model pembelajaran berdasarkan ...repository.upi.edu/45648/6/d_geo_1502628_chapter5.pdfkewilayahan...

29
Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 129 BAB V MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFIS 5.1. Deskripsi Model Pembelajaran Berdasarkan Karakteristik Wilayah untuk Meningkatkan Keterampilan Geografis Model pembelajaran ini merupakan model yang didesain untuk anak usia Sekolah Dasar guna meningkatkan keterampilan Geografis. Keterampilan geografis merupakan hal yang penting, hal ini harus di pupuk dan ditumbuh kembangkan sejak dini (Evans 2008). Awal tahun 1990-an, para ahli geografi telah membuat kontribusi yang signifikan dalam kajian kehidupan anak-anak, dan remaja. Kajian geografi mengenai anak-anak adalah kajian multidisiplin, perlu beberapa ilmu bantu dalam mengkaji anak-anak secara ruang. Beberapa ahli mengkhawatirkan kajian akan geografi manusia khususnya kajian anak-anak dan remaja menjadi terpinggirkan. Senada dengan pendapat Evans mengenai pentingnya keterampilan geografis bagi anak-anak dan remaja karena dimasa anak-anak telah diberi pemahaman tentang ruang, dimana terdapat ruang fisik dan ruang sosial yang saling berkaitan, tempat bermain, lingkungan keluarga, sekolah bahkan lingkungan sosial lainnya yang anak-anak tersebut nikmati (Gough, 2008). Keterampilan dapat diartikan suatu penunjukkan pada aksi yang bersifat khusus yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilakukan oleh seseorang. berbagai kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, terdiri dari beberapa kegiatan yang terukur dengan tingkatan kemampuan seorang individu dalam penguasaan yang telah dicapai oleh seseorang maka hal tersebut menggambarkan tingkat kemampuan keterampilan seseorang. Hal ini dilakukan melalui proses kebiasaan yang sudah diterima secara terus menerus untuk menyatakan bahwa prilaku tersebut merupakan kebiasaan yang telah dilakukan sehingga seseorang terbiasa melakukan hal-hal tersebut. Keterampilan (skill) merupakan kemampuan untuk mengoperasikan

Upload: others

Post on 26-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

129

BAB V

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

GEOGRAFIS

5.1. Deskripsi Model Pembelajaran Berdasarkan Karakteristik Wilayah untuk Meningkatkan Keterampilan Geografis

Model pembelajaran ini merupakan model yang didesain untuk anak usia

Sekolah Dasar guna meningkatkan keterampilan Geografis. Keterampilan geografis

merupakan hal yang penting, hal ini harus di pupuk dan ditumbuh kembangkan sejak

dini (Evans 2008). Awal tahun 1990-an, para ahli geografi telah membuat kontribusi

yang signifikan dalam kajian kehidupan anak-anak, dan remaja. Kajian geografi

mengenai anak-anak adalah kajian multidisiplin, perlu beberapa ilmu bantu dalam

mengkaji anak-anak secara ruang. Beberapa ahli mengkhawatirkan kajian akan

geografi manusia khususnya kajian anak-anak dan remaja menjadi terpinggirkan.

Senada dengan pendapat Evans mengenai pentingnya keterampilan geografis bagi

anak-anak dan remaja karena dimasa anak-anak telah diberi pemahaman tentang ruang,

dimana terdapat ruang fisik dan ruang sosial yang saling berkaitan, tempat bermain,

lingkungan keluarga, sekolah bahkan lingkungan sosial lainnya yang anak-anak

tersebut nikmati (Gough, 2008).

Keterampilan dapat diartikan suatu penunjukkan pada aksi yang bersifat khusus

yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilakukan oleh seseorang.

berbagai kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, terdiri dari beberapa kegiatan

yang terukur dengan tingkatan kemampuan seorang individu dalam penguasaan yang

telah dicapai oleh seseorang maka hal tersebut menggambarkan tingkat kemampuan

keterampilan seseorang. Hal ini dilakukan melalui proses kebiasaan yang sudah

diterima secara terus menerus untuk menyatakan bahwa prilaku tersebut merupakan

kebiasaan yang telah dilakukan sehingga seseorang terbiasa melakukan hal-hal

tersebut. Keterampilan (skill) merupakan kemampuan untuk mengoperasikan

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

130

pekerjaan secara mudah dan cermat (Olkun, Smith, Gerretson, Yuan, & Joutsenlahti,

2009). Istilah terampil juga diartikan sebagai suatu perbuatan atau tugas, dan sebagai

indikator dari suatu tingkat kemahiran (Rittle-johnson, Zippert, & Boice, 2018).

Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu

tujuan dengan efektif. Keterampilan gerak berdasarkan faktor-faktor genetik dan

lingkungan dapat dibagi dua yaitu (Pakarinen et al., 2017; Olkun et al., 2009) :

1. Keterampilan phylogenetic, adalah keterampilan yang dibawa sejak lahir, yang

dapat berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak tersebut.

2. Keterampilan ontogenetic, merupakan keterampilan yang dihasilkan dari latihan

dan pengalaman sebagai hasil dari pengaruh lingkungan.

Dalam mencapai suatu tingkat keterampilan yang baik, perlu memperhatikan

hal sebagai berikut: Pertama, faktor individu/pribadi yaitu kemauan serta keseriusan

dari individu itu sendiri berupa motivasi yang besar untuk menguasai keterampilan

yang diajarkan. Kedua, faktor proses belajar mengajar menunjuk kepada bagaimana

kondisi belajar dapat disesuaikan dengan potensi individu, dan lingkungan sangat

berperan dalam penguasaan keterampilan. Ketiga, faktor situasional menunjuk pada

metode dan teknik dari latihan atau praktik yang dilakukan.

Keterampilan geografis memungkinkan seseorang untuk dapat mengumpulkan

dan menganalisis informasi, sampai pada suatu kesimpulan dari informasi tersebut, dan

membuat keputusan serta berujung pada suatu tindakan. Pembelajaran geografi

hakikatnya adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang

merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variansi

kewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran geografi disekolah merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi

yang meliputi aspek-aspek keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan dengan objek

studi geografi adalah geosfer yang terdiri atas atmosfer, litosfer, hidrosfer dan biosfer

yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi peserta didik pada jenjang-

jenjang pendidikan. Pembelajaran geografi pada SD terintegrasi dalam pembelajaran

Page 3: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

131

Tematik pada sub tema Ilmu Pengetahuan Sosial yang didapat pada kelas tinggi di SD

yaitu kelas IV, V dan VI.

