meningkatkan kebugaran jasmani siswa melalui penerapan pendekatan bermain di kelas vii
TRANSCRIPT
MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN DI KELAS VIII-A
SMP NEGERI 3 CIMALAKA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Entis Sutisna, S. Pd*
*) Wakil Kepala Sekolah Bagian Hubungan Masyarakat SMPN 3 Cimalaka
Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMPN 3 Cimalaka
HP : 085222429038
ABSTRAK
Proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan mempunyai tujuan
utama yakni tercapainya peningkatan kebugaran fisik para peserta didik yang
apabila para peserta didik memiliki kebugaran optimal maka akan mendorong bagi
perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, terciptanya
tubuh yang sehat sehingga dapat tumbuh dan berkembang seimbang serta
membentuk kebugaran jasmani. Pendidikan jasmani dan kesehatan dalam rangka
meningkatkan kebugaran jaamani para peserta didik tidak selalu dilakukan dengan
latihan yang keras melainkan mengajarkan kebugaran jasmani melalui penciptaan
suasana belajar yang nyaman seperti arena bermain.
Dari uraian diatas maka ditemukan suatu permasalahan yang ingin dikaji
yakni : (a) ada tidaknya peningkatan kebugaran jasmani melalui penerapan
pendekatan bermain dalam proses pembelajaran?, (b) seberapa besar peningkatan
kebugaran jasmani melalui penerapan pendekatan bermain dalam proses
pembelajaran?
Penelitian ini menggunakan model penelitian spiral yang meliputi perencanaan
tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi, analisis, dan refleksi
(reflecting). Adapum sasaran penelitian adalah para peserta didik kelas VIII-A SMP
Negeri 3 Cimalaka, Tahun ajaran 2011/2012.
Berdasarkan hasil dari anasisi yang dilakukan selama penelitian pendekatan
bermain dalam proses pembelajaran penjaskes maka diperoleh hasil 53% peserta
didik mempunyai tingkat kemampuan fisik yang sangat baik, 40% mempunyai
kemampuan fisik yang cukup baik dan 0% peserta didik yang tingkat kebugaran
jasmani atau kemampuan fisiknya kurang baik.
Kata Kunci : Pendidikan Jasmani, Penerapan Pendekatan Bermain, Peningkatan
Kebugaran Jasmani
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan
yaitu tidak hanya mengembangkan rabnah jasmani namun juga mengembangkan
aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir, kritis, stabilitas
emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral yang dilakukan
melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga.
Hal ini sejalan dengan pendapat Abdulkadir (1993 : 3) yang mengemukakan,
“Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas
individu, baik dalam hal fisik, mental, maupun emosional”. Dengan demikian,
pendidikan jasmani memperlakuan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk
total, daripada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik
dan mentalnya.
Kebugaran jasmanai sangat diperlukan oleh setiap orang termasuk peserta
didik. Apabila peserta didik memiliki kebugaran jasmani yang memadai maka
peserta didik dapat lebih berkonsentarasi dalam kegiatan belajarnya, seperti yang
diungkapkan oleh Effendi (1998 : 249) bahwa “Tanpa harus belajar secara serius
semua orang tahu bahwa kebugaran jasmani yang memadai diperlukan oleh setiap
orang agar dapat melaksanakan berbagai tugas sehari – hari secara maksimal”.
Peranan penting dalam pendidikan jasmani dan kesehatan yaitu memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat langsung dalam pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, bermain, berolahraga, yang dilakukan secara sistematis,
terarah, terencana yang bertujuan untuk kesehatan sepanjang hayat.
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru harus mengajarkan berbagai
keterampilan dasar, teknik, strategi olahraga, nilai luhur dan pola hidup sehat yang
diajarkan melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial serta
tidak selalu bersifat teoritis.
Harapan dari kegiatan belajar pendidikan jasmani yaitu siswa memperoleh
pengalaman belajar yang menyenangkan, inovatif, terampil. Namun kenyataannya
hal tersebut masih belum dilakukan karena terbentur masalah pembagian waktu.
