morbili adis finna dewi

22
Case Report Session Rotasi II MORBILI Oleh: Finna Dwi Putri 0910313221 Sagung Adi Sresti M. 0910313 Dewi Trisnawati Preseptor: dr. Silva Nora dr. Celsia

Upload: finna-dwi-putri

Post on 18-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

morbili

TRANSCRIPT

Case Report Session Rotasi II

MORBILI

Oleh:

Finna Dwi Putri0910313221

Sagung Adi Sresti M.0910313

Dewi Trisnawati

Preseptor:

dr. Silva Nora

dr. Celsia

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PUSKESMAS ULAK KARANG

PADANG

2015BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Definisi

Morbili adalah infeksi virus akut yang menular yang ditandai dengan 3 stadium yaitu stadium kataral (prodormal), erupsi dan konvalensi.1.2. EpidemiologiKira-kira 30 juta kasus campak dilaporkan setiap tahunnya. Insiden terbanyak terjadi di Afrika. Biasanya penyakit campak ini terjadi pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Berdasarkan penelitian di Amerika, lebih dari 50% kasus campak terjadi pada usia 5-9 tahun. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita campak akan mendapat kekebalan secara pasif melalui plasenta sampai umur 4-6 bulan, dan setelah itu kekebalan menurun sehingga bayi dapat menderita campak. Bila si ibu belum pernah menderita campak, maka bayi yang dilahirkannya tidak mempunyai kekebalan sehingga dapat menderita campak begitu dilahirkan. Bila seorang wanita menderita campak ketika dia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus. Bila menderita campak pada usia kehamilan trimester pertama, kedua atau ketiga maka mungkin dapat melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan, atau seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.1.3. Etiologi

Penyebab campak adalah measles virus (MV), genus virus morbili, famili paramyxoviridae yang merupakan virus RNA. Virus ini menjadi tidak aktif bila terkena panas, sinar, pH asam, ether, dan trypsin dan hanya bertahan kurang dari 2 jam di udara terbuka. Virus campak ditularkan lewat droplet, menempel dan berbiak pada epitel nasofaring. Pada masa prodormal virus dapat ditemukan pada nasofaring, darah dan urin. Virus ini masuk melalui saluran pernafasan terutama bagian atas, juga kemungkinan melalui kelenjar air mata. Dua sampai tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat edema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan. Virus dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit1.4.Manifestasi Klinisa. InkubasiBiasanya tanpa gejala dan berlangsung 10-12 hari.b. Prodromal (Kataral)Biasanya berlangsung 2-5 hari. Gejala yang utama muncul adalah demam, yang terus meningkat hingga mencapai puncaknya suhu 39,40 40,60C pada hari ke- 4 atau 5, yaitu pada saat ruam muncul. Gejala lain yang juga bisa muncul batuk, koriza, faring hiperemis, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Menjelang akhir fase stadium prodormal dan 24 jam sebelum timbulnya enatema, timbul bercak koplik yang patognomonis untuk morbili. Bercak koplik ini berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dikelilingi eritema yang terdapat pada mukosa bukalis yang berhadapan dengan dengan molar. Jarang ditemukan pada bibir bawah. Bercak Koplik ini menghilang setelah 1-2 hari munculnya rash. Kadang-kadang, fase prodormal dapat menjadi lebih berat, ditandai oleh adanya demam tinggi mendadak, kadang-kadang dengan kejang, dan bahkan pneumonia. Biasanya koriza, batuk dan demam semakin bertambah berat sampai pada waktu ruam telah merata diseluruh tubuh.c. Erupsi (Rash)Terjadinya eritema berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu badan. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga kemudian menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada pada sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ruam umumnya saling menyatu sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Ruam ini bertahan selama 5-6 hari. Suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering mencapai 40-40,5 C. Penderita saat ini mungkin tampak sangat sakit, tetapi dalam 24 jam sesudah suhu turun mereka pada dasarnya tampak baik. Selain itu, batuk dan diare menjadi bertambah parah sehingga anak bisa mengalami sesak nafas atau dehidrasi. Tidak jarang pula disertai muntah dan anoreksia. Otitis media, bronkopneumonia, dan gejala-gejala saluran cerna, seperti diare dan muntah, lebih sering pada bayi dan anak kecil. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Terjadi pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Dapat pula terjadi sedikit splenomegali. Ketika ruam mencapai kaki pada hari ke 2-3, ruam ini mulai menghilang dari muka. Hilangnya ruam menuju ke bawah pada urutan yang sama dengan ketika ruam muncul.d.KonvalensiRuam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas (hiperpigmentasi) yang akan menghilang setelah 1-2 minggu. Hiperpigmentasi merupakan gejala yang patognomonik untuk morbili. Pada penyakit lain dengan eritema atau eksentema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi.1.5. DiagnosisDiagnosis dari morbili dibuat berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis yang khas. Selain itu diperlukan juga pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis dari morbili. Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri. Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk memastikan adanya infeksi campak akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi pada 2 hari pertama munculnya rash, maka untuk mengambil darah pemeriksaan IgM dilakukan pada hari ketiga untuk menghindari adanya false negative. Titer IgM mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul rash. Sedangkan IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG dapat dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah onset. IgG masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian. Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar. Pungsi lumbal pada orang ensefalitis karena morbili menunjukkan kenaikan protein serta sedikit kenaikan limfosit. Glukosa dalam batas normal.1.6. Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari morbili

a. Eksentema Subitum : pada penyakit ini, ruam baru muncul setelah demam menghilang.b. Rubella : pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, dan belakang telinga.

1.7. Komplikasi

Pada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi anergi (uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi negatif). Keadaan ini mempermudah terjadinya komplikasi sekunder. Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil. Komplikasi yang mungkin muncul, antara lain gangguan respirasi (bronkopneumoni, otitis media, pneumoni, laringotrakeobronkitis), komplikasi neurologis (seperti hemiplegi, paraplegi, afasia, gangguan mental, neuritis optika dan ensefalitis), juga diare, miokarditis, trombositopeni, malnutrisi pasca serangan campak, keratitis, hemorragic measles (morbili yang parah dengan perdarahan multiorgan, demam, dan gejala cerebral) serta kebutaan.

Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus morbili atau oleh pneumococcus, streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun. Sedangkan ensefalitis timbul pada fase erupsi, dengan angka kematian yang rendah dan sisa defisit neurologis sedikit1.8. PenatalaksananTerapi pada campak bersifat suportif, terdiri dari:a. Pemberian cairan yang cukup, misal air putih, jus buah segar, teh, dll untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas dan berkeringat karena demam.b. Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan adanya komplikasi c. Suplemen nutrisi

d. Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekundere. Anti konvulsi apabila terjadi kejang

f. Anti piretik bila demamg. Pemberian vitamin A

Terapi vitamin A untuk anak-anak dengan campak di negara-negara berkembang terbukti berhubungan dengan penurunan angka kejadian morbiditas dan mortalitas. Dosis 6 bulan1 tahun : 100.000 IU per oral sebagai dosis tunggal, >1 tahun : 200.000 IU per oral sebagai dosis tunggal. Ulangi dosis hari berikutnya dan minggu ke-4 bila didapatkan keluhan oftalmologi sehubungan dengan defisiensi vitamin A.h. AntivirusAntivirus seperti ribavirin (dosis 20-35 mg/kgBB/hari i.v) telah dibuktikan secara in vitro terbukti bermanfaat untuk penatalaksanaan penderita campak berat dan penderita dewasa yang immunocompromissed. Namun penggunaan ribavirin ini masih dalam tahap penelitian dan belum digunakan untuk penderita anak.1.8.Prognosis

Prognosis morbili ini baik apabila anak memiliki keadaan imun yang baik, tetapi prognosis buruk bila keadaan umum buruk atau anak sedang menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi.1.9. Pencegahan

a. Imunisasi AktifTermasuk dalam Program Imunisasi Nasional. Dianjurkan pemberian vaksin campak dengan dosis 1000 TCID50 atau sebanyak 0,5 ml secara subkutan pada usia 9 bulan. Imunisasi ulangan diberikan pada usia 6-7 tahun melalui program BIAS.b. Imunisasi Pasif (Imunoglobulin)Indikasi :- Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien campak mempunyai resiko yang tinggi untuk berkembangnya komplikasi penyakit ini, maka harus diberikan imunoglobulin sesegera mungkin dalam waktu 7 hari paparan. Setelah itu vaksin MMR diberikan sesegera mungkin sampai usia 12 bulan, dengan interval 3 bulan setelah pemberian imunoglobulin.Dosis anak : 0,2 ml/kgBB IM pada anak sehat 0,5 ml/kgBB untuk pasien dengan HIV maksimal 15 ml/dose IMUNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur: b. Pekerjaan/pendidikan: - / -c. Alamat

: Belakang Makam Pahlawan, Lolong2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan: Belum Menikahb. Jumlah Saudara:1 orang

c. Status Ekonomi Keluarga: Cukup, penghasilan ayah pasien Rp.2.500.000/bulan, sebagai seorang wiraswastad. KB: Tidak ada

e. Kondisi Rumah:

Rumah permanen, pekarangan sempit, kamar 1 buah Lantai rumah dari semen, ventilasi udara dan sirkulasi kurang baik, pencahayaan kurang. Listrik ada

Sumber air : sumur bor Jamban ada 1 buah, di dalam rumah Sampah diangkut petugas Jumlah penghuni 4 orang: pasien, orang tua pasien, abang pasien. Kesan : higiene dan sanitasi kuranf. Kondisi Lingkungan Keluarga

Pasien tinggal di lingkungan perkotaan yang cukup padat penduduk Lingkungan sekitar cukup kotor3. Aspek Psikologis di keluarga

Pasien disayangi oleh orangtua dan abangnya Hubungan dengan keluarga baik4. Riwayat Penyakit Sekarang :

Ruam-ruam kemerahan di wajah, leher, belakang telinga, punggung, perut, pantat, kedua lengan, dan kedua tungkai sejak 1 hari yang lalu. Awalnya timbul ruam-ruam kemerahan di belakang telinga dan leher sejak 2 hari yang lalu dan menyebar ke seluruh tubuh.

Demam sejak 3 hari sebelum berobat ke puskesmas, hilang timbul, tidak tinggi, tidak berkeringat malam, tidak mengigil. Batuk sejak 2 hari sebelum berobat ke puskesmas, tidak berdahak dan tidak berdarah. Mata merah tidak ada, mata silau terkena cahaya tidak ada Pilek tidak ada.

Sesak nafas tidak ada.

Teman bermain pasien ada yang sakit seperti ini Buang air besar dan kecil biasa.5. Riwayat Penyakit Dahulu

Anak tidak pernah menderita penyakit seperti ini6. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini7. Riwayat Kehamilan/kelahiran/imunisasi:

Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit berat, ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan, tidak pernah mendapat penyinaran selama hamil, tidak ada kebiasaan merokok dan minum alkohol, kontrol ke Puskesmas tidak teratur. Suntikan imunisasi TT 2X, hamil cukup bulan. Riwayat Kelahiran:

Lahir spontan ditolong oleh bidan, cukup bulan, saat lahir langsung menangis kuat, berat badan lahir 2400 gram, panjang badan 49 cm, langsung menangis.

Riwayat Imunisasi:

BCG

: 1x, usia 2 bulan, scar ada

DPT

: 3x, usia 2,3,4 bulan

Polio

: 3x, usia 2,3,4 bulan

Hepatitis B

: 3x, usia 1,2,6 bulan

Campak: 9 bulan

Kesan : imunisasi dasar lengkap menurut umur di posyandu.

Riwayat Tumbuh Kembang:Perkembangan fisikTengkurap: 4 bulan

Duduk

: 6 bulan

Berdiri

: 8 bulan

Berjalan : 12 bulan

Perkembangan Mental

Isap jempol tidak ada, gigit kuku tidak ada, mengompol tidak ada,

Kesan : Perkembangan fisik dan mental normal.

7. Pemeriksaan Fisik :Keadaan umum: Tampak sakit ringan

Kesadaran : sadar

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Frekuensi nadi : 90 x/mnt

Frekuensi nafas : 18x / menit

Suhu : 37,8 C

Berat badan : 20 kg Tinggi badan : 120 cm

Status GiziBB/U

: 83,33%

TB/U

: 96%

BB/TB : 90,90%

Kesan: gizi baikKulit : Teraba hangat, turgor baik

Mata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter pupil 2 mm, refleks cahaya +/+Hidung : Nafas cuping hidung (-)Tonsil : T1 T1, tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Dada : Paru I: normochest, simetris kiri kanan, retraksi dinding dada tidak ada Pa :fremitus kiri=kanan

Pe: sonor A: napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-Jantung I : Iktus tidak terlihat Pa : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Pe : batas jantung dalam batas normal

A : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada

Abdomen I : tidak membuncitPa : supel, hepar dan lien tidak teraba.

Pe: timpani

A: Bising Usus (+) normalAnus : eritema anatum (-)Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-8. Laboratorium Anjuran: Darah rutin

Serologi9. Diagnosis kerja : Suspect Morbili stadium erupsi10. Diagnosis Banding: eksantema subitum

rubella

11. Manajemen

a. Preventif :

Istirahat yang cukup minimal 8 jam sehari. Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuhb. Promotif :

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa morbili adalah penyakit anak yang menular sehingga pasien harus diisolasi minimal hingga 5 hari setelah gejala kulit muncul untuk mencegah penularan infeksi kepada orang lain.c. Kuratif : Paracetamol 500 mg 3x1/2 tab Vitamin A 200.000 IU 1x1 tab untuk hari I dan hari II Vitamin C 3x1 tabd. Rehabilitatif :

Segera bawa anak ke puskesmas apabila gejala bertambah parah yaitu kejang, sesak nafas, dan telinga berair.

DOKUMENTASI

Dinas Kesehatan Kodya Padang

Puskesmas Ulak Karang

Dokter: Sagung Finna Dewi

Tanggal : 3 Februari 2015

R/ Paracetamol tab 500 mgNo. V

S3 dd tab 1/2

R/ Vitamin A 200.000 IUNo. II

S1 dd tab 1

R/ Vitamin CNo X

S3 dd tab 1

Pro :

Umur :

Alamat : Belakang makam pahlawan, Lolong