muliana gh (final psikopen).docx

11
UJIAN FINAL PSIKOLOGI PENDIDIKAN Nama : Muliana G.H., S.Pd NIM : 14B13028 Kelas/Prodi : B/Pendidikan Biologi Program Pascasrjana Universitas Negeri Makassar 1. Sebagai seorang guru atau calon guru, bagaimana cara Anda menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswanya, sehingga tercipta lingkungan pembelajaran yang efektif! Jawab : Tujuan proses pendidikan atau tujuan proses belajar mengajar di kelas adalah agar tujuan pembelajaran tercapai. Tujuan pembelajaran dapat tercapai apabila kondisi lingkungan belajar dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif memungkinkan siswa dapat memusatkan pikiran dan perhatian terhadap objek yang sedang dipelajari. Kondisi belajar yang kondusif akan meningkatkan keberhasilan proses belajar itu sendiri. Sebagai seorang guru, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk terciptanya kondisi belajar yang kondusif, diantaranya : a)Guru menciptakan kondisi pembelajaran yang menarik, tidak menoton. Misalnya guru menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, disesuaikan dengan materi pembelajaran dan disesuaikan dengan tingkat kerumitan/kedalam ilmu pengetahuan tersebut. b)Materi pembelajaran yang diberikan seyogyanya dapat menarik, menyenangkan, dan menantang. Materi pembelajaran yang menyenangkan dan menantang dapat menimbulkan motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang

Upload: muliana-gunawan-hamid

Post on 01-Feb-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Muliana GH (final Psikopen).docx

UJIAN FINAL

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Nama : Muliana G.H., S.Pd NIM : 14B13028Kelas/Prodi : B/Pendidikan BiologiProgram Pascasrjana Universitas Negeri Makassar

1. Sebagai seorang guru atau calon guru, bagaimana cara Anda menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswanya, sehingga tercipta lingkungan pembelajaran yang efektif!Jawab :

Tujuan proses pendidikan atau tujuan proses belajar mengajar di kelas adalah agar tujuan pembelajaran tercapai. Tujuan pembelajaran dapat tercapai apabila kondisi lingkungan belajar dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif memungkinkan siswa dapat memusatkan pikiran dan perhatian terhadap objek yang sedang dipelajari. Kondisi belajar yang kondusif akan meningkatkan keberhasilan proses belajar itu sendiri. Sebagai seorang guru, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk terciptanya kondisi belajar yang kondusif, diantaranya :a) Guru menciptakan kondisi pembelajaran yang menarik, tidak menoton.

Misalnya guru menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, disesuaikan dengan materi pembelajaran dan disesuaikan dengan tingkat kerumitan/kedalam ilmu pengetahuan tersebut.

b) Materi pembelajaran yang diberikan seyogyanya dapat menarik, menyenangkan, dan menantang. Materi pembelajaran yang menyenangkan dan menantang dapat menimbulkan motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa sehingga siswa dapat meningkatkan rasa keingin tahuannya dan semakin terarik untuk belajar atau mendalami sebuah ilmu pengetahuan.

c) Kemampuan guru dalam menguasai dan memahami sifat dan watak siswa, serta dinamika kelas yang beragam penting untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif, sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya siswa yang membuat kegaduhan, guru dapat mengatasi hal tersebut.

d) Kemampuan managemen pengelolan kelas oleh guru juga penting untuk menciptakan kondisi leingkungaan belajar yang kondusif, termasuk ketersediaan dan kelengkapan media pembelajaran penunjang di kelas. Media pembelajaran yang lengkap tentu sangat menunjang kelancaran proses belajar di kelas sehingga menunjang terciptanya lingkungan belajar yang kondusif.

Page 2: Muliana GH (final Psikopen).docx

e) Kondisi lingkungan belajar yang bersih dan rapi dapat membuat ruangan kelas menjadi nyaman digunakan untuk belajar. Sehingga guru dan siswa seyogyanya menjaga kebersihal lingkungan belajar agar kondisi belajar yang kondusif dapat tercapai.

f) Guru senantiasa memberikan motivasi kepada siswa, agar siswa lebih termotivasi dan menghidupkan semangat belajar dalam menggapai cita-cita. Apersepsi pada awal pembelajaran yang menarik dan menantang, serta memotivasi juga sangat penting untuk membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.

g) Guru membanggun komunikasi yang baik dengan siswa. Karena belajar juga termasuk proses komunikasi, sehingga hubungan komunikasi yang baik antar guru dan siswa juga dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Siswa yang merasa nyaman dalam proses belajar di kelas, bahasa komunikasi guru yang mudah dimengerti, dapat memudahkan siswa dalam proses belajar.

2. Apakah pembelajaran di Sekolah dapat mengubah perilaku peserta didik? Jelaskan bagaimana caranya!Jawab :

Pembelajaran di sekolah tentu saja dapat mengubah perilaku peserta didik. Pembelajaran yang dimaksud meliputi pembelajaran di kelas dan lingkungan sekolah. Beberapa cara yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku peserta didik disekolah adalah :a) Proses belajar di kelas dalam bentuk kerjasama dalam kelompok,

memungkinkan siswa yang individualis dapat mengubah perilakunya menjadi individu yang lebih sosial. Hal ini dapat terjadi karena kebiasaan untuk menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama memungkinkan hubungan sosial terus terjadi, serta tanggung jawab masing-masing anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas kelompok tersebut.

b) Guru sering kali memberikan tugas kepada siswa. Pembiasaan pemberian tugas kepada siswa, membuat siswa lebih sering membaca atau mencari referensi lain untuk menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini dapat merubah perilaku siswa menjadi lebih sering belajar, karena tanggung jawab berupa tugas yang diberikan kepadanya.

c) Pembelajaran di lingkungan sekolah, berupa masuk pukul 07.00 pagi setiap hari. Lingkungan sekolah yang disiplin terhadap waktu, dapat mengubah perilaku siswa menjadi lebih disiplin.

d) Penampilan guru, gaya berbusana guru yang rapih dan sopan, tata krama, dan cara bicara guru yang sopan dan lembuat dapat memjadi contoh yang baik bagi siswanya.

e) Materi pelajaran yang didapatkan siswa di sekolah, juga dapat merubah perilaku siswa. Misalnya, siswa yang belajar tentang kesehatan dan pencernaan, bahwa tangan yang dicuci bersih sebelum makan, dapat mengurangi penyebab penyakit diare (sakit perut). Sehingga siswa yang awalnya cuek dengan kebersihan tangannya kini berubah perilakunya menjadi

Page 3: Muliana GH (final Psikopen).docx

rajin mencuci tangan sebelum makan agar terhindar dari penyakit diare. Misalnya pelajaran meetabolisme, yang menjelaskan bahwa tubuh dapat melakukan aktivitas karena adanya energi yang di peroleh dari makanan. Sehingga siswa yang malas makan akan merubah perilakunya menjadi lebih memperhatikan pola makannya agar ia tetap memiliki energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

3. Bagaimana cara Anda menyikapi perbedaan individu perserta didiknya. Misalnya siswa yang malas belajar dan mengerjakan PR, suka mengganggu teman saat belajar, dan atau menyontek saat ujian. Tindakan apa yang Anda lakukan!Jawab :

Perbedaan seringkali ditemukan dalam proses belajar-mengajar di sekolah, salah satunya adalah perbedaan peserta didik dan perbedaan karankteristik peserta didik. Ada siswa yang malas belajar dan malas mengerjakan PR, ada siswa yang sering menggangu teman saat belajar, dan ada juga siswa yang sering menyontek saat ujian. Dalam menghadapi perbedaan individual siswa, guru harus bersikap bijaksana. Artinya, guru harus bersikap sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan memberikan perhatian yang cukup kepada siswa yang bermasalah. Guru perlu memberikan pembelajaran yang sesuai dengan perbedaan di antara para siswanya. Salah satu cara yang dapat ditempuh guru adalah dengan menerapkan mastery learning, yaitu siswa dan guru bersama-sama menentukan waktu dan materi apa yang harus dibutuhkan oleh siswa. Hal yang harus dipahami oleh guru adalah tidak semua siswa harus memiliki penguasaan yang sama terhadap pelajaran. Di dalam kelas yang heterogen, siswa memiliki perbedaan kemampuan menyerap pembelajaran.a) Untuk menghadapi siswa yang malas belajar dan malas mengerjakan PR,

siswa tersebut dapat diberikan dorongan dan motivasi (motivasi ekstrinsik) agar memiliki kekinginan untuk belajar. Sebaiknya guru mencari tahu penyebab siswa yang malas belajar, bisa saja karena kondisi psikologisnya yang terganggu (misalnya kondisi rumah siswa yang buruk), atau karena tidak terjalinnya komunikasi yang harmonis antara guru dengan siswa. Bisa saja siswa malas belajar karena gaya mengajr guru yang membosankan dan tidak menarik.

b) Untuk siswa yang sering mengganggu teman disaat belajar, hendaknya diberikan tanggung jawab yang lebih. Misalnya siswa yang sering mengganggu tersebut diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin/ketua kelas, yang memiliki tanggung jawab untuk mengamankan kondisi kelas. siswa tersebut akan merasa lebih bertanggung jawab, dan memiliki kesibukan, sehingga tidak mengganggu temannya di saat belajar.

c) Untuk menghadapi siswa yang menyontek saat ujian, guru hendaknya lebih kreatif dalam membuat soal ujian. Soal ujian yang diberikan lebih bersifat analitis, sehingga meskipun siswa mnyontek, jawabannya tidak terdapat dalam buku teks. Siswa harus melalui proses berfikir dan analisis untuk menjawab soal ujian tersebut.

Page 4: Muliana GH (final Psikopen).docx

4. Manakah yang lebih dominan menentukan keberhasilan belajar seseorang, bakat atau minat? Dan Apakah Anda mengikuti keinginan seorang anak memilih jurusan sesuai pilihannya atau harus mengikuti keinginan Anda!Jawab :

Bakat adalah sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa sejak lahir, misalnya menulis. Ada juga kata “bakat yang terpendam”, artinya bakat alami yang dibawah sejak lahir tapi tidak dikembangkan. Misalnya seseorang memilki bakat menjadi seorang pelari, tetapi tidak dikembangkan, sehingga kemampuannya untuk berlari juga tidak berkembang.Bakat memiliki tiga arti yaitu achievement (kemampuan aktual), capacity (Kemampuan potensial), dan aptitude (sifat dan kualitas).

Minat adalah seberapa besar seseorang merasa suka/tertarik atau tidak suka/mengabaikan kepada suatu rangsangan. Minat adalah dorongan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang menjadi keinginannya. Minat merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat dan keberadaannya merupakan faktor utama dalam pengembangan bakat.Kata minat lebih menggambarkan motivasi, yang mempengaruhi perhatian, berpikir dan berprestasi.

Minat dan bakat sama-sama pentingnya dalam keberhasilan belajar seseorang. Tapi minat memiliki peran yang lebih besar serta dapat mengarahkan bakat siswa. Misalnya saja, siswa memiliki beberapa bakat, seperti bakat menulis, bakat bermusik, dan bakat matematis. Tapi diantara beberapa bakat itu, siswa tersebut memiliki minat pada musik. Sehingga minat tersebut dapat lebih merangsang dan memotivasi siswa untuk belajar bermusik, belajar tentang irama, serta belajar tentang alat-alat musik. Apabila saya memiliki seorang anak, saya akan mendukung minatnya agar dia lebih fokus dan lebih semangat mengembangkan bakatnya, sesuai dengan minatnya. Karena ketika kita bekerja/belajar sesuai dengan minat kita, sesuai dengan hati nurani kita, maka kita akan menjalani proses bekerja/belajar tersebut dengan rileks dan senang hati, yang akhirnya dapat memberikan hasil yang optimal terhadap pekerjaan kita.

5. Jelaskan apa yang dimaksud kecerdasan majemuk; dan bagaimana esensi pembelajaran multiple Intelegencia tersebut!Jawab :

Kecerdasan majemuk (multiple intelligence) adalah pendekatan perkembangan dalam belajar yang ditandai anak tumbuh dan berkembang sebagai suatu keseluruhan, tidak hanya satu dimensi saja yang berkembang dalam suatu waktu tertentu atau sebaliknya tidak semua dimensi memiliki kecepatan perkembangan yang sama. Kecerdasan majemuk meliputi kecerdasan verbal linguistic, kecerdasan logika matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan Gerak Tubuh, kecerdasan musical berirama, kecerdasan antar diri-intrapersonal, kecerdasan dalam diri interpersonal, dan kecerdasan alam natural.

Page 5: Muliana GH (final Psikopen).docx

1. Guru dapat menggunakan kerangka multiple intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukkan dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital terhadap proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.

2. Dengan menggunakan model multiple intelligences, guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.

3. Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.

4. Siswa akan mampu menunjukkan dan ‘berbagi’ tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’.

5. Pada saat guru ‘mengajar untuk memahami’, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya

6. Jelaskan apa yang dimaksud anak berkebutuhan khusus? Dan bagaimana sikap Anda bila sekolah Anda atau Anda sendiri yang ditunjuk sebagai pengajar pada pendidikan Inklusi tersebut!Jawab :

Anak berkebutuhan khusus adalah kelompok anak yang memiliki disabilitas

Tertentu. Pengelompokan anak berkebutuhan khusus dan jenis pelayanannya, meliputi Tuna Netra, Tuna Rungu, Tuna Grahita, Kesulitan Belajar (a.l. Hyperaktif, ADD/ADHD, Dyslexia/Baca, Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung, Dysphasia/Bicara, Dyspraxia/ Motorik), lambat belajar, Autis, Korban Penyalahgunaan Narkoba, dan Indigo.

Sekolah inklusi adalah sekolah reguler yang mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa reguler dan siswa penyandang cacat dalam program yang sama, dari satu jalan untuk menyiapkan pendidikan bagi anak penyandang cacat. Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama-sama teman seusianya. pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya.

Sikap saya, apabila ditunjuk sebagai guru pembibing untuk kelas inklusi adalah tentu saja pertamakali harus menerima tanggung jawab. Meskipun akan terdapat hambatan dalam proses belajar-mengajar, karena bisa saja siswa berkebutuhan khusus tersebut mengganggu atau lambat dalam proses belajar di

Page 6: Muliana GH (final Psikopen).docx

kelas, saya tetap berusaha menjalankan kewajiban sebagai guru. Termasuk belajar lebih lanjut untuk penanganan siswa disabilitas di kelas reguler. Tapi, tentu saja alangkah baiknya jika dipisahkan antara siswa normal dengan siswa berkebutuhan khusus. Hal ini dimaksudkan agar siswa yang normal dapat belajar dalam lingkungan yang kondusif. Tentu saja siswa berkebutuhan khusus membutuhkan ekstra perhatian dan penanganan khusus yang berbeda dengan siswa normal, disesuaikan dengan jenis disabilitas yang dimiliki oleh siswa tersebut.

7. Berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, Bagi Anda yang sudah mengajar, sudahkah menjadi guru yang profesional? Dan bagi Anda calon guru, bisakah Anda menjadi guru yang profesional? Jelaskan!Jawab :

Sebagai seorang guru, terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan kompetensi khas, yang membedakan guru dengan profesi lainnya ini terdiri dari 7 aspek kemampuan, yaitu:1. Mengenal karakteristik anak didik2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran 3. Mampu mengembangan kurikulum4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik5. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik6. Komunikasi dengan peserta didik7. Penilaian dan evaluasi pembelajaran

Kompetensi Profesional, dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis. Kompetensi profesional yang harus terus dikembangkan guru dengan belajar dan tindakan reflektif. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:1. Konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren

dengan materi ajar2. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah3. Hubungan konsep antar pelajaran terkait4. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari5. Kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap

melestarikan nilai dan budaya nasional

Page 7: Muliana GH (final Psikopen).docx

Kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru bisa bermasyarakat dan bekerja sama dengan peserta didik serta guru-guru lainnya. Kompetensi sosial yang harus dikuasai guru meliputi:1. Berkomunikasi lisan dan tulisan2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar5. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia6. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan7. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru

Kompetensi Kepribadian, terkait dengan guru sebagai teladan, beberapa aspek kompetensi ini misalnya:1. Dewasa2. Stabil3. Arif dan bijaksana4. Berwibawa5. Mantap6. Berakhlak mulia7. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat8. Mengevaluasi kinerja sendiri9. Mengembangkan diri secara berkelanjutan

Untuk menjadi guru yang profesional, tentu saja seyogyanya guru memiliki keempat kompetensi tersebut di atas. Salah satu dari keempat kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi profesionalisme. Berdasarkan pengalaman saya mengajar di sekolah (SMA dan SMP IT Al.Fityan Gowa), saya merasa sudah menjalankan kompetensi profesionalisme untuk menjadi guru yang profesional. Meliputi metode pembelajaran yang koheren dan bersesuaian dengan materi ajar, materi ajar berdasarkan kurikulum disekolah, menghubungkan konsep antar pelajaran yang terkait, serta berupaya melestarikan nilai dan budaya nasional.

Sebagai seorang guru, perlu adanya kesadaran dan keseriusan untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya. Karena kian hari tantangan dan perubahan zaman membuat proses pendidikan juga harus berubah.

Setelah mengikuti perkuliahan ini, saya merasa senang karena wawasan keilmuwan saya bertambah, khususnya tentang psikologi pendidikan. Pada mata kuliah ini, saya sadar bahwa salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa adalah kondisi psikologi siswa, lingkungan rumah siswa, dan lingkungan sekolah siswa. Serta dibutuhkan hubungan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Sehingga guru seyogyanya menciptaakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa, agar siswa dapat memaksimalkan keinginan belajar serta kompetensinya untuk belajar.