metopel tm 2 ilmu dan penelitian
TRANSCRIPT
METODOLOGI PENELITIAN
TATAP MUKA 2
ILMU DANPENELITIAN
POKOK BAHASANIlmu dan Penlitian
SUB POKOK BAHASAN2.1 Ilmu dan proses berfikir 2.2 Apa yang dimaksud penelitian 2.3.Ilmu, Penelitian dan Kebenaran2.4.Kebenaran non-ilmiah2.5.Proposisi, Dalil, Teori, dan Fakta
TINJAUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Mahasiswa mampu menjelaskan dan menguraikan yang dimaksud Ilmu dan Penelitian
4
I. I. ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN
II
5
ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN
• 1. Ilmu dan proses berfikir
• 2. Apa yang dimaksud penelitian
• 3. Ilmu, Penelitian dan kebenaran
• 4. Kebenaran non-ilmiah
• 5. Proposisi, Dalil, Teori, dan Fakta
6
ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIANIlmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta, baik alam atau sosial, yang berlaku umum dan sistematik.
7
ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN
Karena ilmu berlaku umum, maka darinya dapat disimpulkan pernyataan yang didasarkan pada beberapa kaidah umum pula.
8
ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN
Ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan yang sudah terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum.
9
ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN
ILMU = SAINS • ADALAH PENGETAHUAN TENTANG FAKTA, BAIK ALAM ATAU SOSIAL• BERLAKU UMUM DAN SISTEMATIK
10
BERBASIS ILMU DAPAT DISIMPULKAN PERNYATAAN YANG DIDASARKAN PADA BEBERAPA KAIDAH
UMUM PULA
11
ILMU = SAINS
SUATU PENGETAHUAN YANG SUDAH
TERORGANISIR SERTA TERSUSUN SECARA
SISTEMATIK MENURUT KAIDAH UMUM
12
1. ILMU DAN PROSES BERPIKIR
Dua buah definisi dari ilmu
"Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik, berdasar pe
ngetahuan tersebut dapat disimpulkan dalil tertentu
menurut kaidah yang umum.“
13
"Ilmu ialah pengetahuan yang
sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan
sistematik."
14
Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat
ingin tahu.
15
Keingintahuan seseorang terhadap permasalahan di sekelilingnya dapat
menjurus kepada keingintahuan ilmiah. Misalnya, dari pertanyaan apakah bulan mengelilingi bumi,
apakah mata hari mengelilingi bumi, timbul keinginan untuk mengadakan pengamatan secara sistematik, yang
akhirnya melahirkan kesimpulan bahwa bumi itu bulat, bahwa bulan
mengelilingi matahari dan bumi juga mengelilingi matahari.
16
Keingintahuan seseorang
terhadap permasalahan di sekelilingnya dapat
menjurus kepada keingintahuan ilmiah.
17
Ilmu mencakup lapangan yang sangat luas,
menjangkau semua aspek tentang progres manusia
secara menyeluruh.
(Maranon, 1953)
18
Termasuk di dalamnya pengetahuan yang telah
dirumuskan secara sistematik melalui pengamatan dan
percobaan yang terus menerus, yang telah
menghasilkan penemuan kebenaran yang bersifat umum.
(Maranon, 1953)
19
Ilmu bukan saja merupakan suatu
himpunan pengetahuan yang sistematis, tetapi juga merupakan suatu
metodologi. (Tan, 1954)
20
Tan (1954) berpendapat bahwa ilmu bukan saja merupakan suatu
himpunan pengetahuan yang sistematis, tetapi juga merupakan
suatu metodologi. Ilmu telah memberikan metode dan sistem, sehingga tanpa ilmu, semua itu
akan merupakan suatu kebetulan saja.
21
Nilai dari ilmu tidak saja terletak dalam 1) pengetahuan yang dikandungnya, sehingga
si penuntut ilmu menjadi seorang yang ilmiah, tetapi
juga dalam 2) ketrampilan, dan dalam 3) pandangan maupun
4) tindak‑tanduknya.
22
Ilmu menemukan materi alamiah serta memberikan suatu
rasionalisasi sebagai hukum alam.
Ilmu membentuk kebiasaan serta meningkatkan ketrampilan
observasi, percobaan (eksperimentasi), klasifikasi,
analisis serta membuat generalisasi.
23
Dengan adanya keingintahuan manusia yang
terus‑menerus, maka ilmu akan terus berkembang dan
membantu kemampuan persepsi serta kemampuan berpikir secara logis yang sering disebut penalaran.
24
Konsep ilmu dan berfikir adalah sama.
Dalam memecahkan masalah, keduanya dimulai dari adanya rasa sangsi dan
kebutuhan akan suatu hal yang bersifat umum.
25
Kemudian timbul suatu pertanyaan yang khas dan selanjutnya dipilih
suatu pemecahan tentatif untuk penyelidikan.
26
PROSES BERPIKIR ADALAH
SUATU REFLEKSI YANG
TERATUR DAN HATI‑HATI.
27
PROSES BERPIKIR LAHIR DARI SUATU RASA SANGSI AKAN
SESUATU
DAN
KEINGINAN UNTUK MEMPEROLEH SUATU
KETENTUAN, YANG KEMUDIAN TUMBUH MENJADI SUATU
MASALAH KHAS.
28
Masalah memerlukan suatu pemecahan, dan membutuhkan
penyelidikan terhadap data yang tersedia.
29
PROSES BERPIKIR Timbul rasa sulit, baik da
lam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit me
ngenal sifat, ataupun da lam menerangkan
fenomena yang muncul secara tiba‑tiba.
Dewy, 1933
30
Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk
permasalahan.
Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa
reka‑reka,
Hipotesis, inferensi atau teori.
PROSES BERPIKIR
31
Ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengum
pulkan bukti (data).
PROSES BERPIKIR
32
Menguatkan pembuktian tentang ide dan menyimpulkannya
baik melalui keterangan (tinjauan
kepustakaan) ataupun percobaan (penelitian).
PROSES BERPIKIR
33
Menurut Kelly (1930) proses berpikir menuruti langkah‑langkah
• Timbul rasa sulit.
• Rasa sulit tersebut
didefinisikan.
• Mencari suatu pemecahan
sementara.
34
• Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar
35
Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi percobaan
Mengadakan penilaian ter hadap penemuan penemuan eksperimental menuju pemecahan secara mental untuk diterima atau ditolak sehingga kembali menimbulkan rasa sulit.
36
Memberikan suatu pandangan ke depan atau gambaran mental tentang situasi yang akan datang
untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara
tepat.
37
DAPAT DISIMPULKAN BAHWA BERPIKIR SECARA NALAR MEMPUNYAI DUA BUAH KRITERIA PENTING,
1) ADA UNSUR LOGIS DI
DALAMNYA DAN
2) ADA UNSUR ANALITIS DI
DALAMNYA.
38
Tiap bentuk berpikir mempunyai logikanya tersendiri.
Dengan perkataan lain, berpikir secara nalar tidak lain adalah berpikir secara logis
39
Berpikir secara logis mempunyai konotasi jamak dan bukan konotasi tunggal.
Karena itu, suatu kegiatan berpikir dapat saja logis menurut logika lain.
40
Kecenderungan tersebut dapat menjurus kepada apa yang
dinamakan kekacauan penalaran.
Keadaan ini disebabkan karena tidak adanya konsistensi dalam
menggunakan pola berpikir
41
Berfikir merupakan kegiatan untuk
menemukan pengetahuan yang benar
(Suriasumantri, 1984)
42
Dengan logika yang ada, ketika berpikir, maka kegiatan berpikir itu
mempunyai sifat analitis, sifat ini merupakan
konsekuensi dari adanya pola berpikir tertentu.
(berfikirnya ikut aturan)
43
Penalaran merupakan kegiatan berfikir yang
menyandarkan diri pada suatu analisis dan
kerangka berfikir yang menggunakan logika
ilmiah.
(Suriasumantri, 1984)
44
Logika secara luas dapat didefinisikan sebagai
pengkajian untuk berpikir secara sahih.
Suatu penarikan kesimpulan dianggap sahih kalau prosesnya dilakukan
menurut cara tertentu.(Suriasumantri, 1984)
45
Berpikir secara ilmiah berarti melakukan
kegiatan analitis dalam menggunakan logika
secara ilmiah.
46
Dengan demikian, berpikir tidak terlepas dari daya imaginatif
seseorang dalam merangkaikan rambu‑rambu
pikirannya ke dalam suatu pola tertentu, yang dapat timbul
sebagai kejeniusan seorang ilmuan.
47
Rasio atau fakta dapat merupakan sumber utama dari nalar atau sumber dari berpikir.
Mereka yang berpendapat bahwa rasiolah yang
merupakan sumber utama dari kebenaran dalam berpikir
digolongkan dalam mazhab rasionalisme.
48
Di lain pihak ada mazhab empirisme. Bagi mazhab
empirisme, sumber utama dari kebenaran dalam
berpikir adalah fakta yang dapat ditangkap melalui pengalaman manusia.
49
Pada hakekatnya, berpikir secara ilmiah merupakan gabungan
antara
PENALARAN SECARA DEDUKTIF DAN INDUKTIF.
Masing‑masing penalaran ini berkaitan erat dengan
rasionalisme atau empirisme.
50
Induksi merupakan cara berpikir untuk
menarik suatu kesimpulan yang
bersifat umum dari kasus yang bersifat
individual.
51
Misalnya, fakta menunjukkan bahwa ayam perlu makan untuk hidup. Anjing perlu makan. Singa
perlu makan. Maka dari fakta di atas, secara
induktif, dapat ditarik kesimpulan bahwa semua hewan perlu makan untuk
hidup.
52
Di lain pihak, terdapat cara berpikir yang berpangkal dari
pernyataan yang bersifat umum, dan dari sini ditarik kesimpulan yang, bersifat
khusus. Berpikir secara demikian
dinamakan berpikir secara deduktif. Berpikir secara
deduktif sering menggunakan sillogisma.
53
2. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENELITIAN
Penelitian adalah terjemahan
dari kata Inggris research. Oleh karena itu ada juga yang menerjemahkan research
sebagai riset.
54
2. Apa Yang Dimaksud dengan Penelitian
Research itu berasal dari kata re, yang berarti "kembali" dan to
search yang berarti mencari. Dengan demikian arti
sebenarnya dari research atau riset adalah "mencari kembali".
55
Menurut kamus Webster's New International, penelitian adalah
penyelidikan yang hati‑hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip; suatu penyelidikan yang amat
cerdik untuk menetapkan sesuatu.
56
Menurut Hillway (1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang
dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang
hati‑hati dan sempurna terhadap suatu masalah,
sehingga diperoleh pemecahan yang tepat
terhadap masalah tersebut
57
Whitney (1960) menyatakan bahwa di
samping untuk memperoleh kebenaran, kerja
penyelidikan harus pula dilakukan secara sungguh-sungguh dalam waktu yang
lama.
58
Dengan demikian penelitian merupakan suatu metode
untuk menemukan kebenaran, sehingga
penelitian juga merupakan metode berfikir secara
kritis.
59
Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian itu dilakukan terhadap masalah, yang dapat dipecahkan.
(Parsons, 1946)
Penelitian ? ? ? ?
60
Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut
metode objektif yang jelas untuk menemukan
hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau
hukum.
(John, 1949)
61
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan
kebenaran yang juga merupakan sebuah
pemikiran kritis (critical thinking).
62
Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap
masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban
sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya
mengadakan pengujian yang hati‑hati atas semua kesimpulan
untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis
(Woody, 1927).
63
Gee (1957) memberikan tanggapannya sebagai berikut:"Dalam berbagai definisi penelitian, terkandung ciri tertentu yang lebih kurang bersamaan.
64
Adanya suatu pencarian, atau investigasi terhadap pengetahuan baru, atau sekurang kurangnya sebuah pengaturan baru atau interpretasi (tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul. Metode yang digunakan bisa saja ilmiah atau tidak, tetapi pandangan harus kritis dan prosedur harus sempurna.
65
Tenaga bisa saja signifikan atau tidak. Dalam masalah aplikasi, maka
nampaknya aktivitas lebih banyak tertuju kepada pencarian (search)
dibanding suatu pencarian kembali (re‑search). Jika proses yang terjadi
adalah hal yang selalu diperlukan, maka penelitian sebaiknya digunakan untuk
menentukan ruang lingkup dari konsep dan bukan kehendak untuk menambah
definisi lain terhadap definisi yang telah begitu banyak."
66
Dari tanggapan serta definisi tentang penelitian,
maka nyata bahwa penelitian adalah suatu
penyelidikan yang terorganisir.
67
Penelitian juga bertujuan untuk mengubah
kesimpulan yang telah diterima, ataupun
mengubah dalil dengan adanya aplikasi baru dari
dalil tersebut.
68
Penelitian dapat diartikan sebagai pencarian
pengetahuan dan pemberi artian yang terus‑menerus
terhadap sesuatu.
Penelitian juga merupakan percobaan yang hati-hati dan
kritis untuk menemukan sesuatu yang baru.
69
Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific method)
disebut penelitian ilmiah (scientific research). Dalam penelitian ilmiah, selalu ditemukan dua
unsur penting, yiitu unsur observasi (pengamatan) dan
unsur nalar (reasoning) (Ostle, 1975).
70
Unsur pengamatan merupakan kerja dengan pengetahuan
mengenai fakta tertentu yang diperoleh melalui kerja mata
(pengamatan) dengan menggunakan persepsi (sense
of perception).
71
NALAR, ADALAH SUATU KEKUATAN YANG DIGUNAKAN
UNTUK MEMAKNAI FAKTA, HUBUNGAN DAN INTERELASI
TERHADAP PENGETAHUAN YANG TIMBUL, SEHINGGA AKHIRNYA
DITETAPKAN SEBAGAI PENGETAHUAN YANG
SEKARANG