morgan 5th edition - bab 01
DESCRIPTION
anestesiologiTRANSCRIPT
Bab 1 Praktik Anestesiologi
KONSEP KUNCI1. Oliver Wendell Holmes pada tahun 1846 adalah yang pertama mengajukan penggunaan istilah
anestesia untuk menyatakan keadaan yang menggabungkan amnesia, analgesia, dan narkosis untuk membuat pembedahan tanpa nyeri menjadi dapat dilakukan.
2. Ether digunakan untuk berbagai macam tujuan (”ether frolic”) dan tidak dipergunakan sebagai agen anestetik pada manusia sampai tahun 1842, ketika Crawford W. Long dan William E. Clark secara independen menggunakannya pada pasien. Pada 16 Oktober, 1846, William T.G. Morton melaksanakan demonstrasi publik pertama dari anestesia general untuk operasi pembedahan dengan menggunakan ether.
3. Penggunaan awal dari anestesia lokal modern adalah oleh Carl Koller, pada waktu itu adalah seorang petugas di opthalmologi, yang menunjukkan anestesia topikal pada mata dengan kokain pada tahun 1884.
4. Curare sangat memfasilitasi intubasi trakeal dan relaksasi otot selama pembedahan. Untuk pertama kalinya, operasi dapat dilaksanakan pada pasien tanpa memerlukan level anestesi general yang relatif dalam yang bisa menghasilkan relaksasi otot.
5. John Snow, sering dianggap sebagai bapak spesialis anestesia, adalah yang pertama kali memeriksa ether dan fisiologi anestesia general secara ilmiah.
6. Doktrin ”kapten kapal”, yang membuat dokter bedah bertanggung jawab untuk setiap aspek perawatan perioperatif pasien (termasuk anestesia) tidak lagi menjadi gagasan yang berlaku ketika terdapat anestesiologis.
Filsuf Yunani Dioscorides pertama kali menggunakan istilah anestesia pada abad
pertama SM untuk mendeskripsikan efek seperti-narkotik dari tanaman
mandragora. Istilah tersebut selanjutnya didefisikan dalam An Universal
Etymological English Dictionary Bailey (1721) sebagai ”defek sensasi” dan juga
pada Encyclopedia Britannica (1771) sebagai ”privasi indra”. Oliver Wendel
Holmes pada tahun 1846 adalah yang pertama mengajukan penggunaan istilah
untuk menunjukkan keadaan yang menggabungkan amnesia, analgesia, dan
narkosis untuk memungkinan pembedahan yang tanpa nyeri. Di Amerika Serikat,
penggunaan istilah anestesiologi untuk menunjukkan praktik atau pembelajara
anestesia pertama diajukan pada dekade kedua abad ke dua puluh untuk
menekankan pertumbuhan basis ilmiah dari spesialitas tersebut.
Walaupun anestesia sekarang berada pada fondasi ilmiah yang dapat
dibandingkan dengan spesialitas lainnya, praktik anestesia tetap merupakan
campuran dari ilmu pengetahuan dan seni. Terlebih lagi, praktiknya telah meluas
jauh dari membuat pasien tidak merasakan nyeri selama pembedahan atau
persalinan obstetrik (Tabel 1-1). Spesialitas yang secara unik memerlukan
familiaritas kerja dengan daftar panjang dari spesialitas lainnya, termasuk
pembedahan dan subspesialitasnya, obat-obatan internal, pediatrik, dan obstetrik
juga farmakologi klinis, aplikasi fisiologi, dan teknologi biomedis. Kemajuan
baru-baru ini dalam teknologi biomedis, ilmu saraf, dan farmakologi terus
membuat anestesia menjadi suatu spesialitas yang menstimulasi intelektual dan
berkembang dengan cepat. Banyak dokter yang memasuki posisi residensi dalam
anestesiologi yang akan sudah menjalani beberapa tahun pendidikan medis sarjana
dan mungkin bahkan sertifikasi pada spesialis medis lainnya.
Bab ini membahas sejarah anestesia, menekankan akar Inggris dan
Amerika-nya, dan mempertimbangkan cakupan spesialitas tersebut saat ini.
Riwayat Anestesia
Spesialitas anestesia dimulai pada pertengahan abad ke sembilan belas dan
ditetapkan dengan jelas kurang dari enam dekade yang lalu. Peradaban kuno telah
menggunakan opium poppy, daun coca, akar mandrake, alkohol, dan bahkan
phlebotomi (sampai keadaan tidak sadar) untuk memungkinkan dokter bedah
mengoperasi. Orang Mesir Kuno menggunakan kombinasi opium poppy
(mengandung morfin) dan hyoscyamus (mengandung scopolamine); kombinasi
yang serupa, morfin dan scopolamine, telah digunakan secara parenteral untuk
premedikasi. Apa yang diterima sebagai anestesia regional pada jaman dahulu
terdiri dari penekanan trunkus nervus (iskemia nervus) atau aplikasi rasa dingin
(cryoanalgesia). Suku Inca telah mempraktikkan anestesia lokal ketika dokter
bedah mereka mengunyah daun coca dan mengoleskannya pada luka operatif,
khususnya sebelum trephinasi untuk sakit kepala.
Evolusi pembedahan modern terganggu tidak hanya oleh pemahaman yang
buruk tentang proses penyakit, anatomi, dan asepsis pembedahan tetapi juga
dengan kurangnya teknik anestetik yang dapat diandalkan dan aman. Teknik-
teknik ini berevolusi pada awalnya dengan anestesia inhalasi, diikuti dengan
anestesia lokal dan regional, dan terakhir anestesia intravena. Perkembangan
anestesia pembedahan dianggap salah satu penemuan yang paling penting dalam
sejarah manusia.
ANESTESIA INHALASI
Karena jarum hipodermik belum ditemukan sampai tahun 1855, anestetik general
pertama diperuntukan bagi agen inhalasi. Dietil ether (pada saat itu dikenal
sebagai ”sulfuris ether” karena diproduksi oleh reaksi kimia sederhana antara etil
alkohol dan asam sulfur) pada awalnya dipersiapkan pada tahun 1540 oleh
Valerius Cordus. Ether digunakan untuk berbagai tujuan (”ether frolic”), tetapi
tidak sebagai agen anestesi pada manusia sampai tahun 1842, ketika Crawford W.
Long dan William E. Clark secara independen menggunakannya pada pasien
untuk pembedahan dan ekstraksi dental, masing-masing. Akan tetapi, mereka
tidak mempublikasikan penemuan mereka. Empat tahun kemudian, di Boston,
pada 16 Oktober 1846, William T.G. Morton melakukan demonstrasi publik
pertama dari anestesia general untuk operasi pembedahan dengan menggunakan
ether. Kesuksesan yang dramatis dari pameran tersebut menyebabkan dokter
bedah operasi menyatakan pada para penonton yang skeptis: ”Tuan-tuan, ini
bukan penipuan!”
Kloroform secara independen dipersiapkan oleh von Leibig, Guthrie, dan
Soubeiran pada tahun 1831. Walaupun pertama digunakan oleh Holmes Coote
pada tahun 1847, kloroform dimasukkan dalam praktik klinis oleh Scot Sir James
Simpson, yang memberikannya pada pasiennya untuk meredakan nyeri
persalinan. Ironisnya, Simpson hampir meninggalkan praktis medisnya setelah
menyaksikan keputusasaan dan penderitaan yang mengerikan pada pasien yang
menjalani operasi tanpa anestesia.
Joseph Priestley memproduksi nitrit oksida pada tahun 1772, dan
Humphry Davy pertama kali menemukan sifat analgesinya pada tahun 1800.
Gardnner Colton dan Horace Wells adalah yang pertama kali menggunakan nitrit
oksida sebagai anestetik untuk ekstraksi dental pada manusia pada tahun 1844.
Rendahnya potensi nitrit oksida (konsentrasi nitrit oksida 80% menghasilkan
analgesia tetapi tidak anestesia bedah) menyebabkan demostrasi klinis yang
kurang meyakinkan daripada demonstrasi dengan ether.
Nitrit oksida adalah yang paling kurang populer di antara tiga anestesi
inhalasi awal karena potensinya yang rendah dan kecenderungannya untuk
menyebabkan asfiksia ketika digunakan sebagai agen tunggal (lihat Bab 8). Minat
terhadap nitrit oksida kembali muncul pada tahun 1868 ketika Edmund Andrews
memberikannya pada oksigen 20%; penggunaannya, akan tetapi, tertutup oleh
popularitas ether dan kloroform. Ironisnya, nitrit oksida adalah satu-satunya dari
tiga agen tersebut yang masih digunakan secara luas sampai hari ini. Kloroform
menggantikan popularitas ether pada banyak area (khususnya di Inggris), tetapi
laporan aritmia jantung, depresi respiratorik, dan hepatotoksisitas yang berkaitan
dengan kloroform pada akhirnya membuat para praktisi untuk meninggalkannya
dan memilih ether, khususnya di Amerika Utara.
Bahkan setelah pengenalan anestesi inhalasi lainnya (etil klorida, ethylene,
divinyl ether, cyclopropane, trichloroethylene, dan fluroxene), ether tetap menjadi
anestesi inhalasi standar sampai awal tahun 1960an. Satu-satunya agen inhalasi
yang menyaingi keamanan dan popularitas ether adalah cyclopropane
(diperkenalkan pada tahun 1943). Akan tetapi, keduanya adalah sangat mudah
terbakar dan keduanya telah lama digantikan dengan suatu rangkaian hidrokarbon
fluorinasi poten yang tidak mudah terbakar: halothane (dikembangkan tahun
1951; dikeluarkan pada tahun ), methoxyflurane (dikembangkan tahun 1958;
dikeluarkan tahun 1960), enflurane (dikembangkan tahun 1963; dikeluarkan tahun
1973), dan isoflurane (dikembangkan tahun 1965; dikeluarkan tahun 1981).
Dua agen yang lebih baru saat ini adalah yang paling populer di negara-
negara berkembang. Desflurane (dikeluarkan tahun 1992), memiliki banyak sifat
yang disukai dari isoflurane juga uptake dan eliminasi yang lebih cepat (hampir
secepat nitrit oksida). Sevoflurane, memiliki solubilitas darah yang rendah, tetapi
permasalahan mengenai potensi toksisitas dari produk degradasinya menunda
pengeluarannya di Amerika Serikat sampai tahun 1994 (lihat Bab 8).
Permasalahan ini telah terbukti sebagian besar adalah teoritis, dan sevoflurane,
bukan desflurane, telah menjadi anestesi inhalasi yang digunakan paling luas di
Amerika Serikat, utamanya menggantikan halothane pada praktik pediatrik.
ANESTESIA LOKAL & REGIONAL
Kualitas medis dari coca telah digunakan oleh penduduk Inca selama berabad-
abad sebelum kerjanya pertama kali diamati oleh bangsa Eropa. Kokain diisolasi
dari daun coca pada tahun 1855oleh Gaedicke dan dimurnikan pada tahun 1860
oleh Albert Niemann. Penggunaan awal dari anestesia lokal modern adalah oleh
Carl Koller, pada saat itu adalah petugas di opthalmologi, yang menunjukkan
anestesia topikal pada mata dengan kokain pada tahun 1884. Pada akhir tahun
1884 William Halsted menggunakan kokain untuk infiltrasi intradermal dan blok
saraf (termasuk blok nervus fasial), plexus brachialis, nervus pudendal, dan
nervus tibial posterior). August Bier adalah orang yang memberikan anestesi
spinal pertama pada tahun 1898. Dia juga yang pertama mendeskripsikan
anestesia regional intravena (Bier blok) pada tahun 1908). Procaine disintesis pada
tahun 1904 oleh Alfred Einhorn dan dalam waktu satu tahun digunakan secara
klinis sebagai anestetik lokal oleh Heinrich Braun. Braun juga adalah yang
pertama menambahkan epinefrin untuk memperpanjang durasi anestetik lokal.
Ferdinand Cathelin dan Jean Sicard memperkenalkan anestesia caudal epidural
pada tahun 1901. Anestesia lumbar epidural dideskripsikan pertama kali pada
tahun 1921 oleh Fidel Pages dan juga (secara independen) pada tahun 1931 oleh
Achille Dogliotti. Anastesi lokal lainnya yang selanjutnya diperkenalkan termasuk
dibucaine (1930), tetracaine (1932), lidocaine (1947), chloroprocaine (1955),
mepivacaine (1957), prilocaine (1960), bupivacaine (1963), dan etidocaine
(1972). Tambahan yang paling baru, ropivacaine dan levobupivacaine, memiliki
durasi kerja yang mirip dengan bupivacaine tetapi toksisitas kardia yang lebih
rendah (lihat Bab 16).
ANESTESI INTRAVENA
Agen Induksi
Anestesia intravena memerlukan penemuan spuit dan jarum hypodermis oleh
Alexander Wood pada tahun 1855. Usaha-usaha awal pada anestesia intravena
termasuk penggunaan chloral hydrate (oleh Oré pada tahun 1872), kloroform dan
ether (Burkhardt pada tahun 1909), dan kombinasi morfin dan scopolamine
(Bredenfeld pada tahun 1916). Barbiturat pertama disintesis pada tahun 1903 oleh
Fischer dan von Mering. Barbiturat pertama yang digunakan untuk induksi
anestesia adalah diethylbarbituric acid (barbital), tetapi sampai hexobarbital
diperkenalkan pada tahun 1927 barulah induksi barbiturate menjadi popular.
Thiopental, disintesis pada tahun 1932 oleh Volwiler dan Tabern, adalah yang
pertama digunakan secara klinis oleh John Lundy dan Ralph Waters pada tahun
1934 dan selama bertahun-tahun tetap menjadi agen yang paling umum untuk
induksi anestesia intravena. Methohexital pertama digunakan secara klinis pada
tahun 1957 oleh V. K. Stoelting dan merupakan satu-satunya barbiturate lain yang
digunakan untuk induksi anestesia pada manusia. Setelah chlordiazepoxide
ditemukan pada tahun 1955 dan dikeluarkan untuk pemakaian klinis pada tahun
1960, benzodiazepines lainnya—diazepam, lorazepam, dan midazolam—
kemudian digunakan secara ekstensif untuk premedikasi, sedasi sadar, dan induksi
anestesia general. Ketamine disintesis pada tahun 1962 oleh Stevens dan pertama
kali digunakan secara klinis pada tahun 965 oleh Corssen dan Domino;
dikeluarkan pada tahun 1970 dan terus populer sampai saat ini, khususnya ketika
diberikan dalam kombinasi dengan agen lainnya. Etomidate disintesis pada tahun
1964 dan dikeluarkan pada tahun 1972. Entusiasme awal terhadap efek sirkulasi
dan respiratoriknya yang relatif rendah menjadi berkurang dengan adanya bukti
supresi adrenal, dilaporkan bahkan setelah dosis tunggal. Dikeluarkannya
propofol pada tahun 1986 (1989 di Amerika Serikat) adalah kemajuan besar pada
pasien rawat jalan anesthesia karena durasi kerjanya yang pendek (lihat Bab 9).
Propofol saat ini adalah agen yang paling populer untuk induksi intravena di
seluruh dunia.
Agen Blok Neuromuskuler
Pengenalan curare oleh Harold Griffith dan Enid Johnson pada tahun 1942 adalah
tonggak sejarah dalam anesthesia. Curare sangat memfasilitasi intubasi trakeal
dan relaksasi otot selama pembedahan. Untuk pertama kalinya, operasi dapat
dilaksanakan pada pasien tanpa memerlukan tingkat anestesi general inhalasi yang
relatif dalam yang digunakan untuk menghasilkan relaksasi otot. Dosis anestesi
yang besar seringkali mengakibatkan depresi kardiovaskuler dan respiratorik yang
berlebihan dan juga kegawatan yang lama. Terlebih lagi, dosis yang lebih besar
seringkali tidak dapat ditoleransi oleh pasien yang lemah.
Succinylcholine disintesis oleh Bovet pada tahun 1949 dan dikeluarkan
pada tahun 1951; agen ini telah menjadi agen standar untuk fasilitasi intubasi
trakeal selama induksi sekuensi cepat. Sampai akhir-akhir ini, succinylcholine
tetap tidak tersaingi dalam onset relaksasi otot yang dalam, tetapi efek
sampingnya mendorong penelitian untuk pengganti yang sepadan. Blok
neuromuskuler lainnya (NMB; didiskusikan di Bab 11) — gallamine,
decamethonium, metocurine, alcuronium, dan pancuronium — selanjutnya
diperkenalkan. Sayangnya, agen-agen ini sering dikaitkan dengan efek samping
(lihat Bab 11), dan penelitian untuk NMB yang ideal masih berlanjut. Agen yang
diperkenalkan baru-baru ini yang lebih mendekati NMB ideal di antaranya
termasuk vecuronium, atracurium, rocuronium, dan cis -atracurium.
Opioid
Morfin, diisolasi dari opium pada tahun 1805 oleh Sertürner, juga dicoba sebagai
anestesi intravena. Efek sampingan yang berkaitan dosis opioid yang besar pada
laporan-laporan awal menyebabkan banyak anestetis menghindari opioid dan
memilih anestesi inhalasi murni. Minat pada opioid dalam anesthesia kembali
setelah sintesis dan pengenalan meperidine pada tahun 1939. konsep dari
anesthesia seimbang diperkenalkan pada tahun 1926 oleh Lundy dan rekan-rekan
untuk dan berevolusi untuk memasukkan thiopental untuk induksi, nitrit oksida
untuk amnesia, opioid untuk analgesia, dan curare untuk relaksasi otot. Pada tahun
1969, Lowenstein menyalakan kembali minat pada anesthesia opioid “murni”
dengan memperkenalkan konsep dosis besar opioid sebagai anestetik lengkap.
Morfin adalah agen pertama yang digunakan, tetapi fentanyl dan sufentanil lebih
dipilih karena batasan yang besar sebagai agen tunggal. Seiring semakin
banyaknya pengalaman dengan teknik ini, banyaknya keterbatasannya – tidak
dapat diandalkan untuk menjaga kesadaran pasien, tidak lengkap dalam supresi
respon autonom selama pembedahan, dan depresi respiratorik yang lama –
menjadi disadari. Remifentanil, opioid yang mengalami degradasi cepat oleh
plasma nonspesifik dan esterase jaringan, memungkinkan tingkat analgesia opioid
yang dalam untuk dipergunakan tanpa mempermasalahkan tentang kebutuhan
untuk ventilasi postoperative.
EVOLUSI SPESIALIS
Berasl dari Inggris
Setelah demonstrasi public pertamanya di Amerika Serikat, anesthesia ether
dengan cepat diadopsi di Inggris. John Snow, sering dianggap bapak spesialis
anestesi, adalah dokter yang pertama menaruh minat penuh pada anestesi baru ini.
Dia adalah yang pertama kali meneliti secara ilmiah mengenai ether dan fisiologi
anesthesia general. Tentu saja, Snow juga merupakan perintis dalam
epidemiologi. Dia membantu menghentikan epidemic cholera di London dengan
membuktikan bahwa agen penyebabnya ditransmisikan dengan pencernaan air
sumur yang terkontaminasi daripada dengan inhalasi. Pada tahun 1847, Snow
mempublikasikan buku pertama tentang anesthesia general, On the Inhalation of
Ether . Ketika sifat-sifat anestetik kloroform telah diketahui, dia segera meneliti
dan mengembangkan inhaler untuk agen itu juga. Dia meyakini bahwa inhaler
perlu digunakan dalam memberikan ether atau kloroform untuk mengkontrl dosis
anestetik. Buku keduanya, On Chloroform and Other Anaesthetics, dipublikasikan
dengan anumerta pada tahun 1858.
Setelah kematian Snow, Dr. Joseph T. Clover mengisi posisinya sebagai
anestetis utama di Inggris. Clover menekankan monitoring yang terus-menerus
pada nadi pasien selama anesthesia, suatu praktik yang belum menjadi standar
pada waktu itu. Dia adalah yang pertama menggunakan maneuver jaw-thrust
untuk menghilangkan obstruksi jalan nafas, dan yang pertama berkeras agar
peralatan resusitasi selalu tersedia selama anesthesia, dan yang pertama
menggunakan kanula krikotiroid (untuk menyelamatkan pasien dengan tumor oral
yang mengalami obstruksi jalan nafas komplit). Setelah Clover, Sir Frederic
Hewitt menjadi anestetis terkemuka di Inggris pada peralihan abad sebelumnya.
Dia bertanggung jawat untuk berbagai penemuan, termasuk jalan nafas oral.
Hewitt juga menulis apa yang dianggap banyak orang sebagai buku panduan
anesthesia sejati yang pertama, yang mencapai lima edisi. Snow, Clover, dan
Hewitt menetapkan tradisi anestetis dokter di Inggris. Pada tahun 1893, organisasi
dokter spesialis anesthesia pertama, London Society of Anaesthetists, dibentuk di
Inggris oleh J.F. Silk.
Intubasi trakeal elektif pertama selama anesthesia dilakukan pada akhir
abad ke sembilan belas oleh dokter bedah Sir William MacEwen di Scotlandia,
Joseph O’Dwyer di Amerika Serikat, dan Franz Kuhn di Jerman. Intubasi trakeal
selama anesthesia dipopulerkan di Inggris oleh Sir Ivan Magill dan Stanley
Rowbotham pada tahun 1920an.
Berasal dari Amerika
Di Amerika Serikat, hanya sedikit dokter yang mengambil spesialisasi di anestesia
pada tahun 1900. Tugas untuk menyediakan anesthesia general seringkali
didelegasikan pada petugas bagian bedah junior atau mahasiswa kedokteran, jika
ada.
Organisasi anestetis dokter pertama di Amerika Serikat adalah Long Island
Society of Anesthetists yang dibentuk pada tahun 1905, yang, seiring dengan
pertumbuhannya, dinamakan kembali sebagai New York Society of Anesthetists
pada tahun 1911. International Anesthesia Research Society (IARS) didirikan
pada tahun 1922, dan pada tahun yang sama jurnal ilmiah yang disponsori IARS
Current Researches in Anesthesia and Analgesia (sekarang disebut Anesthesia
and Analgesia) mulai dipublikasikan. Pada tahun 1936, New York Society of
Anesthetists menjadi American Society of Anesthetists, dan kemudian, pada tahun
1945, American Society of Anesthesiologists (ASA). Jurnal ilmiah Anesthesiology
pertama dipublikasikan pada tahun 1940.
Empat dokter yang mencolok pada perkembangan awal anesthesia di
Amerika Serikat setelah tahun 1900: F.H. McMechan, Arthur E. Guedel, Ralph
M. Waters, dan John S. Lundy. McMechan adalah kekuatan pendorong bagi IARS
dan Current Researches in Anesthesia and Analgesia, dan tanpa kenal lelah
mengorganisir dokter yang mengkhususkan diri di bidang anesthesia dalam
organisasi nasional dan internasional sampai kematiannya pada tahun 1939.
Guedel adalah yang pertama mendeskripsikan tanda-tanda dan tahapan anesthesia
general. Dia menyarankan tube trakea dengan gelembung/cuffed dan
memperkenalkan ventilasi buatan selama anestesi ether (kemudian dinamakan
respiratori terkontrol oleh Waters). Ralph Waters membuat daftar yang panjang
dari kontribusi dalam spesialitas, mungkin yang paling penting adalah desakannya
untuk pendidikan spesialis dalam anestesia yang memadahi. Waters
mengembangkan departemen anestesiologi akademik pertama di Universitas
Wisconsin di Madison. Lundy adalah pemain dalam pembentukan American
Board of Anesthesiology dan mengepalai American Medical Association’s Section
on Anesthesiology selama 17 tahun.
Karena kekurangan dokter yang mengambil speisialisasi dalam anestesia
di Amerika Serikat dan anestesia ether yang dirasakan relatif aman, dokter bedah
di Klinik Clinic dan Klinik Cleveland mulai melatih dan mempekerjakan perawat
sebagai anestetis pada awal tahun 1900. ketika jumlah anestetis perawat
meningkat, organisasi nasional (sekarang disebut American Association of Nurse
Anesthetists) terbentuk pada tahun 1932. AANA pertama kali menawarkan ujian
sertifikasi pada tahun 1945. Pada tahun 1969 dua program Asisten Anestesiologi
mulai menerima murid, dan pada tahun 1989 ujian sertifikasi yang pertama untuk
AA didaftarkan. Anestetis Perawat Terdaftar Bersertifikasi dan Asisten
Anestesiologis merupakan anggota tenaga pekerja anestesia yang penting di
Amerika Serikat dan di negara-negara lainnya.
Pengakuan Resmi
Pada tahun 1889 Henry Isaiah Dorr, seorang dokter gigi, ditunjuk sebagai
Professor Practice of Dentistry, Anaesthetics and Anaesthesia di Philadelphia
College of Dentistry. Dengan demikian dia adalah professor anesthesia pertama
yang diketahui di dunia. Thomas D. Buchanan, dari New York Medical College,
adalah dokter pertama yang ditunjuk sebagai Professor Anestesia (pada tahun
1905). Ketika American Board of Anesthesiology ditetapkan pada tahun 1938, Dr.
Buchanan adalah presiden pertamanya. Di Inggris, ujian pertama untuk Diploma
Anestetik dilakukan pada tahun 1935, dan Ketua pertama dalam Anestetik
diberikan pada Sir Robert Macintosh pada tahun 1937 di Universitas Oxford.
Anesthesia menjadi spesialitas yang diakui secara resmi di Inggris pada tahun
1947, ketika Royal College of Surgeons menetapkan Fakultas Anestesi. Pada
tahun 1992 Royal College of Anaesthetists resmi diakui.
Cakupan Anestesia
Praktik anestesi telah banyak berubah sejak masa John Snow. Anestesiologis
modern sekarang adalah konsultan perioperatif dan pemberi perawatan utama
pada pasien. Secara umum, anestesiologis menangani hampir semua aspek
“noncutting” pada perawatan medis pasien pada periode perioperatif pasien.
Doktrin “kapten kapal”, yang membuat dokter bedah bertanggung jawab untuk
setiap aspek perawatan perioperatif pasien (termasuk anesthesia), tidak lagi
menjadi gagasan yang berlaku ketika ada anestesiologis. Dokter bedah dan
anestesiologis harus berfungsi bersama sebagai tim yang efektif, dan keduanya
pada akhirnya bertanggung jawab terhadap pasien daripada satu sama lain.
Praktik anesthesia modern tidak terbatas pada usaha membuat pasien tidak
merasakan nyeri (Tabel 1-1). Anestesiologis melakukan monitor, sedasi, dan
memberikan anesthesia general atau regional di luar kamar operasi untuk berbagai
prosedur pencitraan, endoskopi, terapi elektrokonvulsif, dan kateterisasi.
Anestesiologis secara tradisional telah menjadi tahanan dalam resusitasi
kardiopulmoner dan terus menjadi anggota integral dari tim resusitasi.
Semakin banyak jumlah praktisi yang mengejar subspesialitas dalam
anesthesia untuk pembedahan kardiothoraksis (lihat Bab 22), perawatan kritis
(lihat Bab 57), neuroanestesia (lihat Bab 27), anesthesia obstetric (lihat Bab 41),
anesthesia pediatrik (lihat Bab 42), dan pengobatan nyeri (lihat Bab 47).
Persyaratan sertifikasi untuk kompetensi khusus dalam perawatan kritis dan
pengobatan nyeri sudah ada di Amerika Serikat. Program beasiswa di Adult
Cardiothoracic Anesthesia and Pediatric Anesthesiology memiliki persyaratan
akreditasi yang spesifik, dan Obstetrik Anestesiologi akan menjadi demikian juga.
Ujian sertifikasi akan segera tersedia dalam Pediatrik Anestesiologi. Pendidikan
dan sertifikasi dalam anestesiologi juga dapat digunakan sebagai basis untuk
sertifikasi dalam Pengobatan Tidur atau pada Pengobatan Paliatif.
Anestesiologis terlibat secara aktif dalam pemberian dan pengarahan
medis pada berbagai fasilitas bedah ambulatorik, kamar operasi, unit perawatan
intensif, dan departemen terapi respiratorik. Mereka juga telah menetapkan
administrative dan posisi kepemimpinan pada staf medis dari berbagai rumah
sakit dan fasilitas perawatan ambulatorik. Mereka berperan sebagai dekan sekolah
kedokteran dan ketua eksekutif sistem kesehatan.