metode bimbingan jamaah haji pada yayasan ar...
TRANSCRIPT
METODE BIMBINGAN JAMAAH HAJI PADA YAYASAN AR RISALAH CIRACAS JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I)
Oleh : Aldi Cahya Ramadhan
NIM: 109053100002
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 27 Februari 2014 Aldi Cahya Ramadhan
i
ABSTRAK
Aldi Cahya Ramadhan (109053100002) Metode Bimbingan Jamaah Haji Pada Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur, Dibawah bimbingan Drs. Ade Marfuddin, MM Metode bimbingan adalah suatu cara membantu orang lain untuk menyelesaikan masalah yang ada pada dirinya. Metode bimbingan pada jamaah haji sangat di butuhkan karena perlu diadakannya bimbingan agar jamaah lebih mandiri, baik aspek fisik maupun mental, dan tatacara ibadah haji yang benar. Bimbingan haji ibarat sekolah bagi jamaah haji disitulah pelaksanaan ibadah haji bakal disampaikan secara lengkap, dan serta prakteknya. Metode bimbingan yang di terapkan Yayasan Ar Risalah adalah metode bil hikmah, bil mujadalah, bil muadizah, dan Yayasan Ar Risalah mengelompokan metode individual dan metode kelompok.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dengan menganalisa dan menginterprestasikan data-data yang ada di Yayasan Ar Risalah tentang metode bimbingan jamaah haji. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana metode bimbingan jamaah haji langsung dan tidak langsung pada Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa metode bimbingan haji adalah salah satu cara atau sistem membimbing para calon jamaah haji. Metode bimbingan sangat bagi jamaah agar jamaah haji lebih mandiri dalam melakukan tatacara ibadah haji. Kata Kunci : Metode Bimbingan Jamaah Haji
ii
Kata Pengantar
لرحمنااارحیم ابســــــــــــــــــمهللا
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat, keberkahan, kesehatan jasmani dan rohani kepada penulis sehingga penulis
bias menyelesaikan tugas akhir ini (Skripsi)
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi akhir zaman, Nabi yang
membawa umatnya dari zaman jahilliyah ke zaman modern seperti ini ialah Nabi
Muhammad SAW, karena beliau lah suri tauladan bagi seluruh manusia dan alam
semesta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini
(Skripsi) baik bantuk moril maupun material. Sulit rasanya buat penulis untuk
menyelesaikan tugas akhir ini (Skripsi) tanpa bantuan semua pihak yang terkait di
karenakan penulis hanyalah manusia biasa yang masih haus akan ilmu. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan tanda terima kasih kepada :
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
2. Drs Cecep Castrawijaya, MA dan H. Mulkanasir, BA, Spd, MM selaku ketua
dan sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah yang telah membantu penulis
untuk menyelesaikan study di Kosentrasi Manajemen Haji Umroh.
iii
3. Drs. Ade Marfuddin, MM selaku pembimbing skripsi penulis yang selalu
memberi masukan, kritikan, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi dapat
di selesaikan dengan baik.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis semoga penulis bias
mengamalkan ilmu yang telah diberikan.
5. Bapak Sunardi (Kepala Kantor Yayasan Ar Risalah) dan Bapak Abdul Rosyid,
Sos. I (Ketua KBIH Yayasan Ar Risalah) yang telah menerima penulis untuk
meneliti di Yayasan Ar Risalah dan selalu memberi masukan dan arahannya.
6. Bapak (Alm) dan Ibu tercinta yang selalu sabar mendidik penulis dari kecil
sampai sekarang dan tidak bosan-bosan nya mengingatkan penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih terima kasih terima kasih Bapak Ibu,
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dan semoga mendapatkan
tempat terbaik di sisi Allah SWT (Amin)
7. Kakak dan Adik-adik serta keluarga besar Sukarna makasih support dan
doanya.
8. Terima kasih buat neng Meilani yang selalu menemani penulis mondar mandir
ke Perpustakaan Utama untuk membuat skripsi ini dan tidak bosan bosan nya
untuk menegor penulis di saat penulis sedang malas. Semoga neng Meilani
selalu menjadi teman hidup yang special buat penulis.
9. Sahabat seperjuangan Bos Lubby aka P2NK, Ba2nk, Kamsoy, Plunk iat,
Nyawbeks, Pacul, Musang, Maul, Acit dan keluarga besar Trienzpiera,
iv
keluarga besar The Brengs Squad semoga persahabatan kita seperti angka 8
yang nyambung terus tidak bisa terputus sampai akhir hayat.
10. Sahabat kantin Cifuy, Ilhamyudiansyah (Alm), Bebek, Degam, Bogel, Tapir,
Pamsky, Jafra, Tile, Bodong, Amir, Ucok, Kak Indra dan Kak Vija terima
kasih kopi hangat nya yang selalu menemani canda tawa kita selama 4 tahun
lebih dan keep woles.
11. Sahabat MHU Ibnu, Ucup, Aulia, Ican, Tago, Fitri, Cinta, Vai, Daus, Ecet, dll
yang selalu memberi semangat ketika penulis sedang ngedown terhadap
skripsi. Semoga kita semua menjadi pengusaha Travel Haji dan Umroh. Amin
12. Bang Erix Soekamti, Ari Soekamtis, Dori Soekamtis dan Kamtis Family
Indonesia yang selalu menjadi inspirasi buat penulis (We Are Kamtis Family).
Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha, bantuan,
pengorbanan, doa, dan harapan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Dan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat
umumnya kepada semua pihak khususnya diri pribadi penulis.
Jakarta, 27 Februari 2014
Aldi Cahya Ramadhan
v
v
DAFTAR ISI ABSTRAK ....................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................................... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitiah ................................................................................ 3 D. Metode Penelitian .................................................................................................... 4 E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 9 F. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Metode Bimbingan 1. Pengertian Metode Bimbingan ......................................................................... 13 2. Macam-Macam Metode Bimbingan ................................................................. 15 3. Kelompok-Kelompok Metode Bimbingan ....................................................... 16 4. Prinsip-Prinsip Metode Bimbingan .................................................................. 19 5. Konsep Metode Bimbingan ............................................................................. 20 6. Tujuan Bimbingan ........................................................................................... 20 7. Manfaat Bimbingan ......................................................................................... 21
B. Jamaah Haji 1. Pengertian Jamaah Haji .................................................................................... 22 2. Klasifikasi Jamaah Haji .................................................................................... 23
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN AR ARISALAH
A. Profil ...................................................................................................................... 25 B. Motto, Visi dan Misi .............................................................................................. 26 C. Maksud dan Tujuan ................................................................................................ 26 D. Perkembang Jumlah Jamaah ................................................................................... 27 E. Struktur Organisasi ................................................................................................. 28 F. Program Kerja Yayasan Ar Arisalah ....................................................................... 29 G. Program Bimbingan Jamaah Yayasan Ar Risalaha .................................................. 32 H. Target dan Strategi Mencapai Tujuan ..................................................................... 33 I. Komitmen Yayasan Ar Risalah............................................................................... 34 J. Sarana dan Prasarana .............................................................................................. 36
vi
BAB IV ANALISIS METODE BIMBINGAN JAMAAH HAJI PADA YAYASAN AR ARISALAH CIRACAS JAKARTA TIMUR
A. Metode Bimbingan Jamaah Haji Langsung Pada Yayasan Ar Risalah..................... 37 B. Metode Bimbingan Jamaah Haji Tidak Langsung Pada Yayasan Ar Risalah ........... 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 58 B. Saran ...................................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metode merupakan suatu jalur atau jalan yang harus dilalui untuk
pencapaian suatu tujuan, karena kata metode berasal dari meta berarti
memalui dan hodos berarti jalan, bila di gabungkan metode bisa di artikan
jalan yang harus di lalui. Sedangkan bimbingan adalah suatu cara tertentu
yang digunakan dalam proses bimbingan. Secara umum ada dua metode
dalam pelayanan bimbingan, yaitu metode bimbingan individual, dan
metode bimbingan kelompok . Metode bimbingan kelompok di kenal juga
dengan bimbingan (group guidance) sedangkan metode bimbingan
individual dikenal dengan individual konseling.
Metode bimbingan pada jamaah haji sangat di perlukan agar jamaah haji
lebih siap dari segi fisik dan mental dan teratur dalam melaksanakan ibadah
haji. Jamaah haji Indonesia sangat beragam, kebanyakan mereka masih
berpendidikan rendah dan baru pertama kali menunaikan ibadah haji. Semua
itu bisa membuat bingung dan shock bagi jamaah haji.1
Metode bimbingan jamaah haji ibarat sekolah bagi jamaah haji disitulah
pelaksanaan ibadah haji bakal disampaikan secara lengkap, dan serta
prakteknya.
1 Departemen Agama RI, Haji Dari Masa ke Masa (Jakarta : Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2012) hal. 255-257
2
Kegiatan operasional penyelenggaran bimbingan ibadah haji yang telah
berlangsung bertahun-tahun dilaksanakan seirama dengan situasi dan kondisi
kemasyarakatan karena perkembangan masyarakat yang semakin dinamis,
kritis, dan korektif, melahirkan tuntunan-tuntunan baru yang harus direspon
secara positif dengan memperhatikan teknologi informasi 2
Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah haji, bimbingan
terhadap jamaah haji mutlak dilakukan, yaitu untuk mewujudkan kemandirian
jamaah haji dalam melaksanaan ibadah haji mulai pendaftaran hingga
pelaksanaan ibadah haji.
Yayasan Ar Risalah menerapkan dan mengelompokan beberapa metode
dalam melakukan metode bimbingan jamaah, menggunakan metode individual
dan kelompok, dan menerapkan metode bil hikmah, bil mujadallah, dan
metode bil muadizah . Bimbingan yang berkualitas menjadi salah satu sasaran
yang diberikan oleh Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur kepada jamaah
haji agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai metode bimbingan jamaah haji di
Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur, maka penulis tertarik untuk
meneliti dan kemudian penulis akan menuangkan dalam karya tulis “skripsi”
dengan judul : “Metode Bimbingan Jamaah Haji Pada Kbih Ar Risalah
Ciracas Jakarta Timur”
2 Departemen Agama, Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Calon Jamaah Haji , (Jakarta :
Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005) hal. 11.
3
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya menganalis Metode
Bimbingan Jamaah Haji pada Yayasan Ar Risalah Jakarta Timur.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, agar lebih terfokus maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Metode Bimbingan Jamaah Haji Langsung Pada Yayasan
Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur ?
b. Bagaimana Metode Bimbingan Jamaah Haji Tidak Langsung Pada
Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemikiran dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
a. Untuk Mengetahui Metode Bimbingan Jamaah Haji Langsung Pada
Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur.
b. Untuk Mengetahui Metode Bimbingan Jamaah Haji Tidak Langsung
Pada Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur.
c. Untuk Mengetahui Dan Menganalisis Kendala-Kendala Dalam
Bimbingan dan Cara Penyelesaiannya.
4
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Dalam segi akademis penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif guna memberikan kontribusi dalam perkembangan penelitian
melalui pendekatan ilmu pengetahuan tentang metode bimbingan
jamaah haji sebagai alat bantu utama pada Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, sehingga hasil penelitian ini diharapkan memberi
wawasan dan bahan penelitian lebih lanjut.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukkan dalam
menambah wawasan bagi kalangan teoritis serta praktis pada umumnya,
dan terutama bagi para aktivis maupun mahasiswa guna menambah
pengetahuan dalam mempelajari mengenai Metode Bimbingan Jamaah
Haji pada Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bersikap deskriptif yakni penelitian tentang hubungan
fenomena sosial tertentu dengan menganalisa dan menginterpretasikan data
yang ada dan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan
sesuatu hal seperti apa adanya3.
3 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, pengantar teori dan panduan praktis
peneliti social bagi mahasiswa dan peneliti pemula, (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h.60.
5
Penelitian deskriptif ialah sebuah penelitian yang bertujuan untuk
mengambarkan gejala sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Dalam
penelitian agama, penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu
gejala keagamaan.
Penelitian deskriptif berbeda dengan penelitian eksploratif. Penelitian
eksploratif belum memiliki variabel yang menjadi fokus pengamatan,
sedangkan penelitian deskriptif sudah memiliki variabel yang menjadi
fokus pengamatan. Dalam penelitian deskriptif, variabel yang menjadi
fokus pengamatan.4
Adapun desain penelitiannya mengunakan jenis penelitian desain
deskriptif yaitu metode yang bertujuan membuat gambaran, lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan
fenomena yang diteliti.5
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya
prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.6
4 M. Sayuti Ali, Metodologi Penelitian Agama (Pendekatan Teori & Praktek). (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2002), h. 22. 5 Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustakarya,2006), h.
110. 6 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2009),h.11.
6
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah dengan
memaparkan keadaan Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur dari segi
bimbingan jamaah haji berdasarkan fakta-fakta yang terjadi sekarang, dan
diakhir penelitian menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari informan dan perilaku yang diamati di Yayasan Ar
Risalah Ciracas Jakarta Timur.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
kepada para responden, karena wawancara bermakna dengan
berhadapan langsung antara interview dengan responden, dan
kegiatannya dilakukan secara lisan. Peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan yang telah peneliti siapkan kepada responden, lalu dijawab
oleh pemberi data dengan bebas terbuka7. Pada wawancara ini penulis
mengadakan komunikasi langsung dan mengajukan beberapa
pertanyaan ke beberapa pihak yang bersangkutan baik secara lisan dan
mendengarkan langsung keterangan-keterangan atau informasi dari
pengelola Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur.
b. Observasi
7 Bungin Burhan, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), h.108.
7
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat
ataupun mungkin dapat diulang. 8 Dalam observasi ini penulis
melakukan pengamatan dan mencatat secara langsung terhadap objek
penelitian yaitu metode bimbingan jamaah haji langsung dang tidak
langsung yang diberikan di Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur.
c. Metode Dokumen
Metode dokumen adalah penelitian yang datanya diambil terutama atau
seluruhnya dari dokumen, artikel, laporan, koran dan lain-lain
sebagainya. Dengan demikian bahan ini dapat membantu penulis dalam
memecahkan masalah9. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data
yang sudah tersimpan di Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur
dengan menambahkan data-data atau literatur-literatur yang terkait
dengan penelitian.
3. Teknik Pengolahan Data
Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
memanifestasikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
8 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002),h.69. 9 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIALAN, 2004), h. 65.
8
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain10.
Miles dan Huberman menyebutkan beberapa langkah aktivitas yang
dilakukan dalam analisis data kualitatif ini antara lain 11:
a. Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal
penting dari data yang diperoleh.
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk naratif, sehingga
memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya.
c. Kesimpulan
Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif bersumber dari data-data yang terangkum dan
dijabarkan dalam bentuk naratif penulis. Kesimpulan digunakan untuk
menjawab rumusan masalah.
10 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),h.248.
11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009),h.246.
9
E. Tinjauan Pustaka
Dalam beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang harus
diperhatikan dan menjadi petimbangan selanjutnya. Adapun setelah penulis
mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis akhirnya menemukan beberapa
skiripsi yang hampir sama dengan apa yang akan penulis teliti. Judul – Judul
tersebut antara lain :
1. ‘’Manajemen Pembinaan Calon Jamaah Haji pada KBIH AL
MUJAHIDIN Pamulang’’, disusun oleh Siti Nur Alfisyah (0053019945)
tahun 2008, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Inti Penelitian
Manajemen pembinaan jamaah merupakan proses mengkoordinasi,
mengarahkan, dengan mengembangkan kemampuan secara bersama-sama
dalam kegiatan ibadah haji demi terlaksananya cita-cita ibadah haji.
Manajemen pembinaan jamaah calon jamaah haji di KBIH Al-Mujahidin
dilakukan untuk membantu para jamaah calon haji melakukan ibadah
secara baik dan benar sesuai dengan syariat islam.
Manajemen pembinaan jamaah calon haji di KBIH Al-Mujahidin
berisi tentang latihan manasik haji, latihan ini dibagi dalam tujuh
pertemuan, pada pertemuan ketujuh dilakukan evaluasi presentasi simulasi
manasik haji.
Persama dari skripsi ini adalah sama-sama membahas tentang
bimbingan jamaah haji, sedangkan perbedaanya skripsi yang di susun Siti
10
Nur Alfisyah membahas tentang manajemennya dan skripsi yang saya tulis
mengenai metodenya.
2. ‘’Metode Pembinaan Agama Bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Di Panti Sosial Bangun Daya I Kedoya
Jakarta Barat’’, disusun oleh Muhammad Syahid Fudholi Al-Hasyim tahun
2012, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Inti Penelitian
Metode yang dilakukan pembimbing agama dalam pembinaan agama
bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial meliputi metode komunikasi
secara langsung yang memiliki teknik individual atau face to face maupun
teknik komunikasi kelompok, dan metode tidak langsung yang dilakukan
dengan media media seperti media cetak dan media eloktronik serta
dilengkapi metode dawah Al-Hikmah dan Al-Mau’idzatil Hasanah.
Penerapan bimbingan dan pembinaan yang dilaksanakan serta respon
yang baik dari PMKS (warga binaan sosial) membuat bimbingan dan
pembinaan dilakukan oleh pembina serta petugas panti sangat mendukung
dalam proses pembinaan agama tersebut.
Bimbingan dan pembinaan yang dilakukan oleh Panti Sosial dan Bina
Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta Barat tentunya memilki kendala-
kendala seperti sakit strees, perlindungan khusus dari polisi, TNI,
komunitas, dan oraganisasi masyarakat, minimnya keamaan, sulitnya
mengidentifikasi, kurangnya sarana prasarana di Panti Sosial Bina Insan
Bangun Daya 1 Kedoya.
11
Persamaan skripsi yang saya tulis dengan skripsi Muhammad Syahid
Fudholi Al Hasyim adalah sama-sama membahas tentang metode
bimbingan, sedangkan perbedaanya tentang jamaah haji dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penyusunan serta bahasan bab demi bab
terjalin secara sistematis, maka dengan ini penulis menggunakan sistematika
penulisan dan terbagi dari 5 bab diantaranya:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Teori
Dalam bab ini membahas tentang mengenai metode bimbingan; pengertian
metode bimbingan, macam-maca metode bimbingan, kelompok metode
bimbingan, tujuan metode bimbingan, prinsip metode bimbingan, konsep
metode bimbingan, dan manfaat metode bimbingan. Sedangkan jamaah haji :
pengertian jamaah haji, klasifikasi jamaah haji.
Bab III Tinjauan Umum Tentang Yayasan Ar Risalah Ciracas, Jakarta
Timur
Terdiri dari gambaran umum Yayasan Ar-Risalah yang meliputi profil, motto
visi dan misi, maksud dan tujuan, perkembangan jumlah jamaah, struktur
organisasi, program kegiatan atau kerja jamaah, target dan strategi, komitmen
12
Yayasan Ar Risalah, Sarana dan Prasarana Yayasan Ar Arisalah Ciracas
Jakarta Timur.
Bab IV Penelitian dan Pembahasan
Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan yaitu mengenai metode
bimbingan jamaah haji langsung dan tidak langsung pada Yayasan Ar Risalah
Ciracas Jakarta Timur.
Bab V Penutup
Bab ini bab terakhir penulis mengemukakan suatu kesimpulan dari pembahasan
skripsi. Penulis mencoba memberikan saran-saran yang merupakan sumbangan
pemikiran penulis dan dari hasil wawancara kepada para responden.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Bimbingan
1. Pengertian Metode Bimbingan
Metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai metode (dengan ilmu
pengetahuan, dan sebagainya). 1Secara etimologi metode berasal dari
bahasa Yunani, yang terdiri dari penggalan kata ‘’meta’’ yang
berarti ‘’melalui’’ dan ‘’hodos’’ berarti ‘’jalan’’. Bila digabungkan maka
metode bisa diartikan ‘’jalan yang harus dilalui’’. Dalam pengertian yang
lebih luas, metode bisa diartikan sebagai ‘’segala sesuatu atau cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang di inginkan.2
K. Prente, menerjemahkan methodus sebagai cara, mengajar.
Metode adalah cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk
mencapai maksud. 3
Dari beberapa definisi tentang metode yang telah dipaparkan diatas,
penulis menyimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang telah diatur
melalui proses untuk mencapai tujuan.
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka 1994), h. 580 2 M.Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayullah Jakarta, 2008), h.120 3 Woyo Wasito, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : Cy Press,1974), h.208
14
Sedangkan bimbingan memiliki pengertian menuntun, mambantu
seseorang yang mengalami masalah agar ia dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Bimbingan merupakan terjemahan dari
‘’guindance’’. Bentuk kata kerjanya yaitu ‘’to guide’’ yang menunjukan.
Bimbingan berarti menunjukan kepada seseorang yang secara psikologis
membutuhkan bantuan, sehingga bimbingan adalah suatu pemberi
bantuan psikologis agar yang bersangkutan dapat menyelesaikan atau
mengurangi sendiri masalah yang sedang dihadapinya.4
Bimbingan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah petunjuk,
penjelasan, atau tuntunan cara mengerjakan sesuatu.5
Secara terminologi, bimbingan menurut M. Luthfi adalah usaha membantu orang lain dengan mengungkapkan dan membangkitkan potensi yang dimilikinya. Sehingga dengan potensi itu, ia akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya secara wajar dan optimal, yakni dengan cara memahami dirinya, maupun mengambil keputusan untuk hidupnya, maka dengan itu ia akan dapat mewujudkan kehidupan yang baik, berguna dan bermanfaat untuk masa kini dan masa yang akan datang.6
Menurut Dr. Moh Surya definisi bimbingan adalah ‘’suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri.’’7
Dari definisi diatas dapat disimpulkan, bimbingan adalah memberi
bantuan kepada orang lain agar dapat mengatasi-mengatasi persoalan
yang ada didalam dirinya.
4 Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : Golden
Terayon Press, 1994), h.1 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka 1994), h.117 6 M.Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayullah Jakarta, 2008), h.6 7 Dewa Ketut Sukardi, Tes Dalam Konseling Karir, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h.7
15
Sedangkan pengertian metode bimbingan adalah suatu cara
membantu orang lain untuk menyelesaikan masalah yang ada pada
dirinya.
