nilai pendidikan pada novel“mendayung impian …
TRANSCRIPT
i
NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL“MENDAYUNG IMPIAN” KARYA REYHAN ABDURROHMAN DAN NOVEL“KETIKA MAS GAGAH
PERGI” KARYA HELVY TIANA ROSA
VALUE EDUCATION IN NOVEL " MENDAYUNG IMPIAN " WRITTEN BY REYHAN ABDURROHMAN AND NOVEL " KETIKA MAS GAGAH
PERGI " WRITTEN BY HELVY TIANA ROSA
TESIS
Oleh
HIDAYAT MUH. NATSIR NIM 105.04.09.114. 14
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015
i
ii
NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL“MENDAYUNG IMPIAN” KARYA REYHAN ABDURROHMAN DAN NOVEL“KETIKA MAS GAGAH
PERGI” KARYA HELVY TIANA ROSA
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Magister
Program Studi
Magister pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Kekhususan : pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Disusun dan diajukan oleh:
HIDAYAT MUH. NATSIR NIM 105.04.09.114. 14
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015
i
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Dengan penuh kesadaran, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hidayat Muh. Natsir
Nim : 105.04.09.114. 14
Program Studi : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Judul Tesis : Nilai Pendidikan Pada Novel“Mendayung Impian”
Karya Reyhan Abdurrohman Dan Novel“Ketika
Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa
Menyatakan dengan sesunggunya bahwa tesis yang penulis buat adalah benar
karya sendiri.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa tesis ini merupakan duplikat atau plagiat, maka
saya bersedia dituntut secara hukum.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Makassar, 19 Pebruari 2016
Yang berjanji,
HIDAYAT MUH. NATSIR
iv
HALAMAN PENGESAHAN
TESIS
NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL“MENDAYUNG IMPIAN” KARYA REYHAN ABDURROHMAN DAN NOVEL“KETIKA MAS GAGAH PERGI” KARYA HELVY
TIANA ROSA
Yang disusun dan diajukan oleh:
HIDAYAT MUH. NATSIR NIM 105.04.09.114. 14
Telah dipertahakan di hadapan Panetia Ujian Tesis
Pada tanggal ........
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. M. Ide Said DM, M.Pd. Dr. Munirah, M. Pd.
Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar
Prof. Dr. H. M. Ide Said DM, M.Pd.
Ketua Program Pascasarjana Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Abd. Rahman Rahim, M. Hum
v
MOTTO
Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban,
Jika itu hanya dipikirkan.
Sebuah cita-cita juga adalah beban,
Jika itu hanya angan-angan
Kupersembahkan:
Untuk ayahanda, Ibunda, adik, keluarga besar komunitas Akar Pelangi,
sahabat dan teman – teman penulis
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah rabbil
alamin, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada
penulis sehingga penulis tesis ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Tesis ini berjudul ” Nilai Pendidikan Novel “Mendayung Impian”
Karya Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya
Helvy Tiana Rosa guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dengan keberadaan tesis ini dapat embantu perbendaharaan
ilmu penulis sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.
Tujuan utama penulisan tesis ini adalah mendeskripsikan
penggambaran nilai pendidikan. Penyusunan Tesis ini tidak terlepas dari
berbagai kendala dan hambatan, bahkan telah banyak menuntut
pengorbanan, namun penulis berusaha mengambil hikmah bahwa
semua ini merupakan romantika dalam mengarungi dunia pendidikan
vii
yang serba kompleks. Seirama dengan dekap waktu perjalanan dalam
mengarungi dunia pendidikan yang terjal, telah banyak menelan
waktu,biaya, dan tenaga. Dengan mengarahkan semua porsi yang
dimiliki oleh penulis tetapi berkat rahmat Allah SWT. segala sesuatu
dapat diatasi dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak mungkin
terwujud tanpa bantuan dan dorongan yang sangat berharga dari
berbagai pihak sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu,
sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih, serta penghargaan yang
tulus penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. M. Ide Said, DM., M.Pd.
Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar,
kepada Dr. Abd. Rahman Rahim, M. Hum. Ketua Program Studi
Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia, pembimbing I Prof. Dr. H.
M. Ide Said DM, M.Pd Dan pembimbing II Dr.Munirah M.Pd , atas segala
arahan dan bimbingannya. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang
tulus penulis juga sampaikan kepada Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Dr. H. Irwan Akib, M.Pd atas segala arahan yang diberikan
sejak masa perkuliahan sampai pada proses penyelesaian tesis ini.
viii
Terima kasih teristimewa kepada seluruh keluarga dan kerabat
yang telah membantu, khususnya kepada kawan-kawan seperjuangan,
mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Angkatan 2015 atas kerja
sama dan perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih nan tulus.
Penulis menyadari bahwa meskipun tesis ini telah dibuat dengan
usaha yang maksimal, tidak menutup kemungkinan masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk
penyempurnaan tesis ini senantiasa penulis harapkan. Penulis
mengharapkan tesis yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia. Amin.
Makassar, februari 2016
HIDAYAT MUH. NATSIR
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS..............................................
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................
MOTO..........................................................................................
Lembar Persetujuan Pembimbing ............................................ Ii
Kata Pengantar........................................................................... Iii
Daftar Isi ..................................................................................... V
ABSTRAK....................................................................................
ABSTRACK..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Focus Penelitian.............................................................. 9
C. Tujuan Penelitian............................................................. 10
D. Manfaat Hasil Penelitian.................................................. 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR
A. Tinjauan Pustaka................................................................. 12
x
1. Penelitian Relevan........................................................... 12
2. Nilai Pendidikan............................................................... 14
a. Nilai Religius................................................................ 20
b. Nilai Moral.................................................................... 21
c. Nilai Sosial................................................................... 22
d. Nilai Budaya................................................................ 23
3. Pengertian Novel.............................................................. 25
4. Jenis-jenis Novel..........……............................................. 26
5. Unsur-Unsur Pembangun Novel...................................... 27
B. Kerangka Pikir.................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian................................................................. 38
B. Focus Penelitian.................................................................. 40
C. Data dan Sumber Data........................................................ 41
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 43
a. Nilai Religius.................................................................... 43
xi
b. Nilai Moral........................................................................ 76
c. Nilai Sosial....................................................................... 99
d. Nilai Budaya..................................................................... 120
B. Pembahasan......................................................................... 130
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................... 137
B. Saran................................................................................... 138
DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 139
LAMPIRAN................................................................................... 143
IDENTITAS PENULIS
xii
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL PENELITIAN : NILAI PENDIDIKAN NOVEL “MENDAYUNG IMPIAN” KARYA REYHAN ABDURROHMAN DAN NOVEL “KETIKA MAS GAGAH PERGI” KARYA HELVY TIANA ROSA
NAMA MAHASISWA : HIDAYAT MUH. NATSIR
NIM : 105.04.09.114. 14
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BAHASA
KEKHUSUSAN : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Makassar, 19 Pebruari 2016
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. M. Ide Said DM, M.Pd. Dr. Munirah, M. Pd.
Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar
Prof. Dr. H. M. Ide Said DM, M.Pd.
Ketua Program Pascasarjana Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Abd. Rahman Rahim, M. Hum
xiii
ABSTRAK
Abstrak
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan nilai pendidikan yang terkandung dalam
novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika Mas
Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa , (2) mendeskripsikan bentuk penyampaian
nilai pendidikan dalam novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan Abdurrohman dan
novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Subjek penelitian ini
adalah novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika
Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa , sedangkan yang menjadi objek dalam
penelitian ini adalah nilai pendidikan dalam novel “Mendayung Impian” Karya
Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa
dan bentuk penyampaian nilai pendidikan dalam novel “Mendayung Impian” Karya
Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa
. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi atau studi
pustaka. Data hasil dokumentasi dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif.
Berdasalkan hasil yang peroleh nilai pendidikan yang paling banyak ditemukan
dalam novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman ini adalah nilai
pendidikan sosial dan novel “Ketiga Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa
adalah nilai pendidikan religius. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel ini sudah di
dukung oleh teori-teori yang relevan. Pada dasarnya pengarang mendominasi novel
xiv
“Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman ini dengan nilai pendidikan
sosial dikarenakan pengarang ingin pembaca khususnya masyarakat Indonesia
sadar akan kepedulian mereka terhadap sesama khusunya dalam hal pendidikan
dan novel “Ketiga Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa, pengarang ingin
pembaca khususnya masyarakat Indonesia agar sadar akan pentingnya memahami
dan mengaplikasikan nilai religuis dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan sebagai
umat yang beragama, islam pedoman yang paling utama dalam keshidupan.
Pengarang ingin menyadarkan nilai religius menjadi sebuah keutaman untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt. Peneliti menyarankan agar penganalisisan karya
sastra terus dilakukan oleh penikmat sastra sehingga penikmat sastra dapat
menambah wawasan dan mempertajam daya kritisnya terhadap permasalahan yang
diungkapkan dalam karya sastra. selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
terhadap novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika
Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa dengan sudut permasalahan yang
berbeda sehingga pemahaman pembaca terhadap pesan yang disampaikan
pengarang semakin mendalam.
Kata Kunci : sastra, Nilai Pendidikan
xv
Abstract
This study aims to (1) describes the educational value in the novel “Mendayung
Impian” by Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” by Helvy
Tiana Rosa , (2) describes the deliver form of educational value in the novel Novel
“Mendayung Impian” Karya Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah
Pergi”by Helvy Tiana. The subject of this research is the novel Novel “Mendayung
Impian” Karya Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya
Helvy Tiana Rosa, while the objects of this research are the educational value in the
novel Novel “Mendayung Impian”by Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika Mas
Gagah Pergi” by Helvy Tiana Rosa and the deliver form of educational value in the
novel Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika
Mas Gagah Pergi” by Karya Helvy Tiana Rosa. The data collection method which
use in this research is the method of documentation. The documentation results
were analyzed by qualitative descriptive techniques. Based on the results obtained
educational value is most prevalent in the novel "Mendayung Impian" Reyhan
M.Abdurrohman work are social and educational value of the novel "Ketika Mas
Gagah Pergi" by Helvy Tiana Rosa is the value of religious education. The values
contained in this novel is already supported by relevant theories. Basically the author
dominates the novel "Mendayung Impian" by Reyhan M.Abdurrohman work with
social educational value because the author wants the reader, especially the people
of Indonesia are aware of their concern for others especially in terms of education
xvi
and the novel "Ketika Mas Gagah Pergi" by Helvy Tiana Rosa, author want readers
especially the people of Indonesia to be aware of the importance of understanding
and applying the values religuis in accordance with the guidance of life as a religious
community, the Islamic guidelines for the most important in life. Author wants to
awaken religious values to be a keystone to draw closer to Allah. Researchers
suggest that analyzing literary work continues to be done by literature devotee so
they could get more knowledge and sharpen critical to the problems expressed in the
literature. Beside that, continuously research is needed to the novel “Mendayung
Impian” by Reyhan Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” by Helvy
Tiana Rosa with different point of views so the reader will understand the message
that will given by the writer.
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem Pendidikan Nasional N0.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2
mengamanatkan bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakarkan nilai religius, nilai moral, nilai sosial,
nilai kebudayaan Nasional Indonesia dan tanggapan perubahan zaman.
Bangsa, sebenarnya kaya dengan ajaran dan nilai-nilai luhur yang bisa
menetralisasikan dalam nilai pendidikan. Hampir setiap suku bangsa di
Negeri ini, secara turun-temurun mengajarkan nilai-nilai yang mereka percaya
sebagai suatu yang luhur kepada generasi penerusnya.
Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat
Indonesia sudah mulai melupakan nilai religius, nilai sosial, nilai moral dan
budaya bangsa.Padahal, nilai religius, nilai sosial, nilai moral dan budaya,
merupakan satu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan
dalam diri kepada anak-anak. Dari berbagai peristiwa saat ini mulai dari
kasus kekerasan anak dalam rumah tangga, kasus penipuan, kasus narkoba,
kasus korupsi dan berbagai macam program acara televisi yang memiliki
2
dampak negatif didalam media ini pun kerap dengan mudah memengaruhui
keseharian pada pemirsa, terkait soal adab dan akhlak masyarakat.
Maraknya tayangan kekerasa melalui media televisi, baik dengan
berita kriminal maupun dari sinetron-sinetron yang tidak mendidik, telah
memberi dampak negatif kepada pemirsanya. Berbagai berita kriminal,
dianggap justru menginsprikan dan mendorong makin maraknya tindakan
kriminal lain dimasyarakat. Sementara, tontonan yang mengandung tontonan
yang mengandungi unsur kekerasan, juga ditengarai mendorong masyarakat
berbuat yang sama. Selain itu, penelitian menunjukkan kekerasan di media
meningkatkan kegelisahan, ke tidakutan dan perilaku agrasif, kurang tidur,
serta masalah pendidikan dan perhatian kepada kalangan anak-anak.
Ditambah lagi anak-anak yang dihibur dengan kekerasan dapat menjadi
kurang peka dan tidak menantang saat diger tidak, membuat lingkungan
sekolah dan tempat tinggal lebih berbahaya bagi kehidupan anak.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim
peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Vetran Surbaya.
Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa pelaku kejahatan seperti pencurian,
pembunuhan dan pemerkosaan banyak menyontek kejahatan yang dilakukan
sebelumnya. Salah satunya, melalui referensi dari tayangan tindak
kriminalitas di televisi yang akhirnya membuat membuat imitasi masyarakat,
Banyak faktor yang menyebabkan rutuhnya potensi bangsa Indonesia
pada saat ini. Diantaranya dalah faktor pendidikan. tentu sadar bahwa
3
pendidikan merupakan mekanisme institusional yang akan mengaklerasi
pembinaan karakter bangsa dan juga fungsi sebagai arena mencapai tiga hal
prinsipal dalam pembinaan nilai-nilai pendidikan .
Pendidikan sebagai arena untuk re-aktivasi nilai luhur bangsa
Indonesia. Secara historis bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki
karakter kepahlawanan, nasionalisme, sifat hiroik, semangat kerja keras serta
berani menghadapi tantangan. Pendidikan sebagai sarana membangkitkan
suatu karakter bangsa yang dapat mengakselerasi pembangunan sekaligus
memobilisasi potensi domestik untuk membangkitkan daya saing bangsa,
Pendidikan sebagai menginterealisasikan kedua aspek di atas yakni re-
aktivasi sukses budaya masa lampau dan karakter inovatif serta compotitif,
kedalam segenap sendi-sendi kehidupan bangsa dan program pemerintah.
Manusia sebagai makhluk sosial mampu mencip tidakan norma-norma
untuk mengatur kehidupannya, baik kehidupan individu maupun kehidupan
sosial. Pandangan manusia sebagai makhluk sosial didasari oleh keyakinan
bahwa hati nurani manusia memiliki dasar nilai agama nilai moral, nilai sosial
dan nilai budaya yang baik. Nilai-nilai inilah yang mendorong manusia untuk
berperilaku lebih baik.
Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat terle tidak sumber
daya manusia Indonesia yang handal dalam penguasan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang diaplikasikan dalam nilai religius, nilai sosial, nilai moral
dan nilai budaya.
4
Sastra merupakan wujud gagasan seseorang melalui pandangan
terhadap lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan
menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan
pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai karya fiksi memiliki
pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya sekadar cerita khayal atau
angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari kreativitas pengarang
dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya.
Pengertian karya sastra di dalam Kamus Besar Indonesia
(KBBI),(Sugiono, 2008:1230), berarti sastra yang imbul setelah manua
mengenal tulisan di Indonesia karya sasra mulai berlangsung setelah bangsa
Indonesia berbaur dengan kebudayaan asing seperti kedayaan Hindu, Islam,
dan Barat. Adapun kegunaan dan fungsi karya sastra dalam masyarakat
yaitu sebagai nasehat atau pesan. Nasehat atau pesan berupa ajakan atau
petuah, bimbingan larangan melakukan sesuatu tindakan. Hal ini berarti
bahwa sastra mengandung nilai pendidikan atau pengajaran bagi manusia.
Karya sastra dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sastra lama
(klasik) dan sastra baru (sastra modern). Sastra lama biasa juga disebut
sastra daerah (regional) yang menggunakan bahasa daerah yang terbesar
diseluruh Nusantara. Sastra modern atau sastra Indonesia( Nasional),
menggunakan bahasa Indonesia. Secara teknis sastra lama dibedakan dua
macam yaitusastra lisan dan sastra tulis.
5
Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel adalah karya fiksi
yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut
sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia yang nyata
lengkap dengan peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti
sungguh ada dan terjadi. Unsur inilah yang akan menyebabkan karya sastra
(novel) hadir. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur yang secara
langsung membangun sebuah cerita. Keterpaduan berbagai unsur intrinsik ini
akan menjadikan sebuah novel yang sangat bagus.
Novel merupakan salah satu karya sastra dan merupakan cerita fiksi
dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan memunyai unsur interistik dan
ektrinstik yang banyak mengambarkan tentang kehidupan manusia. Dalam
sebuah novel si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk
megarahkan si pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan
melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Sudjiman (1984:53).
Oleh karena itu, novel merupakan salah satu sumber penanaman nilai-nilai
karakter bangsa yang harus dikembangkan.
Beberapa novel umumnya menceri tidakan peristiwa-peristiwa yang
mengandung nilai-nilai. Nilai-nilai dalam sebuah novel menjadi cermin dalam
kehidupan untuk disampaikan kepada pembacanya. Menurut Wellek dan
Warren (1995: 335) nilai-nilai itu secara potensial ada pada struktur sastra,
nilai itu dapat direalisasi dan dihargai hanya kalau dibaca dan direnungkan
oleh pembaca yang memenuhi persyaratan. Di dalam sebuah novel tentunya
6
ada sebuah pesan yang bisa diambil oleh para pembacanya salah satunya
yaitu nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan manusia di
lingkungannya. Oleh karena itu, novel merupakan salah satu sumber
penanaman nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai budaya bangsa
yang harus dikembangkan.
Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” diterbitkan pertama kali pada
September 1993 dan “Mendayung Impian” diterbitkan pertama kali pada
Oktober 2014. Sejak kemunculan novel “Mendayung Impian” dan novel
“Ketika Mas Gagah Pergi” mendapatkan tanggapan positif dari penikmat
sastra. Tingginya apresiasi masyarakat terhadap novel “Mendayung Impian”
dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” menjadikan novel tersebut masuk dalam
jajaran novel psikologi Islami pembangun jiwa dan karakter. Heyhan
M.Abdurrohman dan Helvy Tiana Rosa telah membuat lompatan langkah
yang gemilang untuk mengikuti jejak sang legenda Buya Hamka, berkarya
dan mempunyai fenomena. Melalui novel kontemporernya yang diperkaya
dengan muatan budaya yang Islami dan muatan Desa/Cita-cita Mustafa
Karya Aman Datuk Majoindo, Reyhan M. Abdurrohman dan Helvy Tiana
Rosa seolah mengulang kesuksesan sang pujangga Buya Hamka dan Aman
Datuk Majoindo yang karya-karyanya popular hingga ke mancanegara seperti
“Merantau Ke Deli”, “Di Bawah Lindungan Ka’bah”, Desa/Cita-cita dan
”Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”. Meskipun nilai yang mendasari novel
tersebut bersumber dari pembentukan karakter dan keIslam, berbagai
7
kalangan kaum muda serta bereligius dan berkepercayaan dapat
menerimanya tanpa ada perasaan terancam termasuk usia.
Cerita novel “Mendayung Impian” dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi”
diperoleh dari mengeksplorasi kisah kehidupan untuk mewujudkan impian
dan pendidikan di Indonesia. Novel “Mendayung Impian” dan novel “Ketika
Mas Gagah Pergi” dikemas dengan bahasa yang sederhana imajinatif,
namun tetap memperhatikan kualitas isi. Membaca novel “Mendayung
Impian” dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” membuat pembaca seolah-olah
melihat potret nyata kehidupan masyarakat Indonesia. Hal itu seperti
tanggapan salah seorang penikmat novel “Mendayung Impian” dan novel
“Ketika Mas Gagah Pergi”, yaitu Pradita Seri Rahayu dan Tomy Satryatomo
(editor senior dan penulis buku Mengikat Makna) ia menga tidakan bahwa,
“kata-kata Heyhan dan Helvy berhasil “menyihir jiwaku. Dia dapat dika
tidakan mempunyai kemampuan mengolah kata sehingga memesona yang
membacanya” (“Mendayung Impian” dan “Ketika Mas Gagah Pergi”: sampul
depan).
Meskipun kisah yang terjadi dalam novel “Mendayung Impian” dan
novel “Ketika Mas Gagah Pergi” sudah terjadi sangat lama, akan tetapi pada
kenyataannya kisah “Mendayung Impian” dan “Ketika Mas Gagah Pergi”
masih ada di zaman sekarang. Banyak pengamat sastra yang memberikan
penilaian berkaitan dengan suksesnya novel “Mendayung Impian” dan novel
“Ketika Mas Gagah Pergi” disebabkan novel tersebut muncul pada saat yang
8
tepat yaitu pada waktu masyarakat khususnya masyarakat yang merasa
mengalami pendidikan yang sama seperti beberapa tokoh dalam novel
tersebut. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh
Sapardi Djoko, seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UI
Ia menya tidakan “Mendayung Impian” dan “Ketika Mas Gagah Pergi”
merupakan Ramuan pengalaman dan imajinasi yang menarik, yang
menjawab inti pertanyaan tentang hubungan-hubungan antara gagasan
sederhana, kendala, dan kualitas pendidikan.
Isi novel “Mendayung Impian” dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi”
menegaskan bahwa berusaha dengan sungguh-sungguh seseorang dalam
meraih cita-cita. Selain itu menegaskan usia seseorang tidak menghalangi
untuk menjadi pribadi yang lebih peduli pada sekitar serata lebih mencintai
Islam khususnya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengangkat judul
“Nilai-Nilai Pendidikan Pada Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan
M.Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana
Rosa, peneliti berminat untuk mendeskripsikan dengan Alasan dipilih dari
segi nilai pendidikan dua novel tersebut diketahui banyak memberikan
inspirasi bagi pembaca, serta berbagai peristiwa yang menceri tidakan tokoh
utama dan dalam novel tersebut penulis akan membawa pembaca menuju ke
dalam nilai-nilai positif yang dapat diambil kemudian direalisasikan oleh
pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
9
B. Fokus Penelitian
Fokus yang dirumuskan dalam penelitian ini harus terbatas sebab
fokus dalam penelitian di samping merupakan hal yang akan dibahas juga
merupakan landasan dalam melakukan penelitian
Berdsarkan atar belakang dan uraian yang telah ditemukan, maka
fokus dalam penelitian sebagai berikut:
1. Nilai religius dalam Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan
M.Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana
Rosa yaitu menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga
menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam
integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan.
2. Nilai moral dalam Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.
Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana
Rosa yaitu menunjukkan peraturan-peraturan tingkah laku dan adat
istiadat dari seorang individu dari suatu kelompok yang meliputi perilaku.
Untuk karya menjunjung tinggi budi pekerti dan nilai susila.
3. Nilai sosial dalam Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan
M.Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana
Rosa yaitu Perilaku sosial berupa sikap seseorang terhadap peristiwa
yang terjadi di sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara
berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat antar individu
10
4. Nilai budaya dalam Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan
M.Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana
Rosa yaitu pengamatan pada gejala-gejala yang lebih nyata seperti
tingkah laku dan benda-benda material sebagai hasil dari penuangan
konsep-konsep nilai melalui tindakan berpola.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan atau mendeskripsikan :
1. Mendeskripsikan nilai religius dalam Novel “Mendayung Impian” Karya
Reyhan M.Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya
Helvy Tiana Rosa.
2. Mendeskripsikan nilai moral, dalam Novel “Mendayung Impian” Karya
Reyhan M.Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya
Helvy Tiana Rosa.
3. Mendeskripsikan nilai sosial dalam Novel “Mendayung Impian” Karya
Reyhan M.Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya
Helvy Tiana Rosa.
4. Mendeskripsikan nilai budaya dalam Novel “Mendayung Impian” Karya
Reyhan M.Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya
Helvy Tiana Rosa.
11
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Pembaca akan memperoleh pengetahuan yang lebih meluas tentang
nilai pendidikan dalam Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan
M.Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy
Tiana Rosa.
b. Pembaca akan mengetahui nilai pendidikan dan menjadikan pedoman
dalam kehidupan sehari-hari
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian bermanfaat sebagai bahan perbandingan dengan karya-
karya ilmiah lainnya.
b. Diharapkan memberikan sumbangsi terhadap orang banyak.
c. Memberikan konstribusi terhadap perkembangan khazanah ilmu
pengetahuan sastra pada umumnya.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian yang relevan
Kendati perbedaan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, seperti telah diuraikan tidak berarti bahwa penelitian ini
bertentangan dengannya. Bahkan, boleh dika tidakan tidak berarti bahwa
penelitian ini bersifat melengkapi sekaligus memperkaya khasanah penelitian
yang telah ada, khususnya penelitian yang berhubungan nilai pendidikan
yang telah dilakukan olh beberapa peneliti sebelumnya.
Peneliti yang perna mengkaji nilai pendidikan antara lain, pertama Ni
Kadek Parmini dkk. Dalam penelitian yang berjudul “Nilai religius, nilai moral,
nilai sosial dan nilai budaya Pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa novel Sang Pemimpi terkandung nilai
religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai budaya, yaitu nilai pendidikan
religius, moral, sosial, dan budaya. Dalam novel ini juga terkandung bentuk
penyampaian nilai pendidikan. Nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai
budaya yang paling banyak ditemukan adalah nilai pendidikan sosial.
Kedua, Herlianingsih dalam penelitian yang berjudul “Nilai-Nilai Moral
Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy”. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa Novel Ayat-Ayat Cinta ini menjelaskan bahwa novel
13
Sang Pemimpi terkandung nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai
budaya, yaitu nilai pendidikan Nilai moral religius sosial dan budaya yaitu
cara berprilaku dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari agar
menjadi jati diri yang baik dan bisa menjadi contoh kepada orang lain dan
sifat itu harus tertanam kepada setiap individu agar memiliki kehidupan yang
baik.
Ketiga, Sabarani. dalam penelitian yang berjudul “Nilai religius, nilai
moral, nilai sosial dan nilai budaya Karakter Dalam Novel Laskar Pelangi”
Karya Andrea Hirata Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Hasil penelitian
menunjukkan nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata yakni nilai religius, nilai jujur, nilai toleransi, nilai
disiplin, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai mandiri, nilai demokratis, nilai
semangat kebangsaan, nilai cinta tanah air, nilai menghargai prestasi, nilai
komunikatif, nilai cinta damai, nilai gemar membaca, nilai peduli lingkungan,
nilai peduli sosial, dan nilai tanggung jawab.
Dari uraian tersebut terdapat persamaan hasil penelitian relevan di
atas, yaitu mengkaji nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai budaya
dengan judul novel yang berbeda, Penelitian ini bersifat kualitatif. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu isi. Penelitian ini
mendeskripsikan atau menggambarkan apa yang menjadi masalah,
kemudian mengdan menafsirkan data yang ada. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu teknik dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah
14
yang menjadi sumber data, sedang isi catatan, subjek penelitian atau variabel
penelitian. Teknik yang digunakan dalam mengdata yaitu mengalir dengan di
awali reduksi data.
Selain itu, perbedaan pada hasil penelitian di atas adalah penggunaan
teori, Novel Sang Pemimpi, nilai pendidikan yang digunakan adalah nilai
sosial, (Rosyadi, 1995: 80) Nilai sosial yang ada dalam karya sastra dapat
dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan.
sedangkan dalam Novel Ayat-Ayat Cinta hasil penelitian menemukan adalah
nilai religius, (Rosyadi, 1995: 90). Religi tidak hanya menyangkut segi
kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri
pribadi manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan
Tuhan (Rosyadi, 1995: 90), dan novel Laskar Pelangi hasil penelitian
menemukan nilai budaya Uzey (2009: 1) berpendapat mengenai pemahaman
tentang nilai budaya dalam kehidupan manusia diperoleh karena manusia
memaknai ruang dan waktu dalam novel yang berbeda.
2. Nilai Pendidikan
a) Definisi Nilai
Suatu nilai dikatakan tidakan memiliki nilai pendidikan apabila
mempengaruhi dan mewarnai pola kehidupan manusia, sehingga
menggejala dalam prilaku lahiriahnya. Tarigan (1985:194) menurutnya
ada lima nilai dalam menginterpretasi sebuah karya sastra sebagai produk
15
dari proses pendidikan. Diantaranya : nilai hedonik, nilai artistik, nilai
kultural, nilai etis-moral-religius, dan nilai praktis
Nilai merupakan potensi diri menjadi nyata, potensi ini misalnya
kemampuan untuk menjadi rasional, bermoral, mencari pencerahan dan
penerangan akal budi. Menurut Latif (2009:73) ada beberapa cara dalam
memperoleh nilai yaitu pertama, pencarian kebenaran dan keutamaan
melalui filsafat, yakni melaui cara berfikir kontemplatif. Filsafat ini
mengoptimalkan fungsi nalar untuk dapat menemukan makna yang tidak
terjelaskan oleh ilmu pengetahuan. Kedua, nilai dapat diperoleh melalui
paradigma berpikir logis-empiris. Nilai yang diperoleh melalui jalan ini
banyak mengungkapkan kebenaran teoretik karena ditempuh melalui cara
berpikir ilmiah. Ketiga, nilai melalui hati dan fungsi rasa, cara ini tidak lagi
menyer tidakan pertimbangan logis (filsafat) atau logis-empiris (ilmu
pengetahuan). Model dalam nilai ini dilakukan dengan cara
pengembaraan batin pada wilayah supra-logis. Tipe nilai dapat dibedakan
menjadi nilai intrinsik dan nilai instrumental. Nilai intrinsik merupakan nilai
akhir yang menjadi tujuan, sedangkan nilai intrumen adalah sebagai alat
untuk mencapai nilai intrinsik. Nilai juga mempunyai suatu kriteria. Maksud
kriteria nilai adalah sesuatu yang menjadi ukuran dari nilai tersebut,
bagaimana dika tidakan nilai yang baik dan tidak baik (Sadulloh, 2011:37).
Ada beberapa karakteristik yang berkaitan dengan nilai, yaitu:
i. Nilai objektif atau subjektif
16
Suatu nilai dikatakan tidakan objektif apabila nilai tersebut memiliki
kebenarannya tanpa memperhatikan pemilihan dan penilaian manusia.
Nilai benar, baik dan indah merupakan bagian dari sifat yang dimiliki oleh
tindakan atau benda tersebut. Nilai dika tidakan subjektif apabila nilai
tersebut memiliki preferensi pribadi atau tanggapan dan penilaian dari
seseorang. Sesuatu dianggap bernilai baik, benar atau indah bukan
karena dalam dirinya melainkan karena penilaiaan dari seseorang.
ii. Nilai absolut atau berubah
Suatu nilai dika tidakan absolut atau abadi apabila nilai tersebut
sudah berlaku sejak lama dan akan berlaku sepanjang waktu tanpa
memperhatikan latar belakang atau kelas sosial manapun. Contoh dari
nilai ini adalah nilai kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Nilai juga
dapat berubah apabila nilai menemukan sesuatu yang baru seperti ajaran
baru, penemuan baru, kemajuan teknologi dan lain-lain. Hal ini karena
nilai dapat diperoleh dari suatu pengalaman dalam masyarakat.
Pendekatan terhadap nilai adalah cara empiris berdasarkan
pengalaman manusia khususnya kegiatan sehari-hari. Nilai muncul dari
keinginan, dorongan dan perasaan serta kebiasan manusia sesuai
dengan wa tidak manusia sebagai kesatuan antar faktor biologis dan
faktor sosial dalam diri dan kepribadiannya (Sadulloh, 2011:124). Nilai
adalah suatu realitas dalam kehidupan yang dapat dimengerti sebagai
17
suatu wujud dalam perilaku manusia sebagai suatu pengetahuan dan
suatu ide. Suatu pengetahuan dan ide dapat dika tidakan benar ketika
mengandung kebaikan dan bermanfaat bagi manusia untuk penyesuaian
diri dalam suatu lingkungan tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai
adalah sesuatu yang dianggap baik dan tepat berupa pandangan dan
keyakinan.
b) Definisi Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk
mengembangkan semua aspek keperibadian manusia yang mencakup
pengetahuannya, nilai dan sikapnya serta keterampilan. Pendidikan
mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut seluruh aspek
kepribadian manusia menyangkut hati nurani, nilai-nilai, perasaan,
pengetahuan dan keterampilan. Dengan pendidikan manusia ingin
berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan serta memperbaiki
nilai, hati nurani, perasaannya, pengetahuan dan keterampilan.
