moral dan etika pemimpin dalam perspektif alkitab
TRANSCRIPT
![Page 1: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/1.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 1/16
Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif
Alkitab
BAB I PENDAHULUANThe leadership paradigm is something dynamic and always up to date to talk from onegeneration to generation. Lately, the leadership under SBY and JK, has planned a leadership
headed toward Good Governance. All the ³United Cabinet´ were headed toward three mainagenda. They promised to build peacefull situation, justice and democracy and prosperity for all.
This policy, of course needs a good basic moral and ethic. Paradigma
kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat dinamis. Masalahnya selalu hidup dan aktual
untuk dikaji dari generasi ke generasi. Akhir ± akhir ini Indonesia misalnya di era kepemimpinan
Susilo Bambang Yudoyono mencanangkan pola kepemimpinan yang mengarah kepadakepemerintahan yang baik yang dikenal dengan i tilah Good Governance. s Mereka bertekadmewujudkan Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokrasi, serta mewujudkan
kesejahteraan yang melimpah dan merata (peace, justice, democracy and prosperity). Kebijakanyang mulia ini tentu saja membutuhkan landasan moral dan etik kepemimpinan yang baik.
Pepatah Arab yang cukup terkenal di Indonesia mengatakan ³Innamal umamu akhlaqu maa baqiat fain humu jahabat akhlaquhum jahabu´ Artinya suatu umat akan kuat karena berpegang
teguh pada m
oralitas yang ada, namun apabila moral diabaikan maka tunggulah kehancuranumat tersebut. Untuk itulah kita perlu menyadari bahwa krisis yang melanda Bangsa Indonesia
saat ini (krisis keuangan, krisis pangan, krisis minyak, dan krisis lainnya) tidak terlepas dengankemerosotan moral dan etika kepemimpinan di Negara kita. Kasus penyalahgunaan wewenang
dan kekuasaan di Lembaga Yudikatif telah
menghancurkan harapan Bangsa Indonesia untuk menegakkan supremasi hukum dan keadilan.Demikian pula kasus penyelewengan dan suap di lembaga legislative telah memusnahkan impian
rakyat Indonesia yang telah menunjuk wakilnya dalam memperjuangkan kesejahteraan bersama.Dalam bidang pendidikan, penyelewengan dana pendidikan, perselingkuhan, Pemaksaan
kelulusan dalam UAN/UNAS dan masih banyak lagi fenomena yang menunjukkan bahwarapuhnya moral dan etika kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi penyebab terbesar
dari krisis multidimensional di Indonesia saat ini.
Sekarang pertanyaannya adalah apa yang menjadi penyebab moral dan etika itu tidak fungsional.
Jawabannya adalah selama ini pembangunan yang digalakkan lebih banyak ditekankan danterfokus pada upaya mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang maksimal. Sementara aspek
moralitas dan etika yang berdasarkan nilai ± nilai keagamaan seolah ± olah terabaikan oleh penentu kebijakan untuk dimasukkan dalam proses dan implementasi pembangunan. Perlu
diingat bahwa pembangunan tanpa dilandasi moral dan etika sudah barang tentu akan berdampak munculnya individu dan kelompok yang tidak sehat secara psikologis dan sosial. Seorang
pemimpin yang baik dalam kepemerintahan seyogyanya menumbuhkan semangat yang kuatuntuk memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin bangsanya. Seorang pe
mimpin harus
![Page 2: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/2.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 2/16
memiliki sikap takut akan Tuhan agar dapat tampil sebagai pemimpin sejati. Pemimpin yangdapat dipercaya, jujur, patuh, disiplin, taat azas, mampu berkomunikasi secara efektif, tegas dan
tekun menegakkan kebenaran sehingga mampu mengalahkan musuh bangsa. Moral melahirkanseorang pe
mimpin yang mampu menghargai pekerjaan orang lain, mengakui kemampuan orang
yang dipimpin dan menghormati mereka sebagai abdi Negara. Moral mampu mendorong seoran
pemimpin bersikap transparan, keterbukaan dalam melaksanakan amanah yang diembannya.Demikian pula halnya dengan etika yang merupakan refleksi dari moral yang bersumber dariPancasila. Etika yang berhimpitan dengan ³moral´ mampu melahirkan pe
mimpin yang sadar
akan keterbatasan kekuasaannya. Mengakui dan mendukung adanya keterbatasan penggunaankekuasaan pasti akan mencetak pimpinan yang mampu menghindari penyalahgunaan
kewenangan. P
emimpin yang secara sadar menghindari terjadinya pemerintahan otoriteristik dankekuasaan absolute . Prinsip Kepemimpinan menurut pandangan Alkitab bahwa, P
emimpin
Sebagai Pelayan, Di dalam tugas Kepemimpinannya. Yesus telah mengutarakan prinsipkepemimpinan Kristen di dalam, Markus 9:35 yaitu, ³« Jika seseorang ingin menjadi yang
terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.´ Dan pada Markus 10: 4344, ³Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata : ³kamu tahu, bahwa
mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesarpembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di
antara kamu, barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba
untuk semuanya. Karena Anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.´ Yang
menjadi pertanyaan sekarang masih adakah moral dan etika pe
mimpin kita yang mau menjadi
seorang ³Pelayan´ Semoga. Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut, maka padakesempatan ini penulis ini melakukan suatu kajian teoritis dalam bentuk makalah yang berjudul :
MORAL DAN ETIKA KEPEMIMPIN PENDIDIKAN DALAM PANDANGAN ALKITAB
BAB II PEMBAHASAN
I.
KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN A. Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan memiliki pandangan yang berbeda ± beda oleh para ahli, sehingga merekapun memberikan definisi
tentang kepemimpinan berbeda pula, adapun pendapat para ahli mengenai definisi pendidikanyaitu : 1. Overton (2002) menjelaskan: kepemimpinan adalah kemampuan untuk memperoleh
tindakan dengan dan melalui orang lain dengan kepercayaan dan kerjasama. 2. Manz dan Sims,Jr (2001) berpendapat bahwa, pe
mimpin adalah orang yang memiliki kekuasaan, kewenangan atau
karisma yang cukup untuk mempengaruhi orang lain. 3. James M. Black (1961), Leadership is
capable persuading others to work together under directions as a team to accomplish certaindesignated objectives, (Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup menyakinkan oranglain supaya bekerjasama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan
tertentu) 4. Ordway Tead (1935), Leadership is the activity of influencing people to cooperatetoward some goal which come to find desirable, (Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi
orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan). 5.G.L. Freeman & E.K. Taylor (1950), Leadership is an ability to create group action toward an
organizational objective with maximum effectiveness and cooperation from each individual
![Page 3: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/3.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 3/16
(Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuanorganisasi dengan efectivitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu). 6. George R.
