miskonsepsi ipa fisika siswa kelas v semester 2 sd … · 2016. 3. 31. · miskonsepsi ipa fisika...
TRANSCRIPT
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2
SD NEGERI SE-KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Marcelina Riski Yunita Jayanti
NIM: 121134139
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2
SD NEGERI SE-KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukaan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Marcelina Riski Yunita Jayanti
NIM: 121134139
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
1. Tuhan Yesus Kristus, Allah yang mahamurah, serta Bunda Maria,
yang selalu memberkati dan mendampingi setiap langkahku hingga
sampai sejauh ini dan sepanjang hidupku nanti.
2. Bapakku Heribertus Sukirman dan ibuku Chatarina Suparti yang telah
membesarkan, mendidikku dan mencurahkan seluruh kasih
sayangnya untukku, untuk selalu mendoakan, mendukung serta
memberiku semangat untuk terus maju menjadi lebih baik dan
menyelesaikan skripsi ini.
3. Adikku Venantius Riski Mei Aditama dan Lucky Bintang Hardiansyah
yang memberikan warna ceria dengan penuh canda tawa dalam
hari-hariku.
4. Semua keluarga, sahabat-sahabat baikku, teman-teman payungku,
teman-teman PPL, dan semua orang yang telah mendukung sehingga
karya skripsiku ini dapat aku selesaikan.
5. Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,
mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan.”
(Matius 7:8)
“Aku bersyukur kepada Dia yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan
kita.”
(1 Timotius 1:12)
Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh
pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juru Selamat semua manusia,
terutama mereka yang percaya.
(1 Timotius 4:10)
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu
menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
(Yakobus 1:4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Maret 2016
Penulis
Marcelina Riski Yunita Jayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Marcelina Riski Yunita Jayanti
Nomor Mahasiswa : 121134139
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2
SD NEGERI SE-KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN
beserta perangkat yang digunakan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 4 Maret 2016
Yang menyatakan,
Marcelina Riski Yunita Jayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2
SD NEGERI SE-KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN
Marcelina Riski Yunita Jayanti
Universitas Sanata Dharma
2016
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap
konsep IPA Fisika siswa kelas V yang menyebabkan adanya miskonsepsi. Salah
satu yang menjadi faktor penyebab miskonsepsi adalah kemampuan siswa dilihat
dari perbedaan jenis kelamin siswa yang memiliki tingkat intelegensi berbeda.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas
V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Seyegan dan mengetahui ada atau
tidaknya miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif survei. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan
Kabupaten Sleman. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 217 siswa yang diambil
dengan cara random sampling. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data
adalah dengan teknik tes. Instrumen tes yang digunakan berbentuk instrumen
pilihan ganda sebanyak 20 butir soal.
Hasil penelitian ini adalah ditemukannya miskonsepsi IPA Fisika pada
siswa SD Negeri se-Kecamatan Seyegan. Dari 20 butir soal pilihan ganda yang
dianalisis, miskonsepsi yang terbesar terjadi pada butir soal nomer 14 tentang
materi sifat bayangan yang terbentuk pada kaca spion mobil atau motor. Dalam
hal ini sebanyak 106 siswa atau 48,85 % mengalami miskonsepsi. Hipotesis
penelitian ini dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney U-Test yang bertujuan
untuk mengetahui apakah dua sampel yang bebas berasal dari populasi yang sama.
Nilai signifikansi yang diperoleh 0,264 dengan α = 0,05, hasil tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V
SD Negeri se-Kecamatan Seyegan dilihat dari jenis kelamin.
Kata kunci : miskonsepsi, jenis kelamin, IPA Fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
STUDENT’S MISCONCEPTION OF SCIENCE PHYSICS IN THE SECOND
SEMESTER OF THE FIFTTH GRADER IN STATE ELEMENTARY
SCHOOLS IN SEYEGAN DISTRIC OF SLEMAN REGENCY
Marcelina Riski Yunita Jayanti
Sanata Dharma University
2016
The background of this research is the low student’s understanding about
Science Physics concept for students of 5th grader that caused there are
misconception. The one of all that become a factor caused misconception is
student’s ability refer to student’s gender contrast that has the difference
intelegensi level. The aim of this research is to describe misconception of Science
Physics in the second semester of the fifth grader in State Elementary School in
Seyegan Distric and to know whether or not the misconception Science Physics
viewed of student’s gender.
This research use quantitative survey method. Subject in this research is
students of the fiftth grader in State Elementary Schools in Seyegan Distric of
Sleman Regency. There is 217 students as sample which take by random
sampling. This research use the test technique to get data. This research use
multiple choice to test instrument as many as 20 items question.
This research’s result is found the misconception of Science Physiscs in
student’s of the State Elementary Schools in Seyegan Distric. From 20 items
which analyzed, the bigest misconception occur in the 14th item about shadow
characteristic in car or motorcycle mirror. In this matter, as many as 106 students
or 48,85 % experience misconception. This research’s hypothesis analyzed use
Mann-Whitney Test method, which the aim to know what the two independent
samples source from the same population. From the analysis, get significant value
0,264 with α = 0,05, talk about result show that there is not contrast student’s
misconception of Science Physics refer to students gender.
Key words : misconception, gender, Science Physiscs.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas berkah dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya skripsi ini dengan baik. Skripsi
yang berjudul “MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2
SD NEGERI SE-KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN” ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari banyak
dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih dengan segala ketulusan hati kepada :
1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, M.Pd., Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dan Kintan Limiansih, S.Pd.,
M.Pd., sebagai dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan karya ilmiah
ini.
5. Semua kepala sekolah dan guru kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Seyegan, Kabupaten Sleman yang telah bersedia bekerja sama dengan
baik dalam pelaksanaan penelitian ini.
6. Semua siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan, Kabupaten
Sleman yang telah bersedia bekerja sama dan mendukung terlaksananya
penelitian ini.
7. Bapakku Heribertus Sukirman, ibuku Chatarina Suparti, adikku
Venantius Riski Mei Aditama, dan Lucky Bintang Hardiansyah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
selalu memberikan doa, dukungan, kasih sayang serta perhatian kepada
penulis.
8. Teman-teman Payung Miskonsepsi IPA Fisika (Ardi, Annas, Lukas,
Ones, Rani, Asri, Ratna, Mbak Pipin, Puput, Vero, Luky, Aldika, Dita,
Pungky) yang selalu mau untuk bekerja sama, berbagi pengetahuan dan
canda tawa.
9. Teman-teman PPL SD Kanisius Kenteng (Dewi, Tri, Johan) yang selalu
memberi dukungan dan inspirasi serta penguatan.
10. Teman-teman kelas A, D, E angkatan 2012 yang selalu memberikan
semangat, inspirasi dan banyak pengalaman.
11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam bentuk
apapun, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis
mengharapkan segala bentuk kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya
karya ilmiah ini.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
G. Definisi Operasional ............................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 10
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 10
1. Konsep ........................................................................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Konsepsi ......................................................................................... 15
3. Miskonsepsi ................................................................................... 15
4. Hakikat Pembelajaran IPA ............................................................. 21
5. Pembelajaran IPA untuk Kelas V SD ............................................ 26
6. Miskonsepsi Dalam IPA ................................................................ 33
7. Jenis Kelamin ................................................................................. 34
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................ 36
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 42
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 45
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 46
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 46
B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 47
1. Waktu Penelitian ............................................................................ 47
2. Tempat Penelitian ........................................................................... 47
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 48
1. Populasi .......................................................................................... 48
2. Sampel ............................................................................................ 49
D. Variabel Penelitian ............................................................................... 51
1. Variabel Terikat (Dependent Variabels) ........................................ 52
2. Variabel Bebas (Independent Variabels) ....................................... 52
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 52
1. Studi Dokumentasi .......................................................................... 52
2. Wawancara ...................................................................................... 53
3. TesTertulis ...................................................................................... 53
F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 54
1. Instrumen Tes .................................................................................. 54
2. Daftar Cek ....................................................................................... 56
G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 57
1. Uji Validitas ................................................................................... 57
2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 65
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 66
1. Analisis Deskriptif ......................................................................... 66
2. Uji Hipotesis Perbedaan Miskonsepsi Siswa Dilihat Dari
Jenis Kelamin ................................................................................. 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 73
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 73
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................... 73
2. Deskripsi Responden Penelitian ..................................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V
SD Negeri se-Kecamatan Seyegan.................................................. 77
4. Uji Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Seyegan Dilihat dari Jenis Kelamin Siswa ........... 109
B. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................ 116
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 125
A. Kesimpulan ........................................................................................ 125
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 126
C. Saran ................................................................................................... 126
DAFTAR REFERENSI ............................................................................... 127
LAMPIRAN .................................................................................................. 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1. Tabel Perbedaan Emosional dan Intelektual ................................... 35
Tabel 3.1. Populasi Siswa Kelas V SD N Se-Kecamatan Seyegan ................. 48
Tabel 3.2. Sampel Penelitian yang Dihitung dengan Rumus Krejcie .............. 50
Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda ........................................................... 55
Tabel 3.4. Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen ....................................... 59
Tabel 3.5. Tabel Hasil Uji Validasi Ahli .......................................................... 61
Tabel 3.6. Validitas Soal Pilihan Ganda .......................................................... 64
Tabel 3.7. Kualifikasi Reliabilitas .................................................................... 65
Tabel 3.8. Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ...................................................... 66
Tabel 4.1. Jenis Kelamin Siswa di SD Negeri Se-Kecamatan Seyegan ........... 76
Tabel 4.2. Soal dan Kunci Jawaban KD 5.1 .................................................... 79
Tabel 4.3. Soal dan Kunci Jawaban KD 5.2 .................................................... 85
Tabel 4.4. Soal dan Kunci Jawaban KD 6.1 .................................................... 94
Tabel 4.5. Soal dan Kunci Jawaban KD 6.2 .................................................. 101
Tabel 4.6. Soal dan Kunci Jawaban KD 7.1 .................................................. 103
Tabel 4.7. Soal dan Kunci Jawaban KD 7.3 .................................................. 108
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 112
Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas .................................................................. 113
Tabel 4.10. Peringkat Nilai Siswa Laki-Laki dan Perempuan ....................... 115
Tabel 4.11. Hasil Uji Hipotesis Mann-Whitney U-Test ................................. 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1. Literatur Map Penelitian ............................................................. 42
Gambar 3.1. Rumus Krejcie ............................................................................. 50
Gambar 4.1. Pie Chart Jenis Kelamin Siswa ................................................... 76
Gambar 4.2. Persentase Miskonsepsi Secara Umum ....................................... 78
Gambar 4.3. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 1 ............................................. 81
Gambar 4.4. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 2 ............................................. 82
Gambar 4.5. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 3 ............................................. 83
Gambar 4.6. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 4 ............................................. 84
Gambar 4.7. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 5 ............................................. 87
Gambar 4.8. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 6 ............................................. 88
Gambar 4.9. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 7 ............................................. 89
Gambar 4.10. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 8 ........................................... 91
Gambar 4.11. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 9 ........................................... 92
Gambar 4.12. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 10 ......................................... 93
Gambar 4.13. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 11 ......................................... 96
Gambar 4.14. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 12 ......................................... 97
Gambar 4.15. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 13 ......................................... 98
Gambar 4.16. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 14 ......................................... 99
Gambar 4.17. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 15 ....................................... 100
Gambar 4.18. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 16 ....................................... 102
Gambar 4.19. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 17 ....................................... 104
Gambar 4.20. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 18 ....................................... 106
Gambar 4.21. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 19 ....................................... 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.22. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 20 ....................................... 109
Gambar 4.23. Histogram Data Jenis Kelamin Siswa ..................................... 111
Gambar 4.24. Histogram Data Nilai Siswa .................................................... 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1a. Surat Pernyataan Bersedia Menyerahkan Hasil Penelitian ...... 130
Lampiran 1b. Surat Ijin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa ................. 131
Lampiran 1c. Surat Ijin dari BAPPEDA ........................................................ 132
Lampiran 1d. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................. 133
Lampiran 1e. Surat Ijin Penelitian Dari Universitas/FKIP ............................ 134
Lampiran 2. Data SD Di Kecamatan Seyegan ............................................... 135
Lampiran 3a. Rekap Hasil Expert Judgment Ahli ......................................... 136
Lampiran 4. Prosedur Pengerjaan Soal .......................................................... 145
Lampiran 5. Identitas Siswa dan Orang Tua Siswa ....................................... 146
Lampiran 6. Soal Uji Empiris ........................................................................ 147
Lampiran 7. Hasil Uji Validasi Soal Empiris ................................................. 153
Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Soal Empiris ............................................ 154
Lampiran 9. Instrumen Soal Penelitian .......................................................... 155
Lampiran 10. Hasil Pengerjaan Salah Satu Sampel Penelitian ...................... 160
Lampiran 11a. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.5.1 ...................... 165
Lampiran 11b. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.5.2 ...................... 166
Lampiran 11c. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.6.1 ...................... 168
Lampiran 11d. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.6.2 ...................... 170
Lampiran 11e. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.7.1 ...................... 171
Lampiran 11f. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.7.3 ...................... 172
Lampiran 12. Hasil Pengerjaan Soal Pilihan Ganda ..................................... 173
Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas ................................................................ 185
Lampiran 14. Hasil Uji Homogenitas ............................................................ 186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 15. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 187
Lampiran 16. Hasil Uji Validitas Muka ......................................................... 188
Lampiran 17. Hasil Wawancara ..................................................................... 189
Lampiran 18. Daftar Cek Jenis Kelamin ........................................................ 190
Lampiran 19. Foto Penelitian ......................................................................... 191
Lampiran 20. Tabel Krejcie ........................................................................... 192
Curriculum Vitae ............................................................................................ 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Bab I menjelaskan tentang berbagai landasan dari penelitian ini,
yang memberikan informasi kepada pembaca. Bab I ini membahas tentang latar
belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Mulai dari manusia lahir hingga manusia menjadi dewasa tentunya
tidak lepas dari pendidikan. Hal tersebut didukung dengan hakikat
pendidikan yang menjadikan arah pendidikan kokoh dan kuat untuk bisa
memuliakan manusia (Triwiyanto, 2014: 19).
Pendidikan ini menjadi sumber untuk manusia memperoleh
pengetahuan yang dapat meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran
dalam hidup (Triwiyanto, 2014: 19). Pengetahuan tidak begitu saja bisa
langsung muncul, tetapi seperti yang diungkapkan oleh Keraf dan Dua
(dalam Triwiyanto, 2014: 19) bahwa gejala yang menyebabkan pengetahuan
terbentuk adalah melalui dua sumber yaitu kutub si pengenal dan kutub
yang dikenal, atau dapat juga diantara subjek serta objek. Pengetahuan
sendiri memiliki arti sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh manusia
(Samatowa, 2011: 2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pendidikan yang wajib ditempuh siswa di Indonesia adalah
pendidikan dasar, salah satunya sekolah dasar (SD). Di SD terdapat
berbagai mata pelajaran, salah satunya Ilmu Pengetahuan Alam. Secara
umum hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
sesuatu tentang alam, termasuk berbagai peristiwa yang terjadi di alam
(Samatowa, 2011: 3). Dalam IPA ini dibahas tentang berbagai gejala serta
kejadian-kejadian di alam yang disusun secara sistematis. Hal tersebut
dilaksanakan berdasarkan pada percobaan dan hasil pengamatan yang telah
dilakukan oleh para ahli. Dalam IPA ini bukan semata-mata membahas
tentang benda dan makhluk hidup saja, tetapi juga mempelajari tentang
bagaimana cara kerja, cara berpikir atau menalarnya serta mempelajari
bagaimana cara untuk memecahkan setiap persoalan yang ada di dalamnya.
Materi dasar-dasar IPA sudah mulai disampaikan di tingkat SD, sedangkan
materi yang lebih tinggi akan disampaikan di tingkat sekolah menengah
hingga ke perguruan tinggi.
Di SD materi IPA yang disampaikan lebih menjurus pada IPA secara
umum, belum diajarkan IPA secara spesifik pada fisika, biologi maupun
kimia. Namun meskipun demikian, materi tersebut tetap dapat dibedakan
pada setiap cabangnya. Dalam IPA di SD ini, siswa diberikan kesempatan
untuk berlatih berbagai keterampilan yang telah disesuaikan dengan
perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011: 5). Dalam keterampilan
proses berarti siswa belajar untuk mengamati, mencoba memahami apa
yang diamatinya, menggunakan pengetahuan yang baru untuk menebak apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang terjadi dan menguji hasil tebakan atau ramalan berdasarkan kondisi
untuk melihat apakah hal tersebut benar (Paolo dalam Samatowa, 2011: 5).
IPA penting disampaikan sebagai pembelajaran karena memiliki
tujuan untuk membantu perkembangan suatu bangsa, yang mana dalam hal
ini IPA menjadi dasar suatu teknologi, sedangkan teknologi sendiri
dianggap sebagai tulang punggung pembangunan suatu bangsa. Kemudian
selain itu IPA juga bertujuan untuk bisa membentuk kepribadian siswa
secara keseluruhan dengan menggunakan nilai-nilai pendidikannya. Selain
itu siswa dapat juga menjadi berpikir kritis, sehingga ia bisa berlatih
menemukan dan menyelidiki pengetahuan yang baru atau dengan kata lain
siswa bisa mengikuti metode “inkuiri”. Di samping itu, IPA juga
mengajarkan ilmunya kepada siswa dengan kegiatan-kegiatan percobaan,
sehingga anak tidak melulu harus menghafalkan materi yang disampaikan
(Samatowa, 2011: 4). Pentingnya konsep IPA dipahami oleh siswa adalah
untuk bekal pada nantinya ketika mereka menerapkan dan
mengimplementasikan ilmunya tersebut pada kehidupannya sehari-hari,
baik itu dalam pendidikan yang lebih lanjut maupun di dalam dunia kerja.
Hasil pembelajaran IPA di Indonesia saat ini seakan jauh berbeda
dengan tujuan dari IPA itu sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti pada beberapa sekolah, IPA merupakan ilmu
hafalan. Sehingga pada waktu ada tes atau ujian, siswa belajar untuk
menghafalkan materi yang diujikan tersebut. Padahal sesuai dengan
pendapat beberapa ahli bahwa IPA merupakan ilmu yang memupuk rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
ingin tahu yang tinggi, mengembangkan kemampuan bertanya dan
kemudian akan membuat siswa tersebut berusaha sendiri untuk mencari
jawaban dari suatu pertanyaan tersebut serta mengembangkan
kemampuannya dalam berpikir ilmiah (Samatowa, 2011: 2).
Di Indonesia pada saat sekarang ini, peneliti melihat dari hasil
International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2007 yang
menyatakan bahwa siswa Indonesia khususnya pada literasi Sains terletak di
urutan 35 dari 49 negara, dengan pencapaian skor 433 yang masih di bawah
skor rata-rata internasional yaitu 500. Hal ini membuktikan bahwa prestasi
IPA siswa di Indonesia rendah.
Rendahnya prestasi IPA didukung data wawancara dengan salah satu
guru SD di kecamatan Seyegan, keadaan yang dialami siswa kelas V di SD
Negeri seluruh Kecamatan Seyegan terutama pada mata pelajaran IPA
kurang baik. Dikatakan oleh guru tersebut bahwa pemahaman siswa
terhadap materi IPA masih kurang. Hal tersebut berpengaruh pada hasil
belajar yang mereka peroleh. Menurut guru tersebut, kurangnya pemahaman
siswa terhadap materi IPA disebabkan oleh beberapa faktor seperti
kurangnya kreatifitas guru ketika mengajar dan minimnya alat peraga yang
tersedia di sekolah.
Rendahnya prestasi seseorang atau siswa, salah satunya disebabkan
oleh miskonsepsi (Suparno, 2005: 40). Miskonsepsi adalah suatu konsep
yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli (Suparno, 2005:
8). Miskonsepsi ini perlu dihindari agar tidak terjadi salah pengertian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
terus ada dalam pikiran siswa, sehingga dengan hal tersebut siswa dapat
membentuk pengetahuannya dengan lebih tepat dan benar (Suparno, 2005:
136) sesuai dengan konsep yang sebenarnya dan kemudian dapat
menggunakan pengetahuan tersebut dengan tepat dan benar pula.
Miskonsepsi juga perlu diteliti agar dapat diketahui penyebab dan cara
untuk bisa mengatasi miskonsepsi tersebut, sehingga dengan hal tersebut
para ahli maupun guru dapat membantu siswa keluar dari miskonsepsi dan
pendidikan pun dapat menjadi maju serta lebih berkembang (Suparno, 2005:
131).
Kemampuan siswa juga menjadi pengaruh dalam terjadinya
miskonsepsi. Suparno (2005: 40) mengatakan bahwa siswa yang memiliki
intelegensi matematis-logis yang kurang tinggi, maka ia akan mengalami
kesulitan dalam memahami konsep pelajaran, khususnya fisika, terlebih
yang abstrak. Di antara siswa laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan
secara biologis dan juga psikologis. Dari segi biologis, siswa laki-laki dan
perempuan dapat dilihat dari fisiknya, seperti perbedaan alat reproduksi dan
bentuk badannya. Dari segi psikologis, seperti yang dikatakan Unger (dalam
Amanah, 2012: 32) siswa laki-laki memiliki tingkat pemikiran logis yang
lebih tinggi daripada siswa perempuan. Namun perbedaan jenis kelamin
tersebut, bukan menjadi jaminan ada atau tidaknya perbedaan miskonsepsi
antara siswa laki-laki dan perempuan, karena selain hal tersebut juga masih
ada faktor yang menjadi penyebab miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian
tentang “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se
Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman”. Hal ini peneliti pilih sebagai
penelitian, karena peneliti tertarik dan berharap agar tidak terjadi lagi
miskonsepsi, terutama dalam mata pelajaran IPA Fisika di SD.
B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini mengungkapkan beberapa masalah yang menjadi
dasar penelitian. Masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Prestasi belajar IPA di Kecamatan Seyegan yang tergolong rendah.
2. Penguasaan siswa tentang konsep IPA yang masih sempit.
3. Penguasaan keterampilan dan kreatifitas guru dalam mengajar IPA
yang masih kurang atau minim.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang diungkapkan peneliti dalam penlitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di seluruh SD Negeri
yang berada di Kecamatan Seyegan, semester genap tahun pelajaran
2014/2015 yang menggunakan KTSP 2006.
2. Penelitian ini adalah tentang miskonsepsi IPA Fisika untuk siswa SD
kelas V pada semester 2, khususnya pada materi gaya, gerak dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
energi (KD 5.1), pesawat sederhana (KD 5.2), sifat-sifat cahaya (KD
6.1) serta pelapukan (KD 7.1).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telah
diungkapkan oleh peneliti, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD semester
genap se-Kecamatan Seyegan?
2. Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V SD semester genap se-Kecamatan Seyegan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD semester
genap se-Kecamatan Seyegan.
2. Mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis
kelamin kelas V SD semester genap se-Kecamatan Seyegan.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berguna untuk :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1. Guru
Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat memperbaiki caranya
dalam menyampaikan materi pelajaran, terutama dalam materi IPA
Fisika untuk kelas V SD, sehingga setidaknya guru bisa mengurangi
atau bahkan menghilangkan miskonsepsi pada siswa. Selain itu, guru
juga bisa mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
terjadinya miskonsepsi pada siswa.
2. Siswa
Dengan penelitian ini, siswa dapat lebih memahami konsep materi
IPA Fisika yang benar, sehingga tidak terjadi miskonsepsi lagi. Selain
itu siswa juga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
3. Peneliti
Dengan penelitian ini, peneliti dapat mengetahui berbagai faktor
yang menyebabkan timbulnya miskonsepsi terutama pada materi IPA
Fisika untuk kelas V SD, sehingga pada nantinya peneliti dapat
mengurangi terjadinya miskonsepsi ini ketika menjadi guru.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional ini memuat tentang jabaran singkat mengenai
istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini. Istilah-istilah tersebut
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Miskonsepsi dapat diartikan sebagai suatu konsep yang tidak sesuai
dengan konsep yang diungkapkan atau diakui oleh para ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Miskonsepsi IPA adalah miskonsepsi yang terjadi pada semua bidang
IPA atau sains, baik dalam bidang biologi, kimia dan juga fisika.
3. Miskonsepsi IPA Fisika adalah miskonsepsi yang terjadi dalam semua
bidang fisika, seperti mekanika, optika dan gelombang, panas dan
termodinamika, listrik dan magnet, fisika modern, dan tata surya.
4. Siswa kelas V SD adalah siswa yang menempuh pendidikan dasar dan
berada pada tingkat yang kelima, berusia sekitar 10 tahun.
5. Kecamatan Seyegan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di
Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Di sebelah Barat berbatasan
langsung dengan Kecamatan Minggir, batas sebelah Timur adalah
Kecamatan Mlati, kemudian di sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Godean, dan di sebelah Utara berbatasan dengan
Kecamatan Tempel.
6. Jenis kelamin adalah suatu sifat yang dibagikan ke dalam dua jenis
kelamin manusia, yang mana sifat tersebut ditentukan dengan cara
biologis, yang mana sifat tersebut sudah melekat pada jenis kelamin
tertentu, yaitu laki-laki dan perempuan. Selain perbedaan biologis,
antara siswa laki-laki dan perempuan juga terdapat perbedaan secara
psikologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam landasan teori dalam Bab II ini akan membahas tentang kajian
pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir serta hipotesis penelitian.
Dalam bagian kajian teori akan membahas beberapa teori yang berkaitan dengan
penelitian, yaitu konsep, konsepsi, miskonsepsi, hakikat pembelajaran IPA,
pembelajaran IPA untuk kelas V SD, miskonsepsi dalam IPA, dan jenis kelamin.
A. Kajian Pustaka
1. Konsep
a. Definisi Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi mental yang mewakili satu
kelas stimulus atau rangsangan, yang mana konsep tersebut
sudah dipelajari bila siswa atau yang diajar sudah dapat
menampilkan perilaku tertentu atau umpan balik (Dahar, 2006:
64). Selain itu seperti yang diungkapkan oleh Soejadi (dalam
Ramadhani, 2015: 9) bahwa konsep adalah sebuah ide yang
abstrak, yang digunakan dalam penggolongan maupun
klasifikasi dari beberapa objek.
Berdasarkan dari kedua pendapat ahli tersebut, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa konsep merupakan suatu
ide yang mewakili abstraksi mental, yang kemudian digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dalam penggolongan beberapa objek sehingga dapat
memberikan umpan balik.
b. Ciri-ciri Konsep
Pada dasarnya, konsep yang merupakan suatu ide abstrak
yang diharapkan dapat memberikan umpan balik dari setiap
orang, yang mana setiap orang tersebut kemudian dapat
mengartikan konsep tersebut. Ciri-ciri konsep yang dipaparkan
oleh Hamalik (dalam Ramadhani, 2015: 10) dapat digolongkan
ke dalam tiga kategori, seperti berikut ini :
1) Memiliki hal yang membedakan konsep satu dengan
konsep yang lainnya yaitu adalah atribut konsep. Hal
tersebut membuat munculnya kekhasan dari setiap konsep.
2) Banyaknya atribut dalam konsep disebut dengan jumlah
atribut. Hal ini yang menyebabkan jumlah setiap atribut
dalam satu konsep dengan konsep yang lainnya berbeda.
3) Penunjuk lebih dominannya bebebapa atribut daripada
atribut yang lain adalah kodominan atribut.
Contoh sederhana atribut suatu konsep adalah atribut
konsep suatu buku tulis. Atributnya adalah kertas, sampul buku,
warna buku putih, digunakan untuk menulis, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Jenis-jenis Konsep
Selain memiliki ciri-ciri, konsep juga memiliki beberapa
jenis seperti yang diungkapkan Amien (dalam Risqi, 2015: 10).
Jenis-jenis konsep dalam hal ini dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Konsep klasifikasional, merupakan jenis konsep yang
bentuknya berdasarkan pada klasifikasi beberapa fakta
yang kemudian dimasukkan ke dalam suatu bagan yang
terorganisir.
2) Konsep korelasional, jenis konsep ini berisi tentang
berbagai kejadian yang saling berhubungan.
3) Konsep teoritik, merupakan jenis konsep yang membantu
setiap orang agar lebih mudah ketika mempelajari
berbagai fakta, kejadian ataupun peristiwa yang memiliki
sistem terorganisir.
d. Perolehan Konsep
Konsep dapat diperoleh atau didapatkan melalui dua cara,
yaitu dengan pembentukan konsep dan asimilasi konsep sesuai
dengan yang diungkapkan Ausubel (dalam Dahar 2011: 64).
Selain itu, yang disampaikan oleh Gagne (dalam Dahar 2011:
64) bahwa pembentukan dari suatu konsep tersebut sama dengan
belajar konsep yang konkret atau nyata. Yang terutama dalam
pembentukan konsep ini adalah bentuk yang telah didapatkan
oleh anak sebelum ia memasuki dunia sekolah. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
asimilasi konsep adalah suatu cara yang dilakukan untuk
mendapatkan konsep ketika sekolah dan sesudah sekolah.
Berikut ini adalah cara yang digunakan dalam perolehan
konsep :
1) Pembentukan Konsep
Pembentukan konsep ini merupakan suatu proses
induktif, di mana anak akan mengabtraksi atribut tertentu
yang sama dengan stimulus, apabila anak tersebut
dihadapkan pada stimulus lingkungan tertentu. Dalam hal
ini, pembentukan konsep merupakan bentuk dari belajar
penemuan. Tidak hanya pada anak-anak saja, namun
orang tua juga mengalami hal tersebut dalam proses
kehidupannya tetapi tingkat kerumitannya akan lebih
tinggi. Pola yang diikuti dalam pembentukan konsep ini
adalah pola contoh atau pola “egrule” (eg = example =
contoh).
Contoh pembentukan konsep yang terjadi pada anak
adalah ketika sebelum ia memasuki dunia sekolah, ia
sudah memperoleh tentang konsep-konsep mengenai meja,
tas, sepatu, berjalan, dan konsep-konsep sederhana lain
yang mereka temui di kehidupannya.
Misalnya konsep induktif tentang meja. Anak
mengetahui bahwa benda tersebut terbuat dari kayu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
memiliki empat kaki, memiliki permukaan datar,
kemudian memahami bahwa benda tersebut merupakan
benda padat. Dari proses tersebut, siswa mengetahui
bahwa benda tersebut adalah meja.
2) Asimilasi Konsep
Asimilasi konsep ini berlawanan dengan
pembentukan konsep yang sifatnya induktif. Asimilasi
konsep bersifat deduktif. Hal tersebut dikarenakan dalam
hal ini anak akan memperoleh nama konsep dan juga
atribut konsep. Sesuai dengan pendapat dari Ausubel
(dalam Dahar, 2011: 65) hal ini berarti bahwa siswa
belajar tentang konsep baru, sehingga pada akhirnya
mereka bisa menghubungkan setiap atribut dengan ide-ide
yang telah ada di dalam kemampuan kognitif yang telah
mereka miliki sebelumnya.
Untuk memperoleh konsep secara asimilasi ini,
siswa yang belajar haruslah sudah mempunyai pengertian
atau definisi yang formal terlebih dahulu dari konsep itu
sendiri. Contohnya adalah siswa harus mengetahui dulu
konsep tentang binatang zebra. Zebra adalah hewan yang
memiliki garis hitam putih di badannya. Dengan hal
tersebut siswa akan mengetahui perbedaan antara hewan
satu dengan yang lainnya, karena setiap konsep memang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berbeda atributnya. Hal ini biasanya disebut dengan
belajar konsep atau “rule-eg”.
2. Konsepsi
Konsepsi berdasarkan yang diungkapkan oleh Berg (dalam
Ramadhani, 2015: 15) adalah suatu penafsiran setiap individu
terhadap suatu konsep. Setiap individu sebelum ia memasuki dunia
sekolah tentu saja sudah memiliki bekal pemahaman tentang suatu
konsep yang ia pahami dengan caranya sendiri. Konsepsi tersebut ia
dapatkan bisa dari pengalaman-pengalamannya sendiri maupun dari
apa yang disampaikan oleh lingkungan di sekitarnya. Konsep yang ia
pahami tersebut bisa memiliki dua kemungkinan, bisa salah atau juga
bisa benar.
Dari uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa konsepsi
merupakan pemahaman seseorang terhadap suatu konsep yang ia
jabarkan berdasarkan pemahamannya sendiri sesuai dengan
pemikirannya.
3. Miskonsepsi
a. Pengertian Miskonsepsi
Tentunya istilah miskonsepsi sudah banyak dikenal
diberbagai kalangan pendidikan. Namun mungkin pada dasarnya
setiap orang belum mengetahui benar definisi atau pengertian
dari miskonsepsi itu sendiri. Miskonsepsi atau salah konsep
tersebut adalah sesuatu yang menunjuk pada suatu konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
memang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang telah
diterima oleh pakar yang memang mengetahui mengenai bidang
tersebut (Suparno, 2005: 4).
Miskonsepsi adalah suatu pandangan yang masih naif atau
gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang
sekarang sudah diterima, hal tersebut merupakan ungkapan dari
Brown (dalam Suparno, 2005: 4). Selain itu miskonsepsi yang
diungkapkan oleh Novak (dalam Suparno, 2005: 4) adalah suatu
interpretasi atau penerapan berbagai konsep yang ada dalam
suatu pernyataan yang tidak dapat diterima.
Berdasarkan dari beberapa definisi yang telah
diungkapkan oleh sejumlah ahli tersebut, peneliti menyimpulkan
miskonsepsi adalah ketidaksesuaian suatu konsep yang diterima
oleh seseorang dengan konsep yang sebenarnya dan yang telah
didasarkan pada suatu pengertian ilmiah.
b. Faktor Penyebab Miskonsepsi
Suparno (2005: 34) menjelaskan beberapa hal yang
menyebabkan terjadinya miskonsepsi dalam diri siswa.
penyebabnya adalah sebagai berikut :
1) Mahasiswa atau Siswa
Penyebab ini biasanya yang sering menjadi hal utama
munculnya miskonsepsi pada siswa. Hal ini dikarenakan
(a) pemahaman awal siswa/prakonsepsi yang sekian lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tertanam dalam pikirannya, yang berasal dari orang tua,
teman atau lingkungan sekitarnya. Namun, dalam hal ini
sesuatu yang ada di pikiran siswa akan terus berkembang
sesuai dengan situasi yang dihadapinya, menurut Piaget
(dalam Suparno, 2005: 35), (2) pemikiran asosiatif pada
siswa juga dapat menyebabkan miskonsepsi, karena siswa
sudah mempunyai suatu konsep yang memiliki arti
tertentu sebelum ia ikut dalam pembelajaran di kelas dan
menurut Marshall dan Gilmour (Suparno, 2005: 36)
biasanya konsep tersebut akan mereka asosiasikan secara
berbeda dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.
Kemudian (3) pemikiran humanistik atau pandangan
manusiawi menjadi penyebab lain munculnya
miskonsepsi. Pemikiran humanistik ini berarti bahwa
siswa memandang benda-benda di sekitarnya secara
manusiawi atau menganggap benda tersebut hidup seperti
manusia. Lalu (4) penalaran atau reasoning siswa yang
tidak lengkap/salah juga dapat menyebabkan miskonsepsi,
hal ini terjadi karena alasan bahwa informasi yang siswa
dapatkan tidak lengkap, selain itu karena adanya penarikan
kesimpulan yang salah. Selanjutnya (5) intuisi atau
perasaan dalam diri siswa yang salah juga dapat
menyebabkan miskonsepsi. Pemahaman intuitif ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
biasanya muncul dari hasil pengamatan suatu benda,
kegiatan, atau kejadian yang terus-menerus, yang
kemudian menghasilkan pengertian secara spontan. Hal
tersebut yang bisa menyebabkan munsulnya miskonsepsi,
karena siswa tidak berpikir secara kritis. Ada juga
penyebab miskonsepsi yang lain, yaitu (6) tahap
perkembangan kognitif siswa. Jika materi yang
disampaikan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
kognitif siswa, maka hal tersebut dapat menyebabkan
terjadinya miskonsepsi karena siswa belum bisa mencerna
apa yang ia dapatkan. Ada di mana saatnya siswa belum
mengerti sesuatu hal yang abstrak, sehingga ia perlu
contoh yang nyata untuk dia bisa memahami dan mengerti
suatu konsep dengan benar. Hal lain yang dapat
menyebabkan miskonsepsi adalah (7) kemampuan siswa
dan (8) minat belajar dari siswa itu sendiri. Jika seorang
siswa kurang memiliki kemampuan dalam suatu bidang
pelajaran, maka biasanya ia akan sulit untuk mengikuti
proses pembelajaran dan sulit untuk menangkap konsep-
konsep materi pelajaran yang disampaikan. Selain itu,
beberapa siswa memang tidak berminat pada mata
pelajaran tertentu. Siswa tidak mau mendengarkan ketika
guru menjelaskan, tidak mau membaca sumber-sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
belajar, sehingga hal tersebut menimbulkan miskonsepsi
dalam diri siswa tersebut.
2) Guru
Miskonsepsi juga dapat terjadi karena pengaruh dari
guru. Hal tersebut dapat terjadi karena guru sendiri
memiliki pemahaman yang kurang atau salah mengenai
bahan yang disampaikannya kepada siswa, sehingga
pemahaman yang salah tersebut akan diteruskan kepada
siswa (Suparno, 2005: 42).
3) Buku Teks
Suparno (2005: 44) menerangkan bahwa buku teks
panduan pembelajaran suatu mata pelajaran dapat saja
menyebabkan miskonsepsi. Hal ini bisa terjadi karena
bahasa yang digunakan dalam buku tersebut sulit dan bisa
juga karena memang penjelasannya kurang atau bahkan
salah, tetapi hal itu masih terus menerus dilanjutkan.
4) Konteks
Miskonsepsi yang terjadi karena konteks ini dapat
berasal dari beberapa hal, seperti pengalaman siswa yang
menyebabkan adanya pengertian yang terbatas, bahasa
sehari-hari yang digunakan menimbulkan kebiasaan
penggunaan istilah yang salah. Selain itu ada juga karena
pengaruh dari teman-teman lain di sekitar, adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dominansi dari seseorang dapat menyebabkan miskonsepsi
tersebut karena jika seseorang yang dominan tersebut
sudah berbicara dan yakin benar, padahal kenyataannya
salah, tetap saja orang lain atau siswa lain mempercayai
kata-kata orang tersebut. Hal lain yang menyebabkan
miskonsepsi adalah ajaran agama terkadang sulit
disambungkan dengan ilmu pengetahuan secara ilmiah
(Suparno, 2005: 49).
5) Metode Mengajar
Seorang guru yang hanya menggunakan satu metode
saja dalam mengajar memang baik, hanya saja juga akan
menimbulkan efek yang tidak baik terhadap pemahaman
siswa. Maka, guru perlu untuk membuka diri untuk
menggunakan metode mengajar yang lain (Suparno, 2005:
50).
6) Filsafat Konstruktivisme
Filsafat konstruktivisme menyatakan bahwa ilmu
pengetahuan yang diperoleh siswa berasal dari
lingkungan, tantangan atau materi yang dipelajari. Dalam
hal ini, siswa membangun sendiri pengetahuannya
sehingga bisa saja terjadi kesalahan pemahaman yang
kemudian menimbulkan miskonsepsi dalam pemikiran
siswa tersebut (Suparno, 2005: 30).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor
penyebab miskonsepsi dapat berasal dari berbagai macam hal.
Mulai dari diri siswa sendiri, pembentukan pengetahuan awal
seseorang, guru yang mengajarkan materi, konteks kehidupan
seseorang, buku pelajaran yang digunakan dan metode mengajar
yang dilakukan oleh guru.
4. Hakikat Pembelajaran IPA
a. Hakikat IPA
Hakikat IPA menurut pernyataan Darmojo (dalam
Samatowa, 2011: 2) adalah ilmu pengetahuan yang objektif dan
rasional mengenai alam semesta beserta seisinya. Selain hal
tersebut, IPA juga merupakan suatu cara untuk mengamati apa
saja yang berhubungan dengan alam. Dalam hal ini perspektif
IPA terbentuk dari hubungan antara fenomena satu dengan
fenomena yang lain yang pengamatannya bersifat analisis,
lengkap, dan cermat. Pada umumnya, IPA adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari mengenai berbagai kejadian dan
peristiwa yang terjadi di alam.
IPA ini mengkaji mengenai berbagai gejala alam yang
didasarkan dari pengamatan dan berbagai percobaan, yang
kemudian hasilnya disusun secara sistematis. Karena IPA ini
merupakan ilmu yang berhubungan dengan ilmu alam yang
sistematis dan berdasarkan percobaan serta pengamatan, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
disebutkan Samatowa (2011: 3) bahwa IPA adalah ilmu
pengetahuan yang memiliki objek serta dalam pengamatannya
menggunakan metode secara ilmiah.
Pada hakikatnya IPA ini disusun berdasarkan IPA sebagai
produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai dimensi sikap,
seperti pernyataan Iskandar (dalam Berek, 2015: 9) berikut ini:
1) IPA sebagai produk
IPA sebagai produk ini adalah ilmu pengetahuan
tentang alam yang mana ilmu ini mempelajari tentang
berbagai kejadian atau peristiwa yang terjadi di alam. IPA
sebagai produk ini kemudian akan menghasilkan berbagai
fakta, konsep, prinsip dan teori-teori (hukum) yang ada di
dalam IPA.
2) IPA sebagai proses
IPA bukanlah ilmu yang hanya merupakan
kumpulan dari pengetahuan tentang berbagai benda atau
makhluk yang hidup saja, namun IPA ini juga
memerlukan cara untuk bekerja, cara untuk berpikir serta
cara untuk menemukan pemecahan suatu permasalahan.
Proses IPA ini dilakukan oleh para ahli atau ilmuwan
dengan cara yang sistematis.
3) IPA sebagai dimensi sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Selain IPA bisa dinyatakan sebagai suatu produk
dan proses dalam hal perkembangan pengetahuan, IPA ini
juga dinyatakan sebagai suatu dimensi sikap. Dimensi
sikap ini dikarenakan IPA dapat mengembangkan rasa
ingin tahu siswa, mengajarkan ketelitian serta
mengajarkan tanggung jawab kepada siswa.
b. Hakikat Pembelajaran IPA
Hakikat pembelajaran IPA secara umum adalah ilmu yang
berhubungan dengan bagaimana cara untuk mencari tahu
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam secara
sistematis. Hal ini dilakukan agar pengetahuan yang diperoleh
tidak hanya sebatas pada penguasaan berbagai fakta, konsep
ataupun prinsip saja tetapi juga diharapkan bisa digunakan
sebagai suatu proses penemuan atau sering disebut dengan
inkuiri (Standar Isi SK/KD KTSP, 2006: 161).
Pembelajaran IPA ini pada dasarnya melaksanakan
prosesnya dengan memberikan pengalaman langsung kepada
siswa untuk mengenal, memahami serta mengeksplorasi alam di
sekitarnya. Pembelajaran IPA yang paling tepat menurut
Samatowa (2011: 5) adalah pembelajaran mengenai latihan
berbagai keterampilan proses IPA yang telah disesuaikan dan
dibentuk kembali sesuai dengan tahap perkembangan kognitif
siswa. Dalam hal ini, keterampilan proses dalam IPA menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Paolo dan Marten (dalam Samatowa, 2011: 5) terdiri dari
mengamati, memahami apa yang diamati, meramalkan apa yang
terjadi dengan pengetahuan baru yang dimiliki dan menguji
tebakan atau ramalan, apakah itu benar atau tidak.
Dalam pembelajaran IPA ini siswa perlu untuk melakukan
coba-coba, sehingga jika terjadi kesalahan atau kegagalan maka
siswa tersebut bisa untuk mencoba lagi. IPA juga tidak selalu
menyediakan jawaban untuk setiap masalah secara instan,
sehingga berdasarkan hal berikut seorang guru harus selalu siap
untuk memodifikasi pembelajaran tentang alam ini sesuai
dengan perkembangan penemuan yang baru.
Samatowa (2011: 6) menyatakan bahwa pembelajaran IPA
yang dimasukkan ke dalam kurikulum memiliki tujuan untuk:
1) Membantu suatu bangsa dalam perkembangan
pembangunan melalui teknologi yang semakin mutakhir.
2) Membantu siswa untuk belajar berpikir secara kritis,
dengan metode inkuiri.
3) Mematahkan anggapan IPA sebagai mata pelajaran
hafalan dengan mengajarkan berbagai eksperimen yang
dilakukan oleh siswa.
4) Membentuk kepribadian siswa secara menyeluruh dengan
adanya nilai-nilai pendidikan yang terkandung di
dalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pembelajaran IPA memiliki ciri khusus yaitu adanya
interaksi langsung siswa dengan lingkungan di sekitarnya.
Dengan demikian IPA mengambangkan nilai yang bermanfaat
dalam kehidupannya secara pribadi maupun masyarakat
sekarang maupun di masa depan. Hal lain adalah bahwa
pembelajaran IPA juga akan mempengaruhi konsepsi pada
siswa. Jika siswa memperoleh suatu konsep dasar yang
sederhana, maka dengan pembelajaran IPA anak akan semakin
mengembangkan pemahaman yang lebih jauh tentang kosep
tersebut. Kemudian dengan pembelajaran IPA secara hafalan
dan pemahaman suatu konsep, siswa perlu diberikan
kesempatan untuk mengambangkan rasa ingin tahunya dan
bagaimana ia mengungkapkan penjelasannya secara logis.
Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang sifatnya
aktif, karena menekankan kegiatan siswa dari pada gurunya.
Pembelajaran IPA juga memiliki aspek pokok yaitu siswa
menyadari keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki, siswa
memiliki rasa ingin tahu terhadap pengetahuan baru dan
kemudian siswa bisa menerapkannya dalam kehidupan secara
nyata.
Aspek penting menurut Samatowa (2011: 10) yang perlu
diperhatikan guru untuk mengembangkan pembelajaran IPA
pada siswa adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1) Guru perlu memahami konsepsi dan pengetahuan relevan
yang telah dimiliki oleh siswa sejak sebelum pembelajaran
dimulai.
2) Hal utama dalam pembelajaran IPA adalah aktivitas siswa
di alam secara nyata.
3) Yang menjadi bagian penting dan utama dalam
pembelajaran IPA adalah kegiatan bertanya.
4) Pembelajaran IPA memberikan kesempatan untuk siswa
dalam mengembangkan kemampuannya berpikir dan
menjabarkan suatu masalah.
5. Pembelajaran IPA untuk Kelas V SD
Dalam penelitian ini, pembelajaran kelas V SD yang digunakan
adalah materi semester 2 tentang gaya, gerak dan energi, pesawat
sederhana, cahaya, serta bumi dan alam semesta khususnya struktur
bumi, pelapukan dan jenis tanah.
a. Gaya, Gerak dan Energi
Gaya adalah gerakan mendorong atau menarik yang
menyebabkan benda menjadi bergerak (Sulistyanto, 2008: 89).
Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi
benda tersebut, sehingga benda dapat bergerak, berubah bentuk
maupun berubah arah. Kekuatan yang dikeluarkan untuk
melakukan gaya tersebut disebut dengan energi (Priyono,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2009:99). Berdasarkan sumbernya, gaya dapat dibedakan
menjadi gaya gesek, gaya magnet, dan gaya gravitasi.
1) Gaya gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang timbul atau
muncul pada dua permukaan benda yang saling
bersinggungan (Priyono, 2009:100). Akibat dari dua benda
yang bersinggungan tersebut maka salah satu benda akan
bergerak. Gaya gesek ini dipengaruhi oleh permukaan
bidang sentuh. Semakin licin permukaan bidang sentuh,
maka semakin kecil gaya geseknya. Selain itu, gaya gesek
juga dipengaruhi oleh luas permukaan bidang singgung.
Semakin luas bidang singgungnya, maka semakin besar
gaya geseknya.
Contoh gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari
yang mudah ditemui adalah gaya gesek antara jalan
dengan roda kendaraan. Selain itu, gaya gesek antara
sepatu sepak bola dan lapangan.
2) Gaya Magnet
Gaya magnet adalah tarikan atau dorongan yang
disebabkan oleh magnet (Sulistyanto, 2008:90). Benda
yang dapat ditarik oleh gaya magnet disebut benda
magnetis, sedangkan benda yang tidak dapat ditarik oleh
gaya magnet disebut benda non magnetis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Contoh penggunaan magnet dalam kehidupan
sehari-hari adalah pada pengunci kotak pensil atau tas,
kompas, speaker radio, dll.
3) Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi bumi disebut juga dengan gaya tarik
bumi (gravitasi bumi). Gravitasi merupakan gaya tarik-
menarik yang terjadi antara semua partikel yang memiliki
massa atau berat di alam semesta (Sulistyanto, 2008:98).
Gravitasi menyebabkan benda selalu bergerak ke
bawah. Contohnya adalah bola yang dilempar ke atas
maka akan kembali ke bawah lagi, air mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, dan juga
buah yang jatuh dari pohon.
b. Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana adalah alat teknik yang digunakan
untuk mempermudah atau meringankan pekerjaan maupun
usaha manusia (Priyono, 2009:111). Pesawat sederhana dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu tuas, bidang miring, dan katrol.
1) Tuas
Sistem kerja sebuah tuas terdiri dari beban, titik
tumpu dan kuasa. Tuas jenis pertama contohnya jungkat-
jungkit dengan titik tumpu berada di antara beban dan
kuasa. Tuas jenis kedua letak beban berada di antara titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tumpu dan kuasa, contohnya gerobak pasir dan pemecah
kemiri. Tuas jenis ketiga letak kuasanya di antara titik
tumpu dan beban, contohnya sekop.
2) Bidang Miring
Bidang miring merupakan permukaan rata yang
menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya
(Sulistyanto, 2008: 115). Keuntungan menggunakan
bidang miring adalah lebih mudah untuk memindahkan
suatu benda ke tempat yang tinggi dengan gaya yang lebih
kecil. Namun ada juga kelemahan bidang miring, yaitu
jarak yang ditempuh untuk memindahkan benda akan
semakin jauh.
Contoh benda yang menggunakan prinsip kerja
bidang miring adalah sekrup, pisau, dan kapak. Selain itu,
jalan di pegunungan yang dibuat berkelok-kelok juga
merupakan penerapan bidang miring.
3) Katrol
Katrol adalah roda yang berputar pada porosnya
(Priyono, 2009: 117). Katrol juga merupakan jenis
pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa dan beban.
Terdapat tiga jenis katrol, yaitu katrol tetap, katrol bebas
dan katrol majemuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Katrol tetap adalah katrol yang posisinya tidak
berubah atau berpindah ketika digunakan. Misalnya katrol
yang digunakan pada sumur timba. Katrol bebas
merupakan katrol yang posisinya dapat berubah atau
berpindah ketika digunakan, biasanya terdapat pada alat-
alat pengangkat peti kemas di pelabuhan. Katrol majemuk
adalah perpaduan antara katrol tetap dan katrol bebas.
c. Sifat-sifat Cahaya
Kita dapat melihat suatu benda karena adanya cahaya.
Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan kembali menuju
ke mata kita sehingga benda dapat terlihat. Cahaya memiliki
beberapa sifat, seperti (1) merambat lurus, (2) menembus benda
bening, dan (3) dapat dipantulkan, (4) dapat dibiaskan dan (5)
dapat diuraikan (Priyono, 2009: 123-128).
Selain ketiga sifat tersebut, terdapat juga sifat cahaya
berdasarkan bentuk cermin. Sifat cahaya yang mengenai cermin
datar memiliki sifat (1) bayangan benda tegak dan semu, (2)
besar dan tinggi bayangan sama dengan tinggi dan besar benda
sebenarnya, (3) jarak benda dengan cermin sama dengan jarak
bayangan, (4) arah benda dan arah bayangan berkebalikan.
