metode penelitian rancangan penelitian - repository.ipb.ac.id · data primer dikumpulkan melalui...
TRANSCRIPT
26
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan metode survai untuk menjelaskan
hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis.
Penelitian survai menurut Singarimbun dan Effendi (1995) adalah penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner (daftar
pertanyaan) sebagai alat pengumpulan data. Data dikumpulkan melalui
wawancara langsung dengan petani anggota kelompok tani kemudian data
ditabulasi, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif kemudian di interpretasi
(Branner 1997). Hasil akhirnya merupakan suatu gambaran permasalahan yang
ditampilkan melalui tabel data dan peubah yang kemudian dianalisis dengan
analisis statistik sebagai alat ujinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh fakta-fakta faktor internal dan eksternal petani anggota kelompok
tani, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, dan
keberhasilan kelompok tani.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelompok tani padi di Kabupaten Kebumen,
Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dipilih berdasarkan pada kriteria:
(1) merupakan kabupaten yang memiliki jumlah kelompok tani terbanyak kedua
di Provinsi Jawa Tengah, (2) terdapat kelembagaan kelompok tani sesuai versi
Kementerian Pertanian yaitu kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama yang tetap
aktif. Adapun kecamatan yang dipilih sebagai lokasi penelitian meliputi
Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah dengan pertimbangan bahwa di ketiga
kecamatan tersebut terdapat 4 (empat) kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani
padi versi Kementerian Pertanian yaitu Pemula, Lanjut, Madya dan Utama yang
aktif sehingga dapat mewakili keragaman populasi yang menjadi obyek pada
penelitian ini. Kecamatan yang dipilih sebagai lokasi penelitian merupakan
kecamatan yang terdapat kelompok tani padi kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan
Utama yang aktif yaitu Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah. Dasar
pembentukan kelompok tani adalah berdasarkan hamparan usaha tani.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – November 2012. Tahap
persiapan penelitian telah dilakukan sejak bulan Juni 2012.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang menjadi anggota
kelompok tani padi di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan
sampel petani anggota dilakukan dengan teknik sampel acak stratifikasi (stratified
random sampling) berdasarkan kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani versi
Kementerian Pertanian, yaitu: Kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama.
Keragaman populasi diwakili oleh kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani
padi sehingga jumlah sampel petani pada masing-masing kelas kemampuan
kelompok diambil dengan jumlah yang sama (disproportionate stratified random
sampling). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka jumlah kelompok tani yang
diamati dalam penelitian ini sebanyak 12 kelompok tani, dengan rincian 3
kelompok tani pada masing-masing kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama.
27
Dari 12 kelompok tani yang terpilih dilakukan pengambilan responden secara
acak sederhana, dengan penentuan setiap kelompok sebanyak 10 responden,
sehingga jumlah keseluruhan adalah 4 (kelas kelompok tani) x 3 (kelompok tani)
x 10 (orang) = 120 responden.
Kecamatan Buayan terdiri dari 20 desa dan 96 kelompok tani dengan
rincian 57 kelompok tani kelas Pemula, 29 kelompok tani kelas Lanjut, 9
kelompok tani kelas Madya dan 1 kelompok tani kelas Utama. Kecamatan
Rowokele terdiri dari 11 desa dan 80 kelompok tani dengan rincian 56 kelompok
tani kelas Pemula, 16 kelompok tani kelas Lanjut, 7 kelompok tani kelas Madya
dan 1 kelompok tani kelas Utama. Kecamatan Ayah terdiri dari 18 desa dan 96
kelompok tani dengan rincian 52 kelompok tani kelas Pemula, 31 kelompok tani
kelas Lanjut, 12 kelompok tani kelas Madya dan 1 kelompok tani kelas Utama.
Keragaman populasi diwakili oleh kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani
padi sehingga jumlah sampel petani pada masing-masing kelas kemampuan
kelompok diambil dengan jumlah yang sama/tidak proporsional (disproportionate
stratified random sampling). Disproportionate stratified random sampling adalah
pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi
sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya (Riduwan 2009). Jumlah
sampel dalam penelitian ini secara rinci tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1 Populasi, sampel, dan jumlah sampel petani berdasarkan kelas
kemampuan kelompok tani yang diamati
No Kelas
kemampuan
kelompok
tani
Petani responden
Desa Nama
kelompok tani
Populasi
anggota
kelompok
Sampel Jumlah
sampel
(orang)
1 Pemula Nogoraji Mitra Agro 40 10 30
Kreteg Pakarti
Saribumi
45 10
Candirenggo Candi Wulan 40 10
2 Lanjut Rogodono Rukun Santoso 40 10 30
Bumi Agung Kismorahayu 45 10
Bulurejo Tani Maju 35 10
3 Madya Purbowangi Karya Utama 32 10 30
Pring Tutul Eling Jaya 40 10
Kedung Weru Kedung Jaya 39 10
4 Utama Rogodadi Sri Mulyo 30 10 30
Redisari Pulungsari 36 10
Mangunweni Pucung 27 10
Jumlah 12 12 120
28
Pengembangan Instrumen Penelitian
Jenis Data
Data penelitian yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis data yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer diambil secara langsung dari responden.
Data primer dikumpulkan melalui pengisian kuesioner penelitian dan wawancara
dengan responden. Data sekunder diperoleh dari pemerintah setempat, instansi
terkait dan penyuluh di lokasi penelitian, berfungsi sebagai pendukung dan
pelengkap data primer.
Rincian masing-masing data primer tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor Internal Petani Anggota (X1) yaitu ciri-ciri yang dimiliki oleh petani
anggota yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dengan
lingkungannya, meliputi: umur petani, pendidikan formal, luas lahan, motivasi,
pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan kekosmopolitan.
b. Faktor Eksternal Petani Anggota (X2) yaitu keadaan atau kondisi yang
mempengaruhi petani yang berasal dari luar dirinya, meliputi: ketersediaan
informasi, peran penyuluh, keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok, dan
manfaat yang diperoleh dari kelompok.
c. Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (Y1) adalah
penilaian petani anggota kelompok terhadap kepemimpinan ketua kelompok
dalam upaya mencapai keberhasilan kelompok tani, meliputi upaya
meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggotanya, keaktifan
menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi kelompok, upaya
pencapaian tujuan kelompok, kemampuan membuat dan mengambil keputusan,
kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota, kejujuran, kemampuan
berkomunikasi, dan kedisiplinan.
d. Keberhasilan kelompok tani (Y2) adalah tingkat keberhasilan kelompok untuk
mencapai tujuannya, meliputi: sarana untuk pengembangan kelompok
(community material), cara-cara/mekanisme untuk menghimpun dana
(community fund), pengetahuan anggota (community knowledge), produktivitas
kelompok, kepuasan anggota, dan semangat kelompok.
Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable), dan
variabel tidak bebas (dependent variable). Berikut penjelasan masing-masing
variabel secara rinci:
(1) Variabel bebas/independen (X), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi
variabel tidak bebas/dependen (Y). Variabel bebas terdiri dari :
(a) Faktor internal petani anggota kelompok (X1) meliputi: umur (X1.1.),
pendidikan formal (X1.2.), luas lahan (X1.3.), motivasi (X1.4.),
pengalaman berusahatani (X1.5.), jumlah tanggungan keluarga (X1.6.), dan
kekosmopolitan (X1.7.).
(b) Faktor eksternal petani anggota kelompok (X2) meliputi ketersediaan
informasi (X2.1.), peran penyuluh (X2.2.), keterlibatan anggota dalam
kegiatan kelompok (X2.3.), manfaat yang diperoleh anggota dari kelompok
(X2.4.).
29
(2) Variabel tidak bebas/dependen (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas/independen. Variabel tidak bebas/dependen terdiri dari:
(a) Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (Y1) yaitu
penilaian anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani meliputi:
upaya ketua meningkatkan hubungan baik dengan anggotanya (Y1.1.),
keaktifan ketua menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi
kelompok (Y1.2.), upaya ketua dalam pencapaian tujuan kelompok (Y1.3.),
kemampuan ketua dalam membuat dan mengambil keputusan (Y1.4.),
kemampuan ketua dalam memotivasi tindakan nyata anggota (Y1.5.),
kejujuran (Y1.6.), kemampuan berkomunikasi (Y1.7.), dan kedisiplinan
ketua (Y1.8.).
(b) Keberhasilan kelompok tani (Y2) meliputi sarana untuk pengembangan
kelompok (Y2.1.), mekanisme penghimpunan dana dalam kelompok
(Y2.2.), pengetahuan anggota (Y2.3.), produktivitas kelompok (Y2.4.),
kepuasan anggota (Y2.5.), dan semangat kelompok (Y2.6.).
Konseptualisasi
Konseptualisasi sejumlah variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
(1) Faktor internal petani anggota adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh petani
anggota yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dengan
lingkungannya, meliputi: umur petani, pendidikan formal, luas lahan,
motivasi, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan
kekosmopolitan.
(2) Umur petani adalah usia responden dihitung dari lahir hingga saat
penelitian, dinyatakan dalam tahun.
(3) Pendidikan formal adalah lamanya pendidikan formal yang pernah
ditempuh/dicapai responden, dinyatakan dalam tahun.
(4) Luas lahan adalah jumlah satuan luas lahan yang diusahakan responden
untuk berusahatani, yang dinyatakan dalam satuan hektar (Ha).
(5) Motivasi adalah dorongan atau alasan dalam diri responden yang
merangsang melakukan tindakan.
(6) Pengalaman berusahatani adalah lamanya responden terlibat langsung dalam
kegiatan berusahatani.
(7) Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang dalam keluarga
yang menjadi tanggungan responden.
(8) Kekosmopolitan adalah aktivitas responden dalam mencari informasi
berkaitan dengan pengembangan usahatani ke luar sistem sosialnya, ke
desa lain atau ke kota dalam satu minggu, satu bulan, atau satu tahun
terakhir.
(9) Faktor eksternal petani anggota adalah keadaan atau kondisi yang
mempengaruhi petani yang berasal dari luar dirinya.
(10) Ketersediaan informasi adalah tingkat ketersediaan media tertentu sebagai
sumber informasi tentang usahatani, meliputi: (a) media elektronik: TV,
radio, internet, hp; (b) media non-elektronik: poster, brosur, majalah, buku;
(c) interpersonal: penyuluh, petani lain di luar kelompok, petani lain dalam
kelompok.
30
(11) Peran penyuluh adalah peran aktif penyuluh dalam pembinaan usahatani
kelompok, peran penyuluh dalam menjelaskan materi penyuluhan, peran
penyuluh dalam menjelaskan teknologi baru, peran penyuluh dalam
memberikan informasi pasar.
(12) Keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok adalah tingkat dimana
responden mengkaitkan dirinya ke kelompok dan secara aktif
berpartisipasi di dalamnya.
(13) Manfaat yang diperoleh dari kelompok adalah manfaat yang diperoleh
responden setelah bergabung menjadi anggota kelompok tani.
(14) Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani adalah
penilaian petani anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani
meliputi: upaya meningkatkan hubungan baik dengan anggotanya, keaktifan
menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi kelompok, upaya
pencapaian tujuan kelompok, kemampuan membuat dan mengambil
keputusan, kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota, kejujuran,
kemampuan berkomunikasi, dan kedisiplinan.
(15) Upaya meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan
anggotanya adalah tindakan ketua kelompok dalam membina dan
menjaga hubungan antar pribadi dengan baik dan menyenangkan.
(16) Keaktifan menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi
kelompok adalah tindakan ketua kelompok dalam mengarahkan,
mengatur kewenangan, pembagian tugas kepada anggota kelompok
sesuai dengan kemampuannya, usaha menjalin hubungan anggota
dengan anggota dan hubungan anggota dengan pihak luar agar kelompok
dapat berjalan dengan baik.
(17) Upaya pencapaian tujuan kelompok adalah tindakan ketua kelompok
dalam menggerakkan atau memotivasi anggota ke arah pencapaian tujuan
kelompok.
