multipel mieloma

56
PENDAHULUAN Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Multiple myeloma (myelomatosis, plasma cell myeloma, Kahler's disease) merupakan keganasan sel plasma yang ditandai dengan penggantian sumsum tulang, kerusakan tulang , dan formasi paraprotein. Myeloma menyebabkan gejala-gejala klinik dan tanda-tanda klinis melalui mekanisme yang bervariasi. Tumor menghambat sumsum tulang memproduksi cukup sel darah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan pada ginjal, saraf, jantung, otot dan traktus digestivus. Meskipun myeloma masih belum bisa diobati, perkembangan terapi yang terbaru, termasuk penggunaan thalidomide dan obat-obatan lain seperti bortezomib dan CC-5013 cukup menjanjikan.1,2,3,4 referat lengkap dapat didownload di sini INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI Di Amerika Serikat, insiden multiple myeloma sekitar 4 kasus dari 100.000 populasi. Pada tahun 2004, diperkirakan ada 15.000 kasus baru multiple myelosis di Amerika Serikat. Insidennya ditemukan dua kali lipat pada orang Afro Amerika dan pada pria. Meskipun penyakit ini biasanya ditemukan pada lanjut usia, usia rata-rata orang yang didiagnosis adalah 62 tahun, dengan 35% kasus terjadi di bawah usia 60 tahun. Secara global, diperkirakan setidaknya ada 32.000 kasus baru yang dilaporkan dan 20.000 kematian setiap tahunnya.5,6 referat lengkap dapat didownload di sini ETIOLOGI Penyebab multiple myeloma belum jelas. Paparan radiasi, benzena, dan pelarut organik lainnya, herbisida, dan insektisida mungkin memiliki peran. Multiple myeloma telah dilaporkan pada anggota keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan pada kembar identik.7 Beragam perubahan kromosom telah ditemukan pada pasien myeloma seperti delesi 13q14, delesi 17q13, dan predominan kelainan pada 11q.8 referat lengkap dapat didownload di sini ANATOMI Lokasi predominan multiple myeloma mencakup tulang-tulang

Upload: atikaadiw

Post on 30-Sep-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

MM

TRANSCRIPT

PENDAHULUANMultiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Multiple myeloma (myelomatosis, plasma cell myeloma, Kahler's disease) merupakan keganasan sel plasma yang ditandai dengan penggantian sumsum tulang, kerusakan tulang , dan formasi paraprotein. Myeloma menyebabkan gejala-gejala klinik dan tanda-tanda klinis melalui mekanisme yang bervariasi. Tumor menghambat sumsum tulang memproduksi cukup sel darah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan pada ginjal, saraf, jantung, otot dan traktus digestivus. Meskipun myeloma masih belum bisa diobati, perkembangan terapi yang terbaru, termasuk penggunaan thalidomide dan obat-obatan lain seperti bortezomib dan CC-5013 cukup menjanjikan.1,2,3,4referat lengkap dapat didownload di sini

INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGIDi Amerika Serikat, insiden multiple myeloma sekitar 4 kasus dari 100.000 populasi. Pada tahun 2004, diperkirakan ada 15.000 kasus baru multiple myelosis di Amerika Serikat. Insidennya ditemukan dua kali lipat pada orang Afro Amerika dan pada pria. Meskipun penyakit ini biasanya ditemukan pada lanjut usia, usia rata-rata orang yang didiagnosis adalah 62 tahun, dengan 35% kasus terjadi di bawah usia 60 tahun. Secara global, diperkirakan setidaknya ada 32.000 kasus baru yang dilaporkan dan 20.000 kematian setiap tahunnya.5,6referat lengkap dapat didownload di siniETIOLOGI Penyebab multiple myeloma belum jelas. Paparan radiasi, benzena, dan pelarut organik lainnya, herbisida, dan insektisida mungkin memiliki peran. Multiple myeloma telah dilaporkan pada anggota keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan pada kembar identik.7 Beragam perubahan kromosom telah ditemukan pada pasien myeloma seperti delesi 13q14, delesi 17q13, dan predominan kelainan pada 11q.8referat lengkap dapat didownload di siniANATOMI Lokasi predominan multiple myeloma mencakup tulang-tulang seperti vertebra, tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur. 9Awal dari pembentukan tulang terjadi di bagian tengah dari suatu tulang. Bagian ini disebut pusat-pusat penulangan primer. Sesudah itu tampak pada satu atau kedua ujung-ujungnya yang disebut pusat-pusat penulangan sekunder. 10Bagian-bagian dari perkembangan tulang panjang adalah sebagai berikut:1. DiafisisDiafisis merupakan bagian dari tulang panjang yang dibentuk oleh pusat penulangan primer, dan merupakan korpus dari tulang.2. MetafisisMetafisis merupakan bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang (diafisis).3. Lempeng epifisisLempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada anak-anak, yang akan menghilang pada tulang dewasa.4. EpifisisEpifisis dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder.Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tesebut dikelompokkan menjadi :1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya os humerus dan os femur.2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa carpi.3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os scapula.4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.5. Ossa sesamoid, contoh: os patella.referat lengkap dapat didownload di siniDIAGNOSIS Diagnosis multiple myeloma dapat ditegakkan melalui gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan patologi anatomi.a. Gejala klinis Gejala yang umum pada multiple myeloma adalah lemah, nyeri pada tulang, dan infeksi yang berulang. Anemia terjadi pada sekitar 70% pasien yang terdiagnosis. Nyeri pada tulang merupakan gambaran paling sering pada multiple myeloma dengan persentasi sekitar 70%. Lokasi yang paling sering terjadi pada tulang vertebra lumbalis. 13Fraktur patologis sering ditemukan pada multiple myeloma. Kompresi tulang belakang terjadi pada 10- 20% pasien. Gejala-gejala yang dapat dipertimbangkan kompresi tulang belakang berupa nyeri punggung, kelemahan, mati rasa, atau disestesia pada ekstremitas.Kadang ditemukan pasien datang dengan keluhan perdarahan yang diakibatkan oleh trombositopenia. Gejala-gejala hiperkalsemia berupa somnolen, nyeri tulang, konstipasi, nausea, dan rasa haus dapat ditemukan pada 30% pasien.Imunitas humoral yang abnormal dan leukopenia dapat berdampak pada infeksi yang melibatkan infeksi pneumococcus, shingles dan Haemophilus11Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan :14Pucat yang disebabkan oleh anemiaEkimosis atau purpura sebagai tanda dari thrombositopeniGambaran neurologis seperti perubahan tingkat sensori , lemah, atau carpal tunnel syndrome.Amiloidosis dapat ditemukan pada pasien multiple myeloma.b. LaboratoriumAnemia normositik normokrom ditemukan pada hampir 70% kasus.Jumlah leukosit umumnya normal . Thrombositopenia ditemukan pada sekitar 15% pasien yang terdiagnosis. Adanya sel plasma pada apusan darah tepi jarang ; proporsi plasma sel jarang mencapai 5%, kecuali pada pasien dengan leukemia sel plasma. Formasi Rouleaux ditemukan pada 60% pasien. Hiperkalsemia ditemukan pada 30% pasien saat didiagnosis. Sekitar seperempat hingga setengah yang didiagnosis akan mengalami gangguan fungsi ginjal dan 80% pasien menunjukkan proteinuria, sekitar 50% proteinuria Bence Jones yang dikonfirmasi dengan imunoelektroforesis atau imunofiksasi.6,8c. Gambaran radiologi1) Foto polos x-rayGambaran foto x-ray dari multiple myeloma berupa lesi multiple, berbatas tegas, litik, punch out, dan bulat pada tengkorak, tulang belakang, dan pelvis. Lesi terdapat dalam ukuran yang hampir sama. Lesi lokal ini umumnya berawal di rongga medulla , mengikis tulang cancellous, dan secara progresif menghancurkan tulang kortikal. Sebagai tambahan, tulang pada pasien myeloma, dengan sedikit pengecualian, mengalami demineralisasi difus. Pada beberapa pasien, ditemukan gambaran osteopenia difus pada pemeriksaan radiologi.6,8,11,15,16Saat timbul gejala sekitar 80-90% di antaranya telah mengalami kelainan tulang. Film polos memperlihatkan :Osteoporosis umum dengan penonjolan pada trabekular tulang, terutama tulang belakang yang disebabkan oleh keterlibatan sumsum pada jaringan myeloma. Hilangnya densitas tulang belakang mungkin merupakan tanda radiologis satu-satunya pada myeloma multiple. Fraktur patologis sering dijumpai.11Fraktur kompresi pada badan vertebra , tidak dapat dibedakan dengan osteoprosis senilis.Lesi-lesi litik punch out yang menyebar dengan batas yang jelas, lesi yang berada di dekat korteks menghasilkan internal scalloping.Ekspansi tulang dengan perluasan melewati korteks , menghasilkan massa jaringan lunak.Walaupun semua tulang dapat terkena, distribusi berikut ditemukan pada suatu penelitian yang melibatkan banyak kasus : kolumna vertebra 66%, iga 44%, tengkorak 41%, panggul 28%, femur 24%, klavicula 10% dan scapula 10%.15Gambar 1. Foto skull lateral yang menggambarkan sejumlah lesi litik yang khas pada myeloma. (dikutip dari kepustakaan 9)Gambar 2. Foto lumbal lateral menggambarkan deformitas pada CV lumbal 4 akibat plasmacytoma.(dikutip dari kepustakaan 9)Gambar 3. Gambaran radiologi pada os femur dekstra. Tampak gambaran khas suatu lesi myeloma tunggal berupa gambaran lusen berbatas tegas pada regio interocanter. Lesi-lesi lebih kecil tampak pada trocanter mayor.(dikutip dari kepustakaan 9)2) CT-ScanCT Scan menggambarkan keterlibatan tulang pada myeloma. Namun, kegunaan modalitas ini belum banyak diteliti, dan umumnya CT Scan tidak dibutuhkan lagi karena gambaran pada foto tulang konvensional menggambarkan kebanyakan lesi yang CT scan dapat deteksi.9Gambar 4. CT Scan axial pada plenoid yang menggambarkan lesi berbatas tegas , gambaran khas myeloma pada CT scan. Korteks tampak intak.(dikutip dari kepustakaan 9)3) MRIMRI potensial digunakan pada multiple myeloma karena modalitas ini baik untuk resolusi jaringan lunak. Secara khusus, gambaran MRI pada deposit myeloma berupa suatu intensitas bulat , sinyal rendah yang fokus di gambaran T1, yang menjadi intensitas sinyal tinggi pada sekuensi T2.8,9,15Sayangnya, hampir setiap tumor muskuloskeletal memiliki intensitas dan pola menyerupai myeloma. MRI meskipun sensitif terhadap adanya penyakit namun tidak spesifik. Pemeriksaan tambahan untuk diagnosis multiple myeloma seperti pengukuran nilai gamma globulin dan aspirasi langsung sumsum tulang untuk menilai plasmasitosis. Pada pasien dengan lesi ekstraosseus, MRI dapat berguna untuk menentukan tingkat keterlibatan dan untuk mengevaluasi kompresi tulang.9Gambar 5. Foto potongan koronal T1 weighted-MRI pada suatu lesi myeloma di humerus. Gambaran ini menunjukkan lesi dengan intensitas rendah. Batas korteks luar terkikis tetapi intak ; namun, lesi telah melewati korteks bagian dalam.(dikutip dari kepustakaan 9)4) Radiologi Nuklir9Myeloma merupakan penyakit yang menyebabkan overaktifitas pada osteoklas. Scan tulang radiologi nuklir mengandalkan aktifitas osteoblastik (formasi tulang) pada penyakit dan belum digunakan rutin. Tingkat false negatif skintigrafi tulang untuk mendiagnosis multiple myeloma tinggi. Scan dapat positif pada radiograf normal, membutuhkan pemeriksaan lain untuk konfirmasi.5) Angiografi9Gambaran angiografi tidak spesifik. Tumor dapat memiliki zona perifer dari peningkatan vaskularisasi. Secara umum, teknik ini tidak digunakan untuk mendiagnosis multiple myeloma.d. Patologi Anatomi14,15Pada pasien multiple myeloma , sel plasma berproliferasi di dalam sumsum tulang. Sel-sel plasma memiliki ukuran yang lebih besar 2 3 kali dari limfosit, dengan nuklei eksentrik licin (bulat atau oval) pada kontur dan memiliki halo perinuklear. Sitoplasma bersifat basofilik.Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis multiple myeloma pada pasien yang memiliki gambaran klinis multiple myeloma dan penyakit jaringan konektif, metastasis kanker, limfoma, leukemia, dan infeksi kronis telah dieksklusi adalah sumsum tulang dengan >10% sel plasma atau plasmasitoma dengan salah satu dari kriteria berikut :6- Protein monoclonal serum (biasanya >3g/dL)- Protein monoclonal urine- Lesi litik pada tulangSistem derajat multiple myeloma6-8,14Saat ini ada dua derajat multiple myeloma yang digunakan yaitu Salmon Durie system yang telah digunakan sejak 1975 dan the International Staging System yang dikembangkan oleh the International Myeloma Working Group dan diperkenalkan pada tahun 2005.Salmon Durie staging :a) Stadium ILevel hemoglobin lebih dari 10 g/dLLevel kalsium kurang dari 12 mg/dLGambaran radiograf tulang normal atau plasmositoma soliterProtein M rendah (mis. IgG 7 g/dL, IgA > 5 g/dL, urine > 12 g/24 jam)d) Subklasifikasi A meliputi nilai kreatinin kurang dari 2 g/dLe) Subklasifikasi B meliputi nilai kreatinin lebih dari 2 g/dlInternational Staging System untuk multiple myelomaa) Stadium I2 mikroglobulin 3,5 g/dL dan albumin 3,5 g/dLCRP 4,0 mg/dLPlasma cell labeling index 3.5 hingga 5.5 g/dLreferat lengkap dapat didownload di siniDIAGNOSIS BANDING Diagnosis multiple myeloma seringkali jelas karena kebanyakan pasien memberikan gambaran klinis khas atau kelainan hasil laboratorium, termasuk trias berikut :6- Protein M serum atau urin (99% kasus)- Peningkatan jumlah sel plasma sumsum tulang- Lesi osteolitik dan kelainan abnormal lain pada tulang.Keadaan yang dapat menjadi diagnosis banding multiple myeloma berupa MGUS, smoldering myeloma, amiloidosis primer, dan metastasis karsinoma.6Perbedaan pasien MGUS (benign monoclonal gammanophaty) dengan pasien yang mengalami MM sulit bila pada awalnya ditemukan protein M. pada pasien asimtomatik, protein M < asct =" autologous" cr =" complete" dex =" dexamethasone;" mp =" melphalan" mpt =" MP" dex =" lenalidomide" dex =" thalidomide" vgpr =" very"> 60 bulanStadium II , 41 bulanStadium III , 23 bulanStadium B memiliki dampak yang lebih buruk.Berdasarkan klasifikasi derajat penyakit menurut the International staging system maka rerata angka bertahan hidup pasien dengan multiple myeloma sebagai berikut :6stadium I , 62 bulanstadium II, 44 bulanStadium III, 29 bulan.referat lengkap dapat didownload di siniDAFTAR PUSTAKA1. _________. Mieloma Multipel (multiple myeloma)[online]. Available from http://medicastore.com/penyakit_subkategori/12/index.html. Diakses tanggal 4 November 20092. McPhee ,Stephen J., Maxine A. Papadakis, Lawrence M. Tierney,Jr.2008. Multiple Myeloma in 2008 Current Medical and Treatment. San Fransisco : Mc Graw Hill-Lange3. Dugdale ,David C. Yi-Bin Chen, David Zieve. 2009. Multiple Myeloma [online]. available from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000583.htm. Diakses tanggal 4 November 20094. Kyle ,Robert A., S. Vincent Rajkumar. 2004. Drug Therapy : Multiple Myeloma [online]. Available from http://www.nejm.com .Diakses tanggal 3 November 20095. Glass,Jonathan , Reinhold Munker. Multiple Myeloma and Other Paraproteinemias in : Modern Hematology Biology and Clinical Management 2nd ed. New Jersey : Humana Press. Hlm 271-2946. Richardson,Paul, Teru Hideshima, Kenneth C. Anderson. Multiple Myeloma and Related Disorders in : Clinical Oncology 3rd ed. Philadelpia : Elsevier Churcill Livingstone. Hlm. 2955-29707. Kyle, Robert K. 2000. Plasma Cell Disorders in Cecil Textbook of Medicine 21th ed. New York : Elsevier Churcill Livingstone. Hlm 977-982.8. Longo, Dan L., Kenneth C. Anderson,Dennis L. Kasper,dkk.2005. Plasma Cell Discrasia in Harrisons Principles of Internal Medicine 16th ed. New York : McGraw Hill Medical Publishing Division9. Sorenson, Steven M., Amilcare Gentili, Sulabha Masih. Multiple Myeloma [online]. available from http://emedicine.medscape.com/article/391742-overview. Diakses tanggal 3 November 200910. Waugh,Anne, Allison Grant. 2001. Anatomi and Physiology in Health and Illness. New York : Churcill Livingstone. p. 388-39211. Patel, Pradip R. 2005. Lecture Notes Radiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga. p. 205-20612. Herring, William. 2007. Learning Radiology : recognizing the basic / William Harring 1th ed [online]. Available from http://www.learningradiology.com. Diakses tanggal 4 November 200913. Rajkumar, S. Vincent, Robert A. Kyle. 2005. Multiple Myeloma : Diagnosis and Treatment [online]. Mayo Clin Proc. 2005;80(10):1371-138214. Grethlein, Sara J., Lilian M Thomas. 2009. Multiple Myeloma [online]. Available from http://emedicine.medscape.com/article/204369-overview. Diakses tanggal 3 November 200915. Kumar,Vinay, Ramzi S. Cotran, Stanley R. Robbin. 2008. Robbins Buku Ajar Patologi edisi 7. Jakarta : Penerbit Erlangga. Hlm. 481-48416. Eisenberg, Ronal L., Nancy M. Johnson. 2000. Comprehensive Radiographic Pathology. New York : Mosby Elsevier. Hlm135-136

BAB I

PENDAHULUAN

1.

1. LATAR BELAKANG

Multipel mieloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Multipel mieloma (mielomatosis, plasma cell mieloma, Kahlers disease) merupakan keganasan sel plasma yang ditandai dengan penggantian sumsum tulang, kerusakan tulang, dan formasi paraprotein. Mieloma menyebabkan gejala-gejala klinik dan tanda-tanda klinis melalui mekanisme yang bervariasi. Tumor menghambat sumsum tulang memproduksi cukup sel darah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan pada ginjal, saraf, jantung, otot dan traktus digestivus.

Di Amerika Serikat, insiden multipel mieloma sekitar 4 kasus dari 100.000 populasi. Pada tahun 2004, diperkirakan ada 15.000 kasus baru multiple mieloma di Amerika Serikat. Insidennya ditemukan dua kali lipat pada orang Afro Amerika dan pada pria. Meskipun penyakit ini biasanya ditemukan pada lanjut usia, usia rata-rata orang yang didiagnosis adalah 62 tahun, dengan 35% kasus terjadi di bawah usia 60 tahun. Secara global, diperkirakan setidaknya ada 32.000 kasus baru yang dilaporkan dan 20.000 kematian setiap tahunnya.

Penyebab multipel mieloma belum jelas. Paparan radiasi, benzena, dan pelarut organik lainnya, herbisida, dan insektisida mungkin memiliki peran. Multiple mieloma telah dilaporkan pada anggota keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan pada kembar identik. Beragam perubahan kromosom telah ditemukan pada pasien mieloma seperti delesi 13q14, delesi 17q13, dan predominan kelainan pada 11q.

Pada 60% penderita, pengobatan dapat memperlambat perkembangan penyakit. Penderita yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan sampai 2-3 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Kadang penderita yang bertahan setelah menjalani pengobatan, bisa menderita leukemia atau jaringan fibrosa (jaringan parut) di sumsum tulang. Komplikasi lanjut ini mungkin merupakan akibat dari kemoterapi dan seringkali menyebabkan anemia berat dan meningkatkan kepekaan penderita terhadap infeksi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap konsep dasar dan asuan keperawatan pada multiple myeloma sangat penting.

1.

1. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari multiple myeloma ?

2. Bagaimana anatomi multiple myeloma ?

3. Apa etiologi dari multiple myeloma ?

4. Bagaimana patofisiologi multiple myeloma ?

5. Bagaimana cara mendiagnosis multiple myeloma ?

6. Apa saja penatalaksanaan dari multiple myeloma ?

7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari multiple myeloma ?

1.

1. TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dari multiple myeloma.

2. Untuk mengetahui anatomi multiple myeloma.

3. Untuk mengetahui etiologi dari multiple myeloma.

4. Untuk mengetahui patofisiologi multiple myeloma.

5. Untuk mengetahui cara mendiagnosis multiple myeloma.

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari multiple myeloma.

7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari multiple myeloma.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.

2.

1. DEFINISI

Multipel mieloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sel plasma imatur dan matur yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih.

1.

1. ANATOMI

Lokasi predominan multipel mieloma mencakup tulang-tulang seperti vertebra, tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur. Awal dari pembentukan tulang terjadi di bagian tengah dari suatu tulang. Bagian ini disebut pusat-pusat penulangan primer. Sesudah itu tampak pada satu atau kedua ujung-ujungnya yang disebut pusat-pusat penulangan sekunder. Bagian-bagian dari perkembangan tulang panjang adalah sebagai berikut:

1. DiafisisDiafisis merupakan bagian dari tulang panjang yang dibentuk oleh pusat penulangan primer, dan merupakan korpus dari tulang.

2. MetafisisMetafisis merupakan bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang (diafisis).

3. Lempeng epifisis

Lempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada anak-anak, yang akan menghilang pada tulang dewasa.

1. EpifisisEpifisis dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder.

Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak. Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tersebut dikelompokkan menjadi :

1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya os humerus dan os femur.

2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa carpi.

3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os scapula.

4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.

5. Ossa sesamoid, contoh: os patella.

Perbedaan sel dalam keadaan normal dengan sel yang terkena multipel mieloma

1. Sel-sel Darah Normal

Kebanyakan sel-sel darah berkembang dari sel-sel dalam sumsum tulang yang disebut sel-sel induk (stem cells). Sumsum tulang adalah materi yang lunak di pusat dari kebanyakan tulang-tulang.

Stem cells menjadi dewasa ke dalam tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel darah. Setiap tipe mempunyai pekejaan khusus:

1. Sel-sel darah putih membantu melawan infeksi.

2. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan di seluruh tubuh.

3. Platelet-platelet membantu membentuk gumpalan-gumpalan darah yang mengontrol perdarahan.

Sel-sel plasma adalah sel-sel darah putih yang membuat antibodi. Antibodi adalah bagian dari sistim imun. Mereka bekerja dengan bagian-bagian lain dari sistim imun untuk membantu melindungi tubuh dari kuman dan unsur-unsur berbahaya lainnya. Setiap tipe dari sel plasma membuat antibodi yang berbeda.

1. Sel-sel Multiple Myeloma

Pada kanker, sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan sel-sel baru, dan sel-sel yang tua atau rusak tidak mati ketika mereka harus mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut pertumbuhan atau tumor.

Mieloma terbentuk ketika sel plasma menjadi abnormal. Sel yang abnormal membelah untuk membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel yang baru membelah berulang-ulang, membuat semakin banyak sel-sel abnormal. Sel-sel plasma abnormal ini disebut sel-sel mieloma. Pada waktunya, sel-sel mieloma berkumpul dalam sumsum tulang. Mereka mungkin merusak bagian yang padat dari tulang. Ketika sel-sel mieloma berkumpul pada beberapa tulang-tulang, penyakitnya disebut multiple myeloma. Penyakit ini mungkin juga membahayakan jaringan-jaringan dan organ-organ lain, seperti ginjal.

Sel-sel myeloma membuat antibodi-antibodi yang disebut protein-protein M dan protein-protein lain. Protein-protein ini dapat berkumpul dalam darah, urin, dan organ-organ.

1.

1. ETIOLOGI

Belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Ada beberapa penelitian yang menunjukan bahwa faktor-faktor risiko tertentu meningkatkan kesempatan seseorang akan mengembangkan penyakit multiple myeloma, diantaranya :

1. Umur diatas 65 tahun : Tumbuh menjadi lebih tua meningkatkan kesempatan mengembangkan multiple myeloma. Kebanyakan orang-orang dengan myeloma terdiagnosa setelah umur 65 tahun. Penyakit ini jarang pada orang-orang yang lebih muda dari umur 35 tahun.

2. Ras (Bangsa) : Risiko dari multiple myeloma adalah paling tinggi diantara orang-orang Amerika keturunan Afrika dan paling rendah diantara orang-orang Amerika keturunan Asia. Sebab untuk perbedaan antara kelompok-kelompok ras belum diketahui.

3. Jenis Kelamin : Setiap tahun di Amerika, kira-kira 11.200 pria dan 8.700 wanita terdiagnosa dengan multiple myeloma. Tidak diketahui mengapa lebih banyak pria-pria terdiagnosa dengan penyakit ini.

4. Sejarah perorangan dari monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS) : MGUS adalah kondisi yang tidak membahayakan dimana sel-sel plasma abnormal membuat protein-protein M. Biasanya, tidak ada gejala-gejala, dan tingkat yang abnormal dari protein M ditemukan dengan tes darah. Adakalanya, orang-orang dengan MGUS mengembangkan kanker-kanker tertentu, seperti multiple myeloma. Tidak ada perawatan, namun orang-orang dengan MGUS memperoleh tes-tes laborat regular (setiap 1 atau 2 tahun) untuk memeriksa peningkatan lebih lanjut pada tingkat protein M.

5. Sejarah multiple myeloma keluarga : Studi-studi telah menemukan bahwa risiko multiple myeloma seseorang mungkin lebih tinggi jika saudara dekatnya mempunyai penyakit ini.

Banyak faktor-faktor risiko lain yang dicurigai sedang dipelajari. Para peneliti telah mempelajari apakah terpapar pada kimia-kimia atau kuman-kuman tertentu (terutama virus-virus), yang mempunyai perubahan-perubahan pada gen-gen tertentu, memakan makanan-makanan tertentu, atau menjadi kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko mengembangkan multiple myeloma.

1.

1. PATOFISIOLOGI

Limfosit B mulai di sumsum tulang dan pindah ke kelenjar getah bening. Saat limfosit B dewasa dan menampilkan protein yang berbeda pada permukaan sel. Ketika limfosit B diaktifkan untuk mengeluarkan antibodi, dikenal sebagai sel plasma.

Multiple myeloma berkembang di limfosit B setelah meninggalkan bagian dari kelenjar getah bening yang dikenal sebagai pusat germinal. Garis sel normal paling erat hubungannya dengan sel Multipel mieloma umumnya dianggap baik sebagai sel memori diaktifkan B atau para pendahulu untuk sel plasma, plasmablast tersebut.

Sistim kekebalan menjaga proliferasi sel B dan sekresi antibodi di bawah kontrol ketat. Ketika kromosom dan gen yang rusak, seringkali melalui penataan ulang, kontrol ini hilang. Seringkali, bergerak gen promotor (atau translocates) untuk kromosom yang merangsang gen antibodi terhadap overproduksi.

Sebuah translokasi kromosom antara gen imunoglobulin rantai berat (pada kromosom keempat belas, 14q32 lokus) dan suatu onkogen (sering 11q13, 4p16.3, 6p21, 16q23 dan 20q11) sering diamati pada pasien dengan multiple myeloma. Hal ini menyebabkan mutasi diregulasi dari onkogen yang dianggap peristiwa awal yang penting dalam patogenesis myeloma. Hasilnya adalah proliferasi klon sel plasma dan ketidakstabilan genomik yang mengarah ke mutasi lebih lanjut dan translokasi. 14 kelainan kromosom yang diamati pada sekitar 50% dari semua kasus myeloma. Penghapusan (bagian dari) ketiga belas kromosom juga diamati pada sekitar 50% kasus. Produksi sitokin (terutama IL-6) oleh sel plasma menyebabkan banyak kerusakan lokal mereka, seperti osteoporosis, dan menciptakan lingkungan mikro di mana sel-sel ganas berkembang. Angiogenesis (daya tarik pembuluh darah baru) meningkat. Antibodi yang dihasilkan disimpan dalam berbagai organ, yang menyebabkan gagal ginjal, polineuropati dan berbagai gejala myeloma terkait lainnya.

1.

1. MANIFESTASI KLINIS

Multipel mieloma seringkali menyebabkan nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah. Nyeri tulang biasanya merupakan gejala awal, tetapi kadang penyakit ini terdiagnosis setelah penderita mengalami :

1. Anemia, karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan sel darah merah di sumsum tulang.

2. Infeksi bakteri berulang, karena antibodi yang abnormal tidak efektif melawan infeksi.

3. Gagal ginjal, karena pecahan antibodi yang abnormal (protein Bence-Jones) merusak ginjal.

Terkadang multipel mieloma mempengaruhi aliran darah ke kulit, jari tangan, jari kaki dan hidung karena terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas). Berkurangnya aliran darah ke otak bisa menyebabkan gejala neurologis berupa kebingungan, gangguan penglihatan dan sakit kepala.

1.

1. DIAGNOSIS

Beberapa pemeriksaan darah bisa membantu dalam mendiagnosis penyakit ini:

1. Hitung jenis darah komplit, bisa menemukan adanya anmeia dan sel darah merah yang abnormal.

2. Laju endap sel darah merah (eritrosit) biasanya tinggi.

3. Kadar kalsium tinggi, karena perubahan dalam tulang menyebabkan kalsium masuk ke dalam aliran darah.

Tetapi kunci dari pemeriksaan diagnostik untuk penyakit ini adalah elektroforesis protein serum dan imunoelektroforesis, yang merupakan pemeriksaan darah untuk menemukan dan menentukan antibodi abnormal yang merupakan tanda khas dari mieloma multipel. Antibodi ini ditemukan pada sekitar 85% penderita. Elektroforesisi air kemih dan imunoelektroforesis juga bisa menemukan adanya protein Bence-Jones, pada sekitar 30-40% penderita. Rontgen seringkali menunjukkan pengeroposan tulang (osteoporosis). Biopsi sumsum tulang menunjukkan sejumlah besar sel plasma yang secara abnormal tersusun dalam barisan dan gerombolan, sel-sel juga tampak abnormal.

1.

1. PENGOBATAN

Pengobatan ditujukan untuk :

1. Mencegah atau mengurangi gejala dan komplikasi

2. Menghancurkan sel plasma yang abnormal

3. Memperlambat perkembangan penyakit.

Penatalaksanaan yang bisa diberikan:

1. Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat dan terapi penyinaran pada tulang yang terkena, bisa mengurangi nyeri tulang.

2. Penderita yang memiliki protein Bence-Jones di dalam air kemihnya harus bayak minum untuk mengencerkan air kemih dan membantu mencegah dehidrasi, yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal.

3. Penderita harus tetap aktif karena tirah baring yang berkepanjangan bisa mempercepat terjadinya osteoporosis dan menyebabkan tulang mudah patah. Tetapi tidak boleh lari atau mengangkat beban berat karena tulang-tulangnya rapuh.

4. Pada penderita yang memiliki tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, daerah kemerahan di kulit) diberikan antibiotik.

5. Penderita dengan anemia berat bisa menjalani transfusi darah atau mendapatkan eritropoetin (obat untuk merangsang pembentukan sel darah merah). Kadar kalsium darah yang tinggi bisa diobati dengan prednison dan cairan intravena, dan kadang dengan difosfonat (obat untuk menurunkan kadar kalsium). Allopurinol diberikan kepada penderita yang memiliki kadar asam urat tinggi.

6. Kemoterapi memperlambat perkembangan penyakit dengan membunuh sel plasma yang abnormal. Yang paling sering digunakan adalah melfalan dan siklofosfamid. Kemoterapi juga membunuh sel yang normal, karena itu sel darah dipantau dan dosisnya disesuaikan jika jumlah sel darah putih dan trombosit terlalu banyak berkurang. Kortikosteroid (misalnya prednison atau deksametason) juga diberikan sebagai bagian dari kemoterapi.

7. Kemoterapi dosis tinggi dikombinasikan dengan terapi penyinaran masih dalam penelitian. Pengobatan kombinasi ini sangat beracun, sehingga sebelum pengobatan sel stem harus diangkat dari darah atau sumsum tulang penderita dan dikembalikan lagi setelah pengobatan selesai. Biasanya prosedur ini dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 50 tahun. Pada 60% penderita, pengobatan dapat memperlambat perkembangan penyakit. Penderita yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan sampai 2-3 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Kadang penderita yang bertahan setelah menjalani pengobatan, bisa menderita leukemia atau jaringan fibrosa (jaringan parut) di sumsum tulang. Komplikasi lanjut ini mungkin merupakan akibat dari kemoterapi dan seringkali menyebabkan anemia berat dan meningkatkan kepekaan penderita terhadap infeksi.

1.

1. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. LaboratoriumAnemia normositik normokrom ditemukan pada hampir 70% kasus. Jumlah leukosit umumnya normal. Trombositopenia ditemukan pada sekitar 15% pasien yang terdiagnosis. Adanya sel plasma pada apusan darah tepi jarang mencapai 5%, kecuali pada pasien dengan leukemia sel plasma. Formasi Rouleaux ditemukan pada 60% pasien. Hiperkalsemiadite mukan pada 30% pasien saat didiagnosis. Sekitar seperempat hingga setengah yang didiagnosis akan mengalami gangguan fungsi ginjal dan 80% pasien menunjukkan proteinuria, sekitar 50% proteinuria Bence Jones yang dikonfirmasi dengan imunoelektroforesis atau imunofiksasi.

2. Radiologi

1. Foto Polos X-Ray

Gambaran foto x-ray dari multipel mieloma berupa lesi multipel, berbatas tegas, litik, punch out, dan bulat pada tengkorak, tulang belakang, dan pelvis. Lesi terdapat dalam ukuran yang hampir sama. Lesi lokal ini umumnya berawal di rongga medulla , mengikis tulang cancellous, dan secara progresif menghancurkan tulang kortikal. Sebagai tambahan, tulang pada pasien mieloma, dengan sedikit pengecualian, mengalami demineralisasi difus. Pada beberapa pasien, ditemukan gambaran osteopenia difus pada pemeriksaan radiologi. Saat timbul gejala sekitar 80-90% di antaranya telah mengalami kelainan tulang. Film polos memperlihatkan:

1. Osteoporosis umum dengan penonjolan pada trabekular tulang, terutama tulang belakang yang disebabkan oleh keterlibatan sumsum pada jaringan mieloma. Hilangnya densitas tulang belakang mungkin merupakan tanda radiologis satu-satunya pada mieloma multiple. Fraktur patologis sering dijumpai.

2. Fraktur kompresi pada badan vertebra, tidak dapat dibedakan dengan osteoprosis senilis.

3. Lesi-lesi litik punch out yang menyebar dengan batas yang jelas, lesi yang berada di dekat korteks menghasilkan internal scalloping.

4. Ekspansi tulang dengan perluasan melewati korteks , menghasilkan massa jaringan lunak.

Walaupun semua tulang dapat terkena, distribusi berikut ditemukan pada suatu penelitian yang melibatkan banyak kasus : kolumna vertebra 66%, iga 44%, tengkorak 41%, panggul 28%, femur 24%, klavicula 10% dan scapula 10%.

1. CT-ScanCT Scan menggambarkan keterlibatan tulang pada mieloma. Namun, kegunaan modalitas ini belum banyak diteliti, dan umumnya CT Scan tidak dibutuhkan lagi karena gambaran pada foto tulang konvensional menggambarkan kebanyakan lesi yang CT scan dapat deteksi.

1. MRI

MRI potensial digunakan pada multiple mieloma karena modalitas ini baik untuk resolusi jaringan lunak. Secara khusus, gambaran MRI pada deposit mieloma berupa suatu intensitas bulat, sinyal rendah yang fokus di gambaran T1, yang menjadi intensitas sinyal tinggi pada sekuensi T2.

Namun, hampir setiap tumor muskuloskeletal memiliki intensitas dan pola menyerupai mieloma. MRI meskipun sensitif terhadap adanya penyakit namun tidak spesifik. Pemeriksaan tambahan untuk diagnosis multiple mieloma seperti pengukuran nilai gamma globulin dan aspirasi langsung sumsum tulang untuk menilai plasmasitosis. Pada pasien dengan lesi ekstraosseus, MRI dapat berguna untuk menentukan tingkat keterlibatan dan untuk mengevaluasi kompresi tulang.

1. Radiologi Nuklir

Mieloma merupakan penyakit yang menyebabkan overaktifitas pada osteoklas. Scan tulang radiologi nuklir mengandalkan aktifitas osteoblastik (formasi tulang) pada penyakit dan belum digunakan rutin. Tingkat false negatif skintigrafi tulang untuk mendiagnosis multiple mieloma tinggi. Scan dapat positif pada radiograf normal, membutuhkan pemeriksaan lain untuk konfirmasi.

1. AngiografiGambaran angiografi tidak spesifik. Tumor dapat memiliki zona perifer dari peningkatan vaskularisasi. Secara umum, teknik ini tidak digunakan untuk mendiagnosis multipel mieloma.

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

1.

1. PENGKAJIAN

1. Riwayat Penyakit

Perlu dikaji perasaan nyeri atau sakit yang dikeluhkan pasien, kapan terjadinya, biasanya terjadi pada malam hari. Tanyakan umur pasien, riwayat dalam keluarga apakah ada yang menderita kanker, prnah tidaknya terpapar dalam waktu lama terhadap zat-zat karsinogen dan sesuai dianjurkan

1. Pemeriksaan Fisik

Lakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya nyeri, bengkak, pergerakan terbatas, kelemahan.

1.

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : Malaise, merasa lelah, letih

Tanda : gelisah siang dan malam, gangguan pola istrahat dan pola tidur, malaise (kelemahan dan keletihan) dan gangguan alat gerak.

1.

1. Sirkulasi

Gejala : Palpitasi , adanya pembengkakan mempengaruhi sirkulasi dan adanya nyeri pada dada karena sumbatan pada vena

Tanda : Peningkatan tekanan darah.

1.

1. Integritas Ego

Gejala : Menarik diri dari lingkungan, karena faktor stress (adanya gangguan pada keuangan, pekerjaan, dan perubahan peran), selain itu biasanya menolak diagnosis, perasaan tidak berdaya, tidak mampu, rasa bersalah, kehilangan control dan depresi.

Tanda : Menyangkal, marah, kasar,. dan suka menyendiri.

1.

1. Eliminasi

Gejala : Perubahan pada eliminasi urinarius misalnya nyeri, pada saat berkemih dan poliurin, perubahan pada pola defekasi ditandai dengan adanya darah yang bercampur pada feses, dan nyeri pada saat defekasi.

Tanda : adanya perubahan pada warna urin, perubahan pada peristaltik usus, serta adanya distensi abdomen

1.

1. Makanan / Cairan

Gejala : kurang nafsu makan, pola makan buruk, (misalnya rendah tinggi lemak, adanya zat aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual / muntah

Tanda : Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot, dan perubahan pada turgor kulit.

1.

1. Hiegine

Gejala : Melakukan higene diri sendiri harus dibantu orang lain, karena gangguan ekstremitas maka menjaga hygiene tidak dapat dilakuakan, malas mandi

Tanda : Adanya perubahan pada kebersihan kulit, kuku dan sebagainya.

1.

1. Neurosensori

Gejala : Pusing

Tanda : Pasien sering melamun dan suka menyendiri.

1.

1. Kenyamanan

Gejala : adanya nyeri dari nyeri ringan sampai nyeri berat, sangat mempengaruhi kenyamanan pasien

Tanda : Pasien sering mengeluh tentang nyeri yang dirasakan, dan keterbatasan gerak karena nyeri tersebut.

1.

1. PernapasanGejala : Pasien kadang asma, karena kebiasaan merokok, atau pemajanan asbes.

2. KeamananGejala : Karena adanya pemajanan pada kimia toksik, karsinogen pemajanan matahari lama / berlebihan.

Tanda : Demam, ruam kulit dan ulserasi.

1.

1. Seksualitas

Gejala : adanya perubahan pada tingkat kepuasan seksualitas karena adanya keterbatasan gerak.

1. Riwayat Psikososial

Kaji adanya kecemasan, takut ataupun depresi

1. Pemeriksaan diagnostik

Periksa adanya anemi, hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan hiperurisemia

1. Pembelajaran / Health education

Memberi pengetahuan tentang penyakit kanker mengenai gejala gejala, riwayat penyakit kanker keluarga, dan memberi pengertian kepada keluarga tentang upaya pengobatan.

1.

1. DIAGNOSA KEPERAWAATAN

1. Nyeri b/d proses patologik penyakit

2. Resiko terhadap cidera: fraktur patologik b/d tumor

3. Kurang pengetahuan b/d proses penyakit dan program terapeutik

4. Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat

5. Gangguan harga diri b/d hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran.

1.

1. NURSING CARE PLAN (NCP)

1.

1. Dx 1 : Nyeri b/d proses patologis penyakit

Kriteria hasil : nyeri berkurang atau terkontrol

Intervensi :

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

R/ mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat memudahkan intervensi selanjutnya

1. Berikan posisi yang nyaman

R/ Dengan posisi yang nyaman diharapkan rasa nyeri dapat berkurang

1. Monitor tanda-tanda vital

R/ mengetahui perubahan tanda vital akibat nyeri

1. Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri

R/ Meningkatkan rasa nyaman dan menghilangkan nyeri sedang sampai berat

1.

1. Dx 2 : Resiko terhadap cidera: fraktur patologik b/d tumor

Kriteria Hasil : tidak adanya cidera akibat tumor yang dialami pasien

Intervensi :

1. Sangga tulang yang sakit dan tangani dengan lembut selama pemberian asuhan keperawatan

R/ Tumor tulang akan melemahkan tulang sampai ke titik dimana aktivitas normal atau perubahan posisi dapat mengakibatkan fraktur

1. Gunakan sanggahan eksternal (mis. Splint) untuk perlindungan tambahan

R/ Penyangga luar (mis. bidai) dapat dipakai untuk perlindungan tambahan

1. Ikuti pembatasan penahanan berat badan yang dianjurkan

R/ Adanya pembatasan akan membantu klien dalam penahanan berat badan yang tidak mampu ditahan oleh tulang yang sakit

1. Ajarkan bagaimana cara untuk menggunakan alat ambulatory dengan aman dan bagaimana untuk menguatkan ekstremitas yang tidak sakit

R/ Penggunaan alat ambulatory dengan aman mampu menguatkan ekstremitas yang sehat

1.

1. Dx 3 : Kurang pengetahuan b/d proses penyakit dan program terapeutik

Tujuan : pasien memahami proses penyakit dan program terapi

Kriteria Hasil : Pengetahuan yang tepat mengenai proses penyakit dan menggambarkan program pengobatannya.

Intervensi :

1. Kenali tingkat pengetahuan pasien saat ini tentang kanker atau tumor

R/ Data akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi

1. Gambarkan proses penyakit tumor sesuai dengan kebutuhan

R/ Membantu pasien dalam memahami proses penyakit

1. Berikan informasi mengenai terapi dan atau pilihan pengobatan yang potensial terjadi dan atau keuntungan dari setiap terapi tersebut

R/ Membantu pasien dalam membuat keputusan pengobatan

1. Gunakan brosur, gambar, video tape dalam penyuluhan pasien atau keluarga

R/ Alat visual memberikan penguatan pada instruksi yang diberikan

1. Anjurkan pasien untuk menyampaikan pilihannya atau mendapatkan pilihan kedua sesuai kebutuhan

R/ Meningkatkan advokasi pasien dalam pelayanan medis

1. Instruksikan pasien untuk melaporkan tanda dan gejala pada pemberi pelayanan kesehatan; memberi nomor telepon yang penting

R/ Meningkatkan keamanan dalam upaya penyembuhan

1.

1. Dx 4 : Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat

Kriteria Hasil : Ansietas, kekhawatiran, dan kelemahan menurun pada tingkat yang dapat diatasi, mendemonstrasikan kemandirian yang meningkat dalam aktivitas dan proses pengambilan keputusan

Intervensi :

1. Gunakan pendekatan yang tenang dan berikan satu suasana lingkungan yang dapat diterima

R/ Membantu pasien dalam membangun kepercayaan kepada tenaga kesehatan

1. Evaluasi kemampuan pasien dalam pembuatan keputusan

R/ Membantu pengkajian terhadap kemandirian dalam pengambilan keputusan

1. Kaji sikap harapan yang realistis

R/ Meningkatkan kedamaian diri

1. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri yang sesuai

R/ Meningkatkan kemampuan untuk menguasai masalah

1. Nilai kebutuhan atau keinginan pasien terhadap dukungan sosial

R/ Memenuhi kebutuhan pasien

1. Kenalkan pasien pada seseorang atau kelompok yang telah memiliki pengalaman penyakit yang sama

R/ Memberikan informasi dan dukungan dari orang lain dengan pengalaman yang sama

1. Berikan sumber-sumber spiritual jika diperlukan

R/ Untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien

1.

1. Dx 5 : Gangguan harga diri b/d hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran

Kriteria Hasil : harga diri klien meningkat

Intervensi :

1. Dukung keluarga dalam mengupayakan melewati penyesuaian yang harus dilakukan; kenali perubahan dalam citra diri akibat pembedahan dan kemungkinan amputasi

R/ Kemandirian versus ketergantungan merupakan isu pada pasien yang menderita keganasan. Gaya hidup akan berubah secara dramatis, paling tidak sementara

1. Berikan kepastian yang realistis tentang masa depan dan perjalanan kembali aktivitas yang berhubungan dengan peran; beri dorongan untuk perawatan mandiri dan sosialisasi

R/ Peyakinan yang masuk akal mengenai masa depan dan penyesuaian aktivitas yang berhubungan dengan peran harus dilakukan untuk memandirikan pasien

1. Libatkan pasien dan keluarga sepanjang pengobatan untuk meningkatkan rasa tetap memiliki kontrol dalam kehidupan seseorang

R/ Keterlibatan pasien dan keluarganya sepanjang terapi dapat mendorong kepercayaan diri, pengembalian konsep diri, dan perasaan dapat mengontrol hidupnya sendiri.

1.

1. EVALUASI

1. Klien mampu menerangkan proses penyakit dan program terapi

1. Menerangkan proses patologik

2. Menentukan program sasaran terapeutik

3. Mencari penjelasan informasi

1. Mampu mengontrol nyeri

1. Memanfaatkan teknik pengontrolan nyeri termasuk obat yang diberikan

2. Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat istirahat, selama menjalankan aktifitas hidup sehari-hari atau tempat operasi

1. Tidak mengalami patah tulang patologik

1. Menghindari stress pada tulang yang lemah

2. Mempergunakan alat bantu dengan aman

3. Memperkuat ekstremitas yang sehat

1. Memperlihatkan pola penyelesain masalah yang efektif

1. Mengemukakan perasaannya dengan kata-kata

2. Mengidentifikasi ketakutan dan kemampuannya

3. Membuat keputusan

4. Meminta bantuan bila perlu

1. Memperlihatkan konsep diri positif

1. Mengidentifikasi tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang mampu ditanggungnya

2. Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuannya

3. Memperlihatkan penerimaan citra diri

4. Memperlihatkan kemandirian dalam aktivitas hidup

1. Memperlihatkan tiadanya komplikasi

1. Memperlihatkan penyembuhan luka

2. Tidak mengalami kerusakan kulit

3. Mempertahankan atau meningkatkan berat badan

4. Tidak mengalami infeksi

5. Mengatasi efek samping terapi

6. Melaporkan gejala toksisitas obat atau komlikasi pembedahan

1. Berpartisipasi dalam perawatan kesehatan berkelanjutan di rumah

1. Mematuhi regimen yang ditentukan (misalnya; menelan setiap obat yang diresepkan, tetap mejalankan terapi fisik dan okupasi)

2. Menyetujui perlunya supervisi kesehatan jangka panjang

3. Rajin memenuhi janji perawatan kesehatan tindak lanjut

4. Melaporkan bila ada gejala atau komplikasi

DAFTAR PUSTAKA

_________. 2009. Mieloma Multipel (multiple myeloma). http://medicastore.com/penyakit_subkategori/12/index.html. Diakses tanggal 4 November 2010

Dugdale ,David C. Yi-Bin Chen, David Zieve. 2009. Multiple Myeloma. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000583.htm. Diakses tanggal 4 November 2010

Kyle ,Robert A., S. Vincent Rajkumar. 2004. Drug Therapy : Multiple Myeloma. http://www.nejm.com .Diakses tanggal 3 November 2010

Grethlein, Sara J., Lilian M Thomas. 2009. Multiple Myeloma. http://emedicine.medscape.com/article/204369-overview. Diakses tanggal 3 November 2010

Kumar,Vinay, Ramzi S. Cotran, Stanley R. Robbin. 2008. Robbins Buku Ajar Patologi edisi 7. Jakarta : Airlangga. Hlm. 481-484

KUMPULAN ASKEP

Home

Business

Downloads

Parent Category

Featured

Health

music

Login

Featured Video

Archives

Subscribe

Follow Us!

Be Our Fan

Categories

AKPER INTAN MARTAPURA (2)

ASKEP (29)

DOWNLOADS (4)

HEALTH (9)

KTI (3)

Cara MERAPATKAN VAGINA 100% AMPUH

PERUT KEMPES DALAM 3 HARI..! Simpelet 3

Clickduit.com pay per lead

TURUN 3-6 KG 3 Hari ?

KumpulBlogger.com:Demo Targeted Ads

Cara MERAPATKAN VAGINA 100% AMPUH

PERUT KEMPES DALAM 3 HARI..! Simpelet 3

Clickduit.com pay per lead

TURUN 3-6 KG 3 Hari ?

KumpulBlogger.com:Demo Targeted Ads

ASKEP MULTIPLE MYELOMA

04.30 kumpulan artikel kesehatan No comments

LAPORAN PENDAHULAN

MULTIPLE MYELOMA

I. PENGERTIAN. Multiple mieloma (mieloma sel plasma, plascytoma) adalah penyakit sel plasma maligna yang menginfiltrasi tulang dan jaringan jaringan yang lemah yang terjadi pada pria & wanita dan biasanya menyerang pada usia pertengahan dan lanjut. Dengan karakteristik penyakit : Kerusakan tulang yang menyebar. Anemia. Hiperkalsemia. Hiperurisemia.II. PATOFISIOLOGI.Tumor ini berasal dan lokasi awalnya pada sumsum tulang, pada stadium lebih lanjut akan melibatkan Nodus Limfa, hati, Spleen, serta ginjal.Sel-sel plasma yang belum matang mengalami proliferasi dan menyebar secara luas didalam rongga sumsum keseluruh skleton. Tulang yang sering terkena adalah tempat sumsum hemopoiletik aktif antara lain spina, tengkorak, rusuk, sternum, pelvis dan ujung bagian atas dari humerus. Gejala yang timbul berupa perasaan sakit seperti rematik disekitar punggung, tungkai bawah dan kadang-kadang menimbulkan patah tulang patogenik.Gejala yang timbul berasal dari sel-sel tumor plasma yang berproliferasi dari sumsum tulang (mieleum) kedalam jaringan tulang keras yang menimbulkan korasi pada tulang.III. ETIOLOGI. Secara umum kanker dapat disebabkan oleh : Idiopatik. (belum diketahui penyebabnya). Lingkungan. : zat kimia. Virus. Radiasi : Radiasi sinar X maupun sinar Ultra violet. Genetika.IV. MANIFESTASI KLINIS.Manifestasi klinis :1. Didahului masa tanpa keluhan. Peningkatan LED. Peningkatan protein urien dengan etiologi tidak jelas.2. Timbul gejala klinis : Kerusakan rangka tulang. (pembengkakan, nyeri lokal ; hebat, kontinue) Fraktur patologik (tulang tengkorak, vertebral, sternum, iga, ilium, sakrum, pangkal sendi bahu dan panggul).3. Nyeri hilang timbul & berpindah-pindah seperti rematik (tulang punggung)4. Gangguan neorologik (paraplegia atau penekanan medula spinalis).5. Deformitas dinding dada.6. Berkurangnya tinggi badan (kerusakan tulang punggung, pinggang)7. Radiologis terlihat : Kerapuhan tulang iga. Penjarangan struktur tulang punggung. Tumor glabular. Pemendekan intervertebralis. Osteoporosis (stadium dini). Neoropati (degeneratif sistem syaraf). Tumor sel plasma soliter (tidak berkawan). Mieloma soliter (ganas jika diradiasi / eksisi).8. Riwayat artritis rematoid (penyakit autoimun).9. EEG : encephalopati hiperkalsemik (bingung, delirium, koma, mual-mual, dehidrasi).10. Peka infeksi, sering mengalami sepsis akibat penurunan Ig (imunoglabulin).11. Gagal ginjal kronik : Peningkatan filtrasi protein yang melampaui kemampuan tubulus proksimal. Rusaknya nefron akibat tersumbatnya tubulus renalis.12. Gagal ginjal akut pada GGk ; akibat dehidrasi dan pemakaian zat kontras.13. Protein plasma abnormal (kompleks protein) dengan gejala :a. Presipitasi pada suhu rendah dengan gejala / tanda : Urtikaria Gangguan jari-jari. Sianosis akral Purpura. Kesemutan / kebas. Epistaksis. Perasaan baal Trombosis.b. Hiperviskositas plasma ; memberi gangguan sirkulasi mikro di : Otak : Dispungsi cerebral akut berat. Mata : Dilatasi seguementasi venula retina & konjungtiva ; terjadi pada retina. Jantung : Iskemia jantung. Ginjal & jari-jari c. Gangguan fungsi faktor koagulasi dan peningkatan agregasi serta fungsi abnormal trombosit ; menyebabkan perdarahan.V. TINGKATAN PENYAKIT. Berdasarkan kelas. ( Durie and Salmon, 1975). STADIUM I :1. Pasien dengan jumlah sel kurang dari 0,6 triliun sel/m2.2. Radiologi : Ditemukan mieloma soliter. Rangka tubuh normal3. Laboratorium : kadar hemoglobin lebih dari 10 mg/dl. Kadar kalsium serum kurang atau sama dengan 12 mg/dl. Ig G kurang dari 5 gr/dl dalam serum. Ig A kurang dari 3 gr/dl dalam serum. STADIUM II :1. Pasien dengan jumlah sel antara 0,6 1,2 triliun sel/m2.2. Radiologik : tidak cocok dengan stadium I dan II.3. Laboratorik : tidak cocok dengan stadium I dan II STADIUM III :1. Pasien dengan jumlah sel lebih dari 1,2 triliun /m2 sel plasma.2. Radiologik : dijumpai lesi osteolitik yang luas.3. Laboratorik : Kadar hemoglobin kurang dari 8,5 gr/dl. Kadar kalsium serum lebih dari 12 mg/dl. Ig G lebih dari 7 gr/dl. Ig A lebih dari 5 gr/dl.SUB KLASIFIKASI :a. Kreatinin serum kurang/sama dengan 2 mg/dl.b. Kreatinin serum lebih dari 2 mg/dl. CATATAN : Pasien I A : Dengan harapan hidup rerata 19 bulan. Pasien III B : Dengan harapan hidup rerata 5 bulan.V. KRITERIA DIAGNOSIS.1. Dari pemeriksaan sumsum tulang/tubuh lain terlihat sel plasma abnormal.2. Adanya protein mieloma dalam serum/urien disertai penurunan kadar Ig.3. Gambaran radiologik yang khas yaitu lesi osteolitik.VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS. Skan (MRI, CT) & Usg untuk diagnostik identifikasi metastatik & evaluasi pengobatan. Biopsi (aspirasi, eksisi) untuk diagnosa banding. Penanda tumor, misalnya Antigen Spesifik Prostat, HCG dll, membantu dalam mendiagnosa kanker. Tes Kimia skrining Elektrolit : tes ginjal (BUN), tes hepar, tes tulang. Tes Ig, jumlah sel plasma. Jumlah darah lengkap. Sinar X untuk mengetahui osterolitik.VII. KOMPLIKASI. Kerusakan produksi antibody menyebabkan sering kambuhnya infeksi. Neorologis (paraplegia karena kolapsnya struktur-struktur pendukung, infiltrasi akar syaraf atau kompresi korda karena tumor sel-sel plasma). Fraktur patologis. Renal dan hematologis. (gangguan).VIII.PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN. Perlu diingat bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Pusat perhatian pada therapi adalah untuk menekan pertumbuhan sel-sel plasma dan untuk mengontrol rasa sakit, pasien dapat bergerak aktif serta menghindari demineralisasi tulang. Kemotherapy merupakan pengobatan utama. Pengobatan dengan bahan alkilat ( malphalan) dan cyctophasphamide (cytoxan) biasanya digunakan dengan atau tanpa prednisone: Malphalan 10 mg/m2/ hari selama 4 hari. Diulang 4 6 minggu kemudian. Prednisone 60 mg/m2/hari selama 4 hari. Diulang 4 6 minggu kemudian. Therapy radiasi kepada lesi,nyeri tulang lokal & pada fraktur tulang patologik. Jika rasa sakit hebat mungkin diperlukan pemberian analgetik dan narkotika. Anjurkan untuk ambulasi kecuali bila lesi terjadi pada spina. Untuk mengontrol kadar Ca serum dan mencegah Hiperkalsemia dan Hiperurisemia klien harus dijaga agar tetap terhindar dengan minum lebih banyak 2 3 liter/ hari. Infus cairan + prednisone bila terdapat Hiperkalsemia. Langkah-langkah untuk mencegah infeksi : Menjauhkan dari penderita infeksi saluran nafas atas. Pengawasan medis. Antibiotik. Istirahat yang cukup. Perawatan yang bersifat menghibur dan suportif sangat diperlukan karena penyakit ini dapat berakhir dengan patal.ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN MULTIPLE MIELOMA.A. DATA DASAR PENGKAJIAN.1. Aktivitas dan istirahat.Gejala : kelemahan / keletihan. Perubahan pola istirahat & kebiasaan tidur malam hari karena ada yang mempengaruhi tidur (nyeri, ansietas, berkeringat malam). Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.2. Sirkulasi. Gejala : palpitasi, nyeri dada pad akerja yang berlebihan. Kebiasaan terjadi perubahan TD.3. Integritas Ego.Gejala : faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misal : merokok, minum alkohol, keyakinan religius / spiritual). Masalah perubahan penampilan misal , alopesia, lesi cacat, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi. Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.4. Eliminasi. Gejala : Perubahan pola defekasi, misalnya ; darah pada feces, nyeri saat defekasi. Perubahan eliminasi urien, misal ; nyeri atau rasa terbakar pada saat BAK, hematuri, sering kencing. Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.5. Makanan / cairan. Gejala : Kebiasaan diet buruk, misalnya ; rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet. Anoreksia, mual / muntah, intoleransi makanan. Perubahan pada BB, penurunan BB yang hebat (kaheksia, berkurangnya masa otot). Tanda : Perubahan pada kelembabab / turgor kulit, edema. 6. Neorosensori. Gejala : Pusing, sinkop. 7. Nyeri / kenyamanan.Gejala : Tidak ada nyeri atau nyeri dengan derajat bervariasi, ketidaknyamanan ringan sampai berat. (dihubungkan dengan proses penyakit).8. Pernafasan. Gejala : Merokok, pemajanan abses.9. Keamanan.Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlebihan. Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi. 10. Seksualitas. Gejala : Dampak pada hubungan, perubahan tingkat kepuasan. Multigravida, pasangan sex multiple, aktivitas sexual dini, herpes genital. 11. Interaksi Sosial. Gejala : Kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinan, masalah fungsi / tanggung jawab peran. 12. Penyuluhan / pembelajaran. Gejala : Riwayat kanker keluarga. Sisi primer ; penyakit primer. Penyakit metastatik, sisi tambahan yang terlibat. Riwayat pengobatan ; pengobatan sebelumnya. PRIORITAS KEPERAWATAN.1. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.2. Mencegah komplikasi.3. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskulus skeletal, penurunan kekuatan, kelelahan.2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kerusakan pada produksi antibody.3. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatanINTERVENSI KEPERAWATAN1. Kerusakan mobilitas fisik b/d : Gangguan muskulus skeletal, penurunan kekuatan, kelelahan. Nyeri, merasa tidak nyaman.Tujuan : Mampu mengindentifikasi alternatif untuk membantu mempertahankan tingkat aktivitas saat sekarang. Nyeri hilang / terkontrol. Intervensi mandiri :1. kaji derajat gangguan fungsi dengan menggunakan skala 0-4. . memberikan informasi untuk mengembangkan rencana perawatan.2. Evaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara aman. Meningkatkan kemandirian, rasa nyaman & keamanan dgn cukup baik.3. Buat rencana perawatan dengan periode istirahat konsisten diantara aktivitas. Menurunkan kelelahan, kelemahan yang berlebihan. Kolaborasi :1. Konsultasikan dengan ahli therapy fisik / terapi kerja. bermanfaat dalam mengembangkan program latihan terstruktur untuk mengatasi daerah yang mengalami penurunan fungsi dan therapy untuk meningkatkan harga diri.2. Berikan pengobatan sesuai dengan kebutuhan ; (kemotherapy) steroid seperti prednisone. Mungkin digunakan untuk menekan inflamsi sistemik akut. Dapat membantu dalam upaya menurunkan berkembangnya penyakit, mengurangi masa tumor. Analgetik / narkotika : dapat digunakan jika rasa sakit hebat.2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kerusakan pada produksi Antibody (pertahanan primer tidak efektif). Tujuan :1. Mengidentifikasi / ikut serta dalam perilakku yang mengurangi resiko.2. Infeksi dapat dicegah.3. Komplikasi dapat dihindari / dikurangi. Intervensi mandiri: 1. Ukur tanda vital, termasuk suhu. Sebagai data dasar untuk menunjukan bahwa tubuh bereaksi pada proses infeksi. 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak perawatan dilakukan. Instruksikan pasien / orang terdekat untuk mencuci tangan sesuai indikasi. mengurangi kontaminasi silang. 3. Berikan lingkungan bersih dan vventilasi yang baik. Mengurangi pathogen pada sistem imun.4. Tekankan pentingnya keseimbangan / pemasukan nutrisi yang adekuat. Mengetahui pentingnya masukan nutrisi untuk mempertahankan kesehatan, dapat memotivasi pasien untuk mempertahankan diet yang tepat. Kolaborasi : Konsultasi dengan ahli diet. Memberikan bantuan dalam merencanakan diet nutrisi untuk memenuhi kebutuhan individu. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/ d : Kurang pemajanan / mengingat. Keterbatasan kognitif. Tidak mengenal sumber informasi. Ditandai dengan : Pertanyaan / permintaan informasi, pernyataan salah persepsi. Tidak tepat mengikuti instruksi. Intervensi mandiri :1. Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan. Memberikan pengetahuan hidup dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi. 2. Tinjau faktor resiko individual dan bentuk infeksi. Menyadari bagaimana infeksi ditularkan akan memberikan informasi tindakan yang diberikan.3. Berikan informasi mengenai therapy obat-obatan, interaksi , efek samping dan pentingnya ketaatan dengan program Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerjasama dalam penyembuhan dan mengurangi resiko kambuhnya komplikasi. 4. Dorong periode istirahat adekuat dengan aktivitas yang terjadwal. Mencegah kepenatan dan pemahaman ambulasi.5. Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan. Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dan mengurangi faktor resiko Daftar pustaka1. Marylin. E. Doenges. Dkk. 2000. Nursing Care plan. Edisi III. Penulis buku kedokteran EGC. Jakarta.2. Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 1994 Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 4 Buku I. penerbit buku kedokteran EGC.3. Soeparman. DR.dr. dkk.1990. Ilmu penyakit Dalam. Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.4. E. Osmani. 1989. Bedah dan perawatannya. Penerbit PT Gramedia. Jakarta.5. Barbara C. Long.1989. Penuntun medikal bedah (Suatu pendekatan proses keperawatan). EGC.Jakarta.

Posted in: ASKEP

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Poskan Komentar

Top of Form

Bottom of Form

Share

Ads Powered by:KumpulBlogger.comDemo Targeted Ads

Follow

NetworkedBlogs

Blog:

KUMPULAN SKRIPSI KEPERAWATAN

Topics:

KUMPULAN, SKRIPSI, KEPERAWATAN

Follow my blog

Follow by Email

Top of Form

Bottom of Form

Top of Form

Bottom of Form

Pengikut

Copyright 2011 KUMPULAN ASKEP | Powered by Blogger

Anak Shaleh WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Coupon Codes

DEFINISI

Myeloma multiple adalah penyakit klonal yang ditandai poliferasi salah satu jenis limfosit B, dan sel-sel plasma yang berasal dari limfosit tersebut. Sel-sel ini menyebar melalui sirkulasi dan mengendap terutama di tulang, menyebabkan tulang mengalami kerusakan, inflamasi, dan nyeri. Antibody yang dihasilkan oleh sel-sel plasma tersebut biasanya adalah IgG atau IgA klonal. Fragmen-fragmen monoclonal dari antibody tersebut dapat ditemukan di urin pasien yang sakit. Fragmen-fragmen ini disebut protein Bence Jones. Penyebab myeloma multiple tidak diketahui, tetapi factor resiko yang dipercaya antara lain pajanan okupasional terhadap materi dan gas tertentu, radiasi pengion, dan kemungkinan alergi obat multiple. Angka keselamatan hidup biasanya rendah, meskipun beberapa pasien dapat hidup lebih lama dengan penyakit ini. (Elizabeth J. Corwin, 2009)

Myeloma multiple merupakan bentuk yang paling sering ditemukan di antara gemopati yang ganas; penyakit kanker ini merupakan neoplasma sel plasma pada orang tua yang ditandai oleh lesi destruktif tulang pada lokasi yang multiple. (Robbins & Cotran / Richard N. Mitchell, 2008)

Myeloma multiple ditandai dengan pertumbuhan dan proliferasi satu klona sel plasma yang progresif tidak terkendali yang akhirnya menyebabkan kematian pasien. Ini adalah penyakit pada orang berusia lanjut, dengan tanda berupa infiltarsi difus sel plasma di sumsum tulang dan pembentukan berlebihan hanya immunoglobulin monoclonal utuh (IgG, IgA, dan yang jarang IgD) atau rantai ringan. Gangguan ini biasanya menyebabkan keterlibatan difus sumsum tulang tetapi kadang-kadang dapat bermanifestasi sebagai massa tumor fokal (plasmasitoma), yang mungkin terdapat di sumsum tulang atau di tempat ekstramedula (biasanya nasofaring). Bentuk-bentuk varian myeloma multiple mencakup smoldering myeloma, myeloma nonsekretorik, leukemia sel plasma, dan plasmasitoma.

Myeloma multiple lebih sering terjadi pada orang berkulit putih dan merupakan salah satu keganasan hematologic tersering pada populasi kulit hitam. Pada populasi kulit hitam, penyakit ini juga muncul pada usia lebih muda. (Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, 2004)

I.2. ETIOLOGI

Belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Ada beberapa penelitian yang menunjukan bahwa faktor-faktor risiko tertentu meningkatkan kesempatan seseorang akan mengembangkan penyakit multiple myeloma, diantaranya:

1) Umur diatas 65 tahun: Tumbuh menjadi lebih tua meningkatkan kesempatan mengembangkan multiple myeloma. Kebanyakan orang-orang dengan myeloma terdiagnosa setelah umur 65 tahun. Penyakit ini jarang pada orang-orang yang lebih muda dari umur 35 tahun.

2) Ras (Bangsa): Risiko dari multiple myeloma adalah paling tinggi diantara orang-orang Amerika keturunan Afrika dan paling rendah diantara orang-orang Amerika keturunan Asia. Sebab untuk perbedaan antara kelompok-kelompok ras belum diketahui.

3) Jenis Kelamin: Setiap tahun di Amerika, kira-kira 11.200 pria dan 8.700 wanita terdiagnosa dengan multiple myeloma. Tidak diketahui mengapa lebih banyak pria-pria terdiagnosa dengan penyakit ini.

4) Sejarah perorangan dari monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS): MGUS adalah kondisi yang tidak membahayakan dimana sel-sel plasma abnormal membuat protein-protein M. Biasanya, tidak ada gejala-gejala, dan tingkat yang abnormal dari protein M ditemukan dengan tes darah. Adakalanya, orang-orang dengan MGUS mengembangkan kanker-kanker tertentu, seperti multiple myeloma. Tidak ada perawatan, namun orang-orang dengan MGUS memperoleh tes-tes laborat regular (setiap 1 atau 2 tahun) untuk memeriksa peningkatan lebih lanjut pada tingkat protein M.

5) Sejarah multiple myeloma keluarga: Studi-studi telah menemukan bahwa risiko multiple myeloma seseorang mungkin lebih tinggi jika saudara dekatnya mempunyai penyakit ini.

Banyak faktor-faktor risiko lain yang dicurigai sedang dipelajari. Para peneliti telah mempelajari apakah terpapar pada kimia-kimia atau kuman-kuman tertentu (terutama virus-virus), yang mempunyai perubahan-perubahan pada gen-gen tertentu, memakan makanan-makanan tertentu, atau menjadi kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko mengembangkan multiple myeloma.

I.3. MANIFESTASI KLINIS

Insiden puncak adalah 50 hingga 60 tahun. Gambaran klinis yang utama berasal dari infiltrasi sel-sel plasma neoplastik ke dalam organ tubuh (khususnya tulang), produksi immunoglobulin yang berlebihan (sering dengan sifat fisikokimiawi yang abnormal) dan supresi imunitas humoral yang normal.

Infiltrasi tulang, nyeri tulang dan fraktur patologis yang disebabkan oleh resorpsi tulang. Hiperkalsemia sekunder turut menimbulkan penyakit ginjal serta poliuria dan dapat menyebabkan beberapa manifestasi neurologis yang meliputi kebingungan, kelemahan, letargi serta konstipasi.

Infeksi bakteri yang rekuren terjadi karena berkurangnya produksi immunoglobulin yang normal.

Sindrom hiperviskositas kadang-kadang terjadi karena produksi dan agregasi protein M yang berlebihan.

Insufisiensi ginjal (hingga 50% pasien) bersifat multifaktorial. Proteinuria Bence Jones agaknya menjadi tanda terpenting karena light chains yang diekskresikan bersifat toksik bagi sel-sel epitel tubulus ginjal.

Kelainan sumsum tulang yang luas menyebabkan anemia normositik normokromik dan kadang-kadang pensitopenia yang moderat.

(Robbins & Cotran / Richard N. Mitchell, 2008)

I.4. PATOFISIOLOGI

Limfosit B mulai di sumsum tulang dan pindah ke kelenjar getah bening. Saat limfosit B dewasa dan menampilkan protein yang berbeda pada permukaan sel. Ketika limfosit B diaktifkan untuk mengeluarkan antibodi, dikenal sebagai sel plasma.

Multiple myeloma berkembang di limfosit B setelah meninggalkan bagian dari kelenjar getah bening yang dikenal sebagai pusat germinal. Garis sel normal paling erat hubungannya dengan sel multipel mieloma umumnya dianggap baik sebagai sel memori diaktifkan B atau para pendahulu untuk sel plasma, plasmablast tersebut.

Sistem kekebalan menjaga proliferasi sel B dan sekresi antibodi di bawah kontrol ketat. Ketika kromosom dan gen yang rusak, seringkali melalui penataan ulang, kontrol ini hilang. Seringkali, bergerak gen promotor (atau translocates) untuk kromosom yang merangsang gen antibodi terhadap overproduksi.

Sebuah translokasi kromosom antara gen imunoglobulin rantai berat dan suatu onkogen sering diamati pada pasien dengan multiple myeloma. Hal ini menyebabkan mutasi diregulasi dari onkogen yang dianggap peristiwa awal yang penting dalam patogenesis myeloma. Hasilnya adalah proliferasi klon sel plasma dan ketidakstabilan genomik yang mengarah ke mutasi lebih lanjut dan translokasi. 14 kelainan kromosom yang diamati pada sekitar 50% dari semua kasus myeloma. Penghapusan (bagian dari) ketiga belas kromosom juga diamati pada sekitar 50% kasus. Produksi sitokin (terutama IL-6) oleh sel plasma menyebabkan banyak kerusakan lokal mereka, seperti osteoporosis, dan menciptakan lingkungan mikro di mana sel-sel ganas berkembang. Angiogenesis (daya tarik pembuluh darah baru) meningkat. Antibodi yang dihasilkan disimpan dalam berbagai organ, yang menyebabkan gagal ginjal, polineuropati dan berbagai gejala myeloma terkait lainnya.

I.5. PATHWAY

terlampir ( hubungi admin)

I.6. KOMPLIKASI

1) Dapat terjadi gagal ginjal akibat pengendapan protein Bence Jones di tubulus ginjal.

2) Pasien mungkin menjadi anemic berat.

(Elizabeth J. Corwin, 2009)

I.7. PEMERIKSAAN

Pasien biasanya memperlihatkan anemia normokromik normositik yang dapat menjadi makrositik. Hemoglobin biasanya kurang dari 10g/dL, dan hematokrit biasanya kurang dari 30%. Morfologi sel darah merah umumnya biasa, dengan pengecualian pembentukan rouleaux akibat dilapisinya eritrosit oleh protein; hal ini juga berperan menyebabkan peningkatan mencolok laju endap darah. Laju endap darah yang lebih dari 100 mm/jam sering dijumpai pada myeloma multiple. Pada awalnya, hitung sel darah putih dan hitung trombosit tidak menurun, tetapi seiring dengan perkembangan penyakit atau akibat pemakaian kemoterapi dapat terjadi pansitopenia. Beberapa pasien memperlihatkan gambaran darah leukoeritroblastik, dan kadang-kadang tampak sel plasma di daerah perifer (apabila jumlahnya melebihi 5% disebut leukemia sel plasma).

Aspirat sumsum tulang biasanya memperlihatkan sumsum yang sangat hiperselular disertai banyak sel plasma dalam semua tahap pematangan. Yang khas adalah sel plasma abnormal dengan nucleolus yang cekung (punched out) yang sangat mencolok. Dapat ditemukan sel plasma binukleus. Pada myeloma multiple, sel plasma membentuk lebih dari 20% populasi sel sumsum tulang, dan sumsum tulang mungkin hamper seluruhnya terisi oleh sel plasma ganas.

Apabila terjadi insufisiensi ginjal, kadar kreatinin dan nitrogen urea darah akan meningkat, selain asam urat, yaitu produk penguraian nukleotida purin. Kalsium serum akan sangat meningkat karena resorpsi. Apabila kadar mikroglobulin beta2 meningkat, prognosis lebih buruk. Elektroforesis protein serum biasanya memperlihatkan protein monoclonal (M). biasanya tonjolan M lebih besar daripada 2 g/dL, tetapi kadar ini bergantung pada tipe myeloma yang ada. Myeloma rantai-ringan tidak menyebabkan penonjolan M serum, tetapi rantai ringan monoclonal hanya ditemukan dalam urin. Dapat dilakukan uji-uji tambahan untuk membuktikan adanya krioglobulin atau hiperviskositas. Frekuensi paraprotein monoclonal pada myeloma multiple adalah sebagai berikut:

a) IgG52%

b) IgA25%

c) Bence-Jones (myeloma rantai ringan)22%

d) Lain-lain1%

Imunoelektroforesis dapat digunakan untuk mengidentifikasi tipe protein, dan imunodifusi atau nefelometri digunakan untuk mengukur jumlah absolute immunoglobulin. Protein dapat diidentifikasi dalam urin, dan jumlahnya diukur dalam specimen 24 jam. Kadang-kadang dijumpai kadar protein urin 24 jam yang lebih dari 4 g; dalam hal ini kita harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pengendapan rantai-ringan di jaringanamiloidosisyang berkaitan dengan sindrom nefrotik. Pemeriksaan sedimen urin mungkin mengungkapkan adanya silinder protein hialin atau kristal asam urat. (Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, 2004)

I.8. PENATALAKSANAAN

1) Kemoterapi dapat memperpanjang hidup. Satu jenis kemoterapi yang digunakan adalah obat lama, talidomid, yang bekerja sebagai imunomodulator dan penyekat perkembangan pembuluh darah. Terapi obat lain antara lain penyekat proteasom (bortezomib) dan agens alkilasi.

2) Terapi radiasi digunakan untuk menurunkan ukuran lesi tulang dan meredakan nyeri.

3) Transplantasi sumsum tulang mungkin dapat berhasil pada beberapa klien.

(Corwin, Elizabeth J. 2009)

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

II.1. PENGKAJIAN

1. Riwayat Penyakit

Perlu dikaji perasaan nyeri atau sakit yang dikeluhkan pasien, kapan terjadinya, biasanya terjadi pada malam hari. Tanyakan umur pasien, riwayat dalam keluarga apakah ada yang menderita kanker, prnah tidaknya terpapar dalam waktu lama terhadap zat-zat karsinogen dan sesuai dianjurkan

1. Pemeriksaan Fisik

Lakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya nyeri, bengkak, pergerakan terbatas, kelemahan.

1) Aktivitas / istirahat

Gejala: Malaise, merasa lelah, letih

Tanda: gelisah siang dan malam, gangguan pola istrahat dan pola tidur, malaise (kelemahan dan keletihan) dan gangguan alat gerak.

2) Sirkulasi

Gejala: Palpitasi , adanya pembengkakan mempengaruhi sirkulasi dan adanya nyeri pada dada karena sumbatan pada vena

Tanda: Peningkatan tekanan darah.

3) Integritas Ego

Gejala: Menarik diri dari lingkungan, karena faktor stress (adanya gangguan pada keuangan, pekerjaan, dan perubahan peran), selain itu biasanya menolak diagnosis, perasaan tidak berdaya, tidak mampu, rasa bersalah, kehilangan control dan depresi.

Tanda: Menyangkal, marah, kasar,. dan suka menyendiri.

4) Eliminasi

Gejala: Perubahan pada eliminasi urinarius misalnya nyeri, pada saat berkemih dan poliurin, perubahan pada pola defekasi ditandai dengan adanya darah yang bercampur pada feses, dan nyeri pada saat defekasi.

Tanda: adanya perubahan pada warna urin, perubahan pada peristaltik usus, serta adanya distensi abdomen

5) Makanan / Cairan

Gejala: kurang nafsu makan, pola makan buruk, (misalnya rendah tinggi lemak, adanya zat aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual / muntah

Tanda: Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot, dan perubahan pada turgor kulit.

6) Hiegine

Gejala: Melakukan higene diri sendiri harus dibantu orang lain, karena gangguan ekstremitas maka menjaga hygiene tidak dapat dilakuakan, malas mandi

Tanda: Adanya perubahan pada kebersihan kulit, kuku dan sebagainya.

7) Neurosensori

Gejala: Pusing

Tanda: Pasien sering melamun dan suka menyendiri.

8) Kenyamanan

Gejala: adanya nyeri dari nyeri ringan sampai nyeri berat, sangat mempengaruhi kenyamanan pasien

Tanda: Pasien sering mengeluh tentang nyeri yang dirasakan, dan keterbatasan gerak karena nyeri tersebut.

9) Pernapasan

Gejala: Pasien kadang asma, karena kebiasaan merokok, atau pemajanan asbes.

10) Keamanan

Gejala: Karena adanya pemajanan pada kimia toksik, karsinogen pemajanan matahari lama / berlebihan.

Tanda: Demam, ruam kulit dan ulserasi.

11) Seksualitas

Gejala: adanya perubahan pada tingkat kepuasan seksualitas karena adanya keterbatasan gerak.

1. Riwayat Psikososial

Kaji adanya kecemasan, takut ataupun depresi

1. Pemeriksaan diagnostik

Periksa adanya anemi, hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan hiperurisemia

1. Pembelajaran / Health education

Memberi pengetahuan tentang penyakit kanker mengenai gejala gejala, riwayat penyakit kanker keluarga, dan memberi pengertian kepada keluarga tentang upaya pengobatan.

II.2. DIAGNOSA

1. Nyeri berhubungan dengan proses patologik.

2. Resiko terhadap cedera: fraktur patologik berhubungan dengan tumor.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit dan program terapeutik.

4. Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat.

5. Gangguan harga diri berhubungan dengan hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran.

II.3. INTERVENSI

1. Nyeri b/d proses patologis penyakit

Kriteria hasil : nyeri berkurang atau terkontrol

Intervensi :

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

R/ mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat memudahkan intervensi selanjutnya

2) Berikan posisi yang nyaman

R/ Dengan posisi yang nyaman diharapkan rasa nyeri dapat berkurang

4) Monitor tanda-tanda vital

R/ mengetahui perubahan tanda vital akibat nyeri

6) Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri

R/ Meningkatkan rasa nyaman dan menghilangkan nyeri sedang sampai berat

2. Resiko terhadap cidera: fraktur patologik b/d tumor

Kriteria Hasil : tidak adanya cidera akibat tumor yang dialami pasien

Intervensi :

1) Sangga tulang yang sakit dan tangani dengan lembut selama pemberian asuhan keperawatan

R/ Tumor tulang akan melemahkan tulang sampai ke titik dimana aktivitas normal atau perubahan posisi dapat mengakibatkan fraktur

2) Gunakan sanggahan eksternal (mis. Splint) untuk perlindungan tambahan

R/ Penyangga luar (mis. bidai) dapat dipakai untuk perlindungan tambahan

3) Ikuti pembatasan penahanan berat badan yang dianjurkan

R/ Adanya pembatasan akan membantu klien dalam penahanan berat badan yang tidak mampu ditahan oleh tulang yang sakit

4) Ajarkan bagaimana cara untuk menggunakan alat ambulatory dengan aman dan bagaimana untuk menguatkan ekstremitas yang tidak sakit

R/ Penggunaan alat ambulatory dengan aman mampu menguatkan ekstremitas yang sehat

3. Kurang pengetahuan b/d proses penyakit dan program terapeutik

Tujuan : pasien memahami proses penyakit dan program terapi

Kriteria Hasil : Pengetahuan yang tepat mengenai proses penyakit dan menggambarkan program pengobatannya.

Intervensi :

1) Kenali tingkat pengetahuan pasien saat ini tentang kanker atau tumor

R/ Data akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi

2) Gambarkan proses penyakit tumor sesuai dengan kebutuhan

R/ Membantu pasien dalam memahami proses penyakit

3) Berikan informasi mengenai terapi dan atau pilihan pengobatan yang potensial terjadi dan atau keuntungan dari setiap terapi tersebut

R/ Membantu pasien dalam membuat keputusan pengobatan

4) Gunakan brosur, gambar, video tape dalam penyuluhan pasien atau keluarga

R/ Alat visual memberikan penguatan pada instruksi yang diberikan

5) Anjurkan pasien untuk menyampaikan pilihannya atau mendapatkan pilihan kedua sesuai kebutuhan

R/ Meningkatkan advokasi pasien dalam pelayanan medis

6) Instruksikan pasien untuk melaporkan tanda dan gejala pada pemberi pelayanan kesehatan; memberi nomor telepon yang penting

R/ Meningkatkan keamanan dalam upaya penyembuhan

4. Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat.

Kriteria Hasil : Ansietas, kekhawatiran, dan kelemahan menurun pada tingkat yang dapat diatasi, mendemonstrasikan kemandirian yang meningkat dalam aktivitas dan proses pengambilan keputusan

Intervensi :

1) Gunakan pendekatan yang tenang dan berikan satu suasana lingkungan yang dapat diterima

R/ Membantu pasien dalam membangun kepercayaan kepada tenaga kesehatan

2) Evaluasi kemampuan pasien dalam pembuatan keputusan

R/ Membantu pengkajian terhadap kemandirian dalam pengambilan keputusan

3) Kaji sikap harapan yang realistis

R/ Meningkatkan kedamaian diri

4) Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri yang sesuai

R/ Meningkatkan kemampuan untuk menguasai masalah

5) Nilai kebutuhan atau keinginan pasien terhadap dukungan sosial

R/ Memenuhi kebutuhan pasien

6) Kenalkan pasien pada seseorang atau kelompok yang telah memiliki pengalaman penyakit yang sama

R/ Memberikan informasi dan dukungan dari orang lain dengan pengalaman yang sama

7) Berikan sumber-sumber spiritual jika diperlukan

R/ Untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien

5. Gangguan harga diri b/d hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran

Kriteria Hasil : harga diri klien meningkat

Intervensi :

1) Dukung keluarga dalam mengupayakan melewati penyesuaian yang harus dilakukan; kenali perubahan dalam citra diri akibat pembedahan dan kemungkinan amputasi

R/ Kemandirian versus ketergantungan merupakan isu pada pasien yang menderita keganasan. Gaya hidup akan berubah secara dramatis, paling tidak sementara

2) Berikan kepastian yang realistis tentang masa depan dan perjalanan kembali aktivitas yang berhubungan dengan peran; beri dorongan untuk perawatan mandiri dan sosialisasi

R/ Peyakinan yang masuk akal mengenai masa depan dan penyesuaian aktivitas yang berhubungan dengan peran harus dilakukan untuk memandirikan pasien

3) Libatkan pasien dan keluarga sepanjang pengobatan untuk meningkatkan rasa tetap memiliki kontrol dalam kehidupan seseorang

R/ Keterlibatan pasien dan keluarganya sepanjang terapi dapat mendorong kepercayaan diri, pengembalian konsep diri, dan perasaan dapat mengontrol hidupnya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku / Elizabeth J. Corwin. Jakarta: EGC.

http://aangjoen.wordpress.com/2011/01/18/as_kep-multiple-mieloma/. Diakses tanggal 23 April 2014.

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT). 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins & Cotran / Richard N. Mitchell, Edisi 7. Jakarta: EGC.

Sacher, Ronald A., McPherson, Richard A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11. Jakarta: EGC.

Search