Pendidikan pada hakikatnya mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan
melatih. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk
mengembangkan nilai-nilai. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
Usaha pendidikan sudah dimulai sejak manusia lahir dari kandungan
ibunya sampai tutup usia.
18
Pada hakikatnya pendidikan dianggap sebagai suatu usaha dalam
mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia. Pendidikan
adalah bagian dari kebutuhan hidup, hal ini karena pendidikan dianggap
sebagai alat yang berfungsi guna pembaharuan hidup. Selama manusia
berusaha dalam meningkatkan kehidupannya baik dalam meningkatkan
dan mengembangkan kepribadiannya, selama itulah pendidikan masih
berjalan terus. Menurut Horne (dalam Danim, 2010:3) pendidikan adalah
sebagai proses penyesuaian yang berlangsung secara terus-menerus
bagi perkembangan intelektual, emosional dan fisik manusia.
Sementara Frederick J.McDonald (dalam Danim, 2010:4)
mendefenisikan pendidikan sebagai suatu proses atau kegiatan yang
diarahkan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan sebagai suatu
proses pengembangan potensi dasar manusia yang berkaitan dengan
moral, intelektual, dan jasmaninya untuk mencapai tujuan hidup dalam
kerangka sistem sosial (Brubacher dalam Danim, 2010:4). Menutut H.A.R.
Tilaar (dalam Latif, 2009:10) pendidikan merupakan suatu proses
berkesinambungan. Berkesinambungan di sini mengasumsikan adanya
interaksi dengan lingkungan yang mencakup lingkungan manusia,
lingkungan sosial, lingkungan budaya dan ekologinya. Dari uraian
beberapa defenisi pendidikan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah sebuah proses yang berkesinambungan dalam membentuk
19
karakter dan jati diri seseorang dengan memperhatikan pengembangan
sikap dan intelektual seseorang.
Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya
juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Tujuan
yang ingin dicapai harus dinya tidakan secara jelas, sehingga semua
pelaksana dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu
proses kegiatan seperti pendidikan, bila tidak mempunyai tujuan yang
jelas untuk dicapai, maka prosesnya akan mengabur. Secara singkat
tujuan pendidikan ialah beriman dan ber tidakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki pengetahuan dan keterampilan, menjadi pribadi yang
mandiri, bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur.
Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan pendidikan karena
dengan memahami pendidikan manusia mampu memikirkan dan mencip
tidakan norma untuk mengatur kehidupannya baik kehidupan individu
maupun sekitarnya. Menurut konsep pendidikan sepanjang hayat,
kegiatan pendidikan dianggap sebagai suatu keseluruhan atau suatu
sistem yang terpadu. Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah,
pendidikan di mulai sejak seorang manusia lahir dan akan terus hingga
manusia meninggal dunia sepanjang ia mampu menerima pengaruh-
pengaruh. Proses pendidikan akan selalu berlangsung baik di tengah
keluarga, sekolah maupun masyarakat.
20
Dengan pendidikan manusia memiliki kemampuan untuk
mengarahkan dirinya terhadap perbuatan susila dalam perilakunya.
Melalui penjelasan dari uraian defenisi nilai dan pendidikan tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai
budaya adalah segala sesuatu hal baik maupun buruk yang berguna bagi
kehidupan manusia yang diperoleh melalui proses pengubahan sikap atau
perilaku dalam upaya mendewasakan diri melalui proses pengembangan
intelektual secara berkesinambungan. Nilai pendidikan harus dihayati dan
dipahami manusia sebab mengarah kepada kebaikan dalam berpikir atau
bertindak sehingga dapat mengembangkan budi pekerti dan pikiran.
Terdapat ada empat nilai pendidikan sebagai berikut:
a. Nilai Pendidikan Religius
Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara
mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak
hanya menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga
menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam
integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan (Rosyadi, 1995: 90).
Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik
menurut tuntunan religius dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai
religius yang terkandung dalam karya sastra dimaksudkan agar penikmat
karya tersebut mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan
21
yang bersumber pada nilai-nilai religius. Nilai-nilai religius dalam sastra
bersifat individual dan personal.
Kehadiran unsur religi dalam sastra adalah sebuah keberadaan
sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2005: 326). Semi (1993: 21) juga
menambahkan, tidak mengerti hasil-hasil kebudayaanya, kecuali bila
paham akan kepercayaan atau religius yang mengilhaminya. Religi lebih
pada hati, nurani, dan pribadi manusia itu sendiri. Dari beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Nilai religius yang
merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada
kepercayaan atau keyakinan manusia.
b. Nilai Pendidikan Moral
Moral merupakan pandangan pengarang tentang nilai-nilai
kebenaran dan pandangan itu yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Hasbullah (2005:194) menya tidakan bahwa, moral merupakan
kemampuan seseorang membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik
manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu
perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan,
sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat
yang dianggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu ,masyarakat,
lingkungan, dan alam sekitar.Uzey (2009: 2) berpendapat bahwa nilai
22
moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan
baik atau buruk dari manusia. Moral selalu berhubungan dengan nilai,
tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan
kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait
dengan tingkah laku kehidupan sehari-hari.
Dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral menunjukkan
peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu
dari suatu kelompok yang meliputi perilaku. Untuk karya menjunjung
tinggi budi pekerti dan nilai susila.
c. Nilai Pendidikan Sosial
Sosial berarti hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat atau
kepentingan umum. Nilai pendidikan sosial merupakan hikmah yang
dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku
sosial berupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di
sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan
hubungan sosial bermasyarakat antar individu. Nilai pendidikan sosial
akan menjadikan manusia sadar akan pentingnya kehidupan
berkelompok dalam ikatan kekeluargaan antara satu individu dengan
individu lainnya.
Nilai pendidikan sosial mengacu pada hubungan individu dengan
individu yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang
23
harus bersikap, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan
menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam nilai sosial. Abram
Maslow (2013:280) menyampaikan teorinya tentang kebutuhan bertingkat
yakni kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta dan memiliki, harga diri,
dan aktualisasi diri. Teori ini digunakan sebagai langkah awal dalam
menemukan nilai pendidikan pada novel “Mendayung Impian” dan Novel
“Ketika Mas Gagah Pergi” . Dengan mengaspek kebutuhan bertingkat
tokoh Matari Anas dari pencapaian kebutuhan fisiologis, pencapaian
kebutuhan rasa aman, pencapaian kebutuhan rasa cinta dan kebutuhan
dalam mengaktualisasi diri diharapkan dapat membantu mengungkapkan
nilai pendidikan dari tingkah laku dan sikap tokoh dalam memenuhi
kebutuhan tersebut.
d. Nilai Pendidikan budaya
Nilai-nilai budaya menurut Rosyadi (1995:74) merupakan sesuatu
yang dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau
suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok
masyarakat atau suku bangsa lain sebab nilai budaya membatasi dan
memberikan karakteristik pada sutu masyarakat dan kebudayaannya.
Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat,
hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti
dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat. Uzey (2009: 1)
24
berpendapat mengenai pemahaman tentang nilai budaya dalam
kehidupan manusia diperoleh karena manusia memaknai ruang dan
waktu. Makna itu akan bersifat intersubyektif karena ditumbuh-
kembangkan secara individual, namun dihayati secara bersama, diterima,
dan disetujui oleh masyarakat hingga menjadi latar budaya yang terpadu
bagi fenomena yang digambarkan. Sistem nilai budaya merupakan inti
kebudayaan, sebagai intinya ia akan mempengaruhi dan menata elemen-
elemen yang berada pada struktur permukaan dari kehidupan manusia
yang meliputi perilaku sebagai kesatuan gejala dan benda-benda sebagai
kesatuan material. Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi
yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat,
mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.
Karena itu, suatu sisitem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai
pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Dapat disimpulkan dari
pendapat tersebut sistem nilai budaya menempatkan pada posisi sentral
dan penting dalam kerangka suatu kebudayaan yang sifatnya abstrak
dan hanya dapat diungkapkan atau dinya tidakan melalui pengamatan
pada gejala-gejala yang lebih nyata seperti tingkah laku dan benda-
benda material sebagai hasil dari penuangan konsep-konsep nilai melalui
tindakan berpola. Adapun nilai-nilai budaya yang terkandung dalam novel
dapat diketahui melalui penelaahan terhadap karakteristik dan perilaku
tokoh-tokoh dalam cerita.
25
2. Pengertian Novel
Secara etimologi, novel berasal dari bahasa Latin novellus yang
diturunkan dari kata novles yang berarti baru. Sedangkan secara istilah novel
adalah sebagai salah satu jenis karya sastra dapat didefinisikan sebagai
pemakaian bahasa yang indah yang menimbulkan rasa seni pada pembaca.
Seperti yang dikemukakan oleh Sumardjo (1984: 3) yang menurutnya bahwa
novel (sastra) adalah ungkapan pribadi manusia merupakan pengalaman,
pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk
gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
Pada istilah lain ada yang membelikan pengertian , novel berasal dari
Italia. Yaitu Novella “berita”. Novel adalah bentuk prosa baru yang
melukiskan sebahagian kehidupan pelau utamanya yang terpenting, paling
menarik, dan mengandungi konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut
mengakibatkan perobahan nasib pelaku.
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang menuliskan secara naratif:
biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel biasanya disebut novelis, novel
lebig panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih konfleks dari cerpen, dan
tidak dibatasi keterbatasan stuktural dan metrikal sandiwara atau sajak.
Umumnya sebuah novel bercerita tokoh-tokoh dan kelakukan mereka dalam
kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi yang aneh naratif
tersebut.
26
Viergina Wolf dalam tarigan (1985:164) mengemukan bahwa novel
adalah sebuah ekplotasi atau kronik kehidupan; merenung dan melukiskan
dalam bentuk tertentu, pengaruh, hasil, kehancuran, atau terciptanya gerak
gerik manusia, demikian pula Broks dkk.Dalam Tarigan (1985:165)
mengemukan bahwa novel harus memenuhi syarat: bergantung pada
tokoh,menyajikan lebih dari satu efek, menyajikan lebih dari satu emosi.
Berbeda dengan Sumardjo, Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 9)
mengungkapkan bahwa secara harfiah novella berarti sebuah barang baru
yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk
prosa.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa novel
merupakan cerita berbentuk prosa dalam ukuran luas yang menyajikan lebih
dari objek berdasarkan struktur tertentu.
3. Jenis Novel
Dalam arti luas, novel adalah cerita berbentuk prosa dalam unsur yang
luas. Ukuran yang luas di sini dapat diartikan cerita dengan plot (alur).
Namun, yang kompleks, suasana yang beragam, dan setting cerita yang
beragam pula. Namun ukuran luas disini juga mutlak demikian, mungkin yang
luas hanya saah satu unsur fiksi saja, misalnya sedang karakter dan setting
hanya satu saja.
27
Sumardjo (1984: 16) membagi novel itu atas tiga jenis, yaitu novel
percintaan, novel petualangan dan novel fantasi. Novel percintaan melibatkan
peranan tokoh wanita dan pria seimbang, bahkan kadang-kadang peranan
wanita lebih dominan pelakunya. Novel petualangan hanya dominasi hanaya
kaum pria, karena tokoh didalamnya pria dengan sendirinya melibatkan
banyak masalah lelaki yang tidak ada hubungannya dengan wanita. Novel
fantasi bercerita tantang hal yang tidak logis yang tidak sesuai dengan
keadaan dalam hidup manusia. Jenis novel ini mementingkan ide, konsep
dan gagasan sastrawan hanya dapat jelas kalau diutarakan bentuk cerita
fantastic, artinya menyalami hukum empiris, hukum pengalaman sehari-hari.
4. Unsur yang Membangun Novel
Novel sebagai karya fiksi, dibangun oleh berbagai unsur yang tidak
boleh dipisahkan dari sebuah karya fiksi(novel). Secara garis besarnya novel
di bangun oleh dua unsur yaitu; (1) unsur luar (ekstristik) dan (2) unsur dalam
(intrestik). Unsur luar fiksi adalah segala macam yang berbeda di luar karya
fiksi yang ikut mempengaruhi kehadiran karya tersebut, misalnya faktor
sosial, ekonomi, kebudayaan, politik, kereligiusan dan tata nilai yang dianut
oleh masyarakat. Sedangkan struktur dalam fiksi adalah unsur yang
membentuk fiksi tersebut seperti perwatakan, tema, plot/alur, pusat
penghiasan, latar dan gaya bahasa. Kedua unsur di atas (luar-dalam),
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai satu
28
struktur. Oleh karena itu, kedua unsur itu memengaruhi keseluruhan struktur
fiksi itu.
Untuk mengkaji karya sastra dikenal dua pendekatan yaitu pendekatan
intrinsik dan pendekatan ekstrinsik. Penelitian ini menggunakan pendekatan
ekstrinsik dengan mengkaji nilai-nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai
budaya . Walaupun hakikatnya penelitian ini menitih beratkan pada aspek
ekstrinsik tapi tidak ada salahnya kalau sedikit dideskriptifkan unsur intrinsik
sebagai unsur internal karya sastra prosa berupa novel. Unsur-unsur intrinsik
tersebut antara lain sebagai berikut ini.
a. Tema
Tema adalah karya inti sari atau pokok bahasan karya sastra
yang secara keseluruhan sehingga di dalam novel, tema menetukan
panjang waktu yang diperlukan untuk mengungkapkan isi cerita, atau
tema adalah gagasan utama pokok pikiran.
Menurut Aminuddin (1989: 91) istilah tema berasal dari bahasa
Latin yang berarti “tempat mele tidakkan sesuatu perangkat”,
sedangkan menurut Tarigan (1985: 125) tema merupakan pandangan-
pandangan hidup yang terentu atau perasan tertentu mengenai
kehidupan yang membentuk gagasan utama dari suatu karya sastra.
Selain itu, Robert stanson (dalam semi,1988:34) memberikan
petunjuk atau saran untuk memahami tema suatu karya fiksi, yaitu
29
dengan jalan menanyakan sendiri mengapa pengarang menulis cerita
itu. Apakah yang membuatnya anapak berharga. Tentu pertanyaan ini
harus dijawab dengan membaca sendiri atau melihat bagaimana tema
tersebut dalam detail cerita.
b. Tokoh dan Penokohan (Karakter)
1. Tokoh
Tokoh cerita adalah pelaku dalam sebuah cerita baik fiksi
maupun non fiksi yang dapat dibedakan atas beberapa jenis penamaan
berdasarkan dari sudut mana penamaan itu dilakukan yakni tokoh
utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel
yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceri
tidakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
2. Penokohan
Penokohan adalah sifat atau ciri khas pelaku yang diceri tidakan.
Masalah penokohan atau perwatakan merupakan salah satu di antara
beberapa unsur dalam karya fiksi yang kehadirannya sangat
memegang peranan panting, dika tidakan demikian karena tidak akan
mungkin ada cerita tanpa adanya tokoh yang diceri tidakan dan tanpa
adanya tokoh yang bergerak dan akhirnya membentuk alur cerita.
Menurut Suroto (1989: 22) penokohah adalah bagaimana pengarang
30
menampilkan tokoh-tokoh tersebut ini tampil berarti ada dua hal
penting, yang pertama hubungan dengan teknik penyampaian
sedangkan yang kedua berhubungan dengan wa tidak kepribadian
tokoh yang ditampilkan. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang
sangat erat.
3. Karakter
Menurut Suhaeb (1979: 85) Karakter adalah sifat kemauan yang
mengikuti seseorang pada beberapa prinsip tertentu yang oleh rasionya
dipastikan sebagai yang tidak dapat diubah, baik fisik maupun moral
yang membedakanya dengan orang lain secara khas. Selanjutnya,
Tarigan (1985: 89) memberikan batasan bahwa yang dimaksud dengan
karakter adalah totalitas keadaan dan reaksi jiwa terhadap
perangsangnya.
Dari definisi di atas dapatlah dika tidakan bahwa pensifatan
sebagai simbol diri seseorang atau tokoh merupakan pembawaan yang
melekat pada diri sebagai penggambaran ciri khas dirinya. Sifat
seseorang atau tokoh merupakan cermin karakter yang ditunjukkan dan
sebagai alat identifikasi yang membedakan dirinya dengan orang lain.
Sehingga pensifatan diri seseorang adalah perwujudan nilai, ideologi,
cara pandang yang menjadi anutan yang menyertainya.
31
4. Plot atau Alur
Plot adalah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang
disusu satu persatu dan saling berkaitan menutut hukum sebab akibat
dari awal sampai akhir cerita (Suroto, 1989: 89). Pendapat lain menga
tidakan bahwa alur atau plot adalah struktur gerak dalam fiksi atau
drama, (Tarigan, 1985: 126).
Ada beberapa alur yang dikenal antara lain: (a) alur maju, (b) alur
mundur, (c) alur zikzak, (d) alur naik, (e) alur turun, (f) alur tunggal, (g)
alur datar, (h) alur ganda dan (i) alur longgar.
Tahapan plot dibentuk oleh satuan-satuan peristiwa, setiap
peristiwa selalu diemban oleh pelaku-pelaku dengan perwatan tentu,
selalu memiliki setting tertentu dan selalu menampilkan suasana yang
tentu pula.
5. Latar (setting)
Menurut Tarigan, (1985: 136) latar adalah latar belakang fiksi,
unsur tempat dan ruang dalam cerita, sedangkan menurut Aminuddin
(1999: 67) latar atau setting dalam karya fiksi adalah tempat peristiwa
dalam karya fisi serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis
(Aminuddin, 1999: 67).
Sebuah cerita akan senantiasa berlangsung pada ruang dan
waktu tertentu, ruang dapat terwujud tempat tinggal Desa, kota atau
32
wilayah yang lebih luas. Waktu dapat tewujud siang, malam, hari, bulan
atau tahun. Bahkan waktu dapat menunjukkan lamanya cerita
berlangsung, sejam, sehari, sebulan, dan beberapa tahun. Sehubungan
dengan hal tersebut, Suroto (1989: 94) menga tidakan yang dimaksud
dengan latar atau setting adalah penggambaran sutuasi tempat dan
waktu serta terjadinya suatu peristiwa.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
latar atau setting adalah segala keterangan mengenai waktu, tempat-
tempat suasana terjadinya peristiwa serta memiliki fisikal dan fungsi
psikologis yang dituliskan dalam suatu karya sastra.
6. Amanah
Sebuah karya sastra tercipta sebagai respon terhadap berbagai
problem sosial yang kemudian diaktualisasikan penulis dalam sebuah
karya sastra. Melalui karya sastra tersebut penulis menuangkan
pandangan-pandagan atau pesan, baik pesan secara tersirat maupun
tersurat yang akan menjadi medan tafsir bagi pembaca. Hal ini, senada
dengan pandangan Zaidan,dkk (1994:27) yang menurutnya bahwa
amanah adalah pesan pengarang kepada pembaca, baik tersurat
maupun tersirat yang disampaikan melalui karya sastra. Selain itu,
menurut Suroto, (1989: 89) Amanah adalah pemecahan persoalan
33
biasanya berisi pandangan pengarang tentang bagaimana sikap kalau
menghadapai persoalan tersebut.
Pendapat lain menga tidakan bahwa amanah adalah keseluruhan
makna atau isi suatu wacana konsep dan perasaan yang ingin
disampaikan pembicara untuk dimengerti dan diterima pendengar
(Kridalaksana, 2001: 11)
Sebuah karya sastra betapa pun susahnya atau rumitnya,
senantiasa memuat dua hal yaitu:
1) Keindahan dan kenikmatan; dan
2) Ide, gagasan dan ajaran.
Menurut Junaedi, (1992: 98) ada dua jenjang amanah yakni
utama, amanah bawahan. Amanah utama adalah amanah dasar
cerita. Amanah bawahan adalah amanah tambahan atau amanah
sampingan cerita.
7. Titik Pengisahan (Sudut Pandang)
Titik pengisahan adalah kedudukan atau posisi pengarang
dalam cerita tersebut. Apakah ia ikut terlibat langsung dalam cerita itu
atau hanya sebagai pengamat yang berdiri di luar cerita (Suroto, 1989:
96). Ini dapat dilihat dalam penggunaan kata ganti “aku” dan “dia” di
dalam karangan.
34
Lebih lanjut Suroto (1989: 96) menguraikan penempatan diri
pengarang dalam suatu cerita dapat bermacam-macam; (1) pengarang
sebagai tokoh utama; (2) pengarang sebagai tokoh bawahan dan (3)
pengarang hanya sebagai pengamat yang berada di luar cerita.
Menurut Aminuddin, (1999: 90) titik pandang atau biasa
istilahkan dengan point of view (titik kisah) meliputi: (1) narrator
omniscent, (2) narrator observer, (3) narrator observer omniscent and
(4) narrator the third person omniscent.
Narrator observer omniscent adalah pengisah yang berfungsi
sebafai pelaku cerita. Karena pelaku juga dalam pengisah, maka
akhirnya pengisah juga merupakan penutur yang serba tahu tentang
apa yang ada dalam benak pelaku utama maupun sejumlah pelaku
lainnya.
Narrator observer adalah bila pengisah hanya berfungsi
sebagai pengamat terhadap permunculan para tokoh serta hanya
dalam batas tertentu tentang perilaku batin para pelaku. Dalam
narrator omniscient pengarang meskipun hanya menjadi pengamat
dari pelaku, dalam hal ini juga menyebut nama pelaku dengan ia,
mereka.
Menurut pendapat Junaedi, (1992: 172) jika menghayati cerita
fiksi dengan saksama akan ditemui cara pengisahan; (1) pengarang
35
berada di luar cerita; (2) pengarang terlibat di dalam pengisahan dan
(3) pengarang larut sepenuhnya dalam cerita.
8. Gaya Bahasa
Istilah Style (gaya bahasa) berasal dari bahasa Latin, Stilus, yang
mempunyai arti suatu alat untuk menulis di atas kertas (yang telah
dilapisi) lilin. Poedjosoedarmo membicarakan gaya bahasa sebagai
salah satu variasi bahas, yaitu termasuk ragam, ditandai oleh “suasana
indah”, dalam artikelnya “Kode dan Alih Kode”
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan, bahwa gaya
basasa sebuah fiksi, terutama menekankan gaya bahasa perbandingan,
sebab dalam gaya bahasa itulah tampak dengan jelas faktor
intelektialitas, emosionalitas pengarang dalam karyanya.
B. Kerangka Pikir
Dengan memperhatikan uraian pada tinjauan pustaka, maka pada
bagian ini akan diuraikan beberapa hal yang dijadikan penulis sebagai
landasan berpikir. Selanjutnya, landasan berpikir yang dimaksud tersebut
akan mengarahkan penulis untuk menemukan data dan informasi dalam
penelitian ini guna memecahkan masalah yang telah dipaparkan untuk itu
akan menguraikan secara rinci landasan berpikir yang dijadikan pegangan
dalam penelitian ini.
36
Karya prosa adalah karangan yang bersifat menerangkan secara
terurai mengenai sesuatu masalah atau hal peristiwa dan lain-lain. Dengan
demikian, karangan bentuk ini jelas tidak bisa disingkat dan pendek karena
harus menerangkan secara panjang lebar dan sejelas-jelasnya akan sesuatu.
Itulah sebabnya ketetapan dan kejelasan kalimat menjadi sangat penting.
Karya sastra bentuk prosa pada dasarnya dibangun oleh unsur
instinsik; yaitu tema, amanah, plot, perwatakan atau penokohan, latar, dan
karakter, titik pengisahan serta gaya bahasa. Selah satu bagian unsur
instrinsik adalah karakter perwatakan tidakan yang mempunyai peranan
sangat penting, karena tanpa karakter perwatakan suatu cerita tidak akan
tercipta.
37
Nilai-nilai Pendidikan
Moral
Karya Sastra
Novel “Mendayung Impian”.
“Ketika Mas Gagah Pergi”
Nilai pendidikan yang paling banyak ditemukan dalam novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman ini adalah nilai pendidikan sosial dan novel “Ketiga Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa adalah nilai religius. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel ini sudah di dukung oleh teori-teori yang relevan. Pada dasarnya pengarang mendominasi novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman ini dengan nilai pendidikan sosial dikarenakan pengarang ingin pembaca khususnya masyarakat Indonesia sadar akan kepedulian mereka terhadap sesama khusunya dalam hal pendidikan dan novel “Ketiga Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa, pengarang ingin pembaca khususnya masyarakat Indonesia agar sadar akan pentingnya memahami dan pengamplikasikan nilai religuis dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan sebagai umat yang beragama, islam pedoman yang paling utama dalam keshidupan. Pengarang ingin menyadarkan nilai religius menjadi sebuah keutaman untuk mendekatkan diri kepada Allah swt,
BAGAN KERANGKA PIKIR
Analisis
Hasil
Budaya Religius Sosial
Sastra
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini berisi proses pelaksanaan penelitian yang
meliputi Desain penelitian, definisi, fokus penelitian, data dan sumber data,
teknik pengumpulan data, dan teknil analisis data.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian pada hakekatnya merupakan strategi yang mengatur
ruang atau teknis penelitian agar memperoleh data maupun kesimpulan
penelitian. Menurut jenisnya, penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih mengutamakan
pada masalah proses dan makna/persepsi, di mana penelitian ini diharapkan
dapat mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi-analisis
yang teliti dan penuh makna, yang juga tidak menolak informasi kuantitatif
dalam bentuk angka maupun jumlah. Pada tiap-tiap obyek akan dilihat
kecenderungan, pola pikir, ketidakteraturan, serta tampilan perilaku dan
integrasinya sebagaimana dalam studi kasus genetik (Muhadjir, 1996: 243).
Penelitian Kualitatif Memahami dan mengenal karakteristik penelitian
kualitatif akan memudahkan peneliti untuk mengambil arah dan jalur yang
benar, baik di dalam memilih topik penelitian, menyusun proposal, melakukan
39
pengumpulan data, analisis, dan juga mengembangkan laporan studinya.
Dalam perkembangan riset kualitatif yang semakin kaya variasinya, riset ini
memiliki keluwesan bentuk dan strateginya. Kreasi pada pemikir dan peneliti
kualitatif dalam berbagai bidang yang relative baru bagi peneliti ini,
memungkinkan perumusan karakteristiknya tidak bersifat definitif (Sutopo,
1996). Dari beragam bentuk dan strategi yang telah dikembangkan selama ini
terlihat karakteristik pokoknya yang semakin menonjol sehingga bisa
dirumuskan secara lebih jelas. Dalam perjalanan pekembangan penelitian
kualitatif selama ini karakteristik tersebut meski tidak selalu dimiliki oleh
setiap jenis studi kualitatif namun merupakan milik metodologi penelitian
kualitatif secara keseluruhan.
Dalam penyusunan Desain harus dirancang berdasarkan pada prinsip
metode deskriptif kualitatif, yang mengumpulkan, mengolah, mereduksi,
mengdan menyajikan data secara objekti atau sesuai dengan kenyataan
yang ada di lapangan untuk memperoleh data. Untuk itu, peneliti dalam
menjaring data mendeskripsikan nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai
budaya dalam Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman
dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa sebagaimana
adanya.
40
B. Definisi Fokus Penelitian
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang fokus penelitian yang
diselidiki dalam penelitian ini, maka perlu di definisikan secara oprasional.
Adapun definisi fokus yang dimaksud sebagai berikut:
1. Nilai religius adalah menyangkut segi kehidupan secara lahiriah
melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total
dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan.
2. Nilai moral dalam Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.
Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana
Rosa yaitu adalah menunjukkan peraturan-peraturan tingkah laku dan
adat istiadat dari seorang individu dari suatu kelompok yang meliputi
perilaku. Untuk karya menjunjung tinggi budi pekerti dan nilai susila.
3. Nilai sosial adalah Perilaku sosial berupa sikap seseorang terhadap
peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang
lain, cara berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat antar individu
4. Nilai budaya adalah gejala-gejala yang lebih nyata seperti tingkah laku
dan benda-benda material sebagai hasil dari penuangan konsep-konsep
nilai melalui tindakan berpola.
41
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data dalam penelitian ini adalah keterangan yang dijadikan objek
kajian, yakni setiap kata, kalimat ungkapan yang mendukung aspek nilai atau
strategi dalam Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman
dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa . Studi pustaka
mencoba sejumlah buku dan tulisan yang relevan atau objek kajian.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Karya Reyhan
M.Abdurrohman “Mendayung Impian” yang berjumlah 299 halaman
diterbitkan oleh Elex Mediakomputindo pada tahun 2014 di Jakarta dan Novel
Karya Helvy Tiana Rosa “Ketika Mas Gagah Pergi” yang berjumlah 241
halaman diterbitkan oleh Asma Nadia pada tahun 2002 di Depok.
D. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang dipergunakan, maka
unsur nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai budaya yang dapat
dicocokkan yang dimaksud, kemudian diseleksi kutipan atau data yang mana
lebih spesifik itulah yang akan diambil. Selanjutnya, menentukan nilai religius,
nilai moral, nilai sosial dan nilai budaya sesuai dengan bukti atau penunjuk
yang telah dipilih.
42
Sebagai hasil akhir, memaparkan nilai religius, nilai moral, nilai sosial
dan nilai budaya dengan senantiasa mengutip bagian cerita yang
menunjukkan kebenaran yang dimaksud, selanjutnya dideskripsikan
bedasarkan fenomena sosial yang dijadikan acuan penelitian meliputi:
1. Mengedintifikasi nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai budaya
dalam novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman dan
Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa
2. Mencatat seluruh data yang ditemukan berupa nilai–nilai pendidikan
dalam novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman dan
Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa.
3. Menganalisis seluruh data yang telah diperoleh berupa nilai religius, nilai
moral, nilai sosial dan nilai budaya dalam Novel “Mendayung Impian”
Karya Reyhan M.Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi”
Karya Helvy Tiana Rosa.
4. Mendeskripsi unsur yang membangun karya sastra khususnya
menyangkut nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai budaya dalam
Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman dan Novel
“Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa .
5. Mendeskripsikan nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai budaya
pada Novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman dan
Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa .
43
BAB IV
HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam mendeskripsikan hasil penelitian ini peneliti mengurai secara
sistematis dan mengungkapkan nilai pendidikan yang terkandung dalam
“Mendayung Impian” Karya Reyhan M. Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas
Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa dengan urutan fokus yang telah
dipapakarkan sebelumnya. pertama adalah mengutip kalimat atau paragraf
yang mengandungi nilai pendidikan dalam “Mendayung Impian” Karya
Reyhan M. Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy
Tiana yaitu penelitian yang mencakup empat fokus sasaran : (1) nilai
religius, (2) nilai moral, (3) nilai sosial, dan (4) nilai budaya.
Adapun nilai pendidikan terkandung dalam “Mendayung Impian” Karya
Reyhan M. Abdurrohman dan Novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy
Tiana Rosa secara berurut dibahas sebagai berikut:
1. Nilai Pendidikan Religius
Hasil penelitian yang di dapatkan berdasarkan teknik pengupulan data
melalui kaji pustaka dengan teknik mencatat?pengodean. Diperoleh data
penelitian yaitu ungkapan/pernyataan yang mengandung nilai pendidikan
religius. Sumber data penelitian ini bersumber dari kata, kalimat dan
44
ungkapan/pernyataa yang bermakna nilai pendidikan dalam dua novel yaitu
“Mendayung Impian” Karya Reyhan M. Abdurrohman dan novel “Ketika Mas
Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah di cantumkan dalam korpus data penelitian ini, peneliti mendeskripsikan
nilai pendidikan religius sebanyak empat data pada novel “Mendayung
Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman, dan nilai pendidikan religius sebanyak
dua puluh tiga data. Dan dapat diperhatikan sebagai berikut:
a. Nilai pendidikan religius novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan
M. Abdurrohman
Data 1
Vano masih berbaring. Terbelenggu dalam kebingungan. Waktu berjalan sia-sia. Seharusnya, ia sudah bersiap berangkat sekarang. Sudah menapaki jalan hidup yang baru. Melupakan hidup yang dulu untuk sementara waktu. Tapi, mimpi itu membekas di kepalanya. Jika tidak ada yang menyebut kondisi Mama dalam mimpi itu, mungkin ia sudah pergi. Tapi, ini soal kesehatan Mama. Sosok wanita yang ia cintai.
“Hah!”Vano mengacak-ngacak rambutnya. Kemudian, mengibarkan selimut.“Tuhan , beri aku jalan”.(Halaman 45)
Pada data tersebut menggambarkan bagaimana sikap Vano merasa
telah banyak menghabiskan waktu memikirkan gejolak yang ada dalam
dirinya, Vano terbebani oleh fikiran sendiri, mengejar cita-cita disisi lain
kondisi Mama yang kurang sehat membuatnya mengurungkan sementara
niatnya untuk pergi.
45
Di dalam kondisi terbelenggu Vano memohon petunjuk kepada
Pencipta. Vano yakin kepada Pencipta, tidak ada yang akan memberi
ketenangan dan keyakinan yang kuat didalam hati selain perolonganNya,
sebagai jalan untuk mengatasi berbagai masalah yang hadir dialaminya
walau seberat apa pun masalah itu.
Keyakinan Vano tersebut telah membangkitkan rasa percaya dirinya,
setiap mahluk akan memproleh pertolongan Sang Pencipta selagi timbul niat
utuk memohon. Berdoa, berusaha dan berserah diri padaNya, itulah sifat
utama yang dapat mendatangkan pertolonganNya, mampu membebaskan
diri dari rasa gelisah, panik, takut, cemas, tertekan berkepanjangan yang
dapat mengacaukan jalan fikiran.
Selain itu, Vano selalu berusahan mensyukuri nikmat yang diberikan
oleh Sang Pencipta kepadanya seperti data berikut:
Data 2
Pesawat mendarat dengan selamat di Bandara
Supadio. Satu per satu penumpang turun dari pesawat. Saat menjejakkan kaki kebumi, Vano langsung
berhenti, menarik nafas panjang, dan menghembusnya. Ia pun mengucapakan syukur kerena telah sampai dengan selamat di pontianak. (Halaman 49)
Data di atas menggambarkan Vano menyukuri atas segala nikmat
keselamatan yang diberikan, setelah menempuh perjalanan jauh dengan
menggunakan pesawat akhirnya Vano tiba di Pontianak dengan selamat,
46
tidak menutup kemungkinan dalam menempuh perjalanan jauh tersebut, apa
saja bisa terjadi atas kehendak dan izin Sang Pencipta.
Data 3
Saat berbaring memandang langit-langit kamar ia teringat dengan mimpinya semalam. Tentang Mama dan Papa. Pasti mereka tengah khuatir mencarinya kemana-mana. Ia juga merasa berdosa. Tapi, jika tidak nekad, ia tidak bisa merengkuh cita-citanya. Apalagi Mama. Ia sangat khuatir dengan keadaan Mama. Ia mengutuku diri sendiri.(Halaman 120)
Pada data di atas menggambarkan tentang perilaku Vano yang setiap
malam sebelum tidur, dia sering teringat tentang keadaan ibunya yang pasti
resah mencari tahu dimana keberadaan Vano sekarang, Vano merasa
bimbang keadaan Ibunya dan tentang jalan yang dipilihnya akan
mendatangkan dosa besar menjadikan dia anak durhaka karena menentang
orang tua.
Setiap malam Vano merenung dosa dan menyalahkan diri sendiri atas
perbuatannya kepada orang tuanya, Vano merasa sesungguhnya manusia di
wajibkan berbuat baik kepada dua Ibu Bapaknya, ibun mengandungnya
dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Data 4
“Kamu sudah hebat. Zali. Banggalah dan bersyukurlah dengan apa yang kalian sudah dapatkan. Setidaknya, kalian berhasil menaklukkan rasa tidakut kalian, kalian berhasil mengalahkan mereka semua.
47
Anggap saja anak berbaju baru itu lebih beruntung darimu untuk hari ini saja. Tuhan pasti punya rencana dengan apa yang sudah di tidakdirkan,” kata Vano berusaha menghibur. “Sekarang senyum dong. Angkat piala ini tinggi-tinggi dan ucapkan syukur pada-Nya.” Lestari menambahkan. (Halaman 222)
Pada data tersebut menggambarkan perkataan Lestari, salah
seorang guru di SD Mini Penggerak kepada Zali muridnya yang telah
mengikuti lomba puisi, Lestari mengajarkan tentang arti rasa syukur, harus
ada dalam diri. Lestari seringkali berpesan kepada Zali, apa pun hasil
pertandingan tersebut, harus disyusukuri kerena semua itu adalah pemberian
Sang Pencipta.
Disamping itu, segala sesuatu itu telah direncanakan dan di
tidakdirkan oleh Pencipta adalah cobaan atau kesusahan serta ujian nikmat
yang silih berganti datangnya mereka dituntut supaya bersabar dalam
menerima kesusahan, bersyukur dalam menerima nikmat. Sama ada ia ujian
kesusahan atau ujian nikmati, hati perlu menerimanya dengan betul, iaitu
bersabar apabila menerima kesusahan dan bersyukur apabila dikurniakan
nikmat lalu menjadikan pembrlajaran terbesar tentang apa yang mereka raih
itu adalah yang terbaik dariNya, juara kedua dalam lomba puisi titik awal
untuk mewujudkan impian mereka.
48
b. Nilai religius novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy
Tiana Rosa
Data 1 “ Memang ngapain sih Mas, ke Madura segala lama Lagi!” “ Diajak servei sama salah satu profesor dan kontraktor, untuk perencanaan bangunan besar disana, Dik Manis! Sekalian peneltian skripsi Mas.....” Ah, soal bangunan dan penelitian skripsi. Lalu kenapa Mas Gagah berubah mejadi aneh gara-gara hal tersebut? Pikirku waktu itu.
Mas ketemu Kiai hebat di Madura,” Cerita Mas gagah antusias. “ nama kiai Ghufron! Subuhanallah, orangnya sangat bersahaja, sastri-santrinya luar biasa! Di sana Mas memakai waktu luang Mas untuk mengaji pada beliau. Dan tiba-tiba dunia menjadi benderang!” tambahnya penuh semangat. “ nanti kapan-kapan kesana ya, Git” ( Halaman 4)
Data di atas menggambar sikap Mas Gagah tentang pentingannya
ilmu dan kesadaran bagaimana menghargai, mengisi dengan hal-hal yang
baik dan bermanfaat untuk diri dan orang yang ada disekeliling. Selain itu,
menuntut ilmu dunia Mas Gagah sadar tentang pentingnya ilmu akhirat
kedua-duanya harus diseimbangkan untuk menjadi bekal di dunia dan
akhirat.
Waktu luangnya diisi dengan menyempatkan mempelajari ilmu agama
dengan seorang kiai Ghufron, kehidupan dalam keseerhanaan dan
merupakan Guru Besar di salah satu pondok pasantren di Madura. Beliau
telah mendidik Mas Gagah selama disana menjadi pribadi yang baik dan
beriman Allah.
49
Mas Gagah telah belajar mengampilikasikan ilmu agama dalam
kehidupan sehari-hari yang dia pelajari setelah kepulangan pulang dari
Madura, Mas Gagah tetap giat dan berusaha mendalami, seperti berikut
Data 2 “ Matikan CD-nya!” ka tidaku sewot. “ Lho memang kenapa?” “ Gita kesal bin sebel dengarin CD Mas Gagah! Memangnya orang Arab, Masangnya Kok lagu-lagu Arab gitu!” aku cemberut. “ Ini nasyid. Bukan sekadar nyanyian Arab tapi Zikir, Gita!” “Bodo” “ Lho, kamar ini kan daerah kekuasaannya Mas. Mas. Boleh dong Mas melakukan hal-hal yang Mas sukai dan Mas anggap baik di kamar sendiri,” kata Mas Gagah sabar.” Kemarin waktu Mas pasang di ruang tamu, Gita ngambek, Mama bingung. Jadinya ya di pasang di kamar.( Halaman 5 ).
Pada data tersebut menggambarkan sikap Mas Gagah tentang
keutamaan mendengarkan dan melafalkan zikir serta tujuan zikir, sebagai
seorang muslim mendengar dan membaca zikir merupakan upaya
pendekatan seorang hamba dengan Rabnya. Dan dengan dzikir seorang
hamba akan mendapatkan keutamaan dan kelebihan di sisi Allah.
Disamping itu berdzikir mengingat Allah bahwa hati mereka akan
menjadi tenang. Orang-orang yang berdzikir senantiasa selalu berbuat baik
dan menjauhi perbuatan maksiat. Perlu diketahui bahwa berdzikir bukan
saja mengucapkan tasbih, tahmid dan tahlil. Akan tetapi, melakakukan
segala aktifitas dan kegiatan yang mengandung nilai kebaikan dalam rangka
50
mendekatkan diri kepada Allah swt. Disebabkan karena tidak melakukan
perbuatan dosa dan selalu melakukan kebaikan kepada setiap orang, maka
konsekuensinya adalah hati mereka menjadi tenang.
Data 3
Di satu sisi kuakui Mas Gagah tambah alim. Shalat tepat waktu, berjama’ah di masjid, ngomongnya soal agama terus. Kalau aku isseng mengintip di lubang kunci, ia pasti apalagi ngaji atau baca buku Islam, dan kalau aku mampir ke kamarnya, ia dengan senang hati menguraikan isi buku yang dibacanya, atau malah menceramaiku. Ujung-ujungnya, “ayo dong Gita, lebih femini. Kalau kamu pakai rok atau baju panjang, Mas rela deh kasi voucer belanja Mas punya buat beliin kamu rok atau baju panjang muslimah kan harus anggun. Coba Dik Mas manis, ngapain sih rambut ditrondolin gitu!” ( Halaman 6) Pada data tersebut menggambarkan tentang Gita memaknai sikap Mas
Gagah tambah alim seelain itu, Gita menyadari kelakukannya selama ini
banyak bertentangan dengan ajaran Islam dan bermaksud belajar serta
mendalami tentang ilmu agama untuk memperbaiki kesalahannya dan mulai
bertobat dengan berusaha mengikuti perintah Allah dengan menunaikan
shalat lima waktu secara berjemaah di masjid .
Selain itu, Mas Gagah berusaha mengajak serta mendidik Gita adiknya
dengan ilmu agama agar berperilaku lebih baik, Mas Gagah selalu
membujuk Gita barbusana muslim dan menutup auratnya sebagaimana
wanita muslimah layaknya.
51
Data 4
Mas Gagah membawakan sebuah buku dan menyodorkannya padaku.” Nih, baca, Dik!”Kubaca keras-keras. “ Dari ‘Aisyah ra. Demi Allah, Demi Allah, Demi Allah. Rasululllah Saw tidak pernah berjabat tangan dengan wanita kecuali dengan mahromnya. Hadits Bukhari Muslim!” Si Mas Tersenyum. “ Tapi Kiai Anwar mau salaman sama Mama. Haji kari, Haji Toto, Ustadz Ali,” ka tidaku. “ Bukankah Rasulullah uswatul Hasanah Teladan terbaik?” kata Mas Gagah sambil mengusap kepalaku.” Biar saja mereka begitu, tetapi Mas Gagah tidak, nggak apa kan? Coba untuk mengerti dan menghargai ya, Dik Manis” (Halaman 8).
Pada data di atas menggambarkan perkataan Mas Gagah kepada adik
perempuannya Gita untuk berusaha menyadarkan dengan memberikan
bacaan serta pedoman tentang batasan antara mohram, yang selalu
menjadikan kebiasaannya.
Disamping itu, Mas Gagah meyakini, sebaik-baik panutan adalah
mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah, sebagai panuntun serta
menjadikan Hadist dari para sahabat dalam hehidupan bahkan ketika dia
berusaha menuntun serta menjelaskan adiknya dengan mencontohi perilaku
Rasululllah,Karena teladan yang baik adalah Rasulullah
Data 5
Kini tiap hari Minggu kami ke berbagai masjid, mendengarkan ceramah umum, atau ke tempat-tempat tabliq akbar digelar.kadang cuman aku dan Mas Gagah, kadang-kadang bila sedikit kupaksa Mama Papa juga ikut.
“Masa sekali aja nggak bisa, Pa...., tiap minggu rutin ngunjungi relasi ini itu, Kebutuhan rohaninya kapan?”
52
tegurku.Biasanya Papa hanya pipiku sambil menyahut, “ Iya deh, iya!” ( Halaman 13) Pada data di atas menggambarkan sikap Gita yang telah menyadari
kelakuan dan kebisaan buruk yang dia lakukan sebelumnya seperti selalu
bepergian membuang-buang waktu di tempat yang tidak jelas, sekarang Gita
lebih memilih berkunjung berbagai masjid, mendengarkan ceramah umum,
atau ke tempat-tempat tabliq akbar digelar disanalah Gita mendalami agama
untuk menambah kecintaanya kepada Allah setiap waktu liburnya seperti
kebiasaan yang dilakukan Mas Gagah lakukan di hari liburnya,
Selain itu, Gita mengajak kebersama keluarga untuk menuntut ilmu-
ilmu agama serta mendalami kebutuhan rohaninya, Gita sadar anggota
keluarga kurang mendalami tentang ajaran agama sebelum Mas gagah
datang dari Madura.
Data 6
“Mengapa saya mengenakan jibab?, Alasan pertama kerna berjilbab adalah perintah Allah dalam surah Al Ahzab ayat 59 dan An Nur ayat 31, kedua karena jilbab merupakan identitas utama untuk dikenali sebagai seorang muslimah. Astri Ivo, seorang artis, justru mulai menggunaan jilbab saat kuliah di Jerman. Saya Alhamdulillah mulai mengenakannya saat kuliah di Amerika.”
“ Wuuuiiiih,” hadirin berdengan berdecak kagum
Alasan ketiga saya mengenakan jilbab, karena denganberjilbab saya merasa lebih aman dari gangguan. Dengan berjilbab, orang yang akan menyapa saya “ Assalamu’laikum, atau memanggil saya Bu “ Bu Haji yang merupakan do’a. Jadi selain merasa aman, bonusnya adalah
53
mendapatkan do;a. Hal ini akan berbeda bila muslimah mengenakan pakaian yang’ you can see everything” Hadirin tertawa. Hmmm.
“Alasan keempat, dengan berjilbab seorang muslimah akan merasa lebih merdeka dalam artian sebenarnya. Perempuan yang memakai rok mini di dalam angkot misalnya akan merasa resah menutupi bagian-bagian tertentu tubuhnya dengan tas tangan. Nah, kalo saya naik angkot dengan busana muslimah saya bisa duduk seenaknya saya. Ayo, lebih merdeka yang mana?”
Hadirin tertawa lagi. “ Alasan kelima, denganberjilbab seorang muslimah tidak dinilai dari ukuran fisiknya. tidak akan dilihat kurus, gemuknya kita. Tidak dilihat bagaimana hidung atau betis melainkan kecerDesan, karya dan kebaikan hati kita.” Aku menunduk, benar juga. “ Keenam , dengan berjilbab kontrol ada ditangan perempuan, bukan lelaki. Perempuan itu yang erhak menentukan pria yang berhak dan tidak berhak melihatnya” Hadirin manggut-manggup. Yes! “ ke tujuh. Dengan berjilbab pada dasarnya wanita telahmelakukan seleksi terhadap calon suaminya. Orang yang tidak memiliki dasar agama yang kuat, akan enggan untuk melamar gadis berjilbab, bukan? Aku menunduk lebih dalam. “ Terakhir, jilbab tidak pernah menghalangi muslimah untuk maju dalam kebaikan,” Ujar Mbak Nadia.” O ya berjilbab memanglah bukanlah satu-sayu indikator ke tidakwaan, namun jilbab merupakan realisasi amal dari keimanan seorang muslimah. Jadi lakukanlah semampunya. tidak perlu ada pertanyaan-pertanyaan negatif seperti “ Kalau aku hati dulu yang di jilbabin” Hati kan Urusan Allah, tugas beramal saja dengan iklas.” ( Halaman 17) Pada data tersebut menggambarkan Mbak Nadia memberikan tujuh
manfaat berjilbab di acara Seminar yang diikuti, Mbak Nadia turut menjadi
salah satu pemateri di acara tersebut.
54
Kecintaan Mbak Nadia kepada Allah tergambar dengan melaksanakan
semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya degan cara memakai
memakai jilbab untuk menutup aurat dan meyakini kuatan imananya akan
bertambah selagi dia panuh serta sadar dengan menggunakan jilbab itu
sangat dianjurkan. Seperti perintah Allah dalam surah Al Ahzab ayat 59 dan
An Nur ayat 31 sebagai berikut:
بي قل لأزواجك وبناتك ونساء المؤمنین یدنین علیھن من جلابیبھن ذ ھا الن لك یا أی غفورا رحیم أدنى أن یعرفن فلا یؤذین وكان الله
(Q.S. Al Ahzab: 59)
Hai Nabi, Ka tidakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnyake seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
منھا ولیضربن وقل للمؤمنات یغضضن من أبصارھن ویحفظن فروجھن ولا یبدین زینتھن إلا ما ظھر آباء بعولتھن أو أبنائھن أو أبناء بعولتھن بخمرھن على جیوبھن ولا یبدین زینتھن إلا لبعولتھن أو آبائھن أو
ابعین غیر أولي الإربة أو إخوانھن أو بني إخوانھن أو بني أخواتھن أو نسائھن أو ما ملكت أیمانھن أ و التجال ساء ولا یضربن بأرجلھن لیعلم ما یخفین من الر فل الذین لم یظھروا على عورات الن من زینتھن أو الط
ھ المؤمنون لعلكم تفلحون جمیعا أی (Q.S. An Nur: 31) وتوبوا إلى الله “Ka tidakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
55
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Ayat di atas menggambarkan kewajiban menutup aurat atau berhijab,
Bagi kaum wanita, sejak mulai kecil sehinnga dewasa diwajibkan menutup
seluruh anggota badannya. Seorang wanita yang menutup auratnya dengan
rapat, menjadikan orang lain segan berniat melakukan kejahatan kepadanya.
Sebaliknya apabila wanita tidak menutup auratnya akan mendorong orang
lain berbuat jahat kepadanya.
Di samping itu, Mbak Nadia memberikan gambaran tentang keutaman
menutupi aurat dengan jilbab, dia percaya bahwa Allah akan mencintai
ummat apabila ummat tersebut mencintainya pula dengan mengikuti segala
perintah dan menjauhi laranganNya. Mbak Nadia memaparkan beberapa
alasan rasional kepada orang yang menghadiri seminar agam tersebut dan
secra tidak langsung memberi pendidikan entang tujuan mengenakan jilbab
di mata Allah serta manfaat yang diperoleh antara lain sering didoakan,
merasakan kemerdekaan seutuhnya, tidak menimbulkan fitnah dan hijab
juga tidak menjadi penghalang dalam beraktifitas, jadi tidak ada alasan untuk
seseorang mengenakan jilbab.
56
Data 7
Tiga jam kemudian kami masih berada di rumah sakit. Sekitar ruang ICU mulai sepi. Tinggal kami, seorang bapak separuh baya yang menunggu anaknya juga dalam keadaan kondisi kritis, Tika dan Mbak Nadia, serta beberapa sahabat teman Mas Gagah, Bang Ucok, Bang Urip dan Kang Atep. Aku sedikit lebih tenang, berzikir dan terus berdoa, di bimbing Mbak Nadia. Ya, Allah, selamatkan Mas Gagah, Gita, mama dan Papa butuh Mas Gagah, ummat juga.” ( Halaman 26)
Pada data di atas menggambarkan tentang kepetingan dzikir. Sikap
Gita yang lebih tenang dengan musibah yang terjadi kepada Mas Gagah di
daerah Bogor ketika dalam perjalanan pulang dari ceramah di salah satu
masjid daerah di Bogor kemarin, peristiwa tersebut terjadi tepat di hari
ulang tahun Gita yang ke tujuh belas.
Perasaan Gita mulai tenang setelah berzikir, mengingat Allah adalah
cara terbaik membawa hati menjadi tenang. Selain itu, jika melakukan
amalan zikir setiap saat akan menambah keimanan dengan menyebut
namanya setiap saat. Ketika Kondisi psikologis Gita memburuk oleh Mbak
Nadia yang menuntunya agar berzikir dan memanjatkan doa keselamatan
kepada Allah.
Disamping itu,sahabat dekat Mas Gagah Bang Ucok, Bang Urip dan
Kang Atep. Datang untuk menenangkan Gita yang tidak henti meneteskan
air mata, Mbak Nadia percaya hanya Allah yang mampu menyelamatkan
57
nyawa Mas Gagah yang dalam keadaan kritis tidak sadarkan diri selama tiga
hari.
Demikian pula keparcayaan Mbak Nadia kepada Allah. Detik-detik
hembusan nafas Mas Gagah. Dia menenagkan Gita dan menyerahkan
segalanya kepada Allah seperti berkut.
Data 8
Kuusap setitik lagi air mata yang jatuh. “ sebut nama Allah banyak-banyak, Mas,” ka tidaku sambil megenggam tangannya aku sudah pasrah pada Allah. Aku sangat menginkan Mas Gagah terus hidup. Tapi sebagai insan beriman, seperti yang di ka tidakan Mbak Nadia, au pasrah dengan ketentuan Allah. Allah tentu lebih tau apa yang terbaik bagi Mas Gagah.
“ Laa....ilaaha...illa..llah..., muham...mad... Ra....sul..Al....lah...”
Suara Mas Gagah pelan, tapi tidak terlalu pelan bagi kami dengar Mas gagah telah kembali pada Allah. Tenang sekali, seulas senyum menghiasi wajahnya.
Aku memeluk tubuh yang terbujur kaku dan dingin itu kuat. Mama Papa juga. Isak kau bersahutan walau kami rela dia pergi. Selamat jalan Mas Gagah! (Halaman 28)
Pada data 8 di atas memberikan gambaran bahwa setiap mahkluk
yang bernyawa pasti akan menghadapi kematian dan itu salah satu tidakdir
yang harus diyakini oleh setiap umat manusia yang ada di muka bumi ini,
dan setiap yang disayangi akan kembali kepada yang mencip tidakan yakni
Allah swt. Akhiratlah tempat tinggal manusia yang kekal abadi.
58
Dunia ni adalah tempat persinggahan sementara. disinilah manusia
sentiasa meyakini dengan hati bahwa segala sesuatu yang di dunia ini milik
Allah swt. Manusia sebagai makhluk sempurna yang berfikir dewasa
hendaklah sentiasa mendekatkan diri kepada Allah, meyakini segala tanda-
tanda kebesaran Allah swt.
Data 9 Buat adikku manis Gita Ayu Pratiwi, Semoga memperoleh umur yang berkah, Dan jadilah muslimah sejati, Yang selau mengedepankan nurani, Agar Allah selalu besertamu. Ingat Islam itu indah... Islam itu cinta.. Kalau kau tidak setuju pada kebaikan, Yang belum kau pahami, Kau selalu bisa menghargainya Sun Sayang, Mas Ikhwan, eh Mas Gagah! ( Halaman 29)
Pada data tersebut tentang kecintaan Mas Gagah, kesayakinan tentang
Islam melaluin puisi untuk Gita adik permpuannya. Pesan yang tertulis, agar
Gita selalu menjadi wanita muslimah, mematuhi perintah Allah dan menjauhi
segala larangannya karena sesungguhnya Allah akan selalu menyanyangi
hamba sentiasa dekat diri beriman kepadanya.
Selain itu, Mas Gagah berpesan kepada adiknya melalui ucapan ulang
tahun Gita sebelum meninggal agar mencintai Islam karena agama Islam
agama yang sempurna, dengan agama Islam inilah Allah menutup agama-
59
agama sebelumnya . Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-
hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat
atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka
peluk.
Oleh sebab itu, tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam,
harus menghargai pesan dan ajaran Islam yang disampaikan secara
terbuka tanpa ada keraguan, meyakinan tentang kebenaran didalammnya.
Data 10
“ Ibnu Umar perna berkata : “ Ku datang Kepada Nabi SAW, maka bertanya seorang pria Anshor : ya Rasulullah, siapakah orang yang paling bijakasana dan paling mulia?” Maka Nabi menjawab: “ Orang-orang yang paling banyak mengingat mati dan gigih berusaha untuk persiapan menghadapi mati, merekalah orang-orang yang bijaksana hingga mereka itu nantinya pergi dengan membawa kemualian dunia dan keutamaan akhirat,” demikian hadist riwayat Ibnu Majah. Maka kemabali ke diri kita, sudah kah siap menghadapi kematian yang pasti datang dalam AL-Qur’an dika tidakan dan tidak akan bisa lari darinya. Bahkan saudaraku, bisa kah menjamin bahwa esok kelak kala matahari terbit masih hidup?” ( Halaman 34 )
Data di atas menggambarkan bahwa makhluk paling mulia menurut
Rasulullah disisi Allah adalah mereka orang-orang yang ber tidakwa dengan
mempercayai kekuasaan Allah.
Mereka yang paling banyak mengingat kematian dan mereka tergolong
dalam orang-orang bijaksana karena semasa didunia dia menuntut dunia
dan kehidupan hanyalah sementara sehingga kemudian mereka tidak lupa
60
mempersiapkan diri dengan bekalan untuk menuju akhirat dengan
memperbanyak amalan soleh, mereka mempercaya kehidupan yang kekal
adalah kehidupan di akhirat, hal tersebut telah gambarkan didalam Al-quran
kitab yang penjadi pedoman, dika tidakan juga tidak ada seorang mahkluk
ciptaanyanya yang dapat lari dari ketentuan terebut,
Selain itu, kematian adalah rahasia Allah tidak seorang pun yang
bergelar mahkluk mengetahui kapan, bagaimana dan dimana kematian itu
akan datang melainkan dengan ketentuannya.
Data 11 Suaranya di ujung gerbong tidak begitu terdengar dari tempatku beriri kini. Aku maju mendekat. Kebetulan ada bangku kosong tidak jauh di depan Si Koko tidak. Dan dengan cueknya aku duduk. Sungguh aku ingin mendengar apa yang dika tidakannya. “jadi untuk apa hidup Sebagai Muslim, harus punya jawaban yang pasti untuk pertanyaan tadi,’ katanya “ hidup ya untuk makan, nikah dan bayarin sekolah anak!” kata seorang bapak tua bergigi ompong, pedagang jamb yang diduk di dekat pintu, di sambut gerr yang lain dan gemuruh suara kereta. Si Ko tidak Merah Hati tersenyum. “ Hidup itu ya untuk berusaha...” ka tidaku tiba-tiba dengan suara keras. “ Ya, adik betul! Berusaha untuk sentiasa megabdi padaNya. Di surat Adz-Dzariyat ayat 56 Allah bersabda: Tidaklah Aku cip tidakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah mengabdi padaKu!” ( Halaman 38)
Data di atas menggabarkan perkataan pemuda berpakaian koko tidak
yang sering berdakwah di atas kenderaan umum tidak sekali hampir setiap
61
bertemu dengan Gita dalam perjalnan menuju kampus, pemuda tersebut
seringkali menyampaikan dakwah tentang makna kehidupan, salah satu
yang dia pernah sebutkan adalah seperti berikut:
(Surat Adz dzariyat ayat 56 )لیعبدون إلا والانس الجن خلقت وما
Surat ini mengandung makna bahwa semua makhluk Allah, termasuk
jin dan manusia dicip tidakan oleh Allah SWT agar mereka mau mengabdikan
diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT.
Jadi selain fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi (fungsi
horizontal), manusia juga mempunya fungsi sebagai hamba yaitu
menyembah penciptanya (fungsi vertikal), dalam hal ini adalah menyembah
Allah karena sesungguhnya Allah lah yang mencip tidakan semua alam
semesta ini.
Manusia dicip tidakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya.
Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun
(taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa
manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti
kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa. Itulah yang membuat
semua orang dalam angkutan umum tersebut antusias mendengarkan
termasuk Gita. Jarang dari mereka yang tidak tertarik untuk mendalami
ajaran Islam setelah mendengar dakwah pemuda itu.
62
Data 12
“ Tetapi Islam mengajarkan kita, untuk bebuat makisimal . di mana pun berada , itu adalah bumi Allah, termasuk palestina. Disana sedang terjadi penjajahan biadap puluhan tahun. tak usah bicara Islam, nilai-nilai kemanusian yang abang anggap universal. Apakah ingi menjadi bangsa yang bungkam atas nasib bangsa lainnya? Bahkan Indonesia adalah negeri yang tak perna mentolerir penjajahan?, lahgi pula secara historis, ada warisan Islam, Masjid Al Quds, tempat Nabi Muhammad SAW Isra-mi” raj yang sedang terancam hancur. Siapa yang akan peduli? Lalu kerna alasan Indonesia belum makmur, tidak boleh menengok nasib mereka? Sekadar mendoakan dari jauh pun tak mau? Lihat, Dalam kesengsaraan Mereka warga Palestina masih setia membantu setiap kali negeri dilanda bencana. Dan itu mereka lakukan sejak sebelum merdeka dulu!”(Halaman 42)
Data di atas menggambarkan pernyataan tentang ajaran Islam yang
sebenarnya,mengajar bagaimana berbuat maksimal untuk menolong sesama
muslim,termasuk di negara paletina yang dalam kesusahan, didalam ajaran
Islam mengajarkan banyak nilai kemanusian untuk saling membantu.
Ajaran Islam mengajarkan tidak ada alasan untuk tidak menghulurkan
bantuan kepada mereka yang membutuhkan, pertolongan tidak saja dengan
material mendoakan juga merupakan salah satu cara memohon pertolongan
bukankah pertolongan semua datangnya dari Allah dan doa tidak mengenal
tempat dan situasi yang penting seseorang ihklas melakukannya.
Data 13 “ Jadi musibah bisa jadi adalah ujian dari Allah atas keimanan kita. Di dala hadist dika tidakan bahwa bila ada sesorang yang kena musibah, walau hanya tersutuk duri, niscaya dosanya akan dikurangi leh Allah.”
Lelaki dengan kemeja Koko tidak itu terus berbicara. Wajahnya teduh. Ya Allah, kenapa orang ini sentiasa bersera dalam
63
kebajikan? Kenapa dia selalu hadir lebih dulu? Kenap ia begitu mirip? Wajahnya tidak seganteng Mas Gagah. Bukan Wajah yang Mirip... mungkin perangai...atau.. “ Rasulullah Saw berkata bahwa kekafiran itu dekat dengan kekufuran. Kerena itu meski miskin harta, hendaknya kaya iman. Jangan sampai sudah miskin di dunia, banyak berbuat maksiat pula, hingga kelak melarat di akhirat. Na’udzubillahi min Dzalik.” ( Halaman 49) Pada data tersebut menggambarkan sosok pemuda berbaju koko tidak
yang menyampaikan dakwah tentang segala sesuatu yang menimpah
seseorang semua datangnya dari Allah, musibah adalah ujian yang
diturunkan oleh Allah untuk menguji iman sesorang tersebut, disisi lain
cobaan tersebut juga merupakan rahmat dari Allah, setiap cobaan yang
diturunkan oleh Allah akan bernilai pahala dan mengangkat derajat sesorang
apabila percaya kemudian sabar menjalani segala ujian yang diturunkan itu
adalah sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada ummatnya.
Gita terkesimah dengan dakwah yang disampaikan oleh pemuda
berbaju koko tidak itu, Gita melihat ada jiwa yang damai di dalam diri
pemuda itu, dia juga mengingatkannya kepada sosok Mas Gagah yang telah
berpulang ke rahmatullah.
Pemuda berbaju koko tidak itu juga menyinggung tentang kekafiran
dalam dakwahnya sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh
Rasulullah, pemuda mengajak penumpang di atas kenderaan umum agar
memperbanyak amalan kebaikan agar tidak meninggalkan dunia dalam
keadaan miskin amalan.
64
Demikian pula kepercayaan pemuda tersebut terhadap Allah.
Bagaimana ciptaannya adalah satu nikmat yang perlu di sukuri seperti
berikut:
Data 14 “ Assalamu”alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Sapanya. Dan kemudian seperti hari-hari kemarin kudengar dan kucermati kata-katanya. “ Fii ahsani taqwim. Artinya Allah mencip tidakan dengan sebaik-baik bentuk. Anda merasa pesek, jereng, tonggos, jerawatan, hitam legam? Merasa jelek? tidak perlu demikian. Percayalah anda harus tetap bersyukur karena itu sebaik-baik bentuk Anda. Amalan anda yang membuat Anda lebih ganteng dan cantik, terutama di hadapanNya. Dan sebaik-baik manusia disisi Allah adalah yang paling ber tidakwa. Jadi sudah anda bersyukur atas keberadaan hari ini?”. ( Halaman 51)
Pada data di atas memberikan gambaran perkataan yang disampaikan
oleh pemuda berbaju koko tidak di atas angkutan umum, setelah pulang
kerumah Gita memaknai kata-kata pemuda tersebut ketika menyampaikan
dakwah tentang surah Al-An’am ayat 112 manusia sama di mata Allah
ا شیاطین الإنس والجن یوحي بعضھم إلى بعض زخرف القو لك جعلنا لكل نبي عدو -surah Al) ل كذ
An’am ayat 112) ك ما فعلوه فذرھم وما یفترون غرورا ولو شاء رب
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka
membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-
indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya
65
mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang
mereka ada-adakan”.
semua sepakat bahwa seluruh manusia adalah ciptaan Tuhan,
namun benarkah derajat manusia sebagai ciptaan Tuhan itu sama dimata
Tuhan? jika ada yang menganggap bahwa derajat manusia itu sama dimata
Allah, maka itu adalah anggapan yang keliru.
Soal bentuk dan fisik manusia jelas sama yang membedakan manusia
dimata Allah adalah ke tidakwaan dan keimanan sesorang.
Data 15
Kangen sama Mama, Ry. Di sini melakukan semua sendiri, tanpa bimbingannya.
Oh ya, subuh tadi untuk pertama kalinya aku tergugah tuh. Ustadzah Nurul memberikan kultum tentang hakikat sebagai abdi Ilahi. Ternyata di surah adz Dzaariyat ayat 56 di sebutkan bahwa Allah mencip tidakan manusia bukan untuk apapun kecuali beribadah padaNya. Artinya sudah seluruh aspek kehidupan diri bangun tidur sampai tidur lagi bernilai ibadah.
Aku mulai ngerti dan terbiasa dengan Al-Quran, Ry. Walau masih terbata-bata membacanya. Kontrol yang ketat, kepedulian yang meliputi dan saling kasih di sini meluruhkan niatku untuk jadi biang kerok di pasantren ini. Soalnya dengan Imay saja santriwati dan ustadzah di sini udah pada kelimpungan kok! Lho?! ( Halaman 101)
Pada data tersebut menggambarkan sikap Ry. Yang mulai sadari
tentang hakikat manusia di cip tidakan dalam surah adz Dzariyat ayat 56
yang pertama kalinya disampaikan oleh Ustadzah Nurul salah satu guru di
pasantren.
66
وما خلقت الجن والإنس إلا لیعبدون
(Surat Adz dzariyat ayat 56)
Mengandung makna bahwa semua makhluk Allah, termasuk jin dan
manusia dicip tidakan oleh Allah SWT agar mereka mau mengabdikan diri,
taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT. Jadi selain fungsi
manusia sebagai khalifah di muka bumi (fungsi horizontal), manusia juga
mempunya fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya (fungsi
vertikal), dalam hal ini adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah
lah yang mencip tidakan semua alam semesta ini.
Manusia dicip tidakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya.
Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun
(taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa
manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti
kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.
Selain itu, bentuk kecintaan Allah kepada manusia, apa pun yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari akan bernilai pahala selagi di lakukan
dalam lingkup perintah dan menjauhkan dari larangan.
Dengan membaca Al-quran sebagai pedoman hidup, akan mencegah
sesorang melakukan perbuatan yang buruk, seperti halnya. Ry
mengurungkan niat untuk menjadi biang kerok dalam pasanteren setelah
mencoba mendalami Al-quran.
67
Demikian pula kepercayaan yang mulai tertanam dalam diri seseorang
tentang ajaran yang terdapat didalam Al-quran seperti berikut.
Data 16
Aku memeloloti Rani. Tuh anak main tembak langsung
begitu! Si Eron kan nggak tipe gitu digituin!. “ Gini ya, Ron. Tini itu baik. Kakak juga sayang tapi tugas
kamu sekarang adalah belajar. Bukan meluagkan sebagian waktu belajar untuk salalu bersama dia. Nah, kamu percayakan sama Al-Qur’an. Di dalamnya, juga hadis Nabi Saw, telah diatur bagaimana cara ita bergaul, apalagi dengan yang bukan marham,” ujarku sabar.
Eron memanjukan bibirnya beberapa senti!.” Eron nggak ngapa-ngapain, kok. Cuman belajar bareng, ke toko buku bareng. Cuman itu. ( Halaman 120).
Data di atas menggambar sikap seorang kak kepada adik lelakinya
Eron yang masih remaja, tentang cara pergaulan menurut Islama tentunya
yang tertuang dalam Al-quran, kak menjelaskan lagi kepada Eron sebaik-baik
pedoman adalah Al-qurandan Hadist, mengandung arti firman Allah SWT
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat baginya dan
menjadi ibadah bagi yang membacanya.
Pergaulan antara laki-laki dan perempuan diperbolehkan sampai batas
tidak membuka peluang melakukan dosa. Islam adalah agama yang menjaga
kesucian, berbagaul dalam Islam adalah bergau dengan dilandasi nilai-nilai
kesucian. Dalam bergaul dengan lawan jenis harus menjaga jarak sehingga
tidak terjadinya kejahatan yang pada gilirinya akan merusak perilaku maupun
masyarakat umum.
68
Data 17
Susah payah aku dan Rani memcoba memberi penjelasan. Setelah itu, besoknya, kami memberinya sebuah buku berkaitan masalah tersebut. Eh, dia tetap cuek! Aku dan Rani kalang kabut. Mama dan Papi meem-mesem. Menurut beliau-beliau ya, wajar-wajar saja Eron punya teman dekat.
Ya tetapi namanya orang usaha. Aku dan Rani akhirnya justru memoba untuk lebih dekat dengan Tini. Kolo dia datang kerumah, kami ajak masak bareng di hari minggu. Atau jalan-jalan, beli buku dan mendengarkan ceramah di Masjid Cut Meuthia.
Kolo Eron naik gunung, si Tini kami ajak menginap di rumah. Cerita-cerita ( padahal Aku dan Rani memasukkan nilai-nilai Islam kepadanya, alias taushiyah). Dan alhamdulillah bertiga menikmati itu. Sering juga Tini mita diajarkan beberapa mata pelajaran yang sulit, dan dengan senang hati kami mengajarkanya. Lambat laun Tini benar-benar jadi dekat sekali dengan aku dan Rani. Janji-janji mau nonton konser bareng si Eron terpaksa batal karena sebelunya Tini Sudah terlebih dulu untuk pergi mengaji bareng-bareng kami. Alhamdulillah. ( Halaman 121)
Data di atas menggambarkan sikap kaka Eron dan Rani yang yang
coba mendidik Eron dan Tini dari usia remaja tentang ajaran Islam dan tata
cara bergaul akan memberikan dampak yang positif kepada mereka
kedepanya, Kak Eron dan Rani yakin dengan mengajak tini ke rumah untuk
menghadiri ceramah di Masjid, agar hubungan mereka tidak melewati batas
kewajaran yang telah ditentukan leh ajaran agama.
Kaka Eron dan Rani berusaha mendidik Tini tentang nilai-nilai Islam
dan pencerahan kepada Tini batas yang diperbolehkan bergaul dengan
muhramnya jika Eron pergi mendaki bersama-teman, tidak lain agar mereka
tidak terjerumus dalam lembah kemaksiatan (zina).
69
Selain itu, kaka Eron dan Rani mengajarkan Tini mata pelajaran lain
agar Tini fokus dalam bidang akademik dan meluangkan banyak waktu
mempelajari ilmu agama dari pada menerima tawaran Eron pergi ketempat
yang tidak mendatangkan manfaat malah sebaliknya.
Data 18 “ biar gini-gini aku jago Baca Qur’an, kayak roker siapa itu dulu.... Ia roker, tpi... weiss! Qoriah! Ha...ha..” ujar Vidi riang. Ramli dan Butet Nyengir. Ikut bangga. Apalagi ketika seminngu kemudian Vidi menangkan MTQ tersebut! Wuihh “ Al-Quran tidak Cuma untuk diperlombakan seperti itu, tapi untuk dipahami , dihayati, Vidi,” kata Fatimah mendengar kemenangan Vidi tersebut “ Apalagi anak Madrasah seperti kita” Vidi cemberut. Perkataan Fatimah mirip sekali dengan apa yang disampaikan Bapak dan Mamak! “ Kapan kamu berubah, Vidi? Mencintai Islam sepenuh hatimu. Mencintai Allah dan Rasul di atas segalanya? Masya Allah, Vidi, kamu bisa berbuat sangat banyak, lebih sekadar ikut MTQ,” kata Fatimah lagi. Entah mengapa lama-lama Vidi agak terharu juga mendengarkan kata-kata Fatimah itu. (halaman 179). Data di atas menggambarkan perkataan Fatimah tentang Al Qur'an dan
meyakini bahwa Al-quran merupakan petunjuk bagi orang-orang yang
beriman dan bertaqwa. Di dalam al Qur'an terdapat rahmat yang besar dan
pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Al Qur'an merupakan petunjuk
yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang.
Selain itu, fatimah penjelaskan kepada Vidi Al-quran tidak hanyak untuk
perdengarkan atau diperlombakan didepan umum tetapi difahami dan
dimaknai maksud ayat-ayat apa yang terkandung di dalamnya, fatimah
percaya bahawa jika memahami isi kandungan Al-quran maka seseorang
70
dapat mencintai ajaran agama Islam dengan baik, percaya dengan
kebesaran Allah dan percaya kepada rasulnya.
Data 19 Sejak kematian Butet, Vidi jadi pendiam dan sering menyendiri. Beberapa kali dia sempat ke kantor polisi untuk mengedentifikasi foto orang yang dicurigai selabagai pemerkosaan dan pembunuhan Butet! Ya, orang yang mengaku Tigor dan Har itu! “ Ajal seseorang itu seperti seperti yang telah di tidakdirkan Allah. tidak erna tau kapan ia datang, tetapi pasti tiba. Mungin ima puluh tahun lagi, mungkin bulan depan, bisa jadi besok atau mungkin sekarang, sepulang dari sekolah.Allahu a’lam. Siapa yang menyangka tidak ada lagi hari esok untuk Butet,” ujar Fatimah sedih.( Halaman 182)
Data datas mengambarkan sikap Vidi yang mulai menyadari peristiwa
dialami oleh butet teman dekatnya yang menumui ajalnya dengan sekedip
mata. Selain itu, sikap fatimah berusaha menyadarkan Vidi dan sahabatnya
yang lain tentang setiap mahkluk yang bernyawa pasti akan menghadapi
kematian itu salah satu tidakdir yang harus diyakini oleh setiap umat
manusia yang ada di muka bumi ini, setiap yang disayangi akan kembali
kepada yang mencip tidakan yakni Allah swt. Akhiratlah tempat tinggal
manusia yang kekal abadi. Hal yang terpenting adalah mempersiapkan diri
dengan amalan sebelum tidakdir kematian karena tidak seorang pun
mengetahui kapan datangnya.
71
Data 20
Wajah-wajah berdarah itu terekam jelas dalam ingatannya wajah Butet.... “ Vidi, kamu lain sekarang!” sapa Rumondang mengejutkan Vidi. “ Lebih alim! Ha... ha... ha.....” Rumondang, Rita dan Ipah serempak menjawab. “ Ooo, aku Cuma merenungi hakikat kehidupan yang fana ini. Mungkin sudah saatnya untuk lebih dekat Kepada Sang Pencipta!” ujar Vidi. “ Oh ya, aku mau jenguk Fatimah nih, ada yang mau ikut? ( halaman 184)
Data di atas menggambarkan sikap Vidi menyadari bahwa selama ini,
dirinya jauh dari Sang Pencipta, Vidi ingin mengenal siapa dirinya serta
mengetahui apa yang perlu disediakan untuk memudahkannya sampai
kepuncak kemuliaan dan ketinggian di dalam perjalanan menuju Allah Yang
Maha Tinggi.
Selain itu, banyak kejadian-kejadian seperti dasyatnya tsunami Jepang
yang datang tiba-tiba! tidak ada yang mengira! Ribuan orang terluka dan
kehilangan harta benda, tempat tinggal, nyawa, bukti kebesaran Allah
membuatkannya dasar segala ketentuan dari Sang Pencipta, kematian butet
sahabatnya membuat Vidi sadar bahwa semua yang hidup akan kembali
kepadanya, siraman rohani dari fatimah menambah lagi tekadnya untuk
mendekatkan diri dengan Allah.
Data 21
Aku berjalanan menGitari papan hitam panjang, tempat foto-foto itu.. aku hampir tidak sanggup melihanya secara detil...
72
tapi aku harus...siapa tau... siapa tau ada gambar Pattimura si sana....
Sementara itu lima bulan berlalu. Ibu semakin jarang bicara. Kalau pun bicara pasti Patti yang ditanya. Bapak juga begitu. Rumah kami bisu. “ mengaji, Bu... supaya senang... dan mendapat kekuatan dari Allah..., “ bisikku suatu malam, pada Ibu. Ibu membelai wajahku. “ Semakin lama kau semakin mirip dengan Patti.. mengajilah , Nak.. mengaji...” Perlahan aku mulai mencoba meneguhkan Bapak dan Ibu.Bagaimanapun keberadaan Patti harus serahkan kepada Allah, sebab Allah saja yang mampu melindunginya dari kegilaan para biadab itu. ( halaman 206 )
Data di atas menggambarkan tentang sikap kaka untuk menguatkan
keluarganya yang dirundung musibah, setelah kepergian adik yang bernama
Pattimura yang berkunjung ke Ambon, daerah yang menjadi konflik etnis,
setelah beberapa hari kepergiannya Pattimura tidak ada lagi kabar setelah
dia diketahui terjebak didalam konflik etnis tersebut.
Keluarga besar yang terpukul dengan kejadian tersebut, kak Pattimura
menyadari selain berusaha memohon pertolongan Allah lalu tawaqkal adalah
jalan terbaik dan segala sesuatu terjadi atas ketentuannya, untuk
menenangkan perasaan dan kekuatiran keluarga besarnya, mengaji dengan
cara itu dapat membuang rasa kebimbangan bahkan dapat menenangkan
diri sambil berusaha mencari informasi dari teman-teman dekatnya tentang
kabar keberadaan Pattimura sekarang.
Data 22 “ Jadi Eneng yang nangkep para perampok itu?”
73
“ Waktu itu Enneng darimana?” “ Eneng sekolah dimana?” “ Neng, saya dari majalah Tralala, mau minta Eneng jadi cover majalah bulan ini, boleh?” “ Sejak kapan Eneng berjilbab?” “ Saya ingin Neng ceri tidakan saat kejadian kemarin dengan rinci!” Asagfirullah ..., ini apa apaan.... “ Bagaimana, Neng?” “ Kejadia itu kebetulan kok. Semua itu karena kekuasaan Allah. Saya bisa apa sih? Sayanmah cuman orang biasa.... malu... saya ngak mau masuk koran..nggak mau masuk...majalah Tralala..., saya mah cuman biasa tea!” ka tidaku terus terang. “ Tapi adik begitu berani!” “ Pakai jilbab , bela dirinya canggih...hebring deh!” Astagfirullah .. ini th kunaon? Aku jadi sebel. Akhirnya ku jawab pertanyaan-pertanyaan mereka sekenanya, dan segera berlalu dari ruang tamu. Na’udzubillah, pujuan mereka selalu berlebihan. Aku jadi ngeri, berulangkai aku beristigfar. ( halaman 228)
Data di atas tersebut mengambarkan perikali seseorang dalam berbuat
kebaikan dengan iklas, dia percaya bahwa sifat memperlihatkan suatu ibadah
dan amal shalih kepada orang lain, bukan karena Allah tetapi karena sesuatu
selain Allah, dengan harapan agar mendapat pujian atau penghargaan dari
orang lain.” Sementara memperdengarkan ucapan tentang ibadah dan amal
salehnya kepada orang lain disebut sum’ah (ingin didengar).
Dia mencoba menghidari pertanyaan-pertanyaan yang bisa saja
membuatnya menjawab dengan riya. Dia menyadari bahwa Riya’ dan sum’ah
merupakan perbuatan tercela selain itu, merupakan syirik kecil yang
hukumnya haram serta mempercayai Riya’ sebagai salah satu sifat orang
74
munafik yang dimurkai oleh Allah, sifat tersebut seharusnya dijauhi oleh
orang mukmin, orang riya tidak akan mendapat berkah atas perbuatannya itu,
menjaga niat baik tersebut dari riya dengan mengucapkan astagfirullah
memohon pertolongan dari Allah agar terhindar dari riya.
Nilai religius lain yang digambarkan dalam novel “ “Ketika Mas Gagah
Pergi”” karya Helvy Tiana Rosa sepeti berikut
Data 23
tidak ada hujan. Tapi hari-hari dengan Di menyebabkan pelangi. Dengan Di aku bisa menjadi Cut Kak bagi puluhan pengungsi kecil tidak berayah ibu, yang tinggal di tenda sekitarku.Dia juga mengingatkanku untuk shalat tepat waktu dan tidak berhenti berdoa.
“ Setiap yang baik akan bertemu dengan yang baiklain yang dicintai di surga,” ujar Di,” Itu janji Allah.” Kami semua selalu berdoa bersama, kelak diperkenankan bertemu Mak, Abu, Abang, Kakak atau adik kami di jannah. Diam-diam aku selaluh menambahkan lebih panjang. Aku ini bersama dengan Di dan Cut Isma juga di surga nanti.( Halaman 238)
Data di atas mengambarkan tentang sikap Cut Kak percaya kepada
Allah bahwa Allah akan mengabulkan doa hambaNya dan percaya
kebesaran Sang Khalid, tidak ada yang sulit bagiNya
Selain itu, tentang pentingnya shalat dan doa kepada seluruh pengsi
korban bencana alam tshunami yang telah menimpa daerah Aceh, Cut
Kak mempercayai dengan berdoa dan shalat lima waktu akan mendekatkan
seseorang dengan Allah.
75
Doa dalam pelbagai perkara yang ingin doakan, baik untuk dunia mahu
pun akhirat, yang terpenting ialah berdoa agar Allah sentiasa menunjuk ke
jalan yang lurus. berdoa agar Allah memberi hidayah agar mengenal jalan
yang lurus, berada di atas jalan yang lurus dan tidak tersesat dari jalan yang
lurus sehingga akhir hayat.
Begitu juga dengan shalat merupakan tiang agama, dengan shalat
dapat membetuk kpribadian manua yang baik,mengajarkan seseorang
menghargai waktu dan tentu bukti kepatuhan manusia kepada perintahnya.
Selain itu Allah telah menjanjikan tempat diakhirat bagi mereka yang
patuh menjalankan shalat sesuai dengan perintah Allah.
2. Nilai Pendidikan Moral
Nilai moral merupakan kemampuan seseorang membedakan antara
yang baik dan yang buruk. Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra
bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan
nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang
harus dikerjakan, sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam
masyarakat yang dianggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu
,masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar.
Hasil penelitian yang di dapatkan berdasarkan teknik pengupulan data
melalui kajian pustaka dengan teknik mencatat?pengodean. Di peroleh data
penelitian yaitu ungkapan/pernyataan yang mengandung nilai pendidikan
76
moral. Sumber data penelitian ini bersumber dari kata, kalimat dan
ungkapan/pernyataa yang bermakna nilai pendidikan dalam dua novel yaitu
“Mendayung Impian” Karya Reyhan M. Abdurrohman dan novel “Ketika Mas
Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah di cantumkan dalam korpus data penelitian ini, peneliti mendeskripsikan
sebelas data nilai pendidikan moral dalam novel “Mendayung Impian” Karya
Reyhan M. Abdurrohman sepuluh nilai pendidikan moral dalam novel “Ketika
Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Dan dapat di lihat sebagai
berikut:
a. Nilai pendidikan moral novel “Mendayung Impian” karya M. Reyhan
Abdurrohman
Data 1 Merasa diperhatikan seperti itu, Vano jadi semakin gugup untuk menjawab. Pelan dia mengangkat kepalaya dan menatap foto Ki Hajar Dewantara dipojok kiri atas. Foto Tersebut seperti terseyum padanya. Vano pun membalasnya. “karena ingin ikut mencerdaskan bangsa, Bu,” jawabnya penuh kemantapan.Sengaja ia mngutip kalimat dari pembukaan Undang-Undang Dasar. “ Bagus sekali, Vano. Perjuangkan cita-cita mulia tersebut. Kau Tau guru itu pahlawan. Pahlawan dari pahlawan. Berikan tepuk tangan untuk Vano. Semoga cita-citanya terwujud” (Halaman 7-8)
Pada data tersebut menggambarkan sikap Vano memilih untuk hal
yang terbaik menurutnya tanpa ada pengaruh dari siapapun, dia
77
menanamkan dalam diri semangat menjadi pahlawan dari pahlawan selain
bisa membagikan ilmu ia juga pasti mampu memanusiakan manusia itulah
yang di miliki oleh salah satu tokoh Negara yang mempunyai tekad dalam
membangun bangsa vano berhasrat untuk melanjutkan perjungan tokoh
tersebut untuk menjadi pendidik untuk mencerdaskan bangsa, Vano yakin
bahwa cita-cita untuk mencerdaskan bangsa adalah cita-cita yang mulia,
cita-cita tersebut berguna bagi diri dan bangsanya kelak. Sikap itulah yang
menjadikan guru dan rekanya kagum kepadanya
Disamping itu, vano mempunyai tekad yang bulat untuk mewujudkan
mmpinya seperti berikut
Data 2 Vano sangat ingin menjadi guru. Tetapi, Papa telah mengubah, terpaksa mengambil jurusan akutansi di SMK terbaik di Kudus. Hingga kuliah pun terpaksa terdaftar di Paris dengan jurusan business management . Didaftarkan Papa tentunya. Padahal, saat itu ia sudah lolos SNMPTN. Diam-diam ia mendaftar dengan uang tabungannya sendiri. Apa boleh buat SNMPTN ia korbankan. (Halaman 9, Novel Medayung Impian)
Data di atas menggambarkan sikap vano yang teguh pendirian untuk
menjadi seorang guru walau mendapat penentangan dari keinginan orang
tua, vano yakin jalan yang dipilihnya adalah jalan terbaiknya dan sanggup
melakukan apa saja untuk mewujudkan mimpinya itu.
Perjuangannya itu hampir terujud sejak lulus SMA mendaftar diri di
salah satu perguruan tinggi dalam negeri untuk memudahkan, mendirikan
78
komunitas atau organisasi yang perihatin dengan pendidikan, untuk anak
bangsa kurang mampu mengikuti berpedidikan formal serta sangat mudah
menjangkau sekolah yang butuhkan tenaga pendidik, tetapi Papa telah
mendaftarkan terlebh dulu di salah satu perguruan tunggi luar negeri dengan
jurusan yang tidak sesuai keinginannya selama tiga tahun, vano untuk
sementara mengurungkan niatnya dan menuruti keinginan Papanya.
Disamping itu, Vano dalam novel “ “Mendayung Impian” ini” karya M.
Abdurrohman berhasrat mewujudkan iampian dan cita-cita untuk menjadi
seorang guru seperti berikut,
Data 3 Akhirnya selesai. Vano menyisakan kepala ikan dan duri-duri yang berjajar seperti pagar di pinggir piring seperti pagar. “ Enak ya, pan?” tanya Apai Sahat usil. Vano tersenyum. Sedikit dipaksakan. Kemudian meneguk kopi perlahan. “ Taruh dimana ini. Apai?” Vano mengangkat piring. “ Biarkan disitu. Biar nanti Inai yang bereskan” “ Tidak. Saya jadi tidak enak merepotkan terus. Saya ingin mandiri.” “ Kamu itu tamu, Pan. Tidak usah sungkan” “ Tapi” “Sudahlah. Sambil beradaptasi di sini. Kan kamu harus ke SD.” “ Terima kasih, sekali lagi terima kasih.” (Halaman 77)
Data di atas menggambarkan sipat vano yang berusaha mandiri
dengan menggalkan kebiasaan kehidupan yang mewah bersama keluarga
dan hidup dengan keluarga baru orang pedalaman suku Dayak Iban iban di
kalimantan yang serba pas-pasan.
79
Dalam mengejar impiannya Vano banyak belajar arti hidup,belajar
mandiri dengan melakukan sesuatu dengan sendiri tanpa ada bantuan orang
lain, dan dia yakin kesuksesan tidak akan diraih tanpa terjangan, mulai
berbaur dengan lingkungan barunya yang mempunyai banyak berbedaaan,
dalam diri vano akan tetap melalui untuk mewujudkan impianya sebagai
salah satu guru di area pedalaman untuk membantu mencerdaskan bangsa.
Data 4 Ada rasa tidakjub yang menyusup di hati Vano. Melihat wanita muda itu menenteng ikan di ember sendirian. Meski berat, tidak sedikitpu terlihat rona keluh kesah di wajahnya. Malah kebahagian jelas terpancar lewat senyum yang selalu tersungging. Vano terpana. Matanya tidak lepas dari wajah bahagia itu. Tapi, ia buru-buru membuang fikiran itu setelah sadar bahwa itu Lestari wanita galak dan calon rekan kerjanya. (Halaman 89) Data di atas mengambarkan perasaan vano yang tidakjub melihat
keperibadian Lestari, seorang wanita muda berjuang dalam hidup,
mengangkat beban yang cukup berat yang biasanya dilakukan oleh laki-laki
Lestari lakukan tanpa sedikit mengeluh di wajahnya justru terlihat
menikmati sesuatu yang terbilang susah dengan hati yang iklas dan senyum
bahagia terpancar di wajahnya,i ni merupakan diluar kebiasaan perempuan
lain yang perna Vano temui, kepribadian Lestari berbeda dengan perilakunya
yang cuek, jutek ketika berhadapan dengan Vano, hal ini membuatnya
80
tertantang untuk menjadi lebih gigih, kuat dan semangat dalam menempuh
hidup di Desa Meliau.
Data 5
Ia tidak langsung tidur, melainkan membereskan buku “cara menjadi guru yang menyenangkan”. Direnungi cahaya lampu dan ditemani Luna Maya yang tertempel didinding. Ia benar-benar mencerna isinya. Dari buku ini. Vano berharap bisa menjadi guru yang baik. Selama ini ia tidak perna mendapatkan materi tentang cara menjadi guru. Hanya secuil pengalaman mengajar anak-anak pengamen dan gelandangan waktu SMK lalu. Itupun cuman sebentar. (Halaman 92)
Data 5 menggambarkan bagaimana semangat serta kesungguhan
Vano mengejar cita-cita yang tertanam dalam diri ingin menjadi tenaga
pendidik, Vano walau sadar tentang kemampuan yang sangat minim dia
miliki, pengalaman menjadi pengajar di kota dulu tapi tidak cukup walaupun
dia sempat menjadi pengajar anak-anak pengamen tapi masih menjamin
dirinya mampu menjadi guru profesional
Selain itu, Vano menyadari hanya dengan belajar dan sentiasa
berusaha semaksimal mungkin keinginannya akan terujud , dia selalu
bertanya-tanta kedalam dirinya bagaimana untuk menjadi guru yang
menyenangkan disekolah, walau hanya dengan berlandasakan buku
seadanya Vano tetap tekun mempelajari buku-buku bacaan tentng teori
mengajar menyenangkan hingga larut malam.
81
Data 6 “ akan membuat mereka meraih impian mereka! Hutan tidak akan menjadi penghalang mereka! Ingat itu” Vano berteriak pada Lestari yang telihat menjauh. Lestari tidak sedikit pun berhenti dan menoleh ke belakang. Ia tetap berjalan dan pada akhirnya menghilang di antara pohon yang menjulang.
Semangat Vano berkobar. Kata-kata yang keluar dari mulut Lestari terlalu meremehkan anak-anak. Juga telah menyakiti hatinya. Itu cukup membuaatnya panas, menyala-nyala seperti api yang membakar hutan. Tekadnya seakin kuat. Vano akan mendidik anak-anak agar mampu bersaing dan menggapai impian. Ia mengenggam kedua tangannya, lalu menuju ke tiang kayu di samping kanannya. “ Akan aku buktikan. Ku yakin mereka bisa.” Matanya menatap tajam kedepan. (Halaman 107) Data di atas menggambarkan bagaimana perkataan Vano kepada
Lestari bahwa kedatangan Vano di sekolah Mini Penggerak adalah
menanam dan merusaha mewujukan impian anak tersebut.
Walau usahanya selalu dipandang sebelah mata, diremehkan bahkan
dianggap tidak mampu menjadi seorang pendidik, namun Vano tetap akan
membuktikan kenapa Lestari bahwa dia mampu menjadi guru, mampu
mendidik siswa dan bersaing dengan murid sekolah lain yang ada di kota.
Semangat Vano berkobar dan bersumpah kepada dirinya sendiri akan
membuktikan kepada lestari, bahwa anggapan Lestari selama ini tentang
dirinya adalah tidak benar.
Data 7 Katanya ada yang pengen menjadi polisi hutan. Ada yang pengen jadi dokter. Ada pula yang pengen menjadi guru. Inilah saatnya.
82
Kolo ikut lomba puisi aja tidak berani, bagaimana kalian bisa mewjudkan impian kalian?” Vano ikut membujuk anak-anak. “ Pasti kalah, Apai. Anak-anak dari sekolah lain hebat-hebat.” Zali menundukkan wajahnya. “ Darimana kamu tahu kemampuan mereka? Masa gitu aja sudah menyerah. Pengecut itu namanya. Pengecut bukan juiwa pemenang!” Anak-anak semakin menunduk. Widya memandang Vano yang terlihat agak emosi. Inilah saatnya alian memerlihatkan kemampuan kalian. Inai ykin alian bisa mengungguli mereka.” (Halaman 150) Data di atas menunjukkan tentang sikap Vano dan Widya yang coba
memberikan dukungan morol dan kekuatan pada muridnya untuk bisa
mencapai apa yang cita-ci tidakan, meraih kesuksesan dengan mengikuti
lomba puisi ini akan menggali bakat serta potensi diri dan meraih impian
mereka kedepannya, Vano memotivasi muridnya bahwa setiap manusia
terlahir dengan bakat yang berbeda-beda, Di dalam diri terdapat bakat dan
potensi yang terpendam yang harus gali dan kembangkan.
Selain itu, Widya memberikan juga motivasi untuk berni menjadi calon
peserta lomba puisi yang akan diadakan tidak lama lagi, Widya berkata
kepada muridnya bahwa Saat mereka bisa menemukan jati diri dan
mengetahui siapa sebenarnya diri mereka, disaat itu pula mereka bisa
mengetahui dan mengembangkan bakat serta potensi diri yang terpendam
yang miliki.
83
Data 8 “ Tumben sekali kamu menanyakan soal latihan? Bukannya kamu orang yang sangat tidak setuju jika akan mengikuti lomba?” Vano balik bertanya. Lestari agak kaget. “Ya, karena aku hanya ingin melihat kesunguhanmu. Katanya latihan tapi tidak jadi, kan? Latihan malam tidak efektif. E harusnya kamu pertimbangkan terlebih dahulu.” “ NgApain kamu pedulikanku? Bukannya kamu paling anti denganku? Tadi malam aku sudah menunggu ereka sampai larut. Jelas aku tidak mengingkari janji,kan?” (Halaman 175) Data di atas menggambarkan tentang sikap Lestari yang mulai
termotivasi, Lestarai menyadari bahwa dengan mampu meraih mewujudkan
impian dan menolong orang lain akan memberikan rasa kebahagiaan dari diri
orang yang membantu tersebut. Kebahagiaan yang dirasakan di hati yang
diperoleh dari membantu orang lain tidak bisa digantikan dengan rasa bagaia
yang lain. Melakukan amal dengan cara membantu atau menolong sesama
umat manusia akan memeberikan pengaruh positip bagi yang melakukan
amalan tersebut.
Selain itu, melihat semangat serta antusias oleh murid untuk mengikuti
lomba baca puisi yang tiak lama lagi akan diadakan, lestari mulai
memberikan kepada vano hal itu yang mengubah pandangan Lestari
kepada Vano.
Data 9 Mutiara itu berjatuhan dari keningmu Pasti mahal harganya
84
Bahkan aku tidak bisa membelinya Itu terlalu berharga Berkilat-kilat diterpa cahaya Paling menawan diantara guliata Meneteskannya demi anakmu yang buta Memberinya setitik cahaya Tuk hari esok yang berwarna Berjuang bak pahlawan Memberantas kebodohan tidak ada yang membalasmu Membayar permata yang kau tumpuhkan Kecuali hanya terima kasih Yang terdalam (Halaman 194) Data di atas menggambarkan tentang kekaguman kepada guru, Para
guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Guru ibarat cahaya yang hadir
didalam kehidupan kita. Guru yang merupakan sebuah lentera dan telah
memberikan ilmunya kepada dalam sebuah kehidupan yang panjang,
sehingga bisa mengarunginya dengan penuh rasa percaya diri. Jasanya
hingga sampai kapanpun akan tetap selalu dikenang dan tidak akan dapat
terlupakan. bisa meraih kesuksesan karena bimbingan para guru, mengajar
tanpa mengenal rasa lelah dan penuh dengan kesabaran. Oleh sebab itu,
sudah selayaknya menghormati jasa-jasanya yang mengajari hingga dapat
mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Dan perlu disadari bahwa guru adalah orang yang mengajarkan untuk
menjadi manusia sebaik-baik manusia, guru sangat berperan penting dalam
kehidupan, hanya doa dan yang mampu membayar segala usaha dan jasa-
jasa mereka.
85
Data 10 “ Serius, Apai Topan sudah menemuinya, tapi beliau malah berkelit. Bilang Lestari memang sudah waktunya menikah.” “ Apa Lestari menyetujuinya?” “ Lestari terpaksa melakukan ini. Dia tidak ingin melihat orang tuanya susah. Tapi, dari lubuk hatinya yang paling dalam, dia sama sekali tidak mencintai pria itu. Dia tidak mau menjadi istri keempatnya.” (Halaman 246) Data di atas menggambarkan sikap Lestari tentang kepatuhan dan
kewajiban serta menghormati, anakmempunyai kewajiban kepada kedua
orang tuanya, Lestari menyadari seorang anak di tuntut unruk
membahagiakan kedua orang tuanya seama mereka masih hidup tentu
dengan cara mematuhi kehendak kedua orang tua dan menjaga perasaan
mereka.
Walaupun pilihan orang tua Lestari untuk menikahkannya dengan pria
yang telah mempunya istri empat adalah hal yang perlu dipertimbangkan tapi
bagi lestari apalagi Lestari tidak mencintai pria itu, tapi jika yang itu adalah
cara membalas jasa-jasa dan membahagiakan orang tuanya dia menerima
tawaran tersebut walaupun dengan terpaksa, Lestari yakin pilihan orang
tuanya itu adalah yang terbaik bagi Lestari.
Data 11 Ruang perawatan berkapasitas 4 orang. Ruangan itu disekat dengan tirai berwarna biru muda. Lestari duduk di kursi di samping
86
ranjang, sedangkan Vano yang baru masuk berdiri di samping Lestari. Lestari menoleh ke arah Vano. “ Pan, terima kasih untuk semua pengorbananmu.” Vano tersenyum. “Sama-sama, semua demi SD Mini Penggerak.” “ kamu pemuda yang baik. Maafkan dulu perna memusuhimu.” (Halaman 289)
Data di atas menggambarkan perkataan Lestari yang sadar tentang
pandangannya selama ini terhadap kehadiran Vano di Desa Meliau dan
Lestari menyadari kehadiran Vano di SD Mini penggerak adalah tulus untuk
membantu anak-anak yang membutukan pendidikan, Dari kejadian yang
menimpa lestari menjadikan pejalajaran, ketika berada di rumah sakit Lestari
mengucapkan Terima kasih atas ketulusan Vano selama ini membantu
Selain itu, Lestari meminta maaf atas segala perlakuan terhadap Vano
sejak awal datang di SD Mini Penggerak, dengan rendah hati Vano
menerima, dia beranggapan bahwa Lestari melakukan untuk kepentingan
Desa Meliau.
b. Nilai pendidikan moral novel “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvi
Tiana Rosa
Data 1 Hal lain yang nyebelin, Penampilan Mas Gagah jadi aneh, sering juga Mama menegurnya. “ Penampilanmu sekarang lain, Gah? “ Lain gimana, Ma?” “ Ya, nggak semodis dulu. Nggak dandy lagi. Biasanya kamu yang paling sibuk dengan penampilan kamu yang kayak cover boy itu.”
87
Mas Gagah cuman senyum. “Suka begini, Ma. Bersih, rapi meski sederhana. Kelihatannya juga lebih santun.” Ya, dalam penglihatanku Mas Gagah jadi lebih kuno dengan aneka baju koko yang dipadukan dengan celana panjang longgar.” Jadi mirip pak Gito,” komentarku kenyamanakan dengan sopir kami. “Untung saja masih ganteng.” Mas gagah cuman tertawa. Mengacak-cak rambutku dan berlalu. (Halaman 7)
Data di atas mengambarkan sikap Vano yang mengubah penampilan.
Walau sempat menjadi pertanyaan orang tentang cara berpakaian bahkan
Gita heran dengan perubahan mengenakan dan cara Mas Gagah memilih
pakaian yang akan dia gunakan.
Walaupun demikian Mas Gagah berpandangan lain, menurut Mas
Gagah berpakaian itu tidak selamanya harus menggunakan pakaian yang
berlebih-lebihan jika hanya untuk mendapat pujian atau mengikut
perkembangan zaman, tapi bagi Mas Gagah hal yang terpenting dalam
berpakaian adalah bagaimana hati terasa nyaman, bersih dan rapi itu sudah
cukup menunjukkan jika seseorang itu santun dan mempunyai etika dalam
berpakaian.
Data 2 “ Udah deh, Git. Nggak usah binggung. Banyak baca buku Islam Ngaji Insya Allah kamu akan tahu menyeluruh tentang din kita. Orang-orang seperti Hendra, Isa, atau Mas Gagah bukanlah orang-orang error atau ke arah teroris. Nggaklah. Mereka hanya berusaha mengamalkan Islam dengan baik. Kitanya saja yang mungkin belum mengerti dan sering salah paham.”
88
Aku diam. Kulihat kesungguhan di wajah bening Tika obat dekatku yang dulu tukang ngool ini. Tiba-tiba di mata ku dia menjelma begitu dewasa. (Halaman 10) Data di atas menggambarkan tentang sikap Gita yang bimbang
terhadap perilaku Mas Gagah dan teman-temanya yang seringkali berkumpul
membicarakan tentang Islam, Gita cenderung kuatir Mas Gagah akan
melakukan tindakan tidak terpuji, mengarah kearah militan seperti kelompok
kecil gerakan fanatik Islam lainnya.
Mas Gagah tetap rendah hati memaknai perkataan Gita, mengajak Gita
lebih mendalami ajaran Islam. Dan meyakinkan Gita agar tidak berfikiran
negatif kepada teman-teman Mas Gagah, meraka uman berkumpul sambil
diskusi tentang ajaran Islam.
Dengan mendalami ajaran Islam Gita akan lebih tau niat sebernar Mas
gagah dan teman-temn yang sering kumpul dan memahami bahwa Islam
mengajarkan kedamaian.
Data 3 Mas Gagah tertawa. Sore itu dengan sabar dan panjang lebar, ia berbicara padaku. Tentang Allah, Tentang Rasulullah. Tentang ajaran Islam yang Indah namun diabaikan dan tidak dipahami ummatnya. Tentang kau muslimin di dunia yang sering jadi sasaran fitnah dan tentang hal-hal lainnya. Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku merasa kembali menemukan Mas Gagahku yang dulu. Mas Gagah dengan semangat terus berbicara, terkadang ia senyum, sesaat sambil meneteskan air mata. Hal yang tidak perna kulihat sebelumnya!( Halaman 12)
89
Data di atas menggambarkan sikap Mas Gagah tentang arti kesabaran
menyampaikan dan memberikan gambaran kepada Gita bagaimana
sebenarnya ajaran Islam sesungguhnya yang mengedepankan tentang
kesabaran ummat Islam yang selalu menjadi sasaran fitnah oleh mereka
yang tidak suka dengan ajaran Islam dan banyak lagi hal-hal yang lain,
menjelek-jelekkan Islam
Selain itu, Mas Gagah menjelaskan bagaimana ketabahan umat muslim
ketika mendapat musibah sehingga Mas Gagah meneteskan air mata, dia
lanjut menceri tidakan keperihatinannya terhadap ummat Islam lainya yang
tidak dapat memaknai Islam agama mereka sendiri.
Data 4
“ Dulu kite perna palakin Gagah, trus kite babak belur. Nah senpai palak! Heheh,” tukas Bang Urip Padaku. Lalu kuliat mereka bercerita macam-macam pada Mas Gagah. “ Sudah banyak kebaikan. Yyang jadi copet sudah tak ada. Yang jadi garong apalagi. Piss, piiis Terima kasih bimbinganmu selama ini. Eh, yang mau ikut ngaji bertambah lagi. Itu, pimpiman preman RW sebelah,” kata Bang Ucok ( Halaman 20)
Data dia atas menggambar pernyataan Babg Ucok, mereka telah
meninggalkan pekerjaan mereka sebagai sebgai preman, walau pun pada
awalnya menolak Mas Gagah, tidak kurang dari mereka yang mengasari,
keyakinan dan niat baik Mas Gagah telah yang membimbing mereka,
memberikan pencerahan hal yang baik, bukan mereka saja yang mulai
90
sadar, Premana di tempat lain juga mulain mengikuti jejak Bang Ucok,
mereka saling menyadarkan, mulai belajar berdakwah dan antusias belajar
mengaji bersama-sama.
Data 5 Seorang lelaki dengan kemeja koko tidak menjawab salamku. Aku terpengah! Dia Juga! Kubaca nama yang terpampang di mejanya: Yudhistira Arifin, Ph.D-Direktur. “ Gita ayu Pertiwi?” Aku mengangguk. “ Saya rasa perna melihat anda. Dimana ya? Tanya tiba-tiba Suara ku tercekat di kerongkong “ Dalam...ng...bus...Pak....?” Dia mengangguk. Tersenyum , berdiri, merapikan jas di bahu bangkunya. “ Mungkin di UI kerna saya juga lulusan sana....,” ujar simpatik. “ Atau dalam bus dan kereta api?” ia tertawa “ Barangkali di rumah sakit?” Aku tersenyum, namun bingung. “ Anda tau kenapa Anda saya panggil kemari?” Aku menggeleng “ Pertama, karena Anda gadis itu. Gadis yang membawa saya ke Rumah Sakit.. beberapa tahun lalu saat peristiwa tawuran pelajar itu...” Aku tercengang. “ Gita subhanallah...” Aku mengangguk “ Saya, Pak.” “keluar dari Rumah Sakit, saya diberitahu nama orang yang menolong saya. Gita. tidak mungki saya lupa...” katanya lagi. “ Maaf, sesudah pemulihan, saya kesulitan menghubungi anda. Rumah sakit juga tidak menyimpan data Anda. Saya kemudian mendapat beasiswa kuliah di Perancis. Jadi... saya belum mengucapkan terima kasih...” Hening. Tiba-tiba sekretaris yang tadi mengantarkanku, masuk kembali sambil membawa map. “ pak ini ada undangan pengisian ceramah dari Departemen Keuangan, beberapa hotel berbintang dan dari Universitas di Jerman serta Australia,” Departemen Keuangan, Hotel berbintang, Universitas di Jerman serta Australia? Hebat sekali! Batinku.
91
“ Jadi, kualifikasi anda cocok dengan yang kami butuhkan. Selamat, Gita! Anda kami terima!” (Halaman 60)
Data tersebut menggambarkan sikap pak Yudhistira Arifin (pemuda
berbaju kotak-kotak tidak yang sering berdakwah di angkutan umum) tentang
bagaimana membalas budi, beliau yakin bahwa kebaikan seseorang harus di
bayar dengan kebaikan, sebagai kesyukuran dan ucapan terima kasih,
seseorang yang telah menolong daripada korban tawuran antara pelajar
beberapa tahun lalu yang hampir meregut nyawanya ketika membawakan
dakwah, Gita lah yang merusaha menolong dengan keiklasan.
Setelah sembuhan, Pak Yudhistira Arifin berusaha mencari Gita hingga
beberapa tahun setelah peristiwa tersebut tapi tidak menemukannya, karena
izin Allah pak Yudhistira Arifin menemukan Gita dengan tidak sengaja, ketika
Gita bermaksud melamar pekerjaan salah satu perusahan besar. Secara
kebetulan itu adalah perusahan pak Yudhistira Arifin orang telah
diselamatkannya.
Pak Yudhistira Arifin merasa bersyukur kerena diberikan kesempatan
oleh Allah bertemu dengan Gita, Pak Yudhistira Arifin membalas Kebaikan
dengan menerimanya di perusahan yang dia pimpin dan kebetulan
pensyaratan Gita cocok dengan kreteria yang dibutuhkan..
Selain itu, walau terbilang sukses tapi Pak Yudhistira Arifin masih giat
melakukan dakwah seperti yang tergambar sebagai berikut:
92
Data 6 “ Nak Yudhi!” seru seorang bapak. “ senang bisa mendengar Anda Lagi!” “ Ya, perjalanan panjang seakan tidak berarti Bersama Dik Yudhi!” Seru penumpang lain. Pak supir tertawa penumpang yang lain tersenyum senang. Aku ternganga. Dan seperti dulu, dengan gaya khasnya, ia berbicara dengan orang-orang yang mendengarkan. “ apa hakihat sabar itu, saudaraku? Apa hakikat cinta ditengah masyarakat yang kini sudah semakin tidak peduli? Mau mendengar cerita cinta dan sabar? Tentang bagaimana harus berjabat hati dalam membangun negeri ini?” Semua mengangguk tanpa sadar. Aku juga. (Halaman 63)
Data di atas menggambarkan sikap pak Yudhistira Arifin yang rendah
hati, walupun menjadi salah satu pemimpin di perusahan besar, pak
Yudhistira Arifin masih saja meluangkan waktu untuk berdakwah di angkutan
umum seperti sebelumnya para menumpang antusias menyimak apa yang di
sampaikan oleh Yudhistira Arifin dalam dakwahnya.
Dakwah yang dibawakan oleh pak Yudhistira Arifin sehingga
penumpang senang dengan kehadirannya, adalah tentang hakikat
kesabaran adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran
itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan
ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.
Selain itu, pak Yudhistira Arifin mencoba menyentuh kesedaran
masyarakat tentang bagaimana cara membangun negeri bersama, tentu
93
tidak lepas menanamkan kesadaran tentang jiwa yang perlu di menanamkan
nilai-nilai kesadaran.
Data 7 Setelah menempuh perjalanan lebih dari dua jam, dari Garuda kani harus naik angkut KWK 02 menuju Jalan Bina Marga, Cipayung. Sepanjang perjalanan hatiku resah. Bagaimana kalau Ibu tidak ada di sana? “ Stop Bang! Itu pantinya! Din ayo turun, sudah sampai!” Seru Rahmi. Aku terkejut. Di dadaku berde tidak keras!. Ya Allah, mudah-mudahan Ibu ada di sana Setelah turun dan membayar angkot kami bergegas masuk. “ Ibu Hasni Harun?” pengurus panti di hadapanku tampak berfikir keras. Seperti juga para pengurus panti yang kudatangi, sebelumnya ia mengambil sebuah buku besar dan membolak baliknya beberapa sat. “ Ada seorang Ibu dengan ciri-ciri seperti yang adik bilang, kurus, putih, dengan tahi lalat di pipi. Ia baru masuk dua minggu ini..., namun kami memanggilnya Ibu Dini. Ya, begitulah. Ia bilang itu nama anak yang sangat ia sayangi jadi ia lebih suka...” Dadaku membuncah. Tiba-tiba keyakinan ku sangat kuat. Itu Ibu. “ Antarkan saja kami kepada Ibu Dini, Pak, “ sela Rahmi. “ Tunggu. Ini dia. Kami menemukan nenek ini, Bu Dini, tanpa identitas diri, dua minggu lalu. Ia terisak-isak di depan panti. Seorang Kakek yang kebetulan berada di luar menga tidakan ada seorang lelaki yang mendorongnya keluar dari tidaksi dn meninggalkanya begitu saja di depan pantai.” Aku tersen tidak. “ Bu Dini tidak pernah cerita apa pun pada kami, juga tentang siapa yang dengan tega mendorongnya keluar dari mobil. Ia cuman menyebut namanya Ibu Dini. Itu saja Air mata ku mulai menderas. Kuhapus kuat-kuat. “ Bisa menghantar kami sekarang, Pak?” Desak Rahmi lagi. Petugas panti itu mengangguk cepat. (Halaman 75)
94
Data di atas mengambarkan sikap Rahmi seorang anak angkat yang
mempunyai tanggung jawab kepada Bu Din ibu angkatnya yang telah yang
telah mengasuh dan membesarkannya seperti anak kandungnya sendiri, Bu
Din diterlantarkan oleh anak kandungnya di pintu Panti Jompo meninggalkan
seorang diri tanpa identitas serta memperlakukan ibu dengan tidak wajar,
Rahmi menyadari kasih sayang dan tanggung jawab sebagai seorang anak
adalah untuk menjaga dan merawat orang tuannya.
Rasa tanggung jawab besar yang mendorong hati Rahmi untuk mencari
Bu Din yang di lantarkan Panti Jompo yang Rahmi tidak ketahui, Rahmi
merusaha mencari setiap Panti Jompo yang dia ketahui, menempuh
perjalanan jauh sebelum menemukan Bu Din di Panti Jompo yang terle tidak
jauh dari rumahnya, air mata Rahmi tidak berhenti mengalir setelah
menemukan dan menata wajah seorang Bu Din, Rahmi merasa terpukul oleh
kelakuan kaka angkatnya yang tega memasukkkan ibunya ke Panti Jompo,
oleh karena rasa sayang dan tanggung jawab, Rahmi berniat tinggal
bersama Bu Din di dalam Panti Jompo bersama.
Selain itu,Rahmi akan melakukan apa saja demi untuk membahagiakan
Bu Din seperti berikut:
Data 8 “ Sabar ya, Din. Yakinlah, pertolongan Allah akan segera tiba,” suara Rahmi lirih berpisah saat kami berpisah di jalan. Aku hanya bisa menguapkan terima kasih. Juga ketika keesokan harinya Rahmi menyerahkan uang honor menulisnya untukku.
95
Kemudian keesokan harinya, dan esok-esok , hingga aku bisa selalu mengunjungi Ibu dan bercengkerama dengan teman-teman jompo Ibu yang juga rindu akan kasih sayang. ( Halaman 77).
Data di atas menggambarkan sikap keperihatinan Rahmi kepada
seorang ibu yang dia sayangi, Rahmi tidak percaya mengapa Bang Tio
mendorong Ibu dari tidaksinya aku merasa sebuah batu beras di le tidakkan
di punggung Rahmi, namun sedikit pun tidak mampu bergerak, apalagi
mengangkatnya.
Sore itu, Rahmi berusaha menghibur Ibu. Ibu sering mencoba untuk
tersenyum, tapi kurasakan luka yang menganga dalam dirinya. Hati Rahmi
kembali tersayat-sayat ketika Bu Din menga tidakan ketidak sanggupannya
tinggal di Panti Jompo. Sungguh, Sepanjang perjalanan pulang,Rahmi lebih
banyak diam. Sungguh, pikiranku buntu. Di satu sisi Rahmi tidak rela Ibu
tinggal panti itu, di sini lain tidak ada tindakan yang biasa dia lakuan untuk
mengeluarkan ibu dari sana.
Data 9 Papa Mama menawarkanku sekolah ke Luar negeri, Ry. Boston! Kayaknya enak juga. Tapi.. mungkin aku baru akan terimanya di tahun-tahun mendatang, kalau imanku sudah kuat. Kalau ilmu dan amalan sudah banyak. Kalau udah merried (lho?). Biar bisa dakwah meski kecil-kecilan di sana. Amin. Sebelumya Ance, Rosa dan Desy datang. Mereka begong melihatku, Ry. Bengong lagi ketika ku ka tidakan “ Asmirandah” itu bernama Cahya, anak pasantren. Bengong saat ku perkenalkan pada Sarah yang saat tuh anak bertiga nyerocos sok nginggiris, Sarah menimpali dengan lebih baik. Begong saat ngombrol dengan Euis si kocak kutu buku nyambung diajak ngomng apa saja!
96
Makanya..... jangan memandang rendah, Boo! Banyak kok pasantren yang keren ya, Ry! Contohnya: Salsabila! ( Deuuuuu). ( halaman 105) Data di atas menggambarkan Tentang pandangan Ry. Menyelesaikan
jenjang pendidikan dalam negeri sebelum menuntut ilmu diluar negeri,
seperti yang di tawarkan oleh orang tuanya. Ry. Sadar bahwa pasantern juga
memberikan ilmu-ilmu yang diajarkan disekolah lain, jurus pasantren
mempunyai kelebihan menurut pandangan Ry. Pasantren mendalami ilmu
agama, dulu dia tidak pasif mengaji sekarang sudah mampu mengaji sendiri,
banyak lagi hal-hal keagamaan yang dia pelajari, dasar menguatkan iman
dan ke takwaan Ry setelah keluar nanti, disamping itu, Ry. Berencana
dengan ilmu yang telah diajarkan di pasantren dia gunakan berdakwah
secara kecil-kecil di luar negeri nanti.
Selain itu, di pasantren Ry. Dapat mengubah hidupnya menjadi lebih
baik, ahlak dan moral, belajar mandiri, belajar tentang kepedulian sesama,
Ry juga mempunyai teman di Pasantren yang tidak kalah hebat dan krenya
dengan sahabat-sahabat sebelum masuk ke pasantren, Ry terasa telah
menemukan jati diriya, dia menyesal karena tidak masuk kepasantren sejak
dari sekolah dasar.
Data 10 Kulihat si wajah tegar ini menatap kosong kedepan. Matanya berkaca-kaca. “ belum lagi tamat SMP, aku diusir papa...,” katanya parau.
97
“ aku masuk Islam dan Papa marah besar. Ia mengamuk dan mengusirku...’ Aku tersen tidak! Subuhanallah, benar dugaanku... “ aku sering dengar suara adzan, Tia! Begitu menyenyuh, membuatku terenyuh, menangis... dan alhamdulillah aku dapat hidayah” kata Rumondong agi, tersenyum.” Aku pergi dari rumah dengan bekal sedikit uang tabungan. Akhirnya aku diangkat ank oleh seorang haji di Sei Kera. Orang tua yang baik. Waktu usiaku tujuh belas tahun. Aku dinikahkan dengan anaknya,” sekejap mata Rumondang berbinar. ‘ Lantas...?” ‘ Suatu malam ..., rumah mertuaku terbakar. Musnah semuanya! Waktu itu aku dan Bang Siregar suamiku sedang pergi ke rumah seorang kawan..,” air mata Rumondang mengucur cepat dan sekeja binar di matanya sirna. ( halaman 114).
Data di atas menggambarkan sikap Rumondang sahabat baik Tia
tentang pilihannya untuk berpindah agama, Rumondang meyakini pilihannya
semata-mata karena hidayah yang di turunkan oleh Allah kepadanya.
Rumondang percaya agama Islam yang akan menuntunnya ke jalan yang
benar.
Walau Ramondang mendapat penentangan dari keluargan, membuat
orang tuanya murkah mengusirnya dari rumah, Ramondang tau itulah resiko
yang akan dia tempuh ketika berpindah agama, teguh pada pendirian
membuatkan dia pergi dari rumah dengan menggunakan sedikit uang
tabungannya.
Banyak rintangan hidup dia lalui tetapi itu menjadikannya lebih kuat, dia
menerima pendidikan agama dari seorang haji yang tidak lain adalah
mertuanya setelah di nikahkan kepada anak haji tersebut ketika berusia tujuh
98
belas tahun, ujian demi ujian yang dia lalui, bapak mertuanya tewas dalam
musibah kebakaran dan suaminya tewas di tangan perampok sadis, setelah
kepergian orang yang dia sayangi Rumondang hidup bersama anaknya
Tegar sekarang sebagai pedangan kaki lima, keadaan itu tidak sedikit pun
membuatnya tidak berdaya justru lebih bersemangat dan tangguh dengan
cobaan yang menimpah, semangatnya itu yang membuat Tia sahabat lama
terharu melihat kehidupan yang alami. Rumondang menafkahi anaknya
dengan hasil keringat sendiri tanpa ada bantuan atau meminta belas kasihan
kepada orang.
3. Nilai Sosial
Sosial berarti hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat atau
kepentingan umum. Nilai pendidikan sosial merupakan hikmah yang dapat
diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku sosial berupa
sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada
hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial
bermasyarakat antara individu. Nilai pendidikan sosial akan menjadikan
manusia sadar akan pentingnya kehidupan berkelompok dalam ikatan
kekeluargaan antara satu individu dengan individu lainnya.
Hasil penelitian yang di dapatkan berdasarkan teknik pengupulan data
melalui kaji pustaka dengan teknik mencatat?pengodean. Di peroleh data
penelitian yaitu ungkapan/pernyataan yang mengandung nilai pendidikan
99
moral. Sumber data penelitian ini bersumber dari kata, kalimat dan
ungkapan/pernyataa yang bermakna nilai pendidikan dalam dua novel yaitu
“Mendayung Impian” Karya Reyhan M. Abdurrohman dan novel “Ketika Mas
Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah di cantumkan dalam korpus data penelitian ini, peneliti mendeskripsikan
dua belas data nilai pendidikan sosial dalam novel “Mendayung Impian”
Karya Reyhan M. Abdurrohman dan sepuluh data nilai pendidikan sosial
dalam novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Dan dapat di
lihat sebagai berikut:
c. Nilai pendidikan sosial novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.
Abdurrohman.
Data 1 Hati Vano bergetar saat menonton. Ia membayangkan bagaiman jika ia adalah salah satu dari anak-anak tersebut, yang penuh perjuangan untuk sampai kesekolah. Harus melewati sungai yang lebar dan deras. Kapanpun mereka bisa hanyut jika cengkaman kakinya didasar tida kuat. Ya, mereka terpaksa turun menyeberangi sungai setelah menanggalkan seragam dan menentengnya agar tidak basah. (Halaman 13). Data di atas menggambarkan tentang sikap Vano yang prihatin kepada
kehidupan sehari-hari anak pedalaman yang penuh semangat menuntut
ilmu. Mereka tetap berjuang walaupun terkadang rintangan yang merela lalui
100
bisa mengancam keselamatan mereka,hal ini yang membuat hati Vano untuk
membantu mereka mereka.
Data 2 “ andai aku bisa ikut menyumbangkan ilmuku untuk SD itu, “ gerutu Vano. “Ah, tidak mungkin. Ini hanya angan ku. Papa tidak mungkin mengizinkan. Dulu waktu SMK saja, aku ketahuan bergabung kelompok peduli gelandangan. Saat tengah membantu mengajar anak-anak pengamen, dimaki Papa habis-habisan. Apalagi Papa sepertinya sangat menginginkaku mewarisi perusahannya. Tidak mungkin”.(Halaman 17) Data di atas mengambarkan sikap Vano yang berkeinginan bersar
membantu anak-anak dalam menuntut ilmu, sejak usia remaja ketika masih
di bangku sekolah, kepedulian Vano kepedulian terhadap pendidikan bagi
anak yang kurang berkesempatan, vano merusaha mengumpulkan anak-
anak pengamen dan anak gelandangan kemudian memberikan mereka
pelajaran-pelajaran dasar, Vano sadar kereka mempunyai hak menempuh
pendidikan sama dengan anak yang lain sebagai warga negara Indonesia
yang merdeka, telah diatur oleh pemerintah sembilan tahun wajib belajar dan
Vano berusaha membantu mensukseskan program pemerintah tersebut.
Data 3 “ Vano, dengarkan Papa. Ini semua hanya untukmu, masa depanmu, dan kebahagianmu. Kamu beruntung. Liat orang-orang diluar yang sangat ingin sekolah, tapi tidak bisa karena terbentur biaya. Kamu ini ditawarin ke luar negeri, eh, malah tidak mau.” Papa mengeraskan suaranya satu tingkat. Itu tandanya papa mulai emosi.
101
“justru itu, Pa. Vano ingin membantu mereka yang tidak bisa sekolah. Mereka yang tidak beruntung. Vano ingin membagikan keberuntungan Vano, bukan menikmatinya sendiri seperti ini.” Vano langsung berdiri. (Halaman 23)
Data di atas menggambarkan sikap Vano tentang tawaran bapaknya
untuk melanjutkan jenjang pendidikan di salah satu perguruan tinggi ternama
di luar Negeri Vano sangat beruntung menjadi anak orang kaya, Vano
sempat menolak hingga membuat bapaknya kecewa sebelum akhirnya
menerima tawaran Papa, dia menyadari jika kebahagian yang dia miliki akan
jauh lebih bermakna jika dapat membagi keberuntungannya tersebut dengan
anak-anak kurang mampu lain, yang jauh lebih membuthkan.
Selain itu, rasa kepedulian Vano dalam novel “Mendayung Imian” karya
Reyhan M. Abdurrohman seperti berikut:
Data 4 “Ada apa ini, Pak?” Ini pengamen mau masuk.” Satpam tersebut tetap berbicara tegas. “sudah biar saya yang urus.” “ Baik.” Satpam meninggalkan Vano dengan dua anak itu. “ Ada apa. Dik?” tanya Vano ramah. “ Tidak. Tidak apa-apa, kak,” kata si perempuan dengan suara sayu. Kepalanya masih menunduk, seakan tak berani menatap lwan bicaranya, atau mungkin atau ia sedang kelelahan “Buku, Kak. Buku.” Si Laki-laki di kanan si perempuan merengek-rengek dan menarik-narik baju si perempuan. “Ayo, pergi. Kakak tidak punya uang.? “ Oh, buku? Emang maubeli buku apa?”. Vano coba bersikap ramah kepada dua anak agar mereka tak takut. “ Buku Dongeng, Kak,” kata anak Laki-laki yang polos. “Hus ayo pergi. Kata Ibu jangan gampang percaya dengan orang asing.” Si perempuan itu berkata lirih.
102
Vano mendengar ucapan itu. “ Saya bukan orang jahat percayalah.” Vano mengelus rambut kusut si perempuan. “ Ayo, masuk. Kakak belikan buku yang kalian inginkan” (Halaman 36)
Data di atas menggambarkan sikap Vano yang peduli terhadap dua
anak pengamen yang sangat mengingankan memiliki buku, Vano sadar
mereka sangat membutuhkan buku, dengan buku anak tersebut dapat
belajar.
