moral dan etika pemimpin dalam perspektif alkitab

17
 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab BAB I PENDAHULUAN The leadership paradigm is something d ynamic and always up to date to talk from one generation to generation. Late ly, the leadership under SBY and JK, has p lanned a leadership headed toward Good Governance. All the ³United Cabinet´ were headed toward three main agenda. They promised to build peacefull situation, justice and democracy and pro sperity for all. This policy, of course needs a go od basic moral and et hic. Paradigma kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat dinamis. Masalahnya selalu hidup dan aktual untuk dikaji dari generasi ke ge nerasi. Akhir ± akhir ini Indonesia misalnya di era kepe mimpinan Susilo Bambang Yudoyono mencanangkan pola kepemimpinan yang mengarah kepada kepemerintahan yang baik yang dikenal dengan i tilah Good Governance. s Mereka bertekad mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokrasi, serta mewujudkan kesejahteraan yang melimpah dan merata (peace, justice, democracy and prosperity). Kebijakan yang mulia ini tentu saja membutuhkan landasan moral dan etik kepemimpinan yang baik. Pepatah Arab yang cukup terkenal di Indonesia mengatakan ³Innamal umamu akhlaqu maa  baqiat fain humu jahabat akhlaquhum jahabu´ Artinya suatu umat akan kuat karena berpegang teguh pada m  oralitas yang ada, namun apabila moral diabaikan maka tunggulah kehancuran umat tersebut. Untuk itulah kita per lu menyadari bahwa krisis yang melanda Bangsa I ndonesia saat ini (krisis keuangan, krisis pangan, krisis minyak, dan krisis lainnya) t idak terlepas dengan kemerosotan moral dan etika kepemimpinan di Negara kita. Kasus penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan di Lembaga Yudikatif telah menghancurkan harapan Bangsa Indonesia untuk menegakkan supremasi hukum dan keadilan. Demikian pula kasus penyelewengan dan suap di lembaga legislative telah memusnahkan impian rakyat Indonesia yang telah menunjuk wakilnya dalam memperjuangkan kesejahteraan bersama. Dalam bidang pendidikan, penyelewengan dana pendidikan, perselingkuhan, Pemaksaan kelulusan dalam UAN/UNAS dan masih banyak lagi fenomena yang menunjukkan bahwa rapuhnya moral dan etika kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi penyebab terbesar dari krisis multidimensional di Indonesia saat ini . Sekarang pertanyaannya adalah apa yang menjadi penyebab moral dan etika itu tidak fungsional. Jawabannya adalah selama ini pembangunan yang digalakkan lebih banyak ditekankan dan terfokus pada upaya mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang maksimal. Sementara aspek  moralitas dan etika yang berdasarkan nilai ± nilai keagamaan seolah ± olah terabaikan oleh  penentu kebijakan untuk dimasukkan dalam proses dan implementasi pembangunan. Perlu diingat bahwa pembangunan tanpa dilandasi moral dan etika sudah barang tentu akan berdampak munculnya individu dan kelompok yang tidak sehat secara psikologis dan sosial. Seorang   pemimpin yang baik dalam kepemerintahan seyogyanya menumbuhkan semangat yang kuat untuk memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin bangsanya. Seorang pe  mimpin harus

Upload: missa-anton

Post on 15-Jul-2015

739 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 1/16

 

Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif 

Alkitab

BAB I PENDAHULUANThe leadership paradigm is something dynamic and always up to date to talk from onegeneration to generation. Lately, the leadership under SBY and JK, has planned a leadership

headed toward Good Governance. All the ³United Cabinet´ were headed toward three mainagenda. They promised to build peacefull situation, justice and democracy and prosperity for all.

This policy, of course needs a good basic moral and ethic. Paradigma

kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat dinamis. Masalahnya selalu hidup dan aktual

untuk dikaji dari generasi ke generasi. Akhir ± akhir ini Indonesia misalnya di era kepemimpinan

Susilo Bambang Yudoyono mencanangkan pola kepemimpinan yang mengarah kepadakepemerintahan yang baik yang dikenal dengan i tilah Good Governance. s Mereka bertekadmewujudkan Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokrasi, serta mewujudkan

kesejahteraan yang melimpah dan merata (peace, justice, democracy and prosperity). Kebijakanyang mulia ini tentu saja membutuhkan landasan moral dan etik kepemimpinan yang baik.

Pepatah Arab yang cukup terkenal di Indonesia mengatakan ³Innamal umamu akhlaqu maa baqiat fain humu jahabat akhlaquhum jahabu´ Artinya suatu umat akan kuat karena berpegang

teguh pada m

 

oralitas yang ada, namun apabila moral diabaikan maka tunggulah kehancuranumat tersebut. Untuk itulah kita perlu menyadari bahwa krisis yang melanda Bangsa Indonesia

saat ini (krisis keuangan, krisis pangan, krisis minyak, dan krisis lainnya) tidak terlepas dengankemerosotan moral dan etika kepemimpinan di Negara kita. Kasus penyalahgunaan wewenang

dan kekuasaan di Lembaga Yudikatif telah

menghancurkan harapan Bangsa Indonesia untuk menegakkan supremasi hukum dan keadilan.Demikian pula kasus penyelewengan dan suap di lembaga legislative telah memusnahkan impian

rakyat Indonesia yang telah menunjuk wakilnya dalam memperjuangkan kesejahteraan bersama.Dalam bidang pendidikan, penyelewengan dana pendidikan, perselingkuhan, Pemaksaan

kelulusan dalam UAN/UNAS dan masih banyak lagi fenomena yang menunjukkan bahwarapuhnya moral dan etika kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi penyebab terbesar 

dari krisis multidimensional di Indonesia saat ini.

Sekarang pertanyaannya adalah apa yang menjadi penyebab moral dan etika itu tidak fungsional.

Jawabannya adalah selama ini pembangunan yang digalakkan lebih banyak ditekankan danterfokus pada upaya mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang maksimal. Sementara aspek 

 

moralitas dan etika yang berdasarkan nilai ± nilai keagamaan seolah ± olah terabaikan oleh penentu kebijakan untuk dimasukkan dalam proses dan implementasi pembangunan. Perlu

diingat bahwa pembangunan tanpa dilandasi moral dan etika sudah barang tentu akan berdampak munculnya individu dan kelompok yang tidak sehat secara psikologis dan sosial. Seorang

 

 pemimpin yang baik dalam kepemerintahan seyogyanya menumbuhkan semangat yang kuatuntuk memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin bangsanya. Seorang pe

 

mimpin harus

Page 2: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 2/16

 

memiliki sikap takut akan Tuhan agar dapat tampil sebagai pemimpin sejati. Pemimpin yangdapat dipercaya, jujur, patuh, disiplin, taat azas, mampu berkomunikasi secara efektif, tegas dan

tekun menegakkan kebenaran sehingga mampu mengalahkan musuh bangsa. Moral melahirkanseorang pe

 

mimpin yang mampu menghargai pekerjaan orang lain, mengakui kemampuan orang

yang dipimpin dan menghormati mereka sebagai abdi Negara. Moral mampu mendorong seoran

 

 pemimpin bersikap transparan, keterbukaan dalam melaksanakan amanah yang diembannya.Demikian pula halnya dengan etika yang merupakan refleksi dari moral yang bersumber dariPancasila. Etika yang berhimpitan dengan ³moral´ mampu melahirkan pe

 

mimpin yang sadar 

akan keterbatasan kekuasaannya. Mengakui dan mendukung adanya keterbatasan penggunaankekuasaan pasti akan mencetak pimpinan yang mampu menghindari penyalahgunaan

kewenangan. P

 

emimpin yang secara sadar menghindari terjadinya pemerintahan otoriteristik dankekuasaan absolute . Prinsip Kepemimpinan menurut pandangan Alkitab bahwa, P

 

emimpin

Sebagai Pelayan, Di dalam tugas Kepemimpinannya. Yesus telah mengutarakan prinsipkepemimpinan Kristen di dalam, Markus 9:35 yaitu, ³« Jika seseorang ingin menjadi yang

terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.´ Dan pada Markus 10: 4344, ³Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata : ³kamu tahu, bahwa

mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesarpembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di

antara kamu, barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba

untuk semuanya. Karena Anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.´ Yang

menjadi pertanyaan sekarang masih adakah moral dan etika pe

 

mimpin kita yang mau menjadi

seorang ³Pelayan´ Semoga. Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut, maka padakesempatan ini penulis ini melakukan suatu kajian teoritis dalam bentuk makalah yang berjudul :

MORAL DAN ETIKA KEPEMIMPIN PENDIDIKAN DALAM PANDANGAN ALKITAB

BAB II PEMBAHASAN

I.

KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN A. Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan memiliki pandangan yang berbeda ± beda oleh para ahli, sehingga merekapun memberikan definisi

tentang kepemimpinan berbeda pula, adapun pendapat para ahli mengenai definisi pendidikanyaitu : 1. Overton (2002) menjelaskan: kepemimpinan adalah kemampuan untuk memperoleh

tindakan dengan dan melalui orang lain dengan kepercayaan dan kerjasama. 2. Manz dan Sims,Jr (2001) berpendapat bahwa, pe

 

mimpin adalah orang yang memiliki kekuasaan, kewenangan atau

karisma yang cukup untuk mempengaruhi orang lain. 3. James M. Black (1961), Leadership is

capable persuading others to work together under directions as a team to accomplish certaindesignated objectives, (Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup menyakinkan oranglain supaya bekerjasama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan

tertentu) 4. Ordway Tead (1935), Leadership is the activity of influencing people to cooperatetoward some goal which come to find desirable, (Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi

orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan). 5.G.L. Freeman & E.K. Taylor (1950), Leadership is an ability to create group action toward an

organizational objective with maximum effectiveness and cooperation from each individual

Page 3: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 3/16

 

(Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuanorganisasi dengan efectivitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu). 6. George R.

Terry (1972), Leadership is the relationship in which one person, or the leader, influences othersto work together willingly on related tasks to attain that which the leader desires,

(Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang

atau pe

 

mimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalamhubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pe

 

mimpin). 7. Menurut Shelton (1997) ada

 beberapa prinsip kepemimpinan yang perlu dipahami yaitu: a. Kepemimpinan adalah tidak ekslusif bagi kedudukan eksekutif b. Organisasi akan hancur tanpa kepemimpinan c. Hal yang

 benar untuk memimpin harus dimunculkan d. Fokus kepemimpinan terhadap hubungan timbal balik e. Kepemimpinan bersifat kontekstual f. P

 

emimpin memberikan inspirasi kepada orang lain

untuk memimpin g. Keterampilan manajemen adalah suatu komponen penting dalamkepemimpinan h. Kepemimpinan dapat dipelajari Berdasarkan keterangan diatas dapat

disimpulkan kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain baik individu maupunkelompok yang dengan sukarela melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. B. Unsur -

unsur Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blandchart (1988) berpendapat bahwa unsur kepemimpinan itu yaitu pe

 

mimpin (Leader), pengikut (Follower), dan situasi (Situation) tempat

di mana berlangsungnya proses kepemimpinan. Sedangkan yang membedakan pe

 

mimpin denganyang dipimpin dapat dilihat dari bakat-bakatnya. Ada enam bakat menurut Kilpatrik dan Locke

(Overton, 2002), yaitu: 1. Keberanian 2. Keinginan/ dorongan untuk memimpin 3. Kejujuran danintegritas 4. Rasa percaya diri 5. Kecerdasan

6. Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan

 

Pemimpin tidak akan eksis tanpa anggota atau pengikut. Menurut Owens (1995:122) bahwa ada beberapa hal p

 

emimpin berhubungan dengan anggotanya: 1. Mendorong menyatukan anggota

dalam mewujudkan visi 2. Membangkitkan komitmen pribadi untuk berusaha membawa visimemasuki masa depan yang lebih baik 3. Mengatur lingkungan kerjasama yang menjadikan

tujuan sebagai nilai terpusat dalam organisasi 4. Memudahkan pekerjaan yang mereka butuhkanmelakukannya untuk mencapai visi. C. Kekuasaan dan Kepemimpinan

Disini kepemimpinan sesorang memiliki hubungan yang sangat erat dengan kekuasaan. Ada lima

 jenis kekuasaan menurut French dan Reven yang dikutip Owens (1995), yaitu: 1. Reward Power,suatu kekuasaan yang diperoleh atas dasar pemberian hadiah atau reward kepada anggota

sehingga mereka melakukan kegiatan kegiatan yang diinginkan. 2. Coercive Power, kekuasaanyang bersifat paksaan melibatkan kemampuan mengawasi dan memberi hukuman sehingga

oranglain mematuhinya. 3. Expert Power, kekuasaan yang didasarkan atas penguasaan

 pengetahuan tertentu sehingga mampu mendorong orang melakukan sesuatu karena pengaruhnyayang berdasar pengetahuannya. 4. Legitimate Power, kekuasaan yang dimiliki karenakewenangannya dalam posisi tertentu pada organisasi sehingga diakui oleh orang lain memiliki

hak yang wajib untuk dipatuhi. 5. Referent Power, kekuasaan datang dari keinginan bawahanuntuk mengidentifikasi atau menyenangkan atasannya. D. Keterampilan dan Sifat

Kepemimpinan 1. Keterampilan memimpin Hersey dan Blanchard (1988:5) mendefinisikankepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain

melakukan sesuatu sesuai dengan harapan yang mempengaruhi didalamnya telah terjadi proses

Page 4: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 4/16

 

kepemimpinan. 2. Sifat-Sifat Kepemimpinan Beberapa bakat dari pemimpin yang baik menurutOverton (2002) mencakup : 1) Kejujuran dan integritas, 2) Keberanian/semangat, 3)

Keinginan/dorongan memimpiun, 4. Percaya diri, 5) Kecerdasan, 6. Pengetahuan yang relevandengan pekerjaan. E. Perilaku dan Gaya Kepemimpinan 1. Prilaku kepemimpinan Ada empat

 perilaku kepemimpinan hasil penelitian Ohio State Leadership sebagaimana dikemukakan oleh

Robins (1991) dan Hersey & Blanchard (1988): a. Memerintah (Directiv), Yaitu pe

 

mimpinmemberitahu apa dan kapan sesuatu dikerjakan, tidak ada partisipasi dalam pengambilankeputusan. b. Mendukung (supportive), yaitu manajer menjadi sahabat bagi pegawai dan

menunjukkan minat kepada mereka.

c. Memudahkan (fasilitatif), yaitu pimpinan memberitahu saran dan melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan. d. Orientasi Prestasi (Achievement-Orientet), yaitu pimpinan membagi

kontribusi tentang tujuan dan menunjukkan kepercayaan bahwa pegawai mampu mencapainya.

2. Gaya Kepemimpinan a. Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas akan tetapi kurang perhatian pada kebutuhan para pekerjanya. b. Gaya

kepemimpinan demokratis adalah mengikutsertakan anggota bawahan dalam pengambilankeputusan dalam rangka menumbuhkan komitmen kerja untuk mencapai tujuan. c. Gaya

kepemimpinan kendali bebas (laissezfaire) menekankan bahwa pe

 

mimpin tidak hanya berusahauntuk menjalankan kontrol atau pengaruh terhadap para anggota kelompok. Dalam gaya

kepemimpinan ini cenderung pe

 

mimpin sering memberi kekuasaan pada bawahan.

II.

Kepemimpinan pendidikan A. Konsep dasar kepemimpinan pendidikan Secara umum definisi

kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut.

³Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapatmempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu

memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuatsesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan´.

Pendidikan´ yang mengandung arti dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau ciri-ciri yang harus dimiliki oleh

kepemimpinan itu. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara

efektif dan efisien. 1. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan a. P

 

emimpin membantu terciptanyasuasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.

 b. P

 

emimpin membantu kelompok untuk mengorganisir dari yaitu ikut serta dalam memberikanrangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan ujian c.

 

Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan

efektif d. P

 

emimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok.

