nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1646/1/nur...
TRANSCRIPT
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK
DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH
KARYA TERE LIYE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NUR LATIFAH
NIM: 11112104
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
i
MOTTO
Artinya: “ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.(QS al-Hadid:20).
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya (bapak Munaji dan ibu Bibit) yang sangat saya cintai
dan sayangi terimakasih atas semuanya yang telah mendidik dan
membesarkan saya dengan kasih sayang dan cintanya sehingga seperti
sekarang ini dan mungkin tidak bisa membalas budi mu dengan apapun ,
sehingga saya bisa menyelesaikan study ku di IAIN Salatiga.
2. Kakak dan adik saya yang sangat aku sayangi (Siti Mariyam dan Lis mariatul
ulfa) dan kedua ponakan saya yang imut dan cantik (Alvi dan Dilla) kalian
semua adalah penyemangat untuk saya, dan semoga jalan menuju kesuksesan
selalu menyertai kita amin.
3. Bulek dan om saya (Parmi dan Daryono) terimakasih atas dukungaannyadan
nenek saya (Ngainah) terimakasih atas dukungannya selama ini.
4. Buat mas Akbar yang insyallah akan jadi imam ku kelak.
5. Teman-teman saya senasib seperjuangan khususnya PAI C angkatan 2012.
6. santri TPQ Al Ikhlas Ngesrep Tegalrejo yang saya sayangi, semoga mereka
menjadi anak yang sholeh dan sholikah agar kelak berguna bagi agama dan
negara.
vi
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحیم
Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah
‘Azza wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh
dari sempurna. Sholawat dan salam Allah SWT, semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidupmanusia dan yang menjadi
cakrawala rindu para umatnya (Nabi Muhammad SAW).
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan PAI.
4. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd., selaku pembimbing yang telah
mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan
waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Muh, Irfan Helmy, Lc, M.A. selaku dosen pembimbing
akademik yang membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
vii
7. Teman-teman senasib seperjuangan 2012, khususnya jurusan PAI. Terima
kasih atas dukungan dan bantuannya.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima
kasih atas bantuan dan motivasinya.
Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a semoga
Allah SWT menerima amalnya dan memberikan balasan yang lebih baik.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat
yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat Al-Hamdulillahi Robbil ‘Alamiin.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.
Salatiga, 28 Desember 2016 Penulis Nur Latifah NIM: 111 12 104
viii
ABSTRAK
Latifah, Nur. 2016.Nilai-nilai Pendidikan Akhlak pada Novel Moga Bunda Disayang Allah Kerya Tere Liye.Skripsi. JurusanPendidikan Agama Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M. Pd.
Kata kunci: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah nilai-nilai pendidikanAkhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye? 2.Bagaimanakah karakter tokoh yang patut diteladani dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye? 3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye dalam pendidikan?.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (liblary research), sedangkan dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumenter (bibliografis), analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (content analysis).
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Nilai-nilai pendidikan Akhlakyang terkandung dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah diantaranya: Nilai pendidikan akhlak kepada Allah : percaya kepada Allah (tawakal, dan taqwa) , meyakini nama-nama Allah (asmaul husna) , meyakini qada dan qadarnya Allah. Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri : sabar, bersyukur, tidak mudah putus asa, optimis, malu, sederhana, jujur, dan berkerja keras. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga : hak, kewajiban dan kasih sayang suami istri, kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak, dan birrul walidain. Nilai pendidikan akhlak terhadap sesama : menerima tamu. (2) karakter tokoh utama diantaranya: Melati : periang, lucu, suka bercanda, dan keras kepala, Bunda HK : penyayang, sabar, dan taat pada suami, Tuan HK : tegas, pekerja keras, dan penyayang keluarga, Karang : penyayang anak-anak, Kinasih : ramah, lemah, lembut, dan penyayang, Salamah : pelupa, dan setia, Ibu-ibu gendut : lembut, sabar, dan kasih sayang, Dokter Riyan : pengagum dan tanggung jawab. (3) relevansi nilai pendidikan akhlak dalam pendidikan yaitu pendidikan akhlak dalam pendidikan sangat terkaitan erat. Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai dengan usaha pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila ia mendapatkan pendidikan dan pembinaan akhlaknya secara baik
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN
PUBLIKASI ......................................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 9
E. Metode Penelitian ............................................................................... 10
F. Kajian pustaka .................................................................................... 13
G. Penegasan istilah ................................................................................ 16
H. Sistimatika penulisan.......................................................................... 18
BAB II. BIOGRAFI NOVEL
A. Biografi Tere Liye .............................................................................. 20
B. Karakteristik novel ............................................................................. 21
C. Karya-karya Tere Liye ....................................................................... 22
x
D. Unsur intrinsik novel .......................................................................... 25
E. Sinopsis novel Moga Bunda Disayang Allah ..................................... 31
F. Kelebihan novel Moga Bunda Disayang Allah .................................. 32
G. Kelemahan novel Moga Bunda Disayang Allah ................................ 33
BAB III. HASIL TEMUAN
A. Nilai akhlak ........................................................................................ 35
B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ........ 50
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Nilai-nilai pendidikan akhlak ............................................................. 56
1. Nilai pendidikan akhlak kepada Allah ........................................ 56
2. Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri................................ 61
3. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga ................................... 73
4. Nilai pendidikan akhlak terhadap sesama ................................... 81
B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ........ 82
C. Relevansi nilai-nilai akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
dalam pendidikan .............................................................................. 92
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 94
B. Saran ............................................................................................................ 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Sinopsis Novel Moga Bunda Disayang Allah
2. Nota Pembimbing
3. Lembar Konsultasi Skripsi
4. Surat Keterangan Kegiatan (SKK)
5. Daftar Riwayat Hidup
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan untuk mendidik
manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau
kemampuan sebagai mana mestinya. Dengan pendidikan manusia akan
mendapatkan berbagai macam pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang
luas untuk bekal kehidupannya karena pendidikan merupakan kebutuhan
setiap manusia (Heri, 2005:14). Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan, baik kehidupan keluarga, diri sendiri maupun kehidupan
masyarakat dan negara. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berisi pendidikan
adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Seperti yang ada dalam firman allah
QS An Nahl: 125.
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
1
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Pada ayat tersebut dengan tegas Allah memerintahkan (mewajibkan) kita
untuk mengajak sesama manusia ke jalan Allah dengan cara bijaksana dan
nasihat yang baik. Hal itu dapat dilakukan melalui pendidikan.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan kasih sayang Allah yang
diturunkan kepada segenap makhluk terutama manusia. Dengan kasih
sayanglah suatu proses pendidikan dapat berjalan dengan baik, dengan kasih
sayang orang tua mendidik anak-anaknya, dengan kasih sayang guru mendidik
murid-muridnya, dengan kasih sayang pula ulama dan pemimipin mendidik
bangsa serta negaranya. pendidikan jangan hanya dipandang sebagai suatu
kewajiban tetapi kita juga harus pandai merencanakan, mengorganisir,
mengemas, melaksanakan, serta mengevaluasi serta menindaklanjutinya
secara bersinergi dan berkesinambungan. Pada prinsipnya, mendidik adalah
memberi tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta didik.
Pada dasarnya pendidikan akhlak menempati posisi sangat penting dalam
Islam, karena kesempurnaan seseorang tergantung kepada kebaikan dan
kemuliaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia yang
memiliki akhlak yang mulia, manusia yang seperti inilah yang akan
mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Akhlak yang baik tidak akan
terwujud pada seseorang tanpa adanya pembinaan yang dilakukan. Oleh
karena itu perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konsep pendidikan akhlak segala sesuatu itu dinilai baik dan buruk,
terpuji atau tercela, semata-mata berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Ajaran
2
akhlak dalam Islam bersumber dari wahyu Allah SWT yang termaktub dalam
Al-Qur’an dan Hadits (Azmi, 2006: 75 ).
Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak
mulia ini sangat ditekankan karena di samping akan membawa kebahagiaan
bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada
umumnya. Dengan kata lain, akhlak utama yang ditampilkan seseorang ,
tujuannya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat (
Azmi, 2006: 60 )
Dalam lembaga pendidikan formal walaupun mata pelajaran umum lebih
banyak tetapi tetap diberikan Pendidikan Akhlak, karena pendidikan akhlak
yang akan membentuk tingkah laku sesorang. Sehingga dengan adanya mata
pelajaran Pendidikan Akhlak tersebut diharapkan dapat dijadikan pedoman
dalam setiap aktivitas kehidupan oleh peserta didik. Semua warga Negara
Indonesia berhak mendapat pendidikan tanpa terkecuali untuk anak
berkelainan. Hal itu dibuktikan dengan adanya program pendidikan khusus.
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 23 disebutkan bahwa pendidikan
khusus (anak luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, sosial (Efendi, 2006:1). Pasal tersebut dapat
dijadikan landasan bagi anak berkebutuhan khusus karena dengan adanya
Undang- undang akan memberikan perlindungan bagi anak berkebutuhan
3
khusus bahwa semua mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
pendidikan.
Realitas yang ada saat ini, anak yang berkelainan atau yang sekarang
disebut sebagai anak berkebutuhan khusus masih banyak yang belum
mendapatkan hak atas pendidikannya dan dipandang sebelah mata oleh
sebagian orang. Sebagai contoh membiarkan anak normal menikmati
pendidikan sampai tinggi namun melarang anak ABK untuk menempuh
pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan terkadang tak jarang ada orang tua yang
malu mengakui anaknya yang ABK. Mereka justru diumpatkan di rumah
tanpa memberi kesempatan untuk menikmati bangku pendidikan (sekolah).
Adapun pengertian anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang
memiliki kebutuhan khusus sementara atau permanen sehingga membutuhkan
pelayanan pendidikan yang lebih intens (Ilahi 2013 : 137). Anak berkebutuhan
khusus ini tidak bisa hanya diartikan sebagai anak cacat, tetapi anak yang
mempunyai karakteristik khusus. Karakteristik khusus di sini ada yang
memang cacat secara fisik, mental, emosional, sosial atau bahkan mempunyai
kelebihan dibanding anak normal. misalkan anak tunarungu secara fisik
memang ia anak ABK, namun diliat secara mental dan emosional belum tentu
ia tidak memiliki kelebihan lain yang dimiliki anak normal lain. Bisa saja
meskipun tunarungu namun memiliki kecerdasan matematik logis yang tinggi
atau kecerdasan lainnya. Siapa yang menduga dan begitulah kebesaran Tuhan,
meskipun di sisi lain memiliki keterbatasan, namun di lain pihak ada yang
diunggulkan (Ramadhan 2012: 10).
4
Anak dengan berkebutuhan khusus seperti mereka hidupnya sangat
tergantung pada orang lain. Melakukan segala sesuatu dengan bantuan orang
yang ada di sekelilingnya. Termasuk dalam hal sepele sekalipun. Misalnya
menyisir rambut, mengancingkan baju, memakai baju dan sebagainya, sampai
mereka mendapatkan pendidikan yang layak dengan cara pendampingan yang
khusus pula, karena anak yang berkebutuhan khusus berhak mendapatkan
pendidikan agar mereka bisa lebih hidup mandiri dan memiliki perilaku yang
baik yang salah satunya memberikan pendidikan akhlak kepada mereka sejak
dini dan ada banyak cara menyampaikan nilai-nilai pendidikan akhlak , salah
satunya yang digunakan oleh Tere-Liye lewat realits di atas melalui karya
sastranya berupa novel berjudul Moga Bunda Di Sayang Allah. Dimana novel
ini menceritakan seorang anak kecil yang memiliki kebutuhan khusus yaitu
tunanetra, tunarungu dan tunawicara. Melati anak yang yang riang lucu dan
mengemaskan tapi semua itu berubah sejak melati mengalami kecelakan dan
mengalami kecacatan tubuhnya, dan membuat kedua orang tuanya berubah
dalam kehidupannya. Seorang ibu tidak akan tega melihat buah hatinya seperti
orang yang tidak mempenyai arah kehidupan, seorang ibu akan selalu
berusaha demi buah hatinya karena kesulitan itu pasti ada kemudahan.
Seorang anak baik itu anak kandung ataupun anak tiri itu adalah tetap titipan
dari Allah sebagai orang tua harus wajib membingingnya,menyayanginya dan
mengajarinya,
Kutipan : “kau sudah bangun, sayang?” bunda bertanya lema, berusaha tersenyum, meski seluruh dunia tahu senyuman itu percuma. Sama percumaanya dengan menunggu jawaban atas pertanyaan barusan.(Liye, 2006:14)
5
“Kita sarpan, sayang!” bunda mendekatinya, gemetar meraih tangan Melati. Membimbingnya berjalan.(Liye, 2006:15)
Tere-Liye menggunakan media penyimpanan pesan-pesan yang ada di
dalam Islam, salah satunya melalui karya sastranya berupa novel Moga Bunda
Di Sayang Allah. Novel Moga Bunda DiSayang Allah karya Tere-Liye adalah
novel yang mengandung banyak sekali hikmah atau pesan pendidikan akhlak
yang dapat dipetik. Seperti ibu yang tidak pernah putus asa dalam
menghadapi permasalahan yang ada dalam putri semata wayangnya,
Kutipan : “ kami tak lelah mencari jalan untuk membantu keterbatasan Melati, Kinasih..... tapi ya Allah semuanya sia-sia. Benar-benar kesia-siaan besar. Bahkan dua hari lalu.... dua hari lalu....” bunda terdiam lama (Liye, 2006: 35). Tidak ada yang berbohong, nyonya demi Melati aku mohon. Berikan aku tambahan waktu 21 hari selama tuan HK pergi. Berikan aku waktu, nyonya. Tidak ada minuman keras. Tidak ada kekerasan tidak ada aku bersumpah (Liye, 2006: 173).
Pelajaran yang akan disampaikan kepada pembaca adalah tentang sabar,
ikhlas, bersyukur dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah atau
tantangan hidup kita harus selalu optimis karena kesulitan itu pasti ada
kemudahannya.
Kutipan : Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu saat keajiban keajiban itu pasti akan datang. Suatu saat janji mu pasti akan tiba bukakankah...bukankah engkau sendiri yang mengurat kalimat indah dalam kitab suci? Sungguh! Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.... Tapi harapan itu hari-hari itu bagai kabut yang digantang matahari meninggi menguap (Liye, 2006:38).
Bahwa setelah kita berusaha, kita menyerahkan segala keputusan kepada
Allah yang Maha Esa. Seperti yang ada dalam firman allah QS Al Baqarah: 45
6
Artinya : “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.
Kisah-kisah tersebut diceritakan dengan bahasa yang menarik dan
menyentuh hati bagai pembaca dan tidak membosankan. Secara tidak
langsung dalam kisah-kisah novel tersebut mengisahkan seorang ibu yang
menyanyangi anaknya sepenuh hati tanpa ada balasan apapun, sesuai dengan
syair lagu kasih ibu berikut ini: “kasih ibu sepanjang betak tak terhingga
sepanjang masa hanya membeli tak harap kembali bagaikan surya menyinari
dunia”. Dan kisah tersebut bisa menjadi inspirasi dan motivasi karena terserat
dengan nilai-nilai pendidikan terutama pendidikan akhlak.
Dengan melihat realits diatas dari uraian tentang novel Moga Bunda Di
sayang Allah yang penuh dengan pelajaran dan makna kehidupan. Maka dari
itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai NILAI-NILAI
PENDIDIKAN AKHLAK PADA NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG
ALLAH KARYA TERE LIYE sebagai sebuah karya sastra yang sarat
dengan nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan akhlak.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang
hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup
keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi
dan pembatasan masalah (Maslikhah,2013:302).
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel
Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye?
2. Bagaimanakah karakter tokoh yang patut diteladani dalam novel Moga
Bunda Di Sayang Allah karya Tere Liye?
3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung
dalam novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye pada
pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berisi gambaran yang khusus atau spesifik mengenai
arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan
realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan apakah nilai-nilai pendidikan Akhlak yang
terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye.
2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah karakter tokoh utama pendidik
yang patut diteladani dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere
Liye.
3. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan
Akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya
TereLiye dalam pendidikan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi yaitu
secara teoretis dan praktis:
8
1. Manfaat Teoritik
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi
pengembangan nilai-nilai pendidikan baik umum maupun pendidikan
Islam melalui pemanfaatan seni sastra. Serta untuk menambah wawasan
tentang keberadaan seni sastra (novel) yang memuat tentang pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, efektifitas penyampaian pesan melalui karya sastra
ada 3 yatitu:
a. Bagi Peneliti, menambah wawasan peneliti mengenai pendidikan
akhlak yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
untuk selanjutnya dijadikan sebagai pedoman dalam bersikap dan
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan terhadap penggunaan media pembelajaran yang efektif dan
efisien dalam rangka melaksanakan pendidikan melalui media cerita
yang inspiratif dalam mendidik siswa.
E. Metode Penelitian
Pengertian metode, berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud
adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu obyek
atau subjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
9
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan,
2010:24).
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kepustakan (library research) dengan
menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze
research). Penelitian ini menggunakan literatur dan teks sebagai objek
utama analisis yaitu dalam penelitian ini adalah novel Moga Bunda
Disayang Allah karya Tere Liye yang kemudian dideskripsikan dengan
cara menggambarkan dan menjelaskan teks-teks dalam novel yang
mengandung pendidikan moral dengan menguraikan dan menganalisis
serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang dideskripsikan.
2. Metode pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan berbagai sumber
data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto,
2006:231).
Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian diperoleh dengan
cara menghimpun data dari berbagai literatur, baik artikel, jurnal, majalah,
maupun buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini guna
menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini.
10
3. Sumber Data
a. Sumber data primer
Sumber data primer yaitu sumber data utama yang digunakan
dalam penelitian ini berupa Novel Moga Bunda Disayang Allah karya
Tere Liye yang diterbitkan oleh Republik, Jakarta pada tahun 2014.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu berbagai literatur yang berhubungan
dan relevan denagn objek penelitian. Peneliti mengambil dari
kumpulan berbagai artikel, buku dan internet dan karya tulis lain yang
berkaitan dengan penelitian ini demi memperkaya kajian dan analisis.
4. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan adalah analisis isi, dengan menguraikan dan
menganalisis serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang
dideskripsikan.
Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan
isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan
naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai
akibat komunikasi yang terjadi.
Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksanaan metode analisis isi
adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode kualitatif
memberikan perhatian pada situasi alamiah, maka dasar penafsiran dalam
metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan. Oleh karena
itulah, metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat
11
isi. Peneliti menekankan bagaimana memaknakan isi komunikasi,
memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa
komunikasi (Ratna, 2007:48-49).
Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan nilai-nilai tertentu yang
terkandung dalam sebuah karya sastra dengan memperhatikan konteks.
Analisis isi berfungsi mengungkap makna simbolik dalam sebuah karya
sastra. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis isi novel Moga
Bunda Disayang Allah karya Tere Liye.
Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data ini adalah
sebagai berikut:
a. Langkah deskriptif, yaitu menguraikan teks-teks dalam novel Moga
Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilai-nilai
pendidikan Akhlak.
b. Langkah interpretasi, yaitu menjelaskan teks-teks dalam novel Moga
Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilai-nilai
pendidikan Akhlak.
c. Langkah analisis, yaitu menganalisis penjelasan dalam novel Moga
Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilai-nilai
pendidikan Akhlak.
d. Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan dari
novel Moga Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilai-
nilai pendidikan Akhlak.
12
F. Kajian pustaka
Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan
menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-
teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka
merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal,
papers, artikel, tesis, dan lain-lain (Sukardi, 2003: 19).
Kajian pustaka digunakan sebagai perbandingan terhadap penelitian yang
sudah ada baik dari segi kekurangan maupun kelebihan yang telah ada
sebelumnya. Dengan kajian pustaka ini diharapkan dapat mempunyai andil
yang besar dalam mendapatkan suatu informasi tentang teori yang ada
kaitannya dengan judul dalam penelitian ini. Sebelum penulis menjabarkan
pembahasan tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Moga Bunda
Disayang Allah karya Tere Liye, maka penulis mencoba menelaah buku yang
ada untuk dijadikan sebagai perbandingan dan acuan dalam penulisnya.
Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kajian
pustaka sebagai rumusan berfikir. Beberapa kajian pustaka tersebut
diantaranya:
Skripsi Siti Zulaicah (STAIN Salatiga) tahun 2012 yang berjudul “Nilai-
nilai Pendidikan Akhlak pada Novel Hapalan Shalat Delisa Karya Tere Liye”.
Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi tersebut antara lain:
meliputi nilai pendidikan akhlak terhadap Allah (shalat, dzikir, dan berdoa
kepada Allah, ikhlas menerima takdir Allah, tajut akan siksaan Allah dan takut
akan kehilangan rahmat Allah), nilainilai akhlak pada diri sendiri yang terdiri
13
dari akhlak mahmudah (sabar, ikhlas, syukur, optimis, tolong menolong, kerja
keras disiplin) dan akhlak madzmumah (jahil, bandel, berdusta dan
pencemburu), akhlak terhadap keluarga (hak kasih sayang suami istri, hak-hak
bersama suami istri, birulwalidain), serta pendidikan akhlak pada lingkungan
(memelihara serta merawat semua ciptaan Allah SWT dengan baik dan
bencana alam yang sering terjadi sebenarnya adalah disebabkan oleh ulah
manusia itu sendiri). persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah
sama-sama menggunakan novel Tere Liye, dan nilai-nilai akhlak, perbedaan
dalam penelitian ini adalah pada tema novel yaitu dalam penelitian di atas
mengunakan novel hapalan shalat Delisa sedangkan penulis menggunakan
novel Moga Bunda Disayang Allah.
Skripsi Muhamad Syukron Rofiq (STAIN Salatiga) tahun 2015 yang
berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Rantau 1 Muara karya
Ahmad Fuadi”. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi
tersebut antara lain: Nilai Akhlak kepada Allah yang berupa: aqidah /keimanan
(iman kepada Allah, meyakini sifat-sifat Allah, meyakini qodho dan qodarnya
Allah), Nilai pendidikan Akhlak kepada sesama manusia {akhlak mahmudah
dari diri sendiri (istiqomah, sabar, pantang menyerah, bersyukur, niat lurus,
bekerja keras, rendah hati, berlomba-lomba dalam kebaikan, jujur dan berbaik
sangka) akhlak terhadap orang lain {akhlak terhadap orang tua, akhlak
terhadap sesama). persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah
sama-sama menganalisis nilai-nilai akhlak, perbedaan dalam penelitian ini
adalah pada tema novel dan pengarangnya yaitu dalam penelitian di atas
14
mengunakan novel “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Rantau 1
Muara karya Ahmad Fuadi” sedangkan penulis menggunakan novel Moga
Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye.
Dian Adi Permana ( IAIN Salatiga) tahun 2016 yang berjudul “Nilai-nilai
pendidikan Akhlak dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya NH. Dini” Nilai-
nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi tersebut antara lain: akhlak
manusia terhadap Allah SWT (tawakal, khauf, dan raja, bertaubat, dan
bersyukur), akhlak manusia terhadap manusia (shidiq, amanah, sabar,
khusudzon, optimis, disiplin, tanggung jawab), akhlak manusia terhadap
lingkungan (menjaga dan tidak merusak, memanfaatkan dengan baik).
persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah sama-sama
menganalisis nilai-nilai akhlak, perbedaan dalam penelitian ini adalah pada
tema novel dan pengarangnya yaitu dalam penelitian di atas mengunakan novel
“Nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya NH.
Dini” sedangkan penulis menggunakan novel Moga Bunda Disayang Allah
Karya Tere Liye.
G. Penegasan istilah
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas untuk gambar diatas, maka perlu
dijelaskan tentang pengertian-pengertian yang yang terkandung dalam nilai-
nilai pendidikan Akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere
Liye, agar terhindar dari kesalahpahaman dalam menafsirkan judul diatas
diantaranya sebagai berikut :
15
1. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya
batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai
bersumber pada budi yang bersumber mendorong dan mengarahkan sikap
dan perilaku manusia.
2. Pendidikan Akhlak
Pendidikan merupakan tonggak kuat untuk menuntaskan kemiskinan
pengetahuan, menyelesaikan persoalan kebodohan, dan menuntaskan
segala permasalahan bangsa yang selama ini terjadi. Peran pendidikan
jelas merupakan hal yang signifikan dan sentral karena pendidikan
memberikan pembukaan dan perluasan pengetahuan sehingga bangsa ini
betul-betul melek terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan dihadirkan untuk mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa
yang beradab dan berbudaya. Pendidikan dilahirkan untuk memperbaiki
segala kebobrokan yang sudah menggumpal disegala sendi kehidupan
bangsa ini (Yamin, 2009:15).
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi) perkatan akhlak (bahasa arab)
adalah bentuk jamak dari kata khulk , khulk di dalam kamus Al Munjid
berarti budi pekerti, perangi tingkah laku.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat
yang di bawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu
ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik disebut akhlak
16
mulia, atau perbuatan buruk disebut akhlak yang tercela (Asmaran,
2002:1).
Jadi pengertian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak
adalah proses bimbingan oleh pendidik (guru, orang tua, masyarakat,
lingkungan) kepada peserta didik baik jasmani maupun rohani yang
dilakukan secara sadar dan sengaja agar terbentuk kepribadian atau
perilaku yang utama sebagai manusia seutuhnya( insan kamil).
3. Novel Moga Bunda Disayang Allah
Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek
kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus
(Maslikhah, 2013:126). Novel merupakan sebuah karya sastra berbentuk
prosa yang menceritakan tentang kehidupan manusia dalam interaksinya
dengan lingkungan dan sesamanya.
Dalam penelitian kali ini peneliti akan meneliti isi dari Novel
Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye yang diterbitkan oleh
Republika sebagai bahan penelitian yang mengandung nilai-nilai
pendidikan Akhlak dengan meneliti isi dan juga memperhatikan unsur-
unsur intrinsik pembangun novelnya.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo,
halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan
kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan,
17
halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar
lampiran.
Bagian Inti atau Isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima
bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, kajian pustaka, penegasan istilah, dan sistematika
penulisan penelitian.
BAB II BIOGRAFI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Biografi Tere
Liye, karakteristik Tere Liye, karya-karya Tere Liye, unsur-unsur
intrinsik novel, kelebihan novel, sinopsis novel Moga Bunda
Disayang Allah.
BAB III HASIL TEMUAN
Dalam bab ini akan diuraikan deskripsi pemikiran penulis
mengenai: Tentang nilai dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
dan karakter tokoh utama dalam Novel Moga Bunda Di Sayang
Allah karya Tere Liye.
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai: Nilai-
nilai pendidikan Akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah,
karakter tokoh utama dalam novel Moga Bunda Disayang Allah,
18
dan relevansi nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam novel Moga
Bunda Disayang Allah dalam pendidikan.
BAB V PENUTUP
Bab penutup berisi kesimpulan dan saran.
19
BAB II
BIOGRAFI
A. Biografi Tere Liye
Nama “Tere Liye” merupakan nama pena seorang penulis berbakat di
Indonesia. Nama sebenarnya Tere Liye adalah Darwis. Meskipun Tere Liye
adalah salah satu penulis yang telah banyak menghasilkan karya-karya best
seller. Akan tetapi sangat sulit sekali mencari biodata atau biografi Tere Liye
Karena Tere Liye tidak pernah sekalipun memasukkan foto atau biografi di
setiap karyanya. Berbeda dengan penulis lain yang selalu mencantumkan foto
dan biografinya di setiap akhir karyanya. Tere Liye memang sepertinya tidak
ingin di publikasikan kepada umum terkait kehidupan pribadinya. Itulah cara
yang Tere Liye pilih, hanya berusaha memberikan karya terbaik dengan tulus
dan sederhana.
Tere-liye adalah seorang penulis novel berbahasa Indonesia Lahir pada
tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman
Sumatera. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini berasal dari keluarga
sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa. Meskipun begitu
tidak menghalangi Tere Liye untuk tumbuh menjadi pribadi luar biasa yang
hingga saat ini telah menghasilkan karya-karya yang sebagian besar menjadi
bestseller. Bahkan beberapa diantaranya telah diangkat ke layar lebar. Salah
satunya adalah novel Moga Bunda Di Sayang Allah ini yang menjadi bahan
dalam penelitian ini.
20
Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar sampai menengah pertama
di SD Negeri 2 dan SMP Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian
melanjutkan ke SMU Negeri 9 Bandar Lampung. Setelah selesai di Bandar
Lampung, kemudian meneruskan ke Universitas Indonesia dengan mengambil
fakultas Ekonomi. Saat ini telah menikah dengan Riski Amelia dan dikarunia
seorang putra bernama Abdullah Pasai. Aktivitasnya hingga saat ini masih
berusaha untuk menghasilkan karya-karya luar biasa yang dapat memotivasi
dan menginspirasi setiap pembacanya.
B. Karakteristik Novel Tere Liye
Ciri khas penulis bernama asli Darwis ini adalah selalu mengangkat hal-
hal sederhana yang mampu menggugah hati pembacanya. Bahkan, tak jarang
menguras air mata dan di dalam novel juga terdapat beberapa nilai pendidikan
yang bisa diambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sederhana namun
sarat pesan dan maknanya. Maka tidak mengherankan jika rata-rata karyanya
mampu mencapai penjualan puluhan ribu eksemplar. Cukup untuk membuat
beberapa Production House ternama meliriknya untuk dijadikan sebuah layar
lebar.
Dari karya-karyanya, Tere Liye tidak pernah mencantumkan biodata pada
karya-karyanya berbeda dengan yang lain yang selalu memberi biodatanya dan
sebagian besar novelnya adalah best seller dan berulang kali dicetak . Dalam
novel karya Tere Liye banyak nilai-nilai pendidikan yang bisa diambil
antaranya nilai moral, nilai agama, nilai sosial dan nilai akhlak. Isi dalam
novel kata-kata yang digunakan sangat Sederhana dan sangat menginspirasi
21
karena kesederhanaanlah yang mampu membuka hati, ketika hati sudah
terbuka maka akan sangat mudah setiap pesan-pesan positif itu sampai.
Begitulah karakteristik novel karya Tere Liye. Sederhana dan
menginspirasi sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan pesan yang ingin
disampaikan dalam novel dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca.
Sehingga dapat memberikan manfaat yang besar setelah membaca karya-
karyanya.
Salah satunya adalah novel Moga Bunda Disayang Allah yang menjadi
bahan penelitian ini, dalam novel ini diceritakan secara sederhana dengan
kalimat-kalimat yang menarik, lucu, ceria, mengharukan, penuh keteladanan,
menginspirasi dan sarat dengan nilai pendidikan khususnya pendidikan
Akhlak.
C. Karya-karya Tere Liye
Tere Liye adalah salah satu penulis di Indonesia yang sangat produktif
dalam menghasilkan karya sastra yang sebagian besar diantaranya adalah best
seller dan berulang kali dicetak termasuk novel yang menjadi bahan penelitian
ini.
Berikut ini penulis sedikit menuliskan karya-karya Tere liye yang telah
diterbitkan dan sudah tersebar di seluruh Indonesia yang mengandung nilai-
nilai pendidikan:
1. Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005).
Novel ini adalah karya Tere Liye yang sudah diangkat ke layar lebar
(difilmkan). Mengisahkan tentang perjuangan seorang anak dan
22
ketegarannya menghimpun kehidupannya kembali setelah kehilangan
segalanya dalam tragedi tsunami Aceh.
2. Moga Bunda Disayang Allah (Penerbit Republika, 2005).
Novel ini juga karya Tere Liye yang sudah diangkat ke layar lebar
(difilmkan). Mengisahkan tentang seorang anak yang memiliki
keterbatasan fisik yaitu buta, tuli, sekaligus bisu yang berjuang untuk
mendapatkan pendidikan. Perjuangan seorang ibu yang luar biasa
mendukung anak yang memiliki keterbatasan itu dengan sabar, tulus, dan
ikhlas. Kerja keras seorang guru untuk memberikan pendidikan dengan
cara dan metode terbaik yang bisa dilakukan agar mudah diterima oleh
siswanya yang sangat “spesial”.
3. Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 & Republika
2009).
Novel inspiratif seorang anak panti asuhan dalam membangun
kehidupannya sehingga menjadi seorang pengusaha sukses. Selalu
merasakan ketenangan dan perasaan bersyukur ketika melihat rembulan
sebagai salah satu ciptaan Sang Pencipta ketika dia sedang memiliki
masalah. Menceritakan tentang adanya hubungan sebab akibat dalam
setiap kehidupan manusia di dunia ini.
4. Bidadari Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008).
Novel yang mengisahkan ketulusan dan pengorbanan seorang kakak
perempuan yang menghidupi keluarga dan adik-adiknya. Yang
mengorbankan segenap hidupnya demi ibu dan adik-adiknya. Walaupun
23
dirinya tetap hidup dalam kesederhanaan. Namun dapat menghasilkan
adik-adik yang menjadi orang-orang sukses dan luar biasa.
5. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka
Umum, 2010).
Novel ini ingin menyampaikan pesan bahwa bagaimanapun
kehidupan ini kita tidak boleh menyalahkan kehidupan. Karena itu semua
telah diatur sedemikian baik oleh Allah SWT. Seperti daun yang jatuh tak
pernah membenci angin. Begitulah kita harus mensyukuri kehidupan.
6. Serial Anak-Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu
Burlian (Penerbit Republika, 2009), Pukat (Penerbit Republika,
2010), Eliana (Penerbit Republika, 2011), dan Amelia (Penerbit
Republika, 2013).
Keempat novel tersebut adalah bagian dari Novel Serial Anak-Anak
Mamak. Novel inspiratif yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan
khususnya pendidikan Islam. Yang menjadi bahan penelitian dalam
penulisan skripsi ini. Novel yang Mengisahkan tentang anak-anak mamak.
Kisah kehidupan mereka di pedalaman sumatera. Tentang kehidupan dan
perjuangan mendapatkan pendidikan di tengah keterbatasan. Dan berbagai
macam petualangan masa kanak-kanak yang terus melekat hingga mereka
tumbuh dewasa. Kisah anak-anak mamak yang meski dibesarkan dalam
kesederhanaan, keterbatasan dan berbaur dengan kepolosan dan kenakalan,
Mamak selalu menanamkan arti kerja keras, kejujuran, harga diri serta
perilaku terpuji. Dan disini kasih sayang keluarga adalah segalanya.
24
D. Unsur Intrinsik Novel Moga Bunda DiSayang Allah
Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra
dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel Serial Moga Bunda
Disayang Allah adalah sebagai berikut:
1. Tema
perjuangan seorang anak kecil yang tuna rungu, tuna netra, dan tidak
bisa berbicara, untuk bisa menjalani hidupnya dengan layak dan
perjuangan pemuda untuk memulihkan hidupnya seperti sedia kala.
2. Penokohan
Berikut ini adalah tokoh-tokoh utama dalam Novel Moga Bunda
Disayang Allah karya Tere Liye antara lain:
a. Melati
Melati merupakan tokoh utama dalam novel Moga Bunda
Disayang Allah, ia adalah sosok anak yang periang, lucu, dan suka
bercanda. Disebabkan melati kehilangan indra penglihatan dan
pendengarannya, maka aksesnya dengan dunia sekitar harus terputus
hal tersebut membuat Melati terlihat seperti menjadi keras kepala dan
sering memberontak.
Kutipan novel :
“Bunda, bangun! Sudah pagi.....” Melati berseru sambil melompat riang ke atas ranjang ukuran king size. Tertawa. (Liye, 2013:4)
25
b. Ibu Hk (ibu Melati)
Ibu Hk adalah sosok yang menjadi ibu dari Melati tokoh ibu
Hk ini sangat keibuan ia merawat Melati dengan penuh kasih sayang
dan kesabaran. Tokoh ibu Hk salah satu tokoh dominan, dan
merupakan tokoh protagonis yang sangat sabar, tabah, ikhlas, dan
tulus.
Kutipan:
“ Kau sudah bangun, Sayang?” Bunda bertanya lemah, berusaha tersenyum, meski seluruh dunia tahu senyuman itu percuma. (Liye, 2013: 14) “…. Aku juga tidak tahu kenapa datang pagi ini. Setiap hari mengirimkan surat-surat itu. Aku tidak tahu. Yang aku tahu, kami sudah tiba di batasnya. Sudah hampir berputus asa. Jadi, apa pun kemungkinan yang tersedia, meski itu hanya seujung kuku akan kami coba. Aku tidak tahu kenapa harus berharap padamu, Anakku….” (Liye, 2013: 83)
c. Tuan Hk (ayah Melati)
Tuan HK yang merupakan ayah dari Melati. Ia adalah sosok
yang sangat menyayangi keluarganya, tegas, pekerja keras, dan juga
pengusaha yang sukses. Berikut sajian data watak Tuan HK watak
tegas:
“APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah galak mendekati Karang. Tangannya mengepal. Rambutnya boleh jadi beruban. Otot-ototnya boleh jadi sudah dimakan usia tengah baya. Tapi pagi ini ia tidak akan segan-segan berkelahi dengan tamu yang tak tau diuntung ini. Baru lima menit diruang makannya, berani sekali membanting putrinya duduk. (Liye, 2013: 103)
26
d. Pak Karang
Tragedi tenggelamnya kapal yang telah menewaskan Qintan
dan tujuh belas anak-anak dari taman bacaannya, membuat Karang
berubah dan terlihat memiliki peran antagonis. Karang lebih suka
mabuk-mabukan. Pertemuan dengan Melati membuat Karang kembali
memiliki semangat dan rasa kasih sayang yang besar kepada anak-
anak. Pada saat itulah karang yang sebenarnya memiliki watak
protagonis terlihat ia merupakan pribadi yang sangat menyayangi
anak-anak dan tegas.
e. Kinasih
Kinasih adalah tokoh yang jarang muncul di dalam cerita
namun memiliki peran yang besar dalam merubah sosok karang.
