nazmi febrian_institut teknologi bandung_pkmkc

23
i PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Rancang Bangun On-Board Computer Cubesat untuk Misi Orbit Bumi Rendah BIDANG KEGIATAN: PKM KARSA CIPTA Diusulkan oleh: Nazmi Febrian 13210076 2010 Angga Pratama Putra 13210072 2010 Rahmat Muttaqin 13210027 2010 Yudi Pratama 13212036 2012 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2014

Upload: nazmi-bojan-febrian

Post on 21-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PKM Pendanaan 2015

TRANSCRIPT

Page 1: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Rancang Bangun On-Board Computer Cubesat untuk Misi Orbit

Bumi Rendah

BIDANG KEGIATAN:

PKM KARSA CIPTA

Diusulkan oleh:

Nazmi Febrian 13210076 2010

Angga Pratama Putra 13210072 2010

Rahmat Muttaqin 13210027 2010

Yudi Pratama 13212036 2012

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2014

Page 2: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

ii

Page 3: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

iii

Daftar Isi

Halaman Pengesahan …………………………………………………… ii

Daftar Isi ………………………………………………………………… iii

Ringkasan ……………………………………………………………….. iv

Bab 1 - Pendahuluan …………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………….. 1

1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………… 2

1.4 Luaran ………………………………………………………. 2

1.5 Kegunaan …………………………………………………… 2

Bab 2 – Tinjauan Pustaka ……………………………………………... 3

2.1 On-Board Computer (OBC) Satelit ………………………… 4

2.2 Delay/Disruption Tolerant Networking (DTN) ……………. 4

Bab 3 – Metode Pelaksanaan ………………………………………….. 5

3.1 Tahap Perancangan Perangkat Keras pada On-board

Computer Cubesat ………………………………………….. 5

3.2 Tahap Perancangan Perangkat Lunak pada On-board

Computer Cubesat ………………………………………….. 5

3.3 Tahap Perancangan GS …………………………………….. 8

3.4 Tahap Uji Coba dan Debugging ……………………………. 8

Bab 4 – Biaya dan Jadwal Kegiatan …………………………………... 9

4.1 Anggaran Biaya …………………………………………….. 9

4.2 Jadwal Kegiatan …………………………………………….. 9

Daftar Pustaka …………………………………………………………. 10

Lampiran-Lampiran …………………………………………………... 11

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ……………………………….. 11

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ……………………………... 15

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas . 17

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ………………………… 18

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan …. 19

Page 4: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

iv

RINGKASAN

Kebutuhan akan tersedianya sistem komunikasi yang memadai sudah

menjadi hal yang harus dipenuhi suatu negara. Adanya sebuah sistem komunikasi

yang cepat dan tanpa hambatan antara suatu daerah ke daerah lainnya, secara

langsung akan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Indonesia sebagai salah satu

negara kepulauan terluas di dunia masih memiliki pekerjaan berat dalam hal

pembuatan suatu jaringan komunikasi yang memadai. Teknologi satelit dapat

menjadi salah satu alternatif solusi dalam permasalahan tersebut.

Satelit adalah suatu benda yang mengorbit bumi dengan periode revolusi

dan rotasi tertentu. Satelit dapat berfungsi sebagai penghubung jaringan

komunikasi antara dua titik yang berjarak sangat jauh di permukaan bumi. Satelit

buatan memiliki berat dari 500 kg hingga kurang dari 1 kg. Sejauh ini Indonesia

belum memiliki satupun satelit buatan dalam negeri yang mengorbit di luar

angkasa. Sebagai permulaan penelitian satelit di Indonesia nanosatelit adalah tipe

satelit yang paling memungkinkan karena ukurannya yang kecil dan

komponennya berupa komponen yang banyak dijual di pasaran.

Cubesat merupakan salah satu jenis nano atau pikosatelit yang mengorbit

pada Orbit Bumi Rendah (LEO), yaitu pada ketinggian di bawah 2000 km.

Sebuah cubesat memiliki pusat pengolahan data utama yang disebut On-board

Computer (OBC). OBC merupakan komponen terpenting sebuah cubesat karena

semua fungsi cubesat diatur dan dijalankan oleh OBC. Untuk misi pada orbit LEO

sebuah cubesat harus mampu melakukan fungsi Attitude Determination and

Control System (ADCS), Telecommand and Telemetry Management (TCTM) dan

Platform Monitoring and Control (PMC).

Fungsi ADCS dijalankan dengan melakukan pengendalian sikap satelit

terhadap orbitnya berdasarkan bacaan sensor yang terpasang pada cubesat. Fungsi

TMTC dipenuhi dengan adanya proses pengiriman dan penerimaan data yang

andal antara OBC dan stasiun bumi. Sedangkan fungsi PMC bertugas

mengirimkan data kondisi lingkungan satelit selama berada di luar angkasa. Data-

data tersebut meliputi sikap satelit, posisi dan arah satelit, suhu, daya baterai dan

kecepatan mengorbit satelit.

OBC yang dirancang terdiri dari tiga buah Single Board Computer (SBC)

yang bekerja saling mendukung untuk melakukan tiga fungsi di atas. Satu SBC

bertindak sebagai OBC utama sekaligus modul TMTC, sedangkan dua SBC

lainnya bertugas sebagai OBC cadangan dan sekaligus modul ADCS dan PMC.

SBC yang digunakan adalah Intel Galileo Gen1 dengan prosesor utama Intel

Quark SoC X1000 400 MHz 32-bit.

Perangkat lunak yang dipasang pada OBC adalah ION-DTN 3.2.1 yang

diprogram menggunakan sistem operasi Linux Debian Wheezy. Perangkat lunak

ION-DTN dipilih karena menerapkan konsep Delay- dan Disruption Tolerant

Network (DTN) yang mengakomodasi sistem pengiriman data yang memiliki

delay panjang dan berjarak sangat jauh di luar angkasa. Dengan menggunakan

perangkat lunak tersebut data yang dikirimkan dari dan ke satelit oleh stasiun

bumi tetap utuh dan dapat dimanfaatkan oleh pengguna yang berada di stasiun

bumi.

Kata Kunci : Cubesat, LEO, OBC, ADCS, TMTC, PMC, Intel-Galileo, ION-DTN

Page 5: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

1

BAB 1 – PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan satelit buatan sendiri menjadi hal penting yang harus

dipenuhi oleh pemerintah Indonesia di era teknologi komunikasi dan informasi

saat ini. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, 17.508 pulau di Indonesia

perlu dihubungkan oleh sebuah sistem komunikasi dan informasi yang tepat.

Sistem komunikasi satelit memiliki kemampuan menyediakan sistem komunikasi

yang efisien untuk wilayah kepulauan seperti Indonesia.

Ketersediaan sebuah sistem komunikasi yang mampu melingkupi semua

wilayah kepulauan Indonesia berdampak pada peningkatan kualitas berbagai

sektor kehidupan. Ketersediaan sistem komunikasi yang layak mampu

meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat melalui kemudahan mengakses

fasilitas perekonomian. Selain itu peningkatan kualitas pendidikan juga dapat

dicapai karena pemerataan kesempatan setiap siswa dalam mengakses ilmu

pengetahuan.

Di sisi pertahanan dan keamanan negarapun, pemerintah mampu

memperkuat lini-lini penting hankam melalui ketersediaan sistem komunikasi

yang buatan dalam negeri. Satelit juga bisa dimanfaatkan sebagai alat

penginderaan kondisi atmosfer untuk peramalan cuaca. Lebih penting lagi, sebuah

satelit dapat digunakan dalam misi peringatan dini bencana alam sehingga

kerugian yang diakibatkannya dapat diminimalisasi.

Komunikasi satelit dan stasiun bumi pada Orbit Bumi Rendah (LEO)

membutuhkan delay yang lama dan jarak yang sangat jauh. Selain itu pengiriman

dan penerimaan data juga sering mengalami level error yang cukup tinggi karena

kerusakan kerangka data saat pengiriman jarak jauh. Delay- and Disruption

Tolerant Network (DTN) bisa menjadi salah satu solusi pengiriman data yang

memiliki delay dan level error tinggi. Konsep DTN menggunakan sistem store-

and-forward data antar node yang terlibat dalam komunikasi. Dengan sistem

tersebut komunikasi antara satelit dan stasiun bumi menjadi lebih andal.

Dengan demikian penulis melakukan penelitian untuk merancang sebuah

On-board Computer Cubesat, yaitu sebuah perangkat pengolahan data utama pada

satelit berbentuk kubus dengan ukuran kecil yang mampu beroperasi pada lintasan

LEO dan dapat melakukan komunikasi menggunakan konsep DTN dengan stasiun

bumi.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana merancang sebuah On-board Computer satelit berukuran kecil

yang mampu beroperasi pada lintasan Orbit Bumi Rendah yang menjalankan

fungsi-fungsi dasar meliputi Attitude Determination and Control System (ADCS),

Telemetry and Telecommand Management (TMTC) dan Platform Monitoring and

Control (PMC) menggunakan perangkat lunak ION-DTN.

Page 6: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

2

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Membuat rancang bangun On-board Computer satelit yang mampu

melakukan komunikasi yang andal dengan stasiun bumi menggunakan

konsep DTN

1.3.2. Merancang sebuah On-board Computer satelit yang menjalankan fungsi

ADCS, TMTC dan PMC

1.3.3. Mengembangkan On-board Computer satelit yang mampu beroperasi pada

kondisi lingkungan luar angkasa.

1.4. Luaran

Prototipe On-board Computer satelit dapat menjalankan misi satelit pada

lintasan LEO secara real-time sehingga On-board Computer dapat melakukan

pengiriman dan penerimaan data menggunakan konsep jaringan DTN dengan

stasiun bumi (GS)

1.5. Kegunaan

On-board Computer satelit mampu melakukan pengiriman dan

penerimaan data dengan GS sehingga On-board Computer dapat dijadikan

alternatif komunikasi antara satu tempat dan tempat lainnya di Indonesia yang

belum terjangkau oleh sinyal telepon seluler. Selain itu On-board Computer juga

mampu melakukan komunikasi data dengan andal dan tanpa error menggunakan

konsep DTN.

Page 7: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

3

3

BAB 2 – TINJAUAN PUSTAKA

Istilah cubesat diberikan kepada satelit yang tergolong kategori nanosatelit

atau pikosatelit yang bentuknya menyerupai kubus. Berat maksimal dari sebuah

satelit yang tergolong cubesat adalah 1.33 kg dengan volume tidak lebih dari 1

liter. Biasanya Cubesat digunakan sebagai satelit penelitian luar angkasa dengan

komponen Commercial off-The Shelf (COTS) untuk bagian elektrikalnya.

Gambar 2.1 Cubesat di Ruang Angkasa

Untuk cubesat yang beroperasi pada orbit LEO misi yang biasa

dilakukannya adalah sebagai berikut :

Attitude Determination and Control System (ADCS), yaitu pengukuran

orientasi dan posisi satelit di luar angkasa berdasarkan titik acuan yang sudah

dibuat sebelumnya.

Telemetry and Telecommand Management (TMTC). Proses pengiriman

telemetri ke GS dan penerimaan perintah dari GS. Pada projek pengembangan

ini pengiriman data dilakukan dengan kabel LAN atau Wireless.

Platform Monitoring and Control (PMC), Sistem kontrol dan pemantauan

dilakukan terhadap elemen-elemen penting satelit berupa tegangan baterai,

temperatur lingkungan, serta parameter orbit dan attitude.

2.1. On-Board Computer (OBC) Satelit

OBC dapat dianalogikan sebagai sebuah motherboard yang terdapat pada

komputer. Pada satelit, OBC adalah semacam unit pengelolaan atau unit

komando dan manajemen data. OBC adalah inti pusat dari sistem avionik

kendaraan ruang angkasa. Dalam fungsinya OBC harus bisa memenuhi

beberapa kriteria tertentu agar bisa dipakai dalam misi cubesat. Kriteria tersebut

antara lain:

OBC mampu melakukan pengiriman dan penerimaan data pada kondisi

jaringan dengan delay tinggi dan koneksi yang terputus-putus.

Page 8: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

4

4

Secara mekanik harus kuat dalam menahan guncangan pada saat satelit

diluncurkan dengan menggunakan roket dan pada saat tahap pemisahan bagian

roket.

OBC harus bisa menahan berbagai kondisi termal, radiasi partikel radioaktif

dan medan elektromagentik.

2.2. Delay/Disruption Tolerant Networking (DTN)

DTN adalah sebuah konsep jaringan komunikasi antar perangkat yang

mampu mengakomodasi pengiriman data untuk delay yang sangat panjang dan

koneksi yang terputus-putus. DTN digunakan untuk mengatasi berbagai macam

kendala dalam pengiriman data jarak jauh seperti Intermittent Connectivity, Long

or Variable Delay, dan High Error Rates. Intermittent Connectivity adalah kondisi

dimana tidak adanya koneksi langsung antara sumber dan titik tujuan. Long Delay

terjadi karena jauhnya jarak antara source dan destination. Delay dapat

mengakibatkan kegagalan pengiriman data pada komunikasi yang mengandalkan

kecepatan pengiriman data. Pada aplikasi pengiriman data sering dibuat sebuah

pengecekan error sehingga jika High Error Rates terjadi maka dibutuhkan waktu

yang panjang dan daya yang lebih untuk mengirimkan data berulang kali.

DTN dapat mengatasi masalah di atas dengan sistem store-and-forward

message switching. Dalam sistem store-and-forward pesan atau kerangka pesan

yang dikirim sumber akan melewati beberapa node hingga sampai ke tujuan akhir.

Setiap node memiliki tempat penyimpanan data sehingga setiap pesan atau

kerangka pesan akan selalu diteruskan dari tempat penyimpanan satu node ke

tempat penyimpanan node selanjutnya mengikuti jalur yang ada sampai ke tujuan

akhir pesan.

Gambar 2.2 Sistem store-and-forward data pada DTN

Sistem store-and-forward data pada DTN dilakukan dengan

menambahkan sebuah protokol pengiriman baru yang disebut protokol bundle.

Protokol bundle berada di atas protokol-protokol pengiriman data lain dan di

bawah lapisan aplikasi. Protokol bundle bertugas melakukan store-and-forward

data pada setiap node yang ada. Protokol bundle digunakan untuk menerapkan

konsep DTN pada sebuah jaringan komunikasi. Sementara itu lapisan-lapisan di

bawahnya bisa menggunakan protokol yang ada sesuai dengan kebutuhan dari

proses pengiriman data yang dilakukan.

Page 9: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

5

5

BAB 3 – METODE PELAKSANAAN

3.1. Tahap Perancangan Hardware pada On-board Computer Cubesat

Tahapan perancangan perangkat keras prototipe on-board computer

cubesat dilakukan untuk merancang empat subsistem berikut :

a. Subsistem Attitude Determination and Control System (ADCS)

Sistem ADCS cubesat dirancang agar dapat memperoleh data berupa

posisi dan orientasinya terhadap bumi. Pengambilan data tersebut diambil

menggunakan sensor IMU (Inertial Measurement Unit).

IMU yang digunakan merupakan gabungan dari sensor accelerometer,

gyroscope dan magnetometer. Data mentah yang didapat kemudian akan melalui

proses pengolahan data agra dapat diperoleh menjadi informasi, contohnya

filtering, penguatan, dsb. Data yang didapat kemudian akan dikirim ke stasiun

bumi untuk kemudian ditampilkan oleh GUI yang akan menampilkan informasi

berupa attitude dan posisi satelit secara real-time.

b. Subsistem Telemetry and Telecommand Management

Fungsi ini akan diimplementasikan dengan menggunakan transceiver dan

antenna yang terhubung dengan OBC. Proses pengiriman dan penerimaan data

akan diatur berdasarkan protokol ION-DTN. Data-data yang akan dikirim ke

ground station berupa suhu, battery level, posisi dan gambar. Data tersebut akan

dikirim melalui jaringan internet dengan transceiver berupa Wi-Fi Card. Untuk

proses telecommand akan dilakukan melalui GUI pada ground station. Instruksi

yang dapat diberikan berupa penonaktifan cubesat, pengambilan gambar,

pengubahan program perangkat lunak dan upgrading firmware. Proses yang

dilakukan sama seperti pada proses telemetry, yaitu dengan melalui jaringan

internet.

c. Subsistem Platform Monitoring and Control

Fungsi ini akan diimplementasikan menggunakan sensor-sensor

instrumentasi yang akan mengolah data-data pada platform cubesat sendiri dan

platform di lingkungan sekitar cubesat. Data yang akan diukur dan diolah tersebut

berupa suhu dan battery level. OBS akan diprogram untuk mencuplik setiap

parameter tersebut secara periodik. Kemudian data yang didapat akan dikirimkan

melalui fungsi telemetry ke ground station. Melalui subsistem ini, kondisi

platform cubesat akan dapat dipantau oleh user setiap saat secara real-time.

3.2. Tahap Perancangan Perangkat Lunak pada On-board Computer Cubesat

On-board software (OBS) dirancang agar dapat mengatur proses

pertukaran data dan komunikasi antar OBC dan antara OBC dengan GS. Fungsi –

fungsi tersebut yaitu Attitude and Determination Control Systems (ADCS),

Telemetry and Telecommand Management (TCTM) dan Platform Monitoring and

Control. Perancangan perangkat lunak secara real-time akan dapat dilaksanakan

Page 10: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

6

6

pada Intel Galileo yang sudah ditanamkan OS Linux. Pemrograman setiap fungsi

tersebut akan dilakukan menggunakan IDE Arduino yang kompatibel dengan

single-board computer tersebut.

a. Perancangan Perangkat Lunak Pada OBC

Software yang digunakan pada aplikasi DTN adalah ION-DTN versi 3.2.0

dengan koneksi three node ring. Three node yang dimaksud dalam koneksi

tersebut adalah koneksi antar OBC. Node tersebut mampu menjalankan fungsi

pengiriman dan penerimaan paket data yang diatur di dalam lapisan Networks.

Proses yang dilakukan adalah proses routing, yaitu proses pengiriman dan

penerimaan data dari sumber ke tujuan.

Software ION-DTN digunakan pada OBC dan komputer di GS. Software

ION dibuat untuk implementasi protokol komunikasi end-to-end pada jaringan

interplanetary. Proses komunikasi three node ring yang digunakan oleh

komunikasi antar OBC digambarkan pada ilustrasi berikut.

Gambar 3.1 Komunikasi three node pada perangkat lunak ION-DTN

Host 1 diasumsikan adalah OBC 1 dengan IP address 10.1.1.1, Host 2

adalah OBC 2, sebagai server dan main computer, dengan IP address 10.1.1.2 dan

Host 3 diasumsikan adalah OBC 3 dengan IP address 10.1.1.3. Jaringan ini dibuat

dengan menjalankan perintah berikut :

ionstart hostx.rc

Dengan x adalah nomor OBC yang menjalankan program. File data yang

dikirim oleh OBC dipecah terlebih dalam frame paket data dalam satu proses

bundling.

b. Perancangan Perangkat Lunak Pada GS

GS juga menggunakan software ION-DTN untuk dapat berkomunikasi

dengan OBC. GS melakukan komunikasi dengan OBC 2 yang berfungsi sebagai

main computer dengan koneksi two node ring yang digambarkan oleh ilustrasi

berikut:

Page 11: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

7

7

Gambar 3.3 Komunikasi two node ring pada perangkat lunak ION-DTN

Host 1 diasumsikan adalah OBC 2 dengan IP address 10.1.1.1 dan Host 2

adalah komputer GS dengan IP address 10.1.1.2.

Paket data yang diterima oleh GS digabungkan kembali pada lapisan

bundle. Paket data yang diterima oleh GS terdiri dari frame data berupa checksum,

nomor paket data dan data utama yang dikirim. Paket data tersebut digabungkan

di lapisan bundel sesuai dengan urutan nomor paket yang sudah ditentukan.

Sementara itu jika nilai checksum data terkirim tidak sesuai dengan checksum

sebenarnya maka GS akan meminta kembali pengiriman data dengan nomor paket

yang sama ke OBC. Proses penggabungan paket data dapat digambarkan dalam

diagram alir berikut.

Gambar 3.4 Diagram alir penerimaan paket data

Pada lapisan aplikasi di GS juga dirancang sebuah User Intercafe (UI)

agar pengguna dapat mengoperasikan satelit dengan mudah. Proses yang dapat

dilakukan pada UI adalah pemilihan fungsi satelit yang akan diakses. Fungsi

tersebut dapat berupa fungsi PMC, TMTC atau ADCS secara manual.

Page 12: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

8

8

UI pada GS memiliki fungsi yang dapat digambarkan pada diagram

berikut.

Gambar 3.5 Fungsi UI pada GS

3.3. Tahap Perancangan GS

GS akan diimplementasikan menggunakan program GUI dan transceiver

serta antena yang terhubung ke PC. GUI akan menampilkan data-data telemetry

dari cubesat berupa kondisi platform, attitude dan gambar kamera secara

interaktif. Data-data tersebut kemudian akan disimpan pada database yang akan

mengurut informasi berdasarkan waktu penerimaannya. Input telecommand juga

dapat dimasukan melalui perantara GUI. Data-data ini akan melalui proses

modulasi dan demodulasi oleh transceiver yang sinyalnya akan dikuatkan oleh

antenna agar sampai ke lintasan orbit cubesat. Proses encoding dan decoding data

akan diatur oleh perangkat lunak aplikasi program pada GS sama seperti yang

dilakukan pada OBC.

3.4. Tahap Uji Coba dan Debugging

Pengujian sistem akan dilakukan pada laboratorium yang akan

mensimulasikan kondisi sesungguhnya, yaitu kondisi di lintasan orbit LEO.

Pengujian akan dilakukan secara bertahap. Pengujian fungsional akan menguji

fungsi-fungsi sistem pada kondisi normal, bukan kondisi orbit. Jika fungsi-fungsi

tersebut sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, pengujian akan

dilanjutkan ke tahap pengujian fisis. Pada pengujian fisis, fungsi akan dieksekusi

pada kondisi fisik serupa dengan yang di orbit LEO. Parameter yang akan diuji

berupa suhu, getaran, dan tekanan. Kemudian fungsi yang terakhir berupa

pengujian radiasi. Pada orbit angkasa terdapat banyak radiasi magnetik yang dapat

mengacaukan kerja peralatan elektronik. Pengujian ini dilakukan agar sistem

dapat fault-tolerant terhadap kondisi seperti itu. Pengujian radiasi ini salah

satunya dilakukan dengan memberi gelombang mikro pada platform ketika sistem

sedang mengeksekusi fungsinya. Tingkat ketahanan sistem kemudian diukur

melalui total ionizing dose (TID).

Page 13: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

9

9

BAB 4 – BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Tabel 2.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang, ditulis sesuai kebutuhan Rp 6.212.000

2 Bahan habis pakai, ditulis sesuai dengan kebutuhan Rp 25.000

3 Perjalanan, jelaskan kemana dan untuk tujuan apa -

4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya

sebutkan

Rp 100.000

Jumlah Rp 6.337.000

4.2. Jadwal Kegiatan

No Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5

1 Perancangan perangkat keras OBC

2 Perancangan perangkat lunak OBC

3 Perancangan Ground Station

4 Uji Coba dan Debugging

5 Pembuatan Laporan

Page 14: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

10

10

DAFTAR PUSTAKA

Sun, Zhili. 2005. Satellite Networking : Principles and Protocol. Chicester : John

Wiley & Sons.

Eickhoff, Jens. 2012. On-board Computers, Onboard Software and Satellite

Operations. Stuttgart : Springer.

Warthman, Forrest. 2012. Delay- and Disruption-Tolerant Networks (DTNs) : A

Tutorial. IPNSIG.

Kimm, Haklin dan Matthew Jarrell. 2014. Controller Area Network for Fault

Tolerant Small Satellite System Design. http://www.ieeexplore.ieee.org

Page 15: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

11

11

Page 16: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

12

12

Page 17: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

13

13

Page 18: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

14

14

Page 19: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

15

15

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan penunjang

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan (Rp) Keterangan

Intel Galileo Mainboard

komputer

3 850.000 3 board

Antena Hirose

U.FL

Antenna 2 460.000

Micro SD 8GB +

Adapter

Memori

penyimpanan

OS

1 70.000

Micro SD 4GB Memori

penyimpanan

OS

2 46.000

Wifi card Intel

N6205

Kartu Wifi 3 230.000

Baterai Lithium

ion

Sumber tenaga 3 360.000 1 board 1

baterai

IMU MPU-9150 Sensor Posisi 1 420.000

LinkSprite JPEG

Color Camera

TTL Interface –

2MP

Payload

kamera pada

satelit

1 660.000

Audio jack to

USB

Kabel

penghubung

3 30.000

Kabel USB 2.0 Kabel

Penghubung

3 25.000

Solder 1 25.000

SUB TOTAL (Rp) 6.212.000

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan (Rp) Keterangan

Timah 1 20.000 1 roll

Kabel 1 5.000 1 gulung

SUB TOTAL (Rp) 25.000

Page 20: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

16

16

3. Perjalanan

Material Justifikasi

Perjalanan Kuantitas

Harga

Satuan (Rp) Keterangan

- - - - -

SUB TOTAL (Rp) -

4. Lain-lain

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan (Rp) Keterangan

Percetakan 100.000

SUB TOTAL (Rp) 100.000

Total Keseluruhan (Rp) 6.337.000

Page 21: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

17

17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama / NIM Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi

Waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Nazmi Febrian /

13210076

Teknik

Elektro

Komunikasi

Satelit

21

jam/minggu

Ketua tim

(mengatur

seluruh

kegiatan tim)

2 Angga Pratama

Putra / 13210072

Teknik

Elektro

Komunikasi

Satelit

21

jam/minggu

Melakukan

pemrograman

untuk fungsi

TCTM

3 Rahmat

Muttaqin /

13210027

Teknik

Elektro

Komunikasi

Satelit

21

jam/minggu

Melakukan

pemrograman

untuk fungsi

ADCS

4 Yudi Pratama /

13212036

Teknik

Elektro

Komunikasi

Satelit

21

jam/minggu

Melakukan

pemrograman

untuk fungsi

PMC

Page 22: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

18

18

Page 23: Nazmi Febrian_Institut Teknologi Bandung_PKMKC

19

19

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan