new - makalah keluarga binaan klp 2

43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyebaran penduduk yang tidak merata dan berkonsentrasi pada beberapa daerah serta keadaan geografis yang dipisahkan lautan dan tersebar di berbagai kepulauan menyebabkan banyak pembangunan dan penyebaran informasi yang tidak merata. Salah satu masalah yang muncul adalah kurang maksimalnya penyebaran fasilitas dan pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Kesehatan merupakan salah satu hak yang dimiliki seorang warga negara yang seharusnya terjamin oleh negara. Setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang terdapat di Indonesia. 1 Dokter gigi merupakan bagian dari ujung tombak dalam pelayanan kesehatan di Indonesia yang dalam hal ini adalah kesehatan gigi. Dalam Indikator Indonesia Sehat 2010 yang ditetapkan oleh kementrian kesehatan pada tahun 2003 (departemen Kesehatan pada saat itu), disebutkan bahwa rasio dokter gigi per-100.000 penduduk adalah 11 yang artinya adalah target ideal dalam penyediaan tenaga kesehatan di Indonesia dalam hal ini dokter gigi adalah 11 dokter gigi untuk setiap 100.000 1

Upload: andita-benowati

Post on 25-Dec-2015

131 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

puskesmas

TRANSCRIPT

Page 1: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyebaran penduduk yang tidak merata dan berkonsentrasi pada beberapa

daerah serta keadaan geografis yang dipisahkan lautan dan tersebar di berbagai

kepulauan menyebabkan banyak pembangunan dan penyebaran informasi yang

tidak merata. Salah satu masalah yang muncul adalah kurang maksimalnya

penyebaran fasilitas dan pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Kesehatan

merupakan salah satu hak yang dimiliki seorang warga negara yang seharusnya

terjamin oleh negara. Setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan dan

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang terdapat di Indonesia.1

Dokter gigi merupakan bagian dari ujung tombak dalam pelayanan

kesehatan di Indonesia yang dalam hal ini adalah kesehatan gigi. Dalam Indikator

Indonesia Sehat 2010 yang ditetapkan oleh kementrian kesehatan pada tahun 2003

(departemen Kesehatan pada saat itu), disebutkan bahwa rasio dokter gigi per-

100.000 penduduk adalah 11 yang artinya adalah target ideal dalam penyediaan

tenaga kesehatan di Indonesia dalam hal ini dokter gigi adalah 11 dokter gigi

untuk setiap 100.000 penduduk. Sedangkan saat ini ratio dokter gigi dan

penduduk sangat jauh dari indikator sehat, diperburuk dengan tidak meratanya

sebaran tenaga kesehatan dokter gigi terutama di daerah terpencil.2

Untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Indonesia, sesuai

dengan Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No. 1415/MENKES/SK/X/2005

tentang Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga. pemerintah

menggalakan program dokter gigi keluarga, untuk meningkatkan akses pelayanan

kesehatan gigi dan mulut bagi masyarakat.3

Oleh karena itu, sangat diperlukan pelayanan kedokteran gigi keluarga

untuk mendukung program pemerintah tentang pemerataan kesehatan, khususnya

kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Program dokter gigi keluarga yang

dilakukan oleh kelompok kami adalah merencanakan secara sederhana tentang

1

Page 2: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

perawatan dan perkiraan biaya perawatan kesehatan gigi dari suatu keluarga. Hal

ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran keluarga tersebut untuk merawat

kesehatan gigi dan mulut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kesehatan gigi dan mulut keluarga binaan?

2. Bagaimana rencana perawatan gigi dan mulut keluarga binaan?

3. Bagaimana pengelolaan biaya perawatan kesehatan gigi dan mulut keluarga

binaan?

C. Tujuan Observasi

1. Meningkatkan kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut anggota keluarga

binaan.

2. Mewujudkan kesehatan gigi dan mulut bagi setiap anggota keluarga binaan.

D. Manfaat Observasi

Manfaat dari kegiatan ini adalah agar keluarga binaan mendapatkan

pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang sesuai dengan kemampuan. Selain itu

juga untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut di

masa mendatang.

2

Page 3: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dokter Gigi Keluarga

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 sebanyak 89

dari 100 anak dengan usia kurang dari 12 tahun menderita karies (gigi berlubang).

Oleh karena itu pemerintah sedang mengupayakan peningkatan akses masyarakat

untuk mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.4

Dokter gigi keluarga adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan akses

pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi masyarakat Indonesia dengan

menggunakan ilmu kedokteran gigi dasar. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

berorientasi pada masyarakat melalui unit keluarga sebagai kontak pertama. Hal

ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.