Kinasih digambarkan sebagai sosok gadis yang ramah, lemah lembut,
dan penyayang.
Kutipan:
“Melati akan baik-baik saja, Bun…. Jika Bunda tetap yakin, maka ia pasti akan baik-baik saja.” Kinasih berbisik pelan. Tersenyum. Memotong cerita dua hari lalu. Mencoba membesarkan hati. (Liye, 2013: 39). “Kau pergi tanpa bilang. Meninggalkan Taman Bacaan meninggalkan anak-anak, meninggalkan...” Kinasih menggigit bibirnya. Ia sebenarnya ingin bilang: meninggalkan aku. (Liye, 2013: 216).
f. Salman
Salamah adalah salah satu tokoh yang juga selalu muncul
dalam cerita. Sosok Salamah digambarkan sebagai seorang pembantu
yang setia terhadap majikannya. Ia sangat menyayangi keluarga HK.
27
Salamah yang memiliki watak protagonis juga digambarkan sebagai
seorang pembantu yang pelupa, namun sangat cekatan dalam bekerja.
g. Ibu Gendut
Ibu gendut adalah sosok yang telah membesarkan Karang.
Karang selalu diajarkan oleh suaminya yang membuka rumah
singgah. Sosoknya digambarkan sebagai seorang yang sangat lembut,
penuh kasih sayang, dan penyabar, dan ia juga berperan penting dalam
merubah sifat dan sikap Karang.
h. Dokter Ryan
Tokoh Dokter Ryan dalam cerita merupakan ayah dari
Kinasih, sosoknya juga hanya sekali muncul dalam cerita. Sosoknya
digambarkan sebagai seorang pengagum, bertanggung jawab penuh
atas keluarganya.
3. Alur
Alur cerita dalam novel ini adalah alur maju (progresif) yaitu apabila
peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju
alur cerita dan alur mundur yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa
yang sedang berlangsung. Jadi alur dalam novel ini adalah alur maju dan
mundur atau campuran.
a) Awal
Di suatu kota terdapat sebuah keluarga kaya raya.
Yaitu,keluarga HK. Mereka mempunyai seorang anak yang cantik,
bola matanya hitam legam seperti buah lecy, rambutnya
28
bergelombang seperti ombak. Namanya Melati. Sayang Melati tidak
dapat melihat dan mendengar. Setiap hari Melati selalu mengamuk
terutama saat sarapan. Ia melempar semua barang yang ada di
depannya.
b) Tengah
Masih tenggelam dalam rasa penyesalan dan masa lalunya,
saat dimana Bunda HK tidak tega melihat anak sematawayangnya
setiap hari mengamuk. Bunda HK diberitahu ada seseorang yang
dapat membantunya yaitu Karang. Sayang membujuk Karang tidak
lah mudah, awalnya karang menolak tawaran Bunda HK. Karang
kecelakaan itu terjadi dan merenggun 18 anak taman baca dan satu
orang murid kesayangannya, Qintan. Namun akhirnya hati Karangpu
luluh. Karang mau menerima tawaran Bunda HK untuk mendidik
Melati. Ternyata mendidik Melati tidak semudah yang dibayangkan
Karang. Sikap Melati memaksa Karang untuk bersikap keras.
Perlakuan karang tentu saja membuat Tuan HK geram. Ia tidak terima
Melati di perlakukan secara kasar. Berulangkali terjadi pertikaian
antara Tuan HK dan Karang.
c) Akhir
Karena ketabahan dan kesabaran Bunda HK dan ketekunan
Karang mendidik Melati serta perjuangan Melati, akhirnya Melati bisa
mengenal tuhannya, Melati bisa mengontrol emosinya serta melati
bisa mengenal kembali bundanya.
29
4. Sudut Pandang
Orang ke tiga serba tahu. penulis menceritakan orang lain dan
mengetahui semua perasaan dan keadaan dalam tokoh tersebut.
Sebagaimana kutipan di bawah ini:
"Ibu-ibu gendut itu berdiri dari kursi rotannya. menatap prihatin. meski tidak berkata-kata lagi. hanya memperhatikan." (Liye, 2013: 21)
5. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penulis dalam novel ini sederhana,
inspiratif, dan sarat dengan makna. Sehingga dari setiap kalimat-
kalimatnya, pembaca dapat memahami, merasakan makna yang
terkandung dalam novel yang dapat memotivasi dan membangkitkan
semangat.
6. Latar atau setting
a. Latar tempat : diperkotaan khas pelabuhan pesisir selatan, dan dirumah
Tuan HK.
b. Latar waktu : pagi, siang dan malam.
c. Latar suasana : menyedihkan, mengharukan dan tegang.
7. Amanat
Didalam hidup ini kita pasti mempunyai masalah. Masalah dan ujian
yang Allah berikan kepada kita melainkan untuk menguji keimanan kita
dalam beribadah. Novel ini mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa
dalam menghadapi segala ujian, karena setiap ujian pasti ada jalan
keluarnya. Allah tidak akan memberikan ujian kepada umatnya melampaui
batas kemampuannya. Kita juga harus senantiasa bersyukur atas segala
30
nikmat yang telaah Allah berika kepada kita, harus menghargai orang lain
dan saling percaya.
E. Sinopsis novel Moga Bunda Disayang Allah
Novel ini menceritakan seorang anak bernama Melati penderita buta dan
tuli untuk bisa mengenali dunia, dan juga perjuangan seorang pemuda bernama
Karang untuk bisa keluar dari perasaan bersalah setelah kematian 18 anak
didiknya dalam kecelakaan kapal. Melati bocah berusia 6 tahun yang buta dan
tuli sejak dia berusia 3 tahun. Selama 3 tahun ini dunia melati gelap. Dia tidak
memiliki akses untuk bisa mengenal dunia dan seisinya. Mata, telinga semua
tertutup baginya. Melati tidak pernah mendapatkan cara untuk mengenal apa
yang ingin dikenalnya. Rasa ingin tahu yang dipendam bertahun tahun itu
akhirnya memuncak, menjadikan Melati menjadi frustasi dan sulit
dikendalikan. Melati hanya bisa mengucap Baa dan Maa. Orang tuanya
berusaha berbagai macam cara untuk bisa mengendalikan Melati. Bahkan tim
dokter ahli yang diundang oleh orang tuanya tidak berhasil mengendalikan
Melati. Pak Guru Karang, seorang pemuda yang suka mabuk dan sering
bermurung diri di kamar rumah ibu gendut yang akhirnya menjadi guru Melati.
Karang sebenarnya hampir kehilangan semangat hidupnya setelah 18 anak
didiknya tewas dalam kecelakaan perahu. Perasaan bersalahnya hampir setiap
hari menghantuinya selama 3 tahun terakhir. Dia bahkan hampir tidak berminat
ketika ibunya Melati memintanya untuk membimbing Melati. Tapi demi
cintanya terhadap anak-anak Karang akhirnya datang memenuhi permintaan
ibunya Melati.
31
Semua itu tidak mudah untuk menemukan metode pengajaran bagi Melati.
Bagaimana caranya Melati bisa mendengar apa yang dikatakan Karang ?
Bagaimana caranya Melati bisa melihat? Bahkan untuk menangis saja Melati
tidak bisa menemukan kosakata yang benar. Dunia Melati benar-benar gelap.
Melati tidak mempunyai akses untuk tahu. Tidak mempunyai cara untuk
mengenal apa yang ingin dia kenal. Setiap kali ada yang menyentuh tubuh
Melati maka dia akan marah, mengamuk dan melempar apa saja yang tercapai
oleh tangannya.
Karang hampir putus asa. Lalu keajaiban datang ketika air mancur
membasuh lembut telapak tangan Melati. Melati merasakan aliran air di sela
jemarinya. Saat itulah untuk pertama kalinya Karang melihat Melati tertawa.
Karang akhirnya mengerti, melalui telapak tangan itulah karang menuliskan
kata Air, dan meletakkan telapak tangan Melati kemulutnya dan berkata A-I-R.
Melati akhirnya mengerti benda yang menyenangkan itu bernama air. Melalui
telapak tangan Melati, air mancur yang mengalir di tangan dan sela-sela jarinya
berhasil mencukilnya. Melalui telapak tangan itulah semua panca indera disitu.
Akhirnya dunia Melati tidak lagi gelap. Dia bisa mengenali orang tuanya, dia
bisa mengenali kursi, sendok, pohon dan sebagainya.
F. Kelebihan Novel Moga Bunda Dsayang Allah
Pengarang menciptakan karakter Melati, Bunda dan Karang dalam sosok
masing-masing yang tidak bisa dibedakan mana yang lebih pantas disebut
sebagai tokoh utama di sini benar-benar terasa adanya tokoh tiga tokoh utama
yang memiliki kedudukan sama sebagai agen penderita, agen perubahan, dn
32
agen pencerahan. Menyadarkan kita bahwa manusia dalam kedudukannya
sendii-sendiri sebenarnya sedang melakoni peran penting dalam kehidupan
nyata.
Cerita ini menyuguhkan perjuangan hidup yang tidak mudah yang di alami
oleh anak yang berkebutuhan khusus, baik Karang yang yatim piatu maupun
Melati dengan segala kekurangannya. Namun ada satu kesamaan antara
mereka, anak-anak selalu punya janji masa depan yang lebih baik. Penulis
berulang kali mengungkapkan kalimat yang mengingatkan pembaca untuk
bersabar, bersyukur, optimis dan tidak boleh putus asa dengan masalah yang
kita hadapi karena Allah menjelaskan dalam Al Qur’an bahwa kesulitan pasti
ada kemudahan, dalam novel ini juga banyak terdapat nilai-nilai agama yang
bisa diambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
G. Kelemahan Novel Moga Bunda Dsayang Allah
Cerita ini ditulis dalam gaya bahasa sehari-hari yang tidak baku.
Penggunaan berulang-ulang kosakata yang tidak baku serta kalimat tambahan
yang tidak perlu mengganggu kenyamanan dalam membaca. Seperti
penggunaan kata “ibu-ibu gemuk” yang artinya menunjuk pada seorang ibu
yang bertubuh subur dan kata “anak-anak” untuk penunjukan kata benda
seorang anak.Pilihan penulis dalam penempatan setting dan kegiatan
pendukung dalam novel terasa kurang tepat. Dalam novel semua tokoh
digambarkan sebagai orang-orang muslim dengan segala aktivitas dan atribut
mereka, namun pada ending cerita penulis menciptakan suasana pesta
33
kembang api yang dirayakan pada tahun baru Imlek oleh masyarakat termasuk
para tokoh novel. Alih-alih menyebutkan secara jelas kota atau negara
terjadinya peristiwa dalam novel, sejak awal penulis hanya menyebutkan
tempat-tempat semu: “rumah di atas bukit”, “daerah jauh dari ibukota”, “Tuan
dan Bunda HK”.
Jadi tidak terlihat jelas keberagaman budaya atau mayoritas budaya
penduduk yang ada di daerah tempat tinggal tokoh Melati, sehingga kurang
ada alasan tepat jika penulis dengan tiba-tiba memasukkan salah satu kegiatan
tahunan keluarga Melati adalah merayakan tahun baru China
34
BAB III
HASIL TEMUAN
A. Nilai Akhlak
Nilai adalah ukuran untuk menghukum atau memilih tindakan dan tujuan
tertentu. Tidak terletak pada barang atau peristiwa, tetapi manusia
memasukkan nilai kedalamnya. Karena nilai adalah cita, ide, bukan fakta.
Sebab itulah tindakan ada ukuran-ukuran yang obyektif tentang nilai dan
karenanya ia tidak dapat dipastikan secara kaku (Rosyadi, 2004: 114).
Nilai merupakan bagian penting dari pengalaman yang mempengaruhi
perilaku individu. Nilai meliputi sikap individu , sebagai setandar bagi tindakan
dan keyakinan. Nilai dipelajari dari keluarga, budaya dan orang-orang disekitar
individu. Nilai dapat menyatakan pada orang lain apa yang penting bagi
individu dan menentukan individu dalam mengambil keputusan (Lestari, 2012:
77).
Pendidikan Akhlak merupakan bagian terpenting dalam dunia pendidikan.
karena akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, tanpa akhlak
agama menjadi tidak sempurna. Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat
dari berbagai sunnah Rasulullah saw, akhlak Nabi Muhammad yang diutus
menyempurnakan akhlak manusia, karena bersumber dalam al Qur’an yang
menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam (Ali, 2008: 349) sebagimana
salah satu firman Allah dalam Q.S Al Hasyr ayat 7 sebagai berikut:
35
...........
Artinya: “apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya”.
Akhlak bukan hanya sekedar sopan santun, tata krama yang bersifat
lahiriah dari seseorang terhadap orang lain melainkan lebih daripada itu, akhlak
yang mulia dalam Islam adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban, menjauhi
segala larangan-larangan, memberikan hak kepada yang mempunyainya baik
yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan makhluk,
dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya.
Merujuk dari uraian diatas, maka penulis akan menjabarkan nilai-nilai
pendidikan akhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye
antara lain akhlak kepada Allah, akhlak pada diri sendiri, akhlak pada keluarga,
dan akhlak pada sesama.
Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah
karya Tere Liye , di jabarkan sebagai berikut:
1. Nilai akhlak kepada Allah
a. Percaya kepada Allah
1) Sholat Tahajud
Kutipan : 1 Bunda menggeliat, membuka mata. Pelan menyadari
pagi. Kemudian tersenyum lebar demi menatap sang putri yang tengah bersiap dengan “rencana jahat”, memainkan bulu ayam itu ke lubang hidungnya. Bunda sebenarnya sudah bangun sejak shubuh. Malah sejak pukul dua tadi malam, disepertiga akhir waktu
36
terbaik yang dijanjikan. Menghabiskan sisa malam dengan bersimpuh menangis di atas sepotong sajadah. Membuat basah ujung-ujung mukena. Berharap Tuhan berbaik hati memberikan jalan keluar baginya (Liye, 2006: 5).
2) Berdoa
kutipan : 2 Ya Allah, berikanlah keajaiban itu.... ibu-ibu gendut
itu mendesis lirih ke langit-langit ruangan. Berdoa doa dengan tulus. Kemudian sambil menghela napas panjang, pelan melanjutkan merajut sweater biru (Liye, 2006: 44).
b. Meyakini Qodho dan Qodarnya Allah
Kutipan : 3 “Biarlah ya Allah, kalau itu sudah menjadi takdirmu.
Kami akan bersiap menerima apa adanya” (Liye, 2006: 170).
4 “.....atau kami sungguh keliru. Harapan itu sama sekali tak pantas. Jangan-jangan di kehidupan ini memang ada takdir seseorang yang digariskan untuk tidak pernah mengenal siapa penciptanya. Jangan-jangan kamilah yang keliru, melati memang ditakdirkan tidak akan pernah mengenal dunia dan seisinya” (Liye, 2006: 86).
2. Nilai pendidikan Akhlak kepada diri sendiri
Akhlak manusia dapat bernilai baik dan buruk atas semua tingkah laku
manusia di dunia. Secara umum akhlak merupakan gambaran perilaku
kehidupan manusia.
Menurut Zuriah (2007: 30) mengatakan bahwa setiap manusia harus
mempunyai jati diri, seseorang mampu menghargai dirinya sendiri,
mengetahui kekurangan dan kelebihannya.
37
Di dalam novel Moga Bunda Disayang Allah penulis menemukan
beberapa nilai akhlak terpuji di antaranya:
a. Sabar
Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah nilai sabar sebagai
berikut:
Kutipan : 5 Bunda tak sempat berpikir panjang. Menatap gelas
yang dipegang putri semata wayangnya. Uap mengepul perlahan dari cangkir besar. Jeruk panas? Ya bunda selalu memberikan secangkir jeruk panas untuk Melati kalau gadis kecilnya sedang flu. Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar.... sekarang? Melatinya yang segelas jeruk panas. Hati-hati sekali, takut tumpah. Ia mengenggam erat piring tatakannya, bahkan dengan kedua belah telapak tangan (Liye, 2006: 8).
6 Ibu-ibu gendut dengan wajah sabar keibuan itu sekali lagi menatap sekilas pemuda di atas ranjang sebelum keluar dari kamar. Menyeka ujung-ujung matanya yang selalu sembab. Berbisik pelan di pengapnya langit-langit, “ semoga engkau berbaik hati Tuhan..... lihatlah, dalam tidurnya, dalam mabuknya dalam kondisi seperti ini, wajahnya tetap terlihat amat teduh.... semoga engkau akhirnya berbaik hati....” (Liye, 2006: 13).
7 Sabar, yang! Sabar...” bunda bergegas memegang lengan suaminya. Berbisik bingung. Berkata bingung. Entahlah ia sedang membujuk suaminya atau membujuk hatinya yang juga bingung. Setengah marah. Setengah panik. Setengah tidak mengerti. Semuanya setengah-setengah. Bunda kalut melihat keributan ini (Liye, 2006: 105).
8 Sabar, yang. Sabar..... Aku mohon-“ bunda segera mencengkram lengan suaminya, panik, gentar, bingung, entahlah (Liye, 2006: 166).
9 Karang mengangguk. Bunda melangkah masuk. Wajah wanita setengah baya itu terlihat begitu lelah, meski tetap berusaha tersenyum. Rambutnya yang
38
beruban, kerut di dahi membuatnya terlihat lebih tua dari seharusnya. Matanya yang hitam bening keibuan ditelan semua oleh perasaan “sabar” selama ini. Bunda menyelimuti Melati menciumi dahi putrinya. Menatap lamat-lamat. Lihatlah, Melati seperti malaikat dalam tidurnya. Begitu lucu menggemaskan (Liye, 2006: 198).
10 Seminggua ini, dengan pecahnya simpul komunikasi itu, pekerjaan karang meski masih sulit tapi sudah kelihatan titik terangnya. Masih butuh waktu yang panjang, kesabaran, dan kerja keras untuk membuat Melati sempurna mengerti dan bisa berkomunikasi seperti anak normal lainnya. Tapi Melati memiliki keinginan yang kuat itu (Liye, 2006: 283).
11 Kalau menurutkan hatinya, tuan HK ingin pulang saat itu juga. Tapi ia berusaha menyabarkan diri. Bahkan berpikir, persiapan yang baik untuk melakukan pembicaraan sepenting ini akan membantunya. Ia tidak ingin menyakiti perasaan istrinya, meski bodo amat pemuda sialan itu tersinggung sampai mampus. Maka tuan Hk menunggu jadwal pulang seperti biasanya. Sambil menunggu tak sabaran, dia menyuruh salah satu stafnya untuk mencari tahu siapa pemuda itu (Liye, 2006: 157).
12 “ aku tahu, tembok yang kita hadapi tinggi sekali. Tidak ada cara untuk melewatinya. Tidak ada celah. Sama sekali tidak. Kecuali dengan menghancurkannya berkeping-keping. Kau harus terus berjuang! Terus bersabar (Liye, 2006: 245).