Terry (1972), Leadership is the relationship in which one person, or the leader, influences othersto work together willingly on related tasks to attain that which the leader desires,
(Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang
atau pe
mimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalamhubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pe
mimpin). 7. Menurut Shelton (1997) ada
beberapa prinsip kepemimpinan yang perlu dipahami yaitu: a. Kepemimpinan adalah tidak ekslusif bagi kedudukan eksekutif b. Organisasi akan hancur tanpa kepemimpinan c. Hal yang
benar untuk memimpin harus dimunculkan d. Fokus kepemimpinan terhadap hubungan timbal balik e. Kepemimpinan bersifat kontekstual f. P
emimpin memberikan inspirasi kepada orang lain
untuk memimpin g. Keterampilan manajemen adalah suatu komponen penting dalamkepemimpinan h. Kepemimpinan dapat dipelajari Berdasarkan keterangan diatas dapat
disimpulkan kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain baik individu maupunkelompok yang dengan sukarela melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. B. Unsur -
unsur Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blandchart (1988) berpendapat bahwa unsur kepemimpinan itu yaitu pe
mimpin (Leader), pengikut (Follower), dan situasi (Situation) tempat
di mana berlangsungnya proses kepemimpinan. Sedangkan yang membedakan pe
mimpin denganyang dipimpin dapat dilihat dari bakat-bakatnya. Ada enam bakat menurut Kilpatrik dan Locke
(Overton, 2002), yaitu: 1. Keberanian 2. Keinginan/ dorongan untuk memimpin 3. Kejujuran danintegritas 4. Rasa percaya diri 5. Kecerdasan
6. Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan
Pemimpin tidak akan eksis tanpa anggota atau pengikut. Menurut Owens (1995:122) bahwa ada beberapa hal p
emimpin berhubungan dengan anggotanya: 1. Mendorong menyatukan anggota
dalam mewujudkan visi 2. Membangkitkan komitmen pribadi untuk berusaha membawa visimemasuki masa depan yang lebih baik 3. Mengatur lingkungan kerjasama yang menjadikan
tujuan sebagai nilai terpusat dalam organisasi 4. Memudahkan pekerjaan yang mereka butuhkanmelakukannya untuk mencapai visi. C. Kekuasaan dan Kepemimpinan
Disini kepemimpinan sesorang memiliki hubungan yang sangat erat dengan kekuasaan. Ada lima
jenis kekuasaan menurut French dan Reven yang dikutip Owens (1995), yaitu: 1. Reward Power,suatu kekuasaan yang diperoleh atas dasar pemberian hadiah atau reward kepada anggota
sehingga mereka melakukan kegiatan kegiatan yang diinginkan. 2. Coercive Power, kekuasaanyang bersifat paksaan melibatkan kemampuan mengawasi dan memberi hukuman sehingga
oranglain mematuhinya. 3. Expert Power, kekuasaan yang didasarkan atas penguasaan
pengetahuan tertentu sehingga mampu mendorong orang melakukan sesuatu karena pengaruhnyayang berdasar pengetahuannya. 4. Legitimate Power, kekuasaan yang dimiliki karenakewenangannya dalam posisi tertentu pada organisasi sehingga diakui oleh orang lain memiliki
hak yang wajib untuk dipatuhi. 5. Referent Power, kekuasaan datang dari keinginan bawahanuntuk mengidentifikasi atau menyenangkan atasannya. D. Keterampilan dan Sifat
Kepemimpinan 1. Keterampilan memimpin Hersey dan Blanchard (1988:5) mendefinisikankepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain
melakukan sesuatu sesuai dengan harapan yang mempengaruhi didalamnya telah terjadi proses
![Page 4: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/4.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 4/16
kepemimpinan. 2. Sifat-Sifat Kepemimpinan Beberapa bakat dari pemimpin yang baik menurutOverton (2002) mencakup : 1) Kejujuran dan integritas, 2) Keberanian/semangat, 3)
Keinginan/dorongan memimpiun, 4. Percaya diri, 5) Kecerdasan, 6. Pengetahuan yang relevandengan pekerjaan. E. Perilaku dan Gaya Kepemimpinan 1. Prilaku kepemimpinan Ada empat
perilaku kepemimpinan hasil penelitian Ohio State Leadership sebagaimana dikemukakan oleh
Robins (1991) dan Hersey & Blanchard (1988): a. Memerintah (Directiv), Yaitu pe
mimpinmemberitahu apa dan kapan sesuatu dikerjakan, tidak ada partisipasi dalam pengambilankeputusan. b. Mendukung (supportive), yaitu manajer menjadi sahabat bagi pegawai dan
menunjukkan minat kepada mereka.
c. Memudahkan (fasilitatif), yaitu pimpinan memberitahu saran dan melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan. d. Orientasi Prestasi (Achievement-Orientet), yaitu pimpinan membagi
kontribusi tentang tujuan dan menunjukkan kepercayaan bahwa pegawai mampu mencapainya.
2. Gaya Kepemimpinan a. Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas akan tetapi kurang perhatian pada kebutuhan para pekerjanya. b. Gaya
kepemimpinan demokratis adalah mengikutsertakan anggota bawahan dalam pengambilankeputusan dalam rangka menumbuhkan komitmen kerja untuk mencapai tujuan. c. Gaya
kepemimpinan kendali bebas (laissezfaire) menekankan bahwa pe
mimpin tidak hanya berusahauntuk menjalankan kontrol atau pengaruh terhadap para anggota kelompok. Dalam gaya
kepemimpinan ini cenderung pe
mimpin sering memberi kekuasaan pada bawahan.
II.
Kepemimpinan pendidikan A. Konsep dasar kepemimpinan pendidikan Secara umum definisi
kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut.
³Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapatmempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu
memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuatsesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan´.
Pendidikan´ yang mengandung arti dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau ciri-ciri yang harus dimiliki oleh
kepemimpinan itu. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. 1. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan a. P
emimpin membantu terciptanyasuasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
b. P
emimpin membantu kelompok untuk mengorganisir dari yaitu ikut serta dalam memberikanrangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan ujian c.
Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan
efektif d. P
emimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok.
Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman e. Pemimpin
bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi. 2. Tipe-
![Page 5: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/5.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 5/16
Tipe Kepemimpinan Pendidikan a. Tipe Otoriter b. Tipe ³Laissez-faire´ c. Tipe demokratis d.Tipe Pseudo Demokratis.
3. Syarat-Syarat P
emimpin Pendidikan a. Rendah hati dan sederhana b. Bersifat suka menolong
c. Sabar dan memiliki kestabilan emosi d. Percaya kepada diri sendiri e. Jujur, adil dan dapat
dipercaya f. Keahlian dalam jabatan 4. Ketrampilan Yang Harus Dimiliki P
emimpin a.Ketrampilan dalam memimpin b. Ketrampilan dalam hubungan insani c. Ketrampilan dalam proses kelompok d. Ketrampilan dalam administrasi personil e. Ketrampilan dalam menilai 5.
Pendekatan Tentang Teori Munculnya P
emimpin Munculnya pemimpin dikemukakan dalam beberapa teori, yaitu : a. Teori Pertama, berpendapat bahwa seseorang akan menjadi pe
mimpin
karena ia memang dilahirkan untuk menjadi pe
mimpin. Maka munculah istilah µLeaders are borned not bulid´. Teori ini disebut teori Genetis. b. Teori Kedua, mengatakan bahwa seseorang
akan menjadi p
emimpin kalau lingkungan, waktu atau keadaan memungkinkan ia menjadi
pemimpin. Maka munculah istilah ³Leaders are built not born´. Teori ini disebut teori Sosial.
c. Teori Ketiga, adalah gabungan teori pertama dengan teori kedua, ialah untuk menjadi seorang
pemimpin perlu bakat dan bakat itu perlu dibina supaya berkembang. Teori ini disebut teoriEkologis. d. Teori Keempat, disebut teori Situasi / Kontingensi. Menurut teori ini setiap orang
bisa menjadi pe
mimpin, tetapi dalam situasi tertentu saja, karena ia memiliki kelebihan-kelebihan yang diperlukan dalam situasi itu. 6. Pendekatan Dalam Mempelajari Kepemimpinan
Pendidikan a. Pendekatan Kontingensi / Situasi Model Kepemimpinan Kontingensi ModelKepemimpinan Tiga Dimensi Teori Kepemimpinan Situasional b. Pendekatan Sifat (Traits
Approch) c. Pendekatan Keperilakuan (Behavioral Approch) d. Studi Kepemimpinan Ohio StateUniversity e. Teori Kepemimpinan Managerial Grid f. Model Getzels dan Guba g. Kazt
mengemukakan tiga ketrampilan yang harus dikuasai oleh seorang pe
mimpin, ialah humanrelation skill, technical skill, dan conceptual skill. Kazt juga mengemukakan ranah ketrampilan
pemimpin yaitu : Top Manager, Middle Level Manager dan First Supervisior (Lower Manager).