1415/MENKES/SK/X/2005 tentang Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi

Keluarga.5

Fungsi dan peran dokter gigi keluarga:

1. Ujung tombak pada sitem pelayanan kesehatan nasional dan berhadapan

langsung dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan tingkat pertama.

Sebagai penapis rujukan ke fasilitas yang lebih mampu.

2. Pemberi pelayanan dengan komitmen tinggi serta menunaikan tugasnya secara

profesional serta etis

3. Koordinator dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien dan

keluarganya serta bekerja sama secara harmonis dengan setiap individu dan

institusi

4. Sebagai mitra yang beretika bagi pasiennya dalam mengambil keputusan

medis dengan memilih dan menggunakan teknologi kedokteran gigi secara

rasional berdasar evidence based dentistry

5. Penggalang peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan gigi dan mulut6

3

Page 4: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Tujuan dokter gigi keluarga, yaitu: 7

1. Tercapainya kemandirian keluarga dalam menjaga dan memelihara kesehatan

gigi dan mulut (self care).

2. Terpenuhinya kebutuhan keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan

gigi yang optimal, bermutu, dan berkesinambungan.

3. Tertatanya pembiayaaan dalam pelayanan kedokteran gigi keluarga.

4. Tertatanya administrasi dan manajemen pelayanan kedokteran gigi keluarga.

5. Terbinanya profesionalisme dokter gigi secara berkesinambungan.

Pelayanan  Kedokteran Gigi Keluarga adalah peluang masa depan bagi

masyarakat untuk memperoleh pelayanan  kesehatan gigi dan mulut yang optimal,

bermutu, terstruktur dan berkesinambungan. Selain itu bagi  dokter gigi sendiri,

dapat menciptakan peluang untuk meningkatkan profesionalisme dalam

mengemban  tugas mulia profesi. Visi dari dokter gigi keluarga adalah

"Kemandirian keluarga mencapai derajat kesehatan gigi dan  mulut setinggi-

tingginya melalui pelayanan dokter gigi keluarga secara efisien, efektif, adil,

merata dan bermutu."6

Misi dokter gigi keluarga adalah:6

1. Mendorong kemandirian keluarga dalam menjaga dan memelihara kesehatan

gigi dan mulut.

2. Mengupayakan tersedianya pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang merata, 

bermutu dan terjangkau bagi keluarga.

3. Memberikan pelayanan, asuhan dan perlindungan  kesehatan gigi dan mulut

untuk keluarga.

4. Meningkatkan profesionalisme kedokteran  gigi dalam mengemban peran,

tugas dan fungsi dokter gigi.

5. Meningkatkan kemitraan  dengan profesi, institusi, pendidikan dan pihak

terkait.

6. Tertatanya pembiayaan  kesehatan gigi dan mulut.

Dokter Gigi Keluarga (DGK) berperan sebagai  unsur profesi kedokteran

gigi yang menggalang peran serta masyarakat menjaga dan memelihara  kesehatan

4

Page 5: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

gigi dan mulut. Dalam menjalankan peran ini DGK juga melakukan beberapa

fungsi:6,8

1. Sebagai ujung tombak pemberi pelayanan dan asuhan keluarga serta sebagai

penapis rujukan upaya  kesehatan gigi mulut.

2. Sumber informasi, edukasi dan advokasi dalam pemeliharaan  kesehatan gigi

dan mulut.

3. Perlindungan resiko terjadinya masalah kesehatan gigi dan  mulut.

4. Meningkatkan kualitas hidup anggota keluarga sesuai siklus hidup.

5. Penghematan biaya kesehatan.

Berdasarkan pengertian, peran dan fungsi DGK  tersebut maka disusunlah

prinsip pelayanan DGK yang meliputi:6

1. Memberi  pelayanan secara profesional dan etis dilandasi kebutuhan seluruh

anggota keluarga perlu adanya  pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara

menyeluruh yang direkam dalam Kartu Medik Gigi.

2. Memandang individu baik yang sakit maupun sehat sebagai bagian dari unit

keluarga dan  komunitasnya.

3. Bidang garapan (menurut fase siklus hidup), mulai dari janin sampai  lansia.

4. Pendekatan terpadu, holistik/ menyeluruh dan berkesinambungan.

5. Mengetumakan promotif-preventif terseleksi.

6. Manajemen efesiensi, efektif  biaya dan penjagaan mutu.

B. Kartu Jakarta Sehat

KJS adalah singkatan dari Kartu Jakarta Sehat. KJS adalah suatu program

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta. KJS merupakan sebuah fasilitas untuk warga Jakarta yang kurang mampu

untuk berobat secara gratis. Seluruh biaya kesehatan warga dibebankan pada

APBD Propinsi DKI Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta kepada

masyarakat dalam bentuk bantuan pengobatan. Tujuan dari digalakannya KJS

adalah memberikan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi penduduk Provinsi

DKI Jakarta terutama bagi keluarga miskin dan kurang mampu dengan sistem

rujukan berjenjang. Sasaran program dari KJS yaitu semua penduduk DKI Jakarta

5

Page 6: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

yang mempunyai KTP / Kartu Keluarga DKI Jakarta yang belum memiliki

jaminan kesehatan, diluar program Askes, atau asuransi kesehatan lainnya.

Manfaat dari KJS adalah masyarakat mendapat fasilitas:

1. Rawat jalan diseluruh Puskesmas Kecamatan/Kelurahan di Provinsi DKI

Jakarta.

2. Rawat jalan Tingkat Lanjut (RJTL) di Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK)

tingkat II, (RSUD, RS vertikal dan RS Swasta yang bekerjasama dengan UP.

Jamkesda) wajib dengan rujukan dari Puskesmas.

3. Rawat Inap (RI) di Puskesmas dan Rumah Sakit yang bekerjasama dengan

UP. Jamkesda.

Persyaratan yang harus dibawa saat berobat di Puskesmas :

1. Kartu Jakarta Sehat atau Kartu Gakin/Kartu Jamkesda.

2. Bagi yang belum memiliki KJS, dapat menunjukkan KTP dan Kartu

Keluarga Provinsi DKI Jakarta. 

Persyaratan Pasien berobat gratis di Rumah Sakit :

1. Wajib membawa surat rujukan dari Puskesmas.

2. Kartu Jakarta Sehat/Kartu Jamkesda/Kartu Gakin.

3. Bagi yang tidak memiliki Kartu Jakarta Sehat cukup menunjukkan KTP dan

Kartu Keluarga Provinsi DKI Jakarta.9

6

Page 7: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

BAB III

HASIL OBSERVASI

A. Hasil Observasi Keluarga BinaanPada tanggal 7 dan 8 Januari 2014, telah dilaksanakan observasi keluarga

binaan. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan ekstra oral, intra oral, dan pengisian

rekam medis. Keluarga binaan ini terdiri dari enam orang anggota keluarga yaitu

Pak Taderi , Ibu Mujnah, Desi, Dianti, Silvia, dan Sifa. Pak Taderi adalah kepala

keluarga dan bekerja sebagai tukang ojek. Ibu Mujnah adalah istri dari Pak Taderi

yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Desi adalah anak sulung yang merupakan

orang tua tunggal dari Silvia dan Sifa, yang bekerja sebagai pegawai di

perusahaan kaca dan aluminium. Kedua anaknya belum memasuki bangku

sekolah. Sedangkan Dianti adalah anak kedua yang telah lulus SMK dan belum

bekerja. Total pendapatan keluarga binaan ini sekitar Rp. 3.600.000,-. per bulan.

Keluarga ini memiliki Kartu Jakarta Sehat.

Tabel 1. Data Keluarga Binaan

Nama Pasien Taderi Mujnah Desi Dianti Silvia Sifa

Suku Betawi

Jenis Kelamin Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita

Tanggal Lahir 11-11-53 15-12-58 4-12-84 6-12-92 2-9-10 23-12-12

Status

PerkawinanKawin Kawin Kawin

Belum

Kawin

Belum

Kawin

Belum

kawin

Agama Muslim

Pekerjaan WiraswastaIbu rumah

tanggaWiraswasta - - -

Pendidikan SMA SMA SMA SMK - -

Gol. Darah B O B B O O

Alamat

Jl. Tawakal VA no.17 RW 09/005

7

Page 8: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Tomang, Grogol Petamburan, Jakbar 11440

Telepon 021- 94930194

Asuransi - - - - -

Dari anamnesis yang telah dilakukan, pemerikasaan ekstra oral dan intra

oral pada masing-masing anggota keluarga, dapat diketahui keluhan utama dan

keadaan intra oral anggota keluarga yang dapat dijadikan pedoman analisis kasus

sehingga dapat dilakukan penyusunan rencana perawatan. Berikut data-data

berserta analisis kasus masing-masing anggota keluarga :

1. Pak Taderi

a. Keadaan umum

Pak Taderi berusia 61 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam

perawatan dokter untuk penyakit tertentu. Dan tidak memiliki riwayat

penyakit sistemik.

b. Pemeriksaan E.O :

Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah

bening tidak teraba dan tidak sakit.

c. Odontogram :

d.

Pemeriksaan I.O

1) Debris : semua regio

2) Plak dan kalkulus : semua regio

3) Gingiva : gingivitis marginalis pada regio 1, 2, 3, 4

4) Mukosa : normal

5) Hubungan rahang : ortognati

8

Page 9: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

6) Karies superficial : gigi 36, 46 dan 47

7) Karies media : gigi 44 dan 45

8) Sisa akar : gigi 48

9) Missing : Gigi 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 37, 32, 41, 42

10) Atrisi : gigi 31 dan 33

2. Ibu Mujnah

a. Keadaan umum

Ibu Mujnah berusia 56 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam

perawatan dokter untuk penyakit tertentu. Pasien memiliki riwayat penyakit

hipertensi.

b. Pemeriksaan E.O :

Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah

bening tidak teraba dan tidak sakit.

c. Odontogram :

d. Pemeriksaan I.O

1) Debris : semua regio

2) Plak dan kalkulus : regio 3,4

3) Gingiva : gingivitis marginalis pada regio 3,4

4) Mukosa : normal

5) Hubungan rahang : prognati

6) Karies superficial : 32, 31, 41, dan 42

7) Sisa akar : 24 dan 34

8) Missing : Gigi 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23, 24, 25, 26,

9

Page 10: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

27, 28, 38, 37, 36, 35, 34, 43, 44, 45, 46, 47,48

3. Desi

a. Keadaan umum

Desi berusia 30 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam perawatan

dokter untuk penyakit tertentu.

b. Pemeriksaan E.O :

Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah

bening tidak teraba dan tidak sakit.

c. Odontogram :

d. Pemeriksaan I.O :

1) Debris : tidak ada

2) Plak dan kalkulus : tidak ada

3) Gingiva : normal

4) Mukosa : normal

5) Hubungan rahang : ortognati

6) Karies superficial : gigi 24 dan 26

7) Karies media : gigi 17 dan 22

8) Missing : gigi 27 dan 37

9) Tumpatan amalgam : gigi 47

10) Crown : gigi 16 dan 37

10

Page 11: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

4. Dianti

a. Keadaan umum

Dianti berusia 21 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam perawatan

dokter untuk penyakit tertentu.

b. Pemeriksaan E.O :

Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah

bening tidak teraba dan tidak sakit.

c. Odontogram :

d.

Pemeriksaan I.O

1) Debris : tidak ada

2) Plak dan kalkulus : tidak ada

3) Gingiva : normal

4) Mukosa : normal

5) Hubungan rahang : ortognati

6) Karies superfisial : gigi 18, 17, 16, 26, 38, 36, 47, 48

7) Karies media : gigi 22 dan 47

5. Silvia

a. Keadaan umum

Silvia berusia 4 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam perawatan

dokter untuk penyakit tertentu.

b. Pemeriksaan E.O :

Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah

bening tidak teraba dan tidak sakit.

11

Page 12: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

c. Odontogram :

d.

Pemeriksaan I.O

1) Debris : tidak ada

2) Plak : semua regio

3) Kalkulus : tidak ada

4) Gingiva : normal

5) Mukosa : normal

6) Hubungan rahang : ortognati

7) Karies email : gigi 55, 54, 53, 52, 51, 61, 62, 65 dan74

8) Karies dentin : gigi 75, 84 dan 85

6. Sifa

a. Keadaan umum

Sifa berusia 1 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam perawatan

dokter untuk penyakit tertentu.

b. Pemeriksaan E.O :

Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah

bening tidak teraba dan tidak sakit.

c. Odontogram :

12

Page 13: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

d. Pemeriksaan I.O

1) Debris : tidak ada

2) Plak dan kalkulus : tidak ada

3) Gingiva : normal

4) Mukosa : normal

5) Hubungan rahang : ortognati

13

Page 14: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

BAB IV

PERENCANAAN POLA BINAAN DAN ANALISIS SEDERHANA BIAYA

PERAWATAN KESEHATAN GIGI

A. Analisis Masalah dan Faktor Risiko Kesehatan Gigi Keluarga Binaan

Dari pemeriksaan gigi dan mulut keluarga binaan, ditemukan plak dan

kalkulus hampir di seluruh regio pada tiga orang anggota keluarga. Selain itu,

ditemukan juga karies pada lima orang anggota keluarga. Dari anamnesis, terdapat

tiga orang dari keluarga tersebut yang pernah mendapat perawatan dokter gigi,

yaitu skeling, pencabutan, pembuatan mahkota selubung (crown), dan perawatan

orthodonti. Keluarga ini cukup memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya.

Namun, tidak demikian dengan bapak Taderi dan ibu Mujnah. Kepala keluarga

memiliki kebiasaan buruk yaitu merokok sehingga ditemukan stain pada giginya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat

(Blum, 1996) :

1. Perilaku

2. Keturunan

3. Pelayanan kesehatan

4. Lingkungan

Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut

keluarga binaan, yaitu:

1. Perilaku

Perilaku dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kebiasaan seseorang

dalam membangun sikap untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan

mulut. Kebersihan gigi dan mulut keluarga ini cukup baik. Namun, ada

beberapa anggota keluarga yang masih malas menyikat gigi dan kurang

memberikan respon positif terhadap perawatan gigi dan mulut. Hal ini

mungkin disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya

menjaga kesehatan gigi dan mulut. Apabila kita menjelaskan akibat dari

14

Page 15: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

perilaku yang negatif terhadap kesehatan gigi dan mulut, mungkin mereka

bersedia untuk mendapatkan perawatan gigi dan mulut.

2. Keturunan

Sikap dan perilaku orang tua yang kurang baik terhadap kesehatan gigi dan

mulut, seperti waktu menyikat gigi yang salah, tidak mau berobat ke dokter

gigi, serta kebiasaan merokok dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anak-

anaknya dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

3. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Lokasi RSGMP Trisakti yang cukup dekat dan mudah dijangkau dari tempat

tinggal keluarga binaan memudahkan mereka untuk mendapatkan perawatan

kesehatan gigi dan mulut di sana.

4. Lingkungan

Lingkungan di sekitar tempat tinggal serta kondisi air yang kurang bersih

dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut anggota keluarga

5. Ekonomi

Ekonomi yang dimaksudkan di sini adalah ketersediaan biaya untuk

mendapatkan perawatan gigi dan mulut tiap bulan bagi setiap anggota

keluarga. Keluarga ini memiliki penghasilan yang lebih dari cukup untuk

memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, sehingga dapat disisihkan untuk

membiayai perawatan kesehatan gigi dan mulut seluruh anggota keluarga.

15

Page 16: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

B. Pola Binaan 12 bulan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan

Kesehatan Gigi Keluarga Binaan

Tabel 2. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan I

Bulan I

Minggu DiagnosisRencana

PerawatanBiaya

Minggu I Reversibel Pulpitis

47 (Dianti)

Reversibel Pulpitis

17 (Desi)

Gingivitis

Marginalis (Taderi)

Tumpat Amalgam

Kelas I

Tumpat Amalgam

Kelas I

Skeling

KJS (Rp. 0,-)

KJS (Rp. 0,-)

Rp. 45.000,-

Minggu II Karies Rampan

(Silvia)

Observasi Rp. 15.000,-

Minggu III Iritasi Pulpa

46 dan 47 (Taderi)

Tumpat GIC Kelas I KJS (Rp. 0,-)

Minggu IV Karies Dentin

84 dan 85 (Silvia)

Tumpat Amalgam

Kelas I

KJS (Rp. 0,-)

Total Biaya Rp. 60.000,-

Tabel 3. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan II.

16

Page 17: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Bulan II

Minggu DiagnosisRencana

PerawatanBiaya

Minggu I Reversibel Pulpitis

22 (Desi)

Gingivitis

Marginalis

(Mujnah)

Tumpat GIC Kelas

V

Skeling

KJS (Rp. 0,-)

Rp. 45.000,-

Minggu II Iritasi Pulpa

31 dan 32 (Mujnah)

Reversibel Pulpitis

45 dan 44 (Taderi)

Tumpat GIC Kelas

V

Tumpat Amalgam

Kelas I

KJS (Rp. 0,-)

KJS (Rp. 0,-)

Minggu III Reversibel Pulpitis

22 (Dianti)

Tumpat Komposit

Kelas III

Rp. 58.000,-

Minggu IV Karies Dentin 75

(Silvia)

Tumpat Amalgam

Kelas I

KJS (Rp. 0,-)

Total Biaya Rp. 103.000,-

Tabel 4. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan III.

Bulan III

17

Page 18: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Minggu Diagnosis Rencana

Perawatan

Biaya

Minggu I Iritasi Pulpa 36

(Taderi)

Iritasi pulpa

41 dan 42 (Mujnah)

Tumpat GIC Kelas I

Tumpat GIC Kelas

V

KJS (Rp. 0,-)

KJS (Rp. 0,-)

Minggu II Iritasi Pulpa 36

(Dianti)

Gangren Radiks

24 dan 34 (Mujnah)

Gangren Radiks 48

(Taderi)

Tumpat GIC Kelas I

Pencabutan

Pencabutan

KJS (Rp. 0,-)

KJS (Rp. 0,-)

KJS (Rp. 0,-)

Minggu III Iritasi Pulpa 38 dan

48 (Dianti)

Tumpat GIC Kelas I KJS (Rp. 0,-)

Minggu IV Karies Email 74

(Silvia)

Missing Teeth

(Taderi)

Missing Teeth

(Mujnah)

Tumpat GIC Kelas I

Indikasi + Cetak

GTS 3

Indikasi + Cetak

GTS 3

KJS (Rp. 0,-)

Rp. 13.000,-

Rp. 13.000,-

Total Biaya Rp. 26.000,-

Tabel 5. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan IV.

Bulan IVMinggu Diagnosis Rencana Perawatan Biaya

18

Page 19: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Minggu I Missing Teeth

(Taderi)

Cicilan I

GTS-3

Rp. 180.000,-

Minggu II Iritasi Pulpa 24

(Desi)

Tumpat GIC Kelas I KJS (Rp. 0,-)

Minggu III Karies Email 55

(Silvia)

Tumpat GIC Kelas II KJS (Rp. 0,-)

Minggu IV Iritasi Pulpa 26

(Dianti)

Tumpat GIC Kelas I KJS (Rp. 0,-)

Total Biaya Rp. 180.000,-

Tabel 6. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan V.

Bulan V

Tabel 7. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan VI.

Bulan VI

19

Minggu DiagnosisRencana

PerawatanBiaya

Minggu I Iritasi Pulpa

16,17,18 (Dianti)

Tumpat GIC Kelas I KJS (Rp. 0,-)

Minggu II Missing Teeth

(Mujnah)

Cicilan I

GTS-3

Rp. 180.000,-

Minggu III - - -

Minggu IV - - -

Total Biaya Rp. 180.000,-

Page 20: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Tabel 8. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan VII.

Bulan VII

Tabel 9. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan

Bulan VIII.

Minggu DiagnosisRencana

PerawatanBiaya

Minggu I Missing Teeth Cicilan III Rp. 180.000,-

20

Minggu DiagnosisRencana

PerawatanBiaya

Minggu I Missing Teeth

(Taderi)

Cicilan II

GTS-3

Rp. 180.000,-

Minggu II - - -

Minggu III - - -

Minggu IV - - -

Total Biaya Rp. 180.000,-

Minggu DiagnosisRencana

PerawatanBiaya

Minggu I Missing Teeth

(Mujnah)

Cicilan II

GTS-3

Rp. 180.000,-

Minggu II - - -

Minggu III - - -

Minggu IV - - -

Total Biaya Rp. 180.000,-

Page 21: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

(Taderi) GTS-3

Minggu II - - -

Minggu III - - -

Minggu IV - - -

Total Biaya Rp. 180.000,-

Bulan VIII

Tabel 10. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan IX.

Bulan IX

Minggu DiagnosisRencana

PerawatanBiaya

Minggu I Missing Teeth

(Mujnah)

Cicilan III

GTS-3

Rp. 180.000,-

Minggu II - - -

Minggu III - - -

Minggu IV - - -

Total Biaya Rp. 180.000,-

Tabel 11. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan X.

Bulan X

21

Page 22: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Tabel 12. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan XI.

Bulan XI

Tabel 13. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan XII.

Bulan XII

Minggu DiagnosisRencana

PerawatanBiaya

22

Minggu DiagnosisRencana

PerawatanBiaya

Minggu I Missing Teeth

(Taderi)

Cicilan IV

GTS-3

Rp. 180.000,-

Minggu II - - -

Minggu III - - -

Minggu IV - - -

Total Biaya Rp. 180.000,-

Minggu DiagnosisRencana

PerawatanBiaya

Minggu I Missing Teeth

(Mujnah)

Cicilan IV

GTS-3

Rp. 180.000,-

Minggu II - - -

Minggu III - - -

Minggu IV - - -

Total Biaya Rp. 180.000,-

Page 23: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Minggu I Missing Teeth

(Taderi)

Missing Teeth

(Mujnah)

Cicilan VI

GTS-3

Cicilan VI

GTS-3

Rp. 80.000,-

Rp. 80.000,-

Minggu II Missing Teeth

(Taderi)

Missing Teeth

(Mujnah)

Kontrol GTS-3

Kontrol GTS-3

Rp. 8.000,-

Rp. 8.000,-

Minggu III - - -

Minggu IV - - -

Total Biaya Rp. 176.000,-

Keterangan:

Perawatan di Puskesmas :

Perawatan di RSGMP Trisakti :

BAB V

PEMBAHASAN

23

Page 24: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Berdasarkan hasil pengamatan tim penulis, penghasilan keluarga Bapak

Taderi ternyata dapat disisihkan sebanyak 5% dari total keseluruhan penghasilan

perbulan yang terdiri dari penghasilan Bapak Taderi sendiri dan anaknya, Desi

yaitu sebesar tiga juta enam ratus ribu rupiah untuk biaya kesehatan gigi dan

mulut keluarga. Namun karena kurangnya kesadaran dan kepedulian masing-

masing anggota keluarga akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut, hal tersebut

belum dilaksanakan oleh keluarga.

Hasil dari penghasilan yang tidak menetap perharinya juga menjadi

pertimbangan keluarga untuk merawat kesehatan gigi dan mulutnya ke instansi

terdekat. Penghasilan keluarga umumnya dipakai untuk menghidupi kebutuhan

pokok sehari-hari (makan) dan sisanya ditabung untuk kebutuhan cucu-cucu

(susu), Silvia dan Sifa yang tergolong masih kecil. Kesibukan Bapak Taderi yang

bekerja sebagai tukang ojek dan juga kurangnya pengetahuan akan pentingnya

kesehatan gigi dan mulut menyebabkan Bapak Taderi kurang memperhatikan

kesehatan gigi dan mulut keluarganya.

Oleh sebab itu tim penulis mulai membuat perencanaan pola binaan serta

analisis sederhana biaya perawatan kesehatan gigi pada keluarga tersebut

berdasarkan total keseluruhan penghasilan, kesibukan keluarga, keinginan

keluarga, dan kasus kesehatan gigi masing-masing anggota keluarga.

Total biaya yang dibutuhkan sampai perawatan seluruh anggota keluarga

selesai sebesar Rp. 1.805.000,-. Dengan demikian pola binaan dan analisis yang

dibuat untuk 12 bulan ke depan dengan total pengeluaran perbulannya yang

sedemikian rupa diusahakan tidak melebihi anggaran yaitu kurang lebih 5% dari

total keseluruhan penghasilan. Artinya kurang lebih tiap bulan keluarga Bapak

Taderi menyisihkan seratus delapan puluh ribu rupiah untuk melakukan perawatan

kesehatan gigi dan mulut. Harga perawatan disesuaikan dengan tarif lama instansi

kesehatan gigi terdekat dan termurah yaitu RSGMP Trisakti dan pemberlakukan

KJS (Kartu Jakarta Sehat) di puskesmas terdekat, yaitu puskesmas Grogol

Petamburan. Pemberlakuan KJS di Puskesmas tersebut terdiri dari pencabutan dan

penambalan tanpa menggunakan sinar seperti amalgam dan GIC. Perawatan yang

24

Page 25: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

tidak termasuk dalam KJS yaitu penambalan komposit, pencabutan dengan

pembedahan, perawatan saluran akar, ortodonti, dan prostodonti.

Rencana perawatan dimulai dari perawatan skeling, penumpatan pada gigi

yang kariesnya lebih dalam (CM) ke karies yang lebih dangkal (CS), dilanjutkan

dengan pencabutan sisa akar dan pemasangan gigi tiruan jika memang disetujui.

Pada bulan pertama perawatan kesehatan gigi diberikan kepada Desi dan

Dianti, mengingat merekalah yang paling mementingkan kesehatan gigi dan mulut

dibandingkan dengan empat anggota keluarga lainnya. Diharapkan nantinya

mereka dapat menjadi penggerak untuk menjalankan perawatan kesehatan gigi

dan mulut bagi anggota keluarga lainnya. Pada bulan pertama diharapkan Bapak

Taderi dapat ikut untuk menjalankan perawatan awal yaitu skeling. Setiap

minggunya Bapak Taderi dan Ibu Mujnah dijadwalkan maksimal hanya satu kali

kunjungan, mengingat kesibukan bapak Taderi untuk bekerja.

Ibu Mujnah diikutsertakan pada rencana perawatan kesehatan gigi dan

mulut pada bulan kedua. Diharapkan Ibu Mujnah maupun Bapak Taderi menerima

perawatan setiap minggunya dengan didampingi Desi dan Dian. Selain itu rencana

perawatan kesehatan gigi dan mulut untuk Silvia selalu didampingi Desi, sehingga

sang ibu mengetahui perawatan apa saja yang akan diberikan serta menjadi wali

untuk segala persetujuan tindakan yang akan diberikan.

Perawatan kesehatan gigi dan mulut seluruh anggota keluarga Bapak

Taderi dapat diselesaikan sampai bulan ke-5. Di samping itu, pada bulan ke-5

dilanjutkan pula perawatan pemasangan gigi tiruan bagi Bapak Taderi dan Ibu

Mujnah. Pembayaran pemasangan gigi tiruan yang biayanya tergolong mahal

diatasi dengan angsuran cicilan setiap bulannya dari bulan ke-5 sampai bulan ke-

12, sehingga keluarga Bapak Taderi dapat menyelesaikan perawatan kesehatan

gigi dan mulut bagi setiap anggota keluarga.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

25

Page 26: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, kesehatan gigi dan mulut keluarga binaan

tersebut masih kurang baik. Terbukti dengan ditemukannya plak dan kalkulus

serta banyaknya karies dan gigi yang hilang pada sebagian besar anggota

keluarga. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran anggota keluarga akan

pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Maka dari itu dibuat pola binaan dan analisis sederhana biaya perawatan

kesehatan gigi untuk 12 bulan ke depan, dengan perincian sebagai berikut:

1. Keluarga ini berpenghasilan kira-kira Rp 3.600.000 per bulan.

2. Maksimal biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan dan perawatan berkala

kesehatan gigi dan mulut setiap bulannya kurang lebih 5% dari total

pendapatan yaitu sebesar Rp 180.000,-

3. Total biaya keseluruhan perawatan gigi dan mulut seluruh anggota keluarga

binaan selama 12 bulan adalah Rp 1.805.000,-

B. Saran

Diharapkan dari pola binaan dan rencana sederhana yang telah dibuat

dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh anggota keluarga. Namun,

dibutuhkan juga bantuan dokter gigi keluarga untuk membina dan memberikan

motivasi kepada keluarga binaan tersebut agar lebih memperhatikan kesehatan

gigi dan mulutnya, guna mendukung kesehatan secara umum.

DAFTAR PUSTAKA

26

Page 27: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

1. RISKESDAS. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008.

2. BAPPENAS. Kajian Kebijakan Perencanaan Tenaga Kesehatan. Jakarta :

BAPPENAS, 2005.

3. Departemen Kesehatan RI. Indikator Indonesia Sehat 2010. KepMenKes RI No. 1202/Menkes/SK/VIII/2003.

4. Departemen Kesehatan RI. Dokter Gigi Keluarga. KepMenKes RI No.

1415/Menkes/SK/X/2005.

5. Laporan Nasional Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar). Jakarta: Departemen

Kesehatan RI. 2008.

6. Anam C. Dokter Gigi Keluarga Peluang Masa Depan. Mojokerto : Prima

Group, 2010.

7. Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Sinergi

Pelayanan Kedokteran Keluarga. Disitasi dari: 

http://buk.depkes.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=206%3Asinergi-pelayanan-

kedokteran-keluarga&Itemid=138. Last Update : September 2011.

8. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelatihan Dokter Gigi Keluarga-JPKM.

Jakarta : Departement Kesehatan RI, 2008.

9. Team Ahok.org. Alur Penggunaan Kartu Jakarta Sehat. Ed. Ke-12 Disitasi

dari: http://ahok.org/berita/news/alur-penggunaan-kartu-jakarta-sehat/ . Last

Update: Maret 2013.

LAMPIRAN

27

Page 28: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Lampiran 1. Keluarga Bapak Taderi

Lampiran 2. Rumah Keluarga Binaan Tampak Depan

28

Page 29: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Lampiran 3. Lingkungan Rumah Keluarga Binaan

Lampiran 4. Rumah Tetangga Keluarga Binaan

29

Page 30: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Lampiran 5. Persiapan Alat dan Bahan

Lampiran 6. Kartu Jakarta Sehat Bapak Taderi

30

Page 31: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Lampiran 7. Pemeriksaan pada Bapak Taderi

Lampiran 8. Pemeriksaan pada Ibu Mujnah

31

Page 32: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Lampiran 9. Pemeriksaan pada Desi

Lampiran 10. Pemeriksaan pada Dian

32

Page 33: NEW - Makalah Keluarga Binaan KLP 2

Lampiran 11. Pemeriksaan pada Silvia

33