metode bercerita dalam pembelajaran bahasa …
TRANSCRIPT
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
1
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
METODE BERCERITA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
UNTUK ANAK-ANAK
Oleh: Nanin Sumiarni, M.Ag
Abstrak
إذا كان عمر الأولاد في وقتهم التربية فلابد لوالديهم أن يربوهم بالقرآن ن العربية في بداية عمرهم، لأن اللغة العربية هي اللغة التي نزل الله بها القرآواللغة
ولتقرير شريعته الإسلامية وغير ذلك. وبها أيضا بلغ رسول الله رسالته وسنته إلى الأمم وليست للأمة الإسلامية وحدها بل لأمم العالم كلها.
لجيل يل إلى اطريقة القصة هي إحدى الطريقة لاستمرار التراث من الجالتالي، وبها أيضا قد تكون وسيلة لتبليغ الحضارة الموجودة في حيات الشعوب. والمحاكي الجيد هو المحاكي الذي قد يحاسن القصة ويحييها. ومشاركة الأولاد بها
ستعطيهم المناظرة الجديدة والأروعة لمعلومات حياتهم.
Kata Kunci: Metode, Bahasa Arab, Pembelajaran, Bercerita.
A. PENDAHULUAN
Bahasa Arab merupakan salah satu dari kunci ilmu pengetahuan,
terlebih lagi yang berkaitan dengan ilmu-ilmu keislaman. Seorang anak yang
telah menguasai bahasa secara baik, terbuka peluang untuk menggali khasanah
Islam dan mendalami ajaran-ajarannya.
Abu Hasan Al Mawardi telah mengingatkan pentingnya pembelajaran
bahasa Arab bagi anak-anak seraya mengatakan: Apabila anak sudah
waktunya untuk dididik dan diajari, selayaknya dimulai dengan mengajarkan
Al-Qur‟an dan bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa yang
digunakan Allah untuk menurunkan kitab suci Al-Qur‟an dan menetapkan
syariat serta kewajiban-kewajiban agama-Nya. Dengan bahasa Arab pulalah
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
2
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
Rasulullah Saw menyampaikan sunnahnya, dan disusunnya kitab-kitab
agama, filsafat, logika, dan sebagainya. Oleh sebab itu, dari sejak usia dini
sebaiknya diajari bahasa Arab.
Ibnu Sina dalam kitab “As Siyasah” pada bab “Siyasatur Rajuli
Waladahu” (Teknik orang tua mendidik anaknya) mengatakan: Apabila anak
telah mengetahui prinsip-prinsip bahasa, barulah diajarkan hal-hal yang
disesuaikan dengan watak dan kesanggupannya.
Al Mawardi mengukuhkan pendapat Ibnu Sina (Jami‟ Bayani al „ilmi
wa Fadhlih, Juz II: 86) agar mengajarkan bahasa Arab kepada anak dengan
pembelajaran yang ringan-ringan terlebih dahulu. Selanjutnya
mengungkapkan bahwa kondisi yang layak dalam mengajarkan bahasa Arab
bagi usia dini adalah memberikan yang paling ringan dan paling mudah
terlebih dahulu dari apa yang ada dalam buku, supaya anak tidak merasakan
dirinya terbebani dengan pembelajaran yang asing, seperti pembelajaran
nahwu yang “jlimet” bagi usia anak yang bukan penutur aslinya.
Pembelajaran bahasa Arab sejak dini akan mendapat sambutan hangat
dari seluruh pihak di negara kita ini. Minimal ada tiga alasan utama; Pertama,
penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. Mereka telah merasakan
kebutuhan terhadap bahasa Arab ini sebagai upaya untuk mendalami ajaran
agama mereka. Khususnya akhir-akhir ini dan masa yang akan datang,
kegairahan beragama mulai nampak semarak di mana-mana setelah mereka
tenggelam dalam dunia materalistis yang sering menyeret mereka ke arah
kesengsaraan jiwa dan rohani; kedua, perkembangan Taman Kanak-Kanak Al
Qur‟an (TKA) dan bermunculannya buku-buku pembelajaran baca Al-
Qur‟an secara praktis seperti metode Iqra‟ ,al Barqi, dan lain sebagainya,
telah menambah semangat umat untuk mendalami Al-Qur‟an disamping
memberikan bekal yang cukup baik sebagai dasar pembelajaran bahasa Arab,
minimal anak-anak telah mengenal huruf Arab dan bisa membaca al-Qur‟an;
ketiga, pemerintah sendiri memberikan dukungan terhadap bahasa Arab
karena alasan politis, ekonomis, atau lainnya. Dukungan ini tercermin dengan
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
3
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
adanya siaran bahasa Arab di TV, pembelajaran bahasa Arab di sekolah-
sekolah agama dan sebagainya.1
Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan dari satu generasi
berikutnya. Dan bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seorang pendongeng yang baik akan
menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup. Keterlibatan anak
terhadap cerita akan memberikan suasana yang segar, menarik dan menjadi
pengalaman unik bagi anak.2
Naluriah, setiap anak senang dengan cerita atau dongeng karena
berkembangnya kemampuan berbicara anak semakin menuntut keingintahuan
mereka akan banyak hal dengan cara diceritakan. Bercerita atau mendongeng
merupakan metode sekaligus media komunikasi yang menjadi tradisi dari
generasi ke generasi meskipun peran dan fungsinya kini mulai tergantikan
oleh tayangan-tayangan televisi dan game di komputer. Padahal, bercerita atau
mendongeng dapat membangun dan mengembangkan kepribadian anak.