13 “ gadis kecil itu bisa bersabar dengan situasi buruk itu..... meski ia tidak pernah kunjung mengerti mengapa iglo lainnya terlihat terang dengan caranya api, sedangkan iglo mereka tidak (Liye, 2006: 249).
14 “ sabar, yang..... aku mohon. Berikan akau kesempatan untuk menjelaskan-“ bunda berusaha menarik tangan suaminya (Liye, 2006: 267).
Nilai kesabaran yang terdapat pada tabel di atas dikutip secara
langsung oleh penulis dengan kalimat “sabar”.
39
b. Bersyukur
Bersyukur dapat diartikan berterimakasih atas semuanya yang
Allah berikan. Tanda bersyukur dalam novel Moga Bunda Disayang
Allah terdapat kata “syukur”. Adapun nilai syukur telah dirangkum
penulis diantaranya yaitu:
Kutipan :
15 Bunda ikut tertawa, menatap lamat-lamat wajah suaminya. Untuk ke sejuta kalinya mengucap syukur dalam hati. Ia benar-benar beruntung memiliki suami, lelaki yang sedang berdiri di hadapannya. Tuan HK, lelaki separuh baya dua tahun lebih tua darinya. Wajahnya yang gagah dan tampan, meski gurat lelah, sedih, penat dan sesak itu tak bisa dihilangkan. Dan semakin terlihat kalau ia sedang di rumah (Liye, 2006: 45).
16 Menukarnya demi anak-anak. Membangun belasan taman bacaan, mengajarkan anak-anak kecil betapa indahnya berbagi, betapa indah merasa cukup, betapa indah berkerja keras kemudian bersyukur atas apa pun hasilnya. Ya Tuhan ia pernah mengenali perasaan ini. Dulu ia tidak mengerti, ketika kuasa langit menukar seluruh janji jual beli itu dengan kekuatan itu. Jual beli yang mengutungkan (Liye, 2006: 116).
17 Bunda yang menyimak dari pembatas anak tangga pualam untuk sekian kalinya menangis. Tersedu jatuh terduduk memegangi pembatas. Sama seperti saat pertama kali melihat Melati makan dengan sendok, bunda berbisik rasa syukur berkali-kali kelangit-langit ruangan. Karang hanya menatap lemah. Menghela napas panjang, perhatian. Siapa pun tahu, kemajuan Melati amat lamban. Terlalu lamban malah. Jika bukan karena waktu, suatu saat jangan-jangan justru ia dan keluarga ini yang menyerah. Tapi bagi bunda lihatlah baginya kemajuan ini tetap seperti terobosan hebat dunia. Seperti ketika puluhan ribu pekerjan kasar, ribuan teknisi, dan ratusan insiyur yang berhasil membuat terusan suez. Luar biasa! (Liye, 2006: 193-194).
40
18 Karang mendesah pelan, tadi ia hanya ingin mendekap kepala Melati. Ia ingin mengajak gadis kecil itu berhenti sejenak. Ia tahu energi besar yang akhirnya terlepaskan itu membuatnya tak sabaran. Membuat Melati ingin tahu segalanya. Tapi selalu ada waktu untuk berhenti sejenak. Berhenti untuk berbisik tentang rasa terima kasih. Berbisik rasa syukur ke langit-langit kamar. Karang ingin mengajarinya makan kata-kata itu. Mengajarinya tentang hakikat kata-kata itu. Tapi Melati kembali sibuk dengan rasa ingin tahu. Karang mencium rambut ikal Melati. Berbisik, “Terima kasih, Tuhan! Kau sunggu bermurah hati.” (Liye, 200: 179)
19 Di lantai bawah, ibu-ibu gendut meneruskan rajutan. Tersenyum tipis mendengar suara ketukan mesin ketika. Berkata lirih, “terima kasih Tuhan” ia tau dirinya tidak akan bisa membujuk Karang untuk berubah. Tidak dengan kalimat-kalimatnya. Bukan karena percakapan mereka. Tuhan pasti melibatkan diri dalam urusan ini. Dan memang begitulah urusan ini (Liye, 2006: 113).
20 Melati menggeliat lagi, tanpa sadar menyingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya. Bunda tersenyum, meski getir, dengan lembut kembali menyelimuti putrinya. Lihatlah, hari ini, putri cantiknya sudah berumur enam tahun. Hari ini, putri cantiknya sudah bisa belajar makan dengan sendok, sudah bisa duduk di atas kursi, ya Allah, seberapa pun berat kesedihan itu, hari ini sungguh ia sama bahagianya seperti saat ia tahu hamil enam tahun silam. Lihatlah, malaikat kecilnya sudah bisa makan dengan baik, duduka di kursi pula. Terima kasih, Tuhan (Liye, 2006: 204).
21 Karang sudah menyeka matanya. Berbisik: terima kasih, Tuhan! (Liye, 2006: 276).
22 Terima kasih, ya Allah! Terima kasih. Mungkin kami tidak akan pernah mengerti dimana letak keadilanmu dalam hidup. karena mungkin kami terlalu bebal untuk mengerti. Terlalu ‘bodoh’. Tapi kami tahu satu hal, malam ini kami meyakini satu hal, engkau sungguh bermurah hati. Engakau sungguh maha pemurah atas seluruh hidup dan kehidupan” (Liye, 2006: 303).
41
Tanda bersyukur dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
terdapat pada kalimat “terima kasih Tuhan” yang menunjukkan rasa
syukur dengan menggunakan lafal “terima kasih Tuhan” terdapat pada
tabel nomor: 22, 21,19 dan 20. Sedangkan rasa syukur yang
ditunjukkan melalui kalimat “syukur” yaitu terdapat pada tabel nomor:
15, 16, 17 dan 18.
c. Tidak mudah putus asa
Tidak mudah putus asa adalah lawan dari putus asa. Dalam Islam
kita dilarang putus asa dalam menghadapi masalah atau takdir yang
ditentukan oleh Allah SWT kepada hambanya.
Kutipan :
23 Aku tahu, kau sama frustasinya denganku. Sama sebalnya. Sama marahnya. Tapi kita tidak boleh putus asa, sayang. Tidak boleh!” Karang menelan ludah, terdiam sejenak (Liye, 2006: 245).
d. Optimis
Orang yang giat bekerja dan berjuang kemudian melandasinya
dengan optimis, mereka akan mampu meraih apa yang dicita-citakan.
Kutipan :
24 “suatu saat Kinasih percaya, bahkan Melati bisa memanggil ‘bunda’ dengan sempurna. Memeluk dan menyatakan cintanya kepada bunda dengan utuh-“ (Liye, 2006: 39).
25 “ maafkan aku, Salamah. Melati mustahil sembuh, itu kenyataan. Menyakitkan memang “ Karang berkata pelan, Tapi tetap akan bisa melihat meski tanpa mata, Salamah ia tetap akan bisa mendengar tanpa telinga. Ia bahkan melalukan hal-hal hebat yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh kita. Yakinlah! Itu pasti akan
42
terjadi (Liye, 2006: 216). 26 Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu saat keajaiban
itu pasti akan datang. Suatu saat janji-mu pasti akan tiba. Bukankah... bukankah engkau yang menggurat kalimat indah itu dalam kitab suci? Sungguh! Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.... tapi harapan itu hari-hari ini bagai kabut yang digantang matahari meninggi, menguap. Bagai sisa-sisa air dalam ember bocor menghilang. Bagai rambutnya yang berlahan memutih.... lelah sekali ditunggu, meski hanya menyisakan sedikit asa bahwa janji kemudahan itu akhirnya tiba! (Liye, 2006: 38-39).
27 Semoga janji kemudahan Tuhan akhirnya datang. Semoga keajaiban itu akhirnya tiba (Liye, 2006: 139).
Tanda optimis dalam novel Moga Bunda Disayang Allah terdapat
pada kalimat “suatu saat Kinasih percaya, yakin, dan berharap” yang
menunjukkan optimis dengan menggunakan lafal “suatu saat Kinasih
percaya” terdapat pada tabel nomor: 24. Lebih lanjut pada nomor: 25
pada cuplikan itu di ceritakan pada kalimat “Yakinlah! Itu pasti akan
terjadi”. Pada cuplikan kalimat “Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu
saat keajaiban itu pasti akan datang. “Suatu saat janji-mu pasti akan
tiba...” pada nomor 26. Dan pada kutipan nomor 27 “semoga janji
kemudahan tuhan akhirnya datang”.
e. Malu
Malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan
melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik.
Kutipan :
28 Bunda mengangguk. Balas menatap wajah suaminya. Itu pertanyaan transisi. Ia lebih dari siapa pun mengenal tabiat suaminya. Sejak mereka masih
43
pacaran dulu. Sejak masa remaja yang penuh lirikan tersipu malu.... ia tahu, jika ingin membicarakan sesuatu yang penting suaminya akan memulainya dengan pertanyaan transisi (Liye, 2006: 47).
29 “ boleh.... boleh Salamah pinjam mesin ketik pak guru untuk menulis surat, eee, menulis surat buat, buatnya.....” Salamah menggigit bibir, tersipu malu. Sudah kadung ketahuan, kan? (Liye, 2006: 259).
30 Semalam suntu. Jalanan ramai oleh pengunjung. Riang saling menyapa satu sama lain. Riang bertegur sapa dengan kerabat lama, Teman lama, tetangga lama dan pacar lama. Itulah yang dilakukan salamah sekarang. Sejak tadi sudah pamit. Tersipu malu bilang ingin bertemu seseorang bunda tertawa kecil, mengangguk. Mang Jeje dan pembantu lainnya juga sudah memisahkan diri. Mereka juga ingin bertemu dengan teman-teman dan kerabat lama. Saling bertanya kabar (Liye, 2006: 293).
Dari kutipan cerita di atas dikutip secara langsung oleh penulis
dengan kalimat “malu” mengajarkan kita untuk mempunyai rasa malu
karena malu merupakan salah satu dari akhlak yang mulia,
f. Sederhana
Nilai kesederhana dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
dapat dilihat pada waktu bunda HK datang kerumah karang, dan bunda
Hk bisa memadu padankan hingga tidak terlihat terlalu mencolok.
Kutipan :
31 Karang menatap lamat-lamat. Tidak merasa perlu menjawab sapaan itu. Pakaian mahal, tas mahal semuanya mahal. Tapi ia bisa menerimanya proporsional tidak menyebutnya sederhana untuk ukuran orang kaya. Ibu ini terlihat “sederhana” dengan semua kemewahan miliknya. Ia bisa memadu padankan hingga tidak terlihat mencolok (Liye, 2006: 80).
44
Nilai sederhana yang terdapat pada tabel di atas dikutip secara
langsung oleh penulis dengan kalimat “sederhana”.
g. Jujur
Jujur adalah mengatakan dan membuat pernyataan yang
sebenarnya, lawan dari jujur adalah dusta.
Kutipan :
32 “ tidak nyonya tunggu dulu untuk pertama kalinya
Karang mengeluarkan ekspresi “panik” yang jujur (Liye, 2006: 173).
h. Berkerja keras
Bekerja keras merupakan syarat utama bagi seorang meraih
kesuksesan, bekerja keras adalah suatu proses di mana seorang meraih
mimpinya. Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah tuan HK yang
mempunyai sifat bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya.
Kutipan :
33 “Aku dua minggu lagi ke Frankurt, yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana mungkin dua atau tiga minggu” tuan HK diam sejenak, menatap lembut istrinya, “ mempelajari banyak hal disana, tidak apa-apa, kan?” (Liye, 2013: 46).
3. Nilai pendidikan Akhlak kepada keluarga
a. Hak, kewajiban dan kasih sayang suami istri
Salah satu tujuan perkawinan dalam Islam adalah untuk mencari
ketentraman atau sakinah, dalam keluarga juga harus memiliki rasa
sayang dan cinta terhadap pasanganya. Bisa di lihat dalam novel Moga
45
Bunda Disayang Allah bahwa tuan HK sangat mennyayangi istrinya
dan anaknya.
Kutipan :
34 “ Maaf, aku baru bisa pulang sekarang!” tuan HK mengecup lembut dahi istrinya (Liye, 2006: 44).
35 Tidak usaha, yang! Malam ini kau istirahat saja, biar aku yang menyiapkan keperluanku sendiri!” Tuan HK tersenyum, memberi tanda agar istrinya tetap berbaring di ranjang (Liye, 2006: 45)
36 “Apa ku bilang? Terlalu lelah, bukan? Kau sudah seharusnya banyak istirahat, nyonya! Dasar anak nakal!” tuan HK tertawa lebih lebar, bergurau sambil melepas jas hitam mahalnya (Liye, 2006: 45)
37 Diam sejenak. Tuan HK beranjak duduk pinggir ranjang. Meraih tangan istrinya. Mencium lembut jemari yang dilingkari cincin pernikahan mereka. Untuk ukuran mereka yang sudah beruban, pemandangan itu terlihat amat romantis (Liye, 2006: 46-47).
38 Terdiam sejenak. Tuan HK mengelus pipi istrinya, “kau tahu, kita sudah bertahan dengan baik atas segala kesuitan ini. Aku bahkan sedikit pun tidak bisa membayangkan harus melaluinya sendirian tanpa kau. Kau ibu yang baik bagi Melati, bagi keluarga ini. Aku sungguh mencintaimu, yang!” (Liye, 2006: 119).
39 Saat Karang melangkah ke anak tangga pualam, tuan HK menelepon dari bandara. Bergetar bunda bilang kalau Karang sdang berbenah. Tuan HK berseru puas di seberang gagang. Mengucap beberapa kalimat. Mengucap beberapa pengingat. Lantas menutup pembicaraan dengan kalimat, “ aku mencintaimu, yang.” “ Aku juga mencintaimu,” bunda menjawab lirih. Meletakkan handset telepon di atas meja. Menghela napas pelan. Beranjak menuju kamar Melati. Tadi pagi, putrinya masih tertidur. Makanya ia urung menyuapinya. Bunda hanya meletakkan mangkuk sup jagung itu di meja kecilnya. Putrinya sekarang pasti sudah bangun. Saatnya ia menyuapi Melati sarapan (Liye, 2006: 176).
40 Tuan HK mencium kening bunda. Mengangguk ke arah Krang, tersenyum. Tidak. Tentu saja tuan HK tidak marah-marah lagi. Bahkan sebenarnya, kalau
46
karang masih suka mabuk-mabukan sekalipun, tuan HK mungkin bisa menerimanya. Seminggu terakhir, hatinya juga buncah melihat kemajuan Melati. Tidak, pernah terbayangkan putrinya yang tuli, bisu, dan buta akan memeluknya, menggerung pelan memanggil namanya (Liye, 2006: 282).
b. Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak
Kasih sayang adalah suatu ungkapan perasaan jiwa secara
naluriah yang dimiliki oleh setiap manusia sebenarnya tidak hanya
manusia saja hewan pun mempunyai perasaan kasih sayang seperti
yang manusia rasakan terutama seorang ibu kepada anaknya.
Kutipan :
41 “Terima kasih sudah membangunkan bunda sayang!” bunda lembut meraih tangan putri semata wayangnya. Tertatih mencoba berdiri. Menghela napas pelan. Bunda tahu persis tak ada siapa yang membangunkan siapa. Ini hanyalah ritual pagi Melati (Liye, 2006: 15).
42 “Pelan-pelan, sayang!” bunda yang duduk di sebelahnya membantu membenarkan posisi piring. “Ayo dimakan, sayang!” bunda sekali lagi membantu membenarkan posisi piring yang hampir jatuh tersenggol gerakan jemari Melati (Liye, 2006: 55).
43 “Jangan teriak-teriak, sayang!” bunda tersenyum menenangkan (Liye, 2006: 56).
44 “Anak yang berani kemari sayang! Peluk bunda!” (Liye, 2006: 64).
45 “Ayo sayang, dimakan!” bunda tersenyum, membenarkan posisi piring untuk kelima kalinya dua menit terakhir (Liye, 2006: 88).
46 Bunda pelan membimbing Melati naik ke tempat tidur. Birunya. Melati menurut. Mulutnya terus mengeluarkan suara. Merangkak menuju sudut ranjang, posisi favoritnya. Memeluk lutut. Bunda seperti biasa akan menemani hingga Melati sedikit tenang. Hingga mata hitamnya mulai tertutup. Melati tidak suka ditepuk-tepuk seperti anak lainnya. Ia akan berteriak marah. Jadi bunda berbaring di sebelahnya.
47
Hanya menatap lamat-lamat wajah putrinya (Liye, 2006: 89-90).
47 Setengah jam, suara gerungan Melati melemah. Matanya mulai terkatup satu dua. Meski jemari tangannya di balik selimut terus mengetuk-ngetuk dinding. Bunda memperbaiki posisi selimut Melati. Tersenyum. Sudah saatnya meninggalkan putrinya. Ia ingin sekali mencium putrinya. Teramat ingin mengecup dahinya dan bilang, “selamat bobo, sayang.” Tapi Melati tidak suka dicium. Ia akan berteriak-teriak. Terjaga seketika. Langsung mengamuk (Liye, 2006: 90).
48 “Makannya pelan-pelan sayang!” bunda tersenyum, memperbaiki posisi meangkuk yang hampir jatuh di tepi meja (Liye, 2006: 99).
49 “Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang. Dan bunda seketika menangis menatap wajah mengadu Melati. Ia menciumi wajah putrinya, seperti tidak pernah berjumpa berpuluh-puluh tahun. Bertahanlah anakku..... bertahanlah! Bunda tersedu. Semoga janji kemudahan Tuhan akhirnya datang. Semoga keajaiban itu akhirnya tiba. Bunda berbisik di tangan sedannya. Putri kecilnya menggerung lemah. Kepalanya terkulai di leher bunda (Liye, 2006: 139).
50 Bunda menghela napas pelan. Ah, lima hari terakhir banyak sekali kejadian seru yang dialami putri semata wayangnya. Bunda pelan menyelimuti Melati. Mengecup lembut dahinya. Putrinya sudah jatuh tertidur. Seperti malaikat kecil. Hari-hari terakhir meski di sana sini banyak hal mengharukan, membuat panik, tegang, susah, tapib semuanya berjalan penuh harapan dan janji masa depan yang lebih baik. perubahan-perubahan.....(Liye, 2006: 302).
51 “Apa, apa yang kau lakukan, sayang...” bunda berseru amat cemas, “ hujan! Di luar sedang hujan, Melati kau bisa kedinginan (Liye, 2006: 270).
52 Bunda sudah menangis haru memeluk putrinya. Ya Tuhan, ia belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Tapi demi melihat senyum putrinya. Senyum pertama anak semata wayangnya. Merasakan jemari pitrinya itu lembut menyentuh wajahnya. Gerungan pelannya. Gerungan putrinya seperti sedang
48
memenggil lembut. Bunda tergugu, tersedu haru (Liye, 2006: 275).
53 “Sayang…. Ja-ngan—“ Bunda sambil tersenyum, berusaha menahan gerakan tangan putrinya yang berusaha mengangkat keramik lainnya, lenih besar dari yang tadi (Liye, 2013: 191).
54 ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! Kita akan sama-sama pergi ke festival. Ayah, Bunda, Pak Guru Karang, Salamah, Mang Jeje, semuanya ikut….” (Liye, 2013: 282).
c. Birrul walidain
Birrul walidain adalah perilaku berbakti dan berbuat baik yang
harus dilakukan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya, menaati
perintah orang tua, menghormatinya, mendoakan, dan membantu tugas
dan pekerjaan keduanya. Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
terdapat beberapa nilai birrul walidain seperti yang dilakukan gadis
kecil yang rela mengambil alih pekerjaan rumah demi ibunya yang
sedang hamil.
Kutipan :
55 “Tapi ia tidak ingin rasa sedihnya menambah kesedihan ibunya. Lihatlah, ibunya yang hamil tua terbaring lemah di atas ranjang. Sebulan terakhir jatuh sakit. Membuat semakin sulit situasi. Ibunya tidak bisa melakukan apa pun, bergerak saja susah. Maka gadis kecil itu mulai mengambil alih pekerjaan rumah. Menyelimuti ibunya yang setiap malam menggigil. Membersihkan salju yang menumpuk di depan pintu. Memetik dedaunan yang tersisa. Memandang sedih perut buncit ibunya yang mengandung adik yang selalu diharap-harapkannya (Liye, 2006: 250).
Dari uraian di atas bisa di liahat apa yang dilakukan seorang
gadis kecil yang rela mengambil pekerjaan ruamh demi membantu
49
ibunya yang sedang hamil tua dan sakit. Jadi gadis kecil itu merupakan
anak yang benar-benar menghormati orang tua, menyayangi orang
tuanya.
4. Nilai akhlak terhadap sesama
a. Menerima tamu
Dalam novel Moga Bunda Disayang allah juga di ceritakan
menjamu tamu dengan baik dan sopan satun terhadap tamu yang datang
kerumah. Tuan HK menyalami Karang yang datang kerumahnya.
Kutipan :
56 Tuan HK demi sopan santun berdiri, menyalami tangan dingin tanpa ekspresi itu. Berpikir sejenak. Bergumam dalam hati. Ia agak tidak menyukai penampilan “misterius” tamu di depannya. Tapi apa mau bilang? Istrinya sendiri menyambut dengan hangat (Liye, 2006: 98).
57 Bunda tersenyum, menarikkan kursi untuk Karang, dekat Melati. Lantas memanggil Salamah mendekat, memintanya membawakan piring tambahan, “Karang akan makan pagi bersama kita, tolong tambahkan makanannya, sala” (Liye, 2006: 98-99).
B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
1. Melati
Dia adalah tokoh utama dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, ia
merupakan anak yang periang, lucu dan suka bercanda. Disebabkan Melati
kehilangan indera penglihatan dan pendengarannya, maka aksesnya dengan
dunia sekitar pun harus terputus. Hal tersebut membuat Melati menjadi
keras kepala.
50
a. Periang, lucu, dan suka bercanda
“Bunda, bangun! Sudah pagi….” Melati berseru sambil melompat riang ke atas ranjang ukuran king-size. Tertawa. (Liye, 2013:4) ”Bunda, Bangun! Bunda Kesiangan, nih!” Jahil! Melati menarik selimut bundanya. Berteriak lagi. Tertawa lagi. Merangkak lebih dekat. Mengeluarkan sehelai bulu ayam (yang diperoleh kemaren dari Mang Jeje, tukang kebun). Jahil! (Liye, 2013:5)
b. Keras kepala
“BA …. BAAA…. MAAA” Berteriak lagi. Melati memukul-mukul meja dekat ranjang. Menaraik gagang telpon. Melemparnya sembarangan. Rambut ikalnya bergoyang-goyang. Baju tidurnya berantakan. Tangannya seperti moncong tapir yang mencari-cari semut di dalam lubang pohon, bergerak-gerak, menjalar tidak terkendali. (Liye, 2013: 14).
2. Bunda HK
Bunda HK adalah sosok yang menjadi ibu dari Melati, ia menjadi seorang
ibu yang penuh tanggung jawab dan menjadi istri yang setia, taat kepada
suaminya. Bunda HK merawat Melati dengan penuh kasih sayang, dan
kesabaran.
a. Penyayang
“Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang. Dan bunda seketika menangis menatap wajah mengadu Melati. Ia menciumi wajah putrinya, seperti tidak pernah berjumpa berpuluh-puluh tahun. Bertahanlah anakku..... bertahanlah! Bunda tersedu. Semoga janji kemudahan Tuhan akhirnya datang. Semoga keajaiban itu akhirnya tiba. Bunda berbisik di tangan sedannya. Putri kecilnya menggerung lemah. Kepalanya terkulai di leher bunda (Liye, 2006: 139).
b. Sabar
Bunda tak sempat berpikir panjang. Menatap gelas yang dipegang putri semata wayangnya. Uap mengepul perlahan dari cangkir besar. Jeruk panas? Ya bunda selalu memberikan secangkir jeruk panas
51
untuk Melati kalau gadis kecilnya sedang flu. Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar.... sekarang? Melatinya yang segelas jeruk panas. Hati-hati sekali, takut tumpah. Ia mengenggam erat piring tatakannya, bahkan dengan kedua belah telapak tangan (Liye, 2006: 8).
c. Taat kepada suami
Bunda mengangguk. Tersenyum, berjanji. Membimbing tuan HK melangkah keluar dari ruang makan. Berseru kepada Salamah agar membawa koper kecil di dekat meja makan. Salamah yang tegang menyaksikan pertengkaran terlonjak. Buru-buru menurut (Liye, 2006: 168).
3. Tuan HK
Tuan HK adalah sosok yang menjadi ayah dari Melati, ia merupakan ayah
pekerja keras, tegas, dan menyayangi keluarganya.
a. Tegas
“APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah galak mendekati Karang. Tangannya mengepal. Rambutnya boleh jadi beruban. Otot-ototnya boleh jadi sudah dimakan usia tengah baya. Tapi pagi ini ia tidak akan segan-segan berkelahi dengan tamu yang tak tau diuntung ini. Baru lima menit di ruang makannya, berani sekali membanting putrinya duduk (Liye, 2013: 103).
b. Pekerja keras
“Aku dua minggu lagi ke Frankurt, Yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana. Mungkin dua atau tiga minggu –“ Tuan HK diam sejenak, menatap lembut istrinya, “Mempelajari banyak hal disana, tidak apa-apa, kan?” (Liye, 2013: 46).
c. penyayang keluarga
Tuan HK mencium kening Melati, berpamitan. ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! Kita akan sama-sama pergi ke festival. Ayah, Bunda, Pak Guru Karang, Salamah, Mang Jeje, semuanya ikut….” (Tere-Liye, 2013: 282).
52
Tuan HK mencium kening bunda. Mengangguk ke arah Krang, tersenyum. Tidak. Tentu saja tuan HK tidak marah-marah lagi. Bahkan sebenarnya, kalau karang masih suka mabuk-mabukan sekalipun, tuan HK mungkin bisa menerimanya. Seminggu terakhir, hatinya juga buncah melihat kemajuan Melati. Tidak, pernah terbayangkan putrinya yang tuli, bisu, dan buta akan memeluknya, menggerung pelan memanggil namanya (Liye, 2006: 282).
4. Karang
Karang adalah orang yang membantu keluarga tuan HK untuk menatasi
keterbatasan Melati, dia adalah sosok yang menyayangi anak-anak sehingga
dia membuat taman baca. Tapi semuanya itu hilang setelah Tragedi
tenggelamnya kapal yang telah menewaskan Qintan dan tujuh belas anak-
anak dari taman bacaan, membuat Karang berubah dan terlihat memiliki
peran antagonis. Karang lebih suka mabuk-mabukan. Pertemuan dengan
Melati membuat Karang kembali memiliki semangat dan rasa sayang yang
besar kepada anak-anak.
“Dengarkan aku, Sayang…. Kita akan membuat keadilan itu terlihat! Kita akan membuatnya terlihat agar semua orang di dunia mengerti. Menjadi saksinya! Karena tidak setiap hari Tuhan berbaik hati menunjukkannya. Kita akan membuatnya terlihat, Melati. Pa-s-t-i….” Karang mengusap rambut ikal gadis kecil dalam dekapannya, menciumnya, lantas berdiri menggendong gadis kecil itu, melangkah menuju pintu ruang makan (Liye, 2013: 146).
5. Kinasih
Dia adalah sosok yang mengubah kehidupan karang menjadi orang yang
baik, dia merupakan gadis yang sholikah, setiap hari dia menggunakan
hijab. Kinasih digambarkan sebagai sosok gadis yang ramah, lemah lembut,
dan penyayang.
53
a. Ramah
“Sudah seminggu , Bun. Sebenarnya dua hari lalu aku sudah mau berkunjung, menjenguk… Tapi masih ada keperluan mengurus izin praktik. Kinasih kangen Bunda. Kangen Melati. Kangen Tuan HK. Bahkan aku juga kangen masakan Salamah!” Gadis berkerudung yang dipanggil Kinasih itu tertawa, menoleh ke Salamah yang masih sibuk melirik tarian kunang-kunang di luar sana (Liye, 2013: 34).
b. Lemah lembut dan penyayang
“Melati akan baik-baik saja, Bun…. Jika Bunda tetap yakin, maka ia pasti akan baik-baik saja.” Kinasih berbisik pelan. Tersenyum. Memotong cerita dua hari lalu. Mencoba membesarkan hati. (Liye, 2013: 39). “Kau pergi tanpa bilang. Meninggalkan Taman Bacaan meninggalkan anak-anak, meninggalkan...” Kinasih menggigit bibirnya. Ia sebenarnya ingin bilang: meninggalkan aku (Liye, 2013: 216).
6. Salamah
Salamah adalah seorang pembantu ruamh tangga yang setia terhadap
majikaannya, ia sangat menyayangi keluarga HK. Salamah digambarkan
sebagai pembantu yang pelupa, namun cekatan dalam berkerja.
a. Pelupa
“Aduh, maaf! Seharusnya Salamah letakkan gelasnya di tempat yang lebih tinggi! Aduh, Salamah lupa lagi…” Salamah mendekat rusuh . berusaha membereskan sisa “keributan.” (Liye, 2013: 15).
b. Setia
setia:“Apa Melati… apa Melati akan sembuh, Pak Guru?” Karang menghela napas. Terdiam. Berpikir. Lantas menggeleng pelan. Muka Salamah seketika kecewa. Raut wajahnya terlipat tiga. (Liye, 2013: 260).
54
7. Ibu-ibu gendut
Dia adalah sosok yang telah membesarkan Karang, dia merupakan sosok
seorang ibu yang sangat lembut, penuh kasih sayang, dan penyabar. Ibu-ibu
gendut merupakan berperan penting dalam merubah sifat dan sikap Karang.
a. Lembut dan sabar
Ibu-ibu gendut menelan ludah, berkata pelan, “ Kau tahu, ada anak yang memerlukan bantuanmu, Karang. Surat itu bilang. Mereka membutuhkanmu….” (Liye, 2013: 65).
b. Kasih sayang
“Kondisi kesehatanmu semakin memburuk, Karang! Sebaiknya malam ini kau beristirahat” Ibu-ibu itu berdiri. Melangkah mendekat. Berusaha mencegah. (Liye, 2013: 40).
8. Dokter Riyan
Dokter riyan merupakan ayah dari kinasih beliau sangat bertanggung
jawab dalam penuh atas keluarganya. Terbukti dengan Kinasih yang
merupakan anaknya juga menjadi seorang dokter. Sosoknya digambarkan
sebagai seorang pengagum dan tanggung jawab.
“Untuk ukuran seseorang yang tidak memiliki pendidikan akademis mendidik anak-anak, kau benar-benar hebat, Karang! Aku tersanjung bisa bertemu danganmu.” Dokter Ryan tersenyum. (Liye, 2013: 290). “Papa masih di China, Bun…. Ada pertemuan di Perfektur Hanjin. Seminar, symposium, entahlah, tentang pengobatan tradisional. (Liye, 2013: 33)
55
BAB IV
PPEMBAHASAN
A. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak
1. Nilai pendidikan akhlak kepada Allah
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuataan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan
sebagai Khalik (Nata, 2002: 147). Akhlak kepada Allah juga dapat
diartikan sebagai wujud seseorang dalam menanamkan aqidah dalam
bentuk percaya kepada Allah. Aqidah adalah proses manusia dalam
mempercayai Tuhannya, yang mana dalam setiap sikap dan perilaku
manusia selalu didasari kepercayaan akan Tuhannya. Orang berakidah
dapat diartikan sebagai orang yang beriman kepada akidahnya, dengan
beriman seseorang hamba akan selalu menjalankan dan melaksanakan
perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Menurut Muhaimin (2003: 148), mengatakan bahwasanya iman juga
dapat diartikan sebagai sebuah potensi rohani atau fitrah manusia, yang
harus diaktualisasikan, dikembangkan dan ditingkatkan secara terus
menerus dengan cara melakukan amal saleh, sehingga dapat dicapai
prestasi rohani (iman) dalam bentuk taqwa.
Dari beberapa pemaparan di atas dapat diketahui bahwa akidah/iman
adalah sebuah hal yang wajib seorang muslim percayai guna menuju
muslim yang sesungguhnya. Adapun bentuk-bentuk iman diantaranya:
56
a. Percaya kepada Allah
Menurut Tatapangarsa (1980: 20), mengatakan bahwasannya
beriman kepada Allah ialah mengakui, mempercayai atau meyakini
bahwa Allah SWT itu ada, dan bersifat dengan segala sifat yang baik
dan maha suci dari segala sifat yang buruk.
Tetapi beriman kepada Allah tidak hanya mempercayai adanya
Allah SWT, melainkan juga harus diikuti dengan beribadah dalam
kehidupan sehari-hari berupa: diamalkannya segala perintah Allah dan
menjauhi segala larangan Allah dan semua ini harus dikerjakan
dengan setulus hati, semata-mata karena Allah SWT. Makna iman
kepada Allah juga dimaknai dalam kalimat syahadat yang berlafadz:
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah” Makna aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allahialah, hendaknya kamu
mengetahui, mempercayai, beriman,dan membenarkan bahwa tiada
yang wajib disembah di alam wujud ini selain Allah yang maha Esa
(Anwar, 1992: 2).
1) Salat tahajud
Tahajjud diambil dari kata al-hujud yang diartikan tidak
tidur. Dikatakan untuk salat malam tahajjud. Dikatakan pula al-
hajid, artinya orang yang salat di malam hari (Al-Khuzaim,
2004:55). Salat tahajud adalah salat sunah yang dilakukan pada
malam hari setelah tidur. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-
Isra’:79 sebagai berikut:
57
Artinya : dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.
Disunahkan untuk melaksanakan salat tahajud di malam
hari. Allah akan mengangkat derajat hamba-Nya yang istiqomah
dalam mengerjakan salat tahajud. Salat tahajud merupakan salat
sunah sebagai ibadah tambahan.
“.......Malah sejak pukul dua tadi malam, disepertiga akhir waktu terbaik yang dijanjikan. Menghabiskan sisa malam dengan bersimpuh menangis di atas sepotong sajadah........” (Liye, 2006: 5).
Kutipan novel di atas mengajarkan kepada kita untuk
melaksanakan salat tahajud. Salat tahajud merupakan ibadah untuk
lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah mencintai
hamba-Nya yang selalu mendekatkan diri dan berdoa kepada-Nya.
Salat tahajud juga bisa digunakan untuk meminta agar permasalah
yang di hadapi manusia bisa cepat selesai, dalam kutipan di atas
menceritakan seorang ibu yang memohon kepada Allah agar anak
semata wayangnya yang memiliki keterbelakan mental agar Allah
memberikan keajaiban terhadap anaknya dan bisa sembuh seperti
semula.
58
2) Berdoa
Doa merupakan inti dari ibadah, yaitu muara semua ibadah
yang kita lakukan. Dengan berdoa, kita mengharap dengan
kerendahan hati untuk diterima amal yang telah kita lakukan dan
mendapat keridhaan dari-Nya (Al-Qudsy, 2011:5). Jadi doa adalah
permohonan sesuatu yang dilakukan oleh seorang hamba kepada
Tuhannya. Allah mencintai seorang hamba yang berdoa kepada-
Nya. Allah berfirman: (Q.S. Al-Mukmin:60).
Artinya : dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".
Orang yang merasa cukup dengan apa yang dia miliki,
sehingga enggan berdoa, maka bagi dia neraka jahanam dalam
keadaan terhinakan. Oleh karena itulah bagi muslim, doa harus
dijadikan kegiatan pokok yang tidak boleh ditinggalkan.
ibu-ibu gendut itu mendesis lirih ke langit-langit ruangan. Berdoa doa dengan tulus. Kemudian sambil menghela napas panjang, pelan melanjutkan merajut sweater biru (Liye, 2006: 44).
Kutipan di atas mengajarkan kita agar berdoa kepada Allah
harus dengan ketulusan hati, Kita harus selalu berdoa kepada Allah
agar segala sesuatu yang kita kerjakan mendapat ridha-Nya. Ketika
59
berdoa kita harus dengan khusyuk, memohon dengan tulus ikhlas
kepada Allah SWT.
b. Meyakini Qada dan Qadarnya Allah.
“.......kehidupan ini memang ada takdir seseorang yang digariskan untuk tidak pernah mengenal siapa penciptanya.....”
Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk menjalankan dan
menerima takdir yang diberikan oleh Allah kepada hambanya. Karena
hanya kekuasan Allah dalam menentukan ukuran, susunan, aturan dan
bentuk manusia itu semua sudah di gariskan oleh Allah SWT.
Sebagaimana disebutkan dalam Q.S Al Hijr ayat 21 sebagai berikut:
Artinya: dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.
Dari ayat tersebut yang dimaksud dengan qadar atau takdir ialah
suatu peraturan tertentu yang telah dibuat oleh Allah SWT untuk
segala yang ada dalam seluruh alam semesta ini (Supadie, 2012: 195-
197).
Demikian iman kepada qada dan qadar adalah beriman bahwa
setiap muslim diwajibkan beriman, dalam artian manusia diberi
kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib dirinya, dengan
segala usaha dan permohonan kepada Allah. Sebagaimana firman
Allah dalam Q.S Al Hadid ayat 22-23 sebagai berikut:
60
Artinya: tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Ayat di atas membuktikan bahwa segala yang terjadi pada alam
semesta dan jiwa manusia, yang baik maupun yang buruk semua itu
sudah ditakdirkan oleh Allah dan ditulis sebelum manusia diciptakan.
Sama halnya dengan anak yang paling istimewa yaitu anak
berkebutuhan khusus semua anak ingin di lahirkan secara normal atau
utuh tetapi semua hanya takdir, anak berkebutuhan khusus di
ibaratkan seperti permata yang bersinar secara berbeda dari permata-
permata yang lain. Keperbedaan ini bukan lebih baik atau buruk
melainkan sebagai anugrah yang diberikan dari sang penciptanya.
2. Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah kemampuan untuk menghargai nilai
diri sendiri. Zuriah (2007: 30) mengatakan setiap manusia harus memiliki
jati diri. Dengan jati diri, seseorang mampu menghargai diri sendiri,
mengetahui kemampuannya dan mengetahui kelebihan dan
61
kekurangannya. Terlebih lagi beliau menjelaskan jika manusia masih
banyak memiliki kekurangan maka mulailah dari sekarang untuk mencoba
memperbaiki kekurangan itu, lakukan yang terbaik untuk diri sendiri,
agama, masyarakat, dan negara.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulannya bahwa
akhlak terhadap diri sendiri adalah mensyukuri segala sesuatu yang
diberikan Tuhan terhadap diri kita sendiri, menikmati dan menjalani
kehidupan dengan rasa kepuasan dalam diri.
Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa penulis telah merangkum
akhlak mahmudah di antaranya:
a. Sabar
Sikap sabar sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Karena semua
orang pasti merasakan pahit getirnya kehidupan. Kesabaran tidak
hanya dalam menghadapi kesusahan, tetapi juga dalam keadaan
menyenangkan sekalipun, agar tidak terlalu gembira hingga diluar
kontrol.
“ aku tahu, tembok yang kita hadapi tinggi sekali. Tidak ada cara untuk melewatinya. Tidak ada celah. Sama sekali tidak. Kecuali dengan menghancurkannya berkeping-keping. Kau harus terus berjuang! Terus bersabar (Liye, 2006: 245).
Kutipan di atas menjelaskan bahwa apabila ingin mendapatkan
sesuatu harus penuh dengan perjuaangan dan kesabaran agar dapat
mendapatkan sesuatu dengan maksimal. Sebagai anak juga harus
62
memiliki kesabaran dalam kehidupan terutama bagi anak yang
berkebutuhan khusus harus sabar untuk belajar.
Bunda tak sempat berpikir panjang. Menatap gelas yang dipegang putri semata wayangnya. Uap mengepul perlahan dari cangkir besar. Jeruk panas? Ya bunda selalu memberikan secangkir jeruk panas untuk Melati kalau gadis kecilnya sedang flu. Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar.... sekarang? Melatinya yang segelas jeruk panas. Hati-hati sekali, takut tumpah. Ia mengenggam erat piring tatakannya, bahkan dengan kedua belah telapak tangan (Liye, 2006: 8).
Kutipan novel di atas menjelaskan bahwa seorang ibu merawat
anaknya yang memiliki keterbelakangan metal pada waktu sakit
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Menurut Smart (2010: 15)
mengatakan bahwa sabar dan ikhlas menerima apa yang sudah
dititipkan sang maha pencipta kepada manusia merupakan kunci
utama kebahagian hidup.
b. Bersyukur
“.......Hari ini, putri cantiknya sudah bisa belajar makan dengan sendok, sudah bisa duduk di atas kursi, ya Allah, seberapa pun berat kesedihan itu, hari ini sungguh ia sama bahagianya seperti saat ia tahu hamil enam tahun silam. Lihatlah, malaikat kecilnya sudah bisa makan dengan baik, duduka di kursi pula. Terima kasih, Tuhan (Liye, 2006: 204).
kutipan novel di atas mengajarkan kepada kita untuk selalu
bersyukur kepada Allah SWT dan selalu mengucapkan rasa terima
kasih kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan dan
kebahagiaan seoarang ibu yang melihat anak yang selama ini
bergantung pada orang lain akhirnya bisa makan dengan baik karena
sebuah usaha pasti akan ada keberhasilannya dan perjuangan seorang
63
ibu merawat anaknya dengan penuh kasih sayang dan akhirnya semua
bawakan hasil. Bersyukur ialah memuji Allah atas berbagai nikmat
yang telah Allah limpahkan. Syukur memiliki tiga penopang,
mengakui nikmat dengan hati, mengungkapkannya dengan lisan,
memanfaatkannya dalam ketaatan kepada Allah (Rusyah, 2009:565).
Sesuai dengan firman Allah Q.S Al-An’am 53 sebagai berikut:
Artinya: dan Demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang Kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?"
Ayat di atas menunjukkan pada kita bahwa Allah menciptakan
perbedaan sebagai ujian bagi hamba-Nya. Apakah mereka bersyukur
atau kufur atas nikmat-Nya. Lihatlah ke bawah jangan melihat ke atas.
Kita bersyukur dengan melihat keadaan orang yang ada di bawah kita.
Bunda ikut tertawa, menatap lamat-lamat wajah suaminya. Untuk ke sejuta kalinya mengucap syukur dalam hati. Ia benar-benar beruntung memiliki suami, lelaki yang sedang berdiri di hadapannya. Tuan HK, lelaki separuh baya dua tahun lebih tua darinya. Wajahnya yang gagah dan tampan, meski gurat lelah, sedih, penat dan sesak itu tak bisa dihilangkan. Dan semakin terlihat kalau ia sedang di rumah (Liye, 2006: 45).
64
Kutipa novel di atas menjelaskan bahwa seorang istri yang
bersyukur memiliki suami yang baik, berkerja keras, penyayang
keluarga, gagah dan tampan. Setiap manusia harus tetap bersyukur
dengan apa yang kita miliki karena dengan bersyukur kita bisa
merasakan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Sama halnya
dengan anak yang berkebutuhan khusus harus tetap bersyukur dengan
keadaan yang mereka hadapi karena Allah menciptakan mereka
dengan berkeadan yang berbeda tetapi mereka memiliki keahlian yang
mungkin tidak di miliki oleh anak normal Allah menciptakan manusia
dengan berbeda-beda dan memiliki keahlian yang berbeda pula.
c. Tidak mudah putus asa
Tidak mudah putus asa adalah lawan dari putus asa. Dalam Islam
kita dilarang putus asa dalam menghadapi masalah atau takdir yang
ditentukan oleh Allah SWT kepada hambanya.
“......Tapi kita tidak boleh putus asa, sayang. Tidak boleh!” Karang menelan ludah, terdiam sejenak (Liye, 2006: 245).
Kutipan novel diatas mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus
asa dalam menghadapi ujian hidup, dan dalam cerita itu seorang guru
yang anak berkebutuhan khusus untuk tetap berjuang mengenal dunia
dan tidak boleh putus asa karena dalam agama islam bahwasannya
kita dilarang putus asa dalam mengahadapi masalah atau takdir yang
diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya. Kita menerima semua
ujian karena yakin bahwa semua sudah ditetapkan oleh Allah SWT.
Sikap sesorang yang tidak mudah putus asa merupakan sikap
65
seseorang manusia yang teguh dalam berjuang meraih apa yang
diinginkannya manusia tersebut. Di sisi lain Allah juga menuntun
hambanya untuk tidak berputus asa dalam menghadapi suatu masalah
dalam memperjuangkan hidup dan meraih rahmat Allah Seperti
firman Allah dalam Q.S Yusuf : 87 sebagai berikut:
Artinya: Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
Maka dari ayat di atas menjelaskan bahwa berputus asa dari
rahmat Allah dan merasa jauh dari rahmat-Nya merupakan dosa besar.
Kewajiban seorang manusia adalah selalu berbaik sangka terhadap
Rabb-nya. Jika dia meminta kepada Allah, maka dia selalu
berprasangka baik bahwa Allah akan mengabulkan permintaannya.
Jika dia beribadah sesuai dengan syariat, dia selalu optimis bahwa
amalannya akan diterima, dan jika dia ditimpa suatu kesusahan dia
tetap berprasangka baik bahwa Allah akan menghilangkan kesusahan
tersebut.
66
d. Optimis
Dunia adalah tempat ujian bagi manusia, sekaligus sebagai
kesempatan untuk memperbanyak amal perbuatan sebagai bekal di
akhirat kelak. Manusia akan mendapatkan pahala atas perbuatan baik
yang dilakukannya, sebaliknya akan memperoleh hukuman atas
tindakan buruknya.
“suatu saat Kinasih percaya, bahkan Melati bisa memanggil ‘bunda’ dengan sempurna. Memeluk dan menyatakan cintanya kepada bunda dengan utuh-“ (Liye, 2006: 39).
Kutipan novel di atas dapat dilihat bahwa Kinasih meyakinkan kepada
Bunda bahwa Melati akan sembuh dan bisa memeluknya, memanggil
Bunda dengan sempurna.
Al-Quran mengingatkan manusia terutama orang-orang yang
beriman dan beramal saleh untuk optimis dalam mengaruhi bahtera
kehidupan. Sebab, Allah tidak pernah mengingkari janjinya. Dalam
surat Fushilat ayat 30 dan 31, Allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka
67
Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.
e. Malu
“.....Salamah menggigit bibir, tersipu malu. Sudah kadung ketahuan,
kan? (Liye, 2006: 259).
Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk mempunyai rasa
malu karena malu merupakan salah satu dari akhlak yang mulia, dan
sifat malu itu tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga malu kepada
Allah dan malu kepada orang lain. Seseorang akan malu kepada Allah
apabila seorang hambanya tidak mengikuti segala perintahnya dan
menjahui larangannya. Orang yang malu terhadap Allah akan
sendirinya malu terhadap dirinya sendiri, ia malu mengerjakan
perbuatan salah sekalipun orang lain tidak melihatnya. Rasa malu
harus ditumbuhkan dan dipelihara terus menerus oleh seorang muslim,
lebih-lebih malu terhadap Allah SWT karena malu kepada Allah akan
menjadi sumber dari malu terhadap diri sendiri dan malu pada orang
lain. Malu kepada Allah adalah bersumber dari iman, dari keyakinan
bahwa Allah SWT selalu melihat apa yang umat muslim kerjakan, dan
maha mendengar. Menurut Ilyas (2007: 128) mengatakan bahwa
Orang yang memiliki rasa malu,apabila melakukan hal yang tidak
patut, rendah atau tidak baik dia akan terlihat gugup atau mukanya
68
merah. Sebaliknya orang yang tidak punya rasa malu, akan
melakukannya dengan tenang tanpa ada rasa gugup sedikitpun.
Sifat malu adalah akhlak terpuji yang menjadi keistimewaan
ajaran agama islam. Rasulullah saw bersabda:
إ ن لكل د ین خلقا و خلق ا إل سال م ا لحیا ء (روا ه ما لك)
Artinya: “Sesungguhnya semua agama itu mempunyai akhlaq dan ahklaq Islam itu adalah sifat malu.”(HR.Malik).
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa semua gama itu memiliki
akhlak dan dalam agama islam akhlaknya adalah sifat malu, malu
merupakan perasaan yang tidak mau melakukan sesuatu yang rendah
atau tidak baik.
f. Sederhana
“.......Ibu ini terlihat “sederhana” dengan semua kemewahan miliknya. Ia bisa memadu padankan hingga tidak terlihat mencolok (Liye, 2006: 80).
Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk hidup sederhana
seperti yang dilakukan oleh Bunda HK pada waktu berkujung keruma
Karang ia berpakaian yang sangat sederhana walaupun Bunda HK
adalah dari keluarga berada tetapi Bunda HK tidak memperlihatkan
kekayaannya.
Sederhana merupakan salah satu sifat akhlak terpuji mengajarkan
Kita sebagai orang muslim tidak boleh memperlihatkan atau
memamerkan kekayaan kepada orang lain, kita harus bisa berpakaian
69
yang tidak berlebih-lebihan agar tidak menimbulkan rasa
kesombongan. Sesuai dengan firman Allah Q.S Al Furqaan ayat 67:
Artinya: dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
Agama Islam menganjurkan agar umatnya sentiasa hidup sederhana
dalam semua tindakan, sikap dan amal. Islam adalah agama yang
berteraskan nilai kesederhanaan yang tinggi. Kesederhanaan adalah satu ciri
yang umum bagi Islam dan salah satu perwatakan utama yang membedakan
dari umat yang lain.
Rasulullah SAW dan Nabi-nabi yang lain menyukai hidup
sederhana dan wajar, Beliau menikmati ketenangan hidup secara
sederhana bukan berlebih-lebihan dan berfoya-foya. Meskipun
Rasulullah mempunyai sumber kekayaan yang banyak, beliau tetap
hidup secara sederhana yaitu berdasarkan keperluan-keperluan yang
sederhana saja. Ini adalah suatu keteladanan yang sangat berharga
untuk dicontoh dan diikuti oleh seluruh umatnya.
g. Jujur
“ tidak nyonya tunggu dulu untuk pertama kalinya Karang mengeluarkan ekspresi “panik” yang jujur (Liye, 2006: 173).
Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk berkata jujur,
dengan kejujuran kita akan dipercaya oleh oeang lain. Menurut
70
tatapangarsa (1980: 149) mengatakan bahwa benar atau jujur termasuk
golongan akhlak mahmudah, benar artinya sesuainya sesuatu dengan
kenyataannya yang sesungguhnya dan ini tidak saja berupa perkataan
tetapi juga perbuataan. Dalam bahasa Arab, benar atau jujur disebut
sidiq lawan dari kizib yaitu bohong atau dusta.
Dalam akhlak jujur termasuk akhlak yang sangat terpenting dalam
sifat-sifat baik diri seseorang. Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S
At-Taubah ayat 119 sebagai berikut:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.
Dari ayat tersebut Allah menganjurkan kepada kita agar selalu
berbuat benar, berkata benar juga selalu bersama orang yang benar
perkataan dan perbuatanya. Jujur merupakan suatu hal yang sangat
mahal dan sulit namun sebenarnya semua akan terasa mudah jika
dibiasakan dan ditanamkan semenjak dini. Sebab-sebab utama
seseorang berlaku jujur karena mampu berfikir sehat serta
kesungguhan dalam beragama dan keberanian untuk mengatakan
kebenaran. Kejujuran juga harus ditanamkan pada diri manusia
terutama pada anak-anak pada usia dini dan kejujuran juga ajarkan
pada anak berkebutuhan khusus agar kelak menjadi anak yang baik
dan tidak suka berbohong walaupun dengan keadaan keterbatasaan.
71
h. Berkerja keras
Kerja keras dapat diartikan melakukan sesuatu dengan sungguh-
sungguh untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau yang dicita-
citakan. Islam menganjurkan umatnya untuk selalu bekerja keras
untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Hal ini sebagaimana
ditegaskan dalam firman Allah Swt yang berbunyi:
Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S Al Qashash: 77).
Ayat di atas mengajarkan kita untuk tidak hanya mencari akhirat,
namun juga mencari kenikmatan di dunia, karena diantara keduanya
harus seimbang baik dunia dan akhirat. Bekerja keras merupakan
syarat utama bagi seorang meraih kesuksesan, bekerja keras adalah
suatu proses di mana seorang meraih mimpinya.
Kerja dalam arti luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan
manusia, baik dalam hal materi atau non materi maupun hal-hal yang
berkaitan dengan masalah keduniaan atau akhirat (sofyan, 2010:
72
76).Jadi sebagai manusia harus berjuang secara maksimal agar apa
yang kita inginkan di dunia maupun di akhirat bisa terwujud kita harus
berkerja kersa untuk mendapatkan semuanya. Karena Allah pasti akan
mewmberikan jalan bagi orang yang ingin berusaha. Dalam novel
Moga Bunda Disayang Allah mengajarkan kita untuk bekerja keras.
Tuan HK sebagai ayah dari Melati mempunyai sifat yang bersungguh
sungguh dalam mengembangkan usahanya, dia rela mengorbankan
keluarganya sesaat hanya untuk mengerjakan pekerjaan, adapun
kutipan dalam novelnya yaitu:
“Aku dua minggu lagi ke Frankurt, yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana mungkin dua atau tiga minggu” tuan HK diam sejenak, menatap lembut istrinya, “ mempelajari banyak hal disana, tidak apa-apa, kan?” (Liye, 2013: 46).
Dari kutipan cerita di atas telah diceritakan bahwasanya tuan HK
rela mengorbankan kebersamaan istri dan anaknya untuk kepentingan
pekerjaan agar usaha yang dijalaninya berjalan dengan mulus.
Berkerja keras juga bisa dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus
untuk berjuang melawan ketergantungan pada orang lain agar bisa
hidup mandiri.
3. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga
a. Hak, kewajiban dan kasih sayang suami istri
Salah satu tujuan perkawinan dalam Islam adalah untuk mencari
ketentraman atau sakinah. Selain itu yang berperan membuat keluarga
73
menjadi sakinah ada dua faktor, pertama mawaddah, kedua rahmah.
Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Ar. Rum ayat 21 sebagai
berikut:
Artinya: dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Dalam ayat di atas Allah SWT menjelaskan bahwa yang
berperan membuat keluarga menjadi sakinah ada dua faktor yaitu
mawaddah dan rahmah. Dalam bahasa Indonesia padanan kedua kata
itu adalah kasih sayang sebagaimana terlihat dalam terjemahan ayat di
atas. Tapi kalau ada yang bertanya apa beda antara kasih sayang
mungkin tidak semua kita bisa dengan tepat dan cepat bisa
menjelaskannya. Menurut hemat penulis-merujuk beberapa sumber-
mawaddah, lahir dari sesuatu yang bersifat jasmani (kecantikan,
kegagahan), sedangkan rahmah lahir dari sesuatu yang bersifat rohani
(berhubungan batin).
Adapun menurut penulis yang menunjukan nilai Hak,
kewajiban dan kasih sayang suami istri pada novel ini sebagai berikut:
74
1) “ Maaf, aku baru bisa pulang sekarang!” tuan HK mengecup lembut dahi istrinya (Liye, 2006: 44).
2) Tidak usaha, yang! Malam ini kau istirahat saja, biar aku yang menyiapkan keperluanku sendiri!” Tuan HK tersenyum, memberi tanda agar istrinya tetap berbaring di ranjang (Liye, 2006: 45)
3) “Apa ku bilang? Terlalu lelah, bukan? Kau sudah seharusnya banyak istirahat, nyonya!....”(Liye, 2006: 45)
4) “........Mencium lembut jemari yang dilingkari cincin pernikahan mereka. Untuk ukuran mereka yang sudah beruban, pemandangan itu terlihat amat romantis (Liye, 2006: 46-47).
5) Terdiam sejenak. Tuan HK mengelus pipi istrinya, “kau tahu, kita sudah bertahan dengan baik atas segala kesuitan ini. Aku bahkan sedikit pun tidak bisa membayangkan harus melaluinya sendirian tanpa kau. Kau ibu yang baik bagi Melati, bagi keluarga ini. Aku sungguh mencintaimu, yang!” (Liye, 2006: 119).
6) “............ aku mencintaimu, yang.”Aku juga mencintaimu,”.........(Liye, 2006: 176).
7) Tuan HK mencium kening bunda........”(Liye, 2006: 282).
Kutipan dari beberapa kutipan di atas menujukan bahwa tuan Hk
sangat menyayangi istrinya dengan penuh kasih sayang dan memenuhi
semua sebagai seorang suami, dengan kalimat“mencium, mencintaimu,
mengelus pipi istrinya,mengecup lembut dahi istrinya”. Kutipan tersebut
mengajarkan bahwa antara suami istri harus saling menyayangi satu sama
lainnya karena untuk menjadi keluarga yang sakinah dan mawaddah
warahmah harus memiliki rasa sayang dan cinta terhadap pasangannya.
