n(ita keuangan
TRANSCRIPT
v1, ",
N(ITA KEUANGANDAII
RANCANGAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
TAHUN 1975 11976
l
I
REPUBLIK INDONESIA
-/
DAFTAR ISI
3 ,1 . Umum . . . . . ' . . . . . . . . , . . . .
3.2. Penerimaan dalam negeri
@!' Pe,rge lu aran rutin
3_r.4. Tabungan Pemerintah
Q/' Penerimaan Pembangunan3.6. Pengeluaran Pembangunan
BAB IV. RENCANAAPBN 1975/1976
4 .1 . Umum . . " . . . . . . . . " . . . . . . '
4.2. Penerimaan dalam negeri
4.2. f . Pajak langsung . . . , ' . . . . . . . . . . . ' .
4.2.2. Paja,k tidak langzung
4.2.3. Penerimaan minYak
4.2.4. Penerimaan non tax
4.3. Penerimaan Pembangunan
Halaman
vii
xix
xxiv
BAB II. PERKEMBANGAN HARGA, GAII DAN UPAH
2.1. Perkembangan harga 29
2.1.1. Indeks biaya hiduP 34
2.1,2. Indeks harga 9 macam bahan pokok 3+
2.1. 3. Perkembangan harga barang-barang utama
lainnya
2.1.4. Indeks harga emas dan indeks harga valuta
asing serta devisa
2.1.5. Harga hasil bumi ekspor golongan A
2.2. Perkembangan gaji dan uPah
BAB NI. PELAKSANAAN APBN 197411975
29
38
4044
48
) J
) J
) o
o I a '
I J
74
80
80
84
87
93
101
r03
103
BAB V.
4.3.1. Bantuan pro$am
4.3.2, Bantuanproyek . . . . . . . . . . , .
4.4. Pengeluaran rutin
4.4.1. Belanja pegawai . . . . . . . . . . . .
4.4.2. Belanja barang . . . . . . . . . . . . . . . . .4.4.3, Subsidi daerah otonom
4.4.4. Bunga dan cicilan hutang
4.4.5. Lain{ain pengeluaran rutin
4.5. Tabungan pemerintah
4.6. Pengeluaran pembangunan
4.7. Pengawasan Keuangan Negara ..............
PERKEMBANGAN MONETER DAN PERKREDITAN ....
5 .1. Pokok-pokok kebijaksanaan moneter dalam
REPELITA I dan sasaran kebijaksa-naan dalam
REPELITA I I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.2. Perkembangan jumlah uang beredar dan sebab-sebab
perubahannya
5,3. Dana perkredi tan . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.3. 1. Pokok-pokok kebijaksanaan pengerahan dana
perkeditan
5.3.2. Perkembangan dana perkredi tan . . ' . ' . " . . . . . . . . . . . '
5.4. Perkembangan pengerahan dana ...........'.....
5.4.1. Deposito berjangka
5.4.2. Tabungan Pembangunan Nasional dan
Tabungan Asuransi Berjangka
5.4.3. Sertifikat deposito
5.4.4, Pengerahan dana lainnya
5 .4.5 . Lembaga keuangan dan Pasar Uang dan Modal
5.5. Perkembangan perkreditan
5.5.1. Kebijaksanaan perkreditan
5 .5.2. Perkembangan pemberian kredit menurut
sektor perbankan
Halaman
IU )
105
L07
108713r74 ,/1 l )
t16
117
721
130
r36
736
I
1 5 6
t4+
144r46
7+9
158
158
r+9
150I ) J
. t ) )
r57
159
r
5.5.3. Perkembangan pemberian kredit menurut
sektor pemerintah dan swasta
5.5.4. Perkembangan pemberian kredit menurut
sektor ekonomi
5.5 .5. Perkembangan pemberian kredit bank-bank
pemerintah menurut Daswati I
5.5.6. Perkembangan kredit investasi ..'................"..
5 .6. Perkiraan jumlah uang beredar dan perkreditan
L Y I J I I Y I O
PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN DAN
LALU LINTAS DEVISA .......,,.....
6.1. Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . " ' . .
6.1.1. Situasi ekonomi dan moneter intemasional ..'
6.1.2, Kebijaksanaan perdagangan luar negeri
6.2. Perkembangan neraca pembayaran ..'."................'....
6.2.1. Transaksi berjalan
6 .2 .1 .L . EksPor ' . . . . . . . . ' . ' . .
6 .2 .1 .2 . Impord i l ua rm inyak ' . ' . ' . . " . ' . . . ' . . . .
6.2.1.3. Pengeluaran jasa-jasa
6.2.1.4. Penerimaan minYak
Halaman
161
t6l
167r69
I I )
175
175180
181
182182185185
185
186
190
190
197
799
202
2L l2t7J 1 ?
2L3
BAB VI.
6,2.2, Lah:' lintas modal dan ffansfer ........"....""""'
6.3. Realisasi perkembangan nilai ekpor
6.3.1. Realisasi nilai ekspor barang'barang golongan
u tama. . . . . , . . . . , , . .
6.3.2. Realisasi nilai ekspor barang-barang golongan
lainnya
6.4. Perkembangan realisasi nilai impor .....'............'......'.
6:5. Bantuan luar negeri
6.5.1. Perkembangan bantuan luar negeri
6.5.f.1. Baftuan Program6,5.1'2, Bantuan ProYek
6.5.2. Realisasi bantuan luar negeri .'.".........'...'...'
t
6.6. Perkiraan neraca Dembavaran tahun I975/1976 .,........
Perkiraan nilai ekspor
Perkiraan nilai impor
Perk i raan pener imaan minyak . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . . . - .
Perkiraan lain-lain
o . o . r .
6 .6 .2 .6 .6 .3 .o .o - t .
Halaman
275
zr5L t o
276217
279
?19
219
L Z )
229
229
229229z+o2+62462+9z+925226r267
276282286292298
302302308
317
318
BAB VN.
7.4.1. Pertanian
7 . 4 .1 .7 .
7 .+ .1 .3 .
| 7 .+.1.+.
PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN FAKTOR-FAKTOR
PRODUKSI
7.1. Pendahuluan
7.2. Perkembangan pendapatan nasional
7.3. Keadaan pangan - . . . . . . . . . . .
7.4. Perkembangan produksi
PendahuluanProduksi berasPalawija dan hortikulruraPerkebunan
7 .+ .1 .4 .1 . Pe rkebunan rakya t , . . . . . , . . . .
7.+J.+.2. Perkebunan besar swasta ...
7 .+ .L4 .3 . Pe rkebunan negara , . . . . . . . . . .
Produksi kehutanan7 .4 . r .5 .7 .+ .1 .6 .7 .+ . r ,7 .
7.4.2. lndustr i7 .4 .2 . r .7 .4 .2 .2 .7 .4 .2 .3 .7 .4.2.+.
7,4.3. Pertambangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7.4.3.7. Minyak dan gas bumi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
7 .+.3.2. Hasi l tambang lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . .
7.4.4. Pariwisata
7.5. Prasarana
Produksi pe temakan
Produksi perikanan
k dustri tekstil
Industri ringan dan kcrajinan rakyat ..
Industri dasar
Indusni kimia
lV
7 .5 .7 .7 .5 .2 ,
7 ,5 .3 .7 .5 .4 .7 .5 ,5 .
Halaman
319320
32032r322
322t 4 t
326330330
331332333) J /
3J7
347
Sektor pengairan
Sektor cipta karya
7 ,r.2.L. Penvediaan air minum7 ,5,2,2. Perumahan rakyat7,5,2,3, P€rencanaan kota dan daeralr7 .t .2,4. Penelitian Derumahan rakvat dan
penyediaan air minumSektot tenaga listrik dan gasSektor Bina Marg L . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Perhubungan
7.5.5.L. Perhubungan darat7 .5.5 .2. Angkutan kereta api7,5.5.3. Angkutan sungai ferry dan danau ...7 .5 .5 .+. Perhubungan laut7 .5 .5 .5. Prasarana nelavaran7,5.5,6. Produksi ia-sa dan industri maritim ..7 ,5 .5 .7 . Perhubungan udara
I7 .5.5 .8. Meteorologi dan geofisika7 .5 .5 .9. Pos giro dan telekomunikasi
7,6. Pendidikan dan kebudayaan
7,7. Kesehatan dan Keluarga berencana
7.7,1, Kesehatan7,7,1,7, Kebijaksanaan umum dan program
lpsehatan dalam REPELITA I .........7,7.1.2. Kebijaksanaan umum dan program
kesehat4n dqlam talun pertamaREPELITA r r . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
7,7,13, Heril pelaksanaan programREpELITA I . . , . , . . . , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , , . . .
7 ,7.1.+. KebiJaksenaen den langkah-langkal
pokok dela$ pElekFaqsan pro$amkereheten dalam REPELITA II .....
343) + J
347
J ) U
J ) U
350
J ) U
t) l-
358
3587,7.2, Keluuga, berencana
Halemsn
7,8. Tenaga kerja, transmigrasi dan koperasi
7.8.1. Tenaga kerja
7.8.1.1- Penduduk dan tenaga kerj 8' .....'....."'
7.8.1.2. Angkatan kerja
7.8.1.3. Perawatan dan pcrlindungan teflaga
kerj a
7.8.2. Transmigtasi . . . . . . . . ' . . . . ' . . : . . . . . . . . .
7.8.3. Koperasi
7.9. Pertahanan dan keamanan
7.9.1. Program dan kebijakanaan bidang pertahanan
dan keamanan dalam REPELITA I ...........'.'.",
7.9.2. Rencana dan pokok-pokok kebijaksanaan
dalam bidang pertahanan dan keamanan
dalam tahun kedua REPELITA II ."'...........'...
359
359359362
i.
364364
50(}
370
370
7,to,
7 . t r .
7.12.
7 .13 .
7.r4.
Pemerintahan dalam negeri
Penanaman modal .....,.....,,
7.11.1, Penanaman modaldalamnegeri . . . " ' . . . . . . . . ' . . . . . . .
7.11.2. Penanaman modal asing
Kesej ah teraan sosial ........,,......"'.
Agama
Penerensan
371
37r
374
375
380
384
387
389
vi
DAFTAR TABEL
Persentase kenaikan indeks biaya hidup
di Jakarta, 1969l l97O - 197411975
Indeks biaya hidup berdasarkan 62 macam bartngl
fasa di Jakana, 196911970 - 1974/1975
Indeks biaya hidup, indeks 9 macam bahanpokok dan indeks beras di Jakarta, 1969/1970 -
r97 4/197 5
Harga dan indeks 9 bahan pokok di Jakarta
Pcrkembangan harga rata-rata gula pasir,
tepung terigu dan tekstil di beberapa kota
besar di Indonesia tahun 1974
Harga rata-rata dan indeks valuta asing di
Jrkuta, 1969l!97 O - 1974/\975
Harga dan indeks rata-rata emas serta kurs
dan indeks rata-rata devisa kredit dan devisa
umum di J a!."arta, 7969 /1970 - 797+17975
Perkembangan harga lokal beberapa hasil
bumi golongan A di Jakarta, f96911970 -
r97 +t797 5
Perkembangan harga beberapa hasil bumi
ekspor golongan A dipasar internasional'
7969/r970 - r97+11975
Perhembangan upah minimum dan maksimum
untuk berbagai sektor, Juli 1973 -
Jul i 1974
Perkembangan upah riil, upah minimum
dan maksimum untuk berbagai sektor,
Jrr l i 1973 - Jdi I97+
Ikhtisar APBN, 796917970 - 797 41197 5
Penerimaan dalam negeri, 197 4/197 5
Halaman
Tabel II. 1.
Tabel IL 2.
Tabel I I . 3 .
Tabel
Tabel
Tabel IL 6.
Tabel IL 7.
Tabel II. 8.
Tabel I I . 9,
Tabel t I . 10.
Tabel l I . 11.
Tabel III.
Tabel III.
I I . 4 .
I I , 5 ,
,)o
35
39
+ l
45
+6
1 .
51
) L
54
59
vll
tl
Tabel IIL 3.
Tabel III. 4.
Tabel III. 5.
Tabel III.
Tabel III.
Tabel ll l.
Tabel IV. I
Tabel IV. 2
Tabel IV. 3.
Tabel IV. 4.
Tabel IV. 5.
Tabel IV. 6.
Tabel IV. 7.
Tabel IV. 8.
Tabel IV. 9.
Penerimaan pajak{angsung,797+/r97 5
Penerimaan pajak-tidak-langsung,797 4/197 5
Perkembangan penerimaan dalam negerimenurut sektor, 197411975. . . . . .
Pengeluaran rutin, 197 4/197 5
Belanja pegawai, 1974/197 5
Pelaksanaan APBN 1974/ 1975,Semes t€ r I . . . , .
Perbandingan perkembangan APBNdengan REPELITA, 7969/197O -
797 5 /r97 6
Perkembangan penerimaan dalam negeri,7969/r970 - r975 tr976
Perkembangan penerimaan pajaklangsung, 196917970 - 7975/7976
Perkembangan penerimaan pajak-tidak-Iangsung, 196917970 - 197 5 /L97 6
Perkembangan penerimaan minyak,1969/7970 - 7975tL976
Perkembangan penerimaan non-t:rx,t969/r970 - 7975/1976
Perkembangan penerimaan pembangunan,7969/1970 - r975/1976
Perkembangan penerimaan bantu an
Proyek, 1969/1970 - 797517976
Perkembangan pengeluaran rutin,1969/1970 - 7975tr976
Halaman
62
o t
66
69 ,.
79
6 .
L
82
85
o 1
98
100
702
104
106
109
v11l
Halaman
139
140
1+1
747
l ) r
762
165
\ttz'
+
Tabel lV. 10.
Tabel IV. 11.
Tabel IV. 12.
Tabel IV. 13.
Tabel IV. 14.
Tabel V. 1.
Tabel V. 2.
Tabel V. 3.
Tabel V. 4.
Tabel V. 5.
Tabel
Tabel
Tabel
Belanja pegawai, 1969/7970 - 1975/1976
Perkembangan tabungan pemerintah,
1969/7970 - 1975/1976. 118
Perkembangan pengeluaran pembangunan,
rg6gng70 - 1975/1976 r22
Hasil pemeriksaan khusus proyek-proyekPELITA, 1969/t970 - 7973/1974 t) ' t
Rencana Anggaran PendaPatan danBelanja Negara, 1g75ltg76 135
Perkembangan jumlah uang yang beredar,
f
796911970 - 1974/7975 . . . . .
Sebab-sebab perubahan jumlah uang yang
beredar,1969/7970 - 797 4/797 5
Perkembangan jumlah uang yang beredardan deposito dalam arti riil,1969/1970 - r97+/1975
Perkembangan dana perkreditan bank'7969tr970 - 7974/1975 . . . . .
Perkembangan deposito berjangka bank-bankpemerintah, Tabanas dan Taskz, 1969/1970 -
797 4/r97 5
V.6. Perkembangan sertifikat dePosito bank-bank , 1971 -197+ . . . ' . . .
lnvestasi danz, L969 - 1973
t5+
156v. 7.
v. 8. Perkembangan perkreditan bank menurut
sektor pemerintah dan sektot swasta,t9691r970 - r97 41197 5 . . .
Tabel V. 9. Perkembangan perkreditan bank menurutsektor ekonomi, 196911970 - 1974/7975
IX
Halarnan
Perkembangan pemberian kreditbank-bank pemerintah menurutDaswati I tidak termasuk kreditlangsung BI, April 197+ . . 168
Perkembangan kredit investasi,
, \
Tabel V. 10.
Tabel V. 11.
Tabel V. 12.
Tabel VI. 1.
Tabel VI. 2.
Tabel VI. 3.
Tabel VI. 4.
Tabel VI. 5.
Tabel VI. 6.
Tabel VI. 7.
Tabel VI. 8.
Tabel VI. 10.
1969t1970 - 197+t7975
Prognosa jumlah uang beredar danperkreditan bank seluruhnya, T9T5tl97 6
Perkembangan neraca pembayaran,
17+
7969 t r970 -7972 t r973 . . 183
Perkembangan neraca pembayaran,7973t1974-r974/r975 . . 787
Perkembangan ekspor, 1969/1970 -
1973/7974 792
Perkembangan ekspor barang-baranggolongan utama dan lainnya,rg73/r974-7974/t975 . . 796
Perkembangan harga barang ekspordipasar internasional, .., 198
Perkembangan realisasi impor,7969tr970 - 1973/7974. 200
Perkembangan realisasi impor, '' '
r973t7974-197+11975 . . 203
Komitmen bantuan luar negeri,1969/7970-1974/1975 . . 208
Bantuan luar negeri, 7969/197O -
7974tr975 2rz
Realisasi bantuan luar negeri,r969n970 - 7974/7975
Tabel VI. 9.
21+
Halaman
Tabel VI. 11.
Tabel VIL 1.
Tabel VII. 2.
Tabel VII. 3,
Tabel VII.
Tabel VII.
+ .
Perkembangan neraca Pembayaran,r973tr97+ - 797511976
Produk domestik bruto atas dasar hargayang berlaku
Produk domestik bruto, atas dasarharga konstan tahun 196o
Penggunaan produk domestik bruto,atas dasar htrga yang berlaku ,
Penggunaan produk domestik bruto,atas dasar harga konstan tahun 7960
Distribusi persentase produk domestikbruto dtas dasar harga yang berlaku .
Perkembangan harga beras kwalitasmedium dibeberapa kota di Indonesia,1969tr970 - r97411975
Produksi beberapa hasil pertanianterpenting, 1968 - 197 3
Areal panen, rata-rzta hasil per-ha danproduksi ber'as, L968-1973 . . . . . .
Luas panen Bimas dan Inmas Padi,7968 - 1973
Perkembangan penyaluran danpengendalian kredit Bimas, 7971- 7973(Mr 1971 -MT1973)
Penggunaan pupuk untuk tanaman pangan,t vo tJ - t v r J
Penggunaan pestisida untuk tanamanpangan 1968 - 1973 .
Jumlah alat pengolahan padi, 1968 - L97 3 ' . ' . ,
2I8
220
22r
222
223
2245 .
Tabel VII. 6.
Tabel VII. 7.
Tabel VII. 8.
Tabel VIL 9.
Tabel VIL 10.
Tabel VII. 11.
Tabel VII. 12.
Tabel VII. 13.
227
230
232
23+
234
236
237
2+O
x1
Halaman
Tabel VII. 14. Luas panen, hasil rata-rata dan produksijagung, 1968 - 1973 .
Tabel VIl. 15. Luas panen, hasil rata-rata dan produksiubi kayu, 1968 - 1973
Tabel VII. 16. Luas panen, hasil rata-rata dan produksiubi jalar, 1968 - 1973
Tabel VIL 17. Luas panen, hasil rata-rata dan produksikacang-kacangan , 1968 - 1973 ..
Tabel VIL 18. Luas panen dan produksi hortikultura7969 - 1971 244
Tabel VII . 19. Produksi perkebunan rakyar, 1969-1973.. . . . . 247
Tabel VIl.20. Usaha peremajaan oleh dinas-dinasperkebunan rakyat diseluruh Indonesia,1969/7970 - 7973/7974 248
Tabel VII. 21. Produksi perkebunan besar swasta,1968 - 1973
Tabel VII. 22. Produksi perusahaan negara perkebunan,7968 - t973
Tabel VII. 23. Volume ekspor hasil perkebunan,7968 - 1973
24r
242
243
+ 250
251
253
Tabel VII. 24. Perkembangan penerimaan ekspor utamaperkebunan, 1968 - 7973 .. 25+
Tabel VII. 25, Penerimaan dari ekspor utama perkebunan,1968 - 1973 256
Tabel VII .26. Produksi kay'u pertukangan, 1968 - 1973 . . . . . . 258
Tabel VII. 27. Perkembangan realisasi ekspor kayu,1968 - 7973 258
Tabel VIL 28. Ekspor hasil hutan rotan dan damar,1968 - t97 3 260
xu
Tabel VIL 29. Keadaan perkembangan hak pengusahaanhutan, tercatat sampai dengan 31 Maretr974
Tabel VII. 30. Reboisasi penghijauan, L96911970-197 3/r974
Tabel VIL 3l. Produksi daging, 1969 - 7973
Tabel VII. 32. Jumlah pemotrngan ternak dan unggas1969- r97 3
Halaman
263
26+
zo)
265
268
268
269
260
261
z o t
Tabel VII .33.
Tabel VIL 34,
Tabe l V I I . 35 .
Tabel VII .36.
Tabcl VIL 37.
Populasi tcrnak, 1969 - 1973
Produksi tclur, 1969 - 197 3
Produksi susu, 1969 - 1973
Volume ekspor ternak dan hasil-hasilnya,1969 - 197 3
Nilai ckspor ternak dan hasil-hasilnya,
I1969 - 7973
Tabel VII. 38. Pemberantasan dan pencegahair penyakitternak, 1969 - 197 3
Tabel VII .39.
Tabel VII. 40.
Tabel VII. 41.
Produksi obat-obat Veteriner,1969 - r973
Produksi ikan, 7968 - 197 3
Jumlah dan penyebaran perahu motordan perahu layar penangkapan ikanmenurut daerah, 1968 - 1973
Tabel VII. 42. Volume dan nilai ekspor hasil-hasilperikanan, 1968 - 1973
Tabel VII. 43. Volume dan nilai ekspor udang terhadapekspor perikanan , 7968 - 1973
Produksi beberapa hasil industri,
269
1 ' ' 1
1
272
273
277Tabel VII. 44.
1968 - 1973/797+
x|lt
A
Halaman
Tabel VII.45. Nilai produksi beberapa hasilindustr i , 1969/1970- L97i/ i ,97+ . . 280
Tabel VII.46. Target dan realisasi produksiindustri tekstil, 1969t7970 - t97i/7974 ZBz
Tabel VII.47. Pemakaian tekstil per kapita,1969 /1970_1973 /7974 . . 283
Tabel VII. 48. Pembangur.ran fisik dibidangindustri tekstil, 1969/1970 - 1973/1974 284
Tabel vII.49. pelaksanaan pernbangunan tahunke v REPELITA Ibidang industri reksril,7973/1974 . . . . . . . . . . . ZAs
Tabel VII. 50. Perkembangan volume produksii nd i r s t r i r i ngan ,1969 l l 97 j , t 973 t I9Z4 . , . . . . 287
Tabel VII. 51. Perkembangan pelaksanaan probinkra,t969 / I97O - r973 t r974 . Zg I
Tabel VII. 52. Produksi hasil-hasil industri dasar,1969/1970 - 1973/1974. 29J
Tabel VII. 53. Perkembangan beberapa hasit industrikimia, 1969/1970 - 19T3/7974 Zgg
Tabel VII. 54. Produksi minyak mentah Indonesia,r969 t I97o - r974 / r975 . , 303
Tabe l V IL 55 . Has i l pengb lahan m inyak , 1969-1973 . . . . . , 305
Tabel VII. 56. Volume ekspor minyak mentah danhas i l m inyak , 1969A970 - 197+ /7975 . . . . . . ? ,O7
Tabel VIL 57. Produksi hasil tambang lainnya,1969/7970 _ 7974t797 5
Tabel VlI. 58. Ekspor hasil tambang lainnya,1969/7970 - t97+t7975
Tabel VII. 59. Perkembangan produksi pariwisata,1969 - 797 3
372
, L J
5 t t
xlv
Tab€l VU.60.
Tabel VII .61.
Tabel VII .62.
Tabel VII .63.
Pelaksanaan pembangunan pengairan,1969t7970 - r973/1974
Target realisasi dan sasaran Programpembangunan tenaga listrik dalamREPELITA r, 196911970 - r973/1974. . .
Hasil rehabilitasi kegiatan produksigas dalam REPELITA I,1969t7970 - t973/197+
Hasil-hasil yang dicapai dalampembangunan bina marga,1969/r970 - 197 3lr97 4
Perkembangan armada angkutanjd .an rzyz ,1969 - 1973 . . . . . . . :
Perkembangan produksi perkeretaapian, 1969 - 7973 .
Perkembangan rehabilitasi perkeretaapim, 1969 - I97 4
Perkembangan pelayaran niaga'nusantara, 1969 - 197 3
Perkembangan armada dan muatan
pelayaran lokal, 7969 - 1973
Perkembangan armada pelayaransamudera, 1969 - 197 3
Halaman
326
320
J a l
4
Tabel VII.64.
Tabel VII .65.
Tabel VII .66.
Tabel VII .67.
Tabel VII .68.
Tabel Vl I .69.
Tabel VII .70.
Tabel VIL 71.
Tabel VIL 72.
Tabel VII .73.
Realisasi fisik pembangunan fasilitaspelabuhan, 796911970 - 197 3 /197 +
Perkembangan hasil pengerukanpelabuhan, 7969/7970 - 197 3 /797 +
Hasil kegiatan produksi jasa danindustri maritim, 1969 - 197!
Perkembangan penerbangan sipil
t L t
330
J J I
332
5 J +
334
336
338
339
339
347dalam negeri, 1969 - 7973
Tabel VII.74.
Tabcl VII.75.
Tabel VII.76.
Tabel VII .77.
Tabel VII.78.
Tabel VII.79.
Tabel VIL 80.
Tabel VIL 81.
Tabel VII .82.
Tabel VII .83.
Halaman
Perkembangan penerbangan sipilkeluar negeri, 7969 - 1973
Perkembangan arus lalu lintas Posdan Giro, 7969 - 1973
Perkembangan pembangunan Posdan Giro, 1969/7970- 1973/197+ 3+4
Jumlah unit telepon otomat,7969 - 7973 34s
Perkembangan telekomunikasi,1969 - 1973 346
Jumlah murid sekolah dasar sampaidengan perguruan tinggi negeri danswasta, 1969 - 1973 . 348
Perkembangan penyediaan sarana pendidika:n,1969/7970 - 197417975
Perkembangan kegiatan usaha-usahakesehatan sekolah, 1968 - 7973 . 352.
Penderita kolera dan jumla} kematiannya,7969t1970 - 7973/1974 3s3
Jumlah penderita dan kematian karenapenyakit cacar di Indonesia,1969/7970 - 7973/7974
Tabel VII. 84, Jumlah penderita dan vaksinasi BCGyang telah dilaksanakan,
1969/7970 - 1973/797+ 355
357Tabel VIL 85.
J+L
5 + 5
349
J ) )
4 Realisasi penataran tenaga kesehatan di
Indonesia, 7969 I L97 O - 197 3 / 197 4
xvl
Tabel VIL 86. Perkembangan akseptor baru dan
targetnya, 1969/197 0-197 3 /797 4 . .
Halaman
359
J O t
Tabel VII. 87. Perkembangan penduduk lndonesiamenurut golongan umur pada tahun1961 dan 1971, serta proycksinya
D a d a t a h u n 7 9 7 2 , 1 9 7 4 , 7 9 7 5 d a n 1 9 7 6 . . . . . 3 6 0
Tabel ! i 88. Kepadatan penduduk menurut dr.erahta}un 1930, 1967,1977 dan proyeksinyap a d a t a h u n 1 9 7 5 . . . 3 6 L
Tabel VIL r>9. Penduduk umur 10 tahun keatas menurutpendidikan dikota dan pedesaan 1971 .. . . . . . .
Tabcl 'VII. 90. Persentase (70) tenaga kerja menuruttingkat pendidikan tahun 1961 dan197 r , o f
Tabel VII. 91. Hasil pencmpatan transmigrasi, 196911,970 -
1973/1974 366
Tabel VII. 92. Perkembangan jumlah koperasi, 1969 - 1973 . . 367
Tabel VII. 93. lumlah BUUD / KUD tahun 1973
Tabel VII. 94. Perkembangan jumlah anggota koperasi,1969 - 7971
Tabel VII. 95. Perkembangan jumlah simpanan koperasi,1969 - r97 3
368
369
369
I
Tabel VII. 96. Hasil pemb4ngunan proyek bantuan kepadadaerah tingkat Il, l970ll97l - 19731t97+. , . . 373
Tabel VII. 97. Proyck-proyek penanaman modal dalamnegeri yang telah disetujui Pemerintah,7968 - r974 / t 975 . . . . . 376
Tabel VII. 98. Proyek-proyek penanarnan modal dalamnegeri yang mendapat fasilitas tax holidaydrn investment allowance, 1968-797 +1197 5 . . 378
xvii
Tabel VIL 99.
Tabel VILIOO.
Halaman
Proyek-proyek penanaman modal dalam
negeri menurut lokasi usahanYa,7968 -197411975 . , . . .
Proyek-proyek penanaman modal asing
yang telah disetujui Pemerintah m€nurut
bidang usaha, 1967 - 797411975
hoyek-proyek penanaman modal asing yang
disetujui Pemerintah menurut negara asal,
1967 -197411975 . . . . . .
Bantuan kepada para korban bencana alam,
7969 | I97 O sl d 797 3 | 197 4
Pendayagunaan tenaga tuna karya kesektor
pertanian di Lampung dan Bengkulu,
Jumlah produksi film nasional, 1969 - 1971 . .
387
388
39r
39r
392
392
393
796911970 - 7974/7975
Jumlah jemaah haji, 196911970 sld
t974 / r975 . . . .
Luas daerah dan jumlah penduduk daerah
pancaran TV - RI, 1969 - 7973
Jumlah jam siaran TV - RI menurut
klasifikasi, 1969 - r97 3
Jumlah Studio dan Station pemancar TV - RI '
1969 -1973 . . . .
Perkembangan jumlah pesawat televisi,
1969 -1973 . . , . .
379
38r
Tsbel VlLrOl.
383
385
^
Tabel VII.102.
Tabel VII.103.
Tabel vIL104.
vII.105.Tabel
Tabel VII.106.
Tabel VII.107.
Tabel VII.1O8.
Tabel VII.109.
xvlll
G rafik
DAFTAR GRAFIK
Beberapa indikator ekonomi Indonesia
Apri l 1969 - September I 974
Grafik Indeks harga barang'barang impor diluar
negeri, 197 4
Grafik Perkembangan harga beberapa barang dipasat
London, tahun 7974 ' - . .
Grafik IL 1'
Graf ik 11.2,
Grafik II. 3.
Grafik lI. 4.
Grafik II. 5.
Indeks 62 macam barang/jasa di Jakarta1969 /7970 - 19741r975 . . .
1969/1970 - 1974/7975 . . .
1969 /1970 - 1974 /1975 . . . - . '
1969/1970- r97+/7975 . .
L t .
t .2 .
r. 3.
Halaman
26
27
28
30
J J
.10
43
47
) )
60
r.
Perkembangan indeks biaya hidup di Jakarta'
Perkembangan indeks beberapa barang,
Perkembangan harga emas, valuta asing
dan devisa, 196911970' 797411975
Perkembangan harga barang'barang ekspor,
Perkembangan APBN, 1969/1970 - 7974/7975 " '
Penetimaan negan, !97317974 - I9741I975 " ' "
Penerimaan dalam negeri, 1973/1974 - 197417975 '
Pengeluaran rut in, 797 3 / 197 + - 797 41 197 5 " " ' ' '
Pengeluaran Pembangunan' 197 3 / 797 + - 197 4 | 197 5
Ferbandingan penerimaan negara dalam APBN dan
REPELITA, 79691 t97 0-197 5 /197 6 .
Perbandingan pengeluaran negara dalam APBN dan
REPELITA, 7969 /197 0-797 5 / 197 6'
Grafik III. 1.
Grafik III. 2.
Grafik IIL 3.
Grafik III. 4.
Grafik III. 5.
Grafik IV. 1.
Graf ik IV.2.
70
T )
6 l
83
xIX
flalaman
Grafik lV. 3. Perbandingan penerimaan dalam negeri danREPELITA, t969/r970-r975/1976 . . . . . . . .
Penerinraar.r dalam negeri, 1969 / 797 0-797 5 / I97 6
Pengeluaran rtin, 79691197o - 1975/1976 . . . . .
Perbandingan tabungan pemerintah dalam APBN
dan REPELITA, 7969 /7970-797 5/I97 6
Dana pembangunzn, 796917970' 197 51197 6 . . .
Pengeluaran pembangunan, 79691I97 O - 1975/I976
Perkreditan bank, jumlah uang beredar dan dana
perkredi tan bznk, 19691197o-7974/1975 . . ' . '
Dana perkreditan bank menurut sumber,
7969/1970 - 1974/7975
Deposito berjangka menurut waktu,
1969 /r97 0 - 197 +1r97 5
Perkembangan kredit perbankan menurut sektor
pemerintah dan sektor swtsta, 1969/197O '
L97 +/r97 5
Perkembangan kredit perbankan menutut sektor
ekonomi, 79691797 0 - 797 +1197 5
Perkembangan kredit investasi yang disetujui
perbankan, 1969/1970 - 797 4/197 5
Perkembangan ekspor keseluruhan,L969/1,970 - 197+/r97 5
Perkembangan ekspor barang golongan utama dan
barang lainnya 1969 | 197 O' 197 41197 5
Nilai ekspor barang golongan rttama dan lainnya,
7973t797+ - r97+tr97 5
I
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
8 6
9?
1 1 0
1 1 9
7 Z O
IV.
IV.
IV.
4.
5 .
6.
7 .
8.
l .
IV.
IV.
v.
L L J
7+2
148
i52
Grafik V. 2.
Grafik V. 3.
Grafik V. 4.
Grafik V. 5.
Grafik V. 6.
Grafik VI. 1.
Grafik VL 2.
Grafik VI. 3.
1 ( ) J
r66
772
184
188
189
XX
Halaman
Grafik VI. 4.
Grafik Vl' 5'
Graf ik VI.6.
Grafik Vl' 7.
Gra f i k V I .8 .
Graf ik VI.9.
Grafik VI.10.
Grafik VI 11.
Grafik VII.
Grafik VlI. 2
Grafik VII' 3.
Grafik VII' 4.
Grafik VII. 5.
Grafik VlI. 6.
Perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit'
kopi dan timah, 1969/1970' 797+/1975
Perkembangan nilai ekspor tanpa minyak'
1969l1970' 197+11975
Perkernbangan nilai impor menurut golongan
ekonomi, 7969 | 197 O - 197 4 | 197 5
Perkembangan nilai impor beberapa barang
konzumsi, 1969ll97O - 797+l\975
Perkembangan nilai impor beberapa bahan
baku/penolong, 1969l197o - 797 +1197 5
Petkembanqan nilai impor beberapa barang
modal, 1969/1970 - 197417975 '
Nilai impor menurut golongan ekonomi'
r973/r974 - 197411975
Komitmen bantuan Iuar negeri,
rg6gt1970 - 197 41797 5
Produksi beras dan rata-tata hasil padi pet ha'
7968 - 797 3
Penggunaan pupuk untuk tanaman pangan'
t968 - 197 3
Jumlah dan kapasitas alat pengolahan padi'
1968- 1973
Produksi hortikulura, 1968 - 1973
Penerimaan ekspor utama perkebunan'
7968- 1973 . .
Produksi, ekspor kayu dan nilai ekspor kayu'
t968 - r97 3
193
194
20r
20+
zo5
206
207
209
233
238
239
2+5
255
259
xxr
Grafik VIL 7.
Grafik VII. 8.
Grafik VII. 9.
Grafik VII.10.
Grafik VIl.11.
Grafi|. VIL1?.
Grafik VII.13.
Grafik VILI4.
Grafik VII.15.
Grafik VII.I6.
Grafik VII.I7.
Grafik VII.r8.
Grafik VII.19.
Grafik VII.20.
Grafik VIl.21.
Produksi daging, telur dan zusu, 1969 - 197 3 . ' ' .
Volume dan nilai ekspor hasil-hasil perikanan,
1968 - r97 3
Perkembangan beberapa hasil industri ringan'
7969/t970 - 19731797+
Perkembangan beberapa hasil industri ringan,
t969t1970 - r97 3 /r97 +
Perkembangan beberapa hasil industri ringan,
1969/7970 - 197 3/197+
Perkembangan beberapa hasil industri dasar,
t969t7970 - 7973/1974
Perkembangan beberapa hasil industri dasar,
1969/1970 - 7973/797+
Perkembangan beberapa hasil industri dasar,
t969 /197 0 - r97 3 /r97 +
Perkembangan beberapa hasil industri dasar,
7969/1970 - r97 3/197 4
Perkembangan beberapa hasil indusui kimia,
1,9691797 0 - 197 31 r97 +
Perkembangan beberapa hasil industri kimia,
r969t1970 - r97!11974
Perkembangan beberapa hasil industri kimia,
1969t7970 - 797317974
Produksi minyak mentah, 1969/1970 - 7974/1975
dan hasil pengolahan minyak, 1969 - 7973 . ' .
Produksi beberapa hasil tambang, 1969/1970 -
197 4/797 5
Produksi beberapa hasil tambang, 1969/197o '
197 4/797 5
Halaman
266
275
288
289
290
294
295
296
297
299
300
301
30+
3 l+
J I )
xxll
Halaman
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
vll. 22.
v .23 .
vU.24.
v I I .25 .
vi l .26.
vlt .27.
vrl 28.
Produksi beberapa hasil tambang, 797011977 '
797 +tr97 5
Hasil rehabilitasi kegiatan produksi gas,
1969/L970 - r973/r97+
HasiLhasil pembangunan jalan, 19 69 | 197 o -
t97 3 tr97 +
Hasil-hasil pembangunan jembatan, 1969/ 797 O -
L97 3/L974
Perkembangan pelayaran niaga nusantara,1969/7970 - 7973t1974
Hasil pengerukan pelabuhan, 1969/797 O'
797 3 /t974
Jumlah penderita cacar dan kematiannya,
376
325
? , R
329
33s
340
354
l
1969/r970 - 19731197+
Grafik VII. 29. Proyek-proyek penanaman modal dalam negeriyang telah disetujui1968 - r97+tr97 5
pemerintah,
Grafik VII. 30. Proyek-proyek penanaman modal asing yang
telah disetuiui pemerintah, 1967 - 1974/197 5 382
xxllr
Lampiran L
Lampitan Z.
Lampiran 3a.
Lampiran 4.
DAFTAR LAMPIRAN
Perkiraan Pbnerimaan NegaraTahun Anggaran 797 51t97 6
Anggaran Belanja fi.utin 797 5/197 6,perinciar menurut sektor/sub sektor
Anggaran Belanja Pembangunan 197 517976suzunan sektor/sub sektor
Nilai rupia} bantuan proyek/tehnistahun 1975ll97 6, perincian menurutsektor/sub sektor
Rancangan Undang-Undang Republik IndonesiaNomor Tahun 1975 tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaranr97 5 tr976
Halaman
1
10
I J
3b.
17
zo
xxiv
a
UMUM4
+
BAB I
UMUM
Adalah suatu kewajiban bagi rakyat dan bangsa Indonesia, khususnya
Pemerintah dan segenap eparantrnya untuk pada saat-saat menjelang tahun
anggaran baru, meresapkan kembali bahwa pembangunan mudak harus di-
laksanakan.
Hal ini disebabkan karena dengan pembangunan, rakyat dan bangsa Indonesia
akan dapat meraih cita-cita kemerdekaannya ;dengan melaksanakan pembangunan,
rakyat dan bangsa Indonesia akan dapat menikmati kemajuan dan kesejahteraan
serta merasakan ketenteraman karena keadilan ditegakkan dalam suasana ke-
cukupan, Itulah makna dari suatu pembangunan yang berhasil' Namun apabila
pelaksanaan pembangunan mengalami kegagalan, katena disiplin pembangunan
terabaikan atau karena pertentangan yang dibiarkan berkepanjangan, maka yang
sedemikian itu akan menyebabkan generasi mendatang hidup dalam penderitaan
dan bahkan dapat membawa kehancuran bagi bangsa dan negara Republik
Indonesia.
Oleh sebab itu kemerdekaan yang telah dicapai dengan penuh pengorbanan,
harus diikuti oleh pembangunan yang terus-menerus dilaksanakan dengan penuh
kesungguhan dan dengan tekad yang tak tergoyahkan, agar hari esok bangsa
Indonesia selalu nampak lebih cerah.
Sejalan dengan itu seyogyanya terus pula diresapi bahwa pembangunan tidak
boleh mengikuti selera golongan, karena yang sedemikian itu akan mengingkari
hakekat bahwa pembangunan harus dilakukan bersama*ama oleh seluruh rakyat
Indonesia.
Pembangunan bukan pula merupakan pekerjaan yang boleh dilakukan secara
kepingan, terpisah kaitan hubungannya bidang yang satu dari yang lain, karena
cara seperti itu akan menghasilkan pertumbuhan yang liar dan menimbulkan
ketidak seimbangan.
Maka benarlah pendapat yang ditopang oleh pengalaman, bahwa pem-
bangunan harus dilaksanakan secara menyeluruh dengan irama yang padu,
terjalin menjadi satu kesaruan yurg serasi da.n menjurus kepada sasaran yang
telah ditetapkan, sehingga dapat menjedi kekuatan pendorong yang besar kearah
tercapainya tujuan yang dicita-citakan.
{
I
Memahami hal ini adalah Penting, karena akan terbina keyakinan bahwa
pembangunan harus direncanakan. Melalui rencana pembangunan akan tegak
i.rp*.u:ng arah yang hatus ditempuh dan tujuan yang harus dicapai ; akan jelas
t.rungUf kesanggupan untuk memadukan hasrat dan kenyataan, memadukan
idealisme dan realitas, sehingga pilihan yang dilakukan akan menjadi landasan
beranjak yang kokoh kuat.
Dalam hubungan ini hendaknya disadari pula, bahwa rencana yang baik
haruslah didukung oleh nitai-nilai yang hakiki yang dianggap luhur' nilai-nilai
yang menjadi ,.ndi hidnp dan kehidupan bangsa' Bagi bangsa Indonesia' nilai
yan! sedemikian itu ialah Panca Sila, faLsafah dan dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dengan demikian akan menjadi jelas pulalah, mengapa pembangunan yang
di lakukanolehbangsalndonesiaharusbersendikanPancaSi la 'harusbertumpudiatas Undang-undang Dasar 1945 dan harus beranjak dari Garisgaris Besar
Haluan Negara. Dengan merencanakan dan melaksanakan pembangunan seperti
itu, maka pengabdian rakyat Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa akan lebih
khidmat bersemarak, wajah kemanusiaan akan lebih cerah dengan ruang lingkup
yang lebih luas, persatuan Indonesia akan lebih terjalin erat' kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan akan lebih jelas mewarnai demokrasi yang
aiiipuii oteh kebebasan yang bertanggung jawab, serta keadilan sosial dalam propor-
,iry" yung wajar, akan lebih merata bagi seluruh rakyat dan di segenap pcnjuru nu-
,"rrr"r". D"n inilah yang telah dan akan terus dilakukan oleh Pemerintah dan rakyat
Indonesia sejak Orde Baru ditegakkan ditahun 1966 Strategi Dasar Pembangunan
telah ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, baik oleh Majelis Permusya-
waratan Rakyat Sementara dengan menetapkan KETETAPAN MPRS No' XXIII/-
MPRS/I966 dan terutama oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat pilihan rakyat
yang berhasil menetapkan KETETAPAN MPR No IV/MPR/1973 tenrang Garis-ga-
ris Besar Haluan Negara.
Garis-garis Besar Haluan Negara seperti yang diperintahkan oleh Undang'undang
Dasar 1945, dituang dalam pola Umum Pembangunan Nasional secara sistimatis da-
lam bentuk Pola Dasar Pembangunan Nasional, Pola Umum Pembangunan jangka
panjang dan Pola Umum Pembangunan Lima Tahun II' Dinyatakan pula oleh
lr.l".j.ti, U"t*a pola ini tiap lima tahun sekali ditinjau kembali untuk disesuaikan
dengan petkembangan rakyat dan bangsa lndonesia' Selanjutnya ditegaskan bahwa
renJana Pembangunan [,ima Tahun ini setiap tahunnya dituangkan dalam rencana
\
tahunan yang berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang sebelum
dilaksanakan dimintakan pendapat dan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat'
Sejak semula telah disadari oleh Pemerintah Otde Baru, bahwa penyelenggara-
an pembangunan harus didahului dengan mengusahakan stabilisasi, baik stabilisasi
politik, ekoncmi sosial, maupun keamanan. Tegasnya stabilisasi nasional adalah
syarat mutlak bagi terlaksananya pembangunan ; dan memang itulah yang dilaku-
kan oleh Perncrintah, sehingga Pemerintah telah berhasil menciptakan suasana
yang relll:if nnntap dikda Rencana Pembangunan Lima Tahun I hendak di' Iaksanakan.
Stabilitas yang dinarnis dilapangan politik dan sosial benambah kokoh de-
ngan usaha yang terus menerus dalam mengembangkan pelaksanaan demokrasi
yang sehzt, sistim konstitusionil lrang kuat dan tegaknya hukum Demikian pula
stabilitas keamanan dapat makin dimant&pkan dengan peningkatan kewaspadaan
terhadap ancaman dari sisa-sisa G-30-S/PKI dan subversi lainnya serta pemeliharaan
ketertibcn masyarakat. Dalam pada itu stabilitas politik, sosial dan keamanan
bertambah mantap berkat hasil-hasil yang dicapai dalam pemeliharaan stabilitas
ekonomi dan pembangunan yang makin dirasakan oleh rakyat banyak. Perbaikan
ekonomi dan meluasnya pembangunan itu telah makin memperkecil kemungkinan
gejolak sosial dan keresahan masyarakat, yang dapat merupakan sumber terganggu-
nya stabilitas nasional.
Demikianlah ketika stabilisasi ekonomi agak terganggu menjelang pelaksanaan
Rencana Pembangunan Lima Tahun lI, maka Pemerintah telah mengeluarkan
peraturan-peraturan sebagai kebijaksanaan yang menyeluruh dan bertujuan untuk
mengendalikan harga-harga agzr- tetap berada dalam batas-batas yang tidak akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pembangunan.
Sekedar gambaran dapat dikemukakan bahwa harga yang melonjak-lonjak
Iiar dimasa orde lama dan memuncak mencapai 650 persen ditahun 1966,
telah dapat dikendalikan menjadi 10,65 persen dipermulaan Rencana Pembangunan
Lima Tahun I. l{al ini dapat dilaksanakan melalui kebijaksanaan 3 oktober 1966,
suatu kebijaksanaan yang mengatur dan mengarahkan berbagai bidang kegiatan
ekonomi secara serasi.
Tingkat harga yang sejak iru makin lama makin mantap, agak terganggu men-
jelang akhir Rencana Pembangunan Lima Tahun I dan permulaan pelaksanaan
Rencana Pembansttnan Lima Tahun II; dan dari legi ekonomi, gangguan kali ini
+
lebih serius sifatnya, karena disebabkan tidak saja oleh faktor dalam negerimelainkan dan terutama oleh faktor-faktor luar negeri.
Sejak beberapa tahun terakhir ini dunia sedang dilanda oleh berbagai krisisyang baik jangkauan maupun ruang lingkupnya tidak pernah terjadi sebelumnya.Kali ini berbagai krisis seperti krisis moneter, krisis enersi, inflasi dan kekuranganpangan saling mempengaruhi dan mendorong ciptakan ketidak seimbangan dalamkebutuhan yang bersifat fisik dan sejalan dengan itu mempengaruhi pula nilai-nilaiyang menopang keseimbangan.
Untuk menanggulangi hal tersebut, Pemerintah telah mcnetapkan paketkebijaksanaan 9 Lprtl 1974 yang terutama ditujukan untuk mengendalikan per-kembangan harga tanpa mengurangi laju pembangunan. Jalinan kebijaksanaan9 April ini meliputi bidang-bidang moneter, fiskal dan perdagangan yang me-nyokong produksi dalam negeri. Ketekunan Pemerintah dan sikap masyarakatyang positip terhadap kebijaksanaan tersebut telah memungkinkan dikendalikanharga-harga sehingga sejak 31 Maret 1974 sampai 31 Oktober 1974 perkembanganharga berdasarkan indeks 62 macam barang hanya mencapai 10,72 persen.Apa yang dicapai ini sungguh menarik, karena tiga bulan sebelum dikeluarkanperaturan tersebut, yakni dari akhir Desember 1973 sampai dengan 31 Maret 1974,biaya hidup telah meningkat sebesar 15,62 persen. Untuk seluruh tahun anggaran7973/1974, tingkat kenaikan harga malahan mencapai 47,3 5 persen.
Oleh sebab itu hasil yang dicapai oleh kebijaksanaan 9 AprtI 1974 telah mem-bawa kesan yang mendalam, karena dinegara-negara industri scndiripun inflasibelunr lagi mereda, sehingga pengaruhnya terhadap Indonesia melalui pemasukanbarang-barang yang penting untuk kelancaran pembangunan dan kemantapanstabilisasi, sukar untuk dapat dihindari.
Menarik pula dalam usaha pengendalian inflasi ini ialah, bahwa jumlah uangberedar dari tahun ke tahun terus meningkat, namun tingkat kenaikannya padaumumnya selalu lebih tinggi dari tingkat kcnaikan harga. Hal ini merupakanpetunjuk yang nyata dari bertambah besarnya kepercayaan masyarakat padamata uang rupiah.
Sepintas lalu petlu kiranya disinggung kepercayaan dunia internasional ter-hadap kestabilan mata uang rupiah, yakni dengan dimasukkannya mata uangrupiah kedalam anggaran mata uang Dana Moneter Internasional. Kepercayaan
+
tersebut didasarkan pada tingkat Perkembangan ekonomi Indonesia yang dicaPai
sebagai akibat dari kesungguhan Pemerintlh untuk menanggulangi inflasi tanpa
mengabaikan keharusan meningkatkan pembangunan.
Sebagairnana diketahui, bertambahnya jumlah uang beredar disebabkan
oleh berbagai faktor, salah satu dari padanya ldalah penambahan yang berasal
dari sektor perkreditan,
Dalam hubungarr ini perlu kiranya direnung kembali, bahwa dijaman orde
Iama uang beredar yang berasal dari kredit merupal<an salah satu sumber yang
melonjakkan inflasi. Sekedar catatan dapat kiranya diketengahkan, bahwa dalam
jangka waktu antara tahun 7960-1965 kredit telah bertambah dengan 60 kali,
sedangkan dalam waktu yang bcrsamaan pengerahan dana perkreditan dari
masyarakat sengaja diterlantarkan.
Penambahan kredit dalam jumlah yang demikian besar itu dilakukan dengan
mengabaikan pertimbangan-pertimbangan tehnis perbankan serta tidak ditujukan
kepada kegiatan-kegiatan yang produktif. OIeh sebab itu telah tertanam tekad
untuk tidak terantul( kepada kesalahan yang sama yang telah dilakukan dijaman
orde lama, yakni ekspansi kredit tanpa batas dan dihamburkan untuk membiayai
kegiatan yang tidak mengutamakan motif ekonomi dan peningkatan produksi'
Tekad tersebut telah dituangkan didalam kebijaksanaan kredit yang bersifat
selektip terarah. Sesuai dengan kebijaksanaan tersebut maka sejak 3 Oktober 1966
jumlah kredit yang diarahkan ke proyek-proyek yang produktip dan cepat
menghasilkan serta kesektor-sektor lain yang sesuai dengan urutan prlorltas
yang telah ditetapkan, dari tahun ke tahun telah menunjukkan perkembangan yang
cukup mengesankan. Dalam hubungan ini dapat kiranya diungkapkan bahwa pada
permulaan pelaksanaan REPELITA I besarnya kredit perbankan baru mencapai
Rp 136,s milyat ; dan kini, dipertengahan tahun pertama REPELITA ll' tegasnya
akhir September 1974, jumlah kredit yang disalurkan telah melampaui Rp 1,2
triliun, satu pertambahan yang tidak kurang dari 8 kali.
Pengarahan kredit kesektor-sektor yang diprioritaskan dilakukan melalui
kebijaksanaan suku bunga ; sektor yang merupakan prioritas tinggi, dikenakan
suku bunga yang Iebih rendah dari pada sektor yang kurang diprioritaskan'
Namun penggolongan suku bunga bukanlah suatu kebijaksana'an yang statis'
Oleh sebab itu penyesuaian suku bunga dengan perkembangan keadaan setiap
kali dilakukan, agar selalu tercipta keselarasan antara keharusan menjaga stabili-
sasi dan gerak pertumbuhan pembangunan
Mengikuti alur kredit yang disalurkan itu, maka menarik pula untuk melihat
betapa jumlah kredit investasi telah berkembang dengan cePat. Pada permulaan
REPELITA l, jumtah kredit investasi baru mencapai Rp 31,6 milyar. Tahun demi
tahun jumlah tersebut tetus bertambah besar dan pada tahun terakhir REPELITA I
jumlah yang telah disetujui tetah menjadi Rp 175,3 milyar' Dalam tahun anggaran
lg7+/1g75, tepatnya akhir Agustus 1974 kredit investasi tercatat sebesar Rp 187,7
milyar atau telah berkembang dengan 19,6 persen bila dibanding dengan tahun
sebelumnya, atau telah bertambah menjadi lebih dari lima kali bila dibanding de-
ngan kredit investasi pada permulaan REPELITA I. Apabila ditelaah proyek'proyek
ya:rg memperoleh kredit investasi, maka tampaklah bahwa bagian terbesar darikredit tersebut telah membiayai sektor-sektor industri, pertanian, perhubungandan pariwisata.
Disamping arah kredit seperti yang telah diketengahkan diatls, kredit juga
digunakan untuk menampung kebijaksanaan Pemerintah dalam membantu golong-
an ekonomi lemah. Perlu kiranya diketengahkan, bahwa kebijaksanaan kredit
kecil ini adalah kelanjutan dari l<ebijaksanaan pokok yang sejak semula dilaksana-
kan oleh Pemerintah untuk membantu golongan ekonomi yang terlemah, yakni
yang berada disektor pertanian
Dengan bcrtambahnya kesanggupan Pemerintah, maka bantuan kepada golong-
an ekonomi lemah ini kini dapat diperluas dengan kredit bagi pengusaha kccil
yang diberikan dalam bentuk kredit investasi kecil dan kredit modal kerja
permanen. Sejak dilaksanakannya pada tanggal 3 Desember 1973 sampai dengan
Agustus 1974 jumlah kredit investasi kecil dan kredit modal kerja permanen yang
disetujui telah mencapai lebih dari Rp 25,0 milyar. Kredit tersebut diberikan
menurut prosedurarosedur yang lebih mudah dan tatz caia yang lebih sederhana'
Dalam hubungan dengan kredit kecil ini dapat kiranya diketengahkan,
bahwa peranan PT Askrindo sangat membanm kelancaran pelaksanaannya'
Sebagaimana diketahui PT Askrindo didirikan oleh Pemerintah untuk membantu
golongan ekonomi lemah dengan tumt serta memperkuat posisi usaha yang
bersangkutan melalui pemberian jaminan'
Dalam usahanya seperti itu, maka sejak bulan Januari 1974 sampai dengan
bulan Agustus 7974 PT Askrindo telah menjamin kredit sebesar lebih dari
Rp 25,7 milyar kepada 67.630 peminjam diberbagai daerah dan keberbagai
kegiatan seperti industri, perdagangan, jasa-jasa dan sebagainya. Dalam periode
yang sama tahun 1973, jaminan yang diberikan kepada 2.335 peminjam, baru
mencapai nilai sebesar kurang lebih Rp 637,1 juta. Apa yang telah dicapai oleh
PT Askrindo hingga kini adalah suatu perkembangan yang menggugah harapan.
Disamping PT Askrindo, Pemerintah telah pula melengkapi lembaga yang
harus membantu golongan ekonomi lemah dengan mendirikan PT Bahana yang
terutama sekali akan bergerak dibidang kredit investasi, yakni dengan membantu
usaha yang bersangkutan dalam menyediakan dana sendiri sebesar 25 persen se-
perti yang disyaratkan oleh perbankan. Berhubung bantuan yang diberikan kepada
perusahaan yang bersangkutan berupa Penyertaan dalam modal saham, maka
kelancaran usahanya bersangkut?aut dengan masalah bentuk hukum perusahaan
tersebut, Sejalan dengan sifat dari bantuan yang diberikan, maka PT Bahana
turut pula membantu dalam penentuan proyek dan bantuan tehnis lainnya.
Kiranya jelas bahwa jumlah kredit yang demikian besar yang disalurkan ke-
sekian banyak proyek dan rneluas kepelbagai bidang kegiatan produktip sesuai
dengan tahap-tahap pnoritas dan kesanggupan, seyogyanya dilola oleh lembaga
keuangan yang benar-benar dipersiapkan unruk itu. Itulah sebabnya mengaPa
sejak tahun-tahun pertama pemerintah Orde Baru, lembaga keuangan khususnya
Iembaga perbankan telah ditata kembali secara menyeluruh. Disamping lembaga
perbankan, lembaga asuransipun berangsur-angsur ditertibkan sedangkan lernbaga
keuangan non bank terus pula dibina. Sejalan dengan tingkat perkembangan yang
telah dicapai, sebagai tahap pertama dalam rangka pendirian pasar uang dan
modal, maka pada tanggal I Aprll 1974 telah dimulai kegiatan Pasar Uang Antar
Bank. Untuk sementata peserta Pasar Uang Antar Bank adalah Bank Umum dan
Bank Pembangunan Pcserta clearing di Jakarta.
Tak dapat disangkal, bahwa usaha yang terus menerus untuk memperbaiki
organisasi dan meningkatkan ketrampilan aparatur lembaga keuangan klususnya
perbankan, telah membawa hasil yang antara lain nampak tercermin didalam
meningkatnya dana yang dapat dikumpulkan.
Sejak REPELITA I dana perkreditan senantiasa mengalami peningkatan'
Dalam rangka ini patut diketengahkan perkembangan deposito berjangka' Dalam
tahun anggaran 7969/7970 deposito berjangka baru berjumlah Rp 34,8 milyar'
I
I
sedangkan pada permulaan ta.hun 19741197 5 jumlah tersebut meningkat menjadi
Rp 143,9 milyar, yang berarti suatu penambahan sebanyak 313,5 persen. Dalam
semester I tahun anggaran 797+/7975 deposito berjangka telah meningkat cukup
besar, yakni tidak kurang dari Rp 62,2 milyar atau lebih dari 4o persen bila di-
bandingkan dengan jumlah deposito berjangka dalam periode yang sama tahun
anggaran lg73/7974. Kenyataan ini antara lain menunjukkan betapa kebijaksanaan
9 April 7974 telah membawa hasil.
Dalam pada itu, Tabanas dan Taska tetap menunjukkan peningkatan yang
berarti, sedangkan perkembangan sertifikat deposito memperlihatkan kenaikan
yang mengesankan. Posisi sertifikat deposito dalam peredaran sampai dengan
bulan September 1974 berjumlah Rp 77,5 milyar' Disamping dana yang dikerah-
kan melalui sektor perbankan, pengumpulan dana yang dilakukan oleh sektor
asuransi mulai menampakkan perkembangan yang positip, sehingga perlu didorong
dalam REPELITA II agar berperan lebih besar sebagai sumber pembiayaan
pembangunan.
Tak dapat dimungkiri, bahwa dari dana yang dikumpulkan, terdapat pula
dana yang diperoleh dari luar negeri, Betapapun bermanfaatnya dana dari luar
negeri tersebut, pengawasan terhadapnya adalah suatu keharusan agar tidak me-
nimbulkan gangguan terhadap kestabilan moneter didalam negeri' Jelaslah kiranya
bahwa jasa lembaga keuangan pada umumnya dan perbankan pada khususnya
sangat diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh sektor
swasta.
Adalah suatu konsensus nasional bahwa penanaman modal terutama harus
dilakukan oleh modal dalam negeri. Namun memahami berbagai keterbatasan
yang dihadapi oleh usahawan Indonesia sebagai akibat masa lampau yang suramt
r"k" k.r.*p.r"n diberikan kepada penanaman modal asing untuk berusaha di
Indonesia dalam kegiatan-kegiatan yang terusma memerlukan modal yang besar
serta penatalaksanaan dan tehnologi yang modern.
Kenyataan menunjukkan bahwa pada tahun-tahun permulaan, para penanam
modal memilih proyek-proyek atau bidang usaha yang jumlah investasinya kecil
dan bersifat cepat menglrasilkan (quick-yielding,project), sedangkan pada tahun-
'tahun selanjutnya kegiatan telah banyak diarahkan kepada proyek-proyek 'yang
memerlukan modal besar dan menghasilkan dalam jangka waktu menengah dan pan-
j"tg.
J.
Mengikuti perkembangan Penanaman modal akan tampak, bahwa sampai
dengan ai.hir nspsl-tfe I jumlah penanaman modal dalam negeri yang telah
disetujui Pemerintah mencapai 1.900 proyek dengan nilai investasi sebesar
Rp l.'331.577 juta. Jumlah tersebut telah bertambah dengan 126 proyek senilai
Rp 99,029 juta yang disetujui oleh Pemerintah selama 5 bulan pertama pelaksana'
an REPELITA II.
Apabila dikaji sektor'sektor yang diruju oleh penanaman modal dalam negeri'
maka terlihatlah bahwa bem.rrut-turut sektor perindustrian, kehutanan dan sektor
perhubungan/pariwisata merupakan sasaran yang diutamakan'
Sampai dengan akhir REPELITA I terdapat 715 proyek penanaman modal
asing dengan nilai rencana investasi sebesar US$ 3 624,2 1t:ta; dari jumlah tersebu:
kurang lebih 19,7 persen atau US$ 714,2 juta telah direalisir dengan sektor
perindustrian merupakan penyerap terbesar, yaitu sebesar US$ 370,5 juta atar't
!1,9 p..r.n, menyusul sektor-sektor pertambangan serta perhubungan dan pari'
wisata.
Dalam semester I tahun lg7+/1975, penanarnan modal asing yang telah
disetujui oleh Pemerintah meliputi 39 proyek dengan rencana investasi sekitar
US $ 482,9 1uta. 1
Memperhatikan perkernbangan investasi, baik yang dilakukan oleh Pemerin-
tah maupun yang dikerjakan oleh swasta antara lain melalui penanaman modal
dalam dan luar negeri, akan nampak jelas betapa kebutuhan terhadap bahan baku
dan barang modal terus berkembang Hal ini tercermin pula dalam komposisi
barang-barang impor, dimana setiap tahun terlihat adanya peningkatan secara
proporsionil dari impor barang modal dan bahan baku bila dibandingkan dengan
impor barang-barang konsumsi-
Secara keseluruhan impor yang pada permulaan REPELITA I baru berjumlah
US$ 1.227,0 juta ternyata telah berkembang menjadi US$ 6 107'0 juta pada
permulaan REPELITA II. Dalam tahun anggaran 7975/7976 impor diperkirakan
akan mencapai US$ 6.993,0 juta. Dengan demikian akan menjadi jelas pula'
bahwa devisa yang diburuhkan tidaklah kecil jumlahnya; suaft kebutuhan yang
terutama harus dipenuhi oleh hasil ekspor.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan hasil ekspor, baik melalui
penyempurnaen tata cara pemasaran, perbaikan kwalitas, penumnan biaya ekspor
10
A
dan sebagainya maupun mclalui usaha bersama I eglrl-negaru' ASEAN' telah me-
nyebabkan bahwa hasil ekspor dari tahun ke tahun terus bertambah besar. Pada
tahtn 7977/1972 hasil ekspor telah melampaui ekspor tertinggi yang pernah
dicapai dalam tahun 1951. Pada permulaan REPELITA Il pcrkembangan ekspor
diperkirakan mencapai us$ 7.461,0 juta arau 7 kali lebih besar dari tahun
796911970, sedangkan untuk tahun anggaran 197517976 nilai ekspor diharapkan
akan mencapai US$ 8.016,0 juta.
Berbeda dengan bahan-bahan ekspor tradisionil, ekspor minyak telah berkem-
bang sangat cepat antara lain kr'rena meningkatnya baik produksi maupun harga
minyak. Pada permulaan REPELITA I ekspor minyak baru mencapai US$ 384'0
juta, namun pada permulaan REPELITA ll telah meningkat menjadi US$ 5'514'0
juta, sedangkan unruk tahun anggaran I97517976 diperkirakan akan mencapat
US$ 6.048,0luta.
Perkembangan ekspor yang pesat dialami pula oleh barang-barang tambang
diluar minyak, khususnya timah dan tembaga yang bila dibanding dengan tahun
sebelumnya telah meningkat dengan masing-masing sekitar 40 persen dan 114
persen. \
Selain itu ekspot kayu pun telah menunjukkan perkembangan yang cePat'
yakni dari US$ 34,0 juta pada permulaan REPELITA I, menjadi US$ 594'0 juta
pada permulaan REPELITA II, suatu peningkatan yang tidak kurang dari 17 kali'
Namun sejak permulaan triwulan kedua tahun angglran L97411975 ekspor kayu
telah mengalami Penurunan baik dalam jumlah maupun nilainya' Keadaan ini
diakibatkan oleh turunnya harga kayu dipasaran intemasional, meningkatnya
ongkos angkut dan adanya surplus kayu di Jepang dalam jumlah yang besar'
. Perkembangan ekspor sePerti yang diketengahkan diatas hendaknya dilihat
dalam hubungan nya dengan berbagai kr.isis yang terjadi didunia dewasa ini.
Gejala ekonomi dibeberapa negara industri terkemuka menunjukkan belum
terkendalinya inflasi yang erat bertaut dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi'
Betapapun telah meningkatnya penerimaan yang dihasilkan oleh ekspor'
kebutuhan terhadap devisa karena meluasnya pembangunan telah menyebabkan
bantuan luar negeri masih perlu diusahakan.
Keadaan ekonomi Indonesia yang bertambah baik karena berhasilnya
REPELITA I dan perkembangan yang positip dari netaca pembayaran, telah
meletakkan kewajiban moral kepada Republik Indonesia untuk tidak bersaing
+
I
1 1
dengal negara-negara berkembang lainnya dalam memperoleh ban an luar negert
dengan kondisi yang sangat lunak seperti yang telah diterima sejak tahun 1967
Oleh sebab itu, disamping bantuan luar negeri melalui negara-negara lGGl, usaha-
usaha kini diarahkan untuk memperoleh bantuan luar negeri dengan syarat-syarat
yang kurang lunak. Dalam hubungan ini telah pula dijajagi bantuan luar negeri'
baik dari negara-negara Eropah Timur maupun negara-negara Timur Tengah peng-
hasil minyak. Pemerintah dalam hal ini tetap memegang teguh kebijaksanaan'
bahwa bantuan luar negeri harus digunakan secara tepat-guna dan hasilguna dan
sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat.
Seperti diketahui, bantuan luar negeri yang terdiri dari bantuan program dan
bantuan proyek mengalami perkembangan yang sejalan dengan kebutuhan nasional'
Apabila iimasa-masa permulaan pembangunan persentase bantuan program selalu
telih tinggi dari bantuan proyek, maka perkembangan selanjutnya menunjukkan
Uahwa k.L,,1ut<sanaan untuk mengutamakan bantuan proyek sedikit demi sedikit
telah menjadi kenyataan.
Sejak semula telah ditegaskan, bahwa tindak lanjut perjuangan kemerdekaan
dalam bentuk pengolahan kekayaan alam Indonesia yang berlimpah'limpah agar
bermanfaat bagi seluruh rr'kyat, terutama harus dilakukan dengan kekuatan senditi'
Oleh sebab itu, sejak tahun 1967 dan lebih'lebih setelah pembangunan mulai
dilaksanakan, kebijaksanaan penerimaan negara ditujukan untuk terus menerus
menggali dan meningkatkan sumber-sumber Penerimaan dalam negeri, sehingga
dapat membiayai pengeluaran dan memupuk tabungan Pemerintah'
Usaha peningkatan penerimaan tersebut ditempuh dengan berbagai jalan'
antara lain melalui usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak' Sejak
pemungutan pajak tidak lagi diabaikan, maka dasar pengenaan pajak terus diperluas
sejalan-dengan perkembangan ekonomi, perkembangan produksi serta pola kon'
sumsi masyarakat. Peningkatan jumlah wajib pajak terus diusahakan antara lain
mela.lui surat pemberitahuan pajak dari pintu kepintu, sedangkan perkembangannya
ditelaah dengan seksama. Sementara rtu kebijaksanaan unruk menjadikan pajak
langsung sumber utama penerimaan pajak, secara bertahap terus pula dilaksanakan'
Penerimaan pajak tangsung termasuk pajak perseroan minyak jauh melampaui
penerimaan yang berasal dari pajak tidak langsung Namun yang jelas pula ialah
Lahwa tingkat kenaikan penerimarn pajak langsung pada umumnya telah dapat
berkernbang melampaui tingkat perkembangan pajak tidak langsung, sekalipun
tanpa pajak Perseroan minyak. Sekedar gambaran dapat kiranya diketengahkan
13
Sejalan dengan itu kegiatan Pemberantasan penyelundupan terus pula dilaku-
kan. Sekalipun rarnainya kegiatan pembangunan telah merobah komposisi barang-
barang impor kearah rnakin besarnya irnpor bahan baku/penolong dan barang
modal yang tarif bea masuknya rendah, namun usaha yang tekun telah dapat
meningkatlan penerimaan bea masuk sebesar lebih dari 75,7 persen pdda akhir
trhun 197!17974 bila dibandingkan dengan penerimaan bea masuk pada akhir
trhun 19721197 3. Dalam semester I lg74tL975 penerimaan bea masuk mencapai
Rp 85,0 milyar, suatu jumlah yang 44,6 persen lebih tinggi dari penerimaan
semester I tahun anggaran 19731197+.
Sementara itu penerimaan dari cukai menunjukkan perkembangan yang
positip. Usaha-usaha dilakukan agar penerimiurn dari sektor yang ddak sedikit
menyerap tenaga kerja ini dapat terus ditingkatkan.
Dengan kebijaksanaan yang mernedu secara serasi usaha meningkatkan pene-
drnaan dan menyajikan iklim yang mendorong dunia usaha untuk menanam modal
kedalam kegiatan-kegiatan yang produktip, maka penerimaan negara menunjukkan
perkembangan yang terus bertarnbah besat, sehingga penyalurannya kembali keda-
lam masyarakat dalam bentuk berbagai macam prasdana dan jasa pernerintahan
akan membana manfaat yang besar bagi seluruh rakyat. Pada permulaan
REPELITA I, penerimaan negara baru mencapai Rp 3 34,7 milyar. Sekalipun jumlah
tersebut telah hampir 4 kali lebih besar dari yang dapat dikumpulkan di tahun
1967 - tahun pertama penggunaan ueng rakyat berdasarkan ketenruan Undang-
Undang Dasar 1945 - namun bila dibandingkan dengan penerimaan negara dalam
APBN pade permulaan REPELITA II sebesar lebih dari Rp 1,5 triliun, maka
tampak jelas betapa penerimaan negara telah meningkat deng4n cepat, suatu
kenaikan lebih dui 371,3 persen. Kini, dalam tahun kedua REPELITA ll penerima-
an negara diperkirakan akan melampaui jumlah Rp 2,7 triliun.
Dengan penerirnaan negarl sebesir im, maka kebijrksanaan pengeluaran n€gara
harus benar-benar diarahkan kepada pembiayaan kegiatan pembangunan, baik
sektoral rnaupun regional, disamping pengeluaran rutin yang harus mencakup
baik pelaksanaan nrgas umum pemerintahan, terpenuhinya kewajiban untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan maupun kegiatan-kegiatan yang akan mem-
bawa manfaat yang lebih besar dalam menikmati hasil pembangunan.
Dengan pengeluaran pembangunan sePefti yeng diketengahkan diatas, maka
diperbanyaklah jalan dan jembatan, diperbaiki pelabuhan laut dan udara, diperluas
14
l
bendungan dan irigasi, diperbesar kesanggupan listrik dan telekomunikasi serta
proyek-proyek pembangunan dati berbagai sektor lainnya sesuai dengan pengu-
tamaan yang telah ditentukan.
Dalam pada itu, pembangunan daerah yang dengan giat dilaksanakan oleh
masing-masing daerah sesuai dengan kemungkinan dan kesanggupan, telab pula
dibantu serta dirangsang kegiatannya dan sejalan dengan itu didorongarahkan
pula perkembengtnnyl a4ar tidak menyimpang dari tujuan dan arah pembangunan
yang telah ditetapkan.
Sejak permulaan sampai dengan akhir REPELITA l bantuan kepada desa
seluruhnya telah mencapai jumlah sebesar Rp 24,9 milyar. Bantuan yang diberikan
unnrk merangsang kegiatan desa membangun dengan kekuatan sendiri, telah meng-
hasilkan perkembangan yang berlipat ganda besarnya' Itulah sebabnya mengaPa
bantuan kepada desa terus ditingkatkan; dari Rp 100.000 Per desa pada PermulaanREPELITA I menjadi Rp 200.000 pada permulaan REPELITA II; dalam tahun
anggaran 7975/1976 ini bantuan tersebut juga akur dinaikan lagi menjadiRp 300.000 per desa.
Sejalan dengan itu, bantuan telah diberikan pr:la kepada kabupaten sebagai
usaha nyata unuk meningkatlan pcmbangunan daerah serta mengurangi tekanan
pengangguran didaerah-daerah. Kenyauan menunjukkan bahwa bantuan tersebut
telah dapat dimanfaatkan ke proyek-proyek yang cepat menghasilkan, sehinggausaha yang baik itu perlu tenrs menerus ditingkatkan. Dalam rahun anggaran1974t7975 bantuan tersebut berjumlah Rp 300 per kapita, dan untuk tahunanggaran 197511976 dinaikan menjadi sebesar Rp 400 per kapita. Selain bantuan
kcpada desa dan kabupaten, telah pula diberikan bantuan kepada daerah tingkat I
diseluruh Indonesia. Ban$an yang bertujuan unruk memperbaiki jalm, jembatan
serta irigasi dan sebagainya yang pemeliharaannya menjadi tanggung jawab propinsi,telah mengalami kenaikan yang besar, yakni dari Rp 20,8 milyar pada tahun
197 31197 4 menjaAi Rp 42,7 milyar pada uhun 797411975 'Dalarn rahlun 7975 /1976bantuan tersebut akao diperbesar menjadi Rp 52,3 milyar, dengan ketentuan tiappropinsi serendah-rendatrnya akan menerima bantuan sebesar Rp 750 juta'
Mengikuti perkembangan pengeluaran pembangunan yang demikian besar danjelas kegunaannya, hasrat untuk membargun akan tambah bergairah. Dipihak lainharus pula disadari, behwa pembangunan memerlukan kegiatan yang menjamin danmenunjang perkembangannya; dan pembangunanpun harus dirawat agar bermanfaat
+
l 5
r rII
bagi negara dan bangsa dalam jangka waktu yang panjang.
Semua pengeluaran seperti itu harus dibiayai oleh anggaran tutin, terutama
pengeluaran untuk melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan. Olch sebab itu
pengeluaran rutin tiap tahun bertambah besar, seka-lipun tingkat perkembangannya
tidak sebesar tingkat perkembangan pengeluaran pembangunan. Pada permulaan
pelaksanaan REPELITA I, jumlah pengeluaran rutin adalah sebesar Rp 216;5 milyar;jumlah ini pada permulaan REPELITA II telah menjadi Rp 961,6 milyar dan untuk
tahun anggaran 1975/7976 direncanakan sebesar Rp 1.466,3 milyar. Betapa-
pun mendesaknya kebutuhan pengeluaran rutin, Penghematan terhadaPnya mutlak
harus dilaksanakan, agar dapat dibentuk tabungan Pemerintah sebagai perwujudan
yang nyata dari kebulatan tekad untuk membiayai pembangunan dengan kekuatan
sendiri. Tabungan Pemerintah yang merupakan selisih dari penerimaan dalam
negeri dikurangi pengeluaran rutin dan dimulai dalam tahun pertama REPELITA I
dengan jumlah sebesar Rp 27,2 mrlyar telah berkembang dengan pesat. Pada
permulaan REPELITA II jumlah tabungan Pemerintah direncanakan sebesarRp 401,8 milyar atau Rp 187,9 milyar lebih besar dari jumlah bantuan program
dan bantuan proyek bersama-sama. Untuk tahun arggaran 1975/1976 jumlah ter-
sebut aka4 mencapai Rp 1.029,8 milyar, suatu kenaikan sebesar Rp 628,0 milyar
bila dibandingkan dengan tabungan Pemerintah pada permulaan REPELITA II atau
331,6 persen melampaui bantuan luar negeri, yang untuk tahun anggaran ini di-
perkirakan sebesar Rp 238,6 milyar. Dengan perkembangan tabungan Pemerintah
seperti itu, maka akan terlihatlah dengan jelas, bahwa tekad untuk membiayai
pembangunan sepenuhnya dengan kekuatln sendiri telah dilaksanakan dengtn
penuh kesungguhan.
Dalam pada itu disadari pula bahwa menghemat bukanla} membatasi tanpa
pertimbangan atau mengabaikan tujuan. Menyadari bahwa unsur manusia sangat
penting bagi tercapainya tujuan pembangunan, maka gaji pegawai negeri dan ABRI
dalam tahun anggaran ini akan dinaikkan lagi. Kenaikan tersebut antara lain
karena mulai bulan Januari 1975 tunjangan kerja pegawai negeri/ABRl dinaikkan
menjadi 900 persen dari gaji pokok. Penghasilan pegawai negeri/ABRl terendah
yang semula sebesar Rp 7.500,- sejak bulan Januari 1975 juga dinaikkan menjadi
sekurang-kurangnya berjumlah Rp 10.000,-. Demikian pula kepada para pensiunan
diberikan kenaikan uang bantuan pensiun, yang semula sebesar 135 persen
menjadi 270 persen dari penghasilannya, dengan ketentuan jumlah penghasilan
setelah ditambah uang bantuan tersebut sekurang-kurangnya sebesar Rp 4000,-'
76
Dengan meningkatnya penghasilan pegawai negeri dan AtsRI serta usaha
yang terus menerus untuk memperbaiki kcadaan ekonomi, maka diharapkan
kesejahteraan mereka akan terus bertambah baik.
Disamping itu, tekanan terhadap biaya rutin masih juga terasa berat' antara
lain terus meningkatnya subsidi kepada daerah swatantra serta kehamsan pem-
bayaran bunga dan cicila n hutang luar ncgeri
Kiranya jelas, bahwa meningkatnya penerimaan dan bertambah besarnya
pengeluaran mengharuskan dilaksanakannya pengawasan yang sepadan agar uang
rakyat benar-benar dilola berdasarkan prinsip-prinsip tepat-guna dan hasil-guna un-
tuk mcncapai manfaat yang optimal.
Perkembangan Keuangen Ncgara sejak pemerintahan Orde Baru' telah diiringi
dengan pengawasan dan penertiban tcrhadap pelaksanaannya Pada hakekatnya
fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan merupakan suatu Proscs yang
saling mengisi, saling berkaitan didalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan'
Dilingkungan pemerintahan, pellgawas:rn umum terhadap pengelolaan keuangan
negara dilakukan oleh Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara Departemen
Keuangan, sedangkan pengawasan intetn Departemen dilakukan olch lnspektorat
Jendral masing-masing Departcmen yang bersrngkutan Untuk pengawasan ekstern,
Pemerintah berusaha meningkatkan kernarnpuan Badan Pemeriksa Keuangan dengan
memperlengkapi berbagai sarana sesuai dengan kemampuan keuangan negara'
Sebagaimana diketahui, pengawasan terhadap keuangan negara dilakukan baik
secara preventif maupun represif. Dalam pelaksanaannya, Pengawasan Preventif
dilakukan melalui berbagai c:rra, antarr Iain dalam bentuk sistim DIP bagi pelaksa-
naan anggaran pembangunan dan sistim DIK bagi ̂ nggaran rutin; ketcntuan me-
ngenai standardisasi kendaraatl bermotor, perumahan serta ruangan kantorr ke-
tentuan-ketentuan mengenai pedoman pelaksanaan anggaran dan cara memper-
tanggung jawabkannya dan lain sebagainya.
Pengawasan preventif juga dilakukan terhadap kekayaan negara yang dipisah-
kan, baik dalam bentuk pembagian fungsi dalam unit masing-masing, maupun
melalui pedoman Penyusunan Anggaran Perusahaan.
Didalam pengawasan represif, tekanan diletakkan pada pemeriksaan dan
penilaian fisik terhadap pelaksanaan penggunaan keuangan negara Selama
REPELITA I, tiap tahun telah dilakukan pemeriksaan terhadap rltarata 7'396
proyek. Dengan pengawasan yang seksama dan dilakukan secara terus menerus'
r rII
pelaksanaan pembangunan akan berjalan lebih lancar dan perencanaan akan
memperoleh umpan balik yang lebih terPercaya
Kiranya tak dapat dielakkan kenyataan, bahwa perkcmbangan ekonomi
lndonesia telah makin meningkat Salah satu ukuran yang dapat diguna-
kan untuk mengukur perkembangan tersebut adalah perkembangan produksi
nasiona.l. Sebagai diketahui, dalam periode 1960 - 7964 produksi nasional
hanya meningkat dengan rata-rata dua persen setf,:hun'
Kegiatan - kegiatan produktip yang dilakukan, terutama dengan ber-
hasilnya pelaksanaan REPELITA l, telah menyebabkan bahwa sampai de-
ngan tahun 1973, produksi nasional telah meningkat dengan rata-rata lebih
dari 7 persen setahun. Sementara itu, usaha yang tekun terus menerus di-
lakukan dalam rangka keluarga berencana telah menghasilkan tingkat Per-
tambahan penduduk yang diperkirakan tidak akan melamPaui 2'4 persen
setahun. Dengan hasil seperti itu, maka terbentuklah modal yang sangat
dibutuhkan untuk mendorong perkembangan pembangunan selanjutnya'
Dalam hubungan ini perlu diingatkan kembali, bahwa struktur ekonorni
Indonesia yang berat agraris' seyogyanya d\tatz kembali sedemikian rupa
agar tersusun lebih seimbang. Namun betapapun besarnya hasrat unruk
mencapai sttuktur sePerti itu, usaha kearah itu tidak boleh dilakukan de-
ngan mengurangi kegiatan di sektor pertanian Hal ini dibuktikan dengan
pengutamaan pembangunan sektor pertanian' Tujuannya jelas ialah agar ter-
jamin beras dan bahan pangan lainnya, baik untuk memenuhi kebutuhan
pokok rakyat mauPun untuk menunjang Perkembangan sektor-sektor lain-
nya, terutama sektor Industri.
Pengalaman telah mengajarkan bahwa beras memainkan peranan penting
dalam menegakkan dan memantapkan stabilisasi Kekurangan pangan dunia
dan gawatnya masalah pertambahan jumlah penduduk dinegara-negara ber'
kembang, memPeringatkan betapa pentingnya usaha yang harus dilakukan
untuk meningkatkan produksi beras. Dan memang inilah yang telah dan akan
1 8
terus dilakukan oleh Pemerintah. Peningkatan produksi beras dilakukan baik
melalui perluasan areal maupun peningkatan hasil setiap hektar sawah melalui
kegratan Bimas dan Inmas, Melalui Bimas dan Inmas para petani mulai
terbiasa dengan bibit unggul, tehnologi pertanian yang lebih maju, termasuk
penggunaa.n pupuk, pcstisida dan tatacara berusaha yang berpedoman pada
prinsip-prinsip ekonomi. Sementara itu irigasi direhabilitasi dan dibangun baru,
areal panen diperluas, pupuk dan sarana peningkat produksi lainnya di-
usahakan agar tiba pada waktunya. Disamping itu, peninghatan produksi
juga dirancang melalui kebijaksanaan harga dalam bentuk harga terendah
untuk menjamin penerimaan petani dan harga tertinggi agar konsumen dapat
membeli beras dengan harga yang layak.
Bertolak dari pokok pikiran bahwa petani harus memperoleh manfaat
yang wajar dari hasil jerih lelahnya, maka telah dibentuk BUUD Berdasarkan
pikiran tersebut, maka jasa BUUD telah digunakan, baik sebagai penyalur
pupuk dan pestisida kepada pctani rnaupun dalam kegiatan pembelian padi
dari para petani. Mengenai BUUD kiranya telah sama diketahui, bahwa secara
bertahap BUUD akan berkembang menjadi usaha koperasi milik masyarakat
desa yaitu koperasi unit desa.
Dengan usaha-usaha seperti yang tclah diuraikan diatas, maka selama
REPELITA I produksi beras telah meningkat dengan rata-rata hampir 5 persen
s€tahun.
Ditunjang oleh keadaan iklim yang baik serta kebijaksanaan peningkatalproduksi yang konsisten, maka produksi beras dalam talun 1974 diharapkanakan dapat mencapai 15.032 ribu to\ yang berurti 4 persen lebih tinggi dariproduksi yang dicapai dalam tahun terakhir REPELITA I.
Dalam pada itu sebagai akibat kenaikan harga pupuk dan beras dipasaran
internasional, terutama sejak terjadinya krisis enersi akhir-akhir ini maka
dipandang perlu untuk mcnyesuaikan hubungan-hubungan harga didalam
negeri. Pcnyesuaian ini juga dimaksudkan untuk tetap menjaga kegairahan
berproduksi dari para petani, dan sekaligus dapat mengurangi beban subsidi
terhadap barang-barang tersebut. Dengan demikian seluruh kebijaksanaan
ini tetap didasarkan pada kcbrlaksanaan pokok Pemerintah dalam era pem-
bangunan yaitu Pembangunan dengan Stabilisasi.
19
A-
+
Penyezuaian harga dilakukan terhadap pupuk' misalnya pupuk Urea/TSP
y"r,g ,.*ul" np aO,-lt<g disesuaikan menjadi Rp 60'-lkg yang berlaku sejak
tanigat zo Noiember igT4 Ptnyts"aian harga pupuk jelas akan menambah
U.r""iny, biaya produksi. Untuk menanggulangi hal tclsebut Pemerintah juga
menet;pkan t.n"it*"n Paket krerlit Bimas, sedangkan padi yang dihasilkan dengan
iurgu i,.tput yang telah disesuaikan sejak tanggal 1 Pebruari 1975 dinaikkan
irri"ry^.' sebagaiiontoh dapat kiranya diungkapkan bahwa padi kering lumbung
di ier" akrn mengalami peningkatan dari Rp 30'-lkg menjadi Rp 42'-lkg Kc-
bijaksanaan Pemeri-ntah telah pula dilengkapi dengan usaha-us:rha yang ditujukan
unruk menjamin aglr- hasgz beras tidak melampaui harga tertinggi yang ditctapkan
antara lain dengan mengadakan stok nasional'
Serntjntara itu, produksi bahan ekspor tradisionil pada umumnya telah
meningkat, sehingga bertambah pula devisa yang amat dibutuhkan unftk meng-
gerakkan sektor-sektor lainnYa
Perkembangan produksi kayu telah meningkat dengan cepat sehingga volume
ekspornyapun tiah mencapai nilai yang menjadikan kayu ekspor nomor 2 terbesar
*.rud"h'minynk bumi. Mengikuti perkembangannya akan terlihat' bahwa pada
tahun 1968 produksi kayu baru mencapai 5257 ribu m3' sedangkan pada tahun
1973 produksinya telah mencapai 24 800 ribu m3 at'r' rata-tata meningkat dengan
37,6 persen setiap tahun. Menarik juga untuk diketahui' bahwa pada tahun 1968
volume ekspor kayu baru mencapai 23,6 persen dari produksi' sedangkan pada
tahun 1973 persentase tersebut telah meningkat menjadi 78'4 persen'
Menghadapi situasi perdagangan internasional yang diakibatkan oleh menurun-
nya pertu;buhan e konomi dine gara-negara industri' maka dapat dimengerti bahwa
p.tk.*brng"n produksinya untuk sementara seyogyanya memperoleh penyesuaian
yang diperlukan.
Seperti diketahui, titik pusat pembangunan dalam REPELITA I ialah sektor
p.rtrni"n dengan industri yang menunjang dan menampung hasil pertanian' Dalam
REPELITA Il Pembangunan tkonomi harus diarahkan kepada sektor industri yang
mengolah bahan mentah, tanpa menglrangi usaha peningkatan produksi di sektor
pertinian. Melalui berbagai usaha yang konsisten selama REPELITA II' tampak
Lahwa perk.*bangan sektor industri bukan saja memperlihatkan kenaikan dalam
volume produksi, melainkan juga dalam banyaknya jenis dan ragam barang-barang
yang dihasilkan.
20
I
Dalam hubungan ini, beberapa perkembangan perlu diketengahkan untuk
menambah kejelasan. Pada permulaan REPELITA I produksi pupuk urea addah
sebesar 84,0 ribu ton dan produksi tersebut t€lah meningkat menjadi 118'7 ribu
ton pada akhir REPELITA I, suaru peningkatan sebesar 41,3 persen' Perkembangan
y-! ,"rn" juga terlihat pada produksi seme n yang meningkat dati 542 ribu ton
dalam,tahun |969||970 menjadi lebih dari 818 ribu ton dalam'tahun 797317974.
Ini berarti produksi semen telah meningkat lebih dari 50 persen' Dengan
adanya usaha perluasan dan pembangunan pabrik baru, maka produksi ditahun-
tahun mendatang diperkirakan akan bertambah besar'
Perkembangan y"lg ..p", juga dialami oleh produksi tekstil' baik dalam
jumlah maupun dalam mutu. Meningkatnya jumlah produksi tekstil menjadi 926
ju,. -",., dalam tahun lg73tLg74 telah memperlihatkan kenaikan yang cukup
berart ib i ladibandingkandengankenaikanproduksi tekst i lda|amtahun.tahunsebelumnya. Dengan jumlah yang besar dan perbaikan muru yang terus dilakukan'
maka produksi tikstil yang telah memenuhi pasaran dalam negeri itu' telah pula
memasuki pasaran internasional, karena daya saingnya yang telah bertambah kuat'
Jugab idangb idang indus t r i l a i nnyaseper t i i ndus t r i dasa r ' i ndusu ik im iadaninJusti ringan telah memperlihatkan peningkatan produksi yang memenuhi
harapan.
Sejalan dengan sektor industri, sektor pertambangan juga mengalami per-
kembangan yang memuaskan. Kegiatan-kegiatan penelitian, eksplorasi dan pe-
ngemb"igan ' suana untuk meningkatkan kesanggupan mengolah hasil tambang
did"lr- neg.ti, telah menambah Pesatnya perkembangan sektor pertambangan'
terutama usaha pertambangan minyak bumi' Merigenai minyak bumi yang merupa-
kan hasil utama usaha pertambangan Indonesia, dapat kiranya diketengahkan
bahwa produksinya telah meningkat dengan pesat' Selama REPELITA I produksi
minyak bumi telah berkemban g dari 284,O juta ton menjadi 508'4 juta ton'
Sebagaimana diketahui, pada permulaan tahun i972 - tepatnya padr bulan
Pebruati i9Z2 - produksi minyak bumi Indonesia untuk pertama kalinya telah
melampaui jumlah satu juta banel sehari. Dan kini dalam tahun 7974/1975'
prodrrksi minyak bumi telah mencapai 1,4 juta barrel tiap hari' Dewasa ini minyak
Lumi dapat menghasilkan kurang lebih 73,9 persen dari seluruh pendapatan dwisa
negara.
Menyinggung perkembangan produksi dmah, daPat kiranya dikemukakan
bahwa selama REPELITA I produksi timah telah meningkat da,ti 17 '9 ribu ton
21
menjadi 22,6 ribu ton, su atu kenaikan sebesar 26,0 persen Dalam semester I
1g74llg75 produksinya mencaPai 12,7 ribu ton'
Sementara itu, produksi nikkel telah meningkat dari 311 ribu ton pada
permulaan REPELITA I menjadi 989,9 ribu ton pada akhir REPELITA I' Kecuali
tauksit, perak dan batubara yang sedikit mengalami penurunan produksi' produksi-
prod.,ksi seperti tembaga, pasir besi dan sebagainya telah pula mengalami pe-
ningkatan produksi Yrng bcrr rti
Kenaikan produksi seperti yang diuraikan diatas sukar dicapai bila sektor
prasarana tidak menunjangnya dengan pcrkembangan yang sepadan Selama
nEpnure I telah berhasil dilakukan rehabilitasi dan pembangunan irigasi yang
memungkinkannya berfungsi dcngan baik dalam mempercepat usaha peningkatan
produksi pangan, penciptaan kesempatan kerja serta menunjang program trans-
mlgrasl.
Dalam pada itu scktor perhubungan telah menunjukkan perbaikan dan per-
tumbuhan yang lcbih mantap. Angkutan darat telah bertambah cepat dan
frekwensinya serta pelayanannya mengalami peningkatan dan perbaikan Angkutan
laut telah bertambah besar tonase dan peranannya ; angkutan udarapun telah meng-
alami kemajuan dengan bertambahnya frekwensi dan jangkauan terbangnya'
Perbaikan perhubungan telah memungkinkan hubungan yang makin Iancar seantero
wi layah,sehinggadapatmemrtahkandinding-d indingiso las idaerah.Perbaikan
perhubungan bukan saja mempunyai arti ekonomi, mclainknn juga mempunyai
i"knn d"lu- memPerkokoh Persatuan dan kesatuan bangsa serta memberi isi
kepada Wawasan Nusantira.
P e l a y a n a n o l c h p o s d a n t e l e k o m u n i k a s i t e l a h m e n i n g k a t s e b a g a i a k i b a t d a r i
modernisasi dan pengcmbangan jaringrurjaringan perhubungan' baik di dalam
negeri maupun dllam hubungannya dengan luar negeri
Dengan bertambahnya frekwensi angkutan darat, laut dan udara serta lebih
intensifnya jaringan telekomunikasi, maka sektor pariwisata sebagai salah satu
.u-b.. i.ngh"ril devisa telah lebih mampu untuk berkembang D€ngan diselengga-
."kannya Konperensi Pzta 1974 di Indonesia, maka perkembangan pariwisata
diharapkan dapat lebih meningkat lagi Disamping itu, meningkatnya fasilitas
perhubungan dan telekomunikasi akan menambah lancamya arus barang dan
roda pemerintahan, disamping memPererat persatuan dan kesaruan bangsa'
22
Suaru faktor penting bagi suksesnya pembangunan kini dan tahap-tahap
berikumya adalah tersedianya cukup tenaga listrik. Usaha kearah itu tcrus dilaku-
kan, baik dalam bentuk pemanfaatan waduk dan bendungan dcngan mcmbangun
PLTA-PLTA, maupun penambahan tenaga lisnik melalui rehabilitasi dan pem-
bangunan PLTD dan PLTU. Hasil yang telah dicapai seltma REPELITA I ialah
rehabilitasi dan pembangunan pusat tenaga lisuik sebesar 304'180 MW' jaring
transmisi sepanjang lebih dari 488,11 km, 21 unit gardu induk dengan kapasitas
415,25 MVA dan sebagainya, maka produksi tenaga listrik antara lain akan mem-
berikan jasa yang lebih baik kepada sektor indusrri yang tengah dikembangkan'
Narnun tidak pula dapat diingkari bahwa pelaksanaan pembangunan maupun
menikmati hasilnya, banyak tergantung dari terjaminnya keamanan dan ditegakkan-
nya ketertiban. Oleh sebab itu keamanan dan ketertiban bukan saja prasyarat bagi
pelaksanaan pembangunan akan tetapi juga merupakan tujuan dari pembangunan
itu sendiri.