Sifat bayangan jika suatu benda dekat dengan cermin
cekung adalah semu, diperbesar, dan tegak. Jika benda berada
jauh dari cermin cekung maka bayangannya nyata dan terbalik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sedangkan sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung
adalah semu, tegak, dan diperkecil.
d. Bumi dan Alam Semesta
Alam semesta menyimpan semua kebutuhan yang kita
butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kekayaan yang
disediakan oleh alam memberikan banyak manfaat.
1) Proses Terbentuknya Tanah
Bumi terdiri atas berbagai macam batuan yang
berada di lapisan paling atas bumi atau kerak bumi.
Batuan tersebut lama-kelamaan akan mengalami
pelapukan. Pelapukan adalah hancurnya batuan dari
bentuk yang besar menjadi butiran yang kecil, hingga
menjadi sangat halus atau menjadi tanah (Priyono, 2009:
137). Pelapukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
pelapukan mekanik (fisika), pelapukan biologi, dan
pelapukan kimia.
Pelapukan mekanik adalah pelapukan yang terjadi
karena adanya proses fisika. Pelapukan ini hanya
mengubah bentuk atau wujud dari suatu benda. Pelapukan
ini disebabkan oleh perubahan suhu, angin, air, dan
gelombang laut.
Pelapukan kimia merupakan pelapukan yang
menyebabkan struktur kimi benda menjadi berubah. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
ini dapat terlihat jelas pada besi yang berkarat. Besi yang
warnanya berubah menjadi coklat kemerahan akan
menjadi sangat rapuh. Perkaratan ini terjadi karena
oksigen di alam bersenyawa dengan air. Selain itu, hujan
asam dari hasil kegiatan industri yang mengandung asam
sulfur dan asam nitrat juga dapat menyebabkan pelapukan
pada logam dan asam.
Pelapukan biologi adalah pelapukan yang terjadi
karena adanya aktivitas makhluk hidup. Misalnya
tumbuhnya lumut pada permukaan batuan akan
menyebabkan batuan tersebut menjadi lapuk.
2) Jenis Tanah dan Jenis Batuan
Tanah yang berada di suatu tempat dengan tempat
yang lain tersusun dari bahan yang berbeda-beda, sehingga
jenis tanahnya berbeda pula. Jenis tanah di suatu tempat
bergantung pula pada jenis batuan yang mengalami
pelapukan. Jenis tanah dapat dibedakan menjadi jenis
tanah berpasir, tanah liat, tanah berhumus dan tanah
berkapur.
Jenis batuan berbeda-beda tergantung pada jenis
kandungannya. Selain itu jenis batuan juga berbeda-beda
karena proses pembentukkannya. Ada batuan beku yang
terbentuk dari magma yang membeku. Kemudian ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
batuan endapan (batuan sedimen) yang terbentuk dari
endapan hasil pelapukan. Selanjutnya ada juga batuan
malihan (batuan metamorf) yang terbentuk dari batuan
sedimen yang mengalami perubahan.
6. Miskonsepsi dalam IPA
Miskonsepsi dalam IPA terjadi atau terdapat pada semua bidang
IPA tanpa ada pengecualian (Suparno, 2005: 9). Miskonsepsi tersebut
terjadi pada bidang biologi, kimia astronomi dan fisika.
Dalam penelitian ini yang disoroti adalah miskonsepsi tentang
fisika. Bidang-bidang fisika yang sering ditemui mengalami
miskonsepsi adalah bidang mekanika, listrik, panas, optika, sifat-sifat
materi, bumi dan antariksa, serta fisika modern. Dalam bidang
mekanika terdapat banyak miskonsepsi yang terjadi, terutama pada
materi gerak, vektor, gaya, massa dan berat, hukum Newton, kerja,
kekekalan energi dan momentum, serta mekanika fluida. Seperti yang
dingkapkan Suparno (2005:11) dalam bidang fisika, materi mekanika
ini memiliki masalah miskonsepsi yang terbanyak menurut penelitian,
jumlah studinya sekitar 300. Selain materi mekanika, yang paling
sering ditemukan miskonsepsinya adalah materi panas dan
termodinamika, gelombang dan optika, listrik dan magnet, fisika
modern, astronomi dan bumi antariksa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
miskonsepsi IPA adalah miskonsepsi yang terjadi di semua cabang
ilmu IPA, baik fisika, biologi maupun kimia.
7. Jenis Kelamin
Dalam penelitian ini menggunakan jenis kelamin sebagai
variabel yang akan dilihat perbedaannya tentang miskonsepsi IPA
Fisika, Fakih (dalam Nuruzzaman, 2005: 17) menyatakan bahwa jenis
kelamin adalah suatu sifat yang dibagikan ke dalam dua jenis kelamin
manusia, yang mana sifat tersebut ditentukan dengan cara biologis,
yang mana sifat tersebut sudah melekat pada jenis kelamin tertentu.
Misalnya seorang laki-laki adalah manusia yang dapat menghasilkan
sel sperma, sedangkan perempuan adalah manusia yang memiliki
ovarium atau rahim yang nantinya bisa melahirkan, dan juga memiliki
kelenjar susu untuk menyusui. Hal ini sifatnya permanen dan
merupakan anugerah dari Tuhan YME. Jenis kelamin pada masa
sekarang ini juga dikenal dengan istilah gender. Gender yang memiliki
arti seks atau jenis kelamin, dpat juga diartikan sebagai suatu sifat
maupun karakter yang terdapat dan melekat pada kedua jenis kelamin
yang dibentuk secara sosial dan budaya (Amanah, 2012: 30).
Sesuai dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan (dalam
Amanah 2012: 30) definisi gender mengacu pada berbagai peran yang
dibentuk dan dibebankan kepada perempuan dan laki-laki oleh
masyarakat. Berbagai peran ini dapat berubah dari waktu ke waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dan dipelajari dalam setiap budaya yang berbeda. Gender ini mengacu
pada perilaku seseorang yang dipelajari dan berbagai harapan
masyarakat yang kemudian membedakan antara femininitas dan
maskulinitas, artinya gender ini tidak seperti seks yang dibedakan
berdasarkan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan.
Terdapat perbedaan secara emosional dan intelektual antara laki-
laki dan perempuan seperti yang diungkapkan Unger (dalam Amanah,
2012: 32). Pada tabel 2.1 berikut ini akan disajikan perbedaan
emosional dan intelektual antara laki-laki dan perempuan menurut
Unger.
Tabel 2.1. Tabel Perbedaan Emosional dan Intelektual
Laki-laki (Masculine) Perempuan (Feminin)
1. Sangat agresif
2. Independen
3. Tidak emosional
4. Dapat menyembunyikan
emosi
5. Lebih objektif
6. Tidak mudah terpengaruh
7. Tidak submisif
8. Tidak mudah goyah terhadap
krisis
9. Lebih aktif
10. Lebih logis
11. Lebih ambisius, dll.
1. Tidak terlalu agresif
2. Lebih emosional
3. Sulit menyembunyikan emosi
4. Mudah terpengaruh
5. Lebih pasif
6. Kurang rasa percaya diri
7. Kurang ambisi
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin
adalah ciri biologi yang sifatnya permanen yang dimiliki oleh seorang
laki-laki maupun perempuan. Dari tabel 2.1 di atas juga dapat
diketahui bahwa pemikiran laki-laki lebih logis daripada pemikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
perempuan. Selain itu, terdapat juga berbagai perbedaan antara laki-
laki dan perempuan, baik dari segi emosional ataupun psikologi.
Dagun (dalam Amanah, 2012: 31) mengatakan bahwa pada sekolah
campuran (laki-laki & perempuan) ternyata siswa perempuan kurang
berminat dan memiliki prestasi rendah dalam bidang Matematika dan
IPA. Biasanya siswa perempuan lebih menonjol pada bidang Biologi
saja dan dibandingkan dengan bidang Fisika hanya sedikit.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian relevan yang pertama merupakan penelitian yang dilakukan
oleh Bati (2015). Penelitian ini berjudul “Identifikasi Miskonsepsi
Pembelajaran Matematika Materi Volume Bangun Ruang (Tabung, Balok,
Kubus) Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar, dengan jenis penelitiannya
adalah kualitatif deskriptif. Tujuan dari penelitian yang dilakukan Alan
tersebut adalah untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang dialami oleh siswa
kelas V SD Negeri Tempak 1 pada tahun pelajaran 2014/2015 tentang
materi menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan
tabung serta menemukan berbagai faktor yang menyebabkannya. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) siswa mengalami miskonsepsi dalam
materi menghitung balok yakni siswa salah dalam menentukan rumus yang
tepat untuk menghitung volume balok, (2) miskonsepsi dalam menghitung
volume tabung yaitu siswa tidak tepat dalam penggunaan phi antara 3,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dan
. Dalam hal tersebut miskonsepsi yang dialami oleh siswa adalah jenis
miskonsepsi teoritik.
Relevansi penelitian Alan tersebut dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti adalah sama-sama membahas tentang miskonsepsi dan
subjeknya adalah siswa kelas V SD. Hanya saja terdapat perbedaan, yaitu
penelitian Alan tersebut membahas tentang miskonsepsi Matematika,
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti membahas tentang
miskonsepsi IPA Fisika.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Kusuma (2014). Penelitian ini
berjudul “Miskonsepsi Tentang Fotosintesis Pada Siswa Kelas V SDN 4
Trebugan Situbondo Tahun Pelajaran 2013/2014”. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama,
mendeskripsikan tingkat miskonsepsi tentang fotosintesis pada siswa kelas
V SDN 4 Trebugan Situbondo tahun pelajaran 2013/2014, yang kedua,
mendeskripsikan faktor penyebab miskonsepsi tentang fotosintesis pada
siswa kelas V SDN 4 Trebugan Situbondo tahun pelajaran 2013/2014. Hasil
penelitian ini adalah menunjukkan bahwa miskonsepsi tertinggi terjadi pada
konsep hasil fotosintesis dengan persentase 62%, sedangkan persentase
miskonsepsi terendah terdapat pada konsep tempat terjadinya fotosintesis
dan penerapan fotosintesis dengan persentase 15%. Persentase miskonsepsi
siswa pada konsep pengertian fotosintesis dan reaksi fotosintesis sebesar
46%, konsep peran klorofil sebanyak 38%, konsep bahan fotosintesis 31%,
konsep pernyataan tentang fotosintesis, percobaan fotosintesis dan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
terjadinya fotosintesis sebanyak 23%. Dari hal tersebut dapat diketahui
bahwa ditemukan adanya miskonsepsi pada siswa SDN 4 Trembugan dan
penyebabnya bersumber dari siswa sebanyak 62%, guru dan siswa 23%,
guru 15%, maupun buku sebanyak 7%.
Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah sama-sama membahas tentang miskonsepsi dalam IPA dan
subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SD. Dalam penelitian tersebut
membahas miskonsepsi tentang fotosintesis, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah membahas tentang miskonsepsi IPA Fisika.
Penelitian yang ketiga merupakan penelitian yang dilakukan oleh
Pujayanto (2007), dengan judul “Miskonsepsi IPA (Fisika) Pada Guru SD”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Hasil dari penelitian ini
adalah ternyata terbukti bahwa guru SD mengalami miskonsepsi IPA
(Fisika) pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Dapat diketahui bahwa
profil miskonsepsi yang dimiliki guru (lebih dari 30%) dan besar persentase
miskonsepsinya sebagai berikut: (1) gaya dapat berupa tarikan atau
dorongan, gaya magnet selalu berupa tarikan (45%); (2) gaya gravitasi dapat
berupa dorongan maupun tarikan (40%); (3) massa benda di bumi sama
dengan massa benda di bulan, berat benda di bumi sama dengan berat benda
di bulan (60%); (4) setiap dua bendabersentuhan muncul gaya gesekan
(60%); (5) pesawat sederhana meringankan kerja manusia,berarti pada
umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana gaya (kuasa) dan energi
yangdigunakan menjadi lebih kecil (100%); (6) cahaya merambat lurus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
berarti cahaya tidak dapatdipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat
dibiaskan oleh sebuah medium atau perantara (85%); (7)bendadapat dilihat
jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada cahaya dari mata yang
sampai kebenda (50%); (8) cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya
warna pelangi, karena cahayalampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya
putih matahari (55%).
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti karena membahas tentang miskonsepsi IPA Fisika SD. Penelitian
tersebut membahas tentang miskonsepsi IPA Fisika untuk guru SD,
sedangkan penelitian ini membahas tentang miskonsepsi Fisika untuk kelas
V SD.
Penelitian yang keempat merupakan penelitian yang berjudul “Usaha
Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui Pembelajaran Dengan
Pendekatan Konflik Kognitif”. Penelitian ini dilakukan oleh Mosik dan
Maulana (2010). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Tujuan
dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendekatan
konflik dalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap miskonsepsi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan
konflik kognitif dalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh terhadap
miskonsepsi fisika, dengan taraf signifikansi 5%, hipotesis penelitian yang
menyatakan rata-rata miskonsepsi eksperimen lebih kecil dari rata-rata
miskonsepsi kontrol diterima. Selain itu, pendekatan konflik kognitif dalam
pembelajaran fisika juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
hasil belajar fisika, dengan signifikansi 5%, hipotesis penelitian yang
menyatakan rata-rata hasil belajar eksperimen lebih besar dari rata-rata hasil
belajar kelas kontrol diterima, sehingga terlihat adanya pengaruh
miskonsepsi terhadap hasil belajar.
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti karena membahas tentang miskonsepsi IPA Fisika. Penelitian
tersebut membahas tentang usaha untuk mengurangi terjadinya miskonsepsi
Fisika, sedangkan penelitian ini membahas tentang miskonsepsi yang terjadi
pada siswa kelas V SD.
Penelitian yang kelima ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode
Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Ditinjau
Dari Perbedaan Jenis Kelamin Pada Siswa Kelas IV SD Pangudi Luhur
Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.” Penelitian ini dilakukan
oleh Purwoko (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
metode mind mapping terhadap hasil belajar siswa yang ditinjau dari
perbedaan jenis kelamin. Jenis kelamin pada penelitian ini digunakan untuk
mengetahui metode mind mapping lebih berpengaruh pada siswa laki-laki
atau perempuan. Hasil penelitian ini adalah kelas kontrol memiliki rata-rata
74,269 dan kela eksperimen 82,87. Nilai signifikansi yang diperoleh dari
penghitungan anova 2 jalan 0,000 dengan kesalahan 5% hasil tersebut
menunjukkan bahwa metode mind mapping berpengaruh terhadap hasil
belajar. Sedangkan penghitungan dalam perbedaan jenis kelamin
menunjukkan nilai 0,003 yang menunjukkan bahwa jenis kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
berpengaruh terhadap metode yang digunakan. Peneliti menggunakan
perbandingan gain yang dibandingkan dari hasil pretest dan nilai postest
kemudian dicari selisih antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dari
hasil perhitungan terebut ada selisih 10,449, sehingga kesimpulannya adalah
bahwa metode mind mapping lebih berpengaruh terhadap siswa dengan
jenis kelamin laki-laki.
Relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
karena penelitian yang dilakukan sama-sama meninjau dari sisi jenis
kelamin.Hanya saja dalam penelitian ini membahas tentang miskonsepsi
IPA Fisika untuk kelas V SD, sedangkan penelitian di atas membahas
tentang penggunaan metode mind mapping terhadap hasil belajar IPA siswa
kelas IV SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian
Berdasarkan gambar 2.1 di atas, penelitian-penelitian tersebut merupakan
penelitian yang mendasari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian
tersebut dijadikan dasar oleh peneliti karena relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang termasuk pokok
untuk siswa SD. Pembelajaran IPA untuk SD tersebut biasanya membahas
tentang dasar-dasar dalam ilmu alam yang harus dipahami oleh setiap siswa.
Pembelajaran IPA ini sering dihubungkan dengan kegiatan percobaan-
percobaan, hal inilah yang membuat antusiasme siswa tinggi untuk
mengikuti pembelajaran IPA. Namun sebelum melakukan percobaan seperti
Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V
Semester 2 SD Negeri Se-
Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman
Miskonsepsi Tentang Fotosintesis Pada Siswa
Kelas V SDN 4 Trebugan Situbondo
Tahun Pelajaran 2013/2014
Miskonsepsi IPA (Fisika) Pada Guru
SD
Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Ditinjau Dari
Perbedaan Jenis Kelamin Pada Siswa Kelas IV SD Pangudi Luhur
Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi
Fisika Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Konflik
Kognitif
Identifikasi Miskonsepsi Pembelajaran
Matematika Materi Volume Bangun Ruang
(Tabung, Balok, Kubus) Pada Siswa
Kelas V Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
itu, tentunya siswa juga perlu memahami konsep-konsep materinya terlebih
dahulu. Dalam penyampaian konsep-konsep tersebut, guru perlu untuk
memahami terlebih dahulu apa yang akan disampaikan. Hal ini sangatlah
menjadi perhatian karena beberapa materi di dalam pembelajaran IPA bisa
saja terjadi miskonsepsi.
Miskonsepsi tersebut sebaiknya dihindari atau bahkan dihilangkan
karena jika terus menerus tertanam dalam pemikiran siswa, maka seterusnya
siswa akan memiliki bekal konsep yang salah atau tidak tepat hingga ia
beranjak dewasa dan sampai di tingkat pendidikan yang tinggi.
Miskonsepsi ini bukan sepenuhnya kesalahan dari guru, tetapi dapat juga
berasal dari faktor siswa sendiri. Namun dalam hal ini peran guru sangatlah
penting untuk memperbaiki miskonsepsi yang terjadi pada siswa tersebut.
Dalam penelitian ini yang menjadi pembahasan adalah pembelajaran
IPA untuk kelas V SD semester 2, terutama pada materi IPA Fisika. Ruang
lingkup IPA Fisika untuk kelas V ini adalah mengenai gaya, gerak dan
energi (KD 5.1), pesawat sederhana (KD 5.2), sifat-sifat cahaya (KD 6.1)
serta pelapukan (7,1). Materi-materi tersebut dipilih sebagai bahan
penelitian karena memang sering terjadi miskonsepsi pada bagian-bagian
tersebut. Biasanya miskonsepsi yang terlihat pada diri siswa adalah mereka
belum bisa membedakan antara tuas golongan 1, 2, dan 3 beserta contoh-
contohnya. Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal, terutama ketika
soal tersebut berbentuk uraian yang mengharuskan siswa untuk
menjabarkan atau menjelaskan jawabannya. Selain itu, siswa juga terkadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
bingung dengan materi tentang struktur lapisan bumi dan struktur atmosfer
bumi. Sering ditemui siswa yang menggambarkan struktur lapisan bumi
padahal soal yang tersedia meminta untuk menggambarkan dan menjelaskan
struktur atmosfer bumi.
Munculnya miskonsepsi siswa pada materi-materi tersebut bisa saja
karena pengetahuan awal siswa yang memang sudah salah, atau karena
penjelasan guru yang hanya berpatokan pada buku yang ternyata buku
tersebut juga salah. Dengan mengerjakan soal-soal, maka dapat diketahui
miskonsepsi yang terjadi melalui jawaban-jawaban yang dituliskan, selain
itu dengan wawancara secara langsung juga dapat mengungkap miskonsepsi
yang terjadi melalui jawaban langsung siswa. Dari hal tersebut juga dapat
dilihat apakah ada perbedaan miskonsepsi pemahaan yang terjadi antara
siswa laki-laki dan perempuan.
Sesuai dengan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD semester 2
se-Kecamatan Seyegan berdasarkan jenis kelamin. Dengan penelitian ini,
peneliti berharap pada nantinya penelitian ini bisa menjadi sumber belajar
bagi para pembaca, khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi alat pengingat
bahwa miskonsepsi yang terjadi harus segera ditangani dan ditanggulangi,
agar tidak terus menerus terjadi kesalahan pemahaman konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Seyegan terjadi pada konsep gaya, pesawat sederhana,
cahaya, struktur bumi, pelapukan dan jenis tanah.
2. Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V SD semester genap se-Kecamatan Seyegan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III ini membahas tentang metodologi penelitian. Yang dibahas adalah
mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel,
variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
pengujian instrumen dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode penelitian
survei. Penelitian kuantitatif sendiri adalah penelitian yang data-datanya
disajikan dalam bentuk angka-angka dan menggunakan analisis melalui
statistik (Sugiyono, 2011: 7). Metode survei adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan populasi
dalam jumlah yang besar, namun sampel yang digunakan relatif kecil
(Sukmadinata, 2008: 82). Sedangkan sesuai dengan yang diungkapkan
Suparno (2010: 8) bahwa penelitian kuantitatif survei adalah penelitian yang
digunakan untuk mencari data, sehingga kemudian bisa dipakai untuk
menentukan sifat atau karakteristik yang khas dari suatu kelompok.
Penelitian kuantitatif survei ini akan digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika di kelas V SD antara siswa laki-
laki dan perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret sampai Desember
2015. Pada bulan maret, peneliti mulai menyusun proposal peneltian.
Awal bulan April, peneliti mengurus keperluan perijinan untuk
penelitian. Pertengahan bulan April peneliti melakukan penyusunan
instrumen penelitian. Pada awal bulan Mei peneliti melakukan
validasi instrumen dan melakukan revisi instrumen. Pertengahan bulan
Mei instrumen yang telah direvisi kemudian diujicobakan. Mulai akhir
bulan Mei sampai awal bulan Juni peneliti mendistribusikan instrumen
penelitian untuk pengambilan dan pengumpulan data. Bulan Juli
hingga Agustus digunakan oleh peneliti untuk mengolah data yang
telah dikumpulkan. Bulan September 2015 sampai Januari 2016
digunakan untuk merevisi laporan, dan bulan Februari 2016 peneliti
melaksanakan ujian skripsi dan melakukan revisi.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di seluruh SD Negeri se-Kecamatan
Seyegan, Kabupaten Sleman yang menggunakan KTSP. Tempat ini
dipilih peneliti sebagai tempat penelitian karena berdasarkan hasil
wawancara dan observasi bahwa di Kecamatan Seyegan ini ditemukan
miskonsepsi tentang IPA Fisika, khususnya di kelas V SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan suatu objek yang berupa suatu kumpulan
menyeluruh, yang menjadi perhatian peneliti (Kountur, 2003: 137).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman yang menggunakan
KTSP, yang berjumlah 21. Populasi selengkapnya dapat dilihat dalam
tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas V SD Negeri Se-Kecamatan
Seyegan.
No Nama SD Kelas
Paralel
Jumlah Siswa
Kelas V
1. SD N Margoagung A 21
2. SD N Ngetal A 34
3. SD N Ngino 1 A 22
4. SD N Ngino 2 A 24
5. SD N Margokaton A 14
6. SD N Susukan A 19
B 16
7. SD N Margomulyo 1 A 28
8. SD N Margomulyo 2 A 21
9. SD N Kandangan 1 A 24
10. SD N Kandangan 2 A 15
11. SD N Gendengan A 32
12. SD N Cibuk Lor A 19
13. SD N Gentan A 41
14. SD N Bokong A 15
15. SD N Sompokan A 23
B 22
16. SD N Klaci A 28
17. SD N Jamblangan A 31
18. SD N Ngemplaksari A 13
19. SD N Tegal Klaci A 23
20. SD N Pete A 38
21. SD N Margoluwih A 17
Jumlah 23 540
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dari tabel 3.1 tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 21 SD
Negeri yang berada di Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman.
Populasi yang disajikan oleh peneliti, hanyalah populasi siswa kelas
V. Terdapat dua SD yang mempunyai dua kelas paralel, yaitu kelas A
dan kelas B. SD yang memiliki dua kelas paralel tersebut adalah SD N
Sompokan dan SD N Susukan, sedangkan SD yang lain hanya
memiliki satu kelas paralel saja. Jumlah keseluruhan populasinya
adalah 540 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah suatu kelompok kecil bagian dari populasi yang
secara nyata diteliti (Sukmadinata, 2010: 250). Dalam penelitian ini,
pengambilan sampel menggunakan cara random sampling atau
pengambilan sampel secara acak. Random sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang kepada setiap anggota
dalam populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian
(Sugiyono, 2011: 91). Tujuan digunakannya random sampling ini
adalah agar setiap siswa mendapatkan peluang yang sama untuk
diambil menjadi sampel. Selain itu, setiap siswa bebas dipilih karena
pemilihan tiap-tiap siswa tersebut tidak mempengaruhi siswa yang
lainnya.
Sesuai dengan jumlah pada tabel Krejcie dan Morgan pada
lampiran 20, jika jumlah populasi 540 siswa, maka sampel yang
digunakan disesuaikan pada jumlah tabel yaitu 500, sehingga sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
yang digunakan adalah 217 siswa. Dalam menentukan jumlah sampel,
penelitian ini menggunakan rumus Krejcie. Berikut ini adalah rumus
Krejcie :
Gambar 3.1. Rumus Krejcie
Dari rumus pada gambar 3.1 di atas, berikut ini disajikam
perhitungan jumlah sampel dari setiap SD Negeri se-Kecamatan
seyegan. Perhitungan sampel penelitian ini disajikan dalam tabel 3.2
berikut ini.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian yang Dihitung dengan Rumus Krejcie.
No Nama SD Kelas
Paralel
Jumlah
Siswa
Kelas V
Perhitungan dengan
Rumus Krejcie Pembulatan
1. SD N Margoagung A 21
8
2. SD N Ngetal A 34
14
3. SD N Ngino 1 A 22
9
4. SD N Ngino 2 A 24
10
5. SD N Margokaton A 14
6
6. SD N Susukan
A 19
8
B 16
6
7. SD N Margomulyo 1 A 28
11
8. SD N Margomulyo 2 A 21
8
9. SD N Kandangan 1 A 24
10
10. SD N Kandangan 2 A 15
6
11. SD N Gendengan A 32
13
12. SD N Cibuk Lor A 19
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
No Nama SD Kelas
Paralel
Jumlah
Siswa
Kelas V
Perhitungan dengan
Rumus Krejcie Pembulatan
13. SD N Gentan A 41
16
14. SD N Bokong A 15
6
15. SD N Sompokan
A 23
9
B 22
9
16. SD N Klaci A 28
11
17. SD N Jamblangan A 31
13
18. SD N Ngemplaksari A 13
5
19. SD N Tegal Klaci A 23
9
20. SD N Pete A 38
15
21. SD N Margoluwih A 17
7
Jumlah 23 540 217
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, di kecamatan Seyegan terdapat 21
SD Negeri, dengan 23 kelas. Jumlah populasi keseluruhannya ada 540
siswa, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak
217 siswa, sesuai dengan jumlah pada tabel Krejcie.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala hal yang terdapat dalam penelitian,
yang telah ditentukan oleh peneliti dan berbentuk apa saja, sehingga peneliti
dapat mempelajarinya dan menemukan informasi serta kemudian dapat
ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2011: 38). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan dua jenis variabel penelitian, yaitu variabel terikat (dependent
variabels) dan variabel bebas (independent variabels).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
1. Variabel Terikat (dependent variabels)
Variabel terikat adalah variabel yang bergantung pada variabel
bebas. Variabel ini adalah akibat atau outcome dari pengaruh adanya
variabel bebas (Creswell, 2014: 77).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah miskonsepsi IPA
Fisika. Hal ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui ada atau
tidaknya miskonsepsi pada siswa.
2. Variabel Bebas (independent variabels)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
menyebabkan bahkan berimbas pada hasil atau outcome (Creswell,
2014: 77).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin siswa.
Hal ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui apakah jenis kelamin
siswa akan berpengaruh pada adanya miskonsepsi atau tidak.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Nawawi (dalam Mahdi, 2014: 116) teknik pengumpulan data
dapat dilakukan melalui beberapa cara. Penelitian ini menggunakan teknik
studi dokumentasi, wawancara dan tes tertulis.
1. Studi Dokumentasi
Teknik ini adalah teknik yang mengharuskan peneliti untuk
melakukan analisis terhadap berbagai dokumen yang berhubungan
dengan penelitiannya, sehingga peneliti kemudian akan memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
data yang diperlukan. Dokumen yang dianalisis tentunya adalah
dokumen yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data studi
dokumentasi. Dokumen yang diperlukan peneliti untuk mendapatkan
data yang sesuai dengan penelitian ini diperoleh dari UPT Pendidikan
Kecamatan Seyegan. Dokumen yang didapatkan oleh peneliti adalah
data tentang daftar SD Negeri yang terdapat di Kecamatan Seyegan
beserta dengan jumlah siswanya, terutama siswa kelas V.
2. Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan percakapan dan
pertemuan secara langsung dengan narasumber atau informan, yang
mana percakapan dilakukan spontan maupun sudah direkayasa
sebelumnya (Mahdi, 2014: 116). Cara tersebut biasanya dikenal
dengan istilah wawancara.
Teknik wawancara ini digunakan peneliti untuk mencari
informasi awal dari guru kelas V SD di Kecamatan Seyegan tentang
kesulitan dan pemahaman siswa tentang materi IPA Fisika. Selain itu,
wawancara juga digunakan peneliti untuk mencari informasi dari
siswa tentang pemahamannya terhadap materi IPA Fisika.
3. Tes Tertulis
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara serta berbagai
aturan yang telah ditetapkan (Arikunto, 2012:67). Dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menggunakan jenis tes tertulis pilihan ganda. Tes tertulis ini
digunakan untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa
kelas V SD se-Kecamatan Seyegan.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis instrumen penelitian yaitu
instrumen tes dan daftar cek.
1. Instrumen Tes
Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur dan juga
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang hal-hal yang
bersangkutan dengan objek penelitian (Widoyoko, 2009: 45). Tes ini
dapat berupa beberapa pertanyaan yang disampaikan untuk mengukur
tingkat kemampuan seseorang. Hal ini berarti bahwa tes ini dapat
disebut sebagai stimulus yang perlu ditanggapi atau diberikan respon
yang nantinya akan menjadi patokan dalam mengukur kemampuan
seseorang tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan tes objektif. Tes objektif
adalah bentuk tes yang dibuat atau disajikan dengan menyediakan atau
memiliki berbagai kemungkinan jawaban yang harus dipilih oleh
responden atau peserta yang mengikuti tes (Widoyoko, 2009: 49).
Tipe tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe
pilihan ganda (multiple choice). Soal yang disampaikan pada
penelitian ini memiliki lima pilihan jawaban. Materi yang disajikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
adalah tentang IPA Fisika untuk kelas V SD, yaitu materi yang
membahas tentang gaya, gerak dan energi (KD 5.1), pesawat
sederhana (KD 5.2), sifat-sifat cahaya (KD 6.1) serta pelapukan (7,1).
Pada tabel 3.3 berikut, akan disajikan kisi-kisi instrumen tes pilihan
ganda.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda
No. Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Materi Pokok
Jumlah
Soal
No
Soal
PG
1. Energi dan
Perubahannya
5.Memahami
hubungan antara
gaya, gerak, dan
energi, serta
fungsinya
5.1
Mendeskripsikan
hubungan antara
gaya, gerak dan
energi melalui
percobaan (gaya
gravitasi, gaya
gesek, gaya
magnet)
5.1.1
Menyebutkan
macam-
macam gaya
melalui
percobaan
Gaya Magnet,
Gaya Gesek,
Gaya
Gravitasi
3 1, 2, 3
5.1.2
Mengidentifik
asi faktor-
faktor yang
mempengaruhi
gaya
Gaya
Gravitasi,
Gaya Gesek,
Gaya Dorong
3 4, 5, 6
5.2 Menjelaskan
pesawat
sederhana yang
dapat membuat
pekerjaan lebih
mudah dan lebih
cepat
5.2.1
Mengidentifik
asi ciri-ciri
pesawat
sederhana
Pesawat
Sederhana
6 7, 8, 9,
10, 11,
12
5.2.2
Menyebutkan
contoh jenis
tuas atau
pengungkit
jenis pertama
Tuas dan
pengungkit
3 13, 14,
15
5.2.3
Menyebutkan
penerapan
pesawat
sederhana
dalam
kehidupan
sehari-hari
Penerapan
pesawat
sederhana.
3 16, 17,
18
2. 6.Menerapkan
sifat-sifat
cahaya melalui
kegiatan
membuat suatu
karya atau
model
6.1.
Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
6.1.1
Menyebutkan
sifat-sifat
cahaya
Sifat cahaya 5 19, 20,
21, 22,
23
6.1.2
Menjelaskan
sifat bayangan
Sifat bayangan
pada kaca
spion, cermin
5 24, 25,
26, 27,
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
No. Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Materi Pokok
Jumlah
Soal
No
Soal
PG
pada cermin cekung
6.2
Membuat suatu
karya/model,
misalnya
periskop atau
lensa dari bahan
sederhana dengan
menerapkan sifat-
sifat cahaya
6.2.1
Mengetahui
alat dan bahan
yang
digunakan
untuk
membuat
karya/model
yang
menerapkan
sifat-sifat
cahaya
Teleskop 3 29, 30,
31
3. 7. Memahami
perubahan yang
terjadi di alam
dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber
7.1
Mendeskripsikan
proses
pembentukan
tanah karena
pelapukan
7.1.1
Menggolongk
an jenis-jenis
batuan
4 32, 33,
34, 35
7.1.2
Menjelaskan
proses
pembentukan
tanah karena
pelapukan
Pelapukan
biologi
3 36, 37,
38
7.2
Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah
7.2.1
Mengetahui
jenis-jenis
tanah
Berbagai jenis
tanah
12 39, 40,
41, 42,
43, 44,
45, 46,
47, 48,
49, 50
2. Daftar Cek
Selain menggunakan instrumen tes, dalam penelitian ini juga
menggunakan instrumen non tes yang berupa daftar cek (chek list).
Daftar cek adalah instrumen yang digunakan oleh seorang peneliti
atau pengamat untuk menyatakan ada atau tidaknya unsur atau
karakteristik yang ada dalam suatu peristiwa atau kejadian
(Widoyoko, 2009: 107). Dalam penelitian ini, daftar cek digunakan
untuk mengetahui data yang menjadi unsur dalam penelitian, seperti
jenis kelamin siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
G. Teknik Pengujian Instrumen
Dalam setiap penelitian, instumen yang akan digunakan tentulah harus
melalui tahapan uji validasi dan juga reliabilitas. Dalam uji validitas
terdapat tiga macam jenis validitas, yaitu validitas isi, validitas muka dan
validitas konstruk. Pengujian validitas dan reliabilitas hanya digunakan
untuk instrumen yang bersifat tes saja, sedangkan untuk daftar cek tidak
memerlukan pengujian validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan pada suatu
instrumen, yang bertujuan untuk mencari tahu tentang ada tidaknya
kesamaan antara data yang telah diperoleh dengan data yang nyata
terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2011: 121). Uji validitas ini
juga digunakan sebagai pengukur suatu instrumen. Suatu instrumen
yang dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila fungsi dari
instrumen tersebut menunjukkan kesesuaian dengan tujuan atau
maksud diadakannya pengukuran tersebut, tetapi instrumen tersebut
dikatakan memiliki validitas rendah apabila data yang dihasilkan dari
pengukuran tidak relevan atau tidak sesuai dengan tujuan pengukuran
tersebut (Azwar, 2011: 6).
Biasanya dalam suatu uji validitas terdiri dari tiga tipe validitas,
yaitu validitas isi, validitas muka dan validitas konstruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
a. Validitas Isi
Validitas isi merupakan validitas yang ditujukan untuk
menguji isi tes atau instrumen yang menggunakan pemikiran
rasional atau dengan expert judgment (Azwar, 2011: 45).
Validitas isi ini dilakukan oleh para ahli yang memiliki
kemampuan atau keahlian yang beruhubungan dengan penelitian
ini, tujuannya adalah untuk membandingkan antara isi dari
instrumen yang disusun dengan materi yang digunakan dalam
penelitian (Sugiyono, 2011: 129). Dalam hal ini ada empat
orang ahli yang melakukan validitas isi yaitu dua ahli Fisika dan
dua guru kelas. Instrumen yang divalidasi adalah kisi-kisi soal
pilihan ganda dan soal uraian bebas tentang IPA Fisika untuk
kelas V SD, yang telah disusun oleh peneliti.
Keempat ahli tersebut kemudian memberikan penilaian
pada lembar penilaian yang telah diberikan. Dalam penilaian ini,
digunakan skala Likert pada lembar penilaian instrumen. Pada
dasarnya skala Likert digunakan untuk pengukuran terhadap
sikap, pendapat dan persepsi dari seseorang maupun dari
sekelompok orang mengenai suatu kejadian atau fenomena
sosial yang terjadi (Sugiyono, 2011: 93). Fenomena sosial dalam
penelitian ini sudah ditentukan oleh peneliti secara spesifik dan
kemudian biasa disebut sebagai variabel penelitian. Variabel
tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam indikator yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
digunakan sebagai acuan untuk menyusun aitem atau butir
instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban dari setiap aitem butir instrumen tersebut dapat
memiliki ragam jawaban mulai dari yang paling negatif hingga
paling positif. Untuk penelitian kuantitatif ini, jawaban dari
pernyataan bisa saja disertai dengan skor.
Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah berupa
pernyataan yang ditambah dengan bobot skor. Skor yang
digunakan adalah 1, 2, 3, dan 4. Skor 1 adalah pernyataan yang
paling negatif, sedangkan 4 merupakan pernyataan yang paling
positif. Dalam penelitian ini, skor 3 biasanya tidak digunakan,
karena cenderung pernyataannya ragu-ragu sehingga kurang
pasti.
Dari setiap komentar dan skor yang diberikan oleh
validator dalam penelitian ini, pada nantinya akan ditentukan
perlu diadakan revisi instrumen atau tidak. Pelaksanaan revisi
instrumen tersebut disesuaikan dengan ketentuan seperti pada
tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4. Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian
Kualitatif Keputusan
>3 Positip Tidak Revisi
>3 Negatif Revisi pada bagian
tertentu
<3 Positif Revisi
<3 Negatif Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Melihat dari ketentuan pelaksanaan revisi instrumen seperti
pada tabel tersebut, jika skor yang diperoleh lebih besar
daripada tiga dan penilaian kualititatif dari validator positif
maka instrumen tidak perlu direvisi, namun jika skor lebih dari
tiga dan penilaian kualitatif validator negatif maka ada bagian
tertentu yang perlu direvisi dari instrumen tersebut. Selanjutnya,
apabila skor yang diperoleh kurang dari tiga, baik itu penilaian
kualitatif dari validator positif atau negatif tetap harus ada revisi
pada instrumen tersebut.
Validasi yang pertama dilakukan oleh Bapak PS. Bapak
PS dipilih menjadi validator dalam penelitian ini karena beliau
adalah seorang ahli Fisika yang berkarya sebagai dosen
pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma dan juga
mengarang sejumlah buku tentang miskonsepsi IPA dan juga
buku-buku yang berkaitan dengan ilmu Fisika. Masukan yang
diberikan oleh Bapak PS secara umum adalah tentang
bagaimana melihat dengan teliti bagaimana miskonsepsi
tersebut terjadi pada siswa. Untuk memperhatikan hal tersebut,
Bapak PS memberi masukan agar peneliti perlu untuk
mendeteksi keyakinan jawaban yang dipilih oleh siswa, apakah
siswa memilih jawaban tersebut yakin benar atau tidak
khususnya pada instrumen pilihan ganda. Selanjutnya validator
kedua yang dipilih adalah ibu SAS. Beliau adalah seorang ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
fisika yang berkarya sebagai dosen di Program Studi Pendidikan
Fisika di Universitas Sanata Dharma. Beliau dipilih karena
menguasai dan memahami mengenai berbagai teori dalam ilmu
Fisika. Dalam hal ini, Bu SAS memberikan masukan berupa
koreksi salah satu teori yang kurang tepat di dalam instrumen
penelitian. Validator yang ketiga adalah Ibu ATI, beliau adalah
seorang guru SD di SD N Denggung, Sleman. Bu ATI dipilih
sebagai validator karena beliau adalah seorang guru kelas V
yang mengetahui bagaimana tata bahasa soal yang mudah
dipahami oleh siswa. Validator yang terakhir adalah Bapak
AGT. Beliau adalah seorang guru kelas V di Kabupaten
Magelang. Sama seperti Bu ATI, Bapak AGT ini juga
memberikan masukan tentang bahasa yang digunakan dalam
pembuatan instrumen, agar siswa lebih mudah dalam memahami
soal pilihan ganda.
Tabel 3.5 Tabel Hasil Uji Validasi Ahli
No. Nama
Ahli
Skor
PG
Penilaian Keputusan
1. PS 2,92 Positif Revisi
2. SAS 3,68 Positif Tidak
Revisi
3. ATI 3,76 Positif Tidak
Revisi
4. AGT 3,1 Positif Tidak
Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Dari tabel 3.5 tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut
hasil validasi dari para ahli, maka instrumen atau soal yang akan
digunakan dalam penelitian ini tidak perlu direvisi.
b. Validitas Muka
Validitas muka yang diungkapkan oleh Moh. Nazir (dalam
Darmadi, 2014: 164) adalah suatu pengukuran yang dilakukan
oleh ahli terhadap atribut yang nyata atau konkret tanpa perlu
adanya inferensi. Selain itu validitas muka juga dapat dikatakan
sebagai hal yang berhubungan dengan penilaian yang dilakukan
oleh para ahli terhadap suatu alat ukur yang digunakan. Jika para
ahli berpendapat bahwa berbagai unsur dalam instrumen dapat
mengukur anggapan dengan baik dan sesuai, maka instrumen
tersebut dapat dikatakan memiki validitas yang tinggi.
Sedangkan, apabila instrumen tersebut tidak bisa mengukur
dengan baik dan sesuai, maka instrumen tersebut dikatakan
validitas yang rendah (Darmadi, 2014: 164).
Validitas muka dalam penelitian ini dilakukan oleh siswa
kelas V SD Negeri Candiroto 1, Temanggung. Siswa kelas V ini
dipilih karena sudah mempelajari dan mengetahui tentang materi
IPA Fisika, khususnya mengenai gaya, energi, cahaya, dan
struktur bumi. Menurut siswa di kelas V tersebut ada 6 soal,
pada soal pilihan ganda yang kalimatnya sulit untuk dipahami.
Untuk soal pilihan ganda adalah nomor 18, 20, 24, 34, dan 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan keterangan dari siswa kelas V tersebut, maka
diputuskan untuk merevisi soal dengan memperbaiki kalimat
agar dapat dimengerti oleh siswa setingkat kelas V SD.
c. Validitas Konstruk
Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan
berapa jauh tes atau instrumen penelitian mengungkapkan suatu
teori yang akan diukur (Azwar, 2011: 48). Validitas konstruk ini
diuji menggunakan product moment.
Hasil dari uji validitas ini kemudian direkap menggunakan
Ms. Excel dan perhitungan datanya menggunakan SPSS versi 20.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 20, soal
yang valid ditandai dengan adanya tanda bintang satu (*) dan
bintang dua (**) pada nomor soal. Tanda bintang satu berarti
adalah bahwa soal tersebut valid, sedangkan tanda bintang dua
berarti soal tersebut sangat valid. Selain itu, ada pula soal yang
tidak terdapat tanda bintang, artinya soal tersebut tidak valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel. 3.6 Validitas Soal Pilihan Ganda
No. No soal
PG rtabel
rhitung
(Pearson
Correlation)
Sig.
(2-
tailed)
Kategori Keterangan
No Soal
Setelah
Validasi
1 1 0,312 .209 .109 Tidak Valid Dibuang
2 2 0,312 .404** .001 Valid Dipakai 1
3 3 0,312 .516** .000 Valid Dipakai 2
4 4 0,312 .372** .003 Valid Dipakai 3
5 5 0,312 .507** .000 Valid Dipakai 4
6 6 0,312 .101 .442 Tidak Valid Dibuang
7 7 0,312 .431** .001 Valid Dipakai 5
8 8 0,312 .439** .000 Valid Dipakai
9 9 0,312 .430** .001 Valid Dipakai 6
10 10 0,312 -.004 .975 Tidak Valid Dibuang
11 11 0,312 .389** .002 Valid Dipakai 7
12 12 0,312 .190 .146 Tidak Valid Dibuang
13 13 0,312 .309* .016 Valid Dipakai 8
14 14 0,312 .286* .027 Valid Dipakai 9
15 15 0,312 .025 .849 Tidak Valid Dibuang
16 16 0,312 .122 .351 Tidak Valid Dibuang
17 17 0,312 .357** .005 Valid Dipakai 10
18 18 0,312 -.030 .823 Tidak Valid Dibuang
19 19 0,312 -.018 .892 Tidak Valid Dibuang
20 20 0,312 .437** .000 Valid Dipakai 11
21 21 0,312 .253 .051 Tidak Valid Dibuang
22 22 0,312 .419** .001 Valid Dipakai 12
23 23 0,312 .295* .022 Valid Dipakai 13
24 24 0,312 .269* .038 Valid Dipakai 14
25 25 0,312 .340** .008 Valid Dipakai 15
26 26 0,312 .219 .093 Tidak Valid Dibuang
27 27 0,312 .474** .000 Valid Dipakai 16
28 28 0,312 .157 .231 Tidak Valid Dibuang
29 29 0,312 .115 .383 Tidak Valid Dibuang
30 30 0,312 -.008 .951 Tidak Valid Dibuang
31 31 0,312 .495** .000 Valid Dipakai 17
32 32 0,312 .249 .055 Tidak Valid Dibuang
33 33 0,312 .218 .094 Tidak Valid Dibuang
34 34 0,312 .340** .008 Valid Dipakai 18
35 35 0,312 .214 .101 Tidak Valid Dibuang
36 36 0,312 .387** .002 Valid Dipakai 19
37 37 0,312 .638** .000 Valid Dipakai 20
38 38 0,312 -.067 .611 Tidak Valid Dibuang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk tujuan
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap instrumen dapat
dipercaya (Azwar, 2011: 4). Uji reliabilitas ini perlu dilakukan karena
hasil dari suatu pengukuran hanya dapat dipercaya apabila diperoleh
hasil yang relatif sama dalam beberapa pelaksanaan pengukuran. Hal
ini terjadi selama di dalam diri subjek aspek-aspek yang diukur belum
berubah.
Reliabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan pengujian
internal consistensy. Pengujian semacam ini dilakukan dengan cara
mengujikan instrumen hanya dengan sekali pelaksanaan saja
(Sugiyono, 2011: 131), kemudian dilanjutkan dengan analisis data
dengan teknik Spearman Brown atau teknik belah dua (split half)
sehingga hasil dari analisis data tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi reliabilitas dari instrumen penelitian ini. Uji Reliabilitas
ini dihitung menggunakan SPSS versi 20 for Windows.
Tabel 3.7. Kualifikasi Reliabilitas
Nilai Koefisien Keterangan Derajat Reliabilitas
< 0,20 Hampir ada
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,70 Sedang
0,71 – 0,90 Tinggi
0,91 – 1,00 Tinggi sekali
1,00 Sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 3.8. Tabel Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Cronbach’s
Alpha Jumlah Soal Keterangan Kualifikasi
0,778 21 Tinggi Reliabel
Sesuai dengan tabel 3.7 dan 3.8 di atas, Cronbach’s Alpha yang
diperoleh dalam uji reliabilitas instrumen pilihan ganda adalah 0,778.
Taraf signifikansi reliabilitas adalah α > 0,60, maka berarti bahwa 21
soal pilihan ganda tersebut dinyatakan reliabel karena 0,778 > 0,60.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan berdasarkan
pada dua tujuan penelitian, yaitu :
1. Mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika
2. Perbedaan mikonsepsi siswa yang dilihat dari jenis kelamin
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data, yang terdiri
dari analisis deskriptif, merumuskan null hypothesis, pengorganisasian data,
menentukan taraf signifikansi, menguji normalitas skor tes, menguji
homogenitas skor tes dan pengujian hipotesis.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif penting dalam penelitian ini karena
digunakan untuk menggambarkan data yang sudah dikumpulkan
dengan apa adanya, tanpa membuat suatu kesimpulan secara umum
maupun generalisasi (Sugiyono, 2011: 147).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Data manajemen adalah upaya pengelolaan data mulai dari data
tersebut dikumpulkan hingga siap dianalisis. Data manajemen
meliputi empat langkah, yakni data coding,(untuk jenis kelamin,
tingkat pendidikan dll) data editing, data entry, dan data cleaning.
a. Data coding
Data coding adalah kegiatan pemberian kode atau simbol
agar mempermudah dalam pengolahan data.
b. Data editing
Editing adalah kegiatan memeriksa kelengkapan pengisian
dan ketepatan data sebelum proses pemasukan data. Kegiatan
editing meliputi memeriksa kelengkapan jawaban pertanyaan
pada instrumen tes secara keseluruhan, memeriksa kejelasan
tulisan jawaban, memeriksa kelogisan jawaban.
c. Data entry
Entry adalah memasukkan data ke dalam perangkat yang
digunakan untuk menganalisis data tersebut. Misalnya dalam
SPSS.
d. Data cleaning
Cleaning adalah menganalisis data yang telah di masukkan
ke dalam perangkat (misal SPSS). Seperti menganalisis
normalitas, homogenitas data yang telah di entry.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
e. Deskripsi analisis data
Analisis data dalam penelitian ini pertama kali dilakukan
dengan melihat jawaban siswa. Kemudian mengelompokkan data
tersebut berdasarkan jawaban siswa dan jenis kelamin siswa.
Penelitian ini menggunakan instrumen soal pilihan ganda,
sehingga pengelompokkan jawaban dilakukan berdasarkan tingkat
keyakinan jawaban, yaitu yakin benar dan tidak yakin benar.
Dalam hal ini, siswa yang mengalami miskonsepsi adalah siswa
yang memilih jawaban salah dan yakin benar atas jawaban
tersebut.
Data miskonsepsi siswa secara umum dipersentasekan dan
disajikan dalam bentuk diagram serta deskripsi secara umum.
Kemudian, disajikan juga persentase data miskonsepsi siswa setiap
butir soal dalam bentuk diagram dan dilengkapi dengan
deskripsinya.
Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan siswa
berdasarkan jenis kelamin menggunakan daftar cek. Hal ini
dilakukan untuk mengatahui ada atau tidaknya perbedaan
miskonsepsi siswa berdasarkan jenis kelamin. Cara yang
digunakan adalah menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dan
menjumlahkan jenis kelamin siswa yang menjadi sampel
penelitian. Kemudian, dilakukan analisis data menggunakan SPSS
versi 20 for Windows untuk mengetahui ada atau tidaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
perbedaan miskonsepsi siswa dilihat dari jenis kelamin siswa
berdasarkan null hypothesis yang telah ditentukan.
2. Uji Hipotesis Perbedaan Miskonsepsi Siswa Dilihat dari Jenis
Kelamin
a. Menentukan Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi adalah tingkat kepercayaan yang dapat
digunakan untuk dasar atau landasan menolak hipotesis dalam
penelitian (Setyosari, 2013: 242). Taraf siginfikansi ini perlu
ditentukan karena hal ini dijadikan sebagai patokan untuk
menentukan peluang perbedaan miskonsepsi IPA Fisika yang
diperoleh dari antara skor rata-rata setiap siswa adalah memang
benar perbedaan yang riil dan bukan karena adanya kebetulan.
b. Uji Normalitas Skor Tes
Pengujian normalitas skor, dilakukan untuk mengetahui
data tersebar apakah sudah sesuai dengan kurva normal atau
tidak. Pengujian normalitas skor tes dalam penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis statistik
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 = sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau
data tidak normal
H1 = sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data
normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kemudian, hipotesis normalitas data dalam penelitian ini
memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal
ditolak, artinya sebaran data tes sesuai dengan kurva
normal
2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1
ditolak, artinya sebaran data tes tidak sesuai dengan kurva
normal
c. Uji Homogenitas Skor Tes
Dalam pengujian homogenitas varians data penelitian ini
menggunakan uji One Way Anova dengan membandingkan
antara varians data yang terbesar dengan varians data yang
terkecil. Homogenitas varians ini ditentukan dengan melihat
harga sig 2.tailed. Apabila signifikansinya lebih dari 0,05 maka
varians data penelitian yang dianalisis tersebut adalah homogen.
Sebaliknya, apabila signifikansinya kurang dari 0,05 maka
varians data penelitian yang telah dianalisis tersebut adalah
heterogen.
d. Merumuskan Null Hypothesis
Null hypothesis atau hipotesis nol adalah hipotesis yang
diujikan dalam hipotesis statistik. Hipotesis nol ini menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan antara data sari setiap sampel yang
digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2011: 66). Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
penelitian ini hipotesis nol digunakan untuk menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika yang dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-
Kecamatan Seyegan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H0 = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat
dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-
Kecamatan Seyegan. (µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2)
H1 = Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-
Kecamatan Seyegan. (µ1- µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2)
e. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji
Mann-Whitney U-Test. Teknik ini dilakukan untuk
membandingkan perbedaan dua kelompok sampel yang
independen dan datanya berbentuk ordinal (Yusuf, 2014: 276).
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
bantuan SPSS versi 20 for Windows, dengan menggunakan uji
Mann-Whitney U-Test yang termasuk dalam pengujian data Non
Parametrik dengan taraf signifikansi α = 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Hipotesis penelitian yang digunakan dalam uji hipotesis ini
adalah:
H0 = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat
dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-
Kecamatan Seyegan. (µ1= µ2)
H1 = Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-
Kecamatan Seyegan. (µ1= µ2)
Dalam pengambilan keputusan terdapat kriteria seperti berikut:
1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 diterima atau H1
ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA
Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD
semester 2 se-Kecamatan Seyegan.
2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1
diterima, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika
dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-
Kecamatan Seyegan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan disajikan hasil dari penelitian yang bertujuan untuk
melihat miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V di SD Negeri se-Kecamatan
Seyegan yang dilihat dari jenis kelamin siswa. Hasil penelitian ini akan disajikan
KD per KD.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang
menggunakan metode survei. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pendidikan Kecamatan Seyegan yang
merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.
Kecamatan Seyegan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan
Minggir di sebelah Barat, Kecamatan Godean di sebelah Selatan,
Kecamatan Mlati di bagian Timur dan Kecamatan Tempel di bagian
Utara.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi IPA
Fisika pada siswa kelas V di SD Negeri se-kecamatan Seyegan.
Peneliti memilih siswa kelas V SD karena pada kelas ini siswa
mendapatkan materi tentang gaya, pesawat sederhana, tanah, dan
struktur bumi. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap (2),
tahun ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
instrumen tes dan juga non tes. Bentuk instrumen tes dalam penelitian
ini adalah 20 butir soal pilihan ganda. Butir-butir soal tersebut
sebelumnya telah diuji validitas serta reliabilitasnya.
Sebelum melaksanakan pengambilan data di wilayah UPT
Pelayanan Pendidikan Kecamatan Seyegan, peneliti melakukan proses
perijinan di pemerintahan daerah setempat, seperti di Kantor Kesatuan
Bangsa Kabupaten Sleman, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sleman. Peneliti melakukan pengambilan data pada 25
sampai 30 Mei 2015. Jumlah soal yang diujikan kepada siswa adalah
20 butir soal pilihan ganda. Waktu pengerjaan soal adalah 90 menit
diluar jam belajar efektif sekolah, sehingga tidak mengganggu proses
belajar mengajar. Siswa tidak diperkenankan saling mencontek satu
sama lain, melihat dan mencari jawaban dari buku pelajaran, atau
berarti adalah siswa harus mengerjakan soal tersebut secara mandiri di
bawah pengawasan guru kelas serta tidak boleh dikerjakan di rumah.
Dalam butir soal pilihan ganda terdapat pernyataan “yakin benar” dan
“tidak yakin benar” yang harus dipilih oleh siswa sebagai indikator
miskonsepsi. Sebelum mengerjakan soal, siswa diminta untuk mengisi
lembar identitas yang terdiri dari nama siswa, umur, jenis kelamin,
nama sekolah, pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Setelah mendapatkan data, kemudian peneliti menganalisis data
dengan menggunakan SPSS versi 20 for Windows. Data yang
dianalisis digunakan untuk menguji normalitas data dan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Di UPT Kecamatan Seyegan ini terdiri dari 26 SD yang terdiri
dari 5 SD swasta (Muhamadiyah) dan 21 SD negeri. Dalam penelitian
ini yang dijadikan sebagai subjek penelitian hanyalah SD negeri saja,
yaitu yang terdiri dari 21 SD. Hampir semua SD di Kecamatan
Seyegan ini terletak di daerah pedesaan, yang rata-rata setiap kelasnya
berjumlah 15-30 siswa. Sekolah-sekolah tersebut terletak di dekat area
persawahan, bentuk bangunannya sudah baik serta sarana dan
prasarananya cukup lengkap. Keseluruhan SD negeri di Kecamatan
Seyegan tersebut menggunakan KTSP 2006 sebagai landasan dalam
pelaksanaan pembelajarannya.
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan sebanyak 217
siswa kelas 5 dari 540 siswa kelas 5 yang terdapat pada 21 SD Negeri
se-Kecamatan Seyegan. Jumlah sampel tersebut diperoleh dari hasil
perhitungan menggunakan skala Krejcie. Sampel tersebut diambil dari
siswa yang terdapat di SD Negeri seluruh Kecamatan Seyegan.
Selain data jumlah siswa tersebut, data juga diperoleh dari
identitas siswa dan juga identitas orang tua yang ada di lembar
identitas, yang kemudian dapat diketahui jumlah siswa laki-laki dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
siswa perempuan. Pada tabel 4.1 di bawah ini disajikan persentase
jumlah siswa jenis kelamin laki-laki dan perempuan di kelas V SD
Negeri se-Kecamatan Seyegan yang menjadi sampel dalam penelitian
ini.
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Siswa di SD Negeri Se-Kecamatan
Seyegan
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-laki 108 49,77 %
2. Perempuan 109 50,23 %
Jumlah 217 100%
Berdasarkan dari jumlah persentase yang terdapat pada tabel di
atas, dapat disajikan pie chart jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Seyegan.
Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Kelamin Siswa
Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa
jumlah siswa jenis kelamin laki-laki sebanyak 108 siswa (49,77%) dan
siswa perempuan sebanyak 109 siswa (50,23%). Selisih persentase
antara jumlah siswa laki-laki dan perempuan adalah 10,46 %.
49.77% 50.23%
Jenis Kelamin Siswa Kelas V SD Negeri se-
Kecamatan Seyegan
Laki-laki
Perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Se-
Kecamatan Seyegan
Peneliti akan menyajikan deskripsi tentang miskonsepsi IPA
Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Seyegan.
Deskripsi data ini akan disajikan setiap KD, ada 6 KD yaitu KD 5.1,
KD 5.2, KD 6.1, KD 6.2, KD 7.1 dan KD 7.3. Deskripsi yang
disajikan oleh peneliti adalah konsep siswa tentang KD yang telah
diujikan. Deskripsi data yang disajikan dari instrumen soal pilihan
ganda.
Secara umum pada setiap butir soal terdapat miskonsepsi
jawaban siswa. Pada butir soal pilihan ganda, miskonsepsi terjadi
apabila siswa memilih jawaban yang salah namun siswa tersebut
meyakini benar jawaban yang telah dipilihnya. Berikut ini adalah
persentase secara umum miskonsepsi yang terjadi dalam butir-butir
soal pilihan ganda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi Secara Umum
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa miskonsepsi yang
terbesar terjadi pada aitem soal nomer 14 sebanyak 48,85 %. Hal ini
berarti bahwa miskonsepsi yang terbesar dalam aitem soal pilihan
ganda terjadi pada konsep sifat bayangan yang terbentuk pada kaca
spion motor atau mobil. Sedangkan miskonsepsi yang paling sedikit
terjadi pada aitem soal nomer 10 yaitu 2,76 % tentang penerapan
bidang miring pada jalan di pegunungan yang berkelok-kelok.
a. Deskripsi Instrumen Soal Pilihan Ganda
1) KD 5.1
KD pertama yaitu KD 5.1. mendeskripsikan
hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan
(gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Pada KD ini
7.37%
13.82%
26.73%
31.33% 33.18%
20.27%
33.18%
14.01% 17.05%
2.76%
44.23%
13.83%
45.63% 48.85%
47.00%
26.08%
34.10%
27.18%
47.01%
23.50%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pe
rse
nta
se J
um
lah
Sis
wa
Nomor soal
Miskonsepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
peneliti membuat dua indikator, yaitu indikator 5.1.1
(menyebutkan macam-macam gaya) dan indikator 5.1.2
(mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya).
Pada indikator 5.1.1 diujikan dua soal, yaitu soal nomer 1
dan 2, kemudian pada indikator 5.1.2 diujikan dua soal
juga, yaitu soal nomer 3 dan 4.
Tabel 4.2. Soal dan Kunci Jawaban KD 5.1
No. Indikator Soal Kunci
Jawaban
1.
5.1.1.
menyebutkan
macam-macam
gaya
Roda yang digelindingkan akan
berhenti, hal ini terjadi karena
ada pengaruh gaya...
a. pegas
b. magnet
c. gravitasi
d. gesek
d.gesek
2. Perhatikan pernyataan berikut!
1. Jarum kompas dapat
menunjukkan arah utara dan
selatan.
2. Adi mengerem sepedanya
saat melewati turunan.
3. Air mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang
rendah.
4. Orang yang sedang berenang
dapat bergerak maju
Penerapan gaya gravitasi
ditunjukkan oleh nomor ...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
c.3
3.
5.1.2.
mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
gaya
Yang bukan termasuk pengaruh
gaya gravitasi terhadap benda
adalah ...
a. benda memiliki berat
b. benda cepat mengalami
pelapukan
c. benda jatuh ke bawah
d. permukaan air selalu datar
b.benda cepat
mengalami
pelapukan
4. Perhatikan pernyataan di bawah
ini!
1. Melapisi permukaan benda
d.memperhalus
permukaan
benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No. Indikator Soal Kunci
Jawaban
dengan karet
2. Memperluas bidang
permukaan
3. Memberi pul atau paku-paku
pada sepatu sepak bola
4. Memperhalus permukaan
benda
Yang bukan termasuk cara untuk
memperbesar gaya gesek adalah
...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Tabel 4.2 di atas menunjukkan soal dan kunci
jawaban soal nomer 1, 2, 3 dan 4 yang terdapat pada KD
5.1. Hasil dari pengujian soal pilihan ganda dari KD 5.1
mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi
melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya
magnet), dapat diketahui bahwa miskonsepsi terjadi pada
siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan. Hal ini
dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah tetapi
mereka yakin bahwa jawabannya itu adalah benar. Pada
indikator 5.1.1 (menyebutkan macam-macam gaya melalui
percobaan) yang diwakili oleh butir soal nomer 1 dan 2,
adalah bahwa jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi
pada butir soal nomer 1 yaitu pada pilihan jawaban A dan
yakin benar adalah 6 siswa atau 37,5 %, pilihan jawaban B
dan yakin benar adalah 2 siswa atau 12,5 %, dan pilihan
jawaban C serta yakin benar adalah 8 siswa atau 50 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 4.3 Miskonsepsi pada Butir Soal No. 1
Dari pie chart 4.3 di atas dapat dilihat bahwa
miskonsepsi terjadi paling banyak pada siswa yang
memilih jawaban C. Artinya bahwa siswa mengalami
miskonsepsi bahwa roda yang digelindingkan akan
berhenti karena pengaruh gaya gravitasi. Padahal
seharusnya konsep yang benar adalah roda yang
digelindingkan akan berhenti karena pengaruh gaya gesek.
Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada
butir soal nomer 2 yaitu pada pilihan jawaban A dan yakin
benar adalah 17 siswa atau 56,67 %, pilihan jawaban B
dan yakin benar adalah 11 siswa atau 36,67 %, pilihan
jawaban D dan yakin benar adalah 2 siswa atau 6,67 %.
37.50%
12.50%
50%
Miskonsepsi Soal No. 1
A
B
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 4.4. Miskonsepsi pada Soal No. 2
Dari gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa
miskonsepsi siswa terbesar terjadi karena memilih
jawaban A. Pada soal ini membahas tentang penerapan
gaya gravitasi. Miskonsepsi terbesar yang terjadi adalah
karena menurut siswa penerapan gaya gravitasi pada
pernyataan jarum kompas dapat menunjukkan arah utara
dan selatan. Padahal seharusnya penerapan gaya gravitasi
yang benar adalah pada pernyataan air yang mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Pada indikator 5.1.2 (mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi gaya) yang diwakili soal nomer 3 dan
4, jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir
soal nomer 3 yaitu pada pilihan jawaban A dan yakin
benar adalah 12 siswa atau 20,69 %, pilihan jawaban C
56.67% 36.67%
6.67%
Miskonsepsi Soal No. 2
A
B
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
dan yakin benar adalah 10 siswa atau 17,24 %, pilihan
jawaban D dan yakin benar adalah 36 siswa atau 62,07 %.
Gambar 4.5. Miskonsepsi pada Soal No. 3
Dari gambar 4.5 di atas dapat dilihat bahwa
miskonsepsi yang terbanyak terjadi karena siswa memilih
jawaban D. Artiya siswa mengalami miskonsepsi tentang
pengaruh gaya gravitasi yang berpengaruh pada
permukaan air yang selalu datar. Padahal konsep bahwa
pengaruh permukaan air selalu datar adalah benar
pengaruh gaya gravitasi. Jawaban yang tepat, yang bukan
pengaruh gaya gravitasi pada benda adalah benda cepat
mengalami pelapukan.
Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada
butir soal nomer 4 yaitu pada piihan jawaban A dan yakin
20.69%
17.24% 62.07%
Miskonsepsi Soal No. 3
A
C
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
benar adalah 24 siswa atau 35,29 %, pilihan jawaban B
dan yakin benar adalah 14 siswa atau 20,59 %, pilihan
jawaban C dan yakin benar adalah 30 siswa atau 51,72 %.
Gambar 4.6. Miskonsepsi pada Soal No. 4
Pada gambar 4.6 di atas dapat dilihat bahwa
miskonsepsi yang paling banyak terjadi pada soal nomer 4
disebabkan karena siswa yang memilih jawaban C.
Menurut sebagian besar siswa yang bukan termasuk cara
untuk memperbesar gaya gesek adalah memberi pul atau
paku-paku pada sepatu sepak bola, padahal jawaban yang
paling tepat adalah memperhalus permukaan benda,
karena semakin halus atau semakin licin permukaan benda
maka akan semakin kecil gaya geseknya.
35.29%
20.59%
51.72%
Miskonsepsi Soal No. 4
A
B
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2) KD 5.2
Kompetensi dasar yang kedua yaitu KD 5.2
menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Dalam KD ini
terdapat tiga indikator yang diwakili oleh enam soal.
Indikator tersebut adalah 5.2.1 (mengidentifikasi ciri-ciri
pesawat sederhana), 5.2.2 (menyebutkan contoh jenis tuas
atau pengungkit jenis pertama), dan 5.2.3 (menyebutkan
penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-
hari). Pada indikator 5.2.1 diujikan tiga butir soal yaitu
soal nomer 5,6, dan 7, pada indikator 5.2.2 diujikan dua
soal, yaitu soal nomer 8 dan 9, sedangkan indikator 5.2.3
diujikan satu butir soal, yaitu soal nomer 10.
Tabel 4.3. Soal dan Kunci Jawaban KD 5.2
No. Indikator Soal Kunci
Jawaban
5.
5.2.1.
mengidentifikasi
ciri-ciri pesawat
sederhana
Cermati sifat-sifat roda berikut ini!
1. Semakin kecil ukurannya, maka
gaya kuasanya semakin kecil
2. Semakin kecil ukurannya, maka
gaya kuasanya semakin besar
3. Semakin besar ukurannya, maka
gaya kuasanya semakin besar
4. Semakin besar ukurannya, maka
gaya kuasanya semakin kecil
Yang bukan merupakan sifat roda
ditunjukkan oleh nomor ...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
b.1 dan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No. Indikator Soal Kunci
Jawaban
6. Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa
pada alat di atas yaitu ...
a. beban berada di antara titik
tumpu dan kuasa
b. titik tumpu berada di antara
beban dan kuasa
c. kuasa berada di antara titik tumpu
dan beban
d. titik tumpu, beban, dan kuasa
berada pada satu tempat
a.beban
berada di
antara titik
tumpu dan
kuasa
7. Perhatikan gambar berikut!
Bagian pada sekrup yang
menggunakan prinsip kerja bidang
miring yaitu nomor …
a. I dan II
b. II dan III
c. III dan I
d. IV dan III
b.II dan III
8. 5.2.2.
menyebutkan
contoh jenis tuas
atau pengungkit
jenis pertama
Berikut yang termasuk tuas jenis
pertama adalah …
a. gunting
b. gerobak pasir
c. sekop
d. pemecah biji
a.gunting
9. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh jenis
tuas golongan …
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
b.kedua
10. 5.2.3. menyebutkan
penerapan
pesawat
sederhana dalam
Jalan di pegunungan dibuat dengan
lintasan berkelok-kelok, merupakan
jenis penerapan …
a. roda berporos
b. katrol
c.bidang
miring
IV
V
I
III
II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No. Indikator Soal Kunci
Jawaban
kehidupan
sehari-hari
c. bidang miring
d. pengungkit
Pada indikator 5.2.1 (mengidentifikasi ciri-ciri
pesawat sederhana ) yang diwakili soal nomer 5, 6 dan 7,
siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir soal nomer
5 adalah siswa yang memilih jawaban A dan yakin benar
sebanyak 11 siswa atau 15,28 %, jawaban C dan yakin
benar sebanyak 33 siswa atau 45,83 %, serta jawaban D
dan yakin benar sebanyak 28 siswa atau 38,89 %.
Gambar 4.7. Miskonsepsi pada Soal No. 5
Dari gambar 4.7 di atas dapat diketahui bahwa
miskonsepsi yang paling banyak terjadi karena siswa
memilih jawaban C. Pada soal nomer 5 ini membahas
tentang sifat roda. Miskonsepsi yang paling banyak terjadi
karena siswa menjawab bahwa sifat roda itu (2) semakin
15.28%
45.38%
38.89%
Miskonsepsi Soal No. 5
A
C
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
kecil ukurannya, maka kuasanya semakin besar dan (3)
semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin
besar. Padahal jawaban yang benar dan sesuai dengan
konsep adalah yang bukan sifat roda itu (1) semakin kecil
ukurannya, maka kuasanya semakin kecil dan (3) semakin
besar ukurannya.
Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada
butir soal nomer 6 ditunjukkan dengan jawaban siswa
yang salah namun siswa meyakini bahwa jawaban tersebut
benar, yaitu yang memilih jawaban B dan yakin benar
sebanyak 24 siswa atau 54,55 %, siswa yang memilih
jawaban C dan yakin benar sebanyak 15 siswa atau 34,09
%, siswa yang memilih jawaban D dan yakin benar
sebanyak 5 siswa atau 11,36 %.
Gambar 4.8. Miskonsepsi pada Soal No. 6
54.55% 34.09%
11.36%
Miskonsepsi Soal No. 6
B
C
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa miskonsepsi
yang paling banyak terjadi pada siswa karena siswa
memilih jawaban B. Pada soal nomer 6 membahas tentang
posisi titik tumpu, beban dan kuasa pada roda tiga.
Sebagian besar siswa dalam soal ini memilh jawaban B,
urutannya yaitu titik tumpu berada diantara beban dan
kuasa, padahal jawaban yang paling benar dan sesuai
dengan konsep adalah jawaban A, urutannya yaitu beban
berada diantara titik tumpu dan kuasa.
Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada
butir soal nomer 7 ditunjukkan dengan siswa yang
memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 10 siswa
atau 13,89 %, jawaban C dan yakin benar sebanyak 39
siswa atau 54,17 %, serta jawaban D dan yakin benar
sebanyak 23 siswa atau 31,94 %.
Gambar 4.9. Miskonsepsi pada Soal No. 7
13.89%
54.17%
31.94%
Miskonsepsi Soal No. 7
A
C
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Soal nomer 7 membahas tentang prinsip kerja
bidang miring pada sekrup. Berdasarkan gambar 4.9 di
atas dapat dilihat bahwa paling banyak siswa memilih
jawaban C, padahal jawaban tersebut salah, namun siswa
meyakini benar jawaban tersebut. Hal tersebut berarti
miskonsepsi siswa yang paling banyak terjadi pada pilihan
jawaban C.
Pada indikator 5.2.2 (menyebutkan contoh jenis tuas
atau pengungkit jenis pertama) yang diwakili nomer soal 8
dan 9, jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada
butir soal nomer 8 ditunjukkan dengan siswa yang
memilih jawaban salah namun mereka menganggap
jawaban tersebut benar, yaitu pada jawaban B dan yakin
benar sebanyak 13 siswa atau 43,33 %, jawaban C dan
yakin benar sebanyak 8 siswa atau 26,67 %, serta jawaban
D dan yakin benar sebanyak 9 siswa atau 30 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Gambar 4.10. Miskonsepsi pada Soal No. 8
Dari gambar 4.10 di atas dapat dilihat bahwa
jawaban salah yang paling banyak dipilih oleh siswa
adalah jawaban B. Soal nomer 8 ini membahas tentang
contoh benda yang termasuk dalam tuas jenis pertama.
Paling banyak siswa memilih jawaban B yaitu gerobak
pasir, padahal jawaban yang benar dan sesuai konsep
adalah gunting. Jadi, siswa mengalami miskonsepsi karena
menurut mereka contoh tuas jenis pertama adalah gerobak
pasir.
Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada
butir soal nomer 9 ditunjukkan dengan siswa yang
memilih jawaban salah namun mereka menganggap
jawaban tersebut benar, yaitu pada jawaban A dan yakin
benar sebanyak 9 siswa atau 24,32 %, jawaban C dan
43.33%
26.67%
30%
Miskonsepsi Soal No. 8
B
C
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
yakin benar sebanyak 27 siswa atau 72,97 %, serta
jawaban D dan yakin benar sebanyak 1 siswa atau 2,70 %.
Gambar 4.11. Miskonsepsi pada Soal No. 9
Berdasarkan gambar 4.11 di atas dapat dilihat bahwa
miskonsepsi yang paling banyak terjadi terdapat pada
pilihan jawaban C. Sebagian besar siswa mengalami
miskonsepsi tentang gerobak pasir yang merupakan
contoh dari tuas jenis ketiga, padahal konsep yang benar
adalah gerobak pasir merupakan jenis tuas golongan
kedua.
Pada indikator 5.2.3 (Menyebutkan penerapan
pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari) yang
diwakili oleh butir soal nomer 10 jumlah siswa yang
mengalami miskonsepsi ditunjukkan dengan memilih
jawaban A dan yain benar sebanyak 5 siswa atau 83,33 %,
pada jawaban B ternyata tidak ada yang yang memilih
24.32%
72.97%
2.70%
Miskonsepsi Soal No. 9
A
C
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
jawaban ini, kemudian pada jawaban D dan yakin benar
sebanyak 1 siswa atau 16,67 %.
Gambar 4.12. Miskonsepsi pada Soal No. 10
Pada soal nomer 10 ini, siswa yang mengalami
miskonsepsi adalah siswa yang memilih jawaban salah A
dan D. Tidak ada siswa yang memilih jawaban salah B.
Paling banyak siswa memilih jawaban salah A. Pada soal
nomer 10 ini membahas tentang lintasan berkelok-kelok
pegunungan menggunakan penerapan bidang miring,
namun menurut paling banyak siswa bahwa jalan
berkelok-kelok merupakan penerapan roda berporos.
3) KD 6.1
Kompetensi dasar yang ketiga adalah KD 6.1
mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. KD ini diwakili oleh 2
indikator yaitu indikator 6.1.1 (menyebutkan sifat-sifat
83.33%
16.67%
Miskonsepsi Soal No. 10
A
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
cahaya) yang diwakili butir soal nomer 11 dan indikator
6.1.2 (menjelaskan sifat bayangan pada cermin) yang
diwakili oleh butir soal nomer 12, 13, 14 dan 15.
Tabel 4.4. Soal dan Kunci Jawaban KD 6.1
No. Indikator Soal Kunci
Jawaban
11. 6.1.1.
menyebutkan
sifat-sifat
cahaya
Salah satu sifat cahaya yaitu
merambat lurus. Peristiwa di
bawah ini yang tidak
menunjukkan cahaya merambat
lurus adalah ...
a. pantulan sinar kendaraan
bermotor pada malam hari
b. rambatan cahaya matahari
yang menembus genting kaca
c. terbentuknya pelangi setelah
hujan
d. sorotan lampu senter ketika
sedang mati lampu
c.terbentuknya
pelangi
setelah hujan
12.
6.1.2.
menjelaskan
sifat bayangan
pada cermin
Ketika seseorang sedang
bercermin pada cermin datar,
maka jarak benda dengan cermin
…. dengan jarak bayangan dengan
cermin.
a. lebih jauh
b. sama
c. dekat
d. sangat dekat
b.sama
13. Yang dimaksud dengan bayangan
maya adalah ...
a. bayangan yang arahnya
terbalik terhadap bendanya
b. bayangan yang letaknya di
depan cermin atau di
belakang lensa
c. bayangan yang terbentuk oleh
sinar-sinar pantul
d. bayangan yang dapat kita
lihat dalam cermin, tetapi di
tempat bayangan tersebut
tidak terdapat cahaya pantul
d.bayangan
yang dapat
kita lihat
dalam cermin,
tetapi di
tempat
bayangan
tersebut tidak
terdapat
cahaya pantul
14. Sifat bayangan yang dibentuk oleh
kaca spion pada mobil/motor
adalah…
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. semu, tegak, dan diperbesar
c. nyata dan terbalik
d. nyata, tegak, dan diperkecil
a.semu, tegak,
diperkecil
15. Sifat bayangan yang terbentuk c.nyata dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No. Indikator Soal Kunci
Jawaban
jika benda dijauhkan dari cermin
cekung adalah ...
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperkecil
c. nyata dan terbalik
d. semu, tegak, dan diperbesar
terbalik
Pada KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Dalam KD ini terdapat 2 indikator, yaitu indikator 6.1.1
(menyebutkan sifat-sifat cahaya) yang diwakili oleh 1
butir soal, nomer 11 dan indikator 6.1.2 (menjelaskan sifat
bayangan pada cermin) yang diwakili 4 butir soal, nomer
12, 13, 14, dan 15. Berdasarkan gambar di bawah dilihat
bahwa pada butir soal nomer 11, siswa yang mengalami
miskonsepsi ditunjukkan dengan siswa memilih jawaban
yang salah namun mereka meyakini benar jawaban
tersebut. Siswa yang mengalami miskonsepsi memilih
jawaban A dan yakin benar sebanyak 17 siswa atau 17,71
%. Siswa yang memilih jawaban B dan yakin benar
sebanyak 51 siswa atau 53,13 % dan siswa yang memilih
jawaban D dan yakin benar sebanyak 28 siswa atau 29,17
%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Gambar 4.13. Miskonsepsi pada Soal No. 11
Pada gambar 4.13 di atas dapat dilihat bahwa siswa
yang mengalami miskonsepsi terbesar karena memilih
jawaban B. Soal nomer 11 ini membahas tentang contoh
peristiwa perambatan cahaya yang lurus. Dalam hal ini,
paling banyak siswa mengalami miskonsepsi karena
menurut mereka yang bukan contoh peristiwa cahaya
merambat lurus adalah rambatan cahaya matahari yang
menembus genting kaca. Padahal yang bukan merupakan
peristiwa perambatan cahaya lurus adalah terbentuknya
pelangi setalah hujan, hal ini merupakan peristiwa
penguraian cahaya (dispersi cahaya).
Pada butir soal nomer 12, siswa yang mengalami
miskonsepsi memilih jawaban A dan yakin benar
sebanyak 9 siswa atau 30 %. Siswa yang memilih jawaban
17.71%
53.13%
29.17%
Miskonsepsi Soal No. 11
A
B
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
C dan yakin benar sebanyak 20 siswa atau 66,67 %. Siswa
yang memilih jawaban D dan yakin benar sebanyak 1
siswa atau 3,33 %.
Gambar 4.14. Miskonsepsi pada Soal No. 12
Dari gambar 4.14 dilihat data miskonsepsi siswa
pada soal nomer 12. Soal nomer 12 ini membahas tentang
bayangan pada cermin. Sesuai dengan konsep, ketika
seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak
benda dengan cermin sama dengan jarak bayangan pada
cermin atau dalam soal merupakan jawaban B. Namun,
sebagian besar siswa dalam soal ini mengalami
miskonsepsi karena menurut mereka kerika bercermin
maka jarak benda dengan cermin dekat dengan jarak
bayangan dengan cermin atau di dalam soal merupakan
pilihan jawaban C dan mereka yakin benar atas jawaban
tersebut.
30%
66.67%
3.33%
Miskonsepsi Soal No. 12
A
C
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Pada butir soal nomer 13, siswa yang mengalami
miskonsepsi memilih jawaban A dan yakin benar
sebanyak 56 siswa atau 56,57 %. Siswa yang memilih
jawaban B dan yakin benar sebanyak 21 siswa 21,21 %.
Siswa yang memilih jawaban C dan yakin benar sebanyak
22 siswa atau 22,22 %.
Gambar 4.15. Miskonsepsi pada Soal No. 13
Gambar 4.15 di atas menunjukkan miskonsepsi
siswa terhadap konsep tentang bayangan maya pada soal
nomer 13. Sebagian besar siswa memilih jawaban A dan
meyakini benar jawaban tersebut, sehingga siswa
mengalami miskonsepsi. Sebagian besar siswa tersebut
menganggap bahwa bayangan maya adalah bayangan yang
arahnya terbalik terhadap bendanya, padahal konsep yang
benar tentang bayangan maya adalah bayangan yang dapat
56.57% 21.21%
22.22%
Miskonsepsi Soal No. 13
A
B
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
kita lihat dalam cermin, teteapi di tempat bayangan
tersebut tidak terdapat cahaya pantul.
Pada butir soal nomer 14, siswa yang mengalami
miskonsepsi ditunjukkan dengan memilih jawaban B dan
yakin benar sebanyak 45 siswa atau 42,45 %. Siswa yang
memilih jawaban C dan yakin benar sebanyak 1 siswa atau
0,94 %. Siswa yang memilih jawaban D dan yakin benar
sebanyak 60 siswa atau 56,60 %.
Gambar 4.16. Miskonsepsi pada Soal No. 14
Gambar 4.16 di atas menunjukkan miskonsepsi yang
terjadi pada siswa terhadap soal nomer 14. Soal tersebut
membahas tentang sifat bayangan pada spion mobil atau
motor. Sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi
karena memilih jawaban D, yang menyatakan bahwa sifaat
bayangan pada spion mobil atau motor adalah nyata, tegak
42.45%
0.94%
56.60%
Miskonsepsi Soal No. 14
B
C
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
dan diperkecil. Pada konsep yang benar menyatakan
bahwa sifat bayangan pada spion mobil atau motor adalah
semu, tegak dan diperkecil atau terdapat pada jawaban A.
Pada butir soal nomer 15, siswa yang mengalami
miskonsepsi ditunjukkan dengan memilih jawaban A dan
yakin benar sebanyak 33 siswa atau 32,35 %. Siswa yang
memilih jawaban B dan yakin benar sebanyak 27 siswa
atau 26,47 %. Siswa yang memilih jawaban D dan yakin
benar sebanyak 42 siswa atau 41,18 %.
Gambar 4.17. Miskonsepsi pada Soal No. 15
Gambar 4.17 menunjukkan miskonsepsi siswa
terhadap konsep sifat bayangan cermin cekung pada soal
nomer 15. Sebagian besar siswa yang mengalami
miskonsepsi karena memilih jawaban D. Sebagian besar
siswa yang mengalami miskonsepsi karena menganggap
bahwa sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan
32.35%
26.47%
41.18%
Miskonsepsi Soal No. 15
A
B
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
dari cermin cekung adalah semu, tegak, dan diperbesar.
Sesuai dengan konsep yang benar bahwa sifat bayangan
yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung
adalah nyta dan terbalik atau terdapat pada jawaban C.
4) KD 6.2
Kompetensi dasar yang keempat adalah KD 6.2
membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa
dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat
cahaya, dengan 1 indikator yang digunakan, yaitu
indikator 6.2.1 (mengetahui alat dan bahan yang
digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan
sifat-sifat cahaya). KD dan indikator tersebut diwakili oleh
1 butir soal, yaitu butir soal nomer 16.
Tabel 4.5. Soal dan Kunci Jawaban KD 6.2
No. Indikator Soal Kunci
Jawaban
16. 6.2.1.
mengetahui alat
dan bahan yang
digunakan
untuk membuat
karya/model
yang
menerapkan
sifat-sifat
cahaya
Alat yang arah pandangannya
dapat dibelokkan sehingga
benda/objek yang dilihat tidak
harus berada di depan mata
disebut …
a. lup
b. periskop
c. kacamata
d. mikroskop
b.periskop
Hasil pengujian butir soal nomer 16 yang mewakili
KD 6.2 dan indikator 6.2.1. Pada butir soal tersebut, siswa
yang mengalami miskonsepsi dilihat dari pilihan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
siswa yang salah, namun siswa meyakini benar jawaban
tersebut. Pada butir soal nomer 16 ini siswa yang
mengalami miskonsepsi memilih jawaban A dan yakin
benar sebanyak 17 siswa atau 30,36 %, siswa yang
memilih jawaban C dan yakin benar sebanyak 10 siswa
atau 17,86 %, siswa yang memilih jawaban D sebanyak 29
siswa atau 51,79 %.
Gambar 4.18. Miskonsepsi pada Soal No. 16
Gambar 4.18 di atas menunjukkan persentase siswa
yang mengalami miskonsepsi pada soal nomer 16. Pada
soal ini membahas tentang alat yang menggunakan prinsip
sifat optik. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan
sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di
depan mata disebut periskop, namun sebagian besar siswa
menjawab mikroskop atau memili jawaban D dan
meyakini benar jawaban tersebut.
30.36%
17.86%
51.79%
Miskonsepsi Soal No. 16
A
C
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
5) KD 7.1
Kompetensi dasar yang kelima adalah KD 7.1
mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena
pelapukan. Dalam KD ini terdapat 2 indikator, yaitu
indikator 7.1.1 (menggolongkan jenis-jenis batuan) yang
diwakili oleh 1 butir soal, butir soal nomer 17 dan
indikator 7.1.2 (menjelaskan proses pembentukan tanah
karena pelapukan) yang diwakili oleh 2 butir soal, butir
soal nomer 18 dan 19.
Tabel 4.6. Soal dan Kunci Jawaban KD 7.1
No. Indikator Soal Kunci
Jawaban
17. 7.1.1.
menggolongkan
jenis-jenis
batuan
Perhatikan ciri-ciri batuan berikut
!
1. Terbentuk dari lava yang
membeku dengan sangat lama
2. Dapat digunakan untuk
pelapis dinding atau ubin
3. Tidak mengandung banyak
gas
4. Terbentuk dari endapan air
sungai.
Ciri dari batuan granit ditunjukkan
oleh nomor ... .
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 4
a.1,2 dan 3
18.
7.1.2.
menjelaskan
proses
pembentukan
tanah karena
pelapukan
Pelapukan batuan di gurun pasir
terjadi karena ... .
a. getaran permukaan bumi
b. perubahan suhu yang drastis
c. terbenturnya batuan satu sama
lain karena angin
d. pengaruh paparan panas sinar
matahari
b.perubahan
suhu yang
drastis
19. Beberapa penyebab pelapukan
biologi adalah ... .
a. lumut, lumut kerak, akar
tanaman dan batuan
d. lumut
kerak, lumut,
humus dari
daun dan akar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
b. lumut, angin, lumut kerak dan
akar tanaman
c. akar tanaman, humus dari
daun, batuan dan lumut
d. lumut kerak, lumut, humus
dari daun dan akar tanaman
tanaman
Hasil pengujian soal dari KD 7.1 mendeskripsikan
proses pembentukan tanah karena pelapukan. Miskonsepsi
yang terjadi pada siswa dalam KD tersebut dapat dilihat
dari jawaban siswa yang salah, namun siswa meyakini
benar jawaban tersebut. Jumlah siswa yang mengalami
miskonsepsi pada butir soal nomer 17 dilihat dari yang
memilih jawaban B dan yakin benar sebanyak 30 siswa
atau 40,54 %, jawaban C dan yakin benar sebanyak 20
siswa atau 27,02 %, jawaban D dan yakin benar sebanyak
24 siswa atau 34,43 %.
Gambar 4.19. Miskonsepsi pada Soal No. 17
40.54%
27.02%
34.43%
Miskonsepsi Soal No. 17
B
C
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Gambar 4.19 di atas menunjukkan persentase
miskonsepsi siswa pada soal nomer 17. Soal nomer 17 ini
membahas tentang ciri dari batuan granit. Sebagian besar
siswa menjawab bahwa ciri batuan granit adalah terbentuk
dari lava yang membeku dalam waktu lama, dapat
digunakan untuk pelapis dinding atau ubin dan terbentuk
dari endapan air sungai atau jawaban B. Sedangkan
jawaban yang sesuai dengan konsep adalah jawaban A,
yaitu ciri batuan granit adalah terbentuk dari lava yang
membeku dalam waktu lama, dapat digunakan untuk
pelapis dinding atau ubin dan tidak mengandung banyak
gas.
Pada butir soal nomer 18 jumlah siswa yang
mengalami miskonsepsi dapat dilihat dari yang memilih
jawaban A dan yakin benar sebanyak 10 siswa atau 16,95
%, jawaban C dan yakin benar sebanyak 6 siswa atau
10,17 %, jawaban D dan yakin benar sebanyak 43 siswa
atau 72,88 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Gambar 4.20. Miskonsepsi pada Soal No. 18
Gambar 4.20 menunjukkan persentase miskonsepsi
siswa tentang materi pelapukan batuan pada nomer 18.
Paling banyak siswa yang mengalami miskonsepsi terjadi
karena memilih jawaban D dan meyakini benar jawaban
tersebut. Soal nomer 18 ini membahas tentang penyebab
pelapukan batuan di gurun pasir. Sebagian besar siswa
yang mengalami miskonsepsi memilih jawaban D yang
menyatakan bahwa pelapukan batuan di gurun pasir
disebabkan oleh pengaruh paparan sinar matahari, padahal
jawaban benar yang sesuai dengan konsep adalah karena
perubahan suhu yang drastis atau jawaban B.
Pada butir soal nomer 19 siswa yang mengalami
miskonsepsi dapat dilihat dari yang memilih jawaban A
dan yakin benar sebanyak 43 siswa atau 42,19 %, jawaban
B dan yakin benar sebanyak 38 siswa atau 37,25 %,
16.95%
10.17%
72.88%
Miskonsepsi Soal No. 18
A
C
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
jawaban C dan yakin benar sebanyak 21 siswa atau 20,59
%.
Gambar 4.21. Miskonsepsi pada Soal No. 19
Gambar 4.21 menunjukkan persentase miskonsepsi
yang terjadi pada siswa dalam soal nomer 19. Soal nomer
19 ini membahas tentang penyebab pelapukan biologi.
Sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi
memilih jawaban A, pelapukan biologi disebabkan oleh
lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan. Jawaban
yang sesuai konsep adalah jawaban D, penyebab
pelapukan biologi adalah lumut kerak, lumut, humus dari
daun dan akar tanaman.
6) KD 7.3
Kompetensi dasar yang keenam atau yang terakhir
dalam soal pilihan ganda adalah KD 7.3 mendeskripsikan
struktur bumi. Dalam KD ini disajikan 1 indikator yaitu
42.16%
37.25%
20.59%
Miskonsepsi Soal No. 19
A
B
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
indikator 7.3.1 (mendeskripsikan struktur permukaan
bumi) yang diwakili oleh butir soal nomer 20.
Tabel 4.7. Soal dan Kunci Jawaban KD 7.3
No. Indikator Soal Kunci
Jawaban
20. 7.3.1.
mendeskripsikan
struktur
permukaan bumi
Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan
lapisan penyusun bumi. Urutan
lapisan penyusun bumi dari yang
paling dalam adalah ...
a. inti dalam bumi, kerak bumi,
mantel bumi, inti luar bumi
b. kerak bumi, mantel bumi, inti
dalam bumi, inti luar bumi
c. inti dalam bumi, inti luar
bumi, kerak bumi, mantel
bumi
d. inti dalam bumi, inti luar
bumi, mantel bumi, kerak
bumi
d. inti dalam
bumi, inti luar
bumi, mantel
bumi, kerak
bumi
Pada KD ini siswa yang mengalami miskonsepsi
dapat dilihat dari pilihan jawabannya yang salah, namun
siswa yakin jawabannya adalah benar. Siswa yang
memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 18 siswa
atau 35,29 %, jawaban B dan yakin benar sebanyak 19
siswa atau 37,25 %, jawaban C dan yakin benar sebanyak
14 siswa atau 27,45 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Gambar 4.22. Miskonsepsi pada Soal No. 20
Gambar 4.22 menunjukkan persentase miskonsepsi yang
terjadi pada siswa terhadap soal nomer 20 tentang lapisan
penyusun bumi. Paling banyak siswa yang mengalami
miskonsepsi karena memilih jawaban B. Siswa mengurutkan
mulai dari kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar
bumi. Jawaban benar yang sesuai dengan konsep adalah inti
dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi dan kerak bumi.
4. Uji Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD Negeri se-
Kecamatan Seyegan Dilihat dari Jenis Kelamin Siswa
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data
yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dengan menggunakan SPSS versi 20 for Windows. Data yang
35.29%
37.25%
27.45%
Miskonsepsi Soal No. 20
A
B
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
digunakan dalam penelitian ini adalah data miskonsepsi IPA
Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan. Taraf
signifikansi yang digunakan dalam uji normalitas penelitian ini
adalah 0,05. Hipotesis yang diuji adalah :
H0 = Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau
data tidak normal
H1 = Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data
normal
Uji normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov-
Smirnov, kriteria pengujiaannya (Priyatno, 2013:38)yaitu :
1) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed)> 0,05, maka data
berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed)< 0,05, maka data
berdistribusi tidak normal.
Pada gambar 4.23 berikut, peneliti menyajikan histogram
data jenis kelamin siswa untuk melihat datanya berdistribusi
normal atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Gambar 4.23 Histogram Data Jenis Kelamin Siswa
Gambar 4.23 di atas menunjukkan histogram data jenis
kelamin siswa kelas V SD Negeri se-Kecamata Seyegan.
Histogram tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak
normal karena kecondongan kiri dan kanan tidak seimbang
dengan nilai skewness, tidak mendekati nol (0). Kemudian, pada
gambar 4.24 berikut peneliti menyajikan histogram data nilai
siswa.
Gambar 4.24 Histogram Data Nilai Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Gambar 4.24 di atas menunjukkan histogram data nilai
Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan. Dapat
dilihat dari histogram tersebut bahwa datanya beridistribusi
tidak normal, karena kecondongannya tidak seimbang antara
kanan dan kirinya, dengan nilai skewnees tidak mendekati nol
(0). Hasil penghitungan uji normalitas data dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas
No. Aspek Asymp. Sig. (2-
tailed) Keterangan
1. Jenis kelamin .000 Berdistribusi tidak
normal
2. Skor .005 Berdistribusi tidak
normal
Tabel 4.8 di atas menunjukkan hasil uji normalitas data
dalam penelitian ini. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi atau Asymp.Sig.(2-tailed) pada jenis kelamin siswa
adalah 0,000, yang mana nilai tersebut lebih kecil daripada taraf
signifikasi α = 0,05 sehingga datanya tidak berdistribusi normal.
Sedangkan nilai signifikansi atau Asymp.Sig.(2-tailed) pada nilai
siswa adalah 0,005, yang mana nilai tersebut juga lebih kecil
daripada taraf signifikansi α = 0,05 sehingga datanya
berdistribusi tidak normal.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas di atas, data nilai
siswa dan data jenis kelamin siswa berdistribusi tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Karena data berdistribusi tidak normal, maka selanjutnya
pengujian homogenitas dan hipotesis menggunakan uji non-
parametrik.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
varians-varians dalam populasi adalah sama atau tidak sama.
Dalam penelitian ini pengujian homogenitas dilakukan
menggunakan uji One Way Annova dengan bantuan SPSS versi
20 for Windows. Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji
homogenitas penelitian ini adalah 0,05. Uji homogenitas dengan
metode One Way Annova, kriteria pengujiannya yaitu :
1) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed)> 0,05, maka data
homogen.
2) Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed)< 0,05, maka data
tidak homogen
Hasil pengujian homogenitas penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas
No. Aspek Asymp. Sig. (2-
tailed) Keterangan
1. Skor (Levene
Statistic) .725 Homogen
2. Skor (Anova) .248 Homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai Sig
2 tailedpada tabel Levene Statistic adalah 0,725 yang berarti
lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05 (0,725 > 0,05).
Sedangkan nilai Sig 2 tailed tabel Anovaadalah 0,248 yang
berarti lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05 (0,248 >
0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan
dalam penelitian ini homogen.
c. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Mann-Whitney U-Test. Model Mann-Whitney U-
Test digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
karena data yang digunakan tidak normal. Tujuan pegujian ini
adalah untuk mengetahui apakah dua sampel yang bebas berasal
dari populasi yang sama (Santoso, 2014:104). Syarat perumusan
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Seyegan.
H1 = Ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Seyegan.
Kriteria pengambilan keputusan menggunakan
probabilitas, dengan ketentuan (Santoso, 2014: 111)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
1) Jika harga sig (2-tailed) > 0,05; H0 diterima atau H1
ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA
fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2
SD Negeri se-Kecamatan Seyegan.
2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1
dierima, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika
dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD
Negeri se-Kecamatan Seyegan.
Hasil penghitungan uji hipotesis menggunakan Mann-
Whitney U-Test pada SPSS 20 dapat dilihat pada tabel 4.10 dan
4.11 sebagai berikut.
Tabel 4.10. Peringkat Nilai Siswa Laki-Laki dan Perempuan
Jenis Kelamin Jumlah Rata-rata
Peringkat
Jumlah
Peringkat
Nilai Laki-laki 108 104,24 11257,50
Perempuan 109 113,72 12395,50
Total 217
Peneliti menganalisis hasil pengujian hipotesis
menggunakan dua tabel, yaitu tabel 4.10 mengenai peringkat
kelompok siswa laki-laki dan kelompok siswa perempuan dan
tabel 4.11 mengenai tes statistik. Pada tabel 4.10 di atas dapat
dilihat bahwa kelompok siswa laki-laki yang berjumlah 108
siswa, dengan jumlah peringkat 11.257,50. Sedangkan
kelompok siswa perempuan yang berjumlah 109 siswa, dengan
jumlah peringkat 12.395,50. Dari jumlah peringkat tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
peringkat siswa perempuan lebih tinggi daripada peringkat siswa
laki-laki yang jumlah peringkatnya terpaut 1,138.
Tabel 4.11. Hasil Uji Hipotesis Mann-Whitney U-Test
Aspek Asymp. Sig. (2-
tailed) Keterangan
Jenis Kelamin .264 Ho diterima / Tidak
ada perbedaan
Pada tabel 4.11 di atas, peneliti menganalisis dari tes
statistik siswa, yang menyatakan bahwa probabilitas atau
asymp.sig.(2-tailed) adalah 0,264. Hal tersebut menunjukkan
bahwa harga signifikansinya lebih besar daripada taraf
signifikansi 0,05 (0,264 > 0,05). Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa H0 diterima atau H1 ditolak. Dari analisis yang
telah peneliti lakukan tersebut, maka keputusan yang diambil
adalah bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa
kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan dilihat dari jenis
kelamin siswa.
B. Pembahasan Hasil Analisa Data
Penelitian yang dilakukan di SD Negeri se-Kecamatan Seyegan ini
bertujuan agar mendapatkan data yang kemudian akan digunakan untuk
melihat apakah terdapat miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V dan
apakah miskonsepsi tersebut dapat dilihat dari perbedaan jenis kelamin
siswa atau tidak. Data tersebut kemudian dianalisis sehingga menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
deskripsi tentang miskonsepsi IPA Fisika yang dialami oleh siswa dan
perbedaan miskonsepsi berdasarkan jenis kelamin siswa. Data yang
didapatkan dari hasil penelitian tersebut berupahasil jawaban dari soal
pilihan ganda yang telah dikerjakan oleh siswa.
Penelitian ini melihat miskonsepsi yang terjadi pada materi tentang
gaya (gesek, magnet, gravitasi) pada KD 5.1, cermin dab cahaya pada KD
6.1 dan KD 6.2, pesawat sederhana pada KD 5.2, batuan pada KD 7.1, dan
struktur bumi pada KD 7.3. Terdapat 217 siswa kelas V dari 21 SD Negeri
se-Kecamatan Seyegan yang dijadikan subjek dalam penelitian ini. Jumlah
soal yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah 20 butir soal
pilihan ganda dan 5 butir soal uraian. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa
terlihat dari jawaban siswa pada butir-butir soal pilihan ganda yang salah,
namun siswa memilih bahwa jawabannya adalah yakin benar.
Pada butir soal pilihan ganda nomer 1 membahas tentang gaya gesek
pada roda yang digelindingkan, terdapat 16 siswa atau 7,37 % yang memilih
jawaban salah, namun menyatakan bahwa siswa meyakini benar jawaban
tersebut. Hal ini menyatakan bahwa 16 siswa tersebut mengalami
miskonsepsi pada materi gaya gesek. Pada butir soal pilihan ganda nomer 2
membahas tentang gaya gravitasi, terdapat 30 siswa atau 13,82 % yang
memilih jawaban salah, namun meyakini benar jawaban tersebut. Hal
tersebut berarti bahwa 30 siswa tersebut mengalami miskonsepsi tentang
materi gaya gravitasi. Pada butir soal pilihan ganda nomer 3 masih
membahas tentang gaya gravitasi, sebanyak 58 siswa atau 26,73 % memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
jawaban salah namun meyakini jawaban tersebut benar. Artinya bahwa 58
siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Pada butir soal pilihan ganda nomer
4 tentang gaya gesek terdapat 68 siswa atau 31,34 % yang memilih jawaban
salah namun meyakini jawaban tersebut benar. Hal tersebut berarti bahwa
68 siswa itu mengalami miskonsepsi tentang gaya gesek. Butir soal nomer
1, 2, 3 dan 4 tersebut mewakili KD 5.1 tentang gaya, gerak dan energi.
KD selanjutnya yang disajikan dalam butir soal pilihan ganda adalah
KD 5.2 tentang pesawat sederhana, yang diwakili butir soal nomer 5, 6, 7, 8,
9, dan 10. Pada butir soal nomer 5 tentang sifat roda, terdapat 72 siswa atau
33,18 % yang memilih jawaban salah namun yakin bernar terhadap jawaban
tersebut. Hal ini berarti 72 siswa tersebut mengalami miskonsepsi tentang
sifat roda. Pada butir soal pilihan ganda nomer 6 yang membahas tentang
letak posisi titik tumpu, beban dan kuasa pada gerobak roda satu, terdapat
44 siswa atau 20,28 % yang memilih jawaban salah namun yakin benar
terhadap jawaban tersebut. Artinya bahwa, 44 siswa tersebut mengalami
miskonsepsi tentang materi letak titik tumpu, beban dan kuasa. Butir soal
nomer 7 membahas tentang prinsip kerja bidang miring pada sekrup. Pada
butir soal ini terdapat 72 siswa atau 33,18 % yang mengalami miskonsepsi,
karena memilih jawabn yang salah namun yakin benar dengan jawabannya
tersebut. Butir soal pilihan ganda nomer 8 membahas tentang tuas jenis
pertama. Pada butir soal ini terdapat 30 siswa atau 13,83 % yang mengalami
miskonsepsi, karena memilih jawaban salah namun yakin benar terhadap
jawaban tersebut. Selanjutnya ada butir soal nomer 9 yang membahas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
tentang contoh jenis tuas golongan kedua. Pada butir soal ini terdapat 37
siswa atau 17,05 % yang memilih jawaban salah namun yakin benar
terhadap jawaban tersebut, hal ini berarti bahwa 37 siswa tersebut
mengalami miskonsepsi. Butir soal yang terakhir pada KD 5.2 ini adalah
butir soal nomer 10 yang membahas tentang penerapan bidang miring pada
jalan yang berkelok-kelok. Pada butir soal pilihan ganda nomer 10 ini
terdapat 6 siswa atau 2,76 % yang mengalami miskonsepsi, karena memilih
jawaban yang salah namun meyakini benar jawaban tersebut.
KD selanjutnya dalam instrumen soal pilihan ganda adalah KD 6.1
tentang sifat-sifat cahaya, yang diwakili oleh butir soal nomer 11, 12, 13, 14
dan 15. Butir soal nomer 11 membahas tentang peristiwa perambatan
cahaya lurus. Pada butir soal ini terdapat 96 siswa atau 44,24 % yang
mengalami miskonsepsi karena memilih jawaban salah namun yakin benar
terhadap jawabannya tersebut. Butir soal nomer 12 membahas tentang
bayangan pada cermin. Pada materi ini terdapat 30 siswa atau 13,82 % yang
mengalami miskonsepsi, karena memilih jawaban salah namu meyakin
jawabannya tersebut benar. Butir soal nomer 13 membahas materi tentang
konsep bayangan maya. Pada materi ini terdapat 99 siswa atau 45,62 %
yang mengalami miskonsepsi karena memilih jawaban yang salah namun
yakin bernar terhadap jawaban tersebut. Kemudian, butir soal nomer 14
membahas tentang sifat bayangan pada kaca spion motor atau mobil. Pada
materi ini ada 106 siswa atau 48,85 % yang mengalami miskonsepsi karena
memiliki pemahaman yang salah denga memilih jawaban salah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
meyakini benar jawaban salah tersebut. Lalu, butir soal pilihan ganda nimer
15 membahas tentang sifat bayangan pada cermin cekung. Pada butir soal
ini ada sebanyak 102 siswa atau 47,00 % mengalami miskonsepsi karena
memilih jawaban yang salah namun yakin benar atas jawaban tersebut.
KD selanjutnya yang dibahas dalam butir soal pilihan ganda adalah
KD 6.2 tentang contoh benda yang menerapkan sifat cahaya. KD ini
diwakili oleh butir soal nomer 16. Butir soal ini membahas tentang benda
yang menerapkan sifat cahaya, yaitu periskop. Pada butir soal ini terdapat
65 siswa atau 29,95 % mengalami miskonsepsi karena memilih jawaban
salah namun meyakini benar jawaban tersebut.
KD selanjutya adalah KD 7.1 yang membahas materi tentang batuan
dan pelapukan. KD ini diwakili 3 butir soal pilihan ganda, yaitu soal nomer
17, 18 dan 19. Butir soal nomer 17 membahas tentang ciri dari batuan
granit. Pada butir soal ini ada sebanyak 74 siswa atau 34,10 % mengalami
miskonsepsi pada materi ini. Kemudian soal nomer 18 membahas tentang
penyebab pelapukan batuan di gurun pasir. Pada butir soal ini ada 59 siswa
atau 27,19 % yang mengalami miskonsepsi yang diketahui dari hasil
jawaban siswa yang salah namun siswa yakin benar atas jawabannya
tersebut. Pada butir soal pilihan ganda nomer 19 ini membahas tentang
penyebab pelapukan biologi. Ada sebanyak 102 siswa atau 47,00 % yang
mengalami miskonsepsi pada materi ini. Miskonsepsi tersebut dilihat dari
siswa yang memilih jawaban salah namun meyakini benar jawaban tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
KD yang terakhir dalam instrumen soal pilihan ganda ini adalah KD
7.3 tentang struktur bumi. KD ini diwakili oleh 1 butir soal, yaitu soal
nomer 20. Terdapat 51 siswa atau 23,50 % yang memilih jawaban salah
namun meyakini benar jawaban tersebut, sehingga siswa tersebut berarti
mengalami miskonsepsi.
Dari pembahasan butir soal tiap-tiap KD di atas, menunjukkan
bahwamiskonsepsi IPA Fisika terjadi pada siswa di SD Negeri se-
Kecamatan Seyegan. Miskonsepsi tersebut bahkan terjadi pada setiap KD,
namun miskonsepsi yang paling banyak terjadi yaitu pada butir soal nomer
14 yang mewakili KD 6.1 tentang sifat bayangan pada cermin.
Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan uji normalitas data yang
digunakan untuk melihat apakah distribusi data yang digunakan normal atau
tidak. Uji normalitas ini dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dengan bantuan SPSS versi 20 for Windows. Hasil yang diperoleh dari
pengujian normalitas ini adalah bahwa data yang digunakan berdistribusi
tidak normal, karena kurva pada histogram cenderung menjauhi nol.
Distribusi yang tidak normal tersebut ditunjukkan juga oleh nilai
Asymp.Sig.(2-tailed) yang lebih kecil daripada taraf signifikansi α = 0,05,
baik itu dilihat dari data jenis kelamin siswa (0,000 < 0,05) maupun data
nilai siswa (0,005 < 0,05).
Selain uji normalitas, peneliti juga melakukan uji homogenitas dala
penelitian ini. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji One
Way Annova dengan bantuan SPSS versi 20 for Windows. Hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
diperoleh pada uji homogenitas ini adalah bahwa data yang digunakan
homogen. Hal ini ditunjukkan dengan nilaiSig.(2-tailed) pada Levene
Statistic yang lebih besar daripada taraf signifikansi α = 0,05, yaitu sebesar
0,725 (0,725 > 0,05)dan nilai Sig.(2-tailed)pada Anova juga lebih besar
daripada taraf signifikansi α = 0,05, yaitu sebesar 0,248 (0,248 > 0,05).
Selain uji normalitas dan uji homogenitas, peneliti juga melakukan uji
hipotesis dengan menggunakan uji Mann-Whitney U-Test. Peneliti
menggunakan uji Mann-Whitney U-Test ini karena data yang digunakan
distribusinya tidak normal. Pengujian hipotesis dilihat dari asymp.sig.(2-
tailed) yang nilainya 0,264, maka nilai tersebut lebih besar dari taraf
signifikasi 0,05 (0,264>0,05). Hal tersebut berarti bahwa H0 diterima atau
H1 ditolak, artinya bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa
kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan dilihat dari jenis kelamin siswa.
Dari analisis data tersebut, peneliti mengetahui bahwa tidak ada
perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Seyegan yang dilihat dari jenis kelamin. Hal ini berarti bahwa miskonsepsi
IPA Fisika yang terjadi pada siswa laki-laki maupun perempuan semuanya
sama. Yang dimaksudkan sama adalah bahwa baik siswa laki-laki maupun
perempuan mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada semua materi di setiap
KD yang dimunculkan dalam instrumen soal pilihan ganda. Namun terdapat
sedikit perbedaan antara jumlah peringkat siswa laki-laki dan siswa
perempuan. Dalam hal ini, jumlah peringkat siswa perempuan lebih tinggi
daripada jumlah peringkat siswa laki-laki, yaitu 12.395,50 > 11.257,50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Pada umumnya miskonsepsi disebabkan oleh beberapa faktor seperti
diri siswa sendiri, guru yang mengajar, buku teks yang digunakan, konteks
pembelajaran dan juga metode yang digunakan dalam pembelajaran
(Suparno, 2005:29). Apabila dilihat dari siswa sendiri, miskonsepsi terjadi
karena prakonsepsi awal, kemampuan belajar siswa, perkembangan siswa,
minat belajar, cara berpikir siswa serta pengaruh dari temannya yang lain
(Suparno, 2005: 29). Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor
penyebab miskonsepsi terjadi karena banyak hal, bukan hanya dilihat dari
kemampuan atau prestasi siswa yang dilihat dari perbedaan jenis kelamin
saja. Bisa jadi miskonsepsi yang terjadi pada siswa dikarenakan minat
belajar siswa, cara guru mengajar, buku pelajaran yang digunakan atau hal
lain yang terkait dengan pembelajaran.
Dari hasil penelitian ini, tidak adanya perbedaan miskonsepsi antara
siswa laki-laki dan perempuan mematahkan hipotesis yang telah
diungkapkan sebelumnya. Anggapan selama ini bahwa siswa laki-laki lebih
pandai atau lebih unggul daripada siswa perempuan ternyata salah. Seperti
yang diungkapkan oleh Mufida (2013: 79) bahwa anggapan tersebut hanya
dipengaruhi karena adanya tradisi yang berkembang di masyarakat luas,
sehingga berpengaruh pada perbedaan pola pikir. Hal tersebut yang
kemudian menjadi dasar bahwa intelegensi antara siswa laki-laki dan
perempuan tidak memiliki perbedaan, termasuk pada tidak adanya
perbedaan miskonsepsi. Tidak dipungkiri lagi bahwa saat ini siswa
perempuan yang berprestasi di berbagai bidang termasuk IPA sudah banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Bahkan, terbukti bahwa perempuan yang memiliki kepandaian luar biasa di
Indonesia ini mampu menjadi setara dengan laki-laki di tingkat
pemerintahan, seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang
mulanya hanya seorang lulusan SMP namun beliau mampu membuktikan
kepada Indonesia bahkan dunia internasional bahwa ia sebagai seorang
perempuan mampu menjadi setara dengan laki-laki dalam bidang
pemerintahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
BAB V
PENUTUP
Pada bab V ini, peneliti akan menyajikan kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan. Selain itu, peneliti juga menyajikan keterbatasan dalam penelitian
dan saran bagi pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Siswa kelas V SD semester genap se-Kecamatan Seyegan mengalami
miskonsepsi pada mata pelajaran IPA Fisika. Miskonsepsi terjadi pada
setiap kompetensi dasar yang dimunculkan pada instrumen soal
pilihan ganda. Miskonsepsi tersebut terjadi pada materi gaya, gerak
dan energi (KD 5.1), pesawat sederhana (KD 5.2), sifat cahaya (KD
(KD 6.1), contoh benda yang menerapkan sifat cahaya (KD 6.2),
batuan dan pelapukan (KD 7.1) dan struktur bumi (KD 7.3).
Miskonsespsi paling banyak terjadi pada materi sifat cahaya pada
butir soal nomer 14 tentang sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca
spion pada mobil atau motor.
2. Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Seyegan dilihat dari jenis kelamin siswa. Hasil analisis
hipotesis yang dilakukan oleh peneliti memperoleh harga sig.2(tailed)
adalah 0,264, yang berarti lebih besar dari taraf signifikansi 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
(0,264 > 0,05). Hal tersebut artinya bahwa H0 diterima atau tidak ada
perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri se-
Kecamatan Seyegan dilihat dari jenis kelamin.
B. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengungkapkan
keterbatasan penelitiang yang telah dilakukan sebagai berikut.
1. Peneliti tidak mengawasi ketika siswa mengerjakan soal, sehingga
peneliti tidak mengetahui apakah siswa mengerjakan soal tersebut
secara mandiri dan jujur, atau dengan cara curang seperti mencontek.
2. Materi yang disajikan bermacam-macam, sehingga cukup sulit untuk
menemukan miskonsepsi pada setiap siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan saran atas
keterbatasan penelitian sebagai berikut.
1. Untuk hasil penelitian yang lebih baik, sebaiknya ketika siswa
mengerjakan soal penelitian, peneliti mengawasi di tempat.
2. Bagi peneliti yang ingin meneliti miskonsepsi siswa pada suatu mata
pelajaran, sebaiknya lebih mendetailkan materi atau fokus pada satu
atau dua jenis materi saja sehingga lebih mudah untuk menemukan
miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Daftar Referensi
Amanah, U. (2012). Pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik,
motivasi, dan jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika materi
trigonometri siswa kelas X MAN Rejotangan tahun ajaran 2012/2013.
(diakses pada tanggal 22 September 2015, pukul 09:21)
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Bati, A.T. (2015). Identifikasi miskonsepsi pembelajaran matematika materi
volume bangun ruang (tabung, balok, kubus) pada siswa kelas v sekolah
dasar. (diakses pada tanggal 10 Juli 2015, pukul 11:14)
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Jakarta: BSNP.
Berek, N. S. A. (2015). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap
kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA siswa
kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta. (diakses pada tanggal 30 Juli 2015,
pukul 12:43)
Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Darmadi, H. (2014). Metode penelitian pendidikan dan sosial. Bandung: Alfabeta.
Kountur, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta:
Penerbit PPM.
Kusuma, D. W. (2014). Miskonsepsi tentang fotosintesis pada siswa kelas V SDN
4 Trebugan Situbondo tahun pelajaran 2013/2014. (diakses pada tanggal 10
Juli 2015, pukul 12:12)
Mahdi, A& Mujahidin. (2014). Panduan penelitian praktis untuk menyusun
skripsi, tesis, dan disertasi. Bandung: Alfabeta.
Mosik & Maulana, P. (2010). Usaha mengurangi terjadinya miskonsepsi fisika
melalui pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitif (Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia). Vol 6 Hal 98-103. (diakses pada tanggal 13
Juli 2015, pukul 12:37)
Mufida, S.I. (2013). Pengaruh metode pembelajaran mind mapping dan jenis
kelamin terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VII MTSN
Karangrejo Tulungagung. (diakses pada tanggal 22 September 2015, pukul
09:29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Mulyasa, E. (2007). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Nuruzzaman, M. (2005).Kiai Husein membela perempuan. Yogyakarta: Pustaka
Pesantren.
Priyatno, D. (2013).Mandiri belajar analisis data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
Priyono, A., Katrin T.M., Choirul A. (2009). Ilmu pengetahuan alam: jilid 5 untuk
SD dan MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Pujayanto. (2007). Miskonsepsi IPA (Fisika) pada guru SD (Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika). Vol 1No 1. (diakses pada tanggal 10 Juli 2015, pukul
10:02)
Purwoko, D. H. (2012). Pengaruh penggunaan metode mind mapping terhadap
hasil belajar IPA siswa sekolah dasar ditinjau dari perbedaan jenis kelamin
pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Ambarawa semester II tahun ajaran
2011/2012. (diakses pada tanggal 22 September 2015, pukul 8:57)
Ramadhani, M. D. (2015). Miskonsepsi yang terjadi pada pembelajaran
Matematika materi bangun ruang limas siswa kelas VI sekolah dasar.
(diakses pada tanggal 19 Juni 2015, pukul 20:41)
Risqi, F. D. N. (2015). Miskonsepsi yang terjadi pada pembelajaran Matematika
materi bilangan bulat kelas VI sekolah dasar. (diakses pada tanggal 10 Juli
2015, pukul 11:13)
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: PT Indeks.
Santoso, S. (2014). Statistik NonParametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan & pengembangan. Jakarta:
Kencana.
Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: dilengkapi perbandingan
perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Statistik nonparametris: untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Sulistyanto, H. & Edi W. (2008). Ilmu pengetahuan alam: untuk SD/MI kelas 5.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan fisika.
Jakarta: PT Grasindo.
Suparno, P. (2010). Metode penelitian pendidikan fisika. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Taniredja, T. & Hidayati M. (2011). Penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Widoyoko, S. E. P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Yusuf, A. M. (2014). Metode penelitian:kuantitatif, kualitatif, dan penelitian
gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 1a. Surat Pernyataan Bersedia Menyerahkan Hasil Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 1b. Surat Ijin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 1c. Surat Ijin dari BAPPEDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 1d. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 1e. Surat Ijin Penelitian Dari Universitas/FKIP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 2. Data SD Di Kecamatan Seyegan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 3. Rekap Hasil Expert Judgmen Ahli
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
1 3 4 3 2 3
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan
macam-macam gaya
Validator 4
Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro magnet,
dan gosok.
2 3 4 2 2 2.75
Validator 1
Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh
subjek, dan mengganti alternatif pegasnya
Validator 2
Percobaan diganti dengan peristiwa
Validator 3
Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang
digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena
Validator 4
Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan “percobaan”,
karena itu ada dalam kehidupan sehari-hari.
3 2 4 2 4 3
Validator 1
Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat miskonsepsinya
karena ada yang benar dan ada yang salah.
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa dapat
mengelompokan salah satu jenis gaya
Validator 4
-
4 3 4 4 3 3.5
Validator 1
Kalimat soalnya tidak baik
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
5 2 4 4 3 3.25
Validator 1
Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena
mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
6 1 4 1 4 2.5 Validator 1
Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapaat membuat
siswa pandai bingung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 2
-
Validator 3
Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak yang di
dorong bergerak karena apa….
Validator 4
-
7 1 4 4 3 3
Validator 1
Perlu ada gambar dan membingungkan
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa dapat
mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Validator 4
-
8 3 4 4 2 3.25
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
9 4 4 4 2 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung kata
yang sama nomer 8 dan 9. Soal diganti menjadi: Gambar
disamping adalah pengungkit jenis 2 cirinya adalah
10 3 4 4 4 3.75
Validator 1
Soal penting atau tidak diberikan.
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
11 3 4 4 1 3
Validator 1
Gambar tidak jelas
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat
mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Validator 4
Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring? Kasat
mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban ditambahi,
menjadi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
a. I & IV
b. II & I
c. III & II
d. IV & III
12 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
13 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
14 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
15 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
16 3 4 4 3 3.5
Validator 1
Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti apa
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
17 1 4 4 2 2.75
Validator 1
Salah dalam menulis kunci jawaban
Validator 2
Kunci jawaban diganti C bukan B
Validator 3
-
Validator 4
Apa iya jawabannya B?
18 2 4 3 - 2.5 Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Gambar tidak jelas
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan
penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
Gambar kurang jelas
Validator 4
Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada 2
prinsip bidang miring & pengungkit.
19 1 - 4 3 3
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
Kunci jawaban diganti B bukan A
Validator 3
-
Validator 4
-
20 2 4 4 4 3.5
Validator 1
Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah jawab
karena kalimatnya.
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
21 1 - 4 1 0.5
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Soal sama dengan no. 19
22 1 - 4 1 0.5
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Soal sama dengan no. 19
23 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
24 3 4 4 3 3.5 Validator 1
Kalimat harus diperbaiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
25 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
26 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
27 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
28 1 - 4 4 3.25
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
Kunci jawaban A bukan C
Validator 3
-
Validator 4
-
29 4 4 3 2 3.25
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang apakah
terlalu kecil atau terlalu jauh
Validator 4
Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti menjadi:
“untuk melihat benda angkasa ….
30 1 4 4 2 2.75
Validator 1
Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa mereka
membuatnya.
Validator 2
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 3
-
Validator 4
-
31 3 4 4 3 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
32 4 4 4 2 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
33 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
34 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
35 4 4 3 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
36 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
37 4 4 4 3 3.75 Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
-
Validator 2
Diganti hurufnya
Validator 3
-
Validator 4
-
38 3 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
39 1 4 4 4 3.25
Validator 1
Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan lagi.
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
40 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
41 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
42 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
43 3 4 3 4 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang baik
disebut tanah
Validator 4
-
44 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
45 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
46 3 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
47 3 4 4 3 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk membuat
kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan di soal no. 43
48 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng
merapi identic dengan fungsi sebagai bahan bangunan
49 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa dapat
mendiskripsikan struktur permukaan bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 4
“Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi”
dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan penyusun
bumi dari yang paling dalam sesuai gambar di atas adalah”.
50 4 4 4 4 3
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator sidajikan gambar bagan gunung siswa
dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi
Validator 4
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 4. Prosedur Pengerjaan Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 5. Identitas Siswa dan Orang Tua Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 6. Soal Uji Empiris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 7. Hasil Uji Validasi Soal Empiris
Total Aitem1 Aitem2 Aitem3 Aitem4 Aitem5 Aitem6
Total Pearson Correlation
1 ,209 ,404** ,516
** ,372
** ,507
** ,101
Sig. (2-tailed)
,109 ,001 ,000 ,003 ,000 ,442
N 60 60 60 60 60 60 60
Aitem7 Aitem8 Aitem9 Aitem10 Aitem11 Aitem12 Aitem13 Aitem14 Aitem15
,431** ,439
** ,430
** -,004 ,389
** ,190 ,309
* ,286
* ,025
,001 ,000 ,001 ,975 ,002 ,146 ,016 ,027 ,849
60 60 60 60 60 60 60 60 60
Aitem16 Aitem17 Aitem18 Aitem19 Aitem20 Aitem21 Aitem22 Aitem23 Aitem24
,122 ,357** -,030 -,018 ,437** ,253 ,419** ,295* ,269*
,351 ,005 ,823 ,892 ,000 ,051 ,001 ,022 ,038
60 60 60 60 60 60 60 60 60
Aitem25 Aitem26 Aitem27 Aitem28 Aitem29 Aitem30 Aitem31 Aitem32 Aitem33
,340** ,219 ,474
** ,157 ,115 -,008 ,495
** ,249 ,218
,008 ,093 ,000 ,231 ,383 ,951 ,000 ,055 ,094
60 60 60 60 60 60 60 60 60
Aitem34 Aitem35 Aitem36 Aitem37 Aitem38
,340** ,214 ,387
** ,638
** -,067
,008 ,101 ,002 ,000 ,611
60 60 60 60 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Soal Empiris
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,778 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 9. Instrumen Soal Penelitian
Nama
:......................................
Kelas
:......................................
Sekolah
:......................................
I. Berilah tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d pada
jawaban yang benar.
II. Lingkarilah point yakin atau
tidak yakin di bawah jawaban!
Yakin Benar : (jika
kamu yakin dengan
jawaban yang kamu pilih)
Tidak Yakin Benar : (jika
kamu tidak yakin dengan
jawaban yang kamu pilih)
1. Roda yang digelindingkan
akan berhenti, hal ini terjadi
karena ada pengaruh gaya …
.
e. pegas
f. magnet
g. gravitasi
h. gesek
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
2. Perhatikan pernyataan
berikut!
5. Jarum kompas dapat
menunjukkan arah utara
dan selatan.
6. Adi mengerem sepedanya
saat melewati turunan.
7. Air mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang
rendah.
8. Orang yang sedang
berenang dapat bergerak
maju
Penerapan gaya gravitasi
ditunjukkan oleh nomor ... .
e. 1
f. 2
g. 3
h. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
3. Yang bukan termasuk pengaruh
gaya gravitasi terhadap benda
adalah ... .
e. benda memiliki berat
f. benda cepat mengalami
pelapukan
g. benda jatuh ke bawah
h. permukaan air selalu datar
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
4. Perhatikan pernyataan di bawah
ini!
5. Melapisi permukaan benda
dengan karet
6. Memperluas bidang
permukaan
7. Memberi pul atau paku-paku
pada sepatu sepak bola
8. Memperhalus permukaan
benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Yang bukan termasuk cara untuk
memperbesar gaya gesek adalah
... .
e. 1
f. 2
g. 3
h. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
5. Cermati sifat-sifat roda berikut
ini!
5. Semakin kecil ukurannya,
maka gaya kuasanya semakin
kecil
6. Semakin kecil ukurannya,
maka gaya kuasanya semakin
besar
7. Semakin besar ukurannya,
maka gaya kuasanya semakin
besar
8. Semakin besar ukurannya,
maka gaya kuasanya semakin
kecil
Yang bukan merupakan sifat roda
ditunjukkan oleh nomor ...
e. 1 dan 2
f. 1 dan 3
g. 1 dan 4
h. 2 dan 3
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
6. Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan
kuasa pada alat di atas yaitu ... .
a. beban berada di antara titik
tumpu dan kuasa
b. titik tumpu berada di antara
beban dan kuasa
c. kuasa berada di antara titik
tumpu dan beban
d. titik tumpu, beban, dan kuasa
berada pada satu tempat
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
7. Perhatikan gambar berikut!
Bagian pada sekrup yang
menggunakan prinsip kerja
bidang miring yaitu nomor …
.
e. I dan II
f. II dan III
g. III dan I
h. IV dan III
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
8. Berikut yang termasuk tuas jenis
pertama adalah … .
e. Gunting
f. gerobak pasir
g. sekop
IV
V
I
III
II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
h. pemecah biji
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
9. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh
jenis tuas golongan … .
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
10. Jalan di pegunungan dibuat
dengan lintasan berkelok-kelok,
merupakan jenis penerapan … .
e. roda berporos
f. katrol
g. bidang miring
h. pengungkit
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
11. Salah satu sifat cahaya yaitu
merambat lurus. Peristiwadi
bawah ini yang
tidakmenunjukkan cahaya
merambat lurus adalah... .
e. pantulan sinar kendaraan
bermotor pada malam hari
f. rambatan cahaya matahari
yang menembus genting kaca
g. terbentuknya pelangi setelah
hujan
h. sorotan lampu senter ketika
sedang mati lampu
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
12. Ketika seseorang sedang
bercermin pada cermin datar,
maka jarak benda dengan cermin
…. dengan jarak bayangan
dengan cermin.
b. lebih jauh
b. sama
c. dekat
d. sangat dekat
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
13. Yang dimaksud dengan
bayangan maya adalah ... .
a. bayangan yang arahnya
terbalik terhadap bendanya
b. bayangan yang letaknya di
depan cermin atau di
belakang lensa
c. bayangan yang terbentuk oleh
sinar-sinar pantul
d.bayangan yang dapat kita lihat
dalam cermin, tetapi di
tempat bayangan tersebut
tidak terdapat cahaya pantul
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
14. Sifat bayangan yang dibentuk
oleh kaca spion pada
mobil/motor adalah… .
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. semu, tegak, dan diperbesar
c. nyata dan terbalik
d. nyata, tegak, dan diperkecil
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
15. Sifat bayangan yang terbentuk
jika benda dijauhkan dari cermin
cekung adalah ... .
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperkecil
c. nyata dan terbalik
d. semu, tegak, dan diperbesar
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
16. Alat yangarah pandangannya
dapat dibelokkan sehingga
benda/objek yang dilihat tidak
harus berada di depan mata
disebut … .
e. lup
f. periskop
g. kacamata
h. mikroskop
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
17. Perhatikan ciri-ciri batuan
berikut !
5. Terbentuk dari lava yang
membeku dengan sangat lama
6. Dapat digunakan untuk
pelapis dinding atau ubin
7. Tidak mengandung banyak
gas
8. Terbentuk dari endapan air
sungai.
Ciri dari batuan granit
ditunjukkan oleh nomor ... .
e. 1, 2, dan 3
f. 1, 2, dan 4
g. 2, 3, dan 4
h. 1, 3, dan 4
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
18. Pelapukan batuan di gurun pasir
terjadi karena ... .
e. getaran permukaan bumi
f. perubahan suhu yang drastis
g. terbenturnya batuan satu
sama lain karena angin
h. pengaruh paparan panas sinar
matahari
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
19. Beberapa penyebab pelapukan
biologi adalah ... .
e. lumut, lumut kerak, akar
tanaman dan batuan
f. lumut, angin, lumut kerak dan
akar tanaman
g. akar tanaman, humus dari
daun, batuan dan lumut
h. lumut kerak, lumut, humus
dari daun dan akar tanaman
Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Tidak Yakin
Benar
20. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan
lapisan penyusun bumi. Urutan
lapisan penyusun bumi dari yang
paling dalam adalah ... .
e. inti dalam bumi, kerak bumi,
mantel bumi, inti luar bumi
f. kerak bumi, mantel bumi, inti
dalam bumi, inti luar bumi
g. inti dalam bumi, inti luar
bumi, kerak bumi, mantel
bumi
h. inti dalam bumi, inti luar
bumi, mantel bumi, kerak
bumi
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 10. Hasil Pengerjaan Salah Satu Sampel Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 11a. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.5.1
No. Indikator
No.
Butir
Soal
Kunci
Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
1. 5.1.1. Menyebutkan
macam-macam gaya
1 D. Gesek A.Pegas 6 2,76 %
Yakin Benar 6 2,76 %
Tidak Yakin Benar 0 0 %
B.Magnet 2 0,92 %
Yakin Benar 2 0,92 %
Tidak Yakin Benar 0 0 %
C.Gravitasi 8 3,69 %
Yakin Benar 8 3,69 %
Tidak Yakin Benar 0 0 %
2 C.3 A.1 23 10,60 %
Yakin Benar 17 7,83 %
Tidak Yakin Benar 6 2,76 %
B.2 12 5,53 %
Yakin Benar 11 5,07 %
Tidak Yakin Benar 1 0,46 %
D.4 2 0,92 %
Yakin Benar 2 0,92 %
Tidak Yakin Benar 0
2. 5.1.2.
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya
3 B.Benda
cepat
mengalami
pelapukan
A.Benda memiliki
berat
14 6,45 %
Yakin Benar 12 5,53 %
Tidak Yakin Benar 2 0,92 %
C.Benda jatuh ke
bawah
10 4,61 %
Yakin Benar 10 4,61 %
Tidak Yakin Benar 0 0 %
D.Permukaan air
selalu datar
54 24,88 %
Yakin Benar 36 16,59 %
Tidak Yakin Benar 8 3,67 %
4 D.4 A.1 27 12,44 %
Yakin Benar 24 11,06 %
Tidak Yakin Benar 3 1,38 %
B.2 18 8,29 %
Yakin Benar 14 6,45 %
Tidak Yakin Benar 4 1,84 %
C.3 36 16,59 %
Yakin Benar 30 13,82 %
Tidak Yakin Benar 6 2,76 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 11b. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.5.2
No. Indikator
No.
Butir
Soal
Kunci
Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
1. 5.2.1.
Mengidentifikasi ciri-
ciri pesawat sederhana
5 B.1 dan 3 A.1 dan 2 15 6,91 %
Yakin Benar 11 5,07 %
Tidak Yakin Benar 4 1,84 %
C.1 dan 4 55 25,35 %
Yakin Benar 33 15,21 %
Tidak Yakin Benar 22 10,14 %
D.2 dan 3 47 21,66 %
Yakin Benar 28 12,90 %
Tidak Yakin Benar 19 8,76 %
6 A.Beban
berada di
antara titik
tumpu dan
kuasa
B.Titik tumpu
berada di antara
beban dan kuasa
38 17,51 %
Yakin Benar 24 11,06 %
Tidak Yakin Benar 14 6,45 %
C.kuasa berada di
antara titik tumpu
dan beban
17 7,83 %
Yakin Benar 15 6,91 %
Tidak Yakin Benar 2 0,92 %
D.Titik tumpu,
beban dan kuasa
berada satu
tempat
11 5,07 %
Yakin Benar 5 2,30 %
Tidak Yakin Benar 6 2,76 %
7 B.II dan III A.I dan II 16 7,37 %
Yakin Benar 10 4,61 %
Tidak Yakin Benar 6 2,76 %
C.III dan I 49 22,58 %
Yakin Benar 39 17,97 %
Tidak Yakin Benar 10 4,61 %
D.IV dan III 26 11,98 %
Yakin Benar 23 10.60 %
Tidak Yakin Benar 3 1,32 %
2. 5.2.2. Menyebutkan
contoh jenis tuas atau
pengungkit jenis
pertama
8 A.Gunting B.Gerobak pasir 17 7,83 %
Yakin Benar 13 5,99 %
Tidak Yakin Benar 4 1,84 %
C.Sekop 9 4,15 %
Yakin Benar 8 3,87 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
No. Indikator
No.
Butir
Soal
Kunci
Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
Tidak Yakin Benar 1 0,46 %
D.Pemecah biji 14 6,45 %
Yakin Benar 9 4,15 %
Tidak Yakin Benar 5 2,30 %
9 B.Kedua A.Pertama 11 5.07 %
Yakin Benar 9 4,15 %
Tidak Yakin Benar 2 0,92 %
C.Ketiga 34 15,67 %
Yakin Benar 27 12,44 %
Tidak Yakin Benar 7 3,23 %
D.Keempat 3 1,38 %
Yakin Benar 1 0,46 %
Tidak Yakin Benar 2 0,92 %
3. 5.2.3. Menyebutkan
penerapan pesawat
sederhana dalam
kehidupan sehari-hari
10 C.Bidang
miring A.Roda berporos 6 2,76 %
Yakin Benar 5 2,30 %
Tidak Yakin Benar 1 0,46 %
B.Katrol 0 0 %
Yakin Benar 0 0 %
Tidak Yakin Benar 0 0 %
D.Pengungkit 4 1,84 %
Yakin Benar 1 0,46 %
Tidak Yakin Benar 3 1,38 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 11c. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.6.1
No. Indikator
No.
Butir
Soal
Kunci
Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
1. 6.1.1. Menyebutkan
sifat-sifat cahaya
11 C.Terbentu
knya
pelangi
setelah
hujan
A.Pemantulan
sinar kendaraan
bermotor pada
malam hari
22 10,14 %
Yakin Benar 17 7,83 %
Tidak Yakin Benar 5 2,30 %
B.Rambatan
cahaya matahari
yang menembus
genting
55 25,35 %
Yakin Benar 51 23,50 %
Tidak Yakin Benar 4 1,84 %
D.sorotan lampu
senter ketika
sedang mati
lampu
31 14,29 %
Yakin Benar 28 12,90 %
Tidak Yakin Benar 3 1,38 %
2. 6.1.2 Menjelaskan
sifat bayangan pada
cermin
12 B.Sama A.Lebih jauh 13 5,99 %
Yakin Benar 9 4,15 %
Tidak Yakin Benar 4 1,84 %
C.Dekat 25 11,52 %
Yakin Benar 20 9,22 %
Tidak Yakin Benar 5 2,30 %
D.Sangat dekat 1 0,46 %
Yakin Benar 1 0,46 %
Tidak Yakin Benar 0 0 %
13 D.Bayangan
yang dapat
kita lihat
dalam
cermin,
tetapi di
tempat
bayangan
tersebut
tidak
terdapat
cahaya
pantul
A.Bayangan yang
arahnya terbalik
terhadap
bendanya
69 31,80 %
Yakin Benar 56 25,81 %
Tidak Yakin Benar 13 5,99 %
B.Bayangan yang
letaknya di depan
cermin atau di
belakang lensa
33 15,21 %
Yakin Benar 21 9,68 %
Tidak Yakin Benar 12 5,53 %
C.Bayangan yang 33 15,21 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
No. Indikator
No.
Butir
Soal
Kunci
Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
terbentuk oleh
sinar-sinar pantul
Yakin Benar 22 10,14 %
Tidak Yakin Benar 11 5,07 %
14 A.Semu,
tegak, dan
diperkecil
B.Semu, tegak
dan diperbesar
61 28,11 %
Yakin Benar 45 20,74 %
Tidak Yakin Benar 16 7,37 %
C.Nyata dan
terbalik
3 1,38 %
Yakin Benar 1 0,46 %
Tidak Yakin Benar 2 0,92 %
D.Nyata, tegak
dan diperkecil
69 31,80 %
Yakin Benar 60 27,65 %
Tidak Yakin Benar 9 4,15 %
15 C.Nyata dan
terbalik A.Semu, tegak,
dan diperkecil
57 26,27 %
Yakin Benar 33 15,21 %
Tidak Yakin Benar 24 11,06 %
B.Nyata, tegak
dan diperkecil
38 17,51 %
Yakin Benar 27 12,44 %
Tidak Yakin Benar 11 5,07 %
D.semu, tegak dan
diperbesar
60 27,65 %
Yakin Benar 42 19,35 %
Tidak Yakin Benar 18 8,29 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 11d. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.6.2
No. Indikator
No.
Butir
Soal
Kunci
Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
1. 6.2.1 Mengetahui alat
dan bahan yang
digunakan untuk
membuat karya/model
yang menerapkan
sifat-sifat cahaya
16 B.Periskop A.Lup 26 11,98 %
Yakin Benar 17 7,83 %
Tidak Yakin Benar 9 4,15 %
C.Kacamata 16 7,37 %
Yakin Benar 10 4,61 %
Tidak Yakin Benar 6 2,76 %
D.Mikroskop 39 17,97 %
Yakin Benar 29 13,64 %
Tidak Yakin Benar 10 4,61 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 11e. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.7.1
No. Indikator
No.
Butir
Soal
Kunci
Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
1. 7.1.1.
Menggolongkan
jenis-jenis batuan
17 A. 1, 2, dan 3 B. 1, 2, dan 4
44 20,28 %
Yakin Benar 30 13,82 %
Tidak Yakin Benar 14 6,45 %
C.2, 3, dan 4 32 14,75 %
Yakin Benar 20 9,22 %
Tidak Yakin Benar 12 5,53 %
D.1, 3, dan 4 38 17,51 %
Yakin Benar 24 11,06 %
Tidak Yakin Benar 14 6,45 %
2. 7.1.2. Menjelaskan
proses pembentukan
tanah karena
pelapukan
18 B.Perubahan
suhu yang
drastis
A. Getaran
permukaan bumi
16 7,37 %
Yakin Benar 10 4,61 %
Tidak Yakin Benar 6 2,76 %
C. Terbenturnya
batuan satu sama
lain karena angin
13 5,99 %
Yakin Benar 6 2,76 %
Tidak Yakin Benar 7 3,23 %
D. Pengaruh
paparan panas
sinar matahari
59 27,19 %
Yakin Benar 43 19,81 %
Tidak Yakin Benar 16 7,37 %
19 D. Lumut
kerak, lumut,
humus dari
daun dan
akar tanaman
A. Lumut, lumut
kerak, akar
tanaman dan
batuan
60 27,65 %
Yakin Benar 43 19,82 %
Tidak Yakin Benar 17 7,83 %
B. Lumut, angin,
lumut kerak dan
akar tanaman
52 23,96 %
Yakin Benar 38 17,51 %
Tidak Yakin Benar 14 6,45 %
D. Akar tanaman,
humus dari daun,
batuan dan lumut
28 12,90 %
Yakin Benar 21 9,68 %
Tidak Yakin Benar 7 3,23 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 11f. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.7.3
No. Indikator
No.
Butir
Soal
Kunci
Jawaban Jawaban Siswa Jumlah Persentase
1. 7.3.1.
Mendeskripsikan
struktur permukaan
bumi
20 D.Inti dalam
bumi, inti
luar bumi,
mantel bumi,
kerak bumi
A. Inti dalam
bumi, kerak bumi,
mantel bumi, inti
luar bumi
28 12,90 %
Yakin Benar 18 8,29 %
Tidak Yakin Benar 10 4,61 %
B. Kerak bumi,
mantel bumi, inti
dalam bumi, inti
luar bumi
23 10,60 %
Yakin Benar 19 8,76 %
Tidak Yakin Benar 4 1,84 %
C. inti dalam
bumi, inti luar
bumi, kerak bumi,
mantel bumi
16 7,37 %
Yakin Benar 14 6,45 %
Tidak Yakin Benar 2 0,92 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 12. Hasil Pengerjaan Soal Pilihan Ganda
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
1 SSK A1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 16 80 0
2 SSK A2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 15 75 0
3 SSK A3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 15 75 1
4 SSK A4 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 11 55 0
5 SSK A5 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 9 45 1
6 SSK A6 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 8 40 0
7 SSK A7 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 12 60 1
8 SSK A8 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 15 75 1
9 SSK B1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16 80 1
10 SSK B2 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 12 60 0
11 SSK B3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 16 80 0
12 SSK B4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 16 80 0
13 SSK B5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 15 75 0
14 SSK B6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 16 80 0
15 NGI 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 12 60 1
16 NGI 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 10 50 1
17 NGI 3 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 30 1
18 NGI 4 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 10 50 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
19 NGI 5 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 10 50 1
20 NGI 6 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 7 35 0
21 NGI 7 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 8 40 1
22 NGI 8 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 10 50 0
23 NGI 9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 12 60 0
24 NGI2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 13 65 0
25 NGI2 2 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 10 50 0
26 NGI2 3 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 10 50 1
27 NGI2 4 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12 60 0
28 NGI2 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 14 70 0
29 NGI2 6 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6 30 1
30 NGI2 7 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 10 50 1
31 NGI2 8 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 11 55 1
32 NGI2 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 14 70 1
33 NGI2 10 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 8 40 1
34 GNT 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 10 50 0
35 GNT 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 7 35 0
36 GNT 3 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 7 35 1
37 GNT 4 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 10 50 1
38 GNT 5 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 8 40 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
39 GNT 6 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 14 70 1
40 GNT 7 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 13 65 1
41 GNT 8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 11 55 1
42 GNT 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 90 0
43 GNT 10 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 12 60 0
44 GNT 11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 45 1
45 GNT 12 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 8 40 0
46 GNT 13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 16 80 0
47 GNT 14 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 11 55 1
48 GNT 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 16 80 1
49 GNT 16 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 11 55 1
50 MGA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 16 80 1
51 MGA 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 15 75 1
52 MGA 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15 75 1
53 MGA 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 14 70 1
54 MGA 5 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 12 60 1
55 MGA 6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 12 60 1
56 MGA 7 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 16 80 1
57 MGA 8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 14 70 1
58 NGS 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 11 55 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
59 NGS 2 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 10 50 0
60 NGS 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 15 75 0
61 NGS 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 9 45 1
62 NGS 5 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 11 55 0
63 NTL 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 13 65 1
64 NTL 2 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 11 55 1
65 NTL 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 12 60 1
66 NTL 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 9 45 0
67 NTL 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 13 65 1
68 NTL 6 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 40 0
69 NTL 7 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 12 60 0
70 NTL 8 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 10 50 0
71 NTL 9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 13 65 0
72 NTL 10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 14 70 0
73 NTL 11 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 35 1
74 NTL 12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 13 65 0
75 NTL 13 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 9 45 1
76 NTL 14 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 10 50 1
77 MGM1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 10 50 1
78 MGM1 2 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 8 40 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
79 MGM1 3 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 7 35 0
80 MGM1 4 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 14 70 1
81 MGM1 5 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 20 1
82 MGM1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 90 1
83 MGM1 7 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 9 45 1
84 MGM1 8 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 11 55 0
85 MGM1 9 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 9 45 1
86 MGM1
10
0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 8 40 1
87 MGM1
11
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 13 65 1
88 MGM2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 55 0
89 MGM2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 1
90 MGM2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 1
91 MGM2 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 1
92 MGM2 5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 17 85 0
93 MGM2 6 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 8 40 0
94 MGM2 7 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 8 40 0
95 MGM2 8 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 9 45 1
96 SPK A1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8 40 1
97 SPK A2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 5 25 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
98 SPK A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 17 85 0
99 SPK A4 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7 35 1
100 SPK A5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 15 75 1
101 SPK A6 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 14 70 1
102 SPK A7 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 7 35 0
103 SPK A8 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 13 65 0
104 SPK A9 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 14 70 0
105 SPK B1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 17 85 0
106 SPK B2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 15 75 1
107 SPK B3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 15 75 0
108 SPK B4 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 9 45 1
109 SPK B5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 15 75 1
110 SPK B6 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 14 70 0
111 SPK B7 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 13 65 1
112 SPK B8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 15 75 0
113 SPK B9 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 10 50 1
114 JMB 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 8 40 0
115 JMB 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 50 0
116 JMB 3 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 9 45 1
117 JMB 4 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 8 40 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
118 JMB 5 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 14 70 0
119 JMB 6 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 11 55 0
120 JMB 7 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 9 45 1
121 JMB 8 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 14 70 0
122 JMB 9 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 11 55 0
123 JMB 10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 17 85 0
124 JMB 11 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 12 60 0
125 JMB 12 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 13 65 1
126 JMB 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 17 85 0
127 PTE 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 14 70 0
128 PTE 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 13 65 0
129 PTE 3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 50 1
130 PTE 4 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 85 1
131 PTE 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 16 80 1
132 PTE 6 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 12 60 1
133 PTE 7 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 14 70 0
134 PTE 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 14 70 0
135 PTE 9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 14 70 0
136 PTE 10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 17 85 0
137 PTE 11 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 15 75 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
138 PTE 12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 15 75 1
139 PTE 13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 15 75 1
140 PTE 14 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 15 75 1
141 PTE 15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 14 70 0
142 BKG 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 80 0
143 BKG 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 14 70 0
144 BKG 3 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 7 35 0
145 BKG 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 16 80 1
146 BKG 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 14 70 1
147 BKG 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 15 75 1
148 MGK 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 14 70 0
149 MGK 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 13 65 1
150 MGK 3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 11 55 0
151 MGK 4 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 15 75 0
152 MGK 5 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 13 65 1
153 MGK 6 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 11 55 0
154 GED 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 14 70 0
155 GED 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 13 65 1
156 GED 3 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 12 60 1
157 GED 4 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 7 35 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
158 GED 5 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 8 40 0
159 GED 6 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 10 50 0
160 GED 7 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 11 55 0
161 GED 8 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 13 65 0
162 GED 9 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 5 25 1
163 GED 10 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 13 65 1
164 GED 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 14 70 1
165 GED 12 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 11 55 0
166 GED 13 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 11 55 1
167 KDG1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 80 1
168 KDG1 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 10 50 0
169 KDG1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6 30 1
170 KDG1 4 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 12 60 1
171 KDG1 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 14 70 1
172 KDG1 6 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 8 40 0
173 KDG1 7 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 11 55 1
174 KDG1 8 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 10 50 1
175 KDG1 9 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 12 60 0
176 KDG1
10
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 16 80
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
177 KDG2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 13 65 1
178 KDG2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 14 70 0
179 KDG2 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 13 65 0
180 KDG2 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 13 65 1
181 KDG2 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 14 70 0
182 KDG2 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100 0
183 KLC 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 9 45 0
184 KLC 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 15 75 0
185 KLC 3 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 12 60 0
186 KLC 4 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 13 65 0
187 KLC 5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 13 65 0
188 KLC 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 15 75 0
189 KLC 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 16 80 0
190 KLC 8 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 14 70 0
191 KLC 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 15 75 0
192 KLC 10 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 10 50 1
193 KLC 11 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 13 65 1
194 TKC 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 9 45 0
195 TKC 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 16 80 1
196 TKC 3 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 8 40 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
197 TKC 4 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 8 40 0
198 TKC 5 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 9 45 1
199 TKC 6 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 9 45 1
200 TKC 7 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 14 70 1
201 TKC 8 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7 35 1
202 TKC 9 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 10 50 1
203 CBL 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16 80 1
204 CBL 2 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 14 70 0
205 CBL 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 13 65 1
206 CBL 4 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 9 45 0
207 CBL 5 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 9 45 1
208 CBL 6 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 9 45 0
209 CBL 7 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 15 75 0
210 CBL 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 16 80 0
211 MGL 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 16 80 0
212 MGL 2 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 14 70 0
213 MGL 3 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 10 50 0
214 MGL 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 85 1
215 MGL 5 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 14 70 0
216 MGL 6 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 15 75 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai
Jenis
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 L P
217 MGL 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 12 60 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jenis_kelamin Skor
N 217 217
Normal Parametersa,b
Mean 1,50 60,7373
Std. Deviation ,501 15,78678
Most Extreme Differences
Absolute ,342 ,118
Positive ,340 ,088
Negative -,342 -,118
Kolmogorov-Smirnov Z 5,038 1,733
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,005
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 14. Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Skor
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,124 1 215 ,725
ANOVA
Skor
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 334,119 1 334,119 1,343 ,248
Within Groups 53497,908 215 248,827
Total 53832,028 216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 15. Hasil Uji Hipotesis
Ranks
Jenis_kelamin N Mean Rank Sum of Ranks
Skor
Laki-laki 108 104,24 11257,50
Perempuan 109 113,72 12395,50
Total 217
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 5371,500
Wilcoxon W 11257,500
Z -1,118
Asymp. Sig. (2-tailed) ,264
a. Grouping Variable: Jenis_kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran 16. Hasil Uji Validitas Muka
No Pertanyaan Nama
Siswa Hasil Wawancara
1. Soal pilihan ganda nomer
berapa yang anda anggap
sulit ? mengapa soal
tersebut dianggap sulit?
AX Soal no 18, karena bahasa sulit
dipahami.
BD Soal no 20, karena soal
membingungkan
ZX Soal no 24, karena soal
membingungkan
BG Soal no 34, karena kata-kata
pada pilihan b dan d susah
dipahami
YN Soal no 35, karena tidak
paham arti fisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Lampiran 17. Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan siswa
Pertanyaan Jawaban responden
Apakah kamu paham tentang semua materi,
terutama materi IPA yang diajarkan di kelas V
semester 2 ini?
Tidak semua materi mudah kami pahami,
ada materi yang mudah dipahami, tetapi
ada beberapa materi yang sangat sulit
dipahami.
Materi-materi apa saja yang kurang kamu pahami
dalam pelajaran IPA di semester 2 ini?
Materi yang kurang kami pahami adalah
tentang cahaya dan gaya.
Apa yang menyebabkan kamu kurang paham pada
materi tersebut?
Yang menyebabkan adalah karena
kurangnya kegiatan praktik langsung yang
diajarkan oleh guru, kebanyakan hanya
dengan ceramah.
Hasil wawancara dengan guru
Pertanyaan Jawaban responden
Bagaimana hasil belajar siswa kelas V pada materi
IPA fisika di semester 2?
Sebagian siswa ada yang mencapai KKM,
namun sebagian lagi masih di bawah
KKM.
Bagaimana anda sebagai guru menyikapi hasil
belajar siswa kelas V yang belum menguasi atau
belum mencapai nilai sesuai KKM yang sudah
ditentukan untuk mata pelajaran IPA?
Yang saya lakukan untuk menyikapi dan
memperbaiki hasil belajar siswa terutama
pada mata pelajaran IPA adalah dengan
melakukan les dan juga remidi.
Hal apa yang dipersiapkan oleh guru agar siswa
lebih mudah dalammemahami konsep materi IPA
khususnya fisika di semester 2?
Hal yang akan saya persiapkan adalah
dengan lebih banyak menggunakan alat
peraga IPA dan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan untuk siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 18. Daftar Cek Jenis Kelamin
No. Nama Sekolah Kelas
Paralel
Sampel
Penelitian
Jenis Kelamin
L P
1. SD N Margoagung A 21
2. SD N Ngetal A 34
3. SD N Ngino 1 A 22
4. SD N Ngino 2 A 24
5. SD N Margokaton A 14
6. SD N Susukan A 19
B 16
7. SD N Margomulyo 1 A 28
8. SD N Margomulyo 2 A 21
9. SD N Kandangan 1 A 24
10. SD N Kandangan 2 A 15
11. SD N Gendengan A 32
12. SD N Cibuk Lor A 19
13. SD N Gentan A 41
14. SD N Bokong A 15
15. SD N Sompokan A 23
B 22
16. SD N Klaci A 28
17. SD N Jamblangan A 31
18. SD N Ngemplaksari A 13
19. SD N Tegal Klaci A 23
20. SD N Pete A 38
21. SD N Margoluwih A 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Lampiran 19. Foto Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Lampiran 20. Tabel Krejcie
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
CURRICULUM VITAE
Marcelina Riski Yunita Jayanti merupakan anak pertama
dari pasangan Heribertus Sukirman dan Chatarina
Suparti. Lahir di Kulon Progo, 10 Juni 1994. Pendidikan
pada awalnya dimulai dari TK Kanisius Pelem Dukuh
tahun 1998-2000. Jenjang pendidikan dasar di SD
Kanisius Pelem Dukuh pada tahun 2000-2006.
Dilanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pertama di
SMP Negeri 3 Girimulyo pada tahun 2006-2009. Kemudian pada tahun 2009-
2012 penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Sentolo.
Pada tahun 2012, penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dengan masuk
ke Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Selama masa pendidikan, penulis menjadi pelajar yang
terlibat aktif dalam berbagai kegiatan. Kegiatan pada saat SD adalah sebagai
dokter kecil dan siswa berprestasi tingkat Kabupaten Kulon Progo. Pada saat SMP
dan SMA, penulis terlibat aktif dalam kegiatan Organisasi SiswaIntra Sekolah
(OSIS). Pada jenjang pendidikan tinggi, penulis aktif dalam berbagai kegiatan
universitas, misalnya panitia INSIPRO PGSD 2013, INSIPRO PGSD 2014 dan
Malam Kreativitas PGSD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI