meteri kependudukan & kb
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PROGRAM KB NASIONAL
OLEH: ASRINI,SST
SELAMATKAN BUMI DARI LEDAKAN PENDUDUK
• Bumi beserta isinya yang merupakan ciptaan Allah SWT diperuntukan untuk hambanya yang bernama manusia agar dikelola dan dijaga keseimbangan serta kelestariannya sehingga dapat diwariskan kepada anak cucu kita.
• Salah satu bentuk menjaga pelestarian alam adalah menyeimbangkan antara luas bumi dan penduduk yang bermukim di atas, bila dianalogikan bumi sebuah kapal dan penduduk yang bermukim di atas bumi adalah penumpangnya maka apabila kapal kelebihan penumpang manakala datang angin dan gelombang walaupun tidak begitu kencang maka sudah menjadi teori alam, kapal tersebut dipastikan akan tenggelam.
• yang diakibatkan oleh ledakan penduduk, oleh sebab itu tidak ada pilihan lain Program Keluarga Berencana harus tetap digalakan oleh pemimpin Dunia maupun seluruh masyarakatnya. Indonesia di Jaman Orde Baru tergolong sukses menggalakan program KB, sehingga dapat menunda kelahiran 80 juta jiwa, suata angka yang fantastis bila pemerintah harus menyiapkan infra struktur segalanya.
• Namun memasuki era reformasi, pelaksanaan
Program KB semakin kendur yang mengakibatkan
angka pertumbuhan 1,49 dengan jumlah
penduduk mencapai 237,6 juta jiwa (Sensus 2010)
dan di tahun 2011 ini sudah pasti mencapai lebih
dari 240 juta jiwa.
• Sementara itu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan pada Bulan Oktober tepatnya tanggal 31 lahirlah penduduk dunia yang ke- 7 milyar suatu jumlah yang mencengangkan sebab bila diambil perbandingan pada tahun 1830 jumlahnya penduduk dunia hanya 1 milyar, tahun 1927 = 2 milyar, tahun 1960 = 3 milyar, tahun 1974 = 4milyar, tahun 1987 = 5 milyar, tahun 1999 = 6 milyar
PERJALANAN PANJANG PROGRAM KB
• Program KB secara Nasional dimulai sejak tahun 1970; dimana pada saat itu rata-rata setiap Wanita Usia Subur (WUS) memiliki anak 5,6 orang. Karena keberhasilan program KB sehingga pada tahun 2003 tingkat fertilitas berhasil diturunkan menjadi rata-rata WUS memiliki anak 2,3 orang sungguh suatu prestasi yang baik sehingga Indonesia sejak tahun 1989 telah menerima Penghargaan tertinggi dari PBB di bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana dengan nama ‘Soeharto Award’
Program KB dimata Soekarno
Presiden Soekarno yang lebih akrab di sapa ‘Bung Karno’ pada awal pemerintahannya secara terbuka dan berapi-api menyampaikan penolakannya terhadap permintaan program upaya pengendalian penduduk karena adanya pihak asing yang memberikan saran untuk menekan kelahiran,
• “Indonesia dapat menghidupi dua kali atau tiga kali lipat dari 80 juta penduduk untuk mendiami negeri ini.
• Hal ini dapat dimaklumi bahwa pada waktu itu jumlah penduduk Indonesia masih berjumlah 80 juta jiwa dan Beliau yakin Allah yang menciptakan manusia, Allah jua’lah yang memberikan rezki untuknya.
• Namun setelah banyak mengamati masyarakatnya khususnya kaum ibu yang menurun kesehatannya akibat keseringan melahirkan, maka mulailah konsep program KB digalakan walaupun dalam keterbatasan alat kontrasepsi.
Program KB dalam Pemerintahan Soeharto
Seiring dengan perjalanan waktu, penduduk Indonesia semakin meningkat oleh karena itu Presiden Soeharto yang didampingi oleh DR.Haryono Soeyono yang menjabat Kepala BKKBN Pusat, dengan ‘Politik KB’
• mulai melancarkan propaganda KB baik di
lingkungan legislatif untuk melahirkan landasan
hukum maupun di tengah masyarakatnya khususnya
di kalangan tokoh agama. penganggaran yang
memadai menjadikan Program KB mudah diterima
oleh masyarakat, bahkan di mata uang
logam dengan nilai Rp.5,- bergambar Keluarga
Berencana.
• Upaya-upaya tersebut tidaklah sia-sia, akhirnya
pada tahun 1989 Presiden Soeharto menerima
penghargaan ‘Soeharto Award’
karena berhasil menunda kelahiran 80 juta hasil
dari mayoritas masyarakatnya (Pasangan Usia
Subur) menggunakan Alat Kontrasepsi
Program KB dalam Pemerintahan Gus Dur
• Presiden KH. Abdul Rahman Wahid yang disapa dengan sebutan ‘Gus Dur’ tetap melanjutkan upaya-upaya menekan angka kelahiran yang telah diprogramkan oleh pemimpin sebelumnya. Berbagai aktifitas pelaksanaan program KB, beliau ikuti untuk menyadarkan masyarakatnya tetap mengatur jarak kelahiran dan mempertahankan jumlah anggota keluarga ideal agar tercipta Normalisasi Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera,
Berbagai kegiatan dilaksanakan untuk meningkatkan kesertaan ber-KB antara lain melalui kegiatan Safari yang dikenal dengan “Safari Bintang Sembilan”
yang melibatkan berbagai komponen/ elemen terkait. Kegiatan tersebut dilaksanakan
Secara berjenjangmulai dari tingkatpusat sampaike daerah - daerah,namun wilayah galcitas (tertinggal,terpencil, dan daerahperbatasan) sulituntuk dijangkau
Program KB dalam Pemerintahan SBY
• Presiden Soesilo Bambang Yudoyono atau lebih dikenal ‘Pak SBY’ di awal Pemerintahannya belum terlalu giat dan konsen dalam melaksanakan program KB, namun dengan menganalisis hasil Sensus tahun 2010, kita kembali tersentak dengan jumlah penduduk Indonesia yang cukup fantastis karena setiap tahun masyarakat Indonesia bertambah setara dengan jumlah penduduk negara tetangga Singapura dengan tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) tergolong rendah.
• Dapat dibayangkan jumlah penduduk Indonesia menduduki peringkat 4 terbesar dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, sementara Human Development Indeks (HDI) atau SDM menduduki peringkat 108 dunia, suatu hal yang sangat ironis. Menyadari hal ini Kepala BKKBN Pusat DR. dr. Sugiri Syarief,MPA yang mendapat dukungan dari para tokoh Nasional Pemerhati Program KB
mulai gencar melalukan Advokasi dan KIE baik kepada pihak Legislatif maupun Eksekutif untuk memberi ‘warning’ tentang ancaman ‘Ledakan Penduduk
• disisi lain jumlah kematian ibu melahirkan cukup
spektakuler yakni 307/100.000 kelahiran atau
15.000/ tahun atau 1279/ bulan, atau
172/minggu, atau 43/hari, atau 2/ jam. Oleh
sebab itu sangatlah tepat diterbitkannya
Undang-Undang 52 tahun 2009 sebagai
landasan hukum terbaru pelaksanaan Program
Kependudukan dan Keluarga Berencana.
DAMPAK LEDAKAN PENDUDUK
Mutu Pelayanan Keluarga Berencana
• Peran dan Tanggung jawab pria dlm KB perlu di tingkatkan
agar dpt mendukung kebutuhan kontrasepsi ut istrinya,
meningkatkan komunikasi suami istri, meningkatkan
penggunaan metode kontrasepsi pria, meningkatkan upaya
pencegahan IMS, dll
Pelayanan KB yg bermutu meliputi hal2 antara lain:
•Pelayanan di sesuaikan dengan
kebutuhan klien
•Klien dilayani secara profesional dan
memenuhi standar pelayanan
•Menjaga kerahasiaan dan prifasi
•waktu tunggu yg singkat
•Petugas memberikan informasi tentang berbagai
metode kontrasepsi yang tersedia
•Petugas menjelaskan kemampuan
fasilitas kesehata kepada klien dalam melayan berbagai pilihan
kontrasepsi
• Fasilitas pelayanan harus memenuhi persyaratan yg
ditentukan
• Pelayanan tersedia pd waktu yg telah ditentukan dan
nyaman bagi klien
• Bahan dan alat kontrasepsi tersedia dlm jumlah yg cukup
• Memiliki sistem supervisi yg dinamis dlm rangka
membantumenyelesaikan mslh yg mungkin timbul dlm pelayanan
•Ada mekanisme umpan balik yg efektif dari klien
Program yang berhasil memerlukan petugas terlatih :
• Mampu memberi informasi kpd klien dgn
sabar, penuh pengertian dan peka
• Mempunyai pengetahuan,sikap positif dan
keterampilan, teknis ut memberi pelay dlm
bidang kesehatan reproduksi
• Memenuhi standar pelayanan yg sdh
ditentukan
• Mempunyai kemampuan ut mengenali dan
memecahkan masalah
• Mempunyai sistem rujukan
• Mempunyai kemampuan untuk
melakukan penilaian klinik yang baik
• Mempunyai kemampuan memberi
saraan-saran untuk perbaikan program
• Mempunyai sistem pemantauan dan
supervisi berkala
Pelayanan yang bermutu membutuhkan:
• Staf terlatih dalam bidang konseling,
pemberian informasi dan ketrampilan
tehnis
• Informasi yg lengkap dan akurat ut klien
agar mereka dpt memilih sendiri metode
kontrasepsi yang paling sesuai
• Suasana lingkungan kerja di fasilitas
kesehatan berpengaruh terhadap
kemampuan petugas dlm memberikan
pelay yg bermutu, khususnya dlm
kemampuan teknis dan interaksi
interpersonal (petugas dan klien)
• Petugas dan klien mempunyai visi yg
sama tentang pelayanan yg bermutu
SISTEM RUJUKANTujuan :
Ad. Ut meningkatkan mutu, cakupan dan
efisiensi pelayanan kontrasepsi secara
terpadu, perhatian khusus ditujukan ut
menunjang upaya penurunan angka kejadian
efek samping, komplikasi dan kegagalan
penggunaan kontrasepsi
Sistem rujukan upaya kesehatan ad.
Suatu sistem pelayanan kesehatan yg
memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jwb secara timbal balik untuk
penatalaksanaan kasus dan masalah yg timbul,
baik secara vertikal maupun sec horizontal ke
fasilitas pelay yg lebih lengkap, petugas yg
lebih kompoten, terjangkau dan rasional
Tata laksana
Rujukan Medik dapat berlangsung:
• Internal (antar petugas) di satu Puskesmas
• Antara puskesmas pembantu dan puskesmas
• Antara Masyarakat dan Puskesmas
• Antara satu puskesmas dan puskesmas yang
lain
• Antara puskesmas dan RS, laboratorium at fasilitas
pelayanan kesehatan rujukan
• Internal (antar bagian/unit pelayanan) di
suatu RS
• Antar RS, laboratorium atau fasilitas
pelayanan lain dan RS, laboratorium atau
fasilitas pelayanan yg lain
• Jaringan fasilitas pelayanan kesehatanJenjang ( Hirarki) Komponen/Unsur Yan. Kes
Tingkat RumahTangga Pelay Kes oleh Individu atau oleh
keluarganya sendiri
Tingkat Masyarakat Kegiatan swadaya dari dan untuk
kes masy yg diselenggarakan oleh
kelompok Paguyubab,PKK,Saka
bakti husada, anggota RW,RT dan
Masy ( Posyandu)
Fasilitas pelayanan kesehatan Dasar Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling, Praktek Dokter
Swasta, Bidan, Poliklinik Swasta,dll
Fasilitas Pelay Kes Rujukan Kabupaten RS Kabupaten, RS Swasta, Laboratorium
Klinik Swasta,dll
Fasilitas Pelay Kes Rujukan Provinsi RS Kelas B dan A serta Lembaga
Spesialistik Swasta, Lab Kes Daerah, dan
Lab Klinik swasta,dll
• Rujukan bukan berarti melepas tanggung jawab dgn
menyerahkan klien ke fasilitas pelay. Kes lainnya,
akan tetapi karena keterbatasan kemampuan
setempat mengharuskan klien hrs ditangani oleh
tenaga yg lebih kompoten dan pelayanan bermutu
melalui upaya rujukan.
Dalam melaksanakan rujukan harus di berikan:
• Konseling tentang kondisi klien yg
menyebabkan perlu rujukan
• Konseling tentang kondisi yg diharapkan diperoleh
ditempat rujukan
• Informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan tempat
rujukan di tuju
• Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yg dituju
mengenai kondisi klien saat ini dan riwayat sebelumnya serta
upaya/tindakan yang telah diberikan.
• Bilaperlu berikan upaya stabilisasi klien selama
di perjalanan
• Karena kondisi klien, selama menuju tempat
rujukan, klien di dampingi perwat/bidan.
• Menhubungi fasilitas kesehatan rujukan agar
diberikan pertolongan segera saat saat klien
tiba
Fasilitas pelayanan kes rujukan, setelah memberikan
upaya penanggulangan dan kondisi klien telah
membaik, hrs segera mengembalikan klien ke tempat
fasilitas pelay asalnya dgn terlebih dahulu
memberikan:
• Konseling ttg kondisi klien sebelum dan
sesudah di beri upaya penanggulangan.
• Nasehat yg perlu diperhatikan oleh klien utk
melanjutkan penggunaan kontrasepsi
• Pengantar tertulis kepada fasilitas pelay yg
merujuk mengenai kondisi klien dan upaya
penanggulangan yg telah diberiakn serta
saran-saran upaya pelay lanjutan yg hrs
dilaksanakan, terutama ttg kelanjutan
penggunaan kontrasepsi
TERIMA KASIH