nutritional status in denture wearers-makalah

15
 1 | Page  BAB I TINJAUAN KASUS STATUS NUTRISI PADA PEMAKAI GIGI TIRUAN Hubungan antara keadaan gigi geligi, fungsi pengunyahan dan asupan gizi sangatlah penting. Faktor makanan berhubungan dengan penyebab dan pencegahan penyakit- penyakit, termasuk kanker, penyakit jantung koroner, katarak. Pasien lanjut usia pemakai gigi tiruan rentan terhadap penurunan kesehatan karena beberapa faktor termasuk fisiologis, psikososial, oral, fungsional, medis dan suplemen makanan. Pengarahan pola makan merupakan salah satu bagian perawatan yang diperlukan untuk pemakai gigi tiruan. Efek tidak adanya gigi pada gizi dan status kesehatan merupakan kasus kesehatan yang penting, tapi sering diabaikan. Penggunaan gigi tiruan lengkap dapat memiliki efek merugikan pada kesehatan mulut dan jaringan pendukung gigi tiruan.  Menurunnya kemampuan mengunyah dapat mengarah pada perubahan pemilihan makanan untuk pasien dengan resiko status nutrisi yang terganggu, khususnya pada pasien lanjut usia yang menggunakan gigi tiruan lengkap Dampak kesehatan mulut pada gizi pemakai gigi tiruan Kesehatan mulut merupakan faktor penting bagi gizi seseorang. Terdapat potensi yang jelas bahwa kondisi mulut dan gigi memiliki efek merugikan pada gizi pasien. Berdasarkan studi, dilaporkan bahwa satu dari lima orang tua memiliki keadaan mulut yang menghalangi mereka memakan makanan yang mereka pilih, 15% membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghabiskan makanan mereka dan kenikmatan makanan tersebut berkurang karena kondisi mulut mereka, 5% menghindari makan makanan tertentu karena masalah pengunyahan. Gejala sisa dari perawatan dengan gigi tiruan penuh mungkin memiliki efek merugikan pada kesehatan mulut dan jaringan pendukung gigi tiruan. Efeknya dapat berupa efek langsung maupun tak langsung. Efek langsung dapat berupa : stomatitis, iritasi, hiperplasia, ulkus traumatik, flabby ridge, resorpsi residual ridge, ulserasi mukosa, persepsi rasa yang berubah, sindrom mulut terbakar dan tersedak. Efek tidak langsung berhubungan dengan berkurangnya kemampuan mengunyah disertai berkurangnya fungsi dan kapasitas keseluruhan dari tubuh. Berlanjutnya menu makanan yang tidak cukup dapat mengarah ke berkurangnya toleransi jaringan ,sehingga menyebabkan adaptasi gigi tiruan yang kurang baik.

Upload: hendry-c-r-ulaen

Post on 13-Jul-2015

384 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 1/15

1 | P a g e  

BAB I

TINJAUAN KASUS

STATUS NUTRISI PADA PEMAKAI GIGI TIRUAN

Hubungan antara keadaan gigi geligi, fungsi pengunyahan dan asupan gizi sangatlah

penting. Faktor makanan berhubungan dengan penyebab dan pencegahan penyakit-

penyakit, termasuk kanker, penyakit jantung koroner, katarak. Pasien lanjut usia pemakai

gigi tiruan rentan terhadap penurunan kesehatan karena beberapa faktor termasuk fisiologis,

psikososial, oral, fungsional, medis dan suplemen makanan. Pengarahan pola makan

merupakan salah satu bagian perawatan yang diperlukan untuk pemakai gigi tiruan.

Efek tidak adanya gigi pada gizi dan status kesehatan merupakan kasus kesehatanyang penting, tapi sering diabaikan. Penggunaan gigi tiruan lengkap dapat memiliki efek 

merugikan pada kesehatan mulut dan jaringan pendukung gigi tiruan.   Menurunnya

kemampuan mengunyah dapat mengarah pada perubahan pemilihan makanan untuk pasien

dengan resiko status nutrisi yang terganggu, khususnya pada pasien lanjut usia yang

menggunakan gigi tiruan lengkap

Dampak kesehatan mulut pada gizi pemakai gigi tiruan

Kesehatan mulut merupakan faktor penting bagi gizi seseorang. Terdapat potensi

yang jelas bahwa kondisi mulut dan gigi memiliki efek merugikan pada gizi pasien.Berdasarkan studi, dilaporkan bahwa satu dari lima orang tua memiliki keadaan mulut yang

menghalangi mereka memakan makanan yang mereka pilih, 15% membutuhkan waktu

yang lebih lama untuk menghabiskan makanan mereka dan kenikmatan makanan tersebut

berkurang karena kondisi mulut mereka, 5% menghindari makan makanan tertentu karena

masalah pengunyahan.

