modul لوﻷا ىﻮﺘﺴﻤﻟا - abu furqan al- · pdf filetashriful ushul ... 22 bab...

82
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA MODUL اﻟﻤﺴﺘﻮى اﻷولPenyusun: MUHAMMAD ABDUH AL-BANJARY Cetakan Ke-1 Muharram 1436 H Lembaga Pendidikan Ilmu Keislaman dan Bahasa Arab (eLPIKA) Al-Mubarak Banjarmasin TIDAK DIPERJUALBELIKAN

Upload: vonhu

Post on 06-Feb-2018

569 views

Category:

Documents


144 download

TRANSCRIPT

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB

UNTUK PEMULA

MODUL

المستوى األول

Penyusun:

MUHAMMAD ABDUH AL-BANJARY

Cetakan Ke-1

Muharram 1436 H

Lembaga Pendidikan Ilmu Keislaman dan Bahasa Arab

(eLPIKA) Al-Mubarak Banjarmasin

TIDAK DIPERJUALBELIKAN

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 1

KATA PENGANTAR

السالم عليكم ورحمة اهللا وبركاته

الحمد هللا الذي أنزل القرآن بلسان عربي مبين، والصالة والسالم على من هو أفصح العرب

.والعجم صلى اهللا عليه وسلم، وعلى آله وصحبه أجمعين، وبعد

Allah subhanahu wa ta’ala memuliakan bahasa Arab dengan dua perkara besar, yaitu (1) kitab-Nya,

Al-Qur’an, diturunkan dalam bahasa Arab, dan (2) Rasul-Nya yang terakhir dari bangsa Arab dan

berbicara dalam bahasa Arab. Dan ini berarti, dua sumber utama ajaran Islam, Al-Qur’an dan As-

Sunnah, berbahasa Arab. Inilah keutamaan bahasa Arab dibanding bahasa lainnya.

Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Sesungguhnya lisan (bahasa) yang dipilih Allah ‘azza wa jalla

adalah lisanul ‘arab. Dengannya Dia menurunkan kitab-Nya yang agung, Dan Dia jadikan ia (bahasa

Arab tersebut) sebagai bahasa penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh karena itu, kami katakan seharusnya setiap orang yang yang mampu mempelajari bahasa Arab

agar mempelajarinya.” (Iqtidha ash-Shirath al-Mustaqim [1/521]).

Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah berkata, “Dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri

merupakan bagian dari diin. Mengenalnya merupakan hal yang fardhu, karena memahami al-Kitab

dan as-Sunnah fardhu, dan keduanya tidak bisa dipahami kecuali dengan memahami bahasa Arab.

Sebuah kewajiban yang tidak bisa sempurna kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu wajib juga

hukumnya.” (Iqtidha ash-Shirath al-Mustaqim [1/527]).

Sayyiduna ‘Umar ibn al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata, “Pelajarilah bahasa Arab, karena ia

merupakan bagian dari diin kalian.” (Iqtidha ash-Shirath al-Mustaqim [1/528]).

Jika para ulama dan pemimpin umat Islam, salaf dan khalaf, telah berbicara dan bersepakat tentang

keharusan belajar bahasa Arab, hanya kerasnya hatilah yang membuat kita tetap tak tergerak untuk

belajar bahasa Arab. Dan, hati yang keras, hati yang tertutup dari kebenaran, bukanlah sifat orang-

orang beriman, ia adalah sifat orang-orang kafir dan munafiq, wal ‘iyaadzu billah.

Mari belajar bahasa Arab.

Muhammad Abduh al-Banjary

Pimpinan Lembaga Pendidikan Ilmu Keislaman dan Bahasa Arab

(eLPIKA) Al-Mubarak Banjarmasin

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 2

PROFIL PENGAJAR

Muhammad Abduh Al-Banjary yang dikenal juga dengan kunyah Abu Furqan,

merupakan pimpinan dari Lembaga Pendidikan Ilmu Keislaman dan Bahasa

Arab (eLPIKA) Al-Mubarak Banjarmasin. Berpengalaman lebih dari 5 tahun

sebagai pengajar bahasa Arab. Tulisan-tulisannya bertema keislaman bisa

dibaca di situs pribadinya, abufurqan.net.

Saat ini ia sedang menempuh kuliah jarak jauh, jurusan Syariah di Jaami’ah

Imam Muhammad Ibn Su’ud Al-Islamiyyah, Saudi Arabia.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 1

PROFIL PENGAJAR ............................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 3

BAGAIMANA CARA MEMBACA DAN MEMAHAMI KITAB ARAB GUNDUL? .......................................... 4

APA ITU ILMU SHARAF DAN APA ITU ILMU NAHWU? ........................................................................ 5

DHAMIR (KATA GANTI) ...................................................................................................................... 7

HURUF DAN KATA ........................................................................................................................... 20

WAZAN DAN MAWZUN ................................................................................................................... 22

BINA’ ............................................................................................................................................... 24

TANDA-TANDA ISIM, FI’IL DAN HARF ............................................................................................... 26

TASHRIFUL USHUL ........................................................................................................................... 28

POLA TURUNAN DARI TASHRIFUL USHUL......................................................................................... 32

KALIMAT ( المفیدة الجملة )....................................................................................................................... 38

I’RAB DAN BINA ............................................................................................................................... 40

MACAM-MACAM ISIM MU’RAB ....................................................................................................... 43

22 BAB TASHRIF............................................................................................................................... 56

MARAJI’ ........................................................................................................................................... 81

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 4

BAGAIMANA CARA MEMBACA DAN MEMAHAMI

KITAB ARAB GUNDUL? Kitab Arab gundul secara luas bisa kita definisikan seluruh buku teks yang ditulis dengan huruf dan bahasa Arab, seringnya tanpa baris. Jika kita persempit, maka tema kitab Arab gundul adalah tema-tema keislaman, berupa tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih, ulumul hadits, ulumul qur’an, bahasa, sejarah Islam, dan yang semisalnya.

Secara ringkas, ada 4 langkah yang harus kita tempuh untuk bisa membaca dan memahami kitab Arab gundul secara baik dan benar, yaitu:

1. Menguasai ilmu sharaf 2. Menguasai ilmu nahwu 3. Menghafal kosakata bahasa Arab sebanyak mungkin 4. Memahami dasar-dasar keilmuan yang dibahas oleh kitab Arab gundul tersebut

Sebagai contoh, silakan perhatikan contoh teks Arab gundul berikut ini:

األولى على الثانية الركعة في القراءة طويلت

Cara membacanya: Tathwiilul qiraa-ati fir rak’atits tsaaniyati ‘alal uulaa.

Artinya: “Memanjangkan bacaan di rakaat kedua lebih dari rakaat pertama.”

Teks di atas merupakan bagian pembahasan hal-hal yang dimakruhkan saat shalat, yang saya kutip

dari kitab موسوعة الفقھ اإلسالمي والقضایا المعاصرة Juz 1 hal 798 karya Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili.

Untuk bisa membaca kata تطویل dengan benar, huruf ت barisnya fathah, kasrah, dhammah, atau

sukun, demikian juga huruf و ,ط, dan ي, kita perlu ilmu sharaf. Sedangkan untuk mengetahui baris

dari huruf ل di kata تطویل ini, kita perlu ilmu nahwu. Kita juga perlu ilmu nahwu untuk mengetahui

posisi kata تطویل ini dalam kalimat di atas, sekaligus konsekuensi dari posisi tersebut.

Berikutnya, jelas kita harus tahu dulu, apa terjemah Indonesianya kata تطویل di atas dan kata-kata lain yang menyusun kalimat di atas. Sampai di titik ini, kita sebenarnya sudah bisa membaca dan menerjemahkan teks di atas dengan baik.

Namun, ada satu hal lagi yang kita perlu kuasai, yaitu dasar-dasar ilmu fiqih, agar teks di atas yang

sudah bisa kita terjemahkan benar-benar kita pahami maknanya. Misal, apa yang dimaksud dengan

kata القراءة (al-qiraah) di atas, terjemah bahasa Indonesianya adalah ‘bacaan’, namun apa yang

dimaksud dengan bacaan tersebut. Nah, dengan memahami fiqih shalat, kita akan mengerti maksud

‘bacaan’ di atas adalah bacaan surah setelah surah al-Fatihah.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 5

APA ITU ILMU SHARAF DAN APA ITU ILMU

NAHWU? Untuk bisa membaca dan memahami kitab Arab gundul, kita perlu menguasai kaidah-kaidah bahasa

Arab yang disusun dalam dua cabang ilmu khusus, yaitu ilmu sharaf (الصرف) dan ilmu nahwu (النحو). Di berbagai lembaga pendidikan bahasa Arab, biasanya dua cabang ilmu ini dipelajari dalam satu paket, walaupun ada juga yang hanya fokus di ilmu nahwu.

Lalu, apa itu ilmu sharaf dan apa itu ilmu nahwu?

Ilmu sharaf adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk-bentuk kata mengikuti pola-pola yang ada. Pembahasan dalam ilmu sharaf adalah tentang bentuk kata, dan tidak ada hubungannya dengan kalimat.

Yang dibahas dalam ilmu sharaf misalnya adalah perubahan kata كتب (kataba), menjadi كتاب

(kitaabun), atau كاتب (kaatibun), atau یكتب (yaktubu), atau كتب (kutiba), dan lain-lain. Perubahan bentuk kata menyebabkan perubahan makna. Namun perubahan maknanya tidak terlalu jauh,

karena setiap perubahan kata tadi masih berasal dari satu akar kata yang sama. Misal, kata كتب (kataba) artinya ‘dia (1 org lk2) telah menulis’ berubah menjadi یكتب (yaktubu) yang artinya ‘dia (1

org lk2) sedang menulis’, atau berubah menjadi كتاب (kitaabun) yang artinya ‘1 buku (tulisan)’, dan seterusnya.

Jadi, dalam ilmu sharaf kita akan belajar tentang asal (akar) suatu kata, kemudian perubahan akar kata tersebut menjadi ratusan bentuk yang berbeda, maknanya pun juga ikut berubah, tapi tetap berhubungan. Dalam ilmu sharaf ini kita wajib menghafal ratusan pola perubahan kata.

Sedangkan ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari perubahan harakat (baris) akhir suatu kata, dan posisi kata tersebut dalam sebuah kalimat sekaligus konsekuensi dari posisi tersebut.

Misalnya, sebuah kalimat:

قرأ أحمد القرآن

Cara membacanya: Qara-a Ahmadul Qur’aana.

Artinya: “Ahmad telah membaca al-Qur’an.”

Dari kalimat di atas, yang dipelajari dalam ilmu nahwu adalah apa posisi kata قرأ dalam kalimat dan

apa konsekuensinya, apa posisi kata أحمد dalam kalimat dan apa konsekuensinya, dan apa posisi kata

dalam kalimat dan apa konsekuensinya. Salah satu konsekuensi dari perbedaan posisi kata القرآن

dalam kalimat adalah perubahan baris akhir dari kata tersebut. Misal huruf ن –sebagai huruf

terakhir– dari kata القرآن, apakah ia fathah, kasrah, dhammah, atau sukun, sangat tergantung dari

posisi kata القرآن dalam kalimat di atas. Inilah yang dipelajari dalam ilmu nahwu.

Berikut beberapa contoh kalimat lagi untuk menunjukkan perbedaan kajian ilmu nahwu dan sharaf:

سهلةة لغة العربي

Cara membacanya: al-‘Arabiyyatu lughatun sahlatun.

Artinya: “Bahasa Arab adalah bahasa yang mudah.”

Keterangan: Misal dalam kata سھلة, ilmu sharaf mempelajari harakat (baris) seluruh huruf selain huruf terakhir, sedangkan ilmu nahwu mempelajari baris huruf terakhir. Selain itu ilmu nahwu juga

mempelajari tentang posisi kata سھلة tersebut dalam kalimat, serta konsekuensi dari posisi tersebut.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 6

العلم نافع

Cara membacanya: al-‘Ilmu naafi’un.

Artinya: “Ilmu itu bermanfaat.”

Keterangan: Misal dalam kata العلم, ilmu sharaf mempelajari harakat (baris) seluruh huruf selain

huruf terakhir, yaitu ع dan ل, sedangkan ilmu nahwu mempelajari baris huruf terakhir dan tambahan

,tersebut dalam kalimat العلم di depan. Selain itu ilmu nahwu juga mempelajari tentang posisi kata الserta konsekuensi dari posisi tersebut.

أنت طالب مجتهد

Cara membacanya: Anta Thaalibun mujtahidun.

Artinya: “Anda adalah seorang pelajar yang bersungguh-sungguh.”

Keterangan: Misal dalam kata مجتھد, ilmu sharaf mempelajari harakat (baris) seluruh huruf selain

huruf terakhir, sedangkan ilmu nahwu mempelajari baris huruf terakhir. Selain itu ilmu nahwu juga

mempelajari tentang posisi kata مجتھد tersebut dalam kalimat, serta konsekuensi dari posisi

tersebut.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 7

DHAMIR (KATA GANTI) Dhamir (الضمیر) artinya kata ganti, semisal dia, anda, kalian, mereka, saya, dan kami. Sebagaimana dalam bahasa Indonesia, dhamir berfungsi menggantikan nama orang atau hal-hal yang lain.

Misal dalam bahasa Indonesia:

Muhammad pergi ke sekolah jam 07.00 pagi. Dia tiba di sekolah jam 07.15.

Keterangan: Kata ‘Dia’ yang dicetak tebal merupakan kata ganti dari kata Muhammad.

Misal dalam bahasa Arab.

.طالب مجتهد هو. طالب جديد في المدرسة المتوسطة محمد

Cara membacanya: Muhammadun thaalibun jadiidun fil madrasatil mutawassithati. Huwa thaalibun mujtahidun.

Artinya: “Muhammad adalah siswa baru di SMP. Dia adalah seorang siswa yang bersungguh-sungguh (rajin belajar).”

Keterangan: Kata ھو yang bergaris bawah merupakan kata ganti (dhamir) dari kata محمد.

***

Macam-macam Dhamir

Ditinjau dari posisinya, dhamir ada beberapa macam, yaitu:

1. Dhamir raf’in munfashil (ضمیر رفع منفصل) 2. Dhamir nashbin munfashil ( ب منفصلضمیر نص ) 3. Dhamir raf’in muttashil bil-madhi (ضمیر رفع متصل بالماضي) 4. Dhamir raf’in muttashil bil-mudhaari’ (ضمیر رفع متصل بالمضارع) 5. Dhamir raf’in muttashil bil-amr (ضمیر رفع متصل باألمر) 6. Dhamir raf’in muttashil bin-nahyi (ضمیر رفع متصل بالنھي) 7. Dhamir nashbin muttashil bil-fi’li (ضمیر نصب متصل بالفعل) 8. Dhamir khafdhin bil-idhafah (ضمیر خفض باإلضافة) 9. Dhamir khafdhin bil-harf (ضمیر خفض بالحرف)

Berikut rinciannya:

1. Dhamir Raf’in Munfashil (ضمیر رفع منفصل)

Dinamakan munfashil (terpisah) karena dhamir ini tidak menjadi bagian dari kata yang lain, ia berdiri sendiri. Lawannya adalah muttashil (bersambung), dhamir jenis ini menjadi bagian atau bersambung secara langsung dengan kata yang lain.