Vano berfikir tidak ada salahnya memberikan kesempatan anak yang
kurang mampu untu memiliki buku, Vano mengajak anak uang kurang
mampu itu masuk ke dalam toko buku dan memilih buku yang mereka suka,
walau pun dua anak itu halangi oleh satpam masuk karena mareka
berpakaian kotor, mereka mempunyai keinginan besar untuk belajar dan
menuntut ilmu, Vano tidak segan membelanjakan uang saku yang dia miliki
untuk membantu anak pengamen yang kurang mampu
Selain membelikan buku, Vano juga mengajak mereka untuk makan
siang bersama, karena impian Vano adalah membantu anak-anak yang
kurang mampu, dia bertekad mengunjungi tempat yang cukup jauh untuk
membantu anak-anak memperoleh pendidikan layaknya seperti berikut:
Data 5 “ Ini inai atin, Pan. Kepala sekolah SD ini,” Apai Sahat menjelaskan Ya. Wanita ini bernama Inai Atin. Kepala sekolah sekaligus pencetus dan pendiri sekolah ini. Ia adalah istri dari salah satu
103
warga meliau. Ia lahir dan besar di Pontianak. Setelah menikah, Inai Atin mengabdi diri di sini karena keperihatinannya melihat anak-anak yang tak bisa sekoah karena jarak yang jauh. “ Oh ya. Soal honor, maaf, mungkin kecil. Karena kami sendiri pun tidak mengharapkan. Itu atas kebaikan orangtua murid sini. Niat kami membantu. Melihat meliat merea mampu membaca dan menulis, itu sudah cukup.” “ Tidak masalah. Saya bersedia jika tidak dibayar sekali pun. Saya hanya ingin membagi ilmu dan mengabdi di sini.saya ikhlas.” (Halaman 83)
Data di atas menggambarkan tentang beberapa orang yang peduli
serta mempunyai Cita-cita yang sama dengan Vano, peduli kepada
pendidikan anak pedalaman, salah satunya Apai Sahat yang selalu
memenuhi kebutuhan anak Desa Meliau untuk memperoleh pendidikan.
Selain itu, Apai Sahat dan Lestari, Inai Atin lahir dan besar di kota
masuk ke pedalaman setelah menikah, Atin mengabdikan diri karena
mempunyai keprihatinan kepada anak-anak yang tidak bisa sekolah karena
jaraknya jauh jika mereka harus sekolah di kota, bentuk kepedulian inai Atin
mendirikan sekolah Mini Penggerak yang terletak di Desa Meliau, sekaligus
menjadi kepala sekolah.
Disanalah Vano mengajukan permohonan untuk menjadi tenaga
pendidik untuk membantu mendidik dan mencerdaskan anak Desa Meliau,
Vano sanggup menjadi guru walau tidak mendapat bayaran, karena tujuan
utama Vano adalah membatu bukan untuk mencari penghasilan.
104
Selain itu, Apai Sahat mempunyai kepedulian sesama penduduk Desa
Maliau yang dalam kesusahan seperti Bertikut:
Data 6 “ Cobalah, pan. Tidak usah dicium atau dirasakan. Langsung minum saja. Inai sudah susah-susah membuatkannya.” “ Tapi” “ Tidak ada tapi-tapian,” potong Apai Sahat menyodorkan segelas jahe itu depan Vano. Vano mengangkat wajahnya lalu melihat wajah Marni istri Apai Sahat dibelakang Apai Sahat yang masih berdiri nampak khawatir. Begitupun Apai Sahat. Wajah itu seperti wajah kekhuaturan seorang bapak pada anak. “ Brrr...” “ Kamu sudah kedinginan seperti itu, Pan. Cepat minum ini. Menurutlah.’ Apai Sahat terus membujuknya. Memasang wajah yang sama. Khuatir. (Halaman 112)
Data tersebut menggambarkan tentang sikap Apai Sahat dan istrinya,
mereka bersikap ramah dan perhatian kepada Vano, mereka bimbang
melihat keadaan Vano yang menggigil kedinginan, istri Apai Sahat meramu
ramuan tradisional jahe untuk menghangatkan tubuh Vano yang kedinginan
akibat hujan lebat yang mengguyurnya ketika dalam perjalanan pulang dari
sekolah. Mereka sangat peduli kesehatan Vano,walaupun Vano keras kepala
tidak mau meminum obat buatan istri Apai Sahat dengan ramah mereka
membujuk Vano untuk meminum agar suhu badan Vano kembali normal,
agar sembuh dan kembali mengajar.
105
Selain itu, dalam novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M.
Abdurrohman mengambarkan kepedulian terhadap lingkungan sebagai
berikut:
Data 7 Vano membayar janjinya. Hari ini ia akan mengikuti tim WWF ke bukit Penijau. Menyusuri sungai dan danau , masuk kedalam hutan, melihat langsung kehidupan satwa yang semakin punah kerna pertumbuhan yang sangat lambat. Juga karna perburuan manusia dengan dalih orang utan adalah hama yang merusak pohon kelapa sawit di perkebunan. Matahari bersinar cerah. Tak ada sapun awan yang berani menghalangi sinarya kebumi. Vano, Widya dan tim WWF berangkat dengan dua speedboat yang cukup panjang. (Halaman 162)
Data di atas menggambarkan sikap Widya tentang keperihatinan
ekosistem hutan pedalaman, widya dan tim WWF melakukan peneliatan
tentang orang utan kalimantan yang hampir puna, dalam penelitian tersebut,
Widya mengajak Vano ikut serta masuk ke dalam hutan melihat langsung
habitan orang utan yang telah dijamah oleh manusia yang tidak bertanggung
jawab.
Disamping itu, agar Vano lebih cinta dan tahu keadaan hutan sekeliling
Desa Meliau, secara tidak langsung agar Vano memahami bahwa Indonesia
mempunyai hutan yang sangat luas yang dihuni oleh ribuan spesies satwa
yang perlu dijaga kelestarianya dan dilindungi dari perburuan ilegal.
106
Data 8 “ Seharusnya ilmu itu untuk dibagi.Bukan Disimpan sendiri. Pengalaman itu di-share, bukan dipendam sendiri.” “ Betul makanya sekarang aku menjajar disini.” “ Kamu pura-pura tidak peduli atau benar-benar tidak puduli dngan mereka sih?” Mata Vano menajam. “ aku tau kamu perna menjari baca puisi waktu SMP dan aku tau kamu mampu mengajari Anak-anak. Tapi kenapa kamu seperti tak peduli sama sekali dengan mereka? Padahal mereka sudah bersemangat untuk ikut. Lagi pula, kamu tidak harus mengajari dari dasar. Tinggal mencontohkan bagaimana membaca puisi itu dengan ekspresi dan suara yang tepat. Terus bagaimana makna yang tersirat dan tersurat dari puisi tersebut. Jujur, aku tidak paham itu. Kalau aku paham aku tidak usah meminta bantuanmu.” (Halaman 188) Data di atas menggambarkan perkataan Vano tentang ilmu yang
dimiliki perlu di berikan kepada sesiapa yang membutuhkan dan itu dalah
kewajiban orang yang berilmu, Vano percaya sebaik baik ilmu adalah ilmu
yang disalurkan dan bermanfaat bagi semua orang.
Demikian pula ilmu yang dimiliki Lestari dalam membaca puisi, Vano
sangat berharap agar Lestari membantunya membimbing anak muridnya
membacakan puisi mengingat lomba membaca puisi tidak lama lagi, hanya
Lestari yang mahir dalam bidang membaca dan memaknai karya puisi,
Lestari juga pernah menjadi juara lomba baca waktu SMP dulu, kehadiran
Lestari akan mampu membangkitkan semangat anak-anak mengikuti lomba.
Data 9 “ Sahat, selamat datang.” Pak tarmo menyalami Apai Sahat, kemudan merangkulnya seperti baru bertemu sahabat lama.Padahal baru kemarin mereka bertemu. Persahabatan
107
mereka terlihat terjalin sangat baik hingga sekarang. Pantas di jadikan contoh. “ Terima kasih ntuk bantuannya, Tarno. Kamu tidak ke kebun?” tanya Sahat. “ Ah, tidak usah repot-repot pada sahabatmu ini, Oh ya, di kebun sudah ada pegawaiku. Aku sengaja ingin menyambut kalian. Silahkan masuk semuanya.” Pak Tarmo tersenyum ramah. (Halaman 207)
Data di atas menggambarkan sikap Pak tarmo yang ihklas membantu
Apai Sahat mempasilitasi menampung anak-anak kediamannya beberapa
hari sewaktu berlangsungnya lomba baca puisi antara sekolah.
Selain itu, Pak tarmo mengahargai dan menjaga persabatannya
dengan Apai Sahat selama ini, Pak Tarno siap membantu Apai Sahat setiap
dalam kesusahan begitu juga ketika Pak Tarmo membutuhkan bantuan, Pak
Tarmo mempunyai kepedulian kepada orang ramai, beliau membuka
peluang pekerjaan sebagi pegawai di ladang yang luas miliknya, sikap Pak
Tarmo ini secara tidak langsung mengurangi tingkat pengangguran di
Indonesia.
Data 10 “ Kamu tidak tau apa-apa kamu anak kemarin sore, di sini.” Suara bapak Lestari sedikit meninggi. “ Saya teman Lestari. Apakah karena utang itu? Berapa total utang Apai dengan pria itu? Saya akan berusaha membantu.” “ Hah! Bagaimana kamu bisa membantu? Bahkan kamu menumpang di rumah Sahat. Kamu hanya menjadi benalu di keluarga Sahat. Apa kamu tidak malu dengan dirimu seniri?” Vano cuit, seketika. Perkataan itu benar. Ia tidak punya apa-apa. Bahkan selama ini, ia sudah banyak merepotkan Apai Sahat. Apa-
108
apa minta bantuan Apai Sahat.Vano menjadi malu pada dirinya sendiri, pada Apai Sahat, bapaknya Lestari , dan juga Lestari. (Halaman 238)
Data tersebut menggambarkan tentang sikap Vano ingin membantu
keluarga Lestari yang dalam kesusahan mereka sekeluarga terikat dengan
utang piutang dengan Agen ilegal simpan pinjam, walau Vano dan
masyarakat Desa Meliau kemampuan Vano dalam bidang fenenial seperti
sebagai seorang guru namun Vano berusaha semampunya.
Walau sempat diragukan dan dipermalukan oleh masyarakat, mereka
mengatakan hidup Vano sepenuhnya bergantung pada Apai Sahat dan
seringkali menyusahkan Apai Sahat tapi niatnya untuk membantu Lestari
tetap teguh, berpikir untuk mencari jalan keluar agar keluarga Lestari tidak
terikat lagi dengan agen ilegal simpan pinjam, perasaan simpati yang
membuat tekadnya makin besar, Vano sadar diapunya hati kepada Lestari.
Lestari adalah teman kerjanya, salah satu anak gadis Desa Meliau,
Lestari juga adalah harapan anak-anak sebagai seorang guru, sehingga
Lestari perlu dibantu.
Data 11
Apai Sahat dan Pak Gugun \menyalami pak supir terlebih dahulu, begitu pun Vano. Kemudian, Apai Sahat dan Pak Gugun langsung menurunkan dirigen berisi ikan dari Speedboat.
Tak enak terlihat menganggur, Vano ikut membantu mereka menaikkan dirigen ikan ke atas bak. Pak sopir juga ikut membantu. Biar lebih cepat selesai.
109
Dirigen itu agak berat karena diisi air juga agar ikan tetatp hidup. Harga jual ikan mati dan hidup berbeda. Lebih mahal yang masih hidup dan masih segar.(Halaman 252)
Data tersebut menggambarkan sikap Vano tentang kesadaran dalam
bekerjasama dan gotong royang, Vano meyakini apa yang dilakukan secara
bersama akan mudah walau pekerjaan tersebut berat akan menjadi ringan
jika dilakukan bersama.
Disamping itu, segala sesuatu yang dikerjakan akan menjadi singkat
dan tidak memerlukan waktu yang banyak,negara Indonesia lahir atas dasar
persatuan, kerjasama juga merupakan salah satu ciri identitas bangsa
Indonesia yang sangat berpegang dengan kesatuan.
Hal ini yang membuat Vano sadar membantu seseorang sekecil apa
pun itu akan lebih bermakna daripada duduk diam menganggur dan itu
menggambarkan sikap malas dalam diri seseorang.
Data 12 “ Baik,” Vano berkata pelan. “ Aku akan pulang dan kuliah bisnis di luar negeri. Tapi Vano punya syarat yang Papa harus penuhi.” Vano menantang Papa. Vano tak sadar bicaranya seperti itu. Ia sudah sangat bingung dengan keadaan ini. Mulai dari terbongkarnya identitasnya, Papa Mama yang sampai di sini dengan cepat, Lestari yang marah, dan Widya. Ini seperti kejadian beruntun yang akan menghabisinya. “Syarat apa? Apapun permintaanmu Papa akan penuhi, asal kamu mau kuliah dan menjalankan bisnis Papa.” Vano enghela nafas. “ Vano ingin Papa memberikan bantuan untuk SD Mini Penggerak merenovasi gedungnya, dan memberikan honor untuk pengajarnya.” ( Halaman 296).
110
Data di atas menggambarkan sikap Vano tentang kepedulian kepada
apa yang menjadi kebutuhan utama SD Mini Penggerak, Vano menunda niat
baiknya untuk menjadi guru tetap, Vano menerima tawan papanya untuk
melanjutkan kuliah di luar negeri.
Namun demikian, Vano tetap ingat kepada anak-anak didiknya yang
akan ditinggalkan tetap terus mengejar impiannya, Vano berharap kepada
Papanya agar membelanjakan separuh hasil pendapatan hasil perusahaan
Papanya untuk kebutuhan Anak sekolah SD Mini Penggerak dengan
menyediakan dan melengkapi fasilitas sekolah yang lebih layak serta
mensejahterakan tenaga pendidik SD Mini Penggerak sebelum Vano
melajutkan pendidikan diluar negeri.
d. Nilai pendidikan sosial novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy
Tiana Rosa
Data 1 “ Mas Gagah sedih karena Allah, Rasul dan Al Islam kini sering dianggap remeh. Sedih karena banyak ummatnya yang banyak meninggalkan Al-Quran dan sunnah, juga berpecah belah. Sedih karena merasa saat Mas Gagah bersenang-senang dan bisa beribadah dengan tenang, saudara-saudara di negeri sendiri banyak yang mengais-ngais makan di jalan, dan tidur beratap langit, sementara di belahan bumi lainnya sedang di perangi...” Sesaat kami diam terdiam. Ah, Masku yang gagah dan tegarini sangat perasa. Sangat peduli (Halaman 12)
111
Data di atas menggambarkan sikap Mas Gagah yang sangat simpati
dan peduli kepada umat Islam dalam negeri, yang sangat memprihatikan
kehidupanya, banyak dari mereka yang meninggalkan Al-quran, banyak
pedomon yang mengajarkan hubungan sesama manusia, perangi padahal
agama Islam terbesar Indonesia, seharusnya sikap saling tolong menolong
sesama muslim perlu ada.
Disamping itu,u mat muslim di Indonesia masih banyak hidup melarat
dan tidak layak, mereka sangat membutuhkan bantuan dari umat muslim
lainya untuk mengurangi beban hidup mereka.
Data 2 Mobil kami terus berjalan, jauh sekali, melintasi entah daerah yang asing bagiku. Mas Gagah berhenti sekali di sebuah supermaket kecil. Aku mengerutkan kening melihanya membeli makanan kering, mie instan beberapa kardus, buku dan alat-alat tulis mau ke mana? Hujan turun rintik-rintik, lalu makin deras. Mobil kami susah payah masuk di jalan kecil yang hanya pas untuk satu mobil. Jalan kumuh dengan rumah-rumah tripleks kardus berjejalan, di sebuah kolong jembatan di daerah Jakarta Utara Ketika hujan benar-benar reda, aku mencium aroma sampah yang kuat. Kami segera turun dan segera kakiku disambut cipritan air sisa hujan yang menghitam. Beberapa anak berlarian menghampiri kami, diantaranya bertelanjang dada. Wajah mereka sumringah. “ Mas Gagah! Mas Gagah datang! Horeeee!” Mas gagah menatapku sambil senyum “ Kenalkan, ini adik-adik kita, Gita”( Halamanan 20)
Data di atas menggambarkan sikap Mas Gagah yang prihatin kepada
anak-anak lingkungan yang tinggal di kampung kumuh dan kolong jembatan,
112
Mas Gagah sering menyempatkan waktunya sepulang cerah atau sedang
lewat adang hari libur Mas Gagah berkunjung kesana, walau agak jauh dari
rumah itu bukan masalah Mas Gagah untuk kesana membawakan keperluan
dan kebetuhan mereka semampu Mas Gagah. Jarang diantara mereka yang
tak mengenal Mas Gagah.
Sikap Mas Gagah itulah yang membuatnya bisa berbaur dengan
masyarat pinggir kota, dia menganggap mereka adalah keluarga.
Selain itu, Mas Gagah juga mengajak mereka bersama-sama untuk
mempelajari agama seperti berikut:
Data 3 Ku bayangkan ia kan terkejut gembira, memelukku. Apalagi aku ingin Mas Gagah yang memberikan ceramah pada acara syukuran yang insya Allah mengundang teman-teman, anak-anak panti anak-anak yatim piatu dekat rumah kami, serta anak-anak rumah baca dan para preman insyaf di sana. Hihi, aku tersnyum membayangkan betapa serunya nanti. “ Mas Ikhwan!! Mas Gagaaaaaah! Maaasss! Assalamu’alikum!” kuketuk pintu kamar Mas Gagah dengan riang. “ Mas Gagah belum pulang,” kata Mama “ Yaaaa, kemana sih, Ma?!” keluhku. “ kan diundang ceramah di Bogor. Katanya berangkat dari kampus.” “ jangan-jangan nginep, Ma. Biasanya malam minggu kan suka nginep di rumah temannya, atau di Masjid.” “ Insya Allah nggak. Kan Mas Gagah inget ada janji sama Gita hari ini,” hibur Mama gelisahku. Kugaruk-garuk kepalaku yang tak gatal. Entah mengapa aku kangen sekali dengan Mas Gagah. “ Eh, jilbab Gita mencong-mencing tu!” Mama tertawa. Tanganku sibuk merapikan jilbab yang kupakai. Tersenyum Pada Mama. ( Halaman 22).
113
Data di atas menggambarkan sikap Gita mengundang teman-teman,
anak-anak panti anak-anak yatim piatu, serta anak-anak rumah baca dan
para preman insyaf di kampung kumuh, pada acara syukuran yang insya
Allah akan dia rayakan ulang tahun ke tujuh belasnya akan terasa beda
dengan tahun-tahun lalu karena untuk pertama kalinya Mas Gagah akan
membawakan cerama.Gita sadar berbagi kebahagian dengan orang yang
dia kenali di hari ulang tahunnya,akan menjadi bermakna dalam hidupnya
hidupnya.
Selain untuk merayakan hari ulang tahunnya, acara ini juga akan
mempererat hubungan silaturahmi antara semua yang hadir, saling
mengenal antara satu dan saling berbagi dengan yang lain.
Data 4 “ Terjadi kerusuhan di Bogor. Ada ratusan orang ang ingin merusak sebuah rumah Ibadah. Gagah melintasi daerah itu. Ia turun dari mobil dan berusaha menenangkan massa,” suara seorang polisi bicara pada Papa. “ ia bahkan berdiri di depan rumah ibadah itu, melindungimereka bersama dua orang temannya.” “ sebenarnya massa sudah tenang, mendengar apa yang disampaikan oleh Mas Gagah. Bahwa Islam mengajarkan kedamaian dan membawa keselamatan. Gagah bahkan bilang saat bergandeng tangan dan berjabat hati untuk membangun negeri... mereka secara bergerombolan pun beranjak pergi,” tambah salah satu teman Mas Gagah. “ lalu kenapa jadinya begini?” tanya Mama berlinang airmata. “ Entahlah, “Ketika Mas Gagah Pergi”, tiba-tiba kami melihat hujan batu, entah dari mana. Sebelum kami sadar apa yang terjadi. Gagah sudah jatuh berlumuran darah!” kata teman Mas Gagah lagi.” Kami tidak melihat siapa yang melukainya!” ( Halaman 24)
114
Data di atas menggambarkan sikap Mas Gagah tentang keberanian,
Mas Gagah ketika terjadi kerusuhan,coba menghalagi massa yang coba
merusak rumah ibadah yang menjadi sasaran amuk massa, ketika melintasi
daerah tersebut walau Mas Gagah tahu resiko apa yang akan dia hadapi
ketika berhadapan dengan ratusan massa.
Pada awalnya Mas Gagah mampu mencegah massa tersebut dengan
memberikan pemahaman tentang ajaran Islam yang melarang umat Islam
saling memusuhi antara satu sama lain, hal itulah yang membuat massa
seketika mundur sebelum kembali menyerang Mas Gagah oleh karena
Massa terpropokasi antara satu sama lain untuk mewujudkan niat mereka
merusak rumah Ibadah, kejadiannya itulah yang membuat Mas Gagah
terluka dan sempat di larikan kerumah sakit terdekat.
Data 5 “ Mengapa banyak orang di negeri yang menjadi koruptor?apa yang sebenarnya terjadi? Tidakkan malu, sebagai bangsa muslim terbesar di dunia, malah mendapat rangking tertinggi dalam korupsi? Bagaimana cara mencegahnya?” Aku mulai terpengah. Orang-orang dalam bus mulai mengatur duduk mereka lagi, mencari posisi yang lebih nyaman untuk....ini dia.. mendengarkan lelaki aneh itu! Apalagi yang dia ingin katakan. Lelaki itu terus berbicara. Dan lama-lama para penghuni bus, termasuk dan larut mendengar omonganya. Seorang bapak yang duduk terkantu-kantuk di sampingku, kini duduk tegak dengan kening berkerut. Seorang mahasiswi yang duduk tak jauh dihadapanku terlihat memiringkan kepala dan memicingkan kmatanya. Dua pemuda berambut gonrong yang baru saja bermaksud mengamen segera mengurungkan niatnya, bahkan kondektur sesaat lupa menagih ongkos! Wah, lelaki ini membuat orang terkesima!.(Halaman 33)
115
Data di atas menggambarkan sikap Yudhi yang perihatin kepada
kondisi negara Indoneia setelah merdeka, bahkan masih merasa terjajah
moralnya, korupsi yang merupakan hal yang lumrah di negara Indonesia,
Berapa banyak orang yang miskin kian miskin karena perilaku korupsi skala
kecil maupun besar. Keluarga dan sekitar, mari berjuang untuk menjadi
pribadi yang lebih jujur, dan berahlak mulia.
Yudhi kesimpulkan, Islam itu indah, tetapi sebagai umat Islam,
seringkali membuatnya tampak buruk. Kalau orang Islam, wajib malu
dengan stigma korupsi yang melekat di negeri ini mereka tidak sadar bahwa
korupsi itu adalah hal yang sangat tidak terpuji, mengambil sesutu yang
bukan hak mereka. banyak yang mereka sengsarakan, anggaran untuk
digunakan untuk mesejahterakan rakyat, di ambil untuk menjadi kebutuh
sendiri.
Data 6 “Ambillah, Pak. Semoga bermanfaat. Saya berikannya untuk bapak.” Si bapak terpana. Langsung mendekap buku tebal karangan Al-Ghazali itu dengan haru. “ Sekarang saya bisa meminta buku tentang warisan ini?” Tanya serorang ibu berpakaian bagus. Wow, silau juga aku memandang perhiasanya. “ Silahkan ibu meletakkan uang Infagnya di kaleng ini seiklas Ibu. Insya Allah untuk disalurkan ada orang yang berhak menerimanya. Wajar. Habis yang diangkat menjadi bahan perbicaraan selalu yang menarik, seru, aktual dan hebat. Belum lagi manuvernya. ( Halaman 39)
116
Data di atas menggambarkan sikap Yudhi, tentang kepedulian kepada
orang yang membutuhkan bantuan, setelah berdakwah jika masih ada
kesempatan Yudhi menjual buku-buku agama di atas kendaraan angkutan
umum dengan harga yang tidak dia tentukan, ada beberapa buku yang Yudhi
berikan secara percuma kepada penumpang yang bersungguh-sungguh
ingin memperbaiki diri, banyak dari penumpang yang berminat membeli buku
untuk menjadi bahan bacaan mereka, dana yang terkempul dari penjualan
buku tersebut akan Yudhi salurkan kepada mereka yang membutuhkan
bantuan.
Dengan ini Yudhi yakin mampu membentu mereka yang membutuhkan
sekaligus memberikan mereka gambaran tentang Islam dari dakwahnya
tersebut.
Data 7
Anak kecil tak beralas kaki itu sejenak menatapku. Mereka cengegesan. Ada yang mengaruk-garuk kepala. Ada yang asik membersihkan hidung. Ada yang sibuk mengusir lalat yang hinggap dikoreng. Ada yang mengoceh sendiri, adapula yang asyik memperhatikanku dari ujung jilbab sampai ujung kaki! “ mau nggak belajar sama Ibu?” Mereka cengar-cengir, saling memandang sesamanya. “ Ibu tanya, mau tidak kalian Ibu ajari membaca dan mengaji?” aku tersenyum lembut. “ Mau!” seorang anak mengajukan jari, tetapi kemudian seketika menunduk malu. “ Ibu ini memangnya Ibu gulu?” tanya lain. “ Kami nggak punya pensil. Nggak punya buku sih!” “ Belajlnya di sana ?”
117
“ mau kayak anak sekolahan ya, Bu? Tanya yang lain lagi. Aku diam. Tersenyum ramah. Anak-anak itu juga tersenyum. . (Halaman 82)
Data di atas menggambaran tentang kepedulian kepada anak-anak
pinggiran yang hidup serba kekukarangan, perasaan malu, simpati, sedih
setiap kali melewati stasiun kereta api Senen, hati haru biru. Ngilu. Hampir
setiap kali menyaksikan pemandangan yang sama. Pemukiman yang kumuh
dari kardus dan triplek di sini rel.
Anak-anak dengan baju dekil tanpa alas kaki bermain di antara
gerbong-gerbong kosong yang tak terpakai lagi. Riang negara yang maju
ternyata masih banyak masayarakat di pinngiran tidak mendapat perhatian
bantuan,dari pemerintah, mereka hidup terbiar terasingkan tanpa bantuan
dari memerintah. Jarang diantara mereka bisa membaca dan mengaji, tetapi
mereka tetap semangat melanjutkan hidup, tidak kurang dari mereka yang
ingin menikmati pendidikan.
Data 8 Aku sakit panas beberapa hari lalu. Sampai nggak bisa bangun. Ry. Aku menangis terus bukan karena sakit itu, tapi karena ingat Allah. Aku belum punya apa-apa kalau di panggilNya. Lalu aku menagis lagi. Habis Cahya nggak beranjak dari perbaringanku kecuali untuk shalat. Tilawa pun disini. Euis dulu ku panggil Gembrot ( jahatnya aku, Ry) merelakan satu-satunya apel pemberian Ustadzah Sholihat, untukku. Padahal aku tahu dia doyan dan kepingin banget. Dini mondar-mandir mengompres, sambil menasihatiku untuk tidak menulisimu, Ry. Dan Sahra dengan ekspresif menceritakan sirah Rasulullah saw. Belum lagi santriwati yang lain berusaha menghiburku.
118
Ry, Allah tahu betapa aku tak mau jalinan indah ini terlepaskan. Sampai kapan pun. ( Halaman 103).
Data di atas menggambarkan tentang kepedulian santri-santri
Pasantren kepada Ry. Mereka bersama-sama merawat, menjaga dan
menghibur Ry dalam keadaan takut mengingat kematian, mereka
mendampinginya sampai sembuh, mereka telah menganggap Ry. Sebagai
saudara sendiri. Mereka banyak mempelajari ilmu kemanusiaan di pasantren
dan menerapkannya kedalam kehidupan sehari-hari mereka.
Mereka semua mempunyai karakter yang berbeda tapi mereka punya
persamaan yaitu kepedulian sesama. Ry mulai sayang kepada mereka mulai
belajar tentang kebersamaan, Ry berharap jalinan antara mereka tidak akan
terlepaskan sampai kapan pun.
Data 9 Makanya aku sering tidak simpati pada orang yang selalu mencelah dan memncelah keberadaan orang-orang Tionghoa di sini memang sih, banyak juga di antara orang-orang tionghoa itu yang bersikap membuat kutang kurang sreg, yang menjalankan sistem perekonomian sedemikian, yang Individualis.. memang ada! Tapi jangan disamaratakan, dong! Banyak juga yang bersikap baik, apalagi yang kemudian menjadi Muslim. Serng mereka mengorbankan harta pula untuk sabilillah yang mereka tempuh. (Halaman 187)
Data di atas menggambarkan tentang kehidupan sosial orang
Tionghoa, kemerdekaan dan pembangunan negeri tidak lepas dari camput
119
tangan orang Tionghua, sumbangan mereka banyak mempengaruhi
pembangunan negara khususnya di bidang ekonomi.
Selain itu, mereka terkenal dengan kedisiplinan dan perhitungan dalam
melakukan sesuatu hingga banyak suku lain yang menganggapnya
individual, disisi mereka sebenarnya baik, murah hati dan dermawan, orang
Tionghua yang jadi mualaf, mereka tidak segan membelanjakan harta
mereka di jalan Allah.
Data 10 “ maaf, besok kami ada ujian! Tolong ributnya di kurangi. Lagi pula kasian Ibu disebelah. Bayinya belum genap dua bulan. Saya benar-benar minta tolong.” Kata Tia serius, sementara Wulan tak dapat menyembunyikan kegeramannya. Apalagi, sepintas dilihatnya si Gondrong itu cengegesan. “ Ups, oke. Sorry berat, deh! Katanya sambil tersenyum. Wulan dan Tia segera berlalu seusai mengucapkan salam. Dan, alhamdulillah ribut mereka agak kurang, mesti sesekali masih terdengar tawa mereka yang cekikikan. ( halaman 210)
Data di atas menggambarkan sikap tolerasi Yudhi kepada tetangga
kosnya walaupun mempunyai hak yang sama di rumah kos Yudhi, menerima
saran dan terguran dari tetangga kosnya kebiasaan Yudhi bersama teman-
temanya didalam kosnya kumpul sampai larut malam tentu saja ribut dan
menganggu ketenraman tetangga kos lain.
Selain itu, sikap kepedulian Tia dan Wulan, kepada tetangga kos yang
lain, banyak mengeluh tentang kelakuan Yudhi dan kawan-kawan, Tia dan
Wulan memberanikan diri menegur Yudhi agar memperhatikan kepentingan
120
orang banyak, kebiasaan buruk merika ribut setiap malam harus dikurang
mengingat ada tetangga baru saja melahirkan, mengganggu ketenangan
belajar Tia dan Wulan yang akan menghadapi final.
4. Nilai Budaya
Nilai budaya merupakan konsep abstrak mengenai masalah besar dan
bersifat umum yang sangat penting serta bernilai bagi kehidupan masyarakat.
Nilai budaya itu menjadi acuan tingkah laku sebagian besar anggota
masyarakat yang bersangkutan; berada dalam alam pikiran mereka dan sulit
untuk diterangkan secara rasional. Nilai budaya bersifat langgeng, tidak
mudah berubah aaupun tergantikan dengan nilai budaya yang lain. Anggota
masyarakat memiliki nilai sebagai hasil proses belajar sejak masa kanak
kanak hingga dewasa yang telah mendarah daging.
Hasil penelitian yang di dapatkan berdasarkan teknik pengupulan data
melalui kaji pustaka dengan teknik mencatat?pengodean. Di peroleh data
penelitian yaitu ungkapan/pernyataan yang mengandung nilai pendidikan
moral. Sumber data penelitian ini bersumber dari kata, kalimat dan
ungkapan/pernyataa yang bermakna nilai pendidikan dalam dua novel yaitu
“Mendayung Impian” Karya Reyhan M. Abdurrohman dan novel “Ketika Mas
Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah di cantumkan dalam korpus data penelitian ini, peneliti mendeskripsikan
enam nilai pendidikan budaya dalam novel “Mendayung Impian” Karya
121
Reyhan M. Abdurrohman dan sebanyak empat data nilai pendidikan budaya
dalam novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Dan dapat di
lihat sebagai berikut:
a. Nilai pendidikan budaya novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan
M. Abdurrohman.
Data 1
Tok...tok....tok... Apai Sahat mengetuk pintu Terdengar suara orang bernyanyi. Vano tidak tau apa yang dinyanyikan dari dalam. Sepertinya banyak orang berkumpul. Klek Wanita paruh baya membuka pintu.
