nadia-translate version -simultaneous extraction of stratigraphic sequences using iterative seismic...
DESCRIPTION
20150302_MajalahDetik_170TRANSCRIPT
Nadia Nastria (1406506036)
Simultaneous Extraction of Stratigraphic Sequences using
Iterative Seismic DNA Detection
by Oddgeir Gramstad et all
AAPG Bulletin on November 2014/T167
ABSTRACT
Kami mengembangkan metode baru dalam interpretasi stratigrafi yang memungkinkan
esktraksi dari permukaan sequence stratigraphy. Metode ini terdiri dari 2 komponen utama.
Komponen pertama terinspirasi dari Teknologi pencarian DNA yang digunakan oleh
bioinformatika yang menjadi tujuan dari deketsi rangkaian/ sequence dasar pasangan pada
molekul DNA. Rangkaian dasar pasangan dapat dimodifikasi oleh mutasi, maka itu pencarian
teknologi harus dapat mengambil mutasi ke dalam catatan. Kami telah mengadaptasi teknologi
ini untuk mencari refleksi sikuen seismik, menyatakan bahwa refleksi seismic seperti hampir
secara lateral agak menganalogikan mutasi pada bioinformatika. Salah satu contoh sikuen
refleksi seismic adalah urutan[sorted] sikuen geologi pada reflector seismic. Komponen kedua
dari alur kerja ini adalah bagaimana cara menghubungkan benturan DNA ke dalam permukaan
secara terus menerus. Kualitas dari matriks digunakan untuk mengarahkan proses koneksi
[sambungan] pada benturan DNA dalam urutan pemilahan [sorted]. Cara kerja ini
memungkinkan pengguna untuk mengekstraksi sikuen dari permukaan yang secara serempak,
yang mana sangat penting dalam interpretasi sesmik stratigraphy.
PENDAHULUAN
Alat interpretasi seismic secara otomastis untuk ekstraksi multisurface adalah klasifikasi
extrema [Borgos et al.,2oo6]. Klasifikasi Ekstrema menggunakan variasi waveform untuk
mendeteksi event seismic. Metode ini menghasilkan/generate kumpulan dari konsistensi sinyal
pada bidang permukaan/surface patches. Permukaan yang lengkap dapat dibangun oleh
penyatuan perbedaan bidang permukaan sepanjang event seismic yang berturut-turut.
Metode automatic interpretasi didasarkan oleh asusmi kemenerusan reflector akan gagal pada
zona yang terdapat patahan dan fractures. Patahan/fault mengakibatkan ketidakmenerusan
secara lateral dan perubahan tempat secara vertical pada seismic event, dan hubungan bidang
permukaan melewati zona yang tidak diinginkan. Pada beberapa kasus, ada kemenerusan sinyal
yang jelas terlihat melewati patahan yang menghasilkan resiko pada hubungan event seismic
pada umur geologi yang berbeda. Salah satu cara untuk membatasi proses hubungan pada area
Nadia Nastria (1406506036)
sekitar patahan adalah dengan menggunakan kubus rintangan/ barrier cube. Kubus rintangan
adalah pasangan/binary kubus yang digunakan untuk menentukan wilayah yang tidak kita
perbolehkan untuk terhubung dengan permukaan. Satu contoh pada kubus rintangan adalah
ant-track cube [Pedersen et al., 2oo2]. Jika permukaan pada setiap sisi dari patahan adalah
pemilahan secara kronostratigraphy, informasi ini dapat digunakan untuk mengkorelasi
permukaan melewati patahan untuk memperbaiki umur geologi [Monsen et al., 2oo7].
Tantangan dengan metode interpretasi automatic ini adalah variasi jarak secara signifikan
dalam gambar seismic. Pendekatan kami adalah menggolongkan/segment gambar seismic ke
dalam wilayah stratigraphy dan ketidakmenerusan atau area chaotic. Pada area stratigraphy,
ada tipikal penentual well secara hubungan lateral. Area chaotic adalah tidak terstratigraphy
/nonstratified, dimana ketidakmenerusan area mungkin berupa patahan dan zona fracture.