Contoh munfashil: ھو, kata huwa ini artinya dia (untuk 1 orang laki-laki). Sedangkan contoh muttashil: نصر, kata nashara artinya ‘telah menolong’, dan di dalam kata nashara tersebut terdapat dhamir yang tidak kelihatan, yang artinya ‘dia (untuk 1 orang laki-laki)’, jadi kata nashara secara lengkapnya berarti ‘dia (1 orang laki-laki) telah menolong’.

Dhamir ini dinamakan raf’in atau rafa’ karena nantinya dalam kalimat ia berposisi sebagai subjek. Penjelasan tentang rafa’ secara lebih rinci akan disampaikan saat pembahasan ilmu nahwu.

Contoh penggunaan dhamir raf’in munfashil dalam kalimat:

أنا مريض

Cara membacanya: Ana mariidhun.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 8

Artinya: “Saya sedang sakit.”

Keterangan: kata ana merupakan dhamir raf’in munfashil, dan dalam kalimat di atas ia berposisi sebagai subjek.

Dhamir raf’in munfashil ada 14, yaitu:

هم هما هو

هن هما هي

أنـتم أنـتما أنت

أنـتن أنـتما أنت

نحن أنا

Keterangan: membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2, begitu seterusnya.

Arti masing-masing dhamir:

dia (untuk 1 orang laki-laki) = ھو

mereka (untuk 2 orang laki-laki) = ھما

مھ = mereka (untuk 3 atau lebih orang laki-laki)

dia (untuk 1 orang perempuan) = ھي

mereka (untuk 2 orang perempuan) = ھما

mereka (untuk 3 atau lebih orang perempuan) = ھن

anda (untuk 1 orang laki-laki) = أنت

kalian (untuk 2 orang laki-laki) = أنتما

kalian (untuk 3 atau lebih orang laki-laki) = أنتم

anda (untuk 1 orang perempuan) = أنت

kalian (untuk 2 orang perempuan) = أنتما

kalian (untuk 3 atau lebih orang perempuan) = أنتن

saya (untuk 1 orang laki-laki atau perempuan) = أنا

kami (untuk 2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan) = نحن

Dari makna dhamir-dhamir di atas, kita bisa pahami ada kekhasan dalam bahasa Arab, di antaranya yaitu:

a) Ada perbedaan penyebutan kata ganti untuk laki-laki dan perempuan b) Ada perbedaan penyebutan untuk orang ke-2 dan orang ke-3 yang berjumlah 2 orang

2. Dhamir Nashbin Munfashil (ضمیر نصب منفصل)

Definisi munfashil sudah dijelaskan sebelumnya.

Dhamir ini dinamakan nashbin atau nashab karena nantinya dalam kalimat ia berposisi sebagai objek. Penjelasan tentang nashab secara lebih rinci akan disampaikan saat pembahasan ilmu nahwu.

Contoh penggunaan dhamir nashbin munfashil dalam kalimat:

Orang ke-3

Orang ke-2

Orang pertama

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 9

إياك نعبد

Cara membacanya: Iyyaaka na’budu.

Artinya: “Hanya kepada Engkau kami menyembah.”

Keterangan: kata iyyaaka merupakan dhamir nashbin munfashil, dan dalam kalimat di atas ia berposisi sebagai objek.

Dhamir nashbin munfashil ada 14, yaitu:

إياهم إياهما إياه

إياهن إياهما إياها

إياكم إياكما إياك

إياكن إياكما إياك

إيانا إياي

Keterangan: membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2, begitu seterusnya.

Arti masing-masing dhamir:

dia (untuk 1 orang laki-laki) = إیاه

mereka (untuk 2 orang laki-laki) = إیاھما

mereka (untuk 3 atau lebih orang laki-laki) = إیاھم

dia (untuk 1 orang perempuan) = إیاھا

mereka (untuk 2 orang perempuan) = إیاھما

mereka (untuk 3 atau lebih orang perempuan) = إیاھن

anda (untuk 1 orang laki-laki) = إیاك

kalian (untuk 2 orang laki-laki) = إیاكما

kalian (untuk 3 atau lebih orang laki-laki) = إیاكم

anda (untuk 1 orang perempuan) = إیاك

kalian (untuk 2 orang perempuan) = إیاكما

kalian (untuk 3 atau lebih orang perempuan) = إیاكن

saya (untuk 1 orang laki-laki atau perempuan) = إیاي

kami (untuk 2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan) = إیانا

3. Dhamir Raf’in Muttashil bil-Madhi (ضمیر رفع متصل بالماضي)

Definisi raf’in atau rafa’ sudah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan muttashil maknanya adalah bersambung atau menjadi bagian dari kata yang lain.

Sederhananya, setiap kata kerja (الفعل) dalam bahasa Arab selalu memiliki dhamir (kata ganti) dalam kata itu sendiri. Misal, kata كتب (kataba), yang artinya ‘telah menulis’, di dalam kata tersebut mengandung kata ganti ‘dia 1 orang laki-laki’. Misal lain, kata قرأت (qara’tu), yang artinya ‘telah

Orang ke-3

Orang ke-2

Orang pertama

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 10

membaca’, di dalam kata tersebut mengandung kata ganti ‘saya’. Demikian juga contoh-contoh yang lain.

Jadi, dhamir di bagian ini tidak terpisah atau menyendiri, seperti dhamir munfashil yang telah kita pelajari sebelumnya, melainkan include dengan kata yang lain, dalam hal ini kata kerja.

Sedangkan madhi di sini maksudnya adalah fi’il madhi ( الماضي الفعل ), yaitu kata kerja bentuk lampau, yang berarti pekerjaan tersebut telah dilaksanakan. Misalnya, kata جلس artinya ‘telah duduk’, سمع artinya ‘telah mendengar’, dan seterusnya. Jadi, dhamir raf’in muttashil bil-madhi maksudnya adalah kata ganti yang terdapat/include di dalam kata kerja bentuk lampau.

Dhamir raf’in muttashil bil-madhi ada 14, yaitu:

علوا فـعال فـعل فـ

علتا فـعلت علن فـ فـ

علتما فـعلت علتم فـ فـ

علتما فـعلت علتن فـ فـ

علنا فـعلت فـ

Keterangan: membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2, begitu seterusnya.

Arti masing-masing dhamir:

dia (1 orang laki-laki) telah berbuat = فعل

mereka (2 orang laki-laki) telah berbuat = فعال

mereka (3 atau lebih orang laki-laki) telah berbuat = فعلوا

dia (1 orang perempuan) telah berbuat = فعلت

mereka (2 orang perempuan) telah berbuat = فعلتا

mereka (3 atau lebih orang perempuan) telah berbuat = فعلن

anda (1 orang laki-laki) telah berbuat = فعلت

kalian (2 orang laki-laki) telah berbuat = فعلتما

kalian (3 atau lebih orang laki-laki) telah berbuat = فعلتم

anda (1 orang perempuan) telah berbuat = فعلت

kalian (2 orang perempuan) telah berbuat = فعلتما

kalian (3 atau lebih orang perempuan) telah berbuat = فعلتن

saya (1 orang laki-laki atau perempuan) telah berbuat = فعلت

kami (2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan) telah berbuat = فعلنا

Kata فعل bisa diganti menjadi قعد ,نصر ,جلس, dan yang lainnya. Misal, kata فعل kita ganti menjadi جلس, maka bentuknya seperti ini:

جلسوا جلسا جلس

Orang ke-3

Orang ke-2

Orang pertama

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 11

جلسن جلستا ت جلس

جلستم جلستما جلست

جلستن جلستما جلست

جلسنا جلست

Keterangan tambahan: Penjelasan lebih rinci tentang fi’il madhi akan disampaikan kemudian, saat ini fokus membahas dhamir (kata ganti) yang terdapat dalam fi’il madhi dulu, tidak meluas ke pembahasan terperinci tentang fi’il madhi.

4. Dhamir Raf’in Muttashil bil-Mudhaari’ (ضمیر رفع متصل بالمضارع)

Penjelasan tentang rafa’ dan muttashil sudah dijelaskan sebelumnya.

Sedangkan mudhaari’ di sini maksudnya adalah fi’il mudhaari’ ( المضارع الفعل ), yaitu kata kerja bentuk sekarang atau akan datang, yang berarti pekerjaan tersebut sedang atau akan dilaksanakan. Kapan ia menjadi ‘sedang’, dan kapan menjadi ‘akan’, pembahasannya nanti saat membahas ilmu nahwu.

Misalnya, kata یجلس artinya ‘sedang duduk’, یسمع artinya ‘sedang mendengar’, dan seterusnya. Jadi, dhamir raf’in muttashil bil-mudhaari’ maksudnya adalah kata ganti yang terdapat/include di dalam kata kerja bentuk sekarang atau akan datang.

Dhamir raf’in muttashil bil-mudhaari’ ada 14, yaitu:

يـفعلون يـفعالن يـفعل

يـفعلن تـفعالن تـفعل

تـفعلون تـفعالن تـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين

نـفعل أفعل

Keterangan: membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2, begitu seterusnya.

Arti masing-masing dhamir:

dia (1 orang laki-laki) sedang/akan berbuat = یفعل

mereka (2 orang laki-laki) sedang/akan berbuat = یفعالن

mereka (3 atau lebih orang laki-laki) sedang/akan berbuat = یفعلون

dia (1 orang perempuan) sedang/akan berbuat = تفعل

mereka (2 orang perempuan) sedang/akan berbuat = تفعالن

mereka (3 atau lebih orang perempuan) sedang/akan berbuat = یفعلن

anda (1 orang laki-laki) sedang/akan berbuat = تفعل

kalian (2 orang laki-laki) sedang/akan berbuat = تفعالن

kalian (3 atau lebih orang laki-laki) sedang/akan berbuat = تفعلون

Orang ke-3

Orang ke-2

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 12

anda (1 orang perempuan) sedang/akan berbuat = تفعلین

kalian (2 orang perempuan) sedang/akan berbuat = تفعالن

kalian (3 atau lebih orang perempuan) sedang/akan berbuat = تفعلن

saya (1 orang laki-laki atau perempuan) sedang/akan berbuat = أفعل

kami (2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan) sedang/akan berbuat = نفعل

Kata یفعل bisa diganti menjadi یقعد ,ینصر ,یجلس, dan yang lainnya. Misal, kata یفعل kita ganti menjadi :maka bentuknya seperti ini ,یجلس

يجلسون يجلسان يجلس

يجلسن تجلسان تجلس

تجلسون تجلسان تجلس

تجلسن تجلسان تجلسين

نجلس أجلس

Keterangan tambahan: Penjelasan lebih rinci tentang fi’il mudhaari’ akan disampaikan kemudian, saat ini fokus membahas dhamir (kata ganti) yang terdapat dalam fi’il mudhaari’ dulu, tidak meluas ke pembahasan terperinci tentang fi’il mudhaari’.

5. Dhamir Raf’in Muttashil bil-Amr (ضمیر رفع متصل باألمر)

Penjelasan tentang rafa’ dan muttashil sudah dijelaskan sebelumnya.

Sedangkan amr di sini maksudnya adalah fi’il amr ( األمر فعل ), yaitu kata kerja bentuk perintah. Misalnya, kata اجلس artinya ‘duduklah’, اكتب artinya ‘tulislah’, dan seterusnya. Jadi, dhamir raf’in muttashil bil-amr maksudnya adalah kata ganti yang terdapat/include di dalam kata kerja perintah.

Dhamir raf’in muttashil bil-amr ada 6, yaitu:

افعلوا افعال افعل

افعلن افعال افعلي

Keterangan:

1. Membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2.

2. Fi’il amr hanya ada 6, karena amr (perintah) hanya untuk orang ke-2. Artinya, perintah diberikan oleh orang pertama kepada lawan bicaranya (orang ke-2) saja.

Arti masing-masing dhamir:

lakukanlah ! (untuk anda 1 orang laki-laki) = افعل

lakukanlah ! (untuk kalian 2 orang laki-laki) = افعال

lakukanlah ! (untuk kalian 3 atau lebih orang laki-laki) = افعلوا

lakukanlah ! (untuk anda 1 orang perempuan) = افعلي

lakukanlah ! (untuk kalian 2 orang perempuan) = افعال

Orang pertama

Orang ke-2

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 13

lakukanlah ! (untuk kalian 3 atau lebih orang perempuan) = افعلن

Kata افعل bisa diganti menjadi اضرب ,اكتب ,اجلس, dan yang lainnya. Misal, kata افعل kita ganti menjadi :maka bentuknya seperti ini ,(pukullah) اضرب

اضربـوا اضربا اضرب

اضربن اضربا اضربي

Keterangan tambahan: Penjelasan lebih rinci tentang fi’il amr akan disampaikan kemudian, saat ini fokus membahas dhamir (kata ganti) yang terdapat dalam fi’il amr dulu, tidak meluas ke pembahasan terperinci tentang fi’il amr.

6. Dhamir Raf’in Muttashil bin-Nahyi (ضمیر رفع متصل بالنھي)

Penjelasan tentang rafa’ dan muttashil sudah dijelaskan sebelumnya.

Sedangkan nahyi di sini maksudnya adalah fi’il nahyi ( النھي فعل ), yaitu kata kerja bentuk larangan (lawan dari perintah). Misalnya, kata ال تجلس artinya ‘jangan duduk!’, ال تكتب artinya ‘jangan tulis!’, dan seterusnya. Jadi, dhamir raf’in muttashil bin-nahyi maksudnya adalah kata ganti yang terdapat/include di dalam kata kerja larangan.

Dhamir raf’in muttashil bil-amr ada 6, yaitu:

ال تـفعلوا ال تـفعال ال تـفعل

فعلن ال تـ ال تـفعال ال تـفعلي

Keterangan:

1. Membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2.

2. Fi’il nahyi (sebagaimana fi’il amr) hanya ada 6, karena nahyi (larangan) hanya untuk orang ke-2. Artinya, larangan diberikan oleh orang pertama kepada lawan bicaranya (orang ke-2) saja.

Arti masing-masing dhamir:

jangan lakukan ! (untuk anda 1 orang laki-laki) = ال تفعل

jangan lakukan ! (untuk kalian 2 orang laki-laki) = ال تفعال

jangan lakukan ! (untuk kalian 3 atau lebih orang laki-laki) = ال تفعلوا

jangan lakukan ! (untuk anda 1 orang perempuan) = ال تفعلي

jangan lakukan ! (untuk kalian 2 orang perempuan) = ال تفعال

jangan lakukan ! (untuk kalian 3 atau lebih orang perempuan) = ال تفعلن

Kata ال تفعل bisa diganti menjadi ال تضرب ,ال تكتب ,ال تجلس, dan yang lainnya. Misal, kata علال تف kita ganti menjadi ال تضرب (pukullah), maka bentuknya seperti ini:

ال تضربـوا ال تضربا ال تضرب

ال تضربن ال تضربا ال تضربي

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 14

Keterangan tambahan: Penjelasan lebih rinci tentang fi’il nahyi akan disampaikan kemudian, saat ini fokus membahas dhamir (kata ganti) yang terdapat dalam fi’il nahyi dulu, tidak meluas ke pembahasan terperinci tentang fi’il nahyi.

7. Dhamir Nashbin Muttashil bil-Fi’li (ضمیر نصب متصل بالفعل)

Dhamir ini berada setelah kata kerja (fi’il), sehingga ia dinamakan muttashil bil-fi’li. Sedangkan nashbin atau nashab di sini menunjuk pada posisi dhamir tersebut dalam i’rab, yaitu ia menjadi manshub. Definisi i’rab, nashab dan manshub secara lebih rinci akan dijelaskan kemudian. Sederhananya, dhamir di sini berposisi sebagai objek dari fi’il yang berada sebelum dhamir tersebut.