Oleh sebab itu maka guru haruslah mampu menciptakan iklim yang menyenangkan
dan efektif untuk pembelajaran sehingga perlu adanya pendekatan variasi, model,
maupun modifikasi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka untuk menelaah mengenai hubungan
pendekatan metoda bermain terhadap peningkatan kebugaran jasmani para peserta
didik peneliti melakukan penelitian yang mengambil judul, Meningkatkan
Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas
VIII-A SMP Negeri 3 Cimalaka Tahun Pelajaran 2011/2012.
1.2. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang diuraikan. Maka penulis
merumuskan permasalahan dalam penlitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah peningkatan kebugaran jasmani dalam pembelajaran pendidikan
jasmani dan kesehatan dengan menerapkan pendekatan bermain ?
2. Seberapa besar peningkatan kebugaran jasmani dengan menerapkan pendekatan
bermain pada pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui ada tidaknya peningkatan kebugaran jasmani dalam pelajaran
pendidikan jasmani dan kesehatan dengan menerapkan pendekatan bermain.
2. Ingin mengetahui seberapa besar peningkatan kebugaran jasmani dengan
menerapkan pendekatan bermain pada pelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan
1.4. Kajian Pustaka
Beramain merupakan suatu kegiatan rekreasi yang menimbulkan perasaan
senang dan gembira bagi setiap orang baik muda maupun tua, laki – laki maupun
perempuan. Tujuan bermain adalah diperolehnya perasaan senang. Bermain bagi
anak – anak merupakan salah satu kegiatan yang termasuk penyaluran segala
potensi yang ada pada diri masing – masing, baik untuk kebutuhan jasmani sebagai
suatu kesatuan makhluk hidup maupun pencapaian hasrat yang diinginkan. Menurut
sifatnya permainan tidak hanya sekedar pemainan tetapi juga merupakan aktivitas.
Kebugaran jasmani merupakan daya tahan tubuh atau kesanggupan tubuh
seseorang dalam melakukan aktivitas fisik secara terus menerus yang berlangsung
dalam jangka waktu yang panjang. Kebugaran jasmani terdiri dari dua jenis yaitu
kebugaran otot atau kemampuan otot untuk bekerja sesuai kegiatan dan kebugaran
cardio vascular repository yaitu kemampuan tubuh untuk mengarahkan O2 ke
jaringan tubuh yang aktif serta mengangkut sisa – sisa metabolisme.
Kebugaran jasmani sangat erat kaitannya dengan kelincahan, sehingga orang
yang mempunyai kelincahan yang tinggi adalah orang yang dapat bergerak dengan
cepat dan mengubah arah dengan tangkas tanpa menemui kesulitan. Oleh karena itu
orang yang memiliki kelincahan tinggi maka orang tersebut memiliki kebugaran
tubuh yang tinggi pula.
Setiap orang melakuakan kemampuan fisik setiap harinya seperti makan,
minum dan melakukan aktivitas sehari hari yang telah menjadi kebutuhan mutlak.
Tidak trkecuali bagi peserta didik yang sangat membutuhkan peningkatan
kemampuan fisik untuk proses petumbuhan dan perkembangan oleh karena itu
peran guru pendidikan jasmani dan kesehatan sangat berperan penting dalam
rangka meningkatkan kemampuan fisik para peserta didik melalui latihan – latihan
fisik.
Supandi dan seba (1983 : 51) menjelaskan bahwa “Kemampuan fisik adalah
karakteristik fungsionaldari semua organ kekuatan. Apabila kemampuan tersbut
dikembangkan pada seseorang maka ia akan menggunakannya secara benar dan
efisien dalam melakuakan suatu gerakan. Oleh karena itu, tingkat kemampua fisik
harus dikembangkan hingga mampu mengatasi kebutuhan untuk perbuatan yang
efisien”.
