microsoft word - dessy asmada yunita jurnal

15
1 ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN INDUSTRI KIMIA DAN DASAR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Desi Asmada Yunita` Taufeni Taufik Yuneita Anisma Abstrak ; The purpose of this study was to examine the effect of DER, reputation of a public accounting, firm size and to examine the influence of the industrial sector to the audit delay on the basis of chemical and industrial companies in Indonesia Stock Exchange. This study population is Basic Industrial Chemical Company and listed on the Indonesia Stock Exchange, where the number as many as 59 companies, because in general the minimum number of samples that can be accepted for a study depends on the type of study conducted. For correlational, it takes a minimum of 30 Companies samples to test the relationship. But after observation on the condition that the sample selection Vendor eligible observations into 42 companies qualified samples period 2008-2010. To analyze the data in this study used multiple regression test (multiple regression) were used model is covariance analysis (ANAKOV). Covariance analysis model is a regression model that included both quantitative and qualitative variables From the test results it can be concluded that the first hypothesis DER did not significantly. from second hypothesis test results it can be concluded that the mean variable Firm Reputation significantly, the third can be concluded that the variable size of the Company did not significantly and the fourth hypothesis of the test results it can be concluded that the industrial sector variables significantly influence stock returns during the period of this study. Keywords : Debt to Equity Ratio, Reputation of Public Accounting Firm, Firm size and Industrial Companies. A. Pendahuluan Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public, makin tinggi pula permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi investor. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering dinamai dengan audit delay. Dalam penelitian-penelitian lain, audit delay disebut juga dengan istilah durasi audit (Givoly dan palmon, 1982), audit reporting lead time (Owusu-ansah, 2000) dan audit report lag (Knechel dan Payne, 2001). Penelitian ini akan menginvestigasi tentang faktor-faktor yang menjadi penyebab panjang-pendeknya audit delay. Berangkat dari paparan di atas, penelitian ini bermaksud mengkaji lebih jauh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Penelitian kali ini bermaksud menguji berbagai fenomena menarik terkait faktor-faktor yang berpengaruh pada audit delay, yaitu tingkat Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Rasio adalah Kemampuan Perusahaan dalam membayar semua kewajibannya ( baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek ) dari harta perusahaan tersebut, (Amelia dan Setiady, 2006). Tingkat Debt to Equity Rasio menunjukkan resiko perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham, Bila tingkat rasio tinggi, maka resiko kegagalan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya. Debt to Equity Ratio dapat digunakan sebagai indikator tingkat

Upload: arif-mulyono

Post on 22-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

1

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN INDUSTRI KIMIA DAN DASAR YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Oleh :

Desi Asmada Yunita` Taufeni Taufik Yuneita Anisma

Abstrak ; The purpose of this study was to examine the effect of DER, reputation of a public accounting, firm size and to examine the influence of the industrial sector to the audit delay on the basis of chemical and industrial companies in Indonesia Stock Exchange.

This study population is Basic Industrial Chemical Company and listed on the Indonesia Stock Exchange, where the number as many as 59 companies, because in general the minimum number of samples that can be accepted for a study depends on the type of study conducted. For correlational, it takes a minimum of 30 Companies samples to test the relationship. But after observation on the condition that the sample selection Vendor eligible observations into 42 companies qualified samples period 2008-2010. To analyze the data in this study used multiple regression test (multiple regression) were used model is covariance analysis (ANAKOV). Covariance analysis model is a regression model that included both quantitative and qualitative variables

From the test results it can be concluded that the first hypothesis DER did not significantly. from second hypothesis test results it can be concluded that the mean variable Firm Reputation significantly, the third can be concluded that the variable size of the Company did not significantly and the fourth hypothesis of the test results it can be concluded that the industrial sector variables significantly influence stock returns during the period of this study. Keywords : Debt to Equity Ratio, Reputation of Public Accounting Firm, Firm size and

Industrial Companies. A. Pendahuluan

Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public, makin tinggi pula permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi investor.

Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering dinamai dengan audit delay. Dalam penelitian-penelitian lain, audit delay disebut juga dengan istilah durasi audit (Givoly dan palmon, 1982), audit reporting lead time (Owusu-ansah, 2000) dan audit report lag (Knechel dan Payne, 2001). Penelitian ini akan menginvestigasi tentang faktor-faktor yang menjadi penyebab panjang-pendeknya audit delay.

Berangkat dari paparan di atas, penelitian ini bermaksud mengkaji lebih jauh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Penelitian kali ini bermaksud menguji berbagai fenomena menarik terkait faktor-faktor yang berpengaruh pada audit delay, yaitu tingkat Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Rasio adalah Kemampuan Perusahaan dalam membayar semua kewajibannya ( baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek ) dari harta perusahaan tersebut, (Amelia dan Setiady, 2006). Tingkat Debt to Equity Rasio menunjukkan resiko perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham, Bila tingkat rasio tinggi, maka resiko kegagalan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya. Debt to Equity Ratio dapat digunakan sebagai indikator tingkat

Page 2: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

2

kesulitan keuangan perusahaan. Proporsi DER ini akan mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), yang pada akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam ketika melakukan audit Faktor lain yang diperkirakan berpengaruh yang diuji Kualitas auditor dan Jenis industri. Faktor tersebut juga pernah diuji sebelumnya dalam penelitian terdahulu dan tetap menunjukkan ketidakkonsistenan.

Kantor Akuntan Publik besar dan yang memiliki afiliasi dengan Kantor Akuntan Publik internasional yang memiliki kualitas yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, Meylisa dan Estralita (2010), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI, hasil penelitian menemukan bahwa total asset, kalsifikasi industri, laba atau rugi tahun ini dan besarnya KAP berpengaruh terhadap Audit Delay. Sedangkan opini audit dan debt proposition tidak berpengaruh terhadap Audit Delay.

Faktor lain tersebut merupakan hal yang turut pula mempengaruhi ialah Ukuran perusahaan (size). Ukuran Perusahaan diukur dari total aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009). Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung didalamnya.

Faktor terakhir yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah Istilah Sektor industri biasanya menimbulkan gambaran dalam pikiran akan adanya pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi dengan menggunakan alat-alat seperti mesin-mesin dan lain-lain, yang dilayani karyawan dengan kecakapan tertentu. Karakteristik industri yang berbeda-beda dapat menyebabkan perbedaan rentang waktu dalam proses pelaksanaan audit.

Sejalan dengan penelitian Mamduh dan Hanafi (2005) menyatakan bahwa perusahaan atau industri mempunyai struktur biaya variabel dan biaya tetap berbeda-beda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa industri atau perusahaan tersebut akan terkait dengan resiko keuangan dalam meraih laba. Hal ini akan berkaitan langsung dengan proses dan lamanya audit laporan keuangan. Berdasar pada beberapa pengkajian yang pernah dilakukan,

Meylisa (2010), meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit delay pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa, total asset, Industry classification, current year income (loss), size of Public Accountant Firm berpengaruh Signifikan terhadap Audit delay sedangkan Debt to Equity Ratio dan Audit Opinion tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Novice Lianto dan Budi Hartono, (2010) meneliti Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay. Hasil penelitian membuktikan bahwa Profitabilitas, Solvabilitas, Age of Company berpengaruh terhadap Audit delay, sedangkan Firm Size dan Industrial Sector tidak berpengaruh terhadap Audit delay.

Dari uraian di atas peneliti ingin mengangkat penelitian dengan judul “ Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Industri Kimia dan Dasar yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. A.1 Perumusan Masalah

Dari uraian di latar belakang diatas dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah debt equity ratio berpengaruh terhadap audit delay. 2. Apakah reputasi kantor akuntan publik berpengaruh terhadap audit delay. 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. 4. Apakah sektor industri berpengaruh terhadap audit delay

Page 3: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

3

A.2 Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk menguji pengaruh debt equity ratio terhadap audit delay pada perusahaan industri

kimia dan dasar di Bursa Efek Indonesia b. Untuk menguji pengaruh reputasi kantor akuntan publik terhadap audit delay pada

perusahaan industri kimia dan dasar di Bursa Efek Indonesia. c. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan

industri kimia dan dasar di Bursa Efek Indonesia. d. Untuk menguji pengaruh sektor industri terhadap audit delay pada perusahaan industri

kimia dan dasar di Bursa Efek Indonesia. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Bagi penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapat dibangku kuliah

dengan fakta di lapangan b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian sejenis

dan sebagai pengembangan penelitian berikutnya. c. Bagi pembaca merupakan bahan informasi tentang pengaruh DER, reputasi kantor akuntan

publik, ukuran perusahaan, dan sektor industri terhadap audit delay pada Perusahaan industri kimia dan dasar di Bursa Efek Indonesia.

d. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi calon investor sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia

B. TELAAH PUSTAKA B.1 Audit Delay

Menurut Owusu–Ansah (2000), ketepatan waktu laporan keuangan dikategorikan menjadi dua yakni yang berhubungan dengan dampak ketepatan waktu laporan keuangan terhadap audit delay (Chambers dan Penman, 1994) dan yang berhubungan dengan kelambatan (audit delay) pelaporan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pelaku pelaporan tepat waktu (Dyer dan McHugh, 1975 dalam Wirakusuma, 2004)

Aspek timeliness merupakan fungsi lamanya jam kerja audit yang dibutuhkan auditor dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti jenis pekerjaan audit yang dilakukan, jumlah personil audit yang diberi penugasan, jumlah waktu kerja, dan jumlah jam kerja lembur (Lawrence dan Bryan, 1998). Selanjutnya Lawrence dan Bryan mengutip temuan penelitian Ashton dan Elliot (1987) mengenai audit delay yang akan semakin panjang untuk perusahaan- perusahaan yang memiliki aset yang besar, kondisi keuangan yang buruk atau kesibukan yang padat menjelang akhir tahun buku. Dyer dan Hugh (1975 dalam Lawrence dan Bryan, 1998) menyatakan penyebab lamanya audit delay juga dipengaruhi oleh faktor ketidak sepakatan antara manajemen klien dengan auditor, masalah-masalah dalam akuntansi normal dan masalah auditing . B.2 Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay

Seperti yang telah telah di jelaskan diatas bahwa Audit Delay dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Sejumlah penelitian telah mengkaji pentingnya telaah dalam audit delay dengan melihat aspek periode waktu dari proses audit tahunan (the annual audit process). (Rachmawati;2008) mengatakan (Debt to Equity Rasio) Berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat cenderung dapat melakukan Mismanagement dan Fraund. Proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total asset ini, akan mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan ( going concern ), yang akhirya memerlukan kecermatan yang lebih dalam pengauditan.

Page 4: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

4

Menurut ( Amelia dan Setiyadi, 2006 ), Debt to Equity Ratio yang buruk merupakan bad news bagi perusahaan sehingga perusahaan cenderung berusaha untuk ‘ memoles ‘ terlebih dahulu sebelum laporan keuangan disajikan. Perusahaan dengan kewajiban yang besar diawasi dan dimonitor oleh kreditor sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih cepat untuk meyakinkan kembali para pemilik modal yang pada dasarnya menginginkan mengurangi tingkat resiko dalam pengambilan modal mereka. Maka semakin besar tingkat DER, semakin singkat pula audit delay nya.

Jenis atau sector industri yang berbeda-beda dapat menyebabkan perbedaan rentang waktu dalam proses pelaksanaan audit. Penelitian yang dilakukan oleh Courtis (1976), Ashton dan Elliot (1987) (dalam Subekti dan Widiyanti, 2004) menemukan bahwa perusahaan finansial mengalami Audit Delay yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan dalam jenis industri lain. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan finansial tidak memiliki saldo persediaan perusahaan yang cukup signifikan sehingga audit yang dilakukan cenderung tidak membutuhkan waktu yang lama. B.2.1 Debt to Equity Ratio

Menurut Amin,(2012) Debt to Equity Ratio merupakan ketersediaan kas jangka panjang untuk memenuhi komitmen pada saat jatuh tempo”. Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari kewajiban. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibanding dengan aktivanya. Semakin tinggi rasio DER maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio DER yang rendah tentu mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil.

Dalam Penelitian ini rasio yang akan dipakai adalah Debt to Equity Ratio (DER), menggambarkan perbandingan kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin tinggi DER, maka semakin besar perusahaan menggunakan modal dari kreditor. Perusahaan dengan kewajiban yang besar cenderung mendesak auditor untuk memulai dan menyelesaikan audit lebih cepat, hal ini dikarenakan, perusahaan yang besar diawasi dan dimonitor oleh kreditor sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan untk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih cepat untuk meyakinkan kembali para pemilik modal. Maka semakin besar tingkat DER, semakin singkat pula Audit Delay nya. DER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : ( Wild, Subramanyan, dan Halsey, 2005 )

AssetTotalAssetsLiabilitieTotal

DER =

B.2.2 Reputasi Akuntan Publik Menurut Ahmad dan Khamarudin, (2003) Reputasi Akuntan Publik menyatakan bahwa klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari Kantor Akuntan Publik besar dan yang memiliki afiliasi dengan Kantor Akuntan Publik internasional lah yang memiliki kualitas yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya peer review. John (1991) menunjukkan bahwa kualitas auditor meningkat sejalan dengan besarnya Kantor Akuntan Publik tersebut. DeAngelo mengatakan bahwa peningkatan kualitas audit akan mempertinggi skala Kantor Akuntan Publik yang juga akan berpengaruh pada klien dalam memilih Kantor Akuntan Publik.

Sharma dan Sidhu (2001) dalam (Fanny dan Saputra;2005) menggolongkan reputasi Kantor Akuntan Publik ke dalam skala big six firms dan non big six firms untuk melihat tingkat independensi serta kecenderungan sebuah Kantor Akuntan Publik terhadap besarnya biaya audit yang ditersimanya. Mutchler (1986) menggunakan proksi skala Kantor Akuntan Publik untuk variabel reputasi Kantor Akuntan Publik untuk melihat

Page 5: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

5

kecenderungan opini audit yang diberikan kepada perusahaan yang bermasalah. Berdasarkan penelitian – penelitian terdahulu, proksi yang sering digunakan untuk menilai reputasi Kantor Akuntan Publik adalah dengan menggunakan skala Kantor Akuntan Publik. McKinley et al. (1985) dalam (Fanny dan Saputra:2005) menyatakan, ketika sebuah Kantor Akuntan Publik mengklaim dirinya sebagai KAP besar seperti yang dilakukan oleh big four firms, maka mereka akan berusaha keras untuk menjaga nama besar tersebut, mereka akan menghindari tindakan yang dapat mengganggu nama besar mereka. B.2.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan (size) diukur dari total aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. (Ponte et al 2005), Berpendapat bahwa perusahaan besar melakukan kendali dan pengamatan yang lebih besar terhadap auditornya, sehingga Auditor merasakan adanya tekanan untuk menyelesaikan proses audit lebih cepat. Perusahaan besar mempunyai pengaruh yang sangat besar berkaitan dengan pengurangan audit delay karena berhubungan dengan pelaporan keuangan secara tepat waktu.

Pengukuran Ukuran Perusahaan dari beberapa penelitian menggunakan Total Aktiva (Hamzah et.all :2005), (Masodah dan Mustikaningrum;2009), Kartika (2009) dan Wenny (2007) . Sedangkan Jeaned dan Rustiana (2007) menggunakan Total revenue untuk mengukur ukuran perusahaan. B.2.4 Sektor Industri

Perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, menurut hubugan vertikalnya dapat dibagi menjadi 2 kelompok yakni Industri Hulu dan Industri Hilir. Hubungan vertikal adalah adanya hubungan dalam bentuk penggunaan produk hasil akhir suatu kelompok perusahaan sebagai bahan baku pada kelompok perusahaan lain. Misalnya, hasil barang yang dibuat suatu perusahaan X dijadikan bahan baku oleh persahaan lain. Dalam hal ini, antara perusahaan X dengan perusahaan Y mempunyai hubungan vertikal. Hubungan vertikal tersebut terdiri dari industri Hulu dan Industri Hilir. a. Perusahaan Industri Hulu adalah Perusahaan yang membuat produk yang dapat digunakan

oleh perusahaan lain disebut kelompok industri hulu. Contoh perusahaan yang termasuk industri hulu adalah sebagai berikut: perusahaan yang membuat bata/batako, genteng, kayu (papan dan balok). Hasil produksi dari perusahaan-perusahaan tersebut dapat digunakan pada perusahan yang membangun rumah (real estate dan sebagainya).

b. Perusahaan Industri Hilir adalah kelompok perusahaan yang menggunakan produk perusahaan lain sebagai bahan baku untuk kemudian di proses menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Misalnya, perusahaan X menggunakan produk perusahaan Y maka perusahaan X tersebut merupakan pabrik industri hilir dari perusahaan Y.Contohnya:perusahaanatau pabrik roti dan kue menggunakan terigu sebagai salah satu bahan untuk proses pembuatan roti dan kue.

C. Kerangka Berfikir C.1 Hubungan Debt to Equity Ratio terhadap Audit Delay

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, paragraph 16 dalam SAK,(2009) dan Amin ( 2012) “debt to equity ratio merupakan ketersediaan kas jangka panjang untuk memenuhi komitmen pada saat jatuh tempo”. Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari kewajiban.

Debt to Equity Ratio dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata masyarakat (investor). Pihak manajemen juga akan menunda menyampaikan laporan keuangan yang berisi berita buruk. Didukung pula oleh Wirakusuma ( 2004 ) yang menemukan adanya pengaruh DER terhadap audit delay. Semakin

Page 6: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

6

besar rasio hutang terhadap total aktiva maka akan semakin lama rentang audit delaynya. Sejalan dengan Carslaw dan Kaplan ( 1991 ) dalam Rachmawati ( 2008 ) menemukan rasio solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Berbeda dengan penelitian Naim (1999) juga Hosain dan Taylor ( 1998) menyatakakan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Dari uraian dan model penelitian diatas penulis dapat merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut; H1 : DER berpengaruh siginfikan terhadap Audit Delay, C.2 Hubungan Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap Audit delay

Ahmad dan Khamarudin, (2003) menemukan bahwa adanya hubungan antara Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay. Hal tersebut telah diharapkan bahwa KAP yang besar berhubungan dengan rendahnya Audit delay

Beberapa penelitian yang menguji pengaruh ukuran KAP terhadap lamanya audit delay antara lain penelitian Wenny (2007), Jenade dan Rustiana (2007) dan Kartika (2009) menunjukkan adanya pengaruh yang negatif. Artinya perusahaan yang diaudit oleh KAP anggota The Big Four akan lebih cepat mempublikasikan laporan keuangannya daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP Non The Big Four. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four memperoleh insentif yang lebih besar dan memiliki sumberdaya yang lebih banyak sehingga KAP ini dapat menjalankan pengauditan secara lebih efisien dan efektif, serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam penjadwalan audit.

Dari uraian dan model penelitian diatas penulis dapat merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut; H2 : Reputasi Akuntan Publik berpengaruh siginfikan terhadap Audit Delay C.3 Hubungan Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay

(Ponte et al 2005), Berpendapat bahwa perusahaan besar melakukan kendali dan pengamatan yang lebih besar terhadap auditornya, sehingga Auditor merasakan adanya tekanan untuk menyelesaikan proses audit lebih cepat. Perusahaan besar mempunyai pengaruh yang sangat besar berkaitan dengan pengurangan audit delay karena berhubungan dengan pelaporan keuangan secara tepat waktu

Dari uraian dan model penelitian diatas penulis dapat merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut; H3 : Size berpengaruh siginfikan terhadap Audit Delay, C.4 Hubungan Sektor Industri terhadap Audit Delay

Ahmad dan Khamarudin, (2003) Menyatakan bahwa perusahaan atau industry mempunyai struktur biaya variabel dan biaya tetap berbeda-beda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa industry atau perusahaan tersebut akan terkait dengan resiko keuangan dalam meraih laba. Hal ini akan berkaitan langsung dengan proses dan lamanya audit laporan keuangan.

Karakteristik industri yang berbeda-beda dapat menyebabkan perbedaan rentang waktu dalam proses pelaksanaan audit. Penelitian yang dilakukan oleh Courtis (1976), Ashton dan Elliot (1987) (dalam Subekti dan Widiyanti, 2004) menemukan bahwa perusahaan finansial mengalami Audit Delay yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan dalam jenis industri lain. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan finansial tidak memiliki saldo persediaan perusahaan yang cukup signifikan sehingga audit yang dilakukan cenderung tidak membutuhkan waktu yang lama. Selain itu kebanyakan aset yang dimiliki adalah berbentuk nilai moneter sehingga lebih mudah diukur bila dibandingkan denganaset berbentuk fisik.

Dari uraian dan model penelitian diatas penulis dapat merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut; H4 : Sektor Industri berpengaruh siginfikan terhadap Audit Delay

Page 7: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

7

D. METODE PENELITIAN D.1 Populasi dan Sampel

Populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Sugiono:2009). Populasi penelitian ini adalah Perusahaan Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana jumlahnya sebanyak 59 perusahaan, karena secara umum jumlah sampel minimal yang dapat diterima untuk suatu studi tergantung dari jenis studi yang dilakukan. Untuk korelasional, dibutuhkan minimal 30 Perusahaan sampel untuk menguji ada tidaknya hubungan (Kuncoro:2006). Namun setelah dilakukan pengamatan dengan syarat pemilihan sampel sehingga peusahaan yang memenuhi syarat pengamatan menjadi 42 perusahaan memenuhi syarat sampel.

D.2 Jenis dan Sumber Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan melihat dan melakukan pencatatan data terhadap dokumen laporan keuangan perusahaan. Adapun data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah jenis data yaitu data yang sudah tersedia berbentuk tabel, laporan informasi Internet serta dari Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) dari tahun 2008-2010. D.3 Analisis Data

Uji regresi berganda (multiple regression) yang digunakan adalah model analisis kovarian (ANAKOV). Model analisis kovarian merupakan model regresi yang mencakup baik variabel kuantitatif maupun kualitatif. (Supranto, 2004:177).

Adapun rumus yang digunakan yaitu: Y = A0 + A1 X1 + B2 X2 + B3 X3 + A4 X4 + E Dimana: Y = Audit Delay A0 = Konstanta intersepsi X1 = Debt to Equity Ratio X2 = Reputasi Kantor Akuntan Publik X3 = Ukuran perusahaan X4 = Sektor Industri A2, 4, = Koefisien regresi dari masing-masing variabel dummy B1, 3 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel bukan dummy E = Kesalahan pengganggu

D.4 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Normalitas data merupakan asumsi terpenting dalam statistik parametrik sehingga pengujian terhadap normalitas data harus dilakukan agar asumsi dalam statistik parametric terpenuhi. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data perlu dilakukan uji normalitas, baik dengan menggunakan kurva persebaran data berupa normal probability plot atau menggunakan uji Kolmogorov-Sminornov, dengan kriteria jika p-value < 0.05 berarti data terdistribusi tidak normal.Jika telah memenuhi kriteria asumsi klasik, maka baru dilakukan analisis regresi untuk kepentingan pengujian hipotesis. (Sugiono: 2009). D.5 Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/ OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias yang tidak terbaik (Best linear Unbias Estimator/ BLUE) (Sugiono: 2009).

Page 8: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

8

Dalam penelitian ini akan membahas mengenai penyimpangan asumsi klasik yaitu uji autokorelasi ini adanya autokorelasi, artinya adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan rangkaian waktu (time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (cross section data). Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, yaitu pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (uji Dw). Adapun cara mendeteksi terjadinya autokorelasi dengan menggunakan tabel sesuai dengan yang dikemukakan Sugiyono (2009).

Tabel III. 2 Kriteria Penilaian Autokorelasi Durbin Watson Kesimpulan

Kurang dari -2 Terdapat Autokorelasi positif -2 sampai +2 Tidak Ada Auto korelasi Lebih dari 2 Terdapat Autokorelasi negatif

Uji Multikorelinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikorelinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikorelinearitas. Ada beberapa metode yang bias digunakan, diantaranya dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF). Pada umumnya, jika VIF lebih kecil dari 10, maka persamaan regresi tersebut terbebas dari multikorelinearitas. (Sugiyono:2009)

Untuk mendeteksi ada tidaknya Heterokedastisitas dapat dilihat dari ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot. Jika membentuk pola tertentu, maka terdapat Heterokedastisitas dan apabila titik-titiknya menyebar atau tidak membentuk suatu pola, maka tidak terdapat Heterokedastisitas. Jika sampel berasal dari populasi normal, maka titik-titik pada scatter plot seharusnya tersebar disekitar garis lurus yang melalui titik nol dan tidak mempunyai pola (Sugiyono:2009)

D.6 Pengujian Hipotesis Tahapan Pengujian a. Hipotesis Pertama

Ho : DER tidak berpengaruh terhadap Audit delay Ha : DER berpengaruh terhadap Audit delay b. Hipotesis Kedua

Ho : Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap Audit delay Ha : Reputasi KAP berpengaruh terhadap Audit delay c. Hipotesis Ketiga

Ho : Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Audit delay

Ha : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Audit delay

d. Hipotesis Keempat

Ho : Sektor industri tidak berpengaruh terhadap Audit delay

Ha : Sektor industri berpengaruh terhadap Audit delay

Pengujian hipotesis regresi dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji Signfikan-t dilakukan dengan membandingkan t-hitung dan t-tabel Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji-t. Kriteria pengujian:

Jika thitung > ttabel atau jika nilai ρ < α maka H0 ditolak. Jika thitung < ttabel atau jika nilai ρ > α maka H0 diterima.

Page 9: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

9

Kesimpulan, apabila thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan kata lain, variabel independen secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Demikian juga sebaliknya, jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

D.7 Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi ( R2 ) adalah sebuah koefisien yang menunjukan persentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Persentase tersebut menunjukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Semakin besar koefisien determinasinya, semakin baik variabel dependen dalam menjelaskan variabel independennya. Dengan demikian persamaan regresi yang dihasil baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen. (Sudjana, 2002) E. Hasil Penelitian E.1 Analisis Deskriptif Statistik

Secara berurutan, bab ini akan membahas gambaran umum analisis deskriptif statistik, uji normalitas data, pengujian asumsi klasik, hasil penelitian, analisis regresi serta pengujian variabel independen secara parsial. Dengan demikian, perumusan masalah dapat terjawab sehingga tujuan yang diinginkan dalam penelitian ini dapat tercapai. Dibawah ini akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai descriptive statistics.

Tabel IV.1Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Audit Delay 126 .00 1.00 .5000 .50200

DER 126 .04 7.85 1.3186 1.14521

Reputasi KAP 126 .00 1.00 .4127 .49428

Ukuran Perusahaan 126 28380 65349184 5.9603 .77357

Sektor industri 126 .00 1.00 .5159 .50174

Valid N (listwise) 126

Sumber: Data Olahan SPSS Dari tabel IV.1 diatas diketahui bahwa jumlah sampel sebanyak 126. Dan diperoleh

nilai minimum audit delay sebesar 0.00 dan nilai maksimum sebesar 1.00 sedangkan nilai mean sebesar 0.500 dengan standar deviasi sebesar 0.50200. Dari 42 perusahaan yang diteliti, sebanyak 50% perusahaan berada diatas rata-rata dan 50% berada dibawah rata-rata. nilai maksimum DER dari 42 perusahaan adalah sebesar 7.85, kemudian nilai minimum sebesar 0.04, , dan rata-rata sebesar 1.31. Dari 42 perusahaan yang diteliti sebanyak 35.83% perusahaan berada diatas nilai rata-rata, kemudian sisanya sebanyak 64.17% perusahaan berada dibawah rata-rata. reputasi KAP dengan nilai minum 0 dan maksimum 1 dan mean sebesar 4127, Dari 42 perusahaan yang diteliti sebanyak 41.67 perusahaan berada diatas nilai rata-rata dan 58.33% berada di bawah nilai rata-rata. ukuran perusahaan sebesar 28380 dan nilai maksimum sebesar 65349184, sedangkan nilai mean sebesar 5.9603 dengan standar deviasi sebesar 0.77357, Dari 42 perusahaan tersebut sebanyak 19.17% perusahaan berada di atas nilai rata-rata dan sebesar 80.83% perusahaan berada di bawah nilai rata-rata. sektor industry sebesar 0.00 dan nilai maksimum sebesar 1.00, sedangkan nilai mean sebesar 0.5159 dengan standar deviasi sebesar 0.50174, Dari 42 perusahaan yang diteliti, sebanyak 50% perusahaan berada diatas rata-rata dan 50% berada dibawah rata-rata. E.2 Hasil Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas data penelitian dilakukan untuk menguji apakah model statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilihat dengan memperhatikan penyebaran data (titik) pada normal p-plot regression standarred

Page 10: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

10

residual yaitu jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data tersebut menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar IV.2 : Hasil Pengujian Normalitas Data

Sumber: Data olahan SPSS Dari tampilan grafik normal plot pada Gambar IV.2 diatas, terlihat titik-titik

menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. E.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis melalui analisis regresi berganda, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu agar data memenuhi kriteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) sehingga dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih. Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/ OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias yang tidak terbaik (Best linear Unbias Estimator/ BLUE) (Sugiono: 2009). E.3.1 Hasil pengujian Multikolonearitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonearitas didalam model regresi ini, dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolonearitas terjadi jika nilai tolerance dibawah 0.10 atau VIF diatas 10. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 (10%). Hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

E.3.2 Hasil Pengujian Autokorelasi

Pendekatan yang sering digunakan untuk menguji apakah terjadi autokorelasi adalah uji Durbin Watson (Pratisto, 2004:162-163). Data dikatakan tidak terjadi autokorelasi apabila berada diantara -2 sampai dengan +2. Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini adalah Durbin-Watson = 1.940. Hasil ini menunjukkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi autokorelasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan diatas.

E.3.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Penelitian ini menggunakan scatterplot untuk melihat adanya heteroskedastisitas. Jika scatterplot menunjukkan adanya pola tertentu seperti titik (point-point) yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka hal ini

Page 11: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

11

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Namun jika scatterplot tidak membentuk suatu pola yang jelas serta data menyebar diatas dan dibawah angka nol (0) pada sumbu Y, maka tidak terdapat pengaruh heteroskedastisitas pada model penelitian ini.

Hasil uji heterokedastisitas yang diperoleh dari pengujian ini dapat dilihat pada Gambar IV.1

Gambar IV.1 : Hasil Pengujian Heterokedastisitas

Sumber: Data olahan SPSS Dari grafik scatterplot pada Gambar IV.1 terlihat titik-titik menyebar secara acak

serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. E.4 Hasil Analisis Regresi Berganda

Data-data diproses dengan menggunakan SPSS for Windows versi 17.00. Analisis ini adalah untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen yaitu debt to equity ratio, reputasi kap, ukuran perusahaan,dan sektor industri terhadap variabel dependen audit delay.

Persamaan regresi linear berganda dalam analisis ini adalah: Y = -0.551 - 0.118DER + 0.575KAP + 0.909UP + 0.235SI

Dari persamaan regresi diatas menunjukkan konstanta dan β1 bernilai negatif sedangkan koefisien regresi dari β2, β3, dan β4, bernilai positif. Hal ini menunjukkan variabel-variabel bebas apabila ditingkatkan maka akan menimbulkan penurunan pada variabel terikatnya.

1. Konstanta sebesar -0,551 menyatakan, bahwa jika variabel independen tetap maka variabel dependen akan berkurang sebesar 0,551.

2. Hasil regresi X1 menunjukkan variabel DER sebesar -0,118 yang menyatakan bahwa jika DER mengalami penurunan sebesar 0,118, maka variabel dependen (audit delay) juga akan mengalami peningkatan sebesar 0.118.

3. Hasil regresi X2 menunjukkan variabel reputasi KAP sebesar 0,575 yang menyatakan bahwa reputasi KAP mengalami peningkatan sebesar 0,575, maka variabel dependen (audit delay) juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,575.

4. Hasil regresi X3 menunjukkan variabel ukuran perusahaan sebesar 0,909 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mengalami peningkatan sebesar 0,909, maka variabel dependen (audit delay) juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,909.

5. Hasil regresi X4 menunjukkan variabel sektor Industri sebesar 0,235 yang menyatakan bahwa sektor mengalami peningkatan sebesar 0,235, maka variabel dependen (audit delay) juga akan mengalami peningkatan sebesar 0.235.

F. Pembahasan F.1 Pengaruh DER terhadap Audit Delay

Page 12: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

12

Nilai thitung dari DER sebesar -1.614 lebih kecil dari ttabel sebesar 1.659 dengan nilai signifikansi sebesar 0.109 lebih besar dari derajat signifikansi 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel DER tidak berpengaruh terhadap audit delay selama kurun waktu penelitian ini. Tidak berpengaruhnya hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Amelia dan Setiyadi, (2006 ), yang menyatakan Debt to Equity Ratio yang buruk merupakan bad news bagi perusahaan sehingga perusahaan cenderung berusaha untuk ‘memoles‘ terlebih dahulu sebelum laporan keuangan disajikan. Perusahaan dengan kewajiban yang besar diawasi dan dimonitor oleh kreditor sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih cepat untuk meyakinkan kembali para pemilik modal yang pada dasarnya menginginkan mengurangi tingkat resiko dalam pengambilan modal mereka. Maka semakin besar tingkat DER, semakin singkat pula audit delay nya. F.2 Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Delay

Nilai thitung dari Reputasi KAP sebesar 6.069 lebih besar dari ttabel sebesar 1.659 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari derajat signifikansi 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel Reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay selama kurun waktu penelitian ini. Beberapa penelitian yang menguji pengaruh ukuran KAP terhadap lamanya audit delay antara lain penelitian Wenny (2007), Jenade dan Rustiana (2007) dan Kartika (2009) menunjukkan adanya pengaruh yang negatif. Artinya perusahaan yang diaudit oleh KAP anggota The Big Four akan lebih cepat mempublikasikan laporan keuangannya daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP Non The Big Four. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four memperoleh insentif yang lebih besar dan memiliki sumberdaya yang lebih banyak sehingga KAP ini dapat menjalankan pengauditan secara lebih efisien dan efektif, serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam penjadwalan audit.

F.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay

Nilai thitung dari Ukuran Perusahaan sebesar 1.549 lebih kecil dari ttabel sebesar 1.659 dengan nilai signifikansi sebesar 0.124 lebih besar dari derajat signifikansi 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay selama kurun waktu penelitian ini. Ansah (2000) dalam (Hamzah, et, all :2005) juga menjelaskan bahwa perusahaan berskala besar memiliki sumber daya dan staf akuntan yang lebih banyak dan memiliki sistem informasi akuntansi yang lebih canggih daripada perusahaan dengan skala kecil. Selain itu, kecenderungan yang terjadi adalah semakin besar ukuran satuan usaha maka struktur pengendalian internalnya juga semakin baik sehingga akan mengurangi kesalahan dalam penyajian laporan keuangan tepat waktu (Riyanto, 2008).

F.4 Pengaruh Sektor Industri terhadap audit Delay

Nilai thitung dari Sektor Industri sebesar 2.816 lebih besar dari ttabel sebesar 1.659 dengan nilai signifikansi sebesar 0.006 lebih kecil dari derajat signifikansi 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel Sektor Industri berpengaruh terhadap audit delay selama kurun waktu penelitian ini.

Ahmad dan Khamarudin, (2003) Menyatakan bahwa perusahaan atau industry mempunyai struktur biaya variabel dan biaya tetap berbeda-beda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa industry atau perusahaan tersebut akan terkait dengan resiko keuangan dalam meraih laba. Hal ini akan berkaitan langsung dengan proses dan lamanya audit laporan keuangan.

F.5 Hasil Koefisien Determinasi Hasil penelitian memperoleh nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0.641 atau 64.10%. Nilai koefisien determinasi berganda (adjusted R2) sebesar 0.630 menunjukkan

Page 13: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

13

bahwa variabel dependen (audit delay) dapat dipengaruhi oleh variabel independen (debt to equity ratio, reputasi kap, ukuran perusahaan, sektor industri) sebesar 63% (0.63 x 100%), sedangkan sisanya sebesar 27% (100% - 63%), dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti contohnya seperti ROI, ROA, Total Aktiva, Opini Audit, Laba atu Rugi, dan pendapatan akuntan. F. Kesimpulan dan Saran F.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab terdahulu, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dari hasil uji hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay selama kurun waktu penelitian ini.

2. Dari hasil uji hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa artinya variabel Reputasi Kantor Akuntan Publik berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay selama kurun waktu penelitian ini.

3. Dari hasil uji hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay selama kurun waktu penelitian ini.

4. Dari hasil uji hipotesis keempat dapat disimpulkan bahwa variabel Sektor Industri berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay selama kurun waktu penelitian ini.

F.2 Saran Adapun saran yang peneliti dapat ajukan adalah sebagai berikut:

1. Investor juga perlu meningkatkan kemampuan pemahamannya terhadap interaksi variabel-variabel yang terkait dengan instrumen pasar modal. Disamping pemahaman tentang variabel fundamental yang berasal dari dalam perusahaan, juga variabel fundamental yang berasal dari luar perusahaan serta variabel teknikal agar investor dapat membuat keputusan yang akan dapat memaksimalkan dananya.

2. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk melakukan pengamatan dan evaluasi berkelanjutan pada periode selanjutnya sehingga keakuratan pengujian dapat ditingkatkan untuk kesimpulan yang lebih baik.

3. Dengan menambahkan rentang waktu pengamatan yang lebih panjang pada penelitian selanjutnya mungkin akan menghasilkan pengujian yang lebih tinggi dan juga menambah variabel independen lainnya yang mungkin mempengaruhi audit delay.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad R A R dan Khairul Anuar Kamarudin, 2003, Audit Delay and The Timeliness Of

Coorporate Reporting, Malaysian Evidence Working Paper. Agoes, Soekrisno dan Estralita Trisnawati, 2007. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba

Empat Ang, Robert, 2003, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian

Capital Market), Mediasoft Indonesia, Jakarta Almilia, Luciana Spica dan Lucas Setiady. 2006. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penyelesaian dan Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”. Seminar Nasional Good Corporate Governance. Universitas Trisakti Jakarta, hal 1-28.

Asthon, R.H. & Newton, J.D. 1989, The Association Between Audit Technology and Audit Delay, Auditing A Journal of Practice and Theory, 8, 22-37.

Carslaw, C.A.P.N., and Kaplan, S.E., 1991. An Examination of Audit Delay: Further Evidence from New Zealand, Accounting and Bussiness Research, Winter, p.21-32.

Courtis, J.K. 1976. Relationship Beetwen Time-liness of Corporate Reporting and Corporate Attributes.

Page 14: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

14

Craswell,A.T., Francis,R.J dan Taylor,L.S. 1991. “Auditor Brand Name Reputations and Industry Specializations”. Journal of Accounting and Economics. (20) pp 297-322

Dyers, J.C, and A.J. Mc Hugh, 1975. “The Timeliness of the Australian Annual Report”. Journal of Accounting Research. Autumn, p.204-219.

Fanny Margareth, dan Sylvia, Saputra, 2005. Audit Going Concern Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan. Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (study pada emiten BEJ) Simposium Nasional Akuntansi VIII Hal 966-978

Givoly, D. and D. Palmon.1982. Timeliness Of Annual Earnings Announcements: Some Empirical Evidance. The Accounting Review 57 (July): 486-508.

Ghozali, Imam (2006) Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang Universitas Diponegoro.

Halim, Varianada, 2000. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 2.

Harahap Sofyan, 2006, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Kartika, P, simbolon, 2009, Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, medan, Sumatra Utara

Knechel, W.R. & Payne, J.L, 2001. Additionel Evidence on Audit Report Lag, Auditing A Journal of Practice and Theory, 20, 137-146.

Knechel, W.R. 2001. Auditing, Assurance and Risk. second edition. South-Western College Publishing.

Kuncoro, Mudrajad, 2006. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Kesatu, Erlangga, Jakarta.

Lawrence, Janice E and Hubert D. Glover. 1998. “The Effect Audit Firm Mergers on Audit Delay. Journal of Managerial Issues; Summer; 10

Lai, Kam-Wah, 2005. Audit Report Lag, udit Parthner Rotation and Audit Firm Rotation. Australia

M. Hanafi Mamduh & Abdul Halim . 2005 . Analisis Laporan Keuangan . Edisi Dua , Yogyakarta: UPP AMP YKPN .

Mustikaningrum Fitri, Masodah. 2009. “Pengaruh Rentabilitas, Size dan Struktur Modal terhadap Keterlambatan Publikasi Laporan Keuangan Perusahaan Go Public Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Dasar dan Kimia, Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil).

Munawir, S. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty. Ponte,E.B dan Dominguez, 2008. Emprical Analicis of Delay in the singing of Audit Report.

Spanysn Rachmawati,Sistya.2008.Pengaruh faktor internal dan eksternal perusahaan terhadap Audit

report lag dan Timelines. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan.Vol.10.No.1.Mei.hlm.1-10

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung. Subekti, Imam dan Novi Wulandari Widiyanti, 2004, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Audit Delay di Indonesia, Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, Bali.

Wirakusuma, Made Gede, 2004, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan Ke Publik, Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, Bali.

Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, PT Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta BAPEPAM LK, 2003, Keputusan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan, Nomor KEP-36/PMK/2003

Page 15: Microsoft Word - Dessy Asmada Yunita Jurnal

15

Http://www.idx.co.id Audit Delay Perusahaan Industri Kimia dan Dasar Tahun 2008-2010.

www.icmd.co.id