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh berikut ini:

نصرك

Ungkapan ‘nasharaka’ di atas merupakan sebuah kalimat, yang terdiri dari dua kata, yaitu nashara dan ka. Nashara artinya ‘dia 1 orang laki-laki telah menolong’ (lihat materi sebelumnya). Sedangkan ka (Anda 1 orang laki-laki) merupakan dhamir nashbin muttashil bil-fi’li, ia berposisi sebagai objek dari kata nashara. Jadi, kalimat ‘nasharaka’ artinya ‘dia 1 orang laki-laki telah menolongmu (1 orang laki-laki)’.

Mari kita lihat contoh yang lain berikut ini:

تـها عرفـ

Ungkapan ‘araftuha di atas merupakan sebuah kalimat, yang terdiri dari dua kata, yaitu ‘araftu dan ha. ‘Araftu artinya ‘saya (1 orang) telah mengenal’ (lihat materi sebelumnya). Sedangkan kata ha (dia 1 orang perempuan) merupakan dhamir nashbin muttashil bil-fi’li, ia berposisi sebagai objek dari kata ‘araftu. Jadi, kalimat ‘araftuha artinya ‘saya (1 orang) telah mengenalnya (1 orang perempuan)’.

Dhamir nashbin muttashil bil-fi’li ada 14, yaitu:

نصرهم نصرهما نصره

نصرهن نصرهما نصرها

نصركم نصركما نصرك

نصركن نصركما نصرك

نصرنا نصرني

Keterangan:

1. Membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2.

2. Kata nashara ini sebagai salah satu contoh saja. Fokusnya pada dhamir setelahnya

Arti masing-masing dhamir:

dia (untuk 1 orang laki-laki) = نصره

mereka (untuk 2 orang laki-laki) = نصرھما

mereka (untuk 3 atau lebih orang laki-laki) = نصرھم

Orang ke-3

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 15

dia (untuk 1 orang perempuan) = نصرھا

mereka (untuk 2 orang perempuan) = نصرھما

mereka (untuk 3 atau lebih orang perempuan) = نصرھن

anda (untuk 1 orang laki-laki) = نصرك

kalian (untuk 2 orang laki-laki) = نصركما

kalian (untuk 3 atau lebih orang laki-laki) = نصركم

anda (untuk 1 orang perempuan) = نصرك

kalian (untuk 2 orang perempuan) = نصركما

kalian (untuk 3 atau lebih orang perempuan) = نصركن

saya (untuk 1 orang laki-laki atau perempuan) = نصرني

kami (untuk 2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan) = نصرنا

Kata نصر bisa diganti menjadi فتعر ,ضربوا , dan yang lainnya. Misal, kata نصر kita ganti menjadi عرفت (mengenal), maka bentuknya seperti ini:

هما عرفـته هم عرفـتـ عرفـتـ

ها هما عرفـتـ هن عرفـتـ عرفـتـ

عرفـتكم عرفـتكما عرفـتك

عرفـتكن عرفـتكما عرفـتك

نا عرفـتني عرفـتـ

8. Dhamir Khafdhin bil-Idhafah (ضمیر خفض باإلضافة)

Idhafah dalam makna yang sederhana adalah kumpulan kata/frase (bukan kalimat) yang terdiri dari dua isim atau lebih1. Jika idhafah terdiri dari dua kata, kata pertama dinamakan mudhaf dan kata kedua disebut mudhaf ilaih.

Mari kita lihat contoh-contoh berikut ini:

كتاب حامد

Cara membacanya: kitaabu haamidin

Artinya: Buku (milik) Hamid.

حقيبة المدرس

Cara membacanya: haqiibatul mudarrisi

Artinya: Tas (milik) guru (itu).

1 Pembahasan idhafah yang terdiri dari lebih dua kata akan dibahas saat pembahasan ilmu nahwu.

Orang ke-3

Orang ke-2

Orang pertama

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 16

بيته

Cara membacanya: baytuhu

Artinya: Rumah-(milik)-nya.

KETERANGAN:

1. Kata kitaab (كتاب), haqiibah (حقیبة), dan bayt (بیت) disebut mudhaf, karena ia merupakan kata pertama. Sedangkan kata haamid (حامد), al-mudarris (المدرس), dan hu (ـھ) disebut mudhaf ilaih, karena ia merupakan kata kedua.

2. Idhafah terkadang dimaknai sebagai kepemilikan (seperti contoh di atas), dan kadang dimaknai sebagai asal atau dari, misal frase خاتم حدید (khaatamu hadiidin), yang artinya ‘cincin dari besi’, dan juga bisa dimaknai di/di dalam, misal frase عذاب القبر (‘adzaabul qabri), yang artinya ‘azab di dalam kubur’.

3. Ciri utama mudhaf ialah ia tak boleh ber-alif lam, dan juga tidak boleh bertanwin, jadi kita tidak bisa katakan al-kitabu haamidin atau kitaabun haamidin. Sedangkan ciri utama mudhaf ilaih ialah ia selalu berada pada posisi jar/khafadh dalam i’rab.

4. Keterangan lebih lanjut tentang idhafah, i’rab, serta jar/khafadh akan disampaikan saat pembahasan ilmu nahwu.

Nah, dhamir ini dinamakan dhamir khafdhin (khafadh) bil-idhafah karena ia berposisi sebagai mudhaf ilaih dalam idhafah, dan sudah dijelaskan di atas bahwa mudhaf ilaih posisi i’rabnya adalah jar/khafadh. Contoh dhamir ini misalnya adalah kata hu dalam frase baytuhu pada contoh di atas.

Dhamir khafdhin bil-idhafah ada 14, yaitu:

بـيتـهم بـيتـهما بـيته

بـيتـهن بـيتـهما بـيتـها

بـيتكم بـيتكما بـيتك

بـيتكن بـيتكما بـيتك

بـيتـنا بـيتي

Keterangan:

1. Membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2.

2. Kata baytu ini sebagai salah satu contoh saja. Fokusnya pada dhamir setelahnya

Arti masing-masing dhamir:

rumahnya (untuk 1 orang laki-laki) = بیتھ

rumah mereka (untuk 2 orang laki-laki) = بیتھما

rumah mereka (untuk 3 atau lebih orang laki-laki) = بیتھم

rumahnya (untuk 1 orang perempuan) = بیتھا

rumah mereka (untuk 2 orang perempuan) = بیتھما

rumah mereka (untuk 3 atau lebih orang perempuan) = بیتھن

Orang ke-3

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 17

rumah anda (untuk 1 orang laki-laki) = بیتك

rumah kalian (untuk 2 orang laki-laki) = بیتكما

rumah kalian (untuk 3 atau lebih orang laki-laki) = بیتكم

rumah anda (untuk 1 orang perempuan) = بیتك

rumah kalian (untuk 2 orang perempuan) = بیتكما

rumah kalian (untuk 3 atau lebih orang perempuan) = بیتكن

rumah saya (untuk 1 orang laki-laki atau perempuan) = بیتي

rumah kami (untuk 2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan) = بیتنا

Kata بیت bisa diganti menjadi قلم ,كتاب, dan yang lainnya. Misal, kata بیت kita ganti menjadi كتاب (buku), maka bentuknya seperti ini:

كتابـهم كتابـهما كتابه

كتابـهن كتابـهما كتابـها

كتابكم كتابكما تابك ك

كتابكن كتابكما كتابك

كتابـنا كتابي

9. Dhamir Khafdhin bil-Harf (ضمیر خفض بالحرف)

Dhamir khafdhin (khafadh) bil-harf ini mirip dengan dhamir khafdhin bil-idhafah, terutama dari sisi posisi dhamir ini dalam i’rab, yaitu majrur. Bedanya, dalam dhamir khafdhin bil-idhafah, kata sebelum dhamir merupakan isim, dan gabungan isim + dhamir tersebut dinamakan idhafah, sedangkan dalam dhamir khafdhin bil-harf, kata sebelum dhamir merupakan harf jar, dan gabungan harf jar + dhamir sering disebut jar majrur.

Harf jar merupakan salah satu jenis harf2 yang berfungsi me-majrur-kan isim setelahnya. Harf jar yang dihubungkan dengan dhamir –sebagaimana disebutkan di Kitabut Tashrif- adalah:

من ، إلى ، عن ، على ، في ، ب ، لBerikut makna masing-masing harf jar, beserta contohnya dalam kalimat, agar bisa dipahami penggunaannya masing-masing:

(Saya mendengar suara dari langit) سمعت صوتا من السماء :Dari. Contohnya dalam kalimat = من

Kembalilah kepada keluarga) ارجعوا إلى أھلیكم فعلموھم :Ke/Kepada. Contohnya dalam kalimat = إلىkalian, dan ajarilah mereka)

(Beritahukanlah aku tentang Islam) أخبرني عن اإلسالم :Dari/Tentang. Contohnya dalam kalimat = عن

ي اإلسالم على خمسبن :Di atas/Atas. Contohnya dalam kalimat = على (Islam dibangun atas 5 perkara)

Yang membunuh dan yang) القاتل والمقتول في النار :Di/Di dalam. Contohnya dalam kalimat = فيdibunuh sama-sama di neraka)

2 Harf (jamak/plural-nya ‘huruf’), merupakan salah satu dari jenis kata dalam bahasa Arab. Selain harf, ada juga isim dan fi’il.

Orang ke-2

Orang pertama

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 18

ناإلیمان معرفة بالقلب، وقول باللسان، وعمل باألركا :Dengan. Contohnya dalam kalimat = ب (Iman itu mengenal dengan hati, dikatakan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan)

(Di dalamnya terdapat obat bagi manusia) فیھ شفاء للناس :Bagi. Contohnya dalam kalimat = ل

Dhamir dalam dhamir khafdhin bil-harf jumlahnya ada 14, sebagaimana dhamir pada umumnya, jadi di sini saya tidak perlu lagi menjelaskan maknanya secara rinci. Di sini saya hanya akan menyebutkan bentuk-bentuk dhamir khafdhin bil-harf secara rinci, tanpa menjelaskan makna masing-masing lagi.

هما منه هم منـ هما عنه منـ هم عنـ عنـ

ها هما منـ هن منـ ها منـ هما عنـ هن عنـ عنـ

عنكم عنكما عنك منكم منكما منك

عنكن عنكما عنك منكن منكما منك

عنا عني منا مني

*

عليهم عليهما عليه إليهم هماإلي إليه

ها ها إليهن إليهما إليـ عليهن عليهما عليـ

عليكم عليكما عليك إليكم إليكما إليك

عليكن عليكما عليك إليكن إليكما إليك

نا إلي نا علي إليـ عليـ

*

بهم بهما به فيهم فيهما فيه

ها بهن بهما بها فيهن فيهما فيـ

بكم بكما بك فيكم فيكما فيك

بكن بكما بك فيكن فيكما فيك

نا في بنا بي فيـ

*

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 19

لهم لهما له

لهن لهما لها

لكم لكما لك

لكن لكما لك

لنا لي

* Keterangan:

Membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2, dan seterusnya.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 20

HURUF DAN KATA

HURUF

Huruf dalam bahasa Arab disebut harf (الحرف). Dan sebagaimana kita ketahui, huruf atau harf merupakan bagian dari kata, atau penyusun kata. Dengan ungkapan lain, kata adalah kumpulan huruf-huruf.

Contoh huruf adalah:

ح –ف –ت –ي –ب

Huruf-huruf ini belum mempunyai arti khusus. Jumlah huruf dalam bahasa Arab ada 28, dan disebut dengan huruf hijaiyyah.

Pembagian Huruf

Dalam ilmu nahwu, dikenal juga istilah huruf, tapi bukan huruf hijaiyyah seperti yang saya jelaskan di atas. Jadi, dari sini bisa kita katakan, huruf dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Harf hijaiyy (حرف ھجائي)

Harf hijaiyy ini adalah huruf hijaiyyah yang saya jelaskan di atas. Ia merupakan unsur penyusun suatu kata. Harf hijaiyy ini disebut juga dengan harf mabani (حرف مباني).

2. Harf ma’ani (حرف معاني)

Harf ma’ani adalah huruf-huruf yang telah memiliki makna, walaupun tidak juga bisa berdiri sendiri. Harf ma’ani ini bukan penyusun kata, ia bahkan adalah salah satu jenis kata dalam bahasa Arab.

Contoh harf ma’ani:

(apabila)إذا - (dari)من – (kemudian) ثم – (atau)أو – (dan)و

Harf ma’ani ini adalah salah satu dari tiga jenis kata dalam bahasa Arab.

***

KATA

Kata dalam bahasa Arab disebut kalimah (الكلمة). Dan jangan terkecoh atas kemiripannya dengan kata ‘kalimat’ dalam bahasa Indonesia. ‘Kalimat’ dalam bahasa Indonesia itu terdiri atas beberapa kata, sedangkan kalimah dalam bahasa Arab itu artinya adalah ‘kata’.

Contoh kalimah:

ت ي بـ لا : rumah ; يكتب : menulis ; إلى : ke

dari : من ; membaca : قـرأ ; sekolah : مدرسة

Lafazh ب (dengan) dan و (dan) dianggap kalimah, walaupun ia hanya terdiri dari satu huruf, karena

ia sudah memiliki makna.

Pembagian Kalimah

Kalimah atau kata dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Isim (اإلسم)

Isim adalah kata yang memiliki makna dengan sendirinya dan tidak terikat dengan waktu.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 21

Maksud ‘memiliki makna dengan sendirinya’ adalah, walaupun isim itu tidak bersandar pada kata lain, atau tidak berada dalam kalimat, kita tetap bisa memahami maknanya secara jelas. Dan maksud ‘tidak terikat dengan waktu’ adalah dalam isim tidak ada perbedaan penyebutan dan makna yang dihubungkan dengan waktu tertentu, seperti waktu lampau, sekarang dan akan datang, hal ini berbeda dengan fi’il.

Isim mencakup kata benda, tempat, sifat, nama orang, hewan, bilangan, dan lainnya.

Contoh isim:

Turki : تـركيا ; siswa : تلميذ ; Muhammad : محمد

ر ; Maryam : مريم تـ singa : أسد ; Buku tulis : دفـ

2. Fi’il (الفعل)

Fi’il adalah kata yang memiliki makna dengan sendirinya dan terikat dengan waktu.

Maksud ‘memiliki makna dengan sendirinya’ adalah, walaupun fi’il itu tidak berada dalam kalimat, kita tetap bisa memahami maknanya secara jelas. Dan maksud ‘terikat dengan waktu’ adalah dalam fi’il dibedakan penyebutan dan makna karena perbedaan waktu, seperti waktu lampau, sekarang dan akan datang. Jadi fi’il memiliki bentuk tersendiri untuk yang waktu lampau, sekarang maupun yang akan datang. Ini sebenarnya sudah disinggung saat membahas ilmu sharaf.

Fi’il dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja, walaupun tetap ada perbedaan antara fi’il dalam bahasa Arab dengan ‘kata kerja’ dalam bahasa Indonesia. Penjelasan rincinya insyaAllah akan disampaikan pada waktunya.

Contoh fi’il:

!tulislah : اكتب ; sedang menulis : يكتب ; telah menulis : كتب

رأ ; sedang membaca : يـقرأ ; telah membaca : قـرأ !bacalah : اقـ

3. Harf (الحرف)

Harf (maksudnya harf ma’ani) adalah kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika bersambung dengan kata yang lain.

