metodologi - pkpkaltim.infopkpkaltim.info/uploads/1/2/1/4/121487959/1._metodologi_rp3kp... ·...
TRANSCRIPT
MetodologiSamarinda, 4 Oktober 2018
Penyusunan Dokumen dan Raperda Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
Provinsi Kalimantan Timur
PENDAHULUANMETODOLOGI
RP3KP
BUKU
RENCANA
BUKU
ANALISIS
BUKU
PROFIL PKPPENUTUP
MATERI DISKUSI
UUD 1945 - Pasal 28 H
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
UU 28 Tahun 2002 - BG
UU No. 26 Tahun 2007 - TARU
UU No. 1 Tahun 2011 - PKP
UU No. 20 Tahun 2011 - RUSUN
UU No. 23 Tahun 2014 - PEMDA
PP No. 14 Tahun 2016 – PP
PERMEN 2 Tahun 2016 - KUMUH
RUMAHKU ADALAH SURGAKU
Muatan Buku Analisis
1.Analisis implikasi kebijakan PKP
2.Analisis karakteristik sosekbud
3.Analisis karakteristik PKP
4.Anslisis kebutuhan PSU & Fas
5.Anslisis daya dukung & daya tampung
6.Analisis kemampuan keuangan
Muatan Buku Profil PKP
1.Profil Kebijakan PKP
2.Profil Sosekbud
3.Profil PKP dan PSU
4.Profil Lahan
5.Profil Biaya & Kelembagaan
6. Isu dan Permasalahan
Muatan Buku Rencana
1.VMTS
2.Perencanaan PKP
3.Arahan WasDal
4. Indikasi Program
5. \Insentif & Disentif
K E D U D U K A N R P 3 K P
K E W E N A N G A N P R O V I N S I
1 . K S P
2 . L I N TA S W I L A Y A H
3 . K U M U H 1 0 - 1 5 H A
4 . A R A H A N K A B / K O TA
Arahan RPJP Prov. Kaltim
Penataan Ruang dan Kawasan Perbatasan
Perumahan dan PemukimanPermukiman Transmigrasi
Lingkungan Hidup
Penataan Ruang :• Pengembangan struktur ruang sesuai
RTRW. • Peningkatan interaksi pemasaran kota
kecil sampai dengan kota besar.• Penyediaan sarana dan prasarana
pendukung sosial ekonomi dalam mengembangkan kawasan strategis.
• Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah berdasarkan fungsi kawasan dalam menopang daya dukung lingkungan dalam jangka panjang.
Kawasan Perbatasan:• Percepatan pembangunan kawasan
perbatasan sebagai kawasan andalan yang mandiri dan pusat kegiatan ekonomi.
• Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana permukiman pada kawasan perbatasan.
• Peningkatan upaya pembinaan politik untuk meningkatkan nasionalisme dan rasa kebangsaan pada kawasan perbatasan.
• Pembangunan perumahan dan permukiman yang berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan masyarakat(MBR), pemerataan kebutuhan hunian bagi masyarakat (Hunian Berimbang), serta mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh (RLH) dengan melibatkan peran serta swasta.
• Penyediaan hunian yang layak huni (RLH) untuk transmigran.
• Peningkatan Kegiatan usaha yang bernilai ekonomis tinggi (KTM).
• Pembentukan permukiman transmigran yang mandiri (KSP, Kawasan satuan Permukiman).
• Pengembangan kerangka dasar pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan.
• Pengelolaan lingkungan hidup dalam mewujudkan kelestarian lingkungan.
• Pengelolaan lingkungan hidup berbasis mitigasi bencana alam.
Str
ate
gi
Pe
mb
an
gu
na
n
Mewujudkan Pembangunan yang Terpadu dan Serasi dengan
Pendekatan Pengembangan Wilayah Berbasis Ekonomi dan
Ekologi.
Arahan Kebijakan RPJPD trkait PKP
Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota
Perumahan 1. Penyediaan rumah bagi masyarakatberpenghasilan rendah (MBR).
2. Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana nasional.
3. Fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasiprogram Pemerintah Pusat.
4. Pengembangan system pembiayaan perumahan bagi MBR.
1. Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana provinsi.
2. Fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program PemerintahDaerah Provinsi.
1. Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana kabupaten/kota.
2. Fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
3. Penerbitan izin pembangunan dan Pengembangan perumahan.
4. Penerbitan sertifikat kepemilikan bangunan gedung (SKBG).
Kawasan Permukiman
Perumahan dan KawasanPermukiman Kumuh
1. Penetapan system kawasan permukiman.
2. Penataan dan peningkatan kualitaskawasan permukiman kumuh dengan luas 15 (lima belas) ha ataulebih.
Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 10 (sepuluh) ha sampaidengan di bawah 15 (lima belas) ha.
1. Penerbitan izin pembangunan danpengembangan kawasanpermukiman.
2. Penataan dan peningkatan kualitaskawasan permukiman kumuh dengan luas di bawah 10 (sepuluh) ha.
3. Pencegahan perumahan dankawasan permukiman kumuh
Prasarana, Sarana, danUtilitas Umum (PSU)
Penyelenggaraan PSU di lingkungan hunian dan kawasan permukiman.
Penyelenggaraan PSUpermukiman.
Penyelenggaraan PSUperumahan.
Sertifikasi, Kualifikasi,Klasifikasi, dan Registrasi Bidang Perumahan danKawasan Permukiman
Sertifikasi, kualifikasi, klasifikasi, dan registrasi bagi orang atau badanhukum yang melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah sertaperencanaan PSU tingkat kemampuan besar.
Sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang melaksanakan perancangan danperencanaan rumah sertaperencanaan PSU tingkatkemampuan menengah.
Sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang melaksanakanperancangan danperencanaan rumah serta perencanaan prasarana, sarana dan utilitas umumPSU tingkat kemampuan kecil.
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA PEMERINTAH PUSATDAN DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA (UU 23/2014)
D. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Peraturan/Kebijakan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota
Penyelenggaraan Perumahan
(Pasal 19 – 55)
1. Perencanaan
2. Pembangunan
3. Pemanfaatan
4. Pengendalian
1. merumuskan dan menetapkan kebijakan
nasional tentang penyediaan Kasiba dan
Lisiba
2. menyelenggarakan fungsi
operasionalisasi & koordinasi
pelaksanaan kebijakan nasional
penyediaan rumah & pengembangan
lingkungan hunian & kawasan
permukiman
3. memfasilitasi penyediaan perumahan
dan permukiman bagi masyarakat,
terutama bagi MBR
4. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
bertanggung jawab dalam
pembangunan rumah umum, rumah
khusus, dan rumah negara
1. merumuskan dan menetapkan
kebijakan penyediaan Kasiba dan
Lisiba lintas kab/kota
2. menyusun rencana pembangunan &
pengembangan perumahan & kaw
permukiman lintas kab/kota
3. memfasilitasi pengelolaan PSU
perumahan dan kawasan permukiman
pada tingkat provinsi
4. memfasilitasi penyediaan perumahan
dan kawasan permukiman bagi
masyarakat, terutama bagi MBR
5. menyusun dan menyediakan basis data
perumahan dan kawasan permukiman
pada tingkat provinsi
6. memfasilitasi peningkatan kualitas
terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh pada tingkat
provinsi
1. menyusun rencana pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota
2. menyelenggarakan fungsi perasionalisasi
dan koordinasi terhadap pelaksanaan
kebijakan kabupaten/kota dalam
penyediaan rumah, perumahan,
permukiman, lingkungan hunian, dan
kawasan permukiman
3. melaksanakan pengelolaan PSU
perumahan dan kawasan permukiman
4. memfasilitasi penyediaan perumahan dan
permukiman bagi masyarakat, terutama
bagi MBR
5. menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba
6. menyusun dan menyediakan basis data
perumahan dan kawasan permukiman
pada tingkat kabupaten/kota
7. rencana penyediaan kaveling tanah untuk
perumahan sebagai bagian dari
permukiman
Penyelenggaran Kawasan
Permukiman (Pasal 56 –85)
1. Arahan Pengembangan
2. Pengembangan yg ada
3. Pembangunan Baru
4. Pembangunan Kembali
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pengembangan lingkungan hunian
perkotaan/ pedesaan, pembangunan lingkungan hunian
baru perkotaan, dan pembangunan kembali lingkungan
hunian perkotaan/ pedesaan
1. pengembangan lingkungan hunian perkotaan & pedesaan;
2. pembangunan lingkungan hunian baru perkotaan & pedesaan;
3. pembangunan kembali lingkungan hunian perkotaan & pedesaan
4. Perencanaan kawasan permukiman
Prasarana, Sarana, dan
Utilitas Umum (PSU)
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perbaikan PSU di perumahan,
permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman
Pemeliharaan sarana dan utilitas umum untuk
lingkungan hunian & kawasan permukiman wajib
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau badan hukum.