Norma dari The Frobenius adalah ditentukan dari kas et al.[2o13] digunakan untuk
menggolongkan data seismic ke dalam 3 area. Metode interpretasi secara otomatis
memungkinkan memanfaatkan area penggolongan ini untuk menyesuaikan strategi interpretasi
ke dalam area yang berbeda.
Pada tulisan ini, kami akan menjelaskan tentang bagaimana teknologi DNA dapat terintegrasi
dalam cara kerja interpretasi seismik untuk menghasilkan ekstraksi simultan/secara serempak
pada sikuen stratigraphy [Gramstad et al.,2o12]. Bagan kerja ini akan ditunjukan dalam Gb.1
Gb 1. Tampilan bagan kerja umum pada alur kerja interpretasi. Deteksi seismic DNA
memproses bilangan yang diberikan pada iterations dalam kubus seismic menjadi
peta perbedaan sikuen stratigraphy. Outpot pada deteksi DNA adalah kumpulan
pemilahan point-point stratigraphy yang disebut sikeun DNA. Sikuen DNA digunakan
Nadia Nastria (1406506036)
untuk kombinasi dengan matriks kualitas untuk mengontrol dan mendahulukan
hubungan dari sikuen point ke dalam sikuen stratigraphy permukaan.
Metode Seismik DNA
Metode seismik DNA [Bakke ,2o13] dapat mengekstraksi/memisahkan gambaran /features
pada data seismic. Metode ini didasari oleh pernyataan tetap [Pederson,2oo2, yang mana
dikenal oleh teknologiterdahulu digunakan untuk mencari rangkaian dalam isi/ in-text string.
Dua Langkah yang dibutuhkan untuk menyiapkan data dalam pencarian DNA. Langkah pertama,
disebut terjemahan / translation, mengubah input data numerik menjadi karakter. Proses
penterjemahan dari ruang model ke dalam ruang DNA telah diselesaikan oleh objek
penterjemah. Penterjemah menandai barisan khas pada setiap karakter, untuk contoh,
{a,b,c} { -∞< -0,5 ; -0,5<0,5 ; 0,5<∞} ………………………………………………….1
Gambar. 2 menunjukkan contoh dari penerjemahan proses sesuai dengan persamaan 1 pada
bagian seismic. Karakter “a” dan “c” dimiliki oleh nilai dengan interval {-&< -o,5} dan { o,5 <&}
yang mewakili area dengan negative palingkuat dan positif amplitude, berturut-turut. Karakter
“b” dimilik nilai dengan interval {-o,5 < o,5} yang merupakan wilayah dekat dengan perlewatan
nol/zero crossing pada data seismic. Langkah selanjutnya adalah dengan mengatur pola
pencarian yang disebut gene.Gene/ plasma pembawa sifat terdiri dari pemilahan rangkaian
dari “nucleotides” yang dapat kita tentukan karakter mana yang diijinkan untuk pencarian dan
berapa kali karakter ini dapat diulang pada sikuen. Contoh nukleotida dapat ditentukan sebagai
ekspresi tetap {b-c} {1,2}. Ekspresi tetap akan mencocokkan lokasi yang mana terdapat sikuen
dari satu atau dua “bs dan/atau cs”, atau secara tegas satu dari kombinasi ini {b,c,bb,cc,bc,cb}.
Pada Gambar 2b menunjukkan contoh dari Gene yang secara bersama-sama dengan
penterjemah mewakili ekspresi pencarian dari sikuen dalam beberapa event seismic.