Sebuah cerita merupakan refleksi kehidupan nyata, sehingga memiliki
daya tarik tersendiri bagi pendengar dan pembacanya, termasuk anak-anak.
Alur dan tutur cerita memberikan sentuhan emosi yang luar biasa dalam
kesehariaan anak, sehingga cerita memberikan banyak manfaat bagi
perkembangan kepribadian anak.
B. PENGERTIAN METODE BERCERITA
Metode pembelajaran adalah sebuah konsep cara yang digunakan oleh
guru untuk mengelola pembelajaran agar materi pembelajaran dapat
tersampaikan dengan baik terhaap sisa sesuai dengan tujuan yang
dinginkan.Teknik pembelajaran adalah aplikasi atau penerapan dari sebuah
metode. Metode dan teknik pembelajaran sangat berkaitan erat karena sebuah
metode pembelajaran tidak akan berhasil tanpa menggunakan teknik.
Metode bercerita adalah merupakan salah satu pemberian pengalaman
belajar bagi anak, dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita
1 A. Suherman, Pembelajaran Bahasa Arab Sejak Usia Dini, (Makalah). 2 Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 90.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
4
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
yang di bawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak dan
tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak RA. 3
Cerita adalah penggambaran tentang sesuatau secara verbal. Melalui
bercerita, anak diajak berkomunikasi, berfantasi, berkhayal dan
mengembangkan kognisinya. Bercerita merupakan stimulan yang dapat
membangkitkan anak terlibat secara mental. Melalui bercerita aktifitas mental
anak dapat melambung, melanglang buana melampaui isi cerita itu sendiri.
Dengan demikian melalui bercerita kecerdasan emosional anak semakin
terasah.4
Cerita dalam bahasa arab adalah “qishash”. Sedangkan menurut’Abdul
Aziz’ Abdul Majid adalah salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan
dan kenikmatan tersendiri serta merupakan sebuah bentuk sastra yang bisa
dibaca atau hanya didengar oleh orang yang tidak bisa membaca.5
Sa’id Mursy menjelaskan bahwa cerita adalah pemaparan pengetahuan
kepada anak kecil dengan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.6
Armai Arief memberikan definisi bahwa cerita adalah penuturan secara
kronologis tentang terjadinya sesuatu hal, baik yang sebenarnya terjadi
ataupun hanya rekaan saja.7
Dari beberapa pengertian diatas, secara umum dapat diambil suatu
pengertian bahwa metode cerita adalah kerja yang terencana dan sistematis
dalam bentuk lisan yang memaparkan pengetahuan kepada anak didik dengan
gaya bahasa sederhana dan mudah dipahami sesuai urutan terjadinya untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan.
3Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman kanak-Kanak, (Jakarta: Rinekla
Cipta,2004), hlm. 157. 4 Hibana S. Rahman, Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarata: PGTKI Press, 2005),
hlm. 87. 5 Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik dengan Cerita, Terjemah Neneng Yanti dan Iip
Dzulkifli Yahya, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001), hlm 8. 6Muhammad Sa’id Mursy, Seni Mendidik Anak. (Jakarta: Arroyan, 2001), hlm 117. 7Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikani Islam, (Jakarta: Al Ikhlas,
1994), hlm 160.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
5
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
Dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak melalui cerita
disisipkan kosakata dalam bahasa Arab atau menyisipkan nama-nama
pelakunya dalam bahasa Arab, misalnya dalam cerita monyet dan ikan, kata
“monyet” disebut “qirdun”, dan kata “ikan” disebut “samak” dan lain
sebagainya.
C. TUJUAN METODE BERCERITA
Sebelum membicarakan tentang tujuan dari metode cerita ada hal yang
perlu diketahui terlebih dahulu yaitu bahwa metode pembelajaran bahasa Arab
untuk anak-anak hendaklah memperhatikan unsur-unsur berikut ini :
1. Prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak sama
saja dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa asing secara umum;
2. Pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak harus disesuaikan dengan
perkembangan anak, baik bidang psikologis, intelektual, dan aspek
lainnya;
3. Hendaknya pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak dilakukan secara
alamiyah, komunikatif, dan menggunakan al wassail al Mu’inah as
sam’iyyah al bashoriyyah (audio visual aids);
4. Buku yanag digunakan harus disusun sesuai dengan perkembangan jiwa,
pikiran, dan pertumbuhan bahasa anak. Buku pegangan selayaknya
dihiasi dengan berbagai gambar-gambar yang menarik;
5. Bahasa komunikatif seperti ucapan selamat dan muhadatsah yaumiyyah
(percakapan sehari-hari) perlu mendapatkan perhatian sejak permulaan.8
Adapun tujuan dari metode bercerita antara lain adalah :9
a. Melatih daya tangkap dan daya konsentrai anak didik.
b. Melatih daya pikir dan fantasi anak.
c. Megembangkan kemampuan berbahasa dan menambah
pembendahaaan kata kepada anak didik.
d. Menciptakan suasana senang di kelas.
8 A. Suherman, Pembelajaran Bahasa Arab Sejak Usia Dini, (Makalah). 9http://www.anakciremai.com/2010/08/pembelajaran-dengan-menggunakan-
metode.html. diunduh hari rabu, tanggal 13 November, jam 20.00.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
6
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
Menurut Abdul Aziz Abdul Majid, tujuan penceritaan adalah
sebagai berikut:10
a. Untuk menghibur siswa
b. Menambah wawasan agama
c. Menambah perbendaharaan bahasa dan kosa kata
d. Menumbuhkembangkan daya imajinasi anak
e. Membersihkan cita rasa (feeling)
f. Melatih siswa mengungkapkan ide.
D. KEBAIKAN DAN KELEMAHAN METODE BERCERITA
1. Kebaikan metode bercerita
a. Dapat membangkitkan minat anak
b. Menumbuhkan sikap perilaku yang positif pada anak
c. Menanamkan nilai-nilai moral
d. Menumbuhkan imajinasi anak
e. Melatih pendengaran anak
f. Mengendalikan emosi
g. Memperkaya kosa kata
h. Mengembangkan daya pikir
i. Menumbuhkan rasa cinta tanah air
2. Kelemahan metode bercerita
a. Dapat membuat anak pasif
b. Apabila alat peraga tidak menarik anak kurang aktif
c. Anak belum tahu dapat mengulang cerita kembali
d. Waktu cerita berlangsung anak yang mengemukakan
pendapatnya sehingga mengganggu jalannya cerita.11
10Abdul ‘Aziz’ Abdul Majid, Mendidik Anak Lewat Cerita, Terj. Syarif Hade Musyah dan
Mahfud Luqman Hakim. (Jakarta: Mustaqin, 2002), cet 3. hlm 81. 11http://www.anakciremai.com/2010/08/pembelajaran-dengan-menggunakan-
metode.html. diunduh hari rabu, tanggal 13 November, jam 20.00.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
7
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
E. MACAM-MACAM TEKNIK BERCERITA
Ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan guru
dalam pembelajaran antara lain:12
1. Membaca langsung dari buku
Teknik bercerita dengan membacakan langsung dari buku ini sangat
bagus bila guru menambahkan puisi/prosa yang sesuai untuk dibacakan
anak.
Verna Hildebrand dalam bukunya “Introduction to Early Children
Education” mengatakan bahwa untuk memberikan gambaran yang tepat
mengenai hal-hal yang dibacakan guru dan yang didengar murid,
penceritaan hendaknya dilakukan dengan suara jelas dan didengar
siswa.13 Dalam hal ini tidak diperlukan kemampuan fantasi, imajinasi,
olah kata dari orang yang bercerita, melainkan hanya olah itonasi dan
suara.
2. Bercerita menggunakan ilustrasi gambar dari buku
Bentuk cerita ini berfungsi sebagai pembentuk fantasi anak sehingga
penggambaran isi cerita tidak menyimpang dari yang dimaksudkan guru.
3. Menceritakan dongeng
Cerita dongeng merupakan bentuk kesenian yang paling kuno.
Mendongeng merupakan cara meneruskan warisan budaya dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Dongeng dapat dipergunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan kebijakan kepada anak. Lewat dongeng ini
pula dapat diselipkan beberapa kosakata bahasa Arab.
4. Bercerita dengan menggunakan papan flanel
Guru dapat membuat papan flanel yang berwarna natural, misalnya abu-
abu. Tulisan-tulisan nama benda dalam bahasa Arab beserta gambar-
gambar digunting dan dirapikan, kemudian anak-anak yang
menempelkannya dengan cara menyesuaikan antara gambar dan
namanya.
