miras oplosan
DESCRIPTION
mirasTRANSCRIPT
Miras Oplosan
Minuman beralkohol adalah jenis minuman dengan kandungan alkohol
didalamnya. Istilah kata “oplosan” itu sendiri mempunyai arti “campuran”.
Dimana miras oplosan tersebut merupakan minuman keras yang terdiri dari
berbagai campuran, diantaranya dioplos dengan alkohol industri (metanol)
maupun dengan obat herbal seperti obat kuat atau suplemen kesehatan. Miras
oplosan biasanya dibuat secara mandiri dan dijual secara ilegal.
Menurut Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2013 tentang “Pengendalian
dan Pengawasan Minuman Beralkohol, dari cara pembuatannya, minuman
beralkohol yang diizinkan beredar di Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Minuman Beralkohol adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau
etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung
karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi.
2. Minuman Beralkohol Tradisional adalah minuman beralkohol yang dibuat
secara tradisional dan turun temurun yang dikemas secara sederhana dan
pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta dipergunakan untuk kebutuhan
adat istiadat atau upacara keagamaan.
Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman beralkohol yang beredar di
Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Minuman beralkohol Golongan A adalah minuman yang mengandung etil
alkohol dengan kadar sampai 5 %.
2. Minuman beralkohol Golongan B adalah minuman yang mengandung etil
alkohol lebih dari 5% hingga 20 %.
3. Minuman beralkohol Golongan C adalah minuman yang mengandung etil
alkohol lebih dari 20% hingga 55%.
Alkohol dibuat dari fermentasi barley, hops dan anggur. Alkohol yang
dimaksudkan disini adalah etanol atau etil alkohol yang telah lama dikenal
dimasyarakat. Tipe lain dari alkohol yang biasanya ada antara lain metanol,
isopropyl alkohol dan etilene glikol merupakan bahan berbahaya yang dapat
menjadi racun jika tertelan walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alkohol dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini
disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada
minuman tersebut, bukan metanol atau grup alkohol lainnya. Etanol telah
diproduksi dan dikonsumsi oleh manusia selama ribuan tahun dalam bentuk
fermentasi dan suling minuman beralkohol. Etanol adalah cairan mudah terbakar
dengan titik didih 78,4oC yang digunakan sebagai pelarut industri, bahan bakar
mobil dan bahan baku dalam industri kimia dan farmasi
Mekanisme minuman beralkohol adalah dengan mengganggu
keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi di otak. Ini terjadi karena penghambatan
atau penekanan syaraf perangsangan sehingga mengakibatkan terjadinya
disinhibisi,ataksia dan sedasi. Alkohol juga berefek pada berbagai sistem tubuh
termasuk saluran cerna, kardiovaskular, dan SSP. Alkohol diserap sebagian besar
di usus kecil dan sebagian di lambung. Lebih larut di air daripada di lemak,
sehingga pada orang gendut kadar alkoholnya dalam tubuh lebih tinggi
dibandingkan dengan orang kurus karena distribusi alkohol lebih tinggi.
Konsumsi alkohol secara berlebihan dalam waktu lama akan menyebabkan
berbagai kerusakan yang berhubungan dengan dosis
Minuman alkohol atau biasa disebut minuman keras merupakan zat
psikopat yaitu golongan zat yang bekerja secara selektif terutama pada otak
hingga dapat menimbulkan gangguan perilaku, emosi kognitif, persepsi,
kesadaran, dan lain-lain. Metabolisme alkohol terjadi didalam hati. Bila diminum
dalam dosis rendah, alkohol dihidrogenase menjadi asetaldehida (hampir 95%
etanol menjadi asetaldehid dan asetat sedangkan 5% sisanya akan diekskresi
bersama urin). Enzim ini membutuhkan seng (Zn) sebagai katalisator.
Asetaldehida kemudian diubah menjadi asetil KoA oleh enzim dehidrogenase.
Kedua reaksi ini membutuhkan koenzim NAD. Ion H yang terbentuk diikat oleh
NAD dan membentuk NADH. Asetil KoA kemudian, memasuki siklus asam
trikarboksilik (TCA), yang kemudian menghasilkan NADH. Asetil KoA
kemudian memasuki siklus asam trikarboksilik (TCA), yang kemudian
menghasilkan , dan yang digunakan untuk membentuk adenosin tripospat (ATP)
yaitu senyawa energi yang berperan sebagai cadangan energi yang mobile di
dalam sel
Bila alkohol yang diminum banyak, enzim dehidrogenase tidak cukup
untuk memetabolisme alkohol menjadi asetaldehida. Sebagai penggantinya hati
menggunakan sistem enzim lain yang dinamakan Microsomal Ethanol Oxidzng
System (MEOS). Asetaldehida yang dihasilkan dari pemecahan alkohol oleh
enzim dehidrogenase, manakala berinteraksi kembali dengan alkohol akan
menghasilkan senyawa yang susunannya mendekati morfin. Hingga orang
menjadi kecanduan atau alkoholik.
Alkohol atau minuman keras dapat juga menyebabkan muka terlihat lebih
tua, kusam, dan kurang gairah. Disisi lain alkoholik cenderung mempunyai
simpanan besi (Fe) lebih banyak dari manusia normal, selain bisa menimbulkan
rasa mual, muntah dan diare. Ancaman lain yang tidak mustahil diidap alkoholik
adalah kerusakan hati disebabkan faktor menutrisi alkohol yang terus menerus
dikonsumsi, hal inilah yang menimbulkan OD (Over Dosis). Mengkonsumsi
alkohol yang terus menerus akan berdampak pada rasio NADH/NAD. Kondisi ini
menyebabkan terdongkraknya rasio laktat/piruvat, mengakibatkan
hiperlaktisidemia serta menurunkan kemampuan ginjal untuk mengsekresikan
asam urat.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan minuman keras adalah
bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Secara umum ada dua
jenis tanaman yang sering dipakai, yaitu perasan buah (jus) dan biji-bijian,
meskipun kadang-kadang nira atau tebu juga dipakai untuk minuman beralkohol
tradisional. Perasan buah yang paling banyak dipakai adalah anggur, sedangkan
biji-bijian yang banyak digunakan adalah barley, gandum, hope dan beras
Dalam pembuatannya bahan-bahan tersebut kemudian difermentasi.
Fermentasi adalah proses pengolahan yang menggunakan peranan
mikroorganisme (jasad renik), sehingga dihasilkan produk-produk yang
dikehendaki. Jasad renik adalah makhluk hidup yang sangat kecil, sehingga mata
biasa tidak mampu melihatnya. Ia hanya bisa dilihat dengan menggunakan
mikroskop
Alkohol
Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen
dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus –OH. Ada tiga jenis utama
alkohol – primer, sekunder, dan tersier. Perbedaan ketiga jenis alkohol tersebut
tergantung bagaimana posisi gugus –OH dalam rantai atom-atom karbonnya.
Alkohol Primer
Pada alkohol primer (1o) atom karbon yang membawa gugus OH hanya
terikat pada satu gugus alkil. Beberapa contoh alkohol primer antara lain :
CH3-CH2-Br atau CH3-CH2-CH2-Cl
Perhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa kompleks gugus alkil yang
terikat. Pada masing-masing contoh diatas, hanya ada satu ikatan antara gugus
CH2 yang mengikat gugus OH dengan sebuah gugus alkil. Terdapat pengecualian
untuk metanol (CH3OH) dimana metanol ini dianggap sebagai sebuah alkohol
primer meskipun tidak ada gugus alkil yang terikat pada atom karbon yang
membawa gugus
Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2o) atom karbon yang mengikat gugus OH
berikatan langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau
berbeda
Alkohol tersier
Pada alkohol tersier (3o) atom karbon yang mengikat gugus OH berikatan
langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.20
Farmakokinetik
Alkohol diabsorpsi dalam jumlah sedikit melalui mukosa mulut dan
lambung. Sebagian besar (80%) diabsorpsi di usus dan sisanya diabsorpsi di usus
halus dan sisanya diabsorpsi di kolon. Kecepatan absorpsi tergantung dari dosis
dan konsentrasi alkohol dalam minuman yang diminum, serta vaskularisasi,
motilitas dan pengisian lambung dan usus halus. Bila konsentrasi optimal, alkohol
diminum dan mauk ke dalam lambung kosong, kadar puncak dalam darah tercapai
30 – 90 menit sesudahnya. Alkohol mudah berdifusi dan distribusinya dalam
jaringan sesuai kadar air jaringan tersebut, semakin hidrofil jaringan semakin
tinggi kadarnya. Biasanya dalam 12 jam sudah tercapai keseimbangan kadar
alkohol dalam darah, usus, dan jaringan lemak. Konsentrasi dalam otak sedikit
lebih besar daripada dalam darah.
Kadar alkohol darah kemudian akan menurun dengan kecepatan yang
sangat bervariasi, 12 – 20 mg% per jam, biasanya penurunan kadar tersebut
dianggap rata-rata sebesar 15 mg% setiap jam. Sepuluh persen alkohol yang
dikonsumsi akan dikeluarkan dalam bentuk utuh melalui urin, keringat dan panas.
Dari jumlah ini sebagian besar dikeluarkan dalam bentuk urin (90%).
Farmakodinamik
Alkohol menyebabkan presipitasi dan dehidrasi sitoplasma sel sehingga
bersifat sebagai astringent. Makin tinggi kadar alkohol makin besar efek tersebut.
Pada kulit, alkohol menyebabkan penurunan temperatur akibat penguapan
sedangkan pada mukosa, alkohol akan menimbulkan iritasi dan lebih hebat lagi
dapat mengakibatkan inflamasi.
Alkohol sangat berpengaruh pada SSP dibandingkan pada sistem lain.
Efek stimulasi alkohol pada SSP masih diperdebatkan. Alkohol bersifat anastetik
(menekan SSP) sehingga kemampuan berkonsentrasi, daya ingat dan kemampuan
mendiskriminasi terganggu dan akhinya hilang.
Alkohol hanya sedikit berpengaruh pada sistem kardiovaskular. Nadi
mungkin lebih cepat tetapi hal ini biasanya disebabkan oleh aktivitas muskular
atau stimulasi refleks. Depresi kardiovaskular terjadi pada keracunan akut alkohol
yang berat terutama akibat faktor vasomotor sentral dan depresi pernafasan.
Alkohol dalam takaran sedang menyebabkan vasodilatasi terutama pada
pembuluh darah kulit sehingga menimbulkan rasa hangat pada kulit. Sedangkan
pada ginjal, alkohol menambah efek diuresis.
Etanol
Reaksi etanol yang masuk ke dalam tubuh akan segera diabsorbsi di
lambung dan usus halus serta terdistribusi dalam cairan tubuh. Di dalam hati,
etanol akan dimetabolisme oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi asetaldehid
yang bersifat toksik dan karsinogenik. Kemudian oleh enzim asetaldehid
dehidrogenase, asetaldehid diubah menjadi asam asetat, yang melalui siklus Krebs
menghasilkan karbondioksida dan air.
Metanol
Reaksi metanol yang masuk ke dalam tubuh dapat segera terabsorbsi dan
terdistribusi ke dalam cairan tubuh. Metanol dimetabolisme di hati oleh enzim
alkohol dehidrogenase membentuk formaldehid, lalu oleh enzim aldehid
dehidrogenase dimetabolisme membentuk asam format. Baik formaldehid
maupun asam format, keduanya merupakan senyawa beracun bagi tubuh, terutama
asam format yang selain dapat menyebabkan asidosis metabolik juga dapat
menyebabkan kebutaan permanen.
Ragam Miras Oplosan
Tuak
Minuman tuak adalah suatu cairan yang dihasilkan dari nira kelapa atau
pohon penghasil nira lainnya seperti aren, siwalan dan lontar yang disadap dan
hasil penyadapan tersebut didiamkan selama beberapa hari. Dalam keadaan segar
nira mempunyai rasa manis berbau harum dan tidak berwarna. Dalam proses
penyadapan nira ini perlu penanganan, baik sebelum penyadapan ataupun sesudah
penyadapan. Hal ini karena nira merupakan cairan yang mengandung kadar gula
tertentu dan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikro organisme
seperti bakteri, kapang dan khamir yang merupakan salah satu bakteri penghasil
alkohol.
Arak Bali / Brem Bali
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal dua macam brem, yaitu brem
cair dan brem padat, dan kedua-duanya dibuat dari tape ketan. Proses pengolahan
brem cair dan brem padat dimulai dengan tahap awal yang sama, yaitu
pengepresan tape ketan dengan menggunakan alat pengepres hidrolik, tekanan
300 kg/cm selama 20 – 30 menit. Cairan yang diperoleh diencerkan dengan air,
dengan perbandingan 1 : 1. Sari tape yang diperoleh diperam pada suhu kamar
sampai menimbulkan bau alkohol. Setelah pemeraman selesai, brem yang
terbentuk dibotolkan. Botol yang akan digunakan harus di sterilkan dengan cara
direbus dalam air mendidih ± 15 menit, pada proses pengisian ini harus disisakan
ruang kosong sekitar 1 1/2 cm dari permukaan atas botol. Botol-botol yang telah
diisi dalam keadaan masih terbuka direbus kembali dalam air mendidih selama 15
menit, air direbus kira-kira 3/4 dari tinggi botol. Dalam keadaan masih panas
botol ditutup dengan alat penutup botol dan dipasteurisasi dengan suhu 900C
selama 15 menit. Selanjutnya botol disimpan pada suhu 100C – 150C selama tiga
bulan atau lebih. Hal ini untuk penyempurnaan proses pematangan brem atau
untuk mendapatkan kadar alkohol yang maksimal
Minuman berenergi
Untuk mendapatkan cita rasa yang lebih baik, penggemar minuman keras
sering menambahkan suplemen minuman berenergi ke dalam minumannya.
Berbagai merk minuman berenergi ialah Extra joss, Hemaviton jreng, Kuku bima
ener-G, M-150, Kratingdaeng dll. Oplosan ini sering disebut ‘Sunrise’, dan bisa
mengurangi rasa pahit pada bir atau rasa menyengat pada alkohol yang kadarnya
lebih tinggi. Walaupun kadar alkohol menjadi sedikit berkurang, efek samping
yang lain akan muncul dalam pengoplosan ini. Kandungan utama minuman
berenergi adalah Air, Gula / pengganti lainnya, Cafein, sedang tambahan lain
minuman berenergi dan ditambahkan secara bervariasi antara lain : Taurine,
Gingseng, Ginkobiloba, Guarana, Vitamint, The hijau, Zat pewarna, Zat perasa,
dll. Karena minuman berenergi mengandung bermacam-macam zat perangsang,
yang ketika di campur dapat berbahaya bagi tubuh dan mengandung cafein yang
merupakan kandungan utama bagi minuman berenergi, maka jika dikonsumsi
secara terus menerus dan berlabihan maka dapat menyebabkan dehidrasi dan
bahkan kematian. alkohol dan minuman berenergi memiliki efek berlawanan.
Alkohol bersifat menenangkan, sedangkan suplemen berfungsi sebagai stimulan.
Jika digabungkan, efeknya juga bisa memicu gagal jantung.
Miras dengan susu
Salah satu jenis oplosan yang sering menyebabkan korban tewas adalah
‘Susu macan’ (Lapen), yakni campuran minuman keras yang dicampur dengan
susu. Jenis minuman ini banyak dijual di warung-warung miras tradisional.
Miras dengan cola atau minuman bersoda
Salah satu oplosan yang cukup populer adalah ‘Mansion Cola’, terdiri dari
Vodka dicampur dengan minuman bersoda. Tujuannya semata-mata untuk
memberikan cita rasa atau menutupi rasa tidak enak pada minuman keras.
Miras dengan spiritus atau jenis miras yang lain
Di warung-warung tradisional, pengoplosan beberapa jenis minuman keras
dilakukan untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Minuman yang harganya
mahal seperti Vodka dicampur dengan spiritus, atau jenis minuman keras lain
yang tidak jelas kandungan alkoholnya. Jenis alkohol yang aman dikonsumsi
hingga jumlah tertentu adalah alkohol dengan 2 atom karbon atau etanol.
Sementara alkohol dengan satu atom karbon atau metanol umumnya digunakan
sebagai pelarut atau bahan bakar, sehingga sangat beracun jika diminum. Dikutip
dari Medschl.cam.ac.uk, 10 mL methanol cukup untuk menyebabkan kebutaan
dan 30 mL akan menyebabkan dampak lebih fatal termasuk kematian.
Miras dengan obat-obatan
Dengan anggapan akan mendongkrak efek alkohol, beberapa orang
menambahkan obat-obatan ke dalam minuman keras. Mulai dari obat tetes mata,
obat sakit kepala, hingga obat nyamuk. Karena akan meningkatkan aktivitas
metabolisme, efek samping paling nyata dari jenis oplosan ini adalah kerusakan
hati dan ginjal. Efek lainnya sangat beragam, tergantung jenis obatnya.
Bahaya Miras Oplosan
Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan
ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir,
merasakan, dan berperilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung
alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu menyebabkan
intoksikasi sehingga akan menimbulkan kerusakan pada otak dan berjalan
progresif.
Seseorang dikatakan menderita intoksikasi alkohol, yaitu ketika jumlah
alkohol yang dikonsumsi melebihi toleransi individu terhadap alkohol dan
menyebabkan tingkah laku atau keadaan fisik yang abnormal. Selain itu,
intoksikasi alkohol menyebabkan penurunan daya reaksi atau kecepatan,
kemampuan untuk menduga jarak dan ketrampilan mengemudi sehingga
menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku,
seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak
mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya.
Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka
merah, atau mata juling.
Perubahan psikologis yang dialami misalnya mudah tersinggung, bicara
ngawur, atau kehilangan konsentrasi. Mereka yang sudah ketagihan biasanya
mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut
diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan jantung berdebar-
debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi.
Pengoplosan minuman keras dilakukan dengan alasan untuk memperoleh
keuntungan setinggi-tingginya, mengingat harga alkohol (etanol) dengan kadar
≤55% sangat mahal dan sulit diperoleh. Oleh karenanya, produsen membuat miras
dengan bahan dasar metanol yang lebih murah dan mudah didapat.
Ketika masuk ke dalam tubuh, metanol sangat mudah terserap dalam
cairan tubuh dan kemudian akan dimetabolisme oleh enzim alkohol dehidrogenase
(DHA) menjadi formaldehid, lalu diubah lagi menjadi asam formiat. Metabolit ini
dapat menyebabkan terjadinya asidosis metabolik, kebutaan permanen, dan
kematian setelah melewati periode laten selama 6-30 jam. Mengonsumsi metanol
dengan kadar 15-40% sudah dapat menyebabkan kematian.
Komponen alkohol yang diperbolehkan dalam minuman beralkohol adalah
etanol (C2H5OH) yang diperoleh dari fermentasi hasil pertanian yang
mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi
tanpa destilasi. Miras oplosan merupakan minuman keras yang terdiri dari
berbagai campuran, diantaranya dicampur dengan metanol, alkohol teknis (>55%
etanol), obat-obatan, minuman bersoda / softdrink, suplemen kesehatan, bahkan
ada juga yang dicampur dengan bahan kimia.
Dari berbagai bahan tersebut, metanol dapat menyebabkan kebutaan dan
seringkali menyebabkan kematian. Metanol adalah alkohol industri yang dibuat
secara sintesis dan biasanya tersedia dalam konsentrasi tinggi untuk keperluan
industri. Metanol (CH3OH) banyak digunakan dalam cat, penghilang pernis,
pelarut dalam industri, cairan mesin fotokopi, pembuatan formaldehid, asam
asetat, metil derivat dan asam anorganik. Dari segi penampakan fisik, etanol dan
metanol sulit dibedakan. Metanol dan etanol sama-sama berbentuk cairan jernih
tidak berwarna yang mudah bercampur dengan air, berbau alkohol, dan mudah
terbakar. Metanol yang memiliki bau dan rasa mirip etanol sering disalahgunakan
sebagai pengganti etanol dalam miras oplosan karena disamping harganya relatif
lebih murah juga akibat ketidakpahaman akan bahaya yang ditimbulkannya.
Banyak yang beranggapan bahwa sifat dan fungsi metanol sama dengan etanol,
sehingga orang yang sudah kecanduan minuman keras dengan keterbatasan
ekonomi cenderung membuat atau membeli minuman keras oplosan yang
dicampur dengan metanol.
Dilihat dari bahaya terhadap efek kesehatan, metanol jauh lebih berbahaya
daripada etanol dan sangat berisiko terhadap kesehatan. Efek kesehatan yang
ditimbulkan dari etanol antara lain dapat menyebabkan perasaan senang (eforia),
pusing, mengantuk, depresi sistem syaraf pusat (SSP), mual, muntah, nyeri perut,
diare, pankreatitis, hepatitis akut, perdarahan pada saluran pencernaan, ataksia,
disorientasi, inkoordinasi otot, paralisis otot, depresi pernafasan, gagal nafas,
aspirasi paru, edema paru, pneumonitis, asidosis metabolik, ketoasidosis,
hipoglikemia, bradikardia, hipotensi, amnesia, penurunan tingkat kesadaran,
kejang, pingsan, koma dan jika
etanol dikonsumsi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kematian.
Reaksi etanol yang masuk ke dalam tubuh akan segera diabsorbsi di lambung dan
usus halus serta terdistribusi dalam cairan tubuh. Di dalam organ hati, etanol akan
dimetabolisme oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi asetaldehid yang
bersifat toksik dan karsinogenik. Kemudian oleh enzim asetaldehid
dehidrogenase, asetaldehid diubah menjadi asam asetat, yang melalui siklus Krebs
akhirnya menghasilkan karbondioksida dan air.
Reaksi metanol yang masuk ke dalam tubuh dapat segera terabsorbsi dan
terdistribusi ke dalam cairan tubuh. Secara perlahan metanol dimetabolisme di
dalam organ hati oleh enzim alkohol dehidrogenase membentuk formaldehid, lalu
oleh enzim aldehid dehidrogenase dimetabolisme membentuk asam format. Baik
formaldehid maupun asam format, keduanya merupakan senyawa beracun bagi
tubuh, terutama asam format yang selain dapat menyebabkan asidosis metabolik
juga dapat menyebabkan kebutaan permanen. Pada umumnya, gejala keracunan
metanol muncul 30 menit hingga 2 jam setelah mengkonsumsi alkohol yang
dioplos metanol. Gejala keracunan yang mula-mula timbul dapat berupa mual,
muntah, rasa kantuk, vertigo, mabuk, gastritis, diare, sakit pada punggung dan
lembab pada anggota gerak. Setelah melalui periode laten selama 6 hingga 30
jam, penderita dapat mengalami asidosis metabolik berat,
gangguan penglihatan, kebutaan, kejang, koma, gagal ginjal akut yang
disertai mioglobinuria (terdeteksinya protein serat otot/mioglobin dalam urin),
bahkan kematian.
Bagi orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol, hindari
mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan atau mengkonsumsi
minuman beralkohol oplosan.
Pertolongan Pertama Keracunan Miras Oplosan
Pertolongan pertama keracunan akibat minuman beralkohol adalah dengan
menjaga jalan napas karena adanya risiko terjadinya aspirasi ke dalam paru-paru
yang dapat berakibat fatal. Gejala keracunan alkohol yang sering muncul adalah
dehidrasi. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan yaitu penanganan dehidrasi
yang dialami oleh korban. Jika korban sadar dapat dilihat dan ditanyakan apakah
korban mengalami dehidrasi, disarankan untuk memberikan banyak minum untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang. Sedangkan jika korban tidak sadar segera
bawa ke Rumah Sakit untuk mendapat pengobatan.
Penanganan Keracunan Miras Oplosan
Penanganan keracunan miras oplosan dilakukan oleh petugas medis secara
suportif dan simtomatik, yaitu:
1. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin
pertukaran udara.
2. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan
cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan
oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
3. Penatalaksaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
4. Jika terjadi mual dan muntah dapat diberikan antiemetik (antimuntah).
5. Jika korban mengalami ketoasidosis alkohol dapat diberikan Dextrose 5%
dalam NaCl 0,9%, vitamin B1 dan vitamin lainnya serta pengganti Kalium apabila
diperlukan.
6. Jika korban menunjukkan asidosis berat atau kejang dapat diberikan Natrium
Bikarbonat dan Benzodiazepin.
7. Asidosis metabolik ditandai dengan napas cepat dan dalam (hiperventilasi).
Untuk melihat ada atau tidaknya metanol dalam miras oplosan dapat dilakukan
pemeriksaan laboratorium terhadap osmolaritas (anion gap) atau kepekatan darah
dalam tubuh.
8. Dekontaminasi gastrointestinal dapat dilakukan melalui aspirasi
nasogastrik.
9. Jika alkohol mengenai mata korban perlu dilakukan irigasi mata yaitu secara
perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih
dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau
sekurangnya 1 liter untuk setiap mata. Hindarkan bekas air cucian mengenai
wajah atau mata lainnya. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10
menit.
DAFTAR ISI
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Menilik Regulasi Minuman Beralkohol di Indonesia. Info POM Vol 15 No.3 Mei-Juni 2014. [cited 2015 Oct 19] ; Available from: http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Info%20POM/0314.pdf
Peraturan Presiden nomor 74 tahun 2013 tentang pengendalian dan pengawasan Minuman Beralkohol. 6 Desember 2013. cited [2015 Oct 19]; available from: www.ekon.go.id/hukum/view/perpres-no-74-tahun-2013.787/279/perpres-74-2013.pdf ttg pengendalian dan pengawasan minuman beralkohol
Cohen, James S. Alcohol intoxication [cited 2015 Oct 19]; Available from:
http://www.emedicinehelath.com/script/main/art.asp?
articlekey=5869&pf=3&page=1)
William C. Shiel, Jr, MD,FACP,FACR. Definiton of Alkohol. [cited 2015 Oct
19];Availablefrom: http://www.medterms.com/script/main/art.asp?
articlekey=20078
Joewana Satya Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif ed.2 EGC. Jakarta : 2008
Sentra Informasi Keracunan (SIKer) dan tim, Pedoman Penatalaksanaan
Keracunan untuk Rumah Sakit ; 2001
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1010220-clinical#
Alkohol dan Eter. Januari 2010. [cited 2015 Oct 19] ; Available from:
http://www.scribd.com/doc/35028617/Alkohol-fenil-eter
Available from: http://www.republika.co.id/indeks/hot_topic/miras%20oplosan