Keamanan dan ketertiban mencakup bidang yang luu Masalah keamanan dan
ketertiban bukan semata untuk melcnyapkan gangguan bersenjata dan meningkatkan
kesiap-siagaan terhadap segala lxnnrk ancaman dari luar, melainkan juga menyang-
kut usaha bagaimzna agar masyarakat mampu menolak bahaya seperti rongrongan
ideologi asing terl.radap Panca Sila, subversi, infiltrasi, kebudayaan asing yang tidak
sezuai dengan kcpribadian bangsa lndonesia dan sebagainya Disamping itu
ancaman bahaya latent G.30 S/PKI merupakan tantangan yang harus dijawab de-
ngan tindrkan yang langsung menyentuh hakekat persoalan Oleh sebab itu di-
sa=mping usaha unmk meniadakan kemiskinan dan kemelaratan, maka meresapkan
dan mengamalkln Panca Sila adalah suatu keharusan, tanpa mengabaikan ke-
waspadaan yang diperlukan. Sejalan dengan itu, dalam rangka penyclesaian secara
menyeluruh, tindakan lanjut dilakukan untuk meniadakan sumber-sumber dan
akibat-akibat negatif dari "Peristiwa 15 Januari", agar peristiwa seperti itu tidak
akan terulang ke mbali.
Erat hubungannya dengan pembinaan keamanan dan ketertiban adalah ter-
laksananya tertib hukum. Oleh sebab itu, pcmbinaan dan pembangunan hukum
dilaksanakan berdasarkan kebijaksanaan untuk meningkatkan hukum dan per-
undang-undangan sebagai sarana penunjang pernbangunan, menegakkan negara
nepublik lndonesia sebagai negara hukum, membina tata-hukum yang menjamin
keamanan dan ketertiban, menyempurnakan administrasi peradilan yang tertib
dan tidak memihak, meningkatkan kemampuan alat-alat penegak hukum dan
s€bagainya.
\
23
L
Sementara itu, dengan meningkatnya berbagai kegiatan pembangunan maka
peranan apaxatut negara jelas bertambah berat' Oleh sebab itu usaha-usaha telah
dilakukan agr eparattr negara memiliki kemampuan kerja, inisiatif dan integritas
yang dapat menunjang ketekunan pengabdian. Dalam hubungan ini, maka telah
diadakan penertiban dalam srukrur organisasi DePartemen/L€rnbaga Pemerintah
Non Departemen agar lebih tegas perumusan fungsinya dan jelas pula pokok'pokok
organisasinya.
Memperhatikan perkembangan pembangunan seperti yang telah diura.ikan
diatas, maka kesan yang diperoleh ialah bahwa hasilnya akan mempengaruhi
sm.rktur perekonomian Indonesia kearah perimbangan yang lebih baik Dari per-
kembangan produksi nasional terlihat jelas, bahwa untuk tahun 1973 sumbangan
sektor pertanian sekalipun masih yang terbesar, telah turun menjadi 40,0 persen ;
dalam tahun 1969 persentase sumbangan sektor pertanian adalah sebesar 49,0
persen, sedangkan sumbangan sektor-sektor lainnya seperti industri, pertambangan,
listrik dan sebagainya telah meningkat. Dengan pelaksanaan pembangunan yang
terus menerus ditingkatkan, harapan untuk mencapai struktur per€konomian yang
seimbang pasti akan menjadi kenyataan.
Adalah suao kenyataan, bahwa berhasilnyz pembangsnan ekonomi akan
membawa pengaruh positif kepada kesejahteraan rohani. Dalam hubungan ini
pembangunan dibidang pendidikan ditujukan untuk membentuk manusia pem'
bangunan ; yang sehat jasmani dan rokhaninya, yang memiliki kednggian moral
dan ketajaman akal, yang dapat menjadi kekuatan pembaharuan dan yang setia
kepada Pancasila dan UUD 1945. Langkah{angkah kearah ini antara lain berupa
usaha untuk meningkatkan mutu serta menghasilkan tenaga terdidik sesuai dengan'
kebutuhan pembangunan Sejalan dengan itu Pemerintah telah berusala untuk
men)rusun sistim dan struktur pendidikan yang sedemikian rupa agar terpecahkan
masalah-masalah kuriL:ulum pendidikan yang kurang memenuhi kebutuhan pem'
bangunan, ketidak-seimbangan antara berbagai tingkat dan jenis pendidikan, anak'
anak umur sekolah yang tidak tertampung pada sekolah-sekolah yang ada dan
sebagainya, Dalam hubungan ini perlu disinggung kebijaksanaan Pemerintah untuk
membannr pendidikan dasar. Pada akhir REPELITA I telah dibangun60o0 gedung
sel<olah dasar, pen gadaan 3,6 iutabuku dan pengangka tan 57 '7 4O got's sekolah dasar'
Dalam tahun "r,gg"r-
197511976 akan ditambah gedung sekolah dasar lengkap
dengan perabot sekolahnYa'
-i(
z+
x
Sementara itu dibidang kesehatan telah dilaku kan berbagai macam usahayang meliputi peningkatan kesehatan masyarakat, pembasmian penyakit menular,up-grading tenaga medis dan para medis dan sebagainya, dalam usaha untukmemperbaiki kesehatan seluruh rakyat. Adanya Puskesmas yang merupakan poskesehatan yang terdepan untuk mencapai rakyat didesa-desa yang terpencilsungguh sangat besar artinya bagi pelaksanaan kebijaksanaan Pem€rintah untukmendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Selanjumya dibidang tenaga kerja langkah-langkah telah dilakukan untukmencapai sasaran memperluas kesempatan kerja, membina tenaga kerja terdidikdalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan perkembangan kegiatan pembangunandan pembinaan hubungan perburuhan serta peningkatan jaminan sosial, keselamatan
kerja dan syarat-syarat kerja lainnya. Salah satu usaha penting didalam mengatasi
tenaga terdidik di daerah pedesaan ialah pengerahan tenaga kerja sukarela Sarjanadan Sarjana Muda melalui Badan Urusan Tenaga-kerja Sukarela Indonesia (BUTSI).
Dilain pihak penyelenggaraan transmigtasi tetap dijalankan dan terutamadiarahkan kepada terlaksananya transmigrasi swakarsa yang teratur. Sasaran yangditujukan untuk membuka dan membangun daerah baru di luar Jawa, BaIi danLombok.
Sementara itu pembangunan koperasi ditujukan untuk mengembalikankepercayaan masyarakat kepada koperasi, memupuk dan memperkuat permodalanserta mempertinggi kemampuan ketata-laksanaan koperasi. Dalam rangka mening-katkan kegiatan koperasi, maka lembaga jaminan kredit koperasi telah memainkan
peranan yang tidak kecil artinya. Agar koperasi dapat berkembang dengan baik,
maka penyempurnaan organisasi dan peningkatan kecakapan pcngurus dan para
anggota terus dilaksanakan.
Dalam pada itu, kesejahteraan sosial terus pula mendapat perhatian- SelamaREPELITA I telah diusahakan dengan menampung dan membina para tuna fisik,tuna mental, tuna sosial dan tuna karya. Usaha ini akan terus ditingkatkan denganmerehabilitasi dan membangun panti-panti sosial untuk memperluas daya tampungserta pelayanan kesejahteraan sosial.
Sementara itu penerangan kepada masyarakat dilakukan melalui berbagaibidang kegiatan antara lain melalui pemberitaan radio, televisi, film, pers danlain sebagainya. Siaran yang berhubungan dengan kegiatan pembangunan terutamasiaran desa terus ditingkatkan. Demikian pula telah ditingkatkan kekuatan
I
25
(
pemancar, diperluas daetah jangkauan dan ditinggikan mutu siaran radio dantelevisi.
Pembangunan disektot agama ditujukan untuk meningkatkan kerukunanhidup beragama dan peningkatan mutu pendidikan agiuna ; disamping itu pe-nerangan dan bimbingan agama terus diarahkan agar kehidupan beragama yangdidasarkan atas iman dan akhlak yang luhur untuk membentuk rasa takwa kepadaTuhan Yang Maha Esa dapat berfungsi positif bagi perkembangan pembangunan.
Jelas terlihat perbaikan dan peningkatan diberbagai bidang sebagai pertandaberhasilnya pembangunan. Roda pembangunan yang telah digerakkan kini ber-putar lebih cepat dan sejalan dengan itu kebu tuhanpun bertarnbah luas, baik
yang produktif maupun yang konsumtif. Kesadaran untuk meneruskan pemba-
ngunan sebagai tindak lanjut dari perjuangan kemerdekaan harus dijiwai dengan
ketabahan untuk tidak tergelincir kedalam pilihan hidup yang mengutamakan
kemewahan.
Oleh sebab itu dalam ketulusan pengabdian kepada rakyat, bangsa dan
negara, tersimpul pilihan yang menjamin kelangsungan pembangunan, yakni sikap
jiwa yang berorientasi kepada usaha-usaha yang produktif.
+
E N'a 'aaeE d
? ?! . E
A Ee ! ,
d 8gs EsE€ E€94 En
t -o\
c-
NF
F
)"
I
Fo\
Fo\
t-
Nt .
F
ct(
)
2O +A Fz 2
1
II
27Gra f i k l ' 2 .
INDEKS HARGA BARANG-BARANG IMPOR DILUAR NEGERIt974
( Des 1972 = 100 )
- Copra (kopra) (New York)
, Sugar (gula) (London)
- Fertilizer (Pupuk DAI') (London)'
- Lead (Timal hitam) (London)' Wheat flour (Tepung terigu)
(London)
*
r.
+
BAB II
PERKEMBANGAN HARGA, GAJT DAN UPAH
2,1. Perkembangon harga
Selama masa REPELITA I, harga barang-barang dan jasajasa pada
umumnya menunjukkan perkembangan yang lebih stabil bila dibanding-
kan dengan tahun-tahun sebelumnya' Walaupun dalam tahun anggarirn
7g72||gTSdantahun|973| lgT4ter jadikenaikan-kenaikanhatglyangcukup berarti, namun berkat usaha serta kebijaksanaan Pemerintah hal
t....but d"p"t diatasi, sehingga tingkat kemantap an hatgz - harga dapat
dipertahankan dan sekaligus dapat memperlancar pelaksanaan pembangunan'
Siagai hasil dari pada iebiiai'a"aan Pemerintah yang dilaksanakan pada
tangg-ar 9 Rpril f lZ4,maka samPai dengan bulan Oktober 1974 perkembangan
harga pada umumnya menjadi lebih stabil lagi dari tahun sebelumnya'
Perkembangan harga didalam negeri dapat diukur berdasarkan perkem-
bangan angka indeks biaya hidup di Jakarta yang meliputi 62 jenis baraug
dan jasa.
Dari Tabel II.1. dapat dilihat perkeinbangan persentase kenaikln
indeks tersebut sejak tahun 796911970 sampai dengan tahun pertana
REPELITA II 197411975,
Tabe l I I . l .
PERSENTASE KENAIKAN INDEKS BIAYA HIDUP
DI JAKARTAL96911970 - 197411975
Tahun P€rsentase kenaikan
tg6g | 7g7o + 1O,65 o/o
1g7O t1g77 + 7 '78 o/o
tgTt / rg|z + 0'81 %
tg7 z / 797j + 20,79 "/o
7973 I 1974 * 47 '35 o/o
lg7 4 | lg75 sampai dengan bulan Oktobcr 1974 + 1o'72 o/o
Tingkat inflasi sebesar 10'65 persen didalam tahun pertama REPELITA I
1969/1970 telah turun menjadi 7,78 persen ditahun kedtta (l97oll97ll
c l anda lamtahunke t i ga ( Ig7 | / | 972 ) tu run lag imen jad i0 ,S lpe rsen .
{
29
30
SE
6 . c
@ z
i . o
N E
E5Eg E E 3 g Rs F
I
F
X
6 l v€ah|t
z
l ^ + . n N d Ol'- t\ l. F. a. l.o \ o \ 6 0 \ o \ c
i ;n>E;F F . i \ F t \ €6 O \ O \ q \ O \ O \. I N F ' F H H
lil lll F ( <
31
{
Namun menjelang akhir tahun anggatan t972/1973, perkembangan harga menun-jukkan kenaikan yang cukup berarti ; dalam tahun anggaran 1972/7973 tetsebutlaju inflasi naik menjadi 20,79 persen. Hal tersebut t?rurama disebabkan olehmusirn kemarau yang panjang yang terjadi didalam negeri, serta p€ngaruhkenaikan harga dari luar negeri melalui barang - barang irnpor sebagai akibatkegoncangan moneter internasional dan krisis pangan yang terjadi diseluruhdunia. Keadaan ini makin memburuk, antara lain karena pengaruh krisis energiyang terjadi menjelang akhir tahun 1973, sehingga tingkat inflasi diakhir tahunREPELITA | 7973/1974 naik menjadi 47,35 persen. Perubahan - perubahanyang terjadi selama periode tersebut, adalah kenaikan disektor makanan sebesar52,32 persen, disektor perumahan sebesar 32,19 persen, disektor pakaian sebesar3 5,36 persen dan sektor lain - lain meningkat dengan 43 ,37 perrr.n.
Tingkat kenaikan harga sebesar 47,35 persen ditahun anggaran 1973/197+tersebut adalah yang paling tinggi selama Iima tahun pelaksanaan REPELITA Iapabila dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya. Untuk mengendalikantingkat inflasi tersebut, maka Pemerintah telah melakukan serangkaian tindakanpengendalian inflasi pada tanggal 9 Aprl L974. Disamping tindakan Pemerintahdibidang fiskal dan bidang perkreditan kebijaksanaan Penierintah dibidang per-dagangan bertujuan untuk mengawasi perkembangan harga barang - barangtertentu dan penting, terutama harga 9 bahan pokok yang dihasilkan baik olehperusahaan - perusahaan negara maupun perusahaan swasta yang besar. Disam-ping. itu telah dilaksanakan kebijaksanaan untuk mengadakan stock nasionaldari barang - barang tertentu seperti beras, gula, tepung terigu, kapar kasar,benang tenun, semen, besi beton, pupuk, kertes koran dan sebagainya. Demikianpula telah dilakukan tindakan - tindakan untuk memperlancar arus barang, teru-tama dipelabuhan - pelabuhan.
Sebagai hasil kebijaksanaan Pemerintah tersebut, maka selama tahunanggaran 1974/1975 sampai dengan bulan Oktober 1974 persentase kenaikanindeks biaya hidup di Jakarta dapat ditekan menjadi 10,72 persen.
Usaha Pemerintah mempertahankan stabilitas ekonomi, disamping per-kembangan angka indela biaya hidup, dapat pula dinilai dari perkembangan indeksharga 9 macam bahan pokok di Jakarta. Perlu ditambahkan bahwa perkem-bangan harga barang - ba.rang utama lainnya, harga barang - barang eksporpenting dan harga emas serta perkembangan kurs valuta asing dan kurs de-visa di Jakarta dapat diikuti dari tabel - tabel terlampir.
32
Tabel ll. 2.
INDEKS BIAYA HIDUP BERDASARKAN 62 MACAM BARANG4ASA
Dr JAKARTA, 19691197 O - 197 41197 5( Oktobet 1966 = loo )
+ Akhir masaIndeks
Makanan(63%l
IndeksPerumahan
(11%)
IndeksPakdan
(9%)
IndeksIain.lain
(L7%l
IndeksUmum(1oo%)
{
196911970 JruniSeptemberDesemberMaret
1970/1971 JuniSeptemberDesemberMa!et
797111972 JuniSeptemberDesemberMaret
19721197! !'tni,SeptemberDesemberMaret
197317974 JuniSeptemb€rDesemberMaret
79741197J AprilM e i
JuniJuliAgustus
September
Oktober
524,82 +t8,42547,39 +58,52537,+t 48r,39572,06 516,56
592,70 513,79600,07 504,76600,96 526,t26L7,O2 556,75
617,32 525,98617,80 t19,83622,84 5 39,31o r r , o o t t z t
63r,61 546,66634,82 553,08644,99 678,6565r ,17 677,93
7O7,O7 712,59749,+5 794,33817 ,7 5 863,95933 ,89 998 ,91
434,r3447 ,Aa503,05524,39
50t,7 2+45,29509,38554,9s
502,52492,74520,73) ) o , J /
5 1 ? 5 S
545 ,7 67 5 3 ,207 40,83
806,4587 r ,9 3966,8r
1.124,+r
1 . 1 8 3 , 9 81.15 6 ,901.148,811,1+6,3+L,t+L,OZ1 . 1 7 1 , 1 8
1.205,25
437,OO) 1 / , O l
50+,69662,89
7 22 ,74
702,90750,66
7 61,58
757 ,91746,99
7 54,28
742,OO7 67,587 68,877 7 9,O2
c 2 q ( 2
931,25883,49
1.029,81
986,1r6,O2
1.05 6,5 21.060,431.065,30
7.065,94t.o16,24
325,62332,57328,25346,68
360,05362,16389,24390,09
388,29390,5 s399,46398,61
398,6r777 <<
398,32427,+3
441,O9495,5 3525,28578,58
5 90,85604,64620,46638,90
648,65
667 ,66685,82
982,9r1.052,58t .o97, l+1.111,891.7r9,24
1.126,75t,149,70
1.039,581.o39,921.051,511.05 6,10t .o5 6, r2
LO7a,191. r05,98
33
t -o\
F.o\
Fo\
t -ol
t-
NF.
f-
t-o\
F.6
t\o\
\oo\
,t-
l: b-
<+^> t t
" i sgt
i.
EEsE"* iE;EE 5 . d . 3 ;
I
2,1.1. Indeks biaya hidup
Kenaikan indeks biaya hidup sebesar 10,72 persen, yaitu dari indeks998,91 pada bulan Maret 1974 menjadi indeks 1.105,98 pada bulan Oktober1974, disebabkan karena selama periode rersebut relah terjadi kenaikanindeks harga bahan makanan sebesar 6,81 persen, kenaikan indeks hargabahan perumahan sebesar 4,51 persen, kenaikan indeks harga bahan pakaiansebesar 18,54 persen dan kenaikan indeks harga bahan lain-lain sebesar23,11 persen. Kenaikan indeks harga bahan makanan selama periode tersebut,antaxa lain disebabkan oleh kenaikan yang cukup tinggi baik terhadap hargasayur-sayuran maupun terhadap harga lauk-pauk, terutatna dihari-harimenjelang Lebaran. Sedangkan harga beras, lombok merah dan bawangmerah selama periode tersebut telah mengalami penurunan yang cukupbesar. hal ini disebabkan karena persediaan dipasaran cukup banyak.Kenaikan disektor perumahan dalam masa itu terutlma disebabkan olehmeningkatnya sewa rumah, tarip air minum dan tarip listrik serta naiknyaharga korek api. Sedangkan harga minyak tanah selama periode itu telahmenunrn, sebagai akibat kebijaksanaan penyaluran yang cukup baik.Dalam masayang sama, disektor pakaian, kenaikan indeks tersebut disebabkanoleh karena meningkatnya harga sandal dan sepatu daxi kulit, bahan celana,kerneja serta kain sarung, bahan kebaya dan rok sebagai akibat banyaknyapermintaan menjelang Lebaran. Akhirnya kenaikan disektor lain{ain disebab-kan antara lain oleh kenaikan yang cukup tinggi terhadap harga tabletiifluensa, mkok kretek, ongkos pengangkutan dan ongkos potong rambut.Perkembangan indeks biaya hidup ini dapat dilihat dalam Tabel II.2.
2.1.2. Indeks harga 9 macarn bahan pokok
Perkembangan indeks harga 9 macam bahan pokok di Jakarta, yangmeliputi bahan kebutuhan pokok sehari-hari yaitu beras, ikan asin, minyakgoreng, gula pasir, garam, minyak tanah, sabun cuci, tekstil kasar danbatik kasat, dapat dilihat dalam Tabel II.4. Selama periode bulan Maret1974 sampai dengan bulan Oktober 1974, secan keseluruhan indekstersebut menunjukkan persentase yang menurun yaitu sebcsar 7,65 persen.Penurunan tersebut disebabkan oleh karena perubahanaerubahan hargayang terjadi atas bahan-bahan pokok itu terutama indeks harga beras turunsebesar 11,15 persen. Demikian pula halnya dengan indeks harga garam,
35
Tabe l I I ' 3 '
INDEKS BIAYA HIDUP, INEEKS 9 MACAM BAHAN POKOK
DAN INDEKS BERAS DIJAKARTA
1969t1970 - 197411975
Akhir masafndeks biaYa hiduP
Oktober 1966 = 100Indeks 9 bahan PokokOktober 1966 = 100
Indcks berasRat4-ratl
1966 = 100
J
i^
19691797 0 J u n i
September
Desember
M r r c t
rg70t l97 | Jun i
SePtember
Desember
M a r € t
rg7r t l972 Jun i
SePtcmber
Dcsember'
M a r c t
rn2 t r973 Jun iSePtember
Dcsemb€r
M a r e t
7 9 7 3 1 7 n 4 J u n r'SePtember
Desember
M a r e t
197 4 i197 s APr i l
M e i
J u n i
J u l i
Agustus
SePtember
Oktober
+38,42
458,52
48 3,3 9
516,56
57r,79
50+,76
556,75
525,98
519,83
539,1r
567,27
5+6,66
55 3,O8
67a,6567 7 ,91
732,59
794,33
863,95
998,91
'.039,58
1.ot9,92
1.051,51
1.056,10
t.o56,32
LO7A,r91.105,98
43 6,10
509,28
549,24
592,58
5 48,34
516,70
562,46601,80
516,69
514,92
534,97581,63
541,16s83,96
948,25861,03
899,32
1.0O4,40
t.o49,91
Lt29,a5
r . r27 ,60t.o74,12
1.05 3,03
1.048,16
1 .o47 ,34
r.o49,621.043,40
52+,70
652,27
71+,59
807,41
69t ,35
684,27
695,96
7 5! ,48
608,66
6 r 9 ,15
644,r3
713,60
640,98
7O\A4
r.!79,7 4
1 . 1 8 1 , 2 8
1.L79,28
r .27 | ,7 6
1.303,36
1.3 37,85
1.322,86
t.212,63
1, r90,1r
1.189,40
1,187 ,62
t.187 ,627.17 3,72
q\
t .o\
F.o\
o\
c.tt .
(!F\
t\
a\o\
o\\o
a-q\
o\
)
z
* g d . Ei f i s -
r e i . r l- j , l a g \ o; x, t- Ee -
&EI
^
3T
b 5't ':'
3t:
I
+
I
d
I
I
I
I
+
+
+
+
I
+
id
i4
(o.
d
6
&qqR"aa3.3.F"o o o o @ o ' !
3EEqqEq63- c { ! r o @ o o r ' o q oo r . 1 c o - i : o { o - \ o l o "r o + i r o o c o + r r o
sEEE4Eq;S
@ 6 : o + i o o @ Nf ) A t + t s ( o o c 1 l . D -
6 o ! ' l : +0 i < o c o +
O 6 i O + o O O , Oc l o - o l N- '1 o"o^ q
"1@ o c a c { +c h ( o ( b +
: o o o r o
o < b + + r o o ( o i n rc o o d ) o 6
o N c o e o o o r o €o o F $ o N o F ( o 6. : u t $ d i o i d d d " j
o F @ 3 $ ' o 0 6 o ) c o
c { t s O Od . o o r o a o
6 6 r + 6 C r O ( o t so e - i + o , : i r o r 3i F q o + ' + o $ o t 6
' l o * + < ) 6 6 , o
6 ( 0 r r o ( l , I o f , 6d d n i + o i r d n r d
6i
oi.i o r; --i + <i rt ri$ c n :
+ < o I l t sF + O 1 6 6
oo r ot :ft
r o o N o r D + o ( o :D t o + : 6 i o c . r ( onr di od c.i i.t c.i d c'i d
€ c a ( o o l
c o o o , o c o
o c o i o c ! 6 f r o N 0 . lq i c \ ( ) | o 0 t
o o ) . a r o
: i v ) o ! .
o o + r o ( ) i on\ 1 c.r- r^ \ r- F- \
i + o . oH i +
t -as^q R^ r^ts r-E-o + N 6 . o
_ i . . o - r + i i r o ' o
r- 3r c\,- 1 6{ r- oq. q Elo + d ) r l r o
{r c\r :
" i - a m s+ ! r . D o )
!d dt oi oi d { d dt dtr- ar ca +
6ia ! ( o o r o r a
, d c . i 6 i d i d + t i d t l l1 6 c o +
H H -
" o r c r , o . o r o ( n eri .o
:5" 3-, ! 3.5 t 3-& I33;*:3$:- 3 = t - - ^ 9 I J 3 5 3 B 3 E R I E lnR3 3 s I g I s R & 3 3 S f r t 3 p E; ; ; c ; ' . i d " i n i c . i c i d . o . - ' r i d i i i . i j
" d * n i I . j : 6 + S 5 5 3 g 3 R B S R
o o . o. 'r. i6. L.Lr: 35:;S.q3gn; A a o i b l ; ; r j o $ g B e B S S B n e
-.; c.i qj <, d d r.r od oi..: c.i di + ri d r di o;
€a
6r
'a
b
B
tsF
4
|\.4
er^
V
zA
a|.
n4
{
38
)
minyak tanah dan sabun cuci masing-masing turun dengan 3,41 persen,13,85 persen dzn 6,75 persen. Sedangkan indeks harga ikan asin, minyakgoreng, gula pasir dan batik kasar masing-masing naik sebesar 1,26 persen,2,68 persen, 3,63 persen dan 1,56 persen. Sedangkan indeks harga tekstil
kasar selama periode tersebut tidak mengalami perubahan.
2.1.3. Perkembangan harga barang-barang utarna lainnya
Disamping beras sebagai bahan makanan pokok, tepung terigu, gulapasir dan tekstil termazuk pula kedalam golongan barang-barang utamalainnya.
Perkembangan indeks harga beras dalam tahun anggaran 197+/7975
sampai dengan bulan Oktober 1974, dtpat dilihat pada Tabel IL3. yangmenunjukkan persentase penurunan sebesat 72,27 persen, yaitu dariindeks 1.337,85 pada bulan Maret 1974 turun menjadi indeks 1.173,72
pada bulan Oktober 1974. Selama periode tersebut fluktuasi indeks hargaberas dari bulan ke bulan terus menerus menunjukkan penurunan, yarg
antara lain disebabkan karena persediaan beras dipasaran cukup banyak
sebagai akibat hasil panen yang cukup baik dan pengadaan pangan dalam
negeri yang cukup berhasil.
Dibeberapa kota besar di Indonesia perkembangan harga barang-barang
utama lainnya seperti tepung terigu, gula pasir dan tekstil pada umumnya
mengalami penurunan (tihat Tabel IL5.). Tepung terigu merupakan bahan'makanan yang banyak membantu dalam usaha memantapkan harga beras.
Sejak bulan Marct 7974 sampai dengan bulan Oktober 1974 harga tepung
terigu dibeberapa kota di lndonesia berkisar antara Rp 75,- dan Rp 90'-
tiap kilogram. Harga terendah terjadi di Ujung Pandang, Yogyakaxta dan
Semarang yang berkisar antara harga Rp 75,- dan Rp 80,- tiap kilogram.
Sedangkan harga tertinggi berfluktuasi antara RP 80,- dan Rp 90,' tiap
kilogram yang terjadi di Denpasar, Banjarmasin dan Medan. Selama
periode yang sama, harga gula pasir berkisar antaxa Rp 125,- dan Rp 150,'
tiap kilogram. Hatga terendah terjadi di Semarang, Yogyakarta dan Surabaya,
yang berfluktuasi antara Rp 125,- dan Rp 135,- tiap kilogram ; sedang
harga tertinggi terjadi di Mcdan, Denpasar dan Ujung Pandang dengan
fluktuxi harga setiap kilogram Rp 137,62 dan Rp 150,-. Harga tekstil kasar
di Indonesia selama periode tersebut berkisar antara Rp 175,- dan Rp 275,-
tiap meter. Harga terendah yang berfluktuasi antara Rp 775 dan Rp 209 '67
{
) 7
\4, l - { I . S. r - , . , .€--Q i i . l i . j . . ! , , , }* -diii i d$g R5{ s$F D!A BEE ' ' ' Rl*
t *p= ,S :g t r f rp ' ' r *9* , " , r I
tgi Fi5 {gq i$f dgri 'i3d F g* 8gH
S g $ , 3 t rR r r $ 5R I ' 34 ' - t - t - R - t t
Agg Fif Ff e sgg $g5i diFi Kg5:dgn
l r r r r r r r f r G R R P l l l g l l l - l - l - l
Riii {qg-.gg sdf, dfn sERi Rgs E gR
! * r r5 r rS€ raB q$" r . i " i -S- t " t - t - .1 - f l "*iS sg6 s5i sgS,f:f5 ogn sg* 8ER
n nDF,.i.QE .+.q l^s...rI iF***$iii$s SSB Fd* siQ s3i l sER FtF ;EK* ) a i '
- t o t
' l ! I r r RGr rgStS ,E t . t " l . 1 . l ' ' '
sf 1 sifi s1g Ff R sE 1i;3R KER 8sE
s ' : S :g f rR r RB r r I t r *3 r . r - r - R-$K
ii$ t5fr s;1g i$f, agR sip RgR HiE:i
s,8 r33. r^{{ qq$ s.s^E R.Es- S-8. l - l - i 'R 'Fniinst ' f ss i is ss: s$i Fqfi 33H
- e l - . . r * : F - : i i - N i F i
, . | | r * *$H r $€I R3- r^ {$ . t ' . r . r^ r - -L r .
ritn s{sf $$ s$n dla RrH FEI sIa
!l
a
V
g
F
E
E
F
a
rlF
rI]Fz
) +U i
2z; . pY TA 4
E l <?a=z
&s< l t J,rr lq
zaz
E)t
I
{
40
tiap meter terjadi di Semarang dan Banjarmasin, sedang harga tertinggi telah
terjadi di Ujung Pandang dan Denpasar dengan fluktuasi harga setiaP meter
Rp 231,25 dan Rp 275,-. Kalau dilihat perkembangan harga tepung terigu'
gnla pasir dan tekstil kasar secara keseluruhan sejak bulan Marct L974
sampai dengan bulan Oktober 1974, maka dari bulan ke bulen hanya
mengalami turun naik yang tidak begitu berarti ; hal ini tcrutama disebabkan
oleh karena persediaan yang cukup banyak dari bahan-bahan tersebut
dipaseran beberapa kota Indonesia.
2.1.4. Indeks harga emas den indeks harga valuta asing serta devisa
Dari Tabel II.6. dapat dilihat perkembangan indeks harga tata'rata
valuta asing di Jakarta, yang terdiri dari indeks harga dollar Amerika, dolltu
Singapura, poundsterling Inggris dan dollar Ausralia ; selarna tahun anggaran
lg7+llg75 sampai dengan bulan Oktobet 1974, indeks harga tersebut
menunjukkan penurunan sebesar 2,80 persen, yaitu dari indeks harga rata'rata
343,99 pada bulan Maret 1974 wrun menjadi indeks h a;rgt rute-rata 334'37
pada bulan Oktober 1974. Penurunan terhadap harga maupun indeks
rata-rata ,raluta asing tersebut, disebabkan oleh perubahan-perubahan yang
terjadi selama periode itu pada harga ataupun indeks masing-rnasing valuta
asing yang bersangkutan ; terutamt turunnya indeks harga dollar Ausnalia
sebesar 13,58 petsen. Sedangkan dollar Amerika' dollar Singapura dan
poundsterling Inggris masing-masing naik dengan 0,29 persen, 2,24 persen
dan 1,99 persen.
Selama tahun anggaran 197411975 sampai dengan bulan Oktober
1974 perkembangan indeks harga emas di Jakarta ( Tabel II'7' ) yang
-"nunlukk- suatu kenaikan, bila angka indeks bulan Oktober 1974
dibandingkan dengan angka indeks bulan Maret 1974. Tetapi bila dilihat
perkembangan indeks harga emas setiap bulan sejak bulan April 1974'
maka indeks harga emas tersebut terus menunjukkan Penurunen dari bulan
ke bulan sampai dengan bulan Juli 1974. Kemudian meningkat lagi dibulan
Agustus dan turun kembali pada bulan September dan akhirnya naik
lagi dibulan Oktober 7974' Hal ini disebabkan karena turun naiknya hatga
emas didalam negeri selalu mengikuti Perkembangan harga emas diluar
negeri.
Di Jakarta indeks harga emas 24 karat selama periode bulan Maret
1974 sampai dengan bulan Oktob€r 1974 naik sebesar 10'42 pers€n ;
I
I
6 N d t s r a * N 6 O c o o + Q O c o + O . q \ r - O c O ? f -
o- ;,4- i';^ b- .o. o- 1 oo- o: q -" n "l +- o: 6" o: \ _-- ?^ 1 o. -"( \ i O O - F \ o c o + 6 ^ r . ' 1 + 6 6 1 6 o - : O C F 6 +i ^ 6 6 o . o N . , r 6 6 N N e h h r t r h 6 r t r ^ t + 6n i i ^ i N o r - i o . a
6 o l ^ Q Q h c o o : f o ' @ o \ h \ o o h q o,- 11 "'_
F-- r.r- c" \ "'l -- \'o" vl o: --l co- -. \ 9- a ! t -.o \ F t - - o d . o H ! - + 4 . o 6 6 6 i + . o - O O . c O \ o O ++ + + + + o o - r F 6 o \ F ! i + + ^ r . i + 6 ! 1 ! ! 6 -+ + + + + h r t , n h + + 6
o \ o o o \ o \ + + + + + r ' 1 . \ . ' . r - + o 6 6 h 6 h + o \; F F ; r j - o a + { + 6 N N - c o - + ^ o - o \ - - 1 ' a - ^ a € ,; i ; ' , i d F j r . + + { - o ^ i e i o ' * o a o P c F a a 9 q 9 0o . . o o d d ; . n + * - i n c r N 6 + u | h + + + $ = l : b; ; ; 6 f t 6 h r t ! t + + + - f + + t ! ' \ f 6
o h' - ' - r : ' . ' - t - - ' ^ v l \ , - , . ' - ' - - - . -
lEei sqi l€ q€Ff; * i lgH €€H€€€f;< i + + + + + d ! | + + ! f '
t - - r . - r \ o o h F - o 6 o 6 o r - 6 c - f ' t \ o o t ' o 6 hG^io^o_ 6- 6" q io. o^ q o. .1 +_ 'o^ ̂ l ro- .a - j o j h^.o. 1a.1; e . i 6 i ' i - { . i o n 6 o h o d . o : 0 1 + \ o . { F Q h hO \ O i O . d \ O r 6 - + + N - N + ^ l 6 Q N . ^ r N ' ' l N ; :;! ii ii cr
c ) O O O'^ ,. '- l- l- '^ ,- l.r. '- ,- '- vf h^ '- h- '. '- ! '-
- j c i d F i ^ i c j o ' e ' o o o c o r l ' h h f ' N N t - u . r o Q o
B55s s8-3 ER$R qRss h533sxx- i . . j . j H
o h 6 c , o o o o a a 6 ' . ' 1 1 o c D 6 h o c o t ^ ? - : 1 o;_
"i "i 6 4 '': 6. o^ -" -- -" "t \ q ao. t-- ^r. o. co- '{ o- o- a-
r - : < j < j c r F N O h N t ' - c O \ O 6 F - \ O o F \ O r l \ O r , h h
egRs SsnS 33s?;+;+ $$s5++$
6 o O A O o o O.r^ 6_ o- a- .. -. o- o_ F- F-- \ \ 1\ +. 1. .t^ T. .r. a ? q .'r.
rRRR RsRR R3S3 H333 33RXE3h; n ; { i \ . . l N r . r - N N ( . t . - t N . . 1 N . . r . l N N N c l N N ( . . r
o O O h Au l , - , ^ , ^ , - . - , - i a \ 1ERPP R: : : :E IJ :g : : 5 : : : : : :; ; ; 4 6 ; . + + + + + + + + + + + + + t r t i s + v
,*+r -++r -t+r -t+; -i#r = Ets;EE; .eE:'gE: :tfi : igF: ;;i:F"g!igA E lgE; 3,r 'A i 1.F8; :,Fa i ; i 3:s,95
tltE$5nRss**
t- t'- tr l-
\o \o t.- h-o o o o
O O a O h O O r O O o l t i o Oh ^ r I , ^ , - , . n " t . - d ; ; ' t - h 1 1 + t . h ' '
" r. n N ^ . h - " . o J ; n j " r d " ? - ' . 9 e e 9 9 d ' q 9 9 cEIi l r ' rs:r s: i : j is: : : : : : :s: : : :
O\ O\ O\ O.
!l
I
F
6b
t_l
F4
7tn
F
F.l
o o H c { o \ o \ o \ o \ o \ + ! t + \ f + < t + + t f r t + r t r t + t + + +-- 6^ c9 d- oo. cE- ao^ co- co- oo- @^ ca- od- co- co" co- co- co" 0o- cD- co- co- @- T- co- co. oo-6. 6. c.j .o F- F t- a- F. \o \o \o \O \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \oo \ o \ o \ o \ o \ o \ o \ o \ o \ h s f t; ; ; ; 6 o . n - ; + + + + + s t + + + < t ! i + < i ! i + ! i + +
' - , - d : h - ' - l - ' . , ^ ' - , - ' ^ ' " , - , - 1 "
*RiP Bsf r R: :P 5: : : P5:e:P:FF$g6 . n h h 6 * + + + < l + r i ' < ' + + + + + + + + + q
o o o o o o i i r + + + ! r + + + < t ' + + : t < ' + + + + J r d '5- 6- 5- E 6- 6- n: r..1 ":
.t *^ *. &- n^ d,- n- n" n .\ n- N" d'- i'- .r .'r n :"$s$s $s++ $*Es s4s$ EBsE 4S6E4SS; m ; 6 . 6 a + t i + $ + + + $ + + + < t + : t r t r + t f { ' t n + v
! h c { o o . 6 o o h F i N 6 \ o c D h N F . \ O d \ + ' . r e l Q \ O l ^ q+ " . ! n i u ] d - F - i - r + _ - . i q F ^ 1 " 1 c o - + . \ \ + ^ F r m c o o c \ m No ; h ! i . < t o c o l f $ ^ r o \ + d r i - c t c o i € r i \ o c o N d " c l ' - i { v i
nsiR XRFF RsRH E$$5 sFFs E€EeqCqo a o a
, " , - v . I , ^ - r 3 t . . . t . t " t ^ : - , - " 1 l "- ^ A ? - ) v j o F - o F { t \ O 6 O Q o ( > c . . l o6 ; 5 , ^ \ o + r r o c o € o r € l ; F . | ; o . 1 c t - - l . l + o c r " t - oh h v r + f ! - q - f . t r ' r r , r i ' o F . l . - o . * 1 ^ - 1 . t n o g o q 4 \ \ \ \
6 i < i r ' - a o \ o t ' - c o i 6 o \ m + ' f 9 . t o \ r r - r + q \ t - i t - o i \ o.r-
": i "r "L o- ":.i- \ +-.t {. 1"1 o^ +- N- \ \ -1 .{..r- t-- "1 -" \ co-
. i , ' i r - c o + . r c o + h i * i d F O i < t o 6 r - + q ) 6 0 o o h c !o r i o . . 6 F - \ o . i 5 F - c D 6 ; 6 o l ^ F t - - ; c o h * O c o N + ' l \ oo ; i l c n N ^ r . . r c . r N 6 6 h + + + . c o o o F - o . i - , q q q e q
o h o
sRRe 3qR3 83sq pg$E $H[€ FRRgE$g6 6 6 + $ + + + e _ . i . j ' j ' . ' i . - . ; . j , i _ _ ;
^ - ^ / ) o O O O h h O O O O O O O h Q6- 6^ 5..^ 6^o^o-a- o. c. o. o- o- o- v: o- ..- \ o- b" a^ 9^ ?.
c- -qi.! a-d - , o , a o o o 6 f i c ) o o r h t . - h \ o h r ' | N h o o o c \ o o6 o i F + r ' | + h , . | \ o 6 6 ; N . r m ^ l h * N c b ! J q l < r 9 \ 9 h c o; & N N t \ e ' . | . l N N 6 6 6 . . | + + h a ' t ' \ F \ c o o o o c \ c r \ o ' o \
o Q o
Hc*ii f,ded e$sq l3gS H$3.-a$BB
iu- .Er- "Eq- Eq- ir-- b
EFE J IFEJ :FE J E9EJ IrE J ;::.f,rsF.o\
o\
o\
Fo\
oi
t-o\
o.
o\
o o . $ (
o.
o\
o\
o\
o\
FO
I
trl
a
e
(n|4
7z_
t h =
&- )?SH
{ t
.._
P'5
H S e ,:+ 5 E g
s:s IE E!E6 b 6 b o l .
rll
43
o\
ar
o\
t\q\
z
z
<sF C
2
z:14ll
t!
Fc.
Fo\
o\
F.o\
o\
Tx
44
yaitu dad harga Rp 1.775,- tiLP gram dengan indeks 887,50 pada bulan
Marct L974 naik menjadi harga Rp 1.960,- tiap gram dengan indeks
980,00 pada bulan Oktober 1974. Namun kalau dilihat perkembangan
sedap bulan sejak bulan Aprll 1974 sampai dengan bulan Juli 1974, ma,ka
indeks harga emas 24 karat terus menurun, masing-masing sebesar o,49
persen pada bulan Mei 1974, 1,96 persen pada bulan Juni dan 5,00 persen
dibulan Juli. Sedangkan dibulan Agustus indeks harga emas ini naik dengan
1,05 persen, dan turun kembali pada bulan September sebesar 0,39 persen,
dan akhirnya naik lagi dibulan Oktober 1974 sebesar 2,48 persen. Pola
yang s^ma" tampak pula pada perkembangan indeks harga emas 23 ktat
dan emas 22 kaftq masing-masing naik sebesar 11,O4 persen dan 11'75
persen selama periode tersebut.
Kemantapan kurs devisa kredit dan kurs devisa umum dalam tahun
Lnggaran 7974/1975 sampai dengan bulan Oktober 1974, mastng-masmg
dengan harga Rp 415,- adalah liasil dari kebijaksanaan pemerintah sejak
tahun 1971.
2,1.5. Harga hasil bumi ekspor golongan A
Kemerosotan harga ytng tajam dipasaran komoditi internasional
terhadap bahan-bahan mentah industri dan bahan-bahan pangan serta
bahan-bahan logam adalah sejajar dengan timbulnya resesi dipelbagai bidang
industri sebagai akibat krisis energi. Hal ini sangat mempengaruhi harga
barangbarang ekspor lndonesia diluar negeri maupun harga barang-barang
tersebut didalam negeri.
Dari Tabel IL8. dapat dilihat perkembangan harga lokal beberapa hasil
bumi golongan A di Jakarta. Selama tahun anggaran 7974/7975 sampu
dengan bulan Oktober 1974, pada umumnya harga barang-barang tersebut
mengalami penumnan. Harga karet RSS I telah mengalami penurunan
sebesar Rp 733,47 tiap kilogram (43,68 petsen), demikian Pula halnya
dengan harga kopra, lada putih dan kopi robusta, selama periode yang sama
masing-masing turun dengan Rp 29,27 (15,21 persen), Rp 21I,55 (28'72
persen) dan Rp 65,90 (18,28 persen), setiap kilogram. Turunnya harga
karet, kopra, lada putih dan kopi robusta tersebut didalam negeri adalah
sebagai akibat dari merosotnya harga barang-barang tersebut dipasar
internasional.
I
+f,
a t r + o \ d + + 6 d N . 6 O \ m r i . r + . n o \ h F - " f , | + o c o N S oi.i + fi o, ob o .o F. h F N h €- 'o- co- n o\\o-
"lq q co- co-'o- vlo\N-
$gRE sH*s HHFs $;Ha9e$Eqq$$nR\
s-s- r- r. qs.3.K. eqq8" qE"qes"q€"iqES-fRi$-iif,n $i$a $iH$ $sH$$$g$g$$$HHs
s. q i l E s. q8- q q B. F- E s. qi q_q8 {- $- E R-AE1Ies$d $$se sH$$ $sneg$3$ $i3t.Eii, \o , co od€q *c*R IEf ,Rh-q8S^\q4q.RS.qr - o" r -a :a1-* - : - - - - 1 ; l+ l * l i . , i ; . : ^ tJ * . .^n*EsGg s€n€ G€sH l ; ; i ; i : :H9 iFi55=:
c - t ^ N C n N d \ O r N + r O \ i o 0 h c - ' l N C O O N ^ l o \ i+ d c. j 'h \O $ r . r c . - I ' - r i .a co .o ur c. l + N O\ r { m NO\6'6 i; X ; ; . i . i ' ; a . . i - l q i d 6 d d ' 4 i 6 d e i d e i { y i ' d S {' ; 6 \ c i . f + F . i ' o + c l + + l ^ € a \ o C r O b 9 N r | F o q \ ( c \ t i ', 6 , € - ' , ' , v r r + ' < - + + + + + + € @
: : _ t : : : : - - * *
N ri 6 \O \o N 6 (> i c) + N (\l ur h t' r o\ c{ \o \ l' f' O\ F cn+S- i i 6 ^ i + "q -1 * - { - - 1 t * l 1 . - ? -a \ " r , 1 -q F : \ ' o - 1 \a€f K RE=s BEBg gEI$RnHHFSEHHqEi : ' r i
R € 3 S S $ $ A 5-$ qS- AS. qq S^qh":- R-E $"qnq4ss3: Rsss sFss gR $FE$i! E58FE€$; j h; i 6 d i + + rn 6.^ F| c l Gr .a + l " \o oo co co cD F \o\g\o\ot '
3 $ r r B $ t I I - {4s. qs" s.A qR.qq. i l "q €-qh.Eq; j u i v i j + ' . t . . t r J d d a d o 9 l n + 9 N Q . o + r . r H o ' o +i : ; i + n . 6 n F . . ' ' + , ^ . a N d 6 6 o . F N 1 6 o + N c o \ o + F o \'
: i d
€g +C EC EE +g e
cFEi eFEs rFEs atgseFEsegcaEFgRHHSXHB B i $B$
90
&
F
F
d
ta
:
}{
z
zj
i , e ,i1 o'
z
v
t
I
( o 6 c b @ o ( ) i - F 1 ! ) . ! 6 ( o c . \ | q e Q Q o . l+ 6 - c . r - -
" t i t \ o " @ - o q 1 ( D - 1 6 ! 0 1 n i ' - n : n l 6 " o - o - q . q " n ' - . -
6 o 6 c n o + 6 o l c o € o r 6 { c r ) + c { 6 q ) l ! ) q r r o f ) r o 6 ( . ) o o6 ' b n F G @ r < o 6 , r ' r , + i + + 4 6 € 9 9 R
I I & 9 : : :
o o v : o r o c o o 9 9 \ Q O \or- r r q oi, 6- .^ (o^ o. c.f ,^ 6l '. .o- e: .^ €. {o- of cb. ,. c{ '- €" '. ,. ,_
E g :; : : E:s; s3s: $f iFE EftHiFFE
6 c a o 6 0 0 0 ( l N 6 0 l o € c o, - (o_--q o- n co- c. r o- or c,1(o- c. { q c.r" ' r l " d lo( . : . - \n lN. ! r tY.11
i o o r c . c . r r c n c { @ r - 9 F . a f 9 . . r ( o . o c ! + f q i o ,6 F - F F ( ) F . O f j N ( )
n q q ' . l a ( t q { : { < 1 i : t n : q q \ r q \ ! ! ! \ ! 9 9 ?
6 @ o o 6 0 r o o $--r_qr- 'o- co- or (o, of ."dr-o" '.'il q c.f '- s( '. ol, o-(o"c?, '" ..cY ..
o i 6 i i i . r 6 ( i 6 i o 1 6 t r + . + \ r $ + 6 6 ( o ( o N . o . D c o c o 6 @ 6
c . r 6 t o c o 6 r ! ) d l 6 @ o 1 r ) r o : f +o-co-- : \ r t ' . - t+. ,^r lqq dl .1o)6: *" 6- o1o," c ' r " or c.9F d i ( o c . r + i o : : r r @ @ . t l O c ! F c ) c b € 6 r + F c o 6 c qd r + r + , + t i t i l o + + . o o c D o l
4 + . O o r o ( o l t ] o +c ! , b - 1 c . r 6 l o - . _ { c L i : d t c . l 9 . ' 1 d l 6 - € " r i n i 6 ^ \ ( o " ' -
c o N @ D c \ r c . c ! ( o f ' - 1 9 @ - {
6 c d f ) o o c a r o o r o o o o o o . r N o F o 6^ r d E q - ^ " i C . 1 d ) .
" 6 { q , - q o " C , q . o ^ o . 0 1 . - . " @ . o . o C . - { . a -
; d N N o o . r o r r 6 r @ c o r ) . ! o o o o o o r ) + . : N o 9 ! : 9 ( ,- n o l 6 d o F o q o o | ' o o i a o 6 ( ' 1 ( o ( D ( D r o 6 c n N c . . l
f ) $ + 9 t @ - 6 ' 1 9 0 0 0 q ! o r o:- lo- 6- (r -- c\- Eo- n- <1 -- !: co- q .o" +. N- \ c,)- o{ (o. trI rt @- 4 6* .. ,.o 6 6 o ( E F i . o ( o + { o i < ) . o ( D o r € n i ! . 4 o { '6 o + + i o f ) o o t s f i + + ( ) f ) q r ( o ( o 4 O ' F F F: i - & c . r c { c . r 6 i N : - ; ; ;
r i o o @ 1 ) . o, t o € 6 t f N + N i r | o
6 d ) c 6 + F c ) o F r r f 6. o + ! o c n
F 6 @ 6 r < O @ Onl cr 6r,o- q co-.o- @"n r r o c { O O , ( o N +d 6 . r c . r 6 i i i : :
t s 6 0 1 6 + 4 c n . o $ o d c ? f r + i + c o ( o f ) € f ) o 9 c r l 9.+ di- .o- oq '!^ cn- !a o- rf ..,- 6l- o^ n:. o. 1 q vt- -" 'o" ni -" €. o. \ 6- tD" dl,+ @ c ! o o | , f i o ) @ I c . l $ c . r € N 3 o : € r& & d i N = o . s + 6
1 or .o- (D"
6 , r c O O N r r O N F F O c Od1 F,o- .- -^ 6{- c,)^ c\r- 4.6- oI or- ..t.o.6t s4 1N-\ (o" (o"€"€o.q (o^crt s * A i 6 N i o 6 < b + r i F ( o o t s € l r oc o o r n o . D ( o o r F r o c . l F ( D s l r t o , ( }; d N N ; i i H i c n r o t s \ o r o ( o < o
i r 6 t s 6 + i ' . o @ . r | r o . o t J o c ) - F r n + o d ) ( o o t ( o $ c n Q t 5 )d^ q .o- dr- +" 6l c.r_ €- dl q ol c.{ 1oq N-.i1 t} ''l €o- ot o) q q q oq (D" .o.o i - + s r f | r o r c o r o l r ) + i . o r o o o r r * r . a ( D 6 o t s . o + rF t s 6 b d + + o ) o c o c o r b . o - : 9 9 9 R R : : 9 I : : :
.EE, ir- ir- Es. i t-- "9,.. - E € o . - E t " , - E t " . - 8 t " . - F f " : . . . . z F - t s:s"E; I , "g: :Efr ; : ""Hi : r"HI e; : :aE:: , 84> i 3d> i J l d> ; 3d> ; J t d> <> ; ; a ,Bo
R iSFFPaD or or o)
; -> - ; -TEEAEEE
i^\
a\l
<1 zt= | ,t=
--: -b ;- 2 E
q i ? EdE -3
o r E,lr :l
< . !
{ a }
) 4
^?€ . !
€.8 EE E >- g tq c : ;
, . t9 +' i i E- E ' E. A E gi ' J . E
. a Ep g
: , f ,
Eg{?reE8E r 6\ !
A E
; ir 4
d!
Ix.:. E l> r ,
fl5c e a
E A
- d E
a
' !
dI
z
z
: =
z
<)
! 4 a i
.5
;2
sf
V
J
I
tz
EFi
v
=z^
1 4 s
o\
taEI
z4.
I
zq
z4z
E!a
48
)
Berbeda dengan keadaan pada tahun anggaran 197311974, d\mant
harga beberapahasil ekspor lndonesia telah meningkat dipasaral internasional,
maka dalam tahun anggatan 7974t1975 sampai dengan bulan Oktober 1974
harga barang-barang ekspor tersebut dipasar internasional telah mengalami
penurunan, karena keadaan pasaran dunia lesu dan permintaan fihak
konsumen berkurang, sejajar dengan timbulnya resesi dipelbagai bidang
industri sebagai akibat krisis energi. Perkembangan harga beberapa hasil
bumi ekspor golongan A dipasar internasional ini dapat dilihat dalam
Tabel IL9. Selama tahun anggaran t97+/1975 sampai dengan bulan
Oktober 1974, persentase penurunan harga telah terjadi pada karet RSS III
baik dipasar New York, London maupun Singapura, masing-masing sebesar
US $ ct 15,O7llb (35,52 persen), Brp 16,40/lb (41,02 persen) dan
Str $ ct 91,11/lb (43,60 persen). Hal yang sama terjadi pula pada harga
kopra baik dipasar Manila maupun diPasar London, telah mengalami
p.r,u-n"n sebesar US $ 257,42/lt (33,53 persen) di Manila dan di London
turun dengan US $ 224,60/lt (24,97 persen) Harga kopi robusta ex
Lampung dipasar Singapura dan kopi robusta ex Palembang dipasar
New York selama periode itu telah turun masing-masing sebesar Su $ 37 'Tolpic
(22,36 persen) dan US $ ct 18,31/1b (29,39 persen) Hal ini terutama
disebabkan karena kurangnya animo pembeli sejak bulan April 1974'
setelah mencapai harga puncaknya dalam bulan Maret 1974' Penurunan
harga dipasar London selama periode yang sama terjadi pula terhadap
timah putih sebesar Br f, 464,831mr (13,19 persen)' Lada putih dan
bijih sawit ex Nigeria masing'masing turun sebesar Brp 10'69/lb ( 10'81
persen) dan sr i lrz,go/lt (39,89 persen). Sedangkan dalam periode
tersebut dipasar New York harga lada hitam mengalami kenaikan sebesar
US $ ct 9,0S/lb (11,36 persen), dan demikian pula halnya dengan harga
minyak sawit ex Malaysia dipasar London naik sebesar Br !. 209 '20/k(3 2,85 persen).
2.2. Perkembangan gaji dan uPah
Berdasarkan surat keputusan Presiden Republik Indonesia No' 58 tahun
1969 telah dibentuk Dewan Penelitian Pengupahan Nasional yang bertugas
memberikan pertimbangan-pertimbangan kepadaPemerintah tentang kebijak-
sanaan-kebijaksan Mn yang perlu diambil mengenai prinsiparinsip pengupah-
an baik dalam jangka waku pendek marryun jangka paqiang, dengan memper-
hatikan faktor-faktor ekonomis, sosial sena perkembangan ekonomi dalarr
49
axti yang luas. Dewan ini yang diketuai oleh Menteri Tenaga Kerja, Trarsmi-
grasi dan Koperasi terdiri dari wakil-wakil Departemen Keuangan, Perindusui-an, Perdagangan, Pertanian, Perhubungan, Pertambangan, DalamNegeri,Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi,Wakil-wakil dari Bank Sentral, Bappenas dan Universitas Indonesia, tiga orang
wakil dari kalangan buruh dan tiga orang wakil dari kalangan pengusaha.
Pengertian upah yang ditetapkan oleh Dewan tersebut adalah sebagaiberikut : "Upah ialah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberikerja kepada penerima kerja untuk pekerjaan atau jasa yang telah dan akandifakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang lzyakbagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uangyang ditetapkan menumt suatu persetujuan, undang-undalg dan peraturan-peraturan dan dibayarkan atas dasar perj anjian kerja antara pemberi kerja danpenerima kerja".
Selama periode bulan Juli 1973 sampai dengan bulan Januari 1974,upah bagi seorang pegawai dan isni beserta duaorang anak, dibeberapa jenis
perusahaan telah mengalami kenaikan, baik upah minimum maupun upah
maksimum. Rata-rata upah minimum selama periode tersebut naik sebesar
Rp 1.454,93 atau 10,40 persen, dan rata-rata upah maksimum naik sebesarRp 10.378,72 atar L0,92 persen. Demikian pula terhadap upah bulan Jaauari7974 makt dalam bulan Jfi 7974 ratarlta. upah minimum dan upah mak-
simum telah naik masing-masing dengan Rp 2.253,73 ata.u 14,6O persen dan
Rp 31,050,64 atut 29,46 persen. Kalau dilihat upah dalam arti riil, maka
perkembangan upah minimum dan upah maksimum tersebut dalam periode
bulan Juli 1973 sampai dengan bulan Jmuari 1974, tetnyata mengalami pe-
nurunan masing-masing sebesar 10,43 persen dan 9,99 persen. Hal ini disebab-
kan terutama oleh karena kenaikan indeks biaya hidup selama Periode itl
lebih besar dari pada kenaikan rlta-rzra. upah minimum dan upah maksimum
dalam arti uang, yaitu sebesar 23,25 persen. Tetapi dengan kebijaksaaaanPemerintah, sejak bulan Januari 1974 sampai dengan bulan Juli 1974,
kenaikan r^ta-rata upah minimum dan upah maksimum dalam bentuk uang
disertai pula kenaikan dalam arti riil, yaitu masing-masing sebesar 3,07 persen
dan 16,51 persen. Hal ini disebabkan karena kenaikan indeks biaya hidup
selama periode bulan Januari 1974 sampai dengan bulan J:un 1-974 ad alah lebih
rendah dari pada kenaikan rltl+ata" upah minimum dan upah maksimum
50
selama periode tersebut ; yaitu sebcsar 11,11 persen. Perkembangan upah
minimum dan upah maksimum serta upah riil tersebut dapat diikuti dalam
Tabel II.10. dan Tabel II.11.
t l
o \ d . ' | + c F r G . | €'o_ co- v! co- .f" 1 co. n Go-N D r 1 6 6 l ! t o \ \ o ! ' l Nl ^ + r m v ! + r a . 6
+ + + l + + + + +
u r r . \ i \ o . r n \ o .N r r . l I O 1 . . | \ C | |
€EtaEssBg! - r t \ \ o ( o h i * F r iG co.i c<i c.i 'o od o dA r F . O \ ( l ' - \ O + . n c .F l N r
Is. i r^t3- r-E-t-u i + ( r r r o r A ; - oN + \ O O \ O O \ O r Nc 6 \ o c o F . G l Q ! f €o d o i 6 i i * i . i - i 6 c , io 6 + O l ^ H O c o n r
r r F t r , O ( f . 6 9N H O I O o I m O
d l l , ' i . i i i i d d6 \ o @ q \ O O \ \ o $ Nc $ q e q . , - r q l o c6 l e t n t i h + r . r d . {o r ^ a l o r ^ c o c o r
o a o N , o c ' c a Qo- 61 a r-.! €" ,.
"1 :
$BF6HHESEaiEng*gE:i*
N O c o H a O a r l r . c E ! t, r + F F . n | ^ q r \ O F .o d u i . i v i t . i u i b j o i o i+ 6 6 a t c l
+ + + + + + + + +
( ) . ' | t - O t \ rO r + O | | N l \ O .o i d + ' i 6 o i o i i O$1€R€RPSEN . r r ' . d c l d . j b j r i o
N ( \ l ! - l F
Bl3 r rRSEt' d u i d i o o ' . i ' d o i j dr \ o Q r ( \ 1 9 F 6 €o r . | . a F . 6 t 6 \ O l ^ . nd Fi ..i co' e' oi d d
Q8.E r -8"QQ t"8"i + a t \ 0 O N \ O O \ r A QN C O \ O F h 6 r \ 6 \ Odr c) \o r .n € \o r'1 ..1G od ..i od oi d oi ci cri
N F
r o \ o o o 6 6 0t s ! ^ r 6 i o N e D o..t' .i ui cd .,i d oi ri d. . | m t f F . . r . n r > ( {. a N \ O l a c € 9 F - 6vi vj r.ii ad oi od oi ui cd
N d
F
?
!fFo\
a
+ . 8N EIr
. i E
F '
!-l E, . 2
,_, ,B
F
v
E
Eth,4
E
:FIYEI
F
{
; . i d i + u i € . - d o i
52
o \ h F r r o l l - c o Ni T o \ 6 O @ ' l N l \ r o
r F \ o C \ r ' i c - 1 6 6: i N
O a * + O \ r .ri" r.r c- cO H N r.r Q \Oq a " t o q l . i n t " - 1c ) N r F h 6 r c , h
6 N c t \ m O \ O O . t - a t6 o \ i i l A m 6 n ' F .9 \ 9 q \ e q 9 9o ' 1 \ o N o \ ! - o , c o t +
o c o r \ h H 6 o o \ i6 0 1 f - O \ 6 h r r c O Vh < i O ' + r . l F \ + 6 +q t v i F i o v i o d o d u i
a O F . Q . O O O F - O \ \ O
8:F9338:Ro i G F i . i q i . i . i o i v i
+ + + l l + + + |
b!
. j 6 i r i + u i S t : : d o i
+ l l l l l + l l
R: S S S $ R tnd i - i o o ' i f d E -
sE*3Ss3RE. t i ( o 6 c o a o \ . ' i " : €
F i i F r . r i
BE$silHEEsa.l d
i 6 r A ! i i Q F - c o i
ssqsEsq€3i N i
: + o . 6 6 M h N O \
3qq3qqiq8a . t i i N ( r t F
t"
5 ; . ' i ; + ' i ' d F q t o i
t-
E : - *X F r E
eJ3P t " -
5e5 E
s€i ^ E
i l
a \ ' F
a\eEe
F
v
=
=
tz
z4
z
E
Ci
/
u
I}
AT.IGGARAN PENDAPATANDAN
BELAT.IJA NEGARA
I
F
7t
F
BAB IN
PELAKSANAAN APBN I97 4 /I97 5
3 .1 . Umum
Pelaksanaan APBN dalam tahun anggaxan 1974/1975 sangat dipengaruhioleh berkembangnya ekonomi dan pola pembangunan yang digariskan sertaberbagai kebijaksanaan Pemerintah.
Tabungan Pemerintah senantiasa berkembang setiap tahunnya meskipunbiaya pengeluaran rutin terus meningkat sejalan dengan pesatnya pelaksanatnpembangunan. Disamping itu berkembangnya tabungan pemerintah tersebutdimungkinkan berkat berhasilnya usaha peningkatan peneiimaan yang digalidari sumber-sumber dalam negeri.
Dalam tahun anggarar. 7969/tg71 sampai dengan tahw l97jll974berturut-turut telah terjadi peningkatan sebesar 41,4 persen, 24,2 persen,38,0 persen dan 63,9 persen dibidang penerimaan dalam negeri. peningkatantersebut dicapai melalui perbaikan sistim pemungutan pajak, administrasiiyang lebih baik, kebijaksanaan tarip pajak, peningkatan hasil minyak bumidan hasil-hasil lainnya serta pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
Dilain pihak jumlah penerimaan dari nilai lawan bantuan program sema -
kin berkurang, yaitu dui Rp 95,5 rnilyar dalam tahun 7972/7973,mentniir-menjadi Rp 89,8 milyar dalam tahun 1973/1974. Didalam pelaksanaanREPELITA I, peranan penerimaan bantuan proyek dibandingkan denganbantuan program menjadi semakin meningkat yaitu dari 27,g persen dalamtaJnln 7969/1970 menjadi 56,0 persen dalam tahun tg73/7974 dari seluruhdana bantuan luar negeri.
Dibidang pengeluaran rutin juga telah terjadi peningkatan selama perio-de tersebut, yaitu sebesar 33,1 persen,21,1 persen,25,5 persendan 62,g persen. Hal ini antara lain disebabkan karena kebijaksanaan kenaikan gajipegawai negeri secara bertahap, peningkatan zubsidi kepada daerah otonom,pembayaran bunga dan cicilal hutang yang semakin meningkat dan kebijak-sanaan atas subsidi bahan pangan pokok seperri beras, gandum dan gulayang terjadi pada dua tahun terakhir REPELITA L
53
54
i
o<
N F . r r
X ;l oci
+
c^l 00t +rf, \Ol F-ii- ..|l
o^ ox .1ro l.|l N
c.l (\l
+
q o:l vro\ Ol co\o r.1l -r
+
. A i l N
r^ col F-.n Nl
+
O. O\l
e.i .r1 |o. o.l
Es€Ag E
\o \o | .,1oi o1 dO i l N
q aoJ .l+ o\l $rar (Pl .(r
|.r l.rl oc.i -1 dr o\l <-
o \ r l . { -od o"l oif- O.l \O
+ o.l ..|'d tol *i
( \ l f - , (
si "il e.i
N \ol o\
\o \ol cNN - r l . Oo. <_t r.,
F-- .61 qF. .nl +\ o i l t rO \ F I N
ro^ -l 'lo col N
o^ -{ o:cO O\l 0OCr *l t-
\o Nl ++ co] 'd+ col t
*i ..o"l rj+ .rt NN N I
6l
\ .a b<sHr - ! q E9;E
ND-
t-
+t \o.!i
F
F-+.6lt .
F-
F
tro\
o\
p
t\
F.
O r -
a
I'
f , l
2.000
. X
2,000
1.500 1.500
( dolam milyar rupiah )
I = nilai lawan banftan Program
! = peoerimaan datam negeri
| = pengeluaran pcmbangunan (diluar bantuan proyck)
| = pengeluaran rutin
1969170 197 4t7 5( APBN )
,-
Demikian pula pengeluaran pembangunan diluar bantuan proyek telahmenunjukkan peningkatan setiap tahunnya, yaitu sebesar 37,9 persren, 77,8persen, 56,3 persen dan 42,8 persen seiama REPELITA I. Hal ini dimungkin-kan karena berkembangnya Tabungan Pemerintah dafi Rp 27 ,2 milyar dalamtahun 1969 / 1970 menjadi Rp 56,4 milyar dan Rp 7S,9 milyar dalamtahun 197O/7977 darL7971/1972 dan berkembang lagi dalam tahun 1972/7973dan 7973/7974 menjadi Rp 15 2,5 milyar dan Rp 254,4 milyar.
Realisasi penerimaan dalam negeri selama semesrer | - 197+/7975telah mencapai jumlal Rp 926,1 milyrr, sedangkan pengeluaran rutin ber-jumlah Rp 416,5 milyar. Dengan demikian dalam periode tersebut telahterbenruk tabungm Pemerintah sebesar Rp 509,6 milyar.
Penerimaan pembangunaa yang diperoleh dari nilai lawan bantuanprogram dalam semester | - 797 +/797 5 telah mencapai jumlah Rp 10,6 milyar.Dengan demikian, jumlah dana pembangunan yang tersedia dalam periodetersebut adalah sebesar Rp 52O,2 milyar. Disamping itu, juga masih tersediasaldo anggaran lebih 797311974 sebesar Rp 7 t milyar yang dapar dipakaiuntuk membiayai pengeluaran pembangunan. Dilain pihak juga masih tersediapenerimaan bantuan proyek yang digtrnakan untuk pengeluaran pembangunan,yaitu sebesar Rp 126,0 milyar. Sedangkan jumlah pengeluaran pembangunandiluar bantuan proyek dalam semester | - 797+/1975 telah mencapai jumlalrsebesar Rp 3 38,7 milyar.
Penerimaan dalam negeri
Dalam semester | - 1974/1975 telah dapat direalisir penerimaan dalamnegeri sebesar Rp 926,1 milyar. Berbagai kebijaksanaan dan usaha yangberpengaruh terhadap meningkamya penerimium tersebut antara lain adalah ;(a) perubahan tarip-tarip yang meringankan beban pajak untuk mendorongpertumbuhan dan perkembangan dunia usaha serta mendorong berkembang-nya penerimaan negara pzAz umumnya ; (b) usaha intensifikasi dan eksten-sifikasi pemungutan pajak melalui peningkatan kesadaran pajak, perbaikanorganisasi, prasarana dan administasi perpajakan serta lebih mengintensifkansegi penagihan pajaknya; (c) berbagai kebijaksanaan Iainnya yang secaratidak langsung mempengaruhi penerimaan negara, seperti kebijaksanaan per-baikan prosedur ekspor, impor, penanarnan modal dan lain - lain.
I t
57G r a f i k L 2 .
PENERIMAAI{ NEGARA, 1973/1974 - 197411975
,
( dalam milyar rupiah )
oo
Ir
pcnerimaan dalam negeri semcstcr I
penerimaan pernbanguna[ semcster I
pencrimaan dalam negeri (APBN)
penerimaan pembangunan (APBN)
L971t r97 4 r97 41197 5
58
Searah dengan sasaran dari REPELITA II, maka penerimaan dlrlam ne-
geri tetap harus ditingkatkan dengan suatu laju pertumbuhan yang lebilt
besar daripada laju pertumbuhan produksi' Disamping itu kebijaksanaa'r
pajak akan lebih diarahkan kepada tercapainya pembagian beban pajalt
dan pembagian pendapatan masyarakat yang lebih merata serta perluasan
kesempatan kerja.
Dalam pelaksanaannya, pajak langsung berkembang seperti yang diharap-
kan dan dapat menghasilkan penerimaan dalam semester | - 1974/797:i
sebesar Rp 660,3 milyar. Sedangkan realisasi pajak tidak langzung darr
non-tax mencapai jumlah masing-masing sebesar Rp 235,5 milyar dar
Rp 30,3 milyar.
Dibandingkan dengan semester I talrun sebelumnya telah terjadi pe-
ningkatan penerimaan pajak langsung sebesar 209,3 persen, pajak tidal<
langzung sebesar 24,7 persen dan non - tax sebesar 133,1 persen. Dari pe'-
ningkatan tersebut, pajak perseroan minyak dan pajak perseroan serta non-t3-(
menunjukkan perkembangan sangat pesat.
Penerimaan pajak pendapatan dalam semester I - 7974/1975 telah men-
capai jumlah Rp 20,6 milyar. Bila dibandingkan dengan realisasi semester I-
19731I97+ telah terjadi peningkatan sebesar Rp 2,8 milyar atau 15,7 persen.
Dibidang tarip pajak pendapatan 1974, telah dilaksanakan perubaharr
lapisan pendapatan sisa kena pajak dan Perubahan batas pendapatan bebas
pajak. Dalam kebijaksanaan tersebut, batas pendapatan bebas pajak untul<
diri wajib pajak dinaikkan dari Rp 60.000 menjadi Rp 90'000' Disampin;;
itu untuk isteri dan setiap talggungan yang sah juga telah dinaikkan yait,r
masing-masing dari Rp 60.000 dan Rp 24.000 menjadi Rp 90.000 dart
Rp 40.000. Didalam hal ini, jumlah tanggungan yang diperkenankan tida;<
lagi 10 orang, tetapi hanya terbatas pada 5 orang tanggungan.
Walaupun secara efektip telah terj adi penurunan tarip pajak'perrdapata;l
narnun penerimaan pajak pendapatan dapat berkembang searah dengall
peningkatan diberbagai bidang usaha dan perekonomian pada urmrmnyr.
Pajak Perseroan yang dipungut dari badan-badan usaha sl,vasta dair
perusahaan n€gara dapat menghasilkan penerimaan dalam semester I
1974/7975 sebesar Rp 41,1 milyar. Bila dibandingkan dcngan realisasi semer.
ter I tahun anggaran yang lalu maka telah terjadi peningkatan 86,0 persen.
59
a
.'r F-- 1o \ + t nO c ! r nN d
.n rl|
c ) u r o\o f6\ O N
r a o.n coF'I (D
FF
FPf4J =
F- - x8o*S
,& )l
d r iZ
n^E8! t -tt
{+
iuq}
at)
t
CJv\
q)
F-o\
+F-
ltrt\.o\
F.
!-l
(q
(,
(u
a\o.ti
F-
z
60
G r a f i k I I I . 3 .
PENERIMAAN DALAM NEGERI, 797!11974 ' I974IIN5
T
APBN Rcalisssisemester I
r97 3 I 1974
APBN RealiscsiSemester I
191+ | 1975
( ddam milyar nrpiah )
67
I
Dalam tahun anggaran L97+/1975, telah dilakukan perubahan kebijaksanaan
tarip pajak pers€roan. Dari kebijaksanaan tersebut, beban pajak perseroan
rnenjadi semakin bertambah ringan karena tambahan pajak perseroan dengan
tarip 25 To baru dikenakan terhadap laba kena pajak diatas Rp 10 juta.
Kebijaksanaan dibidang pajak pendapatan dan pajak perseroan diarah-
kan untuk dapat merangsang tabungan masya-rakat serta mendorong investasi
dan produksi khuzusnya dalam bidang penananan modal seperti : (a) pem-
bebasar dari pajak pendapatan, pajak atas bunga dividen dan royalty serta
pajak perseroan atas bunga deposito berjangka, settifikat deposito,'fabanas
dan Taska ; Selanjutnya juga telah diberikan pembebasan pajak kekayaan
atas deposito berjangka lebih dari satu tahun, Tabanas dan Taska, serta tidak
dilakukannya pengusutan fiskal terhadap asal-uzul deposito dan tabungan ;(b) fasilitas pajak berdasarkan Undang-Undang Pelalaman Modal Dalam
Negeri dan Penanaman Modal Asing , (1) pemberian bebas pajak perseroan
( tax holiday selama 2 sampai dengan 6 tahun ), (2) pembebasan dari pajak
pendapatan, kekayaan dan perseroan dari modal yang ditanam, (3 ) pembebasan
dari pajak dividen selama dua tahun terhitung dari saat mulai berproduksi.
Pajak perseroan minyak realisasinya meningkat pesat dan telah mencapai
jumlah Rp 541,0 milyar. Bila dibandingkan dengan realisasi semester I-
lg73/1.974, telah terjadi peningkatan 296,0 persen. Adapun yang menyebab-
kan berkembangnya penerimaan tersebut disamping faktor-faktor peningkatan
produksi juga karena pengaruh naikn1,2 h21g3 sl<spor minyak bumi.
Realisasi penerimaan MPO dalam semester l'197+/1975 telah mencapai
Rp 37,6 milyar. Bila dibandingkan dengan penerimaan semester l-7973/197+'
telah terjadi peningkatan sebesar Rp I3,7 milyar ata'u 57,3 persen. MPO me-
rupakan pungutan pendahuluan atas pendapatan atau laba yang kemudian
dapat diperhitungkan kembali pada saat perhitungan akhir pajak pendapatan
atau pajak perseroan. Pengawasan dan penertiban wajib pungut terus ditingkat-
kan sehingga dengan sistim MPO penerimaan negara dapat lebih diamankan
dan ditingkatkan.
Iuran pembangunan daerah (Ipeda) dalam semester I-197411975 meng-
hasilkan penerimaan Rp 16,3 milyar. Bila dibandingkan' dengan realisasi
semester I-7973/7974 telah terjadi peningkatan sebesar Rp 6,1 milyar atau
5 9,8 persen.
62
F!i
a.q
F o^ o- q co. 'o-
dEShsNN
\O- .1 q \O- .'1 \R+ils: 'v'
OO !-.r \O o|\ c{ O\ri .,i .d .?i d ri,-r e.r : 6r
qE
-u^t l e
}(
n
v1
ru
l.-o.
Fo\
^9
o
t\o\ri
!ft\0\
i
.ovE( d < E
: - Ez-
z
,,
o )
>
penerimaan pajak kel jJ:'lT-,ff;'J1Tserta penerimaan p"jiu
.l,i ,.*- np 3,7 milyar'
oaiak langsung, mengbasrll 97+ 1.n,lah terjadi pe-'niia
dibandingkan dengan ..li"il;;"r Rp 0'8 milvar trutz7'6petxrt'
Realisasi pajak tidak fJf#Tj#y#'Icapai jumlah sebesar.Rp ai 46,6 milyar atau
n, t-tgl t ltgl +, telaf te ya kemajuan dibidang-
24,7 persen. HaI tetsebut nian pada umumnya'
bidang usaha dan Proou
Dari jumrahterseb*IT,il,ft :::,ililJiiltri":|;T,.1$,#,l::loenerimaan Yang terbesar D
Lngzung lainnYa'
Penetimaan pajak penjualan mencapai ry'':l:':lY: Biia dibanding-
kan dengan ""li'"" *t'nt"J'' i-i'i'i' d o'tefah terjadi peningkatan sebesar
*f tn,t-tttYtt atau 7o'3 Petsen'
Dibidang kebijaksanaan tarip' sejak "Y"t :l:.:Oal:n l974lle75'
telah dilakukan p"'nutu"* '"1i"ii'r' it"' buang-barang hasil dalam negert
dari Pengenaan Pajak Pentua
telah diturunkxn tanpn)
barang-b arang tertentu I
lang iebih tinggi' Rang
sebut akan berPengaru
laiu inflasi'
Realisasi pajak penjualan impor dalam semestst r-r97411975"1Tfi ltt;
**';;;"fi y: j:'; .i:Ti:i'jil"1T1il, i,il:lsen penyempu,naanteiladi peningkat*. *lT.l:;
i;*i,i":i lir_:: ]"lii'#T-*,::;tarip pajak ryFitT -'i:; iJrim uol,.r,.r"*'. p"adenean klasifikasi Brusse ts
- ti"' '1"-^:-:,-'o,,
,.rsebut disamping me'
ilffi ,,-,' :"yiT_i:T?:,#:Jffi ':#,#i
ningkatnYa volume tmPot
Penerimaanvangberasaldaripunsutan*I1::t:}fi ffi:"il"h;fibt dan alkohol zulingan dalam seme$er l-197 41197
'5 'tc" "in,.J* "ti*t"-;
;;:;l;"' nila iibandin gkan den gan demester I -r :
*l .'l o- .o- cl \o^ o\O ! - r 1 . | t N F . Ot\ rar .n + N ..1
I
. o - \ - L q . o ^ q a lr.r r.r ts- 1.| 0 \o a.-r.t ?Y| oo +
I
O\ \O a\ cO t- F- rd . . i r : o d d ; . . ;( \ . t N N r f {
o - ti - E
i I^
l ! v
X
t
9t
a
tt)
qJ
e(u
(n
t]
q.l
!\
+t\a
rft-o,
D\
E
t\o\
F\o\
2( , t ^
z
E
I
o)
peningkatan sebesar Rp 9,7 milyzr atau 35,0 persen. Berkembangnya peneri-maan tersebut anttra lain disebabkan oleh meningkamya produksi, intensifi-kasi dan ekstensifikasi pungutan cukai. Dari jumlah tersebut Rp 33,1 milyaratau 88,5 persen berupa cukai tembakau.
Penerimaan cukai tembakau berkembang karena meningkatnya produksirokok dan hasil-hasil tembakau lainnya serta adanya pengaruh kenaikurpermintaan dan daya beli masyarakat. Disamping itu, kwalitas produksirokok dalam negeri yang mampu bersaing dengan rokok impor, serta adanyapeningkatan usaha-usaha pemberantasan rokok-rokok yang tidakberpita cukaisangat berpengaruh terhadap berkembangnya penerimaan ters€but.
Penerimaan cukai gula, cukai bir, dan alkohol sulinganjuga berkembangkarena pengaruh peningkatan kwalitas dan volume produksinya.
Dalam semester l-197+/1975, dari pungutan bea masuk dapat dihasilkanpenerimaan sebesar Rp 85,0 milyar. Bila dibandingkan dengar sernesrer I-7973/797+ telah terjadi peningkatrn Rp 26,2 milyar atau 44,6 persen.Betkembangnya penerimaan bea mazuk tersebut antara Iain karena me-ningkamya volume impor sebagai akibat dari berkembangnya ekonomi,serta intensifikasi dibidang pungutan bea mazuknya. Disamping iru pe-nyederhanaan prosedur impor seca-ra tidak langsung juga berpengaruh terhadapberkembangnya penerimaan tersebut.
Realisasi pajak ekspor dalam semester l-7974/1975 telah mencapaiRp 40,6 milyar. Bila dibandingkan dengan realisasi semester I-1973/1974,telah terjadi peningkatan sebesar Rp 9,9 milyar atar 32,2 persen. Berkembang-nya penerimaan tersebut disebabkan anara lain karena perbaikan kwalitassetta peningkatan volume barang-barang ekspor.
Penjualan bahan bakar minyak dalam semester l-197+/1975 menghasil-kan penerimaan yang defisit sebesar Rp 6,0 milyar karena meningkamyabiaya pengadaan bahan-bahan bakar tertentu antara lain minyak tanah, solar,diesel, yang jauh lebih besar dari pada harga jualnya. Jumlah penerimaan beameterai, bea lelang dan penerimaan pajak tidak langsung lainnya dalamsemester l-1974/1975 mencapai Rp 7,2 milyar. Bila dibandingkan dengantealisasi semester l-7973/7974 telah terjadi peningkatan sebesar 30,9 persen.Dari jumlah tersebut, sebagian besar berasal dari penerirnaan bea meteraiyang diharapkan meningkat setiap tahunnya searah dengan berkembangnya
I
66
Tab e I I I I . 5 .
PERKEMBANGAN PENERIMAAN DALAM NEGERI
MENURUT SEKTOR, 1974 I I975
( dalam milyar rupiah )
Sekor{enis Ferrrimaan 1973 / t974RealisasiSemester I
1974 I r975RealisasiS€mester I
Kenaikan(v. ,
L
I. Sektor Usaha/Perdagangan
a. Pajak Pendapatan
b. Pajak Perseroan
c . M P O
d. Cukai
e. Pajak Penjualan
f . I p e d a
g. Lain - Iain
II. Sektor Impor
a, Bea masuk
b. Pajak Pergualan impor
III. Sektor ekspor
Pajak ekspor
IV. Sektor Minyak
a. Pajak Perseroan minyak
b. Penerimaan minyak lainnya
V. Penerimaan Non Tax
13 1 ,0
77 ,822 , r, l o
27,720,910,2Ar '-
82,4
58,823 ,6
30,7
30,7
158 ,3
t to ,o
2t ,7
13,0
r99,5
20,64r,r37,6
37,435,6t6 ,310,9
120,7
85 ,03 5 ,7
+0,6
40,6
535 ,0
5+1,O- 6,0
30,3
52,3
l5,786,0
57,335 ,070,359,8? o e
+6,s4+,6
2'' ''
7'' 7
238,0
296,O- 127,6
13 3 ,1
Jum lah . +r5,4 926,r t22,9
') Angka eementara
I
67
dunia usaha dan perdagangan. Didalam kebijaksanaan akhir Juli 797+ telah
dilakukan penyempurnaan tarip bea meterai un k menggairahkan jual'beli
kertas-kertas berharga dalam rangka perkembangan pasar uang dan modal'
Penerimaan non-tax dalam semester l'lg7 +11975 telah mencapai jumlah
Rp 30,3 milyar. Bila dibandingkan dengan realisasi semester l-197 3 /7974' telah
terjadi peningkatan sebesar Rp 17,3 milyar atau 133,1 persen' Didalam jumlah
t..r.b.rt t..-"rnk penerimaan pembukuan kembali subsidi impor pupuk
sebagai akibat adanya pembatalan L/C sebesar Rp 12,0 milyar'
Dalam semester l-1974/I975, pendimaan sektor minyak tetap merupa-
kan bagian terbesar bila dibandingkan dengan sektor penerimaan lainnya'
Dari jumlah penerimaan dalam negeri semester l-L97411975 sebesar Rp 926'1
milyar, sektor minyak menyumbang Rp 535,0 milyar' Disamping inr' sektor
usala/perdagangan dan sektor impor telah menghasilkan penetimaan sebesar
np f ff ,5 milyar dan Rp f 20,7 milyar, sedangkan sektor ekspor dan peneri-
*""n non-* masing-masing sebesar Rp 40,6 milyar dan Rp 30'3 milyar'
Gambaran dari pola perkembangan penerimaan tersebut dapat dilihat
dari Tabel III. 5.
Pengeluaran rutin
Realisasi pengeluaran rutin selama semester I tahun 197411975 telah
mencapai jumlah sebesar Rp 416,5 milyar yang berarti meningkat dengan
np t+i,1 milyar atau 52,3 persen dari realisasi semester I tahtn 1973/1974'
Jumlah tersebut terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp 194'5 milyar'
belanja barang sebesar Rp 63,9 milyar, subsidi daerah otonom sebesar
np lb,Z milyar, bunga dan cicilan hutang sebesar Rp 20,7 milyar dan lain-
lain pengeluaran rutin sebesar Rp 47,2 milyar'
Peningkatan pelayananPemerintah kepada masyarakat dilakukan dengan
jalan memperbaiki administrasi yang tepat' mengadakan reorganisasi serta
penertiban sehingga dapat dihasilkan suatu aparat Pemerintah yang akan
sanggup melaksanakan tugasnya secara lebih efisien' Selain dari pada itu
.oii p.g"un"i harus ditingkatkan guna melakukan tugasnya secara lebih
efektif. Kemudian secara bertahap diperbaiki gaji pegawai dan akhirnya
secara tegas akan ditindak setiap Pegawai negeri yang melanggar disiplin
dan menyala'rgunakan wewenangnya'
J . t .
I
Dengan berhasilnya pembangunan dalam REPELITA I maka hasil-hasil
pembangunan yang telah dilakukan Pemerintah itu perlu diamankan' Kekaya-
"n t.g"." yang perlu diamankan berupa jalan raya, jembatan, pelabuhan'
irigasi, gedong-gedorrg, d"t sebagainya ya;ng rr'carl langsung dapat memberi
t<an 1am t<epada masyarakat. Kekayaan negfia tetsebut harus selalu dipelihara
agar selalu dapat memberikan jasa-jasa yang terus menerus dan tetatur'
p-erincian p..rg.lu"r* rutin selarna semester | 197+11975 dapat dilihat pada
Tabel III.6.
Realisasi betanja pegawai selama semester | 197+11975 tersebut diban-
dingkan dengan realisasi semester I tahun teraklir REPELITA I telah me-
ninlkat sebesar 59,3 persen' Kenaikan realisasi belanja pegawai itu adalah
seb-agai akibat pelaksanaan kebijaksanaan kenaikan gaii pegaw negeri/ABRl
yanf seti"p tahun dilakukan sejak REPELITA I hingga sekarang' Disamping
ito, -p"rttitunga.,
harga beras dalam tunjangan beras kepada pegawai negeri/
ABRI telah disesuaikan dengan perkembangan harga beras yang berlaku'
Tujuan dari kebijaksanaan tersebut antara lain adalah untuk menuju tercaPal-
nya peningkatan kesejahteraan pegawai negeri dan ABRI pada umumnya'
Dengan peningkatan kesejahteraan pegrwai negeri/ABRl akan dapat diting'
katk-an gairah kerja dan disiplin kerja dan dengan demikian akan dapat
ditingkatkan pula jasa Pemerintah kepada masyarakat'
Pelaksanaan kebijaksanaan tersebut untuk tthun 1974/1975 berupa
kenaikan gaji pegawai negeri sebesar 400 persen dari gaji pokok untuk Para
guru, perawat dan para medis, hakim dan peneliti, sedang kepada pegawat
i.g.rilnent lainnya diberikan kenaikan gaji sebesar 200 persen dari gaji
po-kok. Terhadap pegawai negeri/ABRl golongan rendah untuk tahun-lg74lIg7
5 telah dinaikkan pendapatan minimumnya menjadi Rp 7 500'
Bantuan pensiun dalam tlhun lg7+/1975 meningkat menjadi 135 persen
dari penghasilannya dan tunjangan beras kepada para pegawai dinaikkan
menjadi Rp 83 per kilogram.
Dengan adanya kebijaksanaan tersebut maka realisasi semester I tahun
tg74/Igi5 untuk gajilupah/pensiun adalah sebesar Rp 135,3 milyar' run-
jangan beras sebesai ep 29,1 mi\z.ar, uang makan/lauk pauk sebesar Rp 13'5
mi{rar dan belanja pegawai dalam'ncgeri lainnya serta belanja pegawai luar
negeri ma.ing-masing iebeqar np 9,1 milyar dan Rp 7,3 milyar' Perincian
pengeluaran belanja pegawai dapat dilihat pada Tabel III'7'
1
E
69
N
+
t\N
i- f\ !-r
to
\ o r r NN C O F .
n +- q o^ cb^ .l'c- cl + co o'N6 o\ + rn .6 C) q\ . ' i r . ] {N + . . | r i ' + F i r i v
bD
11 of \ -r o\ wI+ a"
*$ s s H ig r-
r.r Cr\ co F-r c..| aO + Fr+ , * iF :6d ' . o * i dc|l \O rrr O. rO a{
, i : ^
Ext4
o(,
c)th
ai
9r
g.tu
c,,
D-o\
t \
t.-
+t \ ^
A Z E( ! <. . 1 t r-?*
'-l -
zC'
l-
Y
r-{ (\l
G r s f i k l I L 4 .
PENGELUARAN RUTIN, 1973/1974 - I9741197 5( ddan nllyar rupiah )
70
I hin-lain
I bunga dan cicilan hutang
I $brldi d.eth otonom
I b€bDja barang
I bch4ia pegawai
I
AIBN RedirariSemcrter I
t97S/1974
APBN R€alitrliS€megtcr I
r97 41r97 5
7r
oi\ o < - O r F ' r. i o d d + o dr.r r rl.r (\r
Fl t-l
vl lnO. O. F-
e l t : q o : . *O \ r l / r C O . n!-{ QO
t-l a{ !- r'1
1{
{,,
IA
0.1
c,
t )
ah
!l
F.
+r-
+t -!i
D\
t-.
F - d
,l
I
l
Belanja barang dalam semester I I97+1t975 mencapai realisasi sebesar
Rp 63,9 milyar. Jumlah tersebut terditi dari realisasi belanja barang dalam
negeri sebesar Rp 57,8 milyar dan belanja barang Iuar negeri sebesar Rp 6,1
milyar. Penggunaan belanja barang tersebut adalah unruk pengadaan barang-
barang keperluan perkantoran, pemeliharaan atas harta kekayaan negara serta
pembiayaan rutin lainnya dalam rangka pelaksanaan gas-tugas Pemertn-
tahan.
Realisasi belanja barang semester I 7974/1975 tersebut menunjukkan
15,3 persen dari seluruh pengeluaran rutin. Dibandingkan dengan realisasi
semester 1 ttltllln 797 31197 4 yang menczpai jumlah sebesar Rp 43,4 milyar
berarti telah terjadi suatu peningkatan sebesar Rp 20,5 milyar. Setiap
peningkatar pembangunan diburuhkan pcningkatan biaya, karena setiap
tahap pembangunan berarti akan menambah kekayaan negara yang harus
dipelihara. Setiap akhir tahap pembangunan tertentu akan tercipta pem-
bentukan kekayaan negara baru. q-
Subsidi kepada daerah otonom selama semester | 1974/1975 teI^h
mencapai realisasi sebesar Rp 90,2 milyar. Jumlah tersebut menunjukkan
21,7 persen dari seluruh pengeluaran rutin selama sem€ster | 797+/1975.
Realisasi tersebut menunjukkan kenaikan sebesar Rp 46,4 milyar bila di-
bandingkan dengan realisasi s€mester | 1973/1974. Kenaikan ini disebabkan
karena adanya kenaikan gaji, tambahan guru-guru Sekolah Dasar dan kenaikan
tunjangan beras yang berlaku pula untuk pegawai-pegawai daerah otonom.
Pembayaran cicilan hutang beserta bunganya selama semester I
1974/1975 mencapai realisasi sebesar Rp 20,7 milyar atau 5,0 persen dari
seluruh jumlah pengeluaran futin selama periode yang sama dalam tahun
7g7+llg7 5, Jumlah realisasi tersebut terdiri dari realisasi pembayaran bunga
dan cicilan hutang dalam negeri sebesar Rp 2,6 milyar serta bunga dan cicilaa
hutang luar negeri sebesar Rp 18,1 milyar. Pembayaran cicilan hutang luar
negeri dan bunganya dilakukan berdasarkan persetujuan pembayaran kembali
hutang-hutang yang bersangkutan.
Pengeluaran lain-lain dalam anggaran belanja rutin selama semester I
lg7+/1975 mencapai realisasi sebesar Rp 47,2 milyar' Jumlah tersebut
sebagian besar menampung pengeluaran-pengeluaran untuk subsidi impor
komersiil atas bahan pangan yang jumlahnya sebesar Rp 45,0 milyar'
73
T
sedeng sisanya adalah berupa pengeluaran-pengeluaran yang bersifat non
departemental dan khusus, seperu misalnya pengeluaran untuk Pengiriman
surat menyurat Pemerintah maupun dalam rangka pelaksanaan Egas-tugas
perbendaharaan, iuran badan-badan intemasional dan lain-lain'
3.4, Tabungan Pemerintah
Tabungan Pemerintah selame semester | 197411975 menunjukkan per-
kembangan yang sangat besar. tlal ini berkat hasil usaha yang telah dilaksana-
kan dalL meningkatkan penerimaan dalam negsri dan berhasilnya usaha
dalam melaksanakan penghematan dalam pengeluaran rutin'
Apabila dalam s€mester I tahun 197311974 tabungan Pemerintah dapat
diciptakan sebesar Rp L42,O milyt, maka dalam semester I tthun 1974/1975
telai, Oapat dihimpun tabungan Pemerinuh sebesar Rp 509'6 milyar' Hal ini
berarti bahwa realisasinya menunjukkan peningkatan sebesar Rp 367 '6 milyar
atau 258,9 Persen'
Dengan tetap berpedoman pada prinsip bahwa pembiayaan pembangunan
h"rus s.ri"kin besar dibiayai oleh sumbersumber dalam negeri, maka dalam
realisasi semester I tahun lg7 +tlg75 pengeluaran pembangunan diluar
bantuan proyek sebesar Rp 338,7 milyr, seharusnya telah dapat dibiayai
seluruhnya oleh sumbersumber da.ri dalam negeri'
PerkembangantabunganPemerintahselamasemesterltahun|97+l|975bukan saja menrtnjukkan peningkatan yeng sangat besar dibandingkan dengan
tabunganPemerintahsemesterltlhln|9731|gT4bahkanmelebihitabunganPemerintah sehma tahun 797311974.
