naskah film pendek 'masih diusahakan
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
Sutradara : Ferdianta Wahyu N Pratama
Penulis Naskah : Safilia Vinandita
Andhi Surya Khusuma
Ferdianta Wahyu N Pratama
Produser : Yusuf Fadni Utama
Tim Kreatif : Oktaviana Rahayu
Renny Desiana
Editor : Ambar Sulistyo Ayu
Syarif Hidayatullah
Dwitantri Rezkiandini
Cameraman : Dwitantri Rezkiandini
Penata Artistik : Ariani Suwandi
Renny Desiana
Safilia Vinandita
Oktaviana Rahayu
Penata Musik : Syarif Hidayatullah
Ambar Sulistyo Ayu
NASKAH FILM PENDEK
“MASIH DIUSAHAKAN”
Sinopsis: “Masih Diusahakan” menceritakan tentang kehidupan keluarga
seorang kuli panggul dan masyarakat di sekitar pelabuhan
yang hidupnya masih berada dibawa garis kemiskinan. Dengan
berbagai permasalahan yang sangat umum dialami oleh
masyarakat miskin. Keadaan seperti inilah yang
dimanfaatkan oleh para calon kandidat pemimpin daerah
untuk mengambil hati para masyarakat melalui orasi-orasi
mereka yang konon katanya “pro rakyat”. Namun itu semua
hanya janji manis belaka, karena pada akhirnya kehidupan
mereka MASIH DIUSAHAKAN untuk hidup sejahtera oleh para
pejabat setempat.
2
Scene 1. Ext. Rumah kuli angkut. (pagi) (3 detik)
Camera establish rumah kuli angkut secara keseluruhan
Sound effect: bunyi ayam berkokok dan kicau burung
Cut to:
Scene 2. Ext. Rumah kuli angkut. (pagi) (5 detik)
Cast : Bapak
Kuli angkut mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk bekerja
di Pelabuhan
Camera long shot from rumah kuli angkut move to close up bapak yang
sedang mempersiapkan peralatan untuk berangkat bekerja di pelabuhan.
Cut to:
Scene 3. Int. Rumah kuli angkut. (pagi) (5 detik)
Cast: Bapak
Camera fade in and long shot to: bapak yang berjalan masuk ke dalam
rumah
Cut to:
Scene 4. Int. Rumah kuli angkut. (pagi) (5 detik)
Cast :Istri
istri sedang mempersiapkan makan pagi di meja makan.
Camera close up to: istri yang sedang menata meja makan
Camera move to long shot to meja makan dan close up to makanan.
Cut to:
Scene 5. Int. Rumah kuli angkut. (pagi) (5 detik)
Cast : anak
Kamera close up ke pintu kamar, kemudian anak keluar dari kamar
Kamera move to long shoot anak berjalan ke meja makan.
anak sedang sarapan di meja dengan memakai seragam sekolah.
Cut to:
3
Scene 6. Int. Rumah kuli angkut. (pagi) (7 detik)
Cast : anak dan bapak
Kamera close up anak, move to close up anak.
Dialog:
Anak : bapak, buku tulis ina sudah habis.
Camera move to bapak, big close up.
Cut to:
Scene 7. Int. Rumah kuli angkut. (pagi) (7 detik)
Cast : anak dan ibu
Camera move and close up ibu
Ibu : pakai saja dulu sisa buku tulismu tahun kemarin, masih bisa
dipakai kan?
Camera big close up anak yang tertunduk lesu.
Cut to:
Scene 8. Int. Rumah kuli angkut. (pagi) (5 detik)
Camera long shot to ibu yang keluar rumah
Scene 9. Int. Rumah kuli angkut. (pagi) (5 detik)
Camera close up to bapak wajah bapak
Dialog:
Bapak : (menghela nafas panjang) sudah, nanti kalau bapak ada rezeki
pasti akan bapak belikan....
Cut to:
Scene 10. Int. Rumah kuli angkut. (pagi) (3 detik)
Camera long shot pada bapak dan anak yang sedang makan
Voice over : bunyi bel sepeda parjo dari arah luar.
Cut to:
Scene 11. Ext. Di depan rumah. (pagi) (5 detik)
Kamera close up parjo yang sedang duduk di sepedanya sambil
membunyikan bel sepeda.
Dialog:
4
Parjo :met, cepet met, nanti kita gak dapet bagian ngangkut...
