meraih - haleyorapower.co.id · kerja, metodologi, personel yang kompeten, alat kerja dan alat...

12
EDISI 2 2017 MERAIH VISI JANGKA PANJANG DENGAN KUALITAS MUMPUNI

Upload: dinhcong

Post on 10-Aug-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EDISI

2 2017

MERAIH VISI JANGKA PANJANG DENGAN KUALITAS MUMPUNI

4 BerandaMeraih Visi Jangka Panjang dengan Kualitas Mumpuni

8 SDMBudaya Briefing Pagi di Haleyora

3 Agenda

9 GCGSatuan Pengawas Internal (SPI) Mengawasi Demi Meraih Tujuan Bersama Perusahaan

10 TeknologiKembangkan Aplikasi, Permudah Pelaporan Pekerjaan

11 QHSESMK3 untuk Meningkatkan Implementasi K3

12 OPINI

6 Surat BOD“Tidak Ada Prajurit Yang Salah, Yang Salah Adalah Komandannya”

EDITORIAL

Jumpa lagi di Media Haleyora Edisi 2-2018. Guna memperoleh keandalan yang baik dari jaringan ketenagalistrikan, PT Haleyora Power (HP) harus menyiapkan proses operation and maintenance (O&M) yang terstruktur dan sesuai best practices, meliputi perencanaan kerja, metodologi, personel yang kompeten, alat kerja dan alat pelindung diri (APD) standar, serta didukung analisa dan evaluasi atas kinerja jaringan tenaga listrik. Sehingga, setiap aktivitas O&M dapat dilaksanakan tepat waktu, sesuai kebutuhannya masing-masing, serta memenuhi kaidah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Pekerjaan Pemeliharaan (Maintenance) pun harus direncanakan dengan baik, sebab seluruh aset distribusi (PLN) itu harus mendapatkan perhatian seimbang. Inspeksi serta pelaksanaan pemeliharaan harus dilakukan sesuai tahapan yang sudah direncanakan sebelumnya, juga tidak lupa harus memperhatikan data penyebab gangguan yang terjadi pada sistem jaringan (faktor eksternal atau internal dari suatu sistem jaringan).

Sebagai anak usaha PLN, HP mempunyai visi menjadi trendsetter atau contoh terbaik dalam bidang O&M jaringan ketenagalistrikan. Targetnya, HP dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuannya hingga suatu saat dapat menjadi mitra strategis PLN, sebagai operator bahkan manajer aset, yang kualitasnya semakin membaik dalam jangka panjang.

Selain itu, dalam rubrik baru di edisi ini yaitu Teknologi, ada pembahasan mengenai aplikasi yang diciptakan Divisi IT HP untuk mempermudah pelaporan pekerjaan dari para pekerja di lapangan. Kemudian, ada juga cerita mengenai pentingnya briefing pagi yang dilaksanakan setiap hari sebelum mulai bekerja. Dan, masih banyak artikel menarik lainnya yang dapat pembaca nikmati dalam edisi kedua ini.

Semoga ke depannya, Media Haleyora dapat menambah horizon Pembaca mengenai HP. Selamat Membaca!

Salam Redaksi Daftar Isi

Penanggung Jawab: Achmad Karsawinata | Pemimpin Redaksi: Dody A. P. Tasdik | Redaksi: Moch. Iqbal Toni S., Ahmad Muliawan Kurnia, Adhitia Puspo | Distribusi: Purwa Regata| Konsultan Media: PT Integra Cipta Kreasi, Telp. 021 - 2765 0747, www.integriti.web.id, ISSN : 1907-1469

Alamat Kantor Pusat: Jln. Warung Buncit Raya No. 79, Pejaten Barat, Jakarta Selatan 12550Telepon: (021) 79192517Fax: (021) 79192516www.haleyorapower.co.id

M E D I A I N T E R N A L P T H A L E Y O R A P O W E R | S A F E T Y, I N T E G R I T Y, A N D Q U A L I T Y EDISI 2 | 20172

EDISI 2 | 2017 3

M E D I A I N T E R N A L P T H A L E Y O R A P O W E R | S A F E T Y, I N T E G R I T Y, A N D Q U A L I T Y

Acara Pembahasan RKAP 2018

Acara Buka Bersama PLN Peduli dengan Mengundang Anak Yatim

RUPS Laporan Pertanggungjawaban Tahunan

2016 PT Haleyora Powerindo

Acara Syukuran Hasil Pencapaian

Kinerja Tahun 2016 PT Haleyora

Power

RUPS Laporan Pertanggungjawaban Tahunan 2016 PT Haleyora Power

Acara Silaturahmi

Dalam Rangka 1 Syawal 1438 H

AGENDA

BERANDA

PERENCANAAN KERJA O&M HARUS BAIKGuna memperoleh keandalan yang baik dari jaringan ketenagalistrikan, PT HP harus menyiapkan proses operasi dan pemeliharaan yang terstruktur dan sesuai best practices , meliputi p e r e n c a n a a n k e r j a , m e t o d o l o g i , personel yang kompeten, alat kerja dan alat pelindung diri (APD) yang standar, serta didukung analisa dan evaluasi atas kinerja jaringan tenaga listrik. Sehingga, setiap aktivitas operasi dan pemeliharaan dapat dilaksanakan tepat waktu, sesuai kebutuhannya masing-masing, serta memenuhi kaidah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

“Sehingga kami bisa bertindak lebih cepat, aman, dan sesuai dengan Service Level Agreement (SLA ) dari suatu gangguan atau kerusakan jaringan tenaga listrik, misalnya hanya dalam waktu 90 menit saja untuk penggantian trafo yang rusak, semua itu ada ukuran SLA-nya tersendiri,” jelas Direktur Utama PT Haleyora Power, Achmad Taufik Haji.

Sementara, pekerjaan Pemeliharaan (Maintenance) pun harus direncanakan dengan baik. Hal ini berarti seluruh aset distribusi (PLN) itu harus mendapatkan perhatian seimbang, dan inspeksi s e r t a p e l a k s a n a a n p e m e l i h a r a a n harus dilakukan sesuai tahapan yang sudah direncanakan sebelumnya, juga

tidak lupa harus memperhatikan data penyebab gangguan yang terjadi pada sistem jaringan (faktor eksternal atau internal dari suatu sistem jaringan).

“Kalau pelaksanaan inspeksi (terhadap ROW, pohon, hardware jaringan, dan trafo) berjalan dengan baik dan benar, maka tindakan pencegahan dapat segera dilakukan, sehingga gangguan dapat dicegah, dan kami bisa memberikan keandalan yang baik bagi pelanggan,” ungkap Taufik.

