nitric oxide
DESCRIPTION
NOTRANSCRIPT
![Page 1: Nitric Oxide](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082708/55cf9e01550346d033b04081/html5/thumbnails/1.jpg)
Nitric oxide (NO) merupakan molekul biologis serbaguna dan ada dimana-mana yang memiliki peran
penting dalam biologi dinding pembuluh darah. sifat khusus dari NO membuat sebuah pesan
interselular yang ideal dalam sistem vaskuler, dan dicerminkan pada perannya sebagai endothelium-
derived relaxing factor (EDRF). kimia khusus dari NO dimanfaatkan dalam modulasi bermacam-
macam reaksi interseluler dan intraseluler dengan efek pleiotrofik pada fungsi vaskuler. sebagai
suatu molekul gas lipofilik kecil (30 Da), NO dengan mudah melewati membrane sel dan lapisan
pembuluh darah. NO juga merupakan suatu radikal bebas labil yang bereaksi dengan oksigen,
protein, thiol, logam, dan radikal bebas lainnya seperti superoxide. Maka dari itu waktu paruh yang
pendek (5-10 detik) dari NO memastikan efek pemberian isyarat cepat dan terbatas, bermanfaat
untuk kontrol sementara yang halus dari sel sekitar. Sintesa utama NO oleh endotel isoform dari
nitric oxide synthase (eNOS)berjalan untuk mempertahankan homeostasis vaskuler, namun enzim
kunci ini sendiri merupakan subyek untuk menghentikan modulasi oleh sinyal ekstraseluler yang
mengubah eNOS dan meregulasi fungsi endotel.
TARGET NITRIC OXIDE
Kimaiawi dari NO memiliki banyak kemungkinan reaksinya terhadap protein melalui inti logam dan
grup sulfhidril, seperti reaksi antara NO dan radikal lainnya atau gabungan thiol berat molekul
rendah. Pengaktifan kembali NO bersama hemoprotein telah secara luas digolongkan, saat ini target
tambahan dari NO dijelaskan lebih lanjut. NO yang diproduksi oleh eNOS didalam endotel pembuluh
darah dengan segera berdifusi kedalam lapisan bawah dari otot polos pembuluh darah dan juga
lumen pembuluh darah dimana NO berinteraksi dengan platelet. Didalam sel otot polos permbuluh
darah dan didalam platelet, NO berikatan pada grup prostetik heme dari siklase guanilat terlarut,
suatu protein sinyal yang ditemukan pada sel mamalia pada umumnya. Ikatan antara NO dengan
grup heme akan mengganggu interaksi nitrogen-besi, membebaskan suatu residu histidin aksial
untuk proses katalisis. Konsntrasi sebesar nanomolar dari NO dapat membawa aktivasi 100 lipat dari
kemampuan guanilat siklase mengubah guanosin trifosfat (GTP) menjadi siklik guanosin monofosfat
(cGMP). Target intraseluler utama dari cGMP pada dinding pembuluh darah adalah protein kinase
tergantung cGMP yang dikenal sebagai protein kinase G (PKG). Pada masa sekarang ini sudah lebih
banyak target molekul tambahan untuk NO dari endotel yang diidentifikasi.