(18) Kemampuan membuat dan mengambil keputusan adalah tindakan ketua
kelompok dalam membuat dan mengambil keputusan.
(19) Kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota adalah tindakan ketua
kelompok dalam upaya mendorong, memotivasi dan menggerakan
tindakan nyata anggota dalam setiap kegiatan, terutama kegiatan
usahataninya.
(20) Kejujuran adalah tingkat kejujuran yang dimiliki oleh ketua kelompok
dalam menjalankan fungsinya sebagai pemimpin kelompok.
(21) Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan ketua kelompok dalam
menyampaikan pembicaraan, perkataan atau menyampaikan informasi
inovasi kepada anggotanya.
(22) Kedisiplinan adalah tingkat kedisiplinan ketua kelompok dalam bekerja
sebagai pemimpin kelompok.
(23) Keberhasilan kelompok adalah tingkat keberhasilan kelompok untuk
mencapai tujuannya, meliputi: sarana untuk pengembangan kelompok
(community material), mekanisme penghimpunan dana dalam kelompok
(community fund), pengetahuan anggota (community knowledge),
produktivitas kelompok, kepuasan anggota, dan semangat kelompok.
(24) Sarana untuk pengembangan kelompok adalah sarana yang ada di dalam
kelompok yang berguna untuk pengembangan kelompok.
31
(25) Mekanisme penghimpunan dana dalam kelompok adalah cara-cara atau
mekanisme untuk menghimpun dana dalam kelompok.
(26) Pengetahuan anggota adalah pengetahuan anggota tentang permodalan,
usahatani, pemasaran, teknologi yang diperoleh dari kelompok.
(27) Produktivitas kelompok adalah hasil-hasil yang mampu dicapai oleh
anggota melalui wadah kelompok tani.
(28) Kepuasan anggota adalah kepuasan anggota terhadap hasil-hasil yang
dicapai oleh kelompok, terhadap peran serta dalam kegiatan kelompok
untuk mencapai tujuan
(29) Semangat kelompok adalah semangat anggota terhadap kelompoknya.
Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran variabel penelitian yang terdiri dari faktor internal, dan faktor
eksternal petani anggota, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua
kelompok tani, dan keberhasilan kelompok tani disajikan dalam Tabel 2, 3, 4, dan
5.
Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel
faktor-faktor internal petani anggota
Variabel Definisi
Operasional
Indikator Pengukuran
1. Umur Petani Usia responden
dihitung dari lahir
hingga saat
penelitian,
dinyatakan dalam
tahun
Jumlah tahun lama
hidup yang sudah
dijalani responden
sampai dengan saat
penelitian
Jumlah tahun lama
hidup yang sudah
dijalani responden
sampai dengan saat
penelitian.
Kategorisasi :
- Kurang produktif
(≥ 65 th)
- Produktif (50-64 th)
- Sangat produktif
(15-49 th)
2. Pendidikan
Formal lamanya pendidikan
formal yang pernah
ditempuh/dicapai
responden,
dinyatakan dalam
tahun.
Jumlah tahun lamanya
pendidikan formal
yang pernah diikuti
responden.
Skor 1 = 0 - 6 tahun
Skor 2 = 7 - 12 tahun
Skor 3 = ( > 12 tahun )
Kategorisasi:
- Rendah (≤ SD)
- Menengah (≤SD s/d
SLTA)
- Tinggi (>SLTA)
3. Luas lahan Jumlah satuan luas
lahan yang
diusahakan
responden untuk
berusahatani
Jumlah satuan luas
lahan
yang diusahakan
responden untuk
berusahatani,
dinyatakan dalam
satuan Ha
Satuan luas dalam Ha
Kategorisasi :
- Sempit (<0,5 Ha)
- Sedang (≥0,5 s/d
1,00 Ha)
- Luas (> 1,00 Ha)
32
Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel
faktor-faktor internal petani anggota (lanjutan)
Variabel Definisi
Operasional
Indikator Pengukuran
4. Motivasi Dorongan atau
alasan dalam diri
responden yang
merangsang
melakukan
tindakan.
Motif responden
bergabung dalam
kelompok tani
a. Motif
Skor 1 = tidak ada
motivasi apapun
Skor 2 = mendapat
pengakuan dari
anggota yang lain
Skor 3 = menambah
teman/ bersosialisasi
dan tempat untuk
mengembangkan
usahatani
Kebutuhan
reponden
yang ingin dipenuhi
selama bergabung
menjadi anggota
kelompok
Harapan responden
bergabung menjadi
anggota kelompok
b. Kebutuhan
c. Harapan
Skor 1 = sekedar
berkumpul bersama
teman
Skor 2 = mendapat-
kan teman untuk
berdiskusi tentang
usahatani
Skor 3 = memperoleh
bantuan sarana
produksi, teknologi,
pasar, dan informasi
pengembangan
usahatani
Skor 1 = menjalin
Kerjasama antar
anggota dengan lebih
erat
Skor 2 = mengetahui
informasi tentang
pemasaran
Skor 3 = menambah
pendapatan keluarga,
menambah penge-
tahuan, sikap
dan ketrampilan
usahatani
33
Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel faktor-
faktor internal petani anggota (lanjutan)
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
5. Pengalaman
berusahatani
Lamanya responden
terlibat langsung
dalam
berusahatani
Jumlah tahun lamanya
responden terlibat
langsung dalam
berusahatani
Jumlah tahun
lamanya
responden
melaksanakan
usahatani
Kategorisasi:
- Sedikit (≤5 th)
- Cukup (>5 s/d
25 th)
- Banyak (> 25
th)
6. Jumlah
tanggungan
keluarga
Banyaknya orang
dalam keluarga yang
menjadi tanggungan
responden, termasuk
dirinya sendiri
Jumlah orang dalam
keluarga yang
menjadi tanggungan
responden, termasuk
dirinya sendiri
Skor 1 = 1 – 3
orang/KK
Skor 2 = 4 – 6
orang/KK
Skor 3 = (> 6
orang/KK)
Kategorisasi:
- Sedikit (1-3
org/KK)
- Sedang ( 4-5
org/KK)
- Banyak ( > 5
org/KK)
7. Kekosmo-
politan
Aktivitas responden
dalam mencari
informasi ke luar
sistem sosialnya, ke
desa lain atau ke
kota dalam
satuminggu, satu
bulan atau satu
tahun terakhir
Frekuensi aktivitas
responden dalam
mencari informasi
keluar sistem
sosialnya, ke desa
lain atau kota dalam
satu minggu, satu
bulan, atau satu
tahun terakhir
Skor 1 = tidak
pernah
Skor 2 = kadang-
kadang (≤ 3
kali/ tahun)
Skor 3 = sering
(≥ 4 kali/ tahun)
34
Tabel 3 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel
faktor-faktor eksternal petani anggota
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
1. Ketersediaan
informasi
Tingkat ketersediaan
media tertentu sebagai
sumber informasi
tentang usahatani
a. Media elektronik
(TV, radio, internet,
hp)
b. Media non-elektronik
(poster, brosur,
majalah, buku)
c. Interpersonal
(pedagang,
tengkulak, penyuluh,
petani lain di luar
kelompok, petani
lain dalam
kelompok)
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-kadang
(≤ 1 jam/hari)
Skor 3 = sering (≥ 2
jam/hari)
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-kadang
(≤ 2 kali/6 bln)
Skor 3 = sering (≥ 3
kali/6 bln)
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-kadang
(≤ 1 kali/ bln)
Skor 3 = sering (≥ 2 kali/
bln)
2. Peran penyuluh Peran aktif
penyuluh dalam
pembinaan
usahatani
kelompok, peran
penyuluh dalam
menjelaskan materi
penyuluhan, peran
penyuluh dalam
menjelaskan
teknologi baru,
peran penyuluh
dalam memberikan
informasi pasar.
a. peran aktif
penyuluh dalam
pembinaan
usahatani
kelompok
b. peran penyuluh
dalam
menjelaskan
materi penyuluhan
c. peran penyuluh
dalam menjelaskan
teknologi baru
d. peran penyuluh
dalam memberikan
informasi pasar
Skor 1 = Tidak aktif
Skor 2 = Cukup aktif
Skor 3 = Aktif
Skor 1 = Tidak berperan
Skor 2 = Cukup berperan
Skor 3 = Berperan aktif
Skor 1 = Tidak berperan
Skor 2 = Cukup berperan
Skor 3 = Berperan aktif
Skor 1 = Tidak berperan
Skor 2 = Cukup berperan
Skor 3 = Berperan aktif
35
Tabel 3 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel faktor-
faktor eksternal petani anggota (lanjutan)
3. Keterlibatan
anggota dalam
kegiatan
kelompok
Tingkat dimana
responden
mengkaitkan dirinya
ke kelompok dan
secara aktif
berpartisipasi di
dalamnya
a. Keterlibatan
dalam
pengambilan
keputusan
Skor 1 = anggota datang
ke pertemuan
kelompok,
sebagai
pendengar
Skor 2 = sebagian
anggota
dilibatkan
dalam
pengambilan
keputusan
Skor 3 = seluruh
anggota
terlibat aktif
dalam
pengambilan
keputusan
Tingkat kontribusi
responden terhadap
kelompok
b. Tingkat
kontribusi
responden
terhadap
kelompok
Skor 1 = asal mengikuti
Skor 2 = tingkat
pemenuhan
kebutuhan
melalui
kelompok
Skor 3 = tingkat upaya
pengembangan
kelompok
4. Manfaat yang
diperoleh dari
kelompok
Manfaat yang
diperoleh responden
setelah bergabung
menjadi anggota
kelompok tani
Manfaat yang
diperoleh
responden
setelah
bergabung
menjadi anggota
kelompok tani
Skor 1 = mendapat
teman
Skor 2 = mendapat
bantuan untuk
usahatani
Skor 3 = mendapatkan
informasi
untuk
pengembangan
usahatani
36
Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel
persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani
Sub Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
1. Upaya ketua
meningkatkan
hubungan baik
antara
pemimpin
dengan
anggotanya
Tindakan ketua
kelompok dalam
membina dan
menjaga hubungan
antar pribadi dengan
baik dan
menyenangkan
a. Usaha dalam
memberikan
dorongan
b. Sikap/usahanya
dalam mendekati
anggotanya
c. Menyediakan waktu
untuk menyimak
anggota kelompok.
