metodologi penelitian - web viewdari dua contoh tersebut dapat dipahami ... terkait dengan...
TRANSCRIPT
Nurul Azizah - 1215110396Siti Jumariah - 1215110552
Teknologi Pendidikan Regular 2011Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakartai
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas izin dan
limpahan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penelitian
Evaluatif”.
Terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu kelancaran pembuatan makalah
ini, kepada orang tua dan keluarga besar saya atas semua didikan dan dukungannya, kepada
dosen Metodologi Penelitian Pendidikan Ibu Farida Mukti dan Ibu Dwina Widati atas
bimbingannya, dan kepada seluruh teman-teman atas semangatnya.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu penulis
mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Terlepas dari itu, semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang para pembacanya.
Jakarta, 2 Oktober 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................................... iii
Pembahasan .....................................................................................................................1
A. Pengertian ........................................................................................................... 1B. Manfaat ................................................................................................................1C. Objek penelitian evaluative adalah sebuah sistem ..............................................1D. Prosedur penelitian evaluatif ...............................................................................2E. Pengolahan dan analisis data .............................................................................12
iii
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Evaluasi adalah sebuah kegiatan pengumpulan data atau informasi, untuk dibandingkan
dengan kriteria, kemudian diambil kesimpulan. Kesimpulan inilah yang disebut sebagai hasil evaluasi.
Kriteria dalam evaluasi pendidikan adalah ketentuan yang dikeluarkan oleh kementrian pendidikan
nasional. Contoh yang paling mudah adalah ketentuan kelulusan dari sebuah lembaga pendidikan.
Seorang siswa dapat dikatakan lulus apabila nilai UAN dan nilai UAS – mungkin ditambah dengan
persyaratan lain – sudah dicapai oleh siswa yang bersangkutan.
Untuk penelitian evaluatif pada bidang manajemen pendidikan, hampir semuanya dapat
dikategorikan sebagai penelitian evaluatif, karena apa yang dilaksanakan dalam bidang manajemen
merupakan implementasi dari sebuah kebijakan. Sebagai contoh adalah penelitian tentang
perpustakaan sekolah. Penelitian tersebut tentunya mengukur seberapa baik pengelolaan
perpustakaan yang diteliti, seberapa dekat implementasi pengelolaannya dengan aturan yang
diterapkan oleh kementrian pendidikan nasional. Penelitian tentang pembelajaran juga merupakan
penelitian evaluatif, karena mengevaluasi implementasi kebijakan kemdiknas.
Metode penelitian evaluasi dapat digunakan dalam pendekatan kualitatif maupun kuantatif
ataupun keduanya.
A. Manfaat
Penelitian evaluatif bermaksud mengumpulkan data tentang implementasi kebijakan.
Dengan demikian manfaat hasil penelitiannya juga untuk pihak yang membuat kebijakan. Sebetulnya
tujuan penelitian evaluatif itu untuk mengetahui keterlaksanaan kebijakan, bukan hanya pada
kesimpulan sudah terlaksana dengan baik atau tidaknya, tetapi ingin mengetahui kalau belum baik
implementasinya, apa yang telah menyebabkan, dimana letak kelemahannya, dan kalau lemah apa
sebabnya. Dengan kata lain, penelitian evaluatif bermaksud mencari titik-titik lemah dari
implementasi yang mungkin juga letak kelemahan kebijakannya. Berdasarkan data hasil penelitian
tersebut pengambil kebijakan dapat memperbaiki unsur-unsur yang lemah dari kebijakan, yang
tujuan akhirnya adalah meningkatkan mutu dari implementasi dari kebijakan. Dengan adanya
penelitian evaluatif, maka sebuah lembaga dapat ditingkatkan mutu kinerjanya, atau dengan kata
lain, penelitian evaluatif memiliki manfaat sebagai pengembangan kualitas atau quality
improvement.
B. Objek Penelitian Evaluatif Adalah Sebuah System
1
Keterlaksanaan sebuah kegiatan dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu yang saling kait-
mengkait dalam menentukan pencapaian tujuan.
Contoh 1:
Contoh sederhana adalah acara pulang sekolah. Kepulangan sampai di rumah, dalam arti
cepat atau lambat dan sampai dengan selamat, dipengaruhi sekurang-kurangnya oleh ramainya
jalan, kendaraan yang dipakai, kecepatan kendaraan melaju, rute jalan yang diambil dan mulusnya
jalan yang kita lalui. Semua faktor tersebut merupakan faktor atau unsur dari kegiatan kepulangan
dari sekolah.
Contoh 2:
Seorang mahasiswa yang mengikuti kuliah semester lima ingin mengevaluasi kinerja kuliah,
cepat selesai atau tidak. Suksesnya kegiatan kuliah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
Diri mahasiswa yang bersangkutan
Dosen yang mengajar
Pengelolaan perguruan tinggi yang mengatur perkuliahan dan ujian
Sarana pendukung yang dimiliki mahasiswa sendiri dan tempat kuliah
Materi perkuliahan
Lingkungan tempat kuliah
Lingkungan tempat tinggal
Keluarga, dan sebagainya
Dari dua contoh tersebut dapat dipahami bahwa semua kegiatan yang akan diteliti, atau
kegiatan yang akan dievaluasi selalu merupakan sebuah kesatuan. Dengan kata lain, semua kegiatan
yang akan dievaluasi merupakan sebuah system.
Dalam melaksanakan penelitian evaluatif ini, peneliti diharapkan dapat “berfikir sistemik”,
artinya memandang objek yang diteliti sebagai sebuah system, yaitu sebagai sebuah unit yang terdiri
dari beberapa komponen yang saling kait-mengkait dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. yang
dimaksud dengan komponen dalam hal ini adalah faktor-faktor yang merupakan pendukung
tercapainya tujuan.
Dalam menilai sesuatu, apabila peneliti ditanya apakan sebuah kegiatan itu bagus atau tidak,
tidak boleh langsung menjawab “bagus” atau “tidak bagus”, tetapi harus mengemukakan alasan apa
sebab dapat memberi jawaban seperti itu.
2
C. Prosedur Penelitian Evaluatif
Untuk melaksanakan penelitian evaluatif, peneliti harus mengidentifikasi komponen dari
objek sebagai sebuah system. Contoh dalam bidang pendidikan: ketika memasuki sekolah, setiap
siswa pasti berkeinginan untuk cepat lulus dengan nilai baik. Namun demikian, keberhasilan
belajarnya dipengaruhi oleh faktor dirinya, guru, sarana belajar, dan lingkungan. Bagi mahasiswa
yang sudah berkerja, faktor penentu keberhasilannya menjadi semakin kompleks, gangguan yang
berasal dari faktor-faktornya bertambah dengan faktor pekerjaan dan lingkungan keluarga.
Secara umum, untuk memahami faktor-faktor yang berpengaruh pada tingginya prestasi
belajar siswa dapat digambarkan dalam sebuah transformasi, yaitu proses pembelajaran yang
bagannya menggambarkan adanya masukan, proses pengelolaan, dan hasil proses. Dalam gambar
transformasi berikut dapat dilihat adanya masukan mentah, masukan instrumental dan keluaran.
GAMBAR PROGRAM PROSES PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran tersebut merupakan sebuah system yang komponen-komponennya
terdiri dari: (1) siswa, (2) guru, (3) materi, (4) sarana, (5) pengelolaan, dan (6) lingkungan. Keenam
komponen tersebut bekerjasama membentuk sebuah proses, yang pada akhirnya menghasilkan
sebuah produk berupa “hasil pembelajaran”. Dari gambaran tersebut jelas bahwa hasil sebuah
kegiatan yang merupakan sebuah system tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja
tetapi semua faktor secara bersama-sama. Jika dalam ujian nasional hasil siswa kurang atau tidak
baik, tidak dapat langsung menyalahkan guru saja tetapi diri siswa sendiri yang juga merupakan
salah satu faktor, juga pasti berbuat salah, misalnya tidak rajin belajar, tidak serius ketika
mengerjakan soal ujian, kurang cermat membaca soal, tidak disiplin mengikuti tata tertib, dan
sebagainya.
3
Penelitian evaluatif adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sebuah
transformasi pembelajaran. Transformasi sendiri terdiri dari dua kata, yaitu (1) trans dan (2) formasi.
Trans artinya proses pengubahan, sedangkan formasi – dari kata form, artinya bentuk. Jadi arti
keseluruhan dari transformasi adalah pengubahan bentuk. Makna dari proses pembelajaran adalah
upaya untuk mengubah siswa yang semula masih dalam keadaan belum mengetahui ilmu yang
diberikan oleh guru, sesudah melalui proses pembelajaran diharapkan mengetahui dengan baik.
Penelitian evaluatif yang mengarahkan perhatiannya kepada proses pembelajaran, pertama
berusaha untuk mengetahui seberapa baik siswa telah menguasai materi pelajaran yang diberikan
oleh guru. Apabila mungkin tingkat penguasaan siswa belum optimal sesuai dengan tujuan
pembelajaran, maka peneliti bermaksud mengetahui penyebab dari ketidakoptimalan hasil tersebut,
dengan cara yang lebih cermat, yaitu menelusuri kemungkinan penyebab dari keseluruhan faktor
yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Bagaimana sorot mata peneliti digambarkan dalam
tampilan berikut ini.