waktu paruh yang relatif pendek dari NO membuat perkiraan bahwa terdapat kemungkinan suatu
bentuk tersimpan dari NO yang membantu menentukan kadar dasar dari NO dan memungkinkan
![Page 2: Nitric Oxide](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082708/55cf9e01550346d033b04081/html5/thumbnails/2.jpg)
kerja NO terjadi ditempat yang jauh dari lokasi sintesanya (9). Pengaktifan kembali nitrogen oxide
dengan kelompok sulfhidril yang telah digolongkan dengan baik, dan berbagai nitrosothiol, termasuk
protein yang dimodifikasi oleh NO merupakan kandidat kemungkinan bentuk tersimpan dari NO
secara in vivo (10). Baik nitrosothiol berprotein maupun nonprotein sudah diteukan pada sel dan
cairan biologis in vivo. Dibandingkan dengan plasma bebas NO dengan konsenstrasi sekitar 3 nM,
konsentrasi dari plasma nitrosothiol adalah sekitar 1 µM, dimana 85 persennya adalah
nitrosoalbumin (11-13). S-nitrosothiol dibentuk secara endogen didalam sistem kardiovaskuler dan
sistem pernafasan (14,15), dan sejumlah konsentrasi mikromolar dari S-nitrosoglutathion didapatkan
dari paru (16). Kadar plasma dari S-nitrosothiol mungkin menjadi subyek pengaturan yang rumit oleh
jalur metabolisme tambahan, misalnya formaldehid dehidrogenase (17).
Hemoglobin telah dikemukakan sebagai nitrosoprotein dengan kaitan potensi biologis. Walaupun
sudah jelas diketahui bahwa hemoglobin memiliki kemampuan berikatan dengan NO pada gugus
heme, juga diperkirakan hemoglobin mengalami nitrosasi pada Cys 93 di protein globin ß untuk
membentuk protein nitrosothiol. Ikatan NO oleh hemoglobin pada bagian heme dan sistenil
memungkinkan hemoglobin ternitrosasi untuk membantu sebagai pendonor molekul NO endogen
dengan cara menghantar NO ke lokasi yang jauh pada sistem vaskuler(18). Bagaimanapun juga,
secara in vivo peran dari nitrosothiol dalam menghantar NO dan regulasi tonus vasomotor masih
belum dipahami seutuhnya dan sedang dalam penelitian(19,20).
Nitrosothiol berbagi profil farmakodinamik secara kualitatif dengan NO, misalnya stimulasi guanilat
siklase terlarut (21), induksi hipotensi dan relaksasi pembuluh darah, dan mengerahkan efek
antitrombogenik dengan menghambat agregasi platelet (22). Namun jalur dimana nitrosothiol
endogen menggunakan efek biologisnya masih belum dipahami sepenuhnya. Nitrosothiol mungkin
mengalami dekomposisi nonenzimatik spontan untuk melepaskan NO, dapat menyebabkan
transnitrosasi dari protein lain, atau secara langsung menggunakan efek nitrergis (23), meskipun
beberapa fakta mengesankan nitrosohemoglobin dapat melepaskan NO (24).
Disamping berfungsi sebagai gudang penyimpanan NO, ikatan protein-NO dapat juga berperan
dalam modifikasi posttranslasi yang penting melalui fungsi isyarat (25). Sebagai contoh,
prostaglandin H sintase dan ribonucleotide reduktase dikenal sebagai protein 3-nitrotirosin
termodifikasi dimana ikatan dari NO kemungkinan berperan dalam menghambat dengan cara
berikatan pada radikal tirosil (26). Penelitian terbaru menunjukkan eNOS menjalankan S-nitrosasi
dinamis dan denitrosasi (27). Adalah sifat kimia dari NO yang secara unik cocok dengan peran yang
diduga, dimana sifat lipofilik kecil nya memungkinkan untuk menembus struktur protein sambil
menunjukkan reaktifitas dengan biomolekul secara luas.
![Page 3: Nitric Oxide](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082708/55cf9e01550346d033b04081/html5/thumbnails/3.jpg)
Jalur nitrosasi mungkin juga mengatur hubungan antara protein dan hemostasis. S-nitroglutasi
mungkin berinteraksi dengan fibrinogen dan merusak ikatan fibrin tanpa bereaksi secara kimia
dengan fibrinogen tetapi kemungkinan diinduksi perubahan konformasi fibrinogen (28). Nitrosasi
faktor XIII bisa berupa mekanisme antihemostasis yang dapat melemahkan ikatan fibrin dan
membuat clot yang baru lebih mudah terjadi fibrinolisis (29). Mengingat nitrosasi dari tissue-type
plasminogen activator (S-NO-tPA) tidak mempunyai efek pada interaksinya dengan fibrin atau
mengkatalis aktivasi plasmin, S-NO-tPA mungkin bertindak ebagai pembawa nitrosothiol dari NO
untuk menghambat platelet dan menyebabkan vasodilatasi pada bagian dari thrombus dimana
endotel setempat kemungkinan tidak berfungsi dan menghasilkan NO dalam jumlah yang kurang
(30).