3,5. Penerimaan Pcmbangunan
Penerimaan pembangunan yang merupakan penerimaan nilai lawan
bantuan program dair bantuan proyek dalam semester | 1974/1975 telah
mencapai- realisasi sebesar Rp 136,6'milyar' Dari junrlah tersebut Rp 10'6
milyu adalah meruPakan realisasi nilai lawan bantuan ptogram dan Rp 126p
milyar adalah bantuan proyek (termasuk pinjaman sektor minyak dari Jepang
sebesar Rp, 61,1 milYar).
Penerimaan pembangunan bantuan program terdiri dari devisa kredit'
I
7+
bantuan pangan serta bantuan bukan pangan. Bantuan tersebut merupakan
bahan baku yang sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan industri
sandang dan sebagian adalah untuk pelaksanaan Program peningkatan pangan.
Sejak adanya krisis moneter intetnasional dan krisis pangan yang melanda
seluruh dunia, jenis bantuan program khususnya bantuan pahgan, pada akhir
akhir ini telah menjadi berkurang.
3.6. Pengeluaran pembangunan
Sasaran dari pada pengeluaran pembangunan dalam REPELITA II
rnerupakan kelanjutan dati sasaran REPELITA I yar:.g tetap ditujukan untuk
memperbaiki kesejahteraan rakyat banyak. Pembangunan pada bidang eko-
nomi iititik beratkan pada sektor pertanian. Sejak REPELITA II mulai
ditingkatkan pembangunan sektor pertanian dan peningkatan industri yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
Seirama dengan perkembangan pembangunan dibidang ekonomi dalam
REPELITA I, maka dalam REPELITA II pembangunan bidang sosial dan
budaya, politik dan pertahanan keamanan nasional mulai ditingkatkan.
Dalam tahun anggaran 1974/7975 realisasi semester I pengeluaran
pembangunan diluar bantuan proyek adalah sebesar Rp 338,7 milyar (jumlah
keseluruhan pengeluaran pembangunan termasuk bantuan proyek dalam
semester I adalah sebesar Rp 464,2 milyar).
Kenaikan volume pembangunan tersebut sejalan dengan tingkat pem-
bangunan yang diarahkan guna mencapai sasaran-sasaran yang terwjud
dalam peningkatan produksi, perluasan kesempatan kerja, kesanggupan untuk
Iebih meratakan pembagian kembali hasiLhasil pembangunan. Hasil tersebut
antara lain berupa penyebaran yang lebih merata dari pada pelaksanaan
pembangunan keseluruh daerah termasuk kegiatan transmigrasi, peningkatan
prasarana, perhubungan, pertambangan, sosial dan pendidikan sebagai im-
bangan terhadap peningkatan sektor produksi.
Realisasi tersebut diatas terdiri dari pembiayaan pembangunan melalui
Departemen dan Lembaga sebesar Rp 89,6 milyar, pembiayaan pembangunan
untuk daerah sebesar Rp 57,1 milyar dan pembiayaan pembangunan lainnya
sebesar Rp 192,0 milYar,
Pengeluaran pembangunan Departemen/Lembaga sebesar Rp 89,6 milyar
t
.r
G r a f i k l I I .5 .
PENGELUAITAN PEMBAI{GI'NAI\I, 1973 IIYI4' 19741197 S( delam milyar rupiah )
t
a
APBN Reali8ssiSemester I
r97l | 1974
76
I
terdiri dari pengeluaran pembangunan untuk Hankam sebesar Rp 11,3 milyardan pengeluaran pembangunan Departemen/Lembaga lzinnyz sebesar Rp 78,3milyar.
Pengeluaran pembangunan melalui Departemen/Lembaga merupakanjenis pengeluaran yang meliputi proyek-proyek yang penyelengganannya.dilaksanakan atau diatur oleh Departemen dan Lembaga.
Peningkatan realisasi semester I tahun 7974/7975 dibandingkan dengansemester I tahun 1973/7974 disebabkan adanya kebutuhan dari masing'masing Departemen yang meningkat sesuai dengan peningkatan tahap pem-bangunan.
Dari realisasi pengeluaran pembangunan untuk daerah sebesar Rp 57,1milyar selama semester | 797411975 telah dipergunakan dalam bentuk ban-tuan pembangunan desa sebesar Rp 4,2 milyar', bantuan pembangunankabupaten sebesar Rp 18,7 milyar, banruan pembangunan Daswati I sebesarRp 15,9 milyar, pembangunan Irian Jaya sebesar Rp 2,0 milyar dan pengelu-aran melalui dana Ipeda sebesar Rp 16,3 milyar.
Mengingat hasil yang dilaksanakan selama REPELITA I menunjukkanpengaruh yang positif terhadap tingkat kehidupaa dan perkembangan pem-
bangunan daerah, maka jenis bantuan tersebut diatas tetap mendapatkanprioritas dan dalam tahun pertama REPELITA II telah ditingkatkan. Hal ini
dimaksudkan guna terus dapat mernberikan kemungkinan perluasan kesem-
patan kerja bagi masyarakat tani, nelayan, pekerja-pekerja kerajinan rakyat
dan sebagainya. Dengan demikiau bantuan tersebut diharapkan selalu dapat
mengikut sertakan masyarakat desa secara produktif dalam kegiatar pem-
bangunan.
Seperti diketahui dalarn tahun L974/1975 kebijaksanaan banruan pem-
bangunan desa dipelhitungkan scbesar Rp 200.000 untuk tiaP desa dan dalambantuan kabupaten diperhitungkan sebesar Rp 300 per kapita.
Jenis bantuan daerah lainnya adalah pembangunan untuk Irian Jaya dan
pengeluaran melalui dana Ipeda
Pengeluaran pembangunan untuk Irian Jaya sejak tzhun 1974/7975
lebih ditingkatkan dan penggunaannya antara Iain untuk pembangunanproyek-proyek yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar
tingkat hidupnya setaraf dengan daerah-daerah 1r;n "ya di Indonesia.
Pengeluaran pembangunan melalui dana Ipeda yang dimasukkan kedalamAPBN baik sebagai penerimaan maupun pengeluaran sepenuhnya digunakanoleh daerah.
Jenis pengeluaran pembangunan lainnya ialah subsidi impor pupuk,pembangunan Sekolah Dasar, penyertaan modal pemerintah dan lain-lainpengeluaran pembangunan.
Mengingat tingkat perkembangan harga belum sesuai dengan daya belimasyarakat dan untuk menjaga agar tidak terjadi kegoncangan harga padaumumnya serta guna menjaga kelancaran jalannya pelaksanaan pembangu.nan,maka sejak tahun anggaran 7973/7974 pemerintah telah mengambil serang,kaian kebijaksanaan antara lain dengan jalan menetapkan suatu kebijaksanaanharga atas pupuk dan bahan lainnya seperti insektisida. Dengan demikian bilaterdapat perbedaan antlra p€netapan harga pemerintah dengan harga impormaka sebagai konsekwensinya pemerintah harus membiayai perbedaan ter-sebut yang disebut subsidi.
Sebagai akibat kenaikan atas harga impor pupuk dari tahun ke tahunsehubungan dengan adanya krisis energi dan krisis monerer internasionilakhir-akhir ini, maka subsidi impor komersiil
",", pupuk selama semester I
797+/7975 menunjukkan peningkatan, dan realisasinya telab mencapaijumlah sebesar Rp 107,3 milyar.
Pembangunan Sekolah Dasar adalah jenis pengeluaran pembangunanyang merupakan banruan khusus melalui proyek Inpres untuk melengkapibantuan pembangunan daerah. Selama sem€ster l-1974/1975 realisasinyaadalah sebesar Rp 5,2 milyar. Pelaksanaan pembangunan Sekolah Dasartahtn 7974/197 5 merupakan kelanjutan dari kebijaksanaan tzhun 197 3/1974dalam rangka mempercepar peningkatan kesempatan belajar di Sekolah Dasarkhususnya bagi anak-anak yang berumur 7 - 12 tahun.
Penyertaan modal Pemerintah selama semester l-197+/7975 mencapairealisasi sebesar Rp 56,4 milyar, Realisasi tersebut bila dibandingkan denganrealisasi semester I tahun 7973/1974 telah terjadi peningkatan sebesarRp 37,8 milyar. Pengeluaran tersebut dimaksudkan untuk menunjang proyek-proyek pemerintah dan swasta yang memperoleh prioritas dan pembiayaan-nya disalurkan melalui perbankan. Dari jugrlah Rp 56,4 milyar diantaranya
78
I
Rp 19,7 milyar digunakan untuk Pembiayaan pengadaan stock nasional
atas barang-berang yang diperlukan untuk pembengunan antara lain semen,
besi beton dan obat-obatan.
Akhirnya lain-lain pengeluaran pembangunan merupakan pembiayaan
untuk program pembangunan industri, pertambangan, tenaga listrik, perhu-
bungan dan pariwisata, serta pembangunen bebempa proyek antata lain
proyek bantuan peningkatan hygiene sanitasi dan air minum, statistik,
sensus, keluarga berencana dan sebagainya selama semester l-t97411975
mencapai realisasi sebesar Rp 23,1 milyar'
79Tabe l I I I . 8 .
PELAKSANAAN APBN T974 / 1975, SEMESTER I ')
( dalam milyar rupiah )
JtI|| Pdrcdrn.en Rcal&.riEcncrtar I Jctri, Pcrgcluahn Rcdload
Scrncrtcr I
I
I. Patcdrtraan dds|'t rcFri
A. Pajat la.ngrung
|. Pqiak pcndapatan
2. Pajak peBeroan
t 3, Pqia& pelr€roEn minyat
4 . M P O
5 . I p € d a
6. Lain - lain
I. P.nFluu,an rotilr
l. Belar\ia pegawai
2. BelErja barang
3. Subsidi daerEh otonom
4, BunSa dan cicilan hutanS
5. Lain - lain
3, Pcmbiryaen leinnye
a" $rbsidi imporpupuL
b. Pembangunan S€kolah
Dasar
c. P€ny€rtaan modd pcmetintah
d. Lain - lain
4. B.ltlraD proyc&
tr. Pcngclurl|n Pcmban8uran 464,7
1. PcobiryisrDqrartdcn/Ltrnb.ga 8g,O
& D€?arteEen / Lembaga 78,9
b, Hankan I l,g
2. Pcmbiryarl b.tl dacrrt ,7,1
Pqlak tidel( IangruDg
L Paiat p€r\iualan
2. Pqiak penjualan impor
3 . C u k a i
4, Bea ma-suk
5. Pqjak ekpor
6. Pen€rimaan minyak lainnya
7, Lain - lain
PcnariDsen non - lsx
IL Pcnerima.aD Pcmb.ntuDsn
Bantuan ptogram
B.ntuan proy€k
a. Bantuan p€mbangunan desa
b. Bantuan pemban8unan labupaten
c, iPembangunan Irian Jayad. Sumban8En p€mbahgunan
Dati - I
e . I p c d a
926,1
660,3
20,6
41, I
541,0
37,6
16,8
3 ,7
?95,5
35,6
95,7
37,4
E5,0
40,6
50,3
r56,6
r0,6
126,0
416,5
194,5
63,9
90,2
20,7
47,2
la,7
2,0
16,9
16,3
r99,0
107,3
56A
23,1
126,0
J U M L A H r - 0 6 2 , 7 J U M L A H 881 ,2
+) Angka sementara
I
BAB IV
RENCANA APBN 1975 I 1976
4 - 1 . U m u m
Kebijaksanaan fiskal memegang peranan yang penting didalam tahaP
stabilisasi dan masa pembangunan. Yang menjadi sasaran fiskal dalam
REPELITA ll ialah mcmantapkan dan me ningkatkan hasil yang telah dicapai
selama REPELITA I dan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan ma-
ryarakat secara kcseluruhan. Tegasnya dengan melalui kebijaksanaan fiskal
didalam tahap REPELITA II akan lebih dimantapkan dan ditingkatkan
pertumbuhan ekonomi dan stabilisasi ke arah tercapainya sasaran per luasan
kesempatan kerja, peningkatan keadilan sosial, usaha memperkuat golongan
ekonomi lemah, serta perluasan pendidikan, kesehatan dan lain-lain' Untuk
memperlancar tercapainya tujuan tersebut diperlukan pemupukan modal
Pemerintah dan mendorong perkembangan investasi swasta; dengan terap
menjaga dan mengcndalikan tingkat kestabilur yang wajar'
Dasar-dasar pedoman kebijaksanaan yang hendak dilaksanakan dalam
tahun anggaran lg75ll976 adalah tetap berprinsip pada anggaran berimbang'
Jumlah penerimaan dan pengeluaran negara tahtn 197517976 direncanakan
berimbang pada tingkat yang cukup besar, yaitu mencapai Rp 2.734,7 milyzt,
yang berarti menunjukkan suatu peningkatan sebesat Rp 1.157,4 milyar
*au73,4 persen dari APBN 1974/197 5' Dalam jumlah tersebut direncanakan
pencrimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin masing-masing mencapai
Rp 2.496,7 milyar dan Rp 1.466,3 milyar, sehingga dalam tahun 197511976
direncanakan dapat dihimpun tabungan Pemerintah sebesar Rp 1.029,8 milyar
yang berarti Rp 62S,0 milyar atau 156,3 persen lebih besar dari APBN
r97 4/197 5 .
Disamping tabungan Pemerintah, maka untuk pembiayaan pembangunan
dalam rencana tahunan tersebut masih diperkirakan adanya penerimaan dari
bantuan luar negeri. Jumlah penerimaan pembangunan berupa bantuan
program direncanakan mencapai Rp 20,2 milyar. Disamping itu, penerimaan
bantuan proyek yang dicatat langsung sebagai pengeluaran pembangunan
'1
80
8 l
G r a f i k I V . 1 .
PERBANDINGAN PENERIMAAN NEGARA DALAM APBN DAN REPELITA
.196911970 - 797511976.( dalarn milYar ruPiah )
t974lr97b 197511976(A}BN) (RAPBN)
1969/1970 1970/1971 r9721t973 191511974
82
$ 5
+ +
cJ
d t d r
€" .o - 1 \aa6 6 g 5 ' I &c D + r o i r n
ol:
6 - a
:q @ "
. o N r 6t s 6
( o H
o @ c { u to r o o n o r
$ r c a i r 6
r O c { + o .<r ca. l @ r o t s
6 + . + d , rc..r €
c.i !i d
F
tl
14
FT
tr
tl
lrl
c
\oi..o\
Fq\
I
F.o\
o\€CA
FFl
tll
z
EE]*FI
2
z2
ItJ
F
f
F
G r r f i k I v . 2 .
PERBANDINGAN PENGELUARAN NEGARA DAIIIM APBN DAN REPEI,TTA
1969 | 1970-1975 11976
( dalem milYar ruPioh )
1969/1970 r970il97r r97rlr972 197211973 19751197+ t9?+1r975(APBN}
-L
1975/1976(RAPBN)
Effig Pen8duaranPcmbugulan
FsntEluafltt ttr[n
ffi Pengclua'enPcmbangurun
I Penseluann rutin
84
direncanakan mencapai Rp 218,4 milyar. Dengan demikian jumlah penerimaanpembangunan dari bantuan luar negeri tah,tn lg75 /797 6 direncanakan dapatmencapai Rp 238,6 milyar yang berarti Rp 24,7 mllyar atau 11,5 persenmeningkat lebih tinggi dari APBN 1974/1975. Dari jumlah tersebut 91,5 per-sen berasal dari penerimaan bantuan proyek.
4.2. Penerimaan dalam negeri
Kebijaksanaan dibidang penerimaan senantiasa diselaraskan denganperkembangan di berbagai sektor perekonomian dan rencana pembangunanyang hendak dilaksanakan. Perkembangan,perkembangan yang terjadi di-berbagai bidangdan sektor ekonomi dapat berpengaruh terhadap berkembang-nya penerimaan negara. Dalam hubungan tersebut diperlukan penyesuaiantarip dan penyempurnaan efisiensi kerja yang meliputi peningkatan ketram-pilan personalia dan prasarana apararur perpajakan serta tingkat kesadaranpajak dari masyarakat.
Salah satu kebijaksanaan umum ur.rruk jangha panjang, diusahakan agarpenerimaan pajak langsung terus meningkat. Berkembangnya penerimaantersebut diusahakan ranpa mengabaikan peranan pajak tidak langsung yangmasih terus dapat ditinghatkan, Peranan penerimaan yang didapat daripenggalian sumber-sumber dalam ncgeri terhadap pembangunan terus mening-kat setiap tahunnya. Bila dalam awal tahun REPELITA I peranan pcnerrmaandalam negeri baru menyumbang Rp 216,5 milyar bagi pengeluaran rurin dan29,3 persen bagi daaa pembangunan, maka pada akhir REPELITA I penerima-an tersebut telah meningkat yaitu disamping membiayai pengeluaran rutinsebesar Rp 713,3 nilyar juga telah berhasil membiayai dana pembangunansebesar 73,9 persen. Dilain pihak jumlah penerimaan pembangunan berupabanruan program sebagai pelengkap bagi pembiayaan pembangunan peranan-nya nampak semakin menurun, yairu dari 70,7 persen dalam tahun 7969/1970menurun menjadi 26,1 persen dalam tahu,n 7973/1974 terhadap dana pemba-ngunan diluar banuan proyek.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan diambil dibidang penerimaannegara dalam tahun 197517976 terutama ditujukan untuk memupuk danayang sebesar-besarnya guna membiayai tugas pemerintahan dan pelaksanaanpembangunan, serta mendorong gerak pembangunan dengan memberikandorongan fiskal yang dapat merangsang kegiatan investasi. Kebijaksanaan
F
85
Tab e l 1V.2 .
PERKEMBANCAN PENERIMAAN DALAM NEGERI, 1969II97O _ I97511976
( dalam milyar rupiah )
K e n a i k a nTahun anggoran Jumlah
Jurnlah Persentase
t
t:
Repelita I :
1969 t1970
r970/1971
r97 U1972
1972t197 3
t97 r97 4
Repe l i ta I l :
t97 4t 197 5
t975 t1976
243,7
344,6
428,0
590,6
967,7
+ 100,9
t 83,4
+ 162,6
+ 3 7 7 , 7
+ 41,+
+ 24 ,2
+ 38 ,O
+ 63,9
1 . 3 6 3 , 4 1 )
2 .496J 2)
+ 395,7
+1.132,7
+
+
40,9
8 3 , 1
l ) AnSka APBN
2) Anska RAPBN
G r a f i k t V . 3 .
PERDANDINGAN PENERIMAAN DALAM NEGERI DAN REPEIITA1969 | t970 -t975 t 7976
( delam milyar rupiah )
86
3000 3 000
-f
2500 2500
2000 2000
t
15 00 1500
1000 1000
500 500
1969/19?0 19mi1971 191119?2 19?211973 19t1r974 1974/19?5 195/1976(APBN) (RAPBN)
I F firasn Rcpdita
I realbsli/p€rkiEsn APAN
I
87
7
tersebut diselaraskan dengan kebijaksanaan REPELITA ll, yaitu diarahkan
untuk : (a) meningkatkan penerimaan dalam negeri; (b) menciptakan pemba-
gian beban pajak scrta pembagian penghasilan yang lebih merata; (c) mendo'
rong pembangunan dan mengarahkan penggunaan sumber-sumber produksi ;(d) memantapkan kestabilan ekonomi dan (e) membantu memanfaatkan
sumber-sumbe r alam,
Dari perkembangan yang telah dicapai dan berbagai Iangkah kebijaksanaan
yang hendak dilaksanakur, maka direncanakan jumlah penerimaan dalam
negeri tahun 197511976 sebesar Rp 2.496,1 milyar. Bila dibandingkan
dengan APBN 1974/7975 maka hal ini berarti suatu peningkatan sebesar
Rp 1.132,7 milyar atau 83,1 persen. Dengan demikian sangat diperlukan
peningkatan dan ketekunan kerja sesuai dengan kebijaksanaan yang telah
digariskan. Dari jumlah tersebut direncanakan penerimaan pajak langsung,
pajak tidak langsung daa non tax masing"masing akar dapat mencapai
Rp 1.867,5 mi lyar , Rp 571,6 mi lyar dan Rp 57,0 mi lyar .
4,2.1. Pajak langsung
Arah kebijaksanaan pajak didalam REPELITA Il ditujukan kepada
tercapainya pembagian beban pajak dan pembagizn pendapatan masyarakat
yang lebih merata. Prinsip pajak progresip yang telah dilaksanakan selama
REPELITA I akan terus disempurnakan.
Dalam tahun L969ll97o,pener imaan pajak langsung masih merupakan
37,5 persen sedangkan pajak tidak langzung adalah 61,2 persen dari jumlah
penerimaan dalzm negeri. Jumlah perbandingan tersebut mengalami per-
crbahan pada t:,h:un 1972/197 3, dimana pcnerimaan pajak langsung dapat
mencapai 51,2 persen sedangkan pajak tidak langsung 43,0 persen dari jum-
lah pencrimlan dalam negeri.
Pokok-pokok kebijaksanaan yang telah dijalankan Pemerintah dibidang
pajak langsung an tara lain berupz penyempurnaan uudang-u ndang yang me-
nyangkut pajak pendapatan, pajak perseroar, pajak dividen, penanaman
modal asing dan pena.naman modal dalam negeri. Disamping itu berbagai
kebijaksanaan yang dituangkan dalam pera ran-peraturan pelaksanaannya,
diarahkan sesuai dengaa irama pembangunan yang dijalankan.
F
a
L
Dari kebijaksanaan tersebut, tarip dasar pengenaan pajak langsung telah
88
I
disesuaikan agzr d,apar diciptakan iklim fiskal yang semakin baik dan dapat
mendorong perkembangan ekonomi pada umumnya. Dalam tahun pajak
1969,lg7l, 1971,1973 d'an 1974 beban pajak pendapatan telah diturunkan
dengan merubah lapisan-lapisan pendapatan-sisa-kenaaajak dan menaikkan
batas pendapatan bebas pajak. Jumlah batas pendapatan bebas pajak bagi
sa keluarga yang terdiri dari satu istri dan satu tanggung:ln dalam tahun
1970 telah dinaikkan dari Rp 48.000 menjadi Rp 108.000 . Kemudian
dalam tahun - lahun !973 dan 1974 dirubah Iagi meningkat menjadi
Rp 1,t4.000 dan Rp 220.000 , Sedangkar jumlah tanggungan yang dibe-
baskan pajak pendapatan, jumlah batas tanggungannya telah diturunkan dalam
tahun 7974 yaitu dari 10 orang menjadi 5 orang'
Didalam tahun 1974 juga telah dilakukan keringanar beban pajak
kekayaan dan pajak perseroan melalur perobahan batas kekayaan kcna pajak
dan dasar tambahan laba-kena-pajak perseroan.
Salah satu faktor lainnya yang sangat Penting dalam pelaksanaau pemu-
ngutan pajak adalah tingkat kesadaran pajak. Peningkatan disiplin dan ting'
kat kesadaran pajak terus menerus diusahakan dengar.r lebih menyempurnakan
sisdm MPS-I,{PO. Dengan sistim MPS dimaksudkan agar wajib pajak dapat
dibimbing untuk lebih berdisiplin untul( membayar pajaknya yang terhutang
secara periodik. Sedangkan MPO dimaksudkar! untuk mcngurangi kemungkin-
an penghindaran wajib pajak dari keharusan pembayaran pajaknya. Untuk
meningkatkan efisiensi kerja dan pengawasannya, penunjukan subyek wajib
punglt lebih disederhanakan pada subyek yang efcktif seperti bank devisa,
importir dan indentor, indusni, bank devisa, eksportir, pemborong besar,
kontraktor minyak bumi (kecuali para kontraktor yang tingkat kegiatannya
masih pada tarap melakukan survcy/eksplorasi), KBN/KPBI'J, bendaharawan
termazuk bendaharawan proyek dan badan urusan logistik.
Dalam pelaksanaan REPELITA I, pajak langsung dapat menghasilkan
jumlah penerimaan sebesar Rp 1.201,4 milyat ' Dari jumiai tersebut, pajak
pendapatan, pajak perseroan dan pajak perseroan minyak, masing-masing
dapat mencapai Rp 101,0 milyar, Rp 136,5 milyar dan Rp 773,1 milyar'
Sedangkan MPO, Ipeda dan pajak langsung lainnya mencapai Rp 145,5 milyar'
Rp 34,7 milyar dan Rp 10,6 milYar.
Tabel IV.3. menunjuRan perkembtngan jenisjenis pajak langsung
diluat minyak dari tahun 1969/1970 sampai dengan L975/1976.
I
-(
89
Dalam tahun 1970/1971 dan 197711972 penerimaan pajak langsung
diluar minyak telah meningkat 22,5 persen dan 29,5 persen. Dalam tahun
anggaran tersebut Ipeda belum dimasukkan dalam APBN dan baru di
masukkan kembali dalam APBN sejak tahun 1972/197 3. Termasuk Ipeda,
penerimaan pajak langsung 7973/1974 menunjukkan peningkatan sebesar
5 5,3 persen.
Dari perkembangan penerimaan dan berbagai kebijaksanaan pokok
tersebut, maka penerimaan pajak Iangsung diluar pajak perseroan minyak
dalam tahun 197517976 direncanakan sebesar Rp 327,5 milyar. Jumlahtersebut menunjukkan peningkatan sebesar Rp 113,8 milyar atau 53,3 persen
dari APBN 797+/1975.
Penerimaan pajak pendapatan dalam tahun a.nggaran 1975/7976 dkencz-
nakan sebesar Rp 52,4 milyar, yang berarti menunjukkan suatu peningkatan
sebesar Rp 3,1 milyar atau 6,3 persen dari APBN 197+17975. Setiap tahunnya
senantiasa terjadi peningkatan dalam penerimaan tersebut yaitu dari Rp 12,1
milyar dalam tahrn 1969/197 0 menjadi Rp 13,4 milyar dalam tahun
t97O/1977. Kemudian meningkat lagi dalam tzhrn 1971/L972, 1972/7973
dan 797317974 sebesar 29,9 persen, 36,2 persen dan 45,1 persen.
Berkembangnya penerimaan tersebut ditempuh dengan penyesuaian
tarip yang ditujukan untuk mendorong berkembangnya berbagai bidang usaha
dan investasi swasta, yang kernudian menghasilkan penerimaan yang lebih besar.
Berbagai kebijaksanaan yang lebih merangsang tabungan masyarakat akan
terus ditingkatkan yaitu antare lain dengan menarnbah keringanan beban
pajak pendapatan. Dalam kebijaksanaan tarip pajak pendapatan tahun 1975
telah ditetapkan bahwa tarip marginal sebesar 50 persen baru akan diterapkan
pada lapisan pendapatan sisa kena palak diatas Rp 6 juta setahun. Disamping
penyesuaian lapisan pendapatan sisa kena pajak maka untuk lebih meringankan
beban pajaknya telah dilakukan perubahan batas pendapatan bebas pajak
yaitu untuk diri wajib pajak dan lsteri yang sa.h masing-masing dari
Rp 90.000 menjadi Rp 108,00q sedangkan untuk setiap tanggungan dalam
batas lima orang dinaikkan menjadi Rp 48.000 setahun' Disamping itu
,,.
t(
90
berbagai usaha perluasan wajib pajak, peningkatan kesadaran pajak danintensifikasi penagihan terus dilakukan.
Pajak perseroan yang dipungut atas laba yang diperoleh perusahaanperusahaan swasta dan perusahaan negara dalam tahun anggaran 19T5/7976direncanakan sebesar Rp 125,6 milyar. Jumlah tersebut menunjukkan suatupeningkatan sebesar Rp 65,4 milyat auu 108,6 persen dari APBN lg74fig7s-Dalam awal pelaksanaan REPELITA I tahnn 796911970 pajak perseroandapat menghasilkan penerimaan Rp 15,6 milyar kemudian meningkat dalamtahun 7970/197l menjadi Rp 2O,7 nilyar. Sampai dengan akhir REpELITA I,penerimaan tersebut terus meningkat setiap hhunnya yaitu 22,T persendalam tahun L97L/1972,20,5 persen dalam tahun lgi2/1973 dan 44,4 persendalam tahun 7973/7974.
Disamping kelonggaran-kelonggaran fiskal, maka sejak tahun 1970telah dilakukan ekstensifikasi berupa pengenaan pajak atas laba yang dipero-leh perusahaan penerbangan dan pelayaran yang beroperasi di Indonesia dantidak berkedudukan di Indonesia. Berbagai kebijaksanaan tersebut sangatberpengaruh terhadap berkembangnya kegiatan di berbagai bidang usaha.Selanjutnya untuk melifidungi perusahaan-perusahaan yang lemah dan untukmendorong perkembangannya, maka pada akhir Juni 7974 telah dilakukanperubahan batas tambahan laba-kena-pajak. Berdasarkan kebijaksanaan terse-but, maka batas tambahan laba-kenaaajak perseroan, baru akan dikenakanterhadap laba-kenaaajak diatas Rp 10 juta. Disamping itu, mengingat masihbanyaknya bank-bank swasta nasional yang akan melakukan penggabungan(merger), maka pemerintah telah memperpanjang batas waktu penggabungan
dengan fasilitas perpajakan.
Penetimaan MPO yang merupakan punguan pendahuluan atas pen-
dapatan seseorang dan laba badan-badan usaha dalam tahun 797511976
direncanakan akan mencapai Rp 104,8 milyat Bila dibandingkan dengan
APBN 797+11975 menunjukkan peningkatan sebesar Rp 34,7 milyar atau
49,5 persen.
97
T a b c l I V . 3 .
PERTGMBANGAN PENERIMAAN PAIAK IIINGSUNG, 1 96911970 _ I97 511976II
( dalun mflyar rupiah )(
X c n a i k r nTrbun anggrran f umlrh
Jumtrh Pcr|enttsc
Rcpelitr I :
1969tr970
r970tr97 |
r97u1972
!9721t97 '
1973tr974
Repdits ll :
t974t7975
1975tr976
+3,2
52,9
68,5
103, I
160,4
2r3,7 z)
327,5 ')
+ 9,7
+ 15,6
+ 34,8
+ 5 7 , L
+ 53,3
+ 113,8
' , , , <
+ 29,5
+ 50,8
+ jS,3
h
33,2
5 3,3
Y l) Diluar minyat2) Angka AIBNC) Angb nAPEN
92G r a f i k | V , 4 ,
PENERMAAN DALAtt NEGERI, 1969 | 7970 - t975 I 1976
( dalam milyar rupish )
196/1970 19?0il97l r97rlt972 197211978 197311974 r9741t976 197611976(APBN) (RAPBN)
f
).
;
F
E-
tt:F
rtII
l
93
Y
Selama REPELITA I, MPO menghasilkan penerimaan sebesar Rp 145,5milyar dan setiap tahunnya terjadi peningkatan sebesar 21,6 persen,
32,3 persen, 22,8 persen dan 88,1 persen. Berkembangnya penerimaan
tersebut dimungkinkan karena pengaruh perkembangan di berbagai bidang
ekonomi antera lain di sektor usaha dan perdagangan.
Iuran pembangunan daerah dipungut atas manfaat yang diambil dari
penggunaan tanah di sektor - sektor pedesaan, perkotaar, perkebunan,
pertambangan dan perhutanan. Hasil pungutan tersebut digunakan langsung
bagi pembangunan proyek - proyek daerah sehingga diharapkan adanya
pembangunan yang cepat dan merata. Jumlah penerimaannya sangat di-pengaruhi oleh perkembangan perekonomian dan kemajuan di sektor agraria
dan pertambangan serta makin intensifnya penggunaan tanah di kota.
Dalam tahun 797211973 Ipeda dapat menghasilkan penerimaan sebesar
Rp 15,2 nilyar dan berkembang . menjadi Rp 19,5 milyar dalam tahun
797 3/197 4. Berdasarkan perkembangan tersebut maka direncanakan dalam
tahun 7975/L976 jumlah penerimaan Ipeda mencapai Rp 31,7 milyar yang
berarti menunjukkan suatu peningkaten sebesar Rp 7,5 milyar atau 31,0 per-
sen dari APBN L97 4/197 5.
Penerimaan pajak kekayaan, pajak atas bunga, dividen dan royalty,
dan penerimaan - penerimaan lainnya yang tergabung dalam lain - lain pajak
langsung dalam tahun L97517976 direncanakan mencapai jumlah Rp 13,0
milyar. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar Rp 3,1 milyar
atau 31,3 persen dari APBN 1974/1975.
4.2.2. Plak tidak langsung
Perkembangan penerimaan pajak tidak langsung sangat dipengaruhi
oleh tingkat harga, produksi, serta kemajuan perdagangan dan sektor-sektor
ekonomi lainnya. Serangkaian kebijaksanaan yang telah dilaksanakan selama
REPELITA I terutama diarahkan dan dikaitkan dengan program stabilisasi
harga serta peningkatan penerimaan yang sanget diperlukan bagi pembentukanE
94
I
modal pembangunan. Penyempurnaan tarip pajak tidak langsung diarahkan
untuk melindung produksi barang-barang dalam negeri serta mendorong
penumbuhan dan perkembangan perekonomian pada umumnya.
Disamping iru, peningkatan kesadaran pajak, ekstensifikasi, intensifika-
si serta berkembangnya perekonomian itu sendiri sangat berpengaruh ter-
hadap penerimaan pajak tidak langsung. Prinsip kebijaksanaan tersebut akan
terus ditingkatkan dalam tahun 1975/1976. Dengan demikian walaupun
pemungutan penerimaannya terasa semakin berat oleh karena makin mantap-
nya harga-harga brang, penerimaan pajak tidak langsung dihanpkan dapat
berkembang searah dengan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian
pada umumnya.
Jumlah penerim aan pajak tidak langsung dalarn tahun 197311974
mencapai Rp 412,9 milyar. Bila dibandingkan dengan penerimaan diawal
REPELITA I sebesar Rp 149,1 milyar, berarti selama periode tersebut te-
lah terjadi peningkatan sebesar 176,9 persen.
Diluar penerimaan minyak, sejak tahun 196917970 penerimaan pajak
tidak langsung telah meningkat 36,3 persen dalam tahun 7970/1971.
Kemudian meningkat lagi dalam tahun-tahun !97111972 dan !972/197 3
masing-masing sebesar 6,6 persen, 16,2 persen dan melonjak sebesar 68,9
persen dalam tahun 797 31197 4.
Dengan berbagai kebijaksanaan yang telah drrintis selama REPELITA I
serta melihat perkembangan yang telzh dtcapai dan pola pembangunan yang
digariskan, maka penerimaan pajak tidak langsung diluar minyak direncanakan
dalam APBN 1975/1976 sebesar Rp 6O2,7 mrlyar, Jumlah terscbut berarti
suatu peningkatan sebesar Rp 155,6 milyar atau 34,8 persen dari APBN
79741797 5.
Penerimaan pajak penjualan dalam pelaksanaan REPELITA I dapat
terus berkembang searah dengan majunya perdagangan dan perkembangan
industri dalam negeri. Selama REPELITA I, penerimaan tcrsebut mencapai
95
junlah Rp 146,5 milyar. Setiap tahunnya penerimain tersebut terus me.ningkat yeitu dari Rp 15,1 milyar dalam tahun 196911970 menjadi Rp lB,3milyar dalam tehun 197O17971, kemudian meningkat lagi dalam tahun197111972, 197211.973 dan 797311974 masing-masing dengan 31,1 persen,43,8 persen dan 58,3 persen, Rangkaian kebijaksanaan penurunan tarip yangdilakukan sejak tahun 1969/1970 dimaksudkan untuk melindungi produksib4rang dalam negeri deri saingan barang-barang impor sehingga depat me.numbuhkan perkembargan perdagangan dan industri serta memanftrpkankctabilan ekonomi, Walaupun terjadi penurunan tarip, namun penerimaenpajak penjualan diharapkan meningkat searah dengan perkembangan ekonomidan ekstensifikasi serta intensifikasi pemungutan pajaknya. Dalam ranglamengintensifkan pemungutennya, telah ditunjuk Bank Indonesia, KantorBendahara Negara dan Badan Urusen Logistik/Depot- Logistik sebagai subyekwajib pungut pajak penjuatan, Berdasarkan perkembangan penerimaan danberbagai kebijaksanaan tersebut, dalam tahun 19T5/1976 pajak penjualandirencanakan sebesar Rp 109,9 milyar, yang borarti menunjukkan swrtu pe.ningkatan sebesar Rp 44,1 milyar atau 67,0 persen dari ApBN lg74llg75.
Pcnerimaan pajak penjualan impor selama REPELITA I mencapaiRp I 3.8,9 milyar, yang berasal dari penerimaan setiap tahunnya sebesar Rp I 5 ,9milyar, Rp 22,1 milyat, Rp 22,4 milyar, Rp 27,8 milyar dan Rp 50,7 milyar.Setiap tahunnya menunjukkan perkembangan dengan tingkat ntt-tata 36,7persen. Penyempumaan tarip pajak pcnjualan impor dia.rahkan pada polape4bangunan dan program stabilisasi. Sejalan dengan adanya penyempurnaanpengEolongan tarip pajak penjualan atas barang-barang produksi dalam negeri,dalam tehun 197 | juge telah disusun penggolongan rarip-terip pajak penjualenatas bareng-barang impor sgs'ei dengan perkembangan teknologi dan potapembangunan. Dalam tahun 19721197 3 kebijaksanaan tersebut lebih disem-purnakan lagi dengan sistfun klasifikxi Brussells Tariff Nomenclature.Dalem tahun 197511976 pcnerimaarr pajak penjualan impor direncanrkrnsebesa.r Rp 88,5 milyar. Bila dibandingkan dengan rencana A?BN 197411975,
,
f
96
maka hal ini menunjukkan peningkatan sebesar RP 23,2 milyar atau 35'5
Persen.
Jumlah penerimaan ctkai tembakau, cukai guia, cukai bir' cukai alkohol
sulingan dalam pelaksanaan REPELTTA I mencapai Rp 220,4 milyar. Diluar
sektor impor, jumlah tersebut menunjukkan peranan yang terbesar bila
dibandingkan dengan jenis pajak tidak langzung lainnya. Sebagian besar dari
penerimaan tersebut teruta.ma berasal dari pungutan cukai tembakau. Cukai
tembakau diperhitungkur dalam persentase tertentu dari harga pita cukai dan
perkembangannya sangat dipengaruhi oleh perkembangan produksi rokok
dan hasil tembakau lainnya serta tersedianya bahan baku dan cengkeh'
Disamping itu h'.ralitas barang, tingkat harga dan daya beli masyarakat sangat
berpengaruh terhadap penerimaan tersebut.
Cukai lainnya walaupun belum begiru besar penerimaannya, senandasa
diusahakan peningkatan setiap tahunnya' Didalam kebijakanaan ters€but,
Pemerintah telah merobah harga dasar pengenaan cukai bir setiap litemya,
dari Rp 40 dalam tahun 7g77llg72 menjadi Rp 60 dalam 1972/7973 dan
dinaikkan lagi menjadi Rp 70 dan Rp 100 dalam tahun 1973/1974 dan
1g7417975. Penyezuaian harga dasar bagi pengenaan cukai tersebut, juga
berlaku bagi alkohol zulingan yeitu dari Rp 50 dalam tahtn l97lll972
menjadi Rp 70 dalam 1972/f973 setiap liternya.
Dengan berbagai kebijaksanaan tersebut, maka dalam tahun 1970/1971
penerimaan cukai dcpat ditingkatkan yaitu sebesar Rp 6,8 milyar *at 21i2'
persen dari tahun sebelumnya. Kemudian meningkat Iagi dalam tahun-tahun
berikutnya sebesar 3,9 persen, 17,1 persen dan 30,4 persen. Dalam tahun
7975/1976 dari cukai direncanakan penerimaan sebesar Rp 70,2 nllyat '
Jumlah tersebut menunjukkan pqningkata.n sebesar Rp 22;1 rnilyzr eta'u
3 3 ,0 persen dari APBN 19741197 5 .
Bea masuk dalam REPELITA I menghasilkan penerimaan Rp 399 '2
milyar dan merupakan jumlah yang terbesar bila dibandingkan jenis pajak
ridak langzung lainnya. Penggunaan klasifikasi barang dengan sistim Brussells
Tariff Nomenclarure dan meningkatnya realisasi impor sangat berPengaruh
terhadap meningkatnya penerimaan tersebut. Disamping itu penyempurnaan
prosedur impor dalam rahun 1974/L975, Pemberantasan peny€lundupan dan
usaha intensifikasi pemungunn bea mazuk terus ditingkatkan. Perkembangan
97
t-
penerimaannya juga dipengaruhi oleh kebijaksuraan tarif dan impor padakhususnya serta kebijaksanaan stabilisasi dan pembangunan ekonomi padaumumnya.
Kebutuhan akan impor bahan kebutuhan pokok dan barang konsumsipada masa stabilisasi telah mengalami perubahanaerubahan dalam masapembangunan, yaitu kearah bahan baku dan barang modal. Didalam kebijaksa-naan tersebut telah diberikan berbagai fasilitas bea masuk dan kelonggaranfiskal terhadap sejumlah besar impor bahan baku dan barang modal dalamrangka penanaman modal asing dan penanarnan modal dalam negeri ymgmenunjarg perkembangan industri, pariwisata dan bidang pembangunan lain-nya.
Serangkaian kebijaksanaan pcmerintah di bidang bea masuk antara laindituangkan dalam Peraturan Pemerintah No 6 tahun 1969, tentang pembe-banan atas impor, yang berisikan tentang dasar pengenaan bea masuk danpungutan-pungutan lainnya serta pembebasan/keringanan yang dapat diberi-kan. Bersamaan denga:r keluarnya peraturan tersebut, juga dilakukan penye-suaian dan p€nuiunan tarif bea masuk atas sejumlah besar bahan mentah danbahan baku serta barang modal. Sebagai tindak lanju t kebijaksanaan tersebur,dalam bulan September 1.969 dan bulan Januari 1970 telah dilakukan pe-penyempurnaan tarif bea masuk sesuai dengan pcrkembangan ekonomi padaumumnya. Penyesuaian dari penyempurnaan tarif bea masuk tenrs menerusdilakukan dalam bulan Juni dan September 1971. Disamping itu juga telahdikeluarkan p€raturan tentang kebijaksaraan terhadap kendara^an bermotorex barang pindahan dan sebagainya. Kemudian berdasarkan PeratlranPemerintah No 2 tahun 1973, sejzl< akhir Januari 1973 relah digunakansistim klasifil<asi Brussells Tariff Nomenclature. Berbagai kebijaksanaanrcrsebut dimaksudkan untuk memberikan dorongan bagi perkembanganildustri, paliwisata dan bidang-bidang lainnya, mcmbatasi pcla konsumsiimpor barang-barang mewah, mengurangi rangsangan penyelundupan dur
Pengamanan devlsa.
Berdasarkan perkembangan dan berbagai kebijaksanaan yang telal
dilaksanakan, maka dalam tahun 7975 /7976 dari pungutan bea mazuk
direncanakan menghasilkan penerimaar scbesax Rp 227,4 milyat . Berartitelah menunjukkan p€ningkatan sebes.rr Rp 54,7 milyar atau 32,3 persen
98
T a b e l 1 v , 4 .
PERKEMBANGAN PENERIMAAN PAJAK-TIDAK LANGSUN(,, 11969llgll - ';g75tr976rl
( d6tsm mily{r rupiah )
ltK e n a i k a n
Tahun anggaran JumllhJumlah Persentase
j
Repelita I ,
t969t1970
r970n97 |
197vr972
t97Ztr973
197 3 tr97 4
Repeliu Il :
r97 4n97 5
197 5 n976
1 3 r , 6
r79,4
1 9 1 , 3
' r ' r r ' ,
t7 5,3
+ 47,8
+ 1 1 , 9
+ 30,9
+ 1 5 3 , 1
' r1 I
1 5 5 , 6
+ t 6 , 3
+ 6,6
+ 16,2
+ 68,9
19,1
34,8
447 ,L
602,7
2)
3 )
Yl) IXuar rninyak2) Anslo A.PBN3) An8ka MPBN
99
,
dari APBN 1974/7975.
Pajak ekspor dalam REPELITAI, 1969/797 0-197 3/797 4 menghasilkanjumlah penerimaan sebesar Rp 161,8 milyar. Dalam awal uhun REPELITA Ipenerimaan pajak ekspor baru menyumbang penerimaan Rp 7,4 milyar.Dengan berbagai usaha untuk meningkatkan kwalitas barang ekspor, penye-derhanaan prosedur ekspor dan berbagai kebijaksanaan untuk mendorongekspor lainnya, maka penerimaan pajak ekspor dapat berkembang mencapaiRp 68,6 milyar dalam rahun 1973/7974. Bila dibandingkan dengan realisasitahun 1969/1970, maka ini betarti bahwa telah terjadi peningkatan sebesar827,0 persen.
Disamping usaha peningkatan penerima.annya, kebijaksanaan didalambidang ini juga diarahkan untuk mendorong ekspor guna menambah pem'
bentukan cadangan devisa. Dengan demikian maka selama REPELITA Itelah dilakukan penurunan pungutan atas ekspor barangtarang. DenganPeraturan Pemerintah No 16 tahun 1970 maka pungutan atas eksporsebesar 5 persen untuk Pemerintah Pusat dan pungutan ADO sebesar 10 persenbagi Pemerintah Daerah dihapuskan dan sebagai gantinya dikenakan pu'ngutan umum sebesar 10 persen. Disamping itu ekspor barang jadi dankerajinan rakyat dibebaskan dari pengenaan pajak ekspor.
Dalam perkembangannya penerirnaan tersebut dapat mencapai Rp 25,0milyar dan Rp 28,1 milyar dalam tahun l97O/I971 dm 197111972. Kents-
dian berkembang lagi dalam tahrn 7972/1973 dan 1973/1974 sebesar 16,4
persen dan 109,8 persen. Dalam tahun kelima REPELITA I pajak ekspor
telah merupakan sumber penerimaan pajak tidak langzung yang terbesarsetelah bea masuk. Dari realisasi perkembangan tcrsebut, maka dalam tahun7975/1976 pajak ekspor direncanakan akan mencapai Rp 71,7 milyzr.
Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan Rp 6,5 milyar atau 10,0Persen
dari APBN 797417975.
Penerimaan bea meterai, bea lelang dan lain-lain yang tergabung dalam
penerimaan pajak tidak langzung lainnya, terus menunjukkan peningkaan
setiap tahunnya. Dalam pelaksanaan REPELITA I jumlah pajak tidak langsung
Iainnya dapat menghasilkan penerimaan Rp 3 3,0 milyar. Penerimaan tersebut
betkembang dari Rp 3,4 milyar dalam tahun 196917970 menjadi Rp 11,5 miL
yar dalam tahun 1973/1974.
aI
100
T a b e l 1 V . 5 .
PERKEMBANGAN PENERMAAN MINY AK,1969II97O - I97 511976
( dalam milyqr rupiah )
,^
Tahun arggaBnPqjsk
Pe$ero$nminy6k
Pendim.ranminyakLlnnya
J,'-lrhK c n a i k a n
Jumlal Pa$cnta.e
Rcp€lira I :
1969/r970
1970/19?r
r91rlr9?2
r972lr9? 3
1973119?4
Repclita lI :
t9741t97 5
t97 51t976
659,7
1.540,0
r9,3
- $ l , r
673,0 l)
l.6oE,9 2)
+ 76,1
+124,2
48,3
68,E
I t2,5
ts8,9
344,6
30,4
31 ,6
3?,6
65,E
t40,7
?30,5
382,2
33,4
41,5
89,8
l5l,?
50,E
41,8
63,E
65,8
+
,.
290,8
895,9
l ) Anska APBN
2) Aneke RAPBN
;
101
Dalam tahun 1975/1976 jumlah pajak tidak langsung lainnya direncana-kan dapat mencapai jumlah sebesar Rp 21,0 milyar. Jumlah rersebut me-nunjukkan Rp 5,3 milyar atau 33,8 persen dari ApBN 7gZ4/IgTS.
4.2.3. Penerimaan minyak
Penerimaan minyak berupa pajak perseroan minyak dan penerimaanminyak lainnya yang dipcroleh sebagai hasil penjualan bahan-bahan minyakdalam negeri, merupakan sektor penerimaan negara yang terbesar.
Selama REPELITA I sektor minyak telah menghasilkan penerimaansebesar Rp 918,4 milyar yang terdiri dari pajak perseroan minyak Rp 773,1milyar dan penerimaan minyak lainnya Rp 145,3 milyar. Dalam tahun7969/I97O sektor tersebut menghasilkan penerimaan sebesar Rp 65,8 milyarya,ng terus meningkat setiap tahunnya selama REPELITA I, yaitu sebesar50,8 persen, 41,8 persen, 63,8 persen dan 65,8 persen. Berk€mbangnyapenerimaan pajak perseroan minyak anrara lain disebabkan karena peningkat-an produksi dan ekspor minyak serta pengaruh kenaikan harga eksporminyak terutama pada tahun 1973 dan 1974.
Realisasi pajak pers€roan minyak dalam tahtn 7969/1970 adalah se-besar Rp 48,3 milyar dan dapat meningkat setiap tahunnya sebesar 42,4persen, 63,5 persen, 76,8 persen dan 73,3 persen. Dalam tahun 7975/1976penerimaan pajak perseroan minyak direncanakan Rp 1.540,0 milyar atauberarti 135,6 persen lebih besar dariyang diperkirakan dalam ApBN Ig7+11975.
Penerimaan minyak lainnya sangat ditentukan oleh besarnya biayapengadaan, harga dan volume penjualan bahan bakar minyak. Dengan berlaku-nya Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 7970, maka dasar perhitungan biayapengadaan menjadi semakin tinggi. Kemudian untuk mencapai keseimbanganyang wljar antara harga-harga di dalam negeri, maka sejak tahun lgTO jugttelah dilakukan beberapa kali perubahan harga penjualan bahan.bahan bakardalam negeri sejalan dengan naiknya biaya produksi pada umumnya.
Dalam tahun 7969/1970,79701197 | d;;nlgTlllg7? penerimaan minyaklainnya menghasilkan Rp 17,5 milyar, Rp 3p,4 milyar dan Rp 28,2 mil-yar. Kemudian meningkat dalam tahun-tahun berikutnya sebesar 12,1 persen
a
702
T a b e t I V . 6 .
PERKEMBANGAN PENERIMAAN NON-TAX, 1969/1970 _ I97511976
( dalam milyar rupiah )
K e n a i k a nTahun anggaran Jumlah
Junlah Persent4se
F
Repel i ta I :
7969t r970
r970/797 |
197Ut972
r972t197 3
197 3 l r97 4
Repelita II :
r974^975
r97 5 /1976
3 , 1
g ,6 1 )
$ J 1 )
29 ,7 l )
+6 ,g 1 )
+ 6 , 1
+ 14,0
+ 17 ,2
+ o J , )
+ e O t
29,6 2\
57,0 3)
- t 7 l - 36,9
+ 92 ,6
l ) Tidak termasuk SIAP Bawah2) Aigka APBN3) Anska RAIBN-v
.^
dan 19,0 persen. Walaupun telah beberapa kali dilakukan perubahan hargapenjualan bahan-bahan bakar dalam negeri, akan tetapi diperkirakan dalamtahun 7975/7976 belum dapat mengikuti kenaikan harga ekspor minyakmentah di luar negeri. Oleh karenanya untuk tahun 1975/1976 sektor pene-rimaan minyak lainnya tidak akan menghasilkan penerimaan, bahkan diper-kirakan akan menunjukkan angka minus Rp 31,1 milyar. Ini berarti di-perlukan suatu subsidi untuk penjualan bahan bakar minyak dalam negeri.
4.2.4. Penennaan non tax
Penc-ir:raan negara berupa derida-denda, iuran, retribusi, hasil lelang,ongkos nik"h talak rujuk, bagian laba perusahaan negara dan bank-bankpemerintah serta penerimaan departemen dan penerimaan lainnya yang ter-gabung dalam penerimaan non tax terus meningkat setiaP tahunnya.
Dalam tahun 1969/7970 dan L970/1971 penerimaan non tax diluarsisa anggaran pembangunan dan rutin mencapai Rp 3,t milyar dan Rp 9,6milyar. Kemudian meningkat dalam tahun-tahun berikutnya sebesar 63,5persen, 89,2 persen dan 57,9 persen. Dalam tahun 7975/7976 dari non taxdirencanakan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 57,0 milyar. Jumlah ter-sebut menunjukkan peningkatan Rp 27,4 milyar atau 92,6 persen dariAPBN r974/1975.
4.3. Penerimaan pembangunan
Sumber penerimaan yang beraial dari bantuan luar negeri dipergunakan
sebagai pelengkap dana pembangunan. Didalam perkembangannya Perananpenerimaan tersebut semakin berkurang bila dibandingkan dengan jumlah
rabungan Pemerintah yang digali dari sumber-sumber pembiayaan pembangun-
an dalam negeri. Bila dana bantuan luar negeri dalam rahun 196917970
merupakan 77,0 persen dari seluruh dana pembangunan. maka pada akhir ta-
hun REPELITA | - 197311974 perananiya menurun menjadi 44,5 persen.
Namun demikian selama REPELITA I penerimaan pembangunan terus me-
ningkat setiap tahunnya sebesar 32,3 persen, 12,5 persen, 16,5 persen dan
29,2 petsen, Didalam penerimaan tersebut, penerimaan pembangunan berupa
bantuan progra -n peranannya semakin kecil.
Dari perkembangan tersebut, direncanakan penerimaan pembangunan
)'ang berasal dari bantuan luar negeri berupa nilai lawan bantuan Program dan
T
104
t s b c l t V . 7 ,
PERI@MBANGAN PENERHAAN PEMBANGUNAN, 1969 ft97l - 19?51119761)
( dalrn nilyar nrpiah )
A
I ( e n r l k a nTahun rnggrren Jumlrh
luo dt Parlcn@e
Rcpeliu | !
1969tr970
r970ll97l
197717972
r912tr97l
t973tr974
It?elits lt !
1974/1975
1975^976
65,7
78,9
90,5
95,5
89,8
89Jz,
20,2,)
+ 73,2
+ 11,6
+ 5,O
- 2 , t
o,7
68,9
+ n,r
14,7
5 , 5 .
6,O
o,8
77,'
_ {
1) Diluar banuran proyck2) An*a APBN3) AnSL RAPBN
T
105
bantuan ptoyek dalam tahun r9751f976 sebesar Rp 238,6 milyar. Jumlahtersebut menunjukkan peningkatan sebesar Rp 24,7 milyar atau 11,5 persen
dari APBN 797 41197 5.
4.3.1. Bantu4n pro$am
Penerimaan pembangunan bempa bantuan program diperoleh dati nilai
lawan hasil penjualan devisa kredit, bantuan pangan serta non Pangan.
Devisa kredit diterima dari negara-negara kreditur dan perkembangan
penerimaannya sangat diPengaruhi oleh perkembangan impor dan perdagang
an luar negeri. Sedangkan bantuan pangan berupa bantuan beras, tepung terigu
dan bulgur dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan pangan dan lebih me-
mantapkan kestabilan harga pada umumnya.
Selama REPELITA I, penerimaan tersebut semakin berkurang Peranan-nya bila dibandingkan dengan penerimaan bantuan proyek. Dalam tahun
7969/7970 nilai lawan bantuan prograrn menghasilkan 72,2 percen darijumlah penerimaan luar negeri, kemudian pada akhir tahun REPELITA I
peranannya berkurang menjadi 44,0 persen.
Dalam tahun 196911970, l970lt97 | dzn ]'97 !f972 dari nilai lawan
bantuan program dihasilkan penerimaan sebesar Rp 65,7 milyat, Rp 78'9
milyar dan Rp 90,5 milyar. Kemudian dalam tahun 1972/7973 dan 197311974
masingmasing sebeser Rp 95,5 milyar dan Rp 89,8 milyar.
Berdasarkan perkembangan tersebut dalam tahun 19751L976 nilai lawan
bantuan program direncanakan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 20'2
milyar.
4.3.2. Bantuan proyek
Penerimaan pembangunan berupa bantuan proyek diperoleh dalam bentuk
peralatan dan mesin-mesin yang didatangkan dari luar negeri. Penerimaan ter-
sebut langsung dicatat sebegei pengeluaran pembangunan untuk proyek-proyek
tertentu baik di sektor pertanian, irigasi, perhubungan, industri, listrik mau-
pun proyek-proyek,lainnya.
Selama REPELITA I penerimaan tersebut semakin meningkat Peranan-nya bila dibandingkan dengan penerimaan pembangunan deri bantuan Program.
-t
106
T a b e l I V , 8 .
PERKEMBANGAN PENERTMAAN BANTUAN PROYEK
196911970 - r97 517976
( dalam milyar rupiah )
K c n a i k a nTahun angaran Jumlah
Jumlah Pe$cntsse
ii . f
l.I
I
Rcpelita I :
19691r970
797017971
1971t797 2
1972t t97 3
r97 1t197 4
R€pelita ll '
t97 4t 197 5
1975/ t9?6
t 5 I
45,0
114,1
t2+,8 | |
n8,42t
+ 16,2
+ l <
+ I7 ,3
r < l q
+ IO,7
+ 93,6
+ 64,0
+ 8,4
+ 38,4
+ Q l l
+ 9,+
+ 75,O
-f
l) A.ruka AIBN
2) Aieka RAPsN
I
107
Dalam tahun 7969/1970 realisasi penerimaan bantuan proyek baru meng-hasilkan 27,8 persen dari jumlah penerimaan luar negeri, kemudian padaakhir tahun REPELITA I peranannya meningkat menjadi 56,0 persen.
Jumlah bantuan proyek tersebut selama REPELITA I terus mengalamikcnaikan. Dalam tahun 79691I97o realisasi bantuan proyek berjumlah Rp 25,3milyar dan jumlah ini terus meningkat hingga rnencapa.i Rp 114,1 milyardalam tahun 797 3/I97 4.
Berdasarkan perkembangan tersebut, maka bantuan proyek direncana-kan dalam tahun 1975/1976 sebesar Rp 218,4 milyar. Bila dibandingkandengan APBN 197411975 menunjukkan peningkatan sebesar Rp 93,6 milyaratau 7 5,0 pcrsen.
4.4, Pengeluaran Rutin
Program pokok penyusunan pengeluaran rutin dalam tahun keduaREPELITA II adalah tetap berpedoman pada penghematan dan diarahkanmelalui pengendalian yang terus menerus. Untuk mcncapai tujuan terscbutpenggunaan sistim D.I.K. (Daftar Isian Kegiatan) terus disenputnakan sesuaidengan perkcmbangan pembangunan dan tingkat pengawasan. Dengan peng-
hematan dan pengarahan yang dilakukan mclalui pengendalian atas pengeluar'an yang kurang mempunyai prioritas dalam pcngeluaran rutin, maka diharap-
kan tabungan Pemerintah akan terus dapat ditingkatkan.
Dengan sistim D.l.K. tersebut anggaran belanja rutin disusun atas dasar
program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah dalam tahun
anggaral yang bersangkutan. Anggaran belanja rutin pada dasarnya merupa-kan rencana kerja daripada Pemerintlh dan menrperinct rencana-rencaniLkonkrit yang akan dilakukan beserta penyediaan biayanya.
Walaupun effisiensi dan penghematan tetap menjadi Pedoman akm tetapi
pengeluaran rutinpun harus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan hasil-
hasil pembangunan. Setiap peningkatan hasil pembangunan memerlukan biaya
bagi peningkatan didalam kesejahteraan aparaturnya, peningkatan administrasi
dan organisasinya maupun biaya bagi pemeliharaan hasil-hasil yang telah
dicapai.
Sebagaimana telah dilakukan dalam pelaksanaan anggaran tahun
197+/1975 maka sasaran pelaksanaan anggaran tahun kedua REPELITA II
\
I
108
dalam pengeluaran rutin adalah berusaha lebih menyempurnakan dan me-
ningkatkan jasa Pemerintah kepada masyarakat dan tetap berusaha untuk
mengamankan kekayaan negaru yzng telah diciptakan selama tahap pem-
bangunan sebelumnya.
Realisasi pengeluaran rutin yang dalam tahun 196911970 mencapaijumlah Rp 216,5 milyar, dalam tahun 19731197+ realisasinya telah me'
ningkat menjadi Rp 713,3 milyar, suatu kenaikan lebih dari 200 persen
dalam waktu €mpat ta.hun. Perkembangan realisasi pengeluartn rutin beserta
komponen-komponennya dapat diikuti pada Tabel IV.9 dan Grafik IV. 5.
Dengan meningkatnya hasil'hasil pembangunan dan tuntutan akan per-
baikan dan pcningkatan didalam kesejahteraan aparaturnya maka dalam tahun
1975/7976 pengeluaran rutin akan meningkat lagi dan diperkirakan akan
mencapai Rp 1.466,3 milyar. Hal tersebut berarti bahwa terdaPat suatu
peningkatan sebesar Rp 504,7 milyat atzrt 52,5 persen dibandingkan dengan
perkiraan APBN 197+/197 5.
4.4.1. Belanja pegawai
Belanja pegawai menduduki jenis pengeluaran rutin yang terus menerus
makin meningkat dan berkembang sejalan dengan usaha peningkatan kesejah'
teraan pegawai dan pensiun. Kompon€n yang terp€nting dari belanja pegawai
adalah pengeluaran untuk gaji dan pensiun. Selama REPELITA I peningkatanjenis pengeluaran tersebut merupakan program pokok dalam rangka pelaksana-
an pengeluaran rutin. Secara bertahap telah dilakukan peningkatan gaji dan
kesejahteraan pegawai negeri sipil dan ABRI sesuai dengan kemampuan
keuangan ncgara.
Dengan tidak mengesampingkan program stabilisasi ekonomi, Pemerintah
akan terus berusaha untuk memperbaiki gaji pegawai tahap demi tahap'
Gaji dan kesejahteraan pegxwai negeri adalah sangat erat hubungannya dengan
prestasi kerja, penegakan disiplin kerja dan tuntutan tugas serra tanggung jawab
yang semakin berat dan makin dirasakan pentingnya untuk meningkatkanjasa Pemerintah kepada masyarakat. Dengan tindakan pengendalian ilflasi
yang terus menerus, diharapkan bahwa kenaikan gaji tersebut akan tetasa
manfaatnya bagi para pegawai negeri sipil dan ABRI.
Reafisasi pengeluaran untuk belanja Pegawai dalam tthun 19691197o
adalah sebesar Rp 103,8 milyar sedangkan pada akhir tahun REPELITA I
109
T a b e l I V . 9 .
PERKEMBANGAN PENGELUAR.AN RUTIN, 196911970 - I97 '11976
( ddqn milysr rupish )
K e n a i k a nTahun rnggaf,an Jumlah
Jumtah Persentas€
Rcp€litq | :
L969t1970
1970t797 |
797ut972
L972t7973
L97 3t1974
R€?clita lI !
1974t197 5
1975n97 6
216,5
288,2
,49,r
434,1
7 r3,3
961,6 r) '.
r .46632)
+ 71,7
+ 60,9
+ 89,0
+ 27 5 ,2
+ 3 3 , 1
+ 2 l , l
+ 25,5
+ 62,8
34,8
52,5
,'
+
+
+
+
248,3
504,7
l) AnSka APBN
2) Angta RAPBN
T
I
G r s f i k w , 5 .
PENGELUARAN RUTIN, 1969 / r97O - 1975 | 1976( dalrm orilyar rupirh )
110
500
15@ 1500
looo
500
1000
1grp11970 191011971 197111912 r972ll97g rpnlt974 19741r975(APBN)
19751t976(RAPBN)
lain - lain
bun8a dan cicilan hutang
subsidi daerah otonoh
bclanja barang
bdanja peSawai
I
IIEI
I
111
telah meningkat realisasinya menjadi Rp 269,9 milyar atau kurang lebih2'6 kali dibandingkan realisasi tahun pertama. secara keseluruhan rearisasibelanja pegawai diperkirakan 43,3 persen dari seluruh realisasi pengeluaranrutin dalam REPELITA t dan pada tahun 1974/1975 diperkirakan 42,1 persendari anggaran pengeluaran rutin. perkembangan realisasi belanja pegawai dapatdiikuti pada Tabel IV. 10..
Dilihat dari seluruh pengeluaran rutin, dari tahun ke tahun belanja pegawaimerupakan bagian yang rertinggi dan meningkat terus jumlahnya. Akan tetapidalam perkembangannya dari tahun ke tahun terlihat bahwa hal ini tidak me_rupakan beban yang terlalu berat apabila dibandingkan dengan kemampuanpenerimaan dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan realisasibelanja pegawai yang ditinjau dari proporsi penerimaan dalam negeri telah me-nurun dari 42,6 persen dalam tahun 1969/1970 menjadi 27,g persen dalamtahun 197 3 /1974.
Pengeluaran untuk belanja pegawai dalam tahun 1975/7976 diperkirakanakan meningkat menjadi Rp 602,4 milyar. Dengan anggaran tersebut diperkirakanjumlahnya akan meningkat dengan Rp 197,3 milyar a"tau 4g,7 persen dibanding_kan dengan anggarun tahtn 7974/1975. Kenaikan tersebut disebabkan mulaibufan Januari L975 tunlz;ngan kerja pegawai negeri/ABRl dinaikkan menjadi900 persen dari gaji pokok. Penghasilan pegawai negeri terrendah yang dalamtahun 7974/7975 ditetapkan sekurang-kurangnya Rp 7.500,- mulai bulan Januari1975 dinaikkan menjadi sekurang-kurangnya Rp 10.000,-. Kepada para penerimapensiun diberikan kenaikan uang bantuan pensiun dari 135 persen menjadi 270persen dari penghasilannya, dengan ketentuan bahwa jumlah penghasilan setelahditambah uang bantuan pensiun rersebut diatas yang ienendahadalah sekurang-kurangnya Rp 4.000,-.
Mengingat bahwa kebijaksanaan pcmberian tunjangan bcras yang selama inidr.lalankan oleh Pen.rerintah bermanfaat untuk menjamin ketenangan kerja danmembantu menciptakan stabilisasi harga beras khususnya dan harga pada umum-nya, maka dalam tahun 7975/1976 kebijaksanaan tersebut masih tetap diper-tahankan. Untuk menyesuaikan perhitungan harga beras dengan kebijaksanaanmengenai subsidi pupuk yang baru, maka beras untuk pegawai ncgeri/ABRI diper-hitungkan atas dasar harga yang lebih besar daripada yang diperhitungkan dalamtahun anggaran 1,97 4/197 5.
Dengan pengeluaran untuk gaji dan pensiun yang diperkirakan sejumlahRp 418,7 milyar, berarti akan meningkat dengan Rp 128,3 milyar atau 44,2 persendibandingkan dengan anggaran tahtn 7g74/I975. Demikian juga untuk tunjangan
t t2
zzel Q F I
c r << t r
N
o\
\oN
E
rtr l- c.l \O ltrr-r cD N t.- r{lO - - { + N ' - - i
r r + O - . r r . lF- o ..r r.r o\r . , O \ N N
\ o o \ c o c ! +O . n \ O O f -r^ t- !-r (\
..1 \o \o cn \orr F.r i. f- trla.| a.| !i r-.1
O \ N t - - i h Ni r o \ N + r . '..r o\ ; r-r
r.1 \o t.- co co. ^ o . - , r o +.n t\ Fr !-l
c o + F - c O r rc o \ o o . 6 +
,r (\.] .'| + l,1
\o
i-
t -
i -o.
o
F.q\
c
Rrr
FaYo
t\
F-
I
: ; ' 5 .>9E
O\ rdq r - i E
!?E,*BEF < S
zJt!
l
Ii
,
beras akan meningkat sebesar Rp 44,3 milyar atau 77,6 persen dibandingkandengan tahun sebelumnya.
OIeh karena pengeluaran untuk uang makan/lauk-pauk dan lain-lain belanjapegawai merupakan bagian yang sama pentingnya dalam komponen belanjapegawai dalam rangka kebijaksanarn Pemerintah untuk meningkatkan kesejahtera-an pegawai, maka dalam trhun 197517976 juga mengalami pcningkatan. Hal initercermin dalam kenaikan uang makan/lauk pauk dalam tahrn 7975119'76 yar'gdisebabkan antara lain karena perhitungan harga beras dalam uang makan/laukpauk yang telah disesuaikan dengan perhirungan harga beras bant,
Begitu pula dengan lain{ain belanja pegar,vai dalarn negeri yang didalamnyatelah diperhitungkan honorarium, tunjangan-tunja.ngan dan IainJain pengeluaranbelalja pegawai yang tidak tertampung dalam bclanja gaji dan pcnsiun.
Perincian belanja pegawai sebesar Rp 602,4 milyar terdiri dari gaji danpensiun sebesar Rp 418,7 milyar, tunjangan beras sejumlah Rp 101,4 milyar,uang makrn/lauk-pauk sebesar Rp 42,2 milyar, lainJain belanja pegawai dalamnegeri dan bclanja pegawai lurr negeri masing-masing sr:besar Rp 27,6 milyardan Rp 12,5 milyar.
4.4.2. Belanjz barang
Dalam rencana anggaran tahun kedua REPELITA II pengeluaran belanja
barang perlu ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena belanja barang perlu di-
sesuaikan dengan perkembangan kebutuhan dan keadaan. Sebagai akibat dari
pengutamaan kenaikan gaji sebagai prioritas dalam penyusunan anggaran belanja
rutin, besarnya belanja barang belum sepenuhnya dapat disesuaikan dengan
besarnya keperluan akan belanja barang yang sebenarnya. Oleh karena itu secara
bert:rhap pula diusahakan agar belanja barang tersebut dapat ditingkatkan sesuai
dengan meluasnya pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah.
Realisasi untuk pengeluaran belanja barang selama REPELITA I rata'rltt
merupakan 21,0 persen dari seluruh pengeluaran rutin. Apabila dalam tahun
1969/1970 belanja barang mencapai realisasi Rp 50,3 milyar maka dalam tahun
1973/1974 telah meningkat mencapai Rp 110,1 milyar. Dengan demikian dalam
waktu empat tahun telah mcningkat menjadi 218,8 persen. Anggaran belanja
barang tahun 7974/1975 diperkirakan sebesar Rp 774,7 mrlyzr.
7t4
Petkiraan belanja barang dalam tahun 197 51197 6 adalah sebesar Rp 267,2
milyar. Ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp 92,5 mllyar atus,52,9
persen diatas perkiraan belanja barang tahun L97411975.
Dilihat dad perkembangan tersebut diatas, maka selama REPELITA I
hingga tahun 197+11975, belanja barang menunjukkan kenaikan yang cukup
besar, agar dapat mengikuti perkembangan hasil-hasil pembangunan dan
penyempurnaan aparatur pemerintahan. Namun demikian, karena telah ber
tahun-tahun belanja barang tersebut kurang mendapat prioritas, maka masih
dirasa kekurangannya. Dengan adanya perkembangan kegiatan pembangunan
yang semakin meningkat dan meluas dibutuhkan pula peningkatan biaya
untuk pemeliharaan, pengamanan dan kelancaran jalannya pembangunan
untuk operasi proyek-proyek. Disamping itu dalam usaha untuk penyem-
purnaan aparatur negara dibutuhkan peningkatan jumlah maupun mutu
perlengkapan serta peralatan.
Dalam pelaksanaan penggunaan belanja barang telah dilakukan kebi-jaksanaan untuk mengadakan pembelian barang-barang perlengkapan didalam
negeri, sejauh hal itu dapat memenuhi jenis, mutu serta kwalitas yang
diperlukan.
4.4,3. Subsidi daerah otonom
Pemberian subsidi daerah otonom adalah untuk membantu perluasan
dan penyempurnaan administrasi daerah agar segera dapat menampung
tugas-ftgas pemerintahan umum dan Perkembangan kegiatan pembangunan
yang semakin meluas. Sebagian besar dari jumlah bantuan ini dimaksudkan
untuk gaji dan tunjangan beras pegawai daerah otonom. Seperti halnya
dengan belanja pegawai, peningkatan subsidi daerah otonom €rat hubungan-
nya dengan prestasi kerjx, serta penegekxn disiplin kerja dari setiap pegawai
daerah otonom dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang semakin hrat
akibat dari perkembangan dan meluasnya pembangunan.
Perkembangan subsidi daerah otonom sejak tahun 1969/197o sampai
I
r15
dcngan tahun 197311974 selalu menunjukkan peningkatan. pada akhirREPELTTA I realisasi subsidi daerah otonom telah mencapai jumlah se.besar Rp t08,6 milyar atau kurang lebih 2,5 kali realisasi pelaksanaananggeran tahun pertema. Secara keseluruhan subsidi daerah otonom merupakan komponen yang cukup besar, kurang lebih 17,9 persen dari se-luruh pengeluaran rutin selama REPELITA I. Dalam anggeran tahun197 411975 perkiraan zubsidi daerah otonom adalah sebesar Rp 168,4milyar atau meningkar dengan 55,1 persen dibandingkan dengan realisasi
tahun sebelumnya. Untuk tthun l97ill976 anggaran subsidi daerah otonomakan ditingkatkan lagi sesuai dengan peningkatan belanja pegawai danpenyesueian harga beras, sehingga diperkirakan mencapai jumlah sebesarRp 279,3 milyar, berani meningkat dengan Rp 11O,9 milyar arau 65,9 persendibandingkan dengan anggaran tahun 197 4 / 197 5.
Kenaikan anggaran subsidi daerah otonom disebabkan antara lainoleh adanya kenaikan gaji pegawai Pemerintah Pusat dan kenaikan tun-jangan beras yang berlaku juga bagi pegawai-pegawai daerah otonom,Disa4ping itu karena adanya tambahan guru-guru sekolah dasar dan tam-bahnya tenaga Puskesmas dalam tahun 1975/7976.
4.4.4. Bunga den cicilan hutang
Kebijaksanaan terhadap pengeluaran untuk bunga dan cicilan hutangtetap berpedornan bahwa pembayaran kembali hutang diusahakan untuktidak menjadikan beban yang tidak terlampau berat terhadap ang$uanbelanja negara dan tidak mengganggu program stabilisasi dan kelancaranpcmbangunan. Untuk pelaksanaan pembayaran bunga dan cicilan hutangluar negeri telah dicapai persetujuan dengan hampir semua negara pemberibantuan mengenai penundaan pembayarannya. Terhadap pembayaran bungadan cicilan hutarg dalam negeri pada prinsipnya Pemerintah akan melunasi hutangnya selama hal itu memang menjadi kewajiban Pemerintah.
L
776
Hanya didalam pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kemampuan ke-uangan negara.
Dari realisasi pembayaran bunga dan cicilan hutang selama REpELITA Isebagian besar adalah merupakan realisasi pembayaran bunga dan cicilanhutang luar negeri.
Dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri, pembayaranbunga dan cicilan hutang luar negeri adalah sebesar 5,2 persen dalamtahun 196911970 dan meningkat menjadi 9,6 persen dalzm tahun1971/7972, akan rerapi kemudian menurun dalam tahun 7973/1974 dn1974/197 5 menjadi masing-masing 6,5 persen dan 4,9 persen. Dalam tahun7975/1976 perkiraan untuk pengeluaran pembayaran bunga dan cicilanhutang seluruhnya adalah Rp 74,2 ^nilyar yang terdiri dari pembayaranbunga dan cicilan hutang dalam negeri sebesar Rp 2,5 milyar dan untr:kpembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri sebesax Rp 71,7milyar.
4.4. 5. l,ain-lain pengeluaraa rutin
Dalam perkembangannya lain-lain pengeluaran rutin merupakan kom-ponen yang cukup besar, terurama sejak tahun rerakhir REPELITA I. Hal
ini disebabkan sejak tahun 7973/197+ jenis pengeluaran ini sebagian besarmenampung pengeluaran untuk subsidi impor komersiil atas bahan pangan.
Kebijaksanaan atas subsidi impor komersiil dilaksanakan berdasarkan pe-ngalaman yang menunjukkan bahwa kegoncangan harga pelbagai barangsangat erat hubungannya dengan perkembangan harga bahan pokok terutamabahan pangan. Dengan demikian untuk menjaga kestabilan harga umum, makaperlu diusahakan agar tidak terjadi kegoncangan harga bahan-bahan pokoktersebut. Dalam rangka pengendalian harga bahan-bahan pokok tersebut,terutama bahan pangan, sehingga terjangkau oleh daya beli masyarakat,maka Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan untuk menetapkan harga
atas bahan pangan tersebut. Dengan perkataan lain Pemerintah memberikan
zubsidi atas perbedaan harga impor dengan harga yang ditetapkan olehPe merintah.
Realisasi pengeluaran lainlain tahun 1969/7970 menunjukkan jumlahsebesar Rp 3,9 milyar kernudian dalam tahun 1973/1974 meningkat menjadiRp 155,0 milyar. Sedang angglran tahun 1974/797 5 diperkirakan sebesarRp 131,3 milyar. Dalam tzfitn 7975/1976 direncanakan jumlah lainJainpengeluaran rutin adalah sebesar Rp 243,2 mtlyar. Dari jurnlah tersebutRp 218,4 milyar dipergunakan untuk zubsidi impor komersiil aras be ras,gandum terigu dan gula. Sedang sisanya dipergunakan unruk menampungpengeluaran-pengeluaran yang bersifat non departemental dan yang bersifatkhusus, antara lain untuk biaya Pemilu scbesar Rp 20 milyar, pcnggantiankepada Giro Pos karena rugas pcrbendaharaan dan penggantian untuk suratdinas bebas bea.
4.5. l 'abungan Pemerintah
Selama REPELITA I bagian pengeluaran pembangunan yang dapatdibiayai dari tabungan Pemerintah terus-menerus meningkat, sehingga tahunI973/I974 realisasi tabungan Pemerintah mcncapai 55,5 persen dari seluruhdana pembangunan termazuk banruan proyek atau 73,9 persen diluar ban-tuan proyck. Hal ini adalah berkat hasil usaha yang telah dijalankan dalammeningkatkan peuerimaan dalam negeri dan usaha-usaha penghematan dalampengelu aran rutin.
Dari pelaksanaan anggaran selama REPELITA I dapat disimpulkanbahwa bukan saja tabungan Pcmerintah menunjukkan perkembangan akantetapi laju peningkatannya lebih besar dibandingkan dengan penerimaanbantuan luar negeri. Dengan demikiar. maka bagian daripada pengeluaranpembangunan yang dibiayai dari tabungan Pemerintah menjadi s€makin besar.
Tabungan Pemerintah rahun 7974/1975 diperkirakan sebesa.r Rp,S0l,8milyar atau 65,2 persen dari perkira.an seluruh pengeluaran pembangunanatau 81 ,8 persen darijumlah pengeluaran pembangunan diluar bantuan proyek.Dalam tahtn 1975/1976 tabungan Pemerintah diperkirakan sebesarRp 1.029,8 milyar atau meningkat dengan Rp 628,0 milyar arau 1.56,3 persendibandingkan dengan perkiraan tahun 1974/1975 .
A
118
T r b e l I V . l l .
PERKEMBANGAN TABUNGAN PEMEBINTAH, 79691197O - I97511976
( dalam milyar rupiah )
)
L
K e n a i k a nTahun anggaran Jumbh
Jumlah Persql tasc
A
Repelita I :
1969/1970
1970t1971
197 U1972
1972/197 3
197 3t197 4
Repelita Il '
197 4t 197 5
197 5 /197 6
, , , t
56,4
78,9
401,8 1)
1.O2g,8 2)
+ 29,2
+ 22 ,5
+ 73,6
+ 101,9
r47,4
628,O
+ 107,4
+ 39,9
+ 93,3
r 66,8
++ <,, Q
15 6,3
l ) Angk APBN2) Angkt RAPBN
1500
1200
900
G r a f i k t V . 6 .
PERBANDINGAN TA"BT'NGAN PEMERINTAH DALAM APBN DAN REPELITA1969n970 - t975^n6( dalam milyar rupiah )
197411975 197511976
(APBN) - (RAPBN)
15 00
119
900
1200
A
I
I
I
;
600 600
3003oo
pcrkiraan Repclita
realisasi/perkiraan APBN
fE&I
Iid'{d
,gffi
t97rll972 197211573 r97U1974
Grrfi k IV. 7.
DANA PEMBANGIJNAN, 1969 / 1970 - 1975 I 1976',
( dalarn milyar rupiah )
120
A
t
! - {
1960/1970 r970/19?l
*) Tanpa bonnran proyek
r97vr972 l9nll973 rs73lr974197411915(APBN)
r975lrs76(RAPBN)
r27
4.6, Pengeluaran Pembangunan 1
Perkiraan jumlah pengeluaran pembangunan tahun 1975/1976 akan
mengalami peningkatan dibandingkan dengan anggaran rahun 197 4 / 197 5'Hal
ini didasarkan atas perkembangan tingkat pembangunan selama REPELITA I
sampai dengan pelaksanaan Lngparrr tafun L9741797 5 ' Oleh karena kebu-
tuhan hidup yang harus dicakup dalam pembangunan sangat luas' maka
mengingat kemampuan Pemerintah yang terbatas, pembangunan yang dilak-
sanakan dalam REPELITA I.@i'
Dengan berhasilnya pelaksanaan pembangunan selama REPELITA I da-
lam meningkatkan hasil- hasil dibidang ekonomi, maka dimungkinkan penye-
diaan pemliayaan pembangunan yang lebih luas bagi bidang'bidang lainnya'
Dalam pada itu menginjak tahap REPELITA II sasaran pengeluaran pem-
bangunan diarahkan pula pada bidang - bidang lain seperti sosial budaya'
politik dan peruhanan keamanan nasional'
Peningkatan pengeluaran pembangunan tahtn \97517976 diarahkan
untuk mencapai sasaran yang merupakan kelanjutan daripada REPELITA I
dan tahun pertama REPELITA II, yaitu perbaikan kesejahteraan rakyat
banyak. Dalam pada itu pembangunan dibidurg ekonomi dititik beratkan
pada sektor pertanian dan peningkatan industri yang mengolah bahan
mentah menjadi bahan baku'
Seiring dengan inr pembangunan bidang-bidang sosial budaya' poliuk
dan pertahanan k."."n* nasional ditingkatkan sejalan dengan kemajuan-
kemajuan yang dicaPai.
Perkembangan pembangrrnan berarti peningkatan pertumbuhan produksi'
perluasan kesempatan kerja dan kesanggupan unmk lebih meratakan pem-
bagian kembali hasil-hasil pembangunan keseluruh daerah-
Pembangunan untuk daerah dilalsanakan melalui banuran pembangunan
yang pada umumnya merupakan proyek-proyek InPr's' BanNan tersebut
dilaksanakan melalui bentuk bantuur pembangunan desa' bantuan pem-
bangunan kabupaten dan bantuan pembangunan Dati I' Maksud daripada
bantuan ini adalah untuk memperhras pengikut sertaan lapisan masyaraket
dalam kegiaun pembangunan. Disamping itu diharapkan pula usatra ini akan
memberikan perluasan kesegrpatan kerja bagi masyarakat pedesaan terutarna
petani, nelayan, pekerja-pekerja kerajinan rakyat dan lain sebagainya'
- , .
122
Tabe l IV .12 '
PERKEMBANGAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN, I}'
196911970 - 197511976( dalarn milYar mPiah )
Kena i kanTahun anggaran Jumlah
Jumlah Persentase
A
Repelita I :
19691r970
1970/197r
r97l l l972
7972/1973
797 t/197+
Repelita II :
r974/r975
797511976
92,9
128,1
150,9
235,9
336,8
+go,9z)
1.050,03)
+ 35,2
+ 22,8
+ 85,0
+100,9
+154,1
+559 ,1
38,0
r7,8
56,3
+2,8
+ 45,8
+ 1139
.1
1) Diluat bantuan Proyek
2) Angha APBN
3 ) A n g k a R A P B N
t23G r r f i k I V . 8 .
PENGELUARAN PEMBANGITNAN, 1969 / 1970 - 1975 I 1976*l( ddrm milyrr rupiah )
A
-1
r9€A970 reTo/le?r l97r/r972
*) trnpa bantu.n ptoyck
197411975 19151t976(APEN) (RAPBN}
1972/1973 1973/1974
A.
r2+
Berhasilnya usaha tersebut akan sangat berpengaruh terhadap tingkatkehidupan masyarakat daerah dan memberikan landasan yang kuat bagitahap pembangunan berikutnya.
Disamping itu sejalan dengan pembangunan dibidang ekonomi selainbidang pertanian telah dimulai pembangunan dibidang prasarana perhu-bungan dan pertambangan. Sektor sosial budaya termasuk sektor pendi-dikan, kebudayaan dan pembinaan generasi muda sejak tahtn 1974/!975telah mulai dilaksanakan, dan dalam tafin 797511976 akan makin diting-katkan, termasuk program pembangunan Sekolah Dasar. Begitu pula terhadappemberian fasilitas bagi sekolah-sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Jenis bantuan pembangunan yang lain yang bersifat sosial adalah pem-bangunan untuk penyediaan fasilitas-fasilitas kesehatar masyarakat danperbaikan pemeliharaan kesehatan rakyat serta pengembangan kehidupankerokhanian. rf
Dalam tahun 197411975 jenis pengeluaran pembangunan melalui pe-nyertaan modalPemerintah realisasinya diperkirakan meningkat dibandingkandengan tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan tingkat pembangunan dima-na banyak dibutuhkan permodalan bagi perusahaan negara dan swasta untukikut serta dalam kegiatan pembangunan, terutama dalam usaha-usaha vital.Usaha ini telah sangat membantu mempercepat proses peningkatan kegiatanekonomi.
Perkiraan pengeluaran pembangunan dalam talrun 1975/7976, dilu:ubantuan proyek, sebesar Rp 1.O5O,O milyar dircncanakan antara lainuntuk pengeluaran pembangunan Departemen/Lembaga rermasuk Departe_men Hankam sebesar Rp 467,6 milyar, pengeluaran pembangunan untukdaerah sebesar Rp 164,0 milyar, bantuan pengembangan Sekolah Dasarsebesar Rp 49,9 milyar, bantuan sarana kesehatan (puskesmas) termasukpenyediaan obat-obatan sebesar Rp IS,Z milyt, subsidi impor pupuk sebesarRp 187,0 milyar, pengeluaran untuk penyertaan modal Pemerintah sebesarRp 112,7 milyar, lainLain pengeluaran pembangunan diperkirakan sebesar
Rp 59,6 milyar. Pengeluaran pembengunan dari bantuan proyek diperkirakans€besar Rp 218,4 milyar, Dengan demikian seluruh pengeluaran pembangun-ao tahun 197511976 direncanakan sebesar Rp 1.268,4 milyar.
Ditinjau pengeluaran pembangunan secara sektoral maka pengelolaanpengeluaran pembangunan, termasuk bantuan proyek, sebesar Rp 1.268,4milyar antara lain diperuntukkan bagi sektor pertanian dan pengairansebesar Rp 315,3 milyar, sektor pembangunan regional dan daerah sebesarRp 168,7 milyar, sektor perhubungan dan pariwisata sebesar Rp 156,5 mil-yar, sektor pendidikan, kebudayaan nasional dan pembinaan generasi muda
-1
L Z )
,A
sebesar Rp 119,5 milyar. Selanjutnya pengeluaran pembangunan untuk sektor
lainnya juga mengalami peningkatan dalam tahun anggaran 197511976
Pengeluaran pembangunan untuk sektor regional dan daerah sebesar
Rp 168,7 milyar tersebut, Rp 164,0 milyar digunakan untuk pembangunan
daerah dalam bentuk :
Bantuan pembangunan desa sebesar Rp 15 '9 milyar ;
Bantuan pembangunan Kabupaten sebesar Rp 59,1 mtlyar ;
Bantuan pembangunan DATI I sebesar Rp 52,3 milyar ;
Bantuan pembangunan Irian Jaya sebesar Rp 5,0 milyar ;
Pembangunan melalui Ipeda sebesar Rp 31,7 milyar'
Dengan berhasilnya bentuk-bentuk bantuan pembangunan untuk daeralr
selama REPELITA I maka dalam pelaksanaan anggaran iahtn 197411975 telah
ditingkatkan jumlah bantuannya menjadi masing-masing dua kali l ipat' Kenaikan
tersebut sejalan dengan perkembangan tingkat pembangunan dan karena pe-
ngeluaran sektor ini telah menunjukkan hasil-hasil yang nyata'
Bantuan pembangunan desa yang dalam REPELITA I tahun pertama sebesar
Rp 2,6 milyar meningkat menjadi Rp 5,7 milyar dalam tahun 197317974' mal<a
dalam REPELITA II tahun pertama dinaikkan menjadi Rp 11,4 milyar' dan untuk
trhun kedua (197511976) bantuan tersebut diperkirakan akan meningkat men-
jadi Rp 15,9 milyar. Demikian juga untuk pengcluaran bantuan pembangunan
Kabupaten dimana realisasi tlhun terahhir REPELITA I sebesar Rp 19'2 milyar
telah meningkat menjadi Rp 42,5 milyar dalam tahun L974ll975 Sedang untuk
tahun anggaran 7975/fg76 diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 59'1 milyar'
Pengeluaran pembangunan untuk bantuan pembangunan DA't'l I menurut
p..ki.""n APBN 197411975 adalah sebcsar Rp 42,7 milyar dan dalam ta-
l,,rn nngg"rrlt I97511976 diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 52'3
mill '11.
Dengan berhasilnya pelaksanaan pembangunan untuk bantuan pembangunan
daerah selama REPELITA I, terutama dalam bantuan pembangunan desa dan
bantuan pembangxnan Kabupaten, maka bantuan pembangunan desa ditingkatkan
menjadi sebesar Rp 200.000,- Per desa pada tahun 797417975' Kebijaksanaan ini
selama REPELITA II akan dilanjutkan dan dalam tahun 7975/7976 besarnya
ba4tuan akan ditingkatkan menjadi Rp 300.000'- per desa' Sedangkan dalam hal
bantuan pembangunan Kabupaten yang dalam tahun anggaran 1974/7975
t26
A
sebesar Rp 300,- per kapita, dalam tahun anggaran 1975/1976 akan dinaikkan
menjadi Rp 400,' per kapita. Bantuan pembangunan DATI I dalam tahun
797 5/lg7 6 masing-masing akan dinaikkan dengan minimum Rp 750'- juta per
Propinsi.
Selain dari pada itu melalui pembiayaan proyek - proyek Inpres oleh
pemerintah telah ditingkatkan bantuan pengembangan sekolah Dasar dan bantuan
sarana kesehatan yang m€rupakan jenis pembangunan khusus untuk daerah'
Dalam tahun 7g7511976 bantuan pengembangan Sekolah Dasar akan dinaikkan
menjadi Rp 49,9 milyar dan bantuan sarana kesehatan' termasuk penyediaan obat-
obatan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 15,2 milyar'
Meluasnya lapisan masyarakat yang diikut sertakan dalam kegiatan pem-
bangunan melalui bantuan pembangunan desa, kabupaten, DATI I dan proyek-
proyek Inpres lainnya telah mewujudkan penyebaran pembagian pendapatan
sampai kedaerah daerah. Program bantuan pembangunan ini terutama ditujukan
pada bidang irigasi, pengerukan sungai, pencegahan banjir dan infra struktur
seperti jalan, jembatan didaerah daerah, yang mempunyai ptnfruh-poliiip'
terhadap kelancaran hubungan antai kota kabupaten/kotamadya, yang secara
Iangsung menunjang kegiatan pembangunan didaerah daerah'
Penerimaan Ipeda yang sejak tahun 1972/1973 dimasukkan kedalam APBN
baik sebagai penerimaan negara maupun sebagai pengeluaran negara telah dapat
memberikan sumbangan yang makin meningkat bagi terciptanya dana pembangun'
an daerah. Dengan makin meningkatnya jumlah penerimaan Ipeda setiap tahun
maka proyek-proyek daerah yang dibiayai dari dana Ipcda juga telah bertambah'
Secara keseluruhan pengeluaran pembangunan untuk daerah terus meningkat'
Apabila tahun 1g7o/1g71 jumlah pengeluaran pembangunan untuk daerah
baru mencapai Rp 32,7 milyar, maka pada tahun 1973/797+ ( akhir tahun
REPELITA I ) telah rnencapai Rp 63,5 milyar atau rneningkat menjadi 209'5
persen. Kemudian pada tahun pertama REPELITA II meningkat menjadi 182'2
persen dibandingkan tahun 197317974. Dalam tahun anggaran 1'975/1976 per'
kiraan jumlahnya meningkat menjadi Rp 164,0 miiyar atau 131'4 persen di-
bandingkan tahun sebelumnya'
Kegratan pPr'llJ,jngunan menurut sektor yang dilaksanakan melalui ang-
garan pembang,Lirar, termasuk bantuan proyek, tahun 1975 / 7976 adaLah
_ r f
127
A
L
,
3.
4.
) -
6.
7.
sebagai berikut :
SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN
Sub Sektor Pertanian
Sub Sektor Pengairan
SEKTOR INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN
Sub Sektor Industri
Sub Sektor Pertambangan
SEKTOR TENAGA LISTRIK
Sub Sektor Peningkatan Tenaga Lisuik dan Gas
SEKTOR PERHUBI,JNGAN DAN PARIWISATA
Sub Sektor Perhubungan
Sub Sektor Pariwisata
SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI
Sub Sektor Perdagangan
Sub Sektor Koperasi
SEKTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Sub Sektor Tenaga Kerja
Sub Sektor Transmigrasi
SEKTOR PEMBANGUNAN BEGIONAL DAN
DAERAH
Sub Sektor Desa dan Daerah
Sub Sektor Tata Ruang
(dalam ribuan rupiah)
3r5.296.0OO
219.972.000
95.384.000
r12 .951 .000
44.601.OO0
68.350.000
93.220.000
93.220.OOO
,156.470.000
t54.972.000
1.498.000
5.618.000
4.067.OOO
1.5 51 .000
L4.7t3.OOO
1.310.000
13.403.000- t
168.680.000
t66.+2+.AOO
2.256.O0O
8. SEKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAAN
TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
Sub Sektor Agama dan KePercaYaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL
DAN PEMBINAAN GENERASI MUDA
Sub Sektor Pendidikan Umum dan
Pembinaan Generasi Muda
Sub Sektor Pendidikan dan Latihan
Institusionil/Kedinasan
Sub Sektor KebudaYaan
SEKTOR KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA
DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Sub Sektor Kesehatan
Sub Sektor Keluarga Berencana
Sub Sektor Kesejahteraan Sosial
SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT DAN
PENYEEIAAN AIR MINUM
Sub Sektor Perumahan RakYat
Sub Sektor Air Minum dan Kesehatan
Lingkungan
SEKTOR TERTIB HUKUM DAN
PEA{BINAAN HUKUM
Sub Sektor Tertib Hukum
Sub Sektor Pembinaan Hukum Nasional
SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN
NASIONAL
Sub Sektor Pertahanan dan Keamanan Nasional
728
( dalam ribuan ruPiah)
3.160.000
3.160.000
119 .5 3 3 .000
ro2.232.OOO
12.3+3.OOO
4.958.000
40.727.0OO
30.562.000
8.280.000
r.885.000
18.223.000
8.327.O0O
9.896.000
5.827.OOO
5.557 .000
270.OOO
26.O23.0OO
26.023.O00
9.
10.
I
(
1 1 .
12.
13 .
129
74.
15 .
SEKTOR PENERANGAN DANKOMUNIKASI
Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi
SEKTOR PENGEMBANGAN ILMU DANTEHNOLOGI, PENELITIAN DANSTATISTIK
Sub Sektor Pengembangan Ilmu danTehnologi
Sub Sektor Penelitian Umum
Sub Sektor Penelitian Iirstitusionil
Sub Sektor Statistik
SEKTOR APARATUR NEGARA
Sub Sektor Prasarana LembagaTertinggi/Tinggi Negara
Sub Sektor Aparatur Pemerintahan
Sub Sektor Keuangan Negara
SEKTOR PENYERTAAN MODALPEMERINTAH
Sub Sektor Penyertaan Modal Pemerintah
( dalam ribuan rupiah )
10.590.000
10.5 90.000
20.873.000
2 .727 .500
1 .5 03 .5 00
15 .+19 .000
7.223.OOO
37.146.000
2.2t6.OAO
27.9LO.OOO
7.020.000
119.3 50.O00
119.3 50.000
I
I r6.A
17 .
t - - J UMLAH 1.268.400.000
l
130
A
4.7. Pengawasan Keuangan Negara
Dalam perkembangan sejarah keuangan negara sejak Pemerintah Orde
Baru, telah disadari bahwa pengawasan dan penertiban terhadap pelaksanaan
keuangannegaraperluterusdi t ingkatkan.Lebihlebihdidalamusahauntukmensukseskan pelaksanaan anggaran belanja pembangunan dalam REPELITA I
dan selanjutnya.
Sejalan dengan pokok kebijaksanaan tersebut, fungsi pengawasan telah
ditingkatkan pada proporsi yang seharusnya diantara fungsi perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan Fungsi perencanaan, pelaksanaan dan peng-
awasan pada dasarnya merupakan suatu proses yang saling rnengisi dan saling
kait mcngait didalam mencapai tujuan terten ' Dengan demikian fungsi
pengawasan merupakan alat pengaman yang utama bagi berhasilnya pelaksana-
"n *ra rencana, karena hasil-hasil pengawasan pada akhirnya dipakai sebagai
dasar didalam usaha untuk menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan.
Un k melaksanakan tugas-tugas tersebut t€lah ditencukan wadah bagi
tugas pengawasan dalam organisasi dan tata kerja pengawasan keuangan negara'
Pembentukan Inspektorat Jendral bagi tiap-tiap depattemen dimaksudkan
untuk membantu Menteri dalam menyelenggarakan pengawasan intern de-
partemen. Didalam perkembangannya unruk menjaga adanya koordinasi
dalam tugas pengawasan, benruk dan cara pengawasan' organisasi tersebut
terus menerus disempurnakan'
Dalam tahun 7g77/7972 telah dilakukan penyempurnaan bidang tata
kerja yang meliputi perumusan fungsi Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan
Negara serta perubahan dan tambahan atas struktur organisasinya Disamping
itu dipertegas perumusan fungsi daripada lnspektorat-lnspektorat Jendral
departemen.
Dengan demikian maka pengawasan umum atas penguasaan dan pengurus-
an keuangan negara dilakukan oleh Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan
Negara DePartemen Keuangan. Sedang terhadap Pengawesan khusus terutama
terhadap "ngg".*
pembangunan (proyek-proyek pembangunan) telah diada-
kan koordinasi antara Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara dengan
Inspektorat Jcndral dePartemen
{
731
Tujuan dari koordinasi tersebut adalah dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan efesiensi pengawasan sehingga tidak terjadi pemeriksaan yang
berulangkali atas suatu obyek pemeriksaan yang sama. Untuk mencapai tujuan
tersebui maka telah disepakati adanya keseragaman dalam sasaran pemeriksaan'
cara pemeriksaan, cara pelaporan dan bentuk laporan'
Dengan adanya keseragaman tersebut maka laporan hasil pemeriksaan
dapat disisun dalam "bahasa" yang sama dan saling mengisi atau melengkapi'
Berdasarkan laporan hasil pemetiksaan Inspektorat Jendral dan Direktorat
Jendral Pengawasan Keuangan Negara dapat disusun suatu kompilasi Iaporan
yang menyeluruh dan dapat mencakup jangkauan yang lebih luas' Dari kom-
pil"ri l"pot"n ini dapat diketahui adanya penyimpangan-penyimpangan dan
ha-batan dalam pelaksanaan APBN yang perlu mendapat perhatian dari
masing-masing departemen untuk melakukan tindakan-tindakan, baik yang
bersifat administratif Proseduril maupun yang bersifat justisionil'
Dalam pada itu di tiap-tiap propinsi telah dibentuk pula Inspektorat
Daerah sebagai perangkat Gubernur KDH yang bertugas untuk mengawasi pe-
laksanaan APBD, baik rutin maupun pembangunan. Khusus untuk melaksana-
kan fungsi pengarnanan atas berbagai proyek pembangunan, Presiden telah
mengangkat Inspektr:r'Inspektur Jendral Pembangunan'
Pengawasan Preventif
Sejalan dengan perkembangan pembangunan dan meningkamya jumlah
anggalran yang harus dilola oleh aparatur negara dalam rangka pelaksanaan
anggaran pembangunan, maka diperlukan pengawasan yang efektif' Pengawas-
"n-y"ng efektif mem..lukan informasi yang selengkap mungkin untuk me-
laksanatannya. Untuk itu diperlukan sistim administasi keuangan yang baik
dan pada dasarnya dapat diperoleh dengan memberikan ketenuan dan
pedoman yang jelas dan baik Pula.
Informasi yang lengkap, cepat dan mutakhir merupakan alat pengawasan
dalam pengel,'laan keu angan negara agar dapat diambil tindakan yang tepat
d"n ,.t.rr, Pada hakekatnya setiap tindakan yang menuju kepada perbarkan
administrasi dan memaksakan ditaatinya Peraturar-Peraturan keuangan mem-
punyai arti pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang merugikan
negara,
A
,(
732
A
Pengawasar preventif merupakan pengawasan yang dilakukan sebelum
tindakan dijalankan ymg pada hakekatnya tercermin didalam tatacara yang
harus ditempuh dalam melakukan suatu tindakan. Dalam bentuk nyatanya
pengawasan preventif ters€but meruPakan berbagai macam Peraturan/keten-tuan, misalnya ketentuan bahwa dalam pelaksanaan anggaran pembangunan
harus mempergunakan DIP, ketentuan bendalrarawan menyelenggarakan buku
kas umum dan cara-cara mengerjakannya ; penegasan kembali tentang
kewajiban untuk mempergunakan kantor lelang negara dalam penjualan/
pemindahtanganan barang-barang yang dimiliki negara ; larangan membayar
langsung jasa giro kepada bendaharawan ; ketentuan mengenei standardisasi
kendaraan bermotor, perumahan serta mangan kantor ; ketentuan-ketentuan
mengenai pedoman pelaksanaan anggaran APBN dan cara memPeranggung-
jawabkannya serta mulai digunakannya sistim DIK dalam anggaran rutin'
Penyempurnaan ketentuan/peraturan dalam bidang keuangan negata' me-
rupakan pula peningkatan pengawasan preventif.
Pengawasan preventif terhadap kekayaan negara yang dipisahkan di-
laksanakan dengan mengadakan pembagian fungsi dalam unit masing-masing'
Demikian juga penyusunan Pedoman Penyusunan Anggaran Perusahaan adalah
merupakan usaha dalam rangka pengawasan preventif.
Penentuan tentang tata cara pengalihan bentuk perusalraan menjadi
Persero atau Perjan merupakan tindakan Pengal'vasan preventif, yaitu menjaga
agai hanya perusahaan yang benar-benar mempunyai prospek yang baik dan
memberikan kzuntungan yang dijadikan Persero.
Pengawasan Represif
Dalam pengawasan represif tekanan diarahkan pada pemeriksaan dan
penilaian t..i,udap sua pelaksanaan yang telah dilakukan' Untuk itu peng-
awasan pelaksanaan keuangan negara dilakukan dengan pemeriksaan rutin
dan khusus. Pemeriksaan rutin mencakup bidang pelaksanaan APBN dan
APBD dan meliputi pemeriksaan terhadap bendaharawan rutin Pusat, benda-
harawan penerima, proyek'proyek REPELITA, bendahatawan rudn daerah
dan proyek-proyek daerah.
Apabila dalam tahun pertama REPELITA I sasaran pemeriksaan hanya
ditujukan terhadap kebenaran saldb kas pada seseorang bendaharawan' maka
dalam tahun-tahun selanjutnya sasaran tersebut diperluas sesuai dengan tahap
A
1 3 3
peningkatan pengawasan, Sasaran pemeriksaan pada saat ini mulai diarahkan
terhadap posisi kas, kelengkapan dan kebenaran daripada administrasi
keuangan yang diselenggarakan bendaharawan, kebenaran penggunaan uang,
kelancaran pembiayaan dari DIP/DIK sampai pihak ketiga, kemungkinan
penyimpangan pembiayaan, pckerjaan fisik pembelian dan kebenaran angka
sisa anggaran pembangunan.
Dari hasil pemcriksaan rutin dapat diketahui adanya gejala penyimpangan
tertentu, Untuk menilai apakah gejala penyimpangan tersebut merupal{an
gejala insidentil atau gejala umum, maka dilakukan pemeriksaan khusus.
Pcmeriksaan khusus dilakukan untuk mengetahui kebenaran suatu fakta
ter tentu pada saat Lcr tentu,
Hasil pemeriksaan tersebut dapat diikuti pada Tabel IV. 13. dengan
catatan bahwa data pemeriksaan lainnya dari hasil pemeriksaan khusus pada
akhir tahun anggaran 196911970 tidak dapat dikemukakan karena sasaran
pemeriksaannya pada waktu itu hanya memeriksa kebenaran saldo kas pada
bendaharawan. Tabel tersebut menunjukkan bahwa telah ada perbaikan dalarn
mentaati peraturan keuangan yang berlaku. Selain itu digambarkan pula bahwa
proyek REPELITA yang dapat diperiksa dalam rangka pemeriksaan khusus,
telah mcningkat dari tahun ke tahun. Adapun gambarannya adalah sebagai
berihut ,
Tahun 1969 /1970 :759 p roye l ( a tauPelita
T ahu,n 797O11977 : 99? proyek atau
20,18% dari seluruh proyek
42,260/o dart selur-uh proyekPelita
- Tahun I97lll972 : 1.483 proyek arau 7 7,600/o dari seluruh proyek
Pelrta'l ahln 197211973 t 1.791 proyek atau 80,89% dari seluruh proyek
Pelita
Tahrn 1973/!97+ | 7.956 proyck atau 80,06%'dari selurul.r proyek
Pelita *)
*) Angka scmentara.
Ditilik dari segi penyimpangan yang diketemukan dalam pemeriksaan,
ternyatabahwa jumlah penyimpangan-penyimpangantersebut sudah berkurang.
Walaupun demikian penyimpangan ini tetap akan mendapat perhatian aparat
pengawasan agar gejala-gejala penyimpangan yang dapat membahayakan dapat
dihindari dan selaniutnva ditertibkan,
134
E
I
F iz ? d i + ! i
F,l
v
on( q- \6 Ft :
e 9Qi a t hZ a o- ( , ' :: P ;! . V X? z
dzu r 3Y E:<clEEI
FI
A
)f
r J )
T a b e l I V . 1 4 .
RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA5 197511976
( dalam milyar rupiah )
Penerimaan Jumlah Pengeluaran Jumlah
{
A. DALAM NEGER1
L Pajak Inngsung
l. Pajak Pendapatan
2. Pajak Perseroan
3. Pajak-Perscroan-Minyak
4 . M P O
5 . I P E D A
6. Lain - lain
II. PajakTidak.Lanssung
l. Pajak Penjualan
2. Pajak-Penjua-Ian-Impor
3 . C u k a i
4. Bea Masuk
5. Pajak Ekspor
6 Pener imaan-Minyak.Lainnya-31,1
A . R U T I N
L Belanja P€gawai
l. Tunjangan Bcras
2, Gaji/Upah/Pensiun
3. Biaya makan (lauk-pauk)
4. Lain-lain-Belanja-Pe6awai-
Dalam-Ncgeri
5, Belanja Pegawai Luar NeBcri
lI. Belanja Barang
1 Dalam Negcri
2, Luar Ne8eri
UI. Subsidi/Perimbangan Keuangan
Daerah
.1, Ir ianJaya
2, DaeFh Otonom lainnya
IV, Bunga & Cicilan Hutang
l. Dalam Neseri
2. Luar Negeri
V. Lain - lain
B. PDMBANGUNAN
l. Pembiayaan .Ja.lam Rupiah
2. BanLuan Proyek
2.496,r
1.86?,5
125,6
1.540,0
r04,8
3l,7
13 ,0
109 ,9
90,2
71 ,7
1.466,3
602,4
101 ,4
4t8,7
42,2
27,6
12,5
267,2
22,5
279,3
19,7
259,6
7 4,2
7 t , 7
243,2
1.268,4
1.050,0
2ta,4
7. t ain - lain
IIt, Penerimaan.Non-Tax
2 l , 0
57,0
B. PEMBANGUNAN
L Bantuan Program
2, Bantuan Proyek
238,6
20,2
218,4T
J U M L A H 2 ,? 34 ,7 J U M L A H 2 .?34 ,7
MONETER DAN PERBANKAN
r.
BAB V
PERKEMBANCAN MONETDR DAN PERKREDITAN
5.1. Pokok-pokok kebijaksanaan moneter dalain III1PELITA I dan sasaran ke-
bijaksanaan dalam REPELITA IL
Kebijaksanaan moneter dalam REPELITA I terutama ditujukan kearah
usaha menciptakan stabilisasi dan pemulihan kepercayaan masyarakat kcpada
lembaga-lembaga heuangr.n. Usaha menciptakan stabilisasi merupakan kondisi
yang diperlukan dalam pembangunan ekonomi. Sclanjutnya berhasilnya pem-
bangunan ekonomi dengan azas stabilisasi memetlukan adanya suatu kebijak-
sanaan moneter yang tepat. Beberapa rangkaian hebijaksanaan moneter telah
ditempuh antara lain dibidang perkreditan, yang meliputi penyehatan dan
penyempurnaan lembaga perkreditan dan keuangan, Pengaturan arah dan
jumlah kredit, penyesuaian tingkat bunga pinjaman dan simpanan, usaha
pengerahan dana dari masyarakat melalui deposito berjangka, Tabanas dan
Taska, pengaturan didalam likwiditas perbankan dan beberapa kebijaksanaan
moneter lainnya. Usaha-usaha tersebut telah menurlukltan hasilnya yang
menggembirakan. Perkembangan harga-harga umum dalam REPELITA I
menunjukkan tingkatan yang relatif stabil. Hal ini antara lain mencerminkan
adanya keseimbangan dalam permintaan dan penawaran likwiditas moneter
dalam masyarakat.
Didalam REPELITA II sasaran kebijaksanaan moneter telah makin di-
perluas. Disamping tetaF mempertahankau stabilisasi kebijaksanaan yang di-
tempuh pada pokoknya meliputi peninghatan laju pembangunan ekonomi
melalui usaha peningkatan tabungan, mendorong perluasan kesempatan kerja
dan pemerataan pendapatan masyarakat. Usaha meningkatkan peranan per-
l<reditan dalam pembangunan di tempuh melalui penyempurnaan lembaga-
lembaga perkreditan bank dan pcngembangan lembirga-lembaga heuangan lain-
nya. Pengembangan lembaga-lembagn keuaugan ini diperlukan dalam rallgka
usaha persiapan pembentukan pasar uzrng dau rnodal sebagai sumber pembiaya-
an pembangunan yang tidak bersifat inflatoir' Lembaga-lembaga keuangan ter-
sebut berfungsi menyediahan fasilitas kreditjangka menengah dan paniang yang
sangat diperlukan bagi rehabilitasi dan perluasau perusahaan disamping fasilitas
kredit yang telah tersedia dari sektor perbankan. Selain dari pada itu lembaga
keuangan tersebut dapat berrindek sebagai penerbit dan perantara dalam
I t o
t
.t
737
jual-beli surat berharga di pasar uang dan modal, melakukan penyertaan modaldalam perusahaan dan memberikan jasa berupa jaminan terhadap pengeluaransurat-surat berharga.
Lembaga-lembaga keuangan lainnya seperti lembaga perasuransian terusditingkatkan, mengingat peranur usaha perasuransian tidak hanya terbataspada perjanjian proteksi untuk menjamin kelancaran dan kelangsungan prosespembangunan, tetapi juga dari sektor ini diharapkan penyediaan dana untukpembiayaan pembangunan. Dalam rangka meningkatkan modal dan manage-ment perusahaan asuransi, khususnya perusahaan asuransi kerugian, perludidorong usaha-usaha kearah penggabungan perusahaan asuransi. Usaha penggabungan ini dapat dilakukan dengan kerja sama dengan perusahaan asuransi
asing yang telah mendapat izin usaha. Dalam rangka kerja sama tersebut telahdiperhatikan pula masalah jangka waktu lndonesianisssi baik dalam pemilikansaham dan hak suara maupun dalam management perusahaan.
Dibidang kebijaksanaan kredit perbankan tetap ditempuh kebijaksanaanpemberian kredjt secara selektif dalam mengatur jumlah dan pengarahannyadalam perekonomian. Pemberian kredit bagi golongan ekonomi lemali senanti-asa terus ditingkatkan berupa kredit investasi kecil maupun kredit modalkerja permanen. Dengan adanya perkembangan harga-Jrarga umum yang ku-rang menguntungkan pada bulan-bulan pertama tahun 1974 maka padatanggal 9 April 1974 telah diambil serangkaian kebijaksanaan anti inflasi yangmeliputi kebijaksanaan perpajakan, perdaga-ngan dan moneter. Dibidang mo-ncter dan perkreditan usaha tersebut meliputi pengendalian dan penyesuaianjumlah kredit dan tingkat bunga kredit, penyesuaion tingkat bunga depositoberjangka dan diadakan program deposito berjangka baru yang berjangkawaktu 24 bulan dan 18 bulan, pemeliharaan likwiditas perbankan danpengaturan penerimaan dana luar negeri melalui sektor perbankan, lembagakeuangan dan petusahaan swasta.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan lersebut diatas telah memberikan hasilnyayang positip, dimana tingkat kenaikan harga dalam masa betikutnya me-nunjukkan penumnan.
Usaha pembentukan pasar uang dan modal telah diawali dengan ter-selenggaranya pasar uang antar bank yang terorganisir mulai 1 April 1974.Dengan adanya pasar uang antar bank ini, maka keperluan bank-bank yangkekurangan dan kelebihan dana dapat dipenuhi secara mudah dan cepat.
.t
138
.{.
5.2. Perkembangan jumlah uang beredar dan sebab*ebab perubahannya,
Usaha tercapainya pelaksanaan pembangunan dengan stabilisasi sebagianterletak dibidang kebijaksanaan moneter, dalam hal ini ialah usaha mempe-
ngaruhi perkembangan jumlah uang beredar. Pengaturan didalam jumlah uang
beredar mempunyai kaitan yang luas dengan keperluan mempertahankan
stabilitas harga, kepentingan menjaga keseimbangan dalam neraca pembayar-
an maupun dengan unsur penerimaan dan pengeluaran negara. Selanjutnya
peranan jumlah uang beredar tidaklah cukup dilihat dari sudut pertambahan-
nya yLng meningkat sebagai indikator kwantitatip yang merupakan akibatlangsung dari pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi penting pula dilihat dari
sudut sebab-sebab perubahannya sebagai pencerminan arah dari pertambah-
an uang beredat didalam alokasi sumber-sumber ekonomi secara effisien.
Dalam masa lalu sebelum dilancarkannya usaha stabilisasi oleh Pemerintah
pada tahun 1966, jumlah uang beredar baik perkembangan maupun sumber
pertambahannya telah menimbulkan inflasi yang panjang, dan merupakan
sumbet kesulitan ekonomi masa itu.
Perkembangan jumlah uang beredar sejak dimulainya REPELITA I
senantiasa menunjukkan peningkatan, sejalan dengan pertumbuhan dan mone-
tisasi perekonomian. Sedangkan pengaruhnya terhadap harga telah dapat
dikendalikan pada tingkatan yang wajar dan aman bagi pembangunan'
Dalam REPELITA I, sejak tahun 1969/1970 sampai dengan tahun
1973/197+ jumlah uang beredar tiap tahunnya senantiasa bertambah. Dalam
keseluruhan tahun REPELITA I kecuali pada tahun terakhir, tingkat kenaikan
harga senantiasa iebih kecil dari tingkat pertambahan jumlah uang beredar'
Hal ini merupakan indikasi nyata meningkatnya kepercayaan masyarakat
terhadap mata uang rupiah. Dilihat dari komposisi uang, hal yang menggembi-
rakan telah terjadi. Jumlah uang giral telah makin berkembang berangsur-
angsur naik dari 38 persen pada akhir Maret 1969 menjadi 46 persen pada
akhir Maret I97 4,dzri jumlah peredaran uang. Hal ini merupakzn salah satu
pencerminan dari meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada lembaga
perbankan,
Kebijahsanaan anti inflasi yang dilancarkan Pemerintah pada ta^rggal
9 April 1974 pada hakekatnya ialah sebagai usaha pengendaliar, jumiah uang
beredar agar terdapat perimbangan yang wajar dengan petkemb angan hatga.
Tabe l V .1 .
PERKEMBANGAN JUMI-AH UANG YANG BEREDAR
1969/1970 - r9741L975( dalam milyar rupiah )
rt9* )
JumlehPers.trtarc
Lenaika.trUeng
% Uq
kaltrl dralAthir waLtu
^
1969/t9?0
r970/197r
197 | 1r972
t9721r975
|97nlr97 4
r97 41r975
{eret 126'3
M.ar€t 166,8
J u n i 176 '4
Scpterobrr 182,3
Des€mber 195,5
Mar r t 208 '4
KoEulatil
J u n i 2 1 7 ' 8
Scptembd 243,1
Desember 271,7
M a r e t 2 9 1 , 1
KuDulatif
J u n i 3 3 1 ' 6
S€ptedber 350,8
I)esedber a7b,0
M a r e t 4 2 1 , 1
Kumolatif
A p r i l 4 2 5 ' +
M e i 429,0
Jun i 439 ,2
J u l i 4 3 t ' 2
Agustus **)
44E,0
S€pteldber ' 461,0
60 a4,4
61 103,4
61 113,0
60 12r,7
62 r r? ,1
59 142,7
58 159,8
57 181,2
57 202,8
54 245,6
55 267,2
56 2784
54 363,2
54 367,7
53 379,6
53 3E8,7
52 405,9
52 +14,4
bO 451,r
+ 79,6 608
+ 59,5 28,2
+ 21,2 7 ,8
+ 12,6 4,8
+ 8,6 2,8
+ 38,5 r2,3
+ 80,9 29,9
+ 26,5 7,5
+ 46,7 12,4
+ 50,2 I l,E
+ 62,2 l3,l
+ 185,6 528
+ 62,1 1l,6
+ 30,4 5,I
+ 39,8 6,$
+ 115,3 l7 ,2
+ 247 ,6 46,1
+ 8 ,8 I , l
+ l5,4 1,9
+ 19,4 2,4
+ 13,2 1,6
+ ?1 ,3 2 ,5
+ 65,7 6'5
40
39
39
40
4 l
4g
43
46
45
44
4+
46
2to,7
2?O,2
s04p
912,6
377,6
424,1
474,5
526,7
598,8
629,2
669,0
744,3
793,1
E08,5
a27,9
84 t , r
862,4
918,1
46
47
4 7
48
46
50
. ) ScJaL Ottobcr 1972 algla-atrgfa dipeda*r
bcdrsa*a.|r to$ep ba pfihitunEaD utng bcEdat
AoBLa ac|nc tr8+*)
140
Tlbel V.2.
SEBAB-SEBAD PERUDAHAN JUMI.AII UANG YANG BEREDAR
t9691r970 - 197411975
{ dalarn mityar rupiah )
Albir s.ttuDcpo|fto
Luar neSEn bcdalgtaPenerintah
Kegiat!.tr
pcnrtahrar
+ 28,6
+ 34,8+ 6 ,1_ 18,8+ 33,5
Lalnnya
1969/1970 Maret
1970/197r Marct
l97r/1972 Juni
S€ptember
D€sember
Maret
Kunulatif
1972/1978 Juni
Skptember
D€6€lober
Maret
^ Kurulatir
1973/1974 Juni
Sept€mber
Desember
Mar€t
Kumulrtij
l9?4/19?5 Apri l
M e i
Juni
Juli
Agustus * )
sePtember *)
- 4,1
+ 4,1
+ 18 ,3+ 5,6+ 16,3
_ 15,3- 30,2
+ 13,1+ 3 l ,6- 0 2
- 39,3- 35,6+ 0,5+ 49,9
- 24,5
- r51 ,6+ I 1 , 3
- 136,8+ 107,1+ 50,9
+ 4O,4
+ 153,6- 66,3
+ t51,0 - 15,5
+ 127,6 + 14,3+ 27,5 - 20,3
+ 54,2 + lO,7+ 10,2 * u,,+ 39,9 + 66,4+ l r l ,E t 6 r l
+ 12,3 + 48,3
+ 68,8 + 9l'2
+ 42,0 + 93,5+ 82,8 + 16,8+ 205,9 + 191,8
+ 1!l,4 + 24,5+ 195,2 + 0,5
I 125,7 + 90,0+ 79,E + 97,3
+ 472,1 + 112,3
- 27,5 - 24,1 + 79,8- 39,8 - 26,3 + 59,5- 16,2 + 26,7 + 2r,2- 16,6 - 24,O + 12,6- 17,5 - ?,6 + 8,6- 3t,5 - 41,9 + 38,5- E1,8 - 46,8 + 808
- 30,9 + 12,1 + 26,5- 11,0 - lz,t t 46,?- 2,7 - 96,3 + 50,2- 23,2 - 47,a + 62,2- 67,8 - 144,1 + 185,6
- 26,6 - 28,0 + 62,1- 12,4 - 57,3 + 30,4- 35,4 - 81,0 + 39,8- 101,1 - 10,6 + 115,3
- 175,4 - 176,9 + 247,6
- 32,5 + 40,1 + 8,8+ 2,2 - ?7,4 + 15,4+ 20,1 + 10,0 + 19,4_ 99,3 + 29,6 + t3,z- 31,2 + 20,5 + 21,5+ 3,2 + 7,9 + 55,7
-rF
') Angka scmentara
1+7
Tabe l
PERKEMBANGAN JUMI-AH UANG YANG BEREDAR DAN DEPOSITO
DALAM ARTI RIIL, t969tt970 - t9741t975( dalam milyat rupiah )
Aldir waktuu-ELwa!i
Juntah Jumlaluang beF uang ber-edar daD edar da.ruanE kwari uang kldaii(noniml) ( .iii )
JuElahuaJrS y tb€ttdar( dil )
r.
1969/1970
rs?olr97 |
197 Ur972
r9721r978
t9731r97 4
t9? 41197 5
1 1 7 , 8
126,9
119,9
1 1 q . 6
123,0
128,0
124,7
126,2
154,8
154,6
t67 , t
181,2
19 7 ,1
22?,8
23?,1
239,8
240,9
240,9
245,9
210,7
270,2
291,4
rt04,0
312,6
351,1
377,6
424,5
+14,6
556,7
598,8
629,2
669,0
7 84,3
?93,I
808,5
827,9
641, I
862,+
918,1
55,0
94,9
l l l , l
r27 ,7t45,3
176 ,8
207,7
2 IE ,E
244,6
271,1
283,5
318 ,9
420,0
450,2
430,1
469,4
500,6
+97,+
265,7
565,1
402,5
4A\7
45? B
585,3
643,1
695B
7ar,g
869,9
912,7
987,9
1.204,3
1.245,6
1,25E,7
1,258,0
1 .310,5
r.363,0
1 .997,5
225,6
2a7,7
335 t?
364,r
x72,3
4t2,4
469,4
509,6
449,5
5O5,4
620,6
503,7
501"2
528,7
525,3
530,6
524,6
54+,O
565,8
568,3
178,9
243,0
256,3
254,1
274,3
302,8
336,2
306,5
347,2
358,3
347,2
339,4
344,3
5n4,5
540,9
345,2
349,l
5h7,9
373,4
M a r e t
M a r e t
J u n i
Septemher
Desemb€r
M a r e t
J u n i
Sept€mber
Des€mber
M a i e t
J u n i
Sept€mber
D€sember
M a r e t
A p r i l
M e i
J u n i
J u l i
fuustus
Sept€mbs ,
T
*) Aryfa lcncDtrrr, tccu.sli itrdctr 6? macam barang
t+2
G r r f i k V . l .
PERKREDITAN BANK, JUMLAH UANG BEREDAR
DAN DANA PERKREDITAN BANK, 19691I97O - I97+11975
( ddam milYar ruPiah )
R E P E L I T A
Tahun pcrtama
197 41r97 5(retn4t€r l)
1.300
1 r.1o0
900
700
500
r
300
III
R E P E L I I A I
Jumlah perkreditan bank
Jumlah uang beredar
Dana perkreditan bank
t97 31t97 4
19721r973
l97r/1972I
l9?o/1971
r969/1970
100
{
r+3
Sungguhpun demikian perkembangan harga secara bijaksana haruslah pula
dilihat dari pengaruh faktor yang lain yang membelakanginya seperti krisis
monet€r internasional, krisis pangan maupun krisis minyak. Suatu hal yang
senantiasa diamati terus oleh Pemerintah.
Posisi jumlah uang beredar pada akhir September 1974 adalah sebesarRp 918,1 milyar. Hal ini berarti suaru peningkatan sebesar Rp 133,8 milyar( 17,1 persen ) dalam tahun 197411975 sampai dengan Sentember 1974.
Sementara itu tingkat kenaikan harga dalam periode tersebut adalah 7,9 per-
sen. Untuk periode yang sama tahun 1973/7974 jumlah uang beredar ber-
tambah dengan Rp 92,5 mllyar ( 17,2 persen ) ilan kenaikan harga adalah
17,2 persen.
Dilihat dari sudut sebab-sebab perubahan jumlah uang beredar, dalam
REPELITA I tiap tahunnya menunjukkan pola yang hampir sama. Sektor
kegiatan perusahaan tetap menduduki peranan yang ekspansif didalam mem-
pengaruhi jumlah uang beredar. Hal serupa terjadi pula pada sektor luar negeri,
kecuali pada tahun permulaan REPELITA I. Perkembangan tersebut me-
rupakan gambaran meningkatnya kegiatan dunia usaha yang menuntut pula
naiknya permintaan kredit perbankan untuk modal kerja, rehabilitasi mau-
pun investasi. Pengaruh ekspansif dari sektor ini diimbangi oleh pengadaan
pangan, karena termasuk didalamnya kredit untuk pengadaan pangan. Sedang-
kan penambahan jumlah uang beredar oleh sektor luar negeri menunjukkan
adanya peningkatan dalam czdzngan devisa sebagai akibat dari kemajuan
yang dicapai pada neraca pembayaran luar negeri.Dalam periodeMaret 1974-
September 1974 sektor kegiatan perusahaan telah menambah jumlah uang
beredar sebesar Rp 123,1 milyar, sedangkan sektor luar negeri bertambal
dengan Rp 251,6 milyar. Dalam periode yang sama tahun yang lalu kedua
sektor ini menambal jumlah uang beredar masing-masing sebesar Rp 266,6
milyar dan Rp 25,0 milyar.
Dipihak lain sektor deposito dan tabungan perkembangannya sejak
awal REPELITA I sampai dengan September 1974 senantixa mempunyai
effek konuaktif atau berarti makin meningkatnya tabungan masyarakat'
Dilihat dari sektor' perbankan meningkatnya danadana ini berarti ekspansi
primer kredit perbankan dapat ditekan, sehingga usaha stabilisasi disatu sektor
telah dapat diberikan kepastiannya. Dalam keseluruhan tahun REPELITA I
sektor ini telah mengurangi junrtah uang beredat. Dalam tahun 19741L975
(
L4+
^
sampai dengan September 1974 sektor ini telah mengurangi uang beredar
sebesar Rp 77,5 milyat. Dalarn tahun yang lalu periode yang sama sektor
ini mengurangi uang beredar sebesar Rp 38,9 milyar.
Bila sektor Pemerintah pada masa lampau merupakan sebab utama Per-tambahan jumlah uang beredar, maka dalam REPELITA I dan perkembangan
selanjutnya sektor ini s€nantiasa mempunyai pengaruh kontraktif, kecuali
dalam tahun ketiga REPELITA I menunjukkan sedikit kenaikan' Kemajuan-
kemajuan yang dicapai dibidang keuangan negara telah menunjukkan pengaruh-
nya dibidang moneter melalui perkembangan disektor ini. Keseimbangan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan demikian mempunyai
pengaruh positip terhadap iklim moneter. Dalam tahun anggaxan L97+1L975
sampai dengan September 1974 sektor ini telah mengurangi uang beredar
sebesar Rp 194,1 milYar.
Adapun sektor lainnya diluar sektor+ektor tersebut diatas perkembangan-
nya senantiasa mempunyai pengaruh kontraktif.
Jumlah riil uang beredar sejalan dengan jumlah nominalnya senantiasa
menunjukkan peningkatan, haI ini terjadi karena adanya perkembangan harga
yang stabil. Apabila pada Maret 1969 jumlah riil uang beredar adalah sebesar
Rp 722,9 milyar, maka pada Maret 1974 posisinya mencapai jumlah sebesar
Rp 344,3 milyar. Jumlah riil uang beredar dalam artinya yang luas termasuk
uang kwasi yang mencerminkan tingkat likwiditas masyatakat, sampai dengan
Marct 7974 berjumlah Rp 528,7 milyar .dimana posisinya pada Maret 1969
adalah sebesar Rp 148,8 milyar. Dalam tahun 1974/1975 sampai dengan
September 1974, jumlah riil uang beredar dan uang kwasi telah bertambah
dengan Rp 39,6 milyar ( 7,5 persen ). Dalam periode yang sama tahun yang
IaJu jumlah riil uang beredar dan uang kwasi menunjukkan penurunan'
Posisi jumlah riil uang beredar dan uang kwasi pada akhir September 1974
adalah sebesar RP 568,3 milYar'
Dana perkreditan
i, 3. r. Pokokaokok kebijaksanaan pengerahan dana perkteditan
Us$a pengerahan dana perkreditan mempunyai ani yang Penting me-
ngingat Peranannya sebagai salah satu zumber pembiayaan dalam REPELITA
745
maupun dalam kepentingan mempertahankan stabilisasi. Usaha pengerahandana yang berencana dan adanya penyaluran dana tersebut secara effisiendan effektif dapat menggairahkan kegiatan ekonomi. Walaupun dana perkredit-an belum merupakan sumber utama pembiayaan pembangunan dewasa ini,akan tetapi didalam jangka panjang sektor ini akan banyak menentukan.Dalam hal dimana sektor swasta telah makin berperanan didalam usaha pem-bangunan dan kegiatan perekonomian, maka sumber pembiayaan dari sektorperkreditan akan terasa makin penting, disamping danadana yang berasaldari pasar uang dan modal.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka kebijaksanaan pengerahan danaperkreditan diarahkan pada usaha peningkatan dana perkreditan, menjaminkestabilan dan memberikan landasan yang kuat bagi usaha pengerahandana selanjutnya. Hal tersebut dicapai antara lain melalui penyempurnaanlembaga perkreditan dan kebijaksanaan suku bunga yang optimal.
Sumber dana perkreditan bank dapat berasal dari dalam maupun luarnegeri. Sumber dana dari masyarakat dapat berbentuk dana giro, depositodan dana lainnya, yang merupakan dana sekunder sektor perbankan. Dana-danatersebut mempunyai pengaruh moneter yang netral sejauh terdapat ke-seimbangan antara usaha pengerahan dana dan penyalurannya dalam benrukkredit. Sedangkan dana primer sektor perbankan dapat berasal dari kreditBank Indonesia, yaitu kredit likwiditas dan dana valuta asing dari luar negeri.
Usaha pengerahan dana giro dan juga dalam rangka mempercepat usahagiralisasi, telah dirangsang oleh Pemerintah melalui Undang-Undang No. 12tahun 1971 sebagai pengganti Undang-Undang No. 1 tahun 1971 tentangpencabutan kembali berlakunya Undang-Undang No. 17 tahun 1964 mengenaicek kosong.
Usaha pengerahan dana deposito yang merupakan sumber utama danaperkreditan jangka panjang ditempuh melalui penyesuaian terus-meneruszuku bunga deposito ' berjangka dan tabungan. Penyesuaian suku bungadeposito didalam jangka panjang memberikan iklim yang baik bagi tercipta-nya pasar uang dan modal. Dengan telah tercapainya stabilisasi maka sukubunga deposiro trerangsur-angsur diturunkan. Suku bunga deposito tertinggisejak dimulainya program deposito berjangka sebesar 6 persen sebulan m:rkapada akhir tahun REPELITA I menjadi 1ya persen sebulan. Namun demikianvolume deposito berjangka setiap tahunnya dalam REPELITA I senantiasamenunjukkan peningkatan.
r46
t
Kemudian sebagai bagian dari rangkaian kebijaksanaan anti inflasi 9 April1974, stku bunga deposito kembali diadakan penyesuaian. Perubahan sukubunga deposito terjadi pada deposito berjangka waktu 12 bulan menjadi1y2 persen sebulan yang sebelurnnya 1/4 persen sebulan. Disamping itu sejakinr pula telah diadakan progam deposito berjangka baru, berjangka waktu18 bulan dan 24 bulan dengan zuku bunga masing-masing sebes,u 2 persendan 2l4 persen sebulan.
Terbatasnya danadana dari masyarakat, memungkinkan sektor perbank-an khusrsnya unruk memperoleh dana dari luar negeri. Akan tetapi danadanatersebut sejauh mungkin dapat dibaasi pada tir:gkatan yang layak sehinggatidak menimbulkan gaflgguan moneter. Adanya peningkatan aliran modaljangka pendek ini antara lain disebabkan karena tingkat bunga yang menarikdi Indonesia, Danadana tersebut disamping dapat menimbulkan tekananinflasi, dapat menimbulkan pula gangguan terhadap likwiditas perbankan.Berdasarkan kebijaksanaan 9 April 1974 telah diadakan pembatasan penerima-an danadana tersebut baik yang diterima oleh sektor perbankan, lembagakeuangan lainnya dan perusahaan wasta. Sedangkan untuk lembaga keuanganbukan bank dan perusahaan srasta dikenakan pula ketentuan simpanan wajibtanpa bunga dalam dollar Amerika pada Bank Indonesia sekurang-kurangnya30 persen dari jumlah pinjaman luar negeri yang telah direalisir.
5.3.2. Perkembsngan dana perkreditan
Posisi dana perkeditan bank pada akhir September 1974 adalah sebesarRp 879,7 milyar, terdiri dari dana giro sebesar Rp 435,9 milyar (49,6 persen),dana deposito sebesa.r Rp 3 30,6 milyar (37,6 persen) dan dana lainnya sebesarRp f 13,2 milyar (12,8 persen). Dibandingkan dengan posisinya pada akhirM$et L974 sebesar Rp 735,2 milyar, rnaka dalam tahrn 1974/1975 sampaidengan Septembet 1974 telah terjadi kenaikan sebesar Rp 144,5 milyar(19,7 persen). Dibandingkan dengan tingkat kenaikan dalam periode yangsama tahun yang lalu menunjukkan sedikit penurunan.
Selama REPELITA I dana perkreditan bank senantiasa menunjukkanpeningkatan. Sejak tahun pertama REPELITA I tiap tahunnya dana perkredit-an bank telah meningkat dengan Rp 71,3 milyar (95,9 persen), Rp 78,1 milyar(53,6 persen), Rp 119,7 milyar (53,5 persen), Rp 166,1 milyar (48,4 persen)dan pada tahun 197311974 sebesar Rp 225 ,7 milyar (44,3 persen). Meningkat-nya dana perkeditan bank memungkinkan pula meningkamya pemberian
I
f
t+7
E
-u
\ oI to. c.r-
C.l .." 1 (.I
6r €" .o" .,1
6{ nl .'l \
o t o l q n :
q (o- ,A-
ot^ oI oI
dl q. .d:
qq ,q !(1 oI
q co^ oI o-
5RR9
\ 6l ,o" ol
i 6eE
oq , o rq ' q
q. q?. 4). €.
or or oI q
a- or. o). 6l
nl q\ 6r
11 of o- ri. q. (o" or
ol
dai
\
q
sl
oe.
*
q \ \ ' q
! ' } i F ( o F i r 6 F a \ r6 r r o r c o N ( t ' N r
iD c.r ao
! 6 t s r ! @c o c , r @ F : @ + :r c . a i 1 6 6 i r . . l
s 993
'rf rf o" o"
q . 1 q q
0q 6"F nt \ qn1 e.
$ RE E E 3 3,"gl. q. 6f ot- io. 6t r( clr* d t @ o r o r o r l ! ) +F o + i | ! t l t r N :
o- F" 6t.1 .fr or oq (o-d t s r r ) o l F @ + 1 6t s € r l r o i t N i
q. n in d l
q 1 o,l 6{
' rF 'n i t
o r F r o ( o( c C . r o r ' , o F € i F
i t c o 6 r + o o F c l l6 : l l t i 6 r O @$ a{ s.r 6 ro .!tl
9^ \e. ri
.r) +i {i f)( ' F ( o O 6 r i i : r Oi i i c ! 6 { i d r
o N r t s ( D d t + ir i n i " i { i d d , - : d d o i d
3 a | : o r l : : F - o . r l r t
F: n1@- \ cr co^.o- o{ r- ol ,o- ol' | 4 ( o € O o ) O n . O 6 : f i O ,t s r . t 6 r o r a . r a r t r N : d\ or 1 i:. -r,q 0q6r o i. ct arr cD :l.rt Go ri f) fl c\r
s . r : i
\ \ o q q .- ! q o l ( o ^ . { \ + - 6 t " . t1!) rl. o <tr 6r co i 6t ro
o r \ o - \ q 1 6 . 9 . 0 ! .l o o r + c . r o ' o + o o r
n l q n l C . 1 o , ^ ( o .c o t s o 0 0 F € 6 r
lit s\r 5r
I
xcI
F 5
s
gx
o €
T
ea
= to i E
- - <
5>
o : i
F >
eg
F..o\
t\a
IF.
o'\oo\
z
z
z
I!
4
+
148
G r a f i k V . 2 .
DANA PERKREDITAN BANK MENURUT SUMBER, 196911970 _ 197417975
( dalam milyar rupiah )
IrI
R E P E L I T A I
Lain - lain
D€posiro
G i r o
r97 31r974
I
r9721t97 3
I
197r11972
r
1969i r970
I
197011971
R E P E L I T A I I
Tahun pertama19? 41197 t(semerter I)
. 9 0 0
700
-,(
500
300
f
,t
kredit perbankan dahm masa-masa tersebut.
Kenaikan dana perkreditan bank dalam tahun 1974/7975 sampai dengan
September 1974 sebesar Rp 144,5 mily* (19,7 persen) adalal terdiri dari
kenaikan dana giro sebesar Rp 46,5 milyar (11,9 persen), kenaikan dana
deposito sebesar Rp 125,5 milyar (61,2 persen) dan penurunrur dana lain-lain
sebesar Rp 27,5 milyat (19,5 persen).
Kenaikan dana giro tersebut lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan-
nya pada periode yang sama tahun yang lalu. Dalam pada itu kenaikan dana
deposito menunjukkan jumlah Rp 66,9 milyar diatas kenaikannya pada
periode yang sama tahun yang lalu. Meningkamya dana deposito ini antara
lain disebabkan karena meningkatnya deposito berjangka bank-bank pemerin-
tah sebagai hasil pelaksanaan kebijaksanaan a.nti inflasi 9 April 7974.
Kenaikan dana giro sebesar Rp 46,5 milyn (11,9 persen) terdiri dari
kenaikan danagito bank-bank pemerintah sebesar Rp 26,8 milyar (9,1 persen)
dan kenaikan dana giro bank-bank swasta sebesar Rp 19,7 milyar (20,5 per-
sen).
Kenaikan dana deposito sebesar Rp 125,5 milyar (61,2 persen) terdiri
dari kenaikan dana deposito bank-bank pemerintah sebesar Rp 109,0 milyar(71,0 persen), bank-bank srwasta sebesar Rp 16,5 milyar (3 1 ,9 persen).
Akhirnya penurunan dana lain{ain sebesar Rp 27,5 mtlyar (19,5 persen)disebabkan karena penurunan dana lain-lain bank-bank pemerintah sebesarRp 30,9 milyar (24,1 persen) dan kenaikan dana lain bank$ank srruasta sebe-
sar Rp 3,4 mllyar (27,4 persen), Perkembangan dana perkreditan bank dapat
diikuti pada Tabel V.4..
5.4. Perkembangan pengerahan dana
5.4.1. Deposito berjangka
Deposito berjangka memainkan peranan yang orkuP penting dalam rang-
kaian pelaksanaan kebijaksanaan monet€t Pemerintah. Secara kwantitatip
peranannya terletak kepada usaha pengerahan dana untuk pembiavaan pem-
bangunan dan mempertahankarr kestabilan' Secara kwalitatip deposito
,(
berjangka berarti realokasi danadana spekulatip kearah penggunaan yang pro-duktip.
Perkembangan deposito berjangka dalam REPELITA I senantiasa menun-jukkan peningkatan, kecuali dalam tahun terakhir menunjukkan sedikit pe-nurunan. Berdasarkan keten an 9 April 1974 maka telah diadakan kembalipenyesuaian suku bunga deposito berjangka dal diselenggarakannya jenisdeposito berjangka waktu 18 bulan dan 24 bulan,
Dalam enam bulan pelaksanaannya, deposito berjangka menunjukkanpeningkatan yang pesat. Dalam periode Maret 1974 - September 1974 depositoberjangka telah meningkat dengan Rp 62,2 milyal (43,2 persen). Dalamperiode Maret 1973 - September 1973 deposito berjangka hanya meningkatdengan Rp 2,5 mrlyol (1,7 persen). Peningkatan yang cukup besar dalam'r.aJnn 1974/797 5 sampai dengan September 1974 ad,alah karena peningkatanyang pesat pada deposito berjangka waktu 24 bulan. Sampai denganSeptember 1974 jumlal deposito berjangka wakat 24 bulan telah mencapaiposisi Rp 138,0 milyar. Deposito berjangka waktu 18 bulan berjumlahRp 5,4 milyar. Dalam pada itu deposito berjangka waktu 12 bulan, 6 bulan,3 bulan dan kurang dari 3 bulan cenderung menunjukkan penumnan.
Posisi deposito berjangka sebesar Rp 206,7 milyar pada akhir September1974 tcrdiri dari deposito berjangka waktu 24 b'ulan sebesar Rp 1 38,0 milyar(66,9 persen), deposito berjangka waktu 18 bulan sebesar Rp 5,4 milyar(2,6 persen), deposito berjangka waktu 12 bulan sebesar Rp 50,2 milyar(24,4 persen), deposito berjangka waktu 6 bulan sebesar Rp 8,4 milyar(4,1 persen) dan deposito berjangka waktu 3 bulan dan kurang dari 3 bulansebesar Rp 4,1 milyar (2,0 persen).
5.4.2. Tabungan Pembangunan Nasional dan Tabungan Asuransi Berjangka
Tabungan Pembangunan Nasional (TABANAS) dan Tabungan AsuransiBerjangka (TASKA) sejak diselenggarakan pada bulan Juli 1971 senantiasamenunjukkan peningkatan. Peranan TABANAS dan TASKA disamping seba-gai usaha pengerahan dana juga sebagai usaha untuk menciptakan k.bi".r"nmenabung dari segenap lapisan masyarakat.
Posisi TABANAS yzngpada akhir Maret 1972 berjumlah Rp 11,0 milyar,pada akhir Mtet 7973 posisinya menjadi Rp 30,4 milyar. Dengan demikian
l r 'II
1 5 1
E
i o - { . q Y @ - t l € .
f i g '3-*- s 6
6 - n i . . ' l < : . 1 d - r t o .
3 N*
. D - @ - \ @ . \ \
E En,"o * B
( o € ( o od c . i u j , i c j . ic v l
(o- d1 "n" n c{ dr -" c.
B B*6 - c r s s l . . i l o j o -
I r ^ ' j 3 : + - 5
o r \ d l @ - q o qd t 6 ' a r . o ; 9+ t l
F- ':i: .: ol co" fAo . 4 r o : / 5
6 l l N N
3 , :H * ' 3c r c \ o ^ q q q
S r tBS* *B
o ! + - 1 o 1 d ^ . 1
€ , 6 ;9o d +r . j i
c L r r \ 1 @ " r . - \ D "4 j o , ( o t O o r o t s
+ c \ r o ! a ! to i { < r . i 6 i
o c o + f )
! ! i l
' . d l 0 o : o
65.
r ' 6
lr
d
E
tt
'a
sE
< tE ;E
{ E
; i , a
Fz
Er I ] l . 'Pr t'-v:z:< il ! o .t F
F4 l2 ^<F
lz6^<
Eb1F]
F
4
f-
152
G r r f i k v . 3 ,
DEPOSITO BERJANGKA MENURUT wAKTV, 1969ll97O - 79741r975
( dalam milyar rupiah )
R E P E L I I A
Tahun p€.rtalna
197 41t97 5(semester I)
R E P E L I T A I
3 bulan dankurang dari 3 bulan
6 bulan
12 bulan
18 bu lan
24 bulan
r97 31r97 4
r912lt97 3
Y
r f 5
menunjukkan Peningkatan sebesar Rp 19$ milyar (176,4 persen)' Dalam
tahun 197311974 TABANAS bertambah Rp 6,4 milyar (21,1 persen)'
Kemudian dalam tahun 1974/1975 sampai dengan SePtember r974 TABANAS
bertambah dengan Rp 2,8 milyar (7,6 persen)' Sejak 9 AprlI 1'974 suku bunga
TABANAS adalah 18 persen setahun untuk saldo tabungan Rp 200'000'- yang
pertama clan 9 persen untuk saldo tabungar diatas Rp 200 000'' Sementara
itu TASKA sampai dengan September 1974 berjumlah Rp 91 juta'
Posisinya pad.a Maret 1972 adalah Rp 77 juta, pada Maret 1973 dan
Maret 1974 masing-masing sebesar Rp 86 juta dan Rp 78 juta'
Program tabungan pemuda pelajar dan pramuka sejak diadakannya pada
Pebruari 1974 sampai dengan Septemb er 7974 telth berjumlah Rp 80 juta
dengan 162.000 penabung.
5.4.3. Sertifikat dePosito
Sertifikat deposito disamping merupakan usaha pengerahan dana sektor
perbankan mempunyai zrti yang penting sebagai usaha persiapan menu1u ter-
wujudnya pasar uang dan modal
Sertifikat deposito dikeluarkan dengan nilai nominal sekurang-kurangnya
Rp 50.000,-. Suku bunga sertifikat deposito sejak Oktober 1973 berkisar anta'
ra 7,2 persen setahun samPai dengan 15,2 persen setahun untuk sertifikat
deposito berjangka waktu dui % bulan sampai dengan i2 bulan'
Perkembangan sertifikat deposito dalam tahun 79731197+ menunjukkan
peningkalan yang besar. Dalam tahun tersebut sertifikat deposito dalam per'
edaran telah bertambah dengan Rp 49,0 milyar (626,2 persen)' Dalam tahun
1972/1973 menunjukkur peningkatan sebesar Rp 5,7 milyar (271.4 persen)'
Peningkatan yang cukup besar dalam tahtn l97j/l'974 terutama berasal dari
peningkatar sertifikat deposito bank-bank pemerintah, antara lain Bark Bumi
Daya, Bank Negara Indonesia 1946, Bank'Ekspor Impor Indonesia dan Bank
Dagang Negara. Dalam tahun 7974/1975 sampai dengan September 1974
sertifikat deposito bcrtambah dengan Rp 20,6 milyar (36'3 persen).
Posisi sertifikat deposito dalam peredaran sampai dengan September
1974 berjumlah Rp 77,5 milyar. (Tabel V.6.).
L
.t"
r5+
Tabe l V .6 '
PERKEMBANGAN SERTIFIKAT DEPOSITO BANK_BANK
L97l - L97 +
( dalam juta rupiah )
Pe r i ode Penjualan Pelunasan D"1,"-
pereoeran
Oktober
Januari
April
Ju l i
Oktober
J anuari
April
Ju l i
Oktober
JanuariApril
Ju l i
- Desember
-Mare t
- Jun - i
- September
- Desember
-Mare t
- Jun i
- September
- Desember
- Ma re t- Jun i
- September
2.380,2
1.398,9
7.582,7
12 . t71 ,2
r6 .2J5 ,7
2.560,3
8 .777 ,9
22.r85,5
22.7 48,2
56.382,870.t5+,o
7 3.974,6
2.508,6
1.404,5
536,6
4 .063 ,3
26.83 r ,O
3.946,3
6 .091 ,6
9.+79,5
12.775,7
3 3 .651 ,4) r .+) ) , )
78.770,6
2 .110 ,8
2.ro5,2
9.r51.,3
77 .459,2
8.6s3,g* ' )
7.832,O
9.635,8
29.792,O
3t.63s,9
56.474,877.534,O
77.5r+,7
t977
t97Z
t97Z
r972
r972
1973
r97 3
797 3
197 3
197 4r974
r97+
*) Scjak Derembcr l9 7 2 termasu k sertiftkst deposi to BankEkspor lEpor Indoncsia yang beluE dip.rinci jun ahpenjualan da,l pelunisannye
+
5.4.4. Pengerahan dana lainnya
Dalam REPELITA I pengumpulan dana maupun investasi yang dilaku-
kan oleh sektor perazuransian telah mulai menunjukkan kemajuan. Dalam
REPELITA II sektor ini didorong agar berperan lebih besar lagi sebagai sum-
ber pembiayaan pembangunan. Untuk itu telah diambii serangkaian kebijak-
sanaan dibidang asuransi jiwa, asuransi kerugian dan sosial.
Dalam rangka memperluas pasaran azuransi jiwa maka sejak Pebruari
tahun 1974 telah terbuka kemungkinan pendrrian perusahaan asuransi jiwa
nasional baru sebanyak-banyaknya 6 perusahaan. Sedangkan pendirian per-
usahaan asuransi jiwa asing adalah tertutup. Dalam mengatasi kekurangan di-
bidang teknis, perusahaan asuransijiwa nasional dapat mengadakan persetujuan
managem€nt dengan perusahaan asuransi jiwa asing.
Kemudian didalam rangka mendorong perkernbangan azuransi kerugian
khususnya perusahaan azuransi kerugian nasional, maka telah dianjurkan ke-
pada perusahaanTerusahaan tersebut untuk mengadakan penggabungan(merger), penambahan modal dan kerja sama dengan perusahaan asuransi
kerugian asing.
Bagi perusahaanlerusahaan asuransi kerugian nasional yang meng-
adakan penggabungan diberikan keringanan pajak. Hingga awal tahun 1974
dalam sektor asuransi kerugian terdapat 44 perusahaan swasta nasional,
12 perusahaan asing dan 1 perusahaan milik negara. Sedangkan perusahaan
yang khuzus bergerak dibidang reasuransi berjumlah 3 perusahaan, satu
diantuanya milik negara. Dibidang perusahaan asuransi kredit hanya rcrdapat
1 perusalaan milik negara.
lnvestasi dana dalam tahun 1973 telah meningkat dengan 55,1 persen
yaitu dari Rp 10.192 juta pada tahun 1972 menjadi Rp 15.812 jua pada
tahun 197 3.
Perkembangan investasi dana dari indusui poasuransian dapat diikuti
pada Tabel V.7..
156
T ab e l V .7 .
INVESTASI DANA, 1969 - 1973
( dalam jua rupiah )
Bidang 1969 1970 r972
Asuransi kerugian danreasuransi
Asuransi jiwa
Asuransi sosial
1.103 2.073
30 222
1.560 2.637
5.475*) 8.8g9
961 2.051
3.756 4.872
4.344
404
3.163+
Jum lah 4.926 7.91L L0.792 75.812
+) Angka diperbaiki
-+
t57
5.4.5. kmbaga Keuangan dan Pasar Uang dan Modal
Dalam rangka menciptakan sistim keuangan yang lebih lengkap untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan, Pemerintah telah mengambil langkah-
langkah kearah terselenggaranya pembentukan pasar uang dan modal di
Indonesia.
Untuk keperluan tersebut oleh Pemerintah telah dikeluarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-38/MWMI/1972 tanggal 18 Januari
tgiz guna memberi kesempatan dibentuknya lembaga keuangan non bank
yang melaktlkan kegiatan menghimpun dana dengan mengeluatkan surat
t.ri"rgu dan menyalurkannya kepada masyarakat Penyaluran dana ini
terutama untuk membiayai investasi perusahaan'
Berdasarkan surat keputusan itu hingga bulan Juni 1974 telah terbentuk
12lembagakeuangannonbankyangtelahdiber i iz inusahaolehPemerintah.Dari jumlah tersebut, 2 buah perusahaan yaitu PT' Indonesian Development
Finance Corporation (IDFC) dan PT Ptivate Development Finance Compary
of Indonesia (PDFCI) merupakan lembaga yang bergerak dibidang pembiayaan
pembangunan, 10 buah perusahaan merupakan Lembaga Perantara Penerbitan
& Perdagangan surat-surat berharga antara lain First Indonesian Finance and
InvestmentCorporat ion(PT.FICORINVEST),Indonesialnvestment lntet .national Corporation (PT. INDOVEST) dan Asean and Euro American Capital
Corporation (PT. ASEAM) Disamping itu terdapat pula 3 lembaga keuangan
lainnya yang merupakan jenis perwakilan dari suatu Foreign Development
Finance Corporation, diantaranya ialah perwakilan Private Investment Com-
pany for Asia (PICA).
Lembaga Pembiayaan Pembangunan (Dwelopment Finance Corporation)'
usaha utamarya adalah memberikan kredit jangka menengah (1 sampai dengan
5 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 5 tahun), serta penyertaan modal
dalam perusahaan. Usaha lainnya antara lain menghimpun dana dengan me-
,tgeluark"r|. surat berhatga, sebagai perantara untuk mendapatkan Pes€rta/
ko-panyon untuk mengadakan joint venture, mendapatkan tenaga ahli dan
usaha lain yang telah disetujui oleh Pemerintah seperti misalnya makelar'
komisioner dan pedagang efek-efek, leasing, sewa beli dan lain-lain
Lembaga perantara penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga
( Inv€stment Finance Corporation ) mempunyai usala utama memberi
r58
L
perantaraan dalam penerbitan dan menjamin serta menanggung terjualnyasurat-surat berharga (underwriting). Sedang usaha lainnya sama dengan yang
dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Pembangunan.
Dengan demikian lembaga keuangan non bank tersebut dipasar uangbertindak sebagai perantara dalam perdagangan surat berharga jangka pendek,mengeluarkan dan mengembangkan baik penerbitan maupun perdagangan
sur4t hutang jangka pendek serta mendorong investasi masyarakat dalam
surat hutang jangka pendek. Adapun kegiatan Iembaga keuangan dipasar
modal adalah melakukan usaha underwriting terhadap pengeluaran danpenyaluran surat berharga serta penempatannya baik didalam maupun diluar
negeri.
Dalam melaksanakan tugasnya lembaga keuangan" dapat mengadakan
kerja sama dengan lembaga keuangan lainnya.
Sejak 1 April 1974 telah mulai beroperasi kegiatan Pasar Uang Antar
Bank (Inter Bank Call Money Market). Dibentuknya Pasax uang antar bank
merupakan tahap pertama sebelum dibentuknya pasar uang yang lebih luas.
Untuk memperoleh rentabilitas yang optimum, bank yang mempunyaikelebihan dana dapat meminjamkan dalam waktu yang relatip pendek.
Dilain pihak bank yang mengalami kekurangan dana dipenuhi secara cepat
dan mudah. Peserta Pasar Uang Antar Bank untuk sementara adalah bank
umum dan bank pembangunan yang menjadi peserta clearing di Jakarta.
Selanjutnya oleh Pemerintah telah ditetapkan pengaturan periawaran
efek kepada masyarakatr d4n perdagangannya serta perantara dibidang pasar
modal, berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. KEP-640/MK/IV/
5/1974 tanggal 6 Mei 7974. Dalam kegiatan itu Bank lndonesia sebagai
pelaksana yang melakukan penawaran dan perdagangan efek kepada masya-
rakat.
5,5, Perkembangan perkreditan
5.5,1. Kebijaksanaan perkreditan
Kebijaksanaan perkreditan baik dalam REPELITA I maupun dalam
REPELITA II tetap diarahkan kepada tingkat pertambahan yang layak dan
azas selektipitas, sehingga volume perkreditan melalui pengaruhnya terhadap
L
159
jumlah uang beredar tidak akan mengganggu kestabilan yang telah dicapai.Tujuan kebijaksanaan perkreditan adalah berusaha menggali dana-dana darimasyarakat guna melengkapi sumber pembiayaan didalam mendorong danmeningkatkan usaha-usaha pembangunan. Kebijaksanaan perkreditan sebagaibagian dari kebijaksanaan moneter umum ditempuh melalui dua cara, yaitumelalui kebijaksanaan kredit kwantitatip dan kebijaksanaan kredit kwalitatip.Kebijaksanaan tersebut mencakup dua rujuan, yaits agar pengaruhnya ter-hadap kestabilan harga dapat dikendalikan dan memanfaatkan dana-danayang terbatas untuk pertumbuhan sektor ekonomi yang diprioritaskan.Volume kredit perbankan dapat dibatasi dengan suatu jumlah maksimumkredir yang dapat diberikan oleh sektor perbankan atau m€lalui pengaturanlikwiditas perbankan. Sedangkan prioritas pemberian kredit menurut sektorekonomi antara lain dilaksanakan melalui kebijaksanaan tingkat bunga.Kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut senantiasa disesuaikan dengan perkem-bangan ekonomi yang terjadi.
Suku bunga kredit sebagai salah satu alat kebijaksanaan perkred.itanterus disesuaikan, sehingga perkembangannya menunjukkan penurunan. Apa-bila pada tahun 1968 suku bunga kredit berkisar antara 3 sampai 7 persensebulan, maka suku bunga tersebut sampai dengan akhir REPELITA I telahmenjadi hanya sebesar 0,5 - 2 persen sebulan. Hal ini dimaksudkan sebagaiusaha untuk lebih meningkatkan peranan perkreditan didalam pembangunandisamping adanya kestabilan yang makin mantap. Dalam rangka kebijaksanaananti inflasi 9 April I974, dibidang perkreditan diadakan penyesuaian ekspansivolume kredit perbankan dan penyesuaian tingkat bunga yang didasarkankepada perubahan dalam penggolongan scktor ekonominya. Selain dari padaitu usaha pengendalian kredit ditempuh pula melalui pengaturan likwiditasperbankan baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing.
5.5.2. Perkembangan pemberian kredit menurut sektor perbankan
Posisi kredit perbankan sampai dengan akhir September 1974 berjumlahRp 1.293,1 milyar atau suatu kenaikan sebesar Rp 203,4 milyar (18,7 persen)jika dibandingkan dengan posisinya pada alhir Maret 1974. Dalam periodeyang sama tahun yang lalu kredit perbankan bertambah dengan Rp 268,6milyar ( 38,2 persen).
Penurunan dalam'tingkat kenaikan volume kredit perbankan dalam tahun
160
a
lg74tlg75 sampai dengan akhir September 1974 adtJo;h sesuai dengan usaha
Pemerintah untuk mengendalikan ekspansi perkreditan kepada tingkatan yang
wajar dalam rangka memelihara stabilisasi yang dilancarkan sejak 9 April
1974. Volume kredit perbankan selama REPELITA I secara absolut senantiasa
menunjukkan peningkatan dan dalam tahun terakhir REPELITA I mencapai
tingkat kenaikannya yang tertinggi yakni sebesar Rp 385,7 milyar, akan tetapi
persentase kenaikannya menunjukkan perkembangan yang menurun' Perkem-
bangan tersebut mencerminkan adanya penyesuaian antaf,a perluasan kredit
perbankan dengan usaha memPertahankan stabilisasi disatu pihak dan pening-
katan kegiatan usaba pembangunan dilain pihak'
Posisi kredit sebesar Rp 1.293,1 milyat pada akhir September 1974
terdiri dari kredit Bank Indonesia sebesar Rp 465,7 nilyar (36,0 persen)'
bank-bank umum pemerintah sebesar Rp 682,4 milyar (52,8 persen) dan bank-
bank swasta sebesar Rp 145,0 milyar (11,2 persen). Kredit bank-bank umum
pemerintah merupakan bagian yang terbesar dari jumlah perkreditan, hal ini
berbeda dengan keadaan pada permulaan REPELITA I. Pada akhir Maret
1969 jumlah perkreditan bank-bank umum pemerintah adalah sebesar Rp 3 3,4
milyar atau merupakan 24 persen dari jumlah seluruh perkreditan bank pada
waktu itu. Sementara itu kredit bank-bank swasta senantiasa menunjukkan
peningkatan pula. Kemajuan yang dicapai oleh bank-bank umum tersebut
didalam kegiatan perkteditan merupakan perwujudan dari usaha-usaha Peme-
rintah didalam penyempurnaan lembaga perkreditan bank berdasarkan Undang:
undang Pokok Perbankan tahun 1967. Dalam pada itu peranan kredit Bank
Indonesia dilihat dari sudut jumlah kreditnya terhadap kredit perbankan
seluruhnya sejak REPELITA I telah semakin keiil' Hal ini sejalan dengan
usaha membatasi fungsi Bank Sentral sebagai bank umum yang dituangkan
dalam Undang-undang No. 13/1968 tentang Bank Sentral' Perkembangan
kredit Bank Indonesia sebagian besar terdiri dari kredit likwiditas, sedangkan
kredit langsung ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengadaan pangan'
Kenaikan kredit perbankan sebesar Rp 203,4 milyar (18,7 persen) dalam
tlhun|974/TgT5sampaidenganseptemberlgT4adalahberasaldarikenaikankredit Bank Ihdonesia sebesar Rp 89,5 milyar (23,8 persen) yang terdiri dari
kenaikan kredit likwiditas sebesar Rp 29,7 milyar (12,6 persen) dan kredit
langsung sebesar Rp 59,8 milyar (42,4 persen)' Dibandingkan dengan periode
yang rr*" tahun yang lalu kredit langsung menunjukkan penurunan sedangkan
kredit likwiditas menunjukkan kenaikan.
l o l
a
Menyusul kemudian kenaikan kredit bank-bank umum pemerinta.h dan
swasta masing-masing sebesar Rp 96,8 milyar ( 16,5 persen) dan Rp 17,1 milyar
(13,4 persen). Dibandingkan dengan tahun yang Ialu dalam periode yangsama,
tingkat kenaikan kredit bank umum pemerintah maupun bank-bank swasta
menunjukkan Penurunan. Kredit bank'bank umum pemerintah menunjukkan
tingkat kenaikan sebesar Rp 56,3 milyar atau 27,+ persen Iebih kecil sedang
kan bank-bank umum swasta sebesar Rp 1,6 milyar atau 10,9 persen lebih
kecil dibandingkan dengan tahun lalu.
5.5.3. Perkembangan pemberian kredit menurut sektor pemerintah dan swasta
Konsep pembangunan ekonomi jangka panjang memberikan peranan
yang lebih besar kepada sektor swasta didalam keglatan ekonomi, sedangkan
Pemerintah hanya memberikan pengarahan dan penyesuaian bilamana perlu.
Dengan demikian alokasi sumber-sumber ekonorni dapat dilaksanakan dengan
effisien. Hal ini telah ditintis oleh Pemerintah sejak Oktober 1966.
Kegiatan sektor swasta tercermin antara lain dari bagian kredit perbankan
yang disalurkan kesektor ini. Sejak dimulainya REPELITA I bagian kredit
perbankan maupun kenaikannya sebagian besar digunakan oleh sektor swasta'
Dalam tahun terakhir REPELITA I kenaikan kredit perbankan sebesar
Rp 385,7 milyar (54,8 persen) terdiri dari kenaikan kredit untuk sektor
swasta sebesar Rp 284,9 milyal (59,3 persen). Sedangkan untuk sektor peme-
rintah menunjukkan peningkatan sebesar Rp 100,8 milyar (45,0 persen).
Kemudian dalam tahun 7974/1975 sampai dengan Septernber 1974 kenaikan
kredit perbankan sebesar Rp 203,4 milya;r (18,7 persen) terdiri dari kenaikan
krerlit untuk sektor swasta sebesar Rp I29,6 nilyzr (16,9 persen) dan sektor
pemerintah sebesar Rp 73,8 milyar (22,7 persen). Posisi kredit perbankan
pada akhir September 1974 tetdiri dari kredit untuk sektor swasta sebesar
Rp 394,6 milyar (69 persen) dan sektor pemerintah sebeshr Rp 398,5 milyar(31 persen). Pada akhir Maret 7969 bagian kredit untuk seklor pemerintah
adalah sebesar 60 persen sedangkan sisanya digunakan oleh sektor swasta.
Perkembangan pemberian kredit perbankan menurut sektor pemerintah dan
swasta dapat diikuti pada Tabel V.8..
5,5.4. Perkembangan pemberian kedit menurut sektor ekonomi
Pengarahan pemberian kredit menurut sektor ekonomi dapat ditempuh
t62
j
q N N
oq. q n1
q o r . n
ah s
&e
, r 3 3
qF F i @ O N @ + c r ) d O C ! a O6 O@nr ro Nc\ c \ r o c { o .1 c { ro\o oor (D N +i qo co o $ 6r an
r o t s o F o r 3 6 a D i F a o r r $co cr€ + D 6 o ci) i c\r o \o +14 o1 6 (o c{ +, cD <o r 6 6r o4
6 c o o , + c n ( o 0 . r t s 6 c \ r c o ( o t sco io io c \ r + .6 N (o (o N.o
+ N F N N D6 : ( o + i 3 < C \ r( o N * ( r ) o r r l 6 N 6+ r F ( o 6 N - -
r o o ( o o o , ir o o ( . , + 6 0 n : | 6 t t - o i 6 ( r
i r (o@o co coo r ts ld r l i iD( . ,o +o + +i ro i cj (6 D or cil 4+ 6 r r l o ) 6 : + f l c o . o . o o
1 6 + H
n q.o- ro- \ o. .: nl ,!. co- d1 o- .o-r ! , 4 F ( o N 0 1
o + t : l ) @ ( o o ) c \ V F 1 6 t O . O
t s o 1 6 + c o H Fc a € l A d , q l o r o @ o r q ) $ o r t t
{ i 6 0 r + . o o + r ) €
F 0 1 a O : + FF r + 6 0 F O r
r + 1 6 + ( 0 6
q. o:r" qo- 4 no^ fi. d1 c'r" .o" 1c'ro r : l ,6 o l rco
ci) cD 6i
c ! 6 ' oo @ f ) -.ri ^i oi 6.i *i d.j c.i d.i d do;
@" <iF-q c.I" o{ o" .1 fa {o. or 6t\F t s + N O r c . r d r $ ( b F t s t t rd 6 r o r c n + . o + 6 . o
rl
roc r o
.o- n: rI
4^ d l"o" o" q oq\ q o"q 1<o"co" "1 n i6 1 ( . 6 c n + t ! r ! ) + c o
@- .."ao- o" (D- \1 .o^ e1 or (o- \o: q. c.lF i o t a ! $ o r ( D o € t s + < D 3 r o r
c ' + + t s ( D o + + N
q
c
c, .E
| - :: 3
g,l
<*g ) E
_ > t
5:
> !5E
> e
z
C4 F-ar o\
L t lr , r N; ; o ,
F r
li u)
7 J
<Qz
E
L
G r a f i k V . 4 .
PERKEMBANGAN KREDIT PERBANKAN MENURUT SEKTOR PEMERINTAH
' DAN SEKTOR SWASTA, 1969 | 1970 - 1974 I 1975
( dalem milYar ruPiah )
. {
R E P D L I I A
Tahun p€ltama
197 4lt9?6(semester I)
<-
R E P E L I T A
Sektor pemerintah
S€ktor rwasta
r97Olt91l
t64
melalui kebijaksanaan tingkat bunga atau pelarangan pemberian ktedit unruk
suatu sektor ekonomi tertentu. Prioritas pemberian kredit dimaksudkan agarterdapat keseimbangan yang serasi antara pertumbuhan masing-masing sektorekonomi disamping prioritas didalam rangka mempertahankan kestabilan.Dalam rangka kebijaksanaan tersebut maka berdasarkan kebijaksanaan anti in'flasi tanggal 9 AprtI 7974 telah diadakan penyesuaian tingkat bunga pinjamanjangka pendek berdasarkan penggolongan sektor ekonomi yang baru. Betdasar-kan ketentuan tersebut golongan suku bunga pinjaman menurut sektor ekono-mi disederhanakan menjadi tiga golongan. Golongan I dibagi menjadi golonganIA dan IB. Golongan IA terdiri dari kredit Bimas padi dan palawija, kreditimpor yang dibiayai dengan PL 480, kredit impor/distr.ibusi pupuk dan obat
hama untuk sektor pertanian dan kredit eksploitasi pabrik terigu. Golongan
IB adalah kredit untuk Bimas ayam. Golongan II terbagi atas golongan IIA
dan golongan IlB. Golongan IIA antara lain terdiri dari kredit eksploitasipenggilingan padi, petemakan, pabrik gula, industri tekstil, dan sebagainya
Sedangkan golongan IIB adalah kredit untuk produksi lainnya, kredit ekspor
dan produksi barang ekspor lainuya serta krcdit perdagangan dalam negeri.
Golongan III adalah kredit lainnya yang tidah termasuk golongan I dan II.
Suku bunga kredit golongan IA dan IB adalah 12 persen dan 15 persen
setahun. Sedangkan uncuk golongan IIA dan IIB sebesar 18 persen'dan 21
persen setahun, Untuk golongan III sebesar 24 persen setahun.
Suku bunga pinjaman tersebut terus menerus disesuaikan sej zn d,engan
perkembangan ekonomi. Suku brrnga pinjaman dipasaran bebas yang sebelum-
nya pernah mencapai tingkatan 20 persen sebulan maka pada akl.rir
REPELITA I suku bunga tcrsebut telah berada jauh dibawahnya.
Sebagian besar kredit perbankan ddam REPELITA I terutama diarahkan
untuk sektor produksi, ratl-ta:ta sebesar 46 persen dari jumlah kredit
seluruhnya. Kenaikan kredit perbankan sebesar Rp 2o3,4 milyat (18,7 persen)
terdiri dari kenaikan kredit untuk sektor produksi sebesar Rp 68,5 milyar
(12,9 persen), sektor ekspor sebesar Rp 10,1 milyar (21,0 persen) dan sektor
lainnya sebesar Rp 124,8 milyar (24,3 Persen). Dibandingkan dengaq periode
yang sama tahun yang lalu tingkat kenaikan kredit untuk sektor produksi dan
sektor lainnya menunjukkan penurunan, sedangkan sektor ekspor menunjuk-
kan sedikit kenaikan. Pemberian kredit untuk sektor lain-lain sebagian besar
digunakan untuk pembiayaan pengadaan pangan dan perdagangan dalam negeri.
L
t65
E.g
c^ ,0 -6- i :
..i
o- q q. c,t
9. co- (o- q
(9" \ .1 co-
e , 1 0 r o :
.- i{o{xT" { * .e;EdJ
i c'i d o.'
N c ) O L t F i < r ( o g t r C \ r . . 1 € r . )4i st rj c.i
"i ci oi ".i
oi !i ,ri i di c { : € c i ] N
o( o r d l € (a !o o c r € r . r €€co+ ( l F 6 { 1 6 0 r ) O r s F c r ) + : Ft s ( o c o i r o o F + F F " c \ r i
o ( o N d t < o a r @ c o s r n( o { i N o o i < D
cD ro (o : r0 co co oi @ F c{ rl(o cr)
G + i O ' ) + € : f ) F C { o O ( oc \ | r r ( o +t s ( o ( D : ( o c r ' r i N a D F c { +
@ o o
c . ) d ) ( o ( o d r o :c { r o c o t r i ( D r o o r +
' o c a o 6 + r D c { +16 co
< i o . t d i
^i ^i i ..-;;
-' - .-r
c i c n d d
€ei l .:
;E
q 1 ,o-
6l o: 'o.
$34 F 4gik $31Hg1 6*:1+*is$
,o" i: q o_ c^{ .o^ 1 "l! - F r O r : c , 6 n ( c , i rc . | i H
. . t : o c { ( l + i o( o 6 1 6 1 6 . 1 ( } C \ O ! . )N :
( D 1 6 F + 1 l ' O r i r oa 6 i o . r l o o c . r
o t o - q n l
c o N r i r 6 { r o r D + + it s @ F 6 \ r
F o ) O € + ( ) 0 0 1i o ' n l o € , o + <€ c { c o C 1 l i f i @
4 0 @ i o r r o t l ( o r r )o € i , € l b r o ( o
c\r ti t-r dt t*'. o i
11 \ .o"
il
E
E
2
{^E
r 6
9 . "1 \ q
i + 1 r ) C i l
d r o c { o r F ) 6 ! o o
F O + q O G t | i f ) ( o6 r + | o C {
o.r o
q, ol 1
il \ co^
nsRS
* , ( d o r r o a r r . a @ + i o - r
FJ
f,E
!l
B
!
IE
H2
E
E
E
o E! &: J <
< - !ss
Sg5E
z
l''ltath
F
>9^, : 1 q . c
d =5.8
Crz
z
=
r66
G r s f i k V . i ,
PERKEMBANGAN KREDIT PERBANKAN MENURUT SEKTOR
EKONOMT, 1969 | 1970 - r97 4 I r97 5
( dalon milyar rupiah )
R E P E L I T A
Tahun pertama
t97 41t97 5(cemerter I)
R E P E L I T A I
Kr€dit produlsi(tennalul produbi elopor)
Krcdit c&spor
kedit lain - lain
r97 l /19?2
t
r67
Perkembangan pemberian kredit menurut sektor ekonominya dapat diikutipada Tabel V.9..
5.5.5. Perkembangan pemberian kredit bank-bank pemerintah menurut Daswati I
Sampai dengan akhir April 1974 posisi pemberian kredit bank-bankpemerintah tidak termasuk kredit langsung Bank Indonesia menurut Daswati Itelah mencapai jumlah Rp 828.806,50 juta. Dari jumlah tersebut sebesarRp 491.713,16 juta (5 9,3 persen) digunakan disektor produksi, Rp 290.782,51juta (35,1 persen) digunakan disektor lain-lain dan sisanya sebesarRp 46.31O,83 juta (5,6 persen) digunakan disektor ekspor. Dengan demikiankredit untuk sektor produksi sampai dengan April 7974 merupakan bagianyang terbesar (lihat Tabel V.10.).
Posisi kredit untuk sektor produksi sebesar Rp +97.773,L6 juta (59,3persen) terutama diarahkan ke produksi bahan pangan yaitu sebesarRp 764.923,I8 juta (33,S persen), perindustrian sebesar Rp 134.301,33 juta(27,3 persen) dan produksi sandang sebesar Rp 79.910,02 juta (16,2 persen).
Dari kredit untuk sektor lain{ain sebesar Rp 290.782,57 Juta (35,Ipersen) bagian yang terbesar dipergunakan untuk perdagangan dalam negeriyaitu Rp 183.256,07 juta (63,0 persen). Sektor lainnya adalah sebesarRp 96.346,00 juta (33,1 persen), sedangkan kredit untuk impor dengandevisa kredit merupakan bagian yang kecil.
Pada akhir April 1974 pemberian kredit ke daerah khusus Jakartaadalah sejumlah Rp 365.477,90 juta atau 44,1 persen dari seluruh kredityang disalurkan ke Daswati I. Dari posisi kredit sebesar Rp 365.471,90 jura(44,1 persen) digunahan untuk sektor produksi sebesar Rp 797.792,29 lttz(54,0 persen), sektor lainlain sejumlah Rp 159.527,23 jlta (43,6 persen) dankredit untuk sektor ekspor Rp 8.758,38 juta (2,4 persen). Kredit unruksektor produksi terutama digunakan unruk pembiayaan produhsi bahanpangan dan sandang ,masing
- masing sebesar Rp 70.893,57 juta ( 36,0persen ) dan Rp 54.926,94 jrta (27,9 persen). Sedangkan kedit unruk sektorlain-lain terutaila digunakan untuk perdagangan dalam negeri sebesarRp 91.604,66 jutr (57,4 persen) dan untuk lainnya sebesar Rp 57.866,65juta (36,3 persen).
Sampai dengan akhir April 1974 posisi kredit untuk daerah Jawa Timur
q.
.q
oq
e
0q
9.
$
j
€ " \ 1
i e 6 l
q c { € -
h oq c'l
01
d
ol or ".)-
ti .o" {t
* q d l
! r o o t sfr N- 6. .r:t s l : l
N T
q q q
E - ai t 3 ) 3
d
ut
N.
Ai
o
5
n:
< :> E
3€
? t p! E
E r
Y A
g E$s
HTEi
6
z
YA
$E
rY
z3I
zJ
e
142
k3
FI
) *z t illl o'5 i
<r (t r o rz<
E( 'E J Z
t a s
E F r F
r69
mencapai jumlah Rp 716.082,34 juta (14,0 persen dari seluruh pemberian
kredit untuk Daswati I). Dari jumlah tersebut bagian terbesar digunakan
untuk sektor produksi yaitu sebesar Rp 72-20I'96 juta (62,2 persen).
Sebesar Rp 38.113,99 juta (32,8 persen) digunakan untuk sektor lain-lain
dan Rp 5.766,39 juta (5,0 persen) untuk sektor ekspor'
Kredit untuk sektor produksi sebesar Rp 72.201,96 juta (62,2 persen)
terutama digunakan untuk perindustrian dan produksi bahan pangan masing-
masing sebesar Rp 30.002,81 juta (41,6 persen) dan Rp 28.570'56 juta
(39,6 persen).
Pemberian kredit untuk Daswati I selain yang tersebut diatas, di JawaBarat mencapai jumlah sebesar Rp 80.178,67 juta (9,7 persen). Dari jumlah
ini terutama disalurkan untuk sektor produksi dan sektor lain-lain.
Kredit untuk Daswati I lainnya sebesar Rp 155.970,70 juta (18,8 persen)'
bagian terbesar digunakan untuk sektor produksi yaitu sejumlah Rp 86.201'00juta (55,3 persen). Sebagian besar kredit untuk sektor produksi ini, terutama
diglnakan untuk produksi barang ekspor dan produksi bahan pangan masing-
masing sejumlah Rp 34.387,17 juta (39,9 persen) dan Rp 20.379,48 juta(2 3,6 persen).
5.5.6. Perkembangan kredit investasi
Pemberian kredit investasi dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan. Berdasarkan peraturan 9 April 1974 suku bunga kredit investasi
untuk golongan I dan golongan II adalah sebcsar 12 Persen setahun, sedangkan
suku bunga untuk golongan III dan golongan IV sebesar 15 persen setahun'
Bagian dana nasabah ditetapkan untuk golongan I, II dan III sejumlah 25
persen untuk proyek prioritas dan 50 persen untuk proyek non prioritas'
Untuk jumlah kredit yang termasuk golongan lV, dana yang harus disediakan
adalah 35 persen bagi proyek prioritas dan 50 persen bagi proyek non prioritas.
Disamping itu tlitetapkan pula suku bunga kredit investasi kecil dan kredit
modal kerjapermanen masing-masing sebesar 12 persen dan 15 persen setahun'
Dengan ketetapan ini diharapkan kegiatan investasi dapat ditingkatkan.
Sampai dengan Agustus 1974 realisasi kredit investasi adalah sebesar
Rp 129,0 milyar atau 68,7 persen dari jumlah kredit investasi yang disetujui
t
yartu sebesar Rp 187,7 milyar. Dibandingkan dengan posisinya pada bulanMriret 1974 terdapat kenaikan kredit investasi sebesar Rp 9,7 milyar (8,L
persen). Lihat Tabel V.11..
Selama lima tahun pelaksanaan REPELITA I realisasi kredit investasisenantiasa meningkat. Kenaikan kedit investasi yang direalisir setiap tahunnyemasing-masing dalam tahun 1969/7970 adalah sebesar Rp 16,6 milyar, tahunl970l197l sebesar Rp 32,6 milyar (196,4 persen), dalam tahun 1971/7972sebesar Rp 27,5 milyar (55,9 persen), dalam tahun 7972/7973 sebesnRp 2O,i milyar (26,2 persen) dan pada tahun 1973/1974 telah meningkatdengan Rp 22,5 mlyat (23,2 persen).
Adapun target kredit investasi selama REPELITA I adalah sejumlahRp 95,0 milyar. Dengan demikian realisasi kredit investasi pada akirrREPELITA I telah dilampaui dengan jumlah sebesax Rp 24,3 milybr.
Dilihat menurut sektor ekonominya, sampai dengan Agustus 1974perkembangan kredit investasi baik yang disetujui maupun realisasinyamenunjukkan bahwa sektor industri tetap mengambil bagan yrng terbesar,disusul dengan kredit investasi untuk sektor perhubungan dan pariwisata dansektor pertanian. Adapun realisasi kredit investasi untuk sektor industri adalahsebesar Rp 65,4 milyar (50,7 persen), sektor perhubungan dan pariwisatasebesar Rp 45,5 milyar (35,3 persen) dan sektor pertanian sebesar Rp 10,1milyar (7,8 persen).
Program kredit bagi pengusaha kecil dilaksanakan dalam bentuk pemberi-an kredit investasi kecil dan kredit modal kerja permanen. Sejak dilaksanakan-nya (3 Desember 1973) sampai dengan Agustus 1974 jumlah kredit investasikecil yang telah disetujui adalah sebanyak 8.426 permohonan dengan nilaisebesar Rp 12.644 jtl:.a. Nilai rata-rata dap permohonan sejumlah $p 1,5 juta.
Adapun jumlah kredit modal kerja permanen untuk waktu yang sama telahdisetujui sejumlah 10.074 pomohonan meliputi nilai Rp 12.465 juta dengannilai rata-rata Rp 1,2 juta untuk tiap permohonan,
PT. Askrindo dalam usalanya memberikan jaminan dalam permintaankredit, untuk periode tahun 7974 srmpai dengan Agustus 1974 telah mem-berikan jaminan atas kredit sebesar Rp 25.790,9 juta kepada 67.630 peminjamdiberbagai daerah. .{pabila diperinci menurut sektor ekonominya, dari jumlah
kredit yang dijamin tersebut, sebagian besar berupa kredit dari sektor
L7 lq. -r q 61 .o- 6-6 r O | . } 0 r 4 F
q. o: r: { o1 ,o-F o t l o f F
6t ,o" \ dr i:, 6gI ' < t r . a t o { Fcal ro
nr \ o" 6t o* 6r.o r o r r o - j t s
4 q. .o- c{ E, .o-= € g d B r , '
c . r 1 9 - q n i \r - @ c } o r 4 . . |o r o
q €,1 iD" o{ -1 .:r o 6 d r o r l a . to 1 6
6 G . r i i c { i t od d d d . i 6 i
0t 6), fi c{- .rt oIT D F F C 6 ) r
N - F o ^
s " rgd s- i
\ o t q q q t r tF 6 r O | o i€ r q t
e9, o- 6l ,.1 cjl -t6 @ - c l i i6 r o r ( o . i
o - n 6 r . q q e -! t ( o o o t t i6 b r o r r D i
o.r 6{ a r: o.l 6{6 C t r t o 6 l o
$ q33 g3
.: rr 9. 'q ,D. .:g 9 R o B -
c- cl -- ,.1 or 0lF ( o o o o r a r @
e cr- 61 .q -1 cr6 t i d l o o j , l j
\ @ . 6 r - 9 6 { q1 6 - - ( l 0 ! + 1 6
i . N c \ r i o o F -i c ' i d i d d +{ . d F l '
@ F '. j d d & . - r
| A 1 6 + F i od S d d d
rr o1 n:. oq E. $ o
lrs $$3*5 $3r ( o
515 3S
\ o :c{
€ - L o l r o - i i 1r o ! ) t l o u l o
..1 !r dtR S o
{ i d d
i,tEa
t
! o E51
q ! !
E
I
tA
ta
r. I= t t
F ' |o :
t. t
Ej
" , *5 d
Bri >
9EFg
9 !
Bs
tFo\
?Fo\
F
o\H^
.6 'A: te> f H
z
z
2!4&9r
r72G r o f i k V . 6 .
PERKEMBANGAI{ KREDIT INVESTASI YANG DTSETUJUI PERBANT$N196911970 - r974ll9f5( dddr milyar ruPiah )
R E P E L T T A t rTrhul pert]nr
r9741r976( dd fuurtuc )
R E P E L I T A I
scLtor pertanian
$ktor Derhubuffldndrnpiiiwk.t8
-
r l )
perdagangan, industri dan jasajasa Masingmasing untuk sektor perdagangan
sebesar Rp 9 -822,7 jt;rtz (38,1 persen), sektor industri sebesar Rp 5'687,7 j:ota
(22,0 persen) dan sektor jasajasa sebesar Rp 4 673,5 juta (18,1 persen).
Sisanya merupakan kredit yang diminta oleh sektor pertanian dan lain{ain.
Dalam periode yang sama tahun 197 3 PT Askrindo telah membetikan jamiiran
atas kredit sejumlah Rp.637,1juta kepada 2.335 peminjam.
Usaha menumbuhkan serta menggairahkan kemampuan berusaha dari
pengusaha kecil dan menengah telah pula ditempuh melalui penyertaan mod:rl
dalam perusahaan oleh PT. Bahana. Disamping itu PT. Bahana dapat pula
mengadakan identifikasi dari proyek serta feasibility studies bagi perusahaan'
Untuk mencapai tujuan tersebut PT. Bahana perlu mengadakan usaha meng-
himpun dana melalui pengeluaran kertas berharga dan menyediakan jasajasa
dalam hal memperluas dan memodernisir perusahaan swasta nasional, men-
dapatkan sumber permodalan berupa pinjaman dan penyertaan baik ciari
dalam maupun dari luar perusahaan swasta nasional.
5.6. Perkiraan jumlah uang beredar dan perkteditan 197 5 /197 6
Petkiraan jumlah uang beredar diperlukan dalam rangka penyesuaian
antara tingkat pertambahan jumlah uang beredar dengan tingkat perkcm-
bangan harga. Dengan demikian pertambahan jumlah uang beredar dapat
dikendalikan sampai batas-batas yang aman.
Berdasarkan anggaPan bahwa kenaikan harga Calam tahun 1975/7976
lebih rendah dibandingkan dengan tahun 1974/1975 maka dapat diadalian
perkiraan sebagai berikut.
Pada akhir tahtn 1974/7975 jumlah uang beredar dan perkreditan banl<
diperkirakan sebesar Rp 1 105,6 milyar dan Rp 7.+29,7 milyar' Dalam tahutr
lg75llg76 jumlah uang beredar diperkirakan akan bertambah dengan
Rp 342,7 milyar ( 30,9 persen ). Sedangkan kredit perbankan bertambah
dengan Rp 360,0 milyar ( 25,2 persen ) sehingga dengan demikian posisi
jumlah uang beredar dan perkreditan bank pada akhir tahun I975/L976
diperkirakan mencapai jumlah sebesar Rp 1443,3 milyar dan Rp 1789'7
milyar.
A
77+
T a b e l V ' 1 2 '
PROGNOSA JUMLAII UANG YANG BEREDAR DAN PERKREDITAN
BANK SELURUHNY !\ 197 51r976
( dalam milYar ruPiah )
Wak tuJumlah uangyang b€redar
Perkreditan bankseluruhnya
19691197O Mzret
t970/1971
t97 r lr972
79721197 3
r97 Jlr97 4
r97 411975
197 5/797 6
Maret
Maret
JuniSeptemberDesemberMatet
JuniSeptember
Desember
Maret
Maret
Maret
zto,7
11rl J
3 51 ,1
377 ,6
42+,3L14 a
) J o , t
598,8629,2.669,0784,3
1 .105,6
r.4+8,3
262,o
3 80,6
( ? ? <
< 7 7 L
581 ,5
657 ,7
70+,o
817 ,8
972,6
1.004,6
7.089,7
I L )A 7
1.789,7
Y
NERACA, PEMBAYARAN INTERNASIONAL
I
BAB V I
PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN
DAN LALU LINTAS DEVISA
6,1. Pendahuluan
6,1.1. Situasi ekonomi dan moneter internasional
Dalam tahun-tahun terakhir ini situasi ekonomi dunia ditandai dengan
berbagai macam perubahan. Hal ini tercermin didalam pasang sururnya laju
pertumbuhan produksi riil dinegara indusui dan terjadinya berbagai macam
krisis dunia yaitu krisis pangan, krisis energi dan kegoncangan monetel
internasional.
Laju perrumbuhan produksi riil dinegara-negara industri dalam tahun
7970 dan 1971 turun menjadi sekitar 3 petsen. Pertumbuhan produksi rlil
yang rendah ini diikuti dengan meningkahya kegiatan ekonomi dalam tahun
1972 dan 1973. Dalam tahun-tahun yang disebut terakhir ini produksi riil
Amerika Serikat meningklt rztl-ratl 6 persen. Sedangkan Jepang dan Etopa
Barat pertumbuhan produksi riilnya reta-rata meningkat masing-masing dengan
10 persen dan 5 persen Dinegara-negara yang sedang berkembang laju
pertumbuhan produl<si ini diperkirakan rata-rata 6 persen dalam tahun 1972
salnnat rv I J,
Sejak tahun 1972 negara'negzra yang sedang berkembang dilanda krisis
pangan yang disertai dengan meningkatnya harga bahan pangan sePerti beras
dan gandum. Berbarengan dengan timbulnya krisis pangan ini terjadi pula
krisis energi dan bahan baku yang sangat mempengaruhi laju pertumbuhan
ekonomi.
Krisis energi telah mengakibatkan kenaikan yang besar dalam harga
minyak bumi, Peningkatan penerimaan devisa sebagai akibat naiknya harga
minyak mentah disatu pihak, krisis energi ini antara lain telah pula meng-
akibatkan naiknya ongkos angkutan dan harga bahan baku sePerti puPuk
dan lain{ain.
Di negara-negara yang menghasilkan barang-barang primer tingkat ke-
naikan harga rat^'l:ete menjadi dua kali lipat dalam tahun 1973 dibandingkan
L t )
I
t t o
dengan tingkat kenaikan dalam tahun 1970. Oleh karena itu krisis energitersebut mempunyai pengaruh yang besar didalam kegiatan ekonomi, sehinggasituasi ekonomi dunia tidak dapat terlepas dari padanya. Pembatasan produksiminyak selama triwulan terakhir tahun 1973 dan dilakukannya embargopenjualan minyak kenegara-negara tertentu oleh OAPEC (Organization ofArab Petroleum Exporting Countries) dimaksudkan untuk mempertahankantingkat harga minyak yang berlaku.
Volume perdagangan dunia pada tahun 1973 meningkat dengan 12%persen, sedangkan nilainya meningkat dengan 37 persen. Volume dan nilaiekspor dinegara-negara berkembang penghasil minyak bumi mengalami ke-naikan masing-mastng 12lz persen dan 39 persen. Sebaliknya volume dan nilaiimpornya masing-masing meningkat dengan 20 persen dan 18% persen.Kenaikan dalam nilai ekspor negara-negara sedang berkembang disebabkanterutama karena meningkatnya harga minyak bumi. Sedangkan kenaikandalam nilai impornya adalah merupakan akibat dari meningkatnya hargaminyak bumr, bahan baku/penolong dan meningkatnya laju inflasi dinegara-negara industri.
Kelambatan laju pertumbuhan ekonomi dinegara-negara industri diper-tajam dengan timbulnya tekanan inflasi yang terjadi pada pertengahantahun 7974, Kenaikan fata-rata tingkat inflasi dinegara-negara tersebut men-capai 7,2 persen dalam tahun 197 3. Dalam pertengahan ta;h:ln 7974 meningkatmenjadi 12 persen Tingkat inflasi yang terjadi pada pertengahan tahun 1974ini melehihi rata-rata kenaikan inflasi pada tahun enam puluhan yaitu sekitar2lz persen. Faktor utama yang menyebabkan kenaikan inflasi yang tinggi iniantara lain karena meningkatnya harga bahan mentah dan bahan bakar.
Dincgara-negara yang sedang berkembang ringkat inflasi sangat melonjaksciama tahun 1973 dan awal tahun 1974. Pada uhun 1972 - 1973 kenaikanharga barang-barang konzumsi adzlah 25 persen. Sedangkan pada tiga bulanpertama tahun 1974 mencapai 40 persen.
Penurunan dalam pertumbuhan ekonomi dinegara-negara industri tahun1974 ini menimbulkan berkurangnya volume ekspor dinegara-negata ber-kembang bukan penghasil minyak. Sedangkan pertambahan dalam volumeimpor yang diperlukan untuk pembangunan oleh negara-negara berkembangdihambat dengan meningkatnya harga minyak menrah, pupuk dan balran bakuyang lain.
{
777
Kebijaksanaan untuk menanggulangi inflasi dinegara-negara industri
telah dilakukan namun belum cukup dapat menanggulangi kenaikan harga-harga yang terjadi. Oleh katena inr perlu dicari langkah-langkah yang tepatuntuk menanggulanginya.
Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan pengurangan 10 persendari nilai par dalam bulan Pebruari 1973 yang kedua kalinya. Disamping pe-lepasan kaitan US dollar dengan emas, pemerintah Amerika Serikat meng-ambil tindakan pungutan tambahan terhadap impor. Oleh karena itu dollarAmerika Serikat dan mata uang beberapa negara lainnya di ambangkan.
Kemudian negara-negaxa yang tergabung dalam Dana Moneter Internasionalmengadakan penyesuaian bam mata uangnya.
Negara-negara Italia, Jepang, Canada, Inggris dan Swiss mengambangkan
mata uangnya. Sedangkan negara-negara yang tergabung dalam MEE (Ma.sya-
rakat Ekonomi Eropa) membiarkan fluktuasi mata uangnya dengan batas
2% persen. Sebaliknya Jerman merevaluasi Deutsche Mark dengan 3 persen
terhadap SDR. Austria mempertahankan batas maximum 2r/4 percen Lntara
Shilling dengan mata uang negara-negara MEE sejak Mtet L973 sampai per-
tengahan bulan Mei 1974. Disamping itu pada bulan Maret 1974 Shilling
Austria direvaluasi dengan 2t/4 persen terhadap SDR, kemudian dengan 4,8
persen pada bulan Juli 7973. Dan pada bulan Mei 1974 margin ini diubah
lagi menjadi 472 persen.
Dengan tujuan mengembalikan stabilitas moneter internasional telah di-
adakan perundingan oleh beberapa negara besar yang menghasilkan "Smith-
sonian Agreement". Selang beberapa lama setelah Smithsonian Agreement di-laksanakan perkembangan moneter menunjukkan ketenangan. Akan tetapi
dalam tahun 1972 keadaan moneter internasional mulai tampak goncang
kembali. Oleh karenaitu perlu diciptakan sistim moneter internasional yang baru
yang dapat menampung perubahan-perubahan pendng dalam pola perdagangan
dan moneter internasional.
178
Untuk rujuan tersebut maka dalam tahun 1972 dibentuk "Committeeof Twenty" atau "Panitia Duapuluh". Panitia ini ditugaskan untuk men-ciptakan sistim monetcr internasional yang baru yang dapat menampungperkembangan-perkembangan baru.
Tingkat inflasi yang tinggi dan timbulnya krisis energi akhir-akhir inimengahibatkan penurunan didalam pertumbuhan ekonomi. Disamping itukeseimbangan neraca pembayaran semakin terganggu karenanya, Unrukkembali kepada sistim yang mendasarkan pada r.rilai par yang stabil tetapidapat di sesuaikan kalau diperlukan, memerlukan waktu, Demikian puladengan proses penyesuaian dan likwiditas internasional masih perlu di-pelajari, Oleh karena itu "Panitia Duapuluh" memberikan prioritas kepadabeberapa aspek tertentu yang sangat mendesak, Yang terakhir ini antaralain tercermin dengan dibentuknya "Panitia Sementara" (lnterim Committee)dan "Development Comnlittee",
Tugas pokok darj "Panitia Sementara" inj adalah mengadakan pengawas-an atas pengclolaan sistim moneter internasional serta mengikuti pelaksanaanproses penyeslraian secara terus menerus dan rnenyelesaikan masalah-masalahyang dapat mengganggu sistim moneter internasional.
Pcmbentukan panitia gabungan tingkat Menteri dari Dana Moneterlnternasional dan Bank Dunia dimaksudkan untuk mempelajari masalah yangmenyangkut uansfer dana kencgara-negara berkembang, Program kerja telahdirencanakan dan antara lain meliputi jumlah dan kwalitas bantuan resmi ;pcrbaikan pasar modal ; bentuk pembiayaan internasional atas barang-barangdan stabilisasi harga ; serta kebijaksanaan yang menyangkut prosedur dariIembaga keuangan untuk pembangunan multilateral.
Pembaharuan sistim moneter internasional
Tujuan pembaharuan sistim moneter internasional adalah disampinguntuk mendorong pertumbuhan perdagangan dunia dan kesempatan kerjajuga untuk memajukan pembangunan ekonomi dunia dan membantu usaha-usaha untuk menshindarkan inflasi dan deflasi.
179
Sistirn kurs devisa didasarkan kepada nilai paritas yang stabil tetapi
dapat disesuaikan dan dalam keadaan tertentu dirnungkinkan mengadakan
pcngambangan. Sedangkan untuk mengatasi ketidak seimbangan neraca pcm-
bayaran disetujui cara-cara penyesu aiar, zntara lain sebagai berikut r
- Semua negara baik dalam keadaan defisit maupun surplus harus mengambil
tindakan penyesuaian ;
- Proses penyesuaian ini didasarkan kepada penilaian rnenyeluruh mengenai
keadaan ekonomi negara-negara yang bersangkutan,
Oleh Panitia 20 telah disetujui untuk menjalankan prinsip konvertibilitas
Semua negara yang mempertahankan nilai paritas nata uaugnya menyelesai-
kan saldo neraca pembayarannya dengan menggunakan cadaugan devisa.
Disamping itu disetujui pula pengendalian arus modal vang mcngganggu
keseimbangan neraca pcmbayaran.
Sehubungan dengan masalah likwiditas internasional maka diusahal<an
untuk mengendalikan perkembangan likwiditas internasional dalam meng-
hindarkan keadaan in{lasi dan det'lasi. Untuk keperluan ini diusahakan agar
SDR menjatli caclangan devisa utama sebagai pengganti emas dan mate uang
suatu negara untuk cadangan de| isa.
Didalam pelaksanaan sistim moneter internasional yang baru diperlukan
ketentu anhetentuar yang masih perlu dipelajari dan mencakup beberapa
masalah antara lain ' indikator cadangan devisa, rnasalah nilai mata uang
dan interuensi, penganrbangan dalam keadaan tertenflr, pengendalian terhadap
jumlah devisa resmi, masalah elastisitas dan substitusi, masalah SDR dan
kepentingan negara.negzr a. yang berkembang,
Dalam sistim Bretton Woods nrlai par dari mata LLang boleh bergerrk
1 i:erscn kcatas atau kebawah terhadap nilai paritas. Sedangkan dalam sistint
yang baru batas tcrsebut diusulkan menjadi 2/+ persen diatas atau dibawah
nilai par yang dinyatakan dalam SDR, Agar tidak keluar dari batas ini di-
per luka n in tervensi d ipasar devisa.
Pengaruh perkembangan situasi ekonomi mon€ter internasional ini senan-
tiasa harus diamati agar Pemerintah dapat segera mengambil langkahlangkah se-
perlunya untuk menjaga kelangsungair stabilitas ekonomi dan laju pembangunan
180
f
6. 1.2. Kebijaltsanaan perdagangnn luar negeri
Dibidang ekspor telah diambil berbagai kebijaksanaan yang dituangkandalam peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi dalam komposisi, pe-ningkatan mutu barang-barang ekspor dan pcrbaikan pola pemasaran,
Dalam tahun 1971 telah dibentuk Lembaga Pengembangan EksporNasional (LPEN) sebagai usaha pengcnbangan barang-barang ekspor baru. Tu-gas pokok dari Lembaga ini adalah mengadakan penelitian pemasaran danmemberikan petunjuk-petunjuk kepada eksportir dalam usaba peningl<atanekspornva,
Disamping fasilitas fiskal telah dirintis pula wilay,afi pcngolahan ekspor,wilayah bebas bea masuk dan fasilitas bondcd rva,rehouse, Kebijaksanaanini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan barang-barang ekspor baru.
Sedangkan untuk memperkuar daya saing barang-barang ckspor di pasarinternasional diadakan kerja sama internasional dan regional. Kerja sama inidirintis antara negarn-negnra produsen barang-barang primcr yang mempunyaikepentingan bersama dipasaran dunia, I)alam bidang karet dibentuk ANRPC(Association of Narural Rubber Production Country), Sedangkan dalam halkopra dan lada kerja sama ini dikenal dengan Asian Coconut Community danPepper Community,
Disamping itu telah diadakan penjajagan terhadap negara-negara MEE.
Tujuan pokok penjajagan ini adalah untuk mendapatkan perlindunganterhadap batang-barang ekspor dari negara{regara ASEAN. Fasilitas-fasilitasperlindungan ini antara lain tertuang didalam pemberian preferensi umumatas tarif dari MEE.
Demikian pula telah dimulai langkah-langkah untuk mengembangkanpasaran baru bagi barang-barang ekspor yaitu ke Australia, Selandia Baru,
negara'negara sosialis (Eropa Timur) dan negara-negara diwilayah ASEAN.
Didalam ketataniagaan perdagangan luar negeri telah diadakan penyem-purnaan. Kebijaksanaan ini dirnaksudkan untuk meningkatkan produksi,mengembangkan usaha bagi produsen dalam negeri dan menciptakan iapangankerja yang baru. Sejalan dengan kebijaksanaan ini maka diambil tindakan
penurunan biaya ekspor, pengawasan mutu, larangan ekspor dengan mutu
rendah dan penyederhanaan proscdur ekspornya.
Peningkatan kwalitas barang-barangekspor dilakukan dengan standardisasiuntuk menentukan syarat-syarat mutu suatu barang- Hal ini dimaksudkanagar mendapatkan kepastian terhadap barang tersebut. Standardisasi inidilakukan terhadap beberapa barang ekspor seperti rembakau, karet danIain{ain. Disamping itu telah pula ditetapkan 16 jenis komoditi ekspor :
a. Makanan ternak yaitu jagung, gaplek dan bungkil kopra ;
b. Kopi, teh, kayu dan kulit ;
c. Rempah-rempah antara lain lada, pala dan cassiavera ;
d. Minyak nabati, minyak nilam, minyak akar wangi, minyak kenanga danminyak kelapa sawit serta minyak sereh,
Dibidang impor kebijaksanaan telah dituangkan dalam penyediaanbarang-barang pokok sebagai usaha stabilisasi harga. Sedangkan untukmenjaga kelangsungan dan kelancaran produksi diambil tinda.kan menjaminarus bahan baku/penolong dan barang-barang modal yang diperlukan.
Perkembangan produksi dalam negeri yang cepat diperlukan perubahanpola impor. Hal ini nampak adanya penggeseran dari impor barang.barangjadikeimpor bahan baku/penolong dan barang-barang modal. Oleh karena itukebijaksanaan impor terutama tercermin didalarn keringanan/pembebasan beamasuk dan pembatasan impor barang yang sudah dapat diprodusir didalamnegerr.
6.2. Perkembangan neraca pembayaran
Tahun pertama REPELITA ll ini ditandai dengan perkembangan surplusneraca pembayaran yang hampir 2,5 kali lebih besar bila dibandingkan dengankeadaan pada tahun terakhir REPELII'A L Pertumbuhan yang sangatpesat ini terutalna disebabkan karena meningkatnya perkiraan realisasipenerimaan minyak bersih tahtn 19741797 5 yaitu sebesar US $ 2.748 jutaatau 328,7 persen Iebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meningkatnya perkiraan realisasi penerimaan minyak bersih dalam tahun7974/1975 ini menimbulkan defisit transaksi berjalan yang semakin kecil.Hal ini disebabkan harena pertumbuhan ekspor minyak dan diluar minyaklebih besar dibandingkan dengan pcrkembangan pengeluaran untuk impordan jasajasa, Perkiraan realise.si transaksi berialan tahun 197411975 tersebut
t 6 L
adalah sebesar US $ 455 juta atau 39,8 persen lebih kecil dibandingkandengan tahun 797 3/797 4.
Defisit didzlam transaksi berjalan itu ditutup dengan pemasukan modalnetto, yang dalam tahun 797417975 ini berjumlah US $ 1.358 juta. Denganmernperhatikan masih terdapatnya selisih yang belum dapat diperhitungkanmaka p''erkiraan realisasi neraca pembayaran tahun 7974/1975 mengalamisurplus sebesar US $ 829 juta.
Perkembangan yang lebih terperinci mengenai neraca pembayaran selamaREPELITA I dan permulaan REPELITA II dapat diikuti dalam Tabel VI.1.dan Tabel VL2.
6.2.1. Transaksi berjalan
6 .2 .1 .1 . Ekspo r
Dalarn tahun 197+/1975 perkiraan realisasi ekspor tanpa minyakmeningkat dengan 2,2 persen dibandingkan dengan ta,hn 7973/7974.Beberapa barang ekspor seperti kopi, tirnah, minyak/bijih sawit, barang-barangtambang diluar timah dan minyak adalah yang menyebabkan kenaikan ekspordiluar minyak tersebut. Sedangkan barang-barang seperti karet, kayu, tembakaudan lada mengalami penurunan dalam nilai ekspornya. Penurunan nilai eksporbeberapa barang tersebut discbabkan karena menurunnya hargx barang-barangini dipasar internasional yang mulai tampak sejak bulan Septenrber 1974.Diperkirakan bahwa penurunan ini akan terjadi pula pada Semester IIr97 4/197 5 .
Kenaikan ekspor yang sangat pesat terjadi pada ckspor barang-barangtambang diluar minyak bumi, Bila dalam tahun I97311974 nilai ekspor ba-rang tersebut termasuk timah baru rnencapai sebesar US $ 175 jLrta maka se-lama tahun 197+/1975 telah mcningkat menjadi US $ 302 juta atau mcningkatdengan 72.6 persen. Dari jenisjenis barang tambang tliluar ninyak, eksportimah dan barang tambang lainnya dalam tahw 79741197 5 masing-masingadalah sebesai- US $ 137 juta dan US $ 165 juta. Hal ini berarti meningkat ma-sing-masing dc'ngan 39,8 persen dan 114,3 persen dibandingkan dengan tahunsebelumn).r-. Kenaikau dalam ekspor barang tambang ini disebtbkan karenameningkaiirya volume sebagai ahibat meningkatnya produksi barang tersehut.
183I a b c I VI.l.
IERj$MBANGAN NEMCA PEMBAYARAN, t969lt910 - t972ltg7S
( daLrn jutaan US | )
1969/19?0 1970/f971 Perscda!. l97lll97? Pcrrcrtalc 1972/197$ Pcficnrarc
(Ralilasi) (Rcarisari) pcrubrtatr (R-rldi) pctubdAn (R.elir'!i) pcmbrl.tr
I. BarangnaraDg dar jala - jasa
l. Ekspor, fob + 1.0.14 + 1.204 + 15,3
minyak + 384 + 443 + 15,4
tanpa minysk + 660 + 761 + 15,3
2, Impor - 1,227 - l^232 + oJ
m i n y a k - 8 E - 9 4 + 6 , 8
tanpa minyak, c&f - 1.139 - 1.138 - 0,1
3. Jass -ja!a - 318 - 360 + 15,2
m i n y a k * 2 0 4 - 2 1 4 + 4 , 9
tanpaminyak, diluar freight -. l14 - 146 + 26,1
4. TraNaksi berjalan - 501 - 38E - 22,6
minyak + 92 + lS5 + 46,7
tanpa minyak - 593 - 623 - ll,E
I I : S D R + 3 5 + 2 8 - 2 0 , 0
IIII. Pemasukan modal p€merint h + 971 + 369 - 0,5
1. Bantuan progdrn + 308 + 28n - 8,1
2. Bantuan proyek + 63 + 86 + 36,5
IV. Pemasukan modal srrrsta * 27 + ll5 + 325,9
V. Pembayafrn hutrlry - 3l - 47 + 51,6
vL Jumlah t */d V - 99 + 77 -177,8
+ 1.374 + t{,1
+ 590 + 35,2
+ 764 + 3,0
- 1.381 + 12,1
- ln2 + 40,4
- t,249 + 9,8
- 4tr + 22,5
- 254 + 18,7
- t t7 + 2E, l
- 44A + 15,5
+ 20{ + 51 ,1
- 652 + 24,7
+ 30 + 7,1
+ ,100 + t,4
+ 266 + l , l
+ 114 + 32 ,6
+ 190 + 658
- 7t + 66,0
* 9+ + 22,1
+ 1.939 + 41,1
+ 965 + 63,6
+ 974 + 24,2
- l.t20 + 31,8
_ 159 + 2O,i
- 1.661 + 33,0
- 676 + 53"9
- 407 + 60,2
- 269 + 43,9
- 567 + 24,9
+ 399 + 95,6
_ 986 + 46,6
+ 4 E l + m a
+ 996 + t7,E
+ 145 + 27,2
+ ,lto + 152,6
- 66 - 15,4
+ 33t + 250,6
VIL S€li5ih yang b€lDm dapatdip6hitungtan
\rlIL Lalu lintar moneter
a795
- 100 - +25
G r a f i k V L l .
PERKEMBANGAN EKSPOR KESELURUHAN
r969t7970 - 19741197 5
( dalarn iuts&n US $ )
78+
4000
TII
minyak
tarpa mhyak
t969 n970 $70n97L L9711t972 197211973 19711197+ 7974n975( s€menBras/d Agustus )
185
6.2 . t .2 .Impor diluar minyak
Hingga dewasa ini, komposisi impor diluar minyak tetap diarahkankepada impor bahan baku/penolong darr barang-barang modal, Namun untukmencukupi kebutuhan akan barang-barang konsumsi dan menstabilkan hargakebutuhan barangbarang primer, impor barang-batang tersebut masih tetapdiperlukan.
Perkiraen realisasi nilai impor diluar minyak (c & f) dalam tahun197+/1975 mencapai jumlah US $ 4.657 juta. Sedangkan menurut perkiraanneraca pembayaran 1974/1975 adalah sebesar US $ 3.900juta.
Dibandingkan dengan tahun 1973/7974 maka perkiraan realisasi impordiluar minyak talrr.n 1974/1975 meningkat dengan US $ 1.719 juta atau58,5 persen. Kenaikan dalam impor (c & f) tahun 1974/1975 ini disebabkankarena meningkatnya program impor (beras, gandum, pupuk), impor atasdasar bantuan proyek dan pemasukan modal swasta serta non program impor.
Pengeluamn jasa-jasa
Dari tahun ke tahun pengeluaran jasajasa diluar biaya pengangkutanterus mengalami peningkatan. Perkiraan realisasi pengeluaran jasajasa tanpaminyak diluar ongkos angliut dalam tahun 197+17975 adalah sebesarUS $ 493 juta. Sedangkan menurut perkiraan neraca pembayaran tahrrq7974/1975 pos ini berjumlah US $ 490 juta.
Dalam pada itu realisasi pengeluaran jasa-jasa tanpa minyak diluar biayapengangkutan tahlun 7973/7974 mencapai jumlah US $ 364 juta. Oleh karenaitu perkiraan realisasi pengeluatan jasa.jasa tanpa minyak diluar biayapengangkutan tahun 1974/197 5 meningkat dengan US $ 129 juta atau35,4 persen lebih besar dibandingkan dengan tahun 19731t974. Peningkatanpengeluaran jasajasa tahun 7974/I975 ini disebabkan karena meningkrtnyapengeluararr transport diluar freight, biaya perjalanan dan lain-lain pemakaianjasa diluar biaya pengangkutan
Penerimaan minyak
Sejak permulaan RiiPELITA- I realisasi penerimaan minyak bersih berkern-bang dengan sangxi ceFar yaitu dari US $ 92 juta pada tohun !969/1970
(
6.2 . r .3 .
6.2.1.+.
t i
1 8 6
J
menjadi US $ 64i juta pada akhir tahun IiI|PELITA I atau meningkat
dengr;n 596,7 persen. Perkitaan realisasi penerimaatl nrinyak tersebut akan
menjadi sebesar US $ 2.748 iuta dalr.m tahun 1974/1975. Sedangkan menurut
perkiraan neraca pembayaran tahun 197411975 adalah sebesar US $ 1.470
.juta. Realisasi penerimaan minyak bersih tahtn 1973/1974 mencapai jumlah
US $ 641 juta. Dengan den.rikian perkiraan realisasi penerimaan minyak
taht:n L9741797 5 mengalami peningkatan sebesar US $ 2lO7 juta atau
328,7 persen lebih besal dibandingkan dengan tahun 1973/1974.
Kenaikirn penerimaan minyak ini terutama disebabkan karena meningkat-
nya harga minyak mentah dipasar internasional.
6.2.2. LaIu lintas modal dan trarrsfer
Bilamana dalam tahun ke .L sampai dengan ke 5 REPELITA I, devisa
kredit merupakan bagian yang terbesar dari seluruh penerimaan bantuan
luar negeri, maka dalam tahun pertama REPELITA Il ini mulai menurun
Penurunan didalam devisa kredit tersebut telah dikompensir dengan semakin
merringkatnya penerimaan bantuan proyek.
Dalam tahun 197 31197 4 tealisasi pemasukan modal Pemerintah berjumlah
US $ 643 juta. Jumlah ini terdiri dari pencrimaan bantuan program, proyek
dan lain-lain, masing-masing sebesar US $ 281 juta, US $ 275 juta dan US $ 87
juta. Perkiraan neraca pembayaran 197411975 untuk pemasukan modal
Pemer.intah sebesar US $ 670 juta terdiri dari bantuan program, proyek
dan lainlain, masing-masing sebesar US $ 300 juta, US $ 300 juta dan
US $ 70 juta.
Pada permulaan REPELITA lI tahun 197411975 ini, perkiraan realisasi
pcmasukan modal Pemerintah menjadi US $ 672 juta dimana bantuan
program, proyek dan lainJain masing-masing adalah US $ 200 juta' US $ 325
juta dan US $ 147 juta. Dengan demikian pemasukan modal Pemerintah
tzhtn 1974/7975 meningkat dengan US $ 29 juta atau 4,5 persen lebih besar
bila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.
Dilihat dari pemasukan modal secara netto maka dalam perkiraan
realisasi tahun 197+11975 meningkat dengan US $ 247 jnta ata:u 22,2 percen
Iebih besar dibandingkan dengan tahun 1973/1974
Perkembangan pemasukan modal netto yang sernakin besar dalam
i187
Tabe l VL2 .
PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYAXAN, 197311974 - L9741I975
(drlam jutaan US $ )
r973tr974 r974t7975( realisasi ) ( perkiraan )
191411975 Perscntase( pertiraen Perubahanrcalireri )
I. Barang-barang dan jasa-jasa
l. Ekspor, fob
minyak
tanpa minyak
2 . I r n p o r
minyak
tanpeminyak ,c&f
3. Jasa -jasa
minyak
tanpa rninyak, diluar freigh t
4. Trusaki berialan
minyak
tanPa minyak
lII. Pemrsrkan modal swasta
IV, Pembayatan hurang
V. Jumlalt ( | s/d lV )
VL S€lisih yang bclum dapatdiperhi ngl<an
VIl. Idu lintas mone tEr
If. Pemasukan modal pemerinmh + 643
1. Bantuan program + 287
2. Bantuan proyek + 275
3. Lein - lain + 87
+ 3 ,613
+ l.7OB
+ 1.905
- 3.t99
- 46r- 2.93A
- 970
- 606
- 364
- 756
+ 6+I
- 1 .397
+ 5 . 5 5 7
+ 3 .727
+ 1 .8 to
- 4.A20
- 920
- 3.900
- 1.827
- 490
- 1.090
+ L + 1 O
- 2-560
+ 670
+ 300
+ 3OO
+ 7 0
+ 77O
- r 5 0
+ 200
- 200
+ 7 .461
+ 5 .514
+ 1-947
- 6.to7
- 1.450
- 4 .657
- 1.809
- 1 .316
- 491
- 4 5 5
+ 2-748
+ 672
+ 2OO
+ 325
+ 147
+ 776
- 9 0
+ 903
- 7 4
- a29
+ 1O6,5
+ 222,8
+ 79,7
- 214,5
+ 58,5
+ 85,5
+ 117,2
+ 35 ,4
+
+
+
+
3 9,8
328,7
t29,3
+,528,8
ta,269,0
47,3
11,1
154t4
+ 549
- 8 1
+ 3 5 5
+ t
- 360 + 13O,3
r88
, G r a f i k V 1 , 2 .
PERKEMBANGAN EKSPOR BARANG @LONGAN UTAMA
DAN BARANG LA|NNYA, l969tr970 - 1974n9?5
( dd.n Ftse US $ )
2000
1500
1000
barurg utama
barang laitrnya
1000
197311914 197+11975( s€ment4ras/d Agustus )
2000
15 00
Gr r f i k Vt. t .
NILAI EKSPOR BARANG GOLONGAN UTAII4A DAN LAINNYA
1973tr974 - 197417975
( dalam persentase dari jumlah )
1 8 9
t-
r97 3 /r97 4April - A8ustus
(sem€nura)
r97 4/),97 5
April - Agustus(semeDtara)
II
barang utama
barang lainnya
190
perkiraan realisasi 197411975 daptt digunakan untuk menutup defisit
transahsi berjalan. Oleh karena itu dengan memperhatikan adanya selisih
yang belum dapat diperhitungkan rnaka perkiraan realisasi neraca pembayaran
Ig74/1975 menunjukkan surplus sebesar US $ 829juta'
6.3. Rcalisasi perkembangan nilai ekspor
Untuk mendapat gambarau yang lebih jelas tentang perkembangan
realisasi nilai ekspor tahun 797411975, maka perlu dibandingkan realisasi
nilai barang-barang golongan utama dan iainnya masing-masing dengan
periode yang sama dalam tahun sebelumnya
Nilai ekspor barang-barang golongan utama dalam tahun 7974/7975
dan tahun lg73llg7+ masing-masing sampai dengan bulan Agustus telah
mencapai jumlah US $ 448,5 juta dan US $ 314,7 jtta' Dengan demikian
maka dalam tafuln 197+/197 5 nilai ekspor barang-barang golongar utama
mengalami kenaikan sebesar US $ 133,8 juta arau 42,5 Persen Naiknya
nilai ekspor barang-barang golongan utama ini disebabkan karena meningkatnya
nilai ekspor minyak sawit, kopi, timah, bijih sawit, karet dan lada'
Dalam pada itu perkembangan nilai ekspor barangbarang golongan
lainnya tahun 7974/7975 dan 1973/7974 masing-masing sampai dengan
bulan Agustus adalah sebesar US $ 488,1 juta dan US $ 355,1 juta' Hal ini
berarti bahwa dalam tahun 7974/1975 nilai ekspor tersebut mengalami
kenaikan seb€sar US $ 132,8 juta attu 37,4 persen' Kenaikan nilai ekspor
barang-barang golongan lainnya ini disebabkan teflltama karena meningkatnya
nilai ekspor kayu dimana pada tahun 197+11975 telah meningkat dengan
US $ 100,7 juta.
Perkembangan nilai ekspor dan harga barangbarang Solongan utama
dan lainnya dapat diikuti dalam Tabel VI.3', Tabel VI'4' dan Tabel VI'5'
6.3.1. Realisasi nilai ekspor barang'barang golongan utama
Kare t
Realisasi nilai ekspor karet dalam taht:n 19741L975 sampai dengan
bulan Agustus berjumlah US $ 222,3 juta Sedangkan dalam tahun
lg73/7g74 sampai dengan bulan yang sama adalah sebesar US $ 181'5 juta'
r97
Ini berarti bahwa dalam tthun 1974/lg7l nilai ekspor karet telah meningkatdengan US $ 40,8 juta arau 22,5 persen.
Rata - rata harga karet RSS _ III dipasar internasional selama Anril_Agustus 1974 adalah sebesar US $ cent 34,g5/lb. Dibandingkan de'nganperiode yang sama tahun l9T3 ytng':Lta._ ratanya adalah US $ cent :J3,+j/lb.maka harga rata - rata" karet tahun Ig74/1g75 meningkat dengan 4,5 persen.Dilihat dari volume ekspornya maka terjadi penurunan yatru dari 344,0ribu ton selama April - Agustus 1974 menjadi 386,7 ribu ron dalam periodeyang sama tahun sebelumnya. Hal ini berarti menurun dengan 42,4 ribu tonatau 11,0 persen.
Kop ra
Sampai dengan bulan Juli tahun 1973/f974 nilai ekspor kopra berjumlahUS $ 2,7 juta. Mulai bulan Agusrus 1973 ekspor kopra dilarang. Hal ini di_sebabkan karena produksi kopra tidak mencukupi kebutuhan dalam negeridan untuk menjaga harga minyak kelapa pada tingkat harga yang wajar,
Kop i
Dalam tahun 7974/1975 dan 19731L974 masing_masing sampai denganbulan Agustus tahun yang bersangku tan nilai ekspoi kopi berjumlah LIS $55,1 juta dan US $ 26,O j:uta. Dengan demikian maka realisasi nilai eksnorkopi dalam tthun t974/1975 mengalami kenaikan sebesar US $ 29,1 iutaatau 111,9 persen.
Selama bulan April-Agustus 1974 tlta-rata harga kopi mencapai Str. $150,6/pikul. Sedangkan selama April-Agustus 1973 rat;_rata harga kopitersebut adalah sebesar Str. $ 90/pikul. Dengan demikian rara-rata harga kopitafutn 1,974/7975 telah meningkat dengan 67,3 persen.
Dalam pada itu volume ekspor kopi selama bulan April_Agustus7974/7975 dm 7973/7924 masing-masing adalah sebesar 51,2 ribu ton dan25,9 ribu ton. Ini berarti bahwa dalam tahun 1974/7975 volume ekspor kopitelah mengalami peningkatan sebesat 25,3 ribu ton ztau 97,T oersen diban_dingkan dengan tahun sebelumnya.
792
a
! - r o i o F \ o t ' - u ro \ t \ r t . - o
o F qF I H
c.- o: \ *- \ o- o. {: .o- , 'o^ 11'- \ .:o d . j n o ' l \ o a o | $ € ' $ € ^ H X
+ l + + l l + + + + + + l + +
4 =$RRS+Si 6 Si$RsR $+ ..1 .f
o o d 6 . o N € t t!. F. h 6l i {' '6 cc
o \ r . . t i r r r | + o N o . n : \ o F F F ja a 6 \ O \ O ! t + F . 6 N i F . n \ O €+ . . t N F
: ss3:R. r : * + s \oN6, + €+ i a i - ( . | d \ o
cl
. o - o \ c o . a - O " o : q e q \ o - F i ( b 6 h + 6\ o o o $ Q o r o . ! r q v i l + d F : ii : ( \ r + i r l ^ t r + : \ o H \ o +
+ + l + + - f t + + + + + + + +
t l 6 0 1 @ N o \ a \ 9 i6 c b F . ( t N @ q 6
.{- F_ q q N- oo. o: o" o^ co- cD- 1 v: vl N-o i , r i e . i + i q \ l F t a h c ) + q . F r r A c o-
J J h + F N . n . n a r r . n
i I l + l + + + + + + + + + |
+ l ^ + + o r ! a i!i i vr \o a'.r {- Fr ..1
o + . o o \ c . r 6 ( > F n e ! * ^ - " o - c " c . o .o i o i d o d - i < i
" i ' d i o i e . i d d a a c i
; ; - ; ' + F . . . 1 - i c a c o t 4 O t ! \ o
d N O { { - : r . |
+ + + + + + + l + + + + + f + |
c ?t 5b 6
\ E A= - 9 =: ! Ei i t Eo . v f l
f i iI Ei t )b b
5 'F\ =F 9 lq \ 5
{J ll3 9: Ea ab b
t- l:o \ 4<.8r ?5 E
8 !
B EE 6
5'5;EF 9
e ^F ' q!-{ -!?
8g
t -
g \ ^
- c a ! !o i l =. oE .a- v6
z
rr1
^
G r e f i k V I . 4 .
PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT
KOPI DAN TTMAH,196911970 - r974n915( datern jutaan US $ )
19 r
300 300
minyak kelapa sawit
l(op1
timeh
) 7 1
150 - 1 5 0
1972^973 t971/r974 t974tr97 5( sementans/d Agustus )
1969t7970 t970t7971 1971t1972
G r a f i k V t . i .
PERKEMBANGAN NILAI EXSPOR TANPA MINYAK, 1969I7g7O - 79741797l!( dalam jutaan US $ )
2000
kzret
kayu
bareng lainnya
1500
1000
794
2000
1500
loo0
1969/1970 rs7olr97t rs7rlrglz tg?2lrs73 1s7slrg74 7974/tg75(scmentart ,
Vd Agustus)
t Y )
Tembakag
Perkembangan nilai ekspor tembakau tthun 197417975 dan 1973/7974
masing-masing sampai dengan bulan Agustus tahun yang bersangkutan telah
mencapai jumlah US $ 23,0 juta dan US $ 29,8 juta Hal ini berarti bahwa
dalam tahun lg74/1975 nilai ekspor tembakau tersebut mengalami penurunan
sebesar US $ 6,8 juta ata.u 22,8 persen Turunnya nilai ekspor tembakau ini
disebabkan karena menurunnya volume eksPor tembakau
Minyak sawit
Nilai ekspor minyak sawit dalam tahun 797+17975 dan 197317974
mastng-masing sampai dengan bulan Agustus tahun yang bersangkutan
berjumlah US $ 63,9 juta dan US $ 25,0 juta. Dengan demikian maka dalam
tah:n 197411975 nilai ekspor minyak sawit mengalami peningkatan sebesar
US $ 38,9 juta atau 155,6 persen Perkembangan harga minyak sawit
dipasar internasional menunjukkan bahwa harga rata-rata minyak sawit selama
bulan April-Agustus 1974 adalah sebesar t 664llong ton. Sedangkan tahun
1973 selama periode yang sama adalah sebesar ! 40o,2/Iong ton Dengan
demikian maka harga r^ra-rara minyak sawit tahtn 1974/197 5 meningkat
65,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Bijih sawit
Sampai dengan bulan Agustus tahun 1974/1975 realisasi nilai ekspor
bijih sawit berjumlah US $ 3,0 juta Sedangkan dalam tahun 797311974
dalam periode yang sama berjumlah US $ 1,8 juta' Flal ini berarti bahwa
dalam tahun 1g74ll975 nilai ekspor bijih sawit telah meningkat dengan
US $ 1,2 juta atau 66,7 persen. Kenaikan nilai ekspor ini terutama disebab-
kan adanya kenaikan harga. Harga ratz:rata bijih sawit dalam periode
April - Agustus L974 adalah sebesar t ?36/Iong ton- Sedangkan harga r^tl"t^ta
dalam periode yang sama tahun 1973 sebesar S 9O/long ton. Dengan demikian
dalam tahur.r 197 +1197 5 harga rata-rata bijih sawit mengalami kenaikan
sebesar 162,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Lada
Realisasi nilai ekspor lada t ahun 7974/197 5 sampai dengan bulan Agustus
t96
T a b e l V I . 4 ,
PERKEMBANGAN EKSPOR BARANGBARANG GOLONGAN UTAMA DAN LAINNYA
7973n974 - 197411975
( dalam iutaan US $ )
t
t
r97311974April-Agustus
197 4n97 5April-Agu s tut
Pelfentase
perubahan
L Barang utama
1. Karet
2. Koprc
3 . K o p i
4. Tembakau
5 . Minyak sawit
6. Bijih sawit
7 . L r d a
8. Timah
lI. Bora.ng lainnya
1 . K a y u
2 . T e h
3. Bungkil koprr
4. Lain-lain
I I I . J u m l a h
3r4,7
181,5
26,O
29,8r < o
1,8
t2,a
3 5 , 1
t ) ) ! t
246,5
1 t , l
6 ,2
89,3
67 O,O
/tr.&F
,J ' ' 1
J ] , I
2 ' , o
63,9
3 , 0
1 3 , 5
67 ,7
488,1
t8,2
6,O
116,7
936,6
+ 42,5
! 'r7 <
+ 1 1 1 , 9
- 1 ) C
+ l ) ) , o
+ 66,7
+ 92,9
+
+
+
17 ,+
40,9
36,8
30,'?
t + 39,8
197
berjumlah US $ 13,5 juta. Sedangkan tafutn 1973/1974 sampai dengan
periode yang sama adalah sebesar US $ 12,8 juta. Hal ini berarti bahwa dalam
tahut 7974/1975 nilai ekspor lada mengalami kenaikan sebesar US $ 0,7 juta
atau 5,5 persen. Naiknya nilai ekspor lada ini disebabkan karena terdapat
kenaiktn harga lada dipasar internasional. Rata-rata harga lada hitam
periode AprilAgustus tahun 7974 adalah sebesar US $ cent 89,0/lb'
Sedar.rgkan h^rgl' rutz'tata dalam periode yang sama tahun 1973 adalah
sebesar US $ cent 59,4/lb. Dengan demikian maka rata-rata harga lada hitam
dalam tahun I97411975 menqalami kenaikan sebesar 49,8 persen'
T imah
Dalam tahun 1974/1975 sampai dengan bulan Agustus realisasi nilai
ekspor timah berjumlah US $ 67,7 juta. Sedangkan dalam periode yang sama
tahun 1973i 1974 nilai ekspor timah berjumlah US $ 35,1 juta Dengan
demikian maka nilai ekspor timah dalam tahun 7974/197 5 mengalami
peningkatan sebesar US $ 32,6 juta atzu 92,9 persen' Peningkatan nilai
ekspor timah terjadi karena adanya peningkatan harga timah sebesar 103,4
persen dipasar internasional, yaitu dari hatga ttta-rata J 1863,8/long ton
dalam periode April-Agustus 1973 menjadi f 3.791'6/longton dalam periode
yang sama tahun 1974.
6.3.2. Realisasi nilai ekspor barang-barang golongan lainnya
Kayu
Sampai dengan bulan Agustus tahun 1974/1975 nilai ekspor kayu
bcrjumlah US $ 347,2 juta. Sedangkan dalam periode yulng sama tahun
lg73l1g7+ nilai ekspor kayu berjumlah US $ 246,5 juta Hal ini berarti
bahwa dallm tahun 1974/1975 nilai ekspor kayu telah meningkat dengan
US $ 100,7 juta atau 40,9 persen. Kenaikan ini disebabhan karena meningkat-
nya harga rala-rata kayu sebesar 7,5 persen, yaitu dari *28'46O/m3 dalam
tahun 1973 meniadil&30 500/m3 tahun 1974.
Teh
Realisasi n.ilai ekspor teh dalam tahlun 197+17975 dan 1973/t974
masing-mirsiug sampai dengan bulan Agustus tahun yang bersangkutan
l|-6
: 3
\ o " o "
l + l
cl
I
o- o- <i
q ( o ^
+ ++ +
J - a
+
+
€- \ 1 'o^ o" _,o.l { o E .
A i i N 6
l + + l + l
PR 22 E 8d d r @ o c @A i N 6 c \ r
6 ! c I 1 q : 9 . o .
: 93F+ + + + + +
F 38393" i d c . i d o - d R-
j
.r- dl '1
+ l +
I
?b. . E . E
e 3 ; x.eq_-/ tE +. I F € E
\ q o r o " . . " o l c {R-99R d ;l + l + l l l
3-C.q8.8 . 3^ 8 .B8:$R ! r
6 { r < t o
3 33
"r .o-
+ lI
u i doi ,ri +
s ' i
T E
-!r 9
3 ab b
g ?
2 EP !
rl
z
z|ll?z^1.
v)
v< lrl
aaFd
4
z4,
z
EII,lu
199
berjumlah US $ 18,2 juta dan US $ 13,3 juta. Dengan demikian nilai ekspor
teh dalam tahun 7974/1975 mengalami kenaikan sebesar US $ 4,9 juta atau
36,8 persen. Naiknya nilai ekspor teh ini terutama disebabkan karena mening-
kamya harga teh dipasar intemasional. Rata-rata harga teh dipasar intemasional
selama April - Agustus 1974 adalah f,0,52lkg. Dibandingkan dengan periode
yang sama tahun 1973 yang har'ga ratz-ratanya' zdalah L o,35/kg, maka harga
rata-tata teh tahun 197411975 meningkat dengan 48,6 persen.
Ekspor barang lainnya
Dalam tahun 1974/I975 d'an f973/1974 masing-masing sampai dengan
bulan Agustus tahun yang betstngkutan nilai ekspor barang-barang lainnya
diluar kayu dan teh berjumlah US $ 122,7 juta dan US $ 95,5 juta. Dengan
demikian maka rea.lisasi nilai ekspor barang-barang lainnya dalam tahun
Lg74/7975 mengalami kenaikan sebesar US $ 27,2 ivta atau 28,5 persen.
Kenaikan ini disebabkan karena semakin meningkatnya muru barang-barang
ekspor dan telah dikembangkannya ekspor barang-barang tersebut didalam
pemasarannya.
6.4. Perkembangan realisasi nilai impor
Sejak permu laan tahun REPELITA I, realisasi perkembangan impor me-
nunjukkan adanya kenaikan. Betdasarkan Tabel VI'6. nilai impor tahun
1g70/797I berjumlah US $ 1.204,8 juta atau 16,9 persen lebih besar dibanding-
kan dengan tahw L969/1970. Sedangkan dalam tahun 197217973 telah me-
ningkat lagi dengan US $ 630,3 juta atau 58,3 persen dibandingkan dengan
tahun 1977/1972. Kenaikan nilai impor ini terutama disebabkan karena naik-
nya impor balran baku/penolong serta barang modal, sejalan dengan laju pem-
bangunan dan kelancaran serta peningkatan produksi di dalam negeri'
Nilai impor dan persentase barang konsumsi pada tahun 7970/1971
sampai dengan 1972/7973 masing-masing adalah sebesar US $ 346,7 juta
atau 28,8 persen, US $ 266,1 juta atalu 24,6 persen dan US $ 524,8 juta atau
30,7 persen dari nilai impor seluruhnya.
Sedangkan nilai dan Persentase jumlah impor bahan baku/penolong pada
tahun yang sama masing-masing adalah sebesar US $ 426,4 juta atat' 3 5,4 persen,
US $ 446,4 juta atau 41,3 persen dan US $ 657,9 juta atau 38,5 persen dari
200
€ - \ F - - o - ' i - q + ^ 1 + - \ n ! q g . \ ' l 1 . ' o - a t o - > ' c " a : - ! -* $"Ns f 9€:RGs$-FRi fr K:R€$ E; G r . . l \ o - * :
+
n . :o :+- '1 ' r - 'o- \ -1. - " \ *5:33 3 3$:-* i E\ . i \ o f . , r - + \ o f - $ r e - r 9 d€ d ; i \ 6 + i t t l ; ; N + N + d ; : H
- - ^ o R t- . . :
r-- *]..r" N" o- +. \ o. N.'o^ +- \ ao. a \ ca. i- \ :.ao":.:- ?\ d d ; d o i . f . d t ' - i ? 6 c o i - - \ E * : * S 5 * + l F S 3* 9 - - p $
- \ o 4 i . . , ' . \ ' . - - ' : +
' n q
u! 'o^ 'r- q 'o" v! d1 o- 1 {. o: et .! !. -t- 'o- .o. 3 ^.- ̂ +- :- 1 3 :-+ v t - i F i o i v ; o \ - c . t t g99*1 t ^R -Sn E\ 6 + l ^ N d \ g H ! ' r r N 6 N ='-l
.t "1 \-.o-q o^ o- ,f. o- 0o- o_ !. .r +- 1 a €- 1 \1-i 3T ..1c t . i . . i o d i d o ! . t . r r \ r o M o 6 F r t \ o d o l e F \ * . nd e ! N ' a ; ; o \ N + 6 \ 0 o ' ^ : H
d - 5 ' o : g
S- ' n N .j c t
C'
.g
F . : J= ' t
\o
aot .
co€
q\
o\
@
s
g F j
t .a\
? . 4
t .
!t tt
FIEe w a
t r
9 -
E S E
a
t !o\
ts.-'Ha 4 zb . : ,
o\
\o
F9\
F
I
F
\o
< Et r l v
z{z
:g4
201G r e f i k V L 6 .
PERXEMBANGAN NIIIU IMAOR MENURUT
GOLONGAN EKON(j' /I\ L969tryt0 - 1974^915( dslem iutun US i )
3000
f
1,
T
3000
IIr
b6ang Eodal
b€haa bctu/Fnoloq
bor.n8 Loruunrl
l972lr97t t9781r974 1974/1975
( rcruatia
"/d J"ti )
202
jumlah impor. Selanjumya nilai dan persentase dari jumlah impor barang
modal untuk tahun yang sama mencapai jumlah US $ 431,7 juta atau
35,8 persen, US $ 368,0 juta atau 34,1 persen dan US $ 528,1 juta atau
30,8 persen-
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai impor barang konsumsi
menunjukkan tendensi yang menurun dari talrun l97O/197L - 197l/7972'
Dalam tahun 7g72lIg73 persentas€ impor barang konsumsi ini tampak ada'
nya kenaikan. Hal ini disebabkan karena meningkamya impor beras untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri' Sedang nilai impor barang modal dan
bahan birku/penolong menunjukkan tendensi yang meningkat' Turunnya nilai
impor barang'barang konzumsi kecuali beras disebabkan karena meningkat-
nya produksi didalam negeri, terutama tekstil dan barang konsumsi lainnya'
Dilain pihak nilai impor barang modal dan bahan baku menunjukkan
sua kenaikar. Hal ini berarti makin meningkatnya kegiatan pembangunan
serta usaha peningkatan produksi didalam negeri'
Selanjumya nilai impor sampai dengan bulan Juli tahtn 197411975
adalah sebesar US $ 1.119,5 juta. Dibandingkan dengan periode yang sama
pada tahun lg71/I974 yang berjumlah sebesar US $ 835,2 juta, berarti ada
kenaikan sebesar US $ 284,3 ittz atau 34,0 persen Kenaikan ini disebabkan
karena naikrya impor bahan baku/penolong, barang modal maupun barang
konsumsi ( Tabel VI.7. ).
Dengan demikian kebijaksanaan impor tetap bertitik tolak pada program
pembangunan, yaitu meningkatkan produksi didalam negeri dan memper-
luas kesempatan kerja.
6,5. Bannran luar negeri
Program pembangunan membutuhkan sejumlah modal yang besar untuk
membiayainya. Pada prinsipnya diusahakan agzt dapx dibiayai dengan
sumber-zumber did alam negeri.
Namun demikian Pemerintah tidak menutup setiap kemungkinan adanya
bantuan dari neg a"-negalra sahabat yang manapun dengan syarat tidak
mengakibatkan ketergantungan kepada pihak luar negeri. Bantuan yang beru-
pa kredit harus dengan syarat-syarat yang ringan dan dapat digunakan untuk
keperluan yang sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan Pemerintah sendiri'
203
T a b e l V I . 7 .
PERKEMBANGAN REALISASI rMPOR,I97311974 . I9741197 5
(dalam jutaan US $ )
r
Jenis barangl97t | 1974 Pe$enase
April-Juli dari jumlah
1974 17975 PeNentrse
April-Juli dari jumlah
L Bsrang konsumsi
1. Beras
2. Tepung tengu3. Teksti l4. Lainnya
ll. Bshan baku / penolong
1. Cengkeh2. Ba-han kimia
3. Hasil-hasil prepa-rat kimia4. Bahan cat5. Pupuk6. Kertas7. Benang tenun8, Cambric & Shirting
9. Semen1O. Hasil dad besi/baja11. Lainnya
lll. Borang-barang modsl
1. Pipa besi/baja
2. Mesin-mesin
3, Alat transport
4, Alat rransport lain
5. Lainnya
I V . J u m l a h ( I + I l + I I I )
27O,6
164,97 ' 7
6,4
96,6
308,5
1 1 , 3
t2 ,944,42 3 , r
33 ,60,2
) , o
81,6
256,7
, , 9
70,6
35,6
t28,4
at',2
32,4
36,9
30,7
241,8
1 l t o
10,4
5 3 1 , 5
1 ,9
6 , 3
t 1 ( e
2+,638,50 ,1
20,2
58,61O9,7
346,2
3 ,6
65,5
24,+
5 1 ,0
zot,7
r,rr9g
21,6
47,5
30,9
100,0 1O0,0
20+
R t -i6E* E*
EN
IE
t\o
E(azX
24fr
zz
z:u
{
Ill
205
i Ea* E+
- 93
Y
trt
z
J t r
zz
z
=u&Id
I
206
T €;lF tt F . J
' l . ' E
- i ! F lw a t
fE5
\o
t
x
z
AE
,l
zz
E
EI
Ilt
207
G r a f i k V I . 1 0 .
NIT.AI IITPOR MENURUT GOLONGAN EKONOMI
1 9 7 3 t 1 9 7 4 - 1 9 7 4 1 r 9 7 5
( dalam persentase dari jumlah )
t9?51r974( sementara )April . Jnli
197411976
( sementara )April-Juli
I
I
barang oodal
bahan baku/penolong
barang konsuDsi
208
\o- A .o^ o. o- .l Al €.FJ * \O F- l,c \O r.lb i e i \ o F N . a ! r - c \r \ o a o
1,1C N 6 O € Q 9 0 \ O; + ^ r + o c _ r ^A v - ' C c a
-.o- \o- 'o- 6l^ co. ul +, 1\ o o o + r \ 9 O \ . 6; v . \ + + . a c l < - F {< . v N i l f , a o
N r n O C O o | . i \ r r fo - j - \ o o \ + c l; h \ o t . . r O \ + +; . r : - r \ o
t \ O \ t \ r r / r N i O \
{ ; F - o o \ o N 3d r i ^ n c o + m + \ o
ral
F.
a-!-l
f-
Fo.
t-o\
c.lt-o\
t-
r\o'
t -
o\\oo\
(\c-
F-o\
It -
l.-o.
f-
I
o\
o.- l ^
i q€ ;, i ' r
Z F
F
z
F
G r r f i k V L 1 l '
KOMTTMEN BANTUAN LUAR NECEB.I\ 1959 I l97O - 1974 I 197'
( ddsrn iutrsn US t )
750
v
t
t
t
750
I tartur!Jlfiogram
I u-."o l-v"r
r959/1970 l9m/1971 t973n974 l971ll97b
v
210
Berdasar prinsip-prinsip tersebut sejak tahun 1967 Pemerintah telahmenerima bantuan ekonomi dari negara-negara dan Lembaga-Lembaga keuang-an internasional yang tergabung dalam Intergovernmental Group on Indonesia( IGGI ). Bantuan yang diterima selama ini adalah berupa pinjaman dengansyarat-syarat lunak (soft loan) serta sumbangan (grant).
Bantuan dengan syarat lunak (soft loan) ini memuat ketenruan dimana bu-
nga berkisar antara 0-3 persen setahun, tenggang waktu bebas bunga(gtaceperiod) antara 7- 10 tahun dan jangka waktu pembayaran antara 25-50 tahun.
Penjajagan yang dilakukan terhadap negara-negara sosialis waktu itu be-lum memungkinkan untuk mendapatkan bantuan dengan syarat lunak ini,sehingga hanya diberikan oleh neg ata-negrraBarat yang tergabung dalam IGGI.
Dengan berhasilnya pehbangunan selama ini maka laju perekonomianjuga semakin membaik. Dengan meningkamya penerimaan negara yang ber-asal dari sektor minyak dan penerimaan ekspor non minyak, maka neracapembayaran menjadi semakin mantap. Keadaan yang demikian itu, telahmemberikan kemungkinan bagi Pemerintah untuk menerima bantuan luarnegeri dengan syarat kurang lunak. Kesediaan Pemerintah ini telah diajukanpada sidang IGGI ke 16 tahun 1974 di Amsterdam. Hal ini pada prinsipnyadapat diterima oleh negara-negara anggota IGGI yang terdiri dari negara,-negarzanggota lama ditambah dengan Ausuia yang seb€lumnya hanya sebagaipeninjau. Syarat-syarat kurang lunak ini antara lain memuat ketentuan jangka
waktu pengembalian antara 15 - 16 tahun, grace period antara 3 - 5 tahunserta bunga sebesar 7 1/4 persen setahun.
Untuk dapat memperoleh tambahan bantuan luar negeri, Pemerintahsedang mengadakan penjajagan ke negara-negara sosialis. Penjajagan ini men-dapat tanggapan yang positif, sehingga diharapkan adanya peningkatan pe-laksanaan kerja sama ekonomi dengan negara-negara tersebut dalamREPELITA I I .
Sejalan dengan semakin meningkamya laju pembangunan, Pemerintahtelah berusaha pula agar komposisi bantuan luar negeri lebih terarah kepadabantuan proyek. Dengan demikian diharapkan lebih terjaminnya pembiayaanproyekaroyek pembangunan.
rI
\ }
t
271
6.5.1. Perkembangan bannran luar negeri
Banruan luar negeri terdiri dari bantuan program, bantuan proyek danbantuan tehnik. Jumlah bantuan luar negeri dari tahun ke tahun menjadi sema-
kin besar, sejalan dengan semakin derasnya laju pembangunan. Dengan sema-
kin besarnya zumber pembiayaan dalam negeri maka peranal bantuan luar
negeri menjadi semakin kecil. Dengan deniikian, bantuan luar negeri hanya
berfungsi sebagai pelengkap yang bersifat sementara.
Adapun perkembangan bantuan luar negeri adalah sebagai berikut. Dalam
awal pelaksanaan REPELITA I kornitmen bantuan luar negeri adalah sebesar
US $ 560,9 juta. Pada akhir REPELITA I komitrnen itu menjadi sebesar
US $ 856,f juta. Hal ini berarti suatu kenaikan sebesar US $ 295,2 juta atau
52,6 persen.
Untuk tahun pertama REPELITA II, komiunen banruan luar negeri ada-
lah sebesar US $ 895,8 juta yang berarti suatu kenaikar sebesar US $ 39,7 juta
ata;u 4,6 persen dari komitmen tfitun 1973/1974. Perincian bantuan luar
negeri adalah sebagai berikut.
6.5-.1.1. Bantuan program
Bantuan. program digunakan untuk impor barangiarang dalam usaha
stabilisasi ekonomi. Dengan demikian maka bantuan program diterima dalam
bentuk devisa kedit, bantuan PL 480 berupa pangan dan non Pangan serta
bantuan dalam r*gk" Kgtn!4,L39!.d (KB)=berupa bantuan pangt[.
Dalam tahun pertama REPELITA I komitmen bantuan program adalah
sebesar US $ 324,7 jutr atau sebesar 57,9 persen dari seluruh komimren ban'
tuan luar negeri. Sedangkan dalam tahun terakhir REPELITA I iumlah
komitmen bantuan prograrn tersebut menurun menjadi sebesar US $ 249,5juta,
yang berarti US $ 75,2 juta atau 23,2 persen lebih kecil dibandingkan dengan
awal tahun REPELITA I. Dilihat dari jumlah bantuan luar negeri secata ke-
seluruhan, maka persentase bantuan program dari periode tersebut mengalami
penunrnan yaitu dari 5 7,9 persen menjadi 29,1 persen.
Untuk tahun 797411975 komitrnen bantuan program adalah sebesar
US $ 207,6 juta atau 23,2 perftn dari jumlah seluruh banruan luar negeri.
272
Fq
E-
€ \ o o Q . ! c pr i + c i i a i ' i€ ) \ d i N c o aN i \ O 6
r AO O\ CO i- e'lt - \ O v i + \ O t+ i c n o \ +
u1 \o
+ F r t -l i ' d o i
N TN ( \
l o i N r ^ ( \ b .o i o ( d . . i d dr n \ o 6 q 1
$ \ o
\o- 9 O^ o- of co-F! ri \o t'- to rrro l o d N q o c \o Qa
"r 'o_ N_ \ \0- n
O \ O @ O € \ O+ F . 6 + c , r nN a \ 0 @
q c.t
I Hq . v
i E
t -
t-
t.-o\
t -
o\
t ro\
F.o\
g
E
E
v
T
t-
+D-
I
x^l + a
"lz
Fz
I
+
Dengan demikian maka komitmen banflran program ini telah mengalami
pqrurunan sebesar US $ 41,9 juta atau 16,8 persen dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
Devisa kredit digunakan untuk mengimpor barang-barang yang sangat
essensiel. Jumlah komitmen tahun pertama REPELITA I sebesar US $ 150'7
juta kemudian meningkat rnenjadi US $ 170,6 juta pada akhir REPELITA I.
Dari jumlah ini sampai dengan bulan Septembcr 1974 masih belum terlaksana
sebesat US $ 16,8 juta. Untuk tahun pertama REPELITA II jumlah komitmen
devisa kredit telah mengalami penurunan menjadi sebesar US $ 64,6 juta.
Jumlah komitmen PL 480 tahun p€rtama REPELITA I adalah US $ 13 3 ,5juta. Jumlah ini untuk tahun terakhir REPELITA I telah menurun menjadi
US $ 38,2 juta. Dalam pada itu untuk r.th.un 797411975 komitmen ini telah
meningkat menjadi sebesar US $ 116,0 juta.
Untuk tahun pertama REPELITA I jumlah komitmen banman pangan
adalah sebesar US $ 40,5 juta. Dalam tahun terakhir REPELITA I jumlah
komitmen itu telah meningkat menjadi sebesar US $ 40,7 juta. Namun
untuk tahun 797+/1975, komitmen itu telah mengalami penurunan menjadi
US $ 27,0 juta atau 3 3,7 persen.
6.5.1.2. Bantuan proyek
Bantuan proyek dimakzudkan untuk rehabilitasi sarana-sarana produksi
yang menunjang sektor pertanian. Komposisi bantuan luar negeri tems meng
arah kepada bantuan proyek yang dari tahun ketahun menjadi semakin besar.
Komitmen bantuan proyek tahun Pertama REPELITA I berjumlahUS $ 236,2 juta atau sebesar 42,1 persen dari jumlah bantuan keseluruhan.
Untuk tahun terakhir REPELITA I jumlah komitmen itu telah meningkatmenjadi sebesar US $ 606,6 juta atau 70,9 persen dari seluruh banruan
tahun 1973/1974. Sedangkan komitmen untuk tahun berikutnya yaitu
tahun pertama REPELITA lI telah meningkat lagi menjadi US $ 688'2 juta
atau 76,8 persen dari seluruh bantuan tafi;n 1974/1975.
6.5.2, Realisasi bantuan luar negeri
Bantuan luar negeri digunakan sepenuhnya untuk p€rbaikan ekonomi
dan kelancaran pembangunan. Hat ini dimungkinkan dengan diperolehnya
274
rl
F'
q
tn
rl,
s ! - E lR . ! q -
t r * * as d , -;: rn ;{'rl tr, tJ
a, .q,, d
* *
ct (\lc\ C-+ \ o
tF r N + O e { . 6Q O o \ r n r \ O +6t !-r .6 \o
\o \o \o {- l'r Fri n \ o o \ o r + 6f n F { t
\O O \ N t r + OcO .6 C) :l- Fl ON F r F l F r +
O u r o \ \ OO o \ o \N
fn o\ rr o\ \o o.c o . { | c ) . n a o \ oc,t Fr r-t r'|
0 O c n u r ' 6 - F lo m r n * \ o t - \rn Fl t-l i\.)
'i Fi Fi
F6,
F-o\!-l
D\o\
Nt .o.
.+F
t -o,
(\t .e\
t .
h..o.t-l
t-o,
i .o\!-l
o\
t-l
a\o.
{tFro\
IF.o\
o.
. *
Fz
v)
.t)F]
F
t
215
dana rupiah dari bantuan luar negeri serta masuknya barang-barang impor
dari bantuan luar negeri tersebut. Disamping itu pelaksanaan bantuan proyek
diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang menganggur dalam masyarakat'.
Dalam tahun pertama REPELITA I telah direa.lisir bantuan luar negeri
sebesar US $ 371,0juta yang terdiri dari bantuan ptogram sebesar US $ 308,0
juta dan bantuan ptoyek sebesar US $ 63,0 juta. Realisasi bantuan luar negeri
dalam tahun terakhir REPELITA I berjumlah sebesar US $ 643 juta yang
terdiri dari bantuan program sebesar US $ 281'0 juta dan bantuan proyek
sebesar US $ 362,0 juta.
Sedangkan dalam tahun pertama REPELITA II diharapkan dapat direalisir
bantuan luar negeri sebesar US $ 672,0 juta yang terdiri dari bantuan program
dan bantuan proyek masing-masing sebesat US $ 200,0juta dan US $ 472'01uta'
6.6. Perkiraan neraca pembayaran tthun 197511976
6.6.1. Perkiraan nilai ekspor
Dalam tahun 197411975 nilai ekspor tanpa minyak diperkirakan men-
capai jumlah US $ 1.947 juta. Hal ini berarti 2,2 perxn lebih besar dibanding
kan dengan tahun sebelumnya. Dari jumlah ini berbagai barang ekspor
bertambah sangat cepat yaitu barang-barang tambang termasuk didalamnya
adalah timah, tembaga dan batang tambang lainnya
Ekspor timah dan barang tambang lain diluar minyak dalam tahun
lg74llg75 diperkirakan masing-masing berjumlah US $ 137 jutadan US $ J65
juta atau meningkat masing-masing dengan 39,8 persen dan 114,3 persen
dibandingkan tahun se belumnya
Penurunan dalam nilai ekspor karet, kayu, tembakau dan lada dalam
tahtn 1974/1975 dapat dikompensir dengan meningkatnya ekspor barang-
barang tambang tersebut. Oleh katena itu nilai ekspor diluar barang-barang
tambang dan minyak tafun 797411975 diperkirakan berjumlah US $ f'645
juta atau menurun dengan 4,9 persen dibandingkan dengan 19731197+'
Untuk tahun lg75/1976 jumlah nilai ekspor diluar minyak diperkirakan
sebesar US $ 1.968 juta. Assunrsi-assumsi yang dipakai dalam memperkirakan
ekspor tersebut adalah :
1. Kemungkinan terjadinya penurdnan harga beberapa barang ekspor dipasar
t
216
internasional yang dapat mengakibatkan menurunnya ekspor kayu, karet,
lada dan tembakau ;
2. Kemungkinan kenaikan ekspor barang-barang tambang dan barang-barang
ekspor lainnya yang diharapkan dapat mengimbangi penurunan ekspor
dibidang lain.
6.6,2. Perkiraan nilai impor
Dalam tahun 197+/1975 nilai impor tanpa minyak ( c &f ) diperkirakan
berjumlah US $ 4.657 juta atau 58,5 persen lebih besar dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Untuk tahun 1975/7976 nilai impor tersebut diperkirakan
mencapai US $ 5.390 juta atau meningkat dengan 15,7 persen dibandingkan
dengan tahun L97 +1L97 5.
Assumsi-assumsi yang digunakan dalam perkiraan impor tahun 19751t976
ini adalah ,
1. Dengan semakin lajunya pembangunan ekonomi maka nilai impornyapun
diperkirakan akan mengalami peningkatan pula' Peningkatan imporini
terjadi terhadap impor bahan baku/penolong dan barang modal, Untuk
tetap menjaga stabilisasi harga dan untuk memenuhi kebutuhan maka
impor beberapa barang konzumsi yang bersifat essensiil ( pangan ) masih
diperlukan;
2. Dalam trhtn 7975/1976 nilai impor atas dasar bantuan proyek (IGGI danIain-lain) diperkirakan berjumlah US $ 475 juta atau meningkat dengan
7,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan assumsi-assumsi tersebut diperkirakan bahwa nilai impor
tanpa minyak tahtn 197 5/197 6 mencapai jumlah US $ 5.390 juta
6.6.3, Perkiraan penedmaan minyak
Perkiraan realisasi penerimaan minyak bersih dalam rahtn 797411975
bepjumlah US $.2.743 juta. Sedang untuk tahun 197 5/1976 diperkirakan
dapat meningkat menjadi US $ 3.069 juta atau 11,7 persen lebih besar
dibandingkan dengan tahun 797411975. Kenaikan ini diharapkan tenrtuna
berasal dari kenaikan produksi minyak mentah.
: t
217
t
6.6.4. Perkiraan loin'lsin
Dalam tahun 197+1197 5 pcrkiraan rcalisasi pemasukan modal sq'esta
addah sebesar US $776 jrro. Ddam tahun 197511976 jumlatr ini dipcrkirakan
akan meningkat menjadi US $ 890 juta atau 14,7 persen lebih besar dibanding-
kan dengan tahun se belumnya.
Petkiraan rcalisasi pcmbayaran kembali huung tatrun 197411975 ber'jumlah US $ 9o juta, Untuk tahun 197511976 pernbayaran kembdi huang
ini diperkirakan menurun menjadi sebesar US $ 89 juta atau 1,1 persen lebih
kecil dibandingken dengan tahun 197411975. Perkiraan neraca penbayaran
tehun 19751L976 ini dapat diikuti dalam Tabel VI'11'
x
218
T s b e . l V I . I 1 .
PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN, 1973/1974 - I97511976( drlam jutaan US $ )
rr9?81t97+ r9741t975( rearisasi ) 1j,i,*elifl",10
Pc$enta!€ 1975/1976 Perscnta.sc
perubahan (pcrLirEan) perubahan
I. f,era4g6raq &tr $|a.jl!.
l. Ekporr f o b + 9.613
minyak + 1.708
tanpa minyal + 1.905
?, lmpof - 3.396
minyak - 461
tanpa minyak, c & f - 2.9SE
S. Jrs'tsa - 970
minyak - 606
tanpa minyah diluar - 364fr€ight
,1. Inrretui bcl en - ?56
minyak + 641
tanpa minyak - 1.397
Il. Pcnarulan modal Pcmdintlh + 643
l. BantuEnprogram + 281
2. Bantuan proyek + 275
3. Lain. lain + 87
lll. Pcmrruba modrl aryede
lV. Pcnbayaran tutar{
v. JodLh (I r/d rV)
Vl. Sclirfr y.q b.lun d.p.t
db.rniiurglar
VIL lalu litrtr Eorctcr - 829 + 1903 - ,108
549
8t
+ ?.,161
+ 1,947
- 6.10?
- 1.460
- 4,657
- l t09
- 1 .3 t6
- 493
- 455
+ 2.7 48
- 3.203
+ 672
+ 200
+ 325
+ 147
+ 776
- 9 0
+ 106"t
+ 222,a
+ 79t
+ 214,5
+ 58,5
- 86,5
+ ll7,2
+ 35,4
- tlg,E
+ 328,7
+ 4,5
- 28,8
+ 18 ,2
+ 69,0
+ 4lB
+ l l , l
+ 154,4
+ E.016
+ 6.048
+ 1.968
- 6,993
- 1.609
- 5.590
- 2.046
- 1 .376
- 670
- 1.025
+ 3.069
- 4.092
+ 625
+ 100
+ 375
+ 150
+ 890
- E 9
+ ,|{l3
+ 7,4
+ 9,7
+ I , l
+ t4"r
+ 10,6
+ 15,7
+ llt,t
+ 4,6
+ 35,9
+ 124,A
+ I 1 , 7
+ 279
_ 1,A
- 50,0
+ 1 6 4
+ 2r0
+ l{t
- l , l
- t5,{,-
905
7+
365
360 , 51,4
PRODUKSI
f
) '
BAB VII
PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
7.1. Pendahuluan
Pemerintah telah melakukan berbagai kebijaksanaan dalam rangka
pelaksanaan REPELITA I. Secara keseluruhan hasil-hasil yang dicapai selama
REPELITA I telah memberikan dasar yang lebih kokoh serta memungkinkan
pelaksanaan REPELITA II berjalan dengan lebih baik.
Hasil-hasil yang dicapai selama REPELITA I dapat dilihat melalui
perkembangan produksi dan faktor-faktor yang menunjangnya. Karena
memang perkembangan produksi dan faktor-faltot produksi inilah yang
menjadi salah satu tujuan pembangunan, disarnping sebagai salah satu ukuran
mengenai pelaksanaan pembangunan yang telah dilaksanakan.
7.2. Perkern bangan pendapatan nasional
Tujuan dari pembangunan terutama adalah meningkatkan kemakmuran
dan kesejahteraan. Tingkat kemakmuran dan kesejahteraan ini antara lain
diukur melalui pendapatan per kapita serta laju p€rtumbuhan pendapatan
nasional. Tingkat kemakmuran dan kesejahteraan dikatakan naik bilamana
pendapatan per kapita naik, yang sekaligus mencerminkan pula laju per-
tumbuhan pendapatan nasional yang lebih besar dari pada pertumbuh-
an penduduk. Perkembangan pendapatan nasional dapat diikuti dalam
Tabel VII.I. sampai dengan Tabel VII.5..
Pada tabel-tabel tersebut dapat dilihat bahwa selama ini produksi
domestik bruto menunjukkan perkembangan yang positip. Atas dasar harga
yang berlaku produksi domestik bruto pada tahun 1969 sebesar Rp 2'718
milyar sedangkan pada tahun 1973 tclah mencapai jumlah Rp 6.605 milyar'
Ini berarti dalam jangka waktu /r tahun telah terjadi kenaikan sebesar
Rp 3.887 milyar atau 143 persen. Bila dilihat atas dasar harga konstan
tahun 1960, produksi domestik bruto tersebut tetap menunjukkan kenaikan,
yaitu pada tahun 1969 sebesar Rp 531 milyar dan pada tahun 1973
telah mencapai jumlah Rp 7o7 milyar, yang berarti terdapat kenaikan
sebesar Rp 17 6 mllye;r atau 3 3 persen. Dengan demikian maka selama
periode 1969-1973 la}u pertumbuhan tata-tata adalah sebesar lebih dari
7 persen setiap tahun.
219
220
E E
€ g
d\t-.di
\o
s+
o
| p o c o o 0 t . . d o N tr f r ^ t . . t i i r . \ . n \ o o \\ o u ! o . r \ o 6 . | *c i . ; . j , . i ^
ri \o
F r \c ? q F .. 6 \ O F Q. . | C O H a , l
\o o\ \cm o \ \ o l o se l + l 6 F r N\ o N s
r G l M o 6 N r . rt \ O i O t s - i ' - rr a o \ \ 0
"';
rn q\ !-r 6( N r i t\
( m \ O
t-r d r.r +
F(^
F
trq\
tro\
o\o\
FI
F
r t r(!
I . E
t h F
MH
rA
221
ll i:
'r, it
\o
r.'F.
\o
ct
e
o
ot\ tl_ .n \oc . s o 6. . | d F I
€ t '
!-r u\
!-{ ap
l r r a . \ o F o . n + i \e g \ O F { 6 € N
Gt 0\
F. O\
o o eF - C t \
t-n|
t-r (\ .n +
c
NF(h
o\
a
ID
J
)(
FJ O.l \o- o \
X EG I E T ' ^
F r | r -. h El{ 'E
P t !i ^ E
X
+
222
Tabe l V I I . 3 .
PENGGTJNAAN PRODUK DOMESTIK BRUTOatas dasar harga yang berlaku
( milyar rupiah )
rJ enis penggunaan 1969 1970 t97l l,722, rllrtl
L
1. Pengeluaran konsumsi mmah tangga 1)
2. Pengeluaran konsumsi pemerintah
3. Pembentukan moda,l Domcstik Bruro
4. Ekspor barang dan jrsa
5. Dikurangi , Impor barang danjasa
6. Produk Domestik Bruto
7. Pcndapatan nctto deli luar negeri
dari faktor produksi
8. Produk Nasional Bruto
9. Dikurangi ; Pajak tak lrngsung n€tto
10. Dikurangi : PenYusuran
11. Produk Nasional Netto atas dasarbiaya faktor produki
2.r60
199
, 7 7
'r/L<
403
2.7 rA
3,tr+
414
857
,729
766
4.548
4.7t2
716
1.208
1.189
1.240
6.605
- 3 5 - 5 0
2.6A3 1.290
135 188
L76 2r9
2.692 2.971
293 34r
455 580
429 507
529 607
1.340 t .794
- 6 8
t.726
229
248
1.249
- r44
4.404..
2r6
300
t.868
- 227
6.378
t2E
416
I
1) Residud / Sisa
2) Angka diperbaiki
3) Angka sementara
223
t(
Tabe l V I I . 4 .
PENGGUNAAN PRODUK DOMESTIK BRUTOat4s dasar harBa konstan tahun 1960
( milyar rupiah )
Jenis penggunaan 1969 1970 197r 19722) 19?3 3)
II
h
i , !
t
1. Pengeluaran konswsi rumth tanggt
2, PengeluaJan konsumsi pemerintah
3. Pembentukan modal Domestik Bruro
4. El$por barang dan jas&
5. Dikurangi : Irnpor barmg dan jasa
6. Produk Domestik Bruto
7. Pendapatan netto dari luar negeri
dari faktor produksi
8. Produk Nasional Bruto
9. Dikurangi : Pajak tak langsung netto
10. Dikurangi : Penyusutan
I l. Ploduk Nasional N etto atas dasar
biaya faktor produksi
rl 4+z
5 2
70
75
5 r 1
t 2
3 L
464
+55
49
82
84
571
- 5
566
t 5
34
497
474
84
92
92
6LL
506
5 2
100
1 1 3
tt7
o t+
520
7 l
717
141
142
707
- 6
701
+3
42
616
- ) - )
606 649
37 +O
36 39
4 J 5 5 570
1) Residual / dss2 ) Angh drperbaiki3) Angkr scmentaru
22+
v
T a b e l V l l . 5 .
DISTRIBUSI PERSENTASE PRODUK DOMESTIK BR'UTO
atas dasar harga Yang b€rlaku
( dalam persen )
U r a i a n 1969 7970 l97L tglz 7\ tgzt 2l
Menurut lapangan usaho '
1, Pertanian, Kehutanan, Pcrikanan
2. lndustri, Pertambangan, Listrik & Gas
3 , B a n g u n a n
4. Jasa - jasa
Produk Domestik Bruto
Menumt PenggunaannYa r
1. Konsumsi rumah rangga
2. Konsumsi pemerintah
3, Pembentukan modal Domestik Bruto
4. Ekspor Netto
Produk Domestik Bruto
49
14
3
34
100
47
1 5
t
100
16
3
3 7
100
81 7A
9 9
1 3 1 5
- 3 - 2
100 100
40
lft
4
3 8
100
40
18
4
3 8
100
'11 72
9 1 r
t9 18
100 100
- LJ
.
Ij
87
7
- 6
100
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
225
l
Dilihat dari rumber lapangan ustha mal(a sampai dengan tahun 1973
ternyata sektor pertanian ( termasuk di cilinmnya sub sel<tor pertanian
bahan makanan dan pertanian lainnl,a ) rnasih tetap mempakan sel<toryang palingbesar sumbangannya terhzdap produksi domestik bru ro, walaupun
dalam perkembangannya dari tahr.ur ke-tahun tclah terjadi perubahan per-
imbangan struktur ( transfbrmasi strukturil ). Atas dasar harga yang berlaku
pada tahun 1969, sektor pertanian memberikal sumbangrn sebesar 49 persen
dan pada tahun 1973 mer,jldi .10 puscn ; sel(tcr industri, pertambangan
dan lisuih & gas dari 14 pcrsen pada tahun 1959 menjadi 18 persen pada
tahun 1973; scdangkan sektor bangunan dan jasa masingrnasing 3 persen
dan 34 persen pada tahun 1969 menjadi 4 persen dan 38 persen pada
tahun 1973.
Demikian pula halnya bila produk domestik bruto diiihat atas dasar
tujuan p€nggunaannya, malia selama periodc tersebut telah terjadi perubahan-perubahan komposisi. Konsurnsi runah tangga pada tahun 7969 menctpai
87 perscn dan pada tahun 1973 menjadi 72 pcrsen. Konsumsi pemerintahpada tahun 7969 ad,a.Iah sebesar 7 per:;cn, sedangkan pada tahun 1973menjadi 11 persen dan pefi']bentukan modal dari 12 persen pada tahun 1969
menjadi 18 persen dalam tahun 197 3.
Dalam Tabel VIL4. dapat dilihat bahwa atas dasir harga konstan
tahun 1960, sclama periode tahun 1969 - 1973 pendapatan nasional ( produknasiona.l netto ) telah rnengalami kcnaih:ur sr:be sirr Rp 152 rnilyar atau32,8 persen, sehingga setiap tahulr rar:r.rata terdrFat kenaikan sebesarRp 38 milyar atau 7,3 persen. Dalam periode yang sama penduduk Indonesiamengalami kenaikan 2,4 perscr]- I{rl xrl brralti p.Il(lap:rtirn nasional telairberkembang melebiht dari tingkat pertrir.buharr ocnduduk, sehingga secaral<eseluruhan dapat dik:.rtalia,rr bahlva selama REPiit-l 'fri i pentbangun:nekorromi telth rJaprrt ditingkatkarr.
7,3. Keadaan Pangan
Dalam ekonomi lnConesia, pxngan terutama L',.:r-rs Inerupakan su,rtsmasalah 1/'r-ng stuga't pent:ing. Karetrl disainiring bera.s melirpakan hasjlprodul.:si petatri produsen padi yang .iuirrirhnya cukrrp lresar, be;'as jug.r
mertrpairan bahan nakanan pok,rli sebagiarr l;es:rr ctrrd,-'dui< Indcnesia. Lagipula heras menlpunyai bob.t y.1n-g :u[.r]p bci:rl terhzdrrp til igii at-rntlasi .
.L.
-{
f
226
Dengan makin berkembangnya tingkat hidup selama REPELITA I makakonsumsi beras per kapitapun meningkat pula. Pada tahun 1968 diperhitung-kan konsumsi beras per kapita sebanyak 85 kg per tahun, dan pada tahun 1972menjadi 102 kg per tahun. Dengan demikian walaupun dalam REPELITA Itersebut produksi beras selalu meningkat namun produksi dalam negeribelum mencukupi kebutuhan, untuk itu masih perlu dilakukan impor beras.
Sejalan dengan usaha stabilisasi ekonomi tersebut, maka Pemerintehselalu berusaha untuk mempertahankan harga beras pada zuatu tingkatyang wajar. Ini berarti bahwa disatu pihak harga tersebut harus memberikanimbalan yang layak kepada petani produsen padi dan dilain pihak konsumendapat memperoleh beras dengan harga yang wajar. Berdasarkan prinsip inimaka ditetapkanlah kebijaksanaan harga dasar padi dan harga tertinggi beras.Pembelian beras dalam negeri ditujukan untuk mempertahankan hargadasar dan penyalurannya kepasaran dilakukan dalam rangka menjaga agarharga beras tidak naik melebihi harga tertinggi.
Dalam melaksanakan pembelian beras dalam negeri, Pemerintah telalrmengikut sertakan Badan Usaha Unit Desa ( BUUD ) /Koperasr Unit Desa(KUD). Ini dimaksudkan ager harg dasar untuk padi tersebut benar-benardapat dinikmati oleh petani, dan juga agar ekonomi di pedesaan tersebutdapat ikut secara aktip membantu usaha pemerintah untuk menstabilkanharga pangan khususnya dan perekonomian umurnnya.
Hasil-hasil yang dicapai antara lain tercermin dalam perkembangan hargaberas seperti yang terlihat dalam Tabel VII.6. Dalam tabel tersebut nampak bah-wa selama 3 tahun pertama REPELITA I harga beras menunjukkan kesta-bilan, tetapi pada akhir tzhtn 7972 terjadi kenaikan harga beras yang agak be-sar. Hal ini disebabkan karena produksi beras dalam negeri inenurun, sedangkankeadaan pangen dunia mengalami kelangkaan yang menyebabkan beras imporbaru datang pada bulan Oktober dan Nopember L97 Z.Dengen tibanya berasimpor, maka penyaluran kepasaran terus ditingkatkan, sehingga sejak kwartalpertama tahun 1973/797+ harga beras mulai stabil lagi. Oleh sebab itu ke-bijaksanaan Pemerintalr selanjutnya adalah mengusahakan untuk menguasaisejumlah beras sebagai stock nasional, agar kestabilan harga beras dapat di-pertaharkan.
Jagung, ubiubian, kacang-kacangan dan terigu mempunyai peranan yangpenting sebagai substitusi terhadap beras. Selama REPELITA I ekspor jagung
227
l ^ o o i N
r^ r. .l q.o"\ o i i . \ ( ! t
. { r . i {dv i
e\t o o\ F-.1 l- \o- F{ Fr-
c .L \o - * l \ a ^ \
O O n C O . ^ @.t'o- N- q. q lI
N_ l- vl +- -1o-
a d € o . - r . {- i " idodu i+
l ^ F - q i O ( o 9N- .1 d: d: '.'_ !:
F.- ,1* : l - .1\
\ O r - F F F t \
.dt'. i - i 'd
c.l co t- \O O
ddod 'd+ r j
o- r-co- q.1s.
. r \ o Q \ o F . o o
o idF:ddo i
€- ": r-q-io:!o r- \o t\ (^ \o
n : F i d F i { ' d
t - . \ t - t , t - t -
\o t.! F. F. t\ F.
{t-
x4
F
. o o o r | o
$ o\ e.l o\
r > F o N \ i c \\ r- ": r{.{ .)^
i- F- t\ Fr a- F\
\o F- c\ l.- F i-
'o. o: vl o- .o"
* I 1 "6 -a -q
'o. c{ r! +- .'l
ON O l_ \ l ' -
od { ' { u i c i r j
O C F - e { il- €- rq F,_ q v\
q[aqq5.
c o - . l n \ q . r i! - T N N Q O \ r \s { * + r - } *
o H o \ c ot- t- tf- q co- a-
a . r d o \ o r . l
r r ^ \ O O \ c o. I 1^ c{ (o.1\c J e l 0 \ @ $.rr t l +.6 vr N
z{
E
cO cO r'r (a \O
{ ) m O F
F . O Q N,q q r- vt .1
F \o 6l l-- \o \9\ D : d r n F *| ^ N d N C > O6 t t i . + \ O c D
o i 6 t 6 + rF i.. F. F. I\ F.6 1 0 t r c ! h +\ o t . t - t . t . F -
. ' : q . o_ \ . ' 1
l- .o" co- q a-
F - Q \ Or- r- q \o^ 11 t-
t ^ + i H e . l 6l ^ t ' + r | 6 a -
o o l ^ . n E r F .F - \ O + O \ a ( ^+ + j.d 'd -i< l ! l t l + a o a -
r r q u lI l r ^ r i t \ \ O
a . l \ O i r + \ o+ t t ! t \ t c o t -
\ o h i a . { or ! t - c { " } a q -c O 6 F r F - N r ^r n $ r t ( . 6 F -
6 O O i t \ . 1F i d N l d 1 6r t r N O \ O t - r ^.n <t r{. rn \o F.
\ O O O i o 'o r ' | 6 l c o o \+ . { i o g r a Fm f * . . r 1 ^ l ' -
z
z
O \ o O r t {
o i d o d i ' d
O T N O F .1 o - " l q c ' lsf O\ t'- F (E
+ ii \ o- '1
+s$$s
. d u i d o i d
N r O t - € co€- ,1 'o" \ o- co-\ o + N 1 . | o r r+ + t r r r t r
\o cor co r. \o.o. 'o^ c\ rr (o. \O + N Q N \ o+ + + r c o r ' \
€ d o c o +o- l - \ . \ r : \F - r N \ O O \ O6 t + + q i F
n \ N ( r , l \ o s €o N o 6 + 0 o. n + d + o \ \ O( . \ r f + ! } F . t .
,-r N |A r.rr O\. o - t - \ q r l v tH o o + 9 \ or Q + < l . s l N t \
\ O A c \ a . l d n
" r t v r - l \ qc - r i i r a ( 6 i \. n + $ r f ! t ' .
e 6 t o \ q \ A6- +- 1rA. r ^
O O \ F - F . \ o
€ 6 N t \ r . t hr r c o F 6 \ o \ o.t.\t rA \O + tl. . . : i + + r c O
O d c . , l 6 + ll. F.t F- I- D.o \ 0 i ( ! c {\o F- F- t- i. a-
t
a
9t
2h.5
E:a
E3
4
O l . l
Eo.= t trd o\
z
z
t!
228
F- \O I O\ 6i
o t - r o ' / r o
o i o \ o t
ui .(i o- "i d
N < ) | . l A\ o r I a - | < i{ s i j . i d d. n 6 + \ o t : - c o
o N ; h c ) \ o\ o \ o N r . - m FF i H . . | @ \ O ( o6 + ! - 6 r ^ 4 .
F: co- f.- €- +1-
d] \o. l" \ l-
I t - N h 0 0 6* i . d d o i o d G if r 6 + 6 \ O O \
r ^ r - r \ o o \ \ c l
d d d , . i f de r 6 t r \ o o A
h ( \ l V ' r N r - r < fa r \ o ( \ l c o i +o r @ c ) . n t \ o rN . n + t \ o . o
r t O A o \
d F i o i . d - i - i6 6 6 . n \ O F -
i N \ o o \ o
N O \ ' i a - O \ l ^h 6 * r ' r | . | r i
O i N . 6 t r ^c\ a- t, t- t\ F-o r o d N s f\ o N a - F . i - t r
2
z
4
| ( \ l O l _ - N
Q h o \ o O
c , i i u i d o i v ir i m e r ^ o i F -
O \ O N € O
\o a' o\ c- .r Fri ( O h N O \ t l
{ ' j v i ; d i r i6 6 6 ! t O \ F \
o v h o c { or | C O 6 F - C O 6
r i ' . i d i . < i d d\ + 6 r n 6 0 a o \
t - . + @ € ? rr_ co" co- dl +- e.l
t - i r | c o o \ o+ 6 6 r n O o
r ^ o o o c } hr-- co- vl v.r o- .!
+ilsssH' . < ) m c o r
I N r i c o s ( \r Q t \ t - \ O \ O+ r ^ 6 : i + o
O N 6 O ' 6l h \ o N F . r
+ O Q f - O \ O{ - r + t t s r ^ O
z
E
z
o * N 6 + \ ^N f- t'. t'- t-- t\o \ O i e . l 4 +\ o t - F - c - F a -
t s i \ c ) . ra- co- +- o: l-
\ o F - o i Q
. l Y o ^ q 1
O h O N l AH I N r A O l O \(\ a- a.l t'- O\.\r+ + + ' ^ O o
o < s r s r + r . rt.. D\ F- a- F. i--O r O F r N o t\o i\ t-- t-, t- F.
o \ o a a 6 ( * r
o o e \ o
N < ) N F r O < t \\o 0o \o \a ..t \oN @ \ O \ O + ( \
Q F - c ' \ O + i r\ O m C O r - l + Ovi oi oi "j oi e,i* + + r ^ r - r i .
o a r . + . .\ O r . r F . t @ . ot s - c o c N t - h N6 { t l + N F r
r a o o NI r - . r l 6 o \
O s t ' \ 6 a - r ^! t r t ! t t f t - d
c A O O O . i\ o r ^ t v i it i O 1 f . + Q N+ + + + \ o i
N c o Q \ o + \ orf^ _\o- !r! \o^ co- v)+ c g t ' . h \ o \ o- ! : l ! t + r ^ i
z
E..1
N € t t O qo- a- 1q +-
N \ O t - c ' oe i J d t t : d
+- i+ . i d
c . r o os- t- t- co- +^
aqq+.{ci 6 | . l N r . \ r ^r r h r + ( A o c o
zEIE
O o \ O O €l 6 t + ( . r ' - i
O \ O + Q t - v r! f r f t t u r H @
+ - i . i + F : d{ * \ t $ i 6
O\ t - \O co<)m @ i I @ \ oa l i \ o r D \ . nd + + r i - N O .
O i h \ o, r \o \o I r--
t r h r | N F .M : t + r t o \ o \
f - a O t c Ot. co- +^ a .\ co_
+ 6 \ O \ O @ Nd 6 + < f t - o \
t r | r . . c ru t F - N N C - :6 6 * + \ o O
O !-r ar .n rt '.rF. F- t-- ti N F.( o i N 6 < -\o a\ t'- r- l-- N
E" rE &€a
EE
t
I
Fi
f
229
dan ubi-ubian cenderung untuk meningkat; disamping karena kenaikan pcn-
dapatan yang terjadi selama REPELITA I, maka pola konsumsi bergeser darijagung dan ubi-ubian kearah beras dan terigu. Selama lima tahun terakhir ini
konsumsi terigupun meningkat pula,
7.4. Perkembangan Produksi
7.4.I Petanian
7 .4 .1 .1 . Pendahu luan
Sektor penanian yang merupakan titik sentral pembangunan selama
REPELITA I secara keseluruhan mcnunjukkan perkembangan yang positip.
Produksi beras setiap tahun selalu meningkat, bahkan selalu melsmprui
target, kecuali tahun 1972. Produksi palawija dan hortikulruta, terutama
jagung, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran selama REPELITA I me-
nunjukkan kenaikan-kenaikan yang cukup menggembirakan pula.
Disektot perkebunan hampir selwuhnya menunjukkan kenaikan telutama
pada kelapa sawit, cengkeh, kopi, karet dan lada. Begitu pula produksi sektor
perikanan setiap tahun menunjukkan kenaikan. Disamping itu padr sektor
ini telah tercipta iklim baru dalam produksi dan pemasaran sehingga me-
murtapkan perkembangan lebih lanjut.
Produksi sektor peternakan yang berupa daging, telur dan susu juge
menunjukkan perkembangan yang positip, dimana rata-rata setiap tahun
mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari perkembangan pendu-
duk. Begitu pula ekspor ternak dan hasil-hasilnya dari tahun ketahun terus
meningkat.
Kenaikan yang cukup bes* terjadi pula pada sektor kchutanan, Per-
kembangan dari beberapa produksi sektor pertanian dapat dilihat pada
Tabel Vll. 7. /
7.4.1.2. Produksi berss
Selarna lima tahun terakhir produksi beras benambah dengan tingkrt
kenaikan ruta-ratl 4,8 persen setahun. Sedangkan penurunan produksi dalarntrhrn 7972 sebesar 3,1 persen dari produks.i tahun 1971 diakibatkan olehmusim kemarau yang kering dan panjarg. Bagi tahun L973 argka sementa-ra menunjukkan kenaikan sebesar 10,6 persen dari tahun sebelumnya.
230
T a b e l V I I . 7 .
PRODUKSI BEBERAPA HASIL PERTANIAN TERPENTING
1968 - 1973
( ribuan ton r) )f
Jenis hasil 1968 7969 197 0 L977 D722) 7973 3)
B eras
Jagung
Ubi kayu
Ubi jalar
Kedele
Kacang tanah
lkan laut
Ikan darat
Daging
Tclor 4)
so"o.5 )
Karet
KeIapa sawit/minyak
Kelapa/kopra
Kopi
T e h
Cengkeh
Lada
Tembakau
Gula tebu
Kapas 7)
rayu jati 6)
rayu rimba 6)
rr.6663 . 1 6 5
r r . ! 5 6
2.364
420
2871 t 7
417
305
7.162
28.600
735
181
7.132
r57
t 7
47
5+7s2 2)
464
4.783
72.249
2_292
ro.gt7 2)
2.260 2)
389
785
429
3091.300
2A.9Zt
778 2)
189
!.221
t l )
12 2)
82 2)
3
520
7 .547
1 t . 1 4 0
2.825
70.478
2.175
498
281
808
42t
1r4
r .319
29 .306
802
217
1.200
185
6+1 5
78
473
3
568
r 1 . 8 5 6
t3 .7 2+ 11 .291 7+ .7 02
2.606 2) 2.25+ 2.912
10.685 10.385 9.t99
2.2!z) 2.066 2.180
516 518 446
28+2) 282 303
820 836 860
424 413 440
332 166 403
1.503 r .655 1.906
35.797 !7.694 39.loo
ao4 2) 808 853
z+gzj L'tD 289
1.149 1,311 7.199
196 27+ 167
7 r 5 1 6 5
1 4 1 3 Z t
24 18 29
76 79 p.m
L.o47 2) 1.13 3 994. ' , 1
7702, 597 676
LZ.76S2) 17.120 24.724
1) Angka-angka dibulatkan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara4) Dalam juta butir
Dalam ribu IiterDalam ribu m3Hanya dari 1969 - 1973
6)7)
I
z J l
Peningkatan produksi ini terutama disebabkan baik karena peningkatanluas areal padi yang dipanea maupun kenaikan ltzsil rata-tata per-ha, sepettiterlihat pada Tabel VII. 8.
Kenaikan luas sawah yang dipanen dan hasil rata.-rata per-ha tersebutantara lain disebabkan karena perkembangan k€mampuan, kesediaan dankesempatan petani untuk menerapkan tehnik budidaya ranaman yang majutermasuk penggunaan pupuk dan pestisida. Selain irr_r juga disebabkan karenaadanya perluasan dan perbaikan sarana pengairan, penanaman varietas padiunggul baru yang berumur pendek, perbaikan sistim penyaluran kredit dansarana produksi perranian kepada petani, dan penyuluhan yang lebih intensip.Terciptanya iklim berproduksi yang lebih baik disebabkan antara lain olehkebijaksanaan harga dasar padi yang cukup memberikan kegairahan peningkaranproduksi. Disamping itu juga karena penyempurnaan pengolahan dan pemasaranpadi, sehingga rendem€n beras dapat ditingkatkan. Ini sernua merupakanrangkaian dari pada program intensifikasi.
Program intersifikasi padi meliputi prograjn Bimas (Bimbingan massal)dan Inmas (Intensifikasi massal). Dalam pelaksanaannya program tersebutditekankan pada peningkatan realisasi luas panenan Bimas dan Inmas baruyaitu pro$am Bimas dan Inmas yang menggunakan bibit varietas padiunggul baru. Karena dengan varietas padi unggul baru akan diperoleh hasilrata-rate per-ha yang lebih tinggi dari pada varietas padi unggul biasa maupunvarietas padi lokal. Perkembangan realisasi luas panenan intensitikasi dapatdilihat pada Tabel VIL 9. berikut ini.
Bersamaan dengan meningkatnya realisasi Birtas, sistinr penyaluran kre-dit lebih disempurnakan, dan kemudian nampak jumlah kredit ;,ang di-salurkan meningkat pula. Dalam tahun 1971 (yang terdiri dari A.tT STA|LgTIdan MT 1971) telah tersalur kredit Bimas sebesar Rp 10,97 nilyat,kepzda1.684.000 petani, dan dua uhun kemudian yaitu pade tahun I9?3 telahmeningkat menjadi Rp 77,7t milyat dengan jumlah 2.263.000 perani.Ini berarti telah terdapat peningkatan penyaluran kredit sebanyak 160,4persen dan peningkatan peserta program sebanya_k 134 persen ( Tabel VII.10 ).
Dengan meningkatnya luas areal intensifikasi, terutarna pada Bimasbaru dan Inmas baru, maka penggunaan pupuk dan pestisida pun me-ningkat pula, disamping diperlukan prasarana peng:Liran yang lebih baik.
I
J 1 )
T r b e I V I I ' E '
AREAL PANEN, RATA'RATA HASIL PER HA
DAN PRODUKSI BERAS
t96A - 1973
T a b u rAr€sl Psncn( ribuan ha )
Rrls{sts Produk6iPadt P€r hl( klv/hr )
ftodulci beras( ribuan ton )
1968
r969
1970
197 |
r972
r97 l
8.020
8.014
8.13 5
8.124
7.987
8.363
27,97
29,39
31,06
31,70
32,00
r 1 7 1
II,666
12.249
13.140
t3.724
13.29r
t4.702
1)
1)
2)
Angka diPerbaiki
Angka sementara
1)
234
Tabel VII' 9'
LUAS PANEN BIMAS DAN INMAS PADI' 1968 - T973
( dalam ribuan ha )
1968 1969 :.Jlo l) r97r :-c'72t), :.q'7t21Uraian
{
BIMAS
Biasa
Baru
INMAS
BiasaBaru
7637+5
18
814
83+
1.309 r.248 !'396
926 803 827
383 4+5 569
82r s45 r'392
722 511 867
99 334 525
r.203
62r582
1.966
1.166800
1.831
6621.169
2.155
t.o1+1.081
2.130 2.093 2.798 5.169 3.986INTENSIFIKASI I.597
l) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
Tabel VII' 10'
1972 r97 3197 7
Ura ran
20.959 2J.r39 22.869
v{
- PenYediaan.kreditfiutaan ruPnnt
- Realiasai PenYaluran kredit ,*ia ttttit
'"t"Ji* (iuta rupiah)
- Pensembalian k-redit s/d akhit
Miet 197 4 (uta ruPiah)
- Jumlah Petani Pesetta(ribu orang)
10.968
10.100
t.68+
9.862
8.951
1.458
17.709
L3.577
2.26J
2J5
PadardetvII.ltul,Itt:tt^i,".X'ri1itl;;'Tffi i:::HflfiH'lifl .naan PuPuk dan Pestrstoa ci
Makin meningkatnya penggunaan p"l"k dT-T:t]sida tersebut antara
lain disebabkan t"""u -"'iniiitnva kelf 1an f:Ttii:: perlunva pupuk
ffi il;-*;*,".*"gT:1,:;:.,::'ffi.*'J?,'J'ffiT--T:iJjil:ll#l*i=-i"#3.i*#*X"j"1ffi *#fm:"1"',"J#:mendorong Petani untul( mel
mulaan REPELITA l' harga iittoOo* pupuk Urea/TSP lebih kurang sama
densan harga I kilogram o**"tttipi paia'akhir R-EPELITA I perimbangan
itu kemudian ber"bah me'liadi l"bih ^engu"tungkan petani yaitu harga
1 kilogram pupuk kurang 'li'h 'n*u dengan 1 kilogram gabah '
Kebijaksanaan harga dasar padi atau *o"n Ti;;5;#T:iltlilt;
un 1970 harga dasat di-
ffJi l"Ii"T'.i"llJl:dan pada permulaan tahu
'emudian pada permulaan
tahun 1974 telah ditetapxan harga dasar *O '!:-Iil-ll"gram padi kering
lumbung di desa dan *o '*'io "p* kilogram untuk gabah kering lumbung
di desa.
Sementara itu sejak 20 Nopember 1974 Pemerintah menetapkan harga
baru pupuk, v"itu '"rnul" h"fn u""rrsr * i:'#Tiltff#'-??
kiloeram, DAP semuta
,,aili dari RP 39,- meq
ini maka Paket kredi
1 Pebruari 1975 ditet:
desa (harga dasar) din
;.;iil;:; untuk gabah kering Iumbung di desa'
Selan utnya dalam iangkaian t*iiCOill^:":t -O**'
Peranan Peng-
olahan padi *tnluai '"ng;i penting puta Dengan' menggunakan huller dan
rice-milling unit ,""u" ,;;;.'; y"ang diper"leh rebih tinsei dibandrngxan
a""e*p..e"r"r,*""llht*$i*lll*,f ;ff l#1lfl i"#jil':il TTlilfl;"ruil;;;'i"a1 a'" hu'er dipetkitakan sebanvak
236
Tabe lV l I ' l 1 '
PENC'GUNAAN PUPUK UNTUK TANAMAN PANGAN' 1968 - 1973
( dalam ribuan ton kadar PuPuk )
YKzo
TahunPz 05 JumIah
19 68
1969
L97 0
197 |
r972r)
rg7 32)
95,0
t55,2
162,r
219,2
262,3
296,9
24,4
16,2
31,3
24,2
43,5
82,1
0,4
1,0
3,6
1,0
1 7
119,8
tgz,+
197,O
244,+
308,1
379,O
1) Angka diPerbaiki*
2) Angla sementara
237
Tabe I V I I ' 12 '
PENGGUNAAN PESTISIDA UNTUK TANAMAN PANGAN
1968-1973
f Rodentisida 1)
Insektisida( t on )
( t o n )Tahun
1968
7969
L970
197r
:-t,722)
tg73 3)
630,6
r.zo9,3
r .o75,6
1.5 5 5 ,6
1.410,0
1.504,2
40,2
t t , ,
< t 4
53,0
3 3 ,0
116,0
1) eq. zinkPhosPhide
2) Angka diPerbaiki
3) Angka sementara
f
238G r a f i k V I l 2 '
PENGGI,NAAIII PUPUK UNTUK TANAMAN PANGAN, 196t - 1973
( dda'n ritnrm tm Ladar PuPuk )
o- rg7o r97l
I *rot
.) i.Ecnaat'r
tg72 L973*l
I *ro1968
IN
239G r a f i k V I I ' 3 '
JUMLAiI DAN KAPASITAS ALAT PEN@LAHAN PADI' 1968 _ 1973
t6
II10
5
l 2
l0
6
I6
IIIo
* * to 7t 72 75.\
Penggilingan Padidrn Hullcr
Kapasit&s Prod.dsibcras setahu n
.) Ebcrr4lr
F
I
240
7.700 buah dengan kapasitas 2,2 |uta ton beras, atau lebih kurang 20 persendari produksi beras nasional. Pada tahun 1973 jumlah perusahaan peng-gilingan padi dan huller tersebut telah meningkat lebih dari 3 kali, yaitu men-capai jumlah 23.974 buah dengan kapasitas 12,19 juta ton beras ( 86 persendari produksi beras pada talun 197 3 ), sebagaimana terlihat dalam Tabel VIL 13.
Tabel VII. 13.
JUMLAH ALAT PENGOLAHAN PADI,1968 - r97 3
TahunPenggilingan padidan huller (buah)
Kapasitas produksiberas setahun
(juta ton)
r968
1 ,969
7970
L97 7
19 t z t )
rg7 32)
7.700
10.000
1,O.475
t2,963
1.7.538
23 .97 +
2,20
3,002 0 l
5,+Os 1 1
1 t 1 0
+
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
7.4.1,3. Palawija dan hortikultura
't Perkembangan produksi Palawija selama REPELITA I tidak menunjuk-kan perkembangan yang t€rap (Tabel VII.7). Hal ini disebabkan karena luaspanen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya iklim, seranganhama dan penyakit tanarnan. Selain itu selama REpELITA I petani Iebihbanyak bertanam padi, sehingga luas areal tanah yarg semula diianamipala-wija menjadi semakin berkurang.
247
Pada Tabel VII. 14 dapat diikuti perkembangan luas panen, hasil
rata-rata dari produksi jagung dari tahun 1968 sanipai dengan tahun 1973.
Tabel VIL 14.
LUAS PANEN, TIASIL RATA_RATA DAN PRODUKSIJAGUNG,
1968 - 1973
Luas panen Hasil rata-rata 1)
( kw /ha )Produksi
(ribu ton)
l l
Tahun
1968
1969
t970
r97r 2)
rot . 2)
:-973 3)
3.2202.4352.9392.6262.1,603.288
9,83a ,L)
9 ,67
9,92
lo,++8 ,85
3 .165) 707
2.8252.6062.25+7 S 1 )
}.
1) Dalam pipilan kering
2) Angka diperbaiki
3) Angka sementara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 1972 ptoduksi jagung
sangat rendah, yaitu turun 13,5 persen dari produksi tahun 1971 walaupunhasil rara-rata per ha mengalami kenaikan sebesar 5,24 persen. Angka se-menta.ra tahun 1973 menunjukkan bahwa Iuas panen dan produksi masing-
masing meningkat 52,2 persen dan 29,2 persen dari tzhtsn 7972, tetapi hasilrlta-rlta per ha turun dengan 15,2 persen dari tah\n I972.
Selama lima tahun terakhir, produksi ubi kayu dan ubi jalar masing-masing rurun sebesar 3,6 persen dan 2,5 persen. Penurunan ini karena ada-nya penurunan areal panen, disamping penurunan hasil rata-rata per ha yang
disebabkan musim kemarau/keting dan panjang pada tahun 1972 dan hujan
terlalu banyak pada tahun 1973. Hal ini dapat dilihat pada Tabel VIL 15 danTabel VII. 16.
T a b e l v l l . 1 5 . 2 4 2
LUAS PllNf,N, HASTL RATA - RATA DAN PRODUKSI UBI KAYU' 1968 - L913
Lua.s Danen Htsil rata-rata hoduksiT a h u n (ribu ha) (kw/ha) (ribu ton )
f1968
79 69
1970
797 |
r g727 )
197 3 2 )
I . ) U J
7.467
1 .398
r.406
1.468
l . . t r J
75 ,6
74,4
7+,9
7 6,O
70,7
66,5
I I . J ) O
LO.917
10.478
1o.690
10.385
9.399
1 )
1 )
r )1 )
1 )
Angka Jiperbaiki
Angka sementara
T a b e l v I I ' 1 6 '
LUAS PANEN. HASIL RATA_RATA DAN PRODUKSI UBI JAI-A& 1968_1973
1 )
2 )
T a l r u nl,uas panen
(ribu ha)
Hasil rata-rats
(hry/ha)
Produksi
(ribu ton )
1 )
r )+
t 9 68
r9 69
r9 7 0
1971
t972 7 )
rg 7 3 2 t
+o+369
357 ' t
357
338
5 I t
2.36+
2 .260 1 )
2 .175
2 .271 1 )
2.066
2 .180
58,5
6L,2
60,9
6r,96r,r5 8 ,1
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
Y
? 4 2
Perkembangan produksi kacang - kacangan dapat diikuti dalam Ta'
bel VIL 17. Pada tabel tersebut terlihat bahwa selama REPELITA I produksi
kacang tanah dan kedele menunjukkan kenaikan yang disebabkan karena
meningkatnya luas areal panen, sedangkan hasil rata-rata per ha kedua jenis
tanaman tersebut tidak menunjukkan kenaikan yang nyata. Kenaikan produksi
kacang tanah pada tahun 1973 adalah sebesar 7,4 persen dibandingkan tahun
1972, haJ, ini disebabkan karena adanya pemasaran yang semakin merangsang
dalam peningkatan produksi, sedangkan produksi kedele pada tahun 1973
mengalami penunrnan sebesar 3,9 persen dari tahun 1972, yang disebabkan
adanya penurunan hasil rata-rata per ha katena hujan yang cukup banyak
oada tahun 197 3.
TsbeMl 17.
LUAS PANEN, HASIL RATA.RATA DAN PRODUKSI KACANGKACANGAN,
196A - 1973
CLuas panen(ribu ha)
Hasil rata-rata( kw4ra )
Produksi(ribu ton)
TahunKacang Kedele
tanah
Kacang Kedele
tanah
Kacang Kedeletanah
1968
1969
r970
t97 7
$zz r)
1c'732,
554 1)
695
680
697
7 5 r
7 , ra7 ,40 r)
7,97
7 ,45
6,2O
7,O2
7,L7
7 ,59 l )
7 ,+35,9+
287
267
2 8 1
284 r)
282
303
420
389
498
516
5 1 8
446
395
3 7 2
380
376
J t +
407
+-
1) Angka diperbaiki2) Angka sementara
Y
244
Mengirrgat bahwa palawija mempunyai peranan sebagai bahan pangan
pengganti beras, maka Pemerintah telah melakukan beberapa usaha peningkatan
produksi palawija, yaitu dengan program intensifikasi baik melalui ProgramBimas maupun Inmas. Selama dua musim, yaitu pada musim tanam 1972/1973
dan musim tanam 1973 telah diadakan proyek percontohan Bimas palawija
pada sembilan propinsi yang meliputi luas areal 10.500 ha.
Selanjutnya pada musim tanare 7973/'J'974 realisasi Bimas palawija telah
mencapai 104.100 ha untuk tiga jenis tanaman : jagung, kedele, dan kacang
tanah yang tersebar pada 12 propinsi. Program ini Pada musim tanam 1974
ditingkatkan menjadi 188.695 ha untuk 5 jenis tanaman . jagung, sorgum,
kedele, kacang tanah, dan kacang rjo, di 13 propinsi. Pada musim ta,narn t97 +
ini pula mulai dilaksanakan program Inmas palawija untuk seluas 4O.290 ha.
Produksi hortikultura, yang sebagian besar terdiri atas buah'buahan dan
sayur-sayurar selama REPELITA I terus meningkat, Berdasarkan angka se'
mentara tahun 1973 l:uas panen dan produksi buah-buahan masing-masrng
naik dengan 55 persen dan 89 persen dari tahun 1969, atart naik dengan
13,6 persen dan 9,8 persen bila dibandingkan dengan tahun 1972. Berdasarkan
angl;a sementara, luas panen dan produksi sayuran tahun 1973 mencapai
kenaikan masing-masing 5,7 persen dan 28 persen bila dibandingkan dengan
tahun 1969. Hal ini dapat dilihat pada Tabel VIl. 18.
Tabel VII. 18.
LUAS PANEN DAN PRODUKSI HORTIKULTURA1969 - 1973
S a y u r a n Buah - buahan
I a n u n Luas panen(ribu ha)
Produksi(ribu ton)
Luas panen Produksi(ribu ha) (ribu ton)
r 9 6 9
7 9 7 0
7 9 7 1
7 9 7 2 1 )! g 7 3 2 )
600
641
7t5
694634
t .7 9Lt.4322.0672.1202.294
488
J J J
5 5 4666/ ) 6
' r ' r ' 17
3.906+.290
1) Angka diperbaiki2) ADgka sementara
2+5Gra f i k V I I . 4 .
PRODUKSI HORTIKULTI,'RA, 1969 _ I97 3
( dalam jutaan ton )
69 70 7t 72 1t . l 69 70 71 72 'Vr.'
I Produksi sayurrn I Produksi buahhdun
r) t.eadarr|
+
I
2+6
7.4.1.4. Perkebunan
Pergembangan produksi hasil perkebunan, rneliputi tiga corak usaha
yaitu perkebunan Rakyat, perkebunan besar Swasta dan perkebunan Negara.
Pengembangan ini terutarna ditujukan untuk menxikkan volttme e.kspor
disamping untuk memenuhi kcbutuhan dalam negeri. Sedangkan usaha-usaha
pembangunrn yang dilakukan, terutama dititik beratkan pada rehabilitasi
perkebunan yang tclah ada, disamping juga usaha perluasan areal. Selain itu
usaha-usaha peningkatan produksi hasil perkebunan ditujukan pula untuk
meningkatkan pendapatan negara dan penghasilan Petani Perkebunan.
7 :4.L,4.1. Perkebunan ral<yet
Kegiatan pernbangunan selama REPELITA I pada perkebunan rakyat
diarahkan untuk meningkatkan pendapatan petani perkebunan, melaluipeningkatan pemakeian tehnologi baru dalam bercocok tanam, pengolahanhasil serta pembinaan pemasatan.
Sejalan dengan usaha pembinaan yang dilakukan terhadap perkebunan
rakyat, nqaka selama REPELITA I produksi perkebunan rakyat, kecuali
beberapa komoditi, pada umumnya mengalami peningkatan yang cukup
menggembirakan sepefti yeng terlihat peda taniunan karet, kopi, cengkeh,gula, lada, pala, cassia vera, coklat dan jenisjenis tanarnan lain, sedangkankelapa/kopra dan teh mengalami penurunan ( Tabel VII. 19 ). Untr.rk tahun
1973 produksi tebu ( gula merah ) menurun biia dibandingkan dengan
tahun 7972 yang antera lain discbabkan karena musim hujan sangat panjangyang mengakibatkan menurunnya kadar gula. Terlihat pula balrwa produksikelapa/kopra mencapai hasil tcrtingli selama REPELITA I pada tahun 1972.
lni antara lain disebabken karena mulai kelihatan berhasilnya usaha penberan-
tasan hama sexeve yang dijalankan sejak tahun 1971. Sedangkan penu;unanproduksi kelapa/kopra ddanr tahun 1973 arftsra lain disebabkan karena
terjadinya musim kemarau panjang pada akhir tahun 1972.
Us$a yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan perkebunan
ini adalah meningkatkan produksi kapas. Dalam rangkaian usala ini makatelah dibentuk Perum Kapes dan penyusunan pola pengembangan sebagailandesan perkembangan sclanjutnya. Perluasan areal tanaman kapas yang se-lama ini dilaksanakan, dilakukan oleh rakyat mclalui pembinaan yang inrensip,
247
Tabe l V I I . 19 .
PRODUKSI PERKEBTJNAN RAKYAT, 1969 _ 1973( dalam ribuan ton )
rJenil produksi 1969 1970 t97l lg7ll r97t2'l
1 . K a r c t
2. Kelapa (kopra)
3 . K o p i
4 . C e n g k e h
5 . T e h ( h i j a u )
J . Tebu(gu lamerah)
7 . K a p o k
8 . T e m b a k a u 3 )
9 . L a . d z
10, cassia vera
1 1 , P a l a
1 2 . K a p a s
1 3 . J a r a k
1 4 . C o k l a t
15. Lain - lain
5 5 8
1.220r62
l 1
22
220
29
7 5
T 7
8 r /
81)
2,4
0,3
4 3
57t 5721.198 L!+7
L70 L781 5 v
27 24r)
!96 ztr
30 29
69 69
t7 24
6r) 61)
9 1 ) 52,6 1,8
5 , 1 3 , 1
o,5 0,41)
391) zg r)
559 609
1.308 1.198
196 157
1 3 2 2
7 t 2
247 185
2 5 _ 4 )7+ 43
18 29
6 7
10 10r ' , 1 <
2,2 - +)
0,3 0,7<., 1 ' '
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementam
3 ) Tembakau rakyat drn tembakau virginia
4) belum ada data
*
248
Tsbet , VtL20.
USAHA PEREMAJAAN OLEH DINA$DINAS PERI$BUNAN RAKYATDt SELURUH INrX)NESTA 196911970 _J97!Ag74
( dslap ha )
IGgistm r96e/r9?0 te?0/19tr rsTLlrglz rsz2lrsi,€r, $7slrs742l
)
l. PembibitaD
& KaEt
b, Kelapa
c. Aneka-tanaman
2. Kebon induk
s. Karet
b. Kclapa
c. Ancka tangrnen
3. Dcrnonstrasi plot
r- Krrrt
b. Kclapa
c. Ancka tsnsmrn
2t,9
r,3
fi,s r)
67,4
18,2
r? ;J r )
83p
112,0
17,8 1)
5 t
17,9
79,4 1)
10,0
90p
22,5 l)
3E,O
24,6
91,1
r7,5
23,O
5 r,3
1O,0
1p
36,0
10,5 1)
+?,o
3O,0
t4,5
7,O
25oP 1)
,l{t,o
99,0 1)
160,O
45p
162,
50p roop
15,O 59,O
7o,5 1) ro2,o
1) Angka dipe ftaiki
2) Angka s€nentare
*
t
I'
I
2+9
t
penyediaan satana prodtksi, bimbingan serta pembinaan pengupasan (ginnery)
dan pemasaran hasil oleh Perum Kapas.
Dalam menunjang usaha pembinaan dan peremajaan, diperkebunan rakyat
telah dijalankan berbagai macam kegiatan, antara lain berupa penyuluhan,
rehabilitasi dan pembuatan kebun-kebun induk, penanaman percontohan
dalam bentuk "demonstration plot". Selain itu diadakan pula kebun-kebunpembibitan untuk penyediaan bibit-bibit unggul kepada petani perkebunan.
Adapun hasil usaha yang langsung menunjang kegiatan peremajaan yang
dilakukan pada perkebunan rakyat, untuk beberapa jenis tanaman dapat di-lihat pada Tabel VII. 20.
7 .4.1.4.2. Perkebunan besar swasta
Perkebunan besax swasta, termasuk didalamnya perkebunan swastanasional dan swasta asing, selama REPELITA I telah melaksanakan pula
usaha-usaha kearah perbaikan. Antara lain telah digiatkan kembali pembinaan
dan usaha-usaha lain yang diperlukan untuk menciptakan iklim yang baik bagiusaha rehabilitasi kebun dan para penanarn modal. Perkembangan produksiperkebunan besar swasta selama REPELITA I dapat diikuti dalam Tabel VII.21'
Dari tabel diatas terlihat bahwa produksi kelapa sawit (minyak dan inti),gula dan kelapa / kopra selama periode REPELITA I setiap tahun menunjuk-kan kenaikan rata-rata 6,9 persen, 53,2 persen dan 6,6 persen. Kenaikan ini
sebagai hasil beberapa usaha perbaikan tanirman dan peremajaan denganbibit unggul pada ahun-tahun sebelumnya, disamping adanya perbaikanpengolahan hasil
7.4.1.4,3. Perkebunan negaro
Produksi perkebunan negara selama REPELITA I mengalami kenaikanrata-rata tiap tahun yang cukup besar, terutama pada komoditi karet, minyak
sawit, gula tebu, dan teh, yaitu masing-masing 6,0 persen, 11,2 persen,8,1 persen dan 9,,1 perspn ( Tabel VII. 22). Dibandingkan dengan tahun 1972,
maka angka sementiua tahun 1973 menunjukkan keniikan pada karet sebesar
13,2 persen, minyak sawit dan inti sawit masing-masing 9,5 persen, dan teh 16,2persen, sedangkan penurunan yang terjadi pada produksi kopi terutama dise-
babkan adanya sistim penjatahan (quota) dan usaha pengalihan dari kopi
robusta ke kopi arabica. Produksi gula tebu pada tabun 7973 teny*a juga"
t-
250
Tabe l V I I . 21 -
PRODI,JKSI PERIGBI,'NAN BESAR SWASTA
1968-1973
( ribuan ton )
Jenis
hoduksi
Kenaiksn rata-1968 1969 1970 tgzt rg72 19732) rate 196.8-1973
(%)
Kare t
Teh
Kop i
Minyak sawit
Inti sawit
GuIa tebu
Kelapalkopra
Cengkeh
ttl 174
910
67
70 79
15 18
7+ LZZI)
2 2 r )
0,08 0,05
t28 ro7 t,5
t7) rc -o,z
61) 4 -5 ,5
81 82 7,0
17 18 r0,8
130 rt6 53,2
31) t 6 ,6
0 ,17 1)o ,Bo
LO2
l2
6
59
1t
) ?
2
110
9
5
60
13
7')
1
I
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
251
Tabe l V I I . 22 .
PRODTJKSI PERUSAHAAN NEGARA PERKEBUNAN'
r96E-1973
( ribuan ton )
Jenis Ptoduksi 1968 1969 rg70 LsTr Lg72 19732)
l(enoilonraur-rata
1968-1973(%)
Ka re t
Minyak sawit
lnti sawit
Teh
Kop i
Gula tebu
Temba kau
to3 110 118
122 r29 r47
2+ 28 33
28 31 34
789
523 630 603
-99
118 127
r70 189
39 42
37 37 7 \
11 12
708 756
. t 1
t37
20?
46
+3
6
693
p.m.
6,0
17,2
14,o
9 ,1
t,6
8 ,1
p.m.
t l
1) Angka diperbaiki
2) Angka sernentara
252
r'
mengalami penurunan sebesar 8,3 persen dibanding dengan taht'n 1972'
Penttntnan produksi tebu ini disebabkan karena terjadinya hujan yang
sang"t p"njang pada tahun 1973 yang mengakibatkan Penurunan kadar gula'
Untuk meningkatkan produksi gula maka telah diadakan penjajagan
tentang kemungkinan pengembangan industri gula secara menyeluruh' Disam-
ping itu telah di"d"k"n pula percobaan Penanaman tebu di beberapa daerah
di Iuar Jawa dalam rangka mencari areal baru yang cocok untuk tanaman tebu'
Hasil l,erkebunan baik negara, swasta' maupun rakyat sebagian besar
di ekspor. Perkembangan volume ekspor beberapa hasil perkebunan dapat
dilihat dalam Tabel VII. 23.
Perkembangan penerimaan dari ekspor utama perkebunan selama
REPELITA I menunjukkan kenaikan yang cukup besar' Dalam tahun 1968
penerimaan dari ekspor utama perkebunan tersebut baru mencapai US $ 347 '6juta tetapi lima tahun kemudian dalam tahun 1973 tela'h berlipat hampir
dua kali yaitu sebesar US $ 676,0 juta' Ini berarti selama 5 tahun tersebut
terdapat kenaikan US $ 328,4 juta ( 94,5 persen ) atau rata-rata setiap
tahun terdapat kenaikan 16,5 persen, seperti ytng terlihat pada TabelYll'Z4'
Pada Tabel VII. 25 tercantum perkembangan penerimaan ekspor utama
perkebunan untuk masing-masing komoditi.
Dari tabel-tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 1971 penerima-
an dari ekspor utama perkebunan mengalami penurunan sebesar l persen
bila dibandingkan dengan tahun 1970 dan pada tahun 1972 turun lagi se-
besu 3,83 persen dari tahun 1971. Hal ini disebabkan kalena pada periode
tersebut terjadi Penurunan harga pada beberapa komcditi penting sepertr :
karet, kopra, minyak sawit dan lain-lainnya' Dalam tahun 1973 pcnenmaan
dari ekspor utama perkebunan tersebut naik sebesat 61 persen' Kenaikan
disebabkan karena dalam tahun 1973 terjadi kenaikan harga dipasaralr
internsional untuk komoditi : karet, kopra, kopi, tembakau, biji/minyak
sawit dan lada.
7.4.1.5, Produksi kerrutanan
Peranan bidang kehutanan selama REPELITA I menunjukkan per-
kembangar, yang makin meningkat seperti yang terlihat pada produksi maupun
jumlah ekspot kayu. Pada tahun 1973 pendapatan dcvisa negara yang berasal
Tabe l V IL23.
VOLUME BKSPOR HASIL PERKEBT'NAN.
L968-197'
( ribuan ton )
r
Jenis Produksi 1968 1969 1970 r97r tgzzL) snz)
I
Kare t
Miryak sawit
Inti sswit
Teh
Kop i
Lada
Tembd<Eu
Kopra
770,9 83?,3
152,4 194,4
30'6 +2,7
20,2 29,5
8+,7 12qg
2+,6 16,7
8,2 r3,2
2r7,O t57,O
755,7 719,5 740,6 669,9
t87,O 219,? 275,1 lgL,l
42,+ 48,6 5t,4 39,r
35,5 40,s 39,3 34,4
94,3 65,9 E9,4 7t,+
2,6 2?,6 2+,4 18,7
16,9 r9,5 30,1 30,7
185,0 63,7 42,O 65,0
. {1) Anglrr scmcntr,ra
2) Angkr perkiiren
254
Tabe I V I I . 24 .
PERKEMBANGAN PENERIMAAN EKSPOR UTAMA PERKEBI,]NAN
t968-r973
( dalam jutaan US $ )
rTahun Nilai Ekryor
.l
1968
1969
1970
t97l
1q'2r)
l-J/73 2)
347,6
358,0
+40,9
435,4
4r9,8
676,O
1) Angka dipcrbaiki
2) Angka sflrentara
J
G r a f i k V l L 5 .
PENERIMAAN EKSPOR UTAMA PERKEBUNAN
t96a - 1971
(juta us $)
19?0 r97r
+) scmctrtrra
.25 5
|"
+
256
Tabe l V I I . 25 .
PENERIMAAN DARI EKSPOR UTAMA PERKEBUNAN
1968 - 1973
( dalam jutaan US $ )>
Jenis produksi 1969 1970 t97r LgTzD 1. TJ?\
I l .Ka re t 220 ,7
Z .Kop r r 18 ,7
3 .K o p i 51 ,3
4. Tembakau 13,8
5. Minyak sawit 22,2
6. Biji sawit 4,0
7 .L a d a I0 ,4
8 .T e h 9 ,7
9. Bungkil kopra 1,9
10. Bunga dan biji pala 1,6
l 1 .S i s a I O ,2
12. Rempah-rempah lainnya 3,5
260,O
29,4
65,6
11 ,5
)6,6
5,0
2,9
r7,6
5,8
7 1
0,1
r ' . ?
222,2
t+,7
( { 4
t9,9
+6,4
5 ,6
7 4 . 1
28,7
11 ,4
1 ,8
o,2
4,+
196,5 394,7
3,9 5,9
72,4 77,2
29,6 37,6
42,3 72,5
,,7 4,8
20,6 28,2
3r,9 30,1
t3,4 t7,r
2 ,1 1 ,5
3,+ 6,4
-^Jumlah 358,0 440,9 +35,4 4t9,8 676,0
r) Angka diperbaiki
2) Angka s€rnentara
t
257
dari bidarg ini mcnduduki tempat kedua sebagai .'umber terbesar sesudah
minyak bumi,
Disamping kayu, produksi kehutanan scPerli lctan' damar, tengkawang
darr sebagainya tidak banyak mengalami perkembangan, kecuali sutera alem'
Produksi kayu pada tahun 1968 baru sebesar 5.251.000 m3 datt pada
tahun 1973 telah meningkat menjadi 24.800 000 m3, suatu kenaikan sebesar
372,3 persen atau rata-rata 37,6 persen setiap tahun' Peningkatan ini terutama
pada lrayu rimba, sedangkan produksi kayu jati yang terbanyak dihasilkan
di l awa hampir tidak mengalami perkembangan. Perkembangan prdduksi dan
ekspor kayu dapat diikuti dalun Tabel VII' 26 dan VII' 27.
Pada tahun 1968 volume ekspor kayu adalah sebanyak 1.240.000 m3
( 23,6 persen dari produksi ), sedangkan pada tahun 1973 telah meningkat
menjadi 19.489.000 m3 ( 78,4 persen dari produksi ). Ini berarti volumt
ekspor tersebut selama lima tahun telah meningkat 1.417,7 persen atau
rata-rata 82,1 persen setiap tahun. Sejalan dengan itu, maka nilai ekspornya
pun meningkat pula, dimana pada tahun 1968 nilai ekspor tersebut baru
mencapai US $ 12,51 juta dan lima tahun kemudian dalam tahun 1973 telalt
melonjak menyolok sekali yaitu menjadi US $ 562,24 itttz, ateu naik rata-rata
127,9 persen setahun.
Selanjutnya dapat ditambahken bahwa sebagian besar.ekspor kayu pada
tahun 1973 tersebut ditujukan ke Jepang (hampit 60 persen), sedang sisanya
ditujukan ke Korea Selatan, Taiwan, Singapura dan sedikit ke negara Eropa
Barat dan Amerika Serikat.
Perkembangan ekspor hasil hutan non kayrr 6"n"' diikuti dalam
TabeMl. 28.
Peningkatan volume ekspor tersebut antara lain disebabkan meningkat-
nya kebutuhan bahan mentah bagi negara pengimpor, herkurangnya ekspor
beberapa negara produsen kayu, terbukanya paiaran banr di beberapa negara
( Asia, Australia dan Eropa ), meningkatnya unit'unit industri penggergajian/
pengolahan kayu dan sebagainYa.
Sampar dengan 31 Maret f974, telah tercatat sebanyak 180 unit
perusahaan yang sudah memperoleh hak pengusahaan hutan/investasi, yang
meliputi'luas areal t7.318'00o Ha dan dengan rencana investasi sebc-
sar US $ 749,55 jute, dan Rp 520 juta ( Tabel VII. 29 ).
r
, -+
I
I
2tE
T s b e l V l I . 2 6 '
PRODUKSI KAYU PERTTJXAN GAN
1968-r973
( dalam ribuan m3 )
Tebun J o t i R i m b o J u m l a ht l
1968
r969
7970
197 |
7n2 7)
lql3 2)
4oe 1)
5201)
568 1)
770 7'
597
4 . 7 $ D
7 .587 1)
11.856 1)
12.608 1)
tl.r20
24.t2+
5.251
8.107
t2.+24
L3.378
r7 .7 t7
?A.aoo
l) Angka dipe$aild
2) Angka sementara
T s b e M I . 2 7 '
PERKEMBANGAN REAIJSASI EKSPOR KAYU
t968-1973
TdrunEkspor kryu(ribuan m t;
Persentase elapor Mlai elsportqhadap produlci (%) (utaan US $)
-+
1968
1969
1970
1977
19721)
7971 2't
1.2+O
3.596
7.+72
10.760
13,891
t9.449
23,6
44,t
59,6
77,9
75,+
74,4
12,51
28,24 rl
104,31 1)
161,41 1)
?,28,68
562,24
I ) Ansh dipcrbaiki
2) A4h sementara
2 < S
t
t
z
T
BHrrl s
'-
I
to . I
6 2c 5
I
6.r
-E-E-g F-3-o
R - R - I - = - r n - o
!
Ao.X
\ oz: i zF> <o \
: i 3; <6- ! . r
vE];!a
tr
+
260
Tabe l V I I . 28 .
EKSPORHASIL HUTAN ROTAN DANDAMAR"
l96E - 1973
> Rotan( ribuan ton )
Damar( ribuan ton )Tahun
r9 68
79 69
r97 0lg7 r r )
rg7 zr l
Ls7 32)
34,9
33,4
37,4
32,2
47,2
43,+
8,4
10,0
10,0
9,2
10,4
to,2
1) Angla dipcrbaiki
2) Angka sementara
Tabe l V I I . 29 .
KEADAAN PERKEMBANGAN IIAK PENGUSAHAAN HUTAN
TERCATAT SAMPAI DENGAN 3l MARET T974
Trnd.rtFrirciao
Jumlah(Unit)
L[as areal BgEatnya rencan4
lnv€stlsl(nl[ no,l ( riburn us $ )
8836
249+
f*t
1. Pcrusahaan yang telah memperolehhak pengusahaan hutan/invcstasi
2. ljin inr,€stasi
3, Tshap forcsEy ,greemcnt
4. Suwey agteement
5. Prcliminary agreemcnt
L7 . !18
7,160
2.986,5
24.442
+.812
749.550 rl
194.550',_*
1) den Rp 52ojuta
261
Disamping usaha-usaha peningkatan produksi dan ekspor tersebut diatas,
Pemerintah telah pula melakukan kegiatan dalam rangka program Penyelamat-
an hutan, tanah dan air. Kegiatan ini meliputi kegiatan resettlement dan pe-
ngerukan sungai serta rehabilitasi dan penghijauan'
Pada tahun anggaran f973/197 4 telah dilaksanakan reboisasi/penghijauan
seluas 103.3o0 hektar, sehingga selama lima tahun dalam REPELITA I jumlah
areal yang sudah dihijaukan berjumlah 561'673 hektat ( Tabel VII' 30' )'
TabeMI .30 .
REBOTSASI PENGHIJAUAN, 196911970 - 1973/1974
Tahun Luas arealHa
Ke te rangan
FI
t--
1969119701970/1971r9711r9721972/197 319731197 +
t+9.57898.681
1o2.259107.85 5103.300
Kegiatan penghijauan meliPutipenanaman, pergawetan tanah,
rehabilitasi padang alang-alangdan perumputan.
-l-
REPELITA I 56t.673
7.4.1.5. Produksi peternakan
Selama REPELITA I, produksi peternakan telah memperlihatkan Per-kembangan yang lebih baik. Hal ini terlihat dari perkembangan populasi'
produksi maupun ekspor hasil-hasil peternakan yang selalu meningkat setiap
,"hunny.. Sedangkan mengenai impor bahan makanan yang berasal dari pe'
ternakan sep€rti daging menunjukkan kecenderungan menurun' tetapi untuk
susu masih memperlihatkan kenaikan'
Pada tahun 1969 produksi daging adalah sebesar 309.302 ton dan pada
tahun 1973 telah mencapai 403 487 ton, yang berarti selama 4 tahun ter-
sebut terdaPat kenaikan rltd-rata 6,93 persen setahun. Diantara kenaikan
l
I
262
-+^
produksi daging, yang paling pesat terjadi pada daging unggas. Hal ini scjdan
dengan pesatnya perkembangan peternakan unggas selama REPELITA I. Pada
Tabel VII.31. dapat diikuti perkembangan produksi dagtng sejak tahun 1969
sampai dengan tahun 1973. Dari tabel ini terlihat bahwa lebih da.ri 50 perscn
produksi daging berasal dari ternak sapi.
Dengan meningkamya produksi daging, jumlah ternak yang dipotong
meningkat pula (Tabet VII.32.), suatu hal yang mempengaruhi populasi ternak.
Di pulau Jawa terlihat adanya kecenderungan penurunan jumlah ternak, terutarna untuk sapi, kerbau, kambing dar domba, tetapi jumlah ternak diluarpulau Jawa menunjukkan kenaikan-kenaikan, hingga secara keseluruhan go-
pulasi ternak tersebut masih mengalami peningkatan. Diantara populasi tcrnak
tersebut, kenaikan yang paling pesat terj adi pada ternak unggas, sedangkan
ternak kerbau mengalami sedikit penurunan. Gambaran perkembangan popu-
lasi ternak tersebut dapat diikuti pada TabeMl.33.
Begitu pula pada produksi telur, selama REPELITA I selalu menunjukkankenaikan. Produksi telur pada tahun 1973 telah mencapai 1.905,7 juta butir'
yakni zuatu kenaikan rata-ratL sebesar 10,2 persen tiap tahun bila dibanding-kan dengan produksi pada tahun 1969. Peningkatan yang paling cePat terjadi
pada telur ayam ras sebrgai akibat dari pesaurya petkembangan usehf, tcrnak
ayam ras, baik dalam bentuk usaha kecil, sedang maupun besar. Disamping
itu kenaikan produksi tersebut disebabkan adanya peningkatan usdra pence'
gahan dan pemberantasan penyakit "tetelo" (NCD) pada ayam yang hidupdidaerah pedesaan, sehingga jumlah ayarn kampung telah membantu pula da-
lam peningkatan produksi telur. Perkeml'angan produksi telut dgri tahun
ketahun dapat diikuti pada Tabel VII.34'
Dapat ditambahkan bahwa sejak ra;futn 797211973 telah dimulai pelaksa:
naan pilot proyek Bimas ayam di Bogor. dan Yogyakarta' Diharapkan hasil
pilot proyek ini akan bermanfaat bagi Pelaksanaan Bimas ayam untuk tahun-
tahun mendatang.
Selanjutnya perkembangan produksi susu cukup menggembirakan pula
Angka scmentara menunjukkan bahwa produksi zusu pada tahun 1973 tclalr
mencapai 39.300 ribu liter, Ini berarti dari tahun 1969 sampai dengan tahun
1973 telah ada kenaikan ratl-rlta 8,2 persen setahun (Tobel VII'35).
263
T a b e I VII .31.
PRODUKSI DAGING. 1969 _L973
( dalam-ton )
Jenis ternak 1969 7970 197 | r97z rl Dn 2,
't S a p i
Kerbau
K a m b i n g
D o m b a
B a b i
K u d a
U n g g a s
164.982 167.285
48.499 49.176
12-032 12.200
9.650 9.785
34.t78 34.655
773 744
39.188 39.716
177.r7 6 196.680 273.842
5 2.083 57.127 62.954
t29zr 13.915 15.435
10.164 10.986 12.206
36.7M 38.620 41.355
830 732 807
42,086 48.140 56.848
J u m l a h 309.302 3rt.62r 332.76+ 366.200 403.487
1) Angka diperbaiki2) Angka sementara.
Tabe l V I I . 32 .
JUMLAH PEMOTONGAN TERNAK DAN UNGGAS, 1969 _ 7973
( dalam ribuan ekot )
Jcnis teffak 1969 1970 t97l lpTzrl tg73 2)
;+
S a p i
K e r b a u
K a m b i n g
D o m b a
B a b i
K u d a
U n g g a s
937,3 950,5
269,4 273,2
890,6 903,0
863,1 415,2
690,2 699,4
8 ,1 8 ,3
52.250,6 52.987,1
L .006,7 1 .113,4
249,4 '17,7
956,4 1.029,1
927 ,O 982,6
747,2 779,7
8,7 8,8
56.t14,6 64.139,0
1.213,6
3+9,41.141,3
1 .091,7
814,2
9 ,1
75.644,O
1) Angkr diperbaiki2) Angka sementara.
264
Fl a)
:l v--bb 'F^
r.l (\l
$RR€5J$ SEFqoqq+q 'oq9oq< j o t F - . n . ^ \ o m t n
O\ F{
\ O 6 c . l O \ \ O O r ^ t ' - O t- G i . i & 6 l . , o N q Q. 1 -
e . . 1 q " l u r 9Q- !r c j c ' , r r . N r n R - S
ul \O \O .^ \O N tO ,-r O. \O+ '6F++€9 ton" !
- qq -1 * l . o 4 \1,oa i r de r imF-9
O O \ \ O \ O c . l O \ c l N \ O = ); f i F ; \ c j \ o O h o i \. 1
- ' q " 1 * l . 1 o 9 r - n 1
\'o oi .o e.' r.' Sl f-
. - N \ o + c o c o q r a o @ o \+ i r i F . + o . F - t c o o 9 ' o+ ' q " - ' q o q ' o y o c ' l' c j N r - N N . r 1 f -
c a o b o
-€:l:-dEi";E;f€--.F-r- a * f cdo€ t ^ i x ' l, n6gga3 rM< .d -o -
6l
N
(\F-
t -
6.
s?
F-
t .o'
I
' o 'st bj t - r *
i
265
Meskipun demikian produksi susu ini bila dibandingkan dengan konsumsi
zuzu dalam negeri belum mencukupi. Untuk itu masih diperlukan impor susu,
dimana setiap tahun jumlahnya selalu meningkat, yang sebagian besar berupa
bahan baku susu untuk keperluan indusni susu kaleng dalam negeri
T a b e l V I L 3 4 .
PRODUKST TELUn t969 - 1973
( iuta butir )
Jenis unggas 1969 1970 l97l tgTz t) tg73 2)
Ayam Kampung
Ayam Ras
I t i k
Lain - lain
882,2
69,5
3lL,3
37 , l
894,6
71,2
315,6
37,6
o47 5
181,5
154,3
!9 ,8
v) 5 , )
302,6
t )o , )
L'' A
1.OO7,4
496,9
358,8
J u m l a h 1.300,1 l,3l9,O r.503,2 1.655,0 r.905,7
1969 7970 rgTr lg72 D 7g7t 2)
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
T a b e l V l l . 3 5 ,
PRODUKSI SUSU, 1969 - 1973
1 dalarn ribuan litcr )
+
Jenis Usaha
Perusahaan
Rakyat
L6.oL2 16.22+ 19.819 20.867 27.952
r2.9tr 13.082 L5,978 L6.827 t7 ,348
J u m l a h 28.923 29.J56 35.797 37.694 39.300
1) Angka diperbailti
2) Aagka rernPntara
266
Fo\
o\I
t- i;=z
z
t
Or
+
e o o o+ M
5P
l r r r lR8884E X 6 u 'N r"l
8t t86i . . 6 N -
+
267
Ekspor ternak dan hasiLhasilnya yang berupa ternak, kulit dan tulang,
baik volume maupun nilainya selama REPELITA I telah menunjukkan
kenaikan yang pesat. Mengenai perkembangan ekspor ternak dan hasil-hasil-
nya dari tahun ke tahun dapat diikuti pada Tabel VII' 36' dan Yll' 37
Dalam rangka pengembangan dan peningkatan produksi peternakan,
beberapa kebijaksanaan telah dilakukan oleh Pemerintah selama REPELITA I'
Diantaranya telah dilaksanakan transmigrasi ternak dan penyebaran bibit dari
daerah padat ke daerah yang mempunyai potensi ekstensifikasi Peternakan'Selama REPELITA I penyebaran bibit yang telah dilaksanakan meliputi
1.390 ekor sapi Bali, 616 ekor sapi peranakan ongale, 145 ekor sapi Frisicn
Halstein, 410 ekor kambing/domba dan 280 ekor babi Disamping itu telah
pula dilakukan impor oleh pihak swasta berupa bibit-bibit ternak Potong,401 ekor sapi Btahman, 477 el<or sapi Santa Qertsudis dan 316 ckor babi
Berkshire/Tam Worth.
Pengamanan ternak telah dilahukan dengan mengadakan pencegah-
an dan pemberantasan penyakit ternak, seperti yang terlihat padaTabel VII'38'
Dalam hubungan ini maka penelitian, pendidikan dan latihan telah ditingkat'
kan pula. Usaha-usaha ini antara Iain dijalankan dengan membangun pusat
Invest igasiPenyaki tdiUjungPandangdanDenpasarsertal l laborator iumdiagnostika di propinsi-propinsi, serta membangun dan merehabilitasi karantina
dan rumah-rumah potong modern. Sedangkan produksi vaksin' sera dan
diagnostika didalam negeri terus ditingkatkan Perkembangan produksi obat-
obatan veteriner tersebut dari tahun ke tahun dapat dilihat dalam Tabel vIL39,
7.4.1.7. Produksi perikanan
Produksi ikan berasal dari usaha pemeliharaan ikan di kolam-kolam,
sawah, tambak serta Penangkapan ikan diperairan umum dan lautan'
Keadaan perikanan, sebelum REPELITA I sangat kurang memuaskan
baik dalam sistim penangkapan maupun budidaya masih bersifat statis'
Hal ini disebabkan antara lain karena usaha perikanan pada umumnya me-
mpakan unit usaha dengan skala kecil dan terbatas, pras'rana dan sarana
produksi yang terbatas pula-; pola pemasaran masih kurang menguntungkan
produsen maupun konsumen. Dengan demikian penggalian sumber perikanan
belum dapat berkembang secata optimal.
T a b e t V I I . 3 6 .
VOLUME EKSPOR TERNAK DAN HASIL. HASILNYA
7969 - r97 3
Komoditi 1969 1970 7g7 2 r\ 19fi2\
rTERNAK (ekor)
S a p i
Kerbau
KULIT (ton)
Kulit sapi
Kulit kerbau
Kulit kambing
Kulit domba
TULANG (ton)
38. r 91
_td.o f, J
3.428,7
545,9
azr,6992,4
10.616,9
52.9501+.7+3
2.845,7
753,O
1.500,0
5 6 1 , 9
8 .O7 7 ,5
51.419
24.258
52.580
30.866
51.109
tt.442
2.624,7
5C3,4
t .o7 5 ,7
710,8
) . ) d J , z
2.368,0 3.340,5
+78,7 609,6
t .277, ' r .3 5 5,6
669,9 7 65,7
8 . 1 1 3 , 3 9 . 5 3 3 , 2
{ 1) Angka dip€lbafi
2) AnSka senentara
Ta bel Vtr.37.
NILAI EKSPOR TERNAK DAN IIASIL - HASILNYA' 1969 _ I97!
( dalgm dbuan US $ )
Komoditi 1969 7970 r97l L912r) :r(il;2)
+
S a p i
Kerbau
Kulit sapi
K'rlit kerbau
Kulit kambing
Kulit domba
Tulang
596,0 1.278,925r,O 752,5
7.134,4 1.560,6170,3 383,4
1.985,6 2.412,5691,6 652,0
52,5 172,0
r.225,7 2.183,0467,5 1.142,5
r.696,9 2.868,6231,4 405,7
2.219,5 2,965 ,r1.028,5 r.386,2
156,0 157,8
t.636,2813,6
3.300,4402,1
4.680,62.358,4
105,8
J u m l a h 4.883,4 7.211,9 1.O25,5 11.308,9 t5.297,l
f) Angl€ dtped.lki
?) Angh iemeDtar.
Tabe l V lL38 .
PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN PENYAIilT TERNAI(
1969 - 1973( dalam dosis per ekor )
Valainasi /serutD 7969 1970 tl 1971 1) r97zrl r97r 2')
tN C D
S E
Anthrax
Rabies
A E
2.599.286
457.69ar)
20!.218
8.r95 l',l,
8.441
2,127 .343
222.182
80.083
14.925
2.OO4
5.629.699
407.216
86.5 5 r
25.676
6.891
15.710.440
557.535
222.403
3 1 . 5 s 3
15.470
22.437.660
1.902.500
372,500
40.5 00
65.000
1) Angka diPe$aiki
2) Angka sementara
Tabe I V I I . 39 .
PRODUKSI OBAT - OBAT VETERINER,L969 _ L973
( ribu dosis )
Jenis obat 1969 t970 t97l rglz rl r97t 2l
VAKSIN
A EN C D- Komarov- staafi tr
- InaktifCacat ryrm_ A- B
S EAn$Ia.xBontr'uurBrucellosisRabiesSERADIAGNOSTIKA
32,5
It.523,81.929,8
240,1
42,430p
665,3282,+45,50,9
t9,78,6
3 9,0
35 '8
28.281,53.002,0
501,2
18,7r97,3
1.086,3473,6u:n
28,5I ' r
148,9
r32,2
2L.372,O4.838,5
+99,3
139,O947,8530,6u60,1
42p6,3
43t,6
.72O,4
17.100,01.550,0
26L,O
t24,42.0E6,7
542,O46,60,5
57,47,9
223,5
t29
8.510,9622,1372,3
,t:,
581,5144,5a7 ,2o,5
L4,O9'r
r2l,2
*
1) Angka diperbaiki2) Aagka sementara
270
I
Selama REPELIIH I produksi perikanar; ici;h berkembang rata-rata2,3 persen pr:r tahun. Sedangkan produksi perikanan pada tahun 1973 telahmencapai 1,3 iuta ton, yang berarti dalam tahun ters.but telah terjadi kenaikan2,4 persen bila dibandingkan dengan tahun 1972 ( Tabel VII. 40 ).
Walaupun peningkatan produksi perikanan tersebut kelihatan masihlambat, namun suatu hal yang menggembirakan adalah bahwa komposisiproduksinya berkembang kearah komoditi yang mempunyai nilai tinggi,yaitu jenis udang.
Peningkatan produksi perikanan terutama terjadi dalam produksi per-ikanan laut yangbertambah kira-kira 3,6 persen sctahun, sedangkan peningkat-an produksi per.ikanan darat hanya sekitar 0,1 persen setahun. Peningkatanproduksi perikanan laut ini terutama disebabkan harena makin bertambahnyaalat-alat penangkapan. Disamping itu telah digunakan alat-alat penangkapikan yang lebih efisien. Pemakaian kapal-kapal motor didaltm indusui
perikananpun meningkat pula sehingga memperbesar kemampuan operasidiwilayah perikanan lepas pantai dan bahkan kewilayah perikanan laut dalam.
Kapal motor pada perikanan rakyat maupun industri perikanan telahberkembang dengan pesat. Pada tahun 1973 diperkirakan penggunaan kapalmotor telah mencapai 9.070 buah, yang berarti telah meningkat tata-rata10,3 persen setiap tahun. Perkembangan jumlah kapal motor dan perahu per-ikanan dari tahun 1968 sampai dengan tahun 1973 dapat diikuti dalamTabel VII.41.
Perkembangan perahu layar relatip sangat kecil, yditu kira-kira hanya
0,6 persen setiap tahun. Secara keseluruhan jumlah perahu motor yang ter'
banyak adalah di Sumatera, sedangkan perahu la.'ra.r terdapat di Sulawesi.
Kebijaksanaan dibidang pemasaran selama RILPELITA I ini diarah-
kan pada pengembangan pemasaran perikanan segar. Dalam hubungannya
dengan kebijaksanaan ini diusahakanlah prasarana penunjangnya, yaitu pem-
bangunan / renabilitasi pelabuhan perikanan pada daerah-daerah produksi,
cold storage, pabrik es, tempat-teirlpat pelelangan ikan dan sebagainya.
Usaha-usaha ini dimaksudkan sebagai pendorong peningkatan pemasaran
ikan trntuk konsumsi dalam negeri.
Tab€l VU. 40.
PRODUKSI IKAN, 195E - 1973( dalgm ribuan ton )
Tahun Ikan laut Ikan darat
Kenaikan
Jumlahproduksi Produksi(oh'
1968
t969
t970
797 r
$72L'
797 3 2)836
860
437
429
42r
+2++11
+40
7. r59
t.2L4
1.229
1.244
t.269
1.3 00
4,7
1 ,2
1 ,2
722
785
808
820
It-at ,I
i
T
2,O
) 4
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementrlr
Selanjutnya perlu dicatat pula bahwa volume ekspor hasil-hasil perikanan
sejak tahun 1968 sampai tahun 1973 telah meningkat kira-kira 22,3 persen
setiap tahun. Nilai ekspor meningkat dari US $ 2,8 juta pada tahun 1968
menjadi US $ 68 juta lebih pada tahun 1973, auru rata-r&ta setiap tahun
terdapat kenaikan kira-kira 89 persen. Dari jumlah tersebut US $ 57,5 juta
atau 84,3 persen betasal dari udang segat dan awetar dengan volume
28,7 rllrr.t ton. Baik volume maupun nilainya, udang memPunyai Perananyang makin meningkat dalam ekspor hasil perikonan. Hal ini dapat diikuti
pada Tabel VlI. 42. d.an Tabel VIL 43.
Selain volume dan nilai ekspor yang meningkat, maka daerah pemassran
diluar negeripun telah meluas pula. Ekspor hasil-hasil perikanan tidak hanya
ditujukan ke Jepang saja seperti pada awal REPELITA I, tetapi telatr sampai
pula ke Amerika dan Etopah.
tr !-.! ? x
+ o o o v r c o. . | + o c . r t . a or f + c r o . r +
O O \ c l OO c - O *qqoe \q. n { - O \ N+ + " ' r O
frr r.r r.l !|ro co ii r.lqqqqr \ ( \ @ . nr n + , i O
..1 .O \O +
. n V t r - l $
\ r,1 c] gcO r-1 O. O\.n iJ- '-r
i-l
l r r l
..r N O\ .n
@ f - \ O c Ou\ o\ r/r t..ri r-.r co N
O Nao \otel- COct i-
o.+v @'d cdN +
a o +r o .\ O rd 'ctc.r +
+
,.iD\rN
\o' a {
dF-(\
ol
+ F .N
o\
,,i
F' F \
,"i
rrr co fo cpr.r \O C'1 €q t . - q
o \ o o F -..1 + o.O f - O .
t t l l
(\ F-r o \N
t \o\
Nts-
t\o\
F.o.
o\\oo.
co6
F
ND-o.
t.-o.
t..
o\o.!-l
aoo.
(,1
F0.,
Ar
qM
T
I'
a
ZE< d
- -
! l Daz
EpiJ !.r'!t-, 2
*
273
. i i
H I J
' ! ;
$stist q q q q ,. . r \ oPS€
€ o \ o \ oN \ O ! l
t q \ . 1 ' 1r N O N N
=s8,RR- , 1 ( o oH N 6 i ; G
F + C O 6 Aco (\t + a,l c..d : \ 9 q d - ]. f | N O N
FF.
\oq
RRhg€c o . ! 9 0 9 t
+ + o \ F .
t \ m O \ t i N6 i r r9e . ' : t \r t \ c o
i 6 1 6 l
N(oN
F
at
F-
..i
\ot\0\
. n N o \ o. . r+ggsR
Gl \O O\ (\l Fr coi N \ O C t \ F -
i n o + \ o
\ o c . l a - c o r 6t i \ O \ Oq " , ' q - l a q e
r ^ N d +
o\F-
F.
\o
(E
o\c{
z 7
E E' F !
apzz
A +
€g
f l rZ A
, :E iE I
f l ,z1
2 ^E E
o +
' a Q
2 a ^
E I
2 ?
9 ^
E E
,
3
!4
&
J
c o lc go €D 9
6b
xFo\
co\oo'
zzv
. , 1$al <>a
tt)!,, <
F O
vlta
?-J
zz
E
!
v
274
e
$l
OD
n o- +- r*l r*l ..1O \ O t - r F . u r +6 r + \ o t . ( E a o
\ I'I ol co- co- n+ \O 6n q' \O rtri ( ! . ' . | $ r . | r
*(O O\ O Fr c-l ..1
SHhhhhFl !-l F{ !-{ Fl n
zz11E
tt)v
qXtrlFI
zz
trl:DFIo
)-
. - - {
*
275
o\
\o
zzx
o(i rl
r<
. .<9 C
E
?FI
2z
t{Ei.l
F
v
P F
i . c_ n I
6 t
c ! d
E?
O B
E 6
sI
O 6 A hF q - 6 +
s_s_3_R_9_o
x.
276
7 .4 .2 . l ndus t r i
Sampai dengan tahun kelima pelaksanaan REPELITA I, pcmbangunan sek-
tor industri telah menunjukkan kemajuan-kemajuan yang menggembirakan.
Kemajuar.r yang dicapai pada sektor industri selarna REPELITA I terlihatjelas dengan meningkatnya produksi industri baih dari segi volumc, nilai, mutu
maupun nilai ekspornya.
Perkembangan volume produksi, sebagaimana dapat diikuti pada Ta'
bel VII.44 , pada umumnya mettunjukkan kenaikan terus menerus sejak tahun
pertama sampai dengau tahun kelima REPELITA I. Hanya pada satu dua bi-
dang seperti assembling mobil, mesin jahit, gelas dan semen nampak adanya pe-
nuruna.n pada sesuatu waktu sebelum meningkat kembali pada tahun-tahun be-
rikutnya. Hal ini autara lain disebabkan karena pelaksanaan peketjaan pemba-
ngunan untuk rehabilitasi atau petluasan pabrik, memedukan pengurangan
sementara kegiatan produksi.
Beberapa hasil produksi seperti minyak kelapa, minyak gcreug dan sabun
cuci secara relatip stabil, satu dan lain karena terdesak oleh produk baru yatlg
lebih baik ataupun karena bidang-bidang tersebut tertutup untuk penanaman
modal baru.
Pertumbuhati yang pesat terlihat pada bidang industri tekstil yang terus
meningkat dan bahkar.r melarnpaui target. Pada tahun tcrakhir REPELI'IA I
produksi tekstil diperkirakan mencapai 926,O juti. meter, sedangkan benang
tenun naik dengan 20,6 persen dari produksi tahun yang lalu.
Dalam bidang industri kimia, pada tahun 1973/I97+ tercapai peningkatan
produksi yang agak tinggi pada produksi pupuk ZA (147,0 persen), semen(13,3 persen), bau kendaraan bermotor (57,6 persen), gelas/botol (124,3
persen), aluminium sulfat (48,0 persen) dan asam sulfat ( 58,0 persen).
Disamping itu meningkat pula produksi kertas dan hasil'hasil produksi
industri kimia lainnya seperti soda, pestisida, amoniak dan zlt asam arang.
Peningkatan pupuk urea dan semen diharapkan akan lebih tinggi pada periode
1974/1975 yaitu jika pabrik PUSRI II (dengan kapasitas produksi urea sebesar
380.000 ton/tahun) dan pabrik semen Cibinong (dengan kapasitas produksi
tahap pertama 500.000 ton/tahun) yang kini telah mendekati penyelesaian
pembangunannya, telah mulai berproduksi.
,f.
*
277
co-(o" (o. \ q q 6J 9.: "t o. e, 9 9] 9" 9 ^ -" : l I' dR *S -
!e ;E ' S ts ' t s$ S9@ F - et t r r l l
tjc a c - r F f ) ( o6\r co : ir co6 1 3 a n i c . r
gHEFH FE$ MgHEEEF$EEE EEsi ,d
"i ci cn dj -; { ll - : + 3 3 X h * 3 R Ss - :=g6H-* - ; -
-.:
EREE€EmFE E:EE;FFE;;E$ REE9NE: :
9 o i Q Q e S I 9 q 6 o i o o o o
3x83s EAR EqESIEEqCCEN 6 c i d j ' - o o r ' t s c o + 8 3 9 9 + 5 = RP ' - : 33
H;HE$ EEb ?g;$EEHgEgEd j o , i " . . : c . i ' N c i o r - i c . i . i v c l d i + 4 { S id t n :
: 3 - < . 6 : c { : S ^
rB. , i , j r j r r d r j ! . l N! + J . j , i J + r | l | j :
o N o o o o o t sc 6 t s O O O , O O O i ,6 - O + O r O O € rd d i + 6 r d ; d+ a . t c o $ @ F
oo o - , , , i J d l j . . j d J . l Ic j c j d | | t , l J . r r r r J J p . - i: r l
. - . - , - h
4 $ S C S- d r l : = a = c
FFPFSEgEEiEf#g€.cr F,
g <D Nd r i
<t lj .d oi o i c'i di +'!i d F cj €i d: r i i : i c . . I
6 e i
F E S
ei,; H F
F e <
il
P
;IE . !) 4 F; [ F
4 =
s
z
*F'
D\
Iao
Fth
zFl
v)
v)14
F
278
a . ' ! ' ( o + ( o F . 1 " q . { : q d l - 1 o - r :
o d d h : i d r i d r i a i , - d t *_ ;3 -g *1 3309
c { ( D - c . " e . \ n i . o - q \ 0 1 (r g l o r o r c o i r o , o r d r .*-:r,Hep€ r$ ESg
,o c.i oi d 6i
q co-O o O -6 o o A r ; d d ) P S 6 o E E E X X X : X X4 -4 i - . i , ' ) " i 3q -qE - q EE E EqE! 9 9 ' : o o ' ; o o o o c { o o o \ o o o rt t o r o . . r t s 6 c n i N N
d j ;
fi F gE F SR'R E B EE E E E EH g E g+ ! 9 q r d ; d d d d d < i c n o i c ' i + o i d d < t
F ! . ) o @ + r ( o < . 6 F F a r
N € € c ) c ' 6 ' 6 @ c ' O O <
EiqSHgREEEEEEE gEEESeS i 993s f l 3 d6g i
d)
S38s6SRStBt388 F i 389c . r o c { D r o o l n 0 n | ,a i 6 c . i c t c . i d i d . . i d d ; t ; { r c . i d d i + '
FRRRRe" , ?eFBBt ;3BBEqEqEH- ,q4EEqE,4EqE,3 F s 9 : g 3 * : s c o i € ) + +
o o o o o c D a o o o q : 9 e n 9o o o o o o i l - o o o c6 + c ! 5 6 6 i - , 6 6 6 i 6 ; = X 6 ; I ro d d ; d + c i j i + + c i r i r ; +
t rF* E !( ! ! r r 1 E !t t a l$3N E F H
E E F s s s s E t i i i 2 x s * -d r E ri i i 44g4 i a E a aE I c i i s d 6 i
E.s
-.: c'i d { ui 6 F tri oi d - c'i ..i !, ti ,.:i F' di 6; ctc \ l c \ 6 r N c . r N N N d c 4 6 + i
'el
+
I
rtrt \
tr
I
coo.
Fi
F. tt)
=zrJ
Q tl)
F
ri
rI]
U)g
A
di
E
-L
279
Hasil produksi bidang industri dasar pada umumnya juga meningkat pada
tahrn 1973/7974 dibandingkan dengan tahun 1972/7973' Kenaikan yang cukup
tinggi terlihat pada produksi assembling mobil (55,6 persen), assembling sepeda
motor (49,7 persen), radio (28,6 persen), assembling mesin jahit (47 persen),
baterai kering (83,3 persen), kawat baja (150,opersen), pipa baja (135,3 persen),
besi beton (60 persen), lampu pijar/TL (30;O persen) dan kabel listrik (16,7 persen).
Jenisjenis komponen kendaraan b€rmotor, alat-alat listrik rumah tangga, barang-
bararg dari aluminium, alat-alat pertanian dan alat-alat pembangunan lainnyapun
makin bertambah dan meningkat produksinya.
Peningkatan produksi pada tahun 197 3/1974 terjadi pula pada bidang industri
ringan dan kerajinan rakyat, antara lain rokok kretek dan deterjenyang mengalami
kenaikan masing-masing 27,6 persen dan 26,2 persen.
Pertumbuhan yang menyolok dati bidang industri tingan justru terletak pada
macam ragam hasil produksi bidang ini, baik untuk pemakaian dalam negeri
maupun untuk diekspor, sebagai akibat meningkatnya arus wisatawan luar negeri
maupun selera pemakai dalam negeri.
Dibidang industri farmasi, volume produksi obat-obatan buatan dalam negeri
juga menunjukkan kemajuan yang cukup tinggi.
Disamping peningkatan produksi yang cukup cepat selama REPELITA I
perlu prrla dicatat bahwa dalam periode tersebut hampir disetiap bidang industti
dihasilkan pula beberapa barang baru yang semula mutlak harus diimpor. Dengan
demikian, perkembangan industri tidak saja mengakibatkan penghematan devisa
tapi juga menguangi ketetgantungan pada luar negeri. Produk-produk baru yang
penting diantaranya berasal dari bidang industri kimia, bidang industri tekstil,
industri dasar dan indusni ringan. Pada industri kimia ialah asam sulfat, amonium
sulfat, kaca lembaran, bahan polypropylene, pupuk ZA, botol-botol untuk minuman
dingin, pestisida, dan bahan-bahan kimia lainnya dalam bentuk padat, cair atau
gas untuk keperluan industri.
Pada bidang industri tekstil dihasilkan antara lain barang tenun campuran
kapas dengan serat buatan, hasil tenunan campuran kapas/poliester/rayon berbentuk
zuiting, kain kemeja, kain primisima untuk batik, rikat renda, brokad, bludru dan
macamimacam pakaian jadi hasil konpeksi, hasil rajut dan tenunan.
Pada bidarg industri dasar telah dihasilkan pula artara lain pipa baja, kawat
baja, komponen-komponen kendaraan bermotor, elektronika, alat-alat listrik
I
tt-
i
280
o o o o o a o o o o c . t r F . \ o NO A \ t D - r t t A . n H a \ | $ F l 6 \ o\ c j \ " t n 1 q q { - a o q T n q v l€ t-r € N d !- O\ H co O 0O ($ N \Or.r o\ i \o
N i
o a o o g o Q o o o € h \ o m NcO cO rvr 6 F 'b O\ + O\ O Fr l^ r r F Q' - ' 9 q r ' - \ + q \ - q 9 . . : . 1 9 r l
s l . \ o a \ i 6 i N c rN + + N O v r
O t'. t h - O\ O al N H F- tt .n \C)N N N \ O c ' N i O c ' T \ @ c ' b . q \, . 1 " t 9 . . . q N t 1 q r c o 9 . ! n q 9o \ h N 6 6 @ + c o O NF r o d d o o +
h O r ' - c O O F . i N r @ O \ ? r t r iF O 6 O N 6 O C n O \ i C O O O \(\l d r| \o !o 6 + \o I o\ \o h o\ o or. c j o i . i d + ^ i ; " i G G i c ' ji a - N d @ r n
I .o F. o\ \ co o, N co \o h :l co \oL : 6 ( A o + a - . { i r c , O m ( ) € 6u l F A r { . \ O s c ) F . h r o r € c o. 1 . i . . i ; + 6 i ' i d i d i c d c . j
. n H \ o N
7r
r - r N . n + 6..r st r \o t... c6 <1, Q
t -
t-o\
.itt ro\
F
t\o\
t..
Fo\
t\
t
E
Ar
z
t\o\
t\o\
t\o\
&^l-t aA T ?
U)
*
281
e !
E ! t
T^ =l
Q t . o
q e , { h 9 o o o \ o o o o o e ) o . o o o \ o o o+ o \ \ o o O r O . n d € h O O | ] 4 N 6 O 6 O 6. . t . o t h r 6 . { < - h n r 6 . \ _ € F - € 6 6 6 - 6i N i . { F . h l . * + r A o c o r c o r
et vl
. . r o \ 6 Q ( ) A O O Q Q O e O O O O o O A O. ! ! . r F . o o o o o o o o o o o - 6 6 6 d 6c J 9 r - q q " - . q Q o n v ) v ] \ q 6 q a 9 t 6 . \ r -d N Q O N + F r @ + $ \ O -
l p q o q t ! o o o e a r o o e r e6RF RSHTSSt r :SgR*g I; 6 i r i . i
9 \ c o h \ o o t i 1 Q o o o e 6 r . ! O A O, 9 \ o \ r r a o c ' r \ o h < - o \ o : o , . , . .t Q . o ' o r ^ r A + 6 i l - o . 6 m n u r t 5 6 |
. j - " j i - . : 6 i :
d A
d d
6 X eF E O
tJ)
o i S i i d n i " i d
F r d o i o . i 6 i * i + ; \ c ;i N N N a | N N . . r N N N 6 s . n r n i ^ . n | i
t -
nr
t .o\
t
(\o.
o\
z
a-0\
F.
o\
J
rlFo\
t\
I
rr
a
. , ) a l l a, o < ' lc E EF < E ' F
<r,tll
av
z
_ . \
7
282
rurnah tangga, lampu pijar/Tl-, transformator kapasitas tinggi, kabel
telekomunikasi, kabel listrik, barang-barang pelengkap bangruran dari alumi-
nium dan baja, alat-alat pertanian dan alat-alat pembangunan lainnya.
Disamping benambahnya barang-barang hru, peningkatan mutunya-
pun terus dilakukan Dalam usaha peningkatan mutu ini, balai penelitian dan
pengujian bahan dari hasil industri, memainkan perrnan yang penting.
Sementara itu seleta konsumen yang sudah lebih sadar akan manfaat barang
barang yang bermutu serta Persaingan yang semakin tajam didalam pemasaf,en,turut pula mendorong peningkatan mutu barang.
Perkembangan produksi dari sudut nilai dapat dilihat pada Tabel VII.45.
7.4.2.1. Industri teli$til
Melalui usaha seperti rehabilitasi, modernisasi, perluasan dan pembangrm-
an unit-unit produksi baru, produksi tekstil menunjukkan peningkatan yang
cukup besar. Untuk produksi tekstil, sasaran yarg ditetapkan selama
REPELITA I dapat dilampaui kecuali unruk benang tenun. Keadaan ini dapat
dilihat pada Tabel VII. 46.Tabel VII.46.
TARGET DAN REALISASI PRODUKSI INDUSTRI TEKSTIL'
1969/1970 - r973/1974
( dalam ribuan bal, juta meter )
Benang Tenun Tckstil
P r o d u k s i P r o d u k s i
. A
NonCotton Juml|h Target Cotton
NonCotton Jumlah Tatg€t
I
196911970 777,O
r970ll97r 277,O
177,0 2OO 317,6 112,2 449,8 450'0
217,0 260 463,9 134,3 598,3 s75,o
1g7llrg72 23r,2 7,8 Z3g,O 320 533'1 198,9 732'0 675'0
rs72trg73 233,5 28,6 262'7 r7J 50s,3 344,5 852,8 775',o
rg71trg74 260,4 55,8 '16,2 435 495,3 431,6 926'9 90o'o
283
L . f
Walaupun produksi tekstil meningkat baik dalam jumlah maupun
jenisnya, namun untuk penyediaan tekstil nasional masih diperlukan impor'
Salah satu sebab adalah meningkatnya permintaan tekstil per kapita meter
per tahun.
Pemakaian tekstil per kapita metet pqr tahun yang pada tahun 7969/1970
hanyr 6,2 meter, pada tahtn 7973/7974 telah meningkat menjadi 9,6 meter,
yang berarti meningkat dengan 54,8 persen. Mengenai perkembangan penye-
diaan tekstil nasional dan perkembangan pemakaian tekstil per kaPita meter
per tahun dapat diikuti pada Tabel VII.47.
Tabel VII.47.
PEMAKAIAN TEKSTIL PER KAPITA1969/1970 - 197311974
TahunPenyediaanTekst i l JumlahPenduduk-
Nasional(uta meter) ( juta )
Pemakaian tekstilper kapita meter
/ tahun- . 4
t969/1970
L970/797r
797 7/r972
7972./797 3
r97 31197 4
T J J
857
1.095
1 .161
1.220
118
119
t20
r23
126
6,27 7
9 ,1
9 ,3
9,6,"
Meningkatnya produksi tekstil antara lain dimungkinkan karena berkem-
bangnya pembangunan fisik dibidang industri tekstil (lihat Tabel VII.48. dan
Tabel VII.49.). Melalui tabel tersebut dapat dilihat perkembangan yang
terjadi antara keadaan sebelum dan hasil yang dicapai sesudah REPELITA I'
Perkembangan kegiatan ini dimungkinkan pula karena meningkatnya
kegiatan penamman modal disektor industri baik penanarnn modal dalam
negeri maupun penanaman modal asing. Justru penanaman rnodal pada
bidang industri tekstil hampir meliputi 50 persen dari seluruh proyek pada
284
Tsbel v IL48.
PEMBANGT'NAN FISIK DTBIDANG INDUSTRI TEKSTTL
19691t970 - 19731197+
Tambahanselama
Rep€lits I.
AptikasiDads akhirRepelita t
U r e i a nKeadaansebelum
Repelit' I
:
lv
tI
tI-
-
1. Fiber making
2. Pemintalan
3, False twisting
4. Alat tenun
mesin
5, Perajutan
( Mesin )
6. Finishing/Dycing/Printing
481.780 mp
35.3 5 5 ATM 60.000 ATM
5.900
- 167.000 ton 6.570 ton
892.000 rnp 2.5OO.000 mp 806'210 mP
- 298 set 7l s€t
6.570 ton
324.4!O mp
/ l ser
15.607 ATM
7.377
-^ , iu ta) t+ _meter
IT
rt
Itt
80.429 ATM 50.962 ATM
6.511 5 .1183.7 41
26o jut"metcr
: , , r a i . r "
630lut|". 1.421 Juta !
794Jutlr
285
Tabel VII'49'
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TAHUN KE V REPELITA I
BIDANG INDUSTRI TEKSTIL, I97 3 IL97 4
:
! 'vUra ian Sasaran Realisasi Persentase realisasi
dari sasaran
Peralatan 1) ,
- Pembuatan serat
- Pemintalan
- ATM
- Mesin raiut
Finishing i Dyeing / Printing :
Produksi :
- Benang tenun
- Tekstil
Ekspor I
- Macam-macam tekstil
Bahan baku I
- Kapas dalam negeri
- Kapas Impor
- 6.570 ton
892.000 mp 806.000 mp
60.000ATM 50.900ATM
5.000 MR 5.500 MR
630jutaM 790 jlutlu
435.000 B 472.OOOB
900 juta M 926 it:ta, M
- 9,3 juta M
- 3 .500 E
400.000 B 310.5 00 E
90,4 0k
84,8 Vo
110,0 0/o
725,4%
108,5 %
to2,8 oh
Keterangan : Angka-angka pcmbulatan
1) REPELITA I (Kumulatif)
286
sektot tersebut.
Peningkatan produksi tekstil tenrs dilakukan dalam usaha untuk mencapai
tujuan pemenuhan kebutuhan sandang sepeni yang diperkirakan dalam
REPELITA II.
Untuk mencapai tujuan tersebut akan diusihakan Pengamanan penyedia-
an bahan baku kapas, benang tenun dan bahan penolong lainnya serta pera -
latan produksi. Disamping itu ditetapkan prla kebijaksanaan yang meliputi
modernisasi dan ekspansi, peningkatan peranan industri tekstil kecil, program
regionalisasi, penyerapan tenaga kerja, program pengadaan bahan baku/peno-
long dan barang-barang modal, pengarahan pola konsumsi dan pola produksi,
program kaderisasi (peningkatan enterpreneu'slrip dan standardisasi) serta
program eksPor.
7.4.2,2, Indusri ringan dan kerojinan rakyat
Keadaan sektor industri ringan dan kerajinan rakyat sebelum pelaksanaan
REPELITA I agakterlantar , hal mana terbukti dengan menurunnya sumbangan
sektor ini pada Pendapatan Nasional.
Dalam pelaksanaan REPELITA I, maka pembangunan pada sektor ini
didasarkan kepada kebijaksanaan umum yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan harang-barang konsumsi (penghematan devisa) memperluas ekspor
baik dalam jenis mutu maupun nilainya, memperluas maupun membangun
industri-industri yang bersifat padat karya, mengrrangi kdterganmngan terha-
dap pihak tuar negeri, menggiatkan dan menstimulir penyebaran pembangruran
industri ringan didaeraMaerah,
Berlandaskan kebijaksanaan tersebut,selama REPELITA I sektor industri
ringan dan kerajinan rakyat menunjukkan perkembangan yang meningkat'
Peningkatan tersebut tidak saja ditandai oleh peningkatan volume poduksi
tapi juga mtttu, dan n4am banngnya. Peningkatan tersebut terutama terjadi
pada bxang'barang konsumsi sehingga telah menggeser komponen impor dari
barang-bararg konzumsi kebahan baku dan barang-barang modal Pertambahan
ragam antal'1 !';in meliputi detergent' suPer mie, assembling arloji, susu kental,
industri p.,rgepakan, percetakan offset, P. V. C. compound' catpet' pellet,
tipfostener, jakarine, coldstorage, tali plastik dan rambut' Peikelrbangan
beberapa produksi industri ringan dan kerajinan rakyat selama REPELITA I
f {
287
.-IAt
t
:
T a b c l V I [ 1 0 '
PERI(E BANGAN VOLUME PRODUKSI INDUSTRI RINGAN
r969lrno - ryl|lryt4
U r a i a n Srtusn 1969fiO :rg7}n1- lnlnz 1ry12l7? 1973fi41'
1. Minyak gorcng
2. Minyak kelapa
3. Rokok putih
4. Rokok krctek
5. Sabuo cuci
6. Detergent
7. Tapal gigi
8. Korek api
9. Crumb rubber
ton 27.OOO 26.000
ton 263.000 258.284
juta btg. 11.000 13.681
juta btg. 19.000 20.553
ton 133.000 l3Z.2Oo
ton - 3.987
juta tube 15 25
juta.kotak 269 322
ribu toD
27.776 24.76L 28.700
260.672 264.530 264500
L4.7 00 L6.785 20.17 6
2t.400 23.6A0 30.227
132,396 132.oOO 131.300
5 .582 5 .226 6.622
26 29,57 31,8
348 475,? 555,5
129,2 275,2 308,r
1) Angka sementara
f
i
,-xl l;
c-
I
t-t:-
2iJ8
+ ?
; 6F E4 6
u2
4
2c
Fi
l$
F6
F9\
Fo,
o\6
z
zx
o ' l
l ; o
4 2
z2
Extrl
li
lsg
,l
s
Ied XI F
tBgI
Qv
l${
! ! u
Xlrl
'.1XtaX
t f
Fq\
Fo\
I
t\(|\
6€o\
z
2
. r 4
H
2
z
:{&Ar
- - { lE
lg
IED
t4Y
Ir E
IigcFl
o
$
3cl
z
2
rl
z
T
l;
F.
F
o\
z
7
i '-i
, I i= t h> D
. t Z
2
z
E!
E)Er
la
291
terlihat pada Tabel VIL50.
Sem€ntara itu dalam REPELITA I telah pula dilakukan pembinaan dan
pengembangan industti kerajinan rakyat, terutama yang termasuk dalam golongan
ekonomi lemah dengan jalan mendirikan proyek-proyek induk kerajinan, pilot
proyek daerah minus, proyek pengolahan limbah dan pusat pengembangan didaerah.
Perkembangan proyek-proyek ini selama REPELITA I terlihat pada Tabel VII.51.
Tabel VII.51.
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROBINKRA
r969tr970 - r973/r97+
Nama / Jenis ProyekPenambahan jumlah proYek
69/70 7O/77 77172 72173 73174 Jumlah
1. Induk-induk Kerajinan
2. Pilot proyek DaerahMinus Feeder Point.
3. Proyek Limbah
4. Pusat PengembanganKerajinan Rakyat
5. Persiapan Proyek
6. Proyek bantuan meka'nisasi dan ekspor
7. Probinkra Jakana
8. Probinkra Daerah
36
FI
1073 437
-3
I
r6
Jumlah 43 22 13 73 12 103
292
7.4.2.3. Industi dasat
Selama REPELITA I, tingkat laju pemrmbuhan industri dasar cukup
besar dan meyakinkan. Secara keseluruhan sasaran'sasaran industri dasat
dalam periode REPELITA I dapat dicapai dan bahkan dilampaui. Hal ini
merupakan modal yang penting untuk perkembangan industri dasar selanjut-
nya, terutama dalam REPELITA II. Adapun pembangunan industri dasar
meliputi usaha-usaha pengembangan industri logam, industri mesin, industri
alat-alat listrik dan alat-alat tra.nspor.
Perkembangan hasil produksi indusffi dasar mengalami peningkatan yang
cukup tinggi, bahkan untuk beberapa jenis meningkat dengan tinggi sekali'
Produksi kawat baja pada tahun 19731197+ meningkat dengan 150 persen
dibandingkan dengan tahun 19721197 3. Sedang untuk pipa baja' baterai, besi
beton, hasil assembling mobil dan assembling sepeda motor meningkat masing'
masing dengan 135 persen,83 persen, 60 persen, 55 persen, dan 50 persen.
Perkembangan beberapa produksi industri dasar dapat dilihat pada Ta-
b€ l V I I . 52 .
Dalam pada itu kegiatan assembling yang telah berkembang baik, akan
lebih ditingkatkan lagi. Kegiatan-kegiatan assembling yang telah berkembang
laik yaitu bidang automative dan alat-alat elektronik disamping assembling
alat-alat rumah tangga, telekomunikasi, mesin penggerak dan alat-alat perta-
nian akan terus dikembangkan. Bahkan khusus dalam persoalan industri
assembling kendaraan betmotor akan diperkembangkan xsembling kendaraan
bermotor yang benar-benar dapat dijadikan landasan industri kendaraan
bermotor dan industri komponen.
7.4.2.4. Industri kimia
Menjelang REPELITA I keadaan industri kimia berada dalam kondisi
yang sangat menyedihkan, baik secara tehnis/tehnologi maupun secera
finansiil administratif. Untuk mengatasi masalah ini maka dalam REPELITA I
disusun berbagai program yaitu r
a, merehabilitasi semua unit produksi agar dapat mencapai kapasitas normd,
melaksanakan modernisasi dan pengetrapan tehnologi yang terbaru, menga-
dakan perluasan serta melakukan usaha kearah tercapainya perimbangan
mesin-mesin.
293
T s b e l v I L 5 2 .
PRODUKSI HASIITHASIL INDUSTRI DASAR'
796911970 - 79731197 +
Jenis produksi S4tuan 7969t70 r970l7r 1977172 lg7zt73 1973n4'l
1 . A c c u
2. Radio
3. Televisi
4. Lampu pijat
5. AssemblingMesin jabit
6. AssemblingMobil
7. AsscmblingSepeda motor
8. Baterai
9. Plaat Seng
10. Kawar baja
11. Pipa baja
12. Besi beton
buah 32,000
buah 363-500
bush 4.500
ribu buah 3.500
buah 14.000
buah 5.000
buah 21.4OO
ribu buah 54.OOo
ron 8.500
ton
toD 1.900
lon 4.500
56.000 262.OOO 130.000 140.OOO
393.OOO 416-000 700.OOO 900.OOO
+.700 65.900 60.000 70.000
5.500 6.000 l2.loo 16.000
13.500 292.OOO 340.000 500.OOO
2.9N 16.000 23 .000 35 .800
31.100 50.000 100.000 149.700
55.000 72.OOO 72.OOO 132.OOO
34.500 66.600 69.OOL\ 70.OOO
12.000 30.000
2.900 6.000 34.000 80.000
8.500 74.000 75.000 120.OOO
i
I
*) Angka sementara
294
F t reg
l;
TB
EJ
e €
F.l
F
'c -o
F
t-o\
I
CA
o\o\
oi
N Q
- E
- D'.4 z
,. tt)
I
trlEz
z
=X&cl
{
x
L95
; I E
z
F.
o.
F.o,I
0\
0,\oo.
i b
x z
: t ;
. :<w t
El
lrl
z
z
EX&tq
,(
6 0
](
IF
296
rr li
a h ,
R EeE
l$o^ ur-r; Frt \ 6
I
46= E;<{, qJr, oJ<c
'E -O
z\
E Ytr] <
t!th
r!o.
I
Fo\
o\\oq\
' {
> F
{&
Fl
z
z
EFlI&Ar
{
l*f*
rI
L- ,>
li
IF
297
XEBfi
IB
IF
IF
IE
r o , t la\ vr 6l\ o + N
z
5att
H
! l l
c
tr
c -
F
FX
tF6
tro\
IFA
o\\oo\
x. , t rF i a
- z
: dr r <
Ar
$cEl
2
z!oEt{x&t
{
-+
J^
t
298
b. menyelesaikan status proyek-proyek peninggalan Pembangunan Semesta .Be-
rencana 8 tahun (menyelesaikan proyek-proyek yang mungkin diselesaikan
dan melikwidasi proyek-proyek yang tidak mungkin diselesaikan).
c, pembangunan proyek-proyek baru
d. melaksanakan survey-survey nasional terutama terhadap sektor-sektor yangdiprioritaskan seperti industri pupuk, semen, ban, soda dan kenas,
Untuk menunjang pro$am ini telah dilaksanakan beberapa kebijaksanaanyang antara lain berupa pemanfaatan pembiayaan/bantuan dari sumber-sumberdalam dan luar negeri, mengadakan management contract (mengusalakan satuantehnik, joint venture dan mempergunakan likwiditas perusahaan).
Dengan berbagai kebijaksanaan tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa semuasektor telah menunjukkan adanya kenaikan ptoduksi terutama pupuk, Pulp, kertas,semen, ban dan gelas sebagaimana dapat diikuti pada Tabel VII. 5 3.
Tabel VlI.53.
PERKEMBANGAN BEBERAPA HASIL INDUSTRI KIMIA,
196911970 - 797317974
U r a i a n Satuan 1969/1970 l97}l1g7l lglrlrslz rg12llg?3 TSZST1SZ+ l)
Pupuk
- Uler ton
- ZA ton
Semen ton
Kertar ton
Ban buah
- Brn luar hendaraanbermotor
- BaD sepeda- Ban dalam k€ndaraan
bermoto!- Ban dal€rD sep€daG€lar / botol ton
r20.096 118,692
49.664 t22,755722.327 818,084
39.599 47,144
857,500 1.351.4002.631.507 2.200,524
376.23t 713.530574.974 630.43216,573 37.239
84.000
54?.00017.000
368.0002.205.577
224,080105.32710.89 7
102.894
677.000
400.0002.163.951
27 7 .940203.372r0,89?
108.400
531.000
29,000
508.0001.849.700
316.503495,912
7.385
+l) Angka sem€ntara
Peningkatan produksi ini merupakan salah satu bukti adanya perbaikan dalamiklim investasi serta berhasilnya usaha-usaha konsolidasi, peningkatan ketrampilan
dan efisiensi setta selesainya rehabilitasi, perluasan, disamping pembangunan
proyek-proyek baru.
lig
l$Fer
I e c5i fi8I
ot\6
6\o6
a
r r <
ti
f l ga4l
t{
Y
l$
lsc!a
EE
}'
IB
100
F92 9 ,
Fr
z
Y
EEt.-
t-o\
Fo\
6\o
dE}(
5FFP> lsz
EI
z
zEX
t4
ffi$F
. 2< n lP c aa z
4
2
R 9ET
l;
IE
301
lrr l:ctr !
*E
sY
l$i 5 t
I
zz
=td}.cl{a c
A
E 5
lF
-
t
II
*
IE
t 302
T
7 .4.3.
7.4.3. r .
Pertambangan
Sektor pertambangan selama REPELITA I dan permulaan REPELITA II
menunjukkan perkembangan yang cukup Pesat. Peningkatan produksi ter-
besar terdapat pada minyak bumi, sedangkan produksi hasil tambang lainnya
yang juga mengalami kenaikan adalah timah, nikkel, bauksit, pasir besi dan
emas. Produksi batu bara dan perak mengalami Penurunan dalam tahun
terakhir REPELITA I dibandingkan dengan produksi tthun 1969/797O'
Peningkatan kegiatan eksplorasi minyak bumi telah berhasil menemu-
kan beberapa sumber minyak dan gas bumi baru, sedangkan kegiatan
eksplorasi yang dilakukan terhadap beberapa hasil tambang lainnya menun-
jukkan tanda-tanda yang memberi harapan.
Untuk mendorong kegiatan penelitian, eksplorasi dan usaha-usaha
peningkatan produksi sektor pertambangan, pemerintah telah mengadakan
berbagai kebijaksanaan dan penyediaan fasilitas. Kebijaksanaan yang dijalan'
kan terutama diarahkan kepada pembinaan semua kegiatan dan usaha yang
dapat menunjang perkembangannya. Pembinaan dilakukan baik terhadap
Perusahaan Negara atau Usaha Swasta.
Dalam pada itu kegiatan investasi baik dalam bentuk Penanaman Modal
Dalam Negeri maupun Penanaman Modal Asing dalam sektor pertambangan
berkembang dengan pesat.
Segala usaha yang dijalankan selama REPELITA I t€lah dapat menaikkan
produksi serta menghasilkan devisa yang sangat berarti bagi pemerintah.
Minyak dan Gas Bumi
Selama REPELITA I produksi minyak bumi berjumlah 1.870,4 juta
barrel atau rata-rata 3T4jutabarrel setiap tahunnya. Dalam tahun 797311974
realisasi produksi tercatat 508,4juta barrel atau rata-rata 1,4 juta barrel sehari.
Dengan demikian realisasi produksi tahun terakhir REPELITA I telah dapat
melebihi target yang direncanakan dan bita dibanding dengan produksi tahun
796911970, maka produksi tahun terakhir REPELITA I mengalami kenaikan
sebeszr 224,4 juta barrel atau lebih dari 75 persen. Realisasi produksi
semester I tahun pertama REPELITA II tercatat sebesar 267,0 juta barrel
atau sudah mencapai 50 persen dari target' Selarna REPELITA I kenaikan
303
rata-rata. produksi minyak bumi sekitar 15kembangan produksi minyak mentah dapat
persen setiap tahunnya. per-
diikuti dalam Tabel VIL54..
Tabe l V I I . 54 .
PRODUKSI MINYAK MENTAH INDONESIA
1969/7970 _ t974t7975
( dalam juuan bamel )
Tahun Ta rge t Realisasi
REPELITA I
7969 / 7970
1970 / 1977
797I / 1972
1972 / 7973
1973 / 1974
REPELITA II
1974 / 1975
281,0
328,0
36+,0
+02,o
442,0
529,0 2t 267,0 3)
284,O
32+,2
347,54r2,3
508,4
1 )
1 )
1 )
1) Angka perbaikan2) Angka perkiraan3) Angka sementara selama semester I
Faktor utama yang mendorongkenaikan
rtu permintaan luar negeri terutama Jepang terhadap minyak mentaliIndonesia terus pula bertambah.
.i46.LUr u(ama yang mendorong kenaikan produksi itu adalah karenasemakin bertambahnya penemuan sumur_sumur minyak baru serta semakin
T"i=.9,1":"I, kegiatan produksi dari sumur-sumur yang telah ada. Disamping
Lapangan minyak baru yang sudah berproduksi dalam masa REPELITA Iada sebanyak lima buah. _selama tahun 1973 produksi yang dicapai adalah
t
304
+
G r r f i k V l l . 1 9 .
pRoDUKSf M|NYAX MENTAH ( 1969 I t97O - 1974 | 19751
DAN HASIL PENGOLAHAN MINYAK ( 1969 - 7973 ''
( jutaan barrel )
6,s170 70,?r 11112 721M3F4 14176
MINYAKMENTAH {Semestcrl)
69 70 11 72 73
IIASIL PENGOLAHAN MINYAK
I305
Y
sebagai berikut : Cinta dan Arjuna, keduanya di Laut Jawa (masing-masing
13,6 dan 23,4 jtta barrel), Attaka di lepas pantai Kalimantan Timur(26,6 j,ttr barrel), Jatibarang di Cirebon (7,3 juta banel) dan Kasim di
daratan Irian Jaya ( 3,4 juta barrel).
Bersamaan dengan meningkatnya produksi minyak mentah maka selama
REPELITA I telah dapat pula dinaikkan kapasitas pengilangan didalam
negeri. Naiknya kapasitas pengilangan ini sejalan dengan peningkatan
kebutuhan akan bahan bakar minyak dan pelumas dari sektor industri
dan pengangkutan didalam negeri. Perkembangan hasil pengolahan minyak
sejak tahun 1969 sampai dengan tahun 1973 seperti terdapat dalam
Tabel VII.55. menunjukkan kenaikan rata-rata sekitar 10 persen setiap tahun'
Tabe l V I I . 55 .
HASIL PENGOLAHAN MINYAK
( 1969 - r973 '
,, Tahun Juta Barrel
7969
1970
197 7
r97 2
197 3
76 , t
86,0
9O,o
100,5
118 ,3
*
Dengan selesainya pembangunan kilang minyak Dumai dan Sei Pakning
maka kedelapan kilangminyak di Indonesia yaitu Pangkalan Brandan, Dumai,
Sei Pakning, Plaju, Sungai Gerong, Wonokromo, Cepu dan Balikpapan telah
mencapai kapasitas lebih dari 400.000 barrel per hari' Dalam pada itu
kilang minyak Cilacap yang saat ini pembangunannya giat dilaksanakan'
Y
306
apabila sudah betproduksi akan dapat menghasilkan 100.000 banel bahan
bakar minyak setiap ha.ri, disamping menghasilkan bahan baku minyak
pelumas sebanyak 200 ton setahun. Selain itu proyek-proyek dalam bidang
eksplorasi, produksi, pengolahan, petrokimia, pemasaxan dan proyek pe-
nunjang kelancaran operasionil diantaranya yang sudah selesai dibangun
oleh Pertamina selama REPELITA I adalah LPG plant & Carbon Black
di Rantau, Polypropylene Plant di Ptaju dan Sales Service Laboratory di
Jakarta. Di bidang pemasaran yang t€lah selesai dibangun adalah sub-marine
pipeline di Pangkalan Susu, Lubs Oil Blending Plant di Surabaya, Grease
Plant di Tanjung Priok, Drum Plant di Wonokromo, Instalasi Depot minyak
Plumpang di Jakarta, Oil Pipeline Cilacap - Yogyakarta.
Gas bumi yang ikut dihasilkan dalam produksi minyak sudah mulai
dimanfaatkan dalam REPELITA I dengan jalan mengolahnya menjadi gas
bumi yang dicairkan. Gas bumi yang ikut dihasilkan dalam produksi minyak
diolah menjadi liquified Petroleum gas (LPG). Sedangkan gas bumi yang
ditemukan dilapangan (gas alam) akan diolah menjadi liquified natural
gas (LNG). Sumber-sumber gas alam yang akan diolah menjadi LNG didapat
dari lapangan Badak di Kalimantan Timur dan dari lapangan Arun di Aceh'
Pembangunan pabrik-pabrik untuk mengolah gas alam dari kedua lapangan
itu telah dimulai awal tahun 1974 dan direncanakan akan selesai awal tahun
1977. Kontrak penjualan LNG untuk masa 2O tahun telah ditanda tangani
dengan Pacific Lighting International S.A. dan gabungan dari lima pemsahaan
perusahaan besar dari Jepang masing-masing pada bulan September dan
Desember 1973.
Pemanfaatan gas bumi dalam negeri selain untuk bahan bakar dirumah
tangga juga sebagai bahan pembuatan pupuk. Dalam REPELITA II peman-
faatannya akan dikembangkan lebih luas, sehingga disamping dapat meng-
hasilkan pupuk dalam jumlah yang lebih besar juga dapat digunakan sebagai
bahan bakar dalam industri dan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga
listrik.
Volume ekspor minyak mentah dan hasil minyak juga terus naik dari
tahun ketahun sebagaimana terliha.t dalamTabel VII.56'. Kenaikan tertinggi
dicapai dalam tafi:r';- 797317974 dengan volume ekspor sebesar 438,9 juta
barrel, sedangkan ekspor tahun 7969/i970 hanya sebesar 241,3 |uta battel'
Dengan demikian terdapat kenaikan sebesar 197,6 juta barrel atau sekitar
81 persen,
- j
F
- Y !
aa
t07
Tabe l V I I . 56 .
VOLUME EKSPORMINYAK MENTAH DAN HASIL MINYAK
196911970 - 197+1197 5
( dalam jutaan banel )
TAHUN VOLUME
REPELITA I
1969tr970
r970n977
19771r972
L972tL973
t973n974
REPELITA II
r974tL975
?4r,3
267,r
287,7
360,7
438,9
226,2 2l
1 )
r)
f ) Aqko pcrbaiftan.
2) Angkr s€ment{rs Semest€r l.
-+
:
r
L
--+-
IIt
Y
!08
7.4.3.2. Iledl tsrbang tainnye
T imsh
TimHr merupakan hesil tambang terpenting nomor dua s€sud8h minyekbumi. Selama REPELITA I seperti terlihat pada Tabel VII.57. produksinyaterus meningkat dari 17,9 ribu ton pada uhun 1969/1970 menjadi 22,6 ibnton pada t^ufi 197311974. Dengan demikian terdapat kenaiken sebesa.r4,7 ribu ton etau sekitar 26 persen. produksi scm€ster pertirma tehunt9741797 5 telah mencapai lZ,? ribu ton ateu kurang lebih 5g persen darirencana. Kenaikan produksi itu disebabkan antara lain karena adanyarehabilitasi dan modernisasi yang dilakukan secara terus menerus disampingpembukaan laprngan penambangan baru. Usaha rehabilitasi atas kapal_kapalkeruk dimulai sejak tahun 1969 sedangkan modernisasi po*"t-pur"t p"n*.i-dilakukan tahun 197O, Juga diadakan modernisasi dan perluasan jaringan-jaringan telekomunikasi sena penyempurnaan alat-alat pengangkutan.Penyelidikan dan cksplorasi yang diadakan dilepas pantai telah berhasilmenemukan cadaagan baru, Dalam usaha peningkatan produksi logarn timahmaka saat ini sedang dibangun tiga buah tanur. bcserta fasilitas-fasilitasnyadipeleburan timah Muntok.
Dengan adanya usaha-usaha rehabilitasi serta perluasan daerah kerjapenambangan timah didaerah Bangkinang (Sumara Tengah) dan daerahlepas pantai (sekitar pulau-pulau Bangka, Belitung, Singkep dan Kundur)maka peningkatan produksi seterusnya akan dapat dilaksanakan dalamREPELITA II.
Disamping produksi, ekspor timah juga mengalaini kenaikan yang terusmenerus selama REPELITA L Dalam tahun 1969.11970 volume eksportetce.tat 16,+ ribu ton, dan dalam tzhun l97]ll974 naik menjadi 21,0 ributon. Sedangkan dalam semester I t*tu.- rg7+/r975 ekspor tercatat sebesar11,2 ribu ton (Tabel VII.58.).
Batlbara
Dari Tabel VII.57. dapat dikeuhui bahwa realisasi produksi dalamtahun terakhir REPELITA I hanya mencap a I4S,g ribu ton jadi beradadibawali produksi tahun 196911970 yang be{umlah 176,0 ribu ton.Penurunan produki ini terutama disebabkan oleh keadann fisik peralatan
l_
-+
+
tI
III
309
iF
rIL
pertambargan yang kurang menBuntungkan serta adanya saingar yang hebat
dari minyak bumi dalam penggunaannya sebagai bahan bakar. Kenaikan
produksi terjadi sebelum tahun 1973/1974 dengan produksi tertinggi sebesar
198,8 ribu ton yang dicapai dalam telh:on 197111972.
Timbulnya krisis enersi dalam tahun-tahun terakhir ini telah men-
dorong Pemerintah untuk meningkatkan kembali produksi batubara serta
menggiatkan penggunaannya sebagai bahan bakar didalam negeri.
Pada saat ini penggunaan batubara hanya terbatas oleh Pabrik Semen
Indarung, Tambang Timah Bangka dan PJ KA.
Bauks i t
Produksi bauksit juga mengalami peningkatan dan realisasi produksi
tertinggi sebesar 1.288,1 ribu ton dicapai pada tahun 197711972. Pada tahun
1972t1973 produksi turun menjadi 1.240,2 ribu ton, dan pada tahun
I97 3/1974 menjrdi 1.204,7 ribu ton, tetapi masih lebih tinggi bila dibanding-
kan dengan produksi tahun 1969/197O. Penurunan ini terutama disebabkan
oleh kegiatan rehabilitasi lapangan, instalasi pencucian serta peralatan'
Selama semester pertama tahun 197+11975 produksi tercatat sebesar 619,9
ribu ton atau sekitar 56 persen dari rencana ( lihat Tabel VII'57.).
Usaha-usaha yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan produksi
adalah perluasan tempat penimbunan bijih, peningkatan kapasitas loading'
pengerukan selat Kijang unftk memungkinkan kapal pembawa bijih bauksit
berukuran 30.000 DWT dapat melayarinya' Selain itu juga dilakukan
penyelidikan untuk mencari bijih bauksit yang berkadar rendah Sebagai
hasil rehabilitasi yang diadakan dalam REPELITA I maka dalan REPELITA lI
diharapkan akan terjadi peningkatan produksi yang lebii; besar daripada
tahun 197 3/1974.
Ekspor bauksit meningkat dari 863,6 ribu ton pada tahun L96911970
menjad:1.269,4 ribu ton pada tah un 1913tr974 (Tabel VII.58.)
N i kke l
Dalam tahun 19691797} realisasi produksi tercatat sebesar 311,0 ribu
ton sedangkan pada tahun 197311974 naik menjadi 989'9 ribu ton. Dengan
demikian terdapat kenaikan sebesar 678,9 ribu ton atau lebih dari
+
Itr
310
200 persen. Realisasi produksi selama semester pertama tahun 197411975adalal sebesar 495,0 ribu ton atau kurang lebih 58 persen dari rencana( Tabel VII.57.).
Dalam usaha peningkatan produksi telah diadakan eksplorasi bijih
nikkel berkadar rendah di Kalimantan Barat. Usaha lain yang sedang giat
dilaksanakan sekarang adalah feasibility sftdy untuk mempelajari ke-
mungkinan mendirikan pabrik pengolahan nikkel didaerah Soroako, Sulawesi
Tengah dan di Pulau Gag, Irian Jtya. Kegatan eksplorasi juga sedang
diselesaikan didaerah Halmahera dan puiaululau sekitarnya. Disamping itu
pembangunan pabrik ferro nikkel yang akan mengolah bijih nikkel berkadar
rendah dari tambang Pomala, Sulawesi telah mulai dikerjakan. Pabrik ini
bila selesai dapat menghasilkan 20.000 ton nikkel setahun.
Selama REPELITA I ekspor nikkel juga mengalami kenaikan. Volume
ekspor dalam tahun1969/797O tercatat sebesar 232,O rtbu ton dan kemudian
meningkat menjadi 830,5 ribu ton pada tahun terakhir REPELITA I
(Tabel VII.5S.). Dalam tahun 1974/1975 disamping kenaikan ekspor bijih
nikkel juga diharapkan sudah dapat direalisir ekspor ferro nikkel.
Emas dan Perak
Produksi emas selama REPELITA I mengalami kenaikan dari 261,0 kg
dalam tahun 196917970 menjadi 345,2 kg dalam tahun 1973/1974.
Walaupun produksi menurun dalam tahun 7972/1973 dibandingkan dengan
tahtn 1,9711!972 tetapi produksi dalam tahun tersebut masih berada diatas
produksi tahun 196917970, hanya produksi dalam tahun 197o/7971yang
menurun dibandingkan dengan produksi tlhun 1969/I97c (Tabel VII.57.)'
Penurunan produksi ini terutama disebabkan oleh keadaan kadar emas yang
tidak tetap dari tiap ton tanah yang ditimbang.
Sebaliknya produksi perak telah mengalami penurunan dari 10'5 ton
dalam tahun 1969/1970 menjadi 8,9 ton dalam tah'an 19731I974 sedangkan
produksi semester petz;ma 197411975 baru mencapai 4,2 ton atau sekitar
5o persen dari rencana (Tabel VIL57.). Penurunan produksi ini juga terut-zma
disebabkan oleh karena, keadaan kadar perak yang tidak tetap dari tiap ton
tanah yang ditimbang.
Ekspor perak sejak tahun l97I/1972 mengalami fluktuasi turun naik.
r
311
Hal ini disebabkan disamping pengaruh produksi juga oleh keadaan hargayang kurang mantap.
Pasir besi
Pertambangan pasir besi yang diusahakan oleh PN Aneka Tambangdi pantai Cilacap telah memazuki tahap produksi komersiil sejak tahun197711972 dengan produksi sebesar 298,5 ribu ton. Dalam tahun 1972/7973produksi menurun menjadi 237,6 ribu ton, tetapi dengan bertambahnyakegiatan serta penyediaan fasilitas pelabuhan dan penambangan, maka dalamta'hrun 1973/1974 produksi telah meningkat menjadi 327,7 ribtt ton. Realisasiproduksi selama semester pertama tahun 1974/7975 adalah 170,0 ribu ton(Tabel VII.57.).
Ekspor pasir besi dalam tafutn 1977/7972 lercatat sebesar 242,7 rihi.tton, dalam tafuin 1972/197 3 sebesar 276,2 ri'.li.t ton dan dalam tahun19731t974 sebesar 283,6 ribu ton (Tabel VII.58.). Ekspor umumnyaditujukan ke Jepang.
Tembaga
Pertambangan tembaga yang diusahakan dipegunungan Ensberg Irian
Jaya sejak bulan Januari 1973 sudah mulai berproduksi. Dalam tahun797211973 produksi tercatat sebesax 29,3 ribu ton konsentrat tembaga,sedangkan tahun 7973/1974 produksi meningkat menjadi 146,6 ribu ton(Tabel VII.57.). Mengingat bahwa permintaan pasaran dunia akan tembagaterus meningkat, maka dalam tahun 797417975 produksi tembaga diharapkanakan letrih besar dari pada tahun sebelumnya.
Ekspor bijih tembaga yarg terutama ditujukan ke Jepang dan Jermanmeningkat yakni dari 27,9 ribu ton pada tthun 797211973 menjadi150,6 ribu ton pada tahun 79731t974 (Tabel VIL58.).
Batu granit
Batu ganit yang diusahakan di pulau Karimun Besar, Sumatra bagianTimur sudah mulai berproduksi sejak bulan Marct 1972. Realisasi produksipada tahun 197211973 adalah sebesar 297,2 rlllnt ton sedangkan pada trhun7973/1974 adalah sebesar 452,6 ritri.t ton, jadi terdapat kenaikan sebesar155,4 ribu ton atau sekitar 52 persen (Tabel VII.57.).
372
E:iEEF{{E< o o <-aec
O O O | < )d d d d I r do l ^ a Fi a n m o
F. r- o1 c) o N o l^ a6 i F : o i u i u i + d ' d v ii F- rl cn \o t- o\ r.l
\ o r r d d N
' o - o : \ o : e l q \ € " . o .N r + o \ r ' | ( o r € NN + O c O r { . N * r 4 |
r r c . l o \ 6 r n i v
r d N r | . 6 N \ O 6 F |r i F O r i d ( n F . O \ l ' -G I F - + F - h o N 6
r-r N O. 6 ..,1 6l
r ^ c o i o + H u ld c t d d . i d o d l l. t c 6 r + o \
- q c o 6 N
i + r ' - O + . . l c oo i u i F l o i v i o i * i l l: F - C t C O r
r-r N \O o|
o \ o o o o rN \ O N H r c ) l l lF r r . o i \ o d
i r O \ m N
€i lN
q 'c la .tsS d i l H . - C
E E ; E Ea g $ 5s r *e H { . : t a'FEEie,5 I8f lE
Efi
F
l'.o\
o\
F.o\
Fo\
i.
t-
t\
t io\
o\q\
F.o'.+i^.o\
I
D-o'
o\\oo'
^ r i E
a Z jr (S
j
v)
0g
t
L
3r3
gHEEEsEf
F 1 . | O F rrvr t! r'| o
t f \ a aN
t\(o
GI
3 ,rl 'o- \o- -1c t \ . n o t
$ReS
i - - O r h F d C i r
9 : o r - j 6 ' d i j d. ? l N G t l o. ! r . N
--
d t \ F i |q - j d d r , i
g - i $ t l. ! F . ( { |
f- cl t-t \ N l O 'H e d r t | l l l l
.''
F
7
o . +o | \ O
r!
q \o- o-
)
E
F
rq
\a
$frt\o\
F6
t\o\
FCA
nt\s
t\6
F6
a\o\
9\
6
x9c.9
F.o\F{
!ft\o\
ot\o\g\\o
l e v
f
v)
trv)X
f
rt,-.
t-F--
f+
;
!
FT '
t'
ls3lrItl$
lt
IF
1 4 ! t
< Ekr
4tx ! 4
AJ
.t
| o - o
I
l l r :
l$
ffi$
li
l;la
I
=
.
I
_
|l
f , t o
o 3
= r h
IF
IF< :
! { ' Et < v
zE
.n !: 'r
( a O \X ' r
l$
IBt 4 E
c !< E
II
I
3r7
Dalam tahun 197211973 dilakukan ekspor sebanyak 80,1ribu ton dankemudian sebanyak 1,f4,1 ribu ton dalarir tzhun l97jll974 (Tabel VIL58.).Ekqpor ini diperkirakan akan meningkat lagi dalam tahtn l974ll9i Smengingat meningkaurya permintaan dari luar negeri, Selain diekqpor, s€begianbatu granit juga dipergunakan didalam negeri.
7,4.4. Pariwisata
Perkembangan kepariwisataan selama REPELITA I te-lah mengalamibanyak kemajuan. Arus wisarawan yang masrik ke Indonesia bertamhahdengan pesat yakni dari 86.067 oraig pada tahun 1969 menjdi 273.3O1orang pada tahun 1973. Sedangkan perluasan kamar-kamar hotel meningkatdari 2972 kamar pada tahun 1969 menjadi 5510 kamar pada tahun 1973.Demikian pula terdapat peningkatan dalam penerimaan negaia dan jumlahtenaga kerja yang bekerja disektor ini. Perkembangan produksi pariwisatadapat dilihat pada Tabel VIL59..
Tabe l V I I . 59 .
PERKEMBANGAN PRODUKSI PARIWISATA
1969 - 1973
JENISPRODUKSI SATUAN 1969 1970 197t 1972 t97l
rIFI
7
W i s a t a w a n
Kamar hotel
Biro Perjalanan
Penerimaan Devisa
Tenaga kerja
Orang
Kamer
Buah
Jutaanus$Orang
86.067 129.t79 t8t.O46 22L.197 2',13.3032.972 3.390 t.67t 4.850 5.510
297 r59 545 242 2531O,8 16,2 22,6 27,6 41,O
7.233 a.278 10.048 1) r)
I
1) Dalsn tahap suwey
Pembanguryrn pariwisata dilakukan secara bertahap dan dipusatkan di-beberapa daerah terutama yang mempunyai potensi daerah wisata yang kuatseperti Bali, Jawa dan Sumatera. Usaha yang dilakukan meliputi rehabilitasipelabuhan dan jalan masuk daerah wisata, pembangunan dan perluasan hotel,pemugaran musium; candi, kraton/istana, pemugaran daerah wisata, pemba-ngunan Taman PurbakalaNasional, pembangunan Mandala Wisata, peningkatanketrampilan pramuwisata serta promosi dan pemasaran pariwisata. Konperensi
tt
t
318
Pacific Area Travel Association (PATA) yang diadakan di Bali akhir Marct l9T3dan di Jakarta awal April 1974 dtpat menjadi titik tolak bagi usaha-usahapeningkatan kearah perkembangan baru serta usaha-usaha pemasaran dan promosipariwisata di luar negeri.
Berdasarkan hasil-hasil yang dicapai dalam REPELITA I, maka dalamREPELITA II titik berat kebijaksanaan pengembangan pariwisata ingin diletakkanpada '
l Pengembangan sarana dan prasarana obyek pariwisata, khususnya di Bali danbeberapa daerah tujuan pariwisata lainnya.
2. Pembinaan kelembagaan dan organisasi unsur-unsur penunjang pariwisata.
Adapun rencana kegiatan pembangunan Sub Sektor Pariwisata dalam tahun197517976 diarahkan t€rutama kepada sembilan daerah tujuan wisata denganprioritas kegiatan sebagai berikut :
l. Peningkatan kegiatan bidang pemasaran secara terarah untuk mengoptimumkantersedianya obyek dan fasilitas patiwisata.
2. Peningkatan Bina Wisata untuk menunjang tercapainya sasaran prograjnpengembangan terutama Wisata Budaya dan Wisata Remaja.
3. Peningkatan pendidikan dan latihan kejuruan tenaga kerja secara kwantitatifdan kwalitatif untuk secara bertahap dapat memenuhi kebutuhan.
4. Peningkatan pengembangan wilayah tujuan sezuai dengan rencana REPELITA IImelalui kegiatan untuk pen''usunan Master Plan, Physical Plan dan EngineeringPlan.
5. Melanjutkan usaha-usaha pembangunan PT Pengembangan Pariwisata Bali( Bali Tourism Development Corporation ).
7.5, Prasatana
Bidang prasarana mempunyai peranan yangpenting dalam menunjang pertum-buhan disektor-sektor lain seperti sektor pertanian, sektor industri dan sektorperdagangan. Yang dimaksudkan dengan prasarana adalah meliputi sektor pekerjaanumum, sektor tenaga listrik dan sektor perhubungan. Sektor pekerjaan umummencakup kegiatan pembangunan pengaitan, cipta karya dan bina marga. Sektorperhubungar meliputi perhubungan darat, perhubungan udara, meteorologi dangeofisika, pos dan telekomunikasi.
Dalam REPELITA II sasaran kegiatan dibidang prasarana adalah melanjutkarkegiatan yang telah dirintis dalam REPELITA I dan melaksanakan usaha-usaha in-tensifikasi dan pembangunan prasarana baru. Pembangunan disektor perhubungandiharapkan agax marnpu menunjang usaha bersama mewujudkan kepulauan nusan-tara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan sosial dan budaya, satu kesatuanekonomi dan kesatuan pertahanan dan keamanan. Dalam rangka ini pembaagunansektor perhubungan ditujukan untuk mengusahakan perrumbuhan yapg lebih serasiantara daerah satu dengan yang lainnya.
319
7.5,1. Sektor pengairan
Sasaran pembangunan disektor pengairan adalah meliputi usaha mening-
katkan produksi pertanian terutama pangan dan bahan sandang, pengarnanan
daerah pertaniur dari bencana alam banjir air rnaupun lahar dan mengatasi per-
soalan penduduk dalam arti ekonomis dan demografis.
Kegiatan-kegiatan pembangunan pengairan dalam REPELITA II akan di
laksanakan atas dasar lima kebijaksanaan pokok yaitu :
1. Perbaikan dan penyempurnaan dari pada jaringan'jaringan irigasi yang zudah
ada, ;2. Perluasan jaringan irigasi baru yang dalam waktu dekat segera daPat meng-
hasilkan produksi pangan serta penyediaan daerah pangan ;3. Intensifikasi pekerjaan pengamanan daerahdaerah produksi pertanian ter-
hadap bencana alam banjir air maupun lahar ;4. Peningkatan usaha penelitian dalam masalah tehnrk pengairan serta peneli-
tian peraturan-peraturan dalam bidang pengairan ;5. Intensifikasi perencanaan pembangunar sumber-sumber air dengan peren-
canaan pengembangan dan Pemanfaatan sumber-sumber aL secara ter-
koordinasi.
Dalam tahun 1975/7976 pembangunan disektor pengairan akan terus
ditingkatkan yang meliputi perbaikan dan penyempurnaan irigasi, pemba-
ngun;Ln jaringan irigasi baru, pengaturan serta pengembangan sungai rawa dan
akan diadakan beberapa penelitian pertanian dan pengairan.
Hasil-hasil yang telah dicapai dalam REPELITA I adalah sebagai berikut :
a. perbaikan dan penyempurnaan irigasi yang menunjang areal persawahan se-
luas 957.834 hektar ;b. perluasan irigasi yang dapat menunjang perluasan areal persawahan seluas
191.246 hektar ;c. perbaikan dan peng,rmanan zungai meliputi 290.298 hektar ;d. pembangunan pengairan lain meliputi proyek persawahan pasang surut'
pengembangan rawa non pasang dan polder (temPat Penampungan) proyek
serba guna Kali Brantas dan lain-lain yang dapat menunjang perluasan areal
pertanian seltJrs 134.622 hektar dan pengamanan daerah produksi seluas
65.000 hektar. Perincian perkembangan hasil pembangunan disektor peng-
airan selama REPELITA I dapar diikuti dalam Tabel VII.60.
I
f -aI
It -
I
I
320
Tabel VII.60.
PELAKSANAAN PEMBANGTJNAN pENcAtRAN, 1969 tr97o - 797t 11974
( dalam bektu areal tanah ysDg disiri )
Eogrlm 1969/1970 19?0/r97r r97rlr972 rs72lr973 1973lts74 .Iunbh
Pctaitan irigali
Perlua3an irigasi
P€rbaikan dan p€ngamansnsuntar
Peruban8una p€ngairanlamDya
154,944 28b.257 957.834
45.834 3t.4E0 191.246
56.4?5 4r,113 290.298
45.197 93.261 199.622
210.330
43 . r53
21.059
171 .549
24.379
62.406
25.000
135,7 54
46.400
57.046
14.905
J ' r E l a h 347.801 451.711 1.639.000
| t . ^
7.5.2. Sektor cipta kaf,ya
Masalah-masalah mengenai penyediaan air minum, assainering (perbaikankesehatan lingkungan antara lain pembuatan saluran pembuangan kotoran),penyuluhan dan pembangunan perumahan kota dan desa serta [email protected] dan daerah tercakup dalam ruang lingkup sektor cipta karya. DalamREPELITA II pembangunan dibidang cipta karya meliputi penyediaan airminum, perumahan rakyat, perencanaan kota dan daerah, penelitian perumah-an rakyat dan penyediaan air minum.
7.5.2.1. Penyediaan air minum
Hasil-hasil usaha pemerinrah dibidang penyediaan air minum yang tela.hdicapai selanjumya akan diusahakan penyebarannya yang lebih merata kekota-kota ukutan sedang dan kecil, serta diusahakan pula distribusinya yanglebih merata ditiap-tiap kota. Diharapkan selama REPELITA I.I dapat dilaku-kan penambahan penyediaan air minum sebesar 12.000 liter per detik disam-ping penyelesaian arget REPELITA I. Dengan demikian pada aklrir
I
327
REPELITA II dapat dicapai urget penyediaan air minum sebesar 29.000 liter
per detik. Target penambahan kapasites air minum tersebut pembagiannya
adalah sebagai berikut : kota meuopolitan (penduduk diatas 1,5 juta) sebesar
4.o0o liter per detik, kota-kota besar (penduduk antara 0,5 - 1'5 juta jiwa)
sebesar 1.000 liter per detik, kota-kota sedang (penduduk antara 50.000 -
500.000) sebesar 6.000 liter per detik dan kota-kota kecil (penduduk kurang
dari 50.000) sebesar 1.000 liter per detik. Penyediaan air minum selama
REPELITA I adalah sebesar 6.222,5 liter per detik atau rata-rata setahun
1.244,5 litet per detik.
7,5.2.2. Perumahan rakyat
Penyediaan rumah yang sehat dalam lingkungan yang sehat merupakan
prasarana penting untuk kesejahteraan dan untuk peningkatan efisiensi
kerja. Masalah penyediaan rumah semakin mendesak terutama di kota-kota
yang padat penduduknya, Berhubung pentingnya masalah ini, Pemerintah
menempuh kebijaksanaan selain mengusahakan iklim yang sehat untuk
terselenggaranya peningkatan pembangunan perumahan oleh maryarakat,
juga secara aktif langsung mengusahakan pembangunan perumahan rakyat
dalam REPELITA II.
Pembangunan perumahan rakyat didaerah perkotaan akan mempunyaisasaf,an yang disezuaikan dengan pelbagai golongan pendapatan masyarakatdidaerah perkotaan. Untuk penduduk berpenghasilan sangat rendah yang se-bagian besar tinggal didaerahdaerah kampung akan dilakukan program per'baikan lingkungan perumahan kota (perbaikan kampung). Bagi pendudukberpenghasilan rendah akan diusahakur pembangunan lingkungan pcrumahanyaitu berupa penyediaan tanah matang dengan petlengkapan prasarana ling:kungan dan cara pembayaran yang ringan. Pemerintah akan membangun26.500 unit sites and services (pembangunan lingkungan perumahan) di Jakar-tz, 26.500 unit lagi di kota-kota lain. Dengan pembangunan ini diharapkanakan menimbulkan dorongan yang sirma secara lebih luas oleh PemerintahDaerah dan Swasta, sehingga jumleh keseiuruhannya diharapkan akan menca-pai 225,OOo unit. Untuk golongan penduduk berpendapatan sedang, diusaha-kan disediakan pembangunan rumah murah dengan sistim pembiayaan yang ku-rang lebih sama dengan pembangunan lingkungan perumahan. Selama REPE-LITA II diharapkan akan dibangun 90.000 rumah murah, yang pembangunanpenamanya akan dilakukan sebanyak 10.000 di Jakarta dan 10.000 lagi dikota-kota lain. Untuk melaksanakan pembangunan perumahan, maka dengan
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 797 4 telth dibentuk Perum Pembangunan
Perumahan Nasional. Selain itu telah dibentuk pula Badan Kebijaksanaan
Perumalan Nasional dengan Keputusan Presidcn RI No. 35 tahun 1974
Untuk daerah pedesaan usaha-usaha akan dilakukan dengan memper-
baiki keadaan perumahan desa melalui pemugaran rumah desa Disamping
itu terus dilanjutkan penyuluhan, bimbingan tehnis, pengembangan uni!-unit
produksi dcngan menggunakan bahan bangunan lokal dan lain-lain'
Penyuluhan pembangunan Perumahan dalam REPELITA I antara lain
dilakukan dengan pembangunan rumah percontohan sebanyak 1'375 unit
yang tersebar dibeberapa kota di pulau Jawa'
7.5.2.3. Perencanaarl kota dan daerah
Usaha-usaha bantuan tehnis dibidang perencanaan tata kota dan tata
daerahterusdi lanju&andalamREPELITAlLSelaini tu jugaakandi lanjut-kan studi pengembangan kota seperti kota-kota Surabaya, Bandung, Medan'
Ujung Panrlang dan Semarang. Guna membantu kota-kota yang telah memi-
Liki rencana kota, akan dibenruk team penasehat yang meliputi pelbagai
elisiptin keahlian guna membantu penyusunan program pembangunan kota
masing-masing. Dibidang tata daerah akan dilanjutkan pula kegiatan studi
pengembangan regional yang telah dimulai dalam REPELITA I dengan
wilayah-wilayah lainnya yaitu Indonesia bagian Timur, me)iputi ptopinsi Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku, Sulawesi dan wilayah lain'
Bagidaerahdaerahyangtelahselesaidenganstudidaerahakandi lanjutkandengan feasibility studies yang lebih mendalam untuk proyek-ployek pemba-
ngunan yang telah diusulkan
7 .5 .2.4. Perclittan perumahan rakyat dan penyediaan air minum
Hasil-hasil penelitian perumahan rakyat dan penelitian penyediaan air
minum adalah berguna untuk menunjang ketiga program tersebut diatas'
Selain itu dibidang cipta karya dalam REPELITA I telah berhasil di-
susun s'uatu pedoman tata cata pelryelenggataan pembangunan gedung-
gedung negara.
I
323
7,5.3. Sektor tenaga listrik dan gas
Dalam tahun 1975/1976 pembangunan perlistrikan direncanakan akanditingkatkan. Pembangunan yang dimaksud adalah mencakup pemba:,4unanpusat-pusat listrik baru dan peningkatan pusat?usat listrik yang ada, pemba-ngunan dan perluasan transmisi, pembangunan dan peningkatan gardu induk,pembangunan dan peningkatan jaringan distribusi tegangan tinggi, pemba-ngunan distribusi tegangan rendah, pembangunan dan perluasan gardu disti-busi.
Hasil-hasil pembangunan perlistrikan selama REFELITA I antara lainadalah sebagai berikut. Rehabilitasi dan pembangunan tenaga lisuik 304,180MV, rehabilitasi jaringan transmisi 488,11 kilometer gardu induk 21 bualdengan kapasitas 475,25 MVA. Rehabilitasi jaringan distribusi tegangan tinggiL.673,62 kilorneter, dan jaringan tegangan rendah 1.611,19 kilometer danpembangunan gardu distribusi sebanyak 1.370 buah. Unnrk perincian lebihlanjut dapat dilihat pada Tabel VIL61. Produksi tenaga listrik pada awal rahun1969 adala} kurang lebih 1,8 milyar Kwh, sedangkan pada akhir tahunREPELITA I sebesar 2,9 milyar Kwh, atau produksi telah meningkat sebe-vr 12,2 persen serahun. Dari tabel tersebut dapat diperbandingkan antaratarget review (penyesuaian rarg€t) dan realisasi rehabilitasi dan pembangunantenaga Listrik sampai dengan 31 Maret 1974, maka, terlihat realisasi sebesar87,7 persen. Pelaksanaan rehabilitasi jaringan transmisi pada akhir tahunI{EPELITA I adalah sepanjang 488,11 kilometer (target review 825,5 kito-meter) atau 59 persen. Sedangkan tealisasi pembangunan disrribusi tegangantinggi adalah 1.673,62 kilomerer atau 74 persen dari target review yaitu2.26O kilometeri pembangunan disribusi tegangan rendah telah terlaksana1.617,19 ki.lometer atau 61,0 persen dari target review.
Dalam tahun 7975/1976 akan ditingkatkan penyediaan gas, jaringar dis-tribusi gas dan pengembangan sarana penunjang.
Adapun hasil peningkatan tenaga gas selama REPELITA I adalah seba-gai berikut. Rehabilitasi produ-ksi gas mencapai 0,459 (109kcal) per hari,penyaluran gas bumi q260 (lOvkcal) per hari, rehabilitasi jaringan distribusigas sepanjang 148,12 kilometer dan rehabiltasi meter gas 6.656 buah.Perkembangan hasil rehabilitasi kegiatan produksi gas dapat diikuti daiamTabel VII.62.
324
, - €E t €
. 6 9
$$e ab sE , E
aETE
t *
€
O . n+ j 6
\F O \( E T ' ! | j ;
tr
N O \( D H
n 1 l . tcg:. . r + +
c.l
q +e^ !t-
ra \oi t\ t-\
\
+ o 1o: \o-E AR
d d . ih N \ oH N
a - $ O
. F O
N N
O NF - g \ c )
Fr O\o d j jN r a e
o\
o 6d f o \os
+ tcD- ,r1 +_9 r ^V N r t -. n @ F .
o\
F
\ o + r ,d \ o r \ci .i
"i
E
; c . i * i +
c{
€
)
i..6
6
o\
Nt to\
cl
F'6
a.ro\
t9\
F.o\
a6
9a
I
E.lEg
x
\t1rt
2F
-
&
F]
I,i.
EI
b
E
&
33R=
Ri f lR S6 o ) o 6 r < t t
bE>N i355s 5
illr lv1
X
d i r : - '- l 6
tri
i
326
T a b e l V I L 6 2 .
HASIL REHABILITASI KEGIATAN PRODUKSI GAS DALAM REPELITA I
196911970 - r97yt97+
H a r i l
Jenb r€babi litrri1969/1970 r970/r97r l97rlr972 r972lr97t r97'lr974 Jluhh
l. Rehabilitari jadngdiltdbusi ga! (km)
2. Rehabilitali m€trgas ( buah )
3. R€habiliaa3i produki i\gas ( lov L.allhdi)
4. Penvaluran ras bumi( logket/had )
4r,,+16 148,1
1.250 6,656
l0 , l l3
888
0,036
26,60E
2.t04
0,092
37 p92
2.096
0,159
32,89r
318
0,092
0,260
)
1 )MMca lpe rha r i= I x I 09 kca l pe r ha r i ( = ! 1 .16x 106 kwh Pe rha r i )
7.5.4. Sektor bina marga
Dalzm tahun 19751197 6 pembangunan bina marga terus dilanjutkanyang meliputi pemefihafaan, rehabilitasi, peningkatan dan pembengunan ja-lan dan jembatan.
Pada akhir REPELITA I keadaan jalan negara menunjukkan garnbaranyang berikut : jalan dalam keadaan baik 40 p€rs€n, dalam keadaan sedang 41persen dan jalan dalam keadaan rusak 19 persen. Hasil yang telah dicapai
selama REPELITA I adalah r Rehabilitasi jalan sepanjang 6.5 34,5 km, rehabi-litasi jembatan 20.131 m, upgrading jalan 3.784,8 km, pembangunan jalan367,2 kr , upgrading/pembangunan jembatan 15 .56?,6 m yang meliputi7O7 buah jembatan dan setiap tahun selama REPELITA I telah dilaksanakanpemelihataan jalan sepanjang 25 .000 km. Adapun perkembangannya dapatdiikud pada TabcMl65.
t27
,rac
G|
E;rE
tP
q 9
\o-
ct vi
+ oO \ O@ F
aN C O
Or O\O\ t\
\ o i
. ' | O
+ i
E5o €
t AH A
- 3 8
A ' j e i r . i
6 ! l a \o i q i o i l6 F a \
u r \ 6 lr r + + t\E .a !O \or! ulq \ €a
88s $o c o o du i - i(\
,,, ,.i d+ o ( \ l dF - \ O O \ H
F i . i
tf .6 F.e + O lq ',! {'r
rar a\N \ O + F .€ co .6 .rta T F .O t'{
, v l o -I O\ \at t\
H \ < f NO \ F
O r c >O No a o t '
t-o\
f..
q\
c-o\
Nt-
F-
c-o\
D\
t-
E,.ER h
3c'Eir i:. 4 4tE
=
zzz
a \o<q
z
Ffu)
4
I
-t
ti_t-
I
t
IIL
328
is3
f,r
II
II
x
E8!6
i
6 C
0 - 6 -
O - $ - O - t O
ft \
Fo\
It\o\€\t
*z
:1
c,
l-
G r a f i k V l t , 2 5 .
HASrL - HASTL PEMBAI{GITNAN JEMBATAT{ | t969ll970 - l97l n974
J
r-t
T.
7r
(000 netcr)
R.habifit !i
(000 mctcr)
IIIII
19691r970
197Olt97l
r97 rll972
r972l197t
1973119?4 (sem€ntrre)
PambEn$r'rn banl
/,-
t
I 330
7.5.5. Perhubungan
7,5,5.1, Perhubungan darat
J
Keadaan angkutanjalan raya selama REPELITA I telah mengalami kema-juan yang berarti baik dalam peningkatan angkutan umum maupun jumlahfisik kendataan bus, rruck, mobil penumpang dan sepeda motor.
Dengan meningkamya perbaikan jalan dan jembatan, maka pengemanandan keselamatan jalan raya terus diusalrakan agar terbina tertib lalu lintasguna kelancaran angkutan darat.
Selama tahun 1969 sampai dengan tahun 1973 telah ditambah 16 buahjembatan timbang, alat penguji 15 buah,load motor 14buah, sejumlah ken-daraan pattoli jalan dan 14 pasang rambu jalan (rraffic light). Sedangkan jum-lah bus mengalami itenaikan sebesar 48,2 persen atau rata-rata setahun 12,1persen dan jumlah truck meningkat dengan 50,6 persen arau rata-rate bertam-ba} dengan 12,7 persen setahun. Perkembangan armada jalan raya dapat di-ikuti dalam Tabel VII.64..
T a b e l V I ! J 4 .
PERKEMBANGAN ARMADA ANGKUTAN JALAN RAYAT 1969 - 197!
(,t.t.n budt )
Trhun B u r Mobil barang/rruck Mobil porumpang Junlah.'L
I
F
L
\969
1970
7977
t972
L97 3
20,497
23,45 |
26,488
30.368
95.660
99.8t4
.LLz.878
131.775
144.060
272.123
235,8L6
256,988
277.21O
307.739
32a.280
359.081
392,424
+34.873
482.167
I
t
331
7.5.5.2. Angkutan kercta api
Perkembangan produksi perkereta apian tahun 1969 - 1973 dapatdiikuti dalam Tabel VII.65..
Trb e l V l I .65 .
PERI(EMBANGAN PRODUKSI PERKERETA APTAN 1969 _ 1973( dalan juaan )
rbhun T,;'*6* *"Hffl?",* ?f.Ti r,Tiffir
7 - , l
1969 55 ,4 t,422 4,0 859 ,7
7970 52,4 3.+66 4,O 855
797 7 50 ,99 3 .623 4 ,2 949
7972 4nJ 3.352 4,6 1.038
7973 29,4 2.725 +,9 r.068
Adanya gejala penurunan penumpang kereta api tersebut karena perpin-dahan penumpang jarak dekat pada angkutan bus dan lain-lain ienis angkutanyang mengalami kemajuan antara lain berkat adanya perbaikan jalur dan jem-
baan.
Pada tahun 1975 produksi angkutan kereta api akan lebih ditingkatkan
dari pada keadaan uhun 197+, ymg meliputi angkutan barang, angkutapenumpang klas I, klas II dan klas IIl.
Dalam masa REPELITA I tehabilitasi perkereta apian meliputi r
l.l53 buah gerbong kereta api, 281 buah kereta, 51 lok diesel' 32 lok uap,penggantian rel 681,6 Urn, 1.27+ juta bantalan rel dan perbaikan pada pilar-
pifar jembatan kereta api sebanyak 33.377,5 mt. Secara terperinci dapat
dilihat pada Tabel VII.66.
A
3 i 2
T a b e l V I I . 6 6 ,
PERKEMBANGAN REHABILITASI BERKERETA APIAN, 1969 N97 O - 797' II97 +
't U r r i c n 1969/1970 r970/r971 r97r/rS?2 i972!r975 r97tlt974
l. Pengantian lel ( k[ )
2, Peng8antian bantalan (ribuan bt)
5. Pcrbaite pibr tDbat3n ( 63 )
4. Bangunar qpcla|ionil ( In2 )
5. Lok uap ( buah )
6. LoL dics€l ( burh )
?. Lok liitrik ( buah )
8. Ictlaa ( buah )
9. Ccr6cl8 ( bush )
10. Arsedbling Serbmg ( buah )
ll. Jelobatan :
a- beton ( buah )
b. baja ( buah )
406
5,243
1.376,6
l5
l 3
135
126,1
188,4
3.359
4.038,3
4
92
301
150,3
2r8,7
2,474
3.!7r
3
5
?36
| 24,6 l86p
280p 180p6
?.943 1435E,5
7.?01 9,469
l 0 5
- 2
65 52
380 2 l r_ t b
b--..,
I
:
69
56
3,1
A
7.5.5.3. Angkutan sungai, feny dan danau
Dalam tahun 197511976 kebijaksanaan pembangunan sur3ai, danaudanferry akan dititik beratkan pada penyelesaian pembangr-;.ar tai r.,n 197411975yang menunjang peningkatan kemampuan feny dan peningkatan keamananpelayaran sungai. Untuk pengembangan angkutan ferry perhatian akan diberi-kan pada Iintas ferr/ antara Merak - Bakahuni, Loa jznan - Samarinda,Bajoe - Kolaka, Lombok - Bali, Perayan - Balikpapan, Sibolga - Nias,'Lombok - Sumbawa dan Poka - Galala (A,-nbon)
Sebagai hasil REPELITA I telah dibangun 28 buah derrnaga, pemasrnganrambu-rambu kapal keruk dan lain-lain 789 buah, penambahan kapal ker3a24 buah dan sebuah kapal keruk. Disamping inr telah diiakukan penelitian15 buah sungai di Kelimantan dan 6 zungai utama di Sumalera.
I
311
7.5.5.4. Perhubungan laut
Sebagai negara yarg terdiri dari banyak pulau maka perhubungan lautmempunyai peranan yang penting terutama untuk memperlancar arus barangantar pril.au. Diperkirakan tingkat pemrmbuhan muatan akan naik dari8 persen pada tahun 1974 sampai mencapai 10 persen menjelang akhirREPELITA II. Jumlah muatan antar pulau akan bertambah dari 19,7 jUta
menjeAi 26,77 juta ton, sedangkan jumlah muatan pelayaran samudera me-ningkat dari 5,3 juta ton menjadi 7,3 juta ton.
Dalam rangka pengembangan armada nasional maka pada buian Pebruari1974 pemerintah telah membentuk PT. Pengembangan Arnrada Niaga Nasional( PT. PANN ). PT. ?ANN antara lain mengusahakan pembelian dal menyewa-kan kapal untuk keperluan pengusahaan pelayaran nasional. Selain itu peme-rintah melanjutkan peneniban perusahaan perkapalan, penertiban perusahaanekspedisi, standardisasi- kapal, penertiban tarip angkutan laut dan lain-lain.
Untuk dalam negeri, sasaran REPELITA II adalah peningkatan produk-tivitas angkutan dari 12 ton per Dwt per tahun menjadi 18 ton pa Drt pelulun. Peningkatan kemampuan armada diusahakan terutama dibidangarmada nusantara dengan melakukan rehabilitasi rbesar 60.000 Dwt, sertapenggantiar dan penambahan sebesar 138.000 Dwt.
Armada pelayaran terdiri dari armada peleyaran nusantara, pelayaranlokal, pelayaran samudera dan pelayaran khuzus.
Untuk memperlancar den mengembangkan potensi perckonomian didaeralidaerah yang kurang banyak disinggahi kapal komersiil, maka Peme-rinuh sejak April 1974 telah mengusahakan 6 kapal perintis yang secara ter-atur dan tetap menghubungi daerahdaerah tertentu. Daerahdaerah yang dimaksud'adalah daerah Sumatera Barat, Maluku, Ambon, Nusa TenggaraTimut dan Nusa Tenggara Barat.
Armada pelayaran
Sejak dimulainya program pelayaran tetap dm teratur (RLS) untukpelayaran nasional sejak 1969 hingga 1973 teluf:. terjadi perkembangansebagai berikut.
L_-. \
r
il.
tt4
Tsbcl Vtr .67,
PENKEMBANGAN PEIIIYARAN NIAGA NUSANTARA, 1969 _ I97'
Tahunlunlah kapd Kqal*ryal ymg bcroperaei
t Krpd Krpsl'
1969
7970
L971
t972
1973
182
273
242
242
312
130
2 1 2
2t5
282
312
184.350
267.759
32r.669
127.669
376.DOO
138.004
234.685
238.535
32r.669
,76.OOO
r^F
Perkembangan jumlah kapal armada niaga nusanraxa yang dioperasjkan s€la-ma tahun 1969 - 7973 menunjukkan kenaikan yang pesat yal<ni sebesar 140 per-sen, sedangk€n kapasitas kapal meningkat dengan 172 persen (Tabel VII.67.).
Armada pelayaran lokal jtiga rgcngalami kemajuan s€perti terlihat padaTabel VII.68. Selama REPELITA I perkembangan kapasitas armada ini telah me-ningkat sebesar 53 persen, sedangkan muatan yang diangkut ruta:rLta meningkatdengan 9,5 persen setahun. .
Tabe l V l I .68 .
PERKEMBANGAN ARMADA DAN MUATAN PEIAYARAN LOKAL.7969 - 1'7J
^ Toh un lc.n4(umt) DrvtMusta! ymg disngkut
GTDUAn totr)
1969197079717972t97 3
60.70090.mo8 3.g0o86.00092.679
r.162r.278t.+797.543r.605
803777623679980
335
+t\o\
F!a\
6
0\\oo\
{&
. F9 zG r <
>zJ <
;zl r z
-l|.ltrz42
zcv
1
I
sq
Efi
i9
I
o5
cr
b
x
e - t
5€
\ot\
336
Status armada pelayaran samudcra sampai akhir tahun REPELITA I
terdiri dari sebagian kapal milik, serta sebagian besar dari kapal sewa beli dan
kapal charter seperti terlihat pada Tabel VII.69'
Tabe I V lL69 .
PERKEMBANGAN ARMADA PELAYARAN SAMUDERA
1969 - 1973
Tahun Jumlahkapal
Kapadtas kapal(dalarn ribuan dwt)
Muatan yang diqgl t(dalam ribuan m,ton)
t969
7970
197 |
1972
1973
3 9
48
5 9
4 I
1 . 3 1 0
L , 5 r l
src 2)_ 3 )
3 1 8
t86
489
472
387
I
1) status r 53 kapal terdiri dafl :a). 18 Kapal milik dengan kapasitas 165'714dwt'b). l9 Kapal sewa beti berkapasitas 162.866 dwt.c). l6 Kapal charter dengan kapasitas 143.7I0 dwt'
2) Angka sem€ntara
3) Data tidak te6€dia.
Armada samudera meliputi armada samudera muatar umum dan khusus.
Kapasitas armada samudera muitan umum peda Permulaan REPELITA II
berjumlah 278.276 dwt, pada akhir REPELITA lI diharapkan menjadi
547.409 Dwt. Peningkatan kaPasitas tersebut untuk mengimbangi kenaikan
arus muatan ke Jepang, Ausralia, Amerika dan Eropah yang diproyeksikan
sekitar I - 10 persen setahun, sehingga pada akhir REPELITA II muatan
diperkirakan mencapai 7.261.O00 ton.
Dibidang pelayaran khuzus yang dipergunakan untuk pengargkuun
jenis barang tertentu menunjukkan petkemban grirl yang cukup baik. Sebagai
gambaran unruk pelayaran khusus pada tahun 1968 jumlah kapal adalah
23 buah dengan kapasitas 500'000 dwt, dan pada tahun 1973 jumla'h kapasi-
tzs armada tersebut meningkat menjadi l,422.OoO dwt' Nzmun demikian
I
I
J t l
bagian yang diangkut oleh kapal-kapal nasional ini masih kecil.
Armada pelayaran rakyat yang menunjang pelayaran tetap dan teratur(RLS) pada akhir REPELITA II diperkirakan berkapasitas 45 .200 dwt dengan
daya angkut sebesar 15 pers€n dari seluruh muatan antar pulau.
7.5.5,5. Prasarana pelayaran
Ltntuk menunjang perkembangan dibidang pelayaran perlu disertai perba-
ikan ilan peningkatan kemampuan Prasarana pelayaran seperti Pelabuhan,alat kes:lamatan pelayaran dan pengerukan alur pelayaran.
Useha-usa.ha yang telah dilakukan adalah mengadakan rehabilitasi drn
perluasan fasilitas pelabuhan antara lain dermaga, penahan gelombang,
gudang, Iisuik dan telekomunikasi serta pengerukan hrmpur. Usaha pening'
katan keselamatan pelayaran meliputi perbaikan elektrifikasi menara $rar,
rambu suar, kapal rambu, bengkel perambuan, penetangan lauten dan detmagaperambuan.
Felrbuhan
Hasil pembangunan fasilitas pelabuhan dapat diiihat pada Tabel VII.70.
Kegiatan pengerukan dilakukan pada beberapa pelabuhan dan alur-alurpelayaran antara lain pelabuhan TanjungPriok, Pasar Ikan,Cirebon,Palembarrg,Bengkulu, Jambi, Pontianak, Banjarmasin, Belawan, Semarang, Tegal, Suraba-
ya, Gresik, Probolinggo, Menado dan Bitung.
Disamping itu telah direhabilitasi pula fasilitas arrnada keruk dan per-
bengkelan yang dipusatkan pada 5 pangkalan yrinr, Belawan, Tanjur,g Priok,
Semarang, Surabaya dan Menado.
Hasil pengerukan dapat dilihat pada Tabel VII.71'
7,5.5,6, Produksi jasa dan industri maritim
Kegiatur produksijSsa dan indust-ri maritim mentpakan faktor penunjang
bagi kelarcaran kegiatan operasionil sektor perhubungan laut, yaitu meliputi
pemelihar aal dan perbiikan kapal, pembuatan kapel serta penga.ngkatan ka-
pal yang rcnggelam.
Dari Tabel It1.72. dapat dllihat hasii kegiatan prcduksi jasa dan indusri
maridm.
l
I
338
Tsbe t V I I .7O.
REALISASI FISIK PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN
7969/797 0 - 1973/19?4
*
U t a i a nTalger
PELITA tRealisr' ,i Pelabuhan
l. Kade / dems.gg
- Rehrbilitasi (m2)
- Penambahan (m2)
2. Peoohan gelombang
- Rehabilitasi (m2)
- Eenambahan (m2)
3 , G u d e n g
- Rehabilitasi (m2)
- Penambahan (m2)
4 . L i s t r i k
- Rehabilitasi (kva)
- Pcnambahan (liva)
5. FEsilibs air
- Rehabilitasi (ton/hari)
- Penambahan (ton/heri)
6. A-lit bongkar muat
- Rehabilitasi (ton)
- Pen:|Inbahsl| (toE)
16.83 3
840
425.990
21.300
2.560
5.250
3 5.850
51.660
29.764
18.921
6.45 5
rti.
48.334
1L.700
229
60
3.399
2.O35
27
t 7
L
r5
I
Ir' l o
I
6750
I
L
I
339
T o b c l V U . 7 1 .
PERKEMBANGAN HASIL PENGERUKAN PEI.JTBUHAN, 1969II97O - I97'11974
( dalam jutaan n3 )
Target Realisasi Persentase tarhadsp target)
IY
1969t 1970
t970t7971
t97 rt 1972
1972t1973
1973t7974
11,0
10,0
15,6
5I
lo
r l , l
o
7,6
146
165
106
180
152
KeterEatan r tahun 1969/t970-197f/1972, junlah lunpuryang dikcruk drla$ juta mr hopp€n (lulnpurtcrcr-Eput air), s€danB tahun.tahun sesudah ituludpur yanS dikanrk berupr paeir pddat.
L-\ T a b e I V I L 7 2 .
HASIL KEGIATAN PRODUKSI 'ASA DAN INDUSTRI MARITIM,I969 _ 7973
Jenis kegistaD 1970 L97 3v--
tttlAI
LL
jr -I
l. GRT tapal yang naik docl. (dwt)
2. Kspal yang naik dock ( buah )g, Kapal tayu yrng dibangun ( buah )
4, Kapal baja y.ng dibanSun (buah)
5, Td|[r€ tap.l yang dibaqun (dwt)
6. Krr.nEka tapal yanS dian8tat (buah)
7. So'ap yeng diantkat (tqt)
33t.900 452.000 564.000
1.Er9 1.816 1,455
31 78 60
26 60 90
5.000 10.079 I1.000
5 rl3 I 1/3 14
3.800 2.310 4.024
463.000 6I0.400
90 169
10.200 15.097
3r t l2 3
2.52? 3.430
GRT : Eros! rEgilt r tqr.
C r a f i k V I I . 2 7
HASIL PENGERUKAN PELABUHAN, 1969II97O - I97317974
( dslaa jutistr n 3 )
1
l . ' |
r
A
1969/1970 l970ll97r l97rl197z
TaEEt ( hopFo )
RcaI!.d ( hopFo I
t9?211973 197311974(scmentrra)
! r.g"t 1p""np.d* )
lI Rcali.li ( parlt psdBt )
II
34r
1
7.5,5.7. Ferhubungrn udarr
Dengan adanya rehabilitasi dan upgrading pada fasilitas pelabuhan udaradafarn REPELITA I frekwensi penerbangan, jumlah kapal udara, dat dayrangkumya meningkat. Frekwensi penerbangan ke daerahdaerah pada umum-nya naik 200 persen dan untuk lapangan-lapangan terbang tertentu sampai,[00 persen.
Untuk menunjang usaha peningkatan angkutan udara, telah dilakukanrehabilitasi pelabuhan udara dan perbaikan keselamatan penerbaagan.Dalam REPELITA I telah direhabilitasi dan di upgrade sebanyak 4l pela.buhan udara sehingga meningkatkan daya pendararan pesawat udara. Selainitu dibidang fasilitas keselamatan penerbangan telah diadakan penggandanperalatan telekomunikasi, peningkatan tenaga pembangkit lisgik, p"rb"ik"nfasilitas pendaratan ma.lam dan perluasan/pembangunan gedung stasiun di18 pelabuhan udara.
Perkembangan produksi penerbangan sipil dalam negeri dan penerbanganluar negeri dapat diikuri pada Tabel Vll.73. dan Tabel VII.Z4..-(
T a b e l V I I . Z 3 .
PERKEMBANCAN PENERAANGAN SIPIL DALAM NEGERI, T969 - 1973
U r a i a n 7969 197 0 1 9 7 1 1 9 7 2 r97 3
\
Km pesawat (ribuan)
Penumpang diangkut (ribuan)
Earang (ton)
Jam terbaog (ribuan)
Ton/km tcrsedia (ribuan)
Ton/km produksi
12.762
+99
4.r29
45
5 '
3 5
16.480
770
4.940
5+8051
20.458
993
7.O75
6 I
102
69
26.942 r1J941.235 7.649
71.094 13.790
74 85t26 2148 2 1 1 5
342
+l
Tabe l V I I . 74 .
PERKEMBANGAN PENERBANGAN SIPIL KELUAR NEGERI1969 - r97t
U ra ian 1969 r970 r97r 1972 r97 3r.
1- -.4
Penumpang
Barang ( ton )
Jam terbang
Ton/km tersedia
Ton/km produksi
98.937
3.326
7.9+r
+6.302
31.3 51
79.287
4.0r9
7.872
8+.5+9
40.831
80.651
7.35+
9.+44
102.815
47.151
85.963
2.304
ro.45r
122.+27
56.O7 3
97.098
t.r25
ro.340
727.3+8
62.67+
I
3+3
i
7.5.5.8. If{e te orologi dm grafisika
Dalam REPELITA I dari 57 stasiun pengamat meteorologi yang tersebardidaerahdaerah trlah direhabilitir sebanyak 46 buah. Khuzus dalam tahun19731197+ telah direhabilitir 12 stasiun meteorologi dengan lokasi di Jakarta,Medan, Kupang, Ujung Pandang, Rengat, Banjarmasin, Palembang, Padang,Pontianak, Pakanbaru dan Tanjung Karang sena gedung akademi meteorologidan geofisika ili jdiarta.
7.5.5.9 Pos giro dan telekomunikasi
Sampai akhir REPELITA I telah dibangun 116 kantor pos dan 3 buahkantor pos besar. Untuk menampung kegiatan-kegiatan pos didaerahdaerahyang belum ada kantor pos diusahakan pos keliling.
Perkembangan dari produksi jasa pos dan giro semakin meningkat daritahun ke tahun seperti yang dapat dilihat pada Tabel VII.75,, sedangkanperkembangan pembangunan pos dan giro dapat diikuti pada Tabel VII.76.
Tabel VIL75.
PERKEMBANGAN ARUS I.ALU LINTAS POS DAN GIRO, 1969_1973
t
l.-.t-
U r a i a n 1969 197 0 197 7 t 9 7 Z 197 3
I
1.
.,
4 .
Surat pos (jutaan)
Wesel pos (milyar rupiah)
Peredaran giro dan cekpos(milyu rupiah)
Tobudgan (juta rupiah)
1+7
74,90
97 6t
s 9 , 3 7
r59
20,41
106,65
1,t6,05
181,9
26,+8
t24,3
t77,65
796 176,5
5 Z ) 5 + ) , O )
757,26 204,19
499,52 1.414,98
344
Trbcl V l l .76,
PERTEMBANGAN PEMBAT{GT'NAN FOS DAIT GTRO
1969tr970 - r97llr97+
I Jc r Pcob.Ft.r 1969/70 r970l7r t97th2 r97:tl7s r97tl71 Jubh
6
25
5
l4
t-
t
l. KEntor pos ['€mbanu
2, Ksntor por tanrbaher
3, Xanto poe uas tu l)
4, Kantor poa betarkb! r 2)
5. Kantorpos ibukob
6. Kantor dacr po€
7. Scnftal giro
E. Mes Fngawal po€ket€t4 api
9. Pos kcliling I
a. Scpeda Eotor
b. Postalvan
10. Pqs kilrt : poBta.lv6.n
9
I
t04
l l
sr 19
4 -
I
66 10
5 8
E l t
I
I
I
2
l0
9
I
I
I
I
3
l0r
30
56
l) Kantor Pos tls! lII adalah Lantcr pos yang s€tingl@t l€bih tinggi dari kurtor poc Pcmbanbr / tambah.n'berulur.n I 256 M2.
2) Kantor po6 beear klas t ialah tantd po6 b€sat yanB barub.|f n kbih dad 1500 M?. Dalam tabcl tcrr€buttidat terEllul 48 bu.h postakan (Eobit pos) dari barrtua.tl Auttrafia.
Jasa pelayanan telekomunikasi antara lain berupa kegiatan telepon, telegraP, telex
dan radio.
Dalam REPELITA II titik berat kebijaksanaan dalarn pengcmbangan teleko-
munikasi adalah ,
1. Pembinaan fasilitas telekomunikasi berupa jaringan telepon, microwave, teler(
dan lain-lain dalam satu sistim telekomunikasi nasional yang menjamirr
penggunaan spekEum s€cafa optimal dan efisien.
3+5
2. Meningkatkan penyempumaan institusionil.
Adapun perkembangan dari unit telepon dapat diiklti pada Tabel VII.77.
Tobe l V I I . 77 .
JUMLAH UNIT TELEPON OTOMAT,1969 _ 1973( dalam buah )
1
T a h u oO t o m & t M a n u o l
scntrdl Unit telepon s€ntral Unit telepor
t 9 6 91 9 7 07 9 7 1t 9 7 ZL 9 7 3
84.1OO90.30099.300
110.860Lzt.460
to7.29599.9r4
704.7341o2.723101.920
25273 05 5
501499496495504
Dari Tabel diatas perkembangan jumlah unit telepon otomat meningkattala.l.ate 11,0 persen setahun.
Dalam REPELITA II diutamakan pembangunan jaringan utama tansrnisiyarg mempertautkan bagian terbesar tanah air, yaitu jaringan yang menghu-bungkan daerah Jawa - Bali, Sunatera, Nusa Tenggara Barat dan NusaTenggara Timur, Sulawesi dan Maluku,
Telah diselesaikan .pembangunan transmisi microwave Jawa,/Bali yang-dapat menyediakan pelayanan hubungan telepon otomatis Jakarta, Bandung,Cirebon, Semarang, Yogydkarta dan Denpasar. Sedangkan jaringan lain yaitumicrowave rans Sumatera akan diselesaikan tahap Jakana Palembang pada
akhit tahun 1974. Pembaryunan mictowave Indonesia bagian timur danhubungan Surabaya - Banjarmasin dengan sistim troposcatter telah dimulai,selain itu terus ditingkctkan hubungan dengan transmisi radio gelombang'pendek dibeberapa kota.
Dalam rangka pengembangan telekomunikasi maka dalam tahun 1975
akan dimulai dibangun sistim komunikasi satelit domestik yang akan digunakanuntuk fasilitas hubungan telepon, t"l"g."p, telex dan siaran televisi.'
Mengenaiperkembangan.telekornunikasidapatdiikutidalnriTab€Ml.78'
.,(
TsbeMI .78 .
PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI
1969 - 1973
1970 t97l r97 2 r971
s, Idu lintas telepff
lntcrrEsiqal :
- Banyak pcrmintarn
( ribu )- Banyak menit percakapan
( ribu )
b. Irlu lintas tel€p(rl dal t
neg€fi t
- Pulsa (ribu)
- Call (ribu)
Telegrap &lam negeri r
- Jumlah telegrap (ribu)- Jumlah kata (riht
Tdcgep luar ageri r
- Jumlah telc$sp i(rihr)- Jurnlsh kata (riht
T c l c x c
- Judah plsa (rihr)
157,3 202,3
1.090,6 r.249,r
88.747 t19.609,2
r.558,6 2.091,3
2.733,O 2.389,9
60.059,0 62.A27,O
391,0 379,211.990,3 11.381,3
208,8 257,8
1. t64,8 1.219,1 1)
- Lokal (jqnlahFrlsa) 176.102- Samhrgan largsung
jarakjauh
156.208 r62.42i 216.A42 232.489 r)
62,4
277
55.r84,2r.375,9
2.O84,O
55.817,0
t89A72.663,6
3.701,7
c
2t7.404,4
3,217,4
2.696,5
74.576,O
411,4
r r .961, I
404.830
5.397
1.459ro5.247,O
488,3
15,O23,1
9.925,3
1) Angka semcrtara-
4.91+,0 6.786,7 7.876,2
t + t
t
7.6. Pendidikan dan kebudayaan
. Pembangunan bidang pendidikan meliputi banyak masalah, antara lain
an4k-anak umur sekolah yang ndak terampung pada sekolah-sekolah yutg
ada, prasatana sekolah yang jauh dari mencukupi, masalah kurikulum
pendidikan yang hanrs disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan, ketidak
seimbangan diantara berbagai tingkat dari jenis pendidikan, dan pengelolaan
pendidikan yang perlu ditingkatkan.
Adapun . kebijaksanaan yang akan ditempuh selama REPELITA II
adalah sebagai betikut : untuk mengatasi masalah relevansi dan kwalitas
pendidikan, maka akan diadakan perubahan kurikulum yang sejalan dengan
perkembangan ilmu, tehnologi, lingkungan hidup' dan kebutuhan-kebutuhan
dalam pembangunan.
Dalam rangka memberikan kesempatan yang lebih luas unruk mendaPet-
kan pendidikan, maka dari Pemerintah dan masyarakat diharapkan akan
dapat mengusahakan perluasan daya tampung pendidikaa dasar. Kebijaksanaan
Pemerintah untuk membanru pendidikan dasar antara lain terlihat pada
Instruksi hesiden No. 10 tahun 1973 dan Instnrksi Presiden No. 6 tahun
1974 tentng program bantuan pembangunan sekolah dasar' Dalam rangka
ini maka untuk tahun kedua REPELITA lI akan dibangun 6.000 gedung
sekolah dasar lengkap dengan petabot sekolahnya. Disamping peningkatan
mutu dan kesempatan belajar melalui sekolah, akan.dikembangkan pula sistim
pendidikan diluar sekolah. llal ini ditujuka't unftk meningkatkan ketrampilan
dasar yang sangat diperlukar oleh generasi usia sekolah yang tidak daPat
menikmati pendidikan lewat sekolah' Sehubungan dengan kegiatm diluar
sekolah tersebut dalam rangka pembinaan generasi muda akan dikembangkan
pula gerakan pramuka.
Kebijaksanalrn pemerintah dibidang pendidikan pada umumnya dituang-
kan dalam bentuk program-program yang meliputi pendidikan dasar, pen-
didikan tingkat lanjutan pertrma, pendidikan tingkat lanjutan atas, pen-
didikan tinggi dan pendidikan non formil ; program pembinaan bakat dan
prestasi ; pembinaan generasi muda dan olah raga, pengembangan sistim
pendidikan, penyelamatzLn dan pemeliharaan warisan budaya, pendidikan
dan pengembangan ke budr.yaan nasional
Dalam rangka trantnittl' peelbangunan sckolah dasar maka pada akhir
-|.
348
REPELITA I telah dibangun 6.000 gedung sekolah, pengadaan 3,6 juta buku
dan diangkat 57 .740 garu sekolah dasar.
Mapun perkembangan dari pada jumlah murid per tahun untuk sekolah
dasar rata-rata mencapai kurang lebih 4%, sedangkan sekolah lanjutan
pertama dan atas kurang lebih 6,5%.
Dari Tabel VII.79. dapat diketahui bahwa dari jumlah murid sekolah
dasar yang terdaftar hanya kurang lebth 12% yang melanjutkan kesekolah
yang lebih nnggi. Sedangkan perkembangan dari pada pembangunan sarana
pendidikan dapat diikuti dalam Tabel VII.80.
TsbcMl.79.
JUMLAH MURID SEKOLAH DASAR SAI1PAI DENGAN PERGURUAN
TINGGI. NEGERI DAN SWASTA. 1969 - 7973
1969 7970 1972 tgfi 4',
74.270.OOO
r.593.715
7 68 -625
sD 1)
SLTP 2)
SLTA 3)
l'qyT rTcsi 262.+ssoan,{Ktoeml
15.216.000 15.681.000
1.704.980 1.780.025
803.995 849.980
280.965 297 .265
16,156.000 16.644.000
1.969.il5 2.053,7 rO
923.7 30 975.153
313.340 329.300
1) termazuk madrasah ibtidaiyah
2) termasuk madrasah tsanawiyah
3) tcrmazuk madrasah aliyah
4) angka sementara
Sehubungan dengan pelaksana.an program pendidikan dalam tahun
pertama REPET.IIA lI (dalam rangka pembangunan pendidikan dasar)
telah dicetak 44.j.00 buku pelajaran untuk sekolah dasar dan direhabilitasi
2.O7O n2 ruangan belajar. Berdasarkan Instruksi Presiden No.10 i:rhun
1973 dan lnsmrksi Presiden No. 6 tahun 1974 sedang dibangun 6'00o
gedung sekolah dasar lengkap dengan perabotannya diseluruh Indonesia.
I.
349
t!
Ea
o + N *o .vr rYr rrr* c D i l+' i
f is= Iq ot f.t
N
o O P F -a.r rrt f aarO \ O \ r ^
r O c O F -F\ CO ..r \ON o w r
i--r O F-i'\ | N !'<t\
O N C Ot N \ O
|Yt.';
d Gl R! .rl
!i ti rr lr
r A N ( Dc o . n t \c o . i 1 $N F r
+ F. r,:.r(i o\ tF
co
O \ t Sq 6 a(\
c . l N +F I F { €
6 \ O - {
N
o r lo\c';
bD bo b0
Fo\
t\o\
+t -o\
F.o\
F.o\
GI!..o\
NF
F.o\!i
c.
F.o\
ts-o\
o\\o!-l
za
at)
z14
z
<Rt ro .
Es5t<9
z=v
tr
J
t-
350
{
Untuk pengembangan pendidikan lanjutan penama dan atas maka
selama tahun Pertama REPELITA II sedang dicetak buku-buku pelajaran
sebanyak 147.900 buah untuk Pendidikan lanjutan Pertama dm L'686'453
buah untuk pendidikan lanjutan atas. Disamping itu telah direhabilitir
ruangan belajar untuk sekolah-sekolah lanjutan pertama dan atas masing-
masing seluas 2o4.392 m2 dan 97.21o m2.
Sehubungan dengan program pendidikan diluar sekolah (non formil)
maka telah diadakan kutsus Pemberantasan buta huruf (PBH) untuk 150'000
oreng, kursus kejuruan dan lursus kesejahte"aan keluarga yang diikuti oleh
100.000 orang.
Dalem rangka pembinaan bakat maka telah diberikan bea sisrra kepada
446 sispa sekolah dasar, 296 sisra sekolah menengah P€ftama' 222 sistta
sekolah menengah atas dan 162 mahesisn'a.
Melalui program penyelamatan dan pemeliharaan warisan seni budaya
nasional selama'tahun peftama REPELITA II, telah direhabilitir dan di-
bangun musium dibeberapa daerah, disamping Pemugaran keraton dan
peninggalan purbakala yang ada'
7.7. Kesehatan dan keluarga berencana
7.7.1. Kesehaan
7.7.f.f. Kebijaksanaan umum dan Program kesehatan dalam REPELITA I
Dalam REPELITA t kebijaksanaan dan usahatsaha pokok dibidang
kesehatan tercermin dalam program-program yang meliputi prognim pendidik-
an kesehatan masyarakat, pengembangan prasarana kesehatan, pemberanBsan
penyakit menular, pemulihan dan peningkatan kesehatan, Persediaan obat-
obatan dan alat-alat kesehatarr, pembinaan kehrarga berencana, pendidikan
dan latihan, peningkatan penelitian dan zurvey, persediaan air minum dan
sebagainya.
7.7.1.2. Kebijaksanran Umum dan Program kesehatm dalam tahun PettamaREPELITAII
Adapun program kesehatan dalam uhun penama REPELITA II daPat
l"
{I
351
dikelompokkan menjadi program bantuan pcmbangunan saxana kesehatanyang berdasarkan INPRES No. 5 tahun 1974 dan program pembangunankesehatan tahunan. Program bantuan pembangunan sarana kesehatan meliputiprogram?ro$am ; pembangunan 50O gedung PUSKESMAS, 10.500 saranapenyediaan air minum dan 150.0O0 jamban keluarga,
Program pembangunan talunan meliputi programprogram pendidikankesehatar, keluarga berencana dan kesejahteraan sosial, penyuluhan kesehatan,pelayanan kesehatan, pemberantasan penyakit menular dan penyakit rakyat,peningkatan gizi, pengawasan obat-obatan dan makanan serta programpeneJitian dan penyempurnaan apa.ratur.
7.7.1.3. Hasil pelaksanaan program REPELITA I
Prograrn pendidikan kesehatan masyarakat
Program ini mengusahakan kegiatan-kegiatan pendidikan kesehatandikalangan masyarakat. Untuk keperluan tersebut maka dibentuklah unit-unitpendidikan kesehatan masyarakat didaerahdacrah, disamping pendidikankesehatan disekolah-sekolah melalui usaha kesehatan sekolah (UKS). Sampaitahun 1973 telah dicakup dalam program usaha kesehatan sekolah ini26.168 sekolah dan meliputi 5,5 juta murid (lihat Tabel VIt.8l.).
Program pengembangan lnfrastruktur kesehatan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsionilkwalitas pelayanan kesehatan yang lebih baik, Usaha ini meliputi rehabilitasirumah-rumah sakit, balai-balai pengobatan, PUSKESMAS, penyediaan obat-obatal, penyediaan peralatan kedokterur dan sebagainya. Hasil yang dicapaiadalah telah direhabilitir 11 buah rumah sakit vertikal, 19 rumah sakit umumpropinsi, 70 rumah sakit kabupaten, 19 rumah sakit jiwa dan beberapa rumahsakit klruzus lainnya"
Jumlah balai kesejahreraar ibu dan anak szmpai al<hir REPELITA Itelah mencapai 6.801 buah, dimana 3.286 buah rerletak di pulau Jawa dansisanya 3.515 buah diluar pulau Jawa.
Sampai talun terakhir REPELITA I terdapat 7.124 balai p€ngobatan,2.343 Puskesmas, 6.801 balli keseiahteraen ibu dar anak (BKIA) dan telah
[ --rI-
ttI
r
F
Iii
t
352
Tcbel V[.81.
PERXEMBANGAN KEGIATAN USAHA_USAHA KESEHATAN SEXOLAH
L968 - 1973
1970 7971. t972 r97 t
{
Jumlah propinsi yangdicakup ( buah )
Jumlah sekolah yang ',.,dicakup ( buah )
Jumlah murid yangdicakup (ribu rnurid)
Jumlah guru yangdicakup (ora.ng)
Pcmgas UKS (orang)
15 22
6.80? 1O.376
1.6r3 2.447
15 .r22 55.921
896 1.305
25 25 26 26
12,876 18.754 21.94' 26.168
2.6+0 1.706 4.?O2 5.557
61.406 9I.712 146.734 ZO5 .864
r.825 2.507 2,862 3.284
+
1) terdiri dari sekolalr dasar dan madrasah
dibangun 26 buah laboratorium dipusat dan didaerah-daerah. Tiap PUSKES-MAS di Jawa dan di Bali rata-rata melayani sekiter 5O.OO0 penduduk, sedang-kan diluar Jawa dan Bali melayani sekitar 95.0O0 penduduk.
Program pemberrntasan penyakit menular
Kebijaksanaan yang ditempuh adalah menghilangkan sumber d:ur pemba,wa p€nyakit, mencegah hubungan dengan sumber penyairit dar_ memberikekebalan kepada p€nduduk.
Faktot-faktor yang dipakai sebagai pertirnbangan dalam menenrukanpfioritas penyakit yang diberantas selama REPELITA I adalah semua jenispenyakit yang tem€ra dalam Undang-undang Karantina, penyakit yangmerupakan masalah kesehatan rakyat dan wabah-wabah penyakit yang timbulkemudian.
Pemberantasan penyakit maiariaSelama REPELITA I telah dilaksanaken pengobatan terhadap 32,641,874
r
353
oreng penderita, melatih 27.161 tenaga pemberantasan malaria dan penyem-protan tffhadap rumah sebanyak 8.347.997 buah dengan DDT sebanyak5,7 jutz ton.
Pemberantasan penyakit kolera
Dalam menanggulangi penyakit tersqbut felah dilaksanakan penerangan,perbaikan sanitasi, vaksinasi, pengobatan serta pengamatan yang ketatterhadap penyakit ini. edapun hasil-hasil yang dicapai selama REPELITA Iadalalr menurunnya angka kematian dari 35,8 persen penderita pada awalREPELITA I menjadi 5,6 persen pada akhir REPELITA I.
Tabe. l V l I .82 .
PENDERITA KOLERA DAN JUMLAH KEMATIANNYA.
19691'97n - rs73lt974
1969/70 7970t77 1977t72 1972/7t 797 74
L
P enderita
Kematian
Persentagekemadan
7.723
608
35,8
6.s3+
L.117
23.351
3.634
75,2
43.359 51.016
7.027 2.87 5
5,676,7
t
Pemberantasan pcnyakit cacar
Kegiatan ini meliputi kegiatan pengamLtln terbadap jenis penyakit cace.rdan mernberikan kekebalan kepada 1/3 penduduk dap tahunnya. Semenjakikut sertanya Indonesia dalam Global Sm,llpox Eradication hogratn (SEP)
dalam tahun 1967 dengan WHO, maka pemberant:rsan penyakit ini
mengalami kemajuan yang pesat, sehingg! *jek 25 Aptrl 197.4 Indonesia
dinyatakan bebas dari caca^r ( lihat TabeMl 83. ).
Pemberantasan penyakit urberculosis
Tujuan dari pada pemberantasan penyakit tuberculosis (TBC) dalam7
354
o
I
ad
" t8 Jt E. 9 rd d
G 4
i t
+t-C|\
Fttt
F6
a\\ot
4
xtd
zar
=
+
355
REPELITA I adalah menurunkan jumlah penderita tuberculosis (TBC)dikalangan masyarakat. Hasil yang dicapai selama REPELITA I adalah telahdilakukan vaksinasi rerhadap 37 -285.641penduduk dan pengobatan terhadap27.5 66 penderita (lihat Tabel vII.84.).
Tabel VII.83.
JUMLAH PENDERJTA DAN KEMATIAN KARENA PENYAK]T CACAR
Dl TNDONESIA 196911970 - 197311e14
(dalam orang)
r969n970 79701797r r97rlr972 197211973 197317974
Penderita 17.972 10.081 2.!oo 34 1)
Kematian 1.774 1.266 7++ 2 1)
Prop ins i I t 11 6 1 -1 )
1) tidak ade
Tsb€l V[.44.
JUMT.AII PENDERITA DAN VAKSINASI BCG YANG TELAH DILAKSANAKAN
796917970 - 79?3/1974
L969trg7o 197017977 797111972 197211973 197t11974
. ,Penderita 1) 2.159 7 .522 lL.?96 6 oag
(orang)
vaksinasi BcG 1,6 2,o 8,0 14,1 J,5( jutaan orang )
1) tidak ada data
i
t ) o
Pcmberantasan penyakit frambusia
Dengan sistim Treponemxtosis Conttol Progtam Simplified (TCPS)
semenjak tahun 1951, maka program pemberantasan penyakit frambusiabanyak mengalami kemajuan. Sampai akhir REPELITA I telah diadakanpengobat:rn terhadap L75.462 dari 931.677 penderiia penyakit frambusia.
PembcranLli:an penyakit kusta dan kelamin
Sampar ai<hir REPELITA I telah diketemukan 40.248 pendetita penyakit
kusta, seiringga jumlah penderita yang diobati mencapai 35'7.923 orung.
Selama REPELITA I telah dilaksanakan pemberantasan penyakit kelamin
secara tetap di 139 kabupaden, dan telah ditemukan 100.000 penderita.
Program pemulihan dan peningkatan kesehatan
Program ini meliputi perbaikan gizi, peningkatan kesehatan jiwa,
peningkatan kesehatan gigi dan peningkatan kesehatan mata.
Pelaksanaan perbaikan gizi dilakukan dengan mengernb angkan ptograrn
usaha perbaikan gizi keluarga ( UPGK ) yang selama REPELITA I telah
berkembang pada 8 propinsi, Untuk keperluan ini telah diadakalr penerangan,
bimbingan, penyediaan buku'buku penerangen' selebaran-selebaraa dan
sebagainya.
Dalam mngka proyek peningkatan kesehatan jiwa teiah diusahakan
untuk meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan jiwa dau usaha-usaha preven-
tip melalui rehabiiitasi dan perluasan rumab sakit jiwa dan sebagainya.
Untuk meningkatkan kesehatan gigi maryarakat telah dikembangkan
pusat kesehatan gigi dirumah sakit propinsi dan kabupaten-kabupaten.
Sampai tahun 1973 terdapat 44I bzlei pengobatan gigi, 5 sekolah Pengarurr^wlt glg':. dair 56 tehniker sigi.
Sehubungan dengap usaha peningkatan kesehatan mate, ufiara lain telah
dilaksanakan pemberien vitanin A da"lam bentuk Red Palm OiI (RPO) kePada
19.850 anak-:rnak sekolah, pemberian surrtikan vitamin A kepada 83.618
anak-anak dan pengobatan dengan obat antit iotika kepada penderita
fiachoma.
+
i
-l
5 J /
Program penyediaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan
Hasil yang dicapai adalah rehabilitasi terhadap laboratorium farmasidipusat dan ibukota-ibukota propinsi, rehab.ilitasi dar pembangunan unit-unitproduksi obat, pengamanan terhadap produksi makanan, minuman dankosmetika, serta inventarisasi terhadap obat-obatan asli (Materia MedicaIndonesia).
Program pendidikan dan Iatihan institusionil
Untuk meningkatkan ketrampilan pemberian tambahan pengetahuanbaik terhadap tenaga-tenaga medis dan non medis, maka selama REPELITA Itelah ditatar sebanyak 10.864 tenaga medis dan non medis (lihat Tabelvrr. 85.).
Tabel VIl.85.
RDALISASI PENATARAN TENAGA KESEHATAN TII INDONESI,{.
!*^ (19(,9/ r97 O - 797 3 1797 4'
1969/7970 7970tr971 r97rl|972 r9721t913 197311974
L
1, Dokter
2. Perawat
3. Sanitarian
4. Lain-lain
264
t.oo2
) z
791
290
916
180
801
666
1 5 0
1 . 1 9 8
582
1.0t7
244
447
980
2o7
507
F+
lI
iII
Program peningkatan petsediaan ait minum
'Iujuan program ini ialah untuk mewujudkan lingkungan hidup yangsehat bagi maryarakat pedesaan dengan menambah jumlah fasilitas persediaanair minum dan tempat pembuan gan kotoranyang memenuhi syarat kesehatan.
Dalam REPELITA I telah dibangun 101 proyek perpipaan, 15 perlindungan
mata air, 8 sumut artetis dan 2.405 jamban keluarga'
358
I
>a
t
7.7.1.4. Kebijaksenaan dan langkah-langkah pokok dalam pelalisanaan program
kesehatan dalam REPELITA II'
Usaha pembangunan kesehatan dalam REPELITA II ditujukan untuk
tercapainya tujuan pokok yaitu antara lain : tersedianya sarana sanitasi dan
a"n"g" p.l"y^n"n kesehatan, pengurangan jumlah penderita dan menekan
wabah serendah mungkin, perbaikan gizi, tersedianya sarana sanitasi' per-
kembangan'kesadaran masyarakat akan ani hidup sehat dan perkembangan
keluarga sejahtera.
Program bantuan pembangunan saran4 kesehatan
Pelaksanaan program ini adalah atas dasar Instruksi Presiden Nomor 5
tahun 1974 dimana -dari
Program ini antara lain akan didirikan unit-unit
PUSKESMAS yang terdiri dari satu gedung PUSKESMAS' alat-alat medis
dan non medis, biaya-biaya operasionil petups lapangan dan sebagainya'
Bantuan tersebut dilaksanakan dengan tujuan unruk memberikan
pelayanan kesehatan lebih merata, mempertinggi mutu pelayanan kesehatan'
*"r,ittgkatk"r, partisipasi masyarakat dan memperbaiki kondisi pekerjaan
di PUSKESMAS_PUSKESMAS'
Program pembangunan kesehatan tahun kedua REPELITA II
Program dibidang kesehatan dalam tahun kedua REPELITA II merupa-
kan kelanjutan dari program-program tahun pertama REPELITA II' Program-
progam i* "n,"r"
lain adalah berupa usaha-usaha penataran tenaga-tenaga
t rih","rr, perbaikan fasilitas kesehatan' pendidikan kesehatan masyarakat'
meningkatkan pelayanan kesehatan'
7,7.2. Keluarga berencana
Program keluarga berencana bertujuan untuk ikut menciptakan kesejah-
teraan maryarakat dengan cara mengatur pertumbuhan penduduk' agar
terdaPat perkembangan yang serasi dengan sektor-sektor lainnya terutama
sektor Produksi'
Kegiatan keluarga berencana meliputi kegiatan-kegiatan penerangan dan
motivasi, Pelayanan iredis, penyediaan sarana-saf,ana penelitian dan laporan
ItI
!*
Iri
? { o
dan sebagainya. Perkembangan dari program keluarga berencana dapatdiikuti dari adanya kenaikan akseptor baru, kenaikan jumlah klinik keluargaberencana dan kenaikan dari kegiatan pengadaan sarana-sarana lainnya.
Tabe l V I t .86 .
PERKEMBANGANTKSEFMR BARU DAN TARGETNYA,
r969t7970 _ 1973tr974
1969tr970 r970/r9?t r97ur972 r972n973 rg7ttrg?4
Target(ribuan orang)
Akseptor baru(ribuan orang)
Prosentase terha-dap target (%)
r 8 1
r44
100
) 5
5 3
550
5 1 9
94
r.000
1.O79
108 t09
j - > -<
-\
Jumlah sarana program keluarga berencana telah meningkat antara laindengan bertambahnya klinik keluarga berencana. Sampai akhir tahun797J/7974 telah terdapat 2.235 buah klinik, sedangkan daiam tahun1969/7970 baru terdapat 727 buah klinik.
Untuk mensukseskan program keluarga berencana usaha-usaha penerang-an dan motivasi, pendidikan, pelayanan keluarga berencana dan penyediaansarana-sarana yang berupa obat-obatan dan alat-alat kontrasepsi akan terusditingkatkan. Diharapkan bahwa sampai akhir REPELITA II akan terdapatkurang iebih 2,3 juta akseptor yang mantap sehingga perkembangan angkakelahiran sejauh mungkin dapat dikendalikan.
7.8. Tenaga kerja, nansmigrasi dan koperasi
7.8.1. Tenaga kerja
7.8.1.1. Penduduk dan tenaga kerja
Tenaga kerja adalah bagian dari seluruh penduduk yang ber-,rsia 10 tahun
360
+ l
I
F{
4 + F . O r O O . O ! O( o r d , c - . r o r ! o o N + : o
t o t b F F r . of ) b o O o r + + ' o r + O t o o
+ r o r N - + r : t €6 i o i r : + d t s + c i ! i o . i
r t r c a t s o + o o r Nd j 6 i d " j 6 i - - i F i d - . : c i
c ! o ' s c . r 6 r o q ) ( o o o < D r + ,or d) !i! 4 c6f ) c o N + c o
c i o ( o + o r 6 ( \ i
: o o r o t N' o + c \ d . . c n - i t j 6 i j d
N O O o l c 1 @l l $ r o F D ' n N c o
t s o d ) c ) o r o c o + r o r t , c oj o i d d ; < i d + o i " i o i
d ) @ 6 N O c O O , r -
o F o a
+ o c { . 6 o 6 ' ? . r o\ O t 9 6 . 0 r o ( 6 6 u j
: c d ! t : 0 i ( o c l ] a o t i N
. n c a c o N q j o o o r or + . 4 \ : @ e n d o
+ : o + o ) + N c o \ 6 o ( oF G o d ' r \ o
< ! r 6
o i ! ) 6 f ) o 1€ E O { O : f - c q : o o
c { 6 J O ' 6 . ) : @ . n c o . ao o F c o + +N F c O O c ' F . @ N !
$ o + o + ! r + + + + F:
r , t r r t t t t t t So l t : 0 6 0 r o 1 1 ) 1 6 E ) r t b - E
a \ r 6 + , f r @ F ,
*
3
s
3
EE
Lv
! p 3
z
\oo\
z
:+eEi
E<dZa tt)zv
z Y .
p <
9Ez
z
EX
I
+
- D {
361
c a @ r ^ h c o N o ' - r o F - F o rr a o o \ 6 F . n h i | . | r F { \ o<r. u| \c, ao r \o
( ) O h \ o . { + @ . n i + \ o Oo a F - o + 6 o , f . \ o r t F - F ro q n \ { \ v l v l \ v l 9 n . 1h 6 m . l t s \ . a a t r . | o \ o \ l o N
N N ( \ l a o a ^ t s . n
{ . O r i . . ' o \ r c o o \ F - h + g \l l ! + M c A 6 9 6 ( n i N u lq + \ o F . u t r . l
\ ^ . , ! F - c l F - N 6 ( { h c , c ) Ni 6 l - o \ 6 l O H r ^i ; 9 oq q'q . '1 q . ': .t 9 n .!+ - r i N 6 € ) o r @ c o . n ( n' 6 | ( { N F - N + r i
c O O c O ! . r ^ \ 6 C D F - 6 t O \ d. n 6 6 C ) q r r 6c ) 6 r t \ + $
r.- r.| r.\ !-r 6 s ( Frl o\ \o \o (o i o + N ( o ( t r . - c ) F i iq 9 . t q q q \ 1 q n o . qN r \ a o N i N 6 * F 1 . , + F -
N \ O d r 6 ( X
.n + \o o\ \o .o'.t o\ N 6 or t-
. n \ o Q ! b i h \ o 1 6 ' . r o 6 l! . | @ F - r . | o N G t i N . n o N
c i d . . i . j . d . i + + o i o: + i \ o
\ O \o q\ ..t rt \o O rr c) rr r.lF . O ( ? \ o N F O \ O 1 6 F - F - +r . | h F i i O \ r \ O + O O n d
\ O ! f . . i N . { 6 9 \ O \ O G r ++ n + ; i F - ; a c o F . 1 . . O- i + r i ; . t \ q
! f | ' | r r d r i \ o F - + N c o F r N. { m O O \ i r ; N d h( A N ! i + r n 6
HEt,X
€ € ^E E :
* v
t;ri E Q-,P
l!
; H
I
- t ^
E€E3 F l -
i eI&
EiE, c e-8 -
$
! EF ! {
IA
z
t!o.
\o6
t
zD
F
z6.1 o\
v
f- r{tt
:
tI
t-t
;I
: )+I
t7
r -III
II
t-
362
kearas. Dengan demikian pertumbuhan jumlah pendu,.iuk pada dekade yanglalu akan membawa akibat pada pertumbuhan tettrga ketja pada dekade kini.
Juga penyebaran penduduk yang tidak merata akan rnengakibatkan penyebar-an tenaga kerja yang juga tidak merata.
Dalam periode 7961-7977 pertumbuhan penduduk diperkirakan men-capai kurang lebih 2,4 persen per tahun. Pertumbuhan penduduk pada periode1967-1.977 akan terasa akibatnya terhadap pertumbuhan tenaga kerja padaperiode 1971- 1981.
Sehubungan dengan ini, pertumbuhan tenaga kerja dapat ditelaahmelalui perkembangan penduduk Indonesia menurut golongan umur padatahun 1961 dan 1971 serta proyeksinya pada tahun 1972, 1974, 1975 dan1976 sebagaimana terlihat pada Tabel VII.87.
Dari Tabel tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk pada tahun 1961(hasil senzus 196i) berjumlah 96.319 ribu jiwa dengan jumlah tenaga kerja
63.954 ribujiwa (66,4 persen); sedang pada tahun 1971 dari jumlal penduduk
120.149 ribu jiwa, yang termasuk dalam kelompok umur tenaga kerja adalah
81.374 ribu jiwa (67,72 persen). Berdasarkan pertumbuhan penduduk pa{a
periode 1961-1971 maka proyeksi perrumbuhan tenaga kerja untuk tahun-
tahtn 1972, L974, 197 5 dan 7976 adalab 83.642 ribu, 88.301 ribu, 90.810ribu, dan 94.179 ribu. Gambaran ini jelas menunjukkan betapa pesatnyaperkembangan tenaga kerja, sehingga disamping peningkatan usaha keluatgaberencana, hampir setiap kebijaksanaan pemerintah dalam rangka pem-
bangunan ekonomi diorientasikan untuk menyerap tenaga keria s€besarmungkin.
Disamping pertumbuhan penduduk ,Can tenaga kerja yang cukup cepat,
penyebaran penduduk menurut daerah masih dirasakan terlalu tidak seimbang
dan masih terlalu padat di pulau Jawa dan Madura. Hal ini terlihat pada
Tabel VII.88.
7.8.1.2. Angkatan kerja
Dari seluruh tenaga kerja yaitu mereka yang berada diatas 10 tahun
yang pada tahun 1971 berjumlah lcbih dari 8o juta, sebanyak 41 persen
tidak sekolah sama sekali, 33 perscn bclum tamat sekolah dasar, 19 persen
tamat sekolah dasar, 4 persen tamat S.L,P.(umum dan kejuruan), 0,17 persen
tamat Akademi dan 0,14 pers€n tamat Universitas. Dalam perimbangannya
361
T a b e t V t I . 8 9 .
PENDI'DT'X UMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT PENDIDTKAN
DIKOTA DAN PEDESAAN, 1971
Tinckat Pendidikan Pelkotaal Feders{r Jumlah Perlen
-r
1. Tidak sekolah
2. Bclum tamat SD.
3 . S .D.
4. S.L.P. ( Umum )
5. S.L.P. ( Kejuruan )
6. S.L.A. ( Umum )
7. S.L.A. ( Keiuluan )
8. Akademi
9. UniYersitas
29.764.89!
22.778.544
17.617.557
1.15 5 .8 5 5
243.722
502.9t8
3rz.ro419.458
r3,959
3.217 .72L
4.335.740
3.972.844
r.363.OL2
700.o96
4r1.232
400.599
7l+.954
101.15 7
32.982.61+ 41p0
26 .5 L4 .324 32 ,96
15.590.401 19.38
2.5 t8.867 ',14
943.818 t , l1
9r+.r70 1,15
7 L2.703 0,89
t34.4r2 0,17
r 15.116 0,14
J u m l a h t4.6r7.395 65.809.030 80.+26.425 100
T a b e l V U . p O
PERSENTASE (%) TENAGA KERJA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
TAHUN 1961 DAN 197I
Tidat B'hrm Tamrts.toh.h
T*t s-D.sD.
Kciu-Umum
!ua
Kciu.Umu|tr
IUAT
SIJ.
Iabun Aladcni/
Univcrsitar{
t
t1 9 6 1
I 9 7 l
64fi
4 l p
0,10,?0,E1 ,612A19,7
32,96 19,38 3 ,14 t , t7 r ,14 0,8E 0,31
f
36+
antala perkotaan rian pedesaan ternyata pula bairwa strukrur tingkat pencii
dikarr di desa iauh lebih parah lagi. Keadaan i;i sccara terperinci terlihat pada
Tabel VII.89.
Meskipun mutu tenaga kerja sebagaimana tcrlihat dalam Tabel VII.89.masih terlalu rendah namun dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1961maka komposisi tenaga kerja menurut tingkat pendidikan menunjukkanperhaikan baik secara keseluruhan maupun pada masing-masing tingkat.HaI ini terlihat pada TabeMl.90.
lvlelihat bahwa bagian terbesar dari angkatan kerja memiliki tingkatkeahlian yang rendah sekali, maka telah ditempuh berbagai cara untukmeningkatkan produktivitas tenaga kerja. Usaha-rrsaha ini tercennin melaluipengembangan pusat-pusat latihan kerja (PLK) yang untuk pedesaan di'
iaksanakan dengan mobile training unit (MTU). Untuk melaksanakan usaha'
usaha tersebut antara lain digunakan tenaga pembimbing sarjana/sarjana muda
sukarela yang dikoordinir oleh BUTSI. Disamping itu peningkatan kes€mpat'
an kerja dengan jalan peningkatan produksi/perbaikan sarana-sarana produksi
yang dilakukan diberbagai bidang yang bersifat padat karya dimaksudkan
untuk meningkatkan produksi sambil meningkatkan penyerapan angkatan
kerja sebanyak mungkin.
7.8.1.3. Perawatan dan perlindungan tenaga kerja
Bersamaan dengan usaha peningkatan mutu tenaga kerja dan perluasan
kesempatan kerja, perawataa dan perlindungan tenaga kerja selalu mendapat
perhatian Pemerintah, Salah satu langkah yang dilakrikan dalam hubungan ini
adatah peningkatan kerja sama antara Pemerintah dengan M.P.B.I. danPUSPI. Melalui peningkatan kerja sama ini diharankan agar kehidupan buruh
benar-benar teriamin kesejahteraannya dan sejalan dengan itu tercapai pula
peningkatan produktivitas dan produksi.
7.8.2. Transmigrasi
Tujuan transmigrasi mempunyai aspek yang luas yaitu selain penyebaranpenduduk, kesejahteraan ftansmigrasi juga mempunyai aspek pemanfaatan
sumber-zumber alam, aspek kebudayaan dan aspek Pertahanan/keamanannasional.
Sasaran kebijaksanaan Pemerintah dibidang transmigrasi dalam
{
J O J
1
REPELITA ll (I97 4-197 ()) ditujukan untuk pembukaan dan pembangunandaerah-daerah baru diluar Jawa, Bali dan Lombok. Pola-pola pendekatannyadilakukan dengan mendirikan unit-unit desa baru yang dilengkapi denganprasarana-prasarana yang diperlukan. Target-targ€t tidak didasarkan lagi padakwantitas transmigran melainkan atas dasar kebutuhan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan nasional maupun daerah.
Dalam menentukan daerah transmigrasi diutamakan usaha pertaniankhususnya produksi pangan di Sumatera Bagian Selatan, Kalimantan Ba$anTenggara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan SulawesiTenggara. Sedangkan daerah-daerah asal transmigrasi diutamakan dari daerah-daerah yang kritis, daerah yang harus direhabilitir, daerah yang terancambencana alam dan daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang perlu dihijaukan.
Apabila pada tahtn 1974/1975 jtmlah transmigrasi umum dan fl\'akarsa '
ditempatkan sekitax 30.000 kepala keluarga, untuk menunjang pembangunandaerah dan pembangunan wilayab, maka pada tahun kedua REPELITA II(1975/79761 transmigrasi akan ditingkatkan lagi dengan pembukaan desa-desa baru didaerah-daerah Trans Sumatera High Way, daerah pasang 2rutdan daerah non pasang sunrt,
Penyediaan prasarana dan fasilitas bagi transmigrasi umum dise-lenggarakan oleh Pemerintah berupa tanah, perumahan, alat-alat pertanian,fasilitas transpor , bibit, fasilitas perlengkapan desa, bahan pangan sebelumberproduksi dan lain-lain, Penyediaan prasarana dan fasilitas tetsebut akanmempercepat pembenmkan pusat-pusat perkembangan yang akan menjadidaya tarik bagi arus transmigtan spontan.
Adapun perkembangan target dan realisasi transmigrasi dapat diikuti
dalam Tabel VII.91.
Dati Tabel VII.91. tersebut dapat dilihat bahwa selama REPELITA I(7969t197 0-797 3/ 1974) jumlah yang telah ditransmigrasikan adalah seba-nyak 39.436 kepala keluarga (180.7 +9 jiwa) yang berasal dari DKI Jakarta,Jawa Barat, Jawa Tengah, D.l. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Nusa
Tenggara Barat.
Dari realisasi sebesar 39.436 kepala keluarga (180.7 49 jiwa) tersebut
sebanyak 16.971 kepala keluarga (75.560 jiwa) ttzu 43 persen kepala
I
f
166
Tabel VIL91.
HASIL PENEMPATAN TRANSMIGRASI, 19691197 O_I973 1197 4
(dalam kepala keluarga)
T^rget Realisasi Per:sentaserealisasi.r
t969/7970
r97 0/1971
797 rl19.72
7972/197 3
r97 3/t97+
4.489
3.865
+.600
9.300
75.887
3.93 3
4.+384.177
tt.3I+
15 .5 80
87,6
114,8
90,7
r27 ,6
98,1
Jumlah 38 .141 39.436 103,4
-r(
Y
keluarga merupakan transmigrasi spontan atau atas kemauan sendiri. Daerah-daerah uansmigrasi selama REPELITA I, meliputi 16 propinsi yaitu Riau,Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Sumatera Barat,
Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kaliman-tan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku danIrian Jaya.
7.8.3. Koper4si
Dalam usaha peningkatan Produktivitas dan pobaikan pendapatangolongan ekonomi lemah, maka koperasi merupakan salah satu wadah dan
sarana yang sesuai untuk tujuan tersebut.
Kebijaksanaan Pemerintah dibidang perkoperasian dalam REPELITA II
tahun kedua (1975/1976) adalah mengusahakan penciptaan iklim yang lebih
sesuai untuk pertumbuhan koperasi. Berbagai usaha telah dilakukan oleh'Pemerintah
untuk pembinaan koperasi seperti dibidang pendidikan, bim-
bingan perkoperasian untuk meningkatkan produktivitas, marketing, manage-
ment, permodalan, organisasi, fasilitas-fasilitas perkreditan, perpajakan dan
367
-(
penelitian/surv€y perkoperasian.
Usaha pembinaan ini dalam tahun 1975/1976 dituangkan dalam pro-
gram-program koperasi yaitu program bimbingan perkoperasian, program
pendidikan dan penyuluhan koperasi, Program pengembangan koperasi,
progr:rm penelitian/survey perkoperasian, ptogram penyempurnaan aparatur
pemerintah dan program penyempurnaan prasarana fisik pemerintahan.
Dalam rangka pembinaan perkoperasian diprioritaskan pembinaan ko-
perasi pertanian, koperasi perikanan, koperasi peternakan dan kerajinan
tangan.
BUUD/KUD yang berfungsi sebagai koperasi serba usaha antara lain
memasarkan hasil produksi dan menyalurkan Prasa"rana produksi. BUUD/KUD
mulai yang dirintis pembentukannya pada tahtn 1977 telah mengalami
perkembangan yang meningkat sep€rti dapat dilihat pada Tabel VII.93'
Perkembangan jumlah koperasi, jumlah anggota dan jumlah simpanan
dalam REPELITA I dapat diikuti dalam Tabel VII.92, Tabel VII.94. dan
Tabel VII.95. Adapun jenisjenis koperasi yang telah mendaPat bimbingan
secara efektif dalam REPELITA I adalah koperasi pertanian (BUUD/KUD)'
koperasi perikanau, koperasi peternakan, koperasi perkebunan, koperasi
kerajinan, koperasi listrik dan koperasi transpor.
Tabel VII'92'
PERKEMBANGAN JUMLAH KOPERASI, t969-I97 3
(dalam unit organisasi)
IL
Gdbungan Jumlah
7 1969
7970
797rr972
t97 3
13.1r5
t5.+45
t5.941
77.26r
17.589
548
698
6s9o )o
13.949
t6.261
16,755
18.054
t8.377
7A
l u J
124
1 1 9
t t 7
8
l 5
1 5
1 5
Tabe l V I I . 93 .
JUMI.AH BUUD / KUD TAHUN 1973
368
Propinsi BUUD KUDberbadan hukum
I
l. Jawa Barat
2. Jawa Tengah
3. DI Yogyakarta
4. Jawa Timur
5, Sumatera Utara
6. Sumatera Barat
7. Lampung
8. Sumatera Selatan
9 .R iau
10 .Jamb i
11. Bengkulu
12 . D I Aceh
13. Sulawesi Utara
14. Sulawesi Tengah'15. Sulawesi Selatan
16. Sulawesi l enggara
17. Kalimantan Selatan
18. Kalimantan Barat
19. Kalimantan Tengah
20. Kalimantan 'Iimur
21 .B a I i
22. Nusa Teltggara Baiat
23. Nusa Tenggara Timur
24 .Ma luku
25. llian laya.26. DKI Jakarta
459
403+o
62+r4570
22
J
++7
72
30o
L 6 )
5
) o
I L
b
1
34
4 I
l
1
223
72
5
l . J
l J l
zJ f
l )
1
J J
4
I
l 0
5
29
I
1
7
Y
JUMLA.F I 2 .360 677
50,
Tabe l V I I . 94 .
PERKEMBANGAN JUMLAH ANGGOTA KOPERAST, 7969 - 1973
( dalam orang )
1
Tahun Anggota
1969
1970
197 7
I97 Z
197 3
2.7 23.056
2.931.340
2.750.I93
2.7 9t .O7 6
2.975.194
- - {Tabel VII.95.
PERKEMBANGAN JUMLAH SIMPANAN KOPERAST, 1969 - r973( dalam ribuan ruoiah )
Tahun Gabungan Jumlah
1969
1.970
197 L
797 2
1.97 J
940.917
1 .52r .624
2.3++.456
3. i ! ,4 9I2
+.5 JO.328
275 .4L8
33r .340
445.688
297.607
28+.71.6
71 .789
185 .3 18
5 ) I . b r t l
222 .7 58
r88.723
522.823
1 .237 .923
r.530.977
1 .1 18 . 126
|.r18.126
1.7 s0.917
3 .27 6,205
4.67 8.7 88
4.977.397
6,121.',dg3
7.9, Pertahanan dan keamanan
7.9.1. Program dan kebijaksanaan bidang pertahanan dan keamanan dalamREPELITA I
Kebijaksanaan pokok dalam bidang pertahanan dan keamanan nasional
meliputi peningkatan keamanan dan ketertiban dalanr negeri, konsolidasi
kekuatan-kekuatan pertahanan dan keamanan serta integrasi ABRI sebagai
kekuatan HANKAMNAS dan kekuatan sosial, pemeliharaan daya tahan dan
kesiap-siagaan kekuatan pertahanan/keamanan. Adapun Pro$am-programnyadikelompokkan menjadi program kerja rutin, program kerja pembangunan,
program kerja penggunaan kekuatan.
Program ketja rutin adalah merupakan kegiatan rutin pada bidang
pertahanan dan keamanan dalam rangka memelihara dan meningkatkan ke-
mampuan. Sasaran dari program ini adalah penyelesaian/perumusan doktrin,
sistim, metode dan prosedur yang diperlukan dalam konsolidasi dan integrasi
ABRI, disamping usaha pemeliharaan dan peningkatan kwalitas ABRI.
Program kerja pembangunan meliputi kegiatan-kegiatan non rutin yang
mempengaruhi usahr pencapaian sasaran konsolidasi dan integrasi' Kegiatan-
nya meliputi program industri, konstmksi, pengadaan dan sebagainya'
Program kerja penggunaan kekuatan sendiri adalah kegiatan dalam rangka
pelaksanaan tugas operasi pemulihan keamanan dan ketertiban.
Hasil yang dicapai selama REPELITA I dalam program kerja rutin
adalah penyempurnaan organisasi ABRI yang terintegrasikan, perumusan
sistim pembinaan manusia dan materi, perumusan sistim perencanaln yang
dijadikan landasan dalam pengembangan tahaP-tahap pemba;igunan ABRI
dimasa mendatang.
Program kerja pembangunan dibidang industri telah berhasil meningkat-
kan kemampuan produki senjata ringan bagi keperluan ABRI, merehabilitir
pen:Ltarln angkatan laut Surabaya dan memproduksi pesawat terbang ringan
serta mengadtkan reparasi pesawat terbang. Disamping itu telah dibangun
satana-sarana yang diperlukan untuk meningkatkan kwalitas ABRI antara
lain berupa asrama, perluasan rumah sakit pusat ABRI dan sebagainya.
Dalam rangka memberikan lapangan kerja kepada warga ABRI yang
telah meninggalkan dinas dan memanfa.atkannya untuk pembangunan nasional,
I
t t l
maka untuk keperluan itu telah dilaksanakan pemberian latihan kejuruan
untuk meningkatkan ketrampilan, disamping transmigrasi lokal sebanyak
4,150 kepala keluarga dan transmigrasi keluar Jawa sebanyak 3.385 kepalakeluarga.
7.9.2. Rencana dan pokok-pokok kebijaksanaan dalam bidang pertahanan dan
keamanan dalam tahun kedua REPELITA II
Landa.san kerja dalam tahun kedua REPELITA II berdasarkan atas
prinsip-prinsip integritas, kontinuiras dan prioritas. Adapun pokok-pokokkebijaksanaan yang ditempuh adalah bahwa secara minimal apa yang telahtercapai dibidang pembinaan umum dapat dipertahankan, meningkatkan ke-
mampuan dibidang intellegence dan pembinaan teritorial, melakukan dasar-dasar dan Iandasan perkembangan kekuatan cadangan nasional, pengadaan
sarana-sarana pendidikan dan latihan, scrta pengadaan sarana-sarana yangtelah tcrcantum dalam program induk kekuatan. Dalam pada itu penghancuran
sisa-sisa G.30,S/PKI serta kegiatan-kegiatan subversi lainnya tetap dilaksana-
kan, disamping meletakkan dasar-dasar dan landasan dalam pengamanan
pelaksanaan pemilihan umum yang akan datang.
7.I0. Pemerintahan Dalam Ncgeri
Pembangunan pemerintahan dalam negeri meliputi bidang pemerintahan
umum dan otonomi dacrah, bidang agraria dan bidang pembangunan masya-
rlkat desa,
Dalam bidang pemefintahm umum dan otonomi daerah, program-
prograrnnya meliputi bantuan pembangunan daerah tingkat II, bantuan se-
kolah dasar tahap pertama dan penyempurnaan fisik pamongpraja.
Dibidang agrarLr telah dilaksanakan program-progtam tata agraria yang
meliputi proyek tata guna tanah, proyek landreform, proyek penertiban dan
peningkatan pengurusan hak tanah, proyek pendaftaran tanah dan sebagainya.
Oleh karena desa dalam sistim pembangunan nasional dewasa ini tidak
hanya sebagai obyek semata-rnata, maka perlu dibina swadaya masyarakat pe-
desaan melalui program-program dalam pembangunan masyarakat desa.
Y
372
-f
Dalam REPELITA I untuk meningkatkan swadaya masyaxakat telahdiberikan bantuan Rp 100.000 per desa, yang dirujukan untuk -.mb"ngunpresarana-prasarana perhubungan, produksi dan pemasaran. Agar bantuantersebur dapar memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, maka juga disediakanbantuan untuk biaya bimbingan dan pembinaannya.
Adapun yang mendapatkan prioritas dalam realisasi pembangunannyayang dimaksud dalam progam diatas adalah prasarana perhubungan, pengair-aniirigasi, pemasaran, perbaikan kampung dan sebagainya. Besarnya bantuantiap tahun berkembang, yaitu dalam tzlrrn 197O/1971besar bantuan adalahRp 50 per capita, tahun l9ZUl972 Rp 75 per capita, tahun lg7l.1.g73Rp lOO per capita, tahun t973/l974Ftp 150 per capita dan tahun lg74llg75Rp 3OO per capita.
Disarnping bantuan tersebut kepada daerah-daerah kritis diberikantambahan banruarr Rp 25 per capita ; untuk menunjang pelaksanaan pem_bangunan didaerah, maka kepada daerah-daerah diberikan pula bantuanberupa mesin gilas.
Berdasarkan INPRES Nomor 10 tahun t9T3 makadibangun 6.000 unitgedung sekolah dasar dengan segala perlengkapannya berupa buku_bukupelajaran, perabot-perabot sekolah di seluruh Indonesia dalam rangka pro.gram bantuan sekolah dasar tahap pertama.
Dalam pelaksanaannya ditentukan bahwa tiap-tiap propinsi mendapat50 unit gedung sekolah atau sekurangkurangnya 1 unit tiap kecamatan.
Sehubungan dengan usaha pembangunan masyarakat desa maka dikem_bangkan pula usaha pembinaan sosial masyarakat pedesaan ,nelalui lembagasosial desa (LSD) serta progam pembinaan pemugaran perumahan dan ling.kungan desa. Hasil-hasil yang dicapai dalam rangka bantuan kepada daerahtingkat II adalah berupa proyek jalan, jernbatan, irigasi, pasar, riool, peng.hijauan dan sebagainya (lihat Tabel VII.96.).
Selama REPELITA I dalam rangka program bantuan kepada desa telahberhasil diselesaikan 366.O72 buah proyek, dengan biaya Rp 59,20 milyaryang diterima dari bantuan pemerinrah pusat, bantuan pemerintah daerahdan swadava masvarakat sendirr.
?
t t t
o , O 1 6 c o O \ o O 6 $ m N t t o \ oN . . r ^ . l O 0 1 N O \ 6 € O i \ O i 6O O . a - h r - 6 Q M N h i \ O
; o r - + o ; + o i c ' iN + N r ^ c E \ o
{ i
O\ O\.1 co-@ + c o i F . L r d F r + i f - * q r \ oo 6 i s 6 o a 6 s F - . r l i u r 6q \ c . l - . r 9 q \ . 1 ql t a o \ o r < i \ o F - \ o r !
O. t' ca
h c \N- d:@ o i c o h c o 6 N d \ o \ o 6 N q l: i h + . j \ O . r : t \ O @ r m i . 6 \ tl-\ 6 t\ a.t F co 6 r.r 6 N \o i
O \ + \ o . ^ 1 N Nd r . - H o +
* i i
H c o+ \ o\ o o r s \ o + c o \ o o \ r 1 o r o \ i r ^
c ) c ) a r ( ) \ O t C t , O i r f Oo . r 0 o r 6 F c o . . r c o o c n ! t . dM N C O T \ a - i < l N
h ao c..1
a
+ 6 \ O F - @ O . O i
t-q\
o,
q\
q\
t -q\
z
F
)
k
zF
g r r itrl o\
' - > F
zzD
2
:lr1
Fl
Y
I
374
7.11. Penanaman modal
Perkembangan pembangunan ekonomi tidak terlepas dari kegiatanpenanaman modal. Dilain pihak kcgiatan penanaman modal banyak ditentu_kan dan dipengaruhi oleh banyak hal, anara lain iklim ekonomi dan nolitikyang cukup baik, potensi pasaran yang makin besar serta kebijaksanaan danlangkah yang diambil pemerintah yang bersifat merangsat1 pair- penanammodal.
Mengingat kecilnya modal yang tersedia didalam negeri dan masihrendahnya kemampuan berusaha,.maka guna mempercepat tercapainya tujuanpembangunan, pemerintah telah menempuh kebijaksanaan memberi kesem_patan kepada pengusaha-pengusaha asing untuk menanamkan modalnya padasektor-sektor tertentu. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang:rrniangNomor I tafutn 1967 yang telah dirubah/ditambah dengan Undang_undan!Nomor 11 tahun 1970.
Sehubungan dengan kebijaksanaan penanaman modal, dengan Undang_undang Nomor 6 tahun 196g yang dirubah/ditambah dengan Undang_undangNomor 12 tahun 1970 telah ditetapkan pula ketentuan penanaman modaldalam negeri.
Setelah diundangkannya ketentuan penanaman modal, para investorpada mulanya mengarahkan kegiatannya pada proyek-proyek/bidang,bidangusaha yang jumlah investasinya kecil-kecil dan bersifat segera menghasilkan(quick yielding projects). Dalam perkembangan selanjutny", p.nrnr*rnmodal yang memerlukan modal besar dalam bidang-bidang usaha yang dapatmenghasilkan dalam jangka menengah dan panjang, tampak mulai diusahakanantara lain dibidang perrambargan, hotel-hotel besar, industri-industri yangmenghasilkan barang-barang untuk industri lain, proyekaroyek tekstil yan!diintegrasikan dengan pemintalan, industri yang mengolah bahan mentah danlain{ain.
Juga kegiatan penanaman modal yang pada mulanya lebih teqpusat dipulau Jawa, pada tahun-tahun terakhir mulai banyak menyebar kedaerah_daerah lainnya.
Dengan perkembangan yang positip dari kegiatan penanaman modal,baik penanaman modal asing dan terutama penanaman modal dalam negeri,tidak saja akan meningkarkan produksi tapi juga memperluas kesempatan
tst
rY
5 I )
kerja, serta mendorong pemrmbuhan ekonomi antar daerah yang akan turutmenciptakan keseimbangan pemrmbuhan ekonomi,
7.11.1. Penanaman modal dalam negeri
Sampai dengan akhir REPELITA I (Maret f 974) jumlah proyek-proyekPMDN yang telah disetujui pemerintah mencapai jumlah 1.900 proyekdengan nilai investasi Rp 1.331.577 juta. Dari jumlah tersebut,947 proyekdengan nilai investasi Rp 6L4.I4l jute telah diberikan fasilitas perpajakanberupa tax holiday dan 868 proyek dengan nilai investasi Rp 465.153 jutaberupa investrnent allowance. Hal ini dapat dilihat pada Tabel VII.97 danTabel VII.98.
Pcrkembangan yang cukup menarik ini kiranya tida-k rerlepas dariusaha-usaha pemerintah melalui pemberian fasilitas perpajakan atau bea-masuk, Namun disamping itu, kestabilan ekonomi, fasilitas perkredi tan yunglebih baik, serra penyederhanaan prosedur untuk izin penanaman modalmerupakan faktor-faktor yang turut mempengaruhi perkembangannya.
Untuk periode 197411975 yaitu sebagai tahun pertama pelaksanaanREPELITA II, proyek-proyek PMDN yang telah memperoleh izin sampaidengan semester I (sampai bulan Agustus) meliputi 126 p.royek dengannilai investasi Rp 99.O29 jutt.
Apabila ditinjau bidang usahanya, maka sebagian terbesar dari penanamanmodal ini bergerak disektor perindustrian yang kemudian diikuti oleh sektorKehutanan, sektor Perhubungan/Pariwisata dan sektorPertanian/perkebunan(lihat Tabel VU,97.r.
Dari seluruh rencana investasi sampai akhir REPELITA I (Maret 1974)p€nanaman modal yang telah direalisir meliputi nilai US$ 530.583 ribu atausama dengan Rp 22O.722 juta. Ini berarti telah direalisir sekitar 16 persen.
Menurut lokasinya, sampai akhir semester I t97411975 (sampai denganbulan Agustus) 1.406 proyek yang telah disetujui dengan nilai investasiRp 995.178 juta terletak dipulau Jawa. Dari jumlah tersebut 561 proyekdengan nilai investasi Rp 388.925 juta terletak di DKI Jaya, 414 ptoyekdengan nilai investasi Rp 378.684 juta terletak di Jawa Barat, 171 proyekdengan nilai investasi Rp 76.061 juta terletak di Jawa Tengah, 32 proyekdengan nilai investasi Rp 24.969 juta di D.I. Yogyakarta dan 228 proyek
FYI
:
I
S +
E C< E& 8 S
E. I'
5 S
doq
oi
o:
o
+
O r ON i C 6 rn n : a c Y l
c o oo ' B
: ( 6 ( oi C J t s €€ :i c O
<lto o
@ o o6 0
ra! ,o € {o
O - : €
f r @ t i
tt rod d j a j . . : oo r /
( o t s < r i( o i c { ( o
+ o r t s ( o € r* o < r t l- l o ) q q { . ' )s ) @ o € )
o ( | € < hOr
3
bi
si 6.i
E
i 6,i r.i 'r ; u;
3
E
E A
!sI
gE
i ' i .
ga
ii
ga
i +4 ;
Esl i
ls
4 g
!
p
tn
z
5
3F
llI'1F
z
:
E1z
X
ArI
T
377
l$
l$
t'-l
E
v
t\
I€o\
'*
i+
6l
378+
a
f r o ( o a o q r + . o o no : c \ r 6 € F 6 ) . i t d o
c . r O c . r N O a { r ( '
c l o : 6 6 r
6 r o r o c O o l r _ -o ( , N c a o r 6 f ) o l ) i oo i + G 4 r o c l s t
i o.l
+ 6 6 \ @ O 0 + F.o c.r +
6\r : .o oii . D
c.r 6 r 6.rc | o 1 6
!e
c ' . t c . , l € i f ) < i
t -
$ c l . l N o c { : o l
6 1 1 0 € c \ r d | r o $ d Jq.{ .n
l e: E
A,;
'
FFl
sFi n
: 9z :ttl riE9,.a 9> d
z>
E . rF r xb E&x?<l 1 '
g . E
E . E- 9
H€ ?f i E€
d o i c t
'E
P
3
P
+ f i ( o
J o , i o d + l i d
F
!
€
A JE -
r.o oo ot a.r 6r ro rfl
6 J
!
\
1
R
3
e
8 . 9
s€ g
qt oi ct
379
:>
q
o;
j
o)
i H o r , . i ,
( o N i r H : 6 r r o @ F + 6 r l r ] ( o ! F ! l r 6 F d ! o c a ! D o r a rqo o1r )F i 6 (a . l ) o i t ro (o i : o + i o @ (o F F r i o r € c )c { . i t c . l , O 6 ! e - ' r ' € 0 . t N r o r l r Q € q t o . D . . € d + 6 r { O N I IF < 5 d ; d 6 i u i i ! i 6 , i o i # . d i d ; ; ; c t i d c i( o . r l c t a r € 6 | l o : G t
r o + : ( t c t r 6 | . ' { . 1 0 0 r l o ! o - c o F r - r r c r c t r d c \ r r D i i c { ( a6 r @ t o r 0 c t N r p + i € n - ( o F c t r g t o 6 + € r t F t o i o t c \ r l ' , i ( r rot c qqn r i 0q c € ,? . , !n q i i : I a q g n : e q q c I oq - (o r ic o 6 r o + ( o d t @ a n ! } c r 1 6 a a r r o t s o r + : t . - o i N € o N 6lir c't i <r
d + r c l r 6 O C{ @ @ rq F @ O N O Or O Or .O r . ) { i @.A H a \ C)r o i F d r N N A r s { 4 r + 6 \ o f i l i r o o o o a r i1 ! | i i d c { t o
i a.i ri i, si d F d oi <J i o,i ct + d !d F ct oi d i c.l a.i + dtdi : a \ o r 6 t 6 l . \ c \ r q {
ro + or ts @ ra + 6t o (o a d 6 cr r.o + rl' o G.Jor ts !)<h cJ ro o o !i i (b cD <D @ r :q o q q c q o l c ' o q q n . : - r : - 1 ! . , o . , ? c Y F r lc { c o F t s < , i ! o c { + d i r o + d rH ort
i c \ r F + o r c ) r < t r N i c ! c . r + r l ' i io{ o.) i !t
o
c
c t l c + aD F 6 rD r t i < t r o roo r o r o i €o + 'o oc . r r (o6 Or F lc cO O rOO O i i r .o an CD lD i - , i <h , ,q q o 9 q q q q o q q i : . : - a ' . : i , o o , l 6 ! r -F C r r d t F F r o i e | c { . ' t s d + q o( . | - 6 r r ! i !
t t i N t s + a c r t - c \ r t l a v 6 r + ! o : - t d t - , Ir o c . r ; i = r r
{t O O c\| crl - a\r r 6 @ h or Ct 6l o) rO ort F @ F F Or O tD E) !l 6r d6t d.) : o ts i ra lo o I do < o qo 1r] 61 6 ro o or N rl', : iii 6 ca o or ll) !F a) + t? <o ar + F ..t '|rr F € F F i ro or) tr co - @ +€ S { a d d d ! d o i o d + d d i 1 q i d i i . . i F i o i F . . i d ;c i F r r ( D d : o ( o : ( ' 6 r i a o . . . I c { :6t oi) c) F !i
.r! o 6r ii € 0r F r (D 1lt (oo lo + € 1r] a |o d' ro c{ (1 r F co i c\r or)6| + 0o € c{ O F 6| r cO r.r N c.| .al in Ot.O i -c ? v ) d r : c { r o
d o c{.D @ ro 6 a\ + 6r co+ oir F o.) o F (o g.r o o + c{ oitF@ | l t F t Cr l oO Oq) a { (oFd ! r |D C. r d t 1 l l 6 r CO 6r !F 1 ! ) - -o 6r o !t N 6r +io - F (o 16 F i @ r d ao o o o i @ F
l r i . . i - : c ' i u t d d .d o . i s i { i c . i d ' r jd i o , i .d en .d i i o io i+6 + C r r r 1 O € r O i + : r 6 i
ao o + cD or ro ctr ro o.) 4! orl.t F or c.r ro a + : (o 61 6r..) or (o r 6r c{lo i r c t i : g G l - Or c {c ! - : s r t t ! € c . , l r :a t + N d : +
6 C O € d r | o r l . | C D O r 6 r i + @ 6 , r d t O 6 r + 6 r l o : @ * 0 i ) ( t ( o c )t E r o € o : . . r 6 i ! a h € o r a t n r $ € c o c . t 6 r d r d !ort F co or or or o.| + ts or f, cc F c\r d) + F rl sr i (F 0.r ia 4 0r I r Fs i e i d i d
" . i c , . , i c . i j d ; ; d d j ' t i , j a . i - : +d - : . i < t . . :
tO c{ € cl| + O € - O Or 0c rl N: F ttt Ot cO F Ar d N F O + | :6r|.t .at + cD r co ao * @ i c\F H :6r tl r@ d i ;
p
l c
T5g
6 . !{ g
-EEz
6 1 .&*
E t a
ES
_g dtz
d i
rl
{
.<
{
a6
r
Y l ^F t \Z a ,E: {{ iFl c}\< ! - {
t u l lI F \
u7g=
- l r,
J
380
dengan nilai investasi Rp 126.539 juta di Jawa Timur, sedangkan untuk luarJawa meliputi 620 proyek dengan nilai investasi Rp 435.427 juta, penanamanmodal di luar Jawa terutama terpusat di Sumatera y^itu ?Z7 proyek dengannilai investasi Rp 204.285 juta.
Apabila diperhatikan perkembangan pMDN atrs dasar lokasinya makaternyata bahwa dari tahun ke tahun telah terjadi perkembangan yang cukupbaik untuk penanaman modal diluar Jawa. perkembangan kegiatan pMDNatas dasar lokasinya terlihat pada Tabel VII.99,
7.17.2. Penanaman modal asing
Perkembangan PMA dalam mengisi kebutuhan investasi yang besar bagipembangunan nasional dari tahun ke tahun menunjukkan gambaran yangcukup pesat. Namun demikian beberapa persyaratan telah dikeluarkanpemerintah yang pada hakekatnya bertujuan untuk melindungi kepentingannasional. Persyaratan tersebut antara lain meliputi kewajiban menyebutkanjumlah tenaga kerja yang diperlukan (asing dan Indonesia), kewajibanmendidik tenaga-renaga Indonesia yang pad,z akhirnya akan menggantikantenaga-tenaga asing serta menutup kesempatan penanaman modal asingpada bidang-bidang usaha yang dapat digarap oleh usahawan dalam negeri,
Sampai dengan akhir tahun REPELITA | (7973/7974) proyek-proyekPMA yatg telah diserujui pemerinrah meliputi 7I5 proyek dengan nilairencana invesrasi USfi 3.62+.177 ribu. Dari nilai rencana investasi sejumlahtersebut, yang telah direalisir meliputi US$ 7i4,230 ribu atau 19,7 persen.Sedang menurut bidang usahanya, realisasi pada sektor perindustrian merupa-kan yang terbesar yaitu US$ 370.546 ribu atau 22,3 persen.
Dalam tahun 1974/7975 semester I (sampai dengan bulan Agustus1974) proyek-proyek PMA yang disetujui pemerintah meliputi 39 proyekdengan nilai investasi US$ 482.863 ribt. Dengan demikian sejak tahun 1967sampai dengan semester | 797411975 jumlah proyek yang telah disetujuimeliputi 754 proyek dengan nilai rencana investasi US$ 4.107.040 ribu.
Sampai akhir semester I 7974/1975 (sampai dengan bulan Agustus197 4l dari seluruh proyek yang telah disetujui pemerintah 438 proyekdengan nilai rencana invesrasi US$ 2.003.936 ribu berada disektor perinduseian. Sektor lain yang cukup mendapat perhatian usahawan asing adalahsektor pertambangan dengan nilai rencana investasi US$ 5O2.7 42 tibu
_Jr
+
381
*fl
t6s
H
s
T
d
c{
g
F F - * 3 r ( O o t ! r +
Q P 9 PE i rQ4
N : +
o ! ' t i o n @ Fir.r ro a\r <n ior .o ts ar.r tso r 6 0 € r ' rl o r q i . n F
O ( o N F N
4 o G O o O r O l oH c o + c \ o r o\ t n : \ 6 . . r n: t s o r o ( o N6 l o O i 6 r ! i
o 6 + c r | O r O
o l | o + t s r . r r oi i c D F . o c \ r rl i d . d c t 6 dr € +
+ o c o . r t @ :i @ @ c \ r o r Fc n i o o r A N S
c a l o 6 r H ( D 6 ro ) 6 r
o € @l ' j l r i o , i
t i : +
t . o t 1 6 )
o . o . o ( o n€ t o 6 r + F
0 i 1 0 d o 6r o r o i | l ) t sO r r
i 6 , i d t + v i d F q t o i
6lol
.n
ql
4
j
( o F d + r O ( O
ci
g!|
u
0t
l , p€ pz P
p {4 i
? eEra> J
l f l
s3
8"r
!
z
9 a r
; . H
ar
z
EI
li
= F!: o\
<5
: E l
*)r
*
J82
F '€ r :*ai <
.!
l$Fth
r:l i - eI ie
z-zzHI|l
Fr
- " fI
f-
Lt lF
5c> Hl - t(tr =t a
383
: q i
?" .6{>
!b bb
3 3
6i
o r 6 o q ( o N c o o o l o r i o ( ) l r r c { + o @ r f l c { o b i c o(, o ir :F c\ o c.t dr 0.) i Fr !Fcno) (o f)
q q e l \ q q q o I l . : l e t N - : . n e e 9 - . 1 o t q q . . : l € 1o t r G c { o , N o i r o r o i 6 ' o i F d ) @ o o c \ n
3 - * t t - t t I t t ' l o i J t t - - ' t I t t I t t r *
N ( o O F O + r O f , O . 6 0 0 ) O + F O O H @ ( O @ F 6 T f ) O O O O O ( oi O O l o o l ( o a o d t F + i f l O 1 6 o O i
( o C \ r O O | l ] d o d € . O i C { O N 6 1 ' O r Oc b € ( o o o c n o 0 o . - ! . r c o o t 6 r r o c { e d t o q ( o D - \ { i F
. | ) + - . . ) c . { e - c l ) ( ' l t l ( ) € f ) ( ! ,
: *
6 6 (o 6 dr O ts O + + i (O i t + cr iA H Or O 6r lil 6 rA c.) 6 6 i Cr +g g - + - ' t c l ) o i
o + o o o o@ o i ( o O @ -
- . i , . . : l r ; I l r | , d t . l i | | | l o i d i d i r | | | | I | | . . iR9*
.: c,i.d {; d ts cj oi d j oidi.t sid !: cj a; <j j c.i d; + d qj Fi d o; cji : H c\r 6.t N 6r q\r c\r c\ s.r c\r N 0o
o @ al c i d ; d I I | | | | | l j
, x i o . ) , N
i € ( D C O t s d r r A o O O O O ( oc o o r @ . D c o N + r o o r o o o i( | i c n o ( E € : 6 r o c { c \ r o f j
di F oi ej c.i d c.i d; d 'li -i + c;D i d ) ( o ( ) @ o l
4
: a o o o r c o ( lr.l
c \ | c . l d . r o , c { . o o o o o o N
cO Or <h c\r C,l !O oI O fi c{ o €I d s E i c . i . j d " , i .a . i j . d ;
co: fi co N c..r a
l . a d i a . r !
N . n € f r c { . n o o o o o o+ i ( o N ( o c D o o o o o o c {o tr * f) c! (o f) 0 |6 61 6 or
l + r F : F . i r r i < i ! i ; i dq o i g c . r c { c \
, q ) € c r o r
l " ; l < i l l l
' ! ) 9 q ? c i q q
. Y . \ ! : i 1 9
- i N . . i l t d l t t l
r ( o o F o + o t 4 , - €c n 6 : c h o ( o r o e o o ,i O € O o N r r t f ) 6 {r o ) + O O C O O . O T q )
( o ( o n i ! o o r r r o . + n r
o ( D o F o 6 0 0 0 6 ,( o o r o c ) ' n r o 3 o +c { c \ t o r N + i o o , ' o ( od d i d r o i o i c i + < i E ;r o ( o ' 6 i < o r +
+ € r . j o r ! i , F o 6 c {o F c o : t ,
@ \ o o r o o o o o 0 rF r t , o o $ N o 9 r o +
s <r c ' ' r o i<oo16(D1r ' '
6 H c {
3%j F
i >
j . 4
: r
- ! t
€ p> ,
i r
5 E A
z e
i r
7 v t: p
A*
i r
j : r
l -
tsz
.d
;
)t
I
-z
EE1
t r F
gs.n O\
< '
H
ar
I;a
al
-{
384
(83 proyek) dan sektor Perhubungan/Pariwisata dengan nilai rencana investasi
US$ 221.063 ribu (34 proyek). Keadaan ini dapat diikuti melalui Tabel
vII.100.
Sampai dengan akhir semester I 197 41197 5 perusahaan asing yang turut
serta dalam proyek-proyek PMA meliputi lebih dari 30 negara; yang paling
banyak menanemkan modalnya adalah Jepang dengan jumlah rencana inves-
tasi sebesat US$ 1.118.617 ribu (169 proyek), Amerika Serikat dengan nilai
rencana investasi US$ 523.614 ribu (94 proyek) dan Hongkong dengan nilai
rencana investasi US$ 426.056 ribu (103 proyek). Hal ini dapat diikuti
melalui Tabel VII.101'
7,12. Kesej ahteraen sosial
Usriha pembangunan dibidang kesejahteraan sosial terutama ditujukan
untuk merehabilitir dan membina watga maryatakat yang terhambat ke-
$anggupannya baik fisik, mental maupun sosial agar menjadi anggota masya-
rrt "i
yang layak serta dapat turut berpartisipasi dalam usaha-usaha pembr
ngunan.
Selama REPELITA I telah diusehakan untuk meningkatkan kesejah-
teraan sosial dengan menampung serta membina para tuna fisik, tuna mental,
tuna sosial dan tuna karya.
Dalam REPELITA II kegiatan tersebut diusahakan terus ditingkat'
kan dengan. merehabilitir dan membangun panti-panti sosial untuk memp€r-
luas daya tampung serta pelayenan kesejahteraan sosial.
Penampungan serta pembinaan werga maryarakat termaksud dilaksana-
kan melalui sistim panti sosial (institusionil care) dan sistim diluar panti
(foster-care/asuhan keluarga).
4
Sarnpai akhir REPELITA I telah dapat dilaksenakan Penampunganpara tuna sosial sebanyak 2o.2ol otang ( dalam sistim Panti ) dan sebanyak
2.188 kepala kelu$ga serta 178 orang dengan sistim diluar panti'
Kegiatan dalam usaha meningkatkan daya tampung PantiTanti sosial
dilakukal puh oleh panti-panti swasta,terutama dibidang penampungan anak-
anak terlantar dehgan 171 buah panti swesta yang menampung sebanyak
9.5 39 anak.
385
t
Dalam rangka meningkatJtan kegiatan panti?anti asuhan kearah swa-sembada, Pemerintah telah membetikan bantuan berupa "chicken farmingpacket". ( sarana petemakan ayam )
Selain daripada usaha-usaha tersebut, diterirna pula bantuan dari lembagalembaga sosial diluar negeri untuk meningkatkan kesejahteraan anak yatimpiatu dan anak terlenter.
Dibidang peningkatan kesejahteraan korban bencana alam, selamaREPELITA I telah dilaksanakan pemberian bantuan materiil, tempat
Penampungan sementara serta menyalurkan mereka kedaerah-daerah per-tanian baru diluat Jawa.
Selain dari itu dalam rangka pelaksanarn penanggulangan korban ben-cana alam diperhadkan pula pada segi prevensinya dengan menyelen ggnakanpenataran Team Assistensi Sosial Bencana Alam (TASBA) diseluruh Indone,sia yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan pera petugas penang-gulangan korban bencana alam.
Diusahakan pula menghimpun dana sosial guna keperluan korban benca-na alam melalui badan-badan sosial.
Tabel VU.102.
BANTUAN KEPADA PARA KORBAN BENCANA ALAM ,1969lr97D - t9731t974
Tahun Uang Beras Bulgur Berrs Teksd
Rp
RP
RP
RP
RP
'969tr970
7970n97 r
1e7\re72
1972t1973
r,97yt97+
12,26 jurt
56,33 juta
57,- jlJta
27,t6 jtttz
90,78 juta
1.50O ton
3.780 ton
2.668,5tor
+.237,5ton
1,100 ton 50O ton
3.,+60 ton 10.980 ton
5,000 ton
762,5ton.
386
r
Dalam rangka penanggulangan korban bencana alam telah dirintis kerja
,"*" "narr"
n.gla-negara ASEAN maupun dengan badan-badan internasional
sepefti WFP, FAO dan UNDP.
Dibidang pembinaan kesejahteraan masyarakat zuku'zuku terasing' se'
l amaREPELITA l te lghd i l aksanakanusaha-usahapemb inaand ib idangpertanian, pembinaan kader, pendidikan' kesehatan dan keagamaan'
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan usaha pengembangan kearah ter-
ciptany" tata perkampungan baru serta memperlancar komunikasi dibidang
ekonomi, sosial dan budaYa.
Jumlah masyarakat suku terasing yang telah mendaPat pembinaan dalam
rangka kesejahteraan sosial selama REPELITA I meliputi sebanyak 7'013
kepala keluarga, dengan perincian sebagai berikut :
: 1.400 KK: 3.00O KK: 1 .113 KK: 600 KK: 900 KKv
Tahun : 1969179707070/1971l97r/1972r9721r973r973/r974
J u m I ah
197 +1197 5
7.013 KK
1.P00 KK (target)
Jumlah suku terasing yang ada diseluruh Indonesia pada dewasa ini
meliputi 300.000 KK.
Dalam REPELITA II tahun 197+t1975 sampai dengan akhir Agustus
7974 usaha Pembinaan kesejahteraan masyarakat suku terasing meliputi
1.550 KK yang terdiri dari proyek baru 600 KK dan proyek lanjutan 950 KK'
Dib.idang pembinaan kesejahteraan sosial para tuna karya' s€lama
REPELITA I telah dilaksanakan pendayagu nzan 2'302 KK (5 823 jiwa)
atau 21,8 persen dari jumlah tuna karya yang ada pada tahun 1973
(yaitu 10.500 KK), kesektor Pertanian di Propinsi Lampung dan Bengkulu'
Untuk tahun lg74llg75 diharapkan dapat di daya gunakan sebanyak
I
387
1.000 KK tuna karya kesektor pertanian di Lampung dan Bengkulu.
TabeMl lO3.
PtrNDAYAGUNAAN TENAGA TUNA KARYA KESEKTOR PERTANIAN
DI LAMPUNG DAN BENGKULU, 7969/1970 - 7974/7975
Jumlah KK Jumlah linr
1969/ r970
1970/1971
1971/1972
197 21797 3
r97 3tr974
t974tr975 ^)
669
46'
277
393
500
1.O00
1.401
1.202
o ) J
r.o94t.473
t
3.3o2
") rencanatealisasi sampai dengan Agusrus 1974 sejumlah 2OO KK
7 .13 . Agama
Kegiatan pembangunan dibidang agama bertujuan meningkatkan imandan akhlaq agama yang luhur untuk membentuk rasa taqwa serta pengabdianhanusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara.
Dalam REPELITA I Pemerintah telah melaksanakan kegiatan pem-bangunan dibidang a,gama ylng meliputi perluasan pendidikan agama,penerangan agama, pembangunan/rehabilitasi tempat peribadatan, mening-katkan pelayanan urusan agama, peradilafl agama, urusan haji serta membinakerukunan hidup beragama.
Pelaksanaan pendidikan agama pada sekolah/madrasah negeri maupunswasta diusahakan ditingkatkan terus serta dilaksanakan pula pembinaanPerguruan Tinggi Agama dalam rangka usaha pembinaan moral dan akhlaq.
Dalam pelaksanaan REPELITA II talrun 197+17975 telah dibangun 60buah PGAN, I buah PHIN, 1 buah PPUPAN, 1 buah PGAN Kristen,2 buah
3
388
r
PGA Hindu, 6 buah Madrasah Islam (Pilot Proyek) dan 74 buah gedungMadrasah Islam Negeri telah direhabilitir.
Kegiatan dibidang penerangan agama diarahkan terutama dalam mem-bina jiwa keagamaan dikalangan remaja, suku terasing, masyarakat transmi-gran, dan masyarakat yang tinggal didaerah bekas basis G.3O.S/PKI.
Dibidang pelayanan utusan agama telah dilaksanakan usaha-usaha pern-bangunan tempat peribadatan, pembangunan Balai Nikah dan Balai PenasehatPerkawinan, pembinaan Hukum dan peradilan agama.
Diseluruh lndonesia pada akhir REPELITA I terdapat 387.720 buahmesjid, 77.565 buah gereja Protestan, 3.409 gereja Katholik, 4.71O buahtempat ibadat agama Hindu/Budha.
Sampai dengan rafun 7974/1975 telah dibangun 96 buah Balai Nikahdan Balai Penasehat Perkawinan, serta 6 buah Pengadilan Agama-
Dibidang Urusan Haji diusahakan terus perluasan prasaxana jemaah hajiseperti asrama haji, karantina haji, sarana transportasi dan kesehatan jemaah
haji. Sehubungan dengan ini telah dibangun 15 buah Asrama Haji dikota-kotapelabuhan haji.
Jumlah jemaah haji sejak awal REPELITA I menunjukkan perkcmbang-an yang makin naik.
Tabcl VI1.104.
'UMLAH JEMAAH HAJI, 1969/1970 - 19741r975
- {
Ilajimelalui laut
Hajimelalui uders Jumloh
1969t7970
197ot L97 7
t97Ur972
t972t r97 3L97 3t t97 4
7974/1975
8.681
72,845
r9.78r76.t47
r6.505
76.491
o l r
t ,227
2 . 5 1 1
6.372
2r.449
57.4+8
o'ro',
r4.o72
22.292
22.499
39.9s4
68.3391 )
J u m l a h 90.490 776.448
1) dalam taraf oendaftaran
389
- {
Dibidang pembinaan kerukunan hidup beragama selama REPELITA IPemerintah telah mengambil langkah-iangkah berupa penyelenggaraan dialogantara pemuka-pemuka agama dan hasilnya menunjukkan kerukunan hidupumat beragama yang lebih mantap.
7.14. Penerangur
Kebijaksanaan pembangunan dibidang penerangan dan komunikasipembangunan ditujukan untuk membina serta meningkatkan partisipasimasyarakat dalam kegiatan pembangunan nasional.
Hakekat pembinaan penerangar adalah mengembangkan komunikasitimbal balik secara terbuka, jujur dan benanggung jawab.
Usaha-usaha penerangan dilakukan melalui sarana komunikasi massapada umumnya antara Jain radio, televisi, fihn, pers serm penerangan langzung.
Pelaksanaan usaha-usaha penerangan tersebut dilakukan secara informatif ,edukatif, perzuasif dan stimulatif, sehingga dengan demikian diharapkankomunikasi timbal balik antara Pemerintah dan rakyat dapat lebih terwujud.
Selama REPELITA I telah dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkankegiatan operasionil penerangan melalui usaha pengembangan sarana pe-nerangan,
Kegiatan operasionilpenerangan meliputi bidang-bidang politik, ekonomi,sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Dalam rangka usaha untuk meningkatkan effektivitas pelaksanaan tugaspenerargan serta koordinasi dibidang penerangan, telah dilakukan pengem-bargan Pusat Pengendalian Operasi Penerangan (PUSDALOPEN) dan BadanKoordinasi Penerangan (BAKOPEN).
Dibidang pembinaan pengembangan sarana mass media, kebijaksanaanpembarrgunan ditujukan untuk mengadakan rehabilitasi da'n perhnsan sannamass media seperti radio, televisi dan film.
Rad io
Usaha-usaha rehabilitasi dan pengembangan dibidang radio ditujukanuntuk meningkatkan isi kwalitas siaran serta perluasan jangkauan siaran.
390
Selama REPELI'IA I telah dilaksanakan rehabilitasi dan pengembangan
pada studio RRI Jakarta, studio Nusantara Yogyakarta, Medan, Ujung Pandang
Jambi, layapura beberapa studio regional didaerah serta melanjutkan pe'
nyelesaian pemancar RRI Cimanggis.
Dalam rangka meningkatkan mutu penerimaan siaran RRI telah di-
gunakan pula pemarcar bergelombang menengah (medium wave/MW) sistim
VHf mU (very high frequency/frequency modulation) yang mulai dilaksanakan
pada RRr Studio Jakarta.
Penggunaan Pemancar betgelombang menengah tersebut diperluas di
B,RI Studio Medan dan Surabaya dengzn memanfaatkan bantuan proyek'
Dengan penggunaan P€mancar MW serta VHF/FM tersebut maka siatan
siaran RRI akan dapat didengar lebih jelas dan bersih.
Hingga akhir REPELITA I terdtpat 47 buah studio dan stasion penyiaran
RRI dengan Pemancar sebanyak 126 buah yang berkekuatan kurang lebih
900 ktil.
Disamping peningkatan mutu penerimaal siaran, ditingkatkan pula mutu
serta isi siaran RRI. Usaha peningkatan siaran pedesaan dilakukan baik secara
kwantitatif maupun hralitatif. Intensifikasi pertanian dijadikan sasaran utama
dalam pen;,slenggaraan siaran pedesaan berupa penyuluhan peranian- Di-
samping itu diselenggarakan pula lokakarya siaran pedesaan bagi petugas-
petugas penyelenggara dan meluaskan kelompok pendengar'
Hingga akhir tahun 1973 terdapat 126 buah studio radio yang me-
nyelenggarakan siaran pedesaan s€cala terafllr' yaitu 43 studio RRI dan 83
studio Daerah. Jumlah jam siaran pedesaan 105 jam dengan jumlah kelompok
pendengar yang terdattar 11.875 kelompok' Siaran pendidikan diperluas
dengan kerja sama Iembaga pendidikan meliputi penyelenggara"zn siaran untuk
anak-anak, siaran untuk orang dewasa, siaran remaja, siaran sekolah dan siaran
pelajaran uahasa.
Te lev i s i
DalsIn usaha memperkuat peranan televisi sebagai media Penerangandan komunikasi telah dilakukan kegiatan rehabilitasi dan pembangunan
s&dio, instalasi Pemancar sefu "link station " (stasiun pemancar ulang)'
-
rl
39r
Dalam pada itu teLsh pula diberikzn bantuan kepada Pemerintsh Daerah
untuk turui serta berpartisipasi mengemburgkan pertelwisian di ' daerah.
Sebelum REPELITA I hras daerah jangkauan siaran tehvisi meliputi
15.000 km2 dengan jam-jam siaran l'942 jam per tahun, pada akhir
REPELITA I telalr mencapai 72.lo0 krtLz dengan jumlah jam siuan per talrun
sekitar 4.780 jam.
Jumlah pesawat televisi sebelum REPELITA I sebanyak 65.000 buah
dan pada akhir REPELITA I telah mencapai 300.000 bueh'
Tabe l V IL loS .
LUAS DAERSH DAN TUMLAH PENDUDUK DAERAII PANCARAN TV'RI
1969 - r97'
1969 1970 L97l 1913
- {
- Luas daerah (km2)
- Jumlah pendudukdalam daerah pan-caran (utaan orang)
18.500 24.500
26,5
34.500
36,5
36.500
? ? 5
72.lOO
40p
Tsb e l VU.106.
JUMI,AII JAM SIARAN TV.RI MENURUT KLASIFTKASI,I969 - 1973
1969 t 7 0 1971 1972L
Budaya- Iklan
2.610
1.700
470
930
800
270
680 800 900
800 800 800
260 300 270
Hiburan
Berita/Pcn€rangar
J u m l a h 7.740 1.900 1,970 2 000 4.780
F i lm
Dalam rangka usahabertahap telah diadekan
peningkatan produksi film penerangan, secaraantara lein peningkatan fasilitas produksi fitn
392
Tabe l V I I . 107 .
JUMr-AH STUDTO DAN STATION PEMANCAR TV - RI,1969 - 1973
1969 r970 t971 1972 t973
- Jumlah sodio
- Jumlah station
PCman cirr
Tabe l V I I . 108 .
PERKEMBANGAN IUMLAH PESAWAT TELEVISIT1969 - L973
a !
T ahun fumlah pesawat telwisi
22l0
r9 69
1970
r9 7 7
1972
r97 t
80.000
135.000
190.000
220.000
300.000
a
393
berupa rehabilitasi peralatan, studio serta perlengkapan laboratorium Perusa-
haan Film Negara (PFN).
Dibidang industri film, kebijaksanaan diarahkan kepada pembinaan dan
pengemb angur indusui filrn nasional.
Sehubungan dengan ini telah diambil langkah-langkah untuk menciptakan
kegairahan dibidang industri film, berupa pembinaan dan pemupukan dana
filrn, kebijaksanaan impor film, produksi dan distribusi film serta fasilitas
gedung bioskop.
Tabe l V I I . 109 .
JUMLAH PRODUKSI FILM NASIONALTI969 - 1973
I a n u n Jumlah produksi
19691970797 L7972r9731974
10
) +
) )
60
1) sampai denggn M4r€t 1974
Pers
Dibidang pengembangan pers, kebijaksanaan Pemerinuh tetap diarahkan
pada pemrmbuhan pers yang sehat.
Diharapkan pers dapat melaksanakan fungsinya dengan bebas dan
bertanggung jawab sebagai media penerangaJl serte saluran penampungpendapat masyarakat yang konstruktif .
Sehubungan dengan ini telah diambil langkah-langkah untuk membinadan meningkatkan kerjasama dengan pers sena meningkatkan mutu pets.
Kebijaksanaan pembinaan pers lebih dititik beratkan kepada pemberianjasajasa dalam bentuk pembinaan redaksionil, pembinaan usaha dan pembinaanpercetakan pers. Dengan demikian diharapkan pers dapat berkembang ber-dasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat dan wajar.
a
I-AMPIRAN - LAI{PIRAN
l.
.
l'
I
Lampiran 7PERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA
TAHUN ANGGARAN 197 5 / 197 6( dalam jutarn rupiah )
- {
X
'ENIS PENERIMAAN , U M I . A H
A. PENERIMAAN DALAM NEGERI
L PajrL lcrf,sunS
r. PaFk p.ndaprtd
l . l . B u r u h
1.2. U$ahiwan
2. Pajal( perlcrodn
2.1. PeBsaftaa[ ne8ata
2.2. Parugahaan 8\ tasta
3. P+k pcrrcroan mint'.k
4 . M P O
5 . I P E D A
6. Lrin . bin
2,496.100
tJ67.500
52,400
32.400
20,000
60.500
65.100
125.600
lI. Pajal.dd.t lang6onS
I. PaJrt Fnit.lan
2. Paj't FnJualln imp(.
S . C u t e i
9.I. Cukai terDbelau
3.2. Cukai lainnya
4. Bca rnsruL
5. Psj.l.flpot
6. Pclclimratr milryal ldnnyr
t. Lain..bit
Pcncthrer'-rq!-aax
1.540.0m
104,8Ut
51.700
13.000
1o9.900
tE.500
90.200
5 71,600
78.800
I t.400
22 r.400
71.?00
- 31.100
21.000
t . 57.0m
20,200
?18.400
B. IENEBIMAAN PEMBANGUNAN
1, E6ntl|.[ program
2. Brnhrln prcFt
238.6m
J U M L A H 2.734.700
DASAR PERHITUNGAN UNTUK PERKIRA'AN PENERIMAU{N NEGARA
RAPBN 197 5/1976( dalam jutaan rupiah )
A. PENERIMAAN DALAM NEGERI
I, PAJAKLANGSUNG
1. Pajak pendapatan
1.1. Pajak pendapatan buruh
Faktor-faktor yang diperhitungkan :
(1) Peningkatan kegiatan ekonomi sehingga :- terdapat peningkatan pendapatan masyarakat,- timbulnya perusahaan baru dan perluasan perusahaan yang
ada sehingga memperluas lapangan kerja,- meningkatnya proyek-proyek penanamalr modal dalam negeri
dan penanaman modal asing yang akan menyebabkan beFtambahnya penerimaan pajak pendapatan.
(2) Peningkatan efektifitas pengenaan pajak pendapatan buruh yangmeliputi :
- penertiban dan perluasan wajib pajak dengan makin banyak-nya perusahaan-perusahaan yang terdaftar,
- peningkatan verifikasi sehingga dapat ditagih pajak yangseharusnya dipungut,
- penagihan yang lebih intensif atas tunggakan-tunggakan pajak,
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diperkirakan penerimaan yangberasal dari pajak pendapatan buruh dapat mencapai Rp 32.400 juta.
1.2. Pajak pendapatan usahawan
Faktor-faktor yang diperhitungkan :
(1) yang akan mempengaruhi penerimaan :
peningkatan pendapatan dan gairah usaha perorangan,
perkembangan perekonomian pada umumnya.
I
(2) yangakan menambah potensi Penerlmaan :
- penertiban dan perluasan jumlah wajib pajak dengan inten-
sifikasi pemungutan melalui verifikasi yang mendalam'
- penagihan atas tunggakan-tunggakan pajak pendapatan usa-
hawan,
- penyempurnaan organisasi dan administrasi pajak'
Berdasarkanhal-haltersebutdiatas,diperkirakanpenerimaanpajakpendaPatan usahawan dapat mencapai jumlah Rp 20'000 juta'
2. Pajak perseroan
2.1. Pajak Perseroan perusahaan negara
Faktor'faktor yang diperhitungkan I
(1) peningkatan kegiatan usaha dengan dilaksanakannya pener'
tiban administrasi dan organisasi perusahaan-perusahaan ne-
gata1
(2) penagihan atas tunggakan pajak tahun-tahun yang lalu'
Berdasarkanfaktor.faktortersebutdiatas,diperkirakanakandapatditerima pajak perseroan petusahaan negara sebesar Rp 60 500
juta'
2.2. Paiak petseroan perusahaan swasta
Dalam penerimaan ini termasuk pula pajak perseroan dari
perusahaan-perusahaan asing/perwakilan asing yang ada di Indone-
sia.
Faktor'faktor yang diperhitungkan akan mempengaruhi pene-
rlmaan :
- peningkatan pendapatan atas laba dari badan'badan usaha swasta
nasional/asing,
- perkembangan kegiatan di sektor industri dan perdagangan de-
ngan makin baiknYa iklim ekonomi'
' perubahan struktur industti sesuai dengan perkembangan eko-
nomr'
- penertiban clan perluasan jumlah wajib pajak'
mengadakan pemeriksaan pembukuan lebih intensif atas jumlahlaba perusahaan,
pendekatan dan bimbingan kepada wajib pajak serta lebih menye.derhanakan cara pembayarannya,
adanya perusahaan " perusahaan dalam rangka penanaman modaldalam negeri dan penana-man modal asing yang masa tax holidaynyatelah berakhir.
Berdasarkan faktor-faktor diatas, diperkirakan akan dapat diterimapajak perseroan perusahaan swasta sejumlah Rp 65.100 juta.
3. Pajak perseroan minyak
Perhitungan penerimaannya didasarkan atas faktor-faktor berikut :
1. produksi minyak diperkirakan dapat mencapai 560,0 juta bbls setahunatau sekitar 1,5 3 3 juta bbls sehari,
2. penerimaan negara dari perusahaan-perusahaan minyak diperkirakanUS $ 3.710,8 juta,
3. kurs untuk menghitung nilai lawan Rp 415,- per US $.
Dengan demikian penerimaan pajak perseroan minyak diperkirakan3.770,8 x Rp 415,- = Rp 1.539.982,O juta atau dibulatkan menjadiRp 1.540.000 juta.
4 .M P O
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan :
(1) peningkatan kegiatan perekonomian dan transaksi perdagangn,(2) perkembangan ekspor dan impor tanpa minyak yang diperkirakan
masing-masing mencapai nilai US $ 1.968,0 juta dan US $ 5.390,0juta,
(3) peningkatan pemungutan antara lain :- peningkatan kesadaran pajak,- pengawasan yang lebih ketat terhadap wajib pungut.
i . 'III
I
i
I
I
5
Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka diperkirakan dapat dipungutMPO sebesar Rp 104.800 juta.
5. Iuran Pembangunan Daerah ( Ipeda )
Usaha meningkatkan penerimaan Ipeda meliputi :
(l) peningkatan partisipasi masyarakat terhadap pembangunandaerahnya,
(2) intensifikasi pemunguran dengan perbaikan sistim penilaian danadministrasi yang lebih baik,
(3) peningkatan penerimaan di sektorsektor pedesaan, perkotaan,petkebunan, perhutanan dan pertambangan.
Berdasatkan hal-hal tersebut maka penerimaan Ipeda diperkirakanakan mencapai jumlah sebesar Rp j1.700 iuta.
6 .L a i n - I a i n
Penerimaan ini terdiri dari pajak kekayaan, pajak atas bunga dividendan royalty. Hal-hat yang mempengaruhi penerimaan adalah :
(1) berkembangnya perekonomian dan tambahan gairah di bidangusaha,
(2) perluasan wajib pajak dan intensifikasi pemungtan pajak,
(3) verifikasi yang ketat terhadap perusahaan-perusahaan dalam halpembagian dividen, pembayaran bunga dan royalty.
Atas hal-hal tersebur maka dari lain-lain pajak langsung diperkirakanakan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1J.000 juta.
PAJAK TIDAK LANGSUNG1. Pajak penjualan
Hal - hal yang mempengaruhi penerimaan adalah :
(I) penyempurnaan organisasi dan adminisrasi pajak,(2) perluasan jumlah wajib pajak dan intensifikasi pemungutan
melalui verifikasi yang lebih ketat atas penyerahan barang_barang dan jasa,
)-
6
(3) peningkatan ptoduksi barangbarang dan usaha jasa sertaperkembangan perekonomian pada umumnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka penerimaan pajak penjual-an diperkirakan mencapai Rp 109.900 juta.
2. Pajak penjualan impor
Perkiraan pajak penjualan impor mempunyai hubungan yang eratdengan perkembangan impor serta penerimrran bea masuk yang di-
perkirakan untuk tahun anggaran 197511976; perbandingan tersebut di
perkiraan 39,98 persen. Hal ini berarti dengan perkiraan penerimaanbea masuk sebesar Rp 22l.4}o jata, maka penerimaan pajak penjualan
impor diperkirakan sebesar Rp 88.516 juta atau dibulatkan menjadi
Rp 88.500 juta.
3 .C u k a i
3.1. Cukai tembakau
Hal-h yang dapat mempengaruhi penerimaan cukai tembakau ada-
lah :
(1) peningkatan produksi tembakau dan celgkeh yarg diharapkan
akan terjadi dalam tahun 1975/1976,
(2) peningkatan daya beli masyarakat,
(3) peningkatan usaha pemungutan cukai berupa :
- menserasikan pita cukai dengan harga eceran rokok dan
hasil tembakau,
- verifikasi yang lebih cermat atas perusahaan-perusahaanrokok,
- peningkatan pemberantasan pita cukai palsu can rokok tidakberpita,
- penyelesrian tunggakan-tunggakan cukai.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, diharapkan dapat diterima cukai
tembakau sebesar Rp 78.80O juta.
3.2. Cukai lainnya
Cukai lainnya terdiri dari cukai gula, cukai bir dan cukai alkohol
sulinEan.
7
Hal-hal yang dapat meningkatkan penerimaan adalah
(1) peningkatan produksi gula, bir dan alkohol sulingan,
(2) intensifikasi pemungutan cukai.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka cukai lainnya diperkirakan akan me-nyumbang penerimaan sebesar Rp 11.400 juta.
4. Bea masuk
Perkiraan penerimaan bea masuk didasarkan atas hal-hal sebagaiberikut :
(l) impor yang dapat dikenakan bea masuk diperkirakan berjumlahUS $ 2.807,9 juta.
(2) tarip lata.rata bea rnasuk diperkirakan sebesar 19,0 persen,
(3) nilai dasar perhitungan bea masuk adalah Rp 415 per US $ 1.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penerimaan bea masuk diperkirakandapat mencapai 19,Oo/o x 2.8O7,9 x Rp 415 = Rp 227.403 juta atau di-bulatkan menjadi Rp 221.+OO juta.
5. Pajak ekspor
Dasar perhitungan penerimaan pajak ekspor adalah sebagai berikut :
(1) ekspor diluar minyak diperkirakan sebesar US $ 1.968,0 juta,
(2) dari jumlah tersebut sebesar kurang leblh 72,2 persen diperkirakanberupa ekspor barang jadi dan barang kerajinan rakyat yang bebasdari pajak ekspor, serta barang ekspor yang diberikan pembebasanpajak ekspor,
(3) pajak ekspor pada umumnya adalah 10 perscn,
(4) kurs devisa adalah Rp 415 per US $ 1.
Dengan dasar perhitungan tersebut maka penerimaan pajak ekspordiperkirakan sebesar 1070 x L727,7 x Rp 415 = Rp 71.700 juta.
6. Penerimaan minyak lainnya
Dalam perkiraan penerimaan minyak lainnya, diperhitungkan hal-hal se-bagai berikut :
(1) biaya pengadaan minyak dalam negeri lebih tinggi daripada tahunyang lalu,
D
t
(2) harga jual bahan bakar tertentu antara lain minyak tanah, solar dan
sebagainya masih dibawah jumlah biaya pengadaannya'
(3) nilai pemakaian bahan bakrr minyak di dalarn negeri semakin
meningkat,
(2) kebijaksanaan pembangunan dengan tetap memantaPkan kestabilan
harga.
Berdasarkan keterangan tersebut, maka penerimaan minyak Iainnya
diperkirakan akan defisit sebesar Rp 31.100 juta.
7. Lsin - lein
Jenis penerimaan ini meliputi penerimaan bea metetai, bea lelang dan
lain-lain penerimaan pajak tidak langsung.
Perkiraan penerimaannya didasarkan atas hal-hal sebagai berikut :
(1) peningkatan kegiatan dan transaksi ekonomi yang dapat dikenakan
bea meterai,
(2) pengawasan yang lebih kemt atas Pemakaian bea metetai dalam
perusahaan dan transaksi dagang,
(3) penyempurnaan dan peningkatan efektifitas dalam penggunaan
kantor lelang.
Dengan memperhitungkan hal-hal tersebut maka penerimaan lain-lain
pajak tidak langsung diperkirakan mencapai jumlah sebesar Rp 21'000
juta.
III. PENERIMAAN NON - TAX
Faktor - faktor yang mempengaruhi Penerimaannya adalah :
(1) penertiban perusahaan negara dan peningkatan kegiatannya dalam
rangka meningkatkan Penerimaan,
(2) verifikasi dan pengawasan yang lebih baik atas penyetoran dari
pada penerimaan departemen - departemen'
Dengan faktor-faktor tersebut diperkirakan akan diterima penerinaan
non - t:Ix sebesar RP 57 000 juta.
.<.
PENERIMAAN PEMBANG TJNAN
l. Bantuan prog:rm
Penerimaan bantuan program didasarkan atas hal-hal sebagai berikut r
(1) bantuan program dalam tahun anggaran 1975/1976 diperkirakaasebesar US $ 10O juta,
(2) dari jumlah tersebut sebesar US $ 50 juta menrpakan bantuandalam bentuk devisa kredit, barang-barang modal dan pupuk,
(3) sisanya sebesar US $ 50juta merupakan bantuan beras dan gandum,
(4) kurs adalah Rp 415 per US $ 1.
Berdasarkan hal-hal tersebut diperkirakan penerimaan dari baniuan pro-gram untuk tahtn 1975/7976 sebesar Rp 20,2 milyar.
2. Bantuan proyek
Perkiraan bantuan proyek didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
(1) Realisasi atau " disbursement " dalam tahun 197511976 darikomitmen banruan proyek taiun-rahun yang lalu diperkirakansebe sar US $ 5 2 5 juta. Dalam jumlah tersebut termasuk bantuandalam rangka pengolahan minyak dari Jepang sebesar US $ 150juta.
(2) Kurs penilaian adalah Rp 416 per US $ 1.
Dengan demikian nilai dalam rupiah daripada bantuan proyek adalah ,525 juta x RP 416 = Rp 218.400 juta.
\
tt-
LamPiran 2
ANGGARAN BELANJA RUTIN 1975i 1976
PERINCIAN MENURUT SEKTOR/SUB SEKTOR
( dalam ribuan ruPiah )
-*
.}-
10
NomorKode
Sektor / Sub Sektor
1. SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN
1.1 Sub Sektor Pertantan
7.2 Sub Sektor Pengairan
Jumlah
6.7 81.863,4
5 .85 r.029,3
930.834,1
3.146.419,8
7.626.98J,7
r.579.436,7
15 0.963, r
1 5 0 .96 3 ,1
to.063.+54,6
9 .84 i .830,1
279.62+,5
4.206.35L,7
t-688.503,2
? .517.8+8,5
4 .783.316,8
3 .2+8.637,8
1 .s3+.679,O
285.239.O29,5
28r.t83.7 53,O
4.055.276,5
z.2.1
2.2
J . l
SEKTOR INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN
Sub Sektor lndustri
Sub Sektor Pertambangan
SEKTOR TENAGA LISTRIK
Sub Sektor Tenaga Listrik dan Gas
SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA
Sub Sektor Perhubungan
Sub Sektor Pariwisata
SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI
Sub Sektor Perdagangan
Sub Sektor KoPerasi
+.
+.r
5 .
) . r
6. SEKTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
6.1 Sub Sektor Tenaga Kerja
6.2 Sub Sektor Transmigrasi
7. SEKTOR REGIONAL DAN DAERAH
7.7 Sub Sektor Desa dan Daerah
7.2 Sub Sektor Tata Ruang
I
?
1 t
Nomor
K;;" Sektor / Sub Sektor Jumlah
8. SEKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAANKEPADA TUHAN YANG MAHA ESA 6,592.280,L
8.1 Sub Sektor Agama dan KepercayaanKepada Tuhan Yang Maha Esa 6.592.280,7
9. SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAANNASIONAL DAN PEMBINAANGENERASI MUDA 100.238.626.4
9.1 Sub Sektor Pendidikan Umum danPembinaan Generasi Muda 96.359.296,6
9.2 Sub Sektor Pendidikan dan LatihanInstitusionil/Kedinasan 3.001.5 5 0,8
9.3 Sub Sektor Kebudayaan 877.779,0
10. SEKTOR KESEHATAN, KELUARGABERENCANA DAN KESEJAHTERAANsosIAL 18.412.649,6
10.1 Sub Sektor Kesehatan 15.737 .097,4
7O,2 Sub Sektor Keluarga Berencana 669.097,4
10,3 Sub Sektor Kesejahteraan Sosial 2.606.454,8
11. SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT DANPENYEDIAAN AIR MINUM 1,T48.336,8
11.1 Sub Sektor Perumahan Rakyat 1.056.159,1
77.2 Sub Sektor Air Minum dan KesehatanLingkungan 92.177,7
12. SEKTOR TERTIB HUKUM DANPEMBINAAN HUKUM 2I.969.234,4
12,J Sub Sektor Tertib Hukum 21.969.234,4
NomorKode
Sektor / Sub Sektor
SEKTOR PERTATIANAN KEAMANANNASIONAL
Sub Sektor Kekuatan )
Sub Sektor Prasarana ABRI )
Sub Sektor Prasarana Pertahanan dan )Keamanan Nasional
SEKTOR PENERANGAN DAN KOMUNIKASI
Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi
SEKTOR PENGEMBANGAN ILMU DANTEHNOLOGI PENELITIAN DAN STATISTIK
Sub Sektor Penelitian Umum
Sub Sektor Penelitian Institusionil
Sub Sektor Statistik
SEKTOR APARATUR NEGARA
Sub Sektor Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara
Sub Sektor Aparatur Pemerintahan
Sub Sektor Keuangan Negara
JUMLAH
Jumlah
414.199:3o8,8
434.t99.308,8
8.716.654,2
8.7 r6.654,2
+.323.426,7
1 .045 .821 ,8
1.880.588,6
t.397.O16,3
556.328.084,I
2.566.887,r
86.305.894,9
+67.455.302,1
1.466.300.000,0
73 .
I 3 .1
73.2
I ) . J
14.
15 .
l ) . 1
15.2
l 5 .3
16.
l o - l
76.2
.r. o. JI
r
II
)
t
Larnpimn 3a.ANGGARAN BELANJA PEMBANGUNAN
SUSUNAN SEKTOR / SUB SEKTOR(TANPA BANTUAN PROYEK )
( dalam ribuan rupiah )
Nomor
Kode Sektor / Sub Sektor Jumlah
1.1. Sub Sektor Perranian 200.360.000
7.2. Sub Sektor Pengairan 85.400.000
2. SEKTOR INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN 47.639.000
2.1. Sub Sektor Industri 41.6g9.000
?.2. Sub Sektor Pertambangan 5.950.000
3. SEKTOR TENAGA LISTRIK 47.460.000
3.1. Sub Sektor Peningkatan Tenaga Lisrrik dan Gas 47.460.000
4. SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA 106.258.000
4.1. Sub Sektor Perhubungan 106.008.000
4.2- Sub Sektor Pariwisata 250.000
5. SEKTOR PERDAGANGAN & KOPERASI 4,994.Offi
5,1. Sub Sektor Perdagangan 4.O6Z.W5 .2. Sub Sektor Koperasi 927 .OOO
6. SEKTORTENAGA KERJA DANTRANSMIGRASI 14.089.000
6.7. Sub Sektor Tenaga Kerja 1.110,000
73
r4
.-!T
I
NomorKode
Sektor / Sub Sektor
Sub Sektor Transmigrasi
SEKTOR PEMBANGUNAN REGIONALDAN DAERAH
Sub Sektor Desa dan Daerah
Sub Sektor Tata Ruang
SEKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAANTERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
Sub Sektor Agama dan KepercayaanTerhadap Tuhan Yang Maha Esa
SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAANNASIONAL DAN PEMBINAAN GENERASIMUDA
Sub Sektor Pendidikan Umum danPembinaan Generasi Muda
Sub Sektor Pendidikan dan LatihanInstitusionil/Kedinasan
Sub Sektor Kebudayaan
SEKTOR KESEHATAN, KELUARGABERENCANA DAN KESEJAHTERAANSOSIAL
Sub Sektor Kesehatan
Sub Sektor Keluarga Berencana
Sub Sektor Kesej ahteraan Sosial
Jumlah
t2.779.00O
168.264.000
166.424.00O
1,840.000
3.160.000
3. i 60.000
Lr2.253.OOO
9+.952.000
12.3+3.OOO
+.958.0OO
33.863.000
26.402.OOO
5.576.000
1.885.000
6.2.
7 . 1 .
7 .2 .
8 .
d . r .
9.
9 .1 .
s )
9 .3 .
10.
10 .1 .
1o.2.
10 .3 .
I J
t
{
NomorKode
Sektor / Sub Sektor
SEKTOR PERUMAHAN RAKYATDAN PENYEDIAAN AIR MINUM
Sub Sektor Penrmahan Rakyat
Sub Sektor Air Minum dan KesehatanLingkungan
SEKTOR TERTIB HUKUM DANPEMBINAAN HUKUM
Sub Sektor Tertib Hukum
Sub Sektor Pembinaan Hukum Nasional
SEKTORPERTAHANAN DANKEAMANAN NASIONAL
Sub Sektor Pertahanan dan KeamananNasional
SEKTOR PENERANGAN DANKOMUNIKASI
Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi
SEKTOR PENGEMBANGAN ILMU DANTEHNOLOGI, PENELIT]AN DANSTATISTIK
Sub Sektor Pengembangan Ilmu danTehnologi
Sub Sektor Penelitian Umum
Sub Sektor Penelitian lnstitusionil
Sub Sektor Statistik
Jumlah
15.395.000
8.327.OW
7.068.000
5.827.000
).) ) / .uuu
27 0.OOO
26.023.O00
26.O23.OOO
8.718.000
8.718.000
20.457.OOO
2.31r.500
1.5 0 3 .500
15.419.000
t.223.OAO
1 1 .
1 1 . 1 .
t7.2.
12.
I2 .7 .
12.2.
13 .
13 .1 .
14.
1 4 . 1 .
15.
15 .1 .
1 < ' )
t ) . J .
l 5 . 4 .
76
.{
7
LIti
A
NomorKode
Sektot / Sub Sektor
SEKTOR APARATUR NEGARA
Sub Sektor Prasarana Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara
Sub Sektor Aparatur Pemerintahan
Sub Sektor Keuangan Negara
SEKTOR PENYERTAAN MODALPEMERINTAH
Sub Sektor Penyertaan ModalPemerintah
JUMLAH
Jumlah
37.1,16.000
2.276.O0O
27.gLO.OO0
7.020.000
rt2.594.NO
712.69+.ON
1.050.000.o00
16.
16 .1
16.2.
16 .3 .
17 .
1 . 7 1
Lampiran 3b
NILAI RUPIAH BANTUAN PROYEK-/TEHNIS Ig7 5 I Ig 7 6PERINCIAN MENURUT SEKTOR/SUB SEKTOR
( Us $ 1,-= Rp 416,- )
1
1 . 1 .
t ' )
?
2.1 .
2 .2 .
t
3 .1 .
SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN
Sub Sektor Pertanian
Sub Sektor Pengairan
SEKTOR INDUSTRI DANPERTAMBANGAN
Sub Sektor Industri
Sub Sektor Pertambangan
SEKTOR TENAGA LISTRIK
Sub Sektot Peningkatan TenagaListrik dan Gas
SEKTOR PERHUBUNGAN DANPARIWISATA
Sub Sektor Perhubungan
Sub Sektor Pariwisata
SEKTOR PERDAGANGAN DANKOPERASI
Sub Sektor Koperasi
(bersambung)
t7
71.000
47 .OOO
24.OOO
157.000
7 .OOO
150.000
110.000
110.000
t20.700
I t7 .7 00
3.000
'1 .500
r .500
29.536.OOO
19.552.000
9.984.000
65 .312 .000
2.972.OOO
62.400.000
45.7 60.000
45.760.000
50.2l2.OOO
48.964.000
1.2+8.000
624.OOO
624.OOO
i
\
+.1 .
4.2.
)
< 7
NomorKode Sektor / Sub Sektor Ribuan
US. SRibuanRp.
l 8
(sambungan)NomorKode
Sektor / Sub Sektor
6.2.
SEKTOR TENAGA KERJA DANTRANSMIGRASI
Sub Sektor Tran smigrasi
SEKTOR PEMBANGI,JNAN REGIONALDAN DAERAH
Sub Sektor Tata Ruang
SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAANNASIONAL DAN PEMBINAANGENERASIMUDA
Sub Sektor Pendidikan Umum danPembinaan Generasi Muda
SEKTOR KESEHATAN, KELUARGABERENCANA DAN KESEJAHTERAANSOSIAL
10.1. Sub Sektor Kesehatan
10.2. Sub Sektor Keluarga Berencana
11 SEKTORPERUMAHANRAKYATDANPENYEDIAAN AIRMINUM
11.1. Sub Sektor Air Minum dan KesehatanLingkungan
RibuanUS. $
1.500
1.500
1.000
1.000
RibuanRp.
624.000
624.ooo
416.000
416.000
7.280.000
7.280.000
6.864.000
4.160.000
2.70+.ooo
2.828.000
2.828.000
L.872.OOO
7.872.O0O
t
7.2.
9
{
17.500
17.500
16.500
10.000
6.500
6.800
6.800
4.500
4.500
I'
F
SEKTOR PENERANGAN DANKOMI,'NIKASI
Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi14.1.
(bersambung)
a
F
{
t
I
,
F
L
Sektor / Sub Sektor
15 SEKTORPENGEMBANGANILMUDANTEHNOLOGI, PENELITIAN DANSTATISTTK 1.000 +16.000
15.1. Sub Sektor Pengembangan Ilmu danTehnologi 1.000 416.000
17 SEKTORPENYERTAANMODALPEMERTNTAH 16.000 6.656.000
77.7. Sub Sekror Penyerta.an Modal Pemerintah 16.000 6.656.000
JUMLAH 525.000 218.400.000
Lampiran 4.
RANCANGAN
UNDANG-I,JNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 197 5
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
TAHUN ANGGARAN I97 51L976
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaxa untuk Tahun
Anggaran 797 5 / 797 6 perlu ditetapkan dengan Undang-Undang ;
b. bahwa sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun
kedua dalam rangka Rencana Pembangunan Lima Tahun Il,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 4,g9"."n197 5 / 797 6 mengikuti prioritas nasional sebagaimana dipetapkan
di dalam pola umum PELITA II Ketetapan Majelis Permusya-
waratan Rakyat Nomor IV/MPR/1973 tentang Garis-gatis Besar
Haluan Negara ;
c, bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anpgaran
1975/1976 adalah rencana kerja Pemerintah, khususnya pelak-
sanaan tahun kedua rencana tahunan Pembangunan Lima
Tahun II ;
d. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
197 5/197 6 disamping memelihara dan meneruskan hasil-hasil
yang telah dicapai dalam PELITA I dan tahun ln1garan sebelum-
nya, juga meletakkan landasan{andasan baru bagi usaha-usaha
Pembangunan selanjutnya ;
e. bahwa untuk Iebih menjaga kelangsungan jalannya pembangunan,
m.ka saldo - arggaran - lebih dan sisa kredit anggaran proyek-
proyek pada anggaran pembangunan tahun 1975/1976 perlu
diatur dalarn Undang-undang ini.
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) jo. Pasal23 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 ;
I
I20
7 1
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/
7.973 ;
3. Ketetapan Majelis Permusyawatata.n Rakyat Nomor XJMPW
1973 ;
4. Indische Comptabiliteitswet sebagaimana diubah dan ditambahterakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968 tentang
Perubahan Pasal 7 Indische Comptabiliteitswet ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 5 3 ).
DENGAN PERSETUIUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
I{EPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN
Menetapkan: UNDANG - UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 197511976.
(1) Pendapatan Negara Tahun Anggaran 797511976 diperoleh
dari '
a. Sumber-sumber Anggaran Rutin danb. Sumber-surnber Anggaran Pembangunan'
(2) Pendapatan Rutin dimaksud padz ayat (1) sub a pasal ini
menurut perkiraan berjumlah Rp 2.496.100.000.000'00.
(3) Pendapatan Pembangunan dimaksud pa/.a tyat (1)subbpasal
ini menurut perkiraan berjumlah Rp 2 38.600.000.000,00.
(4) Jumlalr seluruh P€ndapatan Negara Tahun Anggarzn 197 5 /797 6menurut perkiraan berjumlah Rp 2.7 34.70O.000.000,00.
(5) Perincian pendapatan dimaksud pada ayat (2) dan (3) pasal
ini berturut-turut dimuat dalam Lampiran I dan II Undang-
undang ini Pasar z
(1) Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 7975/1976 tetdiri
atas :
Pasal
I
l
22
a. Anggaran Belanja Rutin danb. Anggaran Belanja Pembangunan.
(2) Anggaran Belanja Rutin dimaksud pada ayat (1) sub a pasalini rnenurut perkiraan berjumlah Rp 1.466.300.000.o00,00.
(3) Anggaran Belanja Pembangunan dimaksud pada ayat (1) sub bpasal ini menurut perkiraan berjumlah Rp 1.268.400.000.000,0o.
(4) Jumlah seluruh Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 1975l1976 menurut perkiraan berjumlah Rp 2.7 34.700.000.000,00.
(5) Perincian pengeluaran dimaksud pada ayzt (2) dan (3) pasal iniberturut-rurut dimuat dalam Lampiran III dan IV Undang-undang ini.
(6) Perincian dalam Lampiran III dimaksud dalam ayat (5) pasal
ini memuat sektor dan sub sektor, sedang perincian lebih lanjut
sampai pada kegiatan ditentukan dengan Keputusan Presiden.
(7) Perincian dalam Lampiran IV dimaksud dalam ayat (5) pasalini memuat sektor darr sub sektor, sedangkan perincian lebih
lanjut sampai pada proyek-proyek ditentukan dengan KeputusanPresiden.
Pasal 3
(1) Pada pertengahan Tahun Anggaran dibuat laporan realisasimengenai :
a. Anggaran Pendapatan Rutin,b.Anggaran Pendapatan Pembangunan,c. Anggaran Belanja Rutin,d. Anggaran Belanja Pembangunan.
(2) Pada pertengahan Tahun Anggaran dibuat laporan realisasi
mengenai :
a. Kebijaksanaan perkreditan,b. Perkembangan lalu-lintas pembayaran luar negeri,
(3) Dalam laporan dimaksud pada ayat (f) dan (2) pasal ini disusun
prognosa untuk enam bulan berikutnya.
(4) Laporan dimaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal ini dibahas
bersama antara Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
l
)
7
23
t
)
I|.
L
L
F
/
.
. \
IF
I
-
"f
(5 ) Penyesuaian ;;nggarun dengan perkembangan/petubahan keadaan,
dibahas bersama antara Pemerintah dengan Dewan Perwakilan
Rakyat.
Pasal 4
(1) tftedit anggaran proyek-proyek pada Anggaran Pembangunan
Tahrn 1975/797 6 yang pada akhir tahun anggaran menunjukkan
sisa, dengan Peraturan Pemerintah dipindahkan kepada tahun
anggaran 7976/1977 dengan menambahkannya kepada kredit
anggatan 7976/1977.
(2) Saldo-anggaran-lebih tahun 1975/1976 ditambahkan kepada ang
garan tahun 7976/1977 dan dipergunakan untuk membiayai
Anggaran Pembangunan Tthun 197 6/7977 '
(3) Peraturan Pemerintah yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
menyatakan pula bahwa sisa kredit Lngga;rln yang ditambahkan
itu, dikurangkan dari kredit anggaran tahtn 1975/7976'
(4) Sisa kredit anggamn dimaksud pada ayat (1) pasal ini sebelum
ditambahkan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 197611977 terlebih dahulu diperiksa dan di-
nyatakan kebenarannya oleh Menteri Keuangan.
(5) Peraturan Pemerintah yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Badan Pe-
meriksa Keuangan selambat-Iambatnya pada akhir uiwulan I
Tahun Anggaran 197 6/7977 .
Pasal 5
Selambat-lambatnya pada akhir Tahun Anggaran 197517976
oleh Pemerintah diajukan Rancangan Undang-undang tentang Tambah-
an dan Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 197511976 berdasarkan tambahan dan perubahan
sebagai hasil penyesuaian dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) Undang-
undang ini untuk mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan
Rakyat.
t!>
F-
F
I,:
2+Pasal 6
(1) Setelah Tahun Anggaran 197 51797 6 berakhir, dibuat Perhitungan
Anggaran mengenai pelaksanaan Anggaran.
(2) Perhitungan Anggaran dalam ayat (1) pasal ini setelah diperiksa
oleh Badan Pemeriksa Keuangan diberitahukan oleh Pemerintah
kepada Dewan Perwakilan RakYat.
Pasal 7
Ketentuan - ketentuan dalam Undang - undang Perbendaharaan
( Indische Comptabiliteitswet ) yang bertentangan dengan bentuk,
susunan dan isi Undang-undang ini, dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 8
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal I April 1975.
Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan peng-
undangan Undang-undang ini dengan Penempatannya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Disahkan di : Jakarta
Pada tanggal :
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SOEHARTODiundangkan di JakartaPada tanggal :
MENTERI/SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIA.
IENDERAL T.N.I,
SUDHARMONO,SH
LETNAN JENDERAL T.N,I.
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1975 NOMOR :
PENJELASAN
ATAS
UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR TAHUN 1975
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARATAHUN ANGGARAN I97 5 II97 6
UMUM
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun An ggaran 7975/1976 adzlah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun kedua dalam rangka pelaksanaan
PELITA ll 1974/7975 - 197811979. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 197511976 mengikuti prioritas nasional sebagaimana ditetapkan
didalam pola umum PELITA II Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Nomor IV/MPR /1973 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Prioritas pemba-
ngunan ekonomi dengan titik berat pembangunan sektor pertanian dan peningkatan
indusui yang mengolah bahan mentah rnenjadi bahan baku mengandung arti,
bahwa sektor yang menunjang sektor pertanian dan industri terus diperkembang-
kan, sedangkan kcgiatan-kegiatan lainnya tetap akan dilakukan dalam kadar dan
intensitas sesuai dengan prioritas pembangunan nasional. Melalui pembangunan
sektor ekonomi seperti tersebut diatas, usaha peningkatan dan perbaikan taraf
hidup rakyat banyak diharapkan akan dapat diwujudkan dalam rangka mencapai
sasarar-sasaran sebagai berikut r
Pertama : Tersedianya pangan da.rr sandang yang serba kecukupan, dengan
mu yang benambah baik dan terbeli oleh masyarakat umum-
nya i
Kedua : Tersedianya bahan-bahan perumahan dan fasilitas-fasilitas lain
yang diperlukan, temtama untuk kepentingan rakyat banyak ;
Ketiga : Keadaan prasaxana yang makin meluas dan sempurna ;
Keempat : Keadaan kesejahteraan rakyat yarg lebih baik dan lebih merata ;
Kelima : Iucluasnya kesempatan kerja.
-<
26
Dalam pada itu, kebijaksanaan Lnggalrarr berimbang yang dinamis terutamaditujukan untuk menyesuaikan pengeluaran dengan penerimaan sedemikian rupa,sehingga tabungan Pemerintah dapar terus ditingkatkan dalam rangka tercapainyausaha unruk dapat meningkatkan pembangunan dengan kemampuan sendiri.
Dalam rangka pengarahan pengeluaran rutin aga.r benar-benar dapat menun-jang usaha pembangunan, maka digunakan sistim DIK (Daftar Isian Kegiatan)yang telah dirintis dalam tahun terakhir pelaksanaan PELITA I sebagai suatu usahabertahap yang menunjukkan adanya orientasi kepada progam dibidang pengeluaranru tin -
Pengeluaran untuk tugas umum pcmerintahan bertujuan untuk terus membinaapararur dan administrasi nega;ra. Lgar lebih mampu melaksanakan tugas yang kianmeningkat sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembangunan_ Sejalan denganitu tindakan penghematan dalam pengeluaran rutin terus dilaksanakan terutiunadalam hal belanja barang. Selanjutnya pengeluaran ditujukan untuk memeliharaLpa yzng telah dihasilkan, menyelesaikan proyek-proyek dari tahun-tahun sebelum-nya, menyediakan dana bagi bantuan proyek, membiayai proyek-proyek baru dansebagainya.
Sementara itu bantuan pembangunan kepada Desa, Kabupaten dan DaerahTingkat I yang bertujuan unftk lebih menggerakkan dan meratakan pembangunandaerah serta mengurangi tekanan pengangguran dilanjutkan dan ditingkatkan. pe-ningkatan inipun penting dalam rangka usaha mempertinggi kegairahan rakyatikut serta dalam pembangunan,
Dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan rersebut hendak dicapai pula keserasiandan keselarasan dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah yang diharapkandapat menambah penyediaan dan perluasan lapangan kerja.
Dalam pada itu, agar biaya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimalsesuai dengan kebijaksanaan anggaran, maka penggeseran antar program dan antarkegiatan dalam a,nggaru.n belanja rutin dan antar program dan antar proyek dalamanggaran belanja pembangunan harus dimintakan persetujuan presiden, sedangkanpenggeseran antar sektor dan antar sub sektor, baik dalam Lnglara,n belanja rutinmaupun dalarn anggaran belanja pembangunan harus dilakukan dengan Undang-undang.
>I
r
?
I
,-
?
/I
3II
t '
7t\
ts
i
:
Dalam rangka kelangsungan kegiatan pembangunan maka sisa kredit arggaran
proyek-proyek pada anggaran pembangunan dan saldo-anggaran-lebih Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara ini ditambahkan kepada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 7976/7977 -
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Angguan 1975/L976 disustn berdasarkan asumsi-asumsi
umum sebagai berikut :
a. Dipertahankannya kestabilan monet€r serta terselenggaranya perkembangan harga
kearah yang lebih mantap lagi dengan selalu diusahakan dalam jangkauan daya
beli masyarakat.
b. Dapat ditingkatkannya penerimaan Negara meskipun diberikan berbagai fasilitas
dan perangsang fiskal kepada industri-indusui baik industri yang telah ada
maupun indusui baru dalam rangka penanaman modal.
c. Target penerimaan Negara yang ditetapkan dari sektor perdagangan internasionaldiusahakan dapat dipertahankan.
d. Tidak terjadinya perubahan-perubahan dalam situasi internasional yang dapat
membawa pengaruh negadf dalam hubungan ekonomi internasional RepublikIndonesia.
PASAL DEIVTI PASAL :
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (21
Masalah kebijaksanaan kredit dan lalu-lintas pembayaran luar negerisebagian besar berada disektor non-pemerintah. Oleh sebab itu pen)rusunankebijaksanaan kredit dan devisa dalam bentuk dan arti seperti anggaran
L ,tI
II
i
28
€
rutin dan anggaran pembangunan sukar untuk dilaksanakan, sehingga untukitu dibuat dalam bentuk prognosa.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal +Cukup jelas.
Pasal 5Cukup jelas.
Pasal 6
Prosedur seperti dimaksud didalarn pasal ini yang telah dilaksanakan padatahun-tahun yang lalu ditempuh sementara menunggu terbentuknyaUndang-undang Perbendaharaan Nasional yang baru yang dapat menampungkebuurhan pembangunan nasional.
Pasal 7Cukup jelas.
Pasal ICukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR .......,.,