merajut kebersamaan masyarakat kaum...

1
Suara Pembaruan, 31 Juli 2017

Upload: vohuong

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

27Sua ra Pem ba ru an Senin, 31 Juli 2017 Metropolitan

Perjalanan 303 ta-hun jelas bukan waktu singkat. Perjalanan pan-jang yang penuh

catatan sejarah telah mere-katkan dan akan selalu mengakrabkan kelompok masyarakat di Kota Depok yang biasa disebut Kaum Depok.

Perayaan Hari Ulang Tahun Kaum Depok diraya-kan pada 29-30 Juli 2017 di Lapangan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) di Jl Kamboja, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.

Ketua Umum YLCC Eduard G Jonathans menje-laskan, Kaum Depok awal-nya adalah mereka yang merupakan pekerja yang dipekerjakan Cornelis Chastelein, tuan tanah yang pernah bekerja untuk VOC. Ia memilih jalan keluar dari VOC dan berfokus menge-lola hasil pertanian dan per-kebunan. Dia mempunyai tanah di Gambir, Senen, Srengseng, Lenteng Agung, Mampang, Cinere, dan Depok.

Cornelis memiliki 150 orang pekerja dari beragam suku di Indonesia. Ia me-nentang sistem perbudakan. Dia bahkan menghibahkan tanahnya kepada para pe-kerjanya sekaligus mele-paskan status budak yang melekat kepada mereka. Para budak itu kemudian dimerdekakan dan dijadi-kan pemeluk kristen serta diberi nama dengan 12 marga yakni Bacas, Isakh, Jacob, Jonathans, Joseph, Laurens, Loen, Leander, Samuel, Soedira, Tholense, Zadokh.

Selusin marga ini ada-lah cikal bakal bertumbuh-nya komunitas Kaum Depok dan merupakan ahli waris Cornelis Chastelein dan pemilik tanah Depok (wilayah Depok Lama) yang masih ada hingga saat ini. Dalam perkembangan-nya, 12 marga itu kini men-jadi 11 marga, karena pu-nahnya marga Zadokh yang tidak memiliki keturunan. Sedangkan marga Leander, adalah marga terbanyak yang menghasilkan ketu-runan dalam Kaum Depok ini.

Eduard melanjutkan, Chastelein wafat pada 28 Juni 1714. Sesuai surat wa-siatnya, Chastelein menya-takan, para budaknya di Depok dimerdekakan dan menghibahkan tanahnya di Depok kepada para bekas budaknya. "Pada 28 Juni setiap tahunnya, kami (Kaum Depok) merayakan Hari Jemaat Masehi Depok atau Hari Chastelein," tutur Eduard yang akrab disapa

Om Edo ini kepada SP di acara Festival Depok Tempo Doeloe.

Kini, 303 tahun berse-lang, tepatnya pada 2017, 11 marga tersebut sudah beranak pinak dan jumlah-nya kini mencapai sekitar

4.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia bah-kan hingga di Belanda.

SemarakGuna mengakrabkan

kembali dan memperat tali silaturahmi di antara sege-

nap Kaum Depok dalam 12 marga tersebut, maka pada 29-30 Juli 2017 digelar ke-giatan yang dinamakan Festival Depok Tempo Doeloe. Kemeriahan dan keceriaan sangat tergambar jelas dalam kegiatan yang

dilaksanakan di Lapangan YLCC di Jalan Kamboja ini. Tidak hanya Kaum Depok yang menyemarak-kan acara, tetapi juga ma-syarakat sekitar yang ber-partisiasi di stan bazar yang menyajikan aneka jenis makanan dan minuman ser-ta produk produk kerajinan tangan dan fashion.

"Baru bisa terlaksana pada Juli karena saat 28 Juni lalu baru saja momen Idul Fitri. Tapi tepat pada tanggal tersebut kami su-dah melakukan doa bersa-ma dan mengucapkan syukur di gereja," kata Edo.

Ketua Panitia Festival Depok Tempo Doeloe Chico Jinny Tholense me-nuturkan, pergelaran akbarperingatan HUT ke-303Kaum Depok adalah kali pertama diselenggarakan secara akbar dan meriah. Biasanya, kata Chico, ha-nya dilakukan doa bersa-ma dan syukuran kecil-ke-cilan.

"Kali ini kami ingin ber-beda. Apalagi ternyata jum-lah kami sudah demikian be-sar ya. Bayangkan 4.000 orang. Kami ingin menge-ratkan kembali tali persau-daraan. Mengakrabkan kem-bali yang tadinya tidak kenal menjadi kenal dan terikat dalam rasa persaudaraan. Terutama bagi generasi mu-da," ujar Chico saat ditemui SP di sela-sela acara diLapangan YLCC, Sabtu (29/7).

Dikatakan Chico yang merupakan istri dari Ketua DPRD Kota Depok Hendrik Tangke Allo ini, bukan hal mudah mengum-pulkan kembali 4.000 orang untuk bersama hadir dalam kegiatan itu. Apalagi dengan kesibukan masing masing.

Pertemuan rutin biasa-nya hanya dilakukan saat melakukan ibadah rutin se-perti di gereja dan juga saat ada pertemuan di Kantor YLCC di Jl Pemuda, Kota Depok. [Bhakti Hariani]

Merajut Kebersamaan Masyarakat Kaum Depok

BHAKTI HARIANI

Anak-anak bisa bermain bersama reptil di salah satu gerai di festival.

Suara Pembaruan, 31 Juli 2017