Harf dalam bahasa Indonesia disebut kata sambung, kata bantu, atau yang semisalnya.

Contoh harf:

dan : و ; kemudian : ثم ; dari : من

jika : إن ; atau : أو ; apabila : إذا

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 22

WAZAN DAN MAWZUN Dalam bahasa Arab, ada pola-pola kata tertentu yang menjadi acuan kata lain. Pola-pola inilah yang dipelajari dalam ilmu sharaf. Dengan menguasai pola-pola tersebut, dan mengetahui kata mana saja yang mengikuti pola tersebut, maka mudah bagi kita untuk membaca teks kata dalam bahasa Arab, sekaligus memahami maknanya. Di sinilah pembahasan wazan-mawzun (الوزن والموزون).

Wazan secara bahasa berarti timbangan. Di sini maksudnya adalah pola-pola standar yang dijadikan acuan bagi kata-kata dalam bahasa Arab. Sedangkan mawzun adalah kata-kata dalam bahasa Arab yang mengikuti timbangan atau pola-pola standar tersebut.

Contoh:

Wazan Mawzun Wazan Mawzun

عل فـعل أفـ

Perhatikan ini:

فـعل

نصر

Perhatikan ini:

مفعول

منصور

Untuk lebih jelasnya, silakan perhatikan contoh-contoh berikut ini:

عل فـعل يـفعل نافـ

صرنان نصر يـنصر

نصر ضرب أنـزل جلس

أرسل أكرم

Keterangan:

Huruf nun pada kata nashara (mawzun) mengikuti huruf fa’ pada kata fa’ala

(wazan).Huruf shad mengikuti huruf ‘ain, dan huruf ra’ mengikuti huruf lam. Karena

nun mengikuti huruf fa’, ia dikatakan fa’ fi’il, shad dikatakan ‘ain fi’il, dan ra’

dikatakan lam fi’il.

Keterangan:

Coba bandingkan dengan perbandingan maf’ulun-manshurun di samping, dengan perbandingan fa’ala-nashara sebelumnya. Di perbandingan maf’ulun-manshurun, huruf nun tetap mengikuti huruf fa’, huruf shad tetap mengikuti huruf ‘ain, dan huruf ra’ tetap mengikuti huruf lam. Hal ini karena tiga huruf di atas merupakan huruf asli dalam wazan-mawzun, sedangkan huruf sisanya merupakan huruf tambahan (za-idah).

Pada contoh di samping, yang merupakan tambahan adalah huruf mim dan huruf

waw. Huruf mim dan huruf waw itu ada pada wazan sebagai za-idah, dan pada

mawzun juga ada tanpa diubah hurufnya.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 23

Penjelasan Lanjutan

Dalam bahasa Arab, ada akar kata, dan ada kata yang merupakan turunan dari akar kata tersebut. Akar kata dalam bahasa Arab adalah fi’il madhi untuk kata ganti orang ke-3 laki2 tunggal (ingat pelajaran sebelumnya). Misalnya adalah nashara, dharaba, jalasa, dst.

Akar kata dalam bahasa Arab ada yang terdiri dari 3 huruf, dan ada yang terdiri dari 4 huruf. Yang 4 huruf ini jumlahnya sedikit.

Nah, hubungannya dengan wazan-mawzun, istilah fa’ fi’il mengacu pada huruf pertama dalam fi’il madhi (orang ke-3 laki-laki tunggal), ‘ain fi’il mengacu pada huruf kedua dalam fi’il madhi, dan lam fi’il mengacu pada huruf ketiga. Jika fi’il madhinya terdiri dari 4 huruf, maka huruf ke-3 disebut lam fi’il pertama, dan huruf ke-4 disebut lam fi’il kedua.

Jika ada tambahan huruf pada selain bentuk fi’il madhi (orang ke-3 laki-laki tunggal), maka huruf tambahan itu dinamakan za-idah. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat kembali beberapa contoh di atas.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 24

BINA’ Kali ini kita akan membahas tentang bina’ (البناء). Bina’ di sini maksudnya adalah bangunan suatu kata dalam bahasa Arab. Ditinjau dari huruf-huruf penyusunnya, kata-kata dalam bahasa Arab terdiri dari beberapa bina’, yaitu:

1. Shahih (صحيح)

Bina’ shahih adalah jika suatu kata fa’ fi’il, ‘ain fi’il, dan lam fi’il-nya bukan huruf ‘illat. Huruf ‘illat adalah huruf alif (ا), waw (و), dan ya (ي). Bina’ shahih terdiri dari tiga macam, yaitu:

(a) Mudha’af (مضاعف)

Yaitu kata yang ‘ain fi’il dan lam fi’il-nya terdiri dari huruf yang sama, sehingga ‘ain fi’il-nya

dimasukkan ke lam fi’il, dan dibaca dengan tasydid. Misalnya adalah kata: فـر (lari), رد (membalas),

dan lain-lain. Mudha’af secara bahasa artinya kembar atau ganda.

(b) Mahmuz (مهموز)

Yaitu kata yang fa’ fi’il, ‘ain fi’il, atau lam fi’il-nya terdapat huruf hamzah. Perlu diketahui bahwa hamzah (ھمزة) dengan alif (ألیف) itu berbeda. Hamzah berharakat (dhammah, fathah, kasrah atau sukun), sedangkan alif tidak berharakat dan biasanya berfungsi memanjangkan bacaan huruf

sebelumnya. Misal mahmuz pada fa’ fi’il: أخذ (mengambil); pada ‘ain fi’il: سأل (bertanya); pada lam

fi’il: قـرأ (membaca). Mahmuz secara bahasa artinya dihamzahkan.

(c) Salim (سالم)

Yaitu kata yang termasuk bina’ shahih yang di dalamnya tidak terdapat huruf kembar maupun

hamzah. Misalnya: نصر (menolong), ضرب (memukul), dan فـتح (membuka). Salim secara bahasa

artinya yang selamat.

2. Ghairu Shahih ( صحيح غير )

(a) Mitsal (مثال)

Bina’ mitsal yaitu jika suatu kata fa’ fi’il-nya terdiri dari huruf ‘illat. Contohnya adalah: صل و (sampai),

.Mitsal secara bahasa artinya serupa .(kotor) وسخ dan ,(meletakkan) وضع

(b) Ajwaf (أجوف)

Bina’ ajwaf yaitu jika suatu kata ‘ain fi’il-nya terdiri dari huruf ‘illat. Contohnya adalah: باع (menjual),

.Ajwaf secara bahasa artinya kosong di tengah .(mengelilingi) طاف dan ,(berkata) قال

(c) Naqish (ناقص)

Bina’ naqish yaitu jika suatu kata lam fi’il-nya terdiri dari huruf ‘illat. Contohnya adalah: رمى

(melempar), دعا (memanggil), dan رعى (memelihara). Naqish secara bahasa artinya yang kurang.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 25

(d) Lafif (لفيف)

Bina’ lafif yaitu jika suatu kata ‘ain fi’il dan lam fi’il-nya terdiri dari huruf ‘illat. Contohnya adalah: روى

(meriwayatkan), نـوى (berniat), dan كوى (menyetrika). Lafif secara bahasa artinya yang dilipat.

Terkadang orang menamakan bina’ lafif ini dengan lafif maqrun (lafif yang bergandengan).

(e) Multawi (ملتوي)

Bina’ multawi yaitu jika suatu kata fa fi’il dan lam fi’il-nya terdiri dari huruf ‘illat. Contohnya adalah:

Multawi secara bahasa artinya yang .(melukis) وشى dan ,(mewahyukan) وحى ,(memelihara) وقى

melilit. Terkadang orang menamakan bina’ multawi ini dengan lafif mafruq (lafif yang terpisah).

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 26

TANDA-TANDA ISIM, FI’IL DAN HARF

TANDA-TANDA ISIM

Dalam kitab al-Muyassar fi ‘Ilm an-Nahwi disebutkan beberapa tanda isim, yaitu sebagai berikut:

1. Berakhiran kasrah, seperti:

ب ، ر ، اهللا م ي ح لر ا

2. Berakhiran tanwin, seperti:

رجل ، نصرا، ولد

3. Diawali dengan alif lam (ال), seperti:

السمك ، القمر ، األستاذ

4. Didahului oleh huruf jar, seperti:

من األرض ، على الكرسي ، إلى المسجد

5. Menunjukkan nama orang, benda atau tempat, seperti:

ورة ، فاطمة غانا، سبـ

Huruf jar ada 9, yaitu:

ن م (1) (dari), contohnya: من اهللا ، من الناس ، من األرض

و :contohnya ,(ke) إلى (2) ق إلى المسجد ، إلى المدرسة ، إلى الس

عن النبي ، عن علي ، عن عائشة :contohnya ,(dari) عن (3)

على المكتب ، على األرض ، على الحق :contohnya ,(di atas) على (4)

يت ، في المسجد ، فيه :contohnya ,(di dalam) في (5) في البـ

رب رجل كريم ، رب رجل عالم :contohnya ,(banyak/sedikit) رب (6)

بالقلم ، بالمرسم ، بسم :contohnya ,(dengan) بـــ (7)

عام :contohnya ,(seperti) كــــ (8) كالقمر ، كاألسد ، كاألنـ

نات ، ل :contohnya ,(kepunyaan) لــــ (9) لمدرس لله ، للبـ

***

TANDA-TANDA FI’IL

Dalam kitab al-Muyassar fi ‘Ilm an-Nahwi disebutkan beberapa tanda fi’i, yaitu sebagai berikut:

1. Diawali lafazh د ق (sungguh), seperti:

قد قامت الصالة

2. Diawali huruf س (sin), seperti:

سأرجع ، سيذهب

3. Diawali huruf سوف (saufa), seperti:

سوف تـعلمون

4. Berakhiran ta’ ta’nits sakinah ( ت), seperti:

قالت ، جاءت

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 27

Keterangan:

.artinya ‘akan’ dalam waktu dekat س .1

.artinya ‘akan’ dalam waktu jauh (masih lama) سوف .2

3. Ta’ ta’nits sakinah itu maksudnya huruf ta’ di akhir suatu fi’il, yang menunjukkan pelaku pekerjaan tersebut seorang wanita (muannats), dan sakinah maksudnya huruf ta’ tersebut di-sukun.

4. Cara lain untuk mengetahui fi’il adalah dengan melihat makna kata tersebut. Jika menunjukkan ‘kata kerja’, maka ia kemungkinan adalah fi’il.

***

TANDA-TANDA HARF

Harf tidak memiliki tanda khusus. Untuk mengetahui harf, ada dua cara:

1. Semua harf dihafal tanpa kecuali. Ini adalah cara yang paling efektif. Kalau sudah hafal, sangat kecil kemungkinan kita keliru identifikasi.

2. Dilihat apakah suatu kata memiliki tanda-tanda isim atau fi’il, jika tidak ada tanda keduanya, kemungkinan itu adalah harf.

***

CARA LAIN UNTUK MENGIDENTIFIKASI ISIM DAN FI’IL

Ada cara lain untuk mengetahui apakah suatu kata termasuk isim atau fi’il, dan cara ini –menurut saya– sangat efektif, yaitu dengan melihat timbangan (wazan) sharafnya.

Dari 12 tashriful ushul (akan ada pembahasannya nanti), timbangan fi’il madhi (ma’ruf dan majhul), fi’il mudhari’ (ma’ruf dan majhul), fi’il amr dan fi’il nahyi berarti fi’il. Semua kata yang mengikuti timbangan ini bisa dipastikan adalah fi’il.

Sedangkan timbangan mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, isim zaman, isim makan dan isim alat adalah isim, dan semua kata yang mengikuti timbangan ini bisa dipastikan adalah isim.

Misalnya kata يضرب , ia mengikuti wazan fi’il mudhari’ ma’ruf, yaitu يـفعل , maka bisa kita pastikan kata

yadhribu adalah fi’il. Misal lain kata مسجد , ia mengikuti wazan isim makan, maka ia adalah isim.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 28

TASHRIFUL USHUL

PENGANTAR

Sekarang kita akan membahas tentang tashriful ushul (تصریف األصول). Sebagaimana telah disebutkan

sebelumnya, ilmu sharaf (dalam istilah lain disebut tashrif) adalah ilmu yang mempelajari perubahan

bentuk-bentuk kata mengikuti pola-pola yang ada. Nah, pola-pola kata inilah yang dipelajari di sini.

Dinamakan tashriful ushul karena ia menjadi pokok (ushul) atau dasar dari pola-pola kata yang menjadi

turunannya. Dalam kitab yang kita gunakan, yaitu Kitabut Tashrif, jumlah tashriful ushul ada 12, yaitu:

1. Fi’il madhi ma’ruf ( المعروفالفعل الماضي ) 7. Fi’il nahyi (فعل النھي)

2. Fi’il mudhari’ ma’ruf (الفعل المضارع المعروف) 8. Isim zaman (اسم الزمان)

3. Mashdar (المصدر) 9. Isim makan (اسم المكان)

4. Isim fa’il (اسم الفاعل) 10. Isim alat (اسم اآللة)

5. Isim maf’ul (اسم المفعول) 11. Fi’il madhi majhul (الفعل الماضي المجھول)

6. Fi’il amr (فعل األمر) 12. Fi’il mudhari’ majhul (الفعل المضارع المجھول)

Di kitab lain, tashriful ushul ini kadang disebut dengan tashrif ishthilahi (التصریف اإلصطالحي).

Berikut 12 tashriful ushul yang dimaksud:

افعل مفعول فاعل فـعال عل يـف فـعل

يـفعل فعل مفعل مفعل مفعل ال تـفعل

Keterangan:

(1) Urutan membacanya baris pertama dari kanan ke kiri, baru kemudian baris kedua dari kanan ke kiri

juga.

(2) fa’ala adalah fi’il madhi ma’ruf, yaf’ilu adalah fi’il mudhari’ ma’ruf, fa’lan adalah mashdar, dan demikian

seterusnya sesuai urutan, sampai yang terakhir yuf’alu yang merupakan fi’il mudhari’ majhul.

(3) Contoh di atas merupakan wazan untuk tashriful ushul, sedangkan mawzun-nya bisa berupa kata ضرب,

.dan yang lainnya ,كسر

DEFINISI MASING-MASING TASHRIFUL USHUL

1. Fi’il madhi ma’ruf

Fi’il madhi maksudnya adalah kata kerja bentuk lampau. Sedangkan ma’ruf maksudnya adalah pelaku dari

kata kerja tersebut diketahui (dan dipahami dalam kalimat). Lawan dari ma’ruf adalah majhul.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 29

Misal dalam kalimat:

رأ أحمد القرآن قـ

Artinya: “Ahmad telah membaca al-Qur’an.”

2. Fi’il mudhari’ ma’ruf

Fi’il mudhari’ maksudnya adalah kata kerja bentuk sekarang atau akan datang. Sedangkan ma’ruf

maksudnya adalah pelaku dari kata kerja tersebut diketahui (dan dipahami dalam kalimat). Lawan dari

ma’ruf adalah majhul.

Misal dalam kalimat:

حمزة الكلب يضرب

Artinya: “Hamzah sedang memukul anjing.”