Dengan demikian dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru secara
langsung menangani kegiatan fisik anak didik harus mampu meningkatkan
kemampuan fisik anak didik hingga anak didik mampu mengatasi kebutuhan
disiknya baik uyang berhubungan dengan tugas dan pekerjaan sehari – hari maupun
maupun kebutuhan yang menyangkut keterampilan gerak.
Kemampuan fisik merupakan faktor dasar yang harus dimiliki setiap individu
dalam melakukan kemampuan fisik. Kemampuan fisik berhubungan dengan
kemampuan kerja dan adaptasi setiap individu, dimana makin tinggi tingkat
kemampuan fisik seseorang maka semakin tinggi pula kemampua beradaptasi
beban kerja yang diberikan kepada orang tersebut.
Para ahli mengemukakan bahwa kemampuan fisik seseorang terdiri dari
beberapa unsur yaitu, daya tahan (endurance), kekuatan, kelentukan, kelincahan,
keseimbangan dan tenaga (power). Sehingga berdasarkan unsur – unsur tersebut
dala kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mampu mengajarkan
unsur – unsur tersebut serta berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, strategi
permainan/ olahraga, internalisasi nilai – nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain
– lain) dari pembinaan pola hidup sehat. Hal tersebuat disampaikan dan diajarkan
bukan hanya dalam pengajaran kovensional di dalam kelas yang bersifat teoritis
dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani namun disampaikan melibatkan
unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial.
METODOLOGI PENELITIAN
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi tempat penulis melakukan penelitian yaitu di SMPN 3 Cimalaka,
tempat tersebut diambil karena penulis merasa bertanggung jawab atas kegiatan
belajar mengajar di lokasi tersebut serta berkeinginan untuk memajukannya.
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yang dimulai sejak bulan November
2011.
1.6. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang enulis teliti yaitu para siswa siswi kelas VIII-A SMP
Negeri 3 Cimalaka tahung pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 orang yang
terdiri dari 14 orang laki – laki dan 16 orang perempuan.
1.7. Metode dan Dsain Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif yaitu suatu metode yang secara fundamental bergantung pada pengamatan
manusia dalam kawasaanya sendiri dan berhubungan dengan orang – orang tertentu
dalam bahasanya dan dalam istilahnya. Metode ini bertujuan agar mencari data
yang menyeluruh dari peserta didik secara komprehensif.
Sedangkan desain penelitian yang digunakan yaitu model spiral seperti yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Togart yang dimulai dengan perencanaan, aksi,
observasi dan refleksi, namun setelah refleksi ada perencanaan ulang atau revisi dan
kembali lagi membentuk siklus tersendiri seperti yang terlihat pada gambar
berikut :
Alur Penelitian Lingkungan Kelas
Rencana Tindakan
Refleksi Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Rencana tindakan
Pelaksanaan TindakanRefleksi
Observasi
Rencana tindakan
Pelaksanaan TindakanRefleksi
Observasi
(Wiriaatmaja, 2005 : 66)
1.8. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang meliputi
sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Tahapan ini meliputi permohonan izin kepada kepala sekolah dan guru – guru
sebagai mita peneliti, penelitian awal, memperkenalkan pendekatan belajar
untuk pencapaian tujuan, menyusun persiapan dengan penerapan pendekatan
belajar, menyiapkan instrumen pengumpul data untuk pelaksanaan tindakan
b. Tahap Pelaksanaan
Peneliti bersama – sama dengan guru kelas sasaran melaksanakan
pembelajaran pendidikan jasmani dengan menerapkan pendekatan bermain.
c. Tahap Observasi
Peneliti mengadakan observasi selama pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan instrumen pengumpul data
d. Tahap Refleksi
Peneliti menganalisis data hasil observasi untuk mengetahui apakah tindakan
telah mencapai tujuan atau velum, kemudian hasilnya dilakukan untuk
menyusun langkah dalam tindakan selanjutnya.