B. MODEL ± MODEL KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN 1. Kepemimpinan Visioner Kepemimpinan visioner adalah kemampuan seseorang pe
mimpin dalam bagaimana mencipta,merumuskan, mengkomunikasikan / mensosialisasikan dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasilinteraksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholder yang diyakini sebagai cita-cita
organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil.Sebelum seorang pe
mimpin yang visioner menetapkan visi, maka maka pemimpin tersebut perlu
mempunyai pengalaman hidup, pendidikan, pengalaman profesional, interaksi dan komunikasidalam kegiatan intelektual yang membentuk pola pikirnya. Sehingga dengan demikian,
terciptanya visi terbentuk dari perpaduan antara INSPIRASI, IMAJINASI INSIGHT,
INFORMASI, PENGETAHUAN dan PENILAIAN (JUDGMENT). Seorang pe
mimpin yangvisioner mempunyai konsep tentang :
a. Bagaimana merekayasa masa depan untuk menciptakan pendidikan yang produktif. b.Menjadikan dirinya sebagai agen perubahan c. Memposisikan sebagai penentu arah organisasi d.
Pelatih atau pembimbing yang profesional e. Mampu menampilkan kekuatan pengetahuan berdasarkan pengalaman profesional dan pendidikannya. Pendidikan dapat dikatakan produktif
apabila seorang pe
mimpin dalam mengelola pendidikannya dapat melakukan efektivitas dan
![Page 6: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/6.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 6/16
efisiensi dalam pelaksanaannya menerapkan 5 konsep tersebut diatas. Sifat - sifat seorangvisioner, selain dia mampu melihat dan memanfaatkan peluangpeluang di masa depan ia juga
memiliki prinsip kepemimpinan seperti yang dikemukakan Stephen R. Covey (1997) tentang
pemimpin yang berprinsip dengan ciriciri sebagai berikut : a. Selalu belajar (terus menerus) b.
Berorientasi pada pelayanan c. Memancarkan energi positif d. Mempercayai orang lain e. Selalu
berlatih untuk memperbaharui diri agar mampu mencapai prestasi yang tingi 2. KepemimpinanTransformasional Bass (1985) mengemukakan sebuah teori kepemimpinan transformasional f.Hidup seimbang g. Melihat hidup sebagai petualangan h. Sinergistik
(transformational leadership) yang dibangun atas gagasan ± gagasan yang lebih awal dari Burns
(1978). Tingkatan sejauh mana seorang pe
mimpin disebut transformasional terutama diukur dalam hubungannya dengan efek kepemimpinannya tersebut terhadap para pengikutnya. Di
mana para pengikut dari seseorang pe
mimpin transformasional merasa adanyaKEPERCAYAAN (TRUST), KEKAGUMAN, KESETIAAN (LOYALITY), dan HORMAT
TERHADAP P
EMIMPIN tersebut, serta mereka termotivasi untuk melakukan lebih daripadayang awalnya diharapkan terhadap mereka / terdorong untuk lebih sukses dari pemimpinnya.
Saat ini para tokoh ± tokoh motivator di Indonesia menggunakan model kepemimpinantransformasional sebagai salah satu konsep pengembangan diri yang sering diajarkan untuk
memotivasi dan menciptakan pe
mimpin yang ideal, antara lain Tung Desem Waringin, MarioTeguh, Andrie Wongso dll. Formulasi asli dari teori tersebut di atas mencakup tiga komponen
kepemimpinan transformasional, yaitu : a. Kharisma b. Stimulasi intelektual
c. Perhatian yang diindividualisasikan Dengan demikian seorang kepala sekolah dapat dikatakanmenerapkan
kepemimpinan transformasional jika dia mampu mengubah energi sumber-sumber daya baik manusia maupun non-manusia untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah. Implementasi model
kepemimpinan transformasional dalam bidang pendidikan memang perlu diterapkan, sepertikepala sekolah, kepala dinas, kepala departemen, dll. Model kepemimpinan ini memang perlu
diterapkan sebagai salah satu solusi krisis kepemimpinan terutama dalam bidang kependidikan.Adapun alasan ± alasan mengapa diterapkannya model kepemimpinan transformasional
didasarkan pendapat Olga Epitropika (2001) bahwa ada enam hal mengapa kepemimpinantransformasional penting bagi suatu organisasi : a. Secara signifikan meningkatkan kinerja
organisasi b. Secara positif dihubungkan dengan orientasi pemasaran jangka panjang dankepuasan pelanggan c. Membangun komitmen yang lebih tinggi para anggotanya terhadap
organisasi d. Meningkatkan kepercayaan pekerja dalam manajemen dan perilaku keseharianorganisasi e. Meningkatkan kepuasan pekerja melalui pekerjaan dan pe
mimpin f. Mengurai
stress para pekerja dan meningkatkan kesejahteraan Implementasi model kepemimpinan
transformasional dalam organisasi / instansi pendidikan perlu memperhatikan beberapa halsebagai berikut : a. Mengacu pada nilai-nilai agama yang ada dalam oragnisasi / instansi bahkansuatu negara. b. Disesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem organisasi /
instansi tersebut. c. Menggali budaya yang ada dalam oragnisasi tersebut d. Karena sistem pendidikan merupakan sub sistem, maka harus memperhatikan sistem yang lebih besar yang ada
di atasnya seperti sistem negara.
III.
![Page 7: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/7.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 7/16
Kepemimpinan dalam Pandangan Kristen A. Dasar Kepemimpinan Kristen 1. Dipilih danditetapkan Allah, Seorang bisa dilahirkan dengan bakat kepemimpinan, namun akan efektif bila
dia dibentuk dengan adanya kesempatan, latihan dan pengalaman. Dalam kepemimpinan rohani,selain bakat dan pembentukan, ada faktor panggilan dan penetapan Allah untuk memimpin.
Contoh : Musa.