Pemeliharaan prasarana, sarana, dan utilitas umum untuk perumahan, dan
permukiman wajib dilakukan oleh emerintah daerah dan/atau setiap orang
PEMBAGIAN KEWENANGAN PEMERINTAH BERDASARKAN PERATURAN TERKAITUU NO. 1 TAHUN 2011
Peraturan/Kebijakan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota
Penyelenggaraan Perumahan
(Pasal 6 – 15)
1. RP3
2. Jenis Rumah
3. Bentuk Rumah
Pembangunan Perumahan
(Pasal 20 )
1. Pembangunan Baru
2. Peningkatan Kualitas
-
1. RKP pada KSP
2. Harga sewa bagi Rumah sewa yang
pembangunannya memperoleh
kemudahan dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah ditetapkan oleh
kepala daerah sesuai Kewenangannya
1. RKP & RP3
2. Pembangunan Perumahan skala besar yang
dilakukan oleh Badan Hukum wajib mewujudkan
Hunian Berimbang dalam satu hamparan.
3. Dalam hal pembangunan Perumahan dengan
Hunian Berimbang tidak dalam satu hamparan,
pembangunan Rumah umum harus dilaksanakan
dalam satu daerah kabupaten/kota, khusus untuk
DKI Jakarta dalam satu provinsi.
4. Pengendalian Perumahan pada tahap pemanfataan
dalam bentuk perizinan dilakukan melalui
pemberian arahan penerbitan sertifikat laik fungsi.
Penyelenggaran Kawasan
Permukiman (Pasal 47 – 57)
1. RKP
2. Lingkungan Hunian
Kawasan Perkotaan
3. Lingkungan Hunian
Kawasan Pedesaan
Pembangunan kawasan
Permukiman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau
Badan Hukum.
1. mencakup 2 (dua) atau lebih lingkunan
hunian perkotaan/pedesaan pada
wilayah kabupaten/kota pada satu atau
lebih wilayah provinsi.
Pembangunan kawasan Permukiman terdiri :
1. Lingkungan Hunian perkotaan termasuk tempat
kegiatan pendukung perkotaan;
2. Lingkungan Hunian perdesaan termasuk tempat
kegiatan pendukung perdesaan.
Lingkungan Hunian
(Pasal 58 – 74)
1. Lingkungan Hunian baru skala besar dengan Kasiba; dan
2. Lingkungan Hunian baru bukan skala besar dengan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum.
arahan penyediaan tanah Permukiman baru perdesaan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah dan/atau setiap orang; dan
Lokasi pembangunan Lingkungan Hunian
baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota.
Pencegahan dan
Peningkatan Kualiats PKPK
(Pasal 102
a. bangunan gedung;
b. jalan lingkungan;
c. penyediaan air minum;
d. drainase lingkungan;
e. pengelolaan air limbah;
f. pengelolaan persampahan; dan
g. proteksi kebakaran.