1.9. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
beberapa instrumen yaitu (1) Observasi, yaitu peninjauan secara cermat untuk
mengetahui prilaku peserta didik dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani
dengan menerapkan pendekatan bermain, (2) wawancara, ialah tanya jawab untuk
memperoleh data mengenai hambatan peserta didik dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani dengan menerapkan pendekatan bermain, (3) Tes hasil belajar,
merupakan tes yang diberikan pada peserta didik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan belajar sebelum dan sesudah dilaksanakannya pengajaran dengan
pendekatan bermain.
1.10. Teknik Pengolahan dan analisis Data
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi ubtuk
menjaring data, wawancara untuk mengetahui gambaran jelas mengenai hambatan,
catatan lapangan yang berisi pokok catatan apa yang dilakuakn di lapangan, dan
teknik test untuk mengetahui perubahan hasil pembelajaran.
Data yang diperoleh dari hasil observasi kemudian dianalisis dengan cara
mengumpulkan semua data kemudian dibaca lalu direduksi dan menyeleksi
menjadi informasi yang bermakna kemudia setelah kegiatan reduksi penulis
melaksanakan pemaknaan dan penyimpulan.
HASIL PENELITIAN
Siswa – siswi yang mmenjadi sample penelitian adalah siswa kelas VIII-A
SMP Negeri 3 Cimalaka Kabupaten Sumedang yang berjumlah 30 siswa.
Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan penelitian, bahwa penerapan
pendekatan bermain pada kegiatan belajar pendidikan jasmani berhasil
meningkatakan kebugaran jasmani para peserta didik dimana setelah dilakukan
proses pembelajaran dengan pendekatan bermain sebanyak 53% dari 30 orang
siswa memiliki kemampuan fisik yang baik sekali dan 40% siswa memiliki tingkat
kebugaran yang baik, perbedaan presentase tersebut disebabkan karena perbedaan
pelaksanaan keseriusan dari peserta didik itu sendiri.
1.11. Pelaksanaan Penelitian
1.11.1. Data Awal
Dalam pelaksanan kegiatan penelitian diperoleh data awal dari hasil observasi
dan wawancara dengan guru di SMPN 3 Cimalaka dari kegiatan tersebut diperoleh
informasi bahwa SMPN 3 Cimalaka merupakan sekolah yang berada di kawasan
pertanian dimana para orang tua siswa memiliki tingkat kesejahteraan di kalangan
menengah.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani di SMPN 3
Cimalaka mempunyai kendala yakni kurangnya sumber atau bahan belajar, serta
belum adanya metode yang tepat dalam pendekatan pembelajaran sehingga guru
mengalami kesulitan dalam mengajar.
Selama ini proses belajar yang dilakukan di SMPN 3 Cimalaka terutama di
kelas VIII-A dilakukan hanya secara teoritis dari buku paket, guru memberikan
contoh tanpa diikuti oleh gerak siswa. Dengan cara seperti itu setelah diadakan tes
ternyata tingkat keberhasilannya hanya 40% dari 30 siswa.
Berikut merupakan data awal dari hasil tes evaluasi kegiatan pembelajaran
pendidikan jasmani siswa kelas VIII-A SMPN 3 Cimalaka
No Aspek Yang Dinilai Jumlah Persentase (%)
1 Kelincahan :
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
2
18
10
7
60
33
2 Kemampuan Fisik :
Baik Sekali
Baik
Kurang Baik
0
14
16
0
47
53
3 Interpretasi :
Lulus
Tidak Lulus
8
22
27
73
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelejaran
pendidikan jasmani di kelas VIII-A SMPN 3 Cimalaka belum menunjukan kualitas
baik karena hasil kelulusan pembelajaran peserta didik masih rendah. Hal tersebut
dinilai karena kurang kreatifnya guru dalam menentukan metode pembelajaran
yang menghambat proses pembelajaran. Sehingga pendekatan bermain pun
disambut baik untuk dirterapkan dan dianggap menjadi solusi agar proses
pembelajaran pendidikan jamnai lebih optimal.
1.1. Data Tindakan
1.1.1.Data Tindakan Siklus I
1. Data Perencanaan
Perencanaan siklus I dilakukan dengan dua pertemuan pembelajaran yalni
kelincahan dan kemampuan fisik dengan alokasi pertemuan 2 x 40 menit.
