modernisasi kurikulum dalam pendidikan...

22
MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN AGAMA Oleh: Mi’rojul Huda Abstract Islamic education can basically be implemented in every human being according to its environment, which in theory can be centered education in the five centers of Islamic education, namely: family, education, houses of worship, community, and mass media. In a study conducted in the college curriculum is a very important component for the curriculum; directions, goals, and all associated with the implementation of education can be measured and measuring the success rate. Teachers as vanguard must have the ability to read and interpret the curriculum is well able to make the direction of a teacher planning, digging source, define processes, and evaluate the process that has been implemented. Key Words: Modernization, Curriculum, Education PENDAHULUAN Pendidikan sebagai salah satu wujud kegiatan yang dapat membantu pertumbuhan seluruh unsur kepribadian manusia secara seimbang ke-arah yang positif, telah lama menjadi perhatian. Sehingga dari kegiatan tersebut bermunculan teori-teori serta konsep-konsep baru yang saling mendukung maupun sebaliknya. Rumusan-rumusan teori serta konsep tentang pendidikan memiliki banyak sudut pandang; ada yang mengkaji dari sudut pandang difinisi, ada yang mengkaji dari sudut pandang proses, ada yang mengkaji dari sudut pandang hasil, dan lain-lain. Pada sudut pandang proses pendidikan akan di kelompokkan dalam dua jalur pendidikan yakni: jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah yang meliputi pendidikan keluarga, pondok pesantren dan masyarakat (lingkungan tempat tinggal). Dalam masalah ini Soebahar (2002: 115-128) menyebutkan lebih rinci tentang Panca Pusat pendidikan yang meliputi: 1) Keluarga 2) Perguruan 3) Rumah ibadah 4) Masyarakat, dan

Upload: hanhan

Post on 02-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

MODERNISASI KURIKULUM

DALAM PENDIDIKAN AGAMA

Oleh: Mi’rojul Huda

AbstractIslamic education can basically be implemented in every human beingaccording to its environment, which in theory can be centered educationin the five centers of Islamic education, namely: family, education, housesof worship, community, and mass media. In a study conducted in thecollege curriculum is a very important component for the curriculum;directions, goals, and all associated with the implementation of educationcan be measured and measuring the success rate. Teachers as vanguardmust have the ability to read and interpret the curriculum is well able tomake the direction of a teacher planning, digging source, defineprocesses, and evaluate the process that has been implemented.

Key Words: Modernization, Curriculum, Education

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai salah satu wujud kegiatan yang dapat membantu

pertumbuhan seluruh unsur kepribadian manusia secara seimbang ke-arah yang

positif, telah lama menjadi perhatian. Sehingga dari kegiatan tersebut

bermunculan teori-teori serta konsep-konsep baru yang saling mendukung

maupun sebaliknya. Rumusan-rumusan teori serta konsep tentang pendidikan

memiliki banyak sudut pandang; ada yang mengkaji dari sudut pandang difinisi,

ada yang mengkaji dari sudut pandang proses, ada yang mengkaji dari sudut

pandang hasil, dan lain-lain. Pada sudut pandang proses pendidikan akan di

kelompokkan dalam dua jalur pendidikan yakni: jalur pendidikan sekolah dan

jalur pendidikan luar sekolah yang meliputi pendidikan keluarga, pondok

pesantren dan masyarakat (lingkungan tempat tinggal).

Dalam masalah ini Soebahar (2002: 115-128) menyebutkan lebih rinci

tentang Panca Pusat pendidikan yang meliputi:

1) Keluarga

2) Perguruan

3) Rumah ibadah

4) Masyarakat, dan

Page 2: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

5) Media massa

Bertolak dari Panca Pusat pendidikan tersebut, maka dapat diputuskan

bahwa perguruan adalah merupakan pusat pendidikan sekolah (formal) yang lahir

dan berkembang dari pemikiran efesiensi dan efektifitas dalam prosesnya. Dengan

demikian ia memiliki baberapa perangkat yang harus tersedia, baik perangkat

keras (hard ware) sebagaimana sarana fisik maupun perangkat lunak (soft ware)

sebagaimana kurikulum pendidikan yang di dalamnya memuat komponen-

komponen terorganisir dari proses pendidikan yang mana “pendidikan berintikan

interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta

didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.” (Sukmadinata, 2000: 1).

Berikutnya terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara lembaga

perguruan dan ke-empat lembaga pendidikan yang lain terletak pada:

1) Pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan atau kurikulum tertulis yang

tersusun secara sitematis, jelas dan rinci.

2) Pendidikan formal dilaksanakan secara formal dan terencana, ada pengawasan

dan ada pula penilaian.

3) Pendidikan formal diberikan oleh guru yang memiliki ilmu pengetahuan serta

ketrampilan khusus dalam bidang pendidikan.

4) Interaksi pendidikan formal berlangsung dalam lingkungan tertentu, dengan

fasilitas dan alat serta aturan-aturan tertentu (Sukmadinata, 2000: 2).