Sumber dari perencanaan pemeliharaan di antaranya adalah analisis data penyebab gangguan pada suatu jaringan (eksternal/internal), jumlah gangguan, lokasi dari aset jaringan. Dari data-data tersebut dapat disusun urutan prioritas pelaksanaan pemeliharaan (inspeksi Tier 1, Tier 2, dan Corrective Action sebagai tindak lanjut inspeksi Tier 1 maupun 2). Inspeksi/assessment Tier 1 dilakukan dengan mengandalkan panca indera saja dan alat terbatas, sehingga hanya dapat mengetahui kelainan-kelainan bersifat fisik. Sedangkan, inspeksi/asessment Tier 2 menggunakan alat yang relevan untuk mengetahui kondisi internal (sifat elektrikal) dari aset yang diperiksa.

Alat-alat assessment/inspeksi yang umum digunakan untuk menginspeksi Saluran Udara Tegangan Menengah

(SUTM), seperti ultrasound detector adalah alat yang dapat mendengar terjadinya pelepasan elektron (partial discharge) pada peralatan listrik dengan tingkat dan pola sesuai dengan tingkat kerusakan aset tersebut. Kemudian, ada teknologi infrared (thermography) untuk mendeteksi temperatur suatu ko m p o n e n d a l a m s u a t u j a r i n ga n (connector, bushing trafo, dan lain-lain); jika suatu komponen ditemukan level panasnya melebihi standar, maka itu berpotensi mengalami gangguan. S e d a n g k a n , u n t u k m e n d e t e k s i kesehatan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) dapat menggunakan alat Oscillating Wave Test System (OWTS), s a l a h s a t u m e to d e of f - l i n e p a r t i a l discharge diagnostic, yang mana dengan alat ini dapat diketahui besar dan lokasi terjadinya partial discharge pada saluran kabel 20 kV.

Untuk SUTM, lanjut Taufik, idealnya inspeksi dilakukan setiap triwulan, tapi bisa saja hanya sekali dalam enam bulan (tergantung kebutuhannya). Lalu, HP juga melakukan patroli jaringan (ROW) untuk memantau pertumbuhan pohon-pohon di sekitar jaringan. “Jadi, kami dapat mencegah kemungkinan terjadinya gangguan yang permanen. Sebab, gangguan itu hanya bisa diatasi dengan langkah-langkah preventif dan condition based,” imbuhnya.

Meraih Visi Jangka Panjang

dengan Kualitas Mumpuni

Sebagai pihak yang salah satu tugasnya adalah menjaga keandalan jaringan ketenagalistrikan,

khususnya aset dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Haleyora Power (HP) harus konsisten dan

rutin dalam melaksanakan Operation and Maintenance (O&M) pada aset-aset tersebut. HP harus mempunyai

sistem kerja yang mumpuni untuk dapat selalu menjaga keandalan dari aset perusahaan induk usahanya itu.

BERANDA

Achmad Taufik Haji,Direktur Utama PT Haleyora Power

M E D I A I N T E R N A L P T H A L E Y O R A P O W E R | S A F E T Y, I N T E G R I T Y, A N D Q U A L I T Y EDISI 2 | 20174

EDISI 2 | 2017 5

M E D I A I N T E R N A L P T H A L E Y O R A P O W E R | S A F E T Y, I N T E G R I T Y, A N D Q U A L I T Y

PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA KERJAApabila perencanaan ker ja sudah dilakukan dengan baik, tetapi ketika para pelaksananya (dalam hal ini tenaga kerja di lapangan) tidak mampu mengimplementasikannya dengan baik dan benar, maka tujuan pekerjaan juga tidak akan tercapai. Perlu program pelatihan tenaga kerja agar kompetensi mereka meningkat. Pelatihan dilakukan berjenjang, mulai dari level workforce, supervisor dan para manajer. Sebagai sebuah perusahaan, HP mempunyai struktur organisasi untuk mendukung strategi perusahaan dalam mewujudkan performance yang ditargetkan. Dengan struktur organisasi tersebut, setiap orang dapat memahami tugas dan t a n g g u n g j awa b m a s i n g - m a s i n g , sehingga operasional perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

HP memiliki enam region, yang dipimpin oleh seorang Manajer, dan ia bertanggung jawab menjalankan semua kontrak kerja dengan unit PLN yang dilayani, mengelola seluruh tenaga kerja, menyiapkan dan memelihara sarana-prasarana kerja, alat kerja dan APD bagi kebutuhan operasional di wilayah kerjanya. Sebagai manajer, dirinya pun harus memiliki leadership yang baik dan peduli terhadap K3. Sedangkan, untuk tenaga kerja pelaksana, diharapkan mereka mempunyai kompetensi teknis terkait tanggung jawabnya; misalnya ia bekerja sebagai operator, maka harus memiliki sertifikat kompetensi di bidang itu. Sementara, seorang supervisor bertugas sebagai pengawas agar pelaksanaannya sesuai Standing Operation Procedure (SOP), serta kaidah-kaidah K3.

“Jadi, tenaga kerja (workforce) kami d i w a j i b k a n m e m i l i k i s e r t i f i k a s i kompetensi sesuai bidang kerjanya m a s i n g - m a s i n g . K h u s u s nya b a g i para pekerja di lapangan yang harus mengerjakan maintenance , kadang secara offline (jaringan dipadamkan) a t a u p u n o n l i n e ( p e ke r j a a n d a l a m ke a d a a n b e rtega n ga n ) . Se h i n g ga , mereka harus memiliki sertif ikasi kompetensi, didukung alat-alat kerja yang standar, dan harus memiliki disiplin tinggi,” tegas Taufik.

S e m u a M a n a j e r R e g i o n h a r u s mengadakan in-house training untuk para pekerja di regionnya masing-masing, supaya mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, sesuai prosedur, serta aman, sehingga seluruh tenaga kerja semakin meningkat kompetensinya. “ Pe r u s a h a a n b e r ke wa j i b a n u n t u k memfasilitasi (proses) sertifikasi yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga tertentu, karena sertifikasi itu memang diwajibkan oleh UU Ketenagalistrikan,” tutur Taufik.

PENCAPAIAN KUALITAS PEKERJAANTaufik menerangkan bahwa kualitas itu tidak dapat muncul begitu saja tanpa

diusahakan sebelumnya. Jika ingin meningkatkan kualitas hasil pekerjaan, maka HP harus benar dalam me-manage dirinya sebagai suatu perusahaan, baik dari sisi operasional, finansial, dan sebagainya.

“Kualitas merupakan suatu output dari serangkaian aktivitas, dimulai dari aktivitas manajerial, penyediaan sarana-prasarana, SDM, alat kerja, IT support, serta pembuatan rencana kerja; itu semua harus menjadi kesatuan, sehingga kualitas dapat tercapai dengan sendirinya,” terangnya.

Contoh yang disampaikan Taufik yaitu mengapa kinerja di suatu region tidak makin membaik dari waktu ke waktu, maka harus dicek ke region tersebut

bagaimana dengan perencanaan kerja, koordinasi, dan komunikasinya dengan manajemen PLN. “Karena kualitas juga sangat ditentukan oleh tingkat kerja sama antara tim PLN dan HP d a l a m m e n j a l a n ka n s t a n d a r i s a s i pemeliharaan,” ujar Taufik.

Sebagai anak usaha PLN, HP berharap dapat menjadi trendsetter atau contoh terbaik dalam bidang O&M jaringan ke te n a ga l i s t r i ka n . Ta r g e t nya , H P dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuannya hingga suatu saat dapat menjadi mitra strategis PLN, sebagai operator bahkan manajer aset, yang kualitasnya membaik dari waktu ke waktu. Unit-unit yang HP layani harus setara dengan perusahaan-perusahaan

berkelas dunia dalam kinerja jaringan distribusinya.

“Tentunya upaya ini dimulai dengan mengembangkan elemen organisasi, mulai dari mendidik SDM, membenahi proses bisnis dan IT supporting, serta memper kuat peng organisasian di i n t e r n a l p e r u s a h a a n . K a m i j u g a harus sehat secara finansial supaya dapat menjalankan semua aktivitas. Kami harus mampu berpikir untuk pengelolaan perusahaan di jangka panjang. Kalau kualitas kami baik, pelanggan juga akan baik, sehingga kontinuitas layanan dapat membaik pula, dan pada akhirnya pendapatan PLN (dari penjualan l istr ik) t idak terganggu,” tutup Taufik.

BERANDA

VISI Pada 2025 harus menjadi Asset

Operator sistem ketenagalistrikan yang terkemuka dengan standar kelas dunia.

MISI Mengamankan, menyederhanakan

d a n m e m p e r c e p a t p r o s e s bisnis layanan O&M di bidang ketenagalistrikan.

Menjalankan bisnis Asset Operator

s i s te m ke te n a ga l i s t r i ka n ya n g berkualitas dan efisien.

Mengembangkan kompetensi dan profesionalisme human capital untuk menjamin kepuasan pelanggan.

Me n i n g ka t ka n d aya s a i n g d a n sustainaibility perusahaan melalui pengembangan usaha di bidang ketenagalistrikan.

TATA NILAIEnthusiastic, Visioner, and Empathy.

MOTO Safety, Integrity, and Quality.

Beberapa waktu yang lalu, saya juga menerima pesan WhatsApp (WA) dari KDIV K3LH Helmi Najamuddin yang berisi gambar

dengan tulisan “Kecelakaan Berawal dari Pelanggaran”. Begitu besarnya perhatian shareholder kita terhadap keselamatan kerja. Banyak kritikan diarahkan kepada manajemen HP tentang disiplin tenaga kerja dan penegakan peraturan keselamatan kerja, di mana manajemen dinilai kurang tegas terhadap para tenaga kerja yang melanggar disiplin!

Pernyataan pertama “Tidak Ada Prajurit Yang Salah, Yang Salah Adalah Komandannya” menggambarkan bahwa dalam organisasi militer, seorang komandan berperan penting dalam menegakkan garis komando. Seorang komandan harus memastikan bahwa prajurit yang di bawah pengawasannya benar-benar taat dan disiplin 100% dalam menjalankan tugas sesuai perintah

atau arahannya. Keberhasilan seorang komandan sangat ditentukan oleh performance prajurit atau pasukannya. Jika terjadi pelanggaran, maka komandan harus tegas dalam menjatuhkan sanksi bagi prajurit yang melanggar. Adapun ciri yang menonjol dalam organisasi militer adalah tegas, disiplin, dan taat aturan.

Apakah konsep garis komando berlaku juga dalam pelaksanaan tugas operasional HP Group? Jawabannya “Ya”. Bila kita melihat risiko kerja tinggi dalam operasi dan pemeliharaan jaringan tenaga listrik, yang mana risiko terburuk adalah kematian, maka kita sangat membutuhkan model garis komando militer dalam membangun ketaatan, ketegasan dan disiplin dalam rangka menegakkan aturan perusahaan. Kita butuh para manajer, supervisor, koordinator, dan pengawas yang menjalankan garis

komando dengan disiplin tinggi, taat aturan dan berani menindak jika ada bawahan yang melanggar. Kita butuh pemimpin (leader) yang peduli terhadap keselamatan kerja.

MEMBANGUN DISIPLIN – TEGAKKAN ATURAN Pernyataan kedua yaitu “Kecelakaan Berawal dari Pelanggaran”. Saya menyetujuinya 100%! Tentunya yang dimaksud pelanggaran di sini adalah ketidakdisiplinan dan ketidaktaatan atas suatu ketentuan prosedur kerja yang dapat memicu kecelakaan. Setiap orang berpotensi melanggar peraturan dengan beribu-ribu alasan. Mereka melanggar karena unsur sengaja, ambil gampangnya, lalai, tidak disiplin atau bahkan iseng. Fakta ini menegaskan bahwa pelanggaran dapat timbul dari banyak sebab dan mungkin di luar kendali kita; dan pelanggaran itu dapat menimbulkan kecelakaan bagi siapa saja, termasuk diri kita yang mungkin sudah taat dan disiplin kepada peraturan.

Dari laporan investigasi kecelakaan kerja dan sidak ke lapangan, masih banyak ditemukan pelanggaran yang dilakukan

“Tidak Ada Prajurit Yang Salah,

Yang Salah Adalah Komandannya”

Ungkapan yang menjadi judul tulisan ini merupakan sebuah pemeo di kalangan militer, dan ini muncul kembali dalam Rapat Dewan Komisaris – Direksi (RDD) PT Haleyora Power (HP) pada 21 Juli 2017 lalu. Diucapkan oleh Fahmi El Amruzi, Komisaris Utama PT Haleyora Power, pada saat dirinya menanggapi laporan kecelakaan kerja yang terjadi di Desa Amin Jaya Pangkalan Banteng, Kabupaten Waringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Kecelakaan itu menyebabkan jatuhnya korban jiwa sebanyak dua orang.

SURAT BOD

M E D I A I N T E R N A L P T H A L E Y O R A P O W E R | S A F E T Y, I N T E G R I T Y, A N D Q U A L I T Y EDISI 2 | 20176

oleh pelaksana maupun pengawas. Contohnya yaitu tidak menjalankan SOP, tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Kerja yang sesuai, tidak melakukan pengujian tegangan pada jaringan, tidak memasang grounding set, tidak menggunakan lotto, serta tidak melakukan koordinasi dalam mengubah rencana kerja. WOW, banyak sekali TIDAKnya. Jikalau kita berpegang pada rantai komando militer, maka tingginya tingkat pelanggaran tersebut tidak lepas dari tanggung jawab para leader yang ada HP Group sendiri, mulai dari Direksi sampai semua Pengawas K3.

Pemeo “Tidak ada prajurit yang salah, yang salah adalah komandannya” menunjukkan peran sentral seorang pemimpin yang diberikan wewenang untuk mengelola seluruh sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan, termasuk memberi penghargaan ataupun sanksi kepada anak buahnya. Sehingga, bila ada anak buahnya yang tidak sejalan dengan peraturan atau indisipliner dalam melaksanakan tugas, hal itu menunjukkan bahwa pemimpin tersebut belum membina secara maksimal.

Sehingga, ini menjadi tantangan berat bagi pemimpin yang masih berada di belakang meja untuk segera terjun ke lapangan melakukan pembinaan, mengevaluasi setiap tenaga kerja, serta menindak tegas yang tidak taat dan indisipliner. Seorang pemimpin dikatakan telah menunaikan tugasnya dengan baik yaitu saat dirinya telah meyakini bahwa seluruh tenaga kerja telah memahami dan dengan ikhlas menjalankan pekerjaan sesuai peraturan yang ditetapkan.

Penjatuhan sanksi mungkin menjadi pilihan terbaik bagi tenaga kerja yang suka melanggar aturan atau tidak taat. Tindakan ini justru akan menyelamatkan jiwa yang bersangkutan, bahkan akan menyelamatkan keluarganya dari kehilangan dan kesulitan. Bagi tenaga kerja yang tidak disiplin dan tidak taat terhadap aturan yang ditetapkan, berarti yang bersangkutan tidak cocok menjadi bagian tim HP, dan silakan minggir

sebelum musibah menghampiri Anda.

MEMBANGUN KARAKTER PARA LEADER HALEYORA POWER Masalah disiplin, taat dan tegas dalam menegakkan aturan adalah suatu usaha yang maha penting! Hal ini harus menjadi perhatian utama dan segera dalam membina seluruh leader di HP. Begitu banyak definisi tentang leader yang berkarakter. Untuk mudahnya, saya definisikan bahwa leader HP yang berkarakter adalah “seorang pemimpin yang memiliki kualitas personal yang berguna untuk membangun kebaikan dalam lingkungan kerjanya”. Yaitu seseorang yang sekurang-kurangnya memiliki tujuh karakter berikut ini: tangguh, konsisten, disiplin, taat aturan, tegas, team work dan mampu menjadi teladan yang baik bagi semua bawahannya.

Kebaikan yang ingin dibangun di lingkungan HP, yakni: (1) Safety, yaitu suatu usaha berkelanjutan dalam mencapai zero accident dengan membangun budaya K3; (2) Quality, yakni suatu usaha berkelanjutan dalam melakukan perbaikan performance dan kualitas layanan sesuai kaidah-kaidah best practices; dan (3) Integrity, adalah suatu upaya berkelanjutan dalam membangun kepercayaan pelanggan, yang tercermin dari sikap dan perilaku

positif seluruh insan HP.

Kebaikan-kebaikan di atas dapat terwujud jika didukung oleh leaders yang berkarakter. Sifat prajurit TNI yang berkarakter tegas, tangguh, disiplin dan taat aturan itulah yang saya harapkan menjadi karakter dasar seluruh insan HP. Untuk tujuan tersebut, dalam waktu dekat ini saya akan “menitipkan” para leader dan tenaga kerja HP ke satuan-satuan militer supaya dapat dididik menjadi leader yang baik, mampu membangun timnya menjadi sebuah tim yang tangguh, disiplin dan taat aturan. Seleksi alamiah akan terjadi bagi leaders di lingkungan HP. Bagi mereka yang mampu melakukan revolusi mental, dialah yang akan sukses; dan sebaliknya untuk mereka yang tidak mau berubah, harus legowo untuk minggir.

Maka itu, marilah kita lanjutkan revolusi mental untuk menjadikan insan-insan HP memiliki karakter tangguh, konsisten, disiplin, taat aturan, tegas, team work dan mampu menjadi teladan. Semoga catatan ini bermanfaat dan memotivasi para leader di lapangan dan seluruh tenaga kerja dalam upaya mewujudkan zero accident di lingkungan kerja HP Group. Dan, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha-usaha kita. Aamiin YRA.

EDISI 2 | 2017 7

M E D I A I N T E R N A L P T H A L E Y O R A P O W E R | S A F E T Y, I N T E G R I T Y, A N D Q U A L I T Y

SURAT BOD

Apa saja aktivitas pagi itu? Sarapan; walaupun terdengar sepele

tapi sering sekali dilewatkan banyak orang karena kesiangan bangun tidur. Alhasil orang yang kesiangan itu harus buru-buru berangkat ke kantor dan tidak sarapan. Melewatkan sarapan bisa membuat kita lebih mengantuk dalam menjalankan aktivitas.

Olahraga; ternyata olahraga di pagi hari sebelum beraktivitas dapat meningkatkan stamina dan membuat semangat untuk bekerja. Tidak perlu waktu lama untuk berolahraga setiap harinya, yaitu minimal 20 menit dan maksimal 60 menit.

Dan hal yang paling penting adalah briefing pagi; ini terdengar lebih sepele lagi dari sarapan tapi ternyata manfaatnya luar biasa. Karena apabila dihubungkan dengan dua hal di atas, ini akan menjadikan briefing pagi sebagai penyempurna untuk memulai hari. Mengapa? Karena briefing pagi dapat meningkatkan motivasi juga komunikasi yang membuat kita mengerti apa saja yang harus dilakukan di satu hari tertentu. Mengapa setiap hari? Sebab, terkadang pekerjaan dapat menimbulkan kebosanan. Untuk itu, briefing penting agar menjadi semangat dalam menyatukan visi-misi bersama.

Di dalam briefing pagi, kita dapat m e n g e t a h u i k o n d i s i d a n s i t u a s i mengenai perusahaan dan semua karyawan. Misalnya, mengetahui dan

memperbaharui status terbaru dari masing-masing divisi; apa saja

yang sudah dilakukan, sudah dicapai, dan juga apabila

ada masalah dapat diatasi bersama. Keuntungannya

lainnya dari briefing pagi yang sudah terbukti di beberapa perusahaan dan organisasi, yaitu dapat meningkatkan p r o d u k t i v i t a s d a n o r ga n i s a s i d i r i ( s e l f -

o r g a n i z a t i o n) . Se te l a h melakukan briefing pagi, kita

menjadi lebih bersemangat dan termotivasi untuk bekerja

karena merasa lebih percaya

diri dan terus menjaga amanah juga berkomitmen untuk menjalankan tugas.

Untuk itu, aktivitas pagi sangat menunjang kita untuk menjadi yang lebih baik. Jadi, jangan ragu untuk bangun pagi dan melakukan briefing pagi karena banyak keuntungan yang akan didapat. Kemudian, sempatkan sarapan dan olahraga untuk menunjang semua aktivitas kita seharian.

PT Haleyora Power (HP) sebagai anak perusahaan PLN diharapkan menjadi trendsetter bagi perusahaan sejenis, maka itu HP memberi layanan yang lebih, agar cita-cita menjadi trendsetter pada 2021 dapat terwujud. Dimulai dengan kegiatan di pagi hari sebagai bagian untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan.

Pedoman Code of Conduct (CoC) adalah dokumen tertulis yang mengatur perilaku perusahaan terhadap para pemangku ke p e n t i n ga n nya , s e r t a m e n ga t u r bagaimana sebaiknya perilaku karyawan dalam berinteraksi dengan karyawan lainnya dan juga dalam rangka memenuhi tanggung jawab.

Salah satu kegiatan CoC adalah Morning Briefing atau Morning Spirit HP yang dilaksanakan pada setiap pagi (Senin-Kamis), sedangkan pada hari Jumat diganti dengan olahraga atau senam. CoC yang dilaksanakan setiap pagi hari sebelum mulai bekerja itu diharapkan dapat menghasilkan moral yang lebih tinggi bagi seluruh pegawai, dapat menjadi kekuatan positif yang berkelanjutan di perusahaan, serta dapat menjadi budaya perusahaan untuk meningkatkan kualitas bekerja dan meminimalkan kecelakaan kerja, bahkan bisa mencapai zero accident.

Dengan semua region, area, serta tim kerja rutin melakukan CoC atau briefing setiap pagi dengan berdoa sebelum bekerja, mengecek Alat Pelindung Diri (APD), alat kerja, serta kesiapan tenaga kerja (termasuk kesehatan dan kondisi mentalnya), diharapkan ke depannya akan terwujud budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta mencapai cita-cita sebagai trendsetter dalam bisnis operation and maintenance (O&M).

Budaya Briefing Pagi

di HaleyoraBagi sebagian orang, bangun pagi sering dilewatkan dengan alasan kerja sampai larut malam, tidur tidak cukup, dan juga kelelahan. Padahal banyak hal positif yang bisa didapatkan ketika bangun pagi, yaitu udara yang masih sejuk dan masih segar, yang mana secara tak disadari bahwa itu akan membuat kita lebih bersemangat untuk memulai hari. Kita juga akan merasa lebih nyaman dan tidak merasa terburu-buru untuk melakukan berbagai aktivitas di hari tersebut. Sebenarnya, ada dua aktivitas penting dan satu yang sangat penting untuk dilakukan di pagi hari.

Achmad Karsawinata,Sekretaris Perusahaan PT Haleyora Power

SDM

M E D I A I N T E R N A L P T H A L E Y O R A P O W E R | S A F E T Y, I N T E G R I T Y, A N D Q U A L I T Y EDISI 2 | 20178

Pada khususnya di PT Haleyora Power (HP), tugas SPI adalah membantu Direktur Utama (Dirut) dalam melakukan pengawasan internal.

Jadi SPI bertanggung jawab kepada Dirut dan Komite Audit, dan bekerjanya juga berdasarkan program kerja pemeriksaan tahunan yang telah disetujui oleh Dirut dan Komite Audit tersebut. Komite Audit HP diketuai oleh Komisaris Utama HP, dan terdiri atas beberapa anggota di bawahnya.

Tim SPI HP saat ini baru hanya terdiri atas dua personel saja. Namun, seiring dengan perkembangan organisasi perusahaan HP sendiri, maka sampai akhir tahun nanti akan direkrut dua orang lagi. “Jadi untuk menunjang kegiatan audit (internal), maka tim ini nantinya akan terdiri dari satu Kepala SPI, satu expert auditor, dan dua auditor,” jelas Gathut Rudi W., Kepala Satuan Pengawas Internal (SPI) PT Haleyora Power, ketika Media Haleyora temui di ruang kerjanya.

Gathut menerangkan jika di dalam pengelolaan sebuah perusahaan, ada yang dikenal dengan nama Three Line Defense; yakni operasi, manajemen risiko dan SPI. Sehingga, SPI itu sebagai pertahanan ketiga untuk mendukung perusahaan mencapai tujuannya. Secara umum sebagai perusahaan, HP itu diaudit oleh beberapa pihak, yakni dari internal (tim SPI), eksternal (Kantor Akuntan Publik/KAP), holding (PLN) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Sistem audit yang digunakan di HP adalah audit internal berbasis risiko (risk based internal auditing). Pola audit jenis ini didasarkan pada pendekatan risiko (risk based audit approach) yang dilakukan oleh internal auditor, dan lebih difokuskan terhadap masalah parameter risk assesment yang diformulasikan pada risk based audit plan. Manfaat yang akan diperoleh apabila

menggunakan risk based audit approach, antara lain internal auditor akan lebih efisien dan efektif dalam melakukan audit, sehingga dapat meningkatkan kinerja Divisi Internal Audit, atau jika di HP yaitu tim SPI.

“Risiko (yang mungkin dialami) misalnya pendapatan tidak tercapai, adanya penunggakan tinggi, ataupun pengelolaan persekot yang tidak baik. Kenapa target pendapatan itu tidak tercapai? Contohnya disebabkan oleh tunggakan yang tinggi. Mengapa itu bisa tinggi? Apakah teman-teman di unit sudah menjalankan prosedur untuk menjalankan penagihan tunggakan?” paparnya.

Jadi, audit internal berbasis risiko dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dimitigasi atau dikelola risikonya oleh berbagai divisi di perusahaan, misalkan Divisi Operasi, SDM, Sekretaris Perusahaan, Keuangan, dan lain-lain. Dengan demikian, risiko-risiko yang sudah terjadi bisa tertangani dengan baik, dan yang belum terjadi dapat dicegah secara tepat sasaran pula.

Kegiatan tim SPI adalah mengaudit ke regional/wilayah kerja yang dimiliki HP, serta anak perusahaan PT Haleyora Powerindo (HPI). Maka itu, salah satu fungsi SPI adalah melakukan pendampingan terhadap (petugas) audit eksternal dari KAP ketika sedang mengaudit di kantor pusat dan cabang HP.

Setelah selesai mengaudit, tim SPI membahasnya dengan pihak yang diaudit (auditee). Setelah itu akan disepakati bersama auditee mengenai temuan atau rekomendasi dari tim SPI, atau biasanya ini disebut sebagai area of improvement. Kalau auditee sudah menyetujuinya, maka tim SPI akan melaporkannya kepada Dirut dan Komite Audit.

“Dirut memerintahkan kepada auditee di unit (regional) maupun anak perusahaan untuk menindaklanjuti hasil temuan dari tim auditor eksternal maupun internal. Dan, tugas kami (SPI) adalah memantau semua itu, apakah sudah dijalankan atau belum. Apabila ketika mengaudit, kami menemukan suatu tindakan yang sifatnya fraud atau merugikan perusahaan, maka itu akan ditindak sesuai aturan di perusahaan ini. Tapi selama ini belum ada ya mengarah ke sana,” ujarnya.

Gathut menceritakan tantangan yang biasa dialami dirinya dan tim ketika mengaudit di HP. Yaitu pada saat mereka dalam proses pengumpulan data, sebab auditee itu suka merasa tidak nyaman dengan hal tersebut, sehingga support data dari auditee biasanya memang kurang lengkap. “(Hal ini) bisa karena pengarsipan datanya kurang baik, atau karena mereka merasa diaudit. Tapi kita harapkan tidak ada data yang disembunyikan, semoga semuanya bisa diberikan,” ungkapnya.

Saat ini dan ke depannya, fungsi SPI sudah berkembang. Dari yang tadinya hanya sebagai pengawas, juga menjadi konsultan yang bersama-sama bekerja untuk mencapai semua visi-misi perusahaan. “Kalau dulu auditor itu untuk mengawasi orang bekerja, tapi sekarang adalah bagaimana mendorong auditee bekerja lebih baik untuk mencapai tujuan perusahaan,” ucap Gathut.

Gathut berharap supaya auditee bisa lebih kooperatif lagi di masa depan, dan bisa memanfaatkan SPI untuk berkonsultasi tentang permasalahan dalam divisinya masing-masing. “Jadi, kepada teman-teman semua, kami (di SPI) ingin menekankan bahwa perusahaan ini harus dikelola secara baik atau penuh kehati-hatian dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG,” pungkasnya.

Satuan Pengawas Internal (SPI)Mengawasi Demi Meraih Tujuan Bersama

PerusahaanSiapa pun yang mendirikan sebuah institusi atau lembaga pasti menginginkan hal itu bertahan lama, maka itu diperlukan tata kelola yang baik. Termasuk untuk perusahaan, yang mana memerlukan suatu tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG). Nah, untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG itu di dalam perusahaan, salah satunya diperlukan Satuan Pengawas Internal (SPI). SPI (atau bisa disebut sebagai internal auditor) biasanya terdiri atas beberapa personel dalam satu tim, namun yang pasti di dalamnya ada kepala dan anggota. Gathut Rudi W.

Kepala Satuan Pengawas Internal (SPI) PT Haleyora Power

EDISI 2 | 2017 9

M E D I A I N T E R N A L P T H A L E Y O R A P O W E R | S A F E T Y, I N T E G R I T Y, A N D Q U A L I T Y

GCG

Untuk mempermudah dan mempercepat proses p e l a p o ra n te r s e b u t, D iv i s i I T d i H P s u d a h mengembangkan aplikasi yang dapat membantu kelancaran hal tersebut. Sistem IT di HP berfokus

kepada operasional yakni terkait O&M jaringan. Sistem tersebut terbagi menjadi dua, yaitu bekerja sama dengan Icon+ untuk pengembangan aplikasi yang berhubungan dengan pelayanan andal (yandal), dan mengembangkan sendiri (oleh Divisi IT) untuk aplikasi yang berkaitan dengan inspeksi serta pemeliharaan.

“Kita bekerja sama dengan bagian operasi, selaku pemilik proses bisnis untuk bersama-sama mengembangkan sebuah produk. Produk itu intinya untuk memudahkan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Jadi peran IT adalah bagaimana membuat itu menjadi simpel,” jelas Ari Tasman, Deputy Manager IT PT Haleyora Power.

Pada saat pengisian work form dan pelaporannya masih manual, kemungkinan terjadinya human error bisa besar dan waktu yang terbuang cukup banyak, misalnya untuk menunggu admin meng-input data-data dari laporan itu. Sementara, apabila menggunakan aplikasi tersebut semuanya menjadi terintegrasi, yang dimulai dari perencanaan, eksekusi, sampai kepada pelaporan akhir dari suatu pekerjaan.

“Kalau menunggu admin meng-input berarti akan terjadi delay, dan kalau delay berarti ada risiko (yang harus ditanggung). Misalkan ada laporan isolator pecah atau pohon yang mengenai jaringan, dan ini berpotensi menimbulkan gangguan. Padahal kejadian itu harus segera ditindaklanjuti, yang berarti prioritasnya level 1,” tuturnya.

Jika terjadi gangguan, efeknya yaitu HP bisa terkena Service Level Agreement (SLA), dan akhirnya bisa berdampak kepada pengurangan pendapatan. Dan, dampak bagi PLN adalah energi yang terbuang dan tidak bisa dijual gara-gara gangguan tersebut. “Makanya kita butuh untuk mempercepat proses analisa pelaporan itu. Aplikasi yang kita buat pada saat mereka menginspeksi, dan otomatis akan memunculkan notifikasi bahwa ada hal-hal bersifat urgent yang harus ditindaklanjuti. Jadi tugas admin hanya memverifikasi laporan,” katanya.

Selain itu, HP menggunakan aplikasi SAP untuk support Vico yang hanya baru berhubungan dengan bagian finance saja. “Jadi masih banyak peluang atau potensi pengembangan aplikasi di sini untuk menjadi sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Kalau ERP kan terintegrasi, sehingga misalkan Divisi Operasi dan Pengembangan Bisnis (OPB) bisa terintegrasi dalam satu sistem dengan keuangan, legal, manajemen risiko, ataupun semua unit bisnis HP lainnya. Ini harapan besarnya ya,” paparnya.

Beberapa keuntungan adanya aplikasi-aplikasi tersebut yakni dapat mengamankan jaringan, me-monitoring setiap pekerjaan, dan memperoleh melihat historikal atau tren gangguan. Serta bisa tracking tenaga kerja untuk jangka waktu tertentu; maksudnya di sini adalah dapat memantau performance masing-masing tenaga kerja, misalnya dalam waktu sebulan. Jadi atasan tenaga kerja tersebut, khususnya Divisi OPB dan Divisi K3 & Mutu di kantor pusat, dapat mengetahui posisi seorang tenaga kerja dan regunya itu ada di mana, sedang mengerjakan apa, dan hasilnya sesuai atau tidak.

Untuk proses input dalam aplikasi itu, prosesnya dimulai dari pembuatan perencanaan untuk suatu wilayah, oleh misalnya koordinator inspeksi. Nanti ditentukan satu tugas inspeksi akan dialokasikan untuk petugas mana atau regu siapa, setelah itu akan ditentukan juga tanggal eksekusinya. Pada hari H, regu atau petugas itu akan dikirimkan ke lokasi itu melalui sebuah perintah kerja. Di sana, mereka melakukan pengecekan secara detail satu per satu sesuai dengan Standing Operating Procedure (SOP)-nya. Untuk aplikasi tersebut sudah diimplementasikan pertama kalinya di Region 3 (Jawa Timur: Sidoarjo dan Gresik) dan Region 2 (Jawa Tengah: Semarang dan Salatiga).

Kembangkan Aplikasi,

Permudah Pelaporan Pekerjaan

Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang operation and maintenance (O&M), PT Haleyora Power (HP) dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik dengan respons yang cepat terhadap keluhan pelanggan. Dalam hal ini untuk memeriksa dan memperbaiki apabila ada kerusakan atau gangguan pada gardu atau tiang listrik, supaya listrik tidak lama mati atau mengalami gangguan. Ketika petugas operasional dari HP telah selesai melaksanakan tugasnya dalam menginspeksi dan memelihara peralatan-peralatan tersebut, maka mereka perlu melaporkan hasil pekerjaannya kepada kantor.

Ada beragam situasi dan kondisi yang berpotensi menimbulkan emosi negatif di tempat kerja, misalkan saat menghadapi pemotongan anggaran, pemutusan hubun-gan kerja (PHK), atau ada persoalan dengan rekan kerja maupun atasan Anda. Di sini lebih penting jika Anda dapat mengatasi emosi-emosi negatif itu.

Ari Tasman Deputy Manager IT PT Haleyora Power

Wahyu Agung GunadiDeputy Manager K3LH PT Haleyora Power

TEKNOLOGI

M E D I A I N T E R N A L P T H A L E Y O R A P O W E R | S A F E T Y, I N T E G R I T Y, A N D Q U A L I T Y EDISI 2 | 201710

Boost Karier dengan

Bekerja Cerdas

Tahun 2017 ini telah dicanangkan sebagai Tahun Siaga 1-K3 di PT Haleyora Power (HP). Utamanya bertujuan untuk mencapai target

zero accident. Target jumlah nol kecelakaan tersebut tidak hanya untuk tahun ini saja sebenarnya, tetapi juga sampai di masa mendatang. Garis besar dari implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu sebagai upaya agar para pekerja terhindar dari bahaya, kecelakaan, penyakit akibat kerja (PAK) ketika melakukan semua tugas pekerjaannya.

“Sepanjang tahun S1-K3 ini sudah ditegaskan agar di setiap lini mendengungkan atau mengampanyekan K3. Bahkan sebanyak 3 kali sehari itu wajib disuarakan oleh setiap unit, rayon, dan area. Harus dilakukan mulai dari dispatcher, dan saat melaksanakan pekerjaan teknik di lapangan,” kata Wahyu Agung Gunadi, Deputy Manager K3lh PT Haleyora Power.

Berdasarkan hasil pengamatannya, menjelaskan bahwa kecelakaan kerja yang masih frekuentif terjadi di wilayah operasional HP lebih disebabkan oleh masih ada pegawai atau pekerja operasional yang belum terlalu peduli atau sadar akan pentingnya K3. Sehingga, para atasan di setiap region, rayon ataupun area seharusnya tidak bosan-bosannya untuk mengingatkan soal K3 kepada semua bawahannya. Agung

mencontohkan, Manajer di Region 1 cukup giat mengampanyekan K3 atau juga 5 Langkah Menuju Selamat (5LMS) dengan datang ke area-area. Tak hanya soal safety saja, tapi misalnya beliau pun mengecek kenapa dalam penagihan tidak bisa sampai 100% dan SLA tidak tercapai.

“Di HP Group memang sudah ada region yang implementasi (K3)nya telah mencapai 70%-80%. Di sana, Manajer regionnya rajin upskilling dan mensosialisasikan “5LMS”. Namun ada pula di beberapa region lainnya yang ketika saya tanya (soal K3) masih gelagapan; artinya mereka sudah tahu tapi belum paham benar,” ucapnya.

K3, terang Agung, harus terintegrasi dalam sistem manajemen perusahaan, sehingga bisa masuk ke segala bidang. Contohnya ke SDM, yaitu masalah pendidikan & latihan (diklat), uji kompetensi, dan upskilling; kemudian K3 bisa masuk ke bidang operasional juga, maksudnya di sini semua pekerja harus paham SOP supaya selamat dalam bekerja. Bisa juga masuk ke bagian pengadaan, di sana apakah spesifikasi tekniknya sudah sesuai faktor-faktor keselamatan atau tidak. Inilah yang disebut sebagai Sistem Manajemen K3 (SMK3). Tujuan dari penerapan SMK3 yaitu untuk pemenuhan regulasi dan kontrak. Namun, tujuan utamanya adalah untuk memanajemen K3 agar memiliki sistem yang mumpuni, agar ini sampai kepada ujung tombak tenaga kerja di lapangan.

Rujukan SMK3 adalah Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Di dalam aturan tersebut dinyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai tenaga kerja minimal 100 orang, ataupun tidak sampai 100 orang namun potensi bahayanya tinggi, maka dia wajib menerapkan SMK3. Untuk

perusahaan yang potensi bahayanya tinggi dan tenaga kerjanya lebih dari 100 disarankan untuk memakai 166 kriteria sesuai PP tersebut di atas. Kriteria itu dipakai ketika mengaudit SMK3 yang dilakukan oleh pihak eksternal misalnya PLN Jasa Sertifikasi (Pusertif). Setelah diaudit tersebut, hasil atau rekomendasinya akan disampaikan kepada Disnaker, supaya perusahaan atau pada khususnya area yang diaudit dapat memperoleh Sertifikat K3.

Yang sedang dilakukan di HP terkait SMK 3 sekarang adalah membentuk tim setup di 6 region, dan tugas mereka adalah melakukan peninjauan awal sudah sampai sejauh mana region itu menerapkan 64 kriteria tadi. Sebab, di region untuk tahap awal ini akan digunakan yang 64 kriteria dulu. Setelah ditinjau awal, misalkan sudah diterapkan K3 sebesar 30% atau masih kurang dari itu, maka harus dibenahi lagi. Lalu, sebulan kemudian akan ditinjau lagi, ternyata misalnya sudah naik menjadi 50%, dan apabila sudah mencapai lebih dari 85%, maka dilakukan internal audit. Sertifikat SMK3 (untuk yang 64 kategori) akan mencantumkan kategori Memuaskan, Baik, dan Kurang. Jikalau implementasinya telah mencapai lebih dari 85% maka nilainya “Memuaskan”, 65%-85% adalah “Baik”, dan di bawah 65% yaitu “Kurang”.

Ahli K3 Umum (AK3U) yang dipunyai HP kira-kira berjumlah hampir 30 orang yang tersebar di seluruh region. Jumlah ini masih butuh penambahan, sehingga direncanakan akan diadakan Diklat AK3U kembali pada September tahun ini. Selain Diklat AK3U, sudah dilaksanakan Diklat P3K, dan sedang direncanakan untuk diadakan Diklat Pemadam Kebakaran (Damkar). “Diklat-diklat itu adalah salah satu cara memenuhi kriteria yang ada di SMK3. Juga sudah dilakukan Diklat Pengawas K3 di Region 3,” tutup Agung.

SMK3 untuk Meningkatkan Implementasi K3

Wahyu Agung GunadiDeputy Manager K3LH PT Haleyora Power

EDISI 2 | 2017 11

M E D I A I N T E R N A L P T H A L E Y O R A P O W E R | S A F E T Y, I N T E G R I T Y, A N D Q U A L I T Y

QHSE

Peran generasi muda sekarang s a n ga t l a h p e n t i n g d a n sentral dalam perkembangan

Indonesia sampai saat ini. Artinya sesuai pepatah bahwa tulang punggung kemajuan bangsa itu ada di tangan generasi mudanya. Peran pemerintah dalam mengapresiasi pemuda Indonesia sudah cukup baik, cuma masih tetap perlu ditingkatkan. Contohnya di sektor pendidikan harus dibuka selebar-lebarnya untuk beasiswa. Pada prinsipnya, selaku pegawai di HP, (untuk mengisi kemerdekaan) saya unjuk kerja. Bagaimana bisa berprestasi dengan baik, serta memanfaatkan peluang untuk menciptakan breakthrough atas permasalahan-permasalahan yang ada perusahaan. Misalkan menciptakan aplikasi baru terkait pengadaan barang dan jasa. Kalau dari sisi hukum, bagaimana saya bisa mengawal hak-hak dalam pergaulan hukum perusahaan.

Penghargaan kita terhadap h a s i l ke m e r d e ka a n i t u sebenarnya masih kurang.

Mulai dari pemerintah sampai ke rakyatnya masih banyak yang belum menghargai. Budaya timur mulai hilang, sedangkan budaya barat mulai banyak dipakai. Sehingga, pada dasarnya, saat ini kita masih dijajah secara tidak langsung. Kalau untuk mengisi kemerdekaan, tentunya saya isi selalu bekerja sungguh-sungguh. Misalkan di bidang pengadaan, transparansinya selalu kita jaga, yaitu semua prosesnya terlihat dan ada administrasinya secara jelas. Paling tidak kita minta dari divisi terkait untuk ikut melakukan survei, ataupun ikut serta dari tahapan pembukaan dokumen. Di pengadaan, ada sebuah tim, dan itu diambil dari masing-masing divisi. Jadi mereka tahu apa saja yang kita lakukan, hasilnya bagaimana dan prosesnya seperti apa.

Sejak tahun 1945 sampai sekarang, so far pasti ada progress menuju ke arah

yang lebih baik, baik dari sisi pemerintah maupun dari sisi masyarakatnya sendiri. Bagi saya pribadi pasti sudah merasakan (manfaat) kemerdekaan ini, karena sekarang kebebasan sudah semakin luas, baik kebebasan dalam berpendapat ataupun berekspresi. Ini bukan hanya untuk orang tua saja, tapi anak muda juga, karena sudah banyak wadah untuk mereka berkreasi, beraspirasi, dan berkembang. Dalam hal pekerjaan, tentu saja masing-masing dari kita dituntut untuk terus berkembang; tidak stuck di satu tempat saja, tapi harus dinamis. Saya sendiri mencoba selalu berimprovisasi dan memanfaatkan apa yang diberikan perusahaan untuk mengembangkan diri.

Sudah 72 tahun Indonesia berdiri sendiri, dan kita sudah berusaha membangun negara

ini sebaik-baiknya. Walaupun tidak secepat negara lain, tapi saya pikir kita sudah lumayan maju. Dalam hal mengisi kemerdekaan, kita sudah lakukan dengan cukup baik, tapi juga ada beberapa hal yang masih kurang. Contohnya yang paling fundamental adalah dalam bidang pendidikan. Saat ini, kita itu terlalu terpaku pada nilai, padahal yang menentukan (kesuksesan) anak muda di masa depannya bukan cuma nilai. Dari sisi tugas pekerjaan, saya berusaha sebaik mungkin untuk mendukung pekerjaan teman-teman HP, supaya mereka tidak kesulitan mengakses informasi dan mengolah data. Jadi, harus ada kesiapan infrastruktur, mulai komputer dan jaringan yang digunakan. Sedangkan, untuk kemerdekaan atau kebebasan dalam mengakses internet dan media sosial, anak muda sekarang terbiasa bersembunyi di balik akun, jadi bicara lebih bebas karena merasa dilindungi di luar sana. Ke depannya, kita butuh moderasi khusus untuk mendidik anak-anak lebih lanjut.

DEDDYDIVISI HUKUM &

PELAKSANA PENGADAAN

HASYIM DIVISI PELAKSANA

PENGADAAN

AHMADDIVISI SDM

AKBARDIVISI IT

Alamat Kantor Pusat: Jln. Warung Buncit Raya No. 79, Pejaten Barat Jakarta Selatan 12550 | Telepon: (021) 79192517 | Fax: (021) 79192516 |www.haleyorapower.co.id

Pada tahun ini, Indonesia sudah merdeka selama 72 tahun. Tentu saja dalam jangka waktu tersebut telah banyak yang dilakukan untuk memajukan bangsa dan negara ini. Itu semua tidak terlepas dari peran generasi mudanya; bahkan dari masa persiapan kemerdekaan, anak muda Indonesia mempunyai peran yang cukup besar. So, mari kita simak seperti apa pendapat anak muda di Haleyora Power (HP) mengenai kemerdekaan Indonesia, dan bagaimana peran mereka di bidang kerjanya masing-masing.

OPINI KITA