerak bersama-sama.

Dalam waktu dekat, pria berka-camata ini akan mengorganisasilelang lukisan dengan harga ter-jangkau demi mendongkrak po-pularitas pelukis Kota Bandungdan pasar seni tempat mereka ber-ada. Karena itu, Emil menyempat-kan mampir di Pasar Seni TamanSari menemui para pelukis.

Emil memutuskan memulai ge-rakan industri kreatif ini karenaia merasa ada banyak pihak yangpunya ide namun sedikit yangmau berinisiatif memulainya.

Seusai rapat, Emil bergeser keFakultas Ekonomi UniversitasPadjadjaran, tempat ia mengajarinovasi dan ekonomi kreatif. Ber-

G 12.15

Balai pertemuan

Ilmiah ITB

Jalan Dipati Ukur

Jadwal yang padat hari ini di-atasi dengan gerakan Emil yanggesit dan jalannya yang cepat. latak kelihatan lelah ataupun tere-ngah-engah. Itu ternyata hasil da-ri joging pagi tiga kali seminggu.

ulang-ulang ia meminta mahasis-wa di kelasnya mencermati per-kembangan di kalangan masya-rakat agar bisa menemukan celahbisnis dan membuat konsep usa-ha dan pemasaran yang kreatif.

G 16.30

Desa Babakan Asih

Bojong Loa Kaler,

Bandung Selatan

vel fiksi terjemahan ini hanya ikutmerancang proyek di awal danmengevaluasi perkembangan, se-dangkan urusan teknis dan pelak-sanaan proyek dari hari ke haridiserahkan kepada partnernya.

Sebelum pulang, Emil sempatmengobrol dengan ketua rukuntetangga dan warganya sambilmenyantap cakwe. Lucunya,meski terbiasa membaca peta dangambarkontur bumi, Emil takbisa menemukan jalan dan sem-pat tersesat di gillig-gang sempitBabakan Asih.

C\ 19.45

V Rumah Em~

Sopir membawa Kijang Innovaperak meluncur cepat-menembusrintik hujan, sementara Emil si-buk mengulik BlackBerry dan se-sekali menelepon koleganya. Mo-bil melewati jalan mendaki yangdulunya kebun dan sawah yangdilewatinya setiap pagi saat be-rangkat ke sekolah.

Rumah orangtua Emil memangtak jauh dari tempat tinggalnyasekarang. Tak sampai setengah

. jam ia sampai di Rumah Botol,. begitu Emil menyebut rumahnya.

Bukan karena bentuknya sepertibotol, tapi dinding luarnya dibuatdari paduan tembok dengan 30 ri-bu botol minuman energi.

Rumah ini memadukan konsepbangunan modem dengan prin-sip ramah lingkungan lewat daurulang botol yang dikumpulkansendiri dari tempat sampah danpengepul barang bekas. Celah-celah di antara botol dibiarkanagar angin bisa berembus masuk.

Bagi Emil, rumah yang diba-ngun selama dua tahun inilah im-piannya sejak dulu. "Selain pro-ses menabungnya yang lama, ben-tuknya lebih pada prakaIya yangtak mudah orang menirunya."

Emil biasa lembur hampir se-tiap hari, namun ia tak pernahmembawa pekerjaan ke rumah."Kalau di rumah ini jadi malaskarena suasananya bikin ngan-tuk, "ujarnya.

Emilmenutup harinya denganmakan malam bersama keluargadengan menu ayam kremes, ren-dang, dan salad kentang. Esokpaginya ia harus berangkat keJakarta, rapat-rapat proyek su-dah menantinya. Seusai makanmalam yang diisi obrolan hangatEmil dengan anak-anaknya itu,kami berpisah. . OKTAlIANOJAYAWlGUNA

Empat tahun membina bisnisdan menancapkan nama di duniakomersial dirasa Emil sudah cu-kup. Kini ia mengarahkan targethidupnya mengatasi masalah-masalah sosial di perkotaan.