 

Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman e. Pemimpin

 bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi. 2. Tipe-

Page 5: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 5/16

 

Tipe Kepemimpinan Pendidikan a. Tipe Otoriter b. Tipe ³Laissez-faire´ c. Tipe demokratis d.Tipe Pseudo Demokratis.

3. Syarat-Syarat P

 

emimpin Pendidikan a. Rendah hati dan sederhana b. Bersifat suka menolong

c. Sabar dan memiliki kestabilan emosi d. Percaya kepada diri sendiri e. Jujur, adil dan dapat

dipercaya f. Keahlian dalam jabatan 4. Ketrampilan Yang Harus Dimiliki P

 

emimpin a.Ketrampilan dalam memimpin b. Ketrampilan dalam hubungan insani c. Ketrampilan dalam proses kelompok d. Ketrampilan dalam administrasi personil e. Ketrampilan dalam menilai 5.

Pendekatan Tentang Teori Munculnya P

 

emimpin Munculnya pemimpin dikemukakan dalam beberapa teori, yaitu : a. Teori Pertama, berpendapat bahwa seseorang akan menjadi pe

 

mimpin

karena ia memang dilahirkan untuk menjadi pe

 

mimpin. Maka munculah istilah µLeaders are borned not bulid´. Teori ini disebut teori Genetis. b. Teori Kedua, mengatakan bahwa seseorang

akan menjadi p

 

emimpin kalau lingkungan, waktu atau keadaan memungkinkan ia menjadi

 

 pemimpin. Maka munculah istilah ³Leaders are built not born´. Teori ini disebut teori Sosial.

c. Teori Ketiga, adalah gabungan teori pertama dengan teori kedua, ialah untuk menjadi seorang

 

 pemimpin perlu bakat dan bakat itu perlu dibina supaya berkembang. Teori ini disebut teoriEkologis. d. Teori Keempat, disebut teori Situasi / Kontingensi. Menurut teori ini setiap orang

 bisa menjadi pe

 

mimpin, tetapi dalam situasi tertentu saja, karena ia memiliki kelebihan-kelebihan yang diperlukan dalam situasi itu. 6. Pendekatan Dalam Mempelajari Kepemimpinan

Pendidikan a. Pendekatan Kontingensi / Situasi Model Kepemimpinan Kontingensi ModelKepemimpinan Tiga Dimensi Teori Kepemimpinan Situasional b. Pendekatan Sifat (Traits

Approch) c. Pendekatan Keperilakuan (Behavioral Approch) d. Studi Kepemimpinan Ohio StateUniversity e. Teori Kepemimpinan Managerial Grid f. Model Getzels dan Guba g. Kazt

mengemukakan tiga ketrampilan yang harus dikuasai oleh seorang pe

 

mimpin, ialah humanrelation skill, technical skill, dan conceptual skill. Kazt juga mengemukakan ranah ketrampilan

 

 pemimpin yaitu : Top Manager, Middle Level Manager dan First Supervisior (Lower Manager).

B. MODEL ± MODEL KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN 1. Kepemimpinan Visioner Kepemimpinan visioner adalah kemampuan seseorang pe

 

mimpin dalam bagaimana mencipta,merumuskan, mengkomunikasikan / mensosialisasikan dan

mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasilinteraksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholder yang diyakini sebagai cita-cita

organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil.Sebelum seorang pe

 

mimpin yang visioner menetapkan visi, maka maka pemimpin tersebut perlu

mempunyai pengalaman hidup, pendidikan, pengalaman profesional, interaksi dan komunikasidalam kegiatan intelektual yang membentuk pola pikirnya. Sehingga dengan demikian,

terciptanya visi terbentuk dari perpaduan antara INSPIRASI, IMAJINASI INSIGHT,

INFORMASI, PENGETAHUAN dan PENILAIAN (JUDGMENT). Seorang pe

 

mimpin yangvisioner mempunyai konsep tentang :

a. Bagaimana merekayasa masa depan untuk menciptakan pendidikan yang produktif. b.Menjadikan dirinya sebagai agen perubahan c. Memposisikan sebagai penentu arah organisasi d.

Pelatih atau pembimbing yang profesional e. Mampu menampilkan kekuatan pengetahuan berdasarkan pengalaman profesional dan pendidikannya. Pendidikan dapat dikatakan produktif 

apabila seorang pe

 

mimpin dalam mengelola pendidikannya dapat melakukan efektivitas dan

Page 6: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 6/16

 

efisiensi dalam pelaksanaannya menerapkan 5 konsep tersebut diatas. Sifat - sifat seorangvisioner, selain dia mampu melihat dan memanfaatkan peluangpeluang di masa depan ia juga

memiliki prinsip kepemimpinan seperti yang dikemukakan Stephen R. Covey (1997) tentang

 

 pemimpin yang berprinsip dengan ciriciri sebagai berikut : a. Selalu belajar (terus menerus) b.

Berorientasi pada pelayanan c. Memancarkan energi positif d. Mempercayai orang lain e. Selalu

 berlatih untuk memperbaharui diri agar mampu mencapai prestasi yang tingi 2. KepemimpinanTransformasional Bass (1985) mengemukakan sebuah teori kepemimpinan transformasional f.Hidup seimbang g. Melihat hidup sebagai petualangan h. Sinergistik 

(transformational leadership) yang dibangun atas gagasan ± gagasan yang lebih awal dari Burns

(1978). Tingkatan sejauh mana seorang pe

 

mimpin disebut transformasional terutama diukur dalam hubungannya dengan efek kepemimpinannya tersebut terhadap para pengikutnya. Di

mana para pengikut dari seseorang pe

 

mimpin transformasional merasa adanyaKEPERCAYAAN (TRUST), KEKAGUMAN, KESETIAAN (LOYALITY), dan HORMAT

TERHADAP P

 

EMIMPIN tersebut, serta mereka termotivasi untuk melakukan lebih daripadayang awalnya diharapkan terhadap mereka / terdorong untuk lebih sukses dari pemimpinnya.

Saat ini para tokoh ± tokoh motivator di Indonesia menggunakan model kepemimpinantransformasional sebagai salah satu konsep pengembangan diri yang sering diajarkan untuk 

memotivasi dan menciptakan pe

 

mimpin yang ideal, antara lain Tung Desem Waringin, MarioTeguh, Andrie Wongso dll. Formulasi asli dari teori tersebut di atas mencakup tiga komponen

kepemimpinan transformasional, yaitu : a. Kharisma b. Stimulasi intelektual

c. Perhatian yang diindividualisasikan Dengan demikian seorang kepala sekolah dapat dikatakanmenerapkan

kepemimpinan transformasional jika dia mampu mengubah energi sumber-sumber daya baik manusia maupun non-manusia untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah. Implementasi model

kepemimpinan transformasional dalam bidang pendidikan memang perlu diterapkan, sepertikepala sekolah, kepala dinas, kepala departemen, dll. Model kepemimpinan ini memang perlu

diterapkan sebagai salah satu solusi krisis kepemimpinan terutama dalam bidang kependidikan.Adapun alasan ± alasan mengapa diterapkannya model kepemimpinan transformasional

didasarkan pendapat Olga Epitropika (2001) bahwa ada enam hal mengapa kepemimpinantransformasional penting bagi suatu organisasi : a. Secara signifikan meningkatkan kinerja

organisasi b. Secara positif dihubungkan dengan orientasi pemasaran jangka panjang dankepuasan pelanggan c. Membangun komitmen yang lebih tinggi para anggotanya terhadap

organisasi d. Meningkatkan kepercayaan pekerja dalam manajemen dan perilaku keseharianorganisasi e. Meningkatkan kepuasan pekerja melalui pekerjaan dan pe

 

mimpin f. Mengurai

stress para pekerja dan meningkatkan kesejahteraan Implementasi model kepemimpinan

transformasional dalam organisasi / instansi pendidikan perlu memperhatikan beberapa halsebagai berikut : a. Mengacu pada nilai-nilai agama yang ada dalam oragnisasi / instansi bahkansuatu negara. b. Disesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem organisasi /

instansi tersebut. c. Menggali budaya yang ada dalam oragnisasi tersebut d. Karena sistem pendidikan merupakan sub sistem, maka harus memperhatikan sistem yang lebih besar yang ada

di atasnya seperti sistem negara.