2. Adanya kerinduan/beban untuk memimpin, Seorang pe
mimpin rohani adalah orang yangmenyadari adanya beban tugas dan tanggung jawab terhadap terhadap umat Tuhan, sehingga
mereka bersedia berkorban, bahkan menderita demi menjalankan kehendak Allah dalam pelayanan. Contoh: Nehemia, Martin Luther. 3. Mengutamakan fungsi, bukan jabatan, Seorang
pemimpin rohani harus berfungsi: menjalankan tugas pelayanannya dengan rajin dan setia, bukanmengutamakan pangkat atau jabatan. Fokus dan prioritas utamanya adalah mengutamakan kerja
dan bukan imbalan (Luk. 17:10). B. Pola Kepemimpin Kristen Pola kepemimpinan Kristen yangAlkitabiah adalah pelayanan yang penuh kerendahan hati, seperti yang ditunjukkan Yesus ketika
Ia membasuh kaki para muridNya. Yesus memberi teladan tentang pelayanan sejati, kerendahanhati dan kebesaran sejati (Yoh. 13:12-15, Luk. 22:24-26). Paling tidak ini mencakup tiga
konsekuensi, yakni: 1. Melayani dengan kasih dan bukan memerintah dengan otoriter, Pelayananyang tidak didasari peninggian tapi perendahan diri (Fil. 2:5-11). Yesus adalah teladan
kepemimpinan yang melayani, karena Dia datang untuk melayani dan memberi diri bagi pelayanan (Mrk. 10:42-45). Karena itu kita tidak boleh terpengaruh oleh pola kepemimpinan
dunia dengan menolak: kepemimpinan tangan besi yang menjalankan kuasa dengan keras danmemiliki motivasi ingin menjadi yang paling besar dan terkemuka. 2. Bergantung total kepada
Allah, bukan kepada manusia, P
emimpin rohani tidak mengandalkan manusia (mis: yang kaya, berpangkat) tapi mengandalkan Allah. 3. Mempermuliakan Allah dan bukan diri sendiri, Ia
berusaha menyukakan Allah lebih dari pada menyukakan manusia (I Tes. 2:4). Penghormatankepada Allah harus melebihi penghormatan kepada manusia. C. Dasar Teologis Kepemimpinan
Kristen Dasar teologis yang harus dipahami dan harus ada pada seorang pemimpinan Kristen
ialah : 1. P
emimpin Kristen harus memahami dasar kepemimpinan Kristen bahwa ia terpanggilsebagai ³pelayan ± hamba´ (Makus 10 : 42 ± 45). Sebagai pelayan, pe
mimpin terpanggil kepadatugas yang olehnya ia menjadi pe
mimpin. Sebagai hamba, ia terpanggil dengan status
menghamba kepada TUHAN, yang harus diwujudkan dalam sikap, sifat, kata, dan perbuatan. 2.
Pemimpin Kristen harus memiliki motif dasar kepemimpinan Kristen yaitu; Satu: ³membina
hubungan´ dengan orang yang dipimpinnya dan orang lain pada umumnya
(Markus 3:13-19; Matius 10:1-4; Lukas 6:12-16). Dalam kaitan ini, perlulah disadari bahwakadar hubungan-hubunganlah yang menentukan keberhasilan seseorang sebagai pe
mimpin. Dua:
³mengutamakan pengabdian´ (Lukas 17:7-10). Mengutamakan pengabdian menekankan bahwa³kerja´ adalah fokus, prioritas, sikap serta tekanan utama, sehingga ia akan mengabdikan diri
untuk melakonkan tugas kepemimpinan dengan sungguh-sungguh. 3. P
emimpin Kristen harusmemahami PROSES KEPEMIMPINAN serta ketrampilan memimpin, antara lain : a. Ia harusmengetahui tujuan (tujuan Allah, tujuan organisasi, tujuan operasi kerja) dari institusi/organisasi
yang dipimpinnya. b. Ia perlu mengenal tanggung jawab serta tugas yang dipercayakankepadanya. c. Ia harus memahami dan mengenal fungsi pengelolaan kerja (manajemen) ± (Lukas
14:28-30). d. Ia harus berupaya mengenal setiap orang yang dipimpinnya untuk mempermudah penggalangan serta pembinaan hubungan antara pe
mimpin-bawahan, sebagai dasar untuk
melaksanakan kinerja kepemimpinan yang berkualitas. Kondisi hubungan baik antara pe
mimpin
![Page 8: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/8.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 8/16
dengan para bawahan sangat menentukan pelaksanaan kerja yang dapat dilakukan dengan baik pula. e. Ia harus mengerti dengan baik bagaimana caranya mencipta hubungan, kondisi yang
kondusif, serta pemenuhan kebutuhan dari bawahannya dalam upaya memperlancar uapaya dankinerja kepemimpinan. D. Karakteristik Kepemimpinan Kristen Faktor utama yang harus
dimiliki seorang pe
mimpin Kristen adalah: Integritas. Paulus pernah menasehati Timotius,
³Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.´ (I Tim. 4:16). Bila kita memiliki karakter yangindah maka akan timbul wibawa rohani, yang membuat orang akan rela mengikuti kita. seorang
pemimpin rohani. Dalam Keluaran 18:21, disebutkan bahwa orang yang harus dipilih untuk
menjadi pe
mimpin umat Israel adalah orang yang memiliki: 1. Integritas Diri (hubungan dengandiri, dan bagaimana memandang diri) ± cakap, yaitu menyangkut
keberadaan/kemampuan/kematangan individu. 2. Integritas Rohani (hubungan pribadi denganAllah) ± takut akan Allah, komitmen kepada Allah. 3. Integritas Sosial (integritas
etika/moral/sosial dalam hubungan dengan orang lain) ± dapat dipercaya Alkitab menuntut persyaratan ketat untuk
4. Integritas Ekonomi (hubungan dengan benda/uang, kebutuhan vs tanggung jawab) ± benci
pengejaran suap. 5. Integritas Kerja (hubungan dengan pekerjaan yang dipercayakan kepada
pemimpin) ± memimpin orang 1000, 100, 50, 10 ± sikap terhadap kerja dan orang yang
dipimpin. Dalam I Timotius 3:1-13, Paulus memberikan kriteria bagi seorang pe
mimpin rohani,meliputi klasifikasi : 1. Sosial: tak bercacat, mempunyai nama baik di luar jemaat, orang
terhormat. 2. Moral : suami dari satu istri, dapat menahan diri, bukan peminum/penggemar anggur. 3. Mental: bijaksana, sopan, cakap mengajar. 4. Kepribadian: Bukan pemarah melainkan
peramah, pendamai, suka memberi tumpangan, bukan hamba uang/serakah, jangan bercabanglidah dan suka memfitnah, hati nuraninya murni, dapat dipercaya. 5. Rumah Tangga: kepala
keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anakanaknya. 6. Kedewasaan: bukan orang yang baru bertobat, harus diuji dulu. Karena itu seorang pe
mimpin Kristen, disamping harus sudah
lahir baru, ia haruslah memiliki kepribadian yang matang/dewasa, antara lain : 1. JUJUR,
Seorang pe
mimpin harus memiliki kejujuran baik terhadap orang lain maupun diri sendiri. Jujur berarti tidak bercabang lidah, bertindak sportif, terbuka dan berani mengakui kesalahan sertatidak mencari ³kambing hitam´. Hal ini tidak akan menurunkan wibawa kita, malah membuat
orang lain makin respek/menghargai kita. 2. MENJAGA KESUCIAN, Kesucian memberikanwibawa rohani dan urapan Allah kepada seorang pe
mimpin. Namun kesucian bukan berarti kita
tidak pernah gagal atau salah, tapi sikap dimana kita senantiasa rela diperbaiki dan cepatmenyelesaikan kegagalan, dosa dan kesalahan. Makin tinggi kerohanian seseorang, makin
mudah ia mengaku dosa dan membereskannya. Orang yang mudah mengaku dosa, mudahmenerima pengampunan. 3. MEMILIKI PENDIRIAN ROHANI YANG TEGUH, P
emimpin
harus memiliki landasan rohani yang kokoh, tidak berkompromi dalam mengambil keputusankarena mendengar pendapat orang atau membaca buku saja. P
emimpin juga harus tegas, artinya
konsekwen dengan apa yang sudah digariskan. Tegas berarti berani mengoreksi anak buah yangsalah, namun dengan kasih (Ams. 28:23). 4. DISIPLIN, Sifat ini sangat penting karena tanpa
disiplin maka karunia-karunia yang lain, betapa pun besarnya, tidak akan berkembang dengansepenuhnya. Seorang pe
mimpin dapat memimpin orang lain, karena ia telah mengalahkan
dirinya sendiri.
Seorang pe
mimpin adalah orang yang pertama-tama telah menyerahkan dengan sukarela dan
belajar untuk mentaati disiplin yang berasal dari luar dirinya, tetapi yang kemudian menaklukkan
![Page 9: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/9.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 9/16
dirinya sendiri pada disiplin yang lebih keras dari dalam. Mereka yang memberontak terhadap penguasa dan meremehkan disiplin pribadi, jarang yang cakap menjadi pe
mimpin pada tingkat
atas. Orang yang berkaliber pe
mimpin akan bekerja sementara orang lain membuang-buangwaktu, belajar pada waktu orang lain tidur, dan berdoa pada waktu orang lain bermain. 5.
KEBERANIAN, Keberanian adalah sifat pikiran yang memungkinkan orang untuk menghadapi
bahaya atau kesukaran dengan keteguhan, tanpa rasa takut atau kecil hati. Martin Luther memiliki sifat yang penting ini dalam ukuran yang luar biasa. Dia berkata, ³Saya tidak merasatakut sedikitpun; Allah dapat membuat orang begitu berani. Tingkat keberanian yang paling
tinggi dapat dilihat dalam pribadi yang paling penakut, tetapi yang tidak mau menyerah kepadaketakutan.´ Keberanian seorang pe
mimpin dinyatakan dalam hal ia rela menghadapi kenyataan
yang tidak enak dengan ketenangan hati yang teguh. 6. KERENDAHAN HATI, Di bidang politik, kerendahan hati bukanlah suatu sifat yang diinginkan atau diperlukan. Tetapi menurut
ukuran Allah, kerendahan hati mendapat tempat yang sangat tinggi. Tidak menonjolkan diri,tidak mengiklankan diri, adalah definisi yang diberikan Kristus untuk kepemimpinan. Seorang
pemimpin rohani akan memilih pelayanan yang penuh pengorbanan yang tidak digembar-gemborkan, bukan tugas yang megah dan pujian yang berlebihan dari orang-orang yang tidak
rohani. Rendah hati beda dengan rendah diri/minder, tapi terbuka untuk menerima kritik danmemperbaiki kekurangan diri. Contoh: Paulus merendahkan hati agar tujuan Injil tercapai ( I Kor
9:22-23). 7. RAJIN, MAU BEKERJA KERAS, Tak ada hal besar yang bisa dicapai bila
pemimpin malas dan tidak mau bekerja keras. Kerajinan, kerja keras disertai keuletan, itulah
yang membuat kepemimpinan seseorang menjadi efektif. P
emimpin dituntut bekerja lebihdaripada orang yang dipimpinnya. Terutama bekerja dengan pikiran, strategi, pengertian dan
kasih. Keberhasilan tidak diraih dalam sekejap. Mereka bekerja keras di malam yang gelapketika orang lain tertidur lelap. Untuk itu dibutuhkan disiplin diri yang teguh. Seorang pe
mimpin
dapat memimpin orang lain karena ia telah mengalahkan dirinya sendiri. 8. RELABERKORBAN/MENDERITA, P
emimpin yang tidak rela berkorban (termasuk mengorbankan
harta milik) tidak akan berhasil. Perhatikan teladan Yesus yang bahkan rela mengorbankan
hidup-Nya bagi umat manusia. P
emimpin rohani juga
harus sungguh-sungguh berjuang dan bergumul dalam pelayanan. Kemajuan pekerjaan Tuhan
seringkali menuntut kerelaan menderita dari si pengerjanya. Lihat: Mazmur 126:5-6. 9.KESABARAN,Kesabaran adalah keteguhan hati untuk tahan menderita demi kemenangan,
menerima dengan gagah dan berani segala sesuatu yang dapat menimpa kita di dalam hidup ini,dan mengubah keadaan yang paling buruk sekalipun menjadi satu langkah ke arah yang lebih
tinggi. Kesabaran adalah kesanggupan yang memungkinkan orang melampaui keadaan krisisdengan tabah, dan dengan gembira selalu menyambut yang tidak terlihat. 10.
MEMPERHATIKAN, P
emimpin harus peduli kepada pengikutnya, seperti ibu yang mengasuhdan merawat anaknya, dan seperti bapa yang menasehati dan menguatkan hati anaknya (I Tes.
2:7-8, 11). Orang tidak peduli berapa banyak yang anda tahu, sampai orang tahu berapa banyak anda peduli. Seorang pe
mimpin sejati sanggup memperkaya kehidupan orang yang dipimpinnya.
Ia senang melihat mereka maju dan tidak menganggapnya sebagai saingan. Ini terjadi karena iamemiliki ³hati Bapa´. 11. HIKMAT, Hikmat adalah pengetahuan dengan pengertian sedalam-
dalamnya terhadap inti persoalan, dan mengenalnya sebagaimana adanya. Di dalam hikmattermasuk pengetahuan akan Allah dan segala seluk beluk tentang hati manusia. Hikmat jauh
lebih luas daripada pengetahuan; hikmat merupakan penerapan yang benar daripada pengetahuandi dalam persoalan-persoalan moral dan rohani, dalam menghadapi keadaan yang
![Page 10: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/10.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 10/16
membingungkan dan kerumitan hubungan manusia. Hikmat lebih daripada kecerdasan manusia,hikmat adalah ketajaman sorgawi. Menurut Theodore Roosevelt, hikmat sembilan persepuluhnya
adalah sikap bijaksana pada
waktunya.Pengetahuan diperoleh melalui belajar, tetapi pada waktu Roh Kudus masuk, Ia
memberikan hikmat untuk memakai dan menerapkan pengetahuan itu dengan tepat. 12. PENUHDENGAN ROH KUDUS, Kepemimpinan rohani hanya dapat dilakukan oleh orang yang penuhRoh. Ini adalah syarat mutlak. Tanpa perlengkapan penting ini, seseorang tidak akan dapat
menjadi seorang pe
mimpin rohani yang sejati (Kisah 1:8; 6:3,5).
IV.
Moral dan Etika Kepemimpinan Pendidikan A. Konsep Etika Kepemimpinan 1. Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata µetika¶ yaitu ethossedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar- belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat
moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). Biasanya bila kita
mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata tersebutdalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara
lengkap. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadaparti kata µetika¶ yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa
Indonesia yang baru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 ±mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : ³ilmu pengetahuan tentang asas-
asas akhlak (moral)´. Sedangkan kata µetika¶ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 ± mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti
: a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral(akhlak); b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; c. Nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari perbadingan kedua kamus tersebutterlihat bahwa dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama hanya terdapat satu arti saja yaitu etika
sebagai ilmu. Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia yang baru memuat beberapa arti. Kalau kitamisalnya sedang membaca sebuah kalimat di berita surat kabar ³Dalam dunia bisnis etika
merosot terus´ maka kata µetika¶ di sini bila dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam KamusBahasa Indonesia yang lama tersebut tidak cocok karena maksud dari kata µetika¶ dalam kalimat
tersebut bukan etika sebagai ilmu melainkan µnilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat¶. Jadi arti kata µetika¶ dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lamatidak lengkap. K. Bertens berpendapat bahwa arti kata µetika¶ dalam Kamus Besar BahasaIndonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena
arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadiseperti berikut : a. Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang jawa, etika agama budha, etika protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan
![Page 11: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/11.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 11/16
etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. b. Kumpulan asas atau
nilai moral. Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : kode etik jurnalistik c. Ilmutentang yang baik atau buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinankemungkinan etis (asas-
asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu
masyarakat dan sering kali t npa disadari a menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitiansistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral. Wiramihardjamemberikan dua pengertian tentang etika, yaitu Etika adalah wacana yg memperbincangkan
landasan - landasan m
oralitas. Etika adalah landasan falsafah norma dan nilai dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Sistematika Etika Secara umum, menurut A. Sonny keraf (1993) dalam Rismawaty (2008 :
64), bahwa etika dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Pertama, Etika Umum membahaskondisi dasar bagaimana manusia bertindak etis, dalam mengambil keputusan etis, dan teori etika
serta mengacu pada prinsip moral dasar yang menjadi pegangan dalam bertindak dan tolak ukur atau pedoman untuk menilai ³baik atau buruknya´ suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang
atau kelompok orang. Kedua, Etika khusus adalah penerapan prinsip ± prinsip moral dasar dalam bidang khusus, yaitu bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan sehari ±
hari pada proses dan fungsional dari suatu organisasi, atau juga sebagai seorang profesionaluntuk bertindak etis yang berlandaskan teori ± teori etika dan prinsip ± prinsip moral dasar. Etika
khusus ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Etika individiual menyangkut kewajiban dan perilaku manusia terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadinya,
kebersihan hati nurani dan berakhlak luhur. b. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikapdan perilaku sebagai anggota masyarakat yang berkaitan dengan nilai ± nilai sopan santun, tata
krama dan saling menghormati, yaitu bagaimana saling berinteraksi yang menyangkut hubunganmanusia dengan manusia, baik secara perorangan dan langsung, maupun secara
bersama ± sama atau kelompok dalam bentuk kelembagaan masyarakat dan organisasi formallainnya.
3. Macam ± macam Etika Etika menurut Rismawaty (2008 : 65) dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu : a. Etika sebagai ilmu, merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaiandari perbuatan seseorang. b. Etika dalam arti perbuatan, merupakan perbuatan kebajikan.
Misalnya seseorang dikatakan etis apabila orang itu telah berbuat kebajikan. c. Etika sebagaifilsafat, merupakan sessuatu yang mempelajari pandangan ± pandangan, persoalan ± persoalan
yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.
B. Etika Kepemimpinan Kristen 1. Etika Kepemimpinan Etika kepemimpinan mengandung
kriteria: P
emimpin berkelebihan pengetahuan, keterampilan sosial, kemahiran teknis, pengalaman; kompeten melakukan kewajiban dan tugas-tugas kepemimpinannya; mampu bersikap susila, dewasa, bertanggungjawab secara etis, susila. mampu membedakan hal-hal baik
dan buruk, bertanggung jawab sosial tinggi; mampu mengontrol diri: pikiran, emosi, keinginan,dan segenap perbuatannya disesuaikan dengan norma-norma kcbaikan, sehingga munculah sikap
kebaikan moral dan bertanggung jawab. melandaskan diri pada nilai-nilai etis. menciptakannilai-nilai tinggi. patuh rada norma. perintah, larangan demi efisiensi dan kesejahteraan hidup
bersama. mampu membetulkan kesalahan, pelanggarandan bertindak tegas (Kartini Kartono.
![Page 12: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/12.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 12/16
2003:&4-86). Etika kepemimpinan melandasi pemimpin untuk selalu bersikap kritis, rasional,Berani mengemukakan pendapat sendiri, bersikap tegas sesuai dengan rasa tanggung jawab etis
pada diri sendiri. Etika kepemimpinan menggugah pe
mimpin bersikap rasional dan kritisterhadap semua peristiwa dan norma : termasuk norma tradisi, hukum, Etik kerja. dan norma-
nomla sosial lainnya: Bersikap otonom: Bebas, tanpa dipaksa atau "dibeli", mempunyai
"pemerintahan - diri", berhak membuat norma dan hukum sendiri sesuai dengan ketulusan,kebersihan suara hati nurani. Dengan otonomi ini bukan berarti sang pe
mimpin dapat berbuatsemau diri. bertingkah laku sewenang-wenang; melainkan dia bebas memeluk norma-nonna
kebaikan dan wajib dilaksanakan, untuk membawa anak buah pada pencapaian tujuan tertentu:Memberikan keadilan perintah dan larangan harus ditaati oleh setiap lembaga dan individu.
2. Etika Kristen Etika kristen adalah salah satu tools untuk membantu para pe
mimpin dalam
proses kepemimpinannya. Etika kristen sendiri dibentuk para pe
mimpin gereja dalam suatuorganisasi, untuk mengatur (memanajemenkan) urusan perilaku antar anggota, termasuk perilaku
para pe
mimpin. Etika kristen diambil dari alkitab. Namun etika kristen tidak dapat disejajarkandengan alkitab. Etika kristen itu berdasarkan ayat ayat alkitab yg ditafsirkan oleh bapa ge
reja
menjadi pedoman untuk menjalankan hidup. Seringkali orang menyebutnya dengan ³alkitabiah´.Jadi etika kristen itu akan menjadi pagar bagi prinsip -prinsip kehidupan kita. Jika etika kristen
termasuk dogmatika, maka dogma yg kita percayai itu atau yg kita anut itu akan menjadi pagar dalam kita melakukan segala sesuatu, dalam kita memutuskan segala sesuatu. Jika kita melihat
fungsi kita sebagai orang kristen adalah sebagai garam dan terang dunia, maka etika kristenadalah fungsi sebagai garam dunia. Kata ³dunia´ di sini menunjukkan suatu region, bagian kecil
dari keseluruhan, berarti komunitas tertentu saja. Artinya etika kristen adalah aturan untuk kedalam saja, bukan untuk orang di luar µkomunitas¶. Hanya menjadi hakim utk µkomunitas¶ saja,
bkn org yg di luar µkomunitas¶. Berarti di sini pe
mimpin membangun komunitasnya sendiri,
memanajemenkannya agar setiap anggota dapat berfungsi dengan baik. Setiap orang seharusnya
dapat membuktikan µrasa¶nya, atau µkeasinannya¶. 3. Etika Kepemimpinan KristenKepemimpinan Kristen memiliki dasar etika yang Alkitabiah. Dalam kepemimpinan Kristen, presuposisi dasar etika-moral dilandaskan atas fakta dan dinamika ³inkarnasi´ Yesus Kristus
(Yohanes 1:1-14, 18; Filipi 2:1-11). Konsep inkarnasi dalam kepemimpinan Kristen yangdibangun di atas fakta ³inkarnasi Yesus Kristus´ yang memiliki kisi kebenaran sesuai perilaku
kepemimpinan kristen berikut : 1. Dasar perilaku etika-moral kepemimpinan Kristen adalah pribadi Yesus Kristus, termasuk: kehidupan, karya, ajaran dan perilaku-Nya, di mana seluruh
kerangka kepemimpinan Kristen dibangun di atas dasar ini (I Yohanes 2:6). 2. Orientasi dan pendekatan etika-moral kepemimpinan Kristen bersifat partisipatif yang berlaku dalam
penerapan kepemimpinan Kristen pada segala bidang hidup (Lukas 4:18-19). 3. Dinamika etika-moral kepemimpinan Kristen terwujud oleh adanya transformasi hidup (individu/masyarakat)
yang dibuktikan dengan pertobatan/ pembaharuan/
pemulihan hidup dan semangat kerja (individu/korporasi; banding: Roma 12:1-2, 8, 9-21). 4.
Perwujudan dasar etik-moral kepemimpinan Kristen di atas haruslah dinyatakan dalam sikaphati, kata dan perbuatan serta bakti setiap pe
mimpin Kristen secara nyata dalam bidang hidup
berikut : a. P
emimpin Kristen harus membuktikan diri sebagai pemimpin bertanggung jawab(Ibrani 13:17). b. P
emimpin Kristen harus menemukan diri sebagai pemimpin yang bertumbuh
(Kolose 2:6-7; 3:5-17). c. P
emimpin Kristen harus menjadi pemimpin model dalam keteladanan
![Page 13: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/13.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 13/16
hidup dan kinerja (Ibrani 13:7-8). d. Pemimpin Kristen harus memiliki: motivasi dasar Pelayan-Hamba (Markus 10:42-45), yang senantiasa menyadari akan status dan perannya sebagai
pemimpin. Motivasi dasar seseorang pemimpin seperti ini akan sangat menentukan sikap, perilaku, kata ddan tindakan dari orang tersebut, baik terhadap diri, orang lain maupun
pekerjaan. Karena itu, seorang pe
mimpin Kristen perlu memastikan apakah ia memiliki dasar
etika-moral, orientasi dan motivasi yang sesuai dengan Firman Allah.
4. Perilaku Kepemimpinan kristen yang etik Kepemimpinan yang etik menggabungkan antara
pengambilan keputusan etik dan perilaku etik; dan ini tampak dalam konteks individu danorganisasi. Tanggung jawab utama dari seorang pe
mimpin adalah membuat keputusan etik dan
berperilaku secara etik pula, serta mengupayakan agar organisasi memahami dan menerapkannyadalam kode-kode etik. Bila pe
mimpin etik memiliki nilai ± nilai etika pribadi yang jelas dan
nilai-nilai etika organisasi, maka perilaku etik adalah apa yang konsisten sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Ada beberapa saran yang diadaptasi dari Blanchard dan Peale (1998)untuk
Pemimpin Kristen yang etik yaitu : a. Berperilakulah sedemikian rupa sehingga sejalan dengantujuan anda (Blanchard dan Peale mendefinisikannya sebagai jalan yang ingin anda lalui dalam
hidup ini; jalan yang memberikan makna dan arti hidup anda.) Sebuah tujuan pribadi yang jelasmerupakan dasar bagi perilaku etik. Sebuah tujuan organisasi yang jelas juga akan memperkuat
perilaku organisasi yang etik.
b. Berperilakulah sedemikian rupa sehingga anda secara pribadi merasa bangga akan perilakuanda. Kepercayaan diri merupakan seperangkat peralatan yang kuat bagi perilaku etik. Bukankah
kepercayaan diri merupakan rasa bangga (pride) yang diramu dengan kerendahan hati secaraseimbang yang akan menumbuhkan keyakinan kuat saat anda harus menghadapi sebuah dilema
dalam menentukan sikap yang etik. c. Berperilakulah dengan sabar dan penuh keyakinan akankeputusan anda dan diri anda sendiri. Kesabaran, kata Blanchard dan Peale, menolong kita untuk
bisa tetap memilih perilaku yang terbaik dalam jangka panjang, serta menghindarkan kita dari
jebakan hal-hal yang terjadi secara tiba-tiba. d. Berperilakulah dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etik sepanjang waktu, bukan hanya bila kita merasa nyaman untuk melakukannya. Seorang pe
mimpin etik, menurut Blanchard dan Peale, memiliki ketangguhan
untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya. e. Berperilakulah secarakonsisten dengan apa yang benar-benar penting. Ini berarti anda harus menjaga perspektif.
Perspektif mengajak kita untuk melakukan refleksi dan melihat hal-hal lebh jernih sehingga kita bisa melihat apa yang benar-benar penting untuk menuntun perilaku kita sendiri.
C. Konsep Moral 1. PENGERTIAN MORAL Istilah Moral berasal dari bahasa Latin.
Bentuk tunggal kata µmoral¶ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang
masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita
membandingkan dengan arti kata µetika¶, maka secara etimologis, kata ¶etika¶ samadengan kata µmoral¶ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu
kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ¶moral¶ sama dengan kata µetika¶,
maka rumusan arti kata µmoral¶ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Sedangkan yang membedakan hanya bah asalnya saja asa yaitu µetika¶ dari bahasa
Yunani dan µmoral¶ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan
pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu
![Page 14: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/14.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 14/16
melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kitamengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-
nilai dan norma-norma yang tidak baik. µMoralitas¶ (dari kata sifat Latin moralis) mempunyaiarti yang pada dasarnya
sama dengan µmoral¶, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang ³moralitas suatu perbuatan´, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. M
oralitasadalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
2. Persyaratan moral seorang pe
mimpin Beberapa persyaratan moral kepemimpinan, tidak peduli
apakah Ia pe
mimpin formal atau non formal, yaitu : Pertama, memiliki karakter dan jati diri.Kedua hal Ini adalah kunci untuk suksesnya memimpin, baik untuk sendiri, lingkungan,
organisasi atau bahkan tingkat negara seusai dengan kepemimpinan yang menjadi tanggung jawabnya. Pemahaman tentang karakter dan Jati diri tersebut, mencerminkan apa yang harus
dilaksanakan, membuat pilihan terbaik tentang apa. siapa dan bagaimana seseorang berfikir, berprilaku dan bertindak, mengambil tanggung Jawab, memahami dimana ego akan muncul dan
mereda, serta cerminan integritas kepribadian (terhadap keahliannya, Intelektual dan emosionalserta splritualnya dapal berjalan bersama-sama menjadi satu). Integritas kepribadian tersebut
akan membentuk ketinggian diri manusia. Dengan komitmen seperti Itu minimal orang tidak berbuat semena-mena dalam menjalankan amanah kepemimpinannya. Dengan kesadaran seperti
Itu diharapkan pe
mimpin yang bersangkutan tidak akan menabrak rambu-rambu moral, misalnyamelakukan KKN, sekecil apapun hanya untuk memenuhi ambisi dan kepentingannya. Kedua,
memiliki kemampuan menangani perubahan, ketidakpastian, keka-lutan, dan
kemenduaan/dualisme (double standart) dalam berbagai bidang kehidupan. Bagi kepemimpinan
nasional termasuk menjawab tantangan bahwa Indonesia. Ketiga, mempunyai visi kemana suatuorganisasi bergerak. Visi adalah pelita penuntun, karena membantu dalam membuat alur
keputusan. Seorang pe
mimpin harus memiliki kemampuan mengambil keputusan, cepat, tepat, benar, dengan harga yang terbaik bagi bangsa dan negara. Dengan visi, pe
mimpin memberikan
semua Jawaban yang penting dari masa sekarang ke masa depan. Karena Itu, pe
mimpin tidak sekedar mengikuti perubahan, tetapi mewarnai perubahan (dlr-rection setter). berarti menentukan
siapa yang berkata apa, kepada siapa, tentang apa dan tentang bagaimana rencana dan kegiatandiselesaikan. Keempat, memiliki seperangkat nilai moral yangjelas. Kepemimpinan tumbuh dari
nilai-nilai yang dipegang oleh para pe
mimpin. Diantara para pemimpin Itu, yang terpentingadalah karakter dan integritas moral kepribadian. Bila seseorang kehilangan karakter dan
integritas moral kepribadiannya, maka
kepemimpinannya akan hilang (hancur). Kelima, mampu melayani yang dipimpin. Lazimnya
untuk memulai suatu pekerjaan, terlalu banyak apa yang diinginkan oleh pe
mimpin, serta apayang Ingin dikerjakan. Tetapi begitu memulai untuk memberdayakan banyak orang yang jugamemiliki kepedulian, terasa ada suatu tanggung Jawab besar untuk menggerakan organisasi terus
maju. Karena Itu, pe
mimpin identik dengan tanggung jawab, untuk melayani secara adil, bukanuntuk minta dilayani. Keenam, keterbukaan. Keterbukaan adalah kedewasaan berfikir, bertindak
dari berpribadian. Keterbukaan merupakan saduan dari kecerdasan emosi dan kecerdasanspiritual dan kecerdasan pikirannya sekaligus. Ketujuh, kepercayaan. Kepercayaan ada-lah lem
emosional yang mengikat anggota dan pe
mimpin secara bersama-sama. Akumulasi kepercayaan
![Page 15: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/15.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 15/16
adalah suatu ukuran legitimasi kepemimpinan, yang tidak dapat dlmandatkan atau diperjual belikan. Kepercayaan adalah rumusan dasar dari semua kebutuhan untuk mempertahankan
eksistensi intltusi. Kedelapan, mampu menggunakan kekuasaan dengan bijak. P
emimpin Itu penatalayanan dan pengguna kekuasaan (power) secara bijaksana (wisdom). Ia beroperasi pada
lingkup keadilan kecerdasan akal, emotional, spiritual, dan moral, komitmen, dan aspirasi. Naluri
seorang pe
mimpin seharusnya adalah menyukai perubahan (change). Agar berhasil menjadiagent of change. seorang pe
mimpin harus memiliki konsep kepemimpinan yang menonjol dalamhal keterarahan. membangun tim, ketaula-danan. Sebab Ia adalah panutan dan bukan
menggunakan kekuasaannya semena -mena dan kepemihakan atau melacurkan diri untuk kepentingan yang bertolak dengan kebutuhan kebersamaan. Inti dari pouierdan wisdom Ini
adalah membangun kemajuan secara berkeadilan dansejahtera. Mengantisipasi masa depan yangunpredictable tersebut, mengisyaratkan bahwa visi dan misi kepemimpinan akan terkait erat
dengan waktu dan lingkungan. P
emimpin dituntut memiliki keahlian dan mampu bertindak sebagai spokesman, mampu berperan sebagai agent of change, serta mampu berperan sebagai
direction seller.Apa yang diuraikan diatas, adalah sebagian dari moral kepemimpinan yang harusada pada diri seorang pe
mimpin. Tanpa moral kepemimpinan seperti itu, suatu organisasi sekecil
RT. RW sekalipun apalagi suatu negara bangsa, akan selalu meninggalkan residu masalah dariwaktu ke waktu
BAB III KESIMPULAN
1. Kepemimpinan dapat didefinisikan berdasarkan penerapannya pada bidang militer, olahraga,
bisnis, pendidikan, industri dan bidang-bidang lainnya. Ordway Tead memberikan rumusan"Leadership is the activity influencing people to cooperate some good which they come to find
desirable". Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja samaguna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. ( Wursanto, 2003: 196). Slamet santosa ( 2004:
44 ) mendefinisikan kepemimpinan sebagai "usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar
mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuankelompok yang telah disepakati". Menurut Ngalim Purwanto (1993: 26). "Kepemimpinansebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya
melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-
tujuan organisasi". Menurut Goestch dan Davis (1994: 192 ) "kepemimpinan merupakankemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung
jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi". 2. Kepemimpinanvisioner adalah kemampuan seseorang pe
mimpin dalam bagaimana mencipta, merumuskan,
mengkomunikasikan/mensosialisasikan dan mengimplementasikan pemikiran pemikiran idealyang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan
stakeholder yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih ataudiwujudkan melalui komitmen semua personil. 3. Bass (1985) mengemukakan sebuah teorikepemimpinan transformasional (transformational leadership) yang dibangun atas gagasan ±
gagasan yang lebih awal dari Burns (1978). Tingkatan sejauh mana seorang pe
mimpin disebuttransformasional terutama diukur dalam hubungannya dengan efek kepemimpinannya tersebut
terhadap para pengikutnya.
![Page 16: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020805/5571fefd49795991699c6f8c/html5/thumbnails/16.jpg)
5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 16/16
4. Model kepemimpinan transformasional memang perlu diterapkan sebagai salah satu solusikrisis kepemimpinan terutama dalam bidang kependidikan. Adapun alasan ± alasan mengapa
diterapkannya model kepemimpinan transformasional didasarkan pendapat Olga Epitropika(2001) bahwa ada enam hal mengapa kepemimpinan transformasional penting bagi suatu
organisasi : a. Secara signifikan meningkatkan kinerja organisasi b. Secara positif dihubungkan
dengan orientasi pemasaran jangka panjang dan kepuasan pelanggan c. Membangun komitmenyang lebih tinggi para anggotanya terhadap organisasi d. Meningkatkan kepercayaan pekerjadalam manajemen dan perilaku keseharian organisasi e. Meningkatkan kepuasan pekerja melalui
pekerjaan dan pe
mimpin f. Mengurai stress para pekerja dan meningkatkan kesejahteraan 5.Kepemimpinan menurut pandangan Kristen memiliki faktor-faktor dasar kepemimpinan yang
sama dengan kepemimpinan umum lainnya. Pada sisi lain kenyataan yang membedakan antaraKepemimpinan menurut pandangan Kristen dan kepemimpinan lainnya ialah hakikat, dinamika,
serta falsafah yang didasarkan pada Alkitab. Sebagai contoh, premis utama kepemimpinanKristen ialah bahwa Allah yang berdaulat oleh kehendak-Nya yang kekal, telah menetapkan serta
memilih setiap pe
mimpin Kristen kepada pelayanan memimpin. J. Robert Clinton mengatakan,³Allah memilih bagi dirinya seorang pe
mimpin, dan Allah mengembangkan pemimpin tersebut
sepanjang kehidupannya.´ Itulah sebabnya tatkala mendefinisikan tentang siapa pe
mimpinKristen itu, Clinton menjelaskan: ³Pemimpin Kristen adalah seseorang yang telah dipanggil
Allah sebagai P
EMIMPIN. 6. Lao-Tzu, filsafat dari Cina yang hidup pada abad ke enam sebelummasehi menyatakan seorang pe
mimpin dalam tingkatannya yang paling baik, ialah ketika orang-
orang nyaris tidak ada tahta . Sebab, orang-orang yang selaluberusaha maju, berani menghadapi perubahan dan mengembangkan kemampuan kepemimpinannya, adalah bagian yang sangat
penting dari masa depan dan merupakan sebagian dari moral kepemimpinan. siapa dan bagaimana seseorang berfikir, berprilaku dan bertindak, mengambil tanggung Jawab, memahami
dimana ego akan muncul dan mereda, serta cerminan integritas kepribadian (terhadapkeahliannya, Intelektual dan emosional serta splritualnya dapal berjalan bersama-sama menjadi
satu). Dengan kesadaran seperti Itu diharapkan pe
mimpin yang bersangkutan tidak akan
menabrak ramburambu moral, misalnya melakukan KKN, sekecil apapun hanya untuk memenuhi ambisi dan kepentingannya. Lazimnya untuk memulai suatu pekerjaan, terlalu banyak apa yang diinginkan oleh pe
mimpin, serta apa yang Ingin dikerjakan. Sebab Ia adalah pa nutan
dan bukan menggunakan kekuasaannya semena-mena dan kepemihakan atau melacurkan diri
untuk kepentingan yang bertolak dengan kebutuhan kebersamaan. P
emimpin dituntut memilikikeahlian dan mampu bertindak sebagai spokesman, mampu berperan sebagai agent of change,
serta mampu berperan sebagai direction seller.Apa yang diuraikan diatas, adalah sebagian darimoral kepemimpinan yang harus ada pada diri seorang pe
mimpin.