Skor 1 = Tidak pernah
Skor 2 = Kadang-kadang
Skor 3 = Selalu
Skor 1 = Tidak pernah
Skor 2 = Kadang-kadang
Skor 3 = Selalu
Skor 1 = Tidak pernah
Skor 2 = Kadang-kadang
Skor 3 = Selalu
2. Keaktifan
ketua
menentukan
dan
mengarahkan
struktur serta
interaksi
kelompok
Tindakan ketua
kelompok dalam
mengarahkan,
mengatur
kewenangan,
pembagian tugas
kepada anggota
kelompok sesuai
dengan
kemampuandan
keinginan anggota,
usaha menjalin
hubungan anggota
dengan anggota
dan dengan pihak
luar agar
kelompok dapat
berjalan dengan
baik
a. Pengaturan orang-
orang dalam
kelompok
b. Pembagian dan
pembatasan
peranan atau tugas
dalam kelompok
c. usaha mengadakan
hubungan dengan
pihak luar
d. usaha mengadakan
kegiatan yang
mengikut-sertakan
seluruh anggota
(partisipasi
anggota)
Skor 1 = Tidak sesuai
Skor 2 = Cukup sesuai
Skor 3 = Sesuai
Skor 1 = Tidak sesuai
Skor 2 = Cukup sesuai
Skor 3 = Sesuai
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-kadang
Skor 3 = selalu
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-kadang
Skor 3 = selalu
e. upaya menyedia-
kan sarana untuk
terjadinya
interaksi
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-kadang
Skor 3 = selalu
3. Upaya ketua
dalam
pencapai-an
tujuan
kelompok
Tindakan ketua
kelompok dalam
menggerakkan atau
memotivasi anggota
ke arah pencapaian
tujuan kelompok
a. Upaya pembuatan
rencana kerja
b. Pemberian motivasi
pada anggota
kelompok
c. Upaya pencapaian
usaha kelompok dan
pengembangan
kegiatan kelompok
d. Upaya melakukan
kontrol dan evaluasi
Skor 1 = tidak pernah,
Skor 2 = kadang-kadang
Skor 3 = selalu
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-kadang
Skor 3 = selalu
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-kadang
Skor 3 = selalu
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-kadang
Skor 3 = selalu
37
Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel persepsi
anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (lanjutan)
Variabel Definisi
Operasional
Indikator Pengukuran
4. Kemampuan
ketua dalam
membuat dan
mengambil
keputusan
Tindakan ketua
kelompok dalam
membuat dan
mengambil
keputusan
a. Kemampuan
pengambilan
keputusan thd
masalah yang
dihadapi anggota
b. Kesesuaian
pengambilan
keputusan dengan
keinginan dan
kebutuhan anggota
Skor 1 = Rendah
Skor 2 = Sedang
Skor 3 = Tinggi
Skor 1 = tidak sesuai
Skor 2 = kurang sesuai
Skor 3 = sesuai
5. Kemampuan
ketua dalam
memotivasi
tindakan nyata
anggota
Tindakan ketua
kelompok dalam
upaya mendorong,
memotivasi dan
menggerakan
tindakan nyata
anggota dalam
setiap kegiatan,
terutama kegiatan
usahataninya
a. Upaya memotivasi
anggota untuk
menghadiri
pertemuan berkala
b. Upaya dalam
memotivasi
meningkatkan
produktivitas
usahanya
c. Usaha dalam
merencanakan dan
mengatur rencana
kegiatan kelompok
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-
kadang
Skor 3 = selalu
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-
kadang
Skor 3 = selalu
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-
kadang
Skor 3 = selalu
6. Kejujuran Tingkat kejujuran
yang dimiliki oleh
ketua kelompok
dalam menjalankan
fungsinya sebagai
pemimpin
kelompok
a. Bantuan dana dari luar
mana saja secara
terbuka dan jujur
dilaporkan pada para
anggota kelompok
b. Manfaat ketua
kelompok dalam
menjunjung tinggi
kejujuran
c. Ketua kelompok
sangat menjaga
kesuksesan program
yang akan dan sedang
dilaksanakan
kelompok
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-
kadang
Skor 3 = selalu
Skor 1 = tidak
bermanfaat
Skor 2 = cukup
bermanfaat
Skor 3 = bermanfaat
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-
kadang
Skor 3 = selalu
38
Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel persepsi
anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (lanjutan)
Variabel Definisi
Operasional
Indikator Pengukuran
7. Kemampuan
berkomunikasi
Kemampuan
ketua kelompok
dalam
menyampaikan
pembicaraan,
perkataan atau
menyampaikan
informasi inovasi
kepada
anggotanya.
a. Kemampuan ketua
kelompok dalam
menjalin
komunikasi dengan
para anggota
b. Kemampuan ketua
kelompok dalam
memberikan
penjelasan kepada
para anggota bila
ada informasi
penting
c. Kemampuan ketua
kelompok dalam
menghubungkan
kelompok dengan
pihak luar untuk
memperoleh
informasi pengem-
bangan usaha
kelompok
d. Ketua kelompok
aktif dalam
menjalin hubungan
yang harmonis
dengan kelompok
lain
Skor 1 = rendah
Skor 2 = sedang
Skor 3 = tinggi
Skor 1 = rendah
Skor 2 = sedang
Skor 3 = tinggi
Skor 1 = rendah
Skor 2 = sedang
Skor 3 = tinggi
Skor 1 = rendah
Skor 2 = sedang
Skor 3 = tinggi
8. Kedisiplinan Tingkat
kedisiplinan
ketua kelompok
dalam bekerja
sebagai
pemimpin
kelompok
a. Ketepatan waktu
ketua dalam
memimpin acara
musyawarah
b. Kelengkapan
aturan yang ada
saat ini
c. Ketua menjaga
kedisiplinan
pribadi bermanfaat
bagi anggota
d. Konsistensi ketua
dalam menerapkan
disiplin diri
e. Penerapan sanksi
bagi anggota yg
melanggar
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = kadang-kadang
Skor 3 = selalu
Skor 1 = tidak lengkap
Skor 2 = cukup lengkap
Skor 3 = sangat lengkap
Skor 1 = tidak
bermanfaat
Skor 2 = cukup
bermanfaat
Skor 3 = bermanfaat
Skor 1 = tidak
konsisten, Skor 2 =
cukup konsisten
Skor 3 = konsisten
Skor 1 = tidak pernah,
Skor 2 = kadang-
kadang, Skor 3 = selalu
39
Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel
keberhasilan kelompok tani
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
1. Sarana untuk
pengembangan
kelompok
Sarana yang ada di
dalam kelompok
yang berguna untuk
pengembangan
kelompok.
