new - makalah keluarga binaan klp 2
DESCRIPTION
puskesmasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebaran penduduk yang tidak merata dan berkonsentrasi pada beberapa
daerah serta keadaan geografis yang dipisahkan lautan dan tersebar di berbagai
kepulauan menyebabkan banyak pembangunan dan penyebaran informasi yang
tidak merata. Salah satu masalah yang muncul adalah kurang maksimalnya
penyebaran fasilitas dan pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Kesehatan
merupakan salah satu hak yang dimiliki seorang warga negara yang seharusnya
terjamin oleh negara. Setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang terdapat di Indonesia.1
Dokter gigi merupakan bagian dari ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan di Indonesia yang dalam hal ini adalah kesehatan gigi. Dalam Indikator
Indonesia Sehat 2010 yang ditetapkan oleh kementrian kesehatan pada tahun 2003
(departemen Kesehatan pada saat itu), disebutkan bahwa rasio dokter gigi per-
100.000 penduduk adalah 11 yang artinya adalah target ideal dalam penyediaan
tenaga kesehatan di Indonesia dalam hal ini dokter gigi adalah 11 dokter gigi
untuk setiap 100.000 penduduk. Sedangkan saat ini ratio dokter gigi dan
penduduk sangat jauh dari indikator sehat, diperburuk dengan tidak meratanya
sebaran tenaga kesehatan dokter gigi terutama di daerah terpencil.2
Untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Indonesia, sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No. 1415/MENKES/SK/X/2005
tentang Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga. pemerintah
menggalakan program dokter gigi keluarga, untuk meningkatkan akses pelayanan
kesehatan gigi dan mulut bagi masyarakat.3
Oleh karena itu, sangat diperlukan pelayanan kedokteran gigi keluarga
untuk mendukung program pemerintah tentang pemerataan kesehatan, khususnya
kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Program dokter gigi keluarga yang
dilakukan oleh kelompok kami adalah merencanakan secara sederhana tentang
1
perawatan dan perkiraan biaya perawatan kesehatan gigi dari suatu keluarga. Hal
ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran keluarga tersebut untuk merawat
kesehatan gigi dan mulut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kesehatan gigi dan mulut keluarga binaan?
2. Bagaimana rencana perawatan gigi dan mulut keluarga binaan?
3. Bagaimana pengelolaan biaya perawatan kesehatan gigi dan mulut keluarga
binaan?
C. Tujuan Observasi
1. Meningkatkan kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut anggota keluarga
binaan.
2. Mewujudkan kesehatan gigi dan mulut bagi setiap anggota keluarga binaan.
D. Manfaat Observasi
Manfaat dari kegiatan ini adalah agar keluarga binaan mendapatkan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang sesuai dengan kemampuan. Selain itu
juga untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut di
masa mendatang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dokter Gigi Keluarga
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 sebanyak 89
dari 100 anak dengan usia kurang dari 12 tahun menderita karies (gigi berlubang).
Oleh karena itu pemerintah sedang mengupayakan peningkatan akses masyarakat
untuk mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.4
Dokter gigi keluarga adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan akses
pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi masyarakat Indonesia dengan
menggunakan ilmu kedokteran gigi dasar. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
berorientasi pada masyarakat melalui unit keluarga sebagai kontak pertama. Hal
ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.
1415/MENKES/SK/X/2005 tentang Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi
Keluarga.5
Fungsi dan peran dokter gigi keluarga:
1. Ujung tombak pada sitem pelayanan kesehatan nasional dan berhadapan
langsung dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan tingkat pertama.
Sebagai penapis rujukan ke fasilitas yang lebih mampu.
2. Pemberi pelayanan dengan komitmen tinggi serta menunaikan tugasnya secara
profesional serta etis
3. Koordinator dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien dan
keluarganya serta bekerja sama secara harmonis dengan setiap individu dan
institusi
4. Sebagai mitra yang beretika bagi pasiennya dalam mengambil keputusan
medis dengan memilih dan menggunakan teknologi kedokteran gigi secara
rasional berdasar evidence based dentistry
5. Penggalang peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut6
3
Tujuan dokter gigi keluarga, yaitu: 7
1. Tercapainya kemandirian keluarga dalam menjaga dan memelihara kesehatan
gigi dan mulut (self care).
2. Terpenuhinya kebutuhan keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan
gigi yang optimal, bermutu, dan berkesinambungan.
3. Tertatanya pembiayaaan dalam pelayanan kedokteran gigi keluarga.
4. Tertatanya administrasi dan manajemen pelayanan kedokteran gigi keluarga.
5. Terbinanya profesionalisme dokter gigi secara berkesinambungan.
Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga adalah peluang masa depan bagi
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang optimal,
bermutu, terstruktur dan berkesinambungan. Selain itu bagi dokter gigi sendiri,
dapat menciptakan peluang untuk meningkatkan profesionalisme dalam
mengemban tugas mulia profesi. Visi dari dokter gigi keluarga adalah
"Kemandirian keluarga mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut setinggi-
tingginya melalui pelayanan dokter gigi keluarga secara efisien, efektif, adil,
merata dan bermutu."6
Misi dokter gigi keluarga adalah:6
1. Mendorong kemandirian keluarga dalam menjaga dan memelihara kesehatan
gigi dan mulut.
2. Mengupayakan tersedianya pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang merata,
bermutu dan terjangkau bagi keluarga.
3. Memberikan pelayanan, asuhan dan perlindungan kesehatan gigi dan mulut
untuk keluarga.
4. Meningkatkan profesionalisme kedokteran gigi dalam mengemban peran,
tugas dan fungsi dokter gigi.
5. Meningkatkan kemitraan dengan profesi, institusi, pendidikan dan pihak
terkait.
6. Tertatanya pembiayaan kesehatan gigi dan mulut.
Dokter Gigi Keluarga (DGK) berperan sebagai unsur profesi kedokteran
gigi yang menggalang peran serta masyarakat menjaga dan memelihara kesehatan
4
gigi dan mulut. Dalam menjalankan peran ini DGK juga melakukan beberapa
fungsi:6,8
1. Sebagai ujung tombak pemberi pelayanan dan asuhan keluarga serta sebagai
penapis rujukan upaya kesehatan gigi mulut.
2. Sumber informasi, edukasi dan advokasi dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut.
3. Perlindungan resiko terjadinya masalah kesehatan gigi dan mulut.
4. Meningkatkan kualitas hidup anggota keluarga sesuai siklus hidup.
5. Penghematan biaya kesehatan.
Berdasarkan pengertian, peran dan fungsi DGK tersebut maka disusunlah
prinsip pelayanan DGK yang meliputi:6
1. Memberi pelayanan secara profesional dan etis dilandasi kebutuhan seluruh
anggota keluarga perlu adanya pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara
menyeluruh yang direkam dalam Kartu Medik Gigi.
2. Memandang individu baik yang sakit maupun sehat sebagai bagian dari unit
keluarga dan komunitasnya.
3. Bidang garapan (menurut fase siklus hidup), mulai dari janin sampai lansia.
4. Pendekatan terpadu, holistik/ menyeluruh dan berkesinambungan.
5. Mengetumakan promotif-preventif terseleksi.
6. Manajemen efesiensi, efektif biaya dan penjagaan mutu.
B. Kartu Jakarta Sehat
KJS adalah singkatan dari Kartu Jakarta Sehat. KJS adalah suatu program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta. KJS merupakan sebuah fasilitas untuk warga Jakarta yang kurang mampu
untuk berobat secara gratis. Seluruh biaya kesehatan warga dibebankan pada
APBD Propinsi DKI Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta kepada
masyarakat dalam bentuk bantuan pengobatan. Tujuan dari digalakannya KJS
adalah memberikan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi penduduk Provinsi
DKI Jakarta terutama bagi keluarga miskin dan kurang mampu dengan sistem
rujukan berjenjang. Sasaran program dari KJS yaitu semua penduduk DKI Jakarta
5
yang mempunyai KTP / Kartu Keluarga DKI Jakarta yang belum memiliki
jaminan kesehatan, diluar program Askes, atau asuransi kesehatan lainnya.
Manfaat dari KJS adalah masyarakat mendapat fasilitas:
1. Rawat jalan diseluruh Puskesmas Kecamatan/Kelurahan di Provinsi DKI
Jakarta.
2. Rawat jalan Tingkat Lanjut (RJTL) di Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK)
tingkat II, (RSUD, RS vertikal dan RS Swasta yang bekerjasama dengan UP.
Jamkesda) wajib dengan rujukan dari Puskesmas.
3. Rawat Inap (RI) di Puskesmas dan Rumah Sakit yang bekerjasama dengan
UP. Jamkesda.
Persyaratan yang harus dibawa saat berobat di Puskesmas :
1. Kartu Jakarta Sehat atau Kartu Gakin/Kartu Jamkesda.
2. Bagi yang belum memiliki KJS, dapat menunjukkan KTP dan Kartu
Keluarga Provinsi DKI Jakarta.
Persyaratan Pasien berobat gratis di Rumah Sakit :
1. Wajib membawa surat rujukan dari Puskesmas.
2. Kartu Jakarta Sehat/Kartu Jamkesda/Kartu Gakin.
3. Bagi yang tidak memiliki Kartu Jakarta Sehat cukup menunjukkan KTP dan
Kartu Keluarga Provinsi DKI Jakarta.9
6
BAB III
HASIL OBSERVASI
A. Hasil Observasi Keluarga BinaanPada tanggal 7 dan 8 Januari 2014, telah dilaksanakan observasi keluarga
binaan. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan ekstra oral, intra oral, dan pengisian
rekam medis. Keluarga binaan ini terdiri dari enam orang anggota keluarga yaitu
Pak Taderi , Ibu Mujnah, Desi, Dianti, Silvia, dan Sifa. Pak Taderi adalah kepala
keluarga dan bekerja sebagai tukang ojek. Ibu Mujnah adalah istri dari Pak Taderi
yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Desi adalah anak sulung yang merupakan
orang tua tunggal dari Silvia dan Sifa, yang bekerja sebagai pegawai di
perusahaan kaca dan aluminium. Kedua anaknya belum memasuki bangku
sekolah. Sedangkan Dianti adalah anak kedua yang telah lulus SMK dan belum
bekerja. Total pendapatan keluarga binaan ini sekitar Rp. 3.600.000,-. per bulan.
Keluarga ini memiliki Kartu Jakarta Sehat.
Tabel 1. Data Keluarga Binaan
Nama Pasien Taderi Mujnah Desi Dianti Silvia Sifa
Suku Betawi
Jenis Kelamin Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita
Tanggal Lahir 11-11-53 15-12-58 4-12-84 6-12-92 2-9-10 23-12-12
Status
PerkawinanKawin Kawin Kawin
Belum
Kawin
Belum
Kawin
Belum
kawin
Agama Muslim
Pekerjaan WiraswastaIbu rumah
tanggaWiraswasta - - -
Pendidikan SMA SMA SMA SMK - -
Gol. Darah B O B B O O
Alamat
Jl. Tawakal VA no.17 RW 09/005
7
Tomang, Grogol Petamburan, Jakbar 11440
Telepon 021- 94930194
Asuransi - - - - -
Dari anamnesis yang telah dilakukan, pemerikasaan ekstra oral dan intra
oral pada masing-masing anggota keluarga, dapat diketahui keluhan utama dan
keadaan intra oral anggota keluarga yang dapat dijadikan pedoman analisis kasus
sehingga dapat dilakukan penyusunan rencana perawatan. Berikut data-data
berserta analisis kasus masing-masing anggota keluarga :
1. Pak Taderi
a. Keadaan umum
Pak Taderi berusia 61 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam
perawatan dokter untuk penyakit tertentu. Dan tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik.
b. Pemeriksaan E.O :
Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah
bening tidak teraba dan tidak sakit.
c. Odontogram :
d.
Pemeriksaan I.O
1) Debris : semua regio
2) Plak dan kalkulus : semua regio
3) Gingiva : gingivitis marginalis pada regio 1, 2, 3, 4
4) Mukosa : normal
5) Hubungan rahang : ortognati
8
6) Karies superficial : gigi 36, 46 dan 47
7) Karies media : gigi 44 dan 45
8) Sisa akar : gigi 48
9) Missing : Gigi 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 37, 32, 41, 42
10) Atrisi : gigi 31 dan 33
2. Ibu Mujnah
a. Keadaan umum
Ibu Mujnah berusia 56 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam
perawatan dokter untuk penyakit tertentu. Pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi.
b. Pemeriksaan E.O :
Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah
bening tidak teraba dan tidak sakit.
c. Odontogram :
d. Pemeriksaan I.O
1) Debris : semua regio
2) Plak dan kalkulus : regio 3,4
3) Gingiva : gingivitis marginalis pada regio 3,4
4) Mukosa : normal
5) Hubungan rahang : prognati
6) Karies superficial : 32, 31, 41, dan 42
7) Sisa akar : 24 dan 34
8) Missing : Gigi 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
9
27, 28, 38, 37, 36, 35, 34, 43, 44, 45, 46, 47,48
3. Desi
a. Keadaan umum
Desi berusia 30 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam perawatan
dokter untuk penyakit tertentu.
b. Pemeriksaan E.O :
Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah
bening tidak teraba dan tidak sakit.
c. Odontogram :
d. Pemeriksaan I.O :
1) Debris : tidak ada
2) Plak dan kalkulus : tidak ada
3) Gingiva : normal
4) Mukosa : normal
5) Hubungan rahang : ortognati
6) Karies superficial : gigi 24 dan 26
7) Karies media : gigi 17 dan 22
8) Missing : gigi 27 dan 37
9) Tumpatan amalgam : gigi 47
10) Crown : gigi 16 dan 37
10
4. Dianti
a. Keadaan umum
Dianti berusia 21 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam perawatan
dokter untuk penyakit tertentu.
b. Pemeriksaan E.O :
Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah
bening tidak teraba dan tidak sakit.
c. Odontogram :
d.
Pemeriksaan I.O
1) Debris : tidak ada
2) Plak dan kalkulus : tidak ada
3) Gingiva : normal
4) Mukosa : normal
5) Hubungan rahang : ortognati
6) Karies superfisial : gigi 18, 17, 16, 26, 38, 36, 47, 48
7) Karies media : gigi 22 dan 47
5. Silvia
a. Keadaan umum
Silvia berusia 4 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam perawatan
dokter untuk penyakit tertentu.
b. Pemeriksaan E.O :
Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah
bening tidak teraba dan tidak sakit.
11
c. Odontogram :
d.
Pemeriksaan I.O
1) Debris : tidak ada
2) Plak : semua regio
3) Kalkulus : tidak ada
4) Gingiva : normal
5) Mukosa : normal
6) Hubungan rahang : ortognati
7) Karies email : gigi 55, 54, 53, 52, 51, 61, 62, 65 dan74
8) Karies dentin : gigi 75, 84 dan 85
6. Sifa
a. Keadaan umum
Sifa berusia 1 tahun. Pasien dalam kondisi baik dan tidak dalam perawatan
dokter untuk penyakit tertentu.
b. Pemeriksaan E.O :
Tidak ditemukan adanya kelainan. Wajah dan bibir simetris. Kelenjar getah
bening tidak teraba dan tidak sakit.
c. Odontogram :
12
d. Pemeriksaan I.O
1) Debris : tidak ada
2) Plak dan kalkulus : tidak ada
3) Gingiva : normal
4) Mukosa : normal
5) Hubungan rahang : ortognati
13
BAB IV
PERENCANAAN POLA BINAAN DAN ANALISIS SEDERHANA BIAYA
PERAWATAN KESEHATAN GIGI
A. Analisis Masalah dan Faktor Risiko Kesehatan Gigi Keluarga Binaan
Dari pemeriksaan gigi dan mulut keluarga binaan, ditemukan plak dan
kalkulus hampir di seluruh regio pada tiga orang anggota keluarga. Selain itu,
ditemukan juga karies pada lima orang anggota keluarga. Dari anamnesis, terdapat
tiga orang dari keluarga tersebut yang pernah mendapat perawatan dokter gigi,
yaitu skeling, pencabutan, pembuatan mahkota selubung (crown), dan perawatan
orthodonti. Keluarga ini cukup memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya.
