naspub(1)

Upload: megis-hefrindha

Post on 09-Mar-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

WT

TRANSCRIPT

FORMULASI GRANUL EFFERVESCENT ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum)EFFERVESCENT GRANULE FORMULATIONS of ANTIOXIDANTS EXTRACT COMBINATION of MANGOSTEEN RIND (Garcinia mangostana L) And TOMATO FRUIT (Solanum lycopersicum)Aziz Noerwahid*, T.N. Saifullah Sulaiman** dan Rima Munawaroh*

*Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102

**Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Sekip Utara Yogyakarta 55281

Email : [email protected]

Kulit manggis (Garcinia Mangostana L.) dan buah tomat (Solanum Lycopersicum L.) mangandung alfa mangostin dan likopen yang memiliki aktivitas antioksidan. Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi oleh radikal bebas. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi asam sitrat-asam tartrat, natrium bikarbonat, dan PVP terhadap sifat fisik granul, respon rasa, dan aktivitas antioksidan granul effervescent kombinasi ekstrak kulit buah manggis dan buah tomat. Granul effervescent dibuat 5 formula dengan perbandingan asam sitrat-tartrat, natrium bikarbonat dan PVP 4:5: 5:10;8:5:10:5;12:10:5:5;18:2,5:7,5:10;20: 7,5:2,5:10. Metode granulasi menggunakan granulasi basah. Granul diuji kadar air, sifat alir, indeks kompresibilitas, pH, waktu melarut dan uji respon rasa. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan DPPH dengan menghitung nilai aktivitas antioksidan. Variasi asam sitrat-asam tartrat, natrium bikarbonat, dan PVP mempengaruhi sifat fisik dan rasa granul effervescent, yaitu semakin banyak asam tartrat yang ditambahkan menyebabkan sifat alir granul semakin cepat, semakin banyak asam sitrat menjadikan rasa granul semakin asam, semakin banyak natrium bikarbonat kecepatan melarut granul semakin tinggi, dan semakin banyak PVP maka kelarutan granul semakin kecil. Variasi asam sitrat-asam tartrat, natrium bikarbonat, dan PVP tidak meningkatkan secara signifikan aktivitas antioksidan pada sediaan granul effervescent.

Kata kunci : Garcinia Mangostana, Solanum Lycopersicum, antioksidan, granul effervescentAbstract

The mangosteen rind (Garcinia Mangostana l.) and tomato fruit (Solanum Lycopersicum l.) containing Alpha mangosteen and likopen which has antioxidant activity. An antioxidant is a substance which is capable of slowing or preventing the process of oxidation by free radicals. This research aims to know the influence of the variation of the concentrations of citric acid-acid tartrate, sodium bicarbonate, and PVP against physical properties of granule, the response of taste, and the combination of effervescent granule antioxidant activity extract of mangosteen rind and tomato fruit. Granule effervescent created 5 formulas with citric acid comparison-tartrate, sodium bicarbonate and PVP 4:5: 6:10; 8:5: 10:5; 12:10:5: 5; 6:2.5:7.5:10; 20:5: 2:10. Wet granulation uses a granulation method. Granule tested water content, flow properties, kompresibilitas index, pH; time dissolves and test response sense. Testing of antioxidant activity is use the DPPH by counting the value of antioxidant activity. Variations of the citric acid-acid tartrate, sodium bicarbonate, and PVP to affect the physical properties and the taste of effervescent granule, that the more acid tartrate is added to cause the flow properties of granule the faster, more and more citric acid makes sense the more acid granule, the more sodium bicarbonate dissolves granule speed higher, and the more PVP then solubility granule is getting smaller. Variations of the citric acid-acid tartrate, sodium bicarbonate, and PVP don't significantly increase antioxidant activity on effervescent granule preparations.

Keywords: Garcinia Mangostana, Solanum Lycopersicum, antioxidants, effervescent granule PENDAHULUAN

Buah manggis (Garcinia mangostana.L) banyak mengandung senyawa xanthone yang meliputi mangostin, alfa dan beta mangostin, mangosterol, mangostinon A dan B, flavonoid (Miryanti et al., 2011), kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 sebesar 34,98 2,24 g/mL untuk ekstrak air dan 30,76 1,66 g/mL untuk ekstrak methanol (Weecharangsan et al., 2006). Buah tomat (Solanum lycopersicum) dipercaya banyak mengandung senyawa antioksidan xanthone, likopen, -karoten, -karoten, lutein, flavonoid, vitamin E, dan vitamin CADDIN CSL_CITATION { "citationItems" : [ { "id" : "ITEM-1", "itemData" : { "author" : [ { "dropping-particle" : "", "family" : "Damayanthi", "given" : "Evy", "non-dropping-particle" : "", "parse-names" : false, "suffix" : "" }, { "dropping-particle" : "", "family" : "Kustiyah", "given" : "Lilik", "non-dropping-particle" : "", "parse-names" : false, "suffix" : "" }, { "dropping-particle" : "", "family" : "Khalid", "given" : "Mahani", "non-dropping-particle" : "", "parse-names" : false, "suffix" : "" } ], "id" : "ITEM-1", "issue" : "3", "issued" : { "date-parts" : [ [ "2010" ] ] }, "page" : "205-210", "title" : "PENURUNAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SERUM SETELAH", "type" : "article-journal", "volume" : "5" }, "uris" : [ "http://www.mendeley.com/documents/?uuid=f9a4b281-12f9-4b36-ae94-51eae4efab52" ] } ], "mendeley" : { "previouslyFormattedCitation" : "(Damayanthi, Kustiyah, & Khalid, 2010)" }, "properties" : { "noteIndex" : 0 }, "schema" : "https://github.com/citation-style-language/schema/raw/master/csl-citation.json" }. Dalam 100 mg jus buah tomat dapat mereduksi radikal bebas sebesar 60,74 % (Damayanthi et al., 2010). Penelitian ini memilih kedua buah tersebut karena selain mudah didapat juga kandungan senyawa antioksidannya cukup tinggi, penelitian terhadap ekstrak kulit manggis dan buah tomat menunjukkan adanya aktivitas antioksidan terhadap DPPH yang berperan sebagai sumber radikal bebas. Prinsipnya adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH antioksidan. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH karena ujinya sederhana, cepat, mudah dan peka serta hanya memerlukan sedikit sampel (Suryadi, 2013).Melihat dari khasiat kedua ekstrak sebagai antioksidan, maka dalam penelitian ini ingin menginovasi sediaan dari ekstrak kulit manggis dalam bentuk sediaan granul effervescent. Bentuk sediaan granul effervescent lebih disukai masyarakat karena selain penyiapannya yang mudah juga mempunyai warna, bau, dan rasa yang menarik. Granul effervescent mengandung campuran asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat dan zat aktif. Bila ditambah dengan air maka bagian asam dan bagian basanya akan menghasilkan buih. Kecepatan reaksinya juga bergantung pada temperatur air, reaksi yang lambat pada air dingin menghasilkan karbonasi yang lebih baik (Faradiba & Nursiah, 2013). Dalam pembuatan granul effervescent perlu sumber asam dan basa serta bahan pembantu.Sumber asam dalam effervescent biasanya menggunakan suatu kombinasi untuk mempermudah dalam pembuatan. Penggunaan asam sitrat sebagai asam tunggal membuat campuran lengket dan sulit menjadi granul, sedang penggunaan asam tartrat tunggal membuat granul mudah kehilangan kekuatanya dan menggumpal (Anam et al., 2013). Natrium bikarbonat merupakan garam yang berwujud kristal dan larut air yang bila bereaksi dengan sumber asam akan menghasilkan buih pada sediaan effervescent, penambahan natrium bikarbonat dalam sediaan effervescent dapat meningkatkan kadar total padatan terlarut dan dapat memperbaiki rasa (Murdianto & Syahrumsyah, 2012). Natrium bikarbonat memiliki fluiditas yang buruk dan kompresibilitas yang rendah sehingga perlu bahan tambahan seperti PVP untuk memperbaiki kompresibilitas tanpa diubah menjadi natrium karbonat (Siregar, 2010). Penambahan PVP juga dapat memperbaiki sifat alir granul karena PVP dapat memperbaiki ikatan antar partikel sehingga dapat mencegah timbulnya fines yang dapat menyebabkan sifat alir yang buruk (Rendy & Hadisoewignyo, 1999). Jadi dalam pembuatan sediaan granul effervescent perlu pemilihan formula dengan konsentrasi bagian asam dan basa serta bahan pengikat yang dapat menghasilkan granul effervescent yang baik.TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui pengaruh dari variasi konsentrasi asam sitrat-asam tartrat, natrium bikarbonat, dan PVP terhadap sifat fisik granul effervescent kombinasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana.L) dan buah tomat (Solanum lycopersicum).2. Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi asam sitrat-asam tartrat, natrium bikarbonat, dan PVP terhadap efek antioksidan granul effervescent kombinasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana.L) dan buah tomat (Solanum lycopersicum).TINJAUAN PUSTAKA

Antioksidan adalah senyawa yang dapat mereduksi radikal bebas. Saat ini penggunaan antioksidan semakin luas seiring dengan pemahaman masyarakat akan pentingnya peranan antioksidan bagi tubuh seperti menghambat penyakit jantung, arteriosklerosis, kanker, serta gejala penuaan. Antioksidan bekerja dengan menghambat reaksi oksidasi oleh radikal bebas reaktif yang menyebabkan penyakit-penyakit di atas.

Metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan salah satunya adalah DPPH. DPPH adalah radikal bebas stabil berwarna ungu yang digunakan untuk pengujian penangkapan radikal bebas dari beberapa komponen alam seperti fenolik, antosianin, dan ekstrak kasar. Metode ini berfungsi untuk mengukur elektron tunggal seperti transfer hidrogen sekaligus untuk mengukur aktivitas penghambatan radikal bebas, besarnya aktivitas penangkapan radikal bebas dinyatakan dengan EC50% yaitu besarnya larutan uji untuk menurunkan 50% absorbansi DPPH disbanding larutan blanko, metode ini sangat efektif untuk skrining awal ekstrak tumbuhan karena hasilnya akurat, reliable, relative cepat, dan praktis (Miryanti et al., 2011).

Antioksidan dihasilkan dari dalam dan luar tubuh, tubuh dapat menghasilkan antioksidan tapi dalam jumlah yang terbatas, sering kali jumlah yang dihasilkan tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk kedalam tubuh. Untuk membantu tubuh agar tidak kekurangan antioksidan maka perlu asupan antioksidan dari luar (Kuncahyo & Sunardi, 2007).

Salah satu sumber antioksidan dari luar tubuh dapat didapat dari kulit buah manggis, dalam kulit buah mangis mengandung senyawa polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan. Xanthone merupakan senyawa yang tergolong senyawa phenol atau polyphenolic, senyawa ini dapat diisolasi dari kulit buah manggis. Senyawa xanthone dimungkinkan terdistribsi luaspada tumbuhan dalam bentuk glikosidayang berikatan dengan suatu gula (Miryanti et al, 2011).

Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mengandung banyak senyawa, salah satunya adalah xanthone yang memiliki aktivitas antioksidan cukup tinggi, xanthone merupakan senyawa antioksidan terkuat dalam kulit mangis dengan EC50 11,0825 ppm (Miryanti et al., 2011). Senyawa xanthone dapat menghambat proses degenerasi sel dengan cara mengikat radikal bebas yang merusak sel (Dungir et al., 2012).

Selain buah manggis tomat juga bisa menjadi sumber antioksidan, mengkonsumsi buah tomat diyakini baik untuk kesehatan. Buah tomat mengandung likopen atau alfa-karoten, beta-karoten, lutein, vitamin C, flavonoid, dan vitamin E (Damayanthi et al., 2010). Likopen yang terkandung dalam buah tomat sekitar 30-100 ppm, likopen merupakan karotenoid yang dibutuhkan tubuh yang merupakan antioksidan yang poten, senyawa ini memiliki kemampuan yang lebih efisien dari vitamin E dan 12500 kali gluthation (Maulida & Zulkarnaen, 2006), dan juga untuk mereduksi radikal bebas paling efektif dibanding senyawa karotenoid yang umum dengan EC50 372 g/ml (Desmiaty et al., 2008). Likopen terbukti sebagai antioksidan yang efektif, yang memiliki kemampuan mencegah radikal bebas merusak sel, seseorang yang memiliki kadar likopen yang tinggi dalam darahnya beresiko lebih kecil terkena berbagai penyakit kanker, seseorang yang setiap hari makan minimal satu porsi olahan tomat dapat mengurangi resiko terkena kanker saluran pencernaan. Likopen merupakan pigmen utama dalam buah tomat, suhu yang tinggi seperti evaporasi dan pengeringan akan mendorong terbentuknya likopen. Oleh karena itu, likopen akan mudah diserap tubuh bila diolah terlebih dahulu. Likopen dalam buah segar tersedia dalam bentuk trans sehingga sulit diserap oleh tubuh, setelah melalui proses pengolahan akan berubah ke bentuk cis yang lebih mudah diserap oleh tubuh (Kailaku et al., 2007).

Pada penelitian ini ekstrak kulit manggis dan buah tomat akan dibuat sediaan granul effervescent, granul effervescent adalah sediaan serbuk kasar sampai kasar sekali, bahan yang digunakan terdiri dari asam sitrat, asam tartrat,dan natrium karbonat. Campuran bahan tersebut bila dicampur air maka asam dan karbonatnya akan bereaksi menghasilkan karbondioksida yang menghasilkan buih (Kailaku et al, 2012). Bahan tambahan lain yang digunakan adalah polivinil pirolidon (PVP) sebagai pengikat, asam stearat sebagai lubrikan, sorbitol sebagai pemanis, dan laktosa sebagai pengisi (Siregar, 2010). Sediaan granul effervescent memiliki keunggulan dibanding minuman serbuk biasa yaitu kemampuan untuk menghasilkan gas CO2 yang memberikan rasa segar (Kristiani, 2013).

Dalam pembuatan sediaan granul effervescent biasanya menggunakan kombnasi sumber asam karena penggunaan sumber asam tunggal menyebabkan sediaan sulit dibuat. Penggunaan asam sitrat tunggal akan membuat campuran menjadi lekat dan sulit menjadi granul, sedang penggunaan asam tartrat tunggal membuat granul menggumpal karena kehilangan kekuatannya (Anam et al., 2013). Penggunaan natrium bikarbonat sebagai sumber basa juga dapat mempengaruhi kadar total padatan terlarut dan rasa sediaan (Murdianto & Syahrumsyah, 2012). Polivinil pirolidon (PVP) merupakan pengikat yang efektif untuk sediaan effervescent, zat ini digunakan pada proses granulasi dengan cara ditambahkan pada serbuk dalam keadaan kering dan dibasahi dengan cairan penggranulasi (Siregar, 2010).HIPOTESA

Variasi asam sitrat-asam tartrat, natrium bikarbonat, dan PVP dapat mempengaruhi rasa granul effervescent, yaitu semakin banyak asam tartrat yang ditambahkan menyebabkan sifat alir granul semakin cepat, semakin banyak asam sitrat menjadikan rasa granul semakin asam, semakin banyak natrium bikarbonat dapat meningkatkan kecepatan melarut granul, dan semakin banyak PVP maka kerapuhan granul semakin kecil. Variasi bahan-bahan tersebut dapat meningkatkan aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dan buah tomat (Solanum lycopersicum) pada sediaan granul effervescent.METODE PENELITIANMetode dan rancangan penelitian yang digunakan adalah kategori penelitian eksperimental. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan asam sitrat-asam tartrat, natrium bikarbonat, dan PVP. Untuk variabel tergantung dalam penelitian ini adalah organoleptis, kadar air, kecepatan alir, indeks kompresibilitas, pH, waktu melarut, dan aktivitas antioksidan granul effervescent. Sedangkan variabel kendali dalam penelitian ini adalah lama pengeringan granul, suhu pengeringan granul, konsentrasi larutan DPPH , dan operating time reaksi DPPH.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain fluidity tester (uji sifat alir), hardness tester (uji kekerasan), neraca analitik (Ohaus), timbangan listrik, ayakan, stopwatch, alamari pengering, kompor listrik, spektrofotometri-visible SHIMADZU (UV mini 1240) mini dan alat-alat gelas (pyrex). Sedangkan bahan yang digunakan antara lain ekstrak kulit manggis yang didapat dari PT. Fitokemindo dengan bahan tambahan laktosa 85%, ekstrak buah tomat dengan bahan tambahan maltodekstrin 10%, PVP, asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat, aspartam, laktosa.Ekstrak kulit manggis didapatkan dari PT. Fitokemindo dengan bahan tambahan laktosa 85%, sedangkan buah tomat sebanyak 20 kg diambil sarinya menggunakan juicer, kemudian dikeringkan menggunakan spray dry dengan bahan tambahan maltodekstrin 10%.

Uji aktivitas antioksidan ekstrak dilakukan dengan cara sebagai berikut:a. Pembuatan reagen DPPHDPPH ditimbang secara seksama 15,77 mg kemudian dilarutkan dengan etanol p.a sampai tanda pada labu takar 100 mL. Konsentrasi reagen DPPH yang digunakan adalah 0,4 mM dalam kondisi tersimpan dalam wadah gelap dalam lemari pendingin.

b. Penentuan OT (Operating Time)c. DPPH sebanyak 1,0 mL ditambah dengan 1,0 mL larutan ekstrak kemudian dilarutkan dengan etanol p.a sampai tanda pada labu takar 5,0 mL lalu dihomogenkan selama 30 detik dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 517 nm. Waktu pendiaman (Operating time) adalah waktu dimana nilai absorbansinya stabil.d. Penentuan maksimum DPPH

DPPH sebanyak 1,0 mL dilarutkan dengan etanol p.a sampai tanda pada labu takar 5,0 mL kemudian diukur absorbansinya pada 450-545 nm dengan menggunakan blanko 5,0 mL etanol p.a. Lamda () maksimum adalah lamda dimana absorbansi dari DPPH yang mempunyai nilai serapan paling tinggi.

e. Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak kulit manggis Dilarutkan 300 mg ekstrak kulit buah manggis dalam 10 ml etanol kemudian diambil 2 ml ditambah DPPH 1 ml dilarutkan dengan etanol p.a sampai tanda pada labu takar 5 ml, campuran di vortek selama 30 detik. Absorbansi diukur dengan menggunakan blanko etanol p.a pada panjang gelombang 514 nm kemudian dihitung aktivitas antioksidannya dengan rumus :

Aktivitas antioksidan = x 100%

Cara pengambilan sampel dan perhitungan aktivitas antioksidan juga dilakukan pada sediaan granul effervescent ekstrak kulit manggis dan buah tomat setelah diformulasi.Table 1. Rancangan formula granul effervescent ekstrak kulit manggis dan buah tomat

BahanFormula 1 (mg)Formula 2 (mg)Formula 3 (mg)Formula 4 (mg)Formula5 (mg)

Ekstrak kulit manggis500500500500500

Ekstrak buah tomat300300300300300

PVP400800120018002000

Asam sitrat5005001000250750

Asam tartrat5001000500750250

Natrium bikarbonat100050050010001000

aspartam300300300300300

Laktosa900900900900900

Total Granul40004000400040004000

Keterangan formula :

Formula IPVP: asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat 4 : 5 : 5 : 10Formula IIPVP: asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat 8 : 5 : 10 : 5Formula IIIPVP: asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat 12: 10 : 5 : 5Formula IVPVP: asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat 18: 2,5: 7,5: 10Formula VPVP: asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat 20: 7,5: 2,5: 10.Granul effervescent ini dibuat dengan metode granulasi basah, metode ini menggunakan proses granulasi terpisah antara komponen asam dan komponen basa. Granulasi komponen asam dibuat dengan mencampur asam sitrat dan asam tartrat. Campuran ini kemudian diayak dengan ayakan mesh 14 dan dikeringkan dalam suhu 40-500 C selama 24 jam dalam oven. Granul yang sudah kering diayak lagi dengan ayakan mesh 16. Granulasi komponen basa dibuat dengan mencapur natrium bikarbonat, laktosa, ekstrak kulit manggis dan buah tomat, dan aspartam kemudian di tetesi dengan larutan PVP sampai massa dapat dikepal kemudian diayak dengan ayakan mesh 14 dan dikeringkan pada suhu 400 -500C selama 24 jam dalam oven. Selanjutnya campuran yang sudah kering diayak lagi dengan ayakan mesh 16. Granul komponen asam dan komponen basa selanjutnya dicampur hingga homogen.Uji Granul dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

a. Pemeriksaan organoleptisPemeriksaan organoleptis dilakukan dengan memeriksa bau, rasa, dan warna untuk mengetahui granul sudah baik atau belum.b. Uji kadar airGranul basah ditimbang sebanyak 120 gram kemudian di masukkan kedalam oven dan ditimbang bobotnya setiap 30 menit, 60 menit, 24 jam, 25 jam kemudian dihitung LOD dan MC.c. Uji kecepatan alirGranul kering sebanyak 100 gram dimasukkan kedalam corong. Waktu alir granul ditentukan pada saat granul mulai mengalir sampai granul berhenti mengalir menggunakan stopwatch.d. Indeks kompresibilitasGranul ditimbang sebanyak 100 gram kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL dan dicatat volume sebelum dan sesudah dilakukan pengetapan.e. Pemeriksaan pHGranul ditimbang sebanyak 4 gram dan dilarutkan dalam 150 ml air kemudian diukur pH dengan pH stik.f. Waktu melarut granulSatu saset granul dicampur dengan 100 ml air dengan suhu 100, 270, dan 600 kemudian dicatat waktu granul melarut sempurna.HASIL DAN PEMBAHASANAktivitas Antioksidan Ektrak Kulit Buah Manggis Dan Buah TomatEkstrak kulit buah manggis dan buah tomat disini digunakan sebagai bahan utama pembuatan granul effervescent yang perlu diuji aktivitas antioksidannya, agar dapat mengetahui ada tidaknya aktivitas antioksidan dan untuk membandingkan aktivitasnya sebelum dan sesudah diformulasikan menjadi granul effervescent. Ekstrak kulit manggis memiliki rasa yang pahit dengan warna coklat dan bahan pengisi lactosa kandungan ekstrak sebesar 15%, sedangkan ekstrak buah tomat memiliki rasa yang manis, berwarna putih kemerahan dan bahan pengisi maltodekstrim sebesar 10%. Untuk hasil aktivitas antioksidan yang diperoleh adalah 590,18%. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak kulit manggis dan buah tomat memiliki aktivitas antioksidan setelah diuji dengan metode DPPH sehingga dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan granul effervescent.Uji aktivitas antioksidan dalam granul dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak sesudah diformulasi. Aktivitas antioksidan sediaan granul effervescent diukur berdasarkan persen aktivitas antioksidan. Tabel 1. Data Nilai Persentase Aktivitas Antioksidan Sediaan EffervescentUjiFormula

IIIIIIIV V

Daya antioksidan (%)60,250,1354,190,1464,800,4659,120,2761,170,40

Kontrol basis (%)22,9928,7436,7029,6913.62

Ekstrak kulit manggis dan buah tomat59,06

Dari tabel 1 menunjukkan bahwa uji aktivitas antioksidan granul effervescent kelima formula masih mempunyai aktivitas antioksidan setelah diformulasi. Dengan nilai ekstrak sebagai pembanding nilai aktivitas antioksidan granul effervescent, aktivitas antioksidan tidak meningkat secara signifikan setelah diformulasi walaupun bahan tambahan yang digunakan juga memiliki aktivitas antioksidan. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak kulit manggis dan buah tomat tetap memiliki aktivitas antioksidan setelah diformulasikan dan bahan tambahan yang digunakan memberikan sedikit pengaruh terhadap aktivitas antioksidan. Hasil yang didapat menunjukkan kombinasi asam sitrat dan asam tartrat mempengaruhi aktivitas antioksidan granul effervescent. Semakin tinggi asam sitrat dalam granul aktivitas antioksidannya semakin tinggi, hal ini ditunjukkan pada kontrol basis formula III yang memiliki asam sitrat paling tinggi. Asam sitrat yang digunakan memiliki aktivitas yang hampir sebanding dengan aktivitas aktioksidan pada asam askorbat (Wahyudi, 2006) serta asam sitrat yang digunakan dalam formula dapat memberi reaksi senergis terhadap aktivitas antioksidan (Amidon, 2009).Sifat fisik Granul EffervescentTabel 2. Hasil pengukuran uji granul effervescent

F IF IIF IIIF IVF VP-value

Waktu alir (detik)11,230,0810,180,0311,130,0111,380,0211,440,220,000

Pemeriksaan pH44343-

Indeks kompresibilitas (C%)3,041,503,470,993,690,993,550,572,320,570,491

Kadar airMC0,720,820,510,440,64-

Waktu larut granul effervescent (detik)100C177,34176,34181,00189,34200,000,000

270C121,34118,34125,67135,34144,000,000

600C50,3447,0052,6760,3469,000,000

Waktu larut granul (detik)100C312,67325,33367,00375,00387,000,000

270C203,67246,00258,33271,33312,330,000

600C121,33133,67144,67164,67190,330,000

Tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Waktu alir granul

Pengukuran waktu alir dilakukan untuk mengetahui kecepatan alir granul apabila granul memiliki kecepatan alir lebih dari 10 detik maka dapat mempengaruhi keseragaman bobot granul. Pada tabel ditunjukan granul yang dibuat memiliki rata-rata waktu alir yang berbeda secara signifikan namun waktu alirnya lebih dari 10 detik. Hasil ini menunjukan bahwa variasi asam sitrat dan asam tartrat dalam formula memberikan pengaruh terhadap waktu alir granul, yaitu semakin tinggi asam tartrat yang ditambahkan maka waktu alirnya semakin cepat. 2. Indeks kompresibilitas Dari hasil yang didapat semua formula dapat dikatakan baik karena memiliki nilai indeks kompresibilitas kurang dari 10%. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Aulton (2002) yang menyatakan hubungan antara kompresibilitas dengan sifat alir akan semakin baik jika prosentasenya antara 5-12%.

3. Kadar airUji kadar air di lakukan untuk mengetahui kadar air dalam granul, syarat kadar air yang baik adalah 0,4%-0,7% (lestari et al., 2014). Hasil yang didapat hampir semua formula memenuhi syarat kadar air yang baik kecuali formula 2 yaitu 0,82%, hal ini dimungkinkan karena sifat asam sitrat yang higroskopis sehingga berpotensi menyerap uap air diudara apabila tidak segera di masukkan dalam oven. Kadar air yang tinggi berkaitan dengan reaksi effervescent, jika kadar air terlalu tinggi maka akan memicu terjadinya reaksi effervescent sehingga diperlukan kadar air yang rendah (elfiyani et al., 2014 ).

4. pHBerdasarkan hasil yang diperoleh, baik formula I, II, III, IV dan V memiliki nila pH 3-4. Hal ini dikarenakan adanya reaksi penggaraman yang optimal pada rasio asam : basa yang sesuai (lestari et al., 2014).

5. Waktu larut

Uji waktu larut granul effervescent adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah granul dapat larut dan seberapa lama granul dapat melarut. Uji waktu larut dilakukan dengan tiga suhu air yang berbeda yaitu pada suhu 100C, 270C, dan 600C.Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kombinasi asam sitrat-asam tartrat, natrium bikarbonat, dan PVP memberikan pengaruh pada waktu melarut granul effervescent yang dibuat. Dari hasil menunjukkan bahwa pada suhu 100C, formula II memiliki waktu larut paling cepat dibandingkan yang lainnya. Begitupula yang terjadi pada suhu 270C, dan 600C, dimana diantara suhu yang sama, formula II tetap yang melarut paling cepat. Hal ini menunjukkan bahwa dalam suhu air 100C, 270C, dan 600C semakin tinggi asam tartrat dalam granul, kelarutan yang dimiliki semakin tinggi. Asam sitrat memiliki kelarutan lebih rendah dibanding asam tartrat, sehingga asam tartrat lebih cepat larut dibanding asam sitrat (Luner dan Murphy, 2009). Asam tartrat dan natrium bikarbonat dalam air dapat membentuk gelembung gas CO2 lebih banyak dibandingkan dengan asam sitrat (Anwar, 2010). Jika dibandingkan perbedaan suhunya maka terlihat bahwa granul melarut paling cepat pada suhu 600C. Hal ini karena semakin tinggi suhunya maka akan semakin cepat granul melarut. Jika pada granul effervescent yang tercepat adalah formula II, maka pada granul yang tercepat dalam melarut adalah formula I. Hal ini terjadi karena perbedaan PVP dan Na bikarbonat. Pada granul, semakin kecil PVPnya dan semakin besar Na Bikarbonatnya maka akan melarut semakin cepat. Dalam suhu air yang sama semakin tinggi konsentrasi PVP maka kecepatan melarutnya semakin kecil, hal ini dikarenakan PVP adalah bahan pengikat sehingga semakin tinggi konsentrasinya granul akan semakin sulit melarut, tetapi pada formula II kecepatan melarutnya lebih tinggi dibanding formula I dikarenakan asam tartrat pada formula II paling tinggi sehingga lebih mudah larut. Dengan penambahan natrium bikarbonat semakin banyak natrium bikarbonat kelarutan semakin cepat. Penambahan asam sitrat disini tergantung dari penambahan asam tartratnya, jika asam sitratnya semakin besar dan asam tartratnya semakin kecil maka kecepatan melarutnya akan lama, sebaliknya jika asam sitratnya semakin kecil dan asam tartratnya semakin besar maka kecepatan melarutnya akan semakin cepat, hal ini bisa dilihat pada Formula II yang memiliki perbandingan asam sitrat dan tartratnya 1:2. Hal ini karena asam tartrat lebih mudah larut daripada asam sitrat. Asam sitrat mempunyai kekuatan asam yang tinggi, sifat alir bagus, tidak begitu higroskopis dibandingkan dengan asam tartrat, dan relatif murah (Ansel, 2012). Sifat mudah larut pada asam tartrat ini juga pada akhirnya mempengaruhi kecepatan larut granul saat ditambah dengan basa yaitu Natrium Bikarbonat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa penambahan natrium bikarbonat membantu mempercepat dalam waktu larut granul, hal ini karena basa (natrium bikarbonat) mempunyai peranan penting dalam memformulasi suatu sediaan effervescent karena natrium bikarbonat merupakan sumber karbondioksida utama (sebesar 52% CO2) yang menentukan sistem effervescent yang dihasilkan (Ansel, 2012).

Evaluasi Respon Rasa Granul EffervescentEvaluasi respon rasa dilakukan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap rasa, warna, dan kesukaan pada granul effervescent ekstrak kulit manggis dan buah tomat. Uji respon rasa dan kesukaan ini dilakukan dengan melarutkan granul sampel dalam air dan memberikan kesempatan 20 responden untuk merasakan kelima formula granul effervescent.

Gambar 2. Hasil uji respon rasa manis granul effervescent

Gambar 3. Hasil uji respon kesukaan granul effervescent

Dari hasil uji respon rasa diketahui bahwa formula III lebih disukai karena rasa yang manis. Untuk formula IV dan V perbedaannya tidak terlalu signifikan hanya sedikit responden yang mengatakan suka karena rasa yang kurang manis dan cenderung hambar, sedangkan formula I tidak beda jauh dari formula IV dan IV hanya sedikit responden yang mengatakan manis tetapi cukup banyak responden yang mengatakan suka, dan untuk formula II kebanyakan responden tidak suka karena rasa yang tidak manis cenderung pahit. Rasa pada granul effervescent ini dipengaruhi oleh kombinasi asam sitrat dan asam tartrat sebagai sumber asamnya, asam sitrat memiliki pH yang lebih asam dibanding asam tartrat sehingga rasa yang dihasilkan lebih menonjol dan dapat menutupi rasa pahit dari ekstrak. Formula III kandungan asam sitratnya lebih besar dibandingkan dengan formula yang lain sehingga rasa yang dihasilkan lebih baik.

KESIMPULAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Variasi asam sitrat-asam tartrat, natrium bikarbonat, dan PVP mempengaruhi sifat fisik dan rasa granul effervescent, yaitu semakin banyak asam tartrat yang ditambahkan menyebabkan sifat alir granul semakin cepat, semakin banyak asam sitrat menjadikan rasa granul semakin asam, semakin banyak natrium bikarbonat kecepatan melarut granul semakin tinggi, dan semakin banyak PVP maka kelarutan granul semakin kecil.2. Variasi asam sitrat-asam tartrat, natrium bikarbonat, dan PVP tidak meningkatkan secara signifikan aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dan buah tomat (Solanum lycopersicum) pada sediaan granul effervescent.SARAN1. Perlu dilakukan optimasi untuk mengetahui formula yang terbaik dari kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dalam granul effervescent. 2. Perlu dilakukan uji pH sediaan granul effervescent menggunakan pH meter.DAFTAR PUSTAKAAnam, C., Kawiji. & Setiawan, R., 2013, Kajian Karakteristik Fisik dan Sensori Serta Aktivitas Antioksidan dari GranulEffervescent Buah Beet (Beta vulgaris) Dengan Perbedaan Metode Granulasi Dan Kominasi Sumber Asam, Jurnal Teknosains Pangan, 2(2), 2302-0733.Anwar, K., 2010, Formulasi Sediaan Tablet Effervescent Dari Ekstrak Kunyit (Curcuma domstica Val.) Dengan Variasi Jumlah Asam Sitrat-Asam Tartrat Sebagai Sumber Asam, Jurnal Program Studi Farmasi FMIPA unlam, 4(2), 177.Damayanti, E., Kustiyah, L., Khalid, M., dan Fariz, H., 2010, Aktivitas Antioksidan Bekatul Lebih Tinggi Daripada Jus Tomat dan Penurunan Aktivitas Antioksidan Serum Setelah Intervensi Minuman Kaya Antioksidan, JNF,5 (3), 205-210.Desmiaty, Y., Alatas, F. & Sugianti, I., 2008, pembuatan crude likopen dari buah tomat (Solanum lycopersicum) dan penentuan daya antioksidannya.kongres ilmiah XVI ISFI,YogyakartaDungir, Stevi G., Katja, Dewa G. & Kamu, Vanda S., 2012, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik dari Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangostana L.), Jurnal MIPA UNSRAT, 1(1), 11-15.Faradiba, H & Nursiah, Z., 2013, Formulasi Granul Effervescent Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji(Psidium Guajava LIIN),Majalah Farmasi dan Farmakologi,17(2),47-50.Kailaku, S., Dewandari, K. & Sunarmani., 2007, Potensi Likopen Dalam Tomat Untuk Kesehatan, Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian, 3, 52-58Kailaku, S., Sumangat, J. & Hernani., 2012, Formulasi Granul Efervesen Kaya Antioksidan Dari Ekstrak Daun Gambir, J. Pascapanen, 1 (9), 27-34Kuncahyo, I., & Sunardi., 2007, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi, L.) terhadap 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl (DPPH), Seminar Nasional Teknologi, YogyakartaKristiani, B.R., 2013, Kualitas Minuman Serbuk Effervescent Serai (Cymbopogin nardus L.) Dengan Variasi Konsentrasi Asam Sitrat dan Natrium Bikarbonat, Jurnal Universitas Atmajaya Yogyakarta. Maulida, D. & Zulkarnaen, N., 2010, Ekstraksi Antioksidan (Likopen) Dari Buah Tomat Dengan Menggunakan Solven Campuran, n-hexana, aseton, dan Etanol, skripsi, Fakultas Teknik Kimia,Universitas diponegoro.Miryanti, A., Lanny, S., Kurniawan, B. & Stephen, I., 2011, Ekstraksi Antioksidan Dari Kulit Buah Manggis(Garcinia manostana L.), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, 1-43.Murdianto, W. & Syahrumsyah, H., 2012, Penaruh Natrium Bikarbonat Terhadap Kadar Vitamin C Total Padatan Terlarut dan Nilai Sensoris dari Sari Buah Nanas Berkarbonasi, Jurnal Teknologi Pertanian, 2-5.Rendy, Y. & Hadisoewignyo, L., 1999, Formulasi Kapsul Ekstrak Lubrecus Rubellus Dengan Laktosa Sebagai Bahan Pengisi Dan PVP K-30 Sebagai Bahan Pengikat, Jurnal Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala, 1(1), 1-7.Siregar, C. J. P., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.Suryadi, J., 2013, Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Pengeringan Matahari Langsung Dan Freeze Drying,Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2 (1).Weecharangsan, W., Opanaopit, P., Sukma, Ngrawhirunpat, T., Shotanapun, U. & Siripong, P., 2006, Antioksidative and Neuroprotective Activities of Extracts from The Fruit Hull of Mangoteen (Garcinia mangostana Linn.), Medical Priciples and Practice: International Journal of the Kuait University, Health Science Center, 15 (4), 281-287.

Respon rasa granul effervescent (%)

_1510134574.xlsChart1

075250

554500

040600

306550

070300

25%

Tidak Manis

Kurang Manis

Manis

Sangat Manis

75%

55%

40%

60%

70 %

45%

60%

5%

Sheet1

Tidak ManisKurang ManisManisSangat ManisColumn1Column1

F I075250

F II554500

F III040600

F IV306550

F V070300

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1510134610.xlsChart1

00.50.40.1

00.150.30.55

00.70.30

00.20.50.3

00.250.550.2

Sangat Suka

Suka

Kurang Suka

Tidak Suka

Sheet1

Sangat SukaSukaKurang SukaTidak Suka

FI050%40%10%

FII015%30%55%

FIII070%30%0

FIV020%50%30%

FV025%55%20%

To resize chart data range, drag lower right corner of range.