3. Mashdar

Mashdar secara bahasa artinya sumber atau acuan. Dinamakan mashdar karena ia merupakan acuan dari

kata yang lain. Misal jika fi’il madhi-nya adalah ‘telah berbuat’, fi’il mudhari’-nya adalah ‘sedang berbuat’,

maka mashdar-nya adalah ‘perbuatan’. Jika fi’il madhi-nya adalah ‘telah menolong, fi’il mudhari’-nya adalah

‘sedang menolong’, maka mashdar-nya adalah ‘pertolongan’. Jika fi’il madhi-nya adalah ‘telah menulis’, fi’il

mudhari’-nya adalah ‘sedang menulis’, maka mashdar-nya adalah ‘tulisan’. Kadang mashdar oleh sebagian

orang disebut sebagai kata benda abstrak.

Misal dalam kalimat:

ار ص ن ه ت ر ج ه ت ان ك

Artinya: “Hijrahnya* adalah kemenangan.”

* Maksudnya hijrahnya ‘Umar ibn al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Ungkapan ini dinukil dari Ibn Mas’ud, dan tercantum di berbagai

kitab.

4. Isim fa’il

Isim fa’il maksudnya adalah orang yang melakukan suatu perbuatan (pelaku).

Perlu diketahui bahwa isim fa’il di sini berbeda dengan istilah fa’il dalam pembahasan ilmu nahwu nantinya.

Isim fa’il dalam ilmu tashrif terkait bentuk kata tersebut sesuai dengan pola yang ditentukan, dan tidak ada

hubungannya dengan kalimat. Sedangkan fa’il dalam ilmu nahwu tidak terkait dengan bentuk kata,

melainkan terkait dengan posisi kata tersebut dalam kalimat.

Contoh mawzun dari isim fa’il:

ساجد

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 30

Artinya: “Orang yang bersujud.”

5. Isim maf’ul

Isim maf’ul maksudnya adalah objek dari suatu perbuatan.

Perlu diketahui bahwa isim maf’ul di sini berbeda dengan istilah maf’ul bih dalam pembahasan ilmu nahwu

nantinya. Isim fa’il dalam ilmu tashrif terkait bentuk kata tersebut sesuai dengan pola yang ditentukan, dan

tidak ada hubungannya dengan kalimat. Sedangkan maf’ul bih dalam ilmu nahwu tidak terkait dengan

bentuk kata, melainkan terkait dengan posisi kata tersebut dalam kalimat.

Contoh mawzun dari isim maf’ul:

منصور

Artinya: “Yang ditolong.”

6. Fi’il amr

Fi’il amr maksudnya adalah kata kerja bentuk perintah. Saat kita ingin memerintah atau meminta seseorang

di hadapan kita melakukan suatu perbuatan, maka kita menggunakan fi’il amr ini.

Contoh mawzun dari fi’il amr:

اجلس

Artinya: “Duduklah!”

7. Fi’il nahyi

Fi’il nahyi maksudnya adalah kata kerja bentuk larangan. Saat kita ingin melarang atau meminta seseorang

di hadapan kita untuk tidak melakukan suatu perbuatan, maka kita menggunakan fi’il nahyi ini.

Contoh mawzun dari fi’il nahyi:

ال تضرب

Artinya: “Janganlah engkau pukul!”

8. Isim zaman

Isim zaman maksudnya adalah kata keterangan waktu.

Contoh mawzun dari isim zaman:

مغرب

Artinya: “Waktu terbenamnya matahari di barat.”

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 31

9. Isim makan

Isim makan maksudnya adalah kata keterangan tempat.

Contoh mawzun dari isim makan:

مسجد

Artinya: “Tempat untuk orang-orang bersujud.”

10. Isim alat

Isim alat maksudnya adalah alat untuk melakukan sesuatu.

Contoh mawzun dari isim alat:

مطبخ

Artinya: “Alat untuk memasak.”

11. Fi’il madhi majhul

Fi’il madhi maksudnya adalah kata kerja bentuk lampau. Sedangkan majhul maksudnya adalah pelaku dari

kata kerja tersebut tidak diketahui (tidak disebutkan dalam kalimat). Lawan dari majhul adalah ma’ruf.

Misal dalam kalimat:

القرآن قرأ

Artinya: “Al-Qur’an telah dibaca.”

12. Fi’il mudhari’ majhul

Fi’il mudhari’ maksudnya adalah kata kerja bentuk sekarang atau akan datang. Sedangkan majhul

maksudnya adalah pelaku dari kata kerja tersebut tidak diketahui (tidak disebutkan dalam kalimat). Lawan

dari majhul adalah ma’ruf.

Misal dalam kalimat:

الكلب يضرب

Artinya: “Anjing itu sedang dipukul.”

***

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 32

POLA TURUNAN DARI TASHRIFUL USHUL Pada materi sebelumnya sudah saya jelaskan bahwa tashriful ushul ada 12. Dan masing-masing dari 12

tashriful ushul ini memiliki pola-pola tashrif turunan, yang akan saya sebutkan setelah ini.

Sebelum masuk ke pola tashrif turunan dari tashriful ushul, perlu diketahui bahwa tashriful ushul dan

turunannya yang disebutkan di sini hanya merupakan salah satu contoh bentuk tashriful ushul dan

turunannya. Masih ada bentuk-bentuk lain yang akan saya jelaskan di materi berikutnya. Mari kita mulai

penjelasan pola-pola turunan dari tashriful ushul.

1. Tashrif Fi’il Madhi Ma’ruf ( الفعل الماضي المعروف تصریف )

Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il madhi ma’ruf:

علوا فـعال فـعل علتا فـعلت فـ علن فـ فـ

علتما فـعلت علتم فـ علتما فـعلت فـ علتن فـ فـ

علنا فـعلت فـ

Keterangan:

(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.

(b) Penjelasan masing-masing pola di atas sudah disampaikan di level 1, saat membahas dhamir raf’in

muttashil bil-madhi.

(c) Masih ada pola lain untuk fi’il madhi selain fa’ala ( فـعل), misalnya faa’ala ( فاعل), istaf’ala ( فعل استـ ), infa’ala

dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun yang berbagai ,(انـفعل )

macam juga.

2. Tashrif Fi’il Mudhari’ Ma’ruf ( الفعل المضارع المعروف تصریف )

Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il mudhari’ ma’ruf:

يـفعلن تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

نـفعل أفعل

Keterangan:

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 33

(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.

(b) Penjelasan masing-masing pola di atas sudah disampaikan di level 1, saat membahas dhamir raf’in

muttashil bil-mudhari’.

(c) Masih ada pola lain untuk fi’il mudhari’ selain yaf’ilu ( يـفعل), misalnya yufaa’ilu ( يـفاعل), yastaf’ilu ( يستـفعل),

yanfa’ilu ( فعل dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun yang ,(يـنـ

berbagai macam juga.

3. Tashrif Mashdar ( المصدر تصریف )

Berikut pola-pola tashrif turunan dari mashdar:

علين فـعال فـعالت فـ

Keterangan:

(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.

(b) Fa’lan artinya 1 perbuatan, fa’laini artinya 2 perbuatan, fa’laatin artinya 3 atau lebih perbuatan. Kalau

agak membingungkan, silakan pahami lagi makna mashdar di materi sebelumnya.

(c) Pola turunan mashdar hanya ada 3, sebagaimana contoh di atas, karena ia tidak terkait dengan orang

pertama, kedua, atau ketiga.

(c) Masih ada pola lain untuk mashdar selain fa’lan ( فـعال), misalnya mufaa’alatan ( مفاعلة), istif’aalan ( استفعاال),

infi’aalan ( انفعاال), dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun yang

berbagai macam juga.

4. Tashrif Isim Fa’il ( اسم الفاعل تصریف )

Berikut pola-pola tashrif turunan dari isim fa’il:

فاعالت فاعلتان فاعلة فاعلون فاعالن فاعل

Keterangan:

(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.

(b) Pola turunan isim fa’il hanya ada 6, sebagaimana contoh di atas, karena ia tidak terkait dengan orang

pertama, kedua, atau ketiga.

(c) Faa’ilun ( فاعل) artinya ‘1 orang pelaku (lk2)’, faa’ilaani ( فاعالن) artinya ‘2 orang pelaku (lk2)’, faa’iluuna

artinya ‘1 orang pelaku (pr)’, faa’ilataani (فاعلة ) artinya ‘3 atau lebih orang pelaku (lk2)’, faa’ilatun (فاعلون )

.’artinya ‘3 atau lebih orang pelaku (pr) (فاعالت ) artinya ‘2 orang pelaku (pr)’, dan faa’ilaatun (فاعلتان )

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 34

(d) Masih ada pola lain untuk isim fa’il selain faa’ilun ( فاعل), misalnya mufaa’ilun ( مفاعل), mustaf’ilun

فعل ) munfa’ilun ,(مستـفعل ) dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki ,(منـ

mawzun yang berbagai macam juga.

5. Tashrif Isim Maf’ul ( اسم المفعول تصریف )

Berikut pola-pola tashrif turunan dari isim maf’ul:

مفعوالت مفعولتان مفعولة مفعولون مفعوالن ل مفعو

Keterangan:

(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.

(b) Pola turunan isim maf’ul, sebagaimana isim fa’il, hanya ada 6, karena ia tidak terkait dengan orang

pertama, kedua, atau ketiga.

(c) Maf’uulun ( مفعول) artinya ‘1 objek (lk2)’, maf’uulaani ( مفعوالن) artinya ‘2 objek (lk2)’, maf’uuluuna

) artinya ‘1 objek (pr)’, maf’uulataani (مفعولة ) artinya ‘3 atau lebih objek (lk2)’, maf’uulatun (مفعولون ) تان مفعول )

artinya ‘2 objek (pr)’, dan maf’uulaatun ( مفعوالت) artinya ‘3 atau lebih objek (pr)’.

(d) Masih ada pola lain untuk isim maf’ul selain maf’uulun ( مفعول), misalnya mufaa’alun ( مفاعل), mustaf’alun

فعل ) munfa’alun ,(مستـفعل ) dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki ,(منـ

mawzun yang berbagai macam juga.

6. Tashrif Fi’il Amr ( فعل األمر تصریف )

Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il amr:

افعلن افعال افعلي افعلوا افعال افعل

Keterangan:

(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.

(b) Penjelasan masing-masing pola di atas sudah disampaikan di level 1, saat membahas dhamir raf’in

muttashil bil-amr.

(c) Masih ada pola lain untuk fi’il amr selain if’il ( افعل), misalnya faa’il ( فاعل), istaf’il ( استـفعل), infa’il ( انـفعل),

dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun yang berbagai macam juga.

7. Tashrif Fi’il Nahyi ( فعل األمر تصریف )

Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il nahyi:

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 35

ال تـفعلن ال تـفعال ال تـفعلي ال تـفعلوا ال تـفعال ال تـفعل

Keterangan:

(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.

(b) Penjelasan masing-masing pola di atas sudah disampaikan di level 1, saat membahas dhamir raf’in

muttashil bin-nahyi.

(c) Masih ada pola lain untuk fi’il nahyi selain laa taf’il ( ال تـفعل), misalnya laa tufaa’il ( ال تـفاعل), laa tastaf’il ( ال

dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki ,(ال تـنـفعل ) laa tanfa’il ,(تستـفعل

mawzun yang berbagai macam juga.

8. Tashrif Isim Zaman ( اسم الزمان تصریف )

Berikut pola-pola tashrif turunan dari isim zaman:

مفاعل مفعالن مفعل

Keterangan:

(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.

(b) Pola turunan isim zaman hanya ada 3, sebagaimana contoh di atas, karena ia tidak terkait dengan orang

pertama, kedua, atau ketiga, dan tidak terbagi menjadi mudzakkar (laki-laki) dan muannats (perempuan).

Maksudnya kadang ia mudzakkar saja, dan bisa jadi muannats saja.

(c) Maf’ilun ( فعل م ) artinya ‘1 waktu/masa terjadinya perbuatan’, maf’ilaani ( مفعالن) artinya ‘2 waktu/masa

terjadinya perbuatan’, mafaa’ilu ( مفاعل) artinya ‘3 atau lebih waktu/masa terjadinya perbuatan’.

(d) Masih ada pola lain untuk isim zaman selain maf’ilun ( مفعل), misalnya maf’alun ( مفعل), mufaa’alun

dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun ,(مفتـعل ) mufta’alun ,(مفاعل )

yang berbagai macam juga.

9. Tashrif Isim Makan ( اسم المكان تصریف )

Tashrif isim makan sama dengan tashrif isim zaman. Bedanya hanyalah isim zaman bermakna ‘waktu/masa

terjadinya perbuatan’, sedangkan isim makan bermakna ‘tempat terjadinya perbuatan’.

10. Tashrif Isim Alat ( اسم اآللة تصریف )

Berikut pola-pola tashrif turunan dari isim alat:

مفاعل مفعالن مفعل

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 36

Keterangan:

(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.

(b) Pola turunan isim alat hanya ada 3, sebagaimana contoh di atas, karena ia tidak terkait dengan orang

pertama, kedua, atau ketiga, dan tidak terbagi menjadi mudzakkar (laki-laki) dan muannats (perempuan).

Maksudnya kadang ia mudzakkar saja, dan bisa jadi muannats saja.

(c) Isim alat hanya terdapat pada tsulatsi mujarrad muta’addi. Tsulatsi mujarrad maksudnya adalah pola

tashrif yang akar katanya (fi’il madhi dhamir huwa) terdiri dari tiga huruf. Muta’addi maksudnya fi’il dalam

pola tashrif tersebut memerlukan adanya objek. Fi’il ada yang memerlukan objek, misal ‘memukul’, ia perlu

objek yang dipukul, ada juga yang tidak perlu objek, misal ‘berdiri’.

(c) Mif’alun ( فعل م ) artinya ‘1 alat untuk melakukan perbuatan’, mif’alaani ( مفعالن) artinya ‘2 alat untuk

melakukan perbuatan’, mafaa’ilu ( مفاعل) artinya ‘3 atau lebih alat untuk melakukan perbuatan’.

(d) Ada pola lain dari isim alat seperti:

مفاعل لتان مفع مفعلة

مفاعيل مفعاالن مفعال

11. Tashrif Fi’il Madhi Majhul ( الفعل الماضي المجھول تصریف )

Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il madhi majhul:

فعلن فعلتا فعلت فعلوا فعال فعل

فعلتن فعلتما فعلت م فعلت فعلتما فعلت

فعلنا فعلت

Keterangan:

(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.

(b) Penjelasan fi’il madhi majhul sama dengan fi’il madhi ma’ruf. Bedanya ma’ruf itu kata kerja aktif,

misalnya ‘memukul’, ‘menolong’ dan ‘melihat’, sedangkan majhul itu kata kerja pasif, misalnya ‘dipukul’,

‘ditolong’ dan ‘dilihat’.

(c) Masih ada pola lain untuk fi’il madhi majhul selain fu’ila ( ل ع ف ), misalnya fuu’ila ( فـوعل), ustuf’ila ( استـفعل),

unfu’ila ( انـفعل), dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun yang

berbagai macam juga.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 37

12. Tashrif Fi’il Mudhari’ Majhul ( الفعل المضارع المجھول تصریف )

Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il mudhari’ majhul:

يـفعلن تـفعالن ل تـفع يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

عل نـفعل أفـ

Keterangan:

(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.

(b) Penjelasan fi’il mudhari’ majhul sama dengan fi’il mudhari’ ma’ruf. Bedanya ma’ruf itu kata kerja aktif,

misalnya ‘memukul’, ‘menolong’ dan ‘melihat’, sedangkan majhul itu kata kerja pasif, misalnya ‘dipukul’,

‘ditolong’ dan ‘dilihat’.

