mg11 factorial
DESCRIPTION
Rancob Factorial ( RAL )TRANSCRIPT
-
4/1/2015
1
TKS 4209
Dr. AZ
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PENGERTIAN DASAR
FAKTOR : adalah variabel yang dikontrol oleh peneliti yang
disimbolkan dengan huruf kapital (X), dan disebut juga
dengan variabel bebas (independent variable).
Misal : faktor penggunaan bahan tambah (additive) pada
campuran beton yang disimbolkan dengan huruf A.
TARAF/LEVEL : faktor terdiri dari beberapa taraf/level dan
biasanya disimbolkan dengan huruf kecil yang
dikombinasikan dengan subscript angka.
Misal : 3 taraf/level dari faktor bahan tambah adalah a1, a2,
a3.
-
4/1/2015
2
PENGERTIAN DASAR (lanjutan)
PERLAKUAN : merupakan taraf/level dari faktor atau
kombinasi taraf/level dari faktor.
Untuk Faktor Tunggal :
Perlakuan = Taraf/Level Faktor
Misal : a1, a2, a3
Faktor > 1 :
Perlakuan = Kombinasi dari masing-masing Taraf/Level
Faktor
Misal : a1n1, a1n2, a1n3, , ainj
RESPONS : adalah variabel yang merupakan sifat atau
parameter dari satuan percobaan yang akan diteliti (Y), dan
disebut juga dengan variabel tak bebas (dependent variable)
yang berupa gejala atau respons yang muncul akibat adanya
faktor (variabel bebas).
Misal : nilai kuat tekan beton akibat adanya faktor
penggunaan bahan tambah pada campuran.
PENGERTIAN DASAR (lanjutan)
-
4/1/2015
3
CONTOH KASUS
Jenis Bahan Tambah (A)
Faktor
Perbedaan nilai kuat tekan akibat penggunaan jenis bahan tambah yang berbeda pada campuran beton.
Kasus Penelitian Faktor Tunggal :
Nilai Kuat Tekan (Y)
Respons
Piropilit (a1)
Zeolit (a2)
Kaolin (a3)
Silika (a4)
Taraf/Level : 4 buah A
Perlakuan : taraf faktor (4 buah),
a1, a2, a3, dan a4
CONTOH KASUS (lanjutan)
Jenis Bahan Tambah (A)
Faktor
Perbedaan nilai kuat tekan akibat penggunaan jenis bahan tambah dan jenis semen yang berbeda pada campuran beton.
Kasus Penelitian Faktorial :
Nilai Kuat Tekan (Y)
Respons
Piropilit (a1)
Zeolit (a2)
Kaolin (a3)
Silika (a4)
Taraf/Level A : 4 buah
Perlakuan : Kombinasi taraf faktor (4 x 2 = 8 buah), a1c1,
a1c2, a2c1, , a4c2
Jenis Semen (C)
OPC (c1)
PPC (c2)
Taraf/Level C : 2 buah
-
4/1/2015
4
FAKTOR TUNGGAL VS FAKTORIAL
Sebagai ilustrasi, misal ada tiga orang peneliti ingin
mengetahui perbedaan nilai kuat tekan beton akibat pemberian
dosis bahan tambah Silika Fume (SF) dan Fly Ash (FA) yang
berbeda dengan menggunakan dasar RAK.
Peneliti I : Dosis SF (FA = 0%)
0, 1.5, 3.0 %/m3
Peneliti II : Dosis SF (FA = 15%)
0, 1.5, 3.0 %/m3
Peneliti III : Dosis SF (FA = 30%)
0, 1.5, 3.0 %/m3
Percobaan tersebut merupakan Percobaan Faktor Tunggal,
perlakuannya adalah 3 dosis SF (0, 1.5, 3.0 %/m3) yang
diaplikasikan pada berbagai persentase FA (terdapat tiga kali
percobaan).
FAKTOR TUNGGAL VS FAKTORIAL
(lanjutan)
Hasil Pengamatan :
Kesimpulan yang bisa diambil bersifat parsial, hanya berlaku terhadap dosis
penambahan SF pada kondisi dasar FA tertentu.
Peneliti I : nilai kuat tekan tertinggi (26.0 MPa) diperoleh pada dosis
SF = 1.5% dengan kondisi FA = 0%.
Peneliti II : nilai kuat tekan tertinggi (26.5 MPa) diperoleh pada dosis
SF = 1.5% dengan kondisi FA = 15%.
Peneliti III : nilai kuat tekan tertinggi (27.2 MPa) diperoleh pada dosis
SF = 3.0% dengan kondisi FA = 30%.
Peneliti ke : Silika Fume (SF)
0 1.5 3.0
#1 : FA - 0%/m3 24.0 26.0 25.5
#2 : FA - 15%/m3 24.5 26.5 26.0
#3 : FA - 30%/m3 25.0 27.0 27.2
-
4/1/2015
5
Dari kesimpulan tersebut akan muncul pertanyaan selanjutnya,
yaitu :
1. Bagaimana cara memilih kombinasi penambahan SF dan
FA yang terbaik pada campuran beton?
2. Pada dosis berapakah penambahan SF dan FA yang
memberikan hasil nilai kuat tekan tertinggi?
Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, maka
PERCOBAAN FAKTORIAL diperlukan!
FAKTOR TUNGGAL VS FAKTORIAL
(lanjutan)
PERCOBAAN FAKTORIAL
Jika percobaan dilakukan dengan menggunakan lebih dari
satu faktor, maka dinamakan dengan Percobaan Faktorial.
Faktorial bukan merupakan rancangan, tetapi merupakan
susunan perlakuan.
Percobaan faktorial adalah suatu percobaan yang
perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan kombinasi
taraf dari beberapa faktor.
Percobaan dengan menggunakan f buah faktor dengan t
taraf untuk setiap faktornya disimbolkan dengan percobaan
faktorial ft.
-
4/1/2015
6
PERCOBAAN FAKTORIAL
(lanjutan)
Percobaan faktorial 22 sering juga ditulis dalam bentuk percobaan faktorial 2 G 2.
Penggunaan simbol percobaan faktorial m G n untuk
percobaan faktorial dimana taraf masing-masing faktornya
berbeda.
Percobaan faktorial 2 G 3, artinya percobaan faktorial
yang terdiri dari 2 faktor (A dan B) dengan 2 taraf untuk
faktor A dan 3 taraf untuk faktor B.
Contoh lain, percobaan faktorial 2 G 2 G 3, artinya
percobaan faktorial yang terdiri dari 3 faktor (A, B, dan C)
dengan 2 taraf untuk faktor A, 2 taraf untuk faktor B,
dan 3 taraf untuk faktor C.
Tujuan dari percobaan faktorial adalah untuk melihat interaksi
antara faktor yang diteliti :
Adakalanya kedua faktor saling sinergi terhadap respons (positif),
namun adakalanya juga salah
satu faktor justru menghambat
kinerja faktor yang lain (negatif).
Adanya kedua mekanisme tersebut cenderung meningkatkan
pengaruh interaksi antar kedua
faktor.
PERCOBAAN FAKTORIAL
(lanjutan)
-
4/1/2015
7
INTERAKSI
INTERAKSI adalah mengukur kegagalan dari pengaruh salah
satu faktor untuk tetap sama pada setiap taraf faktor lainnya
atau secara sederhana, interaksi antar faktor adalah apakah
pengaruh dari faktor tertentu tergantung pada taraf faktor
lainnya.
Interaksi dapat disebabkan karena perbedaan gradien dari
respons.
Interaksi dapat disebabkan karena perbedaan arah dari
respons.
INTERAKSI (lanjutan)
Pengaruh sederhana (simple effect), se B sama pada setiap
taraf A, maka kedua faktor tersebut saling bebas
(independent) dan dikatakan tidak ada interaksi.
-
4/1/2015
8
Pengaruh sederhana (simple effect), se B berbeda pada
setiap taraf A, sehingga kedua faktor tersebut tidak saling
bebas (dependent) dan dikatakan terjadi interaksi.
INTERAKSI (lanjutan)
Pengaruh sederhana, se (single effect)
Fly Ash
(F)
Silika Fume (S) Rerata F
se S
s2 s1 s1 s2
f1 40 48 44 8 (se S, f1)
f2 42 51 46,5 9 (se S, f2)
Rerata F 41 49,5 45,5 8,5 (me S)
se F
f2 f1 2
(se F, s1)
3
(se F, s2)
2,5
(me F)
se F pada s1 = f2s1 f1s1 = 42 40 = 2
se F pada s2 = f2s2 f1s2 = 51 48 = 3
se S pada f1 = s2f1 s1f1 = 48 40 = 8
se S pada f2 = s2f2 s1f2 = 51 42 = 9
INTERAKSI (lanjutan)
-
4/1/2015
9
Pengaruh utama, me (main effect)
Fly Ash (F)
Silika Fume (S) Rerata F
se S s2 s1 s1 s2
f1 40 48 44 8 (se S, f1)
f2 42 51 46,5 9 (se S, f2)
Rerata F 41 49,5 45,5 8,5 (me S)
se F f2 f1
2 (se F, s1)
3 (se F, s2)
2,5 (me F)
me F = 0.5(se F pada s1 + se F pada s2)
= 0.5((f2s1 f1s1) + (f2s2 f1s2)) = 0,5((42 40) + (51 48)) = 0,5(2 + 3)
= 2,5 me S = 0.5(se S pada f1 + se S pada f2)
= 0.5((s2f1 s1f1) + (s2f2 s1f2)) = 0,5((48 40) + (51 42)) = 0,5(8 + 9)
= 8,5
INTERAKSI (lanjutan)
Pengaruh interaksi, ie (interaction effect)
Fly Ash (F)
Silika Fume (S) Rerata F
se S s2 s1 s1 s2
f1 40 48 44 8 (se S, f1)
f2 42 51 46,5 9 (se S, f2)
Rerata F 41 49,5 45,5 8,5 (me S)
se F f2 f1
2 (se F, s1)
3 (se F, s2)
2,5 (me F)
ie S G F = 0.5((s2f1 s1f1) (s2f2 s1f2))
= 0,5((48 40) (51 42)) = 0,5(8 9) = 0,5
ie F G S = 0.5((f2s1 f1s1) (f2s2 f1s2))
= 0,5((42 40) (51 48)) = 0,5(2 3) = 0,5
INTERAKSI (lanjutan)
-
4/1/2015
10
KEUNTUNGAN FAKTORIAL
Lebih efisien dalam menggunakan sumber-sumber yang ada.
Informasi yang diperoleh lebih komprehensif, karena bisa
mempelajari pengaruh utama dan interaksi.
Hasil percobaan dapat diterapkan dalam suatu kondisi yang
lebih luas, karena telah menggunakan kombinasi dari
berbagai faktor.
KERUGIAN FAKTORIAL
Analisis statistika menjadi lebih kompleks.
Terdapat kesulitan dalam menyediakan satuan percobaan
yang relatif homogen.
Pengaruh dari kombinasi perlakuan tertentu mungkin tidak
berarti apa-apa, sehingga terjadi pemborosan sumber daya
yang ada.
-
4/1/2015
11
TERIMA KASIH
DAN
SEMOGA LANCAR STUDINYA!