Gejala sisa dari perawatan dengan gigi tiruan penuh mungkin memiliki efek 

merugikan pada kesehatan mulut dan jaringan pendukung gigi tiruan. Efeknya dapat berupa

efek langsung maupun tak langsung. Efek langsung dapat berupa : stomatitis, iritasi,

hiperplasia, ulkus traumatik, flabby ridge, resorpsi residual ridge, ulserasi mukosa, persepsirasa yang berubah, sindrom mulut terbakar dan tersedak. Efek tidak langsung berhubungan

dengan berkurangnya kemampuan mengunyah disertai berkurangnya fungsi dan kapasitas

keseluruhan dari tubuh. Berlanjutnya menu makanan yang tidak cukup dapat mengarah ke

berkurangnya toleransi jaringan ,sehingga menyebabkan adaptasi gigi tiruan yang kurang

baik.

Page 2: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 2/15

2 | P a g e  

Faktor-faktor yang mempengaruhi menu makanan dan status gizi

Efek gigi tiruan pada status nutrisi berbeda-beda tiap individu. Rusaknya keadaan

dalam mulut mempengaruhi makanan dan gizi karena perubahan kemampuan mengecap,

menggigit, mengunyah dan menelan makanan. Gigi tiruan mempunyai efek yangmerugikan pada kemampuan mengunyah. Para orang tua cenderung menggunakan lebih

banyak kekuatan dan mengunyah lebih lama sebelum bisa menelannya. Berdasarkan studi,

efisiensi mastikasi pada pengguna gigi tiruan penuh sekitar 80% lebih rendah daripada

orang dengan gigi yang lengkap.

Sensitivitas rasa akan menurun dan sulit untuk menemukan makanan dalam mulut

karena palatum tertutup seperti pada kasus gigi tiruan penuh pada rahang atas dan masalah

ini akan semakin parah pada kasus gigi tiruan penuh. Jika dibandingkan dengan persepsi

sensoris orang dewasa bergigi atau pengguna gigi tiruan sebagian lepasan, perkiraan rasa,

penerimaan tekstur makanan dan kemudahan mengunyah pada pengguna gigi tiruanlengkap adalah yang terendah. Ketidakmampuan membedakan kualitas sensori makanan

mengurangi kenikmatan pasien untuk makan sehingga menyebabkan asupan kalori

berkurang.

Kenyamanan penggunaan gigi tiruan tergantung pada kemampuan atau efek 

pelumas dari saliva dalam rongga mulut. Xerostomia juga dapat mengganggu retensi gigi

tiruan lengkap dan menyebabkan kesulitan dalam mengunyah dan menelan sehingga dapat

mempengaruhi pemilihan makanan dan hal inilah yang berperan dalam terjadinya status

gizi buruk. Masalah dalam pelumasan, pengunyahan, pengecapan, dan penelanan makanan

berperan dalam manifestasi penuaan fisiologis dan psikologis.

Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan sehubungan dengan xerostomia

ini,seperti yang dilakukan oleh Rhodus dan Brown dilaporkan bahwa rasa dan persepsi

makanan berkurang secara signifikan pada lansia yang memiliki xerostomia. Pada

penelitian Locker pada populasi lansia, dilaporkan hampir seperlima partisipan mengalami

kekeringan. Mereka mengeluhkan beberapa gejala, seperti rasa yang tidak enak pada

mulut, sensasi terbakar pada lidah dan beberapa tempat pada mulut,rasa sakit yang timbul

dari gigi tiruan dan sulit menelan.

Penelitian juga mengindikasikan bahwa hilangnya gigi menyebabkan menurunnyafungsi pengunyahan bahkan setelah gigi tiruan dipakai. Menurunnya kemampuan

pengunyahan menyebabkan perubahan pemilihan makanan dengan resiko rusaknya statusgizi pasien. Beberapa orang mengatasi penurunan kemampuan pengunyahan dengan

memilih makanan yang dimasak daripada makanan segar. Yang lainnya menyingkirkan

beberapa jenis makanan dari menu mereka. Terdapat bukti bahwa orang menyesuaikankehilangan gigi dengan mengubah pola makan untuk mengatasi kesulitan makan yang

Page 3: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 3/15

3 | P a g e  

semakin meningkat walaupun fungsi mastikasi sudah digantikan dengan gigi tiruan.

Keadaan pengunyahan selanjutnya berpengaruh pada kelainan gastrointestinal.

Papas dkk. melaporkan bahwa pengguna gigi tiruan penuh mengkonsumsi kalori

lebih kecil dan beberapa zat gizi dalam jumlah yang lebih rendah daripada orang yangmenggunakan gigi tiruan sebagian atau yang tidak menggunakan. Greksa dkk.menyimpulkan yang memakai gigi tiruan penuh mengkonsumsi vitamin A dan C lebih

sedikit daripada yang memiliki gigi. Norlen dkk. menyatakan wanita yang tidak bergigi

asupan lemak yang tinggi dan konsumsi kopi yang lebih tinggi daripada yang memilikigigi.

Berbagai macam penelitian melibatkan faktor makanan dalam penyebab dan

pencegahan penyakit-penyakit penting, termasuk kanker, penyakit jantung koroner, katarak.Pengukuran biokimia dari plasma askorbat dan plasma retinol berhubungan dengan status

gigi-geligi. Namun, status gigi tidak secara signifikan berhubungan dengan pengukuran

histologis dan biokimia untuk zat gizi kunci lainnya yang pasokannya bervariasi sesuaikesehatan mulut. Hubungan antara status gigi dan vitamin C sepertinya jelas dan penting

untuk kesehatan umum. Jumlah plasma askorbat dan plasma retinol yang kurang ini dapat

mengganggu kulit dan penglihatan. Berkurangnya vitamin C dapat dihubungkan dengankatarak.

Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lansia tak bergigi memiliki prevalensi tipeII diabetes lebih tinggi daripada yang memiliki gigi atau yang tidak memiliki sebagian gigi.

Laki-laki tak bergigi mengkonsumsi buah, sayuran dan serat lebih sedikit dibandingkan

dengan laki-laki bergigi dan wanita tak bergigi memiliki konsumsi lemak lebih tinggi

daripada wanita bergigi. Kurangnya konsumsi serat dapat mengarah pada bertambahnya

resiko kolorektal adenoma. Makanan mengandung lebih sedikit sayuran dan kurang karotinserta serat berhubungan dengan bertambahnya resiko kanker dan penyakit jantung. Fungsi

mulut yang kurang baik dapat menjadi faktor resiko untuk patologi gastrointestinal.

Resiko penyakit jantung juga bertambah pada pasien tak bergigi. Johanansson dkk.

membandingkan pola makan dan tingkat faktor resiko kardiovaskular pada individu usiamenengah yang tak bergigi dan individu dengan usia dan jenis kelamin yang sama dengan

gigi asli. Mereka melaporkan bahwa pasokan energi tidak berbeda dalam dua kelompok itu,

tapi laki-laki dan perempuan tak bergigi makan lebih banyak makanan ringan/camilanmanis dibandingkan dari yang memiliki gigi. Selanjutnya, laki-laki dan wanita tak bergigi

menjadi lebih gemuk dan memiliki konsentrasi serum HDL-kolesterol lebih rendah. Penulis

mendukung hipotesis bahwa individu dewasa tak bergigi memiliki lebih banyak faktorresiko penyakit jantung.

Petunjuk pedoman nutrisi

Pedoman pola makan, berdasarkan penilaian riwayat gizi dan makanan, pasien tak 

bergigi seharusnya menjadi bagian utuh dari perawatan komprehensif prostodontik.

Page 4: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 4/15

4 | P a g e  

Untuk mengembangkan kualitas pola makan, pasien yang sedang dalam

perawatan prostodontik membutuhkan konseling diet. Tujuan utama konseling diet

untuk pasien ini adalah untuk mengoreksi ketidakseimbangan dalam pasokan gizi

yang mengganggu tubuh dan kesehatan mulut. Ini termasuk memperoleh riwayat

gizi, mengevaluasi pola makan, mendidik pasien tentang komponen makanan yang

penting untuk kesehatan mulut, memotivasi pasien untuk mengembangkan diet, dan

follow up untuk mendukung usaha pasien untuk merubah prilaku makan.

Pasien pemakai gigi tiruan yang lebih suka makanan lunak seperti donat, kue,

kue kering dan biskuit, yang tinggi gula sederhana dan lemak, harus disarankan

mengenai pentingnya buah,sayur, gandum dan sereal dalam pola makan teratur.

Komponen penting kompleks karbohidrat adalah serat, yang memberikan fungsi

normal usus, respon glikemik lebih rendah, dapat mengurangi kolesterol dan diduga

mencegah penyakit divertikular.

