metode dakwah dalam al-qur`an surat ali- imran …

142
METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN AYAT 104 AN-NAHL AYAT 125 THAHA AYAT 43-44 MENURUT PANDANGAN M. QURAISH SHIHAB DAN HAMKA Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Istiqomah NIM. 15220008 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …

METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI-

IMRAN AYAT 104 AN-NAHL AYAT 125 THAHA AYAT

43-44 MENURUT PANDANGAN M QURAISH SHIHAB

DAN HAMKA

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (SSos)

Oleh

Istiqomah

NIM 15220008

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)

JAKARTA

1440 H 2019 M

iv

MOTTO

ldquoTanamkanlah Wujudmu Di Tanah Kerendahan

Sesuatu Yang Tumbuh Dengan Tanpa Ditanam Maka Hasilnya Tidak Akan

Sempurnardquo

(Ibnu `Athai`illah)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Saya Persembahkan

Untuk Kedua Orang Terkasih Saya Ayah Dan Ibu

Untuk Keluarga Tercinta

Untuk Para Dosen

Saudara-Saudara Serta Sahabat Seperjuangan Penulis

Dan

Untuk Almamter Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Salam kasih Dari Istiqomah

vi

بسم الله الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan diiringi rasa syukur yang

teramat dalam penulis curahkan kehadirat Allah Swt yang telah

memberikan nikmat taufik serta hidayahnya kepada penulis sehingga

dengan kenikmatan dan rahmat dari Allah penulis bisa menyusun hingga

menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

(SSos) dan sebagai bentuk kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa

untuk bisa menyelesaikannya Salawat serta salam senantiasa disampaikan

kepada baginda Nabi Muhammad Saw sang teladan kehidupan penuntun

manusia dari abad kejahiliahan hingga abad yang penuh dengan ilmu dan

pengetahuan

Tulisan ini bisa selesai atas berkat motivasi dan dorongan dari semua

pihak baik secara moril maupun materil sehingga skripsi ini bisa

diselesaikan Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan dari lubuk hati

terdalam perkenankan penulis menyampaikan rasa ungkapan terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu Prof Dr Hj

Huzaemah T Yanggo Lc MA

2 Wakil Rektor I Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu

DrHjNadjematul Faizah SH MHum

3 Wakil Rektor II Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak HM

Dawud Arif Khan SEMSi Aka Cpa

4 Wakil Rektor III Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibuk Dr Hj

Romlah Widayati MAg

vii

5 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta Bapak Dr H M Ulinnuha LcMA

6 Kepala Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak H M Haris Hakam SHMA

7 Bapak Isman Iskandar MSos selaku sekretaris Prodi KPI IIQ Jakarta

yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi dari awal

pertemuan perkuliahan bersama beliau hingga dalam menyusun

skripsi ini

8 Bapak MHizbullahSKomIMA selaku pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu di tengah sibuknya kegiatan beliau

Senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta menjelaskan

kepada penulis dikala berkonsultasi serta sabar dalam mengarahkan

dan membimbing penulis

9 Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi KPI Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan

10 Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

11 Orang tua tercinta ayah dan Ibu Terima kasih atas segala jasa dan

doa yang tak hentinya diberikan kepada penulis juga ketulusan dan

senantiasa memberikan semangat sehingga bisa terselesaikan skripsi

ini juga kepada kakak dan adik yang selalu mendoakan dan

memberikan semangat

12 Sahabat tercinta KPI Perdana IIQ Jakarta yang senantiasa

memberikan semangat kala putus asa menghampiri terima kasih atas

kebersamaan dan semangat yang diberikan

13 Teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta angkatan 2015

viii

14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan

namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan

dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini

15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa

menyelesaikan skripsi ini

Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah

dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ

Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah

Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat

43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka

Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt

membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan

pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga

skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca

umumnya

Jakarta 29 Juli 2019

Penulis

Istiqomah

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang

satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini

1 Konsonan

th ط a أ

zh ظ b ب

bdquo ع t ت

gh غ ts ث

f ؼ j ج

q ؽ h ح

k ؾ kh خ

l ؿ d د

m ـ dz ذ

n ف r ر

w ك z ز

ā ق s س

ʼ ء sy ش

y ي sh ص

dh ض

2 Vokal

Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap

Fatḫah a آ acirc ي ai

Kasrah I ي icirc و au

Dhammah u و ucirc

x

3 Kata Sandang

a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh

al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة

b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya Contoh

as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل

ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس

c Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd

Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di

tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh

Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله

Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء

Inna al-ladzicircna اف الدين

wa ar-rukkaˊi كالركع

d Ta Marbucircthah (ة)

Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf ldquohrdquo contoh

xi

الفئدة al-Afˊidah

al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية

Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-

washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

hurif ldquotrdquo contoh

Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة

al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر

e Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti

penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan

nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI

berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk

nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang

ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya

Contoh

ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya

Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital Contoh

Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya

xii

DAFTAR ISI

COVER DALAM i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PERNYATAAN PENULIS iv

MOTTO v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

PEDOMAN TRANSLITERASI x

DAFTAR ISI xiii

ABSTRAK xv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Permasalahan 9

1 Identifikasi Masalah 9

2 Pembatasan Masalah 10

3 Perumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 11

D Manfaat Penelitian 11

E Tinjauan Pustaka 12

F Metode Penelitian 15

G Sistematika Penulisan 18

BAB II LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah 19

B Hukum Berdakwah 21

C Fungsi Dakwah 24

xiii

D Tujuan Dakwah 26

E Metode Dakwah 28

F Sumber Metode Dakwah 40

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42

H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode

Dakwah 49

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49

BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK

KARIM AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab 51

B Profil Buya Hamka 58

BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali Imran ayat 104 68

a Menurut M Quraish Shihab 68

b Menurut Hamka 73

B Surat An-Nahl ayat 125 80

a Menurut M Quraish Shihab 81

b Menurut Hamka 85

C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94

a Menurut M Quraish Shihab 95

b Menurut Hamka 99

D Implementasi Terhadap Dakwah 105

BAB V PENUTUP 117

A Kesimpulan 117

B Saran 119

DAFTAR PUSTAKA 121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127

xiv

ABSTRAK

Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl

125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

IIQ Jakarta 2019

Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan

pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada

Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan

larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang

diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga

dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia

Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan

bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam

berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah

diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat

43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan

penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar

yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik

studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif

dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab

dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan

terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah

tersebut

Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka

kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua

umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti

gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu

metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode

hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc

ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan

menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan

mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah

Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl

Thacirchacirc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama

Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni

Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas

lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan

yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang

mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam

bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami

baik hiasan maupun perbuatan2

Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk

katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad

Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`

dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah

yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah

dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru

baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga

atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali

Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik

seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang

1

Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H

13

2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja

Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123

2

terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau

panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25

Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51

Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas

ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat

dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar

yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak

angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43

Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata

da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta

berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10

surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna

dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat

ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-

Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna

dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim

mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2

ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u

adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8

surat pada 12 ayat5

Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya

termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di

dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang

metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul

pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah

3

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9

3

disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan

pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan

dakwahnya

Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah

bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan

pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang

melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman

ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa

mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-

makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak

menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6

Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah

Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam

sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak

secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi

banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang

berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an

menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar

ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar

dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak

dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan

seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke

dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu

6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9

4

tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang

kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an

juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk

kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya

ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang

diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan

amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)

ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan

5

hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk

orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)

Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang

melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara

lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang

baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat

LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang

begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui

media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada

organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)

Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya

yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar

Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim

untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan

metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim

dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan

ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu

sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh

umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di

masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke

masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau

kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan

diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan

keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu

saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam

Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar

terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah

6

mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan

kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan

ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang

baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu

membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan

mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan

pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7

Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga

organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda

Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan

juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode

dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja

mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada

sasaran dakwah

Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an

perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi

dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori

dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi

bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8

Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya

makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman

Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu

diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk

7

Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135

8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto

Press 2006) Cetke-I h 19

9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 109

7

apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya

kepadanya10

Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi

dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana

dengan baik dan sesuai tujuan11

Oleh karena itu Dalam hal ini

penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode

dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk

menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting

peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar

meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12

Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai

yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-

pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan

menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat

orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa

mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan

Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap

buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka

telah berbuat kebajikan untuk Islam13

Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk

mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an

dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-

Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat

10

Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup

(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194

11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)

Cetke-I h 73

12

Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011) Cetke-I h 8

13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin h 137

8

104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis

mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan

antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian

metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang

yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah

judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104

An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan

MQuraish Shihab dan Hamkardquo

Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode

dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat

ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak

dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang

ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat

terbatas

Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir

dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga

sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami

makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di

sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia

yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-

Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)

Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan

tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal

(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-

Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa

penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir

Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat

apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam

9

mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan

tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya

Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah

pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani

Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan

tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak

hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir

semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu

karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14

Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih

ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar

yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam

menyampaikan pandangan keagamaanya15

Secara lisan bisa dilihat

dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus

masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya

buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga

atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial

masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah

beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi

dalam berdakwah

B Permasalahan

1 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang

diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Metode dakwah dalam Al-Qur`an

14

M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia

Group 2015) Cet Ke-IV h 84

15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya

Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk

10

b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah

c Bentuk-bentuk Metode dakwah

d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan

Hamka

e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab

dan Hamka

f Implementasi metode dakwah saat ini

2 Pembatasan masalah

Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai

sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah

Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan

batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan

metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104

an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat

untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata

dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis

mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba

membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke

metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga

membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi

makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam

penerapan dakwah

3 Perumusan masalah

a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

11

c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

d Implementasi dalam dakwah saat ini

C Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan

rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan

dapat diperiksa dengan hasil penelitian16

Adapun tujuan penelitian

ini adalah

1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat

104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka

3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini

D Manfaat Penelitian

Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka

manfaat penelitian ini adalah

1 Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang

digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait

tema yang diangkat

2 Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi

para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki

16

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)

Cet Ke-I h 68

12

metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap

berpegang teguh pada Al-Qur`an

E Tinjauan Pustaka

1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi

Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam

jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam

mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk

teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian

yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau

penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode

deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara

objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode

dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada

perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17

2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18

ditulis oleh Rizki

Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di

17

Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen

gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara

Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa

nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

13

Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data

berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo

Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan

Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode

dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek

yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa

metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini

meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan

membandingkan dua tafsir

3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan

Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan

penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap

keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi

kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya

kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural

dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini

menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan

pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya

setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya

Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah

yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari

metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

relevansinya terhadap dakwah saat ini

4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan

Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh

14

Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik

pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara

dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi

tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap

malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada

Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan

penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki

perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana

peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini

5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten

Balanganrdquo19

ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang

menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-

pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan

dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data

observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian

19

Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan

Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode

+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten

+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

15

yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya

pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir

F Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam

sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna

menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif

mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai

individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau

kemanusiaan20

Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia

dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya

berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen

foto dan lain-lain22

2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang

bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian

20

Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta

Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1

21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181

22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28

16

saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah

yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret

situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan

mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang

tertentu secara faktual dan cermat23

Selain mendeskripsikan

peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat

104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi

penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh

lembaga organisasi dakwah

3 Subjek dan objek penelitian

Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam

penelitian sebagai sumber data24

Selain itu juga subjek

penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian

yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan

jawabannya dalam sebuah penelitian25

Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah

dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-

Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44

4 Sumber data penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data

Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan

dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar

23

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta

Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25

Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24

17

Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku

jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan

pembahasan

5 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang

dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku

kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu

penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat

kesimpulan dari data yang sudah dianalisis

6 Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa

digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan

riset komparatif yaitu26

a Menentukan tema yang diangkat

b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan

c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

antar konsep

d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh

Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan

argumentasi data

e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset

7 Instrumen dan alat bantu penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam

penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti

sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian

26

Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137

18

kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti

objek penelitian

G Sistematika Penulisan

Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5

bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah

sebagai berikut

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi

masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian

manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian

sistematika penulisan

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang

dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi

pokok penting dalam penulisan skripsi ini

BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik

Kari Amrullah (HAMKA)

Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka

BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-

Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44

Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl

ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka

serta relevansinya terhadap dakwah saat ini

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah

Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a

yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru

memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki

tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini

terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut

diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta

memohon menamakan menyuruh datang mendorong

menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi

Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya

ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon

(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi

(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2

Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada

setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-

Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan

dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah

dalam surah al-Imran ayat 1044

1

M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group

2015) Cetke-IV h 17 2

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5

3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5

4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam

5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran

ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112

surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17

20

ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-

Imran [3]104)

Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam

menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh

perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat

dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut

beberapa para ahli diantaranya yaitu

1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah

menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh

kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat

kebahagiaan dunia dan akhirat

2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah

menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh

manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6

3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia

dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di

dunia dan di akhirat7

4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban

yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar

ma`ruf nahi mungkar8

5

Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cet Ke-IV h 5 6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7

Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-

V h 1 8

Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)

Cetke- II h 2

21

Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan

bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau

mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan

syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya

tujuan dari kegiatan dakwah

Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan

proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai

saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi

Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung

kontinu9

Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah

proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda

Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus

disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan

untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus

memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang

berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan

lancar

B Hukum Berdakwah

Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-

pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti

diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya

kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun

yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya

kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya

9

Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cetke-I h 39

22

memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan

dakwahnya10

Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran

dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan

lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas

kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah

hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar

ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11

Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini

Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini

dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan

berikut ini12

10

Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 53

11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53

12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63

23

Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard

`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim

Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa

jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena

ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku

beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain

melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk

dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau

dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13

Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu

kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang

dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam

suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok

orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang

lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu

mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah

karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari

segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian

permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam

memiliki kompetensi tersebut14

Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)

sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal

dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki

tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan

taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun

13

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 63-64 14

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 65

24

demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan

kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas

berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan

kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki

keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga

ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang

saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran

tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata

(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan

tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)

semata-mata15

C Fungsi Dakwah

Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari

Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan

dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu

generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia

Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena

kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji

wada (haji perpisahan)16

Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai

pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah

satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi

memiliki beberapa fungsi yaitu18

15

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam 68-69 16

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja

Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193

18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja

Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5

25

a Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun

konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk

memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan

antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk

hubungan dengan orang lain

b Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi

orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui

pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati

gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku

nonverbal

c Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para

antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran

sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara

tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan

perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk

komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen

mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara

ideologi atau agama mereka

26

d Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum

menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan

keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan

dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan

tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)

Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita

hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada

fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu

mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan

keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri

D Tujuan Dakwah

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan

baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang

ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa

tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19

Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di

atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa

dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan

jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan

tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu

mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan

perilaku umat ke arah yang Islami20

Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah

dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek

dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan

19

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23

27

mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai

berikut21

1 Tujuan umum

Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan

diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan

berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang

mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari

pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus

mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang

menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt

2 Tujuan khusus

Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus

dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-

kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi

mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah

kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu

terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil

yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek

kehidupannya

Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat

terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu

keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik

sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan

yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya

kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan

ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi

21

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 164

28

Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang

basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang

baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan

surga

3 Tujuan dari segi materi dakwah

Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang

disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal

yaitu

a Untuk meluruskan akidah

b Untuk membetulkan amal

c Untuk membina akhlak

d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim

e Menolak atau melawan ateis

f Memberantas syubhat dalam agama

E Metode Dakwah

Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo

(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di

atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22

Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti

systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure

(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara

penanganan masalah secara cerdik)23

Sumber yang lainnya

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti

jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24

22

M Munir Metode Dakwah h 6 23

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166

24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23

29

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh

seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25

Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga

metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara

berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan

hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi

nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf

pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut

agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang

terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari

kekerasan dan umpatan26

Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah

menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl

ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu

berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf

`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat

Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini

berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih

dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu

kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang

diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan

berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus

keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena

adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki

tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti

25

M Munir Metode Dakwah h 7 26

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati

2010) Cetke-I 2011 h 193

30

pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga

targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda

dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih

tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27

Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan

berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua

macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28

Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode

dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga

cakupan yaitu

1 Bi al-hikmah

Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman

Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa

Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan

al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29

Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti

seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an

Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang

berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara

hukum30

Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari

segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga

diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan

mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

27

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333

28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335

29

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142

30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201

31

besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang

besar atau lebih besar31

Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk

kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan

memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa

al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32

Hikmah juga bisa

diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan

dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika

yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan

argumentasi dan penjelasan33

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi

yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu

pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan

dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi

dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-

Qur`an

ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu

hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah

orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]

21-22)

Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah

tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang

lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti

31

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775

32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19

32

selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai

metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang

baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para

penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman

ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya

Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah

adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan

atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang

dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan

klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci

kesuksesan dakwah34

Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode

hikmah yaitu35

a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya

Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan

orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi

pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan

lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa

Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu

bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa

mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa

mereka

b Bersikap ramah

Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah

lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita

tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat

34

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20

33

dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan

kita

c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan

syariatnya

Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan

dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu

memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan

nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun

pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan

waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita

sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan

prioritasnya

d Gerakan bertahap

Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah

mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena

tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana

ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia

yang melalui proses tahap demi tahapan

Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga

kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan

cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya

karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam

dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran

Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas

dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua

cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36

36

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 146

34

2 Al-maui`dzah Al-hasanah

Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti

nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang

mengantar kepada kebaikan37

Dari makna bahasa kita bisa

memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan

dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan

menyebutkan pahala atau siksa38

Mau`izhah al-hasanah atau nasihat

yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara

yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa

yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan

lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau

menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan

rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan

oleh pihak subjek dakwah39

Jika cara hikmah mengajak berbicara

kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan

mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati

dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40

Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang

diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang

yang diberi nasihat bertambah baik41

Nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan

ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara

37

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h

775 38

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 150 39

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29

41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h148

35

melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat

jiwa dengan keimanan dan petunjuk42

Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau

bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak

menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan

Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran

dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang

menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang

bermanfaat baginya dan membahagiakannya43

Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu

a Nasihat

Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha

yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran

juga berarti Khata yaitu menjahit44

Sebagian ahli ilmu berkata

nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun

dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah

yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada

sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan

motivasi dan ancaman45

1) Kriteria seorang penasehat

Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus

dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan

makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah

memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar

42

M Munir Metode Dakwah h 243 43

Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj

Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44

MMunir Metode dakwah h 242

45

MMunir Metode dakwah h 242

36

dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki

ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang

dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa

yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan

kepadanya46

b Tabsyir wa Tanzir

Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang

mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam

istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar

yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47

Adapun tujuan tabsyir yaitu48

1) Memperkuat atau memperkokoh iman

2) Memberikan harapan

3) Menumbuhkan semangat beramal

4) Menghilangkan sifat keragu-raguan

Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana

isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan

akhirat dengan segala konsekuensinya49

Adapun bentuk-bentuk

tanzir diantaranya yaitu50

1) Penyebutan nama Allah

2) Menunjukkan keburukan

3) Pengungkapan bahayanya

4) Penegasan adanya bencana segera

5) Penyebutan peristiwa akhirat

46MMunir Metode dakwah h 242

47

MMunir Metode dakwah h 257

48

MMunir Metode dakwah h 259

49MMunir Metode dakwah h 263

50

MMunir Metode dakwah h 265

37

c Kisah

Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna

yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau

mengikuti jejak51

Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat

berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara

menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks

cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52

Macam-macam kisah dalam

Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53

1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan

serta perkembangannya

2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang

tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan

3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti

perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain

3 Al-mujadalah

Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan

melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan

kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi

argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat

dan berbantah-bantahan54

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara

berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang

digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan

untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti

51MMunir Metode dakwah h 292

52

MMunir Metode dakwah h 292

53

MMunir Metode dakwah h 293 54

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo

2010) Cet Ke-I h 334

38

ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para

utusan sebelumnya55

Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan

dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang

lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi

demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak

argumen bathil yang dipakai lawan dialog56

Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang

masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam

pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum

adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat

bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa

tegakrdquo57

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode

ini hendak dipakai yakni58

Pertama tidak merendahkan pihak lawan

Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran

sesuai nilai dan ajaran Islam

Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap

memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi

sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan

dihormati

Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang

bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi

untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan

yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 155 58

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

39

dengan cara yang baik59

Terkadang mujadalah dilakukan dengan

suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah

berfirman

helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-

Nahl [16] 125)

hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk

melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-

Mukmin [40] 5)

Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua

macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan

hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60

Debat yang terpuji dalam

dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan

sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk

Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan

kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran

tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61

Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu

a Al-hiwar

Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang

setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara

59

Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h128 60

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335

61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

40

satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog

antara lain62

1) Kejujuran

2) Tawadhu

3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran

4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan

b As-ilah wa ajwibah

Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang

berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah

yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya

adalah jawaban-jawaban63

As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab

dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat

kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu

orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini

yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini

metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam

beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media

cetak

F Sumber Metode Dakwah

Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64

1 Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi

pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali

ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada

ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan

6262

M Munir Metode Dakwah h 328 63

M Munir Metode Dakwah h 335-336 64

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

41

dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang

harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah

tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan

dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah

berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an

2 Hadis

Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-

Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang

berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam

menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini

memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena

setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga

dialami oleh juru dakwah saat ini

3 Sejarah Hidup para sahabat65

Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan

contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena

mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup

pada masa Rasulullah

4 Pendapat Para Ulama

Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman

serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga

mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia

dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan

sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu

pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih

65

sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم

pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah

mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan

sesudahnya

42

diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai

harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya

yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an

dan hadis66

Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di

mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau

masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan

kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash

5 Hasil Penelitian Ilmiah

Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif

Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena

ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh

penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda

Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip

hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67

6 Pengalaman

Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan

orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika

berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah

sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam

melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi

yang terjadi

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah

Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68

1 Dakwah bi al-lisan (lisan)

Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami

Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka

66

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307

43

dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan

berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69

Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan

yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran

kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi

menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang

dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang

menerima panggilanseruan70

Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara

umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung

tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to

face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan

komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)

yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model

komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah

melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71

Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa

memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah

Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan

Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang

dihadapi diantaranya72

a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)

Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai

mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan

69

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah h 42

70

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43

71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30

72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48

44

dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih

jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang

dikehendaki

b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)

Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut

Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah

merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi

mad`u untuk mencapai hikmah73

Jika dilihat dari konteks

mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih

diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang

dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang

penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada

konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan

durhaka74

c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)

Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi

adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan

ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan

yang pantas dan baik

d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)

Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari

yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan

maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima

ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan

maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana

73

Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet

Ke-I h 178

74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179

45

mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran

yang mendalam

e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)

Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah

orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun

penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta

tidak perlu retorika yang berapi-api

2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah

Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan

pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah

jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai

pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan

atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75

Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi

al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-

kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika

pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah

dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan

sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai

mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara

lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada

waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam

Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara

75

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53

46

dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang

sangat bijak76

3 Dakwah bi al-hal (tindakan)

Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini

menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan

demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke

jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan

nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77

Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di

Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan

istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun

belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya

penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan

istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan

dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara

bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti

istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa

contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke

Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta

membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk

dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan

pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78

Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut

pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode

76

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 32 77

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60

78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 33-34

47

yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah

sebagai berikut79

1 Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan

maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian

dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan

menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan

kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor

lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan

ceramahnya

2 Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan

menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana

ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai

materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian

penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah

Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif

apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah

dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u

sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek

dakwah dengan objek dakwah

3 Metode diskusi

Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat

memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan

sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi

79

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101

48

dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat

menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat

dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka

akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif

4 Metode propaganda

Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan

Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara

massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)

5 Metode keteladanan

Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti

suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan

langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada

apa yang dicontohkannya

6 Metode drama

Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah

dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u

agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan

7 Metode silaturahmi (home visit)

Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan

kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah

kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode

home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang

sakit dan lain-lain

49

H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode

Dakwah

Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar

fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80

1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya

Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan

dengan materi dakwah yang disampaikan

2 Sasaran dakwah dari berbagai segi

Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai

harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan

juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran

dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam

dan non-muslim

3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam

Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah

satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah

harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan

uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam

berdakwah

4 Kepribadian dan kemampuan dai

Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka

pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai

dengan kemampuan dai

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah

Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa

pendekatan yaitu81

80

M Munir Metode Dakwah h 224

50

1 Pendekatan personal

Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai

dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi

yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan

langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat

dakwah sembunyi-sembunyi

2 Pendekatan pendidikan

Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-

lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam

ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-

materi keislaman

3 Pendekatan diskusi

Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai

diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan

mad`u berperan sebagai audience

4 Pendekatan penawaran

Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat

tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam

keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang

timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan

dai dalam mengajak mad`u-nya

5 Pendekatan misi dakwah

Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai

ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-

pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan

yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam

melakukan kegiatan dakwahnya

81

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35

51

BAB III

BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB

DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan

pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung

halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau

dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk

anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada

adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang

bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi

bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan

RI pada 27 Desember 19492

Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir

Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar

bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang

dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa

ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian

Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi

Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai

pendakwah4

1

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-

IV Bagian awal tentang penulis

2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5

3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 478

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep

+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019

4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41

52

Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak

menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur

Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di

Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga

besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor

7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh

adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda

dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5

M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga

muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti

ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan

sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya

Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat

sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai

pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6

Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar

Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil

menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah

Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih

yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di

usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal

ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat

Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil

5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7

6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish

Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

53

meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir

Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen

yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud

Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih

gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-

Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi

legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor

di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa

menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat

mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7

Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari

1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa

Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa

Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan

disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta

minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti

sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan

yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang

mufasir8

MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9

a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)

b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)

c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)

7

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47

54

d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)

e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk

Mempelai (1995)

f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai

Persoaalan Umat (1996)

g Mukjizat Al-Qur`an (1997)

h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)

i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)

j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)

k Jalan Menuju Keabadian (2000)

l Tafsir Al-Misbah (2000)

Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan

sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu

manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang

Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi

berbagai persoalan hidup10

M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya

menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi

melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan

muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula

memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran

seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih

rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the

Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud

Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan

analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan

10

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih

55

bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis

sehingga menarik minat11

Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an

Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika

dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk

dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan

kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah

dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia

dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12

Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis

tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua

pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama

kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum

muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-

Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi

tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan

kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya

membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan

membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di

sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang

memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan

kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial

diturunkannya Al-Qur`an13

Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-

Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut

yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu

11

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih

13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74

56

akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-

unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen

dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh

kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14

Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan

turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca

mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi

Muhammad Saw dan umatnya15

Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana

pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai

ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh

rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik

tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun

1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan

Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya

tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang

(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini

karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan

ldquoLenterardquo16

Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang

kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga

leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang

berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa

Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya

bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik

14

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 479 16

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75

57

khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang

dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak

ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17

Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan

yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal

edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu

pada lapisan paling luar

Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab

memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak

kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish

Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai

urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu

ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan

dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan

menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer

Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain

kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan

corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada

masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat

Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak

kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18

17

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285

58

B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang

tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua

universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa

kepadanya19

Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim

Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari

Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13

Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul

Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah

(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan

Islam di Minangkabau20

Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di

Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh

dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun

1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut

ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan

dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide

pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut

membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21

19

M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U

Media 2016) Cetke-I h 81 20

AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka

terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq

uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8

Juli 2019

21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu

al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ

diakses 16 Juli 2019

59

Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang

Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan

malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri

sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah

belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera

Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu

itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid

dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan

penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22

Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk

berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan

politik23

Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan

tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka

pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh

Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM

Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia

merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam

modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM

Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti

berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo

Pakualaman Yogyakarta24

beliau dapat mendalami karya ulama dan

pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan

22

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian

catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82

24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu

2019 Pukul 1445

60

Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta

mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman

seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold

Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25

Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di

Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi

dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas

MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai

Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif

menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)

bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat

terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam

dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan

produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan

buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini

salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini

adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya

justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara

baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan

saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26

Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari

pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus

25

httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

61

pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM

Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu

itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang

waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27

Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu

Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan

Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata

bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam

dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959

Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar

Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka

Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28

Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham

(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun

sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif

sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk

mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29

Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama

hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka

menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun

1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948

sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota

(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri

pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau

terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai

27

Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III

dibagian catatan tentang Hamka 29

Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan

Publika 2017) Cetke-I h 5

62

tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat

Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai

Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama

Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama

sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang

bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30

Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan

melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah

berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631

Buya

Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau

dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang

anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak

tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak

44 orang32

Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17

Tahun) di antaranya33

Bidang Agama dan Falsafah

a Tashawwuf Meodern (1939)

b Falsafah Hidup (1939)

c Lembaga Hidup (1940)

d Lembaga Budi (1940)

e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)

f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi

1945) 30

Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h

290

31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10

32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291

33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373

63

g Negara Islam (1946)

h Islam dan Demokrasi (1946)

i Revolusi Agama (1946)

j Merdeka (1946)

k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)

l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)

m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)

n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV

o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV

p Pedoman Mubaligh Islam

q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)

r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)

s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX

Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya

Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di

Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat

mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk

mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat

Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena

apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak

selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama

mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari

Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan

mendoakan lekas selesai34

Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini

diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama

berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan

34

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43

64

beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang

menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah

menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam

kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu

dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di

Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35

Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah

atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-

Azhar Jakarta36

Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di

Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh

Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak

keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana

kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh

Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun

196037

Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji

Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah

dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama

baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid

Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-

Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka

atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38

Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan

35

Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir

Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI

h 48 38

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48

65

menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh

penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39

Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah

hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk

ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika

panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul

niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya

hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada

Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke

Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di

hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu

Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang

tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia

sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama

akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka

Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam

untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak

atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka

dikaranglah tafsir ini40

Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada

pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan

dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam

suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar

jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan

agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-

39

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40

Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan

Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49

66

pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah

penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba

sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan

orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat

dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha

berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir

beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan

agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga

menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan

kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41

Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong

kepada metode tahlili atau taj`izi42

Metode tahlili adalah metode

penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian

(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an

dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-

ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang

kandungan ayat itu43

Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga

yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak

terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita

sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun

41

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 477 43

Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h

103

67

berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka

adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42

68

BAB IV

ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali-Imran Ayat 104

Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat

dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk

surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua

Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang

tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi

Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat

Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as

Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk

menarik konsentrasi kita ketika membacanya1

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-

Imran [3]104)

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu

mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang

bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau

tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa

pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong

kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang

pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru

1

Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci

(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65

69

yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar

mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat

perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah

Islamiah2

Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat

melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai

orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang

pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar

nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa

bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi

menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta

adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu

tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka

dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal

sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang

sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang

yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam

kehidupan dunia dan akhirat3

Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam

rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni

mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan

Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-

khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan

dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan

yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar

2

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209

3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 209

70

Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang

memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah

berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap

orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka

mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat

Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang

bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah

kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan

dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang

mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini

merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas

dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika

dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja

tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan

masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah

arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan

sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut

adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung

informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat

memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu

tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa

maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap

4

Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu

Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam

tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan

semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas

ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang

5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210-211

71

memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi

setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6

Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua

kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah

kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni

memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh

ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak

dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan

perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah

untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7

Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam

firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr

adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-

khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn

Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)

Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan

umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-

munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat

serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas

menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan

memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas

terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian

memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang

mungkar8

6

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu

Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108

7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210 8

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211

72

Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan

dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan

tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik

Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan

oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan

Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh

hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih

baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa

yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan

pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9

Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang

merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya

diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik

yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan

maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu

yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat

perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh

Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan

budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan

Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai

pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang

pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat

mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10

9

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

73

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk

memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat

sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu

golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11

Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok

khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam

menjaga kesempurnaan Islam12

Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat

makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari

kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat

dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf

apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta

dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang

berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak

disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas

Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang

berakal 13

Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana

yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan

mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang

11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet

Ke-I h 30

12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473

13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

74

yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui

membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh

masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu

bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan

yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar

Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat

yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan

menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi

nilainya14

Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi

yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat

yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah

mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan

khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat

bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri

supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang

kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan

perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah

dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di

kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan

berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara

sesama golongan sendiri15

Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang

dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada

kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat

makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir

14

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31

75

mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang

berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk

kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat

Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu

membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan

yang mungkar 16

Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam

jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana

yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran

beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang

makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan

yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh

sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan

dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih

dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum

haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada

istri orang lain17

Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan

bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus

umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum

hikmah tasri` dan fiqihnya18

Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan

kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti

tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga

dakwah bisa ditegakkan

16

Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

76

Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun

yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang

kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan

tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan

ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi

segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus

mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar

akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama

kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah

Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang

akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama

dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar

kalangan Islam19

Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah

pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak

atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan

ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo

(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa

bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu

ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah

inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan

dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab

dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang

makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor

kebajikan di dalam dunia20

19

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32

77

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan

sebagai berikut

Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan

fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang

dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang

mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh

Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa

nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara

persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21

Buya Hamka menjelaskan

bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22

Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama

wajib ditimbulkan terlebih dahulu23

Maksudnya ialah pengetahuan

akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan

dakwah yang diperintahkan

Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab

menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan

dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan

fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi

yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus

melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian

21

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211 22

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

78

hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan

ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan

ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan

dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan

kewajibannya mengadakan dakwah

Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama

yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya

kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun

dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan

segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka

menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri

melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan

pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya

segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika

Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela

namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih

dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah

sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat

melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus

untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian

umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali

dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang

makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak

melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim

namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada

setiap muslim

Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam

harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan

79

profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah

mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama

dan dunia24

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus

yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan

memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan

Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini

oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah

hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu

dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam

melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan

juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau

melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan

ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa

maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan

dakwah yang disampaikan

Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar

bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih

sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam

dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25

B Surat An-Nahl 125

Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama

menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw

berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat

Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat

24

`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 292

25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292

80

68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am

karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26

Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan

bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar

dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu

ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan

kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan

lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam

keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu

adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini

sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok

akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang

hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan

tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran

Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang

diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi

barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27

ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)

26

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 175

27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216

81

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad

serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau

sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran

Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah

mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam

dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya

engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat

dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-

tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan

urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang

selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang

lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa

yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja

yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga

mendapat petunjuk28

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan

tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran

dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni

berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian

mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan

mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang

menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang

28

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774

82

sederhana29

Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah

hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30

Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang

diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik

yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan

umpatan31

Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama

dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah

pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan

Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila

digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan

kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi

terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar

Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena

kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak

diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan

sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan

sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya

dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan

dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau

dengan kata lain dia yang hakim32

29

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7

(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

83

Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha

yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati

yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh

banyak ulama33

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil

Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang

baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap

oleh hati nurani dengan halus34

Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal

yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan

atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik

yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh

mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya

disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati

dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik

Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini

berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal

ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35

Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila

ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan

keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat

hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya

dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan

33

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema

Insani 2004) Cet Ke I h 44

35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

84

mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat

mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang

menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan

kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk

adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang

kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak

benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta

menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan

tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan

argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36

Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi

ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat

disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia

hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang

terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang

dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-

Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw

mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun

sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37

Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki

karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama

tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga

cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara

atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa

saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil

36

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 776 37

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

85

orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik

Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak

penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan

pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)

Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara

melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka

berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al

Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw

memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu

Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan

dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara

Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat

Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya

dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan

tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang

belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang

lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut

melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang

lebih berhikmat diam daripada berkata39

38

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

86

Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita

artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang

disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak

kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah

pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya

sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya

sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan

dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40

Hal ini juga dijelaskan

dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman

bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam

memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan

larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh

manusia atas apa yang dilakukannya41

Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah

mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul

perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut

polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau

sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-

baiknya42

Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah

dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43

Diantaranya ialah

memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan

perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak

berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti

40

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219

42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509

87

ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan

kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan

jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran

yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu

hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin

dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui

karena hatinya telah disakitkan44

Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam

melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik

bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan

ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat

diterima45

Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah

hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di

segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat

manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah

propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat

dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan

Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan

keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah

menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan

Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa

urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak

Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari

Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287

88

siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa

yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46

Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman

perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai

ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah

buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan

orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai

menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47

Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode

dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl

ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah

1 Hikmah

2 Mau`izhah al-hasanah

3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan

Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai

kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala

sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai

sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan

kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta

menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau

lebih besar48

Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh

hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

46

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322

47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322

48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

89

bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish

Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan

Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan

tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-

Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan49

al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum

billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik

Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di

zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya50

Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode

dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini

penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya

kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam

menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat

125

Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan

hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat

49

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

90

kepandaian mereka51

yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah

golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan

hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada

yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada

agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan

Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka

tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini

untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam

tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju

kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih

pintar52

Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan

hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan

mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-

kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53

Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua

mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode

hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan

Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang

belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang

yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya

Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya

Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama

bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan

51

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

91

Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa

menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya

Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah

sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan

bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan

Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat

diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok

mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan

oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika

berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena

itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut

penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa

dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang

dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus

melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana

dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan

pengetahuan dalam dakwah

Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan

bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar

kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam

sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55

Dalam hal ini

penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan

54

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

92

dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka

menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai

nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati

disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang

ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang

menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan

dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak

dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan

pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga

kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di

rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya

adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat

dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode

mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan

pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran

dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik

yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu

menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka

yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik

yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung

kepada orang awam

Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-

93

muslim56

Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah

membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau

terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman

kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya57

Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang

menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa

maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran

pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah

Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang

mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka

menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan

dalam diskusi atau hal lainnya

Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-

hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat

saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam

membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan

atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi

alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58

Sedangkan

Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya

Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat

terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan

bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih

jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika

terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir

56

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)

94

al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu

dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan

yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan

kuat serta premis yang popular dan familiar59

Menurut hemat

penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak

menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk

mematahkan pendapat pihak lawan

Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan

keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun

akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai

tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya

dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela

dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat

orang lain60

C Surat Thacirchacirc 43-44

Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil

dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini

kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah

dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah

Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang

mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh

banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni

mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang

menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara

langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup

banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman

59

Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509 60

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45

95

Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari

Madyan menuju ke Mesir61

ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia

telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-

mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)

a Penafsiran Quraish Shihab

Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa

Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada

Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang

telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah

melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu

berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman

dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang

antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia

ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia

terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya

atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat

kedurhakaannya kepada Allahrdquo62

Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan

layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap

61

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h543-544 62

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 593

96

bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-

ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena

Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi

dengan lemah lembut63

Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-

Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang

lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia

menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya

Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang

sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari

dakwah64

Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut

Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah

yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah

menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata

hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut

guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru

dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan

dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan

tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki

atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as

redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun

yaitu65

63

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 64

Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani

2013) Cet Ke-I h 529

65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595

97

ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan

bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu

akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut

kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)

Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan

yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang

mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai

dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama

yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan

yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam

konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun

sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan

dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu

bermanfaat baginya66

Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi

menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini

menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni

menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta

berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak

gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya

dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan

keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67

Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk

menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan

menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam

penolakan seseorang68

66

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595 67

Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi

Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205

68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

98

Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya

selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah

telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as

kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya

untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan

sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi

berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas

kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah

dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti

yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan

boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak

mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah

menyampaikan kepada kamirdquo69

Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww

yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang

dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus

menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan

kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi

daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta

dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang

dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan

boleh jadi antipati70

69

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595-596 70

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 596

99

b Penafsiran Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan

menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya

Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis

dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia

telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-

mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah

negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah

Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya

dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan

adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai

warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang

waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya

lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu

dia telah melampaui71

Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah

melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu

rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk

menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala

negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya

sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai

Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain

kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan

seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu

dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan

thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap

melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan

71

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

100

hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah

menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini

Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas

itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa

dan Harun72

Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun

bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui

batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada

utusannya ini

ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-

lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)

Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk

dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang

telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-

hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap

yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap

yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau

dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si

pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan

secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang

dimaksud73

Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman

bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak

didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur

72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

101

kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam

perkataan dan juga tindakan74

Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah

diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku

tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya

ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-

nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap

menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-

mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir

al-Azhar)75

Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana

jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan

fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah

negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung

walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau

dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu

mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan

menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah

seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang

besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya

walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu

merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti

apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya

dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu

atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata

74

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

h 496

75

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

102

tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan

diketuk dengan sikap yang lemah lembut76

Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi

bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau

seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah

lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya

untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah

lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan

kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77

Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun

dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun

pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih

diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun

akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama

muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun

kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah

yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang

betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang

dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama

dalam menghadapi Fir`aun78

Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam

dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang

yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka

berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah

76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-

Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204

78

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

103

lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam

berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan

yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan

arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah

sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan

kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang

keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang

lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80

Dijelaskan juga

dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang

lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81

Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan

bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar

tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain

ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati

sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan

telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai

dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam

permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah

langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai

dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh

kedamaian

79

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 80

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h

478

104

Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir

tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama

dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana

maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish

Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud

lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati

lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah

lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk

menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus

bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan

yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini

bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada

manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika

dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan

dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak

melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia

Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan

dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora

di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan

hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani

mereka82

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa

dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima

Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam

menyampaikan dakwah83

82

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 615

105

D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini

Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang

telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar

dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan

bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang

disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125

menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada

Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan

tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang

yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya

keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa

tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu

khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan

petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh

para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang

dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa

melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan

1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan

kegiatan dakwah

Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah

atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah

sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap

kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat

menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar

pesan itu bisa tersampaikan

Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja

sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan

untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak

106

luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat

dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang

memuaskan

Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di

Indonesia saat ini diantaranya yaitu

1 Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912

atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad

Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin

membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai

aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad

Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan

dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam

keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat

Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas

keislamannya84

Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal

yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan

tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama

Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah

dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah

telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak

84

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176

107

hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha

seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85

Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran

Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86

Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan

ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama

Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara

umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah

mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal

yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam

Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi

perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan

ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah

Muhammadiyah

Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam

bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari

kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad

Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin

dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan

pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam

Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan

tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai

kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu

lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid

Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis

85

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45

108

seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan

sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara

dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam

Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk

memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah

mereka

Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran

agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam

bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak

selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa

Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga

menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam

Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah

tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar

Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk

pengajian tingkat lanjut bagi orang tua

Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam

penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan

berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada

masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari

bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda

(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian

Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan

membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul

menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan

pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan

109

Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar

pembentukan bagian Taman Pustaka87

Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam

melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan

Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan

kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh

Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan

dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah

telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah

tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya

Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat

kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis

2 Nahdlatul Ulama (NU)

Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya

Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH

Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang

berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar

(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab

Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul

Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama

Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah

Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan

mempertinggi mutu pendidikan madrasah88

Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat

Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam

87

Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46

88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177

110

menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama

Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam

Indonesia pada waktu itu89

NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama

demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam

Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90

a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah

satu dari empat mazhab

b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan

dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran

Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah

c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam

d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan

pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang

miskin

e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk

mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta

mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam

f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah

konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama

kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada

umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan

menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma

secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum

89

Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31

90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40

111

modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an

dan hadis serta menolak ijma`

3 Al-Washliyah

Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam

bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di

Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan

dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif

sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang

tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating

Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas

pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah

sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan

suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-

cita yang mereka diskusikan selama ini

Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah

adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan

berbeda pandangan91

Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk

mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi

mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan

Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-

Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil

terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program

91

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press

2015) Cet Ke-I h 510

112

tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak

pihak92

Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-

Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan

lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga

mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat

membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan

dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana

bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag

dibentuk dan diprogramkan

4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan

DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w

1993) bersama tokoh Islam lainnya93

Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan

mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat

dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah

politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah

di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan

Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah

dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia

Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah

yang dikumpulkan dari para muhsinin94

92

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177-178 93

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180 94

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180

113

Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik

umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh

pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil

daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya

Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran

utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup

persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana

peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi

tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan

manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah

dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya

meningkatkan kualitas Islam95

Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat

Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral

dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan

adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai

dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui

lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad

Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat

menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-

nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan

wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan

Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96

95

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180 96

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180-181

114

Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai

dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran

ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan

dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama

sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan

pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi

segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII

melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk

kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah

Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis

paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan

ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode

yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam

berdakwah

2 Peranan organisasi Islam di Indonesia

Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97

a Melakukan pemurnian akidah

b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah

c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi

d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat

agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam

e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran

aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara

yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan

membedah kesalahan ideology mereka

97

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511

115

f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya

dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat

g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi

muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya

pendatang yang mengajak kepada permisifme dan

memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta

mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan

perilaku amoral lainnya

h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang

agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya

3 Metode-metode dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan98

Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang

dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99

Adapun metode

dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu

a Metode ceramah

Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di

Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang

semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka

dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada

masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat

media tanpa bertatap muka

Untuk mendukung adanya perubahan dalam

berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan

wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam

98

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24

116

dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini

kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan

prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer

dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga

menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100

b Metode Tanya jawab

Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan

kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan

apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan

dakwah bisa terlaksana dengan efektif

c Metode dakwah bilqalamtulisan

Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode

yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-

pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa

dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u

Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam

Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka

penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah

disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan

apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti

baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk

metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan

dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan

atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai

100

Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013

httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=

metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019

117

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan

rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di

awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai

hasil penelitian sebagai berikut

1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104

Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan

tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya

golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia

adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula

dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya

kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga

nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi

setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat

disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh

umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan

gerakan dakwah

Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus

disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena

pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil

kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak

baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus

disampaikan dengan cara yang baik

2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125

Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga

yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan

118

ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa

perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah

disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan

Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang

baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan

jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi

Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam

bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan

dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik

diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan

dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau

membantah suatu polemic dengan cara yang baik

Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah

dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan

perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u

dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga

metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u

yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan

3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44

Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode

dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut

dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran

dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka

terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa

perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan

yang sopan dan tidak menyakitkan

Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang

melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh

119

kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan

bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan

lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan

Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah

harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus

disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang

disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun

dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya

dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu

mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang

disampaikan dalam pesan dakwah

4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku

dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam

Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan

ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik

disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada

orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam

menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat

Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan

dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk

kegiatan

B Saran

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian

yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti

karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu

yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi

Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian

tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan

120

terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia

Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan

metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara

menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir

Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001

Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal

dkk Jakarta Darul Haq 2017

AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015

AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

Tangerang Lentera Hati 2015

Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011

Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra

Cahaya Utama 2006

AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017

Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

Yogyakarta Pustaka Pelajar2016

Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN

Purwokerto Press 2006

Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U

Media 2016

Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab

Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012

Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia

Group 2018

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah

terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008

GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi

Hidup Jakarta PT Gramedia 2011

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987

122

______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas

1983

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994

______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015

HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan

Publika 2017

al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-

Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993

HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018

HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017

Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya

Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1

Januari-Juni 2018

Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran

terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997

IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia

Group 2011

Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011

Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj

MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah

Press 2011

JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010

Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011

MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT

Semesta Rakyat Merdeka 2012

MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja

Rosdakarya 2014

123

Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta

Idea Press 2015

MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja

Rosdakarya 2016

M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012

M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia

Group 2015

M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015

Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009

Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992

Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia

Group 2018

Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana

2007

Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung

2015

SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif

Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007

SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

Bandung PT Refika Aditama 2014

Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta

Prenadamedia Group 2014

Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012

SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja

Rosdakarya 2013

Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993

______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010

124

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol I Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2

Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6

Jakarta Lentera Hati 2009

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 Jakarta Lentera

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta

Lentera Hati 2012

Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017

SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi

Jakarta Pressindo 2010

al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur

Qisthi Press 2008

______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi

Press 2008

Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta

Gema Insani 2004

Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta

Robbani Press 2010

Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim

Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004

125

az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid

7 Depok Gema Insani 2014

______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013

Jurnal

Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da

kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses

pada 7 Juli 2019

BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni

2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba

ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs

=chrome Diakses 24 Juli 2019

Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No

2 September 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal

+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses

pada 8 Juli 2019

IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran

Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2

Desember 2015

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_

qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019

Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten

Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah

dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi

+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke

camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu

=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

126

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember

2017

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe

mimpinan+non

+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3

D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019

MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=

diakses pada 7 Juli 2019

127

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit

Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei

1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara anak dari pasangan orang tua

Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh

pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan

mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding

School Bengkalis selama enam tahun dengan

menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa

menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus

maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti

yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa

(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen

Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-

FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat

Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah

menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera

(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen

Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)

Jakarta

Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun

kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga

tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin

Page 2: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …

iv

MOTTO

ldquoTanamkanlah Wujudmu Di Tanah Kerendahan

Sesuatu Yang Tumbuh Dengan Tanpa Ditanam Maka Hasilnya Tidak Akan

Sempurnardquo

(Ibnu `Athai`illah)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Saya Persembahkan

Untuk Kedua Orang Terkasih Saya Ayah Dan Ibu

Untuk Keluarga Tercinta

Untuk Para Dosen

Saudara-Saudara Serta Sahabat Seperjuangan Penulis

Dan

Untuk Almamter Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Salam kasih Dari Istiqomah

vi

بسم الله الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan diiringi rasa syukur yang

teramat dalam penulis curahkan kehadirat Allah Swt yang telah

memberikan nikmat taufik serta hidayahnya kepada penulis sehingga

dengan kenikmatan dan rahmat dari Allah penulis bisa menyusun hingga

menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

(SSos) dan sebagai bentuk kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa

untuk bisa menyelesaikannya Salawat serta salam senantiasa disampaikan

kepada baginda Nabi Muhammad Saw sang teladan kehidupan penuntun

manusia dari abad kejahiliahan hingga abad yang penuh dengan ilmu dan

pengetahuan

Tulisan ini bisa selesai atas berkat motivasi dan dorongan dari semua

pihak baik secara moril maupun materil sehingga skripsi ini bisa

diselesaikan Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan dari lubuk hati

terdalam perkenankan penulis menyampaikan rasa ungkapan terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu Prof Dr Hj

Huzaemah T Yanggo Lc MA

2 Wakil Rektor I Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu

DrHjNadjematul Faizah SH MHum

3 Wakil Rektor II Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak HM

Dawud Arif Khan SEMSi Aka Cpa

4 Wakil Rektor III Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibuk Dr Hj

Romlah Widayati MAg

vii

5 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta Bapak Dr H M Ulinnuha LcMA

6 Kepala Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak H M Haris Hakam SHMA

7 Bapak Isman Iskandar MSos selaku sekretaris Prodi KPI IIQ Jakarta

yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi dari awal

pertemuan perkuliahan bersama beliau hingga dalam menyusun

skripsi ini

8 Bapak MHizbullahSKomIMA selaku pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu di tengah sibuknya kegiatan beliau

Senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta menjelaskan

kepada penulis dikala berkonsultasi serta sabar dalam mengarahkan

dan membimbing penulis

9 Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi KPI Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan

10 Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

11 Orang tua tercinta ayah dan Ibu Terima kasih atas segala jasa dan

doa yang tak hentinya diberikan kepada penulis juga ketulusan dan

senantiasa memberikan semangat sehingga bisa terselesaikan skripsi

ini juga kepada kakak dan adik yang selalu mendoakan dan

memberikan semangat

12 Sahabat tercinta KPI Perdana IIQ Jakarta yang senantiasa

memberikan semangat kala putus asa menghampiri terima kasih atas

kebersamaan dan semangat yang diberikan

13 Teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta angkatan 2015

viii

14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan

namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan

dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini

15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa

menyelesaikan skripsi ini

Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah

dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ

Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah

Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat

43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka

Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt

membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan

pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga

skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca

umumnya

Jakarta 29 Juli 2019

Penulis

Istiqomah

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang

satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini

1 Konsonan

th ط a أ

zh ظ b ب

bdquo ع t ت

gh غ ts ث

f ؼ j ج

q ؽ h ح

k ؾ kh خ

l ؿ d د

m ـ dz ذ

n ف r ر

w ك z ز

ā ق s س

ʼ ء sy ش

y ي sh ص

dh ض

2 Vokal

Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap

Fatḫah a آ acirc ي ai

Kasrah I ي icirc و au

Dhammah u و ucirc

x

3 Kata Sandang

a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh

al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة

b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya Contoh

as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل

ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس

c Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd

Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di

tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh

Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله

Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء

Inna al-ladzicircna اف الدين

wa ar-rukkaˊi كالركع

d Ta Marbucircthah (ة)

Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf ldquohrdquo contoh

xi

الفئدة al-Afˊidah

al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية

Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-

washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

hurif ldquotrdquo contoh

Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة

al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر

e Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti

penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan

nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI

berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk

nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang

ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya

Contoh

ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya

Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital Contoh

Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya

xii

DAFTAR ISI

COVER DALAM i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PERNYATAAN PENULIS iv

MOTTO v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

PEDOMAN TRANSLITERASI x

DAFTAR ISI xiii

ABSTRAK xv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Permasalahan 9

1 Identifikasi Masalah 9

2 Pembatasan Masalah 10

3 Perumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 11

D Manfaat Penelitian 11

E Tinjauan Pustaka 12

F Metode Penelitian 15

G Sistematika Penulisan 18

BAB II LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah 19

B Hukum Berdakwah 21

C Fungsi Dakwah 24

xiii

D Tujuan Dakwah 26

E Metode Dakwah 28

F Sumber Metode Dakwah 40

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42

H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode

Dakwah 49

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49

BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK

KARIM AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab 51

B Profil Buya Hamka 58

BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali Imran ayat 104 68

a Menurut M Quraish Shihab 68

b Menurut Hamka 73

B Surat An-Nahl ayat 125 80

a Menurut M Quraish Shihab 81

b Menurut Hamka 85

C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94

a Menurut M Quraish Shihab 95

b Menurut Hamka 99

D Implementasi Terhadap Dakwah 105

BAB V PENUTUP 117

A Kesimpulan 117

B Saran 119

DAFTAR PUSTAKA 121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127

xiv

ABSTRAK

Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl

125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

IIQ Jakarta 2019

Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan

pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada

Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan

larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang

diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga

dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia

Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan

bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam

berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah

diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat

43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan

penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar

yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik

studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif

dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab

dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan

terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah

tersebut

Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka

kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua

umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti

gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu

metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode

hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc

ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan

menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan

mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah

Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl

Thacirchacirc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama

Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni

Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas

lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan

yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang

mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam

bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami

baik hiasan maupun perbuatan2

Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk

katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad

Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`

dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah

yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah

dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru

baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga

atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali

Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik

seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang

1

Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H

13

2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja

Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123

2

terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau

panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25

Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51

Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas

ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat

dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar

yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak

angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43

Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata

da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta

berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10

surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna

dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat

ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-

Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna

dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim

mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2

ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u

adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8

surat pada 12 ayat5

Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya

termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di

dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang

metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul

pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah

3

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9

3

disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan

pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan

dakwahnya

Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah

bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan

pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang

melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman

ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa

mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-

makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak

menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6

Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah

Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam

sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak

secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi

banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang

berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an

menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar

ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar

dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak

dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan

seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke

dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu

6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9

4

tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang

kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an

juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk

kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya

ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang

diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan

amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)

ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan

5

hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk

orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)

Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang

melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara

lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang

baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat

LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang

begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui

media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada

organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)

Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya

yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar

Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim

untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan

metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim

dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan

ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu

sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh

umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di

masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke

masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau

kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan

diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan

keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu

saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam

Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar

terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah

6

mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan

kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan

ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang

baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu

membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan

mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan

pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7

Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga

organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda

Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan

juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode

dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja

mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada

sasaran dakwah

Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an

perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi

dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori

dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi

bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8

Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya

makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman

Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu

diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk

7

Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135

8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto

Press 2006) Cetke-I h 19

9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 109

7

apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya

kepadanya10

Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi

dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana

dengan baik dan sesuai tujuan11

Oleh karena itu Dalam hal ini

penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode

dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk

menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting

peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar

meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12

Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai

yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-

pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan

menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat

orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa

mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan

Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap

buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka

telah berbuat kebajikan untuk Islam13

Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk

mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an

dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-

Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat

10

Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup

(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194

11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)

Cetke-I h 73

12

Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011) Cetke-I h 8

13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin h 137

8

104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis

mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan

antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian

metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang

yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah

judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104

An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan

MQuraish Shihab dan Hamkardquo

Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode

dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat

ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak

dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang

ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat

terbatas

Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir

dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga

sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami

makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di

sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia

yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-

Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)

Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan

tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal

(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-

Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa

penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir

Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat

apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam

9

mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan

tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya

Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah

pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani

Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan

tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak

hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir

semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu

karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14

Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih

ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar

yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam

menyampaikan pandangan keagamaanya15

Secara lisan bisa dilihat

dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus

masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya

buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga

atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial

masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah

beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi

dalam berdakwah

B Permasalahan

1 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang

diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Metode dakwah dalam Al-Qur`an

14

M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia

Group 2015) Cet Ke-IV h 84

15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya

Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk

10

b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah

c Bentuk-bentuk Metode dakwah

d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan

Hamka

e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab

dan Hamka

f Implementasi metode dakwah saat ini

2 Pembatasan masalah

Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai

sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah

Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan

batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan

metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104

an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat

untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata

dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis

mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba

membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke

metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga

membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi

makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam

penerapan dakwah

3 Perumusan masalah

a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

11

c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

d Implementasi dalam dakwah saat ini

C Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan

rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan

dapat diperiksa dengan hasil penelitian16

Adapun tujuan penelitian

ini adalah

1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat

104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka

3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini

D Manfaat Penelitian

Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka

manfaat penelitian ini adalah

1 Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang

digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait

tema yang diangkat

2 Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi

para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki

16

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)

Cet Ke-I h 68

12

metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap

berpegang teguh pada Al-Qur`an

E Tinjauan Pustaka

1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi

Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam

jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam

mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk

teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian

yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau

penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode

deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara

objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode

dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada

perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17

2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18

ditulis oleh Rizki

Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di

17

Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen

gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara

Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa

nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

13

Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data

berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo

Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan

Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode

dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek

yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa

metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini

meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan

membandingkan dua tafsir

3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan

Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan

penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap

keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi

kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya

kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural

dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini

menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan

pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya

setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya

Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah

yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari

metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

relevansinya terhadap dakwah saat ini

4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan

Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh

14

Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik

pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara

dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi

tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap

malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada

Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan

penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki

perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana

peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini

5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten

Balanganrdquo19

ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang

menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-

pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan

dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data

observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian

19

Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan

Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode

+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten

+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

15

yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya

pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir

F Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam

sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna

menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif

mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai

individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau

kemanusiaan20

Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia

dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya

berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen

foto dan lain-lain22

2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang

bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian

20

Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta

Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1

21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181

22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28

16

saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah

yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret

situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan

mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang

tertentu secara faktual dan cermat23

Selain mendeskripsikan

peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat

104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi

penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh

lembaga organisasi dakwah

3 Subjek dan objek penelitian

Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam

penelitian sebagai sumber data24

Selain itu juga subjek

penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian

yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan

jawabannya dalam sebuah penelitian25

Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah

dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-

Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44

4 Sumber data penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data

Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan

dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar

23

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta

Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25

Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24

17

Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku

jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan

pembahasan

5 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang

dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku

kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu

penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat

kesimpulan dari data yang sudah dianalisis

6 Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa

digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan

riset komparatif yaitu26

a Menentukan tema yang diangkat

b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan

c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

antar konsep

d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh

Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan

argumentasi data

e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset

7 Instrumen dan alat bantu penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam

penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti

sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian

26

Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137

18

kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti

objek penelitian

G Sistematika Penulisan

Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5

bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah

sebagai berikut

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi

masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian

manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian

sistematika penulisan

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang

dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi

pokok penting dalam penulisan skripsi ini

BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik

Kari Amrullah (HAMKA)

Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka

BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-

Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44

Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl

ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka

serta relevansinya terhadap dakwah saat ini

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah

Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a

yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru

memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki

tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini

terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut

diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta

memohon menamakan menyuruh datang mendorong

menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi

Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya

ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon

(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi

(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2

Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada

setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-

Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan

dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah

dalam surah al-Imran ayat 1044

1

M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group

2015) Cetke-IV h 17 2

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5

3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5

4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam

5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran

ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112

surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17

20

ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-

Imran [3]104)

Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam

menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh

perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat

dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut

beberapa para ahli diantaranya yaitu

1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah

menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh

kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat

kebahagiaan dunia dan akhirat

2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah

menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh

manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6

3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia

dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di

dunia dan di akhirat7

4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban

yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar

ma`ruf nahi mungkar8

5

Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cet Ke-IV h 5 6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7

Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-

V h 1 8

Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)

Cetke- II h 2

21

Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan

bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau

mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan

syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya

tujuan dari kegiatan dakwah

Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan

proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai

saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi

Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung

kontinu9

Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah

proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda

Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus

disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan

untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus

memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang

berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan

lancar

B Hukum Berdakwah

Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-

pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti

diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya

kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun

yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya

kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya

9

Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cetke-I h 39

22

memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan

dakwahnya10

Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran

dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan

lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas

kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah

hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar

ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11

Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini

Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini

dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan

berikut ini12

10

Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 53

11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53

12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63

23

Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard

`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim

Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa

jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena

ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku

beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain

melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk

dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau

dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13

Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu

kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang

dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam

suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok

orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang

lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu

mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah

karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari

segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian

permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam

memiliki kompetensi tersebut14

Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)

sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal

dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki

tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan

taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun

13

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 63-64 14

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 65

24

demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan

kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas

berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan

kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki

keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga

ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang

saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran

tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata

(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan

tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)

semata-mata15

C Fungsi Dakwah

Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari

Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan

dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu

generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia

Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena

kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji

wada (haji perpisahan)16

Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai

pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah

satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi

memiliki beberapa fungsi yaitu18

15

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam 68-69 16

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja

Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193

18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja

Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5

25

a Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun

konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk

memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan

antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk

hubungan dengan orang lain

b Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi

orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui

pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati

gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku

nonverbal

c Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para

antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran

sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara

tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan

perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk

komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen

mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara

ideologi atau agama mereka

26

d Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum

menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan

keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan

dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan

tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)

Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita

hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada

fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu

mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan

keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri

D Tujuan Dakwah

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan

baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang

ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa

tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19

Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di

atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa

dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan

jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan

tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu

mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan

perilaku umat ke arah yang Islami20

Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah

dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek

dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan

19

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23

27

mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai

berikut21

1 Tujuan umum

Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan

diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan

berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang

mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari

pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus

mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang

menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt

2 Tujuan khusus

Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus

dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-

kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi

mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah

kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu

terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil

yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek

kehidupannya

Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat

terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu

keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik

sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan

yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya

kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan

ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi

21

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 164

28

Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang

basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang

baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan

surga

3 Tujuan dari segi materi dakwah

Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang

disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal

yaitu

a Untuk meluruskan akidah

b Untuk membetulkan amal

c Untuk membina akhlak

d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim

e Menolak atau melawan ateis

f Memberantas syubhat dalam agama

E Metode Dakwah

Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo

(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di

atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22

Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti

systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure

(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara

penanganan masalah secara cerdik)23

Sumber yang lainnya

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti

jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24

22

M Munir Metode Dakwah h 6 23

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166

24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23

29

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh

seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25

Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga

metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara

berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan

hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi

nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf

pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut

agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang

terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari

kekerasan dan umpatan26

Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah

menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl

ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu

berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf

`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat

Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini

berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih

dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu

kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang

diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan

berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus

keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena

adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki

tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti

25

M Munir Metode Dakwah h 7 26

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati

2010) Cetke-I 2011 h 193

30

pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga

targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda

dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih

tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27

Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan

berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua

macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28

Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode

dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga

cakupan yaitu

1 Bi al-hikmah

Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman

Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa

Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan

al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29

Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti

seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an

Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang

berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara

hukum30

Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari

segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga

diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan

mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

27

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333

28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335

29

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142

30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201

31

besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang

besar atau lebih besar31

Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk

kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan

memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa

al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32

Hikmah juga bisa

diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan

dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika

yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan

argumentasi dan penjelasan33

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi

yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu

pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan

dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi

dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-

Qur`an

ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu

hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah

orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]

21-22)

Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah

tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang

lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti

31

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775

32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19

32

selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai

metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang

baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para

penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman

ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya

Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah

adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan

atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang

dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan

klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci

kesuksesan dakwah34

Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode

hikmah yaitu35

a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya

Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan

orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi

pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan

lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa

Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu

bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa

mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa

mereka

b Bersikap ramah

Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah

lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita

tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat

34

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20

33

dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan

kita

c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan

syariatnya

Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan

dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu

memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan

nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun

pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan

waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita

sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan

prioritasnya

d Gerakan bertahap

Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah

mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena

tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana

ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia

yang melalui proses tahap demi tahapan

Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga

kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan

cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya

karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam

dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran

Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas

dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua

cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36

36

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 146

34

2 Al-maui`dzah Al-hasanah

Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti

nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang

mengantar kepada kebaikan37

Dari makna bahasa kita bisa

memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan

dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan

menyebutkan pahala atau siksa38

Mau`izhah al-hasanah atau nasihat

yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara

yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa

yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan

lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau

menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan

rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan

oleh pihak subjek dakwah39

Jika cara hikmah mengajak berbicara

kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan

mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati

dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40

Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang

diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang

yang diberi nasihat bertambah baik41

Nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan

ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara

37

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h

775 38

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 150 39

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29

41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h148

35

melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat

jiwa dengan keimanan dan petunjuk42

Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau

bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak

menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan

Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran

dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang

menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang

bermanfaat baginya dan membahagiakannya43

Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu

a Nasihat

Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha

yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran

juga berarti Khata yaitu menjahit44

Sebagian ahli ilmu berkata

nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun

dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah

yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada

sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan

motivasi dan ancaman45

1) Kriteria seorang penasehat

Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus

dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan

makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah

memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar

42

M Munir Metode Dakwah h 243 43

Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj

Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44

MMunir Metode dakwah h 242

45

MMunir Metode dakwah h 242

36

dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki

ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang

dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa

yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan

kepadanya46

b Tabsyir wa Tanzir

Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang

mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam

istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar

yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47

Adapun tujuan tabsyir yaitu48

1) Memperkuat atau memperkokoh iman

2) Memberikan harapan

3) Menumbuhkan semangat beramal

4) Menghilangkan sifat keragu-raguan

Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana

isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan

akhirat dengan segala konsekuensinya49

Adapun bentuk-bentuk

tanzir diantaranya yaitu50

1) Penyebutan nama Allah

2) Menunjukkan keburukan

3) Pengungkapan bahayanya

4) Penegasan adanya bencana segera

5) Penyebutan peristiwa akhirat

46MMunir Metode dakwah h 242

47

MMunir Metode dakwah h 257

48

MMunir Metode dakwah h 259

49MMunir Metode dakwah h 263

50

MMunir Metode dakwah h 265

37

c Kisah

Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna

yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau

mengikuti jejak51

Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat

berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara

menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks

cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52

Macam-macam kisah dalam

Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53

1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan

serta perkembangannya

2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang

tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan

3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti

perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain

3 Al-mujadalah

Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan

melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan

kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi

argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat

dan berbantah-bantahan54

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara

berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang

digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan

untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti

51MMunir Metode dakwah h 292

52

MMunir Metode dakwah h 292

53

MMunir Metode dakwah h 293 54

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo

2010) Cet Ke-I h 334

38

ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para

utusan sebelumnya55

Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan

dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang

lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi

demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak

argumen bathil yang dipakai lawan dialog56

Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang

masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam

pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum

adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat

bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa

tegakrdquo57

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode

ini hendak dipakai yakni58

Pertama tidak merendahkan pihak lawan

Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran

sesuai nilai dan ajaran Islam

Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap

memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi

sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan

dihormati

Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang

bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi

untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan

yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 155 58

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

39

dengan cara yang baik59

Terkadang mujadalah dilakukan dengan

suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah

berfirman

helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-

Nahl [16] 125)

hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk

melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-

Mukmin [40] 5)

Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua

macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan

hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60

Debat yang terpuji dalam

dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan

sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk

Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan

kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran

tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61

Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu

a Al-hiwar

Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang

setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara

59

Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h128 60

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335

61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

40

satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog

antara lain62

1) Kejujuran

2) Tawadhu

3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran

4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan

b As-ilah wa ajwibah

Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang

berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah

yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya

adalah jawaban-jawaban63

As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab

dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat

kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu

orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini

yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini

metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam

beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media

cetak

F Sumber Metode Dakwah

Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64

1 Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi

pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali

ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada

ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan

6262

M Munir Metode Dakwah h 328 63

M Munir Metode Dakwah h 335-336 64

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

41

dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang

harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah

tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan

dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah

berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an

2 Hadis

Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-

Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang

berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam

menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini

memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena

setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga

dialami oleh juru dakwah saat ini

3 Sejarah Hidup para sahabat65

Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan

contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena

mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup

pada masa Rasulullah

4 Pendapat Para Ulama

Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman

serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga

mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia

dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan

sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu

pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih

65

sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم

pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah

mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan

sesudahnya

42

diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai

harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya

yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an

dan hadis66

Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di

mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau

masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan

kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash

5 Hasil Penelitian Ilmiah

Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif

Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena

ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh

penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda

Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip

hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67

6 Pengalaman

Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan

orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika

berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah

sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam

melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi

yang terjadi

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah

Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68

1 Dakwah bi al-lisan (lisan)

Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami

Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka

66

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307

43

dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan

berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69

Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan

yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran

kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi

menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang

dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang

menerima panggilanseruan70

Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara

umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung

tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to

face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan

komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)

yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model

komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah

melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71

Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa

memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah

Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan

Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang

dihadapi diantaranya72

a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)

Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai

mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan

69

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah h 42

70

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43

71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30

72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48

44

dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih

jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang

dikehendaki

b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)

Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut

Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah

merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi

mad`u untuk mencapai hikmah73

Jika dilihat dari konteks

mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih

diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang

dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang

penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada

konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan

durhaka74

c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)

Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi

adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan

ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan

yang pantas dan baik

d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)

Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari

yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan

maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima

ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan

maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana

73

Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet

Ke-I h 178

74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179

45

mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran

yang mendalam

e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)

Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah

orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun

penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta

tidak perlu retorika yang berapi-api

2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah

Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan

pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah

jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai

pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan

atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75

Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi

al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-

kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika

pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah

dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan

sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai

mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara

lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada

waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam

Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara

75

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53

46

dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang

sangat bijak76

3 Dakwah bi al-hal (tindakan)

Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini

menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan

demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke

jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan

nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77

Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di

Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan

istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun

belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya

penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan

istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan

dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara

bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti

istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa

contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke

Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta

membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk

dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan

pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78

Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut

pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode

76

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 32 77

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60

78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 33-34

47

yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah

sebagai berikut79

1 Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan

maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian

dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan

menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan

kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor

lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan

ceramahnya

2 Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan

menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana

ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai

materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian

penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah

Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif

apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah

dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u

sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek

dakwah dengan objek dakwah

3 Metode diskusi

Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat

memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan

sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi

79

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101

48

dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat

menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat

dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka

akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif

4 Metode propaganda

Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan

Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara

massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)

5 Metode keteladanan

Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti

suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan

langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada

apa yang dicontohkannya

6 Metode drama

Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah

dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u

agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan

7 Metode silaturahmi (home visit)

Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan

kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah

kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode

home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang

sakit dan lain-lain

49

H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode

Dakwah

Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar

fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80

1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya

Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan

dengan materi dakwah yang disampaikan

2 Sasaran dakwah dari berbagai segi

Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai

harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan

juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran

dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam

dan non-muslim

3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam

Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah

satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah

harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan

uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam

berdakwah

4 Kepribadian dan kemampuan dai

Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka

pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai

dengan kemampuan dai

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah

Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa

pendekatan yaitu81

80

M Munir Metode Dakwah h 224

50

1 Pendekatan personal

Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai

dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi

yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan

langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat

dakwah sembunyi-sembunyi

2 Pendekatan pendidikan

Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-

lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam

ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-

materi keislaman

3 Pendekatan diskusi

Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai

diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan

mad`u berperan sebagai audience

4 Pendekatan penawaran

Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat

tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam

keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang

timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan

dai dalam mengajak mad`u-nya

5 Pendekatan misi dakwah

Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai

ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-

pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan

yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam

melakukan kegiatan dakwahnya

81

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35

51

BAB III

BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB

DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan

pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung

halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau

dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk

anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada

adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang

bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi

bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan

RI pada 27 Desember 19492

Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir

Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar

bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang

dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa

ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian

Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi

Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai

pendakwah4

1

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-

IV Bagian awal tentang penulis

2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5

3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 478

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep

+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019

4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41

52

Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak

menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur

Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di

Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga

besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor

7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh

adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda

dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5

M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga

muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti

ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan

sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya

Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat

sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai

pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6

Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar

Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil

menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah

Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih

yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di

usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal

ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat

Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil

5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7

6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish

Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

53

meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir

Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen

yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud

Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih

gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-

Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi

legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor

di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa

menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat

mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7

Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari

1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa

Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa

Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan

disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta

minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti

sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan

yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang

mufasir8

MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9

a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)

b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)

c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)

7

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47

54

d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)

e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk

Mempelai (1995)

f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai

Persoaalan Umat (1996)

g Mukjizat Al-Qur`an (1997)

h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)

i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)

j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)

k Jalan Menuju Keabadian (2000)

l Tafsir Al-Misbah (2000)

Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan

sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu

manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang

Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi

berbagai persoalan hidup10

M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya

menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi

melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan

muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula

memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran

seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih

rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the

Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud

Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan

analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan

10

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih

55

bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis

sehingga menarik minat11

Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an

Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika

dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk

dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan

kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah

dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia

dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12

Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis

tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua

pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama

kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum

muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-

Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi

tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan

kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya

membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan

membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di

sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang

memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan

kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial

diturunkannya Al-Qur`an13

Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-

Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut

yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu

11

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih

13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74

56

akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-

unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen

dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh

kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14

Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan

turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca

mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi

Muhammad Saw dan umatnya15

Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana

pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai

ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh

rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik

tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun

1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan

Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya

tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang

(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini

karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan

ldquoLenterardquo16

Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang

kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga

leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang

berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa

Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya

bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik

14

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 479 16

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75

57

khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang

dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak

ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17

Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan

yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal

edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu

pada lapisan paling luar

Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab

memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak

kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish

Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai

urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu

ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan

dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan

menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer

Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain

kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan

corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada

masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat

Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak

kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18

17

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285

58

B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang

tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua

universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa

kepadanya19

Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim

Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari

Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13

Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul

Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah

(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan

Islam di Minangkabau20

Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di

Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh

dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun

1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut

ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan

dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide

pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut

membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21

19

M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U

Media 2016) Cetke-I h 81 20

AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka

terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq

uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8

Juli 2019

21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu

al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ

diakses 16 Juli 2019

59

Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang

Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan

malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri

sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah

belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera

Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu

itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid

dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan

penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22

Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk

berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan

politik23

Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan

tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka

pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh

Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM

Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia

merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam

modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM

Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti

berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo

Pakualaman Yogyakarta24

beliau dapat mendalami karya ulama dan

pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan

22

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian

catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82

24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu

2019 Pukul 1445

60

Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta

mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman

seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold

Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25

Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di

Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi

dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas

MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai

Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif

menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)

bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat

terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam

dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan

produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan

buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini

salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini

adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya

justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara

baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan

saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26

Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari

pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus

25

httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

61

pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM

Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu

itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang

waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27

Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu

Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan

Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata

bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam

dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959

Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar

Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka

Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28

Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham

(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun

sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif

sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk

mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29

Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama

hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka

menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun

1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948

sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota

(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri

pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau

terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai

27

Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III

dibagian catatan tentang Hamka 29

Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan

Publika 2017) Cetke-I h 5

62

tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat

Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai

Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama

Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama

sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang

bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30

Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan

melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah

berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631

Buya

Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau

dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang

anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak

tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak

44 orang32

Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17

Tahun) di antaranya33

Bidang Agama dan Falsafah

a Tashawwuf Meodern (1939)

b Falsafah Hidup (1939)

c Lembaga Hidup (1940)

d Lembaga Budi (1940)

e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)

f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi

1945) 30

Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h

290

31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10

32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291

33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373

63

g Negara Islam (1946)

h Islam dan Demokrasi (1946)

i Revolusi Agama (1946)

j Merdeka (1946)

k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)

l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)

m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)

n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV

o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV

p Pedoman Mubaligh Islam

q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)

r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)

s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX

Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya

Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di

Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat

mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk

mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat

Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena

apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak

selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama

mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari

Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan

mendoakan lekas selesai34

Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini

diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama

berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan

34

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43

64

beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang

menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah

menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam

kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu

dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di

Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35

Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah

atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-

Azhar Jakarta36

Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di

Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh

Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak

keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana

kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh

Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun

196037

Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji

Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah

dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama

baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid

Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-

Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka

atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38

Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan

35

Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir

Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI

h 48 38

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48

65

menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh

penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39

Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah

hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk

ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika

panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul

niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya

hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada

Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke

Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di

hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu

Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang

tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia

sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama

akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka

Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam

untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak

atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka

dikaranglah tafsir ini40

Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada

pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan

dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam

suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar

jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan

agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-

39

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40

Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan

Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49

66

pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah

penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba

sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan

orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat

dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha

berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir

beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan

agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga

menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan

kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41

Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong

kepada metode tahlili atau taj`izi42

Metode tahlili adalah metode

penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian

(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an

dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-

ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang

kandungan ayat itu43

Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga

yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak

terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita

sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun

41

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 477 43

Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h

103

67

berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka

adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42

68

BAB IV

ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali-Imran Ayat 104

Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat

dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk

surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua

Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang

tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi

Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat

Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as

Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk

menarik konsentrasi kita ketika membacanya1

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-

Imran [3]104)

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu

mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang

bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau

tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa

pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong

kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang

pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru

1

Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci

(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65

69

yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar

mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat

perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah

Islamiah2

Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat

melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai

orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang

pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar

nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa

bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi

menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta

adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu

tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka

dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal

sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang

sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang

yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam

kehidupan dunia dan akhirat3

Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam

rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni

mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan

Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-

khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan

dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan

yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar

2

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209

3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 209

70

Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang

memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah

berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap

orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka

mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat

Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang

bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah

kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan

dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang

mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini

merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas

dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika

dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja

tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan

masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah

arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan

sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut

adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung

informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat

memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu

tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa

maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap

4

Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu

Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam

tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan

semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas

ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang

5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210-211

71

memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi

setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6

Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua

kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah

kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni

memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh

ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak

dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan

perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah

untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7

Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam

firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr

adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-

khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn

Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)

Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan

umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-

munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat

serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas

menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan

memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas

terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian

memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang

mungkar8

6

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu

Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108

7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210 8

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211

72

Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan

dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan

tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik

Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan

oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan

Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh

hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih

baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa

yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan

pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9

Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang

merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya

diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik

yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan

maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu

yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat

perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh

Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan

budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan

Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai

pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang

pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat

mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10

9

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

73

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk

memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat

sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu

golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11

Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok

khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam

menjaga kesempurnaan Islam12

Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat

makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari

kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat

dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf

apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta

dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang

berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak

disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas

Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang

berakal 13

Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana

yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan

mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang

11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet

Ke-I h 30

12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473

13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

74

yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui

membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh

masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu

bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan

yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar

Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat

yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan

menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi

nilainya14

Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi

yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat

yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah

mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan

khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat

bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri

supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang

kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan

perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah

dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di

kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan

berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara

sesama golongan sendiri15

Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang

dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada

kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat

makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir

14

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31

75

mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang

berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk

kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat

Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu

membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan

yang mungkar 16

Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam

jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana

yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran

beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang

makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan

yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh

sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan

dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih

dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum

haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada

istri orang lain17

Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan

bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus

umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum

hikmah tasri` dan fiqihnya18

Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan

kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti

tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga

dakwah bisa ditegakkan

16

Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

76

Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun

yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang

kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan

tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan

ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi

segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus

mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar

akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama

kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah

Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang

akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama

dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar

kalangan Islam19

Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah

pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak

atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan

ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo

(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa

bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu

ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah

inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan

dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab

dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang

makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor

kebajikan di dalam dunia20

19

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32

77

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan

sebagai berikut

Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan

fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang

dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang

mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh

Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa

nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara

persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21

Buya Hamka menjelaskan

bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22

Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama

wajib ditimbulkan terlebih dahulu23

Maksudnya ialah pengetahuan

akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan

dakwah yang diperintahkan

Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab

menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan

dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan

fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi

yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus

melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian

21

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211 22

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

78

hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan

ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan

ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan

dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan

kewajibannya mengadakan dakwah

Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama

yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya

kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun

dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan

segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka

menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri

melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan

pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya

segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika

Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela

namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih

dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah

sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat

melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus

untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian

umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali

dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang

makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak

melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim

namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada

setiap muslim

Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam

harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan

79

profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah

mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama

dan dunia24

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus

yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan

memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan

Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini

oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah

hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu

dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam

melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan

juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau

melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan

ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa

maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan

dakwah yang disampaikan

Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar

bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih

sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam

dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25

B Surat An-Nahl 125

Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama

menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw

berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat

Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat

24

`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 292

25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292

80

68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am

karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26

Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan

bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar

dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu

ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan

kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan

lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam

keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu

adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini

sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok

akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang

hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan

tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran

Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang

diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi

barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27

ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)

26

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 175

27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216

81

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad

serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau

sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran

Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah

mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam

dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya

engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat

dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-

tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan

urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang

selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang

lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa

yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja

yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga

mendapat petunjuk28

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan

tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran

dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni

berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian

mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan

mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang

menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang

28

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774

82

sederhana29

Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah

hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30

Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang

diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik

yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan

umpatan31

Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama

dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah

pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan

Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila

digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan

kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi

terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar

Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena

kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak

diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan

sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan

sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya

dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan

dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau

dengan kata lain dia yang hakim32

29

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7

(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

83

Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha

yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati

yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh

banyak ulama33

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil

Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang

baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap

oleh hati nurani dengan halus34

Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal

yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan

atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik

yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh

mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya

disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati

dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik

Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini

berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal

ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35

Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila

ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan

keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat

hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya

dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan

33

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema

Insani 2004) Cet Ke I h 44

35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

84

mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat

mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang

menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan

kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk

adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang

kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak

benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta

menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan

tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan

argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36

Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi

ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat

disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia

hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang

terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang

dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-

Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw

mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun

sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37

Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki

karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama

tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga

cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara

atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa

saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil

36

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 776 37

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

85

orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik

Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak

penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan

pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)

Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara

melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka

berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al

Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw

memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu

Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan

dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara

Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat

Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya

dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan

tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang

belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang

lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut

melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang

lebih berhikmat diam daripada berkata39

38

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

86

Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita

artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang

disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak

kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah

pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya

sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya

sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan

dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40

Hal ini juga dijelaskan

dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman

bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam

memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan

larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh

manusia atas apa yang dilakukannya41

Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah

mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul

perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut

polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau

sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-

baiknya42

Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah

dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43

Diantaranya ialah

memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan

perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak

berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti

40

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219

42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509

87

ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan

kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan

jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran

yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu

hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin

dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui

karena hatinya telah disakitkan44

Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam

melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik

bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan

ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat

diterima45

Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah

hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di

segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat

manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah

propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat

dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan

Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan

keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah

menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan

Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa

urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak

Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari

Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287

88

siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa

yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46

Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman

perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai

ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah

buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan

orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai

menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47

Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode

dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl

ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah

1 Hikmah

2 Mau`izhah al-hasanah

3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan

Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai

kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala

sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai

sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan

kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta

menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau

lebih besar48

Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh

hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

46

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322

47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322

48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

89

bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish

Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan

Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan

tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-

Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan49

al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum

billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik

Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di

zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya50

Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode

dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini

penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya

kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam

menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat

125

Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan

hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat

49

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

90

kepandaian mereka51

yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah

golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan

hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada

yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada

agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan

Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka

tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini

untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam

tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju

kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih

pintar52

Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan

hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan

mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-

kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53

Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua

mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode

hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan

Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang

belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang

yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya

Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya

Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama

bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan

51

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

91

Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa

menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya

Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah

sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan

bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan

Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat

diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok

mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan

oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika

berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena

itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut

penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa

dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang

dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus

melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana

dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan

pengetahuan dalam dakwah

Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan

bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar

kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam

sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55

Dalam hal ini

penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan

54

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

92

dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka

menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai

nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati

disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang

ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang

menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan

dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak

dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan

pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga

kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di

rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya

adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat

dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode

mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan

pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran

dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik

yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu

menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka

yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik

yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung

kepada orang awam

Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-

93

muslim56

Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah

membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau

terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman

kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya57

Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang

menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa

maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran

pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah

Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang

mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka

menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan

dalam diskusi atau hal lainnya

Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-

hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat

saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam

membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan

atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi

alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58

Sedangkan

Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya

Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat

terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan

bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih

jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika

terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir

56

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)

94

al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu

dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan

yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan

kuat serta premis yang popular dan familiar59

Menurut hemat

penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak

menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk

mematahkan pendapat pihak lawan

Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan

keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun

akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai

tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya

dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela

dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat

orang lain60

C Surat Thacirchacirc 43-44

Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil

dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini

kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah

dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah

Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang

mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh

banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni

mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang

menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara

langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup

banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman

59

Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509 60

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45

95

Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari

Madyan menuju ke Mesir61

ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia

telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-

mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)

a Penafsiran Quraish Shihab

Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa

Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada

Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang

telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah

melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu

berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman

dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang

antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia

ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia

terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya

atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat

kedurhakaannya kepada Allahrdquo62

Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan

layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap

61

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h543-544 62

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 593

96

bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-

ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena

Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi

dengan lemah lembut63

Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-

Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang

lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia

menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya

Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang

sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari

dakwah64

Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut

Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah

yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah

menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata

hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut

guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru

dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan

dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan

tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki

atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as

redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun

yaitu65

63

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 64

Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani

2013) Cet Ke-I h 529

65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595

97

ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan

bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu

akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut

kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)

Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan

yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang

mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai

dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama

yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan

yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam

konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun

sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan

dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu

bermanfaat baginya66

Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi

menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini

menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni

menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta

berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak

gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya

dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan

keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67

Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk

menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan

menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam

penolakan seseorang68

66

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595 67

Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi

Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205

68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

98

Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya

selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah

telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as

kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya

untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan

sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi

berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas

kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah

dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti

yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan

boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak

mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah

menyampaikan kepada kamirdquo69

Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww

yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang

dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus

menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan

kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi

daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta

dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang

dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan

boleh jadi antipati70

69

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595-596 70

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 596

99

b Penafsiran Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan

menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya

Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis

dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia

telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-

mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah

negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah

Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya

dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan

adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai

warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang

waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya

lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu

dia telah melampaui71

Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah

melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu

rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk

menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala

negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya

sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai

Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain

kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan

seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu

dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan

thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap

melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan

71

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

100

hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah

menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini

Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas

itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa

dan Harun72

Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun

bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui

batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada

utusannya ini

ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-

lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)

Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk

dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang

telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-

hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap

yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap

yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau

dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si

pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan

secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang

dimaksud73

Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman

bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak

didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur

72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

101

kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam

perkataan dan juga tindakan74

Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah

diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku

tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya

ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-

nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap

menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-

mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir

al-Azhar)75

Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana

jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan

fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah

negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung

walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau

dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu

mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan

menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah

seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang

besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya

walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu

merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti

apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya

dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu

atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata

74

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

h 496

75

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

102

tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan

diketuk dengan sikap yang lemah lembut76

Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi

bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau

seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah

lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya

untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah

lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan

kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77

Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun

dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun

pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih

diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun

akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama

muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun

kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah

yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang

betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang

dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama

dalam menghadapi Fir`aun78

Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam

dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang

yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka

berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah

76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-

Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204

78

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

103

lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam

berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan

yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan

arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah

sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan

kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang

keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang

lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80

Dijelaskan juga

dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang

lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81

Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan

bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar

tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain

ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati

sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan

telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai

dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam

permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah

langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai

dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh

kedamaian

79

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 80

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h

478

104

Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir

tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama

dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana

maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish

Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud

lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati

lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah

lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk

menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus

bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan

yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini

bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada

manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika

dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan

dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak

melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia

Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan

dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora

di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan

hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani

mereka82

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa

dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima

Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam

menyampaikan dakwah83

82

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 615

105

D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini

Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang

telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar

dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan

bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang

disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125

menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada

Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan

tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang

yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya

keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa

tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu

khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan

petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh

para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang

dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa

melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan

1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan

kegiatan dakwah

Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah

atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah

sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap

kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat

menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar

pesan itu bisa tersampaikan

Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja

sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan

untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak

106

luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat

dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang

memuaskan

Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di

Indonesia saat ini diantaranya yaitu

1 Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912

atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad

Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin

membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai

aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad

Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan

dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam

keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat

Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas

keislamannya84

Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal

yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan

tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama

Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah

dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah

telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak

84

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176

107

hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha

seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85

Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran

Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86

Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan

ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama

Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara

umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah

mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal

yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam

Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi

perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan

ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah

Muhammadiyah

Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam

bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari

kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad

Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin

dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan

pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam

Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan

tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai

kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu

lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid

Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis

85

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45

108

seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan

sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara

dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam

Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk

memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah

mereka

Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran

agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam

bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak

selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa

Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga

menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam

Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah

tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar

Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk

pengajian tingkat lanjut bagi orang tua

Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam

penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan

berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada

masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari

bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda

(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian

Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan

membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul

menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan

pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan

109

Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar

pembentukan bagian Taman Pustaka87

Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam

melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan

Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan

kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh

Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan

dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah

telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah

tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya

Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat

kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis

2 Nahdlatul Ulama (NU)

Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya

Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH

Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang

berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar

(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab

Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul

Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama

Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah

Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan

mempertinggi mutu pendidikan madrasah88

Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat

Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam

87

Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46

88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177

110

menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama

Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam

Indonesia pada waktu itu89

NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama

demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam

Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90

a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah

satu dari empat mazhab

b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan

dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran

Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah

c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam

d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan

pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang

miskin

e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk

mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta

mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam

f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah

konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama

kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada

umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan

menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma

secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum

89

Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31

90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40

111

modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an

dan hadis serta menolak ijma`

3 Al-Washliyah

Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam

bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di

Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan

dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif

sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang

tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating

Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas

pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah

sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan

suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-

cita yang mereka diskusikan selama ini

Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah

adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan

berbeda pandangan91

Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk

mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi

mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan

Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-

Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil

terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program

91

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press

2015) Cet Ke-I h 510

112

tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak

pihak92

Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-

Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan

lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga

mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat

membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan

dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana

bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag

dibentuk dan diprogramkan

4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan

DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w

1993) bersama tokoh Islam lainnya93

Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan

mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat

dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah

politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah

di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan

Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah

dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia

Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah

yang dikumpulkan dari para muhsinin94

92

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177-178 93

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180 94

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180

113

Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik

umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh

pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil

daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya

Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran

utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup

persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana

peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi

tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan

manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah

dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya

meningkatkan kualitas Islam95

Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat

Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral

dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan

adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai

dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui

lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad

Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat

menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-

nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan

wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan

Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96

95

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180 96

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180-181

114

Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai

dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran

ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan

dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama

sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan

pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi

segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII

melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk

kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah

Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis

paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan

ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode

yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam

berdakwah

2 Peranan organisasi Islam di Indonesia

Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97

a Melakukan pemurnian akidah

b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah

c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi

d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat

agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam

e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran

aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara

yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan

membedah kesalahan ideology mereka

97

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511

115

f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya

dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat

g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi

muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya

pendatang yang mengajak kepada permisifme dan

memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta

mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan

perilaku amoral lainnya

h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang

agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya

3 Metode-metode dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan98

Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang

dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99

Adapun metode

dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu

a Metode ceramah

Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di

Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang

semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka

dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada

masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat

media tanpa bertatap muka

Untuk mendukung adanya perubahan dalam

berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan

wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam

98

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24

116

dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini

kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan

prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer

dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga

menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100

b Metode Tanya jawab

Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan

kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan

apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan

dakwah bisa terlaksana dengan efektif

c Metode dakwah bilqalamtulisan

Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode

yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-

pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa

dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u

Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam

Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka

penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah

disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan

apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti

baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk

metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan

dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan

atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai

100

Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013

httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=

metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019

117

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan

rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di

awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai

hasil penelitian sebagai berikut

1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104

Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan

tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya

golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia

adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula

dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya

kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga

nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi

setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat

disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh

umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan

gerakan dakwah

Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus

disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena

pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil

kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak

baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus

disampaikan dengan cara yang baik

2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125

Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga

yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan

118

ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa

perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah

disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan

Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang

baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan

jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi

Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam

bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan

dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik

diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan

dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau

membantah suatu polemic dengan cara yang baik

Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah

dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan

perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u

dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga

metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u

yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan

3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44

Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode

dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut

dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran

dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka

terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa

perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan

yang sopan dan tidak menyakitkan

Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang

melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh

119

kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan

bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan

lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan

Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah

harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus

disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang

disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun

dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya

dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu

mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang

disampaikan dalam pesan dakwah

4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku

dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam

Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan

ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik

disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada

orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam

menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat

Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan

dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk

kegiatan

B Saran

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian

yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti

karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu

yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi

Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian

tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan

120

terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia

Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan

metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara

menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir

Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001

Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal

dkk Jakarta Darul Haq 2017

AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015

AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

Tangerang Lentera Hati 2015

Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011

Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra

Cahaya Utama 2006

AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017

Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

Yogyakarta Pustaka Pelajar2016

Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN

Purwokerto Press 2006

Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U

Media 2016

Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab

Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012

Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia

Group 2018

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah

terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008

GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi

Hidup Jakarta PT Gramedia 2011

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987

122

______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas

1983

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994

______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015

HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan

Publika 2017

al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-

Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993

HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018

HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017

Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya

Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1

Januari-Juni 2018

Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran

terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997

IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia

Group 2011

Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011

Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj

MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah

Press 2011

JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010

Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011

MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT

Semesta Rakyat Merdeka 2012

MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja

Rosdakarya 2014

123

Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta

Idea Press 2015

MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja

Rosdakarya 2016

M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012

M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia

Group 2015

M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015

Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009

Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992

Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia

Group 2018

Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana

2007

Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung

2015

SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif

Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007

SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

Bandung PT Refika Aditama 2014

Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta

Prenadamedia Group 2014

Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012

SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja

Rosdakarya 2013

Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993

______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010

124

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol I Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2

Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6

Jakarta Lentera Hati 2009

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 Jakarta Lentera

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta

Lentera Hati 2012

Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017

SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi

Jakarta Pressindo 2010

al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur

Qisthi Press 2008

______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi

Press 2008

Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta

Gema Insani 2004

Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta

Robbani Press 2010

Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim

Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004

125

az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid

7 Depok Gema Insani 2014

______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013

Jurnal

Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da

kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses

pada 7 Juli 2019

BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni

2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba

ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs

=chrome Diakses 24 Juli 2019

Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No

2 September 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal

+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses

pada 8 Juli 2019

IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran

Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2

Desember 2015

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_

qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019

Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten

Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah

dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi

+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke

camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu

=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

126

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember

2017

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe

mimpinan+non

+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3

D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019

MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=

diakses pada 7 Juli 2019

127

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit

Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei

1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara anak dari pasangan orang tua

Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh

pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan

mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding

School Bengkalis selama enam tahun dengan

menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa

menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus

maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti

yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa

(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen

Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-

FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat

Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah

menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera

(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen

Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)

Jakarta

Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun

kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga

tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin

Page 3: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …

v

PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Saya Persembahkan

Untuk Kedua Orang Terkasih Saya Ayah Dan Ibu

Untuk Keluarga Tercinta

Untuk Para Dosen

Saudara-Saudara Serta Sahabat Seperjuangan Penulis

Dan

Untuk Almamter Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Salam kasih Dari Istiqomah

vi

بسم الله الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan diiringi rasa syukur yang

teramat dalam penulis curahkan kehadirat Allah Swt yang telah

memberikan nikmat taufik serta hidayahnya kepada penulis sehingga

dengan kenikmatan dan rahmat dari Allah penulis bisa menyusun hingga

menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

(SSos) dan sebagai bentuk kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa

untuk bisa menyelesaikannya Salawat serta salam senantiasa disampaikan

kepada baginda Nabi Muhammad Saw sang teladan kehidupan penuntun

manusia dari abad kejahiliahan hingga abad yang penuh dengan ilmu dan

pengetahuan

Tulisan ini bisa selesai atas berkat motivasi dan dorongan dari semua

pihak baik secara moril maupun materil sehingga skripsi ini bisa

diselesaikan Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan dari lubuk hati

terdalam perkenankan penulis menyampaikan rasa ungkapan terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu Prof Dr Hj

Huzaemah T Yanggo Lc MA

2 Wakil Rektor I Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu

DrHjNadjematul Faizah SH MHum

3 Wakil Rektor II Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak HM

Dawud Arif Khan SEMSi Aka Cpa

4 Wakil Rektor III Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibuk Dr Hj

Romlah Widayati MAg

vii

5 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta Bapak Dr H M Ulinnuha LcMA

6 Kepala Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak H M Haris Hakam SHMA

7 Bapak Isman Iskandar MSos selaku sekretaris Prodi KPI IIQ Jakarta

yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi dari awal

pertemuan perkuliahan bersama beliau hingga dalam menyusun

skripsi ini

8 Bapak MHizbullahSKomIMA selaku pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu di tengah sibuknya kegiatan beliau

Senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta menjelaskan

kepada penulis dikala berkonsultasi serta sabar dalam mengarahkan

dan membimbing penulis

9 Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi KPI Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan

10 Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

11 Orang tua tercinta ayah dan Ibu Terima kasih atas segala jasa dan

doa yang tak hentinya diberikan kepada penulis juga ketulusan dan

senantiasa memberikan semangat sehingga bisa terselesaikan skripsi

ini juga kepada kakak dan adik yang selalu mendoakan dan

memberikan semangat

12 Sahabat tercinta KPI Perdana IIQ Jakarta yang senantiasa

memberikan semangat kala putus asa menghampiri terima kasih atas

kebersamaan dan semangat yang diberikan

13 Teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta angkatan 2015

viii

14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan

namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan

dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini

15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa

menyelesaikan skripsi ini

Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah

dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ

Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah

Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat

43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka

Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt

membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan

pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga

skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca

umumnya

Jakarta 29 Juli 2019

Penulis

Istiqomah

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang

satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini

1 Konsonan

th ط a أ

zh ظ b ب

bdquo ع t ت

gh غ ts ث

f ؼ j ج

q ؽ h ح

k ؾ kh خ

l ؿ d د

m ـ dz ذ

n ف r ر

w ك z ز

ā ق s س

ʼ ء sy ش

y ي sh ص

dh ض

2 Vokal

Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap

Fatḫah a آ acirc ي ai

Kasrah I ي icirc و au

Dhammah u و ucirc

x

3 Kata Sandang

a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh

al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة

b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya Contoh

as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل

ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس

c Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd

Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di

tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh

Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله

Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء

Inna al-ladzicircna اف الدين

wa ar-rukkaˊi كالركع

d Ta Marbucircthah (ة)

Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf ldquohrdquo contoh

xi

الفئدة al-Afˊidah

al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية

Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-

washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

hurif ldquotrdquo contoh

Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة

al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر

e Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti

penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan

nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI

berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk

nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang

ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya

Contoh

ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya

Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital Contoh

Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya

xii

DAFTAR ISI

COVER DALAM i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PERNYATAAN PENULIS iv

MOTTO v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

PEDOMAN TRANSLITERASI x

DAFTAR ISI xiii

ABSTRAK xv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Permasalahan 9

1 Identifikasi Masalah 9

2 Pembatasan Masalah 10

3 Perumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 11

D Manfaat Penelitian 11

E Tinjauan Pustaka 12

F Metode Penelitian 15

G Sistematika Penulisan 18

BAB II LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah 19

B Hukum Berdakwah 21

C Fungsi Dakwah 24

xiii

D Tujuan Dakwah 26

E Metode Dakwah 28

F Sumber Metode Dakwah 40

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42

H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode

Dakwah 49

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49

BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK

KARIM AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab 51

B Profil Buya Hamka 58

BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali Imran ayat 104 68

a Menurut M Quraish Shihab 68

b Menurut Hamka 73

B Surat An-Nahl ayat 125 80

a Menurut M Quraish Shihab 81

b Menurut Hamka 85

C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94

a Menurut M Quraish Shihab 95

b Menurut Hamka 99

D Implementasi Terhadap Dakwah 105

BAB V PENUTUP 117

A Kesimpulan 117

B Saran 119

DAFTAR PUSTAKA 121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127

xiv

ABSTRAK

Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl

125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

IIQ Jakarta 2019

Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan

pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada

Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan

larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang

diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga

dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia

Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan

bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam

berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah

diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat

43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan

penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar

yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik

studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif

dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab

dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan

terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah

tersebut

Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka

kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua

umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti

gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu

metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode

hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc

ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan

menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan

mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah

Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl

Thacirchacirc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama

Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni

Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas

lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan

yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang

mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam

bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami

baik hiasan maupun perbuatan2

Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk

katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad

Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`

dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah

yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah

dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru

baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga

atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali

Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik

seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang

1

Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H

13

2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja

Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123

2

terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau

panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25

Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51

Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas

ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat

dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar

yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak

angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43

Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata

da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta

berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10

surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna

dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat

ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-

Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna

dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim

mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2

ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u

adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8

surat pada 12 ayat5

Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya

termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di

dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang

metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul

pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah

3

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9

3

disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan

pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan

dakwahnya

Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah

bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan

pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang

melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman

ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa

mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-

makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak

menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6

Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah

Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam

sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak

secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi

banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang

berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an

menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar

ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar

dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak

dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan

seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke

dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu

6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9

4

tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang

kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an

juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk

kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya

ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang

diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan

amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)

ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan

5

hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk

orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)

Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang

melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara

lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang

baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat

LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang

begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui

media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada

organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)

Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya

yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar

Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim

untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan

metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim

dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan

ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu

sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh

umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di

masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke

masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau

kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan

diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan

keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu

saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam

Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar

terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah

6

mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan

kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan

ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang

baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu

membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan

mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan

pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7

Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga

organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda

Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan

juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode

dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja

mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada

sasaran dakwah

Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an

perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi

dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori

dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi

bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8

Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya

makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman

Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu

diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk

7

Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135

8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto

Press 2006) Cetke-I h 19

9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 109

7

apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya

kepadanya10

Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi

dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana

dengan baik dan sesuai tujuan11

Oleh karena itu Dalam hal ini

penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode

dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk

menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting

peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar

meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12

Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai

yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-

pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan

menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat

orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa

mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan

Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap

buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka

telah berbuat kebajikan untuk Islam13

Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk

mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an

dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-

Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat

10

Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup

(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194

11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)

Cetke-I h 73

12

Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011) Cetke-I h 8

13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin h 137

8

104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis

mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan

antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian

metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang

yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah

judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104

An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan

MQuraish Shihab dan Hamkardquo

Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode

dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat

ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak

dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang

ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat

terbatas

Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir

dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga

sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami

makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di

sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia

yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-

Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)

Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan

tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal

(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-

Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa

penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir

Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat

apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam

9

mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan

tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya

Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah

pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani

Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan

tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak

hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir

semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu

karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14

Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih

ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar

yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam

menyampaikan pandangan keagamaanya15

Secara lisan bisa dilihat

dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus

masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya

buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga

atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial

masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah

beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi

dalam berdakwah

B Permasalahan

1 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang

diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Metode dakwah dalam Al-Qur`an

14

M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia

Group 2015) Cet Ke-IV h 84

15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya

Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk

10

b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah

c Bentuk-bentuk Metode dakwah

d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan

Hamka

e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab

dan Hamka

f Implementasi metode dakwah saat ini

2 Pembatasan masalah

Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai

sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah

Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan

batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan

metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104

an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat

untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata

dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis

mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba

membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke

metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga

membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi

makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam

penerapan dakwah

3 Perumusan masalah

a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

11

c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

d Implementasi dalam dakwah saat ini

C Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan

rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan

dapat diperiksa dengan hasil penelitian16

Adapun tujuan penelitian

ini adalah

1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat

104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka

3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini

D Manfaat Penelitian

Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka

manfaat penelitian ini adalah

1 Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang

digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait

tema yang diangkat

2 Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi

para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki

16

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)

Cet Ke-I h 68

12

metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap

berpegang teguh pada Al-Qur`an

E Tinjauan Pustaka

1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi

Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam

jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam

mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk

teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian

yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau

penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode

deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara

objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode

dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada

perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17

2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18

ditulis oleh Rizki

Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di

17

Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen

gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara

Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa

nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

13

Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data

berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo

Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan

Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode

dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek

yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa

metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini

meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan

membandingkan dua tafsir

3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan

Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan

penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap

keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi

kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya

kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural

dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini

menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan

pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya

setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya

Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah

yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari

metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

relevansinya terhadap dakwah saat ini

4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan

Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh

14

Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik

pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara

dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi

tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap

malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada

Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan

penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki

perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana

peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini

5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten

Balanganrdquo19

ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang

menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-

pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan

dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data

observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian

19

Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan

Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode

+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten

+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

15

yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya

pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir

F Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam

sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna

menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif

mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai

individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau

kemanusiaan20

Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia

dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya

berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen

foto dan lain-lain22

2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang

bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian

20

Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta

Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1

21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181

22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28

16

saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah

yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret

situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan

mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang

tertentu secara faktual dan cermat23

Selain mendeskripsikan

peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat

104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi

penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh

lembaga organisasi dakwah

3 Subjek dan objek penelitian

Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam

penelitian sebagai sumber data24

Selain itu juga subjek

penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian

yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan

jawabannya dalam sebuah penelitian25

Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah

dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-

Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44

4 Sumber data penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data

Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan

dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar

23

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta

Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25

Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24

17

Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku

jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan

pembahasan

5 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang

dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku

kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu

penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat

kesimpulan dari data yang sudah dianalisis

6 Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa

digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan

riset komparatif yaitu26

a Menentukan tema yang diangkat

b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan

c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

antar konsep

d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh

Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan

argumentasi data

e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset

7 Instrumen dan alat bantu penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam

penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti

sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian

26

Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137

18

kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti

objek penelitian

G Sistematika Penulisan

Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5

bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah

sebagai berikut

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi

masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian

manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian

sistematika penulisan

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang

dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi

pokok penting dalam penulisan skripsi ini

BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik

Kari Amrullah (HAMKA)

Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka

BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-

Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44

Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl

ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka

serta relevansinya terhadap dakwah saat ini

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah

Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a

yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru

memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki

tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini

terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut

diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta

memohon menamakan menyuruh datang mendorong

menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi

Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya

ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon

(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi

(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2

Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada

setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-

Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan

dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah

dalam surah al-Imran ayat 1044

1

M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group

2015) Cetke-IV h 17 2

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5

3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5

4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam

5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran

ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112

surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17

20

ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-

Imran [3]104)

Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam

menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh

perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat

dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut

beberapa para ahli diantaranya yaitu

1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah

menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh

kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat

kebahagiaan dunia dan akhirat

2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah

menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh

manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6

3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia

dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di

dunia dan di akhirat7

4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban

yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar

ma`ruf nahi mungkar8

5

Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cet Ke-IV h 5 6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7

Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-

V h 1 8

Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)

Cetke- II h 2

21

Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan

bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau

mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan

syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya

tujuan dari kegiatan dakwah

Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan

proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai

saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi

Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung

kontinu9

Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah

proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda

Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus

disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan

untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus

memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang

berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan

lancar

B Hukum Berdakwah

Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-

pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti

diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya

kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun

yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya

kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya

9

Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cetke-I h 39

22

memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan

dakwahnya10

Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran

dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan

lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas

kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah

hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar

ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11

Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini

Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini

dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan

berikut ini12

10

Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 53

11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53

12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63

23

Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard

`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim

Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa

jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena

ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku

beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain

melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk

dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau

dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13

Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu

kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang

dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam

suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok

orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang

lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu

mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah

karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari

segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian

permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam

memiliki kompetensi tersebut14

Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)

sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal

dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki

tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan

taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun

13

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 63-64 14

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 65

24

demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan

kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas

berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan

kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki

keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga

ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang

saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran

tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata

(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan

tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)

semata-mata15

C Fungsi Dakwah

Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari

Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan

dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu

generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia

Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena

kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji

wada (haji perpisahan)16

Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai

pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah

satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi

memiliki beberapa fungsi yaitu18

15

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam 68-69 16

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja

Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193

18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja

Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5

25

a Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun

konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk

memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan

antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk

hubungan dengan orang lain

b Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi

orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui

pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati

gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku

nonverbal

c Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para

antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran

sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara

tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan

perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk

komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen

mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara

ideologi atau agama mereka

26

d Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum

menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan

keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan

dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan

tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)

Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita

hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada

fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu

mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan

keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri

D Tujuan Dakwah

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan

baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang

ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa

tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19

Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di

atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa

dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan

jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan

tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu

mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan

perilaku umat ke arah yang Islami20

Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah

dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek

dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan

19

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23

27

mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai

berikut21

1 Tujuan umum

Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan

diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan

berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang

mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari

pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus

mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang

menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt

2 Tujuan khusus

Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus

dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-

kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi

mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah

kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu

terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil

yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek

kehidupannya

Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat

terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu

keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik

sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan

yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya

kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan

ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi

21

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 164

28

Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang

basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang

baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan

surga

3 Tujuan dari segi materi dakwah

Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang

disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal

yaitu

a Untuk meluruskan akidah

b Untuk membetulkan amal

c Untuk membina akhlak

d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim

e Menolak atau melawan ateis

f Memberantas syubhat dalam agama

E Metode Dakwah

Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo

(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di

atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22

Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti

systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure

(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara

penanganan masalah secara cerdik)23

Sumber yang lainnya

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti

jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24

22

M Munir Metode Dakwah h 6 23

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166

24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23

29

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh

seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25

Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga

metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara

berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan

hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi

nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf

pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut

agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang

terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari

kekerasan dan umpatan26

Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah

menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl

ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu

berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf

`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat

Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini

berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih

dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu

kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang

diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan

berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus

keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena

adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki

tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti

25

M Munir Metode Dakwah h 7 26

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati

2010) Cetke-I 2011 h 193

30

pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga

targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda

dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih

tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27

Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan

berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua

macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28

Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode

dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga

cakupan yaitu

1 Bi al-hikmah

Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman

Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa

Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan

al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29

Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti

seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an

Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang

berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara

hukum30

Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari

segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga

diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan

mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

27

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333

28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335

29

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142

30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201

31

besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang

besar atau lebih besar31

Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk

kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan

memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa

al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32

Hikmah juga bisa

diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan

dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika

yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan

argumentasi dan penjelasan33

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi

yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu

pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan

dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi

dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-

Qur`an

ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu

hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah

orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]

21-22)

Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah

tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang

lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti

31

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775

32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19

32

selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai

metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang

baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para

penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman

ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya

Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah

adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan

atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang

dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan

klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci

kesuksesan dakwah34

Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode

hikmah yaitu35

a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya

Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan

orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi

pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan

lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa

Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu

bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa

mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa

mereka

b Bersikap ramah

Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah

lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita

tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat

34

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20

33

dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan

kita

c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan

syariatnya

Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan

dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu

memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan

nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun

pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan

waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita

sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan

prioritasnya

d Gerakan bertahap

Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah

mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena

tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana

ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia

yang melalui proses tahap demi tahapan

Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga

kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan

cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya

karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam

dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran

Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas

dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua

cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36

36

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 146

34

2 Al-maui`dzah Al-hasanah

Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti

nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang

mengantar kepada kebaikan37

Dari makna bahasa kita bisa

memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan

dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan

menyebutkan pahala atau siksa38

Mau`izhah al-hasanah atau nasihat

yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara

yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa

yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan

lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau

menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan

rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan

oleh pihak subjek dakwah39

Jika cara hikmah mengajak berbicara

kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan

mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati

dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40

Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang

diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang

yang diberi nasihat bertambah baik41

Nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan

ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara

37

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h

775 38

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 150 39

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29

41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h148

35

melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat

jiwa dengan keimanan dan petunjuk42

Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau

bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak

menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan

Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran

dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang

menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang

bermanfaat baginya dan membahagiakannya43

Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu

a Nasihat

Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha

yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran

juga berarti Khata yaitu menjahit44

Sebagian ahli ilmu berkata

nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun

dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah

yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada

sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan

motivasi dan ancaman45

1) Kriteria seorang penasehat

Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus

dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan

makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah

memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar

42

M Munir Metode Dakwah h 243 43

Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj

Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44

MMunir Metode dakwah h 242

45

MMunir Metode dakwah h 242

36

dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki

ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang

dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa

yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan

kepadanya46

b Tabsyir wa Tanzir

Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang

mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam

istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar

yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47

Adapun tujuan tabsyir yaitu48

1) Memperkuat atau memperkokoh iman

2) Memberikan harapan

3) Menumbuhkan semangat beramal

4) Menghilangkan sifat keragu-raguan

Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana

isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan

akhirat dengan segala konsekuensinya49

Adapun bentuk-bentuk

tanzir diantaranya yaitu50

1) Penyebutan nama Allah

2) Menunjukkan keburukan

3) Pengungkapan bahayanya

4) Penegasan adanya bencana segera

5) Penyebutan peristiwa akhirat

46MMunir Metode dakwah h 242

47

MMunir Metode dakwah h 257

48

MMunir Metode dakwah h 259

49MMunir Metode dakwah h 263

50

MMunir Metode dakwah h 265

37

c Kisah

Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna

yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau

mengikuti jejak51

Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat

berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara

menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks

cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52

Macam-macam kisah dalam

Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53

1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan

serta perkembangannya

2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang

tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan

3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti

perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain

3 Al-mujadalah

Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan

melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan

kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi

argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat

dan berbantah-bantahan54

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara

berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang

digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan

untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti

51MMunir Metode dakwah h 292

52

MMunir Metode dakwah h 292

53

MMunir Metode dakwah h 293 54

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo

2010) Cet Ke-I h 334

38

ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para

utusan sebelumnya55

Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan

dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang

lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi

demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak

argumen bathil yang dipakai lawan dialog56

Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang

masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam

pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum

adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat

bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa

tegakrdquo57

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode

ini hendak dipakai yakni58

Pertama tidak merendahkan pihak lawan

Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran

sesuai nilai dan ajaran Islam

Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap

memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi

sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan

dihormati

Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang

bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi

untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan

yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 155 58

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

39

dengan cara yang baik59

Terkadang mujadalah dilakukan dengan

suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah

berfirman

helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-

Nahl [16] 125)

hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk

melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-

Mukmin [40] 5)

Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua

macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan

hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60

Debat yang terpuji dalam

dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan

sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk

Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan

kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran

tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61

Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu

a Al-hiwar

Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang

setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara

59

Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h128 60

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335

61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

40

satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog

antara lain62

1) Kejujuran

2) Tawadhu

3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran

4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan

b As-ilah wa ajwibah

Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang

berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah

yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya

adalah jawaban-jawaban63

As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab

dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat

kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu

orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini

yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini

metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam

beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media

cetak

F Sumber Metode Dakwah

Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64

1 Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi

pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali

ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada

ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan

6262

M Munir Metode Dakwah h 328 63

M Munir Metode Dakwah h 335-336 64

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

41

dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang

harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah

tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan

dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah

berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an

2 Hadis

Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-

Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang

berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam

menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini

memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena

setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga

dialami oleh juru dakwah saat ini

3 Sejarah Hidup para sahabat65

Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan

contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena

mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup

pada masa Rasulullah

4 Pendapat Para Ulama

Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman

serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga

mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia

dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan

sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu

pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih

65

sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم

pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah

mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan

sesudahnya

42

diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai

harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya

yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an

dan hadis66

Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di

mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau

masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan

kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash

5 Hasil Penelitian Ilmiah

Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif

Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena

ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh

penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda

Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip

hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67

6 Pengalaman

Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan

orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika

berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah

sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam

melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi

yang terjadi

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah

Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68

1 Dakwah bi al-lisan (lisan)

Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami

Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka

66

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307

43

dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan

berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69

Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan

yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran

kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi

menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang

dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang

menerima panggilanseruan70

Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara

umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung

tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to

face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan

komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)

yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model

komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah

melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71

Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa

memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah

Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan

Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang

dihadapi diantaranya72

a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)

Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai

mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan

69

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah h 42

70

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43

71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30

72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48

44

dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih

jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang

dikehendaki

b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)

Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut

Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah

merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi

mad`u untuk mencapai hikmah73

Jika dilihat dari konteks

mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih

diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang

dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang

penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada

konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan

durhaka74

c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)

Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi

adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan

ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan

yang pantas dan baik

d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)

Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari

yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan

maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima

ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan

maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana

73

Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet

Ke-I h 178

74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179

45

mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran

yang mendalam

e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)

Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah

orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun

penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta

tidak perlu retorika yang berapi-api

2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah

Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan

pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah

jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai

pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan

atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75

Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi

al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-

kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika

pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah

dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan

sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai

mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara

lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada

waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam

Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara

75

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53

46

dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang

sangat bijak76

3 Dakwah bi al-hal (tindakan)

Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini

menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan

demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke

jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan

nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77

Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di

Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan

istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun

belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya

penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan

istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan

dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara

bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti

istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa

contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke

Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta

membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk

dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan

pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78

Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut

pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode

76

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 32 77

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60

78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 33-34

47

yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah

sebagai berikut79

1 Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan

maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian

dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan

menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan

kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor

lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan

ceramahnya

2 Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan

menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana

ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai

materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian

penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah

Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif

apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah

dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u

sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek

dakwah dengan objek dakwah

3 Metode diskusi

Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat

memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan

sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi

79

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101

48

dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat

menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat

dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka

akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif

4 Metode propaganda

Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan

Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara

massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)

5 Metode keteladanan

Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti

suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan

langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada

apa yang dicontohkannya

6 Metode drama

Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah

dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u

agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan

7 Metode silaturahmi (home visit)

Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan

kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah

kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode

home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang

sakit dan lain-lain

49

H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode

Dakwah

Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar

fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80

1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya

Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan

dengan materi dakwah yang disampaikan

2 Sasaran dakwah dari berbagai segi

Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai

harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan

juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran

dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam

dan non-muslim

3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam

Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah

satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah

harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan

uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam

berdakwah

4 Kepribadian dan kemampuan dai

Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka

pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai

dengan kemampuan dai

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah

Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa

pendekatan yaitu81

80

M Munir Metode Dakwah h 224

50

1 Pendekatan personal

Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai

dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi

yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan

langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat

dakwah sembunyi-sembunyi

2 Pendekatan pendidikan

Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-

lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam

ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-

materi keislaman

3 Pendekatan diskusi

Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai

diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan

mad`u berperan sebagai audience

4 Pendekatan penawaran

Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat

tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam

keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang

timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan

dai dalam mengajak mad`u-nya

5 Pendekatan misi dakwah

Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai

ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-

pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan

yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam

melakukan kegiatan dakwahnya

81

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35

51

BAB III

BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB

DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan

pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung

halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau

dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk

anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada

adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang

bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi

bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan

RI pada 27 Desember 19492

Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir

Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar

bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang

dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa

ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian

Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi

Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai

pendakwah4

1

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-

IV Bagian awal tentang penulis

2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5

3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 478

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep

+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019

4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41

52

Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak

menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur

Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di

Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga

besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor

7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh

adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda

dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5

M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga

muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti

ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan

sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya

Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat

sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai

pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6

Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar

Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil

menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah

Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih

yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di

usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal

ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat

Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil

5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7

6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish

Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

53

meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir

Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen

yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud

Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih

gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-

Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi

legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor

di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa

menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat

mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7

Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari

1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa

Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa

Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan

disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta

minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti

sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan

yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang

mufasir8

MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9

a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)

b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)

c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)

7

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47

54

d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)

e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk

Mempelai (1995)

f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai

Persoaalan Umat (1996)

g Mukjizat Al-Qur`an (1997)

h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)

i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)

j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)

k Jalan Menuju Keabadian (2000)

l Tafsir Al-Misbah (2000)

Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan

sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu

manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang

Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi

berbagai persoalan hidup10

M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya

menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi

melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan

muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula

memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran

seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih

rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the

Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud

Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan

analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan

10

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih

55

bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis

sehingga menarik minat11

Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an

Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika

dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk

dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan

kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah

dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia

dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12

Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis

tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua

pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama

kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum

muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-

Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi

tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan

kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya

membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan

membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di

sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang

memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan

kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial

diturunkannya Al-Qur`an13

Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-

Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut

yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu

11

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih

13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74

56

akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-

unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen

dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh

kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14

Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan

turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca

mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi

Muhammad Saw dan umatnya15

Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana

pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai

ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh

rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik

tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun

1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan

Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya

tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang

(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini

karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan

ldquoLenterardquo16

Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang

kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga

leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang

berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa

Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya

bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik

14

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 479 16

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75

57

khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang

dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak

ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17

Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan

yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal

edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu

pada lapisan paling luar

Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab

memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak

kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish

Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai

urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu

ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan

dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan

menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer

Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain

kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan

corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada

masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat

Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak

kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18

17

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285

58

B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang

tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua

universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa

kepadanya19

Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim

Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari

Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13

Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul

Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah

(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan

Islam di Minangkabau20

Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di

Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh

dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun

1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut

ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan

dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide

pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut

membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21

19

M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U

Media 2016) Cetke-I h 81 20

AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka

terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq

uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8

Juli 2019

21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu

al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ

diakses 16 Juli 2019

59

Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang

Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan

malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri

sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah

belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera

Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu

itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid

dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan

penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22

Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk

berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan

politik23

Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan

tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka

pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh

Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM

Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia

merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam

modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM

Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti

berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo

Pakualaman Yogyakarta24

beliau dapat mendalami karya ulama dan

pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan

22

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian

catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82

24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu

2019 Pukul 1445

60

Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta

mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman

seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold

Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25

Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di

Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi

dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas

MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai

Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif

menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)

bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat

terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam

dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan

produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan

buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini

salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini

adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya

justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara

baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan

saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26

Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari

pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus

25

httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

61

pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM

Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu

itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang

waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27

Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu

Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan

Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata

bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam

dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959

Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar

Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka

Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28

Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham

(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun

sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif

sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk

mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29

Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama

hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka

menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun

1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948

sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota

(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri

pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau

terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai

27

Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III

dibagian catatan tentang Hamka 29

Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan

Publika 2017) Cetke-I h 5

62

tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat

Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai

Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama

Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama

sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang

bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30

Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan

melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah

berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631

Buya

Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau

dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang

anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak

tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak

44 orang32

Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17

Tahun) di antaranya33

Bidang Agama dan Falsafah

a Tashawwuf Meodern (1939)

b Falsafah Hidup (1939)

c Lembaga Hidup (1940)

d Lembaga Budi (1940)

e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)

f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi

1945) 30

Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h

290

31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10

32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291

33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373

63

g Negara Islam (1946)

h Islam dan Demokrasi (1946)

i Revolusi Agama (1946)

j Merdeka (1946)

k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)

l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)

m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)

n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV

o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV

p Pedoman Mubaligh Islam

q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)

r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)

s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX

Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya

Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di

Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat

mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk

mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat

Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena

apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak

selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama

mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari

Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan

mendoakan lekas selesai34

Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini

diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama

berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan

34

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43

64

beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang

menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah

menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam

kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu

dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di

Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35

Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah

atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-

Azhar Jakarta36

Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di

Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh

Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak

keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana

kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh

Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun

196037

Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji

Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah

dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama

baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid

Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-

Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka

atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38

Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan

35

Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir

Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI

h 48 38

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48

65

menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh

penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39

Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah

hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk

ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika

panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul

niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya

hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada

Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke

Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di

hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu

Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang

tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia

sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama

akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka

Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam

untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak

atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka

dikaranglah tafsir ini40

Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada

pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan

dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam

suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar

jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan

agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-

39

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40

Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan

Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49

66

pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah

penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba

sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan

orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat

dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha

berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir

beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan

agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga

menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan

kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41

Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong

kepada metode tahlili atau taj`izi42

Metode tahlili adalah metode

penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian

(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an

dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-

ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang

kandungan ayat itu43

Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga

yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak

terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita

sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun

41

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 477 43

Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h

103

67

berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka

adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42

68

BAB IV

ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali-Imran Ayat 104

Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat

dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk

surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua

Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang

tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi

Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat

Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as

Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk

menarik konsentrasi kita ketika membacanya1

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-

Imran [3]104)

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu

mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang

bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau

tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa

pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong

kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang

pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru

1

Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci

(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65

69

yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar

mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat

perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah

Islamiah2

Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat

melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai

orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang

pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar

nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa

bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi

menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta

adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu

tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka

dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal

sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang

sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang

yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam

kehidupan dunia dan akhirat3

Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam

rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni

mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan

Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-

khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan

dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan

yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar

2

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209

3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 209

70

Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang

memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah

berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap

orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka

mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat

Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang

bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah

kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan

dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang

mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini

merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas

dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika

dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja

tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan

masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah

arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan

sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut

adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung

informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat

memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu

tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa

maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap

4

Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu

Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam

tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan

semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas

ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang

5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210-211

71

memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi

setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6

Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua

kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah

kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni

memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh

ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak

dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan

perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah

untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7

Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam

firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr

adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-

khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn

Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)

Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan

umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-

munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat

serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas

menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan

memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas

terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian

memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang

mungkar8

6

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu

Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108

7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210 8

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211

72

Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan

dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan

tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik

Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan

oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan

Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh

hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih

baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa

yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan

pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9

Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang

merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya

diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik

yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan

maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu

yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat

perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh

Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan

budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan

Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai

pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang

pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat

mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10

9

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

73

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk

memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat

sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu

golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11

Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok

khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam

menjaga kesempurnaan Islam12

Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat

makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari

kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat

dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf

apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta

dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang

berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak

disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas

Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang

berakal 13

Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana

yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan

mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang

11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet

Ke-I h 30

12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473

13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

74

yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui

membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh

masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu

bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan

yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar

Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat

yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan

menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi

nilainya14

Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi

yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat

yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah

mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan

khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat

bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri

supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang

kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan

perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah

dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di

kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan

berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara

sesama golongan sendiri15

Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang

dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada

kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat

makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir

14

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31

75

mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang

berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk

kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat

Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu

membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan

yang mungkar 16

Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam

jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana

yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran

beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang

makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan

yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh

sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan

dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih

dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum

haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada

istri orang lain17

Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan

bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus

umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum

hikmah tasri` dan fiqihnya18

Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan

kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti

tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga

dakwah bisa ditegakkan

16

Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

76

Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun

yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang

kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan

tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan

ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi

segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus

mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar

akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama

kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah

Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang

akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama

dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar

kalangan Islam19

Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah

pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak

atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan

ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo

(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa

bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu

ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah

inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan

dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab

dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang

makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor

kebajikan di dalam dunia20

19

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32

77

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan

sebagai berikut

Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan

fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang

dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang

mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh

Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa

nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara

persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21

Buya Hamka menjelaskan

bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22

Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama

wajib ditimbulkan terlebih dahulu23

Maksudnya ialah pengetahuan

akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan

dakwah yang diperintahkan

Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab

menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan

dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan

fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi

yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus

melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian

21

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211 22

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

78

hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan

ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan

ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan

dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan

kewajibannya mengadakan dakwah

Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama

yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya

kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun

dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan

segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka

menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri

melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan

pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya

segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika

Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela

namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih

dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah

sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat

melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus

untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian

umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali

dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang

makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak

melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim

namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada

setiap muslim

Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam

harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan

79

profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah

mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama

dan dunia24

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus

yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan

memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan

Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini

oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah

hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu

dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam

melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan

juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau

melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan

ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa

maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan

dakwah yang disampaikan

Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar

bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih

sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam

dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25

B Surat An-Nahl 125

Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama

menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw

berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat

Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat

24

`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 292

25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292

80

68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am

karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26

Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan

bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar

dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu

ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan

kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan

lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam

keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu

adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini

sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok

akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang

hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan

tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran

Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang

diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi

barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27

ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)

26

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 175

27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216

81

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad

serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau

sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran

Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah

mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam

dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya

engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat

dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-

tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan

urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang

selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang

lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa

yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja

yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga

mendapat petunjuk28

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan

tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran

dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni

berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian

mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan

mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang

menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang

28

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774

82

sederhana29

Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah

hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30

Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang

diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik

yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan

umpatan31

Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama

dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah

pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan

Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila

digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan

kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi

terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar

Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena

kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak

diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan

sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan

sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya

dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan

dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau

dengan kata lain dia yang hakim32

29

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7

(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

83

Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha

yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati

yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh

banyak ulama33

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil

Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang

baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap

oleh hati nurani dengan halus34

Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal

yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan

atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik

yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh

mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya

disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati

dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik

Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini

berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal

ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35

Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila

ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan

keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat

hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya

dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan

33

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema

Insani 2004) Cet Ke I h 44

35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

84

mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat

mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang

menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan

kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk

adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang

kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak

benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta

menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan

tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan

argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36

Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi

ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat

disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia

hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang

terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang

dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-

Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw

mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun

sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37

Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki

karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama

tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga

cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara

atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa

saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil

36

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 776 37

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

85

orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik

Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak

penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan

pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)

Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara

melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka

berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al

Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw

memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu

Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan

dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara

Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat

Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya

dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan

tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang

belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang

lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut

melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang

lebih berhikmat diam daripada berkata39

38

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

86

Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita

artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang

disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak

kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah

pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya

sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya

sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan

dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40

Hal ini juga dijelaskan

dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman

bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam

memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan

larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh

manusia atas apa yang dilakukannya41

Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah

mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul

perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut

polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau

sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-

baiknya42

Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah

dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43

Diantaranya ialah

memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan

perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak

berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti

40

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219

42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509

87

ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan

kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan

jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran

yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu

hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin

dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui

karena hatinya telah disakitkan44

Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam

melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik

bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan

ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat

diterima45

Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah

hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di

segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat

manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah

propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat

dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan

Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan

keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah

menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan

Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa

urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak

Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari

Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287

88

siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa

yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46

Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman

perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai

ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah

buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan

orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai

menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47

Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode

dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl

ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah

1 Hikmah

2 Mau`izhah al-hasanah

3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan

Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai

kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala

sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai

sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan

kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta

menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau

lebih besar48

Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh

hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

46

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322

47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322

48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

89

bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish

Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan

Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan

tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-

Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan49

al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum

billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik

Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di

zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya50

Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode

dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini

penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya

kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam

menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat

125

Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan

hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat

49

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

90

kepandaian mereka51

yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah

golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan

hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada

yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada

agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan

Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka

tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini

untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam

tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju

kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih

pintar52

Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan

hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan

mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-

kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53

Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua

mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode

hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan

Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang

belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang

yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya

Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya

Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama

bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan

51

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

91

Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa

menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya

Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah

sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan

bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan

Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat

diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok

mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan

oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika

berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena

itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut

penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa

dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang

dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus

melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana

dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan

pengetahuan dalam dakwah

Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan

bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar

kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam

sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55

Dalam hal ini

penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan

54

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

92

dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka

menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai

nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati

disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang

ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang

menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan

dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak

dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan

pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga

kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di

rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya

adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat

dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode

mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan

pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran

dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik

yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu

menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka

yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik

yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung

kepada orang awam

Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-

93

muslim56

Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah

membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau

terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman

kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya57

Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang

menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa

maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran

pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah

Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang

mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka

menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan

dalam diskusi atau hal lainnya

Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-

hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat

saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam

membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan

atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi

alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58

Sedangkan

Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya

Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat

terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan

bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih

jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika

terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir

56

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)

94

al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu

dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan

yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan

kuat serta premis yang popular dan familiar59

Menurut hemat

penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak

menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk

mematahkan pendapat pihak lawan

Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan

keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun

akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai

tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya

dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela

dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat

orang lain60

C Surat Thacirchacirc 43-44

Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil

dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini

kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah

dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah

Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang

mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh

banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni

mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang

menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara

langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup

banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman

59

Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509 60

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45

95

Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari

Madyan menuju ke Mesir61

ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia

telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-

mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)

a Penafsiran Quraish Shihab

Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa

Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada

Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang

telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah

melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu

berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman

dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang

antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia

ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia

terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya

atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat

kedurhakaannya kepada Allahrdquo62

Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan

layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap

61

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h543-544 62

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 593

96

bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-

ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena

Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi

dengan lemah lembut63

Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-

Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang

lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia

menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya

Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang

sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari

dakwah64

Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut

Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah

yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah

menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata

hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut

guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru

dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan

dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan

tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki

atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as

redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun

yaitu65

63

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 64

Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani

2013) Cet Ke-I h 529

65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595

97

ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan

bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu

akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut

kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)

Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan

yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang

mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai

dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama

yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan

yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam

konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun

sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan

dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu

bermanfaat baginya66

Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi

menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini

menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni

menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta

berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak

gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya

dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan

keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67

Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk

menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan

menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam

penolakan seseorang68

66

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595 67

Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi

Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205

68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

98

Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya

selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah

telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as

kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya

untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan

sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi

berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas

kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah

dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti

yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan

boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak

mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah

menyampaikan kepada kamirdquo69

Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww

yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang

dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus

menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan

kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi

daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta

dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang

dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan

boleh jadi antipati70

69

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595-596 70

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 596

99

b Penafsiran Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan

menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya

Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis

dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia

telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-

mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah

negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah

Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya

dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan

adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai

warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang

waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya

lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu

dia telah melampaui71

Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah

melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu

rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk

menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala

negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya

sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai

Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain

kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan

seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu

dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan

thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap

melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan

71

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

100

hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah

menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini

Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas

itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa

dan Harun72

Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun

bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui

batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada

utusannya ini

ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-

lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)

Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk

dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang

telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-

hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap

yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap

yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau

dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si

pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan

secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang

dimaksud73

Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman

bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak

didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur

72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

101

kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam

perkataan dan juga tindakan74

Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah

diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku

tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya

ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-

nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap

menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-

mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir

al-Azhar)75

Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana

jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan

fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah

negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung

walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau

dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu

mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan

menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah

seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang

besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya

walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu

merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti

apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya

dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu

atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata

74

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

h 496

75

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

102

tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan

diketuk dengan sikap yang lemah lembut76

Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi

bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau

seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah

lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya

untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah

lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan

kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77

Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun

dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun

pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih

diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun

akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama

muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun

kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah

yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang

betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang

dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama

dalam menghadapi Fir`aun78

Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam

dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang

yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka

berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah

76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-

Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204

78

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

103

lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam

berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan

yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan

arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah

sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan

kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang

keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang

lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80

Dijelaskan juga

dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang

lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81

Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan

bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar

tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain

ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati

sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan

telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai

dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam

permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah

langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai

dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh

kedamaian

79

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 80

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h

478

104

Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir

tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama

dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana

maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish

Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud

lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati

lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah

lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk

menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus

bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan

yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini

bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada

manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika

dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan

dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak

melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia

Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan

dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora

di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan

hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani

mereka82

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa

dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima

Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam

menyampaikan dakwah83

82

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 615

105

D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini

Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang

telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar

dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan

bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang

disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125

menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada

Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan

tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang

yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya

keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa

tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu

khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan

petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh

para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang

dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa

melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan

1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan

kegiatan dakwah

Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah

atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah

sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap

kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat

menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar

pesan itu bisa tersampaikan

Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja

sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan

untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak

106

luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat

dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang

memuaskan

Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di

Indonesia saat ini diantaranya yaitu

1 Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912

atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad

Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin

membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai

aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad

Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan

dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam

keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat

Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas

keislamannya84

Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal

yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan

tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama

Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah

dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah

telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak

84

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176

107

hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha

seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85

Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran

Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86

Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan

ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama

Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara

umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah

mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal

yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam

Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi

perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan

ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah

Muhammadiyah

Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam

bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari

kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad

Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin

dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan

pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam

Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan

tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai

kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu

lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid

Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis

85

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45

108

seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan

sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara

dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam

Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk

memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah

mereka

Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran

agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam

bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak

selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa

Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga

menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam

Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah

tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar

Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk

pengajian tingkat lanjut bagi orang tua

Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam

penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan

berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada

masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari

bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda

(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian

Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan

membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul

menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan

pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan

109

Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar

pembentukan bagian Taman Pustaka87

Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam

melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan

Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan

kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh

Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan

dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah

telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah

tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya

Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat

kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis

2 Nahdlatul Ulama (NU)

Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya

Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH

Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang

berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar

(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab

Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul

Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama

Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah

Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan

mempertinggi mutu pendidikan madrasah88

Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat

Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam

87

Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46

88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177

110

menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama

Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam

Indonesia pada waktu itu89

NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama

demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam

Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90

a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah

satu dari empat mazhab

b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan

dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran

Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah

c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam

d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan

pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang

miskin

e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk

mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta

mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam

f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah

konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama

kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada

umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan

menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma

secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum

89

Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31

90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40

111

modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an

dan hadis serta menolak ijma`

3 Al-Washliyah

Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam

bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di

Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan

dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif

sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang

tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating

Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas

pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah

sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan

suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-

cita yang mereka diskusikan selama ini

Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah

adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan

berbeda pandangan91

Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk

mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi

mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan

Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-

Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil

terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program

91

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press

2015) Cet Ke-I h 510

112

tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak

pihak92

Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-

Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan

lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga

mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat

membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan

dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana

bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag

dibentuk dan diprogramkan

4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan

DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w

1993) bersama tokoh Islam lainnya93

Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan

mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat

dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah

politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah

di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan

Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah

dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia

Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah

yang dikumpulkan dari para muhsinin94

92

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177-178 93

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180 94

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180

113

Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik

umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh

pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil

daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya

Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran

utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup

persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana

peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi

tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan

manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah

dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya

meningkatkan kualitas Islam95

Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat

Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral

dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan

adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai

dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui

lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad

Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat

menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-

nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan

wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan

Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96

95

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180 96

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180-181

114

Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai

dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran

ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan

dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama

sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan

pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi

segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII

melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk

kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah

Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis

paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan

ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode

yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam

berdakwah

2 Peranan organisasi Islam di Indonesia

Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97

a Melakukan pemurnian akidah

b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah

c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi

d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat

agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam

e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran

aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara

yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan

membedah kesalahan ideology mereka

97

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511

115

f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya

dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat

g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi

muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya

pendatang yang mengajak kepada permisifme dan

memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta

mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan

perilaku amoral lainnya

h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang

agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya

3 Metode-metode dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan98

Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang

dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99

Adapun metode

dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu

a Metode ceramah

Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di

Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang

semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka

dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada

masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat

media tanpa bertatap muka

Untuk mendukung adanya perubahan dalam

berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan

wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam

98

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24

116

dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini

kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan

prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer

dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga

menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100

b Metode Tanya jawab

Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan

kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan

apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan

dakwah bisa terlaksana dengan efektif

c Metode dakwah bilqalamtulisan

Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode

yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-

pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa

dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u

Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam

Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka

penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah

disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan

apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti

baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk

metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan

dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan

atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai

100

Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013

httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=

metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019

117

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan

rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di

awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai

hasil penelitian sebagai berikut

1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104

Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan

tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya

golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia

adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula

dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya

kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga

nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi

setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat

disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh

umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan

gerakan dakwah

Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus

disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena

pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil

kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak

baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus

disampaikan dengan cara yang baik

2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125

Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga

yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan

118

ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa

perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah

disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan

Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang

baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan

jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi

Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam

bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan

dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik

diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan

dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau

membantah suatu polemic dengan cara yang baik

Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah

dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan

perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u

dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga

metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u

yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan

3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44

Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode

dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut

dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran

dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka

terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa

perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan

yang sopan dan tidak menyakitkan

Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang

melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh

119

kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan

bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan

lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan

Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah

harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus

disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang

disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun

dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya

dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu

mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang

disampaikan dalam pesan dakwah

4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku

dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam

Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan

ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik

disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada

orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam

menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat

Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan

dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk

kegiatan

B Saran

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian

yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti

karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu

yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi

Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian

tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan

120

terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia

Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan

metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara

menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir

Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001

Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal

dkk Jakarta Darul Haq 2017

AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015

AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

Tangerang Lentera Hati 2015

Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011

Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra

Cahaya Utama 2006

AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017

Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

Yogyakarta Pustaka Pelajar2016

Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN

Purwokerto Press 2006

Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U

Media 2016

Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab

Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012

Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia

Group 2018

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah

terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008

GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi

Hidup Jakarta PT Gramedia 2011

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987

122

______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas

1983

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994

______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015

HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan

Publika 2017

al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-

Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993

HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018

HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017

Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya

Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1

Januari-Juni 2018

Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran

terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997

IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia

Group 2011

Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011

Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj

MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah

Press 2011

JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010

Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011

MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT

Semesta Rakyat Merdeka 2012

MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja

Rosdakarya 2014

123

Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta

Idea Press 2015

MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja

Rosdakarya 2016

M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012

M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia

Group 2015

M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015

Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009

Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992

Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia

Group 2018

Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana

2007

Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung

2015

SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif

Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007

SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

Bandung PT Refika Aditama 2014

Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta

Prenadamedia Group 2014

Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012

SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja

Rosdakarya 2013

Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993

______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010

124

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol I Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2

Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6

Jakarta Lentera Hati 2009

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 Jakarta Lentera

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta

Lentera Hati 2012

Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017

SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi

Jakarta Pressindo 2010

al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur

Qisthi Press 2008

______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi

Press 2008

Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta

Gema Insani 2004

Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta

Robbani Press 2010

Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim

Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004

125

az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid

7 Depok Gema Insani 2014

______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013

Jurnal

Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da

kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses

pada 7 Juli 2019

BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni

2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba

ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs

=chrome Diakses 24 Juli 2019

Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No

2 September 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal

+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses

pada 8 Juli 2019

IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran

Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2

Desember 2015

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_

qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019

Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten

Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah

dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi

+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke

camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu

=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

126

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember

2017

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe

mimpinan+non

+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3

D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019

MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=

diakses pada 7 Juli 2019

127

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit

Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei

1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara anak dari pasangan orang tua

Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh

pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan

mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding

School Bengkalis selama enam tahun dengan

menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa

menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus

maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti

yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa

(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen

Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-

FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat

Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah

menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera

(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen

Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)

Jakarta

Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun

kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga

tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin

Page 4: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …

vi

بسم الله الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan diiringi rasa syukur yang

teramat dalam penulis curahkan kehadirat Allah Swt yang telah

memberikan nikmat taufik serta hidayahnya kepada penulis sehingga

dengan kenikmatan dan rahmat dari Allah penulis bisa menyusun hingga

menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

(SSos) dan sebagai bentuk kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa

untuk bisa menyelesaikannya Salawat serta salam senantiasa disampaikan

kepada baginda Nabi Muhammad Saw sang teladan kehidupan penuntun

manusia dari abad kejahiliahan hingga abad yang penuh dengan ilmu dan

pengetahuan

Tulisan ini bisa selesai atas berkat motivasi dan dorongan dari semua

pihak baik secara moril maupun materil sehingga skripsi ini bisa

diselesaikan Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan dari lubuk hati

terdalam perkenankan penulis menyampaikan rasa ungkapan terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu Prof Dr Hj

Huzaemah T Yanggo Lc MA

2 Wakil Rektor I Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu

DrHjNadjematul Faizah SH MHum

3 Wakil Rektor II Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak HM

Dawud Arif Khan SEMSi Aka Cpa

4 Wakil Rektor III Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibuk Dr Hj

Romlah Widayati MAg

vii

5 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta Bapak Dr H M Ulinnuha LcMA

6 Kepala Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak H M Haris Hakam SHMA

7 Bapak Isman Iskandar MSos selaku sekretaris Prodi KPI IIQ Jakarta

yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi dari awal

pertemuan perkuliahan bersama beliau hingga dalam menyusun

skripsi ini

8 Bapak MHizbullahSKomIMA selaku pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu di tengah sibuknya kegiatan beliau

Senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta menjelaskan

kepada penulis dikala berkonsultasi serta sabar dalam mengarahkan

dan membimbing penulis

9 Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi KPI Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan

10 Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

11 Orang tua tercinta ayah dan Ibu Terima kasih atas segala jasa dan

doa yang tak hentinya diberikan kepada penulis juga ketulusan dan

senantiasa memberikan semangat sehingga bisa terselesaikan skripsi

ini juga kepada kakak dan adik yang selalu mendoakan dan

memberikan semangat

12 Sahabat tercinta KPI Perdana IIQ Jakarta yang senantiasa

memberikan semangat kala putus asa menghampiri terima kasih atas

kebersamaan dan semangat yang diberikan

13 Teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta angkatan 2015

viii

14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan

namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan

dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini

15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa

menyelesaikan skripsi ini

Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah

dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ

Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah

Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat

43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka

Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt

membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan

pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga

skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca

umumnya

Jakarta 29 Juli 2019

Penulis

Istiqomah

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang

satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini

1 Konsonan

th ط a أ

zh ظ b ب

bdquo ع t ت

gh غ ts ث

f ؼ j ج

q ؽ h ح

k ؾ kh خ

l ؿ d د

m ـ dz ذ

n ف r ر

w ك z ز

ā ق s س

ʼ ء sy ش

y ي sh ص

dh ض

2 Vokal

Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap

Fatḫah a آ acirc ي ai

Kasrah I ي icirc و au

Dhammah u و ucirc

x

3 Kata Sandang

a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh

al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة

b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya Contoh

as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل

ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس

c Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd

Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di

tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh

Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله

Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء

Inna al-ladzicircna اف الدين

wa ar-rukkaˊi كالركع

d Ta Marbucircthah (ة)

Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf ldquohrdquo contoh

xi

الفئدة al-Afˊidah

al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية

Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-

washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

hurif ldquotrdquo contoh

Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة

al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر

e Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti

penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan

nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI

berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk

nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang

ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya

Contoh

ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya

Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital Contoh

Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya

xii

DAFTAR ISI

COVER DALAM i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PERNYATAAN PENULIS iv

MOTTO v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

PEDOMAN TRANSLITERASI x

DAFTAR ISI xiii

ABSTRAK xv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Permasalahan 9

1 Identifikasi Masalah 9

2 Pembatasan Masalah 10

3 Perumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 11

D Manfaat Penelitian 11

E Tinjauan Pustaka 12

F Metode Penelitian 15

G Sistematika Penulisan 18

BAB II LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah 19

B Hukum Berdakwah 21

C Fungsi Dakwah 24

xiii

D Tujuan Dakwah 26

E Metode Dakwah 28

F Sumber Metode Dakwah 40

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42

H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode

Dakwah 49

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49

BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK

KARIM AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab 51

B Profil Buya Hamka 58

BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali Imran ayat 104 68

a Menurut M Quraish Shihab 68

b Menurut Hamka 73

B Surat An-Nahl ayat 125 80

a Menurut M Quraish Shihab 81

b Menurut Hamka 85

C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94

a Menurut M Quraish Shihab 95

b Menurut Hamka 99

D Implementasi Terhadap Dakwah 105

BAB V PENUTUP 117

A Kesimpulan 117

B Saran 119

DAFTAR PUSTAKA 121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127

xiv

ABSTRAK

Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl

125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

IIQ Jakarta 2019

Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan

pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada

Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan

larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang

diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga

dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia

Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan

bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam

berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah

diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat

43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan

penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar

yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik

studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif

dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab

dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan

terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah

tersebut

Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka

kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua

umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti

gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu

metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode

hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc

ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan

menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan

mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah

Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl

Thacirchacirc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama

Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni

Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas

lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan

yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang

mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam

bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami

baik hiasan maupun perbuatan2

Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk

katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad

Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`

dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah

yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah

dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru

baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga

atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali

Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik

seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang

1

Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H

13

2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja

Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123

2

terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau

panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25

Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51

Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas

ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat

dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar

yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak

angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43

Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata

da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta

berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10

surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna

dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat

ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-

Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna

dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim

mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2

ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u

adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8

surat pada 12 ayat5

Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya

termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di

dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang

metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul

pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah

3

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9

3

disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan

pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan

dakwahnya

Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah

bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan

pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang

melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman

ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa

mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-

makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak

menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6

Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah

Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam

sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak

secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi

banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang

berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an

menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar

ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar

dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak

dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan

seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke

dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu

6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9

4

tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang

kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an

juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk

kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya

ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang

diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan

amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)

ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan

5

hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk

orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)

Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang

melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara

lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang

baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat

LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang

begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui

media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada

organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)

Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya

yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar

Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim

untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan

metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim

dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan

ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu

sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh

umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di

masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke

masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau

kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan

diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan

keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu

saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam

Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar

terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah

6

mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan

kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan

ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang

baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu

membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan

mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan

pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7

Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga

organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda

Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan

juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode

dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja

mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada

sasaran dakwah

Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an

perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi

dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori

dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi

bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8

Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya

makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman

Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu

diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk

7

Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135

8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto

Press 2006) Cetke-I h 19

9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 109

7

apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya

kepadanya10

Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi

dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana

dengan baik dan sesuai tujuan11

Oleh karena itu Dalam hal ini

penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode

dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk

menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting

peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar

meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12

Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai

yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-

pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan

menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat

orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa

mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan

Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap

buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka

telah berbuat kebajikan untuk Islam13

Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk

mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an

dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-

Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat

10

Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup

(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194

11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)

Cetke-I h 73

12

Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011) Cetke-I h 8

13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin h 137

8

104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis

mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan

antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian

metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang

yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah

judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104

An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan

MQuraish Shihab dan Hamkardquo

Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode

dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat

ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak

dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang

ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat

terbatas

Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir

dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga

sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami

makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di

sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia

yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-

Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)

Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan

tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal

(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-

Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa

penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir

Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat

apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam

9

mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan

tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya

Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah

pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani

Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan

tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak

hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir

semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu

karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14

Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih

ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar

yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam

menyampaikan pandangan keagamaanya15

Secara lisan bisa dilihat

dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus

masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya

buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga

atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial

masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah

beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi

dalam berdakwah

B Permasalahan

1 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang

diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Metode dakwah dalam Al-Qur`an

14

M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia

Group 2015) Cet Ke-IV h 84

15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya

Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk

10

b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah

c Bentuk-bentuk Metode dakwah

d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan

Hamka

e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab

dan Hamka

f Implementasi metode dakwah saat ini

2 Pembatasan masalah

Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai

sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah

Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan

batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan

metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104

an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat

untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata

dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis

mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba

membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke

metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga

membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi

makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam

penerapan dakwah

3 Perumusan masalah

a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

11

c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

d Implementasi dalam dakwah saat ini

C Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan

rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan

dapat diperiksa dengan hasil penelitian16

Adapun tujuan penelitian

ini adalah

1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat

104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka

3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini

D Manfaat Penelitian

Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka

manfaat penelitian ini adalah

1 Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang

digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait

tema yang diangkat

2 Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi

para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki

16

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)

Cet Ke-I h 68

12

metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap

berpegang teguh pada Al-Qur`an

E Tinjauan Pustaka

1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi

Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam

jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam

mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk

teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian

yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau

penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode

deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara

objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode

dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada

perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17

2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18

ditulis oleh Rizki

Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di

17

Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen

gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara

Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa

nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

13

Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data

berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo

Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan

Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode

dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek

yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa

metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini

meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan

membandingkan dua tafsir

3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan

Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan

penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap

keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi

kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya

kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural

dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini

menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan

pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya

setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya

Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah

yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari

metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

relevansinya terhadap dakwah saat ini

4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan

Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh

14

Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik

pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara

dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi

tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap

malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada

Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan

penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki

perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana

peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini

5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten

Balanganrdquo19

ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang

menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-

pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan

dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data

observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian

19

Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan

Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode

+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten

+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

15

yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya

pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir

F Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam

sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna

menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif

mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai

individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau

kemanusiaan20

Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia

dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya

berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen

foto dan lain-lain22

2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang

bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian

20

Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta

Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1

21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181

22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28

16

saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah

yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret

situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan

mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang

tertentu secara faktual dan cermat23

Selain mendeskripsikan

peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat

104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi

penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh

lembaga organisasi dakwah

3 Subjek dan objek penelitian

Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam

penelitian sebagai sumber data24

Selain itu juga subjek

penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian

yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan

jawabannya dalam sebuah penelitian25

Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah

dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-

Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44

4 Sumber data penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data

Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan

dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar

23

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta

Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25

Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24

17

Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku

jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan

pembahasan

5 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang

dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku

kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu

penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat

kesimpulan dari data yang sudah dianalisis

6 Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa

digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan

riset komparatif yaitu26

a Menentukan tema yang diangkat

b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan

c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

antar konsep

d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh

Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan

argumentasi data

e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset

7 Instrumen dan alat bantu penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam

penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti

sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian

26

Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137

18

kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti

objek penelitian

G Sistematika Penulisan

Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5

bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah

sebagai berikut

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi

masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian

manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian

sistematika penulisan

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang

dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi

pokok penting dalam penulisan skripsi ini

BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik

Kari Amrullah (HAMKA)

Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka

BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-

Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44

Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl

ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka

serta relevansinya terhadap dakwah saat ini

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah

Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a

yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru

memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki

tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini

terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut

diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta

memohon menamakan menyuruh datang mendorong

menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi

Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya

ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon

(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi

(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2

Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada

setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-

Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan

dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah

dalam surah al-Imran ayat 1044

1

M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group

2015) Cetke-IV h 17 2

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5

3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5

4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam

5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran

ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112

surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17

20

ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-

Imran [3]104)

Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam

menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh

perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat

dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut

beberapa para ahli diantaranya yaitu

1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah

menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh

kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat

kebahagiaan dunia dan akhirat

2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah

menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh

manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6

3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia

dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di

dunia dan di akhirat7

4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban

yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar

ma`ruf nahi mungkar8

5

Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cet Ke-IV h 5 6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7

Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-

V h 1 8

Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)

Cetke- II h 2

21

Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan

bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau

mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan

syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya

tujuan dari kegiatan dakwah

Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan

proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai

saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi

Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung

kontinu9

Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah

proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda

Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus

disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan

untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus

memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang

berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan

lancar

B Hukum Berdakwah

Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-

pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti

diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya

kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun

yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya

kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya

9

Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cetke-I h 39

22

memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan

dakwahnya10

Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran

dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan

lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas

kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah

hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar

ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11

Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini

Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini

dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan

berikut ini12

10

Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 53

11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53

12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63

23

Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard

`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim

Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa

jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena

ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku

beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain

melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk

dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau

dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13

Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu

kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang

dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam

suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok

orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang

lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu

mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah

karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari

segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian

permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam

memiliki kompetensi tersebut14

Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)

sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal

dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki

tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan

taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun

13

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 63-64 14

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 65

24

demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan

kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas

berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan

kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki

keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga

ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang

saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran

tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata

(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan

tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)

semata-mata15

C Fungsi Dakwah

Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari

Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan

dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu

generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia

Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena

kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji

wada (haji perpisahan)16

Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai

pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah

satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi

memiliki beberapa fungsi yaitu18

15

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam 68-69 16

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja

Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193

18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja

Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5

25

a Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun

konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk

memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan

antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk

hubungan dengan orang lain

b Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi

orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui

pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati

gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku

nonverbal

c Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para

antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran

sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara

tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan

perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk

komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen

mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara

ideologi atau agama mereka

26

d Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum

menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan

keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan

dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan

tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)

Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita

hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada

fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu

mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan

keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri

D Tujuan Dakwah

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan

baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang

ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa

tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19

Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di

atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa

dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan

jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan

tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu

mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan

perilaku umat ke arah yang Islami20

Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah

dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek

dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan

19

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23

27

mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai

berikut21

1 Tujuan umum

Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan

diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan

berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang

mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari

pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus

mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang

menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt

2 Tujuan khusus

Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus

dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-

kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi

mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah

kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu

terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil

yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek

kehidupannya

Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat

terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu

keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik

sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan

yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya

kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan

ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi

21

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 164

28

Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang

basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang

baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan

surga

3 Tujuan dari segi materi dakwah

Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang

disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal

yaitu

a Untuk meluruskan akidah

b Untuk membetulkan amal

c Untuk membina akhlak

d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim

e Menolak atau melawan ateis

f Memberantas syubhat dalam agama

E Metode Dakwah

Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo

(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di

atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22

Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti

systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure

(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara

penanganan masalah secara cerdik)23

Sumber yang lainnya

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti

jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24

22

M Munir Metode Dakwah h 6 23

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166

24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23

29

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh

seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25

Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga

metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara

berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan

hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi

nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf

pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut

agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang

terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari

kekerasan dan umpatan26

Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah

menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl

ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu

berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf

`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat

Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini

berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih

dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu

kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang

diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan

berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus

keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena

adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki

tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti

25

M Munir Metode Dakwah h 7 26

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati

2010) Cetke-I 2011 h 193

30

pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga

targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda

dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih

tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27

Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan

berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua

macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28

Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode

dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga

cakupan yaitu

1 Bi al-hikmah

Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman

Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa

Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan

al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29

Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti

seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an

Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang

berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara

hukum30

Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari

segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga

diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan

mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

27

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333

28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335

29

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142

30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201

31

besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang

besar atau lebih besar31

Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk

kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan

memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa

al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32

Hikmah juga bisa

diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan

dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika

yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan

argumentasi dan penjelasan33

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi

yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu

pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan

dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi

dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-

Qur`an

ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu

hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah

orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]

21-22)

Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah

tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang

lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti

31

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775

32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19

32

selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai

metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang

baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para

penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman

ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya

Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah

adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan

atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang

dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan

klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci

kesuksesan dakwah34

Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode

hikmah yaitu35

a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya

Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan

orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi

pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan

lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa

Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu

bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa

mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa

mereka

b Bersikap ramah

Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah

lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita

tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat

34

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20

33

dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan

kita

c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan

syariatnya

Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan

dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu

memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan

nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun

pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan

waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita

sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan

prioritasnya

d Gerakan bertahap

Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah

mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena

tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana

ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia

yang melalui proses tahap demi tahapan

Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga

kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan

cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya

karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam

dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran

Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas

dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua

cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36

36

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 146

34

2 Al-maui`dzah Al-hasanah

Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti

nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang

mengantar kepada kebaikan37

Dari makna bahasa kita bisa

memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan

dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan

menyebutkan pahala atau siksa38

Mau`izhah al-hasanah atau nasihat

yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara

yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa

yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan

lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau

menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan

rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan

oleh pihak subjek dakwah39

Jika cara hikmah mengajak berbicara

kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan

mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati

dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40

Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang

diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang

yang diberi nasihat bertambah baik41

Nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan

ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara

37

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h

775 38

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 150 39

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29

41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h148

35

melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat

jiwa dengan keimanan dan petunjuk42

Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau

bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak

menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan

Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran

dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang

menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang

bermanfaat baginya dan membahagiakannya43

Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu

a Nasihat

Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha

yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran

juga berarti Khata yaitu menjahit44

Sebagian ahli ilmu berkata

nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun

dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah

yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada

sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan

motivasi dan ancaman45

1) Kriteria seorang penasehat

Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus

dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan

makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah

memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar

42

M Munir Metode Dakwah h 243 43

Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj

Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44

MMunir Metode dakwah h 242

45

MMunir Metode dakwah h 242

36

dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki

ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang

dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa

yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan

kepadanya46

b Tabsyir wa Tanzir

Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang

mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam

istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar

yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47

Adapun tujuan tabsyir yaitu48

1) Memperkuat atau memperkokoh iman

2) Memberikan harapan

3) Menumbuhkan semangat beramal

4) Menghilangkan sifat keragu-raguan

Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana

isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan

akhirat dengan segala konsekuensinya49

Adapun bentuk-bentuk

tanzir diantaranya yaitu50

1) Penyebutan nama Allah

2) Menunjukkan keburukan

3) Pengungkapan bahayanya

4) Penegasan adanya bencana segera

5) Penyebutan peristiwa akhirat

46MMunir Metode dakwah h 242

47

MMunir Metode dakwah h 257

48

MMunir Metode dakwah h 259

49MMunir Metode dakwah h 263

50

MMunir Metode dakwah h 265

37

c Kisah

Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna

yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau

mengikuti jejak51

Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat

berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara

menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks

cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52

Macam-macam kisah dalam

Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53

1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan

serta perkembangannya

2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang

tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan

3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti

perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain

3 Al-mujadalah

Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan

melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan

kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi

argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat

dan berbantah-bantahan54

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara

berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang

digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan

untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti

51MMunir Metode dakwah h 292

52

MMunir Metode dakwah h 292

53

MMunir Metode dakwah h 293 54

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo

2010) Cet Ke-I h 334

38

ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para

utusan sebelumnya55

Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan

dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang

lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi

demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak

argumen bathil yang dipakai lawan dialog56

Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang

masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam

pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum

adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat

bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa

tegakrdquo57

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode

ini hendak dipakai yakni58

Pertama tidak merendahkan pihak lawan

Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran

sesuai nilai dan ajaran Islam

Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap

memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi

sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan

dihormati

Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang

bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi

untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan

yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 155 58

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

39

dengan cara yang baik59

Terkadang mujadalah dilakukan dengan

suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah

berfirman

helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-

Nahl [16] 125)

hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk

melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-

Mukmin [40] 5)

Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua

macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan

hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60

Debat yang terpuji dalam

dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan

sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk

Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan

kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran

tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61

Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu

a Al-hiwar

Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang

setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara

59

Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h128 60

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335

61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

40

satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog

antara lain62

1) Kejujuran

2) Tawadhu

3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran

4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan

b As-ilah wa ajwibah

Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang

berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah

yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya

adalah jawaban-jawaban63

As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab

dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat

kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu

orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini

yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini

metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam

beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media

cetak

F Sumber Metode Dakwah

Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64

1 Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi

pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali

ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada

ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan

6262

M Munir Metode Dakwah h 328 63

M Munir Metode Dakwah h 335-336 64

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

41

dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang

harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah

tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan

dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah

berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an

2 Hadis

Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-

Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang

berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam

menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini

memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena

setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga

dialami oleh juru dakwah saat ini

3 Sejarah Hidup para sahabat65

Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan

contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena

mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup

pada masa Rasulullah

4 Pendapat Para Ulama

Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman

serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga

mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia

dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan

sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu

pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih

65

sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم

pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah

mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan

sesudahnya

42

diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai

harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya

yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an

dan hadis66

Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di

mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau

masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan

kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash

5 Hasil Penelitian Ilmiah

Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif

Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena

ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh

penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda

Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip

hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67

6 Pengalaman

Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan

orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika

berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah

sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam

melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi

yang terjadi

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah

Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68

1 Dakwah bi al-lisan (lisan)

Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami

Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka

66

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307

43

dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan

berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69

Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan

yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran

kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi

menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang

dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang

menerima panggilanseruan70

Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara

umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung

tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to

face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan

komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)

yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model

komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah

melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71

Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa

memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah

Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan

Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang

dihadapi diantaranya72

a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)

Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai

mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan

69

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah h 42

70

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43

71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30

72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48

44

dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih

jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang

dikehendaki

b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)

Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut

Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah

merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi

mad`u untuk mencapai hikmah73

Jika dilihat dari konteks

mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih

diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang

dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang

penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada

konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan

durhaka74

c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)

Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi

adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan

ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan

yang pantas dan baik

d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)

Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari

yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan

maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima

ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan

maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana

73

Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet

Ke-I h 178

74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179

45

mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran

yang mendalam

e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)

Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah

orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun

penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta

tidak perlu retorika yang berapi-api

2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah

Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan

pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah

jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai

pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan

atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75

Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi

al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-

kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika

pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah

dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan

sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai

mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara

lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada

waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam

Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara

75

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53

46

dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang

sangat bijak76

3 Dakwah bi al-hal (tindakan)

Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini

menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan

demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke

jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan

nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77

Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di

Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan

istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun

belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya

penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan

istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan

dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara

bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti

istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa

contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke

Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta

membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk

dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan

pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78

Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut

pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode

76

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 32 77

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60

78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 33-34

47

yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah

sebagai berikut79

1 Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan

maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian

dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan

menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan

kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor

lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan

ceramahnya

2 Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan

menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana

ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai

materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian

penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah

Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif

apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah

dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u

sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek

dakwah dengan objek dakwah

3 Metode diskusi

Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat

memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan

sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi

79

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101

48

dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat

menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat

dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka

akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif

4 Metode propaganda

Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan

Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara

massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)

5 Metode keteladanan

Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti

suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan

langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada

apa yang dicontohkannya

6 Metode drama

Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah

dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u

agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan

7 Metode silaturahmi (home visit)

Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan

kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah

kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode

home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang

sakit dan lain-lain

49

H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode

Dakwah

Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar

fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80

1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya

Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan

dengan materi dakwah yang disampaikan

2 Sasaran dakwah dari berbagai segi

Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai

harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan

juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran

dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam

dan non-muslim

3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam

Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah

satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah

harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan

uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam

berdakwah

4 Kepribadian dan kemampuan dai

Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka

pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai

dengan kemampuan dai

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah

Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa

pendekatan yaitu81

80

M Munir Metode Dakwah h 224

50

1 Pendekatan personal

Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai

dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi

yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan

langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat

dakwah sembunyi-sembunyi

2 Pendekatan pendidikan

Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-

lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam

ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-

materi keislaman

3 Pendekatan diskusi

Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai

diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan

mad`u berperan sebagai audience

4 Pendekatan penawaran

Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat

tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam

keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang

timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan

dai dalam mengajak mad`u-nya

5 Pendekatan misi dakwah

Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai

ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-

pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan

yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam

melakukan kegiatan dakwahnya

81

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35

51

BAB III

BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB

DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan

pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung

halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau

dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk

anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada

adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang

bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi

bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan

RI pada 27 Desember 19492

Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir

Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar

bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang

dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa

ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian

Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi

Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai

pendakwah4

1

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-

IV Bagian awal tentang penulis

2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5

3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 478

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep

+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019

4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41

52

Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak

menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur

Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di

Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga

besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor

7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh

adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda

dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5

M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga

muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti

ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan

sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya

Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat

sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai

pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6

Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar

Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil

menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah

Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih

yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di

usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal

ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat

Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil

5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7

6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish

Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

53

meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir

Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen

yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud

Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih

gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-

Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi

legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor

di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa

menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat

mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7

Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari

1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa

Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa

Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan

disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta

minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti

sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan

yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang

mufasir8

MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9

a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)

b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)

c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)

7

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47

54

d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)

e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk

Mempelai (1995)

f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai

Persoaalan Umat (1996)

g Mukjizat Al-Qur`an (1997)

h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)

i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)

j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)

k Jalan Menuju Keabadian (2000)

l Tafsir Al-Misbah (2000)

Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan

sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu

manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang

Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi

berbagai persoalan hidup10

M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya

menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi

melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan

muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula

memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran

seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih

rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the

Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud

Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan

analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan

10

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih

55

bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis

sehingga menarik minat11

Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an

Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika

dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk

dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan

kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah

dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia

dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12

Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis

tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua

pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama

kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum

muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-

Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi

tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan

kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya

membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan

membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di

sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang

memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan

kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial

diturunkannya Al-Qur`an13

Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-

Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut

yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu

11

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih

13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74

56

akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-

unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen

dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh

kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14

Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan

turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca

mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi

Muhammad Saw dan umatnya15

Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana

pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai

ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh

rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik

tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun

1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan

Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya

tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang

(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini

karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan

ldquoLenterardquo16

Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang

kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga

leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang

berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa

Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya

bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik

14

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 479 16

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75

57

khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang

dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak

ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17

Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan

yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal

edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu

pada lapisan paling luar

Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab

memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak

kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish

Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai

urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu

ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan

dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan

menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer

Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain

kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan

corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada

masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat

Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak

kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18

17

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285

58

B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang

tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua

universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa

kepadanya19

Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim

Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari

Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13

Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul

Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah

(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan

Islam di Minangkabau20

Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di

Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh

dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun

1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut

ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan

dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide

pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut

membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21

19

M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U

Media 2016) Cetke-I h 81 20

AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka

terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq

uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8

Juli 2019

21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu

al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ

diakses 16 Juli 2019

59

Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang

Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan

malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri

sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah

belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera

Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu

itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid

dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan

penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22

Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk

berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan

politik23

Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan

tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka

pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh

Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM

Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia

merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam

modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM

Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti

berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo

Pakualaman Yogyakarta24

beliau dapat mendalami karya ulama dan

pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan

22

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian

catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82

24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu

2019 Pukul 1445

60

Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta

mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman

seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold

Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25

Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di

Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi

dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas

MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai

Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif

menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)

bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat

terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam

dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan

produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan

buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini

salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini

adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya

justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara

baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan

saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26

Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari

pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus

25

httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

61

pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM

Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu

itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang

waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27

Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu

Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan

Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata

bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam

dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959

Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar

Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka

Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28

Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham

(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun

sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif

sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk

mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29

Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama

hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka

menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun

1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948

sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota

(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri

pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau

terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai

27

Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III

dibagian catatan tentang Hamka 29

Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan

Publika 2017) Cetke-I h 5

62

tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat

Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai

Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama

Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama

sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang

bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30

Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan

melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah

berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631

Buya

Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau

dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang

anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak

tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak

44 orang32

Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17

Tahun) di antaranya33

Bidang Agama dan Falsafah

a Tashawwuf Meodern (1939)

b Falsafah Hidup (1939)

c Lembaga Hidup (1940)

d Lembaga Budi (1940)

e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)

f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi

1945) 30

Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h

290

31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10

32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291

33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373

63

g Negara Islam (1946)

h Islam dan Demokrasi (1946)

i Revolusi Agama (1946)

j Merdeka (1946)

k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)

l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)

m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)

n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV

o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV

p Pedoman Mubaligh Islam

q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)

r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)

s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX

Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya

Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di

Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat

mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk

mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat

Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena

apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak

selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama

mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari

Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan

mendoakan lekas selesai34

Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini

diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama

berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan

34

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43

64

beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang

menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah

menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam

kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu

dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di

Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35

Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah

atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-

Azhar Jakarta36

Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di

Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh

Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak

keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana

kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh

Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun

196037

Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji

Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah

dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama

baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid

Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-

Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka

atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38

Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan

35

Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir

Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI

h 48 38

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48

65

menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh

penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39

Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah

hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk

ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika

panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul

niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya

hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada

Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke

Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di

hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu

Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang

tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia

sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama

akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka

Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam

untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak

atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka

dikaranglah tafsir ini40

Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada

pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan

dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam

suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar

jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan

agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-

39

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40

Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan

Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49

66

pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah

penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba

sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan

orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat

dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha

berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir

beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan

agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga

menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan

kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41

Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong

kepada metode tahlili atau taj`izi42

Metode tahlili adalah metode

penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian

(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an

dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-

ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang

kandungan ayat itu43

Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga

yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak

terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita

sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun

41

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 477 43

Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h

103

67

berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka

adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42

68

BAB IV

ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali-Imran Ayat 104

Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat

dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk

surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua

Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang

tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi

Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat

Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as

Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk

menarik konsentrasi kita ketika membacanya1

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-

Imran [3]104)

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu

mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang

bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau

tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa

pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong

kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang

pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru

1

Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci

(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65

69

yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar

mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat

perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah

Islamiah2

Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat

melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai

orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang

pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar

nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa

bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi

menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta

adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu

tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka

dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal

sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang

sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang

yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam

kehidupan dunia dan akhirat3

Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam

rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni

mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan

Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-

khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan

dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan

yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar

2

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209

3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 209

70

Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang

memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah

berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap

orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka

mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat

Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang

bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah

kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan

dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang

mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini

merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas

dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika

dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja

tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan

masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah

arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan

sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut

adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung

informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat

memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu

tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa

maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap

4

Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu

Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam

tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan

semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas

ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang

5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210-211

71

memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi

setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6

Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua

kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah

kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni

memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh

ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak

dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan

perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah

untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7

Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam

firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr

adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-

khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn

Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)

Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan

umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-

munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat

serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas

menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan

memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas

terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian

memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang

mungkar8

6

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu

Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108

7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210 8

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211

72

Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan

dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan

tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik

Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan

oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan

Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh

hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih

baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa

yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan

pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9

Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang

merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya

diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik

yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan

maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu

yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat

perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh

Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan

budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan

Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai

pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang

pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat

mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10

9

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

73

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk

memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat

sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu

golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11

Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok

khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam

menjaga kesempurnaan Islam12

Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat

makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari

kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat

dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf

apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta

dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang

berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak

disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas

Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang

berakal 13

Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana

yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan

mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang

11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet

Ke-I h 30

12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473

13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

74

yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui

membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh

masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu

bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan

yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar

Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat

yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan

menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi

nilainya14

Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi

yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat

yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah

mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan

khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat

bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri

supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang

kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan

perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah

dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di

kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan

berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara

sesama golongan sendiri15

Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang

dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada

kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat

makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir

14

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31

75

mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang

berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk

kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat

Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu

membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan

yang mungkar 16

Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam

jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana

yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran

beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang

makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan

yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh

sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan

dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih

dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum

haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada

istri orang lain17

Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan

bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus

umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum

hikmah tasri` dan fiqihnya18

Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan

kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti

tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga

dakwah bisa ditegakkan

16

Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

76

Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun

yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang

kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan

tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan

ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi

segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus

mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar

akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama

kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah

Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang

akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama

dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar

kalangan Islam19

Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah

pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak

atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan

ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo

(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa

bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu

ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah

inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan

dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab

dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang

makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor

kebajikan di dalam dunia20

19

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32

77

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan

sebagai berikut

Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan

fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang

dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang

mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh

Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa

nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara

persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21

Buya Hamka menjelaskan

bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22

Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama

wajib ditimbulkan terlebih dahulu23

Maksudnya ialah pengetahuan

akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan

dakwah yang diperintahkan

Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab

menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan

dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan

fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi

yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus

melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian

21

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211 22

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

78

hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan

ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan

ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan

dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan

kewajibannya mengadakan dakwah

Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama

yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya

kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun

dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan

segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka

menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri

melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan

pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya

segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika

Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela

namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih

dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah

sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat

melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus

untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian

umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali

dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang

makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak

melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim

namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada

setiap muslim

Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam

harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan

79

profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah

mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama

dan dunia24

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus

yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan

memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan

Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini

oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah

hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu

dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam

melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan

juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau

melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan

ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa

maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan

dakwah yang disampaikan

Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar

bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih

sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam

dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25

B Surat An-Nahl 125

Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama

menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw

berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat

Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat

24

`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 292

25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292

80

68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am

karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26

Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan

bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar

dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu

ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan

kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan

lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam

keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu

adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini

sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok

akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang

hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan

tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran

Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang

diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi

barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27

ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)

26

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 175

27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216

81

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad

serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau

sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran

Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah

mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam

dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya

engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat

dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-

tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan

urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang

selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang

lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa

yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja

yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga

mendapat petunjuk28

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan

tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran

dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni

berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian

mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan

mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang

menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang

28

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774

82

sederhana29

Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah

hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30

Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang

diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik

yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan

umpatan31

Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama

dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah

pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan

Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila

digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan

kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi

terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar

Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena

kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak

diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan

sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan

sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya

dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan

dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau

dengan kata lain dia yang hakim32

29

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7

(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

83

Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha

yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati

yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh

banyak ulama33

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil

Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang

baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap

oleh hati nurani dengan halus34

Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal

yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan

atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik

yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh

mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya

disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati

dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik

Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini

berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal

ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35

Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila

ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan

keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat

hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya

dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan

33

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema

Insani 2004) Cet Ke I h 44

35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

84

mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat

mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang

menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan

kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk

adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang

kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak

benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta

menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan

tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan

argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36

Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi

ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat

disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia

hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang

terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang

dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-

Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw

mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun

sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37

Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki

karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama

tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga

cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara

atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa

saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil

36

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 776 37

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

85

orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik

Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak

penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan

pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)

Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara

melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka

berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al

Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw

memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu

Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan

dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara

Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat

Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya

dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan

tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang

belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang

lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut

melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang

lebih berhikmat diam daripada berkata39

38

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

86

Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita

artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang

disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak

kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah

pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya

sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya

sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan

dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40

Hal ini juga dijelaskan

dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman

bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam

memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan

larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh

manusia atas apa yang dilakukannya41

Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah

mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul

perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut

polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau

sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-

baiknya42

Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah

dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43

Diantaranya ialah

memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan

perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak

berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti

40

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219

42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509

87

ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan

kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan

jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran

yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu

hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin

dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui

karena hatinya telah disakitkan44

Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam

melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik

bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan

ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat

diterima45

Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah

hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di

segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat

manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah

propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat

dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan

Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan

keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah

menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan

Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa

urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak

Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari

Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287

88

siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa

yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46

Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman

perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai

ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah

buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan

orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai

menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47

Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode

dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl

ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah

1 Hikmah

2 Mau`izhah al-hasanah

3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan

Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai

kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala

sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai

sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan

kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta

menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau

lebih besar48

Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh

hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

46

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322

47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322

48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

89

bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish

Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan

Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan

tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-

Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan49

al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum

billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik

Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di

zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya50

Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode

dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini

penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya

kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam

menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat

125

Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan

hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat

49

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

90

kepandaian mereka51

yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah

golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan

hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada

yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada

agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan

Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka

tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini

untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam

tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju

kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih

pintar52

Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan

hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan

mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-

kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53

Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua

mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode

hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan

Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang

belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang

yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya

Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya

Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama

bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan

51

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

91

Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa

menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya

Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah

sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan

bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan

Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat

diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok

mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan

oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika

berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena

itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut

penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa

dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang

dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus

melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana

dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan

pengetahuan dalam dakwah

Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan

bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar

kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam

sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55

Dalam hal ini

penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan

54

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

92

dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka

menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai

nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati

disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang

ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang

menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan

dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak

dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan

pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga

kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di

rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya

adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat

dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode

mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan

pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran

dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik

yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu

menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka

yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik

yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung

kepada orang awam

Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-

93

muslim56

Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah

membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau

terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman

kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya57

Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang

menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa

maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran

pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah

Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang

mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka

menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan

dalam diskusi atau hal lainnya

Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-

hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat

saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam

membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan

atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi

alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58

Sedangkan

Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya

Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat

terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan

bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih

jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika

terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir

56

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)

94

al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu

dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan

yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan

kuat serta premis yang popular dan familiar59

Menurut hemat

penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak

menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk

mematahkan pendapat pihak lawan

Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan

keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun

akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai

tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya

dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela

dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat

orang lain60

C Surat Thacirchacirc 43-44

Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil

dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini

kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah

dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah

Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang

mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh

banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni

mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang

menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara

langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup

banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman

59

Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509 60

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45

95

Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari

Madyan menuju ke Mesir61

ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia

telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-

mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)

a Penafsiran Quraish Shihab

Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa

Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada

Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang

telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah

melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu

berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman

dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang

antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia

ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia

terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya

atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat

kedurhakaannya kepada Allahrdquo62

Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan

layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap

61

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h543-544 62

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 593

96

bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-

ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena

Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi

dengan lemah lembut63

Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-

Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang

lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia

menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya

Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang

sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari

dakwah64

Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut

Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah

yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah

menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata

hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut

guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru

dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan

dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan

tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki

atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as

redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun

yaitu65

63

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 64

Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani

2013) Cet Ke-I h 529

65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595

97

ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan

bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu

akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut

kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)

Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan

yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang

mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai

dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama

yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan

yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam

konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun

sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan

dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu

bermanfaat baginya66

Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi

menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini

menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni

menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta

berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak

gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya

dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan

keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67

Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk

menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan

menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam

penolakan seseorang68

66

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595 67

Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi

Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205

68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

98

Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya

selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah

telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as

kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya

untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan

sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi

berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas

kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah

dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti

yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan

boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak

mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah

menyampaikan kepada kamirdquo69

Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww

yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang

dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus

menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan

kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi

daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta

dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang

dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan

boleh jadi antipati70

69

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595-596 70

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 596

99

b Penafsiran Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan

menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya

Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis

dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia

telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-

mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah

negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah

Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya

dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan

adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai

warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang

waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya

lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu

dia telah melampaui71

Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah

melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu

rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk

menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala

negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya

sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai

Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain

kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan

seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu

dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan

thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap

melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan

71

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

100

hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah

menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini

Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas

itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa

dan Harun72

Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun

bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui

batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada

utusannya ini

ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-

lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)

Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk

dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang

telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-

hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap

yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap

yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau

dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si

pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan

secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang

dimaksud73

Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman

bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak

didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur

72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

101

kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam

perkataan dan juga tindakan74

Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah

diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku

tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya

ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-

nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap

menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-

mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir

al-Azhar)75

Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana

jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan

fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah

negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung

walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau

dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu

mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan

menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah

seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang

besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya

walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu

merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti

apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya

dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu

atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata

74

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

h 496

75

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

102

tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan

diketuk dengan sikap yang lemah lembut76

Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi

bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau

seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah

lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya

untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah

lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan

kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77

Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun

dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun

pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih

diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun

akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama

muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun

kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah

yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang

betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang

dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama

dalam menghadapi Fir`aun78

Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam

dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang

yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka

berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah

76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-

Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204

78

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

103

lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam

berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan

yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan

arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah

sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan

kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang

keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang

lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80

Dijelaskan juga

dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang

lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81

Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan

bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar

tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain

ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati

sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan

telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai

dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam

permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah

langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai

dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh

kedamaian

79

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 80

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h

478

104

Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir

tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama

dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana

maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish

Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud

lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati

lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah

lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk

menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus

bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan

yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini

bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada

manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika

dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan

dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak

melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia

Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan

dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora

di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan

hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani

mereka82

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa

dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima

Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam

menyampaikan dakwah83

82

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 615

105

D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini

Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang

telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar

dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan

bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang

disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125

menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada

Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan

tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang

yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya

keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa

tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu

khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan

petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh

para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang

dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa

melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan

1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan

kegiatan dakwah

Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah

atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah

sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap

kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat

menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar

pesan itu bisa tersampaikan

Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja

sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan

untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak

106

luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat

dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang

memuaskan

Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di

Indonesia saat ini diantaranya yaitu

1 Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912

atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad

Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin

membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai

aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad

Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan

dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam

keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat

Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas

keislamannya84

Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal

yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan

tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama

Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah

dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah

telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak

84

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176

107

hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha

seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85

Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran

Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86

Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan

ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama

Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara

umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah

mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal

yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam

Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi

perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan

ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah

Muhammadiyah

Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam

bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari

kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad

Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin

dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan

pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam

Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan

tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai

kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu

lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid

Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis

85

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45

108

seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan

sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara

dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam

Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk

memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah

mereka

Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran

agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam

bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak

selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa

Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga

menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam

Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah

tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar

Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk

pengajian tingkat lanjut bagi orang tua

Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam

penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan

berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada

masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari

bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda

(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian

Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan

membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul

menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan

pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan

109

Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar

pembentukan bagian Taman Pustaka87

Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam

melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan

Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan

kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh

Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan

dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah

telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah

tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya

Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat

kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis

2 Nahdlatul Ulama (NU)

Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya

Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH

Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang

berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar

(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab

Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul

Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama

Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah

Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan

mempertinggi mutu pendidikan madrasah88

Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat

Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam

87

Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46

88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177

110

menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama

Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam

Indonesia pada waktu itu89

NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama

demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam

Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90

a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah

satu dari empat mazhab

b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan

dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran

Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah

c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam

d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan

pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang

miskin

e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk

mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta

mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam

f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah

konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama

kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada

umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan

menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma

secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum

89

Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31

90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40

111

modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an

dan hadis serta menolak ijma`

3 Al-Washliyah

Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam

bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di

Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan

dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif

sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang

tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating

Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas

pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah

sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan

suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-

cita yang mereka diskusikan selama ini

Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah

adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan

berbeda pandangan91

Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk

mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi

mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan

Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-

Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil

terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program

91

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press

2015) Cet Ke-I h 510

112

tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak

pihak92

Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-

Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan

lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga

mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat

membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan

dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana

bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag

dibentuk dan diprogramkan

4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan

DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w

1993) bersama tokoh Islam lainnya93

Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan

mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat

dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah

politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah

di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan

Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah

dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia

Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah

yang dikumpulkan dari para muhsinin94

92

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177-178 93

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180 94

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180

113

Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik

umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh

pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil

daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya

Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran

utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup

persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana

peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi

tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan

manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah

dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya

meningkatkan kualitas Islam95

Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat

Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral

dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan

adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai

dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui

lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad

Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat

menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-

nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan

wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan

Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96

95

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180 96

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180-181

114

Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai

dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran

ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan

dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama

sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan

pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi

segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII

melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk

kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah

Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis

paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan

ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode

yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam

berdakwah

2 Peranan organisasi Islam di Indonesia

Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97

a Melakukan pemurnian akidah

b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah

c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi

d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat

agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam

e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran

aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara

yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan

membedah kesalahan ideology mereka

97

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511

115

f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya

dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat

g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi

muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya

pendatang yang mengajak kepada permisifme dan

memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta

mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan

perilaku amoral lainnya

h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang

agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya

3 Metode-metode dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan98

Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang

dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99

Adapun metode

dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu

a Metode ceramah

Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di

Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang

semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka

dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada

masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat

media tanpa bertatap muka

Untuk mendukung adanya perubahan dalam

berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan

wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam

98

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24

116

dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini

kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan

prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer

dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga

menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100

b Metode Tanya jawab

Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan

kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan

apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan

dakwah bisa terlaksana dengan efektif

c Metode dakwah bilqalamtulisan

Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode

yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-

pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa

dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u

Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam

Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka

penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah

disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan

apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti

baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk

metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan

dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan

atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai

100

Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013

httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=

metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019

117

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan

rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di

awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai

hasil penelitian sebagai berikut

1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104

Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan

tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya

golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia

adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula

dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya

kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga

nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi

setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat

disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh

umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan

gerakan dakwah

Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus

disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena

pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil

kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak

baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus

disampaikan dengan cara yang baik

2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125

Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga

yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan

118

ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa

perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah

disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan

Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang

baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan

jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi

Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam

bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan

dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik

diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan

dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau

membantah suatu polemic dengan cara yang baik

Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah

dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan

perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u

dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga

metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u

yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan

3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44

Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode

dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut

dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran

dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka

terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa

perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan

yang sopan dan tidak menyakitkan

Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang

melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh

119

kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan

bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan

lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan

Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah

harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus

disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang

disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun

dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya

dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu

mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang

disampaikan dalam pesan dakwah

4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku

dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam

Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan

ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik

disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada

orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam

menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat

Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan

dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk

kegiatan

B Saran

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian

yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti

karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu

yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi

Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian

tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan

120

terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia

Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan

metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara

menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir

Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001

Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal

dkk Jakarta Darul Haq 2017

AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015

AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

Tangerang Lentera Hati 2015

Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011

Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra

Cahaya Utama 2006

AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017

Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

Yogyakarta Pustaka Pelajar2016

Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN

Purwokerto Press 2006

Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U

Media 2016

Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab

Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012

Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia

Group 2018

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah

terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008

GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi

Hidup Jakarta PT Gramedia 2011

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987

122

______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas

1983

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994

______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015

HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan

Publika 2017

al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-

Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993

HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018

HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017

Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya

Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1

Januari-Juni 2018

Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran

terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997

IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia

Group 2011

Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011

Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj

MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah

Press 2011

JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010

Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011

MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT

Semesta Rakyat Merdeka 2012

MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja

Rosdakarya 2014

123

Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta

Idea Press 2015

MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja

Rosdakarya 2016

M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012

M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia

Group 2015

M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015

Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009

Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992

Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia

Group 2018

Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana

2007

Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung

2015

SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif

Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007

SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

Bandung PT Refika Aditama 2014

Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta

Prenadamedia Group 2014

Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012

SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja

Rosdakarya 2013

Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993

______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010

124

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol I Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2

Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6

Jakarta Lentera Hati 2009

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 Jakarta Lentera

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta

Lentera Hati 2012

Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017

SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi

Jakarta Pressindo 2010

al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur

Qisthi Press 2008

______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi

Press 2008

Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta

Gema Insani 2004

Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta

Robbani Press 2010

Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim

Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004

125

az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid

7 Depok Gema Insani 2014

______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013

Jurnal

Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da

kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses

pada 7 Juli 2019

BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni

2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba

ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs

=chrome Diakses 24 Juli 2019

Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No

2 September 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal

+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses

pada 8 Juli 2019

IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran

Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2

Desember 2015

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_

qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019

Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten

Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah

dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi

+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke

camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu

=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

126

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember

2017

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe

mimpinan+non

+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3

D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019

MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=

diakses pada 7 Juli 2019

127

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit

Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei

1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara anak dari pasangan orang tua

Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh

pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan

mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding

School Bengkalis selama enam tahun dengan

menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa

menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus

maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti

yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa

(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen

Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-

FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat

Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah

menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera

(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen

Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)

Jakarta

Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun

kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga

tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin

Page 5: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …

vii

5 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta Bapak Dr H M Ulinnuha LcMA

6 Kepala Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak H M Haris Hakam SHMA

7 Bapak Isman Iskandar MSos selaku sekretaris Prodi KPI IIQ Jakarta

yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi dari awal

pertemuan perkuliahan bersama beliau hingga dalam menyusun

skripsi ini

8 Bapak MHizbullahSKomIMA selaku pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu di tengah sibuknya kegiatan beliau

Senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta menjelaskan

kepada penulis dikala berkonsultasi serta sabar dalam mengarahkan

dan membimbing penulis

9 Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi KPI Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan

10 Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

11 Orang tua tercinta ayah dan Ibu Terima kasih atas segala jasa dan

doa yang tak hentinya diberikan kepada penulis juga ketulusan dan

senantiasa memberikan semangat sehingga bisa terselesaikan skripsi

ini juga kepada kakak dan adik yang selalu mendoakan dan

memberikan semangat

12 Sahabat tercinta KPI Perdana IIQ Jakarta yang senantiasa

memberikan semangat kala putus asa menghampiri terima kasih atas

kebersamaan dan semangat yang diberikan

13 Teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta angkatan 2015

viii

14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan

namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan

dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini

15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa

menyelesaikan skripsi ini

Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah

dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ

Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah

Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat

43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka

Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt

membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan

pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga

skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca

umumnya

Jakarta 29 Juli 2019

Penulis

Istiqomah

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang

satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini

1 Konsonan

th ط a أ

zh ظ b ب

bdquo ع t ت

gh غ ts ث

f ؼ j ج

q ؽ h ح

k ؾ kh خ

l ؿ d د

m ـ dz ذ

n ف r ر

w ك z ز

ā ق s س

ʼ ء sy ش

y ي sh ص

dh ض

2 Vokal

Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap

Fatḫah a آ acirc ي ai

Kasrah I ي icirc و au

Dhammah u و ucirc

x

3 Kata Sandang

a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh

al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة

b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya Contoh

as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل

ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس

c Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd

Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di

tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh

Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله

Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء

Inna al-ladzicircna اف الدين

wa ar-rukkaˊi كالركع

d Ta Marbucircthah (ة)

Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf ldquohrdquo contoh

xi

الفئدة al-Afˊidah

al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية

Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-

washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

hurif ldquotrdquo contoh

Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة

al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر

e Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti

penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan

nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI

berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk

nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang

ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya

Contoh

ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya

Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital Contoh

Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya

xii

DAFTAR ISI

COVER DALAM i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PERNYATAAN PENULIS iv

MOTTO v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

PEDOMAN TRANSLITERASI x

DAFTAR ISI xiii

ABSTRAK xv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Permasalahan 9

1 Identifikasi Masalah 9

2 Pembatasan Masalah 10

3 Perumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 11

D Manfaat Penelitian 11

E Tinjauan Pustaka 12

F Metode Penelitian 15

G Sistematika Penulisan 18

BAB II LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah 19

B Hukum Berdakwah 21

C Fungsi Dakwah 24

xiii

D Tujuan Dakwah 26

E Metode Dakwah 28

F Sumber Metode Dakwah 40

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42

H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode

Dakwah 49

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49

BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK

KARIM AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab 51

B Profil Buya Hamka 58

BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali Imran ayat 104 68

a Menurut M Quraish Shihab 68

b Menurut Hamka 73

B Surat An-Nahl ayat 125 80

a Menurut M Quraish Shihab 81

b Menurut Hamka 85

C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94

a Menurut M Quraish Shihab 95

b Menurut Hamka 99

D Implementasi Terhadap Dakwah 105

BAB V PENUTUP 117

A Kesimpulan 117

B Saran 119

DAFTAR PUSTAKA 121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127

xiv

ABSTRAK

Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl

125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

IIQ Jakarta 2019

Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan

pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada

Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan

larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang

diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga

dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia

Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan

bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam

berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah

diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat

43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan

penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar

yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik

studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif

dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab

dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan

terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah

tersebut

Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka

kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua

umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti

gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu

metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode

hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc

ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan

menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan

mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah

Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl

Thacirchacirc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama

Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni

Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas

lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan

yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang

mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam

bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami

baik hiasan maupun perbuatan2

Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk

katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad

Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`

dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah

yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah

dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru

baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga

atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali

Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik

seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang

1

Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H

13

2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja

Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123

2

terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau

panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25

Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51

Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas

ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat

dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar

yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak

angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43

Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata

da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta

berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10

surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna

dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat

ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-

Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna

dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim

mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2

ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u

adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8

surat pada 12 ayat5

Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya

termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di

dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang

metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul

pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah

3

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9

3

disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan

pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan

dakwahnya

Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah

bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan

pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang

melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman

ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa

mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-

makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak

menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6

Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah

Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam

sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak

secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi

banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang

berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an

menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar

ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar

dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak

dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan

seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke

dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu

6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9

4

tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang

kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an

juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk

kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya

ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang

diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan

amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)

ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan

5

hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk

orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)

Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang

melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara

lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang

baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat

LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang

begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui

media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada

organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)

Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya

yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar

Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim

untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan

metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim

dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan

ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu

sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh

umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di

masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke

masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau

kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan

diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan

keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu

saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam

Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar

terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah

6

mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan

kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan

ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang

baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu

membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan

mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan

pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7

Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga

organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda

Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan

juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode

dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja

mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada

sasaran dakwah

Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an

perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi

dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori

dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi

bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8

Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya

makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman

Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu

diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk

7

Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135

8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto

Press 2006) Cetke-I h 19

9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 109

7

apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya

kepadanya10

Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi

dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana

dengan baik dan sesuai tujuan11

Oleh karena itu Dalam hal ini

penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode

dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk

menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting

peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar

meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12

Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai

yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-

pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan

menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat

orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa

mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan

Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap

buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka

telah berbuat kebajikan untuk Islam13

Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk

mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an

dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-

Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat

10

Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup

(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194

11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)

Cetke-I h 73

12

Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011) Cetke-I h 8

13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin h 137

8

104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis

mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan

antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian

metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang

yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah

judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104

An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan

MQuraish Shihab dan Hamkardquo

Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode

dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat

ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak

dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang

ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat

terbatas

Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir

dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga

sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami

makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di

sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia

yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-

Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)

Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan

tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal

(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-

Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa

penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir

Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat

apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam

9

mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan

tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya

Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah

pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani

Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan

tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak

hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir

semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu

karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14

Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih

ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar

yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam

menyampaikan pandangan keagamaanya15

Secara lisan bisa dilihat

dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus

masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya

buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga

atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial

masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah

beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi

dalam berdakwah

B Permasalahan

1 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang

diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Metode dakwah dalam Al-Qur`an

14

M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia

Group 2015) Cet Ke-IV h 84

15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya

Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk

10

b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah

c Bentuk-bentuk Metode dakwah

d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan

Hamka

e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab

dan Hamka

f Implementasi metode dakwah saat ini

2 Pembatasan masalah

Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai

sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah

Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan

batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan

metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104

an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat

untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata

dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis

mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba

membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke

metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga

membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi

makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam

penerapan dakwah

3 Perumusan masalah

a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

11

c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

d Implementasi dalam dakwah saat ini

C Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan

rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan

dapat diperiksa dengan hasil penelitian16

Adapun tujuan penelitian

ini adalah

1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat

104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka

3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini

D Manfaat Penelitian

Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka

manfaat penelitian ini adalah

1 Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang

digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait

tema yang diangkat

2 Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi

para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki

16

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)

Cet Ke-I h 68

12

metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap

berpegang teguh pada Al-Qur`an

E Tinjauan Pustaka

1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi

Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam

jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam

mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk

teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian

yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau

penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode

deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara

objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode

dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada

perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17

2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18

ditulis oleh Rizki

Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di

17

Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen

gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara

Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa

nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

13

Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data

berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo

Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan

Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode

dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek

yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa

metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini

meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan

membandingkan dua tafsir

3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan

Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan

penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap

keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi

kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya

kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural

dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini

menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan

pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya

setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya

Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah

yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari

metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

relevansinya terhadap dakwah saat ini

4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan

Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh

14

Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik

pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara

dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi

tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap

malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada

Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan

penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki

perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana

peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini

5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten

Balanganrdquo19

ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang

menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-

pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan

dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data

observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian

19

Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan

Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode

+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten

+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

15

yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya

pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir

F Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam

sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna

menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif

mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai

individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau

kemanusiaan20

Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia

dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya

berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen

foto dan lain-lain22

2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang

bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian

20

Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta

Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1

21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181

22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28

16

saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah

yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret

situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan

mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang

tertentu secara faktual dan cermat23

Selain mendeskripsikan

peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat

104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi

penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh

lembaga organisasi dakwah

3 Subjek dan objek penelitian

Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam

penelitian sebagai sumber data24

Selain itu juga subjek

penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian

yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan

jawabannya dalam sebuah penelitian25

Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah

dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-

Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44

4 Sumber data penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data

Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan

dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar

23

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta

Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25

Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24

17

Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku

jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan

pembahasan

5 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang

dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku

kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu

penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat

kesimpulan dari data yang sudah dianalisis

6 Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa

digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan

riset komparatif yaitu26

a Menentukan tema yang diangkat

b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan

c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

antar konsep

d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh

Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan

argumentasi data

e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset

7 Instrumen dan alat bantu penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam

penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti

sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian

26

Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137

18

kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti

objek penelitian

G Sistematika Penulisan

Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5

bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah

sebagai berikut

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi

masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian

manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian

sistematika penulisan

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang

dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi

pokok penting dalam penulisan skripsi ini

BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik

Kari Amrullah (HAMKA)

Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka

BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-

Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44

Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl

ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka

serta relevansinya terhadap dakwah saat ini

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah

Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a

yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru

memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki

tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini

terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut

diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta

memohon menamakan menyuruh datang mendorong

menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi

Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya

ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon

(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi

(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2

Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada

setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-

Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan

dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah

dalam surah al-Imran ayat 1044

1

M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group

2015) Cetke-IV h 17 2

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5

3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5

4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam

5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran

ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112

surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17

20

ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-

Imran [3]104)

Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam

menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh

perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat

dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut

beberapa para ahli diantaranya yaitu

1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah

menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh

kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat

kebahagiaan dunia dan akhirat

2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah

menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh

manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6

3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia

dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di

dunia dan di akhirat7

4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban

yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar

ma`ruf nahi mungkar8

5

Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cet Ke-IV h 5 6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7

Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-

V h 1 8

Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)

Cetke- II h 2

21

Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan

bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau

mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan

syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya

tujuan dari kegiatan dakwah

Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan

proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai

saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi

Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung

kontinu9

Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah

proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda

Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus

disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan

untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus

memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang

berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan

lancar

B Hukum Berdakwah

Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-

pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti

diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya

kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun

yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya

kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya

9

Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cetke-I h 39

22

memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan

dakwahnya10

Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran

dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan

lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas

kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah

hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar

ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11

Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini

Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini

dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan

berikut ini12

10

Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 53

11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53

12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63

23

Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard

`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim

Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa

jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena

ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku

beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain

melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk

dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau

dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13

Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu

kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang

dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam

suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok

orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang

lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu

mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah

karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari

segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian

permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam

memiliki kompetensi tersebut14

Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)

sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal

dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki

tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan

taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun

13

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 63-64 14

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 65

24

demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan

kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas

berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan

kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki

keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga

ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang

saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran

tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata

(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan

tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)

semata-mata15

C Fungsi Dakwah

Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari

Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan

dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu

generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia

Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena

kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji

wada (haji perpisahan)16

Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai

pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah

satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi

memiliki beberapa fungsi yaitu18

15

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam 68-69 16

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja

Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193

18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja

Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5

25

a Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun

konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk

memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan

antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk

hubungan dengan orang lain

b Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi

orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui

pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati

gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku

nonverbal

c Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para

antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran

sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara

tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan

perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk

komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen

mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara

ideologi atau agama mereka

26

d Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum

menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan

keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan

dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan

tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)

Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita

hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada

fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu

mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan

keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri

D Tujuan Dakwah

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan

baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang

ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa

tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19

Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di

atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa

dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan

jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan

tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu

mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan

perilaku umat ke arah yang Islami20

Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah

dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek

dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan

19

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23

27

mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai

berikut21

1 Tujuan umum

Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan

diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan

berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang

mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari

pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus

mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang

menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt

2 Tujuan khusus

Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus

dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-

kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi

mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah

kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu

terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil

yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek

kehidupannya

Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat

terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu

keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik

sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan

yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya

kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan

ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi

21

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 164

28

Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang

basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang

baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan

surga

3 Tujuan dari segi materi dakwah

Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang

disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal

yaitu

a Untuk meluruskan akidah

b Untuk membetulkan amal

c Untuk membina akhlak

d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim

e Menolak atau melawan ateis

f Memberantas syubhat dalam agama

E Metode Dakwah

Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo

(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di

atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22

Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti

systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure

(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara

penanganan masalah secara cerdik)23

Sumber yang lainnya

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti

jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24

22

M Munir Metode Dakwah h 6 23

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166

24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23

29

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh

seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25

Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga

metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara

berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan

hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi

nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf

pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut

agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang

terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari

kekerasan dan umpatan26

Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah

menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl

ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu

berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf

`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat

Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini

berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih

dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu

kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang

diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan

berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus

keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena

adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki

tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti

25

M Munir Metode Dakwah h 7 26

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati

2010) Cetke-I 2011 h 193

30

pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga

targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda

dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih

tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27

Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan

berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua

macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28

Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode

dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga

cakupan yaitu

1 Bi al-hikmah

Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman

Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa

Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan

al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29

Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti

seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an

Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang

berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara

hukum30

Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari

segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga

diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan

mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

27

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333

28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335

29

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142

30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201

31

besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang

besar atau lebih besar31

Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk

kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan

memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa

al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32

Hikmah juga bisa

diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan

dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika

yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan

argumentasi dan penjelasan33

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi

yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu

pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan

dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi

dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-

Qur`an

ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu

hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah

orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]

21-22)

Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah

tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang

lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti

31

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775

32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19

32

selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai

metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang

baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para

penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman

ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya

Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah

adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan

atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang

dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan

klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci

kesuksesan dakwah34

Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode

hikmah yaitu35

a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya

Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan

orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi

pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan

lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa

Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu

bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa

mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa

mereka

b Bersikap ramah

Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah

lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita

tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat

34

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20

33

dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan

kita

c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan

syariatnya

Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan

dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu

memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan

nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun

pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan

waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita

sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan

prioritasnya

d Gerakan bertahap

Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah

mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena

tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana

ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia

yang melalui proses tahap demi tahapan

Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga

kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan

cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya

karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam

dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran

Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas

dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua

cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36

36

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 146

34

2 Al-maui`dzah Al-hasanah

Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti

nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang

mengantar kepada kebaikan37

Dari makna bahasa kita bisa

memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan

dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan

menyebutkan pahala atau siksa38

Mau`izhah al-hasanah atau nasihat

yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara

yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa

yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan

lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau

menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan

rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan

oleh pihak subjek dakwah39

Jika cara hikmah mengajak berbicara

kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan

mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati

dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40

Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang

diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang

yang diberi nasihat bertambah baik41

Nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan

ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara

37

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h

775 38

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 150 39

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29

41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h148

35

melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat

jiwa dengan keimanan dan petunjuk42

Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau

bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak

menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan

Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran

dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang

menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang

bermanfaat baginya dan membahagiakannya43

Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu

a Nasihat

Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha

yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran

juga berarti Khata yaitu menjahit44

Sebagian ahli ilmu berkata

nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun

dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah

yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada

sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan

motivasi dan ancaman45

1) Kriteria seorang penasehat

Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus

dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan

makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah

memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar

42

M Munir Metode Dakwah h 243 43

Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj

Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44

MMunir Metode dakwah h 242

45

MMunir Metode dakwah h 242

36

dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki

ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang

dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa

yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan

kepadanya46

b Tabsyir wa Tanzir

Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang

mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam

istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar

yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47

Adapun tujuan tabsyir yaitu48

1) Memperkuat atau memperkokoh iman

2) Memberikan harapan

3) Menumbuhkan semangat beramal

4) Menghilangkan sifat keragu-raguan

Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana

isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan

akhirat dengan segala konsekuensinya49

Adapun bentuk-bentuk

tanzir diantaranya yaitu50

1) Penyebutan nama Allah

2) Menunjukkan keburukan

3) Pengungkapan bahayanya

4) Penegasan adanya bencana segera

5) Penyebutan peristiwa akhirat

46MMunir Metode dakwah h 242

47

MMunir Metode dakwah h 257

48

MMunir Metode dakwah h 259

49MMunir Metode dakwah h 263

50

MMunir Metode dakwah h 265

37

c Kisah

Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna

yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau

mengikuti jejak51

Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat

berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara

menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks

cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52

Macam-macam kisah dalam

Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53

1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan

serta perkembangannya

2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang

tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan

3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti

perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain

3 Al-mujadalah

Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan

melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan

kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi

argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat

dan berbantah-bantahan54

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara

berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang

digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan

untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti

51MMunir Metode dakwah h 292

52

MMunir Metode dakwah h 292

53

MMunir Metode dakwah h 293 54

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo

2010) Cet Ke-I h 334

38

ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para

utusan sebelumnya55

Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan

dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang

lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi

demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak

argumen bathil yang dipakai lawan dialog56

Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang

masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam

pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum

adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat

bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa

tegakrdquo57

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode

ini hendak dipakai yakni58

Pertama tidak merendahkan pihak lawan

Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran

sesuai nilai dan ajaran Islam

Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap

memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi

sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan

dihormati

Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang

bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi

untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan

yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 155 58

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

39

dengan cara yang baik59

Terkadang mujadalah dilakukan dengan

suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah

berfirman

helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-

Nahl [16] 125)

hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk

melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-

Mukmin [40] 5)

Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua

macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan

hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60

Debat yang terpuji dalam

dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan

sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk

Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan

kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran

tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61

Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu

a Al-hiwar

Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang

setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara

59

Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h128 60

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335

61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

40

satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog

antara lain62

1) Kejujuran

2) Tawadhu

3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran

4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan

b As-ilah wa ajwibah

Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang

berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah

yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya

adalah jawaban-jawaban63

As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab

dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat

kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu

orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini

yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini

metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam

beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media

cetak

F Sumber Metode Dakwah

Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64

1 Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi

pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali

ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada

ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan

6262

M Munir Metode Dakwah h 328 63

M Munir Metode Dakwah h 335-336 64

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

41

dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang

harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah

tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan

dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah

berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an

2 Hadis

Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-

Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang

berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam

menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini

memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena

setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga

dialami oleh juru dakwah saat ini

3 Sejarah Hidup para sahabat65

Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan

contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena

mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup

pada masa Rasulullah

4 Pendapat Para Ulama

Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman

serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga

mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia

dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan

sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu

pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih

65

sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم

pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah

mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan

sesudahnya

42

diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai

harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya

yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an

dan hadis66

Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di

mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau

masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan

kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash

5 Hasil Penelitian Ilmiah

Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif

Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena

ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh

penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda

Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip

hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67

6 Pengalaman

Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan

orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika

berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah

sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam

melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi

yang terjadi

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah

Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68

1 Dakwah bi al-lisan (lisan)

Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami

Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka

66

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307

43

dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan

berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69

Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan

yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran

kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi

menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang

dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang

menerima panggilanseruan70

Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara

umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung

tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to

face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan

komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)

yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model

komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah

melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71

Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa

memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah

Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan

Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang

dihadapi diantaranya72

a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)

Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai

mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan

69

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah h 42

70

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43

71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30

72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48

44

dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih

jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang

dikehendaki

b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)

Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut

Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah

merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi

mad`u untuk mencapai hikmah73

Jika dilihat dari konteks

mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih

diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang

dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang

penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada

konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan

durhaka74

c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)

Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi

adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan

ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan

yang pantas dan baik

d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)

Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari

yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan

maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima

ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan

maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana

73

Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet

Ke-I h 178

74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179

45

mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran

yang mendalam

e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)

Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah

orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun

penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta

tidak perlu retorika yang berapi-api

2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah

Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan

pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah

jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai

pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan

atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75

Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi

al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-

kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika

pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah

dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan

sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai

mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara

lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada

waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam

Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara

75

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53

46

dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang

sangat bijak76

3 Dakwah bi al-hal (tindakan)

Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini

menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan

demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke

jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan

nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77

Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di

Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan

istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun

belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya

penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan

istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan

dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara

bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti

istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa

contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke

Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta

membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk

dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan

pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78

Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut

pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode

76

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 32 77

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60

78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 33-34

47

yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah

sebagai berikut79

1 Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan

maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian

dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan

menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan

kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor

lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan

ceramahnya

2 Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan

menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana

ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai

materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian

penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah

Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif

apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah

dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u

sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek

dakwah dengan objek dakwah

3 Metode diskusi

Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat

memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan

sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi

79

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101

48

dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat

menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat

dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka

akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif

4 Metode propaganda

Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan

Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara

massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)

5 Metode keteladanan

Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti

suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan

langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada

apa yang dicontohkannya

6 Metode drama

Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah

dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u

agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan

7 Metode silaturahmi (home visit)

Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan

kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah

kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode

home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang

sakit dan lain-lain

49

H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode

Dakwah

Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar

fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80

1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya

Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan

dengan materi dakwah yang disampaikan

2 Sasaran dakwah dari berbagai segi

Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai

harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan

juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran

dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam

dan non-muslim

3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam

Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah

satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah

harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan

uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam

berdakwah

4 Kepribadian dan kemampuan dai

Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka

pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai

dengan kemampuan dai

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah

Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa

pendekatan yaitu81

80

M Munir Metode Dakwah h 224

50

1 Pendekatan personal

Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai

dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi

yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan

langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat

dakwah sembunyi-sembunyi

2 Pendekatan pendidikan

Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-

lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam

ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-

materi keislaman

3 Pendekatan diskusi

Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai

diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan

mad`u berperan sebagai audience

4 Pendekatan penawaran

Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat

tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam

keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang

timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan

dai dalam mengajak mad`u-nya

5 Pendekatan misi dakwah

Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai

ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-

pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan

yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam

melakukan kegiatan dakwahnya

81

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35

51

BAB III

BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB

DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan

pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung

halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau

dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk

anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada

adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang

bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi

bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan

RI pada 27 Desember 19492

Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir

Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar

bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang

dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa

ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian

Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi

Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai

pendakwah4

1

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-

IV Bagian awal tentang penulis

2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5

3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 478

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep

+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019

4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41

52

Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak

menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur

Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di

Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga

besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor

7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh

adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda

dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5

M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga

muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti

ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan

sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya

Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat

sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai

pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6

Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar

Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil

menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah

Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih

yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di

usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal

ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat

Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil

5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7

6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish

Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

53

meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir

Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen

yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud

Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih

gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-

Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi

legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor

di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa

menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat

mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7

Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari

1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa

Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa

Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan

disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta

minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti

sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan

yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang

mufasir8

MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9

a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)

b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)

c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)

7

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47

54

d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)

e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk

Mempelai (1995)

f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai

Persoaalan Umat (1996)

g Mukjizat Al-Qur`an (1997)

h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)

i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)

j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)

k Jalan Menuju Keabadian (2000)

l Tafsir Al-Misbah (2000)

Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan

sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu

manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang

Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi

berbagai persoalan hidup10

M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya

menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi

melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan

muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula

memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran

seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih

rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the

Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud

Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan

analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan

10

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih

55

bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis

sehingga menarik minat11

Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an

Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika

dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk

dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan

kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah

dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia

dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12

Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis

tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua

pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama

kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum

muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-

Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi

tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan

kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya

membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan

membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di

sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang

memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan

kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial

diturunkannya Al-Qur`an13

Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-

Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut

yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu

11

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih

13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74

56

akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-

unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen

dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh

kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14

Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan

turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca

mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi

Muhammad Saw dan umatnya15

Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana

pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai

ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh

rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik

tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun

1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan

Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya

tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang

(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini

karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan

ldquoLenterardquo16

Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang

kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga

leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang

berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa

Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya

bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik

14

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 479 16

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75

57

khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang

dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak

ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17

Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan

yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal

edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu

pada lapisan paling luar

Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab

memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak

kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish

Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai

urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu

ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan

dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan

menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer

Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain

kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan

corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada

masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat

Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak

kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18

17

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285

58

B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang

tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua

universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa

kepadanya19

Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim

Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari

Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13

Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul

Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah

(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan

Islam di Minangkabau20

Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di

Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh

dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun

1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut

ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan

dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide

pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut

membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21

19

M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U

Media 2016) Cetke-I h 81 20

AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka

terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq

uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8

Juli 2019

21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu

al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ

diakses 16 Juli 2019

59

Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang

Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan

malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri

sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah

belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera

Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu

itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid

dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan

penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22

Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk

berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan

politik23

Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan

tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka

pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh

Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM

Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia

merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam

modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM

Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti

berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo

Pakualaman Yogyakarta24

beliau dapat mendalami karya ulama dan

pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan

22

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian

catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82

24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu

2019 Pukul 1445

60

Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta

mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman

seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold

Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25

Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di

Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi

dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas

MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai

Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif

menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)

bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat

terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam

dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan

produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan

buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini

salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini

adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya

justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara

baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan

saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26

Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari

pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus

25

httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

61

pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM

Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu

itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang

waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27

Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu

Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan

Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata

bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam

dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959

Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar

Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka

Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28

Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham

(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun

sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif

sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk

mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29

Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama

hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka

menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun

1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948

sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota

(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri

pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau

terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai

27

Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III

dibagian catatan tentang Hamka 29

Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan

Publika 2017) Cetke-I h 5

62

tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat

Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai

Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama

Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama

sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang

bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30

Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan

melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah

berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631

Buya

Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau

dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang

anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak

tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak

44 orang32

Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17

Tahun) di antaranya33

Bidang Agama dan Falsafah

a Tashawwuf Meodern (1939)

b Falsafah Hidup (1939)

c Lembaga Hidup (1940)

d Lembaga Budi (1940)

e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)

f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi

1945) 30

Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h

290

31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10

32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291

33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373

63

g Negara Islam (1946)

h Islam dan Demokrasi (1946)

i Revolusi Agama (1946)

j Merdeka (1946)

k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)

l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)

m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)

n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV

o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV

p Pedoman Mubaligh Islam

q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)

r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)

s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX

Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya

Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di

Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat

mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk

mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat

Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena

apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak

selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama

mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari

Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan

mendoakan lekas selesai34

Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini

diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama

berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan

34

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43

64

beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang

menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah

menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam

kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu

dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di

Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35

Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah

atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-

Azhar Jakarta36

Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di

Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh

Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak

keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana

kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh

Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun

196037

Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji

Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah

dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama

baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid

Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-

Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka

atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38

Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan

35

Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir

Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI

h 48 38

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48

65

menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh

penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39

Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah

hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk

ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika

panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul

niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya

hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada

Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke

Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di

hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu

Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang

tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia

sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama

akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka

Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam

untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak

atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka

dikaranglah tafsir ini40

Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada

pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan

dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam

suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar

jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan

agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-

39

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40

Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan

Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49

66

pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah

penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba

sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan

orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat

dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha

berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir

beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan

agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga

menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan

kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41

Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong

kepada metode tahlili atau taj`izi42

Metode tahlili adalah metode

penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian

(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an

dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-

ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang

kandungan ayat itu43

Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga

yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak

terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita

sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun

41

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 477 43

Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h

103

67

berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka

adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42

68

BAB IV

ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali-Imran Ayat 104

Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat

dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk

surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua

Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang

tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi

Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat

Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as

Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk

menarik konsentrasi kita ketika membacanya1

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-

Imran [3]104)

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu

mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang

bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau

tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa

pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong

kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang

pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru

1

Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci

(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65

69

yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar

mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat

perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah

Islamiah2

Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat

melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai

orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang

pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar

nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa

bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi

menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta

adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu

tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka

dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal

sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang

sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang

yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam

kehidupan dunia dan akhirat3

Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam

rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni

mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan

Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-

khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan

dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan

yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar

2

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209

3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 209

70

Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang

memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah

berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap

orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka

mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat

Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang

bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah

kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan

dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang

mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini

merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas

dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika

dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja

tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan

masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah

arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan

sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut

adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung

informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat

memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu

tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa

maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap

4

Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu

Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam

tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan

semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas

ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang

5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210-211

71

memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi

setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6

Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua

kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah

kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni

memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh

ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak

dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan

perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah

untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7

Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam

firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr

adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-

khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn

Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)

Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan

umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-

munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat

serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas

menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan

memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas

terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian

memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang

mungkar8

6

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu

Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108

7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210 8

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211

72

Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan

dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan

tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik

Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan

oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan

Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh

hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih

baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa

yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan

pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9

Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang

merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya

diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik

yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan

maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu

yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat

perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh

Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan

budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan

Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai

pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang

pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat

mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10

9

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

73

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk

memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat

sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu

golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11

Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok

khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam

menjaga kesempurnaan Islam12

Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat

makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari

kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat

dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf

apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta

dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang

berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak

disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas

Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang

berakal 13

Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana

yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan

mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang

11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet

Ke-I h 30

12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473

13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

74

yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui

membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh

masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu

bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan

yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar

Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat

yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan

menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi

nilainya14

Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi

yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat

yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah

mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan

khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat

bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri

supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang

kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan

perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah

dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di

kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan

berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara

sesama golongan sendiri15

Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang

dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada

kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat

makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir

14

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31

75

mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang

berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk

kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat

Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu

membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan

yang mungkar 16

Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam

jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana

yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran

beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang

makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan

yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh

sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan

dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih

dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum

haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada

istri orang lain17

Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan

bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus

umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum

hikmah tasri` dan fiqihnya18

Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan

kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti

tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga

dakwah bisa ditegakkan

16

Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

76

Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun

yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang

kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan

tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan

ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi

segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus

mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar

akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama

kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah

Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang

akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama

dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar

kalangan Islam19

Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah

pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak

atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan

ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo

(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa

bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu

ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah

inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan

dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab

dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang

makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor

kebajikan di dalam dunia20

19

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32

77

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan

sebagai berikut

Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan

fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang

dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang

mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh

Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa

nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara

persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21

Buya Hamka menjelaskan

bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22

Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama

wajib ditimbulkan terlebih dahulu23

Maksudnya ialah pengetahuan

akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan

dakwah yang diperintahkan

Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab

menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan

dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan

fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi

yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus

melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian

21

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211 22

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

78

hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan

ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan

ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan

dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan

kewajibannya mengadakan dakwah

Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama

yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya

kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun

dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan

segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka

menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri

melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan

pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya

segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika

Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela

namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih

dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah

sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat

melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus

untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian

umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali

dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang

makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak

melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim

namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada

setiap muslim

Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam

harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan

79

profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah

mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama

dan dunia24

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus

yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan

memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan

Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini

oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah

hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu

dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam

melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan

juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau

melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan

ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa

maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan

dakwah yang disampaikan

Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar

bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih

sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam

dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25

B Surat An-Nahl 125

Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama

menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw

berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat

Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat

24

`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 292

25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292

80

68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am

karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26

Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan

bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar

dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu

ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan

kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan

lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam

keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu

adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini

sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok

akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang

hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan

tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran

Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang

diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi

barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27

ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)

26

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 175

27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216

81

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad

serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau

sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran

Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah

mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam

dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya

engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat

dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-

tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan

urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang

selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang

lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa

yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja

yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga

mendapat petunjuk28

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan

tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran

dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni

berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian

mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan

mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang

menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang

28

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774

82

sederhana29

Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah

hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30

Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang

diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik

yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan

umpatan31

Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama

dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah

pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan

Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila

digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan

kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi

terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar

Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena

kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak

diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan

sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan

sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya

dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan

dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau

dengan kata lain dia yang hakim32

29

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7

(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

83

Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha

yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati

yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh

banyak ulama33

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil

Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang

baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap

oleh hati nurani dengan halus34

Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal

yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan

atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik

yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh

mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya

disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati

dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik

Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini

berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal

ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35

Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila

ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan

keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat

hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya

dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan

33

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema

Insani 2004) Cet Ke I h 44

35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

84

mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat

mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang

menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan

kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk

adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang

kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak

benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta

menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan

tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan

argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36

Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi

ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat

disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia

hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang

terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang

dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-

Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw

mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun

sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37

Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki

karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama

tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga

cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara

atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa

saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil

36

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 776 37

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

85

orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik

Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak

penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan

pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)

Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara

melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka

berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al

Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw

memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu

Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan

dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara

Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat

Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya

dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan

tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang

belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang

lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut

melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang

lebih berhikmat diam daripada berkata39

38

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

86

Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita

artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang

disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak

kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah

pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya

sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya

sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan

dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40

Hal ini juga dijelaskan

dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman

bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam

memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan

larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh

manusia atas apa yang dilakukannya41

Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah

mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul

perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut

polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau

sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-

baiknya42

Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah

dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43

Diantaranya ialah

memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan

perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak

berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti

40

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219

42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509

87

ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan

kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan

jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran

yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu

hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin

dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui

karena hatinya telah disakitkan44

Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam

melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik

bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan

ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat

diterima45

Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah

hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di

segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat

manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah

propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat

dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan

Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan

keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah

menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan

Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa

urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak

Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari

Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287

88

siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa

yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46

Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman

perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai

ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah

buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan

orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai

menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47

Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode

dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl

ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah

1 Hikmah

2 Mau`izhah al-hasanah

3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan

Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai

kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala

sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai

sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan

kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta

menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau

lebih besar48

Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh

hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

46

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322

47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322

48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

89

bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish

Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan

Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan

tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-

Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan49

al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum

billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik

Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di

zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya50

Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode

dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini

penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya

kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam

menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat

125

Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan

hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat

49

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

90

kepandaian mereka51

yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah

golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan

hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada

yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada

agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan

Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka

tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini

untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam

tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju

kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih

pintar52

Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan

hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan

mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-

kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53

Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua

mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode

hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan

Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang

belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang

yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya

Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya

Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama

bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan

51

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

91

Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa

menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya

Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah

sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan

bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan

Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat

diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok

mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan

oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika

berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena

itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut

penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa

dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang

dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus

melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana

dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan

pengetahuan dalam dakwah

Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan

bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar

kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam

sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55

Dalam hal ini

penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan

54

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

92

dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka

menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai

nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati

disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang

ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang

menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan

dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak

dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan

pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga

kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di

rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya

adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat

dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode

mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan

pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran

dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik

yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu

menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka

yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik

yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung

kepada orang awam

Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-

93

muslim56

Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah

membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau

terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman

kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya57

Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang

menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa

maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran

pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah

Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang

mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka

menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan

dalam diskusi atau hal lainnya

Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-

hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat

saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam

membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan

atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi

alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58

Sedangkan

Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya

Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat

terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan

bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih

jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika

terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir

56

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)

94

al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu

dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan

yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan

kuat serta premis yang popular dan familiar59

Menurut hemat

penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak

menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk

mematahkan pendapat pihak lawan

Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan

keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun

akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai

tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya

dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela

dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat

orang lain60

C Surat Thacirchacirc 43-44

Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil

dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini

kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah

dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah

Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang

mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh

banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni

mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang

menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara

langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup

banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman

59

Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509 60

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45

95

Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari

Madyan menuju ke Mesir61

ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia

telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-

mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)

a Penafsiran Quraish Shihab

Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa

Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada

Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang

telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah

melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu

berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman

dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang

antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia

ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia

terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya

atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat

kedurhakaannya kepada Allahrdquo62

Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan

layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap

61

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h543-544 62

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 593

96

bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-

ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena

Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi

dengan lemah lembut63

Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-

Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang

lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia

menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya

Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang

sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari

dakwah64

Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut

Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah

yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah

menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata

hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut

guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru

dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan

dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan

tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki

atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as

redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun

yaitu65

63

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 64

Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani

2013) Cet Ke-I h 529

65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595

97

ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan

bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu

akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut

kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)

Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan

yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang

mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai

dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama

yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan

yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam

konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun

sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan

dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu

bermanfaat baginya66

Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi

menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini

menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni

menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta

berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak

gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya

dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan

keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67

Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk

menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan

menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam

penolakan seseorang68

66

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595 67

Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi

Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205

68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

98

Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya

selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah

telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as

kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya

untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan

sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi

berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas

kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah

dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti

yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan

boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak

mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah

menyampaikan kepada kamirdquo69

Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww

yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang

dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus

menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan

kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi

daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta

dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang

dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan

boleh jadi antipati70

69

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595-596 70

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 596

99

b Penafsiran Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan

menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya

Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis

dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia

telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-

mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah

negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah

Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya

dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan

adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai

warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang

waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya

lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu

dia telah melampaui71

Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah

melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu

rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk

menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala

negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya

sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai

Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain

kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan

seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu

dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan

thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap

melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan

71

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

100

hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah

menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini

Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas

itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa

dan Harun72

Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun

bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui

batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada

utusannya ini

ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-

lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)

Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk

dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang

telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-

hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap

yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap

yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau

dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si

pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan

secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang

dimaksud73

Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman

bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak

didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur

72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

101

kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam

perkataan dan juga tindakan74

Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah

diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku

tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya

ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-

nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap

menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-

mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir

al-Azhar)75

Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana

jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan

fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah

negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung

walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau

dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu

mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan

menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah

seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang

besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya

walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu

merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti

apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya

dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu

atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata

74

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

h 496

75

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

102

tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan

diketuk dengan sikap yang lemah lembut76

Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi

bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau

seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah

lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya

untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah

lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan

kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77

Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun

dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun

pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih

diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun

akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama

muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun

kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah

yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang

betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang

dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama

dalam menghadapi Fir`aun78

Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam

dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang

yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka

berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah

76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-

Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204

78

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

103

lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam

berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan

yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan

arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah

sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan

kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang

keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang

lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80

Dijelaskan juga

dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang

lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81

Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan

bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar

tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain

ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati

sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan

telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai

dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam

permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah

langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai

dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh

kedamaian

79

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 80

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h

478

104

Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir

tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama

dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana

maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish

Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud

lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati

lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah

lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk

menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus

bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan

yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini

bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada

manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika

dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan

dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak

melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia

Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan

dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora

di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan

hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani

mereka82

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa

dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima

Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam

menyampaikan dakwah83

82

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 615

105

D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini

Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang

telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar

dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan

bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang

disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125

menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada

Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan

tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang

yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya

keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa

tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu

khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan

petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh

para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang

dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa

melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan

1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan

kegiatan dakwah

Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah

atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah

sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap

kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat

menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar

pesan itu bisa tersampaikan

Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja

sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan

untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak

106

luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat

dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang

memuaskan

Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di

Indonesia saat ini diantaranya yaitu

1 Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912

atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad

Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin

membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai

aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad

Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan

dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam

keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat

Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas

keislamannya84

Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal

yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan

tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama

Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah

dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah

telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak

84

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176

107

hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha

seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85

Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran

Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86

Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan

ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama

Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara

umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah

mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal

yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam

Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi

perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan

ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah

Muhammadiyah

Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam

bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari

kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad

Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin

dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan

pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam

Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan

tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai

kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu

lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid

Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis

85

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45

108

seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan

sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara

dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam

Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk

memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah

mereka

Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran

agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam

bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak

selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa

Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga

menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam

Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah

tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar

Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk

pengajian tingkat lanjut bagi orang tua

Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam

penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan

berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada

masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari

bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda

(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian

Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan

membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul

menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan

pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan

109

Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar

pembentukan bagian Taman Pustaka87

Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam

melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan

Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan

kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh

Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan

dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah

telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah

tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya

Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat

kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis

2 Nahdlatul Ulama (NU)

Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya

Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH

Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang

berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar

(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab

Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul

Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama

Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah

Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan

mempertinggi mutu pendidikan madrasah88

Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat

Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam

87

Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46

88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177

110

menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama

Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam

Indonesia pada waktu itu89

NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama

demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam

Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90

a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah

satu dari empat mazhab

b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan

dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran

Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah

c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam

d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan

pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang

miskin

e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk

mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta

mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam

f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah

konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama

kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada

umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan

menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma

secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum

89

Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31

90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40

111

modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an

dan hadis serta menolak ijma`

3 Al-Washliyah

Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam

bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di

Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan

dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif

sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang

tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating

Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas

pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah

sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan

suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-

cita yang mereka diskusikan selama ini

Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah

adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan

berbeda pandangan91

Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk

mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi

mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan

Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-

Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil

terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program

91

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press

2015) Cet Ke-I h 510

112

tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak

pihak92

Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-

Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan

lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga

mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat

membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan

dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana

bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag

dibentuk dan diprogramkan

4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan

DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w

1993) bersama tokoh Islam lainnya93

Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan

mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat

dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah

politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah

di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan

Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah

dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia

Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah

yang dikumpulkan dari para muhsinin94

92

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177-178 93

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180 94

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180

113

Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik

umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh

pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil

daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya

Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran

utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup

persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana

peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi

tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan

manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah

dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya

meningkatkan kualitas Islam95

Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat

Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral

dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan

adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai

dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui

lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad

Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat

menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-

nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan

wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan

Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96

95

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180 96

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180-181

114

Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai

dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran

ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan

dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama

sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan

pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi

segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII

melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk

kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah

Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis

paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan

ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode

yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam

berdakwah

2 Peranan organisasi Islam di Indonesia

Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97

a Melakukan pemurnian akidah

b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah

c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi

d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat

agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam

e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran

aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara

yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan

membedah kesalahan ideology mereka

97

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511

115

f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya

dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat

g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi

muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya

pendatang yang mengajak kepada permisifme dan

memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta

mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan

perilaku amoral lainnya

h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang

agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya

3 Metode-metode dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan98

Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang

dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99

Adapun metode

dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu

a Metode ceramah

Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di

Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang

semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka

dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada

masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat

media tanpa bertatap muka

Untuk mendukung adanya perubahan dalam

berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan

wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam

98

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24

116

dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini

kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan

prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer

dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga

menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100

b Metode Tanya jawab

Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan

kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan

apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan

dakwah bisa terlaksana dengan efektif

c Metode dakwah bilqalamtulisan

Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode

yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-

pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa

dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u

Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam

Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka

penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah

disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan

apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti

baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk

metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan

dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan

atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai

100

Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013

httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=

metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019

117

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan

rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di

awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai

hasil penelitian sebagai berikut

1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104

Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan

tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya

golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia

adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula

dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya

kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga

nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi

setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat

disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh

umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan

gerakan dakwah

Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus

disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena

pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil

kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak

baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus

disampaikan dengan cara yang baik

2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125

Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga

yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan

118

ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa

perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah

disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan

Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang

baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan

jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi

Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam

bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan

dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik

diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan

dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau

membantah suatu polemic dengan cara yang baik

Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah

dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan

perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u

dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga

metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u

yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan

3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44

Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode

dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut

dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran

dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka

terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa

perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan

yang sopan dan tidak menyakitkan

Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang

melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh

119

kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan

bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan

lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan

Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah

harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus

disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang

disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun

dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya

dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu

mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang

disampaikan dalam pesan dakwah

4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku

dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam

Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan

ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik

disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada

orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam

menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat

Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan

dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk

kegiatan

B Saran

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian

yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti

karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu

yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi

Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian

tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan

120

terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia

Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan

metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara

menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir

Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001

Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal

dkk Jakarta Darul Haq 2017

AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015

AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

Tangerang Lentera Hati 2015

Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011

Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra

Cahaya Utama 2006

AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017

Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

Yogyakarta Pustaka Pelajar2016

Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN

Purwokerto Press 2006

Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U

Media 2016

Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab

Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012

Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia

Group 2018

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah

terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008

GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi

Hidup Jakarta PT Gramedia 2011

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987

122

______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas

1983

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994

______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015

HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan

Publika 2017

al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-

Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993

HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018

HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017

Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya

Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1

Januari-Juni 2018

Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran

terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997

IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia

Group 2011

Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011

Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj

MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah

Press 2011

JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010

Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011

MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT

Semesta Rakyat Merdeka 2012

MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja

Rosdakarya 2014

123

Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta

Idea Press 2015

MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja

Rosdakarya 2016

M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012

M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia

Group 2015

M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015

Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009

Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992

Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia

Group 2018

Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana

2007

Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung

2015

SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif

Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007

SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

Bandung PT Refika Aditama 2014

Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta

Prenadamedia Group 2014

Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012

SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja

Rosdakarya 2013

Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993

______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010

124

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol I Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2

Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6

Jakarta Lentera Hati 2009

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 Jakarta Lentera

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta

Lentera Hati 2012

Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017

SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi

Jakarta Pressindo 2010

al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur

Qisthi Press 2008

______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi

Press 2008

Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta

Gema Insani 2004

Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta

Robbani Press 2010

Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim

Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004

125

az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid

7 Depok Gema Insani 2014

______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013

Jurnal

Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da

kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses

pada 7 Juli 2019

BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni

2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba

ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs

=chrome Diakses 24 Juli 2019

Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No

2 September 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal

+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses

pada 8 Juli 2019

IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran

Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2

Desember 2015

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_

qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019

Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten

Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah

dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi

+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke

camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu

=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

126

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember

2017

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe

mimpinan+non

+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3

D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019

MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=

diakses pada 7 Juli 2019

127

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit

Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei

1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara anak dari pasangan orang tua

Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh

pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan

mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding

School Bengkalis selama enam tahun dengan

menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa

menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus

maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti

yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa

(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen

Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-

FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat

Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah

menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera

(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen

Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)

Jakarta

Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun

kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga

tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin

Page 6: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …

viii

14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan

namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan

dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini

15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa

menyelesaikan skripsi ini

Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah

dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ

Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah

Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat

43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka

Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt

membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan

pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga

skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca

umumnya

Jakarta 29 Juli 2019

Penulis

Istiqomah

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang

satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini

1 Konsonan

th ط a أ

zh ظ b ب

bdquo ع t ت

gh غ ts ث

f ؼ j ج

q ؽ h ح

k ؾ kh خ

l ؿ d د

m ـ dz ذ

n ف r ر

w ك z ز

ā ق s س

ʼ ء sy ش

y ي sh ص

dh ض

2 Vokal

Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap

Fatḫah a آ acirc ي ai

Kasrah I ي icirc و au

Dhammah u و ucirc

x

3 Kata Sandang

a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh

al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة

b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya Contoh

as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل

ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس

c Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd

Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di

tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh

Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله

Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء

Inna al-ladzicircna اف الدين

wa ar-rukkaˊi كالركع

d Ta Marbucircthah (ة)

Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf ldquohrdquo contoh

xi

الفئدة al-Afˊidah

al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية

Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-

washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

hurif ldquotrdquo contoh

Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة

al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر

e Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti

penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan

nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI

berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk

nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang

ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya

Contoh

ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya

Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital Contoh

Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya

xii

DAFTAR ISI

COVER DALAM i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PERNYATAAN PENULIS iv

MOTTO v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

PEDOMAN TRANSLITERASI x

DAFTAR ISI xiii

ABSTRAK xv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Permasalahan 9

1 Identifikasi Masalah 9

2 Pembatasan Masalah 10

3 Perumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 11

D Manfaat Penelitian 11

E Tinjauan Pustaka 12

F Metode Penelitian 15

G Sistematika Penulisan 18

BAB II LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah 19

B Hukum Berdakwah 21

C Fungsi Dakwah 24

xiii

D Tujuan Dakwah 26

E Metode Dakwah 28

F Sumber Metode Dakwah 40

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42

H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode

Dakwah 49

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49

BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK

KARIM AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab 51

B Profil Buya Hamka 58

BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali Imran ayat 104 68

a Menurut M Quraish Shihab 68

b Menurut Hamka 73

B Surat An-Nahl ayat 125 80

a Menurut M Quraish Shihab 81

b Menurut Hamka 85

C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94

a Menurut M Quraish Shihab 95

b Menurut Hamka 99

D Implementasi Terhadap Dakwah 105

BAB V PENUTUP 117

A Kesimpulan 117

B Saran 119

DAFTAR PUSTAKA 121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127

xiv

ABSTRAK

Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl

125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

IIQ Jakarta 2019

Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan

pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada

Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan

larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang

diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga

dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia

Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan

bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam

berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah

diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat

43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan

penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar

yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik

studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif

dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab

dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan

terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah

tersebut

Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka

kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua

umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti

gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu

metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode

hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc

ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan

menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan

mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah

Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl

Thacirchacirc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama

Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni

Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas

lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan

yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang

mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam

bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami

baik hiasan maupun perbuatan2

Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk

katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad

Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`

dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah

yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah

dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru

baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga

atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali

Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik

seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang

1

Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H

13

2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja

Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123

2

terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau

panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25

Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51

Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas

ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat

dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar

yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak

angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43

Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata

da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta

berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10

surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna

dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat

ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-

Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna

dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim

mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2

ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u

adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8

surat pada 12 ayat5

Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya

termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di

dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang

metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul

pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah

3

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9

3

disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan

pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan

dakwahnya

Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah

bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan

pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang

melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman

ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa

mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-

makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak

menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6

Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah

Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam

sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak

secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi

banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang

berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an

menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar

ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar

dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak

dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan

seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke

dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu

6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9

4

tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang

kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an

juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk

kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya

ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang

diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan

amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)

ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan

5

hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk

orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)

Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang

melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara

lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang

baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat

LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang

begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui

media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada

organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)

Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya

yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar

Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim

untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan

metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim

dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan

ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu

sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh

umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di

masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke

masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau

kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan

diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan

keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu

saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam

Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar

terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah

6

mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan

kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan

ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang

baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu

membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan

mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan

pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7

Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga

organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda

Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan

juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode

dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja

mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada

sasaran dakwah

Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an

perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi

dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori

dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi

bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8

Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya

makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman

Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu

diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk

7

Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135

8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto

Press 2006) Cetke-I h 19

9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 109

7

apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya

kepadanya10

Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi

dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana

dengan baik dan sesuai tujuan11

Oleh karena itu Dalam hal ini

penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode

dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk

menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting

peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar

meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12

Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai

yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-

pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan

menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat

orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa

mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan

Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap

buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka

telah berbuat kebajikan untuk Islam13

Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk

mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an

dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-

Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat

10

Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup

(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194

11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)

Cetke-I h 73

12

Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011) Cetke-I h 8

13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin h 137

8

104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis

mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan

antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian

metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang

yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah

judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104

An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan

MQuraish Shihab dan Hamkardquo

Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode

dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat

ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak

dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang

ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat

terbatas

Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir

dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga

sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami

makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di

sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia

yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-

Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)

Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan

tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal

(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-

Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa

penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir

Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat

apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam

9

mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan

tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya

Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah

pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani

Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan

tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak

hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir

semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu

karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14

Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih

ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar

yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam

menyampaikan pandangan keagamaanya15

Secara lisan bisa dilihat

dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus

masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya

buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga

atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial

masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah

beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi

dalam berdakwah

B Permasalahan

1 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang

diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Metode dakwah dalam Al-Qur`an

14

M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia

Group 2015) Cet Ke-IV h 84

15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya

Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk

10

b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah

c Bentuk-bentuk Metode dakwah

d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan

Hamka

e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab

dan Hamka

f Implementasi metode dakwah saat ini

2 Pembatasan masalah

Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai

sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah

Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan

batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan

metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104

an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat

untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata

dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis

mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba

membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke

metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga

membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi

makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam

penerapan dakwah

3 Perumusan masalah

a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

11

c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

d Implementasi dalam dakwah saat ini

C Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan

rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan

dapat diperiksa dengan hasil penelitian16

Adapun tujuan penelitian

ini adalah

1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat

104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka

3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini

D Manfaat Penelitian

Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka

manfaat penelitian ini adalah

1 Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang

digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait

tema yang diangkat

2 Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi

para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki

16

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)

Cet Ke-I h 68

12

metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap

berpegang teguh pada Al-Qur`an

E Tinjauan Pustaka

1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi

Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam

jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam

mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk

teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian

yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau

penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode

deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara

objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode

dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada

perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17

2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18

ditulis oleh Rizki

Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di

17

Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen

gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara

Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa

nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

13

Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data

berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo

Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan

Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode

dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek

yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa

metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini

meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan

membandingkan dua tafsir

3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan

Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan

penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap

keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi

kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya

kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural

dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini

menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan

pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya

setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya

Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah

yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari

metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

relevansinya terhadap dakwah saat ini

4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan

Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh

14

Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik

pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara

dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi

tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap

malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada

Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan

penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki

perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana

peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini

5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten

Balanganrdquo19

ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang

menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-

pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan

dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data

observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian

19

Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan

Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode

+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten

+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

15

yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya

pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir

F Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam

sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna

menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif

mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai

individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau

kemanusiaan20

Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia

dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya

berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen

foto dan lain-lain22

2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang

bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian

20

Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta

Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1

21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181

22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28

16

saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah

yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret

situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan

mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang

tertentu secara faktual dan cermat23

Selain mendeskripsikan

peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat

104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi

penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh

lembaga organisasi dakwah

3 Subjek dan objek penelitian

Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam

penelitian sebagai sumber data24

Selain itu juga subjek

penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian

yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan

jawabannya dalam sebuah penelitian25

Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah

dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-

Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44

4 Sumber data penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data

Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan

dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar

23

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta

Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25

Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24

17

Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku

jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan

pembahasan

5 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang

dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku

kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu

penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat

kesimpulan dari data yang sudah dianalisis

6 Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa

digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan

riset komparatif yaitu26

a Menentukan tema yang diangkat

b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan

c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

antar konsep

d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh

Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan

argumentasi data

e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset

7 Instrumen dan alat bantu penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam

penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti

sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian

26

Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137

18

kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti

objek penelitian

G Sistematika Penulisan

Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5

bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah

sebagai berikut

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi

masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian

manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian

sistematika penulisan

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang

dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi

pokok penting dalam penulisan skripsi ini

BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik

Kari Amrullah (HAMKA)

Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka

BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-

Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44

Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl

ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka

serta relevansinya terhadap dakwah saat ini

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah

Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a

yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru

memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki

tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini

terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut

diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta

memohon menamakan menyuruh datang mendorong

menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi

Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya

ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon

(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi

(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2

Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada

setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-

Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan

dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah

dalam surah al-Imran ayat 1044

1

M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group

2015) Cetke-IV h 17 2

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5

3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5

4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam

5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran

ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112

surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17

20

ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-

Imran [3]104)

Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam

menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh

perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat

dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut

beberapa para ahli diantaranya yaitu

1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah

menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh

kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat

kebahagiaan dunia dan akhirat

2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah

menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh

manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6

3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia

dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di

dunia dan di akhirat7

4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban

yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar

ma`ruf nahi mungkar8

5

Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cet Ke-IV h 5 6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7

Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-

V h 1 8

Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)

Cetke- II h 2

21

Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan

bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau

mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan

syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya

tujuan dari kegiatan dakwah

Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan

proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai

saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi

Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung

kontinu9

Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah

proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda

Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus

disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan

untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus

memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang

berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan

lancar

B Hukum Berdakwah

Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-

pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti

diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya

kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun

yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya

kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya

9

Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cetke-I h 39

22

memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan

dakwahnya10

Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran

dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan

lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas

kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah

hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar

ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11

Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini

Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini

dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan

berikut ini12

10

Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 53

11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53

12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63

23

Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard

`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim

Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa

jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena

ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku

beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain

melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk

dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau

dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13

Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu

kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang

dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam

suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok

orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang

lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu

mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah

karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari

segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian

permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam

memiliki kompetensi tersebut14

Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)

sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal

dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki

tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan

taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun

13

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 63-64 14

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 65

24

demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan

kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas

berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan

kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki

keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga

ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang

saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran

tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata

(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan

tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)

semata-mata15

C Fungsi Dakwah

Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari

Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan

dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu

generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia

Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena

kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji

wada (haji perpisahan)16

Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai

pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah

satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi

memiliki beberapa fungsi yaitu18

15

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam 68-69 16

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja

Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193

18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja

Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5

25

a Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun

konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk

memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan

antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk

hubungan dengan orang lain

b Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi

orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui

pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati

gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku

nonverbal

c Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para

antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran

sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara

tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan

perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk

komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen

mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara

ideologi atau agama mereka

26

d Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum

menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan

keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan

dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan

tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)

Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita

hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada

fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu

mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan

keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri

D Tujuan Dakwah

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan

baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang

ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa

tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19

Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di

atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa

dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan

jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan

tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu

mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan

perilaku umat ke arah yang Islami20

Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah

dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek

dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan

19

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23

27

mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai

berikut21

1 Tujuan umum

Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan

diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan

berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang

mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari

pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus

mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang

menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt

2 Tujuan khusus

Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus

dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-

kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi

mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah

kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu

terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil

yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek

kehidupannya

Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat

terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu

keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik

sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan

yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya

kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan

ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi

21

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 164

28

Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang

basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang

baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan

surga

3 Tujuan dari segi materi dakwah

Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang

disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal

yaitu

a Untuk meluruskan akidah

b Untuk membetulkan amal

c Untuk membina akhlak

d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim

e Menolak atau melawan ateis

f Memberantas syubhat dalam agama

E Metode Dakwah

Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo

(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di

atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22

Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti

systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure

(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara

penanganan masalah secara cerdik)23

Sumber yang lainnya

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti

jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24

22

M Munir Metode Dakwah h 6 23

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166

24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23

29

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh

seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25

Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga

metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara

berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan

hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi

nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf

pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut

agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang

terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari

kekerasan dan umpatan26

Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah

menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl

ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu

berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf

`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat

Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini

berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih

dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu

kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang

diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan

berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus

keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena

adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki

tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti

25

M Munir Metode Dakwah h 7 26

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati

2010) Cetke-I 2011 h 193

30

pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga

targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda

dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih

tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27

Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan

berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua

macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28

Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode

dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga

cakupan yaitu

1 Bi al-hikmah

Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman

Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa

Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan

al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29

Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti

seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an

Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang

berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara

hukum30

Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari

segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga

diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan

mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

27

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333

28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335

29

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142

30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201

31

besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang

besar atau lebih besar31

Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk

kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan

memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa

al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32

Hikmah juga bisa

diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan

dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika

yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan

argumentasi dan penjelasan33

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi

yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu

pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan

dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi

dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-

Qur`an

ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu

hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah

orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]

21-22)

Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah

tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang

lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti

31

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775

32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19

32

selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai

metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang

baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para

penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman

ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya

Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah

adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan

atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang

dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan

klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci

kesuksesan dakwah34

Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode

hikmah yaitu35

a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya

Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan

orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi

pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan

lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa

Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu

bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa

mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa

mereka

b Bersikap ramah

Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah

lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita

tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat

34

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20

33

dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan

kita

c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan

syariatnya

Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan

dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu

memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan

nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun

pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan

waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita

sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan

prioritasnya

d Gerakan bertahap

Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah

mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena

tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana

ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia

yang melalui proses tahap demi tahapan

Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga

kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan

cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya

karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam

dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran

Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas

dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua

cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36

36

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 146

34

2 Al-maui`dzah Al-hasanah

Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti

nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang

mengantar kepada kebaikan37

Dari makna bahasa kita bisa

memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan

dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan

menyebutkan pahala atau siksa38

Mau`izhah al-hasanah atau nasihat

yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara

yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa

yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan

lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau

menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan

rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan

oleh pihak subjek dakwah39

Jika cara hikmah mengajak berbicara

kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan

mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati

dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40

Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang

diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang

yang diberi nasihat bertambah baik41

Nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan

ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara

37

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h

775 38

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 150 39

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29

41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h148

35

melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat

jiwa dengan keimanan dan petunjuk42

Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau

bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak

menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan

Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran

dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang

menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang

bermanfaat baginya dan membahagiakannya43

Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu

a Nasihat

Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha

yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran

juga berarti Khata yaitu menjahit44

Sebagian ahli ilmu berkata

nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun

dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah

yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada

sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan

motivasi dan ancaman45

1) Kriteria seorang penasehat

Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus

dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan

makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah

memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar

42

M Munir Metode Dakwah h 243 43

Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj

Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44

MMunir Metode dakwah h 242

45

MMunir Metode dakwah h 242

36

dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki

ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang

dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa

yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan

kepadanya46

b Tabsyir wa Tanzir

Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang

mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam

istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar

yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47

Adapun tujuan tabsyir yaitu48

1) Memperkuat atau memperkokoh iman

2) Memberikan harapan

3) Menumbuhkan semangat beramal

4) Menghilangkan sifat keragu-raguan

Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana

isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan

akhirat dengan segala konsekuensinya49

Adapun bentuk-bentuk

tanzir diantaranya yaitu50

1) Penyebutan nama Allah

2) Menunjukkan keburukan

3) Pengungkapan bahayanya

4) Penegasan adanya bencana segera

5) Penyebutan peristiwa akhirat

46MMunir Metode dakwah h 242

47

MMunir Metode dakwah h 257

48

MMunir Metode dakwah h 259

49MMunir Metode dakwah h 263

50

MMunir Metode dakwah h 265

37

c Kisah

Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna

yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau

mengikuti jejak51

Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat

berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara

menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks

cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52

Macam-macam kisah dalam

Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53

1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan

serta perkembangannya

2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang

tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan

3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti

perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain

3 Al-mujadalah

Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan

melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan

kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi

argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat

dan berbantah-bantahan54

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara

berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang

digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan

untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti

51MMunir Metode dakwah h 292

52

MMunir Metode dakwah h 292

53

MMunir Metode dakwah h 293 54

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo

2010) Cet Ke-I h 334

38

ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para

utusan sebelumnya55

Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan

dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang

lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi

demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak

argumen bathil yang dipakai lawan dialog56

Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang

masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam

pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum

adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat

bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa

tegakrdquo57

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode

ini hendak dipakai yakni58

Pertama tidak merendahkan pihak lawan

Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran

sesuai nilai dan ajaran Islam

Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap

memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi

sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan

dihormati

Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang

bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi

untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan

yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 155 58

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

39

dengan cara yang baik59

Terkadang mujadalah dilakukan dengan

suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah

berfirman

helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-

Nahl [16] 125)

hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk

melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-

Mukmin [40] 5)

Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua

macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan

hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60

Debat yang terpuji dalam

dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan

sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk

Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan

kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran

tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61

Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu

a Al-hiwar

Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang

setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara

59

Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h128 60

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335

61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

40

satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog

antara lain62

1) Kejujuran

2) Tawadhu

3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran

4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan

b As-ilah wa ajwibah

Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang

berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah

yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya

adalah jawaban-jawaban63

As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab

dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat

kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu

orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini

yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini

metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam

beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media

cetak

F Sumber Metode Dakwah

Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64

1 Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi

pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali

ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada

ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan

6262

M Munir Metode Dakwah h 328 63

M Munir Metode Dakwah h 335-336 64

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

41

dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang

harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah

tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan

dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah

berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an

2 Hadis

Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-

Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang

berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam

menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini

memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena

setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga

dialami oleh juru dakwah saat ini

3 Sejarah Hidup para sahabat65

Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan

contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena

mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup

pada masa Rasulullah

4 Pendapat Para Ulama

Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman

serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga

mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia

dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan

sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu

pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih

65

sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم

pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah

mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan

sesudahnya

42

diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai

harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya

yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an

dan hadis66

Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di

mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau

masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan

kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash

5 Hasil Penelitian Ilmiah

Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif

Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena

ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh

penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda

Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip

hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67

6 Pengalaman

Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan

orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika

berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah

sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam

melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi

yang terjadi

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah

Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68

1 Dakwah bi al-lisan (lisan)

Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami

Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka

66

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307

43

dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan

berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69

Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan

yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran

kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi

menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang

dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang

menerima panggilanseruan70

Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara

umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung

tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to

face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan

komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)

yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model

komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah

melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71

Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa

memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah

Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan

Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang

dihadapi diantaranya72

a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)

Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai

mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan

69

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah h 42

70

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43

71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30

72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48

44

dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih

jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang

dikehendaki

b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)

Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut

Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah

merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi

mad`u untuk mencapai hikmah73

Jika dilihat dari konteks

mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih

diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang

dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang

penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada

konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan

durhaka74

c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)

Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi

adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan

ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan

yang pantas dan baik

d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)

Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari

yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan

maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima

ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan

maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana

73

Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet

Ke-I h 178

74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179

45

mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran

yang mendalam

e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)

Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah

orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun

penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta

tidak perlu retorika yang berapi-api

2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah

Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan

pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah

jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai

pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan

atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75

Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi

al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-

kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika

pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah

dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan

sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai

mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara

lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada

waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam

Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara

75

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53

46

dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang

sangat bijak76

3 Dakwah bi al-hal (tindakan)

Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini

menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan

demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke

jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan

nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77

Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di

Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan

istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun

belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya

penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan

istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan

dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara

bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti

istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa

contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke

Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta

membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk

dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan

pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78

Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut

pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode

76

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 32 77

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60

78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 33-34

47

yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah

sebagai berikut79

1 Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan

maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian

dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan

menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan

kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor

lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan

ceramahnya

2 Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan

menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana

ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai

materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian

penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah

Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif

apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah

dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u

sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek

dakwah dengan objek dakwah

3 Metode diskusi

Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat

memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan

sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi

79

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101

48

dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat

menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat

dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka

akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif

4 Metode propaganda

Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan

Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara

massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)

5 Metode keteladanan

Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti

suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan

langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada

apa yang dicontohkannya

6 Metode drama

Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah

dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u

agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan

7 Metode silaturahmi (home visit)

Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan

kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah

kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode

home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang

sakit dan lain-lain

49

H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode

Dakwah

Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar

fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80

1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya

Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan

dengan materi dakwah yang disampaikan

2 Sasaran dakwah dari berbagai segi

Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai

harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan

juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran

dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam

dan non-muslim

3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam

Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah

satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah

harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan

uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam

berdakwah

4 Kepribadian dan kemampuan dai

Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka

pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai

dengan kemampuan dai

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah

Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa

pendekatan yaitu81

80

M Munir Metode Dakwah h 224

50

1 Pendekatan personal

Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai

dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi

yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan

langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat

dakwah sembunyi-sembunyi

2 Pendekatan pendidikan

Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-

lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam

ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-

materi keislaman

3 Pendekatan diskusi

Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai

diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan

mad`u berperan sebagai audience

4 Pendekatan penawaran

Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat

tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam

keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang

timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan

dai dalam mengajak mad`u-nya

5 Pendekatan misi dakwah

Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai

ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-

pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan

yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam

melakukan kegiatan dakwahnya

81

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35

51

BAB III

BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB

DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan

pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung

halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau

dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk

anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada

adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang

bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi

bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan

RI pada 27 Desember 19492

Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir

Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar

bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang

dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa

ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian

Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi

Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai

pendakwah4

1

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-

IV Bagian awal tentang penulis

2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5

3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 478

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep

+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019

4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41

52

Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak

menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur

Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di

Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga

besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor

7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh

adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda

dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5

M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga

muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti

ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan

sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya

Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat

sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai

pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6

Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar

Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil

menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah

Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih

yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di

usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal

ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat

Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil

5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7

6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish

Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

53

meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir

Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen

yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud

Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih

gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-

Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi

legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor

di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa

menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat

mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7

Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari

1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa

Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa

Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan

disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta

minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti

sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan

yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang

mufasir8

MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9

a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)

b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)

c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)

7

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47

54

d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)

e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk

Mempelai (1995)

f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai

Persoaalan Umat (1996)

g Mukjizat Al-Qur`an (1997)

h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)

i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)

j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)

k Jalan Menuju Keabadian (2000)

l Tafsir Al-Misbah (2000)

Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan

sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu

manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang

Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi

berbagai persoalan hidup10

M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya

menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi

melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan

muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula

memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran

seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih

rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the

Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud

Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan

analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan

10

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih

55

bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis

sehingga menarik minat11

Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an

Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika

dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk

dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan

kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah

dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia

dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12

Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis

tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua

pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama

kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum

muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-

Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi

tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan

kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya

membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan

membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di

sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang

memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan

kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial

diturunkannya Al-Qur`an13

Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-

Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut

yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu

11

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih

13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74

56

akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-

unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen

dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh

kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14

Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan

turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca

mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi

Muhammad Saw dan umatnya15

Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana

pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai

ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh

rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik

tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun

1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan

Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya

tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang

(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini

karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan

ldquoLenterardquo16

Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang

kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga

leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang

berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa

Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya

bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik

14

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 479 16

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75

57

khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang

dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak

ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17

Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan

yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal

edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu

pada lapisan paling luar

Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab

memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak

kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish

Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai

urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu

ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan

dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan

menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer

Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain

kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan

corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada

masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat

Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak

kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18

17

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285

58

B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang

tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua

universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa

kepadanya19

Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim

Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari

Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13

Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul

Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah

(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan

Islam di Minangkabau20

Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di

Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh

dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun

1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut

ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan

dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide

pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut

membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21

19

M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U

Media 2016) Cetke-I h 81 20

AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka

terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq

uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8

Juli 2019

21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu

al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ

diakses 16 Juli 2019

59

Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang

Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan

malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri

sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah

belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera

Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu

itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid

dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan

penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22

Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk

berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan

politik23

Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan

tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka

pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh

Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM

Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia

merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam

modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM

Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti

berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo

Pakualaman Yogyakarta24

beliau dapat mendalami karya ulama dan

pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan

22

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian

catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82

24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu

2019 Pukul 1445

60

Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta

mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman

seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold

Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25

Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di

Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi

dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas

MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai

Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif

menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)

bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat

terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam

dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan

produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan

buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini

salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini

adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya

justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara

baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan

saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26

Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari

pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus

25

httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

61

pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM

Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu

itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang

waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27

Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu

Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan

Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata

bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam

dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959

Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar

Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka

Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28

Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham

(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun

sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif

sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk

mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29

Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama

hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka

menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun

1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948

sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota

(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri

pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau

terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai

27

Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III

dibagian catatan tentang Hamka 29

Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan

Publika 2017) Cetke-I h 5

62

tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat

Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai

Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama

Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama

sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang

bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30

Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan

melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah

berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631

Buya

Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau

dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang

anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak

tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak

44 orang32

Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17

Tahun) di antaranya33

Bidang Agama dan Falsafah

a Tashawwuf Meodern (1939)

b Falsafah Hidup (1939)

c Lembaga Hidup (1940)

d Lembaga Budi (1940)

e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)

f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi

1945) 30

Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h

290

31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10

32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291

33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373

63

g Negara Islam (1946)

h Islam dan Demokrasi (1946)

i Revolusi Agama (1946)

j Merdeka (1946)

k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)

l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)

m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)

n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV

o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV

p Pedoman Mubaligh Islam

q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)

r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)

s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX

Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya

Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di

Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat

mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk

mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat

Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena

apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak

selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama

mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari

Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan

mendoakan lekas selesai34

Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini

diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama

berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan

34

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43

64

beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang

menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah

menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam

kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu

dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di

Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35

Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah

atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-

Azhar Jakarta36

Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di

Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh

Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak

keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana

kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh

Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun

196037

Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji

Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah

dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama

baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid

Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-

Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka

atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38

Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan

35

Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir

Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI

h 48 38

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48

65

menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh

penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39

Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah

hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk

ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika

panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul

niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya

hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada

Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke

Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di

hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu

Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang

tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia

sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama

akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka

Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam

untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak

atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka

dikaranglah tafsir ini40

Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada

pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan

dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam

suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar

jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan

agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-

39

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40

Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan

Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49

66

pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah

penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba

sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan

orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat

dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha

berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir

beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan

agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga

menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan

kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41

Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong

kepada metode tahlili atau taj`izi42

Metode tahlili adalah metode

penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian

(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an

dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-

ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang

kandungan ayat itu43

Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga

yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak

terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita

sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun

41

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 477 43

Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h

103

67

berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka

adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42

68

BAB IV

ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali-Imran Ayat 104

Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat

dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk

surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua

Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang

tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi

Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat

Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as

Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk

menarik konsentrasi kita ketika membacanya1

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-

Imran [3]104)

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu

mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang

bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau

tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa

pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong

kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang

pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru

1

Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci

(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65

69

yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar

mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat

perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah

Islamiah2

Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat

melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai

orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang

pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar

nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa

bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi

menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta

adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu

tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka

dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal

sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang

sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang

yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam

kehidupan dunia dan akhirat3

Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam

rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni

mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan

Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-

khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan

dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan

yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar

2

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209

3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 209

70

Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang

memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah

berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap

orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka

mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat

Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang

bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah

kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan

dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang

mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini

merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas

dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika

dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja

tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan

masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah

arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan

sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut

adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung

informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat

memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu

tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa

maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap

4

Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu

Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam

tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan

semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas

ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang

5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210-211

71

memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi

setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6

Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua

kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah

kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni

memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh

ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak

dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan

perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah

untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7

Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam

firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr

adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-

khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn

Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)

Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan

umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-

munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat

serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas

menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan

memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas

terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian

memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang

mungkar8

6

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu

Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108

7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210 8

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211

72

Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan

dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan

tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik

Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan

oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan

Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh

hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih

baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa

yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan

pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9

Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang

merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya

diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik

yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan

maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu

yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat

perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh

Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan

budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan

Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai

pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang

pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat

mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10

9

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

73

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk

memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat

sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu

golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11

Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok

khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam

menjaga kesempurnaan Islam12

Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat

makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari

kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat

dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf

apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta

dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang

berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak

disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas

Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang

berakal 13

Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana

yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan

mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang

11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet

Ke-I h 30

12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473

13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

74

yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui

membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh

masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu

bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan

yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar

Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat

yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan

menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi

nilainya14

Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi

yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat

yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah

mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan

khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat

bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri

supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang

kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan

perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah

dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di

kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan

berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara

sesama golongan sendiri15

Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang

dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada

kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat

makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir

14

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31

75

mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang

berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk

kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat

Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu

membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan

yang mungkar 16

Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam

jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana

yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran

beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang

makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan

yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh

sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan

dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih

dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum

haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada

istri orang lain17

Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan

bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus

umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum

hikmah tasri` dan fiqihnya18

Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan

kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti

tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga

dakwah bisa ditegakkan

16

Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

76

Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun

yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang

kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan

tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan

ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi

segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus

mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar

akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama

kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah

Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang

akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama

dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar

kalangan Islam19

Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah

pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak

atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan

ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo

(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa

bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu

ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah

inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan

dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab

dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang

makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor

kebajikan di dalam dunia20

19

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32

77

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan

sebagai berikut

Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan

fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang

dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang

mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh

Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa

nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara

persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21

Buya Hamka menjelaskan

bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22

Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama

wajib ditimbulkan terlebih dahulu23

Maksudnya ialah pengetahuan

akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan

dakwah yang diperintahkan

Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab

menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan

dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan

fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi

yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus

melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian

21

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211 22

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

78

hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan

ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan

ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan

dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan

kewajibannya mengadakan dakwah

Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama

yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya

kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun

dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan

segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka

menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri

melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan

pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya

segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika

Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela

namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih

dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah

sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat

melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus

untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian

umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali

dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang

makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak

melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim

namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada

setiap muslim

Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam

harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan

79

profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah

mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama

dan dunia24

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus

yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan

memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan

Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini

oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah

hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu

dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam

melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan

juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau

melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan

ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa

maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan

dakwah yang disampaikan

Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar

bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih

sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam

dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25

B Surat An-Nahl 125

Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama

menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw

berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat

Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat

24

`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 292

25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292

80

68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am

karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26

Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan

bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar

dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu

ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan

kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan

lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam

keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu

adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini

sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok

akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang

hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan

tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran

Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang

diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi

barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27

ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)

26

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 175

27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216

81

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad

serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau

sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran

Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah

mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam

dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya

engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat

dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-

tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan

urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang

selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang

lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa

yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja

yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga

mendapat petunjuk28

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan

tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran

dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni

berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian

mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan

mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang

menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang

28

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774

82

sederhana29

Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah

hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30

Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang

diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik

yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan

umpatan31

Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama

dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah

pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan

Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila

digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan

kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi

terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar

Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena

kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak

diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan

sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan

sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya

dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan

dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau

dengan kata lain dia yang hakim32

29

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7

(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

83

Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha

yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati

yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh

banyak ulama33

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil

Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang

baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap

oleh hati nurani dengan halus34

Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal

yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan

atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik

yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh

mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya

disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati

dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik

Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini

berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal

ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35

Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila

ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan

keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat

hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya

dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan

33

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema

Insani 2004) Cet Ke I h 44

35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

84

mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat

mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang

menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan

kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk

adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang

kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak

benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta

menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan

tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan

argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36

Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi

ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat

disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia

hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang

terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang

dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-

Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw

mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun

sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37

Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki

karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama

tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga

cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara

atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa

saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil

36

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 776 37

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

85

orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik

Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak

penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan

pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)

Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara

melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka

berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al

Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw

memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu

Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan

dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara

Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat

Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya

dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan

tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang

belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang

lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut

melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang

lebih berhikmat diam daripada berkata39

38

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

86

Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita

artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang

disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak

kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah

pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya

sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya

sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan

dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40

Hal ini juga dijelaskan

dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman

bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam

memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan

larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh

manusia atas apa yang dilakukannya41

Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah

mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul

perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut

polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau

sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-

baiknya42

Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah

dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43

Diantaranya ialah

memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan

perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak

berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti

40

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219

42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509

87

ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan

kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan

jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran

yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu

hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin

dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui

karena hatinya telah disakitkan44

Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam

melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik

bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan

ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat

diterima45

Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah

hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di

segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat

manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah

propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat

dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan

Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan

keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah

menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan

Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa

urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak

Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari

Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287

88

siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa

yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46

Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman

perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai

ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah

buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan

orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai

menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47

Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode

dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl

ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah

1 Hikmah

2 Mau`izhah al-hasanah

3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan

Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai

kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala

sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai

sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan

kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta

menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau

lebih besar48

Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh

hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

46

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322

47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322

48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

89

bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish

Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan

Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan

tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-

Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan49

al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum

billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik

Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di

zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya50

Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode

dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini

penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya

kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam

menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat

125

Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan

hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat

49

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

90

kepandaian mereka51

yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah

golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan

hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada

yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada

agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan

Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka

tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini

untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam

tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju

kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih

pintar52

Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan

hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan

mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-

kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53

Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua

mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode

hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan

Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang

belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang

yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya

Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya

Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama

bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan

51

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

91

Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa

menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya

Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah

sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan

bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan

Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat

diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok

mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan

oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika

berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena

itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut

penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa

dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang

dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus

melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana

dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan

pengetahuan dalam dakwah

Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan

bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar

kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam

sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55

Dalam hal ini

penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan

54

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

92

dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka

menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai

nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati

disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang

ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang

menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan

dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak

dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan

pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga

kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di

rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya

adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat

dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode

mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan

pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran

dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik

yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu

menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka

yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik

yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung

kepada orang awam

Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-

93

muslim56

Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah

membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau

terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman

kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya57

Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang

menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa

maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran

pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah

Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang

mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka

menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan

dalam diskusi atau hal lainnya

Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-

hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat

saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam

membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan

atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi

alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58

Sedangkan

Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya

Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat

terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan

bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih

jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika

terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir

56

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)

94

al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu

dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan

yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan

kuat serta premis yang popular dan familiar59

Menurut hemat

penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak

menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk

mematahkan pendapat pihak lawan

Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan

keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun

akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai

tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya

dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela

dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat

orang lain60

C Surat Thacirchacirc 43-44

Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil

dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini

kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah

dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah

Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang

mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh

banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni

mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang

menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara

langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup

banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman

59

Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509 60

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45

95

Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari

Madyan menuju ke Mesir61

ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia

telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-

mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)

a Penafsiran Quraish Shihab

Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa

Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada

Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang

telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah

melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu

berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman

dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang

antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia

ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia

terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya

atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat

kedurhakaannya kepada Allahrdquo62

Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan

layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap

61

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h543-544 62

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 593

96

bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-

ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena

Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi

dengan lemah lembut63

Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-

Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang

lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia

menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya

Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang

sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari

dakwah64

Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut

Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah

yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah

menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata

hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut

guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru

dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan

dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan

tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki

atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as

redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun

yaitu65

63

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 64

Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani

2013) Cet Ke-I h 529

65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595

97

ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan

bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu

akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut

kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)

Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan

yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang

mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai

dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama

yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan

yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam

konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun

sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan

dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu

bermanfaat baginya66

Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi

menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini

menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni

menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta

berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak

gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya

dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan

keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67

Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk

menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan

menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam

penolakan seseorang68

66

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595 67

Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi

Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205

68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

98

Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya

selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah

telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as

kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya

untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan

sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi

berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas

kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah

dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti

yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan

boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak

mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah

menyampaikan kepada kamirdquo69

Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww

yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang

dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus

menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan

kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi

daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta

dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang

dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan

boleh jadi antipati70

69

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595-596 70

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 596

99

b Penafsiran Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan

menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya

Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis

dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia

telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-

mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah

negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah

Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya

dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan

adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai

warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang

waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya

lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu

dia telah melampaui71

Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah

melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu

rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk

menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala

negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya

sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai

Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain

kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan

seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu

dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan

thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap

melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan

71

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

100

hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah

menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini

Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas

itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa

dan Harun72

Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun

bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui

batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada

utusannya ini

ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-

lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)

Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk

dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang

telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-

hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap

yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap

yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau

dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si

pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan

secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang

dimaksud73

Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman

bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak

didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur

72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

101

kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam

perkataan dan juga tindakan74

Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah

diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku

tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya

ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-

nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap

menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-

mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir

al-Azhar)75

Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana

jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan

fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah

negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung

walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau

dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu

mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan

menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah

seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang

besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya

walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu

merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti

apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya

dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu

atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata

74

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

h 496

75

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

102

tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan

diketuk dengan sikap yang lemah lembut76

Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi

bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau

seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah

lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya

untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah

lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan

kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77

Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun

dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun

pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih

diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun

akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama

muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun

kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah

yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang

betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang

dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama

dalam menghadapi Fir`aun78

Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam

dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang

yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka

berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah

76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-

Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204

78

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

103

lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam

berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan

yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan

arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah

sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan

kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang

keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang

lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80

Dijelaskan juga

dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang

lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81

Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan

bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar

tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain

ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati

sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan

telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai

dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam

permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah

langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai

dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh

kedamaian

79

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 80

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h

478

104

Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir

tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama

dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana

maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish

Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud

lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati

lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah

lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk

menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus

bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan

yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini

bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada

manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika

dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan

dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak

melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia

Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan

dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora

di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan

hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani

mereka82

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa

dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima

Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam

menyampaikan dakwah83

82

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 615

105

D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini

Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang

telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar

dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan

bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang

disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125

menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada

Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan

tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang

yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya

keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa

tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu

khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan

petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh

para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang

dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa

melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan

1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan

kegiatan dakwah

Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah

atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah

sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap

kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat

menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar

pesan itu bisa tersampaikan

Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja

sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan

untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak

106

luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat

dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang

memuaskan

Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di

Indonesia saat ini diantaranya yaitu

1 Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912

atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad

Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin

membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai

aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad

Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan

dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam

keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat

Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas

keislamannya84

Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal

yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan

tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama

Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah

dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah

telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak

84

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176

107

hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha

seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85

Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran

Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86

Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan

ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama

Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara

umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah

mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal

yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam

Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi

perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan

ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah

Muhammadiyah

Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam

bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari

kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad

Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin

dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan

pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam

Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan

tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai

kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu

lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid

Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis

85

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45

108

seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan

sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara

dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam

Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk

memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah

mereka

Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran

agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam

bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak

selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa

Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga

menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam

Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah

tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar

Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk

pengajian tingkat lanjut bagi orang tua

Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam

penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan

berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada

masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari

bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda

(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian

Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan

membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul

menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan

pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan

109

Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar

pembentukan bagian Taman Pustaka87

Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam

melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan

Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan

kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh

Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan

dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah

telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah

tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya

Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat

kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis

2 Nahdlatul Ulama (NU)

Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya

Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH

Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang

berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar

(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab

Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul

Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama

Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah

Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan

mempertinggi mutu pendidikan madrasah88

Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat

Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam

87

Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46

88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177

110

menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama

Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam

Indonesia pada waktu itu89

NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama

demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam

Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90

a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah

satu dari empat mazhab

b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan

dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran

Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah

c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam

d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan

pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang

miskin

e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk

mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta

mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam

f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah

konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama

kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada

umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan

menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma

secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum

89

Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31

90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40

111

modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an

dan hadis serta menolak ijma`

3 Al-Washliyah

Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam

bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di

Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan

dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif

sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang

tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating

Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas

pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah

sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan

suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-

cita yang mereka diskusikan selama ini

Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah

adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan

berbeda pandangan91

Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk

mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi

mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan

Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-

Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil

terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program

91

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press

2015) Cet Ke-I h 510

112

tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak

pihak92

Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-

Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan

lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga

mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat

membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan

dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana

bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag

dibentuk dan diprogramkan

4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan

DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w

1993) bersama tokoh Islam lainnya93

Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan

mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat

dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah

politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah

di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan

Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah

dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia

Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah

yang dikumpulkan dari para muhsinin94

92

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177-178 93

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180 94

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180

113

Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik

umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh

pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil

daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya

Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran

utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup

persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana

peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi

tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan

manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah

dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya

meningkatkan kualitas Islam95

Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat

Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral

dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan

adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai

dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui

lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad

Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat

menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-

nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan

wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan

Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96

95

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180 96

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180-181

114

Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai

dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran

ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan

dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama

sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan

pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi

segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII

melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk

kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah

Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis

paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan

ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode

yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam

berdakwah

2 Peranan organisasi Islam di Indonesia

Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97

a Melakukan pemurnian akidah

b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah

c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi

d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat

agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam

e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran

aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara

yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan

membedah kesalahan ideology mereka

97

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511

115

f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya

dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat

g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi

muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya

pendatang yang mengajak kepada permisifme dan

memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta

mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan

perilaku amoral lainnya

h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang

agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya

3 Metode-metode dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan98

Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang

dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99

Adapun metode

dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu

a Metode ceramah

Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di

Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang

semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka

dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada

masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat

media tanpa bertatap muka

Untuk mendukung adanya perubahan dalam

berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan

wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam

98

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24

116

dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini

kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan

prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer

dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga

menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100

b Metode Tanya jawab

Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan

kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan

apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan

dakwah bisa terlaksana dengan efektif

c Metode dakwah bilqalamtulisan

Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode

yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-

pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa

dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u

Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam

Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka

penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah

disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan

apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti

baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk

metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan

dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan

atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai

100

Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013

httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=

metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019

117

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan

rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di

awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai

hasil penelitian sebagai berikut

1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104

Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan

tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya

golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia

adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula

dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya

kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga

nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi

setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat

disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh

umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan

gerakan dakwah

Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus

disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena

pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil

kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak

baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus

disampaikan dengan cara yang baik

2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125

Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga

yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan

118

ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa

perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah

disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan

Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang

baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan

jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi

Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam

bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan

dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik

diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan

dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau

membantah suatu polemic dengan cara yang baik

Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah

dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan

perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u

dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga

metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u

yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan

3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44

Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode

dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut

dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran

dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka

terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa

perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan

yang sopan dan tidak menyakitkan

Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang

melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh

119

kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan

bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan

lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan

Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah

harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus

disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang

disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun

dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya

dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu

mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang

disampaikan dalam pesan dakwah

4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku

dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam

Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan

ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik

disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada

orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam

menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat

Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan

dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk

kegiatan

B Saran

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian

yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti

karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu

yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi

Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian

tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan

120

terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia

Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan

metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara

menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir

Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001

Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal

dkk Jakarta Darul Haq 2017

AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015

AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

Tangerang Lentera Hati 2015

Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011

Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra

Cahaya Utama 2006

AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017

Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

Yogyakarta Pustaka Pelajar2016

Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN

Purwokerto Press 2006

Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U

Media 2016

Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab

Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012

Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia

Group 2018

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah

terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008

GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi

Hidup Jakarta PT Gramedia 2011

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987

122

______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas

1983

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994

______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015

HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan

Publika 2017

al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-

Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993

HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018

HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017

Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya

Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1

Januari-Juni 2018

Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran

terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997

IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia

Group 2011

Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011

Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj

MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah

Press 2011

JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010

Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011

MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT

Semesta Rakyat Merdeka 2012

MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja

Rosdakarya 2014

123

Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta

Idea Press 2015

MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja

Rosdakarya 2016

M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012

M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia

Group 2015

M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015

Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009

Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992

Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia

Group 2018

Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana

2007

Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung

2015

SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif

Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007

SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

Bandung PT Refika Aditama 2014

Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta

Prenadamedia Group 2014

Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012

SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja

Rosdakarya 2013

Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993

______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010

124

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol I Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2

Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6

Jakarta Lentera Hati 2009

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 Jakarta Lentera

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta

Lentera Hati 2012

Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017

SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi

Jakarta Pressindo 2010

al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur

Qisthi Press 2008

______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi

Press 2008

Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta

Gema Insani 2004

Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta

Robbani Press 2010

Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim

Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004

125

az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid

7 Depok Gema Insani 2014

______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013

Jurnal

Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da

kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses

pada 7 Juli 2019

BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni

2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba

ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs

=chrome Diakses 24 Juli 2019

Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No

2 September 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal

+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses

pada 8 Juli 2019

IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran

Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2

Desember 2015

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_

qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019

Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten

Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah

dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi

+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke

camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu

=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

126

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember

2017

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe

mimpinan+non

+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3

D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019

MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=

diakses pada 7 Juli 2019

127

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit

Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei

1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara anak dari pasangan orang tua

Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh

pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan

mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding

School Bengkalis selama enam tahun dengan

menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa

menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus

maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti

yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa

(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen

Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-

FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat

Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah

menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera

(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen

Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)

Jakarta

Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun

kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga

tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin

Page 7: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang

satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini

1 Konsonan

th ط a أ

zh ظ b ب

bdquo ع t ت

gh غ ts ث

f ؼ j ج

q ؽ h ح

k ؾ kh خ

l ؿ d د

m ـ dz ذ

n ف r ر

w ك z ز

ā ق s س

ʼ ء sy ش

y ي sh ص

dh ض

2 Vokal

Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap

Fatḫah a آ acirc ي ai

Kasrah I ي icirc و au

Dhammah u و ucirc

x

3 Kata Sandang

a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh

al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة

b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya Contoh

as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل

ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس

c Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd

Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di

tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh

Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله

Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء

Inna al-ladzicircna اف الدين

wa ar-rukkaˊi كالركع

d Ta Marbucircthah (ة)

Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf ldquohrdquo contoh

xi

الفئدة al-Afˊidah

al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية

Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-

washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

hurif ldquotrdquo contoh

Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة

al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر

e Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti

penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan

nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI

berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk

nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang

ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya

Contoh

ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya

Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital Contoh

Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya

xii

DAFTAR ISI

COVER DALAM i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PERNYATAAN PENULIS iv

MOTTO v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

PEDOMAN TRANSLITERASI x

DAFTAR ISI xiii

ABSTRAK xv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Permasalahan 9

1 Identifikasi Masalah 9

2 Pembatasan Masalah 10

3 Perumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 11

D Manfaat Penelitian 11

E Tinjauan Pustaka 12

F Metode Penelitian 15

G Sistematika Penulisan 18

BAB II LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah 19

B Hukum Berdakwah 21

C Fungsi Dakwah 24

xiii

D Tujuan Dakwah 26

E Metode Dakwah 28

F Sumber Metode Dakwah 40

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42

H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode

Dakwah 49

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49

BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK

KARIM AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab 51

B Profil Buya Hamka 58

BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali Imran ayat 104 68

a Menurut M Quraish Shihab 68

b Menurut Hamka 73

B Surat An-Nahl ayat 125 80

a Menurut M Quraish Shihab 81

b Menurut Hamka 85

C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94

a Menurut M Quraish Shihab 95

b Menurut Hamka 99

D Implementasi Terhadap Dakwah 105

BAB V PENUTUP 117

A Kesimpulan 117

B Saran 119

DAFTAR PUSTAKA 121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127

xiv

ABSTRAK

Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl

125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

IIQ Jakarta 2019

Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan

pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada

Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan

larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang

diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga

dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia

Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan

bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam

berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah

diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat

43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan

penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar

yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik

studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif

dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab

dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan

terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah

tersebut

Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka

kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua

umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti

gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu

metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode

hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc

ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan

menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan

mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah

Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl

Thacirchacirc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama

Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni

Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas

lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan

yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang

mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam

bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami

baik hiasan maupun perbuatan2

Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk

katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad

Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`

dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah

yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah

dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru

baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga

atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali

Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik

seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang

1

Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H

13

2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja

Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123

2

terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau

panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25

Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51

Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas

ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat

dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar

yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak

angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43

Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata

da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta

berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10

surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna

dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat

ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-

Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna

dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim

mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2

ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u

adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8

surat pada 12 ayat5

Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya

termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di

dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang

metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul

pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah

3

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9

3

disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan

pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan

dakwahnya

Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah

bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan

pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang

melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman

ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa

mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-

makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak

menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6

Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah

Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam

sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak

secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi

banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang

berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an

menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar

ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar

dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak

dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan

seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke

dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu

6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9

4

tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang

kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an

juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk

kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya

ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang

diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan

amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)

ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan

5

hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk

orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)

Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang

melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara

lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang

baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat

LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang

begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui

media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada

organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)

Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya

yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar

Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim

untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan

metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim

dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan

ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu

sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh

umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di

masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke

masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau

kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan

diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan

keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu

saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam

Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar

terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah

6

mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan

kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan

ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang

baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu

membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan

mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan

pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7

Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga

organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda

Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan

juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode

dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja

mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada

sasaran dakwah

Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an

perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi

dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori

dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi

bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8

Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya

makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman

Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu

diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk

7

Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135

8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto

Press 2006) Cetke-I h 19

9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 109

7

apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya

kepadanya10

Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi

dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana

dengan baik dan sesuai tujuan11

Oleh karena itu Dalam hal ini

penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode

dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk

menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting

peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar

meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12

Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai

yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-

pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan

menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat

orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa

mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan

Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap

buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka

telah berbuat kebajikan untuk Islam13

Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk

mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an

dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-

Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat

10

Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup

(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194

11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)

Cetke-I h 73

12

Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011) Cetke-I h 8

13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin h 137

8

104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis

mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan

antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian

metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang

yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah

judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104

An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan

MQuraish Shihab dan Hamkardquo

Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode

dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat

ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak

dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang

ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat

terbatas

Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir

dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga

sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami

makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di

sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia

yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-

Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)

Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan

tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal

(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-

Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa

penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir

Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat

apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam

9

mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan

tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya

Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah

pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani

Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan

tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak

hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir

semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu

karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14

Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih

ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar

yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam

menyampaikan pandangan keagamaanya15

Secara lisan bisa dilihat

dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus

masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya

buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga

atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial

masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah

beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi

dalam berdakwah

B Permasalahan

1 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang

diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Metode dakwah dalam Al-Qur`an

14

M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia

Group 2015) Cet Ke-IV h 84

15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya

Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk

10

b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah

c Bentuk-bentuk Metode dakwah

d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan

Hamka

e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab

dan Hamka

f Implementasi metode dakwah saat ini

2 Pembatasan masalah

Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai

sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah

Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan

batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan

metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104

an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat

untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata

dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis

mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba

membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke

metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga

membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi

makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam

penerapan dakwah

3 Perumusan masalah

a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

11

c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

d Implementasi dalam dakwah saat ini

C Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan

rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan

dapat diperiksa dengan hasil penelitian16

Adapun tujuan penelitian

ini adalah

1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat

104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka

3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini

D Manfaat Penelitian

Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka

manfaat penelitian ini adalah

1 Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang

digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait

tema yang diangkat

2 Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi

para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki

16

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)

Cet Ke-I h 68

12

metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap

berpegang teguh pada Al-Qur`an

E Tinjauan Pustaka

1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi

Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam

jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam

mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk

teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian

yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau

penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode

deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara

objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode

dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada

perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17

2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18

ditulis oleh Rizki

Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di

17

Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen

gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara

Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa

nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

13

Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data

berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo

Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan

Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode

dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek

yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa

metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini

meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan

membandingkan dua tafsir

3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan

Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan

penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap

keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi

kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya

kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural

dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini

menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan

pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya

setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya

Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah

yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari

metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

relevansinya terhadap dakwah saat ini

4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan

Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh

14

Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik

pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara

dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi

tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap

malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada

Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan

penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki

perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana

peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini

5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten

Balanganrdquo19

ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang

menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-

pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan

dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data

observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian

19

Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan

Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode

+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten

+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

15

yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya

pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir

F Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam

sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna

menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif

mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai

individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau

kemanusiaan20

Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia

dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya

berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen

foto dan lain-lain22

2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang

bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian

20

Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta

Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1

21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181

22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28

16

saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah

yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret

situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan

mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang

tertentu secara faktual dan cermat23

Selain mendeskripsikan

peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat

104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi

penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh

lembaga organisasi dakwah

3 Subjek dan objek penelitian

Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam

penelitian sebagai sumber data24

Selain itu juga subjek

penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian

yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan

jawabannya dalam sebuah penelitian25

Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah

dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-

Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44

4 Sumber data penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data

Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan

dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar

23

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta

Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25

Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24

17

Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku

jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan

pembahasan

5 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang

dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku

kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu

penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat

kesimpulan dari data yang sudah dianalisis

6 Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa

digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan

riset komparatif yaitu26

a Menentukan tema yang diangkat

b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan

c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

antar konsep

d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh

Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan

argumentasi data

e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset

7 Instrumen dan alat bantu penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam

penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti

sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian

26

Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137

18

kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti

objek penelitian

G Sistematika Penulisan

Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5

bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah

sebagai berikut

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi

masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian

manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian

sistematika penulisan

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang

dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi

pokok penting dalam penulisan skripsi ini

BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik

Kari Amrullah (HAMKA)

Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka

BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-

Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44

Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl

ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka

serta relevansinya terhadap dakwah saat ini

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah

Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a

yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru

memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki

tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini

terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut

diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta

memohon menamakan menyuruh datang mendorong

menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi

Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya

ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon

(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi

(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2

Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada

setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-

Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan

dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah

dalam surah al-Imran ayat 1044

1

M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group

2015) Cetke-IV h 17 2

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5

3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5

4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam

5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran

ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112

surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17

20

ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-

Imran [3]104)

Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam

menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh

perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat

dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut

beberapa para ahli diantaranya yaitu

1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah

menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh

kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat

kebahagiaan dunia dan akhirat

2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah

menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh

manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6

3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia

dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di

dunia dan di akhirat7

4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban

yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar

ma`ruf nahi mungkar8

5

Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cet Ke-IV h 5 6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7

Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-

V h 1 8

Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)

Cetke- II h 2

21

Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan

bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau

mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan

syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya

tujuan dari kegiatan dakwah

Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan

proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai

saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi

Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung

kontinu9

Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah

proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda

Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus

disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan

untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus

memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang

berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan

lancar

B Hukum Berdakwah

Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-

pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti

diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya

kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun

yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya

kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya

9

Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cetke-I h 39

22

memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan

dakwahnya10

Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran

dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan

lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas

kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah

hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar

ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11

Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini

Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini

dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan

berikut ini12

10

Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 53

11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53

12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63

23

Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard

`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim

Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa

jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena

ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku

beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain

melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk

dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau

dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13

Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu

kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang

dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam

suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok

orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang

lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu

mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah

karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari

segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian

permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam

memiliki kompetensi tersebut14

Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)

sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal

dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki

tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan

taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun

13

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 63-64 14

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 65

24

demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan

kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas

berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan

kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki

keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga

ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang

saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran

tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata

(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan

tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)

semata-mata15

C Fungsi Dakwah

Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari

Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan

dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu

generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia

Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena

kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji

wada (haji perpisahan)16

Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai

pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah

satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi

memiliki beberapa fungsi yaitu18

15

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam 68-69 16

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja

Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193

18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja

Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5

25

a Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun

konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk

memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan

antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk

hubungan dengan orang lain

b Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi

orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui

pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati

gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku

nonverbal

c Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para

antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran

sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara

tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan

perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk

komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen

mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara

ideologi atau agama mereka

26

d Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum

menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan

keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan

dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan

tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)

Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita

hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada

fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu

mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan

keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri

D Tujuan Dakwah

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan

baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang

ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa

tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19

Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di

atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa

dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan

jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan

tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu

mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan

perilaku umat ke arah yang Islami20

Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah

dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek

dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan

19

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23

27

mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai

berikut21

1 Tujuan umum

Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan

diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan

berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang

mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari

pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus

mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang

menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt

2 Tujuan khusus

Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus

dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-

kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi

mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah

kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu

terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil

yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek

kehidupannya

Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat

terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu

keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik

sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan

yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya

kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan

ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi

21

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 164

28

Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang

basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang

baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan

surga

3 Tujuan dari segi materi dakwah

Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang

disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal

yaitu

a Untuk meluruskan akidah

b Untuk membetulkan amal

c Untuk membina akhlak

d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim

e Menolak atau melawan ateis

f Memberantas syubhat dalam agama

E Metode Dakwah

Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo

(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di

atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22

Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti

systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure

(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara

penanganan masalah secara cerdik)23

Sumber yang lainnya

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti

jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24

22

M Munir Metode Dakwah h 6 23

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166

24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23

29

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh

seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25

Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga

metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara

berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan

hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi

nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf

pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut

agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang

terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari

kekerasan dan umpatan26

Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah

menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl

ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu

berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf

`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat

Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini

berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih

dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu

kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang

diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan

berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus

keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena

adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki

tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti

25

M Munir Metode Dakwah h 7 26

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati

2010) Cetke-I 2011 h 193

30

pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga

targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda

dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih

tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27

Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan

berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua

macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28

Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode

dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga

cakupan yaitu

1 Bi al-hikmah

Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman

Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa

Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan

al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29

Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti

seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an

Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang

berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara

hukum30

Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari

segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga

diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan

mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

27

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333

28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335

29

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142

30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201

31

besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang

besar atau lebih besar31

Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk

kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan

memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa

al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32

Hikmah juga bisa

diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan

dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika

yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan

argumentasi dan penjelasan33

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi

yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu

pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan

dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi

dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-

Qur`an

ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu

hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah

orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]

21-22)

Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah

tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang

lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti

31

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775

32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19

32

selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai

metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang

baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para

penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman

ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya

Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah

adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan

atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang

dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan

klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci

kesuksesan dakwah34

Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode

hikmah yaitu35

a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya

Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan

orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi

pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan

lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa

Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu

bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa

mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa

mereka

b Bersikap ramah

Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah

lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita

tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat

34

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20

33

dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan

kita

c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan

syariatnya

Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan

dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu

memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan

nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun

pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan

waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita

sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan

prioritasnya

d Gerakan bertahap

Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah

mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena

tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana

ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia

yang melalui proses tahap demi tahapan

Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga

kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan

cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya

karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam

dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran

Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas

dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua

cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36

36

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 146

34

2 Al-maui`dzah Al-hasanah

Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti

nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang

mengantar kepada kebaikan37

Dari makna bahasa kita bisa

memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan

dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan

menyebutkan pahala atau siksa38

Mau`izhah al-hasanah atau nasihat

yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara

yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa

yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan

lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau

menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan

rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan

oleh pihak subjek dakwah39

Jika cara hikmah mengajak berbicara

kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan

mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati

dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40

Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang

diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang

yang diberi nasihat bertambah baik41

Nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan

ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara

37

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h

775 38

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 150 39

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29

41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h148

35

melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat

jiwa dengan keimanan dan petunjuk42

Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau

bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak

menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan

Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran

dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang

menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang

bermanfaat baginya dan membahagiakannya43

Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu

a Nasihat

Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha

yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran

juga berarti Khata yaitu menjahit44

Sebagian ahli ilmu berkata

nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun

dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah

yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada

sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan

motivasi dan ancaman45

1) Kriteria seorang penasehat

Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus

dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan

makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah

memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar

42

M Munir Metode Dakwah h 243 43

Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj

Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44

MMunir Metode dakwah h 242

45

MMunir Metode dakwah h 242

36

dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki

ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang

dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa

yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan

kepadanya46

b Tabsyir wa Tanzir

Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang

mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam

istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar

yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47

Adapun tujuan tabsyir yaitu48

1) Memperkuat atau memperkokoh iman

2) Memberikan harapan

3) Menumbuhkan semangat beramal

4) Menghilangkan sifat keragu-raguan

Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana

isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan

akhirat dengan segala konsekuensinya49

Adapun bentuk-bentuk

tanzir diantaranya yaitu50

1) Penyebutan nama Allah

2) Menunjukkan keburukan

3) Pengungkapan bahayanya

4) Penegasan adanya bencana segera

5) Penyebutan peristiwa akhirat

46MMunir Metode dakwah h 242

47

MMunir Metode dakwah h 257

48

MMunir Metode dakwah h 259

49MMunir Metode dakwah h 263

50

MMunir Metode dakwah h 265

37

c Kisah

Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna

yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau

mengikuti jejak51

Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat

berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara

menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks

cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52

Macam-macam kisah dalam

Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53

1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan

serta perkembangannya

2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang

tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan

3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti

perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain

3 Al-mujadalah

Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan

melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan

kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi

argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat

dan berbantah-bantahan54

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara

berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang

digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan

untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti

51MMunir Metode dakwah h 292

52

MMunir Metode dakwah h 292

53

MMunir Metode dakwah h 293 54

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo

2010) Cet Ke-I h 334

38

ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para

utusan sebelumnya55

Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan

dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang

lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi

demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak

argumen bathil yang dipakai lawan dialog56

Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang

masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam

pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum

adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat

bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa

tegakrdquo57

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode

ini hendak dipakai yakni58

Pertama tidak merendahkan pihak lawan

Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran

sesuai nilai dan ajaran Islam

Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap

memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi

sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan

dihormati

Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang

bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi

untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan

yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 155 58

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

39

dengan cara yang baik59

Terkadang mujadalah dilakukan dengan

suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah

berfirman

helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-

Nahl [16] 125)

hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk

melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-

Mukmin [40] 5)

Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua

macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan

hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60

Debat yang terpuji dalam

dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan

sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk

Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan

kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran

tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61

Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu

a Al-hiwar

Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang

setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara

59

Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h128 60

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335

61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

40

satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog

antara lain62

1) Kejujuran

2) Tawadhu

3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran

4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan

b As-ilah wa ajwibah

Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang

berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah

yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya

adalah jawaban-jawaban63

As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab

dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat

kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu

orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini

yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini

metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam

beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media

cetak

F Sumber Metode Dakwah

Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64

1 Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi

pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali

ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada

ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan

6262

M Munir Metode Dakwah h 328 63

M Munir Metode Dakwah h 335-336 64

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

41

dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang

harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah

tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan

dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah

berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an

2 Hadis

Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-

Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang

berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam

menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini

memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena

setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga

dialami oleh juru dakwah saat ini

3 Sejarah Hidup para sahabat65

Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan

contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena

mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup

pada masa Rasulullah

4 Pendapat Para Ulama

Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman

serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga

mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia

dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan

sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu

pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih

65

sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم

pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah

mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan

sesudahnya

42

diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai

harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya

yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an

dan hadis66

Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di

mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau

masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan

kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash

5 Hasil Penelitian Ilmiah

Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif

Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena

ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh

penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda

Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip

hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67

6 Pengalaman

Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan

orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika

berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah

sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam

melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi

yang terjadi

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah

Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68

1 Dakwah bi al-lisan (lisan)

Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami

Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka

66

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307

43

dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan

berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69

Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan

yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran

kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi

menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang

dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang

menerima panggilanseruan70

Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara

umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung

tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to

face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan

komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)

yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model

komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah

melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71

Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa

memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah

Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan

Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang

dihadapi diantaranya72

a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)

Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai

mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan

69

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah h 42

70

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43

71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30

72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48

44

dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih

jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang

dikehendaki

b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)

Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut

Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah

merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi

mad`u untuk mencapai hikmah73

Jika dilihat dari konteks

mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih

diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang

dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang

penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada

konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan

durhaka74

c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)

Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi

adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan

ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan

yang pantas dan baik

d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)

Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari

yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan

maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima

ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan

maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana

73

Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet

Ke-I h 178

74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179

45

mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran

yang mendalam

e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)

Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah

orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun

penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta

tidak perlu retorika yang berapi-api

2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah

Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan

pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah

jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai

pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan

atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75

Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi

al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-

kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika

pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah

dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan

sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai

mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara

lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada

waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam

Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara

75

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53

46

dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang

sangat bijak76

3 Dakwah bi al-hal (tindakan)

Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini

menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan

demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke

jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan

nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77

Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di

Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan

istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun

belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya

penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan

istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan

dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara

bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti

istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa

contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke

Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta

membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk

dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan

pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78

Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut

pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode

76

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 32 77

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60

78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 33-34

47

yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah

sebagai berikut79

1 Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan

maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian

dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan

menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan

kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor

lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan

ceramahnya

2 Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan

menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana

ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai

materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian

penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah

Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif

apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah

dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u

sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek

dakwah dengan objek dakwah

3 Metode diskusi

Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat

memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan

sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi

79

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101

48

dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat

menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat

dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka

akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif

4 Metode propaganda

Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan

Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara

massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)

5 Metode keteladanan

Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti

suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan

langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada

apa yang dicontohkannya

6 Metode drama

Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah

dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u

agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan

7 Metode silaturahmi (home visit)

Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan

kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah

kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode

home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang

sakit dan lain-lain

49

H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode

Dakwah

Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar

fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80

1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya

Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan

dengan materi dakwah yang disampaikan

2 Sasaran dakwah dari berbagai segi

Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai

harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan

juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran

dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam

dan non-muslim

3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam

Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah

satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah

harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan

uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam

berdakwah

4 Kepribadian dan kemampuan dai

Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka

pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai

dengan kemampuan dai

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah

Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa

pendekatan yaitu81

80

M Munir Metode Dakwah h 224

50

1 Pendekatan personal

Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai

dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi

yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan

langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat

dakwah sembunyi-sembunyi

2 Pendekatan pendidikan

Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-

lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam

ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-

materi keislaman

3 Pendekatan diskusi

Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai

diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan

mad`u berperan sebagai audience

4 Pendekatan penawaran

Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat

tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam

keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang

timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan

dai dalam mengajak mad`u-nya

5 Pendekatan misi dakwah

Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai

ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-

pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan

yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam

melakukan kegiatan dakwahnya

81

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35

51

BAB III

BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB

DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan

pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung

halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau

dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk

anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada

adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang

bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi

bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan

RI pada 27 Desember 19492

Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir

Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar

bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang

dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa

ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian

Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi

Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai

pendakwah4

1

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-

IV Bagian awal tentang penulis

2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5

3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 478

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep

+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019

4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41

52

Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak

menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur

Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di

Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga

besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor

7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh

adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda

dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5

M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga

muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti

ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan

sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya

Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat

sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai

pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6

Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar

Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil

menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah

Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih

yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di

usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal

ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat

Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil

5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7

6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish

Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

53

meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir

Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen

yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud

Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih

gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-

Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi

legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor

di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa

menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat

mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7

Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari

1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa

Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa

Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan

disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta

minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti

sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan

yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang

mufasir8

MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9

a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)

b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)

c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)

7

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47

54

d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)

e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk

Mempelai (1995)

f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai

Persoaalan Umat (1996)

g Mukjizat Al-Qur`an (1997)

h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)

i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)

j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)

k Jalan Menuju Keabadian (2000)

l Tafsir Al-Misbah (2000)

Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan

sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu

manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang

Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi

berbagai persoalan hidup10

M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya

menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi

melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan

muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula

memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran

seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih

rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the

Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud

Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan

analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan

10

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih

55

bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis

sehingga menarik minat11

Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an

Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika

dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk

dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan

kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah

dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia

dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12

Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis

tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua

pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama

kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum

muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-

Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi

tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan

kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya

membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan

membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di

sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang

memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan

kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial

diturunkannya Al-Qur`an13

Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-

Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut

yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu

11

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih

13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74

56

akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-

unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen

dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh

kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14

Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan

turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca

mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi

Muhammad Saw dan umatnya15

Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana

pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai

ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh

rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik

tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun

1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan

Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya

tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang

(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini

karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan

ldquoLenterardquo16

Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang

kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga

leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang

berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa

Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya

bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik

14

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 479 16

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75

57

khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang

dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak

ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17

Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan

yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal

edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu

pada lapisan paling luar

Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab

memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak

kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish

Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai

urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu

ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan

dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan

menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer

Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain

kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan

corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada

masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat

Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak

kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18

17

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285

58

B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang

tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua

universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa

kepadanya19

Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim

Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari

Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13

Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul

Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah

(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan

Islam di Minangkabau20

Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di

Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh

dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun

1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut

ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan

dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide

pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut

membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21

19

M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U

Media 2016) Cetke-I h 81 20

AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka

terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq

uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8

Juli 2019

21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu

al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ

diakses 16 Juli 2019

59

Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang

Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan

malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri

sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah

belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera

Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu

itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid

dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan

penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22

Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk

berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan

politik23

Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan

tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka

pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh

Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM

Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia

merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam

modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM

Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti

berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo

Pakualaman Yogyakarta24

beliau dapat mendalami karya ulama dan

pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan

22

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian

catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82

24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu

2019 Pukul 1445

60

Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta

mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman

seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold

Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25

Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di

Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi

dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas

MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai

Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif

menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)

bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat

terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam

dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan

produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan

buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini

salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini

adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya

justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara

baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan

saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26

Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari

pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus

25

httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

61

pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM

Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu

itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang

waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27

Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu

Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan

Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata

bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam

dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959

Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar

Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka

Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28

Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham

(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun

sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif

sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk

mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29

Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama

hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka

menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun

1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948

sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota

(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri

pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau

terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai

27

Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III

dibagian catatan tentang Hamka 29

Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan

Publika 2017) Cetke-I h 5

62

tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat

Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai

Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama

Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama

sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang

bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30

Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan

melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah

berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631

Buya

Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau

dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang

anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak

tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak

44 orang32

Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17

Tahun) di antaranya33

Bidang Agama dan Falsafah

a Tashawwuf Meodern (1939)

b Falsafah Hidup (1939)

c Lembaga Hidup (1940)

d Lembaga Budi (1940)

e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)

f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi

1945) 30

Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h

290

31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10

32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291

33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373

63

g Negara Islam (1946)

h Islam dan Demokrasi (1946)

i Revolusi Agama (1946)

j Merdeka (1946)

k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)

l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)

m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)

n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV

o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV

p Pedoman Mubaligh Islam

q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)

r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)

s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX

Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya

Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di

Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat

mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk

mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat

Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena

apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak

selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama

mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari

Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan

mendoakan lekas selesai34

Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini

diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama

berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan

34

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43

64

beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang

menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah

menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam

kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu

dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di

Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35

Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah

atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-

Azhar Jakarta36

Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di

Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh

Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak

keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana

kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh

Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun

196037

Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji

Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah

dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama

baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid

Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-

Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka

atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38

Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan

35

Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir

Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI

h 48 38

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48

65

menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh

penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39

Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah

hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk

ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika

panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul

niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya

hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada

Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke

Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di

hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu

Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang

tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia

sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama

akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka

Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam

untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak

atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka

dikaranglah tafsir ini40

Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada

pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan

dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam

suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar

jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan

agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-

39

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40

Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan

Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49

66

pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah

penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba

sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan

orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat

dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha

berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir

beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan

agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga

menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan

kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41

Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong

kepada metode tahlili atau taj`izi42

Metode tahlili adalah metode

penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian

(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an

dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-

ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang

kandungan ayat itu43

Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga

yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak

terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita

sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun

41

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 477 43

Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h

103

67

berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka

adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42

68

BAB IV

ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali-Imran Ayat 104

Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat

dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk

surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua

Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang

tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi

Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat

Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as

Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk

menarik konsentrasi kita ketika membacanya1

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-

Imran [3]104)

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu

mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang

bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau

tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa

pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong

kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang

pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru

1

Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci

(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65

69

yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar

mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat

perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah

Islamiah2

Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat

melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai

orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang

pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar

nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa

bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi

menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta

adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu

tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka

dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal

sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang

sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang

yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam

kehidupan dunia dan akhirat3

Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam

rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni

mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan

Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-

khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan

dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan

yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar

2

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209

3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 209

70

Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang

memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah

berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap

orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka

mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat

Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang

bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah

kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan

dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang

mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini

merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas

dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika

dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja

tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan

masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah

arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan

sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut

adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung

informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat

memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu

tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa

maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap

4

Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu

Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam

tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan

semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas

ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang

5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210-211

71

memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi

setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6

Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua

kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah

kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni

memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh

ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak

dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan

perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah

untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7

Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam

firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr

adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-

khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn

Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)

Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan

umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-

munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat

serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas

menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan

memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas

terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian

memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang

mungkar8

6

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu

Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108

7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210 8

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211

72

Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan

dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan

tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik

Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan

oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan

Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh

hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih

baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa

yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan

pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9

Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang

merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya

diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik

yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan

maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu

yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat

perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh

Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan

budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan

Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai

pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang

pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat

mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10

9

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

73

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk

memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat

sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu

golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11

Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok

khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam

menjaga kesempurnaan Islam12

Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat

makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari

kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat

dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf

apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta

dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang

berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak

disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas

Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang

berakal 13

Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana

yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan

mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang

11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet

Ke-I h 30

12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473

13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

74

yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui

membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh

masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu

bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan

yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar

Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat

yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan

menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi

nilainya14

Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi

yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat

yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah

mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan

khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat

bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri

supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang

kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan

perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah

dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di

kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan

berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara

sesama golongan sendiri15

Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang

dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada

kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat

makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir

14

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31

75

mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang

berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk

kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat

Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu

membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan

yang mungkar 16

Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam

jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana

yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran

beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang

makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan

yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh

sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan

dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih

dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum

haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada

istri orang lain17

Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan

bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus

umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum

hikmah tasri` dan fiqihnya18

Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan

kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti

tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga

dakwah bisa ditegakkan

16

Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

76

Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun

yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang

kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan

tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan

ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi

segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus

mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar

akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama

kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah

Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang

akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama

dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar

kalangan Islam19

Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah

pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak

atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan

ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo

(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa

bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu

ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah

inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan

dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab

dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang

makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor

kebajikan di dalam dunia20

19

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32

77

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan

sebagai berikut

Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan

fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang

dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang

mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh

Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa

nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara

persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21

Buya Hamka menjelaskan

bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22

Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama

wajib ditimbulkan terlebih dahulu23

Maksudnya ialah pengetahuan

akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan

dakwah yang diperintahkan

Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab

menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan

dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan

fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi

yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus

melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian

21

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211 22

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

78

hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan

ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan

ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan

dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan

kewajibannya mengadakan dakwah

Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama

yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya

kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun

dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan

segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka

menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri

melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan

pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya

segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika

Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela

namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih

dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah

sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat

melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus

untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian

umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali

dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang

makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak

melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim

namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada

setiap muslim

Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam

harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan

79

profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah

mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama

dan dunia24

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus

yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan

memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan

Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini

oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah

hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu

dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam

melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan

juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau

melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan

ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa

maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan

dakwah yang disampaikan

Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar

bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih

sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam

dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25

B Surat An-Nahl 125

Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama

menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw

berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat

Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat

24

`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 292

25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292

80

68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am

karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26

Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan

bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar

dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu

ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan

kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan

lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam

keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu

adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini

sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok

akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang

hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan

tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran

Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang

diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi

barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27

ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)

26

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 175

27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216

81

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad

serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau

sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran

Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah

mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam

dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya

engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat

dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-

tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan

urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang

selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang

lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa

yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja

yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga

mendapat petunjuk28

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan

tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran

dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni

berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian

mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan

mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang

menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang

28

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774

82

sederhana29

Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah

hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30

Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang

diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik

yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan

umpatan31

Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama

dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah

pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan

Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila

digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan

kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi

terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar

Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena

kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak

diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan

sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan

sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya

dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan

dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau

dengan kata lain dia yang hakim32

29

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7

(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

83

Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha

yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati

yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh

banyak ulama33

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil

Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang

baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap

oleh hati nurani dengan halus34

Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal

yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan

atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik

yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh

mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya

disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati

dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik

Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini

berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal

ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35

Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila

ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan

keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat

hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya

dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan

33

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema

Insani 2004) Cet Ke I h 44

35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

84

mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat

mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang

menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan

kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk

adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang

kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak

benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta

menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan

tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan

argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36

Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi

ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat

disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia

hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang

terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang

dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-

Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw

mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun

sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37

Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki

karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama

tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga

cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara

atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa

saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil

36

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 776 37

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

85

orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik

Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak

penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan

pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)

Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara

melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka

berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al

Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw

memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu

Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan

dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara

Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat

Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya

dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan

tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang

belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang

lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut

melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang

lebih berhikmat diam daripada berkata39

38

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

86

Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita

artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang

disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak

kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah

pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya

sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya

sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan

dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40

Hal ini juga dijelaskan

dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman

bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam

memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan

larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh

manusia atas apa yang dilakukannya41

Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah

mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul

perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut

polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau

sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-

baiknya42

Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah

dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43

Diantaranya ialah

memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan

perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak

berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti

40

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219

42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509

87

ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan

kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan

jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran

yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu

hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin

dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui

karena hatinya telah disakitkan44

Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam

melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik

bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan

ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat

diterima45

Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah

hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di

segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat

manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah

propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat

dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan

Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan

keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah

menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan

Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa

urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak

Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari

Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287

88

siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa

yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46

Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman

perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai

ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah

buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan

orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai

menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47

Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode

dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl

ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah

1 Hikmah

2 Mau`izhah al-hasanah

3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan

Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai

kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala

sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai

sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan

kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta

menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau

lebih besar48

Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh

hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

46

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322

47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322

48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

89

bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish

Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan

Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan

tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-

Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan49

al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum

billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik

Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di

zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya50

Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode

dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini

penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya

kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam

menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat

125

Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan

hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat

49

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

90

kepandaian mereka51

yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah

golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan

hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada

yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada

agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan

Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka

tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini

untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam

tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju

kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih

pintar52

Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan

hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan

mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-

kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53

Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua

mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode

hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan

Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang

belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang

yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya

Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya

Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama

bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan

51

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

91

Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa

menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya

Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah

sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan

bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan

Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat

diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok

mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan

oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika

berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena

itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut

penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa

dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang

dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus

melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana

dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan

pengetahuan dalam dakwah

Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan

bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar

kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam

sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55

Dalam hal ini

penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan

54

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

92

dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka

menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai

nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati

disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang

ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang

menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan

dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak

dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan

pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga

kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di

rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya

adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat

dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode

mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan

pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran

dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik

yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu

menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka

yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik

yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung

kepada orang awam

Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-

93

muslim56

Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah

membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau

terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman

kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya57

Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang

menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa

maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran

pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah

Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang

mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka

menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan

dalam diskusi atau hal lainnya

Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-

hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat

saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam

membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan

atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi

alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58

Sedangkan

Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya

Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat

terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan

bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih

jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika

terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir

56

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)

94

al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu

dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan

yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan

kuat serta premis yang popular dan familiar59

Menurut hemat

penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak

menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk

mematahkan pendapat pihak lawan

Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan

keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun

akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai

tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya

dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela

dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat

orang lain60

C Surat Thacirchacirc 43-44

Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil

dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini

kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah

dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah

Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang

mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh

banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni

mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang

menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara

langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup

banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman

59

Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509 60

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45

95

Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari

Madyan menuju ke Mesir61

ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia

telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-

mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)

a Penafsiran Quraish Shihab

Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa

Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada

Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang

telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah

melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu

berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman

dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang

antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia

ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia

terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya

atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat

kedurhakaannya kepada Allahrdquo62

Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan

layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap

61

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h543-544 62

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 593

96

bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-

ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena

Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi

dengan lemah lembut63

Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-

Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang

lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia

menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya

Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang

sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari

dakwah64

Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut

Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah

yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah

menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata

hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut

guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru

dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan

dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan

tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki

atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as

redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun

yaitu65

63

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 64

Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani

2013) Cet Ke-I h 529

65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595

97

ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan

bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu

akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut

kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)

Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan

yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang

mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai

dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama

yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan

yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam

konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun

sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan

dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu

bermanfaat baginya66

Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi

menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini

menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni

menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta

berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak

gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya

dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan

keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67

Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk

menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan

menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam

penolakan seseorang68

66

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595 67

Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi

Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205

68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

98

Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya

selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah

telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as

kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya

untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan

sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi

berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas

kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah

dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti

yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan

boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak

mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah

menyampaikan kepada kamirdquo69

Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww

yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang

dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus

menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan

kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi

daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta

dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang

dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan

boleh jadi antipati70

69

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595-596 70

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 596

99

b Penafsiran Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan

menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya

Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis

dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia

telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-

mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah

negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah

Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya

dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan

adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai

warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang

waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya

lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu

dia telah melampaui71

Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah

melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu

rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk

menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala

negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya

sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai

Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain

kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan

seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu

dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan

thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap

melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan

71

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

100

hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah

menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini

Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas

itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa

dan Harun72

Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun

bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui

batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada

utusannya ini

ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-

lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)

Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk

dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang

telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-

hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap

yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap

yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau

dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si

pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan

secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang

dimaksud73

Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman

bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak

didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur

72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

101

kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam

perkataan dan juga tindakan74

Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah

diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku

tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya

ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-

nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap

menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-

mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir

al-Azhar)75

Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana

jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan

fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah

negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung

walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau

dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu

mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan

menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah

seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang

besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya

walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu

merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti

apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya

dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu

atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata

74

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

h 496

75

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

102

tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan

diketuk dengan sikap yang lemah lembut76

Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi

bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau

seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah

lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya

untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah

lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan

kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77

Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun

dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun

pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih

diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun

akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama

muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun

kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah

yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang

betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang

dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama

dalam menghadapi Fir`aun78

Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam

dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang

yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka

berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah

76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-

Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204

78

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

103

lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam

berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan

yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan

arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah

sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan

kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang

keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang

lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80

Dijelaskan juga

dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang

lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81

Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan

bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar

tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain

ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati

sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan

telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai

dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam

permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah

langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai

dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh

kedamaian

79

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 80

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h

478

104

Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir

tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama

dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana

maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish

Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud

lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati

lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah

lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk

menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus

bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan

yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini

bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada

manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika

dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan

dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak

melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia

Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan

dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora

di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan

hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani

mereka82

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa

dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima

Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam

menyampaikan dakwah83

82

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 615

105

D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini

Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang

telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar

dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan

bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang

disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125

menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada

Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan

tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang

yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya

keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa

tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu

khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan

petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh

para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang

dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa

melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan

1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan

kegiatan dakwah

Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah

atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah

sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap

kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat

menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar

pesan itu bisa tersampaikan

Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja

sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan

untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak

106

luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat

dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang

memuaskan

Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di

Indonesia saat ini diantaranya yaitu

1 Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912

atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad

Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin

membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai

aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad

Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan

dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam

keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat

Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas

keislamannya84

Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal

yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan

tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama

Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah

dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah

telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak

84

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176

107

hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha

seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85

Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran

Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86

Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan

ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama

Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara

umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah

mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal

yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam

Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi

perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan

ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah

Muhammadiyah

Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam

bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari

kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad

Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin

dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan

pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam

Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan

tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai

kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu

lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid

Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis

85

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45

108

seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan

sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara

dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam

Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk

memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah

mereka

Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran

agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam

bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak

selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa

Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga

menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam

Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah

tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar

Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk

pengajian tingkat lanjut bagi orang tua

Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam

penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan

berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada

masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari

bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda

(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian

Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan

membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul

menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan

pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan

109

Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar

pembentukan bagian Taman Pustaka87

Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam

melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan

Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan

kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh

Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan

dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah

telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah

tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya

Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat

kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis

2 Nahdlatul Ulama (NU)

Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya

Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH

Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang

berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar

(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab

Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul

Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama

Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah

Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan

mempertinggi mutu pendidikan madrasah88

Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat

Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam

87

Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46

88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177

110

menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama

Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam

Indonesia pada waktu itu89

NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama

demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam

Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90

a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah

satu dari empat mazhab

b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan

dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran

Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah

c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam

d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan

pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang

miskin

e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk

mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta

mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam

f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah

konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama

kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada

umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan

menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma

secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum

89

Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31

90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40

111

modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an

dan hadis serta menolak ijma`

3 Al-Washliyah

Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam

bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di

Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan

dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif

sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang

tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating

Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas

pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah

sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan

suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-

cita yang mereka diskusikan selama ini

Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah

adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan

berbeda pandangan91

Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk

mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi

mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan

Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-

Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil

terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program

91

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press

2015) Cet Ke-I h 510

112

tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak

pihak92

Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-

Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan

lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga

mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat

membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan

dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana

bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag

dibentuk dan diprogramkan

4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan

DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w

1993) bersama tokoh Islam lainnya93

Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan

mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat

dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah

politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah

di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan

Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah

dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia

Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah

yang dikumpulkan dari para muhsinin94

92

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177-178 93

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180 94

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180

113

Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik

umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh

pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil

daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya

Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran

utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup

persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana

peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi

tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan

manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah

dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya

meningkatkan kualitas Islam95

Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat

Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral

dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan

adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai

dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui

lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad

Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat

menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-

nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan

wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan

Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96

95

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180 96

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180-181

114

Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai

dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran

ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan

dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama

sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan

pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi

segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII

melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk

kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah

Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis

paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan

ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode

yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam

berdakwah

2 Peranan organisasi Islam di Indonesia

Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97

a Melakukan pemurnian akidah

b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah

c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi

d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat

agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam

e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran

aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara

yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan

membedah kesalahan ideology mereka

97

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511

115

f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya

dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat

g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi

muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya

pendatang yang mengajak kepada permisifme dan

memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta

mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan

perilaku amoral lainnya

h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang

agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya

3 Metode-metode dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan98

Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang

dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99

Adapun metode

dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu

a Metode ceramah

Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di

Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang

semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka

dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada

masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat

media tanpa bertatap muka

Untuk mendukung adanya perubahan dalam

berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan

wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam

98

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24

116

dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini

kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan

prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer

dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga

menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100

b Metode Tanya jawab

Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan

kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan

apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan

dakwah bisa terlaksana dengan efektif

c Metode dakwah bilqalamtulisan

Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode

yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-

pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa

dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u

Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam

Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka

penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah

disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan

apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti

baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk

metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan

dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan

atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai

100

Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013

httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=

metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019

117

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan

rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di

awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai

hasil penelitian sebagai berikut

1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104

Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan

tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya

golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia

adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula

dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya

kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga

nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi

setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat

disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh

umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan

gerakan dakwah

Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus

disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena

pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil

kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak

baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus

disampaikan dengan cara yang baik

2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125

Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga

yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan

118

ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa

perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah

disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan

Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang

baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan

jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi

Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam

bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan

dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik

diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan

dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau

membantah suatu polemic dengan cara yang baik

Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah

dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan

perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u

dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga

metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u

yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan

3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44

Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode

dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut

dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran

dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka

terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa

perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan

yang sopan dan tidak menyakitkan

Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang

melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh

119

kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan

bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan

lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan

Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah

harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus

disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang

disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun

dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya

dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu

mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang

disampaikan dalam pesan dakwah

4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku

dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam

Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan

ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik

disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada

orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam

menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat

Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan

dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk

kegiatan

B Saran

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian

yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti

karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu

yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi

Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian

tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan

120

terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia

Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan

metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara

menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir

Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001

Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal

dkk Jakarta Darul Haq 2017

AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015

AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

Tangerang Lentera Hati 2015

Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011

Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra

Cahaya Utama 2006

AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017

Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

Yogyakarta Pustaka Pelajar2016

Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN

Purwokerto Press 2006

Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U

Media 2016

Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab

Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012

Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia

Group 2018

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah

terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008

GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi

Hidup Jakarta PT Gramedia 2011

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987

122

______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas

1983

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994

______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015

HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan

Publika 2017

al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-

Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993

HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018

HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017

Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya

Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1

Januari-Juni 2018

Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran

terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997

IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia

Group 2011

Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011

Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj

MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah

Press 2011

JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010

Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011

MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT

Semesta Rakyat Merdeka 2012

MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja

Rosdakarya 2014

123

Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta

Idea Press 2015

MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja

Rosdakarya 2016

M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012

M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia

Group 2015

M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015

Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009

Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992

Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia

Group 2018

Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana

2007

Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung

2015

SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif

Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007

SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

Bandung PT Refika Aditama 2014

Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta

Prenadamedia Group 2014

Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012

SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja

Rosdakarya 2013

Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993

______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010

124

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol I Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2

Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6

Jakarta Lentera Hati 2009

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 Jakarta Lentera

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta

Lentera Hati 2012

Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017

SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi

Jakarta Pressindo 2010

al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur

Qisthi Press 2008

______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi

Press 2008

Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta

Gema Insani 2004

Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta

Robbani Press 2010

Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim

Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004

125

az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid

7 Depok Gema Insani 2014

______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013

Jurnal

Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da

kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses

pada 7 Juli 2019

BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni

2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba

ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs

=chrome Diakses 24 Juli 2019

Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No

2 September 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal

+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses

pada 8 Juli 2019

IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran

Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2

Desember 2015

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_

qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019

Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten

Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah

dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi

+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke

camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu

=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

126

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember

2017

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe

mimpinan+non

+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3

D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019

MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=

diakses pada 7 Juli 2019

127

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit

Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei

1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara anak dari pasangan orang tua

Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh

pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan

mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding

School Bengkalis selama enam tahun dengan

menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa

menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus

maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti

yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa

(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen

Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-

FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat

Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah

menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera

(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen

Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)

Jakarta

Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun

kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga

tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin

Page 8: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …

x

3 Kata Sandang

a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh

al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة

b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya Contoh

as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل

ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس

c Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd

Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di

tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh

Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله

Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء

Inna al-ladzicircna اف الدين

wa ar-rukkaˊi كالركع

d Ta Marbucircthah (ة)

Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf ldquohrdquo contoh

xi

الفئدة al-Afˊidah

al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية

Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-

washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

hurif ldquotrdquo contoh

Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة

al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر

e Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti

penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan

nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI

berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk

nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang

ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya

Contoh

ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya

Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital Contoh

Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya

xii

DAFTAR ISI

COVER DALAM i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PERNYATAAN PENULIS iv

MOTTO v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

PEDOMAN TRANSLITERASI x

DAFTAR ISI xiii

ABSTRAK xv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Permasalahan 9

1 Identifikasi Masalah 9

2 Pembatasan Masalah 10

3 Perumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 11

D Manfaat Penelitian 11

E Tinjauan Pustaka 12

F Metode Penelitian 15

G Sistematika Penulisan 18

BAB II LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah 19

B Hukum Berdakwah 21

C Fungsi Dakwah 24

xiii

D Tujuan Dakwah 26

E Metode Dakwah 28

F Sumber Metode Dakwah 40

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42

H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode

Dakwah 49

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49

BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK

KARIM AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab 51

B Profil Buya Hamka 58

BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali Imran ayat 104 68

a Menurut M Quraish Shihab 68

b Menurut Hamka 73

B Surat An-Nahl ayat 125 80

a Menurut M Quraish Shihab 81

b Menurut Hamka 85

C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94

a Menurut M Quraish Shihab 95

b Menurut Hamka 99

D Implementasi Terhadap Dakwah 105

BAB V PENUTUP 117

A Kesimpulan 117

B Saran 119

DAFTAR PUSTAKA 121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127

xiv

ABSTRAK

Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl

125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

IIQ Jakarta 2019

Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan

pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada

Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan

larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang

diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga

dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia

Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan

bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam

berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah

diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat

43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan

penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar

yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik

studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif

dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab

dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan

terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah

tersebut

Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka

kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua

umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti

gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu

metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode

hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc

ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan

menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan

mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah

Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl

Thacirchacirc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama

Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni

Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas

lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan

yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang

mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam

bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami

baik hiasan maupun perbuatan2

Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk

katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad

Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`

dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah

yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah

dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru

baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga

atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali

Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik

seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang

1

Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H

13

2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja

Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123

2

terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau

panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25

Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51

Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas

ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat

dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar

yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak

angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43

Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata

da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta

berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10

surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna

dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat

ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-

Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna

dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim

mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2

ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u

adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8

surat pada 12 ayat5

Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya

termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di

dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang

metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul

pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah

3

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9

3

disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan

pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan

dakwahnya

Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah

bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan

pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang

melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman

ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa

mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-

makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak

menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6

Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah

Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam

sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak

secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi

banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang

berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an

menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar

ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar

dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak

dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan

seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke

dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu

6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9

4

tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang

kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an

juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk

kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya

ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang

diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan

amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)

ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan

5

hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk

orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)

Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang

melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara

lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang

baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat

LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang

begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui

media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada

organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)

Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya

yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar

Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim

untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan

metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim

dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan

ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu

sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh

umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di

masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke

masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau

kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan

diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan

keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu

saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam

Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar

terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah

6

mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan

kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan

ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang

baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu

membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan

mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan

pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7

Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga

organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda

Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan

juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode

dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja

mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada

sasaran dakwah

Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an

perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi

dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori

dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi

bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8

Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya

makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman

Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu

diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk

7

Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135

8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto

Press 2006) Cetke-I h 19

9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 109

7

apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya

kepadanya10

Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi

dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana

dengan baik dan sesuai tujuan11

Oleh karena itu Dalam hal ini

penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode

dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk

menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting

peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar

meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12

Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai

yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-

pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan

menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat

orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa

mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan

Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap

buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka

telah berbuat kebajikan untuk Islam13

Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk

mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an

dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-

Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat

10

Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup

(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194

11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)

Cetke-I h 73

12

Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011) Cetke-I h 8

13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin h 137

8

104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis

mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan

antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian

metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang

yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah

judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104

An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan

MQuraish Shihab dan Hamkardquo

Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode

dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat

ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak

dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang

ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat

terbatas

Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir

dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga

sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami

makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di

sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia

yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-

Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)

Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan

tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal

(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-

Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa

penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir

Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat

apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam

9

mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan

tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya

Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah

pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani

Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan

tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak

hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir

semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu

karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14

Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih

ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar

yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam

menyampaikan pandangan keagamaanya15

Secara lisan bisa dilihat

dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus

masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya

buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga

atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial

masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah

beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi

dalam berdakwah

B Permasalahan

1 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang

diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Metode dakwah dalam Al-Qur`an

14

M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia

Group 2015) Cet Ke-IV h 84

15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya

Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk

10

b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah

c Bentuk-bentuk Metode dakwah

d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan

Hamka

e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab

dan Hamka

f Implementasi metode dakwah saat ini

2 Pembatasan masalah

Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai

sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah

Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan

batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan

metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104

an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat

untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata

dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis

mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba

membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke

metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga

membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi

makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam

penerapan dakwah

3 Perumusan masalah

a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

11

c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

d Implementasi dalam dakwah saat ini

C Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan

rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan

dapat diperiksa dengan hasil penelitian16

Adapun tujuan penelitian

ini adalah

1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat

104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka

3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini

D Manfaat Penelitian

Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka

manfaat penelitian ini adalah

1 Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang

digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait

tema yang diangkat

2 Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi

para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki

16

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)

Cet Ke-I h 68

12

metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap

berpegang teguh pada Al-Qur`an

E Tinjauan Pustaka

1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi

Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam

jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam

mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk

teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian

yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau

penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode

deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara

objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode

dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada

perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17

2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18

ditulis oleh Rizki

Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di

17

Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen

gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara

Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa

nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

13

Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data

berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo

Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan

Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode

dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek

yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa

metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini

meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan

membandingkan dua tafsir

3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan

Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan

penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap

keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi

kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya

kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural

dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini

menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan

pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya

setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya

Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah

yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari

metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

relevansinya terhadap dakwah saat ini

4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan

Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh

14

Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik

pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara

dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi

tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap

malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada

Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan

penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki

perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana

peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini

5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten

Balanganrdquo19

ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang

menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-

pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan

dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data

observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian

19

Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan

Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode

+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten

+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

15

yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya

pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir

F Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam

sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna

menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif

mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai

individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau

kemanusiaan20

Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia

dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya

berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen

foto dan lain-lain22

2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang

bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian

20

Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta

Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1

21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181

22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28

16

saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah

yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret

situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan

mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang

tertentu secara faktual dan cermat23

Selain mendeskripsikan

peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat

104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi

penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh

lembaga organisasi dakwah

3 Subjek dan objek penelitian

Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam

penelitian sebagai sumber data24

Selain itu juga subjek

penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian

yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan

jawabannya dalam sebuah penelitian25

Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah

dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-

Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44

4 Sumber data penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data

Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan

dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar

23

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta

Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25

Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24

17

Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku

jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan

pembahasan

5 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang

dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku

kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu

penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat

kesimpulan dari data yang sudah dianalisis

6 Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa

digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan

riset komparatif yaitu26

a Menentukan tema yang diangkat

b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan

c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

antar konsep

d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh

Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan

argumentasi data

e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset

7 Instrumen dan alat bantu penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam

penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti

sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian

26

Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137

18

kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti

objek penelitian

G Sistematika Penulisan

Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5

bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah

sebagai berikut

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi

masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian

manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian

sistematika penulisan

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang

dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi

pokok penting dalam penulisan skripsi ini

BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik

Kari Amrullah (HAMKA)

Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka

BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-

Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44

Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl

ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka

serta relevansinya terhadap dakwah saat ini

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah

Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a

yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru

memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki

tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini

terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut

diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta

memohon menamakan menyuruh datang mendorong

menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi

Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya

ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon

(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi

(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2

Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada

setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-

Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan

dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah

dalam surah al-Imran ayat 1044

1

M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group

2015) Cetke-IV h 17 2

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5

3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5

4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam

5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran

ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112

surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17

20

ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-

Imran [3]104)

Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam

menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh

perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat

dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut

beberapa para ahli diantaranya yaitu

1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah

menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh

kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat

kebahagiaan dunia dan akhirat

2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah

menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh

manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6

3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia

dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di

dunia dan di akhirat7

4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban

yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar

ma`ruf nahi mungkar8

5

Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cet Ke-IV h 5 6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7

Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-

V h 1 8

Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)

Cetke- II h 2

21

Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan

bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau

mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan

syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya

tujuan dari kegiatan dakwah

Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan

proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai

saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi

Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung

kontinu9

Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah

proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda

Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus

disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan

untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus

memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang

berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan

lancar

B Hukum Berdakwah

Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-

pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti

diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya

kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun

yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya

kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya

9

Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cetke-I h 39

22

memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan

dakwahnya10

Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran

dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan

lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas

kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah

hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar

ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11

Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini

Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini

dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan

berikut ini12

10

Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 53

11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53

12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63

23

Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard

`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim

Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa

jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena

ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku

beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain

melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk

dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau

dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13

Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu

kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang

dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam

suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok

orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang

lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu

mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah

karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari

segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian

permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam

memiliki kompetensi tersebut14

Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)

sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal

dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki

tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan

taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun

13

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 63-64 14

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 65

24

demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan

kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas

berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan

kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki

keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga

ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang

saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran

tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata

(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan

tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)

semata-mata15

C Fungsi Dakwah

Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari

Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan

dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu

generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia

Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena

kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji

wada (haji perpisahan)16

Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai

pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah

satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi

memiliki beberapa fungsi yaitu18

15

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam 68-69 16

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja

Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193

18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja

Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5

25

a Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun

konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk

memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan

antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk

hubungan dengan orang lain

b Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi

orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui

pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati

gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku

nonverbal

c Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para

antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran

sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara

tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan

perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk

komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen

mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara

ideologi atau agama mereka

26

d Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum

menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan

keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan

dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan

tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)

Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita

hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada

fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu

mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan

keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri

D Tujuan Dakwah

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan

baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang

ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa

tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19

Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di

atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa

dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan

jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan

tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu

mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan

perilaku umat ke arah yang Islami20

Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah

dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek

dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan

19

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23

27

mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai

berikut21

1 Tujuan umum

Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan

diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan

berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang

mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari

pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus

mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang

menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt

2 Tujuan khusus

Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus

dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-

kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi

mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah

kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu

terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil

yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek

kehidupannya

Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat

terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu

keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik

sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan

yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya

kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan

ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi

21

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 164

28

Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang

basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang

baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan

surga

3 Tujuan dari segi materi dakwah

Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang

disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal

yaitu

a Untuk meluruskan akidah

b Untuk membetulkan amal

c Untuk membina akhlak

d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim

e Menolak atau melawan ateis

f Memberantas syubhat dalam agama

E Metode Dakwah

Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo

(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di

atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22

Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti

systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure

(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara

penanganan masalah secara cerdik)23

Sumber yang lainnya

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti

jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24

22

M Munir Metode Dakwah h 6 23

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166

24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23

29

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh

seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25

Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga

metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara

berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan

hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi

nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf

pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut

agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang

terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari

kekerasan dan umpatan26

Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah

menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl

ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu

berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf

`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat

Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini

berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih

dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu

kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang

diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan

berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus

keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena

adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki

tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti

25

M Munir Metode Dakwah h 7 26

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati

2010) Cetke-I 2011 h 193

30

pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga

targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda

dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih

tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27

Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan

berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua

macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28

Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode

dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga

cakupan yaitu

1 Bi al-hikmah

Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman

Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa

Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan

al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29

Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti

seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an

Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang

berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara

hukum30

Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari

segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga

diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan

mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

27

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333

28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335

29

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142

30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201

31

besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang

besar atau lebih besar31

Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk

kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan

memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa

al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32

Hikmah juga bisa

diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan

dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika

yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan

argumentasi dan penjelasan33

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi

yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu

pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan

dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi

dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-

Qur`an

ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu

hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah

orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]

21-22)

Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah

tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang

lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti

31

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775

32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19

32

selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai

metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang

baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para

penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman

ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya

Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah

adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan

atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang

dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan

klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci

kesuksesan dakwah34

Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode

hikmah yaitu35

a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya

Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan

orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi

pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan

lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa

Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu

bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa

mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa

mereka

b Bersikap ramah

Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah

lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita

tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat

34

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20

33

dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan

kita

c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan

syariatnya

Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan

dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu

memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan

nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun

pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan

waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita

sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan

prioritasnya

d Gerakan bertahap

Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah

mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena

tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana

ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia

yang melalui proses tahap demi tahapan

Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga

kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan

cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya

karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam

dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran

Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas

dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua

cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36

36

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 146

34

2 Al-maui`dzah Al-hasanah

Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti

nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang

mengantar kepada kebaikan37

Dari makna bahasa kita bisa

memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan

dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan

menyebutkan pahala atau siksa38

Mau`izhah al-hasanah atau nasihat

yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara

yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa

yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan

lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau

menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan

rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan

oleh pihak subjek dakwah39

Jika cara hikmah mengajak berbicara

kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan

mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati

dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40

Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang

diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang

yang diberi nasihat bertambah baik41

Nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan

ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara

37

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h

775 38

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 150 39

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29

41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h148

35

melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat

jiwa dengan keimanan dan petunjuk42

Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau

bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak

menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan

Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran

dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang

menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang

bermanfaat baginya dan membahagiakannya43

Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu

a Nasihat

Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha

yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran

juga berarti Khata yaitu menjahit44

Sebagian ahli ilmu berkata

nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun

dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah

yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada

sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan

motivasi dan ancaman45

1) Kriteria seorang penasehat

Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus

dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan

makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah

memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar

42

M Munir Metode Dakwah h 243 43

Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj

Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44

MMunir Metode dakwah h 242

45

MMunir Metode dakwah h 242

36

dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki

ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang

dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa

yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan

kepadanya46

b Tabsyir wa Tanzir

Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang

mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam

istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar

yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47

Adapun tujuan tabsyir yaitu48

1) Memperkuat atau memperkokoh iman

2) Memberikan harapan

3) Menumbuhkan semangat beramal

4) Menghilangkan sifat keragu-raguan

Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana

isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan

akhirat dengan segala konsekuensinya49

Adapun bentuk-bentuk

tanzir diantaranya yaitu50

1) Penyebutan nama Allah

2) Menunjukkan keburukan

3) Pengungkapan bahayanya

4) Penegasan adanya bencana segera

5) Penyebutan peristiwa akhirat

46MMunir Metode dakwah h 242

47

MMunir Metode dakwah h 257

48

MMunir Metode dakwah h 259

49MMunir Metode dakwah h 263

50

MMunir Metode dakwah h 265

37

c Kisah

Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna

yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau

mengikuti jejak51

Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat

berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara

menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks

cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52

Macam-macam kisah dalam

Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53

1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan

serta perkembangannya

2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang

tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan

3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti

perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain

3 Al-mujadalah

Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan

melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan

kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi

argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat

dan berbantah-bantahan54

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara

berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang

digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan

untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti

51MMunir Metode dakwah h 292

52

MMunir Metode dakwah h 292

53

MMunir Metode dakwah h 293 54

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo

2010) Cet Ke-I h 334

38

ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para

utusan sebelumnya55

Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan

dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang

lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi

demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak

argumen bathil yang dipakai lawan dialog56

Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang

masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam

pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum

adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat

bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa

tegakrdquo57

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode

ini hendak dipakai yakni58

Pertama tidak merendahkan pihak lawan

Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran

sesuai nilai dan ajaran Islam

Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap

memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi

sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan

dihormati

Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang

bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi

untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan

yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 155 58

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

39

dengan cara yang baik59

Terkadang mujadalah dilakukan dengan

suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah

berfirman

helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-

Nahl [16] 125)

hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk

melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-

Mukmin [40] 5)

Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua

macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan

hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60

Debat yang terpuji dalam

dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan

sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk

Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan

kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran

tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61

Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu

a Al-hiwar

Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang

setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara

59

Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h128 60

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335

61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

40

satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog

antara lain62

1) Kejujuran

2) Tawadhu

3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran

4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan

b As-ilah wa ajwibah

Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang

berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah

yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya

adalah jawaban-jawaban63

As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab

dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat

kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu

orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini

yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini

metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam

beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media

cetak

F Sumber Metode Dakwah

Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64

1 Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi

pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali

ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada

ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan

6262

M Munir Metode Dakwah h 328 63

M Munir Metode Dakwah h 335-336 64

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

41

dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang

harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah

tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan

dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah

berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an

2 Hadis

Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-

Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang

berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam

menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini

memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena

setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga

dialami oleh juru dakwah saat ini

3 Sejarah Hidup para sahabat65

Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan

contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena

mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup

pada masa Rasulullah

4 Pendapat Para Ulama

Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman

serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga

mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia

dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan

sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu

pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih

65

sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم

pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah

mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan

sesudahnya

42

diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai

harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya

yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an

dan hadis66

Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di

mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau

masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan

kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash

5 Hasil Penelitian Ilmiah

Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif

Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena

ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh

penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda

Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip

hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67

6 Pengalaman

Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan

orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika

berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah

sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam

melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi

yang terjadi

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah

Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68

1 Dakwah bi al-lisan (lisan)

Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami

Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka

66

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307

43

dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan

berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69

Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan

yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran

kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi

menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang

dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang

menerima panggilanseruan70

Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara

umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung

tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to

face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan

komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)

yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model

komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah

melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71

Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa

memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah

Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan

Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang

dihadapi diantaranya72

a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)

Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai

mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan

69

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah h 42

70

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43

71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30

72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48

44

dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih

jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang

dikehendaki

b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)

Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut

Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah

merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi

mad`u untuk mencapai hikmah73

Jika dilihat dari konteks

mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih

diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang

dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang

penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada

konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan

durhaka74

c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)

Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi

adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan

ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan

yang pantas dan baik

d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)

Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari

yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan

maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima

ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan

maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana

73

Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet

Ke-I h 178

74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179

45

mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran

yang mendalam

e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)

Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah

orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun

penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta

tidak perlu retorika yang berapi-api

2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah

Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan

pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah

jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai

pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan

atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75

Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi

al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-

kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika

pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah

dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan

sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai

mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara

lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada

waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam

Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara

75

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53

46

dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang

sangat bijak76

3 Dakwah bi al-hal (tindakan)

Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini

menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan

demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke

jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan

nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77

Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di

Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan

istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun

belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya

penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan

istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan

dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara

bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti

istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa

contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke

Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta

membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk

dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan

pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78

Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut

pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode

76

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 32 77

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60

78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 33-34

47

yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah

sebagai berikut79

1 Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan

maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian

dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan

menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan

kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor

lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan

ceramahnya

2 Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan

menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana

ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai

materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian

penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah

Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif

apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah

dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u

sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek

dakwah dengan objek dakwah

3 Metode diskusi

Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat

memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan

sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi

79

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101

48

dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat

menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat

dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka

akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif

4 Metode propaganda

Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan

Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara

massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)

5 Metode keteladanan

Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti

suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan

langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada

apa yang dicontohkannya

6 Metode drama

Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah

dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u

agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan

7 Metode silaturahmi (home visit)

Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan

kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah

kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode

home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang

sakit dan lain-lain

49

H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode

Dakwah

Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar

fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80

1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya

Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan

dengan materi dakwah yang disampaikan

2 Sasaran dakwah dari berbagai segi

Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai

harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan

juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran

dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam

dan non-muslim

3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam

Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah

satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah

harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan

uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam

berdakwah

4 Kepribadian dan kemampuan dai

Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka

pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai

dengan kemampuan dai

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah

Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa

pendekatan yaitu81

80

M Munir Metode Dakwah h 224

50

1 Pendekatan personal

Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai

dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi

yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan

langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat

dakwah sembunyi-sembunyi

2 Pendekatan pendidikan

Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-

lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam

ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-

materi keislaman

3 Pendekatan diskusi

Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai

diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan

mad`u berperan sebagai audience

4 Pendekatan penawaran

Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat

tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam

keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang

timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan

dai dalam mengajak mad`u-nya

5 Pendekatan misi dakwah

Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai

ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-

pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan

yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam

melakukan kegiatan dakwahnya

81

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35

51

BAB III

BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB

DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan

pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung

halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau

dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk

anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada

adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang

bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi

bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan

RI pada 27 Desember 19492

Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir

Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar

bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang

dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa

ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian

Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi

Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai

pendakwah4

1

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-

IV Bagian awal tentang penulis

2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5

3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 478

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep

+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019

4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41

52

Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak

menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur

Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di

Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga

besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor

7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh

adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda

dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5

M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga

muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti

ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan

sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya

Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat

sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai

pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6

Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar

Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil

menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah

Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih

yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di

usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal

ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat

Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil

5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7

6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish

Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

53

meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir

Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen

yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud

Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih

gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-

Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi

legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor

di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa

menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat

mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7

Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari

1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa

Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa

Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan

disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta

minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti

sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan

yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang

mufasir8

MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9

a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)

b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)

c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)

7

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47

54

d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)

e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk

Mempelai (1995)

f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai

Persoaalan Umat (1996)

g Mukjizat Al-Qur`an (1997)

h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)

i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)

j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)

k Jalan Menuju Keabadian (2000)

l Tafsir Al-Misbah (2000)

Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan

sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu

manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang

Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi

berbagai persoalan hidup10

M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya

menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi

melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan

muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula

memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran

seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih

rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the

Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud

Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan

analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan

10

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih

55

bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis

sehingga menarik minat11

Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an

Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika

dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk

dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan

kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah

dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia

dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12

Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis

tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua

pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama

kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum

muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-

Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi

tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan

kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya

membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan

membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di

sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang

memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan

kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial

diturunkannya Al-Qur`an13

Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-

Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut

yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu

11

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih

13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74

56

akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-

unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen

dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh

kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14

Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan

turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca

mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi

Muhammad Saw dan umatnya15

Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana

pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai

ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh

rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik

tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun

1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan

Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya

tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang

(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini

karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan

ldquoLenterardquo16

Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang

kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga

leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang

berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa

Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya

bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik

14

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 479 16

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75

57

khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang

dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak

ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17

Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan

yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal

edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu

pada lapisan paling luar

Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab

memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak

kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish

Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai

urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu

ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan

dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan

menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer

Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain

kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan

corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada

masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat

Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak

kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18

17

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285

58

B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang

tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua

universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa

kepadanya19

Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim

Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari

Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13

Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul

Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah

(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan

Islam di Minangkabau20

Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di

Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh

dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun

1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut

ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan

dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide

pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut

membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21

19

M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U

Media 2016) Cetke-I h 81 20

AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka

terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq

uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8

Juli 2019

21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu

al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ

diakses 16 Juli 2019

59

Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang

Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan

malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri

sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah

belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera

Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu

itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid

dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan

penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22

Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk

berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan

politik23

Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan

tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka

pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh

Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM

Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia

merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam

modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM

Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti

berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo

Pakualaman Yogyakarta24

beliau dapat mendalami karya ulama dan

pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan

22

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian

catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82

24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu

2019 Pukul 1445

60

Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta

mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman

seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold

Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25

Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di

Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi

dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas

MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai

Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif

menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)

bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat

terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam

dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan

produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan

buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini

salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini

adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya

justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara

baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan

saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26

Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari

pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus

25

httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

61

pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM

Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu

itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang

waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27

Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu

Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan

Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata

bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam

dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959

Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar

Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka

Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28

Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham

(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun

sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif

sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk

mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29

Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama

hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka

menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun

1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948

sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota

(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri

pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau

terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai

27

Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III

dibagian catatan tentang Hamka 29

Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan

Publika 2017) Cetke-I h 5

62

tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat

Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai

Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama

Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama

sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang

bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30

Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan

melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah

berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631

Buya

Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau

dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang

anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak

tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak

44 orang32

Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17

Tahun) di antaranya33

Bidang Agama dan Falsafah

a Tashawwuf Meodern (1939)

b Falsafah Hidup (1939)

c Lembaga Hidup (1940)

d Lembaga Budi (1940)

e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)

f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi

1945) 30

Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h

290

31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10

32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291

33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373

63

g Negara Islam (1946)

h Islam dan Demokrasi (1946)

i Revolusi Agama (1946)

j Merdeka (1946)

k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)

l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)

m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)

n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV

o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV

p Pedoman Mubaligh Islam

q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)

r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)

s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX

Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya

Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di

Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat

mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk

mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat

Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena

apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak

selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama

mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari

Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan

mendoakan lekas selesai34

Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini

diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama

berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan

34

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43

64

beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang

menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah

menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam

kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu

dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di

Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35

Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah

atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-

Azhar Jakarta36

Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di

Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh

Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak

keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana

kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh

Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun

196037

Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji

Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah

dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama

baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid

Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-

Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka

atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38

Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan

35

Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir

Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI

h 48 38

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48

65

menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh

penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39

Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah

hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk

ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika

panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul

niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya

hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada

Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke

Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di

hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu

Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang

tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia

sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama

akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka

Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam

untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak

atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka

dikaranglah tafsir ini40

Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada

pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan

dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam

suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar

jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan

agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-

39

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40

Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan

Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49

66

pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah

penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba

sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan

orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat

dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha

berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir

beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan

agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga

menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan

kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41

Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong

kepada metode tahlili atau taj`izi42

Metode tahlili adalah metode

penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian

(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an

dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-

ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang

kandungan ayat itu43

Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga

yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak

terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita

sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun

41

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 477 43

Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h

103

67

berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka

adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42

68

BAB IV

ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali-Imran Ayat 104

Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat

dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk

surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua

Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang

tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi

Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat

Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as

Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk

menarik konsentrasi kita ketika membacanya1

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-

Imran [3]104)

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu

mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang

bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau

tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa

pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong

kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang

pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru

1

Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci

(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65

69

yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar

mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat

perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah

Islamiah2

Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat

melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai

orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang

pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar

nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa

bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi

menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta

adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu

tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka

dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal

sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang

sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang

yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam

kehidupan dunia dan akhirat3

Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam

rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni

mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan

Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-

khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan

dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan

yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar

2

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209

3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 209

70

Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang

memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah

berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap

orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka

mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat

Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang

bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah

kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan

dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang

mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini

merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas

dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika

dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja

tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan

masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah

arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan

sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut

adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung

informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat

memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu

tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa

maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap

4

Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu

Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam

tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan

semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas

ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang

5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210-211

71

memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi

setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6

Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua

kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah

kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni

memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh

ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak

dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan

perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah

untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7

Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam

firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr

adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-

khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn

Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)

Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan

umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-

munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat

serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas

menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan

memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas

terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian

memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang

mungkar8

6

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu

Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108

7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210 8

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211

72

Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan

dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan

tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik

Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan

oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan

Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh

hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih

baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa

yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan

pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9

Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang

merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya

diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik

yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan

maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu

yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat

perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh

Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan

budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan

Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai

pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang

pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat

mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10

9

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

73

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk

memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat

sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu

golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11

Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok

khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam

menjaga kesempurnaan Islam12

Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat

makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari

kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat

dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf

apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta

dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang

berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak

disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas

Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang

berakal 13

Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana

yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan

mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang

11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet

Ke-I h 30

12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473

13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

74

yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui

membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh

masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu

bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan

yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar

Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat

yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan

menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi

nilainya14

Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi

yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat

yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah

mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan

khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat

bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri

supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang

kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan

perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah

dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di

kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan

berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara

sesama golongan sendiri15

Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang

dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada

kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat

makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir

14

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31

75

mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang

berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk

kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat

Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu

membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan

yang mungkar 16

Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam

jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana

yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran

beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang

makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan

yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh

sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan

dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih

dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum

haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada

istri orang lain17

Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan

bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus

umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum

hikmah tasri` dan fiqihnya18

Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan

kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti

tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga

dakwah bisa ditegakkan

16

Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

76

Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun

yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang

kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan

tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan

ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi

segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus

mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar

akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama

kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah

Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang

akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama

dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar

kalangan Islam19

Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah

pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak

atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan

ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo

(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa

bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu

ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah

inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan

dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab

dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang

makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor

kebajikan di dalam dunia20

19

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32

77

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan

sebagai berikut

Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan

fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang

dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang

mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh

Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa

nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara

persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21

Buya Hamka menjelaskan

bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22

Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama

wajib ditimbulkan terlebih dahulu23

Maksudnya ialah pengetahuan

akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan

dakwah yang diperintahkan

Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab

menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan

dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan

fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi

yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus

melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian

21

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211 22

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

78

hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan

ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan

ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan

dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan

kewajibannya mengadakan dakwah

Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama

yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya

kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun

dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan

segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka

menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri

melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan

pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya

segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika

Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela

namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih

dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah

sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat

melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus

untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian

umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali

dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang

makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak

melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim

namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada

setiap muslim

Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam

harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan

79

profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah

mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama

dan dunia24

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus

yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan

memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan

Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini

oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah

hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu

dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam

melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan

juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau

melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan

ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa

maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan

dakwah yang disampaikan

Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar

bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih

sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam

dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25

B Surat An-Nahl 125

Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama

menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw

berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat

Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat

24

`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 292

25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292

80

68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am

karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26

Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan

bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar

dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu

ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan

kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan

lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam

keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu

adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini

sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok

akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang

hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan

tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran

Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang

diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi

barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27

ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)

26

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 175

27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216

81

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad

serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau

sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran

Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah

mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam

dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya

engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat

dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-

tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan

urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang

selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang

lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa

yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja

yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga

mendapat petunjuk28

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan

tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran

dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni

berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian

mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan

mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang

menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang

28

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774

82

sederhana29

Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah

hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30

Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang

diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik

yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan

umpatan31

Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama

dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah

pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan

Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila

digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan

kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi

terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar

Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena

kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak

diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan

sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan

sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya

dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan

dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau

dengan kata lain dia yang hakim32

29

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7

(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

83

Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha

yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati

yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh

banyak ulama33

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil

Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang

baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap

oleh hati nurani dengan halus34

Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal

yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan

atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik

yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh

mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya

disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati

dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik

Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini

berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal

ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35

Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila

ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan

keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat

hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya

dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan

33

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema

Insani 2004) Cet Ke I h 44

35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

84

mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat

mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang

menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan

kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk

adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang

kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak

benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta

menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan

tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan

argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36

Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi

ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat

disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia

hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang

terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang

dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-

Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw

mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun

sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37

Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki

karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama

tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga

cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara

atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa

saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil

36

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 776 37

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

85

orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik

Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak

penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan

pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)

Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara

melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka

berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al

Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw

memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu

Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan

dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara

Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat

Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya

dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan

tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang

belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang

lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut

melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang

lebih berhikmat diam daripada berkata39

38

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

86

Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita

artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang

disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak

kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah

pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya

sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya

sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan

dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40

Hal ini juga dijelaskan

dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman

bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam

memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan

larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh

manusia atas apa yang dilakukannya41

Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah

mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul

perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut

polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau

sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-

baiknya42

Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah

dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43

Diantaranya ialah

memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan

perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak

berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti

40

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219

42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509

87

ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan

kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan

jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran

yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu

hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin

dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui

karena hatinya telah disakitkan44

Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam

melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik

bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan

ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat

diterima45

Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah

hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di

segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat

manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah

propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat

dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan

Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan

keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah

menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan

Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa

urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak

Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari

Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287

88

siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa

yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46

Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman

perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai

ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah

buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan

orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai

menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47

Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode

dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl

ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah

1 Hikmah

2 Mau`izhah al-hasanah

3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan

Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai

kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala

sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai

sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan

kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta

menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau

lebih besar48

Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh

hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

46

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322

47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322

48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

89

bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish

Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan

Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan

tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-

Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan49

al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum

billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik

Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di

zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya50

Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode

dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini

penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya

kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam

menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat

125

Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan

hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat

49

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

90

kepandaian mereka51

yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah

golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan

hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada

yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada

agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan

Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka

tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini

untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam

tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju

kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih

pintar52

Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan

hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan

mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-

kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53

Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua

mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode

hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan

Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang

belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang

yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya

Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya

Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama

bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan

51

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

91

Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa

menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya

Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah

sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan

bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan

Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat

diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok

mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan

oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika

berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena

itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut

penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa

dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang

dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus

melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana

dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan

pengetahuan dalam dakwah

Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan

bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar

kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam

sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55

Dalam hal ini

penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan

54

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

92

dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka

menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai

nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati

disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang

ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang

menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan

dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak

dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan

pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga

kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di

rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya

adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat

dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode

mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan

pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran

dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik

yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu

menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka

yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik

yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung

kepada orang awam

Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-

93

muslim56

Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah

membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau

terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman

kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya57

Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang

menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa

maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran

pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah

Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang

mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka

menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan

dalam diskusi atau hal lainnya

Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-

hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat

saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam

membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan

atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi

alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58

Sedangkan

Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya

Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat

terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan

bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih

jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika

terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir

56

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)

94

al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu

dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan

yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan

kuat serta premis yang popular dan familiar59

Menurut hemat

penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak

menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk

mematahkan pendapat pihak lawan

Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan

keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun

akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai

tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya

dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela

dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat

orang lain60

C Surat Thacirchacirc 43-44

Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil

dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini

kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah

dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah

Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang

mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh

banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni

mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang

menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara

langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup

banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman

59

Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509 60

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45

95

Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari

Madyan menuju ke Mesir61

ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia

telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-

mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)

a Penafsiran Quraish Shihab

Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa

Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada

Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang

telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah

melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu

berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman

dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang

antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia

ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia

terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya

atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat

kedurhakaannya kepada Allahrdquo62

Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan

layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap

61

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h543-544 62

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 593

96

bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-

ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena

Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi

dengan lemah lembut63

Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-

Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang

lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia

menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya

Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang

sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari

dakwah64

Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut

Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah

yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah

menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata

hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut

guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru

dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan

dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan

tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki

atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as

redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun

yaitu65

63

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 64

Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani

2013) Cet Ke-I h 529

65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595

97

ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan

bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu

akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut

kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)

Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan

yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang

mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai

dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama

yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan

yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam

konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun

sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan

dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu

bermanfaat baginya66

Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi

menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini

menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni

menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta

berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak

gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya

dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan

keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67

Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk

menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan

menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam

penolakan seseorang68

66

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595 67

Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi

Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205

68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

98

Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya

selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah

telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as

kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya

untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan

sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi

berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas

kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah

dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti

yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan

boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak

mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah

menyampaikan kepada kamirdquo69

Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww

yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang

dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus

menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan

kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi

daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta

dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang

dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan

boleh jadi antipati70

69

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595-596 70

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 596

99

b Penafsiran Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan

menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya

Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis

dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia

telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-

mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah

negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah

Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya

dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan

adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai

warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang

waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya

lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu

dia telah melampaui71

Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah

melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu

rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk

menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala

negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya

sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai

Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain

kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan

seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu

dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan

thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap

melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan

71

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

100

hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah

menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini

Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas

itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa

dan Harun72

Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun

bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui

batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada

utusannya ini

ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-

lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)

Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk

dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang

telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-

hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap

yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap

yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau

dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si

pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan

secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang

dimaksud73

Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman

bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak

didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur

72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

101

kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam

perkataan dan juga tindakan74

Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah

diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku

tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya

ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-

nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap

menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-

mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir

al-Azhar)75

Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana

jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan

fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah

negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung

walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau

dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu

mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan

menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah

seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang

besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya

walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu

merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti

apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya

dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu

atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata

74

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

h 496

75

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

102

tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan

diketuk dengan sikap yang lemah lembut76

Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi

bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau

seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah

lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya

untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah

lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan

kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77

Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun

dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun

pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih

diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun

akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama

muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun

kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah

yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang

betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang

dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama

dalam menghadapi Fir`aun78

Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam

dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang

yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka

berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah

76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-

Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204

78

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

103

lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam

berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan

yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan

arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah

sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan

kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang

keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang

lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80

Dijelaskan juga

dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang

lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81

Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan

bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar

tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain

ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati

sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan

telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai

dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam

permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah

langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai

dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh

kedamaian

79

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 80

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h

478

104

Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir

tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama

dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana

maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish

Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud

lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati

lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah

lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk

menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus

bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan

yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini

bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada

manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika

dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan

dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak

melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia

Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan

dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora

di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan

hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani

mereka82

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa

dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima

Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam

menyampaikan dakwah83

82

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 615

105

D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini

Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang

telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar

dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan

bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang

disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125

menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada

Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan

tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang

yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya

keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa

tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu

khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan

petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh

para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang

dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa

melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan

1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan

kegiatan dakwah

Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah

atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah

sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap

kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat

menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar

pesan itu bisa tersampaikan

Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja

sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan

untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak

106

luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat

dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang

memuaskan

Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di

Indonesia saat ini diantaranya yaitu

1 Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912

atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad

Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin

membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai

aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad

Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan

dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam

keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat

Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas

keislamannya84

Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal

yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan

tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama

Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah

dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah

telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak

84

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176

107

hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha

seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85

Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran

Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86

Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan

ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama

Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara

umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah

mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal

yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam

Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi

perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan

ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah

Muhammadiyah

Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam

bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari

kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad

Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin

dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan

pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam

Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan

tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai

kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu

lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid

Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis

85

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45

108

seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan

sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara

dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam

Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk

memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah

mereka

Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran

agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam

bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak

selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa

Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga

menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam

Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah

tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar

Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk

pengajian tingkat lanjut bagi orang tua

Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam

penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan

berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada

masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari

bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda

(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian

Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan

membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul

menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan

pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan

109

Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar

pembentukan bagian Taman Pustaka87

Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam

melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan

Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan

kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh

Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan

dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah

telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah

tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya

Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat

kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis

2 Nahdlatul Ulama (NU)

Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya

Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH

Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang

berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar

(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab

Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul

Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama

Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah

Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan

mempertinggi mutu pendidikan madrasah88

Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat

Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam

87

Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46

88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177

110

menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama

Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam

Indonesia pada waktu itu89

NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama

demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam

Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90

a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah

satu dari empat mazhab

b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan

dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran

Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah

c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam

d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan

pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang

miskin

e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk

mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta

mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam

f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah

konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama

kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada

umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan

menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma

secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum

89

Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31

90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40

111

modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an

dan hadis serta menolak ijma`

3 Al-Washliyah

Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam

bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di

Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan

dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif

sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang

tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating

Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas

pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah

sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan

suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-

cita yang mereka diskusikan selama ini

Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah

adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan

berbeda pandangan91

Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk

mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi

mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan

Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-

Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil

terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program

91

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press

2015) Cet Ke-I h 510

112

tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak

pihak92

Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-

Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan

lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga

mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat

membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan

dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana

bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag

dibentuk dan diprogramkan

4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan

DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w

1993) bersama tokoh Islam lainnya93

Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan

mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat

dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah

politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah

di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan

Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah

dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia

Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah

yang dikumpulkan dari para muhsinin94

92

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177-178 93

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180 94

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180

113

Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik

umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh

pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil

daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya

Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran

utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup

persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana

peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi

tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan

manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah

dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya

meningkatkan kualitas Islam95

Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat

Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral

dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan

adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai

dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui

lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad

Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat

menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-

nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan

wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan

Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96

95

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180 96

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180-181

114

Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai

dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran

ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan

dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama

sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan

pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi

segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII

melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk

kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah

Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis

paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan

ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode

yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam

berdakwah

2 Peranan organisasi Islam di Indonesia

Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97

a Melakukan pemurnian akidah

b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah

c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi

d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat

agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam

e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran

aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara

yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan

membedah kesalahan ideology mereka

97

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511

115

f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya

dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat

g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi

muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya

pendatang yang mengajak kepada permisifme dan

memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta

mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan

perilaku amoral lainnya

h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang

agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya

3 Metode-metode dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan98

Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang

dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99

Adapun metode

dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu

a Metode ceramah

Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di

Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang

semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka

dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada

masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat

media tanpa bertatap muka

Untuk mendukung adanya perubahan dalam

berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan

wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam

98

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24

116

dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini

kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan

prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer

dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga

menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100

b Metode Tanya jawab

Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan

kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan

apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan

dakwah bisa terlaksana dengan efektif

c Metode dakwah bilqalamtulisan

Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode

yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-

pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa

dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u

Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam

Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka

penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah

disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan

apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti

baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk

metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan

dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan

atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai

100

Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013

httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=

metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019

117

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan

rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di

awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai

hasil penelitian sebagai berikut

1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104

Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan

tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya

golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia

adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula

dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya

kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga

nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi

setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat

disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh

umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan

gerakan dakwah

Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus

disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena

pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil

kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak

baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus

disampaikan dengan cara yang baik

2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125

Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga

yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan

118

ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa

perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah

disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan

Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang

baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan

jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi

Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam

bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan

dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik

diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan

dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau

membantah suatu polemic dengan cara yang baik

Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah

dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan

perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u

dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga

metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u

yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan

3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44

Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode

dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut

dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran

dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka

terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa

perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan

yang sopan dan tidak menyakitkan

Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang

melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh

119

kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan

bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan

lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan

Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah

harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus

disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang

disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun

dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya

dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu

mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang

disampaikan dalam pesan dakwah

4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku

dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam

Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan

ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik

disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada

orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam

menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat

Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan

dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk

kegiatan

B Saran

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian

yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti

karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu

yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi

Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian

tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan

120

terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia

Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan

metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara

menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir

Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001

Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal

dkk Jakarta Darul Haq 2017

AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015

AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

Tangerang Lentera Hati 2015

Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011

Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra

Cahaya Utama 2006

AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017

Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

Yogyakarta Pustaka Pelajar2016

Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN

Purwokerto Press 2006

Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U

Media 2016

Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab

Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012

Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia

Group 2018

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah

terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008

GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi

Hidup Jakarta PT Gramedia 2011

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987

122

______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas

1983

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994

______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015

HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan

Publika 2017

al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-

Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993

HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018

HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017

Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya

Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1

Januari-Juni 2018

Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran

terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997

IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia

Group 2011

Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011

Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj

MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah

Press 2011

JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010

Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011

MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT

Semesta Rakyat Merdeka 2012

MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja

Rosdakarya 2014

123

Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta

Idea Press 2015

MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja

Rosdakarya 2016

M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012

M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia

Group 2015

M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015

Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009

Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992

Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia

Group 2018

Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana

2007

Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung

2015

SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif

Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007

SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

Bandung PT Refika Aditama 2014

Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta

Prenadamedia Group 2014

Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012

SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja

Rosdakarya 2013

Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993

______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010

124

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol I Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2

Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6

Jakarta Lentera Hati 2009

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 Jakarta Lentera

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta

Lentera Hati 2012

Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017

SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi

Jakarta Pressindo 2010

al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur

Qisthi Press 2008

______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi

Press 2008

Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta

Gema Insani 2004

Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta

Robbani Press 2010

Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim

Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004

125

az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid

7 Depok Gema Insani 2014

______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013

Jurnal

Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da

kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses

pada 7 Juli 2019

BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni

2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba

ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs

=chrome Diakses 24 Juli 2019

Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No

2 September 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal

+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses

pada 8 Juli 2019

IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran

Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2

Desember 2015

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_

qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019

Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten

Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah

dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi

+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke

camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu

=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

126

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember

2017

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe

mimpinan+non

+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3

D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019

MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=

diakses pada 7 Juli 2019

127

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit

Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei

1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara anak dari pasangan orang tua

Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh

pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan

mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding

School Bengkalis selama enam tahun dengan

menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa

menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus

maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti

yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa

(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen

Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-

FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat

Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah

menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera

(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen

Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)

Jakarta

Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun

kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga

tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin

Page 9: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …

xi

الفئدة al-Afˊidah

al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية

Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-

washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

hurif ldquotrdquo contoh

Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة

al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر

e Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti

penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan

nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI

berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk

nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang

ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya

Contoh

ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya

Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital Contoh

Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya

xii

DAFTAR ISI

COVER DALAM i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PERNYATAAN PENULIS iv

MOTTO v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

PEDOMAN TRANSLITERASI x

DAFTAR ISI xiii

ABSTRAK xv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Permasalahan 9

1 Identifikasi Masalah 9

2 Pembatasan Masalah 10

3 Perumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 11

D Manfaat Penelitian 11

E Tinjauan Pustaka 12

F Metode Penelitian 15

G Sistematika Penulisan 18

BAB II LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah 19

B Hukum Berdakwah 21

C Fungsi Dakwah 24

xiii

D Tujuan Dakwah 26

E Metode Dakwah 28

F Sumber Metode Dakwah 40

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42

H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode

Dakwah 49

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49

BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK

KARIM AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab 51

B Profil Buya Hamka 58

BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali Imran ayat 104 68

a Menurut M Quraish Shihab 68

b Menurut Hamka 73

B Surat An-Nahl ayat 125 80

a Menurut M Quraish Shihab 81

b Menurut Hamka 85

C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94

a Menurut M Quraish Shihab 95

b Menurut Hamka 99

D Implementasi Terhadap Dakwah 105

BAB V PENUTUP 117

A Kesimpulan 117

B Saran 119

DAFTAR PUSTAKA 121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127

xiv

ABSTRAK

Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl

125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

IIQ Jakarta 2019

Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan

pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada

Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan

larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang

diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga

dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia

Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan

bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam

berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah

diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat

43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan

penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar

yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik

studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif

dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab

dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan

terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah

tersebut

Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka

kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua

umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti

gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu

metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode

hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc

ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan

menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan

mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah

Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl

Thacirchacirc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama

Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni

Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas

lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan

yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang

mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam

bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami

baik hiasan maupun perbuatan2

Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk

katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad

Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`

dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah

yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah

dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru

baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga

atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali

Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik

seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang

1

Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H

13

2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja

Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123

2

terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau

panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25

Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51

Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas

ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat

dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar

yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak

angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43

Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata

da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta

berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10

surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna

dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat

ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-

Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna

dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim

mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2

ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u

adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8

surat pada 12 ayat5

Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya

termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di

dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang

metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul

pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah

3

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah

(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9

3

disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan

pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan

dakwahnya

Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah

bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan

pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang

melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman

ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa

mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-

makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak

menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6

Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah

Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam

sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak

secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi

banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang

berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an

menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar

ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar

dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak

dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan

seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke

dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu

6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9

4

tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang

kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an

juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk

kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya

ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang

diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan

amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)

ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan

5

hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk

orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)

Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang

melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara

lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang

baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat

LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang

begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui

media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada

organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)

Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya

yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar

Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim

untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan

metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim

dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan

ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu

sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh

umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di

masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke

masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau

kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan

diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan

keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu

saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam

Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar

terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah

6

mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan

kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan

ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang

baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu

membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan

mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan

pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7

Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga

organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda

Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan

juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode

dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja

mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada

sasaran dakwah

Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an

perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi

dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori

dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi

bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8

Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya

makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman

Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu

diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk

7

Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135

8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto

Press 2006) Cetke-I h 19

9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 109

7

apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya

kepadanya10

Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi

dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana

dengan baik dan sesuai tujuan11

Oleh karena itu Dalam hal ini

penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode

dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk

menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting

peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar

meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12

Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai

yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-

pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan

menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat

orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa

mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan

Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap

buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka

telah berbuat kebajikan untuk Islam13

Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk

mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an

dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-

Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat

10

Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup

(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194

11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)

Cetke-I h 73

12

Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011) Cetke-I h 8

13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam

Fajarudin h 137

8

104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis

mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan

antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian

metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang

yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah

judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104

An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan

MQuraish Shihab dan Hamkardquo

Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode

dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat

ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak

dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang

ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat

terbatas

Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir

dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga

sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami

makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di

sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia

yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-

Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)

Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan

tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal

(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-

Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa

penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir

Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat

apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam

9

mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan

tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya

Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah

pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani

Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan

tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak

hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir

semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu

karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14

Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih

ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar

yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam

menyampaikan pandangan keagamaanya15

Secara lisan bisa dilihat

dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus

masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya

buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga

atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial

masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah

beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi

dalam berdakwah

B Permasalahan

1 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang

diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Metode dakwah dalam Al-Qur`an

14

M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia

Group 2015) Cet Ke-IV h 84

15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya

Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk

10

b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah

c Bentuk-bentuk Metode dakwah

d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan

Hamka

e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab

dan Hamka

f Implementasi metode dakwah saat ini

2 Pembatasan masalah

Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai

sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah

Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan

batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan

metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104

an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat

untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata

dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis

mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba

membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke

metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga

membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi

makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam

penerapan dakwah

3 Perumusan masalah

a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

11

c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish

Shihab dan Hamka

d Implementasi dalam dakwah saat ini

C Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan

rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan

dapat diperiksa dengan hasil penelitian16

Adapun tujuan penelitian

ini adalah

1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat

104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka

3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44

menurut MQuraish Shihab dan Hamka

4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini

D Manfaat Penelitian

Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka

manfaat penelitian ini adalah

1 Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang

digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait

tema yang diangkat

2 Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi

para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki

16

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)

Cet Ke-I h 68

12

metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap

berpegang teguh pada Al-Qur`an

E Tinjauan Pustaka

1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi

Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam

jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam

mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk

teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian

yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau

penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode

deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara

objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode

dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada

perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17

2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18

ditulis oleh Rizki

Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di

17

Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen

gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara

Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa

nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019

13

Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data

berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo

Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan

Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode

dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek

yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa

metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini

meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan

membandingkan dua tafsir

3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan

Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan

penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap

keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi

kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya

kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural

dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini

menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan

pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya

setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya

Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah

yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari

metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

relevansinya terhadap dakwah saat ini

4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan

Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh

14

Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik

pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara

dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi

tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap

malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada

Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan

penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki

perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana

peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan

meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini

5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten

Balanganrdquo19

ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang

menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-

pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan

dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data

observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian

19

Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan

Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode

+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten

+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

15

yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya

pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir

F Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam

sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna

menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif

mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai

individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau

kemanusiaan20

Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia

dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya

berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen

foto dan lain-lain22

2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang

bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian

20

Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta

Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1

21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181

22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28

16

saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah

yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret

situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan

mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang

tertentu secara faktual dan cermat23

Selain mendeskripsikan

peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat

104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi

penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh

lembaga organisasi dakwah

3 Subjek dan objek penelitian

Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam

penelitian sebagai sumber data24

Selain itu juga subjek

penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian

yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan

jawabannya dalam sebuah penelitian25

Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah

dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-

Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44

4 Sumber data penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data

Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan

dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar

23

Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta

Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25

Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24

17

Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku

jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan

pembahasan

5 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang

dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku

kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu

penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat

kesimpulan dari data yang sudah dianalisis

6 Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa

digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan

riset komparatif yaitu26

a Menentukan tema yang diangkat

b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan

c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

antar konsep

d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh

Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan

argumentasi data

e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset

7 Instrumen dan alat bantu penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam

penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti

sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian

26

Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137

18

kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti

objek penelitian

G Sistematika Penulisan

Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5

bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah

sebagai berikut

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi

masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian

manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian

sistematika penulisan

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang

dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi

pokok penting dalam penulisan skripsi ini

BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik

Kari Amrullah (HAMKA)

Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka

BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-

Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44

Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl

ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka

serta relevansinya terhadap dakwah saat ini

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A Pengertian Dakwah

Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a

yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru

memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki

tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini

terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut

diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta

memohon menamakan menyuruh datang mendorong

menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi

Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya

ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon

(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi

(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2

Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada

setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-

Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan

dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah

dalam surah al-Imran ayat 1044

1

M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group

2015) Cetke-IV h 17 2

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5

3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5

4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam

5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran

ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112

surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17

20

ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-

Imran [3]104)

Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam

menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh

perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat

dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut

beberapa para ahli diantaranya yaitu

1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah

menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh

kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat

kebahagiaan dunia dan akhirat

2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah

menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh

manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6

3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia

dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di

dunia dan di akhirat7

4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban

yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar

ma`ruf nahi mungkar8

5

Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cet Ke-IV h 5 6

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7

Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-

V h 1 8

Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)

Cetke- II h 2

21

Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan

bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau

mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan

syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya

tujuan dari kegiatan dakwah

Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan

proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai

saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi

Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung

kontinu9

Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah

proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda

Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus

disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan

untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus

memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang

berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan

lancar

B Hukum Berdakwah

Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-

pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti

diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya

kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun

yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya

kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya

9

Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group

2018) Cetke-I h 39

22

memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan

dakwahnya10

Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran

dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan

ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab

beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)

Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan

lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas

kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah

hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar

ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11

Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini

Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini

dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan

berikut ini12

10

Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani

Press 2010) Cet ke-I h 53

11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53

12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63

23

Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard

`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim

Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa

jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena

ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku

beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain

melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk

dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau

dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13

Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu

kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang

dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam

suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok

orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang

lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu

mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah

karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari

segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian

permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam

memiliki kompetensi tersebut14

Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)

sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal

dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki

tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan

taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun

13

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 63-64 14

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam h 65

24

demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan

kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas

berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan

kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki

keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga

ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang

saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran

tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata

(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan

tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)

semata-mata15

C Fungsi Dakwah

Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari

Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan

dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu

generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia

Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena

kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji

wada (haji perpisahan)16

Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai

pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah

satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi

memiliki beberapa fungsi yaitu18

15

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam 68-69 16

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja

Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193

18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja

Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5

25

a Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun

konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk

memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan

antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk

hubungan dengan orang lain

b Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi

orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui

pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati

gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku

nonverbal

c Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para

antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran

sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara

tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan

perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk

komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen

mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara

ideologi atau agama mereka

26

d Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum

menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan

keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan

dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan

tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)

Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita

hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada

fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu

mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan

keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri

D Tujuan Dakwah

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan

baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang

ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa

tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19

Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di

atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa

dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan

jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan

tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu

mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan

perilaku umat ke arah yang Islami20

Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah

dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek

dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan

19

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23

27

mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai

berikut21

1 Tujuan umum

Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan

diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan

berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang

mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari

pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus

mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang

menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt

2 Tujuan khusus

Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus

dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-

kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi

mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah

kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu

terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil

yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek

kehidupannya

Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat

terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu

keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik

sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan

yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya

kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan

ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi

21

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 164

28

Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang

basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang

baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan

surga

3 Tujuan dari segi materi dakwah

Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang

disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal

yaitu

a Untuk meluruskan akidah

b Untuk membetulkan amal

c Untuk membina akhlak

d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim

e Menolak atau melawan ateis

f Memberantas syubhat dalam agama

E Metode Dakwah

Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo

(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di

atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22

Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti

systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure

(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara

penanganan masalah secara cerdik)23

Sumber yang lainnya

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti

jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24

22

M Munir Metode Dakwah h 6 23

Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166

24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23

29

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh

seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25

Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga

metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara

berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan

hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi

nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf

pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut

agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang

terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari

kekerasan dan umpatan26

Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah

menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl

ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu

berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf

`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat

Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini

berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih

dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu

kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang

diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan

berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus

keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena

adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki

tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti

25

M Munir Metode Dakwah h 7 26

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati

2010) Cetke-I 2011 h 193

30

pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga

targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda

dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih

tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27

Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan

berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua

macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28

Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode

dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga

cakupan yaitu

1 Bi al-hikmah

Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman

Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa

Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan

al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29

Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti

seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an

Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang

berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara

hukum30

Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari

segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga

diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan

mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

27

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333

28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335

29

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142

30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201

31

besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang

besar atau lebih besar31

Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk

kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan

memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa

al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32

Hikmah juga bisa

diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan

dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika

yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan

argumentasi dan penjelasan33

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi

yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu

pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan

dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi

dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-

Qur`an

ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu

hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah

orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]

21-22)

Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah

tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang

lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti

31

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775

32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19

32

selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai

metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang

baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para

penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman

ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya

Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah

adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan

atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang

dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan

klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci

kesuksesan dakwah34

Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode

hikmah yaitu35

a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya

Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan

orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi

pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan

lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa

Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu

bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa

mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa

mereka

b Bersikap ramah

Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah

lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita

tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat

34

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202

35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20

33

dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan

kita

c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan

syariatnya

Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan

dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu

memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan

nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun

pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan

waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita

sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan

prioritasnya

d Gerakan bertahap

Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah

mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena

tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana

ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia

yang melalui proses tahap demi tahapan

Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga

kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan

cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya

karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam

dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran

Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas

dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua

cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36

36

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 146

34

2 Al-maui`dzah Al-hasanah

Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti

nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang

mengantar kepada kebaikan37

Dari makna bahasa kita bisa

memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan

dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan

menyebutkan pahala atau siksa38

Mau`izhah al-hasanah atau nasihat

yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara

yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa

yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan

lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau

menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan

rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan

oleh pihak subjek dakwah39

Jika cara hikmah mengajak berbicara

kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan

mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati

dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40

Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang

diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang

yang diberi nasihat bertambah baik41

Nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan

ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara

37

MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h

775 38

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 150 39

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29

41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h148

35

melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat

jiwa dengan keimanan dan petunjuk42

Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau

bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak

menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan

Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran

dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang

menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang

bermanfaat baginya dan membahagiakannya43

Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu

a Nasihat

Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha

yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran

juga berarti Khata yaitu menjahit44

Sebagian ahli ilmu berkata

nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun

dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah

yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada

sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah

atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan

motivasi dan ancaman45

1) Kriteria seorang penasehat

Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus

dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan

makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah

memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar

42

M Munir Metode Dakwah h 243 43

Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj

Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44

MMunir Metode dakwah h 242

45

MMunir Metode dakwah h 242

36

dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki

ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang

dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa

yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan

kepadanya46

b Tabsyir wa Tanzir

Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang

mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam

istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar

yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47

Adapun tujuan tabsyir yaitu48

1) Memperkuat atau memperkokoh iman

2) Memberikan harapan

3) Menumbuhkan semangat beramal

4) Menghilangkan sifat keragu-raguan

Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana

isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan

akhirat dengan segala konsekuensinya49

Adapun bentuk-bentuk

tanzir diantaranya yaitu50

1) Penyebutan nama Allah

2) Menunjukkan keburukan

3) Pengungkapan bahayanya

4) Penegasan adanya bencana segera

5) Penyebutan peristiwa akhirat

46MMunir Metode dakwah h 242

47

MMunir Metode dakwah h 257

48

MMunir Metode dakwah h 259

49MMunir Metode dakwah h 263

50

MMunir Metode dakwah h 265

37

c Kisah

Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna

yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau

mengikuti jejak51

Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat

berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara

menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks

cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52

Macam-macam kisah dalam

Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53

1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan

serta perkembangannya

2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang

tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan

3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti

perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain

3 Al-mujadalah

Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan

melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan

kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi

argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat

dan berbantah-bantahan54

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara

berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang

digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan

untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti

51MMunir Metode dakwah h 292

52

MMunir Metode dakwah h 292

53

MMunir Metode dakwah h 293 54

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo

2010) Cet Ke-I h 334

38

ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para

utusan sebelumnya55

Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan

dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang

lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi

demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak

argumen bathil yang dipakai lawan dialog56

Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang

masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam

pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum

adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat

bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa

tegakrdquo57

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode

ini hendak dipakai yakni58

Pertama tidak merendahkan pihak lawan

Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran

sesuai nilai dan ajaran Islam

Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap

memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi

sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan

dihormati

Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang

bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi

untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan

yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56

A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj

Beni Sarbeni h 155 58

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

39

dengan cara yang baik59

Terkadang mujadalah dilakukan dengan

suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah

berfirman

helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-

Nahl [16] 125)

hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk

melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-

Mukmin [40] 5)

Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua

macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan

hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60

Debat yang terpuji dalam

dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan

sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk

Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan

kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran

tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61

Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu

a Al-hiwar

Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang

setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara

59

Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-

II h128 60

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335

61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206

40

satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog

antara lain62

1) Kejujuran

2) Tawadhu

3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran

4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan

b As-ilah wa ajwibah

Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang

berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah

yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya

adalah jawaban-jawaban63

As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab

dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat

kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu

orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini

yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini

metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam

beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media

cetak

F Sumber Metode Dakwah

Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64

1 Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi

pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali

ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada

ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan

6262

M Munir Metode Dakwah h 328 63

M Munir Metode Dakwah h 335-336 64

Moh Ardani Fikih Dakwah h 33

41

dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang

harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah

tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan

dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah

berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an

2 Hadis

Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-

Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang

berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam

menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini

memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena

setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga

dialami oleh juru dakwah saat ini

3 Sejarah Hidup para sahabat65

Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan

contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena

mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup

pada masa Rasulullah

4 Pendapat Para Ulama

Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman

serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga

mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia

dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan

sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu

pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih

65

sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم

pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah

mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan

sesudahnya

42

diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai

harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya

yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an

dan hadis66

Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di

mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau

masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan

kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash

5 Hasil Penelitian Ilmiah

Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif

Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena

ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh

penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda

Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip

hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67

6 Pengalaman

Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan

orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika

berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah

sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam

melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi

yang terjadi

G Bentuk-bentuk Metode Dakwah

Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68

1 Dakwah bi al-lisan (lisan)

Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami

Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka

66

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68

Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307

43

dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan

berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69

Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan

yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran

kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi

menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang

dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang

menerima panggilanseruan70

Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara

umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung

tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to

face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan

komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)

yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model

komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah

melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71

Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa

memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah

Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan

Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang

dihadapi diantaranya72

a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)

Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai

mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan

69

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah h 42

70

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43

71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30

72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48

44

dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih

jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang

dikehendaki

b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)

Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut

Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah

merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi

mad`u untuk mencapai hikmah73

Jika dilihat dari konteks

mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih

diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang

dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang

penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada

konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan

durhaka74

c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)

Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi

adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan

ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan

yang pantas dan baik

d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)

Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari

yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan

maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima

ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan

maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana

73

Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet

Ke-I h 178

74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179

45

mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran

yang mendalam

e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)

Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah

orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun

penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta

tidak perlu retorika yang berapi-api

2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah

Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan

pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah

jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai

pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan

atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75

Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi

al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-

kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika

pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah

dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan

sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai

mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara

lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada

waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam

Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara

75

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53

46

dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang

sangat bijak76

3 Dakwah bi al-hal (tindakan)

Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini

menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan

demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke

jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan

nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77

Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di

Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan

istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun

belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya

penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan

istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan

dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara

bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti

istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa

contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke

Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta

membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk

dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan

pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78

Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut

pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode

76

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 32 77

Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60

78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 33-34

47

yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah

sebagai berikut79

1 Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan

maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian

dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan

menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan

kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor

lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan

ceramahnya

2 Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan

menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana

ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai

materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian

penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah

Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif

apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah

dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u

sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek

dakwah dengan objek dakwah

3 Metode diskusi

Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat

memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan

sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi

79

Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101

48

dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat

menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat

dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka

akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif

4 Metode propaganda

Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan

Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara

massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)

5 Metode keteladanan

Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti

suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan

langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada

apa yang dicontohkannya

6 Metode drama

Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah

dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u

agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan

7 Metode silaturahmi (home visit)

Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan

kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah

kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode

home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang

sakit dan lain-lain

49

H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode

Dakwah

Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar

fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80

1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya

Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan

dengan materi dakwah yang disampaikan

2 Sasaran dakwah dari berbagai segi

Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai

harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan

juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran

dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam

dan non-muslim

3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam

Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah

satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah

harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan

uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam

berdakwah

4 Kepribadian dan kemampuan dai

Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka

pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai

dengan kemampuan dai

I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah

Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa

pendekatan yaitu81

80

M Munir Metode Dakwah h 224

50

1 Pendekatan personal

Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai

dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi

yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan

langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat

dakwah sembunyi-sembunyi

2 Pendekatan pendidikan

Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-

lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam

ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-

materi keislaman

3 Pendekatan diskusi

Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai

diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan

mad`u berperan sebagai audience

4 Pendekatan penawaran

Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat

tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam

keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang

timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan

dai dalam mengajak mad`u-nya

5 Pendekatan misi dakwah

Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai

ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-

pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan

yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam

melakukan kegiatan dakwahnya

81

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35

51

BAB III

BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB

DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)

A Profil M Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan

pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung

halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau

dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk

anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada

adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang

bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi

bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan

RI pada 27 Desember 19492

Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir

Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar

bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang

dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa

ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian

Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi

Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai

pendakwah4

1

M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-

IV Bagian awal tentang penulis

2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5

3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 478

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep

+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019

4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41

52

Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak

menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur

Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di

Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga

besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor

7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh

adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda

dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5

M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga

muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti

ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan

sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya

Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat

sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai

pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6

Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar

Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil

menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah

Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih

yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di

usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal

ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat

Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil

5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7

6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish

Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

53

meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir

Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen

yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud

Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih

gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-

Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi

legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor

di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa

menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat

mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7

Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari

1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa

Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa

Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan

disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta

minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti

sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan

yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang

mufasir8

MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9

a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)

b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)

c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)

7

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim

+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12

Juli 2019

9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47

54

d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)

e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk

Mempelai (1995)

f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai

Persoaalan Umat (1996)

g Mukjizat Al-Qur`an (1997)

h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)

i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)

j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)

k Jalan Menuju Keabadian (2000)

l Tafsir Al-Misbah (2000)

Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan

sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu

manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang

Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi

berbagai persoalan hidup10

M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya

menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi

melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan

muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula

memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran

seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih

rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the

Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud

Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan

analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan

10

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih

55

bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis

sehingga menarik minat11

Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an

Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika

dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk

dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan

kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah

dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia

dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12

Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis

tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua

pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama

kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum

muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-

Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi

tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan

kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya

membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan

membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di

sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang

memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan

kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial

diturunkannya Al-Qur`an13

Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-

Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut

yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu

11

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih

13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74

56

akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-

unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen

dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh

kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14

Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan

turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca

mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi

Muhammad Saw dan umatnya15

Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana

pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai

ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh

rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik

tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun

1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan

Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya

tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang

(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini

karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan

ldquoLenterardquo16

Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang

kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga

leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang

berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa

Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya

bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik

14

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 479 16

Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75

57

khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang

dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak

ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17

Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan

yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal

edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu

pada lapisan paling luar

Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab

memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak

kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish

Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai

urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu

ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan

dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan

menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer

Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain

kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan

corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada

masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat

Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak

kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18

17

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18

Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285

58

B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang

tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua

universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa

kepadanya19

Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim

Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari

Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13

Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul

Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah

(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan

Islam di Minangkabau20

Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di

Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh

dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun

1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut

ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan

dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide

pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut

membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21

19

M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U

Media 2016) Cetke-I h 81 20

AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka

terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq

uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8

Juli 2019

21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu

al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ

diakses 16 Juli 2019

59

Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang

Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan

malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri

sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah

belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera

Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu

itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid

dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan

penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22

Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk

berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan

politik23

Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan

tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka

pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh

Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM

Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia

merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam

modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM

Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti

berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo

Pakualaman Yogyakarta24

beliau dapat mendalami karya ulama dan

pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan

22

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian

catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82

24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu

2019 Pukul 1445

60

Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta

mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman

seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold

Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25

Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di

Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi

dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas

MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai

Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif

menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)

bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat

terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam

dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan

produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan

buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini

salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini

adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya

justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara

baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan

saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26

Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari

pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus

25

httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-

karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal

31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib

61

pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM

Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu

itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang

waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27

Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu

Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan

Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata

bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam

dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959

Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar

Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka

Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28

Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham

(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun

sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif

sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk

mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29

Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama

hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka

menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun

1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948

sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota

(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri

pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau

terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai

27

Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28

Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III

dibagian catatan tentang Hamka 29

Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan

Publika 2017) Cetke-I h 5

62

tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat

Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai

Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama

Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama

sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang

bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30

Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan

melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah

berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631

Buya

Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau

dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang

anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak

tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak

44 orang32

Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17

Tahun) di antaranya33

Bidang Agama dan Falsafah

a Tashawwuf Meodern (1939)

b Falsafah Hidup (1939)

c Lembaga Hidup (1940)

d Lembaga Budi (1940)

e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)

f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi

1945) 30

Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h

290

31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10

32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291

33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373

63

g Negara Islam (1946)

h Islam dan Demokrasi (1946)

i Revolusi Agama (1946)

j Merdeka (1946)

k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)

l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)

m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)

n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV

o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV

p Pedoman Mubaligh Islam

q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)

r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)

s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX

Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya

Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di

Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat

mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk

mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat

Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena

apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak

selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama

mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari

Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan

mendoakan lekas selesai34

Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini

diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama

berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan

34

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43

64

beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang

menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah

menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam

kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu

dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di

Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35

Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah

atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-

Azhar Jakarta36

Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di

Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh

Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak

keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana

kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh

Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun

196037

Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji

Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah

dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama

baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid

Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-

Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka

atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38

Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan

35

Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir

Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI

h 48 38

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48

65

menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh

penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39

Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah

hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk

ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika

panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul

niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya

hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada

Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke

Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di

hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu

Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang

tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia

sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama

akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka

Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam

untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak

atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka

dikaranglah tafsir ini40

Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada

pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan

dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam

suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar

jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan

agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-

39

Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka

Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40

Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan

Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49

66

pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah

penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba

sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan

orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat

dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha

berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir

beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan

agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga

menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan

kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41

Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong

kepada metode tahlili atau taj`izi42

Metode tahlili adalah metode

penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian

(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an

dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-

ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang

kandungan ayat itu43

Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga

yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak

terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita

sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun

41

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42

Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2

September 2018 h 477 43

Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h

103

67

berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka

adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42

68

BAB IV

ANALISIS AYAT METODE DAKWAH

A Surat Ali-Imran Ayat 104

Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat

dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk

surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua

Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang

tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi

Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat

Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as

Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk

menarik konsentrasi kita ketika membacanya1

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari

yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-

Imran [3]104)

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu

mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang

bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau

tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa

pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong

kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang

pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru

1

Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci

(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65

69

yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar

mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat

perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah

Islamiah2

Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat

melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai

orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang

pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar

nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa

bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi

menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta

adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu

tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka

dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal

sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang

sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang

yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam

kehidupan dunia dan akhirat3

Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam

rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni

mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan

Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-

khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan

dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan

yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar

2

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209

3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 209

70

Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang

memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah

berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap

orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka

mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat

Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang

bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah

kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan

dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang

mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini

merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas

dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika

dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja

tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan

masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah

arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan

sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut

adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung

informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat

memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu

tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa

maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap

4

Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu

Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam

tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan

semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas

ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang

5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210-211

71

memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi

setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6

Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua

kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah

kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni

memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh

ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak

dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan

perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah

untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7

Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam

firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr

adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-

khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn

Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)

Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan

umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-

munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat

serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas

menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan

memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas

terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian

memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang

mungkar8

6

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu

Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108

7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 210 8

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211

72

Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan

dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan

tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik

Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan

oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan

Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh

hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih

baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa

yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan

pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9

Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang

merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya

diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik

yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan

maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu

yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat

perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh

Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan

budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan

Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai

pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang

pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat

mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10

9

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211-212

73

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk

memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat

sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu

golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11

Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok

khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam

menjaga kesempurnaan Islam12

Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat

makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari

kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat

dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf

apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta

dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang

berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak

disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas

Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang

berakal 13

Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana

yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan

mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang

11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet

Ke-I h 30

12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473

13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

74

yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui

membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh

masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu

bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan

yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar

Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat

yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan

menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi

nilainya14

Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi

yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat

yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah

mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan

khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat

bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri

supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang

kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan

perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah

dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di

kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan

berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara

sesama golongan sendiri15

Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang

dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada

kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat

makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir

14

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31

75

mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang

berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk

kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat

Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu

membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan

yang mungkar 16

Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam

jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana

yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran

beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang

makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan

yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh

sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan

dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih

dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum

haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada

istri orang lain17

Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan

bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus

umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum

hikmah tasri` dan fiqihnya18

Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan

kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti

tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga

dakwah bisa ditegakkan

16

Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi

al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37

76

Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun

yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang

kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan

tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan

ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi

segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus

mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar

akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama

kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah

Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang

akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama

dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar

kalangan Islam19

Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah

pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak

atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan

ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo

(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa

bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu

ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah

inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan

dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab

dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang

makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor

kebajikan di dalam dunia20

19

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32

77

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan

sebagai berikut

Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan

fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang

dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang

mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh

Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa

nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara

persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21

Buya Hamka menjelaskan

bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri

mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti

mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh

berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah

melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22

Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama

wajib ditimbulkan terlebih dahulu23

Maksudnya ialah pengetahuan

akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan

dakwah yang diperintahkan

Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab

menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan

dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan

fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi

yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus

melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian

21

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 2 h 211 22

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30

23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31

78

hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan

ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan

ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan

dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan

kewajibannya mengadakan dakwah

Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama

yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya

kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun

dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan

segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka

menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri

melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan

pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya

segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika

Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela

namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih

dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah

sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat

melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus

untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian

umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali

dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang

makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak

melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim

namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada

setiap muslim

Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam

harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan

79

profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah

mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama

dan dunia24

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus

yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan

memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan

Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini

oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah

hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu

dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam

melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan

juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau

melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan

ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa

maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan

dakwah yang disampaikan

Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar

bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih

sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam

dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25

B Surat An-Nahl 125

Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama

menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw

berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat

Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat

24

`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 292

25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292

80

68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am

karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26

Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan

bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar

dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu

ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan

kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan

lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam

keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu

adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini

sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok

akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang

hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan

tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran

Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang

diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi

barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27

ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)

26

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 175

27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216

81

a Penafsiran Menurut Quraish Shihab

Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad

serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau

sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran

Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah

mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam

dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya

engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat

dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-

tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan

urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang

selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang

lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa

yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja

yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga

mendapat petunjuk28

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan

tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran

dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni

berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian

mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan

mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang

menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang

28

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774

82

sederhana29

Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah

hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30

Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang

diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik

yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan

umpatan31

Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama

dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah

pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan

Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila

digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan

kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi

terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar

Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena

kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak

diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan

sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan

sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya

dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan

dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau

dengan kata lain dia yang hakim32

29

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7

(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

83

Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha

yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati

yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh

banyak ulama33

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil

Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang

baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap

oleh hati nurani dengan halus34

Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal

yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan

atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik

yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh

mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya

disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati

dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik

Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini

berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal

ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35

Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila

ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan

keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat

hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya

dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan

33

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema

Insani 2004) Cet Ke I h 44

35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

84

mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat

mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang

menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan

kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk

adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang

kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak

benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta

menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan

tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan

argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36

Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi

ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat

disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia

hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang

terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang

dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-

Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw

mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun

sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37

Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki

karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama

tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga

cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara

atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa

saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil

36

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 776 37

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

85

orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik

Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak

penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38

b Penafsiran Menurut Buya Hamka

ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan

pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)

Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara

melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka

berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al

Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw

memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu

Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan

dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara

Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat

Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya

dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan

tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang

belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang

lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut

melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang

lebih berhikmat diam daripada berkata39

38

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 777

39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

86

Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita

artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang

disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak

kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah

pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya

sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya

sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan

dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40

Hal ini juga dijelaskan

dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman

bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam

memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan

larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh

manusia atas apa yang dilakukannya41

Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah

mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul

perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut

polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau

sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-

baiknya42

Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah

dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43

Diantaranya ialah

memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan

perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak

berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti

40

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219

42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509

87

ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan

kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan

jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran

yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu

hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin

dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui

karena hatinya telah disakitkan44

Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam

melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik

bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan

ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat

diterima45

Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah

hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di

segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat

manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah

propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat

dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan

Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan

keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah

menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan

Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa

urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak

Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu

44

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari

Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287

88

siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa

yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46

Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman

perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai

ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah

buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan

orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai

menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47

Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode

dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl

ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah

1 Hikmah

2 Mau`izhah al-hasanah

3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan

Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai

kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala

sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai

sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan

kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta

menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau

lebih besar48

Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh

hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

46

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322

47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322

48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775

89

bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish

Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan

Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan

tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-

Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana

akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik

perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap

Tuhan49

al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum

billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik

Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di

zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya50

Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode

dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini

penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya

kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam

menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat

125

Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan

hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat

49

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50

Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

90

kepandaian mereka51

yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah

golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan

hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada

yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada

agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan

Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka

tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini

untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam

tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju

kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih

pintar52

Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan

hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan

mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-

kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53

Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua

mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode

hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan

diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan

Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang

belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang

yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya

Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya

Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama

bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan

51

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321

91

Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa

menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya

Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah

sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan

bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan

Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat

diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok

mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan

oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika

berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena

itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut

penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa

dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang

dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus

melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana

dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan

pengetahuan dalam dakwah

Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan

bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar

kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam

sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang

baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat

Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga

pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55

Dalam hal ini

penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan

54

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 774-775

55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

92

dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka

menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai

nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati

disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang

ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang

menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan

dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak

dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya

Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan

pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga

kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di

rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya

adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat

dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode

mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan

pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran

dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik

yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu

menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka

yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik

yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung

kepada orang awam

Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang

dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra

bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-

93

muslim56

Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah

membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau

terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman

kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang

demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang

sebaik-baiknya57

Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang

menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa

maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran

pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah

Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang

mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka

menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan

dalam diskusi atau hal lainnya

Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-

hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat

saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam

membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan

atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi

alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58

Sedangkan

Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya

Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat

terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan

bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih

jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika

terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir

56

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 6 h 775-776

57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322

58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)

94

al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu

dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan

yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan

kuat serta premis yang popular dan familiar59

Menurut hemat

penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak

menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk

mematahkan pendapat pihak lawan

Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan

keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun

akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai

tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya

dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela

dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat

orang lain60

C Surat Thacirchacirc 43-44

Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil

dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini

kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah

dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah

Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang

mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh

banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni

mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang

menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara

langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup

banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman

59

Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h

509 60

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45

95

Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari

Madyan menuju ke Mesir61

ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia

telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-

mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)

a Penafsiran Quraish Shihab

Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa

Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada

Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang

telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah

melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu

berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman

dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang

antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia

ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia

terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya

atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat

kedurhakaannya kepada Allahrdquo62

Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan

layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap

61

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h543-544 62

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 593

96

bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-

ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena

Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi

dengan lemah lembut63

Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-

Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang

lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia

menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya

Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang

sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari

dakwah64

Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut

Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah

yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah

menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata

hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut

guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru

dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan

dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan

tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki

atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as

redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun

yaitu65

63

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 64

Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani

2013) Cet Ke-I h 529

65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595

97

ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan

bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu

akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut

kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)

Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan

yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang

mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai

dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama

yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan

yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam

konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun

sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan

dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu

bermanfaat baginya66

Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi

menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini

menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni

menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta

berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak

gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya

dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan

keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67

Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk

menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan

menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam

penolakan seseorang68

66

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595 67

Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi

Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205

68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

98

Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya

selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah

telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as

kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya

untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan

sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi

berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas

kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah

dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti

yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan

boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak

mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah

menyampaikan kepada kamirdquo69

Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww

yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang

dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus

menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan

kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi

daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta

dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang

dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan

boleh jadi antipati70

69

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 595-596 70

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 h 596

99

b Penafsiran Buya Hamka

Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan

menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya

Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis

dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia

telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-

mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah

negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah

Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya

dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan

adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai

warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang

waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya

lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu

dia telah melampaui71

Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah

melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu

rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk

menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala

negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya

sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai

Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain

kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan

seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu

dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan

thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap

melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan

71

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

100

hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah

menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini

Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas

itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa

dan Harun72

Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun

bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui

batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada

utusannya ini

ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-

lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)

Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk

dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang

telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-

hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap

yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap

yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau

dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si

pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan

secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang

dimaksud73

Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman

bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak

didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur

72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

101

kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam

perkataan dan juga tindakan74

Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah

diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku

tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya

ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-

nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap

menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-

mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir

al-Azhar)75

Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana

jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan

fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah

negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung

walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau

dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu

mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan

menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah

seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang

besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya

walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu

merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti

apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya

dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu

atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata

74

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk

h 496

75

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

102

tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan

diketuk dengan sikap yang lemah lembut76

Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi

bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau

seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah

lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya

untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah

lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan

kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77

Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun

dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun

pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih

diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun

akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama

muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun

kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah

yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang

betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang

dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama

dalam menghadapi Fir`aun78

Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam

dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang

yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam

tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka

berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah

76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-

Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204

78

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160

103

lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam

berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan

yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79

Sedangkan Buya

Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan

arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah

sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan

kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang

keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang

lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80

Dijelaskan juga

dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang

lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81

Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan

bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar

tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain

ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati

sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan

telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai

dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam

permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah

langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai

dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh

kedamaian

79

M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol7 h 594-595 80

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159

81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h

478

104

Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir

tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama

dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana

maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish

Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud

lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati

lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah

lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk

menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus

bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan

yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini

bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada

manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika

dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan

dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak

melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia

Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan

dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora

di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan

hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani

mereka82

Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa

dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima

Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam

menyampaikan dakwah83

82

Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329

83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi

Press 2008) Cetke-I h 615

105

D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini

Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang

telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar

dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan

bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang

disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125

menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada

Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan

tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang

yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya

keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa

tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu

khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan

petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh

para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang

dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa

melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan

1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan

kegiatan dakwah

Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah

atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah

sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap

kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat

menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar

pesan itu bisa tersampaikan

Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja

sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan

untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak

106

luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat

dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang

memuaskan

Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di

Indonesia saat ini diantaranya yaitu

1 Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912

atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad

Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin

membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai

aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad

Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan

dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam

keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat

Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas

keislamannya84

Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal

yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan

tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama

Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah

dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam

merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah

telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak

84

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176

107

hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha

seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85

Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran

Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86

Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan

ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama

Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara

umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah

mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal

yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam

Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi

perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan

ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah

Muhammadiyah

Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam

bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari

kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad

Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin

dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan

pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam

Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan

tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai

kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu

lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid

Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis

85

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45

108

seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan

sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara

dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam

Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk

memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah

mereka

Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran

agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam

bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak

selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa

Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga

menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam

Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah

tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar

Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk

pengajian tingkat lanjut bagi orang tua

Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam

penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan

berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada

masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari

bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda

(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian

Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan

membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul

menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan

pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan

109

Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar

pembentukan bagian Taman Pustaka87

Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam

melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan

Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan

kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh

Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan

dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah

telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah

tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya

Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat

kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis

2 Nahdlatul Ulama (NU)

Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya

Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH

Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang

berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar

(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab

Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul

Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama

Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah

Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan

mempertinggi mutu pendidikan madrasah88

Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat

Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam

87

Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46

88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177

110

menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama

Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam

Indonesia pada waktu itu89

NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama

demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam

Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90

a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah

satu dari empat mazhab

b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan

dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran

Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah

c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam

d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan

pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang

miskin

e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk

mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta

mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam

f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah

konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama

kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada

umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan

menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma

secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum

89

Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31

90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta

PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40

111

modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an

dan hadis serta menolak ijma`

3 Al-Washliyah

Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam

bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di

Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan

dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif

sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang

tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating

Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas

pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah

sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan

suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-

cita yang mereka diskusikan selama ini

Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah

adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan

berbeda pandangan91

Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk

mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi

mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan

Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-

Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil

terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program

91

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press

2015) Cet Ke-I h 510

112

tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak

pihak92

Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-

Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan

lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga

mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat

membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan

dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana

bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag

dibentuk dan diprogramkan

4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan

DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w

1993) bersama tokoh Islam lainnya93

Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan

mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat

dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah

politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah

di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan

Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah

dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia

Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah

yang dikumpulkan dari para muhsinin94

92

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 177-178 93

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180 94

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 179-180

113

Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik

umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh

pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil

daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya

Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran

utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup

persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana

peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi

tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan

manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah

dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya

meningkatkan kualitas Islam95

Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat

Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral

dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan

adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai

dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui

lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad

Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat

menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-

nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan

wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan

Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96

95

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180 96

Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi

Dakwah h 180-181

114

Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai

dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran

ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan

dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama

sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan

pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi

segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII

melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk

kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah

Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis

paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan

ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode

yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam

berdakwah

2 Peranan organisasi Islam di Indonesia

Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97

a Melakukan pemurnian akidah

b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah

c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi

d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat

agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam

e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran

aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara

yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan

membedah kesalahan ideology mereka

97

Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511

115

f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya

dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat

g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi

muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya

pendatang yang mengajak kepada permisifme dan

memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta

mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan

perilaku amoral lainnya

h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang

agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya

3 Metode-metode dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan98

Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang

dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99

Adapun metode

dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu

a Metode ceramah

Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di

Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang

semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka

dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada

masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat

media tanpa bertatap muka

Untuk mendukung adanya perubahan dalam

berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan

wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam

98

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya

Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99

Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24

116

dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini

kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan

prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer

dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga

menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100

b Metode Tanya jawab

Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan

kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan

apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan

dakwah bisa terlaksana dengan efektif

c Metode dakwah bilqalamtulisan

Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode

yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-

pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa

dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u

Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam

Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka

penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah

disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan

apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti

baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk

metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan

dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan

atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai

100

Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013

httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=

metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019

117

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan

rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di

awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai

hasil penelitian sebagai berikut

1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104

Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan

tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya

golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia

adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula

dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya

kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga

nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi

setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat

disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh

umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan

gerakan dakwah

Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus

disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena

pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil

kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak

baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus

disampaikan dengan cara yang baik

2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125

Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga

yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan

118

ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa

perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah

disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan

Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang

baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan

jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi

Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam

bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan

dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik

diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan

dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau

membantah suatu polemic dengan cara yang baik

Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah

dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan

perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u

dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga

metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u

yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan

3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44

Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode

dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut

dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran

dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka

terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa

perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan

yang sopan dan tidak menyakitkan

Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang

melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh

119

kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan

bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan

lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan

Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah

harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus

disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang

disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun

dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya

dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu

mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang

disampaikan dalam pesan dakwah

4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku

dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam

Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan

ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik

disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada

orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam

menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat

Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan

dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk

kegiatan

B Saran

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian

yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti

karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu

yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi

Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian

tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan

120

terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia

Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan

metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara

menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir

Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001

Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal

dkk Jakarta Darul Haq 2017

AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015

AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab

Tangerang Lentera Hati 2015

Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo

Persada 2011

Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra

Cahaya Utama 2006

AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017

Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir

Yogyakarta Pustaka Pelajar2016

Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN

Purwokerto Press 2006

Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U

Media 2016

Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab

Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012

Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia

Group 2018

Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah

terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008

GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi

Hidup Jakarta PT Gramedia 2011

Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987

122

______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas

1983

______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994

______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015

HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan

Publika 2017

al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-

Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993

HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018

HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017

Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya

Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1

Januari-Juni 2018

Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran

terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997

IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia

Group 2011

Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011

Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj

MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah

Press 2011

JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media

Nusantara 2010

Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011

MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT

Semesta Rakyat Merdeka 2012

MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja

Rosdakarya 2014

123

Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta

Idea Press 2015

MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja

Rosdakarya 2016

M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012

M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia

Group 2015

M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015

Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009

Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992

Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia

Group 2018

Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana

2007

Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung

2015

SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif

Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007

SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan

Bandung PT Refika Aditama 2014

Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta

Prenadamedia Group 2014

Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012

SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja

Rosdakarya 2013

Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993

______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010

124

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol I Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2

Jakarta Lentera Hati 2012

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6

Jakarta Lentera Hati 2009

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an

Vol 7 Jakarta Lentera

______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta

Lentera Hati 2012

Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017

SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005

Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam

berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi

Jakarta Pressindo 2010

al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur

Qisthi Press 2008

______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi

Press 2008

Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta

Gema Insani 2004

Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta

Robbani Press 2010

Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim

Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004

Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan

wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004

125

az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid

7 Depok Gema Insani 2014

______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013

Jurnal

Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program

acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Walisongo Semarang 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da

kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses

pada 7 Juli 2019

BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni

2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba

ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs

=chrome Diakses 24 Juli 2019

Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No

2 September 2018

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal

+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses

pada 8 Juli 2019

IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran

Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2

Desember 2015

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_

qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019

Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-

Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten

Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah

dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi

+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke

camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu

=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019

126

Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M

Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember

2017

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe

mimpinan+non

+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3

D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019

MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif

Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019

httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod

e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=

diakses pada 7 Juli 2019

127

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit

Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei

1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara anak dari pasangan orang tua

Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh

pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan

mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding

School Bengkalis selama enam tahun dengan

menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa

menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus

maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti

yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa

(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen

Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-

FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat

Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah

menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera

(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen

Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)

Jakarta

Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun

kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga

tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin

Page 10: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 11: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 12: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 13: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 14: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 15: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 16: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 17: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 18: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 19: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 20: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 21: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 22: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 23: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 24: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 25: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 26: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 27: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 28: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 29: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 30: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 31: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 32: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 33: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 34: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 35: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 36: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 37: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 38: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 39: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 40: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 41: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 42: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 43: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 44: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 45: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 46: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 47: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 48: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 49: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 50: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 51: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 52: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 53: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 54: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 55: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 56: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 57: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 58: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 59: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 60: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 61: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 62: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 63: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 64: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 65: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 66: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 67: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 68: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 69: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 70: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 71: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 72: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 73: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 74: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 75: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 76: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 77: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 78: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 79: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 80: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 81: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 82: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 83: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 84: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 85: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 86: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 87: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 88: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 89: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 90: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 91: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 92: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 93: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 94: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 95: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 96: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 97: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 98: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 99: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 100: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 101: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 102: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 103: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 104: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 105: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 106: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 107: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 108: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 109: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 110: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 111: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 112: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 113: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 114: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 115: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 116: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 117: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 118: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 119: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 120: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 121: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 122: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 123: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 124: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 125: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 126: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 127: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 128: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 129: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 130: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 131: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 132: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 133: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 134: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 135: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 136: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 137: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 138: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …
Page 139: METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI- IMRAN …