(c) Masih ada pola lain untuk fi’il mudhari’ majhul selain yuf’alu ( يـفعل), misalnya yufaa’alu ( فاعل يـ ), yustaf’alu

فعل ) yunfa’alu ,(يستـفعل ) dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun ,(يـنـ

yang berbagai macam juga.

----------

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 38

KALIMAT (الجملة المفیدة)

Jumlah mufidah atau dengan istilah lain kalam (الكالم) adalah susunan atau gabungan beberapa kata yang

memiliki makna sempurna.

Pada dasarnya, jumlah mufidah ini tidak berbeda dengan ‘kalimat’ dalam bahasa Indonesia, selain

susunannya yang memang punya ketentuan tersendiri.

Contoh Jumlah Mufidah

ض ي ر م و ه (Dia sakit)

(Anda seorang guru) أنت أستاذ

(Aisyah sedang membaca al-Qur’an) تـقرأ عائشة القرآن

(Ahmad sedang shalat di masjid) يصلى أحمد في المسجد

Pembagian Jumlah Mufidah

Jumlah mufidah atau kalimat dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Jumlah ismiyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim. Maksudnya kata pertama dalam kalimat

tersebut adalah isim.

Contoh:

(Ali sakit) علي مريض

(Ahmad bepergian) أحمد مسافر

(Ayahku sedang membaca al-Qur’an) أبي يـقرأ القرآن

Contoh-contoh di atas termasuk jumlah ismiyyah karena kata أحمد ,علي, dan أبي adalah isim.

Jumlah ismiyyah disusun oleh mubtada’ (مبتدأ) dan khabar (خبر). Kata pertama disebut mubtada’, dan

yang setelahnya disebut khabar. InsyaAllah pada waktunya akan dirincikan.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 39

2. Jumlah fi’liyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan fi’il. Maksudnya kata pertama dalam kalimat

tersebut adalah fi’il.

Contoh:

(Ali sakit) مرض علي

(Ahmad bepergian) سافـر أحمد

لقرآن يـقرأ أبي ا (Ayahku sedang membaca al-Qur’an)

Contoh-contoh di atas termasuk jumlah fi’liyyah karena kata سافـر ,مرض, dan يـقرأ adalah fi’il.

Jumlah fi’liyyah disusun oleh fi’il (فعل) dan fa’il (فاعل), kadang juga ditambah dengan maf’ul bih ( مفعول

هب ). Kata pertama adalah fi’il, kemudian dilanjutkan dengan fa’il dan maf’ul bih, walaupun kadang bisa juga

susunannya terbalik. InsyaAllah pada waktunya akan dirincikan.

Keterangan Tambahan

Jumlah mufidah adalah susunan kata (kalimat) yang memiliki makna sempurna. Maksudnya, ketika kita

mengucapkan atau menulis sebuah jumlah mufidah, orang yang kita ajak bicara atau membaca tulisan kita

memahami dengan sempurna informasi apa yang kita berikan.

Jumlah mufidah minimal terdiri dari dua kata. Dalam jumlah ismiyyah, kata pertama menjadi mubtada’

sedangkan kata kedua menjadi khabar. Dan dalam jumlah fi’liyyah, kata pertama menjadi fi’il sedangkan

kata kedua menjadi fa’il.

Namun, tidak berarti setiap susunan dua kata bisa disebut jumlah mufidah. Misal ungkapan المدرسة من

(dari sekolah), walaupun terdiri dari dua kata ia tidak bisa disebut jumlah mufidah, karena informasinya

tidak lengkap.

Sedangkan ungkapan اكتب (tulislah), ia merupakan jumlah mufidah, walaupun kelihatannya ia hanya

terdiri dari satu kata. Ini karena (1) makna ungkapan tersebut sudah sempurna sebagai sebuah kalimat, dan

(2) ungkapan tersebut sebenarnya terdiri dari dua kata, karena ada dhamir أنت yang tersembunyi.

Demikian juga untuk ungkapan اقـرأ (bacalah), اجلس (duduklah) dan اسمع (dengarkanlah).

***

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 40

I’RAB DAN BINA Perhatikan contoh kalimat-kalimat berikut ini:

مررت برجل رأيت رجال جاء رجل

* Lihatlah kata رجل pada kalimat pertama, huruf terakhirnya (huruf lam) berharakat dhammatain,

sedangkan pada kalimat kedua berharakat fathatain, dan pada kalimat ketiga berharakat kasratain.

Mengapa harakat huruf terakhirnya bisa berubah-ubah? Jawabannya adalah karena (1) posisi kata tersebut

dalam kalimat, dan/atau (2) adanya ‘amil yang berada sebelum kata tersebut.

Pada contoh di atas, kata rajul di kalimat pertama berposisi sebagai fa’il (subjek), sedangkan di kalimat

kedua berposisi sebagai maf’ul bih (objek), dan di kalimat ketiga ia kemasukan ‘amil, yaitu huruf jar.

***

Sekarang perhatikan kalimat-kalimat berikut ini:

يطان ا يعدكم الفقر ويأمركم بالفحشاء لش

يطان يـتخذ ومن ولي�ا من دون الله فـقد خسر خسرانا مبينا الش

يطان وال تـتبعوا خطوات إنه لكم عدو مبين الش

Keterangan: harakat huruf terakhir dari kata syaithan berubah-ubah sesuai dengan posisinya dalam kalimat

dan/atau masuknya ‘amil sebelum kata tersebut.

Perhatikan juga kalimat-kalimat berikut ini:

له ربي أمدا يجعل قل إن أدري أقريب ما توعدون أم

الله للكافرين على المؤمنين سبيال يجعل ولن

له عوجا يجعل لحمد لله الذي أنـزل على عبده الكتاب ولم ا

Keterangan: (1) Kata يجعل merupakan fi’il, (2) harakat huruf terakhir dari kata يجعل berubah-ubah sesuai

dengan posisinya dalam kalimat dan/atau masuknya ‘amil sebelum kata tersebut.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 41

INILAH YANG DISEBUT DENGAN I’RAB.

I’rab (اإلعراب) artinya perubahan. Yaitu perubahan harakat huruf terakhir pada suatu kata karena posisi

kata tersebut dalam kalimat dan/atau karena masuknya ‘amil.

Kata yang terkena perubahan harakat huruf terakhirnya ini disebut mu’rab.

***

Tidak semua jenis kata itu mu’rab. Ada kata yang berada di posisi apapun dalam sebuah kalimat, atau

masuk ‘amil padanya, ia tidak berubah harakat huruf terakhirnya.

Misalnya:

مررت بهذا رأيت هذا قال هذا

* Perhatikan kata هذا di atas. Ia tidak berubah, padahal posisinya dalam kalimat berubah-ubah dan/atau

masuk ‘amil padanya.

INILAH YANG DISEBUT DENGAN BINA’.

Bina’ (البناء) artinya tetap atau baku. Yaitu tetapnya harakat huruf terakhir pada suatu kata walaupun

posisi kata tersebut dalam kalimat berubah dan/atau ‘amil masuk padanya.

Kata yang tetap atau tidak berubah harakat huruf terakhirnya ini disebut mabni.

***

Kata yang mu’rab adalah sebagian besar isim dan sebagian besar fi’il mudhari’.

Kata yang mabni adalah sebagian isim, seluruh fi’il madhi, seluruh fi’il amr, sebagian fi’il mudhari’, dan

seluruh harf.

***

PEMBAGIAN I’RAB

I’rab terbagi kepada empat macam, yaitu:

1. Rafa’ ( عرف )

Misalnya: ت ي ، بـ ل ج ، ر اب ت ك

2. Nashab (نصب)

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 42

Misalnya: ات ي ، بـ ال ج ، ر ااب ت ك

3. Khafadh (خفض), kadang disebut juga dengan jar (جر)

Misalnya: ت ي ، بـ ل ج ، ر اب ت ك

4. Jazm (جزم)

Misalnya: لم يـولد ، لم يلد ، لم يكتب

Kata yang i’rabnya rafa’ disebut marfu’, yang i’rabnya nashab disebut manshub, yang i’rabnya

jar disebut majrur, dan yang i’rabnya jazm disebut majzum.

Dari 4 macam i’rab di atas, i’rab isim hanya ada tiga, yaitu rafa’, nashab, dan jar. I’rab fi’il juga hanya ada

tiga, yaitu rafa’, nashab, dan jazm.

Begini bagannya:

ISIM FI’IL

RAFA’ NASHAB JAR JAZM

***

Di materi-materi berikutnya, kita akan membahas apa saja isim dan fi’il yang mu’rab, dan apa saja yang

mabni. Kita juga akan membahas kapan suatu isim disebut marfu’, manshub dan majrur, demikian juga fi’il.

Dan kita juga akan membahas tanda-tanda isim yang marfu’, yang manshub, dan yang majrur, demikian

juga untuk fi’il.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 43

MACAM-MACAM ISIM MU’RAB

PENGANTAR

Di sini ini kita akan memulai pembahasan isim-isim yang mu’rab beserta tanda i’rabnya. Adapun kapan

suatu isim menjadi marfu’, manshub dan majrur akan dibahas di level berikutnya.

1. MUFRAD (المفرد)

Isim mufrad adalah isim yang menunjukkan bilangan satu (tunggal), baik orang, tempat atau benda.

Contoh:

ت بـي : satu rumah قـلم : satu pulpen

seorang muslim : مسلم seorang anak laki-laki : ولد

Tanda I’rab Isim Mufrad

1. Dalam posisi marfu’, isim mufrad tandanya adalah dhammah/dhammatain.

Contoh:

ر هذا قـلم الولد ج الس البـيت كبيـ

2. Dalam posisi manshub, isim mufrad tandanya adalah fathah/fathatain.

Contoh:

سأل النبي رجل يـقرأ أحمد القرآن كنت مريضا

3. Dalam posisi majrur, isim mufrad tandanya adalah kasrah/kasratain.

Contoh:

رسول اهللا عن جابر إلى السوق

2. MUTSANNA (المثنى)

Isim mutsanna adalah isim yang menunjukkan bilangan dua, baik orang, tempat atau benda.

Contoh:

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 44

لمان dua buah rumah : بـيتان dua buah pulpen : قـ

dua orang muslim : مسلمان dua orang anak laki-laki : ولدان

Cara Membentuk Isim Mutsanna

Isim mutsanna dibentuk dari isim mufrad ditambah akhiran ان atau ين.

Silakan lihat contoh berikut ini:

(isim mufrad) + (tambahan) = (isim mutsanna)

بـيتان = ان + بـيت

يتـين بـ = ين + بـيت

مسلمان = ان + مسلم

مسلمين = ين + مسلم

Keterangan tambahan:

1. Jika terdapat alif nun dalam bentuk mufrad-nya, maka tambahkan lagi alif nun atau ya’ nun sebagai

tanda mutsanna-nya. Contoh:

(isim mufrad) + (tambahan) = (isim mutsanna)

عثمانان = ان + عثمان

عثمانـين = ين + عثمان

2. Jika bentuk mufradnya berakhiran ta’ marbuthah (ة), maka diganti dulu dengan ta’ maftuhah (ت),

kemudian ditambah alif nun atau ya’ nun. Contoh:

(isim mufrad) + (tambahan) = (isim mutsanna)

مدرستان = ان + مدرسة

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 45

مدرستـين = ين + مدرسة

3. Kapan isim mutsanna ditambah alif nun ( ان), dan kapan ditambah ya’ nun ( ين), tergantung dari posisi

i’rab kata tersebut.

Tanda I’rab Isim Mutsanna

1. Dalam posisi marfu’, isim mutsanna tandanya adalah alif.

Contoh:

الولدان جالسان الطالبان مجتهدان

2. Dalam posisi manshub, isim mutsanna tandanya adalah ya’.

Contoh:

كانت البنتان مجتهدتـين إن الولدين راسبان

3. Dalam posisi majrur, isim mutsanna tandanya adalah ya’.

Contoh:

على قسمين من الولدين

Keterangan:

Yang dimaksud dengan alif adalah alif pada tambahan ان, dan yang dimaksud dengan ya’ adalah ya’ pada

tambahan ين. Alif dan ya’ yang menjadi tanda i’rab pada mutsanna, karena dua huruf inilah yang berubah

saat berubahnya i’rab, sedangkan huruf nun tidak berubah.

3. JAMA’ MUDZAKKAR SALIM (جمع المذكر السالم)

Secara harfiah, jama’ artinya banyak, mudzakkar artinya laki-laki, dan salim artinya selamat.

Jama’ mudzakkar salim adalah isim yang menunjukkan bilangan banyak untuk laki-laki.

Banyak dalam bahasa Arab artinya jumlah di atas 2. Jama’ mudzakkar salim disebut salim (selamat) karena

ia tidak berubah dari bentuk mufrad-nya. Bentuknya sama dengan bentuk mufrad-nya, kemudian ditambah

dengan ون atau ين.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 46

Contoh:

orang-orang musyrik (laki-laki) : مشركون orang-orang muslim (laki-laki) : مسلمون

orang-orang munafiq (laki-laki) : منافقون orang-orang kafir (laki-laki) : كافرون

Cara Membentuk Jama’ Mudzakkar Salim

Jama’ mudzakkar salim dibentuk dari isim mufrad ditambah akhiran ون atau ين.

Silakan lihat contoh berikut ini:

(isim mufrad) + (tambahan) = (jama’ mudzakkar salim)

سلمون م = ون + مسلم

مسلمين = ين + مسلم

كافرون = ون + كافر

كافرين = ين + كافر

Keterangan tambahan:

1. Jama’ mudzakkar salim bisa dibentuk dari (a) nama laki-laki, seperti محمد menjadi محمدون, dan (b)

sifat laki-laki, seperti ظالم menjadi ظالمون.

2. Tidak semua yang berakhiran ون adalah jama’ mudzakkar salim, misalnya kata يـعلمون dan تـعقلون

adalah fi’il mudhari’. Untuk membedakannya bisa dengan dua cara, yaitu: (a) fi’il mudhari’ yang berakhiran

melihat wazan sharafnya, dan cara ini yang paling efektif dan (b) , ي atau ت selalu dimulai oleh huruf ون

tepat.

3. Kapan jama’ mudzakkar salim ditambah ون, dan kapan ditambah ين, tergantung dari posisi i’rab kata

tersebut.

Tanda I’rab Jama’ Mudzakkar Salim

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 47

1. Dalam posisi marfu’, jama’ mudzakkar salim tandanya adalah waw.

Contoh:

إذا جاءك المنافقون إنما المؤمنـون إخوة

2. Dalam posisi manshub, jama’ mudzakkar salim tandanya adalah ya’.

Contoh:

إن المدرسين صائمون كان المسل مون صابرين

3. Dalam posisi majrur, jama’ mudzakkar salim tandanya adalah ya’.

Contoh:

وكان من الكافرين وأنا أول المسلمين

Keterangan:

Yang dimaksud dengan waw adalah waw pada tambahan ن و , dan yang dimaksud dengan ya’ adalah ya’

pada tambahan ين. Waw dan ya’ yang menjadi tanda i’rab pada jama’ mudzakkar salim, karena dua huruf

inilah yang berubah saat berubahnya i’rab, sedangkan huruf nun tidak berubah.

4. JAMA’ MUANNATS SALIM ( مؤنث السالمجمع ال )

Secara harfiah, jama’ artinya banyak, muannats artinya perempuan, dan salim artinya selamat.