Keterampilan geografis juga membantu dalam pengembangan dan penyajian

suatu kajian yang efektif, argumen persuasif mengenai masalah keruangan. Peserta

didik dalam mengembangkan keterampilan geografis peserta didik yang akan

memungkinkan peserta didik dalam mengamati pola, asosiasi, dan tata ruang. Banyak

dari keterampilan geografis yang peserta didik yang diharapkan dalam pembelajaran

banyak menggunakan alat dan teknologi geospasial yang merupakan bagian dari proses

kajian-kajian yang bersifat geografis. Alat-alat dan teknologi yang representasi

geografis, seperti data spasial dan bola dunia, baik yang konvensional maupun versi

digital, hal ini penting untuk mengkaji hal-hal yang bersifat geografis bagi peserta

didik untuk membantu dalam memvisualisasikan ruang agar peserta didik melek ruang

sejak dini (Downs, 2012). Keterampilan geografis sesuatu hal yang bisa diwajibkan

pada peserta didik untuk menumbuh kembangkan keterampilan geografis melalui

informasi yang diberikan dalam pembelajaran yang terdiri terdiri dari lima macam

keterampilan pada setiap jenjang pendidikan seperti di SD dan Menengah, Hal yang di

kaji oleh Komite Bersama Geographic Pendidikan oleh Asosiasi Geografer Amerika

dan Dewan Nasional untuk Geographic Pendidikan terdapat lima set keterampilan

geografis adalah sebagai berikut (Downs, 2012):

1. Peserta didik mampu Mengajukan Pertanyaan Geografis.

2. Peserta didik mampu Memperoleh Informasi Geografis.

3. Peserta didik mampu Pengorganisasian Informasi Geografis.

4. Peserta didik mampu Menganalisis Informasi Geografis.

5. Peserta didik mampu Menjawab Pertanyaan Geografis.

5.2. Dasar Pemikiran Karakteristikistik Wilayah dalam Aspek Geografis

Ada beberapa pengertian tentang wilayah yang terkait dengan aspek keruangan.

Konsep wilayah dalam konteks ruang harus meliputi konsep ruang sebagai ruang

Page 4: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

132

wilayah ekonomi, ruang wilayah social budaya, ruang wilayah ekologi, dan ruang

wilayah politik. Wilayah itu sendiri adalah batasan geografis (bentang fisik dan sosial)

yang mempunyai pengertian tertentu atau sesuai dengan fungsi pengamatan tertentu.

Wilayah dapat dilihat sebagai suatu ruang dipermukaan bumi. Pengertian permukaan

bumi adalah menunjuk pada tempat atau lokasi yang dilihat secara horizontal dan

vertikal dengan karakteristik tersendiri yang di dalamnya termasuk inmteraksi antar

komponen tersebut. Karena kita membicarakan ruang dalam kaitannya dengan

kepentingan manusia, perlu dibuat batasan bahwa ruang pada permukaan bumi adalah

sejauh manusia masih bisa menjangkaunya atau masih berguna bagi manusia

(Bambang 2010).

Pada awalnya, ilmu kewilayahan ini bersumber dari dua mazhab, yaitu regional

economics (ekonomi wilayah) dan regional geography (geografi wilayah). Kalangan

mazhab ekonomi wilayah, menganalisis keruangan dengan menganalogikan teori-

teori ekonomi umum. Sebagai ilustrasi, hal ini terlihat pada permodelan dengan

program linier (linier programming) untuk analisis transportasi, masalah substitusi

ruang dalam teori-teori produksi neoklasik, analisis input-output antar wilayah dan

sebagainya. Di lain pihak, kalangan mazhab geografi wilayah dalam

penganalisaannya lebih mendasarkan pada sifat-sifat dasar keruangan secara geografis

dan implikasinya terhadap evolusi spatio-temporal dari tatanan perekonomian yang

kompleks. Sebagai ilustrasi, hal ini terlihat dalam permodelan pilihan diskrit (discrete

choice models) untuk perilaku pemilihan ruang (spatial choice behavior), dan teori-

teori evolusioner tentang inovasi dan dinamika keruangan. Walaupun demikian, pada

tahap selanjutnya ilmu wilayah menjadi suatu disiplin ilmu yang luas cakupannya

meliputi masalah-masalah perkotaan, perdesaan dan hubungan antar keduanya,

masalah transportasi, dan masalah sumberdaya alam. Oleh karenanya, suatu

pendekatan terpadu yang dapat menyatukan antara pemahaman dari kedua mazhab

tadi menjadi semakin dimungkinkan.

Page 5: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

133

Di Indonesia, pada awalnya kajian tentang wilayah sudah mulai

memperkenalkan kepada kalangan perencanaan pembangunan dan penentu

kebijaksanaan tentang wilayah pembangunan. Wilayah mencoba menanggapi hal-hal

yang selama ini kurang dijelaskan dengan memuaskan oleh cabang ilmu-ilmu yang

lain. Wilayah mempertimbangkan aspek-aspek di atas dan aspek-aspek lingkungan

lainnya sepanjang berkaitan dengan aspek lokasi, local, kota, desa atau wilayah. Ilmu

wilayah membahas sejauh mana pengaturan-pengaturan perusahaan, konsumen dan

lembaga.

Berdasarkan kritik-kritik tersebut, ilmu wilayah dikembangkan sebagai ilmu

pengetahuan terapan (applied science) baru dengan memasukkan dimensi ruang

(lokasi) terhadap ilmu ekonomi menjadi ilmu baru. Dalam proses perkembangannya,

“sense” ilmu ekonomi pada ilmu ini sangat menonjol. Hal ini sebenarnya mudah

dipahami jika dilihat dari latar belakang para pelopor pengembangan ilmu ini yang

merupakan pakar-pakar ilmu ekonomi, terutama Walter Isard. Karena itu pulalah

dapat dipahami jika ilmu ini terutama sangat bias pada pendekatan-pendekatan

kuantitatif karena kebanyakan pakar ekonomi yang mengembangkannya adalah juga

pakar ekonometrik. Seperti halnya juga dalam ilmu ekonomi, ilmu wilayah melakukan

analisis dengan pendekatan matematis atau model-model matematis atas data wilayah

untuk menguji model dan hipotesis-hipotesis yang dikembangkan. Oleh karena itu

pula penggunaan kata “science” menjadi dianggap penting.

Menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

pengertian wilayah adalah “ruang” yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administrasi dan atau aspek fungsional.

Berdasarkan pengertian undang-undang tersebut, ada dua aspek yang harus

diperhatikan dalam konsep wilayah, yaitu : pertama, di dalam wilayah ada unsur-unsur

yang saling terkait yaitu ruang yang berfungsi lindung yang harus selalu dijaga

keberadaannya dan ruang yang berfungsi budidaya sebagai tempat manusia

Page 6: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

134

melakukan kegiatannya untuk kelangsungan hidupnya, yang pada dasarnya keduanya

tidak dapat hidup dan berkembang serta survive (keberlanjutan) sendiri-sendiri.

Kedua, adanya pengertian deliniasi fungsi berdasarkan koordinasi geografis (batasan

berdasarkan titik-titik koordinat) yang deliniasinya bisa wilayah administrasi

(pemerintahan) atau wilayah fungsi tertentu lainnya.

