naskah drama dan pertunjukannya · (modul) ―mengidentifikasi alur, babak, konflik, dan memerankan...
TRANSCRIPT
i
NASKAH DRAMA DAN
PERTUNJUKANNYA
Alur, Babak, Dan Konflik Dalam Drama Serta Pemeranan
Tokoh Dalam Naskah
ZAFIROH ALFIYANI
2101414095 SMA KELAS
XI
MODUL
Kurikulum
Nasional
ii
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahNYA
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku Pengembangan Bahan Ajar Mandiri
(Modul) ―Mengidentifikasi Alur, Babak, Konflik, dan Memerankan Salah Satu Tokoh dalam
Drama‖.
Buku ini dimaksudkan untuk membantu para pembaca khususnya peserta didik yang
ingin lebih memahami tentang kompetensi dasar ―Mengidentifikasi Alur, Babak, Konflik, dan
Memerankan Salah Satu Tokoh dalam Drama‖. Sistematika dan sajian dalam buku ini
diupayakan sedemikian rupa agar menjadi semacam panduan yang sederhana, praktis dan dapat
dipelajari secara mandiri oleh pembaca sehingga bisa langsung diaplikasikan dalam kegiatan
pengembangan bahan belajar mandiri.
Selama proses pembuatan buku ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu penyelesaian buku ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Wagiran selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar yang selalu
memberikan bimbingan dan arahan demi terselesaikannya buku ini. Penulis juga menyampaikan
terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua menjadi motivasi utama bagi penulis.
Penyusunan buku ini belum sempurna. Penulis mengharapkan segala saran dan kritik
demi pengembangan di masa depan.
Penulis
Zafiroh Alfiyani
PRAKATA
iii
PRAKATA...................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
A. PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1. Deskripsi........................................................................................................ 2
2. Prasyarat......................................................................................................... 2
3. Petunjuk......................................................................................................... 2
4. KD dan Indikator.......................................................................................... 2
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Pembelajaran 1............................................................................... 3
(Mengidentifikasi Alur Cerita, Babak demi Babak, dan Konflik dalam Drama)
a. Tujuan............................................................................................................ 3
b. Materi Belajar 1................................................................................................ 4
c. Rangkuman.................................................................................................... 25
d. Tugas 1.............................................................................................................. 26
e. Tes Formatif................................................................................................... 28
f. Refleksi.......................................................................................................... 31
2. Kegiatan Belajar 2......................................................................................... 32
(Memerankan Salah Satu Tokoh dalam Drama)
a. Tujuan............................................................................................................. 32
b. Materi............................................................................................................. 33
c. Rangkuman.................................................................................................... 39
d. Tugas 2............................................................................................................. 39
e. Tes Formatif 2................................................................................................... 40
f. Refleksi.......................................................................................................... 40
C. EVALUASI........................................................................................................... 41
a. Tes Sumatif..................................................................................................... 42
b. Kunci Jawaban.................................................................................................. 57
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 58
GLOSARIUM..................................................................................................................... 59
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
1
Pada kompetensi dasar SMP, anda telah mempelajari tentang drama. Dalam modul ini,
akan diulas bagaimana mengidentifikasi alur, babak, dan konflik dalam drama serta bagaimana
mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama.
Modul ini berisi tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 dibahas tentang alu, babak, dan
knflik dalam drama. Kegiatan belajar 2 dibahas tentang proses mengidentifikasi alur, babak, dan
konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton. Sedangkan kegiatan 3 dibahas tentang
mempertunjukkan lakon dalam drama, disertai langkah-langkah dan juga contoh naskahnya.
Tujuan modul ini adalah untuk membimbing anda dalam menguasai kompetensi dasar
mengidentifikasi alur cerita, babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton, serta
mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama secara lisan.
Modul ini berkaitan dengan kompetensi dasar mengidentifikasi alur cerita, babak, dan
konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton, serta mempertunjukkan salah satu tokoh dalam
drama secara lisan. Kompetensi dasar ini merupakan rangkaian dari kompetensi dasar di kelas
VIII tentang mengidentifikasi unsur-unsur, menelaah karakteristik unsur dan kaidah kebahasaan
drama (tradisional dan modern) yang disajikan dalam bentuk pentas atau naskah.
Untuk dapat lebih memahami modul ini, anda perlu memperhatikan petunjuk-petunjuk
belajar berikut.
a) Bacalah setiap penjelasan yang diberikan dengan cermat langkah demi langkah.
b) Kerjakan soal-soal atau latihan yang anda temukan dan cocokkan jawaban anda dengan
kunci jawaban dihalaman belakang modul ini,
c) Pelajari sekali lagi uraiannya, terutama bagian yang kurang anda pahami,
d) Praktikkanlah kegiatan-kegiatan yang anda pelajari dengan menggunakan bahan-bahan
yang tersedia sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini.
PENDAHULUAN
DESKIRPSI
PRASYARAT
PETUNJUK
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
2
a.) Naskah drama dari berbagai sumber dengan topik yang bervariasi
b.) Alat tulis yang menunjang pembelajaran
c.)
a.) Anda dapat menjelaskan alur cerita, babak, dan konflik dalam drama
b.) Anda dapat mengidentifikasi alur cerita, babak, dan konflik dalam drama yang
dibaca/ditonton
c.) Anda dapat terampil mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama secara lisan.
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
2.18 Mengidentifikasi alur
cerita, babak demi
babak, dan konflik
dalam drama yang
dibaca atau ditonton.
1. Menjelaskan perbedaan alur cerita, babak, dan konflik
dalam drama yang dibaca atau ditonton
2. Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan
konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton
2.18 Mempertunjukkan
salah satu tokoh
dalam drama yang
dibaca atau ditonton
secara lisan.
1. Mendata tokoh dalam drama yang dibaca atau ditonton
2. Menjelaskan karakter tokoh dalam drama yang dibaca
atau ditonton
3. Menjelaskan hal-hal yang menarik dari tokoh dalam
drama yang dibaca atau ditonton
4. Memerankan salah satu tokoh dalam drama yang dibaca
atau ditonton.
KKM untuk kompetensi dasar mengidentifikasi alur, babak, konflik serta memerankan salah
satu tokoh dalam drama adalah 75.
PERLENGKAPAN
HASIL PELATIHAN
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
3
Tujuan :
Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1,
anda diharapkan mampu:
Menjelaskan perbedaan alur cerita, babak, dan
konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton
Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak,
dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton.
Mengidentifikasi Alur Cerita,
Babak demi Babak, dan Konflik dalam drama
KEGIATAN BELAJAR 1
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
4
Pernahkah anda membaca naskah drama? Pada kelas VIII, anda telah mengenal dan
mempelajari teks drama. Bagaimana sebuah teks dapat disebut sebagai naskah drama? untuk
mengingat kembali materi tentang teks drama tersebut, Perhatikan contoh berikut!
B
Kampung Kardus
Karya : Gepeng Nugroho
BABAK 1
SEBUAH PERKAMPUNGAN KUMUH, BANGUNAN-BANGUNAN DARI KARDUS.
ORANG-ORANG BERAKTIVITAS SEPERTI BIASANYA, MENGUMPULKAN
BARANG-BARANG BEKAS, BERANGKAT SEKOLAH DAN LAIN SEBAGAINYA,
LAYAKNYA KEHIDUPAN PERKAMPUNGAN PEMULUNG.
Siti : (memasang tali sepatu) Ahhhhh…… hari ini ndak di sangoni lagi. Suruh
puasa sama simbok. Katane seperti biasane : ndok selagi masih sekolah kamu
harus prihatin, kita ini orang miskin, ndak usah jajan ndak apa-apa, nadak
bakalan mati, mending kamu puasa saja, biar pinter. Walah tiap hari kok suruh
puasa.
Mbok Rahmi : Ndok, piye to ora ndang berangkat, malah ngrundel nyapo to? Ngeledek
simbok, soalnya ngak disangoni, iya?
Siti : Siapa yang ngledek simbok, wong lagi ngapalin pelajaran kok. Katane suruh
pinter.
Mbok Rahmi : Ngapalin pelajaran kok sambil merengut?
Siti : Pelajaran drama kok, teater….. ini namanya mimik, ekspresi muka, kan harus
ekspresif.
Mbok Rahmi : Awas ya kalo ngeledek simbok, kuwalat nanti!
Siti : Walah….. ndak-ndak…..
Simbok berbalik kembali mau masuk kedalam rumah, siti merengut mengejek Mbok Rahmi,
beberapa langkah jalan lalu jatuh terpeleset. Rahmi berbalik menengok.
MATERI BELAJAR 1
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
5
Rahmi : Jalan itu ati-ati… cah ayu!.
Siti : Tenang mbok, ndak apa-apa, hanya kepleset. Aduuuhhhh.
Rahmi : Bener nggak apa-apa? Apa mau pura-pura sakit biar mbok nulis surat ijin biar
kamu bolos?
Siti : Walah… ndak mbooookkk! Lagian sombong, mbok kan nggak bisa nulis,
mau nulis surat ijin segala.
Rahmi : Makanya jangan jadi orang bodo, walaupun nggak punya uang kamu harus
tetep sekolah, biar pinter, bisa nulis surat ijin untuk anakmu mbesok.
Siti : Ya sudah mbok, siti berangkat sekolah dulu assalamu’alikum (mencium
tangan Rahmi) .
Siti keluar. Mbok Rahmi berblik masuk kedalam rumah.
BABAK 2
Siti exit
Masuk denok, kemudian memilih – milih sampah
Denok : Bosen, tiap hari seperti ini, ndak ada perubahan. Kalo seperti ini terus hidup
juga ndak akan maju-maju. (sambil memungut dan memasukkan kedalam
karung).
Neneng masuk.
Neneng : Kenapa nok? komat kamit seperti itu? (Denok diam dan mlengos) Weh, ditanya
kok malah mlengos.
Denok : Aku bosen.
Neneng : Opo? bosen, kamu wes bosen sama aku tho nok?, ooo… yoh….. kita ndak usah
kekancan lagi, aku juga ndak pate`en ndak kekancan sama kamu!
Denok : Wes, ndak usah nrocos ndak karuan, makanya kalo ada sesuatu itu ditelaah
terlebih dulu biar ndak mis komunikasi, aku kan belum selesai ngomongnya.
Neneng : Apa lagi? Sudah cukup jelas penjelasan dari kamu tadi. Singkat, padat dan jelas,
ndak usah di reply.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
6
Denok : Kosek to, sebentar…… aku kan ndak ngomong kan tadi kalo aku bosen sama
kamu? Walaupun memang kamu orangnya mbosenin. Aku ini bosen dengan
kehidupan kita sekarang, yang tengah kita jalanin ini. Apa kamu juga ndak bosen?
tinggal diantara rumah-rumah kardus, sampah-sampah. Kita ini seperti bukan
manusia saja. Kita ini kan kaum masyarakat yang ndak dianggep oleh dunia.
Neneng : La terus maumu apa? Ndak ada yang bisa kita lakukan yo tho.
Denok : Ya memang ndak ada kalo kita cuman bisa nerima, berusaha dong!
Neneng : Kita kan udah kerja siang malam, itu kan juga usaha. Tuh tadi lihat Mbok Rahmi
menyekolahkan si Siti itu juga salah satu usaha untuk menuju kaya. Siapa tahu
setelah disekolahkan, walaupun untuk makan saja sulit, kalo mau bayar sekolah
saja nunjang sana sini cari utangan, nanti siti jadi orang pinter, dapat kerjaan yang
mapan, terus kaya. Itukan juga sudah upaya menuju kaya.
Denok : Kelamaan……. keburu punya uban.
Neneng : La maumu terus gimana?
Denok : Aku mau pergi dari kampung kardus ini. Aku mau nyari kerja.
Neneng : Mau kemana kamu?
Denok : Kemana saja, mungkin ke kota, asal tidak di tempat ini.
Tanpa disadari mbok Denok datang.
Denok : Pokoknya aku mau kerja apa saja asal halal
Mbok Denok: Kamu mau kemana? Kamu ndak boleh pergi, lalu mbokmu ini sama siapa kalo
kamu pergi.
Denok : Mbok...Denok pengen jadi orang kaya. Simbok kan seneng kalo jadi orang kaya?
Mbok Denok: Yang terpenting bagi simbok adalah kita tetep bisa kumpul. Makan ndak makan
asal kumpul.
Denok : Simbok harus dukung dong cita-cita luhur anakmu.
Mbok Denok : Kamu boleh kerja apa saja, dimana saja, asal masih tinggal bersama mbokmu
dirumah.
Denok : Ah simbok kolot, gak gaul.
Denok keluar sambil mengomel.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
7
Mbok Denok: Ra gaul? Nok apa to maksude? Neng, apa maksudnya aku ndak gaul?
Neneng : Simbok biar keliatan gaul pake celana jeans aja. Hahahahahaaa…….
Mbok Denok: Hus ngawur kamu itu, neng. Nok..... kamu ndak boleh tinggalin simbok
(berlari menuju denok).
Mbok Denok keluar.
Beberapa saat kemudian masuk Surti
Surti : Neeeng….. kamu harus bantu aku, neng. Ini penting, kamu akan sangat
berjasa kalo bisa Bantu aku.
Neneng : Bantu apa sih, Sur?
Surti : Aku dapat surat dari Kang Samsul. Kang Samsul kangen sama aku, pengen
cepet ketemu. Sebentar lagi pulang. (berbunga –bunga)
Neneng : Syukurlah kalo begitu, la terus apa hubungannya denganku? Kamu mau minta
bantuan apa?
Surti : Tolong bacain surat ini, dong.
Neneng : Lo.. kok…..?
Surti : Kamu kan tahu sendiri aku tidak bisa baca.
Neneng : Terus? kok kamu tahu isi suratnya?
Surti : Baru perkiraan aja.
Neneng membuka surat.