Dalam pendidikan formal kurikulum menjadi bagian yang sangat penting,

karena di dalamnya memuat komponen-komponen berikut:

1) Tujuan; yaitu sesuatu yang ingin dicapai dalam proses belajar-mengajar

(Tafsir 2000: 54),

2) Isi; yaitu materi yang hendak disajikan, disesuaikan dengan tujuan yang ada

pada tujuan pengajaran yang telah ditetapkan baik secara umum maupun

dalam bagian-bagian kecil yang dirumuskan dalam rencana pengajaran,

3) Proses Belajar Mengajar (PBM); yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan

siswa dalam dalam pembelajaran, dan

4) Evaluasi; yaitu penentuan hasil atas tujuan yang telah ditetapkan.

Page 3: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

Keempat komponen kurikulum ini memiliki kaitan yang sangat erat

terhadap berhasil atau tidaknya pendidikan di lembaga formal keguruan. Sebab

dengan penterjemahan kurikulum dan penerapan yang tepat akan sangat

membantu tercapainya tujuan pendidikan, terlebih dengan matangnya isi

pengajaran, efektifnya Proses Belajar Mengajar, serta baiknya mutu evaluasi.

PEMBAHASAN

Tinjauan tentang Kurikulum

Kurikulum sebagai bahagian penting dalam mempersiapkan dan merencana-

kan berbagai kegiatan dan berbagai langkah dalam Proses Belajar dan Mengajar

(PBM), perlu mendapat perhatian lebih. Karena di dalamnya memuat komponen-

komponen pendidikan yang komplit meliputi : tujuan, isi, proses serta evaluasi.

Sebelum memahami kurikulum secara utuh terlebih dahulu perlu mengkaji

kurikulum tersebut dari beberapa sisi, di antaranya:

1. Difinisi Kurikulum

Di dalam UUSPN (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional) Nomor

2 tahun 1989 pasal 1 ayat 9 menyebutkan bahwasannya: Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar

(Depdikbud, 1989: 3)

Menurut Sujana (2002: 2), kurikulum lebih dari sekedar rencana

pelajaran, tetapi juga semua kegiatan siswa dari semua pengalaman belajar

siswa di sekolah, yang mempengaruhi pribadi siswa sepanjang menjadi

tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pada bagian lain Arifin (2000: 85) juga memberikan difinisi tentang

kurikulum yang meliputi segala mata pelajaran dan juga semua pengalaman

yang harus diperoleh serta semua kegiatan yang dilakukan oleh anak didik.

Memahami beberapa difinisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

kurikulum adalah:

a) Kurikulum adalah rencana program pengajaran atau pendidikan yang akan

diberikan kepada peserta didik.

Page 4: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

b) Kurikulum adalah proses yang harus dilakukan dalam Kegiatan Belajar

Mengajar oleh guru dan siswa peserta didik.

c) Evaluasi terhadap pencapaian tujuan dalam pendidikan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian kurikulum bukanlah sekedar daftar nama dari susunan

mata pelajaran beserta GBPP (Garis-garis Besar Pedoman Pendidikan) belaka,

namun ia memiliki dua bagian penting yang meliputi kegiatan ko kurikuler

(kegiatan-kegiatan wajib yang harus diberikan kepada siswa) dan ekstra

kurikuler (kegiatan-kegiatan tambahan yang dapat diberikan pada siswa).

Selain itu untuk kelengkapannya, kurikulum haruslah memiliki

kesesuaian atau relevansi. Kesesesuaian yang dimaksud adalah:

a) Kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi dan

perkembangan yang ada dan terjadi di masyarakat.

b) Kesesuaian kurikulum dengan komponen-komponen kurikulum.

Penjelasan tentang komponen kurikulum sesuai dengan pembahasan pada

Bab I, sebagaimana pendapat Ahmat Tafsir 2000: 54, yang menyebutkan empat

komponen yang terdiri dari; Tujuan, isi, Proses serta Evaluasi. Maka pendapat

ini dapat di padukan dengan pendapat Ralph W. Taylor (1949) dalam Nasution

(2001: 18) yang menyebutkan tentang empat komponen kurikulum dengan

perincian sebagai berikut: (1) tujuan, (2) bahan pelajaran, (3) proses belajar

mengajar, dan (4) evaluasi atau penilaian.

1.a. Komponen Tujuan dalam kurikulum

Tujuan yaitu sesuatu yang ingin dicapai dalam proses belajar

mengajar. Tujuan pada mulanya bersifat umum yang meliputi keseluruhan

dalam suatu unit atau lebih dikenal dengan istilah (TPU). Dalam

operasionalnya TPU tersebut yang pada mulanya bersifat umum dibagi-

bagi menjadi unit-unit yang lebih kecil yang dapat dirumuskan dalam

rencana pengajaran (lesson plan). Pembagian ke dalam unit yang lebih

kecil ini disebut (TPK). Perumusan TPU dan TPK ini lazim disebut

dengan Persiapan mengajar, yang mana tujuan yang ada tersebut

Page 5: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

menunjukkan sesuatu yang hendak dicapai dan dituju dalam proses belajar

mengajar.

Untuk memperjelas tujuan tersebut, dapat ditampilkan sistematika

hirarki tujuan kurikulum Indonesia (Dimyati dan Mujiono, 1994: 275)

JENJANG TUJUAN DOKUMEN PENANGGUNG JAWAB

Tujuan PendidikanUUSPN dan

GBHN

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan

Tujuan kelembagaanKurikulum tiap

lembagaKepala Sekolah

Tujuan kurikuler GBPP*)Guru mata pelajaran /

bidang studi / kelas

Tujuan Pengajaran GBPP*) dan

rancangan

pembelajaran

Guru

*) Saat ini dapat dibaca (diterjemahkan) dengan Silabus KTSP/KBK

Tabel 01 : Sistematika hirarki tujuan kurikulum di Indonesia

1.b. Komponen Isi/ Bahan pelajaran

Bahan Pelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa saat

berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui bahan pelajaran ini siswa

diantarkan kepada tujuan pengajaran (Sudjana, 1991: 67), tujuan yang

dimaksud adalah sesuai dengan yang ditetapkan baik secara umum

maupun dalam bagian–bagian kecil yang dirumuskan dalam rencana

pengajaran.

Pada hakekatnya bahan pengajaran adalah isi dari bidang studi

yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang

digunakannya. Namun secara umum sifat bahan pelajaran dapat dibedakan

menjadi beberapa kategori, yakni; fakta (yang dapat dipelajari melalui

informasi dalam bentuk lambang, kata-kata, dan istilah yang dapat

dipelajari dengan cara menghafal), konsep (klasifikasi dari pola yang

bersamaan dalam maksud maupun pengertian=hukum), peristiwa, benda

yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra manusia.

Page 6: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

Oleh karena antara bahan pengajaran dan tujuan harus sesuai,

maka menurut Sujana (1991: 69–70) terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam menetapkan bahan pengajaran, yaitu:

a) Bahan harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan

b) Bahan yang ditulis dalam perencanaan mengajar, terbatas pada konsep

saja, atau berbentuk garis besar bahan tidak pula diuraikan terinci.

c) Menetapkan bahan pengajaran harus serasi dengan urutan tujuan.

d) Urutan bahan harus memperhatikan kesinambungan (kontinuitas).

e) Bahan disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang

mudah menuju yang sulit, dari yang konkrit menuju yang abstrak,.

Dengan cara ini diharapkan siswa mudah memahaminya.

f) Sifat bahan ada yang factual (konkrit dan mudah diingat), dan ada pula

yang konseptual yang berisikan konsep-konsep abstrak serta

memerlukan penmahaman. Tentunya mempelajari bahan yang bersifat

factual akan lebih mudah disbanding mempelajari bahan yang

konseptual.

Perkembangan pembahasan selanjutnya adalah tentang macam isi

pengajaran yang meliputi:

a) Bidang keagamaan

b) Bidang moral/ kesusilaan

c) Bidang keindahan/estetika

d) Bidang social

e) Bidang sivics/kewarganegaraan

f) Bidang kecerdasan/intelektual

g) Bidang ketrampilan

h) Bidang jasmani

1.c. Komponen Metode atau Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar adalah gabungan kegiatan anak belajar dan

guru mengajar yang tidak terpisahkan (Tafsir, 2000: 55). Metode atau

proses belajar mengajar harus mengandung potensi yang bersifat

Page 7: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

mengarah materi pengajaran kepada tujuan pendidikan yang hendak

dicapai (Arifin, 2000: 198)

Dengan penekanan pada adanya hubungan timbal balik antara guru

pengajar dan anak belajar yang dibarengi dengan materi pengajaran, maka

dibutuhkanlah situasi yang dapat mendukung dalam prosesnya. Oleh sebab

itu diperlukan kesiapan antara masing-masing bagian yang meliputi:

a. Guru

Guru yang mengajar menurut Glesser dalam Syarif (1992: 21)

harus memiliki empat kompetensi, yakni:

a) Menguasai bahan pelajaran

b) Kemampuan mendiagnosis tingkah laku siswa

c) Kemampuan melaksaanakan proses pengajaran

d) Kemampuan mengukur hasil belajar siswa

Sedangkan menurut Sudjana dalam Syarif (1992: 21–22) ada

sepuluh kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu:

a) Menguasai bahan

b) Mengelola program belajar mengajar

c) Mengelola kelas

d) Menggunakan media/sumber belajar

e) Menguasai landasan pendidikan

f) Mengelola interaksi belajar mengajar

g) Menilai prestasi belajar

h) Menguasai fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan

i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

j) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan

pengajaran.