12Moeslichatoen R, Metode, hlm. 158. 13Verna Hildebrand, Introduction to Early Children Education, (New York: Mc. Millan
Publishing Co-Inc, 1971), hlm 193.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
8
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
5. Bercerita dengan menggunakan media boneka
Pemilihan bercerita dengan menggunakan boneka akan tergantung pada
usia dan pengalaman anak. Biasanya boneka itu terdiri darai ayah, ibu,
anak laki-laki dan anak perempuan, nenek, kakek dan bisa ditambahkan
anggota keluarga yang lain. Boneka yang dibuat itu masing-masing
menunjukkan perwatakan pemegang peran tertentu. Misalnya, ayah yang
penyabar, ibu yang cerewet, anak laki-laki yang pemberani, anak
perempuan yang manja dan lain sebagainya.
Boneka digerakkan seolah-olah mampu berbicara, berjalan,berlari,
menangis dan sebagainya sehingga peran tokoh dalam penceritaan
berkesan hidup.
Dalam pembelajaran bahasa Arab nama-nama anggota keluarga tersebut
diganti dengan bahasa Arab, misalnya kata “ayah” dengan kata “abi”,
kata “ibu” dengan kata “umi”, kata “anak laki-laki” dengan kata “ibn atau
walad”, kata “anak perempuan” dengan kata “bintun”, kata “nenek”
dengan kata “jaddah”, kata “kakek” dengan kata “jadd”.
6. Dramatisasi suatu cerita
Guru dalam bercerita memainkan perwatakan tokoh-tokoh dalam suatu
cerita yang disukai anak dan merupakan daya tarik yang bersifat disukai.
7. Bercerita tanpa alat bantu
Bentuk cerita ini adalah bentuk yang tertua dan setiap anak pernah
mengalami pada penceritaan dari orang tua mereka. Hal yang utama
adalah gerak-gerik dan suara yang menguatkan imajinasi anak didik.
Bercerita tanpa alat peraga ini hanya mengandalkan kemampuan verbal
orang yang memberikan cerita.
8. Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan
Teknik ini memungkinkan guru berkreasi dengan menggunakan jari jari
tangan, dan ini tergantung kreativitas guru dalam memainkan jari jarinya
sesuai dengan perwatakan tokoh yang dimainkannya.
Dalam pembelajaran bahasa Arab, misalnya akan menjelaskan tentang
perkenalan antara 2 sahabat atau ta’âruf. Ini bisa dilakukan guru dengan
menggambar jari kiri dengan memberi dua mata dan satu hidung dan
mulut dengan menggunakan spidol berwarna sehingga membentuk lima
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
9
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
buah boneka, sete,lah itu buat drama perkenalan. Contoh perkenalan
antara jempol tangan dengan telunjuk.
Jempol : Assalamu’alaikum
Telunjuk : Wa’alaikumussalam
Jempol : hai aku ibhamun, kamu siapa?
Telunjuk : Ooo kamu ibhamun
Jempol : Ya, aku ibhamun
Telunjuk : Kalau aku sababatun
Jempol : Jabat tangan yuk
Telunjuk : Ayoo
Setelah itu sentuhkanlah jari jempol dengan jari telunjuk.
F. MANFAAT METODE BERCERITA
Bagi anak usia RA mendengarkan cerita yang menarik merupakan
kegiatan yang mengasyikkan. Guru RA yang terampil bertutur dan kreatif
dalam bercerita dapat menggetarkan perasaan anak. Guru dapat
memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan kejujuran, keberanian,
kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan sikap positif yang lain dalam kehidupan
lingkungan keluarga, sekolah dan luar sekolah. Kegiatan bercerita juga
memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan keagamaan.
Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk berlatih
mendengarkan. Melalui mendengarkan anak memperoleh bermacam
informasi tentang pengetahuan, nilai dan sikap untuk dihayati dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.14
Hibana S. Rahman dalam “Pendidikan Anak Usia Dini” mengatakan
bahwa metode bercerita dalam kegiatan pembelajaran anak RA mempunyai
beberapa manfaat, antara lain:
a. Mengembangkan fantasi
Melalui cerita, anak berfantasi luar biasa melampaui dunia nyata yang
mereka hadapi.
14Moeslichatoen R, Metode, hlm. 168.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
10
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
b. Mengasah kecerdasan emosional
Melalui cerita emosi anak seolah dipermainkan, sedih, takut, cemas,
simpati, empati dan berbagai jenis perasaan lain dibangkitkan. Dengan
demikian emosi anak menjadi terolah. Hal tersebut berdampak positif
bagi pengembangan kecerdasan emosional anak.
c. Menumbuhkan minat baca.
Melalui cerita anak terdorong untuk mendapatkan cerita lain yang lebih
kaya tanpa tergantung pada orang yang mau bercerita. Membaca adalah
jawaban bagi anak untuk mendapatkan kepuasan lebih.
d. Membangun kedekatan dan keharmonisan.
Melalui cerita, anak dapat mempelajari apa saja, Ilmu pengetahuan
yang rumit dapat disajikan dengan lebih ringan, menarik dan
menyenangkan.15
Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan metode
bercerita memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif
maupun psikomotor masing-masing anak. Bila anak terlatih
untukmendengarkan cerita dengan baik, maka ia akan terlatih untuk menjadi
pendengar yang kreatif dan kritis.16
Pendapat lain mengatakan bahwa manfaat bercerita bagi
kepribadian anak adalah sebagai berikut:17
1. Mengembangkan kemampuan berbicara dan memperkaya kosa kata
anak, terutama bagi anak-anak batita yang sedang belajar bicara. Kata-
kata baru yang didengar melalui dongeng akan semakin memperkaya
kosa kata dalam berbicara, sehingga secara tidak langsung kita telah
mengajarkan perbendaharaan kata yang banyak kepada anak melalui
cerita. Bagi anak-anak usia SD cerita juga bisa melatih dan
memperkaya kemampuan berbahasa dan memahami struktur kalimat
yang lebih kompleks.
2. Bercerita atau mendongeng merupakan proses mengenalkan bentuk-
bentuk emosi dan ekspresi kepada anak, misalnya marah, sedih,
15Hibana S. Rahman, Pendidikan, hlm. 89. 16Moeslichatoen R, Metode, hlm. 168. 17http://abitalita.blogspot.com/2012/03/manfaat-cerita-bagi-kehidupan-anak.html,
diunduh hari rabu, tanggal 13 November 2013, jam 20.30.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
11
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
gembira, kesal dan lucu. Hal ini akan memperkaya pengalaman
emosinya yang akan berpengaruh terhadap pembentukan dan
perkembangan kecerdasan emosionalnya. Karena itu, ketika bercerita
berikan penekanan intonasi pada bentuk emosi tertentu, dengan
menunjukkan mimik atau ekspresi yang sesuai, sehingga anak mampu
mengenali dan memahami bentuk-bentuk emosi tersebut.
3. Memberikan efek menyenangkan, bahagia dan ceria, khususnya bila
cerita yang disajikan adalah cerita lucu. Secara psikologis, cerita lucu
membuat anak senang dan gembira. Rasa nyaman dan bahagia lebih
memudahkannya untuk meyerap nilai-nilai yang kita ajarkan melalui
cerita. Perlu kita ketahui bahwa lucu tidak sama dengan clowning
(membadut). Kriteria lucu di sini bukan menonjolkan cerita tentang
perilaku yang terlihat kebodoh-bodohan atau konyol, sehingga anak
tidak belajar meniru untuk melecehkan kondisi orang lain yang
memiliki kekurangan. Kelucuan yang segar dan mendidik bisa
membuat anak tidak saja mudah tersenyum, bisa tertawa atau jarang
menangis, tetapi mampu menstimulasi kreativitasnya dan
keingintahuannya.
4. Menstimulasi daya imajinasi dan kreativitas anak, memperkuat daya
ingat, serta membuka cakrawala pemikiran anak menjadi lebih kritis
dan cerdas. Alur cerita dengan menampilkan bentuk-bentuk emosi
akan menumbuhkkembangkan daya imajinasi anak, sehingga ia
merasakan senang belajar dengan membayangkan cerita tersebut.
Suatu saat ia bisa menuliskan atau menceritakan kembali isi cerita
tersebut. Sebagai orang tua, kita bisa mulai bercerita dengan ending
yang menggantung, biarkan ia berimajinasi dan menebak
kelanjutannya atau kita sendiri memintanya untuk melanjutkan cerita
tersebut. Dengan demikian, imajinasi dan kreativitasnya lebih terlatih,
terutama ketika di usia sekolah ia mendapat tugas mengarang atau
menulis
5. Dapat menumbuhkan empati dalam diri anak. Karena itu, cerita yang
kita bacakan harus sesuai dengan prinsip yang saya jelaskan di atas.
Jika anak dibacakan cerita yang menyentuh jiwa dan perasaan atau
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
12
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
bahkan cerita yang bersumber dari pengalaman masa kecil kita,
kejadian-kejadian di lingkungan sosial atau tayangan televisi yang
menarik dan menyentuh sisi kemanusiaan, maka perasaannya akan
tersentuh dan ia mulai memiliki rasa empati, mulai dapat membedakan
mana yang pantas ditiru dan harus dijauhi. Misalnya, ketika menonton
liputan tentang bencana, kita bisa menceritakan betapa menderitanya
mereka yang tertimpa bencana dan kita wajib membantunya.
6. Melatih dan mengembangkan kecerdasan anak. Cerita tidak saja
menyenangkan, tetapi memberikan manfaat luar biasa bagi kecerdasan
anak secara inteligen (kognitif), emosional (afektif), spiritual dan
visual anak. Secara kognitif yaitu akan mempermudah proses
pembelajaran pada anak, karena kemampuan berpikir otak lebih
mudah menyerap nilai yang terkandung dalam cerita. Secara afektif,
cerita akan mempengaruhi suasana hati dan menumbuhkan perasaan-
perasaan empati dan positif pada anak. Secara spiritual, cerita juga bisa
menggugah kesadaran ruhani, menyentuh bagian terdalam diri anak-
anak kita, serta melatih kemampuan, kemauan dan kecerdasan mereka
akan keberadaan Tuhan dalam hidup mereka. Hal ini secara
psikomotorik akan menuntun mereka untuk bisa mengaplikasikan apa
yang mereka dengar dari cerita melalui bentuk-bentuk ibadah. Kisah
kehidupan Rasulullah SAW (Sejarah Islam), kisah para sahabat Nabi
atau para syuhada merupakan cerita realita yang tepat untuk
menstimulasi kecerdasan mereka.
7. Sebagai langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak.
Ketertarikan pada cerita akan membuat anak penasaran, ingin
mengetahui dan membaca bukunya. Semakin tinggi rasa ingin
tahunya, semakin tingi pula minat bacanya, sehingga kelak ia menjadi
anak yang suka membaca dan menghargai ilmu.
8. Merupakan cara paling baik untuk mendidik tanpa kekerasan,
menanamkan nilai moral dan etika juga kebenaran, serta melatih
kedisiplinan. Bercerita atau mendongeng merupakan cara yang efektif
untuk memberikan sentuhan manusiawi (human touch) dan
menumbuhkan sportivitas anak. Anak lebih bisa memahami hal yang
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
13
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
perlu ditiru dan yang tidak boleh ditiru melalui cerita yang kita
ungkapkan. Hal ini akan membantu mereka dalam
mengidentifikasikan diri dengan lingkungan sekitar, serta
memudahkan mereka menilai dan memposisikan diri di tengah-tengah
orang lain.
9. Membangun hubungan personal dan mempererat ikatan batin orang
tua dengan anak.
G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGGUNAAN METODE BERCERITA
Untuk dapat bercerita dengan baik, guru sebaiknya memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Menguasai isi cerita secara tuntas
2. Memiliki ketrampilan bercerita
3. Berlatih dalam irama dan modulasi suara secara terus menerus
4. Menggunakan perlengkapan yang menarik perhatian anak
5. Menciptakan situasi emosional sesuai dengan tuntutancerita
Menurut Moeslichatoen, kemampuan guru untuk bercerita dengan baik
harus didukung dengan cerita yang baik pula yaitu dengan kriteria:18
1. Cerita itu harus menarik dan memikat perhatian guru itu sendiri.
2. Cerita itu harus sesuai dengan kepribadian anak, gaya, dan bakat anak.
3. Cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan anak mampu memahami
isi cerita
H. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN METODE BERCERITA
Sebaik apapun cerita yang disampaikan oleh pendidik, akan sulit
diterima anak didik apabila teknik pelaksanaan kurang sesuai dengan
kemampuan kognitif dan afektif yang selanjutnya berimbas pada penerapan
dalam kehidupan.
Penyampaian materi dalam belajar mengajar biasanya diawali dengan
penceritaan oleh guru dengan gaya bahasa yang menarik dan berdasarkan pada
kronologis terjadinya cerita. Siswa dengan seksama mendengarkan,
18Moeslichatoen R, Metode, hlm. 166.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
14
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
menghayati dan mampu menyimpulkan hikmah dari penceritaan untuk
selanjutnya diwujudkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan kepada guru.
Beberapa langkah pelaksanaan metode cerita menurut beberapa ahli
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Menurut Verna Hildebrand, langkah-langkah pelaksanaan metode cerita
adalah:19
a. Choosing a Story, yaitu pemilihan cerita sesuai dengan situasi dan
kondisi proses belajar mengajar.
b. Size of Story Group, yaitu pengorganisasian kelompok cerita, semakin
sedikit jumlah anggota dalam kelompok penceritaan semakin efektif
proses dan hasilnya.
c. Chair or Floor for Story time, yaitu penataan posisi tempat duduk
siswa yang biasanya dilakukan diatas kursi/ lantai dengan formasi
setengah lingkaran.
d. Transition To Story Time, yaitu perubahan dalam penceritaan yang
merangsang aktivitas siswa untuk mendengarkan penceritaan dengan
perilaku dan sedikit kekacauan.
2. Agus F. Tangyong, dkk, berpendapat bahwa ;20
a. Anak didik dibiasakan mendengarkan cerita dari guru.
b. Guru sering meminta anak didik menceritakan kejadian penting yang
dialami.
c. Guru bercerita melalui gambar, kemudian siswa menceritakan kembali
dengan kalimatnya sendiri.
3. Sheilla Ellison and Barbara Ann Barnett, Ph D.
Shella Ellison dan Barbara Ann Barnet berpendapat bahwa:21
“Kids Love hearing what their parents were like at their age. Let
your child tell you a story about their life now, their friends, toys, games,
events and hobbies”.
19Verna Hildebrand, Introduction, hlm. 187. 20Agus F. Tangyong, dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. (Jakarta: PT
Gramedia, 1990), hlm 119. 21Sheilla Ellison and Barbara Ann Barnett, 365 Ways to Help Your children
Grow,(Noperville: Illionis Source Books. Inc, 1996), hlm 251.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
15
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
“Anak-anak sering mendengarkan cerita tentang apa yang orang
tua mereka suka di waktu kecil. Bukankah anak muda mengungkapkan
suatu cerita tentang kehidupan mereka saat ini, teman-teman mereka,
boneka-boneka main mereka, permainan, kegiatan-kegiatan dan
kebiasaan yang mereka suka”.
4. Abdul Majid Abdul Aziz
Menurut Abdul Majid Abdul Aziz bahwa:22
a. Guru sebaiknya memilih cerita yang sesuai dengan kondisi jiwanya
saat bercerita, karena keadaan jiwa pendongeng akan berpengaruh
pula pada setiap penceritaan.
b. Mempersiapkan cerita sebelum masuk kelas yang bertujuan untuk
mengetahui peristiwa beserta kronologis terjadinya cerita. Kegiatan
persiapan akan sangat membantu dalam membawakan sebuah
penceritaan dengan mudah dan lancar, serta dapat menyampaikan
semua peristiwa cerita di depan anak-anak dengan jelas seakan-akan
cerita tersebut adalah gambaran khayal yang hidup.
c. Posisi duduk para murid ketika cerita berlangsung Posisi duduk dalam
penceritaan bertujuan untuk merangsang siswa mendengarkan proses
penceritaan dengan potensi yang ada pada diri mereka. Yang lebih
utama adalah murid bisa memposisikan dirinya mendengarkan berita
dengan spontan. Dan posisi duduk yang paling baik bagi siswa adalah
mengelilingi guru dengan bentuk setengah lingkaran.
d. Cara seorang guru membawakan cerita yang berdasarkan plot cerita
dan pemecahan masalah, selain itu pengutaraan intonasi/volume
suara serta improvisasi yang selaras dengan alur cerita.
5. Quthb
Menurut Quthb sebagaimana dikutip Lift Anis Ma’sumah bahwa
guru dapat memberikan cerita-cerita yang sederhana dan mampu
dipahami oleh siswa. Hal ini akan menunjukkan daya tarik yang
22Abdul ‘Aziz’ Abdul Majid, Mendidik, hlm. 30.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
16
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
menyentuh perasaan dan mempunyai pengaruh terhadap jiwa yang
tentunya sesuai dengan perkembangan jiwa anak.23
Contoh penyampaian cerita/ kisah
Metode : Cerita
Teknik : Menggunakan buku bacaan (teks)
Langkah-langkah pelaksanaan:
a. Guru mempersiapkan alat peraga yang diperlukan
b. Guru mengatur organisasi kelas
c. Guru memberikan stimulus agar siswa mau mendengarkan /
apersepsi
d. Guru bercerita
e. Pemberian tugas.24
6. Moeslichatoen
Menurut Moeslichatoen rancangan kegiatan bercerita bagi anak-
anak TK adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan tujuan dan25 tema yang dipilih untuk kegiatan bercerita
b. Menetapkan rancangan bentuk bercerita yang dipilih
c. Menetapkan rangcangan bahan dan alat yang diperlukan untuk
kegiatan bercerita
d. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan bercerita
kepada anak.
2. Mengatur tempat duduk anak.
3. Merupakan pembukaan kegiatan bercerita.
4. Merupakan pengembangan cerita yang dituturkan guru.
5. Bila guru telah menyajikan langkah ketiga dan keempat secara
lancar maka guru menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang
dapat menggetarkan perasaan anak.
6. menetapkan langkah penutup kegiatan bercerita.
23Lift Anis Ma’sumah, Pembinaan Kesadaran Beragama Pada Anak, Dalam Ismail SM
(eds), Paradigma Pndidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 223. 24Agus F. Tangyong, dkk, Pengembangan, hlm. 119. 25Moeslichatoen R, Metode, hlm. 175.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
17
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
e. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita
I. PENUTUP
Metode merupakan cara yang dalam fungsinya merupakan alat utnuk
mencapai tujuan kegiatan. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak
selamanya berfungsi secara memadai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu
metode yang akan dipergunakan dalam program kegiatan anak seorang guru
harus mempunya alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung
pemilihan metode tersebut, seperti karakteristik tujuan kegiatan dan
karakteristik anak yang diajar.
Ada berbagai macam metode pembelajaran yang digunakan untuk anak-
anak, salah satunya adalah metode bercerita. Metode bercerita adalahadalah
cara mengajar dalam bentuk menuturkan/menyampaikan cerita atau
memberikan penerangan secara lisan.
Dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak melalui cerita
disisipkan kosakata dalam bahasa Arab atau menyisipkan nama-nama
pelakunya dalam bahasa Arab, misalnya dalam cerita monyet dan ikan, kata
“monyet” disebut “qirdun”, dan kata “ikan” disebut “samak” dan lain
sebagainya.
Tujuan metode bercerita diantaranya adalah : a) Untuk menghibur siswa,
b) Menambah wawasan agama, c) Menambah perbendaharaan bahasa dan
kosa kata, d) Menumbuhkembangkan daya imajinasi anak, e) Membersihkan
cita rasa (feeling), dan f) Melatih siswa mengungkapkan ide.
Manfaat metode bercerita adalah :a) Mengembangkan kemampuan
berbicara dan memperkaya kosa kata anak, b) Bercerita atau mendongeng
merupakan proses mengenalkan bentuk-bentuk emosi dan ekspresi kepada
anak, misalnya marah, sedih, gembira, kesal dan lucu. c) Memberikan efek
menyenangkan, bahagia dan ceria, khususnya bila cerita yang disajikan adalah
cerita lucu. d) Menstimulasi daya imajinasi dan kreativitas anak, memperkuat
daya ingat, serta membuka cakrawala pemikiran anak menjadi lebih kritis dan
cerdas. e) Dapat menumbuhkan empati dalam diri anak. f)Melatih dan
mengembangkan kecerdasan anak. g) Sebagai langkah awal untuk
menumbuhkan minat baca anak. h) Merupakan cara paling baik untuk
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
18
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
mendidik tanpa kekerasan, menanamkan nilai moral dan etika juga kebenaran,
serta melatih kedisiplinan.
Teknik bercerita antara lain: a) membaca langsung dari buku. b)
bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku. c) menceritakan
dongeng. d) bercerita dengan menggunakan papan flanel. e) bercerita dengan
menggunakan media boneka. f) Dramatisasi suatu cerita. g) bercerita sambil
memainkan jari tangan.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
19
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Abdul Majid, Mendidik dengan Cerita, Terjemah Neneng Yanti dan
Iip Dzulkifli Yahya, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001).
_____________, Mendidik Anak Lewat Cerita, Terj. Syarif Hade Musyah
dan Mahfud Luqman Hakim. (Jakarta: Mustaqin, 2002).
Agus F. Tangyong, dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak.
(Jakarta: PT Gramedia, 1990).
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikani Islam, (Jakarta:
Al Ikhlas, 1994).
A. Suherman, Pembelajaran Bahasa Arab Sejak Usia Dini, (Makalah).
Hibana S. Rahman, Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarata: PGTKI
Press, 2005).
Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung: Alfabeta, 2010).
Lift Anis Ma’sumah, Pembinaan Kesadaran Beragama Pada Anak, Dalam
Ismail SM (eds), Paradigma Pndidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001).
Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman kanak-Kanak, (Jakarta:
Rinekla Cipta,2004).
Muhammad Sa’id Mursy, Seni Mendidik Anak. (Jakarta: Arroyan, 2001),
Sheilla Ellison and Barbara Ann Barnett, 365 Ways to Help Your children
Grow,(Noperville: Illionis Source Books. Inc, 1996).
Verna Hildebrand, Introduction to Early Children Education, (New York:
Mc.Millan Publishing Co-Inc, 1971).
http://www.anakciremai.com/2010/08/pembelajaran-dengan-
menggunakan-metode.html. diunduh hari rabu, tanggal 13
November, jam 20.00.
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02,Desember 2014
20
Metode Bercerita Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak Nanin S.
http://abitalita.blogspot.com/2012/03/manfaat-cerita-bagi-kehidupan-
anak.html, diunduh hari rabu, tanggal 13 November 2013, jam 20.30.