monitoring & implementation report
TRANSCRIPT
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
i. Nama ProyekProyek Cagar Alam Biodiversity Rimba Raya
ii. Lokasi Proyek (negara, Negara bagian yuridis)Indonesia, Kalimantan Tengah, Kabupaten Seruyan
iii. Pendukung Proyek (nama dan kontak organisasi beserta alamat email dan nomortelepon)
InfiniteEARTH - Todd LemonsEmail: [email protected] Telepon: +852-2682-6321Web: www.infinite-earth.com
iv. Auditor (nama dan kontak organisasi beserta alamat email dan nomor telepon)ESI – Caitlin Sellers and Shaun McMahonEmail: [email protected] / [email protected]: +1-772-834-8571
v. Tanggal Mulai Proyek, Periode Penghitungan dan Jangka Waktu GHGTanggal Mulai Proyek adalah 1 Juli 2009. Periode pengkreditan proyek (periode penghitunganGHG) dimulai pada tanggal 1 Juli 2009 dan akan berakhir pada tanggal 30 Juni 2038. Proyek inimemiliki jangka waktu 30 tahun.
vi. Periode Pelaksanaan Proyek yang tercakup dalam PIRPeriode Pelaksanaan Proyek yang tercakup dalam PIR ini dimulai pada tanggal 1 Juli 2013 danberakhir pada tanggal 30 Juni 2014.
vii. Sejarah Status CCB termasuk tanggal pengeluaran Validasi Awal/Pernyataan Verifikasi,dan lain sebagainya.
Validasi CCB: 14 Oktober 2011.Verifikasi CCB (untuk periode 1 Juli 2010 hingga 30 Juni 2013): Januari 9, 2014
viii.Edisi Standar CCB yang digunakan untuk Verifikasi iniProyek Cagar Alam Biodiversity Rimba Raya divalidasi dibawah Standar CCB Versi 2. Verifikasiproyek ini akan diselesaikan dibawah Standar CCB Versi 2.
ix. Ringkasan Singkat atas Manfaat Iklim, Komunitas dan Biodiversity yang dihasilkan dariProyek.
Selama periode pemantauan yang tercakup dalam PIR ini, capaian Proyek untuk manfaat iklim,komunitas dan biodiversity adalah sebagai berikut:
1. Proyek ini telah mencegah konversi hutan rawa gambut seluas 7000 hektar yangnantinya akan diubah menjadi perkebunan kelapa sawit, menjadikan total wilayah yangterhindar dari konversi menjadi 44.263 hektar sejak dimulainya proyek ini.
2. Masyarakat di bagian utara perbatasan konsesi telah setuju untuk berpartisipasi dalamkegiatan-kegiatan penanaman guna merehabilitasi lahan yang saat ini telah dirusak olehpelaku-pelaku deforestasi. Sebagian kecil wilayah di bagian utara telah ditanami padatahun 2013 dan tambahan wilayah seluas +/- 60 ha telah ditanam di Desa Ulak Batupada tahun 2014. Sebuah tambahan wilayah seluas +/- 150 ha ditanami di Unit Tengahdi Desa Muara Dua.
3. Dengan dorongan dan dukungan dari Proyek ini, bibit-bibit untuk penanaman di dalambatas kawasan konsesi berasal dan dibeli dari persemaian desa yang didukung olehindividu-individu dan keluarga-keluarga yang menyediakan tenaga kerja untukpengembangan bibit-bibit.
4. Demarkasi batas Konsesi Restorasi Ekosistem/Ecosystem Restoration Concession(ERC) telah diselesaikan dan diserahkan kepada Pemerintah untuk tahapan akhir lisensiERC. Lisensi ini akan menjadi hal yang pertama kalinya di Indonesia.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
5. Sebuah penilaian kesehatan telah dilaksanakan oleh Alam Sehat Lestari di bulanSeptember 2013. Laporan ini mengidentifikasi masalah kesehatan utama, akarpenyebab masalah tersebut dan memberikan usulan rencana kedepannya.
6. Sekolah Lapangan Petani telah dilaksanakan di 6 desa, bahkan di Ulak Batu dan MuaraDua telah dibangun persemaian multi-spesies untuk program agroforestry di tahun 2014.
7. Suatu lokasi untuk pusat pelepas-liaraan Orangutan yang baru telah teridentifikasi.
8. Proyek ini telah dipusatkan untuk pemanfaatan jasa-jasa komunitas local, sepertipenyewaan perahu cepat (speed boat) dan penyediaan dukungan logistic di lapangan.
9. Suatu rencana ketenagakerjaan Proyek yang besar telah diprakarsai denganmengaryakan 23 staf lapangan dari 33 staf lapangan permanen yang diusulkan telahdirekrut dari beberapa desa.
10. Dua Balai Masyarakat telah dibangun menggunakan Dana Stimulus PembangunanMasyarakat di Ulak Batu dan Palingkau.
x. Kriteria pilihan Level Gold dan ringkasan singkat dari faedah-faedah yang luar biasamanakah yang dihasilkan oleh proyek dan memenuhi persyaratan dari tiap Level Goldyang berkaitan
Faedah Adaptasi Perubahan IklimEmpat bidang beresiko terkait perubahan iklim diidentifikasi dalam PD CCB, yaitu:
1. Ketahanan Pangan: Dalam situasi tidak adanya kegiatan-kegitan proyek, makakekeringan dan kebakaran diperkirakan akan mengurangi katahanan pangan.Produktifitas pertanian diperkirakan akan menurun sebagai akibat langsung darikekeringan yang disebabkan oleh kurangnya air dan hilangnya nutrisi tanah akibatkebakaran, sebagaimana halnya juga kerugian pertanian yang disebabkan oleh banjir.Kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk mengurangi resiko ini adalah:
a. Pendidikan dan pelatihan pemadaman kebakaranb. Reforestasi/Aforestasi-Agroforestryc. Pengayaan tanah dengan Biochard. Penganekaan tanaman pangan, rotasi pemanenan dan penerapan teknologi-
teknologi baru untuk menambah produksie. Melindungi dan mengelola kantong-kantong hutan luas yang berdampingan.
2. Pendapatan: secara historis, masyarakat di dalam wilayah kelola proyek memilikisarana terbatas untuk mendapatkan penghasilan tunai dengan ketergantungan utamaterhadap perikanan, pertanian dan pengumpulan sumber daya kayu dan non kayu darihutan-hutan setempat. Perekonomian berbasis sumber daya alam ini rentan khususnyaterhadap perubahan iklim termasuk efek bergulir (the cascading effect) dari kekeringandan kebakaran yang mengarah pada berkurangnya hasil-hasil panen pertanian danperikanan. Sebagai tambahan, kerusakan dan kehilangan hutan akibat kebakaransecara langsung mengurangi produk-produk sumber daya hutan, dan selanjutnya akanmengurangi pendapatan tunai. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk mengurangiresiko ini adalah:
a. Pendidikan dan pelatihan pemadaman kebakaranb. Reforestasi/Aforestasi-Agroforestryc. Penganekaan tanaman pangan, rotasi pemanenan dan penerapan teknologi-
teknologi baru untuk menambah produksid. Aquaponike. Pengayaan tanah dengan Biocharf. Melindungi dan mengelola kantong-kantong hutan luas yang berdampingan.
3. Kesehatan: perubahan iklim dan keterkaitan antara kekeringan dan kebakarandiperkirakan akan berdampak negatif pada kualitas air dan kesehatan dalam ketiadaanproyek. Lahan gambut bertindak sebagai sistem penyangga dan resapan air yangmenyediakan penampungan air serta perlindungan terhadap banjir. Kerusakan
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
ekosistem secara negative akan berdampak terhadap fungsi ekosistem. Masyarakatsangat bergantung pada Sungai Seruyan untuk semua kebutuhan air mereka, dankegiatan-kegiatan proyek termasuk meningkatkan akses untuk memperoleh air minumbersih yang belum tersedia di desa-desa Seruyan. Kekeringan dan banjir, besertaperubahan iklim diperkirakan akan menjadi kendala untuk memperoleh air bersih danmeningkatkan prevalensi penyakit bawaan air tanpa adanya proyek ini. Peningkatansuhu air berkaitan dengan perubahan iklim juga diperkirakan akan meningkatkanprevalensi dan toksisitas wabah kolera. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan untukmengurangi resiko ini adalah:
a. Konservasi air, perbaikan teknik-teknik pengairan/irigasi.b. Pendidikan komunitas dan pembangunan klinik-klinik untuk menyediakan akses
yang lebih baik bagi pelayanan kesehatan.4. Biodiversity: perubahan iklim, kekeringan dan kebakaran diperkirakan akan memiliki
dampak negative gabungan dan mandiri terhadap keanekaragaman hayati atasketiadaan proyek. Kebakaran dan kekeringan akan berdampak pada mortalitas pohon,berkontribusi terhadap pemusnahan spesies dan fragmentasi habitat, serta perubahanterhadap pola pembuahan. Pergeseran dalam pola pembuahan dapat mengganggu ataumengubah keunikan pembuahan yang sinkron pada ekosistem Borneo dengankonsekwensi negative pada keanekaragaman Wilayah Proyek. Kegiatan-kegiatan yangdirencanakan untuk mengurangi resiko ini adalah:
a. Pendidikan dan pelatihan pemadaman kebakaranb. Reforestasi/Aforestasi-Agroforestryc. Melindungi dan mengelola kantong-kantong hutan luas yang berdampingan
Manfaat Khusus bagi MasyarakatProyek ini menghasilkan manfaat khusus bagi masyarakat sebagai berikut:
Pencegahan ekspansi kebun kelapa sawit lebih lanjut sehingga mempengaruhi padapenambahan dan pemeliharaan hutan di Wilayah Proyek;
Rehabilitasi kawasan hutan tepi pantai terpilih; Pencegahan penyebaran kebakaran hutan; khususnya ke dalam kawasan-kawasan
gambut yang berdampak langsung pada kualitas air Seruyan; Mengurangi penggunaan langsung pembakaran lahan yang disengaja untuk pembaruan
lahan perikanan air dangkal melalui kampanye penyadar-tahuan dan pendidikan; Usaha terencana untuk mengeksplorasi potensi untuk memfasilitasi masyarakat dalam
hal mengorganisir dan membangun kerjasama perikanan; Pendidikan dan penjangkauan untuk menciptakan alternatif yang lebih aman dan
berhasil untuk sanitasi umum; Pencegahan kehilangan hutan disebabkan oleh perluasan kebun kelapa sawit dan
pembangunan yang mungkin atas lembaga-lembaga lokal untuk mengelola kawasanhutan komunal dengan cara yang lebih terstruktur untuk mempromosikan kesempatanbagi pengelolaan jangka panjang kawasan hutan yang berkelanjutan.
Manfaat Khusus Keanekaragaman HayatiTerdapat 54 spesies yang terdaftar dalam kategori Kritis (Critically Endangered) atau Langka(Endangered) oleh IUCN ditemukan di Kawasan Proyek Rimba Raya, 17 spesies diantaranyadikonfirmasi terdapat di Taman Nasional Tanjung Putting (TNTP). Sebagai tambahan, sebanyak40 spesies yang terdaftar dalam kategori Rentan (Vulnerable) oleh IUCN ditemukan di KawasanProyek, 13 spesies diantaranya dikonfirmasi terdapat di TNTP. Konservasi Wilayah Proyek telahmelindungi spesies-spesies ini. Survey lebih lanjut akan dilaksanakan untuk tingkat verifikasiselanjutnya guna mencari konfirmasi atas beberapa spesies ini.
xi. Tanggal penyelesaian versi PIR ini, dan jumlah versi yang layak
Gabungan Laporan Pemantauan dan Laporan Pelaksanaan Proyek (PIR) ini diselesaikan pada
tanggal 24 Agustus 2015 dan merupakan versi 1.6.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
PROYEK CAGAR ALAM BIODIVERSITY
RIMBA RAYA – LAPORAN
MONITORING DAN IMPLEMENTASI
(1 JULI 2013 – 30 JUNI 2014)
Dokumentasi disiapkan oleh InfiniteEARTH Limited
Judul Proyek Proyek CAGAR ALAM Biodiversity Rimba Raya
Versi 1.6
ID Laporan MonitoringReportM3
Tanggal Terbit 24 Agustus 2015
ID Laporan 674
Periode Monitoring 01-Juli-2013 s.d 30-Juni-2014
Disiapkan Oleh InfiniteEARTH Limited
Kontak InfiniteEARTH
36/F, Tower Two, Times Square,
1 Matheson Street, Causeway Bay,
Hong Kong
Kontak: Todd Lemons
Email: [email protected]
Web:www.infinite-earth.com
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
DAFTAR ISI
1 UMUM..................................................................... Error! Bookmark not defined.1.1 Ringkasan Penjelasan Proyek (G3) ......................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Lokasi Proyek (G1 & G3)......................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Pemrakarsa Proyek (G4) ......................................... Error! Bookmark not defined.
1.4 Kesatuan Lain yang Terlibat di dalam Proyek (G4).. Error! Bookmark not defined.
1.5 Tanggal Mulai Proyek (G3) ...................................... Error! Bookmark not defined.
1.6 Periode Pengkreditan Proyek (G3) .......................... Error! Bookmark not defined.
2 IMPLEMENTASI RANCANGAN.............................. Error! Bookmark not defined.2.1 Penjelasan mengenai Kegiatan Proyek (G3) ........... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kesempatan Kerja dan Keselamatan Pekerja (G4).. Error! Bookmark not defined.
2.3 Stakeholder (G3) ..................................................... Error! Bookmark not defined.
3 STATUS HUKUM.................................................... Error! Bookmark not defined.3.1 Kepatuhan Hukum, Statutes, Hak Kepemilikan dan Kerangka Peraturan Lainnya
(G4 & G5)............................................................................ Error! Bookmark not defined.
3.2 Bukti Hak Penggunaan (G5) .................................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Penghormatan atas Hak-Hak dan Kesukarelaan Relokasi (G5)Error! Bookmark not defined.
3.4 Aktifitas Ilegal dan Faedah Proyek (G5)................... Error! Bookmark not defined.
4 PENERAPAN METODOLOGI................................. Error! Bookmark not defined.4.1 Judul dan Acuan Metodologi.................................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Penyimpangan dari Recana Monitoring ................... Error! Bookmark not defined.
4.3 Batasan Proyek (G1) ............................................... Error! Bookmark not defined.
4.4 Skenario Baseline (G2)............................................ Error! Bookmark not defined.
4.4.1 Efek tanpa proyek pada masyarakat di dalam Kawasan Proyek ................ Error!
Bookmark not defined.
4.4.2 Efek Skenario ‘Tanpa Proyek’ pada Keanekaragaman Hayati Kawasan Proyek
Error! Bookmark not defined.
4.5 Penambahan (G2) ................................................... Error! Bookmark not defined.
5 DATA MONITORING DAN PARAMETER............... Error! Bookmark not defined.5.1 Gambaran Umum Rencana Monitoring (CL3, CM3 & B3)Error! Bookmark not defined.
5.1.1 Tujuan ................................................................ Error! Bookmark not defined.
5.1.2 Struktur Organisatoris Monitoring, Tanggung Jawab dan Kompetensi ....... Error!
Bookmark not defined.
5.1.3 Metode untuk pengerjaan, pencatatan, penyimpanan, penggabungan,
penyusunan dan pelaporan data pada parameter yang dipantau...Error! Bookmark not
defined.
6 KUANTIFIKASI PENGURANGAN DAN PEMINDAHAN EMISI GHG (IKLIM)Error! Bookmark not defined.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
6.1 Emisi Baseline (G2)................................................. Error! Bookmark not defined.
6.2 Ringkasan Pengurangan dan Pemindahan Emisi GHG (CL1 & CL2)Error! Bookmark not defined.
6.2.1 Pembalakan Hutan ( EP ,itlog ging
)............................... Error! Bookmark not defined.
6.2.2 Kebakaran ( EP,itfire
) ............................................... Error! Bookmark not defined.
6.2.3 Perubahan Tata Guna Lahan/ Tutupan Lahan (LU/LC) ( EP,itLUC
) Error! Bookmark
not defined.
6.2.4 Kebocoran Perubahan Aktifitas........................... Error! Bookmark not defined.
6.2.5 Ringkasan Penghitungan Karbon (Carbon Accounting) untuk Laporan
Monitoring 3 (M3)............................................................ Error! Bookmark not defined.
6.3 Faedah Adaptasi Perubahan Iklim (GL1) ................. Error! Bookmark not defined.
7 MASYARAKAT........................................................ Error! Bookmark not defined.7.1 Dampak Net Positif Masyarakat (CM1).................... Error! Bookmark not defined.
7.2 Dampak Negatif Stakeholder Offsite (CM2) .......................................................... 55
7.3 Faedah Khusus bagi Masyarakat (GL2)................................................................ 57
8 KEANEKARAGAMAN HAYATI ............................................................................. 618.1 Dampak Net Positif Keanekaragaman Hayati (B1) ............................................... 61
8.2 Dampak Negatif Offsite Keanekaragaman Hayati (B2) ......................................... 64
8.3 Faedah Khusus Keanekaragaman Hayati (GL3)................................................... 66
GAMBAR
Figure 1: Lokasi Proyek ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
Figure 2: Peta Wilayah Kerja Resmi ......................................................... Error! Bookmark not defined.
TABEL
Table 1: Ringkasan Profil Proyek.............................................................. Error! Bookmark not defined.
Table 2. Peran dan Tanggung Jawab Pemrakarsa Proyek........................ Error! Bookmark not defined.
Table 3. Peran dan Tanggung Jawab Rekanan......................................... Error! Bookmark not defined.
Table 4: Perjanjian Hak Pengguna sebagaimana ditunjukkan dalam Peta Wilayah Kerja.............. Error!
Bookmark not defined.
Table 5: Pool Karbon yang Dipilih ............................................................ Error! Bookmark not defined.
Table 6: Emisi gas dari sumber lain selain yang dihasilkan dari perubahan pool karbon............... Error!
Bookmark not defined.
Table 7: Emisi Baseline Rimba Raya......................................................... Error! Bookmark not defined.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
Table 8: Pemodelan Voluntary Carbon Unit (VCU) untuk periode pemantauan 1 Juli 2013 – 30 Juni
2014 ......................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Table 9: Kegiatan terkait dengan Keanekaragaman Hayati ..................... Error! Bookmark not defined.
Table 10 Ringkasan kegiatan masyarakat .............................................................................................51
Table 11 Nilai Konservasi Tinggi untuk Masyarakat..............................................................................57
Table 12. Implementasi dan Hasil Keanekaragaman Hayati.................................................................62
Table 13. Dampak Negatif Offsite Keanekaragaman Hayati.................................................................65
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 8
1 UMUM
1.1 Ringkasan Penjelasan Proyek (G3)
Proyek Cagar Alam Biodiversity Rimba Raya, sebuah gerakan inisiatif dari InfiniteEARTH, bertujuan untuk
mengurangi emisi Indonesia dengan cara melestarikan hutan rawa gambut tropis, mencegah alih-fungsi hutan
(deforestation), pengeringan dan pengalihan lhutan untuk perkebunan kelapa sawit. Berbatasan di bagian
timur dengan Taman Nasional Tanjung Puting di daerah aliran Sungai Seruyan, Rimba Raya merupakan
daerah yang kaya akan keragaman hayati termasuk orangutan Kalimantan yang terancam punah.
Berdasarkan skenario dasar, wilayah proyek direncanakan oleh pemerintah propinsi untuk diubah menjadi
empat perkebunan kelapa sawit. Perkebunan yang direncanakan ini sekarang meliputi 47.273 hektar Area
Penghitungan Karbon Rimba Raya, yang dipantau sebagai kebutuhan proyek untuk melindungi dan
menghitung penyimpanan karbon Rimba Raya. Proyek tersebut memantau dan membuat laporan atas Area
Penghitungan Karbon, suatu daerah penyangga sejauh 3 km yang mengelilingi Area Penghitungan Karbon
(secara keseluruhan dikenal sebagai Total Wilayah Manajemen Proyek) dan suatu daerah sabukkebocoran
yang luas. Wilayah-wilayah yang dipantau ini ditetapkan selama periode pengkreditan menyeluruh. Profil
Proyek diuraikan dalam Error! Reference source not found..
Tabel 1: Ringkasan Profil Proyek
Pemilik Proyek PT Rimba Raya Conservation
Pembangun Proyek Infinite-Earth Limited
Rekanan LSM & Penerima Faedah Proyek Orangutan Foundation International
Negara Yang Mengorganisir Indonesia
Wilayah Kalimantan (Kepulauan Borneo)
Propinsi Kalimantan Tengah
Kabupaten Seruyan
Jenis Hutan Hutan Rawa Gambut Tropis NKT
Total Wilayah Kelola Proyek 64,977 ha
Total Wilayah Beresiko Alih-fungsi Hutan 64,977 ha
Area Proyek (Area Penghitungan Karbon) 47,237 ha
Tanggal Mulai Periode Pengkreditan Juli 2009
Pengendali Alih-fungsi Hutan UtamaAlih-fungsi Hutan Terencana (PerkebunanKelapa Sawit yang didukung oleh kebijakanpemerintah)
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 9
Objektifitas iklim dari proyek Rimba Raya adalah:
1. Untuk menghentikan perambahan hutan oleh perkebunan kelapa sawit di Wilayah Proyek itu sendiri,
sehingga akan menghindari pelepasan 130 juta ton karbon dioksida – emisi yang setara dengan
jangka waktu proyek tersebut;
2. Untuk membuat suatu penghalang fisik antara perkebunan kelapa sawit dan Taman Nasional Tanjung
Puting guna melindungi kesatuan hidrologis dari Taman Nasional dan menghindari emisi dari
kekeringan hutan rawa gambut.
Objektifitas biodiversity dari proyek Rimba Raya adalah:
1. Untuk memperluas habitat yang berdampingan dengan taman nasional hingga ke arah timur Sungai
Seruyan, suatu batasan alami yang layak dipertahankan;
2. Untuk mendukung pekerjaan yang telah dilaksanan oleh OFI dan Dr. Biruté Galdikas selama puluhan
tahun, dengan sejumlah kegiatan proyek yang bertujuan untuk memperluas program perlindungan,
rehabilitasi dan pendidikan lingkungan milik OFI.
Objektifitas masyarakat dari proyek Rimba Raya adalah:
1. Untuk melibatkan masyarakat secara aktif di dalam kawasan proyek, membangun pekerjaan dari
World Education untuk mengembangkan akses terhadap kepedulian kesehatan, pendidikan dan jasa
pemerintahan lainnya;
2. Bekerjasama dengan setiap warga untuk memastikan ketahanan pangan dan menyediakan akses
lapangan kerja dan peluang pengembangan kapasitas.
Metodologi Standar REDD
VCS & CCBA
“Metodologi VM0004 untuk Proyek Konservasiyang mencegah pengalihan tata guna lahanterencana di Hutan Rawa Gambut, v1.0”
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 10
1.2 Lokasi Proyek (G1 & G3)
Rimba Raya berlokasi di Kabupaten Seruyan, di propinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Proyek tersebut
terletak di antara 112°01'12 "- 112°28'12" bujur timur dan 02°31'48"- 03°21'00" lintang selatan dan dibatasi
oleh Taman Nasional Tanjung Puting di bagian barat, Laut Jawa di bagian selatan, Sungai Seruyan di bagian
timur, dan konsesi perkebunan kelapa sawit di bagian utara. (Error! Reference source not found.).
Gambar 1: Lokasi Proyek
1.3 Pemrakarsa Proyek (G4)
InfiniteEARTH adalah pemrakarsa proyek yang utama, bertanggung jawab terhadap rancangan dan
implementasi proyek melalui kesatuan operasional lokalnya, PT. Rimba Raya Conservation. Sejumlah
lembaga lain terlibat dalam implementasi program-program tertentu ataupun komponen-komponen proyeknya.
Tanggung jawab utama dan keahlian dan sturktur organisasi diuraikan dalam Error! Reference source not
found. dan Error! Reference source not found..
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 11
Tabel 2. Peran dan Tanggung Jawab Pemrakarsa Proyek
Kesatuan Penjelasan Fungsi
InfiniteEARTH
36/F, Tower Two, TimesSquare,1 Matheson Street,Causeway Bay,Hong Kong
Kontak: Todd Lemons
Email: [email protected]
Web:www.infinite-earth.com
Infinite-Earth didedikasikan untuk perkembangansolusi ekonomis terhadap perubahan iklim danpenurunan kualitas lingkungan dengan caramenangani pengendali pokok dari alih-fungsi hutan– kemiskinan. Proyek-proyek perusahaan tersebutsecara internal diamanatkan untuk mencapai“Melampaui Karbon dan MelampauiKeberlanjutan”. Untuk itu, proyek-proyek Infinite-Earth terpusat pada pemeliharaan Habitat Spesiesyang Terancam, Hutan Bernilai Konservasi Tinggi,dan perlindungan terhadap Taman Nasionaldengan membuat suatu wilayah penyangga sosialdan fisik. Sebagai tambahan, proyek-proyektersebut dirancang untuk memenuhi TujuanPengembangan Milenium PBB dengan mendanaipembangunan berkelanjutan di masyarakatpedesaan melalui pembangunan kapasitas danpengalihan teknologi (teknologi berdampakrendah) seperti solar, kompor berbahan bakarhemat, aquaponics, agro-forestry “tanaman hutan”,dan program-program yang bermanfaat socialseperti kepedulian kesehatan, peralatan danmateri pendidikan dini anak-anak seperti “SatuLaptop per Anak”. Perusahaan ini didirikan dandikelola oleh sekelompok professionalberpengalaman dari berbagai latar belakang yangluas termasuk: Pembanguna Proyek Internasional,Kehutanan yang Berkelanjutan, Konservasi,Ekologi Hutan Tropis. Remote Sensing, GIS, IlmuPengetahuan Karbon, Keuangan dan Pemasaran.
PerlindunganHutan, MonitoringKarbon,ManajemenProyek,PembangunanPerusahaanberbasisMasyarakat,Penjualan Karbon
1.4 Kesatuan Lain yang Terlibat di dalam Proyek (G4)
Seluruh kesatuan yang terlibat di dalam Proyek ini dijabarkan di Error! Reference source not found..
Tabel 3. Peran dan Tanggung Jawab Rekanan
Kesatuan Penjelasan Fungsi
PT Pandu Maha WanaAsia Pacific ConsultingSolutionsJl. Veteran, Gg JempinisNo.17, Banjar UmaKepuh, Desa Buduk.
PT Pandu Maha Wana dba Asia PacificConsulting Solutions adalah sebuah firmakonsultan agrikultur dan kehutanan yangmenyediakan dukungan di seluruh Indonesia danAsia Tenggara kepada mereka yang ingin danberkomitmen untuk mengubah manajemen sumber
Staf Lapangan,Pemantauan danPengukur,Perlindungan Hutan,PengembanganMasyarakat,
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 12
Kesatuan Penjelasan Fungsi
Mengwi, Badung 80351Bali - Indonesia
daya alam mereka.Didirikan pada tahun 2010 oleh Loy Jones danBertha Napitupulu, APCS merupakan gabunganahli-ahli dibidangnya dengan lebih dari 50 tahunpengalaman di bidang kehutanan, agrikultur,pengendalian kebakaran, pertambangan dipermukaan, perencanaan tata-guna lahan,manajemen sumber daya alam, sertifikasi danverifikasi yang berkelanjutan dan manajemen bisnis.Keahlian khusus perusahaan ini adalahmenyediakan jasa konsultasi agrikultur, kehutanandan manajemen sumber daya alam.APCS bertanggung jawab terhadap pengelolaan,pengawasan dan implementasi seluruh programuntuk Proyek Rimba Raya di Kalimantan Tengah.
PemulihanEkosistem
Orangutan FoundationInternational (OFI)Jalan Hasanuddin No. 10Blk DKDPangkalan BunKalimantan Tengah74111IndonesiaKontak: Dr. BirutéGaldikasTel: +62 0532-24778
Orangutan Foundation International merupakansebuah organisasi nir laba yang didedikasikanuntuk perlindungan orangutan liar dan habitat hutanhujannya di Indonesia dan Malaysia.
Didirikan pada tahun 1986 oleh ilmuwan dankonservasionis bernama Dr. Biruté Mary Galdikasdan mantan mahasiswa doktoralnya, Dr. GaryShapiro, OFI focus kepada tiga tujuan: penelitian,konservasi, dan pendidikan.OFI juga menyebarluaskan informasi mengenaiorangutan untuk menyemangati pembuat kebijakandan masyarakat supaya dapat menghormatiorangutan dan status orangutan yang terancampunah. Selama lebih dari 3 dekade, Dr. Biruté MaryGaldikas telah mempelajari dan bekerja secara telitimengenai orangutan dari Borneo Indonesia dihabitat alamnya, dan sekarang Beliau merupakanilmuwan yang paling berwenang di dunia dalammenangani orangutan.OFI akan terus menyediakan kehadiran lokal jangkapanjang kepada usaha-usaha proyek Rimba Rayadan fungsi mereka yang akan melanjutkan apayang telah mereka kerjakan selama 40 tahun –melindungi habitat orangutan.
Perlindungan Hutan,Survei Dataran
World Education (WE)World Education JalanTebet Dalam IV-D Nomor 5AJakarta 12810 Indonesia
World Education adalah sebuah LSM Internasionalyang didirikan pada tahun 1951 untuk memenuhikebutuhan dari pendidikan bagi orang yang kurangberuntung. WE telah bekerja di lebih dari 5 negaradi Asia, Afrika, dan Amerika Latin, sebagaimanajuga Amerika Serikat. Bekerjasama denganorganisasi swasta, organisasi public dan lembagaswadaya masyarakat, WE memrakarsai dukunganterhadap manajemen lokal yang efektif danmempromosikan kerjasama antar organisasi lokal.
Pendidikan danPengembanganMasyarakat
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 13
Kesatuan Penjelasan Fungsi
WE menggunakan teknik pengajaran berdasarkanpengalaman yang menarik yang membantukeahlian mengembangkan dari tiap orang danorganisasi untuk membangun konteks dari siswanya(kultural, lingustik, geografi dan ekonomi), danmemuat informasi penting mengenai kehidupan danmata pencaharian-kesehatan, agrikultur,pengembangan bisnis kecil-yang dapat langsungditerapkan oleh siswanya.
EnvironmentalAccounting Services(EAS)3 Sim Jue Court,Sinnamon Park, 4073,AustraliaKontak: Dr Carly GreenEmail:[email protected]:www.enviroaccounts.com
EAS merupakan perusahaan konsultan yangmengkhususkan diri dalam menyediakan jasadukungan teknis di pengembangan proyek karbonagrikultur dan kehutanan, pemantauan, pelaporandan verifikasi.Tim EAS terlibat di tahun 2013/2014 dalammenyediakan panduan untuk penginderaan jauh(remote sensing) dan pengukuran dataran danpengembangan laporan pemantauan danimplementasi untuk memenuhi persyaratan rencanapemantauan yang disahkan.
Jasa DukunganVerifikasi VCS/CCB
Remote SensingSolutions (RSS)Isarstr. 382065 Baierbrunn,MunichKontak: Peter NavratilWeb: www.rssgmbh.de
RSS Remote Sensing Solutions GmbH adalahsalah satu perusahaan bernilai tambah terkemukadi Jerman dalam hal pengamatan bumi. Kelompokini mengkhususkan pada:
Interpretasi dan pengolahan citra satelit
Interpretasi dan fotogrametri citra udara
Pengembangan aplikasi untuk system geo-
informasi (GIS)
Pemetaan digital
RSS telah mengadakan sejumlah penggolonganlahan di wilayah lahan gambut di Asia Pasifiktermasuk Indonesia.Tim ini terlibat di tahun 2013 dalammengembangkan teknik-teknik untuk penggolonganperubahan tata guna lahan.
Remote sensing,Analisa PerubahanPenggunaan Lahan
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 14
1.5 Tanggal Mulai Proyek (G3)
Seperti yang dijelaskan dalam dokumentasi proyek yang disetujui1, Proyek Rimba Raya project dimulai pada
bulan November 2008 dan tanggal mulai untuk perode pengkreditannya adalah 1 Juli 2009.
1.6 Periode Pengkreditan Proyek (G3)
Laporan pemantauan ini menyampaikan hasil periode pemantauan ketiga (M3) terhitung mulai 1 Juli 2013 dan
berakhir pada tanggal 30 Juni 2014. Jumlah tahun yang dicakup oleh laporan pemantauan ini adalah satu (1).
Tahun operasional proyek pertama adalah Juli 2009-2010. Tahun ini diverifikasi hanya terhadap Standar
Karbon Terverifikasi (VCS). Periode pemantauan kedua (1 Juli 2010 – 30 Juni 2013) diverifikasi terhadap VCS
dan CCB. Periode pemantauan ketiga ini sejalan dengan siklus laporan tahunan yang dimaksudkan dan
diuraikan dalam Dokumen Rancangan Proyek.
2 IMPLEMENTASI RANCANGAN
Di bulan Mei 2013, Proyek ini meraih validasi dan verifikasi pertamanya untuk periode 1 Juli 2009 – 30 Juni
2010. Verifikasi kedua dari proyek ini diselesaikan pada tanggal 9 Desember 2013. Periode pemantauan
ketiga dicakup dalam laporan ini (yaitu 1 juli 2013 – 30 Juni 2014). Selama periode pemantauan ini,
objektifitas utamanya adalah untuk mengembangkan dan mulai menerapkan strategi untuk mendapatkan staf
lapangan dan operasional lapangan dikarenakan adanya pekerjaan tertinggal yang penting dengan staf
lapangan yang sangat terbatas. Negosiasi dengan Asia Pacific Consulting Solutions (APCS) telah dimulai
pada bulan Maret 2014 sebagai konsultan untuk membantu mencapai hal ini dan selama bulan Mei dan Juni,
negosiasi tersebut telah berkembang secara signifikan dimana APCS diminta untuk mengambil tanggung
jawab penuh terhadap operasional lapangan dibawah petunjuk kantor InfiniteEARTH dan PT Rimba Raya
Conservation di Jakarta. Kontrak yang disetujui dan ditandatangani dengan susunan baru itu mulai efektif
sejak 1 Juli 2014.
Ketika sebagian besar kegiatan terjadi setelah periode yang dicakup oleh laporan pemantauan ini, banyak hal
telah dilakukan, baik dalam hal memastikan kecukupan staf hingga menyelesaikan objektifitas yang tertera
dalam Dokumen Rancangan Proyek. Dari sudut pandang operasional, kantor pusat lapangan utama
dipindahkan dari Pangkalan Bun ke Sampit untuk mengurangi waktu tempuh dari dan ke berbagai bagian
konsesi. Seorang Manajer Konsesi, Koordinator Keragaman Hayati, Koordinator Pemerintahan Lokal dan
Koordinator GIS lapangan dipekerjakan dan ditempatkan di suatu wilayah. Daerah yang terpencil dibagi
secara geografis ke dalam tiga unit manajemen: Utara, Tengah dan Selatan, dan seorang manajer unit
lapangan dipekerjakan dan ditugaskan untuk tiap unitnya. Di dalam tiap unit lapangan, kru lapangan yang
berasal dari desa-desa dalam proyek kami dipekerjakan yang terdiri dari 11 personil tetap di Unit Tengah, dan
1Available from the Verified Carbon Standard Project Database
https://vcsprojectdatabase2.apx.com/myModule/Interactive.asp?Tab=Projects&a=2&i=674&lat=-2.78051067417254&lon=112.170133504944&bp=1
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 15
setiap enam orang di unit Utara dan Selatan yang akan bertambah menjadi 11 personil di bulan Januari 2015.
Sebagai tambahan, staf lapangan meningkatkan koordinasi dengan World Education yang bekerja untuk
pelaksanaan program pengembangan masyarakat di lapangan.
Dari sudut pandang implementasi program, pekerjaan ini dimulai dari survey dan pembuatan tatabatas
permanen untuk konsesi, memasang tiang subsidence untuk mengukur dan memantau dampak kerusakan
hutan di Unit Utara, mengadakan patroli rutin untuk memantau perlindungan hutan dari kebakaran dan
perambahanan hutan tanpa ijin, pemantauanmendirikan persemaian di dua desa untuk program penanaman
pohon, memulai survey awal keragaman hayati dan melakukan inventarisasi tumbuhan 1% sebagaimana yang
diwajibkan oleh Kementrian Kehutanan, pemantapan hubungan yang lebih baik dengan warga desa dan
pemerintah lokal, dan tugas rutin lainnya untuk mengelola konsesi yang luas.
2.1 Penjelasan mengenai Kegiatan Proyek (G3)
Kegiatan Proyek yang utama adalah untuk menghindari pengalih-fungsian hutan rawa gambut tropis menjadi
perkebunan kelapa sawit. Secara operasional, kegiatan utama ini dicapai melalui implementasi sembilan
Kegiatan Proyek inti berikut.
1. Penetapan Cagar Alam Rimba Raya. Kegiatan proyek utama adalah penetapan Cagar Alam Rimba
Raya, suatu wilayah dilindungi yang didanai oleh swasta di sepanjang batas bagian timur Taman
Nasional Tanjung Puting (TNTP). Rencana manajemen memiliki serangkain visi membuat menara
penjaga, rencana tanggap kebakaran dan satuan pemadam kebakaran, dan suatu sistem pemantauan
yang lengkap. Pengukuran ini akan membantu memastikan ketetapan cadangan karbon dan
keragaman hayati Area Proyek dan kesatuan wilayah TNTP. Lagi pula, Pemrakarsa proyek akan
mendanai pekerjaan penyuburan dan rehabilitasi di dalam Wilayah Proyek dan daerah penyangganya,
menambah cadangan karbon dan keragaman hayati.
2. Jaringan pos penjagaan. OFI telah berperan penting dalam mendanai dan membangun satu jaringan
kecil pos-pos penjagaan di sepanjang batas pinggir TNTP selama lebih dari dua dekade, dimana
sejumlah besar pos-pos jaga ini terletak di sepanjang perbatasan TNTP ke arah utara dan selatan dari
Wilayah Proyek. Proyek Rimba Raya akan menambah jaringan pos-pos penjagaan ini untuk
menciptakan cakupan pengamatan dan komunikasi secara keseluruhan. Jaringan Penjaga dan pos
penjagaan akan memberikan perlindungan dari penebangan tanpa ijin, perburuan liar dan perambahan
hutan oleh perkebunan kelapa sawit.
Rimba Raya telah mempekerjakan penjaga lokal dengan jabatan kru lapangan permanen yang
bertanggung jawab berpatroli untuk melindungi hutan, hal ini telah dikerjakan secara rutin sejak bulan
September 2014. Sebelum membangun jaringan pos penjagaan, batas-batas permanen konsesi harus
disurvei dan ditetapkan di daratan yang mana sedang dalam proses pelaksanaan. Semua pekerjaan
survey lapangan diselesaikan pada bulan November 2014, hanya menyisakan persetujuan dari
pejabat pemerintah lokal dan penandatanganan resmi dari Kementrian Kehutanan agar proses
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 16
tersebut dapat selesai. Jika sudah selesai, staf lapangan Rimba Raya akan bekerjasama dengan
pemerintah lokal, staf TNTP dan penduduk desa untuk menandai lokasi pos-pos penjagaan dan
memulai pembangunan di tahun 2015.
3. Rencana Kebakaran. Kebakaran secara berkala telah menyapu Wilayah Proyek dan TNTP selama
musim kering. Proyek Rimba Raya akan menciptakan suatu sistem tanggap kebakaran, termasuk
pelatihan dan memperlengkapi satuan pemadam kebakaran serta mengembangkan rencana tanggap
kebakaran sebagai cadangan sehubungan dengan menara dan stasiun penjagaan. Untuk mengurangi
dampak kebakaran, menara kebakaran, satuan pemadam kebakaran dan peralatan yang sesuai untuk
pemadaman kebakaran di lahan gambut akan dibangun di Wilayah Proyek.
Sebagai permulaan untuk Satuan Pemadam Kebakaran telah dibentuk dengan mempekerjakan 11
orang kru permanen lengkap di Muara Dua (Unit Tengah dimana sebagian besar aktivitas kebakaran
terjauh terjadi) dan sebagian kru lengkap di Unit Utara dan Selatan (6 orang) dimana masih terjadi
aktifitas kebakaran namun dengan akses yang lebih baik. Kru-kru ini dipekerjakan di akhir musim
kebakaran sehingga walaupun dapat mengatasi kebakaran-kebakaran kecil, mereka belum cukup
terlatih dan terlengkapi untuk melakukan tanggap serangan awal yang diperkirakan pada musim
kebakaran di tahun 2015. Sejalan dengan waktu, kita akan tmemiliki kru lengkap di 3 unit lapangan,
membekali kru dengan pelatihan dasar keselamatan dan pelatihan dasar pemadaman kebakaran ,
melengkapi kru dengan perlengkapan pompa yang layak (pompa, selang, pipa, peralatan tangan), dan
diharapkan akan mempunyai satu speedboat yang dilengkapi dengan alat-alat pemadam kebakaran
dan ditempatkan di Unit Tengah dari Muara Dua. Sekitar 6 bulan di musim kebakaran, kru-kru
permanen ini akan ditambah dengan 3 kru musiman lengkap (11 orang) yang akan membantu dalam
melakukan pekerjaan lapangan rutin, memantau dan mengukur, membangun pos-pos penjagaan dan
menara kebakaran dan tugas-tugas lain, sehingga kru permanen dapat memfokuskan diri hanya untuk
pencegahan dan pemadaman kebakaran.
4. Rencana Monitoring. Suatu Rencana Monitoring telah dikembangkan untuk pengumpulan data yang
relevan terhadap iklim, kemasyarakatan dan keragaman hayti. Dengan menggabungkan peringatan
awal, pengumpulan data lapangan dan pengideraan jauh (remote sensing), rencana pemantauan akan
melacak indikator-indikator kunci untuk laporan integritas cadangan karbon cagar alam dan
keragaman hayati dan untuk memperbolehkan pemrakarsa proyek menyesuaikan rencana
pengelolaan cagar alam terhadap kondisi yang berubah.
Kru-kru telah dibentuk di semua 3 unit lapangan untuk melakukan patroli yang dibutuhkan guna
memberikan sistem peringatan awal ini dan memungkinkan staf lapangan untuk mengambil langkah
awal terhadap kondisi yang terjamin tersebut. Sebagai contoh, sistem ini mengijinkan staf lapangan
untuk mengidentifikasi dan menghentikan penebangan tanpa ijin yang telah menghilangkan pohon
komersial dari kondisi alaminya di Unit Selatan. Kita juga dapat mengidentifikasi rencana-rencana
dengan pemerintah daerah setempat untuk membangun jalan ke desa-desa di dalam batas konsesi
dan bekerja secara efektif untuk mengubah proyek tersebut sehingga lokasi jalan akan berubah agar
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 17
tetap berada diluar konsesi. Proyek agrikultur pemerintah daerah (perkebunan pisang) teridentfikasi
direncanakan di kawasan penyangga Unit Selatan yang mencakup pembangunan kanal-kanal dan
yang sedang dikerjakan bersama pemerintah baik untuk memindahkan proyek-proyek tersebut
ataupun menemukan alternatif dari rencana awal yang hanya akan memberikan dampak kecil bagi
gambut di wilayah tersebut.
5. Penyuburan dan Rehabilitasi. Pemrakarsa proyek telah berkomitmen untuk mengusahakan
pekerjaan penyuburan dan rehabilitasi yang signifikan di Wilayah Proyek. Setiap tahun, pemrakarsa
proyek akan melakukan kegiatan penyuburan, menanam bibit asli Dipterocarp dan bibit pohon lainnya
yang sesuai di wilayah-wilayah yang tidak memiliki banyak pohon muda. Sebagai tambahan, rencana
rehabilitasi signifikan dari wilayah non kehutanan (termasuk semak, padang rumput dan daerah
gundul), dibuat. Secara khusus, penanaman spesies asal seperti jabon, binuang, and makaranga
berkembang dalam kondisi tidak terlindungi dan terdegradasi. Pada akhir proyek, bentangan hutan
yang signifikan akan dikembalikan ke kondisi awalnya, ketersediaan karbon di Wilayah Proyek
bertambah dan habitat tambahan akan tersedia, dengan demikian akan memperkuat buffer fisik untuk
melindungi TPNP.
Sekitar 350 hektar pelanggaran dan/atau wilayah yang terbakar tahun ini telah ditanami 160.000 bibit
dari berbagai spesies yang disediakan oleh kebun bibit yang dibangun di Ulak Batu (Unit Utara) dan
Muara Dua (Unit Pusat). Survei reboisasi standar akan dilakukan setelah 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 3
tahun dan 5 tahun untuk memastikan keberhasilan usaha reboisasi dan mengidentifikasi kayuan
tambahan selama periode tersebut untuk mengganti kepunahan.
6. Spesies Asli, Tanaman Komersil, Program Agro-foresatry berbasis Masyarakat. Sebagai bagian
dari usaha reboisasi, Rimba Raya akan meluncurkan proyek agro-forestry tanaman komersil berbasis
masyarakat di perkebunan lapisan-lapisan/tanaman-tanaman untuk tanaman komersil spesies asli,
termasuk buah, kacang, rempah dan pohon karet dan jelutung, digabung dengan spesies langka
(seperti ramin dan meranti) di dalam sebuah matriks pertumbuhan kembali hutan sekunder.
Dua kebun bibit telah dibangun di desa-desa di wilayah konsesi, satu kebun berada di Ulak Batu yang
mana telah memiliki site kebun bibit permanen dengan system irigasi, dan satu lagi di Muara Dua
dimana site permanen belum dapat diidentifikasikan dan hanya menumbuhkan bibit yang dikelola oleh
tiap kelompok keluarga di tanah milik mereka sendiri. Rimba Raya bekerja sama dengan penduduk
lokal untuk mengidentifikasi perpaduan luas dari pemasukan dan pembiayaan atas spesies yang
menghasilkan kayu yang tumbuh di kebun bibit hingga menanam kembali dan membelinya dari desa.
Pepohonan ini ditanam oleh tiap kelompok keluarga yang dibantu oleh staf Rimba Raya di masing-
masing lahan sehingga tiap keluarga dapat mengelolanya setiap waktu dan memanen hasilnya saat
mereka sudah berumur cukup. Pepohonan yang ditanam termasuk jelatung dan karet untuk getahnya,
meranti dan ulin untuk bahan bangunan, dan berbagai macam tanaman buah yang dapat dipanen
untuk membiayai penanaman kembali atau dijual kepada OFI untuk dijadikan makanan prangutan atau
buah segarnya dapat dijual kepada perusahaan kelapa sawit untuk diberikan kepada stafnya.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 18
Di tahun 2015 kita akan membuat program agroforestry yang lebih intensif yang fokus terhadap produk
komersil jangka pendek, menengah dan panjang yang pernah kita perbantukan ke desa-desa dengan
menggunakan pemetaan partisipatif untuk mengidentifikasi hak-hak penggunaan tradisional dan
perencanaan tata ruang individu di dalam wilayah tersebut untuk memastikan kesatuan wilayah proyek
tersebut (khususnya wilayah carbon accounting) dan mata pencaharian penduduk. Hal ini
kemungkinan akan mencakup lebih banyak wilayah produk “niche” seperti minyak atsiri dan produk
hutan non-kayu lainnya seperti gaharu (agarwood) yang memiliki nilai jual lebih tinggi dan merupakan
produk yang sekarang sulit ditemukan.
7. Pembiayaan kegiatan OFI. Sebuah bagian penghasilan dari penjualan kredit karbon dari proyek
tersebut akan digunakan untuk mendanai kegiatan OFI yang sedang berjalan; termasuk program baru
untuk mereboisasi habitat orang-utan yang sedang kritis dan akuisisi habitat layak yang belum
memenuhi persyaratan proyek REDD sebagai tambahannya. Terlebih lagi, pemrakarsa proyek akan
membangun pusat pelepasan orang-utan yang baru dan platform makan di lokasi yang strategis di
dalam Wilayah Proyek. Selama bekerja dengan pemrakarsa proyek, OFI akan menggunakan pusat
pelepasan untuk memperkenalkan kembali sebanyak 300 orangutan dari Pusat Rehabilitasi orangutan
Care Center and Quarantine (OCCQ) di dekat Pangkalan Bun, kembali ke alam liar, menggunakan
cagar alam sebagai tahap perencanaan untuk proses pemindahan mereka ke taman.
8. Manajemen Gabungan Taman Nasiona Tanjung Putting. Pihak berwenang TPNP bertanggung
jawab untuk melindungi teman nasional seluas lebih dari 400.000 ha. Authority has the responsibility
to protect over 400,000 ha of national park. Tingkat kepegawaiannya tidak sesuai dengan tingkat
tekanan yang diberikan oleh para penebang hutan. Keberadaan proyek Rimba Raya di sepanjang sisi
timur terbuka dari taman itu saja akan sangat mendukung pihak yang berwenang untuk mengelola
perbatasannya. Proyek Konservasi Rimba Raya berkomitmen untuk mngembangkan model konservasi
komersil untuk taman nasional yang masih kekurangan dana. Dengan model ini pemrakarsa proyek
akan bekerja untuk memperkuat perjanjian manajemen gabungan yang sudah ada diantara TNPN dan
OFI. Pemrakarsa proyek juga akan mendukung pelatihan staf, kesempatan pembangunan kapasitas,
menambah peralatan untuk memantau dan berkomunikasi, dan satuan pemadam kebakaran untuk
cagar alam.
Selagi staf lapangan Rimba Raya acap kali berkomunikasi dengan staf manajemen TPNP di
Pangkalan Bun dan Kuala Pembuang, bagian proyek berikut masih belum tindakan lebih lanjut selain
pembicaraan tentang opsi da kerjasama antara dua pihak dengan OFI pada berbagai survey biologis.
9. Pengembangan Buffer Sosia.l salah satu elemen penting dari proyek Rimba Raya ini adalah
keterlibatan seluruh stakeholder di Wilayah Proyek untuk menciptakan buffer social terhadap taman
dan Wilayah Proyek, dengan demikian dapat mengurangi banyaknya tekanan luar yang dapat
menyebaban penebangan hutan. Pemrakarsa proyek telah menciptakan kerangka proses yang
dirancang untuk menyebarluaskan informasi tentang perkembangan dan implementasi proyek,
mendukung partisipasi masyarakat di semua aspek proyek dan menawarkan kesempatan untuk
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 19
pembangunan kapasitas. Untuk menciptakan sebuah buffer social yang efektif, pemrakarsa proyek
percaya bahwa pendekatan yang menyeluruh terhadap perkembangan sosio-ekonomi harus dilakukan
dengan tujuan menangani akar penyebab dari penebangan hutan berbasis masyarakat – seperti
kemiskinan, kelaparan, wabah penyakit, kekurangan tempat tinggal dan pengucilan. Untuk itu, sebuah
daftar program telah dikembangkan berdasarkan data dari survey social awal di Daerah Proyek dan
dengan acuan dari Tujuan Pembangunan Milenium PBB untk Indonesia.S
10. Balai Masyarakat. Mengikuti contoh kesuksesan OFI dengan masyarakat di wilayah barat taman,
pemrakarsa proyek akan membangun Balai Masyarakat di desa terpilih yang strategis di dalam
Daerah Proyek sebagai tindakan pendekatan antara Proyek dan masyarakat. Balai Masyarakat ini
akan menawarkan fasilitas-fasilitas untuk staf taman dan proyek sebagaimana juga organisasi
masyarakat, dan mereka akan menyediakan fasilitas komunikasi berita dan radio, perpustakaan dan
program pelatihan social dan agricultural. Dana penggerak sejumlah IDR 400,000,000 (USD $32,000)
disediakan untuk tiap desa di dalam wilayah proyek yang didasarkan pada perkembangan yang ada
dan proposal dari desa yang disetujui. Pada saat ini, ada 6 dari 10 desa yang telah menyerahkan
proposal dan keenam desa tersebut telah mendapatkan dananya, yang mana 2 dari mereka (Ulak
Batu dan Palingkau) memilih untuk menggunakan dana tersebut untuk membangun balai desa.
11. Produktifitas Agrikultur dan Aquakultur. Proyek Rimba Raya juga memperluas program World
Education yang saat ini sedang berjalan untuk keamanan pangan, akses ke pelayanan pemerintah,
dan pembangunan kapasitas di dalam daerah proyek. Dengan membantu kelompok rumah tangga
lokal untuk memenuhi kebutuhan pangannya dengan memanfaatkan lahan yang sudah diolah dan
dengan membekali mereka dengan informasi tentang hak-hak politik, proyek Rimba Raya akan
mengurangi banyak hal yang mendorong penebangan hutan illegal dan perubahan hutan menjadi
lahan agrikultur yang tidak berguna. Kegiatan agrikultur sejauh ini telah dilaksanakan di 5 dari 10 desa
mulai dari Sekolah Pertanian hingga mengajarkan tentang praktek agrikultur yang lebih baik,
mananami lahan dengan berbagai sayuran dan contoh lahan. Tanaman yang tercakup didalamnya
termasuk cabe, terong, padi dan berbagai sayuran lainnya yang bias ditanam di berbagai jenis tanah
yang ada di tiap desa. Dukungan untuk peternakan telah disediakan untuk Tanjung Rengas dan Muara
Dua.
12. Agro-Forestry Tanaman-tanaman Masyarakat. Dalam menjaga komitmennya untuk menghijaukan
lahan terdegradasi di dalam Cagar Alam Rimba Raya, pemrakarsa proyek bermaksud untuk
melaksanakan sebuah program agro-forestry berbasis masyarakat untuk spesies tanaman komersil
asli.
Ada dua kebun bibit yang telah dibangun; satu site permanen di Ulak Batu dan site kebun milik
individu di Muara Dua yang bertujuan untuk menyediakan bibit yang nantinya akan dibeli oleh Rimba
Raya, yang ditanam oleh desa di lahan pribadi, yang akan dipanen oleh penduduk dengan komoditas
yang akan digunakan untuk pembiayaan kembali, dijual kepada Rimba Raya atau pihak lainnya.
Beragam spesies telah digunakan untuk menyediakan kayu untuk keperluan bahan bangunan, buah
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 20
untuk dikonsumsi dan dijual, dan pohon yang menghasilkan getah seperti karet dan jelutung untuk
produksi pencaharian. Diskusi-diskusi tambahan juga dilakukan dengan sebuah perusahaan
internasional terkemuka yang menyediakan produk-produk spa untuk mengembangkan program bagi
tanaman yang menghasilkan minyak atsiri, membangun kilang minyak di salah satu desa sebagai
pabrik dan kemudian perusahaan ini akan membeli minyak dengan level apapun dari penduduk.
13. Sistem Air Bersih. Banjir lebih sering terjadi di daerah aliran sungai Seruyan di beberapa tahun
terakhir, dan masyarakat Daerah Proyek kesulitan untuk mendapatkan sumber air bersih. Berdasarkan
survey masyarakat yang dimaksudkan untuk membantu pemrakarsa proyek dalam memprioritaskan
program social, fase pertama dari program tersebut bertujuan untuk menciptakan buffer social yang
akan melibatkan Potters for Peace, sebuah organisasi yang melatih masyarakat lokal untuk membuat
dan memasarkan peralatan filter air keramik yang murah.
Filter air terkini telah didistribusikan kepada 725 kelompok rumah tangga di 5 dari 10 desa. Pada saai
ini program pemantauan dan pemeliharaan filter telah dikempangkan dan dilakukan oleh World
Education. Tambahan lagi, ada 2 diantara desa-desa tersebut yang telah membangun system air
dengan dukungan pemerintah yang dapat menyediakan air bersih untuk setiap kelompok keluarga di
dalam masyarakat apabila merek berfungsi dengan baik. Rimba Raya mulai berdiskusi dengan
pemerintah lokal mengenai implementasi program pelatihan penduduk tantang cara pemeliharaan
yang benar, membantu biaya perbaikan jika dibutuhkan, dan membantu masyarakat mengembangkan
rencana bisnis untuk pendistribusian air sehingga penduduk dapat sepenuhnya melaksanakan
program tersebut secara penuh nantinya.
14. Kompor Berbahan Bakar Hemat. Pemrakarsa proyek Rimba Raya bermaksud untuk mengadakan
kompor masak bersih bagi semua masyarakat Daerah Proyek. Kompor yang dirancang dengan baik
dan murah ini secara signifikan mengurangi penggunaan bahan bakar kayu untuk memasak dan
banyaknya asap yang dikeluarkan selama memasak. Pemrakarsa proyek berencana untuk
menyediakan satu kompor untuk tiap kelompok keluarga yang tinggal di wilayah batasan Daerah
Proyek.
Ada dua jenis kompor berbahan bakar hemat yang telah diuji coba di dalam program ini, jenis yang
pertama tidak begitu diterima dengan baik oleh penduduk dikarenakan “harus penuh bahan bakarnya”
dan yang kedua yang hanya diterima oleh beberapa orang. Sebagian besar penduduk menginginkan
kompor gas, yang mana telah diprogramkan pendistribusiannya oleh pemerintah lokal namun belum
terlaksana dikarenakan permasalahan logistik. Untuk bagian ini, Rimba Raya menawarkan bantuan
kepada pemerintah lokal untuk masalah pendistribusian sehingga dapat direalisasikan dan
bekerjasama dengan supplier gas nasional untuk menyediakan fasilitas pendistribusian di satu desa
pusat untuk memastikan ketersediaan gas alih-alih beberapa tempat kecil yang hanya menyediakan
beberapa kompor seperti yang direncanakan dalam program pemerintah lokal.
15. Produksi Briket Biochar. Secara tradisi, di pedesaan, warga menggunakan bahan biomassa untuk
memasak dan menghangatkan rumah mereka. Bahan biomassa ini digunakan secara apa adanya
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 21
maupun dalam bentuk arang. Sumber energy ini, walaupun banyak digunakan, tidaklah efisien,
merusak lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan. Dengan adanya produksi briket biochar ini akan
meberikan kesempatan tambahan bagi perusahaan berbasis masyarakat dengan adanya penggunaan
sumber daya lokal yang berkelanjutan.
Hingga saat ini, belum ada aktifitas yang berjalan untuk program ini.
16. Penerangan Tenaga Surya Berskala Kecil ‐ Pemeliharaan Sederhana. Kurangnya tenaga listrik
untuk masyarakat di daerah perbatasan Wilayah Proyek mempengaruhi kehidupan dan system
ekonomi mereka. Pemrakarsa proyek bermaksud untuk menyediakan system penerangan tenaga
surya untuk kelompok rumah tangga dan Balai Masyarakat di tiap desa.
Aktifitas yang sudah berjalan untuk program ini adalah memeriksa opsi dan kalkulasi harga untuk
implementasi yang memungkinkan untuk dikerjakan. Sebagai tambahan, Rimba Raya memeriksa opsi
tambahan yaitu menggunakan penerangan LED untuk rumah-rumah yang menggunakan aki 12 volt
sebagai daya dan dapat diisi daya ulang menggunakan micro hydro, sel surya, generator atau bahkan
sebuah sepeda motor. Program ini akan dikembangkan lebih lanjut di tahun 2015.
17. Kredit Mikro. Kredit mikro adalah perpanjangan pinjaman jumlah kecil yang diperuntukkan bagi orang
yang mengalami kesulitan keuangan. Individu ini Microcredit is the extension of very small loans to
people who otherwise have not access to finance. Kredit ini diperuntukkan bagi individu yang tidak
memiliki jaminan besar, pekerjaan tetap dan catatan kredit yang terverifikasi sehingga tidak dapat
memenuhi kualifikasi minimal untuk mendapatkan pinjaman kredit tradisional. Pemrakarsa proyek
akan bekerjasama dengan beberapa organisasi untuk menyediakan: 1) pembiayaan untuk semua
individu di Daerah Proyek Rimba Raya; 2) dukungan anggaran untuk agen lapangan yang bekerja di
wilayah ini; 3) dukungan anggaran tambahan seperti yang diperlukan dan dirancangkan; 4) dukungan
pelatihan bagi agen lapangan yang ditugaskan di wilayah tersebut.
Hingga saat ini, belum ada aktifitas yang berjalan untuk program ini.
18. Perawatan Kesehatan yang Berkelanjutan. Pemrakarsa proyek berencana untuk mengembangkan
sebuah system perawatan kesehatan yang khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Daerah Proyek yang bekerjasama dengan Health in Harmony (HIH), sebuah program perawatan
kesehatan yang berbasis di Kalimantan Barat yang menggabungkan antara perawatan kesehatan
yang terjangkau dan berkualitas tinggi dengan strategi untuk melindungi hutan-hutan yang terancam
punah. Kerangka program perawatan kesehatan milik pemrakarsa proyek ini akan meliputi tiga
langkah: 1. Memperkirakan kebutuhan perawatan kesehatan bagi masyarakat Wilayah Proyek; 2.
Mengembangkan satu system yang paling sesuai bagi kebutuhan khusus mereka; 3. Melaksanakan
program tersebut dan 4. Mengevaluasi program secara rutin untuk menambah, menyesuaikan dan
mengembangkannya selagi kita mempelajari lebih banyak lagi dan nantinya memerlukan perubahan.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 22
Hingga saat ini, belum ada aktifitas yang berjalan untuk program ini.
19. Klinik Apung. Pemrakarsa proyek akan mengatur pembangunan, perlengkapan dan penyebaran klinik
medis apung. Sebagai pengganti atas klinik masyarakat, klinik apung dipilih karena tingkat
mobilitasnya yang dapat memberikan jasa medis di bagian hulu dan hilir Sungai Seruyan, yang secara
efektif melayani semua masyarakat di Wilayah Proyek.
Satu-satunya aktifitas yang sudah berjalan sejauh ini adalah diskusi awal dengan professional medis
Indonesia tentang bagaimana menyediakan staf untuk klinik apung ketika dana untuk membangun dan
melaksanakannya tersedia nantinya. Satu cara yang ditempuh lebih lanjut adalah dengan bekerjasama
dengan sekolah medis di seluruh Indonesia yang memberikan siswa seniornya yang dapat melayani di
klinik untuk jangka waktu tertentu dan tidak membebankan biaya pada warga.
20. Program Pembangunan Kapasitas. Ada sejumlah program pembangunan kapasitas khusus, yang
dipelajari oleh pemrakarsa proyek yang dianggap berpotensi untuk diterapkan menurut kebutuhan
masyarakat Wilayah Proyek. Bagaimanapun, program akhirnya akan dirancang bersama dengan
masyarakat untuk memastikan bahwa akan sesuai apa yang menjadi perhatian masyarakat sekarang
dan memprioritaskan kebutuhan masyarakat untuk pembangunan kapasitas. Warga pribumi. Program-
program yang menjadi pilihan adalah Eco-Tourism Warga, Transfer Ilmu, Pelepasan dan Pelacakan
Orangutan, Penyuluhan dan Pendidikan.
Pembangunan kapasitas terkait dengan penyuluhan dan pendidikan telah dimulai di Telaga Pulang
dengan Capacity building relating to outreach and education has already begun in Telaga Pulang with
Kerja Lapangan Mahasiswa yang focus pada pembangunan kapasitas agrikultur dengan kerangka
yang kokoh di bidang matematika, biologi dan ilmu pengetahuan social. Sebagai tambahan,
pembangunan kapasitas bersifat informal yang mempelajari penulisan proposal resmi, agrikultur dan
perikanan telah dimulai di beberapa desa. Apabila batasannya sudah disetujui oleh pemerintah
nasional, maka pengidentifikasian batasan desa melalui pendekatan partisipasif, pengembangaan
rencana tata ruang untuk tiap desa dan perjanjian manajemen gabungan antara desa dan Rimba Raya
akan dikembangkan sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan mengembangkan lebih banyak lagi
program pembangunan kapasitas sesuai dengan kebutuhan dan keinginan tiap-tiap desa yang telah
diidentifikasi selama proses tersebut.
2.2 Pengelolaan Resiko untuk Faedah Proyek
Resiko utama yang teridentifikasi bagi faedah Proyek adalah tekanan terus-menerus dari perluasan
perkebunan kelapa sawit di bagian utara batas konsesi, dan kebakaran yang berasal dari masyarakat di
sekitar batas konsesi untuk membersihkan lahan dan memperluas agrikultur.
Melalui pemanfaatan dana karbon, Proyek Cagar Keragaman Hayati Rimba Raya bertujuan untuk memperluas
dan melipatgandakan pekerjan patroli dan perlindungan hutan yang telah dilaksanakan oleh OFI sejak tahun
1971. Pendanaan ini akan meningkatkan patroli yang bertindak sebagai pencegah dan bentuk kehadiran fisik
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 23
melalui penandaan batas dan pada akhirnya melalui instalasi pos-pos penjagaan dan menara kebakaran
secara efisien digunakan untuk pemantauan dan tanggap terhadap ancaman.
Proyek ini telah dan akan terus berkelanjutan guna membuat investasi-investasi yang diperlukan dalam
kegiatan-kegiatan menciptakan pekerjaan dan penghasilan untuk masyarakat setempat dari penjualan kredit
di pasar kesukarelaan (voluntary market).
Sebagai tambahan, dana tersedia bagi pengembangan industri untuk mengurangi tekanan perluasan
agrikultur dengan ambisi untuk memelihara dan melipatgandakan manfaat iklim, masyarakat dan keragaman
hayati melampau jangka waktu proyek.
2.3 Pengukuran untuk Memelihara Nilai Konservasi Tinggi (G3)
Suatu analisa awal NKT di dalam kawasan proyek menentukan bahwa 11 dari 13 sub-penilaian NKT dalam
Panduan NKT untuk Indonesia berpotensi untuk ada. Pengelolaan dan pengayaan atas semua NKT ini secara
langsung bergantung pada perlindungan hutan yang tersisa, pertahanan kesinambungan diantara hutan
tersisa di Wilayah Proyek dengan di TNTP, rehabilitasi potensial kawasan hutan tepi pantai yang terdegradasi
di Wilayah Proyek, dan pencegahan perluasan perkebunan kelapa sawit untuk melindungi kualitas air dan
habitat perairan yang terkait di Seruyan. Pengukuran spesifik untuk mencapai hasil ini dipaparkan di seksi 2.2
Laporan ini.
2.4 Kesempatan Kerja dan Keselamatan Pekerja (G4)
Pemberitahuan lowongan pekerjaan untuk warga lokal diinformasikan satu bulan sebelum proses perekrutan
untuk kru lapangan tetap dimulai dan sejumlah wawancara dilakukan di tiga desa dimana kru-kru ini akan
ditempatkan. Tidak ada aplikasi dari pencari kerja wanita yang dianggap dikarenakan perbedaan kultur dan
bahwa pekerjaan yang ada di lapangan merupakaan pekerjaan berat, khususnya terkait dengan pemadaman
kebakaran yang akan menjadi focus utama bagi para pekerja selama musim kebakaran. Pada saat ini kami
telah mempekerjakan 23 dari 33 anggota kru permanen dan akan mempekerjakan 10 orang lainnya di bulan
Januari 2015. Sebanyak 33 anggota kru musiman tambahan akan mulai dipekerjakan di akhir musim hujan
selama enam bulan sehingga memungkinkan bagi kru permanen untuk focus terhadap pencegahan dan
pengendalian kebakaran selama musim kering. Sebagai tambahan, rencana kami adalah untuk
mempekerjakan dua staf pengembangan masyarakat dari tiap desa (tetua dan pemuda yang disegani) yang
akan membantu dalam melaksanakan program pengembangan komunitas di dalam desa mereka. Tujuan kami
adalah untuk menambah partisipasi gender selama fase perekrutan karena banyak pekerja wanita lebih
memiliki ketertarikan jangka panjang terhadap perkembangan masyarakat dan kesempatan untuk keluarga
mereka.
Pembaharuan keselamatan pekerja telah menjadi hal yang bersifat informal dengan diskusi dasar
keselamatan ketika pekerja baru dan sebelum mereka mulai bekerja di lapangan yang membutuhkan fokus
khusus pada masalah keamanan. Saat ini, Prosedur Operasional Standar (Standard Operating Procedures)
sedang dalam proses pengembangan dengan program pelatihan keselamatan yang tersusun untuk tiap
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 24
pekerjaan sehingga setidaknya akan mencakup pelatihan pertolongan pertama untuk semua pekerja dan
penggunaan Personal Protective Equipment (PPE). PPE telah diberikan kepada staf yang ada saat ini dan
akan terus diberikan dan ditekankan dari sudut pandang keselamatan di lapangan. Perangkat pertolongan
pertama dan medis telah disiapkan untuk dibawa ke lapangan ketika melakukan kegiatan operasional dan
untuk perangkat yang lebih besar disiapkan untuk kantor permanen kita di lapangan.
2.5 Pemangku Kepentingan (G3)
Ringkasan Laporan Monitoring ini telah disiapkan dan diperbanyak untuk didistribusikan ke semua desa di
dalam wilayah operasional Rimba Raya beserta kabupaten dan kecamatannya. Pemberitahuan tentang
ketersediaan ringkasan laporan ini telah disebarkan di seluruh desa di wilayah operasional Rimba Raya dan
pemberitahuan tersebut juga disebarkan melalui koran lokal di tempat Rimba Raya berada. Lokasi kantor
World Education dan Rimba Raya telah memperbanyak ringkasan ini untuk disebarkan sesuai permintaan tiap
desa dan para staf yang bekerja dengan penduduk juga akan menginformasikan tentang pemberitahuan
tersebut, dan bahwa kami menginginkan umapn balik, baik positif maupun negatif, dan bagaimana merespon
umpan balik tersebut.
Nantinya, apabila batasan tersebut sudah sepenuhnya legal dan diresmikan oleh Kementrian Kehutanan,
proses pemetaan partisipasif dan perencanaan tata ruang akan diberlakukan. Laporan Monitoring dan hasil
laporan verifikasi akan disebarkan kepada penduduk lokal sebagai bahan pertimbangan selama proses
tersebut berlangsung. Hasil dari pekerjaan itu dapat memberikan perubahan dan/atau modifikasi pada
Rencana Implementasi Proyek dan setidaknya akan membawa ke arah rencana yang lebih focus kepada
setiap kebutuhan masyarakat di desa dan keinginan dari program Rimba Raya.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 25
3 STATUS HUKUM
3.1 Kepatuhan dengan Hukum, Statutes, Hak Kepemilikan dan Kerangka Peraturan Lainnya (G4
& G5)
Badan utama dari hukum Indonesia yang mengatur tentang hubungan antara pekerja dan pemberi kerja
adalah UU No. 13/2003.
Sebagai tambahan, konvensi-konvensi dari Organisasi Ketenagakerjaan International (ILO) berikut telah
disahkan oleh Indonesia:
C81 – Konvensi Pemeriksaan Ketenagakerjaan, 1947
C87 – Konvensi Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi, 1948
C98 – Konvensi Hak untuk Berorganisasi dan Perundingan Kolektif, 1949
C100 – Konvensi Remunerasi yang Setara, 1951
C102 – Konvensi Kemanan Sosial (Standar Minimum), 1952
C105 – Konvensi Penghapusan Kerja Paksa, 1957
C111 – Konvensi Diskriminasi (Lapangan Kerja dan Pekerjaan), 1958
C138 – Konvensi Usia Minimum, 1973
C169 – Konvensi Warga Suku dan Pribumi, 1989
C182 – Konvensi Kondisi Terburuk bagi Buruh Anak, 1999
Pemrakarsa proyek mempunyai komitmen yang kuat untuk menginformasikan semua hak-hak stakeholder
sehubungan dengan proyek ini. Proyek Rimba Raya akan melampaui semua persyaratan ketenagakerjaan
lokal dan akan memastikan bahwa semua pekerja mendapatkan hak-hak mereka.
Rimba Raya (dan APCS sebagai rekanan terpisahnya) mempunyai Peraturan Perusahaan yang diwajibkan
oleh hukum bagi perusahaan di Indonesia, asing maupun nasional yang memiliki lebih dari 10 pekerja.
Peraturan Perusahaan ini merupakan “Perjanjian Ketenagakerjaan” yang diatur secara de facto yang paling
sulit dan memakan banyak waktu, sehingga sampai saat ini Peraturan Perusahaan Rimba Raya dan APCS
belum disetujui oleh Agen Ketenagakerjaan walaupun telah diserahkan setidaknya sejak setahun yang lalu.
Bagaimanapun, ada juga isu dikembangkan melalui negosiasi antara manajemen dan pekerja yang pada
akhirnya disetujui oleh Agen Ketenagakerjaan yang memastikan bahwa keseluruhan proses berlangsung
secara legal. Dikarenakan oleh adanya birokrasi di Pemerintahan Indonesia, maka bagian akhir dari proses
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 26
tersebut merupakan bagian yang paling sulit dan memakan banyak waktu, sehingga sampai saat ini baik
Peraturan Perusahaan Romba Raya maupun APCS belum disetujui oleh Ketenagakerjaan walaupun telah
diserahkan setidaknya sejak setahun yang lalu. Bagaimanapun, belum ada permasalahan yang diangkat oleh
Ketenagakerjaan tentang adanya bagian peraturan yang tidak memenuhi persyaratan.
Setiap pekerja menandatangani perjanjian ketenagakerjaan dan diberikan salinan tentang Peraturan
Perusahaan ini agar mereka dapat mengetahui hak-haknya, kebijakan perusahaan dan dapat mengajukan
pertanyaan seputar peraturan ini. Sebagai tambahan, kami menyediakan laporan berkala kepada
Ketenagakerjaan terkait dengan hunungan pekerja, jumlah pekerja dan lokasi lokasi pekerja sehingga setiap
permasalahan yang berkaitan dengan hukum ketenagakerjaan dapat diidentifikasi dan dikoreksi. Saat ini,
permasalahan mengenai gaji sudah diatur dan akan selalu melampaui upah minimum regional untuk setiap
daerah kerja.
3.2 Bukti Hak Penggunaan (G5)
Hak penggunaan Rimba Raya terhadap Wilayah Proyek digambarkan dalam “peta wilayah kerja” yang
ditunjukkan di Figure 2.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 27
Gambar 2: Peta Wilayah Kerja Resmi
Jenis perjanjian dengan stakeholder terkait ditunjukkan dalam Table 4.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 28
Tabel 4: Perjanjian Hak Pengguna sebagaimana ditunjukan dalam Peta Wilayah Kerja
Nama (pada Peta) Area (ha) Ringkasa Perjanjian
Blok I (Hijau) 14,054 Sebuah Surat Keputusan Pemerintah untuk +/- 36,000
ha, yang sekaligus menyatakan hak-hak penggunaan
lahan.Blok II (Hijau) 22,277
TPNP (hashed area) 18,780 Sebuah perjanjian kerjasama Pemerintah dengan pihak
berwenang Taman Nasional, yang menyatakan tentang
dan tanggung jawab untuk mengelola lahan sebanyak +/-
18,000 ha atas nama mereka.
PT Wahana Agrotama
Makmur
2,410 Sebuah perjanjian komersil dari perusahaan kelapa sawit
untuk mengelola lahan lainnya sebanyak 8930 ha untuk
konservasi sampai nanti ketika pemerintah dapat
mencabut izin mereka dan menerbitkan kembali kepada
kami. Sebagai tambahan, kami mempunyai surat dari
mereka kepada Kementrian Kehutanan terkait dengan
permintaan proses tersebut.
PT Rimba Sawit Utama
Planindo (termasuk
polygon merah muda di
utara)
6,520
APL (polygon biru) 95 Wilayah ini tercakup di dalam perjanjian peta kerja dan
lahan yang digunakan akan diubah menjadi lisensi ERC
untuk memastikan wilayah ini tidak akan dapat diubah
lagi kepada kelapa sawit..
3.3 Penghormatan atas Hak-Hak dan Kesukarelaan Relokasi (G5)
Proyek ini tidak mengharuskan warga untuk pindah dan memelihara hak-hak masyarakat lokal untuk
memasuki wilayah pemancingan dan pengambilan pohon berskala kecil serta pengumpulan produk-produk
hutan. Proyek ini tidak akan pernah memindahkan warga manapun yang sekiranya mengganggu, walaupun
kami telah secara aktif mencegah agar tidak terjadi hal ini dengan cara mengadakan patroli dan pendidikan.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 29
3.4 Aktifitas Ilegal dan Manfaat Proyek (G5)
Aktifitas Ilegal yang dapat terjadi sepanjang waktu di wilayah proyek ini ialah termasuk penebangan hutan dan
drainase oleh perusahaan kelapa sawit.
Dengan pengecualian gangguan dari kelapa sawit, rekan proyek OFI mempunyai sejarah panjang dan sukses
dalam memantau wilayah proyek dan menghalangi para penebang dan ancaman kebakaran seperti pemburu
dan agrikultur yang berubah sebelum mereka dapat memberikan kerusakan yang signifikan terhadap
ekosistem, dan berhubungan dengan para pelanggar tanpa menggunakan kekerasan. Tim proyek yang
diajukan bekerja dengan teknik yang sama dan bersama-sama dengan OFI untuk melanjutkan pendekatan ini.
Proyek ini tidak mengambil manfaat dari aktifitas illegal.
4 PENERAPAN METODOLOGI
4.1 Judul dan Acuan Metodologi
VM0004 Versi 1.0 Metodologi untuk Proyek Konservasi yang Menghindari Konversi Penggunaa Lahan
Terencana di Hutan Rawa Gambut, Lingkup Sektoral 14.2
4.2 Penyimpangan dari Recana Monitoring
Proyek ini tidak menyimpang dari bagian manapun dari metodologi ataupun rencana pemantauan selama
periode pemantauan yang tercakup dalam laporan pemantauan ini.
4.3 Batasa Proyek (G1)
Tabel 5: Pool Karbon yang Dipilih
Pool KarbonDipilih
(Ya/Tidak)Alasan / Penjelasan Pilihan
Biomassa Pohon
Atas Permukaan
Tanah
Ya Sebagian besar pool karbon bergantung pada aktifitas
proyek
Biomassa Bawah
Tanah
Tidak Biomassa bawah tanah diperkirakan termasuk dalam
komponen gambut.
Kayu Mati TidakPendekatan konservatif di bawah kondisi penerapan
condition
2Tersedia dari: Terakhir diakses: 26 Mei, 2013.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 30
Pool KarbonDipilih
(Ya/Tidak)Alasan / Penjelasan Pilihan
Sampah TidakPendekatan konservatif di bawah kondisi penerapan
condition.
Gambut YaSebagian besar pool karbon bergantung pada aktifitas
proyek
Karbon organic
tanahTidak Komponen tanah termasuk dalam komponen gambut..
Produk Kayu Ya Penghapusan kayu terkait dengan penebangan hutan di
baseline, dan jumlah karbon yang signifikan dapat
disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama di dalam
produk kayu dibandingkan jika dilepas ke atmosfer.
Dengan demikian, kuantitas dari biomassa hidup yang
akan masuk ke dalam produk kayu jangka panjang di
dalam rencana baseline akan tercakup.
Tabel 6: Emisi gas dari sumber lain selain yang dihasilkan dari perubahan pool karbon
Sumber Gas Termasuk/Tidak
Termasu
Alasan/Penjelasan
Ba
selin
e
Pembakaran
Biomassa di atas
Permukaan
Tanah
CO2 Tidak Termasuk Bagaimanapun, stok karbon yang berkurang
dikarenakan pembakaran akan dianggap sebagai
perubahan stok karbon
CH4 Termasuk Gas Non-CO2 dilepaskan dari pembakaran
biomassa
N2O Termasuk Gas Non-CO2 dilepaskan dari pembakaran
biomassa
Drainase dari
Oksidasi Gambut
CO2 Termasuk Gas utama dari sumber ini
CH4 Tidak Termasuk Drainase telah terbukti mempunyai sedikit efek
pada persediaan emisi CH4; aliran proporsional CH4
tertinggi hanya membentuk <0.2% dari emisi CO2 di
dalam tanah gambut yang dikeringkan.
N2O Tidak Termasuk Potensi emisi sangatlah kecil.
Pembakaran
Gambut
CO2 Termasuk Emisi dihitung dengan menggunakan factor emisi.
CH4 Termasuk Gas Non-CO2 dilepaskan dari pembakaran
gambut; Emisi dihitung dengan menggunakan
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 31
Sumber Gas Termasuk/Tidak
Termasu
Alasan/Penjelasan
factor emisi
N2O Tidak Termasuk N2O secara khusus bukan merupakan emisi
gas terukur dari pembakaran gambut; potensi
emisi yang berbeda antara gambut alami dan
yang dibakar tidak perlu diperhatikan.
Pro
ye
k
Pembakaran
biomassa di atas
permukaan tanah
CO2 Tidak Termasuk Bagaimanapun, stok karbon yang berkurang
dikarenakan pembakaran akan dianggap sebagai
perubahan stok karbon
CH4 Termasuk Gas Non-CO2 dilepaskan dari pembakaran
biomassa.
N2O Termasuk Gas Non-CO2 dilepaskan dari pembakaran
biomassa.
Oksidasi gambut
dari pengeringan
CO2 Termasuk Gas utama untuk sumber ini.
CH4 Tidak Termasuk Drainase telah terbukti mempunyai sedikit efek
pada persediaan emisi CH4; aliran proporsional CH4
tertinggi hanya membentuk <0.2% dari emisi CO2 di
dalam tanah gambut yang dikeringkan.
N2O Tidak Termasuk Potensi emisi sangatlah kecil.
Pembakaran
Gambut
CO2 Termasuk Emisi dihitung dengan menggunakan factor emisi.
CH4 Termasuk Gas Non-CO2 dilepaskan dari pembakaran
gambut; gas emitted from peat burning; emisi
dihitung dengan menggunakan factor emisi.
N2O Tidak Termasuk N2O secara khusus bukan merupakan emisi
gas terukur dari pembakaran gambut; potensi
emisi yang berbeda antara gambut alami dan
yang dibakar tidak perlu diperhatikan.
4.4 Skenario Baseline (G2)
Di tahun 1996, batas Taman Nasional Tanjung Putting ditetapkan dan dipastikan sebesar 396,000ha. Tiap
propinsi dan distrik di Indonesia diharuskan untuk mengadakan perencanaan tata ruang selama 10 tahunan
dan perencanaan untuk Kalimantan Tengah di tahun 2003 mengindikasikan batasan yang berbeda dan lebih
kecil. Revisi terhadap batasan Taman ini disetujui oleh Kementrian Kehutanan di tahun 20053. Di wilayah
buffer bagian timur dari taman yang sekarang merupakan konsesi Rimba Raya, dua area konsesi kayu
3Minister of Forestry’s SK No.292/MENHUT-VII/2005 Tanggal 13 Mei 2005
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 32
ditebang secara selektif selama tahun 1980 dan 1990an, PT Bina Samaktha4
di porsi bagian utara dan PT
Mulung Basidi5
di bagian selatan. Perusahaan-perusahaan tersebut berhenti beroperasi, masing-masing di
tahun 1998 dan 2000. Sejak saat itu beberapa hutan yang memang mudah diakses telah ditebangi secara
illegal oleh penduduk setempat. Di tahun 2004, lima perkebunan kelapa sawit telah diajukan secara formal
kepada bupati dan gubernur yang sebagian menempati bekas konsesi kayu yang berdekatan dengan Taman.
Pada tahun 2007, kelima perkebunan yang diajukan tersebut telah menerima tahap awal perijinan dari Bupati
Seruyan dan juga dengan diberikannya ijin perkebunan (HGU) kepada perkebunan-perkebunan yang berada
di bagian paling utara. Mengikuti pemberian HGU, perkebunan di bagian paling utara tersebut dengan cepat
diubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Konsesi ini, yang dikelola oleh PT Kharisma Unggul Centratama,
mulai beroperasi pada tahun 2007.
4.4.1 Efek tanpa proyek pada masyarakat di dalam Wilayah Proyek
Perkembangan kelapa sawit, jika dilakukan sesuai dengan hukum pada saat ini, akan melihat bagaimana
perusahaan-perusahaan bekerjasama dengan masyarakat lokal untuk mengembangkan lahan dengan
harapan dapat memperkuat ekonomi lokal dan pada akhirnya menambah kesejahteraan masyarakat lokal.
Hingga saat ini, bagaimanapun, proses pembebasan lahan dengan perusahaan kelapa sawit di Wilayah
proyek telah menciptakan konflik atas hak tanah dimana tidak ada satupun yang berhasil. Kompensasi untuk
lahan tersebut telah diputuskan secara sepihak oleh perusahaan kelapa sawit, dan masyarakat mengeluh atas
ketidakadilan ini. Perusahaan-perusahaan tersebut seringkali membersihkan lahan dan kemudian menanam
kelapa sawit terlebih dahulu tanpa mendapatkan persetujuan dari masyarakat dan menandatangani perjanjian
kontrak sewa secara formal. Kondisi seperti ini tidak akan dapat berubah tanpa terlebih dahulu mendatangkan
unjuk rasa gabungan dan/atau kekerasan di sisi masyarakat, yang nantinya akan dibalas oleh pemilik
perkebunan, seperti yang terlihat di bagian lain di Indonesia.
Diluar konflik atas hak dan kompensasi tanah ini, perubahan hutan oleh perusahaan kelapa sawit – skenarion
‘tanpa proyek’ itu – akan sangat mungkin mengurangi kapasipas wilayah untuk memberikan jasa lingkungan
yang menjadi andalan masyarakat di Wilayah Proyek. Penggantian ekosistem kuat dengan perkebunan
monokultur seperti kelapa sawit pastinya akan mengurangi daya penyimpanan air dan menambah limpasan
dan banjir. Banjir terkini yang bertahan lama di Wilayah Proyek ialah berasal dari perubahan tanah untuk
perkebunan kelapa sawit di bagian utara Wilayah Proyek.
Polusi sungai dengan bahan kimia yang digunakan untuk memupuk tanah merupakan konsekuensi
pengembangan perkebunan yang tidak terelakkan.
4SK HPH No. 33/KPTS/Um/I/1978 tanggal 8 Januari 1978 seluas ± 50.000 Ha
5SK HPH No. 26/KPTS/Um/I/1980 tanggal 14 Januari 1980 seluas ± 98.000 Ha)
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 33
Pengembangan kelapa sawit menciptakan suatu “Catch 22” lokal. Konversi menyebabkan masyarakat tidak
memiliki lahan; secara bergiliran, anggota masyarakat mendapatkan mata pencaharian sementara dengan
membersihkan lahan, menanam dan memanen tanaman kelapa sawit, tetapi setelah dorongan awal untuk
mengembangkan perkebunan, pekerja regular biasanya tidak tersedia. Anggota masyarakat kemudian beralih
pada memancing, tetapi banjir dan polusi yang bertambah mengurangi kapasitas Seruyan untuk menyokong
mata pencaharian. Masyarakat Wilayah Proyek telah mengalami dampak lingkungan negatif dari kelapa sawit
ini hanya dengan pengembangan perkebunan yang terbatas. Pengembangan yang berlanjut dimungkinkan
untuk menambah tekanan pada masyarakat yang tidak mampu ini, di bawah kondise tersebut, warga tidak
mampu kemungkinan akan bertambah, menyebabkan adanya protes gabungan dan demonstrasi yang
dilakukan oleh masyarakat yang kemungkinan akan menghasilkan kekerasan, seperti yang telah terjadi di
bagian lain di Indonesia dengan pola yang sama yang disebabkan oleh pengembangan perkebunan kelapa
sawit.
4.4.2 Efek Skenario ‘Tanpa Proyek’ pada Biodiversity Wilayah Proyek
TPNP dikenal diseluruh dunia untuk populasi orangutannya. Dengan populasi sebanyak 5.000 individu,
mewakili 10% dari populasi orang-utan secara global, Taman tersebut memberikan kontribusi penting untuk
perlindungan dan kelangsungan hidup orang-utan Kalimantan/Borneo. Rimba Raya merupakan bagian penting
dari TPNP yang lebih besar, dan kompleks hutannya yang luas yang berdekatan dengan taman tersebut
menambah populasi orang-utan TPNP sekitar 14%. Sebagai tambahan, mosaic terrestrial dan ekosistem
akuatik merupakan rumah bagi ratusan spesies flora dan fauna dan menyediakan habitat bagi banyak spesies
yang langka dan terancam punah. Sebuah penelitian terkini dari Wilayah Manajemen Proyek
mendokumentasikan biodiversity tinggi termasuk 361 spesies burung, 122 spesies mamalia, dan 180 spesies
pohon dan tanaman berkayu yang mungkin akan hadir di Wilayah Proyek.
Populasi orang-utan dan sebagian besar biodiversity Rimba Raya akan hilang dengan adanya perubahan ke
perkebunan kelapa sawit, yang kemungkinan besar adalah scenario ‘tanpa proyek’. Batas utara taman sudah
berisikan tanaman kelapa sawit yang memiliki sejarah gangguan dan dampak negatif lainnya yang disebabkan
oleh adanya perkebunan tersebut di taman. Di bulan Desember 2002 sebanyak 30.000 ton aliran minyak dari
pabrik kelapa sawit mengalami kebocoran menuju Sungai Sekonyer setelah kolam pengendapan di
perkebunan kelapa sawit Wana Sawit pecah. Hal ini merusak ekosistem akuatik yang membahayakan spesies
ikan air tawar dan mencemari sumber air yang diandalkan oleh warga lokal. Di bulan Mei 2003, Wana Sawit
menanam bekas hutan seluas 380 hektar di dalam batasan taman. Di bulan Juni 2004, serangkaian jalur
terlarang sepanjang 10 km ditemukan dari area ini menuju taman, memfasilitasi penebangan illegal dan
degradasi luas dari hutan yang dilindungi. Di tahun 2004, NGO membongkar rencana yang dibuat oleh toga
perusahaan perkebunan lainnya yang akan memperluas pengoperasian mereka. Pemeriksaan dan analisa
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 34
satelit terhadap rencana ini memperlihatkan bahwa lebih dari 17.ooo hektar lahan taman, hampir meliputi
seluruh ‘wilayah buffer’ sepanjang batasan timur, akan hilang jika perluasan itu dilakukan.
Tanpa proyek Rimba Raya, perluasan perkebunan kelapa sawit yang melanggar taman ini tidak diragukan lagi
akan terus berlangsung sesuai rencana. Di bawah scenario ‘tanpa proyek’ yang paling memungkinkan,
dampak negatif yang parah pada biodiversity di wilayah proyek akan terjadi. Di bawah scenario ini, semua
Wilayah Proyek diubah menjadi tanaman kelapa sawit. Perluasan tanaman kelapa sawit yang luas akan
mengarah kepada eksploitasi hutan besar-besaran dan meninggalkan hanya sedikit, jika ada, hutan alami.
Seperti yang dialami di wilayah lain di Kalimantan dan Asia Tenggara, scenario ini akan sangat mungkin
memisahkan bagian-bagian kecil dari hutan yang tersisa, menghilangkan konektivitas yang ada dengan taman
nasional dan antara bagian-bagian yang tersisa dari hutan tersebut. Perubahan besar-besaran menjadi
tanaman kelapa sawit akan meninggalkan habitat yang sangat terbatas dari spesies yang terancam punah dan
akan mengarah kepada kepunahan. Hanya ada sedikit prosentase kehidupan liar pribumi yang dapat bertahan
di lingkungan seperti itu, dapat hidup (contohnya tikus, trenggiling), menggunakan atau melewati (contohnya
babi dan rusa) perkebunan kelapa sawit. Kumpulan benih dari tanaman yang terancam punah juga akan
musnah sejalan dengan adanya perubahan besar-besaran hutan menjadi tanaman monokultur.
4.5 Penambahan (G2)
Dasar untuk “additionality” di wilayah proyek adalah “Menghindari Alih-fungsi Hutan Terencana” dimana
kebijakan perencanaan penggunaan lahan pemerintah merencanakan wilayah proyek untuk konversi dari
suatu klasifikasi “hutan” kepada klasifikasi “non-hutan” untuk eksploitasi agrikultur industry (utamanya
tanaman kelapa sawit).
Sebelum proyek dimulai, wilayah manajemen proyek telah diajukan kepada pemerintah propinsi untuk
dikukuhkan dalam halnya perubahan menjadi perkebunan industry agrikultur non-hutan. Sebagai
tanggapannya, pemegang izin konsesi kelapa sawit mengajukan dan mendapat persetujuan atas 5 wilayah
konsesi, yang meliputi keseluruhan wilayah proyek (wilayah carbon accounting) oleh kabupaten lokal dan
pemerintah propinsi. Konversi menuju tanaman kelapa sawit memiliki dampak yang signifikan dalam
berkurangnya habitat sejumlah spesies yang terancam punah, yang menyisakan hanya sedikit tempat bagi
mereka di Indonesia untuk berpindah. Konversi tanaman kelapa sawit juga mengancam kualitas air dan mata
pencaharian masyarakat lokal. Selagi industry kelapa sawit berkontribusi besar terhadap perekonomian,
keberadaannya juga menghilangkan sumber daya hutan dan mengubah interaksi masyarakat dengan titik-titik
tertentu yang merupakan akses bagi nelayan dan kayu berukuran kecil untuk pembuatan kapal. Perusahaan
kelapa sawit sangat jarang berkontribusi untuk membantu atau berinteraksi secara langsung dengan
komunitas lokal untuk memastikan kebutuhan kesehatan, pendidikan dan mata pencahariannya mereka.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 35
Proyek Rimba Raya melalui kerjasamanya dengan World Education berkomitmen untuk menyediakan
program-program dan akses terhadap pembiayaan mikro yang akan mengarah kepada dampak net yang
diperkirakan di dalam masyarakat ini yang nantinya dapat berkontribusi terhadap Proyek.
5 MONITORING DATA DAN PARAMETER
5.1 Deskripsi Rencana Monitoring (CL3, CM3 & B3)
Sebuah Rencana Monitoring telah dikembangkan untuk mengumpulkan iklim. Komunitas dan data biodiversity
yang relevan. Dengan menggabungkan peringatan awal, ground truthing, dan remote sensing, rencana
pemantauan melacak indikator kunci untuk melaporkan adanya integritas stok karbon cagar alam, biodiversity
dan komunitas yang mengizinkan pemrakarsa proyek untuk mengadaptasikan rencana manahemen terhadap
kondisi yang berubah.
5.1.1 Tujuan
Tujuan dari rencana pemantauan Proyek Biodiversity Rimba Raya adalah untuk memastikan bahwa perkiraan
pembuangan ex-ante GHG yang ditunjukkan di Dokumen Proyek VCS dapat terpenuhi, dan untuk
mengidentifikasi dan menghitung pengurangan yang tidak terencana atas ketersediaan karbon proyek,
menambah emisi proyek ataupun kemungkinan kebocoran yang terjadi di luar batasan proyek. Sebagai
tambahan, pemantauan aktifitas implementasi proyek ini mempermudah pemrakarsa proyek untuk secara
obyektif menilai biodiversity dan komponen proyek masyarakat, mengidentifikasi celah dan kekurangan dan
menggunakan informasi ini untuk memperbaiki baik pemantauan dan manajemen proyek.
5.1.2 Monitoring Struktur, Tanggung Jawab dan Kompetensi Organisasi
Rencana pemantauan dilakukan oleh staf Rimba Raya yang bekerja sama dengan Asia Pacific Consulting
Solutions, Orangutan Foundation International, Environmental Accounting Services (EAS) dan Remote
Sensing Solutions (RSS). Deskripsi dan fungsi organisasi-organisasi tersebut dipaparkan di 1.3 dari laporan
ini.
Secara operasional, pemantauan Wilayah Proyek dikelola oleh Asia Pacific Consulting Solutions, dengan
melaksanakan aktifitas pemantauan dari hari ke hari yang dilakukan oleh staf lapangan Rimba Raya di luar
kantor perusahaan di Sampit dan dengan dukungan dari kantor Jakarta.
5.1.3 Metode untuk menghasilkan, mencatat, menyimpan, menggabungkan, menyusun dan melaporkan
data pada parameter yang dipantau.
Sebuah fitur kunci dari rencana pemantauan Rimba Raya adalah untuk menggunakan data dan peralatan tata
ruang untuk secara system memantau perubahan cover lahan di wilayah proyek dan buffer proyek. Hal ini
dikombinasikan dengan survey berbasis-tanah untuk menginvestigasi dan mencatat informasi pada setiap
aktifitas yang mempengaruhi ketersediaan karbon dan emisi gambut (contoh: kebakaran, penebangan hutan).
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.2 36
Pendekatan semacam itu meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kunjungan lapangan yang dituju, yang
menjadi andalan penting untuk memantau batasan proyek Rimba Raya di tanah rawa gambut yang luas dan
tidak dapat diakses.
Jenis pendekatan pemantauan lapangan ini telah digunakan oleh rekan proyek, Orangutan Foundation
International, di wilayah proyek sejak tahun 2004. Monitoring Rimba Raya membangun pemantauan lapangan
yang sudah ada, survey hutan dan pelatihan tim G.I.S., system protokol dan pemantauan yang telah ada
selama bertahun-tahun.
Monitoring ini secara efektif dibagi menjadi dua komponen: 1. Patrolii Proaktif dan 2. Survey tanah reaktif yang
ditargetkan.
1. Patrolii Proaktif
Monitoring data dihasilkan selama periode pemantauan dari patrolii tanah dilakukan oleh staf Rimba Raya
yang berpusat di kantor Sampit dan di tiga unit lapangan. Selama patrolii ini, staf mencatat setiap temuan
dengan dilengkapi dengan foto yang ditambahkan dar GPS dan deskripsi dalam laporan yang dihasilkan
sekembalinya mereka ke kantor. Semua informasi disimpan di kantor dan salinannya diberikan kepada
Manajer Proyek, Asia Pacific Consulting Solutions selama rapat laporan kemajuan rutin.
2. Survey tanah reaktif yang ditargetkan
Mengikuti penilaian analisa cover lahan tahunan dari data remote sensing, beberapa wilayah dapat
diidentifikasi untuk survey tanah yang ditargetkan (contoh: wilayah yang terbakar, atau kecurigaan adanya
kebocoran). Titik-titik GPS untuk wilayah yang dikunjungi disediakan oleh Environmental Accounting Services
untuk staf lapangan Rimba Raya melalui Manajer Proyek, Asia Pacific Consulting Solutions. Kru lapangan
kemudian menerapkan prosedur pengoperasioan standar yang relevan untuk mengumpulkan data dan
melaporkan kembali ke lapangan atas temuan tersebut ke Manajer Proyek. Data/foto dan laporan yang
disimpan di kantor Sampit dan Salinannya diberikan kepada Asia Pacific Consulting Solutionsuntuk disimpan
diluar site.
Pengumpulan data untuk laporan pemantauan ini dikoordinasikan antara EAS (komponen iklim) dan Asia
Pacific Consulting Solutions (komponen komunitas dan biodiversity).
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 37
6 KUANTIFIKASI PENGURANGAN DAN PEMINDAHAN EMISI GHG (IKLIM)
6.1 Emisi Baseline (G2)
Emisi baseline dikalkulasikan ex-ante dan ditunjukkan dalam Error! Reference source not found..
Tabel 7: Emisi Baseline Rimba Raya
TahunProyek
Emisi dariKayu(t CO2-e)
Emisi dariPembakaran biomassa(t CO2-e)
Pertumbuhan KelapaSawit(t CO2-e)
Emisi daripembakaran gambut(t CO2-e)
Emisi daridrainasegambut(t CO2-e)
TotalemisibaselineCO2-e(t CO2-e)
PengurangankebocoranPasar(t CO2-e)
Total emisisetelahpengurangankebocoranpasar(t CO2-e)
Total emisikomulatifCO2-e(t CO2-e)
1 558,684 557,304 764,128 582,096 2,462,212 0 2,462,212 2,462,2122 942,209 932,655 1,269,325 1,708,385 4,852,575 (1,198,394) 3,654,181 6,116,3933 691,873 932,655 (65,314) 1,269,325 2,785,138 5,613,677 (2,021,067) 3,592,611 9,709,0034 62,147 749,749 (161,729) 1,018,935 3,939,956 5,609,057 (1,484,087) 4,124,970 13,833,9735 512,836 (301,696) 700,845 4,578,892 5,495,876 (133,306) 5,362,569 19,196,5436 222,239 (467,616) 368,692 4,915,015 5,038,330 5,038,330 24,234,8737 (635,119) 4,915,015 4,279,896 4,279,896 28,514,7698 (776,046) 4,915,015 4,138,969 4,138,969 32,653,7389 (888,679) 4,915,015 4,026,336 4,026,336 36,680,07410 (934,685) 4,915,015 3,980,330 3,980,330 40,660,403
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 38
6.2 Ringkasan Pengurangan dan Pemindahan Emisi GHG (CL1 & CL2)
Kalkulasi emisi proyek selama periode pemantauan ditampilkan dalam lembar-kerja tab “Tabel
Ringkasan Emisi”. Emisi bersih selama periode pemantauan diringkas di dalam tabel berjudul
‘Tabel Ringkasan Emisi Proyek’
6.2.1 Penebangan Hutan ( EP ,itlog ging
)
Emisi yang terkait dengan pengambilan kayu (illegal) diperkirakan menjadi 83,924 tCO2-e.
6.2.2 Kebakaran (EP,it
fire
)
Emisi yang terkait dengan kebakaran diperkirakan menjadi 47,401 tCO2-e.
6.2.3 Penggunaan Lahan/Perubahan Cover Lahan (LU/LC) (EP,it
LUC
)
Emisi yang terkait dengan kebakaran diperkirakan menjadi 58,274 tCO2-e.
6.2.4 Kebocoran Perubahan Aktifitas
Emisi dari kebocoran perubahan aktifitas diperkirakan menjadi 93,537 tCO2-e.
6.2.5 Ringkasan Penghitungan Karbon untuk Laporan Monitoring 3 (M3)
Emisi gas rumah kaca netto hakiki yang dihindari dan termasukk dalam periode pemantauan
ketiga (M3) ditunjukan dalam Tabel 20 di bawah ini. Penghitungan dilakukan untuk menghasilkan
tabel ringkasan yang dapat ditemukan dalam penghitungan lembar-kerja untuk periode
pemantauan ini pada tabel yang berjudul ‘Tabel Ringkasan Emisi Proyek’, baris 9, di dalam
lembar-kerja penghitungan. Dihitung menjadi:
Alokasi penyangga dihitung menggunakan VCS AFOLU Non-Permanence Risk Tool V3.2.
Penghitungan alokasi penyangga ini diperlihatkan di tabel berjudul ‘Tabel Ringkasan Emisi
Proyek’, kolom R, di dalam lembar-kerja penghitungan.
Total netto VCU yang dihasilkan selama periode Pemantauan yang dicakup dalam laporan ini
(yaitu 1 Juli 2013 – 30 Juni 2014) dihitung menjadi:
4,393,291 t CO2
Alokasi Penyangga Risiko:
672,486 t CO2
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 39
VCU per tahun ditunjukan dalam Error! Reference source not found. untuk memfasilitasi laporan
emisi tahun kalender seperti yang dipersyaratkan oleh catatan Proyek.
Tabel 8: Vintage Voluntary Carbon Unit (VCU) (tahun yang berdasar abu-abu mewakili VC yang
dibahas sebelumnya; tahun berdasar putih mewakili periode pemantauan saat ini).
Tahun Alokasi VCU Netto Alokasi Penyangga
2009 (Jul-Dec) 1,090,676 121,186
2010 (Jan-Jun) 1,090,676 121,186
2010 (Jul-Dec) 1,214,561 216,507
2011 (Jan-Jun) 1,214,561 216,507
2011 (Jul-Dec) 1,369,458 246,014
2012 (Jan-Jun) 1,369,458 246,014
2012 (Jul – Dec) 1,666,295 300,569
2013 (Jan-Jun) 1,666,295 300,569
2013 (Jul-Dec) 2,196,646 336,243
2014 (Jan-Jun) 2,196,645 336,243
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 40
6.3 Faedah Adaptasi Perubahan Iklim (GL1)
Empat area risiko yang disebabkan perubahan iklim diidentifikasikan dalam CCB PD. Mereka
adalah:
Ketahanan Pangan: dengan tidak adanya kegiatan proyek, kekeringan dan kebakaran
akan berdampak pada berkurangnya ketahanan pangan.produktifitas agrikultur akan
menurun sebagai hasil langsung dari berkurangnya air akibat kekeringan dan kurnagnya
nutrisi tanah akibat kebakaran, sebagaimana juga musnahnya hasil panen akibat banjir.
Rencana aktifitas untuk mengurangi risiko ini adalah:
o Penekanan, pendidikan dan training tentang kebakaran
o Reboisasi/Penanaman Hutan Agro‐Forestry
o Pengayaan tanah dengan Biochar
o Diversifikasi pemanenan, rotasi panen dan penggunaan teknologi baru untuk
menambah hasil produksi
o Melindungi dan mengelola bidang lahan hutan yang berdekatan
Pemasukan: komunitas di wilayah manajemen proyek secara historis memiliki media
pemasukan yang terbatas yang utamanya bergantung pada perikanan, pertanian dan
pengumpulan sumber daya kayu dan non kayu dari hutan lokal. Ekonomi berbasis
sumber daya alam ini rentan khususnya terhadap perubahan iklim termasuk efek
mengalir dari kekeringan dan kebakaran yang mengarah pada berkurangnya panen
agrikultur dan perikanan. Sebagi tambahan, kerugian dan kerusakan hutan akibat
kebakaran secara langsung mengurangi produk hasil hutan, yang selanjutnya
mengurangi pemasukan. Rencana aktifitas untuk mengurangi risiko ini adalah:
o Penekanan, pendidikan dan training tentang kebakaran
o Reboisasi/Penanaman Hutan Agro‐Forestry
o Diversifikasi pemanenan, rotasi panen dan penggunaan teknologi baru untuk
menambah hasil produksi
o Aquaponik
o Pengayaan tanah dengan Biochar
o Melindungi dan mengelola bidang lahan hutan yang berdekatan
Kesehatan: perubahan iklim yang juga terkait dengan kekeringan dan kebakaran akan
diharapkan membawa dampak negatif pada kualitas air dan kesehatan akibat tidak
adanya proyek. Peran lahan gambut sebagai tangkapan air da system buffering
menyediakan persediaan air dan melindungi dari banjir. Kerusakan ekosistem akan
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 41
berdampak negatif terhadap fungsi ekosistem itu sendiri. Masyarakat bergantung pada
Sungai Seruyan untuk kebutuhan air dan aktifitas proyeknya termasuk memperbaiki
akses untuk air bersih, yang memang belum tersedia di desa-desa Seruyan. Kekeringan
dan banjir, yang diprediksi dengan perubahan iklim, diperkirakan akan merusak akses air
bersih dan menyebarkan penyakit yang dibawa oleh air sebagai akibat tidak adanya
proyek. Suhu air yang meningkat seiring dengan perubahan iklim diperkirakan akan
meningkatkan pemerataan kerusakan ketahanan terhadap penyakit kolera. Rencana
aktifitas untuk mengurangi risiko ini adalah:
o Konservasi air, memperbaiki teknik irigasi
o Pendidikan masyarkat dan membangun klinik untuk memberikan akses layanan
kesehatan yang lebih baik
Biodiversity: perubahan iklim, kekeringan dan kebakaran diperkirakan akan terjadi
secara bebas dan menggabungkan dampak negatif pada biodiversity sebagai akibat tidak
adanya proyek. Kebakaran dan kekeringan akan mempengaruhi kematian pepohonan,
berperan pada pemusnahan spesies dan fragmentasi habitat, sebagaimana juga
perubahan pola pembuahan. Perubahan pola pembuahan ini dapat mengacaukan atau
mengubah kekhasan pembuahan sinkronis pada ekosistem Borneo yang menghasilkan
konsekuensi negatif pada biodiversity Wilayah Proyek. Rencana aktifitas untuk
mengurangi risiko ini adalah:
o Penekanan, pendidikan dan training tentang kebakaran
o Reboisasi/Penanaman Hutan Agro‐Forestry
o Melindungi dan mengelola bidang lahan hutan yang berdekatan
Error! Reference source not found. memberikan ringkasan atas aktifitas-aktifitas yang
disarankan untuk meminimalisir, mengurangi dan/atau membantu masyarakat dan
biodiversity untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim yang dapat mempengaruhi
manfaat proyek. Ringkasan tersebut juga menunjukkan aktifitas mana yang telah dilakukan
dan juga rencana aktifitas untuk periode verifikasi berikutnya.
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 42
Tabel 9: Aktifitas terkait dengan Keragaman Hayati
Aktifitas Status Rincian Implementasi TanggalMulai
TanggalSelesai
Langkah yangdibutuhkan untukmemulai/mengakhiriaktifitas
Tanggung jawab
Penekanan, pendidikandan pelatihan tentangkebakaran
Dimulai Pelatihan dengan BKSDA dimulai pada tahun 2010dan masih akan berlangsung. Dengan perekrutankru lapangan yang telah menyelesaikan periodepemantauan ini, pelatihan internal utama akandilakukan pada Q2 tahun 2015.
May-10 Sedangberlangsung
Manajer ProyekRRC
Reboisasi/PenanamanHutan Agro‐Forestry
Dimulai Masyarakat di batasan utara telah setuju untukberpartisipasi dalam aktifitas penanaman untukmerehabilitasi wilayah yang dirusak oleh parapenebang liar. Satu wilayah kecil di bagian utaratelah ditanami di tahun 2013 dan tambahan wilayahsekitar 60+/- ha ditanami pada tahun 2014 untukdesa Ulak Batu. Tambahan wilayah seluas 150 +/-ha ditanami di Unit Tengah untuk desa Muara Dua.
Aug-13 Sedangberlangsung
Manajer ProyekRRC
Konservasi Air,meningkatkan teknikirigasi
Direncanakan
Sebuah system irigasi dipasang di perkebunan UlakBatu di tahun 2014 dan evaluasi untuk pilihan irigasilain telah dieksplorasi di desa Jahitan dan Baung
Aug- 14 Sedangberlangsung
Perencanaan dan alokasidana
Manajer ProyekRRC
Pengayaan tanahdengan Biochar
Direncanakan
Belum ada yang dilakukan hingga saat ini. TBD TBD Perencanaan dan alokasidana
Manajer ProyekRRC
DiversifikasiPemanenan, rotasipanen dan penggunaanteknologi baru untukmeningkatkan produksi
Dimulai Sekolah Pertanian telah dilaksanakan di 6 desa dandesa Ulak Batu dan Muara Dua telah membangunperkebunan multi-spesies untuk program agro-forestry di tahun 2014.
May-13 Sedangberlangsung
Tata ruang desa individudan rencana ekonomidan alokasi dana
Manajer ProyekRRC
Aquaponik Direncanakan
Satu desa menggunakan dana stimuluspembangunan masyarakatnya untuk menyediakanjarring penangkap ikan, kandang-kandang telahdibangun dan usaha untuk meningkatkan danmemasarkan produksi udang telah dilakukan ditahun 2014.
TBD TBD Perencanaan dan alokasidana
Manajer ProyekRRC
Pendidikan masyarkatdan menyediakanakses klinik untukmemberikan akses
Dimulai Suatu penilaian kesehatan telah dilakukan olehAlam Sehat Lestari di bulan September 2013.Laporan ini mengidentifikasi masalah kesehatanyang utama, akar penyebab dari permasalahan
Sep-13 Sedangberlangsung
Tindakan prioritas.Menetapkan anggarandan merencanakanimplementasi tindakan.
Manajer ProyekRRC
MONITORING & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 43
Aktifitas Status Rincian Implementasi TanggalMulai
TanggalSelesai
Langkah yangdibutuhkan untukmemulai/mengakhiriaktifitas
Tanggung jawab
layanan kesehatanyang lebih baik
tersebut dan membeikan saran untuk rencana kedepan.Hanya diskusi awal dengan komunitas medis untukIndonesia terkait dengan pekerja potensial untukklinik apung yang telah dilakukan di tahun 2014.
Melindungi danmengelola bidang lahanhutan yang berdekatan
Dimulai Proyek ini telah dapat menghindari konversi sekitar44,263 hektar hutan rawa gambut kepada tanamankelapa sawit. Sebagai tambahan, proyek ini telahmenyelesaikan demarkasi dari batasan konsesirestorasi ekosistem (ERC) yang sekarang telahdiserahkan kepada Pemerintah sebagai tahap akhiruntuk mendapatkan lisensi ERC. Lisensi ini akanmenjadi yang pertama di Indonesia.
2009 Sedangberlangsung
Remote sensing tahunandan pengukuran berbasistanah seperti yangdijelaskan dalam rencanapemantauan.
Patrolii bekelanjutan disepanjang demarkasibatasan ERC.
Manajer ProyekRRC
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 44
7 MASYARAKAT
7.1 Dampak Netto Positif Masyarakat (CM1)
Faedah masyarakat proyek Rimba Raya yang dihasilkan hingga saat ini mewakili manfaat netto
positif untuk masyarakat secara luas. Lebih jauh lagi, manfaat-manfaat ini telah disediakan
dengan pola yang mana telah mengelola salah satu aset lokal yang penting bagi proyek
kemasyarakatan: modal alami dari hutan setempat dan jasa-jasa ekosistem yang mereka topang.
Sumber daya ini masih tetap utuh dan tersedia untuk generasi sekarang dan yang akan datang.
Faedah ini akan berbeda dengan kesempatan mata pencaharian yang akan dihasilkan dari
konversi perkebunan kelapa sawit yang mana modal alami wilayahnya akan terkikis dan akan
hilang dalam jangka waktu yang tidak lama.
Millenium Development Goals (MDGs) adalah istilah singkat, target-target terukur dunia untuk
mengatasi kemiskinan ekstrim di dalam dimensinya yang banyak – kemiskinan pendapatan,
kelaparan, penyakit, kurangnya tempat tinggal yang layak dan pengucilan – sembari mendukung
kesetaraan gender, pendidikan dan kelestarian lingkungan. Serta hak-hak dasar manusia – hak
setiap orang di planet atas kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan keamanan. Dalam
usahanya untuk menciptakan sebuah penyangga sosial untuk Wilayah Proyek dan sekitar Taman
Nasional Tanjung Puting (TNTP), InfiniteEARTH telah merancang banyak kegiatan proyek di
sekitar target dan indicator keberhasilan yang diajukan oleh program MDG bagi Indonesia:
Tujuan 1: memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim
Tujuan 2: mencapai pendidikan utama yang universal
Tujuan 3: mendukung kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan
Tujuan 4: mengurangi tingkat kematian anak
Tujuan 5: meningkatkan kesehatan ibu hamil
Tujuan 6: memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya
Tujuan 7: memastikan kelestarian lingkungan
Tujuan 8: membangun sebuah Kerjasama Global untuk pembangunan
Seperti yang dijelaskan di Dokumentasi Proyek, pendekatan untuk mendemonstrasikan manfaat
bersih untuk masyarakat di Wilayah Proyek didasarkan pada penilaian atas skenario “dengan”
atau “tanpa” proyek yang kaitannya dengan tujuan-tujuan ini. Sebuah deskripsi mengenai
bagaimana tujuan-tujuan ini dibahas di skenario dasar yang dibandingkan dengan skenario
proyek diringkas di bawah ini. Proyek yang sedang berlangsung terhadap tujuan-tujuan tersebut
di dalam periode ini juga diuraikan lebih lanjut.
SKENARIO DASAR
Tujuan 1: memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 45
Kelapa sawit merupakan produk agrikultur paling berhasil kedua di Indonesia, setelah beras, dan
merupakan komoditi ekspor terbesar. Kelapa sawit menyediakan sarana pendapatan dan
perningkatan ekonomi bagi sejumlah besar warga miskin di pedesaan di Indonesia6. Dengan
lebih dari sebagian populasi Indonesia hidup di daerah pedesaan-dimana lebih dari 20 persen
hidup di bawah garis kemiskinan-industri kelapa sawit menyediakan sarana yang tak tertandingi
bagi pengurangan kemiskinan (Budidarsono, et al, 2013; Norwana; et al 2011). Hal ini
memberikan kesempatan bagi pemilik lahan kecil untuk ikut serta dalam ekonomi keuangan dan
seringkali menghasilkan peningkatan terhadap infrastruktur lokal dan akses yang lebih besar
terhadap bidang jasa. Di beberapa wilayah, penanaman kelapa sawit telah menggantikan
praktek-praktek tradisional, seringkali dikarenakan adanya potensi pendapatan yang lebih besar
dari kelapa sawit (Budidarsono, et al, 2013; Norwana; et al 2011).
Bagaimanapun, di beberapa kasus, lahan yang telah dibangun oleh perkebunan kelapa sawit
tanpa adanya konsultasi dan kompensasi bagi pendudk asli yang menempati lahan tersebut
mengakibatkan adanya konflik, termasuk juga di Indonesia. Sebagai tambahan, beberapa
perkebunan kelapa sawit di Indonesia bergantung pada tenaga kerja asing atau imigran yang
tidak berdokumen, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai kondisi kerja dan dampak sosial
atas praktek-praktek ini7.
Perkebunan secara sistematis menghancurkan lahan hutan hujan yang menjadi tempat
bergantung warga lokal, masyarakat semakin tidak menemukan pilihan selain menjadi pekerja
perkebunan. Dihadapkan dengan kemiskinan dan kondisi kerja yang menurun, mereka seringkali
tidak mendapatkan penghasilan yang cukup untuk bertahan hidup dan menghidupi keluarga
mereka. Alih-alih dapat mendukung diri mereka sendiri, masyarakat setempat menjadi
bergantung pada keberhasilan industri kelapa sawit untuk pendapatan dan keberlangsungan
mereka, menjadikan para penduduk desa ini rentan terhadap harga pasar minyak sawit dunia
yang mana tidak dapat mereka kendalikan.
Tujuan 2: mencapai pendidikan utama yang universal / Tujuan 4: mengurangi tingkat kematian
anak / Tujuan 5: meningkatkan kesehatan ibu hamil
Selagi perkembangan lahan menjadi perkebunan kelapa sawit dapat dikaitkan dengan
peningkatan di bidang jasa lainnya, sebuah studi di Indonesia telah menemukan bahwa akses
pendidikan sekolah dasar dan fasilitas kesehatan tidak berbeda bagi masyarakat yang
bergantung pada kelapa sawit dan yang tidak. Pada kenyataannya jarak menuju sekolah, rumah
sakit, dan layanan kesehatan lainnya sangatlah tinggi pada masyarakat yang bergantung pada
industri kelapa sawit dibandingkan dengan mereka yang tidak, kemungkinan dikarenakan
masyarakat yang bergantung pada kelapa sawit tersebut cukup terpencil sehingga
perkembangan fasilitas umum/;pemerintah tidak menjadi prioritas di daerah terpencil tersebut
6lihat ‘the Economic benefit of Palm oil to Indonesia. A report by World Growth. Tersedia di http://worldgrowth.org/site/wp-
content/uploads/2012/06/WG_Indonesian_Palm_Oil_Benefits_Report-2_11.pdf7
Lihat Ghosts of our Land. Indonesian oil plam smallholders and the roundtable on sustainable palm oil. Forest Peoples Programme.
Tersedia di: http://www.forestpeoples.org/sites/fpp/files/publication/2011/02/ghostsonourownlandtxt06eng.pdf.
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 46
(Budidarsono, et al , 2013) dan perkebunan kelapa sawit tidak mengisi kekosongan di layanan-
layanan tersebut.
Tujuan 3: mendukung kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan
Bekerja di perkebunan kelapa sawit sangatlah berat bagi pria dan wanita, walaupun berbeda.
Sangat sering wanita membantu suami mereka di perkebunan untuk mencapai kuota produksi
yang mendesak, yang biasanya bekerja tanpa dibayar. Selain itu, wanita harus mengurus anak,
mempersiapkan makanan dan mencari kayu bakar dan air, yang jaraknya kini cenderung jauh
dikarenakan adanya perusakan hutan oleh perkebunan kelapa sawit. Dan jika wanita tersebut
dipekerjakan, mereka seringkali menerima upah yang lebih rendah daripada pria. Diskriminasi
muncul di lingkup kerja dikarenakan pekeraan mereka lebih mudah daripada pria.
Berdasarkan sebuah artikel dari Rainforest Action Network, wanita seringkali mendapat tugas
yang lebih ringan, akan tetapi sebetulnya lebih berbahaya dan membutuhkan kekuatan fisik
daripada pekerjaan yang diberikan kepada pria. Di Indonesia, wanita seringkali ditugaskan untuk
menyemprotkan pestisida karena pekerjaan ini tidak terlalu memerlukan kekuatan fisik
dibandingkan pekerjaan perkebunan lainnya. Tapi sayangnya, mereka jarang diberikan peralatan
perlindungan yang layak seperti sarung tangan dan masker. Ketika mereka kembali ke rumah,
mereka harus menyiapkan makanan untuk keluarga mereka, seringkali dengan sisa-sisa
pestisida yang masih menempel di kulit dan pakaian mereka8.
Tujuan 6: memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya
Tanaman yang dapat digunakan untuk membantu mengobati penyakit seperti kanker, AIDS dan
malaria telah ditemukan di hutan Heart of Borneo(HOB) tetapi kemudian disadari bahwa
keberadaan potensi tanaman obat ini terancam dikarenakan konversi besar-besaran dari hutan
alam menjadi kebun kelapa sawit9.
Menurut WWF10
, 422 spesies tanaman baru telah ditemukan di Kalimantan dalam 25 tahun
terakhir, dan banyak spesies lainnya yang menunggu untuk ditemukan dan dipelajari, beberapa
dari mereka berpotensi merupakan properti medis yang penting. Bagaimanapun, penemuan yang
menjanjikan ini dapat hilang apabila kepunahan hutan hujan di HOB tidak dilindungi dengan baik.
Peneliti sedang melakukan percobaan dari sampel yang dikumpulkan dari wilayah Sabah dan
Sarawak di Malaysia, serta di Kalimantan, yang merupakan bagian Borneo di Indonesia. Para
peneliti berharap dapat mengembangkan obat yang dapat berkontribusi untuk penyembuhan
penyakit mematikan pada manusia.
8See
http://www.ran.org/campaigns/rainforest_agribusiness/resources/fact_sheets/hostile_harvest_us_agribusinesses_and_labor_rights_abuses/9
See http://news.mongabay.com/2006/0426-wwf.html#6YKqycezKKq4g470.99
10Biodiscoveries. Borneos Botanical Secret. World Wildlife Fund. Available at:
http://wwf.panda.org/about_our_earth/all_publications/?71901/Report-Biodiscoveries-Borneos-Botanical-Secret
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 47
Peneliti telah menemukan zat kimia unik yang dihasilkan oleh pohon Bintangor (Calophyllum
spp.) yang merupakan pohon endemis hutan hujan di Indonesia. Senyawanya, Calanolide A,
menunjukkan efektifitas untuk menghambat perkembangan Human Immunodeficiency Virus
(HIV), serta bakteri tuberculosis, yang berpengaruh pada banyak pasien AIDS. Penemuan ini
cukup bermanfaat karena sampai saat ini belum ada satu-pun obat untuk mengatasi HIV dan TB.
Jika terbukti secara klinis, Calanolide A akan berpengaruh sangat besar untuk peningkatan
kesehatan banyak orang di seluruh dunia.
Peneliti juga menemukan penawar malaria yang sangat ampuh yang sebelumnya tidak diketahui
dalam kulit pohon yang secara tradisional dimanfaatkan oleh masyarakat Kenyah di Kalimantan
untuk menyembuhkan malaria. Zat – triterpenoid- nampaknya mampu membunuh parasite
malaria pada manusia yaitu Plasmodium falciparum pada tes di laboratorium.
Laporan mencatat bahwa peningkatan kerusakan hutan dapat menyebabkan penundaan
kesempatan bagi ilmu pengetahuan untuk menemukan dan mengembangkan lebih jauh sumber-
sumber pengobatan yang potensial untuk menyelamatkan nyawa manusia.
Tujuan 7: Memastikan kelestarian lingkungan
Meskipun pembukaan lahan sawit besar-besaran dalam satu decade ini telah menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang besar di Negara-negara berkembang di wilayah tropis, namun
pertumbuhan ini sudah mencapai titik yang sangat tinggi untuk kerusakan lingkungan (; ).
Jutaan hektar hutan tropis telah dihancurkan untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit (),
dalam prosesnya menghancurkan habitat kritis untuk spesies-spesies terancam punah, termasuk
orangutan, harimau, gajah, dan badak. Tantangan yang sangat serius pada lingkungan oleh
produksi kelapa sawit, termasuk:
Kehilangan keanekaragaman hayati, termasuk hilangnya spesies langka dan terancam
punah.
Pencemaran tanah, air, dan udara.
Erosi tanah
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan perubahan iklim
Hilangnya jasa lingkungan yang penting
Hilangnya hutan juga memiliki dampak yang signifikan terhadap permasalahan social dan dapat
sangat merusak untuk masyarakat yang menggantungkan kebutuhan hidupnya terhadap hutan ().
Konflik yang serius dapat terjadi ketika perusahaan kelapa sawit tidak menghormati hak-hak
masyarakat lokal. Dampak social dari produksi kelapa sawit dapat termasuk:
Penyerobotan lahan
Kehilangan alat pemenuhan kebutuhan hidup
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 48
Konflik social
Pemindahan paksa
SKENARIO PROYEK
Cara dimana skenario Proyek bertujuan untuk meningkatkan manfaat bersih secara progresif
pada masyarakat dalam konteks tujuan millennium dipaparkan dalam Gambar 5
Gambar : Proyek Skenario Kegiatan Masyarakat dalam Dukungan Millenium Development Goals
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 49
TAHUN PEMANTAUAN YANG SEDANG BERJALAN
Selama periode pemantauan yang sedang berjalan, pekerjaan dengan masyarakat terdiri dari
pelibatan, perencanaan dan pelaksanaan targer kegiatan berikut:
Konstruksi dan pengoperasian Menara Penjaga & Pengawas Kebakaran dan Fasilitas perawatan
Orangutan
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 50
Kesempatan kerja yang setara di Cagar Rimba Raya
Efisiensi Bahan Bakar, Emisi Rendah, Kompor Briket Kilns yang hemat bahan bakar, rendah
emisi, & Penerangan Tenaga Surya
Pemantauan Karbon, Masyarakat & Keragaman hayati
Program Peningkatan Kapasitas
Tunjangan Tahunan kepada OFI, TNTP, Universitas Lokal untuk Penelitian Ilmiah
Balai Masyarakat, Perpustakaan dan Program “Pembangunan Awal” & “Satu Laptop per Anak”
Pendanaan mikro
Proyek Restorasi melalui masyarakat berbasis agroforestry dan aquaponik
Indikator dan hasil pemantauan yang berkenaan dengan keefektifan aktifitas terkait dengan
masyarakat didasarkan pada aktifitas, keluaran, hasil dan dampak untuk tiap wilayah aktifitas
proyek terkait dengan masyarakat. Hasil tersebut ditunjukkan di dalam Table 10 di.
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 51
Table 10 Ringkasan aktifitas masyarakat
Aktifitas Status Rincian Implementasi Tanggal
Mulai
Tanggal
Selesai
Langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk
memulai/mengakhiri
aktifitas
Tanggung Jawab
Kesempatan kerja melaluipembangunan &pengoperasian penjagaandan menara kebakaran
SudahDimulai
Negosiasi di lokasi pos penjagaan dibatasan utara Wilayah Proyek sudahberada dalam tahap lanjutan. Pekerjaantelah dimulai dengan membangun lokasioptimal dari pos penjagaan yang akandibangun di wilayah projek daerahselatan.Hingga survey batasan telah disetujui dandisahkan oleh Kementrian Kehutanan,lokasi menara penjaga dan menarakebakaran ini belum dapat diselesaikandan dibangun. Semua pekerjaanlapangan mengenai survey tersebut telahselesai dan sekarang sedang dalamproses peninjauan dan persetujuan.
NA June-15 Membuat peta lokasi untuk pospenjagaan selanjutnya danmenetapkan persyaratananggaran.Mendapatkan persetujuanakhir dan pengesahan dariKementrian Kehutanansehingga perencanaantersebut dapat dipraktekkan.
Manajer ProyekRRC
Kesempatan Kerja melaluiFasilitas PerawatanOrangutan
SudahDimulai
Suatu lokasi pelepasa Orangutan yangbaru telah diidentifikasi.
Aug-13 Masihberlangsung
Mengalokasikan dana,mengidentifikasi staf,mengorganisir materi
Manajer ProyekOFI
Kesempatan kerja melaluiaktifitas pemantauan
SudahDimulai
Proyek ini berfokus pada pemanfaatanmasyarakat lokal untuk jasanya, sepertipenyewaan speed boat dan penyediaandukungan logistic di lapangan. 23 dari 33staf lapangan permanen dari berbagaidesa telah dipekerjakan dengantambahan 10 orang yang terjadi di bulanJanuari 2015 dan sebanyak 33 orangpekerja musiman ditambahkan di akhirmusim hujan. Sebagai tambahan, 2 orangstaf pengembangan masyarakat darimasing2masing desa akan dipekerjakanuntuk melaksanakan dan memantauprogram pengembangan masyarakat didesa mereka masing-masing.
2009 Masihberlangsung
Saat aktifitas proyek bergerakdengan pesat makaperencanaan lapangan kerjayang lebih terstruktur akanberkembang.Meningkatkan penjualan kreditatau sumber dana lainnyauntuk terus melaksanakan danmerekrut staf yang dibutuhkan.
Manajer ProyekRRC
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 52
Aktifitas Status Rincian Implementasi Tanggal
Mulai
Tanggal
Selesai
Langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk
memulai/mengakhiri
aktifitas
Tanggung Jawab
Lapangan kerja bagi wanitadalam pekerjaan yangterkait proyek
SudahDimulai
Proyek ini berfokus pada pemanfaatanmasyarakat lokal untuk jasanya, sepertipenyewaan speed boat dan penyediaandukungan logistic di lapangan.Pada awalnya, dalam perekrutan tersebuttidak terdapat aplikasi dari pekerja wanita,sehingga perekrutan tambahan untukpekerja wanita diadakan dalam prosesperekrutan staf pengembanganmasyarakat di tiap desa. Dua pekerjawanita tambahan direkrut di kantorSampit untuk menambah jumlah pekerjawanita di proyek ini sehingga menjadi 3orang.
2010 MasihBerlangsung
Saat aktifitas proyek bergerakdengan pesat makaperencanaan lapangan kerjayang lebih terstruktur akanberkembang.
Manajer ProyekRRC
Ketersediaan kompormasak biomassa yanghemat bahan bakar, rendahemisi
SudahDimulai
100 Unit filter air untuk air minum dan 100kompor masak telah disediakan olehKopernick.725 filter air telah isediakan untukpenduduk di 6 desa. Semua kompor telahdisediakan namun belum semuanyaditerima oleh masyarakat, sehingga kamimasih mencoba opsi untuk bekerjasamadengan pemerintah dalam hal programpendistribusian kompor gas dan bekerjasama juga dengan program CSRperusahaan gas alam untukmengembangkan dan membangunsebuah pusat pendistribusian gas diwilayah tersebut utuk menyediakan gasbagi penduduk setempat.
Aug-13 Dec-15 Mengidentifikasi wilayah-wilayah dengan permintaanunit yang tinggi.Mendistribusikan unit-unit kedaerah yang teridentifikasi.Mengajarkan kepadamasyarakat tentangpenggunaan yang benar.
RRC ProjectManager
Ketersediaan penerangantenaga surya
SudahDimulai
Memperkenalkan dan mendistribusikanpenerangan dan fasilitas pengisian dayadengan tenaga suryaProses penentuan harga dan beberapaopsi untuk program ini masih dalam tahapevaluasi untuk dilaksanakan, termasuksystem penerangan rumah individu LED
May-10 Ongoing Merencanakan untukmemperkenalkan kembalipenerangan tambahan di tahun2014Plan to reintroduceadditional lights in 2014
Manajer ProyekRRC
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 53
Aktifitas Status Rincian Implementasi Tanggal
Mulai
Tanggal
Selesai
Langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk
memulai/mengakhiri
aktifitas
Tanggung Jawab
dengan daya baterai 12V.
Masyarakat berbasis agro-forestry
SudahDimulai
Masyarakat di batasan utara telah setujuuntuk berpartisipasi dalam aktifitaspenanaman utuk merehabilitasi wilayahyang sekarang ini rusak akibatpenebangan hutan.Perkebunan bibit pohon telah dibangun diMuara Dua dan Ulak batu denga totalbibit multi-spesies sebanyak 160,000+/-yang dibeli saat musim tanam di tahun2014.
Aug-13 MasihBerlangsung
Saat level air menyusut dimusim kemarau, penanamanakan dilaksanakan.
Manajer ProyekRRC
Membangun balaimasyarakatmasyarakat didesa-desa terpilih yangstrategis di Wilayah Proyek.
Direncanakan Dua Pusat Masyarakat telah dibangundengan menggunakan Dana StimulusPembangunan Masyarakat di Ulak Batudan Palingkau
Dec-13 MasihBerlangsung
Penerimaan dan alokasi dana,menyelesaikan penanaman.
Manajemen ProyekWE dan RRC
Memperpanjang programWorld Education yangsedang berjalan sepertiketahanan pangan, aksesterhadap layananpemerintah, danpeningkatan kapasitas disalam wilayah proyek
Direncanakan Sekolah Kehutanan dan Perikanan telahdiadakan di 8 dari 10 desa yang ada.Sekolah ini akan lebih focus terhadapperencanaan tata ruang dan rencanapengembangan masyarakat individu telahjuga dikembangkan dengan bekerjasamadengan tiap desa.
13-Dec MasihBerlangsung
Penerimaan dan alokasi dana,menyelesaikan penanaman.
Manajemen ProyekWE dan RRC
Kredit Mikro akandisediakan. Pemrakarsaproyek akan bekerja samadengan organisasi tertentuuntuk menyediakan: 1)pendanaan untuk semuaindividu di Wilayah ProyekRimba Raya; 2) dukungananggaran untuk pekerjalapangan yang bekerja diwilayah tersebut; 3)
Direncanakan Bank nasional yang berpotensi tertarikuintuk bekerjasama dan mengelolaprogram ini telah dibicarakan, tetapibelum ada keputusan yang dibuat.
Jun-14 MasihBerlangsung
Mematangkan pilihan rekanandan memulai proyek kreditmikro
RRC ProjectManager
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 54
Aktifitas Status Rincian Implementasi Tanggal
Mulai
Tanggal
Selesai
Langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk
memulai/mengakhiri
aktifitas
Tanggung Jawab
dukungan anggarantambahan seperti yangdibutuhkan dan disetujui;dan 4) dukungan untukpelatihan pekerja lapanganyang didedikasikan untukwilayah kabupaten tersebut.Layanan Kesehatan yangBerkelanjutan. IEmerencanakan utnukmembangun sistem layanankesehatan yang dirancangsecara khusus untukmemenuhi kebutuhanmasyarakat Wilayah Proyekyang bekerja sama denganHealth in Harmony (HIH),kerangka program layanankesehatan IE akanmencakup tiga langkah: 1.Memeriksa kebutuhanlayanan kesehatanmasyarakat WilayahProyek; 2. Membangunsuatu system yang palingcocok untuk kebutuhankhusus mereka,; dan 3.Mengevaluasi programtersebut secara rutin untukmemperbaiki,mengadaptasi danmengembangkan programtersebut selagi kitamempelajari danmengidentifikasi perubahanyang perlu diberikan.
SudahDimulai
Suatu pemeriksaan kesehatan dilakukanoleh Alam Sehat Lestari di bulanSeptember 2013. Laporan inimengidentifikasikan permasalahankesehatan yang utama, penyebabpermasalahan tersebut dan memberikansaran untuk rencana selanjutnya.Belum ada perkembangan
Sep-13 MasihBerlangsung
Mengutamakan tindakan yangdisarankan. Menetapkananggaran dan rencana untukmelaksanakan tindakan.
RRC ProjectManager
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 55
7.2 Dampak Negatif Stakeholder Offsite (CM2)
Beberapa kemungkinan dampak negatif berikut telah teridentifikasi:
Ancaman terhadap kelangsungan penghidupan: walaupun pemrakarsa proyek
mengarahkan untuk menjaga hutan terhadap serbuan tanaman kelapa sawit, namun
belum ada pembatasan atas cara perburuan tradisional dan pembersihan kayu berskala
kecil. Pemrakarsa proyek mengenali nilai ekonomi dan kultural dari aktifitas tersebut, dan
tidak membatasinya. Pada kenyataannya, pembatasan sangatlah tidak diperlukan,
karena perburuan dan pembersihan berskala kecil bukan merupakan contributor yang
penting terhadap ekonomi lokal.
Bukti-bukti yang dikumpulkan selama survey tanah mengindikasikan bahwa masyarakat
lokal masih menggunakan wilayah tersebut sebagai sumber mata pencaharian.
Ditemukan bukti bahwa penebangan pohon untuk pembuatan sampan dan rumah masih
ada, begitu juga dengan pengumpulan jelutung (karet), untuk dijual. Perluasan lahan
sebagai mata pencaharian pada tanah yang terdegradasi juga merupakan bukti yang
ada.
Penanaman di tahun ini focus kepada spesies yang dibutuhkan bagi konstruksi kayu
beserta spesies yang dapat menghasilkan, dan ditanam di wilayah buffer dimana
penebangan yang terbatas tidak akan berdampak pada wilayah carbon accounting.
Perburuan: survey social mengindikasikan bahwa perburuan dibatasi pada rusan yang
dapat ditemukan di dan sekitar Wilayah Proyek. Protein daging sebagian besar diperoleh
dari perikanan di Sungai Seruyan dan Wilayah Proyek dan pengembangan ternak di
desa-desa.
Investigasi terkini mengindikasikan bahwa porsi kebakaran yang signifikan di dalam
wilayah konsesi sengaja ditetapkan untuk membangun wilayah rumput hijau untuk
menarik rusa dengan “pertanian” alam liarnya, khususnya untuk rusa, sehingga para
penduduk desa akan mendapatkan daging rusa hingga populasi hutan dan rusa kembali
normal.
Proyek ini tidak membatasi adanya perikanan di Wilayah Proyek. Pada interval regular di
dalam lahan basah, ditemukan adanya pondok-pondok untuk memancing dan ditengarai
bahwa pondok-pondok ini sering digunakan.
Lapangan Kerja: perusahaan-perusahaan kelapa sawit lebih memilih untuk
mempekerjakan pekerja dari luar daerah sehingga hanya akan ada sedikit kesempatan
untuk bagi masyarakat Wilayah Proyek untuk mendapatkan manfaat dari lapangan kerja
penanaman kelapa sawit. Employment: Palm companies’ preference for hiring outside
labour thereby limits opportunities for Project Zone communities to benefit from palm
employment. Harga kesempatan kerja yang terhubung dengan lapangan kerja dari
penanaman kelapa sawit tidak akan memberikan dampak yang besar pada masyarakat
Wilayah Proyek.
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 56
Hingga saat ini, Proyek ini telah secara langsung mempekerjakan 23 penduduk sebagai
staf tetap, dan akan mempekerjakan 20 staf tetap lainnya di Q1 tahun 2015 dan
tambahan 22 staf musiman di Q2 tahun 2015.
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 57
7.3 Manfaat Khusus bagi Masyarakat (GL2)
Tidak ada aktifitas proyek terencana ini yang akan memberrikan dampak negatif pada HCV di Wilayah Proyek. Aktifitas proyek sangan terfokus pada
pemeliharaan dan peningkatan hutan dan ekosistem alam, dan sehingga manfaat lingkungan, social dan kultural akan dapat diperoleh dari mereka.
Aktifitas tersebut akan memiliki dampak positif terhadap HCVs 4‐6. Table 11 dibawah ini merangkum tentang ancaman-ancaman utama terhadap HCV
dan merekomendasikan aktifitas proyek yang menunjukkan ancaman-ancaman tereebut di dalam kerangka proyek dan juga mengidentifikasikan
aktifitas yang telah dilakukan dan aktifitas lainnya yang direncanakan untuk ke depannya.
Proyek ini mengumpulkan data sosio-ekonomi pendahuluan selama pengembangan PDD dan kami terus mengumpulkan data ini untuk menentukan
keefektifan program-program kami. Salah satu tujuan utama program kami yang dinyatakan adalah memberikan manfaat terbanyak kepada warga
masyarakat termiskin dan data ini (a) memungkinkan kita untuk mengidentifikasi melalui keluarga, siapa saja mereka, dan (b) berusaha fokus atau
gigih untuk memastikan mereka adalah penerima manfaat utama dari program kami. Sebagai tambahan, sebagian besar wanita di Indonesia diketahui
berada di kuartil penduduk termiskin dan program kami terpusat pada meningkatkan kehidupan mereka melalui kesempatan kerja (bukan pekerjaan
yang berhubungan dengan lapangan dan pekerjaan berat) sebagaimana juga program khusus seperti kerajinan tangan yang dibuat dari plastik daur
ulang di Telaga Pulang.
Table 11 Nilai Tinggi Konservasi untuk Masyarakat
Aktifitas Status Rincian Implementasi Tanggal
Mulai
Tanggal
Selesai
Langkah-langkah untuk
memulai/mengakhiri aktifitas
Tanggung
Jawab
Mencegah perluasan kelapa sawit;memelihara dan meningkatkan hutanyang tersisa di Wilayah Proyek;mengadakan rehabilitasi yang dapatdilakukan untuk wilayah hutan tepipantai tertentu; mencegah penyebarankebakaran hutan, khususnya di daerahgambut yang memberikan dampaksecara langsung bagi kualitas air diSeruyan.
TelahDimulai
Proyek ini telah mencegah konversihutan rawa gambut menjadi kelapasawit seluas 44,263 hektar di awalproyek. Hal ini merupakan pencapaianyang signifikan walaupun denganadanya tekanan dari da pihak olehpengendali penebangan hutan.
Jul-09 Masihberlangsung
Proyek ini akan melanjutkanpatroli dan melindungi perbatasandan merencanakan utukmenambah intensitas terutama diwilayah yang beresiko tinggi.
ManajemenRRC
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 58
Aktifitas Status Rincian Implementasi Tanggal
Mulai
Tanggal
Selesai
Langkah-langkah untuk
memulai/mengakhiri aktifitas
Tanggung
Jawab
Melindungi seluruh hutan yang tersisa(khususnya hutan alami) dan lahanbasah dari kebakaran hutan berkala;mencegah berlanjutnya konversiterhadap agrikultur berskala industry,yang dapat meningkatkan risikokebakaran; mengurangi kebakaranbuatan untuk memperbarui lahanperikanan air dangkal melaluipendidikan dan kampanye kesadaran.
TelahDimulai
Proyek ini mengakui adanya tantangandalam pencegahan kebakaran, dankemudian mengidentifikasi lokasi pos-pos dan menjadikan perjanjian danpelatihan penanganan kebakaran halyang sangat penting.
Jul-09 Masihberlangsung
Proyek ini akan melanjutkanpatroli dan melindungi perbatasandan merencanakan utukmenambah intensitas terutama diwilayah yang beresiko tinggi.
ManajemenRRC
Air: pencegahan perluasan kelapasawit yang berlanjut; pendidikan danpencapaian untuk menciptakanalternative yang lebih aman bagisanitasi public; pencegahan terhadapperluasan berlanjut dan kehilanganatas hutan tepi pantai, beertarehabilitasi yang memungkinkan bagiwilayah tepi pantai utama.
TelahDimulai
Kualitas air telah dikelola melaluipencegahan konversi kelapa sawityang berkelanjutan dan rehabiliyasiwilayah rusak di bagian tertentu dibatasan utara.
Jul-09 Masihberlangsung
Proyek ini akan melanjutkanpatroli dan melindungi perbatasandan merencanakan utukmenambah intensitas terutama diwilayah yang beresiko tinggi.
ManajemenRRC
Perikanan: sama dengan penjelasanair di atas, ditambah dengan tindakan-tindakan terencana untukmengeksplorasi potensi-potensi untukmemfasilitasi masyarakat untukmengorganisir dan membangunsebuah kerjasama perikanan,peraturan lokal dan peraturanmanajemen, dan badan pelaksanalokal terkait.
Tidakdilakukan
TBD 2014 Masihberlangsung
Perencanaan dan alokasi dana ManajerProyekRRC
Membangun materi: pencegahanhilangnya hutan dengan adanyaperluasan kelapa sawit danpembangunan badan lokal yangmungkin untuk mengelola levelpemanenan kayu untuk mendorongketersediaan jangka panjang yangberkesinambungan.
Telahdimulai
Proyek ini telah mengurangi konversihutan rawa gambut menjadi kelapasawit seluas 44,263 hektar yangsedang dipilih dan ditanam sebagaibagian dari program rehabilitasi.
Jul-09 Masihberlangsung
Proyek ini akan melanjutkanpatroli dan melindungi perbatasandan merencanakan utukmenambah intensitas terutama diwilayah yang beresiko tinggi.
ManajemenRRC
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 59
Aktifitas Status Rincian Implementasi Tanggal
Mulai
Tanggal
Selesai
Langkah-langkah untuk
memulai/mengakhiri aktifitas
Tanggung
Jawab
Kayu bakar: pencegahan pembersihanvegetasi alami berskala besar untkkelapa sawit.
Telahdimulai
Proyek ini telah mengurangi konversihutan rawa gambut menjadi kelapasawit seluas 44,263 hektar
Jul-09 Masihberlangsung
Proyek ini akan melanjutkanpatroli dan melindungi perbatasandan merencanakan utukmenambah intensitas terutama diwilayah yang beresiko tinggi.
ManajemenRRC
Pencegahan hilangnya hutan denganadanya perluasan kelapa sawit danpembangunan badan lokal yangmungkin untuk mengelola wilayahhutan komunal menjadi lebihterstruktur untuk mendorongketersediaan jangka panjang yangberkesinambungan.
Telahdimulai
Proyek ini telah mengurangi konversihutan rawa gambut menjadi kelapasawit seluas 44,263 hektar. Kerjasamapenanaman yang pertama ialah antaraKonservasi Rimba Raya danmasyarakat yang kini telah dilakukandi perbatasan utara.
Jul-09 Masihberlangsung
Proyek ini akan melanjutkanpatroli dan melindungi perbatasandan merencanakan utukmenambah intensitas terutama diwilayah yang beresiko tinggi.
ManajemenRRC
Program Penanaman Buffer Telahdimulai
Biji-biji yang ditanam di dalamperbatasan konsesi dibeli dariperkebunan bibit penduduk yangdidukung oleh individu dan keluargayang menyediakan tenaga kerja untukmenumbuhkan bibit tersebut. Hargabeli ini didistribusikan berdasarkantindakan dan penumbuhan bibit olehindividu dan keluarga.Saat bibit-bibit dibeli, pendudukmenanamnya di bidang tanah yangtelah disiapkan, khususnya1 ha, tetapikemudian diserahkan kepadapenduduk untuk memutuskannya.Penduduk tersebut kemudian menuaimanfaat dari produk tanaman untukpenghasilan, makanan maupun kayuuntuk keperluan bangunan bagiindividu maupun keluarga mereka.Target utama tindakan ini adalah
Oct 2013 Masihberlangsung
Menyelesaikan baseline untuk tiapmasyarakat utuk memastikanbahwa sebagian besar keluargatidak mampu telah cukupteridentifikasi ntuk memastikanpemerintah desa menyediakankesempatan awal untukpengembangan.
ManajerProyekRRC
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 60
Aktifitas Status Rincian Implementasi Tanggal
Mulai
Tanggal
Selesai
Langkah-langkah untuk
memulai/mengakhiri aktifitas
Tanggung
Jawab
keluarga tidak mampu di desa.
Peningkatan Kapasitas PekerjaWanita.
Telahdimulai
Khususnya di daerah pedesaan diIndonesia, anggota masyarakat tidakmampu yang memiliki kapasitas palingsedikit adalah wanita. Sebuah proyekpercobaan pada Sekolah Pertanianmemfokuskan pada sayuran danhanya pekerja wanita yangdipekerjakan untuk meningkatkankapasitas dan pengetahuan merekadan mengizinkan mereka untukmemberikan kontribusi berupa sayuransegar untuk keluarga dan masyarakat,apabila ingin mereka jual.
June2013
Masihberlangsung
Menyelesaikan baseline untuk tiapmasyarakat utuk memastikanbahwa sebagian besar keluargatidak mampu telah cukupteridentifikasi ntuk memastikanpemerintah desa menyediakankesempatan awal untukpengembangan.Memantau keefektifan programagar data memberikan manfaatyang dituju.
ManajerProyekRRC
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 61
8 BIODIVERSITY
8.1 Dampak Net Positif Biodiversity (B1)
Manfaat net biodiversity untuk Wilayah Proyek selama masa proyek sudahlah positif. Scenario
“tanpa proyek” menyamakan dengan konversi terhadap sebagian besar atau keseluruhan sisa
hutan di Wilayah Proyek menjadi perkebunan kelapa sawit, yang saat ini merupakan ancaman
terbesar bagi biodiversity di Wilayah Proyek. Penurunan biodiversity yang tajam di Wilayah
Proyek melalui dampak negatif langsung atas pembersihan lahan dan dampak tidak langsung
terkait (contohnya memberikan akses hutan terpencil untuk perburuan, penebangan hutan illegal
dan pengeringan hutan rawa gambut) akan menjadi hasilnya. Sebagai tambahan, hal ini akan
memberikan akses yang lebih besar kepada Taman Nasional Tanjung Putting yang tidak
mempunyai buffer yang akan menghasilkan dampak yang signifikan pada biodiversity taman dan
mengancam program OFI untuk pelepasan orang-utan di dalam taman. Melalui pembuatan
proyek Rimba Raya, dampak negatif ini telah dihilangkan dan oleh karena itu proyek ini memiliki
dampak net posity biodiversity.
Aktifitas yang dilaksanakan atau direncanakan dirangkum dalam Table 12 di bawah ini.
Sejak proyek ini dimulai, proyek ini telah berkontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap dampak net positif biodiversity di wilayah-wilayah tersebut.
Secara langsung, proyek ini telah memberikan dukungan finansial kepada OFI utuk melanjutkan
pekerjaannya untuk merehabilitasi dan melepaskan kembali orang-utan ke hutan.
Secara ridak langsung, proyek ini telah menghilangkan konversi hutan rawa gambut seluas
44,263 dibandingkan dengan scenario baseline. Hutan ini mewakili kebiasaan signifikan yang
akan sangat penting bagi perlindungan orang yang sedang berlangsung saat ini untuk masa yang
akan datang.
Selama beberapa tahun berikutnya, proyek ini akan membangun sebuah pusat pelepasan di
dalam Wilayah Proyek dan akan terus melanjutkan untuk memantau dan melindungi perbatasan
Proyek dari para penebang hutan dan dampak kebakaran.
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 62
Table 12. hasil dan Implementasi Biodiversity
Aktifitas Status Rincian implementasi Tanggal
Mulai
Tanggal
Selesai
Langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk
memulai/menyelesaikan
aktifitas
Tanggung
Jawab
Mengelola dan menambah hutan diwilayah proyek untuk menghindariterpisahnya hutan HCV1.1 dari WilayahProyek
Telahdimulai
Proyek ini telah menghilangkan konversihutan rawa gambut menjadi kelapa sawitseluas 44,263 hektar.
Jul-09 Masihberlangsung
Patrolii dan pemantauan untuk
tiap perencanaan pemantauan
ManajemenRRC
Mengizinkan penebangan hutan terpilihutuk konsumsi lokal, tetapi denganmelindngi seluruh hutan yang tersisa.
Telahdimulai
Proyek ini tidak secara terang-teranganmelarang adanya penebangan,bagaimanapun, staf OFI dan RimbaRaya secara rutin berpatrolii ke wilayahuntuk menakut-nakuti dan memantauwilayah penting untuk menangkapgangguan yang muncul, yang kemudiandicatat.
Jul-09 Masihberlangsung
Patrolii dan pemantauan untuk
tiap perencanaan pemantauan
ManajemenRRC
Perlindungan tehadap Seruyan dananak sungainya dengan menstabilkanpenggunaan lahan dan menanamkembali beberapa wilayah untukmemperbaiki wilayah tepi pantai danbuffer dataran banjir. Programpendidikan untuk masyarakat lokal.
Telahdimulai
Penanaman telah dilakukan di wilayahbuffer utara.Sebagai tambahan, penanaman jugatelah dilakukan di wilayah tengah untukmemperbaiki wilayah kebakaran,melindungi tatah yang digunakanpenduduk untuk memancing dansebagai jalan masuk.
Jul-09 Masihberlangsung
Menetapkan programpendidikan
ManajemenRRC
Melindungi semua hutan yang tersisa(khususnya hutan alami) dan lahanbasah; mencegah conversiberkelanjutan terhadap agrikulturberskala industry; mengurangiperburuan melalui pendidikan dankampanye kesadaran.
Telahdimulai
Proyek ini telah menghilangkan konversihutan rawa gambut menjadi kelapa sawitseluas 44,263 hektar.Pendidikan perburuan telah dimulai dilevel SMP dan SMA.
Jul-09 Masihberlangsung
Program kesadaran masyarakattelah dilakukan untukmendukung tujuan ini.
ManajemenRRC
Danau & badan air: pendidikan danperlindungan wilayah burung yangpenting.
Telahdimulai
Proyek ini telah menghilangkan konversimenjadi kelapa sawit seluas 44,263hektar yang menjadikan danau danbadan air tetap utuh.
Jul-09 Masihberlangsung
Program kesadaran masyarakattelah dilakukan untukmendukung tujuan ini.
ManajemenProyek RRC
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 63
Aktifitas Status Rincian implementasi Tanggal
Mulai
Tanggal
Selesai
Langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk
memulai/menyelesaikan
aktifitas
Tanggung
Jawab
Tepi sungai beumput dan sungai yangmengalir lambat: pendidikan danperlindungan burung yang pentinguntuk bersarang dan mencari makan.
Telahdimulai
Proyek ini telah menghilangkan konversimenjadi kelapa sawit seluas 44,263hektar yang menjadikan danau danbadan air tetap utuh.
Jul-09 Masihberlangsung
Program kesadaran masyarakattelah dilakukan untukmendukung tujuan ini.
ManajemenProyek RRC
Ecozone: perlindungan hutan dan lahanbasah dari gangguan apapun.
Telahdimulai
Proyek ini telah menghilangkan konversihutan rawa gambut menjadi kelapa sawitseluas 44,263 hektar.
Jul-09 Masihberlangsung
Patrolii dan pemantauan untuktiap perencanaan pemantauan
ManajemenRRC
Potensi untuk meningkatkankonektifitas hutan level landscape(secara bergantian memulihkan HCVini) dengan mencegah pengasinganlebih lanjut dari fragmen yang tersisadan menghubungkan kembali potonganhutan yang tersisa.
Telahdimulai
Proyek ini telah menyelesaikandemarkasi perbatasan dan sedangdalam tahap akhir untuk mengesahkanLisensi Restorasi Ekosistem.
Jul-09 Masihberlangsung
Patrolii dan pemantauan untuktiap perencanaan pemantauan
ManajemenRRC
Melindungi lahan basah dan hutandimana terdapat ekozone.
Telahdimulai
Proyek ini telah menghilangkan konversimenjadi kelapa sawit seluas 44,263hektar yang menjadikan lahan basahdan hutan terlindungi.
Jul-09 Masihberlangsung
Patrolii dan pemantauan untuk
tiap perencanaan pemantauan
ManajemenProyek RRC
Melindungi lahan basah dan hutan;mengurangi perburuan
Telahdimulai
Proyek ini telah menghilangkan konversimenjadi kelapa sawit seluas 44,263hektar yang menjadikan lahan basahdan hutan terlindungi.
Jul-09 Masihberlangsung
Patrolii dan pemantauan untuk
tiap perencanaan pemantauan
ManajemenProyek RRC
Hutan yang tidak terlalu jelas di wilayahHCV 3
Telahdimulai
Proyek ini telah menghilangkan konversihutan rawa gambut menjadi kelapa sawitseluas 44,263 hektar.
Jul-09 Masihberlangsung
Patrolii dan pemantauan untuk
tiap perencanaan pemantauan
ManajemenRRC
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 64
8.2 Dampak Negatif Offsite Biodiversity (B2)
Untuk mengukur dampak offsite terhadap biodiversity yang mungkin disebabkan oleh proyek,
pemrakarsa proyek telah memantau pergerakan dan aktifitas bisnis dari perusahaan kelapa sawit
yang akan memberhentikan izin mereka di Wilayah Proyek sebagai hasil dari aktifitas proyek.
Proyek ini juga akan mendokumentasikan dimensi ekonomi politik dari aktifitas penebangan
hutan illegal di Wilayah Proyek (contohnya asal penebang, siapa yang mendanai penebang) dan
melaporkan aktifitas tersebut kepada pihak yang berwenang. Kesempatan kerja alternative akan
dicari oleh penghuni lokal yang terlibat dalam penebangan illegal melalui prakarsa
pengembangan masyarakat. Proyek ini juga akan berusaha melacak dimana pengoperasioan
penebangan hutan illegal ini berpindah, dengan cara memantau dampak offsite biodibersity.
Perlu dicatat, pada akhirnya, bahwa potensi dampak negatif biodiversity manapun akan menjadi
lebih dari pengganti kerugian dengan peran proyek sebagai buffer fisi untuk TPNP dan
perlindungan yang akan ditawarkan proyek untuk biodiversity taman.
Table 13 di bawah meringkas aktifitas yang diusulkan dan status implementasi.
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 65
Table 13. Dampak negatif offsite Biodiversity
Aktifitas Status Rincian Implementasi Tanggal
Mulai
Tanggal
Selesai
Langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk
memulai/menyelesaikan aktifitas
Tanggung Jawab
Pemantauan aktifitas bisnisdari perusahaan kelapa sawityang akan memberhentikanizin mereka di Wilayah Proyek.
Telahdimulai
Proyek ini telah memantau danmelaporkan aktifitas penebang hutan diwilayah buffer yang bocor.
Jul-09 Sedangberlangsung
Remote sensing tahunansebagaimana dijelaskan dalamrencana pemantauan.
Manajer Proyek RRC
Mendokumentasikan dimensiekonomi dari aktivitaspenebangan hutan illegal danmelaporkannya kepada pihakyang berwenang.
Telahdimulai
Proyek ini telah memantau danmelaporkan penebangan hutan illegalmanapun yang diidentifikasi di wilayahCarbon Accounting dan wilayah buffer.
Aug-13 Sedang
berlangsung
Remote sensing daan pengukuranberbasis tanah tahunansebagaimana dijelaskan dalamrencana pemantauan.
Manajer Proyek RRC
Menyediakan kesempatankerja altenatif.
Telahdimulai
Proyek ini mengontrak warga lokaluntuk menyediakan transportasi dandukungan logistic untuk tempat kerja.Layanan ini sangat diharapkan dapatdiperpanjang untuk penanaman danpembangunan saat aktifitasberkembang.Sebagai tambahan, 23 personil tetaptelah dipekerjakan untuk bepatrolii,mensurvei, memadamkan kebakarandan untuk aktifitas lainnya dengantambahan 10 orang yang akan direkrutdi Q1 tahun 2015 dan 33 pekerjamusiman yang akan direkrut di Q2tahun 2015.
Jul-09 Sedang
berlangsung
Saat aktivitas proyekmendapatkan momentum, akanada lebih banyak kesempatankerja yang tersedia bagimasyarakat lokal.
Manajer Proyek RRC
Melacak lokasi pengoperasianpenebangan ilegal.
Telahdimulai
Pemantauan tahunan tidakmengindikasikan adanya aktifitas illegaldi dalam Wilayah Proyek.
Aug-13 Sedang
berlangsung
Remote sensing daan pengukuranberbasis tanah tahunansebagaimana dijelaskan dalamrencana pemantauan.
Manajer Proyek RRC
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 66
8.3 Manfaat Khusus untuk Biodiversity (GL3)
Sejumlah 54 spesies yang terdaftar sebagai Sangat Terancam Punah atau Terancam Punah oleh
IUCN kemungkinan berada di Wilayah Proyek Rimba Raya, dimana 17 diantaranya sudah dipastikan
ada. Tambahan sebanyak 40 spesies yang terdaftar sebagai Rentan oleh IUCN kemungkinan berada
di Wilayah Proyek, yang mana 13 diantaranya dipastikan berada di TPNP. Konservasi Wilayah
Proyek telah melindungi spesies-spesies ini. Survey lapangan atas spesies yang ada di Wilayah
proyek sedang dilangsungkan untuk memantau keberadaan dan ketiadaan dan di beberapa kasus
kelimpahan beberapa spesies ini.
Table : Spesies Kritis atau Langka di dalam Wilayah Proyek.
Total Perkiraan dan Jumlah Pasti dari Spesies Langka (EN), Kritis (CR) & Rentan (VU) yang ditemukan
di Wilayah Proyek
Spesies CR & EN Species VU
Total (diketahui) Total (diketahui)
Mamalia 8 (6) 21 (12)
Burung 1 (1) 8 (6)
Tanaman 39 (7) 6 (1)
Reptil 6 (3) 5 (0)
Total 54 (17) 40 (19)
Tabel : Daftar Spesies Kritis dan Langka
Spesies Langka dan Terancam yang ditemukan di Wilayah Proyek
Mamalia
Catopuma badia Kucing Rawa Borneo EN
Hylobates albibarbis Ungko Borneo EN
Lutra sumatrana Berang-berang EN
Manis javanica Trenggiling Sunda EN
Nasalis larvatus Bekantan EN
Pongo pygmaeus Orangutan Kalimantan EN
Burung
Ciconia stormi Bangau Storm EN
Tanaman
Dipterocarpus coriaceus Keruing CR
Shorea balangeran Belangiran CR
Shorea platycarpa Meranti Batu CR
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 67
Shorea quiso Balau Merah CR
Shorea leprosula Meranti Merah EN
Shorea teysmaniana Meranti Kulit Buaya EN
Vatica mangapchoi Resak Julong EN
Reptil
Tomistoma schlegelii Buaya Senyulong EN
Orlitia borneensis Kura-kura Biyuku EN
Manouria emys Kura-kura Baning Coklat EN
Tabel : Spesies Rentan
Spesies Rentan yang ditemukan di Wilayah Proyek
Mamalia
Arctictis binturong Binturong
Helarctos malayanus Beruang Madu
Hipposideros ridleyi Kelelawar Daun
Macaca nemestrina Beruk
Megaerops wetmorei Kelelawar Buah Kecil
Murina aenea Kelelawar Bulu Emas
Murina rozendaali Gilded tube nosed bat
Neofelis diardi Macan Dahan
Nycticebus menagensis Kukang Kalimantan
Rusa unicolor Rusa Sambar
Sus barbatus Babi Janggut
Tarsius bancanus Binatang Hantu Sunda
Burung
Leptoptilos javanicus Bangau Tong-tong
Treron capellei Punai Besar
Lophura erythrophthalma Sempidan Biru
Melanoperdix nigra Puyuh Hitam
Pitta baudii Paok Kepala Biru
Setornis criniger Empuloh Pruh-kait
Tanaman
Gonystylus bancanus Ramin
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 68
9 INFORMASI TAMBAHAN
9.1 Catatan dan Informasi
Terkait dengan Persyaratan VCS, semua dokumen dan catatan disimpan dengan aman dan
mudahdiperbaiki. Pendukung proyek berkomitmen dalam penyimpanan data setidaknya dua tahun
setelah berakhirnya periode pengkreditan proyek.
Sumber data berbentuk elektronik dan Salinan fisik disimpan di lokasi yang dipaparkan di
Table : Lokasi Penyimpanan Data dan Informasi
Data / Informasi Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3
Dokumen rancanganproyek/perencanaan/prosedur
Orangutan FoundationInternational (OFI)Jalan Hasanuddin No. 10Blk DKDPangkalan BunKalimantan Tengah 74111,Indonesia
EnvironmentalAccounting Services(EAS)50 Charles Court, LakeHawea, Wanaka RD2,9382New Zealand
PT Pandu Maha WanaAsia Pacific ConsultingSolutionsJl. Veteran, Gg JempinisNo.17, Banjar UmaKepuh, Desa Buduk.Mengwi, Badung 80351Bali - Indonesia
Citra Satelit Orangutan FoundationInternational (OFI)Jalan Hasanuddin No. 10Blk DKDPangkalan BunKalimantan Tengah 74111,Indonesia
PT Pandu Maha WanaAsia Pacific ConsultingSolutionsJl. Veteran, Gg JempinisNo.17, Banjar Uma Kepuh,Desa Buduk.Mengwi, Badung 80351Bali - Indonesia
Remote SensingSolutions (RSS)Isarstr. 382065 Baierbrunn,Munich
Dokumen perubahanpenggunaan dan tutupanlahan
Orangutan FoundationInternational (OFI)Jalan Hasanuddin No. 10Blk DKDPangkalan BunKalimantan Tengah 74111,Indonesia
PT Pandu Maha WanaAsia Pacific ConsultingSolutionsJl. Veteran, Gg JempinisNo.17, Banjar Uma Kepuh,Desa Buduk.Mengwi, Badung 80351Bali - Indonesia
Remote SensingSolutions (RSS)Isarstr. 382065 Baierbrunn,Munich
Salinan fisik dari patrolilapangan
Orangutan FoundationInternational (OFI)Jalan Hasanuddin No. 10Blk DKDPangkalan BunKalimantan Tengah 74111,Indonesia
Rimba Raya Field OfficeJl .Nangka II No.62 RT/RW: 08/02Kel. Ketapang, Kec.Mentawa Baru HuluSampit – KalimantanTengah
PT Pandu Maha WanaAsia Pacific ConsultingSolutionsJl. Veteran, Gg JempinisNo.17, Banjar UmaKepuh, Desa Buduk.Mengwi, Badung 80351Bali - Indonesia
Laporan PatroliLapangan terkait denganKarbon dan Biodiversity
Orangutan FoundationInternational (OFI)Jalan Hasanuddin No. 10Blk DKDPangkalan BunKalimantan Tengah 74111,Indonesia
Rimba Raya Field OfficeJl .Nangka II No.62 RT/RW: 08/02Kel. Ketapang, Kec.Mentawa Baru HuluSampit – KalimantanTengah
PT Pandu Maha WanaAsia Pacific ConsultingSolutionsJl. Veteran, Gg JempinisNo.17, Banjar UmaKepuh, Desa Buduk.Mengwi, Badung 80351Bali - Indonesia
Data lapangan pelibatanmasyarakat
Orangutan FoundationInternational (OFI)Jalan Hasanuddin No. 10
World EducationWorld Education JalanTebet Dalam IV-D Number
Rimba Raya FieldOfficeJl .Nangka II No.62
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 69
Data / Informasi Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3
Blk DKDPangkalan BunKalimantan Tengah 74111,Indonesia
5A Jakarta 12810Indonesia
RT/RW : 08/02Kel. Ketapang, Kec.Mentawa Baru HuluSampit – KalimantanTengah
Laporan RingkasanPelibatan Masyarakat
Orangutan FoundationInternational (OFI)Jalan Hasanuddin No. 10Blk DKDPangkalan BunKalimantan Tengah 74111,Indonesia
World EducationWorld Education JalanTebet Dalam IV-D Number5A Jakarta 12810Indonesia
Rimba Raya FieldOfficeJl .Nangka II No.62RT/RW : 08/02Kel. Ketapang, Kec.Mentawa Baru HuluSampit – KalimantanTengah
Penghitungan dan
Laporan Pemantauan
Orangutan FoundationInternational (OFI)Jalan Hasanuddin No. 10Blk DKDPangkalan BunKalimantan Tengah 74111,Indonesia
PT Pandu Maha WanaAsia Pacific ConsultingSolutionsJl. Veteran, Gg JempinisNo.17, Banjar Uma Kepuh,Desa Buduk.Mengwi, Badung 80351Bali - Indonesia
EnvironmentalAccounting Services(EAS)50 Charles Court, LakeHawea, Wanaka RD2,9382,New Zealand
9.2 Jaminan Kualitas dan Kontrol Kualitas
Sebuah proses Kontrol Kualitas (QC) dan Jaminan Kualitas (QA) telah dikembangkan dan
dilaksanakan. Prosedur secara rinci dijelaskan di dalam ‘QA_QC ProcessV1.2’. sebuah ringkasan
singkat dari prosedur QA/QC dijelaskan di bawah ini
9.2.1 Prosedur Pengukuran Lapangan dan Pengumpulan Data Lapangan
Untuk memverifikasi bahwa petak-petak telah dipasang dan pengukuran telah dilakukan dengan
benar, 10-20% petak harus dipilih secara acak dan diukur kembali secara independen. Elemen
penting utuk pengukuran kembali termasuk lokasi petak, DBH dan tinggi pohon. Data pengukuran
kembali harus dibandingkan dengan data pengukuran yang asli. Jika penyimpangan yang terjadi
antara pengukuran dan pengukuran kembali dibawah 5% akan dianggap dapat diterima dan
dianggap eror jika diatas 5%. Eror yang ditemukan, harus diperbaiki dan dicatat. Semua eror yang
ditemukan harus dinyatakan sebagai persentase semua petak yang telah diperiksa ulang untuk
memberikan perkiraan kesalahan pengukuran.
9.2.2 Penginderaan Jauh
Data yang penginderaan jauh dikumpulkan dan diproses berdasarkan prosedur QA/QC yang
dijelaskan di GOFC-GOLD Sourcebook. Penilaian ketepatan perubahan tutupan lahan yang
terdeteksi di dalam periode pemantauan dilaksanakan secara konsisten dengan GOFC-GOLD
Sourcebook. Sebuah matriks kekacauan yang menggambarkan kekeliruan dari kelalaian dan komisi
dibuat. Prosedur ini akan terus diikuti untuk tiap citra yang diambil dan diklasifikasikan sebagai
bagian dari program pemantauan. Proyek ini bekerja dengan konsultan independen (RSS) yang
sangat berpengalaman di bidang teknik penginderaan jauh di hutan rawa gambut di Kalimantan.
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 70
RSS terus membantu proyek ini untuk meningkatkan Standard Operating Procedures (SOP)
penginderaan jauhnya. SOP Proyek yang menggambarkan proses pengolahan oleh RSS berjudul
SOPLandCoverChange_LandCoverChangeAnalysis_External.docx. Pendokumentasian analisa
penggunaan lahan/tutupan lahan saat ini dan pendeteksian perubahan akan membantu dalam
pelaporan kegiatan proyek yang konsisten di antara periode pemantauan.
9.2.3 Pemasukan Data dan analisa
Perhitungan yang tepat atas cadangan karbon di carbonpools memerlukan pemasukan data yang
tepat dalam spreadsheet analisa data. Untuk meminimalisir kekeliruan yang mungkin terjadi di dalam
proses ini, pemasukan baik data lapangan dan laboratorium harus ditinjau ulang menggunakan
penilaian ahli dan, jika diperlukan, perbandingan dengan data independen untuk memastikan bahwa
data yang dimasukkan masuk akal. Komunikasi antara semua personel yang terlibat dalam
pengukuran dan penganalisaan data harus digunakan untuk menyelesaikan keganjilan yang muncul
sebelum analisa akhir atas data pemantauan selesai. Jika ada masalah dengan data petak
pemantauan yang tidak dapat diselesaikan, maka petak tersebut tidak digunakan di dalam analisa.
9.2.4 Penyimpanan data
Dikarenakan kegiatan proyek Rimba Raya yang bersifat jangka panjang, data harus diarsipkan dan
dipelihara dengan aman. Pengarsipan data harus dalam bentuk elektronik dan lembaran data yang
dicetak, dan salinan semua data harus disediakan bagi setiap peserta proyek. Semua data dan
laporan berbentuk elektronik harus disalin pada media yang berdaya tahan lama seperti CD dan
salinan CD disimpan di berbagai lokasi.
Arsip harus termasuk:
Salinan semua data pengukuran lapangan, data laboratorium dan spreadsheet analisa yang
asli
Perkiraan perubahan cadangan karbon di semua carbonpools dan Gas Rumah Kaca (GRK)
selain CO2 dan spreadsheet penghitungan terkait;
Produk GIS (termasuk semua foto udara jika tersedia)
Salinan laporan pengukuran dan pemantauan
Lokasi penyimpanan yang ada sekarang dari semua dokumen yang terdaftar di Seksi 6 di
Laporan pemantauan ini
PEMANTAUAN & IMPLEMENTATION REPORTVCS Version 3, CCB Standards Second Edition
v3.0 71
APPENDIX 1 – CITRA YANG DIGUNAKAN DI DALAM ANALISA CAKUPAN LAHAN
PENGGUNAAN LAHAN
Satelit Path/Row Tanggal perolehan
2010
Landsat-5 119/062 2010-01-16
2012
Landsat-7 119/062 2012-06-06
Landsat-7 119/062 2012-05-05
Landsat-7 119/062 2012-10-12
Landsat-7 119/062 2012-09-10
Landsat-7 119/062 2011-11-11
2013
Landsat-7 119/062 2013-08-12
Landsat-8 119/062 2013-06-01
Landsat-8 119/062 2013-04-30
Landsat-8 119/062 2013-07-03
Landsat-7 119/062 2013-06-25
2014
Landsat-8 119/062 2014-08-23
Landsat-8 119/062 2014-07-22
Landsat-8 119/062 2014-09-24
Landsat-7 119/062 2014-06-12