KEWENENANGAN PEMERINTAH BERDASARKAN PERATURAN PP No. 14 Tahun 2016
KEWEN AN G AN RP3KP PROV I N S I
K E W E N A N G A N P R O V I N S I
1 . L I N TA S W I L A Y A H
2 . K S P
3 . K U M U H 1 0 - 1 5 H A
4 . A R A H A N K A B / K O TA
Deleniasi Wilayah - PSU
1. Perumahan - Kab/Kota
2. Permukiman - Provinsi
3. Lingkungan Hunian
4. Kawasan Permukiman
P R I N S I P A M O E B A
P K P
=
H I R A R K I /
S T R U K T U R R U A N G
PERUMAHAN
PERMUKIMAN
PERUMAHAN
PERMUKIMAN
LINGKUNGAN HUNIAN
KAWASAN PERMUKIMAN
LINGKUNGAN HUNIAN
PRINSIP AMOEBA PKP
HIRARKI – STRKTUR RUANG PKP
• Perumahan dan Kawasan Permukiman di KSP
• Kawasan Permukiman
• Lingkungan Hunian
• Permukiman
• Perumahan
• Perumahan dan Kawasan Permukiman Lintas Wilayah Kab/kota• Kawasan Permukiman• Lingkungan Hunian• Permukiman• Perumahan(deleniasi batas desa/kelurahan)
• Perumahan dan Kawasan Permukiman Kab/Kota Itu sendiri• Kawasan Permukiman• Lingkungan Hunian• Permukiman• Perumahan
• Perumahan dan Kawasan Permukiman Kumuh• Ruang Lingkup Berdasarkan KSP dan Lintas Wilayah serta luasan Kumuh 10-15 Ha di
Kab/Kota)
> 400 ha120 ha – 400 ha = Kasiba 3000 – 10.000)40 ha – 120 ha = Lisiba 1000 - 3000)< 40 ha)
Deleniasai Kelurahan/Desa
KEWENANGAN : PKP - PSU
Ko
nsu
ltas
iPu
blik
-9
No
vem
be
rDiskusiRencana4 Oktober
RAPAT TEKNIS +
DiskusiAnalisa
28 September
RAPAT TEKNIS +
DiskusiProfil PKP
31 Agustus
Tahap I
Tahap II
Tahap
Awal
Tahap III
Tahap IV
Tahap V
Tahap
Akhir
Pra . . .
INVENTARISASI DATA
PRIMER & SEKUNDER :
• data dasar
• Tabulasi data/entry data
• Evaluasi kualitas data
• Input data spasial dengan
metode menggunakan
ArcGIS
ANALISA & KONSEP RP3KP
Kompilasi dan Penyusunan
data hasil survey
Analisa Daya Tampung
Analisa Kebutuhan
Pengembangan Permukiman
Analisa Kebutuhan
Pengembangan Infrastruktur
Analisa Kelembagaan
Analisa SWOT
PENYUSUNAN KONSEP
PERENCANAAN
• Perumusan kebijakan
pembangunan perumahan
dan permukiman
• Penentuan arahan lokasi
pembangunan perumahan
dan permukiman
• Perumusan rincian program.
• Penentuan skala prioritas dan
indikasi pentahapan kegiatan
• Pengaturan kelembagaan
dan mekanisme
penyelenggaraan perumahan
dan permukiman
• Perumusan rincian
pembiayaan dan sumber
pendanaan
• PEMBAHASAN
LAPORAN AKHIR
• FINALISASI
LAPORAN AKHIR
• Draftr Perda
INISIASI PROGRAM :
Survey Primer
Kajian Kebijakan
Kajian Pedoman
Kajian Teori
Pengumpulan Data
Awal / Eksisting
Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan ini adalah 180
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
Skema Pelaksanaan Pekerjaan
Buku Profil PKP Buku Analisis
Permasalahan di Daerah1. KSP2. Lintas Wilayah3. Kab/kota
Detail Pelaksanaan Pekerjaan
B u k u R e n c a n a & A l b u m P e t a
Output Teknik Analisis
DESKRITIP
1) Visi dan Misi 1) Identfikasi permasalahan serta target tahun pencapaian
2) Identifikasi potensi, peluang, tantangan,dan hambatan
3) Analisis SWOT
4) Menyusun Strategi pencapaian
DESKRITIP - KUANTITATIF
1) Jumlah unit rumah yang mampu dibangun melalui APBN, APBD
provinsi, APBD kab/kota, dan developer swasta per tahun
2) Jumlah unit rumah yang dibangun masyarakat berbagai
golongan baik dana sendiri maupun melalui fasilitas pinjaman
maupun bantuan/subsidi pemerintah
3) Tipologi masyarakat berdasarkan tingkat & jenis pendapatan (fix,
non fix income) dan jenis pekerjaan.
1) Mempertemukan sisi supply dan sisi demand
Sisi supply: land based financing untuk menekan elemen-elemen
biaya produksi (perijinan, nilai lahan, teknologi, PSU, konstruksi
rumah, dll.)
Sisi demand: meningkatkan affordability (micro finance, multi
finance)
1) Operasionalisasi skema pembiayaan yang cocok dengan kondisi
daerah, golongan pendapatan, jenis pendapatan.
2) Arahan bagi Kab/Kota untuk menggunakan pendekatan kelompok
(community based): income generating, income smoothing (bikin
koperasi)
DESKRITIP - KUANTITATIF
1) List pihak terkait penyediaan PKP di provinsi (tanah, pembiayaan,
bahan bangunan, teknologi, dll.)
2) Pemetaan potensi dan perannya masing-masing dalam pembangunan
PKP
Analisis kelembagaan perumahan dan kawasan permukiman di daerah Provinsi
PERAN ASOSIASI dan TREND
METODE ANALISIS
Analisis ini menggunakan Metode Deskriptif Kualitatif,dengan kegiatan analisis yg digunakan, meliputi :
Lakukan analisis implikasi kebijakan sebagai berikut :• Kaji implikasi penetapan arahan kebijakan struktur ruang
Kota/Kabupaten berdasarkan RTRW Prov. Kaltim terhadap permasalahan permukiman yang mungkin timbul.
• Kaji implikasi tersebut di atas terhadap kebutuhan penanganan perumahan dan permukiman di RTRW Prov. Kaltim tersebut.
Keluaran Analisis
Implikasi Semua Kebijakan Terkait PKP
isu Pembangunan Sektor Perumahan dan Permukiman. (Seperti Permukiman Nelayan, Perumahan Taman nasional
Harapan dan Tantangan Pembangunan Perumahan dan Permukiman.
Implikasi Kebijakan Tata Ruang terhadap Pengembangan Perumahan dan Permukiman
Analisis Implikasi Kebijakan terhadap Pengembangan Permukiman
UU dan Peraturan Terkait PKP• Setiap Orang Berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidupyang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan(UUD 1945 pada pasal 25H ayat (1))
• Setiap Orang Berhak untuk bertempat tinggal ataumenghuni rumah (UU No 1 Tahun 2011)
• Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman adalah urusanpemerintah wajib (UU no 23 tahun 2014)
Proyeksi Kependudukan
Pertumbuhan penduduk suatu kawasan pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu perpindahan penduduk dan pertambahan penduduk alami (kelahiran dan kematian). Dalam menentukan prakiraan jumlah penduduk dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu :
Target Oriented:
prakiraan pertumbuhan penduduk ditentukan dengan mengarahkan tingkat kepadatan penduduk wilayah perencanaan mengikuti ketetapan yang telah digariskan kebijakan sebelumnya (hirakhi yang lebih tinggi).
Trend Oriented:
prakiraan pertumbuhan penduduk dihitung dengan mengikuti kecenderungan pertumbuhan penduduk dalam wilayah perencanaan;
Model Linier
Pn = Po + n . a
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
N = periode waktu
a = jumlah pertambahan penduduk pertahun
Model Bunga Berganda
Pt = Po (1 + r) t
Dimana :
Pt = jumlah penduduk pada tahun ke t
Po = jumlah penduduk
R = p / 100 (p = prosentase pertumbuhan penduduk pertahun)
T = periode waktu
Model Regresi Linier
Px = a + b . x
Dimana :
Px = jumlah penduduk pada tahun ke x
a dan b = konstante yang diperoleh dari rumus, sebagai berikut :
22
X2
x)( - xN.
Px. - xP. = a
MIGRASI PENDUDUK
Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah
Gunakan hasil kompilasi data mengenai luas dan sebaran permukiman, data luas dan kesesuaian lahan permukiman yang dapat dikembangkan berdasarkan ketentuan kesesuaian lahan di Provinsi Kalimantan Timur.
Gunakan metode kuantitatif untuk menghitung luasan daya tampung wilayah, dan kualitatif menjelaskan sebaran daya tampung wilayah dengan penggunaan peta sebagai alat bantu.
Tabulasikan hasil hitungan luas lahan yang sesuai untuk permukiman dan infrastruktur baru
Hitung luas dan sebaran ketersediaan lahan permukiman dan infrastruktur baru di lahan yang sesuai untuk peruntukan permukiman dan masih belum terbangun per Kab/ Kota
Identifikasi lokasi lahan permukiman yang dapat dikembangkan dan sesuai dengan peruntukan permukiman.
Keluaran
Analisis
• Wilayah Terlarang untuk Pembangunan Perumahan (Negative List)
• Kesesuaian Lahan Peruntukan Perumahan dan Permukiman
Contoh Analisis
Analisis Kesesuaian Fisik dan Daya Dukung Kawasan
Metode yang digunakan dalam melakukan analisa kesesuaian fisik kawasan adalah sebagai berikut :
Super Impose:
Merupakan penggabungan beberapa peta yang menjadi variabel untuk dijadikan unsur dalam menentukan Studi Kelayakan Lahan (SKL) yang direncanakan. Adapun variabel-variabel tersebut antara lain adalah:
Topografi/kelerangan;
Hidrologi;
Geologi;
Jenis tanah;
Rencana Tata Ruang (guna lahan)
Kawasan Rawan Bencana, dll
Studi Kelayakan Lahan :
Merupakan usaha seleksi terhadap suatu kawasan dalam upaya merencanakan suatu kawasan tersebut, dimana hasilnya nanti adalah adanya suatu kawasan (lokasi tanah) yang layak untuk direncanakan, layak terbatas serta tidak layak untuk dikembangkan.
Estimasi Kebutuhan Pembangunan dan Pengembangan Perumahan & Permukiman
Estimasi Kebutuhan berdasarkan Proyeksi
Penduduk dan Backlog Perumahan
Perhitungan Backlog Perumahan (a)
Perhitungan Kebutuhan Rumah Akibat Pertambahan Penduduk (b)
Perhitungan Kebutuhan Rumah Total
• Gunakan hasil kompilasi data mengenai data jumlah rumah tangga tahun ke-X (tahun terakhir) dan jumlah rumah tahun ke-X utk tiap Kabupaten dan total Prov. Kaltim
• Gunakan metode kuantitatif dengan penggunaan rumus backlog kebutuhan rumah
• Gunakan data jumlah rumah tangga/KK tahun ke-X, hasil perhitungan proyeksi jumlah rumah tangga/KK tahun ke-X s.d tahun ke-X+10, utk tiap Kabupaten dan total Prov. Kaltim
• Gunakan metode kuantitatif dengan penggunaan rumus kebutuhan rumah akibat pertambahan penduduk
• Gunakan hasil perhitungankebutuhan rumah akibat pertumbuhan penduduk dan backlog utk tiap Kabupaten dan total Prov. Kaltim
• Gunakan metode kuantitatif dengan penggunaan rumus kebutuhan rumah total
Backlog = Jumlah Rumah Tangga/KK tahun ke-X –Jumlah Rumah tahun ke-X
Kebutuhan Rumah th ke i= Proyeksi jml KK th ke i – Jmlh KK th
ke-X / Jumlah Rumah thn ke-X
Kebutuhan Rumah Total (th ke-X+10)= a + b / Jumlah Rumah thn ke-X
Ke
gia
tan
An
ali
sis
Ru
mu
s
KEPEMILIKAN - DIHUNI
RT - KEPALA KELUARGA
Estimasi Kebutuhan Pembangunan dan Pengembangan Perumahan & Permukiman
Estimasi Kebutuhan berdasarkan Segmentasi
Segmentasi
Pendapatan
Penduduk
Proporsi
Rumah
Berimbang
3 : 2 : 1
Kemampuan dalam
Membangun Rumah &
Karakteristik Umum Kawasan
Perkim yang Ditempati
Lokasi KawasanArahan
Penanganan
Miskin /
Kurang Mampu
3 Ketidakmampuan
masyarakat membeli rumah