Struktur wilayah merupakan hasil kenampakan multifaktor dari struktur sosial,

struktur ekonomi dan struktur pemanfaatan ruang (Rijanta, 2005). Rencana Struktur

Pemanfaatan Ruang menggambarkan susunan unusr-unsur pembentuk rona

lingkungan, lingkungan sosial, dn lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarkis

dan berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk struktur ruang kabupaten. Isi

Rencana struktur Pemanfaatan Ruan gdiantaranya meliputi hirarki pust pelayanan

wilayah seperti sitem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusat-pusat permukiman,

hirarki sarana dan prasarana, sistem jaringan transportasi seperti sistem jalan arteri,

jalan kolektor, jalan lokal dan kelas terminal. Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan-kegiatan budidaya dan lindung. Isi

Rencana Pola Pemanfaatan Ruang adalah delineasi (batas-batas) kawasan kegiatan

sosial, ekonomi, budidaya dan delineasi kawasan lindung (BKTRN, 2002). Faktor

struktur sosial atau faktor susunaan masyarakat (Koentjaraningrat, 1971), mengenai

jaringan hubungan antara kedudukan sosial yang masing-masing mempunyai fungsi

tertentu. Suatu masyarakat biasanya terbagi-bagi ke dalam golongan-golongan dari

kedudukan-kedudukan yang sejenis sifat-sifatnya, tetapi juga ke dalam lapisan-lapisan

yang terjadi karena perbedaan penilaian umum terhadap berbagai macam kedudukan

tadi. Pembagian yang pertama yang seolah-olah bersifat “vertikal” disebut para ahli

sosiologi differensiasi sosial, sedangkan pembagian kedua yang seolah-olah bersifat

“horizontal”, disebut stratifikasi sosial. Golongan-golongan sosial yang biasanya ada

dalam masyarakat yang besar seperti masyarakat Indonesia adalah misalnya golongan

ani, golongan pegawai, golongan militer, golongan cendekiawan, golongan buruh,

golongan seniman, dan lain-lain. Sedangkan lapisan-lapisan sosial misalnya lapisan

Page 7: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

135

masyarakat pedesaan, lapisan masyarakat buruh kasar, lapisan menengah, lapisan

pegawai tinggi, lapisan elite, dan sebagainya.

Struktur ekonomi adalah pembagian dua bidang ekonomi. Pertama, ada yang

membaginya berdasarkan tiga sektor bidang yang berbeda, yaitu sektor pertanian,

sektor industri, sektor jasa. Kedua, berdasarkan sektor yang utama/primer sampai

dengan sektor pelengkap/tersier, yaitu sektor primer yang terdiri atas pertanian,

kehutanan, perikanan, dan pertambangan; sektor sekunder yang terdiri atas industr-

industri pengolahan, industri air dan listrik, industri bangunan; sektor tersier yang

terdiri atas bidang pengangkutan dan perhubungan, pemerintahan, perdagangan, dan

jasa-jasa perseorangan.

Struktur pemanfataan ruang (Rustiadi,2007), adalah gambaran mengenai

hubungan keterkaitan (linkages) antara aspek-aspek aktivitas-aktivitas pemanfaatan

ruang. Salah satu pendeskripsian wilayah sebagai suatu sistem, adalah aspek struktur

hubungan antar komponen-komponen yang ada di dalam wilayah tersebut. Deskripsi

interaksi antar komponen wilayah yang paling umum adalah aliran penduduk antar

wilayah atau pusat-pusat konsentrasi wilayah yang sering digambarkan dengan aliran

arus perjalanan (trips) dan migrasi. Aliran jumlah kendaraan baik dalam bentuk tabel

maupun peta, merupakan pendekatan yang paling umum. Di dalam pendeskripsian

interaksi spasial di daratan, secara spasial aspek keterkaitan digambarkan melalui unsur

jaringan prasarananya (jaringan jalan raya, jaringan rel kereta api, dan lain-lain), sarana

angkutan (bis, kendaraan roda empat, sepeda motor, dan lain-lain), obyek yang

dialirkan (orang/penumpang, barang, jasa, informasi, dan lain-lain), besaran aliran

(jumlah kendaraan, jumlah orang/penumpang, volume barang, nilai barang/jasa yang

dialirkan, dan lain-lain), hingga aspek tujuan/maksud dari interaksi yang dimaksudkan

(tujuan pergi bekerja,distribusi pemasaran, output barang/jasa, tujuan-tujuan sosial,

bersekolah/pendidikan, dan lain-lain).

Batasan wilayah (boundaries) diartikan sebagai ruang khusus, yang mungkin

tidak pejal (diikuti adanya pergerakan keluar-masuk) dan dapat mutable (dapat untuk

Page 8: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

136

berubah). Batasan wilayah (boundaries) mungkin mengikuti batas alami, seperti

gunung-gunung, laut, atau sungai-sungai, atau mungkin batas buatan manusia, seperti

garis lurus pada peta. Kebanyakan batasan wilayah (boundaries) adalah sengaja

didesain untuk kebutuhan khusus atau klaim, seperti sebagai akses ke lautan atau

kontrol dari kota penting (Rijanta, 2005).

Batas wilayah (boundaries) formal adalah penetapan batas berdasarkan hukum,

dibuat tanda dalam peta, dipagari atau diberi catatan lainnya pada tanah, dan

dipertahankan. Contohnya, perumahan kelas menengah di beberapa kota, bertetangga

harus di daerah legal sebagai warga dan kepemilikannya ditandai pada selembar peta.

Mungkin di sekelilingnya dibatasi pagar putih yang merupakan garis kepemilikan.

Siapapun yang masuk ke area pemilikan tanpa ijin dari pemilik mungkin ditangkap

untuk pelanggarannya.

Batas wilayah (boundaries) informal mungkin hanya simbol. Contohnya,

sebuah “gang” di kota mempunyai “wilayah kekuasaan” luas dari jalan utama sampai

jalan perkampungan, tetapi area tersebut tidak resmi dipetakan atau dibatasi, walaupun

begitu ditandai dengan grafiti dan dipertahankan dengan agresif (Bambang 2010).

Sebuah wilayah ditentukan oleh selain aspek fisik dan sosial, karakteristik

wilayah dipengaruhi lokasi ruang itu sendiri. Karakteristik wilayah selalu dinamis

dalam rentang ruang dan waktu. Apabila dilihat sekilas wajah suatu wilayah, maka

akan banyak susunan atau komposisi ruang dalam wilayah yang mencirikan wilayah

tersebut. Akan tetapi, apabila diamati dengan cermat maka akan dijumpai bentuk dan

susunan khas yang mirip dengan wilayah-wilayah lain. Contoh wilayah kota atau urban

bersifat heterogen ditinjau dari aspek struktur bangunan dan demografis. Susunan,

bentuk, ketinggian, fungsi, dan usia bangunan berbeda-beda.Mata pencaharian, status

sosial, suku bangsa, budaya, dan kepadatan penduduk juga bermacam-macam.

Misalnya, kota A berbentuk persegi empat, kota B berbentuk persegi panjang, dan kota

C berbentuk bulat. Begitu juga dalam susunan bangunan kota terjadi pengelompokan

berdasarkan tata guna lahan kota. Jadi, suatu kota memiliki bentuk dan susunan yang

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

137

khas. Apabila kita mengamati kota berdasarkan peta penggunaan lahan, maka kita akan

mendapatkan berbagai jenis zona, seperti zona perkantoran, perumahan, pusat

pemerintahan, pertokoan, industri, dan perdagangan. Zona-zona tersebut menempati

daerah kota, baik di bagian pusat, tengah, dan pinggirannya. Zona perkantoran, pusat

pemerintahan, dan pertokoan menempati kota bagian pusat atau tengah. Zona

perumahan elite cenderung memiliki lokasi di pinggiran kota. Sedang zona perumahan

karyawan dan buruh umumnya berdekatan dengan jalan penghubung ke pabrik atau

perusahaan tempat peserta didik bekerja. Para geograf dan sosiolog telah melakukan

penelitian berkaitan dengan persebaran zona-zona suatu kota. Penelitian itu bertujuan

untuk mengetahui perkembangan dan persebaran spasial kota.