2. Macam - Macam Metode Bimbingan
Ada beberapa metode yang lazim dipakai dalam bimbingan di mana
sasarannya adalah mereka yang berada didalam kesulitan mental spiritual
disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan dari dalam dirinya seperti,
tekanan batin (depresi mental), tidak mampu mengadakan konsentrasi
pikiran, dan lain-lain gagguan batin yang memerlukan pertolongan.8
Metode bimbingan jamaah yang biasa digunakan adalah metode
‘’bilhikmah, bil mujadalah, bil mauidzah’’.
a. Metode Bil Hikmah, metode ini digunakan dalam menghadapi
orang-orang terpelajar, intelek, dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi, yang kurang yakin akan kebenaran ajaran agama.
b. Metode Bil Mujadalah, perdebatan yang digunakan untuk
menunjukan dan membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional.
c. Metode Bil Maudizah, dengan menunjukan contoh yang benar dan
tepat, agar jamaah dapat mengikuti dan menangkap dari apa yang
diterimanya secara logika dan penjelasan teori.9
8Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : Golden Terayon Press, 1994), h.44
9 .Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayullah Jakarta, 2008), h.135-137
16
3. Kelompok-Kelompok Metode Bimbingan
Menurut Aunur Rahim Faqih di dalam bukunya ‘’Bimbingan dan
Konseling dalam Islam, metode bimbingan Islam dapat dikelompokan
menjadi dua, yakni :
a. Metode langsung (metode komunikasi langsung)
Yaitu metode dimana pembimbing melakukan komunikasi langsung
(bertatap muka) dengan orang yang dibimbingnya.
1) Metode individual
Dalam hal ini pembimbing melakukan komunikasi langsung
secara individual dengan yang dibimbing. Hal ini dapat dilakukan
pada saat, percakapan pribadi, kunjungan ke rumah (home visit)
dan observasi kerja.
2) Metode kelompok
Pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam
kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan diskusi kelompok,
karyawisata, sosiodarama, psikodrama, group teching.
b. Metode tidak langsung (metode komunikasi tidak langsung)
Yaitu metode bimbingan yang dilakukan melalui media komunikasi
masa. Hal ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
Metode yang digunakan adalah :
1) Metode individual, dilakukan melalui surat menyurat,telepon, fax,
dan email.
17
2) Metode kelompok, dapat dilakukan melalui papan
bimbingan, surat kabar, brosur, radio, televisi. 10
Mengingat jamaah calon haji yang kondisinya beraneka ragam baik
ditinjau dari segi umur, pendidikan, profesi, dan status sosial tersebut
kiranya perlu dicari metode yang paling tepat agar bimbingan itu benar-
benar mengena dan mampu menghantarkan jamaah haji mempersiapkan
dirinya secara matang untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci.
Menghadapi jamaah calon haji yang sebagian besar orang dewasa
dan belum pernah melaksanakan ibadah haji kiranya penggunaan metode
andragogi merupakan suatu keharusan. Dengan metode ini pembimbing
lebih bersifat menuntun jamaah untuk menentukan sikap dan perilaku
yang terbaik dan paling tepat sesuai dengan ajaran agama selama
menunaikan ibadah haji. 11
Adapun metode bimbingan yang dapat digunakan adalah metode
langsung (metode komunikasi langsung), yang terdiri dari dua bimbingan
yaitu bimbingan individu dan bimbingan kelompok.
Bimbingan individu di antaranya :12
1. Home visit, yaitu pembimbing mendatangi setiap jamaah calon haji
atau kelompok kecil dari rumah ke rumah. Jamaah calon haji diajak
berdialog tentang haji atau diajak untuk mempelajari buku materi
pelatihan haji.
10 Faqih, Bimbingan dan Konseling, h. 54-55 11 Departemen Agama, Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Calon Jamaah Haji,
(Jakarta :Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaran Haji, 2005) h. 11. 12Departemen Agama, Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Calon Jamaah Haji,
(Jakarta :Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaran Haji, 2005) h. 11-12
18
2. Konsultasi, yaitu jamaah calon haji aktif bertanya tentang masalah-
masalah haji kepada pembimbing haji. Pembimbing memberikan
penjelasan dan bimbingan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
calon jamaah haji.
Sedangkan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut :
1. Ceramah, yaitu jamaah calon haji berkumpul secara klasikal untuk
mendapatkan pelajaran atau penjelasan tentang masalah haji yang
disampaikan oleh pembimbing haji, sebaiknya ceramah tersebut
diikuti dengan memperbanyak tanya jawab tentang masalah haji.
2. Peragaan, yaitu visualisasi dari setiap bagian pelajaran yang
dicontohkan oleh pembimbing serta diperagakan oleh jamaah calon
haji.
3. Praktek lapangan, yaitu jamaah calon haji secara bersama-sama
mempraktekkan seluruh pelaksanaan manasik haji dari awal sampai
selesai bersama-sama dengan pembimbing jamaah haji.
4. Sarasehan, yaitu jamaah calon haji secara bersama-sama mempelajari
manasik haji dengan pembimbing haji yang bertindak sebagai
moderator dam fasilitator atau dapat juga sebagai narasumber yang
sekaligus memadu jalannya pertemuan.13
13 Departemen Agama, Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Calon Jamaah Haji,
(Jakarta :Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaran Haji, 2005) h. 11-12
19
4. Prinsip-Prinsip Metode Bimbingan
Prinsip bimbingan ialah individu-individu, baik secara perorangan
maupun kelompok. Individu-individu itu sangat bervariasi dalam hal
umurnya, jenis kelaminnya, status sosial ekonomi keluarga, kedudukan,
pangkat, dan jabatan.
Keunikan individu serta sikap dan tingkah laku dalam
perkembangan kehidupannya itu mendorong prinsip-prinsip metode
bimbingan :
a. Prinsip bimbingan melayani semua individu, tanpa memandang, umur,
jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.
b. Prinsip bimbingan berurusan dengan sikap dan tingkah laku yang
terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks dan unik.
c. Untuk mengoptimalkan bimbingan sesuai dengan kebutuhan itu sendiri
perlu dikenali dan dipahami keunikan setiap individu dengan berbagai
kekuatan, kelemahan, dan permasalahannya.
d. Setiap aspek pola kepribadiannya yang kompleks seorang individu
mengandung faktor-faktor yang secara potensial mengarah kepada
sikap dan pola tingkah laku yang tidak seimbang.
e. Meskipun individu yang satu dan lainnya serupa dalam berbagai hal,
perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangkan dalam rangka
upaya memberikan bimbingan kepada individu tertentu, baik mereka
anak-anak, remaja ataupun dewasa.14
14 H.Prayito, Dasar-Dasar Bimbingan & Konseling, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2013) h.
218
20
5. Konsep Metode Bimbingan
Konsep-konsep metode bimbingan yang perlu dipahami dan
didalami lebih lanjut sebagai berikut :
a. Perubahan dan perkembangan masyarakat.
b.Modernisasi.
c. Era globalisasi dan informasi.
d.Sumber permasalahan.
e. Keindividual.
f. Kesosialan.15
6. Tujuan Metode Bimbingan
Mengamati profil jamaah haji Indonesia dari tahun ke tahun
sebagian besar adalah rakyat biasa dari daerah terpencil, berpendidikan
rendah, belum berpengalaman berpergian jauh, hidup dalam kultur lokal,
tidak dapat membaca dan berbahasa asing. Kondisi pelaksanaan ibadah
haji memaksa mereka untuk berhadapan dengan suatu kenyataan yang
bahkan tidak pernah di bayangkan.
Melihat kondisi tersebut, maka bimbingan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan berbagai hal yang menimbulkan kekagetan budaya
tersebut sangat diperlukan sejak dini bahkan sebelum calon jamaah haji
mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji.16
Adapun tujuan bimbingan jamaah tersebut ialah :
15 H.Prayito, Dasar-Dasar Bimbingan & Konseling, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2013) h. 39
16Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji: Studi Kasus dan Telaah Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h. 71-72.
21
a. Mewujudkan jamaah haji yg mandiri.
b. Membentuk mental para jamaah haji
c. Memberikan atau mengarahkan tatacara ibadah haji yang benar.
d. Membimbing jamaah baik di tanah air maupun di tanah suci.
e. Menyesuaikan diri dengan lingkungan Arab Saudi.
f. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam melakukan
ibadah haji.
7. Manfaat Metode Bimbingan
Adapun manfaat-manfaat metode bimbingan haji sebagai berikut :
a. Menambah pengetahuan calon haji tentang makna ibadah haji serta
rangkaian kegiatan selama beribadah haji
b. Memberikan gambaran kondisi yang akan dihadapi selama
melaksanaan ibadah haji. Hal ini karena kondisi dan medan yang akan
dihadapi selama menjalankan ibadah haji, tentu berbeda dengan yang
kita hadapi sehari-hari
c. Meningkatkan kepercayaan diri dan keyakian sebelum proses
pelaksanaan ibadah haji berlangsung17
17 M. Ali Hasan, Tuntunan Haji, (Jakarta : PT Raji Grafindo Persada, 2001), hal. 35
22
B. Jamaah Haji
1. Pengertian Jamaah Haji
Jamaah adalah kata bahasa Arab yang artinya ‘’kompak’’ atau
‘’bersama-samaan’’, ungkapan shalat berjamaah berarti shalat yang di
kerjakan secara bersama-sama di bawah pimpinan seorang imam. Jamaah
juga berarti sekelompok manusia yang terikat oleh sikap, pendirian,
keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama. Islam mengganjurkan umat
islam untuk menggalang kekompakan dan kebersamaan, yaitu masyarakat
yang terdiri dari pribadi-pribadi muslim, yang berpegang pada norma-
norma islam, menengakkan prinsip ‘’ta’awun’’ tolong menolong dan
kerja sama untuk tegaknya kekuatan bersama demi tercapainya tujuan
yang sama. 18
Dalam buku fiqih empat mazhab bagian ibadat (puasa, zakat, haji,
qurban), Abdurrahaman Al-Zaziri menyatakan bahwa yang di maksud
dengan ‘’haji’’ secara bahasa menuju kemuliaan, sedangan pengertian
haji secara istilah adalah amalan-amalan tertentu dan cara tertentu pula.19
Sedangkan pengertian jamaah haji yaitu Warga Negara Indonesia
yang beragama islam yang telah mendaftarkan diri untuk menunaikan
ibadah haji sesuai dengsan persyaratan yang telah di tetapkan.20
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon haji secara individu
adalah :
18Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, ( Jakarta: Djembatan, 1992), hal. 386-487. 19Abdurrahaman Al-Zaziri, Fiqh 4 Mazhab Bagian Ibadat, (Puasa, Zakat, Haji, Kurban),
(Jakara: Darul Ulum Press, 1996), hal. 177. 20Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji, ( Pusat Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan Haji RI : 2010), hal. 9.
23
c. Pengetahuan tentang manasik haji.
d. Mempunyai biaya yang cukup untuk keperluan di dalam negeri, biaya
perjalanan pulang pergi, biaya hidup selama di Arab Saudi untuk
akomodasi, konsumsi, dan transportasi, serta keperluan lainnya.
e. Mempunyai kelengkapan dokumen perjalanan (paspor) dan izin masuk
ke Negara tujuan.21
2. Klasifikasi Jama’ah Haji
Adapun ruang lingkup jama’ah haji adalah sebagai berikut :
a. Jama’ah haji mandiri adalah jama’ah haji yang memiliki kemampuan
mengikuti perjalanan ibadah haji tanpa tergantung kepada bantuan
alat/obat dan orang lain.
b. Jama’ah haji observasi adalah jama’ah haji yang memiliki
kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat
atau obat.
c. Jama’ah haji pengawasan adalah jama’ah haji yang memiliki
kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat
atau obat dan orang lain.
d. Jama’ah haji tunda adalah jama’ah haji yang kondisi kesehatannya
tidak memenuhi syarat untuk mengikuti perjalanan haji.
e. Jama’ah haji resiko tinggi adalah jama’ah haji dengan kondisi
kesehatan yang secara epidemiologi beresiko sakit dan atau mati
selama perjalanan ibadah haji, meliputi :
21 Buku Pintar Pelaksanaan Ibadah Haji, H.3
24
a. Jama’ah haji lanjut usia.
b. Jama’ah haji penderita penyakit menular tertentu yang tidak boleh
terbawa keluar dari Indonesia berdasarkan peraturan kesehatan
yang berlaku.
c. Jama’ah haji wanita hamil.
d. Jama’ah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait penyakit
kronis dan atau penyakit tertentu lainnya.22
22 Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji
Kementrian Kesehatan RI : 2010), h.9-10
25
BAB III
GAMBARAN UMUM TETANG YAYASAN AR RISALAH
A. Profil
Yayasan Ar Risalah adalah sebuah yayasan yang bergerak pada bidang
jasa pelayanan, yayasan Ar-Risalah didirikan pada tanggal 23 September 2004
yang berketepatan pada tanggal 27 Rajab 1425 H.
Badan pendiri Yayasan Ar Risalah sebanyak 7 orang : 1. K.H. M.
Chozin Machmud. 2. H.A. Wasana. 3. H. Rahmat AS. 4. H. Fajrul Munir. 5. H.
Mahmudi. 6. H. Abdul Ghani Lamatokan. 7. H. Yaya Sutarya.
Ada dua alasan mengapa mendirikan yayasan Ar-Risalah :
1. Bahwa kualiatas umat islam masih sangat rendah, sehingga perlu ada
upaya-upaya strategis untuk meningkatkan kualitas umat.
2. Bahwa methodologi dawah perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan zaman.
Untuk mencapai harapan tersebut, Yayasan Ar Risalah akan berjuang
semaksimal kekuatan untuk menjawab persoalan tersebut diatas, sebagai
bentuk ibadah kepada Allah SWT. Insyaallah dengan modal ikhlas, istiqamah,
dan tawakal akan diberikan jalan kemudahan.
Yayasan Ar Risalah beralamat Jl. Raya Bogor Km. 26 No. 10 Ciracas
Jakarta Timur, dan memiliki badan hukum yayasan :
1. Akta Notaris : Notari Hj. Nuke Nurul Soraya, SH. No. 1 Tahun 2004,
tertanggal 23 September 2004.
2. Surat Domisili : No. 222 / UM / VII / 2005, tertanggal 27 Juli 2005.
26
3. Tanda Daftar Kementrian Hukum dan Ham : No. C-3069 HT. 01. 02. TH.
2007, tertanggal, 14 September 2007.
4. NPWP (Nomor Pendaftaran Wajib Pajak) : No. 020723.121.6-005.000,
tertanggal 13 Agustus 2007.
5. Tanda Daftar Yayasan : No. 011.31.75.05.1005.35, tertanggal 05 Mei 2011
6. Surat Izin Operasional : No. 011.13710.58, tertanggal 11 Mei 2011
Dari tahun ketahun Yayasan Ar Risalah selalu dipercaya dan mendapatkan
dukungan dari masyarakat, sehingga pada tahun 2011 telah memiliki 3000
jamaah yang mengikuti berbagai macam kegiatan yayasan Ar-Risalah.
B. Motto, Visi dan Misi
1. Motto :
‘’ Membina Umat Berkualitas’’
2. Visi :
‘’ Menjadikan Ar Risalah Sebagai Yayasan Islam Terbaik Di Indonesia
Dalam Membina Umat’’
3. Misi :
a. Membimbing Umat Untuk Memahami Syariat Islam.
b. Menegakkan Amar Makhruf Dan Nahi Munkar.
c. Mewujudkan Umat Yang Berakhlakul Karimah, Sejahtera Lahir Batin,
Dan Bahagia Dunia Akhirat.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan didirikannya Yayasan Ar Risalah adalah :
1. Menyiarkan Ajaran dan nilai-nilai Syariat Islam Untuk diamalkan, Agar
Dapat Menjadi Umat Yang Bertaqwa.
27
2. Membina Kader Dawah, Untuk Menciptakan Da’i yang Profesional dan
Berkualitas.
3. Mengembangkan Potensi Umat Islam Untuk Mewujudkan Umat Warsatho
Agar Dapat Meningkatkan Martabat Umat Islam.
4. Mendirikan Pondok Pesantren Terpadu Untuk Mengkader Santri, Agar
Dapat Menciptakan Santri Yang Berkualitas.1
D. Perkembangan Jumlah Jamaah
Pada awal didirikannya Yayasan Ar Risalah pada tahun 2004, jumlah
jamaah yang diberangkatkan sebanyak 35 jamaah, kemudian pada tahun 2005
ada peningkatan jamaah, jamaah yang berangkat pada tahun 2005 sebanyak 46
jamaah dan di tambah 7 jamaah haji plus. Dan pada tahun 2006 jumlah jamaah
yang berangkat sebanyak 42 jamaah di tambah 8 haji plus, pada tahun 2007
dan 2008 ada peningkatan jamaah yang sangat pesat, 87 jamaah reguler dan 12
jamaah plus tahun 2007, dan 116 jamaah reguler, 13 jamaah plus pada tahun
2008. Pada tahun 2009 sebanyak 99 jamaah reguler dan 25 jamaah plus yang di
berangkatkan oleh yayasan Ar-Risallah, tahun 2010 Yayasan Ar Risalah
memberangkatkan 115 jamaah reguler. Tahun 2011 Yayasan Ar Risalah
memberangkatkan 121 jamaah haji reguler dan 25 jamaah haji plus, tahun 2012
sebanyak 104 jamaah reguler dan 15 jamaah plus yang diberangkatkan oleh
Yayasan Ar Risalah. Dan pada tahun ini 2013 jamaah haji reguler dan jamaah
1 Website Yayasan Ar-Risalah, di buka pada tanggal 25 September 2013, pada jam 13.00
WIB.
28
haji plus yang diberangkatkan oleh Yayasan Ar Risallah sebanyak 135 jamaah
reguler dan 16 jamaah plus.2
E. Struktur Organisasi
Penasehat : KH. Zarkasyi Saiman
KH. Burhanuddin Latf
KH. Abdul Rosyid AS. S.Sos.I
Usth. Hj. Nurjanah, S.Pd.I
Ketua : Drs.KH. M. Chozin Machmud, MM
Wakil Ketua : H. A. Wasana, M.Mpd
Sekretaris : H. Rahmat Agung Sutomo, MM
Toni Fatoni, S.Kom
Bendahara : H. Fajrul Munir, M.Mpd
Hj. Umi Nur Zakiyah
Bidang Bimbingan Ibadah Haji : H. Mahmudi, S.Sos.I
Bidang Lembaga Dawah : Ust. Selamet Taufik, S.Sos.I
Bidang Lembaga Pendidikan : H. Agus Suyani, M.Mpd. I
Bidang Lembaga Sosial : Paridin Imran Rosyadi, MA
2 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25
September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah.
29
F. Program Kerja Yayasan Ar Risalah
Yayasan Ar Risalah mempunyai 10 program kerja utama antara lain :
1. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
a. Melayani para calon jamaah haji dengan prima, mulai dari pendaftaran
sampai dengan perjalanan ibadah haji di tanah suci agar tenang dalam
beribadah.
b. Melayani jamaah haji dengan tulus ikhlas dan penuh dengan tanggung
jawab baik di tanah air maupun di tanah suci, agar meraih haji mabrur.
c. Membina para jamaah pasca haji untuk menjalin persaudaraan dan
kekeluargaan serta memelihara kemabrurannya.
2. Umrah dan Haji Khusus
a. Melayani dan membimbing jamaah umrah dengan maksimal agar
mencapai umrah maqbullah.
b. Melayani dan membimbing jamaah haji khusus (plus) dengan fasilitas
yang khusus, demi kenyamanan dalam perjalanan dan beribadah
3. Lembaga Dawah
a. Menyelenggarakan kegiatan kaderisasi dawah yang meliputi :
Pendidikan Dawah, Majlis Taklim, Pengajian Kitab Salaf, Penataran
Khatib dan mendirikan Korps Mubaligh.
b. Melayani dan mengembangkan kegiatan dawah melalui Masjid,
Mushallah Majlis Taklim baik di masyarakat maupun instansi,
penertiban buletin dawah, buku-buku dawah dan pembinaan
masyarakat.
30
4. Lembaga Pendidikan
a. Menyelenggarakan pendidikan islam yang meliputi Pendidikan Guru
TK Islam (PGTKI), Tanam Kanak-Kanak Al-Quran (TKA), Tanam
Pendidikan Al-Quran (TPA), Madrasah Diniyah, Pendidikan Tingkat
SLTP, SLTA, dan Sekolah Tinggi Agama Islam.
b. Mengembangkan potensi dan kualitas tenaga didik melalui kegiatan :
Pelatihan, Workshop, Training, dan Outbond.
5. Panti Asuhan Anak Yatim
a. Menyantuni dan membina anak yatim yang berada di masyarakat secara
rutin sekaligus kegiatan istighosah ihsaniyah.
b. Mendirikan dan mengelola anak-anak yatim dan dhu’afa dalam panti,
mulai dari anak TK sampai SLTA.
6. Koperasi Sya’riah
a. Mengelola koperasi dengan sistem sya’riah yang meliputi simpan,
pembiayaan dan penjualan produk.
b. Melayani kebutuhan umat yang berupa jasa meliputi : Jasa pembayaran
telepon, listrik, PAM, Cargo, Expedisi Transprotasi dan Mobil
Ambulan.
7. Penerbitan Dawah
a. Menerbitkan bulletin dawah setiap hari Jumat yang di konribusikan
Ke masjid-masjid se-DKI Jakarta sebagai media dawah dan
silahturahmi.
b. Menerbitkan buku-buku dawah sebagai pedoman bagi para juru dawah,
agar cara berdakwah lebih terarah, tertekstur, dan berkualitas.
31
c. Mendirikan media dawah sebagai sarana mensyiarkan agama islam,
seperti majalah dan radio.
8. Klinik Islami
a. Mendirikan klinik yang dikelola secara islami atau yang lebih dikenal
dengan nama ‘’THIBBUN NABAWI ‘’ (Pengobatan Methodology
Nabi).
b. Menyediakan obat-obat herbal untuk kesehatan umat.
c. Melayani pengobatan secara islami (Ruqyah).
9. Korps Mubaligh
a. Membina para mubaligh untuk menyatukan visi, misi dan langkah-
langkah dalam berdawah.
b. Menugaskan para mubaliqh untuk mengembangkan dawah di wilayah
yang masih sangat membutuhkan pembinaan.
c. Membimbing para mubaliqh untuk meningkatkan kualitas dalam
berdawah, sesuai tuntutan perkembangan zaman.
10. Pondok Pesantren
a. Membangun pondok pesantren di Cariu Bogor dengan tanah wakaf
luasnya 1 hektar, dan akan dikembangkan menjadi 10 hektar.
b. Mengelola pesantren terpadu antara sistem modern dan sistem salaf,
untuk menciptakan santri yang berkualitas imam dan taqwa dan
berkualitas ilmu pengetahuan (IPTEK).3
3 Website Yayasan Ar Risalah, di buka pada tanggal 25 September 2013, pada jam 13.00
WIB.
32
G. Program-program Bimbingan Jamaah Haji Pada Yayasan Ar Risalah
Yayasan Ar Risalah mempunyai beberapa program-program kerja
khususnya didalam program KBIH Yayasan Ar Risalah diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Program Kerja KBIH Yayasan Ar Risalah bidang manasik haji :
a. Melaksanakan taaruf calon jamaah haji.
b. Menyiapkan materi manasik.
c. Menyusun jadwal manasik.
d. Menyusun jadwal pembimbing manasik.
e. Melaksanakan manasik haji.
f. Melaksanakan praktek manasik haji diasrama haji.
g. Membantu pelaksanaan walimaatus safar.
2. Program kerja KBIH Yayasan Ar Risalah bidang pembinaan jamaah :
a. Membuat program pembinaan jamaah.
b. Menyelenggarakan pengajian bagi calon jamaah haji dan pasca haji.
Tujuan dibentuknya pengajian bulanan khusus yaitu untuk menambah
ilmu-ilmu agama islam, mendapat siraman rohani, selain itu juga
mempererat tali silahturahmi.
c. Pengajian ini menggunakan kita ar’bain dan bertempat di masjid Nurul
Hidayah dari jam 09.00 WIB sampai jam 12.00 WIB, dan dipimpin
oleh ketua Yayasan Ar Risalah yaitu KH.Chozin membentuk forum
silahturahmi.
d. Membina dan meningkatkan kemitraan KBIH Yayasan Ar Risalah.
33
3. Program kerja KBIH Yayasan Ar Risalah bidang humas :
a. Melakukan sosialisasi dan promosi KBIH Yayasan Ar Risalah.
b. Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga atau komoitas dalam
program haji.
c. Menjalin silahturahmi dengan calon jamaah dan pasca haji, membentuk
mitra-mitra KBIH Yayasan Ar Risalah.
H. Target dan Strategi Mencapai Tujuan
Yayasan Ar Risalah mempunyai target dan strategi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Target
Adapun target-target pada Yayasan Ar Risalah yaitu :
a. Mampu mendirikan cabang Yayasan Ar Risalah di seluruh Indonesia.
b. Mampu membina jamaah Yayasan Ar Risalah menjadi umat yang
islami.
c. Mampu mengkader para da’i yanng berkualitas.
d. Mampu meningkatkan kesejahteraan jamaah Yayasan Ar Risalah baik
lahir maupun batin.
2. Strategi
Adapun strategi-strategi pada Yayasan Ar Risalah yaitu :
a. Berjuang dengan sungguh-sungguh yang didasari ikhlas, istiqomah, dan
optimis.
b. Berkhidmat kepada umat dengan sistem pelayanan yang prima.
c. Menjalankan amanah yang didasari kejujuran, keterbukaan dan
profesionalitas.
34
d. Menggali potensi umat islam untuk bersinergi dengan Yayasan Ar
Risalah.
e. Bekerjasama dengan ulama, umaroh, dan aghniya baik di dalam
maupun di luar negeri.
f. Mengelola yayasan dengan manajemen yang profesional.
g. Menyayangi anak-anak yatim dan dhu’afa.
I. Komitmen Yayasan Ar Risalah
Yayasan Ar Risalah mempunyai empat komitmen
1. Azas Perjuangan
a. Istiqomah dalam berdakwah.
b. Amanah dalam membimbing jamaah.
c. Syukur dalam meraih anugerah.
d. Sabar dalam menghadapi ujjian.
e. Ridho Allah sebagai tujuan
2. Karakter Keluarga Yayasan Ar Risalah
a. Rajin beribadah, disiplin dan penuh tanggung jawab.
b. Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Energik.
c. Jujur, Supel, dan Berakhlakul Karimah.
d. Ikhlas dan optimis dalam mencapai tujuan.
e. Prima dalam pelayanan.
3. Ukuran Keberhasilan Yayasan Ar Risalah
a. Meningkatnya jumlah jamaah yang mengikuti program kegiatan
Yayasan Ar Risalah.
b. Banyaknya manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
35
c. Adanya perubahan sikap yang lebih baik dan islami.
d. Meningkatnya sumber daya dan sumber dana.
e. Bertambahnya fasilitas Yayasan Ar Risalah sebagai sarana dalam
berdakwah.
f. Meningkatnya dukungan ulama, umaroh, aghniya.
g. Adanya keberkahan dalam segala bidang kegiatan Yayasan Ar Risalah.
4. Kiat Sukses Pencapaian Program Yayasan Ar Risalah
a. Manajemen yang profesional, loyal dalam berorganisasi, pandai
berkordinasi dan aktif bersilaturahmi.
b. Sumber daya manusia yang berkualitas, potensial, dan memiliki ruh
perjuangan.
c. Menggali sumber dana yang halal, baik perorangan maupun organisasi.
d. Menjalin hubungan baik dengan para ulama, umaro, zu’ama.
e. Menjadi teladan atau contoh yang baik bagi masyarakat.
f. Mampu menjalin hubungan baik dengan para dermawan, baik dalam
maupun luar negeri.
g. Mulai dari diri sendiri, semangat tinggi dan penuh perhitungan.
h. Terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun.
i. Mujahaddah dan ishtighosah secara istiqomah.
36
J. Sarana dan Prasarana
Berbagai sarana dan prasarana yang ada di Yayasan Ar Risalah di antaranya :
1. 1 Kantor pusat
2. 3 Kantor cabang pembantu
3. 2 Ruang kelas
4. Asrama yatim Piatu
5. Mushallah
6. Halaman Parkir
7. Kendaraan Yayasan
37
BAB IV
ANALISIS METODE BIMBINGAN JAMAAH HAJI PADA YAYASAN AR
RISALAH CIRACAS JAKARTA TIMUR
A. Metode Bimbingan Jamaah Haji Langsung (Direct) Pada Yayasan Ar
Risalah
Yayasan Ar Risalah akan selalu memberikan bimbingan yang baik dan
profesional agar para jamaah haji Ar Risalah dalam menjalankan perjalanan
ibadah hajinya merasakan kenyamanan.
Menurut pandangan peneliti Yayasan Ar Risalah mengelompokan
metode langsung menjadi dua kelompok, yaitu metode individual dan
metode kelompok:
1. Metode Indivual
Seiring dengan penelitian yang peneliti lakukan pada Yayasan Ar
Risalah, bahwa Yayasan Ar Risalah telah melakukan bimbingan secara
komunikasi langsung dengan menerapkan metode individual dengan jamaah.
Hal ini diperjelas melalui wawancara dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos.
I, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode langsung individual yang di
lakukan Yayasan Ar Risalah adalah ‘’jamaah sering kali berinteraksi
dengan melakukan percakapan pribadi dengan pembimbing ,bahkan
menjelang hari keberangkatan, jamaah sering berkunjung ke rumah
pembimbing untuk melakukan bimbingan individual secara langsung tidak
38
hanya itu sebagian jamaah dipersilahkan langsung berkonsultasi kapanpun
di Kantor Yayasan Ar Risalah’’. 1
Dari pemaparan di atas hasil wawancara penulis dengan KH. Abdul
Rosyid, S.Sos. I, Menurut pandangan peneliti, Metode bimbingan secara
individual ini dimaksudkan agar para jamaah bisa memahami secara
terperinci, dan yang paling utama adalah para pembimbing harus
menyambutnya secara baik, agar pesan dan maksud yang disampaikan bisa
tepat sasaran.
Upaya yang dilakukan oleh para pembimbing Ar Risalah ini yang
bersedia berkomunikasi secara individu, dapat menunjang dan menjawab
rasa keingin tahuan para jamaah dan secara berkesinambungan
mempermudah proses pembimbingan melalui upaya individual.
2. Metode Kelompok
Metode kelompok langsung ini diharapkan adanya proses pembimbingan
yang berkesinambungan antara pihak Ar Risalah dengan para jamaah,
setelah peneliti melakukan wawancara dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos.
I,menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I menyatakan ‘’Yayasan Ar risalah
pada setiap tahunya mengadakan ceramah atau presentasi dengan
mengunakan alat bantu berupa infocus dan lcd untuk di presentasikan di
hadapan calon jamaah haji. Ceramah atau presentasi tersebut berisikan
materi-materi manasik haji, dan yang memberikan ceramah ialah ketua
Yayasan dan ketua KBIH Ar Risalah. Para jamaah yang kurang paham akan
materi yang diberikan, maka para jamaah bisa bertanya ke narasumber.
1 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
39
Manasik dilaksanakan di Aula Iprija, sedangkan prakteknya diselenggarakan
di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur. Pembinaan manasik haji
diselenggarakan setiap hari minggu sebanyak 10 kali pertemuan, 10 kali
pertemuan itu dibagi menjadi 2 bagian yaitu, 5 kali pertemuan khusus materi
atau teori dan 5 kali pertemuannya lagi khusus praktek’’. 2
Menurut pandangan peneliti, interaksi terhadap kelompok yang
dilaksanakan Yayasan Ar Risalah sesuai penjabaran diatas telah sangat
memumpuni dari makna Metode pembimbingan langsung secara kelompok.
Faktor pengalaman yang dimiliki Yayasan Ar Risalah yang sudah terbiasa
melakukan interaksi ini merupakan titik ukur keberhasilan pembimbingan
secara kelompok yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah.
Pada umunya Yayasan Ar Risalah menerapkan metode bimbingan
kepada jamaah dengan melakukan penerapan tiga metode berikut :
a. Metode Bil Hikmah
Metode ini digunakan dalam menghadapi orang-orang terpelajar, intelek,
dengan mengkedepan nalar rasional yang tinggi, dalam hal ini Yayasan Ar
Risalah menerapkan metode ini kepada jamaah yang mempunyai tingkat
pendidikan tinggi dan kalangan atas, sesuai dengan wawancara yang peneliti
lakukan dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, menurut KH. Abdul Rosyid,
S.Sos. I, metode bil hikmah yang di terapkan Yayasan Ar Risalah adalah
‘’pada kesempatan khusus para pembimbing menyentuh nalar rasional para
jamaah yang umumnya terpelajar dengan menghadirkan nilai-nilai rasional
2 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
40
yang tinggi agar para jamaah mengerti’’.3 Sebagai contoh didalam
pentingnya manasik haji, KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I selalu menghadirkan
pentingnya manasik yang mana kegiatan manasik adalah salah satu ajang
untuk berlatih guna menyempurnakan ibadah yang akan jamaah lakukan di
kemudian hari.
KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I juga berbicara nilai rasional bahwasanya
ketika kita ingin melakukan sesuatu, maka hendaklah berlatih terlebih
dahulu dan makna dari adanya manasik haji sama adanya dengan kita
melakukan latihan terlebih dahulu.
Dari penjelasan di atas penulis berkesimpulan bahwa penerapan Metode
Bil Hikmah yang dilakukan oleh Ar Risalah sudah memenuhi kaidah Metode
Bil Hikmah itu sendiri, yaitu dengan cara memaparkan nilai rasional atas
mengapa pentingnya tindakan manasik ini dilakukan para jamaah ditinjau
dari segi rasionalitasnya.
b. Metode Bil Mujadalah
Adalah metode dengan menggunakan perdebatan yang ditujukan untuk
membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan menggunakan dalil-dalil
Allah.
Pada Yayasan Ar Risalah KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I menjelaskan
dalam wawancara kepada penulis, munurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I,
metode bil mujadallah yang di terapkan Yayasan Ar Risalah bahwasanya
adalah ‘’kegiatan manasik haji pihak Ar Risalah tidak cuma menjelaskan
tata cara kepada para jamaah saja, pada aplikasinya Yayasan Ar Risalah 3 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
41
mengadakan forum tanya jawab yang diadakan setelah melakukan manasik
haji tersebut’’.4 KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I menambahkan bahwa forum
tanya jawab ini diperuntukan agar para jamaah bisa mengetahui secara jelas
tentang apa saja yang janggal sehingga menjadi perdebatan dalam kegiatan
manasik, dalam forum ini ditujukan agar perdebatan itu bisa di selesaikan
dengan menggunakan kaidah-kaidah dan dalil-dalil Allah yang rasional.
Dalam pernyataan ini penulis menggaris bawahi bahwa Yayasan Ar
risalah telah melakukan upaya Metode Bil Mujadalah, sesuai dengan hasil
wawancara yang peneliti lakukan dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I bahwa
Yayasan Ar Risalah berupaya menyelesaikan polemik yang berkembang
pada para jamaah dalam melakukan manasik haji, dengan mengadakan
forum tanya jawab dan menyelesaikan perdebatan yang ada dengan
mengacu kepada kaidah-kaidah dan dalil-dalil ketetapan Allah yang
rasional. Hal ini juga merupakan kandungan dan maksud dari Metode Bil
Mujadalah.
c. Metode Bil Maudizah
Metode ini menunjukan contoh yang benar dan tepat, agar jamaah
menangkap dan mengerti dari penjelasan dari pembimbing Yayasan Ar
Risalah.
Dalam hal ini sesuai yang penulis dapatkan dari hasil wawancara
kepada KH. Abdul Rosyid, S.Sos, munurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I,
metode bil maudizah yang di terapkan Yayasan Ar Risalah adalah ‘’setiap
gerakan yang dilakukan oleh para jamaah haji mendapat bimbingan 4 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
42
langsung dari pembimbing Yayasan Ar Risalah, jamaah haji tidak sekedar
mengikuti dan mengawasi jalannya kegiatan manasik ini, namun juga
mencontohkan secara langsung bagaimana gerakan gerakan tata cara thawaf,
sa’i, tahallul, melempar jumrah dan sebagainya, agar para jamaah tidak
hanya mengetahui secara teori, namun juga mendapatkan bimbingan
langsung dari prakteknya’’. 5
Menurut pandangan penulis Metode bimbingan Bil Maudizah ini pada
hakikatnya adalah tata cara pengajaran secara langsung dari segala aspek
yang perlu diketahui agar mendapatkan gambaran yang jelas.
Dengan adanya pembimbing yang dimiliki oleh Yayasan Ar Risalah
ini adalah merupakan sebuah upaya dari penerapan Metode Bil Maudizah,
dimana pembimbing ini merupakan contoh langsung bagaimana gerakan
yang benar dalam rangkaian melakukan manasik haji ini.
Dan menurut pandangan peneliti dengan adanya pembimbing yang
mencontohkan tata cara yang baik dan benar kepada para jamaah adalah
sebagai penerapan implementasi Metode Bil Maudizah kepada para jamaah
yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah.
5 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
43
B. Metode Bimbingan Jamaah Haji Tidak Langsung (Inderect) Pada
Yayasan Ar Risalah
Yayasan Ar Risalah mengelompokan metode tidak langsung menjadi
dua, yaitu sebagai :
1. Metode Individual
Metode individual secara tidak langsung ini diharapkan bisa membantu
para calon jamaah haji untuk mendapatkan bimbingan secara menyuluruh.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan melalui hasil wawancara dengan
KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode
tidak langsung individual pada Yayasan Ar Risalah adalah ‘’para jamaah
sering melakukan konsultasi menggunakan berbagai macam media guna
menjawab polemik tentang tata cara adab-adab ibadah haji’’. 6
Menurut pandangan peneliti dari pemaparan diatas metode individual
secara tidak langsung yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah merupakan
langkah-langkah untuk menjawab polemik yang berkembang diantara
jamaah serta mempermudah proses pembimbingan yang dilakukan oleh
Yayasan Ar Risalah.
2. Metode Kelompok
Metode kelompok dapat dilakukan dengan brosur, radio, dan televisi,
guna mendapatkan informasi secara objektif dari pembimbing dalam hal ini
Yayasan Ar Risalah.
6 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
44
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan mewawancarai KH.
Abdul Rosyid, S.Sos. I, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode tidak
langsung kelompok pada Yayasan Ar Risalah adalah ‘’setiap tahunan kami
menerbitkan buku panduan untuk para calon jamaah haji agar jamaah haji
bisa belajar dari buku panduan tersebut’’. 7
Menurut pandangan peneliti metode dengan adanya upaya penerbitan
buku panduan haji adalah langkah dan upaya dalam melakukan metode
kelompok secara tidak langsung, hal ini merupakan sebuah langkah
pembimbingan yang dilakukan Yayasan Ar Risalah yang menurut peneliti
sangat efektif karena dengan adanya buku panduan tersebut para jamaah bisa
mendapatkan bimbingan secara tidak langsung dan dapat menjawab polemik
pertanyaan jamaah tidak terbatas dengan waktu.8
Yayasan Ar Risalah menerapkan metode bimbingan kepada jamaah
dengan melakukan penerapan tiga metode ditinjau dari metode bimbingan
jamaah haji secara tidak langsung sebagai berikut :
a. Metode Bil Hikmah
Sesuai pemaparan penulis sebelumnya bahwa metode Bil Hikmah ini
adalah sebuah metode yang memaparkan rasionalitas yang tinggi dalam
menghadapi jamaah yang tingkat pendidikanya sangat terpelajar atau
intelek, namun kali ini dilihat dari sudut pandang metode tidak langsungnya.
Dalam wawancara yang penulis lakukan dengan KH. Abdul Rosyid,
S.Sos, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos metode bil hikmah yang di
7 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah 8 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
45
terapkam Yayasan Ar Risalah adalah ‘’dari setiap tahun ke tahun pihak
Yayasan Ar Risalah dan alumni jamaah haji sering mengadakan
perkumpulam alumni di Kantor Yayasan Ar Risalah pada sebuah akun
media sosial yang menceritakan tentang pengalaman berhaji dengan
Yayasan Ar Risalah, merupakan sarana berbagi pengalaman yang cukup
efektif menggunakan media di zaman modern seperti sekarang ini,di mana
pengalaman tersebut dapat dibaca oleh calon jamaah haji yang akan
mengikuti program haji tersebut’’. 9
Menurut pandangan peneliti dari hasil wawancara dengan KH. Abdul
Rosyid, S.Sos. I, kaidah dari Metode Bil Hikmah ini adalah sebuah
Rasionalitas yang tinggi agar dapat diserap oleh orang yang
berintelektualitas tinggi dan menjadikanya sebuah pembelajaran bagi calon
jamaah haji lainnya, ajang berbagi pengalaman yang diwadahi oleh Yayasan
Ar Risalah diperuntukan untuk berbagi pengalaman secara rasionalitas atau
yang sebenarnya.
Dan secara kaidah hal ini menjadi serapan dari kaidah Metode Bil
Hikmah itu sendiri yang diterapkan oleh Yayasan Ar Risalah dalam rangka
membimbing para calon jamaah haji.
b. Metode Bil Mujadalah
Metode Bil Mujadalah secara tidak langsung adalah penerapan metode
yang dilakukan guna menyelesaikan perdebatan dan polemik yang beredar
disekitar calon jamaah haji mengenai tata cara berhaji dengan memaparkan
dalil-dalil Allah sebagai batasan atau arahan. 9 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
46
Sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan,baik di lapangan
maupun dengan cara wawancara kepada narasumber, peneliti tidak dapat
menemukan bahwa Yayasan Ar Risalah telah menerapkan kaidah-kaidah
metode Bil Mujadalah dalam metode tidak langsung yang dilakukan oleh
Yayasan Ar Risalah, semisalkan Yayasan Ar Risalah membuat forum di
media atau metode dengan cara tidak langsung, yang menyerap dari kaidah-
kaidah Metode Bil Mujadalah.
c. Metode Bil Maudizah
Dalam Metode Bil Maudizah seacara tidak langsung, dimana kaidah
ini adalah memberikan contoh pembimbingan secara tidak langsung yang
tepat agar para jamaah mengerti dan memahami dengan melihat contoh
nyatanya.
Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan KH.
Abdul Rosyid, S.Sos, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos metode bil
muadizah yang di terapkan Yayasan Ar Risalah adalah ‘’Yayasan Ar Risalah
melakukan bimbingan tentang tata cara berhaji dengan membuat buku dan
juga dalam bentuk audiovisual (cd), yang berisi tentang pemaparan gerakan
dan aturan yang harus dilakukan oleh para jamaah haji ketika menunaikan
ibadah haji’’. 10
Menurut pandangan peneliti, dengan adanya buku-buku petunjuk dan
juga audiovisual (cd) yang berisi tata cara dan contoh langsung ini
merupakan cara metode tidak langsung yang mengambil serapan dari
Metode Bil Maudizah, yang tujuanya adalah agar para jamaah mendapatkan 10 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
47
contoh langsung dan akan benar benar memahami tata cara menunaikan
ibadah haji.
Dan cara ini menurut pandangan peneliti bahwa Yayasan Ar Risalah
telah menyerap kaidah-kaidah Metode Bil Maudizah dalam melakukan
bimbingan secara tidak langsung kepada para jamaah.
C. Peran Pembimbing Jamaah Haji Pada Yayasan Ar Risalah Ciracas
Jakarta Timur
Sebagian besar umat islam yang menunaikan ibadah haji, bahkan yang
berhaji beberapa kali belum maksimal memahami makna dan kandungan
dari setiap prosesi ibadah haji. Jangankan makna dan tujuannya, memahami
syarat, rukun, wajib, dan sunah haji saja banyak yang tidak memahami
secara tepat. Tak heran, ada jamaah yang gencar mengerjakan yang sunah-
sunah nya saja dan melupakan yang wajib-wajibnya. Oleh karena itu,
perlunya seorang pembimbing untuk membimbing jamaah haji agar para
jamaah lebih teratur dalam melaksanakan ritual ibadah haji.
‘’Menurut KH. Abdul Rosyid As. Sos.I pengertian bimbingan adalah suatu arahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan yang telah ada sebelumnya’’.
Yayasan Ar Risalah mempunyai pembimbing-pembimbing jamaah haji
yang sudah berpengalaman, profesional, dan bersertifikat. Pembimbing haji
di KBIH Yayasan Ar Risalah terdiri dari 5 orang yaitu antara lain sebagai
berikut :
1. Drs.KH. M.Chozin Machmud, MM
2. KH. Zarkasyi Saiman,
48
3. KH. Abdul Rosyid AS. S.Sos.I
4. KH. Burhanudin Latif
5. Ustj.Hj. Nurjanah. S.Pd.I
Dari kelima pembina haji tersebut setiap pelaksanaan ibadah haji
mereka membimbing satu regu yang isinya terdiri dari 45 orang calon
jamaah haji. Selain pembina-pembina tersebut KBIH Yayasan Ar Risalah
juga pernah menunjuk salah satu pejabat di wilayah setempat untuk menjadi
pembimbing haji di KBIH Yayasan Ar Risalah, misalnya ketua kecamatan
yang mempunyai ilmu di bidang agama dan sudah pernah melaksanakan
ibadah haji.
Kelima pembimbing tersebut diketuai oleh Drs.KH. M.Chozin
Machmud, MM. Cara ketua pembimbing untuk membimbing para pengurus
atau pembimbing yang lain yaitu biasanya diadakan rapat koordinasi,
melalui rapat koordinasi mereka tahu tentang tugas dan tanggung jawab
masing-masing, dan mereka juga sudah mempunyai jobdesk masing-masing.
Pada saat proses pembimbingan jamaah biasanya ketua pembimbing
menggunakan proses pengawasan yaitu baik pengawasan secara langsung
maupun tidak langsung, ada yang berupa instruksi misalnya surat dalam hal
pemberitahuan.
Adapun cara kerja para pengurus pembinaan jamaah yaitu apabila
jamaah yang baru daftar maka akan diadakan taaruf, taaruf ini diadakan
setiap tahun. Sedangkan bagi jamaah yang sudah haji maka akan diadakan
pengajian pasca haji, pengajian pasca haji ini mempunyai kepengurusan, dan
49
biasanya diadakan setiap bulan sekali, setiap ahad ketiga dan bertempat di
Yayasan Ar Risalah.11
Peran pembimbing jamaah haji di KBIH Yayasan Ar Risalah yaitu
adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan materi yang sudah disiapkan, sekaligus menjelaskan hal-
hal yang berkaitan dengan haji.
2. Membantu dalam hal-hal teknis para jamaah haji selama di tanah suci.
Misalnya membantu lansia yang sedang sakit dalam menjalankan ibadah
haji.
3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses pelaksanaan ibadah para
jamaah haji.
4. Bertanggung jawab untuk membuat para jamaah haji sehingga menjadi
haji yang mabrur, salah satunya yaitu dengan cara rajin mengerjakan
shalat fardhu secara berjamaah, mengeluarkan zakat, memperbanyak
amalan sunah, membayar dam (denda).
5. Membantu dan membimbing para jamaah haji untuk memperoleh arahan
akan kesempurnaan pelaksanaan ibadahnya, minimal dalam pelaksanaan
syarat-syarat dan rukun-rukun haji.
6. Membantu masyarakat yang mau melaksanakan ibadah haji agar ibadah
haji mereka di dalam pelaksanaan ibadah hajinya itu betul-betul sesuai
dengan ketentuan, baik itu ketentuan secara syar’i maupun ketentuan
aturan pemerintah.
7. Memberikan pelayanan yang prima
11 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25
September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
50
Didalam membimbing para calon jamaah haji biasanya terdapat faktor-
faktor penghambat yang terjadi pada saat bimbingan, baik berupa dari dalam
KBIH itu sendiri maupun dari luar. Berdasarkan hasil wawancara penulis
maka dapat diketahui bahwa faktor-faktor penghambat yang terjadi
yaitu antara lain sebagai berikut :
a. Keterlambatan jamaah, misalnya ada saja jamaah yang datang terlambat
dari jam yang telah ditentukan.
b. Karena bervariasinya pendidikan dari para jamaah, hal ini menyangkut
dengan daya tangkap seseorang.
c. Pemahaman keagamaan yang sangat rendah misalnya banyak yang
belum bisa membaca al-quran, tidak paham tentang hukum-hukum
keagamaan.
d. Secara umum masih ada juga para jamaah tidak tahu bahwa haji adalah
bukan kewajiban agama, melainkan hanya perjalanan biasa atau jalan-
jalan ataurekreasi.
Selain terdapat faktor penghambat, terdapat juga faktor-faktor pendukung
dalam pembinaan jamaah haji, antara lain yaitu sebagai berikut :
a. Karena haji menyangkut status sosial, maka masyarakat yang tidak
mampu, mereka akan berupaya serta berusaha sebisa mereka untuk bisa
pergi haji.
b. Antusias dan semangat calon jamaah haji untuk mengikuti bimbingan
manasik haji.
c. Para calon jamaah haji dengan khidmat dan serius dalam mengikuti
bimbingan manasik haji.
51
d. Para calon jamaah haji aktif bertanya yang mereka tidak mengerti.12
Praktek bimbingan manasik haji berupa :
a. Berpakaian Ihram
Pembimbing jama’ah melakukan metode direct, pembimbing jamaah
langsung memperagakan, memperaktekan memakai ihram di hadapan
jamaah pada saat manasik.
b. Thawaf
Pembimbing jama’ah melakukan metode direct dan indirect,
pembimbing jamaah memutarkan film dokumenter mengenai thawaf
setelah itu pembina haji mengajak jamaah untuk sama-sama
mempraktekan thawaf di halaman Aula Iprija Yayasan Ar Risalah.
c. Sa’i
Pembimbing jamaah melakukan metode direct dan indirect, pembimbing
jamaah memutarkan film dokumenter mengenai sa’i setelah itu pembina
haji mengajak jama’ah untuk sama-sama mempraktekan sa’i di halaman
Aula Iprija Yayasan Ar Risalah.
d. Wukuf
Pembimbing Jamaah melakukan metode indirect, pembimbing jamaah
memutarkan film dokumenter mengenai wukuf setelah itu pembimbing
haji menjelaskan mengenai wukuf
e. Melontar Jumrah
Pembimbing Jamaah melakukan metode direct dan indirect, pembimbing
jamaah memutarkan film dokumenter mengenai Jumrah setelah itu
12 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
52
pembimbing haji mengajak jamaah untuk sama-sama mempraktekan
Jumrah di halaman Iprija Yayasan Ar Risalah
f. Tayamum
Pembimbing jama’ah melakukan metode direct, Pembimbing jamaah
menjelaskan mengenai tayamum dari niat sampai gerak-gerakan
tayamum. Setelah itu pembimbing mengajak para jamaah untuk sama-
sama memperagakan tayamun.
g. Shalat dalam perjalanan
Pembimbing jama’ah melakukan metode direct, pembimbing jamaah
menjelaskan tata cara shalat dalam perjalanan dari niat sampai doanya.
h. Shalat Jama dan Qashar
Pembimbing jamaah melakukan metode direct, pembimbing jamaah
menjelaskan tata cara shalat Jama dan Qashar dari niat sampai doanya.
i. Shalat Jenazah
Pembimbing jama’ah melakukan metode direct, pembimbing jamaah
menjelaskam tata cara shalat jenazah setelah itu pembina mengajak
jamaah untuk sama sama mempraktekan shalat jamaah.
j. Sujud Syukur, Sujud Tilawah, Sujud Sahwi
Pembimbing jama’ah melakukan metode direct, pembina menjelaskan
tentang sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.13
Untuk memperoleh kenyamanan dalam melaksanakan ibadah haji
diperlukan bimbingan calon jamaah haji yang harus dilakukan. Adapun
13 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25
September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
53
bimbingan yang dilakukan KBIH Yayasan Ar Risalah antara lain sebagai
berikut :
1. Bimbingan Jamaah di Tanah Air
KBIH Yayasan Ar Risalah didalam pelaksanaan bimbingan jamaah
haji sebelum pemberangkatan yaitu menggunakan silabus yang mereka
buat sebagai acuan atau pedoman dalam membimbing para jamaahnya.
Bimbingan jamaah haji sebelum pemberangkatan di Yayasan Ar Risalah
yaitu berupa manasik haji yang terdiri dari Materi dan Praktek.
Materi atau teori bimbingan manasik haji berupa :
a. Bimbingan ibadah haji selama berada di tanah suci.
Bimbingan yang di lakukan selama berada di tanah suci adalah para
pembimbing atau mutawif membimbing para jamaah haji, misalnya
ibadah haji di Madinah (Shalat Ar’bain di Masjid Nabawi, Ziarah ke
Makam Nabi Muhammad dan Sahabat, Shalat di Raudho, City Tour
di Kota Madinah mengunjungi Masjid Qiblatain, Masjid Quba,
Taman Kurma, Jabal Uhud dll, sedangkan bimbingan di Mekkah
adalah mutawif membimbing para jamaah untuk melakukan niat
berihram di Masjid Tam’in lalu menuju ke Masjidil Haram untuk
melaksanakan Thawaf, Sa’i, Tahalul. Dan setalah para jamaah
melaksanakan wajib haji yang berupa : melempar jumrah, mabit di
Muzdalifah, Arafah dan Mina. Dan melakukan City Tour
mengunjungi Jabal Rahma, Jabal Tsur (Gua Hiro) dll.
b. Bimbingan umrah sunah, ziarah dan ibadah-ibadah selama berada di
Mekkah.
54
Mutawif membimbing para jama’ah untuk melakukan umrah sunnah,
membimbing ketika niat berihram di Masjid Tam’in, lalu langsung
melaksanakan Thawaf, Sa’i, Tahallul. Sedangkan Ziarah
pembimbing mengajak para jama’ah untuk mengunjungi Jabal
Rahma, Jabal Tsur (Gua Hiro). Dan ibadah-ibadah yang di lakukan
selama di Mekkah, Thawaf sunnah, Shalat di Hijir Ismail, Shalat di
depan Maqom Ibrahim, Mencium Hajar Aswad kalau sanggup,
berdoa di depan Pintu Ka’bah, Multazam.
c. Bimbingan ibadah selama berada di Madinah Munawarrah : Shalat
ar’bain, beribadah di Rhaudoh dan bimbingan ziarah. Mutawif
membimbing para jamaah selama berada di Madinah, membimbing
Shalat ar’bain, Shalat dan Berdzikir di dalam Rhaudoh dan Berziarah
ke Makam Nabi dan Sahabat, mengunjungi Jabal Nur, Jabal Uhud,
Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Taman Kurma dll.
d. Bimbingan ibadah selama dalam perjalanan.
Bimbingan yang dilakukan selama perjalan adalah mutawif
membimbing para jama’ah untuk melakukan tayyamun, shalat di
dalam perjalanan, dan bertalbiyah selama dalam perjalanan.
e. Bimbingan berdoa dan ibadah di tempat-tempat mustajabah
(Madinah-Makkah)
Pembimbing menjelaskan tempat-tempat yang mustajabah di
Madinah : di Rhaudoh, Makam Nabi dan Sahabat, Masjid Nabawi.
Mekkah : Masjidil Haram, berdoa di depan Ka’bah, di Hijir Ismail,
Multazam, Hajar Aswad, Maqom Ibrahim, Jabal Rahma.
55
f. Pentingnya kesehatan bagi jamaah haji, serta kiat-kiat menjaga dan
memelihara kesehatan.
Penting para jamaah untuk menjaga kesehatannya di karena kan
cuacanya yang sangat panas dan jadwal yang padat maka para
jama’ah harus pintar-pintar menjaga kesehatannya harus membawa
obat-obatan dari Indonesia.
g. Pentingnya menjaga akhlak, adab dan hikmah menunaikan ibadah
haji jamaah harus bisa menjaga akhlak di Kota Suci karena jika kita
tidak bisa menjaga akhlak maka langsung di balas oleh Allah SWT.
h. Memahami adat, budaya dan bahasa masyarakat arab jamaah harus
bisa memahami adat, budaya, dan bahasa karena banyak orang-orang
yang nakal misalnya, dalam hal berjulan orang Arab suka menipu
para jamaah dari Indonesia oleh karena itu para jamaah yang mau
berbelanja harus di temani oleh pembimbing.
i. Kiat-kiat meraih, memelihara haji mabrur dan mempertahankannya
Kiat-kiat meraih haji mabrur adalah jamaah harus menjaga sikap
selama di Tanah Suci dan setalah kembali ke Tanah Air Jamaah
harus bersikap sesuai norma norma agama.
j. Generalisasi atau keseluruhan tata cara dalam pelaksanaan ibadah
haji. Generalisasi tata cara dalam pelaksanaan ibadah haji adalah
thawaf, sa’i, tahallul, mabit di Arafah dan Mina, Jumrah
2. Pemberangkatan
56
Jamaah haji Yayasan Ar Risalah sebelum berangkat ke Tanah
Suci akan dikumpulkan sama pihak kordinator bimbingan manasik haji
di kantor Yayasan Ar Risalah untuk mengevaluasikan persiapan fisik,
mental, dan persiapan kebutuhan pribadi para jamaah.
Setelah itu para jamaah langsung menuju ke Embarkasi Pondok
Gede Jakarta Timur. Selama di embarkasi para jamaah akan
mendapatkan pendalaman bimbingan manasik haji dan akan
mendapatkan paspor, gelang identitas, living cost (biaya hidup selama di
Arab Saudi sebesar 1.500 Riyal Saudi). Kemudian jamaah haji menuju
Bandara Soekarno Hatta dan langsung menuju ke Bandara King Abdul
Aziz Jeddah.
3. Bimbingan selama di Tanah Suci
Jamaah haji selama berada di Madinah akan dibimbing dan dibina
oleh Karu (Ketua Regu) dan Karom (Ketua Rombongan). Di Madinah
jamaah akan dibimbing Shalat Ar’bain, Ziarah ke Makam Rasullah,
Shalat di Taman Surga (Rhaudoh), Ziarah ke Makam Baqi, Berkunjung
ke Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Jabal Uhud, dan berkunjung ke
Kebun Kurma.
Sedangkan pembinaan atau bimbingan selama di Mekkah para
jamaah akan dibimbing Umrah, Thawaf, Sa’i, Memotong Qurban,
Wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah, Melontar Jumrah, dan Thawaf
Wada.
4. Bimbingan Jamaah Setelah Pelaksanaan Ibadah Haji
57
Sebelum kembali ke tanah air rombongan akan dibentuk forum
pasca haji pada tahun yang sama. Forum pasca haji ini dibentuk
semacam organisasi, karena forum pasca haji mempunyai ketua,
sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Setiap bulan forum pasca haji
akan diadakan pembinaan misalnya yaitu pengajian dari rumah ke rumah
anggota rombongan haji, selain itu diadakan juga pertemuan-pertemuan
yang diisi dengan kegiatan ceramah umum, pengarahan dari pimpinan
yayasan, serta diadakan juga arisan untuk mempererat silaturahmi.
Selain kegiatan tersebut di dalam forum pasca haji ini juga
menangani kegiatan-kegiatan sosial baik didalam maupun diluar KBIH
Yayasan Ar Risalah. Terutama yang ada di KBIH itu sendiri, misalnya
apabila ada anggota yang meninggal maka akan disiapkan mobil
ambulance dan diadakan takziyah, kemudian diadakan juga wisata
rohani misalnya ziarah ke makam-makam wali songo.14
14 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneletian punulis tentang ‘’Metode Bimbingan
Jamaah Haji Pada Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur’’ dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode bimbimgan jamaah adalah salah satu cara atau sistem
bimbingan para cara calon jamaah haji, metode bimbingan jamaah
langsung yang di lakukan Yayasan Ar Risalah adalah mengelompokan
metode indivual dengan cara melakukan bimbingan langsung dengan
jamaah bisa di lakukan di Kantor Yayasan Ar Risalah atau kunjungan ke
rumah jamaah atau pembimbing, sedangkan metode kelompoknya dengan
ddengan ceramah atau presentasi dan mengunakan alat bantu infocus dan
lcd untuk di presentasikan di hadapan jamaah, silabus sebagai acuan dan
pendoman dalam membimbing jamaahnya, silabus tersebut berupa materi
dan praktek manasik. Dan Yayasan Ar Risalah menerapkan metode bil
hikmah, bil mujadallah, dan , metode muadizah.
2. Metode bimbingan jamaah tidak langsung yang di lakukan Yayasan
Ar Risalah adalah mengelompokan metode indivual dan kelompok.
Metode Individual dengan cara berkonsultasi melalui sosial media guna
menjawab polemik tentang cara ibadah haji, sedangkan metode kelompok
dengan cara jamaah belajar tatacara ibadah haji melalui buku panduan.
Dan Yayasan Ar Risalah menerapkan metode bil hikmah, mujadallah,
59
dan metode bil muadizah. Para pengurus pembinaan jamaah yaitu apabila
jamaah yang baru daftar maka akan diadakan taaruf, taaruf ini diadakan
setiap tahun. Sedangkan bagi jamaah yang sudah haji maka akan
diadakan pengajian pasca haji, pengajian pasca haji ini mempunyai
kepengurusan, dan biasanya diadakan setiap bulan sekali, setiap ahad
ketiga dan bertempat di Yayasan Ar Risalah. Dan peran pembimbing
jamaah haji pada Yayasan Ar Risalah yaitu, menyampaikan materi yang
sudah di siapkan sekaligus menjeleskan yang berkaitan tentang haji.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis tentang ‘’Metode Pembinaan
Calon Jamaah Haji Pada Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur’’ maka
penulis ingin memberikan beberapa saran, sebagai berikut :
1. Selalu memberikan pelayanan pembinaan yang profesional dan perlunya
tambahan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk menjadi seorang
pembimbing jamaah haji.
2. Tetap beristiqamah dalam membimbing para calon jamaah haji.
60
DAFTAR PUSTAKA .
A. Muis. 2001. Komunikasi Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Abdurrahaman Al-Zaziri. 1996. Fiqh 4 Mazhab Bagian Ibadat, (Puasa, Zakat,
Haji, Kurban). Jakara: Darul Ulum Press. Ablah Muhammad al-Kahlawi. 2009. Buku Induk Haji dan Umrah Wanita. Jakarta:
Zaman. Abu Umar An Nadwi. 2004. Panduan Lengkap Ibadah Haji dan Umroh. Jakarta:
Robbani Press Abu Umar-An-Nadwi. 2004. Ibadah Haji dan Umroh. Jakarta : Rabbani Press Achmad Nidjam dan Alatief Hanan. 2001. Manajemen Haji: Studi Kasus dan
Telaah Implementasi Knowledge Workers. Jakarta: Zikrul Hakim Ahmad Abd. Majdi. 1993. Seluk Beluk Ibadah Haji dan Umroh. Surabaya :
Mutiara Ilmu Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Bahtiar, Wardha. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dawah. Jakarta : Logos Bungin Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Darajat,Zakia. 1976. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan
Urusan Haji. 1992. Bimbingan Manasik Ziarah dan Perjalanan Haji. Jakarta Departemen Agama RI. 2012. Haji Dari Masa ke Masa. Jakarta: Direktoran
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Departemen Agama. 2005. Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Calon Jamaah Haji.
Jakarta :Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaran Haji Departemen Agama. 2013. Tuntunan Manasik Haji Umrah. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka
61
Faqih, Bimbingan dan Konseling H.J. de Graaf. 1994. Geschiedenis van Indonesie. Bandung : S-Graverhage. Hasan, M. Ali. 2001. Tuntunan Haji. Jakarta : PT Raji Grafindo Persada Hasanudin. 1996. Hukum Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya Ibrahim Muhammad bin Abdullah al Buraikan alih bahasa M. Anis Matta. 1998.
Pengantar Studi Aqidah Islam. Jakarta: Robbani Press. Irawan, Prasetya. 1999. Logika dan Prosedur Penelitian, pengantar teori dan
panduan praktis peneliti social bagi mahasiswa dan peneliti pemula. Jakarta: STIA-LAN
M. Arifin. 1985. Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan
Agama. Jakarta: Bulan Bintang M. Arifin. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara M. Arifin. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta ; Bumi Aksara M. Quraish Shihab. 2010. Membumikan Al-Quran. Jakarta : Lentera Hati M. Quraish Shihab. 2012. Haji dan Umrah Bersama M. Quraish Shihab. Jakarta :
Lentera Hati M. Sayuti Ali. 2002. Metodologi Penelitian Agama (Pendekatan Teori & Praktek).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Moh. E. Ayub, dkk.. 1996. Manajeman Masjid. Jakarta: Gema Insani Press Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Muhammad al jamal, Ibrahim. 1986. FiqihWanita. Semarang : Asy-Syfa Muhammad al-Kahlawi, Ablah. 2009. Buku Induk Haji dan Umrah Untuk Wanita.
Jakarta: Zaman. Muhammad M. Basyuni. 2008. Reformasi Manajemen Haji. Jakarta : FDK Prees. Nashir ibn Musfir az-Zahrani. 2004. Indahnya Ibadah Haji. Jakarta: Qisthi Press, Nasution, Harun. 1992. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djembatan
62
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji. 2010. Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Haji RI
Prayitno dan Erman Amti. 2001. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Islam
Penerapan Metode Sufistik. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru Prisma Creative. 2007. Risalah Penyubur Iman. Jakarta: Prisma Creative Proyek Penerangan Bimbingan Dakwah Agama. 1984. Pembinaan Rohani Islam
pada Dharma Wanita. Jakarta: Penerbit Departemen Agama Sandjaja dan Albertus Heriyanto. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi
Pustakarya Soekanto, Soejono. 1998. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Balai Pustaka Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta Sukandarrumidi. 2002. Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis untuk Peneliti
Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Syukri, Asmunil . 1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, W.J.S.Purwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka Wasito,Woyo. 1974. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : Cy Press Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25
September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah. Website Yayasan Ar-Risalah, pada tanggal 25 September 2013, pada jam 13.00
WIB.
LAMPIRAN
KEBERANGKATAN JAMA'AH HAJI
NO HARI TANGGAL WAKTU KEGIATAN KEBERANGKATAN
1 Jum'at 04-Oct-13 08.30 - 16.00 Pengumpulan Koper Besar
2 Sabtu 05-Oct-13 07.00 - 08.00 Upacara Pelepasan jama'ah
08.00 -09.00 Menuju Asrama Haji
3 Ahad 06-Oct-13 03.00 - 05.00 Menuju Bandara Soekarno Hatta
08.00 -00.00 Take Off menuju Jeddah
JAMA'A HAJI
1. JAMA'AH YANG TELAH DIBIMBING
1) Tahun 2004 : 35 orang
2) Tahun 2005 : 39 orang
3) Tahun 2006 : 34 orang
4) Tahun 2007 : 44 orang
5) Tahun 2008 : 75 orang
6) Tahun 2009 : 62 orang
Daftar jama'ah yang telah dibimbing sebagaimana terlampir
2. JAMA'AH YANG TELAH TERDAFTAR
Jama'ah haji Ar-Risalah yang terdaftar dan telah mendapatkan nomer porsi sampai dengan
bulan April 2010 sebanyak 500 orang
3. Jama'ah yang diperkirakan berangkat tahun 2010 sebanyak 99 orang terdiri dari :
1) Porsi DKI Jakarta : 65 orang
2) Porsi Jawa Barat/ Depok : 12 orang
3) Porsi Haji Khusus: 22 orang
DAFTAR GAMBAR
Manasik Haji
Praktek Manasik Haji
Pelepasan Jamaah Haji
Pelaksaan Haji di Tanah Suci