Cut to:
Scene 12. Ext. Di depan rumah. (pagi) (5 detik)
Cast: istri
Cast: Bapak, parjo, istri
Kamera shot ibu yang sedang menyapu halaman
Dialog :
Ibu: pak, si parjo sudah datang pak...
Cut to:
Scene 13. Ext. Di depan rumah. (pagi) (6 detik)
Cast: istri, bapak, parjo
Camera fade in bapak dari dalam rumah
Dialog:
Bapak: iya bu’.... bapak berangkat bu... assalamualaikum
Istri: hati-hati pak,waalaikumsalam...
Cut to:
Scene 14. Ext. Di depan rumah. (pagi) (3 detik)
Cast: parjo dan bapak
Camera long shot move to fade out bapak dan parjo dari arah belakang
yang berangkat menuju pelabuhan.
Cut to:
Scene 15. Ext. jalan kampung (pagi) (3 detik)
Cast: parjo dan bapak
Camera statis parjo dan bapak mendekati camera dari arah depan
Cut to:
Scene 16. Ext. jalan kampung. (pagi) (3 detik)
Cast: parjo dan bapak
Camera statis parjo dan bapak mendekati camera dari arah samping
Cut to:
5
Scene 17. Ext. jalan kampung. (pagi) (3 detik)
Cast: parjo dan bapak
Camera statis parjo dan bapak menjauhi camera ke depan
Cut to:
Scene 18. Ext. Di pematang tambak garam di samping baling-baling
penggerak turbin. (pagi) (5 detik)
Cast: Bapak dan parjo
Bapak dan parjo mengayuh sepeda tuanya di antara tambak garam dengan
sebuah tas kain lusuh yang digantungkan di sepedanya. Cuaca terik
dengan beberapa baling-baling yang bergerak.
Camera long shot pada keduanya
Cut to:
Scene 19: Ext. Pinggir jalan. (pagi) (5 detik)
Sound effect: suara deru mobil dan motor di jalan raya
Cast: Bapak dan parjo
Camera long shot pada bapak yang sedang berbicara
Bapak : sepertinya kita sudah ditakdirkan jadi orang miskin yah
jo..???
Camera move to close up to parjo yang terheran dengan pertanyaan bapak
Cut to:
Scene 20: Ext. Pinggir jalan. (pagi) (8 detik)
Cast: Bapak dan parjo
Sound effect: suara deru mobil dan motor di jalan raya
Camera longshot to parjo
Dialog:
Parjo : yah, mau bagaiman lagi jo, orang miskin yang akan tetap miskin
kok di Negeri ini
Camera move to long shot to bapak
Dialog:
Bapak : mana sekarang si ani minta uang buat beli buku sekolah, mumet
ndasku...
Cut to:
6
Scene 21 : Ext. tempat parikir pelabuhan (pagi) (5 detik)
Sound effect bunyi kapal yang berangkat, keramaian orang.
Cast: Bapak dan parjo
Camera long shot to bapak move to parjo yang akan memasuki pelabuhan
sambil berbincang-bincang namun tanpa suara.
Cut to:
Scene 22:Ext. pelabuhan (pagi) (3 detik)
Sound effect bunyi kapal yang berangkat, keramaian orang.
Camera establish pelabuhan termasuk kapal, take all.
Cut to:
Scene 23. Ext. pelabuhan (pagi) (8 detik)
Cast : mandor
Camera long shoot pada mandor yang sedang sibuk menghitung upah para
kuli angkut dengan kalkutor dan buku keuangannya di dekat kapal yang
sedang bongkar muat.
Camera move to close up mandor
Dialog:
Mandor : to, gus, yo, man, kalau sudah, kau ambil upahnya di ruanganku
yah...
Camera move to long shot mandor yang berjalan menjauhi kapal.
Cut to:
Scene 23. Ext. pelabuhan (pagi) (10 detik)
Camera move to statis long shot pada bapak yang sedang berjalan
mendekati mandor
Bapak : pak, belum ada barang masuk?
Camera move to close up to mandor
Mandor: sudah ada dua truk pupuk masuk dari tadi subuh, kau sih tak
datang subuh-subuh...
Camera move to close up to mandor
Bapak : wah, berarti saya ketinggalan...
Camera move to close up to mandor
7
Mandor: tunggu saja dulu, nanti siang ada satu truk beras miskin yang
datang (sambil melihat buku jadwal).
Cut to:
Scene 24. Ext. pelabuhan (pagi) (3 detik)
Camera move to long shot, camera statis mandor yang segera berlalu
dari bapak.
Cut to:
Scene 25. Ext. pelabuhan (pagi) (3 detik)
Camera move to close up to bapak yang sudah mulai terlihat lelah, move
to statis long shot to bapak berjalan menuju kerumunan teman-temannya
di emperan bangunan.
Scene 26. Ext. pelabuhan (pagi) (3 detik)
Camera statis long shot from front, shot bapak yang sedang berjalan
menemui teman-temannya.
Camera move to long shot teman-teman kuli yang sedang beristirahat di
emperan bangunan.
Cut to:
Scene 27. Ext. pelabuhan (pagi) (5 detik)
Camera long shot pada kuli angkut yang sedang berbincang-bincang dan
beristirahat.
Cut to:
Scene 28. Ext. Pelabuhan (siang) (5 detik)
Cast : Calon kepala daerah, Asisten Pribadi
Calon kepala daerah menunggu mobil jemputan dengan ditemani asisten
pribadinya. Calon kepala daerah menggunakan kaca mata hitam dan
pakaian yang serba glamour. Sang asisten memegangkan payung untuk
melindungi calon kepala daerah dari terik matahari.
8
Scene 29. Ext. Pelabuhan (siang) (10 detik)
Cast : Calon kepala daerah, Asisten Pribadi
Camera close up to calon kepala daerah yang sedang repot dengan
gadgetnya, dengan wajah sinis karena kepanasan.
Dialog:
Calon KD: intan, si parman sudah kamu telpon? Lama sekali orang itu,
kepanasan saya di sini.
Aspri : sudah bu, parman sedang ada dalam perjalanan katanya.
Calon KD: ah, lama sekali orang itu, bisa hitam saya kalau lama-lama
berdiri di sini.
Camera move to close up calon kepala daerah. Langsung move to close up
to aspri yang sudah tampak kesal dengan omelan si calon kepala daerah.
Cut to:
Scene 30 : Ext. Pelabuhan (siang) (10 detik)
Cast : bapak, parjo dan cipto
Camera long shot kuli yang sedang duduk-duduk santai di samping gedung
pelabuhan, camera move to close up to cipto
Cipto: Jo, jo, jo... Noh calon kepala daerah yang mau jadi pemimpin
kampung kita.
Camera move to close up parjo yang ingin melihat wajah calon kepala
daerah.
Parjo: mana mana to?
Cut to:
Scene 31 : Ext. Pelabuhan (siang) (5 detik)
Camera long shot from back to bapak yang meninggalkan kumpulan kuli
menuju perahu bongkar muat yang baru saja datang
Dialog:
Bapak: sudahlah, untuk apa kalian sibuk memikirkan calon kepala
daerahitu, belum tentu juga dia yang bakal menjadi pemimpin di kampung
kita...
Cut to:
9
Scene 32 : Ext. Pelabuhan (siang) (7 detik)
Sound effect: suara kapal yang baru datang.
Camera long shot to kuli angkut from front, move to long shot from
back statis.
Para kuli angkut berjalan menyerbu truk pengangkut beras miskin yang
baru datang.
Cut to:
Scene 33 : Ext. Di atas truk beras di pelabuhan (siang) (5 detik)
Cast : Bapak, Parjo dan cipto, dan kuli angkut lain
Camera longshot to semua kuli angkut di atas truk, move to close up to
masing-masing kuli angkut.
kuli angkut mengangkut beras dari truk ke dalam kapal.
Scene 34 : Ext. Di atas truk beras pelabuhan (siang) (5 detik)
Cast : Bapak dan kuli angkut lain
Camera take from the bottom, long shot.
Bapak turun dari truk dan diikuti kuli angkut lainnya
Cut to:
Scene 35 : Ext. Di pinggir tepi pelabuhan (siang) (5 detik)
cast: bapak
camera long shot from back bapak yang berjalan menuju bapak mandor
yang sedang berdiri di pinggir pelabuhan.
Scene 36 : Ext. Di pinggir tepi pelabuhan (siang) (8 detik)
Cast : bapak, mandor
Camera long shot bapak from front, move to long shot bapak dan mandor.
Move to close up tangan bapak yang menerima uang.
Bapak mendekati mandor, lalu mengambil upah kerjanya.
Dialog:
Mandor : iki met, 20 ton berarti 50.000
Bapak : kok hanya 50.000 ribu pak? Bukannya 80.000 ribu?
Mandor : akhir-akhir lagi seret met, lagi sepi barang, jadi
ongkos kerjanya turun
10
Cut to:
Scene 37 : Ext. di pelabuhan (sore) (8 detik)
Cast : bapak, parjo
Camera long shot to bapak yang mendekati parjo, kemudian long shot
keduanya
Dialog:
Bapak : Jo, saya balik duluan yah, badan rasanya sakit semua
Camera close up to parjo
Parjo : oh iya met, awakku se’ kejar setoran iki, utang numpuk di
warung bu saliman...
Cut to:
Scene 38 : Ext. Di pelabuhan (sore) (5 detik)
Cast: bapak
Camera establish pelabuhan lalu long shot bapak yang mengayuh sepeda
keluar dari pelabuhan dari samping statis, move to fade out from back.
Scene 39 : Ext. dijalan raya (sore) (5 detik)
Cast : bapak
Camera long shot statis bapak yang mengayuh sepeda
Bapak mengayuh sepeda diantara ramainya jalan raya
Camera long shot statis move to close up dari samping bapak
Bapak menoleh pada sebuah baleho salah satu calon kepala daerah yang
dilihatnya tadi siang di pelabuhan sambil tetap berjalan....
Cut to:
Scene 40 : Ext. belokan ke jalan kampung (sore) (5 detik)
Cast : bapak
Camera long shot statis dari depan, move to close up statis samping
dan move to long shotfrom back.
Cut to:
11
Scene 40 : Ext. belokan ke jalan kampung (sore) (5 detik)
Cast: bapak
Camera establish jalan kampung dan kondisi sekitar, close up itik atau
ayam, long shot bapak yang naik sepeda
Cut to:
Scene 41 : Ext. di depan rumah (sore) (5 detik)
Cast : bapak
Camera long shot from front bapak yang masuk ke pekarangan rumah.
Bapak tiba di depan rumahnya.
Camera Long shoot bapak yang duduk sebentar di kursi rumahnya, move to
close up wajah bapak yang sangat lelah.
Cut to:
Scene 42 : Int. Di dalam rumah (sore) (5 detik)
Cast : bapak
Camera long shot statis to bapak yang keluar dari kamar.
Kuli angkut baru selesai shalat, memakai sarung. Kemudian menemui
istri yang di berada di dalam dapur.
Camera move to long shot from back to bapak
Cut to:
Scene 43 : Int. Di dapur (10 detik)
Cast : bapak, istri
Camera long shot to bapak dan ibu, move to close up bapak
Bapak : bu’, ini upah kerja ku hari ini, barang kali cukup untuk
membeli buku asep dengan melunasi sedikit hutang kita di
warung bu salamah. Semoga saja uang untuk ini masih
cukup untuk makan kita beberapa hari ke depan. Akhir-
akhir ini jarang ada barang yang masuk pelabuhan.
Camera move to close up to ibu
Istri : Ya sudahlah pak, insya allah uang ini bisa cukup. Sudah
bapak sekarang istirahat saja dulu.
Cut to:
12
Scene 44 : Ext. Rumah Ketua RT (siang) (5 detik)
Camera establish rumah pak RT, move to close up to papan Ketua RT.
Scene 45 : Ext. Rumah Ketua RT (siang) (5 detik)
Camera long shot to kepala daerah dan asisten yang berjalan menuju
rumah ketua RT, move to long shot from front, move to close up tangan
yang mengetuk pintu
Cast : Calon kepala daerah, asisten
Scene 46 : Ext. Rumah Ketua RT (siang) (5 detik)
Camera long shot to, move to close up to ketua RT yang membuka pintu
move to close up calon kepala daerah dan asisten di depan pintu from
in.
Scene 47 : Ext. Rumah Ketua RT (siang) (25 detik)
Cast: kepala daerah, asisten, Ketua RT
Camera long shot to kepala daerah, asisten Ketua RT di teras rumah.
Camera move to close up to asisten.
Asisten : Pak, kedatangan kami kemari ingin menawarkan beberapa
proyek yang akan kami jalankan ketika kami telah
terpilih mejadi legislatif dari daerah pilihan yang
bapak pimpin. Bapak memiliki peran sangat besar dalam
menentukan kemenangan calon kami di Pemilu kali ini.
Camera move to close up to calon kepala daerah
Calon
kepala
daerah
: Dan perlu bapak ketahui, segala sesuatunya ada
imbalannya, jadi bapak tidak perlu khawatir.
Pak RT : Wah, saya jadi tidak enak hati ini
Camera move to close up asisten
Asisten : Tidak apa pak, bukankah hal seperti ini sudah biasa
terjadi di negara seperti indonesi ini??? Hahahaha
Cut to:
13
Scene 48 : Ext. Rumah Ketua RT (siang) (10 detik)
Cast : kepala daerah, asisten, Ketua RT
Camera long shot dari berbagai sisi berbeda pada ketiga orang tersebut
yang terlibat percakapan yang sangat asik, sampai akhirnya mencapai
kata sepakat
Camera move to close up to tangan yang saling berjabatan tangan, tanda
persetujuan tercapai.
Scene 49. Int. Balai Desa (siang) (5 detik)
Camera close up to papan nama balai desa move to establish gedung
balai desa.
Cut to:
Scene 50. Int. Balai Desa (siang) (5 detik)
Cast : Calon kepala desa, asisten, Pak RT, Penjaga warung, Bapak,
Istri
Camera long shot to ruangan yang dipenuhi warga kampung
Cut to:
Scene 51. Int. Balai Desa (siang) (5 detik)
Cast : Calon kepala desa, asisten, Pak RT, Penjaga warung, Bapak,
Istri
Camera close up to tiap-tiap warga kampung
Cut to:
Scene 52. Int. Balai Desa (siang) (60 detik)
Cast : Calon kepala desa, asisten, Pak RT, Penjaga warung, Bapak,
Istri
Semua warga kampung berkumpul di balai desa untuk mendengarkan orasi
dari calon kepala desa.
Camera long shot to ketua RT yang sedang membuka acara di depan warga,
camera move to long shot semua hadirin yang datang. Camera move to
long shot dan close ketua RT yang mulai berpidato dengan menggebu-
gebu.
Dialog:
14
Ketua RT: Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ketua RT: Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Scene 53. Int. Balai Desa (siang) (5 detik)
Cast : Calon kepala desa
Camera close up to calon kepala desa move to long shot to calon kepala
daerah yang sedang berjalan menuju podium untuk berorasi
Cut to:
Scene 54. Int. Balai Desa (siang) (2 menit)
Cast: Calon Kepala Desa
Camera close up pada kepala daerah yang melakukan pidato dan orasi
kepada warga sekitar
Dialog:
Calon kepala daerah:.............................
Camera move to long shot warga yang mendengarkan pidato calon kepala
daerah.
Camera close up pada calon kepala daerah.
Dialog:
Calon kepala daerah: sekian pidato dari saya, silahkan kepada para
warga yang akan bertanya mengenai visi dan misi yang telah saya
sampaikan tadi.
Cut to:
Scene 55, 56, 57, 58, 59, 60. Int. Balai Desa (siang) (1 menit)
Cast: semua warga desa
Camera long shot warga yang mengajukan pertanyaan lalu move to close
up wajah dan tangan.
Warga mengajukan berbagai macam pertanyaan kepada calon kepala daerah
mengenai visi misi yang dipaparkan. (pertanyaan kondisional)
Scene 61. Ext. Balai Desa (pagi) (5 detik)
Camera long shot to balai desa, move to close up to baleho tentang
pemilu, move to long shot warga yang sedang melakukan pemilihan.
Cast : semua warga kampung
15
Semua warga kampung melakukan pemilihan
Scene 62. Ixt. Balai Desa (pagi) (8 detik)
Camera close up to ibu salamah yang pergi bersama dengan istri kuli
angkut, move to long shot yang berjalan meninggalkan balai desa.
Cast : ibu salamah dan istri kuli angkut
Dialog:
Salamah : tadi coblos siapa bu?
Istri kuli angkut: saya mah pilih yang paling nyangkut di hati
Salamah : kalau saya sih pilih yang ngasih uang paling banyak sama
saya, kemaren saya dapet uang dari pak RT, katanya sih dari bu shinta,
ya sudah saya pilih bu shinta atuh...
Scene 63. Ext. Balai Desa (pagi) (5 detik)
Camera long shot to balai desa, move to close up to baleho kemenangan
calon kepala daerah
Scene 64. Ext. Balai Desa (pagi) (5 detik)
Cast: semua warga, kepala daerah terpilih, pejabat berwenang
Camera longshot to peserta rapat, move to close up kepala daerah
terpilih
Berisi tentang pengambilan sumpah jabatan.
Scene 65. Ext. Pelabuhan (siang) (15 detik)
Cast : bapak, parjo, cipto
Camera establish pelabuhan move to long shot 3 kuli, move to close up
kuli angkut
Membicarakan tentang kepala daerahyang baru terpilih
Dialog:
Cipto: wah, si ibu cantik itu sudah terpilih jadi kepala daerah kita
Parjo: gimana gak mau kepilih, lah dia sebelum hari pencoblosan aja
udah bagi-bagi duit
Camera close up to parjo, move to close up bapak
Bapak: hus, jangan ngomong sembarangan
Camera close up to parjo
16
Parjo: sembarangan gimana? Jelas-jelas istriku dapet cepek
Camera close up to cipto
Cipto: bener met, si laela istri pak RT malah dapet kalung emas baru
buat mempengaruhi warga sini
Camera close up to bapak move to long shot lalu bapak pergi
Bapak: sudahlah, buat apa kita memikirkan wakil ketua kita yang
seperti itu, hidup kita seperti ini saja belum ada yang memikirkan,
kita malah repot-repot memikirkan kehidupan orang macam itu, sudah
tidak aneh di negeri ini kejadian seperti itu.
Cut to:
Scene 66. Ext. warung Bu Salamah (sore) (30 detik)
Camera long shot to ibu yang berjalan di jalan kampung, menuju warung
bu salamah. Camera move to close up from front istri,
Dialog:
Istri: bu, rawit dengan bawang putihnya yah...
Camera close up to bu salamah:
Bu salamah: mau hutang atau lunas, hutang sama saya sekarang udah ada
bunga nya 5% perminggu. Termasuk hutang-hutangmu yang kemaren-kemaren
yah, bunga 5% perminggu. Kapan mu bayar?
Camera close up to istri yang terlihat kaget
Istri: secepatnya saya bayar bu, kalau ada rezeki...
Camera close up to bu salamah yang sedang menimbang-nimbang cabe rawit
dan bawang putih
Bu salamah: rezeki rezeki, rezeki mah dicari, bukan ditunggu atuh...
Camera close up to istri
Istri: iya bu’ saya usahakan, secepatnya saya ganti hutang-hutangnya,
Camera close up to bu salamah\
Bu salamah: jangan lupa bunganya juga, nih rawit dengan bawang
putihnya, 5000 semuanya
Camera close up to tangan istri yang memberikan uang pembayaran yang
sudah lecek, camera move to long shot istri from back pergi dari
warung, move to long shot statis samping.
Camera move to bu salamah, close up
17
Bu salamah: jadi orang kok tetep aja miskin dari jaman suharto sampe
jaman sby, tetep aja ngutang mulu.
Cut to:
Scene 67. Int. Rumah bapak (malam) (10 detik)
Cast: bapak, istri, anak
Sedang makan malam dengan menu tempe dan kecap saja dengan penerangan
lampu yang sudah redup.
Camera long shot ruang makan move to close up menu makan malam move to
close up to wajah bapak, istri dan anak.
Cut to:
Scene 68. Int. Rumah bapak (malam) (10 detik)
Cast : anak
Anak mengambil surat peringatan dari sekolah
Camera close up to anak yang makan, lalu long shot anak yang masuk ke
dalam kamar, close up anak di dalam kamar yang mengambil amplop putih,
move to long shot from back, move to long shot from front dari depan
meja makan.
Scene 69. Int. Rumah bapak (malam) (5 detik)
Cast : Kuli angkut, istri, anak
Camera longshot to anak yang membicarakan mengenai masalah keuangan
sekolah yang harus dibayar agar dapat bisa ikut ujian kenaikan kelas.
Camera close up to amplop putih yang diberikan anak kepada bapak,
camera move to close up wajah bapak dan istri, camera move to close up
surat
Cut to:
Scene 70. Int. Rumah bapak (malam) (15 detik)
Cast : kuli angkut dan istri
Istri sedang memegang banyak nota tagihan dan membicarakan masalah
keuangan keluarga mereka yang semakin terhimpit
Camera long shot to ibu yang duduk di pinggir ranjang dengan memegang
nota tagihan pembayaran. Camera move to close up to nota-nota tagihan.
18
Dialog: bagaimana ini pak? Keuangan kita semakin sulit, hutang-hutang
kita semakin menumpuk, tagihan air, listrik, uang sewa rumah masih
belum sempat kita bayar, sekarang si ani minta uang bayaran sekolah?
Uang dari mana kita bisa membayar uang sebanyak itu pak?
camera move to close up anak di luar kamar yang mendengarkan
pembicaraan ibu
voice over :
ibu: sekarang ani minta uang bayaran sekolah? Uang dari mana kita bisa
membayar uang sebanyak itu pak?
Bapak: bapak juga memikirkan itu bu’, bagaimana caranya kita bisa
membayar uang tagihan sebanyak itu. Besok bapak coba pinjam pak mandor
di pelabuhan saja bu, semoga saja pak Nyoto bisa membantu....
Camera move to long shot bapak yang menenangkan istri
Scene 71. Int. Kantor Mandor (Siang) (10 detik)
Cast : Mandor, Bapak
Camera longshot bapak yang berjalan menuju ruang mandor from front,
camera longshot bapak from back, camera long shot from front di depan
mandor. Camera move to close up mandor.
Mandor: ada apa met? Tumben masuk ruangan saya...
Camera close up to bapak
Bapak: begini pak, saya sedang mengalami masalah keuangan, apa saya
bisa pinjam uang sebanyak 1.5 juta...???
Camera close up mandor:
Mandor: wah, kalau segitu saya mah belum ada met. Kamu kan tahu
sendiri kalau sekarang juga sedang sedikit barang masuk.
Camera long shot Kuli angkut keluar dari ruangan
Cut to:
Scene 72. Int. Rumah Bapak (sore) (5 detik)
Camera establish rumah kuli angkut, move to long shot kamar anak, long
shot dan close up anak yang sedang sakit
Cast: anak
Anak sedang sakit karena terbebani dengan urusan keuangan keluarganya.
19
Scene 73. Int. Rumah Bapak (sore) (5 detik)
Camera long shot pintu kamar, kemudian ibu masuk, long shot ibu yang
membawa baskom untuk mengkompres anaknya yang sedang demam
Cast: anak dan ibu
Camera long shot ibu yang sedang mengkompres anak yang sakit
Ibu: cepat sembuh yah ndok
Scene 74. ext. Rumah Bapak (sore) (5 detik)
Camera long shot bapak yang baru datang dari pelabuhan, move to long
shot statis bapak yang memarkir sepeda sampai duduk istirahat di kursi
teras.
Cast : bapak
Scene 75. Int. Rumah Bapak (sore) (15 detik)
Camera long shot bapak yang sedang beristirahat di teras rumah move to
longshot ibu yang keluar dari rumah.
Voice over suara ibu: pak, si ani sakit, badannya demam tinggi
Camera close up wajah bapak yang menoleh ke arah ibu, close up wajah
ibu
Dialog:
Bapak: bagaimana keadaanya sekarang? (sambil berjalan masuk ke dalam
rumah)
Camera long shot bapak dan istri.
Scene 76. Int. Rumah Bapak (sore) (10 detik)
Camera long shot anak, bapak dan istri
Camera close up bapak
Dialog:
Bapak akan membawanya ke puskesmas sekarang bu
Ibu: tapi kita dapat uang dari mana pak untuk membayar dokter dan
membeli obat?
Bapak: sudahlah, itu urusan nanti, yang jelas ani harus ditangani
segera
Camera long shot bapak anak dan istri
20
Scene 77. ext. jalan (sore) (5 detik)
Cast : bapak, anak
Camera long shot pada bapak yang membonceng anaknya yang sedang sakit,
camera close up wajah bapak yang panik, move to wajah anak yang sudah
pucat. Camera long shot pada keduanya from back and statis.
kuli angkut membawa anaknya ke puskesmas
Scene 78. Ext. puskesmas (sore) (5 detik)
Camera establish puskesmas, camera move to long shot bapak dan anak
yang baru sampai di puskesmas
Scene 79. Ext. puskesmas (sore) (5 detik)
Camera long shot ruang puskesmas, move to close up dokter sedang
memeriksa anak. Camera move to close up bapak yang semakin cemas
Scene 80. Ext. puskesmas (sore) (15 detik)
Camera long shot to meja dokter, camera close up to dokter.
Dokter: maaf pak, dari hasil pemeriksaan saya tadi anak bapak
sepertinya mengalami gangguan pada livernya
Camera close up wajah bapak:
Bapak: liver?
Camera long shot to mereka berdua:
Saya tidak tahu pasti sejak kapan penyakit liver ini mulai berkembang,
yang jelas sudah cukup lama, namun maaf pak, puskesmas tidak bisa
melayani dan merawat anak bapak karena kami kekurangan peralatan,
sudah lama puskesmas mengajukan permohonan peralatan kepada kepala
daerah yang baru, namun belum ada tindakan pak. Kalau bapak mau,
puskesmas bisa buatkan surat rujukan untuk bapak pergi ke rumah sakit
pusat
Scene 81. Ext. puskesmas (sore) (25 detik)
Camera long shot bapak dan anak yang keluar dari ruangan. Move to
camera close up saat bapak dan anak mulai menaiki sepeda, move to
longs shot plang puskesmas yang sudah mulai rusak dan kotor. Move to
21
long shot bapak anak di perjalanan. Camera close up wajah bapak yang
sangat sedih.
Voice over dokter:
Kalau bapak bersedia, kami dari puskesmas bisa membantu membuatkan
surat rujukan untuk bapak pergi ke rumah sakit di kota. Namun, untuk
masalah biaya kami tidak dapat membantu apa-apa. Karena penanganan
penyakit liver sangatlah susah, dan biaya nya pun juga pasti sangat
mahal. Untuk sementara, kami hanya bisa memberikan obat penghilang
rasa sakit untuk anak bapak.
Scene 82, 83, 84, 85, 86. Int. Di rumah kuli angkut (malam) (@8 detik)
Cast : bapak, istri dan anak
Keluarga merawat anaknya di rumah karena tidak dapat membawanya ke
rumah sakit karena tidak mampu membayar pengobatan.
(scene berulang)
Scene 87. Ext. pemakaman. (sore) (10 detik)
Cast: bapak
Camera long shot to bapak yang berjalan menuju makam, tangan kanan
membawa bunga. Camera close up to batu nisan, long shot to bapak.
Close up bapak yang berbicara.
Dialog:
Bapak: maafkan bapakmu ini nak, maafkan bapak, gara-gara bapak kamu
seperti ini, maafkan bapak yang tidak bisa merawatmu dan menjagamu....
Scene 88. Int. Rumah Kepala daerah terpilih (pagi) (20 detik)
Camera long shot pada rumah kepala daerah, lalu close up pada plang di
pagar yang bertuliskan “rumah ini disita oleh KPK”
Scene 89. Int. Warung makan (pagi) (10 detik)
Cast : parjo, bu salamah, bu saniman, cipto
Camera long shot warung, lalu close up bu saniman.
Bu saniman: nih lihat koran hari ini, tiga bulan diangkat langsung
bertingkah. Kepala daerah yang baru itu ditangkap KPK karena sudah
22
menyelundupkan dana untuk pengadaan barang-barang kesehatan di
puskesmas.
Camera close up to parjo
Parjo: mangkanya jadi pemimpin itu jangan kalap dunia, baru jadi
kepala daerah sudah biru matanya melihat uang-uang setumpuk.
Camera close up to cipto:
Cipto: bukan hanya kerena korupsi saja, dia juga ditangkap karena
waktu kampanye si ibu’ bagi-bagi uang, istilah kerennya mah money
politik.
bu salamah: hahahaha... kalau masalah money politik saya mah juga
dapat pembagian uang itu, lumayan dapat 200 ribu...
bu saniman: tapi saya kasian dengan keluarga pak slamet, kasian mereka
harus kehilangan anak mereka gara-gara puskesmas gak mampu mengobati
penyakit liver si ani.
Cipto: Itu mah semua gara-gara si ibu’ yang korupsi dana puskesmas
atuh...
Camera move to close up to koran, close up to headline. Close up to
foto ibu kepala daerah yang ditangkap KPK.
Scene 90. Ext. Baleho Kampanye (siang) (10 detik)
Voice over: suara kepala daerah terpilih saat melakukan kampanye dan
membacakan visi misinya. Kemudian ada efek pemberian cap stempel yang
bertuliskan “Masih Diusahakan”.
Camera :Close Up pada setiap tulisan visi misi, move to Close Up pada
tangan yang menstempel baleho tesebut, big close up to stempel “masih
diusahakan” yang berwarna merah.
Scene 91. Closing (10 detik)
Camera close up pada tulisan “masih diusahakan”
Sound effect:-