Dalam gambar tersebut jelas, bahwa peneliti evaluatif – digambarkan sebagai sebuah mata
yang menyoroti – dengan anak panah – pertama arahnya ke tujuan. jika tujuan sudah tercapai,
berarti semua komponen sudah bekerja dengan baik. Jika tujuan belum tercapai dengan baik,
peneliti menyoroti – dengan anak panah ke semua komponen yang bekerja sama mencapai tujuan
system. Inilah prosedur pertama yang harus dilakukan oleh peneliti.
Langkah-langkah penelitian evaluatif
Adapun langkah-langkah penelitian evaluatif selengkapnya adalah sebagai berikut:
4
1. Identifikasi komponen
2. Identifikasi indikator
3. Identifikasi bukti-bukti
4. Menentukan sumber data
5. Menentukan metode pengumpulan data
6. Menentukan instrument pengumpulan data
Langkah 1 sampai dengan 6 tersebut dilakukan dengan membuat kisi-kisi persiapan
penyusunan instrument penelitian evaluatif. Sebagai contoh penyusunan kisi-kisi, berikut ini diambil
kegiatan pembelajaran yang komponennya sudah diketahui, yaitu: siswa, guru, meteri, sarana
pendukung, pengelolaan, dan lingkungan. Dari masing-masing komponen tersebut kita identifikasi
indikator dan bukti-buktinya sebagai berikut.
Identifikasi Komponen Kegiatan Pembelajaran Menjadi Indikator Dan Bukti
No Komponen Indikator Bukti-bukti1 Siswa 1. Kehadiran di sekolah a. Tidak pernah absen
b. Datang tepat waktu c. Pulang tepat waktu 2. Kedisiplinan a. Tata tertib berpakaian b. Manaati sopan santun c. Menaati tata tertib di kelas 3. Tertib mengerjakan a. Mengerjakan semua tugas tugas b. Mengikuti aturan tugas c. Menyerahkan tugas tepat waktu 4. Semangat belajar a. Rajin belajar tinggi b. Rajin membaca di perpustakaan c. Rajin berdiskusi dengan teman 5. Pengaturan waktu baik a. Mempunyai jadwal belajar b. Menepati waktu belajar c. Meninjau kembali jadwalnya 6. Aktif di kelas a. Banyak bertanya kepada guru b. Rajin menjawab pertanyaan guru c. Aktif mencatat hal-hal penting
2 Guru 1. Menguasai materi a. Lancar menyampaikan b. Banyak memberi contoh c. Dapat menjawab pertanyaan 2. Menguasai metode a. Memilih metode secara tepat mengajar dengan baik b. Metode mengajar bervariasi c. Menggunakan dengan benar 3. Menambah pengayaan a. Tepat sesuai materinya materi b. Sesuai minat siswa
5
c. Mengikuti perkembangan zaman Dan sebagainya
3 Materi 1. Kesesuaian dengan Sesuai dengan standar isi ketentuan Sesuai dengan kd Sesuai dengan indikator 2. Runtut, dengan urutan Tidak bolak-balik yang baik Dari sederhana ke kompleks Dari lingkungan anak ke jauh 3. Mutakhir, kebaruan Selalu ada yang baru Sesuai dengan minat siswa Dapat diaplikasikan 4. Contoh-contoh yang Sesuai materi yang diberikan diberikan guru, baik Dapat diterima oleh siswa Pemberiannya bervariasi 5. Materi soal sudah tepat Mencakup semua materi Mengukur materi secara tepat Pengukuran materi proporsional Dan sebagainya
Komponen pembelajaran berikutnya adalah sarana pembelajaran. Oleh karena sarana yang
terkait dengan pembelajaran cukup banyak, antara lain ruang kelas, labolatorium, perpustakaan,
untuk SMK ada bengkel, ruang unit produksi dan sebagainya, maka untuk itu perlu dirinci dahulu
menjadi sub komponen, baru sesudah itu dirinci lagi menjadi indikator dan bukti-bukti. Untuk
indikator setiap komponennya mungkin hampir sama, yaitu kelengkapan sarana, kualitas sarana,
penataan, dan penggunaanya. Meskipun indikator sama, tetapi ketika dilakukan penelitian evaluatif,
masing-masing sub komponen perlu dievaluasi secara tersendiri. Untuk menghemat tempat, sub
komponen dapat dituliskan langsung satu kolom dengan komponennya. Bentuk tabelnya sama, yaitu
terdiri dari 4 kolom. Kolom 1 untuk nomor, kolom 2 untuk komponen dan tambahan sub komponen,
kolom 3 untuk indikator, dan kolom 4 untuk bukti.