Identitas DNA ditentukan sebagai kombinasi dari penterjemah dan gene [Gb. 2c]. Model dari
identitas DNA seismic dibantu oleh grafik interaktif, maka itu tidak ada pengetahuan tentang
ekspresi tetap dihasilkan dari interpreter. Penerjemah dan Gene dapat dimanipulasi dengan
menggunakan grafik interaktif dengan mengatur objek warna yang ditunjukkan Gb.2.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb.2 Identitas DNA ditentukan oleh objek penerjemah dan objek gene. Pada contoh
ini, data seismic diterjemahkan dari ruang model ke dalam ruang DNA dengan
menggunakan 3 karakter berbeda; a,b,dan c. Penerjemahan seismic ditunjukkan
pada bagian atas kanan. Ekspresi tetap pada gene digambarkan sebagai objek warna
dalam kotak gene. Baris bagian atas objek ini mencirikan panjang maksimum dari
pencarian dan baris bagian bawah mencirikan panjang minimum dari pencarian.
Warna dalam objek mencirikan karakter dimana kita ingin mencari.
Gb.3 mengilustrasikan contoh ekstraksi dari sikuen refleksi seismic dari 8 refleksi. Gb. 3a
menunjukkan bagian 2D pada data input seismic, dan Gb. 3b menunjukkan penulisan
/corresponding penerjemahan seismic. Gb. 3c dan 3d menunjukkan pencarian hasil pada 2Ddan
3D, berturut-turut. Penerjemah dan gene mengilustrasikannya dalam Gb. 3e.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb.3 [a] Seismik cross section pada input data. [b] Section seismic diterjemahkan ke
dalam 3 karakter pada ruang DNA. [c] Hasil pencarian ini di overlay/ditimpa dengan
terjemahan cross section. [d] Hasil pencarian akhir pada 3D terdiri dari 8 set poin.
Penerjemah /translator dan Gene ditunjukkan oleh panel [e].
The Iterative seismic DNA Method
Biasanya, ada kemungkinan variasi dalam sikuen refleksi seismik pada lapisan yang diberikan.
Maka itu, satu identitas DNA yang pasti, umumnya tidak mampu untuk mendeteksi variasi
lateral pada sikuen refleksi. Variasi mungkin terjadi secara lateral dimana amplitude dan
kandungan frekuensi pada event seismik mengalami perubahan. Ini dapat terjadi secara vertical
yang mana bilangan vertical pada event seismic pada sikuen mengalami perubahan. Hal ini
diilustrasikan pada Gb.4.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb 4. Contoh dari section seismic dengan lateral dan vertical variasi sikuen reflkesi
ditunjukkan. Negatif event seismic pada [a] memiliki variasi secara lateral yang besar
pada frekuensi dan amplitude. Pana panel [b], bilangan pada refleksi event seismic
berubah secara lateral. Ada 4 event seismic dalam sikuen yang ditunjukkan pada
bagian sisi kiri pada palel [b]. Ada 2 event seismic yang ditunukkan pada bagian sisi
kanan pada panel [b].
Satu kemungkinan solusi adalah menggunakan metode iteratively seismic DNA dengan
perbedaan identitas DNA untuk menagkap semua variasi sikuen refleksi. Identitas DNA
diperbaharui melalui penguna grafik interface oleh modifikasi penerjemah dan Gene –nya.
Gb.5 mengilustrasikan bagan alir dari iterative proses seismic DNA. Pada awalnya, interpreter
mengatur satu identitas DNA dengan kesesuaian penerjemah dan gene. Pencarian DNA
melakukan dan menghasilkan paket /set dari benturan DNA, yang mana ditambahkan ke dalam
kumpulan benturan DNA. Distribusi lateral dari benturan DNA yang terekstraksi ditunjukkan
pada peta distribusi benturan DNA. Berdasarkan peta tersebut, seorang interpreter mengatur
identitas DNA sesuai dengan kehampaan area [area tanpa adanya benturan DNA] dalam
iteration lanjut.
Semua jejak vertical pada volume seismik mengandung benturan DNA yang terkunci untuk
menghindari adanya perulangan/multiple DNA dalam iterationlanjutan. Bilangan iteration
umumnya tergantung pada factor tidak tetap/variabel lateral pada tekstur seismic.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb.5 Bagan dari proses DNA seismic iterative ditampilkan. Dua wilayah yang
berwarna torque pada peta distribusi lateral menunjukkan benturan DNA dari iterasi
yang pertama. Iterasi kedua menghasilkan benturan/hits DNA dengan area yang
berwarna kuning. Beberapa iterasi mungkin saja dilakukan untuk mengisi lebih
benturan DNA [area merah] secara lateral.Sisa dari area putih dapat
mengindikasikan adanya ketidakmenerusan/discontinuity [patahan/fault] atau area
menengah yang mana pada identitas DNA tidaklah cocok, spt. zona perbaikan/
tuning zone.
