metode dan media pendidikan kesehatan untuk individu.docx

Upload: hariyadi-arakawa

Post on 09-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

METODE DAN MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK INDIVIDUNAMA KELOMPOK :1. Mery Priska N. (131111063)2. Pina Primawati (131111070)3. Eka Agustin (131111071)4. Silfia Desi A. (131111077)5. Ika Ayu Dianty (131111078)6. Yulia Dwiyanti (131111080)7. Novhia Eka Putri (131111089)8. Sulthon S. (131111092)9. Indra Septian M.P (131111095)10. Amaliya Bukhori (131111102)11. Devrika Galih G.P (131111115)12. Daniar Firdaus (131111122)13. Aris Kurniyanto (131111118)14. Khildatut Tatkhiro (131111110)

AKADEMI KEPERAWATAN PANDAN HARUMBANJARMASIN 2013 / 20141. PENGKAJIAN1.1 Kebutuhan Sasaran metode pendidikan kesehatan individu adalah satu orang klien dan 1 orang konselor, dimana tanggung jawab klien lebih banyak tergantung pada konselor. Dasar digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda berhubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.Dalam hal ini, para konselor berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perseorangan, antara lain: kunjungan rumah, hubungan telepon dan lain-lain.1.2 KemampuanSeorang konselor setidaknya sudah memahami cara yang baik untuk klien dalam proses konseling. Sehingga nantinya pada saat proses konseling berlangsung, konselor tidak mengalami kesulitan yang cukup berat dalam memberikan jalan keluar atas permasalahan yang dialami klien. Apalagi dengan klien yang introvert, tentunya konselor harus tanggap dengan keadaan ini dan menemukan cara yang baik untuk permasalah klien. Dengan kata lain, konselor harus mempunyai kemampuan yang memadai untuk klien dengan tidak membuat klien merasa digurui oleh konselor.

2. IDENTIFIKASI MASALAH2.1 Identifikasi MasalahMasalah yang akan timbul pada metode pendidikan individu misalnya, klien dalam penyampaian permasalahan tidak semuanya diutaran kepada konselor. Sehingga nantinya akan mempersulit proses konseling yang akan berlangsung jika pada tahap awal klien tidak mau terbuka sepenuhnya kepada konselor. Dan konselor juga akan mengalami kesulitan dalam memberikan saran atas permasalahan yang dihadapi klien. Media oral yang digunakan juga mempunyai kekurangan terhadap klien yang introvert. Tetapi, hanya media oral proses konseling dapat berlangsung.2.2 Identifikasi Penyebab MasalahMasalah yang timbul salah satu contohnya yaitu klien yang mempunyai sifat introvert yang tidak sepenuhnya mengutarakan permasalahan yang dihadapi kepada konselor. Mungkin tidak semua klien mempunyai sifat introvert hanya sebagian. Disinilah, peranan konselor sangat penting agar klien yang introvert tersebut bisa terbuka atas masalahnya. Metode konseling mempunyai tahapan yang mungkin bisa membantu konselor dalam menghadapi klien yang introvert ataupun tidak.

3. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN INDIVIDU3.1 Bimbingan dan Konseling (guidance and counseling)Bimbingan berisi penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang disajikan dalam bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbingan dimaksudkan memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan tidak langsung. Konseling adalah proses belajar yang bertujuan memungkinkan konseli (peserta didik) mengenal dan menerima diri sendiri serta realisatyis dalam proses penyelesaian dengan linglkungannya (nurihsan, 2009). Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan, dan merupakan tehnik standard dan tugas pokok seorang konselor dalam pusat pendidikan.Konseling membantu konseli memecahkan masalah masalah pribadi (sosial atau emosional), mengerti diri, mengeksploitasi diri, dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat serta membantu mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap dan tingkah laku.Proses konseling terdiri atas 3 tahap (cavaganah,1982 ),yaitu tahap awal, tengah, dan akhir.a. Tahap awal meliputi pengenalan (introduction), kunjungan (invitation), dan dukungan lingkungan (environmental support).b. Tahap pertangahan (action).Berupa kegiatan penjelasan masalah klien, dan membantu apa yang akan di berikam berdasarkan penilaian kembali masalah klien.c. Tahap akhir (terminitation).Ditandai penurunan kecemasan klien.Terdapat perubahan perilaku kea rah positif,Sehat,dan dinamik ,tujuan hidup yang jelas di masa yang akan datang,dan terjadi perubahan sikap.Kelebihan metode Konseling antara lain sebagai berikut:a. Klien dan konselor lebih intensif.b. Pusat perhatian klien terfokus pada masa lalu dan masa yang akan datang.c. Memberikan kesempatan bagi klien dan konselor untuk saling memberi dan menerima umpan balik.d. Klien dapat berlatih tentang perilakunya yang baru. e. Dapat digunakan untuk menggali tiap masalah yang dialami klien; belajar untuk meningkatkan kepercayaan kepada orang lain; dapat meningkatkan sistem dukungan dengan cara berteman akrab.Kekurangan metode Konseling antara lain sebagai berikut:a. Solusi yang ditawarkan konselor tidak selalu sesuai dengan keinginan klien disebabkan oleh ketidakakuratan data atau kurangnya kelengkapan data bahkan mungkin karena kesalahan dalam analisis data. b. Dalam proses konseling, klien bersifat pasif, kurang inisiatif dan lebih banyak menjadi pendengar karena didominasikan oleh konselor.3.2 Wawancara (interview)Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan konseling. Wawancara petugas dengan klien dilakukan untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah tertarik atau tidak terhadap perubahan dan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau belum diadopsi memiliki dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.Data diperoleh melalui suatu komunikasi lisan antara pewawancara dan klien. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur; face-to-face ataupun menggunakan telpon.Kelebihan metode wawancara antara lain sebagai berikut:c. Bebas menggali informasi dari klien.d. Data yang diperoleh dari klien lebih akurat.e. Dapat mengetahui langsung dari ekspresinya klien menjawab bohong/jujur.Kekurangan metode wawancara antara lain sebagai berikut:a. Pewawancara harus punya skill untuk mewawancarai.b. Ada kesepakatan waktu/tempat antara pewawancara dengan klien.4. MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN INDIVIDUMedia yang digunakan untuk pendidikan kesehatan individu lebih efektif jika menggunakan media oral karena pada kegiatan konseling dan wawancara. Kelebihan media oral antara lain sebagai berikut:a. Keluhan yang disampaikan oleh klien dapat tersampaikan dengan baik dan jelas.b. Pesan yang disampaikan konselor lebih dipahami dan diterima oleh klienKekurangan media oral antara lain sebagai berikut:a. Kurangnya rasa percaya diri klien terhadap konselorb. Terjadinya perbedaan pendapat yang tidak ada penyelesaiannya

5. PILIHAN METODE DAN MEDIA MENURUT KELOMPOK5.1 METODEMenurut kelompok kami metode yang paling efektif digunakan dalam pendidikan kesehatan individu adalah dengan menggunakan metode konseling. Karena dengan metode ini klien dan konselor bisa saling sharing tentang apa yang dikeluhkan oleh klien.Konseling adalah proses belajar yang bertujuan memungkinkan konseli (peserta didik) mengenal dan menerima diri sendiri serta realisatyis dalam proses penyelesaian dengan linglkungannya (nurihsan, 2009). Salah satu kelebihan metode konseling adalah dapat digunakan untuk menggali tiap masalah yang dialami klien; belajar untuk meningkatkan kepercayaan kepada orang lain; dapat meningkatkan sistem dukungan dengan cara berteman akrab.5.2 MEDIAMedia yang paling baik dan berkesinambungan dengan metode konseling adalah media oral. Karena media oral lebih efektif dan keluhan klien tersampaikan dengan baik kepada konselor. Sehingga konselor bisa memberikan solusi yang tepat untuk klien walaupun tidak semua solusi sesuai denbga keinginan klien.Jadi, metode dan media pendidikan kesehatan individu adalah metode konseling dan media oral.

DAFTAR PUSTAKAMaulana, Heri D.J. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGCIqbal Mubarak, Wahit. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: salemba medicNotoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: rineka cipta