Perencanaan pembelajaran pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan pentingnya memiliki kebugaran jasmani yang baik, mengenalkan
cara melakukan gerakan yang berkaitan dengan kelincahan dan kemampuan
fisik dengan metode bermain
b. Memberikan contoh cara melakukan gerakan dengan disesuaikan kemampuan
penguasaan siswa.
c. Membagi kelompok siswa yang terdiri daro 4-5 orang per kelompok
d. Memberikan tugas melakukan gerakan pada setiap siswa
e. Siswa berlatih melakukan gerakan sambil bermain
Perencanaan pembelajaran pertemuan kedua adalah sebagai berikut :
a) Siswa bergiliran melakukan gerakan kebugaran jasmani sebaik – baiknya
b) Guru membimbing melakukan gerakan yang baik dan benar
c) Siswa mengulangi gerakan kebugaran jasmani sambil melakukan permainan
yang siswa senangi
d) Siswa memilih permainannya dan siswa disuruh berlatih melakukan kebugaran
jasmani berdasarkan permainan yang dipilih.
2. Data Pelaksanaan
Pembelajaran diawali dengan mengabsen kehadiran dan mengapresiasi siswa
dengan menanyakan cara melakukan gerakan sebelumnya lalu menyampaikan
tujuan dan menyebutkan langakah – langkah pembelajaran kemudian guru
memancing siswa melakukan gerakan kebugaran jasmani sambil bermaian.
Setelah seorang siswa melakukan gerakan kemudian guru beserta siswa yang
lain menanggapi gerakan siswa tersebut dan memperbaiki gerakan apabila gerakan
dinilai kurang baik dan membahayakan. Setelah semuanya tampil guru kemudian
mengoreksi dan menyampaikan tentang cara melakukan gerakan yang baik.
3. Data Hasil Pembelajaran
Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran maka selanjutnya dilakukan tes
kebugaran jasmani. Data hasil tes kebugaran menunjukan sampai sejauh mana
tingkat peningkatan kebugaran jasmani dengan penerapan pendekatan bermain.
Adapun data hasil pembelajaran siklus I seperti yang tertera berikut ini :
No Aspek Yang Dinilai Jumlah Persentase (%)
1 Kelincahan :
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
4
18
8
13
60
27
2 Kemampuan Fisik :
Baik Sekali
Baik
Kurang Baik
6
20
4
20
67
13
3 Interpretasi :
Lulus
Tidak Lulus
18
12
60
40
Setelah dilakukan pembelajaran siklus I kebugaran siswa kelas VIII-A SMPN 3
Cimalaka mengalami kemajuan terbukti hasil kelulusannya meningkat dan
kelincahan serta kemampuan fisik dari 30 orang siswa mengalami peningkatan
apabila dibandingkan dengan data awal sebelum metode pembelajaran dengna
menerapkan pendekatan bermain dilaksanakan.
4. Analisis Data Refleksi
Setelah proses pembelajaran siklus I dilaksanakan maka penulis mendapatkan
temua sebagai berikut :
1) Respon siswa terhadap proses pembelajaran menyenangkan ketika guru
menyampaikan pelajaran dan menyampaikan gerakan kebugaran dengan
pendekatan bermain
2) Masih banyak siswa yang melakukan gerakan kurang tepat sehingga guru
memberikan contoh untuk memperbaiki
3) Sebagian besar siswa masih belum bisa melakukan gerakan kebugaran baik
kelincahan maupun kemampuan fisik dengan baik dan tepat, sehingga untuk
mengatasi hal tersebut guru memberikan contoh supaya siswa bisa melakukan
gerakan dengan baik dan benar
Berdasarkan refleksi yang dilakukan guru pada siklus I, maka yang menjadi
perhatian guru dan yang harus dilakukan guru pada siklus II adalah sebagai
berikut :
1) Untuk lebih jelas mengenai cara melakukan gerakan jasmani, maka guru
mengintruksikan untuk terus berlatih
2) Agar siswa melakukan gerakan yang tepat guru melatih gerakan kelincahan
dan kemampuan fisik dengan baik
3) Guru memberikan contoh gerakan yang baik dan benar agar siswa melakukan
gerakan dengan baik
1. Data Tindakan Siklus II
1. Data Perencanaan
Proses pembelajaran siklus II dilaksanakan karena berdasarkan hasil refleksi
dari pembelajaran siklus I menunjukan hasil yang belum optimal sehingga
diperlukan perbaikan dalam bidang ketepatan kelincahan kata dan ketepatan
kempuan fisik dalam pendekatan bermain pada kegiatan pembelajaran pendidikan
jasmani.
Pelaksanaan pembelajaran siklus II hampir sama urutannya dengan siklus I,
hanya proses pembelajarannya lebih terfokus pada siswa sehingga guru hanya
sebagai mediator.
Adapun perencanaan pertemuan pertama pada siklus II adalah sebagai berikut :
1) Penetuan permainan tidak ditentukan guru
2) Ketepatan kelincahan dan kemampuan fisik diberi kebebasan sesuai
kemampuan siswa
3) Pembelajaran tidak sepenuhnya dibimbing guru
Perencanaan pertemuan kedua :
1) Proses pembelajaran tidak lagi ditunjuk guru namun atas dasar kemampuan
siswa secara bergiliran
2) Antar siswa sudah mampu saling mengoreksi atas gerakan yang baik dan benar
2. Data Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II hampir sama pada wal pembelajaran seperti
siklus I, namun pada siklus II guru tidak terlalu membimbing siswa dalam
penerapan pendekatan bermain. Guru hanya sebagai mediator dan menanyakan
kesulitan yang dihadapi siswanya dan sesekali berkeliling mengawasi gerakan
siswa, selebihnya guru hanya memperhatikan gerakan siswa.
Dalam melakukan gerakan siswa diberi kebebasan saling bertukar pikiran,
sehingga siswa tidak lagi banyak bertanya pada guru tentang ketepatan kelincahan
dan kemampuan fisik. Dengan berkurangnya siswa yang bertanya pada guru berarti
pada pembelajaran siklus II ini sudah terlihat kemajuan siswa.
2. Data hasil
Setelah dilakukan pembelajaran siklus II maka dilakukan tes agar dapat
mengetahui sejauh mana perubahan atau kemajuan yang dicapai oleh siswa
dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I.
Adapun data hasil tes dari siklus II disajikan dalam tabel berikut :
No Aspek Yang Dinilai Jumlah Persentase (%)
1 Kelincahan :
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
18
12
0
60
40
2 Kemampuan Fisik :
Baik Sekali
Baik
16
12
53
40
Kurang Baik 2 7
3 Interpretasi :
Lulus
Tidak Lulus
24
2
93
7
Dari data tabel diatas bahwa pelaksanaan penerapan pendekatan bermain pada
siklus II mengalami kemajuan yang baik, terbuktu dengan meningkatnya siswa
yang lulus tes pada siklus II, dari yang awalnya pada siklus I siswa yang lulus
hanya berjumlah 18 orang pada siklu II meningkat menjadi 24 orang.
4. Analisis dan Refleksi
Setelah dilakukan diskusi bersama praktisi maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1) Upaya meningkatkan kebugaran jasmani yaitu siswa diajak tanya jawab dan
berlatih berulang – ulang gerakan yang dianggap sulit
2) Upaya meningkatkan kelincahan siswa diajak tanya jawab dan berlatih
berulang – ulang gerakan yang dianggap sulit
3) Upaya meningkatkan kemampuan fisik siswa dijak tanya jawab dan berlatih
secara berulang – ulang gerakan yang dianggap sulit
4) Penjelasan yang jelas dan terarah mampu mengatasi kesulitan siswa dalam
proses pembelajaran peningkatan kebugaran jasmani
5) Hasil yang diperoleh yaitu kemampuan melakukan gerakan kebugaran jasmani
meningkat sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
SIK LU S I SIK LU S II
18 24
60
93
Hasil Kelulusan setiap sik lus
Jumlah Kelulusan (siswa) Persentase (%)
1.1. Analisis Pendapat Siswa dan Guru
1.1.1.Analisis Pendapat Siswa
Setelah menyelesaikan kedua siklus pembelajaran pendidikan jasmani dengan
penerapan pendekatan bermain pada siswa kelas VIII-A SMPN 3 Cimalaka,
peneliti mengadakan wawancara kepada para siswa untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan dari penerapan metode pembelajaran tersebut.