"Saya percaya kota adalah cer-min peradaban," ujarnya. "Jadisaya prihatin melihat kota kitasemrawut. Masak sih kita tak bisarapi dan teratur seperti di Eropa?"

Karena itu, selain membuatproyek komersial, kini Urbanemembuat proyek percontohanperbaikan tata ruang permukim-an kurnuh di perkotaan lewatprogram "One Village, One Play-ground". Urbane menggandengperusahaan swasta membeli sebi-dang tanah yang akan dibanguntaman bermain anak.

Masyarakat sekitamya dimintameneken kontrak menghentikankebiasaan yang merusak ling-kungan, seperti membuang sam-pah di sungai. Juga diminta lebihmemperhatikan anaknya denganmenyertakan dalam aktivitaspendidikan di taman bermain.

Urbane bersama organisasipendamping juga memberikanrekomendasi penyelesaian masa-lah lingkungan, seperti pembuat-an sumur resapan demi meng-atasi banjir. Ada juga pengecatandinding dan pembuatan mural,yang menurut ilmu desain warnabisa membangkitkan motivasiorang di sekitamya.

Banyak aktivitas sosial Emil.Sebelum ke desa ini, Tempomengikutinya inempresentasikandesain renovasi bangunan SMANegeri 3, yang dikerjakannya se-cara pro bono.

Emil jadi peduli masalah ma-syarakat miskin lantaran, saatmengejar gelar master di Univer-sity of California-Berkeley, iapernah jadi kaum miskin. "Sam-pai bawa kartu miskin segala."

Kapan ia mengurusi bisnisnya?"Kuncinya adalah delegasi peker-jaan," kata Emil. Penggemar no-

Page 3: o SeniTI 0 Selasa C Rabu Sabtu (2) - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/... · desain arsitektur dan perencanaan per-kotaan Urbane yang dipimpinnya,

Semilir angin menyambut Tempodi ruang tamu rumah yang diisi sofatanpa sandaran dan meja dengantumpukan majalah arsitektur. Tak la-ma Emil muncul sudah rapi denganrambut klimis, berkaUJ?,dan bercela-na jins hitam dipadu sweater senadaserta syal cokelat tua.

Ia mengajak sarapan di ruang ma-kan yang disatukan dengan dapur.

. Perangkat makan serba putih dengansajian telur mata sapi, udang gorengtepung, dan tahu goreng tersaji diatas meja kaca. Semua masakan dita-ta dan dihiasi potongan tomat dan se-tangkai seledri.

Emil sarapan bersama istrinya,Atalia Praratya, yang dinikahi pada1996. Uniknya, keduanya barn ber-kenalan sekjtar tahun itu, padahal

-Emil bersekolah di SMA Negeri 3Bandung yang satu kompleks dengansekolah Atalia, SMA Negeri 5 Ban-dung. "Kami tak pernah ketemu ataukenalan, mungkin sudah jodoh, ya."

Anak kedua pasangan ini, Cammi-lia Laetika Azzahra, 4 tahun, jugaikut sarapan. Sementara itu, putrapertama mereka, Emmeril KahnMumtadz, 9 tahun, sudah terlebih,dulu berangkat sekolah.

,

,.

mil buk t ffiill.

ggu, .b I- E mem a rapa -Putrinya yang gemar menggam ar. dirin

. t.

patan di kantor yang 18emitu memang lengket dengan Emil. Ia tahun lalu itu bersama partner-

bahkan bercita-ci~ y~g sarna seper- nya: A.D. Tardiyana, R.eza Nur~ti ayahnya. "Mau ]adi apa kalau su- tjahja, dan Irvan DaIWlS. SeusaJ.dah besar?" tanya Emil kepadanya. rapat, satu per satu anggota staf-"Arsitek," ja~abnya malu-~u.. nya mengkonsultasikan proyek.

Emil bercenta, suatu hari putrinya Penasihat perencanaan tata kotamampir ke kantor dan menyatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakartakesukaannya pada satu dari tiga pro- ini memberikan opininya semba-posal desain yang sedang dikerjakan. ri merevisi gambar dan memberiTernyata pilihan putrinya itu jugalah catatan dengan spidol hitam.yang dipilih kliennya. "Feeling-nya Pembahasan proyek itu senga-sudah ada." ja dipadatkan di awal pekan, se-

Meski ada tanda bakat Emil menu- mentara Selasa dan Kamis ia bia-run pada anaknya, profesi arsitek bu- sanya menghadiri rapat-rapatkanlah gen keluarganya. Orang tua- proyek di Jakarta. Lantas Rabunya dosen, sementara empat saudara- dan Jumat dijadikan hari khususnya pekerja kantoran. . menggambar desain bangunan.

Masuk dunia arsitektur pun Emil Nah, akhir pekan ia khususkansecara tak sengaja. Bingung menentu- bersama keluarga.kan jurusan saat ujian masuk pergu- Nama Urbane singkatan dariruan tinggi, ia mencantumkan teknik Urban Evolution, yang berartikimia mengikuti bidang ibunya: Ada- mimpi pendirinya mengubah kotapun pada pilihan kedua, ia tulis tek- dan bangunannya. Evolusi, baginik arsitekt'ur. Malah pilihan kedua Emil, perlu dilakukan di kota-ko-yang tembus. "Untunglah, ternyata ta di Indonesia yang tengah sakit.saya lebih berkembang di sana." Sumber penyakit itu dari penata-

Seusai sarapan, Emil berangkat ke an kota yang tak ramah lingkung-kantor dengan mobil SUV Nissan X- an dan tidak manusiawi karenaTrail perak. Ia mampir sebentar ke ta- kelewat mengutamakan mobil

man kanak-kanak ~erguruan I?~ tanpa memberi ruang bagi p~ja-Hikam, sekolah putrinya yang dipilih Ian kaki dan transportasi publik.Emillantaran ingin sedari kecil anak- "Saya ingin ada keseimbangannya mendapat pendidikan agama. antara fungsi ekonomi dan sosi-

Setelah itu ia bez:;ama istriny~ ke al," ujarnya.kantor Urbane. Atalia mengurusl ke- Emil juga menggand~g pakaruangan -kantor ini, tapi hanya paruh lingkungan hidup agar desain ba-waktu sehingga masih punya banyak ngunannya lebih ramah ling-waktu menemani kedua anaknya. kungan. Memang tak semua

kliennya mau memperhatikan as-pek kelestarian lingkungan kare-na biaya pembangunannya rata-rata 8 persen lebih mahal.

Kini Urbane memiliki 25pekerja yang menangani berba-gai desain gedung perkantoran,hotel, restoran, dan hunian, yangtiap minggunya selalu muncul

G 07.15

RumahEmii

Cigadung Selatan,

Dago, Bandungo 08.40

Kampus

Institut Teknologi

Bandamg

Emil hanya mengecek suratelektronik dan Facebook, lalumeninggalkan Urbane. Ia ber-ganti mobil Kijang Innova, yangdikemudikan sopirnya, menujugedung Labtek IXB ITB, tempatsidang tesis salah satu mahasiswapascasarjana yang dibimbingnya.

Sarjana teknik arsitektur ITB inimemang hampir 13 tahun meng-ajar di almamaternya. Baginya,mengajar adalah panggilan hati.Masih terngiang petuah ayahnyabahwa pengajar akan selalu dike-nang karena keilmuannya.

Lagi pula mengajar mesti dila-koninya mengingat kondisi Indo-nesia yang membutuhkan sum-bangsih mereka yang punya ke-ahlian. "Negara ini punya banyakpermasalahan, jadi tidak bisa ka-lau saya cuma praktek," ujarnya.

10.00

Kantor Urbane

Jalan Sumur Ban-

dung, Dago