Jama’ muannats salim adalah isim yang menunjukkan bilangan banyak untuk perempuan.

Banyak dalam bahasa Arab artinya jumlah di atas 2. Jama’ muannats salim disebut salim (selamat) karena

ia tidak berubah dari bentuk mufrad-nya. Bentuknya sama dengan bentuk mufrad-nya, kemudian ditambah

dengan ات.

Contoh:

orang-orang musyrik (perempuan) : مشركات orang-orang muslim (perempuan) : مسلمات

ت كافرا : orang-orang kafir (perempuan) منافقات : orang-orang munafiq (perempuan)

Cara Membentuk Jama’ Muannats Salim

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 48

Jama’ muannats salim dibentuk dari isim mufrad ditambah akhiran ات. Jika isim mufrad-nya berakhiran

ta’ marbuthah, maka ta’ marbuthah-nya dihilangkan dulu (diubah menjadi ta’ maftuhah).

Silakan lihat contoh berikut ini:

(isim mufrad) + (tambahan) = (jama’ mudzakkar salim)

تـعريـفات = ات + تـعريف

مسلمات = ات + مسلمة

Tanda I’rab Jama’ Muannats Salim

1. Dalam posisi marfu’, jama’ muannats salim tandanya adalah dhammah.

Contoh:

ما دامت السماوات واألرض يـوم يـقول المنافقون و المنافقات

2. Dalam posisi manshub, jama’ muannats salim tandanya adalah kasrah.

Contoh:

وهو الذي خلق السماوات واألرض كانت البـنات مج تهدات

3. Dalam posisi majrur, jama’ muannats salim tandanya adalah kasrah.

Contoh:

له ما في السماوات واألرض من الثمرات رزقا لكم

5. JAMA’ TAKSIR (جمع التكسير)

Secara harfiah, jama’ artinya banyak, dan taksir artinya pecah atau berubah.

Jama’ taksir adalah isim yang menunjukkan bilangan banyak, yang berubah dari bentuk mufrad-nya.

Contoh:

(isim mufrad) (jama’ taksir) (isim mufrad) (jama’ taksir)

[laki-laki] رجال رجل [anak laki-laki] أوالد ولد

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 49

[utusan] رسل رسول [rumah] بـيـوت بـيت

[buku] كتب كتاب [kepala] رؤوس رأس

[hari] أيام يـوم [kaki] أرجل رجل

Cara Membentuk Jama’ Taksir

Tidak ada bentuk baku dari perubahan isim mufrad menjadi jama’ taksir. Terkadang dengan ditambah

huruf tertentu, terkadang dengan dikurangi, dan kadang juga hanya dengan perubahan harakat hurufnya.

Untuk mengetahui bentuk jama’ taksir pada tiap isim mufrad secara pasti, kita harus merujuk pada kamus.

Tanda I’rab Jama’ Taksir

1. Dalam posisi marfu’, jama’ taksir tandanya adalah dhammah.

Contoh:

ها كتب قـيمة قد جاءكم رسل من قـبلي فيـ

2. Dalam posisi manshub, jama’ taksir tandanya adalah fathah.

Contoh:

ال تدخلوا بـيـوت النبي ال يـرجون أيام اهللا

3. Dalam posisi majrur, jama’ taksir tandanya adalah kasrah.

Contoh:

ناهم من كتب فصيام ثالثة أيام في الحج وما آتـيـ

6. ISIM YANG LIMA (األسماء الخمسة)

Isim yang Lima atau al-Asma’ al-Khamsah adalah kelompok isim yang sama bentuk dan perubahannya, dan

jumlahnya ada lima. Yaitu:

(ayahmu) أباك أبيك أبـوك

(saudaramu) أخاك أخيك أخوك

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 50

(iparmu) حماك حميك حموك

(mulutmu) اك ف فيك فـوك

(yang punya harta) ذا مال ذي مال ذو مال

Keterangan:

1. Dari contoh di atas, yang disebut sebagai al-Asma’ al-Khamsah adalah kata فـو ,حمو ,أخو ,أبـو, dan ذو.

Sedangkan kata ك dan مال, hanyalah tambahan.

2. Akhiran isim-isim di atas tidak harus selalu ك dan مال, boleh saja seperti:

ذو قـوة - ذو علم - أخوهم - أخوه - أبـو جهل - أبـو طالب

Syarat-Syarat Isim yang Lima

1. Dalam bentuk mufrad (tunggal). Apabila kata tersebut dalam bentuk jama’, ia tidak disebut Isim yang

Lima, seperti:

أب jama’ dari آباء

أخ jama’ dari إخوة

2. Di-idhafah-kan (menjadi mudhaf) pada kata lain, seperti أبـوك dan أخوك. Apabila tidak di-idhafah-kan,

ia tidak disebut Isim yang Lima, seperti أب dan أخ.

3. Tidak di-idhafah-kan kepada ya’ mutakallim (ياء متكلم). Ya’ mutakallim adalah dhamir yang

menunjukkan orang pertama tunggal (saya), misalnya أبي (ayahku) dan أخي (saudaraku).

Tanda I’rab al-Asma’ al-Khamsah

1. Dalam posisi marfu’, al-asma’ al-khamsah tandanya adalah waw.

Contoh:

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 51

ما كان أبو ك امرأ سوء قال أبـو بكر

2. Dalam posisi manshub, al-asma’ al-khamsah tandanya adalah alif.

Contoh:

أن كان ذا مال وبنين واذكر أخا عاد

3. Dalam posisi majrur, al-asma’ al-khamsah tandanya adalah ya’.

Contoh:

ويسألونك عن ذي القرنـين يـوم يفر المرء من أخيه

Keterangan:

Yang dimaksud dengan waw, alif dan ya’ adalah waw, alif dan ya’ pada kata ذي ,أبا ,أخو, dan semisalnya.

7. MAQSHUR (المقصور)

Isim maqshur adalah isim yang berakhiran alif lazimah (ألف الزمة).

Contoh:

عيسى - موسى - الدنـيا - الهدى - المصطفى - الفتى

Alif lazimah adalah alif yang tetap, tidak bisa berubah atau dibuang, karena ia merupakan huruf asli dari

isim tersebut. Berbeda dengan alif mutsanna, seperti ولدان , alif tersebut adalah زائدة (tambahan),

sebagai tanda mutsanna, bukan huruf asli.

Tanda I’rab Isim Maqshur

1. Dalam posisi marfu’, isim maqshur tandanya adalah dhammah muqaddarah.

Contoh:

زين للذين كفروا الحياة الدنـيا وإذ قال موسى لقومه

2. Dalam posisi manshub, isim maqshur tandanya adalah fathah muqaddarah.

Contoh:

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 52

نا موسى الكتاب والفرقان أولئك الذين اشتـروا الح ياة الدنـيا وإذ آتـيـ

3. Dalam posisi majrur, isim maqshur tandanya adalah kasrah muqaddarah.

Contoh:

في الحياة الدنـيا من بـعد موسى

Keterangan:

1. Maksud dari muqaddarah adalah diperkirakan. Jadi, dhammah muqaddarah artinya diperkirakan sebagai

dhammah, namun dhammah-nya tidak terlihat. Hal ini karena huruf akhir dari isim maqshur adalah alif, dan

alif tidak bisa diberi harakat dhammah, fathah atau kasrah. Lawan dari muqaddarah adalah zhahirah (jelas

terlihat).

2. Alif beda dengan hamzah. Alif selalu tidak berharakat, dan fungsinya hanya untuk memanjangkan bacaan

huruf sebelumnya, sedangkan hamzah berharakat.

8. MANQUSH (المنقوص)

Isim manqush adalah isim yang berakhiran ya’ lazimah (ياء الزمة), yang huruf sebelumnya berharakat

kasrah.

Contoh:

القاضي - الراعي - الزاني - الهادي

Ya’ lazimah adalah ya’ yang tetap, tidak bisa berubah atau dibuang, karena ia merupakan huruf asli dari

isim tersebut. Berbeda dengan بـيتي , أبي, dan تري .ya’ tersebut adalah ya’ mutakallim ,دفـ

Tanda I’rab Isim Manqush

1. Dalam posisi marfu’, isim manqush tandanya adalah dhammah muqaddarah.

Contoh:

فـيجلد الزاني المحصن أوال

2. Dalam posisi manshub, isim manqush tandanya adalah fathah zhahirah.

Contoh:

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 53

أن الزاني المحصن يج لد قـبل الرجم

3. Dalam posisi majrur, isim manqush tandanya adalah kasrah muqaddarah.

Contoh:

إقامة الحد على الزاني

Keterangan:

Pada posisi marfu’, kata الزاني (yang merupakan isim manqush) tandanya adalah dhammah muqaddarah,

hal ini karena membaca kata tersebut dengan dhammah zhahirah terasa berat bagi lisan Arab. Demikian

juga pada posisi majrur. Sedangkan pada posisi manshub, dibaca الزاني (fathah zhahirah), karena hal itu

tidak terasa berat bagi lisan Arab.

9. ISIM YANG TIDAK BISA BERTANWIN (اإلسم الذي ال ينصرف)

Munsharif artinya tanwin, dan al-ismul ladzii laa yansharif artinya isim yang tidak bisa bertanwin. Isim ini

juga disebut al-mamnu’ minash sharf (الممنوع من الصرف).

Pada dasarnya, isim3 itu bertanwin, dan tanwin identik dengan isim. Dan biasanya juga isim hanya tidak

bertanwin jika kemasukan alif lam. Jika terdapat alif lam ia tidak bertanwin, dan jika tanpa alif lam ia

bertanwin.

Contoh:

نبي atau النبي بـيت atau البـيت

ستاذ األ جنة atau الجنة atau أستاذ

Tapi, pada al-ismul ladzii laa yansharif, walaupun isim tersebut tanpa alif lam, ia tetap tidak bertanwin. Ia

benar-benar tidak bisa bertanwin, dalam keadaan apapun.

Contoh:

عثمان tidak bisa dibaca عثمان أحمد tidak bisa dibaca أحمد

3 Maksud isim di sini khususnya adalah isim mufrad dan jama’ taksir, dan pada dua jenis isim inilah terdapat al-ismul ladzii laa yansharif.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 54

عائشة tidak bisa dibaca عائشة مريم tidak bisa dibaca مريم

Macam-Macam Al-Ismul Ladzii Laa Yansharif

Menurut kitab Mukhtarat Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah, terdapat beberapa macam kata yang termasuk

al-ismul ladzii laa yansharif, yaitu:

1. Nama perempuan yang lebih dari tiga huruf, misal: خديجة ; زيـنب dan فاطمة.

2. Nama laki-laki yang berakhiran ta’ marbuthah, misal: حمزة ; معاوية dan طلحة.

3. Nama ‘ajam (bukan berasal dari bahasa Arab), misal: دريس إ .إبـراهيم dan يـعقوب ;

4. Nama yang berakhiran alif dan nun, misal: عفان ; مروان dan عثمان.

5. Nama yang ikut wazan fi’il, misal: يزيد ; أحمد dan يـثرب.

6. Nama yang ikut wazan فـعل, misal: زحل ; عمر dan ر مض .

7. Sifat yang ikut wazan فـعالن, misal: جوعان ; غضبان dan عطشان.

8. Sifat yang ikut wazan عل .أحمر dan أفضل ; أكبـر :misal ,أفـ

9. Hitungan 1 s/d 10 yang ikut wazan مفعل atau فـعال, misal: رباع ; مربع dan ث ثال .

10. Bentuk jama’ taksir dengan pola-pola tertentu, yang dinamakan shighah muntahal jumu’ ( صيغة

:Bentuknya (pola dan contohnya) adalah .(منتهى الجموع

a) أفاعل misalnya أفاضل. d) مفاعل misalnya مدارس.

b) أفاعيل misalnya يد أناش . e) عاليل ر misalnya فـ .عصافيـ

c) عائل .شوارع misalnya فـواعل (f .رسائل misalnya فـ

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 55

Tanda I’rab Al-Ismul Ladzii Laa Yansharif

1. Dalam posisi marfu’, al-ismul ladzii laa yansharif tandanya adalah dhammah.

Contoh:

كان عمر بن الخطاب قالت ع ائشة

2. Dalam posisi manshub, al-ismul ladzii laa yansharif tandanya adalah fathah.

Contoh:

أن عائشة قالت سألت عائشة

3. Dalam posisi majrur, al-ismul ladzii laa yansharif tandanya adalah fathah.

Contoh:

من مقتل عثمان عن عائشة

Keterangan Tambahan

Ketentuan tanda i’rab al-ismul ladzii laa yansharif di atas berlaku jika isim tersebut (1) tidak diidhafahkan

pada kata lainnya dan (2) tidak terdapat alif lam di awalnya. Jika ia menjadi mudhaf atau terdapat alif lam

padanya, maka pada posisi majrur tandanya adalah kasrah, bukan fathah.

Contoh saat menjadi mudhaf: صليت في مساجدهم

Pada contoh di atas, kata masaajid yang termasuk al-ismul ladzii laa yansharif harakat huruf terakhirnya

adalah kasrah, bukan fathah, karena ia menjadi mudhaf.

Contoh terdapat alif lam padanya: رة عن المغيـ

Pada contoh di atas, kata mughiirah (nama laki-laki yang berakhiran ta’ marbuthah) yang termasuk al-ismul

ladzii laa yansharif harakat huruf terakhirnya adalah kasrah, bukan fathah, karena ia ber-alif lam.

***

Setelah pembahasan al-ismul ladzii laa yansharif ini, selesai sudah pembahasan seluruh isim mu’rab yang

jumlahnya ada 9. Silakan pelajari lagi seluruh isim tersebut beserta tanda i’rab-nya masing-masing.

*****

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 56

22 BAB TASHRIF

PENGANTAR

Dalam pembahasan tashriful ushul sebelumnya, saya sudah menjelaskan bahwa bentuk tashriful ushul yang

saya sebutkan hanya salah satu contoh saja, dan masih ada bentuk-bentuk lainnya. Nah, bentuk-bentuk lain

tersebut akan kita pelajari satu demi satu dalam bab-bab tashrif.

Bab tashrif, yang menunjukkan pola-pola bentuk perubahan kata, menurut ulama sharaf ada 22 bab. Dan ia

dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu:

1. Tsulatsi Mujarrad (الثالثي المجرد)

Tsulatsi mujarrad maksudnya adalah bab tashrif yang akar katanya (fi’il madhi dhamir huwa) terdiri dari tiga

huruf, tanpa tambahan. Misalnya: ل ع فـ dan ل ع فـ .

Ada 6 bab tashrif dalam tsulatsi mujarrad.

2. Tsulatsi Mazid (الثالثي المزيد)

Tsulatsi mazid maksudnya adalah bab tashrif yang akar katanya (fi’il madhi dhamir huwa) aslinya terdiri dari

tiga huruf, namun kemudian mendapatkan huruf-huruf tambahan, untuk menunjukkan makna-makna

tertentu. Misalnya: عل فعل dan أفـ .استـ

Ada 12 bab tashrif dalam tsulatsi mazid.

Keterangan tambahan: kosakata dalam bahasa Arab kebanyakan berasal dari tsulatsi mujarrad dan tsulatsi

mazid, tidak banyak yang berasal dari ruba’i mujarrad dan ruba’i mazid.

3. Ruba’i Mujarrad (الرباعي المجرد)

Ruba’i mujarrad maksudnya adalah bab tashrif yang akar katanya (fi’il madhi dhamir huwa) terdiri dari

empat huruf, tanpa tambahan. Yaitu: . فـعلل

Hanya ada 1 bab tashrif dalam ruba’i mujarrad.

4. Ruba’i Mazid (الرباعي المزيد)

Ruba’i mazid maksudnya adalah bab tashrif yang akar katanya (fi’il madhi dhamir huwa) aslinya terdiri dari

empat huruf, namun kemudian mendapatkan huruf-huruf tambahan, untuk menunjukkan makna-makna

tertentu. Misalnya: لل dan تـفعلل عنـ .افـ

Ada 3 bab tashrif dalam ruba’i mazid.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 57

*****

Setelah ini kita akan mulai dengan pembahasan bab 1 dalam bab-bab tashrif, dan ia merupakan bagian dari

tsulatsi mujarrad. Penamaan bab akan mengikuti pola madhi-mudhari’-nya, dan bab 1 ini dinamakan bab

fa’ala-yaf’ilu. Kemudian dilanjutkan langsung dengan 5 bab berikutnya yang masih termasuk tsulatsi

mujarrad. Untuk tsulatsi mazid dan seterusnya, akan dibahas di level berikutnya.

Dan seperti kita ketahui bersama, dalam tashrif ada beberapa bina’ seperti salim, ajwaf, naqish, dan lain-

lain. Maksudnya, untuk tsulatsi mujarrad bab fa’ala-yaf’ilu, ada yang bina’-nya shahih salim, ada yang

ajwaf, ada yang naqish, dan seterusnya.

Kita akan memulainya dengan membahas bina’ yang salim saja, untuk bina’-bina’ lainnya akan dibahas

secara khusus setelahnya, insyaAllah. Bina’ selain salim perlu pembahasan tersendiri, karena ada hal-hal

unik di bina’-bina’ tersebut.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 58

الباب األول

يـفعل -فـعل

تصريف األصول

افعل مفعول فاعل فـعال يـفعل فـعل

يـفعل فعل مفعل مفعل مفعل ال تـفعل

تصريف الفعل الماضي المعروف

علتا فـعلت علوافـ فـعال فـعل علن فـ فـ

علتما فـعلت علتم فـ علتما فـعلت فـ علتن فـ فـ

علنا فـعلت فـ

تصريف الفعل المضارع المعروف

يـفعلن تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن ين تـفعل تـفعلون تـفعالن تـفعل

نـفعل أفعل

تصريف المصدر

علين فـعال فـعالت فـ

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 59

تصريف اسم الفاعل

فاعالت فاعلتان فاعلة فاعلون فاعالن فاعل

تصريف اسم المفعول

مفعوالت مفعولتان مفعولة مفعولون مفعوالن مفعول

تصريف فعل األمر

افعلن افعال افعلي افعلوا افعال افعل

تصريف فعل النهي

ال تـفعلن ال تـفعال ال تـفعلي ال تـفعلوا ال تـفعال ال تـفعل

تصريف اسم الزمان

مفاعل مفعالن مفعل

لمكانتصريف اسم ا

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف اسم اآللة

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف الفعل الماضي المجهول

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 60

فعلن فعلتا فعلت فعلوا فعال فعل

فعلتن فعلتما فعلت فعلتم فعلتما فعلت

فعلنا فعلت

فعل المضارع المجهولتصريف ال

يـفعلن تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

عل نـفعل أفـ

SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL !!!

Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:

mematahkan: كسرا كسر memukul: ضرب ضربا

mengampuni: غفرانا غفر mengangkat: حمال حمل

duduk: جلس جلوسا mencuci: غسال غسل

memetik: قطف قطفا binasa: هالكا هلك

kembali: رجع رجوعا membuang: حذفا حذف

berbuat zhalim: ظلم ظلما berbuat adil: عدال عدل

menawarkan: عرض عرضا mengenal: عرفانا عرف

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 61

قد فـقدا mewajibkan: فـرضا فـرض kehilangan: فـ

Keterangan:

1. Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.

2. Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola

wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.

3. Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 1 ini. Cara

membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 62

ثانيالباب ال

يـفعل -فـعل

تصريف األصول

عل مفعول فاعل فـعال يـفعل فـعل افـ

يـفعل فعل مفعل مفعل مفعل ال تـفعل

تصريف الفعل الماضي المعروف

علوا فـعال فـعل علتا فـعلت فـ علن فـ فـ

علتما فـعلت علتم فـ علتما فـعلت فـ علتن فـ فـ

علنا فـعلت فـ

تصريف الفعل المضارع المعروف

يـفعلن تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

عل نـفعل أفـ

تصريف المصدر

علين فـعال فـعالت فـ

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 63

تصريف اسم الفاعل

فاعالت فاعلتان فاعلة فاعلون ن فاعال فاعل

تصريف اسم المفعول

مفعوالت مفعولتان مفعولة مفعولون مفعوالن مفعول

تصريف فعل األمر

عل عال افـ علوا افـ علي افـ عال افـ علن افـ افـ

تصريف فعل النهي

ال تـفعلن ال تـفعال ال تـفعلي ال تـفعلوا ال تـفعال ل ال تـفع

تصريف اسم الزمان

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف اسم المكان

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف اسم اآللة

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف الفعل الماضي المجهول

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 64

فعلن فعلتا فعلت فعلوا عال ف فعل

فعلتن فعلتما فعلت فعلتم فعلتما فعلت

فعلنا فعلت

تصريف الفعل المضارع المجهول

يـفعلن تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

عل نـفعل أفـ

SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL !!!

Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:

menolong: نصرا نصر melihat: نظرا نظر

را ستـر hadir: احضور حضر menutup: ستـ

membunuh: قـتل قـتال keluar: خروجا خرج

عودا sujud: سجودا سجد عد قـ duduk: قـ

hasil: حصل حصوال dengki: حسدا حسد

memberi rezeki: رزق رزقا berterima kasih: شكرا شكر

tetap: ثـبت ثـبـوتا beribadah: عبادة بد ع

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 65

kafir: كفر كفرا menuntut: طلبا طلب

tidur: رقد رقـودا menulis: كتابا كتب

Keterangan:

1. Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.

2. Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola

wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.

3. Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 2 ini. Cara

membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 66

ثالثالباب ال

يـفعل -فـعل

تصريف األصول

عل مفعول فاعل فـعال يـفعل فـعل افـ

يـفعل فعل مفعل مفعل مفعل ال تـفعل

تصريف الفعل الماضي المعروف

علوا فـعال فـعل علتا فـعلت فـ علن فـ فـ

علتما فـعلت علتم فـ علتما فـعلت فـ علتن فـ فـ

علنا فـعلت فـ

تصريف الفعل المضارع المعروف

يـفعلن تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

عل نـفعل أفـ

تصريف المصدر

علين فـعال فـعالت فـ

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 67

تصريف اسم الفاعل

فاعالت فاعلتان فاعلة فاعلون فاعالن فاعل

تصريف اسم المفعول

مفعوالت مفعولتان مفعولة مفعولون عوالن مف مفعول

تصريف فعل األمر

عل عال افـ علوا افـ علي افـ عال افـ علن افـ افـ

تصريف فعل النهي

ال تـفعلن ال تـفعال ال تـفعلي ال تـفعلوا ال تـفعال ال تـفعل

اسم الزمانتصريف

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف اسم المكان

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف اسم اآللة

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف الفعل الماضي المجهول

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 68

فعلن فعلتا فعلت فعلوا فعال فعل

فعلتن فعلتما فعلت فعلتم فعلتما فعلت

فعلنا فعلت

تصريف الفعل المضارع المجهول

يـفعلن تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

عل نـفعل أفـ

SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL !!!

Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:

عا منع memotong: قطعا قطع melarang: منـ

عا طبع membuka: فـتحا فـتح mencetak: طبـ

mengumpulkan: جمع جمعا menjadikan: جعال جعل

لع قـلعا bergurau: مزحا ح مز mencabut: قـ

bertanya: سأل سؤاال mengetuk: قـرعا قـرع

memercikkan air: نضح نضحا pergi: ذهابا ذهب

رأ menghapus: مسح مسحا membaca: قراءة قـ

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 69

naik: طلع طلوعا menghapus: نسخا نسخ

Keterangan:

1. Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.

2. Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola

wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.

3. Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 3 ini. Cara

membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 70

الرابعالباب

يـفعل - فعل

تصريف األصول

عل مفعول فاعل فـعال يـفعل فعل افـ

يـفعل فعل مفعل مفعل مفعل ال تـفعل

تصريف الفعل الماضي المعروف

فعلن فعلتا فعلت فعلوا فعال فعل

فعلتن علتماف فعلت فعلتم فعلتما فعلت

فعلنا فعلت

تصريف الفعل المضارع المعروف

يـفعلن تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

عل نـفعل أفـ

تصريف المصدر

علين فـعال فـعالت فـ

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 71

تصريف اسم الفاعل

فاعالت فاعلتان فاعلة فاعلون فاعالن فاعل

تصريف اسم المفعول

مفعوالت مفعولتان مفعولة مفعولون مفعوالن مفعول

تصريف فعل األمر

عل عال افـ علوا افـ علي افـ ع افـ علن ال افـ افـ

تصريف فعل النهي

ال تـفعلن ال تـفعال ال تـفعلي ال تـفعلوا ال تـفعال ال تـفعل

تصريف اسم الزمان

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف اسم المكان

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف اسم اآللة

اعل مف مفعالن مفعل

تصريف الفعل الماضي المجهول

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 72

فعلن فعلتا فعلت فعلوا فعال فعل

فعلتن فعلتما فعلت فعلتم فعلتما فعلت

فعلنا فعلت

تصريف الفعل المضارع المجهول

علن يـف تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

عل نـفعل أفـ

SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL !!!

Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:

mengikuti: لحقا لحق memuji: حمدا حمد

mengetahui: علما علم beramal: عمال ل عم

matang/masak: نضج نضجا bermain: لعبا لعب

lemah: عجز عجزا mendengar: سمعا سمع

gembira: فرح فـرحا ingin: رغبة رغب

berjaga malam: سهر سهرا tetap pada: لزوما لزم

heran: عجب عجبا selamat: سالمة سلم

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 73

bersaksi: شهادة شهد

Keterangan:

1. Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.

2. Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola

wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.

3. Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 4 ini. Cara

membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 74

الخامسالباب

يـفعل -فعل

تصريف األصول

افعل مفعول فاعل فـعال يـفعل فعل

يـفعل فعل مفعل مفعل مفعل ال تـفعل

تصريف الفعل الماضي المعروف

فعلن فعلتا فعلت فعلوا فعال عل ف

فعلتن فعلتما فعلت فعلتم فعلتما فعلت

فعلنا فعلت

تصريف الفعل المضارع المعروف

يـفعلن تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين لون تـفع تـفعالن تـفعل

نـفعل أفعل

تصريف المصدر

علين فـعال فـعالت فـ

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 75

تصريف اسم الفاعل

فاعالت فاعلتان فاعلة فاعلون فاعالن فاعل

تصريف اسم المفعول

مفعوالت مفعولتان مفعولة مفعولون مفعوالن مفعول

تصريف فعل األمر

افعلن افعال افعلي افعلوا افعال افعل

تصريف فعل النهي

ال تـفعلن ال تـفعال ال تـفعلي ال تـفعلوا ال تـفعال ال تـفعل

تصريف اسم الزمان

عل مفا مفعالن مفعل

تصريف اسم المكان

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف اسم اآللة

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف الفعل الماضي المجهول

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 76

فعلن فعلتا فعلت فعلوا فعال فعل

فعلتن فعلتما فعلت فعلتم فعلتما فعلت

علناف فعلت

تصريف الفعل المضارع المجهول

يـفعلن تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

عل نـفعل أفـ

SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL !!!

Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:

lembut: نـعمة نعم menghitung: حسبانا حسب

hina: تـفها تفه

Keterangan:

1. Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.

2. Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola

wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.

3. Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 5 ini. Cara

membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.

4. Contoh di bab 5 ini memang sangat sedikit.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 77

السادسالباب

يـفعل -فـعل

تصريف األصول

عل مفعول فعيل فـعال يـفعل فـعل افـ

يـفعل فعل مفعل مفعل مفعل ال تـفعل

تصريف الفعل الماضي المعروف

علوا فـعال فـعل علتا فـعلت فـ علن فـ فـ

علتما فـعلت علتم فـ علتما فـعلت فـ علتن فـ فـ

علنا فـعلت فـ

تصريف الفعل المضارع المعروف

ن يـفعل تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

عل نـفعل أفـ

تصريف المصدر

علين فـعال فـعالت فـ

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 78

تصريف اسم الفاعل

لون فعيالن فعيل لة فعيـ لتان فعيـ فعيالت فعيـ

تصريف اسم المفعول

مفعوالت مفعولتان مفعولة مفعولون والن مفع مفعول

تصريف فعل األمر

عل عال افـ علوا افـ علي افـ عال افـ علن افـ افـ

تصريف فعل النهي

ال تـفعلن ال تـفعال ال تـفعلي ال تـفعلوا ال تـفعال ال تـفعل

سم الزمانتصريف ا

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف اسم المكان

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف اسم اآللة

مفاعل مفعالن مفعل

تصريف الفعل الماضي المجهول

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 79

فعلن فعلتا فعلت فعلوا فعال فعل

فعلتن فعلتما فعلت فعلتم فعلتما فعلت

فعلنا فعلت

تصريف الفعل المضارع المجهول

يـفعلن تـفعالن تـفعل يـفعلون يـفعالن يـفعل

تـفعلن تـفعالن تـفعلين تـفعلون تـفعالن تـفعل

عل نـفعل أفـ

SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL !!!

Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:

bagus: حسنا حسن mulia: كرما كرم

mulia: شرفا شرف cantik: جماال جمل

bakhil: بخال بخل mudah: سهولة سهل

besar: كبـرا كبـر layak/pantas: صالحا صلح

dekat: قـربا قـرب sedap: عذوبة عذب

sulit: عسرا عسر banyak: كثـرة كثـر

kecil: صغرا صغر jauh: بـعدا بـعد

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 80

bersih: طهرا طهر

Keterangan:

1. Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.

2. Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola

wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.

3. Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 6 ini. Cara

membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.

4. Isim fa’il pada bab 6 ini berbeda dengan 5 bab sebelumnya, kalau yang sebelumnya bentuknya adalah

.فعيل sedangkan pada bab ini bentuknya ,فاعل

5. Dalam bab 6 ini semua fi’il-nya merupakan fi’il lazim (tak memerlukan objek), tidak ada yang

muta’addi (memerlukan objek), sehingga sebenarnya bab 6 ini tidak ada isim maf’ul, isim alat dan fi’il

yang majhul, karena itu semua terkait dengan fi’il muta’addi. Di sini tetap ditulis isim maf’ul, isim alat

dan fi’il yang majhul hanya untuk menyesuaikan dengan bab-bab sebelumnya saja.

Secara makna, contoh-contoh kata dalam bab 6 ini banyak yang mirip dengan ‘kata sifat’ dalam bahasa

Indonesia, maka perhatikanlah agar tidak terkecoh. Ia tetap fi’il, walaupun dalam bahasa Indonesia

maknanya adalah seperti ‘kata sifat’. Inilah salah satu perbedaan ‘rasa’ bahasa Indonesia dengan bahasa

Arab. Wallahu a’lam.

PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1 81

MARAJI’

1. Kitab at-Tashrif

2. al-Muyassar fi ‘Ilm an-Nahw

3. Mukhtarat Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah