mioma uteri dike dwi ronawati

22
REFERAT MIOMA UTERI Oleh : Dike Dwi Ronawati 201020401011067 Pembimbing Dr. Sukamto, Sp.OG SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSU HAJI SURABAYA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Upload: samira-mira

Post on 04-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 1/22

REFERAT

MIOMA UTERI

Oleh :

Dike Dwi Ronawati

201020401011067

Pembimbing

Dr. Sukamto, Sp.OG

SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSU HAJI SURABAYA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 2/22

2012

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat

dan karunia-Nya maka refrat yang berjudul “Mioma Uteri” ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Penyusunan tugas baca ini merupakan salah satu tugas yang kami

laksanakan selama mengikuti kepaniteraan di SMF Ilmu Kebidanan dan

Kandungan di RSU Haji Surabaya.

Saya mengucapkan rasa terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah

membantu penyusunan tugas baca ini, terutama kepada dr. Sukamto Sp.OG yang

telah bersedia memberi bimbingan agar tugas baca ini tersusun baik.

Saya menyadari bahwa penyusunan tugas baca ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran selalu kami harapkan. Besar harapan

saya semoga tugas baca ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta

 penyusun pada khususnya.

Surabaya, 23 Januari 2012

Penyusun

2

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 3/22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Mioma uteri merupakan kelainan tumor jinak ginekologis yang

 paling sering dijumpai. Mioma uteri juga mempunyai hubungan penting

dengan proses reproduksi selain karsinoma serviks uteri dan karsinoma

korpus uteri. Pada usia reproduksi 20-25% wanita mengidap penyakit

tersebut dan kejadiannya meningkat 40% pada wanita dengan usia lebih

dari 35 tahun.

Di Amerika Serikat diperkirakan setiap 4-5 wanita mengidap

kelainan ini dan menunjukkan kecenderungan pertumbuhan pada dekade

usia ke-3 dan ke-4 dalam kurun kronologi kehidupan wanita. Sedangkan di

Indonesia, mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua penderita

ginekologi yang dirawat. Usia termuda yang pernah dijumpai adalah 13

tahun dan tumor jinak ini mempunyai kecenderungan untuk regresi pada

masa post menopause, hanya 10% saja yang masih dapat tumbuh lebih

lanjut.

Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche.

Mioma uteri lebih sering dijumpai pada wanita nullipara atau yang kurang

subur. Kasus mioma uteri menarik untuk dipelajari karena umumnya

adanya mioma uteri tidak disertai dengan gejala sehingga sering kali

ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologis. Penderita

datang umumnya bukan karena adanya tumor ini, tetapi karena keluhan

3

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 4/22

lain, misalnya perdarahan pervaginam yang abnormal atau rasa nyeri pada

 perut bagian bawah yang seringkali mengganggu. Gejala yang muncul

tersebut sangat tergantung pada lokasi, besarnya tumor, dan komplikasi

yang terjadi.

4

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 5/22

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI

Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari lapisan otot

uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam

kepustakaan juga dikenal istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid.

Mioma uteri adalah tumor jinak yang terutama terdiri dari sel-sel otot

 polos, tetapi juga jaringan ikat.

Sel-sel ini tersusun dalam bentuk gulungan, yang bila membesar 

akan menekan otot uterus normal. Mioma uteri merupakan salah satu

 penyebab pembesaran uterus tersering disamping kehamilan. Tumor ini

dapat bersifat tunggal atau ganda dan mencapa ukuran besar. Konsistensi

 padat keras dengan batas kapsul yang jelas, sehingga dapat dilepaskan dari

sekitarnya.

2.2. ETIOPATOGENESIS

Etiologi belum jelas, menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur,

 bukan dari selaput otot yang matur. Disangka bahwa estrogen mempunyai

 peranan penting, tetapi dengan teori ini sukar diterangkan apa sebabnya

 pada seorang wanita estrogen dapat menyebabkan mioma sedangkan pada

wanita lain tidak, sedangkan estrogen dihasilkan oleh semua wanita. Juga

 pada beberapa wanita dengan mioma dapat terjadi ovulasi, yang

menghasilkan progesteron yang sifatnya antiestrogenik.

5

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 6/22

Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest  atau teori

genitoblast. Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada

kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada

 permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa

ini dapat dicegah dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron.

Pukka dan kawan-kawan menyatakan bahwa reseptor estrogen pada

mioma lebih banyak didapati dari pada miometrium normal.

2.3. GAMBARAN KLINIS DAN KLASIFIKASI

Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan

 pada pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala

yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada

(servik, intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan

komplikasi yang terjadi. Gejala yang timbul dapat berupa:

Tumor di Perut Bawah

Tidak jarang penderita pergi ke dokter karena adanya benjolan di perut bawah.

Perdarahan Abnormal

Pada banyak kasus, perdarahan pervaginam yang abnormal sering

menjadi keluhan utama penderita mioma uteri. Gangguan perdarahan yang

terjadi umumnya adalah hipermenore, menoraghia dan dapat juga terjadi

metroragia. Hal ini sering menyebabkan penderita juga mengalami anemia

dari perdarahan yang terus-menerus.

Mekanisme terjadinya perdarahan abnormal ini sampai saat ini masih

menjadi perdebatan. Beberapa pendapat menjelaskan bahwa terjadinya

 perdarahan abnormal ini disebabkan oleh abnormalitas dari endometrium.

6

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 7/22

Tetapi saat ini pendapat yang dianut adalah bahwa perdarahan abnormal ini

disebabkan karena :

1. Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai

adenokarsinoma.

2. Permukaan endometrium yang lebih luas.

3. Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.

4. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang

mioma diantara serabut miometrium.

5. Pada mioma uteri submukosum diduga terjadinya perdarahan karena

kongesti, nekrosis, dan ulserasi pada permukaan endometrium.

Rasa Nyeri

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena

gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis

setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang

akan dilahirkan, pula pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis

servikalis dapat menyebabkan juga dismenore. Selain hal diatas, penyebab

timbulnya nyeri pada kasus mioma uteri adalah karena terjadinya

 perlekatan dengan omentum usus, selain itu penekanan pada visera oleh

ukuran mioma uteri yang membesar juga bisa menimbulkan keluhan nyeri.

Kadang-kadang rasa nyeri tersebut disebabkan torsi pada mioma

subserosa. Dalam hal ini sifatnya akut dan disertai rasa mual dan muntah.

Efek Massa Tumor (Penekanan Terhadap Organ sekitarnya)

Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri.

Penekanan oleh mioma uteri pada vesika urinaria menimbulkan keluhan

7

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 8/22

 poliuria, pada uretra dapat menyababkan retensio urin, hingga dapat

menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis. Konstipasi dan tenesmia juga

merupakan keluhan pada penderita mioma uteri yang menekan rektum.

Sedangkan mioma uteri dengan ukuran yang besar berakibat penekanan

 pada vena-vena dan pembuluh limfe di regio pelvis yang bisa

menimbulkan edema tungkai dan nyeri panggul.

Infertilitas dan Abortus

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau

menekan pars interstitialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga

memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Rubin

(1958) menyatakan bahwa apabila penyabab lain infertilitas sudah

disingkirkan, dan mioma merupakan penyabab infertilitas tersebut, maka

merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi.

Sarang mioma di uterus berasal dari korpus uterus dan serviks uterus.

Menurut letak anatomisnya terhadap lapisan-lapisan uterus, mioma dapat

diklasifikasikan dalam 3 jenis:

a) Mioma Submukosum

Mioma berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.

Paling sering menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan

hysterectomy walaupun ukurannya kecil. Adanya myoma dapat dirasakan

sebagai suatu ”cute bump” (benjolan waktu kuret). Mioma submukosum dapat

tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran servik 

(myoma geburt ).

 b) Mioma Intramural

8

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 9/22

Mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium, yang jika

membesar dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.

c) Mioma Subserosum

Mioma yang tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada

 permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum dapat tumbuh di

antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.

Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya

ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus,

sehingga disebut wandering/parasitic fibroid . Sedangkan mioma subserosa

yang bertangkai dapat mengalami torsi.

Gambar 6 : Jenis mioma uteri berdasarkan letaknya terhadap lapisan

uterus

Mioma pada serviks dapat menonjol ke dalam saluran servik 

sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Jarang sekali

ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Pernah ditemukan

9

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 10/22

200 sarang mioma dalam satu uterus, namun biasanya hanya 5-20 sarang

saja.

Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar 

dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata

tumbuh cepat. Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya

10% saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut. Dengan pertumbuhan

mioma dapat mencapai berat lebih dari 5 kg.

Mioma uteri lebih sering didapati pada wanita nullipara atau yang

kurang subur. Faktor keturunan juga memegang peran. Apabila mioma

dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari berkas otot polos dan

 jaringan ikat yang tersusun seperti konde/pusaran air (whorl like pattern),

dengan pseudocapsule yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak 

karena pertumbuhan sarang mioma ini.

Gambar 7 : Jaringan mioma yang dibelah tampak terdiri dari berkas otot

polos dan jaringan ikat.

Reaksi sekunder yang dapat terjadi pada mioma uteri diantaranya adalah:

1.  Atrofi: sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri

10

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 11/22

menjadi kecil.

2.  Degenerasi hialin: perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita

 berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat

meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya, seolah-

olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.

3.  Degenerasi kistik : dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana

sebagian dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan

yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi

 pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai

limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan

dari kistoma ovarium atau suatu kehamilan.

4.  Degenerasi membatu (calcireous degeneration): terutama terjadi pada

wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi.

Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka

mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto Rontgen.

5.  Degenerasi merah (carneous degeneration): perubahan ini biasanya

terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis: diperkirakan karena suatu

nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat

dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan

oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas

apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam,

kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.

Penampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau

mioma bertangkai.

11

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 12/22

6.  Degenerasi lemak : jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi

hialin.

2.5 KOMPLIKASI

2.5.1. Degenerasi Ganas

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-

0,6% dari seluruh kasus mioma uteri serta merupakan 50-75% dari semua

sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan

histologi uterus yang telah diangkat. Komplikasi ini dicurigai jika ada

keluhan nyeri atau ukuran tumor yang semakin bertambah besar terutama

 jika dijumpai pada penderita yang sudah menopause.

2.5.2. Anemia

Anemia timbul karena seringkali penderita mioma uteri mengalami

 perdarahan pervaginam yang abnormal. Perdarahan abnormal pada kasus

mioma uteri akan mengakibatkan anemia defisiensi besi.

2.5.3. Torsi (Putaran Tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul

gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian

timbul sindroma abdomen akut, mual, muntah dan shock. Jika torsi terjadi

 perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan

dengan keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga

 peritoneum.

2.5.4 Nekrosis dan Infeksi Jaringan Mioma

12

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 13/22

Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang

diperkirakan karena gangguan sirkulasi padanya. Misalnya terjadi pada

mioma yang dilahirkan hingga perdarahan berupa metrorrhagia atau

menorrhagia disertai leukore dan gangguan-gangguan yang disebabkan

oleh infeksi dari uterus sendiri.

Gambar 8 : mioma uteri yang

nekrosis dan terinfeksis

2.5.5. Infertilitas

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau

menekan pars interstisialis tuba, sedangkan mioma uteri submukosum juga

memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus

2.6. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding yang perlu kita pikirkan tumor abdomen di

 bagian bawah atau panggul ialah mioma subserosum dan kehamilan;

mioma submukosum yang dilahirkan harus dibedakan dengan inversio

uteri; mioma intramural harus dibedakan dengan suatu adenomiosis,

khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri atau suatu sarkoma uteri.

2.7. DIAGNOSIS

13

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 14/22

2.7.1. Anamnesis

Seringkali penderita mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan

 pada perut bagian bawah, namun juga tidak jarang pasien datang dengan

keluhan yang tidak khas seperti menrrhagia, metrorrhagia, dismenorhea,

sulit punya anak atau sering keguguran dan bahkan tanpa keluhan.

2.7.2. Pemeriksaan fisik 

Palpasi abdomen; kadang adanya mioma uteri dapat diduga

dengan pemeriksaan luar, sebagai tumor yang keras, bentuk tidak teratur,

gerakan bebas, tidak sakit.

Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor padat uterus,

yang umumnya terletak di garis tengah ataupun agak ke samping,

seringkali teraba berbenjol-benjol. Mioma subserosum dapat mempunyai

tangkai yang berhubungan dengan uterus.

Gambar 9 : pemeriksaan bimanual

2.7.3. Pemeriksaan Penunjang

Sondage; Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri

menjadi luas, yang ditegakkan dengan pemeriksaan dengan uterus sonde.

Mioma submukosa kadang kala dapat teraba dengan jari yang masuk ke

14

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 15/22

dalam kanalis servikalis, dan terasanya benjolan pada permukaan kavum

uteri.

USG abdomen dan transvaginal dapat membantu tidak hanya

dalam amengidentifikasi masa secara tepat, tetapi juga dalam mengikuti

kemajuan, regresi, dan respon terhadap terapi.

2.8. PENATALAKSANAAN

Pemilihan penanganan dari mioma uteri tergantung pada usia

 penderita, paritas, status kehamilan, ukuran tumor, lokasi dan derajat

keluhan.

2.8.1. Terapi Konservatif dan Pemeriksaan Periodik 

Tidak semua mioma uteri memerlukan terapi pembedahan. Kurang

lebih 55% dari semua kasus mioma uteri tidak membutuhkan suatu

 pengobatan apapun, apalagi jika ukuran mioma uteri masih kecil dan tidak 

menimbulkan keluhan. Tetapi walaupun demikian pada penderita-

 penderita ini tetap memerlukan pengawasan yang ketat sampai 3-6 bulan.

15

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 16/22

Bila seorang wanita dengan mima mencapai menopause, biasanya

tidak mengalami keluhan, bahkan dapat mengecil, oleh karena itu

sebaiknya mioma uteri pada wanita premenopause tanpa gejala sebaiknya

diobservasi saja. Bila mioma uteri besarnya sebesar kehamilan 12-14

minggu apalagi disertai pertumbuhan yang cepat sebaiknya di lakukan

tindakan operatif, walaupun tidak ada gejala atau keluhan, karena mioma

yang besar kadang-kadang memberikan kesukaran pada operasi.

Pada masa post menopause, mioma uteri biasanya tidak 

memberikan keluhan. Tetapi bila ada pembesaran mioma pada masa post

menopause harus dicurigai kemungkinan keganasan (sarcoma).

Dalam dekade terakhir ini ada usaha mengobati mioma uterus

dengan GnRH agonist (GnRHa). Hal ini didasarkan atas pemikiran

leiomioma uterus terdiri atas sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi

oleh estrogen. GnRHa yang mengatur reseptor gonadotropin di hipofifis

akan mengurangi sekresi gonadotropin yang mempengaruhi leiomioma.

Pemberian GnRHa (buseriline acetate) selama 16 minggu pada

mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus

dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian

GnRHa dihentikan, leiomioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah

 pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor 

estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa penderita

mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat.

2.8.2. Terapi Operatif 

A. Miomektomi

16

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 17/22

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa

 pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma

submukosa pada myom geburt  dengan cara ekstirpasi lewat vagina.

Pengambilan srang miom subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila

tumor bertangkai.

Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh

anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50%.

Syarat untuk melakukan miomektomi adalah kuretase sebelumnya

untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan.

Kerugian dari miomektomi adalah:

- Melemahkan dinding uterus untuk mencegah terjadinya ruptura uteri pada

waktu hamil

- Menyebabkan perlengketan

- Residif.

B. Histerektomi

Perlu disadari bahwa 25-3-% dari penderita tersebut akan masih

memerlukan histeretomi.

Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya

merupakan tindakan terpilih terutama pada mioma yang besar sebesar 

uterus gravidarum 12-14 minggu. sterektomi dapat dilakukan

 perabdominan atau pervaginam. Yang terkhir tersebut jarang dilakukan

karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada perlekatan

dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur 

 pembedahan.

17

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 18/22

Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah

akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya

dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus

keseluruhannya.

Pada wanita yang amasih muda sebaiknya ditinggalkan satu atau kedua

ovarium, maksudnya untuk:

1. Menjaga jangan terjadi menopause sebelum waktunya.

2. Menjaga gangguan coroner atau arteriosklerosis menurun.

2.9. MIOMA UTERI DAN KEHAMILAN

Dalam banyak kombinasi mioma uteri dengan kehamilan tidak 

mempunyai arti apa-apa. Di pihak lain kombinasi itu dapat menyebabkan

komplikasi obstetrik yang besar artinya.

Gambar 10 : Mioma uteri dan kehamilan

 

2.9.1. Pengaruh Mioma Uteri pada Kehamilan dan Persalinan

18

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 19/22

Terdapatnya mioma uteri mungkin mengakibatkan hal-hal sebagai

 belakang:

1. Mengurangi kemungkinan wanita menjadi hamil, terutama pada mioma

uteri submukosum

2. Kemungkinan abortus bertambahan

3. Kelainan letak jalin dalam lahir, terutama pada mioma yang besar dan

letak subserous

4. Menghalang-halangi lahirnya bayi, terutama pada mioma letaknya dan di

serviks

5. Inersia uteri dan atonia uteri terutama pada mioma yang letaknya di dalam

dinding tertama atau apabila terdapat banyak mioma

6. Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang submukus dan

intramural.

2.9.2. Pengaruh Kehamilan dan Persalinan pada Mioma Uteri

Sebaliknya, kehamilan dan persalinan dapat mempengaruhi mioma uteri.

1. Tumor bertumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan

edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh

hormonal. Setelah kehamilan 4 bulan tumor tidak bertambah besar lagi.

2. Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk,

dan mudah terjadi perdarahan dan nekrosis, terutama di tengah-tengah

tumor. Tumor tampak merah (degenerasi merah) atau tampak seperti

daging (degenerasi karnosa). Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri perut

disertai gejala-gejala rangsangan peritoneum dan gejala-gejala

 peradangan, walaupun dalam hal ini peradangan bersifat steril. Lebih

19

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 20/22

sering lagi komplikasi ini terjadi dalam masa nifas karena sirkulasi dalam

tumor berkurang akibat perubahan-perubahan sirkulasi yang dialami oleh

wanita setelah bayi lahir.

3. Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran

tangkai akibat desakan uterus yang makin lama makin membesar. Torsi

menyebabkan gangguan sirkulasi yang nekrosis yang menimbulkan

gambaran klinik perut mendadak (acute abdomen).

2.9.3. Diagnosis

Diagnosis mioma uteri dalam kehamilan biasanya tidak sulit, walaupun

kadang-kadang dibuat kesalahan. Terutama kehamilan kembar, tumor ovarium,

dan uterus didelfis dapat menyesatkan diagnosis. Ada kalanya mioma besar teraba

seperti kepala janin, sehingga kehamilan tunggal disangka kehamilan kembar,

atau mioma kecil disangka bagian terkecil janin. Dalam persalinan mioma lebih

menonjol waktu his sehingga mudah dikenal.

Mioma yang mudah lunak dan tidak menyebabkan kelainan bentuk uterus

gravidus. Bahkan pada laparatomi, waktu perut terbuka, kadang-kadang tidak 

mungkin untuk dibuat diagnosis yang tepat.

2.9.4. Penanganan

Pada umumnya tidak dilakukan operasi untuk mengangkat mioma dalam

kehamilan. Demikian pula tidak dilakukan abortus profokatus. Apabila terjadi

degenerasi merah pada mioma, biasanya sikap konservatif dengan istirahat baring

dan pengawasan yang ketat memberi hasil yang cukup memuaskan.

Antibiotika tidak banyak gunanya karena proses peradangannya bersifat

steril. Akan tetapi, apabila dianggap perlu, dapat dilakukan laparotomi percobaan

20

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 21/22

dan tindakan selanjutnya disesuaikan dengan apa yang ditemukan waktu perut

dibuka. Apabila mioma menghalangi jalan lahirnya janin, harus dilakukan seksio

sesarea.

Miomektomi sesudah seksio sesarea umumnya tidak dianjurkan

 berhubungan dengan bahaya perdarahan banyak dan tertinggalnya luka-luka yang

tidak rata pada miometrium yang memudahkan terjadinya infeksi puerperal.

Miomektomi selama kehamilan harus dibatasi pada mioma yang jelas memiliki

tangkai yang dapat terjepit dan diikat dengan mudah. Mioma jangan dipotong dari

uterus selama kehamilan atau saan persalinan, karena dapat terjadi perdarahan

deras dan kadang – kadang terpaksa dilakukan histerektmi. Sedangkan

miomektomi pada mioma intramural yang dilakukan sebelum kehamilan sangat

 berbahaya bagi kehamilan berikutnya. Setelah mimektomi, terjadi peningkatan

 bermakna risiko ruptur uteri pada kehamilan berikutnya. Selain itu, ruptur dapat

terjadi pada awal kehamilan dan jauh sebelum persalinan. Apabila miomektomi

menyebabkan defek yang mengenai atau dekat dengan endometrium, kehamilan

 berikutnya perlu diakhiri sebelum persalinan aktif.

Dalam masa nifas mioma dibiarkan kecuali apabila timbul gejala akut

yang membahayakan. Pengangkatannya dilakukan secepat-cepatnya setelah 3

 bulan. Pada masa nifas mioma mengecil sehingga tidak memerlukan pembedahan,

akan tetapi bahaya nekrosis dan infeksi selalu ada, sehingga puerperium perlu

diawasi dengan baik. Jika nekrosis maupun infeksi terjadi dan pengobatan

konservatif tidak memberi hasil yang diharapkan, maka perlu dipertimbangkan

histerektomi. Sebagai profilaksis dianjurkan agar tidak memberikan oksitosin

21

7/29/2019 Mioma Uteri Dike Dwi Ronawati

http://slidepdf.com/reader/full/mioma-uteri-dike-dwi-ronawati 22/22

yang dapat mengganggu peredaran darah ke miomata yang kemudian menjadi

nekrotik dan mudah terinfeksi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjasastro H. Anatomi Alat Kandungan, dalam Ilmu Kebidanan.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharrdjo. Jakarta. 2006. hal : 31- 44

2. Hudono ST, Moeloek FA. Penyakit dan Kelainan Alat Kandungan,

dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharrdjo.

Jakarta. 2006. hal : 401-428

3. Abadi A, Martohoesodo. Distosia Karena Kelainan Traktus Genitalis,

dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharrdjo.

Jakarta. 2006. hal : 649-652

4. Joedosepoetro Susoto MS. Tumor Jinak Pada Alat- Alat Genital, dalam

Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharrdjo. Jakarta.

2005. hal : 338-345

5. Marquard KL. Gynecologic Myomectomy. www.eMedicine.com. 2007

6. Anonymous. Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Myoma Uteri.

www.indonesiannursing_com. 2008