Gb. 6 menunjukkan contoh dari section seismic yang mana tekstur seismiknya bervariasi secara
lateral. Sikuen dari refleksi seismic dibedakan menjadi 2 kelompok. Pada kelompok pertama,
sinyal dari seismic memiliki respon amplitude yang kuat, dan pada kelompok ke2, amplitude
seismic lebih lemah dan event seismic nya lebih kasar dibandingkan dengan kelompok pertama.
Dua perbedaan identitas DNA selanjutnya digunakan untuk memetakan benturan DNA dengan
areanya. Contohnya yang diberikan pada Gb.6, tujuannya adalah untuk mendesign DNA seismic
untuk mendeteksi sinyal seismic yang terkuat selama iteration yang pertama [a]. Hasil yang
ditunjukkan pada Gb. 7c Penerjemah [mengarah kepada “Penerjemah 1”] merubah data input
numeric dalam Gb. 7a, pada kasus ini, ke dalam 3 karakter pada ruang DNA dalam Gb. 7b.
Pencarian ekspresi [mengarah pada “Gene 1”] mewakili sikuen refleksi pada 3 event seismic.
Pencarian DNA ini dilakukan oleh semua traces dalam volume 3D, dan outputnya berupa 3
point strings yang mewakili benturan dari 3 event yang terpilih.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb.6 Lateral variasi pada reklektivitas seismic. Pada contoh ini, reflektivitas sikuen
dibagi menjadi 2 kelompok, [a] dan [b]. Panel [a] mengandung sinyal seismic yang
kuat, dan panel [b] mengandung lebih banyak frekuensi rendah dan amplitude yang
lemah. Overlay warna biru mengindikasikan ketidakmenerusan dari kubus
patahan/fault cube.
Benturan DNA pada Gb. 7c menutupi bagian minoritas pada total perluasan secara lateral pada
kubus seismic; maka itu; perubahan pencarian DNA [mutasi] dilakukan untuk mengisi
kekosongan. Tekstur pada area hijau pada Gb. 6b memiliki sinyal yang kekuatannya lemah dan
frekuensi yang rendah dibandingkan dengan area kuning pada Gb. 6a. Untuk mengetahui
perubahan refleksi pada sikuen seismic, DNA seismic harus dimodivikasi.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb.7 Cross section pada input data seismic pada ruang model dan hubungannya
dengan perwujudan seismikpada ruang DNA {panel [c]}. Atribut patahan dan
benturan DNA dari hasil pencarian di-overlay dengan section seimik. Dalam kasus ini,
data seismic diwujudkan ke dalam 3 karakter yang diindikasikan oleh warna pada
ruang DNA, megacu pada “Translator 1”. [b] Distribusi lateral pada benturan DNA
ditempatkan pada bagian atas sikuen dan [d] perwujudan kecocokan /corresponding
translator [Translator1] dan gene [Gene1].
Pada Gb. 8, perubahan DNA merupakan hal yang perlu diperhatikan. Sikuen refleksi seismic
pada Gb. 8a kali ini menerjemahkan ke dalam 5 karakter dalam Gb. 8c. Deskripsi secara grafik
pada modifikasi penerjemah dan gene ditunjukkan dalam Gb. 8d. DNA yang telah dimodifikasi
selanjutnya digunakan untuk mencari trace tanpa benturan dari iterasi sebelumnya. Pencarian
baru dengan modifikasi DNA menghasilkan jumlah benturan yang signifikan pada ke dua sisi
patahan. Benturan baru ini akan dimanfaatkan untuk peningkatan ekstraksi permukaan sekitar
zona patahan. Semua benturan dari iterasi yang kedua ditambahkan ke dalam benturan dari
iterasi pertama sebagai kumpulan poin dan merupakan set poin yang mana sikuen stratigraphy
akan diekstraksi. Contoh ini mengilustrasikan penggunaan itrerasi pada metode seismic DNA.
Jumlah iterasi bisa tergantung oleh variabilitas lateral pada sikuen refleksi seismic.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb. 8. Pada iterasi kedua, kita ingin mendeteksi area dengan kelemahan amplitude
seismik. (a) Cross section dari input data seismik pada ruang model dan kesesuaian
penerjemahan seismik paada ruang DNA (panel c). Atribut patahan dan benturan
DNA dari hasil pencarian dioverlay dengan section seismik. Data seismik
diterjemahkan ke dalam 5 karakter 9warna0 dala ruang DNA, mengacu pada
“Translator2”. (b) distribusi lateral pada benturan DNA ditempatkan pada bagian
atas sikuen, dan (d) kesesuaian modifikasi penerjemah (Translator2) dan gene
(Gene2).
Ekstraksi permukaan dari sikuen DNA
Bagian kedua dalam bagan kerja adalah diatur untuk mengekstraksi sikuen stratigraphy secara
otomatis. Ini ditentukan sebagai urutan permukaan sikuen secara geologi dengan presisi
subsample berdasarkan kumpulan akumulasi dari benturan DNA yang dijelaskan di atas. Dalam
metode deteksi extrema (Borgos,2003) rekonstruksi polinomial pada seismik trce yang menerus
ini dilakukan. Gambaran ini memungkinkan deteksi analisis pada lokal minimum dan maksimum
yang dinamakan posisi extrema selama seismik trace dengan presisi subsample. Benturan DNA
ditempatkan dalam posisi extrema pada event seismik yang terhubung oleh pergeseran secara
vertikal. Ini diilustrasikan olhe Gb. 9.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb.9 Pada deteksi extrema, observasi rekonstruksi polinomial pada seismic trace
pada panel (a) dilakukan untuk membuat perwakilan analitis dari sinyal. Kesesuaian
lokal minimum dan maksimum disebut posisi extrema dan dideteksi pada sinyal
rekonstruksi dalam panel (b), yang mana presisi subsample. Benturan DNA mungkin
saja ditempatkan pada posisi subsample ini selama dalam sismik trace.
Jadi, sikuen DNA mungkin saja mengacu sebagai sikuen extrema, yang mana setiap sikuen
extremanya mengandung urutan geologi set pada point extrema. Karenanya, permukaan
output adalah dengan presisi subsample dan konsistensi sinyal. Ini diilustrasikan olhe Gb.10
Metode permukaan ekstraksi dikontrol oleh kualitas matriks yang membuktikan aturan tentang
hubungan pada point set yang terdeteksi ke sikuen extrema atau sikuen stratigraphy. Kualitas
matrik bisa saja user-defined. Salah satu contoh dari indikator kualitas adalah nilai yang absolut
pada amplitude seismik. Kualitas Indikator ditetapkan kepada sikuen DNA pada Gb. 10. Jadi,
setiap point extrema sikuen mendapatkan nilai kualitas yang ditetapkan. Semua point sekuen
extrema secara subsequent diurutkan berdasarkan tingkatan prioritas berdasarkan dari nilai
kualitas. Dengan cara ini, sikuen point extrema dengan nilai kualitas tertinggi diprioritaskan saat
menghubungan point kedalam permukaan bidang kecil/patches. Dengan menghubungkan
semua point extrema sikuen secara simultan (bersama-sama), kita memastikan bahwa
permukaan output memiliki urutan geologi yang sama sebagai sikuen point dari pencarian DNA.
Proses ini memenuhi dua tujuan ; (1) permukaan merupakan hal pertama yangdihubungkan
pada area dimana kita memiliki sinyal dengan kualitas tinggi, (2) Urutan geologi dipertahankan
melalui proses yang telah dijelaskan sebelumnya. Tujuan ini mungkin saja tidak terpenuhi jika
point yang diluar/across areadengan kualitas rendah saling terhubung.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb. 10 (a) Kekuatan amplitude digunakan sebagai indikator kualitas untuk
memprioritaskan proses hubungan. Sikuen extrema dengan amplitude seismik yang
kuat akan mendapatkan prioritas utama. (b) Tiga permukaan yang terhubung
tumbuh secara berurutan dari sikuen extrema berdasarkan indikator kualitas. Ini
penting untuk mempertahankan urutan kronostratigraphy (Wheeler sorting) melalui
proses hubungan.
Contoh lain dari indikator kualitas adalah kubus pembatas, yang mengandung
ketidakmenerusan pada sinyal seismik. Indikator kualitasnya diatur ke nol (zero), dengan
demikian menyiratkan tidak ada hubungan point sikuen extrema dilewati ketidakmenerusan.
Kubus pembatas bisa dihasilkan oleh ant-track cube (Pederson, 2002). Kubus ini dapat
digunakan untuk membatasi hubungan permukaan bidang/patches yang melewati patahan.
Stratigraphy yang berhentidapat juga digunakan sebagai atribut pembatas.
Gb. 11 menunjukkan distribusi lateral dari sikuen point extremadalam 3D setelah menggunakan
metode seismik DNA iterative/yang berulang. Kekuatan dari amplitude seismik digunakan
sebagai kualitas indikator, dan penghubung 3 permukaan diektraksi kedalam kubus seismik
dengan kualitas yang beragam.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb. 11 (a) Sikuen DNA yang diekstraksi terhubung kedalam 3 permukaan. Kekuatan
seismik amplitudo ditetapkan dan digunakan sebagai indikator kualitas. (b)
Hubungan pada area dengan amplitude seismik terkuat (kualitas tinggi). (c)
Hubungan pada area menegah dengan indikator kualitas lemah. (d) Hubugnan pada
area dengan kekuatan amplitude seismik terlemah (kualitas terendah). Overlay
Seismik amplitudo pada permukaan. Persentase bar pada gambar menunjukkan
status dari jangkauan permukaan lateral pada interval kualitas yang diberikan.
Contoh 1: Ekstraksi dari sikuen stratigraphy sekitar patahan
Pada contoh ini, DNA seismik digunakan untuk mengekstraksi sikuen stratigraphy dari 5
permukaan dari data set seismik. Tantangan utama dengan data set ini adalah dengan mengacu
pada ekstraksi sikuen stratigraphy, patahan utama merubah posisi lapisan /displace the layers
pada setiap sisi patahan. Gb.12 menunjukkan data seismik dengan atribut patahan yang
dioverlay. Sikuen stratigraphy dapat muncul untuk dihubungkan melewati patahan. Identitas
DNA mengandung 5 event refleksi yang diatur untuk memetakan sikuen ini. Benturan DNA ini
secara bertahap akan digunakan untuk menghubungkan konsistensi sikuen straigraphy disekitar
zona patahan.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb.12 (a) Overlay seismik cross section dengan atribut patahan. Urutan sikuen pada
5 permukaan diekstraksi menggunakan metode seismik DNA. Sikuen mengandung 3
negatif event dan 2 positif event. Panel (b) menunjukkan bagaimana sikuen dari
event seismik ditempatkan disekitar salah satu patahan. Tantangan utama dengan
data set ini adalah mengenal perubahan tempat patahan vertikal. Sebaliknya, event
seismik dari umur geologi yang berbeda mungkin saja terhubung secara lateral
melewati patahan.
Langkah peratama adalah menerjemahkan refleksi seismik ke dalam ruang DNA, menyetel
ekspresi pencarian, dan menjalankan pencarian melalui kubus 3D keseluruhan. Gb. 13
menunjukkan ekstraksi sikuen DNA dengan identitas DNA yang sesuai. Area dengan kualitas
indikator tertinggi disoroti pada ruang DNA. Semua ekstraksi benturan DNA sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya ditempatkan pada posisi extrema pada sikuen refleksi seismik.