Identifikasi Komponen Sarana Pembelajaran Menjadi Indikator Dan Bukti
No
Komponen dan subkomponen
Indikator Bukti-bukti
4 Sarana 1. Kelengkapan sarana a. Jenis sesuai kebutuhan Ruang kelas b. Jumlah per jenis mencukupi c. Kebutuhan per ruang
memadai 4. Kualitas sarana a. Enak dipandang b. Kuat/bahan bermutu c. Terkini 7. Penataan sarana a. Rapi b. Tidak rawan rusak/pecah
6
c. Mudah diambil 10. Penggunaan tepat a. Sesuai dengan kebutuhan b. Cara penggunaan mudah c. Melibatkan siswa Dan sebagainya Sarana 1. Kelengkapan sarana Labolatorium 3. Kualitas sarana 5. Penataan 7. Penggunaan sarana Dan sebagainya Sarana 1. Kelengkapan sarana Perpustakaan 3. Kualitas sarana 5. Penataan 7. Penggunaan sarana Dan sebagainya
Untuk komponen ke-5, yaitu pengelolaan, sifatnya hampir sama dengan komponen sarana,
yaitu bahwa dalam rinciannya menjadi indikator dan bukti masih perlu merinci sub komponen
terlebih dahulu. Komponen pengelolaan dapat meliputi:
a. Pengelolaan manusia
b. Pengelolaan kurikulum
c. Pengelolaan waktu pembelajaran
d. Pengelolaan sarana
e. Pengelolaan evaluasi
Dengan demikian tabel identifikasi komponen menjadi indikator dan bukti untuk
pengelolaan dapat disamakan dengan tabel identifikasi komponen menjadi indikator dan bukti untuk
sarana. Cuplikan tabel yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Identifikasi Komponen Pengelolaan Pembelajaran Menjadi Indikator Dan Bukti
No
Komponen dan sub-komponen
Indikator Bukti-bukti
5 Pengelolaan Ketetapan dengan kemampuan Sesuai dengan ijazah
7
Pengelolaan guru dan Sesuai dengan pelatihan yang staf tata usaha Diperoleh Berpengalaman untuk tugas itu Ketepatan dengan keadaan Kondisi fisik khusus yang bersangkutan Kondisi psikis Hal-hal khusus tertentu Dan sebagainya
Pengelolaan kurikulum Penyusunan KTSP Sistematika benar
Pengisian benar Runtut Penentuan indikator Lengkap sesuai tujuan kd Rumusan benar Rumusan tepat sasaran Sumber bahan Lengkap Sumber bervariasi Sumber bahan mutakhir Dan sebagainya Pengelolaan waktu pembelajaran Pengelolaan sarana Pengelolaan evaluasi
Sebagaimana disebutkan dalam langkah-langkah penelitian ealuatif, yang ada enam langkah
yaitu:
1. Identifikasi komponen (dalam penelitian pada umumnya disebut sub variabel)
2. Identifikasi indikator
3. Identifikasi bukti-bukti
4. Menentukan sumber data
5. Menentukan metode pengumpulan data
6. Menentukan instrumen pengumpulan data
Jika langkah 1, 2 dan 3 sudah dilakukn oleh peneliti, maka lngkah berikutnya adalah
meneruskan langkah 4, 5, dan 6 yaitu dengan menbuat kisi-kisi penyusunan instrument yang akan
memuat keseluruhan usur dan rinciannya, yaitu (1)m komponen (dan mungkin sub komponen), (2)
indikator, (3) bukti, (4) sumber data, (5) metode pengumpulan data dan (6) instrument
pengumpulan data. Setial unsure dan rinciannya akan termuat dalam tabel yang disebut “Kisi-kisi
Penyusunan Instrumen”. Isian untuk kolom 1 sampai dengan 4 sudah kita lakukan, jadi kita tinggal
mengutip saja dari tabel identifikasi komponen menjadi indikator dan bukti. Dari modal tiga kolom
8
“Sumber data”, perhatian kita lansung tertuju pada bukti. Yang kita pikirkan adalah dari mana kita
dapat memperoleh data untuk bukti tersebut.
Secara garis besar sumber data dpat dibedakan menjadi 3, yaitu (1) person – manusia, (2)
paper – dokumen, (3) place atau tempat. Apabila peneliti sudah tahu dari mana bukti dapat diambil ,
maka metode untuk mengambil dapat juga diketahui, selanjutnya instrument untuk mengumpulkan
data yang berupa bukti-bukti juga dapat ditentukan. Untuk sumber manusia, metodenya adalah
angket atau wawancara; untuk sumber dokumen metodenya dalah pencermatan. Jika data yang
akan dikumpulkan terdapat di dokumen, berate peneliti ingin tahu apa yang tersurat di dalam
dokumen itu. Yang dilakukan olen peneliti tidak lain adalah mencermati isi dari data yang tersurat.
Apabila sebuah dokumen yang diamati hanya deskripsi luarnya, misalnya di papan tulis terdapat
deretan kalimat dan dua buah segitiga, maka data yang seperti itu diketahui dari pengamatan. Akan
tetapi apabila ditanya apa saja isi yang tertulis dalam kalimat-kalimat tersebut, mka mau tidak mau
peneliti harus mencermari apa yang tersirat di dalamnya.
Sumber data yang berupa ‘place atau tempat’ diambil datanya dengan metode atau cara
pengamatan. Data dari sumber data berupa ‘tempa’ ujudnya dapt benda, orang, kejadian, suasana,
kegiatan, penampilan (performance). Data berupa benda, misalnya peneliti menghitung banyaknya
meja di ruangan. Data berupa manusia, misalnya openeliti mengetahui banyanya sia yang hadir di
sebuah kelas. Data berupa kejadian misalnya peneliti menyaksikan siswa yang sedang sibuk
mencatat kesimpulan yang dibuat oleh guru bersama siswa. data berupa suasana, misalnya peneliti
ingin mengetahui bagaimana iklim kelas yang diteliti. Data berupa performance yaitu ketika epneliti
mengamati penampilan guru ketika mengajar. Dalam menentukan metode ini peneliti harus hati-hati
menyebutkannya karena mugnkin dapat keliru. Ketika peneliti mengambil data tentang penampilan
guru jangan keliru menyebut sumber datanya guru kemudian metode pengamatan. Kalau seperti ini
penyebutannya, maka berarti guru akan diamati oleh peneliti, mulai dari rambut kepala, matanya,
dahi, pipi dan seterusnya. Bila sumber datanya guru atau orang, maka metodenya harus wawancara
atau angket.
No. Komponen Indikator Bukti-bukti Sumber data Metode Instrumen1. Siswa 1.1
kehadiran di sekolah
a. tidak pernah absenb. datang tepat waktuc. pulang tepat waktu
a. daftar presensib. guruc. guru
a. pencermatanb. wawancarac. wawancara
a. lembar pencermatanb.pedoman wawancarac. pedoman wawancara
1.2 kedisiplinan
a. mentaati tata tertib sekolah
a1. Guru BKa2. Teman sekelas
a1. Wawancaraa2. Angket
a1. Pedoman wawancaraa2. Angket siswa
b. mentaati sopan santun
b1. Guru kelasb2. Guru mata
b1. Wawancarab2.wawancara
b1. Pedoman wawancara
9
pelajaran b2. Pedoman wawancara
c. mentaati tata tertib kelas
c1. Guru kelasc2. Teman sekelas
c1.wawancarac2. angket
c1. Pedoman wawancarac2. Angket siswa
2. Guru 2.1 menguasai materi
a. lancar menyampaikan
a1. Semua siswaa2. Penampilan guru
a1. Angketa2. Pengamatan kelas
a1. Angket siswaa2. lembar pengamatan
b. dapat memberi contoh
a1. Semua siswaa2. Penampilan guru
a1. Angketa2. Pengamatan kelas
a1. Angket siswaa2. lembar pengamatan
c. dapat menjawab pertanyaan
a1. Semua siswaa2. Penampilan guru
a1. Angketa2. Pengamatan kelas
a1. Angket siswaa2. lembar pengamatan
2.2 manguasai metode
a. memilih metode secara tepat
a1. Semua siswaa2. Penampilan guru
a1. Angketa2. Pengamatan kelas
a1. Angket siswaa2. lembar pengamatan
b. metode mengajar bervariasi
a1. Semua siswaa2. Penampilan guru
a1. Angketa2. Pengamatan kelas
a1. Angket siswaa2. lembar pengamatan
c. menggunakan metode dengan benar
a1. Semua siswaa2. Penampilan guru
a1. Angketa2. Pengamatan kelas
a1. Angket siswaa2. lembar pengamatan
3. Materi 3.1 kesesuaian dengan ketentuan
a. materi sesuai dengan standar isi
a1. RPP dan standar isia2. Penampilan guru di kelas
a1. Pencermatana2. pengamatan
a1. Lembar pencermatana2. Lembar pengamatan
3.2 kesesuaian dengan KD
b. materi sesuai dengan KD
a1. RPP dan KDa2. Penampilan guru di kelas
a1. Pencermatana2. pengamatan
a1. Lembar pencermatana2. Lembar pengamatan
3.3 Kesesuaian dengan indikator
c. materi sesuai dengan indikator
a1. RPPa2. Penampilan guru di kelas
a1. Pencermatana2. pengamatan
a1. Lembar pencermatana2. Lembar pengamatan
4. Sarana 4.1 kelengkapan sarana
a. jenis sarana sesuai dengan kebutuhan
a1. Guru setiap mata pelajarana2. Wakasek
a1. Wawancaraa2. Wawancara
a1. Pedoman wawancaraa2. Pedoman wawancara
b. jumlah per jenis mencukupi
a1. Guru setiap mata pelajarana2. Semua siswa
a1. Wawancaraa2. Angket
a1. Lembar wawancaraa2. Angket siswa
c. kebutuhan per ruang memadai
a1. Guru setiap mata pelajarana2. Semua siswa
a1. Wawancaraa2. angket
a1. Pedoman wawancaraa2. Angket siswa
… dan seterusnya …5. Pengelolaa
n 6. Lingkungan
10
Peneliti yang profesional akan menggunakan langkah-langkah melalui sub variabel dan
indikator serta bukti, kemudian membuat kisi-kisi penyusunan instrument unruk mengetahui sumber
data, metode dan isntrume untuk mengumpulkan data yang berupa bukti-bukti tersebut.
Dari kisi-kisi contoh sudah ada empat jenis instrument yang disebutkan untuk
mengumpulkan data tentang siswa, guru, materi dan sarana. Empat intrumen tersebut adalah: (1)
lembar pencermatan, (2) pedoman wawancara, (3) angket, (4) lembar pengamatan. Tidak mesti
semua instrument yang disebutkan dalam kisi-kisi harus digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Contohnya pedoman wawancara untuk guru BK. Mungkin butir-butir pedoman
wawancara untuk guru BK hanya beberapa butir saja, dan kalau memang demikian, maka
pertanyaan untuk guru BK tersebut dapat diabaikan.
Pada kolom ‘sumber data’ dalam contoh kisi-kisi tersebut. Ada kalanya sumber data tersebut
ada dua, misalnya a.1 dan a.2 atau b.1 dan b.2, atau c.1 atau c.2. Artinya yakni sebuah bukti dapat
diambil dari dua sumber data. Contoh pertama adalah bukti siswa “mentaati tata tertib sekolah”.
Untuk menggali data tentang bukti siswa tersebut peneliti dapat bertanya kepada guru BK, tetapi
juga dapat bertanya pada guru mata pelajaran. Alasan menggunakan dua sumber data tersebut
adalah untuk meyakinkan atau kebenaran data yang akan dikumpulkan, istilah penelitian adalah
melakukan cross-check atau pengecekan kembali untuk data yang akan diperoleh atau dikumpulkan.
Sebutan lain untuk pengecekan tersebut aalah”triangulasi”. Tri = tiga dan angulasi dari angle astinya
sudut. Melalui tiga cara atau tida metode, teknik atau cara. Contoh peneliti ingin mengetahui apakah
guru membuat RPP sebagai persiapan mengajar. Peneliti tersebut dapat bertanya melaui angket
kepaa guru yang bersangkutan, kemudian datang ke guru mengajukan pertanyaan melalui
wawancara. Untuk lebih melengkapi data, peneliti meminjam RPP dari guru. Dengan demikian ada
tiga metode yang digunakan, yaitu angket, wawancara dan percermatan RPP. Contoh lain, jika
peneliti ingin mengetahui apakah guru masuk kelas tepat waktu, oeneliti bertanya pada gurunya
langsung, bertanya pada guru teman sekolah dan bertanya kepad siswa. Dalam hal ini, peneliti
menggunakan triangulasi tiga suber data, yaitu gurus sendiri, guru teman, dan siswa.
D. Dari sumber data peneliti dapat mengatakan bahwa ada beberapa bihak yang menjadi obek
tempat data atau subjek yang akan diminta menjelaskan bukti-bukti. Apabila sumber data
adalah siswa yang jumlahnya cukup banyak, mereka dapat difungsikan sebagai populasi, dan
utnuk menentukan sumber data mana saja yang akan dijadikan sumber data peneliti
memungsikan mareka sebagai sampel pneltiian. Demikian juga untuk sumber data yang berupa
dokumen, misalnya RPP yang disusun oleh guru. Semua RPP dipandang sebagai populasi, dan
beberapa RPP yang dipulih, dipansang sebagai sampel. Demikian juga untuk sumber data yang
lain. Bagi sumber data yang jumlahnya cukup banyak dan peneliti tidak mungkin menggunakan
11
semua sumber tersebur sabagai tempat mengalmbil data, daapt memandang sumber data
tersebut sebagia populasi, dan mengambilnya sebagai sampel.
Apakah semua jenis instrument yang disebutkan dalam kolom terakhir pasti
menjadiinsturmen penelitian? Tidak harus. Pemilihan jenis instrument yang akan benar-benar
disusun dan digunakan untuk mengumpulkan data dipertimbangkan hal-hal berikut. (1) yang banyak
muncul dalam kolom instrumen, (2) yang dapat dipercaya sebagai instuen yang dapat digunakan
sebagai pengumpul data yang dipercaya, (3) instrument yang penggunaannya tidak terlalu rumit dan
memakan waktu banyak. Untuk keunggulan dan kelemahan dari msing-masing metode dan
instrument. Sesudah itu peneliti evaluatif mengulang kembali bagaimana cara menyusun masing-
masing instrumen.
E. Pengolahan Dan Analisis Data
Pengolahan data berbeda dengan analisis data. Yang dimasud pengolahan data adalah
mengubah data mentah menjadi data yang lebih bermakna. Sebagai contoh, data dari angket atau
lembar pengamatan yang alternatifnya berskala 4 dengan kolom (1, 2, 3, 4), peneliti perlu
menghitung berapa skor yang diperoleh kelompok.
Contoh:
Jumlah sisiwa 40 orang. Untuk pertanyaan butir 1 terdapat rentangan jawaban sebagai
berikut:
- Yang menjawab 4 ada 15 orang
- Yang menjawab 3 ada 8 orang
- Yang menjawab 2 ada 11 orang
- Yang menjawab 1 ada 6 orang
Maka skor kelas untuk butir 1 tersebut adalah:
15 x 4 + 8 x 4 + 11 x 2 + 6 x 1 = 60 + 32 + 22 + 6 + 120
Skor maksima, yaitu apabila semua siswa menjawab 4 adalah 20 x 4 = 160. Jadi skor kelas untuk
butir 1 tersebut adalah 120 per 160 kali 100% = 75%.
Analisis data merupakan kelanjutan dari pengolahan data. Sesdudah skor semua butir
diketahui, peneliti membandingkan skor antar butir, butir man yang skornya paling tinggi. Dalam
analisis tersebut peneliti sudah melakukan analisis, yaitu membandingkan skor. Jikamisalnya skor
dari lembar pengamatan sudha diperoleh, kemudian peneliti membandingkan dan mengaitkan skor
dari angket dan skor dari lembar pengamatan, pekerjaan ininpun merupakan analisis. Dari data yang
berasal dari dua instrument tersebutmisalnya ada kaitan atai perbedaan, kemudian peneliti mencari
12
penyebab mengapa terjadi demikian, maka pemikiran peneliti tersebut disebut pembahasan.
Membahas hasil analisis data adalah berpikir tentang kaitan antar data dan mungkin dengan latar
belakang yang menyebaban adanya persamaan atau perbedaa tersebut sehingga mendekatkan data
yang diperoleh dengan kesimpulan peneliti.
Contoh:
Data yang diperoleh dari jawaban sisa adlaha bahwa guru jarang sekali menggunakan alat
peraga, senagkan data jawaban guru mengatakan bahwa guru sering menggunakan alat peraga.
Dengan adanya perbedaan data inipeneliti mengadakan wawancara dengan guru dan sswa untuk
memantapkan data tentang penggunaan alat peraga. Wawancara dengan siswa dilakukan terhadap
3 orang siswa, yaitu seorang siswa yangtermasuk kelompok pandai, seorang darikelompok sedang,
dan seorang dari kelompok rendah. Jawaban guru dan siswadan dari wawancara guru amupun siswa
tersebur diramu dengan opebahasan sebagia berikut.
Dari wawancara dua kali dengan guru diperoleh keterangan bahwa guru sering
menggunakan alat peraga, tetapi jawaban siswa dari angket maupun wawancara diperoleh
keterangan bahwa guru jarang menggunakan alat peraga. Ternyata guru menggunakan papan tulis
untuk menjelaskan beberapa hal. Bagi guru, menggunakn papan tulis tersebut sudah dipandang
menggunakan alat peraga karena tujuannya adalah memperjelas konsep. Siswa beranggapan bahwa
papan tulis bukan alat peraga karena sudah biasa berada di kelas.
Bagi pembaca laporan, memahami pembahasan seperti ini menjadi jelas dan dapat
mengambil kesimulan tentang kesimpulanyang berasal dari yang secara selintas tampak berlawanan,
tetapi setelah peneliti melakukan pembahasan hasilnya menjadi jelas. Makna hasil penelitian
memang tegantung dari kemmpuan peneliti untuk melakukan pembahasan terhadap hasil yang
diperoleh sehingga pembaca menjadi jelas apa yang diperoleh dari membaca laporan penelitian
tersebut.
Pengolahan dan analisis data yang benar harus bertitik tolak dari rumusan masalah atau sub
variabel yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian. Dengan demikian data dari berbagai
instrument dihimpun berdasarkan permasalahn yang ada di rumusan masalah. Untuk penelitian
evaluatif, analisis data dilakukan dengan menghimpun dalam sebuah tabel dengan judul “Kumpulan
Data dari Berbagai instrumen” sebagai berikut.
Kumpulan Data dari Empat Instrumen
No. Komponen Indikator
Data Dari Angket
Data Dari Wawancara
Data Dari Pengamatan
Data Dari Pencermatan Pembahasan
1. Siswaa. Kehadiran di
sekolah
Kehadiran 90%
Jika absen ada alasan
--- Presensi baik Kehadiran siswa baik …
13
b. kedisiplinan--- dan sebagainya ---
2. Guru a. menguasai
materi
Menurut siswa baik, hanya sesekali kurang lancar
Guru mengakui terkadang kurang lancar
Terlihat satu kali guru membuka buku sumber
Buku sumber masih baru, belum banyak dibaca oleh guru
Guru sedikit kurang menguasai materi, perlu ada peningkatan
b. menguasai metode
Siswa menyukai metode yang digunakan oleh guru
Guru merasa tidak sulit memilih metode
Metode yang digunakan guru sesuai materi
Dalam RPP ditulis matode sesuai materi
Guru menguasai metode yang digunakan
--- dan sebagainya ---3. Sarana
a. kelengkapan
Menurut siswa papan tulis yang hanya 1 menyebabkan waktu terbuang
Guru mengatakan sudah berkali-kali minta tambahan tetapi belum dipenuhi
Papan tulis hanya satu dan kecil, jadi harus berkali-kali menghapus
Dalam daftar inventaris tidak disebutkan
Bagi siswa, papan tulis sangat penting, perlu ada perhatian dari sekolah
b. kualitas Ruang kelas agak pengap
Ruang kelas kurang angin
Terasa pengap, kurang ventilasi
Tidak ada dari dokumen
Perlu diusahakan jendela
--- dan sebagainya ---Untuk komponen-komponen yang lain, caranya sama
Perbedaan antara penelitian biasa dengan penelitian evaluatif terletak pada langkah akhir
dari kesimpulan. Jika dalam penelitian biasa peneliti menuliskan saran-saran, dalam penelitian
evaluatif peneliti mengajukan rekomendasi. Pada umumnya penelitian evaluatif dilakukan karena
ingin mengatahui implementasi dari sebuah kebijakan, misalnya kebijakan pemerintah untuk
mengentaskan anak-anak yang drop outs dengan model pembelajaran dengan modul. Bagaimana
pelanksanaan kebijakan tersebut diteliti melalui penelitian evaluatif. Meskipun demikian, secara
umum kebijakan tidak harus diartikan bhanya dibuat oleh pemerintah, tetapi juga dapat oleh sebuah
yayasan, kelompok diskusi, atau bahkan oleh perseorangan. Sebuah keluarga mengadakan acara
pernikaha. Di akhir perhelatan, keluarga tesebut melakukan evaluasi apakah persiapan sampai
resepsi sudah baik, dan kalau belum memuaskan, bagian manakah yang belum baik dan kira-kira apa
sebabnya. Kegiatan seperti itu pun dapat dinamakan evaluasi program. Jika evaluasi itu dilakukan
menggunakan instrument dan langkah-langkah penelitian, maka kegiatannya dapat disebut juga
sebagi penelitian evaluatif.
Dalam dunia pendidikan banyak sekali hal yang memerlukan penelitian avaluatif dan hali ini
dapat dilakukan oleh guru atau staf tatausaha. Sebagai contoh adalah mengevaluasi upacara bndera
14
dan setiap kali dilakukan oleh sekolah. Jika kepala sekolah memberikan tugas evaluasi kepada guru
secara bergiliran, hasil dari evaluasi disampaikan dalam rapat guru atau hanya laporan tertulis untuk
kepala sekolah, tentu upacara bendera semakin hari akan semakin baik. Demikian juga dengan
evaluasi acara tutup tahun yang biasanya dihadiri oleh orang tua dan tamu undangan yang lain.
Evaluasi program “kegiatan besar” seperti ini sangat baik dievaluasi agar emperoleh data yang dapat
digunakan sebagai masukan untuk perbaikan di waktu yang akan datang.
Bagi sekolah, evaluasi demikian ini dapat diartkan sebagai evaluasi diri karenan
menginginkan adanya informasi tentang kegiatan yang terjadi secara berulang dari waktu ke waktu
dan memerlukan penyempurnaan. Menerapkan teori yang digunakan dalam penelitian evaluasi ini
memberikan contoh langkah yang lebih operasional dan lebih ilmiah karena menggunakan cara
berpikir analisis dan sintesis sebelum menentukan instrument yang digunakan, jadi peneliti tidak
dapat langsung menunjuka angket, wawancara dan sebagainya sebelum melalui langkah identifikasi
menjadi bagian yang lebih kecil dan membuat kisi-kisi penyusunan instrumen.
15
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta. Hlm. 36-57.
16