nspm simpang

57
PERSIMPANGAN JALAN SEBIDANG JALAN PERKOTAAN oleh : Citra kania laras sakti 08124011 2 D4 TPJJ

Upload: akhmad-syahid

Post on 25-Jul-2015

201 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

oleh : Citra kania laras sakti 08124011 2 D4 TPJJ

1. 2.

3.

4.

5.

6.

Persimpangan : pertemuan antara 2 jalan atau lebih yang bersimpangan. Jarak pandang henti (stop sight distance) : jarak yang diperlukan pengemudi untuk berhenti setelah menyadari adanya suatu gangguan, halangan atau peringatan didepannya. Jarak pandang pendekat (approach sight distance) : jarak pandang henti pada suatu persimpangan. Jarak pandang masuk (entering sight distance) : jarak pandang yang diperlukan pengendara pada jalan minor untuk memotong / masuk ke jalan major tanpa mengganggu arus di jalan major. Jarak pandang aman persimpangan (safe intersection sight distance) : jarak pandang yang diperlukan pengendara pada jalan major untuk mengetahui kendaraan pada jalan minor sehingga dapat mengurangi kecepatannya atau berhenti jika diperlukan. Kanalisasi : sistem pengendalian lalulintas dengan menggunakan pulau atau marka jalan.

7. Persimpangan dengan kanalisasi : persimpangan yang menggunakan sistem kanalisasi 8. Kecepatan rencana : kecepatan yang digunakan untuk merencanakan geometri persimpangan. 9. Volume rencana : jumlah kendaraan yang direncanakan melewati suatu jalan atau persimpangan. 10. Kendaraan rencana : kendaraan yang dipakai untuk menetapkan desain. 11. Tipe gerakan bertemu lalu lintas : terdapat 4 tipe kendaraan bertemu yaitu berpencar, bergabung, bersilangan, dan weaving. 12. Berpencar (diverging) : penyebaran arus kendaraan dari satu alur lalulintas ke beberapa arah. 13. Bergabung (merging) :menyatunya arus kendaraan dari beberapa alur lalu-lintas ke satu arah. 14. Berpotongan (crossing) : berpotongannya dua buah alur lalu-lintas secara tegak lurus.

15. Weaving : bersilangnya dua alur lalu-lintas yang tidak tegak lurus dan mempunyai jarak tertentu untuk bersilangan.

Tipe konflik kendaraan

16. Jarak pandang : jarak suatu kendaraan dengan kendaraan lainnya dimana kendaraan yang satu dapat melihat kendaraan yang lainnya.

17. Persimpangan T bergeser (staggered T junction) : persimpangan dimana satu kakinya bergeser ( tidak menerus bersilangan )

Persimpangan bergeser kanan

Persimpangan bergeser kiri

Persimpangan bergeser dengan median

18. Lajur menerus : lajur yang disediakan pergerakan kendaraan jalan menerus. 19. Lajur belok : lajur yang digunakan untuk membelok kanan atau kiri. 20. Sudut terpotong ( corner cut-off) : ujung persimpangan yang dibulatkan dengan jari-jari agar pengemudi bebas melihat kendaraan yang berada di kaki lainnya. 21. Tipe persimpangan sebidang : persimpangan tanpa kanalisasi dan tidak ada pelebaran Persimpangan tanpa kanalisasi dengan pelebaran Persimpangan dengan kanalisasi 22. Tingkat pelayanan : ukuran penilaian kualitas pelayanan persimpangan. Perbandingan antara volume dan kapasitas dapat digunakan. 23. Kaki persimpangan : pada dasarnya jumlah kaki persimpangan sebidang tidak boleh lebih dari 4 kaki karena hambatan oleh adanya konflik akan naik secara drastis dengan bertambahnya jumlah kaki pada persimpangan.

Jumlah titik hambatan, kumpul dan sebar dari jenis jenis persimpangan

Faktor yang mempengaruhi desain persimpangan sebidang1. 2. 3. 4.

lalu-lintas Topografi dan lingkungan Ekonomi Manusia

Pertimbangan dalam mendesain persimpangan sebidang

Pengurangan jumlah konflik kendaraan. Meminimalkan jumlah konflik kendaraan. Pemisahan titik konflik kendaraan. Memberikan suatu pergerakan kendaraan yang terbaik. Pengendalian terhadap kecepatan.

Titik konflik kendaraanDapat dikurangi dengan beberapa larangan dan mengurangi beberapa kaki simpang. Titik konflik dapat dipisahkan dengan sistem kanlisasi atau dengan menggeser satu kaki persimpangan.

Prioritas pergerakanKendaraan yang berada di jalan major harus di prioritas berlalu tanpa putus. Persimpangan jalan sebaiknya direncanakan dengan sudut siku minimum 75 supaya arus lalu lintas dapat lewat tanpa berkumpul atau menyusup (weaving).

Apabila mengubah suatu alinemen, jalan minor harus di re-alinemen terlebih dahulu.

Pengutamaan jalan major

Jalan minor yang melalui lalu-lintas lokal dengan pengendalian stop direalinemen untuk memotong jalan utama

Perhubungan jala utama pada persimpangan Y

Pengendalian kecepatanKecepatan kendaraan pada persimpangan tergantung pada : Alinemen Lingkungan Volume dan komposisi lalu-lintas Besar dan tipe alat pengendalian guna mengurangi jumlah titk konflik, jumlah kemungkinan bergerak dan kecepatan relatif bergerak.

Alat pengendali lalu-lintasDesain persimpangan yang dikendalikan dengan lampu lalulintas berbeda dengan persimpangan dengan kanalisasi atau marka / rambu.

KapasitasDalam mendesain persimpangan harus diperhatikan kapasitas yang memadai agar persimpangan tersebut tidak mudah jenuh

RuangEfisiensi pengoprasian jalan utama di perkotaan dalam hal kapasitas, kelambatan dan keamanan sangat bergantung pada jumlah, tipe, ruang persimpangan, dan bukaan median.

KanalisasiLayout persimpangan tergantung kepada volume lalu-lintas , topografi, pergerakan pejalan kaki, pengaturan parkir , rencana pengembangan jalan dan layout yang ada.

Kanalisasi diperlukan untuk :

Pengurangan daerah konflik. Lalu-lintas berkumpul pada persimpangan yang tajam. Pengendalian kecepatan lalu-lintas yang masuk ke persimpangan. Larangan belok. Keamanan pejalan kaki. Persiapan penempatan rambu atau lampu lalu-lintas.

Dasar mendesain persimpangan sebidang1.

Struktur geometriLebar lajur diusahakan agar lebar lajur dekat persimpangan lebih kecil dari pada lebar lajur biasanya agar kecepatan lalu-lintas dekat persimpangan dapat diperlambat dan kendaraan tetap di lajurnya masing masing.

2. Lajur belok kiri dan kanan sulit untukk menyediakan lajur belok kanan atau kiri. Namun, pada kenyataannya kapasitas persimpangan banyak dipengaruhi oleh kendaraan yang membelok. Oleh karena itu lajur belok kanan dan kiri tetap perli disediakan walaupun volume lalu-lintas belok kanan atau kiri sangat kecil. 3. Jumlah lajur jumlah lajur pada kaki memasuki persimpangan sebaiknya tidak melebihi jumlah lajur pada kaki keluar dari persimpangan. penyediaan dua lajur belok kanan pada satu kaki simpang tidak diperkenankan apabila kaki simpang lainnya hanya mempunyai satu lajur setiap arahnya. 4. Kanalisasi dipakai pada persimpangan sebidang dengan tujuan utama sebagai berikut:

Untuk memisahkan atau arus lalu-lintas yang berlawanan. Untuk menjamin sudut-sudut berpencar atau bergabung yang tepat. Untuk mengendalikan kecepatan. Guna menjamin keamanan kendaraan yang menunggu atau ruang antrian. Mengurangi daerah penyebrangan agar tidak terlalu besar.

Selain itu kanalisasi juga ditujukan untuk maksud lain, seperti : Dengan memberikan rambu dan marka, pulau atau kanal dipakai sebagai pengarah arus yang akan membelok. Sebagai tempat pemasangan rambu lalu-lintas , rambu-rambu dan lampu penerangan jalan. Pulau disediakan untuk lansekap seperti tanaman, rumput, sepanjang tidak mengahalangi pengelihatan.

Kanalisasi sangat efektif dalam menghadapi conflict lalu-lintas apabila didesain dengan baik. Desain yang kurang baik dapat menambah biaya konstruksi tapi juga menurunkan kapasitas serta tingkat pelayanan persimpangan.

Pengendalian lalu-lintassebaiknya pengendalian stop tidak diterapkan bila lalu-lintas menerus mempunyai kecepatan rencana 60 km/jam atau lebih.

Tahap

dasar

Data lalu-lintasVolume rencana. untuk memperoleh volume rencana dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Perhitungan lalu-lintas pada jam jam puncak (pagi, siang, dan sore hari) pada hari kerja. Pada hari libur biasanya volume kendaraan akan lebih kecil. Pada jalan jalan daerah objek wisata tingginya volume lalu-lintas pada hari minggu atau hari libur.1.

2. Kendaraan rencana Kombinasi semi-trailler Bus atau truck Mobil penumpang

Dimensi kendaraan rencana

3. Kecepatan kendaraan Diperlukan guna mengevaluasi jarak pandang yang diperlukan, kecepatan rencanalajur perpindahan dan kecepatan kendaraan membelok. 4.Pejalan kaki dan sepeda. Pejalan kaki dan sepeda sangat mempunyai pengaruh dan mendesain suatu persimpangan, terutama persimpangan dengan memakai rmabu lalu-lintas.

Kondisi lapanganData kondisi lapangan yang perlu di survey guna keperluan desain: Topografi lapangan. Alinemen jalan. Lokasi dan konsdisi sistem drainase. Kondisi perkerasan yang ada.

Tahap

desain awal

Pemilihan alternatif

Siapkan beberapa sketsa dalam skala 1:1000. Uji beberapa kemungkinan dengan memperhatika segi keamanan, kapasitas, kelambatan (delay), kemampuan mengendalikan lalu-lintas, biaya. Buat lebih detail dua atau tiga sketsa yang dipilih. Siapakan rancangan desain yang lebih detail dari alternatif terpilih.

Perbandingan biayaMenyiapkan estimasi biaya dari alternatif desain yang terpilih termasuk pembebasan lahan , persiapan pelaksanaan, konstruksi, dan pemeliharaan.

Tahap

desain akhir

pada tahap ini desain gambar beserta detilnya sudah tergambar dan biaya konstruksi sudah dibuat sesuai dengan harga satuan yang berlaku.

Kapasitas persimpanganUntuk menentukan kapasitas persimpangan analisa terhadap hal-hal ini sangat dibutuhkan : Kapasitas jalan. Kapasitas persimpangan tanpa lampu lalu-lintas. Kapasitas persimpangan dengan lampu lalu-lintas.

Volume rencanaCara mendapatkan volume tahunan dan rencana: Volume kendaraan yang ada diperoleh dengan melakukan survey cacah kendaraan yang dilakukan pada jam jam puncak . Peramalan volume lalu-lintas untuk 5 tahun mendatang dilakukan mempertimbangkan angka pertumbuhan lalu-lintas untuk 5 tahun mendatang dengan pertambahan volume lalu-lintas akibat lancarnya lalulintas melewati simpang tersebut.

Kapasitas jalan

Kapasitas persimpangana)

Perhitungan kapasitas praktis Tentukan kapasitas praktis (Cp) Tentukan volume pada jalan major (Q) Pilih nilai ta dan tf dari tabel IV.2 Tentukan Cp dari gambar 4.1

b) Penetuan kelambatan (delay) rata rata(Wm) Tentukan Cp dari gambar 4.1 Tentukan jumlah jalur arus minor , n yang diperlukan Tentukan volume kendaraan per-kaki persimpangan = Qm/n Tentukan rata rata kelambatan (Wm) dari gambar 4.2 atau 4.3 Jumlah jalur yang diperlukan = n = volume kendaraan / Cp Rata rata volume perjalur = Qm = volume kendaraan/n

c) Penentuan jumlah jalur yang diperlukan Tentukan Qm seperti (b) Tentukan pelayanan pada jalan minor (Qs) yaitu jumlah maksimum kendaraan yang dapat ditampung dengan mempertimbangkan seluruh kondisi (Qs = C = Cp/0,8) Hitung ratio kedatangan : = Qm / Qs = Qm/c Tentukan bahwa panjang antrian tidak melebihi (biasanya diambil 95% Dari gambar 4.4 tentukan jumlah kendaraan yang mengantri Ambil panjang antrian 8m untuk masing masing ruang antrian Panjang ruang antrian = jumlah kendaraan x 8m

Jarak1.

pandang

Jarak pandang pendekat (JPP) Disediakan pada masing masing kaki dan lajur belok persimpangan. Jarak pandang dihitung dari tinggi mata pengendara ke permukaan jalan (1,5m)

2. Jarak pandang masuk (JPM) Jarak ini didasarkan pada mobil penumpang dan dengan asumsi mobil kendaraan pada jalan major tidak mengurangi kecepatannya. (tabel V.3)

3. Jarak pandang aman persimpangan Disediakan untuk kendaraan di jalan major cukkup untuk menyebrang ke kaki persimpangan yang lainnya. (tabel V.3)

Alinemen Kaki

persimpangan

Potongan

melintang persimpangan

sebidang1. 2.

Lebar lajur menerus Lebar lajur tambahan

3.

Lajur belok : ditentukan dengan mempertimbangkan jari jari belokan dan kendaraan rencana yang dipakai.

Penyebrangan

pejalan kaki Lampu penerangan Pemberhentian bus Parkir kendaraan

Istilah dan definisi1.2. 3. 4.

5.

6.

Persimpangan tidak sebidang : suatu sistem penghubung jalan raya yang diperbantukan dengan suatu atau lebih pemisah bidang untuk melayani pergerakan lalu-lintas antara dua atau lebih jalan raya atau jalan bebas hambatan pada ketinggian yang berbeda Lalu-lintas : gerak kendaraan, orang, dan hewan dijalan [undang undang RI No.14 tahun 1992] Jalur : bagian jalan yang digunakan untuk lalu-lintas kendaraan [keputusan menteri perhubungan No. KM. 60 Tahun 1993] Lajur : bagian dari jalur lalu-lintas yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotorsedang berjalan, selain sepeda motor. [keputusan menteri perhubungan No. KM. 60 Tahun 1993] Kapasitas : jumlah maksimum kendaraan yang melintasi suatu bagian jalan tertentu pada satu arah atau dua arah , dengan dua atau tiga lajur jalan selama periode waktu tertentu pada kondisi jalan dan lalu-lintas tertentu. Kecepatan rencana : kecepatan maksimum yang aman dan dapat tetap dipertahankan pada suatu ruas jala, apabila keadaan jalan tersebut baik dan sesuai dengan yang ditentukan dalam perencanaan. [ standar perencanaan geometrik untuk perkotaan, 1992]

7. Jalinan (weaving) : pertemuan arus lalu-lintas yang bergerak dengan arah yang sama , dengan adanya arus yang bergabung dan arus berpisah. 8. Ramp : jalur penghubung yang menghubungkan jalan utama pada jalan bebas hambatan dengan fasilitas lain seperti jalan lokal atau jalan bebas hambatan yang lain. 9. Lajur percepatan : lajur yang disediakan untuk percepatan kendaraan pada saat akan masuk ke jalur lalu-lintas dengan kecepatan tinggi. 10. Lajur perlambatan : lajur yang disediakan untuk perlambatan kendaraan pada saat akan keluar dari jalur lalu-lintas dengan kecepatan tinggi. 11. Jalur kolektor / distributor : jalan yang direncanakan untuk memisahkan pergerakan jalinan dari jalan utama dan untuk mengurangi jumlah jalan masuk/keluar pada jalan utama. 12. Ramp lingkar : jalan penghubung yang melingkar untuk menampung pergerakan lalu-lintas tidak langsung.

Ketentuan

umum

Perlu memperhatikan aspek biaya dan manfaat Perlu memperhatikan keserasian dengan lingkungan sekitarnya, dan dilengkapi dengan lansekap yang mana harus memperhatikan topografi , kondisi tanah, dan vegetasi dan kesesuaian dengan geometrik jalan. Perlu memperhatika peran, fungsi, dan kelas dari jalan-jalan yang dihubungkan. Perlu memperhatikan faktor kesediaan lahan Perlu memperhatikan rencana pembangunan secara bertahap Memberi kebebasan kepada perencana untuk memilih type yang paling sesuai diantara yang memenuhi persyaratan Dapat berupa tipe yang lain , karena pedoman ini tidak mencakup seluruh variasi yang mungkin ada.

Ketentuan

teknis

Aspek ekonomi pemilihan tipe simpang Jalur utama dan jalur penghubung (ramp) Matriks pemilihan jenis persimpangan jalan tidak sebidang Rangkaian persimpangan jalan tidak sebidang Pergerakan kendaraan berat Kapasitas dan tingkat kinerja Jarak anatara persimpangan jalan tidak sebidang Landscape persimpangan jalan tidak sebidang Kebutuhan luas lahan persimpangan jalan tidak sebidang