“ sudah pulang , Apai.” “ Iya. Ini bawa teman juga. Namanya Topan. Dia dulu pernah liburan ke sini juga.” “ Oh, iya, iya. Lalu wai anang malu.” Wanita itu sepertinya tak menghiraukan apakah Vano pernah datang atau tidak. Ia cuek dengan itu (Halaman 69)
Data di atas menggambarkan bagaimana budaya Desa Meliau,
khususnya penghuni rumah panjang yang di Tempat Apai Sahat, mereka
akan menjemput tamu yang berkunjung rumah panjang, mereka semua
cukup ramah, mereka sangat menghargai setiap tamu yang datang tanpa
membeda-bedakan, kebiasaan mereka akan melakukan acara adat,
melakukan ritual penjemputan tamu, bernyanyi dan biasa mereka lakukan,
dan hampir setiap malam penghuni rumah panjang lakukan ritual kebiasaan
mereka yang lakukan sejak lama dan diwariskan turun temurun.
122
Data 2 Vano melangkahkan kakinya di rumah betang panjang, rumah ini dihuni oleh masyarakat yang masih punya garis keturunan dengan Apai Sahat. Kedua belas pintunya diwariskan secara turun.temurun.
Mata Vano menyisir setiap sudut ruangan-ruangan panjang itu diterangi beberapa lampu masih putih yang digantungdi tengah langit-langit. Bangunan rumah ini seluruhnya dari kayu. Beberapa orang sedang duduk melingkar. Di, tengahnya ada dua orang, yakni pria dan wanita yang berpakaian adat hasil tenun sendiri sambil menari Ngajat. Yang lain duduk bernyanyi sambil menikmati tarian dua orang itu. ( Halaman 70)
Data di atas menggambarkan tentang kepercayaan garis sila-sila
keluarga dan penghuni Rumah Betang panjang, menurut hukum adat suku
Dayak Iban, mereka yang mempunyai keturunan layak tinggal di rumah
betang panjang, mereka akan diwariskan dua belas pintu secara turun-
temurun, pembuatan rumah betang panjang tersebut seluruhnya dari kayu
yang berasal dari hutan.
Selain itu,kebiasaan penghuni Rumah betang panjang setiap malam
mereka, melakukan tarian-tarian adat lengkap menggunakan pakaian adat
hasil tangan mereka sendiri, suku Dayak Iban cukup terkenal dengan tarian
ngajad tarian ini biasa di tariakan oleh kesatria suku Dayak Iban sebelum
maju berperang, selain itu kain tenum mereka terkenal dengan motif khas
yang tidak di miliki suku mana pun.
Data 3
123
“ Apai, saya tidur dulu, ya. Biar besok tidak kesiangan.” Vano meminta izin setelah menhabiskanmakan malamnya.
“Silahkan, silahkan. Tidur yang nyenyak, ya.” Vano lalu masuk ke kamar. Terdengar iringan musik
dan suara orang menyanyi dari balik kamarnya. Setiap malam mereka memang belajar menari. Tepatnya mengajarkan secara turun temurun agar tarian itu bisa lestari.(Halaman 92)
Data di atas menggambarkan tentang sikap kagum Vano dengan
budaya suku Dayak Iban yang masih tetap memberjuangkan budaya leluhur
dan dapat mewariskannya secara turun-temurun kepada generasi
penerusnya.
Nilai positif jika semua warga Indonesia memiliki kepedulian dan rasa
cinta pada budaya yang tinggi seperti warga Meliau. Mungkin tak ada lagi
kasus pencuriaan kebudayaan oleh negara tetangga. Mungkin Indonesia
bisa terkenal kerena kebudayaan yang beragam.
Data 4
Jam dinding usang menunjukkan pukul dua belas siang waktunya untuk palang. Matahari yag seharusnya tepat di atas kepala tak terlihat. Tertutup awan hitam.
Murid kelas berhamburan keluar. Disusul Vano yang membubukarkan kelasnya. Anak-anak berebutan meraih tangan Vano, kemudian mencium punggung tangan sebelum akhirnya keluar kelas dengan wajah riang. Vano memandang wajah anak-anak yang bergantian mencium tangan dengan haru. (Halaman 104)
124
Data di atas mengambarkan tentang bagaimana vano menanam kan
nilai budaya sejak dini, berjabat tangan, mencium tangan dan meminta agar
mereka terbiasa sebagai bentuk penghargaan, menghormati dan
menghargai guru ataupun orang yang lebih tua, dengan kebiasaan, mereka
akan terdidik sehingga di dalam diri mereka tidak lahir rasa kesembongan
dan keangkukan setiap siswanya.
Data 5
Diam-diam Vano kagum dengan Warga Meliau. Mereka tetap berjuang melestarikan budaya warisan leluhur. Terus mengajari menari dan juga menenun pada anak-anaknya.
Bayangkan jika semua warga Indonesia memiliki kepedulian dan rasa cinta pada budaya yang tinggi seperti warga Meliau. Mungkin tak ada lagi kasus pencuriaan kebudayaan oleh negara tetangga. Mungkin Indonesia bisa terkenal kerena kebudayaan yang beragam. (Halaman 244)
Data di atas menggambarkan tentang sikap suku Dayak Iban Desa
Meliau melestarikan budaya warisan leluhur, Indonesia mempunyai beragam
dain berbagai budaya dari beberapa suku yang ada trus mewariskan ke
generasi berikutnya.
Di era kemajuan, warisan leluhur kini mulai hilang dan bergeser ini
disebabkan oleh masuknya pengaruh budaya asing yang memberikan warna
lain dalam kehidupan mereka, masyarakat tidak mampu mempertahan dan
melestarikan budaya mereka, justru mulai mengikuti budaya asing yang
125
masuk yang dapat menghilangkan jati negara Indonesia. Berbeda pada Suku
Dayak Iban desa Meliau tetap menjaga samoai sekarang
Data 6
“ Lestari hanya ingin menikah dengan orang yang Lestari cinta.”
“ Siapa yang kamu cintai itu” “ Entahlah,” Lestari menjawab singkat, penuh keraguan. Mata Bapak Lestari melotot.“ Bahkan kamu tidak
mengetahuinya?! Dan ingat, harusnya dengan orang yang bersuku sama, Dayak Iban Iban. Itu sudah peraturan adat yang tak tertulis.”
Vano sedikit kaget. Namun ia segera menyadarkan diri. Ia akan memendam rasa itu.( Halaman 296)
Data di atas menggambarkan tentang penghuni rumah panjang yang
masih berpengang kuat pada adat lisan dan tertulis, termasuk soal
penikahan, anak gadis dari suku Dayak Iban hanya bisa menikah dari suku
lain tradisi ini merupakan menjadi peraturan adat lisan dari turun-temurun.
Mereka percaya dengan menikah dengan suku yang sama mereka dapat
menjaga adat mereka serta mewariskan ke genarasi berikutnya turun-
temurun tanpa ada ada campuran adat suku lain dalam kehidupan mereka.
b. Nilai pendidikan budaya novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya
Helvy Tiana Rosa
Data 1 Mas Gagah! Mas Gagaaaaaahhhh!” teriakku kesal sambil mengetuk Pintu kamar Mas Gagah keras-keras. Tak ada jawaban. Padahal kata Mama Mas Gagah ada di dalam kamarnya. Kuliat stiker metalik di depan pintu kamar Mas Gagah
126
Tulisan berbasa arab gundul. Tak bisa ku baca. Tapi aku bisa membaca artinya: jangan masuk sebelum memberi salam! “ Assalamu’alaikum!” seruku. Pintu kamar terbuka dan kuliat senyum lembut Mas Gagah. “ Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Ada apa Gita Kok teriak-teriak seperti itu” tanyanya. (Halaman 4) Data di atas menggambarkan tentang sikap Mas Gagah tentang
mengajarkan Gita budaya ketimuran masih perlu mewarnai kehidupan sehari-
hari, kebiasaan dan budaya mengetuk pintu, memberi salam adalah untuk
rasa saling menghargai sudah tercipta. Ketika saling menghargai akan
tercipta rasa sayang. Suasana yang tercipta dari rasa menghargai dan
menyayangi dapat menjadi obat penghilang rasa lelah dari setumpuk
masalah kehidupan.
Jika ini terjadi di rumah, di sekolah, di masyarakat, di lingkungan RT
maka tidak menutup kemungkinan akan tercipta kerukunan diantara umat
beragama. Bermula dari budaya mengetuk pintu ternyata efeknya dapat
menjaga toleransi umat beragama.
Data 2 “ Sok keren banget sih Mas? Masa nggak mau salaman sama Tresye?Dia itu cewek paling keren di Sanggar Gita tahu?” tegurku suatu harui.” Jangan gitu dong. Sama aja nggak menghargai orang!” “ justru karena Mas menghargai dia makanya Mas begitu,” dalilnya, lagi-lagi dengan nada yang amat sabar. “ Gita liatkan orang Sunda salaman? Santun meski nggak sentuhan. Itu sangat baik!”. (Halaman 7)
127
Data di atas menggambarkan sikap Mas Gagah tentang kebiasaanya
menjaga kehormatan diri dan orang lain, mengajarkan kepada Gita tentang
kebiasaan dan budaya sunda yang penting untuk diapikasikan kedalam
kehidupan, adat Sunda yang selalu mengedepankan kesantunan dan sikap
baik, tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Data 3 Dan seminggu yang lalu, ketika aku melewati stasiun itu lagi, aku sempat ngobrol dengan beberapa orang disekitar rel. Seorang Ibu muda tinggal di dekat sana mengatakan kalau anak-anak di sekitar stasiun banyak yang liar. Mereka sebagian besar belum atau tidak bersekolah. Ada yang dipaksa orang tuanya jadi pengemis atau pengamen. Ada yang sengaja mencari uang sendiri menjadi penyemir sepatu, penjual es atau, yang paling banter menjadi penjual koran. Kakek Mar’i tukang cukur yang tinggal di sekitar sana berkata, banyak di antara ana-anak itu yang sudah berani memeras pelajar-pelajar SD yang lewat aerah itu. Banyak pula yang mencuri atau memeras barang orang lain. “ Orang tua di mana, Pak?” tanya ku pada Pak Jaya. Pak Jaya ini kabarnya salah satu keamanan Pasar Senen. Ia sendiri tinggal di sekitar Senen. “ Wah, orang tua mereka pasti sibuk mencari duit, Neng! Kerjanya macam-macam. Tukang sampah, tkang cukur, dagang kue, ngemis, jualan koran..., ada juga yang jadi perek” (halaman 82)
Data di atas menggambarkan tentang kehidupan serta kegiatan yang
mereka lakukan sejak generasi ke generasi, karena kebutuhun hidup yang
memaksa mereka melakukan sesuatu kebiasaan yang memprihatinkan jika
pemerintah tidak segera bertindak
128
Selain itu, melakukan tindak kriminal menjadi hal biasa dan akan
menjalar ke anak-anak dan lingkungan mereka yang tentu akan mengancam
keselamatan masyarakat umum tentunya.
Data 4 Ada beberapa hal yang aku sukai dari orang-orang cina, ketekunan, keuletan dan kedisiplinan diri serta langkah-langkah mereka selalu penuh dengan perhitungan. dapat melihat faktor-faktor tersebut sebenarnya mereka kunci dari keberhasilan mereka dalam negeri ini. Ternyata mereka meraih semua itu dengan kerja bukan dengan main-main. ( halaman 187)
Data di atas menggambarkan pernyataan tentang kehidupan sehari-hari
yang mereka tanamkan dalam kehidupan, orang berketurunan cina
membudayakan ketekunan, keuletan dan dan disiplin dalam melakukan
sesuatu hingga jarang diatara mereka tidak memperoleh keberhasilan dalam
negeri,
Budaya orang cina tersebut dapat dijadikan contoh dalam kehidupan
sehari-hari sehingga masyarakat di negeri akan terus berkembang,
perkembangan sesuatu negara tidak lepas dari sumbangan masyarakat itu
sendiri.
Untuk lebih jelas terkait objek analisis, dapat dilihat pada tabel nilai
pendidikan di bawah ini:
129
Tabel 1 : Nilai pendidikan yang terdapat pada novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah
Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa.
No Nilai Pendidikan Novel “Mendayung Impian”
Karya Reyhan M.Abdurrohman Halaman
1
2
3
4
Religius
Moral
Sosial
Budaya
45-46, 49, 120-121, 222.
7-8, 9-10, 77, 89-90, 92, 107,
150, 175, 194-195, 246, 289.
13, 17, 23, 36, 83, 112-113,
162, 188, 207, 238, 252, 266.
69, 70-71, 92, 104, 244, 296.
No Nilai Pendidikan Novel “Ketika Mas Gagah
Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa Halaman
1 2 3 4
Religius Moral Sosial Budaya
4-5, 6, 8, 13, 17, 26-27, 28-29, 34-35, 38, 42, 49, 51, 101-102, 120, 121, 179, 182, 184, 206, 228, 238. 7, 10, 12, 20, 60, 63, 75, 77, 105-106, 144. 12, 20, 22, 24, 33, 39, 82, 103, 187-188, 210. 4-5, 7, 182-183, 187.
B. Hasil Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa
nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel “Mendayung Impian”
karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy
Tiana Rosa adalah sebagai berikut.
130
1. Nilai Pendidikan Religius
Nilai religius merupakan sudut pandang yang mengikat manusia dengan
Tuhan pencipta alam dan seisinya. Berbicara tentang hubungan manusia
dan Tuhan tidak terlepas dari pembahasan agama. Agama merupakan
pegangan hidup bagi manusia. Melalui agama, manusia juga dapat
mempertahankan keutuhan dalam hidup bermasyarakat sekaligus menuntun
untuk meraih masa depan yang lebih baik. Berikut ini salah satu contoh data
yang mengandung nilai pendidikan religius.
a. “ Menayung Impian” karya Reyhan M.Addurrohman
Vano masih berbaring. Terbelenggu dalam kebingungan. Waktu berjalan sia-sia. Seharusnya, ia sudah bersiap berangkat sekarang. Sudah menapaki jalan hidup yang baru. Melupakan hidup yang dulu untuk sementara waktu. Tapi, mimpi itu membekas di kepalanya. Jika tidak ada yang menyebut kondisi Mama dalam mimpi itu, mungkin ia sudah pergi. Tapi, ini soal kesehatan Mama. Sosok wanita yang ia cintai. “Hah!”Vano mengacak-ngacak rambutnya. Kemudian, mengibarkan selimut.“Tuhan , beri aku jalan”.(Halaman 45)
Kutipan di atas mengandung nilai pendidikan religius. Ini terlihat pada
kalimat “Hah!”Vano mengacak-ngacak rambutnya. Kemudian, mengibarkan
selimut.“Tuhan , beri aku jalan”. Kalimat tersebut mencerminkan tokoh Vano
yang taat beragama dengan memohon petunjuk kepada tuhan, walaupun
Vano hidup di lingkungan berbeda, yaitu di pedalaman. Penanaman nilai
131
religius yang tinggi dalam dirinya mampu menumbuhkan sikap sabar, tidak
sombong, dan rasa tenang.
Dengan demikian, manusia bisa hidup damai mempererat hubungannnya
dengan Tuhan. Vano dalam kutipan di atas adalah sosok yang percaya
mujizad pencipta. Hal ini tergambar, apa pun kesulitan yang dihadapi tempat
meminta perlindungangan dan petunjuk adalah Pencipta.
b. “ Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvi Tiana Rosa.
Mas Gagah membawakan sebuah buku dan menyodorkannya padaku.” Nih, baca, Dik!”Kubaca keras-keras. “ Dari ‘Aisyah ra. Demi Allah, Demi Allah, Demi Allah. Rasululllah Saw tidak pernah berjabat tangan dengan wanita kecuali dengan mahromnya. Hadits Bukhari Muslim!” Si Mas Tersenyum. “ Tapi Kiai Anwar mau salaman sama Mama. Haji kari, Haji Toto, Ustadz Ali,” ka tidaku. “ Bah Rasulullah uswatul Hasanah Teladan terbaik?” kata Mas Gagah sambil mengusap kepalaku.” Biar saja mereka begitu, tetapi Mas Gagah tidak, nggak apa kan? Coba untuk mengerti dan menghargai ya, Dik Manis” (Halaman 8).
Kutipan di atas mengandung nilai pendidikan religius. Ini terlihat pada
kalimat “Bah Rasulullah uswatul Hasanah Teladan terbaik?” kata Mas Gagah
sambil mengusap kepalaku”. Kalimat tersebut mencerminkan tokoh Mas
Gagah yang taat beragama dengan menjadikan Rasulullah sebagai teladan
yang baik, menjadikan Al-quran dan Hadist sebagai pedoman hidup,
walaupun Gita Adik Perempuan Mas Gagah belum memahami tentang
agama tetapi Mas Gagah mulai menanam nilai religius yang tinggi dalam diri
132
Gita dan dirinya agar mampu menumbuhkan sikap percaya, tidak sombong,
dan rasa keyakinan tentang agama.
Dengan demikian, manusia bisa hidup bertakwah jika menjadikan
Rasulullah dan Al-quran dan Hadist sebagai peoman Hidup. Mas Gagah
dalam kutipan di atas adalah sosok yang menjadikan Rasulullah sebagai
teladan yang baik. Hal ini tergambar, ketika memberikan pemahaman
mendalam tentang perilaku Rasulullah dalam Hadist yang wajib jadi tuntunan.
2. Nilai Pendidikan Moral
Nilai moral sering disamakan dengan nilai etika, yaitu suatu nilai yang
menjadi ukuran patut tidaknya manusia bergaul dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam novel ini, Gambaran nilai moral yang tidak patut
dijadikan contoh oleh masyarakat seperti dalam kutipan di bawah ini.
a. “Mendayung Impian” Reyhan M.Abdurrohman
“Impian, membaca dan menulis dan berhitung saja sudah cukup bagi mereka.” Lestari senyum kecut meremehkan, “akan membuat mereka meraih impian mereka! Hutan tidak akan menjadi penghalang mereka! Ingat itu” Vano berteriak pada Lestari yang telihat menjauh. ( Halaman 106)
Kutipan di atas mengandung nilai pendidikan moral karena secara
jelas penulis menggambarkan sikap seorang guru, yaitu Lestari salah satu
guru sekolah SD Mini Penggerak yang tidak patut ditiru. Dalam kutipan di
133
atas digambarkan watak seorang Guru yang tidak beretika berbicara dan
meremehkan kemampuan sesorang.
Hal ini terlihat dalam kalimat “Impian, membaca dan menulis dan
berhitung saja sudah cukup bagi mereka.” Lestari senyum kecut
meremehkan. meremehkan yang dimaksud dalam kalimat di atas adalah
ketika Lestari tidak terima cara Vano untuk memperjuangkan Impian anak
didiknya. Seharusnya, sebagai seorang yang guru yang peduli anak didiknya
Lestari membantu Vano memperjuangkan impian anak didik mereka bukan
sebaliknya meragukan meremehkan kemampuan mereka dengan kata-kata
yang tidak sepantasnya dan ini merupakan tindakan yang tidak bermoral dan
beretika.
b. “ Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvi Tiana Rosa.
Kulihat si wajah tegar ini menatap kosong kedepan. Matanya berkaca-kaca. “ belum lagi tamat SMP, aku diusir papa...,” katanya parau. “ aku masuk Islam dan Papa marah besar. Ia mengamuk dan mengusirku...’ Aku tersen tidak! Subuhanallah, benar dugaanku... “ aku sering dengar suara adzan, Tia! Begitu menyenyuh, membuatku terenyuh, menangis... dan alhamdulillah aku dapat hidayah” kata Rumondong agi, tersenyum.” Aku pergi dari rumah dengan bekal sedikit uang tabungan. Akhirnya aku diangkat ank oleh seorang haji di Sei Kera. Orang tua yang baik. Waktu usiaku tujuh belas tahun. Aku dinikahkan dengan anaknya,” sekejap mata Rumondang berbinar. ‘ Lantas...?” ‘ Suatu malam,rumah mertuaku terbakar. Musnah semuanya! Waktu itu
aku dan Bang Siregar suamiku sedang pergi ke rumah seorang kawan”
air mata Rumondang mengucur cepat dan sekeja binar di matanya
sirna.(halaman 114).
134
Kutipan di atas mengandung nilai pendidikan moral karena secara
jelas penulis menggambarkan sikap seorang Bapak, yaitu Orang Tuan
Rumondang pemarah dan berpegang teguh pada ajaran agama dan budaya.
Dalam kutipan di atas digambarkan watak seorang Bapak yang tidak beretika
dan bermoral dengan mengusir anak perempuan dari rumah karena beda
keyakinan.
Hal ini terlihat dalam kalimat “ aku masuk Islam dan Papa marah
besar. Ia mengamuk dan mengusirku...’. mengusir yang dimaksud dalam
kalimat di atas adalah ketika Bapak Rumondang tidak terimanya pindah
keyakinanan dengan cara berpindah agama Seharusnya, sebagai Bapak
yang mempunyai pengetahuan agama percaya tentang hidayah dari Pencipta
yang dapat menggugah hati setiap makluknya, dan Bapaknya tidak peduli
apa yang akan terjadi diluar sana jika Rumondang meninggalkan rumah
seorang diri. Justru sebaliknya Bapaknya tidak terimah dengan ketentuan
yang telah di gariskan kepada Rumondang, mengamuk dan mengusirnya, hal
ini yang tidak sepantasnya dan ini merupakan tindakan yang tidak bermoral
dan beretika sebagai sebagai orang tua.
3. Nilai Pendidikan Sosial
135
Karya sastra berkaitan erat dengan nilai sosial, karena karya sastra
dapat pula bersumber dari kenyataan-kenyataan yang terjadi di dalam
masyarakat. Nilai sosial mencakup kebutuhan hidup bersama, seperti kasih
sayang, kepercayaan, pengakuan, dan penghargaan. Berikut adalah salah
satu contoh data yang mengandung nilai pendidikan sosial.
a. “Mendayung Impian” Reyhan M.Abdurrohman
“ andai aku bisa ikut menyumbangkan ilmuku untuk SD itu, “ gerutu Vano. “Ah, tidak mungkin. Ini hanya angan ku. Papa tidak mungkin mengizinkan. Dulu waktu SMK saja, aku ketahuan bergabung kelompok peduli gelandangan. Saat tengah membantu mengajar anak-anak pengamen, dimaki Papa habis-habisan. Apalagi Papa sepertinya sangat menginginkaku mewarisi perusahannya. Tidak mungkin”.(Halaman 17)
Kutipan di atas menggambarkan walaupun Vano terlahir dan besar
dalam kemewahan hidupnya serba terpenuhi tetapi masih tetap ada dalam
dirinya niat uantuk membantu anak-anak yang kurang mampu, karena dia
merasa walau bagaimanapun mereka semua adalah manusia sudah
kewajiban untuknya menghulurkan bantuan dan mendapat apa yang menjadi
hak mereka untuk memproleh pendidikan. Kutipan di atas secara jelas
megandung nilai pendidikan sosial. Hal ini terlihat dalam kalimat andai aku
bisa ikut menyumbangkan ilmuku untuk SD itu, “ gerutu Vano. Jiwa sosial
Vano terhadap sesama manusia masih terlihat dalam kutipan tersebut
kekucupan bukan halangan baginya untuk turut menyumbangkan apa yang
dia miliki.
b. “ Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvi Tiana Rosa.
136
“Ambillah, Pak. Semoga bermanfaat. Saya berikannya untuk bapak.” Si bapak terpana. Langsung mendekap buku tebal karangan Al-Ghazali itu dengan haru. “ Sekarang saya bisa meminta buku tentang warisan ini?” Tanya serorang ibu berpakaian bagus. Wow, silau juga aku memandang perhiasanya. “ Silahkan ibu meletakkan uang Infagnya di kaleng ini seiklas Ibu. Insya Allah untuk disalurkan ada orang yang berhak menerimanya. Wajar. Habis yang diangkat menjadi bahan perbicaraan selalu yang menarik, seru, aktual dan hebat. Belum lagi manuvernya. ( Halaman 39)
Kutipan di atas menggambarkan walaupun Yudhi salah serang
Mahasiswa di perguruan Tinggi yang tentu mempunyai kesibukan dalam
kampus tetapi msih sempat berdakwah dan mencari sumbangan untuk
mereka yang membutuhkan, karena dia merasa walau bagaimanapun
manusia terlahir untuk saling menghulurkan seperti yang telah diajarkan
dalam beberapa ilmu agama, mereka semua adalah manusia dan saudara
seiman,seagama sudah kewajiban untuknya menghulurkan bantuan dan
mendapat apa yang menjadi hak mereka. Kutipan di atas secara jelas
megandung nilai pendidikan sosial. Hal ini terlihat dalam kalimat “ Silahkan
ibu meletakkan uang Infagnya di kaleng ini seiklas Ibu. Insya Allah untuk
disalurkan ada orang yang berhak menerimanya. gerutu Yudhi. Jiwa sosial
Vano terhadap sesama manusia masih terlihat dalam kutipan tersebut, selain
menolong sesorang dalam bertuk material dakwah juga adalah salah
satunya.
4. Nilai Pendidikan Budaya
137
Suatu nilai budaya dapat dilihat melalui pengamatan pada gejala-
gejala yang lebih nyata seperti tingkah laku dan benda-benda material
sebagai hasil dari penuangan konsep-konsep nilai seperti dalam kutipan di
bawah ini.
a. “Mendayung Impian” Reyhan M.Abdurrohman
Vano melangkahkan kakinya di rumah betang panjang, rumah ini dihuni oleh masyarakat yang masih punya garis keturunan dengan Apai Sahat. Kedua belas pintunya diwariskan secara turun temurun. Mata Vano menyisir setiap sudut ruangan-ruangan panjang itu diterangi beberapa lampu masih putih yang digantungdi tengah langit-langit. Bangunan rumah ini seluruhnya dari kayu. Beberapa orang sedang duduk melingkar. Di, tengahnya ada dua orang, yakni pria dan wanita yang berpakaian adat hasil tenun sendiri sambil menari Ngajat. Yang lain duduk bernyanyi sambil menikmati tarian dua orang itu.( Halaman 70)
Kutipan di atas mengandung nilai pendidikan budaya. Ini terlihat dalam
kalimat Vano melangkahkan kakinya di rumah betang panjang, rumah ini
dihuni oleh masyarakat yang masih punya garis keturunan dengan Apai
Sahat. Kedua belas pintunya diwariskan secara turun temurun,
menggambarkan suatu pahaman yang telah membudaya di daerah tersebut.
Bagi orang Dayak Iban, peraturan tidak tertulis mereka mengtakan keturunan
yang berhak sepenuhnya yang wajib menghuni dan menjaga Rumah betan
rumah Panjang. Hal ini merupakan suatu kebudayaan yang menjadi ciri khas
orang Bayak Iban sejak turun-temurun.
138
b. “ Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvi Tiana Rosa.
Ada beberapa hal yang aku sukai dari orang-orang cina,
ketekunan, keuletan dan kedisiplinan diri serta langkah-langkah
mereka selalu penuh dengan perhitungan. dapat melihat faktor-
faktor tersebut sebenarnya mereka kunci dari keberhasilan mereka
dalam negeri ini. Ternyata mereka meraih semua itu dengan kerja
bukan dengan main-main. ( halaman 187).
Kutipan di atas mengandung nilai pendidikan budaya. Ini terlihat dalam
kalimat orang-orang cina, ketekunan, keuletan dan kedisiplinan diri serta
langkah-langkah mereka selalu penuh dengan perhitungan, menggambarkan
suatu kebiasaan yang telah membudaya bagi orang Cina. Bagi mereka
berpegang dengan kebiasaan tersebut menjadi kunci kesuksesana mereka,
Hal ini merupakan suatu kebiasaan yang menjadi budaya yang menjadi ciri
khas orang Cina sejak turun-temurun.
Selanjutnya adalah bentuk penyampaian nilai pendidikan dalam
novel. Bentuk penyampaian nilai pendidikan dalam novel “Mendayung
Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya
Helvy Tiana Rosa adalah sebagai berikut.
1. Bentuk Penyampaian Secara Langsung
Nilai pendidikan yang disampaikan secara langsung adalah nilai yang
tersurat dalam cerita. Untuk memahami nilai yang terkandung dalam
cerita tersebut pembaca tidak perlu melakukan penghayatan secara
139
mendalam. Dengan kata lain, nilai yang terkandung dalam cerita tersebut
bisa langsung dipahami oleh pembaca karena nilai tersebut disampaikan
secara eksplisit
2. Bentuk Penyampaian Secara tidak Langsung
Nilai yang disampaikan secara tidak langsung, biasanya tersirat dalam
cerita dan berpadu dengan unsur cerita yang lainnya secara koherensif.
Pembaca harus merenungkan dan menghayatinya secara intensif
Dari hasil analisis, penelitian ini akan membahas beberapa penemuan
penting. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel ini adalah nilai
pendidikan religius, moral, sosial, dan budaya.
Nilai pendidikan yang paling banyak ditemukan dalam novel
“Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman ini adalah nilai
pendidikan sosial dan novel “Ketiga Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana
Rosa adalah nilai religius. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel ini sudah
di dukung oleh teori-teori yang relevan. Pada dasarnya pengarang
mendominasi novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman ini
dengan nilai pendidikan sosial dikarenakan pengarang ingin pembaca
khususnya masyarakat Indonesia sadar akan kepedulian mereka terhadap
sesama khusunya dalam hal pendidikan. Masih banyak masyarakat
Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah.
140
Dengan membaca novel ini, pengarang ingin menyadarkan sikap
peduli masyarakat terhadap keadaan pendidikan di Indonesia, bahwa masih
banyak anak-anak di negeri ini yang belum bisa mengenyam pendidikan
yang layak karena kurangnya kesadaran untuk membantu dan novel “Ketiga
Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa dikarenakan pengarang ingin
pembaca khususnya masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya
pengamplikasian nilai religuis dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan
sebagai umat yang beragama. Masyarakat Indonesia mayoritas islam yang
tidak memahami bahawa agama Islam adalah pedoman yang paling utama
dalam keshidupan. Dengan membaca novel ini, pengarang ingin
menyadarkan sikap peduli masyarakat terhadap bagaimana agama menjadi
sebuah keutaman dan mendekatkan diri kepada Alla swt, bahwa masih
banyak anak-anak di negeri ini yang belum bisa mengetahui dan mendalami
agama, untuk membatasi diri dalam berperilaku sesuai apa yang perintahkan.
Nilai pendidikan religius yang terdapat dalam novel “Mendayung
Impian” karya Reyhan M.Abdurrohman dan “ketika Mas Gagah Pergi” Helvy
Tiana Rosa digambarkan melalui sikap-sikap tokoh dalam taat beragama dan
beribadah. Rosyadi (1995:90) menyatakan bahwa nilai-nilai religius bertujuan
untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu
ingat kepada Tuhan. Hal inilah yang tergambar dalam tokoh-tokoh novel
“Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah
Pergi” karya Helvy Tiana Rosa
141
Nilai pendidikan moral dalam novel “Mendayung Impian” karya Reyhan
M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa
digambarkan melalui perilaku baik buruk dari tokoh-tokoh dalam novel.
Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Moral
dalam karya sastra, atau hikmah yang diperoleh pembaca lewat sastra,
selalu dalam pengertian yang baik (Nurgiantoro, 2005:322). Hal itu pula yang
digambarkan pengarang melalui tokoh-tokoh dalam novelnya.
Nilai pendidikan sosial dalam novel “Mendayung Impian” karya Reyhan
M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa
disampaikan melalui cerminan kehidupan para tokoh. Dalam teori dijelaskan
nilai sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain
dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap,
bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi
tertentu. Hal seperti itu juga yang digambarkan para tokoh dalam novel “
Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah
Pergi” karya Helvy Tiana Rosa, sehingga nilai sosial dalam novel tersebut
bisa dilihat dari cerminan kehidupan dalam hidup bermasyarakat.
Nilai pendidikan budaya dalam novel “Mendayung Impian” karya
Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana
Rosa digambarkan melalui perilaku dan benda atau produk masyarakat
Melayu. Dalam teori dijelaskan sistem nilai budaya merupakan inti
142
kebudayaan yang meliputi perilaku sebagai kesatuan gejala dan benda-
benda sebagai kesatuan material.
Nilai budaya yang terkandung dalam novel dapat diketahui melalui
penelaahan terhadap karakteristik dan perilaku tokoh-tokoh dalam cerita.
Nilai budaya dalam novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman
dan “ Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa bisa dilihat dari
perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan benda-benda yang
khas.
Dalam sebuah karya sastra, cara pengarang dalam menuangkan nilai-
nilai pendidikan tentu berbeda. Seperti dalam novel “ Mendayung Impian”
karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy
Tiana Rosa , pengarang menuangkan nilai-nilai tersebut secara langsung dan
tidak langsung. Nilai yang disampaikan secara langsung tentunya bisa
langsung dipahami oleh pembaca dalam cerita karena nilai tersebut
disampaikan secara tersurat oleh pengarang. Sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa nilai yang disampaikan secara langsung, tentunya
tersurat dalam cerita dan langsung bisa dipahami oleh pembaca.
Dengan kata lain, nilai tersebut disampaikan oleh pengarang secara
eksplisit. Nilai yang disampaikan secara tidak langsung tentunya perlu ada
pemahaman yang mendalam terhadap cerita yang disampaikan. Dalam dua
novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M. Abdurrohman mencakup empat
fokus sasaran : (1) nilai religius, (2) nilai moral, ( 3 ) nilai sosial, dan (4) nilai
143
budaya. Dan ditemukan penggambaran nilai pendidikan religius sebanyak (4)
data, nilai pendidikan moral sebanyak (11) data, nilai pendidikan sosial
sebanyak ( 12 ) data dan nilai pendidikan budaya sebanyak ( 6 ) data, begitu
juga dengan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa
ditemukan penggambaran nilai pendidikan religius sebanyak (23) data, nilai
pendidikan moral sebanyak ( 10 ) data, nilai pendidikan sosial sebanyak (10)
data dan nilai pendidikan budaya sebanyak ( 4 ) data.
Dalam hal ini, nilai-nilai pendidikan lebih banyak disampaikan secara
langsung dikarenakan pengarang ingin mempermudah pembaca dalam
memahami magsud dari cerita yang disampaikan. Dengan demikian,
pembaca tidak mengalami kesulitan dalam memahami nilai yang
disampaikan oleh pengarang dalam cerita.
144
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadapat novel “ Mendayung
Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “ Kertika Mas Gagah Pergi” karya
Helvy Tiana Rosa dapat disimpulkan bahwa novel ini mengadung Nilai-nilai
pendidikan religius, nilai pendidikan moral, nilai pendidikan sosial, dan nilai
pendidikan budaya.
Nilai pendidikan religius yang terdapat dalam novel “ Mendayung
Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “ Kertika Mas Gagah Pergi” karya
Helvy Tiana Rosa digambarkan melalui sikap-sikap tokoh dalam taat
beragama dan beribadah.
Nilai pendidikan moral digambarkan melalui perilaku baik buruk dan
baik dari tokoh-tokoh dalam novel. Selanjutnya, nilai pendidikan sosial dalam
novel “ Mendayung Impian” karya Reyhan M. Abdrrohman dan “ Kertika Mas
Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa disampaikan melalui cerminan
kehidupan para tokoh dan nilai pendidikan budaya dalam novel “Mendayung
Impian”karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya
Helvy Tiana Rosa digambarkan melalui perilaku dan benda atau produk
masyarakat.
145
Nilai pendidikan yang paling banyak terkandung dalam novel “
Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah
Pergi” karya Helvy Tiana Rosa adalah nilai pendidikan sosial dan pendidikan
religius. Hal ini disebabkan oleh pengarang ingin pembaca khususnya
masyarakat Indonesia sadar akan kepedulian mereka terhadap sesama
khusunya dalam hal pendidikan dan menjadikan agama sebagai pedoman
serta landasan dalam kehidupan.
Berdasarkan rumusan masalah kedua dapat disimpulkan bahwa
bentuk penyampaian nilai-nilai pendidikan dalam novel “Mendayung Impian”
karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy
Tiana Rosa ada dua macam, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Bentuk penyampaian nilai pendidikan yang paling tinggi adalah bentuk
penyampaian secara langsung. Dalam hal ini, nilai-nilai pendidikan lebih
banyak disampaikan secara langsung dikarenakan pengarang ingin
mempermudah pembaca dalam memahami magsud dari cerita yang
disampaikan.
B. Saran
Pada dasarnya karya sastra tidak hanya mengandung nilai hedonik
(kesenangan) secara langsung bagi penikmatnya, tetapi karya sastra juga
mengandung nilai-nilai pendidikan yang perlu dipertahankan.
146
Dengan demikian, perlu adanya pemertahanan nilai-nilai pendidikan
khususnya nilai pendiidkan sosial dan pendidikan religius dalam penyusunan
karya sastra. Selain itu, disarankan juga diadakan penelitian lebih lanjut
terhadap novel “ Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan
“Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa dengan sudut
permasalahan yang berbeda, misalnya dari segi nilai-nilai kehidupan,
sehingga pemahaman pembaca terhadap pesan yang disampaikan
pengarang dalam karyanya semakin dalam
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran dan usulan
sebagai berikut:
1. Kepada mahasiswa Pascasarjana jurusan Bahasa dan sastra Indonesia
diharapkan dapat mengembangkan penelitian sastra dengan sebaik-
baiknya, khususnya dalam menganalisis nilai pendidikan dalam sebuah
novel.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang mengambil novel ini sebagai objek
penelitian, diharapkan dapat meneliti dan mengkaji hal-hal lain yang juga
sangat penting dalam karya sastra.
3. Kepada pembaca novel “Mendayung Impian” karya Reyhan
M.Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana
Rosa , di harapkan mengabil sebagai pelajaran bahwa kehidupan ini tidak
pernah lepas dari kerangka nilai- nilai. oleh karena itu, di harapkan hadir
147
dalam benak individu kesadaran keritis untuk mendalami dan memahami
nilai pendidikan dalam karya sastra dapat diaplikasi kan dalam
kehidupan..
4. Kepada pembaca diharapkan dapat memperoleh mamfaat dari hasil
penelitian ini.
148
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru. Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta:
Rineka Cipta. Sabulloh Ayoh. 2011. Pengantar Pendidikan Filsafat. Bandung: Alfabeta Damin. 2010. Psikologi Pendidikan (Dalam Persepsi Baru). Bandung :
Alfabeta. Depdikbud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. H. Maslow Abraham , 2013. A Theory of Human Motivation (Paperback).
U.S.A : Martino Fine Books. Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Herlianingsih. e-journal. 2013. Nilai-nilai Pendidikan Novel Ayat-Ayat Cinta
Karya Habiburrahman El Shirazy. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang
Junaedie, Moha. 1994. Apresiasi Sastra Indonesia. Ujung Pandang: CV.
Putra Maspul Ujung Pandang.` Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Latif Abdul, 2009. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: PT.
Refika Adimata.
149
Mahayana, Maman S. 2007. Ekstrinsikalitas Sastra Indonesia. Jakarta: Rajawali Perss.
Muhadjir, Noeng. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif, Telaah Positivistik,
Rasoinalistik, Phenomenologik, Realisme Metaphisik. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Moeliono, Anto M. Tanpa tahun. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Indonesia: Ancangan Alternatif di dalam Perencanaan Bahasa. Surabaya: Djambatan.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
Mada Universitas Press. Parmini Ni Kadek dkk, e-Journal Volume: Vol: 2, 2014 . Nilai-nilai Pendidikan
Pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. Undiksha Singaraja Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka. Ratna, Noman Kutha. 2008. Poskolonialisme Indonesia: Relevansi Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rosyadi. 1995. Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Kaba. Jakarta: CV Dewi Sri _______, 2007. Sastra dan Cultural Studies: refresentase fiksi dan fakta.
Yogyakarta: Pustaka Pela Sholahuddin, Muhammad. Ekonomi yang Sejahterah, Mandiri dan Berkah. Majalah al-wa’ie. No. 107 Tahun IX 1-31 Juli 2009.
_______, 2007. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sabarani, e-journal. 2013. Nilai-nilai Pendidikan Dalam Novel Laskar Pelangi
Karya Andrea Hirata. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang
150
Sadulloh, Uyoh. 2011. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta Sastrawati, Ekarini. 2007. Sosiologi Sastra. Surabaya: UMM Malang. Semi, M. Atar. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Semi, Atar. M. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya Sirozi, M. 2005. Politik pendidikan: Dinamika Hubungan antara Kepentingan
Kekuasaan Praktik Penyelenggara Pendidikan. `Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjiman, Panut. 1984. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sugiono. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. Suhaeb,Abdul Djihil. 1979. Karaktorologi. Ujung pandang: IKIP. Sukada,Madu. 1993.Pembinaan Kritik Sastra Indonesia Masalah
Sistematika Struktur Fiksi. Bandung: Angkasa. Sumarjo, Jako. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung: Alumni. Suparto. 2008. Fungsi dan Pengertian Nilai Sosial (http: //www.pengertian-
nilai-sosial-sosiologi-ip, Diakses, 10 Juni 2009) Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMA. Bandung: Erlangga. Sutopo, H.B. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif (Metologi untuk Ilmu-Ilmu
Sosial dan Budaya), Universitas Sebelas Maret. Surakarta
151
Tarigan. 1985. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Tilaar, H.A.R. 2008. Kebijakan Pendidikan: Pengantar Untuk Memahami
Kebijakan Pendidikan Dan Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Uzey. 2009. Macam-macam Nilai. (http://uzey.blogspot.com/2009/09/
pengertian-nilai. diakses pada tanggal 25 Oktober 2009). Wellek, Rene dan Weren, Austin. 1993. (Teori Kesusastraan). Jakarta : PT.
Gramedia. Woods. 2008. Pengertian Nilai Sosial. (http://www. Pengertian- nilai- sosial-Ip,
Diakses, 10 Juni 2009) Zaidan, Abdul Razak, dkk. 1994. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Balai
Pustaka. Zaenul Fitri Agus,2012. Reinventing Human Character ( Pendidikan Karakter
Berbasis Nilai Dan Etika Di Sekolah). Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
152
LAMPIRAN 1
BIOGRAFI SINGKAT REYHAN M. ABDURROHMAN
Penulis ini sebenarnya mempunyai nama asli Mohammad
Abdurrohman (tanpa embel-embel Reyhan). Sedangkan nama Reyhan dipilih
sebagai hoki sekaligus nama pena sekarang. Si pempi yang masih berusaha
mengejar mimpinya ini adalah alumni SMK Wisudha Kudus Jurusan Teknik
Audio Vedio, sekarang masih berjuang menyelesaikan S1 Akuntasinya di
Universitas Pandanaran (Unpand) Semarang. Dua jurusan yang saling
bertolak belakang apalagi sama sekali tidak ada kaitannya dengan dunia
litrasi, namun Reyhan menikmatinya.
Sebenarnya kegiatan menulisnya berawal dari iseng, namun kini ia
malah sudah terlanjur cinta dengan menulis. Meski sebenarnya mempunyai
banyak hobi yang sering berubah-ubah.
Si taurus yang menyukai warna putih dan biru ini lahir d Kudus pada
18 Mei 1994. Pengalaman di dunia tulis menulispun masih dangkal.
Memutuskan untuk menjalani hobi ini di akhir tahun 2012, hingga
menghantarkan beberapa karyanya terpublikasi dalam beberapa buku
analogi bersama penulis lain: Ototo wa koibito (Ping!!! 2013), curhatku untuk
semesta (de TEENS, 2013),Ibuku berbeda (de TEENS 2013). Di awal tahun
2014. Menerbitkan novel solo perdananya berjudul ajari melupakanmu
(Zuttu,2014)
.
153
LAMPIRAN 2
BIOGRAFI SINGKAT HELVY TIANA ROSA
Kegemaran membaca dan menulis Helvy Tiana Rosa telah digeluti
sejak kecil. Perempuan yang dilahirkan dari keluarga yang gemar menulis,
terutama ayahnya yang seorang penulis lirik lagu Jangan Ada Dusta Di
Antara Kita. Sebuah lagu yang sangat populer yang dinyanyikan oleh Dewi
Yull. Putri dari Amin Usman dan Maria Eri Susianti sering mencorat-coret di
buku untuk menulis catatan harian. Kegemaran mencorat-mencoret itu terus
dilakukan hingga ia duduk di bangku sekolah. Setelah tamat SMA, Helvy
Tiana Rosa yang dilahir di Medan, tanggal 2 April 1970, meyelesaikan S1 di
Fakultas Sastra UI jurusan Sastra Arab, S2 jurusan Ilmu Susastra Fakultas
Ilmu Budaya UI dan S3 Pendidikan Bahasa UNJ.
Perempuan yang sangat bersahaja telah menulis dan menerbitkan
karya sastra, yang boleh dikatakan banyak, yaitu 30 buah. Beberapa karya
sastra, baik cerpen maupun tulisan-tulisannya dalam bentuk esai juga telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Perancis, Arab, Jepang serta
Swedia. Di sela-sela kesibukan Helvy Tiana Rosa menulis karya sastra, ia
juga pernah aktif bekerja sebagai redaktur dan pemimpin Redaksi Majalah
Annida (1991—2001). Sebuah majalah bernuansa islami yang ditujukan
untuk remaja. Di samping menulis puisi dan cerpen serta sebagai redaktur, ia
pernah juga menulis 10 naskah drama dan menyutradai pementasan-
154
pementasan Teater Bening. Teater Bening adalah teater yang anggotanya
mayoritas perempuan.
Teater ini didirikan Helvy ketika dia masih aktif sebagai mahasiswa di
FSUI tahun 1990. Sebagai seorang penulis perempuan, semangat menulis
Helvy Tiana Rosa tidak pernah padam. Dia menginginkan agar kegiatan
menulis merupakan sebuah kegiatan seperti halnya makan. Karenanya,
Helvy ingin agar di seluruh pelosok negeri ini kegiatan menulis menjadi
sebiah kegiatan rutin yang harus terus menerus dilakukan.
Dengan obsesinya itu pada tahun 1997, Helvy mendirikan Forum Lingkar
Pena (FLP). Forum Lingkar Pena merupakan suatu gerakan fenomenal di
bidang penulisan bagi kalangan muda yang ada lebih dari 125 kota di
Indonesia dan mancanegara. Ia terpilih sebagai Ketua Umum FLP (1997—
2005). Kapasitas dan pengalamannya sebagai ketua umum FLP, sekaligus
pendirinya, Helvy Tiana Rosa secara rutin diundang memberikan ceramah
dan pelatihan penulisan karya sastra keliling Indonesia dan luar negeri.
Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand, Hongkong, Jepang, Mesir, hingga
Amerika Serikat adalah negara-negara yang sudah dikunjungi Helvy dalam
memotivasi kegiatan menulis fiksi.
Pengalaman lainnya yang pernah digeluti Helvy adalah Ketua
Departemen Litbang Yayasan Prakasa Insan Mandiri (1997—2002), Litbang
Senat Mahasiswa UI (1994—1995, dan Litbang Senat Mahasiswa FSUI
(1993—1994). Karena dedikasi dan semangat yang dikobarkan Helvy dalam
155
dunia tulis menulis membuat surat kabar Tempo menyebutnya sebagai
“Lokomotif Penulis Muda Indonesia”.
Nama Helvy Tiana Rosa yang oleh sebagian penikmat kesusastraan
lebih dikenal sebagai penulis cerpen, ternyata juga piawai menulis cerpen
puisi. Puisinya yang berjudu Fi Sabililah memenangkan Sayembara
Penulisan Puisi tingkat nasional yang diselenggarakan Yayasan Iqra (1992)
dengan Ketua Dewan Juri HB. Jassin, dan lain-lain.
Kesibukan sehari-hari Helvy Tiana Rosa, selain sebagai pengarang
adalah dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Jakarta. Istri dari Tomi Satryatomo, yang bekerja di Media
Televisi dan bunda dari putra peyair Abdurrahman Faiz dan Nadya Paramitha
ini pernah menjadi Anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (2003—
2006). Sampai sekarang Helvy, sang pendiri Forum Lingkar Pena masih
diamanatkan sebagai Ketua Majelis Penulis FLP, dan sejak 2006 menjadi
Anggota Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera).
Helvy menulis puluhan buku. Beberapa cerpennya telah diterjemahkan
dalam Bahasa Inggris, Arab, Jepang, Perancis, Jerman,Swedia. Di samping
itu ia adalah editor puluhan buku dan kerap diundang sebagai juri dalam
berbagai sayembara penulisan di dalam dan luar negeri.Buku :
1. Bukavu (LPPH), 2008)2. Catatan Pernikahan (LPPH, 2008)3. Tanah
Perempuan, Naskah Drama (Lapena, 2007)4. Risalah Cinta (Lingkar Pena
Publishing House, 2005)5. Menulis Bisa Bikin Kaya! (MVP 2006)
156
6. Perempuan Bermata Lembut ( Antologi Cerpen Bersama, FBA Press 2005)
7. Ketika Cinta Menemukanmu (Antologi Cerpen Bersama, Gema Insani
Press 2005)8. Dokumen Jibril (Antologi Cerpen Bersama, Republika 2005)9.
Jilbab Pertamaku (Kumpulan Tulisan Bersama, LPPH, 2005)
10.1001 Kisah Luar Biasa dari Orang-orang Biasa (Penerbit Anak Saleh
2004)11.Dari Pemburu ke Teurapeutik (Antologi Cerpen Bersama, Pusat
Bahasa 2004)12.Lelaki Semesta (Antologi Cerpen Bersama, LPPH, 2004)
13.Matahari Tak Pernah Sendiri I (Kumpulan Tulisan Bersama, LPPH, 2004)
14.Di Sini Ada Cinta! (Kumpulan Tulisan Bersama, LPPH, 2004)
15.Leksikon Sastra Jakarta (DKJ dan Penerbit Bentang, 2003)
16.Segenggam Gumam, Esai-esai Sastra dan Budaya (Syaamil, 2003)
17.Bukan di Negeri Dongeng (Syaamil, 2003)18.Lelaki Kabut dan Boneka/
Dolls and The Man of Mist, Kumpulan Cerpen Dwi Bahasa (Syamil, 2002)
19.Wanita yang Mengalahkan Setan, Kritik Sastra (Tamboer Press, 2002)
20.Pelangi Nurani (Syaamil, 2002)21.Sajadah Kata (Antologi Puisi Bersama,
Syaamil, 2002)22.Kitab Cerpen: Horison Sastra Indonesia (Yayasan
Indonesia & Ford Foundation,2002)23.Dunia Perempuan (Antologi Cerpen
Bersama, Bentang, 2002)24.Ini…Sirkus Senyum (Antologi Cerpen Bersama,
Komunitas Bumi Manusia, 2002)25.Luka Telah Menyapa Cinta (Antologi
Cerpen Bersama, FBA Press, 2002)26.Kado Pernikahan (Antologi Cerpen
Bersama, Syaamil, 2002)27.Graffiti Gratitude (Antologi Puisi Bersama,
Penerbit Angkasa, 2001)28.Dari Fansuri ke Handayani (Penerbit Horison dan
157
Ford Foundation, 2001)29.Ketika Duka Tersenyum (Antologi Cerpen
Bersama, FBA Press, 2001)30.Titian Pelangi, Kumpulan Cerpen (Mizan,
2000)31.Hari-Hari Cinta Tiara, Kumpulan Cerpen (Mizan, 2000)32.Akira no
Seisen/ Akira: Muslim wa tashiwa, Novel (Syaamil, 2000)33.Pangeranku,
Cerita Anak (Syaamil, 2000)34.Manusia-Manusia Langit, Kumpulan Cerpen
(Syaamil, 2000)35.Nyanyian Perjalanan, Kumpulan Cerpen (Syaamil,
1999)36.Hingga Batu Bicara, Kumpulan Cerpen (Syaamil, 1999)37.Lentera
(An Najah Press,1999)38.Kembara Kasih, Novel (Pustaka Annida,
1999)39.Sebab Sastra yang Merenggutku dari Pasrah, Kumpulan Cerpen
(Gunung Jati, 1999)40.Ketika Mas Gagah Pergi, Kumpulan Cerpen (Pustaka
Annida, 1997. Syahmil )41.Mc Alliester, Novel (Moslem Press, London, 1996)
42.Angkatan 2000 Dalam Sastra Indonesia (Kumpulan Tulisan Bersama,
Grasindo, 2000.)43.Kembang Mayang (Antologi Cerpen Bersama, Penerbit
Kelompok Cinta Baca, 2000)44.Sembilan Mata Hati (Antologi Cerpen
Bersama, Pustaka Annida, Jakarta, 1998)Naskah Drama :Menulis naskah
dan menyutradarai pementasan Teater Bening di Gedung Kesenian Jakarta,
Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Auditorium Fakultas Sastra UI,
serta keliling kampus di Jawa dan Sumatera (1991-2000)
1. Tanah Perempuan (2005)2. Mata ai rmata Merdeka (bersama
Rahmadiyanti, 2000).3. Pertemuan Perempuan (bersama Muthiah Syahidah,
1997)4. Mencari Senyuman (1998)5. Sebab Aku Cinta, Sebab Aku Angin
(1999)6. Luka Bumi (1997)7. Fathiya dari Srebrenica (1994)
158
8. Maut di Kamp Loka (1994)9. Negeri Para Pesulap (1993)10.Aminah &
Palestina (1991)
PENGHARGAAN
• Juara III Lomba Cipta Puisi Yayasan Iqra Tingkat Nasional ( 1992 )
• Cerpen Terbaik Majalah Sastra Horison ( 1990 – 2000 )
• Muslimah Berpretasi versi Majalah Amanah (2000)
• Lingkar Pena Award sebagai Kumpulan Cerpen Terpuji ( 2002 )
• Ummi Award dari Majalah Ummi ( 2004 )
• Penghargaan bagi Wanita Indonesia Terkemuka oleh Tabloid Nova dan
Menteri Pemberdayaan Perempuan ( 2004 )
• Muslimah Teladan versi Majalah Alia (2006)
• Tokoh pembukuan IBF Award IKAPI ( 2006 )
• Tokoh Sastra Eramuslim Award ( 2006 )
• Indonesia Woman Icon oleh Majalah Gatra ( 2007 )
• Award untuk Dosen Terbaik oleh Universitas Negeri Jakarta ( 2008 )
• Danamon Award mengusung Forum Lingkar Pena yang ia dirikan ( 2008 )
• Bukavu terpilih sebagai calon dari Khatulistiwa Literary Award 2008 ( 2008 )
• Penghargaan PKS sebagai salah satu Pemimpin Muda 100 di Indonesia (
2008 )
• Kartini Award sebagai salah satu Perempuan Paling Menginspirasi di
Indonesia, oleh Tabloid Wanita Indonesia ( 2008 ) dan Majalah Kartini ( 2009)
159
LAMPIRAN 3
SINOPSIS NOVEL “MENDAYUNG IMPIAN” KARYA REYHAN M.
ABDURROHMAN
Novel ini menceritakan kisah tentang seorang pemuda bernama
Tevano Aliandra Putra yang sejak kecil bermimpi menjadi guru. Akan tetapi,
hambatan Vano (panggilan Tevano) justru datang dari ayahnya tidak senang
jika Vano menjadi guru. Alasannya adalah gaji guru yang kecil. Ayahnya yang
seorang pengusaha sukses, pemilik pabrik rokok dan pabrik peralatan
elektronik ternama, menginginkan Vano akan meneruskan usaha keluarga.
Saat sekolah kelas menengah, Vano dipaksa untuk mengambil jurusan
akuntansi di SMK terbaik di kotanya. Setelah lulus sarjana dari jurusan
business management di Paris, ayahnya meminta Vano untuk melanjutkan
S2 di Jerman. Mengikuti kehendak orang tua yang bertolak belakang dengan
impiannya, membuat Vano menolak permintaan ayahnya. Vano
merencanakan untuk pergi dari rumah ke sebuah pedalaman di tengah hutan
Kalimantan Barat bernama Kampung Meliau. Vano sempat dihantui
kebimbangan, di satu sisi, ia ingin mewujudkan mimpi masa kecilnya. Di sisi
lain, ia tidak ingin membuat ibunya khawatir akan keberadaannya. Tapi,
semangat mengajar, perjuangan memberantas kebodohan, dan dasar cinta
yang membuatnya kuat. Vano secara diam-diam berngakat ke pedalaman
Kalinmantan Barat yaitu ke Desa Meliau. Desa Meliau tidak ada listrik. Situasi
160
yang jauh berbeda dengan kehidupan Vano bersama orang tuanya. Vano
harus membiasakan diri tinggal di lingkungan yang memiliki banyak
keterbatasan. Tetapi, hanya di tempat terpencil itulah, ia bisa bersembunyi,
sekaligus mulai merengkuh apa yang telah dicita-citakan.Vano merahasiakan
identitasnya dan memperkenalkan diri sebagai Topan.
Selama di Meliau, Vano tinggal di rumah Apai (bapak) Sahat, yang
dianggap Vano sebagai sosok ayah yang ideal. Apai Sahat juga yang
membantu Vano bisa mengajar di SD Mini Penggerak. Vano terkejut saat
pertama kali melihat SD yang hanya beratapkan seng yang sudah berkarat.
Setiap kelas hanya memiliki tiga sampai empat murid. Melihat semangat
murid-murid yang harus berangkat sekolah menggunakan perahu dayung
dan melewati hutan. Meskipun honor yang akan diterima sangat kecil, tetapi
Vano tidak mempermasalahkannya. Sekolah itu hanya ada dua orang guru,
seorang kepala sekolah yang bernama Inai (ibu) Atin dan dibantu oleh
perempuan muda asli Meliau bernama Lestari. Cara mengajar Vano yang
tidak biasa, membuat Lestari tidak suka dengan kehadiran Vano. Lestari
menganggap Vano hanya bermainmain dan tidak serius dalam mengajar.
Tetapi Vano memiliki pandangan lain. Ketika sekolah tersebut mendapat
undangan lomba baca puisi, sikap Lestari pun berseberangan dengan Vano.
Lestari beranggapan bahwa sekolah mereka tidak perlu mengirimkan
muridnya untuk mengikuti lomba karena faktor biaya. Selain itu, kalaupun ikut
pasti akan kalah bersaing dengan sekolah-sekolah dari kota lain. Vano justru
161
berpendapat bahwa harus ada muridnya yang mengikuti lomba tersebut,
untuk menambah pengalaman. Vano juga memotivasi muridnya untuk mau
mengikuti lomba itu. Tetapi Vano kesulitan melatih muridmuridnya berpuisi,
karena Vano sama sekali tidak menguasai puisi. Beruntung, Widya,
keponakan Apai Sahat yang berasal dari kota sempat datang berkunjung.
Widyalah yang memilih sekaligus melatih murid yang akan mengikuti lomba
baca puisi. Meskipun hanya melatih satu hari, hal itu sangat membantu.
Kehadiran Widya, lagi-lagi membuat sikap Lestari menjadi tidak bersahabat.
Dua hari menjelang perlombaan, ada kabar dari panitia lomba bahwa
teks puisi yang akan diperlombakan mengalami perubahan. Vano pun
kebingungan. Widya sudah kembali ke kotanya, sedangkan dirinya tidak
mengerti puisi sama sekali. Ia pun akhirnya minta bantuan kepada Lestari
yang ternyata pernah menjadi juara lomba baca puisi sewaktu duduk di
bangku SMA. Awalnya Lestari enggan. Setelah diDesak, akhirnya mau juga.
Vano dan Lestari ditugaskan Inai Atin untuk mengantar perwakilan murid
yang akan mengikuti lomba di Lanjak. Perlombaan itu membawa dua piala
kemenangan bagi SD Mini Penggerak. Sepulang dari Lanjak, Vano dan
Lestari semakin akrab. Vano pun jatuh hati pada Lestari. Hati Vano seakan
teriris ketika mengetahui gadis pujaan hatinya akan dinikahi oleh pria tua
yang sudah mempunyai tiga istri. Lestari terpaksa menerima pinangan itu,
karena ayahnya terlilit hutang yang cukup besar dan tidak sanggup
membayar.Vano berusaha untuk membantu Lestari. Vano melunasi hutang
162
ayahnya Lestari, dengan harapan Lestari dapat menikah dengan pria yang
dicintainya. Karena gagal menikahi Lestari, pria itu akhirnya menculik Lestari.
Vano, Apai Sahat dan ayahnya Lestari mencari hingga ke kota seberang di
Putussibau. Lestari disekap disebuah gudang.
Dengan bantuan Polisi, akhirnya Lestari dapat diselamatkan. Sewaktu
menemani Lestari ke kantor Polisi untuk dimintai keterangan, ternyata salah
seorang polisi mengenali wajah Vano yang masuk dalam Daftar Orang Hilang
(DPO). Setelah dihubungi, orangtua Vano pun datang bersama Widya yang
ternyata juga menyukai Vano. Melihat rahasianya terbongkar, Lestari pun
marah karena merasa dibohongi. Akhirnya Vano menyetujui untuk pulang
dan menuruti permintaan ayahnya, dengan syarat ayahnya harus membantu
renovasi SD Mini Penggerak dan melengkapi fasilitas sekolah tersebut.
Vano pulang dengan berat meninggalkan tanah Meliau, impiannya
telah selesai. Bagaimanapun ia sudah sedikit mewujudkan mimpinya. Dia
pergi tanpa pamit terhadap muridmuridnya dan warga Meliau. Vano berjanji
suatu saat nanti setelah menyelesaikan studi S2-nya di Jerman, ia tetap
bertekad akan kembali ke Desa Meliau.
163
LAMPIRAN 4
SINOPSIS NOVEL “KETIKA MAS GAGAH PERGI” KARYA HELVY TIANA
ROSA
Novel ini bercerita tentang seorang pria cerdas dan tampan yang
kuliah di Fakultas Teknik Sipil bernama Mas Gagah (Hamas Syahid).Dia
memiliki seorang adik yang sangat cantik bernama Gita (Aquino Umar) yang
masih sekolah dibangku SMA.
Suatu ketika Mas Gagah seperti mendapatkan hidayah dari tuhan,
yang menyebabkan dia sangat fanatik dan senang sekali mempelajari dunia
agama. Tak sedikit warga yang tinggal di dekat rumahnya juga sedikit demi
sedikit mulai suka pempelajari tetang agama, begitu puladengan para
preman yang juga ikut mendapatkan hidayah.
Akan tetapi sang adik Mas Gagah awalnya sedikit menolak perubahan
yang dia alami kakaknya, namu dengan seiring waktu berjalan Gita sedikit
demi sedikit mau mengikuti perintah kakaknya dan juga mau mempelajari
tentang agama, yang berdampak iya sekarang sudah menggunakan pakaian
yang sopan dan berjilbab.
Suatu hari timbullah suatu kerusuhan di salah satu tempat ibadah
yang berada dekat di kediaman Mas Gagah, Mas gagah mencoba untuk
menangkan keributan tersebut, akan tetapi dia tidak bisa menghadapinya
164
sendiri dan menyebabkan dia harus dibawa kerumah sakit, akbibat terluka
parah Mas Gagah meninggal dunia.
Selang tahun berlalu, Gita sudah beranjak dewasa dan dia sekarang
sudah kuliah di Universitas Indonesia, ketika pulang kuliah Ia melihat seorang
pria berbaju kotak-kotak sedang ceramah di angkutan umum yang dia
tumpangi. Ceramah yang disampaikan adalah ceramah gratis. Nama pria itu
adalah Abdullah. dan dari situlah Gita dan Abdullah mulai dekat.
Akan tetapi nasib sial harus menimpa Abdullah ketika ada tawuran
pelajar SMA dan dia berusaha untuk melindungi Gita. Dan darah pun mulai
bercucunan. Seketika itu Gita langsung membawa Abdullah ke rumah sakit.
Keduanya kembali di pertemukan setelah insiden tawuran perlajar
tersebut. Yaitu ketika Gita sudah lulus kuliah dan melamar di sebuah
persusahaan. Di situ Gita sempat kaget karena yang menguji interview yaitu
sosok yang telah menyelamatkan hidupnya "Abdullah". Muncul rasa sengang
dalam hati Gita kearena ada sosok pengganti Mas Gagah.