metlit otus pp
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
HYOSCINE-N-BUTYLBROMIDE LEBIH EFEKTIF DIBANDINGKAN VALETHAMATE BROMIDE
DALAM MEMPERCEPAT PEMATANGAN SERVIKS PADA INDUKSI PERSALINAN
O l e h:Robertus Hajai
Pembimbing :Prof. DR. Dr. O.S. Tendean, SpAnd
BAB I. PENDAHULUAN
Hyoscine-N-butylbromide turunan gol. Hyoscine dgn 4 gugus aktif amonium diekstraksi dari daun pohon Dubosia (Australia) spasmolitik
Penelitian tentang manfaat Hyoscine-N-Butylbromide Samuel L dkk thn 2007 sebagai spasmolitik pada serviks untuk mempersingkat waktu persalinan
1.1 Latar Belakang
1.1 Latar BelakangValethamate bromide suatu gugus ester
dengan suatu quartenary N atom efek antikolinergik parasimpatolitik dan aksi muskulotropik (spasmolitik langsung thd otot polos serviks)
Penelitian Valethamate Bromide mempersingkat kala I mempercepat persalinan
1.1 Latar BelakangMacam-macam spasmolitik : drotoverine,
valethamate bromide, hyoscine-N-butylbromide
RSUP Prof Dr. R.D. Kandou Valethamate Bromide
Valethamate bromide vs Hyoscine-N-butylbromide:
Mekanisme kerja berbedaSegi ketersediaan/availabilitasSegi keterjangkauan/ekonomis
Induksi persalinan upaya menstimulasi kontraksi uterus sebelum onset persalinan, dengan atau tanpa pemecahanan selaput ketuban.
Induksi persalinan upaya manajemen aktif persalinan persingkat lamanya persalinan angka SC rendah
Pematangan serviks sebelum induksi persalinan kunci keberhasilan manajemen aktif persalinan
Preparat farmakologis bermacam-macamDewasa ini spasmolitik
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
Apakah Hyoscine N Butylbromide lebih efektif dibandingkan Valethamate Bromide dalam mempercepat pematangan serviks pada induksi persalinan?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efektivitas Hyoscine-N-Butylbromide dibandingkan Valethamate Bromide terhadap pematangan serviks dalam induksi persalinan
1.4 Manfaat Penelitian1. Menambah wawasan mengenai
efektivitas Hyoscine-N-Butylbromide dibandingkan Valethamate Bromide terhadap pematangan serviks dalam induksi persalinan.
2. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk revisi/perbaikan prosedur tetap di SMF/Bagian Obstetri dan Ginekologi BLU RSU Prof. Dr. R.D. Kandou/FK Unsrat, Manado
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hyoscine-N-Butylbromide Bahan aktif hasil ekstraksi daun pohon
Dubosia (Australia) spasmolitik pada serviks mempersingkat waktu persalinan
Tempat kerja ganglion parasimpatis di dinding viscera spesifik pd otot polos GIT, tract. Biliaris, urinarius & genitalis
India penelitian manajemen aktif persalinan Hyoscine-N-Butylbromide manfaat baik RS menjadikan protokol manajemen aktif persalinan
2.2 Valethamate Bromide
Diperkenalkan tahun 1958 klinis : antispasmodik
Khasiat antikolinergik kuat dan aksi muskolotropik, khasiat spasmolitik setara dengan papaverin
Efek spasmolitik serviks mematangkan serviks, mempersingkat kala I, mengurangi nyeri persalinan
Serviks yang matang dihubungkan : penurunan serat kolagen, penurunan dari kekuatan ikat antar serat kolagen dan hilangnya pengikat dari matriks extraselular
Proses pematangan serviks tidak terlepas dari kerja kerja enzim proteoglikan yang akan mengikat dermatan sulfat terbentuk dermatan sulfat proteoglikan 2
Enzim yang berhubungan dengan pematangan serviks siklooksigenase-2 meningkatkan konsentrasi prostaglandin E2 (PGE2) pada serviks
2.3 Pematangan Serviks
Enzim yang berhubungan dengan pematangan serviks siklooksigenase-2 meningkatkan konsentrasi prostaglandin E2 (PGE2) pada serviks
Prostaglandin F2-alfa berperan dalam proses pematangan serviks perangasan serviks untuk menghasilkan produksi glikosaminoglikan
2.3 Pematangan Serviks
2.4 Induksi PersalinanInduksi persalinan merujuk dimana kontraksi
uterus diawali secara medis maupun bedah sebelum terjadinya partus spontan
Serviks tidak matang jarang terjadi keberhasilan partus pervaginam. pematangan serviks atau persiapan induksi harus dinilai sebelum pemilihan terapi
Metode penilaian pematangan serviks skor Bishop
BAB III.KERANGKA KONSEP DAN
HIPOTESISI
3.1 Kerangka KonsepPOPULASI
Wanita hamil yang dilakukan induksi persalinan di Bagian Obstetri Ginekologi RSU Prof Dr. R.D. Kandou
SAMPEL
Pematangan serviks dalam induksi persalinan
Lamanya pematangan serviks berlangsung :
- Perlunakan serviks- Penipisan serviks
-Pembukaan serviks
Faktor intrinsik- Keadaan umum- Usia- Paritas- Status gizi
Valethamate bromide
Hyoscine-N-butylbromide
Faktor ekstrinsik- Interaksi obat- Merokok- Alkohol
3.2 Hipotesis Penelitian Ho: Hyoscine-N-Butylbromide tidak lebih
efektif dibandingkan Valethamate Bromide dalam mempercepat pematangan serviks pada induksi persalinan
H1: Hyoscine-N-Butylbromide lebih efektif dibandingkan Valethamate Bromide dalam mempercepat pematangan serviks pada induksi persalinan
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian Experimental Pendekatan pretest-postest
control group design
P S R
O1 H O2
O5 H O6
O3 H O4
O7 V O8
O9 V O10
O11 V O12
O13 K O14
O15 K O16
O17 K O18
4.2 Populasi dan Sampel Populasisemua wanita hamil yang dilakukan
induksi persalinan di Bagian Obstetri Ginekologi RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
Sampelpematangan serviks dari wanita hamil
yang dilakukan induksi persalinan
4.3 Kriteria Penelitian Kriteria inklusiWanita hamil berusia > 16 tahun dan < 35
tahunKehamilan 37-42 mingguPenderita dengan kehamilan tunggalPresentasi kepalaPersalinan normal Indek Massa Tubuh: 18,5 – 29,9 kg/m2
Akan menjalani induksi persalinan
4.3 Kriteria PenelitianKriteria eksklusiBekas seksio sesareaMalpresentasiCephalopelvic disproporsiPerdarahan AntepartumKehamilan kembarPenyakit kelamin atau tumor genitaliaMakrosomiaPasien menolak mengikuti prosedur
penelitian
4.4 Variabel Penelitian Variabel independen
Pemberian Hyoscine-N-ButylbromidePemberian Valethamate Bromide
Variabel dependen Lamanya waktu pematangan serviks
berlangsung :- Perlunakan serviks- Penipisan serviks- Pembukaan serviks
4.5 Definisi OperasionalWanita hamil terlambat haid dgn tanda2
pasti kehamilanPersalinan aterm usia kehamilan 37 - 42
minggu dari HPHTHyoscine-N-Butylbromide antikolinesterase,
bekerja pada reseptor muskarinik otot polos, berkompetisi dengan asetilkolin, menyebabkan spasmolitik pada otot polos serviks.
Pemberian Hyoscine-N-Butylbromide 1 ampul (20mg/1mL), saat akan induksi persalinan, IV, 2 dosis jarak pemberian 2 jam.
Valethamate Bromide penghambat transmisi kolinergik pada persyarafan parasimpatik di abdomen dan pelvic menghilangkan spasme jaringan ikat otot polos dan jaringan kolagen seperti di serviks.
Pemberian Valethamate Bromide 1 ampul (8mg/1mL), saat akan induksi persalinan, IV, 2 dosis, jarak pemberian 2 jam.
Pematangan serviks jd lunak, menipis & membuka bertahap utk persiapan kelahiran bayi
4.5 Definisi Operasional
4.5 Definisi OperasionalKala I persalinan dimulai saat
adanya perlunakan, penipisan & pembukaan serviks dgn kontraksi teratur dari uterus sampai pemb. lengkap
Induksi persalinan menstimulasi kontraksi uterus sebelum dimulainya kontraksi yg spontan
4.5 Definisi OperasionalLamanya pematangan serviks
berlangsung waktu mulai diberikannya obat pematangan serviks sampai terjadi kematangan serviks
Perlunakan serviks perubahan konsistensi serviks dari kaku sampai menjadi lunak
Penipisan serviks berkurangnya ketebalan serviks dihitung dengan persentase dari 0 s.d 80 %
Pembukaan serviks membukanya ostium serviks dihitung dari 0 sampai mencapai 5-6 cm
4.6 Instrumen Penelitian Prosedur penelitianProtokol induksi persalinanProtokol pemberian Hyoscine-N-
Butylbromide dan Valethamate Bromide
Skor Bishop
4.7 Alat dan BahanKuesioner data dasar pasienLembar persetujuan2 ampul Hysocine-N-Butylbromide
(20 mg/1mL)2 ampul Valethamate Bromide (8
mg/mL)Disposible syringePartogram
4.8 Prosedur PenelitianPenelitian ini dilakukan pada calon penelitian
yang akan diinduksi persalinan dengan memenuhi kriteria inklusi dengan diberikan penjelasan tentang prosedur penelitian yang akan dilakukan, kegunaan dan kemungkinan efek samping dari obat.
Calon penelitian yang bersedia mengikuti penelitian ini kemudian disebut subyek penelitian, mengisi formulir protokol dan menandatangani formulir persetujuan (informed consent) yang telah tersedia.
4.8 Prosedur PenelitianSubyek penelitian diberikan dosis pertama
Hyoscine N Butylbromide secara intravena pada infus dengan oksitosin drip pada kelompok I dan dosis pertama Valethamate Bromide secara intravena pada infus dengan oksitosin drip pada kelompok II. Pada kelompok kontrol diberi injeksi plasebo berupa 1 ml NaCl 0,9%. Subyek penelitian dan pemberi injeksi sama-sama tidak mengetahui isi injeksi. Dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan dicatat setiap 15 menit Dan evaluasi serviks dengan Bishop score sesuai dengan panduan partograf WHO.
4.8 Prosedur PenelitianPemberian dosis kedua Hysocine-N-
Butylbromide, Valethamate Bromide ataupun plasebo dilakukan setelah 2 jam dari dosis pertama. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan evaluasi serviks dilakukan seperti butir ke-3.
Pencatatan semua kejadian dengan menggunakan format partograf dari WHO sampai obyek penelitian melahirkan.
4.9 Analisis Data Data lamanya waktu pematangan
serviks berlangsung skala ratio Analisis statistika nonparametrik Uji Anava
Terima Kasih