Dari kedua pendapat tersebut, pada dasarnya pendapat Nana

Sudjana memang lebih lengkap, akan tetapi rincian tersebut untuk

sementara dalam proses interaksi di kelas pendapat Glesser kiranya

telah cukup dijadikan panduan, sedang selanjutnya dapat dikonsultasi-

Page 8: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

kan dengan potensi pengembangan yang ditawarkan oleh Nana

Sudjana.

b. Siswa

Dalam proses belajar mengajar siswa juga memegang peranan

yang sangat penting, sehingga kesiapan siswa secara individu maupun

kelompok akan sangat mempengaruhi pada berhasil tidaknya proses

yang dilalui guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1.d. Komponen Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan kurikuler berupa penilaian untuk

mengetahui kebarhasilan tujuan proses belajar mengajar yang sudah

dirumuskan (Depag RI, 2001: 17). Oleh karena evaluasi adalah merupakan

sebuah alat pengukur, maka diperlukan persiapan-persiapan khusus untuk

suatu tindakan evaluasi yang dapat dibagi dalam beberapa step, yaitu:

a) Merumuskan tujuan evaluasi

b) Menetapkan aspek-aspek yang dinlai

c) Menetapkan metode

d) Menyiapkan alat-alat (Nurkancana dan Sumartana, 1986: 18)

Evaluasi yang telah dilakukan, hasilnya dapat digunakan untuk

menentukan relevan atau tidaknya antara isi dengan tujuan. Jika hasil

penilaian diketahui tingkat pencapaiannya rendah, maka kita harus

memeriksa proses belajar mengajarnya, perlu pula dipertimbangkan

kembali isi pengajaran, bahkan kita perlu pula merevisi tujuan yang

kurang jelas atau terlalu dalam, mungkin pula kita harus melihat kembali

tehnik serta alat evaluasi yang mungkin kurang valid dan kurang reliable.

Sementara itu dalam melakukan evaluasi guru diharuskan

menyesuaikan antara materi evaluasi dengan rumusan butir soal yang

dijabarkan dalam tujuan pendidikan. Dengan demikian perlu dilakukan

kegiatan berupa menderetkan semua TIK/TPK dalam tabel persiapan yang

memuat pula aspek tingkah laku.Tabel ini digunakan untuk mengadakan

identifikasi terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak terlewati.

Page 9: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

Tabel persiapan ini sangat dibutuhkan dalam semua bidang

pendidikan terlebih pendidikan agama yang lebih menekankan pada aspek

moralitas dalam kehidupan humaniora.

Contoh tabel tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana

(1991: 92) berikut ini:

No. LANGKAH JENIS KEGIATAN

1

2

5

Persiapan

Pelaksanaan

Evaluasi

1. Menciptakan kondisi belajar

2. Penyajian, tahap guru menyampaikan

bahan materi pelajaran

3. Asosiasi/komparasi, memberikan

kesempatan pada siswa untuk

membandingkan dan menghubungkan

materi

4. Generalisasi/kesimpulan, memberikan

tugas pada siswa untuk membuat

kesimpulan

5. Mengadakan penilain terhadap siswa

Tabel 02: Materi pembuatan persiapan mengajar

2. Kurikulum Pendidikan Islam

Karena kurikulum pendidikan pada dasarnya mempunyai pengembangan

pada masing-masing tingkat lembaga maka unsur kebijakan lembaga sangat

berperan dalam menentukannya. Namun meski demikian acuan penerapan

kurikulum haruslah berpedoman pada kurikulum Nasional.

Demikian pula sebagaimana kolom sistematika hirarki kurikulum

tergambar jelas bahwa proses interaksi dalam kelas sangat ditentukan oleh guru

dalam menterjemahkan butir-butir tujuan penjabaran GBPP, bukan lantas

berarti program dapat disusun sesuai dengan kehendak guru. Melainkan harus

mencerminkan pada landasan pijak yang ada.

Demikian pula kurikulum Pendidikan Islam pasca diterbitkannya Surat

Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri (Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama

Page 10: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) pada tahun 1975, tentang

peningkatan mutu pendidika pada Madrasah.

Dalam Surat Keputusan Bersama tersebut dijabarkan bahwasannya

Madrasah ialah lembaga pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama

Islam sebagai mata pelajaran dasar, yang diberikan sekurang-kurangnya 30 %

di samping mata pelajaran umum.

Untuk merealisasikan Surat Keputusan Bersama tersebut, Departemen

Agama pada tahun 1976 mengeluarkan kurikulum sebagai standart untuk

dijadikan acuan oleh Madrasah yang bertujuan untuk menyeragamkan

madrasah dalam bidang studi agama, baik kualitas maupun kuantitasnya

(Hasbullah, 1996: 74).

Keseragaman yang dimaksud sesuai dengan konsep keilmuan dan

keimanan sebagaimana ditetapkan dalam Q.S. Al-Mujadalah ayat 11 yang

berbunyi:

یرفع هللا الذ ین امنوا منكم والذ ین او تو االعلم د رجات

Artinya: “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara

kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.”

Pencapaian target keseimbangan keilmuan dan keimanan membutuhkan

pedoman operasional pendidikan Islam dengan beberapa persyaratan yang

ditetapkan dalam dunia akademik, yang meliputi:

a) Memiliki obyek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan Islami

meskipun memerlukan ilmu enunjang dari yang non Islami.

b) Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi hipotesa serta teori dalam lingkup

kependidikan Islami yang bersumber pada ajaran Islam.

c) Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan

ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam, beserta sistem pendekatan

pendekatan yang seirama dengan corak keislaman sebagai kultur.

d) Memiliki struktur keilmuan yang sistematis mengandung totalitasyang

tersusun dari komponen-komponen yang saling mengembangkan satu sama

lain dan menunjukkan kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat. (Arifin,

1993: 21)

Page 11: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

Upaya yang tiada hentinya untuk selalu membuat terobosan dalam

bidang kependidikan agama Islam sesuai dengan semboyan yang seharusnya

menjadi dasar dan etos kerja tenaga pendidik Islam, yakni Q.S. Al-Ra’du, 11)

yang berbunyi:

ان هللا ال یغیر ما بقوم حتي یغیروا ما باْنفسھم

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum,

sehingga mereka sendiri mengubahnya.”

Hasil dari upaya keras tersebut adalah diterbitkannya ketentuan-

ketentuan mengenai kurikulum madrasah oleh Menteri Agama RI berupa Surat

Keputusan Nomor 372 tahun 1993 tentang Kurikulum Madrasah Tsanawiyah.

Di antara bagian pokok ketentuan di atas ialah mengenai program

pengajaran, di mana setiap madrasah wajib melaksanakan kurikulum mata

pelajaran yang disusun secara nasional (kurikulum 1994) (Hasbullah, 1996:

80).

Dalam kurikulum 1994 terdapat beberapa penjelasan pokok yang berbeda

dengan kurikulum 1984, di antaranya memuat:

a) Istilah bidang studi diganti dengan mata pelajaran

b) Pendidikan agama yang semula lebih kurang 30 % menjadi hanya lebih

kurang 10 %. (Hasbullah, 1996 : 80)

Keputusan Menteri Agama RI Nomor 372 tahun 1993 tanggal 22-12-

1993 tentang kurikulum pendidikan dasar berciri khas Agama Islam adalah

sebagai berikut:

No JENJANG DAN KELAS

MATA PELAJARAN

MTs

I II III

1

2

Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

Pendidikan agama Islam

a. Quran – Hadits

b. Aqidah Akhlaq

c. Fiqih

2

1

2

2

2

1

2

2

2

1

2

2

Page 12: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

3

4

5

6

7

8

9

10

d. SKI

e. Bahasa Arab

Bahasa Indonesia

Matematika

IPA

IPS

KTK

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Bahasa Inggris

Muatan Lokal

1

3

6

6

3

6

2

2

4

2

1

3

6

6

3

6

2

2

4

2

1

3

6

6

3

6

2

2

4

2

J u m l a h 45 45 45

Tabel 03: Persebaran kurikulum berciri khas agama Islam

3. Kompetensi dalam Kurikulum Pendidikan Islam

Mengacu pada perimbangan kurikulum pendidikan Islam yang tersisa

hanya kurang lebih 10 %, diperlukan pensiasatan yang tepat terhadap agar

pencapaian harapan bahwa Lembaga Pendidikan Islam memiliki kemampuan

guna mengantarkan anak didik yang mampu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai kemampuan pengetahuan agama yang

mendalam.

Contoh yang dapat dikemukakan adalah dengan minimnya jumlah jam

mata pelajaran Bahasa Arab, kecil kemungkinannya seorang siswa memahami

betul dan menguasa bahasa tersebut, tanpa adanya penambahan jam belajar. Di

sisi lain penambahan jam belajar juga merupakan dilema dikarenakan akan

mengorbankan mata pelajaran lain yang telah ditetapkan.

Sesuai dengan adanya konsep kompetensi kurikulum, maka pendidikan

Islam juga perlu diarahkan pada pola tersebut dengan pemahaman yang benar

serta praktek yang sesuai dengan konsep School Base management (SBM) atau

dikenal pula dengan istilek Management Berbasis Sekolah (SBM) yang di

Page 13: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

dalamnya terdapat cirri-ciri pengelolaan sekolah secara detail effective school

yang menurut Caldwell (1988) dalam Suprat (2003: 7) sebagai berikut:

a) Sekolah punya tujuan pendidikan yang dinyatakan dengan jelas

b) Sekolah mempunyai program yang terencana, terkait dan terorganisir

dengan baik sesuai dengan kebutuhan murid.

c) Sekolah mempunyai program yang melayani murid yang memiliki

handicapt (murid dengan kebutuhan khusus)

d) Tingkat keterlibatan orang tua cukup tinggi dalam aktifitas pendidikan anak.

Ke-empat ciri di atas sangat dibutuhkan dalam mengembangkan empat

pilar Pendidikan yang mengacu pada kompetensi dalam kurikulum pendidikan

yang termuat dalam:

a) Belajar untuk mengetahui (learning to know)

b) Belajar untuk melakukan (learning to do)

c) Belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be)

d) Belajar untuk kebersamaan (learning to life together) (Balitbang Depdiknas,

: )

Mengacu pada empat pilar ini, maka pendidikan tidak lantas berarti

hanya mendudukkan siswa di kelas sebagai pendengar ceramah dari sang guru.

Tetapi lebih memberikan peran kepada para siswa untuk melakukan

improvisasi sekaligus menentukan alternatif kurikulum yang tepat `dengan

menyusun kegiatan ekstra kurikuler yang sekiranya dapat mendukung kegiatan

belajar siswa dikelas.

Contoh konkritnya adalah dengan memberikan anjuran maupun program

terencana kepada para siswa guna mencari tambahan pengetahuan ilmu

Nahwu, Fiqih dan sebagainya di luar sekolah dalam bentuk pengajian rutin

dan pondok pesantren guna menunjang kemampuan penguasaan Bahasa Arab,

Fiqih, dan semua mata pelajaran agama islam yang diajarkan di sekolah.

Dengan demikian diperlukan bangunan kerjasama masyarakat agar

memberikan sumbangsihnya dalam program pendidikan nasional dengan pihak

sekolah selaku pengelola pendidikan formal. Karena dengan adanya bangunan

kerjaama tersebut sangat dimungkinkan tercapainya tujuan pendidikan nasional

Page 14: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

berdasarkan sistem demokratisasi Pendidikan yang terjadi antara lembaga

(masyarakat) dan orang tua.

Pelaksanaan Kurikulum

Apabila mengacu pada konsep kompetensi dalam kurikulum maka

pelaksanaan kurikulum pendidikan Islam di madrasah dapat melibatkan beberapa

pihak antara siswa dalam bentuk tawaran kegiatan maupun masyarakat dan orang

tua yang dikoordinir oleh guru terlebih dalam penentuan kegiatan kegiatan ekstra.

Juga diperlukan keterlibatan beberapa kegiatan dan sarana serta prasarana

pendukung lainnya.

Komponen-komponen yang penting dalam pelaksanaan kurikulum yang

efektif meliputi: menyusun jadwal kandungan kurikulum persemester untuk tiap

pelajaran, alokasi waktu mingguan, jadwal waktu, sosialisasi kurikulum kepada

semua yang berkepentingan, orientasi guru agar mampu mengajar dengan

kurikulum baru, ujian dan evaluasi metode, dan penyediaan keperluan dasar,

menjamin tersedianya buku teks, guru bermutu, pedoman guru, alat Bantu

mengajar, bahan bacaan tambahan, dan sebagainya.

Sebagaimana pendapat Nana Sudjana (2000: 7) strategi pelaksanaan

kurikulum memnyangkut operasionalisasi kurikulum disekolah yakni:

a) Kegiatan pengajaran

b) Kegiatan administrasi supervisi

c) Kegiatan bimbingan penyuluhan

d) Kegiatan penilaian

Empat hal tersebut menunjukkan bahwasannya kurikulum menitik beratkan

pada berbagai usaha usaha yang perlu dilakukan dalam rupaya pembinaan situasi

dan proses belajar disuatu kelas/sekolah, dengan asumsi bahwa bila kurikulum

dilaksanakan dengan baik maka diharapkan akan menghasilkan output yang baik

pula.

Dan oleh sebab itu kemapanan kegiatan pendidikan Islam ditentukan oleh

beberapa hal, di antaranya:

1. Guru

Page 15: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

Melihat fungsi guru sebagai mediator, fasilitator, motifator, dan konseptor

di kelas, maka tidak secara serta merta semua orang dapat melakukan tugas

tersebut. Karena dalam kenyataannya tidaklah semua orang memiliki

kemampuan untuk melakukannya.

Guna menunjang tugasnya pada dasarnya seorang guru dituntut untuk

melengkapi dirinya dengan beberapa syarat paedagogis, yaitu:

a) Knowledge, artinya mempunyai pengetahuan yang cukup dalam ilmu yang

diperlukan dalam pekerjaan mendidik

b) Skill, artinya seorang guru tidak hanya sekedar dapat mengajar dan

mendidik tetapi juga harus terampil dalam melaksanakan tugasnya.

c) Attitude, yaitu adanya sikap mental yang positif terhadap pekerjaan

mendidik. (Suwarno, 1988: 92)

Apabila seorang guru telah memiliki ketiga unsur tersebut maka akan

mudah baginya untuk menguasai kurikulum dengan segala komponennya, juga

menguasai bahan ajar, serta mampu menetapkan dan menjabarkan kurikulum

dalam suatu program yang lebih operasinal, sehingga ia siap mentranformasi-

kan kepada siswa.

Penjabaran ini dilakukan melalui penyusunan program pengajaran atau

rencana pengajaran yang lebih dikenal dengan satuan pelajaran. Menurut Malik

Fadjar (1993: 37) Penyelenggaraan kurikulum sekolah, yang merupakan semua

kegiatan yang dapat melancarkan pendidikan, ada beberapa kegiatan yang

harus ditangani, antara lain:

a) Penentuan kriteria penerimaan murid

b) Menyusun murid ke dalam kelompok kelas-kelas

c) Menyusun program tahunan dan semester

d) Mengadakan ulangan dan mencatat hasilnya

e) Merencanakan kegiatan ekstra

f) Menyusun daftar buku yang diperlukan

Tujuan pendidikan Islam yang lebih bersifat normative dengan

mengedepankan aspek moral dalam pelaksanaannya membutuhkan penyusunan

Page 16: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

kurikulum yang cermat, yang di dalamnya memuat aspek tujuan, isi, proses

serta didukung oleh evaluasi.

Karena sifatnya yang normative maka tidak semua bentuk kegiatan

penilaian juga berdasar pada angka-angka, melainkan juga dipengaruhi oleh

perubahan sikap dan tingkah laku. Oleh karenanya muatan evaluasi yang

dilakukan oleh guru sebaiknya mengarah pada konsep moral sebagaimana tabel

berikut:

TIK

Aspek tingkah laku

Ingatan Pemahaman Aplikasi Keterangan

1. Siswa dapat

menghitung

jumlah

pembayaran

zakat emas.

2. Siswa dapat

menjelaskan

maksud istilah

istitha’ah dalam

kaitannya dengan

ibadah haji

v

v

v

v

Tabel 04: (Contoh) tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.

2. Siswa

Siswa dalam pandangan kurikulum modern bukanlah sebatas obyek didik

semata, namun ia lebih dihargai sebagai subyek yang memiliki kewenangan

untuk diajak menentukan muatan materi, sistem yang digunakan serta dapat

pula dilibatkan dalam penyusunan rumusan kegiatan dalam belajar.

Peran aktif siswa dalam belajar pada dasarnya memberikan fasilitas agar

beberapa keperluan siswa mustinya terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan siswa

dalam belajar secara hirarki oleh Maslow dalam Suwarno (1988: 82) di rinci

menjadi:

Page 17: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

a) Kebutuhan biologis

b) Kebutuhan rasa aman

c) Kebutuhan rasa kasih saying

d) Kebutuhan rasa harga diri

e) Kebutuhan self realisasi

Berangkat dari pendapat Maslow tersebut, dapat diketahui bahwasannya

siswa juga perlu mendapat penghargaan terhadap dirinya akan segala sesuatu

yang dilakukan. Berikutnya self realisasi adalah juga merupakan bagian yang

harus terpenuhi dalam rangka aktualisasi cita, rasa dan karsa siswa. Apabila

keduanya terpenuhi maka aspek pengembangan afektif, kognitif dan

psikomotor dalam rangkaian pembelajaran juga terpenuhi.

Permasalahannya adalah sejauh mana mereka dapat diarahkan dan

dikembangkan agar tujuan pendidikan agama tercapai. Caranya adalah dengan

menetapkan tujuan pendidikan dalam koridor pendidikan akhlaq dan tingkah

laku. Penyair besar Syauqi dalam Atiyah Al-Abrosyi terj. Bustami A. Gani

dan Djohar bahri (1970: 104) menulis

فان ھموا ذھبت ْاخال قھم ذھبوا* ت انما االمم االخال ق ما بقی

Artinya: Suatu bangsa itu tetap hidup selama akhlaqnya tetap baik * bila

akhlaq mereka sudah rusak, maka sirnalah bangsa itu.

Merujuk pada syair syauqi bahwa pendidikan akhlaq merupakan salah satu

unsur kemapanan suatu bangsa (dalam artian intrinsik) maka tidak berlebihan

jika lembaga pendidikan Islam menjadi salah satua bagia darinya. Pernyataan

ini didasarkan pada kenyataan bahwa pendidikan agama pada sekolah agama

relatif lebih tinggi dari pada yang lain.

Sementara itu untuk motivasi para siswa dalam belajar merupakan factor

yang sangat penting guna pencapaian hasil dan tujuan belajar. Karenanya

membangun motivasi siswa juga menjadi penting. Dua hal yang perlu

dimunculkan dalam membangun motivasi siswa adalah:

a) Memberikan jawaban atas segala rasa ingin tahu siswa dengan media yang

tersedia baik itu media yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas.

Misalnya dengan memberikan jam tambahan (ekstra kurikuler pada siswa).

Page 18: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

b) Menumbuhkan keyakinan diri akan kemampuan sendiri, dengan cara

memberikan penguatan pada siswa bahwa mereka pasti mampu

menyelesaikan tugas yang dimiliki.

Akumulasi dari dua bangunan motivasi akan berlanjut pada lahirnya

prinsip-prinsip motivasi yang meliputi:

1) Prinsip kebermaknaan, yaitu motivasi siswa yang muncul karena materi

belajar dirasakan bermakna bagi dirinya. Kebermaknaan lazimnya terkait

dengan bakat, minat, pengetahuan dan tata nilai siswa.

2) Prinsip pengetahuan dan ketrampilan, yaitu motifasi yang dibangun dari

dalam diri siswa yang telah menguasai bahan/materi pelajaran terlebih

dahulu, sehingga dia mampu memberikan penafsiran awalnya berdasar

pengetahuan yang dimiliki berkaitan dengan informasi dan pengalaman

yang dilaluinya dalam kegiatan belajar.

3. Proses

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kurikulum adalah

proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Di sini diperlukan strategi

yang tepat yang menyangkut pada masalah bagaimana melaksanakan proses

pendidikan terhadapa tujuan pendidikan dengan melihat pada situasi dan

kondisi yang ada dan juga bagaimana agar dalam proses tersebut tidak ada

hambatan serta gangguan baik secara internal maupun eksternal yang

menyangkut kelembagaan atau lingkungan sekitarnya.

Strategi pendidikan menurut Arifin (1993: 58) pada hakikatnya adalah

pengetahuan atau seni mendayagunakan semua faktor/kekuatan untuk

mengamankan sasaran pendidikan yang hendak dicapai melalui perencanaan

dan pengarahan dalam operasionalisasi sesuai dengan situasi dan kondisi

lapangan yang ada.

Untuk mencapai hal itu strategi pendidikan dalam prosesnya dapat

menggunakan materi dan metode yang tepat. Metode tersebut adalah bahan

ajar yang terumuskan dalam satuan pelajaran dengan menggunakan beberpa

pendekatan, misalnya; pendekatan psikologis, metode mutual education dengan

memberikan contoh-contoh sejarah yang baik, metode diskusi, maupun

Page 19: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

penyajian yang menyeluruh dengan data pendukung yang dapat diterima oleh

siswa. Dalam Q.S. Yusuf ayat 111 Allah menegaskan:

لقد كان في قصصھم عبرة الولي االلباب

Artinya: Sesungguhnya di dalam kisah-kisah mereka terdapat ibarat bagi

orang yang berakal.

Apabila penyajian materi di dalam kelas dirasa belum memenuhi maka

dapat diberikan jam tambahan belajar dengan cara memberikan tugas maupun

menganalisa hasil pembahasan juga dengan mencari materi pembanding di luar

kelas. Sehingga pelaksanaan kurikulum dalam kaitannya dengan metode

mengajar, alat Bantu mengajar dan penilaian dapat terlasana dengan baik.

Dengan demikian diharapkan pula terjadi keseimbangan dan keserasian

antara semua unsur dalam proses belajar mengajar sebagaimana bagan

pentahapan proses belajar yang dikemukakan oleh Zuharini dkk (- : 57)

PENUTUP

Konsep dan penerapan kurikulum pendidikan agama pada dasarnya

mengacu pada acuan dasar pelaksanaan kurikulum dengan bobot kurang lebih 10

%. Akan tetapi untuk merealisasikan kompetensinya maka ditambahkanlah dua

materi pendukung yang dipilih oleh sekolah. Kemampuan agama sangat

dibutuhkan guna menterjemahkan kurikulum pendidikan agama untuk

EVALUASISebagai Feed back

Kurikulum Tujuan

MethodeAlat Bantu Mengajar

Page 20: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

direalisasikan pada sekolah masing-masing. Terdapat hubungan yang sangat kuat

antara penerapan kurikulum dengan tingkat keberhasilan pendidikan siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Arifin. 1993. Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis dan PraktisBerdasarkan Pendekatan Interdipliner). Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin. 1993. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarta: BumiAksara.

Arifin. 2000. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1991. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Athiyah Al-Abrasyi terj. Bustami A. Ghani dan Djohar Bahri. Dasar-dasar PokokPendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Bawani, Imam. 1987. Segi-segi Pendidikan Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.

Depag RI Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 2001. Kendali MutuPendidikan Agama Islam. Jakarta.

Depdikbud Kanwil Jatim, tt, UU RI Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Surabaya.

Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djumhur dan Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung:Pustaka Ilmu.

Hamid Syarif, A. 1992. Pengembangan Kurikulum. Biro Penerbitan danPengembangan Ilmiah, FT. IAIN Sunan Ampel, Surabaya.

Hasbullah. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Indidikan, Jakarta: Raja Grafinda.

Muhammad Ma’sum bin Ali, tt, Amtsilatuth Thashrif, __________,____________

Nasution. 2001. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi,Jakarta, __________

Page 21: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

Syarifuddin, Yahya Al-Imrithi. tt. Nadlam ‘Imrithi ‘Ala Matni Al-Ajurumiyah,______________, ____________

Soebahar, Abdul Halim. 2000. Wawasan Baru Pendidikan Islam. Jakarta: KalamMulia.

Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: SinarBaru.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2000. Pengembangan Kurikulum, Bandung: RosdaKarya.

Suwarno. 1988. Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru.

Tafsir, Ahmad. 2000. Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: RemajaRosda Karya.

Zuhairini, dkk. Tt. Metodik Khusus Pendidikan Agama (dilengkapi sistem moduldan permainan Simulasi), Surabaya: Usaha Nasional.

Page 22: MODERNISASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD2.4.-MODERNISASI... · seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara

Refisi:

1. Belum ada keterangan mengenai penulis (artinya penulis dosen mana? Atau

aktifis? Atau dari lembaga mana/apa?)

2. Halaman 13, tepatnya pada item d kecil tutup kurung {d)}, yaitu on-note tidak

ditulis halaman dan tahun bukunya (Balitbang Depdiknas, : )

3. Apa maksud dari garis-garis pada daftar rujukan yang kami tandai dengan tinta

merah di atas?, jika memang benar begitu, oke kami mengikuti.