a. Ketersediaan ruang
pertemuan kelompok
b. Kegiatan perkreditan
c. Ketersediaan alat
mesin pertanian
(traktor, sprayer,
perontok padi, dll)
untuk disewakan
kepada anggota
d. Ketersediaan modal
kelompok
Skor 1 = tidak
tersedia
Skor 2 = tersedia,
tapi kurang
memadai
Skor 3 = tersedia,
dan memadai
Skor 1 = tidak
tersedia
Skor 2 = tersedia,
tapi kurang
memadai
Skor 3 = tersedia,
dan memadai
Skor 1 = tidak
tersedia
Skor 2 = tersedia,
tapi kurang
memadai
Skor 3 = tersedia,
dan memadai
Skor 1 = tidak
tersedia
Skor 2 = tersedia,
tapi kurang
memadai
Skor 3 = tersedia,
dan memadai
2. Mekanisme
penghimpunan
dana dalam
kelompok
Cara-cara atau
mekanisme untuk
menghimpun dana
dalam kelompok
a. Mekanisme
penghimpunan
dana dalam
kelompok
b. Iuran tetap dalam
kelompok
c. Kedisiplinan
anggota dalam
pembayaran iuran
yang ada
Skor 1 = tidak
tertulis
Skor 1 = tertulis,
dan 1 sumber
Skor 3 = tertulis,
dan lebih dari
satu sumber dana
Skor 1 = tidak
ada
Skor 2 = satu
jenis iuran
Skor 3 = lebih
dari satu jenis
iuran
Skor 1 = tidak
disiplin
Skor 2 = kurang
disiplin
Skor 3 = disiplin
40
Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel
keberhasilan kelompok tani (lanjutan)
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
d. Upaya ketua
kelompok dalam
mencari sumber
dana dari luar
kelompok
Skor 1 = tidak ada
upaya
Skor 2 = ada upaya, tapi
tdk/blm berhasil
Skor 3 = ada upaya, dan
berhasil
3. Pengetahuan
anggota
Pengetahuan
anggota yang
diperoleh dari
kelompok
a. Pengetahuan
anggota tentang
permodalan
b. Pengetahuan
anggota tentang
usahatani/teknik
budidaya
c. Pengetahuan
anggota tentang
pemasaran
d. Pengetahuan
anggota tentang
teknologi baru
e. Peningkatan
pengetahuan
anggota
kelompok
Skor 1 = tidak diperoleh
dari kelompok tani
Skor 2 = diperoleh dari
anggota lainnya dlm
kelompok
Skor 3 = diperoleh dari
ketua kelompok
Skor 1 = tidak diperoleh
dari kelompok tani
Skor 2 = diperoleh dari
anggota lainnya dlm
kelompok
Skor 3 = diperoleh dari
ketua kelompok
Skor 1 = tidak diperoleh
dari kelompok tani
Skor 2 = diperoleh dari
anggota lainnya dlm
kelompok
Skor 3 = diperoleh dari
ketua kelompok
Skor 1 = tidak diperoleh
dari kelompok tani
Skor 2 = diperoleh dari
anggota lainnya dlm
kelompok
Skor 3 = diperoleh dari
ketua kelompok
Skor 1 = tdk bertambah/
sama saja
Skor 2 = sedikit
bertambah
Skor 3 = bertambah
41
Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel
keberhasilan kelompok tani (lanjutan)
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
4. Produktivitas
kelompok
Hasil yang mampu
dicapai oleh anggota
melalui wadah
kelompok tani
a. Produktivitas
usahatani setelah
menjadi anggota
kelompok
b. pendapatan petani
anggota setelah
menjadi anggota
kelompok
Skor 1 = menurun
Skor 2 = sama
Skor 3 = meningkat
Skor 1 = menurun
Skor 2 = sama
Skor 3 = meningkat
5. Kepuasan anggota Kepuasan anggota
terhadap hasil-hasil
yang dicapai oleh
kelompok, terhadap
peran serta dalam
kegiatan kelompok
untuk mencapai
tujuan kelompoknya
a. kepuasan
terhadap
produktivitas
b. kepuasan
terhadap hasil
kegiatan
c. kepuasan jika
mempunyai peran
penting dalam
kelompok
d. kepuasan
terhadap peran
serta dalam
kegiatan
perencanaan,
pelaksanaan, dan
pemanfaatan hasil
kelompok tani
Skor 1 = tidak puas
Skor 2 = cukup puas
Skor 3 = puas
Skor 1 = tidak puas
Skor 2 = cukup puas
Skor 3 = puas
Skor 1 = tidak puas
Skor 2 = cukup puas
Skor 3 = puas
Skor 1 = tidak puas
Skor 2 = cukup puas
Skor 3 = puas
6. Semangat
kelompok
Semangat anggota
terhadap
kelompoknya
a. Ada tidaknya
anggota yang
keluar
b. Perasaan anggota
dengan kelompok
Skor 1 = Banyak
anggota yg
keluar
Skor 2 = Beberapa
anggota yg
keluar
Skor 3 = Tidak ada
anggota yg
keluar
Skor 1 = tidak
senang
Skor 2 = cukup
senang
Skor 3 = senang
42
Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel
keberhasilan kelompok tani (lanjutan)
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
c. Tingkat kesenangan
dlm menjalin
kerjasama dengan
anggota lainnya
dlm kelompok
d. Tingkat
kebanggaan
menjadi anggota
kelompok
e. Tingkat kepuasan
jika peraturan
ditaati
f. Tingkat
pelanggaran
peraturan kelompok
Skor 1 = tidak senang
Skor 2 = cukup
senang
Skor 3 = senang
Skor 1 = tidak bangga
Skor 2 = cukup
bangga
Skor 3 = bangga
Skor 1 = tidak puas
Skor 2 = cukup puas
Skor 3 = puas
Skor 1 = sering
dilanggar
Skor 2 = jarang
dilanggar
Skor 3 = tidak pernah
dilanggar
Keterangan: tabel skor dalam variabel faktor internal motivasi dan
kekosmopolitan, faktor eksternal petani anggota, persepsi petani
anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, dan
keberhasilan kelompok tani adalah penjumlahan skor yang
diperoleh pada masing-masing indikator dan kategorisasi
berdasarkan nilai capaian skor dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
kategori yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi.
Instrumentasi
Instrumentasi merupakan keragaman alat yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian. Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang berhubungan
dengan variabel-variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini. Pada penelitian ini
digunakan kuesioner tertutup dan terbuka, yang disusun secara terstruktur menjadi
tiga bagian. Bagian pertama berupa pertanyaan-pertanyaan seputar faktor internal
dan eksternal petani anggota. Bagian kedua yaitu pertanyaan-pertanyaan tentang
persepsi petani terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani. Bagian ketiga
adalah pertanyaan tentang keberhasilan kelompok tani.
43
Kisi-kisi instrumen
Instrumen penelitian berupa kuesioner terdiri dari item-item pertanyaan
yang berkaitan dengan: faktor internal petani, faktor eksternal petani, persepsi
anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, dan keberhasilan kelompok
tani. Secara rinci diuraikan dalam Tabel 6.
Tabel 6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Sub Variabel Jumlah
Item
Nomor
Item
Faktor Internal
Petani Anggota
(X1)
Umur 1 1
Pendidikan formal 1 2
Luas lahan 1 3
Motivasi 3 4 – 6
Pengalaman berusahatani 1 7
Jumlah tanggungan keluarga 1 8
Kekosmopolitan 2 9-10
Faktor Eksternal
Petani Anggota
(X2)
Ketersediaan informasi 11 11 – 21
Peran penyuluh 4 22 – 25
Keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok 2 26 – 27
Manfaat yang diperoleh dari kelompok 1 28
Persepsi anggota
terhadap
Kepemimpinan
Ketua
Kelompok Tani
(Y1)
Upaya meningkatkan hubungan baik antara
pemimpin dengan anggotanya
3 29 – 31
Keaktifan menentukan dan mengarahkan
struktur serta interaksi kelompok
5 32 – 36
Upaya pencapaian tujuan kelompok 4 37 – 40
Kemampuan membuat dan mengambil
keputusan
2 41 – 42
Kemampuan memotivasi tindakan nyata
anggota
3 43 – 45
Kejujuran 3 46 – 48
Kemampuan berkomunikasi 4 49 – 52
Kedisiplinan 5 53 – 57
Keberhasilan
Kelompok Tani
(Y2)
Sarana untuk pengembangan kelompok 4 58 – 61
Mekanisme penghimpunan dana dalam
kelompok
4 62 – 65
Pengetahuan anggota 5 66 – 70
Produktivitas kelompok 4 71 – 74
Kepuasan anggota 6 75 – 80
Semangat kelompok 7 81 – 87
44
Uji Validitas Instrumen
Kerlinger (1996) mengungkapkan bahwa suatu alat ukur dikatakan valid
(sahih) apabila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat
konsep yang sebenarnya ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mendapatkan
instrumen yang dapat mengukur sesuatu yang seharusnya dapat diukur dengan
tepat. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan validitas
konstruki (construct validity) menyusun tolok ukur operasional dari suatu
kerangka konsep variabel yang digunakan. Secara sederhana validitas konstruk
dari sebuah instrumen dilakukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor
masing-masing item dengan total skor masing-masing item, selanjutnya
membandingkan angka korelasi dengan angka kritik pada tabel korelasi nilai r
pada taraf tertentu (1% atau 5%). Apabila angka korelasi tersebut lebih besar
daripada angka pada tabel korelasi nilai r, maka item pertanyaan tersebut
dinyatakan valid.
Langkah-langkah uji validitas instrumen yang dilakukan adalah: (a)
mendefinisikan secara operasional konsep variabel yang akan diukur berdasarkan
referensi literatur dan konsultasi dengan pakar atau dosen pembimbing, (b)
melakukan uji coba instrumen pada sejumlah responden, (c) mempersiapkan tabel
tabulasi jawaban, (d) menghitung korelasi antara setiap item
pernyataan/pertanyaan dengan skor total masing-masing item dengan
menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total
correlation).
Model pengujian validitas dengan pendekatan korelasi item-total dikoreksi
digunakan untuk menghilangkan spurious overlap yaitu adanya tumpang tindih
atau pengaruh kontribusi masing-masing skor item terhadap skor total. Untuk
menghilangkan efek adanya tumpang tindih tersebut maka koefisien korelasi
item-total dikoreksi dengan nilai simpangan baku (standard deviation) skor item
dengan skor total (Kusnendi 2008). Menentukan apakah sebuah item dinyatakan
valid atau tidak maka para ahli menetapkan besaran koefisien korelasi item total
dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah
item. Hal ini berarti apabila nilai koefisien korelasi ≥ 0,25 atau 0,30
mengindikasikan item tersebut memiliki validitas yang memadai (Kusnendi
2008).
Instrumen penelitian ini dilakukan uji coba kepada 40 orang petani yang
memiliki karakteristik relatif sama dengan responden. Hasil perhitungan dengan
metode corrected item-total correlation untuk uji validitas alat ukur variabel
bebas (faktor internal dan faktor eksternal petani anggota) berkisar antara 0,624
sampai 0,740 yang berarti valid.
Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas atau keterandalan instrumen adalah tingkat konsistensi hasil
yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan berulang-ulang pada
subjek yang sama atau berbeda (Kerlinger 1996). Suatu alat ukur dikatakan
mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut mempunyai sifat
kekonsistenan, kestabilan dan ketepatan, jika alat tersebut digunakan berulang kali
terhadap suatu gejala yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda.
45
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach-alpha dengan
rumus:
dimana :
α = koefisien cronbach-alpha
n = jumlah item
Vi = varians skor tiap-tiap item
∑Vi = jumlah varians skor tiap-tiap item
Vt = varians total
Uji reliabilitas instrumen dilakukan berdasarkan data hasil pretest
kuesioner. Alat ukur dinilai cukup reliable jika nilai > 0,5 hingga mencapai
angka 1,0 (Arikunto 1998). Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach-alpa
terhadap 40 responden menghasilkan nilai α sebesar 0,705 (untuk variabel faktor
internal dan eksternal petani anggota) dan nilai α sebesar 0,684 (untuk variabel
persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani dan keberhasilan
kelompok tani) yang berarti instrumen penelitian ini reliabel dan disimpulkan
kuesioner dapat digunakan untuk pengumpulan data. Hasil uji validitas dan
reliabilitas instrumen disajikan pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7 Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian
No. Variabel Koef. Validitas
(r)
Keterangan
Faktor internal petani anggota (X1)
1. Umur 0,702 Valid
2. Pendidikan formal 0,646 Valid
3. Luas lahan 0,724 Valid
4. Motivasi 0,652 Valid
5. Pengalaman berusahatani 0,740 Valid
6. Jumlah tanggungan keluarga 0,682 Valid
7. Kekosmopolitan 0,693 Valid
Faktor eksternal petani anggota (X2)
8. Ketersediaan informasi 0,624 Valid
9. Peran penyuluh 0,651 Valid
10. Keterlibatan anggota dalam
kegiatan kelompok
0,660 Valid
11. Manfaat yang diperoleh dari
kelompok
0,711 Valid
Koef. Reliabilitas (R-Alpha Cronbach) 0,705 Reliabel
n
n - 1 1 -
∑Vi
Vt = ==
46
Tabel 7 Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian (lanjutan)
No. Variabel Koef. Validitas
(r)
Keterangan
Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (Y1)
1. Upaya meningkatkan hubungan baik
dengan anggotanya
0,676 Valid
2. Keaktifan menentukan dan
mengarahkan struktur serta interaksi
kelompok
0,664 Valid
3. Upaya pencapaian tujuan kelompok 0,684 Valid
4. Kemampuan membuat dan mengambil
keputusan,
0,666 Valid
5. Kemampuan memotivasi tindakan nyata
anggota,
0,676 Valid
6. Kejujuran 0,618 Valid
7. Kemampuan berkomunikasi 0,614 Valid
8. Kedisiplinan 0,616 Valid
Keberhasilan kelompok tani (Y2)
9. Sarana untuk pengembangan kelompok 0,693 Valid
10. Mekanisme penghimpunan dana dalam
kelompok
0,696 Valid
11. Pengetahuan anggota 0,735 Valid
12. Produktivitas kelompok 0,691 Valid
13. Kepuasan anggota 0,650 Valid
14. Semangat kelompok 0,629 Valid
Koef. Reliabilitas (R-Alpha Cronbach) 0,684 Reliabel
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan menggunakan beberapa cara
yaitu: (1) pengamatan (observation), yaitu data dikumpulkan melalui pengamatan
secara langsung fenomena yang terjadi di lokasi penelitian; (2) kuesioner
(questioner), yaitu daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan variabel-
variabel penelitian yang dikaji dalam penelitian. Pada penelitian ini digunakan
kuesioner, dimana pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner diarahkan untuk
mengetahui: Faktor Internal Petani Anggota (X1), Faktor Eksternal Petani
Anggota (X2), Persepsi Anggota terhadap Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani
(Y1), dan Keberhasilan Kelompok Tani (Y2); (3) wawancara (interview), yaitu
melakukan tanya jawab lisan secara langsung dengan responden penelitian untuk
mendukung data yang diperoleh dari hasil kuesioner. Selain wawancara terhadap
responden, juga dilakukan terhadap penyuluh, dan pihak-pihak terkait lainnya;
dan (4) dokumentasi (documentation), yaitu mengumpulkan data dengan cara
47
penelusuran dan pencatatan data, dokumen, arsip, peraturan-peraturan maupun
referensi yang relevan di instansi yang ada kaitannya dengan penelitian.
Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder.
Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
dan menguji hipotesis. Pengolahan data digunakan analisis kuantitatif. Untuk
mendukung dan mempertajam analisis kuantitatif dilengkapi dengan informasi
berdasarkan data kualitatif (Moleong 1991).
Kegiatan pengolahan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut
(Koentjaraningrat 1989): (1) memeriksa kembali data mentah yang telah
dikumpulkan, kemudian disusun dalam kelompok-kelompok dan diadakan
kategorisasi; (2) mengedit data, yaitu data yang telah dikumpulkan perlu dibaca
kembali dan dikoreksi jika masih terdapat hal-hal yang salah atau meragukan; dan
(3) mentabulasi data, memasukkan data ke dalam tabel-tabel, dan menata angka-
angka sehingga dapt dihitung dan dianalisis, kemudian mengadakan intepretasi. Data
dianalisis secara analisis statistik deskriptif dan inferensial.
Analisis statistik deskriptif dengan menampilkan distribusi frekuensi dan
persentase. Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata empat populasi kelas
kemampuan kelompok tani digunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis.
Pemilihan uji beda Kruskal-Wallis karena menguji perbedaan > 2 sampel
independen dan data yang diperoleh dari hasil kuesioner merupakan data berskala
ordinal1). Sedangkan untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan
analisis statistik inferensial dengan menggunakan statistik nonparametrik yaitu uji
korelasi Rank Spearman (rs) dengan software SPSS versi 20.00. Pemilihan uji
korelasi Rank Spearman, karena data yang diperoleh dari hasil kuesioner
merupakan data berskala ordinal, maka dengan korelasi ini didapat hasil yang
mendekati kenyataannya (Walpole 1995).
Rumus uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut:
Keterangan :
H = hasil uji beda Kruskal-Wallis
N = jumlah sampel
Ri = jumlah peringkat pada kelompok i
ni = jumlah sampel pada kelompok i
1)
http://teorionline.net/spss-kruskal-wallis-test/, dicetak 2 Februari 2013
48
Rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut (Siegel 1994):
Keterangan :
rs = koefisien korelasi Rank Spearman,
di2 = ( Xi - Yi )
2
di = selisih ranking Xi dan Yi
Yi = ranking variabel Yi
Xi = ranking variabel Xi
N = banyaknya pasangan data
Koefesien korelasi merupakan pengukuran statistik kovarian atau asosiasi
antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan
-1, yang berarti koefisien korelasi dapat bernilai positif dan dapat pula negatif.
Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan
dua variabel. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan
tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel
mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai
variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Interpretasi mengenai kekuatan
hubungan antara dua variabel (De Vaus 2002) adalah sebagai berikut:
(a). 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
(b). 0,01 – 0,09 : Korelasi kurang berarti (sangat lemah)
(c). 0,10 – 0,29 : Korelasi lemah
(d). 0,30 – 0,49 : Korelasi cukup (moderat)
(e). 0,50 – 0,69 : Korelasi kuat
(f). 0,70 – 0,89 : Korelasi sangat kuat
(g). ≥ 0.90 : Korelasi mendekati sempurna
rs = 1 -
N3 - N
N
1- 6 ∑ di2
i =1