Namun, tidak demikian dengan bapak Taderi dan ibu Mujnah. Kepala keluarga
memiliki kebiasaan buruk yaitu merokok sehingga ditemukan stain pada giginya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
(Blum, 1996) :
1. Perilaku
2. Keturunan
3. Pelayanan kesehatan
4. Lingkungan
Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut
keluarga binaan, yaitu:
1. Perilaku
Perilaku dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kebiasaan seseorang
dalam membangun sikap untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan
mulut. Kebersihan gigi dan mulut keluarga ini cukup baik. Namun, ada
beberapa anggota keluarga yang masih malas menyikat gigi dan kurang
memberikan respon positif terhadap perawatan gigi dan mulut. Hal ini
mungkin disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan mulut. Apabila kita menjelaskan akibat dari
14
perilaku yang negatif terhadap kesehatan gigi dan mulut, mungkin mereka
bersedia untuk mendapatkan perawatan gigi dan mulut.
2. Keturunan
Sikap dan perilaku orang tua yang kurang baik terhadap kesehatan gigi dan
mulut, seperti waktu menyikat gigi yang salah, tidak mau berobat ke dokter
gigi, serta kebiasaan merokok dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anak-
anaknya dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
3. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Lokasi RSGMP Trisakti yang cukup dekat dan mudah dijangkau dari tempat
tinggal keluarga binaan memudahkan mereka untuk mendapatkan perawatan
kesehatan gigi dan mulut di sana.
4. Lingkungan
Lingkungan di sekitar tempat tinggal serta kondisi air yang kurang bersih
dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut anggota keluarga
5. Ekonomi
Ekonomi yang dimaksudkan di sini adalah ketersediaan biaya untuk
mendapatkan perawatan gigi dan mulut tiap bulan bagi setiap anggota
keluarga. Keluarga ini memiliki penghasilan yang lebih dari cukup untuk
memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, sehingga dapat disisihkan untuk
membiayai perawatan kesehatan gigi dan mulut seluruh anggota keluarga.
15
B. Pola Binaan 12 bulan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan
Kesehatan Gigi Keluarga Binaan
Tabel 2. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan I
Bulan I
Minggu DiagnosisRencana
PerawatanBiaya
Minggu I Reversibel Pulpitis
47 (Dianti)
Reversibel Pulpitis
17 (Desi)
Gingivitis
Marginalis (Taderi)
Tumpat Amalgam
Kelas I
Tumpat Amalgam
Kelas I
Skeling
KJS (Rp. 0,-)
KJS (Rp. 0,-)
Rp. 45.000,-
Minggu II Karies Rampan
(Silvia)
Observasi Rp. 15.000,-
Minggu III Iritasi Pulpa
46 dan 47 (Taderi)
Tumpat GIC Kelas I KJS (Rp. 0,-)
Minggu IV Karies Dentin
84 dan 85 (Silvia)
Tumpat Amalgam
Kelas I
KJS (Rp. 0,-)
Total Biaya Rp. 60.000,-
Tabel 3. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan II.
16
Bulan II
Minggu DiagnosisRencana
PerawatanBiaya
Minggu I Reversibel Pulpitis
22 (Desi)
Gingivitis
Marginalis
(Mujnah)
Tumpat GIC Kelas
V
Skeling
KJS (Rp. 0,-)
Rp. 45.000,-
Minggu II Iritasi Pulpa
31 dan 32 (Mujnah)
Reversibel Pulpitis
45 dan 44 (Taderi)
Tumpat GIC Kelas
V
Tumpat Amalgam
Kelas I
KJS (Rp. 0,-)
KJS (Rp. 0,-)
Minggu III Reversibel Pulpitis
22 (Dianti)
Tumpat Komposit
Kelas III
Rp. 58.000,-
Minggu IV Karies Dentin 75
(Silvia)
Tumpat Amalgam
Kelas I
KJS (Rp. 0,-)
Total Biaya Rp. 103.000,-
Tabel 4. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan III.
Bulan III
17
Minggu Diagnosis Rencana
Perawatan
Biaya
Minggu I Iritasi Pulpa 36
(Taderi)
Iritasi pulpa
41 dan 42 (Mujnah)
Tumpat GIC Kelas I
Tumpat GIC Kelas
V
KJS (Rp. 0,-)
KJS (Rp. 0,-)
Minggu II Iritasi Pulpa 36
(Dianti)
Gangren Radiks
24 dan 34 (Mujnah)
Gangren Radiks 48
(Taderi)
Tumpat GIC Kelas I
Pencabutan
Pencabutan
KJS (Rp. 0,-)
KJS (Rp. 0,-)
KJS (Rp. 0,-)
Minggu III Iritasi Pulpa 38 dan
48 (Dianti)
Tumpat GIC Kelas I KJS (Rp. 0,-)
Minggu IV Karies Email 74
(Silvia)
Missing Teeth
(Taderi)
Missing Teeth
(Mujnah)
Tumpat GIC Kelas I
Indikasi + Cetak
GTS 3
Indikasi + Cetak
GTS 3
KJS (Rp. 0,-)
Rp. 13.000,-
Rp. 13.000,-
Total Biaya Rp. 26.000,-
Tabel 5. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan IV.
Bulan IVMinggu Diagnosis Rencana Perawatan Biaya
18
Minggu I Missing Teeth
(Taderi)
Cicilan I
GTS-3
Rp. 180.000,-
Minggu II Iritasi Pulpa 24
(Desi)
Tumpat GIC Kelas I KJS (Rp. 0,-)
Minggu III Karies Email 55
(Silvia)
Tumpat GIC Kelas II KJS (Rp. 0,-)
Minggu IV Iritasi Pulpa 26
(Dianti)
Tumpat GIC Kelas I KJS (Rp. 0,-)
Total Biaya Rp. 180.000,-
Tabel 6. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan V.
Bulan V
Tabel 7. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan VI.
Bulan VI
19
Minggu DiagnosisRencana
PerawatanBiaya
Minggu I Iritasi Pulpa
16,17,18 (Dianti)
Tumpat GIC Kelas I KJS (Rp. 0,-)
Minggu II Missing Teeth
(Mujnah)
Cicilan I
GTS-3
Rp. 180.000,-
Minggu III - - -
Minggu IV - - -
Total Biaya Rp. 180.000,-
Tabel 8. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan VII.
Bulan VII
Tabel 9. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan
Bulan VIII.
Minggu DiagnosisRencana
PerawatanBiaya
Minggu I Missing Teeth Cicilan III Rp. 180.000,-
20
Minggu DiagnosisRencana
PerawatanBiaya
Minggu I Missing Teeth
(Taderi)
Cicilan II
GTS-3
Rp. 180.000,-
Minggu II - - -
Minggu III - - -
Minggu IV - - -
Total Biaya Rp. 180.000,-
Minggu DiagnosisRencana
PerawatanBiaya
Minggu I Missing Teeth
(Mujnah)
Cicilan II
GTS-3
Rp. 180.000,-
Minggu II - - -
Minggu III - - -
Minggu IV - - -
Total Biaya Rp. 180.000,-
(Taderi) GTS-3
Minggu II - - -
Minggu III - - -
Minggu IV - - -
Total Biaya Rp. 180.000,-
Bulan VIII
Tabel 10. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan IX.
Bulan IX
Minggu DiagnosisRencana
PerawatanBiaya
Minggu I Missing Teeth
(Mujnah)
Cicilan III
GTS-3
Rp. 180.000,-
Minggu II - - -
Minggu III - - -
Minggu IV - - -
Total Biaya Rp. 180.000,-
Tabel 11. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan X.
Bulan X
21
Tabel 12. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan XI.
Bulan XI
Tabel 13. Pola Binaan dan Analisis Sederhana Biaya Perawatan Kesehatan Gigi Keluarga Binaan Bulan XII.
Bulan XII
Minggu DiagnosisRencana
PerawatanBiaya
22
Minggu DiagnosisRencana
PerawatanBiaya
Minggu I Missing Teeth
(Taderi)
Cicilan IV
GTS-3
Rp. 180.000,-
Minggu II - - -
Minggu III - - -
Minggu IV - - -
Total Biaya Rp. 180.000,-
Minggu DiagnosisRencana
PerawatanBiaya
Minggu I Missing Teeth
(Mujnah)
Cicilan IV
GTS-3
Rp. 180.000,-
Minggu II - - -
Minggu III - - -
Minggu IV - - -
Total Biaya Rp. 180.000,-
Minggu I Missing Teeth
(Taderi)
Missing Teeth
(Mujnah)
Cicilan VI
GTS-3
Cicilan VI
GTS-3
Rp. 80.000,-
Rp. 80.000,-
Minggu II Missing Teeth
(Taderi)
Missing Teeth
(Mujnah)
Kontrol GTS-3
Kontrol GTS-3
Rp. 8.000,-
Rp. 8.000,-
Minggu III - - -
Minggu IV - - -
Total Biaya Rp. 176.000,-
Keterangan:
Perawatan di Puskesmas :
Perawatan di RSGMP Trisakti :
BAB V
PEMBAHASAN
23
Berdasarkan hasil pengamatan tim penulis, penghasilan keluarga Bapak
Taderi ternyata dapat disisihkan sebanyak 5% dari total keseluruhan penghasilan
perbulan yang terdiri dari penghasilan Bapak Taderi sendiri dan anaknya, Desi
yaitu sebesar tiga juta enam ratus ribu rupiah untuk biaya kesehatan gigi dan
mulut keluarga. Namun karena kurangnya kesadaran dan kepedulian masing-
masing anggota keluarga akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut, hal tersebut
belum dilaksanakan oleh keluarga.
Hasil dari penghasilan yang tidak menetap perharinya juga menjadi
pertimbangan keluarga untuk merawat kesehatan gigi dan mulutnya ke instansi
terdekat. Penghasilan keluarga umumnya dipakai untuk menghidupi kebutuhan
pokok sehari-hari (makan) dan sisanya ditabung untuk kebutuhan cucu-cucu
(susu), Silvia dan Sifa yang tergolong masih kecil. Kesibukan Bapak Taderi yang
bekerja sebagai tukang ojek dan juga kurangnya pengetahuan akan pentingnya
kesehatan gigi dan mulut menyebabkan Bapak Taderi kurang memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut keluarganya.
Oleh sebab itu tim penulis mulai membuat perencanaan pola binaan serta
analisis sederhana biaya perawatan kesehatan gigi pada keluarga tersebut
berdasarkan total keseluruhan penghasilan, kesibukan keluarga, keinginan
keluarga, dan kasus kesehatan gigi masing-masing anggota keluarga.
Total biaya yang dibutuhkan sampai perawatan seluruh anggota keluarga
selesai sebesar Rp. 1.805.000,-. Dengan demikian pola binaan dan analisis yang
dibuat untuk 12 bulan ke depan dengan total pengeluaran perbulannya yang
sedemikian rupa diusahakan tidak melebihi anggaran yaitu kurang lebih 5% dari
total keseluruhan penghasilan. Artinya kurang lebih tiap bulan keluarga Bapak
Taderi menyisihkan seratus delapan puluh ribu rupiah untuk melakukan perawatan
kesehatan gigi dan mulut. Harga perawatan disesuaikan dengan tarif lama instansi
kesehatan gigi terdekat dan termurah yaitu RSGMP Trisakti dan pemberlakukan
KJS (Kartu Jakarta Sehat) di puskesmas terdekat, yaitu puskesmas Grogol
Petamburan. Pemberlakuan KJS di Puskesmas tersebut terdiri dari pencabutan dan
penambalan tanpa menggunakan sinar seperti amalgam dan GIC. Perawatan yang
24
tidak termasuk dalam KJS yaitu penambalan komposit, pencabutan dengan
pembedahan, perawatan saluran akar, ortodonti, dan prostodonti.
Rencana perawatan dimulai dari perawatan skeling, penumpatan pada gigi
yang kariesnya lebih dalam (CM) ke karies yang lebih dangkal (CS), dilanjutkan
dengan pencabutan sisa akar dan pemasangan gigi tiruan jika memang disetujui.
Pada bulan pertama perawatan kesehatan gigi diberikan kepada Desi dan
Dianti, mengingat merekalah yang paling mementingkan kesehatan gigi dan mulut
dibandingkan dengan empat anggota keluarga lainnya. Diharapkan nantinya
mereka dapat menjadi penggerak untuk menjalankan perawatan kesehatan gigi
dan mulut bagi anggota keluarga lainnya. Pada bulan pertama diharapkan Bapak
Taderi dapat ikut untuk menjalankan perawatan awal yaitu skeling. Setiap
minggunya Bapak Taderi dan Ibu Mujnah dijadwalkan maksimal hanya satu kali
kunjungan, mengingat kesibukan bapak Taderi untuk bekerja.
Ibu Mujnah diikutsertakan pada rencana perawatan kesehatan gigi dan
mulut pada bulan kedua. Diharapkan Ibu Mujnah maupun Bapak Taderi menerima
perawatan setiap minggunya dengan didampingi Desi dan Dian. Selain itu rencana
perawatan kesehatan gigi dan mulut untuk Silvia selalu didampingi Desi, sehingga
sang ibu mengetahui perawatan apa saja yang akan diberikan serta menjadi wali
untuk segala persetujuan tindakan yang akan diberikan.
Perawatan kesehatan gigi dan mulut seluruh anggota keluarga Bapak
Taderi dapat diselesaikan sampai bulan ke-5. Di samping itu, pada bulan ke-5
dilanjutkan pula perawatan pemasangan gigi tiruan bagi Bapak Taderi dan Ibu
Mujnah. Pembayaran pemasangan gigi tiruan yang biayanya tergolong mahal
diatasi dengan angsuran cicilan setiap bulannya dari bulan ke-5 sampai bulan ke-
12, sehingga keluarga Bapak Taderi dapat menyelesaikan perawatan kesehatan
gigi dan mulut bagi setiap anggota keluarga.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
25
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, kesehatan gigi dan mulut keluarga binaan
tersebut masih kurang baik. Terbukti dengan ditemukannya plak dan kalkulus
serta banyaknya karies dan gigi yang hilang pada sebagian besar anggota
keluarga. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran anggota keluarga akan
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Maka dari itu dibuat pola binaan dan analisis sederhana biaya perawatan
kesehatan gigi untuk 12 bulan ke depan, dengan perincian sebagai berikut:
1. Keluarga ini berpenghasilan kira-kira Rp 3.600.000 per bulan.
2. Maksimal biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan dan perawatan berkala
kesehatan gigi dan mulut setiap bulannya kurang lebih 5% dari total
pendapatan yaitu sebesar Rp 180.000,-
3. Total biaya keseluruhan perawatan gigi dan mulut seluruh anggota keluarga
binaan selama 12 bulan adalah Rp 1.805.000,-
B. Saran
Diharapkan dari pola binaan dan rencana sederhana yang telah dibuat
dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh anggota keluarga. Namun,
dibutuhkan juga bantuan dokter gigi keluarga untuk membina dan memberikan
motivasi kepada keluarga binaan tersebut agar lebih memperhatikan kesehatan
gigi dan mulutnya, guna mendukung kesehatan secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
26
1. RISKESDAS. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008.
2. BAPPENAS. Kajian Kebijakan Perencanaan Tenaga Kesehatan. Jakarta :
BAPPENAS, 2005.
3. Departemen Kesehatan RI. Indikator Indonesia Sehat 2010. KepMenKes RI No. 1202/Menkes/SK/VIII/2003.
4. Departemen Kesehatan RI. Dokter Gigi Keluarga. KepMenKes RI No.
1415/Menkes/SK/X/2005.
5. Laporan Nasional Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar). Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. 2008.
6. Anam C. Dokter Gigi Keluarga Peluang Masa Depan. Mojokerto : Prima
Group, 2010.
7. Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Sinergi
Pelayanan Kedokteran Keluarga. Disitasi dari:
http://buk.depkes.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=206%3Asinergi-pelayanan-
kedokteran-keluarga&Itemid=138. Last Update : September 2011.
8. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelatihan Dokter Gigi Keluarga-JPKM.
Jakarta : Departement Kesehatan RI, 2008.
9. Team Ahok.org. Alur Penggunaan Kartu Jakarta Sehat. Ed. Ke-12 Disitasi
dari: http://ahok.org/berita/news/alur-penggunaan-kartu-jakarta-sehat/ . Last
Update: Maret 2013.
LAMPIRAN
27
Lampiran 1. Keluarga Bapak Taderi
Lampiran 2. Rumah Keluarga Binaan Tampak Depan
28
Lampiran 3. Lingkungan Rumah Keluarga Binaan
Lampiran 4. Rumah Tetangga Keluarga Binaan
29
Lampiran 5. Persiapan Alat dan Bahan
Lampiran 6. Kartu Jakarta Sehat Bapak Taderi
30
Lampiran 7. Pemeriksaan pada Bapak Taderi
Lampiran 8. Pemeriksaan pada Ibu Mujnah
31
Lampiran 9. Pemeriksaan pada Desi
Lampiran 10. Pemeriksaan pada Dian
32
Lampiran 11. Pemeriksaan pada Silvia
33