Tujuan nutrisi untuk pasien pengguna gigi tiruan adalah untuk memakan

berbagai macam makanan, termasuk protein, produk susu, buah-buahan, sayuran,

gandum dan sereal serta untuk membatasi pasokan garam, lemak dan gula. Harus

didorong juga untuk mengkonsumsi air, jus dan susu.

Perawatan gizi ini harus menjadi bagian yang utuh dari keseluruhan

perawatan prostodontik. Pelayanan kesehatan komprehensif dari pengguna gigi

tiruan membutuhkan komunikasi dan koordinasi pelayanan. Kompleksitas ini

menuntut bahwa dokter gigi harus mengkonsul pada ahli gizi untuk memastikan

kesehatan gizi yang baik dan perawatan yang efektif.

Page 5: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 5/15

5 | P a g e  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setiap orang dalam berbagai macam usia dan latar belakang sosial memiliki variasi

frekuensi kehilangan gigi, kemungkinan disebabkan perawatan gigi yang berbeda

sebelumnya, maupun prilaku menyikat gigi masing-masing orang. Kehilangan gigi

sebagian maupun seluruhnya dapat mempengaruhi fungsi fisik, psikologis, sosial, dan

pengunyahan, serta kesehatan umum.

Efek Keadaan Tak Bergigi

Hilangnya gigi dapat menyebabkan perubahan baik secara estetik maupun

biomekanik yang sifatnya merusak. Keadaan ini menjadi lebih parah pada keadaan dimana

sudah tidak ada gigi-geligi dan semua ligament periodontal telah hilang.

Kehilangan gigi-geligi juga dapat menyebabkan perubahan pada pola makan

seseorang yaitu penurunan kemampuan mengunyah dan makan. Ini dapat menyebabkan

pola makan yang tidak sehat yaitu sedikit buah dan sayuran tapi lemak dan gula semakin

banyak. Dengan adanya penggunaan gigi tiruan, stabilitas dari gigi tiruan tersebut

merupakan kunci untuk meningkatkan kemampuan mengunyah, dan merupakan salah satu

parameter yang dibutuhkan untuk mengembangkan diet dan kualitas hidup. Terdapat bukti-bukti bahwa pasokan gizi pasien tak bergigi mengurangi fungsi sistem imun dan perbaikan

tubuh, sehingga menjadi kondisi yang tepat untuk perkembangan penyakit sistemik.

Penyakit sistemik, penyakit yang menyerang ke dalam tubuh, dan atau efek samping

pengobatan penyakit juga memberikan dampak ke kawasan mulut. Bisa berupa peningkatan

risiko penyakit rongga mulut, penurunan aliran ludah, mempengaruhi sensasi rasa dan bau,

nyeri orofasial, pertumbuhan berlebihan ginggiva, resorpsi tulang alveolar, dan mobilitas

gigi.

Kehilangan gigi meningkat seiring dengan bertambahnya usia akibat efek kumulatif 

dari karies, penyakit periodontal, trauma atau kegagalan perawatan gigi. Kehilangan gigimempunyai dampak emosional, sistemik dan fungsional. Dampak emosional dapat berupa

kehilangan kepercayaan diri, keterbatasan aktivitas seperti mengunyah dan berbicara serta

perubahan pada penampilan. Dampak sistemik dapat menyebabkan penyakit pada

gastrointestinal terkait dengan kasus kesehatan rongga mulut yang buruk, penyakit

Page 6: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 6/15

6 | P a g e  

kardiovaskular maupun osteoporosis. Dampak fungsional yaitu dapat berupa gangguan

pada proses bicara dan pengunyahan.

Terganggunya proses pengunyahan akibat kehilangan gigi dapat mempengaruhi

pemilihan makanan sehingga terjadi perubahan terhadap pola asupan zat gizi sehinggadapat berpengaruh terhadap status gizi. Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan

refleksi dari apa yang kita makan sehari-hari. Menurut Depkes RI tahun 2003 status gizi

merupakan keadaan tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan

absorpsi yang diukur dari berat badan dan tinggi badan dengan perhitungan Indeks Massa

Tubuh (IMT). Status gizi dikatakan baik bila pola makan kita seimbang. Artinya, banyak 

dan jenis makanan yang kita makan harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Dengan

mempunyai status gizi yang baik memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan

hidup lebih panjang

Pengaruh Nutrisi

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan

kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk 

melakukan kegiatan metabolismenya. Nutrisi mempunyai pengaruh utama pada proses

penuaan. Ini mempengaruhi environment serta fungsi normal sel-sel. Meskipun peran diet

dan nutrisi dalam mempertahankan system pengunyahan belum dikethui secara mendalam,

pengalaman klinis menunjukkan bahwa jaringan rongga mulut pasien lanjut usia sering

bereaksi terhadap suplemen nurtrisi dan diet terselubung (diet tidak terprogram). Masalah

tentang nutrisi sering berkaitan dengan factor fisik dan social. Pada umumnya makanan

nutrisi mahal dan sulit menyediakannya. Karena itu, orang yang tinggal sendiri dan terikatpada pengahasilan tetap, cenderung menghindari makanan tinggi protein. Juga terlihat

bahwa manula memiliki kecendrungan mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat dan tepung

dan sedikit protein.

Penuruan sensasi pengecap dan pembau sering dihubungkan dengan kehilangan

selera. Pada kebanyakan manula kesukaran yang dihadapi dalam mendapatkan makanan

yang bergizi, serta merta menutupi minat dan semangat mereka. Selain itu, perubahan pada

usus besar menurunkan kemampuan pencernaan dan absorbsi makanan yang dikomsumsi.

Kekurangan protein adalah salah satu dari kelainan nutrisi yang paling sering

dijumpai pada manula. Jumlah protein yang mencukupi perlu untuk mempertahankan dan

memperbaiki jaringan lunak dan jaringan keras. Nitrogen dan asam amino yang diperoleh

dari protein sangan diperlukan untuk sintesis hormone, enzim, plasma protein dan

hemoglobin. Pada rongga mulut, kekurangan protein sering dikaitkan dengan degenerasi

 jaringan ikat gigiva, membrane periodontal dan mukosa pendukung basis gigi tiruan.

Page 7: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 7/15

7 | P a g e  

Kekurangan protein sering juga dikaitkan dengan percepatan dan kemunduran tulang

alveolus dan linggir.

Perawatan Gizi bagi pemakai Gigi Tiruan

Kehilangan gigi, ataupun gigi tiruan yang menyakitkan saat dipasang dapat

menghalangi pasien untuk memakan makanan favorit mereka, juga membatasi pasokan gizi

yang penting. Berkurangnya kemampuan mengunyah, takut tersedak, dan iritasi mukosa

saat sisa makanan masuk ke bawah gigi tiruan dapat mempengaruhi pemilihan makanan

dari pemakai gigi tiruan tersebut.

Gejala klinis malnutrisi sering dapat diamati lebih dahulu pada ronggamulut.Karena adanya penggantian sel yang cepat (setiap 3 sampai 7 hari) dalam mulut,

pasokan nutrisi sehari-hari yang seimbang dibutuhkan untuk perbaikan epitelium rongga

mulut. Nutrisi yang kurang dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan angular

cheilitis, glossitis, dan penyembuhan jaringan yang lambat.

Status gigi-geligi dapat mempengaruhi kemampuan makan dan selanjutnya kualitas

diet. Pada orang tua, masalah kesehatan mulut dapat mengarah pada berkurangnya berat

badan, dan indeks massa tubuh yang kurang.

Pedoman pola makan, berdasarkan penilaian riwayat gizi dan makanan, pasien tak bergigi

seharusnya menjadi bagian utuh dari perawatan komprehensif prostodontik. Dukungan dari

nutrisi akan mengembangkan toleransi mukosa terhadap gigi tiruan baru dan mencegah

penolakan terhadap gigi tiruan.

Pengaruh keadaan gigi-geligi pada Asupan Makanan

Page 8: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 8/15

8 | P a g e  

Pemilihan makanan untuk orang tua lanjut usia berhubungan dekat dengan keadaan

gigi dan efiensi pengunyahan. Walaupun gigi yang masih lengkap tidak selamanya bisa

menjaga kesehatan gizi, kehilangan gigi membuat orang tua memilih makanan rendah nilai

gizinya.

Umur, fungsi mulut, adekuat saliva dan jumlah dari gigi yang beroklusi dalam

mulut menentukan kemampuan mengunyah tiap individu. Bila dibandingkan dengan gigi

asli, orang dengan gigi tiruan penuh lepasan membuat kemampuan mengunyah menurun.

Pengguna gigi tiruan harus mengunyah lebih kuat dan lebih banyak untuk bisa menelan

makanan. Bahkan dengan mengunyah lebih banyak, kebanyakan gigi tiruan tidak bisa

menghancurkan makanan menjadi partikel kecil sama halnya dengan gigi asli.

Tekstur dan kekerasan makanan lebih menentukan penerimaan makanan

pada pasien pengguna gigi tiruan daripada rasa dan baunya. Pada umumnya,

pasokan makanan keras ( sayuran mentah atau buah, daging berserat, roti kering,biji-bijian, dan kacang-kacangan) berkurang, dan pasokan makanan lunak (daging

sapi, roti, sereal,kue kering, buah kaleng, dan sayur-sayuran) meningkat. Perubahan

pemilihan makanan ini apakah berdampak negatif terhadap status gizi pasien,

tergantung pada kepadatan nutrisi pada makanan pengganti, tapi makanan lunak

lebih rendah nutrisinya dan rendah serat. Contohnya, mengganti steak dengan daging

sapi memberikan gizi yang sama, tapi mengganti saus apel untuk salad sayur

memberikan pasokan gizi yang lebih rendah.

Kenyamanan dalam menggunakan gigi tiruan tergantung pada kemampuan

pelumasan saliva dalam mulut. Bila mukosa mulut kering, akan sulit mengunyah,retensigigi tiruan berkurang, dan terasa nyeri pada mukosa serta terjadi ulserasi. Aliran saliva

membantu pengunyahan, pembentukan bolus makanan,penelanan, dan pencernaan,karena

merupakan kontributor utama kenyamanan makan.

Tujuan pengunyahan adalah untuk mengurangi ukuran sehingga makanan bisa

ditelan dan untuk meningkatkan permukaan makanan yang tampak untuk enzim

pencernaan. Seseorang dengan kemampuan mengunyah yang tidak baik sering menelan

makanan dengan ukuran yang lebih besar.

Kebutuhan gizi dan keadaan orang usia lanjut

Terdapat perbedaan yang besar antara kebiasaan makan dan pasokan makanan

untuk orang lanjut usia. Kebutuhan nutrisi untuk orang dewasa bervariasi tergantung status

gizi dan tingkat aktivitas fisik. Kebutuhan energi berkurang sejalan dengan usia karena

Page 9: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 9/15

9 | P a g e  

berkurangnya metabolisme dan aktivitas fisik. Karena penuaan, massa tubuh digantikan

dengan lemak. Karena itu, asupan kalori yang dibutuhkan menjadi labih rendah. Saat

asupan kalori rendah, penting untuk mengkonsumsi makanan berzat gizi tinggi seperti

kacang-kacangan, sup sayuran, buah-buahan, produk susu rendah lemak, serta roti gandum

dan sereal. Ini menyediakan vitamin, mineral dan serat yang cukup. Pasien pemakai gigi

tiruan yang lebih suka makanan lunak seperti donat, kue, kue kering dan biskuit, harus

disarankan tentang pentingnya buah, sayur, gandum, dan sereal.

Kekurangan nutrisi khususnya vitamin pada lansia dapat menimbulkan gejala-gejala pada

rongga mulut. Berikut adalah tabel gejala-gejala kekurangan nutrisi pada rongga mulut.

Nutrisi yang kurang Gejala di rongga mulut

Protein Aliran saliva berkurangKelenjar parotis membesar

Vitamin B kompleks, zatbesi

Pada bibir :Cheilosis

Angular stomatitis

Angular scarsInflamasi

Pada lidah :

Edema

lidah magentaAtrofi papilla filiformis

Sensasi terbakar

Rasa sakit

Pucat

Vitamin C Mukosa mulut edemaTender gingival

Perdarahan spontan

gingival

Perdarahan pada papillainterdental

Suplemen vitamin dan Herbal 

Mengkonsumsi berbagai jenis makanan merupakan cara terbaik untuk memperolehkeseimbangan nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan. Diet yang bervariasi juga

mengurangi resiko penyakit kronis. Bioavailabilitas vitamin dan mineral juga dipengaruhi

oleh penyakit yang sudah ada, oabt-obatan, pasokan serat, status emosional,dan stress.

Obat-obatan juga dapat mempengaruhi pencernaan dan penyerapan. Orang yang menelan

Page 10: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 10/1

10 | P a g e  

aspirin beberapa kali sehari lebih membutuhkan zat besi, vitamin C, dan asam folat. Orang

yang mengkonsumsi kortikosteroid dan obat diuretik membutuhkan lebih banyak kalsium.

Suplemen herbal mempunyai efek langsung pada hasil pencabutan gigi sebelum

insersi gigi tiruan. Obat-obatan Herbal merupakan obat yang mempunyai efek samping danharus digunakan dengan hati-hati.

Dibawah ini merupakan faktor resiko untuk malnutrisi pada pasien pemakai gigi tiruan :

  Makan kurang dari 2 kali sehari

  Sulit mengunyah dan menelan

  Berat badan naik atau turun secara tiba-tiba lebih dari 10 lb dalam 6 bulan terakhir

  Pasien dalam perawatan kemoterapi atau radioterapi

  Gigi tiruan longgar atau luka di bawah gigi tiruan

  Lesi oral (glossitis, Cheilosis, atau lidah terbakar)

  Mandibula teresorbsi parah

  Pecandu alkohol dan obat-obatan

  Tidak mampu membeli makanan, memasak, atau memberi makan diri sendiri

Konseling gizi pasien dalam perawatan prostodontik

Kualitas diet pasien pengguna gigi tiruan dapat ditingkatkan dengan konseling gizi.Satu harapan pasien yang menginginkan gigi tiruan baru adalah supaya mereka dapat

memakan lebih banyak macam makanan. Pasien seperti ini kemungkinan lebih cepat

mengerti pada saran untuk mengembangkan komposisi diet mereka. Pasien yang akan

memakai gigi tiruan harus diamati dengan teliti mengenai faktor resiko nutrisinya sejak dari

kunjungan pertama sehingga konseling dan follow up dapat berjalan selama proses

perawatan.

Tujuan utama dari konseling diet bagi pasien prostodontik adalah untuk

memperbaiki ketidakseimbangan pasokan makanan yang dapat mengganggu tubuh

dan rongga mulut. Dokter gigi tidak mendiagnosis spesifik defisiensi nutrisi, tapiuntuk menentukan kecukupan gizi dari diet pasien.

Untuk menyediakan perawatan nutrisi bagi pengguna gigi tiruan ikuti beberapa

tahap ini :

Page 11: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 11/1

11 | P a g e  

  Catat riwayat nutrisi dan catatan akurat mengenai asupan makanan dalam

periode 3 sampai 5 hari atau isi formulir frekuensi makan

  Evaluasi diet, nilai resiko nutrisi

  Ajarkan mengenai komponen diet yang akan mendukung mukosa mulut,

kesehatan tulang, dan kesehatan tubuh

  Bantu pasien memperoleh tujuan mengingkatkan diet

  Follow up untuk mendukung pasien dalam usahanya mengubah kebiasaan

makan

Petunjuk Nutrisi untuk pasien dalam perawatan prostodontik :

1.  Makan bermacam-macam makanan

2.  Membuat diet (menu makanan) terdiri dari karbohidrat kompleks (buah-buahan,sayuran, roti gandum, dan sereal)

3.  Makan paling kurang lima porsi buah dan sayuran secara teratur

4.  Pilih ikan, unggas, daging , telur, dan kacang polong setiap hari

5.  Makan empat porsi makanan kaya kalsium secara teratur

6.  Batasi pasokan produk roti yang tinggi lemak dan gula sederhana

7.  Makan delapan gelas air, jus atau susu secara teratur

Page 12: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 12/1

12 | P a g e  

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan jurnal yang kami dapatkan dengan judul “ Nutritional Status in Denture

Wearers”, Kami mendapatkan beberapa informasi mengenai pentingnya kesehatan mulut

khususnya individu yang sudah tak memiliki gigi dan dalam perawatan gigi tiruan penuh

bagi nutrisi tubuh. Kesehatan mulut ini dapat sangat berpengaruh pada kesehatan, bahkan

berhubungan dengan penyakit-penyakit sistemik yang cukup berbahaya. Ini semua sangat

berhubungan dengan asupan nutrisi dari pasien tersebut, karena asupan nutrisi inilah yang

berperan dalam sistem pertahanan dan perbaikan tubuh.

Berdasarkan Landasan teori yang kami dapatkan dari beberapa sumber, penjelasan

yang ada di dalamnya tidak berbeda dengan pembahasan jurnal yang kami dapatkan.

Keduanya secara khusus membahas mengenai dampak yang bisa ditimbulkan akibat

perubahan fungsi mastikasi yang pada akhirnya dapat merubah pola makan seseorang

menjadi lebih buruk.

Penekanan pada materi ini adalah karena digantinya gigi-geligi yang sudah tidak 

ada ini dengan gigi tiruan menyebabkan menurunnya kemampuan mastikasi, mengecap,menggigit, dan menelan makanan. Ini dapat menyebabkan pasien pemakai full denture ini

sulit untuk menghancurkan makanan sampai menjadi cukup kecil agar mudah dicerna,

sehingga makanan-makanan tersebut sering tidak dikunyah dengan baik sebelum ditelan.

Ini dapat berpengaruh pada kelainan sistem pencernaan. Selain itu, karena makanan sulit

dikunyah, pasien seringkali menghindari makanan-makanan keras seperti sayuran mentah

atau buah, daging berserat, roti kering, biji-bijian dan kacang-kacangan yang kaya nutrisi

dan beralih pada makanan-makanan lunak yang pada umumnya tinggi lemak dan gula

sederhana.

Dalam jurnal juga disinggung sedikit tentang kekeringan saliva atau lebih dikenalsebagai xerostomia. Disini dijelaskan bahwa gigi tiruan tidak dapat mendapatkan retensi

yang baik akibat kelainan ini. Akibatnya, pasien menjadi kurang nyaman menggunakan

gigi tiruan tersebut dan akhirnya membuat pasien kesulitan dalam melakukan mastikasi dan

penelanan makanan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa lubrikasi saliva sangat penting

Page 13: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 13/1

13 | P a g e  

untuk menjaga retensi gigi tiruan,serta menjaga kondisi di bawah gigi tiruan agar tetap

nyaman bagi pasien.

Beberapa penelitian yang melibatkan faktor makanan sebagai penyebab dan

pencegahan penyakit-penyakit penting juga dipaparkan dalam jurnal ini. Dalam hal ini yangcukup jelas yaitu adanya hubungan antara vitamin C yang berhubungan dengan terjadinya

katarak karena berkurangnya plasma askorbat dan plasma retinol dapat mengganggu kulit

dan penglihatan. Ada pula pengaruh adanya gigi-geligi terhadap prevalensi Diabetes tipe II,

dimana lansia yang tak bergigi lebih tinggi prevalensinya untuk mengidap diabetes. Ini

dimungkinkan karena asupan gizi yaitu lansia yang tak bergigi akan lebih sering

mengkonsumsi makanan-makanan lunak yang sebagian besar mengandung gula sederhana

yang bisa menumpuk dan mengarah pada diabetes tipe II. Hubungan dengan penyakit

kardiovaskular yaitu karena pengguna gigi tiruan lebih cenderung memakan makanan

lunak, dalam hal ini camilan snack daripada yang memiliki gigi asli sehingga lebih tinggi

resiko penyakit jantung.

Page 14: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 14/1

14 | P a g e  

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan kami di atas, kami mendapatkan kesimpulan bahwa

penggunaan gigi tiruan memang penting untuk memulihkan sistem mastikasi yang menurun

akibat hilangnya gigi-geligi. Walaupun begitu, perawatan dengan gigi tiruan ini tidak akan

bisa memperoleh hasil yang diharapkan jika tidak diikuti dengan pemasukan nutrisi yang

penting bagi pemakainya, khususnya bagi orang berusia lanjut (lansia).

Bagi para dokter gigi, melakukan konseling diet (pola makan) bagi pasien kita

merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam perawatan prostodontik ini. Dengan

bantuan nutrisi-nutrisi yang penting dan seimbang bagi pasien dapat membantu tercapainya

perawatan yang efektif sehingga pasien bisa merasa nyaman tanpa adanya gangguan-

gangguan yang dapat mengarah ke penyakit sistemik lainnya.

Kelainan yang terjadi dalam tubuh kita banyak berasal dari rongga mulut kita,

dalam hal ini berhubungan dengan pasokan nutrisi yang merupakan kunci pertahanan dan

perbaikan tubuh kita. Pemberian nutrisi yang penting adalah kunci untuk menghindari

kelainan-kelainan tersebut.

Page 15: Nutritional Status in Denture Wearers-makalah

5/12/2018 Nutritional Status in Denture Wearers-makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nutritional-status-in-denture-wearers-makalah 15/1

15 | P a g e  

DAFTAR PUSTAKA

Eckert.Jacob.Fenton.Mericske.Stern. “Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients

Zarb-Bolender Twelfth Edition”.CV.Mosby. 2000.

Tarigan,S. “Pasien Prostodonsia lanjut usia : Beberapa pertimbangan dalam perawatan”.

Medan, Sumatera Utara. 2005.

Darita,S. “Hubungan Status Gizi Dengan Kehilangan Gigi”.Universitas Sumatera Utara.

2011.

R.E. Nowjack-Raymer,A. Sheiham.Association of Edentulism and Diet and Nutrition in USAdults.  J Dent Res 82(2):123-126, 2003

Townshend,L. Denture wearer’s Oral Health affect systemic health. Dental Tribune UK 

Edition. 2010

Republika Online, 2010, Masalah Gigi dan Mulut Lansia [online]

http://republika.co.id:8080/koran/105/101065/Masalah_Gigi_dan_Mulut_Lansia,  

diakses tanggal 18 September 2011)

PasarKreasi.com, 2011, Efek Dari Kehilangan Gigi [online]

http://www.pasarkreasi.com/news/pdf/edutainment/1033, diakses tanggal 18

September 2011)