Dari hasil wawancara langsung dengan para siswa tersebut secara umum siswa
sangat menginginkan pendekatan bermain diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar pendidikan jasmani, karena siswa menganggap pelaksanaan pendekatan
bermain ini sangat menyenangkan dan tidak terlalu bersifat teoritis sehingga dalam
pelaksanaannya para siswa tidak terlalu kaku dan tegang, melainkan para siswa
mengaku senang dapat melakukan gerakan – gerakan sesuai dengan pengalaman
dan penemuannya.
Namun dari hasil wawancara juga ditemukan hambatan dan kesulitan pada saat
proses pembelajaran yaitu ketika melakukan gerakan zig – zag, gerakan kelincahan,
dan kemampuan fisik yang optimal. Tetapi dengan pendekatan bermain para siswa
merasa tertantang untuk bisa sehingga para siswa sambil bermain terus berlatih
untuk bisa melakukan gerakan yang mereka anggap sulit.
1.1.1.Analisis Pendapat Guru
Pada akhir tindakan belajar selama dua siklus wawancara tidak hanya
dilakukan kepada siswa tetapi dilakukan juga terhadap guru untuk mengetahui
tanggapan guru terhadap penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran
pendidikan jasmani dan keshatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru bahwa pendekatan bermain ini
merupakan suatu langkah yang kreatif karena mampu menumbuhkan miat siswa
untuk lebih bersemangat dalam belajar pendidikan jasmani dan melakukan gerakan
yang sebelumnya dianggap sulit serta pendekatan bermain ini merupakan alternatif
untuk emningkatkan kebugaran jasmani siswa.
Kelemahan dari pendekatan bermain ini yaitu memerlukan cara yang tepat
dalam pembelajarannya agar bakat siswa tidak terhambat dalam melakukan dan
mengembangkan keterampilannya untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
1.2. Pembahasan
Pembahasan pada penelitian ini dilakukan dengan cara menghubungkan antara
hasil penelitian dengan konsep atau teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini.
Pada penelitian penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran pendidikan
jasmani kegiatan dimulai dengan tanya jawab antara guru dengan siswa yang
bertujuan agar siswa terfokus pada pembelajaran dan menarik minat, pengalaman
dan pengetahuan siswa dalam meningkatkan kebugaran jasmani.
Menurut sunarti Sunaba (Tanpa tahun : 112) “latihan atau pembelajaran
pendidikan jasmani ialah salah satu teknik yang dapat diartikan sebagai salah satu
cara mengajar dimana ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi daripada
yang dilpelajari”. Oleh karena itu, guru menjelaskan manfaat kemampuan jasmani
dengan baik melalui pendekatan bermain selama dua siklus.
Namun dalam siklus I ditemukan kesulitan untuk beberapa gerkan yang
dihadapi bebrapa siswa, tetapi masalah ini diatasi dalam siklus II dengan memberi
contoh yang tepat dan para siswa terus menerus berlatih dan sudah mulai berkurang
intensutas bertanya pada guru, sehingga para siswa terlihat lebih tekun dalam
proses pembelajaran dibanding siklus I.
Langkah pendekatan bermain diawali dengan menganalisis permainan yang
dikuasai dan sesuai kemampuan siswa, guru mendiagnosa kesulitan siswa dalam
melakukan gerakan. Tahap kedua guru membimbing siswa dalam melakukana
gerakan yang sulit. Lalu dengan latihan berulang – ulang dan bentuk latihan yang
berkelompok lambat laun siswa dapat melakukan gerakan dengan tepat.
Berdasarkan tujuan apresiasi pendidikan jasmani di sekolah seperti yang
tercantum dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), Kegiatan
mengapresiasi kebugaran jasmani berkaitan dengan latihan mempertajam perasaan,
pemahaman, daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya dan
lingkungan hidup (Deppdikbud, 2006 : 39).
Seperti yang dipaparkan diatas bahwa hasil peahaman siswa terhadap
kelincahan dan kemampuan fisik sudah terlihat dimana siswa mencoba menghayati
gerakan yang sulit melalui pilihan permainan sendiri.
Pada awal pembelajaran belum seluruh siswa tertarik dan terlibat aktif namun
berkat upaya guru berlatih secara terus menerus dan mengatur giliran seluruh siswa
melakukan gerakan akhirnya semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dan
guru memberikan kesempatan siswa untuk saling mengoreksi sesamanya dalam
melakukan gerakan sehingga mampu menambah gairah sswa dalam pembelajaran
pendidikan jasmani melalui pendekatan bermain.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.3. Kesimpulan
Berdasrkan penelitian yang penulis lakukan di SMPN 3 Cimalaka mengenai
penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan pembelajaran siswa pada umumnya mampu melakukan
gerakan kebugaran jasmani, dimana berdasarkan hasil analisis gerakan
kelincahan yang dilakukan bahwa 60 % atau 18 orang dari 30 siswa
melakukannya dengan sangat baik, 40 % atau 12 orang dari 30 siswa
melakukannya dengan cukup baik, dan tidak ada yang melakukannya dengan
tidak baik.
2. Setelah dilakukan pembelajaran siswa memiliki kemampuan fisik yang baik,
karena berdasarkan hasil dari oenelitian bahwa 16 orang atau 53 % dari 30
siswa memiliki kemampuan fisik yang baik sekali, 12 orang atau sekitar 40 %
dari 30 siswa memiliki kemampuan fisik yang baik, dan tidak ada seorangpun
yang emiliki kemmpuan fisik tidak baik.
3. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan bermain
melalui dua siklus tersebut memberikan dampak besar terhadap peningkatan
kebugaran siswa kelas VIII-A SMPN 3 cimalaka.
1.4. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian maka penulis memberikan
saran – saran sebagai berikut :
1. Bagi para pelatih, pembima olahraga, dan pembaca dapat menggunakan bentuk
pendekatan bermain dalam usaha meningkatkan kebugaran jasmani karena
metode ini berdasarkan hasil penelitian telah terbukti dalam meningkatkan
kebugaran jasmani siswa.
2. Bagi rekan – rekan guru pendidikan jasmani yang hendak melakukan penelitian
mengenai pendekatan bermain dalam meningkatkan kebugaran jasmani maka
disarankan mengadakan penelitian dengan sasaran yang lebih besar, waktu
yang lebih lama, serta pengkajian yang lebih tepat agar memperoleh hasil yang
lebih bauk dari yang penulis lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, 1984. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
Arikunto, Suharsimi, 1978. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bina Aksara.
Betty, 1980. Olahraga Teknik dan Program latihan. Jakarta : akademika Pressindo
Dwidjoseputra, 1987. Seni Ilmu Kesehatan. Jakarta : Erlangga.
Harsono, 1998. Coaching dan Aspek – Aspek Fsikologi dalam Coaching. Jakarta : Tambakusuma.
Nurhasan, 1986. Tes dan pengukuran. Jakarta : Kurnia.
Siregar, 1979. Belajar Keterampilan Motorik pengamatan Teori dan Metode. Jakarta : Depdikbud.
Sneyers, 1998. Teknik Dasar Permaianan Olahraga. Jakarta : Balai pustaka.
Surakhmad, Winarno, 1982. Pengantar penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.
Witarsa, 1984. Keterampilan, teknik, Fakta. Jakarta : direktorat Jendral pendidikan Dasar dan menengah