5.3. Asumsi Dasar dan Sintak Model Pembelajaran Berdasarkan Karakteristik Wilayah untuk Meningkatkan Keterampilan Geografis Peserta Didik Sekolah Dasar

Pembelajaran di SD yang merupakan pembelajaran Tematik sejak kelas I

sampai kelas IV, namun untuk sub pokok bahasan IPS pada kelas IV, V dan VI. Model

threaded yang merupakan salah satu model pembelajaran tematik merupakan model

pemaduan bentuk keterampilan misalnya, melakukan prediksi dan estimasi dalam

matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam

novel, dan sebagainya. Bentuk threaded ini berfokus pada apa yang disebut meta-

curriculum. Keterampilan berpikir (thinking skills), keterampilan sosial (social skills),

ketrampilan belajar, grafis organizer, teknologi, dan kecerdasan ganda (multiple

intelligence skills) yang terdapat dalam semua disiplin ilmu dapat dilakukan dengan

pendekatan untaian. Model Threaded adalah model bersambungan atau model

integrasi yang memfokus pada metakurikulum yang merupakan jantung dari semua

pokok bahasan. Misalnya, perkiraan (prediction) adalah suatu ketrampilan yang

digunakan untuk memperkirakan sesuatu yang ada pada bidang ilmu matematika,

memperkirakan peristiwa masa sekarang, atau mengantisipasi peristiwa yang ada

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

138

dalam sebuah novel, dan proses membuat berbagai macam dugaan di laboratorium

IPA. Strategi mencari kesepakatan juga digunakan untuk menyelesaikan konflik dalam

segala situasi permasalahan. Ketrampilan ini pada intinya akan dihubungkan melalui

isi standar kurikulum yang ada. Adapun Sintaksis dalam pembelajaran model Tematik

dengan Model threaded sebagai berikut :

Langkah-langkah pada Model Threaded:

1. Menetapkan keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajaran ketrampilan.

2. Memilih mata pelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini.

3. Mencocokkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dapat diuntaikan.

4. Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu.

5. Menetapkan ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan.

Pembelajaran di SD adalah suatu proses pelajaran yang bertujuan agar peserta

didik mampu memahami eksistensi yang ada dalam dirinya sebagai makhluk hidup

yang berkembang, berinteraksi, berusaha memahami kebutuhan hidupnya, serta

mampu berinteraksi dengan sesama manusia dan alam dalam rangka mengembangkan

budaya kehidupan. Pembelajaran diharapkan dapat mendewasakan diri dan

kepribadian peserta didik, sehingga mampu membina sampai menjadi manusia yang

mandiri, sadar akan hak dan kewajibannya, dapat memecahkan berbagai masalah

kehidupan yang dihadapi.

Pembelajaran dikembangkan dan digali dari kehidupan praktis sehari-hari di

masyarakat. Masyarakat merupakan serta objek kajian materi pendidikan, yaitu

berpijak pada pada keadaan yang riil (current event), dengan mengangkat isu-isu yang

sangat berarti dari mulai kehidupan yang terdekat dengan peserta didik sampai pada

kehidupan yang luas dengan dirinya. Jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi

geografi, sejarah diarahkan untuk menjadi warga negara indonesia yang demikrasi dan

dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dapat di identifikasi

bahwa pembelajaran di SD adalah mata pelajaran gabungan dari berbagai studi sosial

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

139

yang ada dan menyoroti berbagai fenomena dan masalah sosial yang disajikan secara

terpadu.

Pembelajaran yang diberikan di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang

fleksibel. Yaitu sebagai IPS sebagai mata pelajaran yang mencakup berbagai ilmu

sosial yang sangat kompleks, menjadi bagian yang integral dalam penanaman nilai-

nilai pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran digunakan sebagai tempat

pengembangan peserta didik menuju warga negara yang baik sejalan dengan

perkembangan usianya.

Fleksibilitas pembelajaran dalam menyajikan materi ajar terhadap peserta

didik, tidak terbatas pada pengetahuan sosial yang bersifat hafalan, tetapi mencakup

gejala sosial yang dapat dijadikan pedoman dalam aktivitas sehari-hari. Pembelajaran

dapat dikaitkan dengan berbagai sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran bisa menjadi acuan dalam mengembangkan konsep disiplin, sikap, dan

perilaku dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah lingkungan masyarakat.

Pentingnya pembelajaan bahwa peran strategi pendidikan adalah memperkuat

sumber daya manusia. Oleh sebab itu, pendidikan harus dikembangkan untuk menjadi

pendidikan intelektual dan pendidikan nilai sosial yang handal dan dirasakan

manfaatnya oleh peserta didik dan masyarakat. Pendidikan dalam hal ini dihadapkan

pada tantangan mutu pendidikan agar dapat menanamkan kekuatan intelektual dan

emosional pada peserta didik untuk memberdayakan potensi dirinya.

Proses pembelajaran IPS mempunyai karakteristik khusus yang membedakan

dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan

lain-lain). Karakteristik pembelajaran IPS adalah:

1. Berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya.

2. Mengutamakan peran aktif peserta didik melalui proser belajar agar peserta didik

mampu mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analisis.

3. Mengutamakan hal-hal, dan pemghayatan hubungan antar manusia yang bersifat

manusiawi.

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

140

4. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan

keterampilannya.

5. Berusaha untuk memuaskan setiap peserta didik yang berbeda melalui program

maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat peserta didik dan

masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.

Karakteristik dari pembelajaran pembelajaran di SD yaitu sebagai mata

pelajaran yang lebih mengarah pada pembentukan peserta didik pada diri dan

lingkungannya, pada berbagai aktivitas kehidupan manusia. Dengan demikian peranan

pembelajaran di SD bagi peserta didik di SD memiliki ruang yang sangat strategis

dalam rangka membentuk anak bangsa yang berkualitas.

Tujuan pembelajaran di SD secara umum menggambarkan penekanan sasaran

akhir yang hendak dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran

dan menyelesaikan pendidikan dalam program SD. Selain itu tujuan dari pendidikan

pembelajaran di SD dalam pandangan pendidikan dasar, yang paling utama adalah

peletakan dasar kesadaran diri para peserta didik sebagi makhluk individu (self-

awareness). Menyadarkan peserta didik dengan pendekatan pendidikan agar

memahami bahwa dirinya adalah memiliki kekhususan. Secara keseluruhan tujuan

pendidikan di SD adalah sebagai berikut:

1. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam

kehidupannya kelak di masyarakat.

2. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan

menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di

masyarakat.

3. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga

masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.

4. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan

keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari

kehidupan sosial tersebut.