Gb.13 (a) Overlay perwujudan/translated data seismik dengan atribut patahan.
Benturan DNA sepanjang cross section overlay dengan perwujudan seismik. (b)
Benturan DNA ditunjukkan dalam 3D. (c) Penerjemah dan gene untuk sikuen DNA
diaplikasikan untuk digunakan.
Nadia Nastria (1406506036)
Langkah selanjutnya pada bagan kerja ini adalah menghubungkan kumpulan poin ke dalam
bidang/patches permukaan melalui ekstraksi sikuen DNA point berdasarkan kualitas matriks
yang dipilih. Sikuen stratigraphy menghasilkan dari deteksi kumpulan DNA poin yang
ditunjukkan pada Gb.14 dengan menggunakan amplitudi seismik sebagai kualitas indikator.
Gb.14 Lima Urutan permukaan berdasarkan kronostratigraphy telah dideteksi secara
benar melewati patahan besar pada perlakuan sinyal –konsisten. Amplitudo
seismicnya overlay. Pemetaan amplitudo secara instan menunjukkan “stripping”
efek pada setiap permukaan disebabkan undershooting.
Contoh 2: Ekstraksi dari reservoir tubuh pasir
Iteratif seismik DNA pada contoh ini digunakan untuk mengekstraksi bagan kerja secara
terstruktur dalam penentuan reservoir batupasir. Resevoir ditentukan oleh sikuen dari 2 event
seismik, negatif top reflektor dan positif base reflektor. Tantangan utama adalah variasi lateral
yang luas dalam reflektifitas sikuen seimik. Selain itu, ada patahan yang signifikan dengan
perubahan tempat secara vertikal. Gb. 15 menunjukkan section seismik melalui zona reservoar.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb.15 Reservoar dapat dipisahkan menjadi 3 kelompok berdasarkan variasi
teksturnya. Di dalam kotak biru, amplitudo seismik relatif kuat pada kedua reflektor.
Sinyal seismik melemah di dalam kotak pink yang mana kotak hijau mewakili sinyal
heterogeneous.
Perubahan reflektivitas dapat digunakan sebagai Indikasi langsung hidirokarbon/ Direct
Hydrocarbon Indocator (DHI) pada reservoar ini, dan 4 perbedaan identitas DNA akan
digunakan untuk memetakan perluasan secara lateral pada reservoar ini.
Iterasi 1 – Area DHI
Dengan menggunakan DNA seismik, area dengan DHI terkuat ( kotak kuning Gb.15) pada bagian
atas dan bawah reflektor telah terdeteksi. Gene ditentukan sebagai negatif event diikuti oleh
positif event pada Gb 16c. Gb 16a dan Gb 16b menunjukkan hasil dari langkah penemuan.
Gb 16 Benturan DNA pada top dan base reflektor dari iterasi 1. (a) Gambaran
benturan DNA pada cross section. (b) Bentruan DNA pada 3D. (c) Translator dan
Gene untuk DNA diaplikasikan.
Nadia Nastria (1406506036)
Iterasi 2 – Cara tidak langsung indikasi hidrokarbon dengan stratifikasi area.
Dengan menggunakan DNA seismik, stratifikasi area yang memiliki “non-DHI” sikuen refleksi
(kotak pink Gb. 15) pada bagian atas dan dasar reflektor telah terdeteksi. Translator object
diatur untuk memperbolehkan nilai asmplitudo seismik yang rendah, dan gene dari iterasi 1
digunakan. Gb. 17a dan 17b menunjukkan hasil dari langkah penemuan ini.
Gb 17. Menunjukkan benturan DNA pada bagian atas dan dasar reflektor dari iterasi
1 dan 2. (a) Gambaran dari benturan DNA pada cross section. (b) Benturan DNA pada
3D. (c) Aplikasi Translator dan Gene pada DNA.
Iterasi 3- Cara tidak langsung indikasi hidrokarbon dengan area berantakan / chaotic pada
bagian atas reservoar.
