mineral

43
BAB II MINERAL 2.1 Tujuan Identifikasi Untuk mengetahui jenis-jenis mineral penyusun batuan. Untuk dapat mengidentifikasi jenis mineral berdasarkan sifat-sifat fisik mineral. Untuk mengetahui nilai ekonomis dan genesa dari mineral-mineral yang akan diamati. 2.2 Teori Dasar 2.2.1 Pengertian Mineral Mineral adalah materi penyusun bumi, yang merupakan unsur atau senyawa anorganik, terbentuk secara alami, mempunyai sifat dan komposisi kimia tertentu, mempunyai sifat fisik tertentu, mempunyai struktur dalam yang teratur dan berbentuk kristal. Kristal adalah suatu bangun polyeder (bidang banyak) yang teratur dan dibatasi oleh bidang- bidang rata yang tertentu jumlahnya dan mempunyai sumbu-sumbu simetri tertentu. 2.2.2 Klasifikasi Mineral Berdasarkan Sifat Kimia 1. Kelompok Native Element (Unsur Murni) 11

Upload: abrar

Post on 06-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

BAB II

MINERAL

2.1 Tujuan Identifikasi

Untuk mengetahui jenis-jenis mineral penyusun batuan.

Untuk dapat mengidentifikasi jenis mineral berdasarkan sifat-sifat fisik

mineral.

Untuk mengetahui nilai ekonomis dan genesa dari mineral-mineral

yang akan diamati.

2.2 Teori Dasar

2.2.1 Pengertian Mineral

Mineral adalah materi penyusun bumi, yang merupakan unsur atau

senyawa anorganik, terbentuk secara alami, mempunyai sifat dan

komposisi kimia tertentu, mempunyai sifat fisik tertentu, mempunyai

struktur dalam yang teratur dan berbentuk kristal.

Kristal adalah suatu bangun polyeder (bidang banyak) yang teratur

dan dibatasi oleh bidang-bidang rata yang tertentu jumlahnya dan

mempunyai sumbu-sumbu simetri tertentu.

2.2.2 Klasifikasi Mineral Berdasarkan Sifat Kimia

1. Kelompok Native Element (Unsur Murni)

Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang

dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja.

Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur

pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya

adalah melleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau

ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali

lagi seperti semula jika dilepaskan. Dibagi lagi dalam 3 kelas mineral yang

berbeda , antara lain :

11

a. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au),

perak (Ag), Platina (Pt) dan tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah

isometrik.

b. Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), ,

yang keduanya memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal.

c. Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur.

sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya

ortorombik, intan sistem kristalnya isometrik, dan grafit sistem kristalnya

adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini

tinggi, kisarannya sekitar 6.

Gambar 2.1 Emas

2. Kelompok Sulfida

Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan namasulfosalt ini

terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang)

(S2-). Pada umumnya unsur utamanya adalah logam (metal). Pembentukan

mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api

yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya

terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama

yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian

terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan

mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur

12

sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan

sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).

Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk

bijih (ores).Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai

ekonomis yang cukup tinggi.Khususnya karena unsur utamanya umumnya

adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan

diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.

Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam

karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan

memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah.Hal tersebut berkaitan

dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.

Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2),

Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit

(CuFeS2) .Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides,

antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt

Gambar 2.2 Pirit

13

3. Kelompok Oksida Dan Hidroksida

Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk

dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus

hidroksil hidroksida (OH-).

Oksida

Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara

oksigen dan unsur tertentu.Susunannya lebih sederhana dibanding

silikat.Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya

kecuali silikat.Mereka juga lebih berat kecuali sulfida.Unsur yang paling

utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan

aluminium.Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korundum

(Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

Hidroksida

Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat

pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida

(OH-).Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan

dengan air.Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya

pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral

hidroksida adalah ManganiteMnO(OH), Bauksit (FeO(OH)) dan limonite

(Fe2O3.H2O).

Gambar 2.3 Hematit

4. Kelompok Halida

Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogen

elektronegatif, seperti: F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki berat jenis

14

yang rendah (< 5).Contoh mineralnya adalah: Halit (NaCl), Fluorit (CaF2),

Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6).

Gambar 2.4 Fluorit

5. Kelompok Karbonat

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”,

umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”,

CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan

utama yang membentuk batuan sedimen.

Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai

plankton. Karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah

karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas

carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).

Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas karbonat ini

adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3).

Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan boraks

(Na2B4O5(OH)4.8H2O).

15

Gambar 2.5 Dolomit

6. Kelompok Sulfat

Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-).Mineral sulfat adalah kombinasi

logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya

terjadi pada daerah evaporitic (penguapan) yang tinggi kadar airnya,

kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida

berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat,

kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut

juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-

masing. Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah

barite (barium sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium

sulfate), angelsit dan gypsum (hydrated calcium sulfate).Juga termasuk

didalamnya mineral chromate, molybdate, selenite, sulfite, tellurate serta

mineral tungstate.

16

Gambar 2.6 Gipsum

7. Kelompok Phosphat

Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya

memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu: Apatit (Ca,Sr,

Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH),Vanadine Pb5Cl(PO4)3,dan Turquoise

CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O.

Gambar 2.7 Apatit

8. Kelompok Silikat

Silikat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari

mineral yang dikenali.Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari

kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen

dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir

90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 %

17

dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat

merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen,

batuan beku maupun batuan malihan (metamorf).Silikat pembentuk batuan

yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

1. Quartz (SiO2)

2. Feldspar Alkali (KAlSi3O8)

3. Feldspar Plagioklas ((Ca,Na)AlSi3O8)

4. Mica Muscovite (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2)

5. Mica Biotite (K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2)

6. Amphibole Horblende ((Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(O))

7. Piroxene ((Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6)

8. Olivine ((Mg,Fe)2SiO4)

Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8

adalah mineral ferromagnesium.

Gambar 2.8 Kuarsa

2.2.3 Sifat-sifat fisik mineral

Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan

sifat-sifatfisik mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang

lainnya. Sifat-sifatfisik mineral tersebut meliputi: Warna, Kilap (luster),

18

Kekerasan (hardness),Cerat(streak), Belahan (cleavage), Pecahan

(fracture),Bentuk Kristal, Sifat dalam (tenacity).

a. Warna

Warna pada mineral adalah hasil dari kemampuan suatu mineral

untuk menyerap cahaya dan kemudian akan dipantulkan kembali oleh

mineral, cahaya yang dikeluarkan oleh mineral mempunyai panjang

gelombang tertentu, yang apabila sampai ke mata manusia akan

menghasilkan warna-warna tertentu. Warna mineral dibedakan menjadi

dua, yaitu:

1. Idiokromatik, apabila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai

pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya(opak) seperti

galena, magnetit, dan pirit

2. Alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material

pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus

cahaya seperti kuarsa dan kalsit.

Berikut ini warna-warna mineral :

Putih : Gipsum, Milky quartz

Hijau : Klorit, Serpentin, Malakit

Biru : Azurit, Beril

Merah : Hematit, Limonit, Sinabar

Coklat : Garnet, Limonit

Abu-abu : Grafit,Hematit

Hitam : Magnetit, Piroksen, Hornblenda

Bening : Kuarsa, Intan, Kalsit

Kuning : Belerang

Kuning emas : Emas, Pirit, Kalkopirit

b. Cerat (Streak)

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk serbuk. cerat diperoleh

dengan menggoreskan mineral pada permukaan porselen kasar atau

19

menumbuknya sampai jadi serbuk. Warna mineral tidak selalu sama

dengan warna ceratnya.

Hematit : warna merah coklat atau abu-abu, cerat selalu merah

coklat

Augit : warna hitam, cerat abu-abu kehijauan

Biotit : warna hitam atau coklat, cerat tidak berwarna

Ortoklas : warna merah jambu, cerat putih

c. Kilap (Luster)

Kilap adalah kenampakan mineral yang ditunjukkan oleh

pemantulan cahaya yang mengenainya. Kilap dibedakan menjadi dua,

yaitu :

1. Kilap logam

Kilap ini memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya.

Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung

logam atau mineral biji seperti: emas, galena, pirit,

kalkopirit,magnetit, grafit dan hematit.

Gambar 2.9 Kilap logam (galena)

2. Kilap non logam

Kilap ini tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena

cahaya. Kilap non logam biasanya berwarna terang atau transparan.

(kecuali bila tebal).Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi:

20

Kilap kaca(vitreous luster), memberi kesan seperti kaca bila

terkena cahaya. Contoh: kalsit, kuarsa, halit.

Kilap intan(adamantine luster), memberi kesan cemerlang

seperti intan. Contoh: intan.

Kilap sutera(silky luster),memberi kesan seperti sutera. Umunya

terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat. Contoh:

asbes, aktinolit, gypsum.

Kilap damar(resinous luster),memberi kesan seperti damar.

Contoh: sfalerit, monasit dan resin.

Kilap mutiara(pearly luster),memberi kesan seperti mutiara

atau seperti bagian dalam dari kulit kerang. Contoh: dolomite,

muskovit,brukit dan tremolit.

Kilap lemak(greasy luster),menyerupai lemak atau sabun.

Contoh:talk, nefelin dan serpentin.

Kilap tanah, kenampakannya buram seperti tanah. Contoh:

kaolin, limonit, bauksit dan bentonit.

Gambar 2.10 Kilap non logam (kuarsa)

d. Bentuk kristal

Bentuk kristal dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut

memiliki bentuk kristal yang jelas. Bidang Kristal dikatakan amorf, bila

bila tidak memiliki bentuk kristal yang jelas. Mineral dialam jarang di

jumpai dalam bentuk amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhan

yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain.

21

Adapun bentuk-bentuk kristal yang dimiliki oleh mineral, yaitu

sebagai berikut:

Isometrik / Kubus : Flourite, Pyrite

Tetragonal / Balok : Wulfenite, Aphopyllite

Heksagonal : Kalsit, Kuarsa,Vanadinite

Ortorombik : Topaz, Barit, Staurolite

Monoklin : Mica, Orthoklas

Triklin : Amazonite

Amorf : Kaca dan Opal

Gambar 2.11Isometrik Gambar2.12 Tetragonal Gambar 2.13 Heksagonal

Gambar 2.14 Ortorombik Gambar 2.15 Monoklin Gambar 2.16 Triklin

Gambar 2.17Amorf

Tabel 2.1 Bentuk kristal

22

e. Belahan (Cleavage)

Belahan adalah kecenderungan suatu mineral untuk pecah sepanjang

bidang lemahnya. Belahan terdiri dari :

1 arah : Muskovit, Biotit, Mica

2 arah : Piroksen, Feldspar, Hornblenda, Orthoklas, Amphibole

3 arah : Halit, Pirit, Kalsit

4 arah : Flourite

23

Gambar 2.18 Belahan 1 ArahGambar 2.19 Belahan 2 Arah

Gambar 2.20 Belahan 3 Arah Gambar 2.21Belahan 4 Arah

24

Gambar 2.22 Arah belahan mineral

f. Pecahan (Fracture)

Pecahan adalah cara suatu mineral untuk pecah atau hancur dengan

tidak mengikuti bidang belahannya. Ada 4 macam pecahan, yaitu :

1. Konkoidal, bergelombang melengkung pada permukaan pecahannya.

Contoh : Kuarsa, Kalkosit, Malakit

2. Splintery / Fibrous, pecahannya berserat seperti abon. Contoh :

Augit, Hipersten, Asbes

3. Uneven / Irregular, permukaan pecahan kasar dan tidak teratur.

Contoh : Pirit, Kalkopirit, Hematit, Garnet.

4. Hackly, permukaan pecahan kasar,tidak teratur dan runcing-runcing.

Contoh : Perak, Tembaga

25

g. Kekerasan(Hardness)

Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan atau

kemampuan suatu mineral untuk menggores mineral lain.. Secara relatif

sifat fisik ini di tentukan menggunakan skala mosh. Berikut urutan

kekerasan berdasarkan skala mosh:

Tabel 2.2 Skala Kekerasan Mineral Menurut Skala Mohs

Skala Kekerasan Mineral

1 Talk

2 Gipsum

2,5 Kuku Jari

3 Kalsit

3,5 Uang Logam

4 Flourite

4,5 Paku

5 Apatite

5,5 Kaca

6 Ortoklas

6,5 Amplas

7 Kuarsa

8 Topas

9 Korundum

10 Intan

h. Berat Jenis (Specific Gravity)

Banyak mineral-mineral yang mempunyai sifat fisis yang banyak

persamaannya, dapat dibedakan dari berat jenisnya. Seperti pada

colestite SrSO4 dengan berat jenis 3,95 dapat dengan mudah dibedakan

dengan barite yang mempunyai berat jenis 4,5 salah satu penentuan

berat jenis dengan teliti dapat menggunakan pycnometer. Berat jenis

26

adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral di bandingkan

dengan berat air pada volume yang sama.

i. Tenacity

Tenacity merupakan daya tahan mineral untuk pecah. Tenacity

terbagi menjadi:

1. Brittle : hancur menjadi pecahan-pecahan runcing.Contoh :

Kuarsa

2. Melleable : dapat diubah bentuknya tanpa menjadi pecah dan

dapat dipipihkan. Contoh : Tembaga Murni

3. Sectile : dapat dipotong dengan pisau menjadi keping-

keping tipis. Contoh : Talk

4. Flexible : dapat dilengkungkan tetapi tidak dapat kembali ke

bentuk asal jika gaya ditiadakan. Contoh : Selenit dan Gipsum

5. Elastic : dapat dilengkungkan dan kembali ke bentuk

semula setelah gaya ditiadakan. Contoh : Muskovit

j. Diaphoneity

Diaphaneity adalah cara mineral untuk meneruskan cahaya, terbagi

menjadi:

1. Transparent : benda dapat tampak jika dipandang melalui suatu

mineral. Contoh : Kuarsa dan Kalsit

2. Translucent : cahaya dapat diteruskan oleh mineral, tetapi benda

dibalik mineral ini tidak tampak jelas. Contoh : Gipsum

3. Opaque : tidak ada cahaya yang diteruskan walaupun pada keping

yang tertipis. Contoh : Magnetit dan Pirit

k. Spesial Properties

a) Rasa & Bau (Taste & Odour)

27

Disamping dari sifat-sifat yang sudah dibahas diatas, beberapa

mineral mempunyai rasa dan bau.

Rasa ( taste ) hanya dipunyai oleh mineral-mineral yang bersifat

cair :

- Astringet : rasa yang umum dimiliki oleh sejenis logam.

- Sweetist Astinget : rasa seperti pada tawas.

- Saline : rasa yang dimiliki seperti garam.

- Alkaline : rasa yang dimiliki seperti rasa soda.

- Bitter : rasa seperti garam pahit.

- Cooling : rasa seperti rasa sendawa.

- Sour : rasa seperti asam belerang.

Melalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat

volatile melalui pemanasan atau melalui penambahan suatu asam,

maka kadang-kadang bau (odour) akan menjadi ciri-ciri yang khas

dari suatu mineral.

- Alliaceous : Bau seperti bawang, proses pereaksi dati aersenopirit

akan menimbulkan bau yang khas.

- Horse Radish Odour : Bau dari lobak kuda yang menjadi busuk

(biji selenit yang dipanasi).

- Sulphurous : Bau yang ditimbulkan oleh proses pereaksian pirit

atau pemanasan mineral yang mengandung unsur sulfida.

- Bituminous : Bau seperti bau aspal.

- Fetid : Bau yang ditimbulkan oleh asam sulfida atau bau busuk

seperti telur busuk.

- Argiilaceous : Bau seperti lempung basah, seperti serpentin yang

mengalami pemanasan.

b) Sifat Kemagnetan

Paramagnetit (magnetit) adalah mineral tersebut mempunyai gaya

tarik terhadap magnet. Contohnya. Magnetit, pirotit,ferroplatin

Diamagnetit (non magnetit) adalah mineral tersebut mempunyai

gaya tolak terhadap magnet.

28

c) Feel

Soapy / seperti sabun : talk, bentonit

Greasy / berminyak : grafit

d) Kelisrikan

Bermuatan listrik jika digosok dengan kain, contoh : intan, topaz,

turmalin.

Bermuatan listrik bila dipanasi, contoh : turmalin, kuarsa.

Bermuatan listrik bila ditekan, contoh : kuarsa

Bedaya hantar listrik. Contoh : Cu, Fe

e) Daya Hantar Panas

Konduktor : Cu, Fe

Isolator : asbes, mika

f) Keradioaktifan

Mineral bersifat radioaktif, contoh :uranitite, pitchblende

g) Fosforisensi

Dapat bercahaya atau bersinar, setelah tidak terkena cahaya matahari,

contohnya barium sulfida, kalsium sulfida.

h) Fluorisensi

Dapat bercahaya apabila mineral terkena cahaya, contoh : fluorit,

barium platina sianida, willemite.

Mineral Pembentuk Batuan

Mineral pembentuk batuan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Mineral utama

Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari

unsur utama yaitu oksigen, silikon, alumunium, besi, kalsium, sodium,

potasium, dan magnesium, unsur ini membentuk mineral yang

tergolong mineral utama yaitu:

Kuarsa

Plagioklas

Ortoklas

29

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA MINERALPRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI STT MIGAS BALIKPAPAN

Olivin

Piroksin

Amfibol

Mikafelpatora

2. Mineral ikutan / tambahan

Mineral tambahan merupakan mineral hasil kristalisasi magma,

namun jumlahnya relatif kecil (kurang dari 5 %) sehingga tidak

menentukan nama atau sifat batuan. Mineral ikutan atau tambahan

antara lain zirkon, apatit, magnetit, hematit, trutil.

3. Mineral sekunder

Mineral sekunder adalah mineral yang merupakan hasi ubahan dari

mineral primer, terjadi sebagai akibat dari proses pelapukan, sirkulasi

larutan sisa magma (hidrotermal), koolinisasi serpentinisasi atau karena

metamorfisma.

2.2.3 Hasil Identifikasi

30

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA MINERALPRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI STT MIGAS BALIKPAPAN

31

IDENTIFIKASI MEGAS K OPI K MINERAL

Nama : Kriesda Kusumawardani HasanNIM : 1401187Kelompok : 17No. Urut : 1No. Peraga :

Identifikasi Mineral1. Warna : Putih Susu2. Cerat (Streak) : Putih3. Kilap (Luster) : Kilap Non Logam (Kilap Kaca)4. Kekerasan (Hardness) : 3(Skala Mohs)5. Bentuk Kristal : Trigonal6. Belahan : Belahan 3 Arah7. Pecahan : Sempurna8. Berat Jenis : 2,71 9. Tenacity : Brittle10. Diaphoneity : Transparan11. Lain-lain : Berbuih Jika Ditetesi HCl 12. Nilai Ekonomis : Bahan Baku Pembuatan Semen ,Pupuk dll13. Genesa : Terjadi di dalam proses organik14. Nama Mineral : Kalsit

Sketsa Mineral

GAMBAR KETERANGAN GAMBAR

Jumlah sumbu ada 4

a = b = d (tidak = c)

sudut alfa = beta = 90 dan gamma = 120

NILAI

PARAF

ASPRAK

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA MINERALPRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI STT MIGAS BALIKPAPAN

32

IDENTIFIKASI MEGAS K OPI K MINERAL

Nama : Kriesda Kusumawardani HasanNIM : 1401187Kelompok : 17No. Urut : 2No. Peraga :

Identifikasi Mineral1. Warna : Abu - abu2. Cerat (Streak) : Putih3. Kilap (Luster) : Kilap non Logam (kilap Kaca)4. Kekerasan (Hardness) : 2 (Skala Mohs)5. Bentuk Kristal : monoklin6. Belahan : sempurna7. Pecahan : Choncidal8. Berat Jenis : 2.329. Tenacity : Brittle10. Diaphoneity : Transparant11. Lain-lain : Diamagnetik12. Nilai Ekonomis : Bahan baku semen13. Genesa : terbentuk dalam lingkungan sedimen14. Nama Mineral :Gypsum

Sketsa Mineral

GAMBAR

KETERANGAN GAMBAR

Jumlah sumbu ada 3

Axial ratio a = b = c

Sudut alfa = beta = gamma

NILAI

PARAF

ASPRAK

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA MINERALPRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI STT MIGAS BALIKPAPAN

33

IDENTIFIKASI MEGAS K OPI K MINERAL

Nama : Kriesda Kusumawardani HasanNIM : 1401187Kelompok : 17No. Urut : 3No. Peraga :

Identifikasi Mineral1. Warna : Kuning Keemasan2. Cerat (Streak) : Abu-Abu Kehitaman3. Kilap (Luster) : Kilap Logam4. Kekerasan (Hardness) : 6-6,5 (Skala Mohs)5. Bentuk Kristal : Isometrik6. Belahan : 2 Arah7. Pecahan : Splintery8. Berat Jenis : 4.5-5.19. Tenacity : Flexible10. Diaphoneity : Opaque11. Lain-lain : Kemagnetan Paramagnetik12. Nilai Ekonomis : Dijual untuk dikoleksi13. Genesa : Dapat terbentuk dalam lingkungan batuan beku14. Nama Mineral : Pyrite

Sketsa Mineral

GAMBAR KETERANGAN GAMBAR

Jumlah sumbu ada 3

a = b = c

sudut alfa = beta = gamma = 90

NILAI

PARAF

ASPRAK

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA MINERALPRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI STT MIGAS BALIKPAPAN

34

IDENTIFIKASI MEGAS K OPI K MINERAL

Nama : Kriesda Kusumawardani HasanNIM : 1401187Kelompok : 17No. Urut : 4No. Peraga :

Identifikasi Mineral1. Warna : Hitam2. Cerat (Streak) : Hitam3. Kilap (Luster) : Kilap non Logam (Kilap Kaca)4. Kekerasan (Hardness) : 5 - 6 (Skala Mohs)5. Bentuk Kristal : Monoklin6. Belahan : Sempurna7. Pecahan : Uneven8. Berat Jenis : 2.9 – 3.69. Tenacity : Brittle10. Diaphoneity : Opaque11. Lain-lain : Diamagnetik12. Nilai Ekonomis : Dijual hiasan dindingi13. Genesa : Dapat terbentuk di lingkungan batuan beku14. Nama Mineral : Pyorxsen

Sketsa Mineral

GAMBAR

KETERANGAN GAMBAR

Jumlah sumbu ada 3

Axial ratio a = b = c

Sudut alfa = beta = gamma

NILAI

PARAF ASPRAK

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA MINERALPRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI STT MIGAS BALIKPAPAN

35

IDENTIFIKASI MEGAS K OPI K MINERAL

Nama : Kriesda Kusumawardani HasanNIM : 1401187Kelompok : 17No. Urut : 5No. Peraga :

Identifikasi Mineral1. Warna : Hitam 2. Cerat (Streak) : Putih3. Kilap (Luster) : Kilap non Logam (Kilap kaca)4. Kekerasan (Hardness) : 2,5 - 3 (Skala Mohs)5. Bentuk Kristal : Monoklin6. Belahan : Sempurna7. Pecahan : Uneven8. Berat Jenis : 2.4 – 3.49. Tenacity : Brittie10. Diaphoneity : Opaque11. Lain-lain : Diamagnetik12. Nilai Ekonomis : sebagai bahan kontruksi bagunan13. Genesa : terbentuk dari deferensiasi magma14. Nama Mineral : Biotite

Sketsa Mineral

GAMBAR

KETERANGAN GAMBAR

Jumlah sumbu ada 3

Axial ratio a = b = c

Sudut alfa = beta = gamma

NILAI

PARAF

ASPRAK

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA MINERALPRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI STT MIGAS BALIKPAPAN

BAB II

PEMBAHASAN

36

IDENTIFIKASI MEGAS K OPI K MINERAL

Nama : Kriesda Kusumawardani HasanNIM : 1401187Kelompok : 17No. Urut : 6No. Peraga :

Identifikasi Mineral1. Warna : Hitam2. Cerat (Streak) : Abu-abu3. Kilap (Luster) : Kilap non Logam (Kilap Kaca)4. Kekerasan (Hardness) : 5-6 (Skala Mohs)5. Bentuk Kristal : Monoklin6. Belahan : sempurna7. Pecahan : even8. Berat Jenis : 2.9 – 3.49. Tenacity : Britte10. Diaphoneity : Opaque11. Lain-lain : Tranculent12. Nilai Ekonomis : Bahan baku indrustri ornamen13. Genesa : deferensiasi magma suhu 600 – 700 derajat 14. Nama Mineral : Hornblende

Sketsa Mineral

GAMBAR

KETERANGAN GAMBAR

Jumlah sumbu ada 3

Axial ratio a = b = c

Sudut alfa = beta =

gamma

NILAI

PARAF

ASPRAK

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA MINERALPRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI STT MIGAS BALIKPAPAN

37

IDENTIFIKASI MEGAS K OPI K MINERAL

Nama : Kriesda Kusumawardani HasanNIM : 1401187Kelompok : 17No. Urut : 7No. Peraga :

Identifikasi Mineral1. Warna : Abu - abu2. Cerat (Streak) : Merah3. Kilap (Luster) : Kilap Logam4. Kekerasan (Hardness) : 5,5 – 6,5 (Skala Mohs)5. Bentuk Kristal : Heksagonal6. Belahan : Tidak ada7. Pecahan : Tidak ada8. Berat Jenis : 5.269. Tenacity : Brittlr10. Diaphoneity : Opaque11. Lain-lain : Diamagnetik12. Nilai Ekonomis : Dijual sumber logam besi13. Genesa : Terjadi di dalam proses anorganik14. Nama Mineral : Hematit

Sketsa Mineral

GAMBAR

KETERANGAN GAMBAR

Jumlah sumbu ada 4

a = b = d (tidak = c)

sudut alfa = beta = 90 dan gamma = 120

NILAI

PARAF

ASPRAK

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA MINERALPRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI STT MIGAS BALIKPAPAN

38

IDENTIFIKASI MEGAS K OPI K MINERAL

Nama : Kriesda Kusumawardani HasanNIM : 1401187Kelompok : 17No. Urut : 8No. Peraga :

Identifikasi Mineral1. Warna : Putih Bening2. Cerat (Streak) : Putih3. Kilap (Luster) : Kilap non Logam (Kilap Kaca)4. Kekerasan (Hardness) : 7 (Skala Mohs)5. Bentuk Kristal : Heksagonal6. Belahan : 2 Arah7. Pecahan : Konkoidal8. Berat Jenis : 2.629. Tenacity : Britel10. Diaphoneity : Transparant11. Lain-lain : Diamagnetik12. Nilai Ekonomis : Bahan pembuatan kaca13. Genesa : Terjadi di dalam proses organik14. Nama Mineral : Kuarsa

Sketsa Mineral

GAMBAR KETERANGAN GAMBAR

Jumlah sumbu ada 4

a = b = d (tidak = c)

sudut alfa = beta = 90 dan gamma = 120

NILAI

PARAF ASPRAK

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA MINERALPRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI STT MIGAS BALIKPAPAN

39

IDENTIFIKASI MEGAS K OPI K MINERAL

Nama : Kriesda Kusumawardani HasanNIM : 1401187Kelompok : 17No. Urut : 9No. Peraga :

Identifikasi Mineral1. Warna : Putih Susu2. Cerat (Streak) : Putih3. Kilap (Luster) : Kilap non Logam (Kilap lemak)4. Kekerasan (Hardness) : 6-6,5 (Skala Mohs)5. Bentuk Kristal : Monoklin6. Belahan : 2 Arah7. Pecahan : Uneven8. Berat Jenis : 2.689. Tenacity : Britel10. Diaphoneity : Translucent11. Lain-lain : Diamagnetik12. Nilai Ekonomis : Dijual untuk dikoleksi13. Genesa : Terjadi di dalam proses batuan beku14. Nama Mineral : Plagioclase

Sketsa Mineral

GAMBAR KETERANGAN GAMBAR

Jumlah sumbu ada 3

Axial ratio a = b = c

Sudut alfa = beta = gamma

NILAI

PARAF

ASPRAK

2.3 Pembahasan

40

IDENTIFIKASI MEGAS K OPI K MINERAL

Nama : Kriesda Kusumawardani HasanNIM : 1401187Kelompok : 17No. Urut : 10No. Peraga :

Identifikasi Mineral1. Warna : Merah Kecoklatan2. Cerat (Streak) : Coklat3. Kilap (Luster) : Kilap non Logam (Kilap Kaca)4. Kekerasan (Hardness) : 6 (Skala Mohs)5. Bentuk Kristal : Monoklin6. Belahan : 1 Arah7. Pecahan : Choncoidal8. Berat Jenis : 2.69. Tenacity : Brittle10. Diaphoneity : Translucent11. Lain-lain : Diamagnetik12. Nilai Ekonomis : Dijual untuk dikoleksi13. Genesa : Terjadi di dalam proses batuan beku14. Nama Mineral : Orthoklas

Sketsa Mineral

GAMBAR

KETERANGAN GAMBAR

Jumlah sumbu ada 3

Axial ratio a = b = c

Sudut alfa = beta = gamma

NILAI

PARAF

ASPRAK

Mineral yang pertama no urut 1 nama mineralnya adalah

Kalsit memiliki warna putih ,cerat putih, kilap non logam (kilap kaca),

kekerasanya 3, bentuk kristal Trigonal, belahannya sempurna, pecahanya

choncoidal, berat jenisnya 2.71, tenacitynya brittle, diaphoneitynya

transparent.

Mineral yang saya identifikasi yang kedua no 2 nama mineralnya

adalah gypsum memiliki warna abu - abu ,cerat putih, kilap non logam

(kilap kaca), kekerasan 2, bentuk kristal monoklin,, belahan sempurna,

pecahan choncoidal, berat jenisnya 2.32, tenacitynya brittle,

diaphoneitynya translucent.

Mineral yang ketiga yang saya identifikasi no 3 adalah mineral

Pyrite memiliki warna kuning keemasan, cerat abu-abu kehitaman,

kilapnya kilap logam, kekerasan 6 – 6..5, bentuk kristalnya isometrik,

belahannya 2 arah, pecahannya splintery, berat jenisnya 4.7, tenacitynya

bflexible, diaphoneitynya opaque

Mineral yang keempat adalah Pyroksen memiliki warna hitam,

cerat hitam, kilap logam, kekerasan 5 - 6, bentuk kristalnya monoklin ,

belahannya sempurna, pecahannya uneven, berat jenisnya 2.9 – 3.6,

tenacitynya brittle, diapponeitynya opaque .

.Sedangkan yang kelima adalah mineral Biotit memiliki warna

hitam, ceratnya putih, kilap kilap non logam (kilap kaca), kekerasannya

2.5 – 3, bentuk kristalnya monoklin, belahan sempurna, pecahannya

uneven, berat jenisnya 2.9 – 3.4 , tenacitynya Brittle, diaphoneitynya

opaque.

Sedangkan yang keenam adalah mineral Hornblende memiliki

warna hitam, ceratnya abu - abu, kilap kilap non logam (kilap kaca),

kekerasannya 5 - 6, bentuk kristalnya trigonal, belahan sempurna,

pecahannya even, berat jenisnya 2.9 – 3.4, tenacitynya britte

diaphoneitynya opaque

.

41

Mineral yang ke tujuh adalah Hematit memiliki warna abu - abu,

cerat merah, kilap logam, kekerasan 5.5 – 6.5, bentuk kristalnya

heksagonal, belahannya tidak ada, pecahannya tidak rata, berat jenisnya

5.26, tenacitynya brittle, diapponeitynya opaque

Mineral yang ke delapan adalah Kuarsa memiliki warna putih,

berkilap ceratputih, kilap non logam (kilap kaca) , kekerasan 7 , bentuk

kristalnya trigonal, belahannya tidak ada, pecahannya choncoidal ,

tenacitynya brittle, diapponeitynya tranculent.

Mineral ke sembilan adalah Plagioolas memiliki warna putih susu,

cerat putih, kilapnya kilap non logam (kilap kaca), kekerasan 6 – 6.5,

bentuk kristalnya monoklin, belahannya 2 arah, pecahannya uneven, berat

jenisnya 2.68, tenacitynya brittle, diaphoneitynya translucent

Mineral yang terakhir adalah Ortoclas memiliki warna merah,

cerat putih, kilap non logam(kilap kaca) , kekerasan 6 – 6.5 , bentuk

kristalnya monoklin , belahannya 2 arah, pecahannya uneven dan berat

jenisnya 3 – 3.2, tenacitynya brittle, diapponeitynya tranculent

2.4 Kesimpulan

Setelah kami mengikuti praktikum tentang mineral kami dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa mineral mempunyai sifat fisik yang berbeda antara

mineral yang satu dengan yang lain.

2. Mineral terbentuk karena proses kristalisasi.

3. Mineral memiliki warna cerat tidak jauh dari warna aslinya

4. Kami dapat membedakan mineral yang bersifat asam dan basa

dengan melihat warnanya.

5. Mineral terdiri dari senyawa kimia.

42