momon.docx

Upload: gibson-horas

Post on 04-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 momon.docx

    1/5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ekstremitas (anggota gerak) mempunyai fungsi lokomotris. Dibedakan antara ekstremitas atas dan

    bawah karena manusia sebagai insan yang berdiri tegak memerlukan anggota gerak bawah yang kokoh

    dan; sedangkan anggota gerak atas mempunyai fungsi yang halus, sehingga bentuk dan susunan

    anggota gerak yang terdiri dari tulang/otot dan persendian mempunyai gerakan yang berbeda pula

    sesuai dengan fungsi tiap bagian tersebut.1

    Dengan meningkatnya mobilitas disektor lalu lintas dan faktor kelalaian manusia sebagai salah satu

    penyebab paling sering terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan fraktur. Penyebab yang lain

    dapat karena kecelakaan kerja, olah raga dan rumah tangga.2

    Patah tulang antebrachii sering terjadi pada bagian distal yang umumnya disebabkan oleh gaya pematah

    langsung sewaktu jatuh dengan posisi tangan hiperekstensi. Hal ini dapat diterangkan oleh karena

    adanya mekanisme refleks jatuh di mana lengan menahan badan dengan posisi siku agak menekuk

    seperti gaya jatuhnya atlit atau penerjun payung.3

    Fraktur yang terjadi dapat mengenai orang dewasa maupun anak-anak, Fraktur yang mengenai lengan

    bawah pada anak sekitar 82% pada daerah metafisis tulang radius distal, dan ulna distal sedangkan

    fraktur pada daerah diafisis yang terjadi sering sebagai faktur type green-stick. Fraktur tulang radius

    dapat terjadi pada 1/3 proksimal, 1/3 tengah atau 1/3 distal.4,5

  • 8/14/2019 momon.docx

    2/5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi

    Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan

    yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa

    trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan

    ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang

    menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah.

    B. Struktur Tulang

    Tulang sangat bermacam-macam baik dalam bentuk ataupun ukuran, tapi mereka masih punya

    struktur yang sama. Lapisan yang paling luar disebut Periosteum dimana terdapat pembuluh darah dan

    saraf. Lapisan dibawah periosteum mengikat tulang dengan benang kolagen disebut benang sharpey,

    yang masuk ke tulang disebut korteks. Karena itu korteks sifatnya keras dan tebal sehingga disebut

    tulang kompak.

    Korteks tersusun solid dan sangat kuat yang disusun dalam unit struktural yang disebut Sistem

    Haversian. Tiap system terdiri atas kanal utama yang disebut Kanal Haversian. Lapisan melingkar dari

    matriks tulang disebut Lamellae, ruangan sempit antara lamellae disebut Lakunae (didalamnya terdapat

    osteosit) dan Kanalikuli. Tiap sistem kelihatan seperti lingkaran yang menyatu. Kanal Haversian terdapat

    sepanjang tulang panjang dan di dalamnya terdapat pembuluh darah dan saraf yang masuk ke tulang

    melalui Kanal Volkman. Pembuluh darah inilah yang mengangkut nutrisi untuk tulang dan membuang

    sisa metabolisme keluar tulang. Lapisan tengah tulang merupakan akhir dari sistem Haversian, yang

    didalamnya terdapat Trabekulae (batang) dari tulang. Trabekulae ini terlihat seperti spon tapi kuat

    sehingga disebut Tulang Spon yang didalam nya terdapat bone marrow yang membentuk sel-sel darah

    merah. Bone Marrow ini terdiri atas dua macam yaitu bone marrow merah yang memproduksi sel darah

    merah melalui proses hematopoiesis dan bone marrow kuning yang terdiri atas sel-sel lemak dimana

    jika dalam proses fraktur bisa menyebabkan Fat Embolism Syndrom (FES).

  • 8/14/2019 momon.docx

    3/5

    Tulang terdiri dari tiga sel yaitu osteoblast, osteosit, dan osteoklast. Osteoblast merupakan sel

    pembentuk tulang yang berada di bawah tulang baru. Osteosit adalah osteoblast yang ada pada matriks.

    Sedangkan osteoklast adalah sel penghancur tulang dengan menyerap kembali sel tulang yang rusak

    maupun yang tua. Sel tulang ini diikat oleh elemen-elemen ekstra seluler yang disebut matriks. Matriks

    ini dibentuk oleh benang kolagen, protein, karbohidrat, mineral, dan substansi dasar (gelatin) yang

    berfungsi sebagai media dalam difusi nutrisi, oksigen, dan sampah metabolisme antara tulang daengan

    pembuluh darah. Selain itu, didalamnya terkandung garam kalsium organik (kalsium dan fosfat) yang

    menyebabkan tulang keras.sedangkan aliran darah dalam tulang antara 200 400 ml/ menit melalui

    proses vaskularisasi tulang.

    C. Tulang Panjang

    Adalah tulang yang panjang berbentuk silinder dimana ujungnya bundar dan sering menahanbeban berat (Ignatavicius, Donna. D, 1995). Tulang panjang terdiriatas epifisis, tulang rawan, diafisis,

    periosteum, dan medula tulang. Epifisis (ujung tulang) merupakan tempat menempelnya tendon dan

    mempengaruhi kestabilan sendi. Tulang rawan menutupi seluruh sisi dari ujung tulang dan

    mempermudah pergerakan, karena tulang rawan sisinya halus dan licin. Diafisisadalah bagian utama

    dari tulang panjang yang memberikan struktural tulang. Metafisis merupakan bagian yang melebar dari

    tulang panjang antara epifisis dan diafisis. Metafisis ini merupakan daerah pertumbuhan tulang selama

    masa pertumbuhan. Periosteum merupakan penutup tulang sedang rongga medulla (marrow) adalah

    pusat dari diafisis.

    D.Fraktur Galeazzi

    1. DefinisiThe Galeazzi, fraktur ini dinamai Galeazzi Ricardo (1866-1952), seorang ahli bedah di Italia Instituto

    de Rachitici di Milan, yang menggambarkan fraktur pada tahun 1934.3 yaitu Fraktur pada 1/3 distalradius disertai dislokasi sendi radio-ulna distal.

  • 8/14/2019 momon.docx

    4/5

    2. EpidemiologiFraktur Galeazzi 3-7% dari semua patah tulang lengan bawah, paling sering pada laki-laki. Walaupun

    pola fraktur Galeazzi dilaporkan jarang, mereka diperkirakan 7% dari seluruh patah tulang lengan bawah

    pada orang dewasa.12

    3. Mekanisme cederaPenyebab lazimnya adalah jatuh pada tangan; mungkin disertai daya rotasi. Fraktur radius pada

    sepertiga bagian bawah dan sendi radioulnar inferior bersubluksasi atau berdislokasi. Cedera ini hampir

    merupakan pasangan fraktur-dislokasi Monteggia.

    4. Gambaran klinikFraktur Galeazzi jauh lebih sering terjadi daripada fraktur Monteggia. Ujung bagian bawah ulna yangmenonjol merupakan tanda yang mencolok. Perlu dilakukan pemeriksaan untuk lesi saraf ulnaris, yang

    sering terjadi.

    5. KlasifikasiBerdasarkarkan klasifikasi Bado, fraktur Monteggia dapat dikelompokkan sebagai

    berikut :

    1. Tipe I: fraktur proksimal ulna dengan angulasi anterior disertai dislokasi anterior

    kaput radius.

    2. Tipe II: fraktur proksimal ulna dengan angulasi posterior disertai dislokasi posterior

    kaput radii dan fraktur kaput radii.

    3. Tipe III: dislokasi lateral atau anterolateral dari caput radii disertai fraktur metafise

    ulna.

    4. Tipe IV: dislokasi anterior dari caput radii disertai fraktur radius dan ulna.

    6. Sinar-XFraktur melintang atau oblik yang pendek ditemukan pada sepertiga bagian bawah radius, dengan

    angulasi atau tumpang-tindih. Sendi radioulnar inferior bersubluksasi atau berdislokasi (Gambar 4).

  • 8/14/2019 momon.docx

    5/5

    7. TerapiPada fraktur Galeazzi harus dilakukan reposisi secara akurat dan mobilisasi segera karena bagian distal

    mengalami dislokasi. Dengan reposisi yang akurat dan cepat maka dislokasi sendi ulna distal juga

    tereposis dengan sendirinya. Apabila reposisi spontan tidak terjadi maka reposisi dilakukan dengan

    fiksasi K-wire. Operasi terbuka dengan fiksasi rigid mempergunakan plate dan screw.11

    Daftar Pustaka

    1. Apley and Solomon, Fracture and Joint Injuries inApleys System of Orthopaedics andFractures, Seventh Edition, Butterwordh-Heinemann, London, 1993, pp. 499-515.

    2. Armis, Prinsip-prinsip Umur Fraktur dalam Trauma Sistema Muskuloskeletal, FKUGM,

    Yogyakarta, hal : 1-32.

    3. Berend ME, Harrelson JM, Feagin JA, Fractures and Dislocation in Sabiston Jr DC, Texbookof Surgery The Biological Basis of Modern Surgical Practice, Fifteenth Edition, W.B. Saunders

    Company, Philadelphia, 1997, pp. 1398-1400.