III.

Page 7: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 7/16

 

Kepemimpinan dalam Pandangan Kristen A. Dasar Kepemimpinan Kristen 1. Dipilih danditetapkan Allah, Seorang bisa dilahirkan dengan bakat kepemimpinan, namun akan efektif bila

dia dibentuk dengan adanya kesempatan, latihan dan pengalaman. Dalam kepemimpinan rohani,selain bakat dan pembentukan, ada faktor panggilan dan penetapan Allah untuk memimpin.

Contoh : Musa.

2. Adanya kerinduan/beban untuk memimpin, Seorang pe

 

mimpin rohani adalah orang yangmenyadari adanya beban tugas dan tanggung jawab terhadap terhadap umat Tuhan, sehingga

mereka bersedia berkorban, bahkan menderita demi menjalankan kehendak Allah dalam pelayanan. Contoh: Nehemia, Martin Luther. 3. Mengutamakan fungsi, bukan jabatan, Seorang

 

 pemimpin rohani harus berfungsi: menjalankan tugas pelayanannya dengan rajin dan setia, bukanmengutamakan pangkat atau jabatan. Fokus dan prioritas utamanya adalah mengutamakan kerja

dan bukan imbalan (Luk. 17:10). B. Pola Kepemimpin Kristen Pola kepemimpinan Kristen yangAlkitabiah adalah pelayanan yang penuh kerendahan hati, seperti yang ditunjukkan Yesus ketika

Ia membasuh kaki para muridNya. Yesus memberi teladan tentang pelayanan sejati, kerendahanhati dan kebesaran sejati (Yoh. 13:12-15, Luk. 22:24-26). Paling tidak ini mencakup tiga

konsekuensi, yakni: 1. Melayani dengan kasih dan bukan memerintah dengan otoriter, Pelayananyang tidak didasari peninggian tapi perendahan diri (Fil. 2:5-11). Yesus adalah teladan

kepemimpinan yang melayani, karena Dia datang untuk melayani dan memberi diri bagi pelayanan (Mrk. 10:42-45). Karena itu kita tidak boleh terpengaruh oleh pola kepemimpinan

dunia dengan menolak: kepemimpinan tangan besi yang menjalankan kuasa dengan keras danmemiliki motivasi ingin menjadi yang paling besar dan terkemuka. 2. Bergantung total kepada

Allah, bukan kepada manusia, P

 

emimpin rohani tidak mengandalkan manusia (mis: yang kaya, berpangkat) tapi mengandalkan Allah. 3. Mempermuliakan Allah dan bukan diri sendiri, Ia

 berusaha menyukakan Allah lebih dari pada menyukakan manusia (I Tes. 2:4). Penghormatankepada Allah harus melebihi penghormatan kepada manusia. C. Dasar Teologis Kepemimpinan

Kristen Dasar teologis yang harus dipahami dan harus ada pada seorang pemimpinan Kristen

ialah : 1. P

 

emimpin Kristen harus memahami dasar kepemimpinan Kristen bahwa ia terpanggilsebagai ³pelayan ± hamba´ (Makus 10 : 42 ± 45). Sebagai pelayan, pe

 

mimpin terpanggil kepadatugas yang olehnya ia menjadi pe

 

mimpin. Sebagai hamba, ia terpanggil dengan status

menghamba kepada TUHAN, yang harus diwujudkan dalam sikap, sifat, kata, dan perbuatan. 2.

 

Pemimpin Kristen harus memiliki motif dasar kepemimpinan Kristen yaitu; Satu: ³membina

hubungan´ dengan orang yang dipimpinnya dan orang lain pada umumnya

(Markus 3:13-19; Matius 10:1-4; Lukas 6:12-16). Dalam kaitan ini, perlulah disadari bahwakadar hubungan-hubunganlah yang menentukan keberhasilan seseorang sebagai pe

 

mimpin. Dua:

³mengutamakan pengabdian´ (Lukas 17:7-10). Mengutamakan pengabdian menekankan bahwa³kerja´ adalah fokus, prioritas, sikap serta tekanan utama, sehingga ia akan mengabdikan diri

untuk melakonkan tugas kepemimpinan dengan sungguh-sungguh. 3. P

 

emimpin Kristen harusmemahami PROSES KEPEMIMPINAN serta ketrampilan memimpin, antara lain : a. Ia harusmengetahui tujuan (tujuan Allah, tujuan organisasi, tujuan operasi kerja) dari institusi/organisasi

yang dipimpinnya. b. Ia perlu mengenal tanggung jawab serta tugas yang dipercayakankepadanya. c. Ia harus memahami dan mengenal fungsi pengelolaan kerja (manajemen) ± (Lukas

14:28-30). d. Ia harus berupaya mengenal setiap orang yang dipimpinnya untuk mempermudah penggalangan serta pembinaan hubungan antara pe

 

mimpin-bawahan, sebagai dasar untuk 

melaksanakan kinerja kepemimpinan yang berkualitas. Kondisi hubungan baik antara pe

 

mimpin

Page 8: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 8/16

 

dengan para bawahan sangat menentukan pelaksanaan kerja yang dapat dilakukan dengan baik  pula. e. Ia harus mengerti dengan baik bagaimana caranya mencipta hubungan, kondisi yang

kondusif, serta pemenuhan kebutuhan dari bawahannya dalam upaya memperlancar uapaya dankinerja kepemimpinan. D. Karakteristik Kepemimpinan Kristen Faktor utama yang harus

dimiliki seorang pe

 

mimpin Kristen adalah: Integritas. Paulus pernah menasehati Timotius,

³Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.´ (I Tim. 4:16). Bila kita memiliki karakter yangindah maka akan timbul wibawa rohani, yang membuat orang akan rela mengikuti kita. seorang

 

 pemimpin rohani. Dalam Keluaran 18:21, disebutkan bahwa orang yang harus dipilih untuk 

menjadi pe

 

mimpin umat Israel adalah orang yang memiliki: 1. Integritas Diri (hubungan dengandiri, dan bagaimana memandang diri) ± cakap, yaitu menyangkut

keberadaan/kemampuan/kematangan individu. 2. Integritas Rohani (hubungan pribadi denganAllah) ± takut akan Allah, komitmen kepada Allah. 3. Integritas Sosial (integritas

etika/moral/sosial dalam hubungan dengan orang lain) ± dapat dipercaya Alkitab menuntut persyaratan ketat untuk 

4. Integritas Ekonomi (hubungan dengan benda/uang, kebutuhan vs tanggung jawab) ± benci

 pengejaran suap. 5. Integritas Kerja (hubungan dengan pekerjaan yang dipercayakan kepada

 

 pemimpin) ± memimpin orang 1000, 100, 50, 10 ± sikap terhadap kerja dan orang yang

dipimpin. Dalam I Timotius 3:1-13, Paulus memberikan kriteria bagi seorang pe

 

mimpin rohani,meliputi klasifikasi : 1. Sosial: tak bercacat, mempunyai nama baik di luar jemaat, orang

terhormat. 2. Moral : suami dari satu istri, dapat menahan diri, bukan peminum/penggemar anggur. 3. Mental: bijaksana, sopan, cakap mengajar. 4. Kepribadian: Bukan pemarah melainkan

 peramah, pendamai, suka memberi tumpangan, bukan hamba uang/serakah, jangan bercabanglidah dan suka memfitnah, hati nuraninya murni, dapat dipercaya. 5. Rumah Tangga: kepala

keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anakanaknya. 6. Kedewasaan: bukan orang yang baru bertobat, harus diuji dulu. Karena itu seorang pe

 

mimpin Kristen, disamping harus sudah

lahir baru, ia haruslah memiliki kepribadian yang matang/dewasa, antara lain : 1. JUJUR,

Seorang pe

 

mimpin harus memiliki kejujuran baik terhadap orang lain maupun diri sendiri. Jujur  berarti tidak bercabang lidah, bertindak sportif, terbuka dan berani mengakui kesalahan sertatidak mencari ³kambing hitam´. Hal ini tidak akan menurunkan wibawa kita, malah membuat

orang lain makin respek/menghargai kita. 2. MENJAGA KESUCIAN, Kesucian memberikanwibawa rohani dan urapan Allah kepada seorang pe

 

mimpin. Namun kesucian bukan berarti kita

tidak pernah gagal atau salah, tapi sikap dimana kita senantiasa rela diperbaiki dan cepatmenyelesaikan kegagalan, dosa dan kesalahan. Makin tinggi kerohanian seseorang, makin

mudah ia mengaku dosa dan membereskannya. Orang yang mudah mengaku dosa, mudahmenerima pengampunan. 3. MEMILIKI PENDIRIAN ROHANI YANG TEGUH, P

 

emimpin

harus memiliki landasan rohani yang kokoh, tidak berkompromi dalam mengambil keputusankarena mendengar pendapat orang atau membaca buku saja. P

 

emimpin juga harus tegas, artinya

konsekwen dengan apa yang sudah digariskan. Tegas berarti berani mengoreksi anak buah yangsalah, namun dengan kasih (Ams. 28:23). 4. DISIPLIN, Sifat ini sangat penting karena tanpa

disiplin maka karunia-karunia yang lain, betapa pun besarnya, tidak akan berkembang dengansepenuhnya. Seorang pe

 

mimpin dapat memimpin orang lain, karena ia telah mengalahkan

dirinya sendiri.

Seorang pe

 

mimpin adalah orang yang pertama-tama telah menyerahkan dengan sukarela dan

 belajar untuk mentaati disiplin yang berasal dari luar dirinya, tetapi yang kemudian menaklukkan

Page 9: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 9/16

 

dirinya sendiri pada disiplin yang lebih keras dari dalam. Mereka yang memberontak terhadap penguasa dan meremehkan disiplin pribadi, jarang yang cakap menjadi pe

 

mimpin pada tingkat

atas. Orang yang berkaliber pe

 

mimpin akan bekerja sementara orang lain membuang-buangwaktu, belajar pada waktu orang lain tidur, dan berdoa pada waktu orang lain bermain. 5.

KEBERANIAN, Keberanian adalah sifat pikiran yang memungkinkan orang untuk menghadapi

 bahaya atau kesukaran dengan keteguhan, tanpa rasa takut atau kecil hati. Martin Luther memiliki sifat yang penting ini dalam ukuran yang luar biasa. Dia berkata, ³Saya tidak merasatakut sedikitpun; Allah dapat membuat orang begitu berani. Tingkat keberanian yang paling

tinggi dapat dilihat dalam pribadi yang paling penakut, tetapi yang tidak mau menyerah kepadaketakutan.´ Keberanian seorang pe

 

mimpin dinyatakan dalam hal ia rela menghadapi kenyataan

yang tidak enak dengan ketenangan hati yang teguh. 6. KERENDAHAN HATI, Di bidang politik, kerendahan hati bukanlah suatu sifat yang diinginkan atau diperlukan. Tetapi menurut

ukuran Allah, kerendahan hati mendapat tempat yang sangat tinggi. Tidak menonjolkan diri,tidak mengiklankan diri, adalah definisi yang diberikan Kristus untuk kepemimpinan. Seorang

 

 pemimpin rohani akan memilih pelayanan yang penuh pengorbanan yang tidak digembar-gemborkan, bukan tugas yang megah dan pujian yang berlebihan dari orang-orang yang tidak 

rohani. Rendah hati beda dengan rendah diri/minder, tapi terbuka untuk menerima kritik danmemperbaiki kekurangan diri. Contoh: Paulus merendahkan hati agar tujuan Injil tercapai ( I Kor 

9:22-23). 7. RAJIN, MAU BEKERJA KERAS, Tak ada hal besar yang bisa dicapai bila

 

 pemimpin malas dan tidak mau bekerja keras. Kerajinan, kerja keras disertai keuletan, itulah

yang membuat kepemimpinan seseorang menjadi efektif. P

 

emimpin dituntut bekerja lebihdaripada orang yang dipimpinnya. Terutama bekerja dengan pikiran, strategi, pengertian dan

kasih. Keberhasilan tidak diraih dalam sekejap. Mereka bekerja keras di malam yang gelapketika orang lain tertidur lelap. Untuk itu dibutuhkan disiplin diri yang teguh. Seorang pe

 

mimpin

dapat memimpin orang lain karena ia telah mengalahkan dirinya sendiri. 8. RELABERKORBAN/MENDERITA, P

 

emimpin yang tidak rela berkorban (termasuk mengorbankan

harta milik) tidak akan berhasil. Perhatikan teladan Yesus yang bahkan rela mengorbankan

hidup-Nya bagi umat manusia. P

 

emimpin rohani juga

harus sungguh-sungguh berjuang dan bergumul dalam pelayanan. Kemajuan pekerjaan Tuhan

seringkali menuntut kerelaan menderita dari si pengerjanya. Lihat: Mazmur 126:5-6. 9.KESABARAN,Kesabaran adalah keteguhan hati untuk tahan menderita demi kemenangan,

menerima dengan gagah dan berani segala sesuatu yang dapat menimpa kita di dalam hidup ini,dan mengubah keadaan yang paling buruk sekalipun menjadi satu langkah ke arah yang lebih

tinggi. Kesabaran adalah kesanggupan yang memungkinkan orang melampaui keadaan krisisdengan tabah, dan dengan gembira selalu menyambut yang tidak terlihat. 10.

MEMPERHATIKAN, P

 

emimpin harus peduli kepada pengikutnya, seperti ibu yang mengasuhdan merawat anaknya, dan seperti bapa yang menasehati dan menguatkan hati anaknya (I Tes.

2:7-8, 11). Orang tidak peduli berapa banyak yang anda tahu, sampai orang tahu berapa banyak anda peduli. Seorang pe

 

mimpin sejati sanggup memperkaya kehidupan orang yang dipimpinnya.

Ia senang melihat mereka maju dan tidak menganggapnya sebagai saingan. Ini terjadi karena iamemiliki ³hati Bapa´. 11. HIKMAT, Hikmat adalah pengetahuan dengan pengertian sedalam-

dalamnya terhadap inti persoalan, dan mengenalnya sebagaimana adanya. Di dalam hikmattermasuk pengetahuan akan Allah dan segala seluk beluk tentang hati manusia. Hikmat jauh

lebih luas daripada pengetahuan; hikmat merupakan penerapan yang benar daripada pengetahuandi dalam persoalan-persoalan moral dan rohani, dalam menghadapi keadaan yang

Page 10: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 10/16

 

membingungkan dan kerumitan hubungan manusia. Hikmat lebih daripada kecerdasan manusia,hikmat adalah ketajaman sorgawi. Menurut Theodore Roosevelt, hikmat sembilan persepuluhnya

adalah sikap bijaksana pada

waktunya.Pengetahuan diperoleh melalui belajar, tetapi pada waktu Roh Kudus masuk, Ia

memberikan hikmat untuk memakai dan menerapkan pengetahuan itu dengan tepat. 12. PENUHDENGAN ROH KUDUS, Kepemimpinan rohani hanya dapat dilakukan oleh orang yang penuhRoh. Ini adalah syarat mutlak. Tanpa perlengkapan penting ini, seseorang tidak akan dapat

menjadi seorang pe

 

mimpin rohani yang sejati (Kisah 1:8; 6:3,5).

IV.

Moral dan Etika Kepemimpinan Pendidikan A. Konsep Etika Kepemimpinan 1. Pengertian Etika

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata µetika¶ yaitu ethossedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat

tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar- belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat

moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). Biasanya bila kita

mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata tersebutdalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara

lengkap. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadaparti kata µetika¶ yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa

Indonesia yang baru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 ±mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : ³ilmu pengetahuan tentang asas-

asas akhlak (moral)´. Sedangkan kata µetika¶ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 ± mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti

: a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral(akhlak); b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; c. Nilai mengenai benar 

dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari perbadingan kedua kamus tersebutterlihat bahwa dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama hanya terdapat satu arti saja yaitu etika

sebagai ilmu. Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia yang baru memuat beberapa arti. Kalau kitamisalnya sedang membaca sebuah kalimat di berita surat kabar ³Dalam dunia bisnis etika

merosot terus´ maka kata µetika¶ di sini bila dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam KamusBahasa Indonesia yang lama tersebut tidak cocok karena maksud dari kata µetika¶ dalam kalimat

tersebut bukan etika sebagai ilmu melainkan µnilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu

golongan atau masyarakat¶. Jadi arti kata µetika¶ dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lamatidak lengkap. K. Bertens berpendapat bahwa arti kata µetika¶ dalam Kamus Besar BahasaIndonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena

arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadiseperti berikut : a. Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu

kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang jawa, etika agama budha, etika protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan

Page 11: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 11/16

 

etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. b. Kumpulan asas atau

nilai moral. Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : kode etik jurnalistik c. Ilmutentang yang baik atau buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinankemungkinan etis (asas-

asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu

masyarakat dan sering kali t npa disadari a menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitiansistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral. Wiramihardjamemberikan dua pengertian tentang etika, yaitu Etika adalah wacana yg memperbincangkan

landasan - landasan m

 

oralitas. Etika adalah landasan falsafah norma dan nilai dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Sistematika Etika Secara umum, menurut A. Sonny keraf (1993) dalam Rismawaty (2008 :

64), bahwa etika dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Pertama, Etika Umum membahaskondisi dasar bagaimana manusia bertindak etis, dalam mengambil keputusan etis, dan teori etika

serta mengacu pada prinsip moral dasar yang menjadi pegangan dalam bertindak dan tolak ukur atau pedoman untuk menilai ³baik atau buruknya´ suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang

atau kelompok orang. Kedua, Etika khusus adalah penerapan prinsip ± prinsip moral dasar dalam bidang khusus, yaitu bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan sehari ±

hari pada proses dan fungsional dari suatu organisasi, atau juga sebagai seorang profesionaluntuk bertindak etis yang berlandaskan teori ± teori etika dan prinsip ± prinsip moral dasar. Etika

khusus ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Etika individiual menyangkut kewajiban dan perilaku manusia terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadinya,

kebersihan hati nurani dan berakhlak luhur. b. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikapdan perilaku sebagai anggota masyarakat yang berkaitan dengan nilai ± nilai sopan santun, tata

krama dan saling menghormati, yaitu bagaimana saling berinteraksi yang menyangkut hubunganmanusia dengan manusia, baik secara perorangan dan langsung, maupun secara

 bersama ± sama atau kelompok dalam bentuk kelembagaan masyarakat dan organisasi formallainnya.

3. Macam ± macam Etika Etika menurut Rismawaty (2008 : 65) dapat dibagi menjadi tiga

macam, yaitu : a. Etika sebagai ilmu, merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaiandari perbuatan seseorang. b. Etika dalam arti perbuatan, merupakan perbuatan kebajikan.

Misalnya seseorang dikatakan etis apabila orang itu telah berbuat kebajikan. c. Etika sebagaifilsafat, merupakan sessuatu yang mempelajari pandangan ± pandangan, persoalan ± persoalan

yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.

B. Etika Kepemimpinan Kristen 1. Etika Kepemimpinan Etika kepemimpinan mengandung

kriteria: P

 

emimpin berkelebihan pengetahuan, keterampilan sosial, kemahiran teknis, pengalaman; kompeten melakukan kewajiban dan tugas-tugas kepemimpinannya; mampu bersikap susila, dewasa, bertanggungjawab secara etis, susila. mampu membedakan hal-hal baik 

dan buruk, bertanggung jawab sosial tinggi; mampu mengontrol diri: pikiran, emosi, keinginan,dan segenap perbuatannya disesuaikan dengan norma-norma kcbaikan, sehingga munculah sikap

kebaikan moral dan bertanggung jawab. melandaskan diri pada nilai-nilai etis. menciptakannilai-nilai tinggi. patuh rada norma. perintah, larangan demi efisiensi dan kesejahteraan hidup

 bersama. mampu membetulkan kesalahan, pelanggarandan bertindak tegas (Kartini Kartono.

Page 12: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 12/16

 

2003:&4-86). Etika kepemimpinan melandasi pemimpin untuk selalu bersikap kritis, rasional,Berani mengemukakan pendapat sendiri, bersikap tegas sesuai dengan rasa tanggung jawab etis

 pada diri sendiri. Etika kepemimpinan menggugah pe

 

mimpin bersikap rasional dan kritisterhadap semua peristiwa dan norma : termasuk norma tradisi, hukum, Etik kerja. dan norma-

nomla sosial lainnya: Bersikap otonom: Bebas, tanpa dipaksa atau "dibeli", mempunyai

"pemerintahan - diri", berhak membuat norma dan hukum sendiri sesuai dengan ketulusan,kebersihan suara hati nurani. Dengan otonomi ini bukan berarti sang pe

 

mimpin dapat berbuatsemau diri. bertingkah laku sewenang-wenang; melainkan dia bebas memeluk norma-nonna

kebaikan dan wajib dilaksanakan, untuk membawa anak buah pada pencapaian tujuan tertentu:Memberikan keadilan perintah dan larangan harus ditaati oleh setiap lembaga dan individu.

2. Etika Kristen Etika kristen adalah salah satu tools untuk membantu para pe

 

mimpin dalam

 proses kepemimpinannya. Etika kristen sendiri dibentuk para pe

 

mimpin gereja dalam suatuorganisasi, untuk mengatur (memanajemenkan) urusan perilaku antar anggota, termasuk perilaku

 para pe

 

mimpin. Etika kristen diambil dari alkitab. Namun etika kristen tidak dapat disejajarkandengan alkitab. Etika kristen itu berdasarkan ayat ayat alkitab yg ditafsirkan oleh bapa ge

 

reja

menjadi pedoman untuk menjalankan hidup. Seringkali orang menyebutnya dengan ³alkitabiah´.Jadi etika kristen itu akan menjadi pagar bagi prinsip -prinsip kehidupan kita. Jika etika kristen

termasuk dogmatika, maka dogma yg kita percayai itu atau yg kita anut itu akan menjadi pagar dalam kita melakukan segala sesuatu, dalam kita memutuskan segala sesuatu. Jika kita melihat

fungsi kita sebagai orang kristen adalah sebagai garam dan terang dunia, maka etika kristenadalah fungsi sebagai garam dunia. Kata ³dunia´ di sini menunjukkan suatu region, bagian kecil

dari keseluruhan, berarti komunitas tertentu saja. Artinya etika kristen adalah aturan untuk kedalam saja, bukan untuk orang di luar µkomunitas¶. Hanya menjadi hakim utk µkomunitas¶ saja,

 bkn org yg di luar µkomunitas¶. Berarti di sini pe

 

mimpin membangun komunitasnya sendiri,

memanajemenkannya agar setiap anggota dapat berfungsi dengan baik. Setiap orang seharusnya

dapat membuktikan µrasa¶nya, atau µkeasinannya¶. 3. Etika Kepemimpinan KristenKepemimpinan Kristen memiliki dasar etika yang Alkitabiah. Dalam kepemimpinan Kristen, presuposisi dasar etika-moral dilandaskan atas fakta dan dinamika ³inkarnasi´ Yesus Kristus

(Yohanes 1:1-14, 18; Filipi 2:1-11). Konsep inkarnasi dalam kepemimpinan Kristen yangdibangun di atas fakta ³inkarnasi Yesus Kristus´ yang memiliki kisi kebenaran sesuai perilaku

kepemimpinan kristen berikut : 1. Dasar perilaku etika-moral kepemimpinan Kristen adalah pribadi Yesus Kristus, termasuk: kehidupan, karya, ajaran dan perilaku-Nya, di mana seluruh

kerangka kepemimpinan Kristen dibangun di atas dasar ini (I Yohanes 2:6). 2. Orientasi dan pendekatan etika-moral kepemimpinan Kristen bersifat partisipatif yang berlaku dalam

 penerapan kepemimpinan Kristen pada segala bidang hidup (Lukas 4:18-19). 3. Dinamika etika-moral kepemimpinan Kristen terwujud oleh adanya transformasi hidup (individu/masyarakat)

yang dibuktikan dengan pertobatan/ pembaharuan/

 pemulihan hidup dan semangat kerja (individu/korporasi; banding: Roma 12:1-2, 8, 9-21). 4.

Perwujudan dasar etik-moral kepemimpinan Kristen di atas haruslah dinyatakan dalam sikaphati, kata dan perbuatan serta bakti setiap pe

 

mimpin Kristen secara nyata dalam bidang hidup

 berikut : a. P

 

emimpin Kristen harus membuktikan diri sebagai pemimpin bertanggung jawab(Ibrani 13:17). b. P

 

emimpin Kristen harus menemukan diri sebagai pemimpin yang bertumbuh

(Kolose 2:6-7; 3:5-17). c. P

 

emimpin Kristen harus menjadi pemimpin model dalam keteladanan

Page 13: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 13/16

 

hidup dan kinerja (Ibrani 13:7-8). d. Pemimpin Kristen harus memiliki: motivasi dasar Pelayan-Hamba (Markus 10:42-45), yang senantiasa menyadari akan status dan perannya sebagai

 

 pemimpin. Motivasi dasar seseorang pemimpin seperti ini akan sangat menentukan sikap, perilaku, kata ddan tindakan dari orang tersebut, baik terhadap diri, orang lain maupun

 pekerjaan. Karena itu, seorang pe

 

mimpin Kristen perlu memastikan apakah ia memiliki dasar 

etika-moral, orientasi dan motivasi yang sesuai dengan Firman Allah.

4. Perilaku Kepemimpinan kristen yang etik Kepemimpinan yang etik menggabungkan antara

 pengambilan keputusan etik dan perilaku etik; dan ini tampak dalam konteks individu danorganisasi. Tanggung jawab utama dari seorang pe

 

mimpin adalah membuat keputusan etik dan

 berperilaku secara etik pula, serta mengupayakan agar organisasi memahami dan menerapkannyadalam kode-kode etik. Bila pe

 

mimpin etik memiliki nilai ± nilai etika pribadi yang jelas dan

nilai-nilai etika organisasi, maka perilaku etik adalah apa yang konsisten sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Ada beberapa saran yang diadaptasi dari Blanchard dan Peale (1998)untuk 

 

Pemimpin Kristen yang etik yaitu : a. Berperilakulah sedemikian rupa sehingga sejalan dengantujuan anda (Blanchard dan Peale mendefinisikannya sebagai jalan yang ingin anda lalui dalam

hidup ini; jalan yang memberikan makna dan arti hidup anda.) Sebuah tujuan pribadi yang jelasmerupakan dasar bagi perilaku etik. Sebuah tujuan organisasi yang jelas juga akan memperkuat

 perilaku organisasi yang etik.

 b. Berperilakulah sedemikian rupa sehingga anda secara pribadi merasa bangga akan perilakuanda. Kepercayaan diri merupakan seperangkat peralatan yang kuat bagi perilaku etik. Bukankah

kepercayaan diri merupakan rasa bangga (pride) yang diramu dengan kerendahan hati secaraseimbang yang akan menumbuhkan keyakinan kuat saat anda harus menghadapi sebuah dilema

dalam menentukan sikap yang etik. c. Berperilakulah dengan sabar dan penuh keyakinan akankeputusan anda dan diri anda sendiri. Kesabaran, kata Blanchard dan Peale, menolong kita untuk 

 bisa tetap memilih perilaku yang terbaik dalam jangka panjang, serta menghindarkan kita dari

 jebakan hal-hal yang terjadi secara tiba-tiba. d. Berperilakulah dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etik sepanjang waktu, bukan hanya bila kita merasa nyaman untuk melakukannya. Seorang pe

 

mimpin etik, menurut Blanchard dan Peale, memiliki ketangguhan

untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya. e. Berperilakulah secarakonsisten dengan apa yang benar-benar penting. Ini berarti anda harus menjaga perspektif.

Perspektif mengajak kita untuk melakukan refleksi dan melihat hal-hal lebh jernih sehingga kita bisa melihat apa yang benar-benar penting untuk menuntun perilaku kita sendiri.

C. Konsep Moral 1. PENGERTIAN MORAL Istilah Moral berasal dari bahasa Latin.

Bentuk tunggal kata µmoral¶ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang

masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita

membandingkan dengan arti kata µetika¶, maka secara etimologis, kata ¶etika¶ samadengan kata µmoral¶ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu

kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ¶moral¶ sama dengan kata µetika¶,

maka rumusan arti kata µmoral¶ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi

pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Sedangkan yang membedakan hanya bah asalnya saja asa yaitu µetika¶ dari bahasa

Yunani dan µmoral¶ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan

pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu  

Page 14: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 14/16

 

melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kitamengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-

nilai dan norma-norma yang tidak baik. µMoralitas¶ (dari kata sifat Latin moralis) mempunyaiarti yang pada dasarnya

sama dengan µmoral¶, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang ³moralitas suatu perbuatan´, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. M

 

oralitasadalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.

2. Persyaratan moral seorang pe

 

mimpin Beberapa persyaratan moral kepemimpinan, tidak peduli

apakah Ia pe

 

mimpin formal atau non formal, yaitu : Pertama, memiliki karakter dan jati diri.Kedua hal Ini adalah kunci untuk suksesnya memimpin, baik untuk sendiri, lingkungan,

organisasi atau bahkan tingkat negara seusai dengan kepemimpinan yang menjadi tanggung jawabnya. Pemahaman tentang karakter dan Jati diri tersebut, mencerminkan apa yang harus

dilaksanakan, membuat pilihan terbaik tentang apa. siapa dan bagaimana seseorang berfikir, berprilaku dan bertindak, mengambil tanggung Jawab, memahami dimana ego akan muncul dan

mereda, serta cerminan integritas kepribadian (terhadap keahliannya, Intelektual dan emosionalserta splritualnya dapal berjalan bersama-sama menjadi satu). Integritas kepribadian tersebut

akan membentuk ketinggian diri manusia. Dengan komitmen seperti Itu minimal orang tidak  berbuat semena-mena dalam menjalankan amanah kepemimpinannya. Dengan kesadaran seperti

Itu diharapkan pe

 

mimpin yang bersangkutan tidak akan menabrak rambu-rambu moral, misalnyamelakukan KKN, sekecil apapun hanya untuk memenuhi ambisi dan kepentingannya. Kedua,

memiliki kemampuan menangani perubahan, ketidakpastian, keka-lutan, dan

kemenduaan/dualisme (double standart) dalam berbagai bidang kehidupan. Bagi kepemimpinan

nasional termasuk menjawab tantangan bahwa Indonesia. Ketiga, mempunyai visi kemana suatuorganisasi bergerak. Visi adalah pelita penuntun, karena membantu dalam membuat alur 

keputusan. Seorang pe

 

mimpin harus memiliki kemampuan mengambil keputusan, cepat, tepat, benar, dengan harga yang terbaik bagi bangsa dan negara. Dengan visi, pe

 

mimpin memberikan

semua Jawaban yang penting dari masa sekarang ke masa depan. Karena Itu, pe

 

mimpin tidak sekedar mengikuti perubahan, tetapi mewarnai perubahan (dlr-rection setter). berarti menentukan

siapa yang berkata apa, kepada siapa, tentang apa dan tentang bagaimana rencana dan kegiatandiselesaikan. Keempat, memiliki seperangkat nilai moral yangjelas. Kepemimpinan tumbuh dari

nilai-nilai yang dipegang oleh para pe

 

mimpin. Diantara para pemimpin Itu, yang terpentingadalah karakter dan integritas moral kepribadian. Bila seseorang kehilangan karakter dan

integritas moral kepribadiannya, maka

kepemimpinannya akan hilang (hancur). Kelima, mampu melayani yang dipimpin. Lazimnya

untuk memulai suatu pekerjaan, terlalu banyak apa yang diinginkan oleh pe

 

mimpin, serta apayang Ingin dikerjakan. Tetapi begitu memulai untuk memberdayakan banyak orang yang jugamemiliki kepedulian, terasa ada suatu tanggung Jawab besar untuk menggerakan organisasi terus

maju. Karena Itu, pe

 

mimpin identik dengan tanggung jawab, untuk melayani secara adil, bukanuntuk minta dilayani. Keenam, keterbukaan. Keterbukaan adalah kedewasaan berfikir, bertindak 

dari berpribadian. Keterbukaan merupakan saduan dari kecerdasan emosi dan kecerdasanspiritual dan kecerdasan pikirannya sekaligus. Ketujuh, kepercayaan. Kepercayaan ada-lah lem

emosional yang mengikat anggota dan pe

 

mimpin secara bersama-sama. Akumulasi kepercayaan

Page 15: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 15/16

 

adalah suatu ukuran legitimasi kepemimpinan, yang tidak dapat dlmandatkan atau diperjual belikan. Kepercayaan adalah rumusan dasar dari semua kebutuhan untuk mempertahankan

eksistensi intltusi. Kedelapan, mampu menggunakan kekuasaan dengan bijak. P

 

emimpin Itu penatalayanan dan pengguna kekuasaan (power) secara bijaksana (wisdom). Ia beroperasi pada

lingkup keadilan kecerdasan akal, emotional, spiritual, dan moral, komitmen, dan aspirasi. Naluri

seorang pe

 

mimpin seharusnya adalah menyukai perubahan (change). Agar berhasil menjadiagent of change. seorang pe

 

mimpin harus memiliki konsep kepemimpinan yang menonjol dalamhal keterarahan. membangun tim, ketaula-danan. Sebab Ia adalah panutan dan bukan

menggunakan kekuasaannya semena -mena dan kepemihakan atau melacurkan diri untuk kepentingan yang bertolak dengan kebutuhan kebersamaan. Inti dari pouierdan wisdom Ini

adalah membangun kemajuan secara berkeadilan dansejahtera. Mengantisipasi masa depan yangunpredictable tersebut, mengisyaratkan bahwa visi dan misi kepemimpinan akan terkait erat

dengan waktu dan lingkungan. P

 

emimpin dituntut memiliki keahlian dan mampu bertindak sebagai spokesman, mampu berperan sebagai agent of change, serta mampu berperan sebagai

direction seller.Apa yang diuraikan diatas, adalah sebagian dari moral kepemimpinan yang harusada pada diri seorang pe

 

mimpin. Tanpa moral kepemimpinan seperti itu, suatu organisasi sekecil

RT. RW sekalipun apalagi suatu negara bangsa, akan selalu meninggalkan residu masalah dariwaktu ke waktu

BAB III KESIMPULAN

1. Kepemimpinan dapat didefinisikan berdasarkan penerapannya pada bidang militer, olahraga,

 bisnis, pendidikan, industri dan bidang-bidang lainnya. Ordway Tead memberikan rumusan"Leadership is the activity influencing people to cooperate some good which they come to find

desirable". Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja samaguna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. ( Wursanto, 2003: 196). Slamet santosa ( 2004:

44 ) mendefinisikan kepemimpinan sebagai "usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar 

mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuankelompok yang telah disepakati". Menurut Ngalim Purwanto (1993: 26). "Kepemimpinansebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya

melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-

tujuan organisasi". Menurut Goestch dan Davis (1994: 192 ) "kepemimpinan merupakankemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung

 jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi". 2. Kepemimpinanvisioner adalah kemampuan seseorang pe

 

mimpin dalam bagaimana mencipta, merumuskan,

mengkomunikasikan/mensosialisasikan dan mengimplementasikan pemikiran pemikiran idealyang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan

stakeholder yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih ataudiwujudkan melalui komitmen semua personil. 3. Bass (1985) mengemukakan sebuah teorikepemimpinan transformasional (transformational leadership) yang dibangun atas gagasan ±

gagasan yang lebih awal dari Burns (1978). Tingkatan sejauh mana seorang pe

 

mimpin disebuttransformasional terutama diukur dalam hubungannya dengan efek kepemimpinannya tersebut

terhadap para pengikutnya.

Page 16: Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab

5/13/2018 Moral Dan Etika Pemimpin Dalam Perspektif Alkitab - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moral-dan-etika-pemimpin-dalam-perspektif-alkitab-55a74fd179ea7 16/16

 

4. Model kepemimpinan transformasional memang perlu diterapkan sebagai salah satu solusikrisis kepemimpinan terutama dalam bidang kependidikan. Adapun alasan ± alasan mengapa

diterapkannya model kepemimpinan transformasional didasarkan pendapat Olga Epitropika(2001) bahwa ada enam hal mengapa kepemimpinan transformasional penting bagi suatu

organisasi : a. Secara signifikan meningkatkan kinerja organisasi b. Secara positif dihubungkan

dengan orientasi pemasaran jangka panjang dan kepuasan pelanggan c. Membangun komitmenyang lebih tinggi para anggotanya terhadap organisasi d. Meningkatkan kepercayaan pekerjadalam manajemen dan perilaku keseharian organisasi e. Meningkatkan kepuasan pekerja melalui

 pekerjaan dan pe

 

mimpin f. Mengurai stress para pekerja dan meningkatkan kesejahteraan 5.Kepemimpinan menurut pandangan Kristen memiliki faktor-faktor dasar kepemimpinan yang

sama dengan kepemimpinan umum lainnya. Pada sisi lain kenyataan yang membedakan antaraKepemimpinan menurut pandangan Kristen dan kepemimpinan lainnya ialah hakikat, dinamika,

serta falsafah yang didasarkan pada Alkitab. Sebagai contoh, premis utama kepemimpinanKristen ialah bahwa Allah yang berdaulat oleh kehendak-Nya yang kekal, telah menetapkan serta

memilih setiap pe

 

mimpin Kristen kepada pelayanan memimpin. J. Robert Clinton mengatakan,³Allah memilih bagi dirinya seorang pe

 

mimpin, dan Allah mengembangkan pemimpin tersebut

sepanjang kehidupannya.´ Itulah sebabnya tatkala mendefinisikan tentang siapa pe

 

mimpinKristen itu, Clinton menjelaskan: ³Pemimpin Kristen adalah seseorang yang telah dipanggil

Allah sebagai P

 

EMIMPIN. 6. Lao-Tzu, filsafat dari Cina yang hidup pada abad ke enam sebelummasehi menyatakan seorang pe

 

mimpin dalam tingkatannya yang paling baik, ialah ketika orang-

orang nyaris tidak ada tahta . Sebab, orang-orang yang selaluberusaha maju, berani menghadapi perubahan dan mengembangkan kemampuan kepemimpinannya, adalah bagian yang sangat

 penting dari masa depan dan merupakan sebagian dari moral kepemimpinan. siapa dan bagaimana seseorang berfikir, berprilaku dan bertindak, mengambil tanggung Jawab, memahami

dimana ego akan muncul dan mereda, serta cerminan integritas kepribadian (terhadapkeahliannya, Intelektual dan emosional serta splritualnya dapal berjalan bersama-sama menjadi

satu). Dengan kesadaran seperti Itu diharapkan pe

 

mimpin yang bersangkutan tidak akan

menabrak ramburambu moral, misalnya melakukan KKN, sekecil apapun hanya untuk memenuhi ambisi dan kepentingannya. Lazimnya untuk memulai suatu pekerjaan, terlalu banyak apa yang diinginkan oleh pe

 

mimpin, serta apa yang Ingin dikerjakan. Sebab Ia adalah pa nutan

dan bukan menggunakan kekuasaannya semena-mena dan kepemihakan atau melacurkan diri

untuk kepentingan yang bertolak dengan kebutuhan kebersamaan. P

 

emimpin dituntut memilikikeahlian dan mampu bertindak sebagai spokesman, mampu berperan sebagai agent of change,

serta mampu berperan sebagai direction seller.Apa yang diuraikan diatas, adalah sebagian darimoral kepemimpinan yang harus ada pada diri seorang pe

 

mimpin.