……………..Contoh yang paling menonjol dari fenomena ini adalah pembentukan peroksinitrit melalui
reaksi NO dan superoksid. Proses ini dapat berupa mekanisme detoksifikasi superoksid, meskipun
peroksinitrit sendiri merupakan spesies reaksi kimiawi yang dapat merubah protein seluler.
SUMBER NITRIC OXIDE
Sumber endogen : Nitric Oxide Sintase
NO disintesis dalam jaringan mamalia oleh 3 bentuk nitric oxide synthase (NOS), yang masing-masing
memiliki produk gen yang berbeda. Sintase NO pada mamalia merupakan enzim homodimer yang
mengandung daerah berikatan heme dari N-terminal, dan daerah redukstase C-terminal, yang
dipisahkan daerah berikatan kalmodulin. Daerah N-terminal yang juga dikenal sebagai daerah
oksigenase, mengandung bagian ikatan untuk heme (protoporpirin IX), tetrahidrobiopterin dan
substrat L-arginin (31). Daerah oksireduktase flavoprotein C-terminal secara structural mirip dengan
sitokrom P-450 redukstase dan mengikat flavin adenine dinucleotide (FAD), flavin mononcleotide
(FMN), dan reduced nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADPH) (32). Karena gabungan
berbagai fungsi redoks ini sering, maka produk polipeptida terpisah, kombinasi fungsi oksigenase
dan redukstase dari NOS memungkinkan bahwa protein berkembang karena bergabungnya gen.
Daerah berikatan kalmodulin mungkin penting dalam “gerbang” aliran electron dari reduktase
menjadi oksigenase (33). Fakta bahwa NOS berikatan dengan lima kofaktor redoks aktif –lebih
banyak dibanding enzim lain yang diketahui- menyatakan sebuah mekanisme katalisis yang rumit.
NOS mengkatalis oksidasi 5 elektron nitrogen guanidine dari L-arginin, walaupun kebanyakan reaksi
NADPH dan flavoprotein meliputi sejumlah electron yang seimbang. Katalisis NOS berjalan 2 langkah
monooksigenasi yang berbeda, dimana masing-masing memuat transfer elektron menuju molekul
![Page 4: Nitric Oxide](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082708/55cf9e01550346d033b04081/html5/thumbnails/4.jpg)
oksigen. Pada langkah pertama, 1 molekul NADPH berpindah melalui FAD dan FMN (34), 2 molekul
elektron menuju oksigen terikat heme, dimana bereaksi dengan L-arginin membentuk 1 molekul
masing-masing dari ω-N-hidroksi-L-arginin dan air (35). Pada langkah kedua, 0,5 molekul NADPH
memindahkan elektron ke oksigen terikat heme lainnya, dimana bereaksi dengan ω-N-hidroksi-L-
arginin untuk melepaskan 1 molekul masing-masing dari NO dan L-sitrulin. Peran dari
tetrahidrobiopterin sebagai enzim kofaktor masih belum jelas: beberapa percobaan menduga bahwa
hal tersebut bukan secara stoikiometri, namun secara katalisis, dimana data yang bertentangan
mengindikasikan adanya peran kofaktor ini dalam setiap siklus katalisis sebagai donor elektron (36).
Terdapat bukti bahwa beragam isozim NOS menjadi tidak berpasangan dan menghasilkan superoksid
daripada NO ketika tetrahidobiopterin kurang atau terkosidasi (37).