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

141

Pembelajaran pembelajaran di SD pada materi pokok keragaman sosial dan

budaya berdasarkan kenampakan alam dikempangkan berdasarkan prinsip bahwa

peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak

mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran pada materi pokok keragaman

sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam ini harus dikaitkan dengan tantangan

yang dihadapi tiap orang dalam kehidupannya. Terutama tantangan yang akan

dihadapi pesreta didik di hari-hari mendatang. Sesuai dengan tantangan tersebur,

pendidikan pada materi pokok keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan

alam bertujuan mengetahui kenampakan alam di lingkungan tempat tinggal

mempengaruhi keadaan sosial budaya.

Salah satu upaya kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang menggunakan

kurikulum berbasis kompetensi di sekolah dasar adalah melakukan pembelajaran

tematik. Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna bagi anak karena

model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan

kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian masih banyak pihak yang

belum memahami dan mampu menerapkan model ini secara baik. Melalui tulisan ini

akan diuraikan secara singkat tentang pembelajaran tematik secara konseptual dan

implementasinya dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan

mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan.

Pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan,

keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan

menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelajaran

tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi

Page 14: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

142

kurikulum. Disamping itu pembelajaran tematik akan memberi peluang pembelajaran

terpadu yang lebih menekankan pada partisipasi/keterlibatan peserta didik dalam

belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau

waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Abdul Kadir, 2015).

Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa

prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu :

1. bersifat terintegrasi dengan lingkungan.

2. bentuk belajar dirancang agar peserta didik menemukan tema.

3. efisiensi. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas berikut ini akan diuraikan

ketiga prinsip tersebut, berikut ini.

a. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan. Pembelajaran

yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya

pembahasan suatu topik dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi peserta

didik atau ketika peserta didik menemukan masalah dan memecahkan

masalah yang nyata dihadapi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari

dikaitkan dengan topik yang dibahas.

b. Bentuk belajar harus dirancang agar peserta didik bekerja secara sungguh-

sungguh untuk menemukan tema pembelajaran yang riil sekaligus

mengaplikasikannya. Dalam melakukan pembelajaran tematik peserta didik

didorong untuk mampu menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai

dengan kondisi peserta didik, bahkan dialami peserta didik.

c. Efisiensi. Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam

segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang otentik

sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat.

Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut :

1. Berpusat pada peserta didik artinya proses pembelajaran yang dilakukan harus

menempatkan peserta didik sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya

pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan

Page 15: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

143

belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar peserta

didik.

2. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik artinya agar pembelajaran

lebih bermakna maka peserta didik perlu belajar secara langsung dan mengalami

sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan

memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas artinya mengingat tema dikaji dari

berbagai mata pelajaran dan saling keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi

tidak begitu jelas.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.

5. Bersifat fleksibel artinya pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara

ketat antar mata pelajaran.

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan peserta

didik.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik,

yaitu:

1. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih

bermakna dan utuh.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan alokasi waktu

untuk setiap topik, banyak sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan.

3. Pilihlah tema yang terdekat dengan peserta didik.

4. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema.

Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar (SD) merupakan suatu hal yang relatif

baru, sehingga dalam implementasinya belum sebagaimana yang diharapkan. Masih

banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik ini. Hal ini

terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan secara intensif tentang

pembelajaran tematik ini. Disamping itu juga guru masih sulit meninggalkan

Page 16: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

144

kebiasaan dalam kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata

pelajaran/bidang studi.

Pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar pada saat ini difokuskan

pada kelas-kelas bawah (kelas 1 dan 2) atau kelas yang anak-anaknya masih tergolong

pada anak usia dini, walaupun sebenarnya pendekatan pembelajaran tematik ini bisa

dilakukan di semua kelas sekolah dasar.

Pembelajaran tematik dilakukan dengan beberapa tahapan-tahapan seperti

penyusunan perencanaan, penerapan, dan evaluasi/refleksi. Tahap-tahap ini secara

singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan; Mengingat perencanaan sangat menentukan keberhasilan suatu

pembelajaran tematik, maka perencanaan yang dibuat dalam rangka pelaksanaan

pembelajaran tematik harus sebaik mungkin. Oleh karena itu ada beberapa langkah

yang perlu dilakukan dalam merancang pembelajaran tematik ini yaitu: 1) Pelajari

kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran, 2)

Pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi untuk setiap

kelas dan semester, 3) Buatlah ”matriks hubungan kompetensi dasar dengan tema”,

4) Buatlah pemetaan pembelajaran tematik. Pemetaan ini dapat dapat dibuat dalam

bentuk matriks atau jaringan topik, 5) Susunlah silabus dan rencana pembelajaran

berdasarkan matriks/jaringan topik pembelajaran tematik

2. Penerapan pembelajaran tematik; Pada tahap ini intinya guru melaksanakan

rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran tematik ini

akan dapat diterapkan dan dilaksanakan dengan baik perlu didukung laboratorium

yang memadai. Laboratorium yang memadai tentunya berisi berbagai sumber

belajar yang dibutuhkan bagi pembelajaran di sekolah dasar. Dengan tersedianya

laboratorium yang memadai tersebut maka guru ketika menyelenggarakan

pembelajaran tematik akan dengan mudah memanfaatkan sumber belajar yang ada

di laboratorium tersebut, baik dengan cara membawa sumber belajar ke dalam kelas

Page 17: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

145

maupun mengajak peserta didik ke ruang laboratorium yang terpisah dari ruang

kelasnya.

3. Evaluasi Pembelajaran Tematik; Evaluasi pembelajaran tematik difokuskan pada

evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses diarahkan pada tingkat keterlibatan,

minat dan semangat peserta didik dalam proses pembelajaran, sedangkan evaluasi

hasil lebih diarahkan pada tingkat pemahaman dan penyikapan peserta didik

terhadap substansi materi dan manfaatnya bagi kehidupan peserta didik sehari-hari.

Disamping itu evaluasi juga dapat berupa kumpulan karya peserta didik selama

kegiatan pembelajaran yang bisa ditampilkan dalam suatu paparan/pameran karya

peserta didik.

Instrumen yang dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman peserta didik

terhadap materi pelajaran dapat digunakan tes hasil belajar. dan untuk mengetahui

tingkat kemampuan peserta didik melakukan suatu tugas dapat berupa tes perbuatan

atau keterampilan dan untuk mengungkap sikap peserta didik terhadap materi pelajaran

dapat berupa wawancara, atau dialog secara informal. Instrumen yang dikembangkan

dalam pembelajaran tematik dapat berupa: kuis, pertanyaan lisan, ulangan harian,

ulangan blok, dan tugas individu atau kelompok, dan lembar observasi. Pada

Pembelajaran Keterampilan Geografis ini mengembangkan antara model tematik yang

memang berlaku di Sekolah dasar juga memasukkan model Problem Based Learning

(PBL) dalam pembelajaran. PBL adalah sebuah proses pembelajaran, dalam

praktiknya dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat

pengetahuan yang penting, membuat peserta didik mahir dalam memecahkan masalah,

dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam

tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik untuk

memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karir

dan kehidupan sehari-hari. PBL merupakan metode instruksional yang menantang

peserta didik agar belajar dan belajar, bekerja sama dengan kelompok untuk mencari

solusi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa

Page 18: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

146

keingintahuan serta kemampuan analisis peserta didik dan inisiatif atas materi

pelajaran. PBL mempersiapkan peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis, dan

untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai (Barbara J.Duch,

2001). Kolaborasi antara dua model pembelajaran ini mampu untuk meningkatkan

keterampilan geografis peserta didik sejak SD.

Model Pembelajaran Keterampilan Geografis Berdasarkan Karakteristik

Wilayah. Ini tetap dalam koridor model pembelajaran tematik, yang merupakan pakem

model pembelajaran di Sekolah Dasar di Indonesia untuk Kurikulum Nasional 2013.

Model Pembelajaran Berdasarkan Karakteristik Wilayah untuk Meningkatkan

Keterampilan Geografis Peserta Didik Sekolah Dasar di dalam model pembelajaran

tematik yang telah didesain sedemikian rupa dengan model pembelajaran berbasis

masalah, merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menolong peserta didik

untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini.

Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk dalam pembelajaran

dalam menyajikan suatu masalah yang nyata bagi peserta didik sebagai awal

pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan

menggunakan pendekatan pemecahan masalah, dengan memasukkan unsur

keterampilan geografis sehingga model ini memecahkan atau menelaah masalah atau

fenomena yang berbasis karakteristik ruang dan waktu sehingga anak terampil dalam

proses berpikir berdasarkan karakteristik wilayah (lihat Gambar 5.1 dan gambar 5.2).

Sumber : Penelitian 2019

Gambar 5.1 Sintak Model Pembelajaran Berdasarkan Karakteristik Wilayah untuk Meningkatkan Keterampilan Geografis Peserta Didik Sekolah Dasar

Page 19: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

147

Pada model pembelajaran Peningkatan Keterampilan Geografis ini tetap

mengadopsi model pembelajaran PBL sebagai induk model dengan memasukkan

model pembelajaran tematik, hal ini dikarenakan model pembelajaran yang akan

diterapkan pada tingkat Sekolah Dasar, yang mana materi bahasan di SD bersifat

Tematik. Pengintegrasian keterampilan geografis pada model ini dikarenakan aspek

ruang dalam pembelajaran telah muncul dalam pembalajaran tematik dari tiap sub-sub

tema Ilmu Pengetahuan IPS. Diaman pengetahuan akan ruang itu merupakan bagian

kajian dari geografi. Dalam Seminar dan Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia

Universitas Negeri Semarang (dahulu IKIP Semarang) pada tahun 1988 merumusakan

suatu definisi geografi yaitu suatu ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-

gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisik

maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya, melalui

pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan program, proses dan

keberhasilan pembangunan.

Pembelajaran berbasis masalah mengungkapkan bahwa ini metode

pembelajaran yang didasarkan pada pemecahan masalah. Model ini diadopsi dari

bidang kedokteran pada 1980-an dan diperkenalkan ke pengajaran bahasa asing untuk

tujuan tertentu dengan keinginan untuk menerapkan model yang menggabungkan apa

yang telah lama dianggap sebagai elemen khas penting dari bahasa untuk tujuan

tertentu. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan modern dan inovatif

untuk pengajaran.

Page 20: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

148

Sumber : Penelitian 2019

Gambar 5.2. Konsep Model Pembelajaran Berdasarkan Karakteristik Wilayah untuk Meningkatkan Keterampilan Geografis Peserta Didik Sekolah Dasar

Pendekatan untuk menyusun kurikulum yang melibatkan peserta didik

berhadapan dengan masalah dari praktik yang memberikan stimulus dalam belajar.

Mengingat bahwa mengajar tidak secara otomatis mengarah pada proses pembelajaran,

pembelajaran berbasis masalah dipandang dalam konteks pendekatan belajar dari pada

sebagai teknik pengajaran. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar yang dicapai peserta

didik sebagian besar ditentukan oleh kegiatan pembelajaran yang peserta didik

Page 21: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

149

lakukan. Dalam pandangan kontemporer ada kecenderungan yang berkembang untuk

menemukan pengajaran tentang cara orang belajar.

Tabel 5.2

Desain Kegiatan Model Pembelajaran Keterampilan Geografis Berdasarkan Karakteristik Wilayah

Sintaksis Tujuan Kegiatan Guru Kegiatan Peserta didik

Mengidentifikasi fenomena di suatu wilayah

Melakukan proses berpikir untuk menemukan gejala sosial atau fisik yang terjadi di wilayah sekitar sekolah atau rumah

Guru memberikan dorongan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi fenomena yang terjadi di wilayahnya

Setiap peserta didik bekerja sama dalam menyebutkan gejala fisik dan sosial yang terjadi di wilayahnya

Memilih salah satu fenomena di suatu wilayah

Melakukan proses berpikir dalam memilih satu fenomena yang unik/sering terjadi di wilayah sekitar sekolah atau rumah

Guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk memilih salah satu fenomena yang menjadi ciri dari suatu wilayah

Setiap peserta didik bekerja sama dalam menentukan satu gejala fisik / sosial yang terjadi di wilayahnya

Merumuskan suatu fenomena berdasarkan karakteristik wilayah

Melakukan proses berpikir dalam merumuskan faktor yang mengakibatkan fenomena itu terjadi

Guru memberikan dorongan kepada peserta didik untuk merumuskan suatu fenomena itu terjadi pada sesuatu wilayah

Setiap peserta didik bekerja sama dalam merumuskan 1 gejala fisik dan sosial yang terjadi di wilayahnya

Mencari informasi tentang fenomena yang yang terjadi di suatu wilayah

Melakukan proses berpikir dalam menginventarisasi faktor yang mengakibatkan fenomena itu terjadi

Guru memberikan dorongan kepada peserta didik untuk menginventarisasi faktor dari suatu fenomena itu terjadi pada suatu wilayah

Setiap peserta didik bekerja sama dalam menginventarisasi faktor dari fenomena fisik / sosial yang terjadi di wilayahnya

Menentukan fenomena sebagai karakteristik wilayah

Melakukan proses berpikir dalam menjawab faktor yang mengakibatkan fenomena itu terjadi

Guru memberikan membimbing kepada peserta didik untuk menjawab faktor dari suatu fenomena itu terjadi pada suatu wilayah

Setiap peserta didik bekerja dalam menjawab faktor dari fenomena fisik / sosial yang terjadi di wilayahnya

Sumber : Penelitian 2019

Pembelajaran yang terpusat pada guru harus diganti menjadi pembelajaran

yang terpusat pada peserta didik. Pembelajaran yang terpusat pada peserta didik yang

dicirikan oleh fitur-fitur berikut: hasilnya dapat digunakan di dalam maupun di luar

situasi pembelajaran yang konkret, peserta didik mengembangkan pemahaman yang

mendalam tentang apa yang dipelajari. Selain itu, pembelajaran berbasis masalah

Page 22: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

150

didasarkan pada pendekatan konstruktivistik untuk belajar. Konstruktivistik adalah

filsafat yang didasarkan pada asumsi mendasar bahwa pengetahuan tidak dapat eksis

di luar pikiran kita. Pengetahuan tidak dapat diberikan dari satu pikiran ke pikiran

lainnya. Dengan demikian, pengetahuan baru dibangun atau diciptakan dari dalam

individu melalui pengalaman. Oleh karena itu, sangat penting bagi para guru untuk

memahami dan mengadopsi filosofi baru ini dan memberi para peserta didik peluang

untuk penciptaan pengetahuan baru (lihat tabel 5.2).

Elemen pemecahan masalah dan karenanya keterampilan kognitif tingkat tinggi

untuk pembelajaran berbasis tugas, pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan

berorientasi proses. Pembelajaran berbasis masalah juga mengembangkan

keterampilan dan strategi (praktis dan kognitif) lainnya: keterampilan antar-pribadi dan

intra-pribadi, keterampilan penelitian, penggunaan perangkat lunak komputer, dan

pemikiran kritis, untuk menyebutkan beberapa saja.

Pembelajaran berbasis masalah juga memperkenalkan penilaian inovatif,

penilaian mandiri, penilaian sejawat, penilaian kelompok, dan penggunaan Portofolio.

akhirnya, dalam pembelajaran seorang guru tidak boleh lupa bahwa hanya dengan

memberikan kesempatan yang menantang untuk pembelajaran mandiri, dan dapat

membekali peserta didik dengan keterampilan yang diperlukan. Selama proses

pembelajaran berbasis masalah setidaknya sampai batas tertentu, mengubah peran guru

menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Berbeda dengan pendekatan yang berpusat

pada guru, dalam pembelajaran berbasis masalah, guru menjadi pengamat proses dan

fasilitator ketika kebutuhan akan bantuan diungkapkan oleh peserta didik.

Pembelajaran berbasis masalah juga akan mengharuskan seorang guru untuk

bekerja sama dengan guru mata pelajaran yang terlibat. pembelajaran berbasis masalah

dilakukan dalam tim atau kelompok, di mana seluruh kelompok perlu menyelesaikan

masalah dunia nyata terkait dengan bidang studi tertentu dan menyajikan hasilnya

dalam bentuk laporan kelompok dan presentasi kelompok. Agar berhasil

Page 23: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

151

menyelesaikan proses pembelajaran berbasis masalah, peserta didik perlu memiliki

atau mengembangkan berbagai keterampilan misalkan dalam memberikan presentasi.

Tahapan Model Pembelajaran Keterampilan Geografis Berdasarkan

Karakteristik Wilayah dibagi menjadi tiga pertemuan atau tatap muka, ini sesuai

dengan pembagian sub tema IPS dalam tiap tema pembelajaran di kelas V. Tahap I

sampai dengan V dilakukan di pertemuan pertama, kegiatan yang dilakukan oleh

peserta didik mulai dari membagi kelompok sampai dengan melakukan diskusi dalam

kelompok. Sedangkan pertemuan kedua untuk kegiatan tahap VI, kegiatan yang

dilakukan peserta didik adalah presentasi hasil diskusi kelompok dan tanya jawab dari

kelompok lain. Pertemuan ketiga untuk tahap IV, merupakan pemaparan hasil dari

seluruh kegiatan dan pengumpulan laporan hasil pembelajaran

Setiap pertemuan yang dilakukan tiga kali pertemuan yang dilakukan oleh

seorang guru, menyiapkan kelas dengan bentuk kelas diskusi kecil dan diskusi pleno,

dimulai dengan guru memberikan apersepsi seperti memeriksa kelengkapan peserta

didik, kesiapan peserta didik dalam belajar dengan memberi motivasi dan memberikan

gambaran umum tentang pembelajaran yang akan di jalankan pada hari ini. Selanjutnya

pengerahan guru pada hal-hal teknis pembelajaran yaitu dengan strategi diskusi,

selanjutnya guru memonitoring proses pembelajaran dengan menilai setiap individu

keaktifan dalam kelompok, untuk bahan evaluasi guru memberikan umpan balik

melalui evaluasi akhir pembelajaran.

Page 24: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

152

Sumber : Penelitian 2019 Gambar 5.3. Hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan

karakteristik wilayah untuk meningkatkan keterampilan geografis

Luaran dari model ini adalah keterampilan geografis yang didapat dari hasil

tahapan dalam syntak, dimana peserta didik memahami karaktersitik lingkungannya,

tahapan-hahapan itu tercermin dari hasil karya peserta didik dilembar kerja harian (lihat

gambar 5.3).

Model Pembelajaran Keterampilan Geografis Berdasarkan Karakteristik

Wilayah, yang dilaksanakan dalam pembelajaran menghasilkan hasil belajar peserta

didik harian berupa penilaian portofolio, penilaian presentasi dan nilai laporan

kelompok. Hasil belajar harian yang guru bisa mengambil dari portofolio harian

berupa nilai keaktifan dalam kelompok dengan memperhatikan dengan seksema setiap

individu peserta didik, selanjutnya laporan dan pemaparan hasil kelompok saat

presentasi pleno.

Page 25: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

153

5.4 Prinsip dan Keunggulan Model Pembelajaran Keterampilan Geografis Berdasarkan Karakteristik Wilayah untuk Meningkatkan Keterampilan Geografis

Prinsip-prinsip dalam Model Pembelajaran Keterampilan Geografis

Berdasarkan Karakteristik Wilayah. Membangun konsep berpikir tingkat tinggi yang

berorientasi kepada karakteristikistik lingkungan sekitar, sehingga kedepannya peserta

didik terbiasa dalam memahami fenomena-fenomena yang terjadi di wilayahnya yang

bertimbal baik dengan diri atau masyarakat yang hidup di wilayah tersebut. Oleh sebab

itu untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki peserta didik dengan menggunakan

Model Pembelajaran Keterampilan Geografis Berdasarkan Karakteristik Wilayah ini

setidaknya terdapat 6 prinsip.

a. Membangun potensi berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran sehingga peserta

didik mampu memecahkan masalah yang ada di lingkungannya yang disesuaikan

dengan tumbuh kembang usia dan otaknya.

b. Membangun rasa tanggung jawab yang tinggi. Terhadap lingkungan dengan cara

mencintai lingkungannya yang lebih kecil seperti keluarga dan tempat tinggal

peserta didik masing-masing.

c. Membangun rasa tenggang rasa dalam kelompok. Hal ini dipupuk sejak dini

melalui proses pembelajaran kelompok dengan saling menghormati dan

menghargai sesama dalam kelompok dengan memiliki rasa dan saling

ketergantungan positif

d. Membangun kemampuan komunikasi verbal (komunikasi lisan dan tulisan).

Komunikasi lisan dibangun pada saat kegiatan dalam kelompok dan kegiatan dalam

diskusi pleno hasil kelompok. Dengan melatih komunikasi verbal dalam bentuk

lisan nantinya peserta didik berada dalam berbicara di depan umum dan memiliki

rasa percaya diri dengan Bahasa lisan yang baik dan benar. Pengembangan

komunikasi verbal dalam bentuk tulisan di bentuk dalam pembelajaran melalui

penyusunan laporan hasil kelompok, dengan aturan tata tulis yang disesuaikan

Page 26: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

154

dengan tingkat pendidikannya, yang nantinya peserta didik mampu menyusun

bahasa tulisan dengan baik dan benar.

e. Membangun kemampuan evaluasi proses dalam kelompok hal ini juga penting

sehinga peserta didik secara individu mampu mengetahui kelemahan dan kelebihan

dari diri peserta didik sendiri, dan juga mampu menilai kelompok peserta didik dari

kekurangan dan kebaikan yang terdapat dalam kelompok.

f. Membangun kemampuan kecerdasan ruang yang merupakan salah satu kecerdasan

yang dimiliki oleh manusia melalui pembelajaran yang berbasis karakteristikistik

wilayah. Yang nantinya peserta didik paham tentang ruang yang di dalamnya terdiri

dari berbagai komponen, setidaknya terdapat dua komponen yaitu komponen fisik

dan sosial yang di dalamnya saling berkesinambungan secara harmonis.

5.5 Kekurangan Model Pembelajaran Karakteristik Wilayah Untuk Meningkatkan Keterampilan Geografis Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar

Model Pembelajaran Karakteristik Wilayah Untuk Meningkatkan

Keterampilan Geografis Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar merupakan model

pembelajaran digunakan dalam pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013. Dengan

menguasai sintak atau langkah-langkah pembelajaran model ini diharapkan dapat

menjadi modal bagi guru untuk merancang pembelajaran yang lebih bervariasi.

Model Pembelajaran Karakteristik Wilayah untuk Meningkatkan Keterampilan

Geografis Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar yang menghadapkan peserta didik

pada permasalahan-permasalahan praktis yang ada disekitar mereka yang nantinya

dikembangkan dalam pembelajaran. Model Pembelajaran Karakteristik Wilayah

Untuk Meningkatkan Keterampilan Geografis Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar

menantang peserta didik untuk belajar, bekerja secara kooperatif untuk memecahkan

permasalahan-permasalahan nyata yang sesuai dengan karakteristik diwilayahnya.

Model Pembelajaran Karakteristik Wilayah Untuk Meningkatkan Keterampilan

Page 27: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

155

Geografis Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar mempersiapkan peserta didik untuk

berfikir kritis, analitis dalam memecahkan permasalahan.

Pada Model Pembelajaran Karakteristik Wilayah Untuk Meningkatkan

Keterampilan Geografis Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar, guru sebagai

fasilitator pembelajaran sebaiknya menghubungkan masalah yang dibahas dengan

kurikulum yang ada. Namun, dalam hal ini, peserta didik juga diberi kesempatan

memperluas permasalahan tentang apa yang ada du wilayahnya yang menjadi

karakteristiknya. Lazimnya sebuah model pembelajaran, Model Pembelajaran

Karakteristik Wilayah Untuk Meningkatkan Keterampilan Geografis Peserta Didik

Jenjang Sekolah Dasar memiliki langkah-langkah pembelajaran atau yang dikenal

dengan istilah sintak yang harus dilaksanakan secara berurutan.

Keunggulan Model Pembelajaran Karakteristik Wilayah Untuk Meningkatkan

Keterampilan Geografis Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar dalam pembelajaran

termasuk Pembelajaran IPS di SD, adalah:

a. Mengembangkan pola pikir peserta didik secara spesifik dan menyeluruh dalam

memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan yang ada

di sekitar mereka.

b. Menuntun dan memfasilitasi peserta didik dalam menerapkan pengetahuan, sikap,

dan keterampilan terpadu, yang diharapkan berguna dalam kehidupan sehari-hari

bagi peserta didik.

c. Model Pembelajaran Karakteristik Wilayah Untuk Meningkatkan Keterampilan

Geografis Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar sesuai dengan prinsip-prinsip

didaktik modern.

d. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang sering dihadapi di

wilayahnya, dari berbagai sumber yang mendeskripsikan lingkungannya sehingga

peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem yang

kompleks.

e. Mengambangkan dan menerapkan Teori-teori kognitif yang baru dan

Page 28: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

156

konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa

peserta didik akan belajar lebih di dalam lingkungan yang kolaboratif.

f. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber, bila diimplementasikan secara

baik maka peserta didik akan belajar dengan baik, membuat alokasi waktu dan

sumber- sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

Setetah di paparkan kelebihan dari Model Pembelajaran Karakteristik Wilayah

yntuk Meningkatkan Keterampilan Geografis Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar, maka

model inipun memiliki beberapa kekurangan yang diantaranya :,

a. Kondisi kelas agak sulit dikuasai dan mudah menjadi ribut saat pelaksanaan

pembelajaran, karena adanya kebebasan pada peserta didik sehingga memberi

peluang untuk ribut dan untuk itu diperlukannya kecakapan guru dalam

penguasaan dan pengelolaan kelas yang baik.

b. Waktu penerapan sintak yang di tentukan dalam 2 kali tatap muka dirasa masih

kurang sehingga masih saja memerlukan waktu yang lebih banyak untuk

pencapaian hasil yang maksimal.

c. Belajar memecahkan masalah merupakan pembelajaran yang butuh berpikir

tingkat tinggi sehingga memungkinkan peserta didik menjadi jenuh karena harus

berhadapan langsung dengan masalah, atau manakala peserta didik tidak memiliki

minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit

untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

d. Memungkin peserta didik kesulitan dalam memperoses sejumlah data dan

informasi dalam waktu singkat, sehingga Pembelajaran ini membutuhkan waktu

yang relatif lama.

Berdasarkan dari uraian di atas, kelemahan–kelemahan dari model Model

Pembelajaran Karakteristik Wilayah Untuk Meningkatkan Keterampilan Geografis

Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar ini terdiri dari beberapa kelemahan

didalamnya. Salah satu kelemahan dari model ini ialah model ini belum bisa

Page 29: MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN ...repository.upi.edu/45648/6/D_GEO_1502628_Chapter5.pdfkewilayahan (Sumaatmadja, 1981). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi

Ode Sofyan Hardi, 2020 MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GEOGRAFISPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA | repositori.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

157

diterapkan pada semua karakteristik wilayah yang ada di muka bumi, model ini

baru di uji cobakan pada wilayah perkotaan dengan 4 karakteristik wilayah yang

dimiliki perkotaan, oleh sebab itu perlu penelitian lanjutan untuk mengembangkan

atau menguji cobakan model pembelajaran ini pada karakteristik wilayah yang

berbeda.

Kekurangan lainya yang terdapat dalam model pembelajaran berbasis

masalah ini bukan berarti Model Pembelajaran Karakteristik Wilayah Untuk

Meningkatkan Keterampilan Geografis Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar

merupakan model pembelajaran yang kurang efektif untuk diterapkan dalam proses

pembelajaran, akan tetapi kekurangan dalam penerapan model pembelajaran ini

yang telah dikemukakan di atas, menuntut guru sebagai pendidik harus lebih kreatif

dalam meminimalisir serta berusaha mencari solusi untuk mengatasi kekurangan-

kekurangan tersebut. Guru sebagai pendidik di sekolah harus mampu mengemas

dan membawakan suasana pembelajaran kepada peserta didik semenarik dan

seefektif mungkin agar ketercapaian dalam pembelajaran dapat tercapai dengan

yang diinginkan.