ncp fresia.doc

12
Kkjhjk No DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL 1 2 3 4 5 1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah DS : Pasien mengeluh mual saat makan DO : -BB sebelum sakit 100kg, sesudah ±65 kg Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan dengan kriteria : 1. Mual hilang atau berkurang. 2. Porsi makan habis sesuai diit yang 1. Berikan makanan sesuai diit sedikit dan frekuensi sering setiap 15 menit sekali. 2. Kaji ulang dan catat masukan makanan pasien. 3. Auskultasi bising 1. Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster. 2. Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan. 3. Hyperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Upload: jeremy-white

Post on 19-Nov-2015

240 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

KkjhjkNoDIAGNOSA KEPERAWATANPERENCANAAN

TUJUANINTERVENSIRASIONAL

12345

1Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntahDS : Pasien mengeluh mual saat makan

DO :

-BB sebelum sakit 100kg, sesudah 65 kg

-Hb : 9,3 gr/dL

-Albumin : 2.0

-Porsi makan tidak habis

-BU : +

-Ht : 28 %Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan dengan kriteria :

1. Mual hilang atau berkurang.

2. Porsi makan habis sesuai diit yang diberikan.

3. BB dalam rentang normal.

4. Bising usus dalam batas normal5. Nilai laboratorium dalam batas normal : albumin dan elektrolit1. Berikan makanan sesuai diit sedikit dan frekuensi sering setiap 15 menit sekali.

2. Kaji ulang dan catat masukan makanan pasien.

3. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai indikasi.

4. Observasi ulang tanda-tanda hipoglikemia, seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing.

5. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan6. Atur posisi semifowler1. Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster.

2. Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

3. Hyperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan fungsi lambung (distensi atau ileus paralitik), penurunan motilitas usus mengisyaratkan adanya neuropati otonom yang mempengaruhi saluran pencernaan dan memerlukan pengobatan secara simptomatik.

4. Hipoglikemia merupakan keadaan yang paling membahayakan pada pasien dengan DM, sehingga perlu dilakukan intervensi pencegahan karena dapat mengancam kehidupan pasien.5. Meningkatkan suasana yang dapat merangsang makan6. Membantu proses pencernaan dan mengurangi dekompresi lambung

4Kerusakan mobilitas fisik b. d

DS :

Pasien mengatakan belum bisa berjalan karena amputasi

DO :

Terdapat luka bekas operasi kaki DM di Tibia fibula 15cm

Tingkat mobilitas Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam kerusakan mobilitas klien teratasi, dengan kriteria hasil :

Klien mampu meningkatkan mobilitas mandiri berupa1. Memposisikan tubuh secara mandiri2. Gerakan otot: mandiri/pasif3. Gerakan sendi: aktif/pasif4. Berpindah: dengan bantuan5. Ambulasi dengan kursi roda: dengan bantuan

Terapi Aktivitas : Mobilitas Sendi 1. Kaji tingkat kemampuan aktivitas pasien2. Posisikan klien sesuai dengan body alignment dan Instruksikan klien bagaimana penggunaan body mekanik yang benar saat beraktifitas

3. Ganti posisi tiap dua jam

4. Bantu pasien latihan ROM pasif untuk daerah yang sakit dan ROM aktif pada daerah yang tidak sakit.5. Latih pasien atau keluarga bagaimana cara, melakukan ROM aktif atau pasif.

6. Inspeksi kulit setiap hari dan pantau membran mukosa kulit terhadap iritasi, kemerahan atau lecet lecet7. Antu klien melakukan latihan ROM, peawatan diri dan toleransi8. Kolaborasi dengan fisioterapis dalam mengembangkan dan menentukan program latihan.

1. Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.2. Mempertahankan posisi tetap pada kondisi fisiologis dan tulang belakang dalam keadaan baik.3. Menurunkan risiko terjadinya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan dan meminimalkan risiko dekubitus.4. Gerakan aktif memberikan massa , tonus dan kekuatanotot, serta memperbaiki fungsi jantung dan pernafasan. Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih dan tidak digerakan.5. Keluarga membantu kebutuhan dan proses penyembuhan pasien.6. Deteksi dini adanya gangguan sirkulasi dan hilangnya sensasi risiko kerusakan integritas kulit kemungkinan komplikasi imobilisasi.7. Untuk memelihara fleksibilitas sendi dan toleransi.8. Peningkatan kemampuan dan mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari fisioterapis.