Kedua faktor antara sakinah dan mawaddah warahmah kita tidak boleh
mengabaikan salah satu dari dua faktor tersebut. Idealnya memang
kedua faktor tersebut harus berjalan bersama-sama, tetapi kondisi itu
tidak bisa dipertahankan terus, karena kondisi fisik tidak bisa
dipertahankan terus menerus seperti waktu muda, dia akan tunduk
kepada sunnatullah, yang muda akan tua, yang kencang akan keriput,
yang hitam jadi putih dan seterusnya. Berbeda dengan hubungan
75
batin, sikap saling menghormati dan saling menghargai tentu bisa
dipertahankan terus sepanjang kehidupan. Beberapa kutipan novel
diatas bisa diambil manfaatnya bahwa selain memiliki cinta dan kasih
sayang dalam satu keluarga harus saling pengertian satu sama yang
lainya seperti yang dilakukan tuan HK selain dia mencintai istrinya,
juga menunjukkan sebagai seorang suami yang penuh dengan
pengertian terhadap istrinya yang sedang kelelahan sehingga tuan HK
menyiapkan keperluannya sendiri.
b. Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak
Kasih sayang adalah suatu ungkapan perasaan jiwa secara
naluriah yang dimiliki oleh setiap manusia sebenarnya tidak hanya
manusia saja hewan pun mempunyai perasaan kasih sayang seperti
yang manusia rasakan terutama seorang ibu kepada anaknya.
Pemberian kasih sayang sangatlah penting bagi perkembangan
anak. Rasa kasih sayang orang tua sayang diperlukan pada anak
terutama pada anak berkebutuhn khusus karena kasih sayang orang
tua akan berpengaruh pada pembentukan mental dan watak anak
kelak. Adapun menurut penulis yang menunjukan Kasih sayang dan
tanggung jawab orang tua terhadap anak pada novel ini sebagai
berikut:
1) “Terima kasih sudah membangunkan bunda sayang!” bunda lembut meraih tangan putri semata wayangnya.........”(Liye, 2006: 15).
2) “Pelan-pelan, sayang!...........”(Liye, 2006: 55). 3) “Jangan teriak-teriak, sayang!........”(Liye, 2006: 56).
76
4) “Anak yang berani kemari sayang! Peluk bunda!” (Liye, 2006: 64).
5) “Ayo sayang, dimakan!” bunda tersenyum, membenarkan posisi piring untuk kelima kalinya dua menit terakhir (Liye, 2006: 88).
6) Bunda pelan membimbing Melati naik ke tempat tidur. Birunya. Melati menurut......” (Liye, 2006: 89-90).
7) “................Bunda memperbaiki posisi selimut Melati. Tersenyum. Sudah saatnya meninggalkan putrinya. Ia ingin sekali mencium putrinya. Teramat ingin mengecup dahinya dan bilang, “selamat bobo, sayang.............”(Liye, 2006: 90).
8) “Makannya pelan-pelan sayang!..........” (Liye, 2006: 99). 9) “Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh
Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang......”(Liye, 2006: 139). 10) “........Bunda pelan menyelimuti Melati. Mengecup lembut
dahinya............”(Liye, 2006: 302). 11) “Apa, apa yang kau lakukan, sayang...........”(Liye, 2006: 270). 12) Bunda sudah menangis haru memeluk putrinya........” (Liye, 2006:
275). 13) “Sayang…. Ja-ngan—“ Bunda sambil tersenyum,..........” (Liye,
2013: 191). 14) ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! Kita akan sama-sama
pergi ke festival. .....….” (Liye, 2013: 282).
Kutipan di atas mengajarkan kita untuk menyayangi anak kita
karena Anak merupakan amanah yang diberikan oleh Allah kepada
manusia, yang harus dipertanggungjawabkan oleh orang tua kepada
Allah SWT. Di mana anak sebagai tempat orang tua mencurahkan
kasih sayangnya dan anak juga investasi masa depan untuk
kepentingan orang tua di akhirat kelak. Oleh sebab itu orang tua harus
memelihara, membesarkan, merawat, menyantuni dan mendidik anak-
anaknya dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang. Anak
merupakan tempat orang tua mencurahkan kasih sayang, setiap
manusia yang normal secara fitri pasti mendambakan kehadiran anak-
anak di rumahnya. Kehidupan rumah tangga sekalipun bergelimang
harta benda, belum lengkap kalau belum mempunyai seorang anak.
77
Dalam Al Qur’an menyebut seorang anak adalah perhiasan hidup di
dunia:
Artinya: harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.(Q.S Al Kahfi ayat 46)
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa seorang anak adalah
perhiasan kehidupan di dunia, dan seorang anak yang soleh atau
sholikah bisa menjadi harapan orang tua di akhirat nanti. Karena
apabila seorang anak yang soleh dan sholikah bisa membawa orang
tuanya ke dalam surga Allah dan sebaliknya apabila anaknya menjadi
seorang yang menyimpang dalam agama dan selalu meninggalkan
perintah Allah maka orang tua lah yang menjadi tanggung jawab atas
perbuatan anaknya dan bisa membawa orang tuanya ke dalam neraka.
Seorang anak di lahirkan kedunia dengan segala kelebihan dan
kekurangan, lengakap dengan bakat, potensi, dan rezeki yang sudah
digariskan untuknya. Tuagas orang tua adalah menggali bakat tersebut
dengan perhatian dan kasih sayang tepat. Setiap belaian dan ciuman
lembut yang diberikan kepada anak akan membawa arti penting dalam
perkembangan mental anak. Kehadiran orang tua di tengah-tengah
anak spesial (anak berkebutuhan khusus) sangat diperlukan agar
penanganan seorang anak berkebutuhan khusus dapat mencapai hasil
78
yang baik terutama pada pendidikan salah satunya penanaman
pendidikan akhlak. Kekuatan cinta dan kasih sayang orang tua di
hadapan anak berkebutuhan khusus turut mempercepat pemulihan
anak.
c. Birrul walidain
Birrul walidain terdiri dari kata birru dan al walidain. Birru atau
al birru artinya kebajikan, sedangkan Al walidain artinya dua orang
tua tau ibu bapak. Jadi birrul walidain adalah berbuat kebajikan
kepada kedua orang tua (Ilyas, 2007: 147-148). Birrul walidain
mempunyai kedudukan yang paling istimewa dalam ajaran islam.
“Tapi ia tidak ingin rasa sedihnya menambah kesedihan ibunya. Lihatlah, ibunya yang hamil tua terbaring lemah di atas ranjang. Sebulan terakhir jatuh sakit. Membuat semakin sulit situasi. Ibunya tidak bisa melakukan apa pun, bergerak saja susah. Maka gadis kecil itu mulai mengambil alih pekerjaan rumah. Menyelimuti ibunya yang setiap malam menggigil. Membersihkan salju yang menumpuk di depan pintu. Memetik dedaunan yang tersisa. Memandang sedih perut buncit ibunya yang mengandung adik yang selalu diharap-harapkannya (Liye, 2006: 250).
Kutipan novel di atas bisa kita lihat apa yang dilakaukan seorang
gadis kecil yang rela mengambil pekerjaan ruamh demi membantu
ibunya yang sedang hamil tua dan sakit. Jadi gadis kecil itu
merupakan anak yang benar-benar menghormati orang tua, dan
menyayangi orang tuanya. Tidak seperti anak-anak zaman sekarang
yang sering berani membantah orang tua. Sehinggah kita bisa ambil
pelajarannya dari kutipan di atas bahwa membantu kedua orang tua
adalah wajib bagi orang muslim. Karena Allah SWT menciptakan kita
79
di dunia ini melalui orangtua kita (ayah dan ibu). Dengan segala
pengorbanannya, kita harus selalu berbuat baik kepada mereka.
Terutama kepada ibu yang telah susah payah mengandung,
melahirkan, dan menyusui kita. Allah berfirman:
.........
Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, (Q.S. Al-Ahqaaf:15).
Ayat di atas menunjukkan betapa besar pengorbanan orangtua
khususnya seorang ibu. Tanpa mengesampingkan peran seorang ayah
yang telah berjuang memberi nafkah kepada keluarga. Ibu telah susah
payah mengandung, dengan kepayahan yang bertambah,
mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan buah hatinya, dan
menyapihnya selama tiga puluh bulan. Oleh karena itu, Allah
memerintahkan kepada kita untuk selalu berbuat baik kepada kedua
orangtua.
Demikianlah Allah menempatkan orang tua pada posisi yang
sangat istimewa sehingga berbuat baik kepada kedua orang tua
menempati posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada
kedua orang tua akan menempati posisi yang sangat hina. Secara
khusus Allah juga mengingatkan kepada kita betapa besar jasa dan
80
perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat dan
mendidik.
4. Nilai pendidikan akhlak terhadap sesama
a. Menerima tamu
Adapun menurut penulis yang menunjukan nilai menerima tamu
pada novel ini sebagai berikut:
1) Tuan HK demi sopan santun berdiri, menyalami tangan dingin tanpa ekspresi itu......”(Liye, 2006: 98).
2) Bunda tersenyum, menarikkan kursi untuk Karang, dekat Melati. Lantas memanggil Salamah mendekat, memintanya membawakan piring tambahan, “Karang akan makan pagi bersama kita, tolong tambahkan makanannya, sala” (Liye, 2006: 98-99).
Kutipan di atas mengajarkan kita untuk menghormati tamu yang
datang kerumah dan salah satu cara menghormati tamu yaitu dengan
menyambut tamu dengan sopan santun dan berjabat tangan dengan
tamu yang datang kerumah kita dan apa yang di lakukan oleh bunda
HK patut untuk kita contoh karena Rasulullah SAW mengaitkan sifat
memuliakan tamu itu dengan keimanan terhadap Allah dan hari akhir
Rasulullah bersabdda:
ل خیرا أ و لیصمت, و من كا ن یؤ من من كان یؤمن با ہلل و الیو م اآل خر فلیق
با ہلل وا لیو م ا آلخر فلیكرم جا ره, ومن كا ن یؤ من با ہلل وا لیوم اآل خر فلیكر
ھ (رواه ا لبخا رى ومسلم) ضیف م
Artinya: “barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
81
Dari hadits di atas bahawa siapa tyang beriman kepada Allah
harus berbicara yang baik atau diam, dan siapa yang beriman pada
hari akhir maka Allah menyuruk kita untuk memulikan tamu.
Memuliakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut
kedatangannya dengan muka manis, sopan santu terhadap tamu,
berjabat tangan dan bertutur kata yang lemah lembut, mempersilahkan
duduk di tempat yang baik. kalau perlu disediakan ruangan khusus
untuk menerima tamu yang selalu dijaga kerapian dan keasriannya.
B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
Karakteristik manusia dan kehidupan telah banyak menjadi objek
pembahasan. Al- Quran menerangkan bahwa manusia adalah mahkluk
paradoksal. Sifat yang melekat pada manusia ada dua macam yaitu sifat baik
dan sifat buruk.
1. Melati
Dia adalah tokoh utama dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, ia
merupakan anak yang periang, lucu dan suka bercanda. Disebabkan Melati
kehilangan indera penglihatan dan pendengarannya, maka aksesnya dengan
dunia sekitar pun harus terputus. Hal tersebut membuat Melati menjadi
keras kepala. Berikut cuplikannya:
a. Periang, lucu dan suka bercanda
“Bunda, bangun! Sudah pagi….” Melati berseru sambil melompat riang ke atas ranjang ukuran king-size. Tertawa. (Liye, 2013:4) ”Bunda, Bangun! Bunda Kesiangan, nih!” Jahil! Melati menarik selimut bundanya. Berteriak lagi........”(Liye, 2013:5)
82
“Bunda, mikir apa?” Melati menyeringai. Memutus lamunan. (Liye, 2013: 6).
Periang, lucu, dan bercanda merupakan sifat yang di miliki
seorang anak kecil sehingga membuat orang tua senang melihatnya.
Seperti Melati yang masih lucu dan menggemaskan, dan ia juga anak
yang periang yang suka bercanda pada bundanya.
b. Keras kepala
“BA …. BAAA…. MAAA” Berteriak lagi. Melati memukul-mukul meja dekat ranjang. Menaraik gagang telpon. Melemparnya sembarangan........” (Liye, 2013: 14).
Keras kepala merupakan perilaku yang tidak baik. Apalagi jika ketika
seorang anak dibiarkan memiliki sifat demikian maka, ia akan menjadi anak
yang tidak patuh ketika dinasehati. Seorang anak yang keras kepala memang
susah untuk di nasehati tetapi sebagai orang tua harus bersabar dan
menyanyangi anaknya agar anak tersebut tidak keras kepala.
2. Bunda HK
Bunda HK adalah sosok yang menjadi ibu dari Melati, ia menjadi seorang
ibu yang penuh tanggung jawab dan menjadi istri yang setia, taat kepada
suaminya. Bunda HK merawat Melati dengan penuh kasih sayang, dan
kesabaran. Berikut ini cuplikannya:
a. Penyayang
“Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang......” (Liye, 2006: 139).
Dari cuplikan cerita di atas yang menggambarkan karakter bunda
HK sangat cocok sekali dengan nilai-niai kasih sayang terhadap anaknya
83
dalam islam. Memang menjadi seorang ibu dengan anak berkebutuhan
khusus sangat tidak mudah, bahkan terkadang menerima predikat itu saja
akan menjadi begitu berat bagi sebagian orang, namun berbeda dengan
bunda HK yang begitu menyayangi anaknya karena anak merupakan
amanah terbesar yang harus kita rawat, pelihara dan dididik dengan
sebaik-baiknya. Sebagai seorang ibu harus menyayangi anaknya dengan
sepenuh hati walaupun anak itu terlahir tidak sempurna kita sebagai
orang tua wajib memberikan kasih sayang yang penuh agar seorang anak
itu tumbuh dengan baik dan memiliki akhlak yang terpuji.
b. Sabar
“............Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar...........”(Liye, 2006: 8).
Dari cuplikan cerita di atas bahwa selain seorang ibu harus
memiliki sifat penyayang, juga seorang ibu harus memiliki kesabaran
dalam merawat dan mendidikan anaknya. Agar menjadi seorang anak
yang berguna bagi Bangsa dan Agama, seperti yang di lakukan oleh
bunda HK yang begitu sabar merawat anaknya yang memiliki
keterbatasan fisik dia tidak mengenal lelah untuk merawat putri semata
wayangnya, karena keterbatasan fisik yang dialami seorang anak itu
adalah ketetapan dari Allah sehingga kita harus bersabar dalam
mengahadapinya sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al Insaan ayat
24 sebagai berikut:
84
Artinya: Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.
c. Taat pada suami
Bunda mengangguk. Tersenyum, berjanji. Membimbing tuan HK melangkah keluar dari ruang makan.........” (Liye, 2006: 168).
Dari cuplikan cerita di atas menggambarkan bunda Hk sebagai
seorang istri yang mematuhi apa yang di minta suaminya yaitu tuan HK.
Dengan apa yang di lakukan bunda HK, kita sebagai seorang istri wajib
taat pada suaminya selama tidak dibawa ke maksiatan. Apabila suami
mengajak istrinya untuk mmeninggalkan kewajiban, maka istri berhak
menentangnya dengan cara yang bijaksana dan berusaha menyadarkan
kembali ke jalan yang benar.
Suami mendapatkan hak istimewa untuk dipatuhi istri mengingat
posisi suami adalah pemimpin dalam keluarga yang berkewajiban
menafkahi keluarganya.
3. Tuan HK
Tuan HK adalah ayah dari Melati, dia menjadi seorang ayah dan
pemimpin keluarga yang luar bisa, seorang ayah berkerja keras demi
menafkahi anak dan istrinya selain tegas tuan Hk sosok yang tegas dalam
mengambil keputusan dan seorang ayah yang menyayangi keluarga berikut
kutipannya:
85
a. Tegas
“APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah galak mendekati Karang............” (Liye, 2013: 103).
Dari cuplikan di atas bahwa kita harus memiliki sifat tegas dalam
menghadapi sesuatu masalah dihadapan kita. Seperti yang di lakukan
oleh tuan Hk terhadap karang yang berani membanting anaknya dan
seketika tuan HK marah dengan tangan mengepal dia tidak berfikir
panjang dia hanya ingin melindungi anaknya.
b. Pekerja keras
“Aku dua minggu lagi ke Frankurt, Yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana. Mungkin dua atau tiga minggu...........“ (Liye, 2013: 46).
Sepanggalan cerita di atasmengajarkan kita bahwa untuk
melakukan sesuatu itu harus dengansungguh-sungguh untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan atau yang dicita citakan walaupun harus
meninggalkan keluarga demi menjalankan apa yang dikerjakan. Islam
menganjurkan umatnya untuk selalu bekerja keras untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman
Allah Swt. Yang berbunyi:
Artinya: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (At Taubah : 105)
86
Ayat di atas mengajarkan kita untuk berkerja maka Allah,
rasulullah dan orang mukmin akan melihat perkerjan kita, dan apa yang
kita kerjakan akan dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT.
c. Penyayang keluarga
Tuan HK mencium kening Melati, berpamitan. ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! .............….” (Tere-Liye, 2013: 282).
Dari cuplikan cerita di atas mengajarkan kita bahwa sebagai
seorang kepala rumah tangga harus menyayangi keluarganya dengan
sepenuh hati hingga menciptakan rasa aman dan kasih sayang dalam
keluarga agar perahu kehidupan mereka berlayar dengan baik dan jauh
dari ombak yang membuatnya bergocang begitu hebat. Seperti cuplikan
cerita di atas bahwa tuan HK sangat menyayangi anaknya dan keluarga
dengan cara mengajak mereka ke festival kembang api.
4. Karang
Karang adalah orang yang membantu keluarga tuan HK untuk menatasi
keterbatasan Melati, dia adalah sosok yang menyayangi anak-anak sehingga
dia membuat taman baca. Tapi semuanya itu hilang setelah Tragedi
tenggelamnya kapal yang telah menewaskan Qintan dan tujuh belas anak-
anak dari taman bacaan, membuat Karang berubah dan terlihat memiliki
peran antagonis. Karang lebih suka mabuk-mabukan. Pertemuan dengan
Melati membuat Karang kembali memiliki semangat dan rasa sayang yang
besar kepada anak-anak. Berikut kutipannya:
87
“Dengarkan aku, Sayang…. Kita akan membuat keadilan itu terlihat!.........”(Liye, 2013: 146).
Dari cuplukan cerita di atas bahwa Karang sangat menyayangi Melati,
sehingga menyakinkan Melati pasti bisa dan membuat keadilan itu terlihat,
Sehingga membuat Melati yang suka memberontak akhirnya luluh
didekapan Karang. jadi Seorang pendidik harus bisa menyayangi peserta
didiknya. Karena dengan begitu, ketika mereka berbuat hal yang tidak
menurut pada kita, pendidik akan sabar menasehati dengan penuh kasih
sayang. Peserta didik yang dididik dengan kekerasan tidak akan menjadi
lebih baik, karena sebenarnya mereka tertekan dengan perlakuan itu.
Sebaliknya, mereka akan lebih nyaman ketika diperlakukan dengan kasih
sayang. Ketika peserta didik merasa nyaman dengan perlakuan yang
diberikan, pendidik akan lebih mudah untuk memahami peserta didik.
Dengan memahami peserta didik, akan membantu memperlancar proses
pembelajaran.
5. Kinasih
Kinasih adalah sosok yang mengubah kehidupan karang menjadi orang
yang baik, dia merupakan gadis yang sholikah, setiap hari dia menggunakan
hijab. Kinasih digambarkan sebagai sosok gadis yang ramah, lemah lembut,
dan penyayang. berikut kutipannya:
a. Ramah
“Sudah seminggu , Bun. Sebenarnya dua hari lalu aku sudah mau berkunjung, menjenguk… Tapi masih ada keperluan mengurus izin praktik. Kinasih kangen Bunda. Kangen Melati. Kangen Tuan HK. Bahkan aku juga kangen masakan Salamah!............” (Liye, 2013: 34).
88
Dari cuplikan cerita di atas memgajarkan kita harus memiliki sifat
ramah terhadap semua orang terutama kelurga kita sendiri, seperti yang
di lakukan oleh Kinasih terhadap keluarga tuan HK yang sangat lemah
lembut dalam berkata.
b. Lemah, lembut dan penyayang
“Kau pergi tanpa bilang. Meninggalkan Taman Bacaan meninggalkan anak-anak, meninggalkan...” Kinasih menggigit bibirnya. Ia sebenarnya ingin bilang: meninggalkanaku (Liye, 2013: 216).
“Melati akan baik-baik saja, Bun…. Jika Bunda tetap yakin, maka ia pasti akan baik-baik saja.” Kinasih berbisik pelan. Tersenyum. Memotong cerita dua hari lalu. Mencoba membesarkan hati. (Liye, 2013: 39).
Kinasih merupakan sosok seorang muslim yang patut untuk
diteladani ia merupakan wanita yang sholikah, ramah, lemah, lembut dan
penyayang terhadap keluarganya. Tata bicara yang lemah lembut
membuat banyak orang menyukai dirinya, kita sebagai orang muslim
harus berbicara seopan terhadap siapa saja terutama pada orang yang
lebih tua dari kita.
6. Salamah
Salamah adalah seorang pembantu ruamh tangga yang setia terhadap
majikaannya, ia sangat menyayangi keluarga HK. Salamah digambarkan
sebagai pembantu yang pelupa, namun cekatan dalam berkerja. Berikut
kutipannya:
a. Pelupa
“..........Aduh, Salamah lupa lagi…..........” (Liye, 2013: 15).
89
Setiap manusia memang tidak bisa dipungkiri bahwa manusia
memiliki sifat pelupa, tapi dengan memperbanyak atau sering
membaca Al Qur’an daya ingat kita akan kuat. Daya ingat itu akan
menurun pada waktu kita memulai umur senja.
b. Setia
setia:“Apa Melati… apa Melati akan sembuh, Pak Guru?........” (Liye, 2013: 260).
Setia merupakan komitmen seseorang untuk tetap berada di
keputusannya, seperti yang di lakukan Salamah yang setia terhadap
keluarga tuan HK untuk menjadi pembantu rumah tangganya dan
merawat anak mereka yaitu Melati.
7. Ibu-ibu gendut
Ibu gendut merupakan sosok yang telah membesarkan Karang, dia adalah
sosok seorang ibu yang sangat lembut, penuh kasih sayang, dan penyabar.
Ibu-ibu gendut merupakan berperan penting dalam merubah sifat dan sikap
Karang.
a. Lembut dan sabar
Ibu-ibu gendut menelan ludah, berkata pelan, “ Kau tahu, ada anak yang memerlukan bantuanmu, Karang. Surat itu bilang. Mereka membutuhkanmu….” (Liye, 2013: 65).
Dengan apa yang di lakukan ibu gendut dalam merawat dan
menasehati Karang dengan penuh kelembutan dan kesabaran,
mengajarkan kita untuk bersikap lembut dan bersabar terhadap anak.
Karena anak merupaka titipan dari Allah yang harus kita jaga dengan
90
sebaik mungkin karena nanti di akhirat kelak akan menjadi pertanggung
jawaban orang tua terhadap anaknya di hadapan Allah.
b. Kasih sayang
“Kondisi kesehatanmu semakin memburuk, Karang! Sebaiknya malam ini kau beristirahat............” (Liye, 2013: 40).
Kasih sayang seorang ibu itu tidak akan terhenti sampai ibu
menutup mata menghadap sang kholik, seperti yang di lakukan oleh ibu
gendut terhadap Karang. Yang kondisinya lagi tidak sehat dan ibu gendut
dengan kasih sayang seorang ibu berusaha menyuruh Karang untuk
beristirahat.
8. Dokter Riyan
Dokter riyan merupakan ayah dari kinasih beliau sangat bertanggung
jawab dalam penuh atas keluarganya. Terbukti dengan Kinasih yang
merupakan anaknya juga menjadi seorang dokter. Sosoknya digambarkan
sebagai seorang pengagum dan tanggung jawab. Berikut kutipannya:
“Untuk ukuran seseorang yang tidak memiliki pendidikan akademis mendidik anak-anak, kau benar-benar hebat.......” (Liye, 2013: 290). “Papa masih di China, Bun…. Ada pertemuan di Perfektur Hanjin. Seminar, symposium, entahlah, tentang pengobatan tradisional. (Liye, 2013: 33)
Dari kutipan di atas bahwa dokter Riyan sangat terlihat bahwa dokter
Riyan sangat mengagumi sosok Seorang Karang yang tidak memiliki
pendidikan akademis mendidik anak tetapi bisa mengajar anak-anak.
Mengagumi sesuatu yang begitu hebat bisa memberi motivasi pada diri kita
91
untuk lebih maju dan berkembang. Selain dokter Riyan pengagum dia juga
seorang ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya.
C. Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam pendidikan
pendidikan akhlak merupakan bagian dari pendidikan Islam, bahwasanya
tujuan utama pendidikan akhlak adalah menjadikan manusia yang bertakwa,
menyeimbangkan antara hubungan kepada Allah dan manusia serta
keseimbangan dunia akhirat. Islam merupakan agama yang sempurna, sehingga
setiap ajaran yang ada dalam Islam memiliki dasar pemikiran, begitu pula
dengan pendidikan akhlak. Adapun yang menjadi dasar pendidikan akhlak
adalah al-Qur.an dan al-Hadits, dengan kata lain dasar-dasar yang lain
senantiasa dikembalikan kepada al-Qur.an dan al-Hadits.
Pendidikan akhlak selalu memiliki relevansi dalam dunia pendidikan baik
pendidikan formal maupun non formal karena akhlak adalah hal yang
terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala
pengertian tingkah laku, tabi’at, karakter manusia yang baik maupun yang
buruk dalam hubungannya dengan sang Khaliq atau dengan sesama rnakhluk.
Semua aspek pendidikan ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan ini dalam pandangan Islam banyak berhubungan dengan kualitas
mansuia yang berakhlak.
Jika rumusan dari tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan antara satu
dengan yang lainnya. Maka dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam
adalah terbentuknya seorang hamba Allah yang patut dan tunduk
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya serta
92
memiliki sifat-sifat dan akhlak yang mulia. Rumusan ini menggambarkan
bahwa antara Pendidikan Islam dan Akhlak ternyata sangat berkaitan erat.
Pendidikan Islam merupakan sarana yang mengantarkan anak didik agar
menjadi orang yang berakhlak.
Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai dengan usaha
pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang
mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila ia mendapatkan
pendidikan dan pembinaan akhlaknya secara baik. Pendidikan di RA, MI, MTS
dan MAN itu selalu berhubungan dengan nilai-nilai akhlak misalkan pada
ulangan akhir semester siswa harus mengerjakan dengan hati-hati agar
jawabannya tidak salah. Semua itu harus dikerjakan dengan penuh kesabaran,
optimis, tanggung jawab, dan jujur srhingga akan mendapatkan nilai yang
maksimal. Sehingga penanaman nilai-nilai akhlak harus ditanamkan sejak dini
agar pada waktu ada tugas dari sekolah mempunyai rasa tanggungjawab untuk
mengerjakannya.
Melalui novel Moga Bunda Disayang Allah ini, diharapkan nilai-nilai
pendidikan akhlak dapat tersampaikan dengan baik. Dengan metode bercerita
akan lebih mudah menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak, terutama pada
anak-anak. Agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dan
berakhlak mulia.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian terhadap Novel Moga Bunda
Disayang Allah karya Tere Liye dengan kajian berupa nilai-nilai
pendidikan Akhlak, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Realitas yang ada saat ini, anak yang berkelainan atau yang sekarang
disebut sebagai anak berkebutuhan khusus masih banyak yang belum
mendapatkan hak atas pendidikannya dan dipandang sebelah mata
oleh sebagian orang. Sebagai contoh membiarkan anak normal
menikmati pendidikan sampai tinggi namun melarang anak ABK
untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan terkadang tak
jarang ada orang tua yang malu mengakui anaknya yang ABK.
Mereka justru diumpatkan di rumah tanpa memberi kesempatan untuk
menikmati bangku pendidikan (sekolah).
Anak dengan berkebutuhan khusus seperti mereka hidupnya sangat
tergantung pada orang lain. Melakukan segala sesuatu dengan bantuan
orang yang ada di sekelilingnya. Termasuk dalam hal sepele
sekalipun. Misalnya menyisir rambut, mengancingkan baju, memakai
baju dan sebagainya, sampai mereka mendapatkan pendidikan yang
layak dengan cara pendampingan yang khusus pula, karena anak yang
94
berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan agar mereka
bisa lebih hidup mandiri dan memiliki perilaku yang baik yang salah
satunya memberikan pendidikan akhlak kepada mereka sejak dini
2. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang diambil dalam novel Moga Bunda
Disayang Allah karya Tere Liye diantara lain: Nilai pendidikan akhlak
kepada Allah : percaya kepada Allah (tawakal, dan taqwa) , meyakini
nama-nama Allah (asmaul husna) , meyakini qada dan qadarnya
Allah, Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri : sabar, bersyukur,
tidak mudah putus asa, optimis, malu, sederhana, jujur, dan berkerja
keras. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga : hak, kewajiban dan
kasih sayang suami istri, kasih sayang dan tanggung jawab orang tua
terhadap anak, dan birrul walidain dan Nilai pendidikan akhlak
terhadap sesama : menerima tamu
3. Karakteristik tokoh yang ada dalam novel Moga Bunda Disayang
Allah diantaranya adalah: Melati (periang, lucu, suka bercanda, dan
keras kepala), Bunda HK ( penyayang, sabar, dan taat pada suami),
Tuan HK (tegas, pekerja keras, dan penyayang keluarga), Karang
(penyayang anak-anak), Kinasih (ramah, lemah, lembut, dan
penyayang), Salamah (pelupa, dan setia), Ibu-ibu gendut (lembut,
sabar, dan kasih sayang), Dokter Riyan (pengagum dan tanggung
jawab).
95
4. Relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Moga Bunda
Disayang Allah dalam pendidikan
Pendidikan akhlak selalu memiliki relevansi dalam dunia
pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal karena akhlak
adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, karakter manusia
yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan sang
Khaliq atau dengan sesama rnakhluk. Semua aspek pendidikan
ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini
dalam pandangan Islam banyak berhubungan dengan kualitas mansuia
yang berakhlak.
Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai dengan
usaha pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh, tidak ada
manusia yang mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila
ia mendapatkan pendidikan dan pembinaan akhlaknya secara baik.
Pendidikan di RA, MI, MTS dan MAN itu selalu berhubungan dengan
nilai-nilai akhlak misalkan pada ulangan akhir semester siswa harus
mengerjakan dengan hati-hati agar jawabannya tidak salah. Semua itu
harus dikerjakan dengan penuh kesabaran, optimis, tanggung jawab,
dan jujur srhingga akan mendapatkan nilai yang maksimal. Sehingga
penanaman nilai-nilai akhlak harus ditanamkan sejak dini agar pada
waktu ada tugas dari sekolah mempunyai rasa tanggungjawab untuk
mengerjakannya.
96
Melalui novel Moga Bunda Disayang Allah ini, diharapkan
nilai-nilai pendidikan akhlak dapat tersampaikan dengan baik. Dengan
metode bercerita akan lebih mudah menanamkan nilai-nilai
pendidikan akhlak, terutama pada anak-anak. Agar anak-anak tumbuh
menjadi pribadi yang berkarakter dan berakhlak mulia.
B. Saran
Setelah mengadakan kajian tentang nilai-nilai pendidikan akhlak
dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye ada beberapa
saran yang peneliti sampaikan:
1. Bagi Orang tua
Hendaknya lebih bisa mengawasi putra-putri mereka. Ajarilah anak
melaksanakan ibadah sejak dini. Berilah perhatian dan kasih sayang.
Jadikanlah keluarga sebagai tempat berkembangnya ahklaqul karimah.
Serta mendorong anak untuk mencari ilmu dunia dan ilmu agam agar
mampu merealisasikan dirinya (self realization) serta mengamalkan
ajaran islam.
2. Bagi Perguruan Tinggi:
Dengan adanya pendidikan karakter dewasa ini di sekolah-sekolah,
hendaknya penerapan pendidikan karakter juga dapat berkembang
kedalam perguruan tinggi, terlebih lagi IAIN sebagai induk dalam
mengajari calon pendidik bangsa khususnya dibidang agama. Dengan
adanya para pendidik yang memiliki aqidah dan ahklaq yang semakin
97
matang maka diharapkan mampu menjadi benteng bagi arus
globalisasi yang semakin merusak moral para generasi muda.
3. Bagi Dunia Penelitian:
Banyak hal yang masih perlu dikaji tidak hanya melalui
lingkungan sekitar akan tetapi kita juga dapat mengkaji karya-karya
yang hebat yang diciptakan seseorang seperti novel misalnya. Semoga
karya literatur ini dapat berguna bagi penulis akan tetapi juga para
siswa,mahasiswa maupun para pendidik.
98
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Nur latifah Fakultas : Tarbiyah dan keguruan
Nim : 111-12-104 Progdi : PAI
P.A : MUH. Irfan Helmy, Lc. M.A.
No Jenis Kegiatan
Pelaksanaan
Jabatan
Nilai
1. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIN Salatiga
05-07 September 2012
Peserta 3
2. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan Tarbiyah Stain Salatiga oleh mahasiswa HMJ Tarbiyah
08-09 September 2012
Peserta 3
3. Seminar Nasional “peran lembaga perbankan syariah dengan adanya otoritas jasa keuangan oleh mahasiswa HMJ Syariah
29 November 2012
Peserta 8
4. Seminar Nasional “urgensi media dalam pergulatan politik” oleh mahasiswa Dinamika
29 September 2012
Peserta 8
5. Achievment motivation training dengan AMT, bangun karakter raih perstasi oleh mahasiswa JQH Dan LDK
12 September 2012
Peserta 2
6. Pra youth leadership training “surat cinta pembasmi galau” oleh mahasiswa KAMMI
06 Oktober 2012 Peserta 2
7. Seminar Regional “indonesia satu” oleh mahasiswa Sat 953 “KALIMOSODO”
29 Oktober 2012 Peserta 4
8. Orientasi dasar keislaman “membangun karakter keislaman bertaraf internasional di era globalisasi bahasa” oleh mahasiswa ITTAQO
10 September 2012
Peserta 2
9. Seminar entrepreneurship dan perkoperasian 2012 “explore your entrepreneurship talent” oleh mahasiswa MAPALA MITAPASA dan KSEI
11 September 2012
Peserta 2
10. Bedah buku “24 cara mendongkrak ipk” oleh UPT Perpustakan IAIN SALATIGA
5 Desember 2012 Peserta 2
11. Tabligh akbar bertanjuk “tafsir tematik dalam upaya menjawab persoalan israel dan palestina landasan QS Al Fath: 26-27”
1 Desember 2012 Peserta 2
12 UPT PERPUSTAKAAN OLEH Perpustakan IAIN SALATIGA
13 September 2012
peserta 2
13 Seminar Nasional “menumbuhkan jiwa entrepreneur generasi muda” oleh mahasiswa KOPMA FTAWA
27 Mei 2013 Peserta 8
14. Bedah buku “berhenti kerja semakin kaya” oleh rumah keluarga indonesia kota Salatiga
05 April 2013 Peserta 2
15. Ibtida LDK Darul Amal “mahasiswa rabbani pembangun peradaban negeri” oleh mahasiswa LDK
19-20 Oktober 2013
Peserta 2
16. Penerimaan anggota baru (PAB) JQH 2013 “kristalisasi nilai Qur’an menuju insan yang penuh hikmah” oleh mahasiswa JQH
23-24 November 2013
Peserta 2
17. Seminar kewirausahaan 21 Desember 2014 Peserta 2
“meraih kesuksesan dengan berwirausaha” oleh mahasiswa KAMMI
18. Tafsir tematik “konsep pemimpin ideal menurut Al Qur’an” oleh mahasiswa JQH
17 Mei 2014 Peserta 2
19. “mempertegas peran pendidikan dalam mencerahkan masa depan anak bangsa” HMI Cabang Salatiga
19 November 2014
Peserta 2
20. Talkshow pra nika “menjemput jodoh impian” oleh rumah keluarga indonesia salatiga
09 November 2014
Peserta 2
21. Seminar Nasional kewirausahan “ jiwa muda, berani berwirausaha” oleh DISPERINDAGKOP dan UMKM
30 Oktober 2015 Peserta 8
22. Seminar Nasional “ peran media massa terhadap kelestarian lingkungan hidup” oleh mahasiswa HMJ KPI IAIN SALATIGA
19 November 2015
Peserta 8
23. Seminar dan Bedah film “menggugah jiwa nasionalisme pemuda di era moderenitas” oleh mahasiswa HMI cabang Salatiga
14 November 2015
Peserta 2
24. Seminar regional pendidikan “menciptakan metode pendidikan agama islam yang ideal dalam proses membebaskan dan memerdekakan manusia” oleh mahasiswa HMJ PAI IAIN SALATIGA
12 November 2015
Peserta 2
25. Sk kepala perpustakaan. Di Madrasah Tahdibul Banin Tegalrejo.
07 Juli 2015 Kepala 12
26. Seminar Nasional “pembangunan karakter
9 April 2016 Peserta 8
Salatiga, 04 Januari 2017
Mengetahui
Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag.
NIP. 1970510 199803 1003
bangsa upaya mewujudkan generasi muda yang berbudaya untuk indonesia bermartabat” oleh mahasiswa HMI Cabang Salatiga
27. SEMINAR NASIONAL “Indonesia budayaku Indonesia warisanku (Salatiga Kota Pusaka)” oleh mahasiswa HMJ PGMI.
02 Juni 2016 Peserta 8
38 Pelantikan dan Dialog Interaktif oleh mahasiswa LDMI
21 September 2016
Peserta 2
TOTAL 112