Rendahnya daya beli dan
kemampuan untuk
memperbaiki rumah
Terbatasnya akses ke
lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas kredit
mikro
Masalah kemiskinann
perkotaan
Rumah pada lokasi rawan
bencana
Lingkungan permukiman
yang kumuh
Perkotaan
Pada kawasan khusus
perkim :
kawasan kumuh
perkotaan
kawasan kumuh
metropolitan
kawasan industri
kawasan
pelabuhan
kawasan khusus
lain sesuai
karakter propinsi
Rumah Sewa
Rusunawa
Penanganan
kantong-kantong
kemiskinan
perkotaan (P2KP/
PNPM, NUSSP,
Masyarakat
Berpendapatan
Rendah
3 Rendahnya daya beli dan
kemampuan untuk
memperbaiki rumah
Terbatasnya akses ke
lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas kredit
mikro
Masalah kemiskinann
perkotaan
Rumah pada lokasi rawan
bencana
Lingkungan permukiman
yang kumuh
Perdesaan
Pada kawasan khusus
perkim :
pertanian –
agropolitan
pertambangan
pariwisata
rawan bencana
perbatasan
kawasan kumuh
nelayan
kawasan khusus
lain sesuai
karakter kawasan
Transmigrasi
Peningkatan
kualitas, baik
hunian (rumah)
maupun
lingkungan
permukiman
(PKP, KTP2D)
Masyarakat
Berpendapatan
Menengah - Atas
1 dan 2 Masyarakat memiliki daya
beli dan kemampuan
membeli rumah
Masyarakat memiliki akses
ke lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas kredit
Perkotaan
Perdesaan Rumah swadaya
Rumah developer
(Real Estate)
Gunakan hasil kompilasi data mengenai jumlah penduduk berdasarkan segmentasi pendapatan (Miskin, MBR, berpendapatan menengah - atas) tahun ke-x (tahun terakhir)
Gunakan metode kuantitatif untuk menghitung kebutuhan rumah berdasarkan segmentasi pendapatan.
Lakukan estimasi kebutuhan berikut : • Identifikasi jumlah penduduk
berdasarkan segmentasi. • Proyeksikan jumlah rumah tangga /
KK berdasarkan segmentasi tersebut untuk Tahun ke-X+10.
Keluaran Analisis• Estimasi kebutuhan pembangunan dan
pengembangan perumahan dan permukiman berdasarkan proyeksi penduduk dan backlog.
• Estimasi kebutuhan pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman berdasarkan segmentasi.
Kriteria Kemampuan Penduduk dlm Pembangunan Rumah dan Arahan Penanganan
MODEL PROYEKSI KEBUTUHAN
PENINGKATAN KUALITAS PSU
Perumahan Perumahan
PSUKab/Kota
Permukiman
Perumahan Perumahan
PSUKab/Kota
Permukiman
PSUProvinsi
LINGKUNGANHUNIAN
PSUPUSAT
KONSEP STRUKTUR RUANG – PKP PSU (UU No. 1 2011 & No. 23 2014)
KAWASAN PERMUKIMAN
MODEL PENENTUAN SKALA PRIORITAS
PENANGAN PKP - PROVINSI
Variabel :
1. Pendekatan ke ruangan
2. Pendekatan dampak yang ditimbulkan
3. Jumlah sebaranmasyarakat MBR
4. Jumlah sebaran RTLH
5. Kawasan KumuhPerkotaan
6. Desa miskin – TNP2K
Prioritas Lokasi Penangan :
1. Prioritas I : KSP + Lintas Wilayah
2. Prioritas III : Lintas Wilayah
3. Prioritas II : KSP
Kabupaten/ Kota
Lokasi Penanganan Provinsi Kalimantan Timur
Prioritas I
KSP+LW
Prioritas II
Lintas Wilayah
Prioritas III
KSP
Samarinda
Balikpapan
Kutai Kartanegara
Bontang
Kutai Timur
Berau
Kutai Barat
PPU
Paser
Mahakam Hulu
Terima Kasih
Saran dan Masukan...
Penyusunan Dokumen dan Raperda Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
Provinsi Kalimantan Timur