Neneng : Lo kok tulisannya pake tinta merah?
Surti : Itu tandanya cinta. Ah nggak gaul kamu. Kalo surat cinta itu kan harus penuh
warna cerah. Nggak pernah nulis surat pasti?
Neneng : Zaman gini masih surat-suratan.
Surti : Walah jangan banyak ngomong, cepetan kamu bacain, tapi ingat jangan
bocorin sama siapa-siapa ya, aku kan malu, siapa tahu isi suratnya juga hot.
Neneng : (membacakan surat) Dek Surti yang cantik…. Lama banget kakang ndak
pernah kasih kabar sama adek. Gimana kabarnya sekarang dek?
Surti : Baik kang, bagaimana kabarnya kang samsul?
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
8
Neneng : Syukurlah kalo begitu, kang samsul baik-baik aja, tenang aja kamu ndak usah
kawatir. Ada hal yang sangat penting yang ingin kakang sampaikan pada dek
Sur.
Surti : Apa itu kakang?
Neneng : Kita kan sudah lama menjalin hubungan cinta.
Surti : Maksud kakang pasti mau pulang terus mau ngelamar aku kan?
Neneng : Bukan itu dek, justru karena sudah terlalu lama dan kayaknya tidak ada
peningkaan bagi hati kakang, lagian disini kakang sudah menemukan yang lain,
maka dengan berat hati dek, kakang putuskan untuk kita akhiri hubungan ini,
kakang sudah berencana menikah dengan orang lain.
Surti : (menangis)
Neneng : Jangan menangis to dek.
Surti : (merebut surat kemudian merobeknya) kamu jahat kakang, kamu tidak setia (
menangis sambil exit).
Antok : Ada apa to, Neng?
Rukmini : Kamu nakalin Surti, yo, Neng?
Neneng : Kayak anak kecil saja, ini urusan hati dan perasaan.…
Antok : Walah ngomong pateng pentuntung, keduwuren. Ngomong wae tentang
kardus, kertas sekilo 700, plastik bekas. Hidup di tempat sampah kok
ngomongin cinta.
Neneng : La wong bukan aku kok. Tapi Surti.
Orang-orang (Rukmini, Neneng, Antok) kembali beraktivitas.
Beberapa saat kemudian masuk mbok Denok sambil menangis.
Rukmini : Opo meneh…. Hari ini kok syarat dengan tangisan.
Mbok Denok: Neng, Denok minggat, kabur, eh pergi dari rumah. Denok minggat.
Neneng : Apa, mbok?
Antok : Tenane? Ojok ngarang to mbok?
Mbok Denok : Tenan. Denok ninggalin surat ini.
Rukmini : Apa isinya?
Orang - orang mulai berkumpul mendekat. (Neneng, Antok, Rukmini)
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
9
Mbok Denok : Makanya aku datang kesini, tolong bacakan suratnya, Neng. Aaku ndak
bisa baca.
Antok : Lo critanya gimana kok ada acara minggat segala.
Mbok Denok : Sek kowe menengo sek, biar Neneng baca suratnya.
Antok : Jangan sama Neneng, dia itu tukang ngawur kalo suruh baca surat.
Neneng : Apa kamu saja yang baca?
Antok : Lo kamu kan tahu kalo aku tidak bisa baca. Ngece..
Neneng : Yo wes makane meneng wae. “Simbok yang terhormat, maafkan Denok.
Denok ndak pamitan pergi dari rumah, kalo Denok pamit mesti simbok ndak mengijinkan,
jadi Denok langsung cabut saja. Tapi simbok ndak usah khawatir, Denok akan jaga diri
baik-baik. Demikian juga simbok juga harus jaga diri baik-baik. Takecare mbok. Peluk
cium dari ananda tercinta…. Muach…… Denok”.
Mbok Denok : Denok….. teganya kamu ndok ninggalin simbok sendiri.
Orang orang kemudian ribut juga menenangkan simbok. Simbok pingsan, kemudian
beramai-ramai orang orang mengotongnya.
Semua Exit.
Masuk siti.
Siti : Walah karo sambel meneh. Kapan pintere kalo tiap hari sama sambel
teruuuuusssss.
WAKTU BERLALU. LIMA TAHUN SETELAH KEPERGIAN DENOK, SUASANA DI
KAMPUNG KARDUS BELUM BANYAK BERUBAH. SITI SUDAH JADI
MAHASISWI DI UNIVERSITAS ELIT KARENA DAPAT BEASISWA. NENENG JADI
TUKANG SAYUR. DAN MAYORITAS WARGA MASYARAKAT MASIH TETEP
SEBAGAI PEMULUNG.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
10
BABAK 3
Lurah mengadakan inpeksi mendadak didalam kampung.
Carik : Nah di sekitar sini maunya bos besar mau bangun real estate itu.
Lurah : Yayayayaaa….. daerah seperti ini kok ya laku ya?
Carik : Mungkin ada pertimbangan-pertimbangan tertentu, kita kan ndak ngerti
yang menjadi planing bos besar dari kota itu.
Lurah : Tempat bosok gini kok laku ya? Ndak habis pikir, aku !
Carik : Sekarang yang ndak laku itu apa to pak lurah. Sekarang banyak
kekurangan lahan, populasi penduduk semakin meningkat tetapi lahan tetap
malah seolah makin menyempit.
Lurah : Kamu harus bisa mengatasi penduduk kampung ini. Ini kan tugas mudah,
bagaimana caranya saja kamu menyampaikannya. Mereka itu orang -
orang bodoh jadi gampang dikibulin. Kamu janjikan saja uang gantinya.
Carik : Ya memang sudah dijatah to dari bos besar? Semeternya 200 ribu.
Lurah : Bodoh, kamu itu gak bakat kaya. Bilang sama mereka tanah itu di beli
seharga 50 ribu, kalo nggak mau akan dibongkar paksa. Lagian itu kan
bukan tanah milik mereka. Uang ganti rugi itu diberikan juga karena kasian
pada mereka.
Carik : Sory lo pak lurah, gak mudeng deh saya.
Lurah : Kamu pengen ngerasain naik mobil pribadi to? Dengerin musik yang
jeduk-jeduk? Duit itu bisa buat beli mobil yang jeduk-jeduk. (sambil
belagak koplo)
Carik : Duit saya yang utama mau tak buat bangun WC dulu ah pak, la wong saya
kalo buang hajat masih di kali. Masak naik mobil jeduk-jeduk tapi buang
hajadnya masih di kali.
Lurah : Terserah kamu sajalah, kita atur sendiri-sendiri duit kita.
Carik : Betul, yang terpenting kan kita dapat duit banyak to, bos?
Lurah : Pokoknya, kamu atur deh nanti.
Antok : Eee pak lurah kadingaren pak lurah mau datang kemari, bukan lagi
kampanye kan bu?
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
11
Lurah : Nah kebetulan kok sepi lagi pada kemana?
Antok : Ya biasa to bu, kerja. Ada apa to pak? Ada program sensus?
Lurah : (pada carik) Kamu kumpulkan deh orang-orang sekarang.
Carik : (pada Antok) kita mau ketemu dengan seluruh warga, kamu sekarang
kumpulkan mereka ya, sifatnya penting dan sangat mendesak.
Antok : La ya tapi ada apa?
Carik : Ada program kesejahteraan masyarakat yang harus segera disampaikan
pada masyarakat.
Rukmini : Pembagian bantuan subsidi BBM diajukan ya pak, atau malah di tambah?
Carik : Wes ndak usah cerewet, laksanakan saja tugas tadi, dasar wong susah,
sugihe mung sugih omong.
Antok : (melihat Rukmini, kemudian memanggil) Pak lurah sama sekdes mau
ketemu dengan seluruh warga, ini sifatnya penting dan sangat mendesak.
Kamu sekarang kumpulin seluruh warga, ini perintah langsung.
Rukmini : (Pada Antok) Kamu saja yang kumpulin seluruh warga. Aku sibuk.
Antok : Wes cepet, ndang budal !
Rukmini exit.
Orang 1 : Beres. Sebentar lagi warga akan datang.
Carik : Warga yang baik.
Beberapa saat kemudian warga mulai berdatangan.
Antok : Ada apa, pak?
Rukmini : Kadingaren banget mengadakan sidak.
Mbok Rahmi : Apa itu sidak?
Orang 2 : Infeksi mendadak.
Antok : Walah… inspeksi mendadak.
Lurah : Weh, Neng, kamu sekarang ganti profesi to? Sekarang jualan sayur?
Neneng : Iya lah pak, lumayan sekarang ndak kotor lagi, sekarang bisa dandan
Antok : Walah memang kamunya saja yang mentel.
Neneng : Orang jualan itu harus tampil cantik dan menarik biar jualannya laku.
Antok : Jualan apa dulu?
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
12
Neneng : Ya sayur to, memangnya apa? kalo jualan sayur nglomprot kayak kamu ya
males yang beli.
Antok : Lho kok malah ngece to kowe, Neng ......
Terjadi kericuhan.
Carik : Wes… wes…. Saudara-saudara sekalian, sengaja saudara-saudara
dikumpulkan mendadak oleh kami disini karena ada hal yang sangat penting
yang perlu saudara sekalian ketahui.
Surti : (masuk) Kok rame-rame? Kang Samsulku dateng yaaa! Mana kang
Samsulku?
Carik : Kang Samsul, gundulmu.
Semua : Sokor…..
Surti : (menangis) Kang Samsul dimana? (menyingkir)
Carik : Saudara sekalian, kami datang kemari untuk memberikan kabar gembira
kepada kalian. Wilayah ini, kampung kardus yang kalian tinggali ini akan
segera dibangun real estate oleh kontraktor dari kota sana.
Semua bersorak gembira.
Neneng : La sek…. Tapi terus bagaimana nasib kita selanjutnya, apa real estate itu
terus menjadi milik kita?
Carik : La kok enak. Kalian akan dipindahkan dari tempat ini.
Rukmini : Digusur? Enak saja. Ndak bisa.
Carik : Bisa. Kalian nantinya akan di beri ganti rugi tiap warga untuk memcari
tempat dan membangun rumah kembali.
Semua warga gaduh.
Antok : Berapa banyak kalian beri kami ganti rugi.
Carik : Ganti ruginya cukup besar. Lima puluh ribu.
Lurah : Empat puluh saja.
Carik : Maksud saya empat puluh ribu.
Warga tidak setuju.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
13
Lurah : Ya udah lima puluh ribu.
Carik : Lo katanya 40 ribu pak?
Lurah : Ini namanya strategi negosiasi
Carik : Ya sudah saya naikkan menjadi 50 rb
Warga masih menolak dan makin ramai.
Carik : Wah sudah ndak kondusif ini pak lurah.
Lurah : Pokoknya kami atur.
Carik : Baiklah kalo begitu, masalah ganti rugi nanti perwakilan dari kalian
akan kami ajak berembuk di kelurahan. Kita tunggu di kelurahan.
Lurah dan carik exit.
ORANG-ORANG MASIH GADUH, KEMUDIAN MEMILIH PERWAKILANNYA
UNTUK PERGI KEKELURAHAN. BEBERAPA ORANG EXIT. SEMENTARA YANG
LAIN KEMUDIAN BERKERUMUN MEMBICARAKAN PENGGUSURAN ITU.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN MASUK SITI.
Siti : Ada apa to mbok? (pulang kuliah)
Mbok Rahmi : Kita akan di gusur, ndok.
Siti : Apa? digusur?
Mbok Rahmi kemudian cerita soal penggusuran itu.
Siti : Waduh mbok, ndak bisa begitu, kalo gitu biar siti juga pergi ke kelurahan.
Mbok Rahmi : Tenang semuanya, anakku, Siti, yang akan berdialog dengan pak lurah, dia
kan bocah sekolahan, bocah pinter, pasti bisa bernegosiasi untuk kepentingan
kita.
Neneng : Sing ati-ati ya Sit, kamu pasti bisa, kita serahkan tanggung jawab ini
sepenuhnya kepadamu. Selamat berjuang kawan, hidup mati kita ada di
tangan kamu!. Hidup kampung kardus!!!!
Semua Orang : Hidup !!!!!
Rukmini : Hidup Siti Zulaikah Permata Sari!
Antok : Sek... sek... sek. Sopo jenenge? Siti.....
Rukmini : Siti Zulaikah Permata Sari.
Antok : Apik tenan saiki jenenge. Kok ganti yo mi jenenge anakmu..Siti Zaenab to?
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
14
Mbok Rahmi : La yo supaya keren to, sudah jadi mahasiswi.......
Rukmini : Hidup Siti Zulaikah Permata Sari
Semua : Hidup!!!
Siti exit
BABAK 4
ORANG MAKIN KHAWATIR DAN WAS-WAS DENGAN PENGGUSURAN ITU.
MEREKA BERHARAP PENGGUSURAN ITU TAK JADI DI LAKUKAN.
Siti berdiskusi dengan pak lurah dan bu carik.
Orang 2 : Pokoknya aku tidak mau pergi dari tempat ini. Titik. Sampai darah
penghabisan.
Orang 1 : (pada rahmi) Anakmu itu lho, apa ada persengkongkolan dengan pak
lurah? Kok malah memihak pada mereka?
Mbok Rahmi : Apa iya?
Orang 1 : Nanti Tanya aja sendiri.
Masuk siti.
Siti : Wah enak nih aku sama mbokku bisa kaya, bisa makan enak, bisa tidur
nyaman, enak ini jadi wong sugih.
Mbok Rahmi : Apa benar kamu juga sudah sekongkol dengan bu lurah. Tidak memihak
pada kita?
Siti menarik Mbok Rahmi.
Siti : Mbok, tenang saja, kita nanti akan dapat persenan dari bu lurah. Kita akan
dapat lebih banyak duit ganti rugi, ditambah uang tutup mulut. Bu lurah telah
mempercayakan pada saya untuk membantu carik pada urusan ini.
Mbok Rahmi : Kamu aku sekolahkan bukan untuk membodohi orang yang memang
bodoh.
Siti : Simbok, ini bisnis.
Seluruh warga ribut dan berdemo.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
15
Mbok Rahmi meninggalkan Siti sambil marah dan kecewa. Seluruh warga ribut dan berdemo.
Neneng : Sekarang kita harus bertindak cepat, kita protes besar-besaran, kalo perlu
anarkis. Mogok makan!
Orang 1 : Nek kon mogok makan wegah, aku ra kuat!
Neneng : Cuman menggertak saja, kalo ndak gitu, kita tuntut mundur aja pak lurah.
Semua warga berdemo. Exit.
Masuk kontraktor, pak lurah dan carik.
Kontraktor : Ya.. tanah yang bagus untuk dibangun, pasti akan untung. Iya kan, rik?
Carik : (sambil mencatat) Ya, ya, bagus bos (gugup).
Kontraktor : Sudah didistribusikan ganti rugi pada warga? Warga juga telah setuju kan
dengan jumlah yang saya tawarkan. Apa perlu saya yang langsung melakukan kesepakatan
dengan mereka?
Lurah : O, jangan-jangan, semua sudah beres kok, ganti rugi sudah disepakati warga.
Besok lahan ini akan dikosongkan.
Carik : Besok?
Lurah : Menurut informasi warga telah membeli perumahan sederhana. Namun layak
huni.
Kontraktor : Jadi ganti rugi yang saya berikan layak bagi mereka. Terimakasih telah
membantu saya dalam hal ini, pak lurah dan carik memang pejabat teladan.
Lurah : Terimakasih atas kepercayaannya, kami sangat menjunjung tinggi
kepercayaan yang diberikan kepada orang lain terhadap kami.
Kontraktor : Kita tinjau yang sebelah sana pak, sebelah sana calonnya saya bangun
supermarket.
BABAK 5
MEREKA EXIT. WAKTU BERLALU. PENGGUSURAN TERJADI, SELURUH WARGA
PANIK. TERJADI KEKERASAN DAN LAIN-LAIN. KEMUDIAN LENGANG.
Siti :Bu lurah, gimana janji bu lurah, katanya mau kasih persenan.
Lurah : Nanti kalo urusannya sudah selesai, pasti tak bayar.
Siti : Kapan bu?
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
16
Setelah membaca naskah tersebut, bagaimana pendapat anda tentang drama? hal apa
saja yang menjadi bagian dalam naskah drama? jika anda belum dapat menyebutkan bagian-
bagian dalam drama, ikutilah langkah-langkah berikut!
1. Apakah naskah tersebut berbentuk cerita atau percakapan?
……………………………………………………………..………………………….......
2. Apakah naskah tersebut bercerita tentang suatu peristiwa saja, atau bercerita tentang
permasalahan antarmanusia?
…………………………………………………….............................................................
BABAK6
DENOK PULANG SETELAH 5 TAHUN BEKERJA DI LUAR NEGERI.
Denok : Mbok aku pulang! (terkejut) lo ada apa ini? Kok jadi begini?
Siti : Mbak denok?
Denok : Siti, ya? Wah pangling aku. sudah gede, ya?
Siti : Kemana saja mbak selama ini?
Denok :Ya kerja, jadi TKW diluar negri. Lumayan lah dek. Ada apa ini?
(menangis) kok jadi begini?
Siti : (menangis) Warga telah digusur.
Denok : Digusur? Lalu kemana semua warga, juga simbokku?
Siti : (menggeleng) simbok saya pun ndak ngerti dimana. Saya sibuk ngurusin
duit di bulurah saat penggusuran itu dilakukan. Saya tak membayangkan akan begini
jadinya. Saya juga telah dibohongi oleh bu lurah. Seluruh warga padahal juga telah
membenci saya, termasuk simbok saya yang telah sangat kecewa dengan saya. Saya
bingung harus bagaimana?
Denok : Simbok…..(menangis)
Masuk surti yang telah jadi gila karena dulu ditinggal pacarnya.
Surti : Lho…. Lagi pada ngapain? Kok melankolis banget tho, ditinggal pacar ya?
Tenang aja, semua lelaki memang seperti itu. Mendingan kita nyanyi bareng yuk!
SELESAI
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
17
3. Apakah naskah tersebut disajikan secara runtut dan dapat dipahami isinya?
.............................................................................................................................................
Setelah anda menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, tulislah simpulan anda tentang
drama!
b. Unsur Intrinsik Drama
Anda telah membuat simpulan tentang naskah drama. Untuk memastikan apakah hasil
simpulan anda sudah tepat dan lengkap, perhatikan bagan berikut!
Berdasarkan bagan tersebut, dapat disimpulkan bahwa drama berbentuk dialog, di
dalamnya terdapat alur yang membentuk jalinan cerita, kemudian jalinan cerita tersebut
memungkinkan munculnya konflik-konflik atau permasalahan antarmanusia. Drama tidak
bercerita tentang terjadinya suatu peristiwa saja, melainkan tentang suatu kejadian yang timbul
akibat interaksi tokoh dalam drama. Hassanuddin dalam jurnal berjudul ―Analisis Naskah
Robohnya Surau Kami dan Penggunaannya untuk Menyusun Model Menulis Naskah Drama di
Simpulan
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
...................................................................
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
18
Universitas Wiralodra Indramayu‖ membatasi drama sebagai suatu genre sastra yang ditulis
dalam bentuk dialog-dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai seni pertunjukan.
Perhatikanlah gambar berikut!
Apakah anda dapat menemukan perbedaan antara naskah drama dengan gambar tersebut?
Drama berarti segala pertunjukan yang memakai mimik. Drama biasanya dipentaskan
berdasarkan naskah, yakni bentuk atau rencana tertulis dari sebuah lakon drama. Cley Hamilton
(dalam Brahim ) berpendapat bahwa drama adalah sebuah cerita yang dikarang dan disusun
untuk dipertunjukkan oleh pelaku-pelaku di atas panggung di depan publik, karena itulah gambar
tersebut tidak bisa disebut sebagai naskah drama meskipun berbentuk percakapan dan memiliki
konflik. Di dalam naskah drama tidak terdapat gambar. Selain itu, gambar tersebut tidak
memiliki jalinan cerita.
Tjokroatmodjo (1985: 41) dalam jurnal berjudul ―Pembinaan dan Pementasan Teater
Sekolah serta Fungsinya dalam Pembelajaran Apresiasi Drama di Kelas XI SMA Pangudiluhur
Surakarta‖ mengungkapkan bahwa drama/teater ialah suatu seni tentang pelaksanaan pementasan
suatu cerita atau karya seni yang lain, yang meliputi penggarapan terhadap unsur-unsur pelaku,
naskah, pentas, sutradara, kostum, dan perlengkapan pentas.
Setelah anda mengingat kembali materi tentang drama, sekarang anda akan belajar
tentang Alur cerita, babak, dan konflik dalam drama, sekaligus bagaimana memertunjukkan
salah satu tokoh dalam lakon drama.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
19
A. Alur Cerita (Plot)
1. Pengertian Alur
Alur adalah bagian dari unsur intrinsik drama, berupa kerangka awal hingga akhir
yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan. Alur dikembangkan
berdasarkan hubungan sebab-akibat dengan bertumpu pada konflik tokoh. Alur dalam naskah
drama memiliki peran sebagaimana peta perjalanan. Jika dalam perjalanan arah ditunjukkan
dengan gambar, plot dalam naskah drama dijelaskan dengan tahapan-tahapan peristiwa yang
dinyatakan melalui ucapan, pikiran, dan tindakan tokoh.
Pada drama Kampung Kardus, terdapat warna berbeda-beda sebagai penanda tahapan
alur. Identifikasi lah setiap tahapan alur tersebut!
WARNA PENJELASAN ISI
BIRU ………………………………………………………….
HITAM ………………………………………………………….
ORANGE ………………………………………………………….
HIJAU ………………………………………………………….
Setelah menulis hasil identifikasi anda, cocokkanlah hasil identifikasi tersebut dengan
tabel berikut!
WARNA PENJELASAN ISI
BIRU Penjelasan setting serta pengenalan tokoh dan penyebab konflik awal, seperti alasan
Denok meninggalkan kampung kardus serta sebab mengapa Surti menjadi gila.
HITAM Pemunculan konflik, dimulai ketika Pak Lurah mengadakan inspeksi mendadak
ORANGE Kampung kardus akan dibangun menjadi real estate. Warga menolak karena uang
ganti ruginya sangat kecil. Pejabat desa melakukan korupsi dengan tidak
memberikan seluruh uang ganti rugi dari sang kontraktor. Terjadi keributan sampai
LATIHAN 1
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
20
Siti dipercaya sebagai negosiator. Tetapi Siti justru terlibat kerja sama dengan
pejabat desa karena iming-iming uang. Hal ini membuat warga dan Rukmini
kecewa. Penggusuran terjadi.
HIJAU Siti menyesali perbuatannya dan menyadari bahwa Bu Lurah telah
mempermainkannya. Kemudian Denok pulang sebagai TKW yang sukses. Saat dia
bermaksud menemui simbok, ternyata simbok tak diketahui keberadaannya setelah
peristiwa penggusuran itu terjadi.
Setelah mencocokkan jawaban, berdasarkan penjelasan isi dari masing-masing warna
teks, Identifikasilah tahapan alur naskah drama Kampung Kardus!
WARNA TAHAPAN
BIRU …………………………………………………..
HITAM …………………………………………………..
ORANGE …………………………………………………..
HIJAU …………………………………………………..
Untuk mengetahui apakah hasil identifikasi anda sudah benar, perhatikan bagan
tahapan alur berikut!
2. Tahapan Alur
LATIHAN 2
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
21
Bagaimana? Apakah hasil identifikasi anda sudah tepat?jika belum, perbaikilah hasil
pekerjaan tersebut sesuai materi tahapan alur!
B. Babak
Babak merupakan bagian dari lakon drama. dalam satu lakon drama biasanya terdiri
atas satu babak atau lebih. Batas antara babak satu dengan babak lain ditandai dengan
turunnya layar atau matinya penerangan panggung. Setelah turunnya layar dan matinya
lampu penerangan biasanya terjadi perubahan tata panggung yang menggambarkan setting
yang berbeda (tempat, waktu, maupun suasana). Babak-babak itu dibagi dalam beberapa
adegan. Pergantian adegan yang satu dan yang lain mungkin karena masuknya tokoh lain
dalam pentas, kejadian dalam waktu yang sama tetapi peristiwanya lain, ataupun karena
kelanjutan peristiwa yang tidak memerlukan pergantian setting.
TAHAPAN ALUR
Pengenalan tokoh,
setting, dan konflik
yang akan dikembangkan
Muncul tokoh
antagonis yang
memancing
pertikaian
Konflik mereda,
tokoh-tokoh yang
meruncingkan konflik
menemukan
penyelesaian.
Puncak
konflik/ketegangan
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
22
Setelah mengetahui pengertian babak, silakan anda identifikasi babak-babak dalam
drama Kampung Kardus. Untuk itu, ikutilah langkah-langkah berikut!
Identifikasilah setting (tempat, waktu, suasana) dalam drama tersebut. Perbedaan setting
dapat memungkinkan pergantian babak.
Identifikasilah adegan-adegan dalam setting tersebut, misalnya : di Rumah Siti terjadi
adegan Siti yang mengeluhkan nasibnya karena tidak disangoni oleh simbok, selain itu
terdapat adegan Siti terpeleset, dan lain-lain. Adegan-adegan akan membantu andadalam
mengidentifikasi permasalahan atau konflik dalam drama. Pergantian setting
memungkinkan munculnya konflik baru.
Setelah mengidentifikasi adegan dan settingnya, kelompokkan babak-babak tersebut
berdasarkan pergantian setting.
BABAK SETTING ADEGAN
1 a. Tempat :
b. Waktu :
c. Suasana :
1. ……..
2. ……..
3. ……..
….. …………………………
….. …………………………
Berapakah jumlah babak dalam naskah drama Kampung Kardus? Untuk mengetahuinya,
cermatilah tabel berikut!
BABAK SETTING ADEGAN
1 a. Tempat : Rumah
Siti
b. Waktu : Pagi hari
ketika Siti akan
pergi ke sekolah
c. Suasana : santai,
layaknya obrolan
pagi hari antara ibu
dan anak.
1. Siti akan pergi ke sekolah
2. Siti jatuh di depan halaman rumahnya.
LATIHAN 3
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
23
2 a. Tempat : di
lingkungan
kampung kardus
b. Waktu : Pagi hari
c. Suasana :
1. Denok mengeluhkan kehidupannya di kampung kardus
2. Neneng masuk dan merusak suasana dengan
kesalahpahamannya terhadap Denok
3. Simbok masuk, kemudian Denok mengatakan ingin
pergi merantau.
4. Denok keluar, kemudian simbok berdialog dengan
Neneng tentang arti ―ndak gaul‖
5. Simbok keluar, masuk Surti yang meminta bantuan
kepada Neneng untuk membacakan surat dari Kang
Samsul.
6. Masuk Antok dan Rukmini yang menanyakan tentang
sebab Surti menangis
7. Masuk simbok yang berteriak karena kepergian Denok
dan hanya meninggalkan sebuah surat
8. Masuk siti, kembali mengeluhkan kehidupannya.
3 a. Tempat : di
lingkungan
kampung kardus
b. Waktu :
c. Suasana : gaduh
1. Carik dan lurah membicarakan kondisi kampung kardus
yang akan dijadikan real estate, termasuk ganti rugi
tanah warga
2. Masuk Antok dan Rukmini menegur carik dan pak
lurah
3. Masuk Neneng berjualan sayur
4. Masuk Surti yang menangis menanyakan Kang Samsul
5. Adegan negosiasi antara warga dan pak lurah
6. Masuk Siti, kemudian ditunjuk untuk pergi ke
kelurahan mewakili warga.
4 a. Tempat : kelurahan
b. Waktu :
c. Suasana : tegang
1. Orang-orang mencurigai Siti terlibat persekongkolan
dengan pihak kelurahan
2. Siti berusaha meyakinkan simboknya tentang
keuntungan yang akan mereka dapatkan
3. Neneng menghasut warga untuk berdemo
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
24
4. Masuk kontraktor, mengecek hasil negosiasi kelurahan
dengan warga
5 a. Tempat :
lingkungan
kampung kardus
b. Waktu :
c. Suasana : tegang
1. Penggusuran warga kampung kardus
2. Siti mempertanyakan janji bu lurah kepada dirinya
tentang ganti rugi tanah
6 a. Tempat :
lingkungan
kampung kardus
b. Waktu :
c. Suasana : tegang
1. Denok pulang dari luar negeri dan mencari simboknya
2. Masuk Siti dan menceritakan apa yang terjadi.
3. Masuk Surti yang telah menjadi gila karena dikhianati
Kang Samsul.
C. Konflik
Anda tentu pernah menonton drama yang membuat anda terbawa ke dalam suasana
drama tersebut, atau justru menonton drama yang membosankan dan membuat anda
mengantuk. Mengapa demikian? salah satu faktornya adalah kehadiran konflik. Konflik
berperan penting dalam menarik perhatian penonton/pembaca. Jadi, apa yang anda ketahui
tentang konflik?
Konflik merupakan elemen yang menggerakkan plot sehingga peristiwa dalam
drama bergerak secara dinamis. Konflik dalam drama terbagi atas konflik internal dan
eksternal. Konflik internal adalah konflik tokoh dengan dirinya sendiri, seperti rasa gelisah.
Sedangkan konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan lingkungannya
(tokoh lain), misalnya adegan perkelahian. Konflik menjadi bagian penting dalam alur. Alur
terbagi menjadi beberapa babak yang terdiri atas adegan-adegan. Untuk memunculkan
konflik diperlukan kemasan berupa adegan-adegan. Begitu juga sebaliknya, bahwa adegan-
adegan juga bisa menimbulkan konflik. Contoh: konflik Siti yang sedih karena tidak pernah
disangoni simbok, dikemas/diwujudkan dalam adegan Siti akan bersiap-siap pergi ke
sekolah. Adegan Denok yang mengeluhkan bahwa dia bosan dengan hidupnya,
menimbulkan konflik berupa kesalahpahaman Neneng pada apa yang diucapkan Denok.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
25
Identifikasilah konflik dalam drama Kampung Kardus berdasarkan adegan-adegan
yang telah anda rumuskan ketika mengidentifikasi babak!
ADEGAN KONFLIK
Siti akan pergi ke sekolah. Dia tidak disangoni lagi dan disuruh puasa
oleh mbok Rahmi.
………………………………………………….. ………………………………………
………………………………………………….. ………………………………………
…………………………………………………. ………………………………………
RANGKUMAN
Alur adalah kerangka awal hingga akhir yang merupakan jalinan
konflik antara dua tokoh yang berlawanan, dan dikembangkan
berdasarkan hubungan sebab-akibat. Alur memiliki empat tahapan,
yaitu: eksposisi, komplikasi, klimaks, dan resolusi.
Babak merupakan bagian dalam drama yang menandai pergantian
setting (waktu, tempat, atau suasana). Batas antara babak satu dengan
yang lain ditandai dengan blackout (turunnya layar atau pemadaman
lampu panggung sejenak). Babak terdiri atas adegan-adegan yang
merupakan representasi dari konflik.
Konflik merupakan penggerak alur dan dikemas dalam adegan-adegan
yang terkumpul dalam babak-babak.
LATIHAN 4
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
26
1. Tontonlah salah satu pementasan drama ―Kampung Kardus‖ karya Gepeng Nugroho di internet.
Kemudian identifikasi babak-babaknya dan bandingkanlah hasil identifikasi antara babak dalam
naskah drama dan dalam pementasan!
BABAK PENJELASAN
DALAM NASKAH 1. ……………………………
2. ……………………………
3. …………………………….
DALAM PEMENTASAN 1. …………………………….
2. …………………………….
3. ……………………………..
Simpulan : hasil identifikasi babak dalam naskah berjumlah……, sedangkan hasil identifikasi
babak dalam pementasan berjumlah……
2. Perhatikan kutipan naskah drama ―Ayahku Pulang‖ karya Usmar Ismail berikut, kemudian
identifikasilah konfliknya!
R. SALEH: (sambil batuk-batuk) Sepuluh tahun aku menjadi seorang saudagar besar di
singapur. Aku menjadi kepala perusahaan dengan pegawai berpuluh-puluh orang. Tapi malang
bagiku, toko itu habis terbakar. Lalu seolah-olah seperti masih belum puas menyeret aku ke
lembah kehancuran, saham-saham yang ku beli merosot semua nilainya sehabis perang ini.
Sesudah itu semua yang kukerjakan tak ada lagi yang sempurna. Sementara aku sudah mulai
tua. lalu tempat tinggalku, keluargaku, anak isteriku tergambar kembali didepan mata dan
jiwaku. Kalian seperti mengharapkan kasihku.
GUNARTO: Bukan kami yang mengharap kasihmu.Tapi kau yang mengharap belas kasihan
kami karena kemiskinanmu.
TUGAS 1
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
27
I B U: (gelisah serba salah) Narto, Ayahmu yang berbicara itu. Mestinya engkau gembira, nak.
Sudah semestinya Ayah kembali pada anak-anaknya, harta yang paling berharga.
R. SALEH: (Batuk-batuk. Lalu memandang gunarto) Sudikah engkau memberikan air segelas
buat ku dulu Gunarto? hanya engkau yang tampak tak rela dengan kehadiranku (diam sejenak).
Kalau Narto tak mau, engkaulah Maimun. Maukah kau memberikan Ayah segelas air?
MAIMUN: Baik, Ayah.
GUNARTO: Maimun! Sejak Kapan kau punya seorang Ayah!
I B U: Gunarto! (sedih, gelisah dan mulai menangis).
GUNARTO: (bicara perlahan tapi pahit) Kami tidak mempunyai Ayah, Bu. Kapan kami
mempunyai seorang Ayah?dia itu kacang lupa kulinya,bu. Setelah dibuang orang ,dia lalu
memasang tampang memelas agar kita mau menampungnya. Jiah.. tak sudi aku.!
I B U: (agak keras tapi tertahan) Gunarto! Apa katamu itu!
GUNARTO: Kami tidak mempunyai seorang Ayah kataku. Kalau kita mempunyai Ayah, lalu
apa perlunya aku membanting tulang selama ini? Jadi budak orang! Dulu, aku dan Ibu hampir
saja terjun ke dalam laut, untung Ibu cepat sadar. Dan jika kita mempunyai Ayah, lalu apa
perlunya aku menjadi anak suruhan waktu itu? Aku besar dalam keadaan sengsara. Rasa
gembira di dalam hati sedikitpun tidak ada. Dan kau Maimun,. Lupakah engkau waktu menangis
disekolah rendah dulu? Karena kau tidak bisa membeli kelereng seperti kawan-kawanmu yang
lain. Dan kau pergi ke sekolah dengan pakaian yang sudah robek dan tambalan sana-sini? Itu
semua terjadi karena kita tidak mempunyai seorang Ayah! Kalau kita punya seorang Ayah, lalu
kenapa hidup kita melarat selama ini!
3. Jelaskan hubungan antara alur cerita, babak, dan konflik dalam drama!
Lembar Jawaban
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
28
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat!
1. Berdasarkan tahapan ceritanya, Naskah Drama Kampung Kardus karya Gepeng Nugroho
memiliki jenis alur….
a. Maju b. Mundur c. Campuran d. Tidak urut e. Bebas
2. Bacalah kutipan Naskah Drama Kampung Kardus karya Gepeng Nugroho berikut !
Babak 5
MEREKA EXIT. WAKTU BERLALU. PENGGUSURAN TERJADI, SELURUH WARGA
PANIK. TERJADI KEKERASAN DAN LAIN-LAIN. KEMUDIAN LENGANG.
Siti :Bu lurah, gimana janji bu lurah, katanya mau kasih persenan.
Lurah : Nanti kalo urusannya sudah selesai, pasti tak bayar.
Siti : Kapan bu?
Babak 6
DENOK PULANG SETELAH 5 TAHUN BEKERJA DI LUAR NEGERI.
Denok : Mbok aku pulang! (terkejut) lo ada apa ini? Kok jadi begini?
Siti : Mbak denok?
Denok : Siti, ya? Wah pangling aku. sudah gede, ya?
Pergantian babak dalam kutipan naskah tersebut terjadi karena hal-hal berikut, kecuali….
a. Terjadi pergantian pemain ―lurah‖ dan ―Denok‖
b. Terjadi perubahan tempat adegan
c. Siti sudah gede sehingga membuat pangling
d. Latar waktunya lima tahun setelah kepergian Denok
e. Tokoh Simbok nasibnya tidak diketahui
3. Konflik penggusuran dalam Naskah Drama Kampung Kardus karya Gepeng Nugroho
terdapat pada tahapan alur….
a. Eksposisi b. Komplikasi c. Klimaks d. Resolusi e. Keputusan
4. Berikut ini merupakan fakta tentang babak, kecuali….
TES FORMATIF 1
29
a. Bagian dari lakon drama
b. Tanda pergantian pemain
c. Tanda pergantian setting
d. Dibatasi oleh blackout
e. Kumpulan adegan-adegan
5. Bacalah kutipan naskah drama Kampung kardus karya Gepeng Nugroho berikut!
Denok : Aku mau pergi dari kampung kardus ini. Aku mau nyari kerja.
Neneng : Mau kemana kamu?
Denok : Kemana saja, mungkin ke kota, asal tidak di tempat ini.
(Tanpa disadari mbok Denok datang).
Denok : Pokoknya aku mau kerja apa saja asal halal
Mbok Denok: Kamu mau kemana? Kamu ndak boleh pergi, lalu mbokmu ini sama siapa
kalo kamu pergi.
Denok : Mbok...Denok pengen jadi orang kaya. Simbok kan seneng kalo jadi orang
kaya?
Mbok Denok: Yang terpenting bagi simbok adalah kita tetep bisa kumpul. Makan ndak
makan asal kumpul.
Denok : Simbok harus dukung dong cita-cita luhur anakmu.
Konflik utama dalam kutipan naskah tersebut adalah….
a. Denok bingung akan pergi kemana
b. Simbok tidak memikirkan makan
c. Simbok tidak mendukung Denok
d. Simbok tidak ingin ditinggal oleh Denok
e. Denok ingin memperbaiki keadaan hidupnya
B. Uraian
Kerjakanlah tugas berikut untuk menambah pemahaman dan penguasaan anda tentang drama.
Bacalah soal secara teliti, kemudian jawablah soal-soal dengan tepat. Selamat mengerjakan!
1. Carilah salah satu contoh naskah drama, kemudian identifikasilah alur cerita, babak, dan
konfliknya!
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
30
JUDUL NASKAH:
………………………………………………………………
HASIL IDENTIFIKASI
ALUR
CERITA
Tahapan :
1. Eksposisi: ……………………………………………………………..
2. Komplikasi: ……………………………………………………………..
3. Klimaks: ……………………………………………………………..
4. Resolusi: ……………………………………………………………..
Jenis alur : …………..
BABAK 1. Babak 1 :
a. Adegan 1 :
b. Adegan 2 :
c. Adegan 3 :
d. …………
e. …………
2. Babak 2 :
a. Adegan 1 :
b. Adegan 2 :
c. Adegan 3 :
d. …………
e. …………
3. Babak 3 :
a. ……….
b. ……….
KONFLIK 1. ……………
2. ……………
3. ……………
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
31
Cocokan jawaban anda pada tes formatif dengan kunci jawaban pada bagian akhir modul ini.
Ukurlah tingkat penguasaan materi alur cerita, babak, dan konflik drama dengan rumus berikut:
Soal pilihan ganda => Tingkat penguasaan = jumlah jawaban benar x 100
Jumlah soal
Soal uraian => Tingkat penguasaan :
1. Dapat mengidentifikasi alur secara lengkap dan tepat mendapat skor 20 (setiap tahapan alur
bobotnya 5 skor).
2. Dapat mengidentifikasi babak secara lengkap dan tepat mendapat skor 60 (setiap babak
bobotnya 10 skor).
3. Dapat mengidentifikasi minimal 4 konflik mendapat skor 20 (setiap konflik bobotnya 5
skor).
Apabila hasil yang anda dapatkan mencapai KKM, yaitu 75, maka anda dapat melanjutkan
ke kegiatan belajar 2. Namun, apabila tingkat penguasaan pada kegiatan belajar 1 belum
mencapai KKM, maka anda harus mengulang materi yang belum dikuasai.
REFLEKSI
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
32
Tujuan:
1. Anda dapat mendata tokoh dalam drama
yang dibaca atau ditonton
2. Anda dapat menjelaskan karakter tokoh
dalam drama yang dibaca atau ditonton
3. Anda dapat enjelaskan hal-hal yang menarik
dari tokoh dalam drama yang dibaca atau
ditonton
4. Anda dapat memerankan salah satu tokoh
dalam drama yang dibaca atau ditonton.
KEGIATAN BELAJAR 2
MEMPERTUNJUKKAN SALAH SATU
TOKOH DALAM DRAMA
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
33
Ketika anda menonton televisi, anda tentu sering menjumpai tayangan drama, baik drama
tragedi, komedi, opera, dan lain-lain. Anda mungkin menyukai salah satu drama tersebut di
televisi. selain menghibur dan mendidik, apa yang membuat anda menyukai drama? apakah anda
juga ingin bermain drama seperti di televisi?
Baji-gal, Elek, & Nagyné, 2001; Erdogan, & Baran, 2009 dalam Jurnal Internasional
berjudul : The King’s carpet : Drama Play in Teacher Education‖ mengungkapkan bahwa
menggunakan ―bermain drama‖ dalam pembelajaran merupakan sarana siswa dalam
memecahkan masalah. Selain itu, siswa memperoleh pengetahuan yang lebih dalam melalui
proses kreatif yang mereka gunakan untuk mengembangkan dan memberlakukan cerita. Siswa
yang terlibat dalam bermain drama menjadi aktif bekerja sama, berdialog, dan juga belajar
menjadi diri mereka sendiri. Siswa menjadi lebih percaya diri dan kreatif.
Bolton (1992) dalam jurnal internasional berjudul “Emotional Engagement Through
Drama: Strategies to Assist Learning through Role-Play” berpendapat bahwa bentuk-bentuk
improvisasi kelas drama, seperti bermain peran, memiliki jauh lebih banyak potensi untuk
memungkinkan siswa benar-benar terlibat dalam emosi peran mereka, daripada dengan hanya
mempelajari naskah saja. Siswa dapat merasakan secara langsung peristiwa demi peristiwa.
Ketika siswa bekerja dari naskah, mereka bekerja dalam mode deskriptif yang menuntut mereka
fokus pada keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk membangun opini mereka dengan cara
yang masuk akal, bukannya mampu terlibat secara emosi melalui karakter mereka sebagai
pengungkap adegan. Dikutip dari jurnal yang sama, Heathcote berpendapat bahwa dalam
bermain drama, siswa beroperasi dalam ―modus eksistensial.‖ Dalam ―Mode eksistensial,‖
peserta lebih mungkin untuk terlibat secara emosional dengan peran mereka dan peran yang
dimainkan oleh orang lain, karena mereka secara spontan hidup melalui
pengalaman dalam real-time
Untuk memerankan salah satu tokoh dalam drama, anda dapat mengikuti langkah-
langkah berikut.
Pilihlah salah satu naskah drama yang pernah anda baca atau lakon yang pernah anda tonton.
MATERI BELAJAR 2
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
34
Baca dan pahamilah naskah dramanya secara utuh. Jika anda memilih naskah berdasarkan
lakon yang pernah ditonton, maka carilah naskah dari lakon tersebut di internet dan
pahamilah tema pementasannya.
Pilihlah salah satu tokoh yang menurut anda menarik untuk diperankan
Bacalah dialognya berulang-ulang.
Lakukan pendalaman karakter sesuai dengan naskah.
Lakukan latihan ekspresi wajah dan gestur.
A. TEKNIK BERPERAN
Berperan adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan lakon drama. Sejauh mana
kemampuan seorang pemain ditentukan oleh kemampuannya meninggalkan egonya sendiri dan
memasuki serta mengekspresikan tokoh lain yang dibawakan.
Dalam berperan, anda harus perhatikan adanya hal-hal berikut ini.
1. Kreasi yang dilakukan oleh pemain
2. Peran yang dibawakan harus alamiah dan wajar
3. Peran yang dibawakan harus sesuai dengan tipe, gaya, jiwa, dan tujuan dari pementasan
4. Peran yang dibawakan harus disesuaikan dengan periode tertentu dan watak yang harus
direpresentasikan.
Ketika anda memerankan salah satu tokoh dalam drama, imajinasi sangat diperlukan
karena anda akan berpura-pura menjadi orang lain namun harus membuat kepura-puraan tersebut
tidak diketahui oleh orang lain. penonton harus merasa bahwa yang ditampilkan dalam pentas
adalah kenyataan. Jika anda pura-pura menangis, maka penonton harus merasa bahwa anda
benar-benar menangis.
Setelah anda mengetahui teknik berperan, pilihlah satu naskah drama, kemudian pahami
isi naskah tersebut, pilihlah salah satu tokoh yang akan kalian perankan. Sebelumnya,
lakukanlah latihan-latihan berikut agar anda dapat memerankan tokoh dengan sempurna!
a. Latihan Dialog
1) Artikulasi
Artikulasi adalah kejelasan ucapan dalam melafalkan dialog naskah drama agar
pemain mampu menyampaikan makna atas apa yang diucapkannya di atas pentas. Anda
dapat melatih kejelasan artikulasi dengan menggerakkan bibir dan rahang berulang-ulang.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
35
Latih bibir untuk mengucapkan bunyi vocal, misalnya bunyi ―O‖ dengan bibir membulat,
―U‖ dengan mengerucut, ―I‖ dengan mulut memipih, ―A‖ dengan menganga, dan ―E‖
seperti bunyi ―I‖ namun lebih lebar. Selain itu, latih lidah anda untuk mengucapkan
konsonan ―R‖ atau bunyi-bunyi seperti ―beerrrrrrrr‖ dan ―trerrrrrr‖.
Untuk menguasai artikulasi, anda dapat melakukan latihan dengan mengucapkan
kata-kata berikut secara cepat, jelas, dan berulang-ulang!
Cangkir—Cengkeh---Kencur—Cangkir—Cengkeh—Kencur
Kendi—Gendi—Kendi—Geni—Kendi—Geni
Uler ning lor rel—Uler ning lor rel—Uler ning lor rel—Uler ning lor rel (Bahasa Jawa)
2) Intonasi
Intonasi merupakan salah satu teknik memberi isi kepada kata atau kalimat yang
diucapkan pemain di atas pentas. Teknik memberi isi tersebut dilakukan dengan memberi
dinamika pada pengucapan tiap kata dalam dialog naskah dengan cara memberikan
penekanan nada. Tekanan nada akan memperlihatkan gejolak emosi seseorang yang
dikaitkan dengan caranya berucap. Perhatikan kutipan naskah drama ―Ayahku Pulang‖
karya Usmar Ismail berikut!
GUNARTO: (marah, dengan cepat) Jangan kau membela dia! (VV) Ingat, siapa yang
membesarkan kau!(V) Kau lupa! Akulah yang membiayaimu selama ini dari
penghasilanku sebagai kuli dan kacung suruhan!(-) Ayahmu yang sebenar-benarnya
adalah aku! (V+)
Keterangan :
VV : keras dan menghentak
V : keras
- : intensitas nada menurun
V+ : Penuh penekanan
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
36
a. Bacalah kutipan dialog dalam Naskah Drama ―Lena Tak Pulang‖ karya Muram Batubara
berikut!
Lena: Lihat, lihatlah orang tuaku ini kawan-kawan. Aku lari dari rumah pun mereka
tidak tahu. Yang mereka pikirkan semua baik-baik saja. Aku benci! (marah
mendekati menangis).
Silakan anda beri tanda intonasi pada dialog tersebut untuk mempermudah
berlatih membuat variasi intonasi!
3) Penjedaan
Penjedaan berfungsi sebagai tanda henti agar anda dapat mengatur napas saat
melafalkan dialog di atas panggung. Perhatikan kutipan naskah drama ―Matahari di
Sebuah Jalan Kecil‖ karya Arifin C. Noor berikut!
SI KURUS: Tapi kalau masih ada korupsi? Anak kita akan tetap hanya kebagian debu-
debunya saja dari motor yang lewat di jalan raya.
Contoh penjedaan :
Tapi kalau masih ada korupsi?// Anak kita akan tetap hanya kebagian debu-debunya saja/
dari motor yang lewat di jalan raya//.
Keterangan:
Satu garis miring artinya anda harus berhenti sejenak. Dua garis miring artinya berhenti
agak lama.
a. Buatlah penjedaan dari kutipan dialog dalam naskah ―Lena Tak Pulang‖ karya Muram
Batubara berikut!
Lena: Ya, rumah ini segalanya dihitung dengan uang, tidak ada pembicaraan yang
menyenangkan. Kalian sibuk dan Lena pun sibuk sendiri. Tidak ada yang
perhatikan. Lena benci. Lena butuh rumah yang benar-benar rumah!
LATIHAN 1
LATIHAN 3
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
37
4) Kekuatan Suara
Sebagai seorang pemain drama, maka menjaga kekuatan suara sangat penting
agar penonton dapat mendengar dialog anda.
b. Latihan Gestur
Gestur merupakan bahasa tubuh untuk menandakan sesuatu sebagai bagian dari
komunikasi nonlisan dan nontulis. Aryani, Rina M.F. menyatakan bahwa pembinaan olah
tubuh dapat dilakukan dengan melakukan acting berdasarkan tindakan-tindakan
imitatif/tiruan, misalnya ketika berperan sebagai orang bungkuk, maka anda harus
menirukan cara orang bungkuk berjalan.
1. Gestur fisik
Gestur fisik berarti gerak fisik. Silakan anda perhatikan kutipan dialog Marjoso
kepada Ahmad dalam naskah drama ―Fajar Sidiq‖ karya Emil Sanossa berikut!
Marjoso : diam kau! (Ahmad tertunduk). Angkat mukamu, pengkhianat! Pandanglah aku
untuk kali yang penghabisan. Karena malam ini juga rakyat menuntut darahmu.
Anda dapat melakukan gerak fisik berupa memegang kerah baju Ahmad dan
menariknya ke atas untuk memaksa Ahmad menengadahkan muka ke arah Marjoso.
Gerakan fisik tersebut menandakan gejolak emosi kemarahan.
2. Bussiness (Gerak Kecil)
Bussiness adalah gerak vocal adalah gerak kecil dan pemanis, tidak boleh
mengganggu adegan lain.
Contoh: ketika di atas panggung terdapat setting warung kopi. Digambarkan bapak-
bapak sedang membicarakan harga beras yang mengakibatkan para istri minta uang
belanja tambahan. Satu orang dari bapak-bapak tersebut menyulut rokoknya dan duduk
dengan posisi satu kakinya di atas bangku. Ia beberapa kali mengubah posisi kakinya
agar tetap nyaman merokok sambil minum kopi. Sedangkan dua orang lainnya
menikmati pembicaraan sambil sesekali menggoda pemilik warung.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, yang termasuk gerakan kecil adalah menyulut rokok,
mengubah posisi kaki, dan meminum kopi.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
38
3. Ekspresi
Anda tentu pernah melihat teman anda cemberut di dalam kelas. Kemudian anda akan
bertanya “Kamu kenapa?. Pada umumnya ekspresi cemberut menandakan seseorang
sedang kesal dengan seseorang atau keadaan. Sehingga anda mengajukan pertanyaan
tersebut untuk mengetahui sebab dari kekesalan teman anda. Cemberut itu merupakan
ekspresi. Jadi, ekspresi merupakan bentuk luapan perasaan yang terpancar melalui raut
wajah maupun gerak tubuh.
Contoh : orang yang dahinya berkerut seringkali menggambarkan ekspresi orang yang
sedang banyak masalah.
4. Movement (pergerakan di atas panggung)
Pergerakan di atas panggung harus didasari oleh alasan yang kuat sehingga anda tidak
terlihat mati langkah dan mengganggu adegan.
Perhatikan contoh kutipan drama ―Fajar Sidiq‖ karya Emil Sanossa berikut!
Marjoso : diam kau! (Ahmad tertunduk). Angkat mukamu, pengkhianat! Pandanglah aku
untuk kali yang penghabisan. Karena malam ini juga rakyat menuntut darahmu.
Jika anda memerankan tokoh Marjoso namun jarak anda dengan Ahmad cukup
jauh, anda dapat melakukan pergerakan dengan mendekati Ahmad dan mengucapkan
dialog tersebut. anda tidak bisa mengucapkan dialog tersebut dengan hanya diam di
tempat dan jarak yang jauh dari Ahmad. Pergerakan itu diperlukan sebagai tanda
peningkatan intensitas emosi dan ketegangan.
5. Blocking
Blocking atau pengelompokan terjadi karena suasana dan perasaan dalam suatu
adegan menuntut demikian. Dalam menggarap blocking, anda dihadapkan pada
permasalahan tentang susunan pemain dalam menempati ruang, kaitan pemain satu
dengan pemain lain, atau antara pemain dan properti. Ketepatan penempatan posisi
sangat diperlukan agar ekspresi anda dapat dilihat oleh penonton.
Setelah mengetahui teknik gestur, anda dapat melakukan latihan gerak fisik, gerak
kecil, ekspresi, pergerakan di atas panggung, dan blocking.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
39
1. Unjuk Kerja/Praktik
Untuk mengerjakan tugas 1, ikutilah langkah-langkah berikut!
Bacalah kembali naskah drama ―Kampung Kardus‖ karya Gepeng Nugroho, kemudian
pilihlah salah satu tokoh yang akan kalian perankan.
Pilihlah satu adegan saja dari tokoh tersebut untuk kalian perankan
Berilah tanda penjedaan dan intonasi
Beri tanda pada bagian yang memerlukan gerak fisik, business, maupun ekspresi.
Mempertunjukkan tokoh tersebut di depan kelas!
Aspek Skor
Dialog (Artikulasi, intonasi, penjedaan) Sangat baik = 20, Baik = 15, Kurang = 5
Gestur (Ekspresi , gerak fisik, business,
movement)
Sangat baik = 30, Baik = 20, Kurang = 10
Nilai akhir = total skor
RANGKUMAN
Gestur fisik berarti gerak fisik, seperti berlari, menelepon, memasak,
dan lain-lain.
Business berarti gerakan kecil yang berfungsi memperindah adegan
tanpa ada pesan simbolik, seperti menggaruk kepala ketika ditagih
hutang.
Ekspresi berarti luapan perasaan, berfungsi menunjukkan maksud
tertentu, misalnya kedipan. Kedipan dapat menandakan sebuah ajakan
untuk bersekongkol.
Mengucek mata ketika bangun tidur adalah contoh gerakan kecil.
Sedangkan menguap adalah contoh ekspresi mengantuk.
TUGAS 2
Pedoman
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
40
A. Pilihan Ganda
1. Bacalah kutipan naskah drama berikut!
Antok : Walah ngomong pateng pentuntung, keduwuren. Ngomong wae tentang
kardus, kertas sekilo 700, plastik bekas. Hidup di tempat sampah kok ngomongin
cinta.
Intonasi yang tepat untuk dialog tersebut adalah….
a. Cepat dan ketus
b. Cepat dan menghentak
c. Keras dan marah
d. Marah dan menghentak
e. Ketus dan keras
2. Bacalah kutipan naskah drama berikut!
Rukmini : Hidup Siti Zulaikah Permata Sari!
Penjedaan yang telat untuk kutipan naskah drama tersebut adalah….
a. Hidup Siti/ Zulaikah Permata Sari!//
b. Hidup /Siti Zulaikah Permata Sari!//
c. Hidup Siti Zulaikah Permata Sari!//
d. Hidup Siti Zulaikah/ Permata Sari!//
e. Hidup Siti /Zulaikah Permata Sari!//
3. Bacalah kutipan naskah drama berikut!
Denok : Digusur? Lalu kemana semua warga, juga simbokku?
Ekspresi yang tepat untuk menggambarkan emosi tokoh dalam dialog tersebut adalah….
a. Takut
b. Gelisah
c. Panik
d. Menderita
e. Menangis
4. Bacalah kutipan naskah drama berikut!
Mbok Rahmi : Apa itu sidak?
Orang 2 : Infeksi mendadak.
Antok : Walah… inspeksi mendadak
Aspek yang paling dominan dalam kutipan naskah drama tersebut adalah….
a. Ekspresi
b. Artikulasi
c. Penjedaan
d. Gerakan fisik
e. Intonasi
Tes Formatif 2
41
5. Bacalah kutipan naskah drama berikut!
Orang 2 : Pokoknya aku tidak mau pergi dari tempat ini. Titik. Sampai darah
penghabisan..
berikut contoh Business yang dapat dilakukan untuk memperindah adegan dalam kutipan
naskah tersebut, kecuali….
a. Menunjuk ke tempat sang tokoh berdiri
b. Memalingkan wajah
c. Melakukan sedekap
d. Bergeser dari posisi sebelumnya
e. Berdiri
Skor = Jumlah jawaban benar
X 100
Jumlah soal
Refleksi
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
42
Bacalah naskah drama berikut!
Lelaki Terhebat
Adaptasi bebas novel “Ayahku (Bukan) Pembohong” (Tere Liye)
Karya : Khasanatunnisa
PROLOG
Dam adalah seorang anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh kedua
orangtuanya. Sejak kecil, dam telah diajarkan hidup sederhana oleh kedua orangtuanya.
Ayah dam membesarkan dam dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup.
Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Dam selalu
memercayai ayahnya, seperti seluruh penduduk kota lainnya. Bagi dam, dongeng yang
diberikan ayahnya lebih berharga dari hadiah apapun. Karena dengan dongeng yang
diceritakan ayahnya, dam tumbuh menjadi lelaki yang baik dan memiliki pandangan
hidup yang berbeda dengan kebanyakan orang. Sayangnya, saat tahun terakhir dam di
akademi gajah (setara dengan sekolah menengah akhir). Dam mulai tak memercayai
ayahnya dan dongeng-dongeng yang telah ayahnya ceritakan. Apalagi dengan kejadian
kematian ibunya karena penyakit keras yang selama ini selalu disembunyikan oleh ayah
dan ibunya darinya. Sejak saat itu, dam tak lagi senang mendengar dongeng-dongeng dari
ayahnya. Bahkan, menganggap ayahnya adalah seorang pembohong yang tega
membohongi anaknya sendiri.
BABAK I
Setting : Sebuah ruang keluarga dengan sofa nyaman di tengah ruangan. Terdapat vas
bunga di sisi kanan sofa panjang yang muat untuk tiga orang. Ada lukisan
pemandangan alam di dinding belakang. Sebuah lemari dengan piala besar
di dalamnya berdiri kokoh di pojok ruangan.
Tes Sumatif
EVALUASI
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
43
Musik : Suara hujan deras.
Di ruang keluarga tersebut, ada zas, qon, ayah (kakek), dam, dan taani sedang berkumpul.
Hari ini ayah sedang menemani zas dan qon. Ayah menceritakan kisah-kisah hebat pada
masa mudanya pada mereka. Sedangkan dam, di ujung ruangan, duduk di salah satu sofa
menghela napas tidak suka.
Lighting menyala.
Zas : Bagaimana Kakek tahu kalau sang Kapten adalah paman si Nomor Sepuluh?
(menghentikan pijatan di bahu Ayah)
Ayah : (memegang segelas cokelat panas yang uapnya masih mengepul)
Qon : Iya, Kek. Bagaimana Kakek bisa tahu? (menghentikan pijatan di kaki Ayah)
Ayah : Sang Kapten sendiri yang memberitahu Kakek.
Zas : Kakek juga mengenal sang Kapten? (mata Zas membulat takjub)
Ayah : Benar, Kakek mengenalnya langsung waktu ia masih seumuran kalian. Masih
belajar menendang dengan bola kasti. (menatap wajah cucu-cucunya)
(Zas dan Qon segera memijat Kakeknya kembali)
Ayah : (tertawa) Papa kalian dulu amat mengidolakan sang Kapten. Menjadikan
sang Kapten sumber inspirasi. Kalian lihat piala besar di lemari?
(Zas dan Qon menoleh serempak)
Itu piala kemenangan papa kalian di lomba renang estafet antarklub. Catatan
rekor yang hingga hari ini belum pecah. Papa kalian menjadikan sang Kapten
sebagai motivasinya berlatih dan bertanding. Kalian tidak tahu itu?
(tersenyum, teringat masa kecil Dam)
Zas : (menggeleng) Papa tidak pernah bercerita tentang itu.
Qon : Papa tidak suka bercerita. (berkata pelan)
Ayah : (ikut menggeleng, sedikit terkejut) Kalau begitu, Papa kalian pasti juga tidak
pernah bercerita bahwa dia sempat berkirim surat ke sang Kapten idolanya.
Zas dan Qon : Berkirim surat?!!? (terkejut)
Dam mematung memandang layar laptop di hadapannya dengan tatapan kosong.
Perkataan ayah membuatnya kembali pada masa kanak-kanaknya, di mana ia masih
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
44
sangat percaya dengan semua dongeng yang diceritakan ayahnya. Giginya bergemulutuk.
Cukup! Ia tak ingin anak-anaknya lebih lama lagi mendengar cerita bohong karangan
ayahnya.
Dam : Zas, Qon. (berdeham) Sudah malam, saatnya tidur.
Zas dan Qon : (menoleh, menatap dam bersamaan)
Zas : Sebentar lagi, Pa. Masih seru. (menggeleng dengan ekspresi wajah
keberatan)
Qon : Iya, Pa. Sebentar lagi. (menggeleng juga)
Dam : Sudah pukul sembilan. Kakek butuh istirahat, Sayang.
Ayah : Aku belum mengantuk, Dam. (tertawa, rambut putihnya bergerak-gerak)
Dam : Anak-anak terbiasa tidur pukul sembilan, Yah. Lagi pula, seperti yang Ayah
sering bilang waktu aku masih kecil, bukankah besok lusa bisa dilanjutkan
ceritanya?
Zas : (melangkah mendekati Dam) Setengah jam lagi, Pa. (memegangi kaki Dam)
Qon : (mengikuti Zas mendekati Dam, memasang ekspresi terlucu untuk merayu
Dam) Iya, Pa. Setengah jam lagi, please.
Taani : (memperhatikan percakapan dari balik buku tebal, tatapan matanya berkata,
sekali-kali melonggarkan aturan kan tidak masalah, lagi pula besok libur)
Dam : (mendengus kalah) Oke, setengah jam. Dan ingat, Zas, Qon, tidak ada tawar
menawar lagi.
Zas dan Qon : (tertawa senang kembali merubung Ayah).
BABAK II
Setting : Ruang keluarga Dam. Siang hari. Suasana tegang terlihat dari raut wajah
Dam dan Taani.
Baru saja terjadi pertengkaran antara Taani dan Dam. Setelah sebuah surat panggilan
orang tua dari sekolah Zas dan Qon masuk ke ruang kerja dam. Dam marah besar. Ia tak
menyangka kedua anaknya yang manis dan penurut berani melakukan kesalahan yang
membuatnya dipanggil pihak sekolah. Zas dan qon sudah tiga hari tidak berangkat
sekolah, padahal ia telah mengantar mereka berdua hingga ke depan gerbang sekolah.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
45
dengan menahan amarah, dam mengintrogasi kedua anaknya. Bukannya mendapat
jawaban yang menyenangkan, dam dibuat tak habis pikir dengan alasan anak-anaknya.
Mereka pergi ke perpustakaan kota untuk mencari kebenaran dari kisah-kisah yang
sering diceritakan kakek pada mereka. Lima belas menit berlalu sejak dam dengan tegas
memerintahkan zas dan qon masuk ke kamar mereka.
Lighting menyala.
Taani : Apa yang akan kau lakukan sekarang?
Dam : Apa yang akan aku lakukan? Ayah harus menghentikan cerita-cerita itu.
(mendengus sebal) Dia harus mengatakan pada Zas dan Qon bahwa itu semua
karangannya saja! (melempar pandangan ke arah penonton sambil
memegangi pinggiran sofa)
Taani : Kau tidak bisa melakukannya, Dam. Itu akan menyakiti perasaan Ayah!
(berseru tertahan, hendak bangkit dari sofa)
Dam : Aku bisa melakukannya. (menoleh sejenak ke arah Taani, lalu menatap
penonton kembali)
Taani : Itu bagian dari kehidupan Ayah, Dam. (bangkit dari sofa menghampiri Dam
yang berdiri)
Dam : Itu bagian bohong dalam kehidupannya. (menghindari Taani) Kau lihat apa
yang terjadi pada Zas dan Qon? Mereka berani bolos tiga hari. Itu kekeliruan
besar. Tidak ada lagi cerita-cerita bohong itu di bawah atap rumah ini, atau
Ayah.. (mengatupkan rahang)
Taani : (melangkah mendekati Dam) Atau Ayah apa? (memegang lengan Dam
kencang)
Dam : Atau Ayah tidak boleh lagi tinggal di sini. Hanya dengan cara itu aku bisa
memisahkan Zas dan Qon dari cerita-cerita berlebihan dan dusta Ayah.
Taani : (menatap Dam dengan tatapan tak percaya) Kau tidak akan mengusir Ayah
dari rumah, kan, Dam? Katakan kalau kau tidak akan melakukannya.
Dam : (memalingkan wajah, memandang piala besar di dalam lemari dengan
kekesalan teramat dalam di hatinya)
Taani : Katakan, Dam! Kumohon! (menggoyang-goyangkan lengan Dam)
Dam : (berjalan meninggalkan ruangan).
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
46
BABAK III
Setting : Ruang keluarga Dam. Malam hari gerimis. Dam duduk berseberangan
dengan sofa yang diduduki ayah. Sedangkan Taani berada di sofa panjang
dengan tatapan sendu menatap suami dan ayahnya.
Musik : Ilustrasi gerimis dan penanda suasana tegang.
Zas dan qon masih di dalam kamarnya. Ayah baru saja pulang lima menit yang lalu, entah
habis darimana. Wajahnya ceria, seperti habis pelesir keliling kota. Rambut beruban ayah
terkena satu dua tetes hujan.
Lighting menyala.
Dam : Zas dan Qon tiga hari terakhir bolos sekolah (menggeser surat panggilan)
Ayah : Astaga? Bagaimana mungkin? (terkejut, meraih surat itu)
Taani : (mencengkeram lengan dam, mengingatkan dam agar bisa menahan diri)
Ayah : Mereka bolos... ke mana? (meletakkan surat di atas meja)
Dam : Perpustakaan kota. (ketus)
Ayah : Apa yang mereka lakukan di sana? (menepuk-nepuk jaket lusuh yang
dikenakan)
Dam : Cerita-cerita Ayah. Mereka mencari tahu apakah cerita-cerita Ayah
sungguhan atau bohong. Mereka memeriksa seluruh daftar buku, mengelilingi
semua rak, membaca setiap bab (menghela napas, menatap langit-langit
ruang keluarga). Mereka bolos tiga hari untuk memenuhi rasa ingin tahu
apakah kakek tersayang mereka sedang berbohong atau sungguhan saat
menceritakan petualangan hebat masa mudanya.
Ayah : (berhenti menepuk jaket lusuhnya, menatap Dam lamat-lamat)
Dam : Ayah tahu, sejak Ibu meninggal aku memiliki cara pandang yang berbeda atas
cerita-cerita itu. Aku bukan anak kecil lagi. Zas dan Qon bukan anak-anak
Ayah, tanggung jawab membesarkannya ada padaku. Jadi malam ini, aku
memohon... aku memohon pada Ayah berhentilah bercerita pada mereka, dan
besok pagi Ayah akan bilang ke mereka bahwa cerita-cerita itu bohong.
Musik : gerimis semakin terdengar menderas
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
47
Ayah : Cerita itu tidak bohong, Dam. (suara ayah bergetar)
Dam : (menatap ayah tajam) Ini rumahku, Yah. (mengacuhkan remasan taani pada
lengannya yang memerah) Kita mematuhi aturan main yang ada di bawah
atap rumah ini. Karena dua bulan terakhir ini Ayah tinggal bersama kami,
Ayah juga harus mematuhinya. Atau kalau tidak..
Taani : Tentu saja Ayah akan berhenti bercerita, Dam. (memotong perkataan dam)
Ayah mau segelas cokelat panas? Ayah pasti kedinginan setelah kehujanan
dari luar.
Ayah : (tatapan mata bergerak ke arah Taani, tersenyum getir, lantas mengangguk)
Taani : Segelas cokelat panas. Dan kau, Sayang, mau minum apa?
Dam : Apa saja. (menggerung sebal)
Taami : Baiklah, kalau begitu dua gelas cokelat panas. (melangkah riang
meninggalkan ruangan)
Ayah : Istri kau.. (mengusap rambut beruban, mencoba tersenyum pada dam) Dia
mirip sekali dengan Ibu kau, Dam. Hatinya baik. Andai saja ibu kau sempat
mengenalnya., dia akan merasa bahagia sekali, dan boleh jadi dia bisa
bertahan hingga sekarang. Melihat cucu-cucunya, Zas dan Qon. (tersenyum
getir memandang lukisan pemandangan di dinding)
Dam : (meremas jari, gemas. Lantas bangkit berdiri meninggalkan ruangan)
Ayah : Lihatlah, Sayang. Anakmu kini telah menjadi seorang bapak yang hebat bagi
cucu-cucu kita. (terkekeh memandang foto keluarga yang ada di salah satu
pigura penghias meja ruang keluarga).
BABAK IV
Setting : Ruang tamu. Lagi-lagi gerimis. Suasana tegang juga lagi-lagi terjadi di
keluarga Dam. Dam duduk dengan gusar di salah satu kursi tamu, sedangkan
Taani masih belum menghentikan tangisnya.
Musik : Suara gerimis dan suasana tegang.
Enam bulan ayah tinggal bersama dam. Malam ini semua harus berakhir. Masih segar
dalam ingatan dam, ia mengancam ayahnya dua bulan lalu setelah zas dan qon bolos tiga
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
48
hari berturut-turut, agar ia berhenti bercerita di bawah atap rumah dam. Malam ini, saat
penat lepas pulang dari perjalanan jauh, mendapati anak-anaknya sedang mencari tahu
kata “akademi gajah” di dunia maya, dam akan membuat keputusan tegas. Ayah pulang
ketika sedang gerimis. Ia menepuk-nepuk jaket lusuhnya, menyapa dam dan taani dengan
riang, yang menunggunya di ruang tamu. Ia segera tahu ada masalah saat melihat dam. Ia
duduk di salah satu kursi. Dam sudah bilang ke taani, masalah ini adalah urusan dam
dengan ayah. Anak dengan ayahnya, ia tidak perlu melibatkan diri. Taani hanya diam,
menatap dam sedih, marah, bingung, semua bercampur.
Lighting menyala.
Dam : (duduk berseberangan dengan kursi yang didudukiAyah) Ayah tahu persis
aku tidak suka cerita-cerita itu.
Ayah : (menatap Dam datar)
Dam : Sore ini, anak-anak membuka laptop kerjaku, aku tidak keberatan. Mereka
mencari tahu tentang banyak hal lewat dunia maya, aku juga tidak keberatan.
(mengusap wajahnya yang kebas). Sore ini, mereka mencari tahu tentang
Akademi Gajah, aku terpaksa keberatan. Sore ini mereka mencari tahu soal
neneknya, aku terpaksa keberatan. (suara mulai meninggi). Kita sudah
bersepakat bahwa Ayah akan berhenti bercerita ke mereka. Aku tidak suka
cerita-cerita bohong di bawah atap rumahku! (berseru)
Ayah : Itu bukan cerita bohong, Dam. (menjawab pelan) Bukankah kau sendiri yang
kuliah di Akademi Gajah? Satu-satunya sekolah yang meluluskan muridnya
tanpa ikut ujian akhir. Berburu di hutan, bangunan tua yang megah, guru-guru
yang hebat. (terdiam sejenak, menggeser posisi duduknya) Dan bukankah kau
diterima di jurusan arsitektur, jurusan terbaik universitas terbaik kota ini
karena surat pengantar dari Akademi Gajah?
Dam : Itu memang bukan cerita bohong. (mengangguk, sepakat) Tetapi Ayah bisa
mengarang-ngarang detail tambahan pada Zas dan Qon. Entah itu ada babi
bersayap atau seekor naga di danau sekolah.
Ayah : (wajah memerah, tersinggung) Aku tidak akan pernah melakukannya, Dam.
Kau tanya saja pada Zas dan Qon, apa aku melakukannya?
Musik : instrumen penanda suasana mencekam
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
49
Dam : Tidak hari ini. Esok lusa bisa saja Ayah lakukan! (berseru marah) Apa yang
Ayah bilang ke mereka tentang Ibu? Nenek kalian meninggal bahagia. Nenek
kalian tersenyum saat menutup mata. Nenek kalian dua puLuh tahun bertahan
hidup dengan penyakit tanpa obat selain kebahagiaan. Nenek kalian dulu
cantik dan baik hatinya. Nenek kalian dulu bintang televisi terkenal. Itu
semua bohong. Ibu bahkan pergi selamanya dengan rambut terlanjur dibotak,
tubuh kurus, wajah membiru. (bangkit dari duduknya)
Ayah : (tersengal, tubuh tuanya bergetar)
Taani : (mencengkeram lengan dam, menyuruh Dam berhenti berbicara)
Lengang sejenak. Instrumen pengiring berbunyi.
Ayah : Kau sepertinya tidak suka melihat Ayah tinggal di sini, Dam. (suara ayah
serak, berusaha mati-matian mengendalikan diri, menatap Dam lamat-lamat)
Dam : (balas menatap Ayah) Ya, aku tidak suka. Kecuali Ayah bilang pada Zas dan
Qon bahwa cerita-cerita itu bohong. (berkata tegas)
Ayah : (menggeleng) Aku tidak berbohong.
Dam : Kalau begitu Ayah tahu resikonya. Ayah harus pergi dari...
Taani : Dam! (berseru kencang. Sambil menangis berusaha menutup mulut Dam)
Jangan lakukan. Aku mohon jangan lakukan.. (mencengkeram lengan Dam
erat)
Dam : (menghalau tangan taani) Zas dan Qon akan dibesarkan dengan disiplin,
peraturan, dan berbagai pendekatan modern lainnya. Zas dan Qon tidak akan
pernah dibesarkan dengan cerita-cerita bohong itu. Cerita yang telah
membiarkan nenek mereka pergi tanpa usaha apa pun, tanpa pengorbanan apa
pun kecuali percaya atas omong kosong si Raja Tidur antah berantah.
(bangkit hendak pergi).
Taani : Dam! (memeluk lutut dam) Itu Ayah, Dam. Ayah kau! (menunjuk ke arah
Ayah) Yang menggendong kau saat bayi, yang mengajak berlarian saat kau
dua-tiga tahun. Itu Ayah, Dam. (menangis sesenggukan)
Ayah : Baik.. baiklah. (berdiri, menatap Dam redup) Ibu kau benar. Tidak
seharusnya aku dulu menceritakan petualangan masa muda itu. Ibu kau benar,
suatu saat aku tidak akan siap dengan akibatnya. (melangkah mendekati
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
50
pigura foto keluarga). Aku hanya ingin kau tumbuh besar menjadi pribadi
yang lebih baik dari aku dan ibu kau, Dam (memegang pigura foto keluarga)
(tersenyum memandang pigura di tangan). Hari ini aku melihatnya sendiri,
kau berbuat yang terbaik untuk anak-anak kau. (meletakkannya kembali,
menatap Dam)
Dam : (memalingkan wajah dari tatapan Ayahnya)
Ayah : (beranjak meninggalkan Dam dan Taani)
Taani : Jangan pergi! (melepaskan pelukan di lutut dam, berlari menahan lengan
ayah) Aku mohon, Ayah jangan pergi! (menangis)
Ayah : (menghentikan langkah, menatap Taani dan mengusap air mata Taani) Aku
tidak ke mana-mana, bukan? (tertawa kecil) Kau dan anak-anak bebas
mengunjungiku kapan saja di rumah kecil itu. (memegang bahu Taani)
Dan entah sejak kapan, Zas sudah mendorong pintu kamarnya, disusul adiknya, ikut
memeluk kakek.
Qon : Kakek jangan pergi! (menangis, rambut ikalnya semrawut)
Ayah : (berjongkok, memeluk Zas dan Qon erat-erat)
Dam : (menatap datar, tak peduli)
Ayah : Kalian tetap bisa mengunjungi kakek di rumah tua kakek, Sayang. (berbisik
seraya mengecup kening kedua cucunya bergantian).
Instrumen musik menandakan suasana haru dan suara hujan yang semakin deras.
Zas dan Qon : (berlari, memeluk lutut Dam, menggoyang tangan Dam, membujuk)
Dam : (bergeming)
Zas : Ini salah Zas, Pa. Zas yang meminta Kakek meceritakan Akademi Gajah.
(merengek-rengek pada Dam)
Qon : Salah Qon, Pa. Ikut meminta Kakek menceritakannya. (menangis mencium
lutut Dam)
Dam : (bergeming)
Ayah : (mengenakan jaket lusuhnya, menghindari tatapan matanya pada kedua
cucunya yang menangis)
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
51
Taani : (menangis menatap anak-anaknya, lantas menatap ayahnya kembali)Ayah
tidak akan pergi hujan-hujanan, bukan? Setidaknya biar aku mengantar Ayah
pulang.
Ayah : (menggeleng) Tidak usah. Aku akan menumpang angkutan umum. Mereka
mungkin mau mengantar orang tua ini sampai ke rumah. Selamat tinggal.
(melambaikan tangan, berlalu pergi dari rumah Dam, jaket lusuh ayah
menghilang di balik pintu).
Petir membuat halaman terang sejenak, disusul gemerutuk guntur. Lighting padam. Musik
pengiring berbunyi menandakan pergantian babak.
BABAK V
Setting : Ruangan kamar rumah sakit. Ranjang rumah sakit, lengkap dengan seprei,
sarung bantal, dan selimut putih dengan tubuh ayah tergolek lemah di
atasnya. Selang infus tertancap di lengan kiri ayah. Mata sayunya terpejam.
Setelah pertengakaran hebat dam dengan ayahnya semalam, taani berteriak histeris saat
mendengar kabar ayah ditemukan tak sadarkan diri di pusara ibu. Dam dan keluarganya
bergegas menuju rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, dam bertemu dengan penjaga
pemakaman kota. Penjaga itu meminta maaf pada dam karena tak bisa mencegah ayah
dam yang memaksa ingin mendatangi pusara istrinya. Padahal, saat itu hujan turun
semakin deras. Dam mengeluh keras, ia tahu ini salahnya dan bukan salah penjaga makam
itu. Tanpa memerhatikan lebih seksama, dam segera menuju kamar ayahnya. Dokter
meminta dam menemui ayahnya sendirian.
Lighting menyala.
Ayah : Dam. (tersenyum menatap dam)
Dam : Ayah, apa kabar? (bertanya pelan)
Ayah : Buruk, Dam. Buruk sekali. (tertawa kecil sampai terbatuk)
Dam : (membersihkan air liur yang keluar dari mulut ayah)
Ayah : Maafkan Ayah.. (berkata lirih, menatap gerakan tangan dam) Maafkan Ayah
yang telah membuat Ibu kau pergi. Kau benar, Dam. Seharusnya Ayah tidak
memercayai kalimat si Raja Tidur. Sehebat apa pun dia, sebijak apa pun dia,
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
52
seharusnya Ayah lebih memercayai naluri untuk melakukan apa saja untuk
menyembuhkan Ibu kau. (sedikit tersengal)
Dam : (meraih gelas air minum di laci samping ranjang Ayah, kemudian membantu
Ayah untuk minum)
Ayah : (mengatur nafasnya kembali) Maafkan Ayah, Dam. Ayah sungguh keliru
memahami urusan kita. Ayah pikir Ayah-lah orang yang paling sedih, paling
kehilangan. Ayah keliru. Kaulah.. ya, kaulah orang yang paling sedih atas
kepergian ibu kau.
Dam : Ssttt.. Tidak, Yah. Dam juga keliru.. (menahan Ayahnya berbicara lebih
banyak)
Ayah : Maafkan Ayah, Dam.. (meraih tangan Dam)
Dam : (menangis mencium punggung tangan ayahnya).
Kamar lengang, menyisakan bunyi alat pendeteksi kehidupan.
Ayah : Ayah akan bercerita. Maukah kau mendengarnya? Ayah janji ini cerita
terakhir.
Dam : (mengangguk)
Ayah : (menarik napas dalam-dalam, memperbaiki posisi berbaringnya) Kau pasti
selalu bertanya-tanya, apakah ibu kau bahagia? Akan Ayah ceritakan apakah
ibu sesungguhnya bahagia atau tidak.
Dam : (duduk takzim di samping ranjang ayah).
Ayah menceritakan pengalamannya di perkampungan para sufi. Ayah bertanya pada
seluruh penduduk kampung mengenai definisi kebahagiaan sejati. Hingga akhirnya, salah
seorang sufi memerintahkan ayah untuk menciptakan sebuah danau di salah satu ujung
desa penggembala. Danau tersebut harus memiliki air yang sebening kristal. Nanti, bila
tiba saatnya, sufi itu akan mendatangi danau buatan ayah.
ayah berjuang sendirian membangun danau tersebut. Dengan berbagai cara, berkali-
kali gagal. Tapi, ayah bukanlah orang yang mudah menyerah. Ayah terus berusaha
dengan segala cara untuk membuat air danau buatannya sebening kristal. Akhirnya
setelah lima tahun berlalu, danau dengan air sebening kristal berhasil ayah ciptakan.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
53
dari situlah ayah mengetahui hakikat kebahagiaan sejati. Ketika kau bisa membuat
hati bagai danau dalam dengan sumber mata air sebening kristal. Sumber mata air yang
berasal dari dirinya sendiri, tanpa bantuan orang lain atau berasal dari orang lain. Sama
halnya dengan kebahagiaan sejati. Asalnya dari diri sendiri. Bukan dari orang lain.
Memperolehnya tidak mudah, kau harus terbiasa dengan kehidupan bersahaja,
sederhana, dan apa adanya. Kau harus bekerja keras, sungguh-sungguh, dan atas pilihan
sendiri, memaksa hati kau berlatih.
ayah menceritakan pula bagaimana akhirnya ia menikah dengan ibu dam. Bagaimana
akhirnya mereka berdua menemukan kebahagiaan mereka dengan pilihan mereka sendiri
tanpa ada kesedihan yang bisa merusaknya, termasuk kesedihan karena cemburu, iri, atau
dengki dengan kebahagiaan orang lain.
Lighting terang kembali.
Ayah : Apakah Ibu kau bahagia, Dam? Kau sekarang tahu jawabannya. (memeluk
dam dengan air mata yang perlahan menetes di pipinya)
Lighting meredup.
Hari itu akhirnya dam tahu, ayahnya bukan pembohong. Ayahnya adalah laki-laki
terhebat yang pernah dam temui. Mendidiknya dengan penuh kasih dan dengan caranya
sendiri yang membuat dam tumbuh besar berbeda dengan orang lain. Lelaki hebat yang
membuat penduduk seluruh kota menghormatinya, bahkan di hari pemakamannya.
hari pemakaman ayah dam seperti perhelatan akbar yang melebihi ramainya
pertandingan renang nasional. Yang paling mengejutkan adalah kedatangan sang kapten
dan keponakannya si nomor sepuluh di pemakaman ayahnya. Sang kapten menceritakan
kejadian yang pernah diceritakan ayahnya dan yang belum pernah diceritakan. Membuat
dam berjanji dalam hati akan mendidik zas dan qon seperti ayah dam mendidiknya.
Karena dam tahu, ayahnya bukan pembohong, ayahnya adalah lelaki terhebat.
Lighting padam.
1. Berdasarkan tahapannya, alur dalam naskah drama ―Lelaki Terhebat‖ karya Khasanatunnisa
tersebut termasuk jenis alur….
a. Campuran b. Mundur c. Maju
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
54
d. Terbuka e. Tertutup
2. Konflik yang terdapat dalam naskah drama tersebut adalah sebagai berikut, kecuali….
a. Taani gagal menahan ayah Dam pergi
b. Dam menganggap ayahnya berbohong
c. Anak-anak Dam membolos sekolah
d. Zas dan Qon kecanduan cerita kakek
e. Ayah Dam dibawa ke rumah sakit
3. Perhatikan kutipan naskah berikut!
Zas : Kakek juga mengenal sang Kapten? (mata Zas membulat takjub).
Kalimat yang berada di dalam kurung merupakan contoh….
a. Business
b. Gerakan fisik
c. Movement
d. Ekspresi
e. Intonasi
4. Pergantian babak 3 dan 4 dalam naskah drama tersebut ditandai dengan…., kecuali
a. Keadaan gerimis
b. Pergantian tempat
c. Suara musik
d. Suasana tegang
e. Pergantian tokoh
5. Perhatikan kutipan naskah drama ―Lelaki Terhebat‖ berikut!
Zas dan Qon : (berlari, memeluk lutut Dam, menggoyang tangan Dam, membujuk).
Adegan berlari dalam naskah drama tersebut merupakan….
a. Business
b. Gerakan fisik
c. Movement
d. Ekspresi
e. Intonasi
6. Perhatikan kutipan naskah drama berikut!
Ayah : (menghentikan langkah, menatap Taani dan mengusap air mata Taani) Aku
tidak ke mana-mana, bukan? (tertawa kecil) Kau dan anak-anak bebas mengunjungiku
kapan saja di rumah kecil itu. (memegang bahu Taani).
Intonasi yang tepat untuk mengucapkan dialog tersebut adalah….
a. Pelan dan penuh penghayatan
b. Keras dan menghentak
c. Pelan dan sangat lambat
d. Penuh penekanan
e. Cepat dan semangat
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
56
7. Klimaks dalam kutipan naskah drama tersebut adalah….
a. Anak-anak Dam mempercayai cerita sang kakek
b. Ayah Dam masuk rumah sakit
c. Ayah Dam diusir saat keadaan gerimis
d. Dam menganggap ayahnya berbohong
e. Ayah Dam meninggal dunia
8. Perhatikan kutipan naskah drama berikut!
Taani : Dam! Itu Ayah, Dam. Ayah kau! yang menggendong kau saat bayi, yang
mengajak berlarian saat kau dua-tiga tahun. Itu Ayah, Dam.
Penjedaan yang tepat untuk dialog tersebu adalah….
a. Dam// Itu Ayah/ Dam// Ayah kau/ yang menggendong kau saat bayi/ yang mengajak
berlarian/ saat kau/ dua-tiga tahun//. Itu Ayah/Dam//.
b. Dam itu Ayah// Dam//. Ayah kau/yang menggendong kau saat bayi/ yang mengajak
berlarian saat kau/ dua-tiga tahun/ Itu Ayah/ Dam//.
c. Dam// Itu Ayah/ Dam//. Ayah kau/ yang menggendong kau saat bayi/ yang mengajak
berlarian saat kau dua-tiga tahun/. Itu Ayah Dam//.
d. Dam Itu/ Ayah/ Dam Ayah kau/ yang menggendong kau saat bayi/ yang mengajak
berlarian saat kau dua-tiga tahun Itu/ Ayah Dam//.
e. Dam// Itu Ayah/ Dam. Ayah kau/ yang menggendong kau/ saat bayi yang mengajak
berlarian/ saat kau dua-tiga tahun Itu/ Ayah/ Dam//.
9. Pengelompokan adegan-adegan dalam satu babak didasarkan atas kesamaan….
a. Alur
b. Setting
c. Tokoh
d. Tata lampu
e. Konflik
10. Naskah drama tersebut terdiri atas….babak.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
56
KUNCI JAWABAN
A. Kegiatan Belajar 1
Latihan 4
ADEGAN KONFLIK
- Siti akan pergi ke sekolah
- Siti jatuh di depan halaman rumahnya.
- Siti tidak disangoni
- Denok mengeluhkan kehidupannya di kampung
kardus
- Neneng masuk dan merusak suasana dengan
kesalahpahamannya terhadap Denok
- Simbok masuk, kemudian Denok mengatakan ingin
pergi merantau
- Denok keluar, kemudian simbok berdialog dengan
Neneng tentang arti ―ndak gaul‖
Denok ingin pergike luar negeri
- Simbok keluar, masuk Surti yang meminta bantuan
kepada Neneng untuk membacakan surat dari Kang
Samsul
- Masuk Antok dan Rukmini yang menanyakan
tentang sebab Surti menangis
Surti dikhianati oleh Kang Samsul
- Masuk simbok yang berteriak karena kepergian
Denok dan hanya meninggalkan sebuah surat
Denok pergi ke luar negeri tanpa pamit
dan hanya meninggalkan sebuah surat
untuk Simbok.
- Masuk siti, kembali mengeluhkan kehidupannya. Siti bosan lauk sambal
- Carik dan lurah membicarakan kondisi kampung
kardus yang akan dijadikan real estate, termasuk
ganti rugi tanah warga
- Masuk Antok dan Rukmini menegur carik dan pak
lurah
- Kampung Kardus akan dijadikan
real estate
- Warga akan digususr
- Ganti rugi tanah warga sangat
sedikit
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
57
- Masuk Neneng berjualan sayur
- Masuk Surti yang menangis menanyakan Kang
Samsul
- Adegan negosiasi antara warga dan pak lurah
- Masuk Siti, kemudian ditunjuk untuk pergi ke
kelurahan mewakili warga.
- Orang-orang mencurigai Siti terlibat persekongkolan
dengan pihak kelurahan
- Siti berusaha meyakinkan simboknya tentang
keuntungan yang akan mereka dapatkan
-
- Siti terlibat persekongkolan dengan
pihak kelurahan
- Neneng menghasut warga untuk berdemo
- Masuk kontraktor, mengecek hasil negosiasi
kelurahan dengan warga
Pihak kelurahan melakukan korupsi atas
uang ganti rugi tanah warga dari
kontraktor
- Penggusuran warga kampung kardus
- Siti mempertanyakan janji bu lurah kepada dirinya
tentang ganti rugi tanah
- Warga kampung kardus menolak
digusur. Masing-masing dari mereka
akhirnya mencari tempat lain.
- Pihak kelurahan berkhianat dengan
Siti dan warga kampung kardus
- Denok pulang dari luar negeri dan mencari
simboknya
- Masuk Surti yang telah menjadi gila karena
dikhianati Kang Samsul.
Kampung kardus telah digusur. Simbok
Denok tidak diketahui keberadaannya.
Surti telah gila.
Tugas 1
1. Babak
BABAK PENJELASAN
DALAM NASKAH 1. Babak 1 : setting di rumah siti, terdapat adegan Siti yang
mengeluhkan nasib karena tidak mendapat uang saku dari simbok
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
58
2. Babak 2 : Denok mengeluhkan hidupnya di kampung kardus, dia
memutuskan pergi merantau untuk mengubah nasibnya. Dia pergi
dengan meninggalkan sepucuk surat untuk simboknya. Selain itu,
Surti juga mendapat surat yang berisi penghianatan kang Samsul,
kekasihnya.
3. Babak 3 : Carik dan lurah membicarakan lokasi kampung kardus
yang akan dijadikan real estate beserta ganti rugi tanah warga
yang tak kunjung mencapai kesepakatan. Kemudian Siti ditunjuk
untuk bernegosiasi dengan pihak kelurahan.
4. Warga mencurigai Siti terlibat persekongkolan dengan pihak
kelurahan. Siti berusaha membujuk simboknya dengan iming-
iming yang dijanjikan pihak kelurahan.
5. Babak 5 : adegan penggusuran dan penghianatan pihak kelurahan
terhadap Siti.
6. Babak 6 : Denok pulang setelah lima tahun merantau. Kampung
kardus sudah berubah. Simbok Denok tidak diketahui
keberadaannya, sedangkan Surti telah gila.
DALAM
PEMENTASAN
1. Babak 1: (anda menyebutkan inti cerita babak 1, baik dari setting
maupun konfliknya).
2. Babak 2 : (anda menyebutkan inti cerita babak 1, baik dari setting
maupun konfliknya).
3. Babak 3: ...…………………………………………….. (jika ada)
4. Babak 4: ...…………………………………………….. (jika ada)
Simpulan : hasil identifikasi babak dalam naskah berjumlah enam, sedangkan hasil identifikasi
babak dalam pementasan berjumlah……
2. Konflik
a. Raden Saleh pernah menjadi saudagar kaya di Singapur. Ketika jatuh miskin, dia
pulang setelah sepuluh tahun meninggalkan keluarganya.
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
59
b. Keluarga Raden Saleh menerimanya dengan senang hati, tetapi Gunarto enggan
menerima ayahnya kembali. Dia bahkan tidak mengakui Raden Saleh sebagai
ayahnya.
c. Konflik batin sang ibu yang memendam kerinduan dengan suaminya, sekaligus
kesedihan melihat sikap Gunarto.
d. Konflik batin Gunarto yang mengenang kembali hidupnya yang susah. Ada rasa sakit
hati yang belum sembuh.
3. Drama terdiri atas babak-babak yang dibedakan berdasarkan pergantian setting. Dalam
babak-babak tersebut terdapat adegan-adegan yang memunculkan konflik drama.
Konflik tersebut membentuk dan menggerakkan alur/jalinan cerita melalui hubungan
sebab-akibat.
Tes Formatif 1
A. Pilihan Ganda
1) A
2) A
3) D
4) B
5) E
B. Kegiatan Belajar 2
Tes Formatif 2
1) A
2) C
3) C
4) B
5) D
Tes Sumatif
1) C
2) E
3) D
4) E
5) B
6) A
7) C
8) A
9) B
10) E
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
58
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, M.F Rina dan Nafron Hasyim,dkk. 2010. Pembinaan dan Pementasan Teater Sekolah
serta Fungsinya dalam Pembelajaran Apresiasi Drama di Kelas XI SMA
Pangudiluhur Surakarta. Penelitian Humaniora. 2: 182-198.
Brahim. 1968. Drama dalam Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Cerkez, Yagmur dan Zehra Altinay,dkk. 2012. Drama and Role Playing in Teaching Practice:
The Role of Group Works. Journal of Education and Learning. 2: 109-120.
Heward, Paul. 2010. Emotional Engagement Through Drama: Strategies to Assist Learning
through Role-Play. International Journal of Teaching and Learning in Higher
Education. 2: 197-203.
Kerekes, Judit dan Kathleen P. King. 2010. The King’s Carpet: Drama Play in Teacher
Education. International Journal of Instruction. 1: 40-60.
Pratiwi, Yuni.dkk. 2014. Teori Drama dan Pembelajarannya. Yogyakarta: Ombak.
Tarsini, Eny. 2016. Analisis Naskah Robohnya Surau Kami dan Penggunaannya untuk
Menyusun Model Menulis Naskah Drama di Universitas Wiralodra Indramayu.
Bahtera Indonesia: 39-48.
Waluyo, Herman. J. 2002. Drama: Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: PT. Hanindita Graha
Widya.
GLOSARIUM
Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama serta Pemeranan Tokoh dalam Naskah
59
D
Deskriptif : Bersifat apa adanya
E
Ekstensial : Ditunjukkan dengan ungkapan
Eksternal : menyangkut bagian di luar diri/tubuh
G
Genre : Jenis, ragam
I
Identifikasi : Penentu atau penetapan
Imitatif : Bersifat tiruan
Improviasi : Pembuatan sesuatu berdasarkan bahan yang seadanya,
Pertunjukan/penciptaan sesuatu tanpa persiapan dahulu.
Intensitas : Tingkatan/ukuran
Internal : menyangkut bagian dalam diri/tubuh
J
Jurnal : Majalah yang khusus memuat artikel dalam bidang ilmu tertentu
R
Representasi : Mewakili