Sisa dari kekosongan dlam Gb 17b mewakili non-DHI dengan area keos; maka itu, pencarian
DNA ke3 diatur untuk mendeteksi area ini. Dari data seismik, kita mengamati sinyal seismik
pada area ini ( kotak hijau pada Gb.15) adalah lemah dan noisy. Teksturnya juga bervariasi
secara lateral pada bagian atas dan dasar reflektor, maka itu 2 permukaan selanjutnya
dipertimbangkan secara terpisah dalam area yang keos. Top reflektor memiliki amplitudo
seismik yang lebih kuat dibandingkan dengan dasar reflektor. Maka itu, permukaan top
reservoar diekstraksi pertama kali. Terlihat kehadiran positif kemenerusan event diatas top
reservoar. Event ini termasuk ke dalam identitas DNA untuk meningkatkan
kesegaran/robustness dalam pencarian DNA, Gb 18c. Gb 18a dan 18b menunjukkan hasil dari
langkah penemuan deteksi ini.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb 18. Benturan DNA pada top reflektor dari iterasi 1,2, dan 3. (a) Gambaran
benturan DNA pada cross section. Poin hijau mewakili benturan DNA pada top
reservoar dan point kuning mewakili benturan DNA pada kemenerusan event positif
diatas reflektor top reservoar. Reflektor di atas ini ditambahkan ke dalam identitas
DNA sebagai desakan ekstra untuk meningkatkan kesegaran pada pencarian DNA.
(b) benturan DNA pada 3D. (c) Translator dan Gene pada aplikasi DNA.
Fig 19 menunjukkan permukaan final top reservoar diekstraksi dari kesesuaian benturan DNA
dari top reflektor.
Gb 19. Ekstrakti permukaan top reservoar dengan overlay amplitudo
seismik instan
Nadia Nastria (1406506036)
Itarasi 4 – Secara tidak langsung indikasi hidrokarbon dengan area chaotik pada dasar
reservoar.
Sisa kekosongan pada Gb 20b pada dasar permukaan mewakili area non-DHI dengan area yang
keos (reflektor dasar dengan kotak hijau pada Gb 15). Pencarian DNA ke4 dijalankan untuk
menutupi area ini. DaSar reservoar memiliki sinyal seismik yang lebih rendah dibandingkan top
reservoar, dan ini ditempatkan di sebelah bawah dari top permukaan. Top permukaan
digunakan sebagai jangkar pencarian, yang mana pencarian DNA dilakukan dari top reservoar
dan secara lokal dibawah top permukaan. Pencarian jangkar ini ditambahkan ke dalam identitas
DNA. Gb 20b menunjukkan hasil dari langkah penelitian.
Gb 20. Benturan DNA pada bagian dasar reflektor dari iterasi 1,2,dan 3. (a) gambaran
benturan DNA pada cross section. Garis putih pada permukaan top reservoir overlay
dengan cross section. Top permukaan digunakan sebagai pencarian jangkar pada
identitas DNA untuk pembatasan pencarian. Pencarian DNA dilakukan dari top
reservoar dan secara lokal kebawah event ini. (b) Benturan DNA dalam 3D. (c)
Translator dan gene untuk DNA diaplikasikan.
Gb 21 menunjukkan final dasar permukaan reservoar yang diekstraksi melalui kesesuaian
benturan DNA ke pada dasar reflektor.
Nadia Nastria (1406506036)
Gb 21. Ekstraksi dasar permukaan reservoar ditunjukkan dengan
overlay amplitudo seismik instan.
Kesimpulan
Kami menyajikan metode interpretasi otomatis baru yang meningkatkan efisiensi dan
ketepatan dari interpretasi permukaan pada seismik data set. Metode ini menggabungkan
teknologi seismik DNA dengan teknologi extrema. DNA seismik digunakan pada perlakuan
iteratif untuk mendeteksi variasi sikuen stratigraphy. Metode ini dapat dilakukan secara lateral
dan vertikal variasi tekstur. Sikuen stratigraphy dihubungkan dengan menggunakanan user-
define matriks kualitas.