1. Gangguan konsep diri berhubungan perubahan kehilangan bagian tubuhSetelah dilakukan tindakan keperawatan :1.Gambarab diri meningkat

2. Gambaran diri sesuai

3. Puas dengan penampilan tubuh

4.Bisa menyesuaikan diri dengan bentuk tubuh

5.Bisa menyesuaikan diri dengan status kesehatannya

1. 1. Menciptakan hubungan saling percaya dengan cara mendorong pasien perasaan tentang dirinya

2.Kaji penerimaan pasien akan tubuhnya2.Identifikasi strategi koping pasien

3.Bantu pasien untuk menerima kenyataan

4. Dampingi pasien dengan memberikan dukungan psikologis secara pribadi

5. Jelaskan pada pasien tentang gambaran diri yang baik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien menunjukkan kadar gula darah stabil dengan kriteria hasil:

Tanda vital dalam batas normal Kadar gula darah 70-300 mg/dL

Makan sesuai jumlah kalori

Episode hypoglikemi tidak terjadi

HbA1C dan fructosemine dbn1. Observasi status kesadaran dan tanda-tanda vital

2. Jelaskan kepada pasien pentingnya pengontrolan gula darah, caranya dan akibatnya apabila tidak terkontrol

3. Monitor kadar gula darah secara teratur

4. Monitor tanda dan gejala hipoglikemi: pucat, diaphoresis, takikardi, palpitasi, perasaan lapar, parasthesia, menggigil, ketidakmampuan berkonsentrasi, konfusi, bicara tidak jelas, perilaku irasional atau tak terkontrol, pandangan kabur, somnolen, ketidakmampuan bangun dari tidur, atau kejang

5. Monitor tanda dan gejala hiperglikemi: (KGD>300 mg/dl) sakit kepala, mual muntah, trias poly, kelemahan, kusmaulls, takikardi6. Laporkan tanda dan gejala dari hiperglikemia atau hiperglikemia ke dokter7. Kolaborasi pemberian diit DMKolaborasi dalam pemberian obat anti-hiperglikemik dan insulin8. Berikan discharge planning1. Dapat mengetahui kondisi kesehatan pasien dan perkembangannya, status kesadaran dan vital h ke sign bisa merujuk pada kondisi hoper atau hipoglikemi

2. Pengontrolan gula darah yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi hiperglikemi atau hipoglikemi

3. Untuk memonitor serial kadar gula darah

4. Untuk penanganann dini hipoglikemi dan tidak terjadi syok

5. Untuk penanganan secepatnya dan tidak jatuh pada kondisi yang panrah (mengarah ke HHONK)

6. Koordinasi dan pelaporan untuk penanganan cepat

7. Diit yang sesuai bisa membantu dalam proses penyembuhan Untuk membantu menurunkan kadar gula darah dan mencegah komplikasi.

Defisit perawatan diri: mandi, berpakaian, makan, toileting b.d kerusakan neuromuskulerDS :

Pasien mengeluh lemah

Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan pasien mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri, yang ditunjukkan dengan:

1. Pasien mampu melakukan pemenuhan kebutuhan perawatan diri berkaitan dengan makan, berpakaian, toileting, mandi, kebersihan diri, dan ambulasi dengan bantuan minimal.

2. Pasien terbebas dari bau badan

3. Pasien menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLBantuan perawatan diri 1. Sediakan bantuan sampai klien mandiri sepenuhnya.

2. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.

3. Dorong untuk melakukan aktifitas secara mandiri, tetapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.

4. Ajarkan keluarga untuk mendorong kemandirian klien, untuk memberikan bantuan hanya jika klien tidak mampu untuk melakukannya.

5. Pertimbangkan usia klien saat meningkatkan aktivitas perawatan diri 6. Susun rutinitas perawatan diri

7. Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri secara mandiri

8. Monitor kebutuhan klien akan alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.

1. Meningkatkan kemandirian pasien

2. Evaluasi peningkatan tekanan darah dan nadi terhadap aktifitas

3. Meningkatkan kemandirian pasien

4. Peran keluarga sangat penting dalam memotivasi pasien untuk mandiri

5. Usia tua cenderung menurun aktifitas perawatan dirinya

6. Menunjang kemandirian pasien

7. Mengevaluasi kemajuan kemampuan motorik pasien dari hari ke hari

8. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya